Polemik Aborsi

24
POLEMIK ABORSI DALAM TINJAUAN MEDIS DAN AGAMA Tugas Mata Kuliah : Studi Kasus Hukum Keluarga Dosen Pembimbing : Muhsan Syarafuddin, Lc. M.H.I . Disusun oleh : Ahmad Irhamni Arif Masuku Aziz Shodiq

Transcript of Polemik Aborsi

POLEMIK ABORSI DALAMTINJAUAN MEDIS DAN AGAMA

Tugas Mata Kuliah :Studi Kasus Hukum Keluarga

Dosen Pembimbing : Muhsan Syarafuddin, Lc. M.H.I.

Disusun oleh : Ahmad IrhamniArif MasukuAziz Shodiq

Jurusan Syari’ahProgram Studi Ahwal Syakhsiyyah

Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyyah ImamSyafi’i - Jember

2014BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGPergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan di luar

pernikahaan, terutama para pelajar dan mahasiswa hari ini

sudah sampai batas yang sangat mengkawatirkan. Ini akibat

hilangnya nilai-nilai agama dalam kehidupan masyarakat,

ditambah dengan gencarnya mass media yang menawarkan

kehidupan glamor, bebas dan serba hedonis yang menyebabkan

generasi muda terseret dalam jurang kehancuran.

Pacaran sudah menjadi aktivitas yang lumrah, bahkan

sebagian orang tua minder dan merasa malu jika anaknya tidak

mempunyai pacar, karena menurut pandangan mereka orang yang

tidak pacaran, adalah orang yang tidak bisa bergaul dan masa

depannya suram,serta susah mencari jodoh. Tidak sedikit dari

mereka yang akhirnya melakukan hubungan seks di luar

pernikahan dan hamil, kemudian berakhir dengan pengguran

kandungan dengan paksa.

Data statistis BKKBN ( Badan Koordinasi Keluarga

Berencana Nasional) menunjukkan bahwa sekitar 2.000.000

kasus aborsi terjadi setiap tahun di Indonesia. Untuk kasus

aborsi di luar negeri – khususnya di Amerika – data-datanya

telah dikumpulkan oleh dua badan utama, yaitu Federal

Centers for Disease Control (CDC) dan Alan Guttmacher

Institute (AGI) yang menunjukkan hampir 2 juta jiwa terbunuh

akibat aborsi. Jumlah ini jauh lebih banyak dari jumlah

nyawa manusia yang dibunuh dalam perang manapun dalam

sejarah negara itu. Begitu juga lebih banyak dari kematian

akibat kecelakaan, maupun akibat penyakit . ( Aborsi.com)

Dengan demikian, aborsi secara umum merupakan perbuatan

keji, tidak berperikemanusiaan dan bertentangan hukum dan

ajaran agama. Walaupun demikian, hukum Aborsi secara khusus

perlu dikaji secara lebih mendalam, karena Aborsi bukanlah

dalam satu bentuk, tetapi mempunyai berbagai macam.

Sementara itu Islam bukanlah agama yang kaku, tetapi agama

yang memandang kehidupan manusia ini dari berbagai sudut,

sehingga ditemukan di dalamnya solusi atas segala

problematika yang dihadapi oleh manusia.

Dalam malakah ini kami akan membahas aborsi menurut

medis dan agama, dengan judul makalah "Polemik Aborsi Dalam

Tinjauan Medis Dan Agama". Dan semoga makalah ini bisa

berguna, khususnya bagi diri kami sendiri dan umumnya bagi

para pembaca sekalian. Amiin.

B. DEFINISI ABORSI SECARA UMUM

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) aborsi

adalah pengguguran kandungan, sedangkan menurut The English

Language Deluxe Edition hal.3 - Aborsi adalah pengeluaran

janin bayi dari rahim baik secara paksa maupun secara tidak

sengaja.

Adapun dalam bahasa sehari-hari, istilah "keguguran"

biasanya digunakan untuk gugur kandungan oleh sebab-sebab

alami, sementara "aborsi" digunakan untuk penguguran

kandungan yang disengaja.

BAB II

ABORSI DALAM TINJAUAN MEDIS

A. DEFINISI ABORSI MENURUT MEDISDalam dunia kedokteran aborsi dikenal dengan istilah

“abortus” (bahasa latin), berarti pengeluaran hasil konsepsi

(pertemuan sel telur dan sel sperma) sebelum janin dapat

hidup di luar kandungan. Dan usia kehamilan/janinnya adalah

kurang dari 20 minggu. Ini adalah suatu proses pengakhiran

hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk bertumbuh.

Apabila janin lahir selamat (hidup) sebelum 38 minggu namun

setelah 20 minggu, maka istilahnya adalah kelahiran

prematur.

B. KLASIFIKASI ABORSIAborsi dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan :

Abortus spontanea merupakan abortus yang berlangsung secara

spontan (tanpa tindakan) atau natural (alami) atau

biasa disebut keguguran.

Abortus provokatus merupakan jenis abortus yang sengaja

dibuat/dilakukan, yaitu dengan cara menghentikan

kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibu.

Pada umumnya bayi dianggap belum dapat hidup di luar

kandungan apabila usia kehamilan belum mencapai 28

minggu, atau berat badan bayi kurang dari 1000 gram,

walaupun terdapat beberapa kasus bayi dengan berat

dibawah 1000 gram dapat terus hidup. Pengelompokan

abortus provokatus secara lebih spesifik:

o Abortus Provokatus Medisinalis/Artificialis/Therapeuticus, abortus

yang dilakukan dengan disertai indikasi medik

(Legal). Di Indonesia yang dimaksud dengan indikasi

medik adalah demi menyelamatkan nyawa ibu. Dan hal

ini telah diatur dalam UU No.23/Thn. 1992 tentang

kesehatan. Ada juga syarat-syaratnya yaitu :

Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki

keahlian dan kewenangan untuk melakukannya (yaitu

seorang dokter ahli kebidanan dan penyakit

kandungan) sesuai dengan tanggung jawab profesi.

Harus meminta pertimbangan tim ahli (ahli medis

lain, agama, hukum, psikologi).

Harus ada persetujuan tertulis dari penderita atau

suaminya atau keluarga terdekat.

Dilakukan di sarana kesehatan yang memiliki

tenaga/peralatan yang memadai, yang ditunjuk oleh

pemerintah.

Prosedur tidak dirahasiakan.

Dokumen medik harus lengkap.

o Abortus Provokatus Criminalis, aborsi yang sengaja

dilakukan tanpa adanya indikasi medik (Ilegal) oleh

tenaga medis/non-medis yang tidak kompeten dengan

menggunakan alat-alat atau obat-obat tertentu, serta

tidak memenuhi syarat & cara-cara yang dibenarkan

oleh peraturan perundangan. Biasanya di dalamnya

mengandung unsur kriminal atau kejahatan. Dan ada

beberapa pasal yang mengatur hal ini dalam Kitab

Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

C. RESIKO ABORSIBaik aborsi yang terjadi karena spontan ataupun buatan,

keduanya memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan

maupun keselamatan seorang wanita, tidak benar jika

dikatakan bahwa jika seseorang melakukan aborsi ia "tidak

merasakan apa-apa dan langsung boleh pulang". Di antara

akibat aborsi tersebut adalah :

a. Resiko Kesehatan Fisik Resiko kesehatan dan keselamatan fisik pada saat

melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa

resiko yang akan dihadapi seorang wanita, seperti yang

dijelaskan dalam buku “Facts of Life” yang ditulis oleh

Brian Clowes, Phd yaitu:

o Kematian mendadak karena pendarahan hebat

o Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal

o Kematian secara lambat akibat infeksi serius

disekitar kandungan

o Rahim yang sobek (Uterine Perforation)

o Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang

akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya

o Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon

estrogen pada wanita)

o Kanker indung telur (Ovarian Cancer)

o Kanker leher rahim (Cervical Cancer)

o Kanker hati (Liver Cancer)

o Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang

akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan

pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya

o Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi

(Ectopic Pregnancy)

o Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)

o Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)

b. Resiko Kesehatan Mental Proses juga memiliki dampak yang sangat hebat terhadap

keadaan mental seorang wanita. Gejala ini dikenal dalam

dunia psikologi sebagai “Post Abortion Syndrome” (Sindrom Paska-

Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam

“Psychological Reactions Reported After Abortion” di dalam

penerbitan The Post-Abortion Review (1994).

Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan

mengalami hal-hal seperti berikut ini:

o Kehilangan harga diri

o Berteriak-teriak histeris

o Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi

o Ingin melakukan bunuh diri

o Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang

o Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual

Diluar hal-hal tersebut diatas para wanita yang

melakukan aborsi akan dipenuhi perasaan bersalah yang tidak

hilang selama bertahun-tahun dalam hidupnya.

D. METODE ATAU CARA ABORSIYang akan dibahas kali ini adalah metode atau cara

aborsi buatan sedang kan untuk aborsi alami semuanya terjadi

secara alami. Terdapat berbagai cara dan metode yang

digunakan dalam aborsi buatan atau abortus provokatus, namun

kami akan menyebutkan 5 metode atau cara saja, di

antaranya :

a. Urea

Karena bahaya penggunaan saline, maka suntikan lain yang

biasa dipakai adalah hipersomolar urea, walau metode ini kurang

efektif dan biasanya harus dibarengi dengan asupan hormon

oxytocin atau prostaglandin agar dapat mencapai hasil maksimal.

Gagal aborsi atau tidak tuntasnya aborsi sering terjadi

dalam menggunakan metode ini, sehingga operasi pengangkatan

janin dilakukan. Masalah umum dalam aborsi pada trimester

kedua adalah perlukaan rahim, yang berkisar dari perlukaan

kecil hingga perobekan rahim.

b. Prostaglandin

Prostaglandin merupakan hormon yang diproduksi secara

alami oleh tubuh dalam proses melahirkan. Injeksi dari

konsentrasi buatan hormon ini ke dalam air ketuban memaksa

proses kelahiran berlangsung, mengakibatkan janin keluar

sebelum waktunya dan tidak mempunyai kemungkinan untuk hidup

sama sekali. Sering juga garam atau racun lainnya diinjeksi

terlebih dahulu ke cairan ketuban untuk memastikan bahwa

janin akan lahir dalam keadaan mati, karena tak jarang

terjadi janin lolos dari trauma melahirkan secara paksa ini

dan keluar dalam keadaan hidup.

c. Partial Birth Abortion

Metode ini sama seperti melahirkan secara normal,

karena janin dikeluarkan lewat jalan lahir. Aborsi ini

dilakukan pada wanita dengan usia kehamilan 20-32 minggu,

mungkin juga lebih tua dari itu. Dengan bantuan alat USG,

forsep (tang penjepit) dimasukkan ke dalam rahim, lalu janin

ditangkap dengan forsep itu. Tubuh janin ditarik keluar dari

jalan lahir (kecuali kepalanya). Pada saat ini, janin masih

dalam keadaan hidup. Lalu, gunting dimasukkan ke dalam jalan

lahir untuk menusuk kepala bayi itu agar terjadi lubang yang

cukup besar. Setelah itu, kateter penyedot dimasukkan untuk

menyedot keluar otak bayi. Kepala yang hancur lalu

dikeluarkan dari dalam rahim bersamaan dengan tubuh janin

yang lebih dahulu ditarik keluar.

d. Histerotomy (untuk kehamilan trimester kedua dan ketiga)

Sejenis dengan metode operasi caesar , metode ini

digunakan jika cairan kimia yang digunakan/disuntikkan tidak

memberikan hasil memuaskan. Sayatan dibuat di perut dan

rahim. Bayi beserta ari-ari serta cairan ketuban

dikeluarkan. Terkadang, bayi dikeluarkan dalam keadaan

hidup, yang membuat satu pertanyaan bergulir: bagaimana,

kapan dan siapa yang membunuh bayi ini? Metode ini memiliki

resiko tertinggi untuk kesehatan wanita, karena ada

kemungkinan terjadi perobekan rahim. Dalam 2 tahun pertama

legalisasi aborsi di kota New York, tercatat 271,2 kematian

per 100.000 kasus aborsi dengan cara ini.1

e. Mengkonsumsi Obat-obatan atau Jamu

Tujuan pemakaian berbagai macam jamu dan obat adalah

memberi peredaran darah yang berlebihan di perut bagian

bawah, hipermia, sehingga rahim menjadi peka dan mudah

berkontraksi atau membuat perut merasa mulas, kejang dan

rahim ikut berkontraksi.

Dalam masyarakat pengguna obat tradisional seperti

nanas muda, jamu peluntur dan lain-lain sudah lama dikenal.

Melalui iklan promosi obat di media elektronik beberapa obat

peluntur ditawarkan secara terselubung, misalnya obat

terlambat datang bulan; dilarang untuk wanita hamil dan

lain-lain.

Abortivum, obat yang sering dipakai untuk pengguguran

dapat dibagi dalam beberapa golongan :

Obat yang menyebabkan muntah, emetikum.

Obat yang menyebabkan murus, purgativum, pencahar. Obat

yang bekerja melalui traktus digestivus seperti

pencahar yang bekerja cepat, castor oil, dan lain-lain,

menyebabkan peredaran darah di daerah pelvik meningkat,

Sehingga mempengaruhi hasil konsepsi.

1 Sumber: Situs National Right to Life Committee, www.nrlc.org dan buku

Ilmu Kebidanan terbitan Yayasan Bina Pustaka, 1994

Obat yang menyebabkan haid menjadi11lancar, obat

peluruh haid, emenagogum. Emenagoga yang merangsang

atau memperlancar haid seperti apiol, minyak pala,

oleum rutae.

Obat yang menyebabkan otot rahim menjadi kejang,

ekbolikum. Ecbolica membuat kontraksi uterus seperti

derivat ergot, kinina, ekstrak pituitari, estrogen.

Obat-obatan ini, untuk tujuan abortivum harus

dipergunakan dalam dosis tinggi sehingga dapat

menimbulkan bahaya.

Garam logam timah hitam yang menyebabkan kandungan mati

setelah beberapa minggu.

Obat-obat yang meningkatkan sirkulasi darah di daerah

panggul sehingga mempengaruhi uterus seperti ekstrak

cantharidium.

Obat-obat iritan seperti batat, fosforus, mercuri dan

lain-lain.

11Obat atau jamu yang mujarab untuk pengguguran tidak ada,

kebanyakan obat malah menyebabkan si ibu mengalami

intoksikasi.

BAB III

ABORSI DALAM TINJAUAN AGAMA ISLAM

A. PENGERTIAN ABORSI DALAM ISLAM

Dalam bahasa arab aborsi disebut dengan اض ه��������� ج�� yang الإ��berasal dari kata ض ه� ج� - ي�� هض ج�� �yang ا berarti wanita yang

melahirkan anaknya secara paksa dalam keadaan belum sempurna

penciptaannya. Atau juga bisa berarti bayi yang lahir karena

dipaksa atau bayi yang lahir dengan sendirinya.

Sedangkan aborsi dalam dunia fiqh sering disebut dengan

"isqhoth" (menggugurkan) atau "ilqaa'" (melempar) atau "tharhu"

(membuang)2.

B. SEBAB - SEBAB TERJADINYA ABORSISebelum kita mengkaji lebih jauh tentang aborsi dalam

tinjauan Islam, terlebih dahulu kita mengetahua sebab -

sebab terjadinya aborsi. Secara umum baik di negara- negara

barat atau yang lainnya, aborsi terjadi karena beberapa

sebab di antaranya :

a) Banyaknya perzinaan dan PSK dengan alasan kebebasan

atau HAM.

Di negara-negara barat aborsi dengan sebab pergaulan

bebas dan PSK sangat besar hingga mencapai 85% seperti yang

terjadi di NEW YORK dan LONDON.

b) Mengatur dan membatasi keturunan.

Pemikiran semacam ini muncul pertama kali di EROPA pada

akhir abad ke 18 masehi. Dan yang pertama kali melakukan hal

ini adalah para Pendeta Inggris.

Kemudian menyebar ke berbagai Negara seperti UNISOVIET

dan negara -negara komunis, seperti jepang pada tahun 1948.

Adapun Negara Islam yang pertama kali membolehkan aborsi

2 al-misbah al-munir, hlm : 72

adalah Tunisia namun bagi keluarga yang telah memiliki lima

anak.

c) Khawatir terhadap kesehatan janin yang ada dalam

kandungan atau khawatir atas kesehatan seorang ibu,

apabila janin tersebut terus dipertahankan.

d) Seorang ibu belum ingin hamil pada waktu-waktu tertentu

atau dengan alasan - alasan lain seperti sibuk dengan

pekerjaan kantor bagi wanita karir atau karena ingin

hidup mewah dengan sedikit anak.

Hal ini banyak terjadi di negara-negara barat bahkan

sebagian negara yang mayoritas pendudukanya adalah muslim,

seperti Indonesia dan lain-lain.

C. PANDANGAN ISLAM TERHADAP NYAWA, JANIN DAN PEMBUNUHAN

Sebelum menjelaskan secara mendetail tentang hukum

aborsi, lebih dahulu perlu dijelaskan tentang pandangan umum

ajaran Islam tentang nyawa, janin dan pembunuhan, yaitu

sebagai berikut

Pertama: Manusia adalah ciptaan Allah yang mulia, tidak

boleh dihinakan baik dengan merubah ciptaan tersebut, maupun

menguranginya dengan cara memotong sebagian anggota

tubuhnya, maupun dengan cara memperjual belikannya, maupun

dengan cara menghilangkannya sama sekali yaitu dengan

membunuhnya, sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta'alaa. :

د ق! ا } ول� ن م� ر ي� ك� ن,� دم ... { ب�. ا3

“Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan umat manusia“.( QS.

Al-Isra’:70)

Kedua: Membunuh satu nyawa sama artinya dengan membunuh

semua orang. Menyelamatkan satu nyawa sama artinya dengan

menyelamatkan semua orang.

ن4 ل� } م�� ��� ج�� �ك8 ا ل����� ا د ن ب� ن! لي ك� ي� ع� ن,� ل ب�. ن� @�Aب را س��� ه ا�� ���Eن �ن4 ا ل م� ن!��� ا ق�! س��� ف ���ر� ن� ي� غ س ن��� ف و ن� �اد ا س��� ي� ق� � ف� رض �ما الإ ن� �ا ك ل ف� ن!��� اس ق�! عا ال�ن��� ي� م� ج��

ن4 ا وم� اه� ن� ح� �ما ا ن� �ا ك ا ف� ن� ح� �اس ا عا { ال�ن ي� م� ج��“Barang siapa yang membunuh seorang manusia, maka seakan-

akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa

yang memelihara keselamatan nyawa seorang manusia, maka

seolah-olah dia telah memelihara keselamatan nyawa manusia

semuanya.” (QS. Al-Maidah:32)

Ketiga: Dilarang membunuh anak (termasuk di dalamnya

janin yang masih dalam kandungan), hanya karena takut

miskin. Sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta'alaa :

لوا } ولإ ن! ف! م ن�! ولإدك� �ة! ا ي� cش ح� لإق! م� ن4 ا�� ح هم ي� ق�! رر م ن� اك� �Aي ن4 وا�� لهم ا� ن! ان4 ق�! ءا ك� ط � را { خ� ي� ب.� ك�“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut

melarat. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan

kepadamu juga. Sesungguhnya membunuh mereka adalah dosa yang

besar.” (QS. Al-Isra’:31)

Keempat: Setiap janin yang terbentuk adalah merupakan

kehendak Allah subhanahu wa ta'alaa, sebagaimana firman Allah

subhanahu wa ta'alaa :

ر ق!� ي� } ون� ام� ف� رج� �ا الإ اء م� cس لى ن� ل ا�� ج�� �سمي ا م م� cم ث� ك خر�ج�� لإ { ي� ق ط��“Selanjutnya Kami dudukan janin itu dalam rahim menurut

kehendak Kami selama umur kandungan. Kemudian kami keluarkan

kamu dari rahim ibumu sebagai bayi.” (QS.Al-Hajj:5)

Kelima: Larangan membunuh jiwa tanpa hak, sebagaimana

firman Allah subhanahu wa ta'alaa :

لوا } ولإ ن! ف! س ن�! ف ي� ال�ي ن!� م ال� ر لإ اهلل ح� � { ا�� ق! ال�ح ي���“Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah

melainkan dengan alasan yang benar “ ( QS.Al-Isra’:33)

D. HUKUM ABORSI DALAM ISLAM

Secara umum aborsi terbagi menjadi dua keadaan yaitu:

menggugurkan janin sebelum peniupan ruh dan menggugurkan

janin sesudah peniupan ruh.

A. Menggugurkan Janin Sebelum Peniupan Roh

Dalam hal ini, para ulama berselisih tentang hukumnya

dan terbagi menjadi tiga pendapat :

Pendapat Pertama:

Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya boleh.

Bahkan sebagian dari ulama membolehkan menggugurkan janin

tersebut dengan obat. (Hasyiat Al Qalyubi:3/159)

Pendapat ini dianut oleh para ulama dari madzhab

Hanafi, Syafi’i, dan Ibnu Aqil dari kalangan Hambali.

Tetapi kebolehan ini disyaratkan adanya ijin dari kedua

orang tuanya.(Syarah Fathul Qadir:2/495)

Dalil - dalil pendapat ini :

Hadist Ibnu Mas’ud yang menjelaskan tentang proses

penciptaan manusia, bahwa sebelum empat bulan, roh

belum ditiup ke janin dan penciptaan belum sempurna,

serta dianggap benda mati, sehingga boleh digugurkan.

Setiap janin yang belum dibentuk menjadi manusia dan

belum ditiupkan ruh tidak disebut sebagai manusia. Maka

tidak ada keharaman untuk menggugurkannya.

Bahwasannya janin yang hidup pada awal kehamilan, tidak

seperti kehidupan setelah di tiupkannya ruh ketika

janin tersebut berusia 120 hari.

Pendapat Kedua:

Boleh menggugurkan janin ketika masih berbentuk nuthfah

atau segumpal air mani dan diharamkan ketika telah berbentuk

segumpal dara sampai peniupan ruh dst. Pendapat ini dianut

oleh Al-Lakhomi dari kalangan Malikiyah dan sebagian

Hanabilah.

Dalil-dalil yang digunakan sebagai berikut:

!ه! الي�راءة ص�لي� � الإAsal hukumnya adalah boleh sampai ada larangan yang

datang baik dari al-Qur’an maupun Sunnah. Sebagaimana yang

di katakan oleh Manshur Al-Bahuty bahwa hukum asalnya adalah

boleh sampai ada larangan.

ال د ق�!�� �� ن� ال : ال�ل��ه� ع� ول ق�!�� ي ال�ل��ه� رس��� ل ص��� ه� اهلل �� لي� م ع� ل ن4 : وس��� ه! ا�� ف�� ط ون4 ال�ن ك�� ي� ي�� م� ف� ح�� ر ن4 ال��� ي� ع� رن�. �ا ا وم� لي ي�� ها ع� ال�� لإ ج���ر ي� غ ا ، ن�! د ا�� � ق��� ت! ض�� ون4 م� ع�� �Eن ر �ارت! ، الإ ه! ص��� لف!�� م ، ع� cه! ث� غ ض�� ك8 م� ل�� د م ، ك��� cا ث� ام� ظ¦ ك8 ع�� ل�� د ا ، ك��� د ا�� راد ق��� � ا ن4 اهلل �ي� ا و� س�� ن��

ه لف!��� عتc ، ج� ها ن�� ي� ل� ا ا�� لك ول ، م� ق!��� ي� ك8 ق� مل��� ي� ال� � د ه� ال���� ي���� ل@ ي� : ي�² �� ا ر ، رت� ك���� د �م ا �ي ا ن Eب �ي� ؟ ا ق!� c����س �م ا �د ا ن� ع� ر ؟ س���� ي� ص���� ف�! �م ا �ال �Eي و� ض ؟ ط� اف�!� Eي �م ا �د ا � �اي� ه ؟ ر ون�! له ق! ج�� �ح ؟ وا ي� ح� ص� �م ا �م ا ي� ف!� ال ؟ س� ت!ت� : ق�! ك ن� ك8 ق� ل�� ه د ل�� ال ك� ق!�� ل ف� �� ن4 رج�� وم� م�� ق!�� :ال�

م ي� ف� عمل ف� ن4 ال� د د ا�� غ وق�! ر� ن4 ف� ا م�� د ه� ه� ل� ال ؟ ك� ملوا : ق�! ل ، اع� ك ه ف� وج� ي� ما س� ق! ل�� ل� ج�مد رواة.}له ج� �{اSisi pendalilannya adalah: di dalam hadits ini terdapat

isyarat bahwa air mani tidak berubah dari keadaan aslinya

menjadi segumpal darah selama 40 hari berada di dalam rahim.

Maka boleh menggugurkannya.

cث�Aي ان��ر ج�د ا : ج�� ل )ك�ن عر ن4 ن� ل( وال�ق!را3 ير ن��Nabi tidak mengingkari para sahabat melakukan al-‘ajl

yaitu menumpahkan air mani di luar kemaluan wanita. Maka hal

ini menunjukan bolehnya menggugurkan janin yang ada di dalam

rahim seorang ibu selama masih berbentuk mani.

Pendapat ketiga:

Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya haram

scara mutlaq. Pendapat ini di anut oleh Jumhur Malikiyah,

sebagian Hanafiyah, sebagian Syafi’iyah seperti Al-Ghozali,

Ibnu Hajar dll. Dan Ibnu Al-Jauzi dari kalangan Hanabilah.

Dan pendapat ini di kuatkan oleh Ibnu Taimiyah, Ibnu Rojab

dan Al-Izz Ibnu Abdi As-Salam.

Dalil-dalil yang digunakan:

(ي ض ي� ف�! ن4 ف ي� ن ة! ح�� �ي� م�ن4 امرا ن ان4 ب�� عرة! ل�حن� د ن�� و ع�ن� �مه! ا �(اSisi pendalilan: mereka berkata: janin adalah sesuatu

yang ada di dalam rahim seorang wanita, dan wajibnya

memerdekakan budak karena menggugurkannya menunjukan bahwa

janin adalah sesuatu yang dimuliakan yang mana orang yang

sengaja menggugurkannya mendapatkan dosa. Maka tidak boleh

menggugurkannya.

وله عالى ق! م : )ن�! cاة ث� علن ه! ج�� طف ي� ن� !رار ف ن4 ف� (م�كي�Air mani sudah tertanam dalam rahim dan telah bercampur

dengan ovum wanita sehingga siap menerima kehidupan, maka

merusak wujud ini adalah tindakan kejahatan dan menyelisihi

tujuan diciptakannya rahim.

Janin adalah awal mula proses kehidpan seorang insan,

maka tidak boleh menggugurkannya sebagaimana tidak

boleh membunuh seorang insan.

Hukuman dan qishos adalah sesuatu yang wajib

disegerakan.

Namun apabila seorang wanita melakukan perbuatan yang

terdapat di dalamnya hukuman seperti hukuman rajam bagi

wanita yang sudah menikah dll. Sementara diketahui wanita

tersebut sedang hamil, maka para ulama sepakat tidak

bolehnya ditegakkan hukuman atas wanita tersebut sampai dia

melahirkan. Tanpa harus mengetahui sudah berapa lamakah masa

kehamilannya tersebut. Bahkan hal ini telah menjadi ijma’

di kalangan para sahabat.

Ibnu Qudamah rohimahullah berkata: tidak boleh ditegakkan

hukuman atas wanita yang sedang hamil sampai dia melahirkan.

Walaupun wanita tersebut adalah seorang pezina. Kami tidak

mengetahui ada khilaf di dalamnya.

Ibnu Al-Mundhzir mengatakan: para ulama telah sepakat

bahwa tidak boleh di tegakkan hukuman atas wanita yang

sedang hamil sampai dia melahirkan.

Menggugurkan kandungan termasuk perbuatan yang

menyelisuhi tujuan dari pernikahan, yaitu mendambahkan

lahirnya buah hati.

Ketiga pendapat ulama di atas tentunya dalam batas-

batas tertentu, yaitu jika di dalamnya ada kemaslahatan,

atau dalam istilah medis adalah salah satu bentuk Abortus

Profocatus Therapeuticum, yaitu jika bertujuan untuk kepentingan

medis dan terapi serta pengobatan. Dan bukan dalam katagori

Abortus Profocatus Criminalis, yaitu yang dilakukan karena alasan

yang bukan medis dan melanggar hukum yang berlaku,

sebagaimana yang telah dijelaskan di atas.

B. Menggugurkan Janin Setelah Peniupan Roh

Secara umum, para ulama telah sepakat bahwa

menggugurkan janin setelah peniupan roh hukumnya haram.

Peniupan roh terjadi ketika janin sudah berumur empat bulan

dalam perut ibu, Ketentuan ini berdasarkan hadist Ibnu

Mas’ud:

ن4 د� ع� ن� � ال�له� ع� ن4 سعود ب�� ال ، م� ا : ق�! ن ´Eب د ول ج� ي ال�له� رس� ل ص� ه� اهلل لي� م ع� ل و وس� ق! وه� اد� دوق! ال�ص مص ن4 : ال� م ا�� دك� ج�� �ع ا م� ج� ه ي�� لف!�� ج�

ي� � ف� ن4 ط ه� ن�� م��� �ي� ا ن4 ف� ي� ع� رن�. �ا ا وم� م ي�� cون4 ث� ك�� ه! ي�� لف!�� ل ع� ��cن ك8 م�� ل���� م ، د cون4 ث� ك�� ه! ي�� غ ض�� ل م� ��cن ك8 م�� ل���� م ، د cل ث� رس���� ن�� ه� اهلل �� ي� ل� ك8 ا�� مل�� ح ال� ف ي ي� ه� ق�, ي��� ق�@وح مر ال�ر �و �Eي ع و �áب ر �ا ت!ت� ، ي��� ك ه ي�� ق! ر له ر� ج�� �مله وا ي� وع� ق!� cو وس� �د ا ن� ع� ي� ، س�� � د وال�� ه لإ ق ل� �رة ا�� ي� ن4 غ م ا�� دك� ج�� �ل ا عم� ي� ل� ل� عم� ل� ن��� ه�� �� ا ه! ي� ال�ح�

ي ن! ا ح� ون4 م� ك ة ي�� ي� ب² ها ي�. ي ب² لإ وي�. راغ ا�� م د� cق! ث� ي�� ش�� ه� ن�� �� لي� ات� ع� ن!�� م ال�ك� ي! ح ي� ه ق� ل� ل�� عم� ل� ن��� ه�� �ار� ا لها ال�ن� دج� � ن� ن4 ، ق� م وا�� دك� ج�� �ل ا عم� ي� ل� ل� عم�� ن���

ل� ه� �ار� ا ي ال�ن ن! ا ح� ون4 م� ك ة ي�� ي ب² ها ي�. ي ب² لإ وي�. راغ ا�� م د� cق! ث� شي�� ه� ن�� لي� ات� ع� ن! م ال�ك� ي! ح ي� عمل� له ق� ل� ن��� ه� �� ا ه! ي لها ال�ح� دج� ن� .ق� Janin yang sudah ditiupkan roh dalam dirinya, secara

otomatis pada saat itu, dia telah menjadi seorang manusia,

sehingga haram untuk dibunuh. Hukum ini berlaku jika

pengguguran tersebut dilakukan tanpa ada sebab yang darurat.

Namun jika disana ada sebab-sebab darurat, seperti jika sang

janin nantinya akan membahayakan ibunya jika lahir nanti,

maka dalam hal ini, para ulama berselisih dalam dua

pendapat:

Pendapat Pertama:

Menyatakan bahwa menggugurkan janin setelah peniupan

roh hukumnya haram secara mutlaq, walaupun diperkirakan

bahwa janin tersebut akan membahayakan keselamatan ibu yang

mengandungnya. Pendapat ini dianut oleh Mayoritas Ulama.

Dalilnya adalah firman Allah subhanahu wa ta'alaa :

لوا } ولإ ن! ف! س ن�! ف ي� ال�ي ن!� م ال� ر لإ اهلل ح� � { ا�� ق! ال�ح ي���

“ Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah

(membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar.“

(QS. Al-Isra’: 33)

Kelompok ini juga mengatakan bahwa kematian ibu masih

diragukan, sedang keberadaan janin merupakan sesuatu yang

pasti dan yakin, maka sesuai dengan kaidah fiqhiyyah : “

Bahwa sesuatu yang yakin tidak boleh dihilanngkan dengan

sesuatu yang masih ragu.”, yaitu tidak boleh membunuh janin

yang sudah ditiup rohnya yang merupakan sesuatu yang pasti ,

hanya karena kawatir dengan kematian ibunya yang merupakan

sesuatu yang masih diragukan. (Hasyiyah Ibnu Abidin :

1/602.)

Selain itu, mereka memberikan permisalan bahwa jika sebuah

perahu akan tenggelam, sedangkan keselamatan semua penumpang

yang berada di atas perahu tersebut bisa terjadi jika

sebagian penumpangnya dilempar ke laut, maka hal itu juga

tidak dibolehkan.

Pendapat Kedua:

Dibolehkan menggugurkan janin walaupun sudah ditiupkan

roh kepadanya, jika hal itu merupakan satu-satunya jalan

untuk menyelamatkan ibu dari kematian. Karena menjaga

kehidupan ibu lebih diutamakan dari pada menjaga kehidupan

janin, karena kehidupan ibu lebih dahulu dan ada secara

yakin, sedangkan kehidupan janin belum yakin dan

keberadaannya terakhir. (Mausu’ah Fiqhiyah : 2/57)

Prediksi tentang keselamatan ibu dan janin bisa

dikembalikan kepada ilmu kedokteran, walaupun hal itu tidak

mutlak benarnya. Wallahu A’lam.

Dari keterangan di atas, bisa diambil kesimpulan bahwa

para ulama sepakat bahwa Abortus Profocatus Criminalis, yaitu

aborsi kriminal yang menggugurkan kandungan setelah

ditiupkan roh ke dalam janin tanpa suatu alasan syar’i

hukumnya adalah haram dan termasuk katagori membunuh jiwa

yang diharamkan Allah subhanahu wa ta'alaa.

Adapun aborsi yang masih diperselisihkan oleh para

ulama adalah Abortus Profocatus Therapeuticum, yaitu aborsi yang

bertujuan untuk penyelamatan jiwa, khususnya janin yang

belum ditiupkan roh di dalamnya.

BAB IV

PENUTUPAN

A. KESIMPULAN

Segala Puji bagi Allah, telah sampai kita dalam akhir bab

makalah ini. Dalam bab ini kami menyimpulkan beberapa point

yang diambil dari penjelasan kami di atas. Adapun point-

point kesimpulannya adalah sebagai berikut :

Di Indonesia aborsi yang disengaja/abortus provokatus

istilahnya adalah pengguguran. Sedangkan yang tidak

disengaja/ Abortus spontanea, istilahnya keguguran.

Di indonesia juga telah membuat undang-undang

tentang aborsi dalam undang-undang kesehatan, dan

juga dimasukkan dalam KUHP.

Dalam dunia medis aborsi terbagi menjadi 2 : Aborsi

Legal dan Aborsi Ilegal.

Hukum aborsi dalam Islam terbagi menjadi 2 juga :

Aborsi tanpa alasan yang syar'i hukumnya adalah

haram dan Aborsi yang bertujuan untuk penyelamatan

jiwa atau alasan kesehatan maka ulama masih

berselisih pendapat.

Sekian yang dapat kami simpulkan dan semoga makalah ini

bisa bermanfaat di kemudian hari, dan jika terdapat banyak

kekurangan atau kesalahan dalam makalah ini kami meminta

maaf dan menerima saran atau kritikan yang membangun.

DAFTAR PUSTAKA

1. http:/www.wikipedia.com/id.

2. artikel-artikel tentang aborsi di internet.