Perpustakaan BNN

136
1 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Dari laporan perkembangan situasi Narkoba dunia tahun 2014, diketahui angka estimasi pengguna Narkoba di tahun 2012 adalah antara 162 juta hingga 324 juta orang atau sekitar 3,5%-7% 1 . Perbandingan estimasi prevalensi tahun 2012 (3,5%-7%) 2 dengan estimasi tahun 2010 yang kisarannya 3.5%-5.7% menunjukkan kecenderungan prevalensi penyalahgunaan Narkoba relatif stabil. Jenis yang paling banyak digunakan adalah ganja, opiod, cocain atau type amphetamine dan kelompok stimulant (UNODC, 2014). Penggunaan polydrugs yang merupakan campuran penggunaan dari dua zat atau lebih secara bersamaan baik menjadi perhatian yang serius baik konsekuensi kesehatan masyarakat dan kaitannya dengan program pengendalian peredaran Narkoba. Di Indonesia diperkirakan jumlah penyalah guna Narkoba setahun terakhir sekitar 3,1 juta sampai 3,6 juta orang atau setara dengan 1,9% dari populasi penduduk berusia 10-59 tahun di tahun 2008. Hasil proyeksi angka prevalensi penyalah guna Narkoba akan meningkat sekitar 2,6% di tahun 2013 (BNN, 2011). 3 Fakta tersebut di dukung oleh adanya kecenderungan peningkatan angka sitaan dan pengungkapan kasus Narkoba. Data pengungkapan kasus di tahun 2006 sekitar 17.326 kasus, lalu meningkat menjadi 26.461 kasus di tahun 2010. Demikian pula data sitaan Narkoba untuk jenis utama yaitu ganja, shabu, ekstasi, dan heroin. 4 1 United Nation Office on Drugs and Crime. 2010. World Drug Report 2014 https://www.unodc.org/documents/wdr2014/World_Drug_Report_2014_web.pdf 2 United Nation Office on Drugs and Crime. 2010. World Drug Report 2014 https://www.unodc.org/documents/wdr2014/World_Drug_Report_2014_web.pdf 3 BNN (2011). Journal od Data on the prevention and eradication of drug abuse and illicit trafficking 2011 4 BNN (2011). Jurnal Data 2011 Perpustakaan ugs y ugs y ecara bersam ecara bersam sehatan mas sehatan mas aran Narkoba. aran Narkoba. erkirakan jum erkirakan jum juta sampai juta sampai uduk berusia 1 uduk berusia 1 penyalah gun penyalah gun 011). 011). 3 3 Fak Fak an an BNN derungan derungan g paling ba g paling ba amine dan amine dan ng ng

Transcript of Perpustakaan BNN

1 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.

Dari laporan perkembangan situasi Narkoba dunia tahun 2014, diketahui

angka estimasi pengguna Narkoba di tahun 2012 adalah antara 162 juta

hingga 324 juta orang atau sekitar 3,5%-7%1. Perbandingan estimasi

prevalensi tahun 2012 (3,5%-7%)2 dengan estimasi tahun 2010 yang

kisarannya 3.5%-5.7% menunjukkan kecenderungan prevalensi

penyalahgunaan Narkoba relatif stabil. Jenis yang paling banyak digunakan

adalah ganja, opiod, cocain atau type amphetamine dan kelompok stimulant

(UNODC, 2014). Penggunaan polydrugs yang merupakan campuran

penggunaan dari dua zat atau lebih secara bersamaan baik menjadi perhatian

yang serius baik konsekuensi kesehatan masyarakat dan kaitannya dengan

program pengendalian peredaran Narkoba.

Di Indonesia diperkirakan jumlah penyalah guna Narkoba setahun

terakhir sekitar 3,1 juta sampai 3,6 juta orang atau setara dengan 1,9% dari

populasi penduduk berusia 10-59 tahun di tahun 2008. Hasil proyeksi angka

prevalensi penyalah guna Narkoba akan meningkat sekitar 2,6% di tahun 2013

(BNN, 2011).3 Fakta tersebut di dukung oleh adanya kecenderungan

peningkatan angka sitaan dan pengungkapan kasus Narkoba. Data

pengungkapan kasus di tahun 2006 sekitar 17.326 kasus, lalu meningkat

menjadi 26.461 kasus di tahun 2010. Demikian pula data sitaan Narkoba untuk

jenis utama yaitu ganja, shabu, ekstasi, dan heroin.4

1United Nation Office on Drugs and Crime. 2010. World Drug Report 2014 https://www.unodc.org/documents/wdr2014/World_Drug_Report_2014_web.pdf 2United Nation Office on Drugs and Crime. 2010. World Drug Report 2014 https://www.unodc.org/documents/wdr2014/World_Drug_Report_2014_web.pdf 3BNN (2011). Journal od Data on the prevention and eradication of drug abuse and illicit trafficking 2011 4BNN (2011). Jurnal Data 2011

Perpus

takaa

n (UNODC, 2014). Penggunaan polydrugs yang merupakan campuran

Perpus

takaa

n (UNODC, 2014). Penggunaan polydrugs yang merupakan campuran

penggunaan dari dua zat atau lebih secara bersamaan baik menjadi perhatian

Perpus

takaa

n penggunaan dari dua zat atau lebih secara bersamaan baik menjadi perhatian

yang serius baik konsekuensi kesehatan masyarakat dan kaitannya dengan

Perpus

takaa

n yang serius baik konsekuensi kesehatan masyarakat dan kaitannya dengan

program pengendalian peredaran Narkoba.

Perpus

takaa

n program pengendalian peredaran Narkoba.

Di Indonesia diperkirakan jumlah penyalah guna Narkoba setahun

Perpus

takaa

n

Di Indonesia diperkirakan jumlah penyalah guna Narkoba setahun

terakhir sekitar 3,1 juta sampai 3,6 juta orang atau setara dengan 1,9% dari

Perpus

takaa

n

terakhir sekitar 3,1 juta sampai 3,6 juta orang atau setara dengan 1,9% dari

populasi penduduk berusia 10-59 tahun di tahun 2008. Hasil proyeksi angka

Perpus

takaa

n

populasi penduduk berusia 10-59 tahun di tahun 2008. Hasil proyeksi angka

prevalensi penyalah guna Narkoba akan meningkat sekitar 2,6% di tahun 2013

Perpus

takaa

n

prevalensi penyalah guna Narkoba akan meningkat sekitar 2,6% di tahun 2013

(BNN, 2011).Perpus

takaa

n

(BNN, 2011).3Perpus

takaa

n

3 Fakta tersebut di dukung oleh adanya kecenderungan Perpus

takaa

n

Fakta tersebut di dukung oleh adanya kecenderungan

peningkatan angka sitaan dan pengungkapan kasus Narkoba. Data Perpus

takaa

n

peningkatan angka sitaan dan pengungkapan kasus Narkoba. Data

BNN dengan estimasi tahun 2010 yang

BNN dengan estimasi tahun 2010 yang

kisarannya 3.5%-5.7% menunjukkan kecenderungan prevalensi

BNNkisarannya 3.5%-5.7% menunjukkan kecenderungan prevalensi

penyalahgunaan Narkoba relatif stabil. Jenis yang paling banyak digunakan

BNNpenyalahgunaan Narkoba relatif stabil. Jenis yang paling banyak digunakan

adalah ganja, opiod, cocain atau type amphetamine dan kelompok stimulant BNNadalah ganja, opiod, cocain atau type amphetamine dan kelompok stimulant

(UNODC, 2014). Penggunaan polydrugs yang merupakan campuran BNN(UNODC, 2014). Penggunaan polydrugs yang merupakan campuran

2 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Di tengah berbagai upaya penegakan hukum, peluang keuntungan yang besar di semua tingkatan distribusi memicu kemarakan perdagangan Narkoba. Perdagangan ilegal Narkoba di dunia diperkirakan mencapai 400 milyar US dollar per tahun, atau 8% dari jumlah nilai keseluruhan perdagangan (UNODC, 1995). Gambaran keuntungan transaksi secara rinci adalah, jika harga heroin per kilo di Pakistan sekitar $1.605 dollar, di jalanan London menjadi $135.985 dollar (Dixon, 1998), atau $195.604 dollar di Jepang (Effendi, 2003), $114.000 dollar/kilo gram di Eropa Barat sekitar dan $110,000 dollar/kilo gram di USA (Godfrey,1995). Sementara di Indonesia heroin kualitas rendah diperkirakan bernilai sekitar $27,473 dollar/kilogram sedangkan kualitas terbaik mencapai $142,857 dollar/kilogram.

Akibat maraknya perdagangan ilegal Narkoba, terjadi peningkatan dampak (biaya kerugian) akibat Narkoba baik dampak sosial, kesehatan dan ekonomi. Penyalahgunaan Narkoba berdampak sosial sangat besar, mendorong tindak kejahatan dan meningkatan kerawanan sosial. Dari sisi penyalah guna, kebutuhan ekonomi untuk membiayai pemakaian Narkoba yang berharga mahal mendorong mereka melakukan tindak kejahatan seperti pencurian dan perampokan (Goode, 1999).

Selain kerugian sosial, penyalahgunaan Narkoba juga membuat kerugian ekonomi baik biaya nyata (real cost) maupun akibat peluang yang hilang (opportunity cost). Satu studi di Wales, Inggris, memperkirakan kerugian ekonomi penyalahgunaan Narkoba berkisar $22,7 milyar dollar, atau rata-rata $12,397 per orang per tahun (Godfrey, 2000). Sebuah penelitian di negara bagian Washington di Amerika Serikat tahun 1996 memperkirakan kerugian ekonomi karena kejahatan yang terkait penyalahgunaan alkohol dan obat sekitar $541 juta dolar, atau meningkat 55% dari tahun 1990 (Wickizer, 1996).

Penelitian Liu (2003) di negara bagian Texas, Amerika Serikat, pada tahun 2000 memperkirakan seluruh kerugian ekonomi karena penyalah-gunaan alkohol dan Narkoba di negara bagian dan dalam tahun tersebut mencapai $26 milyar dollar; di mana biaya perawatan kesehatan mencapai $791 juta dollar; akibat kematian premature mencapai $4,8 milyar dollar, dan lost productivity sebesar $11,180 juta dollar.

Perpus

takaa

n ekonomi. Penyalahgunaan Narkoba berdampak sosial sangat besar,

Perpus

takaa

n ekonomi. Penyalahgunaan Narkoba berdampak sosial sangat besar, mendorong tindak kejahatan dan meningkatan kerawanan sosial. Dari sisi

Perpus

takaa

n mendorong tindak kejahatan dan meningkatan kerawanan sosial. Dari sisi penyalah guna, kebutuhan ekonomi untuk membiayai pemakaian Narkoba

Perpus

takaa

n penyalah guna, kebutuhan ekonomi untuk membiayai pemakaian Narkoba yang berharga mahal mendorong mereka melakukan tindak kejahatan seperti

Perpus

takaa

n yang berharga mahal mendorong mereka melakukan tindak kejahatan seperti pencurian dan perampokan (Goode, 1999).

Perpus

takaa

n pencurian dan perampokan (Goode, 1999).

Selain kerugian sosial, penyalahgunaan Narkoba juga membuat kerugian

Perpus

takaa

n

Selain kerugian sosial, penyalahgunaan Narkoba juga membuat kerugian ekonomi baik biaya nyata (

Perpus

takaa

n

ekonomi baik biaya nyata (real cost

Perpus

takaa

n

real cost

(opportunity cost)

Perpus

takaa

n

(opportunity cost). Satu studi di Wales, Inggris, memperkirakan kerugian

Perpus

takaa

n

. Satu studi di Wales, Inggris, memperkirakan kerugian ekonomi penyalahgunaan Narkoba berkisar $22,7 milyar dollar, atau rata-rata

Perpus

takaa

n

ekonomi penyalahgunaan Narkoba berkisar $22,7 milyar dollar, atau rata-rata $12,397 per orang per tahun (Godfrey, 2000). Sebuah penelitian di negara Perp

ustak

aan

$12,397 per orang per tahun (Godfrey, 2000). Sebuah penelitian di negara bagian Washington di Amerika Serikat tahun 1996 memperkirakan kerugian Perp

ustak

aan

bagian Washington di Amerika Serikat tahun 1996 memperkirakan kerugian

BNNAkibat maraknya perdagangan ilegal Narkoba, terjadi peningkatan

BNNAkibat maraknya perdagangan ilegal Narkoba, terjadi peningkatan dampak (biaya kerugian) akibat Narkoba baik dampak sosial, kesehatan dan BNNdampak (biaya kerugian) akibat Narkoba baik dampak sosial, kesehatan dan ekonomi. Penyalahgunaan Narkoba berdampak sosial sangat besar, BNNekonomi. Penyalahgunaan Narkoba berdampak sosial sangat besar,

3 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Studi tahun 2014 ini merupakan lanjutan dari studi mengenai dampak

kerugian biaya ekonomi dan sosial dari penyalahgunaan Narkoba tahun 2004

dan 2008 dan 2011. Pada tahun 2004 diketahui tingkat kerugian sebesar

Rp. 23,6 trilyun, tahun 2008 sebesar Rp. 32,4 trilyun dan tahun 2011 estimasi

kerugian sebesar Rp. 48,2 trilyun. Hasil ketiga studi tersebut telah menjadi

bahan advokasi. Hasil kajian tahun 2014 ini juga diharapkan akan berguna

untuk memberikan informasi terbaru tentang besaran potensi biaya atau

kerugian yang ditimbulkan oleh penyalahgunaan Narkoba baik secara mikro

maupun makro. Informasi dari studi ini nantinya dapat digunakan sebagai

bahan advokasi kepada pembuat kebijakan (stakeholder) agar dapat

memahami besarnya konsekuensi penyalahgunaan Narkoba dari sisi ekonomi

yang selanjutnya dapat merancang atau memformulasikan kebijakan atau

perhitungan estimasi anggaran/pengeluaran pemerintah dalam menangani

penyalahgunaan Narkoba khususnya menurunkan jumlah pecandu di

Indonesia ini sehingga potensi konsekuensi dan biaya kerugian yang lebih

besar dapat dicegah.

Melihat estimasi besaran peredaran dan prevalensi Narkoba di dunia dan

Indonesia yang cukup besar maka Badan Narkotika Nasional bekerjasama

dengan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia melakukan

pemutakhiran data studi biaya ekonomi dan sosial penyalahgunaan Narkoba

di Indonesia untuk tahun 2011. Para pemangku kepentingan dan pengambil

keputusan telah menyadari akan pentingnya evidence based planning dalam

keputusannya, dimana evidence yang akurat, reliable.

Hasil studi dampak sosial ekonomi Narkoba tahun 2004 (BNN dan

Puslitkes UI) sudah dijadikan sebagai input dalam perumusan kebijakan bagi

para cukup besar bagi para pengambil kebijakan, untuk itu datanya perlu

diperbaharui dengan data-data terbaru. Dengan tujuan agar dapat digunakan

sebagai bahan evaluasi atau bahan dalam merumuskan kebijakan baru dalam

upaya penanggulangan Narkoba di Indonesia.

Perpus

takaa

n aran pemerintah dalam menangani

Perpus

takaa

n aran pemerintah dalam menangani

khususnya menurunkan jumlah pecandu di

Perpus

takaa

n khususnya menurunkan jumlah pecandu di

Perpus

takaa

n Indonesia ini sehingga potensi konsekuensi dan biaya kerugian yang lebih

Perpus

takaa

n Indonesia ini sehingga potensi konsekuensi dan biaya kerugian yang lebih

Melihat estimasi besaran peredaran dan prevalensi

Perpus

takaa

n

Melihat estimasi besaran peredaran dan prevalensi

Indonesia yang cukup besar maka Badan Narkotika Nasional bekerjasama

Perpus

takaa

n

Indonesia yang cukup besar maka Badan Narkotika Nasional bekerjasama

dengan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia melakukan

Perpus

takaa

n

dengan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia melakukan

Perpus

takaa

n

pemutakhiran data studi biaya ekonomi dan sosial penyalahgunaan

Perpus

takaa

n

pemutakhiran data studi biaya ekonomi dan sosial penyalahgunaan

di Indonesia untuk tahun 2011. Para pemangku Perpus

takaa

n

di Indonesia untuk tahun 2011. Para pemangku

keputusan telah menyadari akan pentingnya evidence based planning dalam Perpus

takaa

n

keputusan telah menyadari akan pentingnya evidence based planning dalam

BNNbahan advokasi kepada pembuat kebijakan (stakeholder) agar dapat

BNNbahan advokasi kepada pembuat kebijakan (stakeholder) agar dapat

Narkoba

BNNNarkoba dari sisi ekonomi

BNNdari sisi ekonomi

yang selanjutnya dapat merancang atau memformulasikan kebijakan atauBNNyang selanjutnya dapat merancang atau memformulasikan kebijakan atau

aran pemerintah dalam menangani BNNaran pemerintah dalam menangani

4 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

1.2 Tujuan.

Tujuan umum studi adalah diketahuinya estimasi angka penyalahgunaan

Narkoba dan besaran kerugian biaya ekonomi dan sosial akibat

penyalahgunaan Narkoba di Indonesia Tahun 2014. Secara khusus tujuan

yang akan dicapai adalah sebagai berikut:

1. Diperolehnya gambaran pola pakai, pola edar, dan tempat peredaran

Narkoba dikalangan penyalah guna.

2. Diperolehnya informasi mengenai jumlah barang bukti Narkoba

mencakup, jenis, harga, dan asal Narkoba dari pihak kepolisian.

3. Dianalisisnya kebijakan program pencegahan dan penanggulangan

Narkoba di Indonesia.

4. Diperolehnya besaran proporsi konsekuensi akibat penyalahgunaan

Narkoba.

5. Diperolehnya rata-rata biaya penyalahgunaan Narkoba menurut jenis

penyalahgunaan Narkoba.

Diestimasinya biaya ekonomi dan sosial, baik real cost maupun

oportunity cost yang harus dipikul oleh penyalah guna, keluarga, dan

masyarakat akibat penyalahgunaan Narkoba.

Perp

ustak

aan

Diperolehnya besaran proporsi konsekuensi akibat penyalahgunaan

Perpus

takaa

n Diperolehnya besaran proporsi konsekuensi akibat penyalahgunaan

Diperolehnya rata-rata biaya penyalahgunaa

Perpus

takaa

n Diperolehnya rata-rata biaya penyalahgunaa

Diestimasinya biaya ekonomi dan sosial, baik

Perpus

takaa

n

Diestimasinya biaya ekonomi dan sosial, baik

yang harus dipikul oleh penyalah guna, keluarga, dan

Perpus

takaa

n

yang harus dipikul oleh penyalah guna, keluarga, dan

masyarakat akibat penyalahgunaan Narkoba.

Perpus

takaa

n

masyarakat akibat penyalahgunaan Narkoba.

BNNmencakup, jenis, harga, dan asal Narkoba dari pihak kepolisian.

BNNmencakup, jenis, harga, dan asal Narkoba dari pihak kepolisian.

Dianalisisnya kebijakan program pencegahan dan penanggulangan

BNNDianalisisnya kebijakan program pencegahan dan penanggulangan

Diperolehnya besaran proporsi konsekuensi akibat penyalahgunaan BNN Diperolehnya besaran proporsi konsekuensi akibat penyalahgunaan

5 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

BAB II METODOLOGI

2.1 Desain Studi: Lokasi, Waktu dan Jumlah Responden.

Estimasi kerugian biaya ekonomi dan sosial akibat penyalahgunaan

Narkoba dihitung dengan pendekatan satuan biaya (unit cost) per konsekuensi

penyalahgunaan Narkoba dikalikan dengan estimasi jumlah penyalahguna

Narkoba (Godfrey dkk, 2002). Metode yang sama juga dipakai pada survei

sejenis di tahun 2004, 2008, dan 2011. Perspektif studi yang digunakan

adalah perspektif klien atau penyalah guna Narkoba karena laporan data rutin

yang dikumpulkan pemerintah terkait penyalahgunan Narkoba masih sangat

terbatas. Hal ini juga telah disinyalir oleh Single et al (2001), bahwa pada

negara-negara berkembang sangat sulit mengumpulkan data seperti di negara

maju karena keterbatasan dan ketersediaan infrastuktur datanya, misalkan

tidak tersedia angka incidence dan prevalence Narkoba, kematian &

kesakitan, kriminalitas, kesehatan, dan sebagainya. Untuk menyiasati

keterbatasan data, maka metode yang diterapkan melakukan survei

dikalangan penyalah guna Narkoba di 17 provinsi untuk mendapatkan satuan

biaya (unit cost) dan proporsi angka kejadian setiap konsekuensi akibat

Narkoba. Kedua, melakukan estimasi dan proyeksi jumlah penya-lahguna

dengan memanfaatkan hasil survei pada kelompok pelajar/mahasiswa;

pekerja formal; dan rumah tangga yang telah dilakukan dari tahun 2005

sampai 2012. Berikut uraiannya secara lebih lengkap.

Pertama, mendapatkan estimasi satuan biaya (unit cost) dan proporsi

kejadian di penyalah guna per tiap konsekuensi. Data tersebut diperoleh

melalui survei dikalangan penyalah guna Narkoba di 17 provinsi yaitu: Sumut,

Kepri, Sumsel, Lampung, DKI Jakarta, Jabar, DIY, Jatim, Bali, NTB, Kalbar,

Kaltim, Sulsel, Sultra, Sulut, Maluku, dan Papua. Lokasi di seluruh provinsi

berada di ibukota tiap provinsi. Pemilihan provinsi tersebut mendasari jumlah

tangkapan kasus dan pertimbangan geografis.

Perpus

takaa

n negara berkembang sangat sulit mengumpulkan data seperti di negara

Perpus

takaa

n negara berkembang sangat sulit mengumpulkan data seperti di negara

maju karena keterbatasan dan ketersediaan infrastuktur datanya, misalkan

Perpus

takaa

n maju karena keterbatasan dan ketersediaan infrastuktur datanya, misalkan

dan

Perpus

takaa

n dan prevalence

Perpus

takaa

n prevalence

kesakitan, kriminalitas, kesehatan, dan sebagainya.

Perpus

takaa

n kesakitan, kriminalitas, kesehatan, dan sebagainya.

keterbatasan data, maka metode yang diterapkan melakukan survei

Perpus

takaa

n

keterbatasan data, maka metode yang diterapkan melakukan survei

penyalah guna

Perpus

takaa

n

penyalah guna Narkoba

Perpus

takaa

n

Narkoba

) dan proporsi angka kejadian set

Perpus

takaa

n

) dan proporsi angka kejadian set

Kedua, melakukan estimasi dan proyeksi jumlah penya

Perpus

takaa

n

Kedua, melakukan estimasi dan proyeksi jumlah penya

dengan memanfaatkan hasil survei pada kelompok pelajar/mahasiswa;

Perpus

takaa

n

dengan memanfaatkan hasil survei pada kelompok pelajar/mahasiswa;

Perpus

takaa

n

formal; dan rumah tangga yang telah dilakukPerpus

takaa

n

formal; dan rumah tangga yang telah dilakuk

Berikut uraiannya secara lebih lengkap.Perp

ustak

aan

Berikut uraiannya secara lebih lengkap.

BNNsejenis di tahun 2004, 2008, dan 2011. Perspektif studi yang digunakan

BNNsejenis di tahun 2004, 2008, dan 2011. Perspektif studi yang digunakan

adalah perspektif klien atau penyalah guna Narkoba karena laporan data rutin

BNNadalah perspektif klien atau penyalah guna Narkoba karena laporan data rutin

yang dikumpulkan pemerintah terkait penyalahgunan Narkoba masih sangat

BNNyang dikumpulkan pemerintah terkait penyalahgunan Narkoba masih sangat

terbatas. Hal ini juga telah disinyalir oleh Single et al (2001), bahwa BNNterbatas. Hal ini juga telah disinyalir oleh Single et al (2001), bahwa

negara berkembang sangat sulit mengumpulkan data seperti di negara BNNnegara berkembang sangat sulit mengumpulkan data seperti di negara

6 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Metode survei yang digunakan dengan memodifikasi dari pendekatan

Respondent Driven Sampling (RDS). Mula-mula sebuah wilayah studi dibagi

menjadi 5 bagian, misalkan timur, barat, utara, selatan, dan tengah. Di setiap

bagian wilayah dicari 3 jenis responden yang berstatus pelajar, pekerja, dan

tidak bekerja. Tiga kategori responden tersebut sebagai pintu masuk untuk

mendapatkan responden berikutnya. Pemilihan calon responden berikutnya

berasal dari nominasi nama dari responden terpilih tersebut, maksimal 2 orang

nama diluar dari kelompok berkumpulnya atau tempat nongkrongnya. Proses

ini diulang terus hingga jumlah minimal sampel terpenuhi di setiap pintu masuk

(antara 9-10 responden). Jumlah responden di satu lokasi studi sebanyak 140

responden sehingga total seluruh responden yang diperoleh sebanyak 2.414

orang.

Di setiap provinsi, selain dengan pendekatan RDS, kami juga melakukan

pengambilan sampel secara purposive untuk mendapatkan gambaran

responden coba pakai5 Narkoba (jumlah pemakaian Narkoba kurang dari 5

kali dalam seumur hidupnya) dan dari mereka yang sakit terkait Narkoba.

Jumlah responden coba pakai sebanyak 20 responden per lokasi studi,

dengan total responden ada sebanyak 340 responden. Responden di telusuri

dari berbagai aktor kunci (key-informant) yang berada dilapangan, seperti

pelajar, pekerja, mitra kerja LSM, dan sebagainya. Untuk jumlah responden

yang sakit diambil sebanyak 10 responden per lokasi studi, dengan total

responden ada sebanyak 170 responden. Responden dipilih secara purposif

dari rumah sakit/klinik atau LSM yang bergerak dibidang HIV/AIDS. Pemilihan

responden dengan mempertimbangkan jenis penyakit yang diderita oleh

responden, yaitu penyakit HIV/AIDS, Tuberkolosis (TBC), hepatitis, dan

sebagainya. Selain itu, mengobservasi dan mengikuti 2 orang penyalah guna

Narkoba di setiap provinsi selama satu bulan ke depan yang bertujuan melihat

perilaku pola konsumsi Narkoba dan konsekuensinya.

5Dari hasil dengan nominasi metode RDS tidak akan diperoleh responden coba pakai

Perpus

takaa

n Di setiap provinsi, selain dengan pendekatan RDS, kami juga melakukan

Perpus

takaa

n Di setiap provinsi, selain dengan pendekatan RDS, kami juga melakukan

pengambilan sampel secara purposive untuk mendapatkan gambaran

Perpus

takaa

n pengambilan sampel secara purposive untuk mendapatkan gambaran

Narkoba (jumlah pemakaian Narkoba kurang dari 5

Perpus

takaa

n Narkoba (jumlah pemakaian Narkoba kurang dari 5

kali dalam seumur hidupnya) dan dari mereka yang sakit terkait Narkoba.

Perpus

takaa

n kali dalam seumur hidupnya) dan dari mereka yang sakit terkait Narkoba.

Jumlah responden coba pakai sebanyak 20 responden per lokasi studi,

Perpus

takaa

n

Jumlah responden coba pakai sebanyak 20 responden per lokasi studi,

Perpus

takaa

n

dengan total responden ada sebanyak 340 responden. Responden di telusuri

Perpus

takaa

n

dengan total responden ada sebanyak 340 responden. Responden di telusuri

dari berbagai aktor kunci (

Perpus

takaa

n

dari berbagai aktor kunci (key-informant

Perpus

takaa

n

key-informant

pelajar, pekerja, mitra kerja LSM, dan sebagainya. Untuk jumlah responden

Perpus

takaa

n

pelajar, pekerja, mitra kerja LSM, dan sebagainya. Untuk jumlah responden

Perpus

takaa

n

yang sakit diambil sebanyak 10 responden per lokasi studi, dengan total Perpus

takaa

n

yang sakit diambil sebanyak 10 responden per lokasi studi, dengan total

responden ada sebanyak 170 responden. Responden dipilih secara purposif Perpus

takaa

n

responden ada sebanyak 170 responden. Responden dipilih secara purposif

BNN(antara 9-10 responden). Jumlah responden di satu lokasi studi sebanyak 140

BNN(antara 9-10 responden). Jumlah responden di satu lokasi studi sebanyak 140

responden sehingga total seluruh responden yang diperoleh sebanyak 2.414

BNNresponden sehingga total seluruh responden yang diperoleh sebanyak 2.414

7 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Kedua, estimasi jumlah penyalah guna Narkoba dihitung dengan metode

langsung (direct estimation), yaitu perkiraan jumlah populasi penduduk

berumur 10-59 tahun menurut sasaran survei dikalikan angka prevalensi

penyalahgunaan Narkoba menurut sasaran survei, yaitu kelompok

pelajar/mahasiswa (2006, 2009, dan 2011), pekerja formal (2009 dan 2012),

dan rumah tangga (2005 dan 2010).

Ketiga, untuk mendapatkan gambaran permasalahan Narkoba secara

lebih mendalam dan konfrehensif di tingkat lapangan, maka dilakukan

wawancara mendalam kepada berbagai pihak yang terkait, seperti penyalah

guna Narkoba (34 orang), keluarganya (34 orang), kepolisian (17 orang),

BNNP (17 orang), panti rehabilitasi (17 orang), bandar atau pengendar

Narkoba (17 orang), lembaga pemasyarakatan (15 orang), dan mantan

narapidana (16 orang). Selain itu, untuk memperkuat temuan, dilakukan

diskusi kelompok terpimpin pada separuh provinsi dengan sasaran: penyalah

guna Narkoba/mantan dan para pelaksana program/pengambil kebijakan yang

terkait Narkoba.

2.2 Estimasi dan Proyeksi Jumlah Penyalah guna.

Salah satu komponen penting untuk mengukur kerugian sosial ekonomi

pengguna Narkoba adalah diawali dengan menghitung esimasi besaran

jumlah penyalahgunaan. Hasil dari estimasi dapat digunakan untuk membuat

dan mengembangkan strategi kebijakan dan program pengendalian Narkoba

baik berupa pencegahan dan rehabilitasi. Selain itu, besaran jumlah

penyalahgunaan dapat dipergunakan mendesain kebutuhan program,

memonitor dan mengevaluasi keberhasilan program, untuk memberantas dan

mencegah peredaran Narkoba. Angka prevalensi yang akurat akan

menghasilkan perencanaan dan penilaian situasi yang tepat baik di tingkat

lokal maupun tingkat nasional.

Perpus

takaa

n (17 orang), lembaga pemasyarakat

Perpus

takaa

n (17 orang), lembaga pemasyarakat

Selain itu, untuk memperkuat temuan, dilakukan

Perpus

takaa

n Selain itu, untuk memperkuat temuan, dilakukan

diskusi kelompok terpimpin pada separuh provinsi dengan sasaran:

Perpus

takaa

n diskusi kelompok terpimpin pada separuh provinsi dengan sasaran:

Perpus

takaa

n /mantan dan para pelaksana program/pengambil kebijakan yang

Perpus

takaa

n /mantan dan para pelaksana program/pengambil kebijakan yang

2.2 Estimasi dan Proyeksi Jumlah Penyalah

Perpus

takaa

n

2.2 Estimasi dan Proyeksi Jumlah Penyalah

Salah satu komponen penting untuk mengukur kerugian sosial ekonomi

Perpus

takaa

n

Salah satu komponen penting untuk mengukur kerugian sosial ekonomi

pengguna Narkoba adalah diawali dengan menghitung esimasi besaran Perpus

takaa

n

pengguna Narkoba adalah diawali dengan menghitung esimasi besaran Perpus

takaa

n

jumlah penyalahgunaan. Hasil dari estimasi dapat digunakan untuk membuat Perpus

takaa

n

jumlah penyalahgunaan. Hasil dari estimasi dapat digunakan untuk membuat

BNNwawancara mendalam kepada berbagai pihak yang terkait, seperti

BNNwawancara mendalam kepada berbagai pihak yang terkait, seperti

(34 orang), keluarganya (34 orang), kepolisian (17 orang),

BNN(34 orang), keluarganya (34 orang), kepolisian (17 orang),

BNNP (17 orang), panti rehabilitasi (17 orang), bandar atau pengendar BNNBNNP (17 orang), panti rehabilitasi (17 orang), bandar atau pengendar

an (15 orang), dan mantan BNNan (15 orang), dan mantan

8 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Besaran jumlah penyalahgunaan cukup sulit diukur karena penyalah

guna Narkoba adalah populasi tersembunyi (hidden population). Besaran

jumlah penyalahgunaan yang biasa dipergunakan adalah prevalensi. Untuk

mengukur angka prevalensi perlu ada beberapa indikator terkait masalah

kesehatan dan sosial yang dapat diperoleh angkanya melalui survei, namun

untuk prevalensi penyalahgunaan Narkoba tidak dapat langsung dikutip dari

hasil survei rumah tangga mengingat sifat penyalah guna yang tertutup. Oleh

karena itu perlu upaya khusus untuk mendapatkan besaran penyalahgunaan

melalui berbagai metode estimasi.

Untuk mengukur besaran permasalahan Narkoba, berikut yang

disampaikan oleh UNODC, (2010) adalah (i) Besaran permasalah

penyalahgunaan Narkoba diukur dengan angka prevalens (pernah pakai,

pakai dalam satu tahun terakhir, pakai dalam 30 hari terakhir) pada populasi

umum, dan (ii) Potensi masalah dari penyalahgunaan Narkoba diukur dengan

penggunaan Narkoba di kalangan anak muda, sedangkan biaya dan

konsekuensi penggunaan Narkobanya diukur dengan angka/ indikator

permintaan perawatan (Narkoba terkait morbiditas dan mortalitas).

2.3 Kriteria Penyalah guna Narkoba: Coba Pakai; Teratur; Pecandu.

Banyak konsep dan definisi operasional penyalahgunaan Narkoba, ada

yang melalui pedekatan frekuensi pemakaian Narkoba ataupun tingkat

ketergantungan melalui pengukuran berbagai indikator psikologis maupun

mental. Menurut Ritter & Anthony (1991) coba pakai (new initiation)

didefiniskan apabila frekuensi penggunaan 6 kali atau kurang per tahun.

Sedangkan Todorov et al. (2006) menetapkan 5 kali atau kurang sebagai

mencoba, lebih dari 5 kali per tahun sebagai lebih dari mencoba, disebut

pengguna teratur bila memakai setiap hari selama minimal selama 2 minggu.

Menurut Meyer (1975), penggunaan Narkoba lebih dari satu kali sehari dalam

periode 10 sampai 14 hari atau lebih termasuk kategori ketergantungan obat.

Perpus

takaa

n penyalahgunaan Narkoba diukur dengan angka prevalens (pernah pakai,

Perpus

takaa

n penyalahgunaan Narkoba diukur dengan angka prevalens (pernah pakai,

pakai dalam satu tahun terakhir, pakai dalam 30 hari terakhir) pada populasi

Perpus

takaa

n pakai dalam satu tahun terakhir, pakai dalam 30 hari terakhir) pada populasi

umum, dan (ii) Potensi masalah dari penyalahgunaan Narkoba diukur dengan

Perpus

takaa

n umum, dan (ii) Potensi masalah dari penyalahgunaan Narkoba diukur dengan

penggunaan Narkoba di kalangan anak muda, sedangkan biaya dan

Perpus

takaa

n penggunaan Narkoba di kalangan anak muda, sedangkan biaya dan

konsekuensi penggunaan Narkobanya diukur dengan angka/ indikator

Perpus

takaa

n

konsekuensi penggunaan Narkobanya diukur dengan angka/ indikator

Perpus

takaa

n

permintaan perawatan (Narkoba terkait morbiditas dan mortalitas).

Perpus

takaa

n

permintaan perawatan (Narkoba terkait morbiditas dan mortalitas).

2.3 Kriteria Penyalah guna Narkoba: Coba Pakai; Teratur; Pecandu.

Perpus

takaa

n

2.3 Kriteria Penyalah guna Narkoba: Coba Pakai; Teratur; Pecandu.

Banyak konsep dan definisi operasional penyalahgunaan Narkoba, ada Perpus

takaa

n

Banyak konsep dan definisi operasional penyalahgunaan Narkoba, ada

yang melalui pedekatan frekuensi pemakaian Narkoba ataupun tingkat Perpus

takaa

n

yang melalui pedekatan frekuensi pemakaian Narkoba ataupun tingkat

BNNUntuk mengukur besaran permasalahan Narkoba, berikut yang

BNNUntuk mengukur besaran permasalahan Narkoba, berikut yang

disampaikan oleh UNODC, (2010) adalah (i) Besaran permasalah BNNdisampaikan oleh UNODC, (2010) adalah (i) Besaran permasalah

penyalahgunaan Narkoba diukur dengan angka prevalens (pernah pakai, BNNpenyalahgunaan Narkoba diukur dengan angka prevalens (pernah pakai,

9 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

SAMHSA (2008) membagi perilaku pakai atas tiga kategori yaitu 1)

penyalah guna seumur hidup (lifetime use), minimal sekali pakai Narkoba

dalam seumur hidup, termasuk penyalahgunaan 30 hari atau 12 bulan lalu, 2)

penyalah guna tahun lalu (past year use), waktu pakai Narkoba terakhir kali

dalam 12 bulan lalu termasuk 30 hari lalu sebelum wawancara, 3) penyalah

guna sebulan lalu (past month use), waktu pakai Narkoba terakhir dalam 30

hari lalu sebelum wawancara.

Tabel 2.1 Cutting Points dan Kriteria Tingkat Ketergantungan dari Berbagai Sumber

Experimental Occasional Casual Moderate Use Regular Heavy

UsersHabitual, Cronic

1-2 kali (Mizner, 1973)

3-9 kali (Mizner)

1-20 kali (Stanton)

10-29 kali (Mizner)

Minimal 1 kali per minggu (Johnson)

21-199 kali (Stanton)

> 200 kali (Stanton)

1-2 kali (Josephson, 1973)

3-59 kali (Josephson, 1973)

Satu atau lebih dari 1 bulan (Johnson)

>30 kali (Mizner)

3 kali seminggu dalam 3 tahun atau lebih atau pakai tiap hari selama 2 tahun (Hochman $ Brill, 1973)

1-9 kali (Josephson, 1972)

10-59 kali (Josephson, 1972)

> 60 kali (Josephon)

< 1 kali dlm 1 bulan (Johnson)

10 kali satu tahun terakhir (Hochman& Brill, 1973)

3 kali per minggu atau > 1 bln pakai (Robins)

min 1 kali/ bulan (Johnson)

Sumber : Kandel, 1975

Secara garis besar cutting points dan kriteria tingkat ketergantungan

dimulai dari bukan penyalah guna hingga coba pakai (eksperimetal),

menengah (moderate), penyalah guna berat (heavy use). Tinjauan atas

beberapa penelitian dilakukan oleh Elinson (1974) seperti yang ditelusuri oleh

Kandel (1975), menghasilkan beberapa definisi dan kriteria yang digunakan

untuk menggambarkan pola penyalahgunaan atau tingkat ketergantungan

dengan lebih rinci (Tabel 1). Ada pula yang mengembangkan kombinasi

pengukuran diatas, untuk mengetahui tingkat ketergantungan (dependesi)

melalui kriteria DSM-IVTR (Todorov et al., 2006) dan kriteria Diagnostic and

Statistical Manual of Mental Disorders (SAMSHA, 2008).

Perpus

takaa

n (Johnson)

Perpus

takaa

n (Johnson)

Perpus

takaa

n (Josephson,

Perpus

takaa

n (Josephson,

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

satu

Perpus

takaa

n

satu tahun

Perpus

takaa

n

tahun terakhir

Perpus

takaa

n

terakhir(Hochman&

Perpus

takaa

n

(Hochman& Brill, 1973)

Perpus

takaa

n

Brill, 1973)

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

min 1 kali/

Perpus

takaa

n

min 1 kali/ bulan

Perpus

takaa

n

bulan (Johnson)

Perpus

takaa

n

(Johnson)

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Sumber : Kandel, 1975 Perpus

takaa

n

Sumber : Kandel, 1975 Perpus

takaa

n

Secara garis besar Perpus

takaa

n

Secara garis besar

BNNHeavy

BNNHeavy Users

BNNUsers

BNN(Johnson)BNN(Johnson)

21

BNN21-

BNN-199 kali

BNN199 kali(Stanton)

BNN(Stanton)

BNNBNN

>30 kaliBNN>30 kaliBNN

BNNBNNBNN

10 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Dalam studi ini, kami memfokuskan untuk memotret lebih detail pada

penggunaanNarkoba dalam setahun terakhir yang dikategorikan berdasarkan

frekuensi pakai dan cara pakai Narkoba. Ada 4 kategori penyalah guna

setahun terakhir, yaitu coba pakai adalah mereka yang pakai Narkoba kurang

dari 5 kali dalam setahun terakhir dari saat survei. Teratur pakai adalah

mereka yang pakai Narkoba sebanyak 5 sampai 49 kali dalam setahun

terakhir dari saat survei. Pecandu bukan suntik adalah mereka yang pakai

Narkoba lebih dari 49 kali dalam setahun dari saat survei. Terakhir, pecandu

suntik adalah mereka yang pakai Narkoba dengan cara suntik berapapun

jumlahnya dalam setahun terakhir dari saat survei.

2.4 Pengertian Biaya Penyalahgunaan Narkoba.

Markandya dan Pearce (1989) mendefinisikan biaya total

penyalahgunaan Narkoba adalah private cost ditambah biaya sosial. Biaya

private adalah biaya terkait konsumsi dan produksi Narkoba, sedangkan biaya

lain yang terkait dengan Narkoba dan dibebankan bukan pada penyalah guna

tetapi pada masyarakat dikategorikan sebagai biaya sosial. Schauffler (2001),

Collins & Lapsley (2004) mengakui pendapat para ahli ekonomi yang

membedakan biaya akibat Narkoba. Studi biaya Narkoba banyak yang

memasukkan tiga jenis biaya utama yaitu biaya pelayanan kesehatan, biaya

produktivitas, biaya terkait hukum dan pengadilan (Single et al, 2001).

Beberapa negara maju membuat estimasi biaya penyalahgunaan Narkoba

mengacu pada ‖The International Guidelines‖ (Single et al, 2001). Namun

metodologi tersebut sangat sulit diaplikasikan pada negara-negara

berkembang karena keterbatasan dan ketersedian infrastuktur datanya,

misalkan tidak tersedia angka incidence dan prevalence Narkoba, kematian &

kesakitan, kriminalitas, kesehatan, dan sebagainya (Single et al. 2001).

Perpus

takaa

n Markandya dan Pearce (1989) mendefinisikan biaya total

Perpus

takaa

n Markandya dan Pearce (1989) mendefinisikan biaya total

private cost

Perpus

takaa

n private cost ditambah biaya sosial. Biaya

Perpus

takaa

n ditambah biaya sosial. Biaya private cost ditambah biaya sosial. Biaya private cost

Perpus

takaa

n private cost ditambah biaya sosial. Biaya private cost

adalah biaya terkait konsumsi dan produksi Narkoba, sedangkan biay

Perpus

takaa

n adalah biaya terkait konsumsi dan produksi Narkoba, sedangkan biay

lain yang terkait dengan Narkoba dan dibebankan bukan pada penyalah guna

Perpus

takaa

n

lain yang terkait dengan Narkoba dan dibebankan bukan pada penyalah guna

tetapi pada masyarakat dikategorikan sebagai biaya sosial. Schauffler (2001),

Perpus

takaa

n

tetapi pada masyarakat dikategorikan sebagai biaya sosial. Schauffler (2001),

Perpus

takaa

n

Collins & Lapsley (2004) mengakui pendapat para ahli ekonomi yang

Perpus

takaa

n

Collins & Lapsley (2004) mengakui pendapat para ahli ekonomi yang

membedakan biaya akibat Narkoba. Studi biaya Narkoba banyak yang

Perpus

takaa

n

membedakan biaya akibat Narkoba. Studi biaya Narkoba banyak yang

memasukkan tiga jenis biaya utama yaitu biaya pelayanan kesehatan, biaya Perpus

takaa

n

memasukkan tiga jenis biaya utama yaitu biaya pelayanan kesehatan, biaya

produktivitas, biaya terkait hukum dan pengadilan (Single et al, 2001). Perpus

takaa

n

produktivitas, biaya terkait hukum dan pengadilan (Single et al, 2001).

BNNsuntik adalah mereka yang pakai Narkoba dengan cara suntik berapapun

BNNsuntik adalah mereka yang pakai Narkoba dengan cara suntik berapapun

11 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Tabel 2.2 Lokasi, Penulis, Metode dan Komponen Biaya Studi Kerugian Ekonomi dan Sosial Akibat Penyalahgunaan Narkoba

Negara Penulis Metode Komponen Biaya

Amerika

Serikat National Drug Control

Policy, 2004 6 Cost of Illness

(Human Capital

approach)

Biaya langsung:

1. Biaya pelayanan kesehatan:

a. Biaya pengobatan yang

disediakan federal.

b. Konsekuensi medis

2. Biaya lain:

a. Sistem pengadilan dan

biaya publik.

b. Biaya pribadi

Biaya tidak langsung:

1. Estimasi kehilangan produk-

tivitas;

2. Penyakit akibat penyalah-

gunaan Narkoba.

3. Dirawat di RS.

4. Kehilangan produktivitas

akibat menjadi korban

kejahatan.

5. Penjara.

6. Riwayat kriminalitas.

6Office of National Drug Control Policy.2004.The Economic Costs of Drug Abuse in the United States, 1992-2002. Washington, DC: Executive Office of the President (Publication No. 207303) http://www.ncjrs.gov/ondcppubs/publications/pdf/economic_costs.pdf

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNNonsekuensi medis

BNNonsekuensi medis

iaya lain:

BNNiaya lain:

aBNNa.BNN

. SBNNSistem pengadilan dan BNN

istem pengadilan dan

biaya BNNbiaya BNN

BNN

12 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Negara Penulis Metode Komponen BiayaKanada Rehm et al. 2006 7 Cost of illness,

Human Capital 1. Biaya langsung perawatan

(morbiditas, RS, RS jiwa,

kunjungan dokter umum,

resep obat). 2. Biaya langsung tindakan

hukum (polisi, pengadilan,

naik banding). 3. Biaya langsung untuk

pencegahan dan penelitian

(penelitian, program

pencegahan, gaji dan dana

operasi). 4. Biaya langsung lainnya

(kebakaran, kecelakaan lalu

lintas, kerugian di tempat

kerja, biaya admin dan

pembayaran transfer). Australia Collins & Lapsley,

20048 Demographic Biaya terlihat:

1. Tenaga kerja di lingkungan

kerja. 2. Tenaga kerja di rumah

tangga. 3. Pelayanan kesehatan. 4. Kecelakaan lalu lintas. Biaya tidak terlihat: 1. Kehilangan hidup. 2. Kecacatan akibat kecelakaan

lalu lintas.

7Rehm, J., Baliunas, D., Brochu, S., Fischer, B., Gnam, W., Patra, J., Popova, S., Sarnocinska-Hart, A., Taylor, B. 2006.The Cost of Substance Abuse in Canada 2002.http://www.ccsa.ca/2006%20CCSA%20Documents/ccsa-011332-2006.pdf 8Collins, D.J. & Lapsley, H.M. 2004. The costs of tobacco, alcohol and illicit drug abuse to Australian society in 2004/2005 http://www.health.gov.au/internet/drugstrategy/publishing.nsf/Content/34F55AF632F67B70CA2573F60005D42B/$File/mono64.pdf

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n Demographic

Perpus

takaa

n Demographic

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNN

(peneli

BNN(penelitian, program

BNNtian, program

pencegahan, gaji dan

BNNpencegahan, gaji dan

operasi)

BNNoperasi).

BNN.4 BNN4. BNN

. Biaya langsung lainnya BNNBiaya langsung lainnya

(kebakaran, kecelakaan lalu BNN(kebakaran, kecelakaan lalu BNNBNN

13 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Negara Penulis Metode Komponen Biaya

Perancis Kopp & Blanchard 9 Cost of Illness, Human capital

1. Biaya pelayanan kesehatan. 2. Biaya selain pelayanan

kesehatan. 3. Pengeluaran oleh badan-

badan pemerintah. 4. Kehilangan pendapatan dan

produktivitas. 5. Biaya lain terkait penyalah-

gunaan Narkoba (kriminalitas dan kecelakaan).

Inggris & Wales

Gordon et al. 2006 10 Human capital 1. Kejahatan terkait penyalah-gunaan Narkoba (penipuan, pencurian, perampokan, tertangkap tangan Narkoba).

2. Biaya kesehatan (pelayanan rawat inap (RS & RSJ), kunjungan dokter umum, efek Narkoba terhadap neonatal, penyakit infeksi).

3. Kematian akibat Narkoba. 4. Perawatan sosial.

Spanyol Garcia-Altes et al. 2002 Prevalens 1. Indikator kesehatan (pela-yanan pengobatan, overdo-sis, penyakit HIV, kecelaka-an disengaja, kecelakaan tidak disengaja).

2. Indikator kejahatan (biaya pengadilan dan biaya per-baikan terkait kejahatan Narkoba, serta kesejah-teraan sosial).

3. Kehilangan produktifitas (kematian premature, kehilangan waktu akibat Narkoba, biaya penelitian & pencegahan).

9Kopp, P. & Blanchard, N. 1997.Social costs of drug use in France.http://www.pierrekopp.com/downloads/Social%20Cost%20in%20France%20_v6_.pdf 10Gordon, L., Tinsley, L., Godfrey, C., Parott, S. 2006. The economic and social costs of Class A drug use in England and Wales 2003/2004. Home Office Online Report 16/06

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Altes et al. 2002

Perpus

takaa

n

Altes et al. 2002 Prevalens

Perpus

takaa

n

Prevalens

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNN

Kejahatan terkait penyalah

BNNKejahatan terkait penyalahgunaan

BNNgunaan Narkoba

BNNNarkobapencurian, perampokan,

BNNpencurian, perampokan, tertangkap tangan

BNNtertangkap tangan 2 BNN2. BNN

. Biaya kesehatan (pelayanan BNNBiaya kesehatan (pelayanan rawat inap (RS & RSJ), BNNrawat inap (RS & RSJ), BNN

14 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

2.5 Komponen Biaya Sosial-Ekonomi Narkoba.

Komponen biaya ekonomi sosial Narkoba tidak ada standarisasinya antar

tiap studi di berbagai negara. Ketersediaan data merupakan kata kunci penting

dalam menentukkan komponen biayanya. Di negara-negara maju sumber data

lebih banyak mengandalkan data rutin dari laporan tiap kementrian atau

lembaga terkait dengan penyalahgunaan Narkoba. Perspektif studi juga

memberikan pengaruh besar ketika menentukkan komponen biaya. Perspektif

studi terdiri atas perspektif klien (pengguna), perspektif negara, atau perspektif

sosial (masyarakat). Dalam studi ini perspektif yang digunakan adalah

perspektif pengguna Narkoba.

Menurut Single et al (2001)11 komponen biaya sosial ekonomi

penyalahgunaan Narkoba terdiri atas 4 bagian besar, yaitu biaya pelayanan

kesehatan (biaya untuk pelayanan ketergantungan obat dan biaya untuk

penyakit & trauma terkait Narkoba), biaya produktivitas (biaya kematian dini

dan biaya kematian-kehilangan pekerjaan dan produktifitas), biaya terkait

hukuman dan pengadilan (pengeluaran kriminal, waktu yang hilang akibat

kriminal, dan biaya di penjara), dan biaya kehilangan harta akibat kecelakaan

atau tindak kriminal.

Sementara itu menurut Pacula et.al, (2009),12 ada dua pendekatan dalam

melakukan penelusuran biaya ekonomi dan sosial yaitu biaya pendekatan

melalui pemakaian dan atau kebijakan. Biaya pemakaian terdiri atas 3

komponen yaitu 1) biaya kesehatan (pelayanan, overdosis, kematian,

HIV/AIDS, Hepatitis B & C, biaya ketergantungan yang tidak terlihat), 2) biaya

produktivitas (berkaitan dengan kematian dini, dan ketidakmampuan dalam

waktu singkat), 3) biaya kejahatan (Narkoba pemicu kejahatan). Dari sisi

kebijakan yaitu 1) Biaya kejahatan (biaya pengadilan dan penangkapan) dan

biaya lain langsung (biaya kebijakan pencegahan, biaya kebijakan

pengurangan dampak buruk akibat Narkoba). Secara detail komponen biaya

dari berbagai studi dapat dilihat pada tabel 3.7.

11Single et al. 2001.International Guidelines for Estimating the Costs of Substance Abuse.http://www.pierrekopp.com/downloads/International%20guidelines%202001%20edition-4.pdf 12Pacula, R.L., Hoorens, S., Kilmer, B., Reuter, P.H., Burgdorf, J.R., Hunt, P. 2009. Issues in estimating the economic cost of drug abuse in consuming nations. Report 3. RAND Corporation. http://www.rand.org/pubs/technical_reports/TR709.html

Perpus

takaa

n kesehatan (biaya untuk pelayanan ketergantungan obat dan biaya untuk

Perpus

takaa

n kesehatan (biaya untuk pelayanan ketergantungan obat dan biaya untuk

penyakit & trauma terkait Narkoba), biaya produktivitas (biaya kematian dini

Perpus

takaa

n penyakit & trauma terkait Narkoba), biaya produktivitas (biaya kematian dini

dan biaya kematian-kehilangan pekerjaan dan produktifitas), biaya terkait

Perpus

takaa

n dan biaya kematian-kehilangan pekerjaan dan produktifitas), biaya terkait

hukuman dan pengadilan (pengeluaran kriminal, waktu yang hilang akibat

Perpus

takaa

n hukuman dan pengadilan (pengeluaran kriminal, waktu yang hilang akibat

kriminal, dan biaya di penjara), dan biaya kehilangan harta akibat kecelakaan

Perpus

takaa

n kriminal, dan biaya di penjara), dan biaya kehilangan harta akibat kecelakaan

Perpus

takaa

n

Sementara itu menurut Pacula et.al, (2009),

Perpus

takaa

n

Sementara itu menurut Pacula et.al, (2009),

melakukan penelusuran biaya ekonomi dan sosial yaitu biaya pendekatan

Perpus

takaa

n

melakukan penelusuran biaya ekonomi dan sosial yaitu biaya pendekatan

melalui pemakaian dan atau kebijakan. Biaya pemakaian terdiri atas 3

Perpus

takaa

n

melalui pemakaian dan atau kebijakan. Biaya pemakaian terdiri atas 3

komponen yaitu 1) biaya kesehatan (pelayanan, overdosis, kematian, Perpus

takaa

n

komponen yaitu 1) biaya kesehatan (pelayanan, overdosis, kematian, Perpus

takaa

n

HIV/AIDS, Hepatitis B & C, biaya ketergantungan yang tidak terlihat), 2) biaya Perpus

takaa

n

HIV/AIDS, Hepatitis B & C, biaya ketergantungan yang tidak terlihat), 2) biaya

BNN komponen biaya sosial ekonomi

BNN komponen biaya sosial ekonomi

penyalahgunaan Narkoba terdiri atas 4 bagian besar, yaitu biaya pelayanan

BNNpenyalahgunaan Narkoba terdiri atas 4 bagian besar, yaitu biaya pelayanan

kesehatan (biaya untuk pelayanan ketergantungan obat dan biaya untuk BNNkesehatan (biaya untuk pelayanan ketergantungan obat dan biaya untuk

penyakit & trauma terkait Narkoba), biaya produktivitas (biaya kematian dini BNNpenyakit & trauma terkait Narkoba), biaya produktivitas (biaya kematian dini

15 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

2.6 Prosedur dan Komponen Estimasi Kerugian Biaya Ekonomi.

Estimasi biaya kerugian biaya ekonomi diperoleh dari perkalian estimasi

jumlah penyalah guna Narkoba (prosedur diatas) dikalikan dengan biaya

satuan (unit cost) per konsekuensi penyalahgunaan Narkoba. Besaran dari

tiap konsekuensi dan satuan biaya diperoleh dari survei penyalahgunaan

Narkoba yang dilaksanakan di 17 provinsi.

Pertama, metode kalkulasi satuan biaya untuk setiap komponen biaya

ekonomi dan sosial.

Biaya konsumsi Narkoba adalah nilai rata-rata dari seluruh jumlah konsumsi

Narkoba per orang yang nilai konsumsinya disetahunkan, lalu diuangkan

nilainya menggunakan harga pasaran per jenis Narkoba. Biaya konsumsi jenis

Narkoba dihitung rinci menurut jenis Narkoba, seperti ganja, shabu, ekstasi,

dan sebagainya. Cara kalkulasinya dengan membuat rata-rata konsumsi

Narkoba per orang per tahun dikali harga pasar per jenis Narkoba.

Biaya pengobatan rehabilitasi dan detoksifikasi adalah biaya yang dikeluarkan

untuk melakukan pelayanan dan perawatan detoksifikasi dan rehabilitasi

selama setahun. Biaya ini diperoleh dari pengakuan responden atas semua

biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan ini selama setahun terakhir.

Biaya pengobatan dan perawatan sakit adalah seluruh biaya yang dikeluarkan

oleh responden baik rawat jalan maupun rawat inap dalam upaya melakukan

pengobatan penyakitnya terkait Narkoba dalam setahun terakhir. Biaya ini

diperoleh dari pengakuan responden atas semua biaya yang dikeluarkan

untuk mengobati penyakitnya, baik perawatan maupun pengobatan. Bila

responden tidak mengetahui besaran biayanya maka diganti dengan rata-rata

besaran biaya dari hasil studi dikalangan mereka yang sakit akibat Narkoba.

Biaya overdosis adalah biaya yang dikeluarkan ketika terjadi overdosis akibat

penggunaan Narkoba yang berlebih. Biaya ini dikalkulasi berdasarkan

pengakuan responden ketika terjadi overdosis mulai dari biaya yang

dikeluarkan untuk penanganan sementara, biaya pengobatan ke rumah

sakit/klinik, transportasi, dsb yang terjadi dalam setahun terakhir.

Perpus

takaa

n dan sebagainya. Cara kalkulasinya dengan membuat rata-rata konsumsi

Perpus

takaa

n dan sebagainya. Cara kalkulasinya dengan membuat rata-rata konsumsi

Narkoba per orang per tahun dikali harga pasar per jenis Narkoba.

Perpus

takaa

n Narkoba per orang per tahun dikali harga pasar per jenis Narkoba.

Biaya pengobatan rehabilitasi dan detoksifikasi

Perpus

takaa

n Biaya pengobatan rehabilitasi dan detoksifikasi

Perpus

takaa

n untuk melakukan pelayanan dan perawatan detoksifikasi dan rehabilitasi

Perpus

takaa

n untuk melakukan pelayanan dan perawatan detoksifikasi dan rehabilitasi

selama setahun. Biaya ini diperoleh dari pengakuan responden atas semua

Perpus

takaa

n

selama setahun. Biaya ini diperoleh dari pengakuan responden atas semua

biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan ini selama setahun terakhir.

Perpus

takaa

n

biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan ini selama setahun terakhir.

Biaya pengobatan dan perawatan sakit

Perpus

takaa

n

Biaya pengobatan dan perawatan sakit

Perpus

takaa

n

oleh responden baik rawat jalan maupun rawat inap dalam upaya melakukan

Perpus

takaa

n

oleh responden baik rawat jalan maupun rawat inap dalam upaya melakukan

pengobatan penyakitnya terkait Narkoba dalam setahun terakhir. Biaya ini Perpus

takaa

n

pengobatan penyakitnya terkait Narkoba dalam setahun terakhir. Biaya ini Perpus

takaa

n

diperoleh dari pengakuan responden atas semua biaya yang dikeluarkan Perpus

takaa

n

diperoleh dari pengakuan responden atas semua biaya yang dikeluarkan

BNN adalah nilai rata-rata dari seluruh jumlah konsumsi

BNN adalah nilai rata-rata dari seluruh jumlah konsumsi

Narkoba per orang yang nilai konsumsinya disetahunkan, lalu diuangkan

BNNNarkoba per orang yang nilai konsumsinya disetahunkan, lalu diuangkan

nilainya menggunakan harga pasaran per jenis Narkoba. Biaya konsumsi jenis

BNNnilainya menggunakan harga pasaran per jenis Narkoba. Biaya konsumsi jenis

Narkoba dihitung rinci menurut jenis Narkoba, seperti ganja, shabu, ekstasi, BNNNarkoba dihitung rinci menurut jenis Narkoba, seperti ganja, shabu, ekstasi,

dan sebagainya. Cara kalkulasinya dengan membuat rata-rata konsumsi BNNdan sebagainya. Cara kalkulasinya dengan membuat rata-rata konsumsi

16 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Biaya kriminalitas adalah kerugian biaya yang terjadi akibat tindakan

kejahatan/kriminalitas yang dilakukan oleh responden. Yang termasuk biaya

ini adalah tindakan mencuri, mencopet, atau menjual barang-barang milik

keluarganya atau orang lain. Biaya kriminalitas ini hanya dikalkulasi dalam

setahun terakhir berdasarkan pengakuan dari responden ketika menjual

barang atau nilai ketika mencuri uang tersebut.

Biaya penjara adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh responden atau

keluarganya ketika responden di penjara.

Biaya disini termasuk biaya yang dikeluarkan ketika proses penangkapan,

sidang, ataupun selama di penjara. Biaya yang dicatat berdasarkan

pengakuan responden yang terjadi dalam setahun terakhir.

Biaya kehilangan waktu produktifitas (overdosis, sakit, penjara, dsb) prinsipnya

sama. Biaya ini adalah lama waktu orang yang hilang akibat menunggu atau

menemani selama responden menjalani perawatan, termasuk biaya yang

dikeluarkan untuk makan dan transportasi. Cara kalkulasinya adalah lama hari

yang hilang dikalikan dengan upah minimum regional (UMR) ditambah biaya

konsumsi dan transportasi.

Biaya premature death adalah estimasi biaya yang hilang akibat kematian dini

(premature). Cara kalkulasinya adalah mencari rasio tingkat perkiraan angka

kematian diantara teman penyalah guna. Perkiraan umur teman yang mati

tersebut lalu didistribusikan menurut kelompok umur (per 5 tahun sampai

maksimal 55 tahun karena dianggap umur pensiun). Sisa umur hidup lalu

dikalkulasikan dengan cara umur pensiun (56 tahun) dikurangi umur mati

dikalikan dengan besaran upah minimum regional. Untuk mendapatkan

besaran jumlah tingkat kematian, maka angka rasio tersebut lalu dikalikan

dengan angka jumlah penyalah guna suntik.

Kedua, kalkulasi jumlah lahgun dikalikan dengan unit cost dan angka

prevalensi per tiap konsekuensi. Setelah diperoleh perhitungan unit cost dari

hasil survei, lalu mengalikan unit cost dan angka prevalensi dari tiap

konsekuensi tersebut dengan jumlah penyalah guna Narkoba.

Perpus

takaa

n sama. Biaya ini adalah lama waktu orang yang hilang akibat menunggu atau

Perpus

takaa

n sama. Biaya ini adalah lama waktu orang yang hilang akibat menunggu atau

menemani selama responden menjalani perawatan, termasuk biaya yang

Perpus

takaa

n menemani selama responden menjalani perawatan, termasuk biaya yang

dikeluarkan untuk makan dan transportasi. Cara kalkulasinya adalah lama hari

Perpus

takaa

n dikeluarkan untuk makan dan transportasi. Cara kalkulasinya adalah lama hari

yang hilang dikalikan dengan upah minimum regional (UMR) ditambah biaya

Perpus

takaa

n yang hilang dikalikan dengan upah minimum regional (UMR) ditambah biaya

konsumsi dan transportasi.

Perpus

takaa

n konsumsi dan transportasi.

premature death

Perpus

takaa

n

premature death adalah estimasi biaya yang hilang akibat kematian dini

Perpus

takaa

n

adalah estimasi biaya yang hilang akibat kematian dini

(premature). Cara kalkulasinya adalah mencari rasio tingkat perkiraan angka

Perpus

takaa

n

(premature). Cara kalkulasinya adalah mencari rasio tingkat perkiraan angka

kematian diantara teman penyalah guna. Perkiraan umur teman yang mati

Perpus

takaa

n

kematian diantara teman penyalah guna. Perkiraan umur teman yang mati

tersebut lalu didistribusikan menurut kelompok umur (per 5 tahun sampai Perpus

takaa

n

tersebut lalu didistribusikan menurut kelompok umur (per 5 tahun sampai

maksimal 55 tahun karena dianggap umur pensiun). Perpus

takaa

n

maksimal 55 tahun karena dianggap umur pensiun).

dikalkulasikan dengan cara umur pensiun (56 tahun) dikurangi umur mati Perp

ustak

aan

dikalkulasikan dengan cara umur pensiun (56 tahun) dikurangi umur mati

BNNsidang, ataupun selama di penjara. Biaya yang dicatat berdasarkan

BNNsidang, ataupun selama di penjara. Biaya yang dicatat berdasarkan

pengakuan responden yang terjadi dalam setahun terakhir.

BNNpengakuan responden yang terjadi dalam setahun terakhir.

(overdosis, sakit, penjara, dsb) prinsipnya BNN(overdosis, sakit, penjara, dsb) prinsipnya

sama. Biaya ini adalah lama waktu orang yang hilang akibat menunggu atau BNNsama. Biaya ini adalah lama waktu orang yang hilang akibat menunggu atau

17 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

2.7 Analisis Data.

Software program Epi Info yang dikeluarkan oleh CDC-WHO digunakan

untuk memasukkan data dari hasil survei, sedangkan pengolahan datanya

menggunakan software data SPSS ver 13 dan Microsoft Excel. Sedangkan

data dari hasil studi kualitatif diolah dan dianalisis dengan menggunakan

software In-Vivo versi 7.0.

Ada 3 variabel utama yang menjadi dasar analisis studi ini, yaitu

kelompok umur, jenis kelamin, kategori penyalahgunaan Narkoba (coba pakai,

teratur, pecandu suntik, dan pecandu bukan suntik). Data dari hasil survei

dianalisis dengan cara distribusi frekuensi untuk mengecek konsistensi data.

Lalu ketiga variabel utama tersebut dilakukan tabulasi silang dengan setiap

konsekuensi yang terjadi akibat penggunaan Narkoba. Tabulasi silang

tersebut bertujuan untuk mendapatkan satuan biaya dan angka besaran

masalah (persentase) di setiap konsekuensi.

Perpus

takaa

n tersebut bertujuan untuk mendapatkan satuan biaya dan angka besaran

Perpus

takaa

n tersebut bertujuan untuk mendapatkan satuan biaya dan angka besaran

masalah (persentase) di setiap konsekuensi.

Perpus

takaa

n masalah (persentase) di setiap konsekuensi. BNNdianalisis dengan cara distribusi frekuensi untuk mengecek konsistensi data.

BNNdianalisis dengan cara distribusi frekuensi untuk mengecek konsistensi data.

Lalu ketiga variabel utama tersebut dilakukan tabulasi silang dengan setiap

BNNLalu ketiga variabel utama tersebut dilakukan tabulasi silang dengan setiap

konsekuensi yang terjadi akibat penggunaan Narkoba. Tabulasi silang

BNNkonsekuensi yang terjadi akibat penggunaan Narkoba. Tabulasi silang

BNNtersebut bertujuan untuk mendapatkan satuan biaya dan angka besaran BNNtersebut bertujuan untuk mendapatkan satuan biaya dan angka besaran

18 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Perpus

takaa

n BNN

19 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

BAB III HASIL PENELITIAN BNN TAHUN 2014

3.1 Estimasi dan Proyeksi Jumlah Penyalah guna Narkoba.

3.1.1 Estimasi Jumlah Penyalah guna Narkoba.

Estimasi jumlah penyalah guna Narkoba dihitung dengan cara

populasi penduduk umur 10-59 tahun dikalikan dengan angka

prevalensi penyalahgunaan Narkoba dari hasil tiap sasaran survei.

Angka prevalensi penyalahgunaan Narkoba yang dihitung adalah

mereka yang setahun pakai (current users). Untuk penyalah guna

setahun pakai, dikategorikan menjadi 4 kategori, yaitu coba pakai,

teratur pakai, pecandu bukan suntik, dan pecandu suntik. Formula

perhitungan yang digunakan adalah :

Et = ∑ (pi * P * wi )t

Et = Estimasi jumlah penyalah guna tahun t

pi = Angka prevalensi penyalah-guna kelompok penduduk i tahun t

P = Jumlah penduduk (10-59 tahun) tahun t

wi = Proporsi kelompok penduduk i terhadap seluruh penduduk

Catatan : Penduduk adalah penduduk umur 10-59 tahun; i=

pelajar; pekerja; dan rumah tangga.

Langkah yang dilakukan adalah :

Pertama, dekomposisi penduduk Indonesia tahun 2013-2020 menurut sasaran survei.

Jumlah penduduk Indonesia tahun 2013 yang berumur 10-59 tahun

diperkirakan sebesar 181,9 juta dan meningkat menjadi 196,5 juta di

2020 (BPS, 2013). Jumlah tersebut sekitar 73% dari total seluruh

penduduk Indonesia.

Perpus

takaa

n teratur pakai, pecandu bukan suntik, dan pecandu suntik. Formula

Perpus

takaa

n teratur pakai, pecandu bukan suntik, dan pecandu suntik. Formula

perhitungan yang digunakan adalah :

Perpus

takaa

n perhitungan yang digunakan adalah :

Estimasi jumlah penyalah guna tahun t

Perpus

takaa

n Estimasi jumlah penyalah guna tahun t

Angka prevalensi penyalah-guna kelompok penduduk i tahun t

Perpus

takaa

n

Angka prevalensi penyalah-guna kelompok penduduk i tahun t

P = Jumlah penduduk (10-59 tahun) tahun t

Perpus

takaa

n

P = Jumlah penduduk (10-59 tahun) tahun t

Proporsi kelompok penduduk i terhadap seluruh penduduk

Perpus

takaa

n

Proporsi kelompok penduduk i terhadap seluruh penduduk

Catatan Perpus

takaa

n

Catatan : Perpus

takaa

n

: Penduduk adalah penduduk umur 10-59 tahun; i= Perpus

takaa

n

Penduduk adalah penduduk umur 10-59 tahun; i=

BNNprevalensi penyalahgunaan Narkoba dari hasil tiap sasaran survei.

BNNprevalensi penyalahgunaan Narkoba dari hasil tiap sasaran survei.

Angka prevalensi penyalahgunaan Narkoba yang dihitung adalah

BNNAngka prevalensi penyalahgunaan Narkoba yang dihitung adalah

current users

BNNcurrent users).

BNN). Untuk penyalah guna

BNN Untuk penyalah guna

setahun pakai, dikategorikan menjadi 4 kategori, yaitu coba pakai, BNNsetahun pakai, dikategorikan menjadi 4 kategori, yaitu coba pakai,

teratur pakai, pecandu bukan suntik, dan pecandu suntik. Formula BNNteratur pakai, pecandu bukan suntik, dan pecandu suntik. Formula

20 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Jumlah penduduk tersebut lalu dikomposisi menurut berbagai kelompok sasaran survei (pelajar/mahasiswa; pekerja formal; dan sisa populasi yang dikategorikan sebagai kelompok rumah tangga), jenis kelamin (laki; perempuan), dan provinsi (33 provinsi).

Sumber data dekomposisi penduduk berasal dari berbagai sumber data. Untuk dekomposisi penduduk menurut sasaran survei, provinsi, dan jenis kelamin, maka data pelajar/mahasiswa berasal dari Kementrian Pendidikan (Kemdiknas), data pekerja dari Badan Pusat Statistik (BPS), dan data populasi penduduk dari BPS.

Kedua, estimasi dan dekomposisi angka penyalah guna Narkoba dari hasil berbagai survei menurut periode penggunaan Narkoba dan tingkat keparahan penyalahgunaan.

Setelah format dekomposisi populasi diatas terbentuk, maka langkah berikutnya adalah mengisi sel-sel disetiap format tersebut dengan angka prevalensi dari berbagai survei menurut jenis kelamin dan provinsi. Ada 3 survei yang dimanfaatkan, yaitu survei pelajar/ mahasiswa, pekerja, dan rumah tangga. Dari setiap survei tersebut diperoleh angka pernah pakai setahun terakhir. Sebagai basis rujukan inputasi data perhitungan adalah estimasi angka di tahun 2013. Secara umum nampaknya angka prevalensi dari 3 survei cenderung mengalami penurunan, terutama di kelompok pelajar/mahasiswa. Untuk angka inputasi yang digunakan dalam kalkulasi ini diperoleh dari angka rerata dari setiap kelompok survei. Detail angka inputasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.1. Angka Prevalensi Survei Penyalah guna 2005-2011 dan Estimasi Angka Prevalensi Tahun 2013

TAHUN2005 2006 2009 2010 2011 2013

Rumah Tangga Laki-laki 1,47 1,20 1,33 Perempuan 0,15 0,13 0,14

Pelajar/Mahasiswa Laki-laki 9,18 7,19 4,85 7,78 Perempuan 1,98 2,52 1,26 2,14

Pekerja Laki-laki 6,51 5,43 5,97 Perempuan 3,03 3,62 3,33

Perpus

takaa

n berikutnya adalah mengisi sel-sel disetiap format tersebut dengan

Perpus

takaa

n berikutnya adalah mengisi sel-sel disetiap format tersebut dengan angka prevalensi dari berbagai survei menurut jenis kelamin dan

Perpus

takaa

n angka prevalensi dari berbagai survei menurut jenis kelamin dan provinsi. Ada 3 survei yang dimanfaatkan, yaitu survei pelajar/

Perpus

takaa

n provinsi. Ada 3 survei yang dimanfaatkan, yaitu survei pelajar/ mahasiswa, pekerja, dan rumah tangga. Dari setiap survei tersebut

Perpus

takaa

n mahasiswa, pekerja, dan rumah tangga. Dari setiap survei tersebut diperoleh angka pernah pakai setahun terakhir. Sebagai basis rujukan

Perpus

takaa

n diperoleh angka pernah pakai setahun terakhir. Sebagai basis rujukan inputasi data perhitungan adalah estimasi angka di tahun 2013. Secara

Perpus

takaa

n

inputasi data perhitungan adalah estimasi angka di tahun 2013. Secara umum nampaknya angka prevalensi dari 3 survei cenderung mengalami

Perpus

takaa

n

umum nampaknya angka prevalensi dari 3 survei cenderung mengalami penurunan, terutama di kelompok pelajar/mahasiswa. Untuk angka

Perpus

takaa

n

penurunan, terutama di kelompok pelajar/mahasiswa. Untuk angka inputasi yang digunakan dalam kalkulasi ini diperoleh dari angka rerata

Perpus

takaa

n

inputasi yang digunakan dalam kalkulasi ini diperoleh dari angka rerata dari setiap kelompok survei. Detail angka inputasi dapat dilihat pada

Perpus

takaa

n

dari setiap kelompok survei. Detail angka inputasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Perp

ustak

aan

tabel dibawah ini.

Tabel 3.1. Angka Prevalensi Survei Penyalah guna 2005-2011 dan Perpus

takaa

n

Tabel 3.1. Angka Prevalensi Survei Penyalah guna 2005-2011 dan

BNNKedua, estimasi dan dekomposisi angka penyalah guna Narkoba

BNNKedua, estimasi dan dekomposisi angka penyalah guna Narkoba dari hasil berbagai survei menurut periode penggunaan Narkoba

BNNdari hasil berbagai survei menurut periode penggunaan Narkoba

Setelah format dekomposisi populasi diatas terbentuk, maka langkah BNNSetelah format dekomposisi populasi diatas terbentuk, maka langkah berikutnya adalah mengisi sel-sel disetiap format tersebut dengan BNNberikutnya adalah mengisi sel-sel disetiap format tersebut dengan

21 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Selanjutnya, pada angka setahun pakai dirinci menurut kategori coba pakai, teratur pakai, pecandu suntik, dan pecandu bukan suntik menurut jenis kelamin dan provinsi dari tiap kelompok survei. Besaran angka-angka prevalensi penyalah guna tersebut akan digunakan untuk melakukan dekomposisi setelah jumlah penyalah guna Narkoba diperoleh. Pola yang sama juga dilakukan untuk mendapatkan angka per jenis Narkoba.

Ketiga, mengalikan jumlah penduduk dan angka prevalensi dan dekomposisi angka penyalah guna Narkoba dari hasil berbagai survei menurut jenis kelamin, provinsi, tingkat ketergantungan, dan jenis Narkoba.

Setelah semua data siap di tiap sel pada format di Microsoft Excel, langkah selanjutnya adalah mengalikan angka prevalensi tersebut dengan jumlah penduduk di tiap sel-nya. Tahap pertama, adalah mendapatkan angka besaran secara nasional terlebih dahulu untuk jumlah penyalah guna Narkoba menurut jenis kelamin, jumlah penyalah guna menurut tingkat ketergantungan, jumlah penyalah guna menurut jenis Narkoba. Setelah itu baru dilakukan dekomposisi menurut provinsi. Untuk provinsi yang tidak ada angka surveinya maka dilakukan inputasi data dengan merujuk dan mempertimbangkan angka prevalensi pelajar/mahasiswa karena datanya ada di seluruh provinsi kecuali Kalimantan Utara. Kalimantan Utara menggunakan basis data Kalimantan Timur karena sebelumnya merupakan induk provinsinya.

3.1.2 Proyeksi Jumlah Penyalah guna Narkoba.

Setelah estimasi angka prevalensi penyalah guna tahun 2013 diperoleh, lalu diproyeksikan sampai tahun 2020. Ada 3 skenario proyeksi, yaitu skenario naik, skenario stabil, dan skenario turun. Untuk melakukan proyeksi, maka cara yang dilakukan sebagai berikut:

1. Tentukkan angka kenaikan prevalensi per tiap jenis survei

menurut skenario dan jenis kelamin di tahun 2020 dengan

mempertimbangkan pola data yang terjadi dari hasil regresi, lalu

buat kesepakatan dengan pihak terkait melalui workshop.

Perpus

takaa

n dengan jumlah penduduk di tiap sel-nya. Tahap pertama, adalah

Perpus

takaa

n dengan jumlah penduduk di tiap sel-nya. Tahap pertama, adalah mendapatkan angka besaran secara nasional terlebih dahulu untuk

Perpus

takaa

n mendapatkan angka besaran secara nasional terlebih dahulu untuk jumlah penyalah guna Narkoba menurut jenis kelamin, jumlah penyalah

Perpus

takaa

n jumlah penyalah guna Narkoba menurut jenis kelamin, jumlah penyalah

menurut tingkat ketergantungan, jumlah penyalah guna menurut

Perpus

takaa

n menurut tingkat ketergantungan, jumlah penyalah guna menurut

Perpus

takaa

n jenis Narkoba. Setelah itu baru dilakukan dekomposisi menurut provinsi.

Perpus

takaa

n jenis Narkoba. Setelah itu baru dilakukan dekomposisi menurut provinsi. Untuk provinsi yang tidak ada angka surveinya maka dilakukan inputasi

Perpus

takaa

n

Untuk provinsi yang tidak ada angka surveinya maka dilakukan inputasi data dengan merujuk dan mempertimbangkan angka prevalensi

Perpus

takaa

n

data dengan merujuk dan mempertimbangkan angka prevalensi pelajar/mahasiswa karena datanya ada di seluruh provinsi kecuali

Perpus

takaa

n

pelajar/mahasiswa karena datanya ada di seluruh provinsi kecuali

Perpus

takaa

n

Kalimantan Utara. Kalimantan Utara menggunakan basis data

Perpus

takaa

n

Kalimantan Utara. Kalimantan Utara menggunakan basis data Kalimantan Timur karena sebelumnya merupakan induk provinsinya. Perp

ustak

aan

Kalimantan Timur karena sebelumnya merupakan induk provinsinya.

3.1.2 Proyeksi Jumlah Penyalah guna Narkoba. Perp

ustak

aan

3.1.2 Proyeksi Jumlah Penyalah guna Narkoba.

BNNsurvei menurut jenis kelamin, provinsi, tingkat ketergantungan,

BNNsurvei menurut jenis kelamin, provinsi, tingkat ketergantungan,

Setelah semua data siap di tiap sel pada format di Microsoft Excel,

BNNSetelah semua data siap di tiap sel pada format di Microsoft Excel, langkah selanjutnya adalah mengalikan angka prevalensi tersebut BNNlangkah selanjutnya adalah mengalikan angka prevalensi tersebut dengan jumlah penduduk di tiap sel-nya. Tahap pertama, adalah BNNdengan jumlah penduduk di tiap sel-nya. Tahap pertama, adalah

22 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

2. Lakukan perhitungan angka proyeksi prevalensi per tahun dengan

menggunakan pendekatan sum of digits years, dari 2014 sampai

2020.

3. Lakukan pengalian antara angka prevalensi per tiap survei,

dengan populasi penduduk dan bobot populasi per tiap survei.

4. Lakukan distribusinya per tiap provinsi menurut kelompok survei

dan jumlahkan hasilnya.

3.2 Perkiraan Jumlah Penyalah guna Narkoba.

Jumlah penyalah guna Narkoba diperkirakan ada sebanyak 3,8 juta

sampai 4,1 juta orang yang pernah pakai Narkoba dalam setahun terakhir (current users) pada kelompok usia 10-59 tahun di tahun 2014 di Indonesia.

Dengan bahasa lain ada sekitar 1 dari 44 sampai 48 orang dari mereka yang

berusia 10-59 tahun masih atau pernah pakai Narkoba di tahun 2014. Perlu

diketahui, dalam terminologi internasional ada 2 jenis penyalah guna Narkoba, yaitu pernah pakai (ever used) dan setahun terakhir pakai (current users).

Dalam kalkulasi ini tidak dihitung jumlah penyalah guna yang pernah pakai

Narkoba (ever used). Definisi pernah pakai adalah mereka yang satu kali saja

pernah pakai Narkoba di sepanjang hidupnya.

Tabel 3.2 Proyeksi Jumlah Penyalah guna Narkoba Setahun Terakhir di Indonesia, 2014-2020 (dalam ribuan orang)

JENIS KELAMIN

SKENA-RIO

TAHUN

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Laki-laki Naik 3.088,7 3.224,0 3.348,7 3.461,4 3.561,5 3.648,3 3.722,8

Stabil 2.997,5 3.051,5 3.105,5 3.159,0 3.211,9 3.264,4 3.318,0

Turun 2.884,6 2.837,6 2.803,8 2.783,4 2.777,4 2.786,9 2.814,0

Perempuan Naik 1.058,4 1.109,6 1.157,1 1.200,5 1.239,1 1.272,9 1.302,1

Stabil 1.025,2 1.046,6 1,068,1 1.089,5 1.110,4 1.131,3 1.152,5

Turun 986,0 972,2 963,0 958,4 958,6 964,2 975,8

Total Naik 4.147,1 4.333,5 4.505,9 4.661,9 4.800,6 4.921,2 5.024,9

Stabil 4.022,7 4.098,0 4.173,6 4.248,4 4.322,3 4.395,8 4.470,5

Turun 3.870,5 3.809,8 3.766,0 3.741,8 3.746,0 3.751,1 3.789,9

Perpus

takaa

n berusia 10-59 tahun masih atau pernah pakai Narkoba di tahun 2014. Perlu

Perpus

takaa

n berusia 10-59 tahun masih atau pernah pakai Narkoba di tahun 2014. Perlu

diketahui, dalam terminologi internasional ada 2 jenis penyalah guna Narkoba

Perpus

takaa

n diketahui, dalam terminologi internasional ada 2 jenis penyalah guna Narkoba) dan setahun terakhir pakai (

Perpus

takaa

n ) dan setahun terakhir pakai (

tidak dihitung

Perpus

takaa

n tidak dihitung jumlah penyalah guna yang pernah pakai

Perpus

takaa

n jumlah penyalah guna yang pernah pakai

). Definisi pernah pakai adalah mereka yang satu kali saja

Perpus

takaa

n ). Definisi pernah pakai adalah mereka yang satu kali saja

pernah pakai Narkoba di sepanjang hidupnya.

Perpus

takaa

n

pernah pakai Narkoba di sepanjang hidupnya.

Tabel 3.2 Proyeksi Jumlah Penyalah guna Narkoba Setahun Terakhir di

Perpus

takaa

n

Tabel 3.2 Proyeksi Jumlah Penyalah guna Narkoba Setahun Terakhir di Indonesia, 2014-2020 (dalam ribuan orang)

Perpus

takaa

n

Indonesia, 2014-2020 (dalam ribuan orang)

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

SKENAPerpus

takaa

n

SKENAPerpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNN

Jumlah penyalah guna Narkoba diperkirakan ada sebanyak 3,8 juta

BNNJumlah penyalah guna Narkoba diperkirakan ada sebanyak 3,8 juta

sampai 4,1 juta orang yang pernah pakai Narkoba dalam setahun terakhir

BNNsampai 4,1 juta orang yang pernah pakai Narkoba dalam setahun terakhir ) pada kelompok usia 10-59 tahun di tahun 2014 di Indonesia.

BNN) pada kelompok usia 10-59 tahun di tahun 2014 di Indonesia.

Dengan bahasa lain ada sekitar 1 dari 44 sampai 48 orang dari mereka yang BNNDengan bahasa lain ada sekitar 1 dari 44 sampai 48 orang dari mereka yang

berusia 10-59 tahun masih atau pernah pakai Narkoba di tahun 2014. Perlu BNNberusia 10-59 tahun masih atau pernah pakai Narkoba di tahun 2014. Perlu

23 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Ketika melakukan proyeksi, ada 3 skenario yang dikembangkan yaitu skenario naik, stabil, dan turun. Skenario naik adalah terjadinya situasi kenaikan jumlah penyalah guna akibat tekanan yang lebih kuat dari para pengedar/bandar Narkoba. Skenario turun adalah terjadinya situasi penurunan jumlah penyalah guna akibat tekanan yang lebih kuat dari para aparat penegak hukum dan seluruh lapisan masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan Narkoba, terutama aspek sosialisasi dan edukasi. Skenario stabil adalah kondisi dimana relatif tidak ada kenaikan jumlah penyalah guna Narkoba dari tahun ke tahun karena adanya kesamaan kekuatan antara pihak aparat penegak hukum dan seluruh lapisan masyarakat melawan para pengedar/bandar Narkoba.

Apabila skenario naik, jumlah penyalah guna Narkoba meningkat dari 4,0 juta (2014) menjadi 5,0 juta orang (2020). Sementara bila terjadi skenario turun maka akan terjadi penurunan dari 4,0 juta menjadi 3,7 juta orang (2020). Sementara itu, bila skenario stabil diperkirakan akan menjadi 4,4 juta orang di tahun 2020. Secara absolut dan angka prevalensi terjadinya kenaikan jumlah penyalah guna pada skenario stabil karena adanya peningkatan jumlah penduduk dan perubahan komposisi kelompok penduduk sebesar 1% di setiap kelompok pelajar13/mahasiswa dan pekerja14 yang juga berimplikasi pada kelompok rumah tangga.

Besaran jumlah penyalah guna tersebut, jika dibagi dengan jumlah

populasi penduduk umur 10-59 tahun, lalu dikalikan dengan 100% maka

nilainya dapat disetarakan antar provinsi/negara ataupun waktu. Angka ini

disebut sebagai angka prevalensi. Pada tahun 2014, diperkirakan angka

prevalensi berkisar antara 2,1% sampai 2,25%. Jika dibandingkan studi tahun

2011, angka prevalensi tersebut relatif stabil (2,2%) tetapi terjadi kenaikan bila

dibandingkan hasil studi tahun 2008 (1,9%). Dengan demikian, angka

prevalensi tahun 2014 ini mengindikasikan pola seperti yang terjadi di dunia

yaitu angka prevalensi penyalah guna Narkoba relatif stabil15 dari tahun 2011

sampai saat ini. 13Adanya program sekolah gratis dari pemerintah, seperti beasiswa sekolah miskin 14Pertumbuhan ekonomi antara 5%-7% per tahun sehingga membuka peluang jumlah pekerja di sektor formal bertambah 15UNODC (2013). World Drugs Report 2012

Perpus

takaa

n turun maka akan terjadi penurunan dari 4,0 juta menjadi 3,7 juta orang (2020).

Perpus

takaa

n turun maka akan terjadi penurunan dari 4,0 juta menjadi 3,7 juta orang (2020). Sementara itu, bila skenario stabil diperkirakan akan menjadi 4,4 juta orang di

Perpus

takaa

n Sementara itu, bila skenario stabil diperkirakan akan menjadi 4,4 juta orang di hun 2020. Secara absolut dan angka prevalensi terjadinya kenaikan jumlah

Perpus

takaa

n hun 2020. Secara absolut dan angka prevalensi terjadinya kenaikan jumlah

penyalah guna pada skenario stabil karena adanya peningkatan jumlah

Perpus

takaa

n penyalah guna pada skenario stabil karena adanya peningkatan jumlah penduduk dan perubahan komposisi kelompok penduduk sebesar 1% di setiap

Perpus

takaa

n penduduk dan perubahan komposisi kelompok penduduk sebesar 1% di setiap

Perpus

takaa

n

/mahasiswa dan pekerja

Perpus

takaa

n

/mahasiswa dan pekerjakelompok rumah tangga.

Perpus

takaa

n

kelompok rumah tangga.

Besaran jumlah penyalah guna

Perpus

takaa

n

Besaran jumlah penyalah guna

populasi penduduk umur 10-59 tahun, lalu dikalikan dengan 100% maka

Perpus

takaa

n

populasi penduduk umur 10-59 tahun, lalu dikalikan dengan 100% maka

Perpus

takaa

n

nilainya dapat disetarakan antar provinsi/negara ataupun waktu. Angka ini Perpus

takaa

n

nilainya dapat disetarakan antar provinsi/negara ataupun waktu. Angka ini

disebut sebagai angka prevalensi. Pada tahun 2014, diperkirakan angka Perpus

takaa

n

disebut sebagai angka prevalensi. Pada tahun 2014, diperkirakan angka

BNNApabila skenario naik, jumlah penyalah guna Narkoba meningkat dari 4,0

BNNApabila skenario naik, jumlah penyalah guna Narkoba meningkat dari 4,0 juta (2014) menjadi 5,0 juta orang (2020). Sementara bila terjadi skenario BNNjuta (2014) menjadi 5,0 juta orang (2020). Sementara bila terjadi skenario turun maka akan terjadi penurunan dari 4,0 juta menjadi 3,7 juta orang (2020). BNNturun maka akan terjadi penurunan dari 4,0 juta menjadi 3,7 juta orang (2020).

24 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Tabel 3.3 Proyeksi Angka Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Setahun Terakhir di Indonesia, 2014-2020 (dalam persen (%))

SKENARIO TAHUN

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Naik 2,25 2,33 2,39 2,45 2,49 2,53 2,56

Stabil 2,18 2,20 2,21 2,23 2,24 2,26 2,27

Turun 2,10 2,04 2,00 1,96 1,94 1,93 1,93

Detail jumlah angka penyalah guna per provinsi dapat dilihat pada

lampiran.

Sebagai catatan yang perlu diketahui. Mengapa seolah-olah jumlah

penyalah guna relatif stabil? Jika merujuk dari hasil estimasi perhitungan

jumlah penyalah guna pada tahun 2008 dan 2011 dibandingkan 2014, ada hal

yang perlu diketahui. Rumus perhitungan jumlah penyalah guna Narkoba

adalah angka prevalensi dikalikan dengan populasi. Dalam kalkulasi ini,

jumlah populasi penduduk merujuk dari angka yang dipublikasikan Badan

Pusat Statistik (BPS). Perhitungan jumlah populasi penduduk tahun 2008 dan

2011 mengacu dari hasil perhitungan jumlah penduduk hasil sensus penduduk

tahun 2000. Sedangkan jumlah penduduk tahun 2014, merujuk pada sumber

data BPS terbaru yaitu dari hasil sensus penduduk tahun 2010. Jumlah

penduduk tahun 2014 lebih kecil dibandingkan angka populasi penduduk 2011

(lihat tabel bawah). Implikasinya tentu terhadap hasil kalkulasi jumlah

penyalah guna secara nasional, maupun di tiap provinsi.

Tabel 3.4 Jumlah Populasi Penduduk (10-59 Tahun) Berdasarkan Hasil 2 Sensus

SENSUS 2000 SENSUS 2010

2008 2011 2014

Indonesia 169.251.600 191.686.756 184.175.500

Perpus

takaa

n penyalah guna relatif stabil? Jika merujuk dari hasil estimasi perhitungan

Perpus

takaa

n penyalah guna relatif stabil? Jika merujuk dari hasil estimasi perhitungan

jumlah penyalah guna pada tahun 2008 dan 2011 dibandingkan 2014, ada hal

Perpus

takaa

n jumlah penyalah guna pada tahun 2008 dan 2011 dibandingkan 2014, ada hal

yang perlu diketahui. Rumus perhitungan jumlah penyalah guna

Perpus

takaa

n yang perlu diketahui. Rumus perhitungan jumlah penyalah guna

adalah angka prevalensi dikalikan dengan populasi. Dalam kalkulasi ini,

Perpus

takaa

n adalah angka prevalensi dikalikan dengan populasi. Dalam kalkulasi ini,

Perpus

takaa

n jumlah populasi penduduk merujuk dari angka yang dipublikasikan Badan

Perpus

takaa

n jumlah populasi penduduk merujuk dari angka yang dipublikasikan Badan

Pusat Statistik (BPS). Perhitungan jumlah populasi penduduk tahun 2008 dan

Perpus

takaa

n

Pusat Statistik (BPS). Perhitungan jumlah populasi penduduk tahun 2008 dan

2011 mengacu dari hasil perhitungan jumlah penduduk hasil sensus penduduk

Perpus

takaa

n

2011 mengacu dari hasil perhitungan jumlah penduduk hasil sensus penduduk

tahun 2000. Sedangkan jumlah penduduk tahun 2014, merujuk pada sumber

Perpus

takaa

n

tahun 2000. Sedangkan jumlah penduduk tahun 2014, merujuk pada sumber

Perpus

takaa

n

data BPS terbaru yaitu dari hasil sensus penduduk tahun 2010. Jumlah

Perpus

takaa

n

data BPS terbaru yaitu dari hasil sensus penduduk tahun 2010. Jumlah

penduduk tahun 2014 lebih kecil dibandingkan angka populasi penduduk 2011 Perpus

takaa

n

penduduk tahun 2014 lebih kecil dibandingkan angka populasi penduduk 2011

(lihat tabel bawah). Implikasinya tentu terhadap hasil kalkulasi jumlah Perp

ustak

aan

(lihat tabel bawah). Implikasinya tentu terhadap hasil kalkulasi jumlah

BNN. Mengapa seolah-olah jumlah

BNN. Mengapa seolah-olah jumlah

BNNpenyalah guna relatif stabil? Jika merujuk dari hasil estimasi perhitungan BNNpenyalah guna relatif stabil? Jika merujuk dari hasil estimasi perhitungan

25 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

-

200,000

400,000

600,000

800,000

1,000,000

1,200,000

1,400,000

1,600,000

coba teratur non suntik suntik

Jumlah

Penya

lahgun

a (oran

g)

Pekerja

Pelajar

Rumah Tangga

3.3 Kategorisasi Pengguna Narkoba.

Sampai saat ini belum ada definisi yang disepakati oleh para ahli terkait pengklasifikasian untuk menentukkan batas seseorang sebagai pengguna teratur, rekreasional, maupun pecandu berat (lihat tinjauan pustaka). Ada yang menggunakan pendekatan medis, psikologi, frekuensi pakai, atau kombinasi-nya. Dalam studi ini kami mengklasifikasi kategori pengguna Narkoba menjadi 4 macam (coba pakai, teratur pakai, pecandu non suntik, dan pecandu suntik) menurut frekuensi pemakaian atau cara pakai (hanya suntik) dari setiap kelompok survei.

Grafik 3.1 Estimasi Angka Penyalah guna Menurut Tingkat Ketergantungan, 2014

Sebagian besar penyalah guna berada pada kelompok coba pakai terutama pada kelompok pekerja. Tekanan pekerjaan yang berat, kemampuan sosial ekonomi, dan tekanan lingkungan teman kerja merupakan faktor pencetus terjadinya penyalahgunaan Narkoba pada kelompok pekerja. Sebagian besar dari mereka masih dalam taraf coba pakai dan teratur pakai, terutama jenis shabu. Mereka pakai shabu tersebut dalam keadaan tekanan kerja yang tinggi dalam pekerjaannya sehingga memerlukan tambahan stamina yang diperoleh melalui konsumsi shabu. Salah satu alasan yang disampaikan dari hasil wawancara mendalam, shabu tersebut sebagai doping agar kuat dalam bekerja (tidak cepat lelah). Sayangnya sebagian dari mereka (para pekerja) tidak paham bahwa yang dikonsumsinya (shabu) merupakan salah satu jenis Narkoba. Bahkan mereka percaya bahwa shabu tidak menyebabkan ketergantungan, karena dapat dikontrol pemakaiannya oleh pengguna tersebut. Miskonsepsi tentang shabu ini banyak beredar pada kelompok pekerja.

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

teratur

Perpus

takaa

n

teratur

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Sebagian besar penyalah guna berada pada kelompok coba pakai

Perpus

takaa

n

Sebagian besar penyalah guna berada pada kelompok coba pakai terutama pada kelompok pekerja. Tekanan pekerjaan yang berat, kemampuan

Perpus

takaa

n

terutama pada kelompok pekerja. Tekanan pekerjaan yang berat, kemampuan sosial ekonomi, dan tekanan lingkungan teman kerja merupakan faktor

Perpus

takaa

n

sosial ekonomi, dan tekanan lingkungan teman kerja merupakan faktor

Perpus

takaa

n

pencetus terjadinya penyalahgunaan Narkoba pada kelompok pekerja. Perpus

takaa

n

pencetus terjadinya penyalahgunaan Narkoba pada kelompok pekerja. Sebagian besar dari mereka masih dalam taraf coba pakai dan teratur pakai, Perp

ustak

aan

Sebagian besar dari mereka masih dalam taraf coba pakai dan teratur pakai,

BNNBNNBNNBNNBNN

Grafik 3.1 Estimasi Angka Penyalah guna Menurut Tingkat

BNNGrafik 3.1 Estimasi Angka Penyalah guna Menurut Tingkat

26 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Penyalah guna Narkoba suntik cenderung mengalami penurunan dari

tahun 2008 sampai saat ini. Jika pada tahun 2008 jumlah penyalah guna

suntik sekitar 263ribu, lalu terus menurun menjadi 70 ribuan (2011), lalu

menjadi 67 ribuan di tahun 2014. Namun, saat ini di tingkat lapangan mulai

muncul pengguna suntik baru dimana jenis yang disuntikkan ke tubuh bukan

lagi heroin/putau tetapi jenis Narkoba lainnya, seperti shabu, subuxon, dsb.

Jika ini dibiarkan, maka dapat dipastikan akan terjadi kenaikan jumlah

penyalah guna suntik, dan akan terjadi peningkatan kasus HIV AIDS.

3.4 Perkiraan Jumlah Penyalah guna Per Provinsi.

Setelah diperoleh hasil estimasi jumlah penyalah guna secara nasional,

langkah berikutnya adalah memilah menurut provinsi, dan

memproyeksikannya sampai tahun 2020. Dasar pemilihan angka prevalensi di

tiap provinsi mengacu dari hasil angka semua survei prevalensi dari tiap

provinsi dari ketiga survei, yaitu pelajar/mahasiswa, pekerja, dan rumah

tangga. Bagi provinsi yang tidak ada surveinya, digunakan basis survei pelajar

untuk melakukan estimasi dan koreksi angka prevalensinya, sebab survei

pelajar yang paling lengkap datanya, kecuali di Kalimantan Utara sebab

provinsi baru pemekaran dari Kalimantan Utara.

Semua provinsi di pulau Jawa secara absolut memiliki jumlah penyalah

guna yang terbanyak dibandingkan provinsi-provinsi di luar jawa, kecuali

Sumatera Utara. Hal ini disebabkan jumlah populasi penduduk yang lebih

besar dibandingkan kota-kota di luar Jawa. Namun, apabila distandarisasi

dengan angka prevalensi, tidak demikian. Angka prevalensi dihitung dengan

membagi jumlah penyalah guna (absolut) dengan angka jumlah penduduk per

tiap provinsi. Dalam grafik terlihat, provinsi DKI Jakarta (4,73%) memiliki

angka prevalensi yang paling tinggi dibandingkan provinsi lainnya, diikuti oleh

Kalimantan Timur (3,07%) dan Kepulauan Riau (2,94%). Sebagai catatan,

provinsi Kalimantan Timur telah dipecah menjadi 2 bagian, yaitu Kalimantan

Timur dan Kalimantan Utara.

Perpus

takaa

n memproyeksikannya sampai tahun 2020. Dasar pemilihan angka prevalensi di

Perpus

takaa

n memproyeksikannya sampai tahun 2020. Dasar pemilihan angka prevalensi di

tiap provinsi mengacu dari hasil angka semua survei prevalensi dari tiap

Perpus

takaa

n tiap provinsi mengacu dari hasil angka semua survei prevalensi dari tiap

provinsi dari ketiga survei, yaitu pelajar/mahasiswa, pekerja, dan rumah

Perpus

takaa

n provinsi dari ketiga survei, yaitu pelajar/mahasiswa, pekerja, dan rumah

tangga. Bagi provinsi yang tidak ada surveinya, digunakan basis survei pelajar

Perpus

takaa

n tangga. Bagi provinsi yang tidak ada surveinya, digunakan basis survei pelajar

untuk melakukan estimasi dan koreksi angka prevalensinya, sebab survei

Perpus

takaa

n

untuk melakukan estimasi dan koreksi angka prevalensinya, sebab survei

Perpus

takaa

n

pelajar yang paling lengkap datanya, kecuali di Kalimantan Utara sebab

Perpus

takaa

n

pelajar yang paling lengkap datanya, kecuali di Kalimantan Utara sebab

provinsi baru pemekaran dari Kalimantan Utara.

Perpus

takaa

n

provinsi baru pemekaran dari Kalimantan Utara.

Semua provinsi di pulau Jawa secara absolut memiliki jumlah penyalah

Perpus

takaa

n

Semua provinsi di pulau Jawa secara absolut memiliki jumlah penyalah

yang terbanyak dibandingkan provinsi-provinsi di luar jawa, kecuali Perpus

takaa

n

yang terbanyak dibandingkan provinsi-provinsi di luar jawa, kecuali

Sumatera Utara. Hal ini disebabkan jumlah populasi penduduk yang lebih Perpus

takaa

n

Sumatera Utara. Hal ini disebabkan jumlah populasi penduduk yang lebih

BNNSetelah diperoleh hasil estimasi jumlah penyalah guna secara nasional,

BNNSetelah diperoleh hasil estimasi jumlah penyalah guna secara nasional,

langkah berikutnya adalah memilah menurut provinsi, dan BNNlangkah berikutnya adalah memilah menurut provinsi, dan

memproyeksikannya sampai tahun 2020. Dasar pemilihan angka prevalensi di BNNmemproyeksikannya sampai tahun 2020. Dasar pemilihan angka prevalensi di

27 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Secara angka absolut propinsi yang terendah adalah Irian Jaya Barat,

sedangkan angka prevalensi terendah adalah Papua (1,23%). Hal yang patut

dicermati di provinsi Papua adalah jumlah penyalah guna dan angka

prevalensinya semakin meningkat tajam sebab tingkat peredaran Narkoba

jenis ganja yang masuk dari perbatasan Papua Nugini semakin marak. Apalagi

harganya jauh lebih murah dibandingkan jenis shabu.

Grafik 3.2 Estimasi Angka Absolut dan Angka Prevalensi Penyalah guna Narkoba Per Provinsi, 2014

3.5 Karakteristik Penyalah guna Narkoba, 2014-2020

Bagian ini mengilustrasikan karateristik responden yang disurvei di

kalangan penyalah guna Narkoba dengan metode RDS tahun 2014. Data

survei ini digunakan sebagai acuan input data untuk memproporsikan setiap

konsekuensi dan besaran satuan biaya akibat penyalahgunaan Narkoba.

Asumsi tersebut dipakai untuk mengkalkulasi kerugian biaya ekonomi-sosial

akibat penyalahgunaan Narkoba. Jika dipilah menurut kategori penyalah guna

Narkoba, maka hanya ada 3 dari 4 kategori yang berhasil dijaring dengan

metode RDS, yaitu teratur pakai, pecandu suntik, dan pecandu non suntik.

Untuk mendapatkan kelompok coba pakai dilakukan dengan cara purposive sampling. Karateristik penyalah guna yang disampaikan berasal dari metode RDS tersebut.

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

3.5 Karakteristik Penyalah guna Narkoba, 2014-2020

Perpus

takaa

n

3.5 Karakteristik Penyalah guna Narkoba, 2014-2020

Bagian ini mengilustrasikan karateristik responden yang disurvei di

Perpus

takaa

n

Bagian ini mengilustrasikan karateristik responden yang disurvei di

Perpus

takaa

n

kalangan penyalah guna Narkoba dengan metode RDS tahun 2014. Data Perpus

takaa

n

kalangan penyalah guna Narkoba dengan metode RDS tahun 2014. Data

survei ini digunakan sebagai acuan input data untuk memproporsikan setiap Perp

ustak

aan

survei ini digunakan sebagai acuan input data untuk memproporsikan setiap

BNN

28 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Sebagian besar responden penyalah guna adalah laki-laki (91%), dengan pola sebaran relatif sama di semua wilayah survei. Di DIY, Maluku, Sumut, Sumsel, NTB, Sultra dan Papua, proporsi lelakinya lebih banyak lagi mencapai 95%. Di Sulut dan Kepri persentase responden perempuan lebih banyak (15%) dibanding provinsi lain. Dari responden perempuan ditemukan ada 6% yang sedang hamil terutama pada pecandu suntik (9%).

Rentang usia responden antara 11 sampai 66 tahun, dengan rerata usia berkisar 26-27 tahun. Rerata usia kelompok teratur dan pecandu non suntik hampir sama yaitu 26 tahun, sedangkan pada kelompok pecandu suntik sedikit lebih tua (32 tahun). Sekitar duapertiga dari responden berpendidikan tinggi, yaitu minimal SMA/MA sederajat. Responden di Kalbar, Maluku, DIY, Jatim, Bali dan NTB yang telah menamatkan SMA/MA sederajat mencapai 70%. Bahkan di Jabar, NTB, Sutra dan Papua responden yang telah menamatkan Akademi/perguruan tinggi lebih dari 15%, sedangkan di Lampung paling tinggi 25%.

Di sebagian besar provinsi, lebih dari duapertiga berstatus belum menikah. Responden yang belum menikah paling banyak di DIY (85%). Di Bali proporsinya agak berbeda dengan provinsi lainnya, dimana sekitar separuhnya belum menikah dan hampir separuh lainnya berstatus menikah. Di kelompok pecandu suntik polanya agak berbeda dengan kelompok lainnya, yaitu mereka yang sudah menikah (40%), cerai (10%), dan sisanya belum menikah.

Tabel 3.5 Karakteristik Penyalah guna Menurut Kategori Kelompok Penyalah guna Narkoba

TERATUR PECANDU NON SUNTIK

PECANDU SUNTIK TOTAL

Jenis Kelamin a. Laki-Laki 88,0% 90,7% 94,7% 91,3% b. Perempuan 0,12% 5,70% 5,3% 8,7% Pendidikan a. Tidak Sekolah, SD, SMP 27,9% 31,8% 22,1% 28,7% b. SMA/MA Sederajat 58,8% 58,3% 67,4% 60,7% c. Perguruan Tinggi 13,3% 9,9% 10,5% 10,6% Perkawinan a. Belum Kawin 71,4% 70,5% 44,0% 63,8% b. Kawin 23,5% 23,6% 41,9% 28,3% c. Cerai 3,7% 1,6% 12,2% 6,6%

Perpus

takaa

n Di sebagian besar provinsi, lebih dari duapertiga berstatus belum

Perpus

takaa

n Di sebagian besar provinsi, lebih dari duapertiga berstatus belum menikah. Responden yang belum menikah paling banyak di DIY (85%). Di

Perpus

takaa

n menikah. Responden yang belum menikah paling banyak di DIY (85%). Di Bali proporsinya agak berbeda dengan provinsi lainnya, dimana sekitar

Perpus

takaa

n Bali proporsinya agak berbeda dengan provinsi lainnya, dimana sekitar separuhnya belum menikah dan hampir separuh lainnya berstatus menikah.

Perpus

takaa

n

separuhnya belum menikah dan hampir separuh lainnya berstatus menikah. Di kelompok pecandu suntik polanya agak berbeda dengan kelompok lainnya,

Perpus

takaa

n

Di kelompok pecandu suntik polanya agak berbeda dengan kelompok lainnya, yaitu mereka yang sudah menikah (40%), cerai (10%), dan sisanya belum

Perpus

takaa

n

yaitu mereka yang sudah menikah (40%), cerai (10%), dan sisanya belum

Karakteristik

Perpus

takaa

n

Karakteristik gunaPerp

ustak

aan

guna NarkobaPerpus

takaa

n

NarkobaPerpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNN

tinggi, yaitu minimal SMA/MA sederajat. Responden di Kalbar, Maluku, DIY,

BNNtinggi, yaitu minimal SMA/MA sederajat. Responden di Kalbar, Maluku, DIY, Jatim, Bali dan NTB yang telah menamatkan SMA/MA sederajat mencapai

BNNJatim, Bali dan NTB yang telah menamatkan SMA/MA sederajat mencapai 70%. Bahkan di Jabar, NTB, Sutra dan Papua responden yang telah

BNN70%. Bahkan di Jabar, NTB, Sutra dan Papua responden yang telah menamatkan Akademi/perguruan tinggi lebih dari 15%, sedangkan di BNNmenamatkan Akademi/perguruan tinggi lebih dari 15%, sedangkan di

29 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Sekitar separuh responden tinggal di rumah orangtuanya dan sekitar

11% tinggal di rumah sendiri. Sementara itu, responden yang tinggal di rumah

kost/kontrakan, persentasenya bervariasi antar tiap provinsi. Persentase yang

kost/kontrak banyak ditemukan di Kepri (52%), DIY (44%), Kaltim (43%), Bali

(39%), dan Papua (36%). Di sebagian besar provinsi, hampir semua

responden tinggal bersama orangtua dan keluarga (suami/istri, anak atau

saudara kandung (kakak, adik) atau dengan kakek/nenek/keluarga lain).

Mereka yang tinggal sendiri hanya 10%.

Pekerjaan utama responden kebanyakan pegawai swasta dan

mahasiswa. Responden yang tidak bekerja ada 20% dari total responden

dengan sebaran bervariasi pada tiap provinsi (9% hingga 36%), terutama di

Papua (36%), Sumut (31%) dan Kaltim (29%). Pada kelompok teratur dan

pecandu non suntik (@20%) adalah mahasiswa. Pecandu suntik paling

banyak sebagai pegawai swasta (24%). Sekitar sepertiga responden

menanggung kebutuhan hidup orang lain. Di Jatim, Bali, Sultra dan Sulsel

hampir separuh dari responden menyatakan menanggung kebutuhan hidup

orang lain. Sementara itu, proporsi penyalah guna teratur dan pecandu non

suntik yang menanggung kebutuhan hidup orang lain sekitar sepertiganya.

Sedangkan di kelompok pecandu suntik hampir separuhnya (48%).

Besaran jumlah penghasilan utama responden sangat lebar yaitu antara

50ribu sampai 30 juta per bulan per orang, dengan rerata sekitar 2,5 juta per

bulan. Rerata pendapatan di kelompok teratur lebih rendah dibandingkan

pecandu non suntik dan pecandu suntik. Ada sekitar duapertiga dari

respondenmengaku memiliki penghasilan tambahan. Sumber penghasilan

tambahan kebanyakan dari orangtua (41%) dan dari bekerja (32%).

Ada sekitar sepertiga responden mengaku memiliki tabungan dan piutang, kecuali di DIY (14%). Hampir sepertiga responden mengaku mempunyai utang, kecuali di Maluku (7%), Sulut (14%) dan Papua (9%). Mereka yang memiliki kartu kredit sekitar 5%, terutama di Jabar (11%), Lampung (11%), Jatim dan Sultra (@9%). Persentase yang punya kartu kredit pada pecandu suntik (7%) hampir dua kali lebih banyak dibanding pecandu non suntik dan teratur.

Perpus

takaa

n banyak sebagai pegawai swasta (24%). Sekitar sepertiga responden

Perpus

takaa

n banyak sebagai pegawai swasta (24%). Sekitar sepertiga responden

menanggung kebutuhan hidup orang lain. Di Jatim, Bali, Sultra dan Sulsel

Perpus

takaa

n menanggung kebutuhan hidup orang lain. Di Jatim, Bali, Sultra dan Sulsel

hampir separuh dari responden menyatakan menanggung kebutuhan hidup

Perpus

takaa

n hampir separuh dari responden menyatakan menanggung kebutuhan hidup

orang lain. Sementara itu, proporsi penyalah guna teratur dan pecandu non

Perpus

takaa

n orang lain. Sementara itu, proporsi penyalah guna teratur dan pecandu non

suntik yang menanggung kebutuhan hidup orang lain sekitar sepertiganya.

Perpus

takaa

n suntik yang menanggung kebutuhan hidup orang lain sekitar sepertiganya.

Sedangkan di kelompok pecandu suntik hampir separuhnya (48%).

Perpus

takaa

n

Sedangkan di kelompok pecandu suntik hampir separuhnya (48%).

Besaran jumlah penghasilan utama responden sangat lebar yaitu antara

Perpus

takaa

n

Besaran jumlah penghasilan utama responden sangat lebar yaitu antara

50ribu sampai 30 juta per bulan per orang, dengan rerata sekitar 2,5 juta per

Perpus

takaa

n

50ribu sampai 30 juta per bulan per orang, dengan rerata sekitar 2,5 juta per

bulan. Rerata pendapatan di kelompok teratur lebih rendah dibandingkan

Perpus

takaa

n

bulan. Rerata pendapatan di kelompok teratur lebih rendah dibandingkan

Perpus

takaa

n

pecandu non suntik dan pecandu suntik. Ada sekitar duapertiga dari Perpus

takaa

n

pecandu non suntik dan pecandu suntik. Ada sekitar duapertiga dari

respondenmengaku memiliki penghasilan tambahan. Sumber penghasilan Perp

ustak

aan

respondenmengaku memiliki penghasilan tambahan. Sumber penghasilan

BNNmahasiswa. Responden yang tidak bekerja ada 20% dari total responden

BNNmahasiswa. Responden yang tidak bekerja ada 20% dari total responden

dengan sebaran bervariasi pada tiap provinsi (9% hingga 36%), terutama di

BNNdengan sebaran bervariasi pada tiap provinsi (9% hingga 36%), terutama di

Papua (36%), Sumut (31%) dan Kaltim (29%). Pada kelompok teratur dan

BNNPapua (36%), Sumut (31%) dan Kaltim (29%). Pada kelompok teratur dan

pecandu non suntik (@20%) adalah mahasiswaBNNpecandu non suntik (@20%) adalah mahasiswa. BNN

. Pecandu suntik paling BNNPecandu suntik paling

banyak sebagai pegawai swasta (24%). Sekitar sepertiga responden BNNbanyak sebagai pegawai swasta (24%). Sekitar sepertiga responden

30 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

3.6 Perilaku Penggunaan Narkoba.

3.6.1 Riwayat Pemakaian Narkoba.

Pada bagian ini menjelaskan tentang hasil dari tiap konsekuensi

akibat penyalahgunaan Narkoba yang diperoleh dari hasil survei

dikalangan penyalah guna Narkoba, 2014. Secara detail akan diuraikan

sebagai berikut :

1. Jenis Narkoba Pertama Kali Disalahgunakan.

Jenis Narkoba yang pertama kali digunakan oleh responden

bervariasi antar tiap provinsi. Ganja (gele, cimeng, marijuana,

getok) masih jenis Narkoba yang pertama kali banyak

disebutkandi semua provinsi (61%), terutama di Papua (92%),

NTB (84%), Maluku (82%) dan Kalbar (79%). Selain ganja, jenis

yang banyak digunakan pertama kali adalah shabu (yaba, SS,

tastus, ubas) dan ekstasi. Shabu banyak ditemukan di Kaltim

(49%), Sumsel (19%), dan Sumut (13%). Untuk ekstasy paling

banyak pertama kali digunakan di Kepri (22%), Sumsel (16%),

Sumut (11%), Lampung (10%), dan Bali (9%).

Sebagai catatan, disetiap provinsi ada perbedaan pola jenis

Narkoba yang pertama kali digunakan oleh responden. Ada jenis

Narkoba yang banyak digunakan di provinsi A, tetapi tidak di

provinsi B atau sebaliknya. Ini mengindikasikan bahwa ada jenis-

jenis Narkoba tertentu yang memang popular sebagai jenis

Narkoba yang pertama kali dikonsumsinya. Jenis Narkoba daftar

G atau obat resep, tidak terlalu banyak menjadi pilihan yang

pertama kali dipakai responden, tetapi pilihan berikutnya.

Misalkan, nipam banyak digunakan pertama kali di Sulsel (19%),

sementara itu Pil Koplo di Jatim (21%) dan Jogja (14%). Jenis

Sanax banyak ditemukan di Jogja (10%), dan dextro di Sulut

(16%) dan Sultra (10%).

Perpus

takaa

n disebutkandi semua provinsi (61%), terutama di Papua (92%),

Perpus

takaa

n disebutkandi semua provinsi (61%), terutama di Papua (92%),

NTB (84%), Maluku (82%) dan Kalbar (79%). Selain ganja, jenis

Perpus

takaa

n NTB (84%), Maluku (82%) dan Kalbar (79%). Selain ganja, jenis

yang banyak digunakan pertama kali adalah shabu (yaba, SS,

Perpus

takaa

n yang banyak digunakan pertama kali adalah shabu (yaba, SS,

tastus, ubas) dan ekstasi. Shabu banyak ditemukan di Kaltim

Perpus

takaa

n tastus, ubas) dan ekstasi. Shabu banyak ditemukan di Kaltim

Perpus

takaa

n (49%), Sumsel (19%), dan Sumut (13%). Untuk ekstasy paling

Perpus

takaa

n (49%), Sumsel (19%), dan Sumut (13%). Untuk ekstasy paling

banyak pertama kali digunakan di Kepri (22%),

Perpus

takaa

n

banyak pertama kali digunakan di Kepri (22%),

Sumut (11%), Lampung (10%), dan Bali (9%).

Perpus

takaa

n

Sumut (11%), Lampung (10%), dan Bali (9%).

Sebagai catatan, disetiap provinsi ada perbedaan pola jenis

Perpus

takaa

n

Sebagai catatan, disetiap provinsi ada perbedaan pola jenis

Perpus

takaa

n

Narkoba yang pertama kali digunakan oleh responden. Ada jenis

Perpus

takaa

n

Narkoba yang pertama kali digunakan oleh responden. Ada jenis

Narkoba yang banyak digunakan di provinsi A, tetapi tidak di Perpus

takaa

n

Narkoba yang banyak digunakan di provinsi A, tetapi tidak di

provinsi B atau sebaliknya. Ini mengindikasikan bahwa ada jenis-Perp

ustak

aan

provinsi B atau sebaliknya. Ini mengindikasikan bahwa ada jenis-

BNNJenis Narkoba yang pertama kali digunakan oleh responden

BNNJenis Narkoba yang pertama kali digunakan oleh responden

bervariasi antar tiap provinsi. Ganja (gele, cimeng, marijuana,

BNNbervariasi antar tiap provinsi. Ganja (gele, cimeng, marijuana,

getok) masih jenis Narkoba yang pertama kali banyak

BNNgetok) masih jenis Narkoba yang pertama kali banyak

disebutkandi semua provinsi (61%), terutama di Papua (92%), BNNdisebutkandi semua provinsi (61%), terutama di Papua (92%),

31 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

2. Jenis Narkoba Pernah Dipakai (Ever Used).

Lebih dari separuh responden (55%) mengaku pernah

menggunakan Narkoba lebih dari satu jenis (polydrug used).

Relatif tidak ada perbedaan antara lelaki (58%) dan perempuan

(53%). Para pecandu suntik cenderung mempraktekan polydrug

used dibanding kelompok Narkoba lainnya. Enam jenis Narkoba

yang popular disalahgunakan adalah Ganja (85%), Nipam (64%),

Shabu (39%), Heroin (25%), Dumolid (23%), dan Valium (17%).

3. Jenis Narkoba Setahun Terakhir (Current Users).

Mereka yang pakai Narkoba setahun terakhir mengindikasikan

jenis Narkoba yang beredar saat ini. Jenis Narkoba yang popular

adalah Ganja, Nipam (49%), Shabu (18%), heroin (13%),

Amphetamine (7%). Jenis Narkoba lain persentasenya kurang

dari 5%. Ganja paling tinggi di Papua (99%), Maluku (97%), NTB

(84%) dan Sulsel (82%). Ganja begitu 31opular di Papua dan

Maluku karena aksesnya mudah, dan berasal dari Papua Nugini,

bukan Aceh. Nipam banyak ditemukan di Kaltim (92%) dan

Sumsel (91%). Shabu banyak disebut di Kepri (66%), Sumsel

(38%), Bali (34%), dan Kalbar (33%). Untuk heroin tertinggi di DKI

(50%), Jabar (45%), dan Kalbar (18%).

4. Tempat Paling Sering Pakai Narkoba.

Kebanyakan responden mengaku tempat pakai Narkoba di rumah teman (63%), rumah responden (41%) dan tempat kost (32%). Ini mengindikasikan bahwa rumah menjadi pilihan utama ketika ingin pakai Narkoba, baik di rumah teman maupun rumah sendiri. Dengan demikian, walaupun anak selalu berada di rumah, maka tidak menjamin akan menjadi seorang anak yang ―baik-baik‖.

Pilihan tempat lain untuk pakai Narkoba adalah rumah/bangunan/ruko kosong (15%) dandiskotik/karaoke/pub (18%).

Perpus

takaa

n adalah Ganja, Nipam (49%), Shabu (18%), heroin (13%),

Perpus

takaa

n adalah Ganja, Nipam (49%), Shabu (18%), heroin (13%),

Amphetamine (7%). Jenis Narkoba lain persentasenya kurang

Perpus

takaa

n Amphetamine (7%). Jenis Narkoba lain persentasenya kurang

dari 5%. Ganja paling tinggi di Papua (99%), Maluku (97%), NTB

Perpus

takaa

n dari 5%. Ganja paling tinggi di Papua (99%), Maluku (97%), NTB

(84%) dan Sulsel (82%). Ganja begitu

Perpus

takaa

n (84%) dan Sulsel (82%). Ganja begitu

Perpus

takaa

n Maluku karena aksesnya mudah, dan berasal dar

Perpus

takaa

n Maluku karena aksesnya mudah, dan berasal dar

Nipam banyak ditemukan di Kaltim (92%) dan

Perpus

takaa

n

Nipam banyak ditemukan di Kaltim (92%) dan

Sumsel (91%). Shabu banyak disebut di Kepri (66%), Sumsel

Perpus

takaa

n

Sumsel (91%). Shabu banyak disebut di Kepri (66%), Sumsel

Perpus

takaa

n

(38%),

Perpus

takaa

n

(38%),

Perpus

takaa

n

Bali (34%), dan Kalbar (33%). Untuk heroin tertinggi di DKI

Perpus

takaa

n

Bali (34%), dan Kalbar (33%). Untuk heroin tertinggi di DKI

(50%), Jabar (45%), dan Kalbar (18%).

Perpus

takaa

n

(50%), Jabar (45%), dan Kalbar (18%).

Perpus

takaa

n

Tempat Paling Sering Pakai Narkoba. Perpus

takaa

n

Tempat Paling Sering Pakai Narkoba.

BNN Jenis Narkoba Setahun Terakhir (Current Users).

BNN Jenis Narkoba Setahun Terakhir (Current Users).

Mereka yang pakai Narkoba setahun terakhir mengindikasikan

BNNMereka yang pakai Narkoba setahun terakhir mengindikasikan

Narkoba yang beredar saat ini. Jenis Narkoba yang popular

BNN Narkoba yang beredar saat ini. Jenis Narkoba yang popular

adalah Ganja, Nipam (49%), Shabu (18%), heroin (13%), BNNadalah Ganja, Nipam (49%), Shabu (18%), heroin (13%),

Amphetamine (7%). Jenis Narkoba lain persentasenya kurang BNNAmphetamine (7%). Jenis Narkoba lain persentasenya kurang

32 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

3.7 Narkoba Suntik.

Narkoba suntik menjadi isu penting karena menjadi jalur pintu masuk

penularan berbagai penyakit menular seperti hepatitis dan HIV AIDS. Bahkan

beberapa tahun lalu, jalur penularan terbesar kasus HIV AIDS berasal dari

pengguna Narkoba suntik.

1. Usia Pertama Kali dan Waktu Terakhir Kali Pakai Narkoba Suntik.

Rerata usia pertama kali pakai Narkoba suntik adalah 19-20 tahun,

dimana usia termuda pertama pakai Narkoba suntik 10 tahun. Rerata

terakhir kali waktu pakai Narkoba suntik 1 hingga 5 hari yang lalu dari

saat survei. Mereka mengaku telah secara teratur pakai Narkoba suntik

sejak 10 sampai 12 bulan lalu atau sekitar satu tahun. Dengan demikian,

kebanyakan responden termasuk dalam kategori penyalah guna Narkoba

suntik baru. Indikasi ini terlihat dari rentang lama pakai Narkoba yaitu

mereka telah menggunakan Narkoba suntik selama satu bulan dan

paling lama selama 48 bulan atau 4 tahun yang lalu.

2. Penggunaan Jarum Suntik Bersama/Bergantian.

Pintu masuk penularan berbagai penyakit dikalangan penasun melalui

penggunaan jarum suntik bersama. Sehingga upaya pengurangan jarum

bersama menjadi kunci intervensi program penanggulangan HIV AIDS,

melalui pendistribusian jarum suntik gratis. Berdasarkan pengakuan

responden, rentang jumlah jarum suntik baru yang dipakai antara 30

sampai 120 buah per bulan. Untuk akses jarum suntik sangat mudah.

Hampir sebagian besar jarum diperoleh secara gratis dari pihak LSM.

Namun, ada pula yang mengaku sedikit jarum suntik yang dibeli. Fakta

dilapangan, praktek penggunaan jarum bersama masih ada, walaupun

telah ada program LASS. Kebanyakan mereka pakai suntik bersama

dengan 2-3 orang.

Kebanyakan para penasun memakai di rumah (64%) atau di rumah/ bangunan/ruko kosong (23%).

Perpus

takaa

n kebanyakan responden termasuk dalam kategori penyalah guna Narkoba

Perpus

takaa

n kebanyakan responden termasuk dalam kategori penyalah guna Narkoba

suntik baru. Indikasi ini terlihat dari rentang lama pakai Narkoba yaitu

Perpus

takaa

n suntik baru. Indikasi ini terlihat dari rentang lama pakai Narkoba yaitu

mereka telah menggunakan Narkoba suntik selama satu bulan dan

Perpus

takaa

n mereka telah menggunakan Narkoba suntik selama satu bulan dan

paling lama selama 48 bulan atau 4 tahun yang lalu.

Perpus

takaa

n paling lama selama 48 bulan atau 4 tahun yang lalu.

Perpus

takaa

n Penggunaan Jarum Suntik Bersama/Bergantian.

Perpus

takaa

n Penggunaan Jarum Suntik Bersama/Bergantian.

Pintu masuk penularan berbagai penyakit dikalangan penasun melalui

Perpus

takaa

n

Pintu masuk penularan berbagai penyakit dikalangan penasun melalui

penggunaan jarum suntik bersama. Sehingga upaya pengurangan jarum

Perpus

takaa

n

penggunaan jarum suntik bersama. Sehingga upaya pengurangan jarum

bersama menjadi kunci intervensi program penanggulangan HIV AIDS,

Perpus

takaa

n

bersama menjadi kunci intervensi program penanggulangan HIV AIDS,

Perpus

takaa

n

melalui pendistribusian jarum suntik gratis. Berdasarkan pengakuan Perpus

takaa

n

melalui pendistribusian jarum suntik gratis. Berdasarkan pengakuan

responden, rentang jumlah jarum suntik baru yang dipakai antara 30 Perpus

takaa

n

responden, rentang jumlah jarum suntik baru yang dipakai antara 30

BNNterakhir kali waktu pakai Narkoba suntik 1 hingga 5 hari yang lalu dari

BNNterakhir kali waktu pakai Narkoba suntik 1 hingga 5 hari yang lalu dari

saat survei. Mereka mengaku telah secara teratur pakai Narkoba suntik

BNNsaat survei. Mereka mengaku telah secara teratur pakai Narkoba suntik

sejak 10 sampai 12 bulan lalu atau sekitar satu tahun. Dengan demikian,

BNNsejak 10 sampai 12 bulan lalu atau sekitar satu tahun. Dengan demikian,

kebanyakan responden termasuk dalam kategori penyalah guna Narkoba BNNkebanyakan responden termasuk dalam kategori penyalah guna Narkoba

33 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

3.8 Narkoba dan Seks.

1. Perilaku Seksual dan Penggunaan Kondom.

Sebagian besar responden (83%) mengaku pernah berhubungan seks.

Rerata usia pertama kali hubungan seks 18 tahun, dengan usia termuda

8 tahun dan tertua 42 tahun. Sekitar duapertiga responden melakukan

hubungan seks dalam sebulan terakhir. Partner hubungan seksual

sebulan terakhir adalah pacar (49%), istri/suami (41%),

teman/TTM/kenalan (26%), dan pekerja seks (12%). Ada pula patner

seksnya dengan bandar Narkoba (0,3%), yaitu di Lampung (1,2%), DKI

(1,1%), Sulsel (2,0%), dan Sulut (1,0%). Ini mengindikasikan adanya

barter seks dengan Narkoba. Hal menarik lain yang perlu dicermati

adanya hubungan seks dengan sesama jenis. Mereka yang mengaku

hubungan seks dengan sesama jenis lebih banyak diantara kelompok

penyalah guna teratur (8%) dibandingkan dengan pecandu non suntik

(2%) dan pecandu suntik (0,4%).

Pasangan seks terakhir kali adalah pacar (48%), istri/suami (31%),

teman/TTM/kenalan (10%), pekerja seks (8%), dan sesama jenis (0,8%).

Pada penyalah guna teratur dan non suntik lebih banyak dengan pacar,

sedangkan pecandu suntik lebih banyak dengan istri/suami. Hal ini

terkait dengan status perkawinan, dimana mereka yang menikah pada

pecandu suntik lebih tinggi dibanding pada dua kelompok lainnya.

Hanya sekitar sepertiga respondenyang mengaku pakai kondom saat

hubungan seks terakhir, kecuali di Kepri, Lampung dan Jatim (mencapai

@40%). Penggunaan kondom di kelompok pecandu suntik (33%) lebih

tinggi dibanding kelompok pecandu non suntik (26%) dan teratur pakai

(28%).

Perpus

takaa

n barter seks dengan Narkoba. Hal menarik lain yang perlu dicermati

Perpus

takaa

n barter seks dengan Narkoba. Hal menarik lain yang perlu dicermati

adanya hubungan seks dengan sesama jenis. Mereka yang mengaku

Perpus

takaa

n adanya hubungan seks dengan sesama jenis. Mereka yang mengaku

hubungan seks dengan sesama jenis lebih banyak diantara kelompok

Perpus

takaa

n hubungan seks dengan sesama jenis lebih banyak diantara kelompok

penyalah guna teratur (8%) dibandingkan dengan pecandu non suntik

Perpus

takaa

n penyalah guna teratur (8%) dibandingkan dengan pecandu non suntik

Perpus

takaa

n (2%) dan pecandu suntik (0,4%).

Perpus

takaa

n (2%) dan pecandu suntik (0,4%).

Pasangan seks terakhir kali adalah pacar (48%), istri/suami (31%),

Perpus

takaa

n

Pasangan seks terakhir kali adalah pacar (48%), istri/suami (31%),

teman/TTM/kenalan (10%), pekerja seks (8%), dan sesama jenis (0,8%).

Perpus

takaa

n

teman/TTM/kenalan (10%), pekerja seks (8%), dan sesama jenis (0,8%).

Pada penyalah guna teratur dan non suntik lebih banyak dengan pacar,

Perpus

takaa

n

Pada penyalah guna teratur dan non suntik lebih banyak dengan pacar,

Perpus

takaa

n

sedangkan pecandu suntik lebih banyak dengan istri/suami. Hal ini Perpus

takaa

n

sedangkan pecandu suntik lebih banyak dengan istri/suami. Hal ini

terkait dengan status perkawinan, dimana mereka yang menikah pada Perpus

takaa

n

terkait dengan status perkawinan, dimana mereka yang menikah pada

BNNteman/TTM/kenalan (26%), dan pekerja seks (12%). Ada pula patner

BNNteman/TTM/kenalan (26%), dan pekerja seks (12%). Ada pula patner

seksnya dengan bandar Narkoba (0,3%), yaitu di Lampung (1,2%), DKI

BNNseksnya dengan bandar Narkoba (0,3%), yaitu di Lampung (1,2%), DKI

(1,1%), Sulsel (2,0%), dan Sulut (1,0%). Ini mengindikasikan adanya

BNN(1,1%), Sulsel (2,0%), dan Sulut (1,0%). Ini mengindikasikan adanya

barter seks dengan Narkoba. Hal menarik lain yang perlu dicermati BNNbarter seks dengan Narkoba. Hal menarik lain yang perlu dicermati

34 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

2. Seks Dibayar/Membayar.

Bagian ini memotret praktek terselubung seks komersial untuk mendapatkan Narkoba. Responden yang mengaku membayar saat hubungan seks terakhir sebanyak 10%. Pada kelompok pecandu suntik lebih tinggi yang membayar seks dibanding kelompok lain. Sementara itu, ada sekitar 3%-4% yang mengaku dibayar ketika berhubungan seks terakhir. Mereka inilah yang sebenarnya melakukan praktek prostitusi. Namun, ada pula yang sengaja ingin mendapatkan Narkoba dengan cara mengajak berkencan atau berhubungan seks. Mereka yang mengakui hal ini ada sekitar 10%, terutama di kalangan pecandu suntik. Praktek seperti ini banyak ditemukan di Kalbar (16%), Sumut (15%), Lampung (18%), dan DKI (18%).

3. Pengedar/Kurir Narkoba.

Narkoba merupakan bisnis yang menggiurkan bagi siapapun karena tingkat keuntungan yang besar. Ada seperempat dari responden (24%) yang mengaku pernah menjual Narkoba, terutama kelompok pecandu suntk. Mereka yang melakukan hal tersebut banyak ditemukan di Sulsel (49%) dan Jabar (38%). Dari mereka yang pernah menjual Narkoba, sekitar 40% masih melakukan praktek tersebut dalam setahun terakhir, terutama jenis ganja (46%), shabu(41%), putau (10%). Selain itu, ada responden yang mengaku pernah menjadi kurir Narkoba (8%), terutama di Sultra (18%), NTB (17%) dan Papua (15%).Jenis Narkoba yang paling sering dibawa adalah ganja (56%) dan shabu (54%), heroin/putau (23%) dan xanax (10%). Dalam upaya memperluas peredaran gelap Narkoba, maka sekitar separuh responden (53%) mengaku pernah menawarkan Narkoba pada oranglain, terutama di Kalbar (86%).

3.9 Tingkat Keterbukaan Status Narkoba di Keluarga.

Sekitar 48% responden mengaku ada anggota keluarga yang tahu status Narkobanya. Bahkan di beberapa provinsi lebih dari separuh responden telah diketahui status Narkobanya, seperti di Sumut (54%), DKI (64%), Jabar (60%), Jatim (51%), Bali (64%), Sulsel (70%). Ada pula responden yang tidak ingin diketahui status Narkobanya seperti di di Kepri (15%), Maluku (21%) dan Papua (18%).

Perpus

takaa

n Narkoba merupakan bisnis yang menggiurkan bagi siapapun karena

Perpus

takaa

n Narkoba merupakan bisnis yang menggiurkan bagi siapapun karena tingkat keuntungan yang besar. Ada seperempat dari responden (24%)

Perpus

takaa

n tingkat keuntungan yang besar. Ada seperempat dari responden (24%) yang mengaku pernah menjual Narkoba, terutama kelompok pecandu

Perpus

takaa

n yang mengaku pernah menjual Narkoba, terutama kelompok pecandu suntk. Mereka yang melakukan hal tersebut banyak ditemukan di Sulsel

Perpus

takaa

n suntk. Mereka yang melakukan hal tersebut banyak ditemukan di Sulsel (49%) dan Jabar (38%). Dari mereka yang pernah menjual Narkoba

Perpus

takaa

n (49%) dan Jabar (38%). Dari mereka yang pernah menjual Narkobasekitar 40% masih melakukan praktek tersebut dalam setahun terakhir,

Perpus

takaa

n

sekitar 40% masih melakukan praktek tersebut dalam setahun terakhir,

Perpus

takaa

n

terutama jenis ganja (46%), shabu(41%), putau (10%). Selain itu, ada

Perpus

takaa

n

terutama jenis ganja (46%), shabu(41%), putau (10%). Selain itu, ada responden yang mengaku pernah menjadi kurir Narkoba (8%), terutama

Perpus

takaa

n

responden yang mengaku pernah menjadi kurir Narkoba (8%), terutama di Sultra (18%), NTB (17%) dan Papua (15%).Jenis Narkoba yang paling

Perpus

takaa

n

di Sultra (18%), NTB (17%) dan Papua (15%).Jenis Narkoba yang paling sering dibawa adalah ganja (56%) dan shabu (54%), heroin/putau (23%)

Perpus

takaa

n

sering dibawa adalah ganja (56%) dan shabu (54%), heroin/putau (23%)

Perpus

takaa

n

dan xanax (10%). Dalam upaya memperluas peredaran gelap NarkobaPerpus

takaa

n

dan xanax (10%). Dalam upaya memperluas peredaran gelap Narkobamaka sekitar separuh responden (53%) mengaku pernah menawarkan Perp

ustak

aan

maka sekitar separuh responden (53%) mengaku pernah menawarkan

BNNseperti ini banyak ditemukan di Kalbar (16%), Sumut (15%), Lampung

BNNseperti ini banyak ditemukan di Kalbar (16%), Sumut (15%), Lampung

Narkoba merupakan bisnis yang menggiurkan bagi siapapun karena BNNNarkoba merupakan bisnis yang menggiurkan bagi siapapun karena

35 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Para pecandu suntik (81%) lebih banyak anggota keluarga yang tahu

status Narkobanya dibandingkan pengguna teratur (29%) dan pecandu non

suntik (38%).

Hampir seperempat (23%) dari anggota keluarga responden yang juga

pakai Narkoba. Bahkan di beberapa provinsi ada yang jauh lebih tinggi

angkanya, yaitu di Sulsel (45%) dan DKI (39%). Pada kelompok pecandu

suntik (32%) ditemukan lebih banyak ada anggota keluarganya yang pakai

Narkoba dibandingkan kelompok teratur (13%) dan pecandu non suntik (20%).

Anggota keluarga yang pakai Narkoba paling banyak adalah Adik/Kakak

(52%) dan Saudara/Kerabat (48%). Responden yang ayahnya juga pemakai

Narkoba banyak ditemukan di Jatim (25%) dan DKI (17%). Sedangkan yang

berstatus Suami/Istri ada sekitar 10%, terutama di Sulut (20%), Sumut(18%),

dan Jatim (17%).

3.10 Konsekuensi Akibat Penyalahgunaan Narkoba.

Pada bagian ini akan diulas konsekuensi akibat penyalahgunaan

Narkoba dari data survei di kalangan penyalah guna Narkoba. Asumsi data ini

digunakan untuk melakukan disagregasi sewaktu melakukan kalkulasi

perhitungan kerugian biaya ekonomi-sosial akibat Narkoba.

1. Keluhan Gejala atau Penyakit Dikalangan Penyalah guna Narkoba.

Mereka yang pakai Narkoba berisiko terkena berbagai penyakit. Dari hasil survei diketahui, limakeluhan kesehatan yang banyak dialami oleh responden adalah selera makan berkurang (37%), rasa sesak di dada (31%), rasa mual berlebihan (26%), rasa lelah (fatigue) berkepanjangan (26%), dan rasa sakit pada ulu hati (20%). Secara umum, pecandu suntik 2-3 kali lipat lebih tinggi persentase yang melaporkan keluhan atau gejala sakit dibanding kelompok lain. Responden yang melaporkan kondisi tersebut banyak ditemukan di kalbar, Kepri, Sumsel, Lampung, DKI, Jabar, Jogja, Jatim, Bali, Sulut, dan Sultra.

Perpus

takaa

n berstatus Suami/Istri ada sekitar 10%, terutama di Sulut (20%), Sumut(18%),

Perpus

takaa

n berstatus Suami/Istri ada sekitar 10%, terutama di Sulut (20%), Sumut(18%),

3.10 Konsekuensi Akibat Penyalahgunaan Narkoba.

Perpus

takaa

n 3.10 Konsekuensi Akibat Penyalahgunaan Narkoba.

Pada bagian ini akan diulas konsekuensi akibat penyalahgunaan

Perpus

takaa

n Pada bagian ini akan diulas konsekuensi akibat penyalahgunaan

Narkoba dari data survei di kalangan penyalah guna Narkoba. Asumsi data ini

Perpus

takaa

n

Narkoba dari data survei di kalangan penyalah guna Narkoba. Asumsi data ini

Perpus

takaa

n

digunakan untuk melakukan disagregasi sewaktu melakukan kalkulasi

Perpus

takaa

n

digunakan untuk melakukan disagregasi sewaktu melakukan kalkulasi

perhitungan kerugian biaya ekonomi-sosial akibat Narkoba.

Perpus

takaa

n

perhitungan kerugian biaya ekonomi-sosial akibat Narkoba.

Keluhan Gejala atau Penyakit Dikalangan Penyalah guna Narkoba. Perpus

takaa

n

Keluhan Gejala atau Penyakit Dikalangan Penyalah guna Narkoba.

Mereka yang pakai Narkoba berisiko terkena berbagai penyakit. Dari Perp

ustak

aan

Mereka yang pakai Narkoba berisiko terkena berbagai penyakit. Dari

BNNAnggota keluarga yang pakai Narkoba paling banyak adalah Adik/Kakak

BNNAnggota keluarga yang pakai Narkoba paling banyak adalah Adik/Kakak

(52%) dan Saudara/Kerabat (48%). Responden yang ayahnya juga pemakai

BNN(52%) dan Saudara/Kerabat (48%). Responden yang ayahnya juga pemakai

Narkoba banyak ditemukan di Jatim (25%) dan DKI (17%). Sedangkan yang

BNNNarkoba banyak ditemukan di Jatim (25%) dan DKI (17%). Sedangkan yang

berstatus Suami/Istri ada sekitar 10%, terutama di Sulut (20%), Sumut(18%), BNNberstatus Suami/Istri ada sekitar 10%, terutama di Sulut (20%), Sumut(18%),

36 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

2. Pola Pencarian Pengobatan.

Hampir separuh responden (46%) yang mengalami keluhan kesehatan menyebabkan gangguanterhadap kesehatan fisik/mental, terutama di Jogja (71%) dan Papua (69%). Bahkan sekitar 27% dari responden mengaku pergi berobat untuk mengatasi keluhannya dalam setahun terakhir, terutama para pecandu suntik (50%). Jenis pengobatan yang banyak dipilih adalah pengobatan medis (65%), kebanyakan ke rumah sakit (RS) dan puskesmas. Cara lain yang dipilih pengobatan sendiri dengan membeli obat bebas di warung (41%) dan atau pengobatan tradisional/keagamaan (10%). Lama aktivitas terganggu akibat keluhan penyakitnya tersebut antara 3-11 hari. Pada pecandu suntik lama hari aktifitas terganggulebih lama (4-17 hari). Diantara responden, ada sekitar 45% dari responden pernah rawat jalan, dan atau yang rawat inap 7%.

Setelah mereka pergi berobat ke rumah sakit/klinik, lebih dari separuh responden (55%) tahu hasil diagnosis penyakitnya, terutama dikalangan pecandu suntik (69%). Berdasarkan pengakuan responden, jenis penyakit yang banyak di derita adalah HIV/AIDS (23%), paru-paru (18%), Hepatitis C (15%), TBC (11%), dan Kejiwaan/depresi (9%). AIDS (50%) dan Hep C (44%) paling banyak dilaporkan oleh responden di Jatim. Ada sebanyak 30% dari responden mengaku pernah tes HIV dan sekitar 7%yang saat ini mengkonsumsi ARV16. Untuk Tes HIV dan ARV paling banyak ditemukan pada kelompok pecandu suntik. Ada 77% dari pecandu suntik yang pernah tes HIV dan ada seperempat dari total responden pecandu suntik saat ini mengkonsumsi ARV.

3. Overdosis.

Responden yang pernah overdosis (OD) sebanyak 12%, terutama di Bali (29%), Jatim (28%), Jabar (25%), dan DKI (24%). Dari yang pernah mengalami overdosis, sekitar 19% dari kejadiannya di alami setahun terakhir. Dalam setahun terakhir kejadian overdosis lebih banyak terjadi pada kelompok pecandu non suntik (45%) dan teratur (27%). Tindakan pertama ketika overdosis kebanyakan ditolong teman (49%) atau mencari pertolongan medis (37%).

16Obat rutin yang harus diminum bagi penderita HIV AIDS

Perpus

takaa

n Setelah mereka pergi berobat ke rumah sakit/klinik, lebih dari separuh

Perpus

takaa

n Setelah mereka pergi berobat ke rumah sakit/klinik, lebih dari separuh responden (55%) tahu hasil diagnosis penyakitnya, terutama dikalangan

Perpus

takaa

n responden (55%) tahu hasil diagnosis penyakitnya, terutama dikalangan pecandu suntik (69%). Berdasarkan pengakuan responden, jenis

Perpus

takaa

n pecandu suntik (69%). Berdasarkan pengakuan responden, jenis penyakit yang banyak di derita adalah HIV/AIDS (23%), paru-paru (18%),

Perpus

takaa

n penyakit yang banyak di derita adalah HIV/AIDS (23%), paru-paru (18%), Hepatitis C (15%), TBC (11%), dan Kejiwaan/depresi (9%). AIDS (50%)

Perpus

takaa

n Hepatitis C (15%), TBC (11%), dan Kejiwaan/depresi (9%). AIDS (50%) dan Hep C (44%) paling banyak dilaporkan oleh responden di Jatim. Ada

Perpus

takaa

n

dan Hep C (44%) paling banyak dilaporkan oleh responden di Jatim. Ada sebanyak 30% dari responden mengaku pernah tes HIV dan sekitar

Perpus

takaa

n

sebanyak 30% dari responden mengaku pernah tes HIV dan sekitar yang saat ini mengkonsumsi ARV

Perpus

takaa

n

yang saat ini mengkonsumsi ARVbanyak ditemukan pada kelompok pecandu suntik. Ada 77% dari

Perpus

takaa

n

banyak ditemukan pada kelompok pecandu suntik. Ada 77% dari pecandu suntik yang pernah tes HIV dan ada seperempat dari total

Perpus

takaa

n

pecandu suntik yang pernah tes HIV dan ada seperempat dari total responden pecandu suntik saat ini mengkonsumsi ARV. Perp

ustak

aan

responden pecandu suntik saat ini mengkonsumsi ARV.

Overdosis. Perp

ustak

aan

Overdosis.

BNNpenyakitnya tersebut antara 3-11 hari. Pada pecandu suntik lama hari

BNNpenyakitnya tersebut antara 3-11 hari. Pada pecandu suntik lama hari aktifitas terganggulebih lama (4-17 hari). Diantara responden, ada sekitar

BNNaktifitas terganggulebih lama (4-17 hari). Diantara responden, ada sekitar 45% dari responden pernah rawat jalan, dan atau yang rawat inap 7%.

BNN45% dari responden pernah rawat jalan, dan atau yang rawat inap 7%.

Setelah mereka pergi berobat ke rumah sakit/klinik, lebih dari separuh BNNSetelah mereka pergi berobat ke rumah sakit/klinik, lebih dari separuh

37 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Rerata jumlah OD sebanyak 2 kali dalam setahun terakhir dan waktu

terakhir kejadian OD sekitar 2-10 bulan lalu. Ada 3 orang dari pecandu

suntik yang pernah OD dalam satu bulan terakhir, yaitu sekitar 14 hari

sebelum saat disurvei.

4. Rehabilitasi.

Kurang dari separuh responden (40%) yang tahu lokasi tempat rehabilitasi di kotanya, terutama di Kepri (13%), Maluku (13%), dan Sulut (6%). Responden yang pernah ikut rehabilitasi sangat rendah (6%). Bahkan hanya 2% dari responden yang ikut rehabilitasi dalam setahun terakhir, kebanyakan berada di DKI (32%) dan Bali (28%), dan dari kelompok pencandu suntik (20%). Waktu terakhir kali di rehabilitasi sekitar 4 sampai 6 bulan lalu. Dengan rata-rata lama per rehab sekitar 1 hingga 3 bulan. Tempat rehabilitasi yang banyak dipilih responden dalam setahun terakhir adalah LSM (18%), Rumah sakit (11%),panti rehab keagamaan (10%), dan BNN (9%). Kelompok pecandu non suntik dan pecandu suntik melakukan rehabilitasi di hampir semua jenis tempat rehabilitasi, sedangkan di kelompok teratur melakukannya di BNN atau tempat lain. Responden yang mengaku pernah di rehabilitasi di BNN berasal dari Kalbar, Sumut, DKI, Jatim, NTB, Sulsel, Sulut dan Sultra.

Sekitar 10% dari total responden mengaku berniat mau ikut rehabilitasi dalam waktu dekat (1-12 bulan ke depan). Para pecandu suntik yang berniatnya lebih tinggi (15%) dibandingkan kelompok lainnya. Alasan bagi mereka yang berniat ikut rehabilitasi agar bebas dari Narkoba (biar sehat) sebanyak 58%, kesadaran sendiri (54%), dan bosan/cape pakai Narkoba sebanyak 40%. Sekitar 20% responden masih ragu-ragu untuk ikut rehabilitasi, lalu sekitar 10% responden belum terpikir untuk berhenti dan sekitar 45% dari responden tidak ada niat untuk berhenti. Melihat pola jawaban seperti itu, maka yang harus diprioritaskan adalah mereka yang berniat ikut rehabilitasi saja, dan membujuk yang masih ragu-ragu. Lalu tinggalkan yang tidak ada niat dan tidak berpikir berhenti, sebab akan membuang energi jika belum ada kesadaran dari diri sendiri untuk berhenti Narkoba. Mereka yang tidak ada niat untuk berhenti banyak ditemukan di Sulsel (64%), DKI (64%), Sultra (60%), Jabar (59%), NTB (58%), dan Jogja (57%).

Perpus

takaa

n setahun terakhir adalah LSM (18%), Rumah sakit (11%),panti rehab

Perpus

takaa

n setahun terakhir adalah LSM (18%), Rumah sakit (11%),panti rehab keagamaan (10%), dan BNN (9%). Kelompok pecandu non suntik dan

Perpus

takaa

n keagamaan (10%), dan BNN (9%). Kelompok pecandu non suntik dan pecandu suntik melakukan rehabilitasi di hampir semua jenis tempat

Perpus

takaa

n pecandu suntik melakukan rehabilitasi di hampir semua jenis tempat rehabilitasi, sedangkan di kelompok teratur melakukannya di BNN atau

Perpus

takaa

n rehabilitasi, sedangkan di kelompok teratur melakukannya di BNN atau tempat lain. Responden yang mengaku pernah di rehabilitasi di BNN

Perpus

takaa

n tempat lain. Responden yang mengaku pernah di rehabilitasi di BNN berasal dari Kalbar, Sumut, DKI, Jatim, NTB, Sulsel, Sulut dan Sultra.

Perpus

takaa

n

berasal dari Kalbar, Sumut, DKI, Jatim, NTB, Sulsel, Sulut dan Sultra.

Sekitar 10% dari total responden mengaku berniat mau ikut rehabilitasi

Perpus

takaa

n

Sekitar 10% dari total responden mengaku berniat mau ikut rehabilitasi dalam waktu dekat (1-12 bulan ke depan). Para pecandu suntik yang

Perpus

takaa

n

dalam waktu dekat (1-12 bulan ke depan). Para pecandu suntik yang berniatnya lebih tinggi (15%) dibandingkan kelompok lainnya. Alasan

Perpus

takaa

n

berniatnya lebih tinggi (15%) dibandingkan kelompok lainnya. Alasan bagi mereka yang berniat ikut rehabilitasi agar bebas dari Narkoba (biar

Perpus

takaa

n

bagi mereka yang berniat ikut rehabilitasi agar bebas dari Narkoba (biar sehat) sebanyak 58%, kesadaran sendiri (54%), dan bosan/cape pakai Perp

ustak

aan

sehat) sebanyak 58%, kesadaran sendiri (54%), dan bosan/cape pakai Narkoba sebanyak 40%. Sekitar 20% responden masih ragu-ragu Perp

ustak

aan

Narkoba sebanyak 40%. Sekitar 20% responden masih ragu-ragu

BNNterakhir, kebanyakan berada di DKI (32%) dan Bali (28%), dan dari

BNNterakhir, kebanyakan berada di DKI (32%) dan Bali (28%), dan dari kelompok pencandu suntik (20%). Waktu terakhir kali di rehabilitasi

BNNkelompok pencandu suntik (20%). Waktu terakhir kali di rehabilitasi sekitar 4 sampai 6 bulan lalu. Dengan rata-rata lama per rehab sekitar 1

BNNsekitar 4 sampai 6 bulan lalu. Dengan rata-rata lama per rehab sekitar 1 hingga 3 bulan. Tempat rehabilitasi yang banyak dipilih responden dalam BNNhingga 3 bulan. Tempat rehabilitasi yang banyak dipilih responden dalam setahun terakhir adalah LSM (18%), Rumah sakit (11%),panti rehab BNNsetahun terakhir adalah LSM (18%), Rumah sakit (11%),panti rehab

38 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Alasan bagi yang tidak berniat rehabilitasi yang disampaikan beragam, yaitu merasa mampu mengontrol/berhenti sendiri (55%), orangtua belum tahu (21%), sedang bekerja (18%), malu pada teman/keluarga (19%), belum bisa lepas dari Narkoba (16%), tidak punya uang (15%), ragu akan manfaat (14%), tidak tahu tempatnya (13%), sudah berkeluarga (11%).

5. Pengobatan Sendiri untuk Narkoba.

Pengobatan sendiri dapat berupa pasang badan dan atau membeli obat bebas seperti jamu, ramuan tradisional dalam upaya mengatasi kecanduan Narkoba (sakau). Mereka yang telah melakukan upaya ini ada sekitar 26%, terutama di kelompok pecandu suntik (64%). Dari yang pernah tersebut, separuhnya (54%) dilakukan dalam setahun terakhir. Pada kelompok teratur (73%) dan pecandu non suntik (63%) lebih banyak yang melakukannya dibandingkan pecandu suntik (48%). Rerata frekuensi pengobatan sendiri sekitar 5 kali dalam setahun terakhir, terutama pada kelompok pecandu non suntik. Pengobatan sendiri terakhir kali yang dilakukannya sekitar 11 hari yang lalu, dengan lama waktu sekitar 5 hingga 7 hari.

6. Riwayat Tindak Kriminal.

Sekitar sepertiga responden (32%) mengaku pernah mengambil uang atau barang berharga milik keluarga/orang lain. Yang paling banyak melakukan tindak kriminal pencurian ini adalah responden di Bali (66%), Jakarta (58%) dan Jatim (55%). Sekitar separuh dari responden (48%) mengaku melakukan pencurian tersebut dalam setahun terakhir.

7. Riwayat Kecelakaan Lalu Lintas.

Seperlima responden (21%) mengaku pernah mengalami kecelakaan lalu lintas akibat pengaruh Narkoba. Mereka kebanyakan berada di Jabar (42%), Jatim (41%), DKI (39%) dan Lampung (34%). Dari responden yang pernah kecelakaan, ada 34% yang mengalami kecelakaan dalam setahun terakhir. Dalam setiap kejadian kecelakaan, sebagian besar responden harus mengeluarkan biaya. Hanya 10% dari responden yang mengaku tidak mengeluarkan biaya karena kecelakaan.

Perpus

takaa

n banyak yang melakukannya dibandingkan pecandu suntik (48%). Rerata

Perpus

takaa

n banyak yang melakukannya dibandingkan pecandu suntik (48%). Rerata frekuensi pengobatan sendiri sekitar 5 kali dalam setahun terakhir,

Perpus

takaa

n frekuensi pengobatan sendiri sekitar 5 kali dalam setahun terakhir, terutama pada kelompok pecandu non suntik. Pengobatan sendiri

Perpus

takaa

n terutama pada kelompok pecandu non suntik. Pengobatan sendiri terakhir kali yang dilakukannya sekitar 11 hari yang lalu, dengan lama

Perpus

takaa

n terakhir kali yang dilakukannya sekitar 11 hari yang lalu, dengan lama waktu sekitar 5 hingga 7 hari.

Perpus

takaa

n waktu sekitar 5 hingga 7 hari.

Riwayat Tindak Kriminal.

Perpus

takaa

n

Riwayat Tindak Kriminal.

Sekitar sepertiga responden (32%) mengaku pernah mengambil uang

Perpus

takaa

n

Sekitar sepertiga responden (32%) mengaku pernah mengambil uang atau barang berharga milik keluarga/orang lain. Yang paling banyak

Perpus

takaa

n

atau barang berharga milik keluarga/orang lain. Yang paling banyak melakukan tindak kriminal pencurian ini adalah responden di Bali (66%),

Perpus

takaa

n

melakukan tindak kriminal pencurian ini adalah responden di Bali (66%), Jakarta (58%) dan Jatim (55%). Sekitar separuh dari responden (48%) Perp

ustak

aan

Jakarta (58%) dan Jatim (55%). Sekitar separuh dari responden (48%) mengaku melakukan pencurian tersebut dalam setahun terakhir.

Perpus

takaa

n

mengaku melakukan pencurian tersebut dalam setahun terakhir.

BNNkecanduan Narkoba (sakau). Mereka yang telah melakukan upaya ini

BNNkecanduan Narkoba (sakau). Mereka yang telah melakukan upaya ini ada sekitar 26%, terutama di kelompok pecandu suntik (64%). Dari yang

BNNada sekitar 26%, terutama di kelompok pecandu suntik (64%). Dari yang pernah tersebut, separuhnya (54%) dilakukan dalam setahun terakhir.

BNNpernah tersebut, separuhnya (54%) dilakukan dalam setahun terakhir. Pada kelompok teratur (73%) dan pecandu non suntik (63%) lebih BNNPada kelompok teratur (73%) dan pecandu non suntik (63%) lebih banyak yang melakukannya dibandingkan pecandu suntik (48%). Rerata BNNbanyak yang melakukannya dibandingkan pecandu suntik (48%). Rerata

39 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Biaya yang dikeluarkan akibat kecelakaan meliputi biaya perawatan/

pengobatan sendiri (63%), biaya perawatan/pengobatan korban (11%),

biaya perbaikan kendaraan sendiri (49%), biaya perbaikan kendaraan

korban (12%),urusan kepolisian (2%), dan ganti rugi bagi korban (3%).

8. Riwayat Penangkapan oleh Pihak Penegak Hukum.

Hampir seperlima dari responden (18%) mengaku pernah ditangkap oleh

aparat penegak hukum karena kasus Narkoba. Dari mereka yang pernah

ditangkap, ada 21% yang kejadiannya setahun terakhir Aparat yang

menangkap hampir semua daripihak kepolisian (99%). Namun, di

beberapa provinsi ada 8% yang mengaku ditangkap oleh BNN atau 3%

yang berurusan dengan Satpol PP. Dari mereka yang ditangkap,

separuhnya mengaku mengeluarkan biaya terkait urusannya tersebut.

9. Riwayat Pengalaman di Penjara.

Ada sekitar 13% dari responden pernah di penjara. Dari yang pernah

dipenjara, seperlimanya (21%) mengalaminya dalam setahun terakhir.

Terkait dengan urusan penjara yang terakhir kali, ada dua pertiga dari

responden (68%) harus mengeluarkan biaya terkait urusan tersebut.

Sebagian besar responden (81%) mengaku dibantu oleh keluarga ketika

berurusan dengan penjara. Ketika di dalam penjara, sebagian besar

responden kecuali di Papua, menyatakan mereka pernah memakai

Narkoba. Untuk akses Narkoba di penjara, mereka memperoleh dari

teman sesama napi (88%), teman (27%), petugas lapas (16%), bandar

dari luar penjara (9%) dan dari pacar/teman (2%). Indikasi data ini

menunjukkan bahwa akses Narkoba memang ada di dalam Lapas dan

banyak beredar di sesama napi.

10. Riwayat Aktivitas Terganggu karena Pakai Narkoba.

Hampir separuh responden (47%) mengaku pernah terganggu aktvitasnya karena pakai Narkoba. Bahkan sekitar duapertiganya (74%) mengaku terganggu dalam waktu setahun terakhir. Aktivitas yang paling banyak terganggu adalah aktivitas bekerja (60%), kuliah (20%), dan sekolah (9%).

Perpus

takaa

n Ada sekitar 13% dari responden pernah di penjara. Dari yang pernah

Perpus

takaa

n Ada sekitar 13% dari responden pernah di penjara. Dari yang pernah

dipenjara, seperlimanya (21%) mengalaminya dalam setahun terakhir.

Perpus

takaa

n dipenjara, seperlimanya (21%) mengalaminya dalam setahun terakhir.

Terkait dengan urusan penjara yang terakhir kali, ada dua pertiga dari

Perpus

takaa

n Terkait dengan urusan penjara yang terakhir kali, ada dua pertiga dari

responden (68%) harus mengeluarkan biaya terkait urusan tersebut.

Perpus

takaa

n responden (68%) harus mengeluarkan biaya terkait urusan tersebut.

Perpus

takaa

n

Sebagian besar responden (81%) mengaku dibantu oleh keluarga ketika

Perpus

takaa

n

Sebagian besar responden (81%) mengaku dibantu oleh keluarga ketika

berurusan dengan penjara. Ketika di dalam penjara, sebagian besar

Perpus

takaa

n

berurusan dengan penjara. Ketika di dalam penjara, sebagian besar

responden kecuali di Papua, menyatakan mereka pernah memakai

Perpus

takaa

n

responden kecuali di Papua, menyatakan mereka pernah memakai

Narkoba. Untuk akses Narkoba di penjara, mereka memperoleh dari

Perpus

takaa

n

Narkoba. Untuk akses Narkoba di penjara, mereka memperoleh dari

Perpus

takaa

n

teman sesama napi (88%), teman (27%), petugas lapas (16%), bandar Perpus

takaa

n

teman sesama napi (88%), teman (27%), petugas lapas (16%), bandar

dari luar penjara (9%) dan dari pacar/teman (2%). Indikasi data ini Perpus

takaa

n

dari luar penjara (9%) dan dari pacar/teman (2%). Indikasi data ini

BNNbeberapa provinsi ada 8% yang mengaku ditangkap oleh BNN atau 3%

BNNbeberapa provinsi ada 8% yang mengaku ditangkap oleh BNN atau 3%

yang berurusan dengan Satpol PP. Dari mereka yang ditangkap,

BNNyang berurusan dengan Satpol PP. Dari mereka yang ditangkap,

separuhnya mengaku mengeluarkan biaya terkait urusannya tersebut.

BNNseparuhnya mengaku mengeluarkan biaya terkait urusannya tersebut.

40 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

11. Jumlah Teman yang Pakai dan Mati Akibat Narkoba.

Data jumlah teman penyalah guna Narkoba ini mengilustrasikan jejaring penyalah guna Narkoba dan digunakan untuk memprediksi tingkat kematian akibat Narkoba. Rerata jumlah seluruh teman pemakai Narkoba ada sebanyak 13 orang dalam setahun terakhir, sedangkan pada kelompok pecandu suntik ada sebanyak 20 orang, sedangkan kelompok teratur adalah 8 orang dan kelompok pecandu non suntik ada 11 orang. Ada sekitar 20% dari teman penyalah guna yang meninggal akibat Narkoba. Rerata jumlah teman yang mati tersebut ada sebanyak 3 orang, kebanyakan di kalangan pecandu suntik (4 orang). Berdasarkan data ini, diperkirakan tingkat kematian dikalangan penyalah guna per tahun ada sebanyak 12.044 orang per tahun. Berkurangnya jumlah kematian dibandingkan tahun-tahun sebelumnya karena para pemakai Narkoba suntik telah jauh berkurang sebab pada kelompok ini kebanyakan mereka yang mati karena overdosis.

3.11 Biaya satuan konsekuensi penyalahgunaan Narkoba

Biaya satuan konsekuensi akibat penyalahgunaan Narkoba diperoleh dari hasil survei dikalangan penyalah guna Narkoba. Data ini digunakan seba-gai imputasi data perhitungan kerugian biaya ekonomi-sosial akibat Narkoba.

3.11.1 Biaya Satuan Konsekuensi Narkoba Per Orang Per Tahun.

Setiap konsekuensi akibat penyalahgunaan Narkoba tentu akan muncul biaya. Kami mencoba menelusuri biaya yang terjadi dari perspektif penyalah guna yang besaran biayanya dihitung per orang per tahun dalam setahun terakhir. Pertama konsekuensi terhadap kondisi kesehatan responden. Ada 2 kemungkinan, yaitu sehat dan sakit. Jika sakit, maka kemana mereka pergi untuk melakukan tindakan pengobatan, yaitu rawat jalan dan atau rawat inap. Lalu, ditelusuri penyakit yang dideritanya, dengan fokus pada 4 jenis penyakit yang terkait penyalahgunaan Narkoba, yaitu HIV/AIDS, TB paru, Hepatitis, dan candidiasis. Ketika mereka melakukan pengobatan tersebut, dengan siapa mereka diantar pergi berobat dan berapa biaya yang dikeluarkan selama pengobatan tersebut. Nilai median biaya pengobatan rawat jalan (RJ) berkisar antara Rp. 140 ribu sampai Rp. 218 ribu per orang per tahun pada laki-laki, dan kisaran Rp. 100 ribu sampai Rp. 811 ribu pada perempuan.

Perpus

takaa

n 3.11 Biaya satuan konsekuensi penyalahgunaan Narkoba

Perpus

takaa

n 3.11 Biaya satuan konsekuensi penyalahgunaan Narkoba

Biaya satuan konsekuensi akibat penyalahgunaan Narkoba diperoleh

Perpus

takaa

n Biaya satuan konsekuensi akibat penyalahgunaan Narkoba diperoleh dari hasil survei dikalangan penyalah guna Narkoba. Data ini digunakan seba-

Perpus

takaa

n dari hasil survei dikalangan penyalah guna Narkoba. Data ini digunakan seba-

Perpus

takaa

n gai imputasi data perhitungan kerugian biaya ekonomi-sosial akibat Narkoba.

Perpus

takaa

n gai imputasi data perhitungan kerugian biaya ekonomi-sosial akibat Narkoba.

Satuan Konsekuensi Narkoba Per Orang Per Tahun

Perpus

takaa

n

Satuan Konsekuensi Narkoba Per Orang Per Tahun

Setiap konsekuensi akibat penyalahgunaan Narkoba tentu akan

Perpus

takaa

n

Setiap konsekuensi akibat penyalahgunaan Narkoba tentu akan muncul biaya. Kami mencoba menelusuri biaya yang terjadi dari

Perpus

takaa

n

muncul biaya. Kami mencoba menelusuri biaya yang terjadi dari

Perpus

takaa

n

perspektif penyalah guna yang besaran biayanya dihitung per orang per

Perpus

takaa

n

perspektif penyalah guna yang besaran biayanya dihitung per orang per tahun dalam setahun terakhir. Pertama konsekuensi terhadap kondisi Perp

ustak

aan

tahun dalam setahun terakhir. Pertama konsekuensi terhadap kondisi Perpus

takaa

n

kesehatan responden. Ada 2 kemungkinan, yaitu sehat dan sakit. Jika Perpus

takaa

n

kesehatan responden. Ada 2 kemungkinan, yaitu sehat dan sakit. Jika

BNNperkirakan tingkat kematian dikalangan penyalah guna per tahun ada

BNNperkirakan tingkat kematian dikalangan penyalah guna per tahun ada

sebanyak 12.044 orang per tahun. Berkurangnya jumlah kematian

BNNsebanyak 12.044 orang per tahun. Berkurangnya jumlah kematian dibandingkan tahun-tahun sebelumnya karena para pemakai Narkoba

BNNdibandingkan tahun-tahun sebelumnya karena para pemakai Narkoba suntik telah jauh berkurang sebab pada kelompok ini kebanyakan

BNNsuntik telah jauh berkurang sebab pada kelompok ini kebanyakan

41 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Namun, bila dilihat per individu terjadi variasi yang lebar dengan kisaran antara Rp. 3000 sampai Rp.10,8 juta per orang. Sebaliknya, biaya pengobatan rawat inap jauh lebih mahal. Nilai median biaya pengobatan rawat inap memiliki kisaran antara Rp. 2,1 juta sampai Rp. 4,8 juta pada lelaki, sedangkan pada perempuan berkisar Rp. 1,2 juta sampai Rp. 4,8 juta per orang per tahun.

Kedua, biaya overdosis. Tidak seluruh kejadian overdosis dibawa ke rumah sakit, karena telah dapat diselesaikan oleh teman-temannya, dengan cara memberikan minuman susuatau menyuntikan air garam ke dalam tubuh atau menjaga agar klien tetap sadar dengan cara memikul-mukul wajah klien tersebut. Akibatnya biaya yang harus dikeluarkan menjadi jauh lebih kecil (bahkan tidak ada) dibandingkan bila harus dirawat di rumah sakit. Nilai median biaya overdosis berkisar antara Rp. 50 ribu sampai Rp.165 ribu per orang per tahun.Namun, bila melihat rentang biaya per orang variasinya sangat lebar dari Rp. 5.000 sampai Rp. 7 juta per orang per tahun.

Tabel 3.6 Nilai Median Satuan Biaya dari Tiap Konsekuensi Akibat Narkoba

RAWAT JALAN/INAP LAKI-LAKI PEREMPUANRJ-HIV AIDS 218.000 811.000 RJ-TB Paru 145.000 125.000 RJ-Hepatitis 140.000 100.000 RJ-Candidiasis 150.000 717.500 RI-HIV AIDS 4.800.000 4.800.000 RI-TB Paru 4.850.000 6.000.000 RI-Hepatitis 3.400.000 1.200.000 RI-Candidiasis 2.100.000 2.100.000 Loss RJ 171.890 263.438 Loss RI 181.858 257.512 Overdosis 165.000 50.000 Loss Overdosis 258.913 737.500 Rehabilitasi 1.000.000 500.000 Loss Rehabilitasi 91.549 61.033 Pengobatan Sendiri 300.000 765.000 Kriminal 1.200.000 700.000 Kecelakaan 575.000 600.000 Loss Kecelakaan 308.400 906.812 Urusan Aparat Hukum 6.500.000 10.000.000 Loss Aparat Hukum 168.799 253.344 Penjara 10.000.000 7.000.000 Loss Penjara 10.675.800 3.672.472 Aktifitas Terganggu 172.500 205.888

RJ : Rawat Jalan RI : Rawat Inap

Perpus

takaa

n orang variasinya sangat lebar dari Rp.

Perpus

takaa

n orang variasinya sangat lebar dari Rp.juta per orang per tahun.

Perpus

takaa

n juta per orang per tahun.

Nilai Median Satuan Biaya dari Tiap Konsekuensi Akibat

Perpus

takaa

n Nilai Median Satuan Biaya dari Tiap Konsekuensi Akibat

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

RAWAT JALAN/INAP

Perpus

takaa

n

RAWAT JALAN/INAP

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Hepatitis

Perpus

takaa

n

Hepatitis

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Candidiasis

Perpus

takaa

n

Candidiasis

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

HIV AIDS

Perpus

takaa

n

HIV AIDS

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

TB Paru

Perpus

takaa

n

TB Paru

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

- Perpus

takaa

n

-HepatitisPerpus

takaa

n

HepatitisPerpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

CandidiasisPerpus

takaa

n

CandidiasisPerpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Loss RJPerpus

takaa

n

Loss RJPerpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNNa biaya yang harus

BNNa biaya yang harus

dikeluarkan menjadi jauh lebih kecil (bahkan tidak ada) dibandingkan

BNNdikeluarkan menjadi jauh lebih kecil (bahkan tidak ada) dibandingkan Nilai median

BNNNilai median biaya overdosis berkisar

BNNbiaya overdosis berkisar ribu per orang per tahun.Namun, bila BNNribu per orang per tahun.Namun, bila

orang variasinya sangat lebar dari Rp.BNNorang variasinya sangat lebar dari Rp.

42 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Ketiga, median biaya rehabilitasi yang dihabiskan berkisar antara Rp. 500 ribu sampai Rp. 1 juta per orang per tahun.Rendahnya biaya ini karena sebagian besar biaya program rehabilitasi gratis terutama yang disediakan oleh LSM dan pemerintah. Mereka mengeluarkan biaya tersebut untuk biaya kebutuhan personal. Bagi mereka yang mengakses panti rehab swasta biaya yang dikeluarkan jauh lebih besar yaitu berkisar Rp. 20 juta per tahun. Aktivitas pengobatan sendiri adalah berbagai upaya yang dilakukan untuk menghentikan dari kecanduan Narkoba dengan cara mandiri, seperti pasang badan atau meminum obat tertentu. Nilai median yang dikeluarkan sekitar Rp. 300 ribu sampai Rp. 765 ribu per orang per tahun.

Keempat, tindak kriminal. Penyalah guna Narkoba cenderung melakukan tindak kriminal agar memiliki uang untuk membeli Narkoba. Median biaya akibat berbagai kegiatan kriminal berkisar antara Rp. 700 ribu sampai Rp.1,2 juta per orang per tahun. Nilai maksimal tindakan kriminal adalah Rp. 150 juta per tahun.

Kelima, kejadian kecelakaan juga dialami oleh beberapa penyalah guna sehabis memakai Narkoba. Kisaran median biaya yang harus dikeluarkan akibat kejadian tersebut antara Rp. 575 ribu sampai Rp. 600 ribu. Dengan nilai maksimal biaya kecelakaan yang pernah dihabiskan sekitar Rp. 20 juta per tahun.

Keenam, urusan dengan aparat penegak hukum. Ketika penyalah guna tertangkap tangan oleh pihak aparat penegak hukum, maka ada proses panjang yang harus dilalui sampai keluarnya keputusan di tingkat pengadilan. Dalam proses tersebut terbuka peluang berbagai oknum aparat penegak hukum meminta sejumlah uang untuk menghentikan kasus atau mengurangi masa hukuman. Median biaya yang dikeluarkan oleh responden berkisar antara Rp. 6,5 juta sampai Rp. 10 juta. Nilai maksimal tertinggi yang dinyatakan responden adalah Rp. 80 juta per orang.

Ketujuh, di penjara merupakan salah satu tempat yang potensial terjadinya transaksi keuangan dari para oknum. Para penyalah guna ketika berurusan selama di penjara harus mengeluarkan median biaya antara Rp. 7 juta sampai Rp. 10 juta per orang per tahun.

Perpus

takaa

n ribu sampai Rp.1,2 juta per orang per tahun. Nilai maksimal tindakan

Perpus

takaa

n ribu sampai Rp.1,2 juta per orang per tahun. Nilai maksimal tindakan juta per tahun.

Perpus

takaa

n juta per tahun.

Kelima, kejadian kecelakaan juga dialami oleh beberapa penyalah

Perpus

takaa

n Kelima, kejadian kecelakaan juga dialami oleh beberapa penyalah sehabis memakai Narkoba. Kisaran median biaya yang harus

Perpus

takaa

n sehabis memakai Narkoba. Kisaran median biaya yang harus

dikeluarkan akibat kejadian tersebut antara Rp. 575 ribu sampai

Perpus

takaa

n dikeluarkan akibat kejadian tersebut antara Rp. 575 ribu sampai

600 ribu. Dengan nilai maksimal biaya kecelakaan yang pernah

Perpus

takaa

n

600 ribu. Dengan nilai maksimal biaya kecelakaan yang pernah dihabiskan sekitar Rp.

Perpus

takaa

n

dihabiskan sekitar Rp. 20

Perpus

takaa

n

20 juta per tahun.

Perpus

takaa

n

juta per tahun.

Keenam, urusan dengan aparat penegak hukum. Ketika penyalah

Perpus

takaa

n

Keenam, urusan dengan aparat penegak hukum. Ketika penyalah guna

Perpus

takaa

n

guna tertangkap tangan oleh pihak aparat penegak hukum, maka ada

Perpus

takaa

n

tertangkap tangan oleh pihak aparat penegak hukum, maka ada

Perpus

takaa

n

proses panjang yang harus dilalui sampai keluarnya keputusan di Perpus

takaa

n

proses panjang yang harus dilalui sampai keluarnya keputusan di tingkat pengadilan. Dalam proses tersebut terbuka peluang berbagai Perp

ustak

aan

tingkat pengadilan. Dalam proses tersebut terbuka peluang berbagai

BNNKeempat, tindak kriminal. Penyalah guna Narkoba cenderung

BNNKeempat, tindak kriminal. Penyalah guna Narkoba cenderung melakukan tindak kriminal agar memiliki uang untuk membeli Narkoba

BNNmelakukan tindak kriminal agar memiliki uang untuk membeli NarkobaMedian biaya akibat berbagai kegiatan kriminal berkisar antara Rp. 700 BNNMedian biaya akibat berbagai kegiatan kriminal berkisar antara Rp. 700 ribu sampai Rp.1,2 juta per orang per tahun. Nilai maksimal tindakan BNNribu sampai Rp.1,2 juta per orang per tahun. Nilai maksimal tindakan

43 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

3.11.2 Biaya Konsumsi Narkoba Per Orang Per Tahun.

Median biaya satuan biaya konsumsi Narkoba diperkirakan

Rp.10,8 juta per orang per tahun. Satuan biaya konsumsi tersebut tidak

jauh berbeda antara lelaki dengan perempuan. Satuan biaya konsumsi

tersebut meningkat dua kali lipatnya dibandingkan tahun 2008. Semakin

tinggi tingkat ketergantungan, maka median satuan biayanya semakin

besar. Pada kelompok teratur pakai, median konsumsinya Rp. 1 juta

per orang per tahun, lalu meningkat pada pecandu suntik menjadi

Rp. 11,2 juta dan meningkat lagi pada kelompok pecandu suntik

menjadi Rp. 34,8 juta per orang per tahun.

3.11.3 Biaya Sosial-Ekonomi Penyalah-Gunaan Narkoba Per Tahun

Dalam konteks penghitungan estimasi kerugian biaya ini, istilah

yang dipakai adalah biaya ekonomi. Biaya ekonomi yang dimaksud

adalah biaya individual (private) dan biaya sosial. Biaya individual

adalah beban biaya yang melekat pada penyalah guna Narkoba,

termasuk biaya konsumsi Narkoba. Biaya sosial adalah beban biaya

akibat konsekuensi penyalahgunaan Narkoba yang secara tidak

langsung berdampak pada masyarakat. Definisi tersebut lebih merujuk

pada definisi yang dibuat oleh Markandya dan Pearce (1989).

Estimasi kerugian biaya ekonomi akibat Narkoba diperkirakan

sekitar Rp. 63,1 trilyun di tahun 2014. Jumlah tersebut sekitar 2 kali

lipat dibandingkan tahun 2008, atau naik sekitar 31% dibandingkan

tahun 2011. Jika dipilah, diperkirakan sebesar Rp.56,1 trilyun untuk

kerugian biaya pribadi (private)dan Rp.6,9 trilyun untuk kerugian biaya

sosial. Pada biaya private sebagian besar digunakan untuk biaya

konsumsi Narkoba (76%). Sedangkan pada biaya sosial sebagian besar

diperuntukan untuk kerugian biaya akibat kematian karena Narkoba

(premature death) (78%).

Perpus

takaa

n Dalam konteks penghitungan estimasi kerugian biaya ini, istilah

Perpus

takaa

n Dalam konteks penghitungan estimasi kerugian biaya ini, istilah

yang dipakai adalah biaya ekonomi. Biaya ekonomi yang dimaksud

Perpus

takaa

n yang dipakai adalah biaya ekonomi. Biaya ekonomi yang dimaksud

adalah biaya individual (

Perpus

takaa

n adalah biaya individual (private

Perpus

takaa

n private) dan biaya sosial. Biaya individual

Perpus

takaa

n ) dan biaya sosial. Biaya individual

Perpus

takaa

n adalah beban biaya yang melekat pada penyalah guna Narkoba

Perpus

takaa

n adalah beban biaya yang melekat pada penyalah guna Narkoba

termasuk biaya konsumsi Narkoba. Biaya sosial adalah beban biaya

Perpus

takaa

n

termasuk biaya konsumsi Narkoba. Biaya sosial adalah beban biaya

akibat konsekuensi penyalahgunaan Narkoba yang secara tidak

Perpus

takaa

n

akibat konsekuensi penyalahgunaan Narkoba yang secara tidak

langsung berdampak pada masyarakat. Definisi tersebut lebih merujuk

Perpus

takaa

n

langsung berdampak pada masyarakat. Definisi tersebut lebih merujuk

Perpus

takaa

n

pada definisi yang dibuat oleh Markandya dan Pearce (1989).

Perpus

takaa

n

pada definisi yang dibuat oleh Markandya dan Pearce (1989).

Estimasi kerugian biaya ekonomi akibat Narkoba diperkirakan Perpus

takaa

n

Estimasi kerugian biaya ekonomi akibat Narkoba diperkirakan

BNN 11,2 juta dan meningkat lagi pada kelompok pecandu suntik

BNN 11,2 juta dan meningkat lagi pada kelompok pecandu suntik

3.11.3 Biaya Sosial-Ekonomi Penyalah-Gunaan Narkoba Per Tahun BNN3.11.3 Biaya Sosial-Ekonomi Penyalah-Gunaan Narkoba Per Tahun

44 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Grafik 3.3 Kecenderungan Total Kerugian Biaya Ekonomi Akibat Narkoba Tahun 2008, 2011, dan 2014

1. Biaya Individual (Private).

Biaya individual adalah beban biaya yang melekat pada penyalah guna Narkoba. Yang termasuk biaya ini adalah konsumsi Narkoba, biaya perawatan dan pengobatan karena sakit akibat Narkoba, biaya bila terjadi overdosis, biaya melakukan detoksifikasi dan rehabilitasi, biaya untuk melakukan pengobatan sendiri dalam upaya penghentian Narkoba, biaya yang terjadi akibat kecelakaan lalu-lintas, biaya yang diperlukan terkait urusan ketika tertangkap pihak kepolisian karena Narkoba, biaya yang dikeluarkan karena dipenjara, biaya produktivitas yang hilang akibat pemakaian Narkoba sehingga responden tidak bisa bekerja/sekolah.

26,490

44,462

56,168

5,954

3,816

6,974

0

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

70,000

2008 2011 2014

Biaya Private Biaya Sosial

Dalam Jutaan (Rp.)

Perpus

takaa

n

Biaya Individual (

Perpus

takaa

n

Biaya Individual (

Biaya individual adalah beban biaya yang melekat pada Perpus

takaa

n

Biaya individual adalah beban biaya yang melekat pada penyalah guna Narkoba. Yang termasuk biaya ini adalah Perp

ustak

aan

penyalah guna Narkoba. Yang termasuk biaya ini adalah Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 44,462

Perpus

takaa

n 44,462

2008

Perpus

takaa

n

2008

BNNBNN

45 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Tabel 3.7 Total Kerugian Ekonomi dan Sosial Akibat Penyalahgunaan Narkoba di Indonesia, 2014

KOMPONEN BIAYA 2014 %Konsumsi Narkoba 42.945.590 68,0 Pengobatan Sakit 10.239.695 16,2 Overdosis 12.932 0,0 Detox dan Rehabilitasi 157.483 0,2 Pengobatan Sendiri 223.907 0,4 Kecelakaan 163.878 0,3 Urusan dengan Aparat Hukum 1.152.328 1,8 Penjara 1.028.117 1,6 Aktivitas Terganggu 244.352 0,4

Total Biaya Private 56.168.283 89,0Loss Productivity Sakit 90.847 0,1 Overdosis 39.754 0,1 Detox dan Rehabilitasi 10.310 0,0 Kecelakaan 57.457 0,1 Aparat Hukum 11.205 0,0 Penjara 649.073 1,0 Premature Death 5.437.093 8,6 Tindak Kriminal 648.392 1,0

Total Biaya Sosial 6.944.130 11,0Total Biaya Sosek 63.112.413 100,0

Total kerugian biaya individual akibat penyalahgunaan Narkoba sekitar Rp. 56,1 trilyun di tahun 2014. Kontribusi biaya yang paling besar berasal dari biaya konsumsi Narkoba, mencapai Rp. 42,9 trilyun. Jumlah biaya tersebut meningkat tajam sekitar 2,4 kali lipatnya dibandingkan tahun 2011. Peningkatan biaya tersebut disebabkan faktor peningkatan harga pasaran Narkoba, terutama putau, shabu, berbagai jenis Narkoba lainnya. Harga putau yang mahal karena supply dari asalnya amat terbatas dan kualitasnya sudah jauh menurun pada tingkat jalanan dibandingkan beberapa tahun sebelumnya. Kontribusi biaya lain yang menonjol adalah biaya pengobatan akibat sakit (Rp.10,2 trilyun). Biaya akibat sakit sekitar separuhnya (50%) berasal dari biaya rawat inap akibat sakit TB paru.

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Total Biaya Sosial

Perpus

takaa

n

Total Biaya Sosial

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Total Biaya Sosek

Perpus

takaa

n

Total Biaya Sosek

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Total kerugian biaya individual akibat penyalahgunaan

Perpus

takaa

n

Total kerugian biaya individual akibat penyalahgunaan Narkoba

Perpus

takaa

n

Narkoba sekitar Rp.

Perpus

takaa

n

sekitar Rp.yang paling besar berasal dari biaya konsumsi Perp

ustak

aan

yang paling besar berasal dari biaya konsumsi Rp.Perp

ustak

aan

Rp. 42,9 trilyun. Jumlah biaya tersebut meningkat tajam sekitar 2,4 Perpus

takaa

n

42,9 trilyun. Jumlah biaya tersebut meningkat tajam sekitar 2,4

BNNBNN

244.352

BNN244.352

BNN56.168.283

BNN56.168.283

BNNBNNBNNBNNBNNBNN90.847

BNN90.847

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

46 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

2. Biaya Sosial.

Biaya sosial adalah beban biaya akibat konsekuensi penyalahgunaan Narkoba yang secara tidak langsung berdampak pada masyarakat. Dikarenakan studi ini menggunakan pendekatan perspektif klien, maka sebagian besar biaya yang dikalkulasi adalah aktivitas yang dilakukan oleh orang lain yang terkait dengan responden, yaitu dengan mengukur tingkat biaya produktivitas yang hilang (loss productivity) dari waktu dan biaya dari orang lain tersebut akibat menemani atau menunggu responden. Untuk menghitung biaya satuannya digunakan pendekatan upah minimum regional (UMR) per provinsi 2014.

Secara detail komponen biaya sosial terdiri dari biaya produktivitas yang hilang karena menunggu responden sakit, ketika overdosis, ketika detoksifikasi dan rehabilitasi, ketika terjadi kecelakaan ketika berurusan dengan pihak kepolisian, ketika berurusan dengan pihak penjara, ketika terjadi kematian akibat Narkoba (premature death) dan tindakan kriminalitas.

Biaya sosial yang terjadi diperkirakan sekitar Rp. 6,9 trilyun (2014). Biaya sosial tersebut meningkat sekitar 14% dari tahun 2008. Kontribusi biaya terbesar berasal dari biaya kematian dini akibat Narkoba (premature death) (78%). Selain itu, kontribusi biaya lainnya berasal dari hilangnya waktu produktifitas di penjara (9%) dan biaya akibat kriminalitas (9%).

3.12 Proyeksi Jumlah Penyalah guna dan Kerugian Ekonomi Akibat Narkoba Sampai 2020.

3.12.1 Proyeksi Jumlah Penyalah guna Narkoba 2014-2020.

Rumus perhitungan estimasi penyalah guna Narkoba adalah angka prevalensi survei dikalikan dengan populasi penduduk usia 10-59 tahun. Sumber data angka prevalensi berasal dari 3 survei Narkoba, yaitu survei rumah tangga (2005 dan 2010), survei pekerja (2009 & 2011), dan survei pelajar/mahasiswa (2006, 2009, dan 2011). Sebagai basis perhitungan estimasi adalah tahun 2013, dengan menggunakan angka rata-rata prevalensi dari semua survei tsb menurut jenis kelamin.

Perpus

takaa

n ketika overdosis, ketika detoksifikasi

Perpus

takaa

n ketika overdosis, ketika detoksifikasi kecelakaan ketika berurusan dengan pihak kepolisian, ketika

Perpus

takaa

n kecelakaan ketika berurusan dengan pihak kepolisian, ketika ngan pihak penjara, ketika terjadi kematian akibat

Perpus

takaa

n ngan pihak penjara, ketika terjadi kematian akibat premature death

Perpus

takaa

n premature death) dan tindakan kriminalitas.

Perpus

takaa

n ) dan tindakan kriminalitas.

Biaya sosial yang terjadi diperkirakan sekitar Rp.

Perpus

takaa

n Biaya sosial yang terjadi diperkirakan sekitar Rp.

(2014). Biaya sosial tersebut meningkat sekitar 14% dari tahun

Perpus

takaa

n

(2014). Biaya sosial tersebut meningkat sekitar 14% dari tahun 2008. Kontribusi biaya te

Perpus

takaa

n

2008. Kontribusi biaya teNarkoba

Perpus

takaa

n

Narkoba (

Perpus

takaa

n

(

Perpus

takaa

n

premature death

Perpus

takaa

n

premature deathbiaya lainnya berasal dari hilangnya waktu produktifitas di penjara

Perpus

takaa

n

biaya lainnya berasal dari hilangnya waktu produktifitas di penjara (9%) dan biaya akibat kriminalitas (9%).

Perpus

takaa

n

(9%) dan biaya akibat kriminalitas (9%).

3.12 Proyeksi Jumlah Penyalah guna dan Kerugian Ekonomi Akibat Narkoba Perpus

takaa

n

3.12 Proyeksi Jumlah Penyalah guna dan Kerugian Ekonomi Akibat Narkoba

BNNpendekatan upah minimum regional (UMR) per provinsi 2014.

BNNpendekatan upah minimum regional (UMR) per provinsi 2014.

cara detail komponen biaya sosial terdiri dari biaya

BNNcara detail komponen biaya sosial terdiri dari biaya produktivitas yang hilang karena menunggu responden sakit,

BNNproduktivitas yang hilang karena menunggu responden sakit, ketika overdosis, ketika detoksifikasi BNNketika overdosis, ketika detoksifikasi danBNN

dan rehabilitasi, ketika terjadi BNNrehabilitasi, ketika terjadi

kecelakaan ketika berurusan dengan pihak kepolisian, ketika BNNkecelakaan ketika berurusan dengan pihak kepolisian, ketika

47 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Sedangkan ketika melakukan proyeksi, pada skenario naik maka diasumsikan angka prevalensi di lelaki naik sekitar 1,5% per tahun pada rumah tangga dan pelajar, serta 2% per tahun pada pekerja. Pada perempuan asumsinya tidak jauh berbeda. Pada skenario turun, maka asumsi penurunan sebesar 1% per tahun pada rumah tangga dan pekerja, serta 2% per tahun pada pelajar.

Di tingkat populasi penduduk, maka ada 2 faktor yang berubah yaitu laju pertumbuhan penduduk per tahun dan perubahan komposisi penduduk pada kelompok pekerja formal17 dan pelajar18, yaitu sekitar 1% per tahun.

Proyeksi hasil perhitungan penyalah guna Narkoba dibagi menjadi 3 skenario, yaitu skenario naik, skenario stabil, dan skenario turun. Pada skenario naik, jumlah penyalah guna akan meningkat dari 4,1 juta (2014) menjadi 5,0 juta orang (2020). Sementara bila skenario turun maka akan menjadi 3,7 juta orang (2020). Kontribusi jumlah penyalah guna terbesar berasal dari kelompok pekerja. Ini dapat dimaklumi karena mereka memiliki kemampuan secara finansial dan tekanan kerja yang tinggi sehingga cenderung menggunakan jenis Narkoba yang mampu mendorong staminanya tetap bugar. Hal yang perlu mendapat perhatian khusus adalah kelompok pelajar/mahasiswa, karena mereka adalah generasi penerus bangsa. Di kelompok pelajar/mahasiswa dalam fase tingkat keingintahuan dan keegoannya sangat tinggi serta tekanan peer group yang kuat sehingga bagi Bandar/pengedar Narkoba merupakan pasar yang amat potensial.

Apabila angka tersebut distandarisasikan dengan populasi penduduk, maka diperoleh angka prevalensi Narkoba. Angka prevalensi Narkoba di tahun 2014 berkisar antara 2,1% sampai 2,3%. Angka prevalensi tersebut diproyeksikan akan terjadi peningkatan bila tekanan. Bandar Narkoba semakin intensif menjadi 2,6%, atau malah sebaliknya terjadi penurunan menjadi 1,9% di tahun 2020 karena adanya upaya penanggulangan dan peredaran Narkoba yang dilakukan secara terencana, intensif, dan berkelanjutan oleh semua pihak.

17Pertumbuhan ekonomi Indonesia sekitar 5%-7% per tahun membuka peluang lapangan kerja baru di sektor formal 18Peningkatan pendapatan per kapita dan adanya program sekolah gratis dari pemerintah

Perpus

takaa

n (2014) menjadi 5,0 juta orang (2020). Sementara bila skenario turun

Perpus

takaa

n (2014) menjadi 5,0 juta orang (2020). Sementara bila skenario turun maka akan menjadi 3,7 juta orang (2020). Kontribusi jumlah penyalah

Perpus

takaa

n maka akan menjadi 3,7 juta orang (2020). Kontribusi jumlah penyalah terbesar berasal dari kelompok pekerja. Ini dapat dimaklumi

Perpus

takaa

n terbesar berasal dari kelompok pekerja. Ini dapat dimaklumi karena mereka memiliki kemampuan secara finansial dan tekanan kerja

Perpus

takaa

n karena mereka memiliki kemampuan secara finansial dan tekanan kerja yang tinggi sehingga cenderung menggunakan jenis Narkoba yang

Perpus

takaa

n yang tinggi sehingga cenderung menggunakan jenis Narkoba yang mampu mendorong staminanya tetap bugar. Hal yang perlu mendapat

Perpus

takaa

n mampu mendorong staminanya tetap bugar. Hal yang perlu mendapat perhatian khusus adalah kelompok pelajar/mahasiswa, karena mereka

Perpus

takaa

n

perhatian khusus adalah kelompok pelajar/mahasiswa, karena mereka adalah generasi penerus bangsa. Di kelompok pelajar/mahasiswa

Perpus

takaa

n

adalah generasi penerus bangsa. Di kelompok pelajar/mahasiswa dalam fase tingkat keingintahuan dan keegoannya sangat tinggi serta

Perpus

takaa

n

dalam fase tingkat keingintahuan dan keegoannya sangat tinggi serta tekanan peer group yang kuat sehingga bagi Bandar/pengedar Narkoba

Perpus

takaa

n

tekanan peer group yang kuat sehingga bagi Bandar/pengedar Narkoba merupakan pasar yang amat potensial. Perp

ustak

aan

merupakan pasar yang amat potensial.

Apabila angka tersebut distandarisasikan dengan populasi Perpus

takaa

n

Apabila angka tersebut distandarisasikan dengan populasi

BNNProyeksi hasil perhitungan penyalah guna Narkoba dibagi menjadi

BNNProyeksi hasil perhitungan penyalah guna Narkoba dibagi menjadi 3 skenario, yaitu skenario naik, skenario stabil, dan skenario turun.

BNN3 skenario, yaitu skenario naik, skenario stabil, dan skenario turun. Pada skenario naik, jumlah penyalah guna akan meningkat dari 4,1 juta

BNNPada skenario naik, jumlah penyalah guna akan meningkat dari 4,1 juta (2014) menjadi 5,0 juta orang (2020). Sementara bila skenario turun BNN(2014) menjadi 5,0 juta orang (2020). Sementara bila skenario turun maka akan menjadi 3,7 juta orang (2020). Kontribusi jumlah penyalah BNNmaka akan menjadi 3,7 juta orang (2020). Kontribusi jumlah penyalah

48 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Tabel 3.8 Proyeksi Jumlah Penyalah guna Narkoba dan Angka Prevalensi Total Menurut Skenario dan Kelompok Populasi, 2014-2020 (dalam ribuan orang)

POK

SURVEI SKENARIOTAHUN

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Rumah Tangga

Naik 923,6 951,0 974,8 994,7 1.010,5 1.022,4 1.030,6

Stabil 898,8 904,8 910,4 915,6 920,2 924,3 928,4

Turun 875,3 860,7 849,0 840,0 833,9 830,7 830,9

Pelajar Naik 1.128,0 1.178,3 1.225,7 1.269,5 1.309,4 1.345,2 1.377,4

Stabil 1.099,1 1.123,6 1.148,2 1.172,7 1.197,1 1.221,6 1.246,5

Turun 1.041,4 1.014,0 993,2 979,2 972,7 974,2 984,7

Pekerja Naik 2.095,6 2.204,2 2.305,4 2.397,8 2.480,7 2.553,6 2.617,0

Stabil 2.024,7 2.069,7 2.115,0 2.160,2 2.205,0 2.249,9 2.295,6

Turun 1.953,9 1.953,2 1.924,7 1.922,5 1.929,4 1.946,1 1.074,2

Total Naik 4.147,1 4.333,5 4.505,9 4.661,9 4.800,6 4.921,2 5.024,9

Stabil 4.022,7 4.098,0 4.173,6 4.248,4 4.322,3 4.395,8 4.470,5

Turun 3.870,5 3.809,8 3.766,8 3.741,8 3.736,0 3.751,1 3.789,9

Angka Prevalensi

Naik 2,3 2,3 2,4 2,4 2,5 2,5 2,6

Stabil 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,3 2,3

Turun 2,1 2,0 2,0 2,0 1,9 1,9 1,9

3.12.2 Proyeksi Kerugian Biaya Ekonomi dan Sosial Penyalahgunaan Narkoba 2014-2020.

Proyeksi jumlah kerugian biaya ekonomi dan sosial akibat

penyalahgunaan Narkoba berbasiskan atas hasil data kalkulasi

kerugian biaya sosek di tahun 2014. Dari basis data tersebut

diproyeksikan dengan menggunakan metode future value. Future value

adalah sebuah metode yang digunakan untuk mensetarakan nilai uang

saat ini ke masa depan. Asumsi yang digunakan dengan tingkat bunga

4% per tahun. Analisis perhitungan dengan memilah menurut jenis

kelamin. Dari 3 skenario basis data, kami hanya mengkalkulasi untuk

skenario stabil.

Diproyeksikan akan terjadi peningkatan kerugian biaya ekonomi &

sosial (sosek) akibat penyalahgunaan Narkoba sekitar 2,3 kali lipatnya

atau meningkat dari Rp. 63,1 trilyun menjadi Rp. 143,8 trilyun di tahun

2020. Biaya yang terjadi pada kelompok laki-laki jauh lebih tinggi

dibandingkan kelompok perempuan.

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 3.766,8

Perpus

takaa

n 3.766,83.766,8

Perpus

takaa

n 3.766,8

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 2,3

Perpus

takaa

n 2,3

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 2,4

Perpus

takaa

n 2,4

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 2,2

Perpus

takaa

n 2,2

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 2,2

Perpus

takaa

n 2,2

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 2,0

Perpus

takaa

n 2,0

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 2,0

Perpus

takaa

n 2,0

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 3.12.2 Proyeksi Kerugian Biaya Ekonomi dan Sosial Penyalahgunaan

Perpus

takaa

n 3.12.2 Proyeksi Kerugian Biaya Ekonomi dan Sosial Penyalahgunaan

Narkoba 2014-2020.

Perpus

takaa

n

Narkoba 2014-2020.

Proyeksi jumlah kerugian biaya ekonomi dan sosial akibat

Perpus

takaa

n

Proyeksi jumlah kerugian biaya ekonomi dan sosial akibat

penyalahgunaan Narkoba berbasiskan atas hasil data kalkulasi

Perpus

takaa

n

penyalahgunaan Narkoba berbasiskan atas hasil data kalkulasi

Perpus

takaa

n

kerugian biaya sosek di tahun 2014. Dari basis data tersebut

Perpus

takaa

n

kerugian biaya sosek di tahun 2014. Dari basis data tersebut

diproyeksikan dengan menggunakan metode Perpus

takaa

n

diproyeksikan dengan menggunakan metode Perpus

takaa

n

adalah sebuah metode yang digunakan untuk mensetarakan nilai uang Perpus

takaa

n

adalah sebuah metode yang digunakan untuk mensetarakan nilai uang

BNNBNNBNNBNN2.160,2

BNN2.160,2

BNNBNN2.205,0

BNN2.205,02.205,0

BNN2.205,0

BNNBNNBNNBNNBNN1.922,5

BNN1.922,5

BNNBNN1.929,4

BNN1.929,41.929,4

BNN1.929,4

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN4.661,9

BNN4.661,94.661,9

BNN4.661,9

BNNBNN4.800,6

BNN4.800,64.800,6

BNN4.800,6

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

4.173,6 BNN4.173,6 BNN

BNNBNN4.248,4BNN4.248,44.248,4BNN4.248,4BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

3.766,8 BNN3.766,8 BNN

BNN3.741,8BNN3.741,83.741,8BNN3.741,8BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

49 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Grafik 3.4 Proyeksi Angka Prevalensi Penyalah guna Narkoba Per Tahun Menurut Jenis Penyalah guna dan Kelompok Penyalah guna Narkoba di Indonesia, 2008-2013

Hal yang perlu dicermati pada komponen biaya konsumsi

Narkoba, diproyeksikan biaya tersebut akan meningkat dari Rp.42,9

trilyun (2014) menjadi Rp. 97,8 trilyun (2020). Jumlah tersebut amat

menggiurkan sebagai sebuah peluang bisnis. Dengan besarnya

peredaran uang di bisnis tersebut, tentu banyak pihak terutama bandar

Narkoba untuk terus memperbesar penetrasi pasar agar mendapatkan

keuntungan yang jauh lebih besar. Sehingga bisnis Narkoba sepertinya

tidak akan pernah mati. Untuk itu, peran dari berbagai lapisan

masyarakat bersama-sama dengan aparat penegak hukum untuk dapat

menekan peredaran Narkoba tersebut.

Detail proyeksi kerugian biaya ekonomi dan sosial per provinsi dapat

dilihat pada lampiran.

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Hal yang perlu dicermati pada komponen biaya konsumsi

Perpus

takaa

n

Hal yang perlu dicermati pada komponen biaya konsumsi

Narkoba, diproyeksikan biaya tersebut akan meningkat dari Rp.42,9

Perpus

takaa

n

Narkoba, diproyeksikan biaya tersebut akan meningkat dari Rp.42,9

Perpus

takaa

n

trilyun (2014) menjadi Rp. 97,8 trilyun (2020). Jumlah tersebut amat

Perpus

takaa

n

trilyun (2014) menjadi Rp. 97,8 trilyun (2020). Jumlah tersebut amat

menggiurkan sebagai sebuah peluang bisnis. Dengan besarnya Perpus

takaa

n

menggiurkan sebagai sebuah peluang bisnis. Dengan besarnya Perpus

takaa

n

peredaran uang di bisnis tersebut, tentu banyak pihak terutama bandar Perpus

takaa

n

peredaran uang di bisnis tersebut, tentu banyak pihak terutama bandar

BNN

50 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

3.13 Kebijakan Pencegahan dan Penanggulangan Narkoba.

3.13.1 Regulasi.

Dari sisi peraturan perundang-undangan dan kebijakan, upaya penanggulangan penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif di Indonesia sudah sangat kuat, jika dibandingkan dengan bidang lain, tidak ada bidang yang mempunyai landasan payung hukum selengkap ini. Di tingkat perundang-undangan misalnya, ada UU No. 35 Tahun 2009 tentang narkotika, dan UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan yang memayungi bagaimana penanganan penyalah guna narkotika dan zat adiktif.

Di tingkat eksekutif ada dua peraturan yaitu Inpres Nomor: 12 Tahun 2011 tentang pelaksanaan Kebijakan dan Strategi Nasional Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) dan PP No. 25 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Wajib lapor Pecandu Narkotika. Dua tingkat peraturan perundang-undangan tertinggi sudah dimiliki sehingga dapat dikatakan dukungan pemerintah terhadap upaya penanggulangan penyalahgunana Narkoba sudah sangat kuat.

Peluang untuk melibatkan Pemerintah daerah dalam penanganan penyalahgunaan Narkoba dapat merujuk kepada Permendagri No. 21 Tahun 2013 tentang Fasilitasi Pencegahan, Penyalahgunaan Narkotika merupakan wujud sinergisitas penanganan masalah Narkoba. Didalam-nya mengatur peran Gubernur/Bupati/Walikota, pendanaan, pembinaan dan pelaporan dalam penyelenggaraan fasilitasi P4GN. Ditekankan pula bahwa pemda bertanggung jawab terhadap penanganan masalah Narkoba. Fasilitasi dimaksud dalam bentuk sebagai berikut: menyusun Perda; meningkatkan partisipasi masyarakat; kemitraan/kerjasasama dengan ormas, swasta; perguruan tinggi; sukarelawan; perorangan; dan/atau badan hukum dan melibatkan forum kerukunan umat ber-agama, forum kewaspadaan dini masyarakat di daerah dan komunitas intelijen daerah untuk pencegahan penyalahgunaan narkotika; dan menyusun program dan kegiatan pencegahan penyalahgunaan narkotika (Pasal 4).

Perpus

takaa

n han Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap

Perpus

takaa

n han Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap (P4GN) dan PP No. 25 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan

Perpus

takaa

n (P4GN) dan PP No. 25 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Wajib lapor Pecandu Narkotika.

Perpus

takaa

n Wajib lapor Pecandu Narkotika. Dua tingkat peraturan perundang

Perpus

takaa

n Dua tingkat peraturan perundangundangan tertinggi sudah dimiliki sehingga dapat dikatakan dukungan

Perpus

takaa

n undangan tertinggi sudah dimiliki sehingga dapat dikatakan dukungan

Perpus

takaa

n erhadap upaya penanggulangan penyalahgunana

Perpus

takaa

n erhadap upaya penanggulangan penyalahgunana

Peluang untuk melibatkan Pemerintah daerah dalam penanganan

Perpus

takaa

n

Peluang untuk melibatkan Pemerintah daerah dalam penanganan penyalahgunaan Narkoba dapat merujuk kepada

Perpus

takaa

n

penyalahgunaan Narkoba dapat merujuk kepada Tahun 2013 tentang Fasilitasi Pencegahan, Penyalahgunaan Narko

Perpus

takaa

n

Tahun 2013 tentang Fasilitasi Pencegahan, Penyalahgunaan Narko

Perpus

takaa

n

merupakan wujud sinergisitas penanganan masalah Narkoba

Perpus

takaa

n

merupakan wujud sinergisitas penanganan masalah Narkobanya mengatur peran Gubernur/Bupati/Walikota, pendanaan, pembinaan Perp

ustak

aan

nya mengatur peran Gubernur/Bupati/Walikota, pendanaan, pembinaan dan pelaporan dalam penyelenggaraan fasilitasi P4GN. Perp

ustak

aan

dan pelaporan dalam penyelenggaraan fasilitasi P4GN.

BNNDi tingkat eksekutif ada dua peraturan yaitu Inpres Nomor: 12

BNNDi tingkat eksekutif ada dua peraturan yaitu Inpres Nomor: 12 elaksanaan Kebijakan dan Strategi Nasional

BNNelaksanaan Kebijakan dan Strategi Nasional

han Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap BNNhan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap (P4GN) dan PP No. 25 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan BNN(P4GN) dan PP No. 25 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan

51 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Sementara fasilitasi pencegahan penyalahgunaan narkotika, dilakukan

melalui kegiatan antara lain: seminar; lokakarya; workshop; halaqoh;

pagelaran, festival seni dan budaya; outbond seperti jambore,

perkemahan, dan napak tilas; perlombaan seperti lomba pidato, jalan

sehat, dan cipta lagu; pemberdayaan masyarakat; pelatihan

masyarakat; karya tulis ilmiah; dan sosialisasi, diseminasi, asistensi dan

bimbingan teknis (pasal 5). BNNP dapat lebih mengeksplorasi peluang

ini untuk meningkatkan upaya penanggulangan penyalahgunaan

Narkoba dengan menggunakan sumber daya yang ada di Pemerintah

daerah.

Kebijakan terkini adalah kebijakan terkait Pelaksanaan Wajib lapor

Pecandu Narkotika. Kebijakan ini mengarahkan pengguna narkotika

dan zat adiktif agar melakukan lapor diri untuk menjalani rehabilitasi di

fasilitas atau Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) yang sudah

ditetapkan. Sambutan terhadap kebijakan ini sangat positif karena

semua setuju bahwa penjara tidak akan meyelesaikan masalah

ketergantungan dari pengguna Narkoba. Lapas baik lapas umum dan

khusus memiliki keterbatasan dari sisi daya tampung dan kapasitas

untuk membina pengguna Narkoba yang tertangkap. Semua

kementerian dan lembaga terkait juga mendukung kebijakan ini, walau

masih banyak persoalan yang harus diselesaikan antar lembaga terkait

tersebut agar kebijakan ini bisa berjalan.

Di tingkat kementrian lembaga dan badan teknis sejumlah

kebijakan dan kesepakatan bersama sudah dibuat untuk menunjang

kebijakan IPWL. Pada tahun 2014 sebuah Peraturan Bersama antara

Ketua Mahkamah Agung RI; Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI;

Menteri Kesehatan RI; Menteri Sosial RI; Jaksa Agung RI; Kepala

Kepolisian Negara RI; Kepala BNN RI, dengan peraturan bersama

No:01/PB/MA/III/2014;No:03/2014; No:11/2014;No:03/2014;No:PER-

005/A/JA/03/2014;No:1/2014 dan PERBER/01/III/2014/BNNdibuat

untuk memudahkan pelaksanaan penanganan Penyalahgunaan

Narkotika ke dalam Lembaga Rehabilitasi.

Perpus

takaa

n W

Perpus

takaa

n Wajib

Perpus

takaa

n ajib

Sambutan terhadap kebijakan ini sangat positif karena

Perpus

takaa

n Sambutan terhadap kebijakan ini sangat positif karena

penjara tidak akan meyelesaikan masalah

Perpus

takaa

n penjara tidak akan meyelesaikan masalah

ketergantungan dari pengguna

Perpus

takaa

n ketergantungan dari pengguna Narkoba

Perpus

takaa

n Narkoba

khusus memiliki keterbatasan dari sisi daya tampung dan kapasitas

Perpus

takaa

n khusus memiliki keterbatasan dari sisi daya tampung dan kapasitas

untuk membina pengguna

Perpus

takaa

n

untuk membina pengguna

kementerian dan lemb

Perpus

takaa

n

kementerian dan lembaga terkait juga mendukung kebijakan ini, walau

Perpus

takaa

n

aga terkait juga mendukung kebijakan ini, walau

Perpus

takaa

n

masih banyak persoalan yang harus diselesaikan antar lembaga terkait

Perpus

takaa

n

masih banyak persoalan yang harus diselesaikan antar lembaga terkait

tersebut agar kebijakan ini bisa berjalan.

Perpus

takaa

n

tersebut agar kebijakan ini bisa berjalan.

Di tingkat kementrian lembaga dan badan teknis sejumlah Perpus

takaa

n

Di tingkat kementrian lembaga dan badan teknis sejumlah

kebijakan dan kesepakatan bersama sudaPerp

ustak

aan

kebijakan dan kesepakatan bersama suda

BNNKebijakan terkini adalah kebijakan terkait Pelaksanaan Wajib lapor

BNNKebijakan terkini adalah kebijakan terkait Pelaksanaan Wajib lapor

Kebijakan ini mengarahkan pengguna narkotika

BNNKebijakan ini mengarahkan pengguna narkotika

dan zat adiktif agar melakukan lapor diri untuk menjalani rehabilitasi di BNNdan zat adiktif agar melakukan lapor diri untuk menjalani rehabilitasi di

LBNNLapoBNNapo

52 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

3.13.2 IPWL.

Institusi penerima wajib lapor (IPWL) merupakan salah satu

pogram penanganan Narkoba yang melibatkan banyak lintas sector

terkait. Telah ada beberapa peraturan mentri dan keputusan mentri

yang mendukung program IPWL. Namun dari sejumlah kementerian

hanya kementerian kesehatan dan kementrian sosial yang sudah

mengembangkan petunjuk teknis pelaksanaan IPWL ini. Pihak

Kepolisian, Kejaksaan dan Kehakiman yang merupakan lembaga yang

paling berkepentingan dalam penanganan kasus belum mempunyai

petunjuk teknis mengenai ketentuan pasal yang harus digunakan untuk

mengatasi persoalan penyalah guna ini. Ketiadaan petunjuk teknis ini

menyebabkan masih adanya perbedaan persepsi dan interpretasi

penegakan hukum bagi penyalah guna di lembaga-lembaga tersebut.

Jadi yang diperlukan sekarang adalah petunjuk teknis di penegakan

hukum bagi penyalah guna di lembaga-lembaga tersebut dan

mensosialisasikannya kepada semua lapisan penegak hukum.

Kepastian tindakan dan kurangnya pemahaman mengenai

pengaturan tentang penanganan kasus penyalahgunaan Narkoba yang

harus diterapkan menimbulkan berbagai tindakan yang dapat

merugikan penyalah guna baik secara materiil dan sosial di semua

tahapan layanan. Praktek penyalahgunaan wewenang masih kerap

terjadi, penyalahgunaan wewenang dalam penuntutan oleh jaksa dan

kepolisian, praktek pemberian kartu IPWL tanpa asessemen sesuai

prosedur, dan penyalahgunaan kartu IPWL sebagai alat berlindung dari

tangkapan petugas.

Persoalan lain yang menghambat kebijakan IPWL adalah masih

terbatasnya fasilitas rujukan untuk rehabilitasi, anggaran, kuantitas dan

kapasitas SDM. Sampai saat ini baru sekitar 90 fasilitas rehabiltasi yang

ada di Indonesia. Sebagian besar merupakan bagian dari RSJiwa, yang

terkadang membuat orang segan datang karena takut diasosiasikan/

distigmatisasi sebagai orang dengan gangguan jiwa atau orang gila.

Perpus

takaa

n penyalah guna

Perpus

takaa

n penyalah guna

perlukan sekarang adalah petunjuk teknis di penegakan

Perpus

takaa

n perlukan sekarang adalah petunjuk teknis di penegakan

penyalah guna

Perpus

takaa

n penyalah guna di lembaga

Perpus

takaa

n di lembaga

mensosialisasikannya kepada semua lapisan penegak hukum.

Perpus

takaa

n mensosialisasikannya kepada semua lapisan penegak hukum.

Kepastian tindakan dan kurangnya pemahaman mengenai

Perpus

takaa

n Kepastian tindakan dan kurangnya pemahaman mengenai

pengaturan tentang penanganan kasus

Perpus

takaa

n

pengaturan tentang penanganan kasus

harus diterapkan menimbulkan berbagai tindakan yang dapat

Perpus

takaa

n

harus diterapkan menimbulkan berbagai tindakan yang dapat

merugikan

Perpus

takaa

n

merugikan penyalah guna

Perpus

takaa

n

penyalah guna

tahapan layanan. Praktek penyalahgunaan wewenang masih kerap

Perpus

takaa

n

tahapan layanan. Praktek penyalahgunaan wewenang masih kerap

Perpus

takaa

n

terjadi, penyalahgunaan wewenang dalam pePerpus

takaa

n

terjadi, penyalahgunaan wewenang dalam pe

kepolisian, praktek pemberian kartu IPWL tanpa asessemen sesuai Perpus

takaa

n

kepolisian, praktek pemberian kartu IPWL tanpa asessemen sesuai

BNNgenai ketentuan pasal yang harus digunakan untuk

BNNgenai ketentuan pasal yang harus digunakan untuk

ini. Ketiadaan petunjuk teknis ini

BNNini. Ketiadaan petunjuk teknis ini

menyebabkan masih adanya perbedaan persepsi dan interpretasi

BNNmenyebabkan masih adanya perbedaan persepsi dan interpretasi

di lembagaBNNdi lembaga

53 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Keterbatasan dana untuk rehabilitasi juga menjadi kendala tersendiri,

banyak penyalah guna ingin rehab tapi tidak punya dana, sementara

bantuan dana pemerintah untuk satu RS hanya sekitar 40-50 kasus

saja pertahun, di luar jumlah itu penyalah guna harus membayar

sendiri. Jumlah dan kapasitas SDM untuk asesor dan tenaga konselor

rehabilitasi juga masih terbatas, bahkan ada yang belum mengikuti

standar yang sudah ditetapkan, sehingga ada perbedaan kualitas

layanan di beberapa fasilitas.

Terlepas dari semua persoalan diatas persepsi penyedia layanan,

penyalah guna dan masyarakat tentang fasilitas IPWL belum sama.

Sebagian penyalah guna masih takut informasi yang diberikan akan

disalahgunakan dan merugikan mereka, seperti menjadi target

kepolisian dan mengalami stigma dari masyarakat. Sedangkan di sisi

masyarakat, belum semua paham IPWL dan tidak tahu berapa besar

biayanya dan seberapa efektif bisa membantu penyalah guna. Jadi

edukasi dan sosialisasi program harus terus dijalankan terutama

mengenai menumbuhkan rasa percaya di kalangan penyalah guna dan

masyarakat.

Tabel 3.9 Peraturan Perundang-undangan IPWL di Berbagai Kementerian Terkait

NO. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN PERIHAL

1 2 31. Peraturan Menteri Sosial RI.

Nomor: 56/HUK/2009

Pelayanan dan Rehabilitas

Sosial Korban Penyalahgunaan

Narkotika, Psikotropika dan Zat

Adiktif Lainnya

2. Peraturan Menteri Kese-

hatan RI Nomor : 2415/

Menkes/Per/XII/ 2011

Rehabilitasi Medis Pecandu,

Penyalahgunaan & Korban Pe-

nyalahgunaan Narkotika (Berita

Negara Republik Indonesia

Tahun 2011 Nomor 825)

Perpus

takaa

n ngalami stigma dari masyarakat.

Perpus

takaa

n ngalami stigma dari masyarakat.

masyarakat, belum semua paham IPWL dan tida

Perpus

takaa

n masyarakat, belum semua paham IPWL dan tida

biayanya dan seberapa efektif bisa membantu

Perpus

takaa

n biayanya dan seberapa efektif bisa membantu

edukasi dan sosialisasi program harus terus dijalankan terutama

Perpus

takaa

n edukasi dan sosialisasi program harus terus dijalankan terutama

mengenai menumbuhkan rasa percaya di kalangan

Perpus

takaa

n mengenai menumbuhkan rasa percaya di kalangan

Peraturan

Perpus

takaa

n

Peraturan Perundang

Perpus

takaa

n

PerundangKementerian Terkait

Perpus

takaa

n

Kementerian Terkait

NO.

Perpus

takaa

n

NO. PERATURAN

Perpus

takaa

n

PERATURAN PERUNDANG

Perpus

takaa

n

PERUNDANG

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

1 Perpus

takaa

n

1 Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Peraturan Menteri Sosial RI. Perpus

takaa

n

Peraturan Menteri Sosial RI. Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNNs IPWL belum sama.

BNNs IPWL belum sama.

masih takut informasi yang diberikan akan

BNNmasih takut informasi yang diberikan akan

disalahgunakan dan merugikan mereka, seperti menjadi target

BNNdisalahgunakan dan merugikan mereka, seperti menjadi target

ngalami stigma dari masyarakat.BNNngalami stigma dari masyarakat.

54 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

1 2 3

3. SEMA Nomor : 4/2010

SEMA Nomor : 3/2011

Penempatan Korban

Penyalahgunaan Narkotika di

Dalam Lembaga Rehabilitasi

Medis dan Rehabilitasi Sosial

4. Peraturan Menteri

Kesehatan RI Nomor : 46

Tahun 2012

Petunjuk Teknis Pelaksanaan

Rehabilitasi Medis bagi Pecandu

Penyalah guna, dan Korban

Penyalahgunaan Narkotika Yang

Dalam Proses Atau Yang Telah

Diputus oleh Pengadilan

5. Keputusan Menteri

Kesehatan Nomor : 228/

Menkes/SK/VII/2012

Tata Cara Pelaksanaan Wajib

Lapor Pecandu Narkotika

6. Permendagri Nomor : 21

Tahun 2013

Fasilitasi Pencegahan,

Penyalahgunanan Narkotika

merupakan wujud sinergisitas

penanganan masalah Narkoba

7. Keputusan Menteri

Kesehatan Republik

Indonesia Nomor : 293/

MENKES/SK/ VIII/2013

Institusi Penerima Wajib Lapor

8. Peraturan Menteri Sosial

Nomor : 03/2013

Standar Lembaga Rehabilitasi

Sosial Korban Penyalahgunaan

Napza

9. Surat Edaran Jaksa Agung

Nomor : SE-002/A/JA/02/

2013 tanggal 15 Februari

2013

Penempatan Korban

Penyalahgunaan Narkotika ke

Lembaga Rehabilitasi Medis Dan

Rehabilitasi Sosial

Perpus

takaa

n 228/

Perpus

takaa

n 228/ Lapor Pecandu Narkotika

Perpus

takaa

n Lapor Pecandu Narkotika

Perpus

takaa

n Permendagri Nomor : 21

Perpus

takaa

n Permendagri Nomor : 21 Fasilitasi Pencegahan,

Perpus

takaa

n Fasilitasi Pencegahan,

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Keputusan Menteri

Perpus

takaa

n

Keputusan Menteri

Kesehatan Republik

Perpus

takaa

n

Kesehatan Republik

Indonesia Nomor : 293/Perpus

takaa

n

Indonesia Nomor : 293/

MENKES/SK/ VIII/2013Perpus

takaa

n

MENKES/SK/ VIII/2013Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNN

Dalam Proses Atau Yang Telah

BNNDalam Proses Atau Yang Telah

Diputus oleh Pengadilan

BNNDiputus oleh Pengadilan

Tata Cara PBNNTata Cara P

Lapor Pecandu NarkotikaBNNLapor Pecandu NarkotikaBNN

55 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

1 2 3

10. Keputusan Menteri Sosial RI Nomor : 41/HUK/2014

Lembaga Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan Narkotika Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya sebagai institusi penerima wajib lapor bagi korban penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya Tahun 2014

11. Peraturan Bersama: Ketua Mahkamah Agung RI; Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI; Menteri Kesehatan RI; Menteri Sosial RI; Jaksa Agung RI; Kepala Kepolisian Negara RI; Kepala Badan Narkotika Nasional RI Nomor : 01/ PB/MA/III/2014; Nomor : 03/2014; Nomor : 11/2014; Nomor : 03/ 2014; Nomor : PER-005/ A / JA / 03 / 2014; Nomor : 1/2014 dan Nomor: PERBER/01/III/2014/BNN

Penanganan Pecandu Narkotika dan Korban Penyalahgunaan Narkotika ke Dalam Lembaga Rehabilitasi

12. Permendagri No. 21 tahun 2013

Fasilitasi pencegahan penyalahgunaan narkotika merupakan wujud sinergisitas penanganan masalah Narkoba

3.14 Pola kegiatan dan Upaya Penegakan Hukum.

Pola kegiatan dan upaya penegakan hukum dipotret dari hasil kinerja para aparat penegak hukum yang terlaporkan dari berbagai sumber data sekunder dan hasil dari wawancara mendalam dengan pihak aparat penegak hukum.

Perpus

takaa

n Sosial RI; Jaksa Agung RI;

Perpus

takaa

n Sosial RI; Jaksa Agung RI; Kepala Kepolisian Negara

Perpus

takaa

n Kepala Kepolisian Negara RI; Kepala Badan Narkotika

Perpus

takaa

n RI; Kepala Badan Narkotika Nasional RI Nomor : 01/

Perpus

takaa

n Nasional RI Nomor : 01/ PB/MA/III/2014; Nomor :

Perpus

takaa

n PB/MA/III/2014; Nomor : 03/2014; Nomor : 11/2014;

Perpus

takaa

n

03/2014; Nomor : 11/2014; Nomor : 03/ 2014; Nomor :

Perpus

takaa

n

Nomor : 03/ 2014; Nomor : PER

Perpus

takaa

n

PER-

Perpus

takaa

n

-005/

Perpus

takaa

n

005/ A

Perpus

takaa

n

A /

Perpus

takaa

n

/Nomor : 1/2014 dan Nomor

Perpus

takaa

n

Nomor : 1/2014 dan NomorPERBER/01/III/2014/BNNPerp

ustak

aan

PERBER/01/III/2014/BNNPerpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Permendagri No. 21 tahun Perpus

takaa

n

Permendagri No. 21 tahun Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNN

dan Korban Penyalahgunaan

BNNdan Korban Penyalahgunaan Narkotika ke Dalam Lembaga

BNNNarkotika ke Dalam Lembaga Rehabilitasi

BNNRehabilitasi

56 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

3.14.1 Pengungkapan Kasus Narkoba.

Kegiatan upaya penegakan hukum dikenal sebagai upaya pengurangan suplai (suply reduction). Upaya ini dilakukan dalam

lingkup nasional maupun internasional. Berbagai bentuk penangkapan

dan pengungkapan kasus penyelundupan dan perdangan Narkoba

sepanjang 5 tahun terakhir hasilnya berfluktuarif, namun terjadi

peningkatan tajam pada tahun 2012 ke 2013. Jumlah tersangka

golongan narkotika yang diproses meningkat sekitar dua kali lipatnya di

tahun 2013 dibanding tahun 2009. Sementara jumlah tersangka

golongan psikotropika cenderung menurun tiap tahunnya. Sebagian

besar tersangka berpendidikan SLTA keatas (54%), berjenis kelamin

pria (90%) dan kebanyakan warganegara Indonesia, hanya 127 kasus

yang berkewarganegaan asing.

Tabel 3.10 Jumlah Kasus dan Tersangka Narkoba Menurut Golongan Kasus, 2009-2013

PENG-GOLONGAN

2009 2010 2011 2012 2013

KA-SUS

TER-SANG-

KAKA-SUS

TER-SANG-

KAKA-SUS

TER-SANG-

KAKA--SUS

TER-SANG-

KAKA-SUS

TER-SANG-

KANarkotika 11.135 15.081 17.834 23.900 19.045 25.154 18.977 25.122 21.119 28.543 Psikotropika 8.779 11.687 1.181 1.502 1.601 1.997 1.729 2.062 1.612 1.868 Bahan Adiktif Lainnya 10.964 11.635 7.599 8.020 9.067 9.438 7.917 8.269 12.705 13.356

JUMLAH 30.878 38.403 26.614 33.422 29.713 36.589 28.623 35.453 35.436 43.767

Sumber: Kepolisian Negara RI, Maret 2014 dalam Jurnal Data P4GN, 2014

Sementara itu kasus yang diungkap oleh pihak BNN jumlahnya juga meningkat tiap tahun. Jenis kasus yang terungkap oleh BNN dari deputi pemberantasan paling banyak adalah kasus distribusi (246 kasus) dan produksi (136 kasus) dalam 4 tahun terakhir. Hal menarik terlihat ada perubahan pola kasus yang diungkap, jika pada tahun 2012 lebih banyak masalah distribusi (97 kasus, tetapi kasus produksi 1), tetapi di tahun 2013 lebih banyak kasus produksi (135 kasus, tetapi kasus distribusi 2). Sedangkan kasus kultivasi (13 kasus-2013) dan konsumsi (6 kasus-2012) jumlahnya sedikit.19

19Sumber : Deputi Bidang Pemberantasan BNN, Maret 2014

Perpus

takaa

n rsangka

Perpus

takaa

n rsangka Narkoba

Perpus

takaa

n Narkoba

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 2010

Perpus

takaa

n 2010

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 2011

Perpus

takaa

n 2011

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n SUS

Perpus

takaa

n SUS

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n TER

Perpus

takaa

n TER-

Perpus

takaa

n -

Perpus

takaa

n SANG

Perpus

takaa

n SANG-

Perpus

takaa

n -

Perpus

takaa

n KA

Perpus

takaa

n KA

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n KA

Perpus

takaa

n KA

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

23.900

Perpus

takaa

n

23.900

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

17.834

Perpus

takaa

n

17.83417.834

Perpus

takaa

n

17.834

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

11.687

Perpus

takaa

n

11.687

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

1.181

Perpus

takaa

n

1.181

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

1.502

Perpus

takaa

n

1.502

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

11.635

Perpus

takaa

n

11.635

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

7.599

Perpus

takaa

n

7.599

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

38.403

Perpus

takaa

n

38.403

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

26.614

Perpus

takaa

n

26.61426.614

Perpus

takaa

n

26.614

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Kepolisian Negara RI, Maret 2014 dalam Jurnal Data P4GN, 2014

Perpus

takaa

n

Kepolisian Negara RI, Maret 2014 dalam Jurnal Data P4GN, 2014

Sementara itu kasus yang diungkap oleh Perpus

takaa

n

Sementara itu kasus yang diungkap oleh juga meningkat tiap tahunPerp

ustak

aan

juga meningkat tiap tahun

BNNgolongan psikotropika cenderung menurun tiap tahunnya.

BNNgolongan psikotropika cenderung menurun tiap tahunnya.

besar tersangka berpendidikan SLTA keatas (54%),

BNNbesar tersangka berpendidikan SLTA keatas (54%), berjenis

BNNberjenis

warganegara Indonesia, hanya 127 kasus

BNNwarganegara Indonesia, hanya 127 kasus

NarkobaBNNNarkoba

57 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Berdasarkan hasil wawancara, diketahui bahwa tinggi rendahnya angka kasus yang berhasil diungkap dan diproses oleh pihak kepolisian tidak hanya semata-mata ketersediaan Narkoba di suatu wilayah. Namun juga dipengaruhi oleh faktor tantangan geografis, jumlah anggaran, dan jumlah SDM. Hampir semua informan di Polda yang diwawancarai menyatakan faktor anggaran dan SDM yang terbatas merupakan kendala utama. Sehingga seringkali banyak Polda yang terpaksa hanya mengungkap kasus yang jumlahnya hanya sesuai dengan jumlah anggarannya saja. Padahal mereka mengetahui bahwa sebenarnya kasus yang ada lebih banyak lagi daripada yang telah mereka tangani. Namun demikian, masih ada beberapa Direktorat Narkoba Polda yang tetap berupaya mengungkap kasus secara maksimal hingga puluhan kali lipat dari yang dianggarkan atau ditargetkan. Beberapa cara ditempuh misalnya bekerjasama dengan unit lain jika memungkinkan atau memaksimalkan sumberdaya di unit sendiri. Salah satu alasan adalah rasa beban moral untuk menanggulangi Narkoba demi pelayanan terhadap masyarakat dan pengabdian kepada negara.

“… Harusnya kan kalau sudah selesai 25 kasus itu kan stop.

Kenyataannya ya seperti itu. Dan ini yang harus dipikirkan. Kalau

misalnya sudah dua puluh lima, kita gak perlu lagilah nangkap,

kan sudah ada dua puluh lima. Itu di bulan Januari aja sudah

kelar. Harusnya kan tunggu tahun depan… untuk 2014 anggaran

direktorat Narkoba itu hanya menganggarkan 25 kasus. Padahal

yang kita ungkap itu enam ratus lima puluh empat” (Dir Narkoba,

Lampung).

“Tahun ini saya dapat DIPA untuk 45 kasus, tapi tahun depan kita

hanya dapat untuk 40 kasus. Anggarannya tidak ada. Ya

bukannya kami over prestasi juga, kami anggaran 40 kami bisa

tangkap 60 kasus misalnya, bukan berarti tidak anggaran kita

diatas aja kan.. Itu tidak bisa (kerjasama tidak bisa dengan unit

lain), karena mereka pun ada pos DIPA-nya”. (Dir Narkoba, Polda

Kalbar).

Perpus

takaa

n ditargetkan. Beberapa cara ditempuh misalnya bekerjasama dengan

Perpus

takaa

n ditargetkan. Beberapa cara ditempuh misalnya bekerjasama dengan

jika memungkinkan atau memaksimal

Perpus

takaa

n jika memungkinkan atau memaksimalSalah satu alasan adalah rasa beban moral untuk

Perpus

takaa

n Salah satu alasan adalah rasa beban moral untuk demi pelayanan terhadap masyarakat dan

Perpus

takaa

n demi pelayanan terhadap masyarakat dan

pengabdian kepada negara.

Perpus

takaa

n pengabdian kepada negara.

“… Harusnya kan

Perpus

takaa

n

“… Harusnya kan kalau sudah selesai 25 kasus itu kan stop.

Perpus

takaa

n

kalau sudah selesai 25 kasus itu kan stop.

Kenyataannya ya seperti itu.

Perpus

takaa

n

Kenyataannya ya seperti itu.

misalnya sudah dua puluh lima, kita gak perlu lagilah nangkap,

Perpus

takaa

n

misalnya sudah dua puluh lima, kita gak perlu lagilah nangkap,

kan sudah ada dua puluh lima. Itu di bulan Januari aja sudah

Perpus

takaa

n

kan sudah ada dua puluh lima. Itu di bulan Januari aja sudah

kelar. Harusnya kan tuPerpus

takaa

n

kelar. Harusnya kan tu

direktorat Perpus

takaa

n

direktorat

yang kita ungkap itu enam ratus lima puluh empat” (Dir Perp

ustak

aan

yang kita ungkap itu enam ratus lima puluh empat” (Dir

BNNNamun demikian, masih ada beberapa Direktorat

BNNNamun demikian, masih ada beberapa Direktorat Polda yang tetap berupaya mengungkap kasus secara

BNNPolda yang tetap berupaya mengungkap kasus secara maksimal hingga puluhan kali lipat dari yang dianggarkan atau

BNNmaksimal hingga puluhan kali lipat dari yang dianggarkan atau ditargetkan. Beberapa cara ditempuh misalnya bekerjasama dengan BNNditargetkan. Beberapa cara ditempuh misalnya bekerjasama dengan

58 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Terbatasnya dana operasional pengungkapan kasus

mengakibatkan terbatasnya pengungkapan kasus Narkoba. Hal lain,

ada potensi resiko praktek suap dikalangan aparat penegak hukum

mengingat para bandar besar mempunyai kekuatan dana besar. Hal ini

diakui oleh informan pihak kepolisian, seringkali penyidik harus

mempunyai moral yang sangat baik untuk dapat menahan godaan

tawaran damai berupa uang yang sangat besar ataupun juga ―barang‖.

Para Bandar juga terkadang punya banyak koneksi dengan orang-

orang penting yang terkadang berupaya mempengaruhi proses

penyelidikan dan penyidikan agar mereka dapat dibebaskan.

“..Anggaran kami (kepolisian) kecilnya luar biasa. Anggaran

setahun hanya 13-16 juta sedangkan penduduk hampir 6 juta.

Menyidik kasus saja hanya berapa dananya. Untuk penyuluhan

sebesar 18 juta, razia 13 juta sisanya untuk penyidik dan dalam

satu tahun kami bisa mendapatkan 225 tersangka. Terkadang 1

ons. Bayangkan coba kalau penyidik punya nurani untuk tidak

bermain dengan para bandar karena, 1 ons barang tersebut

harganya bisa 150 juta. Makanya penyidik Narkoba itu harus

bermoral. Karena ketika si bandar ditangkap mereka pasti

menawarkan barang dan uang dimana 1 kg mencapai harga 1

milyar setengah bayangkan saja” (Dir Narkoba Sumsel).

“Logikanya... petugas yang berkecimpung di dunia Narkoba ini

pasti tahu siapa bandar besarnya. Pemasok tunggal dari luar itu

siapa. Jangan ditangkap yang cere-cere ini. Beli shabu 1 gram

bagi bagi.... sumbangan. Bukan itu.... kalau itu untuk menuhi sel,

untuk memenuhi panti rehab itu dia metodenya. Tapi kalau kita

ingin menyelamatkan jiwa manusia bukan itu metodenya. Bandar

Narkoba ini berbahaya..” (Dir Narkoba, Polda Bali).

Perpus

takaa

n 16 juta sedangkan penduduk hampir 6

Perpus

takaa

n 16 juta sedangkan penduduk hampir 6

Menyidik kasus saja hanya berapa dananya.

Perpus

takaa

n Menyidik kasus saja hanya berapa dananya.

sebesar 18 juta, razia 13 juta sisanya untuk penyidik dan dalam

Perpus

takaa

n sebesar 18 juta, razia 13 juta sisanya untuk penyidik dan dalam

satu tahun kami bisa mendapatkan 225 tersangka. Terkadang

Perpus

takaa

n satu tahun kami bisa mendapatkan 225 tersangka. Terkadang

Perpus

takaa

n

Bayangkan coba kalau penyidik punya nurani untuk tidak

Perpus

takaa

n

Bayangkan coba kalau penyidik punya nurani untuk tidak

dengan para bandar karena, 1 ons barang tersebut

Perpus

takaa

n

dengan para bandar karena, 1 ons barang tersebut

harganya bisa 150 juta.

Perpus

takaa

n

harganya bisa 150 juta.

bermoral. Karena ketika si bandar ditangkap mereka pasti

Perpus

takaa

n

bermoral. Karena ketika si bandar ditangkap mereka pasti

menawarkan barang dan uang dimana 1 kg mencapPerpus

takaa

n

menawarkan barang dan uang dimana 1 kg mencap

milyar setengah bayangkan saja” (DPerpus

takaa

n

milyar setengah bayangkan saja” (D

BNNorang penting yang terkadang berupaya mempengaruhi proses

BNNorang penting yang terkadang berupaya mempengaruhi proses

penyelidikan dan penyidikan agar mereka dapat dibebaskan.

BNNpenyelidikan dan penyidikan agar mereka dapat dibebaskan.

nggaran kami (kepolisian) kecilnya luar biasa. Anggaran BNNnggaran kami (kepolisian) kecilnya luar biasa. Anggaran

16 juta sedangkan penduduk hampir 6 BNN16 juta sedangkan penduduk hampir 6

59 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Untuk pengungkapan kasus Narkoba yang lebih besar, pihak

kepolisian masih terbatas dukungan dana operasional penyelidikan

seperti untuk akomodasi, komunikasi, dan transportasi. Di sisi lain

mobilitas para pengedar dan bandar cukup tinggi tidak hanya antar

desa, antar kecamatan dan antar kota tetapi sudah antar pulau dan

antar negara dengan memanfaatkan banyak media penyelundupan,

serta masuk dari berbagai jalur pintu masuk. Tentu bila harus mengikuti

mobilitas bandar/pengedar tersebut memerlukan biaya yang amat

besar.

Hambatan lain yang dirasakan oleh pihak kepolisian adalah

operasi penyelidikan dan penangkapan seringkali terhambat dengan

canggihnya modus para bandar dan pengedar serta tingginya alat

teknologi dan sistim IT (Information Technlogy) para mafia Narkoba

tersebut. Untuk dapat mengungkap dan menangkap Bandar dan

jaringannya yang relatif sangat terorganisir, Kepolisan sering

berkoordinasi atau meminjam alat BNN yang dianggap lebih canggih

dari yang dimiliki pihak Kepolisian. Pemerintah diharapkan untuk lebih

memperhatikan lagi dana operasional pengungkapan kasus, dana ini

perlu ditingkatkan baik di Kepolisian maupun di BNN. Kedua pihak

tersebut juga diharapkan untuk terus berkolaborasi dalam penangkapan

termasuk sinergitas dalam penganggaran untuk pengungkapan kasus.

Cara transaksi Narkoba dapat dikategorikan 4 cara, yaitu :

Face to face (di suatu daerah dikenal dengan istilah ―adu

Banteng‖). Pola Ini dilakukan dengan cara bertemu langsung antara

Bandar dengan pembeli. Para bandar/pengedar hanya melayani pembeli yang sudah dikenalnya.

Transaksi melalui kurir. Pola ini melibatkan pihak ketiga untuk mengantarkan Narkoba dari Bandar kepada pembeli. Seringkali transaksi semacam ini melibatkan anak-anak dengan imbalan uang ketika menyerahkan Narkoba kepada pembeli. Kasus ini ditemukan di Lampung, Makasar, Pontianak, Medan, dsb.

Perpus

takaa

n Information Technlogy

Perpus

takaa

n Information Technlogy

tersebut. Untuk dapat mengungkap dan menangkap Bandar dan

Perpus

takaa

n tersebut. Untuk dapat mengungkap dan menangkap Bandar dan

jaringannya yang relatif sangat terorganisir, Kepolisan sering

Perpus

takaa

n jaringannya yang relatif sangat terorganisir, Kepolisan sering

berkoordinasi atau meminjam alat BNN yang dianggap lebih canggih

Perpus

takaa

n berkoordinasi atau meminjam alat BNN yang dianggap lebih canggih

dari yang dimiliki pihak Kepolisian. Pemerintah diharapkan untuk lebi

Perpus

takaa

n dari yang dimiliki pihak Kepolisian. Pemerintah diharapkan untuk lebi

memperhatikan lagi dana operasional

Perpus

takaa

n

memperhatikan lagi dana operasional

perlu ditingkatkan baik di Kepolisian maupun di BNN. Kedua pihak

Perpus

takaa

n

perlu ditingkatkan baik di Kepolisian maupun di BNN. Kedua pihak

tersebut juga diharapkan untuk terus berkolaborasi dalam penangkapan

Perpus

takaa

n

tersebut juga diharapkan untuk terus berkolaborasi dalam penangkapan

termasuk

Perpus

takaa

n

termasuk sinergitas dalam penganggaran untuk

Perpus

takaa

n

sinergitas dalam penganggaran untuk

Perpus

takaa

n

Cara transaksi Narkoba dapat dikategorikan 4 cara, yaitu :Perpus

takaa

n

Cara transaksi Narkoba dapat dikategorikan 4 cara, yaitu :

Face to facePerp

ustak

aan

Face to facePerp

ustak

aan B

NNHambatan lain yang dirasakan oleh pihak kepolisian

BNNHambatan lain yang dirasakan oleh pihak kepolisian

operasi penyelidikan dan penangkapan seringkali terhambat dengan

BNNoperasi penyelidikan dan penangkapan seringkali terhambat dengan

canggihnya modus para bandar dan pengedar serta tingginya alat

BNNcanggihnya modus para bandar dan pengedar serta tingginya alat

Information TechnlogyBNNInformation Technlogy

60 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Pembelian langsung ke lokasi peredaran Narkoba. Transaksi seperti ini terjadi di daerah yang memiliki pusat peredaran Narkoba. Di tempat tersebut, masyarakatnya sudah permisif terhadap peredaran Narkoba, karena sudah terjalin simbiosis mutualisme dengan Bandar/pengedar. Selama terjadi transaksi atau memakai Narkoba di wilayah tersebut, penyalah guna akan terjamin keamanannya oleh masyarakat, termasuk bila ada penggerebekan/ penangkapan dari aparak penegak hukum. Sebab masyarakat yang akan melakukan perlawanan terhadap petugas tersebut. Beberapa daerah yang memiliki pusat peredaran antara lain; kampung Keling dan kampung Madras di Medan, kampung Beting di Pontianak.

Sistem Tempel (istilah lain “system ranjau”). Biasanya pembeli memesan Narkoba dengan cara menelpon ataupun sms yang berisi jenis dan jumlah barang kepada bandar tanpa harus bertemu langsung. Selanjutnya Bandar akan mengirimkan Narkoba yang dipesan dengan menaruh pada suatu tempat tertentu (misalnya dekat bak sampah, tiang listrik, dekat mobil dengan ciri tertentu, dan beberapa tempat lainnya). Selanjutnya, bandar/pengedar tersebut akan memberitahukan kepada pembeli untuk mengambil Narkoba pada tempat dan waktu yang sudah ditentukkan. Sehingga pembeli tidak pernah bertemu atau mengenal wajah Bandar/pengedar. Nomor kontak bandar/pengedar, biasanya diperoleh dari sesama temannya.

Sistem lempar lembing. Jenis ini ditemukan pada transaksi Narkoba di penjara (Lapas). Pembeli memesan Narkoba pada Bandar yang ada di dalam lapas dengan cara sms atau telepon. Pembeli akan menunggu di balik tembok lapas pada sudut tertentu yang sudah disepakati waktu dan tempatnya, kemudian Bandar akan melemparkan Narkoba yang dipesan dari dalam lapas. Biasanya Narkoba dikemas dalam sebuah bungkusan warna tertentu yang didalamnya diisi dengan batu sebagai pemberat untuk bisa memudahkan dalam proses melemparkannya dari dalam tembok lapas.

Perpus

takaa

n jenis dan jumlah barang kepada bandar tanpa harus bertemu

Perpus

takaa

n jenis dan jumlah barang kepada bandar tanpa harus bertemu langsung. Selanjutnya Bandar akan mengirimkan Narkoba yang

Perpus

takaa

n langsung. Selanjutnya Bandar akan mengirimkan Narkoba yang dipesan dengan menaruh pada suatu tempat tertentu (misalnya

Perpus

takaa

n dipesan dengan menaruh pada suatu tempat tertentu (misalnya dekat bak sampah, tiang listrik, dekat mobil

Perpus

takaa

n dekat bak sampah, tiang listrik, dekat mobil beberapa tempat lainnya). Selanjutnya, bandar/pengedar tersebut

Perpus

takaa

n beberapa tempat lainnya). Selanjutnya, bandar/pengedar tersebut akan memberitahukan kepada pembeli untuk mengambil Narkoba

Perpus

takaa

n

akan memberitahukan kepada pembeli untuk mengambil Narkoba pada tempat dan waktu yang sudah ditentukkan. Sehingga pembeli

Perpus

takaa

n

pada tempat dan waktu yang sudah ditentukkan. Sehingga pembeli tidak pernah bertemu atau mengenal wajah Ban

Perpus

takaa

n

tidak pernah bertemu atau mengenal wajah BanNomor kontak bandar/pengedar, biasanya diperoleh dari sesama

Perpus

takaa

n

Nomor kontak bandar/pengedar, biasanya diperoleh dari sesama temannya.Perp

ustak

aan

temannya.

Sistem lempar lembing.Perpus

takaa

n

Sistem lempar lembing.

BNNng memiliki pusat peredaran antara lain; kampung Keling

BNNng memiliki pusat peredaran antara lain; kampung Keling

dan kampung Madras di Medan, kampung Beting di Pontianak.

BNNdan kampung Madras di Medan, kampung Beting di Pontianak.

(istilah lain “system ranjau”).

BNN(istilah lain “system ranjau”).

menelpon ataupun sms yang berisi BNNmenelpon ataupun sms yang berisi

jenis dan jumlah barang kepada bandar tanpa harus bertemu BNNjenis dan jumlah barang kepada bandar tanpa harus bertemu

61 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

3.14.2 Sumber Peredaran Narkoba.

Dari pengakuan para tersangka, sumber Narkoba kebanyakan

berasal dari luar negeri, dari wilayah Asia, Eropa, Afrika dan Amerika.

Narkoba ada yang masuk langsung dari negara asalnya atau transit

terlebih dahulu lewat negara tetangga, yaitu Malaysia. Jalur Narkoba

dari Malasyia ke Indonesia dapat melalui jalur udara, darat dan laut atau

sungai. Jalur laut dan sungai paling banyak dimanfaatkan sebagai pintu

masuk penyelundupan Narkoba ke suatu daerah, terutama di daerah

perbatasan antar Negara (Malasyia dan Papua Nugini). Hal ini

disebabkan banyaknya pelabuhan kecil yang tersebar di berbagai

provinsi (Kalimantan, Sumatera, dan Papua) dan pelabuhan tersebut

kurang mendapatkan pengawasan ketat oleh aparat penegak hukum.

Kurangnya SDM dan sarana penunjang peralatan deteksi menjadi salah

satu faktor lemahnya pengawasan terhadap jalur pelabuhan laut,

sungai, maupun udara dan darat. Dari hasil wawancara dengan

seorang bandar Narkoba di peroleh informasi bahwa Indonesia menjadi

pangsa pasar Narkoba yang sangat menjanjikan karena jumlah

penyalah guna yang besar dan cenderung harga Narkoba di Indonesia

jauh lebih mahal dibanding di luar negeri.

“Untuk peredaran di Pontianak, sangat bagus, sangat menjanjikan

untuk para bandar, mungkin karena perbatasan dengan Malaysia

dan kurang pengawasan dari polisi” (WM Pengguna, Kalbar).

“Narkoba biasanya datang dari Malaysia (Shabu) dan dari Jawa

(Heroin, ganja, ekstasi), setelah itu diterima oleh bandar besar

yang biasanya berada di kota Pontianak, setelah itu baru

didistribusikan ke kampung beting dan daerah-daerah lainnya.”

(WM Bandar, Kalbar).

“Hampir semua ganja yang beredar di Jayapura di drop dari PNG.

Hampir di semua wilayah Jayapura khususnya di wilayah kota

Jayapura, Abepura, Entrop banyak tersedia ganja.” (WM Bandar,

Papua).

Perpus

takaa

n satu faktor lemahnya pengawasan terhadap jalur pelabuhan laut,

Perpus

takaa

n satu faktor lemahnya pengawasan terhadap jalur pelabuhan laut,

ungai, maupun udara dan darat.

Perpus

takaa

n ungai, maupun udara dan darat. Dari hasil wawancara dengan

Perpus

takaa

n Dari hasil wawancara dengan

di peroleh informasi bahwa Indonesia menjadi

Perpus

takaa

n di peroleh informasi bahwa Indonesia menjadi

Narkoba

Perpus

takaa

n Narkoba yang sangat menjanjikan karena jumlah

Perpus

takaa

n yang sangat menjanjikan karena jumlah

yang besar dan cenderung harga

Perpus

takaa

n yang besar dan cenderung harga

lebih mahal dibanding di luar negeri.

Perpus

takaa

n

lebih mahal dibanding di luar negeri.

Untuk peredaran di

Perpus

takaa

n

Untuk peredaran di

untuk para bandar, mungkin karena perbatasan dengan Malaysia

Perpus

takaa

n

untuk para bandar, mungkin karena perbatasan dengan Malaysia

dan kurang pengawasan

Perpus

takaa

n

dan kurang pengawasan

Perpus

takaa

n

“Perpus

takaa

n

“NarkobaPerpus

takaa

n

Narkoba“Narkoba“Perpus

takaa

n

“Narkoba“

BNNdisebabkan banyaknya pelabuhan kecil yang tersebar di berbagai

BNNdisebabkan banyaknya pelabuhan kecil yang tersebar di berbagai

nsi (Kalimantan, Sumatera, dan Papua) dan pelabuhan tersebut

BNNnsi (Kalimantan, Sumatera, dan Papua) dan pelabuhan tersebut

kurang mendapatkan pengawasan ketat oleh aparat penegak hukum.

BNNkurang mendapatkan pengawasan ketat oleh aparat penegak hukum.

Kurangnya SDM dan sarana penunjang peralatan deteksi menjadi salah BNNKurangnya SDM dan sarana penunjang peralatan deteksi menjadi salah

satu faktor lemahnya pengawasan terhadap jalur pelabuhan laut, BNNsatu faktor lemahnya pengawasan terhadap jalur pelabuhan laut,

62 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Indonesia dianggap mudah ditembus untuk menyelundupkan Narkoba oleh para bandar dan jaringan peredaran Narkoba internasional. Jalur pelabuhan udara yang notabene dianggap mempunyai sistem pengamanan yang canggih ternyata dapat ditembus oleh para bandar dan pengedar. Fakta ini diperoleh dari salah seorang informan pecandu suntik wanita. Informantersebut seringkali membeli putaw dari Jakarta untuk di bawa ke kotanya melalui pesawat, dan tidak pernah tertangkap petugas bandara meskipun harus melalui X-ray.

“….Saya biasanya kalau bokul pt ke Jakarta kalau di sini lagi kosong…tinggal telepon BD disana terus saya terbang ke Jakarta,

keluar bandara ambil barang terus masuk lagi langsung balik...selama ini sih aman-aman aja bahkan kalau pakau sering di pesawat…di toilet atau kalau nggak ya tetep di tempat duduk yang

penting sebelah saya temen…aman-aman aja (WM, Pecandu suntik Bali)”

Di tingkat internasional, Peredaran gelap Narkoba di wilayah negara ASEAN dan sekitarnya juga menunjukkan perkembangan yang signifikan, hal ini ditandai dengan terungkapnya sejumlah kasus Narkoba di masing-masing negara tersebut dan juga puluhan hingga ratusan tersangka di Indonesia tiap tahunnya merupakan WNA. Penangkapan WN Iran, Thailand, dan Philipina yang memasukkan Narkoba jenis metamphetamine atau Shabu ke Indonesia dalam jumlah besar menunjukkan adanya jaringan internasional yang menyasar pasar di Indonesia.

Sejumlah negara sudah diidentifikasi sebagai spesialis

memproduksi jenis-jenis Narkoba tertentu di pasar internasional. India

sebagai sumber produksi Ketamine banyak mengirim selain ke negara-

negara di daratan Amerika dan Eropa juga ke Asia termasuk

negara-negara di ASEAN. Sepertiga dari ATS global dan setengah

dari metamphetamine global yang disita pada tahun 2010 berasal

dari Asia Timur dan Asia Tenggara. Sejumlah besar ATS terus

diproduksi di Cina, Myanmar dan Filipina. Selain itu, produksi ATS

gelap terus berkembang di negara-negara yang sebelumnya menjadi

negara transit untuk ATS seperti Kamboja, Indonesia dan Malaysia.

Perpus

takaa

n Peredaran gelap

Perpus

takaa

n Peredaran gelap negara ASEAN dan sekitarnya juga menunjukkan perkembangan yang

Perpus

takaa

n negara ASEAN dan sekitarnya juga menunjukkan perkembangan yang signifikan, hal ini ditandai dengan terungkapnya sejumlah kasus

Perpus

takaa

n signifikan, hal ini ditandai dengan terungkapnya sejumlah kasus

masing negara tersebut dan juga puluhan hingga

Perpus

takaa

n masing negara tersebut dan juga puluhan hingga

ratusan tersangka di Indonesia

Perpus

takaa

n

ratusan tersangka di IndonesiaPenangkapan WN Iran, Thailand, dan Philipina yang memasukkan

Perpus

takaa

n

Penangkapan WN Iran, Thailand, dan Philipina yang memasukkan jenis

Perpus

takaa

n

jenis m

Perpus

takaa

n

metamphetamine atau Shabu ke Indonesia dalam jumlah

Perpus

takaa

n

etamphetamine atau Shabu ke Indonesia dalam jumlah besar me

Perpus

takaa

n

besar menunjukkan adanya jaringan internasional yang menyasar

Perpus

takaa

n

nunjukkan adanya jaringan internasional yang menyasar pasa Perp

ustak

aan

pasar Perpus

takaa

n

r di Indonesia.Perpus

takaa

n

di Indonesia.Perpus

takaa

n

Sejumlah negara sudah diidentifikasi sebagai spesialis Perpus

takaa

n

Sejumlah negara sudah diidentifikasi sebagai spesialis

BNNkeluar bandara ambil barang terus masuk lagi langsung

BNNkeluar bandara ambil barang terus masuk lagi langsung balik...selama ini sih aman-aman aja bahkan kalau pakau sering di

BNNbalik...selama ini sih aman-aman aja bahkan kalau pakau sering di pesawat…di toilet atau kalau nggak ya tetep di tempat duduk yang

BNNpesawat…di toilet atau kalau nggak ya tetep di tempat duduk yang

g sebelah saya temen…aman BNNg sebelah saya temen…aman-aman aja (WM, Pecandu BNN

-aman aja (WM, Pecandu

63 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Dengan nilai jual narkotika yang tinggi dan jumlah permintaan yang

terus tumbuh, menyebabkan kawasan ASEAN termasuk Indonesia

menjadi sasaran penyelundupan narkotika dan bahan-bahan prekursor

dari berbagai jenis dan kemasan (UNODC Asia Pasifik, Global SMART

Update, 2012).

3.14.3 Kecenderungan Peredaran Jenis Narkoba Saat Ini.

Dalam beberapa tahun terakhir, jenis Narkoba yang paling banyak disalahgunakan hampir di semua provinsi masih tetap sama yaitu ganja, shabu, dan ekstasi. Namun, di beberapa provinsi adapola yang berbeda. Beberapa jenis obat daftar Gdengan atau tanpa resep dokter bisa dibeli di apotik/toko obat sering disalahgunakan oleh responden dan menjadi tren di beberapa kota, seperti Stesolid, Faldimex, dan Elsigan. Obat daftar G tersebut banyak disalahgunakan di Medan dan Lampung. Ada juga beberapa jenis Narkoba dengan nama jalanan yang ditemukan di beberapa provinsi, seperti di Bali (Sevia atau java-java adalah sejenis ganja), di Pontianak (Hango yaitu amphetamine cair seperti kratingdaeng), Kendari (somadril istilahnya mumbul), Manado (sombie; mix antara somadril dan alkohol Cap Tikus, Bulan bulan yaitu campuran komix satu doz (30 sachet) dengan kratingdaeng), dan juga di Bandung dan Jakarta ada indikasi pemakaian crocodile. Khusus untuk jenis crocodile masih menjadi dugaan yang belum bisa dibuktikan kebenarannya. Apakah crocodile jenis Narkoba dari Rusia yang mematikan itu? ataukan hanya hasil campuran beberapa jenis zat saja.

Temuan lain dari observasi lapangan, sudah mulai ada pemakaian shabu dengan cara disuntikkan. Kondisi ini terjadi karena para pecandu suntik mengalami kesulitan mendapatkan putaw, sedangkan stok yang banyak dipasaran adalah shabu. Padahal harga shabu relatif mahal, maka supaya tidak ada zat yang terbuang maka carapemakaiannya dengan disuntikkan. Implikasinya dikhawatirkan akan banyak pengguna baru suntik. Jika ini terjadi, maka akan terjadi gelombang penyuntik baru yang mungkin akan terkena HIV AIDS. Selain shabu, jenis zat lain yang disuntikkan adalah jenis benzodiazepin (Xanax, valium, tramadol, dsb) dan subuxon. Sugesti terbesar dari kelompok pecandu suntik adalah proses menyuntikkannya ke tubuhnya.

Perpus

takaa

n Lampung. Ada juga beberapa jenis Narkoba dengan nama jalanan yang

Perpus

takaa

n Lampung. Ada juga beberapa jenis Narkoba dengan nama jalanan yang ditemukan di beberapa provinsi, seperti di Bali (Sevia atau java-java

Perpus

takaa

n ditemukan di beberapa provinsi, seperti di Bali (Sevia atau java-java adalah sejenis ganja), di Pontianak (Hango yaitu amphetamine cair

Perpus

takaa

n adalah sejenis ganja), di Pontianak (Hango yaitu amphetamine cair seperti kratingdaeng), Kendari (somadril istilahnya mumbul), Manado

Perpus

takaa

n seperti kratingdaeng), Kendari (somadril istilahnya mumbul), Manado (sombie; mix antara somadril dan alkohol Cap Tikus, Bulan bulan yaitu

Perpus

takaa

n (sombie; mix antara somadril dan alkohol Cap Tikus, Bulan bulan yaitu campuran komix satu doz (30 sachet) dengan kratingdaeng), dan juga

Perpus

takaa

n

campuran komix satu doz (30 sachet) dengan kratingdaeng), dan juga di Bandung dan Jakarta ada indikasi pemakaian crocodile. Khusus

Perpus

takaa

n

di Bandung dan Jakarta ada indikasi pemakaian crocodile. Khusus untuk jenis crocodile masih menjadi dugaan yang belum bisa dibuktikan

Perpus

takaa

n

untuk jenis crocodile masih menjadi dugaan yang belum bisa dibuktikan kebenarannya. Apakah crocodile jenis Narkoba dari Rusia yang

Perpus

takaa

n

kebenarannya. Apakah crocodile jenis Narkoba dari Rusia yang mematikan itu? ataukan hanya hasil campuran beberapa jenis zat saja.

Perpus

takaa

n

mematikan itu? ataukan hanya hasil campuran beberapa jenis zat saja.

Temuan lain dari observasi lapangan, sudah mulai ada pemakaian Perpus

takaa

n

Temuan lain dari observasi lapangan, sudah mulai ada pemakaian shabu dengan cara disuntikkan. Kondisi ini terjadi karena para pecandu

Perpus

takaa

n

shabu dengan cara disuntikkan. Kondisi ini terjadi karena para pecandu

BNNberbeda. Beberapa jenis obat daftar Gdengan atau tanpa resep dokter

BNNberbeda. Beberapa jenis obat daftar Gdengan atau tanpa resep dokter bisa dibeli di apotik/toko obat sering disalahgunakan oleh responden

BNNbisa dibeli di apotik/toko obat sering disalahgunakan oleh responden dan menjadi tren di beberapa kota, seperti Stesolid, Faldimex, dan

BNNdan menjadi tren di beberapa kota, seperti Stesolid, Faldimex, dan Elsigan. Obat daftar G tersebut banyak disalahgunakan di Medan dan BNNElsigan. Obat daftar G tersebut banyak disalahgunakan di Medan dan Lampung. Ada juga beberapa jenis Narkoba dengan nama jalanan yang BNNLampung. Ada juga beberapa jenis Narkoba dengan nama jalanan yang

64 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

3.15 Penyelesaian Kasus Narkoba.

Data dari KemenkumHAM menunjukan jumlah tersangka dan terpidana Narkoba mencapai 55.671 orang. Provinsi dengan kasus terbanyak adalah Jakarta (10 ribu kasus), Jawa Barat (7 ribu kasus) dan Jawa Timur (4 ribu kasus). Dalam tahun 2013 berhasil diselesaikan sebanyak 13.775 kasus Narkoba, dengan 13.196 diantaranya adalah kasus narkotika. Dengan demikian, jumlah kasus yang berhasil diselesaikan ini masih relatif rendah atau 39% dari seluruh kasus tahun 2013. Penunggakan kasus hukum ini mempunyai konsekuensi terhadap daya tampung Lapas. Oleh karena itu, upaya IPWL terus didorong untuk mengurangi beban Lapas. Hingga sekarang hukuman maksimal yang diberikan adalah hukuman mati, hingga Maret 2014 jumlah terpidana mati dengan berbagai tahap upaya hukum berjumlah 89 orang, 7 diantaranya sudah dieksekusi.

3.16 Narkoba di Penjara.

Peredaran Narkoba telah masuk ke seluruh lapisan masyarakat, termasuk di penjara (lapas ataupun rutan), dimana seharusnya penjara adalah tempat yang steril dari Narkoba. Ironisnya, mereka yang sedang berada di dalam penjara mampu (bahkan sebagai otaknya) untuk mengendalikan peredaran Narkoba di luar penjara. Dari hasil wawancara dengan para napi, diketahui di dalam penjara/lapas merupakan tempat yang paling aman dan nyaman pakai Narkoba sebab dapat diperoleh jenis Narkoba apapun, dengan kualitas barang yang jauh lebih bagus dan harga lebih murah serta tanpa takut ditangkap atau digerebek aparat penegak hukum. Bahkan di penjara justru sebagai tempat proses pembelajaran sesama napi. Pasca dari keluar penjara, jejaring peredaran Narkoba mantan napi akan semakin meluas dan kuat.

“…Jujur aja nggak ada pengaruhnya di penjara…malah tambah bobrok

karena di dalam itu lebih sadis lagi dari pada di luar (WM, Lahgun Maluku)”

“Di penjara itu ada berbagai macam model kejahatan, jadi kita yang

buruk-buruk masuk ya sama saja, dan bakal malah orang itu jadi lebih pintar,contohnya saya pemakai, saya masuk dalam situ ya sudah ketemu sama bandar ya udah jadi.” (WM, lahgun, Papua).“Tetapi ternyata di dalam penjara juga apa yaa, uuhhukh, enak juga... Enak nya ya, di dalam penjara juga ternyata bisa memakai dengan sesama napi, walapun gak ada uang...” (WM, lahgun, NTB)

Perpus

takaa

n Peredaran Narkoba telah masuk ke seluruh lapisan masyarakat,

Perpus

takaa

n Peredaran Narkoba telah masuk ke seluruh lapisan masyarakat, termasuk di penjara (lapas ataupun rutan), dimana seharusnya penjara adalah

Perpus

takaa

n termasuk di penjara (lapas ataupun rutan), dimana seharusnya penjara adalah tempat yang steril dari Narkoba. Ironisnya, mereka yang sedang berada di

Perpus

takaa

n tempat yang steril dari Narkoba. Ironisnya, mereka yang sedang berada di dalam penjara mampu (bahkan sebagai otaknya) untuk mengendalikan

Perpus

takaa

n dalam penjara mampu (bahkan sebagai otaknya) untuk mengendalikan peredaran Narkoba di luar penjara. Dari hasil wawancara dengan para napi,

Perpus

takaa

n

peredaran Narkoba di luar penjara. Dari hasil wawancara dengan para napi,

Perpus

takaa

n

diketahui di dalam penjara/lapas merupakan tempat yang paling aman dan

Perpus

takaa

n

diketahui di dalam penjara/lapas merupakan tempat yang paling aman dan nyaman pakai Narkoba sebab dapat diperoleh jenis Narkoba apapun, dengan

Perpus

takaa

n

nyaman pakai Narkoba sebab dapat diperoleh jenis Narkoba apapun, dengan kualitas barang yang jauh lebih bagus dan harga lebih murah serta tanpa takut

Perpus

takaa

n

kualitas barang yang jauh lebih bagus dan harga lebih murah serta tanpa takut ditangkap atau digerebek aparat penegak hukum. Bahkan di penjara justru

Perpus

takaa

n

ditangkap atau digerebek aparat penegak hukum. Bahkan di penjara justru

Perpus

takaa

n

sebagai tempat proses pembelajaran sesamPerpus

takaa

n

sebagai tempat proses pembelajaran sesamjejaring peredaran Perp

ustak

aan

jejaring peredaran

BNNhukuman maksimal yang diberikan adalah hukuman mati, hingga Maret 2014

BNNhukuman maksimal yang diberikan adalah hukuman mati, hingga Maret 2014 jumlah terpidana mati dengan berbagai tahap upaya hukum berjumlah 89

BNNjumlah terpidana mati dengan berbagai tahap upaya hukum berjumlah 89

65 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Di dalam lapas, seorang napi penyalah guna mudah memperoleh

Narkoba dari sesama napi yang menjadi pengedar atau bandar, teman/

pasangan/keluarga yang menjenguk, ataupun oknum petugas lapas.

Peredaran Narkoba tidak saja terbatas dengan sesama napi tetapi juga dijual

ke luar lapas dengan melibatkan kurir dan oknum petugas lapas. Salah

seorang informan kami membuktikan dengan cara melakukan kontak dengan

seorang napi untuk mengorder Narkoba dari dalam lapas. Dari wawancara

dengan seorang bandar di lapas, dia menyebutkan omzet penjualan transaksi

Narkobanya berkisar 7-10 juta per hari.

3.17 Perkiraan Jumlah Peredaran Narkoba V.S Pengungkapan Kasus Narkoba.

Besaran jumlah Narkoba yang beredar di Indonesia di estimasikan

dengan formula: estimasi jumlah penyalah guna per jenis Narkoba dikalikan

dengan jumlah konsumsi Narkoba per jenis Narkoba (median). Angka estimasi

jumlah penyalah guna per jenis Narkoba diperoleh dari kalkulasi perkiraan

jumlah penyalah guna menurut kelompok survei dikalikan dengan angka

proporsi jenis Narkoba (ganja, shabu, ekstasi, dsb) di tiap kelompok survei dari

tahun 2005 sampai 2012. Kelompok survei tersebut adalah kelompok pelajar/

mahasiswa, kelompok pekerja, dan kelompok rumah tangga. Detail hasil

perkalian tersebut, diperoleh dari tabel 13.2. Terlihat, jumlah penyalah guna

terbesar untuk jenis Narkoba ganja, shabu, dan ekstasi. Dengan jumlah

penyalah guna terbanyak pada kelompok pekerja.

Tabel 3.11 Total Estimasi Jumlah Penggunaan Narkoba menurut Jenis Narkoba, 2014

JENIS NARKOBA

PELAJAR PEKERJA RUMAH TANGGA TOTALPREV

(%)LAKI-LAKI

PEREM-PUAN TOTAL LAKI-

LAKIPEREM-PUAN TOTAL LAKI-

LAKIPEREM-PUAN TOTAL LAKI-

LAKIPEREM-PUAN TOTAL

Ganja 504.897 60.646 565.543 793.441 172.561 966.002 423.985 36.053 460.039 1.722.323 269.261 1.991.584 49,5 Hashish 34.021 12.862 46.883 40.353 3.691 44.044 31.958 837 32.796 106.332 17.391 123.722 3,1 Heroin/Putau 22.500 7.336 29.836 20.460 12.322 32.782 31.463 1.895 33.358 74.423 21.553 95.976 2,4 Ekstasi 74.278 34.418 108.696 221.613 80.830 302.444 122.896 17.718 140.614 418788 132966 551754 13,7 Shabu 114.289 37.247 151.535 314.792 104.656 419.448 170.318 19.481 189.799 599399 161384 760783 18,9 Nipam 28.891 21.436 50.327 87.141 50.009 137.150 - - - 116031 71445 187476 4,7 Pil Koplo 88664 29475 118139 84068 13842 97910 - - - 172732 43317 216049 5,4 Rohypnol 26898 19650 46548 40353 11996 52349 - - - 67251 31646 98897 2,5 Valium 25187 14250 39437 55485 32298 87782 31869 2204 34.072 112540 48752 161292 4,0 Xanax 41841 25902 67744 58847 34143 92991 - - - 100689 60045 160734 4,0 Kokain 18604 11384 29989 23533 15875 39408 4056 208 4264 46193 27468 73661 1,8 LSD 19546 10539 30085 22797 22364 45161 8151 419 8570 50494 33322 83816 2,1

Perpus

takaa

n dengan formula: estimasi jumlah penyalah guna per jenis Narkoba dikalikan

Perpus

takaa

n dengan formula: estimasi jumlah penyalah guna per jenis Narkoba dikalikan

dengan jumlah konsumsi Narkoba per jenis Narkoba (median). Angka estimasi

Perpus

takaa

n dengan jumlah konsumsi Narkoba per jenis Narkoba (median). Angka estimasi

jumlah penyalah guna per jenis Narkoba diperoleh dari kalkulasi perkiraan

Perpus

takaa

n jumlah penyalah guna per jenis Narkoba diperoleh dari kalkulasi perkiraan

jumlah penyalah guna menurut kelompok survei dikalikan dengan angka

Perpus

takaa

n jumlah penyalah guna menurut kelompok survei dikalikan dengan angka

proporsi jenis Narkoba (ganja, shabu, ekstasi, dsb) di tiap kelompok survei dari

Perpus

takaa

n proporsi jenis Narkoba (ganja, shabu, ekstasi, dsb) di tiap kelompok survei dari

Perpus

takaa

n

tahun 2005 sampai 2012.

Perpus

takaa

n

tahun 2005 sampai 2012. Kelompok survei tersebut adalah kelompok pelajar/

Perpus

takaa

n

Kelompok survei tersebut adalah kelompok pelajar/

mahasiswa, kelompok pekerja, dan kelompok rumah tangga. Detail hasil

Perpus

takaa

n

mahasiswa, kelompok pekerja, dan kelompok rumah tangga. Detail hasil

perkalian tersebut, diperoleh dari tabel 13.2. Terlihat, jumlah penyalah guna

Perpus

takaa

n

perkalian tersebut, diperoleh dari tabel 13.2. Terlihat, jumlah penyalah guna

Perpus

takaa

n

terbesar untuk jenis Narkoba ganja, shabu, dan ekstasi. Dengan jumlah

Perpus

takaa

n

terbesar untuk jenis Narkoba ganja, shabu, dan ekstasi. Dengan jumlah

penyalah guna terbanyak pada kelompok pekerja. Perpus

takaa

n

penyalah guna terbanyak pada kelompok pekerja. Perpus

takaa

n

Total Estimasi Jumlah Penggunaan Perpus

takaa

n

Total Estimasi Jumlah Penggunaan

BNNPengungkapan Kasus

BNNPengungkapan Kasus

Besaran jumlah Narkoba yang beredar di Indonesia di estimasikan BNNBesaran jumlah Narkoba yang beredar di Indonesia di estimasikan

dengan formula: estimasi jumlah penyalah guna per jenis Narkoba dikalikan BNNdengan formula: estimasi jumlah penyalah guna per jenis Narkoba dikalikan

66 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Jumlah konsumsi per jenis Narkoba diperoleh dari hasil survei di

kalangan penyalahgunaan Narkoba tahun 2014. Dari hasil wawancara,

diketahui nilai median konsumsi Narkoba per orang per tahun bervariasi antar

tiap jenis Narkoba. Pada beberapa jenis Narkoba, konsumsi di kelompok

perempuan lebih tinggi dibandingkan lelaki, sepertu ekstasi atau pil koplo.

Tabel 3.12 Estimasi Konsumsi Narkoba Per Orang Per Tahun Menurut Jenis Narkoba, 2014

JENIS

KELAMINGANJA(GRAM)

HASHISH(GRAM)

HEROIN/ PUTAU(GRAM)

EKSTASI(BUTIR)

SHABU(GRAM)

NIPAM(BUTIR)

PIL KOPLO(BUTIR)

ROHYP-NOL

(BUTIR)VALIUM(BUTIR)

XANAX(BUTIR)

KOKAIN(GRAM)

LSD(ML)

Laki-Laki 84,0 77,1 90,0 18,0 360,0 51,4 90,0 30,5 144,0 180,0 12,0 17,6

Perempuan 51,4 38,6 120,0 51,4 25,1 25,7 171,4 30,0 36,0 66,0 4,0 8,8

Berdasarkan dua tabel diatas, maka diperoleh hasil perhitungan seperti

tabel dibawah.Terlihat bahwa jumlah peredaran yang jenisnya terbesar (dari

sisi berat dalam satuan gram), maka yang paling besar adalah shabu dan

ganja. Sedangkan dari sisi butir, yang paling besar adalah pil koplo dan sanax.

Tabel 3.13 Estimasi Jumlah Peredaran Narkoba Menurut Jenis Narkoba,Kelompok dan Jenis Kelamin di Indonesia, 2014

JENIS NARKOBA

PELAJAR PEKERJA RUMAH TANGGA TOTAL

LAKI-LAKI PEREM-PUAN TOTAL LAKI-LAKI PEREM-

PUAN TOTAL LAKI-LAKI PEREM-PUAN TOTAL LAKI-LAKI PEREM-

PUAN TOTAL

Ganja (Gr) 42.411.337 3.118.955 45.530.292 66.649.022 8.874.581 75.523.603 35.614.761 1.854.175 37.468.936 144.675.120 13.847.711 158.522.831

Hashish (Gr) 2.624.475 496.115 3.120.590 3.112.912 142.373 3.255.285 2.465.338 32.301 2.497.639 8.202.725 670.789 8.873.514

Heroin/Putau (Gr) 2.025.000 880.288 2.905.288 1.841.401 1.478.663 3.320.064 2.831.650 227.427 3.059.077 6.698.051 2.586.379 9.284.430

Ekstasi (Btr) 1.337.009 1.770.067 3.107.076 3.989.040 4.156.984 8.146.024 2.212.127 911.221 3.123.348 7.538.176 6.838.272 14.376.448

Shabu (Gr) 41.143.967 935.498 42.079.465 113.325.138 2.628.570 115.95.3708 61.314.572 489.295 61.803.867 215.783.677 4.053.363 219.837.040

Nipam (Btr) 1.485.800 5.512.216 6.998.016 4.481.513 1.285.949 5.767.462 - - - 5.967.313 1.837.166 7.804.479

Pil Koplo (Btr 7.979.771 5.052.816 13.032.587 7.566.106 2.372.883 9.938.989 - - - 15.545.878 7.425.698 22.971.576

Rohypnol (Btr) 819.841 589.495 1.409.336 1.229.927 359.887 1.589.814 - - - 2.049.768 949.382 2.999.150

Valium (Btr) 3.626.897 513.016 4.139.913 7.989.808 1.162.713 9.152.521 4.589.073 79.335 4.668.408 16.205.778 1.755.063 17.960.841

Xanax (Btr) 7.531.470 1.709.536 9.241.006 10.592.549 2.253.448 128.45997 - - - 18.124.018 3.962.984 22.087.002

Kokain (Gr) 223.252 45.537 268.789 282.392 63.500 3.45892 48.673 833 49.506 554.318 109.871 664.189

LSD (Gr) 343.244 92.540 435.784 400.339 196.369 5.96708 143.139 3.677 146.816 886.722 292.585 1.179.307

Apabila dibandingkan antara hasil estimasi peredaran Narkoba dan

jumlah sitaan Narkoba (tahun 2013) oleh pihak aparat penegak hukum, terlihat

bahwa masih sangat banyak Narkoba yang lolos. Jumlah jenis Narkoba yang

paling banyak lolos adalah shabu dan ganja. Sebab pada kedua jenis Narkoba

tersebut yang paling banyak dikonsumsi. Secara detail dapat dilihat pada tabel

berikut.

Perpus

takaa

n sisi berat dalam satuan gram), maka yang paling besar adalah shabu dan

Perpus

takaa

n sisi berat dalam satuan gram), maka yang paling besar adalah shabu dan

ganja. Sedangkan dari sisi butir, yang paling besar adalah pil koplo dan sanax.

Perpus

takaa

n ganja. Sedangkan dari sisi butir, yang paling besar adalah pil koplo dan sanax.

Estimasi Jumlah Peredaran

Perpus

takaa

n Estimasi Jumlah Peredaran Narkoba

Perpus

takaa

n Narkoba

an Jenis Kelamin di Indonesia, 2014

Perpus

takaa

n an Jenis Kelamin di Indonesia, 2014

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n PEKERJA

Perpus

takaa

n PEKERJA

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

TOTAL

Perpus

takaa

n

TOTAL

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

LAKI

Perpus

takaa

n

LAKILAKI

Perpus

takaa

n

LAKI-

Perpus

takaa

n

-LAKI

Perpus

takaa

n

LAKILAKI

Perpus

takaa

n

LAKI

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

PEREM

Perpus

takaa

n

PEREM

Perpus

takaa

n

PUAN

Perpus

takaa

n

PUAN

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

45.530.292

Perpus

takaa

n

45.530.29245.530.292

Perpus

takaa

n

45.530.29245.530.292

Perpus

takaa

n

45.530.292

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

66.649.022

Perpus

takaa

n

66.649.02266.649.022

Perpus

takaa

n

66.649.02266.649.022

Perpus

takaa

n

66.649.022

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

496.115

Perpus

takaa

n

496.115

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

3.120.590

Perpus

takaa

n

3.120.5903.120.590

Perpus

takaa

n

3.120.5903.120.590

Perpus

takaa

n

3.120.590

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

3.112.912

Perpus

takaa

n

3.112.9123.112.912

Perpus

takaa

n

3.112.912

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

880.288

Perpus

takaa

n

880.288

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

2.905.288

Perpus

takaa

n

2.905.2882.905.288

Perpus

takaa

n

2.905.2882.905.288

Perpus

takaa

n

2.905.288

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

1.337.009

Perpus

takaa

n

1.337.0091.337.009

Perpus

takaa

n

1.337.0091.337.009

Perpus

takaa

n

1.337.009

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

1.770.067

Perpus

takaa

n

1.770.0671.770.067

Perpus

takaa

n

1.770.0671.770.067

Perpus

takaa

n

1.770.067

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

3.107.076

Perpus

takaa

n

3.107.0763.107.076

Perpus

takaa

n

3.107.076

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

41.143.967

Perpus

takaa

n

41.143.96741.143.967

Perpus

takaa

n

41.143.96741.143.967

Perpus

takaa

n

41.143.967

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

935.498

Perpus

takaa

n

935.498

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

42.079.465

Perpus

takaa

n

42.079.46542.079.465

Perpus

takaa

n

42.079.465

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

1.485.800Perpus

takaa

n

1.485.8001.485.800Perpus

takaa

n

1.485.8001.485.800Perpus

takaa

n

1.485.8001.485.800Perpus

takaa

n

1.485.800Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

5.512.216Perpus

takaa

n

5.512.2165.512.216Perpus

takaa

n

5.512.2165.512.216Perpus

takaa

n

5.512.216Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

7.979.771Perpus

takaa

n

7.979.7717.979.771Perpus

takaa

n

7.979.7717.979.771Perpus

takaa

n

7.979.7717.979.771Perpus

takaa

n

7.979.771Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

5.052.816Perpus

takaa

n

5.052.8165.052.816Perpus

takaa

n

5.052.816Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

819.841Perpus

takaa

n

819.841Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNN

BNNBNNBNNBNN

144,0

BNN144,0

BNNBNNBNNBNNBNN30,0

BNN30,0

BNNBNNBNNBNN36,0

BNN36,0

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBerdasarkan dua tabel diatas, maka diperoleh hasil perhitungan seperti

BNNBerdasarkan dua tabel diatas, maka diperoleh hasil perhitungan seperti

tabel dibawah.Terlihat bahwa jumlah peredaran yang jenisnya terbesar (dari BNNtabel dibawah.Terlihat bahwa jumlah peredaran yang jenisnya terbesar (dari

sisi berat dalam satuan gram), maka yang paling besar adalah shabu dan BNNsisi berat dalam satuan gram), maka yang paling besar adalah shabu dan

67 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Tabel 3.14. Jumlah Estimasi Peredaran dan Sitaan Narkoba di Indonesia, 2014

JENIS NARKOBA ESTIMASI (2014) SITAAN (2013) BEREDAR/LOLOS

Ganja (Gram) 158,522,831 17,763,959.8 140,758,872 Heroin (Gram) 9,284,430 11,054.0 9,273,376 Kokain (Gram) 664,188 2,035.0 662,153 Hashish (Gram) 8,873,515 2,067.7 8,871,447 Ekstasi (Tablet) 14,376,448 1,137,940.0 13,238,508 Shabu (Gram) 219,837,040 398,602.6 219,438,438

Sebagai gambaran, data jumlah sitaan barang bukti Narkoba

memperlihatkan kinerja yang berfluktuatif tiap tahun sejak tahun 2009. Jumlah

barang bukti yang paling banyak disita adalah jenis ganja. Namun, jumlah

yang disita cenderung turun dari ratusan ton pada tahun 2009 menjadi sekitar

puluhan ton dalam lima tahun terakhir, sehingga ganja masih banyak yang

lolos.

Sitaan ekstasi mencapai ratusan ribu tablet di tahun 2009-2011, bahkan

sitaan 2012 meningkat tiga kali lipatnya. Sayangnya di tahun 2013, jumlahnya

menurun tinggal sepertiganya dibandingkan 2012, tetapi jumlahnya tetap

mencapai jutaan tablet. Untuk shabu, jumlah sitaannya cenderung naik dari

ratusan kilogram menjadi ribuan kilogram dari tahun 2009 sampai 2012, tetapi

tidak di tahun 2013. Dengan indikasi seperti ini, terlihat jumlah sitaan yang

menunjukkan penurunan jumlah di tahun 2013, dibandingkan estimasi jumlah

yang beredar, maka dapat dipastikan jumlah Narkoba yang beredar atau lolos

di Indonesia sangat besar.

Tabel 3.15 Jumlah Barang Bukti Narkotika yang Disita Tahun 2009- 2013

Sumber

:

Kepolisian Negara Republik Indonesia, Maret 2014 dalam jurnal P4GN BNN 2014

JENIS NARKOBATAHUN

2009 2010 2011 2012 2013Heroin (Gr) 15.473,70 25.053,44 27.439,81 38.014,86 11.054,04 Kokain (Gr) 265,70 53,03 66,97 5.878,44 2.035 Morphin (Gr) - - - - - Hashish (Gr) 58,80 4.946,60 230,99 7.836,44 2.067,68 Ekstasi (Tbl) 309.382,00 424.515,50 826.096,25 2.850.947,00 1.137.940 Shabu (Gr) 237.838,30 354.065,84 1.092.029,09 1.977.864,07 398.602,55 Daun Ganja (Gr) 110.764.253,90 22.689.916,05 23.891.244,25 22.019.933,68 17.763.959,76 Pohon Ganja (Btg) 541.019 449.618 1.839.664 341.395 534.829 Luas Area (Ha) 241,8 178,4 305,83 89,5 119,9 Biji Ganja (Gr) 518 750 4,38 284,91 12

Perpus

takaa

n Sitaan ekstasi mencapai ratusan ribu tablet di tahun 2009

Perpus

takaa

n Sitaan ekstasi mencapai ratusan ribu tablet di tahun 2009

nya.

Perpus

takaa

n nya. Sayangnya di tahun

Perpus

takaa

n Sayangnya di tahun

menurun tinggal sepertiganya dibandingkan 2012, t

Perpus

takaa

n menurun tinggal sepertiganya dibandingkan 2012, t

mencapai jutaan tablet. Untuk shabu,

Perpus

takaa

n mencapai jutaan tablet. Untuk shabu, jumlah

Perpus

takaa

n jumlah

ratusan kilogram menjadi ribuan kilogram dari tahun 2009 sampai 2012, tetapi

Perpus

takaa

n

ratusan kilogram menjadi ribuan kilogram dari tahun 2009 sampai 2012, tetapi

tidak di tahun 2013. Dengan indikasi seperti ini, terlihat jumlah sitaan yang

Perpus

takaa

n

tidak di tahun 2013. Dengan indikasi seperti ini, terlihat jumlah sitaan yang

jukkan penurunan jumlah di tahun 2013, dibandingkan estimasi jumlah

Perpus

takaa

n

jukkan penurunan jumlah di tahun 2013, dibandingkan estimasi jumlah

yang beredar, maka dapat dipastikan jumlah

Perpus

takaa

n

yang beredar, maka dapat dipastikan jumlah

di Indonesia sangat besar.

Perpus

takaa

n

di Indonesia sangat besar.

Jumlah Barang Bukti Narkotika yang Disita Tahun 2009Perpus

takaa

n

Jumlah Barang Bukti Narkotika yang Disita Tahun 2009Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNN

adalah jenis ganja.

BNNadalah jenis ganja.

cenderung turun dari ratusan ton pada tahun 2009 menjadi sekitar

BNNcenderung turun dari ratusan ton pada tahun 2009 menjadi sekitar

, sehingga ganja masih banyak yang

BNN, sehingga ganja masih banyak yang

Sitaan ekstasi mencapai ratusan ribu tablet di tahun 2009BNNSitaan ekstasi mencapai ratusan ribu tablet di tahun 2009

68 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Perpus

takaa

n BNN

69 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan.

Beberapa kesimpulan dari hasil studi merujuk pada tujuan yang ingin dicapai, yaitu:

1. Pola pemakaian Narkoba masih relatif tidak jauh berbeda dengan survei-survei sebelumnya, dimana jenis yang paling banyak di konsumsi adalah ganja, shabu, ekstasi, serta obat daftar G. Untuk mendapatkan Narkoba tersebut, maka pola transaksi dan peredaran Narkoba melalui beberapa cara, yaitu: pertama, tatap muka (face to face) yaitu penyalah guna membeli langsung ke bandar. Kedua, transaksi melalui kurir yang terkadang melibatkan anak-anak dibawah umur sebagai kurirnya. Ketiga, pembelian langsung ke pusat peredaran Narkoba yang ada di kota tersebut seperti kampung Ambon di Tangerang, kampung Beting di Pontianak, kampung Salo (kota lama) di Kendari, kampung keling Medan dsb. Keempat, menggunakan sistem tempel/sistem ranjau yaitu pengguna mentrasfer sejumlah uang lalu pengendar/bandar memberikan petunjuk dimana lokasi Narkoba harus diambil oleh penyalah guna, terakhir sistem lempar lembing yang banyak dipakai di lapas atau rumah tahanan ketika ada order Narkoba dari luar atau dalam penjara.

2. Jumlah tersangka kasus Narkoba dari tahun ke tahun cenderung

menurun dari tahun 2009 sampai 2012, lalu meningkat tajam di tahun

2013. Ini mengindikasikan peredaran Narkoba mulai marak kembali.

Menariknya, jika dikaji dari jumlah barang bukti narkotika, hampir semua

jenis narkotika yang disita mengalami penurunan (ekstasi, heroin, dan

ganja) dari tahun 2010 sampai 2013, tetapi tidak untuk jenis shabu.

Sitaan shabu justru terjadi peningkatan di tahun 2013, setelah menurun

tajam di tahun sebelumnya. Tinggi rendahnya angka kasus yang

berhasil diungkap dan diproses oleh pihak kepolisian tidak hanya

semata-mata ketersediaan Narkoba di suatu wilayah tetapi dipengaruhi

oleh faktor tantangan geografis, jumlah anggaran, dan jumlah SDM.

Perpus

takaa

n terkadang melibatkan anak-anak dibawah umur sebagai kurirnya. Ketiga,

Perpus

takaa

n terkadang melibatkan anak-anak dibawah umur sebagai kurirnya. Ketiga, pembelian langsung ke pusat peredaran Narkoba yang ada di kota

Perpus

takaa

n pembelian langsung ke pusat peredaran Narkoba yang ada di kota tersebut seperti kampung Ambon di Tangerang, kampung Beting di

Perpus

takaa

n tersebut seperti kampung Ambon di Tangerang, kampung Beting di Pontianak, kampung Salo (kota lama) di Kendari, kampung keling Medan

Perpus

takaa

n Pontianak, kampung Salo (kota lama) di Kendari, kampung keling Medan dsb. Keempat, menggunakan sistem temp

Perpus

takaa

n dsb. Keempat, menggunakan sistem temppengguna mentrasfer sejumlah uang lalu pengend

Perpus

takaa

n

pengguna mentrasfer sejumlah uang lalu pengendpetunjuk dimana lokasi

Perpus

takaa

n

petunjuk dimana lokasi Narkoba

Perpus

takaa

n

Narkobastem lempar lembing yang banyak dipakai di lapas atau rumah

Perpus

takaa

n

stem lempar lembing yang banyak dipakai di lapas atau rumah tahanan ketika ada order

Perpus

takaa

n

tahanan ketika ada order

Jumlah tersangka kasus Narkoba dari tahun ke tahun cenderung Perpus

takaa

n

Jumlah tersangka kasus Narkoba dari tahun ke tahun cenderung Perpus

takaa

n

menurun dari tahun 2009 sampai 2012, lalu meningkat tajam di tahun Perpus

takaa

n

menurun dari tahun 2009 sampai 2012, lalu meningkat tajam di tahun

BNNtersebut, maka pola transaksi dan peredaran Narkoba melalui beberapa

BNNtersebut, maka pola transaksi dan peredaran Narkoba melalui beberapa face to face

BNNface to face) yaitu penyalah guna

BNN) yaitu penyalah guna membeli langsung ke bandar. Kedua, transaksi melalui kurir yang BNNmembeli langsung ke bandar. Kedua, transaksi melalui kurir yang terkadang melibatkan anak-anak dibawah umur sebagai kurirnya. Ketiga, BNNterkadang melibatkan anak-anak dibawah umur sebagai kurirnya. Ketiga,

70 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Ironisnya, jumlah kasus yang berhasil diselesaikan pihak pengadilan ini

masih rendah atau 39% dari seluruh kasus tahun 2013. Penunggakan

kasus hukum ini mempunyai konsekuensi terhadap daya tampung

Lapas. Oleh karena itu, upaya IPWL terus didorong untuk mengurangi

beban Lapas.

3. Kebijakan peraturan perundang-undangan tentang upaya pencegahan,

pemberantasan, penyalahgunaan, dan peredaran gelap Narkoba di

Indonesia sudah sangat kuat. Mulai dari payung hukum di tingkat atas

sampai dengan di tingkat implementasi di kab/kota. Hal yang diperlukan

adalah keinginan dan kemauan semua pihak untuk bersama-sama

bergerak dalam satu bahasa dan satu koordinasi dalam upaya

penanggulangan Narkoba ini. Disisi lain, walaupun secara tataran

kebijakan telah ada berdasarkan keputusan bersama antar menteri.

Namun, program IPWL belum berjalan optimal karena masih ada

berbagai permasalahan di tingkat pelaksana lapangan sebab aturan

main yang tertuang dalam petunjuk teknisnya belum tersedia serta isu

ego sektoral. Akibatnya, adaperbedaan persepsi dan interpretasi dalam

upaya penegakan hukum bagi penyalah guna Narkoba. Hanya

kementerian kesehatan dan kementrian sosial yang sudah

mengembangkan petunjuk teknis pelaksanaan IPWL ini. Persoalan lain

yang menghambat kebijakan IPWL adalah masih terbatasnya fasilitas

rujukan untuk rehabilitasi, anggaran, dan kuantitas dan kapasitas SDM.

4. Akibat penyalahgunaan Narkoba tentu ada konsekuensi yang ditanggung

oleh para penyalah guna. Konsekuensi yang terjadi diantaranya, berisiko

terkena berbagai penyakit sehingga harus pergi berobat ke pengobatan

medis, terutama ke rumah sakit (RS) dan puskesmas. Mereka ada yang

menjalani rawat jalan, dan atau rawat inap. Ketika mereka pergi berobat,

lebih dari separuhnya tahu diagnosis penyakitnya, yaitu HIV/AIDS

(23%), paru-paru (18%), Hepatitis C (15%), TBC (11%), dan Kejiwaan/

depresi (9%). Selain itu, ada 1 dari 10 penyalah guna yang pernah

overdosis (OD) dan 1 dari 20 penyalah guna yang pernah rehabilitasi.

Perpus

takaa

n kebijakan telah ada berdasarkan keputusan bersama antar menteri.

Perpus

takaa

n kebijakan telah ada berdasarkan keputusan bersama antar menteri.

IPWL belum berjalan optimal karena masih ada

Perpus

takaa

n IPWL belum berjalan optimal karena masih ada

berbagai permasalahan di tingkat pelaksana lapangan sebab aturan

Perpus

takaa

n berbagai permasalahan di tingkat pelaksana lapangan sebab aturan

main yang tertuang dalam petunjuk teknisnya belum tersedia serta isu

Perpus

takaa

n main yang tertuang dalam petunjuk teknisnya belum tersedia serta isu

ego sektoral. Akibatnya,

Perpus

takaa

n ego sektoral. Akibatnya, adaperbedaan persepsi dan interpretasi

Perpus

takaa

n adaperbedaan persepsi dan interpretasi

enegakan hukum bagi

Perpus

takaa

n

enegakan hukum bagi

kementerian kesehatan dan kementrian sosial yang sudah

Perpus

takaa

n

kementerian kesehatan dan kementrian sosial yang sudah

mengembangkan petunjuk teknis pelaksanaan IPWL ini.

Perpus

takaa

n

mengembangkan petunjuk teknis pelaksanaan IPWL ini.

yang menghambat kebijakan IPWL adalah masih terbatasnya fasilitas

Perpus

takaa

n

yang menghambat kebijakan IPWL adalah masih terbatasnya fasilitas

rujukan untuk Perpus

takaa

n

rujukan untuk rehabilitasi, anggaran, dan kuantitas dan kapasitas SDM.Perpus

takaa

n

rehabilitasi, anggaran, dan kuantitas dan kapasitas SDM.Perpus

takaa

n

Akibat penyalahgunaan Narkoba tentu ada konsekuensi yang ditanggung Perpus

takaa

n

Akibat penyalahgunaan Narkoba tentu ada konsekuensi yang ditanggung

BNNeinginan dan kemauan semua pihak untuk bersama

BNNeinginan dan kemauan semua pihak untuk bersama

bergerak dalam satu bahasa dan satu koordinasi dalam upaya

BNNbergerak dalam satu bahasa dan satu koordinasi dalam upaya

ini. Disisi lain, walaupun secara tataran

BNNini. Disisi lain, walaupun secara tataran

kebijakan telah ada berdasarkan keputusan bersama antar menteri. BNNkebijakan telah ada berdasarkan keputusan bersama antar menteri.

71 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Sekitar 10% dari total responden mengaku berniat mau ikut rehabilitasi

dalam waktu dekat (1-12 bulan ke depan), lalu sekitar 10% belum terpikir

untuk berhenti dan sekitar 45% dari responden tidak ada niat untuk

berhenti. Satu dari 3 responden pernah mengambil uang atau barang

berharga milik keluarga/orang lain. Lalu, seperlima responden mengaku

pernah mengalami kecelakaan lalu lintas akibat pengaruh Narkoba.

Hampir seperlima dari responden mengaku pernah ditangkap oleh aparat

penegak hukum karena kasus Narkoba. Ada sekitar 13% dari responden

yang pernah di penjara. Ironisnya, sebagian besar responden yang

pernah dipenjara di semua provinsi kecuali di Papua,menyatakan mereka

pernah memakai Narkoba di dalam penjara.

5. Median biaya konsekuensi yang terjadi setiap tahunnya bervariasi, baik

dari sisi besaran satuan biaya maupun jenis kelamin. Median biaya jika

jatuh sakit, terutama bila harus di rawat inap memerlukan biaya sekitar

Rp. 6 juta per orang per tahun. Sedangkan satuan biaya yang terbesar

dihabiskan untuk biaya konsumsi Narkoba, yaitu sekitar Rp.10,8 juta per

orang per tahun dan juga biaya sewaktu di penjara yaitu Rp.10 juta per

orang per tahun. Semakin tinggi tingkat ketergantungan Narkoba, maka

semakin besar biaya yang dihabiskan untuk mengkonsumsi atau

membeli Narkoba.

6. Diestimasikan kerugian biaya sosial ekonomi akibat Narkoba yang terjadi

sebesar Rp. 63,1 trilyun di tahun 2014. Biaya kerugian tersebut

cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Proporsi biaya terbesar untuk

komponen biaya individual (private), terutama biaya untuk konsumsi

biaya Narkoba. Diperkirakan peredaran bisnis Narkoba sekitar Rp. 42,9

trilyun per tahun. Biaya kerugian sosial ekonomi akibat Narkoba tersebut

diperkirakan akan meningkat sekitar 2,3 kalinya menjadi 143 trilyun di

tahun 2015.

Berdasarkan ringkasan fakta dan data di atas, maka secara khusus studi

ini menyimpulkan bahwa:

Perpus

takaa

n dari sisi besaran satuan biaya maupun jenis kelamin. Median bi

Perpus

takaa

n dari sisi besaran satuan biaya maupun jenis kelamin. Median bi

jatuh sakit, terutama bila harus di rawat inap memerlukan biaya sekitar

Perpus

takaa

n jatuh sakit, terutama bila harus di rawat inap memerlukan biaya sekitar

juta per orang per tahun. Sedangkan satuan biaya yang terbesar

Perpus

takaa

n juta per orang per tahun. Sedangkan satuan biaya yang terbesar

dihabiskan untuk biaya konsumsi

Perpus

takaa

n dihabiskan untuk biaya konsumsi Narkoba

Perpus

takaa

n Narkoba

orang per tahun dan juga biaya sew

Perpus

takaa

n

orang per tahun dan juga biaya sew

orang per tahun. Semakin tinggi tingkat ketergantungan

Perpus

takaa

n

orang per tahun. Semakin tinggi tingkat ketergantungan

semakin besar biaya yang dihabiskan untuk mengkonsumsi atau

Perpus

takaa

n

semakin besar biaya yang dihabiskan untuk mengkonsumsi atau

Narkoba

Perpus

takaa

n

Narkoba.

Perpus

takaa

n

.

Diestimasikan kerugian biaya sosial ekonomi akibat Narkoba yang terjadi Perpus

takaa

n

Diestimasikan kerugian biaya sosial ekonomi akibat Narkoba yang terjadi

ebesar Rp. 63,1 trilyun di tahun 2014. Biaya kerugian tersebut Perpus

takaa

n

ebesar Rp. 63,1 trilyun di tahun 2014. Biaya kerugian tersebut

BNNpernah dipenjara di semua provinsi kecuali di Papua,menyatakan mereka

BNNpernah dipenjara di semua provinsi kecuali di Papua,menyatakan mereka

Median biaya konsekuensi yang terjadi setiap tahunnya bervariasi, baik BNNMedian biaya konsekuensi yang terjadi setiap tahunnya bervariasi, baik

dari sisi besaran satuan biaya maupun jenis kelamin. Median biBNNdari sisi besaran satuan biaya maupun jenis kelamin. Median bi

72 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

a. Peredaran dan penggunaan Narkoba masih tetap marak.

b. Program penanggulangan belum berjalan optimal.

c. Semakin berat ketergantungan semakin besar dampak yang ditimbulkan

akibat Narkoba.

d. Angka Narkoba masih tetap tinggi dan dampak kerugian sosial ekonomi

semakin besar.

4.2 Rekomendasi.

Rekomendasi hasil studi ini dapat dilihat dalam matriks berikut ini :

Temuan Studi Rekomendasi

Semakin marak penyalah

guna muda yang mencampur

beberapa jenis obat/zat

dengan alcohol ataupun

minuman bersoda

Peningkatan kerja sama dengan berbagai

pihak terkait (kepolisian dan ormas), untuk

pengawasan titik wilayah yang sering

dijadikan tempat tongkrongan/ tempat kumpul

anak muda, misalnya arena balap liar, tempat

hiburan, area parkir, dsb.

Hasil proyeksi: Tingginya proporsi mereka yang coba pakai dan teratur pakai Narkoba

Mengintegrasikan materi KIE Narkoba ke dalam pendidikan anak usia dini ke pendidikan formal maupun non formal dengan konsep LSE (Life skill education).

Membentuk konselor ataupun fasilitator kelompok sebaya di berbagai tingkatan masyarakat.

Angka prevalensi pada kelompok pelajar dan pekerja yang relatif tinggi dan rawan Narkoba

Pengawasan ketat terhadap larangan merokok di tingkat sekolah, serta melakukan koordinasi dengan pihak sekolah, orang tua, lingkungan kerja, dan toga toma untuk meningkatkan pengetahuan P4GN.

Intervensi program P4GN harus lebih diintensifkan pada kelompok pelajar, pekerja, maupun pengangguran dengan melibatkan berbagai stake holder terkait.

Perpus

takaa

n pengawasan titik wilayah yang sering

Perpus

takaa

n pengawasan titik wilayah yang sering

dijadikan tempat tongkrongan/ tempat kumpul

Perpus

takaa

n dijadikan tempat tongkrongan/ tempat kumpul

anak muda, misalnya arena balap liar, tempat

Perpus

takaa

n anak muda, misalnya arena balap liar, tempat

hiburan, area parkir, dsb

Perpus

takaa

n hiburan, area parkir, dsb

Perpus

takaa

n Hasil proyeksi: Tingginya

Perpus

takaa

n Hasil proyeksi: Tingginya proporsi mereka yang coba

Perpus

takaa

n

proporsi mereka yang coba pakai dan teratur pakai

Perpus

takaa

n

pakai dan teratur pakai

Perpus

takaa

n Mengintegrasikan materi KIE

Perpus

takaa

n Mengintegrasikan materi KIE dalam pendidikan anak usia dini ke

Perpus

takaa

n

dalam pendidikan anak usia dini ke

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNNRekomendasi

BNNRekomendasi

Peningkatan kerja sama dengan berb

BNNPeningkatan kerja sama dengan berb

pihak terkait (kepolisian danBNNpihak terkait (kepolisian dan

pengawasan titik wilayah yang sering BNNpengawasan titik wilayah yang sering BNN

73 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Temuan Studi Rekomendasi

Pergerseran pola jenis zat

yang disuntikkan tidak hanya

putaw dan mulai munculnya

IDU baru

Peningkatan koordinasi untuk

pengawasan, serta penguatan layanan

program harm reduction (PTRM,

Subuxon, dan LAS).

Mengembangkan sistem pemantauan

lebih ketat terhadap pemalsuan resep

dokter yang disalahgunakan oleh pecandu

untuk membeli berbagai obat seperti

valium, Xanax, tramadol, dsb.

Pintu masuk Narkoba lebih

banyak melalui jalur

pelabuhan laut dan sungai

yang masih sangat minim

pengawasan (daerah

perbatasan).

Pembentukan posko dan jalur koordinasi

yang melibatkan peran serta masyarakat

melalui satgas atau kader anti Narkoba di

beberapa jalur perbatasan rawan

Narkoba, serta dukungan peralatan yang

memadai untuk komunikasi.

Pemberian reward atau penghargaan

pada mereka yang berjasa dalam

pengungkapan kasus.

Masih mudahnya pela-

buhan/bandara ditembus

ketika membawa Narkoba

oleh para pengedar/ bandar/

users

Mereview SOP kinerja serta peningkatan

kuantitas ataupun kualitas SDM dan

pelengkapan peralatan deteksi dini pada

berbagai titik masuk, seperti pelabuhan

dan bandara.

Pelaksanaan hukuman yang berat & tegas

kepada pengedar dan Bandar Narkoba

terlebih warga asing sehingga bisa

menimbulkan efek jera.

Perpus

takaa

n yang melibatkan peran serta masyarakat

Perpus

takaa

n yang melibatkan peran serta masyarakat

melalui satgas atau kader anti

Perpus

takaa

n melalui satgas atau kader anti

beberapa jalur perbatasan rawan

Perpus

takaa

n beberapa jalur perbatasan rawan

Narkoba

Perpus

takaa

n Narkoba

memadai untuk komunikasi.

Perpus

takaa

n

memadai untuk komunikasi.

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n awasan (daerah

Perpus

takaa

n awasan (daerah

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Masih mudahnya pelaPerpus

takaa

n

Masih mudahnya pela

buhan/bandara ditembus Perpus

takaa

n

buhan/bandara ditembus Perpus

takaa

n BNN

untuk membeli berbagai obat seperti

BNNuntuk membeli berbagai obat seperti

valium, Xanax, tramadol, dsb

BNNvalium, Xanax, tramadol, dsb

BNNPembentukan posko dan jalur koordinasi BNNPembentukan posko dan jalur koordinasi

yang melibatkan peran serta masyarakat BNNyang melibatkan peran serta masyarakat BNN

74 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Temuan Studi Rekomendasi

Maraknya peradaran Narkoba di dalam lapas. Bahkan para bandar nasih bisa mengendalikan peredaranan Narkoba

Peningkatan kerja sama dan koordinasi dengan pihak terkait memperketat pengendalian di dalam lapas, dengan melarang dan menindaktegas para petugas (termasuk napi) yang terlibat dalam memberikan kemudahan alat komunikasi.

Menyediakan alat deteksi komunikasi agar pihak aparat penegak hukum dapat mendeteksi semua komunikasi yang terjadi di dalam lapas, serta melakukan razia mendadak secara rutin.

masyarakat yang tahu IPWL masih sedikit. Dan tingkat kepercayaan penyalah guna terhadap program IPWL rendah

Sosialisasi IPWL harus dilakukan secara komprehensif dan intensif dengan melibatkan berbagai pihak terkait terutama ke populasi sasaran

Adanya juklak dan juknis IPWL yang diterapkan seragam di semua daerah

Membentuk tim monev yang bertugas melakukan kontrol dalam implementasi di lapangan

Masih rendahnya para penyalah guna tentang tempat rehab dan yang berniat ikut rehabilitasi

Menggalakkan penyebaran informasi tentang rehabilitasi secara intensif melalui penjangkauan kepada penyalah guna, termasuk mengembangkan database yang bersedia ikut rehabilitasi.

Mengembangkan dan menguji metode rehabilitasi yang efektif dan efisien, termasuk bila diaplikasikan di tingkat organisasi yang berbasis kemasyarakatan termasuk dari aspek metode, tenaga, dan satprasnya.

Mengembangkan dan membentuk forum pasca rehab di tingkat komunitas

Perpus

takaa

n komprehensif dan intensif dengan

Perpus

takaa

n komprehensif dan intensif dengan melibatkan berbagai pihak terkait

Perpus

takaa

n melibatkan berbagai pihak terkait terutama ke populasi sasaran

Perpus

takaa

n terutama ke populasi sasaran

Perpus

takaa

n Adanya juklak dan juknis IPWL yang

Perpus

takaa

n Adanya juklak dan juknis IPWL yang diterapkan seragam di semua daerah

Perpus

takaa

n diterapkan seragam di semua daerah

Perpus

takaa

n

Membentuk tim monev yang bertugas

Perpus

takaa

n

Membentuk tim monev yang bertugas

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Masih rendahnya para

Perpus

takaa

n

Masih rendahnya para penyalah guna

Perpus

takaa

n

penyalah guna tentang

Perpus

takaa

n

tentang tempat rehab dan yang Perp

ustak

aan

tempat rehab dan yang berniat ikut rehabilitasiPerp

ustak

aan

berniat ikut rehabilitasiPerpus

takaa

n BNN

mendeteksi semua komunikasi yang

BNNmendeteksi semua komunikasi yang terjadi di dalam lapas, serta melakukan

BNNterjadi di dalam lapas, serta melakukan razia mendadak secara rutin.

BNNrazia mendadak secara rutin.

BNNSosialisasi IPWL harus dilaBNNSosialisasi IPWL harus dilakomprehensif dan intensif dengan BNNkomprehensif dan intensif dengan BNN

75 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Temuan Studi RekomendasiSebagian besar penyalah

guna (>90%) mempunyai

keinginan untuk terlepas dari

ketergantungan nar-koba

dengan cara rehabilitasi,

tetapi pada umumnya mereka

pesimis karena merasa tidak

mempunyai biaya untuk

rehabilitasi

Membentuk kader/petugas lapangan yang

bersedia memberikan dampingan kepada

penyalah guna, serta melakukan

pemantauan kepada mereka

Memberikan dukungan untuk pengobatan

penyakit penyerta pada penyalah guna

yang memang memerlukan pengobatan

dan perawatan lebih lanjut

Perpus

takaa

n BNN

BNN

76 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Perpus

takaa

n BNN

77 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

DAFTAR PUSTAKA

Abdul-Quader, A.S., Heckathorn, D.D., McKnight, C., Bramson, H., Nemeth, C., Sabin, K., Gallagher, K. and Des Jarlais,,D.C. Effectiveness of Respondent-

Driven Sampling for Recruiting Drug Users in New York City: Findings from a

Pilot Study. Journal of Urban Health: Bulletin of the New York Academy of

Medicine, Vol. 83, No. 3

BNN & Puslitkes UI. Studi Biaya Ekonomi dan Sosial Penyalahgunaan Narkoba Di

Indonesia Tahun 2004. Depok: Puslitkes UI, 2004.

BNN & Puslitkes UI. Survei Nasional Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap

Narkoba pada Kelompok Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2005. Depok:

Puslitkes UI, 2005.

BNN & Puslitkes UI. Survei Nasional Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap

Narkoba pada Kelompok Pelajar dan Mahasiswa di Indonesia Tahun 2006.

Depok: Puslitkes UI, 2006.

Broadhead, R. S., and Heckathorn, D. D. (1994). AIDS prevention outreach among

injection drug users: Agency problems and new approaches. Social

Problems, 41, 473–495.

Broadhead, R. S., Heckathorn, D. D., Weakliem, D. L., Anthony, D. L., Madray, H., Mills, R. J., et al. (1998). Harnessing peer networks as an instrument for

AIDS prevention: Results from a peer-driven intervention. Public Health

Reports, 113 (Suppl.1), 42–57.

Collins And Lapsley (2004) Economic Costs Of Alcohol And Other Drugs In The

Workplace, Section 3: Translating Research Into Practice.

Collins, D.J. & Lapsley, H.M. 2004. The Costs of Tobacco, Alcohol & Illicit Drug

Abuse to Australian Society 2004/2005.

Collins, D.J. & Lapsley, H.M. 2004. The costs of tobacco, alcohol and illicit drug

abuse to Australian society in 2004/2005.

Perpus

takaa

n Survei Nasional Penyal

Perpus

takaa

n Survei Nasional Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap

Perpus

takaa

n ahgunaan dan Peredaran Gelap

pada Kelompok Pelajar dan Mahasiswa di Indonesia Tahun 2006

Perpus

takaa

n pada Kelompok Pelajar dan Mahasiswa di Indonesia Tahun 2006

Broadhead, R. S., and Heckathorn, D. D. (1994). AIDS prevention outreach among

Perpus

takaa

n

Broadhead, R. S., and Heckathorn, D. D. (1994). AIDS prevention outreach among

injection drug users: Agency problems and new approa

Perpus

takaa

n

injection drug users: Agency problems and new approa

473

Perpus

takaa

n

473–

Perpus

takaa

n

–495.

Perpus

takaa

n

495.

Broadhead, R. S., Heckathorn, D. D., Weakliem, D. L., Anthony, D. L., Madray, H.,

Perpus

takaa

n

Broadhead, R. S., Heckathorn, D. D., Weakliem, D. L., Anthony, D. L., Madray, H., Mills, R. J., Perp

ustak

aan

Mills, R. J., et al. Perpus

takaa

n

et al. (1998). Harnessing peer networks as an instrument for Perpus

takaa

n

(1998). Harnessing peer networks as an instrument for

AIDS prevention: Results from a peerPerpus

takaa

n

AIDS prevention: Results from a peer

BNNSurvei Nasional Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap

BNNSurvei Nasional Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap

pada Kelompok Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2005

BNNpada Kelompok Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2005

78 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Collins, D.J. and Lapsley, H.M. (1991). Estimating the economic costs of drug

abuse. National Campaign Against Drug Abuse Monograph Series No. 15.

Collins, D.J. and Lapsley, H.M. (1991). Estimating the economic costs of drug

abuse. National Campaign Against Drug Abuse Monograph Series No. 15.

Depkdiknas. Ikhtisar Data Pendidikan Nasional Tahun 2005/2006. Badan Penelitian

dan Pengembangan Pusat Statistik Pendidikan. 2006.

DSM IV-TR. Diagnostic and Statistic Manual of Mental Disorders, fourth edition text

revision. http://www.psychiatryonline.com/resourceTOC.aspx?resourceID=1

Eisner. R. 2005. Marijuana Abuse: Age of Initiation, Pleasure of Response

Foreshadow Young Adult Outcomes in NIDA Research Findings vol. 19 no.

5.

Frost, S.D.W., Brouwer, K.C., Firestone Cruz, M.A., Ramos, R., Ramos, M.E.,

Lozada, R.M., Magis-Rodriguez, C. and Strathdee, S.A. Respondent-Driven

Sampling ofInjection Drug Users in Two U.S.–Mexico Border Cities:

Recruitment Dynamics and Impact on Estimates of HIV and Syphilis

Prevalence. Journal of Urban Health: Bulletin of the New York Academy of

Medicine, Vol. 83, No. 7.

Gordon, L., Tinsley, L., Godfrey, C., Parott, S. 2006. The economic and social costs

of Class A drug use in England and Wales 2003/2004. Home Office Online

Report 16/06.

Heckathorn DD, Semaan S, Broadhead RS, Hughes JJ. Extensions of respondent-

driven sampling:a new approach to the study of injection drug users aged

18–25. AIDS Behav.2002;6(1):55–67.

Heckathorn DD. Respondent driven sampling, II. Deriving population estimates from

Chain-referral samples of hidden populations. Soc Probl. 2002;49:11–34.

Heckathorn, D. D., Broadhead, R. S., Anthony, D. L., and Weakliem,D. L. (1999).

AIDS and social networks: Prevention through network mobilization.

Sociological Focus, 32, 159–179.

Perpus

takaa

n Frost, S.D.W., Brouwer, K.C., Firestone Cruz, M.A., Ramos, R., Ramos, M.E.,

Perpus

takaa

n Frost, S.D.W., Brouwer, K.C., Firestone Cruz, M.A., Ramos, R., Ramos, M.E.,

Rodriguez, C. and St

Perpus

takaa

n Rodriguez, C. and Strathdee, S.A. Respondent

Perpus

takaa

n rathdee, S.A. Respondent

Sampling ofInjection Drug Users in Two U.S.

Perpus

takaa

n Sampling ofInjection Drug Users in Two U.S.

Recruitment Dynamics and Impact on Estimates of HIV and Syphilis

Perpus

takaa

n Recruitment Dynamics and Impact on Estimates of HIV and Syphilis

Prevalence. Journal of Urban Health: Bulletin of the New York Academy of

Perpus

takaa

n Prevalence. Journal of Urban Health: Bulletin of the New York Academy of

o. 7

Perpus

takaa

n

o. 7.

Perpus

takaa

n

.

Gordon, L., Tinsley, L., Godfrey, C., Parott, S. 2006. The economic and social costs

Perpus

takaa

n

Gordon, L., Tinsley, L., Godfrey, C., Parott, S. 2006. The economic and social costs

of Class A drug use in England and Wales 2003/2004. Home Office Online

Perpus

takaa

n

of Class A drug use in England and Wales 2003/2004. Home Office Online

Report 16/06

Perpus

takaa

n

Report 16/06.

Perpus

takaa

n

.

Heckathorn DD, Semaan S, Broadhead RS, Hughes JJ. Extensions of respondentPerpus

takaa

n

Heckathorn DD, Semaan S, Broadhead RS, Hughes JJ. Extensions of respondent

BNNR. 2005. Marijuana Abuse: Age of Initiation, Pleasure of Response

BNNR. 2005. Marijuana Abuse: Age of Initiation, Pleasure of Response

Foreshadow Young Adult Outcomes in NIDA Research Findings vol. 19 no.

BNNForeshadow Young Adult Outcomes in NIDA Research Findings vol. 19 no.

Frost, S.D.W., Brouwer, K.C., Firestone Cruz, M.A., Ramos, R., Ramos, M.E., BNNFrost, S.D.W., Brouwer, K.C., Firestone Cruz, M.A., Ramos, R., Ramos, M.E.,

79 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Heckathorn, D.D. 2007. Extensions of Respondent-Driven Sampling: Analyzing

Continous Variables and Controlling for Differential Recruitment.

http://www.respondentdrivensampling.org.

Heckathorn, D.D. Respondent-Driven Sampling: A New Approach to the Study of

Hidden Populations. Social Probl. 1997;Vol. 44 No.2.

Joewana, S. 2004. Gangguan Mental dan perilaku akibat penggunaan zat

psikoaktif: penyalahgunaan napza/Narkoba. Ed.2. Jakarta: EGC.

Johnston, L.G., Khanam,R., Reza,M., Khan, S.I., Banu,S., Shah Alam, Rahman,M.,

Azim,T. The Effectiveness of Respondent Driven Sampling for Recruiting

Males Who have Sex with Males in Dhaka, Bangladesh. AIDS Behav (2008)

12:294–304.

Johnston, L.G., Sabin, K., Hien, M.T. and Huong, P.T. Assessment of Respondent

Driven Sampling for Recruiting Female Sex Workers in Two Vietnamese

Cities: Reaching the Unseen Sex Worker Journal of Urban Health: Bulletin of

the New York Academy of Medicine, Vol. 83, No. 7.

Kandel, Denise, The Measurement of "Ever Use" and "Frequency-Quantity" (in Drug

Use Surveys), pp. 27-35, NIDA, Research Monograph Series 2, Operational

Definition in Socio-behavioural Drug Use Research, Rockville, MD: National

Institute on Drug Abuse.

Kopp, P. & Blanchard, N. 1997. Social costs of drug use in France.

Meyer Roger E Different Patterns of Drug Use, pp. 17-24, NIDA, Research

Monograph Series 2, Operational Definition in Socio-behavioural Drug Use

Research, Rockville, MD: National Institute on Drug Abuse.

Office of National Drug Control Policy.2004. The Economic Costs of Drug Abuse in

the United States, 1992-2002. Washington, DC: Executive Office of the

President (Publication No. 207303). http://www.whitehousedrugpolicy.gov.

Predicting Heavy Drug Use: Results of a Longitudinal Study, Youth Characteristics

Describing and Predicting Heavy Drug Use by Adults. Published February

2004. Office of National Drug Control Policy.

www.whitehousedrugpolicy.gov/publications/predict_drug_use/intro.pdf.

Perpus

takaa

n ng for Recruiting Female Sex Workers in Two Vietnamese

Perpus

takaa

n ng for Recruiting Female Sex Workers in Two Vietnamese

Cities: Reaching the Unseen Sex Worker Journal of Urban Health: Bulletin of

Perpus

takaa

n Cities: Reaching the Unseen Sex Worker Journal of Urban Health: Bulletin of

the New York Academy of Medicine, Vol. 83, No. 7

Perpus

takaa

n the New York Academy of Medicine, Vol. 83, No. 7

The Measurement of "Ever Use" and "Frequency

Perpus

takaa

n The Measurement of "Ever Use" and "Frequency

35, NIDA, Research Monograph Series 2, Operational

Perpus

takaa

n

35, NIDA, Research Monograph Series 2, Operational

behavioural Drug Use Research, Rockville, MD: National

Perpus

takaa

n

behavioural Drug Use Research, Rockville, MD: National

Institute on Drug Abuse

Perpus

takaa

n

Institute on Drug Abuse.

Perpus

takaa

n

.

Kopp, P. & Blanchard, N. 1997. Social costs of drug use in France.

Perpus

takaa

n

Kopp, P. & Blanchard, N. 1997. Social costs of drug use in France.

E Perpus

takaa

n

E Different Patterns of Drug Use, pp. 17Perpus

takaa

n

Different Patterns of Drug Use, pp. 17

Monograph Series 2, Operational Definition in SocioPerpus

takaa

n

Monograph Series 2, Operational Definition in Socio

BNNMales Who have Sex with Males in Dhaka, Bangladesh.

BNNMales Who have Sex with Males in Dhaka, Bangladesh. AIDS Behav (2008)

BNNAIDS Behav (2008)

Johnston, L.G., Sabin, K., Hien, M.T. and Huong, P.T. Assessment of Respondent BNNJohnston, L.G., Sabin, K., Hien, M.T. and Huong, P.T. Assessment of Respondent

ng for Recruiting Female Sex Workers in Two Vietnamese BNNng for Recruiting Female Sex Workers in Two Vietnamese

80 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Ramirez-Valles, J.,Heckathorn, D.D.,V´azquez, R., Diaz, R.M.and Campbell, R.T.

From Networks to Populations: The Development and Application of Respondent-Driven Sampling Among IDUs and Latino Gay Men. AIDS and Behavior, Vol.

9, No. 4, December 2005.

Rehm, J., Baliunas, D., Brochu, S., Fischer, B., Gnam, W., Patra, J., Popova, S., Sarnocinska-Hart, A., Taylor, B. 2006. The Cost of Substance Abuse in Canada 2002.

Ritter, C. & Anthony, J.C. 1991. Factors influencing initiation of cocaine use among adults : Findings from the epidemiologic Caatchment Area Program. In S. Schober & C. Shade (Eds.), The An Epidemiology of cocaine use and abuse pp. 189-210, NIDA Research Monograph 110, DHHS Publication ADM 91-1787, Rockville, MD: National Institute on Drug Abuse.

Robson, L. & Single, E.1995. Literatur review on the economic costs of substance abuse. A report of the Canadian Centre on Substance Abuse

Salganik MJ, Heckathorn DD. Sampling and estimation in hidden populations using respondent-driven sampling. Sociol Methodol. 2004;34:193–239.

Schauffler, Et All (2001). Medicaid Coverage For Tobacco-Dependence Treatments, Health Affairs, 20(1).

Single, E., Collins, D., Easton, B., Harwood, H., Lapsley, H., Kopp, P. dan Wilson, E. 2001. International Guidelines for Estimating the Costs of Substance Abuse—2001 Edition Substance Abuse and Mental Health Administration, National and State Estimates of theDrug Abuse Treatment Gap: 2000

National Household Survey on Drug Abuse, Appendix A, DHHS, 2002.

Substance Abuse and Mental Health Services Administration. 2008. Results from

the 2007 National Survey on Drug Use and Health: National Findings (Office of Applied Studies, NSDUH Series H-34, DHHS Publication No. SMA 08-4343). Rockville, MD.

Todorov, AA., MT Lynskey, JD Grant, JF Scherrer, RD Todd, KK Bucholz (2006). ―Psyciatrich comorbidity and progression in drug use in adult Male twins:

implications for the design of genetic association studies‖. Addictive

Behaviour 31 (2006): 948-961.

Perpus

takaa

n Robson, L. & Single, E.1995. Literatur review on the economic costs of substance

Perpus

takaa

n Robson, L. & Single, E.1995. Literatur review on the economic costs of substance

abuse. A report of the Canadian Centre on Substance Abuse

Perpus

takaa

n abuse. A report of the Canadian Centre on Substance Abuse

Salganik MJ, Heckathorn DD. Sampling and estimation in hidden populations using

Perpus

takaa

n Salganik MJ, Heckathorn DD. Sampling and estimation in hidden populations using respondent-driven sampling. Sociol Methodol. 2004;34:193

Perpus

takaa

n respondent-driven sampling. Sociol Methodol. 2004;34:193

Perpus

takaa

n Schauffler, Et All (2001). Medicaid Coverage For Tobacc

Perpus

takaa

n Schauffler, Et All (2001). Medicaid Coverage For Tobacc

Single, E., Collins, D., Easton, B., Harwood, H., Lapsley, H., Kopp, P. dan Wilson,

Perpus

takaa

n

Single, E., Collins, D., Easton, B., Harwood, H., Lapsley, H., Kopp, P. dan Wilson, International Guidelines for Estimating the Costs of Substance

Perpus

takaa

n

International Guidelines for Estimating the Costs of Substance 2001 Edition Substance Abuse and Mental Health Administration,

Perpus

takaa

n

2001 Edition Substance Abuse and Mental Health Administration,

Perpus

takaa

n

National and State Estimates of theDrug Abuse Treatment Gap: 2000 Perpus

takaa

n

National and State Estimates of theDrug Abuse Treatment Gap: 2000

National Household Survey on Drug AbusePerpus

takaa

n

National Household Survey on Drug Abuse

BNNSchober & C. Shade (Eds.), The An Epidemiology of cocaine use and abuse

BNNSchober & C. Shade (Eds.), The An Epidemiology of cocaine use and abuse pp. 189-210, NIDA Research Monograph 110, DHHS Publication ADM 91-

BNNpp. 189-210, NIDA Research Monograph 110, DHHS Publication ADM 91-1787, Rockville, MD: National Institute on Drug Abuse.

BNN1787, Rockville, MD: National Institute on Drug Abuse.

Robson, L. & Single, E.1995. Literatur review on the economic costs of substance BNNRobson, L. & Single, E.1995. Literatur review on the economic costs of substance

abuse. A report of the Canadian Centre on Substance Abuse BNNabuse. A report of the Canadian Centre on Substance Abuse

81 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Wang J, Carlson RG, Falck RS, Siegal HA Rahman A, Li L. Respondent-driven

sampling to recruit MDMA users: a methodological assessment. Drug Alcohol

Depend. 2005; 78:147–157.

What America's Users Spend on Illegal Drugs1988–2000. Published December

2001. Office of National Drug Control Policy. www.whitehousedrugpolicy.gov/

publications/pdf/american_users_spend_2002.pdf.

www.datastatistik-indonesia.com.

www.nisn.diknas.go.id – Data rekap nasional.

World drug report 2007. United Nations on Drugs and Crime.

http://www.unodc.org/pdf/gap/trs-6.ppt-2007-06-05.

World Drug Report 2008. http://www.unodc.org

Perpus

takaa

n

World drug report 2007. United Nations on Drugs and Crime.

BNNWorld drug report 2007. United Nations on Drugs and Crime.

BNNWorld drug report 2007. United Nations on Drugs and Crime.

BNNWorld drug report 2007. United Nations on Drugs and Crime.

BNN

82 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Perpus

takaa

n BNN

83 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

PENGERTIAN-PENGERTIAN

Narkotika : Zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan

tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat

menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,

hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa

nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

Psikotropika : Zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan

narkotika, yang berkasiat psikotropika melalui pengaruh

selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan

perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.

Zat Adiktif : Obat serta bahan-bahan aktif yang apabila dikonsumsi oleh

organisme hidup dapat menyebabkan kerja biologi serta

menimbulkan ketergantungan atau adiksi yang sulit

dihentikan dan berefek ingin menggunakannya secara

terus-menerus yang jika dihentikan dapat memberi efek

lelah luar biasa atau rasa sakit luar biasa.

Prekursor : Zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat

digunakan dalam pembuatan narkotika atau psikotropika.

Pecandu Narkotika : Orang yang menggunakan atau menyalahgunakan

Narkotika dan dalam keadaan ketergantungan pada

Narkotika, baik secara fisik maupun psikis.

Ketergantungan

Narkotika : Kondisi yang ditandai oleh dorongan untuk menggunakan

Narkotika secara terus-menerus dengan takaran yang

meningkat agar menghasilkan efek yang sama dan apabila

penggunaanya dikurangi dan/atau dihentikan secara tiba-

tiba, menimbulkan gejala fisik dan psikis yang khas.

Penyalah guna : Orang yang menggunakan Narkotika tanpa hak atau

melawan hukum.

Perpus

takaa

n organisme hidup dapat menyebabkan kerja biologi serta

Perpus

takaa

n organisme hidup dapat menyebabkan kerja biologi serta

menimbulkan ketergantungan atau adiksi yang sulit

Perpus

takaa

n menimbulkan ketergantungan atau adiksi yang sulit

dihentikan dan berefek ingin menggunakannya secara

Perpus

takaa

n dihentikan dan berefek ingin menggunakannya secara

menerus yang jika dihentikan dapat memberi efek

Perpus

takaa

n menerus yang jika dihentikan dapat memberi efek

luar biasa atau rasa sakit luar biasa.

Perpus

takaa

n luar biasa atau rasa sakit luar biasa.

Zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat

Perpus

takaa

n

Zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat

digunakan dalam pembuatan narkotika atau psikotropika.

Perpus

takaa

n

digunakan dalam pembuatan narkotika atau psikotropika.

Pecandu Narkotika

Perpus

takaa

n

Pecandu Narkotika :

Perpus

takaa

n

: Orang yang menggunakan atau menyalahgunakan

Perpus

takaa

n

Orang yang menggunakan atau menyalahgunakan

Narkotika dan dalam keadaan

Perpus

takaa

n

Narkotika dan dalam keadaan

Narkotika, baik secara fisik maupun psikis.Perpus

takaa

n

Narkotika, baik secara fisik maupun psikis.

BNNselektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan

BNNselektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan

perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.

BNNperubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.

bahan aktif yang apabila dikonsumsi oleh BNNbahan aktif yang apabila dikonsumsi oleh

organisme hidup dapat menyebabkan kerja biologi serta BNNorganisme hidup dapat menyebabkan kerja biologi serta

84 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Setahun Pakai : Pemakaian Narkoba dalam satu tahun terakhir.

Sebulan Pakai : Pemakaian Narkoba dalam satu bulan terakhir.

Teratur Pakai : Orang yang memakai Narkoba setiap hari.

Pernah Pakai : Orang yang pernah memakai Narkoba dalam satu bulan

terakhir.

Heroin : Heroin adalah keturunan dari morfin atau opioda

semisintatik dengan proses kimiawi yang dapat

menimbulkan ketergantungan / kecanduan yang berlipat

ganda dibandingkan dengan morfin.

Morfin : Alkoloida yang merupakan hasil ekstraksi serta isolasi

opium dengan zat kimia tertentu untuk penghilang rasa

sakit atau hipnoanalgetik bagi pasien penyakit tertentu.

Kokain / Cocaine

Hydrochloride : Bubuk kristal putih yang didapat dari ekstraksi serta isolasi

daun coca (erythoroxylon coca) yang dapat menjadi

perangsang pada sambungan syaraf dengan cara / teknik

diminum dengan mencampurnya dengan minuman, dihisap

seperti rokok, disuntik ke pembuluh darah, dihirup dari

hidung dengan pipa kecil, dan beragam metode lainnya.

Kodein : Sejenis obat batuk yang digunakan oleh dokter, namun

dapat menyebabkan ketergantungan / efek adiksi sehingga

peredarannya dibatasi dan diawasi secara ketat.

Kafein : Senyawa bersifat yang stimulan terhadap sistim syaraf

pusat dan juga otak, merupakan bagian dari famili

methylxanthine yang secara alami banyak terkandung pada

berbagai produk hasil bumi seperti dalam biji kopi, coklat,

daun teh serta kacang cola.

Perpus

takaa

n opium dengan zat kimia tertentu untuk penghilang rasa

Perpus

takaa

n opium dengan zat kimia tertentu untuk penghilang rasa

sakit atau hipnoanalgetik bagi pasien penyakit tertentu.

Perpus

takaa

n sakit atau hipnoanalgetik bagi pasien penyakit tertentu.

Bubuk kristal putih yang didapat dari ekstraksi serta isolasi

Perpus

takaa

n Bubuk kristal putih yang didapat dari ekstraksi serta isolasi

daun coca

Perpus

takaa

n

daun coca

Perpus

takaa

n

(erythoroxylon coca)

Perpus

takaa

n

(erythoroxylon coca)

perangsang pada sambungan syaraf dengan cara / teknik

Perpus

takaa

n

perangsang pada sambungan syaraf dengan cara / teknik

diminum dengan mencampurnya dengan minuman, dihisap

Perpus

takaa

n

diminum dengan mencampurnya dengan minuman, dihisap

seperti rokok, disuntik ke pembuluh da

Perpus

takaa

n

seperti rokok, disuntik ke pembuluh da

hidung dengan pipa kecil, dan beragam metode lainnya.Perpus

takaa

n

hidung dengan pipa kecil, dan beragam metode lainnya.

BNNmenimbulkan ketergantungan / kecanduan yang berlipat

BNNmenimbulkan ketergantungan / kecanduan yang berlipat

ganda dibandingkan dengan morfin.

BNNganda dibandingkan dengan morfin.

Alkoloida yang merupakan hasil ekstraksi serta isolasi BNNAlkoloida yang merupakan hasil ekstraksi serta isolasi

opium dengan zat kimia tertentu untuk penghilang rasa BNNopium dengan zat kimia tertentu untuk penghilang rasa

85 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Opiat / Opium : Bubuk yang dihasilkan kangsung oleh tanaman yang

bernama poppy / papaver somniferum di mana di dalam

bubuk haram tersebut terkandung morfin yang sangat baik

untuk menghilangkan rasa sakit dan kodein yang berfungsi

sebagai obat antitusif.

Hashish : Getah ganja.

Ketamine : Jenis obat bius.

Amphetamine : Bahan Adiktif yang berbentuk pil, kapsul, atau tepung.

Ekstasi : Psikotropika dan biasanya diproduksi secara ilegal di dalam

laboratorium dan dibuat dalam aneka bentuk seperti tablet.

Shabu : Salah satu jenis amfetamin.

Metadone : Opioida sintetik yang mempunyai daya kerja lebih lama

serta lebih efektif daripada morfin.

MDMA : Jenis Psikotropika yang mempunyai daya menimbulkan

ketergantungan tinggi.

Hallucinogen : Sekelompok zat alamiah atau sintetik yang bila dikonsumsi

menimbulkan dampak halusinasi.

Pelarut dan Inhalan : Penggunakan Narkoba dengan cara dihirup melalui hidung.

DMT : Singkatan dari Dimethyltryptamine yang masuk dalam jenis

hallucinogenic tryptamine yang ditemukan secara alami

dalam tumbuh-tumbuhan, dan dapat dibuat secara sintetis.

Biasanya digunakan dengan cara dihirup, dihisap, atau

dengan jarum suntik.

Perpus

takaa

n tu jenis amfetamin.

Perpus

takaa

n tu jenis amfetamin.

Opioida sintetik yang mempunyai daya kerja lebih lama

Perpus

takaa

n Opioida sintetik yang mempunyai daya kerja lebih lama

serta lebih efektif daripada morfin.

Perpus

takaa

n serta lebih efektif daripada morfin.

Jenis Psikotropika yang mempunyai daya menimbulkan

Perpus

takaa

n Jenis Psikotropika yang mempunyai daya menimbulkan

ketergantungan tinggi.

Perpus

takaa

n

ketergantungan tinggi.

Perpus

takaa

n

Sekelompok zat alamiah atau sintetik

Perpus

takaa

n

Sekelompok zat alamiah atau sintetik

menimbulkan dampak halusinasi.

Perpus

takaa

n

menimbulkan dampak halusinasi.

Pelarut dan InhalanPerpus

takaa

n

Pelarut dan Inhalan : Perpus

takaa

n

: Penggunakan Perpus

takaa

n

Penggunakan

BNNPsikotropika dan biasanya diproduksi secara ilegal di dalam

BNNPsikotropika dan biasanya diproduksi secara ilegal di dalam

laboratorium dan dibuat dalam aneka bentuk seperti tablet.

BNNlaboratorium dan dibuat dalam aneka bentuk seperti tablet.

86 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Perpus

takaa

n BNN

87 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Kuasa Survei Nasional Prevalensi

Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014 terselenggara atas prakarsa

Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI) dan bekerjasama dengan

Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia telah berjalan dengan lancar.

Atas segala bantuan dan kerjasama selama proses rapat, kami mengucapkan

banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Nama Mitra Lokal/Peneliti Daerah.

NO. NAMA MITRA LOKAL/PENELITI UNIVERSITAS INSTANSI

1 2 3

1. Suheri Situmorang,S.Sos BNNP Sumut

2. Adolf Hitler Efroza, Am. Kep, SKM BNNP Sumsel

3. Bambang Jatmiko, SH BNNP Kepulauan Riau

4. Takat Sumarwan BNNP Lampung

5. R. Nursanto Hermawan, SE BNNP DKI

6. Edi Heryadi Spd, M.Si BNNP Jawa Barat

7. Aryanto Hendro Suprantoro BNNP Yogyakarta

8. Destina Kawanti BNNP Jawa Timur

9. Si Ngurah Made Arya Astawa BNNP Bali

10. Wahyu Kurniawan, SKM, MKes BNNP Kalimantan Barat

11. Oslan Daud, SKM, MPH BNNP Kalimantan Timur

12. Sudarianto BNNP Sulawesi Selatan

13. Agus Ane, S.Sos, M.Si BNNP Sulawesi Tenggara

14. Solihin BNNP NTB

15. Mintje Jacoba, SH BNNP Maluku

16. Eko P. Tunyanan BNNP Papua

17. Evawaby Aritonang FKM USU Medan

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNNP Sumut

Perpus

takaa

n BNNP Sumut

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNNP Sumsel

Perpus

takaa

n BNNP Sumsel

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNNP Kepulauan Riau

Perpus

takaa

n BNNP Kepulauan Riau

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

R. Nursanto Hermawan, SE

Perpus

takaa

n

R. Nursanto Hermawan, SE

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Edi Heryadi Spd, M.Si

Perpus

takaa

n

Edi Heryadi Spd, M.Si

Perpus

takaa

n

Hendro Suprantoro

Perpus

takaa

n

Hendro Suprantoro

Perpus

takaa

n

Destina Kawanti

Perpus

takaa

n

Destina Kawanti

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Si Ngurah Made Arya AstawaPerpus

takaa

n

Si Ngurah Made Arya AstawaPerpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Wahyu Kurniawan, SKM, MKesPerp

ustak

aan

Wahyu Kurniawan, SKM, MKesPerp

ustak

aan B

NNINSTANSI

BNNINSTANSI

BNNBNNBNNBNN

BNNP SumutBNNBNNP SumutBNN

88 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

1 2 3

18. Anita Camelia, SKM, MKKK FKM, Universitas Sriwijaya

19. Syawaluddin Stikes Awal Bros Batam

20. Gunawan Irianto, M.Kep, Sp. Kom Fakultas Kedokteran, Universitas Malahayati Lampung

21. Yosef Hilarius Timu Pera Departemen Sosiologi, FISIP Universitas Indonesia

22. Desi Yunita, S.Sos, M.Si Universitas Padjajaran

23. Dani Krisnawati Fakultas Hukum, Universitas Gajah Mada

24. Sri Endah Kinasih, S.Sos, M.Si Departemen Antropologi, FISIP UNAIR

25. Sang Gede Purnama, SKM, MSc. FKM, Universitas Udayana

26. Aryanto Purnomo,SKM,MKM Poltekes Kemenkes Pontianak

27. Subirman, SKM, M.Kes FKM Universitas Mulawarman Samarinda Kalimantan Timur

28. Meyer T. Egam Universitas Samratulangi Manado

29. Shanti Riskiyani, SKM, M.Kes FKM Universitas Hasanuddin

30. Rafiuddin, SKM Akbid YKN

31. Dr. Ir. Ruth Stella Univ Mataram

32. Rukmuin Wilda Payapo Univ Pattimura

33. Marsum Univ Cendrawasih

2. Nama Para Koordinator Lapangan.

NO. NAMA KOORDINATOR LAPANGAN LOKASI PENEMPATAN

1 2 3

1. Hendri Hartati Papua

2. Eka Purna Yudha Jawa Barat 3. Heksa Sari Julianti Bali 4. Zahid Iffahwan Sumatera Utara 5. Asep Syaiful Bahri Ali Kalimantan Barat 6. Rochmadtulloh Maluku 7. Qodrat Subhana Kepulauan Riau

Perpus

takaa

n Universitas Samratulangi Manado

Perpus

takaa

n Universitas Samratulangi Manado

FKM Universitas Hasanuddin

Perpus

takaa

n FKM Universitas Hasanuddin

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n Akbid YKN

Perpus

takaa

n Akbid YKN

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n Univ Mataram

Perpus

takaa

n Univ Mataram

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Rukmuin Wilda Payapo

Perpus

takaa

n

Rukmuin Wilda Payapo

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Nama Para Koordinator Lapangan.

Perpus

takaa

n

Nama Para Koordinator Lapangan.

NAMA KOORDINATOR LAPANGANPerpus

takaa

n

NAMA KOORDINATOR LAPANGANPerpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNN

FKM, Universitas Udayana

BNNFKM, Universitas Udayana

Poltekes Kemenkes Pontianak

BNNPoltekes Kemenkes Pontianak

BNNFKM Universitas Mulawarman

BNNFKM Universitas Mulawarman Samarinda Kalimantan TimurBNNSamarinda Kalimantan TimurBNNUniversitas Samratulangi ManadoBNNUniversitas Samratulangi ManadoBNN

89 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

1 2 3

8. Antonius Wisudarmoko Sulawesi Utara

9. Tiurlan Lubis Lampung

10. Anis Khurniawati Sulawesi Tenggara

11. Ahmad Caesar DKI Jakarta

12. Wita Istiandini NTB

13. Lienda Wati Jawa Timur

14. Muchammad Asngadi Sumatera Selatan

15. Dwiditya Pamungkas Kalimantan Timur

16. Agus Handito DI Yogyakarta

17. Nurul Huda Sulawesi Selatan

3. Nama Para Peneliti.

NO. NAMA PENELITI ASAL INSTITUSI1 2 3

1. Prof. dr. Budi Utomo, PhD PPK UI

2. Dr. dr. Sabarinah Prasetyo, MSc. PPK UI

3. Purwa Kurnia Sucahya, SKM, MSi PPK UI

4. Agus Dwi Setiawan, S.Sos, M.Kes PPK UI

5. Drs. Dadun, M.Kes PPK UI

6. Drs. Heru Suparno, M.Kes PPK UI

7. dr. Nugroho Soeharno PPK UI

8. Ferdinand P. Siagian, S.Sos, MSI PPK UI

9. Amri Ismail, SKM, MKM PPK UI

10. Yudarini PPK UI

11. Hendri Hartati, SKM, M.Kes, MPH PPK UI

12. Subarkah, S.Si, M.Si PPK UI

13. drg. Christiana R. Titaley, MIPH, PhD PPK UI

14. Dini Dachlia, SKM, MKes PPK UI

Perpus

takaa

n ASAL INSTITUSI

Perpus

takaa

n ASAL INSTITUSI

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n PPK UI

Perpus

takaa

n PPK UI

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n Dr. dr. Sabarinah Prasetyo, MSc.

Perpus

takaa

n Dr. dr. Sabarinah Prasetyo, MSc.

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Purwa Kurnia Sucahya, SKM, MSi

Perpus

takaa

n

Purwa Kurnia Sucahya, SKM, MSi

Perpus

takaa

n

Agus Dwi Setiawan, S.Sos, M.Kes

Perpus

takaa

n

Agus Dwi Setiawan, S.Sos, M.Kes

Perpus

takaa

n

Drs. Dadun, M.Kes

Perpus

takaa

n

Drs. Dadun, M.Kes

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Drs. Heru Suparno,

Perpus

takaa

n

Drs. Heru Suparno, M.Kes

Perpus

takaa

n

M.Kes

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

dr. Nugroho SoeharnoPerpus

takaa

n

dr. Nugroho SoeharnoPerpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Ferdinand P. SiagianPerp

ustak

aan

Ferdinand P. SiagianPerp

ustak

aan B

NNDI Yogyakarta

BNNDI Yogyakarta

Sulawesi Selatan

BNNSulawesi Selatan

BNNBNN

90 Survei Nasional Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014

Perpus

takaa

n BNN

91

Surv

ei

Nas

ion

al

Surv

ei N

asio

nal P

reva

lens

i Pen

yala

hgun

aan

Nark

oba

Tahu

n An

ggar

an 2

014LA

MPI

RAN

ITa

bel 1

. Est

imas

i Jum

lah

Peny

alah

gun

a N

arko

ba, P

reva

lens

i & P

opul

asi P

endu

duk

(10-

59 ta

hun)

Men

urut

Pro

vins

i, 20

08, 2

011

&20

14

2008

20

11

2014

Ju

mlah

Pe

nyala

hgun

a Pr

evale

nsi

(%)

Popu

lasi (

10-5

9)

Jum

lah

Peny

alahg

una

Prev

alens

i (%

) Po

pulas

i (10

-59)

Ju

mlah

Pe

nyala

hgun

a Pr

evale

nsi

(%)

Popu

lasi

(10-

59)

Ace

h

48

,300

1.

61

2

,992,5

00

69,3

85

2.03

3,40

9,812

73,2

01

2.08

3

,525,9

00

Sum

ut

1

88,52

4

1.99

9

,478,1

00

3

03,04

6

3.01

10,0

75,35

5

30

0,134

3.0

6

9,80

8,600

S

umba

r

54

,548

1.6

8

3,24

3,300

5

5,270

1.4

5

3,82

4,087

65,2

08

1.80

3

,622,5

00

Riau

77

,499

1.8

3

4,23

1,051

8

8,880

2.0

8

4,26

5,863

90,4

53

1

.99

4

,552,5

00

Jamb

i

44

,627

2.1

2

2,10

4,800

3

7,851

1.5

4

2,45

1,830

47,0

64

1.89

2,49

1,900

S

umse

l

87

,456

1.6

6

5,26

1,300

9

1,699

1.5

5

5,92

6,674

98,3

29

1.69

5

,828,8

00

Ben

gkulu

25

,489

1.9

7

1,29

1,300

1

8,957

1.3

9

1,36

6,483

25,7

84

1.88

1

,370,0

00

Lamp

ung

1

15,25

2

2.03

5

,676,6

00

55,6

06

0.91

6

,140,7

94

8

9,046

1.5

2

5,85

3,100

B

abel

10

,642

1.3

9

76

3,900

1

6,004

1.6

5

97

2,275

18,5

74

1.85

1

,002,5

00

Kep

ri

18,60

3

2.01

923,6

49

55,8

88

4.26

1

,310,4

64

4

1,767

2.9

4

1,42

1,800

D

KI Ja

karta

286

,494

4.1

0

6,98

0,700

561

,221

7.0

1

8,00

4,787

364,1

74

4.74

7

,688,6

00

Jaba

r

611

,423

2.0

0

3

0,622

,400

856

,893

2.4

7

3

4,670

,257

792,2

06

2.34

33,9

05,40

0

Jaten

g

430

,768

1.8

4

2

3,381

,500

507

,054

1.8

9

2

6,842

,056

452,7

43

1.88

24,1

31,30

0

DI Y

ogya

68

,980

2.7

2

2,53

7,100

8

3,951

2.8

4

2,95

5,311

62,0

28

2.37

2

,621,6

00

Jatim

535

,063

1.9

7

2

7,113

,100

620

,893

1.9

7

3

1,476

,681

568,3

04

2.01

28,2

71,40

0

Ban

ten

1

48,25

8

1.97

7

,538,1

00

1

75,12

0

2.06

8

,514,4

95

17

7,110

2.0

2

8,77

0,800

B

ali

45,32

5

1.73

2

,615,9

00

57,1

43

1.78

3

,209,5

71

6

6,785

2.2

2

3,00

8,900

N

TB

46,31

5

1.39

3

,337,7

00

43,2

76

1.22

3

,557,4

96

5

1,519

1.5

0

3,42

3,300

N

TT

52,70

8

1.70

3

,096,4

00

42,4

60

1.22

3

,480,7

70

5

1,298

1.4

9

3,44

0,900

K

albar

48

,059

1.4

0

3,42

7,400

6

0,217

1.7

4

3,45

4,599

69,1

64

2.01

3

,446,1

00

Kalt

eng

23

,245

1.3

2

1,76

1,000

3

0,788

1.7

7

1,74

0,357

35,8

11

1.95

1

,835,3

00

Kals

el

40,81

0

1.59

2

,573,8

00

47,9

37

1.65

2

,904,0

45

5

7,929

2.0

1

2,88

8,300

K

altim

45

,366

1.9

5

2,32

9,800

8

6,717

3.1

0

2,79

2,946

59,1

95

3.

07

1

,930,9

36

Kalt

ara

-

-

-

-

-

-

1

6,165

1.5

4

1,05

1,364

S

ulut

32,36

3

1.93

1

,678,1

00

39,0

20

2.11

1

,846,1

72

3

8,307

2.1

9

1,74

5,500

S

ulten

g

40,31

6

2.10

1

,919,1

00

37,5

66

1.85

2

,031,6

20

4

3,591

2.1

1

2,06

5,100

S

ulsel

103

,849

1.8

0

5,75

6,501

124

,444

1.9

5

6,38

6,310

125,6

43

2.08

6

,052,1

00

Sult

ra

34,12

5

2.06

1

,652,8

00

19,9

13

1.17

1

,697,6

88

2

7,328

1.5

9

1,72

0,000

G

oron

talo

14,30

6

2.15

666,4

00

11,1

47

1.36

817,0

18

1

3,885

1.6

8

82

4,800

S

ulbar

8

,398

1.4

3

58

8,899

1

5,824

1.8

1

87

3,288

18,8

87

2.09

903,8

00

Malu

ku

25,30

2

2.61

968,9

00

21,3

64

1.85

1

,153,4

14

2

7,150

2.3

2

1,16

9,800

M

alut

15,66

9

2.27

689,5

00

12,9

16

1.65

782,2

98

1

4,988

1.8

5

81

0,100

P

apua

Bar

at

11,14

3

2.02

552,2

62

8,2

42

1.42

578,8

89

9,95

2

1.57

634,3

00

Pap

ua

23,30

3

1.56

1

,497,7

38

17,5

63

0.81

2

,173,0

53

2

8,980

1.2

3

2,35

8,200

IN

DONE

SIA

3,36

2,527

1.9

9

16

9,251

,600

4,2

74,25

7 2.2

3

19

1,686

,756

4,02

2,702

2.1

8

18

4,175

,500

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

1.83 Perp

ustak

aan

1.83 Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

4

,231,0

51

Perpus

takaa

n

4,231

,051

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

2.12 Perp

ustak

aan

2.12 Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

2

,104,8

00

Perpus

takaa

n

2,104

,800

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

5

,261,3

00

Perpus

takaa

n

5,261

,300

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

1

,291,3

00

Perpus

takaa

n

1,291

,300

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

5

,676,6

00

Perpus

takaa

n

5,676

,600

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

763,9

00

Perpus

takaa

n

763,9

00

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

923,6

49

Perpus

takaa

n

923,6

49

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

6,980

,700

Perpus

takaa

n

6,980

,700

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

30,62

2,400

Perpus

takaa

n

30,62

2,400

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

8

56,89

3

Perpus

takaa

n

856,8

93

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

23,38

1,500

Perpus

takaa

n

23,38

1,500

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

5

07,05

4

Perpus

takaa

n

507,0

54

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

83,9

51

Perpus

takaa

n

83,95

1

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

620

,893

Perpus

takaa

n 62

0,893

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

175

,120

Perpus

takaa

n 17

5,120

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

5

7,143

Perpus

takaa

n 57

,143

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 43

,276

Perpus

takaa

n 43

,276

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 42

,460

Perpus

takaa

n 42

,460

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 1.22

Perpus

takaa

n 1.22

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 60

,217

Perpus

takaa

n 60

,217

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 1.74

Perpus

takaa

n 1.74

1.74

Perpus

takaa

n 1.74

1.74

Perpus

takaa

n 1.74

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 1.77

Perpus

takaa

n 1.77

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 1.65

Perpus

takaa

n 1.65

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNN

BNN

BNN

BNNBNNBNN

BNN

BNNBNNBNNBNNBNN

3.10 BNN

3.10

3.10 BNN

3.10

3.10 BNN

3.10 BNNBNN

BNN

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

-BNN-

BNN BNNBNN

BNN

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

BNN

1,84

6,172

BNN1,846

,172

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

BNN

2,03

1,620

BNN2,031

,620

BNNBNNBNN

BNN

6,38

6,310

BNN6,386,31

0

BNNBNNBNN1,6

97,68

8

BNN1,697

,688

BNNBNNBNN81

7,018

BNN817,0

18

BNNBNN

92

Surv

ei

Nas

ion

al

Surv

ei N

asio

nal P

reva

lens

i Pen

yala

hgun

aan

Nark

oba

Tahu

n An

ggar

an 2

014

Tabe

l 2. E

stim

asi J

umla

h Pe

nyal

ahgu

na N

arko

ba M

enur

ut J

enis

Kel

amin

, Ske

nario

dan

Pro

vins

i, Ta

hun

2014

dan

201

9 (d

alam

ribu

an)

2014

20

19

Laki-

laki

Pere

mpu

an

Tota

l La

ki-lak

i Pe

rem

puan

To

tal

Naik

Stab

il Tu

run

Naik

Stab

il Tu

run

Naik

Stab

il Tu

run

Naik

Stab

il Tu

run

Naik

Stab

il Tu

run

Naik

Stab

il Tu

run

Ace

h 53

.0 51

.4 49

.5 22

.5 21

.8 20

.9 75

.5 73

.2 70

.4 63

.0 56

.4 47

.9 26

.3 23

.3 19

.9 89

.3 79

.7 67

.8 S

umatr

a Utar

a 24

2.8

235.5

22

7.1

66.7

64.6

62.2

309.6

30

0.1

289.3

29

9.5

267.7

22

9.6

79.7

70.7

60.5

379.2

33

8.4

290.1

Sum

atra B

arat

46

.7 46

.2 44

.4 19

.7 19

.0 18

.3 67

.2 65

.2 62

.7 54

.6 48

.9 41

.6 24

.8 22

.0 18

.8 79

.4 70

.9 60

.4 R

iau

81.5

79.3

76.4

11.5

11.2

10.8

93.0

90.5

87.1

99.0

89.3

76.4

13.6

12.2

10.4

112.5

10

1.5

86.8

Jamb

i 38

.6 37

.5 36

.1 9.9

9.6

9.2

48

.5 47

.1 43

.5 43

.3 38

.6 33

.2 11

.0 9.8

8.4

54

.4 48

.3 41

.6 S

umatr

a Sela

tan

73.5

71.4

68.6

27.9

27.0

26.0

101.4

98

.3 94

.6 84

.2 75

.5 64

.3 33

.9 30

.0 25

.7 11

8.1

105.5

90

.0 B

engk

ulu

22.2

21.6

20.7

4.3

4.2

4.0

26.6

25.8

24.8

24.9

22.3

18.9

5.8

5.2

4.4

30.7

27.4

23.4

Lamp

ung

73.8

71.5

68.8

18.1

17.5

16.8

91.8

89.0

85.6

92.4

82.6

70.2

14.7

13.1

11.0

107.1

95

.7 81

.2 B

angk

a Beli

tung

14.9

14.5

13.9

4.2

4.1

3.9

19.1

18.6

17.9

18.3

16.4

13.9

5.4

4.8

4.0

23.7

21.2

18.0

Kep

ulaua

n Riau

29

.5 28

.6 27

.5 13

.6 13

.2 12

.7 43

.1 41

.8 40

.2 36

.3 32

.5 27

.8 15

.7 13

.9 11

.9 52

.0 46

.4 39

.7 D

KI Ja

karta

26

7.3

259.5

24

9.9

108.0

10

4.7

101.0

37

5.4

364.2

35

0.9

317.4

28

4.0

243.3

13

0.2

166.0

99

.9 44

7.6

400.0

34

3.2 Ja

wa B

arat

65

4.6

635.1

61

1.2

162.3

15

7.1

151.2

81

7.0

792.2

76

2.4

756.4

67

6.0

577.5

19

6.1

173.7

14

8.5

952.5

84

9.7

726.1

Jawa

Ten

gah

323.7

31

4.4

302.2

14

2.9

138.4

13

3.0

466.6

45

2.7

435.2

38

0.7

341.4

29

0.2

172.2

15

3.0

130.1

55

2.9

494.5

42

0.3 D

I Yog

yaka

rta

46.0

44.6

43.0

17.9

17.4

16.7

63.9

62.0

59.7

60.6

54.5

46.3

20.4

18.3

15.6

81.0

72.7

61.9

Jawa

Tim

ur

407.6

39

5.7

380.9

17

8.1

172.6

16

5.7

585.7

56

8.3

546.6

48

0.3

430.3

36

7.5

214.8

19

1.2

161.9

69

5.1

621.5

52

9.4 B

anten

14

9.0

144.5

13

9.1

33.6

32.6

31.3

182.6

17

7.1

170.4

17

9.4

160.4

13

7.3

39.2

34.9

29.6

218.6

19

5.3

166.9

Bali

54

.1 52

.5 50

.7 14

.7 14

.3 13

.8 68

.9 66

.8 64

.4 64

.4 57

.4 49

.5 18

.5 16

.4 14

.1 82

.8 73

.9 63

.6 N

T B

39

.4 38

.2 36

.8 13

.7 13

.3 12

.7 53

.1 51

.5 49

.5 48

.7 43

.6 36

.9 17

.0 15

.2 12

.7 65

.6 58

.8 49

.7 N

T T

36

.1 35

.1 33

.8 16

.7 16

.2 15

.5 52

.8 51

.3 49

.3 33

.7 30

.1 26

.2 21

.0 18

.8 15

.8 54

.7 48

.9 42

.0 K

alima

ntan B

arat

53

.9 52

.3 50

.4 17

.4 16

.9 16

.2 71

.3 69

.2 66

.6 62

.8 56

.1 48

.3 21

.2 18

.8 16

.1 83

.9 74

.9 64

.4 K

alima

ntan T

enga

h 25

.1 24

.4 23

.4 11

.8 11

.5 11

.0 36

.9 35

.8 34

.4 29

.4 26

.4 22

.4 13

.8 12

.3 10

.4 43

.2 38

.6 32

.8 K

alima

ntan S

elatan

47

.4 46

.0 44

.2 12

.4 12

.0 11

.5 59

.7 57

.9 55

.7 53

.8 48

.0 40

.9 14

.4 12

.8 10

.9 68

.2 60

.8 51

.8 K

alima

ntan T

imur

45

.0 43

.7 42

.0 16

.0 15

.5 14

.9 61

.1 59

.2 57

.0 52

.4 46

.7 39

.8 21

.0 18

.6 15

.9 73

.4 65

.4 55

.7 K

alima

ntan U

tara

12

.2 11

.8 11

.4 4.5

4.4

4.2

16

.7 16

.2 15

.6 17

.1 15

.2 13

.0 7.9

7.0

6.0

25

.0 22

.2 19

.1 S

ulawe

si Ut

ara

28.2

27.4

26.3

11.3

10.9

10.5

39.5

38.3

36.8

30.6

27.3

22.9

12.2

10.9

9.2

42.8

38.2

32.2

Sula

wesi

Teng

ah

27.9

27.0

26.0

17.1

16.5

15.9

45.0

43.6

41.9

31.8

28.4

24.3

23.0

20.4

17.4

54.7

48.8

41.6

Sula

wesi

Selat

an

81.6

79.1

76.0

48.1

46.5

44.8

129.7

12

5.6

120.7

95

.3 84

.7 71

.8 59

.4 52

.7 45

.0 15

4.7

137.4

11

6.8 S

ulawe

si Te

ngga

ra

21.3

20.7

19.8

6.9

6.7

6.4

28.2

27.3

26.2

27.0

24.1

20.3

7.5

6.7

5.6

34.5

30.8

26.0

Gor

ontal

o 11

.6 11

.2 10

.8 2.7

2.7

2.5

14

.3 13

.9 13

.3 14

.1 12

.7 10

.8 2.6

2.3

2.0

16

.8 15

.0 12

.8 S

ulawe

si Ba

rat

13.0

12.6

12.1

6.5

6.3

6.0

19.5

18.9

18.2

18.5

16.6

13.9

11.0

9.8

8.4

29.6

26.4

22.3

Malu

ku

23.4

22.7

21.8

4.6

4.5

4.3

28.0

27.1

26.1

26.5

23.6

20.2

5.0

4.5

3.7

31.5

28.1

24.0

Malu

ku U

tara

11.9

11.6

11.1

3.5

3.4

3.3

15.4

15.0

14.4

12.9

11.5

9.9

3.3

2.9

2.5

16.1

14.5

12.3

Pap

ua B

arat

8.3

8.0

7.7

2.0

1.9

1.9

10.2

10.0

9.6

8.2

7.3

6.3

2.3

2.0

1.7

10.4

9.3

8.0 P

apua

22

.7 22

.0 21

.1 7.2

7.0

6.7

29

.9 29

.0 27

.8 30

.9 27

.8 23

.2 8.1

7.2

6.1

39

.0 35

.0 29

.4To

tal

3,008

.7 2,9

97.5

2,884

.6 1,0

58.4

1,025

.2 98

6.0 4

,147.1

4,02

2.7 3

,870.5

3,64

8.3 3

,264.4

2,78

6.9 1

,272.9

1,13

1.4

964.2

4,92

1.2 4

,395.8

3,75

1.1

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

11.5 Perp

ustak

aan

11.5 Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

9.9 Perpus

takaa

n

9.9 Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

27.9Perp

ustak

aan

27.9Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

27.0

Perpus

takaa

n

27.0

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

4.3Perpus

takaa

n

4.3Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

4.2Perp

ustak

aan

4.2Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

18.1Perp

ustak

aan

18.1Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

17.5

Perpus

takaa

n

17.5

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

4.2Perpus

takaa

n

4.2Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

4.1

Perpus

takaa

n

4.1

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

13.2

Perpus

takaa

n

13.2

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

12.7

Perpus

takaa

n

12.7

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

104.7

Perpus

takaa

n

104.7

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

101.0

Perpus

takaa

n

101.0

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

157.1

Perpus

takaa

n

157.1

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

151.2

Perpus

takaa

n

151.2

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

817.0

Perpus

takaa

n

817.0

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

138.4

Perpus

takaa

n

138.4

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

133.0

Perpus

takaa

n

133.0

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

466.6

Perpus

takaa

n

466.6

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

16.7

Perpus

takaa

n

16.7

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

63.9

Perpus

takaa

n

63.9

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

165.7

Perpus

takaa

n

165.7

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

585.7

Perpus

takaa

n

585.7

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

568.3

Perpus

takaa

n

568.3

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

31.3

Perpus

takaa

n

31.3

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

177.1

Perpus

takaa

n

177.1

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

182.6

Perpus

takaa

n

182.6

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 68

.9

Perpus

takaa

n 68

.9

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 66

.8

Perpus

takaa

n 66

.8

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 53

.1

Perpus

takaa

n 53

.1

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 51

.5

Perpus

takaa

n 51

.5

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 49.5

Perpus

takaa

n 49.5

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 51

.3

Perpus

takaa

n 51

.3

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 49.3

Perpus

takaa

n 49.3

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 69

.2

Perpus

takaa

n 69

.2

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 66.6

Perpus

takaa

n 66.6

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 35

.8

Perpus

takaa

n 35

.8

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 34.4

Perpus

takaa

n 34.4

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 29

.4

Perpus

takaa

n 29

.4

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 55.7

Perpus

takaa

n 55.7

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 53

.8

Perpus

takaa

n 53

.8

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 57.0

Perpus

takaa

n 57.0

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 15.6

Perpus

takaa

n 15.6

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNN

BNNBNNBNNBNNBNN

52.4 BNN

52.4 BNN

BNNBNNBNNBNNBNNBNN

17.1BNN

17.1BNN

BNN15.2

BNN15.2

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

30.6BNN

30.6BNN

BNNBNN27

.3BNN27

.3BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

31.8BNN

31.8BNN

BNNBNNBNN28

.4

BNN28.4

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN84

.7

BNN84.7

BNNBNN

71.8

BNN71

.8

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN24.1BNN24.1BNNBNNBNNBNNBNN

20.3

BNN20

.3

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN12

.7

BNN12.7

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

93

Surv

ei

Nas

ion

al

Surv

ei N

asio

nal P

reva

lens

i Pen

yala

hgun

aan

Nark

oba

Tahu

n An

ggar

an 2

014

Tabe

l 3. E

stim

asi J

umla

h Pe

nyal

ahgu

na N

arko

ba M

enur

ut T

ingk

at K

eter

gant

unga

n N

arko

ba d

an P

rovi

nsi,

2014

Coba

Pak

ai Te

ratu

r Pe

cand

u No

n Su

ntik

Peca

ndu

Sunt

ik Ma

ks

Stab

il Mi

n Ma

ks

Stab

il Mi

n Ma

ks

Stab

il Mi

n Ma

ks

Stab

il Mi

n A

ceh

37.85

2 34

.411

30.97

0 14

.832

13.48

3 12

.135

20.29

9 18

.453

16.60

8 1.2

55

1.141

1.0

27 S

umate

ra U

tara

111.3

33

101.2

12

91.09

1 13

2.725

12

0.659

10

8.593

94

.808

86.18

9 77

.570

6.286

5.7

14

5.143

Sum

atera

Bar

at

29.73

3 27

.030

24.32

7 17

.156

15.59

7 14

.037

19.70

8 17

.916

16.12

5 1.8

37

1.670

1.5

03 R

iau

36.32

0 33

.018

29.71

7 33

.694

30.63

1 27

.568

27.33

3 24

.848

22.36

3 1.4

80

1.345

1.2

11 Ja

mbi

25.01

1 22

.738

20.46

4 9.5

29

8.662

7.7

96

12.22

4 11

.113

10.00

2 22

1 20

1 18

1 S

umatr

a Sela

tan

42.80

6 38

.914

35.02

3 43

.509

39.55

4 35

.598

23.44

6 21

.315

19.18

3 1.5

12

1.374

1.2

37 B

engk

ulu

14.55

2 13

.229

11.90

6 8.5

46

7.769

6.9

92

858

780

702

490

446

401

Lamp

ung

52.32

2 47

.566

42.80

9 20

.714

18.83

1 16

.948

6.235

5.6

68

5.101

87

8 79

8 71

8 B

angk

a Beli

tung

8.916

8.1

06

7.295

7.2

26

6.569

5.9

12

1.986

1.7

60

1.584

47

0 42

7 38

5 K

epula

uan R

iau

21.02

4 19

.113

17.20

2 14

.377

13.07

0 11

.763

7.127

6.4

79

5.831

81

8 74

3 66

9 D

KI Ja

karta

12

0.219

10

9.290

98

.361

198.1

83

180.1

67

162.1

50

94.19

2 85

.629

77.06

6 10

.953

9.958

8.9

62 Ja

wa B

arat

31

2.760

28

4.327

25

5.895

32

7.084

29

7.349

26

7.614

24

4.984

22

2.667

20

0.401

14

.753

13.41

2 12

.070

Jawa

Ten

gah

202.8

72

184.4

29

165.8

96

161.4

57

146.7

79

132.1

01

142.5

17

129.5

61

116.6

05

7.557

6.8

70

6.183

DI Y

ogya

karta

24

.756

22.50

5 20

.555

18.38

6 16

.715

15.04

3 19

.526

17.75

1 15

.976

2.008

1.8

26

1.643

Jawa

Tim

ur

230.9

48

209.9

52

188.9

57

287.0

57

260.9

60

234.8

64

90.48

1 82

.255

74.03

0 9.9

66

9.060

8.1

54 B

anten

93

.463

84.96

7 76

.470

46.66

2 42

.420

38.17

8 24

.900

22.63

6 20

.372

2.930

2.6

64

2.397

Bali

32

.792

29.81

1 28

.830

13.30

2 12

.093

10.88

3 19

.437

17.67

0 15

.903

735

668

601

N T

B

24.20

7 22

.006

19.80

6 21

.086

19.12

4 17

.211

13.85

0 12

.591

11.33

2 49

1 44

6 40

1 N

T T

28

.734

26.12

2 23

.510

14.98

6 13

.578

12.22

0 10

.184

9.258

8.3

32

408

371

334

Kali

manta

n Bar

at

37.59

4 34

.176

30.75

8 17

.680

16.07

3 14

.466

13.66

2 12

.420

11.17

8 1.5

10

1.373

1.2

35 K

alima

ntan T

enga

h 17

.133

15.57

6 14

.018

16.32

8 14

.843

13.35

9 3.5

47

3.224

2.9

02

447

407

366

Kali

manta

n Sela

tan

27.41

4 24

.922

22.43

0 25

.275

22.97

8 20

.680

6.685

6.0

78

5.470

77

2 70

2 63

2 K

alima

ntan T

imur

24

.527

22.29

7 20

.068

25.84

7 23

.497

21.14

8 17

.213

15.64

8 14

.083

1.332

1.2

11

1.090

Kali

manta

n Utar

a

6.671

6.6

04

5.458

7.0

11

6.373

5.7

36

4.761

4.3

29

3.896

36

8 33

5 30

1 S

ulawe

si Ut

ara

18.23

0 16

.573

14.91

6 16

.504

15.00

3 13

.503

11.43

6 10

.396

9.357

39

3 35

7 32

2 S

ulawe

si Te

ngah

22

.967

20.87

9 18

.791

12.52

2 11

.384

10.24

6 6.8

02

6.183

5.5

65

635

577

520

Sula

wesi

Selat

an

49.84

1 45

.310

40.77

9 78

.590

71.44

6 64

.310

19.74

4 17

.949

16.15

4 1.7

94

1.631

1.4

68 S

ulawe

si Te

ngga

ra

14.37

9 13

.072

11.76

5 10

.311

9.374

8.4

36

3.593

3.2

67

2.940

11

2 10

2 92

Gor

ontal

o 7.3

11

6.647

5.9

82

4.382

3.9

84

3.585

2.8

04

2.550

2.2

95

123

112

101

Sula

wesi

Bara

t 9.9

96

9.087

8.1

79

4.143

3.7

66

3.389

3.9

89

3.627

3.2

64

475

432

389

Malu

ku

11.68

1 10

.619

9.557

9.0

09

8.190

7.3

71

9.137

8.3

06

7.476

44

1 40

1 36

1 M

aluku

Utar

a 6.5

23

5.930

5.3

37

3.325

3.0

23

2.721

5.6

92

5.174

4.6

57

312

284

255

Pap

ua B

arat

4.490

4.0

82

3.674

2.2

79

2.072

1.8

64

3.644

3.3

13

2.982

17

7 16

1 14

5 P

apua

14

.596

13.26

9 11

.942

7.493

6.8

12

6.131

8.6

01

7.819

7.0

37

643

584

526

Tota

l 1.7

23.97

5 1.5

67.25

0 1.4

10.52

5 1.6

31.11

0 1.4

82.82

7 1.3

34.54

5 99

5.304

90

4.822

81

4.340

74

.583

67.80

3 61

.022

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

38.91

4 Perpus

takaa

n

38.91

4 Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

13.22

9Perpus

takaa

n

13.22

9Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

47.56

6Perpus

takaa

n

47.56

6Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

42.80

9Perp

ustak

aan

42.80

9Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

8.106Perp

ustak

aan

8.106Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

7.295

Perpus

takaa

n

7.295

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

19.11

3Perpus

takaa

n

19.11

3Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

17.20

2

Perpus

takaa

n

17.20

2

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

98.36

1

Perpus

takaa

n

98.36

1

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

198.1

83

Perpus

takaa

n

198.1

83

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

255.8

95

Perpus

takaa

n

255.8

95

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

327.0

84

Perpus

takaa

n

327.0

84

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

165.8

96

Perpus

takaa

n

165.8

96

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

161.4

57

Perpus

takaa

n

161.4

57

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

20.55

5

Perpus

takaa

n

20.55

5

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

18.38

6

Perpus

takaa

n

18.38

6

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

287.0

57

Perpus

takaa

n

287.0

57

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

260.9

60

Perpus

takaa

n

260.9

60

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

46.66

2

Perpus

takaa

n

46.66

2

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

42.42

0

Perpus

takaa

n

42.42

0

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 13

.302

Perpus

takaa

n 13

.302

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 12

.093

Perpus

takaa

n 12

.093

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 21

.086

Perpus

takaa

n 21

.086

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 19

.124

Perpus

takaa

n 19

.124

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 13

.578

Perpus

takaa

n 13

.578

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 16

.073

Perpus

takaa

n 16

.073

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 14.46

6

Perpus

takaa

n 14.46

6

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 14

.843

Perpus

takaa

n 14

.843

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 13.35

9

Perpus

takaa

n 13.35

9

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 22

.978

Perpus

takaa

n 22

.978

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 20.68

0

Perpus

takaa

n 20.68

0

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 21.148

Perpus

takaa

n 21.148

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNN

BNNBNNBNN4.7

61BNN4.7

61BNNBNNBNNBNNBNN

5.736BNN

5.736BNNBNNBNNBNN

13.50

3BNN13

.503BNNBNNBNN

11.43

6BNN

11.43

6BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN6.8

02

BNN6.802

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

19.74

4

BNN19

.744

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN3.593BNN3.593BNNBNN

3.267

BNN3.2

67

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN2.8

04

BNN2.804

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

94

Surv

ei

Nas

ion

al

Surv

ei N

asio

nal P

reva

lens

i Pen

yala

hgun

aan

Nark

oba

Tahu

n An

ggar

an 2

014

Tabe

l 4. P

roye

ksi J

umla

h Pe

nyal

ahgu

na N

arko

ba M

enur

ut S

kena

rio P

erhi

tung

an d

an P

rovi

nsi,

2014

-201

9

(dal

am ri

buan

)

2014

20

15

2016

20

17

2018

20

19

2020

Na

ik St

abil

Turu

n Na

ik St

abil

Turu

n Na

ik St

abil

Turu

n Na

ik St

abil

Turu

n Na

ik St

abil

Turu

n Na

ik St

abil

Turu

n Na

ik St

abil

Turu

n A

ceh

75.4

73.1

70.3

78.8

74.5

69.2

81.8

75.8

68.3

84.6

77.1

67.8

87.1

78.4

67.6

89.2

79.6

67.8

91.0

80.9

68.4

Sum

atra U

tara

296.9

28

7.8

277.2

31

2.6

295.3

27

5.1

327.5

30

2.9

274.0

34

1.3

310.6

27

4.2

354.0

31

8.2

275.8

36

5.5

326.0

27

8.8

375.8

33

3.9

283.6

Sum

atra B

arat

67

.2 65

.2 62

.7 70

.1 66

.3 61

.6 72

.9 67

.5 60

.8 75

.3 68

.6 60

.4 77

.5 69

.7 60

.2 79

.3 70

.8 60

.4 80

.9 71

.9 60

.9 R

iau

93.3

90.8

87.4

97.8

93.0

86.6

102.1

95

.2 86

.1 10

6.0

97.4

86.0

109.6

99

.6 86

.3 11

2.9

101.8

87

.1 11

5.8

104.1

88

.4 Ja

mbi

48.5

47.0

45.3

50.1

47.3

44.1

51.5

47.6

43.1

52.7

47.9

42.3

53.6

48.1

41.8

54.3

48.3

41.5

54.8

48.5

41.5

Sum

atra S

elatan

10

1.3

98.3

94.5

105.5

99

.8 92

.7 10

9.3

101.2

91

.4 11

2.6

102.7

90

.4 11

5.6

104.1

90

.0 11

8.0

105.4

90

.0 12

0.0

106.8

90

.6 B

engk

ulu

26.6

25.8

24.8

27.6

26.1

24.2

28.6

26.4

23.8

29.4

26.8

23.5

30.1

27.1

23.4

30.7

27.4

23.3

31.2

27.7

23.5

Lamp

ung

92.2

89.4

86.0

96.5

91.2

84.7

100.5

93

.0 83

.8 10

4.2

94.9

83.3

107.5

96

.7 83

.3 11

0.4

98.5

83.7

112.9

10

0.4

84.6

Ban

gka B

elitun

g 18

.1 17

.6 16

.9 19

.1 18

.1 16

.8 20

.1 18

.6 16

.7 20

.9 19

.1 16

.8 21

.8 19

.6 16

.9 22

.5 20

.2 17

.1 23

.2 20

.7 17

.4 K

epula

uan R

iau

43.5

42.2

40.6

45.7

43.1

40.1

47.7

44.1

39.8

49.5

45.0

39.7

51.1

45.9

39.8

52.5

46.8

40.0

53.7

47.7

40.6

DKI

Jaka

rta

375.3

36

4.1

350.9

39

2.5

371.3

34

6.1

408.5

37

8.5

342.9

42

3.0

385.7

34

1.2

436.0

39

2.8

341.3

44

7.4

399.9

34

3.1

457.3

40

7.2

347.1

Jawa

Bar

at

816.5

79

1.8

762.0

85

0.3

803.6

74

7.5

880.9

81

5.3

736.5

90

8.2

826.8

72

9.0

931.8

83

8.0

725.3

95

1.7

849.0

72

5.6

968.1

86

0.2

730.4

Jawa

Ten

gah

466.3

45

2.5

435.0

48

7.1

460.9

42

7.8

506.3

46

9.3

422.6

52

3.6

477.7

41

9.5

539.0

48

5.9

418.5

55

2.4

494.1

42

0.0

564.0

50

2.4

424.2

DI Y

ogya

karta

63

.6 61

.8 59

.5 67

.2 63

.6 59

.2 70

.5 65

.5 59

.1 73

.6 67

.4 59

.3 76

.5 69

.2 59

.8 79

.2 71

.1 60

.6 81

.6 73

.0 61

.8 Ja

wa T

imur

58

5.5

568.1

54

6.4

611.8

57

8.8

537.8

63

6.0

589.5

53

1.6

658.0

60

0.2

528.0

67

7.6

610.7

52

7.1

694.6

62

1.1

529.2

70

9.3

631.7

53

4.7 B

anten

18

2.5

177.1

17

0.3

191.1

18

0.8

168.0

19

9.1

184.4

16

6.5

206.4

18

8.1

165.7

21

2.8

191.6

16

5.8

218.5

19

5.2

166.8

22

3.4

198.7

16

8.9 B

ali

71.0

68.9

66.4

74.3

70.3

65.6

77.5

71.7

65.0

80.4

73.2

64.8

83.0

74.7

64.9

85.4

76.2

65.4

87.4

77.7

66.3

N T

B

53.0

51.5

49.4

55.9

52.9

49.0

58.5

54.3

48.7

61.1

55.8

48.8

63.4

57.2

49.0

65.6

58.7

49.6

67.5

60.2

50.5

N T

T

52.8

51.3

49.3

53.8

50.9

47.3

54.4

50.5

45.5

54.8

50.1

44.1

54.9

49.5

42.9

54.7

48.9

42.0

54.2

48.3

41.3

Kali

manta

n Bar

at

71.3

69.2

66.6

74.4

70.4

65.6

77.2

71.5

64.8

79.8

72.7

64.4

82.0

73.8

64.2

83.9

74.9

64.4

85.6

76.1

65.0

Kali

manta

n Ten

gah

36.9

35.8

34.4

38.4

36.4

33.8

39.8

36.9

33.3

41.1

37.5

32.9

42.2

38.0

32.8

43.1

38.6

32.8

43.9

39.1

33.0

Kali

manta

n Sela

tan

59.7

57.9

55.7

61.9

58.5

54.4

63.9

59.1

53.3

65.6

59.7

52.5

67.0

60.2

52.0

68.1

60.8

51.8

69.0

61.3

51.9

Kali

manta

n Tim

ur

78.4

76.0

73.2

82.3

77.7

72.4

86.0

79.5

71.8

89.3

81.2

71.6

92.4

83.0

71.8

95.1

84.7

72.4

97.6

86.6

73.4

Kali

manta

n Utar

a

19.4

18.9

18.1

21.3

20.2

18.7

23.3

21.6

19.3

25.2

23.0

20.1

27.2

24.5

21.0

29.1

26.0

22.0

31.0

27.5

23.2

Sula

wesi

Utar

a 31

.8 30

.8 29

.6 32

.5 30

.6 28

.5 33

.1 30

.5 27

.5 33

.4 30

.3 26

.7 33

.6 30

.1 26

.0 33

.6 29

.8 25

.5 33

.4 29

.5 25

.1 S

ulawe

si Te

ngah

43

.1 41

.8 40

.2 45

.2 42

.7 39

.8 47

.3 43

.7 39

.5 49

.2 44

.7 39

.5 50

.9 45

.7 39

.6 52

.5 46

.7 40

.0 53

.8 47

.8 40

.6 S

ulawe

si Se

latan

10

8.3

104.7

10

0.9

113.4

10

6.7

99.5

118.0

10

8.6

98.5

122.2

11

0.5

97.9

125.9

11

2.3

97.8

129.1

11

4.2

98.3

131.8

11

6.1

99.3

Sula

wesi

Teng

gara

52

.9 51

.4 49

.0 55

.5 52

.6 48

.1 57

.9 53

.8 47

.4 60

.1 55

.1 47

.1 62

.2 56

.3 47

.0 64

.0 57

.5 47

.3 65

.6 58

.8 47

.9 G

oron

talo

20.2

19.7

18.8

21.1

20.0

18.4

21.9

20.4

18.1

22.6

20.7

17.9

23.3

21.1

17.9

23.8

21.4

17.9

24.3

21.8

18.1

Sula

wesi

Bara

t 19

.0 18

.5 17

.8 21

.0 19

.9 18

.4 23

.0 21

.3 19

.2 25

.0 22

.8 20

.0 27

.0 24

.3 20

.9 29

.0 25

.9 21

.9 31

.0 27

.6 23

.1 M

aluku

26

.0 25

.2 24

.3 26

.9 25

.4 23

.7 27

.6 25

.6 23

.1 28

.2 25

.7 22

.7 28

.7 25

.9 22

.4 29

.1 26

.0 22

.3 29

.3 26

.1 22

.2 M

aluku

Utar

a 17

.9 17

.4 16

.7 18

.3 17

.3 16

.0 18

.6 17

.3 15

.5 18

.9 17

.3 15

.1 19

.0 17

.2 14

.7 19

.0 17

.1 14

.4 19

.0 17

.0 14

.3 P

apua

Bar

at 11

.2 10

.9 10

.5 11

.4 10

.8 10

.0 11

.6 10

.7 9.7

11

.6 10

.6 9.3

11

.6 10

.5 9.1

11

.6 10

.4 8.9

11

.5 10

.2 8.7

Pap

ua

21.8

21.1

20.4

23.4

22.1

20.6

25.0

23.1

20.9

26.5

24.1

21.3

28.0

25.2

21.8

29.4

26.2

22.4

30.8

27.4

23.2

Tota

l 41

47.7

4023

.3 38

71.1

4334

.7 40

99.2

3810

.9 45

07.8

4175

.4 37

68.4

4664

.6 42

50.8

3743

.9 48

04.0

4325

.3 37

38.6

4925

.4 43

99.4

3754

.3 50

29.9

4474

.9 37

93.7

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

47.3 Perp

ustak

aan

47.3 Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

99.8Perp

ustak

aan

99.8Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

92.7

Perpus

takaa

n

92.7

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

26.1Perp

ustak

aan

26.1Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

24.2

Perpus

takaa

n

24.2

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

91.2Perp

ustak

aan

91.2Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

84.7

Perpus

takaa

n

84.7

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

100.5

Perpus

takaa

n

100.5

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

18.1Perp

ustak

aan

18.1Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

16.8

Perpus

takaa

n

16.8

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

20.1

Perpus

takaa

n

20.1

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

40.1

Perpus

takaa

n

40.1

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

47.7

Perpus

takaa

n

47.7

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

346.1

Perpus

takaa

n

346.1

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

408.5

Perpus

takaa

n

408.5

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

378.5

Perpus

takaa

n

378.5

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

747.5

Perpus

takaa

n

747.5

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

880.9

Perpus

takaa

n

880.9

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

815.3

Perpus

takaa

n

815.3

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

506.3

Perpus

takaa

n

506.3

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

469.3

Perpus

takaa

n

469.3

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

422.6

Perpus

takaa

n

422.6

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

70.5

Perpus

takaa

n

70.5

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

65.5

Perpus

takaa

n

65.5

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

59.1

Perpus

takaa

n

59.1

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

589.5

Perpus

takaa

n

589.5

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

531.6

Perpus

takaa

n

531.6

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

184.4

Perpus

takaa

n

184.4

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

166.5

Perpus

takaa

n

166.5

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

206.4

Perpus

takaa

n

206.4

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 71

.7

Perpus

takaa

n 71

.7

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 65

.0

Perpus

takaa

n 65

.0

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 80

.4

Perpus

takaa

n 80

.4

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 48

.7

Perpus

takaa

n 48

.7

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 61

.1

Perpus

takaa

n 61

.1

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 45

.5

Perpus

takaa

n 45

.5

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 54

.8

Perpus

takaa

n 54

.8

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 50.1

Perpus

takaa

n 50.1

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 79

.8

Perpus

takaa

n 79

.8

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 72.7

Perpus

takaa

n 72.7

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 41

.1

Perpus

takaa

n 41

.1

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 37.5

Perpus

takaa

n 37.5

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 32

.9

Perpus

takaa

n 32

.9

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 65

.6

Perpus

takaa

n 65

.6

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 59.7

Perpus

takaa

n 59.7

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 81.2

Perpus

takaa

n 81.2

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNN

BNNBNN

52.5 BNN

52.5 BNN

BNN71

.6 BNN71

.6 BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

20.1BNN

20.1BNN

BNN27.2

BNN27.2

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

26.7BNN

26.7BNN

BNNBNNBNN33

.6BNN33

.6BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

39.5BNN

39.5BNN

BNNBNN50

.9

BNN50.9

BNNBNN45

.7

BNN45.7

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN125.9BNN125.9BNNBNN11

2.3

BNN112.3

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN62

.2

BNN62.2

BNNBNN56

.3

BNN56.3

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN23

.3

BNN23.3

BNNBNN21

.1

BNN21.1

BNNBNNBNNBNNBNNBNN

95

Surv

ei

Nas

ion

al

Surv

ei N

asio

nal P

reva

lens

i Pen

yala

hgun

aan

Nark

oba

Tahu

n An

ggar

an 2

014

Tabe

l 5.

Proy

eksi

Jum

lah

Peny

alah

guna

Nar

koba

Men

urut

Ske

nario

Per

hitu

ngan

dan

Pro

vins

i pa

da K

elom

pok

Pela

jar/M

ahas

isw

a,20

14-2

019

(d

alam

ribu

an)

2014

20

15

2016

20

17

2018

20

19

2020

Na

ik St

abil

Turu

n Na

ik St

abil

Turu

n Na

ik St

abil

Turu

n Na

ik St

abil

Turu

n Na

ik St

abil

Turu

n Na

ik St

abil

Turu

n Na

ik St

abil

Turu

n A

ceh

20.3

19

.8

18.8

21

.6

20.6

18

.6

22.8

21

.3

18.5

23

.9

22.1

18

.5

25.1

22

.9

18.6

26

.1

23.7

18

.9

27.1

24

.6

19.4

S

umate

ra U

tara

61.8

60

.2

57.0

66

.9

63.8

57

.6

72.1

67

.5

58.4

77

.2

71.3

59

.5

82.2

75

.2

61.1

87

.2

79.2

63

.1

92.0

83

.3

65.8

S

umate

ra B

arat

18

.7

18.3

17

.3

19.5

18

.6

16.8

20

.2

19.0

16

.4

20.9

19

.3

16.1

21

.5

19.7

16

.0

22.0

20

.0

16.0

22

.5

20.4

16

.1

Riau

33

.0

32.1

30

.5

35.1

33

.5

30.2

37

.3

34.9

30

.2

39.3

36

.3

30.3

41

.3

37.8

30

.7

43.2

39

.2

31.3

45

.0

40.8

32

.2

Jamb

i 10

.8

10.5

9.9

10

.5

10.0

9.0

10

.1

9.5

8.2

9.7

8.9

7.5

9.2

8.4

6.8

8.6

7.8

6.2

7.9

7.1

5.6

Sum

atra S

elatan

29

.0

28.3

26

.8

29.9

28

.5

25.7

30

.6

28.7

24

.8

31.2

28

.8

24.1

31

.7

29.0

23

.5

32.0

29

.1

23.2

32

.3

29.2

23

.1

Ben

gkulu

8.3

8.1

7.7

8.4

8.0

7.3

8.5

8.0

6.9

8.5

7.8

6.6

8.5

7.7

6.3

8.4

7.6

6.1

8.3

7.5

5.9

La

mpun

g 25

.0

24.4

23

.1

26.8

25

.6

23.1

28

.6

26.8

23

.2

30.4

28

.1

23.5

32

.1

29.4

23

.9

33.8

30

.7

24.5

35

.4

32.1

25

.3

Ban

gka B

elitun

g 5.9

5.7

5.4

6.3

6.0

5.4

6.8

6.3

5.5

7.2

6.6

5.5

7.6

7.0

5.7

8.0

7.3

5.8

8.4

7.6

6.0

K

epula

uan R

iau

10.3

10

.1

9.5

10.8

10

.3

9.3

11.3

10

.6

9.2

11.8

10

.9

9.1

12.2

11

.1

9.1

12.6

11

.4

9.1

12.9

11

.7

9.2

DKI

Jaka

rta

88.1

85

.8

81.3

92

.4

88.1

79

.5

96.5

90

.4

78.2

10

0.3

92.7

77

.4

103.9

95

.0

77.2

10

7.1

97.3

77

.6

110.1

99

.6

78.7

Ja

wa B

arat

20

3.4

198.2

18

7.8

211.0

20

1.2

181.6

21

8.0

204.2

17

6.6

224.2

20

7.1

172.9

22

9.6

209.9

17

0.5

234.2

21

2.7

169.6

23

8.1

215.4

17

0.2

Jawa

Ten

gah

146.8

14

3.0

135.5

15

3.5

146.3

13

2.1

159.8

14

9.7

129.5

16

5.6

153.0

12

7.8

171.0

15

6.4

127.0

17

5.9

159.7

12

7.4

180.2

16

3.1

128.9

D

I Yog

yaka

rta

19.6

19

.1

18.1

21

.2

20.2

18

.3

22.8

21

.4

18.5

24

.5

22.6

18

.9

26.1

23

.8

19.4

27

.6

25.1

20

.0

29.1

26

.4

20.8

Ja

wa T

imur

17

2.4

168.0

15

9.1

180.2

17

1.8

155.1

18

7.6

175.7

15

2.0

194.5

17

9.7

150.0

20

0.8

183.5

14

9.1

206.4

18

7.4

149.5

21

1.5

191.4

15

1.2

Ban

ten

50.7

49

.4

46.8

52

.3

49.9

45

.0

53.8

50

.4

43.6

55

.0

50.8

42

.4

56.1

51

.3

41.6

56

.9

51.7

41

.2

57.5

52

.0

41.1

B

ali

14.6

14

.2

13.4

15

.4

14.6

13

.2

16.1

15

.1

13.1

16

.9

15.6

13

.0

17.5

16

.0

13.0

18

.2

16.5

13

.2

18.8

17

.0

13.4

N

T B

19

.7

19.2

18

.2

20.8

19

.8

17.9

21

.9

20.5

17

.7

22.9

21

.1

17.6

23

.8

21.8

17

.7

24.7

22

.5

17.9

25

.6

23.1

18

.3

N T

T

20.8

20

.2

19.2

19

.7

18.8

16

.9

18.4

17

.2

14.9

16

.9

15.6

13

.0

15.2

13

.9

11.3

13

.3

12.1

9.6

11

.3

10.2

8.1

K

alima

ntan B

arat

16

.7

16.3

15

.5

17.0

16

.2

14.6

17

.1

16.0

13

.9

17.2

15

.9

13.3

17

.2

15.7

12

.7

17.0

15

.5

12.3

16

.9

15.3

12

.1

Kali

manta

n Ten

gah

11

.7

11.4

10

.8

12.3

11

.7

10.6

12

.8

12.0

10

.3

13.2

12

.2

10.2

13

.7

12.5

10

.1

14.0

12

.8

10.2

14

.4

13.0

10

.3

Kali

manta

n Sela

tan

16.1

15

.7

14.8

16

.7

15.9

14

.4

17.3

16

.2

14.0

17

.9

16.5

13

.8

18.3

16

.8

13.6

18

.8

17.0

13

.6

19.1

17

.3

13.7

K

alima

ntan T

imur

16

.7

16.3

15

.4

17.9

17

.0

15.4

19

.0

17.8

15

.4

20.2

18

.6

15.6

21

.3

19.5

15

.8

22.4

20

.3

16.2

23

.4

21.2

16

.7

Kali

manta

n Utar

a

7.6

7.5

7.1

8.0

7.6

6.9

8.3

7.7

6.7

8.5

7.9

6.6

8.8

8.0

6.5

9.0

8.2

6.5

9.2

8.3

6.6

Sula

wesi

Utar

a 5.5

5.3

5.1

5.6

5.3

4.8

5.7

5.3

4.6

5.8

5.3

4.5

5.8

5.3

4.3

5.9

5.3

4.2

5.9

5.3

4.2

S

ulawe

si Te

ngah

10

.3

10.0

9.5

10

.6

10.1

9.1

10

.8

10.1

8.7

10

.9

10.1

8.4

11

.0

10.1

8.2

11

.1

10.1

8.0

11

.1

10.1

7.9

S

ulawe

si Se

latan

10

.8

10.5

10

.0

10.9

10

.4

9.4

11.0

10

.3

8.9

11.0

10

.1

8.4

10.9

10

.0

8.1

10.8

9.8

7.8

10

.6

9.6

7.6

Sula

wesi

Teng

gara

34

.6

33.8

32

.0

36.2

34

.5

31.1

37

.6

35.2

30

.4

38.9

35

.9

30.0

40

.1

36.6

29

.8

41.1

37

.4

29.8

42

.1

38.1

30

.1

Gor

ontal

o 11

.4

11.1

10

.5

11.8

11

.2

10.1

12

.1

11.3

9.8

12

.4

11.5

9.6

12

.7

11.6

9.4

12

.9

11.7

9.4

13

.1

11.8

9.4

S

ulawe

si Ba

rat

5.3

5.2

4.9

6.2

5.9

5.3

7.2

6.7

5.8

8.1

7.5

6.3

9.1

8.3

6.8

10.1

9.2

7.3

11

.2

10.1

8.0

M

aluku

6.3

6.1

5.8

6.4

6.1

5.5

6.4

6.0

5.2

6.4

6.0

5.0

6.4

5.9

4.8

6.4

5.8

4.6

6.3

5.7

4.5

M

aluku

Utar

a 7.7

7.5

7.1

7.8

7.5

6.7

7.9

7.4

6.4

7.9

7.3

6.1

7.8

7.2

5.8

7.8

7.1

5.6

7.7

6.9

5.5

P

apua

Bar

at 4.5

4.4

4.1

4.3

4.1

3.7

4.1

3.9

3.4

3.9

3.6

3.0

3.7

3.3

2.7

3.4

3.1

2.4

3.0

2.7

2.2

P

apua

3.5

3.4

3.2

4.3

4.1

3.7

5.1

4.8

4.1

5.9

5.5

4.6

6.8

6.2

5.0

7.6

6.9

5.5

8.5

7.7

6.1

To

tal

1,127

.9 1

,099.0

1,04

1.3 1

,178.1

1,12

3.4 1

,013.8

1,22

5.4 1

,147.9

99

2.9 1

,269.0

1,17

2.3

978.9

1,30

8.8 1

,196.6

97

2.3 1

,344.6

1,22

0.9

973.7

1,37

6.6 1

,245.8

98

4.1

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

18.6 Perp

ustak

aan

18.6 Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

33.5 Perp

ustak

aan

33.5 Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

10.0 Perp

ustak

aan

10.0 Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

9.0

Perpus

takaa

n

9.0

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

28.5 Perp

ustak

aan

28.5 Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

25.7

Perpus

takaa

n

25.7

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

8.0 Perp

ustak

aan

8.0 Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

7.3

Perpus

takaa

n

7.3

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

25.6 Perp

ustak

aan

25.6 Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

23.1

Perpus

takaa

n

23.1

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

28.6

Perpus

takaa

n

28.6

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

5.4

Perpus

takaa

n

5.4

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

6.8

Perpus

takaa

n

6.8

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

9.3

Perpus

takaa

n

9.3

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

11.3

Perpus

takaa

n

11.3

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

10.6

Perpus

takaa

n

10.6

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

79.5

Perpus

takaa

n

79.5

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

96.5

Perpus

takaa

n

96.5

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

90.4

Perpus

takaa

n

90.4

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

218.0

Perpus

takaa

n

218.0

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

204.2

Perpus

takaa

n

204.2

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

159.8

Perpus

takaa

n

159.8

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

149.7

Perpus

takaa

n

149.7

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

129.5

Perpus

takaa

n

129.5

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

22.8

Perpus

takaa

n

22.8

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

21.4

Perpus

takaa

n

21.4

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

18.5

Perpus

takaa

n

18.5

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

175.7

Perpus

takaa

n

175.7

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

152.0

Perpus

takaa

n

152.0

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

194.5

Perpus

takaa

n

194.5

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 50

.4

Perpus

takaa

n 50

.4

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 43

.6

Perpus

takaa

n 43

.6

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 55

.0

Perpus

takaa

n 55

.0

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 13

.1

Perpus

takaa

n 13

.1

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 16

.9

Perpus

takaa

n 16

.9

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 17

.7

Perpus

takaa

n 17

.7

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 22

.9

Perpus

takaa

n 22

.9

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 21.1

Perpus

takaa

n 21.1

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 14

.9

Perpus

takaa

n 14

.9

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 16

.9

Perpus

takaa

n 16

.9

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 15.6

Perpus

takaa

n 15.6

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 17

.2

Perpus

takaa

n 17

.2

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 15.9

Perpus

takaa

n 15.9

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 13

.2

Perpus

takaa

n 13

.2

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 12.2

Perpus

takaa

n 12.2

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 17

.9

Perpus

takaa

n 17

.9

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 16.5

Perpus

takaa

n 16.5

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 18.6

Perpus

takaa

n 18.6

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNN

BNNBNN

13.8 BNN

13.8 BNN

BNNBNNBNNBNN

15.6 BNN

15.6 BNN

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

6.6 BNN

6.6 BNN

BNN8.8

BNN8.8

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

4.5 BNN

4.5 BNN

BNNBNN5.8

BNN5.8

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

8.4 BNN

8.4 BNN

BNNBNN11

.0

BNN11.0

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN10.9 BNN10.9 BNNBNN1

0.0

BNN10.0

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN40.1 BNN40.1 BNNBNN3

6.6

BNN36.6

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN12

.7

BNN12.7

BNNBNN11

.6

BNN11.6

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

96

Surv

ei

Nas

ion

al

Surv

ei N

asio

nal P

reva

lens

i Pen

yala

hgun

aan

Nark

oba

Tahu

n An

ggar

an 2

014

Tabe

l 6. P

roye

ksi J

umla

h Pe

nyal

ahgu

na N

arko

ba M

enur

ut S

kena

rio P

erhi

tung

an d

an P

rovi

nsi P

ada

Kel

ompo

k Pe

kerja

, 201

4-20

19

(dal

am ri

buan

)

2014

20

15

2016

20

17

2018

20

19

2020

Na

ik St

abil

Turu

n Na

ik St

abil

Turu

n Na

ik St

abil

Turu

n Na

ik St

abil

Turu

n Na

ik St

abil

Turu

n Na

ik St

abil

Turu

n Na

ik St

abil

Turu

n A

ceh

40.7

39

.3

38.0

42

.4

39.8

37

.2

43.9

40

.3

36.6

45

.2

40.7

36

.2

46.3

41

.1

36.0

47

.1

41.5

35

.9

47.8

41

.9

36.1

S

umatr

a Utar

a 17

0.8

165.0

15

9.3

179.5

16

8.6

157.6

18

7.7

172.2

15

6.7

195.1

17

5.7

156.4

20

1.7

179.3

15

6.9

207.5

18

2.8

158.1

21

2.5

186.4

16

0.3

Sum

atra B

arat

34

.7

33.6

32

.4

36.5

34

.3

32.0

38

.1

35.0

31

.8

39.6

35

.7

31.8

40

.9

36.4

31

.8

42.1

37

.1

32.1

43

.1

37.8

32

.5

Riau

14

.2

13.8

13

.3

14.8

13

.9

13.0

15

.2

14.0

12

.7

15.6

14

.1

12.5

15

.9

14.2

12

.4

16.2

14

.3

12.3

16

.3

14.3

12

.3

Jamb

i 28

.0

27.1

26

.1

30.0

28

.1

26.3

31

.8

29.2

26

.6

33.7

30

.3

27.0

35

.4

31.4

27

.5

37.0

32

.6

28.2

38

.5

33.8

29

.0

Sum

atra S

elatan

49

.9

48.2

46

.5

52.4

49

.2

46.0

54

.7

50.2

45

.7

56.8

51

.2

45.6

58

.7

52.2

45

.7

60.3

53

.2

46.0

61

.7

54.2

46

.6

Ben

gkulu

13

.7

13.2

12

.7

14.5

13

.6

12.7

15

.3

14.0

12

.7

16.0

14

.4

12.8

16

.7

14.8

13

.0

17.3

15

.2

13.2

17

.9

15.7

13

.5

Lamp

ung

50.9

49

.2

47.4

53

.2

49.9

46

.7

55.2

50

.7

46.1

57

.0

51.4

45

.7

58.6

52

.1

45.6

59

.9

52.8

45

.7

61.0

53

.5

46.0

B

angk

a Beli

tung

8.0

7.8

7.5

8.5

7.9

7.4

8.9

8.1

7.4

9.2

8.3

7.4

9.5

8.5

7.4

9.8

8.6

7.5

10.0

8.8

7.6

K

epula

uan R

iau

26.1

25

.2

24.4

27

.2

25.5

23

.9

28.1

25

.8

23.4

28

.9

26.0

23

.1

29.5

26

.2

23.0

30

.0

26.4

22

.9

30.4

26

.7

22.9

D

KI Ja

karta

17

5.1

169.2

16

3.3

184.8

17

3.6

162.3

19

4.0

178.0

16

1.9

202.4

18

2.4

162.3

21

0.2

186.8

16

3.5

217.1

19

1.2

165.4

22

3.2

195.8

16

8.4

Jawa

Bar

at

445.5

43

0.4

415.3

46

7.2

438.7

41

0.2

487.3

44

7.0

406.8

50

5.4

455.3

40

5.2

521.4

46

3.4

405.5

53

5.2

471.5

40

7.9

546.9

47

9.7

412.6

Ja

wa T

enga

h 21

8.4

211.0

20

3.6

229.4

21

5.4

201.4

23

9.6

219.8

20

0.0

248.9

22

4.2

199.6

25

7.1

228.6

20

0.0

264.3

23

2.9

201.4

27

0.5

237.3

20

4.1

DI Y

ogya

karta

23

.6

22.8

22

.0

24.4

22

.9

21.4

25

.1

23.0

21

.0

25.6

23

.1

20.6

26

.1

23.2

20

.3

26.3

23

.2

20.1

26

.5

23.3

20

.0

Jawa

Tim

ur

276.7

26

7.3

258.0

29

0.9

273.1

25

5.4

304.1

27

9.0

253.9

31

6.2

284.8

25

3.5

326.9

29

0.6

254.3

33

6.4

296.4

25

6.4

344.6

30

2.3

260.0

B

anten

93

.1

90.0

86

.8

97.7

91

.8

85.8

10

2.0

93.6

85

.2

105.9

95

.4

84.9

10

9.4

97.2

85

.1

112.4

99

.0

85.6

11

4.9

100.8

86

.7

Bali

35

.5

34.3

33

.1

37.9

35

.6

33.3

40

.3

36.9

33

.6

42.5

38

.3

34.1

44

.6

39.7

34

.7

46.6

41

.1

35.5

48

.4

42.5

36

.5

N T

B

22.4

21

.6

20.9

23

.9

22.5

21

.0

25.4

23

.3

21.2

26

.8

24.1

21

.5

28.1

25

.0

21.9

29

.4

25.9

22

.4

30.5

26

.8

23.0

N

T T

17

.7

17.1

16

.5

19.2

18

.0

16.9

20

.8

19.0

17

.3

22.3

20

.1

17.9

23

.8

21.1

18

.5

25.2

22

.2

19.2

26

.6

23.3

20

.1

Kali

manta

n Bar

at

34.9

33

.7

32.5

37

.1

34.8

32

.6

39.2

36

.0

32.7

41

.2

37.1

33

.0

43.1

38

.3

33.5

44

.8

39.5

34

.1

46.4

40

.7

35.0

K

alima

ntan T

enga

h

17.0

16

.4

15.8

17

.7

16.7

15

.6

18.4

16

.9

15.4

19

.1

17.2

15

.3

19.6

17

.4

15.2

20

.0

17.6

15

.3

20.4

17

.9

15.4

K

alima

ntan S

elatan

32

.4

31.3

30

.2

33.9

31

.8

29.8

35

.2

32.3

29

.4

36.4

32

.8

29.2

37

.4

33.3

29

.1

38.3

33

.7

29.2

39

.0

34.2

29

.4

Kali

manta

n Tim

ur

46.9

45

.3

43.7

49

.6

46.6

43

.6

52.2

47

.9

43.6

54

.6

49.2

43

.8

56.8

50

.5

44.2

58

.8

51.8

44

.8

60.6

53

.1

45.7

K

alima

ntan U

tara

9.1

8.8

8.5

10

.6

10.0

9.3

12

.2

11.2

10

.2

13.8

12

.5

11.1

15

.5

13.8

12

.1

17.2

15

.1

13.1

18

.8

16.5

14

.2

Sula

wesi

Utar

a 24

.9

24.0

23

.2

25.4

23

.9

22.3

25

.8

23.7

21

.5

26.0

23

.4

20.8

26

.1

23.2

20

.3

25.9

22

.9

19.8

25

.7

22.5

19

.4

Sula

wesi

Teng

ah

24.7

23

.9

23.1

26

.4

24.8

23

.2

28.1

25

.7

23.4

29

.6

26.7

23

.8

31.1

27

.6

24.2

32

.5

28.6

24

.8

33.8

29

.6

25.5

S

ulawe

si Se

latan

92

.2

89.1

86

.0

97.1

91

.2

85.2

10

1.7

93.3

84

.9

105.8

95

.3

84.9

10

9.6

97.4

85

.2

112.9

99

.5

86.1

11

5.9

101.6

87

.4

Sula

wesi

Teng

gara

16

.9

16.3

15

.7

17.9

16

.8

15.7

18

.8

17.2

15

.7

19.6

17

.7

15.7

20

.4

18.2

15

.9

21.1

18

.6

16.1

21

.8

19.1

16

.4

Gor

ontal

o 5.0

4.8

4.6

5.3

5.0

4.7

5.6

5.2

4.7

6.0

5.4

4.8

6.3

5.6

4.9

6.6

5.8

5.0

6.9

6.0

5.2

S

ulawe

si Ba

rat

10.4

10

.1

9.7

11.5

10

.8

10.1

12

.6

11.6

10

.5

13.7

12

.4

11.0

14

.8

13.2

11

.5

15.9

14

.0

12.1

16

.9

14.8

12

.8

Malu

ku

13.8

13

.3

12.9

14

.4

13.5

12

.7

15.0

13

.7

12.5

15

.4

13.9

12

.4

15.8

14

.1

12.3

16

.2

14.3

12

.3

16.5

14

.4

12.4

M

aluku

Utar

a 6.3

6.0

5.8

6.5

6.

1 5.7

6.6

6.

1 5.6

6.8

6.

1 5.4

6.9

6.1

5.4

7.0

6.2

5.3

7.0

6.2

5.3

P

apua

Bar

at 3.9

3.8

3.7

4.2

3.9

3.7

4.4

4.

1 3.7

4.7

4.2

3.7

4.9

4.4

3.8

5.1

4.5

3.9

5.3

4.6

4.0

P

apua

12

.8

12.4

12

.0

13.6

12

.7

11.9

14

.3

13.1

11

.9

14.9

13

.4

12.0

15

.5

13.8

12

.1

16.1

14

.2

12.2

16

.6

14.5

12

.5

Tota

l 2,0

96.3

2,02

5.4 1

,954.5

2,20

5.6 2

,071.0

1,93

6.4 2

,307.6

2,11

7.0 1

,926.5

2,40

0.9 2

,162.9

1,92

5.0 2

,484.6

2,20

8.6 1

,932.5

2,55

8.5 2

,254.2

1,94

9.9 2

,622.8

2,30

0.7 1

,978.6

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

28.1 Perp

ustak

aan

28.1 Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

49.2 Perp

ustak

aan

49.2 Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

46.0

Perpus

takaa

n

46.0

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

13.6 Perp

ustak

aan

13.6 Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

12.7

Perpus

takaa

n

12.7

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

49.9 Perp

ustak

aan

49.9 Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

46.7

Perpus

takaa

n

46.7

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

7.9 Perp

ustak

aan

7.9 Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

7.4

Perpus

takaa

n

7.4

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

25.5 Perp

ustak

aan

25.5 Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

23.9

Perpus

takaa

n

23.9

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

28.1

Perpus

takaa

n

28.1

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

162.3

Perpus

takaa

n

162.3

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

194.0

Perpus

takaa

n

194.0

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

410.2

Perpus

takaa

n

410.2

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

487.3

Perpus

takaa

n

487.3

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

447.0

Perpus

takaa

n

447.0

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

201.4

Perpus

takaa

n

201.4

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

239.6

Perpus

takaa

n

239.6

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

219.8

Perpus

takaa

n

219.8

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

25.1

Perpus

takaa

n

25.1

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

23.0

Perpus

takaa

n

23.0

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

304.1

Perpus

takaa

n

304.1

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

279.0

Perpus

takaa

n

279.0

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

253.9

Perpus

takaa

n

253.9

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

93.6

Perpus

takaa

n

93.6

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

85.2

Perpus

takaa

n

85.2

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

36.9

Perpus

takaa

n

36.9

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

33.6

Perpus

takaa

n

33.6

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

42.5

Perpus

takaa

n

42.5

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 23

.3

Perpus

takaa

n 23

.3

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 21

.2

Perpus

takaa

n 21

.2

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 26

.8

Perpus

takaa

n 26

.8

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 17

.3

Perpus

takaa

n 17

.3

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 22

.3

Perpus

takaa

n 22

.3

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 32

.7

Perpus

takaa

n 32

.7

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 41

.2

Perpus

takaa

n 41

.2

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 37.1

Perpus

takaa

n 37.1

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 15

.4

Perpus

takaa

n 15

.4

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 19

.1

Perpus

takaa

n 19

.1

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 17.2

Perpus

takaa

n 17.2

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 36

.4

Perpus

takaa

n 36

.4

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 32.8

Perpus

takaa

n 32.8

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 54

.6

Perpus

takaa

n 54

.6

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 49.2

Perpus

takaa

n 49.2

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 13

.8

Perpus

takaa

n 13

.8

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 12.5

Perpus

takaa

n 12.5

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 23.4

Perpus

takaa

n 23.4

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNN

BNNBNN

11.1 BNN

11.1 BNN

BNNBNNBNNBNN

20.8 BNN

20.8 BNN

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

23.8 BNN

23.8 BNN

BNN31.1

BNN31.1

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

84.9 BNN

84.9 BNN

BNNBNNBNNBNNBNN10

9.6

BNN109.6

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

15.7 BNN

15.7 BNN

BNNBNN20

.4

BNN20.4

BNNBNN18

.2

BNN18.2

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN6.3 BNN6.3 BNNBNNBNNBNNBNN

5.6

BNN5.6

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN14

.8

BNN14.8

BNNBNN13

.2

BNN13.2

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN15

.8

BNN15.8

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

97

Surv

ei

Nas

ion

al

Surv

ei N

asio

nal P

reva

lens

i Pen

yala

hgun

aan

Nark

oba

Tahu

n An

ggar

an 2

014

Tabe

l 7.

Proy

eksi

Jum

lah

Peny

alah

guna

Nar

koba

Men

urut

Ske

nario

Per

hitu

ngan

dan

Pro

vins

i Pa

da K

elom

pok

Rum

ah T

angg

a,

20

14-2

019

(d

alam

ribu

an)

2014

20

15

2016

20

17

2018

20

19

2020

Na

ik St

abil

Turu

n Na

ik St

abil

Turu

n Na

ik St

abil

Turu

n Na

ik St

abil

Turu

n Na

ik St

abil

Turu

n Na

ik St

abil

Turu

n Na

ik St

abil

Turu

n A

ceh

14.4

14

.0

13.6

14

.8

14.1

13

.4

15.2

14

.2

13.2

15

.5

14.2

13

.1

15.7

14

.3

13.0

15

.9

14.4

12

.9

16.0

14

.4

12.9

S

umate

ra U

tara

64.3

62

.6

60.9

66

.2

62.9

59

.9

67.7

63

.3

59.0

69

.0

63.5

58

.3

70.1

63

.8

57.8

70

.8

64.0

57

.5

71.3

64

.2

57.5

S

umate

ra B

arat

13

.7

13.4

13

.0

14.1

13

.4

12.8

14

.5

13.5

12

.6

14.8

13

.6

12.5

15

.0

13.7

12

.4

15.2

13

.7

12.3

15

.3

13.8

12

.3

Riau

46

.1

44.9

43

.7

47.9

45

.6

43.4

49

.6

46.3

43

.2

51.1

47

.0

43.1

52

.4

47.7

43

.2

53.5

48

.3

43.4

54

.4

49.0

43

.8

Jamb

i 9.

8 9.

5 9.

3 9.7

9.

2 8.

8 9.

5 8.9

8.

3 9.

3 8.6

7.

9 9.1

8.3

7.

5 8.8

8.

0 7.1

8.5

7.

6 6.8

S

umatr

a Sela

tan

22.4

21

.8

21.2

23

.2

22.1

21

.0

24.0

22

.4

20.9

24

.6

22.7

20

.8

25.2

22

.9

20.8

25

.6

23.2

20

.8

26.0

23

.4

21.0

B

engk

ulu

4.6

4.4

4.3

4.7

4.5

4.2

4.8

4.5

4.2

4.9

4.5

4.1

5.0

4.5

4.1

5.0

4.6

4.1

5.1

4.6

4.1

Lamp

ung

16.3

15

.9

15.5

16

.5

15.7

15

.0

16.7

15

.6

14.5

16

.7

15.4

14

.1

16.7

15

.2

13.8

16

.6

15.0

13

.5

16.5

14

.8

13.3

B

angk

a Beli

tung

4.2

4.1

4.0

4.3

4.1

3.9

4.4

4.2

3.9

4.5

4.2

3.8

4.6

4.2

3.8

4.7

4.2

3.8

4.7

4.2

3.8

Kep

ulaua

n Riau

7.1

6.

9 6.

7 7.7

7.

3 7.

0 8.

3 7.7

7.

2 8.

8 8.

1 7.

5 9.4

8.6

7.

8 9.9

9.

0 8.1

10

.4

9.4

8.4

DKI

Jaka

rta

112.1

10

9.1

106.2

11

5.3

109.7

10

4.3

118.0

11

0.2

102.8

12

0.2

110.7

10

1.5

122.0

11

1.1

100.7

12

3.2

111.4

10

0.1

124.0

11

1.7

100.0

Ja

wa B

arat

16

7.6

163.2

15

8.9

172.0

16

3.7

155.7

17

5.7

164.1

15

3.0

178.7

16

4.5

150.9

18

0.9

164.7

14

9.3

182.4

16

4.9

148.2

18

3.2

165.0

14

7.7

Jawa

Ten

gah

101.2

98

.4

95.9

10

4.2

99.2

94

.3

106.9

99

.8

93.1

10

9.1

100.4

92

.1

110.9

10

1.0

91.5

11

2.3

101.5

91

.2

113.2

10

2.0

91.3

D

I Yog

yaka

rta

20.4

19

.9

19.4

21

.5

20.5

19

.5

22.6

21

.1

19.7

23

.5

21.7

19

.9

24.4

22

.2

20.2

25

.2

22.8

20

.5

26.0

23

.4

20.9

Ja

wa T

imur

13

6.5

132.8

12

9.3

140.7

13

3.8

127.3

14

4.3

134.8

12

5.7

147.4

13

5.7

124.5

14

9.9

136.5

12

3.7

151.8

13

7.2

123.4

15

3.2

138.0

12

3.5

Ban

ten

38.7

37

.7

36.7

41

.1

39.1

37

.2

43.3

40

.4

37.7

45

.4

41.8

38

.4

47.4

43

.2

39.1

49

.2

44.5

40

.0

50.9

45

.9

41.1

B

ali

20.9

20

.4

19.8

21

.1

20.0

19

.1

21.1

19

.7

18.4

21

.0

19.3

17

.7

20.8

19

.0

17.2

20

.6

18.6

16

.7

20.2

18

.2

16.3

N

T B

10

.9

10.6

10

.4

11.1

10

.6

10.1

11

.3

10.5

9.

8 11

.4

10.5

9.

6 11

.4

10.4

9.

4 11

.5

10.4

9.

3 11

.4

10.3

9.2

N

T T

14

.4

14.0

13

.6

14.9

14

.2

13.5

15

.3

14.3

13

.3

15.6

14

.4

13.2

15

.9

14.5

13

.2

16.2

14

.6

13.1

16

.3

14.7

13

.2

Kali

manta

n Bar

at

19.7

19

.2

18.7

20

.3

19.3

18

.4

20.9

19

.5

18.2

21

.4

19.7

18

.1

21.8

19

.8

18.0

22

.1

20.0

17

.9

22.3

20

.1

18.0

K

alima

ntan T

enga

h

8.2

8.0

7.8

8.4

8.0

7.6

8.6

8.1

7.5

8.8

8.1

7.4

9.0

8.1

7.4

9.1

8.2

7.4

9.1

8.2

7.4

Kali

manta

n Sela

tan

11.2

10

.9

10.6

11

.3

10.7

10

.2

11.3

10

.6

9.8

11.3

10

.4

9.5

11.2

10

.2

9.2

11.1

10

.0

9.0

10.9

9.

8 8.8

K

alima

ntan T

imur

14

.8

14.4

14

.1

14.8

14

.1

13.4

14

.7

13.8

12

.8

14.6

13

.4

12.3

14

.3

13.0

11

.8

14.0

12

.6

11.4

13

.6

12.2

11

.0

Kali

manta

n Utar

a

2.7

2.6

2.5

2.7

2.6

2.5

2.8

2.6

2.5

2.9

2.6

2.4

2.9

2.7

2.4

3.0

2.7

2.4

3.0

2.7

2.4

Sula

wesi

Utar

a 1.4

1.4

1.4

1.

5 1.4

1.4

1.6

1.

5 1.4

1.7

1.

5 1.4

1.7

1.

6 1.4

1.8

1.6

1.5

1.8

1.7

1.5

S

ulawe

si Te

ngah

8.

0 7.

8 7.

6 8.3

7.

9 7.

5 8.

5 7.9

7.

4 8.

7 8.0

7.

3 8.8

8.0

7.

3 8.9

8.

0 7.

2 9.0

8.1

7.2

S

ulawe

si Se

latan

5.

3 5.1

5.

0 5.4

5.1

4.

8 5.

4 5.

1 4.

7 5.

4 5.0

4.

6 5.5

5.0

4.

5 5.4

4.

9 4.

4 5.4

4.

9 4.4

S

ulawe

si Te

ngga

ra

1.4

1.3

1.3

1.4

1.4

1.3

1.5

1.4

1.3

1.6

1.5

1.3

1.7

1.5

1.4

1.7

1.6

1.4

1.8

1.6

1.4

Gor

ontal

o 3.

9 3.

8 3.

7 4.0

3.

8 3.

7 4.1

3.9

3.

6 4.

2 3.9

3.

6 4.3

3.9

3.

5 4.3

3.

9 3.

5 4.4

3.

9 3.5

S

ulawe

si Ba

rat

3.3

3.2

3.1

3.3

3.1

3.0

3.3

3.0

2.8

3.2

2.9

2.7

3.1

2.8

2.6

3.0

2.7

2.4

2.9

2.6

2.3

Malu

ku

5.9

5.7

5.6

6.1

5.8

5.5

6.2

5.8

5.4

6.4

5.9

5.4

6.5

5.9

5.3

6.5

5.9

5.3

6.6

5.9

5.3

Malu

ku U

tara

3.9

3.8

3.7

4.0

3.8

3.6

4.1

3.8

3.6

4.2

3.8

3.5

4.2

3.9

3.5

4.3

3.9

3.5

4.3

3.9

3.5

Pap

ua B

arat

2.8

2.7

2.7

2.9

2.8

2.6

3.0

2.8

2.6

3.0

2.8

2.6

3.1

2.8

2.5

3.1

2.8

2.5

3.1

2.8

2.5

Pap

ua

5.4

5.3

5.2

5.5

5.3

5.0

5.6

5.2

4.9

5.7

5.2

4.8

5.7

5.2

4.7

5.7

5.1

4.6

5.7

5.1

4.6

Tota

l 92

3.6

898.8

87

5.2

951.0

90

4.8

860.7

97

4.8

910.4

84

9.0

994.7

91

5.5

840.0

1,01

0.5

920.1

83

3.9 1

,022.3

92

4.3

830.7

1,03

0.5

928.4

83

0.9

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

13.4 Perp

ustak

aan

13.4 Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

45.6 Perp

ustak

aan

45.6 Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

9.2 Perp

ustak

aan

9.2 Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

8.8

Perpus

takaa

n

8.8

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

22.1 Perp

ustak

aan

22.1 Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

21.0

Perpus

takaa

n

21.0

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

4.5 Perp

ustak

aan

4.5 Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

4.2

Perpus

takaa

n

4.2

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

15.7 Perp

ustak

aan

15.7 Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

15.0

Perpus

takaa

n

15.0

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

16.7

Perpus

takaa

n

16.7

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

3.9

Perpus

takaa

n

3.9

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

4.4

Perpus

takaa

n

4.4

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

7.0

Perpus

takaa

n

7.0

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

8.3

Perpus

takaa

n

8.3

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

104.3

Perpus

takaa

n

104.3

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

118.0

Perpus

takaa

n

118.0

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

110.2

Perpus

takaa

n

110.2

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

175.7

Perpus

takaa

n

175.7

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

164.1

Perpus

takaa

n

164.1

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

106.9

Perpus

takaa

n

106.9

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

99.8

Perpus

takaa

n

99.8

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

93.1

Perpus

takaa

n

93.1

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

22.6

Perpus

takaa

n

22.6

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

21.1

Perpus

takaa

n

21.1

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

19.7

Perpus

takaa

n

19.7

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

134.8

Perpus

takaa

n

134.8

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

125.7

Perpus

takaa

n

125.7

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

147.4

Perpus

takaa

n

147.4

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 40

.4

Perpus

takaa

n 40

.4

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 37

.7

Perpus

takaa

n 37

.7

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 45

.4

Perpus

takaa

n 45

.4

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 18

.4

Perpus

takaa

n 18

.4

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 21

.0

Perpus

takaa

n 21

.0

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 9.8

Perpus

takaa

n 9.8

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 11

.4

Perpus

takaa

n 11

.4

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 10.5

Perpus

takaa

n 10.5

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 13

.3

Perpus

takaa

n 13

.3

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 15

.6

Perpus

takaa

n 15

.6

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 14.4

Perpus

takaa

n 14.4

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 21

.4

Perpus

takaa

n 21

.4

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 19.7

Perpus

takaa

n 19.7

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 8.8

Perpus

takaa

n 8.8

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 8.1

Perpus

takaa

n 8.1

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 11

.3

Perpus

takaa

n 11

.3

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 10.4

Perpus

takaa

n 10.4

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 13.4

Perpus

takaa

n 13.4

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNN

BNNBNN

9.5 BNN

9.5 BNN

BNNBNNBNNBNN

12.3 BNN

12.3 BNN

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

2.4 BNN

2.4 BNN

BNN2.9

BNN2.9

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

1.4 BNN

1.4 BNN

BNNBNN1.7

BNN1.7

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

7.3 BNN

7.3 BNN

BNNBNN8.8

BNN8.8

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN5.5 BNN5.5 BNNBNN

5.0

BNN5.0

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN1.7 BNN1.7 BNNBNN

1.5

BNN1.5

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN4.3

BNN4.3

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

98

Surv

ei

Nas

ion

al

Surv

ei N

asio

nal P

reva

lens

i Pen

yala

hgun

aan

Nark

oba

Tahu

n An

ggar

an 2

014

Tabe

l 8. P

roye

ksi A

ngka

Pre

vale

nsi P

enya

lah

guna

Nar

koba

Men

urut

Ske

nario

Per

hitu

ngan

dan

Pro

vins

i, 20

14-2

019

(d

alam

per

sen)

2014

20

15

2016

20

17

2018

20

19

Naik

Stab

il Tu

run

Naik

Stab

il Tu

run

Naik

Stab

il Tu

run

Naik

Stab

il Tu

run

Naik

Stab

il Tu

run

Naik

Stab

il Tu

run

Ace

h 2.1

4 2.0

8 2.0

0 2.1

9 2.0

7 1.9

3 2.2

4 2.0

7 1.8

7 2.2

7 2.0

7 1.8

2 2.3

0 2.0

7 1.7

8 2.3

1 2.0

6 1.7

6 S

umate

ra U

tara

3.16

3.06

2.95

3.28

3.10

2.89

3.40

3.14

2.85

3.50

3.19

2.82

3.59

3.23

2.80

3.67

3.27

2.80

Sum

atera

Bar

at

1.86

1.80

1.73

1.92

1.81

1.68

1.97

1.82

1.64

2.01

1.83

1.61

2.05

1.84

1.59

2.07

1.85

1.58

Riau

2.0

4 1.9

9 1.9

1 2.0

9 1.9

9 1.8

5 2.1

3 1.9

8 1.7

9 2.1

6 1.9

8 1.7

5 2.1

8 1.9

8 1.7

2 2.2

0 1.9

9 1.7

0 Ja

mbi

1.95

1.89

1.82

1.98

1.87

1.74

2.00

1.84

1.67

2.01

1.82

1.61

2.01

1.80

1.57

2.01

1.79

1.54

Sum

atra S

elatan

1.7

4 1.6

9 1.6

2 1.7

9 1.6

9 1.5

7 1.8

3 1.6

9 1.5

3 1.8

6 1.7

0 1.4

9 1.8

9 1.7

0 1.4

7 1.9

1 1.7

0 1.4

5 B

engk

ulu

1.94

1.88

1.81

1.98

1.88

1.74

2.02

1.87

1.68

2.05

1.87

1.64

2.07

1.86

1.60

2.08

1.86

1.58

Lamp

ung

1.57

1.52

1.46

1.62

1.53

1.42

1.66

1.54

1.38

1.69

1.54

1.36

1.72

1.55

1.34

1.75

1.56

1.32

Ban

gka B

elitun

g 1.9

1 1.8

5 1.7

8 1.9

7 1.8

6 1.7

3 2.0

2 1.8

8 1.6

9 2.0

7 1.8

9 1.6

6 2.1

1 1.9

0 1.6

3 2.1

4 1.9

2 1.6

2 K

epula

uan R

iau

3.03

2.94

2.83

3.08

2.91

2.71

3.12

2.89

2.61

3.15

2.86

2.53

3.16

2.84

2.46

3.16

2.82

2.41

DKI

Jaka

rta

4.88

4.74

4.56

5.08

4.81

4.48

5.26

4.88

4.42

5.42

4.95

4.37

5.56

5.01

4.35

5.68

5.07

4.35

Jawa

Bar

at

2.41

2.34

2.25

2.48

2.34

2.18

2.53

2.34

2.12

2.58

2.35

2.07

2.62

2.35

2.04

2.64

2.36

2.01

Jawa

Ten

gah

1.93

1.88

1.80

2.01

1.90

1.76

2.08

1.93

1.73

2.14

1.95

1.71

2.19

1.98

1.70

2.24

2.00

1.70

DI Y

ogya

karta

2.4

4 2.3

7 2.2

8 2.5

6 2.4

2 2.2

5 2.6

7 2.4

8 2.2

4 2.7

8 2.5

4 2.2

4 2.8

8 2.6

0 2.2

5 2.9

7 2.6

6 2.2

7 Ja

wa T

imur

2.0

7 2.0

1 1.9

3 2.1

5 2.0

4 1.8

9 2.2

3 2.0

7 1.8

6 2.3

0 2.1

0 1.8

5 2.3

6 2.1

3 1.8

4 2.4

2 2.1

6 1.8

4 B

anten

2.0

8 2.0

2 1.9

4 2.1

4 2.0

2 1.8

8 2.1

8 2.0

2 1.8

3 2.2

2 2.0

2 1.7

8 2.2

5 2.0

2 1.7

5 2.2

7 2.0

2 1.7

3 B

ali

2.29

2.22

2.14

2.36

2.24

2.09

2.43

2.25

2.04

2.49

2.27

2.01

2.55

2.29

1.99

2.59

2.31

1.99

N T

B

1.55

1.50

1.45

1.61

1.53

1.41

1.67

1.55

1.39

1.72

1.57

1.37

1.76

1.59

1.36

1.80

1.61

1.36

N T

T

1.53

1.49

1.43

1.53

1.45

1.35

1.52

1.41

1.27

1.51

1.38

1.21

1.48

1.34

1.16

1.45

1.30

1.12

Kali

manta

n Bar

at

2.07

2.01

1.93

2.13

2.01

1.88

2.18

2.02

1.83

2.22

2.02

1.79

2.25

2.03

1.76

2.28

2.03

1.75

Kali

manta

n Ten

gah

2.01

1.95

1.88

2.05

1.94

1.80

2.07

1.92

1.73

2.09

1.91

1.67

2.10

1.89

1.63

2.10

1.88

1.60

Kali

manta

n Sela

tan

2.07

2.01

1.93

2.11

2.00

1.85

2.14

1.98

1.79

2.17

1.97

1.74

2.18

1.96

1.69

2.19

1.95

1.66

Kali

manta

n Tim

ur

3.16

3.07

2.95

3.23

3.05

2.84

3.29

3.04

2.75

3.34

3.03

2.67

3.37

3.03

2.62

3.39

3.02

2.58

Kali

manta

n Utar

a

1.59

1.54

1.48

1.70

1.61

1.50

1.82

1.68

1.52

1.92

1.75

1.54

2.03

1.82

1.58

2.13

1.89

1.62

Sula

wesi

Utar

a 2.2

6 2.1

9 2.1

1 2.3

1 2.1

8 2.0

1 2.3

4 2.1

6 1.9

3 2.3

6 2.1

4 1.8

7 2.3

6 2.1

2 1.8

2 2.3

6 2.1

1 1.7

7 S

ulawe

si Te

ngah

2.1

8 2.1

1 2.0

3 2.2

5 2.1

3 1.9

8 2.3

2 2.1

5 1.9

4 2.3

8 2.1

7 1.9

1 2.4

3 2.1

9 1.8

9 2.4

8 2.2

1 1.8

9 S

ulawe

si Se

latan

2.1

4 2.0

8 2.0

0 2.2

2 2.0

9 1.9

4 2.2

9 2.1

1 1.9

0 2.3

5 2.1

3 1.8

7 2.4

0 2.1

5 1.8

5 2.4

4 2.1

7 1.8

4 S

ulawe

si Te

ngga

ra

1.64

1.59

1.52

1.69

1.59

1.47

1.73

1.60

1.43

1.76

1.60

1.40

1.78

1.60

1.37

1.80

1.60

1.35

Gor

ontal

o 1.7

3 1.6

8 1.6

2 1.7

8 1.6

9 1.5

6 1.8

2 1.6

9 1.5

2 1.8

5 1.6

9 1.4

9 1.8

8 1.7

0 1.4

6 1.9

0 1.7

0 1.4

5 S

ulawe

si Ba

rat

2.15

2.09

2.01

2.33

2.20

2.04

2.50

2.31

2.08

2.66

2.43

2.12

2.82

2.54

2.18

2.97

2.66

2.24

Malu

ku

2.39

2.32

2.23

2.43

2.30

2.14

2.46

2.28

2.05

2.48

2.26

1.99

2.48

2.24

1.93

2.48

2.21

1.89

Malu

ku U

tara

1.91

1.85

1.78

1.90

1.80

1.67

1.89

1.75

1.58

1.86

1.70

1.50

1.83

1.65

1.43

1.79

1.61

1.37

Pap

ua B

arat

1.62

1.57

1.51

1.60

1.51

1.40

1.57

1.46

1.31

1.54

1.40

1.24

1.50

1.35

1.17

1.45

1.30

1.12

Pap

ua

1.27

1.23

1.18

1.32

1.25

1.16

1.37

1.27

1.14

1.42

1.30

1.13

1.46

1.32

1.13

1.50

1.35

1.13

Nasio

nal

2.25

2.18

2.10

2.33

2.20

2.04

2.39

2.21

2.00

2.45

2.23

1.96

2.49

2.24

1.94

2.53

2.26

1.93

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

1.98 Perp

ustak

aan

1.98 Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

1.87

Perpus

takaa

n

1.87

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

1.79Perp

ustak

aan

1.79Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

1.69

Perpus

takaa

n

1.69

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

1.98Perp

ustak

aan

1.98Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

1.88

Perpus

takaa

n

1.88

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

1.62Perp

ustak

aan

1.62Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

1.53

Perpus

takaa

n

1.53

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

1.42

Perpus

takaa

n

1.42

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

1.86

Perpus

takaa

n

1.86

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

1.73

Perpus

takaa

n

1.73

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

2.91

Perpus

takaa

n

2.91

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

2.71

Perpus

takaa

n

2.71

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

4.81

Perpus

takaa

n

4.81

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

4.48

Perpus

takaa

n

4.48

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

5.26

Perpus

takaa

n

5.26

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

2.18

Perpus

takaa

n

2.18

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

2.53

Perpus

takaa

n

2.53

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

1.76

Perpus

takaa

n

1.76

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

2.08

Perpus

takaa

n

2.08

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

2.25

Perpus

takaa

n

2.25

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

2.67

Perpus

takaa

n

2.67

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

2.48

Perpus

takaa

n

2.48

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

2.23

Perpus

takaa

n

2.23

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

2.07

Perpus

takaa

n

2.07

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 2.1

8

Perpus

takaa

n 2.1

8

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 2.0

2

Perpus

takaa

n 2.0

2

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 2.4

3

Perpus

takaa

n 2.4

3

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 2.2

5

Perpus

takaa

n 2.2

5

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 2.04

Perpus

takaa

n 2.04

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 1.5

5

Perpus

takaa

n 1.5

5

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 1.39

Perpus

takaa

n 1.39

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 1.4

1

Perpus

takaa

n 1.4

1

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 1.27

Perpus

takaa

n 1.27

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 2.0

2

Perpus

takaa

n 2.0

2

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 1.83

Perpus

takaa

n 1.83

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 2.22

Perpus

takaa

n 2.22

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 1.73

Perpus

takaa

n 1.73

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 2.09

Perpus

takaa

n 2.09

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 1.79

Perpus

takaa

n 1.79

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 2.17

Perpus

takaa

n 2.17

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 2.75

Perpus

takaa

n 2.75

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNN

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN3.3

4 BNN3.3

4 BNNBNN3.0

3BNN3.0

3BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN1.9

2BNN1.9

2BNNBNNBNN1.7

5BNN1.7

5BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN2.3

6BNN2.3

6BNNBNNBNN2.1

4

BNN2.14

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN2.1

7

BNN2.17

BNNBNN1.9

1

BNN1.91

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN2.13BNN2.13BNNBNN1

.87

BNN1.87

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN1.6

0

BNN1.60

BNNBNN1.4

0

BNN1.40

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

99

Surv

ei

Nas

ion

al

Surv

ei N

asio

nal P

reva

lens

i Pen

yala

hgun

aan

Nark

oba

Tahu

n An

ggar

an 2

014

Tabe

l 9. P

roye

ksi K

erug

ian

Bia

ya E

kono

mi d

an S

osia

l Aki

bat P

enya

lahg

unaa

n N

arko

ba d

i Ind

ones

ia, 2

014-

2019

.

Kom

pone

n B

iaya

2014

2015

2016

2017

2018

2019

Kons

umsi

Nar

koba

42

,945

,589

,937

44

,663

,413

,535

48

,307

,948

,079

54

,341

,610

,794

63

,574

,250

,468

77

,350

,790

,544

Peng

obat

an S

akit

10,2

39,6

95,2

58

10,6

49,2

83,0

68

11,5

18,2

64,5

67

12,9

56,8

95,8

11

15,1

58,2

72,4

10

18,4

43,0

70,0

41O

verd

osis

12

,932

,051

13

,449

,333

14

,546

,799

16

,363

,694

19

,143

,886

23

,292

,366

Det

ok &

Reh

abilit

asi

157,

482,

992

163,

782,

311

177,

146,

948

199,

272,

602

233,

129,

017

283,

648,

075

Peng

obat

an S

endi

ri 22

3,90

7,38

6 23

2,86

3,68

2 25

1,86

5,35

8 28

8,32

3,34

1 33

1,45

9,97

7 40

3,28

7,35

4Ke

cela

kaan

16

3,87

7,88

4 17

0,43

3,00

0 18

4,34

0,33

2 20

7,36

4,44

0 24

2,59

5,65

8 29

5,16

6,13

7U

rusa

n de

ngan

Apa

rat

Huk

um

1,15

2,32

8,22

7 1,

198,

421,

356

1,29

6,21

2,53

8 1,

458,

109,

484

1,70

5,84

2,28

6 2,

075,

498,

309

Penj

ara

1,02

8,11

7,16

1 1,

069,

241,

846

1,15

6,49

1,98

3 1,

300,

937,

831

1,52

1,96

7,16

9 1,

851,

777,

454

Aktiv

itas

Terg

angg

u 24

4,35

2,13

9 25

4,12

6,25

5 27

4,86

2,92

5 30

9,19

3,30

4 36

1,72

5,24

6 44

0,11

1,10

7To

tal B

iaya

Priv

ate

56,1

68,2

83,0

3558

,415

,014

,386

63,1

81,6

79,5

2971

,078

,071

,301

83,1

48,3

86,1

1710

1,16

6,64

1,38

7

Lo

sspr

oduc

tivity

Saki

t 90

,847

,211

94

,481

,100

10

2,19

0,75

7 11

4,95

4,38

3 13

4,48

5,13

3 16

3,62

8,06

1

O

verd

osis

39

,753

,530

41

,343

,671

44

,717

,315

50

,302

,507

58

,848

,903

71

,601

,461

Det

ok &

Reh

abilit

asi

10,3

09,5

45

10,7

21,9

27

11,5

96,8

37

13,0

45,2

81

15,2

61,6

75

18,5

68,8

80

Ke

cela

kaan

57

,456

,826

59

,755

,099

64

,631

,115

72

,703

,542

85

,055

,874

10

3,48

7,48

1

Ap

arat

Huk

um

11,2

05,2

02

11,6

53,4

10

12,6

04,3

28

14,1

78,6

09

16,5

87,5

55

20,1

82,0

78

Pe

njar

a 64

9,07

2,85

9 67

5,03

5,77

4 73

0,11

8,69

3 82

1,31

0,51

7 96

0,85

1,17

4 1,

169,

067,

624

Pre

mat

ure

Dea

th5,

437,

092,

504

5,65

4,57

6,20

4 6,

115,

989,

622

6,87

9,87

6,72

6 8,

048,

767,

782

9,79

2,93

5,76

0Ti

ndak

Krim

inal

648,

392,

445

674,

328,

143

729,

353,

319

820,

449,

549

959,

843,

927

1,16

7,84

2,10

6To

tal B

iaya

Sos

ial

6,94

4,13

0,12

37,

221,

895,

328

7,81

1,20

1,98

78,

786,

821,

115

10,2

79,7

02,0

2212

,507

,313

,450

Tota

l Bia

ya S

osek

63,1

12,4

13,1

5965

,636

,909

,685

70,9

92,8

81,5

1579

,859

,892

,417

93,4

28,0

88,1

3811

3,67

3,95

4,83

8

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

157,

482,

992 Perp

ustak

aan

157,

482,

992 Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

223,

907,

386Perp

ustak

aan

223,

907,

386Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

232,

863,

682

Perpus

takaa

n

232,

863,

682

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

163,

877,

884Perp

ustak

aan

163,

877,

884Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

170,

433,

000

Perpus

takaa

n

170,

433,

000

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

1,19

8,42

1,35

6

Perpus

takaa

n

1,19

8,42

1,35

6

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

1,06

9,24

1,84

6

Perpus

takaa

n

1,06

9,24

1,84

6

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

254,

126,

255

Perpus

takaa

n

254,

126,

255

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

58,4

15,0

14,3

86

Perpus

takaa

n

58,4

15,0

14,3

86

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

63,1

81,6

79,5

29

Perpus

takaa

n

63,1

81,6

79,5

29

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 10

2,19

0,75

7

Perpus

takaa

n 10

2,19

0,75

7

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 44

,717

,315

Perpus

takaa

n 44

,717

,315

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 11

,596

,837

Perpus

takaa

n 11

,596

,837

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNN

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN72

,703

,542

BNN72,7

03,5

42BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN14

,178

,609

BNN14,1

78,6

09

BNNBNNBNN821,31

0,51

7

BNN821,310,

517

BNNBNNBNN

6,87

9,87

6,72

6

BNN6,

879,

876,

726

BNNBNN

100

Surv

ei

Nas

ion

al

Surv

ei N

asio

nal P

reva

lens

i Pen

yala

hgun

aan

Nark

oba

Tahu

n An

ggar

an 2

014

Tabe

l 10.

Pro

yeks

i Ker

ugia

n B

iaya

Eko

nom

i dan

Sos

ial A

kiba

t Pen

yala

hgun

aan

Nar

koba

Men

urut

Pro

vins

i, 20

14-2

019

(dal

am ri

buan

)

Prov

insi

2014

20

15

2016

20

17

2018

20

19

Aceh

1,2

33,65

9 1,2

83,00

6 1,3

87,69

9 1,5

61,02

3 1,8

26,24

0 2,2

21,98

7Su

mater

a Utar

a 4,7

50,18

5 4,9

40,19

3 5,3

43,31

2 6,0

10,69

2 7,0

31,90

8 8,5

55,72

3Su

mater

a Bar

at 1,1

33,28

6 1,1

78,61

8 1,2

74,79

3 1,4

34,01

5 1,6

77,65

4 2,0

41,20

1Ri

au

1,509

,782

1,570

,174

1,698

,300

1,910

,417

2,234

,997

2,719

,321

Jamb

i 1,2

87,91

7 1,3

39,43

3 1,4

48,73

1 1,6

29,67

7 1,9

06,56

0 2,3

19,71

1Su

mater

a Sela

tan

1,605

,442

1,669

,660

1,805

,904

2,031

,461

2,376

,606

2,891

,617

Beng

kulu

501,5

43

521,6

04

564,1

67

634,6

32

742,4

56

903,3

46La

mpun

g 2,6

32,68

2 2,7

37,98

9 2,9

61,40

9 3,3

31,28

9 3,8

97,27

5 4,7

41,81

4Ba

ngka

Beli

tung

276,6

84

287,7

52

311,2

32

350,1

05

409,5

88

498,3

45Ke

pulau

an R

iau

568,7

00

591,4

49

639,7

11

719,6

11

841,8

72

1,024

,306

DKI J

akar

ta 4,0

54,21

3 4,2

16,38

2 4,5

60,43

8 5,1

30,03

7 6,0

01,63

0 7,3

02,18

4Ja

wa B

arat

11,61

2,278

12

,076,7

69

13,06

2,233

14

,693,7

06

17,19

0,167

20

,915,2

76Ja

wa T

enga

h 5,8

82,14

5 6,1

17,43

1 6,6

16,61

3 7,4

43,02

8 8,7

07,59

9 10

,594,5

35DI

Yog

yaka

rta

534,6

48

556,0

34

601,4

06

676,5

21

791,4

62

962,9

72Ja

wa T

imur

7,2

72,41

1 7,5

63,30

7 8,1

80,47

3 9,2

02,21

4 10

,765,6

70

13,09

8,590

Bante

n 3,0

45,16

6 3,1

66,97

3 3,4

25,39

8 3,8

53,23

0 4,5

07,89

4 5,4

84,75

4Ba

li 1,3

07,94

1 1,3

60,25

8 1,4

71,25

5 1,6

55,01

5 1,9

36,20

2 2,3

55,77

7Nu

sa T

engg

ara B

arat

1,107

,218

1,151

,507

1,245

,470

1,401

,029

1,639

,064

1,994

,249

Nusa

Ten

ggar

a Tim

ur

1,324

,331

1,377

,304

1,489

,692

1,675

,755

1,960

,466

2,385

,299

Kalim

antan

Bar

at

1,342

,197

1,395

,885

1,509

,789

1,698

,362

1,986

,914

2,417

,478

Kalim

antan

Ten

gah

550,3

33

572,3

46

619,0

50

696,3

69

814,6

82

991,2

23Ka

liman

tan S

elatan

1,1

49,23

8 1,1

95,20

7 1,2

92,73

6 1,4

54,19

9 1,7

01,26

7 2,0

69,93

2Su

lawes

i Utar

a 45

2,504

47

0,604

50

9,006

57

2,580

66

9,862

81

5,021

Sulaw

esi T

enga

h 90

1,607

93

7,671

1,0

14,18

5 1,1

40,85

6 1,3

34,68

8 1,6

23,91

5Su

lawes

i Sela

tan

2,408

,822

2,505

,175

2,709

,597

3,048

,025

3,565

,885

4,338

,612

Sulaw

esi T

engg

ara

500,9

96

521,0

35

563,5

52

633,9

40

741,6

46

902,3

61Go

ronta

lo 28

0,790

29

2,022

31

5,851

35

5,300

41

5,666

50

5,741

Sulaw

esi B

arat

413,1

67

429,6

94

464,7

57

522,8

05

611,6

29

744,1

69Ma

luku

530,7

02

551,9

30

596,9

68

671,5

29

785,6

22

955,8

66Ma

luku U

tara

282,0

70

293,3

53

317,2

90

356,9

20

417,5

60

508,0

46Pa

pua B

arat

196,0

38

203,8

80

220,5

16

248,0

59

290,2

04

353,0

91Pa

pua

640,6

12

666,2

36

720,6

01

810,6

04

948,3

26

1,153

,828

Kalim

antan

Tim

ur

1,471

,833

1,530

,706

1,655

,612

1,862

,397

2,178

,819

2,650

,969

Kalim

antan

Utar

a 35

1,275

36

5,326

39

5,136

44

4,489

52

0,008

63

2,693

TOTA

L 63

,112,4

13

65,63

6,912

70

,992,8

82

79,85

9,892

93

,428,0

88

113,6

73,95

5

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

2,632

,682Perp

ustak

aan

2,632

,682Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

276,6

84Perpus

takaa

n

276,6

84Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

568,7

00Perpus

takaa

n

568,7

00Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

4,216

,382

Perpus

takaa

n

4,216

,382

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

12,07

6,769

Perpus

takaa

n

12,07

6,769

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

6,117

,431

Perpus

takaa

n

6,117

,431

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

556,0

34

Perpus

takaa

n

556,0

34

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

7,563

,307

Perpus

takaa

n

7,563

,307

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

3,166

,973

Perpus

takaa

n

3,166

,973

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

1,360

,258

Perpus

takaa

n

1,360

,258

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

1,151

,507

Perpus

takaa

n

1,151

,507

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 1,4

89,69

2

Perpus

takaa

n 1,4

89,69

2

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 1,5

09,78

9

Perpus

takaa

n 1,5

09,78

9

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 619,0

50

Perpus

takaa

n 619,0

50

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 1,2

92,73

6

Perpus

takaa

n 1,2

92,73

6

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 509,0

06

Perpus

takaa

n 509,0

06

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 1,0

14,18

5

Perpus

takaa

n 1,0

14,18

5

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 2,7

09,59

7

Perpus

takaa

n 2,7

09,59

7

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 563,5

52

Perpus

takaa

n 563,5

52

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNN

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN52

2,805

BNN522,8

05

BNNBNNBNN67

1,529

BNN671,5

29

BNNBNNBNN35

6,920

BNN356,9

20

BNNBNNBNN24

8,059

BNN248,0

59

BNNBNNBNNBNNBNN

101

Surv

ei

Nas

ion

al

Surv

ei N

asio

nal P

reva

lens

i Pen

yala

hgun

aan

Nark

oba

Tahu

n An

ggar

an 2

014

Tabe

l 11.

Dis

trib

usi P

enya

lah

guna

Nar

koba

Men

urut

Kel

ompo

k U

mur

, Tah

un 2

014

(Ske

nario

Sta

bil)

(dal

am ri

buan

)

Laki-

Laki

Pe

rem

puan

Tota

l 10

-19

Thn

20-2

9 Th

n 30

-39

Thn

40 T

hn

Ke A

tas

Tota

l

10-1

9 Th

n 20

-29

Thn

30-3

9 Th

n 40

Thn

Ke

Ata

s To

tal

10

-19

th

20-2

9 th

30

-39

th

40 th

n

ke at

as

Tota

l

Aceh

22.4

20

.9

4.6

3.3

51.4

9.1

10.9

1.7

0.2

21

.9

31

.5

31.8

6.4

3.6

73

.3

Suma

tra U

tara

94.2

84

.6

22.4

21

.4

222.5

30.9

22

.0

12.2

1.8

66

.9

12

5.1

106.6

34

.6

23.1

28

9.4

Suma

tra B

arat

23

.2

16.2

4.0

2.7

46

.1

9.4

7.6

1.9

0.2

19

.2

32

.6

23.8

5.9

2.9

65

.3

Riau

32.8

31

.9

7.8

6.9

79.5

5.8

3.8

1.7

0.0

11.3

38.7

35

.7

9.5

7.0

90.9

Ja

mbi

15

.8

13.0

5.7

3.2

37

.6

4.3

4.4

1.0

0.1

9.7

20.0

17

.3

6.7

3.3

47.3

Su

matra

Sela

tan

37

.6

21.7

7.5

4.4

71

.2

12

.9

10.9

2.9

0.4

27

.2

50

.5

32.6

10

.4

4.9

98.4

Be

ngku

lu

10.6

7.8

1.8

1.4

21

.5

2.1

1.7

0.4

0.0

4.2

12.7

9.5

2.2

1.4

25

.7

Lamp

ung

33

.9

25.0

9.0

3.9

71

.8

9.8

6.5

1.6

0.2

18

.0

43

.7

31.4

10

.6

4.1

89.8

Ba

ngka

Beli

tung

6.5

5.3

1.2

0.8

13

.8

2.0

1.4

0.4

0.0

3.8

8.5

6.7

1.5

0.8

17.6

Ke

pulau

an R

iau

13

.0

11.1

2.8

1.7

28

.6

6.9

5.4

1.3

0.1

13

.8

19

.9

16.5

4.1

1.8

42

.3

DKI J

akar

ta 11

1.9

94.2

42

.7

11.8

26

0.5

47

.1

47.3

10

.5

1.0

105.9

158.9

14

1.5

53.2

12

.8

366.4

Ja

wa B

arat

301.7

19

6.3

83.9

55

.2

637.2

73.8

59

.0

21.6

3.7

15

8.1

37

5.5

255.3

10

5.6

59.0

79

5.3

Jawa

Ten

gah

152.1

12

4.1

27.3

10

.1

313.6

73.9

51

.1

13.0

1.1

13

9.1

22

6.1

175.2

40

.3

11.1

45

2.7

DI Y

ogya

karta

18

.8

12.3

10

.8

2.5

44.5

8.8

6.4

2.2

0.1

17.5

27.7

18

.8

13.0

2.6

62

.1

Jawa

Tim

ur

169.2

17

1.3

49.4

5.4

39

5.3

88

.4

63.2

17

.8

4.0

173.3

257.6

23

4.4

67.2

9.4

56

8.7

Bante

n 81

.9

42.1

10

.6

9.7

144.4

18.2

11

.2

3.1

0.2

32.7

100.1

53

.3

13.8

10

.0

177.1

Ba

li 23

.6

10.0

13

.9

7.3

54.8

7.0

5.3

0.5

1.5

14.3

30.6

15

.3

14.3

8.8

69

.1

Nusa

Ten

ggar

a Bar

at 18

.6

11.2

4.1

4.4

38

.3

8.6

3.4

0.2

1.1

13

.4

27

.2

14.6

4.4

5.5

51

.7

Nusa

Ten

ggar

a Tim

ur

16.8

6.7

8.7

2.7

35

.0

11

.0

3.6

1.1

0.6

16.3

27.9

10

.4

9.7

3.3

51.3

Ka

liman

tan B

arat

24.0

15

.3

8.0

5.3

52.5

6.6

8.7

1.4

0.3

17.0

30.6

24

.0

9.3

5.5

69.5

Ka

liman

tan T

enga

h 11

.6

8.1

3.2

1.5

24.3

6.3

4.2

0.9

0.1

11.5

17.8

12

.3

4.1

1.6

35.8

Ka

liman

tan S

elatan

21

.8

9.2

8.7

6.2

45.9

6.7

4.2

1.0

0.1

12.0

28.5

13

.5

9.7

6.3

58.0

Su

lawes

i Utar

a 5.5

3.8

1.5

0.8

11

.5

2.2

1.4

0.6

0.1

4.3

7.6

5.2

2.1

0.9

15.8

Su

lawes

i Ten

gah

12.2

9.0

2.7

1.4

25

.2

7.8

5.0

1.2

0.2

14

.1

20

.0

13.9

3.9

1.5

39

.3

Sulaw

esi S

elatan

12

.7

24.3

4.2

2.4

43

.5

10

.6

8.9

1.8

0.2

21.5

23.3

33

.1

6.0

2.6

65.0

Su

lawes

i Ten

ggar

a 33

.8

17.4

4.8

3.1

59

.1

10

.7

7.3

1.4

0.3

19.7

44.5

24

.7

6.3

3.4

78.8

Go

ronta

lo 10

.4

7.7

1.6

1.3

21.1

3.6

1.5

0.5

0.0

5.6

14

.0

9.2

2.1

1.4

26.7

Su

lawes

i Bar

at 5.6

4.4

1.0

0.8

11

.6

3.1

2.1

0.5

0.1

5.8

8.7

6.5

1.4

0.8

17.4

Ma

luku

10.3

5.2

1.4

1.0

17

.9

2.6

0.9

0.2

0.0

3.8

12.9

6.1

1.6

1.1

21

.6

Maluk

u Utar

a 9.2

4.8

1.1

0.8

15

.9

3.1

1.6

0.3

0.0

5.1

12.3

6.4

1.4

0.8

21

.0

Papu

a Bar

at 6.2

2.6

0.7

0.5

9.9

1.8

1.1

0.2

0.0

3.2

8.0

3.7

0.9

0.5

13

.1

Papu

a 4.6

3.1

1.0

0.7

9.5

2.0

1.0

0.2

0.0

3.2

6.6

4.0

1.3

0.8

12

.7

Kalim

antan

Tim

ur

24.7

22

.5

4.8

3.0

55.1

10.6

7.7

2.7

0.3

21

.4

35

.4

30.3

7.5

3.4

76

.5

Kalim

antan

Utar

a 12

.0

8.6

3.5

2.3

26.3

5.2

3.8

1.3

0.2

10.4

17.2

12

.3

4.8

2.4

36.7

Na

siona

l 1,3

89.1

1,0

51.6

36

6.4

189.8

2,9

97.0

513.2

38

4.4

109.4

18

.5

1,025

.5

1,9

02.3

1,4

36.1

47

5.7

208.4

4,0

22.5

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

6.9 Perp

ustak

aan

6.9 Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

3.2 Perp

ustak

aan

3.2 Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

4.4 Perp

ustak

aan

4.4 Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

71.2

Perpus

takaa

n

71.2

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

1.4 Perp

ustak

aan

1.4 Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

21.5

Perpus

takaa

n

21.5

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

3.9 Perp

ustak

aan

3.9 Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

71.8

Perpus

takaa

n

71.8

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

0.8 Perp

ustak

aan

0.8 Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

13.8

Perpus

takaa

n

13.8

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

28.6

Perpus

takaa

n

28.6

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

260.5

Perpus

takaa

n

260.5

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

47.1

Perpus

takaa

n

47.1

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

637.2

Perpus

takaa

n

637.2

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

73.8

Perpus

takaa

n

73.8

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

73.9

Perpus

takaa

n

73.9

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

8.8

Perpus

takaa

n

8.8

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

88.4

Perpus

takaa

n

88.4

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

63.2

Perpus

takaa

n

63.2

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 18

.2

Perpus

takaa

n 18

.2

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 11

.2

Perpus

takaa

n 11

.2

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 7.0

Perpus

takaa

n 7.0

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 5.3

Perpus

takaa

n 5.3

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 3.4

Perpus

takaa

n 3.4

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 0.2

Perpus

takaa

n 0.2

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 3.6

Perpus

takaa

n 3.6

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 1.1

Perpus

takaa

n 1.1

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 8.7

Perpus

takaa

n 8.7

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 1.4

Perpus

takaa

n 1.4

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 4.2

Perpus

takaa

n 4.2

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 0.9

Perpus

takaa

n 0.9

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 1.0

Perpus

takaa

n 1.0

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 0.6

Perpus

takaa

n 0.6

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 1.2

Perpus

takaa

n 1.2

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNN

BNN0.1

BNN0.1

BNNBNNBNN

0.1

BNN0.1

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

0.2

BNN0.2

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

0.2

BNN0.2

BNNBNN21

.5 BNN21

.5 BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

0.3

BNN0.3

BNNBNN19

.7

BNN19.7

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

0.0

BNN0.0

BNNBNNBNN5.6

BNN5.6

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN5.8 BNN5.8 BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN3.8

BNN3.8

BNNBNNBNNBNNBNN 5.1

BNN 5.1

BNNBNN

102

Surv

ei

Nas

ion

al

Surv

ei N

asio

nal P

reva

lens

i Pen

yala

hgun

aan

Nark

oba

Tahu

n An

ggar

an 2

014

Perpus

takaa

n BNN

103

Surv

ei

Nas

ion

al

Surv

ei N

asio

nal P

reva

lens

i Pen

yala

hgun

aan

Nark

oba

Tahu

n An

ggar

an 2

014LA

MPI

RAN

II

Tabe

l 1.T

rend

Pen

yala

hgun

aan

Nar

koba

(10 –

59 T

ahun

)Pro

vins

iDK

IJak

arta

JEN

IS

PEN

YALA

H G

UN

A

2008

2011

2014

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)JU

MLA

H%

POPU

LASI

U

SIA

(10-

59)

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)

CO

BA

PAK

AI80

.942

6.98

0.70

0

156.

438

8.00

4.78

6

104.

446

7.68

8.60

0

TER

ATU

R P

AKAI

78.6

3124

5.49

816

7.88

3

PEC

AND

U N

ON

SU

NTI

K96

.033

148.

749

82.2

90

PEC

AND

U S

UN

TIK

30.8

9010

.538

9.55

6

TOTA

L 28

6.49

656

1.22

336

4.17

5

PREV

ALEN

SI4,

107,

014,

74

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

JUM

LAHPerp

ustak

aan

JUM

LAHPerp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

%Perpus

takaa

n

%Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

POPU

LASI

Perp

ustak

aan

POPU

LASI

Perp

ustak

aan

USI

A (1

0

Perpus

takaa

n

USI

A (1

0

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

2

Perpus

takaa

n

245

Perpus

takaa

n

45.

Perpus

takaa

n

.498

Perpus

takaa

n

498

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 14

8.74

9

Perpus

takaa

n 14

8.74

9

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNN

BNNBNNBNNBNN

104

Surv

ei

Nas

ion

al

Surv

ei N

asio

nal P

reva

lens

i Pen

yala

hgun

aan

Nark

oba

Tahu

n An

ggar

an 2

014

Tabe

l 2.T

rend

Pen

yala

hgun

aan

Nar

koba

(10 –

59 T

ahun

)Pro

vins

iJaw

a B

arat

JEN

IS

PEN

YALA

H G

UN

A

2008

2011

2014

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)JU

MLA

H%

POPU

LASI

U

SIA

(10-

59)

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)

CO

BA

PAK

AI12

2.40

3

30.6

22.4

00

227.

879

34.6

70.2

57

277.

244

33.9

05.4

00

TER

ATU

R P

AKAI

201.

352

383.

795

286.

862

PEC

AND

U N

ON

SU

NTI

K25

4.59

323

1.81

221

4.98

9

PEC

AND

U S

UN

TIK

33.0

7613

.407

13.1

11

TOTA

L 61

1.42

385

6.89

479

2.20

6

PREV

ALEN

SI2,

002,

472,

34

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 40

0

Perpus

takaa

n 40

0

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 23

1.81

2

Perpus

takaa

n 23

1.81

2

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 13

.407

Perpus

takaa

n 13

.407

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNN

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

105

Surv

ei

Nas

ion

al

Surv

ei N

asio

nal P

reva

lens

i Pen

yala

hgun

aan

Nark

oba

Tahu

n An

ggar

an 2

014

Tabe

l 3.T

rend

Pen

yala

hgun

aan

Nar

koba

(10 –

59 T

ahun

)Pro

vins

iBan

ten

JEN

IS

PEN

YALA

H G

UN

A

2008

2011

2014

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)JU

MLA

H%

POPU

LASI

U

SIA

(10-

59)

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)

CO

BA

PAK

AI36

.812

7.53

8.10

0

42.7

38

8.51

4.49

5

103.

217

8.77

0.80

0

TER

ATU

R P

AKAI

29.7

2379

.163

45.3

44

PEC

AND

U N

ON

SU

NTI

K69

.646

50.8

3425

.608

PEC

AND

U S

UN

TIK

12.0

772.

386

2.94

0

TOTA

L 14

8.25

817

5.12

110

3.21

7

PREV

ALEN

SI1,

972,

062,

02

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 10

0

Perpus

takaa

n 10

0

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 50

.834

Perpus

takaa

n 50

.834

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 2.

386

Perpus

takaa

n 2.

386

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNN

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

106

Surv

ei

Nas

ion

al

Surv

ei N

asio

nal P

reva

lens

i Pen

yala

hgun

aan

Nark

oba

Tahu

n An

ggar

an 2

014

Tabe

l 4.T

rend

Pen

yala

hgun

aan

Nar

koba

(10 –

59 T

ahun

)Pro

vins

iJaw

aTe

ngah

JEN

IS

PEN

YALA

H G

UN

A

2008

2011

2014

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)JU

MLA

H%

POPU

LASI

U

SIA

(10-

59)

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)

CO

BA

PAK

AI13

2.28

9

23.3

81.5

00

132.

300

26.8

42.0

56

182.

801

24.1

31.3

00

TER

ATU

R P

AKAI

125.

911

228.

512

144.

734

PEC

AND

U N

ON

SU

NTI

K15

1.31

313

8.61

211

8.65

3

PEC

AND

U S

UN

TIK

21.2

557.

631

6.55

4

TOTA

L 43

0.76

850

7.05

445

2.74

3

PREV

ALEN

SI1,

841,

891,

88

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 50

0

Perpus

takaa

n 50

0

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 13

8.61

2

Perpus

takaa

n 13

8.61

2

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 7.

631

Perpus

takaa

n 7.

631

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNN

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

107

Surv

ei

Nas

ion

al

Surv

ei N

asio

nal P

reva

lens

i Pen

yala

hgun

aan

Nark

oba

Tahu

n An

ggar

an 2

014

Tabe

l 5.T

rend

Pen

yala

hgun

aan

Nar

koba

(10 –

59 T

ahun

)Pro

vins

iDI Y

ogya

kart

a

JEN

IS

PEN

YALA

H G

UN

A

2008

2011

2014

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)JU

MLA

H%

POPU

LASI

U

SIA

(10-

59)

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)

CO

BA

PAK

AI21

.526

2.53

7.10

0

24.6

29

2.95

5.31

1

26.7

26

2.62

1.60

0

TER

ATU

R P

AKAI

18.7

8736

.027

16.3

69

PEC

AND

U N

ON

SU

NTI

K24

.430

21.7

3017

.138

PEC

AND

U S

UN

TIK

4.23

81.

566

1.79

5

TOTA

L 68

.980

83.9

5145

2.74

3

PREV

ALEN

SI2,

722,

842,

37

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 10

0

Perpus

takaa

n 10

0

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 21

.730

Perpus

takaa

n 21

.730

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 1.

566

Perpus

takaa

n 1.

566

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNN

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

108

Surv

ei

Nas

ion

al

Surv

ei N

asio

nal P

reva

lens

i Pen

yala

hgun

aan

Nark

oba

Tahu

n An

ggar

an 2

014

Tabe

l 6.T

rend

Pen

yala

hgun

aan

Nar

koba

(10 –

59 T

ahun

)Pro

vins

iJaw

a Ti

mur

JEN

IS

PEN

YALA

H G

UN

A

2008

2011

2014

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)JU

MLA

H%

POPU

LASI

U

SIA

(10-

59)

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)

CO

BA

PAK

AI13

3.89

4

27.1

13.1

00

157.

366

31.4

76.6

81

212.

743

28.2

71.4

00

TER

ATU

R P

AKAI

156.

892

288.

641

263.

843

PEC

AND

U N

ON

SU

NTI

K21

4.43

216

4.77

782

.668

PEC

AND

U S

UN

TIK

29.8

4610

.110

9.05

0

TOTA

L 53

5.06

362

0.89

456

8.30

4

PREV

ALEN

SI1,

971,

972,

01

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 10

0

Perpus

takaa

n 10

0

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 16

4.77

7

Perpus

takaa

n 16

4.77

7

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 0.

110

Perpus

takaa

n 0.

110

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNN

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

109

Surv

ei

Nas

ion

al

Surv

ei N

asio

nal P

reva

lens

i Pen

yala

hgun

aan

Nark

oba

Tahu

n An

ggar

an 2

014

Tabe

l 7.T

rend

Pen

yala

hgun

aan

Nar

koba

(10 –

59 T

ahun

)Pro

vins

iAce

h

JEN

IS

PEN

YALA

H G

UN

A

2008

2011

2014

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)JU

MLA

H%

POPU

LASI

U

SIA

(10-

59)

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)

CO

BA

PAK

AI12

.522

2.99

2.50

0

22.1

04

3.40

9.81

2

38.0

37

3.52

5.90

0

TER

ATU

R P

AKAI

10.8

4028

.620

14.2

51

PEC

AND

U N

ON

SU

NTI

K21

.215

17.6

1119

.738

PEC

AND

U S

UN

TIK

3.72

51.

126

1.17

5

TOTA

L 48

.301

69.3

8573

.201

PREV

ALEN

SI1,

612,

032,

08

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 50

0

Perpus

takaa

n 50

0

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 1

Perpus

takaa

n 17

.611

Perpus

takaa

n 7.

611

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 1.

126

Perpus

takaa

n 1.

126

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNN

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

110

Surv

ei

Nas

ion

al

Surv

ei N

asio

nal P

reva

lens

i Pen

yala

hgun

aan

Nark

oba

Tahu

n An

ggar

an 2

014

Tabe

l 8.T

rend

Pen

yala

hgun

aan

Nar

koba

(10 –

59 T

ahun

)Pro

vins

iSum

ater

a U

tara

JEN

IS

PEN

YALA

H G

UN

A

2008

2011

2014

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)JU

MLA

H%

POPU

LASI

U

SIA

(10-

59)

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)

CO

BA

PAK

AI57

.055

9.47

8.10

0

89.1

96

10.0

75.3

55

97.9

35

9.80

8.60

0

TER

ATU

R P

AKAI

39.6

1613

3.93

411

5.23

3

PEC

AND

U N

ON

SU

NTI

K77

.049

74.4

0680

.963

PEC

AND

U S

UN

TIK

14.8

045.

511

5.53

0

TOTA

L 18

8.52

430

3.04

629

9.66

1

PREV

ALEN

SI1,

993,

013,

06

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 10

0

Perpus

takaa

n 10

0

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 74

.406

Perpus

takaa

n 74

.406

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 5.

511

Perpus

takaa

n 5.

511

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNN

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

111

Surv

ei

Nas

ion

al

Surv

ei N

asio

nal P

reva

lens

i Pen

yala

hgun

aan

Nark

oba

Tahu

n An

ggar

an 2

014

Tabe

l 9.T

rend

Pen

yala

hgun

aan

Nar

koba

(10 –

59 T

ahun

)Pro

vins

iSum

ater

a B

arat

JEN

IS

PEN

YALA

H G

UN

A

2008

2011

2014

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)JU

MLA

H%

POPU

LASI

U

SIA

(10-

59)

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)

CO

BA

PAK

AI11

.731

3.24

3.30

0

16.4

95

3.82

4.08

7

28.9

33

3.62

2.50

0

TER

ATU

R P

AKAI

13.5

3723

.465

16.0

17

PEC

AND

U N

ON

SU

NTI

K24

.380

14.3

3118

.434

PEC

AND

U S

UN

TIK

4.90

298

01.

834

TOTA

L 54

.548

55.2

7065

.208

PREV

ALEN

SI1,

681,

451,

80

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 30

0

Perpus

takaa

n 30

0

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 1

Perpus

takaa

n 14

.331

Perpus

takaa

n 4.

331

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 98

0

Perpus

takaa

n 98

0

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNN

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

112

Surv

ei

Nas

ion

al

Surv

ei N

asio

nal P

reva

lens

i Pen

yala

hgun

aan

Nark

oba

Tahu

n An

ggar

an 2

014

Tabe

l 10.

Tren

d Pe

nyal

ahgu

naan

Nar

koba

(10 –

59 T

ahun

)Pro

vins

iRia

u

JEN

IS

PEN

YALA

H G

UN

A

2008

2011

2014

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)JU

MLA

H%

POPU

LASI

U

SIA

(10-

59)

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)

CO

BA

PAK

AI15

.606

4.23

1.05

1

22.3

99

4.26

5.86

3

34.9

33

4.55

2.50

0

TER

ATU

R P

AKAI

14.9

4338

.959

30.4

21

PEC

AND

U N

ON

SU

NTI

K40

.915

26.0

0923

.740

PEC

AND

U S

UN

TIK

6.03

51.

514

1.35

9

TOTA

L 77

.499

88.8

8090

.453

PREV

ALEN

SI1,

832,

081,

99

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 05

1

Perpus

takaa

n 05

1

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 26

.009

Perpus

takaa

n 26

.009

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 1.

514

Perpus

takaa

n 1.

514

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNN

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

113

Surv

ei

Nas

ion

al

Surv

ei N

asio

nal P

reva

lens

i Pen

yala

hgun

aan

Nark

oba

Tahu

n An

ggar

an 2

014

Tabe

l 11.

Tren

d Pe

nyal

ahgu

naan

Nar

koba

(10 –

59 T

ahun

)Pro

vins

iKep

ulau

an R

iau

JEN

IS

PEN

YALA

H G

UN

A

2008

2011

2014

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)JU

MLA

H%

POPU

LASI

U

SIA

(10-

59)

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)

CO

BA

PAK

AI3.

188

923.

649

13.4

67

1.31

0.46

4

20.5

49

1.42

1.80

0

TER

ATU

R P

AKAI

4.04

524

.561

13.8

87

PEC

AND

U N

ON

SU

NTI

K7.

477

16.9

706.

558

PEC

AND

U S

UN

TIK

3.89

489

177

3

TOTA

L 18

.604

55.8

8941

.767

PREV

ALEN

SI2,

014,

262,

94

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 9

Perpus

takaa

n 9

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 16

.

Perpus

takaa

n 16

.970

Perpus

takaa

n 97

0

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 89

1

Perpus

takaa

n 89

1

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNN

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

114

Surv

ei

Nas

ion

al

Surv

ei N

asio

nal P

reva

lens

i Pen

yala

hgun

aan

Nark

oba

Tahu

n An

ggar

an 2

014

Tabe

l 12.

Tren

d Pe

nyal

ahgu

naan

Nar

koba

(10 –

59 T

ahun

)Pro

vins

iJam

bi

JEN

IS

PEN

YALA

H G

UN

A

2008

2011

2014

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)JU

MLA

H%

POPU

LASI

U

SIA

(10-

59)

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)

CO

BA

PAK

AI11

.291

2.10

4.80

0

9.93

0

2.45

1.83

0

26.3

10

2.49

1.90

0

TER

ATU

R P

AKAI

8.04

316

.662

9.18

2

PEC

AND

UN

ON

SU

NTI

K21

.471

10.7

1311

.372

PEC

AND

U S

UN

TIK

3.82

454

720

0

TOTA

L 44

.627

37.8

5147

.064

PREV

ALEN

SI2,

121,

541,

89

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 80

0

Perpus

takaa

n 80

0

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 10

.713

Perpus

takaa

n 10

.713

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 54

7

Perpus

takaa

n 54

7

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNN

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

115

Surv

ei

Nas

ion

al

Surv

ei N

asio

nal P

reva

lens

i Pen

yala

hgun

aan

Nark

oba

Tahu

n An

ggar

an 2

014

Tabe

l 13.

Tren

d Pe

nyal

ahgu

naan

Nar

koba

(10 –

59 T

ahun

)Pro

vins

iSum

ater

a Se

lata

n

JEN

IS

PEN

YALA

H G

UN

A

2008

2011

2014

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)JU

MLA

H%

POPU

LASI

U

SIA

(10-

59)

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)

CO

BA

PAK

AI24

.973

5.26

1.30

0

24.8

49

5.92

6.67

4

38.2

40

5.82

8.80

0

TER

ATU

R P

AKAI

16.4

2740

.250

37.9

47

PEC

AND

U N

ON

SU

NTI

K37

.444

25.0

5320

.753

PEC

AND

U S

UN

TIK

8.61

31.

548

1.38

8

TOTA

L 87

.456

91.6

9998

.329

PREV

ALEN

SI1,

661,

551,

69

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 30

0

Perpus

takaa

n 30

0

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 25

.053

Perpus

takaa

n 25

.053

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 1.

548

Perpus

takaa

n 1.

548

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNN

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

116

Surv

ei

Nas

ion

al

Surv

ei N

asio

nal P

reva

lens

i Pen

yala

hgun

aan

Nark

oba

Tahu

n An

ggar

an 2

014

Tabe

l 14.

Tren

d Pe

nyal

ahgu

naan

Nar

koba

(10 –

59 T

ahun

)Pro

vins

iBan

gka

Bel

itung

JEN

IS

PEN

YALA

H G

UN

A

2008

2011

2014

JUM

LAH

%PO

PULA

SIU

SIA

(10-

59)

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)JU

MLA

H%

POPU

LASI

U

SIA

(10-

59)

CO

BA

PAK

AI1.

854

763.

900

3.85

4

972.

275

9.07

8

1.00

2.50

0

TER

ATU

R P

AKAI

2.63

97.

063

7.19

1

PEC

AND

U N

ON

SU

NTI

K4.

132

4.85

01.

827

PEC

AND

U S

UN

TIK

2.01

923

847

8

TOTA

L 10

.642

16.0

0418

.547

PREV

ALEN

SI1,

391,

651,

85

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 90

0

Perpus

takaa

n 90

0

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 4.

850

Perpus

takaa

n 4.

850

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 23

8

Perpus

takaa

n 23

8

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNN

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

117

Surv

ei

Nas

ion

al

Surv

ei N

asio

nal P

reva

lens

i Pen

yala

hgun

aan

Nark

oba

Tahu

n An

ggar

an 2

014

Tabe

l 15.

Tren

d Pe

nyal

ahgu

naan

Nar

koba

(10 –

59 T

ahun

)Pro

vins

iBen

gkul

u

JEN

IS

PEN

YALA

H G

UN

A

2008

2011

2014

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)JU

MLA

H%

POPU

LASI

U

SIA

(10-

59)

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)

CO

BA

PAK

AI7.

721

1.29

1.30

0

5.40

8

1.36

6.48

3

15.6

49

1.37

0.00

0

TER

ATU

R P

AKAI

5.06

38.

126

8.85

3

PEC

AND

U N

ON

SU

NTI

K21

.991

5.09

577

4

PEC

AND

U S

UN

TIK

2.38

032

950

8

TOTA

L 25

.490

18.9

5725

.784

PREV

ALEN

SI1,

971,

391,

88

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 30

0

Perpus

takaa

n 30

0

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 5.

095

Perpus

takaa

n 5.

095

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 32

9

Perpus

takaa

n 32

9

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNN

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

118

Surv

ei

Nas

ion

al

Surv

ei N

asio

nal P

reva

lens

i Pen

yala

hgun

aan

Nark

oba

Tahu

n An

ggar

an 2

014

Tabe

l 16.

Tren

d Pe

nyal

ahgu

naan

Nar

koba

(10 –

59 T

ahun

)Pro

vins

iLam

pung

JEN

IS

PEN

YALA

H G

UN

A

2008

2011

2014

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)JU

MLA

H%

POPU

LASI

U

SIA

(10-

59)

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)

CO

BA

PAK

AI26

.035

5.67

6.60

0

15.3

62

6.14

0.79

4

63.5

43

5.85

3.10

0

TER

ATU

R P

AKAI

24.4

3724

.660

18.7

79

PEC

AND

U N

ON

SU

NTI

K57

.525

14.5

785.

636

PEC

AND

U S

UN

TIK

7.25

61.

007

1.08

8

TOTA

L 11

5.25

255

.606

89.0

46

PREV

ALEN

SI2,

030,

911,

52

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

USI

A (1

0Perp

ustak

aan

USI

A (1

0Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

5.67

6.60

0

Perpus

takaa

n

5.67

6.60

0

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 14

.578

Perpus

takaa

n 14

.578

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 1.

007

Perpus

takaa

n 1.

007

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNN

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

119

Surv

ei

Nas

ion

al

Surv

ei N

asio

nal P

reva

lens

i Pen

yala

hgun

aan

Nark

oba

Tahu

n An

ggar

an 2

014

Tabe

l 17.

Tren

d Pe

nyal

ahgu

naan

Nar

koba

(10 –

59 T

ahun

)Pro

vins

iKal

iman

tan

Bar

at

JEN

IS

PEN

YALA

H G

UN

A

2008

2011

2014

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)JU

MLA

H%

POPU

LASI

U

SIA

(10-

59)

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)

CO

BA

PAK

AI10

.179

3.42

7.40

0

16.3

12

3.45

4.59

9

36.9

99

3.44

6.10

0

TER

ATU

R P

AKAI

11.6

6426

.522

17.3

34

PEC

AND

U N

ON

SU

NTI

K21

.991

16.4

1513

.320

PEC

AND

U S

UN

TIK

4.22

696

81.

510

TOTA

L 48

.059

60.2

1769

.164

PREV

ALEN

SI1,

401,

742,

01

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

USI

A (1

0Perp

ustak

aan

USI

A (1

0Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

3.42

7.40

0

Perpus

takaa

n

3.42

7.40

0

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 16

.415

Perpus

takaa

n 16

.415

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 96

8

Perpus

takaa

n 96

8

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNN

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

120

Surv

ei

Nas

ion

al

Surv

ei N

asio

nal P

reva

lens

i Pen

yala

hgun

aan

Nark

oba

Tahu

n An

ggar

an 2

014

Tabe

l 18.

Tren

d Pe

nyal

ahgu

naan

Nar

koba

(10 –

59 T

ahun

)Pro

vins

iKal

iman

tan

Teng

ah

JEN

IS

PEN

YALA

H G

UN

A

2008

2011

2014

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)JU

MLA

H%

POPU

LASI

U

SIA

(10-

59)

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)

CO

BA

PAK

AI5.

910

1.76

1.00

0

8.13

1

1.74

0.35

7

16.3

57

1.83

5.30

0

TER

ATU

R P

AKAI

3.75

513

.600

15.6

97

PEC

AND

U N

ON

SU

NTI

K2.

875

8.53

43.

333

PEC

AND

U S

UN

TIK

10.7

0552

442

4

TOTA

L 23

.245

30.7

8835

.811

PREV

ALEN

SI1,

321,

771,

95

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

USI

A (1

0Perp

ustak

aan

USI

A (1

0Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

1.76

1.00

0

Perpus

takaa

n

1.76

1.00

0

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 8.

534

Perpus

takaa

n 8.

534

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 52

4

Perpus

takaa

n 52

4

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNN

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

121

Surv

ei

Nas

ion

al

Surv

ei N

asio

nal P

reva

lens

i Pen

yala

hgun

aan

Nark

oba

Tahu

n An

ggar

an 2

014

Tabe

l 19.

Tren

d Pe

nyal

ahgu

naan

Nar

koba

(10 –

59 T

ahun

)Pro

vins

iKal

iman

tan

Sela

tan

JEN

IS

PEN

YALA

H G

UN

A

2008

2011

2014

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)JU

MLA

H%

POPU

LASI

U

SIA

(10-

59)

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)

CO

BA

PAK

AI8.

577

2.57

3.80

0

12.4

99

2.90

4.04

5

27.3

53

2.88

8.30

0

TER

ATU

R P

AKAI

8.42

021

.500

23.5

69

PEC

AND

U N

ON

SU

NTI

K18

.672

13.2

046.

278

PEC

AND

U S

UN

TIK

5.14

273

672

9

TOTA

L 48

.810

47.9

3757

.929

PREV

ALEN

SI1,

591,

652,

01

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

USI

A (1

0Perp

ustak

aan

USI

A (1

0Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

2.57

3.80

0

Perpus

takaa

n

2.57

3.80

0

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 13

.204

Perpus

takaa

n 13

.204

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 73

6

Perpus

takaa

n 73

6

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNN

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

122

Surv

ei

Nas

ion

al

Surv

ei N

asio

nal P

reva

lens

i Pen

yala

hgun

aan

Nark

oba

Tahu

n An

ggar

an 2

014

Tabe

l 20.

Tren

d Pe

nyal

ahgu

naan

Nar

koba

(10 –

59 T

ahun

)Pro

vins

iKal

iman

tan

Tim

ur

JEN

IS

PEN

YALA

H G

UN

A

2008

2011

2014

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)JU

MLA

H%

POPU

LASI

U

SIA

(10-

59)

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)

CO

BA

PAK

AI10

.278

2.32

9.80

0

21.3

83

2.79

2.94

6

21.2

33

1.93

0.93

6

TER

ATU

R P

AKAI

10.3

7540

.990

21.9

88

PEC

AND

U N

ON

SU

NTI

K17

.767

23.0

9814

.770

PEC

AND

U S

UN

TIK

6.94

61.

247

1.20

3

TOTA

L 45

.366

86.7

1759

.195

PREV

ALEN

SI1,

953,

103,

07

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

USI

A (1

0Perp

ustak

aan

USI

A (1

0Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

2.32

9.80

0

Perpus

takaa

n

2.32

9.80

0

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 23

.098

Perpus

takaa

n 23

.098

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 1.

247

Perpus

takaa

n 1.

247

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNN

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

123

Surv

ei

Nas

ion

al

Surv

ei N

asio

nal P

reva

lens

i Pen

yala

hgun

aan

Nark

oba

Tahu

n An

ggar

an 2

014

Tabe

l 21.

Tren

d Pe

nyal

ahgu

naan

Nar

koba

(10 –

59 T

ahun

)Pro

vins

iKal

iman

tan

Uta

ra

JEN

IS

PEN

YALA

H G

UN

A

2008

2011

2014

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)JU

MLA

H%

POPU

LASI

U

SIA

(10-

59)

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)

CO

BA

PAK

AI5.

771

1.05

1.36

4

TER

ATU

R P

AKAI

5.97

9

PEC

AND

U N

ON

SU

NTI

K4.

079

PEC

AND

U S

UN

TIK

335

TOTA

L 16

.165

PREV

ALEN

SI1,

54

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

USI

A (1

0Perp

ustak

aan

USI

A (1

0Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNN

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

124

Surv

ei

Nas

ion

al

Surv

ei N

asio

nal P

reva

lens

i Pen

yala

hgun

aan

Nark

oba

Tahu

n An

ggar

an 2

014

Tabe

l 22.

Tren

d Pe

nyal

ahgu

naan

Nar

koba

(10 –

59 T

ahun

)Pro

vins

iSul

awes

i Uta

ra

JEN

IS

PEN

YALA

H G

UN

A

2008

2011

2014

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)JU

MLA

H%

POPU

LASI

U

SIA

(10-

59)

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)

CO

BA

PAK

AI10

.647

1.67

8.10

0

11.6

13

1.84

6.17

2

15.3

48

1.74

5.50

0

TER

ATU

R P

AKAI

6.25

017

.357

13.6

02

PEC

AND

U N

ON

SU

NTI

K13

.448

9.33

19.

032

PEC

AND

U S

UN

TIK

2.01

972

032

4

TOTA

L 32

.363

39.0

2038

.307

PREV

ALEN

SI1,

932,

112,

19

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

USI

A (1

0Perp

ustak

aan

USI

A (1

0Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

1.67

8.10

0

Perpus

takaa

n

1.67

8.10

0

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 9.

331

Perpus

takaa

n 9.

331

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 72

0

Perpus

takaa

n 72

0

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNN

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

125

Surv

ei

Nas

ion

al

Surv

ei N

asio

nal P

reva

lens

i Pen

yala

hgun

aan

Nark

oba

Tahu

n An

ggar

an 2

014

Tabe

l 23.

Tren

d Pe

nyal

ahgu

naan

Nar

koba

(10 –

59 T

ahun

)Pro

vins

iGor

onta

lo

JEN

IS

PEN

YALA

H G

UN

A

2008

2011

2014

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)JU

MLA

H%

POPU

LASI

U

SIA

(10-

59)

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)

CO

BA

PAK

AI4.

275

666.

400

3.32

5

817.

018

7.12

7

824.

800

TER

ATU

R P

AKAI

2.89

84.

868

4.07

8

PEC

AND

U N

ON

SU

NTI

K6.

212

2.74

12.

568

PEC

AND

U S

UN

TIK

923

214

112

TOTA

L 14

.306

11.1

4713

.885

PREV

ALEN

SI2,

151,

361,

68

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

USI

A (1

0Perp

ustak

aan

USI

A (1

0Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

666.

400

Perpus

takaa

n

666.

400

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 2.

741

Perpus

takaa

n 2.

741

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 21

4

Perpus

takaa

n 21

4

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNN

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

126

Surv

ei

Nas

ion

al

Surv

ei N

asio

nal P

reva

lens

i Pen

yala

hgun

aan

Nark

oba

Tahu

n An

ggar

an 2

014

Tabe

l 24.

Tren

d Pe

nyal

ahgu

naan

Nar

koba

(10 –

59 T

ahun

)Pro

vins

iSul

awes

i Ten

gah

JEN

IS

PEN

YALA

H G

UN

A

2008

2011

2014

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)JU

MLA

H%

POPU

LASI

U

SIA

(10-

59)

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)

CO

BA

PAK

AI10

.900

1.91

9.10

0

11.0

49

2.03

1.62

0

24.3

76

2.06

5.10

0

TER

ATU

R P

AKAI

7.20

917

.118

12.5

90

PEC

AND

U N

ON

SU

NTI

K20

.441

8.78

66.

015

PEC

AND

U S

UN

TIK

1.76

761

560

9

TOTA

L 40

.316

37.5

6643

.591

PREV

ALEN

SI2,

101,

852,

11

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

USI

A (1

0Perp

ustak

aan

USI

A (1

0Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

1.91

9.10

0

Perpus

takaa

n

1.91

9.10

0

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 8.

786

Perpus

takaa

n 8.

786

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 61

5

Perpus

takaa

n 61

5

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNN

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

127

Surv

ei

Nas

ion

al

Surv

ei N

asio

nal P

reva

lens

i Pen

yala

hgun

aan

Nark

oba

Tahu

n An

ggar

an 2

014

Tabe

l 25.

Tren

d Pe

nyal

ahgu

naan

Nar

koba

(10 –

59 T

ahun

)Pro

vins

iSul

awes

i Sel

atan

JEN

IS

PEN

YALA

H G

UN

A

2008

2011

2014

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)JU

MLA

H%

POPU

LASI

U

SIA

(10-

59)

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)

CO

BA

PAK

AI32

.526

5.75

6.50

1

39.4

01

6.38

6.31

0

42.5

44

6.05

2.10

0

TER

ATU

R P

AKAI

20.6

0655

.005

65.0

13

PEC

AND

U N

ON

SU

NTI

K40

.977

27.9

3916

.539

PEC

AND

USU

NTI

K9.

741

2100

1.54

7

TOTA

L 10

3.84

912

4.44

412

5.64

3

PREV

ALEN

SI1,

801,

952,

08

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

USI

A (1

0Perp

ustak

aan

USI

A (1

0Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

5.75

6.50

1

Perpus

takaa

n

5.75

6.50

1

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 27

.939

Perpus

takaa

n 27

.939

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 21

00

Perpus

takaa

n 21

00

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNN

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

128

Surv

ei

Nas

ion

al

Surv

ei N

asio

nal P

reva

lens

i Pen

yala

hgun

aan

Nark

oba

Tahu

n An

ggar

an 2

014

Tabe

l 26.

Tren

d Pe

nyal

ahgu

naan

Nar

koba

(10 –

59 T

ahun

)Pro

vins

iSul

awes

i Bar

at

JEN

IS

PEN

YALA

H G

UN

A

2008

2011

2014

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)JU

MLA

H%

POPU

LASI

U

SIA

(10-

59)

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)

CO

BA

PAK

AI2.

330

588.

899

4.59

2

873.

288

10.5

32

903.

800

TER

ATU

R P

AKAI

1.55

77.

243

4.14

4

PEC

AND

U N

ON

SU

NTI

K3.

692

3.66

33.

716

PEC

AND

U S

UN

TIK

820

327

495

TOTA

L 8.

398

15.8

2418

.887

PREV

ALEN

SI1,

431,

812,

09

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

USI

A (1

0Perp

ustak

aan

USI

A (1

0Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

588.

899

Perpus

takaa

n

588.

899

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 3.

663

Perpus

takaa

n 3.

663

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 32

7

Perpus

takaa

n 32

7

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNN

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

129

Surv

ei

Nas

ion

al

Surv

ei N

asio

nal P

reva

lens

i Pen

yala

hgun

aan

Nark

oba

Tahu

n An

ggar

an 2

014

Tabe

l 27.

Tren

d Pe

nyal

ahgu

naan

Nar

koba

(10 –

59 T

ahun

)Pro

vins

iSul

awes

i Ten

ggar

a

JEN

IS

PEN

YALA

H G

UN

A

2008

2011

2014

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)JU

MLA

H%

POPU

LASI

U

SIA

(10-

59)

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)

CO

BA

PAK

AI12

.306

1.65

2.80

0

6.26

0

1.69

7.68

8

14.2

77

1.72

0.00

0

TER

ATU

R P

AKAI

8.73

98.

682

9.68

9

PEC

AND

U N

ON

SU

NTI

K12

.007

4.54

23.

262

PEC

AND

U S

UN

TIK

1.07

343

010

0

TOTA

L 34

.125

19.9

1327

.328

PREV

ALEN

SI2,

061,

171,

59

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

USI

A (1

0Perp

ustak

aan

USI

A (1

0Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

1.65

2.80

0

Perpus

takaa

n

1.65

2.80

0

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 4.

542

Perpus

takaa

n 4.

542

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 43

0

Perpus

takaa

n 43

0

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNN

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

130

Surv

ei

Nas

ion

al

Surv

ei N

asio

nal P

reva

lens

i Pen

yala

hgun

aan

Nark

oba

Tahu

n An

ggar

an 2

014

Tabe

l 28.

Tren

d Pe

nyal

ahgu

naan

Nar

koba

(10 –

59 T

ahun

)Pro

vins

iMal

uku

JEN

IS

PEN

YALA

H G

UN

A

2008

2011

2014

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)JU

MLA

H%

POPU

LASI

U

SIA

(10-

59)

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)

CO

BA

PAK

AI8.

062

968.

900

6.62

0

1.15

3.41

4

10.8

38

1.16

9.80

0

TER

ATU

R P

AKAI

7.24

49.

090

7.91

5

PEC

AND

U N

ON

SU

NTI

K8.

662

5.25

78.

006

PEC

AND

U S

UN

TIK

1.33

539

839

1

TOTA

L 25

.302

21.3

6427

.150

PREV

ALEN

SI2.

611,

852,

32

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

USI

A (1

0Perp

ustak

aan

USI

A (1

0Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

968.

900

Perpus

takaa

n

968.

900

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 5.

257

Perpus

takaa

n 5.

257

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 39

8

Perpus

takaa

n 39

8

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNN

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

131

Surv

ei

Nas

ion

al

Surv

ei N

asio

nal P

reva

lens

i Pen

yala

hgun

aan

Nark

oba

Tahu

n An

ggar

an 2

014

Tabe

l 29.

Tren

d Pe

nyal

ahgu

naan

Nar

koba

(10 –

59 T

ahun

)Pro

vins

iMal

uku

Uta

ra

JEN

IS

PEN

YALA

H G

UN

A

2008

2011

2014

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)JU

MLA

H%

POPU

LASI

U

SIA

(10-

59)

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)

CO

BA

PAK

AI4.

650

689.

500

3.79

5

782.

298

6.75

0

810.

100

TER

ATU

R P

AKAI

3.35

55.

621

3.04

7

PEC

AND

U N

ON

SU

NTI

K6.

552

3.30

14.

886

PEC

AND

U S

UN

TIK

1.11

320

030

6

TOTA

L 15

.669

12.9

1614

.988

PREV

ALEN

SI2,

271,

651,

85

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

USI

A (1

0Perp

ustak

aan

USI

A (1

0Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

689.

500

Perpus

takaa

n

689.

500

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 3.

301

Perpus

takaa

n 3.

301

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 20

0

Perpus

takaa

n 20

0

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNN

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

132

Surv

ei

Nas

ion

al

Surv

ei N

asio

nal P

reva

lens

i Pen

yala

hgun

aan

Nark

oba

Tahu

n An

ggar

an 2

014

Tabe

l 30.

Tren

d Pe

nyal

ahgu

naan

Nar

koba

(10 –

59 T

ahun

)Pro

vins

iBal

i

JEN

IS

PEN

YALA

H G

UN

A

2008

2011

2014

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)JU

MLA

H%

POPU

LASI

U

SIA

(10-

59)

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)

CO

BA

PAK

AI12

.268

2.61

5.90

0

16.0

54

3.20

9.57

1

36.5

459

3.00

8.90

0

TER

ATU

R P

AKAI

8.89

125

.417

13.0

91

PEC

AND

U N

ON

SU

NTI

K20

.196

14.7

5616

.403

PEC

AND

U S

UN

TIK

3.92

791

774

6

TOTA

L 45

.325

57.1

4366

.785

PREV

ALEN

SI1,

731,

782,

22

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

USI

A (1

0Perp

ustak

aan

USI

A (1

0Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

2.61

5.90

0

Perpus

takaa

n

2.61

5.90

0

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 14

.756

Perpus

takaa

n 14

.756

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 91

7

Perpus

takaa

n 91

7

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNN

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

133

Surv

ei

Nas

ion

al

Surv

ei N

asio

nal P

reva

lens

i Pen

yala

hgun

aan

Nark

oba

Tahu

n An

ggar

an 2

014

Tabe

l 31.

Tren

d Pe

nyal

ahgu

naan

Nar

koba

(10 –

59 T

ahun

)Pro

vins

iNus

a Te

ngga

ra B

arat

JEN

IS

PEN

YALA

H G

UN

A

2008

2011

2014

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)JU

MLA

H%

POPU

LASI

U

SIA

(10-

59)

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)

CO

BA

PAK

AI16

.668

3.33

7.70

0

12.6

43

3.55

7.49

6

21.5

54

3.42

3.30

0

TER

ATU

R P

AKAI

19.4

4119

.028

17.8

66

PEC

AND

U N

ON

SU

NTI

K9.

375

11.1

2411

.670

PEC

AND

U S

UN

TIK

832

482

429

TOTA

L 46

.315

43.2

7651

.519

PREV

ALEN

SI1,

391,

221,

50

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

USI

A (1

0Perp

ustak

aan

USI

A (1

0Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

3.33

7.70

0

Perpus

takaa

n

3.33

7.70

0

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 11

.124

Perpus

takaa

n 11

.124

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 48

2

Perpus

takaa

n 48

2

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNN

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

134

Surv

ei

Nas

ion

al

Surv

ei N

asio

nal P

reva

lens

i Pen

yala

hgun

aan

Nark

oba

Tahu

n An

ggar

an 2

014

Tabe

l 32.

Tren

d Pe

nyal

ahgu

naan

Nar

koba

(10 –

59 T

ahun

)Pro

vins

iNus

a Te

ngga

ra T

imur

JEN

IS

PEN

YALA

H G

UN

A

2008

2011

2014

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)JU

MLA

H%

POPU

LASI

U

SIA

(10-

59)

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)

CO

BA

PAK

AI13

.583

3.09

6.40

0

13.7

24

3.48

0.77

0

27.5

53

3.44

0.90

0

TER

ATU

R P

AKAI

17.6

8719

.048

13.9

44

PEC

AND

U N

ON

SU

NTI

K18

.041

9.26

99.

420

PEC

AND

U S

UN

TIK

3.39

742

038

1

TOTA

L 52

.708

42.4

6051

.298

PREV

ALEN

SI1,

701,

221,

49

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

USI

A (1

0Perp

ustak

aan

USI

A (1

0Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

3.09

6.40

0

Perpus

takaa

n

3.09

6.40

0

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 9.

269

Perpus

takaa

n 9.

269

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 42

0

Perpus

takaa

n 42

0

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNN

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

135

Surv

ei

Nas

ion

al

Surv

ei N

asio

nal P

reva

lens

i Pen

yala

hgun

aan

Nark

oba

Tahu

n An

ggar

an 2

014

Tabe

l 33.

Tren

d Pe

nyal

ahgu

naan

Nar

koba

(10 –

59 T

ahun

)Pro

vins

iPap

ua

JEN

IS

PEN

YALA

H G

UN

A

2008

2011

2014

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)JU

MLA

H%

POPU

LASI

U

SIA

(10-

59)

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)

CO

BA

PAK

AI6.

798

1,49

7.73

8

5.32

6

2.17

3.05

3

14.0

75

2.35

8.20

0

TER

ATU

R P

AKAI

3.47

57.

741

6.66

3

PEC

AND

U N

ON

SU

NTI

K12

.239

4.22

37.

651

PEC

AND

U S

UN

TIK

793

275

592

TOTA

L 23

.303

17.5

6328

.980

PREV

ALEN

SI1,

560,

811,

57

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

USI

A (1

0Perp

ustak

aan

USI

A (1

0Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

,497

.738

Perpus

takaa

n

,497

.738

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 4.

223

Perpus

takaa

n 4.

223

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 27

5

Perpus

takaa

n 27

5

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNN

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN

136

Surv

ei

Nas

ion

al

Surv

ei N

asio

nal P

reva

lens

i Pen

yala

hgun

aan

Nark

oba

Tahu

n An

ggar

an 2

014

Tabe

l 34.

Tren

d Pe

nyal

ahgu

naan

Nar

koba

(10 –

59 T

ahun

)Pro

vins

iPap

ua B

arat

JEN

IS

PEN

YALA

H G

UN

A

2008

2011

2014

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)JU

MLA

H%

POPU

LASI

U

SIA

(10-

59)

JUM

LAH

%PO

PULA

SI

USI

A (1

0-59

)

CO

BA

PAK

AI3.

139

552.

262

2.51

8

578.

889

4.40

6

634.

300

TER

ATU

R P

AKAI

2.04

73.

536

2.22

8

PEC

AND

U N

ON

SU

NTI

K5.

585

2.05

53.

158

PEC

AND

U S

UN

TIK

373

135

159

TOTA

L 11

.143

8.24

29.

952

PREV

ALEN

SI2,

021,

421,

57

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

% Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

USI

A (1

0Perp

ustak

aan

USI

A (1

0Perp

ustak

aan

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

52.2

62

Perpus

takaa

n

52.2

62

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 2.

055

Perpus

takaa

n 2.

055

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n 13

5

Perpus

takaa

n 13

5

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n

Perpus

takaa

n BNN

BNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNNBNN