PERBEDAAN KUALIFIKASI PEMIMPIN FORMAL DAN SOSIAL

28
PERBEDAAN KUALIFIKASI PEMIMPIN FORMAL DAN SOSIAL A. PENDAHULUAN Sejak nenek moyang dahulu kala, kerjasama dan saling melindungi telah muncul bersama-sama dengan lahirnya peradapan manusia. Kerjasama tersebut muncul pada tata kehidupan sosial masyarakat atau kelompok- kelompok manusia dalam rangka untuk mempertahankan hidupnya menentang kebuasan binatang dan menghadapi alam sekitarnya. Berangkat dari kebutuhan bersama tersebut, terjadi kerjasama antar manusia dan mulai memunculkan unsur-unsur kepemimpinan. Orang yang ditunjuk sebagai pemimpin dari kelompok tersebut ialah orang-orang yang paling kuat dan pemberani, sehingga ada aturan yang disepakati secara bersama-sama misalnya seorang pemimpin harus lahir dari keturunan bangsawan, sehat, kuat, berani, ulet, pandai, mempunyai pengaruh dan lain-lain. Hingga sampai sekarang seorang pemimpin harus memiliki syarat-syarat yang tidak ringan, karena pemimpin sebagai ujung tombak kelompok. Munculnya pemimpin ini ada yang terpilih secara alamiah maupun melalui proses dan standar tertentu yang telah dibakukan oleh komunitasnya. Pemimpin yang lahir secara alamiah tanpa melalui proses pemilihan 1

Transcript of PERBEDAAN KUALIFIKASI PEMIMPIN FORMAL DAN SOSIAL

PERBEDAAN KUALIFIKASI

PEMIMPIN FORMAL DAN SOSIAL

A. PENDAHULUAN

Sejak nenek moyang dahulu kala, kerjasama dan

saling melindungi telah muncul bersama-sama dengan

lahirnya peradapan manusia. Kerjasama tersebut muncul

pada tata kehidupan sosial masyarakat atau kelompok-

kelompok manusia dalam rangka untuk mempertahankan

hidupnya menentang kebuasan binatang dan menghadapi

alam sekitarnya.

Berangkat dari kebutuhan bersama tersebut,

terjadi kerjasama antar manusia dan mulai memunculkan

unsur-unsur kepemimpinan. Orang yang ditunjuk sebagai

pemimpin dari kelompok tersebut ialah orang-orang

yang paling kuat dan pemberani, sehingga ada aturan

yang disepakati secara bersama-sama misalnya seorang

pemimpin harus lahir dari keturunan bangsawan, sehat,

kuat, berani, ulet, pandai, mempunyai pengaruh dan

lain-lain. Hingga sampai sekarang seorang pemimpin

harus memiliki syarat-syarat yang tidak ringan,

karena pemimpin sebagai ujung tombak kelompok.

Munculnya pemimpin ini ada yang terpilih secara

alamiah maupun melalui proses dan standar tertentu

yang telah dibakukan oleh komunitasnya. Pemimpin yang

lahir secara alamiah tanpa melalui proses pemilihan

1

secara organisatoris biasanya bersifat informal dan

tidak memiliki batasan wilayah kerja maupun wilayah

kekuasaan serta tanggungjawab yang jelas. Jenis

pemimpin seperti ini memiliki karakteristik dimana

kepemimpinannya tidak bisa dilihat dengan jelas tapi

pengaruhnya secara psikologis terasa sangan kuat

dalam menentukan keberlangsungan kehidupan

bermasyarakat. Contoh pemimpin jenis ini adalah para

ulama, tokoh masyarakat, kepala suku dan ketua adat.

Kebalikan dari pemimpin ini adalah pemimpin

formal, yaitu pemimpin yang keberadaannya karena

dipilih melalui mekanisme organisasi yang formal.

Pemimpin formal atau disebut juga pemimpin fungsional

(funcional leader) pada umumnya memiliki legitimasi

yang lebih jelas dengan batas-batas kewenangan

tertentu.

Beragamnya jenis komunitas masyarakat melahirkan

karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan tipe dan

karakteristik masyarakat akan membentuk tipe

kepemimpinan yang berbeda pula. Maka ada tipe

pemimpin institusional yang diangkat karena

pengaruhnya di masyarakat, tipe pemimpin dominan yang

diangkat karena keunggulan dan keistimewaannya, serta

tipe pemimpin persuasive yang diangkat karena

kemampuannya dalam membujuk dan meyakinkan orang

lain.

2

Dalam setiap kelompok manusia selalu dibutuhkan

pemimpin dan kepemimpinan, sebab di satu pihak ada

yang punya keterbatasan kemampuan untuk memimpin dan

ada yang punya kelebihan untuk memimpin

Keberhasilan organisasi maupun komunitas

masyarakat dalam mewujudkan cita-cita luhurnya sangat

dipengaruhi oleh kemampuan pemimpinnya dalam mengatur

dan mengendalikan kepemimpinannya.

B. KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM

Islam agama yang sempurna ajarannya. Islam

mengatur semua aspek kehidupan umat manusia dari hal

yang global sampai yang terperinci. Satu diantaranya

adalah tentang kepemimpinan. Islam tidak membenarkan

adanya komunitas tanpa adanya pemimpin.

1. Pengetian Kepemimpinan

Kepemimpinan berasal dari kata dasar “pimpin”.

Dari kata dasar ini lahir beberapa istilah antara

lain : pemimpin (orang yang memimpin), kepemimpinan

(gaya atau sifat pemimpin), pimpinan (kelompok

pemimpin), terpimpin (orang yang dipimpin) dan

keterpimpinan (sifat orang yang dipimpin). Dari

beberapa istilah tersebut, kepemimpinan memiliki

banyak pengertian, antara lain : orang atau

kelompok yang memimpin, seluruh usaha memimpin,

3

kemahiran seseorang untuk memimpin, atau wibawa

sang pemimpin.

Untuk mendefinisikan kepemimpinan (leadership)

kebanyakan para ahli mendefinisikan menurut

pandangan pibadi mereka, sehingga ada banyak

pengertian kepemimpinan. Sutarto (2006:25)

menyebutkan setidaknya ada 40 definisi kepemimpinan

dari para pakar yang pada prinsipnya bisa

disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah rangkaian

kegiatan penataan berupa kemampuan mempengaruhi

perilaku orang lain dalam situasi tertentu agar

bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan.1

Menurut Muhammad Ali Aziz kepemimpinan adalah

pelaksanaan otoritas seseorang dengan pola yang

konsisten untuk mempengaruhi orang lain untuk

memecahkan suatu persoalan bersama atau mencapai

tujuan tertentu.2 Pengertian ini mengandung 4

(empat) unsur, yaitu :

a. Adanya orang yang memimpin, mempengaruhi dan

memberikan bimbingan

b. Adanya orang yang dipengaruhi atau pengikut

1 Sutarto, Dasar-dasar Kepemimpinan Administrasi (Yogyakarta :Gadjah Mada University Press), hlm.25

2 Muhammad Ali Aziz. Kepemimpinan Islam di Indonesia. Yogyakarta :Harokat Media. Hlm.3

4

c. Adanya kegiatan tertentu untuk menggerakan

pengikut

d. Adanya tujuan yang hendak dicapai.

2. Klasifikasi Pemimpin

Ada macam-macam cara atau patokan untuk

mengklasifikasikan pemimpin-pemimpin, antara lain:

a. Menurut legalitas organisasinya, pemimpin

dibedakan menjadi :

1. Pemimpin formal

2. Pemimpin informal

b. Menurut bidang garapannya dapat dibedakan

menjadi:

1. Pemimpin bidang ekonomi;

2. Pemimpin bidang agama;

3. Pemimpin bidang politik;

4. Pemimpin bidang pendidikan;

5. Pemimpin bidang adat.

c. Ditinjau dari sudut scope jangkauannya dapat

disebut adanya:

1. Pemimpin lokal;

2. Pemimpin regional;

3. Pemimpin nasional;

4. Pemimpin internasional.

d. Menurut scope kepemimpinan dapat dibedakan:

1. Pemimpin monomorfik yaitu pemimpin dalam satu

bidang saja

5

2. Pemimpin polimorfik yaitu pemimpin yang

bergerak dalam berbagai bidang.

e. Menurut sifat pribadi pemimpin itu dapat

dibedakan:

1. Pemimpin paternalistik

2. Pemimpin otokratik

3. Pemimpin demokratik

4. Pemimpin kharismatik

3. Kepemimpinan Dalam Islam

Dalam literatur Islam, kepemimpinan dikemukakan

dalam beberapa istilah, antara lain : imamah, imaroh,

ri’ayah, khilafah, tawliya’, riasah, dan mamlakah. Pemimpinnya

disebut imam, amir, ra’i, khalifah, waliy, rais dan malik.

Kepemimpinan merupakan unsur strategis dalam

perkembangan peradabanmanusia. Islam sendiri

menganjurkan setiap kelompok untuk memiliki

pemimpin yang harus ditaati dalam koridor

kebenaran. Firman Allah dalam Al-Qur’an :

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilahRasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamuberlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah iakepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamubenar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang

6

demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.(QS.An-Nisa :59)3

Dalam ayat ini sasaran perintahnya adalah umat

Islam, bukan keseluruhan umat manusia, sehingga

pemimpin yang diperintahkan untuk ditaati harus

seorang muslim. Dalam ayat di atas terdapat kata

at}i>’u> allah wa at}i>’u> al-rasu>l (taatilah Allah dan

Rosul-Nya), dan tidak ada kata-kata itu untuk

pemimpin (uliy al-amri). Hal ini menunjukan bahwa

kepatuhan mutlak hanya untuk Allah dan Rosul-Nya

semata. Sedangkan kepatuhan kepada pemimpin

bersifat kondisional. Artinya jika keputusan

pemimpin sesuai dengan perintah Allah dan Rosul-

Nya, maka ia wajib dipatuhi. Sebaliknya jika

berlawanan dengan petunjuk Allah dan Rosul-Nya maka

ia tidak wajib ditaati.4

Istilah uliy al-amri berasal dari kata uliy yang

artinya orang yang punya dan al-amr bentuk jamaknya al-

umur artinya perkara atau urusan. Sehingga uliy al-amri

artinya pemimpin yang bertanggung jawab atas segala

urusan umat. uliy al-amri juga bisa diartikan pemimpin

yang memiliki perintah, otoritas dan kekuasaan yang

bisa diginakan untuk mempengaruhi orang lain,

karena sesorang mudah dipengaruhi oleh orang lain3 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya.(Semarang: Karya

Toha Putra),hlm.694 Ibid,op.cit. hlm.4

7

yang memiliki kelebihan dari dirinya. Kelebihan

tersebut dapat berupa ilmu pengetahuan, fisik,

kekuatan, kekuasaan, atau lainnya. Untuk itu uliy al-

amri ahli tafsir diartikan dengan ulama sebagai

representasi pemimpin non formal atau penguasa yang

merupakan pemimpin formal.

C. PEMIMPIN FORMAL

1. Pengertian Pemimpin Formal

Pemimpin formal adalah pemimpin yang dipilih

melalui mekanisme organisasi yang formal.

Keberadaan pemimpin formal biasanya diangkat secara

resmi dalam jabatan kepemimpinan, diatur dalam

organisasi yang memiliki aturan dasar, tergambar

dalam suatu bagan struktur organisasi. Pemimpin

formal memiliki legitimasi yang jelas dan berstatus

resmi dengan batas-batas kewenangan tertentu.

Dengan kata lain pemimpin formal adalah orang yang

menjadi pemimpin karena legalitasnya. Misalnya,

karena ia terpilih secara sah melalui pemilu atau

kongres atau muktamar atau kegiatan pemilihan lain.

Yang bersangkutan telah memenuhi semua peraturan

yang ada. Pemimpin formal sering dikenal dengan

sebutan kepala.

Pemimpin formal pada umunya berada pada lembaga

formal juga, dan keputusan pengangkatannya sebagai

8

pemimpin berdasarkan surat keputusan yang formal.

Seorang pemimpin formal bisa saja hanyalah seorang

kepala yang memiliki wewenang sah berdasarkan

ketentuan formal untuk mengelola anggotanya atau

dalam organisasi memiliki wewenang untuk membawahi

dan memberi perintah pada bawahannya.

Seorang pemimpin formal dinilai oleh masyarakat

atau anggotanya berdasarkan hasil-hasil yang

dicapainya, sehingga pengakuan kepemimpinannya

disamping ditentukan oleh jiwa kepemimpinannya juga

oleh prestasi atau hasil kerja yang mampu memenuhi

kebutuhan anggotanya.

Diantara jabatan yang masuk kategori pemimpin

formal adalah direktur perusahaan, pejabat

pemerintah, ketua organisasi profesi, ketua

organisasi sosial keagamaan dan kepala sekolah.

2. Ciri-ciri Pemimpin Formal

a. berstatus sebagai pemimpin formal yang ditunjuk

oleh yang berwenang.

b. Memperoleh dukungan dari organisasi formal dan

mempunyai atasan.

c. Harus memenuhi persyaratan formal

d. Mendapat kenaikan pangkat

e. Dapat dimutasikan

f. Memperoleh imbalan akan balas jasa materiel

imateriel.

9

g. Bila melakukan kesalahan dapat dikenai sanksi

atau hukuman.

h. Selama menjadi pemimpin berhak mengatur

sepenuhnya organisasi yang dipimpinnya.

3. Kualifikasi Pemimpin Formal

Untuk menduduki jabatan formal seorang pemimpin

harus memiliki kualifikasi tertentu yang sesuai

dengan jenis kepemimpinannya. Setiap

instansi/lembaga atau organisasi, metetapkan

kualifikasi pemimpin yang dikehendaki oleh lembaga

atau organisasi tersebut.

Sebagai contoh, kepemimpinan militer Angkatan

Darat AS misalnya, menetapkan kualifikasi pemimpin

militer sebagai berikut : yakin, berani,

berintegritas, pengambil keputusan, adil, tabah,

taktis, berinisiatif, tenang, dewasa, berkembang,

berkemauan keras, assertiveness, candor, punya rasa

humor tinggi, berkompeten, berkomitmen, kreatif,

disiplin tinggi, rendah hati, fleksibel, berbelas

kasihan atau berempati.5

Dalam dunia pewayangan dikenal adanya istilah

Hasta Brata (Delapan Sifat Pemimpin), yaitu seperti:

a. tanah (pemurah dan penuh belas kasihan),

b. air (sederhana dan mau turun ke bawah),

c. angin (mampu merembes ke mana-mana), 5 http://www.petrusfs.1.am/kualifikasi kepemimpinan.download 17 Oktober2012

10

d. laut (lapang dada, mau menerima pendapat

orang lain),

e. bulan (menambah ilmu pengetahuan sehingga

mampu memberikan penerangan),

f. matahari (memberi dorongan kekuatan dan

pertolongan),

g. bintang (menjadi penuntun dan panutan)

h. api (memegang prinsip keadilan)

Kepemimpinan hasta brata ini bersesuaian dengan

kerja-kerja seorang pemimpin formal dalam

berinteraksi dengan masyarakatnya.

Selanjutnya dari nilai-nilai kebudayaan luhur

bangsa indonesia, dikembangkan pula kualifikasi

kepemimpinan yang khas Indonesia, yang dikenal

dengan "Sebelas Asas Kepemimpinan Pancasila".

1. Taqwa - beriman kepada Tuhan yang Maha Esa dan

taat kepada-Nya

2. Hing Ngarso Sung Tulodo - mampu menjadi teladan

3. Hing Madyo Mangun Karso - membangun semangat dan

ketabahan

4. Tut Wuri Handayani - mempengaruhi dan memberikan

dorongan dari belakang

5. Waspodo Purbowaseso - selalu waspada mengawasi

serta sanggup dan berani memberi koreksi

6. Ambeg Paramarta - dapat menetapkan skala

prioritas

11

7. Prasojo - sederhana

8. Satya - mempunyai sikap loyal

9. Gemi Nastiti - hemat - "sak butuhe, sak perlune, sak cukupe,

sak mestine, sak benere, sak kepenake"

10. Beloko - terus terang

11. Legawa - siap untuk proses regenerasi6

Secara umum, kualifikasi pemimpin formal dapat

dijabarkan sebagai berikut :

1. Memiliki kemampuan manajerial. Hal ini

terkait pemimpin sebagai seorang manajer yang

dituntut untuk menjalankan fungsi manajemen yakni

planning, organizing, actuating dan controling dalam

organisasi yang dipimpinnya

2. Banyak mengetahui tentang pekerjaan khusus

dan memiliki kemahiran teknis. Pemimpin formal

akan dihadapkan pada kerja-kerja teknis yang

membutuhkan keterampilan khusus dalam

pengerjaannya.

3. Kemampuan berkomunikasi. Dalam menjalankan

kewajibannya, Pemimpin formal dituntut untuk bisa

berkomunikasi dengan atasannya yang memberi

mandat dan juga bawahannya selaku pelaksana

kegiatan organisasi. Untuk itu seorang pemimpin

formal harus bisa berkomunikasi dengan baik.

6 Petrus F. Setiadarma dalam http// www.petrusfs.1.am /kualifikasi-kepemimpinan.html

12

4. Penampilan baik. Pemimpin formal berbeda

dengan pemimpin sosial dalam hal penampilan. Hal

ini berkaitan dengan pekerjaan pemimpin formal

yang lebih banyak berhubungan dengan lembaga

formal yang lain, misalnya harus memimpin atau

menghadiri rapat-rapat resmi, menyambut tamu dari

instansi lain dan sebagainya.

5. Berani mengambil keputusan. Organisasi formal

tidak bisa lepas dari kerja-kerja dalam rangka

pemenuhan target dan tujuan bersama. Perjalanan

sebuah lembaga formal dalam pencapaian visi

misinya meniscayakan persentuhan dengan dilema

yang harus dipecahkan. Di sinilah kemampuan

mengambil keputusan sangat diperlukan oleh

seorang pemimpin

6. Senang bekerjasama. Pemimpin formal bekerja

dituntut untuk bekerja secara tim. Ia tidak

mungkin mengerjakan seluruh pekerjaan organisasi

sendirian. Maka dari itu seorang pemimpin formal

harus bisa bekerja sama dengan seluruh anggota

tim. Hal ini akan terlaksana dengan baik jika

pemimpin tersebut senang bekerja sama.

Semua kualifikasi tersebut di atas merupakan

kualifikasi ideal seorang pemimpin formal. Bila

kualifikasi ini bisa terpenuhi dalam diri seorang

13

pemimpin maka ia akan menjadi pemimpin dalam arti

yang sebenarnya.

4. Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Formal

Kepala sekolah adalah jabatan pemimpin yang

tidak bisa diisi oleh orang-orang tanpa didasarkan

pada pertimbangan-pertimbangan. Siapapun yang

diangkat menjadi kepala sekolah harus ditentukan

melalui prosedur serta persyaratan-persyaratan

tertentu seperti ; latar belakang pendidikan,

pengalaman kerja, usia, kompetensi dan integritas.

Oleh sebab itu kepala sekolah adalah pemimpin

formal sebab pengangkatannya melalui proses dan

prosedur yang didasarkan pada peraturan yang

berlaku.

Berdasarkan Permendiknas No 13 Tahun 2007

tentang Standar Kepala Sekolah/ Madrasah, untuk

bisa diangkat sebagai kepala sekolah/madrasah,

seseorang wajib memenuhi standar kepala

sekolah/madrasah yang berlaku nasional. Standar

kepala sekolah/madrasah terdiri dari Standar

Kualifikasi dan Standar Kompetensi.

Standar kualifikasi bagi kepala sekolah terdiri

atas kualifikasi umum dan kualifikasi khusus.

Adapun kualifikasi umum kepala sekolah/madrasah

antara lain :

14

a. Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S-1)

atau diploma empat (D-IV) kependidikan atau non

kependidikan pada perguruan tinggi yang

terakreditasi;

b. Pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah

berusia setinggitingginya 56 tahun;

c. Memiliki pengalaman mengajar sekurang-

kurangnya 5 (lima) tahun menurut jenjang sekolah

masing-masing, kecuali di Taman Kanakkanak

/Raudhatul Athfal (TK/RA) memiliki pengalaman

mengajar sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di

TK/RA; dan

d. Memiliki pangkat serendah-rendahnya III/c

bagi pegawai negeri sipil (PNS) dan bagi non-PNS

disetarakan dengan kepangkatan yang dikeluarkan

oleh yayasan atau lembaga yang berwenang.7

Kualifikasi khusus yang harus dimiliki seorang

kepala sekolah/madrasah antara lain :

a. Berstatus sebagi pendidik pada satuan

pendidikan

b. Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru

TK/SD/SMP/SMA sederajat

c. Memiliki sertifikat kepala satuan pendidikan.

D. PEMIMPIN SOSIAL

7 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 13 Tahun2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah

15

1. Pengertian Pemimpin Sosial

Pemimpin sosial yang merupakan bagian dari

pemimpin non formal adalah pemimpin yang lahir

secara alamiah di masyarakat tanpa melalui proses

pemilihan secara organisatoris karena memiliki

kemampuan atau kelebihan yg menonjol yang tidak

dimiliki oleh orang kebanyakan. Pemimpin sosial

tidak memiliki batasan wilayah kerja maupun wilayah

kekuasaan. Jenis pemimpin seperti ini memiliki

karakteristik dimana kepemimpinannya tidak bisa

dilihat dengan jelas tapi pengaruhnya secara

psikologis terasa sangan kuat dalam menentukan

keberlangsungan kehidupan bermasyarakat. Contoh

pemimpin jenis ini adalah para ulama, tokoh

masyarakat, kepala suku dan ketua adat.

Dengan kekuatan pribadinya, pemimpin sosial

mampu mempengaruhi tindakan suatu kelompok

masyarakat baik dalam arti positif maupun negatif.

Dalam Islam, pemimpin sosial muncul dalam sosok

ulama, ustadz, kyai atau tokoh masyarakat.

Keberadaan pemimpin sosial di masyarakat turut

memainkan peran dalam perkembangan sosial budaya

masyarakat dan turut mewarnai sejarah. Bahkan

berdasarkan literatur sejarah, kebanyakan perubahan

yang terjadi di masyarakat (revolusi) digerakan

oleh social leader. Sebagai contoh ; runtuhnya

16

Majapahit kemudian berdirinya Kerajaan Demak tidak

lepas dari peran Walisongo yang kala itu merupakan

guru dan panutan masyarakat. Gerakan reformasi di

Iran untuk menggulingkan kekuasaan Syah di Iran

adalah dimotori oleh pemimpin rohani pada saat itu

yakni Ayatulloh Khomaeni. Di Indonesia, peristiwa

sejarah 10 November 1945 yakni perang besar antara

rakyat Indonesia dengan sekutu Belanda terjadi

setelah munculnya resolusi jihad yang diserukan

oleh Hasyim Asy’ari, seorang ulama besar yang

menjadi panutan masyarakat pada saat itu.

Peranan pemimpin sosial terkadang melampaui

keberadaan pemimpin formal. Sehingga tidak dapat

dipungkiri banyak pemimpin formal yang acap kali

membutuhkan bantuan atau meminta restu pemimpin

sosial dalam menjalankan perananya. Secara basis,

pada umumnya pemimpin sosial memiliki massa yang

kuat dan mengakar dengan tingkat fanatisme yang

tinggi. Hal inilah yang membuat pemimpin sosial

memiliki peranan yang amat besar dalam membentuk

peradaban masyarakat.

2. Kualifikasi Pemimpin Sosial

Pemimpin sosial mampu tampil menjadi idola dan

pilihan masyarakat karena beberapa kualifikasi,

diantaranya adalah :

17

a. Memiliki kelebihan yang menonjol yang tidak

dimiliki orang kebanyakan

b. Memiliki kekuatan pribadi (kharisma) yang

mampu memikat hati orang lain

c. Kemampuan menyelesaikan berbagai persoalan

melalui ide dan tindakan

d. Keberanian melakukan terobosan-terobosan di

luar kebiasaan dalam rangka menyelesaiakan

masalah-masalah besar.

e. Memiliki kemuliaan akhlak

f. Mau mengorbankan diri untuk kepentingan orang

lain

Dalam budaya Jawa dikenal beberapa istilah

penting berkaitan dengan kualifikasi kepemimpinan.

a. Ngandel (percaya pada diri sendiri)

b. Kendel (berani dan tabah)

c. Bandel (berdaya tahan besar, ulet dan tahan

uji)

d. Kandel (dapat mengatasi segala kesulitan,

dapat menyelesaikan tugas dengan baik dan tidak

terkalahkan)

Seorang pemimpin juga haruslah seorang yang

tetep (konsisten), mantep (konsekuen), dan antep

(berbobot, bermutu, dan digdaya). Ki Hadjar

Dewantara menggunakan istilah singkat "neng, ning,

nung, nang" yang berarti meneng (tentram dan damai),

18

bening (jernih dan murni), hanung (memiliki

kemampuan), dan menang (mampu berdiri tetap).

Kualfikasi versi filosofi jawa ini dalam

prakteknya lebih dekat kepada kualifikasi pemimpin

sosial yang menjadi panutan masyarakat.

E. PERBEDAAN KUALIFIKASI PEMIMPIN FORMAL DAN PEMIMPIN

SOSIAL

Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa ada

persamaan dan perbedaan kualifikasi pemimpin formal

dan pemimpin sosial. Secara mendasar, antara pemimpin

formal dan pemimpin sosial memiliki kualifikasi yang

sama, yaitu :

1. Kemampuan mempengaruhi orang lain untuk bertindak;

2. Mempunyai cita-cita yang hendak diwujudkan;

3. Mempunyai kelebihan/kemampuan melebihi dari yang

lain;

4. Mendapat kepercayaan dari orang lain.

Adapun perbedaan kualifikasi pemimpin formal

dengan pemimpin sosial antara lain :

1. Pemimpin formal harus memiliki kemampuan

manajerial untuk menjalankan tugasnya sedang

pemimpin sosial tidak begitu dituntut untuk

memiliki kemampuan manajerial. Hal ini dikarenakan

perbedaan wilayah kerja dan wewenang masing-masing

yang jelas berbeda. Pemimpin formal dituntut un

19

menyelesaikan pencapaian target organisasi/lembaga

yang mengangkatnya sehingga harus merencanakan,

mengatur, melaksanakan dan mengontrol kerja-kerja

organisasi sedang pemimpin sosial tidak ada

tuntutan untuk memenuhi target-taret tertentu

karena ia tidak diangkat oleh institusi tertentu.

2. Pemimpin formal disyaratkan memiliki kualifikasi

pendidikan formal sampai batas tertentu,

misalnya : untuk bisa menjadi kepala sekolah

minimal berpendidikan S1, untuk menjadi pimpinan

parpol minimal berijasah SMA dan seterusnya.

Berbeda dengan pemimpin sosial yang tidak ada

syarat akademik. Karena pemimpin sosial diangkat

secara alamiah oleh masyarakat karena kepercayaan

masyarakat terhadapnya.

3. Pemimpin formal harus menguasai pengetahuan khusus

ataupun keterampilan teknis sesuai bidang yang

dipimpinnya, sebagai contoh : serang kepala dinas

pertanian dia harus memiliki pengetahuan tentang

pertanian, kepala sekolah harus memiliki

keterampilan membuat perangkat pembelajaran dan

seterusnya. Sedangkan pemimpin sosial dia tidak

ada tuntutan untuk menguasai pengetahuan khusus.

Jika ia memiliki itu bukan sebagai persyaratan

sebelum menjadi pemimpin sosial.

20

4. Pemimpin formal dituntut untuk berpenampilan baik,

misalnya harus berdasi, berseragam, dan memakai

atribut tertentu. Hal ini sangat berlawanan dengan

pemimpin sosial yang tidak mengutamakan

penampilan.

5. Tidak semua Pemimpin formal memiliki kewibawaan

yang membuat segan anak buahnya karena pemimpin

formal diangkat berdasarkan kriteria

organisasi/lembaga bukan karena wibawanya di

hadapan anggota. Hal inilah yang menyebabkan

banyak pemimpin formal yang diturunkan paksa oleh

anggotanya bahkan dengan kekerasan. Hal serupa

sangat jarang terjadi pada pemimpin sosial, karena

keberadaan pemimpin sosial adalah muncul dari

suara masyarakat yang menghendaki tampilnya sosok

pemimpin yang menjadi panutan mereka. Orang yang

menjadi pemimpin sosial biasanya memiliki wibawa

dan kharisma atau daya tarik yang tinggi di

hadapan pengikutnya.

Secara terperinci perbedaan tersebut dapat

dilihat dalam tabel berikut :

No Kriteria Pemimpin

formal

Pemimpin

Sosial1 Kemampuan

manajerial

Harus memiliki (mampu menjalankan

Menjalankan dalam batas tertentu

21

fungsi manajemen)

2 Berpendidikan

formal

Disyaratkan Tidak

disyaratkan3 Pengetahuan

khusus/Keterampilan teknis

Dituntut untuk memiliki

Tidak harus memiliki

4 Penampilan baik Dituntut untuk berpenampilanbaik

Tidak mengutamakan penampilan

5 Senang bekerja sama

Harus bisa bekerja sam dengan tim

Menjalankan fungsi kepemimpinan sendiri

7 Kharisma Tidak semua memiliki

Memiliki kharisma tinggi

8 Konsistensi Kondisional Kebanyakan konsisten dengan prinsip-prinsip yang diperjuangkan

9 Mengutamakan kepentingan umum

Situasional Memperjuangkan kepentinganumum

10 Berakhlak mulia Normatif Substantif

F. KONSEP KEPEMIMPINAN ULUL ALBAB

Bila melihat teori kepemimpinan yang berkembang

di dunia pendidikan pada khususnya, maka yang

dijumpai kebanyakan adalah teori kepemimpinan barat

yang cenderung sekuler. Padahal Islam telah

22

memberikan pedoman paling ideal dalam membangun

konsepsi kepemimpinan melalui al-Qur'an.

Urgensi kepemimpinan Islam yang membedakan dengan

kepemimpinan sekuler adalah pada bangunan moral yang

melandasi seluruh kerja organisasi. Oleh karena itu,

pemimpin dalam pandangan Islam tidak boleh lepas dari

empat kekuatan spiritual berupa iman, islam, taqwa dan

ihsan. Prinsip ini kemudian tercover dalam konsep

kepemimpinan ulul albab.

Istilah ulul albab sendiri banyak disebut dalam al-

Qur'an sebagaimana firman Allah dalam surat al-

Baqarah ayat : 269

Artinya : Allah menganugerahkan Al Hikmah (kefahaman yang dalamtentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya.dan Barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telahdianugerahi karunia yang banyak. dan hanya orang-orang yangberakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah) (QS.al-Baqarah : 269).8

Kata albab adalah bentuk jamak dari lubb yang

secara bahasa berarti saripati sesuatu. Dengan

demikian Ulul Albab adalah orang yang memiliki akal

yang murni, yang tidak diselubung oleh kulit, yakni

kabut ide yang dapat melahirkan kekacauan dalam

8 Departemen Agama RI.tt. Al-Qur'an al-Karim dan Terjemahnya.Semarang: PT Karya Toha Putra. Hal. 35

23

berpikir.9 Ulul Albab digambarkan sebagai sosok

intelektual yang mempunyai kedalaman spiritual,

pengetahuan yang luas, dan mempunyai kemauan kuat

untuk melakukan perubahan masyarakat ke arah yang

lebih baik lewat tindakan maupun keteladanan. Dengan

karakter tersebut, Ulul Albab disebut-sebut sebagai

sosok pemimpin ideal yang akan mampu mengemban amanah

sebagai khalifatullah fil ardh.

Konsep Ulul Albab telah dikembangkan dan menjadi

model kepemimpinan di UIN Malang. Menurut Imam

Suprayogo, konsep dasar Ulul Albab terdiri dari tiga

prinsip yang saling berinteraksi satu dengan yang

lainnya berupa zikir, pikir dan amal saleh. Zikir

merupakan komunikasi yang mendalam seorang hamba

dengan dengan Khaliqnya. Pikir adalah upaya

menggunakan akal budi untuk memeprtimbangkan dan

memutuskan sesuatu yang dapat dipertanggungjawabkan

secara ilmiah. Sedangkan amal saleh adalah aktifitas

perbuatan seseorang yang dilakukan secara tepat dan

pas. Ketiga prinsip tersebut menjadi prinsip dasar

yang dibangun untuk pengembangan model kepemimpinan

Ulul Albab.10

Bangunan konsep Ulul Albab Leadership Model dibangun

atas empat kekuatan yaitu :

9 Jamal Lulail Yunus. Leadership Model; Konsep Dasar, Dimensi Kinerja,dan Gaya Kepemimpinan. (Malang : UIN Malang Press) hlm.67

10 Ibid. Hlm.vi

24

1. Kedalaman spiritual (spiritual deepness) sebagai sumber

dorongan atau motivasi dalam beramal

2. Keagungan akhlak (ethical conduct) sebagai landasan

dalam komunikasi

3. Keluasan ilmu (science broadness) sebagai buah dari

upaya memahami konsep-konsep ajaran Islam

4. Kematangan profesional (professional maturity) sebagai

hasil yang diharapkan dari pemahaman dan

penguasaan ketrampilan manajerial.

G. KESIMPULAN

1. Dalam lingkungan organisasi, kepemimpinan

terbentuk melalui dua jalan, yaitu: kepemimpinan

formal (formal leadership) yang melahirkan pemimpin

formal dan kepemimpinan informal (informal leadership)

yang melahirkan pemimpin informal.

2. Pemimpin formal adalah pemimpin yang dipilih

melalui mekanisme organisasi yang formal. Pemimpin

formal memiliki legitimasi yang jelas dan

berstatus resmi dengan batas-batas kewenangan

tertentu.

3. Pemimpin sosial adalah pemimpin yang lahir secara

alamiah di masyarakat tanpa melalui proses

pemilihan secara organisatoris. Pemimpin sosial

tidak memiliki batasan wilayah kerja maupun

wilayah kekuasaan.

25

4. Pemimpin formal dan pemimpin sosial memiliki

kualifikasi yang berbeda. Perbedaan kualifikasi

ini terjadi karena perbedaan wilayah kerja,

wewnang dan tanggungjawab yang juga berbeda.

5. Perbedaan mendasar dalam kualifikasi pemimpin

formal dan pemimpin sosial antar lain : kemampuan

manajerial, kualifikasi pendidikan, keterampilan

teknis, penampilan dan kharisma.

6. Konsep kepemimpinan Ulul Albab adalah kontruksi

kepemimpinan Islam yang mendasarkan pada trilogi

prinsip yang saling berkaitan yakni dzikir, pikir

adn amal.

7. Model kepemimpinan Ulul Albab dapat menjadi model

kepemimpinan alternatif di tengah semaraknya

model-model kepemimpinan yang kebanyakan berasal

dari teori barat.

DAFTAR PUSTAKA

Ainur Rohim Faqih dan Iip Wijayanto. 2001. Kepemimpinan

Islam. Yogyakarta : UII Press.

26

Andrew J. Dubrin. 2005. The Complete Ideal’s Leadership.

Terj. Tri Wibowo Budi Santoso. Jakarta: Prenada.

Jamal Lulail Yunus. 2009. Leadership Model; Konsep Dasar,

Dimensi Kinerja, dan Gaya Kepemimpinan. Malang : UIN

Malang Press.

James M. Kauzes dan Barry Z.Posner. 2004. The Leadership

Chalengge. terj. Revyani Sjahrial. Jakarta:

Erlangga.

Muhammad Ali Aziz. 2009. Kepemimpinan Islam di Indonesia.

Yogyakarta : Harokat Media

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 13 Tahun 2007

tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah

Sutarto. 2006. Dasar-dasar Kepemimpinan Administrasi.

Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Veithzal Rivai dan Deddy Mulyadi. 2011. Kepemimpinan dan

Perilaku Organisasi. Jakarta : Rajawali Pers.

Wahyosumidjo. 2002. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta :

Rajawali Pers.

http//www.petrusfs.1.am/kualifikasi-kepemimpinan.html/ download

tanggal 17 Oktober 2012

27

28