perbedaan pengaruh modifikasi pembelajaran dan

98
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN PENGARUH MODIFIKASI PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLAVOLI (Eksperimen Pembelajaran Servis Atas antara Ketinggian Net Bertahap dan Jarak Servis Bertahap pada Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011) SKRIPSI OLEH DENI PRASTIANTO X.5607012 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juni 2012

Transcript of perbedaan pengaruh modifikasi pembelajaran dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PERBEDAAN PENGARUH MODIFIKASI PEMBELAJARAN DAN

KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR

SERVIS ATAS BOLAVOLI

(Eksperimen Pembelajaran Servis Atas antara Ketinggian Net Bertahap dan

Jarak Servis Bertahap pada Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri 5

Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011)

SKRIPSI

OLEH

DENI PRASTIANTO

X.5607012

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juni 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Deni Prastianto

NIM : X5607012

Jurusan/Program Studi : POK/Penkepor

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

MODIFIKASI PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN

TERHADAP HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLAVOLI (Eksperimen

Pembelajaran Servis Atas antara Ketinggian Net Bertahap dan Jarak Servis

Bertahap pada Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo Tahun

Pelajaran 2010/2011)” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri.

Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam

teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Juni 2012

Yang membuat pernyataan

Deni Prastianto

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERBEDAAN PENGARUH MODIFIKASI PEMBELAJARAN DAN

KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR

SERVIS ATAS BOLAVOLI

(Eksperimen Pembelajaran Servis Atas antara Ketinggian Net Bertahap dan

Jarak Servis Bertahap pada Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri 5

Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011)

Oleh :

DENI PRASTIANTO

X.5607012

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

S U R A K A R T A

Juni 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Surakarta, 3 Oktober 2011

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. H. Mulyono, M.M. Slamet Riyadi, S,Pd.,M.Or. NIP. 19511009 198702 1 001 NIP. 19701102 200501 1 002

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.

Pada hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi :

(Nama Terang) (Tanda Tangan)

Ketua : Drs.Agustyanta,M.Pd

Sekretaris : Sugiyoto.M.Pd

Anggota I : Drs. H. Mulyono, M.M

Anggota II : Slamet Riyadi, S,Pd.,M.Or

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP. 19600727198702 1 001

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO

Kalau ada niat,pasti ada jalan.

(Penulis)

.Keberhasilan yang diperoleh dari kegagalan akan mampu bertahan lama

(Penulis)

Jangan menunggu terlalu lama dalam mengambil keputusanmu karena kemudian nantinya dapat semuanya terlambat!!!

(Alle Rechte vorbehalten dan Sarah Risda-Oltmanns)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Kusunting skripsi ini untuk:

Bapak, Ibu dan Budhe tercinta yang telah memberi semangat dalam

hidupku dan membuatku bisa untuk menjadi maju

Adik-adik ku yang tersayang

Teman-teman ku Angkatan ’07 FKIP JPOK UNS Surakarta yang selalu

memberi motivasi dan semangat untuk menyelesaikan kuliah

Teman-teman Non reg yang kompak selalu

Almamater

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

ABSTRAK

Deni Prastianto. PERBEDAAN PENGARUH MODIFIKASI PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLAVOLI (Eksperimen Pembelajaran Servis Atas antara Ketinggian Net Bertahap dan Jarak Servis Bertahap pada Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011). Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2012.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) Perbedaan pengaruh

modifikasi ketinggian net secara bertahap dan jarak servis secara bertahap

terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri

5 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011. (2) Perbedaan hasil belajar servis atas

bolavoli antara siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dengan siswa

yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah pada siswa putra kelas VIII SMP

Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011. (3) Ada tidaknya interaksi antara

modifikasi pembelajaran dan koordinasi mata-tangan terhadap hasil belajar servis

atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran

2010/2011.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi dalam penelitian

ini siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011

berjumlah 131 orang yang terbagi dalam 8 (delapan kelas). Teknik pengambilan

sampel penelitian yang digunakan adalah purposive sampling. Sampel yang akan

digunakan sebanyak 40 siswa dengan ciri koordinasi mata-tangan tinggi dan

koordinasi mata-tangan rendah. Teknik pengumpulan data dengan tes dan

pengukuran. Untuk mengukur koordinasi mata-tangan dengan tes lempar tangkap

bola tenis. Untuk mengukur hasil belajar servis atas bolavoli dengan tes

keterampilan servis atas bolavoli dari Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani.

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis varians 2 X 2 dilanjutkan

dengan Newman-Keuls.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Ada perbedaan

pengaruh yang signifikan antara modifikasi pembelajaran servis atas dengan

ketinggian net bertahap dan jarak servis bertahap terhadap hasil belajar servis atas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran

2010/2011. Dari hasil analisis data menunjukkan Fo = 7.80 > Ft 4.11. (2) Ada

perbedaan hasil belajar servis atas bolavoli antara siswa yang memiliki koordinasi

mata-tangan tinggi dengan siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah

pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011.

Dari hasil analisis data menunjukkan Fo = 6.60 > Ft 4.11. (3) Ada interaksi antara

modifikasi pembelajaran servis atas bolavoli dan koordinasi mata-tangan terhadap

hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5

Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011. Dari hasil analisis data menunjukkan

bahwa Fhitung = 18.99 > Ftabel = 4,11. Siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan

tinggi, lebih cocok menggunakan modifikasi pembelajaran servis dengan

ketinggian net meningkat. Sedangkan siswa yang memiliki koordinasi mata-

tangan rendah rendah lebih cocok menggunakan modifikasi pembelajaran servis

jarak bertahap.

Simpulan penelitian ini adalah: (1) Ada perbedaan pengaruh yang

signifikan antara modifikasi pembelajaran servis atas dengan ketinggian net

bertahap dan jarak servis bertahap terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada

siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011. (2)

Ada perbedaan hasil belajar servis atas bolavoli antara siswa yang memiliki

koordinasi mata-tangan tinggi dengan siswa yang memiliki koordinasi mata-

tangan rendah pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun

pelajaran 2010/2011. (3) Ada interaksi antara modifikasi pembelajaran servis atas

bolavoli dan koordinasi mata-tangan terhadap hasil belajar servis atas bolavoli

pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011.

Kata kunci: modifikasi pembelajaran, koordinasi mata-tangan, servis atas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ................................…………………………………

HALAMAN PERNYATAAN ...............................…………………………

HALAMAN PENGAJUAN .........................………………………………

HALAMAN PERSETUJUAN ..............................…………………………

HALAMAN PENGESAHAN .................…………………………………

HALAMAN MOTTO .....................………………………………………..

HALAMAN PERSEMBAHAN .............................…………………………

HALAMAN ABSTRAK.............. ..................................……………………

DAFTAR ISI ......................................………………………………………

DAFTAR GAMBAR ...................................……………………………….

DAFTAR GRAFIK…………………………………………………………

DAFTAR TABEL ....................……………………………………………

DAFTAR LAMPIRAN ...............................………………………………

KATA PENGANTAR...................................................................................

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………

A. Latar Belakang Masalah ……………………………………….

B. Identifikasi Masalah……………………………………………

C. Pembatasan Masalah……………………………………………

D. Perumusan Masalah…………………………………………….

E. Tujuan Penelitian……………………………………………….

F. Manfaat Penelitian………………………………………………

BAB II LANDASAN TEORI ……………………………………………..

A. Tinjauan Pustaka ...……………………………………………..

1. Permainan Bolavoli…………………………………………..

a. Prinsip Dasar Bermain Bolavoli………………………….

b. Macam-Macam Teknik Dasar Bolavoli………………….

c. Pentingnya Menguasai Teknik Dasar Bolavoli…………..

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

viii

x

xiii

xiv

xv

xvi

xviii

1

1

7

7

8

8

9

10

10

10

10

11

12

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

2. Servis Bolavoli……………………………………………….

a. Fungsi Servis dalam Permainan Bolavoli………………..

b. Servis Atas Bolavoli………………………………………

c. Teknik Pelaksanaan Servis Atas Bolavoli………………..

3. Modifikasi Pembelajaran Penjas……………………………..

a. Hakikat Pembelajaran…………………………………….

b. Hakikat Modifikasi Pembelajaran………………………..

c. Aspek-Aspek Modifikasi Pembelajaran Penjas………….

4. Pembelajaran Servis Atas Bolavoli dengan Modifikasi Net

Bertahap………………………………………………………

a. Pelaksanaan Pembelajaran Servis Atas Bolavoli dengan

Modifikasi Ketinggian Net Bertahap…………………….

b. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Servis Atas

dengan Modifikasi Ketinggian Net Bertahap…………….

5. Pembelajaran Servis Atas Bolavoli dengan Modifikasi Jarak

Servis Bertahap………………………………………………

a. Pelaksanaan Pembelajaran Servis Atas Bolavoli dengan

Modifikasi Jarak Servis Bertahap………………………..

b. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Servis Atas

Bolavoli dengan Modifikasi Jarak Servis Bertahap………

6. Koordinasi……………………………………………………

a. Koordinasi Mata-Tangan…………………………………

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Koordinasi…………

c. Peranan Koordinasi Mata-Tangan dengan Kemampuan

Servis Atas Bolavoli………………………………………

B. Penelitian yang Relevan…………………………………………

C. Kerangka Pemikiran .......……………………………………….

D. Perumusan Hipotesis ............………………………….………..

BAB III METODE PENELITIAN .............……………………….…………

A. Tempat dan Waktu Penelitian ....………………………………..

14

14

15

17

18

18

21

22

22

22

25

26

26

28

29

29

30

31

32

33

37

38

38

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

B. Metode Penelitian……………………………………………….

C. Variabel Penelitian………………………………………………

D. Populasi dan Sampel Penelitian………………………………….

E. Teknik Pengumpulan Data………………………………………

F. Teknik Analisis Data……………………………………………

BAB IV HASIL PENELITIAN ...................………………………………..

A. Deskripsi Data ...............………………………………………..

B. Mencari Reliabilitas……………………………………………

C. Uji Prasyarat Analisis……………………………………………

1. Uji Normalitas ………………………………………………

2. Uji Homogenitas ……………………………………………

D. Pengujian Hipotesis…………………………………………….

1. Pengujian Hipotesis Pertama…………………………………

2. Pengujian Hipotesis Kedua…………………………………..

3. Pengujian Hipotesis Ketiga………………………………….

E. Pembahasan Hasil Penelitian…………………………………..

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .........………. …………

A. Simpulan……………………………………………………….

B. Implikasi ....................…………………………………………

C. Saran .........................…………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA .............................…………………………………….

LAMPIRAN............………………………………………………………….

38

39

40

41

41

47

47

49

50

50

51

51

53

53

54

54

59

59

59

60

61

64

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Rangkaian Gerakan Servis Atas……………………………

Gambar 2. Ilustrasi Pembelajaran Servis Atas dengan Modifikasi

Ketinggian Net Bertahap…………………………………..

Gambar 3. Ilustrasi Pembelajaran Servis Atas dengan Modifikasi

Jarak Servis secara Bertahap……………………………….

Gambar 4. Tes Koordiansi Mata-Tangan………………………………

Gambar 5. Lapangan Servis Atas Bolavoli…………………………….

18

25

28

85

87

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 1. Nilai Rata - Rata Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli

Berdasarkan Tiap Kelompok Perlakuan dan Tingkat

Koordinasi Mata-Tangan…………………………………….

Grafik 2. Nilai Rata - Rata Peningkatan Hasil Belajar Servis Atas

Bolavoli antara Kelompok Perlakuan……………………….

Grafik 3. Interaksi Modifikasi Pembelajaran Servis Atas Bolavoli

Dan Koordinasi Mata-Tangan……………………………….

48

49

57

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Rancangan Penelitian Anava Dua Jalur dengan Design

Rancangan Faktorial 2 X 2…………………………………..

Tabel 2. Ringkasan Anava untuk Eksperimen Faktorial 2 X 2……….

Tabel 3. Ringkasan Angka-Angka Statistik Deskriptif Data Hasil

Belajar Servis Atas Bolavoli Menurut Kelompok Penelitian

Tabel 4. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data Tes Awal dan Tes

Akhir…………………………………………………………

Tabel 5. Range Kategori Reliabilitas…………………………………

Tabel 6. Hasil Uji Normalitas dengan Liliefors………………………

Tabel 7. Hasil Uji Homogenitas dengan Uji Bartlet………………….

Tabel 8. Ringkasan Nilai Rerata Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli

Berdasarkan Modifikasi Pembelajaran Servis Atas Bolavoli

dan Tingkat Koordinasi Mata - Tangan Sebelum dan

Sesudah Diberi Perlakuan…………………………………..

Tabel 9. Ringkasan Keseluruhan Hasil Analisis Varians Dua Faktor

Tabel 10. Ringkasan Hasil Uji Rentang Newman Keuls………………

Tabel 11. Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama dan Interaksi Faktor

Utama terhadap Peningkatan Hasil Belajar Servis Atas

Bolavoli………………………………………………………

39

43

47

49

50

50

51

52

52

52

56

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Data Tes Koordinasi Mata-Tangan Siswa Putra Kelas

VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/

2011……………………………………………………..

Lampiran 2. Data Tes Pengukuran Koordinasi Mata-Tangan yang

Terpilih Menjadi Sampel Penelitian…………………….

Lampiran 3. Kelompok Sampel Penelitian Berdasarkan Klasifikasi

Hasil Tes Koordiansi Mata-Tangan……………………..

Lampiran 4. Data Tes Awal Kemampuan Servis Atas Bolavoli

Berdasarkan Klasifikasi Koordiansi Mata-Tangan……..

Lampiran 5. Uji Reliabilitas Data Tes Awal Kemampuan Servis

Atas Bolavoli……………………………………………

Lampiran 6. Uji Normalitas Data Tes Awal Kelompok 1 (A1B1) dan

Kelompok 2 (A1B2)…………………………………….

Lampiran 7. Uji Normalitas Data Tes Awal Kelompok 2 (A2B1) dan

Kelompok 2 (A2B2)…………………………………….

Lampiran 8. Uji Homogenitas Data Tes Awal Kemmapuan Servis

Atas Bolavoli……………………………………………

Lampiran 9. Data Tes Akhir Kemampuan Servis Atas Bolavoli

Berdasarkan Kelompok Penelitian……………………..

Lampiran 10. Uji Reliabilitas Data Tes Akhir Kemampuan Servis

Atas Bolavoli…………………………………………..

Lampiran 11. Rekapitulasi Data Tes Kemampuan Servis Atas

Bolavoli Kelompok 1 dan Kelompok 2………………..

Lampiran 12. Rekapitulasi Data Tes Kemampuan Servis Atas

Bolavoli Kelompok 3 dan Kelompok 4………………..

Lampiran 13. Deskripsi Data Hasil Peningkatan Rata - Rata antara

Kelompok Sampel sebagai Persiapan Analisis Anava

Faktorial 2 X 2………………………………………….

64

69

70

71

72

74

75

76

77

78

80

81

82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

Lampiran 14. Uji Rata-Rata Rentang Newman-Keuls………………..

Lampiran 15. Tes dan Pengukuran Koordinasi Mata-Tangan…………

Lampiran 16. Tes dan Pengukuran Servis Atas Bolavoli……………..

Lampiran 17. Program Pembelajaran Servis Atas Bolavoli dengan

Modifikasi Ketinggian Net Bertahap dan Jarak Servis

Bertahap………………………………………………….

Lampiran 18. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian……………………

Lampiran 19. Surat Ijin Penelitian dari Universitas Sebelas Maret

Surakarta…………………………………………………

Lampiran 20. Surat Keterangan Penelitian dari SMP Negeri 5

Sukoharjo………………………………………………..

84

85

87

89

95

100

103

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan

penulisan skripsi ini.

Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi

berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh

karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. H. Mulyono, M.M., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

dan sebagai pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan,

sehingga skripsi ini terselesaikan.

3. Drs. H. Agustiyanto, M.Pd., Ketua Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Slamet Riyadi, S.Pd., M.Or., sebagai pembimbing II yang telah memberikan

motivasi dan arahan dalam penyusunan skripsi.

5. Bapak dan Ibu Dosen FKIP JPOK Surakarta yang secara tulus memberikan

ilmu dan masukan-masukan kepada penulis.

6. Kepala SMP Negeri 5 Sukoharjo yang telah memberikan iji untuk

mengadakan penelitian di sekolah yang dipimpin.

7. Siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011

yang telah bersedia menjadi sampel penelitian.

8. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,

saran dan kritik yang membangun penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap

semogra skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan

bagi para pembaca.

Surakarta, Juni 2012

Penulis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan mempunyai arti penting untuk

mendukung pencapaian tujuan pembelajaran secara keseluruhan. Pelaksanaan

pembelajaran pendidikan jasmani dilakukan dengan gerak tubuh. Melalui

pembelajaran pendidikan jasmani dapat mendukung perkembangan dan

pertumbuhan peserta didik. Toho Cholik M. & Rusli Lutan (2001: 25-26)

menyatakan, “Hakikat pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang

melibatkan interaksi antara peserta (anak) didik dengan lingkungan yang dikelola

melalui aktivitas jasmani secara sistematik menuju pembentukan manusia

seutuhnya. Aktivitas jasmani diartikan sebagai kegiatan peserta didik untuk

meningkatkan keterampilan motorik dan nilai-nilai fungsional yang mencakup

kognitif, afektif dan sosial”.

Pendidikan jasmani merupakan pendidikan gerak tubuh yang disusun

secara sistematik untuk membantu perkembangan dan pertumbuhan pesrta didik

baik fisik, kognitif, afketif, psikomotorik dan sosial. Untuk mencapai tujuan

pendidikan jasmnai tersebut, maka dalam pendidikan jasmani telah diatur macam-

macam cabang olahraga yang harus diajarkan kepada peserta didik.

Bolavoli merupakan cabang olahraga permainan yang diajarkan bagi siswa

Sekolah Menengah Pertama (SMP). Banyak manfaat yang diperoleh dari

permainan bolavoli. Untuk memperoleh manfaat dari permainan bolavoli, Agus

Kristiyanto (2010: 5) menyatakan, “Bolavoli sebagai sebuah permainan rakyat,

tentu saja akan memiliki manfaat yang sangat besar yang kesemuanya amat

bergantung dari daya kreativitas masyarakat untuk mendesain permainan

tersebut”. Sedangkan Suharno HP. (1991: 2-3) menyatakan, “Falsafah permainan

bolavoli yaitu: (1) bermain bolavoli mendatangkan kegembiraan, kesenangan,

kepuasan dan kebahagiaan hidup bagi orang yang melakukannya, (2) Permainan

bolavoli merupakan salah satu alat untuk mendidik manusia dalam usaha

menyempurnakan kualitas diri sebagai kalifah di bumi”.

1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Permainan bolavoli mempunyai manfaat untuk mendatangkan kesenangan

atau kegembiran dan sebagai salah satu alat untuk meningkatkan kualitas diri.

Untuk memperoleh manfaat dan memiliki keterampilan bermain bolavoli, maka

harus menguasai teknik dasar bermain bola voli. Soedarwo, Sunardi dan Agus

Margono (2000: 6) menyatakan, “Teknik dasar bolavoli harus betul-betul dikuasai

terlebih dahulu guna dapat mengembangkan mutu prestasi permainan bolavoli”.

Macam-macam teknik dasar bolavoli yang harus dikuasai di antaranya: servis,

passing, smash dan block.

Langkah awal agar siswa memiliki keterampilan bermain bolavoli dan

mampu berprestasi harus menguasai teknik dasar bermain bolavoli. PBVSI (1995:

55) menjelaskan, “Salah satu usaha untuk meningkatkan prestasi bolavoli yaitu

menerapkan teknik-teknik dasar bolavoli sedini mungkin kepada anak-anak usia

9-13 tahun. Karena pada anak-anak akan lebih mudah dan cepat menyerap teknik

dasar bolavoli dibandingkan dengan orang dewasa”.

Servis merupakan salah satu teknik dasar bolavoli yang harus dikuasai

para siswa agar mampu bermain bolavoli. Berdasarkan jenisnya, servis bolavoli

dibedakan menjadi dua macam yaitu servis bawah dan servis atas. Servis bolavoli

mempunyai peran penting dalam permainan bolavoli. Sistem penilaian relly point

mengakibatkan servis sangat berpengaruh terhadap kemenangan suatu tim, bahkan

servis dapat menentukan keseluruhan jalannya permainan bolavoli. Seperti

dijelaskan Deiter Beutelstahl (2005: 9) bahwa, “Servis yang baik mempengaruhi

seluruh jalannya pertandingan”.

Jenis servis yang dapat mempengaruhi seluruh jalannya permainan yaitu

servis atas. Jika dibandingkan dengan servis bawah, servis atas dapat dijadikan

serangan pertama bagi regu yang mendapat kesempatan servis. Pentingnya

peranan servis atas dalam permainan bolavoli, maka harus diajarkan kepada siswa

agar siswa memahami dan menguasainya, sehingga dapat melakukan servis atas

dengan baik dan benar.

Membelajarkan servis atas bagi siswa sekolah (SMP) bukan merupakan

hal yang mudah, karena umumnya para siswa mengalami banyak kesulitan.

Kesulitan yang dihadapi siswa dalam belajar servis atas pada umumnya tidak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

memiliki pengalaman, kemampuan fisik yang belum terlatih dan belum

berkembang, belum menguasai teknik servis, mental kurang baik dan lain

sebagainya. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran servis

atas bolavoli harus dicarikan solusi yang tepat. Seroang guru Penjas seharusnya

mencermati letak kesulitan yang dihadapi siswa dalam pelaksanaan pembelajaran

servis atas bolavoli. Rusli Lutan (1988: 406) menyatakan, "Beberapa alasan

kegagalan pelaksanaan dalam proses belajar antara lain "(1) perasaan takut

mengalami cidera, (2) disefiensi dalam kondisi atau kesiapan seperti kekuatan

belum cukup".

Kesulitan yang dihadapi siswa sekolah (SMP) dalam pembelajaran servis

atas pada umumnya belum memiliki kondisi fisik yang baik, karena di Sekolah

jarang dilakukan latian kondisi fisik secara khusus. Selain itu, belum memiliki

teknik yang benar dalam melakukan servis atas. Kondisi yang demikian

mengakibatkan servis atas yang dilakukan sering kali gagal. Untuk itu, seorang

guru Penjas harus mampu menganalisa dan memberikan solusi yang tepat, agar

tujuan pembelajaran dapat tercapai. Rusli Lutan & Adang Suherman (2000:

67&75) menyatakan,

Salah satu dari beberapa keterampilan esensi dalam mendidik adalah kemampuan menganalisis dan mengembangkan materi pelajaran. Artinya, guru dituntut mampu menganalisa sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk antivitas belajar yang potensial dapat memperlancar siswa dalam belajarnya. Lakukan modifikasi peralatan, apabila peralatan diduga sebagai penghambat keberhasilan.

Menganalisa tingkat kesulitan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran

keterampilan sangat penting, sehingga guru dapat memberikan bentuk

pembelajaran yang tepat. Karena siswa SMP pada umumnya sering kali gagal

melakukan servis atas, maka untuk membelajarkan servis atas dapat dilakukan

dengan cara memodifikasi. Esensi modifikasi adalah menganalisis sekaligus

mengembangkan materi pelajaran dengan cara menyusun dalam bentuk aktivitas

belajar yang potensial sehingga dapat memperlancar siswa dalam belajarnya.

(http://abdundari.blogspot.com/2009/05/pembelajaran-aktif-inovatif-

kreatif.html). Yoyo Bahagia, Ucup Yusuf dan Adang Suherman (2000: 7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

menyatakan, “Salah satu modifikasi pembelajaran yaitu modifikasi lingkungan

pembelajaran. Dalam modifikasi lingkungan pembelajaran dapat diklasifikasi di

antaranya modifikasi peralatan dan penataan pembelajaran”.

Berkaitan dengan modifikasi pembelajaran servis atas bolavoli dapat

dilakukan dengan cara ketinggian net secara bertahap dan jarak servis bertahap.

Pembelajaran servis atas dengan modifikasi ketingian net dan jarak servis masing-

masing memiliki karakteristik yang berbeda. Modifikasi dengan ketinggian net

secara bertahap yaitu, ketiggian net setandar (2.43 m) sebagai penghambat dalam

pembelajaran servis atas. Net yang cukup tinggi mengakibatkan servis atas yang

dilakukan seringkali menyangkut net. Sedangkan modifikasi jarak servis secara

bertahap yaitu, siswa melakukan servis dari dalam lapangan permainan (daerah

serang). Untuk selanjutnya jarak servis ditingkatkan secara bertahap, hingga

sampai pada jarak servis yang sebenarnya. Modifikasi jarak servis secara bertahap

didasarkan pada kekuatan yang belum memamdai, sehingga servis yang dilakukan

tidak sampai ke daerah permainan lawan.

Modifikasi ketinggian net secara bertahap dan jarak servis secara bertahap

merupakan solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi kesulitan dalam

pembelajaran servis atas bolavoli. Disisi lain, kemampuan servis atas bolavoli

tidak hanya dipengaruhi oleh pembelajaran diterapkan oleh guru. Keberadaan

siswa sangat dominan untuk menguasai keterampilan yang dipelajari. Faktor

dalam diri siswa sangat kompleks, seperti semangat belajar, motivasi, mental,

kemampuan fisik, proporsi tubuh yang ideal dan lain sebagainya. Sudjarwo (1993:

41) menyatakan, “…keterkaitan antara kemampuan fisik dan teknik tidak dapat

dipisahkan. Penguasaan teknik yang baik hanya dapat dilakukan apabila

memperoleh dukungan dari kemampuan fisik yang baik pula”. Sedangkan

Suharno HP. (1991: 16-20) menyatakan, “Komponen-komponen gerak sebagai

penentu baik tidaknya kondisi fisik pemain bolavoli yaitu: kekuatan, daya tahan,

koordinasi, kecepatan, kelincahan, kelentukan, daya ledak, ketepatan dan

stamina”.

Kemampuan fisk sangat penting untuk mendukung penguasaan teknik

suatu cabang olahraga, termasuk servis atas bolavoli. Salah satu komponen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

kondisi fisik yang dapat mendukung kemampuan servis atas bolavoli yaitu,

koordinasi mata-tangan. Ditinjau dari gerakan servis atas, koordinasi mata-tangan

berperan dalam gerakan servis atas yaitu, dari gerakan melambungkan bola,

ayunan lengan, memukul bola serta mengarahkan bola pada sasaran yang

diinginkan. Dengan koordinasi mata-tangan, maka gerakan servis atas dapat

dilakukan dengan baik dan mampu menempatkan bola tepat pada sasaran yang

diinginkan. Namun demikian, baik tidaknya koordinasi mata-tangan yang dimiliki

siswa tidak dapat dijadikan tolok ukur kemampuan servis atasnya mesti baik.

Karena kemampuan servis atas tidak hanya dipengaruhi oleh koordinasi mata-

tangan yang dimiliki siswa, tetapi masih banyak faktor lain yang

mempengaruhinya seperti kekuatan, power, mental dan lain sebagainya.

Pembelajaran servis atas dengan modifiaksi ketinggian net secara bertahap

dan jarak servis secara bertahap dapat digunakan untuk mengatasi kesulitan dalam

pembelajaran servis atas bolavoli. Dari kedua modifikasi pembelajaran servis atas

tersebut dibutuhkan kemampuan koordinasi mata-tangan. Untuk mengetahui

modifikasi pembelajaran mana yang lebih efektif untuk meningkatkan hasil

belajar servis atas bolavoli, serta pengaruh koordinasi mata-tangan terhadap

kemampuan servis atas bolavoli, maka perlu dikaji dan diteliti secara lebih

medalam baik secara teori maupun parktik melalui penelitian eksperimen.

Siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran

2010/2011 adalah sampel yang akan digunakan dalam penelitian untuk menjawab

permasalahan yang muncul dalam penelitian. Ditinjau dari pembelajaran bolavoli

di SMP Negeri 5 Sukoharjo berjalan dengan baik, namun kemampuan servis atas

kurang baik. Tidak semua siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun

pelajharan 2010/2011 mampu melakukan servis atas yang efektif, bahkan

seringkali bolanya menyangkut net atau melenceng ke luar lapangan permainan.

Faktor yang menyebabkan kemampuan servis atas kurang baik di antaranya

pembelajaran yang diberikan tidak maksimal. Waktu pembelajaran yang sangat

terbatas. Waktu pembelajaran 2 X 40 menit dan dilaksanakan selama dua (2)

pertemuan ternyata tidak dapat memaksimalkan kemampuan servis atas, sehingga

perlu tambahan pembelajaran. Selain permasalahan tersebut, kendala atau

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

kesulitan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran servis atas kurang

diperhatikan. Karena servis atas merupakan keterampilan yang sulit dan memiliki

unsur gerakan yang kompleks, maka dalam membelajarkan servis atas dibutuhkan

strategi pembelajaran yang tepat di antaranya dengan memodifikasi ketinggian net

secara bertahap dan jarak servis secara bertahap.

Terbatasanya sarana pembelajaran Penjas merupakan faktor yang menjadi

kendala dalam pembelajaran Penjas. Sarana pembelajaran Penjas yang sangat

terbatas sering diabaikan oleh sekolah, sehingga mengakibatkan kesulitan-

kesulitan yang dihapai siswa tidak dicarikan solusi. Pada umumnya para guru

Penjas dalam membelajarkan servis atas secara global yaitu, mengenalkan teknik

servis atas dari sikap permulaan, gerakan pelaksanaan dan gerak lanjut dan siswa

langsung memperagakannya. Bagi siswa yang memiliki pengalaman tidak

mengalami kesulitan melakukan servis atas dengan model pembelajaran tersebut.

Tetapi sebaliknya, siswa yang tidak memiliki pengalaman bermain bolavoli tidak

dapat melakukan servis atas dengan baik dan benar. Berdasarkan hal tersebut

maka menciptakan strategi pembelajaran yang tepat sangat penting agar tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai. Karena belajar keterampilan

bukan belajar seperti pada umumnya, sehingga perlu strategi pembelajaran yang

baik dan tepat. Seorang guru Penjas dituntut memiliki berkreativitas dalam

menyajikan tugas ajar yang tepat, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai

dengan baik. Selain itu, faktor-faktor yang mendukung kemampuan servis atas

perlu dilatih dan ditingkatkan seperti koordinasi mata-tangan. Kemampuan

koordinasi mata-tangan yang terlatih dengan baik, maka dapat mendukung

kemampuan servis atas menjadi lebih baik.

Permasalahan yang telah dikemukakan di atas yang melatar belakangi

judul penelitian “Perbedaan Pengaruh Modifikasi Pembelajaran dan Koordinasi

Mata-Tangan terhadap Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli pada Siswa Putra Kelas

VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011”.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Para siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran

2010/2011 masih banyak yang mengalami kesulitan dalam melakukan servis

atas.

2. Kegiatan pembelajaran secara reguler di SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun

pelajaran 2010/2011 belum menunjukkan hasil belajar servis atas yang

maksimal.

3. Kesulitan pembelajaran servis atas bolavoli siswa putra kelas VIII SMP

Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011 perlu dicarikan solusi yang

tepat.

4. Tidak tersedianya sarana pembelajaran Penjas mengakibatkan kesulitan yang

dihadapi dalam pembelajaran servis atas diabaikan.

5. Modifikasi ketinggian net secara bertahap dan jarak servis bertahap belum

diketahui pengaruhnya terhadap peningkatan hasil belajar servis atas bolavoli.

6. Pengaruh tingkat kemampuan koordinasi mata-tangan terhadap kemampuan

servis atas bolavoli belum diketahui.

7. Modifikasi pembelajaran yang efektif antara modifikasi ketinggian net secara

bertahap dan jarak servis bertahap terhadap hasil belajar servis atas bolavoli

siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011

belum diketahui.

C. Pembatasan Masalah

Banyaknya masalah yang muncul dalam penelitian, maka perlu dibatasi

agar tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pembatasan masalah dalam

penelitian ini sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

1. Pengaruh modifikasi ketinggian net secara bertahap dan jarak servis secara

bertahap terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII

SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011.

2. Pengaruh koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi mata-tangan rendah

terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP

Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, masalah dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Adakah perbedaan pengaruh modifikasi ketinggian net secara bertahap dan

jarak servis secara bertahap terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada

siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011?

2. Adakah perbedaan hasil belajar servis atas antara siswa yang memiliki

koordinasi mata-tangan tinggi dengan siswa yang memiliki koordinasi mata-

tangan rendah pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun

pelajaran 2010/2011?

3. Adakah interaksi antara modifikasi pembelajaran dan koordinasi mata-tangan

terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP

Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini

mempunyai tujuan untuk mengetahui:

1. Perbedaan pengaruh modifikasi ketinggian net secara bertahap dan jarak

servis secara bertahap terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa

putra kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011.

2. Perbedaan hasil belajar servis atas bolavoli antara siswa yang memiliki

koordinasi mata-tangan tinggi dengan siswa yang memiliki koordinasi mata-

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

tangan rendah pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun

pelajaran 2010/2011.

3. Ada tidaknya interaksi antara modifikasi pembelajaran dan koordinasi mata-

tangan terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII

SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011.

F. Manfaat Penelitian

Masalah dalam penelitian ini penting untuk diteliti dengan harapan dapat

memberi manfaat antara lain:

1. Dapat meningkatkan kemampuan servis atas bolavoli siswa yang dijadikan

obyek penelitian.

2. Dapat dijadikan sebagai masukan dan pedoman bagi guru Penjaskes di SMP

Negeri 5 Sukoharjo pentingnya modifikasi pembelajaran yang tepat untuk

meningkatkan penguasaan teknik bolavoli khususnya servis atas.

3. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi penelitian tentang karya

ilmiah untuk dapat dikembangkan lebih lanjut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Permainan Bolavoli

a. Prinsip Dasar Bermain Bolavoli

Bolavoli merupakan cabang olahraga permainan yang cukup populer yang

diciptakan oleh William G. Morgan yaitu, seorang ahli olahraga dari Y.M.C.A.,

Holyoke Massachusetts Amerika Serikat. Permainan bolavoli dikenal oleh bangsa

Indonesia sejak jaman penjajahan Belanda. Permainan bolavoli diresmikan

menjadi olahraga Nasional dengan nama Top Organisasinya yaitu Persatuan

Bolavoli Seluruh Indonesia (PBVSI) pada tanggal 22 Januari 1955.

Permainan bolavoli merupakan cabang olahraga beregu atau tim.

Permainan bolavolidimainkan oleh dua tim yang masing-masing tim terdiri dari

enam orang pemain. Permainan bolavoli dimainkan di atas lapangan berbentuk

empat persegi panjang berukuran 18 X 9 meter yang dipisahkan oleh net. Maksud

dan tujuan permainan bolavoli adalah memasukkan bola ke daerah lawan

melewati suatu rintangan berupa tali atau net dan berusaha memenangkan

permainan dengan mematikan bola itu di daerah lawan. Seperti dijelaskan PBVSI

(1995: 3) bahwa, “Tujuan dari permainan bolavolia dalah agar setiap regu

melewatkan bola secara teratur (baik) melalui atas net sampai bola tersebut

menyentuh lantai (mati) di daerah lawan, dan mencegah agar bola yang

dilewatkan tidak menyentuh lantai dalam lapangan sendiri”.

Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan permainan bolavoli, teknik

permainan bolavoli mengalami beberapa perubahan. Berkaitan dengan hal

tersebut Soedarwo dkk., (2000: 31) menyatakan, “Teknik bermain bolavoli terus

berkembang sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku, dan yang

seharusnya selalu berorientasi pada prinsip efisiensi dan efektivitas daripada

gerakan”. Menurut PBVSI (1995: 32) dijelaskan, “Mulai tahun 1995, peraturan

permainan bolavoli yaitu semua bagian badan boleh menyentuh bola”. Hal senada

10

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

dikemukakan Amung Ma’mun & Toto Subroto (2001: 37) bahwa, “Semula

bagian tubuh yang sah untuk memainkan bola batasannya dari lutut ke atas.

Sekarang seluruh bagian tubuh diperkenankan untuk memainkan bola”.

Berdasarkan pendapat tiga ahli tersebut dapat disimpulkan, prinsip dasar

bermain bolavoli yaitu bola harus divoli atau dipantulkan dengan menggunakan

seluruh tubuh termasuk kaki sebanyak tiga kali. Hal terpenting dalam memvoli

atau memantulkan bola harus sempurna sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Amung Ma’mum dan Toto Subroto (2001: 43) menyatakan, “Prinsip dasar

permainan bolavoli adalah memantul-mantulkan bola agar jangan sampai bola

menyentuh lantai, bola dimainkan sebanyak-banyaknya tiga kali sentuhan dalam

lapangan sendiri dan mengusahakan bola hasil sentuhan itu diseberangkan ke

lapangan lawan melewati jaring masuk sesulit mungkin.

b. Macam-Macam Teknik Dasar Bolavoli

Teknik dasar bolavoli pada dasarnya merupakan suatu gerakan yang

dilakukan secara efektif dan efisien untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam

permainan bolavoli. Untuk dapat bermain bolavoli dengan baik, maka setiap

pemain harus menguasai teknik dasar bermain bolavoli. Sugiyanto, Soedarwo dan

Sunardi (1994: 21) mengklasifikasikan teknik dasar bermain bolavoli terdiri dari:

“(1) sikap dasar siap, (2) gerakan menyongsong bola, (3) gerakan menjangkau

bola, (4) pas atas dan pas bawah, (5) servis, 6) semes dan, (7) blok”. Sedangkan

Soedarwo dkk. (2000: 7) mengelompokkan teknik dasar bermain bolavoli terdiri

dari:

1) Passing : a) Teknik pass atas. b) Teknik pass bawah. c) Set-up/umpan.

2) Smash : a) Normal smash. b) Semi smash. c) Push smash.

3) Service : a) Tenis service. b) Floating. c) Cekis.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, teknik dasar

bolavoli pada prinsipnya dibedakan menjadi dua yiatu, teknik tanpa bola dan

teknik dengan bola. Teknik tanpa bola dan teknik dengan bola merupakan dua

komponen yang tidak dapat dipisahkan dalam bermain bolavoli. Teknik tanpa

bola berupa gerakan-gerakan khusus yang mendukung teknik dengan bola,

sedangkan teknik dengan bola adalah cara memainkan bola dengan anggota badan

secara efektif dan efisien sesuai dengan peraturan yang berlaku. Keterkaitan

antara teknik tanpa bola dan teknik dengan bola didasarkan pada kebutuhan dalam

permainan.

c. Pentingnya Menguasai Teknik Dasar Bolavoli

Hal yang mendasar dan harus dikuasai agar dapat bermain bolavoli adalah

menguasai macam-macam teknik dasar bolavoli. Tanpa menguasai teknik dasar

bolavoli tidak mungkin mencapai prestasi bolavoli yang optimal. Dalam hal ini

Marta Dinata (2004: 5) menyatakan, “Untuk meningkatkan prestasi, seorang

pemain bolavoli harus menguasai beberapa teknik dasar terlebih dahulu. Teknik

dasar merupakan faktor utama selain kondisi fisik, taktik dan mental”.

Penguasaan teknik dasar bolavoli merupakan unsur yang sangat mendasar

untuk mencapai prestasi bolavoli, selain faktor fisik, taktik dan mental. Teknik

dasar bolavoli merupakan faktor utama yang harus dikembangkan melalui latihan

yang baik dan teratur. Berkaitan dengan teknik dasar bolavoli M. Yunus (1992:

68) menyatakan, “Teknik dalam permainan bolavoli dapat diartikan sebagai cara

memainkan bola dengan efektif dan efisien sesuai dengan peraturan permainan

yang berlaku untuk mencapai hasil yang optimal”. Menurut Soedarwo dkk. (2000:

6) bahwa, “Teknik dasar bolavoli adalah proses melahirkan keaktifan jasmani dan

pembuktian praktek dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang

pasti dalam cabang olahraga permainan bolavoli”. Sedangkan Dieter Beutelstahl

(2003: 9) berpendapat, “Teknik merupakan prosedur yang telah dikembangkan

berdasarkan praktek, dan bertujuan mencari penyelesaian suatu problem

pergerakan tertentu dengan cara yang paling ekonomis dan berguna”.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Berdasarkan pengertian teknik dasar bolavoli yang dikemukakan tiga ahli

tersebut dapat disimpulkan bahwa, teknik dasar permainan bolavoli merupakan

suatu proses gerak tubuh yang dibuktikan dengan praktek yang dilakukan dengan

sebaik mungkin dalam arti efektif dan efisien untuk menyelesaikan tugas yang

pasti guna mencapai hasil yang baik dalam permainan bolavoli. Teknik permainan

bolavoli merupakan aktivitas jasmani yang menyangkut cara memainkan bola

dengan efektif dan efisien sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku untuk

mencapai suatu hasil yang optimal.

Penguasaan teknik dasar bermain bolavoli mempunyai peran penting

dalam usaha mencapai prestasi yang optimal. Seorang pemain yang menguasai

teknik dasar bolavoli dengan baik akan mendukung penampilannya baik secara

individu maupun secara kolektif. M. Yunus (1992: 68) menyatakan, “Seni dalam

permainan bolavoli terlihat dari pemain yang sudah menguasai teknik tinggi

hingga menyerupai akrobatik dengan pukulan-pukulan dan tipu muslihat yang

indah serta mempesona para penonton yang menyaksikannya”. Menurut A.

Sarumpaet dkk. (1992: 87) bahwa, “Penguasaan teknik dasar bolavoli merupakan

salah satu unsur yang menentukan menang atau kalahnya suatu regu dalam

pertandingan. Oleh karena itu, teknik dasar tersebut harus benar-benar dikuasai

terlebih dahulu, agar dapat mengembangkan mutu permainan, lancar dan teratur”.

Hal senada dikemukakan Soedarwo dkk. (2000: 6) menyatakan, “Penguasaan

teknik dasar permainan bolavoli merupakan salah satu unsur yang ikut

menentukan menang atau kalahnya suatu regu di dalam suatu pertandingan di

samping unsur-unsur kondisi fisik, taktik dan mental”.

Berdasarkan tiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, penguasaan

teknik dasar bolavoli mempunyai peran penting baik secara individual maupun

secara kolektif dalam bermain bolavoli di samping faktor fisik, taktik dan mental.

Dengan menguasai teknik dasar bolavoli akan mendukung penampilan seorang

pemain lebih baik, dan secara kolektif dapat mempengaruhi menang atau kalahnya

sutau tim dalam pertandingan. Pentingnya penguasaan teknik dasar permainan

menurut Soedarwo dkk. (2000: 6) mengingat hal-hal sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

1) Hukuman terhadap pelanggaran permainan yang hubungannya dengan kesalahan teknik. 2) Karena terpisahnya tempat antara regu ke satu dengan regu yang lain,

sehingga tidak terjadi adanya sentuhan badan dari permainan lawan, maka pengawasan wasit terhadap kesalahan teknik ini lebih seksama.

3) Banyaknya unsur-unsur yang menyebabkan terjadinya kesalahan-kesalahan teknik ini antara lain membawa bola, mengangkat bola, serta pukulan rangkap.

4) Permainan bolavoli adalah, waktu untuk memainkan bola sangat sempurna sehingga akan memungkinkan timbulnya kesalahan-kesalahan teknik yang lebih besar.

5) Penguasaan teknik-teknik yang tinggi hanya memungkinkan kalau penguasaan teknik dasar, teknik tinggi dalam bolavoli ini cukup sempurna.

Hal-hal seperti di atas harus dipahami dan dimengerti oleh setiap pemain

bolavoli. Setiap pemain harus mengerti dan memahami peraturan dasar permainan

bolavoli, sehingga akan terhindar dari kesalahan teknik. Kesalahan teknik yang

dilakukan seorang pemain akan merugikan timnya dan menguntungkan pihak

lawan.

2. Servis Bolavoli

a. Fungsi Servis dalam Permainan Bolavoli

Teknik dasar servis dalam permainan bolavoli terus berkembang. Pada

awalnya servis merupakan penyajian bola pertama sebagai tanda dimulainya

permainan. Seiring dengan perkembangan permainan bolavoli dan penerapan

taktik dan strategi permainan, pukulan servis memiliki fungsi ganda yaitu, sebagai

tanda dimulainya permainan dan sebagai serangan pertama bagi regu yang

melakukan servis. Marta Dinata (2004: 5) menyatakan, “Servis merupakan awal

permainan, dan dapat dimasukkan ke dalam kategori serangan yang pertama”.

Menurut Amung Ma’mum dan Toto Subroto (2001: 61) bahwa, “Servis adalah

awal terjadinya suatu permainan bolavoli. Akan tetapi dalam perkembangannya

servis menjadi salah satu serangan pertama yang sangat penting”.

Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, servis dalam

permainan bolavoli memiliki fungsi utama yaitu, sebagai serangan pertama untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

mendapatkan point bagi regu yang melakukan servis. Sistem penilaian rellypoint,

menjadikan servis mempunyai pengaruh besar terhadap jalannya seluruh

permainan. Deiter Beutelstahl (2005: 9) bahwa, “Servis yang baik mempengaruhi

seluruh jalannya pertandingan”. Hal ini artinya, point dapat dihasilkan dalam

permainan bolavoli melalui servis yang baik dan bahkan dapat menentukan

menang atau kalahnya suatu tim. Tetapi kegagalan servis akan menguntungkan

pihak lawan, yaitu bola berpindah dan lawan mendapatkan point. Oleh karena itu,

dalam melakukan servis hendaknya lebih berhati-hati agar bola dapat masuk ke

daerah permainan lawan dan lawan sulit untuk menerimanya. Barbarra L. Viera

dan Bonnie Jill Ferguson (1996: 27) menyatakan, “Dalam suatu pertandingan

sangat penting bagi anda untuk melakukan servis dengan konsisten yaitu paling

tidak 90% dari servis anda dapat melewati net ke daerah lawan”. Untuk

mendapatkan point melalui servis, maka servis harus dibuat sesulit mungkin agar

lawan sulit mengembalikan atau bahkan langsung mati. Soedarwo dkk. (2000: 38)

menjelasakan cara mempersulit bola servis pada dasarnya berkaitan dengan, “(1)

kecepatan, kurve dan belak-belok jalannya bola dan, (2) penempatan bola

diarahkan pada titik-titik kelemahan lawan”.

Kunci keberhasilan pukulan servis yaitu, bola dapat menyeberang

melewati net, laju bola sulit diantisipasi lawan dan diarahkan pada titik kelamahan

lawan. Kemampuan seorang pemain melakukan pukulan servis yang sulit atau

mengarahkan pada titik kelemahan lawan, maka akan menyulitkan lawan untuk

menerimanya atau bahkan lawan langsung mati sehingga mendapatkan point.

b. Servis Atas Bolavoli

Servis atas merupakan bentuk gerakan memukul bola menggunakan

lengan yang pelaksanaannya bola dipukul di atas kepala. Servis atas merupakan

bentuk pukulan yang memiliki efektivitas tinggi untuk melakukan serangan,

dibandingkan dengan servis bawah. Agus Mukholid (2004: 35) bahwa,

“Kelemahan servis tangan bawah adalah mudah diterima dan lintasannya

melambung tinggi sehingga mudah diantisipasi lawan”.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Servis dapat dikategorikan sebagai serangan karena pukulan servis atas

memiliki tenaga ayun lebih besar dan kecepatan gerakan lengan pemukul juga

lebih besar. Selain itu, lintasan bola lebih pendek sehingga bola sulit untuk

diprediksi lawan. Servis sebagai serangan, maka server dalam melakukan servis

dapat melakukan berbagai macam jenis servis yang dianggap paling efektif dan

sulit untuk mematikan lawan. Barbara L.V. & Bonnie J.F. (1996: 28) menyatakan

“Servis canggih yang populer adalah servis topspin, servis mengambang

melingkar (roundhouse floater), dan servis meloncat (jump serve)”. Hal senada

dijelaskan dalam materi PLPG dari Kemendiknas (2010: 131) servis atas bolavoli

dibedakan menjadi empat yaitu:

1) Servis mengambang. Dikatakan servis mengambang karena bola yang dipukul bergerak ke kiri dan ke kanan dan ke atas ke bawah pada saat bergerak melintasi net. Hal ini terjadi karena bola dipukul tanpa berputar. Putaran membuat bola stabil, tanpa putaran bola akan tampak bergerak dan meloncat.

2) Servis top spin Servis top spin dilakukan dengan cara memukul bola dengan keras. Pukulan keras menimbulkan putaran ke arah depanyang menyebabkan bola akan segera jatuh dengan cepat ke daerah lawan seteleh melewati net. Servis top spin akan mengakibatkan bola akan tetap bergerak lurus pada jalur yang telah diarahkan karena putaran yang membuat bola bergerak stabil.

3) Servis mengambang melingkar (roundhouse floater) Para pemain biasanya dapat dengan mudah menyeberangkan bola melewati net, karena servis ini mendayagunakan kesatuan otot-otot yang lebih besar pada tubuh. Bola akan mengambang dan bergerak seperti pisang sama seperti servis mengambang.

4) Servis meloncat (jump servivce) Servis meloncat (jump service) lebih sulit dilakukan, karena servis dengan meloncat dilakukan seperti gerakan smash. Servis dengan meloncat mengakibatkan laju bola menukik tajam seperti pukulan smash.

Dari beberapa macam jenis servis atas tersebut, seorang pemain harus

menguasainya. Kemampuan seorang pemain bolavoli menguasai berbagai macam

jenis servis dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam suatu pertandingan,

sehingga akan mendukung pencapaian kemenangan timnya. Dalam PLPG dari

Kemendiknas (2010: 133) bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Anda akan memiliki keuntungan terhadap lawan anda apabila dan dapat menguasai lebih dari 1 jenis servis dengan tingkat keberhasilan yang konsisten. Dengan melakukan berbagai servis yang berbeda akan membuat lawan anda menanti dengan terus menduga-duga servis apa yang akan anda lakukan. Bila setiap pemain yang melakukan servis dalam suatu tim menguasai jenis-jenis servis yang berbeda, maka tim tersebut dapat memperoleh keuntungan secara strategi karena membuat lawan selalu berada dalam kebingungan. Menguasai berbagai jenis servis atas sangat penting agar dapat

memenangkan pertandingan. Untuk dapat melakukan servis atas dengan baik,

maka harus menguasai teknik servis atas yang benar. Semakin baik dalam

menguasai tenik servis atas mempunyai peluang yang besar untuk mendapatkan

point melalui servis.

c. Teknik Pelaksanaan Servis Atas Bolavoli

Keberhasilan dalam melakukan servis atas harus didukung penguasaan

teknik servis yang baik dan benar. Menurut Soedarwo dkk., (200: 20-21) teknik

servis atas meliputi "(1) sikap permulaan, (2) sikap saat perkenaan dan, (3) sikap

akhir". Teknik-teknik servis atas harus dilakukan dengan baik dan benar, agar

dapat memperoleh hasil servis yang baik. Pelaksanaan teknik servis atas sebagai

berikut:

1) Sikap permulaan: Ambil sikap berdiri dengan kaki kiri berada lebih ke depan daripada kaki kanan dan kedua lutut ditekuk. Tangan kiri dan tangan kanan bersama-sama memegang bola. Tangan kiri menyangga bola sedang tangan kanan memegang bagian atas bola. Bola dilambungkan dengan tangan kiri ke atas sampai ketinggian kurang lebih setengah meter di atas kepala. Tangan kanan segera ditarik ke belakang atas kepala, dengan telapak kanan menghadap ke depan.

2) Sikap saat perkenaan: Setelah tangan kanan berada di atas belakang kepala dan bola berada sejangkauan tangan maka segera bola dipukul dengan cara memukul seperti pada smash. Sewaktu akan melakukan servis perhatian harus selalu terpusat pada bola. Lecutan tangan dan lengan sangat diperlukan dalam servis atas, bila perlu dibantu gerakan togok ke arah depan sehingga bola akan memutar lebih banyak. Pada waktu lengan dilecutkan siku jangan samapi ikut tertarik ke bawah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

3) Sikap akhir: Setelah memukul bola maka diikuti langkah kaki kanan ke depan dan

terus masuk ke lapangan permainan serta mengabil sikap siap normal.

Berikut ini disajikan ilustrasi rangkaian gerakan servis atas sebagai

berikut:

Gambar 1. Rangkaian Gerakan Servis Atas (Amung Ma’mum & Toto Soebroto, 2001: 63)

2. Modifikasi Pembelajaran Penjas

a. Hakikat Pembelajaran

Pembelajaran dewasa ini mengalami perubahan dan perkembangan.

Pembelajaran tidak hanya sekedar guru menyampaikan ilmu pengetahuan atau

keterampilan kepada siswa, tetapi pembelajaran sekarang ini merupakan suatu

proses agar siswa belajar sesuai dengan kemampuannya. Pembelajaran sekarang

lebih berorientasi bagaimana seorang guru menciptakan lingkungan belajar yang

baik, seperti penataan lingkungan, menyediakan alat dan sumber pembelajaran

dan hal-hal lain yang memungkinkan siswa merasa senang, sehingga dapat

berkembang secara optimal sesuai dengan bakat, minat dan potensi yang dimiliki.

M. Sobry Sutikno (2009: 32) menyatakan, “Pembelajaran adalah segala upaya

yang dilakukan guru (pendidik) agar terjadi proses belajar pada diri siswa”.

Menurut Benny A. Pribadi (2009: 11) berpendapat, “Pembelajaran sebagai

rangkaian peristiwa atau kegiatan yang disampaikan secara terstruktur dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

terencana dengan menggunakan sebuah atau beberapa media”. Sedangkan Syaiful

Sagala (2005: 62) berpendapat :

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkontruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran. Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, di dalam kegiatan

pembelajaran ada dua kegiatan memilih, menetapkan dan mengembangkan

metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pembelajaran lebih

menekankan pada cara-cara untuk mencapai tujuan dan berkaitan dengan

bagaimana cara mengorganisasikan materi pelajaran dan mengelola pembelajaran.

Dalam kegiatan pembelajaran seorang guru harus memahami hakikat materi

pelajaran yang diajarkannya sebagai suatu pelajaran yang dapat mengembangkan

kemampuan berfikir siswa dan memahami berbagai model pembelajaran yang

dapat merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan perencanaan yang

matang. Dalam proses pembelajaran inilah, peran guru dan siswa telah mengalami

perubahan. Lebih lanjut M. Sobry Sutikno (2009: 33&34) menyatakan:

1) Peran guru telah berubah dari: a) Sebagai penyampai pengetahuan, sumber utama informasi, ahli

materi dan sumber segala jawaban, menjadi sebagai fasilitator pembelajaran, pelatih, kolabolator dan mitra belajar.

b) Dari mengendalikan dan mengarahkan semua aspek pembelajaran, menjadi lebih banyak memberikan alternatif dan tanggung jawab kepada setiap siswa dalam proses pembelajaran.

2) Peran siswa dalam pembelajaran telah mengalami perubahan, yaitu: a) Dari penerima informasi yang pasif menjadi partisipan aktif dalam

proses pembelajaran. b) Dari mengungkapkan kembali pengetahuan menjadi menghasilkan

dan berbagi pengetahuan. c) Dari pembelajaran sebagai aktivitas individual menjadi

pembelajaran berkolaboratif dengan siswa lain.

Dalam kegiatan proses pembelajaran siswa lebih dominan atau berperan

aktif. Siswa harus selalu berpartisipasi aktif, menghasilkan berbagai macam

pengetahuan dan harus mampu bekerjasama dengan siswa lainnya. Sedangkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

guru bertindak sebagai motivator, fasilitator, mengelola berbagai sumber dan

fasilitas untuk dipelajari siswa. Menurut Wina Sanjaya (2006: 79) karakteristik

penting dari istilah pembelajaran yaitu:

1) Pembelajaran berarti membelajarkan siswa. Dalam konteks pembelajaran, tujuan utama mengajar adalah membelajarkan siswa. Oleh sebab itu, kriteria keberhasilan proses pembelajaran tidak diukur dari sejauh mana siswa telah menguasai materi pelajaran, tetapi diukur sejauh mana siswa telah melakukan proses belajar.

2) Proses pembelajaran berlangsung di mana saja Sesuai dengan karakteristik pembelajaran yang berorientasi kepada siswa, maka proses pembelajaran bisa terjadi dimana saja. Kelas bukanlah satu-satunya tempat belajar siswa. Siswa dapat memanfaatkan berbagai tempat belajar sesuai dengan kebutuhan dan sifat materi pelajaran.

3) Pembelajaran berorientasi pada pencapaian tujuan Tujuan pembelajaran bukanlah penguasaan materi pelajaran, akan tetapi proses untuk mengubah tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan yang dicapai. Oleh karena itulah penguasaan materi pelajaran bukanlah akhir dari proses pengajaran, tetapi hanya sebagai tujuan antara pembentukan tingkah laku yang lebih luas.

Berdasarkan pengertian pembelajaran dan karakteristik pembelajaran

dapat disimpulkan, pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dirancang oleh

guru untuk membantu peserta didik mempelajari suatu kemampuan atau nilai

yang baru dalam suatu proses yang sistematis melalui tahap rancangan,

pelaksanaan dan evaluasi dalam konteks kegiatan pembelajaran. Dalam proses

pembelajaran itu dikembangkan melalui pola pembelajaran yang menggambarkan

kedudukan serta peran pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran.

Pendidik sebagai sumber belajar, penentu metode belajar, dan juga penilai

kemajuan belajar.

b. Hakikat Modifikasi Pembelajaran

Penyelenggaraan program pendidikan jasmani hendaknya mencerminkan

karakteristik program pendidikan jasmani itu sendiri, yaitu “Developmentally

Appropiate Practice” (DAP). Artinya adalah, tugas ajar yang diberikan harus

memperhatikan perubahan kemampuan anak dan dapat membantu mendorong

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

perubahan tersebut. Dengan demikian tugas ajar tersebut harus sesuai dengan

tingkat perkembangan anak didik yang sedang belajar. Tugas ajar yang sesuai ini

harus mampu mengakomodasi setiap perubahan dan perbedaan karakteristik

setiap individu serta mendorongnya ke arah perubahan yang lebih baik.

Modifikasi merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh guru

agar pembelajaran mencerminkan DAP. Oleh karena itu, DAP termasuk di

dalamnya “body scaling” atau ukuran tubuh siswa, harus selalu dijadikan prinsip

utama dalam memodifikasi pembelajaran. Menurut Yoyo Bahagia dan Adang

Suherman (2000: 1) bahwa, “Esensi modifikasi adalah menganalisa sekaligus

mengembangkan materi pelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk

aktivitas belajar yang potensial dapat memperlancar siswa dalam belajarnya. Cara

ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan dan membelajarkan siswa dari

yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, dari tingkat yang tadinya lebih rendah

menjadi memiliki tingkat yang lebih tinggi”.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, pada prinsipnya modifikasi

pembelajaran merupakan suatu cara mengajar yang berorientasi pada keadaan

siswa (body scaling), dimana kemampuan atau keadaan siswa merupakan faktor

utama yang harus diperhatikan dalam proses belajar mengajar keterampilan. Di

samping itu juga, dalam proses pembelajaran dilakukan dari cara yang sederhana

atau mudah yang disesuaikan pada kondisi siswa agar terjadi perubahan-

perubahan pada diri siswa sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

c. Aspek-Aspek Modifikasi Pembelajaran Penjas

Cara seorang guru memodifikasi pembelajaran akan tercermin dari

aktivitas pembelajaran yang digunakan guru dari mulai awal hingga akhir

pelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, maka

seorang guru harus cermat dalam mengadakan modifikasi pembelajaran. Segala

aspek yang terkait dalam proses pembelajaran harus dicermati yang didasarkan

pada kondisi siswa. Untuk memodifikasi pembelajaran dapat dilakukan dari

beberapa aspek, misalnya tujuannya, lingkungan, materi dan lain sebagainya.

Yoyo Bahagia, Ucup Yusuf dan Adang Suherman dan (2000: 2) menyatakan,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

“Aspek analisa modifikasi pembelajaran meliputi: (1) tujuan, (2) karakteristik

materi, (3) kondisi lingkungan dan, (4) evaluasi”.

Berdasarkjan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, modifikasi dalam

pembelajaran Penjas dapat dilakukan pada empat aspek yaitu, tujuan, karakteristik

materi, kondisi lingkungan dan evaluasi. Ditinjau dari modifikasi pembelajaran,

maka modifikasi ketinggian net bvertahap dan jarak servis bertahap termasuk

dalam modifikasi kondisi lingkungan. Seorang guru Penjas dapat melakukan

modifikasi pembelajaran Penjas menurut kebutuhan dan tujuan yang diinginkan.

4. Pembelajaran Servis Atas Bolavoli dengan Modifikasi Ketinggian Net

Bertahap

a. Pelaksanaan Pembelajaran Servis Atas Bolavoli dengan Modifikasi

Ketinggian Net Bertahap

Pembelajaran servis atas bolavoli dengan modifikasi ketinggian net secara

bertahap merupakan bentuk pembelajaran keterampilan yang dilakukan dari cara

yang mudah, kemudian secara bertahap ditingkatkan ke gerakan yang lebih sulit

dan kompleks yaitu pada ketinggian net sebenarnya 2.43 meter. Karena dalam

memodifikasi pembelajaran Penjas dapat dilakukan dari beberapa aspek. H.J.S.

Husdarta (2009: 180) menyatakan, “Komponen-komponen penting dalam

pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan yang dapat dimodifikasi

meliputi: “(1) Ukuran berat, bentuk peralatan yang dipergunakan, (2) Lapangan

permainan, (3) Waktu bermain atau lamanya permainan, (4) Peraturan permainan,

dan (5) Jumlah pemain”.

Berdasarkan pendapat tersebut, pembelajaran servis atas dengan

modifikasi ketinggian net secara bertahap termasuk modifikasi ukuran, berat atau

bentuk peralatan yang digunakan. Sedangkan menurut Yoyo Bahagia, Ucup Yusuf

dan Adang Suherman (2000: 4) modifikasi pembelajaran servis atas dengan

ketinggian net secara bertahap merupakan modifikasi lingkungan belajar.

“Modifikasi lingkungan pembelajaran ini menyangkut banyak aspek. Hal ini

didasarkan pada keadaan kondisi lingkugan yang digunakan dalam proses belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

mengajar keterampilan. Modifikasi kondisi lingkungan pembelajaran meliputi:

“(1) peralatan, (2) penataan ruang gerak dalam berlatih, (3) jumlah siswa yang

terlibat dan, (4) organisasi atau formasi berlatih”.

Modifikasi ketinggian net secara bertahap yang dimaksud yaitu, menata

ketinggian net lebih rendah dari ketinggian yang sebenarnya (2.43 meter). Dari

ketinggian net sebenarnya 2.43 meter dari lantai diturunkan lebih rendah menurut

kebutuhan. Misalnya ketinggian net diturunkan pada ketinggian 2 meter. Hal ini

karena, net dengan ketinggian 2.43 meter siswa merasa sulit untuk

menyeberangkan bola ke daerah permainan lawan. Dengan net diturukan 2 meter

dari lantai diharapkan siswa lebih mudah melakukan servis atas. H.J.S. Husdarta

(2009: 179) menyatakan:

Alasan utama perlunya modifikasi adalah: 1) Anak bukanlah orang dewasa dalam bentuk kecil, kematangan fisik

dan mental anak belum selengkap orang dewasa. 2) Pendekatan pembelajaran pendidikan jasmani selama ini kurang

efektif, hanya bersifat lateral dan monoton. 3) Fasilitas pembelajaran pndidikan jasmani yang ada sekarang hampir

semuanya didesain untuk orang dewasa. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, memodifikasi pembelajaran

keterampilan sangat penting bagi anak-anak (siswa). Karena dalam

membelajarkan keterampilan yang sulit bagi anak-anak harus dilakukan dari cara

yang mudah. Untuk selanjutnya ditingkatkan ke tingkat yang sulit dan kompleks.

Sugiyanto (1996: 31) menyatakan, “Pertimbangan menentukan urutan materi

belajar keterampilan didasarkan pada (1) tingkat kesulitan gerakan, (2) tingkat

kompleksitas gerakan, (3) intensitas penggunaan daya fisik dan, (4) kemungkinan

menimbulkan transfer positif”.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, pembelajaran servis atas dengan

memodifikasi ketinggian net merupakan cara belajar keterampilan yang dilakukan

dari cara yang mudah, kemudian pembelajaran ditingkatkan secara bertahap ke

tingkat yang lebih sulit atau kompleks. Hal ini dimaksudkan agar siswa memiliki

keterampilan awal yang memadai. Jika pada akhirnya ditingkatkan pada

keterampilan yang lebih sulit dan kompleks siswa akan lebih mudah dan cepat

beradaptasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Langkah pertama dalam pembelajaran servis atas dengan modifikasi

ketinggian net yaitu, guru menjelaskan maksud dan tujuan dari modifikasi

ketinggian net. Ketinggian net diturunkan menjadi 200 cm dari lantai. Agar para

siswa dengan mudah melakukan servis atas. Selanjutnya guru menerangkan teknik

servis atas dari sikap permulaan, gerakan pelaksanaan dan gerak lanjut.

Selanjutnya guru mendemonstrasikan gerakan servis atas secara keseluruhan dari

daerah servis. Setelah siswa memahami dan mengerti teknik servis atas secara

keseluruhan, siswa melakukan servis atas dari daerah servis dan mengarahkan

bola ke daerah permainan lawan secara berulang-ulang, demikian seterusnya

sesuai dengan program yang telah dijadwalkan. Setelah tiga (3) kali pembelajaran

dalam satu minggu ketinggian net dinaikkan 10 cm. Namun pada minggu ke lima

dan keenam ketinggian net dinaikkan 13 cm. Hal ini dimaksudkan agar sesuai

jadwal yang diprogramkan penelitian treatment selama 6 minggu, ketinggian net

mencapai ketinggian sebenarnya yaitu 2.43 m.

18 m

9 m

X o

3 m Net Ketinggian net 2 m

Gambar 2. Ilustrasi Pembelajaran Servis Atas dengan Modifikasi Ketinggian Net

Bertahap (Barbara L.V & Bonnie J.F., 1996: 41)

Lintasan bola Daerah serang 3 m

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

b. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Servis Atas dengan Modifikasi

Ketinggian Net Bertahap

Modifikasi pembelajaran pendidikan jasmani dapat dilakukan dari

beberapa macam cara menurut kebutuhan. Seorang guru Penjas harus kreatif dan

inovatif dalam menciptakan pembelajaran. Setiap kesulitan yang dihadapi siswa

harus segera dicarikan solusi yang tepat agar diperoleh hasil belajar yang optimal.

Demikian halnya dalam pembelajaran servis atas bolavoli, jika siswa merasa sulit

melakukan servis atas karena net yang cukup tingi, maka dapat dimodifikasi

dengan cara ketinggian net diturunkan. Jika pada ketinggian net yang rendah

siswa mampu melakukan servis atas, selajutnya ditingkatkan secara bertahap

sesuai dengan program pembelajaran yang telah dijadwalkan.

Berdasarkan modifikasi ketinggian net tersebut di atas, pembelajaran ini

dapat diidentifikasi kelebihan dan kelemahannya. Kelebihan pembelajaran servis

atas dengan modifikasi ketinggian net antara lain:

1) Siswa menjadi lebih senang dan sangat tertarik karena net yang cukup rendah,

sehingga merasa lebih mudah untuk melakukan servis atas.

2) Peluang bola masuk ke daerah permainan lawan lebih besar.

3) Kesulitan siswa dalam melakukan servis atas bolavoli dapat teratasi.

4) Secara tidak langsung siswa mampu beradaptasi melakukan servis atas pada

ketinggian net sebenarnya, karena ketinggian net dinaikkan secara bertahap.

Kelemahan pembelajaran servis atas bolavoli dengan modifikasi

ketinggian net antara lain:

1) Siswa merasa lebih bisa karena net cukup rendah, sehingga teknik servis atas

sering terabaikan.

2) Servis yang dilakukan masih dapat menyangkut net meskipun net rendah,

karena jarak servis cukup jauh (jarak sebenarnya 9 m).

3) Teknik servis atas yang diabaikan akan berakibat pola gerakan servis atas

menjadi salah salah, sehingga servis atas yang dilakukan kurang efektif.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

5. Pembelajaran Servis Atas Bolavoli dengan Modifikasi

Jarak Servis Bertahap

a. Pelaksanaan Pembelajaran Servis Atas Bolavoli dengan Modifikasi Jarak

Servis Bertahap

Pembelajaran servis atas bolavoli dengan modifikasi jarak servis bertahap

pada dasarnya merupakan pembelajaran yang didasarkan pada body scaling.

Pembelajaran servis dengan modifikasi jarak bertahap diberikan kepada siswa

karena kondisi siswa belum siap atau belum mampu melakukan servis dari jarak

yang sebenarnya. Seringkali servis atas dari jarak sebenarnya kurang dapat

dilakukan dengan baik, bolanya sering menyangkut net, atau bolanya melenceng

ke luar lapangan permainan. Sugiyanto (1996:64) berdasarkan pertimbangan

tingkat kesulitan dan tingkat kompleksitas, penyusunan materi pelajaran

hendaknya mengikuti prinsip-prinsip penyusunan materi keterampilan yaitu: “(1)

dimulai dari materi belajar yang mudah dan ditingkatkan secara berangsur-angsur

ke materi yang lebih sukar, (2) dimulai dari materi belajar yang sederhana dan

ditingkatkan secara berangsur-angsur ke materi yang semakin kompleks”.

Pendapat lain dikemukakan Rusli Lutan dan Adang Suherman (2000: 76) bahwa:

Manakala kondisi sebenarnya menjadi penghambat belajar keterampilan tertutup, rubahlah kondisi latihan itu pada tingkat yang bisa dilakukan siswa selama perubahan kondisi tersebut tidak merusak integritas skill yang dipelajarinya. Pada kesempatan ini ubahlah orientasi pembelajaran agar lebih menekankan pada efisiensi (proses) daripada efektivitas (produk). Jelaskanlah pengetahuan hasil tentang proses. Untuk selanjutnya tingkatkan kondisi. Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, pembelajaran

servis atas dengan modifikasi jarak servis secara bertahap merupakan solusi untuk

membelajarkan servis atas dari jarak yang lebih mudah, karena servis atas dari

jarak yang sebenarnya siswa mengalami kesulitan. Pembelajaran servis atas

dengan modifikasi jarak servis secara bertahap merupakan cara belajar yang

dilakukan dari kondisi yang mudah atau sederhana dan secara bertahap jarak

servis ditingkatkan. Belajar tahap demi tahap hasilnya akan lebih baik. Hasil yang

dicapai pada tahap awal bisa menjadi modal untuk mempelajari materi berikutnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Kemampuan fisik dan gerak akan berkembang sejalan dengan aktivitas

mempraktekkan gerak berulang-ulang. Dengan meningkatnya kemampuan fisik

dan gerak akan menjadi siap untuk mempelajari gerakan-gerakan yang semakin

sukar atau berat dan kompleks.

Tujuan pentahapan jarak servis yaitu, untuk mengatasi tingkat kesulitan

siswa, misalnya kekuatan belum memadai, teknik yang belum baik, sehingga

siswa dapat melakukan servis atas dengan baik. Pelaksanaan pembelajaran servis

atas dengan modifikasi jarak servis bertahap yaitu: servis atas dilakukan dari jarak

3 meter dari net (dari garis serang) di dalam lapangan permainan. Dari jarak servis

3 meter tersebut diharapkan siswa akan lebih mudah menyeberangkan bola ke

daerah permainan lapangan lawan. Untuk selanjutnya setelah tiga kali latihan

dalam satu minggu, jarak servis ditambah 1 m. Peningkatan jarak servis ini

didasarkan pada lamanya waktu treatment selama 6 minggu dengan 3 kali latihan

dalam satu minggu. Dengan penambahan jarak servis 1 meter, maka pada minggu

terakhir dari treatment yang dijadwalkan, jarak servis telah sampai pada daerah

servis atau jarak servis sebenarnya. Berdasarkan pentahapan jarak servis tersebut

siswa melakukan servis atas dengan memperagakan teknik servis atas yang terdiri

dari sikap permulaan, gerakan pelaksanaan,dan gerakan lanjutan. Untuk lebih

jelasnya berikut ini disajikan ilustrasi pembelajaran servis bawah dengan jarak

bertahap sebagai berikut:

Net

Jarak 3 m

Gambar 3. Ilustrasi Pembelajaran Servis Atas dengan Modifikasi Jarak Servis secara Bertahap,

(Barbara L.V & Bonnie J.F., 1996:3)

3 m Xo Daerah serang x Lintasan bola 120 cm (3 x Lat) Xo x Xo x

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

b. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Servis Atas Bolavoli dengan

Modifikasi Jarak Servis Bertahap

Pembelajaran servis atas dengan modifikasi jarak servis bertahap

merupakan pembelajaran yang dilakukan dari cara yang mudah dan didasarkan

pada kondisi siswa. Dengan belajar servis dari jarak yang lebih dekat akan

menimbulkan rasa senang dan motivasi belajar yang tinggi, sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai. Sugiyanto dan Agus Kristiyanto (1998: 3)

menyatakan, “Menguat atau melemahnya hubungan stimulus dengan respon

merupakan akibat dari respon yang dilakukan. Hubungan stimulus-respon

semakin menguat bila munculnya respon disertai oleh keadaan menyenangkan

atau memuaskan”.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, siswa akan mencapai hasil belajar

servis atas yang optimal, jika kondisi belajar cukup menyenangkan dan siswa

mampu melakukannya dengan baik. Berdasarkan hal tersebut pembelajaran servis

atas dengan modifikasi jarak servis secara bertahap dapat diidentifikasi kelebihan

dan klemahannya. Kelebihan pembelajaran servis atas dengan modifikasi jarak

servis bertahap di antaranya:

1) Bagi siswa pemula (yang baru belajar bolavoli), pembelajaran servis atas dari

jarak bertahap sangat efektif, sebab dilakukan dari mudah ke yang lebih sukar.

2) Pelaksanaan pembelajaran ini tidak sukar, sehingga bagi siswa yang belum

bisa sama sekalipun akan dapat mengikuti dengan pembelajaran ini.

3) Tingkat keberhasilan dalam pembelajaran ini cukup besar karena dilakukan

dari yang mudah kemudian ditingkatkan ke yang lebih sukar.

4) Dalam melakukan pembelajaran ini konsentrasi siswa terhadap penguasaan

teknik servis dapat dicapai, sehingga akan meningkatkan keterampilan servis

atas.

Sedangkan kelemahannya pembelajaran servis atas dengan modifikasi jarak

servis secara bertahap antara lain:

1) Bagi siswa yang sudah menguasai teknik servis atas, ukan pembelajaran ini

kurang menantang dan membosankan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

2) Orientasi siswa terhadap jarak servis yang sesungguhnya seperti dalam

permainan menjadi kurang berkembang.

6. Koordinasi

a. Koordinasi Mata-Tangan

Koordinasi pada prinsipnya merupakan pengaturan syaraf-syaraf pusat dan

tepi secara harmonis dalam menggabungkan gerakan-gerakan otot synergis dan

antagonis secara selaras. Koordinasi adalah suatu kemampuan biomotorik yang

sangat kompleks. Karakteristik koordinasi sangat unik karena kordinasi bukan

merupakan kemampuan fisik tunggal, tetapi tersusun dari beberapa unsur fisik

yang saling berinteraksi satu sama lainnya. Harsono (1988: 219) menyatakan

“Koordinasi sangat erat hubungannya dengan kecepatan, kekuatan, daya tahan dan

fleksibilitas”. Menurut Rusli Lutan dan Adang Suherman (2000: 172)

menyatakan, “Koordinasi merupakan keharmonisan kerja antara kelompok otot

selama melakukan tugas gerak yang menunjukkan tingkat keterampilan”. Menurut

Ismaryati (2006: 53-54) bahwa, “Koordinasi adalah sebagai hubungan yang

harmonis dari hubungan saling berpengaruh di antara kelompok-kelompok otot

selama melakukan kerja yang ditunjukkan dengan berbagai tingkat keterampilan”.

Sedangkan Brian J. Sharkey (2003: 169) menyatakan, “Koordinasi

mengimplikasikan hubungan yang harmonis, penyatuan atau aliran gerak yang

halus dalam melakukan pekerjaan”.

Berdasarkan tiga pendapat tersebut menunjukkan bahwa, koordinasi

menyatakan hubungan harmonis berbagai faktor yang terjadi pada suatu gerakan.

Berdasarkan pengertian koordinasi dari tiga ahli tersebut dapat disimpulkan

koordinasi mata-tangan merupakan kemampuan mata untuk mengintegrasikan

rangsangan yang diterima dan tangan sebagai fungsi penggerak untu melakukan

gerakan sesuai yang diinginkan. Seperti dikemukakan Sadoso Sumosardjuno

(1994: 125) bahwa, “Koordinasi mata-tangan adalah suatu integrasi antara mata

sebagai pemegang fungsi utama, dan tangan sebagai pemegang fungsi yang

melakukan suatu gerakan tertentu”.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Koordinasi

Tingkat koordinasi atau baik tidaknya koordinasi gerak seseorang

tercermin dalam kemampuannya untuk melakukan suatu gerakan secara mulus,

tepat (precise) dan efisien. Seseorang yang memiliki koordinasi yang baik tidak

hanya mampu melakukan suatu keterampilan secara sempurna, tetapi juga mudah

dan cepat dapat melakukan keterampilan-keterampilan yang baru.

Untuk memperoleh kemampuan koordinasi yang baik dibutuhkan latihan

secara teratur dengan bentuk latihan yang tepat. Selain itu, kemampuan koordinasi

yang dimiliki seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor. Harsono (1988: 221)

menyatakan, “Kecepatan, kekuatan, daya tahan, kelentukan, kinesthetic sense,

balance, dan ritme, semua menyumbang dan berpadu di dalam koordinasi gerak,

oleh karena satu sama lainnya mempunyai hubungan yang erat. Kalau salah satu

unsur tidak ada, atau kurang berkembang, maka hal ini akan berpengaruh terhadap

kesempurnaan koordinasi”. Koordinasi merupakan kemampuan biomotorik yang

di dalamnya terdapat beberapa unsur kondisi fisik yang saling berkaitan.

Sugiyanto dan Sudjarwo (1992: 227) menyatakan, “Syarat-syarat kualitas

koordinasi adalah kualitas persepsi selama melakukan gerakan, kualitas

penyesuaian gerak dalam dimensi waktu dan jarak, kualitas pemahaman gerak,

kualitas pengorganisasian syaraf dan otot”. Pendapat lain dikemukakan Menurut

Suharno HP. (1993:62) dalam usaha untuk pencapaian prestasi, koordinasi

dipengaruhi oleh:

1) Pengaturan syaraf pusat dan tepi, hal ini berdasarkan pembawaan atlet dan hasil dari latihan.

2) Tergantung tonus dan elastisitas dari otot yang melakukan gerakan. 3) Baik tidaknya keseimbangan, kelincahan, dan kelentukan atlet. 4) Baik dan tidaknya koordinasi kerja syaraf, otot dan indera. Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, faktor-faktor

yang mempengaruhi koordinasi sangat kompleks. Faktor pembawaan dan

kemampuan kondisi fisik khususnya kelincahan, kelentukan, keseimbangan,

kekuatan, daya tahan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan

koordinasi yang dimiliki seseorang. Dengan kata lain, jika kelincahan, kelentukan,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

keseimbangan, kekuatan dan daya tahan baik, maka tingkat koordinasinya juga

baik. Latihan yang bertujuan meningkatkan komponen kondisi fisik tersebut,

maka secara tidak langsung akan meningkatkan kemampuan koordinasi pula.

c. Peranan Koordinasi Mata-Tangan dengan Kemampuan Servis Atas

Bolavoli

Koordinasi mata-tangan mutlak diperlukan dalam permainan bolavoli

karena dapat mendukung untuk menguasai bola dengan baik. Hampir seluruh

permainan bolavoli membutuhkan koordinasi mata-tangan. Koordinasi mata-

tangan merupakan dasar untuk mencapai ketrampilan yang tinggi dalam

melakukan teknik dasar bolavoli termasuk servis atas.

Ditinjau dari gerakannya, servis atas bolavoli merupakan ketrampilan yang

memiliki unsur gerakan yang kompleks. Karena servis merupakan gabungan dari

beberapa gerakan yang harus dikoordinasikan dengan baik dan harmonis. Gerakan

servis atas bila diuraikan terdiri atas memegang bola, melambungkan bola,

memukul bola dan gerak lanjut. Gerakan memukul bola dilakukan dengan cara

mengayun lengan pemukul dan perkenaan telapak tangan dengan bola. Untuk

melakukan beberapa unsur gerakan tersebut secara baik dan harmonis diperlukan

kemampuan koordinasi yang baik. Gerhard. Durrwachter (1990: 45) menyatakan,

“Pemain harus memilki koordinasi gerak yang tepat antara mengayun dan

melambungkan bola, serta memukul dan gerakan maju ke depan. Kesalahan

dalam mencermati lambungan bola dan ayunan tangan kemudian memukul bola

akan berakibat kegagalan dalam melakukan pukulan servis”.

Pelaksanaan gerakan servis atas memerlukan koordinasi mata-tangan yang

baik. Gerakan servis atas merupakan gerakan menggunakan kecermatan

pandangan (mata) dan keakuratan gerakan tangan. Dalam melakukan gerakan

servis atas seorang pemain dituntut dapat mengkoordinasikan gerakan

melambungkan bola, melihat posisi bola, dan memukul bola dengan tepat serta

berusaha mengarahkan bola pada titik kelemahan lawan. Tanpa memiliki

koordinasi mata-tangan, maka hasil servis yang dilakukan akan sulit mencapai

hasil seperti yang diharapkan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dibutuhkan untuk mendukung kajian teoritis yang

dikemukakan. Sampai saat ini telah banyak penelitian ilmiah yang dilakukan

khususnya yang terkait dengan pendekatan pembelajaran bermain dengan hasil

yang masih bervariasi atau beragam.

1. Penelitian Leni Rosita Dewi dengan judul, “Perbedaan Pengaruh Pendekatan

Pembelajaran dan Koordinasi Mata-Tangan terhadap Hasil Belajar Passing

Bawah Bolavoli pada Siswa Putri Kelas VII SMP Negeri 2 Tawangsari

Sukoharjo Tahun Pelajaran 2009/2010”. Dari hasil penelitian ini diperoleh

simpulan pendekatan pembelajaran bermain lebih baik pengaruhnya daripada

pendekatan konvensional terhadap hasil belajar passing bawah bolavoli. Dari

hasil analisis data menunjukkan Fo = 9.851 > Ft 4.11, dengan selisih

perbedaan 3.10. Siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi memiliki

pengaruh yang lebih baik pengaruhnya terhadap hasil belajar passing bawah

bolavoli daripada siswa yang memiiki koordinasi mata-tangan rendah. Dari

hasil analisis data menunjukkan Fo = 15.147 > Ft 4.11, dengan selisih

perbedaan 2.50.

2. Penelitian Agus Wantoro dengan judul, “Perbedaan Pengaruh Pembebanan

Latihan dan Koordinasi Mata-Tangan terhadap Kemampuan Servis Atas

Bolavoli pada Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri I Geyer Grobogan Tahun

Pelajaran 2007/2008”. Dari hasil penelitian ini diperoleh simpulan

pembebanan latihan secara linier lebih baik pengaruhnya daripada

pembebanan non liner terhadap kemampuan servis atas bolavoli. Dari hasil

analisis data menunjukkan 256.8872 > Ft 4.080, dengan selisih perbedaan

1.95. Siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi lebih baik

pengaruhnya terhadap kemampuan servis atas bolavoli daripada siswa yang

memiliki koordinasi matatangan rendah. Dari hasil analisis data menunjukkan

246.9117 > Ft 4.080, dengan selisih perbedaan 2.15.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

B. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kajian pustaka yang mendasari dari variabel penelitian, maka

dapat digambarkan kerangka konseptual kerangka pemikiran sebagai berikut:

Berdasarkan kerangka konseptual yang digambarkan tersebut dapat

diuraikan secara lebih rinci kerangka pemikiran sebagai berikut sebagai berikut:

1. Perbedaan Pengaruh Modifikasi Pembelajaran Servis dengan Ketinggian

Net Bertahap dan Jarak Servis Bertahap terhadap Hasil Belajar Servis

Atas Bolavoli

Pembelajaran servis atas bolavoli dengan modifikasi ketinggian net

bertahap dan jarak servis bertahap merupakan bentuk pembelajaran yang dapat

digunakan untuk mengatasi kesulitan dalam pembelajaran servis atas bolavoli.

Kesulitan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran servis atas bolavoli di

antaranya kemampuan fisik yang belum terlatih, teknik masih rendah atau tidak

memiliki pengalaman.

Pembelajaran servis atas dengan meodifikasi ketinggian net bertahap yaitu,

ketinggian net dari 2.43 m diturunkan menjadi 2 meter. Dari ketinggian net 2

meter diharapkan siswa lebih mudah melakukan servis atas. Kemudian secara

Permainan Bolavoli

Koordinasi mata-tangan

tinggi

Koordinasi mata-tangan

rendah

Koordinasi Mata-Tangan

Koordinasi mata-tangan

tinggi

Koordinasi mata-tangan

rendah

Modifikasi Ketingian Net

Bertahap Modifikasi Jarak Servis Bertahap

Kemampuan Servis Atas Bolavoli

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

bertahap ketinggian net dinaikkan sampai pada ketinggian yang sebenarnya.

Pembelajaran servis atas dengan modifikasi ketinggian net memiliki kelebihan

antara lain: siswa menjadi lebih senang dan sangat tertarik karena net yang cukup

rendah, sehingga merasa lebih mudah untuk melakukan servis atas, peluang bola

masuk ke daerah permainan lawan lebih besar, kesulitan siswa dalam melakukan

servis atas bolavoli dapat teratasi dan secara tidak langsung siswa mampu

beradaptasi melakukan servis atas pada ketinggian net sebenarnya, karena

ketinggian net dinaikkan secara bertahap. Kelemahan pembelajaran servis atas

bolavoli dengan modifikasi ketinggian net antara lain: siswa merasa lebih bisa

karena net cukup rendah, sehingga teknik servis atas sering terabaikan, teknik

servis atas yang diabaikan akan berakibat pola gerakan servis atas menjadi salah

salah, sehingga servis atas yang dilakukan kurang efektif dan servis yang

dilakukan masih dapat menyangkut net meskipun net rendah, karena jarak servis

cukup jauh (jarak sebenarnya 9 m).

Sedangkan pembelajaran servis atas dengan modifikasi jarak servis

merupakan pembelajaran servis yang dilakukan dengan jarak bertahap (dari

daerah serang), selanjutnya ditingkatkan secara periodik hingga pada jarak yang

sesungguhnya dalam permainan bolavoli. Tujuan pentahapan ini untuk

mengurangi tingkat kesulitan, karena siswa belum memiliki kekuatan yang

memadai dan teknik servis atas masih rendah. Pembelajaran servis atas dengan

modifikasi jarak servis memiliki kelebihan antara lain: bagi siswa pemula (yang

baru belajar bolavoli), pembelajaran servis atas dari jarak bertahap sangat efektif,

sebab dilakukan dari mudah ke yang lebih sukar, pelaksanaan pembelajaran ini

tidak sukar, sehingga bagi siswa yang belum bisa sama sekalipun akan dapat

mengikuti dengan pembelajaran ini, tingkat keberhasilan dalam pembelajaran ini

cukup besar karena dilakukan dari yang mudah kemudian ditingkatkan ke yang

lebih sukar, konsentrasi siswa terhadap penguasaan teknik servis dapat dicapai,

sehingga akan meningkatkan keterampilan servis atas. Kelemahan pembelajaran

servis atas dengan modifikasi jarak servis secara bertahap antara lain: bagi siswa

yang sudah menguasai teknik servis atas, ukan pembelajaran ini kurang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

menantang dan membosankan dan orientasi siswa terhadap jarak servis yang

sesungguhnya seperti dalam permainan menjadi kurang berkembang.

Berdasarkan karakteristik dari masing-masing bentuk modifikasi

pembelajaran servis atas tersebut dan kelebihan serta kelemahannya, kedua bentuk

pembelajaran tersebut akan menimbulkan pengaruh yang berbeda terhadap

peningkatan hasil belajar servis atas bolavoli. Perbedaan perlakuan akan

menimbulkan respon yang berbeda pula pada diri pelaku. Dengan demikian

diduga, pembelajaran servis atas dengan modifikasi ketinggian net bertahap dan

jarak servis bertahap memiliki perbedaan pengaruh terhadap peningkatan hasil

belajar servis atas bolavoli.

2. Perbedaan Kemampuan Servis Atas Bolavoli antara Siswa yang Memiliki

Koordinasi Mata-Tangan Tinggi dengan Siswa yang Memiliki Koordinasi

Mata-Tangan Rendah

Servis atas bolavoli memiliki unsur gerakan yang cukup kompleks.

Ditinjau dari gerakannya servis atas merupakan gabungan dari beberapa gerakan

yang harus dikoordinasikan dengan baik dan harmonis. Gerakan servis atas terdiri

atas memegang bola, melambungkan bola, memukul bola dan gerak lanjut. Untuk

melakukan beberapa unsur gerakan tersebut secara baik dan harmonis diperlukan

kemampuan koordinasi yang baik.

Gerakan servis atas merupakan gerakan menggunakan kecermatan

pandangan mata dan keakuratan gerakan tangan. Dalam melakukan gerakan servis

atas seorang pemain dituntut dapat mengkoordinasikan gerakan melambungkan

bola, melihat posisi bola, dan memukul bola dengan tepat serta berusaha

mengarahkan bola pada titik kelemahan lawan. Kemampuan melakukan servis

atas dan menempatkan bola pada sasaran yang diinginkan sangat dipengaruhi oleh

kualitas koordinasi mata-tangan. Hal ini artinya, baik tidaknya koordinasi mata-

tangan yang dimiliki siswa akan berpengaruh pada kualitas servis atas yang

dilakukan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

3. Interaksi Modifikasi Pembelajaran dan Koordinasi Mata-Tangan

terhadap Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli

Kemampuan siswa dalam melakukan servis atas dapat ditingkatkan

melalui pembelajaran yang tepat. Pembelajaran servis atas bolavoli dengan

modifikasi ketinggian net bertahap dan jarak servis bertahap merupakan bentuk

pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar servis atas

bolavoli. Selain itu, hasil belajar servis atas bolavoli lebih maksimal perlu

didukung kemampuan kondisi fisik yang baik, salah satunya koordinasi mata-

tangan.

Berdasarkan karaktersitik modifikasi pembelajaran servis atas bolavoli

dengan ketinggian net bertahap dan jarak servis bertahap, maka siswa yang

memiliki koordinasi mata-tangan tinggi lebih cocok diberi pembelajaran servis

atas dengan modifikasi ketinggian net bertahap. Karena siswa yang memiliki

koordinasi mata-tangan tinggi akan mampu melakukan servis atas dengan baik

meskipun jarak servis dilakukan dari jarak sebenarnya. Karena servis dilakukan

dari jarak sebenarnya, maka dibutuhkan koordinasi mata-tangan yang baik. Tetapi

sebaliknya, siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah lebih cocok

diberi pembelajaran servis atas dengan modifikasi jarak servis bertahap. Karena

pembelajaran servis dengan modifikasi jarak servis, servis atas dilakukan dari

dalam lapangan permainan (daerah serang). Jarak servis yang lebih dekat, maka

keterlibatkan koordinasi mata-tangan tidak seperti pada servis dilakukan dari

jarak sebenarnya. Dengan demikian diduga, antara modifikasi pembelajaran dan

koordiansi mata-tangan memiliki interaksi di antara keduanya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

C. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran yang telah

dikemukakan di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Diduga perbedaan pengaruh modifikasi pembelajaran servis atas dengan

ketinggian net bertahap dan jarak servis bertahap terhadap hasil belajar servis

atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun

pelajaran 2010/2011.

2. Diduga perbedaan hasil belajar servis atas bolavoli antara siswa yang memiliki

koordinasi mata-tangan tinggi dengan siswa yang memiliki koordinasi mata-

tangan rendah pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun

pelajaran 2010/2011.

3. Diduga interaksi antara modifikasi pembelajaran dan koordinasi mata-tangan

terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP

Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di lapangan bolavoli SMP Negeri 5 Sukoharjo.

Penelitian dilaksanakan selama satu setengah bulan. Pelaksanaan penelitian tes

awal dilaksanakan pada tanggal 15 April 2011. Pelaksanaan program

pembelajaran dilaksanakan pada tanggal 19 April - 28 Mei 2011 Penelitian

dilaksanakan pada hari Selasa, Kamis dan Sabtu mulai dari pukul 15.00 WIB –

17.00 WIB.

B. Rancangan Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

Dasar penggunaan metode ini adalah kegiatan percobaan yang diawali dengan

memberikan perlakuan kepada subjek yang diakhiri dengan suatu bentuk tes guna

mengetahui pengaruh perlakuan yang telah diberikan. Sugiyanto (1995: 21)

mengemukakan “Tujuan penelitian eksperimental adalah untuk meneliti ada

tidaknya hubungan sebab akibat serta besarnya hubungan sebab akibat tersebut

dengan cara memberikan perlakukan (treatment) terhadap kelompok eksperimen

yang hasilnya dibandingkan dengan hasil kelompok kontrol yang tidak diberi

perlakuan atau diberi perlakuan yang berbeda”.

2. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah faktorial 2 X 2. Rancangan

faktorial adalah rancangan dimana bisa dimasukkan dua variabel atau lebih untuk

memanipulasi secara simultan. Dengan rancangan ini bisa diteliti pengaruh setiap

variabel independen terhadap variabel dependen, dan juga pengaruh interaksi

antara variabel-variabel independen (Sugiyanto 1995: 30)”. Untuk lebih jelasnya

berikut ini disajikan gambar rancangan penelitian ini sebagai berikut:

38

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Tabel 1. Rancangan Penelitian Anava Dua Jalur dengan Design Rancangan Faktorial 2 X 2

Modifikasi Pembelajaran

Koordinasi Mata-Tangan

Ketinggian Net Bertahap

(A1)

Jarak Servis Bertahap

(A2)

Tinggi (B1) A1B1 A2B1

Rendah (B2) A1B2 A2B2

Keterangan:

A1B1 :Kelompok modifikasi ketinggian net bertahap dengan kriteria sampel koordinasi mata-tangan tinggi.

A1B2 :Kelompok modifikasi ketinggian net bertahap dengan kriteria sampel koordinasi mata-tangan rendah

A2B1 :Kelompok modifikasi jarak servis bertahap dengan kriteria sampel koordinasi mata-tangan tinggi.

A2B2 :Kelompok modifikasi jarak servis bertahap dengan kriteria sampel koordinasi mata-tangan rendah.

3. Variabel Penelitian

Dalam peneltian ini terdapat dua variabel bebas (independen) dan satu

variabel terikat (dependen) yaitu:

1) Variabel bebas (independen) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain.

Variabel bebas (independen) dalam penelitian ini yaitu :

a) Variabel manipulatif terdiri atas :

(1) Modifikasi ketinggian net bertahap.

(2) Modifikasi jarak servis bertahap.

b) Variabel atributif adalah variabel yang melekat pada diri sampel yang

dibedakan atas :

(1) Koordinasi mata-tangan tinggi

(2) Koordinasi mata-tangan rendah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

2) Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel

terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan servis atas dalam permainan

bolavoli.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5

Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011 berjumlah 131 orang yang terbagi dalam 8

(delapan kelas).

2. Sampel

Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini sebanyak 40 siswa

dengan ciri koordinasi tinggi dan koordinasi rendah

D. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel penelitian yang digunakan adalah purposive

sampling. Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini sebanyak 40 siswa

dengan ciri koordinasi tinggi dan koordinasi rendah. Cara menentukan jumlah dan

kriteria sampel yaitu: keseluruhan siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo

tahun pelajaran 2010/2011 sebanyak 131 siswa dites koordinasi mata-tangan

dengan lempar tangkap bola tenis. Dari hasil tes koordinasi mata-tangan,

kemudian direngking dari nilai tertinggi sampai nilai terendah dan diklasifikasi

menjadi tiga yaitu: koordinasi tinggi, koordinasi sedang dan koordinasi rendah.

Setelah diketahui koordinasi tinggi, koordinasi sedang dan koordinasi rendah,

kemudian diambil 20 siswa dengan kategori koordinasi tinggi tinggi dan 20 siswa

dengan kategori koordinasi rendah. Sedangkan siswa yang memiliki kategori

koordinasi sedang dihilangkan atau tidak digunakan sebagai sampel. Selanjutnya

dari 40 siswa yang terpilih dikelompokkan menjadi 4 kelompok sesuai rancangan

faktorial 2 X 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

E. Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini diperoleh melalui tes dan pengukuran. Tes dan

pengukuran dalam penelitian ini meliputi:

1. Tes dan pengukuran koordinasi mata-tangan dengan lempar tangkap bola tenis

dari Ismaryati (2006: 54-55).

2. Tes dan pengukuran hasil belajar servis atas dengan tes keterampilan servis

atas bolavoli dari Depdiknas (2003: 11-12). Petunjuk pelaksanan tes terlampir.

F. Analisis Data

1. Mencari Reliabilitas

Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan korelasi interklas,

dengan rumus sebagai berikut:

MSA – MSW R = MSA

Keterangan:

R = Koefisien reliabilitas

MSA = Jumlah rata-rata dalam kelompok

MSW = Jumlah rata-rata antar kelompok

2. Uji Prasyarat Analisis

Uji prasyarat analisis dalam penelitian ini meliputi uji normalitas dan uji

homogenitas. Adapun langkah masing-masing uji prasyarat tersebut sebagai

berikut:

a. Uji Normalitas (Metode Lilliefors)

Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel

penelitian ini berasal dari populasi yang normal atau tidak.

Langkah-langkah :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

1) Pengamatan X1,X2,X3,………….Xn dijadikan bilangan baku

Z1,Z2,Z3,………..Zn, dengan menggunakan rumus :

Zi = { Xi – X }/ SD, dengan X dan SD berturut-turut merupakan rata-rata dan

simpangan baku.

2) Data dari sampel tersebut kemudian diurutkan dari skor terendah sampai skor

tertinggi.

3) Untuk tiap bilangan baku ini dan dengan menggunakan daftar distribusi

normal baku kemudian dihitung peluang F(Zi) = P(Z < Zi).

4) Menghitung perbandingan antara nomor subyek I dengan subyek n yaitu :

S(Zi) = i/n.

5) Mencari selisih antara F(Zi) – S(Zi), dan ditentukan harga mutlaknya.

6) Menentukan harga terbesar dari harga mutlak diambil sebagai Lo.

Rumusnya : Lo = | F(Zi) – S(Zi) | maksimum.

Kreteria :

Lo < Ltab : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Lo > Ltab : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas ( Metode Bartlet )

Uji Homogenitas dilakukan dengan Uji Bartlet. Langkah-langkah

pengujiannya sebagai berikut :

1) Membuat tabel perhitungan yang terdiri dari kolom – kolom kelompok sample

: dk (n-1), 1/dk, Sdi2, dan (dk) log Sdi2.

2) Menghitung varians gabungan dari semua sample.

Rumusnya : 1

1...............1 22

n

SdnSD i

12 nSdLogB i

3) Menghitung X2

Rumusnya : X2 = (Ln) B-(n-1) Log Sdi 1………(2)

Dengan (Ln 10) = 2,3026

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Hasilnya ( X2 hitung ) kemudian dibandingkan dengan ( X2 tabel ), pada taraf

signifikansi = 0,05 dan dk (n-1).

4) Apabila X2 hitung < X2 tabel, maka Ho diterima.

Artinya varians sampel bersifat homogen. Sebaliknya apabila X2 hitung > X2

tabel, maka Ho ditolak. Artinya varians sampel bersifat tidak homogen.

3. Pengujian Hipotesis

Langkah-langkah pengujian hipotesis anava faktorial 2 x 2 sebagai berikut:

a. ANAVA Rancangan Faktorial 2 x 2

1) Metode AB untuk perhitungan ANAVA dua Faktor

Tabel 2. Ringkasan ANAVA untuk Eksperimen faktorial 2 x 2

Sumber Variasi

Dk JK RJK Fo

Rata – rata perlakuan

A

B

AB

1

a-1

b-1

(a-1) (b-1)

Ry

Ay

By

ABy

R

A

B

AB

A/E

B/E

AB/E

Kekeliruan ab(n-1) Ey E

Keterangan :

A = Taraf factorial A N = Jumlah sampel

B = Taraf factorial B

Langkah- langkah perhitungan :

a) 2

11

2ij

b

j

a

i

b) abn

R

b

j

a

iy

11

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

c) yij

b

j

a

i

RJJab

2

11

d) yi

a

iy Rbn

/2

1

e) yi

b

jy Ran

/2

1

f) yyaby Jb

g) )(2yyyyy R

2) Kreteria Pengujian Hipotesis

Jika 211 VVFF , maka hipotesis nol ditolak.

Jika 211 VVFF , maka hipotesis nol di terima dengan : dk pembilang

1iV dan dk penyebut knknV .............12 = taraf siknifikan untuk

pengujian hipotesis.

Keterangan : Y2: Jumlah kuadrat data Ry: Rata-rata peningkatan karena perlakuan Ay:Jumlah peningkatan pada kelompok berdasarkan modifikasi ketinggian net

berthap dan jarak servis bertahap By:Jumlah peningkatan berdasarkan koordinasi mata-tangan Aby:Selisih antara jumlah peningkatan data keseluruhan dan jumlah peningkatan

kelompok perlakuan dan koordinasi mata-tangan Jab:Selisih jumlah kuadrat data dan rata-rata peningkatan perlakuan.

b. Uji Rentang Newman – Keuls setelah ANAVA

Menurut Sudjana (1994: 36) langkah-langkah untuk melakukan uji

Newman –Keuls adalah sebagai berikut :

1) Susun k buah rata-rata perlakuan menurut urutan nilainya dari yang terkecil

sampai yang terbesar.

2) Dari rangkaian ANAVA, diambil harga RJK disertai dk-nya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

3) Hitung kekeliruan buku rata-rata untuk setiap perlakuan dengan rumus:

N

KekeliruanRJKS Ey RJK (Kekeliruan) juga didapat dari hasil

rangkuman ANAVA.

4) Tentukan taraf siknifikan , lalu gunakan daftar rentang student. Untuk uji

Newman – Keuls, diambil V = dk dari RJK ( Kekeliruan ) dan P = 2,3…,k.

Harga – harga yang didapat dari bagian daftar sebanyak (k-1) untuk V dan P

supaya dicatat.

5) Kalikan harga yang didapat di titik…….. di atas masing – masing yS dengan

jalan demikian diperoleh apa yang dinamakan rentang siknifikan terkecil

(RST).

6) Bandingkan selisih rata – rata terkecil dengan RST untuk mencari P-k selisih

rata – rata terbesar dan rata – rata terkecil kedua dengan RST untuk P = (k-

1), dan seterusnya. Demikian halnya perbandingan selisih rata – rata terbesar

kedua rata – rata terkecil dengan RTS untuk P = (k-1), selisih rata-rata

terbesar kedua dan selisih rata-rata terkecil kedua dengan RST untuk P = (k-

2), dan seterusnya. Dengan jalan begitu semua akan ada 12/1 kK pasangan

yang harus dibandingkan. Jika selisih – selisih yang didapat lebih besar dari

pada RST-nya masing – masing maka disimpulkan bahwa terdapat perbedaan

yang siknifikan antara rata – rata perlakuan.

c. Hipotesa Statistik

Hipotesa 1 210 H

21 AH

Hipotesa 2 210 H

21 AH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Hipotesa 3 00 InteraksiH

0 InteraksiH A

Keterangan = Nilai rata – rata A1 = Modifikasi ketinggian net bertahap A2 = Modifikasi jarak servis bertahap B1 = Koordinasi mata-tangan tinggi B2 = Koordinasi mata-tangan rendah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Tujuan penelitian dapat dicapai melalui pengambilan data terhadap

sampel yang telah ditentukan. Data yang dikumpulkan terdiri dari data tes awal

secara keseluruhan, kemudian dikelompokkan menjadi empat sesuai rancangan

anava factorial 2 X 2. Rangkuman hasil analisis data secara keseluruhan disajikan

dalam bentuk tabel.

A. Deskripsi Data

Deskripsi hasil analisis data kemampuan servis atas bolavoli siswa putra

kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011 sesuai dengan

kelompok yang dibandingkan, disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 3. Ringkasan Angka-Angka Statistik Deskriptif Data Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli Menurut Kelompok Penelitian.

Treatment KMT Statistik Tes Awal Tes Akhir Peningkatan

A1

Tinggi (B1)

Jumlah 92.00 146.00 54.00 Mean 9.20 14.60 5.40 SD 5.87 4.90 2.22

Rendah (B2)

Jumlah 28 50 22.00 Mean 2.80 5.00 2.20 SD 2.66 2.31 0.92

A2

Tinggi (B1)

Jumlah 51.00 74.00 23.00 Mean 5.10 7.40 2.30 SD 3.98 4.03 1.06

Rendah (B2)

Jumlah 44.00 74.00 30.00 Mean 4.40 7.40 3.00 SD 2.50 2.95 1.05

1. Jika antara kelompok siswa yang mendapat perlakuan modifikasi

pembelajaran servis dengan ketingian net bertahap dan jarak servis bertahap

dibandingkan, maka dapat diketahui bahwa kelompok modifikasi

pembelajaran servis dengan jarak bertahap lebih besar peningkatannya

47

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

terhadap hasil belajar servis atas bolavoli daripada kelompok modifikasi

pembelajaran servis dengan ketinggian net bertahap, dengan selisih perbedaan

peningkatan sebesar 0.1.

2. Jika antara kelompok siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dan

siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah dibandingkan, dapat

diketahui bahwa, kelompok siswa yang koordinasi mata-tangan tinggi

memiliki hasil belajar servis atas bolavoli yang lebih baik daripada kelompok

siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah dengan selisih perbedaan

1.25.

Untuk mengetahui gambaran menyeluruh dari nilai rata-rata peningkatan

hasil belajar servis atas bolavoli sebelum dan sesudah diberi perlakuan maka

dapat dibuat grafik perbandingan nilai-nilai sebagai berikut :

6

9.8

3.84.75

7.4

2.65

7.15

11

3.85 3.6

6.2

2.6

0

2

4

6

8

10

12

A1 A2 B1 B2

T.awalT.akhirPn

Keterangan: A1 : Modifikasi ketinggian net bertaahap A2 : Modifikasi jarak servis bertahap B1 : Koordinasi mata-tangan tinggi B2 : Koordinasi mata-tangan rendah

Grafik 1. Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli Berdasarkan

Tiap Kelompok Perlakuan dan Tingkat Koordinasi Mata-Tangan 3. Agar nilai-nilai rata-rata peningkatan hasil belajar servis atas bolavoli yang

dicapai tiap kelompok perlakuan mudah dipahami, maka nilai peningkatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

hasil belajar servis atas bolavoli pada tiap kelompok perlakuan disajikan

dalam bentuk grafik sebagai berikut:

5.4

2.2 2.3

3

0

1

2

3

4

5

6

A1B1 (1) A1B2 (2) A2B1 (3) A2B2 (4)

Keterangan:

A1B1 :Kelompok modifikasi ketinggian net bertahap dengan kriteria sampel koordinasi mata-tangan tinggi.

A1B2 :Kelompok modifikasi ketinggian net bertahap dengan kriteria sampel koordinasi mata-tangan rendah

A2B1 :Kelompok modifikasi jarak servis bertahap dengan kriteria sampel koordinasi mata-tangan tinggi.

A2B2 :Kelompok modifikasi jarak servis bertahap dengan kriteria sampel koordinasi mata-tangan rendah.

Grafik 2. Nilai Rata-Rata Peningkatan Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli

antara Kelompok Perlakuan

Tingkat reliabilitas hasil tes awal dan tes akhir hasil belajar servis atas

bolavoli diketahui melalui uji reliabilitas. Hasil uji reliabilitas tes awal dan tes

akhir hasil belajar servis atas bolavoli dalam penelitian sebagai berikut:

Tabel 4. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data Tes Awal dan Tes Akhir

Hasil Tes Reliabilitas Kategori

Tes awal servis atas bolavoli

Tes akhir servis atas bolavoli

0.8786

0.8101

Tinggi

Tinggi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Dalam mengartikan kategori koefisien reliabilita tes tersebut,

menggunakan pedoman tabel koefisien korelasi dari Book Walter seperti dikutip

Mulyono B.(1992: 15) sebagai berikut:

Tabel 5. Range Kategori Reliabilitas

Kategori Validitas Reliabilitas Obyektivitas

Tinggi sekali

Tinggi

Cukup

Kurang

Tidak signifikan

0,80 – 1,0

0,70 – 0,79

0,50 – 0,69

0,30 – 0,49

0,00 – 0,29

0,90 – 1,0

0,80 – 0,89

0,60 – 0,79

0,40 – 0,59

0,00 – 0,39

0,95 – 1,0

0,85 – 0,94

0,70 – 0,84

0,50 – 0,69

0,00 – 0,49

B. Pengujian Prasyarat Analisis

1. Uji Normalitas

Sebelum dilakukan analisis data perlu diuji distribusi kenormalannya. Uji

normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode Lilliefors. Hasil uji

normalitas data yang dilakukan pada tiap kelompok sebagai berikut:

Tabel 6. Hasil Uji Normalitas dengan Lilliefors.

Kelompok N Prob Lo Lt Kesimpulan

A1B1

A1B2

A2B1

A2B2

10

10

10

10

0,05

0,05

0,05

0,05

0.1811

0.2507

0.2087

0.1931

0,258

0,258

0,258

0,258

Distribusi normal

Distribusi normal

Distribusi normal

Distribusi normal

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa Lo < Lt. Hal ini

menunjukkan bahwa sampel yang terambil berasal dari populasi yang

berdistribusi normal. Dengan demikian persyaratan uji normalitas data telah

terpenuhi. Rincian dan prosedur uji normalitas dapat dilihat pada lampiran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

2. Uji Homogenitas

Dengan data yang sama, setelah dianalisis menggunakan uji bartlet, maka

diperoleh hasil pengujian homogenitas seperti tabel berikut:

Tabel 7. Hasil Uji Homogenitas dengan Uji Bartlet.

Kelompok Ni S2 X2hit X2

tabel Kesimpulan

4 10 41.568 5.083 7.81 Homogen

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui X2

hit lebih kecil dari pada X2tabel.

Hal ini menunjukkan bahwa sampel penelitian bersifat homogen. Dengan

demikian persyaratan homogenitas juga dipenuhi. Mengenai rincian dan prosedur

analisis uji homogenitas varians dapat diperiksa pada lampiran.

C. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis berdasarkan pada hasil analisis data dan interprestasi

analisis varians. Uji rentang newman keuls ditempuh sebagai langkah uji rerata

setelah anava. Bila anava menghasilkan kesimpulan tentang perbedaan pengaruh

kelompok yang dibandingkan, maka uji rentang newman keuls dimaksudkan

untuk mengetahui pengaruh kelompok mana yang lebih baik.

Berkenaan dengan hasil analisis dan uji rentang newman keuls, ada

beberapa hipotesis yang harus diuji. Hasil analisis data dapat dilihat seperti tabel

berikut ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Tabel 8. Ringkasan Nilai Rerata Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli Berdasarkan Modifikasi Pembelajaran Servis Atas Bolavoli dan Tingkat Koordinasi Mata-Tangan Sebelum dan Sesudah Diberi Perlakuan.

Variabel penelitian Rerata

A1

A2

B1 B2 B1 B2 Sebelum Sesudah

9.20 14.60

2.80 5.00

5.10 7.40

4.40 74.00

Peningkatan 5.40 2.20 23.00 3.00 Tabel 9. Ringkasan Keseluruhan Hasil Analisis Varians Dua Faktor

Sumber Varians dk Jk RJk Fo Ft

rerata lat 1 416.03 416.03 A 1 15.63 15.63 7.80* 4.11 B 1 13.23 13.23 6.60* AB 1 38.03 38.03 18.99* Kekeliruan 36 72.10 2.00 555

Keterangan :

* : Hasil Analisis F0 ditolak

A : Modifikasi Pembelajaran Servis Atas Bolavoli

B : Koordinasi Mata-Tangan (tinggi dan rendah)

AB :Interaksi antara modifikasi pembeljaran servis atas bolavoli dengan tinggi-

rendahnya koordinasi mata-tangan

Tabel 10. Ringkasan Hasil Uji Rentang Newman Keuls.

KP Rerata A1B2 A2B1 A2B2 A1B1

RST 2.20 2.30 3.00 5.40

A1B2 2.20 0.10 0.80 3.20 1,2933

A2B1 2.30 0.7 3.1 1,5574

A2B2 3.00 2.4 1,7185

A1B1 5.40

Keterangan : * signifikan pada P < 0,05

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Keterangan:

A1B1 :Kelompok modifikasi ketinggian net bertahap dengan kriteria sampel koordinasimata-tangan tinggi.

A1B2 :Kelompok modifikasi ketinggian net bertahap dengan kriteria sampel koordinasi mata-tangan rendah

A2B1 :Kelompok modifikasi jarak servis bertahap dengan kriteria sampel koordinasi mata-tangan tinggi.

A2B2 :Kelompok modifikasi jarak servis bertahap dengan kriteria sampel koordinasi mata-tangan rendah.

1. Pengujian Hipotesis Pertama

Modifikasi pembelajaran servis atas dengan ketinggian net bertahap dan

jarak servis bertahap dari hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang

signifikan terhadap peningkatan hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra

kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011. Dari

hasil penghitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai F0 = 7.80 lebih besar dari

Ft = 4,11 ( F0 > Ft ) pada taraf signifikansi 5%. Ini berarti hipotesis nol (H0)

ditolak. Hasil ini menunjukkan, modifikasi pembelajaran servis atas bolavoli

dengan ketinggian net bertahap dan jarak servis bertahap terdapat perbedaan yang

signifikan terhadap peningkatan hasil belajar servis atas bolavoli.

2. Pengujian Hipotesis Kedua

Berdasarkan tingkat koordinasi mata-tangan yang dimiliki siswa putra

kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011 hasil penelitian ini

menunjukkan ada perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar servis atas

bolavoli. Dari hasil penghitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai F0 = 6.60

lebih besar dari Ft = 4,11 ( F0 > Ft ) pada taraf signifikansi 5%. Ini artinya

hipotesis nol (H0) ditolak. Hasil ini menunjukkan antara koordinasi mata-tangan

tinggi dan koordinasi mata-tangan rendah terdapat perbedaan yang signifikan

terhadap hasil belajar servis atas bolavoli.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

3. Pengujian Hipotesis Ketiga

Interaksi faktor utama penelitian dalam bentuk interaksi dua faktor

menunjukkan ada interaksi antara modifikasi pembelajaran servis atas bolavoli

dan koordinasi mata-tangan. Dari hasil penghitungan diperoleh nilai F0 = 18.99

ternyata lebih besar dari Ft = 4,11 ( F0 > Ft ) pada taraf signifikansi 5% sehingga

H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, modifikasi pembelajaran

servis atas bolavoli dan koordinasi mata-tangan terdapat interaksi terhadap hasil

belajar servis atas bolavoli.

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

Pembahasan hasil penelitian ini memberikan penafsiran lebih lanjut

mengenai hasil analisis data yang telah dikemukakan sebelumnya. Berdasarkan

pengujian hipotesis telah menghasilkan tiga simpulan yaitu: (1) ada perbedaan

pengaruh yang signifikan antara modifikasi pembelajaran servis atas bolavoli

dengan ketinggian net bertahap dan jarak servis bertahap terhadap hasil belajar

servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun

pelajaran 2010/2011. (2) ada perbedaan hasil belajar servis atas bolavoli yang

signifikan antara siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dengan

siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah pada siswa putra kelas VIII

SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011. (3) ada interaksi antara

modifikasi pembelajaran servis atas bolavoli dan koordinasi mata-tangan terhadap

hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5

Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011. Simpulan analisis tersebut dapat

dipaparkan secara rinci sebagai berikut:

1. Perbedaan Pengaruh Modifikasi Pembelajaran Servis dengan Ketinggian

Net Bertahap dan Jarak Servis Bertahap terhadap Hasil Belajar Servis

Atas Bolavoli

Berdasarkan pengujian hipotesis pertama menunjukkan, ada perbedaan

pengaruh yang signifikan antara modifikasi pembelajaran servis antara ketinggian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

net bertahap dengan jarak servis bertahap terhadap hasil belajar servis atas

bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran

2010/2011. Kelompok siswa yang diberi perlakuan modifikasi pembelajaran

servis dengan jarak bertahap mempunyai peningkatan hasil belajar servis atas

bolavoli lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diberi perlakuan modifikasi

pembelajran servis dengan ketinggian net bertahap. Modifikasi pembelajaran

servis dengan jarak bertahap memberi pengaruh yang lebih baik terhadap

peningkatan hasil belajar servis atas bolavoli. Hal ini disebabkan karena

modifikasi pembelajaran servis atas dengan jarak bertahap lebih efektif terhadap

peningkatan hasil belajar servis atas bolavoli. Siswa lebih mampu

menyeberangkan bola ke daerah permainan lawan karena jaraknya yang lebih

dekan, mudah mengarahkan bola pada daerah lawan sesuai yang diinginkan,

tenaga yang dikeluarkan lebih efektif dan efisien. Sedangkan modifikasi

pembelajaran servis atas bolavoli dengan ketinggian net bertahap pelaksanaanya

seperti pada servis yang sebenarnya, sehingga menuntut tenaga yang lebih besar.

Orientasi siswa cenderung pengerahan tenaga yang lebih besar agar bola dapat

menyeberang ke daerah permainan lawan, sehingga servis atas yang dilakukan

kurang efektif.

Berdasarkan hasil penghitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai Fo

sebesar 7.80 > Ft 4.11. Dengan selisih perbedaan peningkatan sebesar 0.1 Dengan

demikian hipotesis yang menyatakan, ada perbedaan pengaruh modifikasi

pembelajaran servis atas dengan ketinggian net bertahap dan jarak servis bertahap

terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri

5 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011, dapat diterima kebenarannya.

2. Perbedaan Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli antara Siswa yang Memiliki

Koordinasi Mata-Tangan Tinggi dengan Siswa yang Memiliki Koordinasi

Mata-Tangan Rendah

Berdasarkan pengujian hipotesis kedua menunjukkan, ada perbedaan

signifikan hasil belajar servis atas bolavoli antara siswa yang memiliki koordinasi

mata-tangan tinggi dengan siswa yang memiliki koordiansi mata-tangan rendah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011.

Hal ini karena, siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi lebih mampu

dan efektif merangkaikan gerakan servis atas bolavoli dan mengarahkan bola pada

daerah permainan lawan. Sedangkan siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan

rendah gerakan servis atas bolavoli kurang efektif dan sulit mengerahkan bola ke

dalam dearah permainan lawan secara efektif dan efisien.

Berdasarkan hasil penghitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai Fo

6.60 > Ft 4.11. Dengan selisih perbedaan peningkatan 1.25. Dengan demikian

hipotesis yang menyatakan, ada perbedaan hasil belajar servis atas bolavoli antara

siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dengan siswa yang memiliki

koordinasi mata-tangan rendah pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5

Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011, dapat diterima kebenarannya.

3. Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran Servis Atas Bolavoli dan

Koordinasi Mata-Tangan terhadap Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli

Dari tabel 9 tampak ada interaksi secara nyata antara kedua faktor utama

penelitian. Untuk kepentingan pengujian interaksi faktor utama terbentuklah tabel

sebagai berikut:

Tabel 11. Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama dan Interaksi Faktor Utama terhadap Peningkatan Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli

A1 A2 Rerata A1 - A2

B1 5.40 2.30 3.85 3.10 B2 2.20 3.00 2.60 -0.80 Retara 3.80 2.65 3.23 1.15 B1 - B2 3.20 -0.70 1.25

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

5.4

2.32.2

3

0

1

2

3

4

5

6

A1 A2

B1B2

Grafik 3. Interaksi Modifikasi Pembelajaran Servis Atas Bolavoli dan Koordinasi Mata-Tangan

Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan, bentuk garis perubahan

besarnya nilai peningkatan hasil belajar servis atas bolavoli berpotongan. Hal ini

artinya, ada interaksi antara modifikasi pembelajaran servis atas bolavoli dan

koordinasi mata-tangan. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa, dalam

menerapkan modifikasi pembelajaran servis atas bolavoli perlu

mempertimbangkan tingkat koordinasi mata-tangan tinggi dan tingkat koordinasi

mata-tangan rendah. Hal ini karena interaksi antara modifikasi pembelajaran

servis atas bolavoli dan koordinasi mata-tangan termasuk jenis interaksi

indepanden. Siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi lebih cocok

diberi pembelajaran modifikasi servis atas dengan ketinggian net bertahap. Karena

siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi akan mampu melakukan

servis atas dari daerah servis dengan baik. Sedangkan siswa yang memiliki

kemampuan koordinasi mata-tangan rendah lebih sesuai diberi modifikasi

pembelajaran servis atas dengan jarak bertahap. Dengan jarak servis secara

bertahap, siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah akan mampu

melakukan servis atas bolavoli secara efektif dan efisien. Dengan demikian

hipotesis yang menyatakan, antara modifikasi pembelajaran dan koordinasi mata-

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

tangan terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP

Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011, dapat diterima kebenarannya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasannya yang telah diungkapkan

pada BAB IV, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara modifikasi pembelajaran

servis atas dengan ketinggian net bertahap dan jarak servis bertahap terhadap

hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5

Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011. Dari hasil analisis data menunjukkan

Fo = 7.80 > Ft 4.11.

2. Ada perbedaan hasil belajar servis atas bolavoli antara siswa yang memiliki

koordinasi mata-tangan tinggi dengan siswa yang memiliki koordinasi mata-

tangan rendah pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun

pelajaran 2010/2011. Dari hasil analisis data menunjukkan Fo = 6.60 > Ft

4.11.

3. Ada interaksi antara modifikasi pembelajaran servis atas bolavoli dan

koordinasi mata-tangan terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa

putra kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011. Dari

hasil analisis data menunjukkan bahwa Fhitung = 18.99 > Ftabel = 4,11. Siswa

yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi, lebih cocok menggunakan

modifikasi pembelajaran servis dengan ketinggian net meningkat. Sedangkan

siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah rendah lebih cocok

menggunakan modifikasi pembelajaran servis jarak bertahap.

B. Implikasi

Simpulan dari hasil penelitian ini dapat mengandung pengembangan ide

yang lebih luas jika dikaji pula tentang implikasi yang ditimbulkan. Atas dasar

simpulan yang telah diambil, dapat dikemukakan implikasinya sebagai berikut:

59

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

1. Secara umum dapat dikatakan bahwa modifikasi pembelajaran servis atas

bolavoli dengan ketinggian net bertahap dan jarak servis bertahap serta

koordinasi mata-tangan merupakan variabel-variabel yang dapat

mempengaruhi peningkatan hasil belajar servis atas bolavoli.

2. Modifikasi pembelajaran servis bolavoli dengan jarak bertahap ternyata

memberikan pengaruh yang lebih baik daripada modifikasi pembelajaran

servis bolavoli dengan ketinggian net bertahap terhadap hasil belajar servis

atas bolavoli. Hal ini karena, sampel yang digunakan adalah pemula, sehingga

secara teknik maupun kondisi fisik belum baik, sehingga pembelajaran servis

atas bolavoli dengan jarak bertahap sesuai diberikan untuk siswa pemula.

3. Perbedaan kemampuan koordinasi mata-tangan merupakan variabel yang

mempengaruhi peningkatan hasil belajar servis atas bolavoli. Siswa yang

memiliki koordinasi mata-tangan tinggi, hendaknya menggunakan modifikasi

pembelajaran servis dengan ketinggian net bertahap. Bagi siswa yang

memiliki koordinasi mata-tangan rendah hendaknya diterapkan modifikasi

pembelajaran servis dengan jarak bertahap.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, saran-saran yang dapat dikemukakan

kepada guru Penjaskes di SMP Negeri 5 Sukoharjo disarankan hal-hal sebagai

berikut:

1. Koordinasi mata-tangan yang dimiliki siswa hendaknya dilatih dan

ditingkatkan untuk mendukung kegiatan olahraga seperti permainan bolavoli,

khususnya teknik servis atas bolavoli.

2. Dalam membelajarakan Penjas hendaknya guru memiliki kreativitas dan

inovatif, sehingga pembelajaran tidak monoton.

3. Kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran Penjas,

hendaknya guru mencarikan solusi yang tepat agar diperoleh hasil belajar

yang optimal.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

DAFTAR PUSTAKA

Agus Kristiyanto. 2010. Memperluas Desain Permainan Bolavoli di Masyarakat Kita. Surakarta: UNS Press.

2010. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam Pendidikan

Jasmani & Kepelatihan Olahraga. Surakarta: UNS Press.

Agus Mukholid. 2004. Pendidikan Jasmani. Penerbit: Yudhistira

Amung Ma’mum & Toto Subroto. 2001. Pendekatan Keterampilan Taktis dalam Permainan Bolavoli Konsep & Metode Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

A. Sarumpaet dkk. 1992. Permainan Bola Besar. Jakarta: Depdikbud.

Dirjendikti. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Barbara L.V. & Bonnie J.F. 1996. Bolavoli Tingkat Pemula. Alih Bahasa. Monti.

Jakarta: Raja Grafindo. Brian J. Sharkey. 2003. Kebugaran Kesehatan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Benny A. Pribadi. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: PT. Dian

Rakyat. Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Petunjuk Tes Keterampilan Bolavoli

Usia 13-15 Tahun. Jakarta: Pusat Pengambangan Kualitas Jasmani. Dieter Beutelstahl. 2005. Belajar Bermain Bolavolley. Bandung: CV. Pioner Jaya. Gerhard Durrwachter. 1990. Bolavoli Belajar dan Berlatih Sambil Bermain.

Jakarta: PT. Gramedia. Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

H.J.S. Husdarta. 2009. Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung: Alfabeta. http://abdundari.blogspot.com/2009/05/pembelajaran-aktif-inovatif-kreatif.htm Ismaryati. 2006. Tes dan Pengukuran Olahraga. Surakarta: Lembaga

Pengembangan Pendidikan (LPP) dan UPT Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS Press).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. Materi PLPG Pendalaman Materi Bidang Studi Penjaskes. Surakarta: Kementerian Pendidikan Nasional UMS.

Marta Dinata. 2004. Belajar Bolavoli. Jakarta: Penerbit Cerdas Jaya. M. Yunus. 1992. Bolavoli Olahraga Pilihan. Jakarta: Depdikbud Direktorat

Jendral Pendidikan Tinggi. PBVSI. 1995. Jenis-Jenis Permainan Bolavoli. Jakarta: Sekretariat Umum PP.

PBVSI. Rusli Lutan. 1988. Belajar Ketrampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode.

Jakarta: Depdikbud. Dirjendikti. Rusli Lutan dan Adang Suherman. 2000. Perencanaan Pembelajaran Penjaskes.

Depdiknas. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.

2000. Pengukuran dan Evaluasi Penjaskes.

Depdiknas. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.

Sadoso Sumosardjuno. 1994. Pengetahuan Praktis Kesehatan dalam Olahraga.

Jakarta: PT. Gramedia. Soedarwo, Sunardi dan Agus Margono. 2000. Teori dan Praktek Bolavoli Dasar.

Surakarta: UNS Press. Sudjana. 1994. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Sudjarwo. 1993. Ilmu Kepelatihan Dasar. Surakarta: UNS Press. Sugiyanto. 1995. Metodologi Penelitian Surakarta: UNS Press. 1996. Belajar Gerak I. Surakarta: UNS Press. Sugiyanto, Soedarwo & Sunardi. 1994. Kepelatihan Bolavoli. Surakarta: UNS

Press. Sugiyanto dan Agus Kristiyanto. 1998. Belajar Gerak II. Surakarta: UNS Press. Suharno HP. 1991. Metodologi Pelatihan Bolavoli. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta. Syaiful Sagala. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV.

ALFABETA.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Toho Cholik Mutohir. dan Rusli Lutan. 2001. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung: CV. Maulana.

Yoyo Bahagia, Ucup Yusuf dan Adang Suherman. 2000. Prinsip-Prinsip

Modifikasi Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.

Wina Sanjaya. 2006. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

LAMPIRAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Lampiran 15 Tes dan Pengukuran Koordinasi Mata-Tangan

Untuk mengukur kemampuan koordinasi mata-tangan dengan tes lempar

tangkap bola dari Ismaryati (2006: 54-55).

a. Alat dan perlengkapan:

- Bola tenis

- Tembok sasaran yang rata

- Sasaran bundar berdiameter 30 cm.

- Pita pengukur

- Blangko dan alat tulis

b. Petugas :

- Seorang pengamat gerakan.

- Seorang pencatat.

- Seorang penghitung lemparan

c. Pelaksanaan :

- Sasaran ditempatkan pada dinding dengan ujung bawah setingkat dengan

bahu testi.

- Beri tanda dengan sebuah garis di tanah atau lantai berjarak 2,5 meter dari

sasaran dengan menggunakan pita pembatas.

- Testi berdiri di belakang garis pembatas lemparan.

- Testi melempar bola dengan tangan yang disukai ke arah sasaran,

kemudian menangkap dengan tangan yang sama. Percobaan

diperkenankan sehingga testi memahami tugas tersebut dan telah dapat

merasakan (fell for it) gerakan tersebut.

- Bola harus dilemparkan dengan under arm dan tidak boleh memantul di

lantai sebelum ditangkap.

- Tiap lemparan dianggap sah, apabila bola mengenai sasaran (bagian bola

yang mana saja yang mengenai sasaran dapat diterima) dan testi dapat

menangkapnya.

- Tangkapan dianggap sah apabila bola ditangkap dengan “bersih” dan tidak

mengenai tubuh.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

- Testi tidak diperbolehkan berdiri di depan garis batas pada waktu

menangkap bola.

- Tiap testi diberi kesempatan 10 kali untuk melempar dan menangkap

dengan tangan yang disukai, kemudian diikuti dengan 10 kali kesempatan

untuk melempar dengan tangan yang disukai dan menangkap dengan

tangan yang lain.

- Testi yang menggunakan kacamata diperkenankan menggunakan

kacamata pada saat melakukan tugas ini.

d. Penilaian :

- Tiap lemparan yang mengenai sasaran dan tertangkap tangan memperoleh

nilai satu.

- Untuk memperoleh nilai satu :

Bola harus dilemparkan dari arah bawah (underarm).

Bola harus mengenai sasaran.

Bola harus dapat langsung ditangkap tangan tanpa halangan

sebelumnya.

Testi tidak beranjak atau berpindah keluar garis batas untuk

menangkap bola.

- Jumlah nilai hasil 10 lemparan pertama dan 10 lemparan kedua. Nilai total

yang mungkin dapat dicapai 20.

Gambar 4. Tes Koordinasi Mata-Tangan (Ismaryati, 2006: 54)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Lampiran 16

Tes dan Pengukuran Servis Atas Bolavoli

Tes dan pengukuran kemampuan servis atas bolavoli dengan tes

keterampilan servis atas bolavoli untuk usia 13-15 tahun dari Pusat

Pengembangan Kualitas Jasmani Depdiknas. (2003: 11-12).

a. Tujuan :

Untuk mengukur keterampilan dalam melakukan servis atas.

b. Alat dan perlengkapan :

- Lapangan bolavoli ukuran normal lengkap dengan tiang dan net, dibuat

garis-garis yang membatasi sasaran nilai. Ukuran lapangan bolavoli

panjang 18 meter dan lebar 9 meter.

- Tinggi net 2,30 m untuk putra dan 2,15 untuk putri.

- Bolavoli

- Blangko dan alat tulis

c. Petugas tes terdiri dua orang yang masing-masing bertugas sebagai berikut:

- Petugas I

Berdiri bebas di dekat area peserta tes.

Mengawasi pelaksanaan tes.

- Petugas II

Berdiri tidak jauh dari area sasaran.

Menghitung dan mencatat hasil tes

d. Pelaksanaan :

- Peserta tes berdiri di daerah servis dan melakukan servis atas sebanyak 6

kali.

- Peserta tes dianjurkan untuk mengarahkan bola pada area sasaran nilai

tertinggi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

e. Pencatatan hasil.

- Nilai diberikan pada pelaksanaan servis atas yang benar.

- Besarnya nilai sesuai dengan jatuhnya bola pada sasaran angka 1,2,3,4 dan

5.

- Bila bola jatuh di garis batas akan diberikan nilai pada sasaran yang lebih

tinggi, misalnya antara angka 2 dan 3, maka dihitung dengan nilai 3.

Net

3 m 1,5 m 1,5 m 1,5 m 1,5 m

X testi

Gambar 5. Lapangan Tes Servis Atas Bolavoli (Depdiknas, 2003: 1)

1 2 3 4 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Lampiran 18

Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian

Pengarahan dari Penelitian Sebelum Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan Pemanasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Tes koordinasi mata tangan

Pelaksanaan Tes dan Pengukuran Koordinasi Mata-Tangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Pelaksanaan Pembelajaran Servis dengan Modifikasi Ketinggian Net Bertahap

Pelaksanaan Pembelajaran Servis dengan Modifikasi Jarak Servis Bertahap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Pelaksanaan servis atas bola voli

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79