perbedaan pengaruh modifikasi pembelajaran dan
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of perbedaan pengaruh modifikasi pembelajaran dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PERBEDAAN PENGARUH MODIFIKASI PEMBELAJARAN DAN
KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR
SERVIS ATAS BOLAVOLI
(Eksperimen Pembelajaran Servis Atas antara Ketinggian Net Bertahap dan
Jarak Servis Bertahap pada Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri 5
Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011)
SKRIPSI
OLEH
DENI PRASTIANTO
X.5607012
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juni 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Deni Prastianto
NIM : X5607012
Jurusan/Program Studi : POK/Penkepor
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH
MODIFIKASI PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN
TERHADAP HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLAVOLI (Eksperimen
Pembelajaran Servis Atas antara Ketinggian Net Bertahap dan Jarak Servis
Bertahap pada Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo Tahun
Pelajaran 2010/2011)” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri.
Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juni 2012
Yang membuat pernyataan
Deni Prastianto
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERBEDAAN PENGARUH MODIFIKASI PEMBELAJARAN DAN
KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR
SERVIS ATAS BOLAVOLI
(Eksperimen Pembelajaran Servis Atas antara Ketinggian Net Bertahap dan
Jarak Servis Bertahap pada Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri 5
Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011)
Oleh :
DENI PRASTIANTO
X.5607012
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
S U R A K A R T A
Juni 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Surakarta, 3 Oktober 2011
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. H. Mulyono, M.M. Slamet Riyadi, S,Pd.,M.Or. NIP. 19511009 198702 1 001 NIP. 19701102 200501 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.
Pada hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi :
(Nama Terang) (Tanda Tangan)
Ketua : Drs.Agustyanta,M.Pd
Sekretaris : Sugiyoto.M.Pd
Anggota I : Drs. H. Mulyono, M.M
Anggota II : Slamet Riyadi, S,Pd.,M.Or
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP. 19600727198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
Kalau ada niat,pasti ada jalan.
(Penulis)
.Keberhasilan yang diperoleh dari kegagalan akan mampu bertahan lama
(Penulis)
Jangan menunggu terlalu lama dalam mengambil keputusanmu karena kemudian nantinya dapat semuanya terlambat!!!
(Alle Rechte vorbehalten dan Sarah Risda-Oltmanns)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Kusunting skripsi ini untuk:
Bapak, Ibu dan Budhe tercinta yang telah memberi semangat dalam
hidupku dan membuatku bisa untuk menjadi maju
Adik-adik ku yang tersayang
Teman-teman ku Angkatan ’07 FKIP JPOK UNS Surakarta yang selalu
memberi motivasi dan semangat untuk menyelesaikan kuliah
Teman-teman Non reg yang kompak selalu
Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRAK
Deni Prastianto. PERBEDAAN PENGARUH MODIFIKASI PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLAVOLI (Eksperimen Pembelajaran Servis Atas antara Ketinggian Net Bertahap dan Jarak Servis Bertahap pada Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011). Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2012.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) Perbedaan pengaruh
modifikasi ketinggian net secara bertahap dan jarak servis secara bertahap
terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri
5 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011. (2) Perbedaan hasil belajar servis atas
bolavoli antara siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dengan siswa
yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah pada siswa putra kelas VIII SMP
Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011. (3) Ada tidaknya interaksi antara
modifikasi pembelajaran dan koordinasi mata-tangan terhadap hasil belajar servis
atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran
2010/2011.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi dalam penelitian
ini siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011
berjumlah 131 orang yang terbagi dalam 8 (delapan kelas). Teknik pengambilan
sampel penelitian yang digunakan adalah purposive sampling. Sampel yang akan
digunakan sebanyak 40 siswa dengan ciri koordinasi mata-tangan tinggi dan
koordinasi mata-tangan rendah. Teknik pengumpulan data dengan tes dan
pengukuran. Untuk mengukur koordinasi mata-tangan dengan tes lempar tangkap
bola tenis. Untuk mengukur hasil belajar servis atas bolavoli dengan tes
keterampilan servis atas bolavoli dari Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani.
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis varians 2 X 2 dilanjutkan
dengan Newman-Keuls.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Ada perbedaan
pengaruh yang signifikan antara modifikasi pembelajaran servis atas dengan
ketinggian net bertahap dan jarak servis bertahap terhadap hasil belajar servis atas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran
2010/2011. Dari hasil analisis data menunjukkan Fo = 7.80 > Ft 4.11. (2) Ada
perbedaan hasil belajar servis atas bolavoli antara siswa yang memiliki koordinasi
mata-tangan tinggi dengan siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah
pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011.
Dari hasil analisis data menunjukkan Fo = 6.60 > Ft 4.11. (3) Ada interaksi antara
modifikasi pembelajaran servis atas bolavoli dan koordinasi mata-tangan terhadap
hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5
Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011. Dari hasil analisis data menunjukkan
bahwa Fhitung = 18.99 > Ftabel = 4,11. Siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan
tinggi, lebih cocok menggunakan modifikasi pembelajaran servis dengan
ketinggian net meningkat. Sedangkan siswa yang memiliki koordinasi mata-
tangan rendah rendah lebih cocok menggunakan modifikasi pembelajaran servis
jarak bertahap.
Simpulan penelitian ini adalah: (1) Ada perbedaan pengaruh yang
signifikan antara modifikasi pembelajaran servis atas dengan ketinggian net
bertahap dan jarak servis bertahap terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada
siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011. (2)
Ada perbedaan hasil belajar servis atas bolavoli antara siswa yang memiliki
koordinasi mata-tangan tinggi dengan siswa yang memiliki koordinasi mata-
tangan rendah pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun
pelajaran 2010/2011. (3) Ada interaksi antara modifikasi pembelajaran servis atas
bolavoli dan koordinasi mata-tangan terhadap hasil belajar servis atas bolavoli
pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011.
Kata kunci: modifikasi pembelajaran, koordinasi mata-tangan, servis atas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ................................…………………………………
HALAMAN PERNYATAAN ...............................…………………………
HALAMAN PENGAJUAN .........................………………………………
HALAMAN PERSETUJUAN ..............................…………………………
HALAMAN PENGESAHAN .................…………………………………
HALAMAN MOTTO .....................………………………………………..
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................…………………………
HALAMAN ABSTRAK.............. ..................................……………………
DAFTAR ISI ......................................………………………………………
DAFTAR GAMBAR ...................................……………………………….
DAFTAR GRAFIK…………………………………………………………
DAFTAR TABEL ....................……………………………………………
DAFTAR LAMPIRAN ...............................………………………………
KATA PENGANTAR...................................................................................
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………….
B. Identifikasi Masalah……………………………………………
C. Pembatasan Masalah……………………………………………
D. Perumusan Masalah…………………………………………….
E. Tujuan Penelitian……………………………………………….
F. Manfaat Penelitian………………………………………………
BAB II LANDASAN TEORI ……………………………………………..
A. Tinjauan Pustaka ...……………………………………………..
1. Permainan Bolavoli…………………………………………..
a. Prinsip Dasar Bermain Bolavoli………………………….
b. Macam-Macam Teknik Dasar Bolavoli………………….
c. Pentingnya Menguasai Teknik Dasar Bolavoli…………..
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
x
xiii
xiv
xv
xvi
xviii
1
1
7
7
8
8
9
10
10
10
10
11
12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
2. Servis Bolavoli……………………………………………….
a. Fungsi Servis dalam Permainan Bolavoli………………..
b. Servis Atas Bolavoli………………………………………
c. Teknik Pelaksanaan Servis Atas Bolavoli………………..
3. Modifikasi Pembelajaran Penjas……………………………..
a. Hakikat Pembelajaran…………………………………….
b. Hakikat Modifikasi Pembelajaran………………………..
c. Aspek-Aspek Modifikasi Pembelajaran Penjas………….
4. Pembelajaran Servis Atas Bolavoli dengan Modifikasi Net
Bertahap………………………………………………………
a. Pelaksanaan Pembelajaran Servis Atas Bolavoli dengan
Modifikasi Ketinggian Net Bertahap…………………….
b. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Servis Atas
dengan Modifikasi Ketinggian Net Bertahap…………….
5. Pembelajaran Servis Atas Bolavoli dengan Modifikasi Jarak
Servis Bertahap………………………………………………
a. Pelaksanaan Pembelajaran Servis Atas Bolavoli dengan
Modifikasi Jarak Servis Bertahap………………………..
b. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Servis Atas
Bolavoli dengan Modifikasi Jarak Servis Bertahap………
6. Koordinasi……………………………………………………
a. Koordinasi Mata-Tangan…………………………………
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Koordinasi…………
c. Peranan Koordinasi Mata-Tangan dengan Kemampuan
Servis Atas Bolavoli………………………………………
B. Penelitian yang Relevan…………………………………………
C. Kerangka Pemikiran .......……………………………………….
D. Perumusan Hipotesis ............………………………….………..
BAB III METODE PENELITIAN .............……………………….…………
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....………………………………..
14
14
15
17
18
18
21
22
22
22
25
26
26
28
29
29
30
31
32
33
37
38
38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
B. Metode Penelitian……………………………………………….
C. Variabel Penelitian………………………………………………
D. Populasi dan Sampel Penelitian………………………………….
E. Teknik Pengumpulan Data………………………………………
F. Teknik Analisis Data……………………………………………
BAB IV HASIL PENELITIAN ...................………………………………..
A. Deskripsi Data ...............………………………………………..
B. Mencari Reliabilitas……………………………………………
C. Uji Prasyarat Analisis……………………………………………
1. Uji Normalitas ………………………………………………
2. Uji Homogenitas ……………………………………………
D. Pengujian Hipotesis…………………………………………….
1. Pengujian Hipotesis Pertama…………………………………
2. Pengujian Hipotesis Kedua…………………………………..
3. Pengujian Hipotesis Ketiga………………………………….
E. Pembahasan Hasil Penelitian…………………………………..
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .........………. …………
A. Simpulan……………………………………………………….
B. Implikasi ....................…………………………………………
C. Saran .........................…………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA .............................…………………………………….
LAMPIRAN............………………………………………………………….
38
39
40
41
41
47
47
49
50
50
51
51
53
53
54
54
59
59
59
60
61
64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Rangkaian Gerakan Servis Atas……………………………
Gambar 2. Ilustrasi Pembelajaran Servis Atas dengan Modifikasi
Ketinggian Net Bertahap…………………………………..
Gambar 3. Ilustrasi Pembelajaran Servis Atas dengan Modifikasi
Jarak Servis secara Bertahap……………………………….
Gambar 4. Tes Koordiansi Mata-Tangan………………………………
Gambar 5. Lapangan Servis Atas Bolavoli…………………………….
18
25
28
85
87
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 1. Nilai Rata - Rata Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli
Berdasarkan Tiap Kelompok Perlakuan dan Tingkat
Koordinasi Mata-Tangan…………………………………….
Grafik 2. Nilai Rata - Rata Peningkatan Hasil Belajar Servis Atas
Bolavoli antara Kelompok Perlakuan……………………….
Grafik 3. Interaksi Modifikasi Pembelajaran Servis Atas Bolavoli
Dan Koordinasi Mata-Tangan……………………………….
48
49
57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Rancangan Penelitian Anava Dua Jalur dengan Design
Rancangan Faktorial 2 X 2…………………………………..
Tabel 2. Ringkasan Anava untuk Eksperimen Faktorial 2 X 2……….
Tabel 3. Ringkasan Angka-Angka Statistik Deskriptif Data Hasil
Belajar Servis Atas Bolavoli Menurut Kelompok Penelitian
Tabel 4. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data Tes Awal dan Tes
Akhir…………………………………………………………
Tabel 5. Range Kategori Reliabilitas…………………………………
Tabel 6. Hasil Uji Normalitas dengan Liliefors………………………
Tabel 7. Hasil Uji Homogenitas dengan Uji Bartlet………………….
Tabel 8. Ringkasan Nilai Rerata Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli
Berdasarkan Modifikasi Pembelajaran Servis Atas Bolavoli
dan Tingkat Koordinasi Mata - Tangan Sebelum dan
Sesudah Diberi Perlakuan…………………………………..
Tabel 9. Ringkasan Keseluruhan Hasil Analisis Varians Dua Faktor
Tabel 10. Ringkasan Hasil Uji Rentang Newman Keuls………………
Tabel 11. Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama dan Interaksi Faktor
Utama terhadap Peningkatan Hasil Belajar Servis Atas
Bolavoli………………………………………………………
39
43
47
49
50
50
51
52
52
52
56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Data Tes Koordinasi Mata-Tangan Siswa Putra Kelas
VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/
2011……………………………………………………..
Lampiran 2. Data Tes Pengukuran Koordinasi Mata-Tangan yang
Terpilih Menjadi Sampel Penelitian…………………….
Lampiran 3. Kelompok Sampel Penelitian Berdasarkan Klasifikasi
Hasil Tes Koordiansi Mata-Tangan……………………..
Lampiran 4. Data Tes Awal Kemampuan Servis Atas Bolavoli
Berdasarkan Klasifikasi Koordiansi Mata-Tangan……..
Lampiran 5. Uji Reliabilitas Data Tes Awal Kemampuan Servis
Atas Bolavoli……………………………………………
Lampiran 6. Uji Normalitas Data Tes Awal Kelompok 1 (A1B1) dan
Kelompok 2 (A1B2)…………………………………….
Lampiran 7. Uji Normalitas Data Tes Awal Kelompok 2 (A2B1) dan
Kelompok 2 (A2B2)…………………………………….
Lampiran 8. Uji Homogenitas Data Tes Awal Kemmapuan Servis
Atas Bolavoli……………………………………………
Lampiran 9. Data Tes Akhir Kemampuan Servis Atas Bolavoli
Berdasarkan Kelompok Penelitian……………………..
Lampiran 10. Uji Reliabilitas Data Tes Akhir Kemampuan Servis
Atas Bolavoli…………………………………………..
Lampiran 11. Rekapitulasi Data Tes Kemampuan Servis Atas
Bolavoli Kelompok 1 dan Kelompok 2………………..
Lampiran 12. Rekapitulasi Data Tes Kemampuan Servis Atas
Bolavoli Kelompok 3 dan Kelompok 4………………..
Lampiran 13. Deskripsi Data Hasil Peningkatan Rata - Rata antara
Kelompok Sampel sebagai Persiapan Analisis Anava
Faktorial 2 X 2………………………………………….
64
69
70
71
72
74
75
76
77
78
80
81
82
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
Lampiran 14. Uji Rata-Rata Rentang Newman-Keuls………………..
Lampiran 15. Tes dan Pengukuran Koordinasi Mata-Tangan…………
Lampiran 16. Tes dan Pengukuran Servis Atas Bolavoli……………..
Lampiran 17. Program Pembelajaran Servis Atas Bolavoli dengan
Modifikasi Ketinggian Net Bertahap dan Jarak Servis
Bertahap………………………………………………….
Lampiran 18. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian……………………
Lampiran 19. Surat Ijin Penelitian dari Universitas Sebelas Maret
Surakarta…………………………………………………
Lampiran 20. Surat Keterangan Penelitian dari SMP Negeri 5
Sukoharjo………………………………………………..
84
85
87
89
95
100
103
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan
penulisan skripsi ini.
Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi
berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. H. Mulyono, M.M., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
dan sebagai pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan,
sehingga skripsi ini terselesaikan.
3. Drs. H. Agustiyanto, M.Pd., Ketua Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Slamet Riyadi, S.Pd., M.Or., sebagai pembimbing II yang telah memberikan
motivasi dan arahan dalam penyusunan skripsi.
5. Bapak dan Ibu Dosen FKIP JPOK Surakarta yang secara tulus memberikan
ilmu dan masukan-masukan kepada penulis.
6. Kepala SMP Negeri 5 Sukoharjo yang telah memberikan iji untuk
mengadakan penelitian di sekolah yang dipimpin.
7. Siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011
yang telah bersedia menjadi sampel penelitian.
8. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap
semogra skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan
bagi para pembaca.
Surakarta, Juni 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan mempunyai arti penting untuk
mendukung pencapaian tujuan pembelajaran secara keseluruhan. Pelaksanaan
pembelajaran pendidikan jasmani dilakukan dengan gerak tubuh. Melalui
pembelajaran pendidikan jasmani dapat mendukung perkembangan dan
pertumbuhan peserta didik. Toho Cholik M. & Rusli Lutan (2001: 25-26)
menyatakan, “Hakikat pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang
melibatkan interaksi antara peserta (anak) didik dengan lingkungan yang dikelola
melalui aktivitas jasmani secara sistematik menuju pembentukan manusia
seutuhnya. Aktivitas jasmani diartikan sebagai kegiatan peserta didik untuk
meningkatkan keterampilan motorik dan nilai-nilai fungsional yang mencakup
kognitif, afektif dan sosial”.
Pendidikan jasmani merupakan pendidikan gerak tubuh yang disusun
secara sistematik untuk membantu perkembangan dan pertumbuhan pesrta didik
baik fisik, kognitif, afketif, psikomotorik dan sosial. Untuk mencapai tujuan
pendidikan jasmnai tersebut, maka dalam pendidikan jasmani telah diatur macam-
macam cabang olahraga yang harus diajarkan kepada peserta didik.
Bolavoli merupakan cabang olahraga permainan yang diajarkan bagi siswa
Sekolah Menengah Pertama (SMP). Banyak manfaat yang diperoleh dari
permainan bolavoli. Untuk memperoleh manfaat dari permainan bolavoli, Agus
Kristiyanto (2010: 5) menyatakan, “Bolavoli sebagai sebuah permainan rakyat,
tentu saja akan memiliki manfaat yang sangat besar yang kesemuanya amat
bergantung dari daya kreativitas masyarakat untuk mendesain permainan
tersebut”. Sedangkan Suharno HP. (1991: 2-3) menyatakan, “Falsafah permainan
bolavoli yaitu: (1) bermain bolavoli mendatangkan kegembiraan, kesenangan,
kepuasan dan kebahagiaan hidup bagi orang yang melakukannya, (2) Permainan
bolavoli merupakan salah satu alat untuk mendidik manusia dalam usaha
menyempurnakan kualitas diri sebagai kalifah di bumi”.
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Permainan bolavoli mempunyai manfaat untuk mendatangkan kesenangan
atau kegembiran dan sebagai salah satu alat untuk meningkatkan kualitas diri.
Untuk memperoleh manfaat dan memiliki keterampilan bermain bolavoli, maka
harus menguasai teknik dasar bermain bola voli. Soedarwo, Sunardi dan Agus
Margono (2000: 6) menyatakan, “Teknik dasar bolavoli harus betul-betul dikuasai
terlebih dahulu guna dapat mengembangkan mutu prestasi permainan bolavoli”.
Macam-macam teknik dasar bolavoli yang harus dikuasai di antaranya: servis,
passing, smash dan block.
Langkah awal agar siswa memiliki keterampilan bermain bolavoli dan
mampu berprestasi harus menguasai teknik dasar bermain bolavoli. PBVSI (1995:
55) menjelaskan, “Salah satu usaha untuk meningkatkan prestasi bolavoli yaitu
menerapkan teknik-teknik dasar bolavoli sedini mungkin kepada anak-anak usia
9-13 tahun. Karena pada anak-anak akan lebih mudah dan cepat menyerap teknik
dasar bolavoli dibandingkan dengan orang dewasa”.
Servis merupakan salah satu teknik dasar bolavoli yang harus dikuasai
para siswa agar mampu bermain bolavoli. Berdasarkan jenisnya, servis bolavoli
dibedakan menjadi dua macam yaitu servis bawah dan servis atas. Servis bolavoli
mempunyai peran penting dalam permainan bolavoli. Sistem penilaian relly point
mengakibatkan servis sangat berpengaruh terhadap kemenangan suatu tim, bahkan
servis dapat menentukan keseluruhan jalannya permainan bolavoli. Seperti
dijelaskan Deiter Beutelstahl (2005: 9) bahwa, “Servis yang baik mempengaruhi
seluruh jalannya pertandingan”.
Jenis servis yang dapat mempengaruhi seluruh jalannya permainan yaitu
servis atas. Jika dibandingkan dengan servis bawah, servis atas dapat dijadikan
serangan pertama bagi regu yang mendapat kesempatan servis. Pentingnya
peranan servis atas dalam permainan bolavoli, maka harus diajarkan kepada siswa
agar siswa memahami dan menguasainya, sehingga dapat melakukan servis atas
dengan baik dan benar.
Membelajarkan servis atas bagi siswa sekolah (SMP) bukan merupakan
hal yang mudah, karena umumnya para siswa mengalami banyak kesulitan.
Kesulitan yang dihadapi siswa dalam belajar servis atas pada umumnya tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
memiliki pengalaman, kemampuan fisik yang belum terlatih dan belum
berkembang, belum menguasai teknik servis, mental kurang baik dan lain
sebagainya. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran servis
atas bolavoli harus dicarikan solusi yang tepat. Seroang guru Penjas seharusnya
mencermati letak kesulitan yang dihadapi siswa dalam pelaksanaan pembelajaran
servis atas bolavoli. Rusli Lutan (1988: 406) menyatakan, "Beberapa alasan
kegagalan pelaksanaan dalam proses belajar antara lain "(1) perasaan takut
mengalami cidera, (2) disefiensi dalam kondisi atau kesiapan seperti kekuatan
belum cukup".
Kesulitan yang dihadapi siswa sekolah (SMP) dalam pembelajaran servis
atas pada umumnya belum memiliki kondisi fisik yang baik, karena di Sekolah
jarang dilakukan latian kondisi fisik secara khusus. Selain itu, belum memiliki
teknik yang benar dalam melakukan servis atas. Kondisi yang demikian
mengakibatkan servis atas yang dilakukan sering kali gagal. Untuk itu, seorang
guru Penjas harus mampu menganalisa dan memberikan solusi yang tepat, agar
tujuan pembelajaran dapat tercapai. Rusli Lutan & Adang Suherman (2000:
67&75) menyatakan,
Salah satu dari beberapa keterampilan esensi dalam mendidik adalah kemampuan menganalisis dan mengembangkan materi pelajaran. Artinya, guru dituntut mampu menganalisa sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk antivitas belajar yang potensial dapat memperlancar siswa dalam belajarnya. Lakukan modifikasi peralatan, apabila peralatan diduga sebagai penghambat keberhasilan.
Menganalisa tingkat kesulitan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran
keterampilan sangat penting, sehingga guru dapat memberikan bentuk
pembelajaran yang tepat. Karena siswa SMP pada umumnya sering kali gagal
melakukan servis atas, maka untuk membelajarkan servis atas dapat dilakukan
dengan cara memodifikasi. Esensi modifikasi adalah menganalisis sekaligus
mengembangkan materi pelajaran dengan cara menyusun dalam bentuk aktivitas
belajar yang potensial sehingga dapat memperlancar siswa dalam belajarnya.
(http://abdundari.blogspot.com/2009/05/pembelajaran-aktif-inovatif-
kreatif.html). Yoyo Bahagia, Ucup Yusuf dan Adang Suherman (2000: 7)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
menyatakan, “Salah satu modifikasi pembelajaran yaitu modifikasi lingkungan
pembelajaran. Dalam modifikasi lingkungan pembelajaran dapat diklasifikasi di
antaranya modifikasi peralatan dan penataan pembelajaran”.
Berkaitan dengan modifikasi pembelajaran servis atas bolavoli dapat
dilakukan dengan cara ketinggian net secara bertahap dan jarak servis bertahap.
Pembelajaran servis atas dengan modifikasi ketingian net dan jarak servis masing-
masing memiliki karakteristik yang berbeda. Modifikasi dengan ketinggian net
secara bertahap yaitu, ketiggian net setandar (2.43 m) sebagai penghambat dalam
pembelajaran servis atas. Net yang cukup tinggi mengakibatkan servis atas yang
dilakukan seringkali menyangkut net. Sedangkan modifikasi jarak servis secara
bertahap yaitu, siswa melakukan servis dari dalam lapangan permainan (daerah
serang). Untuk selanjutnya jarak servis ditingkatkan secara bertahap, hingga
sampai pada jarak servis yang sebenarnya. Modifikasi jarak servis secara bertahap
didasarkan pada kekuatan yang belum memamdai, sehingga servis yang dilakukan
tidak sampai ke daerah permainan lawan.
Modifikasi ketinggian net secara bertahap dan jarak servis secara bertahap
merupakan solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi kesulitan dalam
pembelajaran servis atas bolavoli. Disisi lain, kemampuan servis atas bolavoli
tidak hanya dipengaruhi oleh pembelajaran diterapkan oleh guru. Keberadaan
siswa sangat dominan untuk menguasai keterampilan yang dipelajari. Faktor
dalam diri siswa sangat kompleks, seperti semangat belajar, motivasi, mental,
kemampuan fisik, proporsi tubuh yang ideal dan lain sebagainya. Sudjarwo (1993:
41) menyatakan, “…keterkaitan antara kemampuan fisik dan teknik tidak dapat
dipisahkan. Penguasaan teknik yang baik hanya dapat dilakukan apabila
memperoleh dukungan dari kemampuan fisik yang baik pula”. Sedangkan
Suharno HP. (1991: 16-20) menyatakan, “Komponen-komponen gerak sebagai
penentu baik tidaknya kondisi fisik pemain bolavoli yaitu: kekuatan, daya tahan,
koordinasi, kecepatan, kelincahan, kelentukan, daya ledak, ketepatan dan
stamina”.
Kemampuan fisk sangat penting untuk mendukung penguasaan teknik
suatu cabang olahraga, termasuk servis atas bolavoli. Salah satu komponen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
kondisi fisik yang dapat mendukung kemampuan servis atas bolavoli yaitu,
koordinasi mata-tangan. Ditinjau dari gerakan servis atas, koordinasi mata-tangan
berperan dalam gerakan servis atas yaitu, dari gerakan melambungkan bola,
ayunan lengan, memukul bola serta mengarahkan bola pada sasaran yang
diinginkan. Dengan koordinasi mata-tangan, maka gerakan servis atas dapat
dilakukan dengan baik dan mampu menempatkan bola tepat pada sasaran yang
diinginkan. Namun demikian, baik tidaknya koordinasi mata-tangan yang dimiliki
siswa tidak dapat dijadikan tolok ukur kemampuan servis atasnya mesti baik.
Karena kemampuan servis atas tidak hanya dipengaruhi oleh koordinasi mata-
tangan yang dimiliki siswa, tetapi masih banyak faktor lain yang
mempengaruhinya seperti kekuatan, power, mental dan lain sebagainya.
Pembelajaran servis atas dengan modifiaksi ketinggian net secara bertahap
dan jarak servis secara bertahap dapat digunakan untuk mengatasi kesulitan dalam
pembelajaran servis atas bolavoli. Dari kedua modifikasi pembelajaran servis atas
tersebut dibutuhkan kemampuan koordinasi mata-tangan. Untuk mengetahui
modifikasi pembelajaran mana yang lebih efektif untuk meningkatkan hasil
belajar servis atas bolavoli, serta pengaruh koordinasi mata-tangan terhadap
kemampuan servis atas bolavoli, maka perlu dikaji dan diteliti secara lebih
medalam baik secara teori maupun parktik melalui penelitian eksperimen.
Siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran
2010/2011 adalah sampel yang akan digunakan dalam penelitian untuk menjawab
permasalahan yang muncul dalam penelitian. Ditinjau dari pembelajaran bolavoli
di SMP Negeri 5 Sukoharjo berjalan dengan baik, namun kemampuan servis atas
kurang baik. Tidak semua siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun
pelajharan 2010/2011 mampu melakukan servis atas yang efektif, bahkan
seringkali bolanya menyangkut net atau melenceng ke luar lapangan permainan.
Faktor yang menyebabkan kemampuan servis atas kurang baik di antaranya
pembelajaran yang diberikan tidak maksimal. Waktu pembelajaran yang sangat
terbatas. Waktu pembelajaran 2 X 40 menit dan dilaksanakan selama dua (2)
pertemuan ternyata tidak dapat memaksimalkan kemampuan servis atas, sehingga
perlu tambahan pembelajaran. Selain permasalahan tersebut, kendala atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
kesulitan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran servis atas kurang
diperhatikan. Karena servis atas merupakan keterampilan yang sulit dan memiliki
unsur gerakan yang kompleks, maka dalam membelajarkan servis atas dibutuhkan
strategi pembelajaran yang tepat di antaranya dengan memodifikasi ketinggian net
secara bertahap dan jarak servis secara bertahap.
Terbatasanya sarana pembelajaran Penjas merupakan faktor yang menjadi
kendala dalam pembelajaran Penjas. Sarana pembelajaran Penjas yang sangat
terbatas sering diabaikan oleh sekolah, sehingga mengakibatkan kesulitan-
kesulitan yang dihapai siswa tidak dicarikan solusi. Pada umumnya para guru
Penjas dalam membelajarkan servis atas secara global yaitu, mengenalkan teknik
servis atas dari sikap permulaan, gerakan pelaksanaan dan gerak lanjut dan siswa
langsung memperagakannya. Bagi siswa yang memiliki pengalaman tidak
mengalami kesulitan melakukan servis atas dengan model pembelajaran tersebut.
Tetapi sebaliknya, siswa yang tidak memiliki pengalaman bermain bolavoli tidak
dapat melakukan servis atas dengan baik dan benar. Berdasarkan hal tersebut
maka menciptakan strategi pembelajaran yang tepat sangat penting agar tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai. Karena belajar keterampilan
bukan belajar seperti pada umumnya, sehingga perlu strategi pembelajaran yang
baik dan tepat. Seorang guru Penjas dituntut memiliki berkreativitas dalam
menyajikan tugas ajar yang tepat, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai
dengan baik. Selain itu, faktor-faktor yang mendukung kemampuan servis atas
perlu dilatih dan ditingkatkan seperti koordinasi mata-tangan. Kemampuan
koordinasi mata-tangan yang terlatih dengan baik, maka dapat mendukung
kemampuan servis atas menjadi lebih baik.
Permasalahan yang telah dikemukakan di atas yang melatar belakangi
judul penelitian “Perbedaan Pengaruh Modifikasi Pembelajaran dan Koordinasi
Mata-Tangan terhadap Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli pada Siswa Putra Kelas
VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Para siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran
2010/2011 masih banyak yang mengalami kesulitan dalam melakukan servis
atas.
2. Kegiatan pembelajaran secara reguler di SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun
pelajaran 2010/2011 belum menunjukkan hasil belajar servis atas yang
maksimal.
3. Kesulitan pembelajaran servis atas bolavoli siswa putra kelas VIII SMP
Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011 perlu dicarikan solusi yang
tepat.
4. Tidak tersedianya sarana pembelajaran Penjas mengakibatkan kesulitan yang
dihadapi dalam pembelajaran servis atas diabaikan.
5. Modifikasi ketinggian net secara bertahap dan jarak servis bertahap belum
diketahui pengaruhnya terhadap peningkatan hasil belajar servis atas bolavoli.
6. Pengaruh tingkat kemampuan koordinasi mata-tangan terhadap kemampuan
servis atas bolavoli belum diketahui.
7. Modifikasi pembelajaran yang efektif antara modifikasi ketinggian net secara
bertahap dan jarak servis bertahap terhadap hasil belajar servis atas bolavoli
siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011
belum diketahui.
C. Pembatasan Masalah
Banyaknya masalah yang muncul dalam penelitian, maka perlu dibatasi
agar tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pembatasan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
1. Pengaruh modifikasi ketinggian net secara bertahap dan jarak servis secara
bertahap terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII
SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011.
2. Pengaruh koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi mata-tangan rendah
terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP
Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, masalah dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Adakah perbedaan pengaruh modifikasi ketinggian net secara bertahap dan
jarak servis secara bertahap terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada
siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011?
2. Adakah perbedaan hasil belajar servis atas antara siswa yang memiliki
koordinasi mata-tangan tinggi dengan siswa yang memiliki koordinasi mata-
tangan rendah pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun
pelajaran 2010/2011?
3. Adakah interaksi antara modifikasi pembelajaran dan koordinasi mata-tangan
terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP
Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini
mempunyai tujuan untuk mengetahui:
1. Perbedaan pengaruh modifikasi ketinggian net secara bertahap dan jarak
servis secara bertahap terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa
putra kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011.
2. Perbedaan hasil belajar servis atas bolavoli antara siswa yang memiliki
koordinasi mata-tangan tinggi dengan siswa yang memiliki koordinasi mata-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
tangan rendah pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun
pelajaran 2010/2011.
3. Ada tidaknya interaksi antara modifikasi pembelajaran dan koordinasi mata-
tangan terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII
SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011.
F. Manfaat Penelitian
Masalah dalam penelitian ini penting untuk diteliti dengan harapan dapat
memberi manfaat antara lain:
1. Dapat meningkatkan kemampuan servis atas bolavoli siswa yang dijadikan
obyek penelitian.
2. Dapat dijadikan sebagai masukan dan pedoman bagi guru Penjaskes di SMP
Negeri 5 Sukoharjo pentingnya modifikasi pembelajaran yang tepat untuk
meningkatkan penguasaan teknik bolavoli khususnya servis atas.
3. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi penelitian tentang karya
ilmiah untuk dapat dikembangkan lebih lanjut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Permainan Bolavoli
a. Prinsip Dasar Bermain Bolavoli
Bolavoli merupakan cabang olahraga permainan yang cukup populer yang
diciptakan oleh William G. Morgan yaitu, seorang ahli olahraga dari Y.M.C.A.,
Holyoke Massachusetts Amerika Serikat. Permainan bolavoli dikenal oleh bangsa
Indonesia sejak jaman penjajahan Belanda. Permainan bolavoli diresmikan
menjadi olahraga Nasional dengan nama Top Organisasinya yaitu Persatuan
Bolavoli Seluruh Indonesia (PBVSI) pada tanggal 22 Januari 1955.
Permainan bolavoli merupakan cabang olahraga beregu atau tim.
Permainan bolavolidimainkan oleh dua tim yang masing-masing tim terdiri dari
enam orang pemain. Permainan bolavoli dimainkan di atas lapangan berbentuk
empat persegi panjang berukuran 18 X 9 meter yang dipisahkan oleh net. Maksud
dan tujuan permainan bolavoli adalah memasukkan bola ke daerah lawan
melewati suatu rintangan berupa tali atau net dan berusaha memenangkan
permainan dengan mematikan bola itu di daerah lawan. Seperti dijelaskan PBVSI
(1995: 3) bahwa, “Tujuan dari permainan bolavolia dalah agar setiap regu
melewatkan bola secara teratur (baik) melalui atas net sampai bola tersebut
menyentuh lantai (mati) di daerah lawan, dan mencegah agar bola yang
dilewatkan tidak menyentuh lantai dalam lapangan sendiri”.
Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan permainan bolavoli, teknik
permainan bolavoli mengalami beberapa perubahan. Berkaitan dengan hal
tersebut Soedarwo dkk., (2000: 31) menyatakan, “Teknik bermain bolavoli terus
berkembang sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku, dan yang
seharusnya selalu berorientasi pada prinsip efisiensi dan efektivitas daripada
gerakan”. Menurut PBVSI (1995: 32) dijelaskan, “Mulai tahun 1995, peraturan
permainan bolavoli yaitu semua bagian badan boleh menyentuh bola”. Hal senada
10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
dikemukakan Amung Ma’mun & Toto Subroto (2001: 37) bahwa, “Semula
bagian tubuh yang sah untuk memainkan bola batasannya dari lutut ke atas.
Sekarang seluruh bagian tubuh diperkenankan untuk memainkan bola”.
Berdasarkan pendapat tiga ahli tersebut dapat disimpulkan, prinsip dasar
bermain bolavoli yaitu bola harus divoli atau dipantulkan dengan menggunakan
seluruh tubuh termasuk kaki sebanyak tiga kali. Hal terpenting dalam memvoli
atau memantulkan bola harus sempurna sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Amung Ma’mum dan Toto Subroto (2001: 43) menyatakan, “Prinsip dasar
permainan bolavoli adalah memantul-mantulkan bola agar jangan sampai bola
menyentuh lantai, bola dimainkan sebanyak-banyaknya tiga kali sentuhan dalam
lapangan sendiri dan mengusahakan bola hasil sentuhan itu diseberangkan ke
lapangan lawan melewati jaring masuk sesulit mungkin.
b. Macam-Macam Teknik Dasar Bolavoli
Teknik dasar bolavoli pada dasarnya merupakan suatu gerakan yang
dilakukan secara efektif dan efisien untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam
permainan bolavoli. Untuk dapat bermain bolavoli dengan baik, maka setiap
pemain harus menguasai teknik dasar bermain bolavoli. Sugiyanto, Soedarwo dan
Sunardi (1994: 21) mengklasifikasikan teknik dasar bermain bolavoli terdiri dari:
“(1) sikap dasar siap, (2) gerakan menyongsong bola, (3) gerakan menjangkau
bola, (4) pas atas dan pas bawah, (5) servis, 6) semes dan, (7) blok”. Sedangkan
Soedarwo dkk. (2000: 7) mengelompokkan teknik dasar bermain bolavoli terdiri
dari:
1) Passing : a) Teknik pass atas. b) Teknik pass bawah. c) Set-up/umpan.
2) Smash : a) Normal smash. b) Semi smash. c) Push smash.
3) Service : a) Tenis service. b) Floating. c) Cekis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, teknik dasar
bolavoli pada prinsipnya dibedakan menjadi dua yiatu, teknik tanpa bola dan
teknik dengan bola. Teknik tanpa bola dan teknik dengan bola merupakan dua
komponen yang tidak dapat dipisahkan dalam bermain bolavoli. Teknik tanpa
bola berupa gerakan-gerakan khusus yang mendukung teknik dengan bola,
sedangkan teknik dengan bola adalah cara memainkan bola dengan anggota badan
secara efektif dan efisien sesuai dengan peraturan yang berlaku. Keterkaitan
antara teknik tanpa bola dan teknik dengan bola didasarkan pada kebutuhan dalam
permainan.
c. Pentingnya Menguasai Teknik Dasar Bolavoli
Hal yang mendasar dan harus dikuasai agar dapat bermain bolavoli adalah
menguasai macam-macam teknik dasar bolavoli. Tanpa menguasai teknik dasar
bolavoli tidak mungkin mencapai prestasi bolavoli yang optimal. Dalam hal ini
Marta Dinata (2004: 5) menyatakan, “Untuk meningkatkan prestasi, seorang
pemain bolavoli harus menguasai beberapa teknik dasar terlebih dahulu. Teknik
dasar merupakan faktor utama selain kondisi fisik, taktik dan mental”.
Penguasaan teknik dasar bolavoli merupakan unsur yang sangat mendasar
untuk mencapai prestasi bolavoli, selain faktor fisik, taktik dan mental. Teknik
dasar bolavoli merupakan faktor utama yang harus dikembangkan melalui latihan
yang baik dan teratur. Berkaitan dengan teknik dasar bolavoli M. Yunus (1992:
68) menyatakan, “Teknik dalam permainan bolavoli dapat diartikan sebagai cara
memainkan bola dengan efektif dan efisien sesuai dengan peraturan permainan
yang berlaku untuk mencapai hasil yang optimal”. Menurut Soedarwo dkk. (2000:
6) bahwa, “Teknik dasar bolavoli adalah proses melahirkan keaktifan jasmani dan
pembuktian praktek dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang
pasti dalam cabang olahraga permainan bolavoli”. Sedangkan Dieter Beutelstahl
(2003: 9) berpendapat, “Teknik merupakan prosedur yang telah dikembangkan
berdasarkan praktek, dan bertujuan mencari penyelesaian suatu problem
pergerakan tertentu dengan cara yang paling ekonomis dan berguna”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Berdasarkan pengertian teknik dasar bolavoli yang dikemukakan tiga ahli
tersebut dapat disimpulkan bahwa, teknik dasar permainan bolavoli merupakan
suatu proses gerak tubuh yang dibuktikan dengan praktek yang dilakukan dengan
sebaik mungkin dalam arti efektif dan efisien untuk menyelesaikan tugas yang
pasti guna mencapai hasil yang baik dalam permainan bolavoli. Teknik permainan
bolavoli merupakan aktivitas jasmani yang menyangkut cara memainkan bola
dengan efektif dan efisien sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku untuk
mencapai suatu hasil yang optimal.
Penguasaan teknik dasar bermain bolavoli mempunyai peran penting
dalam usaha mencapai prestasi yang optimal. Seorang pemain yang menguasai
teknik dasar bolavoli dengan baik akan mendukung penampilannya baik secara
individu maupun secara kolektif. M. Yunus (1992: 68) menyatakan, “Seni dalam
permainan bolavoli terlihat dari pemain yang sudah menguasai teknik tinggi
hingga menyerupai akrobatik dengan pukulan-pukulan dan tipu muslihat yang
indah serta mempesona para penonton yang menyaksikannya”. Menurut A.
Sarumpaet dkk. (1992: 87) bahwa, “Penguasaan teknik dasar bolavoli merupakan
salah satu unsur yang menentukan menang atau kalahnya suatu regu dalam
pertandingan. Oleh karena itu, teknik dasar tersebut harus benar-benar dikuasai
terlebih dahulu, agar dapat mengembangkan mutu permainan, lancar dan teratur”.
Hal senada dikemukakan Soedarwo dkk. (2000: 6) menyatakan, “Penguasaan
teknik dasar permainan bolavoli merupakan salah satu unsur yang ikut
menentukan menang atau kalahnya suatu regu di dalam suatu pertandingan di
samping unsur-unsur kondisi fisik, taktik dan mental”.
Berdasarkan tiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, penguasaan
teknik dasar bolavoli mempunyai peran penting baik secara individual maupun
secara kolektif dalam bermain bolavoli di samping faktor fisik, taktik dan mental.
Dengan menguasai teknik dasar bolavoli akan mendukung penampilan seorang
pemain lebih baik, dan secara kolektif dapat mempengaruhi menang atau kalahnya
sutau tim dalam pertandingan. Pentingnya penguasaan teknik dasar permainan
menurut Soedarwo dkk. (2000: 6) mengingat hal-hal sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
1) Hukuman terhadap pelanggaran permainan yang hubungannya dengan kesalahan teknik. 2) Karena terpisahnya tempat antara regu ke satu dengan regu yang lain,
sehingga tidak terjadi adanya sentuhan badan dari permainan lawan, maka pengawasan wasit terhadap kesalahan teknik ini lebih seksama.
3) Banyaknya unsur-unsur yang menyebabkan terjadinya kesalahan-kesalahan teknik ini antara lain membawa bola, mengangkat bola, serta pukulan rangkap.
4) Permainan bolavoli adalah, waktu untuk memainkan bola sangat sempurna sehingga akan memungkinkan timbulnya kesalahan-kesalahan teknik yang lebih besar.
5) Penguasaan teknik-teknik yang tinggi hanya memungkinkan kalau penguasaan teknik dasar, teknik tinggi dalam bolavoli ini cukup sempurna.
Hal-hal seperti di atas harus dipahami dan dimengerti oleh setiap pemain
bolavoli. Setiap pemain harus mengerti dan memahami peraturan dasar permainan
bolavoli, sehingga akan terhindar dari kesalahan teknik. Kesalahan teknik yang
dilakukan seorang pemain akan merugikan timnya dan menguntungkan pihak
lawan.
2. Servis Bolavoli
a. Fungsi Servis dalam Permainan Bolavoli
Teknik dasar servis dalam permainan bolavoli terus berkembang. Pada
awalnya servis merupakan penyajian bola pertama sebagai tanda dimulainya
permainan. Seiring dengan perkembangan permainan bolavoli dan penerapan
taktik dan strategi permainan, pukulan servis memiliki fungsi ganda yaitu, sebagai
tanda dimulainya permainan dan sebagai serangan pertama bagi regu yang
melakukan servis. Marta Dinata (2004: 5) menyatakan, “Servis merupakan awal
permainan, dan dapat dimasukkan ke dalam kategori serangan yang pertama”.
Menurut Amung Ma’mum dan Toto Subroto (2001: 61) bahwa, “Servis adalah
awal terjadinya suatu permainan bolavoli. Akan tetapi dalam perkembangannya
servis menjadi salah satu serangan pertama yang sangat penting”.
Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, servis dalam
permainan bolavoli memiliki fungsi utama yaitu, sebagai serangan pertama untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
mendapatkan point bagi regu yang melakukan servis. Sistem penilaian rellypoint,
menjadikan servis mempunyai pengaruh besar terhadap jalannya seluruh
permainan. Deiter Beutelstahl (2005: 9) bahwa, “Servis yang baik mempengaruhi
seluruh jalannya pertandingan”. Hal ini artinya, point dapat dihasilkan dalam
permainan bolavoli melalui servis yang baik dan bahkan dapat menentukan
menang atau kalahnya suatu tim. Tetapi kegagalan servis akan menguntungkan
pihak lawan, yaitu bola berpindah dan lawan mendapatkan point. Oleh karena itu,
dalam melakukan servis hendaknya lebih berhati-hati agar bola dapat masuk ke
daerah permainan lawan dan lawan sulit untuk menerimanya. Barbarra L. Viera
dan Bonnie Jill Ferguson (1996: 27) menyatakan, “Dalam suatu pertandingan
sangat penting bagi anda untuk melakukan servis dengan konsisten yaitu paling
tidak 90% dari servis anda dapat melewati net ke daerah lawan”. Untuk
mendapatkan point melalui servis, maka servis harus dibuat sesulit mungkin agar
lawan sulit mengembalikan atau bahkan langsung mati. Soedarwo dkk. (2000: 38)
menjelasakan cara mempersulit bola servis pada dasarnya berkaitan dengan, “(1)
kecepatan, kurve dan belak-belok jalannya bola dan, (2) penempatan bola
diarahkan pada titik-titik kelemahan lawan”.
Kunci keberhasilan pukulan servis yaitu, bola dapat menyeberang
melewati net, laju bola sulit diantisipasi lawan dan diarahkan pada titik kelamahan
lawan. Kemampuan seorang pemain melakukan pukulan servis yang sulit atau
mengarahkan pada titik kelemahan lawan, maka akan menyulitkan lawan untuk
menerimanya atau bahkan lawan langsung mati sehingga mendapatkan point.
b. Servis Atas Bolavoli
Servis atas merupakan bentuk gerakan memukul bola menggunakan
lengan yang pelaksanaannya bola dipukul di atas kepala. Servis atas merupakan
bentuk pukulan yang memiliki efektivitas tinggi untuk melakukan serangan,
dibandingkan dengan servis bawah. Agus Mukholid (2004: 35) bahwa,
“Kelemahan servis tangan bawah adalah mudah diterima dan lintasannya
melambung tinggi sehingga mudah diantisipasi lawan”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Servis dapat dikategorikan sebagai serangan karena pukulan servis atas
memiliki tenaga ayun lebih besar dan kecepatan gerakan lengan pemukul juga
lebih besar. Selain itu, lintasan bola lebih pendek sehingga bola sulit untuk
diprediksi lawan. Servis sebagai serangan, maka server dalam melakukan servis
dapat melakukan berbagai macam jenis servis yang dianggap paling efektif dan
sulit untuk mematikan lawan. Barbara L.V. & Bonnie J.F. (1996: 28) menyatakan
“Servis canggih yang populer adalah servis topspin, servis mengambang
melingkar (roundhouse floater), dan servis meloncat (jump serve)”. Hal senada
dijelaskan dalam materi PLPG dari Kemendiknas (2010: 131) servis atas bolavoli
dibedakan menjadi empat yaitu:
1) Servis mengambang. Dikatakan servis mengambang karena bola yang dipukul bergerak ke kiri dan ke kanan dan ke atas ke bawah pada saat bergerak melintasi net. Hal ini terjadi karena bola dipukul tanpa berputar. Putaran membuat bola stabil, tanpa putaran bola akan tampak bergerak dan meloncat.
2) Servis top spin Servis top spin dilakukan dengan cara memukul bola dengan keras. Pukulan keras menimbulkan putaran ke arah depanyang menyebabkan bola akan segera jatuh dengan cepat ke daerah lawan seteleh melewati net. Servis top spin akan mengakibatkan bola akan tetap bergerak lurus pada jalur yang telah diarahkan karena putaran yang membuat bola bergerak stabil.
3) Servis mengambang melingkar (roundhouse floater) Para pemain biasanya dapat dengan mudah menyeberangkan bola melewati net, karena servis ini mendayagunakan kesatuan otot-otot yang lebih besar pada tubuh. Bola akan mengambang dan bergerak seperti pisang sama seperti servis mengambang.
4) Servis meloncat (jump servivce) Servis meloncat (jump service) lebih sulit dilakukan, karena servis dengan meloncat dilakukan seperti gerakan smash. Servis dengan meloncat mengakibatkan laju bola menukik tajam seperti pukulan smash.
Dari beberapa macam jenis servis atas tersebut, seorang pemain harus
menguasainya. Kemampuan seorang pemain bolavoli menguasai berbagai macam
jenis servis dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam suatu pertandingan,
sehingga akan mendukung pencapaian kemenangan timnya. Dalam PLPG dari
Kemendiknas (2010: 133) bahwa:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Anda akan memiliki keuntungan terhadap lawan anda apabila dan dapat menguasai lebih dari 1 jenis servis dengan tingkat keberhasilan yang konsisten. Dengan melakukan berbagai servis yang berbeda akan membuat lawan anda menanti dengan terus menduga-duga servis apa yang akan anda lakukan. Bila setiap pemain yang melakukan servis dalam suatu tim menguasai jenis-jenis servis yang berbeda, maka tim tersebut dapat memperoleh keuntungan secara strategi karena membuat lawan selalu berada dalam kebingungan. Menguasai berbagai jenis servis atas sangat penting agar dapat
memenangkan pertandingan. Untuk dapat melakukan servis atas dengan baik,
maka harus menguasai teknik servis atas yang benar. Semakin baik dalam
menguasai tenik servis atas mempunyai peluang yang besar untuk mendapatkan
point melalui servis.
c. Teknik Pelaksanaan Servis Atas Bolavoli
Keberhasilan dalam melakukan servis atas harus didukung penguasaan
teknik servis yang baik dan benar. Menurut Soedarwo dkk., (200: 20-21) teknik
servis atas meliputi "(1) sikap permulaan, (2) sikap saat perkenaan dan, (3) sikap
akhir". Teknik-teknik servis atas harus dilakukan dengan baik dan benar, agar
dapat memperoleh hasil servis yang baik. Pelaksanaan teknik servis atas sebagai
berikut:
1) Sikap permulaan: Ambil sikap berdiri dengan kaki kiri berada lebih ke depan daripada kaki kanan dan kedua lutut ditekuk. Tangan kiri dan tangan kanan bersama-sama memegang bola. Tangan kiri menyangga bola sedang tangan kanan memegang bagian atas bola. Bola dilambungkan dengan tangan kiri ke atas sampai ketinggian kurang lebih setengah meter di atas kepala. Tangan kanan segera ditarik ke belakang atas kepala, dengan telapak kanan menghadap ke depan.
2) Sikap saat perkenaan: Setelah tangan kanan berada di atas belakang kepala dan bola berada sejangkauan tangan maka segera bola dipukul dengan cara memukul seperti pada smash. Sewaktu akan melakukan servis perhatian harus selalu terpusat pada bola. Lecutan tangan dan lengan sangat diperlukan dalam servis atas, bila perlu dibantu gerakan togok ke arah depan sehingga bola akan memutar lebih banyak. Pada waktu lengan dilecutkan siku jangan samapi ikut tertarik ke bawah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
3) Sikap akhir: Setelah memukul bola maka diikuti langkah kaki kanan ke depan dan
terus masuk ke lapangan permainan serta mengabil sikap siap normal.
Berikut ini disajikan ilustrasi rangkaian gerakan servis atas sebagai
berikut:
Gambar 1. Rangkaian Gerakan Servis Atas (Amung Ma’mum & Toto Soebroto, 2001: 63)
2. Modifikasi Pembelajaran Penjas
a. Hakikat Pembelajaran
Pembelajaran dewasa ini mengalami perubahan dan perkembangan.
Pembelajaran tidak hanya sekedar guru menyampaikan ilmu pengetahuan atau
keterampilan kepada siswa, tetapi pembelajaran sekarang ini merupakan suatu
proses agar siswa belajar sesuai dengan kemampuannya. Pembelajaran sekarang
lebih berorientasi bagaimana seorang guru menciptakan lingkungan belajar yang
baik, seperti penataan lingkungan, menyediakan alat dan sumber pembelajaran
dan hal-hal lain yang memungkinkan siswa merasa senang, sehingga dapat
berkembang secara optimal sesuai dengan bakat, minat dan potensi yang dimiliki.
M. Sobry Sutikno (2009: 32) menyatakan, “Pembelajaran adalah segala upaya
yang dilakukan guru (pendidik) agar terjadi proses belajar pada diri siswa”.
Menurut Benny A. Pribadi (2009: 11) berpendapat, “Pembelajaran sebagai
rangkaian peristiwa atau kegiatan yang disampaikan secara terstruktur dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
terencana dengan menggunakan sebuah atau beberapa media”. Sedangkan Syaiful
Sagala (2005: 62) berpendapat :
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkontruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran. Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, di dalam kegiatan
pembelajaran ada dua kegiatan memilih, menetapkan dan mengembangkan
metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pembelajaran lebih
menekankan pada cara-cara untuk mencapai tujuan dan berkaitan dengan
bagaimana cara mengorganisasikan materi pelajaran dan mengelola pembelajaran.
Dalam kegiatan pembelajaran seorang guru harus memahami hakikat materi
pelajaran yang diajarkannya sebagai suatu pelajaran yang dapat mengembangkan
kemampuan berfikir siswa dan memahami berbagai model pembelajaran yang
dapat merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan perencanaan yang
matang. Dalam proses pembelajaran inilah, peran guru dan siswa telah mengalami
perubahan. Lebih lanjut M. Sobry Sutikno (2009: 33&34) menyatakan:
1) Peran guru telah berubah dari: a) Sebagai penyampai pengetahuan, sumber utama informasi, ahli
materi dan sumber segala jawaban, menjadi sebagai fasilitator pembelajaran, pelatih, kolabolator dan mitra belajar.
b) Dari mengendalikan dan mengarahkan semua aspek pembelajaran, menjadi lebih banyak memberikan alternatif dan tanggung jawab kepada setiap siswa dalam proses pembelajaran.
2) Peran siswa dalam pembelajaran telah mengalami perubahan, yaitu: a) Dari penerima informasi yang pasif menjadi partisipan aktif dalam
proses pembelajaran. b) Dari mengungkapkan kembali pengetahuan menjadi menghasilkan
dan berbagi pengetahuan. c) Dari pembelajaran sebagai aktivitas individual menjadi
pembelajaran berkolaboratif dengan siswa lain.
Dalam kegiatan proses pembelajaran siswa lebih dominan atau berperan
aktif. Siswa harus selalu berpartisipasi aktif, menghasilkan berbagai macam
pengetahuan dan harus mampu bekerjasama dengan siswa lainnya. Sedangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
guru bertindak sebagai motivator, fasilitator, mengelola berbagai sumber dan
fasilitas untuk dipelajari siswa. Menurut Wina Sanjaya (2006: 79) karakteristik
penting dari istilah pembelajaran yaitu:
1) Pembelajaran berarti membelajarkan siswa. Dalam konteks pembelajaran, tujuan utama mengajar adalah membelajarkan siswa. Oleh sebab itu, kriteria keberhasilan proses pembelajaran tidak diukur dari sejauh mana siswa telah menguasai materi pelajaran, tetapi diukur sejauh mana siswa telah melakukan proses belajar.
2) Proses pembelajaran berlangsung di mana saja Sesuai dengan karakteristik pembelajaran yang berorientasi kepada siswa, maka proses pembelajaran bisa terjadi dimana saja. Kelas bukanlah satu-satunya tempat belajar siswa. Siswa dapat memanfaatkan berbagai tempat belajar sesuai dengan kebutuhan dan sifat materi pelajaran.
3) Pembelajaran berorientasi pada pencapaian tujuan Tujuan pembelajaran bukanlah penguasaan materi pelajaran, akan tetapi proses untuk mengubah tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan yang dicapai. Oleh karena itulah penguasaan materi pelajaran bukanlah akhir dari proses pengajaran, tetapi hanya sebagai tujuan antara pembentukan tingkah laku yang lebih luas.
Berdasarkan pengertian pembelajaran dan karakteristik pembelajaran
dapat disimpulkan, pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dirancang oleh
guru untuk membantu peserta didik mempelajari suatu kemampuan atau nilai
yang baru dalam suatu proses yang sistematis melalui tahap rancangan,
pelaksanaan dan evaluasi dalam konteks kegiatan pembelajaran. Dalam proses
pembelajaran itu dikembangkan melalui pola pembelajaran yang menggambarkan
kedudukan serta peran pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Pendidik sebagai sumber belajar, penentu metode belajar, dan juga penilai
kemajuan belajar.
b. Hakikat Modifikasi Pembelajaran
Penyelenggaraan program pendidikan jasmani hendaknya mencerminkan
karakteristik program pendidikan jasmani itu sendiri, yaitu “Developmentally
Appropiate Practice” (DAP). Artinya adalah, tugas ajar yang diberikan harus
memperhatikan perubahan kemampuan anak dan dapat membantu mendorong
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
perubahan tersebut. Dengan demikian tugas ajar tersebut harus sesuai dengan
tingkat perkembangan anak didik yang sedang belajar. Tugas ajar yang sesuai ini
harus mampu mengakomodasi setiap perubahan dan perbedaan karakteristik
setiap individu serta mendorongnya ke arah perubahan yang lebih baik.
Modifikasi merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh guru
agar pembelajaran mencerminkan DAP. Oleh karena itu, DAP termasuk di
dalamnya “body scaling” atau ukuran tubuh siswa, harus selalu dijadikan prinsip
utama dalam memodifikasi pembelajaran. Menurut Yoyo Bahagia dan Adang
Suherman (2000: 1) bahwa, “Esensi modifikasi adalah menganalisa sekaligus
mengembangkan materi pelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk
aktivitas belajar yang potensial dapat memperlancar siswa dalam belajarnya. Cara
ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan dan membelajarkan siswa dari
yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, dari tingkat yang tadinya lebih rendah
menjadi memiliki tingkat yang lebih tinggi”.
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, pada prinsipnya modifikasi
pembelajaran merupakan suatu cara mengajar yang berorientasi pada keadaan
siswa (body scaling), dimana kemampuan atau keadaan siswa merupakan faktor
utama yang harus diperhatikan dalam proses belajar mengajar keterampilan. Di
samping itu juga, dalam proses pembelajaran dilakukan dari cara yang sederhana
atau mudah yang disesuaikan pada kondisi siswa agar terjadi perubahan-
perubahan pada diri siswa sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
c. Aspek-Aspek Modifikasi Pembelajaran Penjas
Cara seorang guru memodifikasi pembelajaran akan tercermin dari
aktivitas pembelajaran yang digunakan guru dari mulai awal hingga akhir
pelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, maka
seorang guru harus cermat dalam mengadakan modifikasi pembelajaran. Segala
aspek yang terkait dalam proses pembelajaran harus dicermati yang didasarkan
pada kondisi siswa. Untuk memodifikasi pembelajaran dapat dilakukan dari
beberapa aspek, misalnya tujuannya, lingkungan, materi dan lain sebagainya.
Yoyo Bahagia, Ucup Yusuf dan Adang Suherman dan (2000: 2) menyatakan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
“Aspek analisa modifikasi pembelajaran meliputi: (1) tujuan, (2) karakteristik
materi, (3) kondisi lingkungan dan, (4) evaluasi”.
Berdasarkjan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, modifikasi dalam
pembelajaran Penjas dapat dilakukan pada empat aspek yaitu, tujuan, karakteristik
materi, kondisi lingkungan dan evaluasi. Ditinjau dari modifikasi pembelajaran,
maka modifikasi ketinggian net bvertahap dan jarak servis bertahap termasuk
dalam modifikasi kondisi lingkungan. Seorang guru Penjas dapat melakukan
modifikasi pembelajaran Penjas menurut kebutuhan dan tujuan yang diinginkan.
4. Pembelajaran Servis Atas Bolavoli dengan Modifikasi Ketinggian Net
Bertahap
a. Pelaksanaan Pembelajaran Servis Atas Bolavoli dengan Modifikasi
Ketinggian Net Bertahap
Pembelajaran servis atas bolavoli dengan modifikasi ketinggian net secara
bertahap merupakan bentuk pembelajaran keterampilan yang dilakukan dari cara
yang mudah, kemudian secara bertahap ditingkatkan ke gerakan yang lebih sulit
dan kompleks yaitu pada ketinggian net sebenarnya 2.43 meter. Karena dalam
memodifikasi pembelajaran Penjas dapat dilakukan dari beberapa aspek. H.J.S.
Husdarta (2009: 180) menyatakan, “Komponen-komponen penting dalam
pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan yang dapat dimodifikasi
meliputi: “(1) Ukuran berat, bentuk peralatan yang dipergunakan, (2) Lapangan
permainan, (3) Waktu bermain atau lamanya permainan, (4) Peraturan permainan,
dan (5) Jumlah pemain”.
Berdasarkan pendapat tersebut, pembelajaran servis atas dengan
modifikasi ketinggian net secara bertahap termasuk modifikasi ukuran, berat atau
bentuk peralatan yang digunakan. Sedangkan menurut Yoyo Bahagia, Ucup Yusuf
dan Adang Suherman (2000: 4) modifikasi pembelajaran servis atas dengan
ketinggian net secara bertahap merupakan modifikasi lingkungan belajar.
“Modifikasi lingkungan pembelajaran ini menyangkut banyak aspek. Hal ini
didasarkan pada keadaan kondisi lingkugan yang digunakan dalam proses belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
mengajar keterampilan. Modifikasi kondisi lingkungan pembelajaran meliputi:
“(1) peralatan, (2) penataan ruang gerak dalam berlatih, (3) jumlah siswa yang
terlibat dan, (4) organisasi atau formasi berlatih”.
Modifikasi ketinggian net secara bertahap yang dimaksud yaitu, menata
ketinggian net lebih rendah dari ketinggian yang sebenarnya (2.43 meter). Dari
ketinggian net sebenarnya 2.43 meter dari lantai diturunkan lebih rendah menurut
kebutuhan. Misalnya ketinggian net diturunkan pada ketinggian 2 meter. Hal ini
karena, net dengan ketinggian 2.43 meter siswa merasa sulit untuk
menyeberangkan bola ke daerah permainan lawan. Dengan net diturukan 2 meter
dari lantai diharapkan siswa lebih mudah melakukan servis atas. H.J.S. Husdarta
(2009: 179) menyatakan:
Alasan utama perlunya modifikasi adalah: 1) Anak bukanlah orang dewasa dalam bentuk kecil, kematangan fisik
dan mental anak belum selengkap orang dewasa. 2) Pendekatan pembelajaran pendidikan jasmani selama ini kurang
efektif, hanya bersifat lateral dan monoton. 3) Fasilitas pembelajaran pndidikan jasmani yang ada sekarang hampir
semuanya didesain untuk orang dewasa. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, memodifikasi pembelajaran
keterampilan sangat penting bagi anak-anak (siswa). Karena dalam
membelajarkan keterampilan yang sulit bagi anak-anak harus dilakukan dari cara
yang mudah. Untuk selanjutnya ditingkatkan ke tingkat yang sulit dan kompleks.
Sugiyanto (1996: 31) menyatakan, “Pertimbangan menentukan urutan materi
belajar keterampilan didasarkan pada (1) tingkat kesulitan gerakan, (2) tingkat
kompleksitas gerakan, (3) intensitas penggunaan daya fisik dan, (4) kemungkinan
menimbulkan transfer positif”.
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, pembelajaran servis atas dengan
memodifikasi ketinggian net merupakan cara belajar keterampilan yang dilakukan
dari cara yang mudah, kemudian pembelajaran ditingkatkan secara bertahap ke
tingkat yang lebih sulit atau kompleks. Hal ini dimaksudkan agar siswa memiliki
keterampilan awal yang memadai. Jika pada akhirnya ditingkatkan pada
keterampilan yang lebih sulit dan kompleks siswa akan lebih mudah dan cepat
beradaptasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Langkah pertama dalam pembelajaran servis atas dengan modifikasi
ketinggian net yaitu, guru menjelaskan maksud dan tujuan dari modifikasi
ketinggian net. Ketinggian net diturunkan menjadi 200 cm dari lantai. Agar para
siswa dengan mudah melakukan servis atas. Selanjutnya guru menerangkan teknik
servis atas dari sikap permulaan, gerakan pelaksanaan dan gerak lanjut.
Selanjutnya guru mendemonstrasikan gerakan servis atas secara keseluruhan dari
daerah servis. Setelah siswa memahami dan mengerti teknik servis atas secara
keseluruhan, siswa melakukan servis atas dari daerah servis dan mengarahkan
bola ke daerah permainan lawan secara berulang-ulang, demikian seterusnya
sesuai dengan program yang telah dijadwalkan. Setelah tiga (3) kali pembelajaran
dalam satu minggu ketinggian net dinaikkan 10 cm. Namun pada minggu ke lima
dan keenam ketinggian net dinaikkan 13 cm. Hal ini dimaksudkan agar sesuai
jadwal yang diprogramkan penelitian treatment selama 6 minggu, ketinggian net
mencapai ketinggian sebenarnya yaitu 2.43 m.
18 m
9 m
X o
3 m Net Ketinggian net 2 m
Gambar 2. Ilustrasi Pembelajaran Servis Atas dengan Modifikasi Ketinggian Net
Bertahap (Barbara L.V & Bonnie J.F., 1996: 41)
Lintasan bola Daerah serang 3 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
b. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Servis Atas dengan Modifikasi
Ketinggian Net Bertahap
Modifikasi pembelajaran pendidikan jasmani dapat dilakukan dari
beberapa macam cara menurut kebutuhan. Seorang guru Penjas harus kreatif dan
inovatif dalam menciptakan pembelajaran. Setiap kesulitan yang dihadapi siswa
harus segera dicarikan solusi yang tepat agar diperoleh hasil belajar yang optimal.
Demikian halnya dalam pembelajaran servis atas bolavoli, jika siswa merasa sulit
melakukan servis atas karena net yang cukup tingi, maka dapat dimodifikasi
dengan cara ketinggian net diturunkan. Jika pada ketinggian net yang rendah
siswa mampu melakukan servis atas, selajutnya ditingkatkan secara bertahap
sesuai dengan program pembelajaran yang telah dijadwalkan.
Berdasarkan modifikasi ketinggian net tersebut di atas, pembelajaran ini
dapat diidentifikasi kelebihan dan kelemahannya. Kelebihan pembelajaran servis
atas dengan modifikasi ketinggian net antara lain:
1) Siswa menjadi lebih senang dan sangat tertarik karena net yang cukup rendah,
sehingga merasa lebih mudah untuk melakukan servis atas.
2) Peluang bola masuk ke daerah permainan lawan lebih besar.
3) Kesulitan siswa dalam melakukan servis atas bolavoli dapat teratasi.
4) Secara tidak langsung siswa mampu beradaptasi melakukan servis atas pada
ketinggian net sebenarnya, karena ketinggian net dinaikkan secara bertahap.
Kelemahan pembelajaran servis atas bolavoli dengan modifikasi
ketinggian net antara lain:
1) Siswa merasa lebih bisa karena net cukup rendah, sehingga teknik servis atas
sering terabaikan.
2) Servis yang dilakukan masih dapat menyangkut net meskipun net rendah,
karena jarak servis cukup jauh (jarak sebenarnya 9 m).
3) Teknik servis atas yang diabaikan akan berakibat pola gerakan servis atas
menjadi salah salah, sehingga servis atas yang dilakukan kurang efektif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
5. Pembelajaran Servis Atas Bolavoli dengan Modifikasi
Jarak Servis Bertahap
a. Pelaksanaan Pembelajaran Servis Atas Bolavoli dengan Modifikasi Jarak
Servis Bertahap
Pembelajaran servis atas bolavoli dengan modifikasi jarak servis bertahap
pada dasarnya merupakan pembelajaran yang didasarkan pada body scaling.
Pembelajaran servis dengan modifikasi jarak bertahap diberikan kepada siswa
karena kondisi siswa belum siap atau belum mampu melakukan servis dari jarak
yang sebenarnya. Seringkali servis atas dari jarak sebenarnya kurang dapat
dilakukan dengan baik, bolanya sering menyangkut net, atau bolanya melenceng
ke luar lapangan permainan. Sugiyanto (1996:64) berdasarkan pertimbangan
tingkat kesulitan dan tingkat kompleksitas, penyusunan materi pelajaran
hendaknya mengikuti prinsip-prinsip penyusunan materi keterampilan yaitu: “(1)
dimulai dari materi belajar yang mudah dan ditingkatkan secara berangsur-angsur
ke materi yang lebih sukar, (2) dimulai dari materi belajar yang sederhana dan
ditingkatkan secara berangsur-angsur ke materi yang semakin kompleks”.
Pendapat lain dikemukakan Rusli Lutan dan Adang Suherman (2000: 76) bahwa:
Manakala kondisi sebenarnya menjadi penghambat belajar keterampilan tertutup, rubahlah kondisi latihan itu pada tingkat yang bisa dilakukan siswa selama perubahan kondisi tersebut tidak merusak integritas skill yang dipelajarinya. Pada kesempatan ini ubahlah orientasi pembelajaran agar lebih menekankan pada efisiensi (proses) daripada efektivitas (produk). Jelaskanlah pengetahuan hasil tentang proses. Untuk selanjutnya tingkatkan kondisi. Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, pembelajaran
servis atas dengan modifikasi jarak servis secara bertahap merupakan solusi untuk
membelajarkan servis atas dari jarak yang lebih mudah, karena servis atas dari
jarak yang sebenarnya siswa mengalami kesulitan. Pembelajaran servis atas
dengan modifikasi jarak servis secara bertahap merupakan cara belajar yang
dilakukan dari kondisi yang mudah atau sederhana dan secara bertahap jarak
servis ditingkatkan. Belajar tahap demi tahap hasilnya akan lebih baik. Hasil yang
dicapai pada tahap awal bisa menjadi modal untuk mempelajari materi berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Kemampuan fisik dan gerak akan berkembang sejalan dengan aktivitas
mempraktekkan gerak berulang-ulang. Dengan meningkatnya kemampuan fisik
dan gerak akan menjadi siap untuk mempelajari gerakan-gerakan yang semakin
sukar atau berat dan kompleks.
Tujuan pentahapan jarak servis yaitu, untuk mengatasi tingkat kesulitan
siswa, misalnya kekuatan belum memadai, teknik yang belum baik, sehingga
siswa dapat melakukan servis atas dengan baik. Pelaksanaan pembelajaran servis
atas dengan modifikasi jarak servis bertahap yaitu: servis atas dilakukan dari jarak
3 meter dari net (dari garis serang) di dalam lapangan permainan. Dari jarak servis
3 meter tersebut diharapkan siswa akan lebih mudah menyeberangkan bola ke
daerah permainan lapangan lawan. Untuk selanjutnya setelah tiga kali latihan
dalam satu minggu, jarak servis ditambah 1 m. Peningkatan jarak servis ini
didasarkan pada lamanya waktu treatment selama 6 minggu dengan 3 kali latihan
dalam satu minggu. Dengan penambahan jarak servis 1 meter, maka pada minggu
terakhir dari treatment yang dijadwalkan, jarak servis telah sampai pada daerah
servis atau jarak servis sebenarnya. Berdasarkan pentahapan jarak servis tersebut
siswa melakukan servis atas dengan memperagakan teknik servis atas yang terdiri
dari sikap permulaan, gerakan pelaksanaan,dan gerakan lanjutan. Untuk lebih
jelasnya berikut ini disajikan ilustrasi pembelajaran servis bawah dengan jarak
bertahap sebagai berikut:
Net
Jarak 3 m
Gambar 3. Ilustrasi Pembelajaran Servis Atas dengan Modifikasi Jarak Servis secara Bertahap,
(Barbara L.V & Bonnie J.F., 1996:3)
3 m Xo Daerah serang x Lintasan bola 120 cm (3 x Lat) Xo x Xo x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
b. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Servis Atas Bolavoli dengan
Modifikasi Jarak Servis Bertahap
Pembelajaran servis atas dengan modifikasi jarak servis bertahap
merupakan pembelajaran yang dilakukan dari cara yang mudah dan didasarkan
pada kondisi siswa. Dengan belajar servis dari jarak yang lebih dekat akan
menimbulkan rasa senang dan motivasi belajar yang tinggi, sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Sugiyanto dan Agus Kristiyanto (1998: 3)
menyatakan, “Menguat atau melemahnya hubungan stimulus dengan respon
merupakan akibat dari respon yang dilakukan. Hubungan stimulus-respon
semakin menguat bila munculnya respon disertai oleh keadaan menyenangkan
atau memuaskan”.
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, siswa akan mencapai hasil belajar
servis atas yang optimal, jika kondisi belajar cukup menyenangkan dan siswa
mampu melakukannya dengan baik. Berdasarkan hal tersebut pembelajaran servis
atas dengan modifikasi jarak servis secara bertahap dapat diidentifikasi kelebihan
dan klemahannya. Kelebihan pembelajaran servis atas dengan modifikasi jarak
servis bertahap di antaranya:
1) Bagi siswa pemula (yang baru belajar bolavoli), pembelajaran servis atas dari
jarak bertahap sangat efektif, sebab dilakukan dari mudah ke yang lebih sukar.
2) Pelaksanaan pembelajaran ini tidak sukar, sehingga bagi siswa yang belum
bisa sama sekalipun akan dapat mengikuti dengan pembelajaran ini.
3) Tingkat keberhasilan dalam pembelajaran ini cukup besar karena dilakukan
dari yang mudah kemudian ditingkatkan ke yang lebih sukar.
4) Dalam melakukan pembelajaran ini konsentrasi siswa terhadap penguasaan
teknik servis dapat dicapai, sehingga akan meningkatkan keterampilan servis
atas.
Sedangkan kelemahannya pembelajaran servis atas dengan modifikasi jarak
servis secara bertahap antara lain:
1) Bagi siswa yang sudah menguasai teknik servis atas, ukan pembelajaran ini
kurang menantang dan membosankan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
2) Orientasi siswa terhadap jarak servis yang sesungguhnya seperti dalam
permainan menjadi kurang berkembang.
6. Koordinasi
a. Koordinasi Mata-Tangan
Koordinasi pada prinsipnya merupakan pengaturan syaraf-syaraf pusat dan
tepi secara harmonis dalam menggabungkan gerakan-gerakan otot synergis dan
antagonis secara selaras. Koordinasi adalah suatu kemampuan biomotorik yang
sangat kompleks. Karakteristik koordinasi sangat unik karena kordinasi bukan
merupakan kemampuan fisik tunggal, tetapi tersusun dari beberapa unsur fisik
yang saling berinteraksi satu sama lainnya. Harsono (1988: 219) menyatakan
“Koordinasi sangat erat hubungannya dengan kecepatan, kekuatan, daya tahan dan
fleksibilitas”. Menurut Rusli Lutan dan Adang Suherman (2000: 172)
menyatakan, “Koordinasi merupakan keharmonisan kerja antara kelompok otot
selama melakukan tugas gerak yang menunjukkan tingkat keterampilan”. Menurut
Ismaryati (2006: 53-54) bahwa, “Koordinasi adalah sebagai hubungan yang
harmonis dari hubungan saling berpengaruh di antara kelompok-kelompok otot
selama melakukan kerja yang ditunjukkan dengan berbagai tingkat keterampilan”.
Sedangkan Brian J. Sharkey (2003: 169) menyatakan, “Koordinasi
mengimplikasikan hubungan yang harmonis, penyatuan atau aliran gerak yang
halus dalam melakukan pekerjaan”.
Berdasarkan tiga pendapat tersebut menunjukkan bahwa, koordinasi
menyatakan hubungan harmonis berbagai faktor yang terjadi pada suatu gerakan.
Berdasarkan pengertian koordinasi dari tiga ahli tersebut dapat disimpulkan
koordinasi mata-tangan merupakan kemampuan mata untuk mengintegrasikan
rangsangan yang diterima dan tangan sebagai fungsi penggerak untu melakukan
gerakan sesuai yang diinginkan. Seperti dikemukakan Sadoso Sumosardjuno
(1994: 125) bahwa, “Koordinasi mata-tangan adalah suatu integrasi antara mata
sebagai pemegang fungsi utama, dan tangan sebagai pemegang fungsi yang
melakukan suatu gerakan tertentu”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Koordinasi
Tingkat koordinasi atau baik tidaknya koordinasi gerak seseorang
tercermin dalam kemampuannya untuk melakukan suatu gerakan secara mulus,
tepat (precise) dan efisien. Seseorang yang memiliki koordinasi yang baik tidak
hanya mampu melakukan suatu keterampilan secara sempurna, tetapi juga mudah
dan cepat dapat melakukan keterampilan-keterampilan yang baru.
Untuk memperoleh kemampuan koordinasi yang baik dibutuhkan latihan
secara teratur dengan bentuk latihan yang tepat. Selain itu, kemampuan koordinasi
yang dimiliki seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor. Harsono (1988: 221)
menyatakan, “Kecepatan, kekuatan, daya tahan, kelentukan, kinesthetic sense,
balance, dan ritme, semua menyumbang dan berpadu di dalam koordinasi gerak,
oleh karena satu sama lainnya mempunyai hubungan yang erat. Kalau salah satu
unsur tidak ada, atau kurang berkembang, maka hal ini akan berpengaruh terhadap
kesempurnaan koordinasi”. Koordinasi merupakan kemampuan biomotorik yang
di dalamnya terdapat beberapa unsur kondisi fisik yang saling berkaitan.
Sugiyanto dan Sudjarwo (1992: 227) menyatakan, “Syarat-syarat kualitas
koordinasi adalah kualitas persepsi selama melakukan gerakan, kualitas
penyesuaian gerak dalam dimensi waktu dan jarak, kualitas pemahaman gerak,
kualitas pengorganisasian syaraf dan otot”. Pendapat lain dikemukakan Menurut
Suharno HP. (1993:62) dalam usaha untuk pencapaian prestasi, koordinasi
dipengaruhi oleh:
1) Pengaturan syaraf pusat dan tepi, hal ini berdasarkan pembawaan atlet dan hasil dari latihan.
2) Tergantung tonus dan elastisitas dari otot yang melakukan gerakan. 3) Baik tidaknya keseimbangan, kelincahan, dan kelentukan atlet. 4) Baik dan tidaknya koordinasi kerja syaraf, otot dan indera. Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, faktor-faktor
yang mempengaruhi koordinasi sangat kompleks. Faktor pembawaan dan
kemampuan kondisi fisik khususnya kelincahan, kelentukan, keseimbangan,
kekuatan, daya tahan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan
koordinasi yang dimiliki seseorang. Dengan kata lain, jika kelincahan, kelentukan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
keseimbangan, kekuatan dan daya tahan baik, maka tingkat koordinasinya juga
baik. Latihan yang bertujuan meningkatkan komponen kondisi fisik tersebut,
maka secara tidak langsung akan meningkatkan kemampuan koordinasi pula.
c. Peranan Koordinasi Mata-Tangan dengan Kemampuan Servis Atas
Bolavoli
Koordinasi mata-tangan mutlak diperlukan dalam permainan bolavoli
karena dapat mendukung untuk menguasai bola dengan baik. Hampir seluruh
permainan bolavoli membutuhkan koordinasi mata-tangan. Koordinasi mata-
tangan merupakan dasar untuk mencapai ketrampilan yang tinggi dalam
melakukan teknik dasar bolavoli termasuk servis atas.
Ditinjau dari gerakannya, servis atas bolavoli merupakan ketrampilan yang
memiliki unsur gerakan yang kompleks. Karena servis merupakan gabungan dari
beberapa gerakan yang harus dikoordinasikan dengan baik dan harmonis. Gerakan
servis atas bila diuraikan terdiri atas memegang bola, melambungkan bola,
memukul bola dan gerak lanjut. Gerakan memukul bola dilakukan dengan cara
mengayun lengan pemukul dan perkenaan telapak tangan dengan bola. Untuk
melakukan beberapa unsur gerakan tersebut secara baik dan harmonis diperlukan
kemampuan koordinasi yang baik. Gerhard. Durrwachter (1990: 45) menyatakan,
“Pemain harus memilki koordinasi gerak yang tepat antara mengayun dan
melambungkan bola, serta memukul dan gerakan maju ke depan. Kesalahan
dalam mencermati lambungan bola dan ayunan tangan kemudian memukul bola
akan berakibat kegagalan dalam melakukan pukulan servis”.
Pelaksanaan gerakan servis atas memerlukan koordinasi mata-tangan yang
baik. Gerakan servis atas merupakan gerakan menggunakan kecermatan
pandangan (mata) dan keakuratan gerakan tangan. Dalam melakukan gerakan
servis atas seorang pemain dituntut dapat mengkoordinasikan gerakan
melambungkan bola, melihat posisi bola, dan memukul bola dengan tepat serta
berusaha mengarahkan bola pada titik kelemahan lawan. Tanpa memiliki
koordinasi mata-tangan, maka hasil servis yang dilakukan akan sulit mencapai
hasil seperti yang diharapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dibutuhkan untuk mendukung kajian teoritis yang
dikemukakan. Sampai saat ini telah banyak penelitian ilmiah yang dilakukan
khususnya yang terkait dengan pendekatan pembelajaran bermain dengan hasil
yang masih bervariasi atau beragam.
1. Penelitian Leni Rosita Dewi dengan judul, “Perbedaan Pengaruh Pendekatan
Pembelajaran dan Koordinasi Mata-Tangan terhadap Hasil Belajar Passing
Bawah Bolavoli pada Siswa Putri Kelas VII SMP Negeri 2 Tawangsari
Sukoharjo Tahun Pelajaran 2009/2010”. Dari hasil penelitian ini diperoleh
simpulan pendekatan pembelajaran bermain lebih baik pengaruhnya daripada
pendekatan konvensional terhadap hasil belajar passing bawah bolavoli. Dari
hasil analisis data menunjukkan Fo = 9.851 > Ft 4.11, dengan selisih
perbedaan 3.10. Siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi memiliki
pengaruh yang lebih baik pengaruhnya terhadap hasil belajar passing bawah
bolavoli daripada siswa yang memiiki koordinasi mata-tangan rendah. Dari
hasil analisis data menunjukkan Fo = 15.147 > Ft 4.11, dengan selisih
perbedaan 2.50.
2. Penelitian Agus Wantoro dengan judul, “Perbedaan Pengaruh Pembebanan
Latihan dan Koordinasi Mata-Tangan terhadap Kemampuan Servis Atas
Bolavoli pada Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri I Geyer Grobogan Tahun
Pelajaran 2007/2008”. Dari hasil penelitian ini diperoleh simpulan
pembebanan latihan secara linier lebih baik pengaruhnya daripada
pembebanan non liner terhadap kemampuan servis atas bolavoli. Dari hasil
analisis data menunjukkan 256.8872 > Ft 4.080, dengan selisih perbedaan
1.95. Siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi lebih baik
pengaruhnya terhadap kemampuan servis atas bolavoli daripada siswa yang
memiliki koordinasi matatangan rendah. Dari hasil analisis data menunjukkan
246.9117 > Ft 4.080, dengan selisih perbedaan 2.15.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
B. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan kajian pustaka yang mendasari dari variabel penelitian, maka
dapat digambarkan kerangka konseptual kerangka pemikiran sebagai berikut:
Berdasarkan kerangka konseptual yang digambarkan tersebut dapat
diuraikan secara lebih rinci kerangka pemikiran sebagai berikut sebagai berikut:
1. Perbedaan Pengaruh Modifikasi Pembelajaran Servis dengan Ketinggian
Net Bertahap dan Jarak Servis Bertahap terhadap Hasil Belajar Servis
Atas Bolavoli
Pembelajaran servis atas bolavoli dengan modifikasi ketinggian net
bertahap dan jarak servis bertahap merupakan bentuk pembelajaran yang dapat
digunakan untuk mengatasi kesulitan dalam pembelajaran servis atas bolavoli.
Kesulitan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran servis atas bolavoli di
antaranya kemampuan fisik yang belum terlatih, teknik masih rendah atau tidak
memiliki pengalaman.
Pembelajaran servis atas dengan meodifikasi ketinggian net bertahap yaitu,
ketinggian net dari 2.43 m diturunkan menjadi 2 meter. Dari ketinggian net 2
meter diharapkan siswa lebih mudah melakukan servis atas. Kemudian secara
Permainan Bolavoli
Koordinasi mata-tangan
tinggi
Koordinasi mata-tangan
rendah
Koordinasi Mata-Tangan
Koordinasi mata-tangan
tinggi
Koordinasi mata-tangan
rendah
Modifikasi Ketingian Net
Bertahap Modifikasi Jarak Servis Bertahap
Kemampuan Servis Atas Bolavoli
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
bertahap ketinggian net dinaikkan sampai pada ketinggian yang sebenarnya.
Pembelajaran servis atas dengan modifikasi ketinggian net memiliki kelebihan
antara lain: siswa menjadi lebih senang dan sangat tertarik karena net yang cukup
rendah, sehingga merasa lebih mudah untuk melakukan servis atas, peluang bola
masuk ke daerah permainan lawan lebih besar, kesulitan siswa dalam melakukan
servis atas bolavoli dapat teratasi dan secara tidak langsung siswa mampu
beradaptasi melakukan servis atas pada ketinggian net sebenarnya, karena
ketinggian net dinaikkan secara bertahap. Kelemahan pembelajaran servis atas
bolavoli dengan modifikasi ketinggian net antara lain: siswa merasa lebih bisa
karena net cukup rendah, sehingga teknik servis atas sering terabaikan, teknik
servis atas yang diabaikan akan berakibat pola gerakan servis atas menjadi salah
salah, sehingga servis atas yang dilakukan kurang efektif dan servis yang
dilakukan masih dapat menyangkut net meskipun net rendah, karena jarak servis
cukup jauh (jarak sebenarnya 9 m).
Sedangkan pembelajaran servis atas dengan modifikasi jarak servis
merupakan pembelajaran servis yang dilakukan dengan jarak bertahap (dari
daerah serang), selanjutnya ditingkatkan secara periodik hingga pada jarak yang
sesungguhnya dalam permainan bolavoli. Tujuan pentahapan ini untuk
mengurangi tingkat kesulitan, karena siswa belum memiliki kekuatan yang
memadai dan teknik servis atas masih rendah. Pembelajaran servis atas dengan
modifikasi jarak servis memiliki kelebihan antara lain: bagi siswa pemula (yang
baru belajar bolavoli), pembelajaran servis atas dari jarak bertahap sangat efektif,
sebab dilakukan dari mudah ke yang lebih sukar, pelaksanaan pembelajaran ini
tidak sukar, sehingga bagi siswa yang belum bisa sama sekalipun akan dapat
mengikuti dengan pembelajaran ini, tingkat keberhasilan dalam pembelajaran ini
cukup besar karena dilakukan dari yang mudah kemudian ditingkatkan ke yang
lebih sukar, konsentrasi siswa terhadap penguasaan teknik servis dapat dicapai,
sehingga akan meningkatkan keterampilan servis atas. Kelemahan pembelajaran
servis atas dengan modifikasi jarak servis secara bertahap antara lain: bagi siswa
yang sudah menguasai teknik servis atas, ukan pembelajaran ini kurang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
menantang dan membosankan dan orientasi siswa terhadap jarak servis yang
sesungguhnya seperti dalam permainan menjadi kurang berkembang.
Berdasarkan karakteristik dari masing-masing bentuk modifikasi
pembelajaran servis atas tersebut dan kelebihan serta kelemahannya, kedua bentuk
pembelajaran tersebut akan menimbulkan pengaruh yang berbeda terhadap
peningkatan hasil belajar servis atas bolavoli. Perbedaan perlakuan akan
menimbulkan respon yang berbeda pula pada diri pelaku. Dengan demikian
diduga, pembelajaran servis atas dengan modifikasi ketinggian net bertahap dan
jarak servis bertahap memiliki perbedaan pengaruh terhadap peningkatan hasil
belajar servis atas bolavoli.
2. Perbedaan Kemampuan Servis Atas Bolavoli antara Siswa yang Memiliki
Koordinasi Mata-Tangan Tinggi dengan Siswa yang Memiliki Koordinasi
Mata-Tangan Rendah
Servis atas bolavoli memiliki unsur gerakan yang cukup kompleks.
Ditinjau dari gerakannya servis atas merupakan gabungan dari beberapa gerakan
yang harus dikoordinasikan dengan baik dan harmonis. Gerakan servis atas terdiri
atas memegang bola, melambungkan bola, memukul bola dan gerak lanjut. Untuk
melakukan beberapa unsur gerakan tersebut secara baik dan harmonis diperlukan
kemampuan koordinasi yang baik.
Gerakan servis atas merupakan gerakan menggunakan kecermatan
pandangan mata dan keakuratan gerakan tangan. Dalam melakukan gerakan servis
atas seorang pemain dituntut dapat mengkoordinasikan gerakan melambungkan
bola, melihat posisi bola, dan memukul bola dengan tepat serta berusaha
mengarahkan bola pada titik kelemahan lawan. Kemampuan melakukan servis
atas dan menempatkan bola pada sasaran yang diinginkan sangat dipengaruhi oleh
kualitas koordinasi mata-tangan. Hal ini artinya, baik tidaknya koordinasi mata-
tangan yang dimiliki siswa akan berpengaruh pada kualitas servis atas yang
dilakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
3. Interaksi Modifikasi Pembelajaran dan Koordinasi Mata-Tangan
terhadap Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli
Kemampuan siswa dalam melakukan servis atas dapat ditingkatkan
melalui pembelajaran yang tepat. Pembelajaran servis atas bolavoli dengan
modifikasi ketinggian net bertahap dan jarak servis bertahap merupakan bentuk
pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar servis atas
bolavoli. Selain itu, hasil belajar servis atas bolavoli lebih maksimal perlu
didukung kemampuan kondisi fisik yang baik, salah satunya koordinasi mata-
tangan.
Berdasarkan karaktersitik modifikasi pembelajaran servis atas bolavoli
dengan ketinggian net bertahap dan jarak servis bertahap, maka siswa yang
memiliki koordinasi mata-tangan tinggi lebih cocok diberi pembelajaran servis
atas dengan modifikasi ketinggian net bertahap. Karena siswa yang memiliki
koordinasi mata-tangan tinggi akan mampu melakukan servis atas dengan baik
meskipun jarak servis dilakukan dari jarak sebenarnya. Karena servis dilakukan
dari jarak sebenarnya, maka dibutuhkan koordinasi mata-tangan yang baik. Tetapi
sebaliknya, siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah lebih cocok
diberi pembelajaran servis atas dengan modifikasi jarak servis bertahap. Karena
pembelajaran servis dengan modifikasi jarak servis, servis atas dilakukan dari
dalam lapangan permainan (daerah serang). Jarak servis yang lebih dekat, maka
keterlibatkan koordinasi mata-tangan tidak seperti pada servis dilakukan dari
jarak sebenarnya. Dengan demikian diduga, antara modifikasi pembelajaran dan
koordiansi mata-tangan memiliki interaksi di antara keduanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
C. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran yang telah
dikemukakan di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
1. Diduga perbedaan pengaruh modifikasi pembelajaran servis atas dengan
ketinggian net bertahap dan jarak servis bertahap terhadap hasil belajar servis
atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun
pelajaran 2010/2011.
2. Diduga perbedaan hasil belajar servis atas bolavoli antara siswa yang memiliki
koordinasi mata-tangan tinggi dengan siswa yang memiliki koordinasi mata-
tangan rendah pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun
pelajaran 2010/2011.
3. Diduga interaksi antara modifikasi pembelajaran dan koordinasi mata-tangan
terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP
Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di lapangan bolavoli SMP Negeri 5 Sukoharjo.
Penelitian dilaksanakan selama satu setengah bulan. Pelaksanaan penelitian tes
awal dilaksanakan pada tanggal 15 April 2011. Pelaksanaan program
pembelajaran dilaksanakan pada tanggal 19 April - 28 Mei 2011 Penelitian
dilaksanakan pada hari Selasa, Kamis dan Sabtu mulai dari pukul 15.00 WIB –
17.00 WIB.
B. Rancangan Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.
Dasar penggunaan metode ini adalah kegiatan percobaan yang diawali dengan
memberikan perlakuan kepada subjek yang diakhiri dengan suatu bentuk tes guna
mengetahui pengaruh perlakuan yang telah diberikan. Sugiyanto (1995: 21)
mengemukakan “Tujuan penelitian eksperimental adalah untuk meneliti ada
tidaknya hubungan sebab akibat serta besarnya hubungan sebab akibat tersebut
dengan cara memberikan perlakukan (treatment) terhadap kelompok eksperimen
yang hasilnya dibandingkan dengan hasil kelompok kontrol yang tidak diberi
perlakuan atau diberi perlakuan yang berbeda”.
2. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah faktorial 2 X 2. Rancangan
faktorial adalah rancangan dimana bisa dimasukkan dua variabel atau lebih untuk
memanipulasi secara simultan. Dengan rancangan ini bisa diteliti pengaruh setiap
variabel independen terhadap variabel dependen, dan juga pengaruh interaksi
antara variabel-variabel independen (Sugiyanto 1995: 30)”. Untuk lebih jelasnya
berikut ini disajikan gambar rancangan penelitian ini sebagai berikut:
38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Tabel 1. Rancangan Penelitian Anava Dua Jalur dengan Design Rancangan Faktorial 2 X 2
Modifikasi Pembelajaran
Koordinasi Mata-Tangan
Ketinggian Net Bertahap
(A1)
Jarak Servis Bertahap
(A2)
Tinggi (B1) A1B1 A2B1
Rendah (B2) A1B2 A2B2
Keterangan:
A1B1 :Kelompok modifikasi ketinggian net bertahap dengan kriteria sampel koordinasi mata-tangan tinggi.
A1B2 :Kelompok modifikasi ketinggian net bertahap dengan kriteria sampel koordinasi mata-tangan rendah
A2B1 :Kelompok modifikasi jarak servis bertahap dengan kriteria sampel koordinasi mata-tangan tinggi.
A2B2 :Kelompok modifikasi jarak servis bertahap dengan kriteria sampel koordinasi mata-tangan rendah.
3. Variabel Penelitian
Dalam peneltian ini terdapat dua variabel bebas (independen) dan satu
variabel terikat (dependen) yaitu:
1) Variabel bebas (independen) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain.
Variabel bebas (independen) dalam penelitian ini yaitu :
a) Variabel manipulatif terdiri atas :
(1) Modifikasi ketinggian net bertahap.
(2) Modifikasi jarak servis bertahap.
b) Variabel atributif adalah variabel yang melekat pada diri sampel yang
dibedakan atas :
(1) Koordinasi mata-tangan tinggi
(2) Koordinasi mata-tangan rendah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
2) Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel
terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan servis atas dalam permainan
bolavoli.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5
Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011 berjumlah 131 orang yang terbagi dalam 8
(delapan kelas).
2. Sampel
Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini sebanyak 40 siswa
dengan ciri koordinasi tinggi dan koordinasi rendah
D. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel penelitian yang digunakan adalah purposive
sampling. Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini sebanyak 40 siswa
dengan ciri koordinasi tinggi dan koordinasi rendah. Cara menentukan jumlah dan
kriteria sampel yaitu: keseluruhan siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo
tahun pelajaran 2010/2011 sebanyak 131 siswa dites koordinasi mata-tangan
dengan lempar tangkap bola tenis. Dari hasil tes koordinasi mata-tangan,
kemudian direngking dari nilai tertinggi sampai nilai terendah dan diklasifikasi
menjadi tiga yaitu: koordinasi tinggi, koordinasi sedang dan koordinasi rendah.
Setelah diketahui koordinasi tinggi, koordinasi sedang dan koordinasi rendah,
kemudian diambil 20 siswa dengan kategori koordinasi tinggi tinggi dan 20 siswa
dengan kategori koordinasi rendah. Sedangkan siswa yang memiliki kategori
koordinasi sedang dihilangkan atau tidak digunakan sebagai sampel. Selanjutnya
dari 40 siswa yang terpilih dikelompokkan menjadi 4 kelompok sesuai rancangan
faktorial 2 X 2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
E. Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini diperoleh melalui tes dan pengukuran. Tes dan
pengukuran dalam penelitian ini meliputi:
1. Tes dan pengukuran koordinasi mata-tangan dengan lempar tangkap bola tenis
dari Ismaryati (2006: 54-55).
2. Tes dan pengukuran hasil belajar servis atas dengan tes keterampilan servis
atas bolavoli dari Depdiknas (2003: 11-12). Petunjuk pelaksanan tes terlampir.
F. Analisis Data
1. Mencari Reliabilitas
Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan korelasi interklas,
dengan rumus sebagai berikut:
MSA – MSW R = MSA
Keterangan:
R = Koefisien reliabilitas
MSA = Jumlah rata-rata dalam kelompok
MSW = Jumlah rata-rata antar kelompok
2. Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat analisis dalam penelitian ini meliputi uji normalitas dan uji
homogenitas. Adapun langkah masing-masing uji prasyarat tersebut sebagai
berikut:
a. Uji Normalitas (Metode Lilliefors)
Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel
penelitian ini berasal dari populasi yang normal atau tidak.
Langkah-langkah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
1) Pengamatan X1,X2,X3,………….Xn dijadikan bilangan baku
Z1,Z2,Z3,………..Zn, dengan menggunakan rumus :
Zi = { Xi – X }/ SD, dengan X dan SD berturut-turut merupakan rata-rata dan
simpangan baku.
2) Data dari sampel tersebut kemudian diurutkan dari skor terendah sampai skor
tertinggi.
3) Untuk tiap bilangan baku ini dan dengan menggunakan daftar distribusi
normal baku kemudian dihitung peluang F(Zi) = P(Z < Zi).
4) Menghitung perbandingan antara nomor subyek I dengan subyek n yaitu :
S(Zi) = i/n.
5) Mencari selisih antara F(Zi) – S(Zi), dan ditentukan harga mutlaknya.
6) Menentukan harga terbesar dari harga mutlak diambil sebagai Lo.
Rumusnya : Lo = | F(Zi) – S(Zi) | maksimum.
Kreteria :
Lo < Ltab : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Lo > Ltab : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas ( Metode Bartlet )
Uji Homogenitas dilakukan dengan Uji Bartlet. Langkah-langkah
pengujiannya sebagai berikut :
1) Membuat tabel perhitungan yang terdiri dari kolom – kolom kelompok sample
: dk (n-1), 1/dk, Sdi2, dan (dk) log Sdi2.
2) Menghitung varians gabungan dari semua sample.
Rumusnya : 1
1...............1 22
n
SdnSD i
12 nSdLogB i
3) Menghitung X2
Rumusnya : X2 = (Ln) B-(n-1) Log Sdi 1………(2)
Dengan (Ln 10) = 2,3026
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Hasilnya ( X2 hitung ) kemudian dibandingkan dengan ( X2 tabel ), pada taraf
signifikansi = 0,05 dan dk (n-1).
4) Apabila X2 hitung < X2 tabel, maka Ho diterima.
Artinya varians sampel bersifat homogen. Sebaliknya apabila X2 hitung > X2
tabel, maka Ho ditolak. Artinya varians sampel bersifat tidak homogen.
3. Pengujian Hipotesis
Langkah-langkah pengujian hipotesis anava faktorial 2 x 2 sebagai berikut:
a. ANAVA Rancangan Faktorial 2 x 2
1) Metode AB untuk perhitungan ANAVA dua Faktor
Tabel 2. Ringkasan ANAVA untuk Eksperimen faktorial 2 x 2
Sumber Variasi
Dk JK RJK Fo
Rata – rata perlakuan
A
B
AB
1
a-1
b-1
(a-1) (b-1)
Ry
Ay
By
ABy
R
A
B
AB
A/E
B/E
AB/E
Kekeliruan ab(n-1) Ey E
Keterangan :
A = Taraf factorial A N = Jumlah sampel
B = Taraf factorial B
Langkah- langkah perhitungan :
a) 2
11
2ij
b
j
a
i
b) abn
R
b
j
a
iy
11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
c) yij
b
j
a
i
RJJab
2
11
d) yi
a
iy Rbn
/2
1
e) yi
b
jy Ran
/2
1
f) yyaby Jb
g) )(2yyyyy R
2) Kreteria Pengujian Hipotesis
Jika 211 VVFF , maka hipotesis nol ditolak.
Jika 211 VVFF , maka hipotesis nol di terima dengan : dk pembilang
1iV dan dk penyebut knknV .............12 = taraf siknifikan untuk
pengujian hipotesis.
Keterangan : Y2: Jumlah kuadrat data Ry: Rata-rata peningkatan karena perlakuan Ay:Jumlah peningkatan pada kelompok berdasarkan modifikasi ketinggian net
berthap dan jarak servis bertahap By:Jumlah peningkatan berdasarkan koordinasi mata-tangan Aby:Selisih antara jumlah peningkatan data keseluruhan dan jumlah peningkatan
kelompok perlakuan dan koordinasi mata-tangan Jab:Selisih jumlah kuadrat data dan rata-rata peningkatan perlakuan.
b. Uji Rentang Newman – Keuls setelah ANAVA
Menurut Sudjana (1994: 36) langkah-langkah untuk melakukan uji
Newman –Keuls adalah sebagai berikut :
1) Susun k buah rata-rata perlakuan menurut urutan nilainya dari yang terkecil
sampai yang terbesar.
2) Dari rangkaian ANAVA, diambil harga RJK disertai dk-nya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
3) Hitung kekeliruan buku rata-rata untuk setiap perlakuan dengan rumus:
N
KekeliruanRJKS Ey RJK (Kekeliruan) juga didapat dari hasil
rangkuman ANAVA.
4) Tentukan taraf siknifikan , lalu gunakan daftar rentang student. Untuk uji
Newman – Keuls, diambil V = dk dari RJK ( Kekeliruan ) dan P = 2,3…,k.
Harga – harga yang didapat dari bagian daftar sebanyak (k-1) untuk V dan P
supaya dicatat.
5) Kalikan harga yang didapat di titik…….. di atas masing – masing yS dengan
jalan demikian diperoleh apa yang dinamakan rentang siknifikan terkecil
(RST).
6) Bandingkan selisih rata – rata terkecil dengan RST untuk mencari P-k selisih
rata – rata terbesar dan rata – rata terkecil kedua dengan RST untuk P = (k-
1), dan seterusnya. Demikian halnya perbandingan selisih rata – rata terbesar
kedua rata – rata terkecil dengan RTS untuk P = (k-1), selisih rata-rata
terbesar kedua dan selisih rata-rata terkecil kedua dengan RST untuk P = (k-
2), dan seterusnya. Dengan jalan begitu semua akan ada 12/1 kK pasangan
yang harus dibandingkan. Jika selisih – selisih yang didapat lebih besar dari
pada RST-nya masing – masing maka disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
yang siknifikan antara rata – rata perlakuan.
c. Hipotesa Statistik
Hipotesa 1 210 H
21 AH
Hipotesa 2 210 H
21 AH
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Hipotesa 3 00 InteraksiH
0 InteraksiH A
Keterangan = Nilai rata – rata A1 = Modifikasi ketinggian net bertahap A2 = Modifikasi jarak servis bertahap B1 = Koordinasi mata-tangan tinggi B2 = Koordinasi mata-tangan rendah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Tujuan penelitian dapat dicapai melalui pengambilan data terhadap
sampel yang telah ditentukan. Data yang dikumpulkan terdiri dari data tes awal
secara keseluruhan, kemudian dikelompokkan menjadi empat sesuai rancangan
anava factorial 2 X 2. Rangkuman hasil analisis data secara keseluruhan disajikan
dalam bentuk tabel.
A. Deskripsi Data
Deskripsi hasil analisis data kemampuan servis atas bolavoli siswa putra
kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011 sesuai dengan
kelompok yang dibandingkan, disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 3. Ringkasan Angka-Angka Statistik Deskriptif Data Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli Menurut Kelompok Penelitian.
Treatment KMT Statistik Tes Awal Tes Akhir Peningkatan
A1
Tinggi (B1)
Jumlah 92.00 146.00 54.00 Mean 9.20 14.60 5.40 SD 5.87 4.90 2.22
Rendah (B2)
Jumlah 28 50 22.00 Mean 2.80 5.00 2.20 SD 2.66 2.31 0.92
A2
Tinggi (B1)
Jumlah 51.00 74.00 23.00 Mean 5.10 7.40 2.30 SD 3.98 4.03 1.06
Rendah (B2)
Jumlah 44.00 74.00 30.00 Mean 4.40 7.40 3.00 SD 2.50 2.95 1.05
1. Jika antara kelompok siswa yang mendapat perlakuan modifikasi
pembelajaran servis dengan ketingian net bertahap dan jarak servis bertahap
dibandingkan, maka dapat diketahui bahwa kelompok modifikasi
pembelajaran servis dengan jarak bertahap lebih besar peningkatannya
47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
terhadap hasil belajar servis atas bolavoli daripada kelompok modifikasi
pembelajaran servis dengan ketinggian net bertahap, dengan selisih perbedaan
peningkatan sebesar 0.1.
2. Jika antara kelompok siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dan
siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah dibandingkan, dapat
diketahui bahwa, kelompok siswa yang koordinasi mata-tangan tinggi
memiliki hasil belajar servis atas bolavoli yang lebih baik daripada kelompok
siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah dengan selisih perbedaan
1.25.
Untuk mengetahui gambaran menyeluruh dari nilai rata-rata peningkatan
hasil belajar servis atas bolavoli sebelum dan sesudah diberi perlakuan maka
dapat dibuat grafik perbandingan nilai-nilai sebagai berikut :
6
9.8
3.84.75
7.4
2.65
7.15
11
3.85 3.6
6.2
2.6
0
2
4
6
8
10
12
A1 A2 B1 B2
T.awalT.akhirPn
Keterangan: A1 : Modifikasi ketinggian net bertaahap A2 : Modifikasi jarak servis bertahap B1 : Koordinasi mata-tangan tinggi B2 : Koordinasi mata-tangan rendah
Grafik 1. Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli Berdasarkan
Tiap Kelompok Perlakuan dan Tingkat Koordinasi Mata-Tangan 3. Agar nilai-nilai rata-rata peningkatan hasil belajar servis atas bolavoli yang
dicapai tiap kelompok perlakuan mudah dipahami, maka nilai peningkatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
hasil belajar servis atas bolavoli pada tiap kelompok perlakuan disajikan
dalam bentuk grafik sebagai berikut:
5.4
2.2 2.3
3
0
1
2
3
4
5
6
A1B1 (1) A1B2 (2) A2B1 (3) A2B2 (4)
Keterangan:
A1B1 :Kelompok modifikasi ketinggian net bertahap dengan kriteria sampel koordinasi mata-tangan tinggi.
A1B2 :Kelompok modifikasi ketinggian net bertahap dengan kriteria sampel koordinasi mata-tangan rendah
A2B1 :Kelompok modifikasi jarak servis bertahap dengan kriteria sampel koordinasi mata-tangan tinggi.
A2B2 :Kelompok modifikasi jarak servis bertahap dengan kriteria sampel koordinasi mata-tangan rendah.
Grafik 2. Nilai Rata-Rata Peningkatan Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli
antara Kelompok Perlakuan
Tingkat reliabilitas hasil tes awal dan tes akhir hasil belajar servis atas
bolavoli diketahui melalui uji reliabilitas. Hasil uji reliabilitas tes awal dan tes
akhir hasil belajar servis atas bolavoli dalam penelitian sebagai berikut:
Tabel 4. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data Tes Awal dan Tes Akhir
Hasil Tes Reliabilitas Kategori
Tes awal servis atas bolavoli
Tes akhir servis atas bolavoli
0.8786
0.8101
Tinggi
Tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Dalam mengartikan kategori koefisien reliabilita tes tersebut,
menggunakan pedoman tabel koefisien korelasi dari Book Walter seperti dikutip
Mulyono B.(1992: 15) sebagai berikut:
Tabel 5. Range Kategori Reliabilitas
Kategori Validitas Reliabilitas Obyektivitas
Tinggi sekali
Tinggi
Cukup
Kurang
Tidak signifikan
0,80 – 1,0
0,70 – 0,79
0,50 – 0,69
0,30 – 0,49
0,00 – 0,29
0,90 – 1,0
0,80 – 0,89
0,60 – 0,79
0,40 – 0,59
0,00 – 0,39
0,95 – 1,0
0,85 – 0,94
0,70 – 0,84
0,50 – 0,69
0,00 – 0,49
B. Pengujian Prasyarat Analisis
1. Uji Normalitas
Sebelum dilakukan analisis data perlu diuji distribusi kenormalannya. Uji
normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode Lilliefors. Hasil uji
normalitas data yang dilakukan pada tiap kelompok sebagai berikut:
Tabel 6. Hasil Uji Normalitas dengan Lilliefors.
Kelompok N Prob Lo Lt Kesimpulan
A1B1
A1B2
A2B1
A2B2
10
10
10
10
0,05
0,05
0,05
0,05
0.1811
0.2507
0.2087
0.1931
0,258
0,258
0,258
0,258
Distribusi normal
Distribusi normal
Distribusi normal
Distribusi normal
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa Lo < Lt. Hal ini
menunjukkan bahwa sampel yang terambil berasal dari populasi yang
berdistribusi normal. Dengan demikian persyaratan uji normalitas data telah
terpenuhi. Rincian dan prosedur uji normalitas dapat dilihat pada lampiran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
2. Uji Homogenitas
Dengan data yang sama, setelah dianalisis menggunakan uji bartlet, maka
diperoleh hasil pengujian homogenitas seperti tabel berikut:
Tabel 7. Hasil Uji Homogenitas dengan Uji Bartlet.
Kelompok Ni S2 X2hit X2
tabel Kesimpulan
4 10 41.568 5.083 7.81 Homogen
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui X2
hit lebih kecil dari pada X2tabel.
Hal ini menunjukkan bahwa sampel penelitian bersifat homogen. Dengan
demikian persyaratan homogenitas juga dipenuhi. Mengenai rincian dan prosedur
analisis uji homogenitas varians dapat diperiksa pada lampiran.
C. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis berdasarkan pada hasil analisis data dan interprestasi
analisis varians. Uji rentang newman keuls ditempuh sebagai langkah uji rerata
setelah anava. Bila anava menghasilkan kesimpulan tentang perbedaan pengaruh
kelompok yang dibandingkan, maka uji rentang newman keuls dimaksudkan
untuk mengetahui pengaruh kelompok mana yang lebih baik.
Berkenaan dengan hasil analisis dan uji rentang newman keuls, ada
beberapa hipotesis yang harus diuji. Hasil analisis data dapat dilihat seperti tabel
berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Tabel 8. Ringkasan Nilai Rerata Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli Berdasarkan Modifikasi Pembelajaran Servis Atas Bolavoli dan Tingkat Koordinasi Mata-Tangan Sebelum dan Sesudah Diberi Perlakuan.
Variabel penelitian Rerata
A1
A2
B1 B2 B1 B2 Sebelum Sesudah
9.20 14.60
2.80 5.00
5.10 7.40
4.40 74.00
Peningkatan 5.40 2.20 23.00 3.00 Tabel 9. Ringkasan Keseluruhan Hasil Analisis Varians Dua Faktor
Sumber Varians dk Jk RJk Fo Ft
rerata lat 1 416.03 416.03 A 1 15.63 15.63 7.80* 4.11 B 1 13.23 13.23 6.60* AB 1 38.03 38.03 18.99* Kekeliruan 36 72.10 2.00 555
Keterangan :
* : Hasil Analisis F0 ditolak
A : Modifikasi Pembelajaran Servis Atas Bolavoli
B : Koordinasi Mata-Tangan (tinggi dan rendah)
AB :Interaksi antara modifikasi pembeljaran servis atas bolavoli dengan tinggi-
rendahnya koordinasi mata-tangan
Tabel 10. Ringkasan Hasil Uji Rentang Newman Keuls.
KP Rerata A1B2 A2B1 A2B2 A1B1
RST 2.20 2.30 3.00 5.40
A1B2 2.20 0.10 0.80 3.20 1,2933
A2B1 2.30 0.7 3.1 1,5574
A2B2 3.00 2.4 1,7185
A1B1 5.40
Keterangan : * signifikan pada P < 0,05
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Keterangan:
A1B1 :Kelompok modifikasi ketinggian net bertahap dengan kriteria sampel koordinasimata-tangan tinggi.
A1B2 :Kelompok modifikasi ketinggian net bertahap dengan kriteria sampel koordinasi mata-tangan rendah
A2B1 :Kelompok modifikasi jarak servis bertahap dengan kriteria sampel koordinasi mata-tangan tinggi.
A2B2 :Kelompok modifikasi jarak servis bertahap dengan kriteria sampel koordinasi mata-tangan rendah.
1. Pengujian Hipotesis Pertama
Modifikasi pembelajaran servis atas dengan ketinggian net bertahap dan
jarak servis bertahap dari hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang
signifikan terhadap peningkatan hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra
kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011. Dari
hasil penghitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai F0 = 7.80 lebih besar dari
Ft = 4,11 ( F0 > Ft ) pada taraf signifikansi 5%. Ini berarti hipotesis nol (H0)
ditolak. Hasil ini menunjukkan, modifikasi pembelajaran servis atas bolavoli
dengan ketinggian net bertahap dan jarak servis bertahap terdapat perbedaan yang
signifikan terhadap peningkatan hasil belajar servis atas bolavoli.
2. Pengujian Hipotesis Kedua
Berdasarkan tingkat koordinasi mata-tangan yang dimiliki siswa putra
kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011 hasil penelitian ini
menunjukkan ada perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar servis atas
bolavoli. Dari hasil penghitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai F0 = 6.60
lebih besar dari Ft = 4,11 ( F0 > Ft ) pada taraf signifikansi 5%. Ini artinya
hipotesis nol (H0) ditolak. Hasil ini menunjukkan antara koordinasi mata-tangan
tinggi dan koordinasi mata-tangan rendah terdapat perbedaan yang signifikan
terhadap hasil belajar servis atas bolavoli.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
3. Pengujian Hipotesis Ketiga
Interaksi faktor utama penelitian dalam bentuk interaksi dua faktor
menunjukkan ada interaksi antara modifikasi pembelajaran servis atas bolavoli
dan koordinasi mata-tangan. Dari hasil penghitungan diperoleh nilai F0 = 18.99
ternyata lebih besar dari Ft = 4,11 ( F0 > Ft ) pada taraf signifikansi 5% sehingga
H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, modifikasi pembelajaran
servis atas bolavoli dan koordinasi mata-tangan terdapat interaksi terhadap hasil
belajar servis atas bolavoli.
D. Pembahasan Hasil Analisis Data
Pembahasan hasil penelitian ini memberikan penafsiran lebih lanjut
mengenai hasil analisis data yang telah dikemukakan sebelumnya. Berdasarkan
pengujian hipotesis telah menghasilkan tiga simpulan yaitu: (1) ada perbedaan
pengaruh yang signifikan antara modifikasi pembelajaran servis atas bolavoli
dengan ketinggian net bertahap dan jarak servis bertahap terhadap hasil belajar
servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun
pelajaran 2010/2011. (2) ada perbedaan hasil belajar servis atas bolavoli yang
signifikan antara siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dengan
siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah pada siswa putra kelas VIII
SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011. (3) ada interaksi antara
modifikasi pembelajaran servis atas bolavoli dan koordinasi mata-tangan terhadap
hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5
Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011. Simpulan analisis tersebut dapat
dipaparkan secara rinci sebagai berikut:
1. Perbedaan Pengaruh Modifikasi Pembelajaran Servis dengan Ketinggian
Net Bertahap dan Jarak Servis Bertahap terhadap Hasil Belajar Servis
Atas Bolavoli
Berdasarkan pengujian hipotesis pertama menunjukkan, ada perbedaan
pengaruh yang signifikan antara modifikasi pembelajaran servis antara ketinggian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
net bertahap dengan jarak servis bertahap terhadap hasil belajar servis atas
bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran
2010/2011. Kelompok siswa yang diberi perlakuan modifikasi pembelajaran
servis dengan jarak bertahap mempunyai peningkatan hasil belajar servis atas
bolavoli lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diberi perlakuan modifikasi
pembelajran servis dengan ketinggian net bertahap. Modifikasi pembelajaran
servis dengan jarak bertahap memberi pengaruh yang lebih baik terhadap
peningkatan hasil belajar servis atas bolavoli. Hal ini disebabkan karena
modifikasi pembelajaran servis atas dengan jarak bertahap lebih efektif terhadap
peningkatan hasil belajar servis atas bolavoli. Siswa lebih mampu
menyeberangkan bola ke daerah permainan lawan karena jaraknya yang lebih
dekan, mudah mengarahkan bola pada daerah lawan sesuai yang diinginkan,
tenaga yang dikeluarkan lebih efektif dan efisien. Sedangkan modifikasi
pembelajaran servis atas bolavoli dengan ketinggian net bertahap pelaksanaanya
seperti pada servis yang sebenarnya, sehingga menuntut tenaga yang lebih besar.
Orientasi siswa cenderung pengerahan tenaga yang lebih besar agar bola dapat
menyeberang ke daerah permainan lawan, sehingga servis atas yang dilakukan
kurang efektif.
Berdasarkan hasil penghitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai Fo
sebesar 7.80 > Ft 4.11. Dengan selisih perbedaan peningkatan sebesar 0.1 Dengan
demikian hipotesis yang menyatakan, ada perbedaan pengaruh modifikasi
pembelajaran servis atas dengan ketinggian net bertahap dan jarak servis bertahap
terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri
5 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011, dapat diterima kebenarannya.
2. Perbedaan Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli antara Siswa yang Memiliki
Koordinasi Mata-Tangan Tinggi dengan Siswa yang Memiliki Koordinasi
Mata-Tangan Rendah
Berdasarkan pengujian hipotesis kedua menunjukkan, ada perbedaan
signifikan hasil belajar servis atas bolavoli antara siswa yang memiliki koordinasi
mata-tangan tinggi dengan siswa yang memiliki koordiansi mata-tangan rendah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011.
Hal ini karena, siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi lebih mampu
dan efektif merangkaikan gerakan servis atas bolavoli dan mengarahkan bola pada
daerah permainan lawan. Sedangkan siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan
rendah gerakan servis atas bolavoli kurang efektif dan sulit mengerahkan bola ke
dalam dearah permainan lawan secara efektif dan efisien.
Berdasarkan hasil penghitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai Fo
6.60 > Ft 4.11. Dengan selisih perbedaan peningkatan 1.25. Dengan demikian
hipotesis yang menyatakan, ada perbedaan hasil belajar servis atas bolavoli antara
siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dengan siswa yang memiliki
koordinasi mata-tangan rendah pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5
Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011, dapat diterima kebenarannya.
3. Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran Servis Atas Bolavoli dan
Koordinasi Mata-Tangan terhadap Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli
Dari tabel 9 tampak ada interaksi secara nyata antara kedua faktor utama
penelitian. Untuk kepentingan pengujian interaksi faktor utama terbentuklah tabel
sebagai berikut:
Tabel 11. Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama dan Interaksi Faktor Utama terhadap Peningkatan Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli
A1 A2 Rerata A1 - A2
B1 5.40 2.30 3.85 3.10 B2 2.20 3.00 2.60 -0.80 Retara 3.80 2.65 3.23 1.15 B1 - B2 3.20 -0.70 1.25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
5.4
2.32.2
3
0
1
2
3
4
5
6
A1 A2
B1B2
Grafik 3. Interaksi Modifikasi Pembelajaran Servis Atas Bolavoli dan Koordinasi Mata-Tangan
Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan, bentuk garis perubahan
besarnya nilai peningkatan hasil belajar servis atas bolavoli berpotongan. Hal ini
artinya, ada interaksi antara modifikasi pembelajaran servis atas bolavoli dan
koordinasi mata-tangan. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa, dalam
menerapkan modifikasi pembelajaran servis atas bolavoli perlu
mempertimbangkan tingkat koordinasi mata-tangan tinggi dan tingkat koordinasi
mata-tangan rendah. Hal ini karena interaksi antara modifikasi pembelajaran
servis atas bolavoli dan koordinasi mata-tangan termasuk jenis interaksi
indepanden. Siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi lebih cocok
diberi pembelajaran modifikasi servis atas dengan ketinggian net bertahap. Karena
siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi akan mampu melakukan
servis atas dari daerah servis dengan baik. Sedangkan siswa yang memiliki
kemampuan koordinasi mata-tangan rendah lebih sesuai diberi modifikasi
pembelajaran servis atas dengan jarak bertahap. Dengan jarak servis secara
bertahap, siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah akan mampu
melakukan servis atas bolavoli secara efektif dan efisien. Dengan demikian
hipotesis yang menyatakan, antara modifikasi pembelajaran dan koordinasi mata-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
tangan terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP
Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011, dapat diterima kebenarannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasannya yang telah diungkapkan
pada BAB IV, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara modifikasi pembelajaran
servis atas dengan ketinggian net bertahap dan jarak servis bertahap terhadap
hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5
Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011. Dari hasil analisis data menunjukkan
Fo = 7.80 > Ft 4.11.
2. Ada perbedaan hasil belajar servis atas bolavoli antara siswa yang memiliki
koordinasi mata-tangan tinggi dengan siswa yang memiliki koordinasi mata-
tangan rendah pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun
pelajaran 2010/2011. Dari hasil analisis data menunjukkan Fo = 6.60 > Ft
4.11.
3. Ada interaksi antara modifikasi pembelajaran servis atas bolavoli dan
koordinasi mata-tangan terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa
putra kelas VIII SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011. Dari
hasil analisis data menunjukkan bahwa Fhitung = 18.99 > Ftabel = 4,11. Siswa
yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi, lebih cocok menggunakan
modifikasi pembelajaran servis dengan ketinggian net meningkat. Sedangkan
siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah rendah lebih cocok
menggunakan modifikasi pembelajaran servis jarak bertahap.
B. Implikasi
Simpulan dari hasil penelitian ini dapat mengandung pengembangan ide
yang lebih luas jika dikaji pula tentang implikasi yang ditimbulkan. Atas dasar
simpulan yang telah diambil, dapat dikemukakan implikasinya sebagai berikut:
59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
1. Secara umum dapat dikatakan bahwa modifikasi pembelajaran servis atas
bolavoli dengan ketinggian net bertahap dan jarak servis bertahap serta
koordinasi mata-tangan merupakan variabel-variabel yang dapat
mempengaruhi peningkatan hasil belajar servis atas bolavoli.
2. Modifikasi pembelajaran servis bolavoli dengan jarak bertahap ternyata
memberikan pengaruh yang lebih baik daripada modifikasi pembelajaran
servis bolavoli dengan ketinggian net bertahap terhadap hasil belajar servis
atas bolavoli. Hal ini karena, sampel yang digunakan adalah pemula, sehingga
secara teknik maupun kondisi fisik belum baik, sehingga pembelajaran servis
atas bolavoli dengan jarak bertahap sesuai diberikan untuk siswa pemula.
3. Perbedaan kemampuan koordinasi mata-tangan merupakan variabel yang
mempengaruhi peningkatan hasil belajar servis atas bolavoli. Siswa yang
memiliki koordinasi mata-tangan tinggi, hendaknya menggunakan modifikasi
pembelajaran servis dengan ketinggian net bertahap. Bagi siswa yang
memiliki koordinasi mata-tangan rendah hendaknya diterapkan modifikasi
pembelajaran servis dengan jarak bertahap.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, saran-saran yang dapat dikemukakan
kepada guru Penjaskes di SMP Negeri 5 Sukoharjo disarankan hal-hal sebagai
berikut:
1. Koordinasi mata-tangan yang dimiliki siswa hendaknya dilatih dan
ditingkatkan untuk mendukung kegiatan olahraga seperti permainan bolavoli,
khususnya teknik servis atas bolavoli.
2. Dalam membelajarakan Penjas hendaknya guru memiliki kreativitas dan
inovatif, sehingga pembelajaran tidak monoton.
3. Kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran Penjas,
hendaknya guru mencarikan solusi yang tepat agar diperoleh hasil belajar
yang optimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
DAFTAR PUSTAKA
Agus Kristiyanto. 2010. Memperluas Desain Permainan Bolavoli di Masyarakat Kita. Surakarta: UNS Press.
2010. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam Pendidikan
Jasmani & Kepelatihan Olahraga. Surakarta: UNS Press.
Agus Mukholid. 2004. Pendidikan Jasmani. Penerbit: Yudhistira
Amung Ma’mum & Toto Subroto. 2001. Pendekatan Keterampilan Taktis dalam Permainan Bolavoli Konsep & Metode Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
A. Sarumpaet dkk. 1992. Permainan Bola Besar. Jakarta: Depdikbud.
Dirjendikti. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Barbara L.V. & Bonnie J.F. 1996. Bolavoli Tingkat Pemula. Alih Bahasa. Monti.
Jakarta: Raja Grafindo. Brian J. Sharkey. 2003. Kebugaran Kesehatan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Benny A. Pribadi. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: PT. Dian
Rakyat. Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Petunjuk Tes Keterampilan Bolavoli
Usia 13-15 Tahun. Jakarta: Pusat Pengambangan Kualitas Jasmani. Dieter Beutelstahl. 2005. Belajar Bermain Bolavolley. Bandung: CV. Pioner Jaya. Gerhard Durrwachter. 1990. Bolavoli Belajar dan Berlatih Sambil Bermain.
Jakarta: PT. Gramedia. Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
H.J.S. Husdarta. 2009. Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung: Alfabeta. http://abdundari.blogspot.com/2009/05/pembelajaran-aktif-inovatif-kreatif.htm Ismaryati. 2006. Tes dan Pengukuran Olahraga. Surakarta: Lembaga
Pengembangan Pendidikan (LPP) dan UPT Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS Press).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. Materi PLPG Pendalaman Materi Bidang Studi Penjaskes. Surakarta: Kementerian Pendidikan Nasional UMS.
Marta Dinata. 2004. Belajar Bolavoli. Jakarta: Penerbit Cerdas Jaya. M. Yunus. 1992. Bolavoli Olahraga Pilihan. Jakarta: Depdikbud Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi. PBVSI. 1995. Jenis-Jenis Permainan Bolavoli. Jakarta: Sekretariat Umum PP.
PBVSI. Rusli Lutan. 1988. Belajar Ketrampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode.
Jakarta: Depdikbud. Dirjendikti. Rusli Lutan dan Adang Suherman. 2000. Perencanaan Pembelajaran Penjaskes.
Depdiknas. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.
2000. Pengukuran dan Evaluasi Penjaskes.
Depdiknas. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.
Sadoso Sumosardjuno. 1994. Pengetahuan Praktis Kesehatan dalam Olahraga.
Jakarta: PT. Gramedia. Soedarwo, Sunardi dan Agus Margono. 2000. Teori dan Praktek Bolavoli Dasar.
Surakarta: UNS Press. Sudjana. 1994. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Sudjarwo. 1993. Ilmu Kepelatihan Dasar. Surakarta: UNS Press. Sugiyanto. 1995. Metodologi Penelitian Surakarta: UNS Press. 1996. Belajar Gerak I. Surakarta: UNS Press. Sugiyanto, Soedarwo & Sunardi. 1994. Kepelatihan Bolavoli. Surakarta: UNS
Press. Sugiyanto dan Agus Kristiyanto. 1998. Belajar Gerak II. Surakarta: UNS Press. Suharno HP. 1991. Metodologi Pelatihan Bolavoli. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta. Syaiful Sagala. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV.
ALFABETA.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Toho Cholik Mutohir. dan Rusli Lutan. 2001. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung: CV. Maulana.
Yoyo Bahagia, Ucup Yusuf dan Adang Suherman. 2000. Prinsip-Prinsip
Modifikasi Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.
Wina Sanjaya. 2006. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Lampiran 15 Tes dan Pengukuran Koordinasi Mata-Tangan
Untuk mengukur kemampuan koordinasi mata-tangan dengan tes lempar
tangkap bola dari Ismaryati (2006: 54-55).
a. Alat dan perlengkapan:
- Bola tenis
- Tembok sasaran yang rata
- Sasaran bundar berdiameter 30 cm.
- Pita pengukur
- Blangko dan alat tulis
b. Petugas :
- Seorang pengamat gerakan.
- Seorang pencatat.
- Seorang penghitung lemparan
c. Pelaksanaan :
- Sasaran ditempatkan pada dinding dengan ujung bawah setingkat dengan
bahu testi.
- Beri tanda dengan sebuah garis di tanah atau lantai berjarak 2,5 meter dari
sasaran dengan menggunakan pita pembatas.
- Testi berdiri di belakang garis pembatas lemparan.
- Testi melempar bola dengan tangan yang disukai ke arah sasaran,
kemudian menangkap dengan tangan yang sama. Percobaan
diperkenankan sehingga testi memahami tugas tersebut dan telah dapat
merasakan (fell for it) gerakan tersebut.
- Bola harus dilemparkan dengan under arm dan tidak boleh memantul di
lantai sebelum ditangkap.
- Tiap lemparan dianggap sah, apabila bola mengenai sasaran (bagian bola
yang mana saja yang mengenai sasaran dapat diterima) dan testi dapat
menangkapnya.
- Tangkapan dianggap sah apabila bola ditangkap dengan “bersih” dan tidak
mengenai tubuh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
- Testi tidak diperbolehkan berdiri di depan garis batas pada waktu
menangkap bola.
- Tiap testi diberi kesempatan 10 kali untuk melempar dan menangkap
dengan tangan yang disukai, kemudian diikuti dengan 10 kali kesempatan
untuk melempar dengan tangan yang disukai dan menangkap dengan
tangan yang lain.
- Testi yang menggunakan kacamata diperkenankan menggunakan
kacamata pada saat melakukan tugas ini.
d. Penilaian :
- Tiap lemparan yang mengenai sasaran dan tertangkap tangan memperoleh
nilai satu.
- Untuk memperoleh nilai satu :
Bola harus dilemparkan dari arah bawah (underarm).
Bola harus mengenai sasaran.
Bola harus dapat langsung ditangkap tangan tanpa halangan
sebelumnya.
Testi tidak beranjak atau berpindah keluar garis batas untuk
menangkap bola.
- Jumlah nilai hasil 10 lemparan pertama dan 10 lemparan kedua. Nilai total
yang mungkin dapat dicapai 20.
Gambar 4. Tes Koordinasi Mata-Tangan (Ismaryati, 2006: 54)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Lampiran 16
Tes dan Pengukuran Servis Atas Bolavoli
Tes dan pengukuran kemampuan servis atas bolavoli dengan tes
keterampilan servis atas bolavoli untuk usia 13-15 tahun dari Pusat
Pengembangan Kualitas Jasmani Depdiknas. (2003: 11-12).
a. Tujuan :
Untuk mengukur keterampilan dalam melakukan servis atas.
b. Alat dan perlengkapan :
- Lapangan bolavoli ukuran normal lengkap dengan tiang dan net, dibuat
garis-garis yang membatasi sasaran nilai. Ukuran lapangan bolavoli
panjang 18 meter dan lebar 9 meter.
- Tinggi net 2,30 m untuk putra dan 2,15 untuk putri.
- Bolavoli
- Blangko dan alat tulis
c. Petugas tes terdiri dua orang yang masing-masing bertugas sebagai berikut:
- Petugas I
Berdiri bebas di dekat area peserta tes.
Mengawasi pelaksanaan tes.
- Petugas II
Berdiri tidak jauh dari area sasaran.
Menghitung dan mencatat hasil tes
d. Pelaksanaan :
- Peserta tes berdiri di daerah servis dan melakukan servis atas sebanyak 6
kali.
- Peserta tes dianjurkan untuk mengarahkan bola pada area sasaran nilai
tertinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
e. Pencatatan hasil.
- Nilai diberikan pada pelaksanaan servis atas yang benar.
- Besarnya nilai sesuai dengan jatuhnya bola pada sasaran angka 1,2,3,4 dan
5.
- Bila bola jatuh di garis batas akan diberikan nilai pada sasaran yang lebih
tinggi, misalnya antara angka 2 dan 3, maka dihitung dengan nilai 3.
Net
3 m 1,5 m 1,5 m 1,5 m 1,5 m
X testi
Gambar 5. Lapangan Tes Servis Atas Bolavoli (Depdiknas, 2003: 1)
1 2 3 4 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Lampiran 18
Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian
Pengarahan dari Penelitian Sebelum Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan Pemanasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Tes koordinasi mata tangan
Pelaksanaan Tes dan Pengukuran Koordinasi Mata-Tangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Pelaksanaan Pembelajaran Servis dengan Modifikasi Ketinggian Net Bertahap
Pelaksanaan Pembelajaran Servis dengan Modifikasi Jarak Servis Bertahap