PERAN LAMUN(Enhalus acoroides) TERHADAP EKOSISTEM LAMUN

20
PERAN LAMUN(Enhalus acoroides) TERHADAP EKOSISTEM LAMUN Oleh : Arif Nur Faozi (H1K014030) [email protected] I. ABSTRAK Salah satu peran ekologis padang lamun adalah tempat pemeliharaan ikan yang ditunjang oleh struktur vegetasi lamun. Keberadaan lamun dapat berpengaruh terhadap populasi biota laut. Banyak makhluk hidup yang tergantung dengan berlangsungnya peran lamun. Beberapa makhluk hidup yang bergantung pada lamun antara lain alga(sargasum), krustasea, moluska, echinodermata, ikan, mamalia seperti dugong dan reptile(penyu). Keberlangsungan ekosistem padang lamun dipengaruhi intensitas cahaya matahari yang masuk ke dalam peraiaran, temperatur air laut, salinitas, substrat, kecepatan arus. Dalam kondisi yang baik lamun dapat berperan dengan optimal sebagai produsen primer, dimana hal ini menjadi daya tari bagi biota laut, sebagai habitat biota, pendaur zat dan penangkap sedimen. II. KATA KUNCI : PERAN, LAMUN, BIOTA III. PENDAHULUAN Padang lamun (seagrass bed) merupakan salah satu ekosistem laut dangkal yang merupakan salah satu ekosistem laut dangkal yang memiliki nilai konservasi tinggi khususnya dalam hal perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman hayati, daerah perikanan yang produktif dan menyumbang produktifitas perairan di wilayah pesisir. Bagi perikanan sendiri, lamun merupakan tempat hidup banyak ikan, kepiting, udang, bulu babi dan hewan lain yang juga mencari makan dan melakukan perkembang biakan di padang lamun.

Transcript of PERAN LAMUN(Enhalus acoroides) TERHADAP EKOSISTEM LAMUN

PERAN LAMUN(Enhalus acoroides) TERHADAPEKOSISTEM LAMUN

Oleh : Arif Nur Faozi (H1K014030)[email protected]

I. ABSTRAK

Salah satu peran ekologis padang lamun adalah tempatpemeliharaan ikan yang ditunjang oleh struktur vegetasi lamun.Keberadaan lamun dapat berpengaruh terhadap populasi biotalaut. Banyak makhluk hidup yang tergantung denganberlangsungnya peran lamun. Beberapa makhluk hidup yangbergantung pada lamun antara lain alga(sargasum), krustasea,moluska, echinodermata, ikan, mamalia seperti dugong danreptile(penyu). Keberlangsungan ekosistem padang lamundipengaruhi intensitas cahaya matahari yang masuk ke dalamperaiaran, temperatur air laut, salinitas, substrat, kecepatanarus. Dalam kondisi yang baik lamun dapat berperan denganoptimal sebagai produsen primer, dimana hal ini menjadi dayatari bagi biota laut, sebagai habitat biota, pendaur zat danpenangkap sedimen.

II.KATA KUNCI : PERAN, LAMUN, BIOTA

III. PENDAHULUANPadang lamun (seagrass bed) merupakan salah satu ekosistem

laut dangkal yang merupakan salah satu ekosistem laut dangkal

yang memiliki nilai konservasi tinggi khususnya dalam hal

perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan

keanekaragaman hayati, daerah perikanan yang produktif dan

menyumbang produktifitas perairan di wilayah pesisir. Bagi

perikanan sendiri, lamun merupakan tempat hidup banyak ikan,

kepiting, udang, bulu babi dan hewan lain yang juga mencari

makan dan melakukan perkembang biakan di padang lamun.

Tingginya peran lamun sebagai penunjang kehidupan banyak

organisme membuat ekosistem ini perlu dijaga dan dilestarikan.

Lamun (seagrass) adalah satu-satunya tumbuh-tumbuhan

berbunga yang terdapat di lingkungan laut. Seperti halnya

rumput di darat, mereka mempunyai tunas berdaun yang tegak dan

tangkai-tangkai yang merayap efektif untuk berkembang-biak dan

mempunyai akar dan sistem internal untuk mengangkut gas dan

zat-zat hara (Romimohtarto dan Juwana, 2001). Lamun juga

merupakan tumbuhan yang telah menyesuaikan diri hidup terbenam

di 10 laut dangkal. Lamun mempunyai akar dan rimpang (rhizome)

yang mencengkeram dasar laut sehingga dapat membantu pertahanan

pantai dari gerusan ombak dan gelombang. Padang lamun dapat

terdiri dari vegetasi lamun jenis tunggal ataupun jenis

campuran (Hemminga and Duarte, 2000). Padang lamun memiliki

produktivitas sekunder dan dukungan yang besar terhadap

kelimpahan dan keragaman ikan (Gilanders, 2006). Padang lamun

merupakan tempat berbagai jenis ikan berlindung, mencari makan,

bertelur, dan membesarkan anaknya. Ikan baronang, misalnya,

adalah salah satu jenis ikan yang hidup di padang lamun (Ambo,

2010). Dalam mempelajari sumberdaya lamun, telaah tentang

distribusi, komposisi dan kerapatan merupakan hal yang mendasar

sebagai penelitian awal (Mukai et al., 1980).

Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui kelestarian

ekosistem lamun yang terdapat di pesisir pantai Pulau Serangan

Bali dan mengetahui nilai kerapatan jenis, persentase tutupan

lamun dan jenis-jenis ekosistem lamun sehingga dapat dilakukan

upaya pengelolaan yang sesuai berdasarkan kondisi ekosistem

lamun tersebut dalam rangka konservasi.

IV.PEMBAHASAN

A. DEFINISI LAMUN

Gambar 1. Padang lamun Enhalus acoroides1)

Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga (angiospermae)

yang sudah sepenuhnya menyesuaikan diri hidup terbenam di dalam

laut.Tumbuhan ini mempunyai beberapa sifat yang memungkinkan

hidup di lingkungan laut, yaitu mampu hidup di media air asin,

mampu berfungsi normal dalam keadaan terbenam, mempunyai sistem

perakaran jangkar yang berkembang baik, mampu melaksanakan

penyerbukan dan daur generatif dalam keadaan terbenam. Secara

struktural lamun memiliki batang yang terbenam dalam tanah yang

disebut rimpang. Rimpang dan akar lamun terbenam di dalam

substrat yang membuat lamun dapat berdiri dengan kuat

menghadapi arus dan ombak (Dahuri, 2003). Klasifikasi lamun

Enhalus acoroides menurut Phillips dan Menez 1988 dalam

Soedharma et al. 2007 adalah sebagai berikut :

Divisi : Anthophyta

Kelas : Angiospermae

Subkelas: Monocotyledonae

Ordo : Helobiae

Famili : Hydrocharitaceae

Genus : Enhalus

Species : Enhalus acoroides

B. BIOTA PENGHUNI PADANG LAMUN

Gambar 2. Ikan-ikan penghuni padang lamun2)

Padang lamun adalah tempat habitat ikan laut yang alami,

tempat segala jenis ikan untuk bermain-main dan mengasuh anak-

anaknya juga tempat untuk mencari makanan alaminya. Padang

lamun juga tempat yang aman bagi udang, cumi-cumi dan ikan teri

untuk bertelur serta menyimpan telurnya sampai menetas,

kemudian mengasuh dan membesarkan anak-anaknya.Sehingga

banyaklah berdatangan ikan-ikan dari jenis predator yang akan

memburu dan memangsanya, ikan-ikan teri kecil, cumi-cumi kecil

dan udang kecil akan lari sembunyi kedalam hutan lamun ini

apabila ada ancaman bahaya yang datang mendekat ketempat

mereka. Padang lamun juga tempat yang paling produktif untuk

memancing ikan laut, tetapi kita harus bisa memilih lokasi yang

tepat tempat bermainnya ikan-ikan laut tersebut(Sangiang,

2013).

Padang lamun merupakan produktivitas primer di laut. Oleh

karena itu, pada padang lamun ini hidup  berbagai macam spesies

hewan, yang berassosiasi dengan padang lamun. Di perairan

Pabama dilaporkan 96 spesies hewan yang berassosiasi dengan 

beberapa jenis ikan. Di Teluk Ambon di temukan 48 famili dan

108 jenis ikan. Di Teluk Ambon ditemuklan 48 famili dan 108

jenis ikan adalah sebagai penghuni lamun, sedangkan di

Kepulauan Seribu sebelah utara Jakarta di temukan 78 jenis ikan

yang berassosiasi dengan padang lamun. Selain ikan, sapi laut

dan penyu serta banyak hewan invertebrata yang berassosiasi

dengan padang lamun, seperti: Pinna sp, beberapa Gastropoda,

Lambis, Strombus, teripang, bintang laut, beberapa jenis cacing

laut dan udang (Peneus doratum) yang ditemukan di Florida

selatan (Nybakken, 1988).

Beberapa biata laut yang menghuni padang lamun sebagai

berikut:

a. Alga

Hubungan antara alga, lamun adalah harmonis untuk

membangun suatu sistem hidrokarbon (petroleum syste).Alga yag

biasanya di temukan di padang lamun adalah jenis

sargasum,sargasum merupakan dari kesekian alga yang mendiami

komunitas padang lamun. genus alga ini adalah coklat

(Phaeophyceae), yang biasanya banyak di temukan di pantai. Alga

ini mirip dengan alga yang sudah mati, tapi, Itulah keunikan

Sargassum, ia dapat sebagai fitobentos maupun fitoplankton.

Alga ini banyak mengandung gelembung udara di tubuhnya yang

nampak seperti buah-buah kecil. Saat ia tercabut dari substrat

dasarnya, ia tetap hidup dengan mengambang di permukaan oleh

gelembung-gelembung udara itu, sebuah pelampung alam yang unik.

Meskipun terhempas ke pantai, saat air pasang ia akan

mengambang lagi dan meneruskan hidupnya(Irwan, 2012).

b. Fauna

Komunitas lamun dihuni oleh banyak jenis hewan bentik,

organisme demersal serta pelagis yang menetap maupun yang

tinggal sementara disana. Spesies yang sementara hidup di lamun

biasanya adalah juvenil dari sejumlah organisme yang mencari

makanan serta perlindungan selama masa kritis dalam siklus

hidup mereka, atau mereka mungkin hanya pengunjung yang datang

ke padang lamun setiap hari untuk mencari makan.

Banyak spesies epibentik baik yang tinggal menetap maupun

tinggal sementara yang bernilai ekonomis, udang dan udang-

udangan adalah yang bernilai ekonomis paling tinggi. Sebagai

penjelas, dan bukan karena alasan ekologi maupun biologi

tertentu, ada empat kelompok besar fauna yang diketahui : 1)

Infauna (hewan yang hidup didalam sedimen); 2) Fauna Motil

(fauna motil berasosiasi dengan lapisan permukaan sedimen; 3)

Epifauna Sesil (organisme yang menempel pada bagian lamun); dan

Fauna Epibentik Fauna (fauna yang berukuran besar dan bergerak

diantara lamun) (Kiswara, 1993).

c. Krustase

Krustasea yang berasosiasi dengan lamun merupakan komponen

penting dari jaring makanan di lamun. Bentuk krustase infaunal

maupun epifunal berhubungan erat dengan produsen primer dan

berada pada tingkatan trofik yang lebih tinggi, karena selama

masa juvenil dan dewasa mereka merupakan sumber makanan utama

bagi berbagai ikan dan invertebrata yang berasosiasi dengan

lamun(Irwan, 2012).

d. Moluska

Moluska adalah salah satu kelompok makroinvertebrata yang

paling banyak diketahui berasosiasi dengan lamun di Indonesia,

dan mungkin yang paling banyak diksploitasi. Sejumlah studi

tentang moluska di daerah subtropik telah menunjukkan bahwa

moluska merupakan komponen yang paling penting bagi ekosistem

lamun, baik pada hubungannya dengan biomasa dan perannya pada

aliran energi pada sistem lamun. Telah didemonstrasikan bahwa

20% sampai 60% biomasa epifit pada padang lamun di Filipina

dimanfaatkan oleh komunitas epifauna yang didominasi oleh

gastropoda. Bagaimanapun, peranan mereka pada ekosistem almun

di Indonesia relative belum diketahui. Moluska utama pada

padang lamun subtropis adalah detrivor dengan sangat sedikit

yang langsung memakan lamun. Gastropoda cenderung memakan

perifiton(Kikuchi, 1977).

e. Echinodermata

Hewan Echinodermata adalah komponen komunitas bentik di

lamun yang lebih menarik dan lebih memiliki nilai ekonomi. Lima

kelas echinodermata ditemukan pada ekosistem lamun di

Indonesia. Dibawah ini urutan Echinodermata secara ekonomi : 1.

Holothuroidea (timun laut atau teripang); 2. Echinoidea (bulu

babi); 3. Asteroidea (Bintang laut); 4. Ophiuroidea (Bintang

Laut Ular); 5. Crinoidea . Dari lima kelas yang ada, Echinoidea

adalah kelompok yang paling penting di ekosistem lamun karibia,

karena mereka adalah kelompok pemakan yang utama.Echinodermata

pada umumnya, dengan pengecualian beberapa holothuroidea, makan

pada malam hari. Bagaimanapun, Tripneustes gratilla dan Salmacis

sphaeroides makan secara terus menerus siang dan malam, tanpa

bukti yang berkala. Mereka mencari sampai ke dasar substrat,

memakan alga, serasah lamun dan daun lamun yang masih hidup

(Pratyaksa, 2004).

f. Mamalia

Dugong merupakan mamalia laut yang sering di temukan di

daerah padang lamun ,karena padang lamun merupakan  tempat

mencari makan dan juga sebagai tempat untuk berlindung dari 

predator . Dugong mempunyai ekor yang mirip dengan sirip ekor

ikan paus, serta mempunyai bentuk kepala yang unik. Bentuk

mulutnya bundar sehingga membuat dugong mudah mencari makan

dengan cara menyapu permukaan laut. Mamalia ini termasuk dalam

ordo sirenia, family dugongidae, dan genus dugong. Selain lucu,

dugong juga memiliki badan yang cukup besar seperti kapal selam

dengan panjang badan dewasa sekitar 2,5 – 3 meter dengan berat

225 – 450 kilogram. Dugong memiliki kulit abu-abu agak kebiruan

dengan ketebalan sekitar 1 inchi dan licin.Hingga saat ini,

duyung mudah ditemukan di Madagaskar dan Afrika Timur melalui

India sampai ke Australia. Tidak ada ilmuan yang dapat

memastikan jumlah duyung yang masih bertahan di Indonesia.

Hanya perkiraan antara angka 1.000 sampai 10 ribu ekor. Tapi

ilmuan meyakini jumlah ini menurun drastis beberapa tahun

terakhir(Irwan, 2012).

g. Reptile

Jenis reptile yang sering berasosiasi dengan  padang lamun

dan sering di temukan adalah penyu ,dari penyu hijau dan juga

penyu tempayak yang sering mencari makan di komunitas

lamun(Irwan, 2012).

h. Meiofauna.

Asosiasi meiofauna pada Padang Lamun Enhalus acoroides

monospesifik terdiri dari Nematoda, Foraminifera, Copepoda,

Ostracoda, Turbelaria dan Polychaeta. Tingginya kelimpahan

Nematoda (seperti indeks rasio kelimpahan Nematoda:Copepoda)

mengindikasikan kelimpahan nutrien yang sering berasosiasi

dengan land runoff. Meiofauna yang muncul secara aktif adalah

Copepoda, Nematoda, Amphipoda, Cumacea, dan Ostracoda. Tingkat

analisis umum-atau spesies-belum dilakukan sedemikian jauh.

Berdasarkanpada Foraminifera bentik merupakan komponen penting

pada komunitas lamun, tetapi hanya mendapatkan sedikit

perhatian . Foraminifera bentik pada kedua asosiasi spesies ini

didominasi oleh subordo Miliolina dan Rotaliina  Milionid.

berkarakteristik lembut, test porselin yang mengandung kristal

kalsit, sementara Rotaliinid seperti kaca, test berdinding

ganda yang mengandung lapisan tipis kalsit hialin radial(Irwan,

2012).

i. Ikan

Di sepanjang jarak distribusinya, ekosistem lamun, baik

yang luas ataupun sempit adalah habitat yang penting bagi

bermacam-macam spesies ikan. Pada resensi, asosiasi ikan di

lamun, mereka Bell dan Pollard (1989) mengidentifikasi 7

karakteristik utama kumpulan ikan yang berasosiasi dengan

lamun. Berdasarkan Bell dan Pollard (1989) dengan beberapa

perubahan.Jenis ikan yang bernilai ekonomis penting di

ekosistem lamun  :

- Pterocaesio sp. (ikan ekor kuning)

- Caranx sexfasciatus (ikan kue/bubara)

- Leiognathus bindus (ikan peperek)

- Lethirinus crnatus (ikan sikuda)

- Herklot sichtys quadrimaculatus (ikan make)

C. LINGKUNGAN HIDUP LAMUN

Beberapa faktor lingkungan menurut Effendi dalam

artikelnya “Ekosistem Padang Lamun (Seagrass)”(2012) bahwa yang

berpengaruh terhadap distribusi dan kestabilan ekosistem padang

lamunadalah :

1. Kecerahan           

2. Temperatur

3. Salinitas

4. Substrat

5. Kecepatan arus

Kecerahan

Penetrasi cahaya yang masuk ke dalam perairan sangat

mempengaruhi proses fotosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan

lamun. Lamun membutuhkan intensitas cahaya yang tinggi untuk

proses fotosintesa tersebut dan  jika suatu perairan mendapat

pengaruh akibat aktivitas pembangunan sehingga meningkatkan

sedimentasi pada badan air yang akhirnya mempengaruhi

turbiditas maka akan berdampak buruk terhadap proses

fotosintesis. Kondisi ini secara luas akan mengganggu

produktivitas primer ekosistem lamun.

Temperatur

Secara umum ekosistem padang lamun ditemukan secara luas

di daerah bersuhu dingin dan di tropis. Hal ini mengindikasikan

bahwa lamun memiliki toleransi yang luas terhadap perubahan

temparatur. Kondisi ini tidak selamanya benar jika kita hanya

memfokuskan terhadap lamun di daerah tropis karena kisaran

lamun dapat tumbuh optimal hanya pada temperatur 28-300C. Hal

ini berkaitan dengan kemampuan proses fotosintesis yang akan

menurun jika temperatur berada di luar kisaran tersebut.

Salinitas

Kisaran salinitas yang dapat ditolerir lamun adalah 10-40‰

dan nilai optimumnya adalah 35‰. Penurunan salinitas akan

menurunkan kemampuan lamun untuk melakukan fotosintesis.

Toleransi lamun terhadap salinitas bervariasi juga terhadap 

jenis dan umur. Lamun yang tua dapat mentoleransi fluktuasi

salinitas yang besar. Salinitas juga berpengaruh terhadap

biomassa, produktivitas, kerapatan, lebar daun dan kecepatan

pulih. Sedangkan kerapatan semakin meningkat dengan

meningkatnya salinitas.

Substrat

Padang lamun hidup pada berbagai macam tipe sedimen, mulai

dari lumpur sampai karang. Kebutuhan substrat yang utama bagi

pengembangan padang lamun adalah kedalaman sedimen yang cukup.

Peranan kedalaman substrat dalam stabilitas sedimen mencakup 2

hal yaitu : pelindung tanaman dari arus laut dan tempat

pengolahan dan pemasok nutrien.Lebih lanjut Erftemeijer menemukanlamun pada empat habitat: (i) rataan terumbu dengan

kedalaman sekitar 2 meter, (ii) paparan terumbu dengan kedalaman

sekitar 10-18 meter, pada pulau karang, kedua-duanya didominasi oleh

sedimen karbonat (dari pecahan karang sampai pasir karang halus),

(iii)teluk dangkal yang didominasi oleh pasir hitam terigenous, dan

(iv) pantai intertidal yang datar dan didominasi oleh lumpur halus

terigenous.

Kecepatan arus

Produktivitas padang lamun dipengaruhi oleh kecepatan

arus.

Tumbuhan air khususnya lamun mengalami proses fotosintesis

yang berbeda dengan tumbuhan darat. Pada fotosintesis tumbuhan

lamun karbon dioksida diperoleh dari air, yang dilepaskan

selama respirasi oleh ikan. Juga, dekomposisi bahan organik

yang terjadi di ekosistem air berkontribusi terhadap produksi

karbon dioksida.Meskipun laju disolusi dioksida karbon dalam

air sangat rendah, jejak karbon dioksida terlarut yang tersedia

untuk tanaman air terendam. Adapun persyaratan ringan, lulus

sinar matahari melalui air dipanen oleh tanaman untuk proses

fotosintesis. Hal ini khusus berlaku untuk tanaman yang tumbuh

di perairan dangkal. Dan untuk spesies tanaman ditemukan di

perairan yang lebih dalam, mereka diadaptasi untuk tumbuh dalam

kondisi cahaya rendah. Tentu saja, laju fotosintesis sangat

lambat untuk tanaman ini, dan mereka bergantung pada radiasi

redup untuk pembuatan makanan mereka sendiri. Dengan demikian,

tanaman lamun memperoleh karbon dioksida dan sinar matahari

untuk proses fotosintesis. Terakhir namun tidak sedikit,

ketersediaan air yang dapat digunakan adalah tidak menjadi

masalah bagi tanaman air tawar untuk fotosintesis. Sedangkan

untuk tanaman laut, mereka diadaptasi dengan batang lilin dan

daun. Hal ini membantu dalam menyerap air, sementara mencegah

masuknya garam untuk sistem mereka. Selain itu, beberapa

tumbuhan laut memiliki fitur khusus untuk menghilangkan garam

sesegera mungkin. Semua proses ini membantu dalam mengatur

keseimbangan osmotik, yang jika tidak akan menyebabkan

pencucian air dan pengeringan tanaman.Dengan cara ini, tanaman

air menjalani fotosintesis bawah air. Produk-produk dari

fotosintesis pada tumbuhan air, pada dasarnya karbohidrat dan

oksigen, yang digunakan oleh organisme lain yang hidup dalam

komunitas biotik yang sama. Dan seperti hewan, tumbuhan memang

membutuhkan oksigen, tetapi dalam jumlah kecil. Hal ini

diperoleh dari oksigen yang dilepaskan pada saat

fotosintesis(Alim, 2013).

D. PERAN LAMUN TERHADAP LINGKUNGAN SEKITARNYA

Menurut Azkab (1988), ekosistem lamun merupakan salah satu

ekosistem di laut dangkal yang paling produktif. Di samping itu

juga ekosistem lamun mempunyai peranan penting dalam menunjang

kehidupan dan perkembangan jasad hidup di laut dangkal, sebagai

berikut :

1. Sebagai produsen primer : Lamun memiliki tingkat

produktifitas primer tertinggi bila dibandingkan dengan

ekosistem lainnya yang ada dilaut dangkal seperti ekosistem

terumbu karang.

2. Sebagai habitat biota : Lamun memberikan tempat

perlindungan dan tempat menempel berbagai hewan dan tumbuh-

tumbuhan (alga). Disamping itu, padang lamun (seagrass beds)

dapat juga sebagai daerah asuhan, padang pengembalaan dan

makanan berbagai jenis ikan herbivora dan ikan-ikan karang

(coral fishes).

3. Sebagai penangkap sedimen : Daun lamun yang lebat akan

memperlambat air yang disebabkan oleh arus dan ombak,

sehingga perairan disekitarnya menjadi tenang. Disamping

itu, rimpang dan akar lamun dapat menahan dan mengikat

sedmen, sehingga dapat menguatkan dan menstabilkan dasar

permukaan. Jadi, padang lamun disini berfungsi sebagai

penangkap sedimen dan juga dapat mencegah erosi.

4. Sebagai pendaur zat hara : Lamun memegang peranan penting

dalam pendauran berbagai zat hara dan elemen-elemen yang

langka dilingkungan laut. Khususnya zat-zat hara yang

dibutuhkan oleh algae epifit.

Sedangkan menurut Philips & Menez (1988), ekosistem lamun

merupakan salah satu ekosistem bahari yang produktif, ekosistem

lamun pada perairan dangkal berfungsi sebagai :

1. Menstabilkan dan menahan sedimen–sedimen yang dibawa

melalui tekanan–tekanan dari arus dan gelombang.

2. Daun-daun memperlambat dan mengurangi arus dan gelombang

serta mengembangkan sedimentasi.

3. Memberikan perlindungan terhadap hewan–hewan muda dan

dewasa yang berkunjung ke padang lamun.

4. Daun–daun sangat membantu organisme-organisme epifit.

5. Mempunyai produktifitas dan pertumbuhan yang tinggi.

6. Menfiksasi karbon yang sebagian besar masuk ke dalam

sistem daur rantai makanan.

Selain itu secara ekologis padang lamun mempunyai beberapa

fungsi penting bagi wilayah pesisir, yaitu :

1. Produsen detritus dan zat hara.

2. Mengikat sedimen dan menstabilkan substrat yang lunak,

dengan sistem perakaran yang padat dan saling menyilang.

3. Sebagai tempat berlindung, mencari makan, tumbuh besar,

dan memijah bagi beberapa jenis biota laut, terutama yang

melewati masa dewasanya di lingkungan ini.

4. Sebagai tudung pelindung yang melindungi penghuni padang

lamun dari sengatan matahari.

Selanjutnya dikatakan Philips & Menez (1988), lamun juga

sebagai komoditi yang sudah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat

baik secara tradisional maupun secara modern. Adapun

pemanfaatan lamun tersebut baik secara modern maupun

tradisional yaitu sebagai berikut :

Dimanfaatkan untuk kompos dan pupuk

Cerutu dan mainan anak-anak

Dianyam menadi keranjang

Tumpukan untuk pematang

Pembuatan kasur (sebagai pengisi kasur)

Dan dibuar jaring ikan

Penyaring limbah

Stabilizator pantai

Bahan untuk pabrik kertas

Makanan

Sumber bahan kimia

Dan obat-obatan

Di alam padang lamun membentuk suatu komunitas yang

merupakan habitat bagi berbagai jenis hewan laut. Komunitas

lamun ini juga dapat memperlambat gerakan air. bahkan ada jenis

lamun yang dapat dikonsumsi bagi penduduk sekitar pantai.

Keberadaan ekosistem padang lamun masih belum banyak dikenal

baik pada kalangan akdemisi maupun masyarakat umum, jika

dibandingkan dengan ekosistem lain seperti ekosistem terumbu

karang dan ekosistem mangrove, meskipun diantara ekosistem

tersebut di kawasan pesisir merupakan satu kesatuan sistem

dalam menjalankan fungsi ekologisnya.

Selain itu, padang lamun diketahui mendukung berbagai jaringan

rantai makanan, baik yang didasari oleh rantai herbivor maupun

detrivor. Nilai ekonomis biota yang berasosiasi dengan lamun

diketahui sangat tinggi. Ekosistem padang lamun memiliki nilai

pelestarian fungsi ekosistem serta manfaat lainnya di masa

mendatang sesuai dengan perkembangan teknologi, yaitu produk

obat-obatan dan budidaya laut. Beberapa negara telah

memanfaatkan lamun untuk pupuk, bahan kasur, makanan,

stabilisator pantai, penyaring limbah, bahan untuk pabrik

kertas, bahan kimia, dan sebagainya.

Peranan padang lamun secara fisik di perairan laut dangkal

adalah membantu mengurangi tenaga gelombang dan arus, menyaring

sedimen yang terlarut dalam air dan menstabilkan dasar sedimen

(Kiswara, 1993). Peranannya di perairan laut dangkal adalah

kemampuan berproduksi primer yang tinggi yang secara langsung

berhubungan erat dengan tingkat kelimpahan produktivitas

perikanannya. Keterkaitan perikanan dengan padang lamun sangat

sedikit diinformasikan, sehingga perikanan di padang lamun

Indonesia hampir tidak pernah diketahui. Keterkaitan antara

padang lamun dan perikanan udang lepas pantai sudah dikenal

luas di perairan tropika Australia (Coles et al., 1993).

V. SIMPULAN

Lamun adalah satu-satunya tumbuhan berbungan yang ada di

laut diang sangat berbeda dengan dengan tumbuhan lain nya,

misalnya Alga. Karena lamun memiliki akar buah dan daun.Lamun

merupakan suatu ekosistem yang sangat penting keberadaannya,

Karena dia memiliki manfaat yang sangat banyak biak untuk

organisa laut maupun masusia,misalnya:

Sebagai tempat berlindung dan tempat menjari makan bagi

beberapa organism laut.

Sebagai tempat pemijahan bagi giota tertentu

Memperlambar arus dan ombak

Memperkecil sedementasi yang menuju ke ekosisitem trumbu

karang

Sebagai tempat berekreasi

Sebagai tempat penelitian

VI.DAFTAR REFERENSI

Alim, Tantri.2013.Fotosintesis pada Tanaman

Akuatik.http://www.biologi-sel.com/ 2013/06/fotosintesis-

pada-tanaman-akuatik.html.diakses pada 08 November 2014

Ambo, Rape. 2010. Struktur Komunitas Ikan pada Padang Lamun yang

Berbeda di Pulau Barrang Lompo. Jurnal Ilmu dan Teknologi

Kelautan Tropis. Indonesia.

Azkab, M.H.1988. Pertumbuhan dan produksi lamun, Enhalus acoroides di

rataan terumbu di Pari Pulau Seribu.Dalam: P3O-LIPI, Teluk

Jakarta: Biologi, Budidaya, Oseanografi ,Geologi dan

Perairan. Balai Penelitian Biologi Laut, Pusat Penelitian

dan Pengembangan Oseanologi-LIPI, Jakarta

Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut ; Aset

Berkelanjutan Pembangunan Indonesia. PT Gramedia Pustaka :

Jakarta.

Effendi, Eko.2012.Ekosistem Padang

Lamun (Seagrass).https://perikananunila.

wordpress.com/2009/07/31/ekosistem-lamun/.diakses pada 08

November 2014

Erftemeijer, P. 1993. Factor Limiting Growth And Production Of Tropical

Seagrasses: Nutrient Dynamics In Indonesian Seagrass Beds. Krips Repro

Meppel. Netherlands.

Gilanders, B.M. 2006. Seagrasses, Fish, and Fisheries. In: Larkum,

A.W.D.,Orth, R.J., Duarte, C.M. (Eds.), Seagrasses:

Biology, Ecology, and Conservation. Springer, The

Netherland, 503-536pp.

Hemminga, M.A. and C.M. Duarte. 2000. Seagrass Ecology. Cambridge

University Press, Cambridge, UK.

Irwan.2012.Jenis organisme yang berasosiiasi dengan padang

lamun.http://irawan-

budidayarumputlautdidusunwael.blogspot.com/2012/06/

organisme-yang-berasosiasi-dengan-lamun.html.diakses pada

08 November 2014.

Kikuchi dan J.M. Peres. 1977. Consumer ecology of seagrass

beds, pp. 147-193. In P. McRoy and C.Helferich (eds).

Kiswara W. 1993. StrukturKomunitas PadangLamun di PerairanIndonesia.

Makalah disampaikan pada seminar Ilmiah Nasional Biologi

XI, Ujung Pandang 20-21 juli 1993.

Menez, E.G.,R.C. Phillips dan H.P.Calumpong. 1983. Sea Grass from

the Philippines. Smithsonian Cont. Mar. Sci. 21. Smithsonian Inst.

Press, Washington.Mukai, H., K. Aioi and Y. Ishida 1980. Distribution and biomass of

eelgrass (Zostera marina L.) and other sea grasses in Odawa

Bay, Central Japan. Aquat.Bot. 8: 337-342.Biologi Laut suatu

pendekatan ekologis. Gramedia, Jakarta.

Pratyaksa, Tri Tunggal. 2004. Kajian Asosiasi Ekosistem Padang Lamun

danTerumbu Karang.Bandung:Departemen Kelautan dan Perikanan

Romimohtarto, K. dan S. Juwana. 2001. Biologi Laut. Ilmu Pengetahuan

Tentang Biota Laut. Penerbit Djambatan. Jakarta.

Sangiang.2013.Padang Lamun dan Habitat

ikan.http://sangiangsea.wordpress.com/ 2013/ 06/14/padang-

lamun-dan-habitat-ikan/.diakses pada 08 November20141)http://guamreeflife.com/images/organisms/

fullsizealgae_seagrass/seagrasses/Enhalus_acoroides2)http://geoenviron.blogspot.com/2011/12/critical-parameter-

pada-coastal.html