MENGENAL EKOSISTEM
-
Upload
universitasjember -
Category
Documents
-
view
3 -
download
0
Transcript of MENGENAL EKOSISTEM
LAPORAN BIOLOGI
ACARA VI
“MENGENAL EKOSISTEM”
NAMA : ANNISA MAYA KURNIANINGRUM
NIM : 120210102079
KELAS : A
KELOMPOK : 6
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
I. JUDUL
Mengenal Ekosistem
II. TUJUAN
Untuk mengenal komponen- komponen yang terdapat di
dalam ekosistem dan kedudukannya dalam ekosistem
III. DASAR TEORI
Suatu ekosistem terdiri dari semua organisme
yang hidup dalam suatu komunitas dan juga semua
faktor-faktor abiotik yang berinteraksi dengan
organisme tersebut. Seperti populasi dan
komunitas, batas ekosistem umumnya tidak jelas.
(Campbell, 2004: 388)
Ekosistem merupakan suatu sistem di alam
dimana didalamnya terjadi hubungan timbal balik
antara organisme dengan organisme lainnya, juga
dengan keadaan lingkungannya. Ekosistem sifatnya
tidak tergantung kepada ukuran tetapi lebih
ditekankan kepada kelengkapan komponennya.
Berdasarkan kepada komponennya ekosistem dibedakan
atas ekosistem lengkap dan ekosistem tidak
lengkap. Ekosistem lengkap terdiri atas komponen
biotik dan komponen abiotik. (Tim Dosen Pembina,
2013: 22)
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang
terbentuk oleh hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa
dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh
dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan
hidup yang saling mempengaruhi. Komponen-komponen
pembentuk ekosistem adalah: Komponen hidup
(biotik) dan Komponen tak hidup (abiotitik). Kedua
komponen tersebut berada pada suatu tempat dan
berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang
teratur. (Jamin, 1999: 54)
Sifat ekosistem adalah universal, baik dalam
ekosistem daratan maupun perairan ataupun
ekosistem buatan seperti sawah dan kebun.semuanya
merupakan interaksi antara konponen - komponen
biotik dan abiotik yang mendukungnya keadaan ini
mengakibatkan ekosestem dinamis setiap perubahan
suatu komponen akan berpengaruh terhadap komponen
lainnya. (Soetjipta, 1993: 27)
Berdasarkan atas habitatnya, ekosistem
dibedakan menjadi ekosistem darat (terestrial) dan
ekosistem perairan (akuatik). Ekosistem perairan
dibedakan menjadi perairan tawar dan perairan
asin. Ekosistem daratan contohnya hutan, padang
rumput, bioma gurun, hutan hujan tropis, Hutan
gugur, Taiga, dan bioma Tundra, semak belukar,
ekosistem tegalan Dan sebagainya. Ekosistem
perairan tawar contohnya ekosistem kolam, danau,
sungai. perairan asin contohnya lautan. Komponen-
komponen suatu ekosistem perairan dapat dikenal
berdasarkan cara hidupnya yaitu bentos, perifiton,
plankton, nekton dan neston. (Arikunto, 2002: 37).
Berdasarkan proses terjadinya, ekosistem dibedakan
atas dua macam:
1. Ekosistem Alami, yaitu ekosistem yang terjadi
secara alami tanpa campur tangan manusia.
Contoh : padang rumput, gurun,laut
2. Ekosistem Buatan, yaitu ekosistem yang terjadi
karena buatan manusia. Contoh : kolam, sawah,
waduk, kebun
(Jamin, 1999: 54)
Dilihat dari susunan dan fungsinya, suatu
ekosistem tersusun atas komponen sebagai berikut.
a. Komponen autotrof (Auto = sendiri dan
trophikos = menyediakan makan).
Autotrof adalah organisme yang mampu
menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang
berupa bahan organik dari bahan anorganik
dengan bantuan energi seperti matahari dan
kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai
produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau.
b. Komponen heterotrof (Heteros = berbeda,
trophikos = makanan).
Heterotrof merupakan organisme yang
memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai
makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh
organisme lain. Yang tergolong heterotrof
adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.
c. Bahan tak hidup (abiotik)
Bahan tak hidup yaitu komponen fisik dan kimia
yang terdiri dari tanah, air, udara, sinar
matahari, suhu. Bahan tak hidup merupakan
medium atau substrat tempat berlangsungnya
kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.
d. Pengurai (dekomposer)
Pengurai adalah organisme heterotrof yang
menguraikan bahan organik yang berasal dari
organisme mati (bahan organik kompleks).
Organisme pengurai menyerap sebagian hasil
penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan
yang sederhana yang dapat digunakan kembali
oleh produsen. Termasuk pengurai ini adalah
bakteri dan jamur.
(Michael, 1990: 98)
Sebagian besar komponen abiotik bervariasi dalam
ruang dan waktunya. Komponen abiotik dapat berupa
bahan organik, senyawa anorganik, dan faktor yang
memengaruhi distribusi organisme, yaitu:
1. Suhu. Proses biologi dipengaruhi suhu. Mamalia
dan unggas membutuhkan energi untuk meregulasi
temperatur dalam tubuhnya.
2. Air. Ketersediaan air memengaruhi distribusi
organisme. Organisme di gurun beradaptasi
terhadap ketersediaan air di gurun.
3. Garam. Konsentrasi garam memengaruhi
kesetimbangan air dalam organisme melalui
osmosis. Beberapa organisme terestrial
beradaptasi dengan lingkungan dengan kandungan
garam tinggi.
4. Cahaya matahari. Intensitas dan kualitas
cahaya memengaruhi proses fotosintesis. Air
dapat menyerap cahaya sehingga pada lingkungan
air, fotosintesis terjadi di sekitar permukaan
yang terjangkau cahaya matahari. Di gurun,
intensitas cahaya yang besar membuat
peningkatan suhu sehingga hewan dan tumbuhan
tertekan.
5. Tanah dan batu. Beberapa karakteristik tanah
yang meliputi struktur fisik, pH, dan
komposisi mineral membatasi penyebaran
organisme berdasarkan pada kandungan sumber
makanannya di tanah.
6. Iklim. Iklim adalah kondisi cuaca dalam jangka
waktu lama dalam suatu area. Iklim makro
meliputi iklim global, regional dan lokal.
Iklim mikro meliputi iklim dalam suatu daerah
yang dihuni komunitas tertentu.
(Campbell, 2009: 415-419)
Berdasarkan jenis makanannya, organisme
heterotrof dibedakan menjadi herbivora, kelompok
hewan pemakan tumbuhan. Karnivora, kelompok hewan
yang memakan hewan lain atau daging. (Dwisang,
2008: 166)
Adanya saling ketergantungan menyebabkan
didalam ekosistem terjadi rantai makanan. Dalam
suatu ekosistem terjadi arus energi melalui proses
makan dan dimakan yang dinamakan rantai makanan.
Suatu rantai makanan yang melibatkan banyak
tingkat trofik akan kehilangan energy yang kebih
besar dari rantai makanan yang lebih pendek. Dalam
ekosistem dapat dibedakan dua tipe rantai makanan
yaitu rantai makanan perumputan dan rantai makanan
decomposer. Rantai makanan perumputan diawali
dengan tumbuhan hijau yaitu tumbuhan berklorofil
yang dikonsumsi oleh herbivora (pemakan tumbuhan),
kemudian hewan karnivora (pemakan daging). Rantai
makanan decomposer diawali dari bahan organik mati
yang dikonsumsi organism pengurai (decomposer).
Hasil penguraian tersebut mengasilkan sampah
organic (Karmana, 2007: 278)
Untuk mengetahui faktor abiotik pada suatu
ekosistem, diperlukan beberapa alat pembantu,
seperti:
1. soil tester : mengukur kelembapan tanah dan
pH tanah
2. thermometer tanah : mengukur suhu tanah
3. thermohigrometer : mengukur kelembapan dan
suhu udara
4. lux meter : untuk mengukur intensitas cahaya
(Nur Shofwah. 2010)
IV. METODE PENELITIAN
I.1. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Plot
b. Higrotermometer
c. Anemometer
d. Alat tulis
2. Bahan
Ekosistem daratan (daerah sekitar kampus)
Membuat diagram yang menghubungkan komponen-komponen dalam ekosistem tersebut beserta daur
energi yang ada di dalamnya
I.2. Cara Kerja
V. HASIL PENGAMATAN
Jenis Komponen
Abiotik
Daun mati = 29
Batu besar = 3
Tanah
Angin
Kelembapan
Intensitas Cahaya
Keterangan
719
x100%=36,84%
2932
x100%=90,625%
332
x100%=9,375%
Menentukan ekosistem daratan yang akan diamati
Menentukan daerah pengamatan dengan membuatkuadran 1 x 1 m2 pada daerah pengamatan
Melakukan inventarisasi mengenai komponnabiotik dan biotik yang terdapat di dalamnya
Mengukur dan mencatat pula kelembapan dan suhuudara, serta kecepatan angin dengan alat yang
Suhu
Biotik
Jumlah biotik = 12
Semut besar = 3
Nyamuk = 4
Jangkrik = 1
Anak belalang = 73
Lalat hijau = 1
Semanggi gunung = 49
Tapak liman = 11
Alang-alang = 43
Rumput A = 8
Rumput B = 11
Rumput C = 9
Rumput D =13
1219
x100%=63,15%
3226
x100%=1,32%
4226
x100%=1,76%
1226
x100%=0,44%
73226
x100%=32,12%
1226
x100%=0,44%
49226
x100%=21,56%
11226
x100%=4,84%
43226
x100%=18,92%
8226
x100%=3,52%
11226
x100%=4,84%
9226
x100%=3,96%
13226
x100%=5,72%
VI. PEMBAHASAN
Dalam praktikum kali ini yaitu tentang
ekosistem. Ekosistem yang diamati adalah ekosistem
daratan disekitar kampus, disekitar gedung
laboratorium pendidikan biologi Universitas Jember.
Pertama, praktikan mencari lokasi dan
selanjutnya menentukan daerah yang akan diamati
dengan membuat kuadran 1 x 1 m2 dengan pasak dan
tali. Kemudian praktikan menghitung komponen abiotik
dan biotik yang terdapat didalam daerah pengamatan.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan, ditemukan
beberapa komponen abiotik dan biotik. Komponen
biotik adalah komponen yang terdiri atas makhluk
hidup, sedangkan komponen abiotik adalah komponen
yang terdiri atas benda mati. Komponen abiotik dan
biotik adalah bagian dari ekosistem dan keduanya pun
mempunyai peranan dan hubungannya masing-masing.
Ekosistem adalah suatu tatanan kesatuan secara
utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan
hidup yang saling mempengaruhi Ekosistem adalah
suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan
timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu
tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara
segenap unsur lingkungan hidup yang saling
mempengaruhi.
Pada praktikum ini, didapat beberapa komponen
abiotik, diantaranya daun mati sejumlah 29 buah,
tanah, angin, kelembapan, intensitas cahaya, suhu
dan batu sebanyak 3. Dari rumus yang ada yaitujumlahspesiesjumlahekosistem
×100% didapatkan komponen abiotik
persentasenya adalah 36,84%. Persentase batu adalah
9,375% dan persentase daun mati adalah 90,625% dari
keseluruhan total komponen abiotik.
Pada komponen biotik, didapatkan beberapa
organisme, baik tumbuhan maupun hewan. Persentase
komponen biotik pada daerah pengamatan adalah 63,15%
. Hewan yang ada dalam daerah pengamatan adalah 3
semut besar, 4 nyamuk, 1 jangkrik, 73 anak belalang,
dan 1 lalat hijau. Persentase dari masing-masing
organisme dengan rumus seperti pada komponen abiotik
berturut-turut adalah 1,32%, 1,76%, 0,44%, 32,12%,
0,44%.
Sedangkan tumbuhan yang teramati antara lain,
49 semanggi gunung, 11 Tapak liman, 43 Alang-alang,
8 Rumput A, 11 Rumput B, 9 Rumput C, 13 Rumput D.
Persentase yang didapat dari masing-masing organisme
secara berturut-turut adalah 21,56%, 4,84%, 18,92%
, 3,52%, 4,84%, 3,96%, 5,72%.
Dari persentase yang didapatkan dari hasil
pengamtan, dapat diketahui bahwa komponen biotik
adalah komponen yang paling banyak terdapat di dalam
ekosistem. Hal ini dapat diketahui dari perhitungan
persentase masing-masing komponen ekosistem, dimana
sudah diketahui bahwa persentase komponen abiotik
adalah 36,84% dan komponen biotik adalah 63,15%.
Pada komponen biotik organisme yang memiliki jumlah
terbanyak adalah anak belalang.
Dari penjabaran diatas dapat dibuat skema
hubungan saling ketergantungan antara produsen,
konsumen, pengurai dan lingkungan abiotik.
Pada sekma diatas terlihat bahwa produsen
bergantung pada lingkungan abiotik (biotik
abiotik), lingkungan bergantung pada decomposer
(pengurai), pengurai bergantung pada konsumen dan
produsen, sedangkan konsumen bergantung pada
keberadaan produsen. Hubungan yang terlihat dari
skema diatas yang melibatkan proses makan dan
dimakan adalah aliran energy atau perpindahan
energi.
Peristiwa makan dan dimakan antara makhluk
hidup dengan urutan tertentu disebut rantai makanan.
Pada hasil pengamatan terdapat tumbuhan yang
berperan sebagai produsen, dan terdapat konsumen I
dan konsumen II, praktikan tidak menemukan pengurai
karena ukurannya sangat kecil dan sukar dilihat
tanpa alat bantu.
Tumbuhan mengadakan fotosintesis dengan bantuan
sinar matahari (abiotic) untuk mengahsilkan
karbohidrat dan oksigen yang dapat digunakan oleh
organisme lain. Berikut ini adalah skema proses
fotosintesis
LingkunganAbiotik
Produsen Konsumen
Dekomposer
Dari hasil dapat dibuat skema rantai makanan
sebagai berikut
Skema 1
Skema 2
Tingkat dalam suatu rantai makanan yang
menunjukkan pengelompokan organisme yang memiliki
pola dan cara memperoleh makanan yang sama disebut
Tingkat trofik.
Pada tingkat trofik pertama adalah organisme
yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri yaitu
tumbuhan hijau atau organisme autotrof dengan kata
lain sering disebut produsen. Organisme yang
menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen
primer (konsumen I). Konsumen I biasanya diduduki
JangkrikAlang- Semut
AnakTapak Semut
Detrivo
Detrivo
oleh hewan herbivora. Organisme yang menduduki
tingkat tropik ketiga disebut konsumen sekunder
(Konsumen II). Organisme yang menduduki tingkat
tropik tertinggi disebut konsumen puncak.
Pada skema rantai makanan 1 dan 2 produsennya
adalah tumbuhan, konsumen I adalah anak belalang dan
jangkrik. Konsumen II adalah semut besar. Keempat
organisme tersebut jika telah mati akan diuraikan
oleh detrivor. Skema ini juga terjadi pada rantai
makanan yang lain, meskipun habitatnya berbeda.
Di dalam ekosistem terdapat rantai makanan yang
saling berhubungan membentuk suatu jaring-jaring
makanan. Jaring-jaring makanan merupakan sekumpulan
rantai makanan yang saling berhubungan. Pada jaring-
jaring makanan biasanya terdapat dua atau lebih
produsen dan konsumen.
Jaring-jaring makanan yang dapat dibuat dari
hasil pengamatan contohnya adalah.
Seperti pada jaring-jaring makanan yang ada
diatas, jumlah produsen ada tiga, yaitu alang-alang,
tapak liman dan tanaman A, konsumen I terdapat dua
hewan yaitu anak belalang dan jangkrik, pada
konsumen II terdapat satu hewan yaitu semut besar.
Sebuah ekosistem akan seimbang dan terjaga
kelestariannya apabila jumlah produsen lebih banyak
daripada jumlah konsumen I, jumlah konsumen I harus
lebih banyak daripada konsumen II, dan seterusnya.
Apabila produsen lebih sedikit dari pada konsumen
maka akan terjadi perubahan susunan dalam ekosistem.
Atau konsumen akan kekurangan produsen sebagai
penyedia makanan untuk energinya.
Apabila kondisi tersebut digambarkan maka akan
terbentuk suatu piramida makanan.
Tapak Anak
Alang- Jangkrik
Semut
DetrivoTanaman A
Pada gambar piramida yang ada di atas, tingkat
trofik I di tempati oleh produsen, tingkat trofik II
di tempati oleh konsumen primer, trofik III di
tempati oleh konsumen tersier, tingkat trofik IV
ditempati oleh konsumen puncak.
Dalam suatu ekosistem, energi matahari diubah
oleh produsen menjadi makanan bagi konsumen primer.
Oleh konsumen primer, makanan yang diperoleh diubah
kembali menjadi energi. Konsumen sekunder juga
melakukan hal yang sama setelah memakan
konsumen primer. Namun, tidak semua makanan yang
dikonsumsi diubah menjadi energi.
konsumen puncak
konsumen II
konsumen I
Produsen
Perhatikan gambar dibawah yang menggambarkan
pembagian energi di dalam sebuah mata rantai pada
rantai makanan.
Selama proses transfer energi, selalu terjadi
pengurangan jumlah energi setiap melewati suatu
tingkat trofik. Selama terjadi aliran energi dalam
suatu rantai makanan, terjadi pula aliran materi.
Materi berupa unsur- unsur dalam bentuk senyawa
kimia yang merupakan materi dasar makhluk hidup dan
tak hidup.
Pergerakan energi dan materi melalui ekosistem
saling berhubungan karena keduanya berlangsung
melalui transfer zat-zat di dalam rantai makanan.
Dari 200 J energi yang dikonsumsi oleh ulat,
misalnya, hanya sekitar 33 J (seperenam) yang
digunakan untuk pertumbuhannya, sedangkan sisanya
dibuang sebagai feses atau digunakan untuk respirasi
seluler.
Energi yang yang terkandung dalam feses
tersebut tidak hilang dari ekosistem karena masih
dapat dikonsumsi oleh detritivora. Akan tetapi,
energi yang digunakan untuk respirasi hilang dari
ekosistem. Dengan demikian, jika radiasi cahaya
matahari merupakan sumber utama energi untuk
sebagian ekosistem, maka kehilangan panas pada
respirasi adalah tempat pembuangan energi.
Pada setiap tingkat trofik, energi yang
dilepaskan ke lingkungan dalam bentuk panas dapat
mencapai 90%. Jadi, hanya 10% dari energi itu yang
digunakan untuk kegiatan hidupnya. Karena itu,
semakin jauh energi itu dari sumbernya akan semakin
kecil alirannya.
Berkurangnya energi pada setiap tingkat trofik
terjadi karena hal-hal berikut:
1. Hanya sebagian makanan yang ditangkap dan dimakan
oleh tingkat trofik selanjutnya
2. Makanan yang dimakan tidak bisa seluruhnya
dicerna, ada yang dikeluarkan sebagai sampah.
3. Hanya sebagian makanan yang dicerna menjadi bagian
dari tubuh organisme, sedangkan sisanya digunakan
sebagai sumber energi.
Pada suatu ekosistem, dikenal juga satuan-
satuan ekosistem yang terdiri dari.
1. Individu
Individu merupakan organisme tunggal.
Misalnya seekor tikus, seekor kucing, sebatang
pohon jambu sebatang pohon kelapa, dan seorang
manusia.
2. Populasi
Populasi adalah semua individu sejenis yang
menempati suatu daerah dan waktu tertentu.
Suatu organisme disebut sejenis apabila
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Menempati daerah dan habitat yang sama;
Mempunyai persamaan morfologi, anotomi, dan
fisiologi;
Mempu menghasilkan keturunan yang fertil,
yaitu keturunan yang dapat berkembang biak
secara kawin.
Populasi organisme pada suatu ekosistem
selalu mengalami perubahan. Perubahan tersebut
ada yang tampak jelas dan ada pula yang tidak
jelas. Jumlah anggota populasi dapat mengalami
perubahan karena kelahiran, kematian, dan
migrasi (emigrasi dan imigrasi).
3. Komunitas
Komunitas dapat diartikan sebagai kumpulan
dari beberapa populasi yang hidup pada suatau
waktu dan daerah tertentu yang saling
berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain.
Dalam komunitas semua organisme merupakan
bagian dari komunitas dan antar komponennya
saling berhubungan melalui keragaman
interaksinya.
4. Lingkungan
Semua yang terdapat diluar atau disekitar
makhluk.
a. Lingkungan biotik : terdiri dari makhluk
hidup
b. Lingkungan abiotik : terdiri dari benda mati
5. Habitat
Habitat adalah tempat suatu organisme
mempertahankan dan melakukan aktifitas
kehidupan. Contoh: habitat teratai di air,
habitat katak di darat dan di air.
6. Ekosistem
Ekosistem adalah kesatuan komunitas dengan
lingkungannya yang membentuk hubungan timbal
balik.
7. Bioma
Bioma adalah beberapa komunitas yang membentuk
ekosistem yang khas. Contoh hutan cemara, hutan
jati.
8. Biosfer
Biosfer adalah lapisan permukaan bumi yang
digunakan makhluk hidup untuk melangsungkan
kehidupannya.
VII. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum, dapat disimpulkan bahwa
ekosistem berdasarkan habitatnya dibedakan menjadi
ekosistem daratan dan ekosistem perairan. Komponen
yang tedapat dalam ekosistem ada dua macam yaitu
faktor biotik, yaitu berupa semua jenis mahluk hidup
yang berada dalam ekosistem (produsen: tumbuhan,
konsumen: hewan, dekomposer). Faktor abiotik, yaitu
semua jenis factor pendukung yang bersifat non
hayati yang ikut serta dalam proses pembentukan
suatu ekosistem (tanah, air, suhu, cahaya, PH,
angin).
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Campbell, N.A. 2004. Biologi. Jakarta : Erlangga.
Campbell NA, Reece JB. 2009. Biology. USA: Pearson
Benjamin Cummings.
Jamin, H. 1999. Ekologi Tanaman Darat Dan Perairan. Bogor:
IPB Press.
Karmana, Oman. 2007. Cerdas Belajar Biologi. Bandung:
Grafindo Media Pratama.
Michael. 1990. Ekologi untuk penyediaan lahan. Jakarta:
Universitas Indonesia Phress.
Setiadi, Dede. 1989. Ekologi. Bogor: UPT Produksi Media
Informasi IPB.
Soetjipta. 1993. Ekologi hewan. Jakarta: Depdikbud.
Tim Dosen Pembina. 2013. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar.
Jember: FKIP Universitas Jember
Nur Shofwah. 2010. Ekosistem Dan Komponen Penyusunnya.
[serial online].
http://www.scribd.com/doc/28958511/Ekosistem-Dan-
Komponen-Penyusunnya. [diakses tanggal 28 April
2013]