MENGENAL EKOSISTEM

26
LAPORAN BIOLOGI ACARA VI “MENGENAL EKOSISTEM” NAMA : ANNISA MAYA KURNIANINGRUM NIM : 120210102079 KELAS : A KELOMPOK : 6 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

Transcript of MENGENAL EKOSISTEM

LAPORAN BIOLOGI

ACARA VI

“MENGENAL EKOSISTEM”

NAMA : ANNISA MAYA KURNIANINGRUM

NIM : 120210102079

KELAS : A

KELOMPOK : 6

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN

UNIVERSITAS JEMBER

2013

I. JUDUL

Mengenal Ekosistem

II. TUJUAN

Untuk mengenal komponen- komponen yang terdapat di

dalam ekosistem dan kedudukannya dalam ekosistem

III. DASAR TEORI

Suatu ekosistem terdiri dari semua organisme

yang hidup dalam suatu komunitas dan juga semua

faktor-faktor abiotik yang berinteraksi dengan

organisme tersebut. Seperti populasi dan

komunitas, batas ekosistem umumnya tidak jelas.

(Campbell, 2004: 388)

Ekosistem merupakan suatu sistem di alam

dimana didalamnya terjadi hubungan timbal balik

antara organisme dengan organisme lainnya, juga

dengan keadaan lingkungannya. Ekosistem sifatnya

tidak tergantung kepada ukuran tetapi lebih

ditekankan kepada kelengkapan komponennya.

Berdasarkan kepada komponennya ekosistem dibedakan

atas ekosistem lengkap dan ekosistem tidak

lengkap. Ekosistem lengkap terdiri atas komponen

biotik dan komponen abiotik. (Tim Dosen Pembina,

2013: 22)

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang

terbentuk oleh hubungan timbal balik antara

makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa

dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh

dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan

hidup yang saling mempengaruhi. Komponen-komponen

pembentuk ekosistem adalah: Komponen hidup

(biotik) dan Komponen tak hidup (abiotitik). Kedua

komponen tersebut berada pada suatu tempat dan

berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang

teratur. (Jamin, 1999: 54)

Sifat ekosistem adalah universal, baik dalam

ekosistem daratan maupun perairan ataupun

ekosistem buatan seperti sawah dan kebun.semuanya

merupakan interaksi antara konponen - komponen

biotik dan abiotik yang mendukungnya keadaan ini

mengakibatkan ekosestem dinamis setiap perubahan

suatu komponen akan berpengaruh terhadap komponen

lainnya. (Soetjipta, 1993: 27)

Berdasarkan atas habitatnya, ekosistem

dibedakan menjadi ekosistem darat (terestrial) dan

ekosistem perairan (akuatik). Ekosistem perairan

dibedakan menjadi perairan tawar dan perairan

asin. Ekosistem daratan contohnya hutan, padang

rumput, bioma gurun, hutan hujan tropis, Hutan

gugur, Taiga, dan bioma Tundra, semak belukar,

ekosistem tegalan Dan sebagainya. Ekosistem

perairan tawar contohnya ekosistem kolam, danau,

sungai. perairan asin contohnya lautan. Komponen-

komponen suatu ekosistem perairan dapat dikenal

berdasarkan cara hidupnya yaitu bentos, perifiton,

plankton, nekton dan neston. (Arikunto, 2002: 37).

Berdasarkan proses terjadinya, ekosistem dibedakan

atas dua macam:

1. Ekosistem Alami, yaitu ekosistem yang terjadi

secara alami tanpa campur tangan manusia.

Contoh : padang rumput, gurun,laut

2. Ekosistem Buatan, yaitu ekosistem yang terjadi

karena buatan manusia. Contoh : kolam, sawah,

waduk, kebun

(Jamin, 1999: 54)

Dilihat dari susunan dan fungsinya, suatu

ekosistem tersusun atas komponen sebagai berikut.

a. Komponen autotrof (Auto = sendiri dan

trophikos = menyediakan makan).

Autotrof adalah organisme yang mampu

menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang

berupa bahan organik dari bahan anorganik

dengan bantuan energi seperti matahari dan

kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai

produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau.

b. Komponen heterotrof (Heteros = berbeda,

trophikos = makanan).

Heterotrof merupakan organisme yang

memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai

makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh

organisme lain. Yang tergolong heterotrof

adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.

c. Bahan tak hidup (abiotik)

Bahan tak hidup yaitu komponen fisik dan kimia

yang  terdiri dari tanah, air, udara, sinar

matahari, suhu. Bahan tak hidup merupakan

medium atau substrat tempat berlangsungnya

kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.

d. Pengurai (dekomposer)

Pengurai adalah organisme heterotrof yang

menguraikan bahan organik yang berasal dari

organisme mati (bahan organik kompleks).

Organisme pengurai menyerap sebagian hasil

penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan

yang sederhana yang dapat digunakan kembali

oleh produsen. Termasuk pengurai ini adalah

bakteri dan jamur.

(Michael, 1990: 98)

Sebagian besar komponen abiotik bervariasi dalam

ruang dan waktunya. Komponen abiotik dapat berupa

bahan organik, senyawa anorganik, dan faktor yang

memengaruhi distribusi organisme, yaitu:

1. Suhu. Proses biologi dipengaruhi suhu. Mamalia

dan unggas membutuhkan energi untuk meregulasi

temperatur dalam tubuhnya.

2. Air. Ketersediaan air memengaruhi distribusi

organisme. Organisme di gurun beradaptasi

terhadap ketersediaan air di gurun.

3. Garam. Konsentrasi garam memengaruhi

kesetimbangan air dalam organisme melalui

osmosis. Beberapa organisme terestrial

beradaptasi dengan lingkungan dengan kandungan

garam tinggi.

4. Cahaya matahari. Intensitas dan kualitas

cahaya memengaruhi proses fotosintesis. Air

dapat menyerap cahaya sehingga pada lingkungan

air, fotosintesis terjadi di sekitar permukaan

yang terjangkau cahaya matahari. Di gurun,

intensitas cahaya yang besar membuat

peningkatan suhu sehingga hewan dan tumbuhan

tertekan.

5. Tanah dan batu. Beberapa karakteristik tanah

yang meliputi struktur fisik, pH, dan

komposisi mineral membatasi penyebaran

organisme berdasarkan pada kandungan sumber

makanannya di tanah.

6. Iklim. Iklim adalah kondisi cuaca dalam jangka

waktu lama dalam suatu area. Iklim makro

meliputi iklim global, regional dan lokal.

Iklim mikro meliputi iklim dalam suatu daerah

yang dihuni komunitas tertentu.

(Campbell, 2009: 415-419)

Berdasarkan jenis makanannya, organisme

heterotrof dibedakan menjadi herbivora, kelompok

hewan pemakan tumbuhan. Karnivora, kelompok hewan

yang memakan hewan lain atau daging. (Dwisang,

2008: 166)

Adanya saling ketergantungan menyebabkan

didalam ekosistem terjadi rantai makanan. Dalam

suatu ekosistem terjadi arus energi melalui proses

makan dan dimakan yang dinamakan rantai makanan.

Suatu rantai makanan yang melibatkan banyak

tingkat trofik akan kehilangan energy yang kebih

besar dari rantai makanan yang lebih pendek. Dalam

ekosistem dapat dibedakan dua tipe rantai makanan

yaitu rantai makanan perumputan dan rantai makanan

decomposer. Rantai makanan perumputan diawali

dengan tumbuhan hijau yaitu tumbuhan berklorofil

yang dikonsumsi oleh herbivora (pemakan tumbuhan),

kemudian hewan karnivora (pemakan daging). Rantai

makanan decomposer diawali dari bahan organik mati

yang dikonsumsi organism pengurai (decomposer).

Hasil penguraian tersebut mengasilkan sampah

organic (Karmana, 2007: 278)

Untuk mengetahui faktor abiotik pada suatu

ekosistem, diperlukan beberapa alat pembantu,

seperti:

1. soil tester : mengukur kelembapan tanah dan

pH tanah

2. thermometer tanah : mengukur suhu tanah

3. thermohigrometer : mengukur kelembapan dan

suhu udara

4. lux meter : untuk mengukur intensitas cahaya

(Nur Shofwah. 2010)

IV. METODE PENELITIAN

I.1. Alat dan Bahan

1. Alat

a. Plot

b. Higrotermometer

c. Anemometer

d. Alat tulis

2. Bahan

Ekosistem daratan (daerah sekitar kampus)

Membuat diagram yang menghubungkan komponen-komponen dalam ekosistem tersebut beserta daur

energi yang ada di dalamnya

I.2. Cara Kerja

V. HASIL PENGAMATAN

Jenis Komponen

Abiotik

Daun mati = 29

Batu besar = 3

Tanah

Angin

Kelembapan

Intensitas Cahaya

Keterangan

719

x100%=36,84%

2932

x100%=90,625%

332

x100%=9,375%

Menentukan ekosistem daratan yang akan diamati

Menentukan daerah pengamatan dengan membuatkuadran 1 x 1 m2 pada daerah pengamatan

Melakukan inventarisasi mengenai komponnabiotik dan biotik yang terdapat di dalamnya

Mengukur dan mencatat pula kelembapan dan suhuudara, serta kecepatan angin dengan alat yang

Suhu

Biotik

Jumlah biotik = 12

Semut besar = 3

Nyamuk = 4

Jangkrik = 1

Anak belalang = 73

Lalat hijau = 1

Semanggi gunung = 49

Tapak liman = 11

Alang-alang = 43

Rumput A = 8

Rumput B = 11

Rumput C = 9

Rumput D =13

1219

x100%=63,15%

3226

x100%=1,32%

4226

x100%=1,76%

1226

x100%=0,44%

73226

x100%=32,12%

1226

x100%=0,44%

49226

x100%=21,56%

11226

x100%=4,84%

43226

x100%=18,92%

8226

x100%=3,52%

11226

x100%=4,84%

9226

x100%=3,96%

13226

x100%=5,72%

VI. PEMBAHASAN

Dalam praktikum kali ini yaitu tentang

ekosistem. Ekosistem yang diamati adalah ekosistem

daratan disekitar kampus, disekitar gedung

laboratorium pendidikan biologi Universitas Jember.

Pertama, praktikan mencari lokasi dan

selanjutnya menentukan daerah yang akan diamati

dengan membuat kuadran 1 x 1 m2 dengan pasak dan

tali. Kemudian praktikan menghitung komponen abiotik

dan biotik yang terdapat didalam daerah pengamatan.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan, ditemukan

beberapa komponen abiotik dan biotik. Komponen

biotik adalah komponen yang terdiri atas makhluk

hidup, sedangkan komponen abiotik adalah komponen

yang terdiri atas benda mati. Komponen abiotik dan

biotik adalah bagian dari ekosistem dan keduanya pun

mempunyai peranan dan hubungannya masing-masing.

Ekosistem adalah suatu tatanan kesatuan secara

utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan

hidup yang saling mempengaruhi Ekosistem adalah

suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan

timbal balik antara makhluk hidup dengan

lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu

tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara

segenap unsur lingkungan hidup yang saling

mempengaruhi.

Pada praktikum ini, didapat beberapa komponen

abiotik, diantaranya daun mati sejumlah 29 buah,

tanah, angin, kelembapan, intensitas cahaya, suhu

dan batu sebanyak 3. Dari rumus yang ada yaitujumlahspesiesjumlahekosistem

×100% didapatkan komponen abiotik

persentasenya adalah 36,84%. Persentase batu adalah

9,375% dan persentase daun mati adalah 90,625% dari

keseluruhan total komponen abiotik.

Pada komponen biotik, didapatkan beberapa

organisme, baik tumbuhan maupun hewan. Persentase

komponen biotik pada daerah pengamatan adalah 63,15%

. Hewan yang ada dalam daerah pengamatan adalah 3

semut besar, 4 nyamuk, 1 jangkrik, 73 anak belalang,

dan 1 lalat hijau. Persentase dari masing-masing

organisme dengan rumus seperti pada komponen abiotik

berturut-turut adalah 1,32%, 1,76%, 0,44%, 32,12%,

0,44%.

Sedangkan tumbuhan yang teramati antara lain,

49 semanggi gunung, 11 Tapak liman, 43 Alang-alang,

8 Rumput A, 11 Rumput B, 9 Rumput C, 13 Rumput D.

Persentase yang didapat dari masing-masing organisme

secara berturut-turut adalah 21,56%, 4,84%, 18,92%

, 3,52%, 4,84%, 3,96%, 5,72%.

Dari persentase yang didapatkan dari hasil

pengamtan, dapat diketahui bahwa komponen biotik

adalah komponen yang paling banyak terdapat di dalam

ekosistem. Hal ini dapat diketahui dari perhitungan

persentase masing-masing komponen ekosistem, dimana

sudah diketahui bahwa persentase komponen abiotik

adalah 36,84% dan komponen biotik adalah 63,15%.

Pada komponen biotik organisme yang memiliki jumlah

terbanyak adalah anak belalang.

Dari penjabaran diatas dapat dibuat skema

hubungan saling ketergantungan antara produsen,

konsumen, pengurai dan lingkungan abiotik.

Pada sekma diatas terlihat bahwa produsen

bergantung pada lingkungan abiotik (biotik

abiotik), lingkungan bergantung pada decomposer

(pengurai), pengurai bergantung pada konsumen dan

produsen, sedangkan konsumen bergantung pada

keberadaan produsen. Hubungan yang terlihat dari

skema diatas yang melibatkan proses makan dan

dimakan adalah aliran energy atau perpindahan

energi.

Peristiwa makan dan dimakan antara makhluk

hidup dengan urutan tertentu disebut rantai makanan.

Pada hasil pengamatan terdapat tumbuhan yang

berperan sebagai produsen, dan terdapat konsumen I

dan konsumen II, praktikan tidak menemukan pengurai

karena ukurannya sangat kecil dan sukar dilihat

tanpa alat bantu.

Tumbuhan mengadakan fotosintesis dengan bantuan

sinar matahari (abiotic) untuk mengahsilkan

karbohidrat dan oksigen yang dapat digunakan oleh

organisme lain. Berikut ini adalah skema proses

fotosintesis

LingkunganAbiotik

Produsen Konsumen

Dekomposer

Dari hasil dapat dibuat skema rantai makanan

sebagai berikut

Skema 1

Skema 2

Tingkat dalam suatu rantai makanan yang

menunjukkan pengelompokan organisme yang memiliki

pola dan cara memperoleh makanan yang sama disebut

Tingkat trofik.

Pada tingkat trofik pertama adalah organisme

yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri yaitu

tumbuhan hijau atau organisme autotrof dengan kata

lain sering disebut produsen. Organisme yang

menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen

primer (konsumen I). Konsumen I biasanya diduduki

JangkrikAlang- Semut

AnakTapak Semut

Detrivo

Detrivo

oleh hewan herbivora. Organisme yang menduduki

tingkat tropik ketiga disebut konsumen sekunder

(Konsumen II). Organisme yang menduduki tingkat

tropik tertinggi disebut konsumen puncak.

Pada skema rantai makanan 1 dan 2 produsennya

adalah tumbuhan, konsumen I adalah anak belalang dan

jangkrik. Konsumen II adalah semut besar. Keempat

organisme tersebut jika telah mati akan diuraikan

oleh detrivor. Skema ini juga terjadi pada rantai

makanan yang lain, meskipun habitatnya berbeda.

Di dalam ekosistem terdapat rantai makanan yang

saling berhubungan membentuk suatu jaring-jaring

makanan. Jaring-jaring makanan merupakan sekumpulan

rantai makanan yang saling berhubungan. Pada jaring-

jaring makanan biasanya terdapat dua atau lebih

produsen dan konsumen.

Jaring-jaring makanan yang dapat dibuat dari

hasil pengamatan contohnya adalah.

Seperti pada jaring-jaring makanan yang ada

diatas, jumlah produsen ada tiga, yaitu alang-alang,

tapak liman dan tanaman A, konsumen I terdapat dua

hewan yaitu anak belalang dan jangkrik, pada

konsumen II terdapat satu hewan yaitu semut besar.

Sebuah ekosistem akan seimbang dan terjaga

kelestariannya apabila jumlah produsen lebih banyak

daripada jumlah konsumen I, jumlah konsumen I harus

lebih banyak daripada konsumen II, dan seterusnya.

Apabila produsen lebih sedikit dari pada konsumen

maka akan terjadi perubahan susunan dalam ekosistem.

Atau konsumen akan kekurangan produsen sebagai

penyedia makanan untuk energinya.

Apabila kondisi tersebut digambarkan maka akan

terbentuk suatu piramida makanan.

Tapak Anak

Alang- Jangkrik

Semut

DetrivoTanaman A

Pada gambar piramida yang ada di atas, tingkat

trofik I di tempati oleh produsen, tingkat trofik II

di tempati oleh konsumen primer, trofik III di

tempati oleh konsumen tersier, tingkat trofik IV

ditempati oleh konsumen puncak.

Dalam suatu ekosistem, energi matahari diubah

oleh produsen menjadi makanan bagi konsumen primer.

Oleh konsumen primer, makanan yang diperoleh diubah

kembali menjadi energi. Konsumen sekunder juga

melakukan hal yang sama setelah memakan

konsumen primer. Namun, tidak semua makanan yang

dikonsumsi diubah menjadi energi.

konsumen puncak

konsumen II

konsumen I

Produsen

Perhatikan gambar dibawah yang menggambarkan

pembagian energi di dalam sebuah mata rantai pada

rantai makanan.

Selama proses transfer energi, selalu terjadi

pengurangan jumlah energi setiap melewati suatu

tingkat trofik. Selama terjadi aliran energi dalam

suatu rantai makanan, terjadi pula aliran materi.

Materi berupa unsur- unsur dalam bentuk senyawa

kimia yang merupakan materi dasar makhluk hidup dan

tak hidup.

Pergerakan energi dan materi melalui ekosistem

saling berhubungan karena keduanya berlangsung

melalui transfer zat-zat di dalam rantai makanan.

Dari 200 J energi yang dikonsumsi oleh ulat,

misalnya, hanya sekitar 33 J (seperenam) yang

digunakan untuk pertumbuhannya, sedangkan sisanya

dibuang sebagai feses atau digunakan untuk respirasi

seluler.

Energi yang yang terkandung dalam feses

tersebut tidak hilang dari ekosistem karena masih

dapat dikonsumsi oleh detritivora. Akan tetapi,

energi yang digunakan untuk respirasi hilang dari

ekosistem. Dengan demikian, jika radiasi cahaya

matahari merupakan sumber utama energi untuk

sebagian ekosistem, maka kehilangan panas pada

respirasi adalah tempat pembuangan energi.

Pada setiap tingkat trofik, energi yang

dilepaskan ke lingkungan dalam bentuk panas dapat

mencapai 90%. Jadi, hanya 10% dari energi itu yang

digunakan untuk kegiatan hidupnya. Karena itu,

semakin jauh energi itu dari sumbernya akan semakin

kecil alirannya.

Berkurangnya energi pada setiap tingkat trofik

terjadi karena hal-hal berikut:

1. Hanya sebagian makanan yang ditangkap dan dimakan

oleh tingkat trofik selanjutnya

2. Makanan yang dimakan tidak bisa seluruhnya

dicerna, ada yang dikeluarkan sebagai sampah.

3. Hanya sebagian makanan yang dicerna menjadi bagian

dari tubuh organisme, sedangkan sisanya digunakan

sebagai sumber energi.

Pada suatu ekosistem, dikenal juga satuan-

satuan ekosistem yang terdiri dari.

1. Individu

Individu merupakan organisme tunggal.

Misalnya seekor tikus, seekor kucing, sebatang

pohon jambu sebatang pohon kelapa, dan seorang

manusia.

2. Populasi

Populasi adalah semua individu sejenis yang

menempati suatu daerah dan waktu tertentu.

Suatu organisme disebut sejenis apabila

memenuhi persyaratan sebagai berikut:

Menempati daerah dan habitat yang sama;

Mempunyai persamaan morfologi, anotomi, dan

fisiologi;

Mempu menghasilkan keturunan yang fertil,

yaitu keturunan yang dapat berkembang biak

secara kawin.

Populasi organisme pada suatu ekosistem

selalu mengalami perubahan. Perubahan tersebut

ada yang tampak jelas dan ada pula yang tidak

jelas. Jumlah anggota populasi dapat mengalami

perubahan karena kelahiran, kematian, dan

migrasi (emigrasi dan imigrasi). 

3. Komunitas

Komunitas dapat diartikan sebagai kumpulan

dari beberapa populasi yang hidup pada suatau

waktu dan daerah tertentu yang saling

berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain.

Dalam komunitas semua organisme merupakan

bagian dari komunitas dan antar komponennya

saling berhubungan melalui keragaman

interaksinya.

4. Lingkungan

Semua yang terdapat diluar atau disekitar

makhluk.

a. Lingkungan biotik : terdiri dari makhluk

hidup

b. Lingkungan abiotik : terdiri dari benda mati

5. Habitat

Habitat adalah tempat suatu organisme

mempertahankan dan melakukan aktifitas

kehidupan. Contoh: habitat teratai di air,

habitat katak di darat dan di air.

6. Ekosistem

Ekosistem adalah kesatuan komunitas dengan

lingkungannya yang membentuk hubungan timbal

balik.

7. Bioma

Bioma adalah beberapa komunitas yang membentuk

ekosistem yang khas. Contoh hutan cemara, hutan

jati.

8. Biosfer

Biosfer adalah lapisan permukaan bumi yang

digunakan makhluk hidup untuk melangsungkan

kehidupannya.

VII. KESIMPULAN

Dari hasil praktikum, dapat disimpulkan bahwa

ekosistem berdasarkan habitatnya dibedakan menjadi

ekosistem daratan dan ekosistem perairan. Komponen

yang tedapat dalam ekosistem ada dua macam yaitu

faktor biotik, yaitu berupa semua jenis mahluk hidup

yang berada dalam ekosistem (produsen: tumbuhan,

konsumen: hewan, dekomposer). Faktor abiotik, yaitu

semua jenis factor pendukung yang bersifat non

hayati yang ikut serta dalam proses pembentukan

suatu ekosistem (tanah, air, suhu, cahaya, PH,

angin).

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta:

PT. Rineka Cipta.

Campbell, N.A. 2004. Biologi. Jakarta : Erlangga.

Campbell NA, Reece JB. 2009. Biology. USA: Pearson

Benjamin Cummings.

Jamin, H. 1999. Ekologi Tanaman Darat Dan Perairan. Bogor:

IPB Press.

Karmana, Oman. 2007. Cerdas Belajar Biologi. Bandung:

Grafindo Media Pratama.

Michael. 1990. Ekologi untuk penyediaan lahan. Jakarta:

Universitas Indonesia Phress.

Setiadi, Dede. 1989. Ekologi. Bogor: UPT Produksi Media

Informasi IPB.

Soetjipta. 1993. Ekologi hewan. Jakarta: Depdikbud.

Tim Dosen Pembina. 2013. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar.

Jember: FKIP Universitas Jember

Nur Shofwah. 2010. Ekosistem Dan Komponen Penyusunnya.

[serial online].

http://www.scribd.com/doc/28958511/Ekosistem-Dan-

Komponen-Penyusunnya. [diakses tanggal 28 April

2013]

LAMPIRAN