PENYELESAIAN SENGKETA TERHADAP WANPRESTASI KONTRAK ANTARA MANAJEMEN KLUB SEPAK BOLA DENGAN PARA...

23
PENYELESAIAN SENGKETA TERHADAP WANPRESTASI KONTRAK ANTARA MANAJEMEN KLUB SEPAK BOLA DENGAN PARA PEMAIN ATAU PELATIH OLEH: MUHAMMAD MUBARAK CHADYKA PUTRA B11113071 KO-KURIKULER SEPAK BOLA FAKULTAS HUKUM

Transcript of PENYELESAIAN SENGKETA TERHADAP WANPRESTASI KONTRAK ANTARA MANAJEMEN KLUB SEPAK BOLA DENGAN PARA...

PENYELESAIAN SENGKETA TERHADAP WANPRESTASI KONTRAK

ANTARA MANAJEMEN KLUB SEPAK BOLA DENGAN PARA PEMAIN

ATAU PELATIH

OLEH:

MUHAMMAD MUBARAK CHADYKA PUTRA

B11113071

KO-KURIKULER SEPAK BOLA

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2013

KATA PENGANTAR

Hanya atas izin Allah SWT semata makalah ini dapat

penulis selesaikan, untuk itu puji syukur kami

panjatkan atas semua anugerah, lindungan, dan

bimbingan-Nya, karena hanya Dia yang pantas menerima

puja dan puji. Shalawat serta salam semoga tercurahkan

kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw. beserta

keluarganya, dam umatnya.

Makalah ini berjudul ”Penyelesaian Sengketa terhadap

Wanprestasi Kontrak Antara Manajemen Klub Sepak Bola dengan Para

Pemain atau Pelatih”. Tujuan penulisan makalah ini untuk

memenuhi tugas pengganti final Ko-Kurikuler Sepak Bola.

Kepada semua pihak yang telah ikut mewarnai

perjalanan pemikiran dan keilmuan penulis dihanturkan

terima kasih, dan semoga Allah SWT memberikan

kemuliahan dan keberkahan di dunia dan di akhirat. Amin

Kami menyadari, materi dalam makalah ini tentu

masih jauh dari sempurna, untuk itu, kritik dan saran

ii

yang konstruktif sangat diharapkan. Semoga makalah ini

bermanfaat. Amin.

Makassar, 21 Desember

2013

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR.......................................ii

DAFTAR ISI..........................................iii

BAB I PENDAHULUAN.....................................1

A. Latar Belakang Permasalahan ..................1

B. Rumusan Masalah...............................1

BAB II PEMBAHASAN.....................................4

iii

A. Perlindungan Hukum bagi Pemain Sepakbola atau

Pelatih oleh Pihak Manajemen Klub Berdasarkan

Perjanjian....................................4

B. Upaya Penyelesaian Sengketa antara Pihak

Manajemen dan Pemain Sepakbola atau Pelatih. .10

BAB III PENUTUP......................................18

A. Simpulan ....................................18

B. Saran........................................18

DAFTAR PUSTAKA.......................................20

iv

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kontrak merupakan bagian yang melekat dari

transaksi bisnis baik dalam skala besar maupun kecil,

baik domestik maupun internasional. Fungsinya sangat

penting menjamin bahwa seluruh harapan yang dibentuk

dari janji–janji para pihak dapat terlaksana dan

terpenuhi. Dalam hal terjadi pelanggaran maka terdapat

kompensasi yang harus dibayar. Kontrak dengan demikian

merupakan sarana untuk memastikan apa yang hendak

dicapai oleh para pihak dapat diwujudkan dalam sebuah

hubungan kerja.

Perkembangan hubungan kerja pada dewasa ini, tidak

hanya mengarah pada dunia bisnis semata tapi bidang-

bidang usaha lain yang menghasilkan keuntungan atau

menghasilkan uang saja, tetapi juga telah berkembang

pada sisi-sisi lain kehidupan manusia, seperti misalnya

dalam dunia olah raga seperti sepak bola.

1

Kedudukan orang yang memiliki modal atau pemilik

klub sepak bola dapat dikatakan sebagai pemilik

perusahaan atau majikan dalam hal ini dikatakan sebagai

manajemen, sedangkan klub sepak bola sebagai perusahaan

dan pemain sepak bola sebagai buruh atau pekerja. Pihak

manajemen memperkerxjakan pemain sepak bola dan pemain

sepak bola mengikatkan diri untuk bermain sepak bola

demi kepentingan pihak klub sepak bola.

Sebelum mereka bergabung membela suatu tim atau

klub, terlebih dahulu antara pihak klub sepak bola

dangan pemain sepak bola mengadakan suatu perjanjian

kerja, dalam perjanjian kerja tersebut dicantumkan hak

dan kewajiban masing-masing pihak.

Meskipun telah dibuat suatu perjanjian kerja antara

klub sepakbola dangan pemain sepak bola, tetapi pada

kenyataannya masih banyak sekali penyimpangan dalam

dunia persepakbolaan, seperti, kasus tunggakan 10 bulan

gaji pemain Persikad Depok musim 2008-2009 yang hingga

kini tak ada kejelasan.

2

Lemahnya aturan menyebabkan banyak kasus gaji

pemain yang tidak terbayar. terkadang jaminan kepastian

hukum pemain sepak bola masih kurang menguntungkan bagi

pemain sepak bola, misalnya salah satu pihak melakukan

wanprestasi, Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), yang

dilakukan oleh klub sepak bola dangan seenaknya atau

secara sepihak, biaya ganti rugi bagi pemain sepak bola

yang mengalami cedera sangat tidak manusiawi, atau

nilai kontrak yang diterima oteh pemain sepak bola

tidak sesuai dangan yang telah diperjanjikan sebelumnya

dan lain-iain.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana perlindungan hukum bagi pemain sepak bola

atau pelatih oleh manajemen klub berdasarkan

perjanjian kerja?

2. Bagaimana upaya penyelesaian sengketa antara pihak

manajemen dan pemain sepak bola atau pelatih?

BAB II

PEMBAHASAN

3

A. Perlindungan Hukum bagi Pemain Sepak Bola atau

Pelatih oleh Manajemen Klub Berdasarkan Perjanjian

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945 menegaskan bahwa Indonesia adalah negara hukum.

Sejalan dengan ketentuan tersebut, segala aspek

kehidupan dalam bidang kemasyarakatan, kebangsaan, dan

kenegaraan termasuk pemerintahan harus senantiasa

berdasarkan atas hukum.

Eksistensi perjanjian sebagai salah satu sumber

perikatan dapat kita temui landasannya pada ketentuan

Pasal 1233 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang

menyatakan bahwa “Tiap-tiap perikatan dilahirkan baik

karena persetujuan, baik karena undang-undang”.

Ketentuan tersebut dipertegas lagi dengan rumusan

ketentuan Pasal 1313 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

yang menyatakan bahwa “Suatu perjanjian adalah suatu

perbuatan dengan mana 1 (satu) orang atau lebih

mengikatkan dirinya terhadap 1 (satu) orang lain atau

lebih”. Pasal tersebut secara tegas telas menjelaskan

bahwa perjanjian melahirkan perikatan.

4

Menurut ketentuan Pasal 52 Undang-Undang Republik

Indonesia No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,

syarat sahnya perjanjian kerja dibuat atas dasar :

1. Kesepakatan kedua belah pihak,

2. Kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan

hukum,

3. Adanya pekerjaan yang diperjanjikan, dan

4. Pekerjaan yang dijanjikan tidak bertentangan

dengan ketertiban umum, kesusilaan, dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Beberapa Pasal yang dijadikan pedoman dalam

perlindungan kerja pemain sepak bola dengan klub

berdasarkan UU Ketenagakerjaan, adalah sebagai

berikut :

1. Keselamatan dan kesehatan kerja

Keselamatan kerja merupakan salah satu hak

pekerja/buruh (Pasal 86 ayat (1) huruf (a) UU

Ketenagakerjaan). , yaitu: “Setiap pekerja/buruh

mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas :

a. Keselamatan dan kesehatan kerja;

5

b. Moral dan kesusilaan; dan

c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat

manusia serta nilai-nilai agama.”

2. Pengupahan

Kewajiban dari perusahaan sebagai akibat dari

timbulnya hubungan kerja adalah membayar upah. Secara

umum upah adalah pembayaran yang diterima buruh selama

ia melakukan pekerjaan atau dipandang melakukan

pekerjaan. Agar tenaga kerja dapat hidup dengan layak

maka diatur perlindungan hukum mengenai upah sesuai

dengan Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945

yaitu: “Setiap warga Negara berhak atas pekerjaan

penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.” Kemudian

Pasal ini dijabarkan lebih lanjut dalam UU

Ketenagakerjaan yaitu pada Pasal 88 Ayat (1): “Setiap

pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang

memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.” Yang

dimaksud dengan penghasilan yang memenuhi penghidupan

yang layak adalah jumlah penerimaan atau pendapatan

pekerja/buruh dari hasil pekerjaannya mampu memenuhi

6

kebutuhan hidup pekerja/buruh dan keluarganya secara

wajar yang meliputi makanan dan minuman, sandang,

perumahan, pendidikan, kesehatan, rekreasi dan jaminan

hari tua.

3. Kesejahteraan

Menyadari akan pentingnya pekerja bagi perusahaan,

perusahaan wajib untuk menjamin kesejahteraan bagi

pekerja, UU Ketenagakerjaan telah mengatur sebagai

berikut:

1. Setiap pekerja/buruh dan keluarganya berhak untuk

memperoleh jaminan sosial tenaga kerja. (Pasal 99

ayat (1)).

2. Untuk meningkatkan kesejahteraan bagi

pekerja/buruh dan keluarganya, pengusaha wajib

menyediakan fasilitas kesejahteraan yang meliputi

pelayanan keluarga berencana, tempat penitipan anak,

perumahan pekerja/buruh, fasilitas beribadah,

fasilitas olahraga, fasilitas kantin, fasilitas

kesehatan dan fasilitas rekreasi tentunya penyediaan

fasilitas tersebut dilaksanakan dengan memperhatikan

7

kebutuhan pekerja/buruh dan ukuran kemampuan

perusahaan. (Pasal 100 ayat (1) dan ayat (2)).

3. Untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh

dibentuk koperasi pekerja/buruh dan usaha-usaha

produktif di perusahaan yaitu kegiatan yang bersifat

ekonomis yang menghasilkan pendapatan diluar upah.

(Pasal 101 ayat (1)).

Peningkatan kesejahteraan pemain merupakan

tanggung jawab klub dengan mengikuti ketentuan yang

berlaku dalam bidang ketenagakerjaan, Mengenai Program

Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Program Jamsostek)

merupakan bentuk perlindungan ekonomis dan perlindungan

sosial. Dikatakan demikian karena program ini

memberikan perlindungan dalam bentuk santunan berupa

uang atas berkurangnya penghasilan dan perlindungan

dalam bentuk pelayanan dan perawatan/pengobatan pada

saat seorang pekerja tertimpa risiko-risiko tertentu.

Pada dasarnya kontrak kerja pemain dengan klub

menerapkan asas kebebasan berkontrak, hal ini

menunjukkan bahwa para pihak memiliki kebebasan untuk

8

menyatakan kehendaknya dalam pembuatan kontrak, susunan

kewajiban para pihak dibuat sendiri oleh pihak klub

dengan disetujui oleh pemain dan tidak bertentangan

dengan peraturan perundang-undangan yang ada. Dilihat

dari ketentuan diatas dapat disimpulkan bahwa Draft

kontrak kerja pemain professional yang sebagai acuan

atas kontrak kerja pemain dengan klub peserta Liga,

tidak memenuhi sebagaimana dalam ketentuan UU

Ketenagakerjaan, dan ketentuan tambahan yang diaturkan

dalam kontrak kerja tersebut bertentangan dengan

peraturan perundang-undangan lain yang berlaku.

Permasalahan yang timbul antara pemain dengan klub

adalah akibat klausul kontrak yang tidak jelas,

lemahnya peraturan dalam kontrak yang lebih

menguntungkan kepada pihak klub, akibat tidak

diperjelas klausul denda bagi klub yang wanprestasi,

ketika dalam klub terdapat permasalahan baik keuangan

maupun lainnya, pemain yang menjadi korban.

Hal-hal yang timbul atas asas kebebasan berkontrak

tersebut khususnya dalam dunia persepakbolaan adalah

9

wanprestasi yang dilakukan oleh pihak pertama sebagai

pembuat kontrak yaitu klub, walaupun kontrak kerja

telah dibuat dengan maksud adanya kepastian bagi para

pihak, namun jaminan kepastian tersebut belum tentu

didapat, sebagaimana yang terjadi sebelumnya dalam

masalah pesepakbolaan nasional, dimana pemain sebagai

pihak kedua menjadi korban atas kelalaian pihak

pertama, klub tidak melaksanakan kewajibannya sesuai

dengan apa yang tercantum dalam kontrak ataupun dalam

UU Ketenagakerjaan. Hal itu disebabkan karena mayoritas

pemain profesional di Indonesia ketika menandatangani

kontrak kerja tidak memahami terlebih dahulu isi

kontrak, dan itulah yang sering dimanfaatkan oleh klub.

Berdasarkan ketentuan kewajiban pemain dan

kewajiban klub dalam Draft LPIS yang merupakan acuan

penyusunan kontrak bagi klub peserta Liga, kurang

memberi keadilan bagi pemain, yakni lebih menguntungkan

pihak klub.Ketentuan tentang kewajiban klub tersebut

tidak mencerminkan adanya suatu hak bagi pemain

sebagaimana dalam UU Ketenagakerjaan.Dan isi klausul

10

diatas tidak ada keseimbangan antara pemain dengan

klub.dalam klausul tersebut lebih bersifat memaksa

terhadap pemain, pemain dipaksa melaksanakan

kewajibannya sedangkan hak-hak pokoknya tidak diuraikan

secara jelas dan tegas dalam kontrak kerja tersebut.

B. Upaya Penyelesaian Sengketa antara Pihak Manajemen

dan Pemain Sepak Bola atau Pelatih

Setiap proses penyelesaian masalah kontrak kerja

pemain atas kontrak kerja, dalam hal terjadinya suatu

perselisihan hendaknya menyelesaikan perselisihan

tersebut secara kekeluargaan. Dalam pengajuan

permasalahan pemain berhak untuk ditemani oleh atau

diwakili oleh kapten klubnya atau delegasi APPI

dan/atau pejabat APPI, baik masalah mengenai

pengupahan, kesejahteraan, Jamsostek, kesehatan maupun

keselamatan kerja.

Langkah-langkah penyampaian Keluhan Pemain

sebagaimana dalam Draft LPIS, sebagai berikut:

Langkah pertama yang dapat ditempuh oleh pemain

adalah pemain menyampaikan langsung keluhan kepada

11

Manajemen klub. Tahap ini sebagai bentuk penyelesaian

secara kekeluargaan (Non Litigasi). Sebagaimana

dijelaskan dalam Draft LPIS, “Keluhan berarti sengketa

yang timbul di luar atau di dalam hubungannya dengan

Kontrak, termasuk sengketa mengenai kepatuhan,

pelanggaran atau pemutusan Perjanjian, segala sanksi

disiplin yang dijatuhkan kepada Pemain atau kepatuhan

dengan atau penegakkan Peraturan Klub, LPIS dan PSSI.”

Jika dengan langkah tersebut tidak ada penyelesaiaan,

pemain diperbolehkan untuk melakukan mogok

bertanding/mogok kerja.

Setelah mogok kerja dilaksanakan dan tetap tidak

ada penyelesaian antara pemain dengan klub, pemain

selanjutnya dapat menempuh Langkah kedua, yakni pemain

menyampaikan keluhan tersebut dalam rangka penyelesaian

melalui prosedur keluhan, prosedur ini sebagai bentuk

penyelesaian perselisihan melalui pengadilan

(Litigasi). Sebagaimana dijelaskan dalam kontrak bahwa,

“Prosedur Keluhan adalah prosedur yang didistribusikan

oleh Klub, LPIS, PSSI dan APPI yang berlaku secara

12

eksklusif untuk memfasilitasi resolusi yang singkat dan

adil dari berbagai Keluhan.”

Langkah yang dapat ditempuh pemain sebagai bentuk

respon atas pengajuan disipliner yang di ajukan pihak

klub berbentuk banding.Banding adalah bentuk

perlindungan hukum bagi pemain, bahwa pemain mempunyai

hak untuk membela diri.

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

1. Pelaksanaan perlindungan hukum pemain sepak bola

atas hak pokoknya, dilihat berdasarkan ketentuan-

ketentuan dalam Draft LPIS tersebut terdapat

ketentuan-ketentuan yang tidak jelas yakni kurang

memberi keadilan bagi pemain, mengenai hak dan

kewajiban dalam Draft LPIS tersebut tidak

13

mencerminkan adanya suatu keseimbangan antara

pemain dengan klub sebagaimana yang diaturkan dalam

UU Ketenagakerjaan. Ketentuan dalam Draft mengenai

hak-hak pokok yang seharusnya didapat oleh pemain

tidak diaturkan secara jelas dan tegas, menyebabkan

kewajiban klub sebagaimana dalam UU

Ketenagakerjaan tidak dilaksanakan oleh klub.

2. Berdasarkan Draft Kontrak LPIS, secara umum

penyelesaian atas perselisihan antara pemain sepak

bola dengan klub, terdapat 2 (dua) proses

penyelesaian atas kasus yang berbeda yaitu, pertama

Proses Atas Keluhan Pemain yang terdiri atas:

penyampaian Keluhan langsung kepada klub, mogok

bertanding/mogok kerja, menyampaikan Keluhan

tersebut dalam rangka penyelesaian melalui prosedur

keluhan. Dan yang kedua adalah Prosedur banding

atas pelanggaran disipliner pemain. Permasalahan

mayoritas yang terjadi adalah pada keluhan gaji

pemain. Adapun hambatan yang timbul dalam prosedur

keluhan atas gaji pemain yakni klub tidak

14

mengindahkan prosedur sebagaimana dalam Draft

Kontrak LPIS, klub dengan sengaja lalai atas

prosedur yang telah ditentukan oleh pengelola liga

tersebut. Pemerintah sebagai penguasa harusnya

lebih meningkatkan lagi pengawasan terhadap

proses penyelesaian permasalahan antara pemain

dengan klub, yang terjadi pemerintah hanya

mengeluarkan himbauan terhadap klub dan meminta

klub untuk melaksanakan kewajibannya tanpa adanya

tindak lanjut.

B. Saran

Adapun saran yang penulis dapat berikan sehubungan

dengan penulisan skripsi ini adalah :

1.Bagi pemain atau pelatih, sudah seharusnya

didampingi oleh seorang agen ataupun penerjemah

dalam proses penandatanganan perjanjian kerja

dengan klub. Sebelum menandatangani perjanjian

kerja, pemain atau pelatih harus lebih memahami

dan teliti terhadap klausula-klausula yang

terdapat dalam perjanjian kerja. Jangan sampai

15

ketidakpahaman dan kurang telitinya,

pemain/pelatih tersebut mengalami perselisihan

dengan pihak klub yang akan merugikan dirinya

sendiri.

2.Bagi pihak klub, sudah seharusnya memperhatikan

kepentingan-kepentingan pemain atau pelatih, tidak

hanya mencari keuntungan untuk kemajuan klubnya

sendiri. Jaminan kepastian hukum pemain/pelatih

perlu mendapat perhatian khusus dari pihak klub

dengan cara pembentukan dan pengembangan hubungan

kerja para pihak yang terkait secara harmonis,

terbuka, timbal balik, dan saling menguntungkan,

sehingga memungkinkan semua pihak untuk

melaksanakan kewajibannya secara optimal dan

kepastian untuk memperoleh haknya, serta

memungkinkan berjalannya mekanisme kontrol untuk

menghindari kekurangan dan penyimpangan sehingga

tujuan dan target kemajuan dunia persepakbolaan

Indonesia dapat tercapai.

16

DAFTAR PUSTAKA

Budiono, Herlin.2009. Ajaran Umum Hukum Perjanjian dan

Penerapannya di Bidang Kenotariatan. Bandung: Citra Aditya

Bakti.

Soeroso, R. 2010. Perjanjian Di Bawah Tangan. Jakarta: Sinar

Grafika.

17

Subekti. 1978. Pokok-Pokok Hukum Perdata. Jakarta:

intermasa.

Tutik, Triwulan Titik. 2008. Hukum Perdata dalam Sistem

Hukum Nasional. Surabaya: Kencana Prenada Media Group.

Peraturan Perundang-Undangan:

a. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

b. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan

c. Pasal 27 ayat (2) UUD 1945

Disadur dari Internet:

Pengertian Perlindungan Hukum. http://zona-

prasko.blogspot.com/2011/02/pengertian-perlindungan-

hukum.html, diakses pada tanggal 9 Oktober 2011.

Tinjauan Umum Tentang Perjanjian.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17319/3

/Chapter%20II.pdfdiakses pada tanggal 8 Oktober 2011)

18