peningkatan kualitas hidup dan keluarga berencana

81
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS TUMBUH KEMBANG ANAk Kelompok 7 Iftah Nurdianatul Wahidah Shinta Putri Sumanda

Transcript of peningkatan kualitas hidup dan keluarga berencana

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS TUMBUH KEMBANG ANAk

Kelompok 7Iftah Nurdianatul Wahidah

Shinta Putri Sumanda

FAKTOR PRANIKAH / PRAHAMIL

• Dianjurkan pada wanita untuk tidak hamil sebelum usia 18 tahun atau lebih dari 35 tahun, untuk mengurangi risiko untuk ibu maupun untuk bayinya.

• wanita pada waktu sebelum hamil juga berpengaruh terhadap berat badan lahir bayi, misalnya wanita yang malnutrisi atau tinggi badan kurang dari 145 cm sering melahirkan bayi KMK (Kecil untuk masa Kehamilan).

FAKTOR PRANATAL

Berhubung dengan berbagai ciri pertumbuhan janin selama dalam kandungan dan masalah-masalah yang mungkin terjadi, maka masa pranatal dibagi :•Masa embrionik / masa mudigah : 8 sampai 12 minggu•Masa fetal/masa janin: 12 – 40 minggu a. Periode praviabel: sebelum 24-26 minggu b. Periode viabel : dari 26 – 40 minggu

Hal-hal yang harus diperhatikan meliputi pada masa janin:Gizi Ibu pada waktu

hamil

Obat-obatan, toksin atau zat kimia

Endokrin

Penyakit Ibu

Mekanis

Imunitas

Radiasi

Anoksia

Stress

Gizi Ibu pada waktu hamil

• Kenaikan berat badan wanita hamil selama kehamilan adalah skitar 10-12,5 kg

• agar tidak terjadi kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). maka ibu yang hamil dianjurkan untuk meningkatkan kalori yang dimakan dengan tambahan 300 kkal/hari, atau sekitar satu porsi makanan lebih banyak daripada sebelum hamil.

• Akibat tidak terpenuhi zat gizi ibu pada waktu hamil, jangka panjangnya terhadap tumbuh kembang anak akan lebih buruk, bila kekurangan gizi pada bayi akan terus berlanjut sampai 2 tahun setelah lahir.

• Pemberian suplemen zat besi juga harus diberikan pada ibu hamil, untuk mencegah anemia pada ibu, sehingga tidak berdampak negatif pada janin seperti BBLR dan anemia pada bayi.

Gizi Ibu pada waktu hamil

• Bila pada kehamilan trimester I (masa organogenesis) ibu minum obat teratogenik, maka akan terjadi keguguran atau cacat bawaan. Beberapa obat yang mempunyai efek sinergistik dengan yang lainnya mungkin akan mempunyai efek teratogenik.

Obat-obatan, toksin atau zat kimia

Dibawah ini contoh toksin/obat-obatan yang dapat menyebabkan kelainan pada

janin:Alkohol/perokok berat Cacat bawaan, KMK

Aminopterin Abortus, cacat bawaan

Kina/quinine Abortus, trombositopenia, tuli

Streptomisin Tuli (diragukan)

Tolbutamid Cacat bawaan

Talidomid Forkomelia dan malformasi lainnya

Tetrasiklin Gigi berpigmen, hipoplasi email

Propiltiourasil / metimazol

Goiter

Trimetadion / para metadion

Abortus, cacat mental dan fisik

Sedangkan obat-obat yang diberikan pada ibu hamil yang mempunyai pengaruh buruk terhadap

bayi baru lahir, misalnya :

Anestesi yang menguap Depresi SSP

Anestesi kaudal dengan mepivakain

Bradikardi, apnea, kejang

Aspirin Pendarahan pada bayi serotinus

Bromida Depresi SSP, ruam

Derivat morfin / adiksi Sindrom putus obat (bayi malas minum, muntah, diare, gelisah, berkeringat, tremor, kejang)

Naftalen, nitrofurantoin, primaquin

Anemia hemolitik/G6PD

Indometasin PDA

MgSO4 Depresi pernapasan, hipotonia

Oksitosin Hiperbilirubinemia

Berhubung masih terbatasnya pengetahuan mengenai efek obat yang diberikan pada ibu hamil terhadap janin/neonatus, maka hati-hati memberikan obat pada ibu hamil terutama pada trimester I dan pada beberapa minggu sebelum lahir/pada waktu persalinan.

• Bayi dari ibu yang menderita diabetes melitus dapat menderita organomegali, berat lahir diatas 4000 gram, hipertrofi dan hiperplasia sel beta pankreas janin dan gangguan metabolik pada neonatus.

• angka kejadian cacat bawaan lebih tinggi pada ibu hamil yang mendapat terapi hormon, ibu yang pada waktu hamil usianya lebih dari 35 tahun dan kelainan hormon tiroid.

Endokrin

• Kelainan posisi janin dan kekurangan cairan ketuban dapat mengakibatkan cacat bawaan, misalnya talipes, mikrognatia, dll. Kesalahan implantasi dari ovum dapat mengakibatkan gangguan nutrisi sehingga terjadi retardasi pertumbuhan janin.

Mekanis

• InfeksiHampir semua penyakit infeksi yang berat yang diderita ibu pada waktu hamil, masih mengakibatkan keguguran, lahir mati, atau BBLR. Beberapa mikroorganisme tertentu dapat menyebabkan infeksi pada janin, gangguan pertumbuhan janin, bahkan cacat bawaan.

Penyakit Ibu

• Bukan infeksiIbu yang menderita hipertensi yang tidak diobati, akan mengakibatkan retardasi pertumbuhan intrauterin dan lahir mati. Ibu menderita goiter endemik, bayinya bisa menderita hipotiroid kongenital.

Penyakit Ibu

• Sebelum fase organogenesis, radiasi dengan dosis 10 rad dapat menyebabkan kematian janin. Sebaiknya hindari penyinaran pada waktu hamil muda.

Radiasi

• Pada rhesus dan ABO antagonisme sering mengakibatkan hydrops foetalis, bayi lahir mati. Pada umumnya terjadi setelah plasenta terbentuk yaitu pada trimester II kehamilan. Pada rhesus antagonisme antibodi yang terbentuk ukuran kecil 7 S-globulin, sehingga mudah menembus plasenta dengan akibat terjadi “erythroblastosis foetalis”.

• Penatalaksanaannya adalah melahirkan bayi sebelum waktunya dengan induksi, untuk menjaga jangan terjadi hydrops foetalis. Atau melakukan transfusi sel darah merah yang Rh negatip intra-peritoneal, agar janin dapat tumbuh sempurna dan mempunyai kemungkinan hidup lebih besar.

Imunitas

• Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta dan tali pusat, dapat mengakibatkan BBLR. Keadaan ini terdapat pada ibu hamil dengan hipertensi, kehamilan serotinus, kehamilan dengan penyakit jantung, ginjal, asma, diabetes melitus, dll. Ibu yang menderita toksemia pada waktu hamil akan melahirkan bayi KMK, prematur dan kematian intrateurin.

Anoksia

• Keadaan kejiwaan ibu selama hamil dapat mempengaruhi janin yang dikandungnya suatu kehamilan sebaiknya adalah kehamilan yang benar-benar dikehendaki.

Stress

FAKTOR PERINATAL

• Masa perinatal merupakan masa yang penting juga dalam proses tumbuh kembang anak, karena menentukan mutu kehidupan selanjutnya, apakah seorang anak akan tumbuh dengan baik atau menjadi seorang yang cacat dengan segala hambatannya. (masa perinatal adalah periode dari kehamilan 28 minggu sampai 7 hari setelah bayi lahir).

Keadaan-keadaan penting yang harus diperhatikan pada masa perinatal tersebut adalah :

Asfiksia

Trauma Lahir

Hipoglikemia

Infeksi

Hiperbilirubinemia

BBLR

• Asfiksia neonatorum adalah suatu keadaan dimana bayi tidak dapat bernafas secara spontan, teratur dan adekuat.

• Akibatnya bayi – bayi ini memiliki IQ yang lebih rendah dan bahkan ada yang menderita retardasi mental. Oleh karena itu sebaiknya kita mencegah terjadinya asfiksia neonatorum, atau jika terjadi asfiksia harus ditolong dengan cepat dan tepat. Perawatan pranatal yang teliti dan menemukan ibu dengan resiko tinggi dan mengawasi sebaik mungkin, akan mengurangi angka kejadian asfiksia neonatarum.

Asfiksia

• Angka kejadian trauma lahir masih tinggi pada persalinan yang ditolong oleh bukan tenaga kesehatan. Trauma lahir disamping angka kematiannya tinggi, juga dapat menghambat tumbuh kembang anak. Dengan pengawasan pranatal yang baik, maka akan dapat dilakuakan tindakan dini sehingga bayi lahir dengan selamat.

Trauma Lahir

Hipoglikemia bila kadar glukosa darah kurang dari 20mg% pada BBLR atau kurang dari 30mg% pada bayi cukup bulan. Keadaan ini dapat disertai dengan gejala klinik, dan bila tidak diobati dengan segera dapat menyebabkan kematian atau kerusakan berat pada otak. Setiap bayi resiko tinggi yang baru lahir harus dimonitor kadar glukosanya.

Hipoglikemia

• semua penderita hiperbilirubinemia dilakukan pemeriksaan berkala, baik pertumbuhan fisik, motorik, perkembangan mental dan ketajaman pendengarannya. Penatalaksanaan yang baik dari penderita hiperbilirubinemia adalah sangat penting untuk mencegah akibat tersebut diatas.

Hiperbilirubinemia

• Pencegahan BBLR adalah sangat penting, yaitu dengan pemeriksaan prenatal yang baik dan memperhatikan gizi ibu. Angka kesakitan dan kematian BBLR dapat ditekan dengan penanganan yang baik atas dasar pengetahuan yang memadai tentang seluk beluk BBLR.

BBLR

• Infeksi pada bayi baru lahir ini pada umumnya mortalitasnya tinggi, sehingga pencegahan sangat penting.

• Pencegahan dititikberatkan pada cara kerja aseptik, misalnya alat – alat minum, alat – alat resusitasi, alat pemberi oksigen yang steril, perawatan tali pusat yang baik dan kebiasaan mencuci tangan oleh petugas di pusat perawatan bayi, baik sebelum maupun sesudah memeriksa bayi.

Infeksi

FAKTOR POSTNATAL

Faktor postnatal yang mempengaruhi kualitas anak adalah faktor bio-fisiko-psiko-sosial.

•komponen biologis : kesehatan tubuh atau organ, keadaan gizi, kekebalan terhadap penyakit. •Komponen fisis: perumahan, kebersihan lingkungan, fasilitas kesehatan dan pendidikan. •Komponen psikososial : kesehatan jiwa, stimulasi mental, pengaruh keluarga/sekolah/masyarakat, nilai sosial budaya, tradisi, adal dan adama, dan lain-lain.

faktor lingkungan postnatal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak, yaitu :

Gizi Anak

Kesehatan Anak

Keluarga

Imunisasi

PerumahanSanitasi Lingkungan

StimulasiKeluarga Berencana

• Makanan memegang peranan yang penting dalam tumbuh kembang anak. Kekurangan makanan yang bergizi akan menyebabkan retardasi pertumbuhan anak. Makan yang berlebihan juga tidak baik, karena dapat menyebabkan obesitas. Kedua keadaan ini dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas anak.

• ASI ( air susu ibu ) dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas anak, karena ASI disamping nilai gizinya tinggi juga mengandung berbagai macam zat anti yang melindungi anak dari berbagai macam infeksi.

Gizi Anak

• Sebaiknya tidak memberikan makanan selain ASI sampai anak berumur 6 bulan, dan pemberian makanan pada anak dibawah 3 tahun bisa 5 – 6 kali perhari untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembanganya.

• Setelah menderita sakit anak perlu mendapat ekstra makanan untuk mengganti berat badan yang hilang pada waktu sakit, sehingg atumbuh kembang anak dapat dipertahankan.

• Kesehatan anak harus mendapat perhatian dari para orang tua, yaitu dengan cara segera membawa anaknya yang sakit ke tempat pelayanan kesehatan yang terdekat.

• Anak yang sering sakit, biasanya pertumbuhannya akan terganggu. Oleh karena itu kita perlu memberikan makanan ekstra pada setiap anak sesudah menderita suatu penyakit.

• Anak yang menderita penyakit menahun seperti asma, sakit jantung, sakit ginjal, dll, tidak hanya terganggu tumbuh kembangnya tapi juga pendidikannya.

Kesehatan Anak

• Pemberian imunisasi pada anak adalah penting untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit – penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi. Misalnya penyakit TBC, diphteria, tetanus, pertusis, polio, campak dan hepatitis.

Imunisasi

• Keadaan perumahan yang layak dengan konstruksi bangunan yang tidak membahayakan penghuninya, akan menjamin kesehatan dan keselamatan penghuninya.

Perumahan

• Kebersihan, baik kebersihan perorangan maupun kebersihan lingkungan memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak. Kebersihan perorangan yang kurang, akan menyebabkan timbulnya penyakit – penyakit kulit dan saluran pencernaan.

• pendidikan kesehatan kepada masyarakat harus ditunjukan bagaimana membuat lingkungan menjadi layak untuk tumbuh kembang anak, sehingga meningkatkan rasa aman bagi ibu / pengasuh anak dalam menyediakan kesempatan bagi anaknya untuk mengeksplorasi lingkungan.

Sanitasi Lingkungan

• Untuk perkembangan motorik serta pertumbuhan otot – otot tubuh diperlukan stimulasi yang terarah dengan bermain, latihan – latihan atau olahraga yang teratur. Anak perlu diperkenalkan dengan olahraga sedini mungkin, karena dengan olahraga tidak hanya membentuk fisik anak tetapi juga mentalnya agar anak tumbuh dengan baik.

Stimulasi

• Dengan keluarga berencana ( KB ) maka sebuah keluarga dapat merencanakan kapan mulai punya anak, berapa jumlah anak yang diinginkan, berapa tahun jarak antara anak satu dengan anak lainnya dan kapan berhenti dan tidak hamil lagi.

• Untuk menjaga kesehatan ibu dan anak sebaiknya jarak antara kehamilan tidak kurang dari 2 tahun untuk memulihkan kesehatannya sebelum hamil lagi. Jika ibu hamil terlalu cepat, maka sering melahirkan BBLR.

Keluarga Berencana

• Suasana damai dan kasih sayang sangat penting dalam tumbuh kembang anak.

• Beberapa faktor yang mempunyai dampak negatif terhadap pola interaksi keluarga adalah perkawinan yang tidak harmonis, penyakit menahun yang diderita salah satu anggota keluarga, dan adanya gangguan jiwa dari salah satu anggota keluarga.

Keluarga

Interaksi antara orang tua dan anak dapat digambarkan sebagai berikut ( dikutip dari

Klaus 1983 ) :

Keberhasilan

Faktor ResikoSelain berbagai upaya yang telah

kita bicarakan diatas, sebaiknya kita juga dapat mengidentifikasi berbagai faktor resiko yang mungkin dapat mengakibatkan kelainan baik pada ibu maupun pada anaknya. Sehingga kita dapat mencegah kelainan yang mungkin terjadi dan menangani dengan baik.

Dibawah ini adalah berbagai keadaan yang mungkin membawa resiko baik bagi ibu maupun bagi anaknya

( dikutip dari Ebrahim 1985 ) :

Ibu yang dalam resiko, antara lain:

•Umur ibu dibawah 18 dan diatas 35 tahun.•Tinggi ibu kurang dari 145 cm.•Hamil pertama kali, atau setelah kehamilan kelima.•Berat badan sebelum hamil kurang dari 40 kg atau kenaikan berat badan saat hamil kurang dari 7 kg.•Riwayat sebelumnya terdapat anak yang lahir mati, kematian pada masa neonatal, kesulitan partus dan bayi berat lahir rendah.•Anemia pada waktu hamil.•Masalah sosial, seperti pecandu alkohol dan keluarga yang tuna karya.•Ibu yang terlantar.•Jarak antara anak satu dan lainnya pendek, kurang dari 24 bulan.

Anak yang dalam resiko, adalah:

• Berat badan lahir rendah.• Bayi kembar 2,3 atau lebih.• Anak ke 5 atau lebih.• Kehamilan pada ibu sebelum anak berumur 18 bulan.

• Sedang menderita sakit pertusis, campak, diare atau penyakit yang berat lainnya.

• Riwayat malnutrisis atau ada saudaranya yang meninggal.

• Tidak ada kenaikan berat badan pada 2 bulan terakhir.

• Masalah sosial lainnya, misalnya anak yang tidak dikehendaki, satu orang tua, anak yang terlantar, orang tua/anak menderita penyakut kronis, dan lain – lain.

KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA DI

INDONESIA

KEPENDUDUKANMasalah Kependudukan :

•jumlah yang besar•pertumbuhan yang tinggi•persebaran yang tidak merata •kualitas yang rendah

Tabel. Indikator Demografi Indonesia 1950 – 2010

  1950 1961 1971 1980 1990 2000 2010

Jumlah Penduduk ( Juta )

79,54 97,02 119,21 147,49 179,38 206,3 237,64

Jumlah Perempuan 15 – 49 Tahun

( Juta )38,1 23,75 28,62 35,94 46,09 57,34 65,21

Jumlah Penduduk 0 – 14 Tahun ( juta )

31,1 41,04 52,04 60,04 65,69 63,21 68,60

Jumlah Penduduk 16 – 64 Tahun

( Juta )

45,26 53,38 63,34 81,94 106,8 133,06 157,05

Jumlah Penduduk 65+ Tahun ( Juta

)3,18 2,61 2,97 4,77 6,75 9,58 11,98

Angka Ketergantungan 75,8 81,8 86,8 79,1 67,8 54,7 51,3

  1950-61

1961-71

1971-80

1980-90

1990-00

2000-10

LPP ( %Tahun ) 2,1 2,32 1,98 1,96 1,45 1,49

Jumlah Kelahiran per

Tahun3,83 5,1 5,33 4,98 4,12 4,31

Jumlah Kematian per

Tahun2,17 2,14 1,97 1,7 1,57 1,48

    1967-70

1976-79

1986-89

1996-99

2005-10

TFR   5,61 4,68 3,33 2,34 2,14IMR   145 109 71 47 28

Usia Harapan Hidup   45,7 52,2 59,8 65,4 69,8

Tabel Status Gizi Anak

Hasil Riskesdas 2013.pdf

Angka Kelahiran BBLR

Kelahiran

Imunisasi

KELUARGA BERENCANA

• Program keluarga berencana adalah bagian yang terpadu ( integral ) dalam program Pembangunan Nasional dan bertujuan untuk turut serta mensejahterakan ekonomi, spiritual dan sosial budaya penduduk Indonesia, agar dapat diciptakan keseimbangan yang baik dengan kemampuan produksi nasional.

• Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan jalan memberikan nasehat perkawinan, pengobatan kemandulan dan penjarangan kelahiran.

Tujuan Keluarga Berencana

Tujuan Umum :•Tujuan kuantitatif adalah untuk menurunkan dan mengendalikan pertumbuhan penduduk,

•Tujuan kualitatif adalah untuk mewujudkan Norma Keluarga Kecil yang Bahagia dan Sejahtera ( NKKBS ).

Tujuan Khusus :• Untuk meningkatkan cakupan program, baik dalam arti cakupan luas daerah maupun cakupan penduduk usia subur yang memakai metoda kontrasepsi.

• Meningkatkan kualitas ( dalam arti lebih efektif ) metoda kontrasepsi yang dipakai, dengan demikian akan meningkatkan pula kelangsungan pemakaian metode kontrasepsi termasuk pemakaian metoda kontrasepsi untuk tujuan menunda, menjarangkan dan menghentikan kelahiran.

Lanjutan...• Menurunkan kelahiran.

• Mendorong kemandirian masyarakat dalam melaksanakan keluarga berencana, sehingga norma keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera ( NKKBS ) bisa menjadi suatu kebutuhan hidup masyarakat.

• Meningkatkan kesehatan khususnya ibu dan anak,

Faktor resiko yang mempengaruhi kesehatan ibu dan anak yaitu :

1. Kehamilan sebelum umur 18 tahun dan sesudah 35 tahun.

2. Resiko kematian anak meningkat sekitar 50% jika jaraknya kurang dari 2 tahun.

3. Mempunyai anak lebih dari 4 akan meningkatkan risiko pada ibu dan bayinya.

RIWAYAT PROGRAM KELUARGA BERENCANA NASIONAL

• Pada tahun 1953 sekelompok masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan, khususnya dari tenaga kesehatan memulai prakarsa keluarga berencana.

• Dibentuk Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia ( PKBI ) pada tahun 1957.

• Departemen Kesehatan merupakan penunjang bagi kegiatan – kegiatan PKBI, dengan menyediakan BKIA – BKIA serta tenaga kesehatan sebagai sarana pelayanan keluarga berencana.

Lanjutan...

• Kemudian dibentuk Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional ( BKKBN ) pada tahun 1970, yaitu suatu badan pemerintah non departemental yang bertugas mengkoordinasi segala kegiatan yang menyangkut program Keluarga Berencana secara nasional.

• Pada tahun 1979 seluruh Indonesia sudah dapat dicakup dalam program Keluarga Berencana Nasional.

KELUARGA BERENCANA DILINGKUNGAN DEPARTEMEN KESEHATAN

• RAKERNAS III telah menetapkan bahwa keluarga berencana merupakan prioritas utama dalam program kesehatan.

• Hal ini dinyatakan dengan pembentukan Badan Kerja Keluarga Berencana sebagai bagian dari badan kerja Pembangunan Kesehatan Nasional, melalui Surkep. Menkes No.276/Kab/BVII/69. Keppres No. 8/1970 tentang pembentukan BKKBN menempatkan departemen kesehatan pada kedudukan sebagai salah satu Unit Pelaksana Program Keluarga Berencana Nasional.

Lanjutan...

• Dengan adanya Keppres 44 dan 45 tahun 1974 dan dibentuknya Direktorat Pelayanan Medis Keluarga Berencana, maka pelaksanaan Program Keluarga Berencana di Departemen Kesehatan kian meningkat.

Menuju gerakan KB nasional tahap ke IIPondasi Gerakan KB Nasional Tahap Kedua, yaitu :

•Komitmen politik tinggi dan berkelanjutan.•Organisasi dengan manajemen yang handal dalam pelayanan KB.•Gerakan masyarakat yang mempunyai semangat dan daya tahan yang cukup tangguh.•Arus informasi timbal balik yang sehat.•Pelayanan dengan dukungan logistik yang dinamis.•Partisipasi masyarakat yang akrab, saling menghargai dan penuh pengertian.•Umpan balik yang jujur untuk saling membangun dan menghilangkan kekurangan yang ada.

Sasaran Program Keluarga Berencana

• Pasangan usia subur ( PUS ) yang Ingin mencegah kehamilan karena alasan – alasan pribadi.

• PUS yang ingin menjarangkan kehamilan.

• PUS yang ingin membatasi jumlah anak.

• PUS yang membutuhkan usaha keluarga berencana karena alasan kesehatan.

MANFAAT KELUARGA BERENCANA DIPANDANG DARI SEGI KESEHATAN

Untuk Ibu, Dengan jalan mengatur jumlah dan jarak kelahiran, ibu mendapat manfaat berupa:

•Perbaikan kesehatan badan karena tercegahnya kehamilan yang berulang kali dalam jangka waktu yang terlalu pendek.•Peningkatan kesehatan mental dan sosial yang dimungkinkan oleh adanya waktu yang cukup untuk mengasuh anak – anak untuk beristirahat dan menikmati waktu luang serta melakukan kegiatan – kegiatan lainnya.

Untuk anak – anak yang akan dilahirkan:• Anak yang dilahirkan dapat tumbuh secara wajar karena ibu yang mengandungnya berada dalam keadaan sehat.

• Sesudah lahir anak tersebut akan memperoleh perhatian, pemeliharaan dan makanan yang cukup karena kehadiran anak tersebut memang diinginkan dan direncanakan.

Untuk anak – anak yang lain:• Memberi kesempatan mereka agar perkembangan fisiknya lebih baik karena setiap anak memperoleh makanan yang cukup dari sumber yang tersedia di dalam keluarga.

• Perkembangan mental dan sosialnya lebih sempurna karena pemeliharaan yang lebih baik dan lebih banyak waktu yang dapat diberikan oleh ibu untuk setiap anak.

• Perencanaan kesempatan pendidikan ynag lebih baik karena sumber – sumber pendapatan keluarga tidak habis untuk mempertahankan hidup semata – mata.

Untuk ayah, memberikan kesempatan padanya untuk :• Memperbaiki kesehatan fisiknya.• Memperbaiki kesehatan mental dan sosial karena kecemasan berkurang serta lebih banyak waktu terluang untuk keluarganya.

Untuk seluruh keluarga:

• Kesehatan fisik, mental setiap anggota keluarga tergantung dari kesehatan seluruh keluarga.

• Setiap anggota keluarga memperoleh kesempatan yang lebih banyak untuk pendidikan.

Bonus DemografiBonus demografi adalah

suatu kondisi dimana jumlah penduduk usia produktif ( 15 – 64 tahun ) di suatu wilayah jauh lebih besar jika dibandingkan dengan penduduk usia nonproduktif ( 0 – 14 tahun dan 65+ tahun ).

Faktor – Faktor Hubungan Bonus Demografi dengan Pertumbuhan Ekonomi• penawaran tenaga kerja ( labbor supply )

• peran perempuan• tabungan• modal manusia

Hal – Hal yang Harus Diperhatikan dalam Mensukseskan Bonus Demografi :• Angkatan kerja yang berlimpah harus berkualitas

• Tersedianya lapangan pekerjaan yang memadai

• Jumlah anak sedikit dengan pendidikan yang maksimal

• Mengurangi anak berumur 0 – 15 tahun dengan program KB

Proyeksi ramalan2005 2010 2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045 2050

Jumlah Penduduk (Juta)

225,31

238,37

250,42

261,05

270,11

277,56

283,87

288,83

292,17

293,17

Pertambahan Jumlah

Penduduk/Tahun

2,75 2,61 2,41 2,12 1,81 1,49 1,26 0,99 0,66 0,32

Jumlah Perempuan 15 – 49 Tahun

( Juta )

62,1 65,7 68,5 70,11 70,94 70,88 70,2 69,1 67,7 66,3

Jumlah Penduduk 0 – 14 Tahun ( Juta )

64,66 64,12 63,6 62,13 60,23 58,01 58,4 55,16 54,06 52,56

Jumlah Penduduk 15 – 64 Tahun ( juta )

148,25

168,16

170,79

180,38

187,18

192,03

194,74

195,25

193,71

191,56

Jumlah Pemduduk

65+ Tahun ( Juta )

12,39 14,06 16,02 18,53 22,68 26,92 32,64 38,41 44,41 49,65

Angka Ketergantun

gan51,98 48,81 46,63 44,72 44,3 44,09 45,77 47,93 50,83 53,37

Implikasi Proyeksi Kependudukan

• Ledakan bayi kedua • Kemungkinan adanya “stalling fertilitas” atau berhentinya penurunan tingkat fertilitas

• Peningkatan harapan hidup• Ledakan penduduk lanjut usia ( lansia )

Peningkatan Penjaminan Mutu ( Quality assurance = QA )

• Pelayanan KB dengan titik berat pada konseling dan pengayoman kegagalan KB.

• Pendidikan KB dengan titik berat pada komitmen politik dan hukum.

• Penerangan dan motivasi dengan titik berat pada remaja dan pemuda.

• Program pelayanan integrasi dengan titik berat pada wanita pekerja.

• Pembinaan institusi masyarakat, untuk membantu memecahkan masalah masyarakat dalam kaitannya dengan kesehatan reproduksi.

Kesimpulana.Kualitas tumbuh kembang anak

dapat ditingkatkan dengan berbagai usaha baik yang dilakukan orang tua, masyarakat ataupun pemerintah.

a.Keluarga berencana selain penting dalam upaya peningkatan kualitas tumbuh kembang anak, juga memiliki peran penting dalam pengendalian penduduk.

Daftar Pustaka• 1. Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta :

penerbit Buku Kedokteran EGC, 1995.

• 2. Direktorat Bina Kesehatan Keluarga. Buku Pedoman Petugas Fasilitas Pelayanan Keluarga Berencana. s.l. : Departemen Kesehatan RI, 1994.

• 3. Badan Pusat Statsitik. Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), BPS. http://www.bps.go.id/. [Online] 2012.

• 4. Jalal, Fasli. NASKAH ORASI ILMIAH Bonus Demografi : Tantangan peneliti untuk pengabdian yang konkret dalam pembangunan Negara dan Bangsa. Jakarta : LIPI, 2014.

• 5. http://www.bkkbn.go.id/