Pengembangan Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of Pengembangan Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan ...
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 7, Nomor 2, Tahun 2018
Pengembangan Sistem Pendukung Keputusan
Pemilihan Jurusan Kuliah di Perguruan
Tinggi Dengan Metode Dempster-Shafer (Studi Kasus di Bimbingan Konseling SMA N 1 Seririt)
Putu Aga Widi Ananta1,I Made Agus Wirawan2, Gede Aditra Pradnyana 3
Jurusan Pendidikan Teknik Informatika
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Bali e-mail: [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak— Sistem Pendukung Keputusan
Pemilihan Jurusan di Perguruan Tinggi dengan Metode
Dempster-Shafer adaalah sistem yang bertujuan untuk
membantu memberikan gamabaran awal tentang
jurusan yang sesuai dengan minat dan bakat siswa
berdasarkan hasil tes psikologi yang telah dimiliki,
guna mempermudah proses konseling antar siswa
dengan guru Bimbinngan Konseling. Teori yang
digunakan dalam proses perhitungan sistem
pendukung keputusan ini adalah teori Dempster –
Shafer, dimana Minat dan Bakat brtindak sebagai
evidence dan hasil tes psikologi menjadi degree of belief
nya. Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian dan pengembangan sistem pendukung
keputusan pemilihan jurusan di perguruan tinggi ini
dirancang dan dikembangkan sesuai tahap pada
metode SDLC dengan model waterfall. Hasil penelitian
ini adalah aplikasi website yang diimplementasikan
dengan menggunakan notepad++ dengan Bahasa
pemrograman PHP, HTML dan Javascrpit.
Berdasarkan hasil pengujian dari sistem pendukung
keputusan pemilihan jurusan di perguruan tinggi
dengan metode Dempster-Shafer menunjukkan, aplikasi
tersebut sudah berjalan dengan sangat baik. Respon
siswa terhadap sistem pendukung keputusan pemilihan
jurusan ini masuk dalam rentangan sangat baik dengan
nilai persentasi 88%. Fitur yang disediakan dalam
aplikasi antara lain informasi universitas di Bali,
Pengumuman dan Cetak Laporan.
Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Dempster-
Shafer, Minat dan Bakat, Jurusan Kuliah, Waterfall.
Abstract— This Decision Support System aims to
help provide an initial description about the majors
that match with the interests and talents of students
based on the results of psychological tests that have
been owned, in order to facilitate the process of
counseling between students with teachers of
Counseling Guidance. The theory that used in the
process of calculating this decision support system
is the Dempster-Shafer theory, where the Interests
and Talents act as evidence and the results of
psychological tests become into it’s degree of belief.
The research method that used in research and
development of decision support system of majors
election in college is designed and developed
according to the step on SDLC method with
waterfall model. The result of this research is
website application which implemented using
notepad ++ with PHP programming language,
HTML and Javascript. Based on test results from
decision support system of majors in college with
Dempster-Shafer method, shows that the
application has been processed very well. The
response of the Students according to decision
support system of majors in college is included to a
very good range with an 88% percentage value. The
Features that have been provided in the application
among to the university information in Bali,
Announcement and Print Report.
Keywords : Decision Support System, Dempster-
Shafer, Interest and Talent, Department of Lecture,
Waterfall.
I. PENDAHULUAN
Pendidikan tinggi merupakan kelanjutan
pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk
mempersiapkan peserta didik untuk menjadi anggota
masyarakat yang memiliki kemampuan akademis dan
profesional yang dapat menerapkan,
mengembangkan dan menciptakan ilmu
pengetahuan, teknologi dan kesenian.[1] Memilih
perguruan tinggi sering kali membuat orang
kebingungan dan sulit untuk mengambil keputusan.
Ini dianggap sangat wajar mengingat banyaknya
perguruan tinggi yang ada.
Salah memilih jurusan kuliah punya dampak
yang signifikan terhadap kehidupan di masa
mendatang. Belajar karena terpaksa itu akan sulit
dicerna otak karena sudah ada blocking emosi. Kesal,
marah, sebal, sedih, itu semua sudah memblokir
efektivitas kerja otak dan menghambat motivasi.
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 7, Nomor 2, Tahun 2018
Memilih jurusan kuliah sesuai dengan saran teman
atau trend, padahal tidak sesuai dengan minat diri
juga punya dampak psikologis, yakni menurunnya
daya tahan terhadap tekanan, konsentrasi dan
menurunnya daya juang. Apalagi kalau pelajaran
kian sulit, masalah semakin bertambah, bisa
menyebabkan kuliah terancam terhenti di tengah
jalan.[2]
Dari hasil konsultasi yang telah dilakukan
dengan salah satu guru BK di SMA N 1 Seririt,
terdapat beberapa masalah yang dihadapi oleh siswa
kelas XII. Setiap tahun, siswa kelas XII SMA yang
berencana melanjutkan jenjang pendidikannya ke
perguruan tinggi harus memutuskan pilihan, ke
bidang atau jurusan apa akan melanjutkan
pendidikannya kelak dan ini adalah sesuatu yang
cukup sulit untuk diputuskan oleh kebanyakan siswa
SMA. Keputusan para siswa, terkadang dipengaruhi
oleh pendapat orang tua, teman atau figur-figur yang
diidolakan. Dengan hanya berdasarkan pendapat
tersebut dan tanpa menelaah kemampuannya,
seorang siswa bisa membuat keputusan yang sangat
bertolak belakang dengan kemampuan, minat, bakat
dan kepribadiannya. Akibat yang buruk terjadi
setelah itu yaitu keengganan belajar dan menurunnya
kualitas serta prestasi akademik.
Dalam kasus seperti ini peran guru Bimbingan
Konseling sangat diperlukan, dengan kemampuan
dalam bidang pendekatan psikologi yang dimiliki
oleh guru Bimbingan Konsling dapat membantu
memberikan bimbingan kepada siswa untuk
menentukan pilihannya nanti.[3] Masalah yang
sering di hadapi saat memberikan konseling adalah
keterbatasan guru BK di suatu sekolah ditambah lagi
siswa kelas XII yang akan mengikuti SNMPTN
berbondong-bondong melakukan konseling untuk
menetukan pilihannya agar dapat mendaftar dengan
batas waktu yang ditentukan. Maka dari itu
diperlukan sebuah alat bantu untuk minimal
memberikan siswa bayangan pilihan jurusan awal
bagi mereka sebelum melakukan konseling lebih
lanjut nantinya dengan guru BK.
Salah satu solusi dengan penerapan teknologi
informasi dalam pengambilan keputusan adalah
penggunaan Sistem Pendukung Keputusan (SPK).
Terdapat beberapa metode yang dapat diterapkan
dalam SPK, dalam penelitian ini penulis
menggunakan metode DST (Dempster – shafer
Theory) sebagai perhitungan probabilitas sekaligus
perangkingan. DST adalah teori matematika dari
evidence yang juga disebut evidential reasoning yang
dapat menangani informasi yang tidak pasti, tidak
tepat dan tidak akurat. DST dapat diartikan sebagai
bentuk umum teori probabilitas, dimana dalam teori
probabilitas, evidence dikaitkan dengan hanya satu
peristiwa yang mungkin, sedangkan di DST,
evidence dikaitkan dengan beberapa peristiwa
(misalnya, set peristiwa).[4]
Pengunaan sistem pendukung keputusan
pernah diterapkan dalam pemilihan program studi
atau jurusan kuliah, namun pembahasan secara
khusus mengenai pengembangan sistem pendukung
keputusan pemilihan bidang studi kuliah untuk siswa
SMA yang berfokus pada penerapannya di guru BK
(bimbingan Konseling) masih belum pernah
dilakukan. Oleh karena itu, penulis merancang sebuah
sistem yang dapat memberikan suatu rekomendasi
kepada calon mahasiswa dalam hal ini studi kasus di
SMA N 1 Seririt untuk memilih program studi atau
jurusan di perguruan tinggi yang akan di gelutinya
sesuai dengan kriteria yang digunakan dengan judul
“Pengembangan Sistem Pendukung Keputusan
Pemilihan Jurusan di Perguruan Tinggi Dengan
Metode Dempster-Shafer (Studi Kasus di BK SMA
N 1 Seririt).
II. KAJIAN TEORI
A. Sistem Pendukung Keputusan
a. Pengertian Sistem
Sistem merupakan kumpulan elemen yang
saling berhubungan satu sama lain yang membentuk
satu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan.[5]
Sistem bisa ditafsirkan sebagai kesatuan elemen
yang memiliki keterkaitan. Beberapa elemen dapat
digabungkan menjadi 1 unit, kelompok, atau
komponen sisten tertentu.[6]
b. Pengertian Keputusan
Keputusan merupakan suatu reaksi terhadap
beberapa solusi alternatif yang dilakukan secara
sadar dengan cara menganalisa kemungkinan-
kemungkinan dari alternatif tersebut bersama
konsekuensinya. Pengambilan keputusan merupakan
suatu pendekatan sistematis terhadap hakikat suatu
masalah, pengumpulan fakta-fakta, penentu yang
matang dari alternatif yang dihadapi, dan
pengambilan tindakan yang menurut perhitungan
merupakan tindakan yang paling tepat.[7]
c. Sistem Pendukung Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan merupakan
kegitan pemanfaatan sumber informasi untuk
keperluan pengambilan keputusan dalam
penanganan masalah khusus, atau rutin.[6] Selain itu
menurut Hermawan dalam[8]. Sistem Pendukung
Keputusan secara umum didefinisikan sebagai
sebuah sistem yang mampu memberikan
kemampuan baik kemampuan pemecahan masalah
maupun kemampuan pengkomunikasian untuk
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 7, Nomor 2, Tahun 2018
masalah semi-terstruktur. Secara khusus, SPK
didefinisikan sebagai sebuah sistem yang
mendukung dalam memecahkan masalah semi-
terstruktur dengan cara memberikan informasi
ataupun usulan menuju pada keputusan tertentu .
Sistem Pendukung Keputusan memiliki tiga
komponen utama yaitu Database Management
(DBMS), Model Base (MBMS), dan User Interface.
1. Database Management (DBMS)
Merupakan subsistem data yang terorganisasi dalam
suatu basis data. Data yang merupakan suatu sistem
pendukung keputusan dapat berasal dari luar
maupun dalam lingkungan. Untuk keperluan SPK,
diperlukan data yang relevan dengan permasalahan
yang hendak dipecahkan melalui simulasi.
2. Model Base (MBMS)
Merupakan suatu model yang merepresentasikan
permasalahan kedalam format kuantitatif (model
matematika sebagai contohnya) sebagai dasar
simulasi atau pengambilan keputusan, termasuk
didalamnya tujuan dari permaslahan (objektif),
komponen-komponen terkait, batasan-batasan yang
ada (constraints), dan hal-hal terkait lainnya. Model
Base memungkinkan pengambil keputusan
menganalisa secara utuh dengan mengembangkan
dan membandingkan solusi alternatif.
3. User Interface
Terkadang disebut sebagai subsistem dialog,
merupakan penggabungan antara dua komponen
sebelumnya yaitu Database Management dan Model
Base yang disatukan dalam komponen ketiga (user
interface), setelah sebelumnya dipresentasikan
dalam bentuk model yang dimengerti computer.
User Interface menampilkan keluaran sistem bagi
pemakai dan menerima masukan dari pemakai
kedalam Sistem Pendukung Keputusan.
B. Dempster shafer theory (DST)
1. Pengertian Dempster Shafer Theory
Metode Dempster-Shafer (DST) pertama kali
diperkenalkan oleh Dempster, yang melakukan
percoban model ketidakpastian menggunakan range
probabilitas daripada probabilitas tunggal. Kemudian
pada tahun 1976 Shafer mempublikasikan teori
Dempster tersebut pada sebuah buku yang berjudul
Mathematical Theory of Evident.[4] DST adalah teori
matematika dari evidence yang juga disebut
evidential reasoning yang dapat menangani
informasi yang tidak pasti, tidak tepat dan tidak
akurat. DST dapat diartikan sebagai bentuk umum
teori probabilitas, dimana dalam teori probabilitas,
evidence dikaitkan dengan hanya satu peristiwa yang
mungkin, sedangkan di DST, evidence dikaitkan
dengan beberapa peristiwa (misalnya, set
peristiwa).[4]
a. Frame of Discernmnet.
Pada teori Dempster-Shafer juga dikenal adanya
Frame Of Discernment (FOD) atau yang juga disebut
environment yang dinotasikan dengan Θ (Giarratano
dan Riley, 2005):
Θ={θ1,θ2,......θn} (1)
Persamaan 1. environment
dimana:
Θ= FOD atau environment.
θ1....θn = elemen/unsur dalam environment .
Environment adalah istilah lain dari semesta
pembicaraan (universe of discourse) dari sekumpulan
objek yang bersifat mutually exclusive. Salah satu
cara untuk menentukan elemen – elemen dari sebuah
environment yaitu dengan menginterpretasikan
sebuah konsep pertanyaan dan jawaban.[4]
b. Mass Function dan Ignorance
Dalam DST tingkat kepercayaan dari suatu
evidence disebut degree of belief dan diasumsikan
sebagai mass (direpresentasikan dengan m) dari
objek atau juga disebut Basic Probability
Assigment (BPA). Simon dan Weber (2006)
menyebutkan bahwa basic belief assignment
dapat diperoleh dari probabilitas prior untuk node
awal. Pada DST tidak memaksakan suatu
kepercayaan untuk diberikan kepada
ketidaktahuan atau sanggahan pada sebuah
hipotesa, namun nilai mass hanya diberikan
kepada subset didalam environment yang diyakini
untuk diberikan tingkat kepercayaan. Subset yang
tidak diberikan tingkat kepercayaan dianggap
sebagai nonbelief (Θ). Nonbelief dapat diartikan
sebagai reserving judgment dari disbelief dan
keyakinan tambahan pada suatu evidence.
c. Combining Evidence.
Combining Evidence adalah proses penting dalam
merangkum informasi dari berbagai sumber.
Dimana sumber yang berbeda (misalnya ahli)
memberikan penilaian yang berbeda untuk satu
set peristiwa, sehingga diperlukan suatu
kombinasi penilaian dari masing – masing
sumber dalam merangkum informasi. Untuk
mengatasi hal tersebut, digunakan suatu aturan
yang lebih dikenal dengan Dempster’s Rule of
Combination pada DST (Giarratano dan Riley,
2005).
(2)
Pada proses kombinasi evidence memungkinkan
untuk terjadinya suatu konflik antar evidence.
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 7, Nomor 2, Tahun 2018
Konflik evidence terjadi ketika tidak adanya
elemen yang dihasilkan pada cross product antar
evidence.Untuk mengatasi permasalahan ini,
diperlukan proses normalisasi evidence dengan
mendefinisikan evidential conflict (k) kedalam
Dempster’s Rule of Combination .
(m1⊕m2)(Z)=
=
(3)
C. Hubungan bakat dan minat siswa
terhadapan jurusan di perguruan tinggi
Setelah melakukan konsultasi dengan salah satu
guru BK yang bertugas di SMA N 1 Seririt sangat
penting bila seseorang melakukan sesuatu hal harus
menyelarasakan dengan minat, bakat dan
keperibadiannya, begitu pula dalam menjalani kuliah
dan bekerja nantinya.
1. Bakat
Bakat adalah kemampuan dasar seseorang
untuk belajar dalam tempo yang relatif pendek
dibandingkan orang lain, namun hasilnya justru lebih
baik. Bakat merupakan potensi yang dimiliki oleh
seseorang sebagai bawaan sejak lahir.
a. Bakat Verbal
Bakat tentang konsep – konsep yang diungkapkan
dalam bentuk kata – kata.Berpikir verbal adalah
kemampuan untuk menegerti ide-ide dan konsep-
konsep yang dinyatakan dalam bentuk kata-kata dan
kemampuan berfikir serta memecahkan masalah-
masalah yang dinyatakan dalam kata-kata. Jurusan
yang tepat untuk tipe kepribadian ini adalah :
Psikologi, Bimbingan Konseling, Komunikasi,
Sosiologi, Sekretaris, Hukum.
b. Bakat Numerikal
Bakat berhubungan tentang konsep – konsep dalam
bentuk angka. Kemampuan Numerikal adalah
kemampuan untuk mengerti ide-ide dan konsep –
konsep yang ditanyakan dalam angk-angka dan
kemampuan berpikir dan kemampuan dalam
memecahkan masalah – masalah yang dinyatakan
dalam angka-angka,Jurusan yang tepat untuk tipe
kepribadian ini adalah : Akuntansi, Statistik,
Ekonomi, Adminstrasi, Programmer (IT).
c. Bakat Abstrak
Bakat yang bukan kata maupun angka tetapi
berbentuk pola, rancangan, diagram, ukuran –
ukuran, bentuk – bentuk dan posisi-posisinya.
Berpikir abstrak merupakan kemampuan menguasai
diagram,pola atau rancangan-rancangan. Jurusan
yang tepat untuk tipe kepribadian ini adalah : Seni
Rupa, Seni Tari, Desain Komunikasi Visual, Desain
Angkaerior, Arsitektur, Seni Tari, Seni Musik,
Bahasa
d. Bakat mekanik
Bakat tentang prinsip – prinsip umum IPA, tata kerja
mesin, perkakas dan alat – alat lainnya.Berfikir
mekanik adalah kemampuan memahami prinsip-
prinsipumum ilmu pengetahuan alamiah
sebagaimana kita lihat dalam kejadian sehari-
hariyang berhubungan dengan kehidupan kita serta
kemampuan mengerti tata kerja atau hukum-hukum
yang berlaku dalm perkakas-perkakas sederhana,
mesin dan perlatan sejenis. Jurusan yang tepat untuk
tipe kepribadian ini adalah : Teknik Mesin, Teknik
Sipil, Teknik Elektro, Teknik Informatika,
Arsitektur.
e. Bakat Relasi Ruang (spasial)
Bakat untuk mengamati, menceritakan pola dua
dimensi atau berfikir dalam 3 dimensi. Mempunyai
kepekaan yang tajam terhadap detail visual dan dapat
menggambarkan sesuatu dengan begitu hidup,
melukis atau membuat sketsa ide secara jelas, serta
dengan mudah menyesuaikan orientasi dalam ruang
tiga dimensi. Jurusan yang tepat untuk tipe
kepribadian ini adalah : Seni Rupa, Seni Tari, Desain
Komunikasi Visual, Desain Angkaerior, Arsitektur,
Seni Tari, Seni Musik, Bahasa.
2. Minat
Minat ialah suatu proses pengembangan
dalam mencampurkan seluruh kemampuan yang ada
untuk mengarahkan individu kepada suatu kegiatan
yang diminatinya.
a. Minat outdor, Minat untuk bekerja diluar rumah
atau minat untuk hidup dan bekerja dialam
terbuka.Biasanya seseorang yang memiliki Minat
outdoor yang tinggi cenderung memilih jenis
pekerjan yang berorientasi alam terbuka. Contoh
pekerjaan biasanya atleet, teknisi, Mandor, tentara
dan penggiat pariwisata.Jurusan yang tepat untuk
tipe Minat ini adalah : Teknik Sipil, Arsitektur,
Teknik Mesin, Teknik Elektro, Pertanian, Perikanan
Pariwisata.
b. Minat Mechanical, Minat untuk bekerja dan
mengembangkan teknik bidang gerak mekanik dan
perlatan mesin atau perputaran roda. Seseorang yang
memiliki Minat terhadapa Mechanical tinggi
biasanya cenderung memilih pekerjan yang
berhubungan dengan mesin, kendaraan, komputer
dan alat-alat elektronik atau mesin-mesin. Contoh
pekerjaan misalnya Teknisi komputer, Montir, dll.
Jurusan yang tepat untuk tipe Minat ini adalah
Teknik Mesin, Teknik Informatika, Teknik Elecktro,
Programmer (IT).
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 7, Nomor 2, Tahun 2018
c. Minat Computational, Minat untuk bekerja
dalam bidang hitung menghitung bidang
angka,menghitung benda, banyaknya keperluan dan
rencana anggaran biaya, matematika, akutansi dan
perbankan. Jurusan yang tepat untuk tipe Minat ini
adalah Akuntansi, Statistik, Ekonomi, Adminstrasi,
Programmer (IT).
d. Minat scientific, Minat untuk bekerja
mengembangkan ilmu pengetahuan dalam temuan
dan pengkajian produk baru. Seseorang yang
memiliki minat scientific yang tinggi Sangat
menyukai hal yang berhubungan dengan analisa,
observasi, evaluasi, dan pemecahan masalah.
Berpikir secara teoritis dan konseptual. Jurusan yang
tepat untuk tipe Minat ini adalah Kedokteran, Kimia,
Fisika, Gizi, Biologi, Kesehatan, Teknik Informatika,
Programer IT.
e. Minat Artistic Minat untuk mengembangkan
bidang seni lukis, musik , tari dan lain-lain.
Kemampuan Penunjang : Komputer software, Bakat
Seni, Suka Berkarya, Bisa Menggambar dengan
sangat baik (bidang visual art). Jurusan yang tepat
untuk tipe Minat ini adalah Seni Rupa, Seni Tari,
Desain Komunikasi Visual, Desain Angkaerior,
Arsitektur, Seni Tari, Seni Musik, Bahasa.
f. Minat Literary Minat terhadap buku
bacaan, koran dan temuan sejarah, teknologi, dan
budaya. Minat ini biasanya seseorang yang suka
membaca atau studi literatur, dan biasanya pekerjaan
yang sesuai adalah yang berhubungan dengan teori-
teori dari sebuah buku atau dari penelitian dan
pendapat para ahli. Jurusan yang tepat untuk tipe
Minat ini adalah Hukum, Sosial Politik, Psikologi,
Programer IT.
g. Minat Social Service Minat untuk
memberikan layanan bantuan kepada orang terlantar,
terluka, orang sakit , orang yang menderita, dan
orang yang memerlukan pertolongan.Jurusan yang
tepat untuk jenis Minat ini adalah Psikologi,
Bimbingan Konseling, Kedokteran,Kesehatan.
III. METODOLOGI
Pengembangan aplikasi sistem pendukung
keputusan pemilihan jurusan di perguruan tinggi ini
mengunakan proses SDLC (System Development Life
Cycle). Model yang digunakan dalam membangun
Aplikasi ini adalah Model Waterfall. Model Waterfall
ini merupakan model yang di kembangkan oleh
Winston Royce pada tahun 1970-an. Model waterfall
merupakan model klasik yang sederhana dengan
aliran sistem yang linier, masukan pada suatu tahapan
merupakan keluaran dari tahapan sebelumnya.
Menurut Sommerville (2003) metode waterfall adalah
suatu proses pengembangan perangkat lunak
berurutan, di mana kemajuan dipandang sebagai terus
mengalir ke bawah (seperti air terjun) melewati fase-
fase perencanaan, pemodelan, implementasi
(konstruksi), dan pengujian. Terdapat beberapa
tahapan dalam pengembangan sistem menggunakan
metode waterfall, antara lain requirments definition,
System design, Implementation, Integration and
testing, Maintenance.
Gambar. 1 Model waterfall menurut Sommerville.
A. Requirments Definition
Tahap requirments definition merupakan
tahapan yang paling awal. Tahapan ini
mengumpulkan kebutuhan secara lengkap kemudian
dianalisis dan didefinisikan kebutuhan yang harus
dipenuhi oleh program yang akan dibangun. Pada
tahap ini peneliti melakukan analisa terhadap kriteria
alternatif yang diperlukan, kebutuhan fungsional,
kebutuhan non fungsional , Use Case Diagram,
Activity Diagram.
B. System and Software Design
Pada tahap ini peneliti melakukan
perancangan sistem, konsep desain desain.
C. Implementation and Unit Testing
Implementasi merupakan tahapan selajutnya
setelah tahap perancangan. Pada tahap implementasi,
desain program diterjemahkan ke dalam kode-kode
dengan menggunakan bahasa pemrograman yang
sudah ditentukan.
D. Integration and testing
Tahap ini merupakan tahap dimana rancangan
aplikasi yang telah dibuat, diimplementasikan, untuk
selanjutnya diuji apakah semua komponen dari
aplikasi sudah berjalan sesuai dengan fungsinya.
Pengujian yang akan dilakukan meliputi blackbox
testing, whitebox testing, uji kesesuaian sistem, ,dan
uji respon pengguna.
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 7, Nomor 2, Tahun 2018
IV. PEMBAHASAN
A.Hasil
1. Hasil tahap requirments definition
Pada tahap ini merupakan tahap pengumpulan
informasi-informasi yang berkaitan dengan sistem,
kemudian informasi yang didapat dianalisis agar
kebutuhan dari sistem pendukung keputusan yang
akan dibangun dapat didefinisikan.
Evidence dan probability
Berdasarkan hasil diskusi yang dilakukan dengan
beberapa guru Bimbingan Konseling yang ada di
SMA N 1 Seririt, diperoleh evidence yang akan
digunakan dalam penentuan pemilihan program studi
yang tepat untuk siswa Sma yang akan melanjutkan
studinya. evidence tersebut diperoleh dari
pertimbangan guru yang digunakan saat memberikan
konseling kepada siswa untuk memlih program studi.
Setelah penentuan evidence dilanjukan dengan
pengkombinasian evidence- evidence tersebut. Hal
ini bertujuan untuk menentukan prioritas (derajat
kepentingan) masing-masing evidence. Kriteria
tersebut didapatkan setelah peneliti melakukan
wawancara dengan Kepala Guru BK SMA N 1
Seririt. Berikut merupakan data-data hubungana
antara minat bakat dan kepribadian dengan jurusan
kuliah berdasarkan diskusi yang dilakukan.
TABEL.1 Jurusan dan minat bakat
Jurusan Minat Bakat:
A. Teknik Informatika M1. Bakat Numerik
B. Bidang Kesehatan M2. Bakat Abstrak
C. MIPA M3. Bakat Verbal
D. Bahasa dan Sastra M4. Bakat Relasi Ruang
E. Hukum M5. Bakat Mekanik
F. Arsitek M6. Minat Outdor
G. Teknik Sipil M7. Minat Mechanical
H. Teknik Mesin M8. Minat Scientific
I. Akuntansi M9. Minat Artistic
J. Manajemen M10. Minat Literary
K. Ekonomi M11. Social servis
L. Psikologi M12.Computational
M. Keguruan
N. Pariwisata
O. Pertanian
P. Seni Rupa
Contoh Perhitungan Manual dengan Metode
Dempster-Shafer.
Contoh Input Nilai Bakat dan Minat siswa
berdasarkan hasil tes Psikologi :
TABEL.2 Nilai Bakat dan Minat
Kriteria Nilai
M1. Bakat Numerik 1
M2. Bakat Abstrak 99
M3. Bakat Verbal 50
M4. Bakat Relasi
Ruang
97
M5. Bakat Mekanik 99
M6. Minat Outdor 30
M7. Minat Mechanical 27
M8. Minat Scientific 35
M9. Minat Artistic 8
M10. Minat Literary 55
M11. Social servis 42
M12.Computational 44
1. Tabel Perhitungan Nilai Bakat
evidence 1 : Bakat Numerik = 1
Maka : m1{A,C,I,K} = 0.01
Ɵ = 1 – 0.01 = 0.99
evidence 2 : Bakat Abstrak = 99
Maka : m2{P,F,G} = 0.99
Ɵ = 1-0,99 = 0.01
TABEL.3 Kombinasi evidence m1 dan m2
m1⊕m2 m2{P,F,G}
= 0.99
Ɵ= 0.01
m1{A,C,I,K}
= 0.01
K= 0.0099 m3{A,C,I,K}=0.0001
Ɵ = 0.99
m3{P,F,G}
= 0.9801
Ɵ= 0.0099
Sehingga dapat dihitung :
m3{P,F,G} = 0.9801 / (1-0.0099) = 0.9801/0.9901 =0.9899
m3{A,C,I,K}=0.001/(1-0.0099)=0.0001/0.9901=0.000101
m3Ɵ = 0.0099 / (1-0.0099)= 0.0099 / 0.9901 = 0.0098
evidence 3 : Bakat Verbal = 50
Maka : m4{D,L,M,N} = 0.5
Ɵ = 1-0.5 = 0.5
TABEL.4 Kombinasi evidence m3 dan m4
m3⊕m4 m4{D,L,M
,N} = 0.5
m4Ɵ= 0.5
m3{A,C,I,
K} =
0.000101
K=0.00050
5
m5{A,C,I,K}=0.0
00505
m3{P,F,G
} =0.9899
K= 0.495 m5{D,F,G} =
0.495
m3 m5{D,L,M m5Ɵ= 0.0049
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 7, Nomor 2, Tahun 2018
Ɵ=0.0098 ,N}
=0.0049
Sehingga dapat dihitung :
m5{D,L,M,N}=0.0049/(1-0.000505)=0.0049/0.999495
=0.004902
m5{P,F,G} = 0.495 / (1-0.000505) = 0.495/
0.999495 = 0.49525
m5{A,C,I,K} = 0.000505 / (1-0.000505) = 0.000505
/ 0.999495 = 0.0000505
m5Ɵ = 0.0049 / (1-0.000505) = 0.0049 / 0.999495
= 0.004902
evidence 4 : Bakat Relasi Ruang = 97
Maka : m6{D,F,H} = 0.97
Ɵ = 1-0.97 = 0.03
TABEL.5 kombinasi evidence m5 dan m6
m5⊕m6 m6{P,F,H} =
0.97
m6Ɵ= 0.03
m5{D,L,M,N} =
0.004902
K= 0.000505 m7{D,L,M,N}
=
0.000147
m5{P,F,G} =
0.49525
m7{P,F}
=0.480393
m7{P,F,G} =
0.014858
m5{A,C,I,K} =
0.0000505
K =
0.00048985
m7{A,C,I,K} =
0.00001515
m5Ɵ =0.004902 m7{P,F,H} =
0.00475494
m7Ɵ
=0.00014706
Sehingga dapat dihitung :
m7{P,F} =0.480393 / (1-0) = 0.480393 / 1 =
0.480393
m7{P,F,H} = 0.00475494 /(1-0.00048985) =
0.00475494 /0.99951015 = 0.00475727
m7{D,L,M,N} = 0.000147 /(1-0.00048985) =
0.000147 /0.99951015 = 0.00014707
m7{P,F,G} = 0.014858 /(1-0.00048985) = 0.014858
/0.99951015 = 0.01486528
m7{A,C,I,K} = 0.00001515 /(1-0.00048985) =
0.00001515 /0.99951015 = 1.51574E-05
m7Ɵ =0.00014706 /(1-0.00048985) = 0.00014706
/0.99951015 = 0.000147132
evidence 5 : Bakat Mekanik = 99
Maka : m8{C,H,G,O} = 0.99
Ɵ = 1-0.99 = 0.01
TABEL.6 kombinasi evidence m7 dan m8
m7⊕m8 m8{C,H,G,O} =
0.99
m8Ɵ= 0.01
m7{P,F} =
0.480393
K = 0.47558907
m9{D,F}=
0.004804
m7{P,F,H} =
0.00475727
m9{H} =
0.004709697
m9{D,F,H} =
4.75727E05
m7{D,L,M,N}
= 0.00014707
K = 0.000145599
m9{D,L,M,N}
=
1.4707E-06
m7{P,F,G} =
0.01486528
m9{G}=0.014716
627
m9{D,F,G} =
0.000148653
m7{A,C,I,K}
=
1.51574E-05
m9{C}=
1.50058E-05
m9{A,C,I,K} =
1.51574E-07
m7Ɵ =
0.000147132
m9{C,H,G,O}=0.
000145661
m9Ɵ =
1.47132E-06
Sesuai dengan perhitungan iterasi
sebelumnya,sehingga menghasilkan m9 sebagai
berikut :
m9{H} = 0.00450269172586;
m9{G} = 0.00497501198178;
m9{C}= 0.00000050760249;
m9{C,H,G,O}=.08416945004482;
m9{P,F}=0.16246779540242;
m9{P,F,H} =0.00454817346046;
m9{D,L,M,N} =0.00005074020342
m9{P,F,G} =0.00502526462806;
m9{A,C,I,K =0.00000051272979;
m9Ɵ = 0.00085019646510.
Selanjutnya mencari max dari iterasi terakhir pada
proses Bakat dan Minat. Pada proses perhitungan
dengan nilai bakat didapat nilai tertinggi pada kode
jurusan {P,F} dengan nilai 0.16246779540242, yang
artinya merekomendasikan jurusan P dan F dengan
nilai 0.16246779540242 untuk proses pada nilai
bakat, lakukan proses yang sama untuk nilai minat.
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 7, Nomor 2, Tahun 2018
d. DFD Level 1
DFD Level 1 menunjukkan hubungan secara
detail antara sistem dengan entitas luarnya. Pada
sistem ini terdapat dua entitas yang digunakan, yaitu
Admin sebagai pengelola keseluruhan dari sistem,
User dapat melakukan semua proses yang ada dalam
sistem tetapi user tidak dapat melakukan manipulasi
data pengguna sistem.
1.1Login
1.2Manipulasi Data User
1.3Manipulasi kombinasi
evidence jurusan
1.4Proses Perhitungan Dhempster-Shafer
rekomendasi jurusan
1.5Laporan Rekomendasi
Admin User/siswa
Tb_login
Data login
Record data login
Tb_user
Tb_siswa
Tb_nilai
Tb_evidence
Tb_jurusan
Tb_rule
Data proses
Record proses
Data hasil perhitungan
Record hasil perhitungan
Data nilai tes
Record Evidence
Data evidence
Record evidence
Record data siswa
Data siswa
Record nilai tes
Data login
Info loginData login
Info login
Recodr data login
Data login
Record data admin
Data admin
Data nilai tes
Info nilai tes
Info data siswaData siswa
Data admin
Info data admin
Info data evidence
Data evidence
Re
co
rd d
ata
sis
wa Re
co
rd n
ila
i te
s
Re
ko
me
nd
asi Ju
rusa
n
GAMBAR 2 . Data Flow Diagram (DFD) level 1.
2. Hasil tahap system and software Design
a) Arsitektur sistem
Sistem Pendukung Keputusan ini dapat
digunakan oleh dua jenis pengguna yakni admin dan
user. User(siswa) adalah pengguna yang memiliki
akses untuk menggunakan semua fitur yang
disediakan sistem. Kedua jenis pengguna tersebut
dihubungkan dengan internet ke database untuk
dapat mengakses dan mengelola data yang ada pada
sistem.
b) Rancangan Antar Muka
Rancangan antarmuka merupakan gambaran
dari rencana antarmuka yang akan
diimplementasikan dalam Sistem.
3. Hasil Tahap Implementation and Unit Testing
a) Lingkungan Implementasi
Pada lingkungan perangkat lunak, Sistem
Pendukung Keputusan Pemilihan Jurusan di
Perguruan Tinggi dijalankan pada lingkungan
sebagai berikut.
1) Sistem Operasi Microsoft Windows 8.1
2) Notepad++
3) XAMPP
4) Corel Draw X5
5) Web Browser Google Chrome
Aplikasi dikembangkan menggunakan beberapa
perangkat keras sebagai berikut.
1) Monitor 14 inchi dengan resolusi 1366 x
768
2) Memori 3 GB RAM dan harddisk 500 GB
3) Processor Intel Pentium® CPU P6200
@2.13 GHz
b) Implementasi Layar Antarmuka
Implementasi layar antarmuka perangkat
lunak dilakukan berdasarkan rancangan antarmuka
yang telah dilakukan.
a. Implementasi Halaman Home system.
GAMBAR 3. .Implementasi Halaman Home system.
b. Implementasi Halaman Input Nilai Siswa
Antarmuka perangkat lunak input nilai siswa
merupakan halaman yang berfungsi untuk
menambahkan nilai tes psikologi siswa yang akan
digunakan dalam proses perhitungan.
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 7, Nomor 2, Tahun 2018
GAMBAR 4. Implementasi Halaman Input Nilai Siswa
c. Implementasi Halaman Laporan
GAMBAR 8. Implementasi Halaman Laporan
Antarmuka perangkat lunak laporan
rekomendasi merupakan halaman yang berfungsi
menampilkan hasil proses perhitungan pemilihan
jurusan dengan metode dempster-shafer.
4. Hasil Tahap Integration and Testing
Pengujian perangkat lunak dilakukan melalui
beberapa pengujian, yaitu black box testing, white
box testing, uji respon pengguna dan uji kesesuaian
sistem
Pengujian black box dilaksanakan oleh dua
orang penguji. Pengujian dilakukan sesuai dengan
item uji yang telah dirancang. Dari 59 tahapan
pengetesan didapatkan hasil sebanyak 100% sesuai.
Selanjutnya pada pengujian struktural (white box
testing), hasilnya menyimpulkan bahwa proses kerja
perangkat lunak secara internal bekerja dengan baik
sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.
Source code program bekerja dengan baik dan benar
sesuai dengan fungsinya.
Pengujian kesesuaian sistem meliputi
pengujian kesesuaian hasil dengan membandingkan
hasil perhitungan dengan metode dempster-shafer
secara manual dengan hasil yang diperoleh dari
sistem. Adapun hasil dari pengujian Sistem
Pendukung Keputusan Pemilihan Jurusan Kuliah di
Perguruan Tinggi dengan Metode dempster-shafer
memiliki tingkat kesesuaian sistem sebesar 100%.
Pengujian respon pengguna, pengujian
melibatkan 30 orang pengguna yaitu siswa SMA N 1
Seririt. Berdasarkan hasil perhitungan respon
pengguna secara umum, dapat disimpulkan bahwa
Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Jurusan
Kuliah di Perguruan Tinggi dengan Metode
dempster-shafer sangat sesuai untuk digunakan
sebagai rujukan dalam menentukan rekomendasi
jurusan yang sesuai dengan nilai persentasi sebesar
87,538% berarti hasil respon dalam rentangan
Sangat Baik.
B. Pembahasan
Sesuai dengan paparan hasil pengembangan
Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Jurusan
Kuliah di Perguruan Tinggi dengan Metode
dempster-shafer maka berikut ini diuraikan
pembahasan. Pembahasan difokuskan pada
implementasi dan hasil pengujian serta disampaikan
kendala – kendala terhadap produk pengembangan
sistem.
Berdasarkan hasil pengembangan
menggunakan metode Dempster Shafer telah
memadai untuk digunakan dalam proses rekomendasi
pemilihan jurusan kuliah di perguruan tinggi. Pada
kasus ini Penelusuran Jurusan yang sesuai dilakukan
dengan menggunakan metode Dempster Shafer,
metode ini bekerja membandingkan semua minat dan
bakat siswa yang dimiliki oleh siswa. Hasil dari
perbandingan ini diambil probabilitas kombinasi
jurusan tertingginya.
Pengembangan Sistem Pendukung
Keputusan Pemilihan Jurusan di Perguruan Tinggi
yang dikembangkan sesuai dengan Metode
Dempster Shafer ini mengunakan proses SDLC
(System Development Life Cycle). Model yang
digunakan dalam membangun Aplikasi ini adalah
Model Waterfall. Terdapat beberapa tahapan dalam
pengembangan sistem menggunakan metode
waterfall, antara lain Requirements definition,
system design, Implementation and unit testing,
Integration and testing.
Berdasarkan hasil pengujian black box dan
white box dilakukan didapatkan hasil bahwa
aplikasi sudah sesuai dengan rancangan dan
kebutuhan yang telah disusun. Berdasarkan hasil
respon pengguna yang dilakukan dengan cara
menyebarkan angket kepada 30 siswa. Dimana
setelah menggunakan Sistem Pendukung Keputusan
Pemilihan Jurusan di Perguruan Tinggi dengan
Metode Dempster Shafer dengan hasil angket
menunjukkan kualifikasi sangat baik dengan nilai
persentase 87,538 %. Adapun tanggapan dari
pengguna yaitu sistem dapat membantu siswa dalam
menentukan rekomendasi jurusan awal untuk proses
bimbingan konseling dengan guru Bimbingan
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 7, Nomor 2, Tahun 2018
Konseling. Selanjutnya pada pengujian kesesuaian
sistem menunjukan bahwa Aplikasi memiliki
tingkat kesesuaian sistem yang sangat sesuai dengan
persentase keseluruhan penilaian yaitu 100%.
Namun tidak ada yang sempurna, beberapa
hal yang masih menjadi kekurangan dari aplikasi
Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Jurusan di
Perguruan Tinggi dengan Metode Dempster Shafer
ini, diantaranya input nilai sistem hanya dilakukan
saat siswa berada di kelas sepuluh saja, sebaiknya
input nilai dilakukan setiap tahun karena bakat dan
minat seseorang dapan berubah sewaktu-waktu,
selanjutnya jumlah evidence yang digunakan yaitu
minat dan bakat masih sedikit hanya 12 kriteria
sehingga hasil rekomendasi yang didapatkan tidak
mencerminkan keseluruhan kepribadian dari
seoranng siswa. Selai itu jumlah rekomendasi yang
ditawarkan masih terbatas hanya beberapa jurusan
popular di bali saja. Untuk itu penulis
mengharapkan jika kedepannya sistem ini
dikembangkan perlu memerhatikan kelemahan
sistem saat ini sebagai bahan pertimbangan untuk
melakukan pengembangan sistem berikutnya.
V. SIMPULAN
Berdasarkan penelitian sistem “Pengembangan
Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Jurusan di
Perguruan Tinggi yang dikembangkan sesuai dengan
Metode Dempster Shafer” yang telah dilakukan,
maka diperoleh kesimpulan yaitu Pengembangan
Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Jurusan di
Perguruan Tinggi dengan Metode Dempster Shafer,
ini telah berhasil dibangun dengan menerapkan
metode Dempster Shafer dan dapat memberikan
relomendasi jurusan yang sesuai dengan minat dan
bakat siswa berdasarkan nilai tes psikologinya.
Penelusuran rekomendasi jurusan dilakukan dengan
menggunakan metode Dempster Shafer, metode ini
bekerja membandingkan semua kombinasi jurusan
yang berhubungan dengan minat dan bakat siswa.
Hasil dari perbandingan ini diambil probabilitas
jurusan tertingginya. Dalam pengembangan sistem
ini mengunakan proses SDLC (System Development
Life Cycle). Model yang digunakan dalam
membangun Aplikasi ini adalah Model Waterfall.
Sistem ini dirancang dengan menggunakan Flow
chart diagaram dan Data flow diagram.
Pengimplementasian Pengembangan Sistem
Pendukung Keputusan Pemilihan Jurusan di
Perguruan Tinggi dengan Metode Dempster Shafer
menggunakan notepad++ dengan Bahasa
pemrograman PHP, HTML dan Javascript. Respon
pengguna terhadap aplikasi Pengembangan Sistem
Pendukung Keputusan Pemilihan Jurusan di
Perguruan Tinggi dengan Metode Dempster Shafer
dinyatakan sangat baik dengan persentase 87,538 %.
Berdasarkan hasil penelitian, pengembangan,
dan kesimpulan yang telah dipaparkan sebelumnya,
terdapat beberapa saran untuk penelitian selanjutnya
antara lain: (1).Pengembangan selanjutnya agar
penggunaan jumlah evidence dalam proses
penelusuran dengan metode Dempster Shafer di
perbanyak lagi, dimana dalam penelitian ini hanya
menggunakan 12 kriteria dari minat dan bakat,
diharapakan nantinya agar diperlengkap lagi dengan
menambahkan evidence kepribadian siswa. (2).Perlu
ditambah rekomendasi jurusan lebih kompleks lagi
agar dapat mewakili seluruh jurusan yang ada.
REFERENSI
[1] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989
Tentang Sistem Penddikan Nasional.
[2] Susilowati, Pudji. 2008. Memilih Jurusan di PerguruanTinggi.http://www.epsikologi.com/artikel/pendidik
an/me milih-jurusan-di-perguruan-tinggi ( di akses 21 april
2015)
[3] Sukardi, D. K. (2007). Bimbingan Karir di Sekolah. Jakarta:
Ghalia.
[4] Wirawan,I Made Agus. 2017. Metode Penalaran dalam
Kecerdasan Buatan. Depok : PT Raja Grafindo Persada.
[5] Oetomo, B. S. 2002. Perancangan & Pembangunan Sistem
Informasi. Yogyakarta : Andi.
[6] Rochim, Taufiq. 2002. Sistem Informasi. Bandung : ITB.
[7] Suastika, Ketut. 2014. Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Jurusan pada SMK Negeri 3 singaraja
Menggunakan Metode Simple Additive Weighting. Tugas
akhir (tidak diterbitkan). Jurusan Manajemen Informatika, Undiksha.
[8] F Aswani, 2011. Sistem Pendukung Keputusan. Tersedia:
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21407/3/Chapter
%20II.pdf (diakses pada tanggal : 05 Pebruari 2015).