pengaruh model pembelajaran problem posing tipe pre
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
3 -
download
0
Transcript of pengaruh model pembelajaran problem posing tipe pre
1
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING TIPE PRE
SOLUTION POSING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN
KOMUNIKASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII MTS
DARUSSALIMIN NW SENGKOL MANTANG TAHUN PELAJARAN
2020/2021
Oleh:
Fatmawati 160104118
JURUSAN PNDIDIKAN IPA-BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM
2020
2
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING TIPE PRE
SOLUTIONPOSING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN
KOMUNIKASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII MTS
DARUSSALIMIN NW SENGKOL MANTANG TAHUN PELAJARAN
2020/2021
Skripsi
diajukankepadaUniversitas Islam Negeri
MataramuntukmelengkapipersyaratanmencapaigelarSarjana Pendidikan
Oleh:
Fatmawati 160104118
JURUSAN PNDIDIKAN IPA-BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM
2021
7
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING TIPE PRE
SOLUTION POSINGUNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN
KOMUNIKASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII MTS
DARUSSALIMIN NW SENGKOL MANTANG
Oleh :
Fatmawati NIM: 160104118
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Problem Posing Tipe Pre- Solution Posing untuk meningkatkan keterampilan komunikasi dan hasil belajar IPA Biologi siswa kelas VII MTs Darussalimin NW Sengkol Mantang. Metode penelitian yang digunakana dalah Quasi Eksperimen Design. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VII B dan VII C yang berjumlah 41 siswa di MTs Darussalimin NW Sengkol Mantang. Sedangkan sampel pada penelitian ini adalah kelas VII B sebagai kelas kontrol dan kelas VII C sebagai kelas eksperimen. Instrument pada penelitian ini menggunakan tes dan rubrik, untuk mengukur keterampilan komunikasi siswa menggunakan rubrik dan untuk mengukur hasil belajar siswa menggunakan tes berupa soal pilihan ganda.
Berdasarkan hasil penelitian untuk mengetahui adanya pengaruh model pembelajaran problem posing tipe pre solution posing untuk meningkatkan keterampilan komunikasi dan hasil belajar siswa kelas VII MTs Darussalimin NW Sengkol Mantang Tahun Pelajaran 2020/2021 dilakukan uji hipotesis menggunakan uji independent sampel t test, yang dimana didapatkan hasil nilai sig 0,000 yang berarti sig < 0,05, sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga hasil menunjukkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran problem posing tipe pre-solution posing untuk meningkatkan keterampilan komunikasi dan hasil belajar siswa kelas VII MTs Darussalimin NW Sengkol Mantang Tahun Pelajaran 2020/2021. Kata Kunci: Model Pembelajaran Problem Posing Tipe Pre-Solution Posing,
Keterampilan Komunikasi, Hasil Belajar
8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu kunci menuju keberhasilan.
Peran pendidikan sangat penting bagi perkembangan dan terwujudnya
pribadi berkualitas sehingga dapat membantu perkembangan bangsa dan
negara. Masa kini dunia dituntut untuk mempersiapkan sumber daya
manusia kompeten yang mampu bersaing baik dalam skala nasional
maupun internasional. Melalui pendidikan manusia dapat meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan kreatifitas sehingga dapat mengimbangi
perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi sehingga dapat mengatasi
masalah kebodohan dan kemiskinan.1
UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
mengatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan
membentuk kemampuan serta peradaban bangsa dan bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kretif,
mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung
jawab.2
1Anwar Muhaimin, Journal of Classroom Action Research, 2019(1) 1: 5-13 2Depdiknas, Undang-undang RI No. 20. Sistem Pendidikan Nasional. 2003
9
Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi secara terus
menerus menuntut peerlunya peningkatan mutu pendidikan
untukmewujudkan masyarakaat yang mampu bersaing dan menyesuaikan
diri dengan perubahan zaman. Pendidikan dituntut untuk mampu
membekali peserta didik dengan pengetahuan, keterampilan dan karakter
sikap. Oleh karenanya pendidikan saat ini harus menekankan pada kualitas
pembelajaran.
Proses belajar mengajar, guru seharusnya mengerti bagaimana
memberikan stimulus sehingga siswa mencintai pelajaran tersebut dan
lebih memahami materi yang diberikan oleh guru, serta mampu
mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan munculnya kelompok siswa
yang menunjukkan gejala kegagalan dengan berusaha mengetahui dan
mengatasi faktor yang menghambat proses belajar mengajar.
Keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar khususnnya
pelajaran IPA Biologi dapat diukur dengan keberhasilan siswa yang
mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut. Keberhasilan itu dapat dilihat
dari tingkat pemahaman, penguasaan materi serta prestasi belajar siswa.
Semakin tinggi tingkat pemahaman dan penguasaan materi maka semakin
tinggi pula tingkat keberhasilan siswa.
Adanya mata pelajaran IPA Biologi di Sekolah, diharapkan setiap
siswa mampu mengembangan pengetahuan dan konsep-konsep IPA
Biologi yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga
10
menghasilkan manusia yang mempunyai kemampuan dan potensi yang
dapat memberikan kontribusi terhadap kemajuan Bangsa dan Negara.
Berdasarkan hasil hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti
pada tanggal 25 Februari 2020 melalui metode wawancara dengan salah
satu guru pengampu mata pelajaran IPA Biologi kelas VII di MTs
Darussalimin NW Sengkol Mantang. Ada masalah yang dihadapi oleh
beberapa peserta didik pada saat kegiatan proses pembelajaran
berlangsung, yaitu mental dan karakter peserta didik masih cenderung
malas untuk belajar dan kurang aktif dalam proses pembelajaran di dalam
kelas, peserta didik lebih memilih diam dan malu bertanya dalam proses
pembelajaran. Ketidak aktifan peserta didik ini yang pada akhirnya
berdampak pada hasil belajar yang rendah. Dari masalah-masalah tersebut
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik itu faktor yang berada
didalam diri peserta didik maupun faktor lingkungan tempat tinggal
peserta didik.
Seperti yang kita ketahui bahwa tanggung jawab pendidik adalah
untuk membentuk peserta didik agar menjadi orang yang berguna bagi
agama, nusa dan bangsa di masa yang akan datang. Tugas utama Guru
adalah memudahkan pembelajaran bagi peserta didik. Untuk itu guru tidak
hanya dituntut untuk membuat suasana pembelajaran menjadi nyaman dan
11
menarik, tetapi juga harus mampu menciptakan metode pembelajaran yang
sesuai dengan keadaan diri masing-masing peserta didik.3
Seorang Guru tidak hanya dituntut memiliki kemampuan dalam
menyampaikan suatu materi dan berusaha agar materi yang disampaikan
dan bermanfaat bagi peserta didk. Salah satunya adalah penggunaan model
pembelajaran yang tepat dan cocok untuk mata pelajaran dan tingkatan
kelas. Pemilihan metode pembelajaran harus disesuaikan dengan
karakteristik materi, sehingga materi dapat diserap dengan baik dan proses
pembelajaran berjalan efektif. Sebagaimana dijelaskan dalam QS An-
Nahl/16:125.
وعظة ال ة ادعالىسبيلربكبالحك
و ياحسنقلىانربك بالتي جادل الحسنة
وهواعلم نضلعنسبيل ب اعل
تدين بال
Terjemahannya:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang
baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang
sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang
mendapat petunjuk”. (Q.S. An-Nahl/16:125).4
3Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Teori belajar dan pembelajaran, (Jakarta : ArRuzz Media, 2010), Hal. 5
4Jusriana, dkk, “Efektivitas Metode Pembelajaran Problem Posing Tipe Pre-Solution Posing Terhadap Kemampuan Menganalisis Peserta Didik”.Jurnal Pendidikan Fisika Vol. 7 no. 2, September 2019.
12
Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut agar tidak
berkelanjutan, maka perlu adanya variasi model pembelajaran didalam
kelas, diantaranya model pembelajaran Problem Posing Tipe Pre-Solution
Posing. Model pembelajaran ini dapat digunakan untuk memancing
peserta didik untuk lebih aktif berkomunikasi didalam kelas.
Al-quran juga menyebutkan komunikasi sebagai salah satu fitrah
manusia. Untuk mengetahui bagaimana manusia seharusnya
berkomunikasi.5 Dengan komunikasi, manusia mengekspresikan dirinya,
membentuk jaringan interaksi sosial, dan mengembangkan
keperibadiannya. Alquran menyebut komunikasi sebagai fitrah manusia.
Dalam Q.S. Al-Rahman (55)/1-4
( ) البيا ) عل )خلقاإنسا ( القرآ ( )عل ) ن الر ح
Terjemahnya :
(Tuhan) yang Maha pemurah, Yang telah mengajarkan Al-Qur'an.
Dia menciptakan manusia. Mengajarnya pandai berbicara
(berkomunikasi). Q.S. Al-Rahman (55)/1-46
Model pembelajaran Problem Posing Tipe Pre-Solution
Posingadalah suatu model pembelajaran yang melatih siswa agar mampu
membuat soal sekaligus jawaban secara mandiri berdasarkan informasi
atau situasi yang diberikan oleh guru.7
5Rahmat, Efektivitas Berkomunikasi dalam Islam, Cet. I; Bandung: Mizan,1999, hlm. 71 6Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya (Semarang: Toha Putra, 2001), h. 885 7Anwar Muhaimin, Journal of Classroom Action Research, 2019(1) 1: 5-13
13
Ellerton mengartikan Problem Posing sebagai pembuatan soal
oleh siswa yang dapat mereka pikirkan tanpa pembatasan apapun baik
terkait isi maupun konteksnya.8 Model pembelajaran ini dapat memberikan
kebebasan kepada siswa untuk berpikir dalam memahami materi
pembelajaran IPA Biologi. Berpikir secara bebas dan mandiri sesuai
karakter dan kemampuan masing-masing siswa akan menumbuhkan sikap
logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin serta dapat membantu siswa dalam
mengembangkan keyakinan dan kesukaan terhadap IPA Biologi.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Rismawati
dengan judul “Pengaruh Penerapan Model Problem Posing terhadap hasil
belajar matematika materi pokok keliling dan luas segi empat pada peserta
didik kelas VII SMP Islam Durenan”. Adapun hasil dari penelitian
tersebut dapat disimpulkan bahwa menurut hasil hitung baik pada taraf
signifikansi 1% maupun 5% ternyata nilai thitung > ttabel (5% = 2,048
dan 1% = 2,637), dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima dengan besar
pengaruh 24,11%.9
Penelitian yang dilakukan oleh Mawadurrohman, dengan judul “
Penerapan model pembelajaran problem posing untuk meningkatkan hasil
belajar matematika pada materi Persegi panjang dan persegi panjang siswa
kelas VII SMP Ilam Al-Ihsan Pogalan Trenggalek 2010/2011”. Hasil
8Ali Mahmudi, Pembelajaran Problem Posing untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematika. (Makalah yang disampaikan pada Seminar Nasional Matematika Universitas Negeri Yogyakarta, 13 Desember 2008), hal. 4 9 Rismawati, Pengaruh Penerapan Model Problem Posing Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Keliling Dan Luas Segi Empat Pada Peserta Didik Kelas VII SMP Islam Durenan. 2012
14
penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa meningkat setelah
penerapan model pembelajaran problem posing yang terlihat dari hasil tes
sebelum tindakan dan setelah tindakan. Nilai yang diperoleh siswa
dihitung rata-rata dan didapatkan hasil sebagai berikut : pada siklus I dan
II nampak bahwa terjadi peningkatan terhadap hasil belajar siswa. Pada
siklus I nilai rata-rata yang diperoleh 84,61%, meningkat dari sebelum
tindakan hanya 47,30%. Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata yang
diperoleh 92,69%.10
Berdasarkan penjelasan mengenaimasalah-masalah yang telah
diuraikan di atas, maka peneliti tertarik untuk menerapkan salah satu
model pembelajaran yang tepat untuk digunakan, yaitu model
pembelajaran Problem Posing Tipe Pre-Solution Posing dalam proses
pembelajaran untuk mengetahui pengaruhnya terhadap keterampilan
komunikasi dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran
Problem Posing Tipe Pre-Solution Posing" untuk meningkatkan
keterampilan komunikasi dan hasil belajar IPA Biologi siswa kelas VII
Darussalimin NW Sengkol MantangTahun Pelajaran 2020/2021?
B. Rumusan dan Batasan Masalah
1. Rumusan Masalah
a. Apakah ada pengaruh Model Pembelajaran Problem Posing Tipe
Pre-Solution Posing untuk meningkatkan keterampilan komunikasi 10Mawadurrohman, Penerapan Model Pembelajaran Problem Posing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada Materi Persegi Panjang Dan Persegi Panjang Siswa Kelas VII SMP Ilam Al -Ihsan Pogalan Trenggalek. 2010
15
siswa kelas VII MTs Darussalimin NW Sengkol Mantang Tahun
Pelajaran 2020/2021?
b. Apakah ada pengaruh Model Pembelajaran Problem Posing Tipe
Pre-Solution Posing untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas
VII MTs Darussalimin NW Sengkol Mantang Tahun Pelajaran
2020/2021?
2. Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka obyek
penelitian ini difokuskan terhadap lingkungan sekitar siswa kelas VII
MTs Darussalimin NW Sengkol Mantang Tahun Pelajaran 2020/2021
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan
a. Untuk mengetahui Pengaruh Model Pembelajaran Problem
Posing Tipe Pre-solution Posing untuk meningkatkan
keterampilan komunikasi siswa kelas VII MTs Darussalimin NW
Sengkol Mantang Tahun Pelajaran 2020/2021
c. Untuk mengetahui pengaruh Model Pembelajaran Problem Posing
Tipe Pre-Solution Posing untuk meningkatkan hasil belajar siswa
kelas VII MTs Darussalimin NW Sengkol Mantang Tahun
Pelajaran 2020/2021
2. Manfaat
Manfaat dalam penelitian ini dapat ditinjau dari dua
manfaat yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.
16
a. Manfaat Teoritis
1. BagiPeneliti
Peneliti mampu menerapkan model pembelajaran yang
sesuai dalam materi pembelajaran tertentu dan sesuai dengan
kurikulum yang berlaku, serta peneliti mempunyai
pengetahuan dan wawasan mengenai materi dan model
pembelajaran yang sesuai.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi refrensi untuk
penelitian lebih lanjut.
b. Manfaat Praktis
1. Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi
bagi guru untuk menambah wawasan dan pengetahuan guru
mengenai model pembelajaran yang menarik dan efektif bagi
siswa.
2. Bagi Siswa
Melalui model pembelajaran problem Posing tipe Pre-
Solution Posing, siswa diharapkan dapat meningkatkan
keaktifan dalam proses kegiatan pembelajaran.
3. Bagi Sekolah
17
Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat
menjadi pertimbangan atu informasi bagi sekolah serta instansi
yang menangani masalah pendidikan.
D. Definisi Operasional
Definisi operasioanl dimaksudkan untuk menghindari kesalahan
pemahaman dan perbedaan penafsiran yang berkaitan dengan istilah-istilah
dalam judul skripsi. Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu “Pengaruh
Model Pembelajaran Problem Posing Tipe Pre-Solution Posing Untuk
Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Dan Hasil Belajar IPA Biologi
Siswa Kelas VII MTs Darussalimin NW Sengkol Mantang Tahun
Pelajaran 2020/2021. Maka definisi operasional yang perlu dijelaskan
yaitu:
1. Model pembelajaran Problem Posing
Adalah suatu model pembelajaran yang melatih siswa agar
mampu membuat soal sekaligus jawaban secara mandiri berdasarkan
informasi atau situasi yang diberikan oleh guru.11. Siswa tidak hanya di
minta untuk mengajukan soal, tetapi mereka di minta untuk mencari
penyelesainnya. Soal yang mereka ajukan bisa di kerjakan sendiri atau
berkelompok. Jadi Problem posing merupakan model pembelajaran
11Cahaya Sukma Putri, dkk. “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem
Solving Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Dalam Pemecahan Masalah Fisika Pada Siswa Sma”Jurnal Pendidikan Fisika Vol. 7 No. 2, September 2019
18
yang mengharuskan siswa menyusun pertanyaan sendiri atau memecah
suatu soal menjadi pertanyaan-pertanyaan yang lebih sederhana.12
2. Tipe Pre-Solution Posing
Pre-Solution posing adalah siswa di tuntut membuat
pertanyaan dan jawaban berdasarkan pertanyaan dan jawaban
berdasarkan pernyataan yang dibuat oleh guru. Jadi, yang diketahui
pada soal itu dibuat guru, sedangkan siswa membuat pertanyaan dan
jawaban sendiri.13
3. Keterampilan Komunikasi
Keterampilan komunikasi adalah proses penyampaian
informasi dari satu pihak kepihak lain dengan jelas dan mudah
dipahami oleh penerima informasi tersebut. Komunikasi merupakan
aspek yang sangat penting bagi kehidupan karena dapat menunjang
keterampilannya yang lain.14 Keterampilan komunikasi dapat dibagi 2
yaitu:
a. Komunikasi Verbal, yaitu komunikasi yang penyampaiannya
menggunakan kata-kata. Contohnya melakukan diskusi dan
presentasi dengan baik, menggunakan tata bahasa yang baik,
pembicaraan singkat, jelas dan mudah dimengerti.
12 Fathur Rozy, “Penerapan Model Pembelajaran Problem Posing (Pengajuan Soal)
Tipe Solution Posing pada Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA Pokok Bahasan Fluida Statis di SMAN 2 Bangkalan,” Jurnal Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya 1, no.1, (2015), h. 33
13 Ratna Kartika Irawati, “Pengaruh Model Problem Solving dan Problem Posing Serta Kemampuan Awal Terhadap Hasil Belajar Siswa,” Jurnal Pendidikan Sains 2, no. 4, (2014), h. 184-192
14Anti Haryanti. “Profil Keterampilan Komunikasi Siswa Smp Dalam Pembelajaran Ipa Berbasis Stem”. Jurnal Wahana Pendidikan Fisika(2018) Vol.3 No.1 h. 49-54
19
b. Komunikasi Non Verbal, yaitu komunikasi yang penyampaiannya
menggunakan bahasa tubuh. Contohnya melihat lawan bicara,
ekspresi wajah yang ramah.
4. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan
adanya suatu perubahan pada diri seseorang. Perubahan dalam hasil
belajar ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan sikap,
tingkah laku serta perubahan aspek lain yang ada pada seseorang yang
melakukan kegiatan pembelajaran.15 Hasil pembelajaran dapat
meningkatkan hasil dari kelas eksperimen yang diterapkan model
pembelajaran problem posing tipe pre-solution posing akan lebih tinggi
dari hasil kelas control yang hanya menerapkan model konvensional.
15Mappeasse, Muh. Yusuf. “Pengaruh Cara Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Programmable Logic Controller (Plc) Siswa Kelas Iii Jurusan Listrik Smk Negeri 5 Makassar” Jurnal MEDTEK, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2009
20
BAB II
Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian
A. Kajian Pustaka
1. Model Pembelajaran Problem Posing Tipe Pre-Solution
a. Pengertian ProblemPosingTipePre-Solution Posing
ProblemPosingTipePre-Solution Posingadalah suatu model
pembelajaran yang melatih siswa agar mampu membuat soal
sekaligus jawaban secara mandiri berdasarkan informasi atau
situasi yang diberikan oleh guru.16
Problem Posing tipe Pre-Solution Posing merupakan salah
satu model pembelajaran yang melibatkan siswaa secara aktif
dalam proses kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran ini
mewajibkan siswa membuat pertanyaan dan jawaban sendiri
berdasarkan intruksi yang diarahkan oleh guru.
b. Langkah-Langkah Model Pembelajaran ProblemPosing
Langkah-langkah model pembelajaran Problem Posing
Tipe Pre-Solution Yaitu:
1) Guru sangat disarankan memberikan informasi kepada siswa
sebagai penguatan konsep
2) Guru memberikan soal secukupnya kepada siswa
16Throbroni, Belajar dan Pembelajaran Teori dan Praktik. (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 2015), hlm. 288.
21
3) Siswa diminta untuk membuat soal individu yang menantang,
dan dan mampu menyelesaikannya. Tugas ini dapat dilakukan
secara berkelompok.
4) Guru menyuruh siswa untuk mempresentasikan soal yang telah
diselesaikannya di depan kelas
5) Guru memberikan tugas rumah secara individual.17
Ketika siswa membuat soal, siswa dituntut untuk
memahami soal dengan baik. Hal ini merupakan tahap pertama
dalam penyelesaian masalah, mengingat soal yang dibuat
siswa juga harus diselesaikan, maka siswa akan berusaha
untuk merencanakan strategi penyelesaian, melaksanakan
strategi yang telah direncankan untuk mendapatkan
penyelesaian, dan memeriksa kembali solusi dari penyelesaian
yang diperoleh untuk mendapatkan hasil yang tepat. Oleh
karena itu, problem posing dapat menjadi salah satu alternatif
untuk mengembangkan pola pikir siswa.
c. Jenis-jenis Model Problem Posing
1) Pengajuan pre-solusi (Pre-Solution Posing), yaitu pengajuan
soal berdasarkan situsi yang ada
2) Pengajuan di dalam solusi (within solution Posing), yaitu
merumuskan kembali suatu masalah yang sudah terselesaikan
17Shoimin, Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media), hlm. 134.
22
3) Pengajuan setelah solusi (post solution Posing), yaitu
memodifikasi tujuan dan kondisi yang berbeda dan sudah
terselesaikan dengan membuat soal yang baru.18
d. Kelebihan dan Kekurangan Problem Posing
Kelebihan :
1) Mendidik siswa agar bisa berfikir kritis
2) Mendidik siswa agar aktif dalam pembelajaran
3) Mendidik siswa dalam menganalisis suatu masalah
4) Mendidik siswa agar lebih percaya diri
Kekurangan:
1) Membutuhkan waktu yang cukup lama
2) Tidak bisa digunakan di kelas rendah
3) Tidak semua murid terampil bertanya19
e. Tipe Pre-Solution Posing
Pre-Solution posing merupakan tipe dari problem posing dimana
siswa atau peserta didik membuat pertanyaan berdasarkan
pernyataan (informasi) yang dibuat oleh guru.
Langkah-Langkah model pembelajaran Tipe Pre-Solution Posing
yaitu:
18J D P, Penggunaan Model Pembelajaran Problem Posing Tipe Pre-SolutionDalam
Peningkatan Hasil Belajar Fisika Volume 9, Nomor 1, April 2016: 53 - 60 7 Thabroni, M. Dan Mustofa, A. ,Belajar dan Pembelajaran; Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran Dalam Pembangunan Nasional, 20013. Yoyakarta: Ar- Ruzz Media. Hlm.
23
1) Menguraikan isi.
Guru menjelaskan materi kepada siswa, pada langkah
ini guru memberikan siswa dengan sebuah kode.
2) Menggambarkan masalah
Guru memberikan contoh-contoh soal, dengan model
problem posing tipe Pre-Solution posing yaitu memberi
stimulus berupa seperti sebuah gambar, kisah atau cerita,
kemudian siswa menggambarkan masalah atau menjabarkan
masalah yang diberikan dengan mengidentifikasi stimulus yang
diberikan.
3) Membuat masalah
Guru memberikan latihan dengan model problem
posing tipe Pre-Solution posing dengan mengaitkan masalah
yang diberikan dengan kehidupan mereka sehari-hari.
4) Mendiskusikan masalah
Pada langkah ini, seorang guru menjadi fasilitator
untuk memandu siswanya berdiskusi untuk memecahkan
masalah. Fasilitator atau guru hanya memantau dan
mengarahkan jalanya kegiatan belajar mengajar, tidak boleh
ikut terlibat dalam pemecahan masalah. Hal ini penting untuk
menumbuhkan kepercaayaan para siswa bahwa mereka
memiliki kemampuan untuk mencari pemecahan masalah
sendiri
24
5) Mendiskusikan alternatif pemecahan masalah
Guru membahas tugas yang diberikan dengan model
problem posing tipe Pre-Solution posing dan guru melatih
siswa untuk mencari kemungkinan pertanyaan lain yang
didapat dari stimulus yang diberikan.
f. Kelebihan Tipe Pre-Solution Posing
1) Siswa dapat berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan
pembelajaran yaitu siswa membuat soal dan menyelesaikanya.
2) Mendidik siswa berfikir secara sistematis.
3) Mendidik siswa tidak mudah putus asa dalam menghadapi
kesulitan.
4) Mampu mencari berbagai jalan dari suatu kesulitan yang
dihadapi.
5) Akan mendatangkan kepuasan tersendiri bagi siswa jika soal
yang dibuat tidak mampu diselesaikan oleh kelompok lain
6) Siswa akan terampil menyelesaikan soal tentang materi yang
diajarkan
7) Siswa berkesempatan menunjukan kemampuanya pada
kelompok lain
g. Kekurangan Tipe Pre-Solution Posing yaitu:
1) Membutuhkan waktu yang lama.
2) Agar pelaksanaan kegiatan dalam membuat soal dapat di
lakukan dengan baik perlu di tunjang oleh buku yang dapat di
25
jadikan pemahaman dalam kegiatan belajar terutama membuat
soal.
2. Keterampilan Komunikasi
Komunikasi tidak dapat dipisahkan dalam proses pembelajaran
dikarenakan proses pembelajaran terjadi akibat adanya komunikasi,
baik itu yang bersifat intrapersonal seperti berfikir, mengingat, serta
melakukan pesepsi. Secara interpersonal yaitu melalui prose
penyaluran ide atau gagasan informasi kepada orang lain,menghargai
pendapat orang lain, serta menyimak pendapat yang disampaikan oleh
orang lain. Kemampuan berkomunikasi sangatlah penting dalam
proses pembelajaran karena dapat membantu peserta didik untuk
mengutarakan pendapat dan bertukar informasi dengan guru atau
sesama peserta didik.
Keterampilan berkomunikasi juga akan mendukung
kepercayaan diri peserta didik dalam mengemukakan pendapatnya dan
menjadi sarana dalam mengembangkan sikap empati dalam
menghargai perbedaanpendapat dilingkungan sekitarnya.20
ProblemPosing Tipe Pre Solutin Posing dapat melatih
kemampuan komunikasi siswa. Hal ini terjadi pada saat siswa
mendiskusikan masalah yang diberikan bersama anggota
kelompoknya. Ketika berdiskusi siswa bisa mengeluarkan
ide/pendapatnya. Selain itu, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh
20Marfuah, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial Volume 26, Nomor 2, Desember 2017
26
peneliti akan melatih siswa untuk terus berpikir mengenai bagaimana
siswa akan menyelesaikan soal atau masalah yang diajukan
tersebut.21
3. Hasil belajar
Hasil belajar dapat dipahami melalui dua kata, yaitu hasil
dan belajar. Pengertian hasil menunjukkan suatu perolehan akibat
dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan
perubahan secara fungsional.22 Sedangkan belajar adalah aktivitas
Mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan, keterampilan dan sikap. Perubahan itu diperoleh melalui
usaha (bukan karena kematangan).
Hasil belajar merupakan salaah satu tujuan dari proses
pembelajaran. Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku pada
diri siswa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan
pengetahuan, sikap dan perubahan lainnya. Oleh karena itukemampuan
siswa dalam memahami suatu materi dalam pembelajaran sangatlah
penting untuk meningkatkan hasil belajar siswa.23
21SantiArumPuspita Lestari,JurnalPendekatanProblemPosingUntuk Meningkatkan KemampuanKomunikasiDan Disposisi Matematik SiswaSMP. Vol. 1, No.1,November 2016 22Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta : Pustaka belajar, 2009), hal. 44
23Hayatri Wulandari dkk. “Penerapan Model Pembelajaran Problem Posing Tipe Post Solution Posing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Viii Di Smp Negeri 01 Bengkulu Tengah” Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Sekolah (JP2MS), Vol. 2, No. 1, April 2018
27
B. Kerangka Berpikir
Pembelajaran IPA Biologi diharapkan dapat menjadi wahana bagi
peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, sehingga
IPA Biologi bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa
fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, melainkan juga
merupakan suatu proses penemuan.
Salah satu metode pembelajaran yang diharapkan dapat
mengembangkan keterampilan siswa adalah metode pembelajaran problem
Posing tipe Pre-Solution . Problem Posing tipe Pre-Solution
Posingmerupakan salah satu model pembelajaran yang melibatkan siswaa
secara aktif dalam proses kegiatan pembelajaran.24
24Hodiyanto, dkk, “Eksperimentasi Model Pembelajaran Problem Posing Dan Problem Solving Dengan Pendekatan Pmr Terhadap Prestasi Belajar Dan Kemampuan Komunikasi Matematis Ditinjau Dari Kreativitas Siswa Kelas Vii Smp Negeri Di Kabupaten Sukoharjo”, Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika 4, no. 2, (2016), h. 199-214
28
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Kondisi awal
Guru menerapkan metode ceramah dan
diskusi
Solusinya dengan menerapkan model pembelajaran problem posing tipe pre-
solution posing
Harapannya yaitu keterampilan komunikasi dan hasil belajar siswa
berpengaruh
Keterampilan komunikasi
siswa
Hasil belajar siswa
Masih sangat kurang aktif dan malu untuk bertanya, sehingga hasil belajar
masih sangat rendah
29
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah pernyataan yang merupakan dugaan atau terkaan
tentang apa saja yang kita amati dalam usaha untuk memahaminya. Selain
itu hipotesis juga sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan peneliti sampai terbukti melalui data yang terkumpul.25
Dari tinjauan pustaka dan kerangka teoritis yang telah dipaparkan
pada pembahasan sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan peneliti
adalah:
Ha: Diduga Model Pembelajaran problem Posing tipe Pre-Solution
Posing berpengaruh terhadap keterampilan komunikasi dan hasil belajar
siswa kelas VII MTs Darussalimin NW Sengkol Mantang.
Ho: Diduga Tidak ada pengaruh model pembelajaran problem
posing tipe Pre-Solution posing terhadap keterampilan komunikasi dan
hasil belajar siswakelas VII MTs Darussalimin NW Sengkol Mantang.
25 Nasution, Metode Research (Metode Ilmiah), (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 39
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah quasi
eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Desain ini mempunyai
kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk
mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan
eksperimen.26
B. Populasi dan Sampel
1. Pupulasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudia ditarik
kesimpulan.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
VII B dan C di MTs Darussalimin NW Sengkol Mantang yang
bejumlah 41 siswa.
Tabel 3.1 Jumlah Populasi Siswa Kelas VII MTs Darussalimin NW Sengkol
Mantang Tahun Pelajaran 2020/2021.
No Kelas Jumlah Siswa
1 VII B 20 2 VI I C 21
Total 41 (Sumber): Arsip Siswa Kelas VIIMTs Darussalimin NW
Sengkol Mantang Tahun Pelajaran 2020/2021.
26Syamsuddin dan Damayanti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 116
31
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang di
miliki oleh papulasi tersebut. Kelas yang dipilih menjadi sampel
adalah sebanyak 2 (dua) kelas, yaitu satu kelas menjadi kelas
eksperimen atau kelas yang diberi perlakuan dengan model
pembelajaran Problem PosingTipe Pre-Solution Posingdan satu kelas
kontrol dengan metode ceramah dan diskusi. Adapun teknik sampling
(cara mengambil sampel) yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
dengan teknik sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik
penentuan sampel bila semua angota populasi digunakan sebagai
sampel. Maka yang menjadi sampel yaitu kelas VII C sebagai
kelompok eksperimen dan kelas VII B sebagai kelompok kontrol atau
kelompok pembanding.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Semester Ganjil Tahun Pelajaran
2020/2021 di kelas VII, sedangkan peneliti mengambil tempat penelitian
di MTs Darussalimin NW Sengkol Mantang
D. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua macam variabel
yaitu:
1. Variabel bebas (indevenden variabel)
Yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahan atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dari
32
penelitian ini adalah modelpembelajaran. Kelas eksperimen diberi
perlakuan model pembelajaran problem Posing tipe Pre-Solution
sedangkan kelas kontrol menggunakan metode konvensional (Diskusi
kelompok).
2. Variabel terikat (Dependen)
Yaituvariabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas.27 Variabel terikat dalam penelitian ini
adalah keterampilan komunikasi dan hasil belajar siswa.
E. Desain Penelitian
Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
desain Nonequivalent Control Group Design, dengan pola sebagai berikut:
O1 X O2
O3 O4
Keterangan:
X = Perlakuan dengan model problem Posing tipe pre solution
Posing
O1 dan O3 = Keterampilan komunikasi dan hasil belajar siswa sebelum
perlakuan
O2 =Keterampilan komunikasi dan hasil belajar siswa setelah
perlakuan
O = Keterampilan komunikasi dan hasil belajar siswa tanpa
perlakuan.28
27 Alfira Mulya Astutu, Statistika Penelitian, (Mataram: Insan Madani Publishing, 2016),
hlm.12. 28 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, (Bandung, Alfabeta, cv, 2018), hlm.114.
33
F. Intrumen Penelitian
1. Lembar Observasi
a. Keterlaksanaan RPP
Rencana dan persiapan keterlaksanaan RPP untuk
melengkapi hasil pengamatan yang dilanjutkan dengan proses
belajar mengajar. Sedangkan tujuan observasi keterlaksanaan RPP
hanya sebagai pendukung untuk memberikan informasi bahwa
penelitian ini benar-benar terlaksana sesuai dengan rencana.
2. Tes
Tes adalah suatu alat penilaian yang sistematis berbentuk
tulisan untuk mencatat atau mengamati tingat prestasi siswa yang
sesuai dengan target pembelajaran. Hasil jawaban dari tes ini dapat
berupa lisan, tulisan, maupun perbuatan.29
3. Lembar Soal Tes Hasil Belajar Siswa
Lembar soal tes yang akan digunakan pada penelitian ini adalah
tes pilihan ganda yang berjumlah 20 soal yang berkaitan dengan materi
yang diajarkan. Soal-soal yang dibuat oleh peneliti sendiri dan akan
divalidasi oleh validator ahli, kemudian soal tersebut digunakan untuk
mendapatkan informasi mengenai hasil belajar siswa. Soal yang telah
disusun tersebut diberikan sesudah pembelajaran.
29Zulkifli Matondang. “Validitas dan Reliabilitas Suatu Instrumen Penelitian” Jurnal
Tabularasa Pps Unimed, Vol 6 No.1, Juni 2009,h. 87-97
34
4. Rubrik Penilaian Keterampilan Komunikasi Siswa
Lembar Rubrik penilaian dibuat oleh peneliti sendiri dan akan
divalidasi oleh validator ahli, kemudian lembar tersebut diisi oleh
siswa yang bersangkutan dan digunakan untuk mendapatkan informasi
mengenai keterampilan komunikasi siswa.
5. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen
rapat, langger, agenda, dan sebagianya. Teknik ini peneliti gunakan
untuk mengumpulkan data yang diambil dari sekolah tempat
penelitian.
G. Teknik Pengumpulan Data
Adapun metode pengumpulan data yang digunakan untuk
memperoleh data yang dibutuhkan, antara lain:
1. Teknik Observasi
Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan langsung
sebagai penilaian untuk mengukur tingkah laku individu ataupun
proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat di amati.
c. Observasi oleh observer untuk menilai tingkah laku peneliti pada
waktu mengajar, hasil observasi diisi pada lembar observasi yang
telah dibuat oleh peneliti untuk mengukur keterlaksanaan RPP.
2. Teknik Tes
35
Instrumen ini digunakan untuk menilai tingkat hasil belajar siswa
setelah diberi perlakuan oleh peneliti menggunakan model
pembelajaran Problem Posing Tipe Pre-Solution Posing.
3. Teknik Rubrik
Lembar Rubrik penilaian akan diisi oleh siswa yang
bersangkutan sesuai petenjuk yang tertera di lembar rubrik tersebut dan
kemudian digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai
keterampilan komunikasi siswa.
4. Teknik validasi
Validasi adalah alat yang digunakan untuk mengukur kevalidan
suatu instrumen, validasi ini digunakan untuk mengetahui soal yang
disusun sudah layak atau tidak untuk dijadikan soal penelitian.
6. Dokumentasi
Dokumentasi diartikan sebagai bukti asli semua kegitan yang
dilakukan peneliti pada saat melakukan penelitian. Dokumentasi
tersebut dapat berupa data-data maupun gambar.
H. Teknik Analisis Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini adalah tes dan rubrik. Tes dilakukan untuk mengukur
kemampuan awal peserta didik (pretest) dan mengukur kemampuan
peserta didik setelah diberikan perlakuan (post-test). Sedangkan lembar
rubrik digunakan untuk mengukur tingkat keterampilan komunikasi siswa
36
dalam proses pembelajaran sebelum (pretest) dan sesudah diberikan
perlakuan (post-test).
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini berupa hasil belajar
siswa yang diukur dengan instrumen tes dan rubrikuntuk mengetahui
keterampilan komunikasi dan hasil belajar siswa, untukdapat mengetahui
apakah penelitian ini berhasil atau tidak maka dapat kita melakukan
pengujian sebagai berikut:
1. Analisis Instrumen Penilaian
a. Uji Validitas
Untuk menganalisis butir pertanyaan hasil uji coba semua
perangkat tes digunakan korelasi product moment dari Pearson,
yang digunakan untuk mencari hubungan antara dua variable
yang bersifat kuantitatif, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menghitung koefisien korelasi Product moment (rxy)30
r =
∑XY– (∑X) (∑Y)
N
∑X2- (∑ X)2
∑Y- (∑ Y)2
N N
Keterangan:
r atau rxy = koefisien korelasi product moment
N = banyaknya peserta tes
30Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT remaja Rosdakarya, 1989), h.146
37
X = skor hasil uji coba
Y = skor total
Kriteria korelasi terhadap nilai koefisien r dapat
digunakan kriteria sebagai berikut:31
0,800 < rxy ≤ 1 sangat tinggi
0,600 < rxy ≤ 0,800 tinggi
0,400 < rxy ≤ 0,600 cukup
0,200 < rxy ≤ 0,400 rendah
0 < rxy ≤ 0,200 sangat rendah
2) Mencari nilai ttabel
Setiap butir instrumen dinyatakan valid apabila nilai rxy >
rtabel pada taraf signifikan 5%.
3) Menghitung nilai thitung
Rumus mencari nilai thitung adalah:
thitung =
Keterangan:
t = nilai t hitung
n= nilai responden uji coba
r = koefisien korelasi rhitung
b. Uji Reliabilitas
31Rahayu Kariadinata dan Maman Abdurrahman, Dasar-dasar Statistik Pendidikan,
(Bandung: CV Pusaka Setia, 2012) h. 309-310
rxy√ (n - 2)
√ (1 – rxy2)
38
Untuk menghitung koefisien reliabilitas seperangkat
instrumen digunakan reliabilitas koefisien Cronbach Alpha.
Untuk menghitung reliabilitas menggunakan rumus alpha,
sebagai berikut:
r11= x 1-
Keterangan:
r11 = nilai reliabilitas
∑Si = jumlah varians skor tiap-tiap item
St = varians total
k = jumlah item
Interpretasi terhadap nilai rhitung adalah sebagai berikut:
0,20 < rhitnng ≤ 0,40 : reliabilitas sangat rendah
0,40 < rhitnng ≤ 0,70 : reliabilitas rendah
0,70 < rhitnng ≤ 0,90 : reliabilitas sedang
0,90 < rhitnng ≤ 1,00 : reliabilitas sangat tinggi
2. Uji Kesukaran Butir Soal
1. Tingkat Kesukaran
P = B JS
Keterangan:
P : Indeks kesukaran
B: Banyak siswa yang menjawab soal dengan betul
k
k - 1
∑Si
St
39
JS : Jumlah semua siswa32
Kriteria Tingkat Kesukaran:
0,00 – 0,30 = sukar
0,31 - 0,70 = sedang
0,71 – 1,00 = mudah
2. Daya Pembeda
D = BA-BB = PA-PB PA = BA, PB = BB JA-JB JB
Keterangan:
D = Indeks daya beda
JA = Banyaknya peserta kelompok atas
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
BA= Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal
benar
PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar33
Kriteria Daya Pembeda:
0,40 – 1,00 = soal baik
0,30 – 0,39 = terima & perbaiki
32Daryanto, Evaluasi Pendidikan, Jakarta:Rineka Cipta, 1999, hal. 180-182.
33 Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1996, hal. 213-217
40
0,20 – 0,29 = soal diperbaiki
0,19 – 0,00 = soal ditolak
3. Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran
a. Keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Informasi Keterlaksanaan RPP yang diperoleh melalui
pengamatan yang dilaukan observer, selanjutnya informasi tersebut
dianalisis menggunakan persamaan berikut:34
% keterlaksanaan = Ʃ pernyataan yang terlaksana x 100
Ʃ pernyataan.
Tabel 3.2 Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran
No Persentase (%) Kategori
1 80 – 100 Sangat baik
2 60 – 79 Baik
3 40 – 59 Cukup baik
4 20 – 39 kurang baik
5 0 – 19 Sangat kurang baik
(Sumber : Sugiyono, 2013).
b. Hasil Belajar Siswa
34Fazrin, Dewanti Nurul, “ Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Fisika pada Pokok Bahasan Listrik Dinamis di Kelas X Tahun Ajaran 2009-2010 (Penelitian Tindakan Kelas di salah satu SMA Negeri Bandung)”, (Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia) , Bandung, 2010, h. 28-29.
41
Menganalisis data hasil tes menggunakan rumus penilain
sebagai berikut:
Nilai = ℎ
ℎ �
c. Keterampilan Komunikasi Siswa
Untuk mencari nilai keterampilan komunikasi siswa dengan
skor di rubah kedalam nilai dengan rumus:
Nilai = � �ℎ x100
Tabel 3.2 Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran
No Persentase (%) Kategori
1 61 – 80 Sangat baik
2 41 – 60 Baik
3 21 – 40 Cukup baik
4 0 – 20 kurang baik
(Sumber : Riduwan, 2008).
4. Analisis prasyarat
Analisis prasyarat pengujian dilakukan sebelum melakukan analisis
data. Prasyarat yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas,
dan uji homogenitas.
a) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel
yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang
42
digunakan adalah uji kolmogrove-sminor dengan menggunakan SPSS
versi 24.00.
b) Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui adakah
data yang memiliki varian homogeny atau tidak. Pengujian ini
dlakukan menggunakan SPSS 24.00 dengan taraf signifikan 5%
(0,05).
Pengambilan keputusan dasar:
1. Jika nilai signifikansi>0,05 maka sebaran datanya
homogen.
2. Jika nilai signifikansi <0,05 maka sebaran datanya tidak
homogen.
c) Uji Hipotesis
Uji hipotesis menggunakan uji-t jika hasil normalitas
menunjukkan data normal dan menggunakan uji wilcoxon jika
normalitas hasil menunjukkan abnormal.35
Berikut langkah-langkah pengujian hipotesis sebagai berikut:
1) Rumus Hipotesis
Ho = � = �
Ha = � >�
Keterngan:
35HET Ruseffendi, “Statistika Dasar Untuk Pendidikan”, (Bandung: IKIP Bandung,
1998), hal. 271
43
� : Model Pembelajaran Problem Posing tipe Pre-
Solution Posingberpengaruh terhadap keterampilan
komunikasi dan hasil belajar siswakelas VIIMTs
Darussalimin NW Sengkol Mantang.
� : Tidak ada pengaruh model pembelajaran problem
posing tipe Pre-Solution posing terhadap keterampilan
komunikasi dan hasil belajar siswakelas
VII MTs Darussalimin NW Sengkol Mantang.
Melakukan pengambilan kesimpulan, jika operasi kalkulasi
pada langkah sebelumnya ternyata:
a) Jika sig. <= 0,05, Ha diterima dan Ho ditolak
b) Jika sig. > 0,05, Ha ditolak dan Ho dipertahankan.
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini dijelaskan mengenai hasil penelitian pada proses
pembelajaran yang berlangsung di MTs Darussalimin NW Sengkol
Mantang. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada tanggal 23 September
sampai dengan Tanggal 07 Oktober 2020pada kelas VII B sebagai kelas
kontrol dengan jumlah siswa 20 orang dan VII C sebagai kelas eksperimen
dengan jumlah siswa 21 orangdengan judul penelitian yaitu “Pengaruh
Model Pembelajaran Problem Posing Tipe Pre-Solution Posing Untuk
Meningkatkan Keterampilan Komunikasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas
VII MTs Darussalimin NW Sengkol Mantang.” Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui tingkat keterampilan komunikasi dan hasil belajar siswa
dengan menggunakan model pembelajaran Problem Posing Tipe Pre-
Solution Posing.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa nilai pre-tes dan
post tes yang diberikan kepada siswa dari dua kelompok, yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
Jenis penelitian ini yaitu penelitian quasi eksperimentkarena
penelitian ini di tujukan untuk mengetahuipengaruh dari suatu model
45
pembelajaran dengan memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada
kelompok eksperimen. Tahap-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini
baik untuk kelas kontrol dankelas eksperimen sebagai berikut:
1. Data Keterampilan Komunikasi
a. Uji Validitas
Tabel 4.1 Hasil Analisis Validitas
No Nomor Pernyataan Jumlah Rtabel=0,433 Kategori
1
1,2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10,
11, 12, 13, 14,15, 16, 17,
18, 19, 20
20 > 0,433 Valid
2 0 0 < 0,433 Tidak
Valid
2. Uji Reliabilitas
Tabel 4.2
Hasil Analisis Realibilitas
r hitung r tabel Keterangan Kriteria
0,873 0,433 rhitung > rtabel Reliabilitas
Sedang
Tabel 4.3 Data Statistik Keterampilan Komunikasi
PreEks PostEks PreKon PostKon
N Valid 21 21 20 20
Missing 0 0 1 1
Mean 67.71 73.57 57.15 64.25
Median 67.00 73.00 57.00 64.50
46
Mode 63a 71a 56 63
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Berdasarkan tabel 4.3 data statistik keterampilan komunikasi
nilai akhir (post-test) yang diperoleh dari kelas eksperimen lebih besar
dari pada kelas kontrol, yang dimana nilai rata-rata kelas post-test
eksperimen yaitu 73,57 sedangkan post-test kontrol yaitu 64,25.
Dengan demikian model problem posing tipe pre-solution posing
berpengaruh terhadap keterampilan komunikasi siswa.
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Pre-Tes Kelas Eksperimen
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
59 1 4.8 4.8 4.8
62 2 9.5 9.5 14.3
63 3 14.3 14.3 28.6
64 1 4.8 4.8 33.3
65 2 9.5 9.5 42.9
66 1 4.8 4.8 47.6
67 2 9.5 9.5 57.1
70 1 4.8 4.8 61.9
71 1 4.8 4.8 66.7
72 1 4.8 4.8 71.4
73 3 14.3 14.3 85.7
74 2 9.5 9.5 95.2
76 1 4.8 4.8 100.0
Total 21 100.0 100.0
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi pretes, kelas
eksperimen dapat digambarkan dalam histogram di bawah ini;
47
Gambar Diagram Batang 4.1
Berdasarkan gambar diagram batang data di atas, mayoritas
frekuensi eksperimen kelas pre-tes terletak pada interval 73 dan 63
sebanyak 3 siswa (14,3%).
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Post-Tes Kelas Eksperimen
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
66 1 4.8 4.8 4.8
68 1 4.8 4.8 9.5
71 4 19.0 19.0 28.6
72 1 4.8 4.8 33.3
73 4 19.0 19.0 52.4
74 1 4.8 4.8 57.1
75 1 4.8 4.8 61.9
76 3 14.3 14.3 76.2
48
77 4 19.0 19.0 95.2
78 1 4.8 4.8 100.0
Total 21 100.0 100.0
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi pretes, kelas
eksperimen dapat digambarkan dalam histogram di bawah ini;
Gambar Diagram Batang 4.2
Berdasarkan gambar diagram batang data di atas,
mayoritas frekuensi eksperimen kelas pre-tes terletak pada interval
71, 73 dan 77 sebanyak 4 siswa (19,0 %).
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Pre-Tes Kelas Kontrol
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
51 1 5.0 5.0 5.0
54 1 5.0 5.0 10.0
55 3 15.0 15.0 25.0
56 4 20.0 20.0 45.0
57 3 15.0 15.0 60.0
58 2 10.0 10.0 70.0
59 2 10.0 10.0 80.0
60 2 10.0 10.0 90.0
49
Valid
61 1 5.0 5.0 95.0
63 1 5.0 5.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi pretes, kelas
eksperimen dapat digambarkan dalam histogram di bawah ini;
Gambar Diagram Batang 4.3
Berdasarkan gambar diagram batang data di atas, mayoritas
frekuensi eksperimen kelas pre-tes terletak pada interval 71, 73 dan
56 sebanyak 4 siswa (20,0 %).
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Post-Tes Kelas Kontrol
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
59 1 5.0 5.0 5.0
60 2 10.0 10.0 15.0
61 1 5.0 5.0 20.0
62 1 5.0 5.0 25.0
63 4 20.0 20.0 45.0
64 1 5.0 5.0 50.0
50
B
e
rdasarkan tabel distribusi frekuensi pretes, kelas eksperimen dapat
digambarkan dalam histogram di bawah ini;
Gambar Diagram Batang 4.4
Berdasarkan gambar diagram batang data di atas,
mayoritas frekuensi eksperimen kelas pre-tes terletak pada interval
63 sebanyak 4 siswa (20,0 %).
3. Analisis Pengujian Prasyarat Hasil Belajar
Analisis prasyarat pengujian dilakukan sebelum melakukan
analisis data. Prasyarat yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
normalitas dan uji homogenitas. Hasil tes prasyarat analisis disajikan
sebagai berikut;
Valid
65 2 10.0 10.0 60.0
66 3 15.0 15.0 75.0
67 2 10.0 10.0 85.0
68 2 10.0 10.0 95.0
69 1 5.0 5.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
51
a. Uji Normalitas
Tabel 4.8 Uji Normlitas
Kelas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Hasil
Keterampilan
Komunikasi
Pre-Test Eksperimen .139 21 .200* .929 21 .132
Post-Test Eksperimen .157 21 .193 .929 21 .131
Pre-Test Kontrol .122 20 .200* .977 20 .882
Post Test Kontrol .126 20 .200* .960 20 .552
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
b. Uji Homogenitas
Tabel 4.9 Uji Homogenitas
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Hasil Ketermpilan
Komunikasi
Based on Mean .084 1 39 .773
Based on Median .051 1 39 .823
Based on Median and with
adjusted df
.051 1 36.967 .823
Based on trimmed mean .094 1 39 .761
52
c. Uji Hipotesis
Tabel 4.10 Uji Hipotesis
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. T Df
Sig.
(2)
tailed
Mean
Difference
Std.
Error
Differen
ce
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Hasil
Ketermpilan
Komunikasi
Equal variances
assumed
.084 .773 9.727 39 .000 9.321 .958 7.383 11.260
Equal variances
not assumed
9.750 38.928 .000 9.321 .956 7.387 11.255
2. Data Hasil Belajar
a. Uji Validitas
Uji validitas merupakan sesuatu yang digunakan untuk
mengukur suatu variabel. Uji validitas ini digunakan untuk
mengukur valid atau tidaknya soal yang akan digunakan. Soal
dikatakan valid jika pertanyaan yang digunakan pada soal tersebut
mampu untuk mengukur sesuatu yang akan diukur oleh soal
tersebut. Adapun hasil analisis uji validitas sebagai berikut:
Nilai rtabel : 0,433
53
Tabel 4.11 Hasil Analisis Validitas
No Nomor Pernyataan Jumlah Rtabel=0,433 Kategori
1
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 8, 11,
12, 13, 14,15, 16, 17, 18, 19,
20
20 > 0,433 Valid
2 21, 22, 23, 24, 25 5 < 0,433 Tidak
Valid
Daritabel 4.11 di atas dapat dilihat bahwa hasil analisis
validitas pada soal yang telah diujikan yakni jumlah soal yang
valid lebih banyak dibandingkan dengan soal yang tidak valid. Hal
ini dikarenakan nilai rtabel 0,433 > dari nilai thitung.
b. Uji Reabilitas
Uji Reliabilitas adalah uji untuk memastikan apakah soal
penelitian yang akan dipergunakan untuk mengumpulkan data
variabel penelitian reliabel atau tidak. Uji reliabilitas ini digunakan
untuk menetapkan apakah instrumen yang digunakan dapat
dipergunakan beberapa kali dan mendapatkan hasil yang relatif
sama. Adapun hasil analisis uji reliabilitas sebagai berikut:
r tabel = 0,433
Tabel 4.12 Hasil Analisis Realibilitas
r hitung r tabel Keterangan Kriteria
54
0,881 0,433 rhitung > rtabel Reliabel
Sedang
Dapat dilihat pada tabel 4.12 diatas bahwa hasilnya adalah
rhitung > rtabel yakni 0,870 > 0,433 sehingga instrumen dinyatakan
reliabel.
c. Uji Tingkat Kesukaran dan Daya Beda
Setelah melakukan uji validitas dan uji reliabilitas,
kemudian melakukan analisisuji kesukaran butir soal. Analisis
butir soal ini digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran dan
tingkat daya pembeda dari soal tersebut karena jenis soal yang
peneliti gunakan yaitu tes berupa pilihan ganda dengan jumlah 20
soal. Adapun hasil analisis tingkat kesukaran dan daya pembeda
soal sebagai berikut:
Tabel 4.13
Hasil Analisis Uji Kesukaran Butir Soal Post-Tes
No Kelas No. Soal
Jumlah
Soal Kategori Nilai
1. Tingkat
Kesukaran
10 1 Sukar 0,00 – 0,30
1 1 Sedang 0,31 – 0,70
2, 3, 4, 5, 6,
7, 8, 9, 11, 18 Mudah 0,71 – 1,00
55
12, 13, 14,
15, 16, 17,
18, 19, 20
2. Daya
Pembeda
1, 2, 4, 5, 6,
7, 8, 9, 10,
11, 12, 13,
14, 15, 16,
18, 19, 20
18 Soal baik 0,40 – 1,00
3, 17 2 Soal terima
& perbaiki 0,30 – 0,39
0 0 Soal
diperbaiki 0,20 – 0,29
0 0 Soal ditolak 0,19 – 0,00
Tabel diatas merupakan analisis uji kesukaran soal dan
daya beda soal. Adapun pada tingkat kesukaran soal terdapat 3
kategori yang diujikan yaitu soal sukar, sedang, dan mudah.
Sedangkan pada uji daya pembeda soal memiliki 4 kategori yaitu
soal baik, soal diterima dan diperbaiki, soal diperbaiki, dan soal
ditolak. Adapun perhitungan uji kesukaran dan daya beda pada soal
yaitu pada uji kesukaran diperoleh 1 soal termasuk dalam kategori
soal sukar, 1 soal termasuk dalam kategori sedang dan 18 soal
termasuk dalam kategori soal mudah. Sedangkan pada uji daya
56
beda diperoleh 2 soal termasuk dalam kategori soal diterima dan
perbaiki dan 18 soal termasuk dalam kategori baik.
d. Analisis Data Hasil Belajar
Tabel 4.14 Data Statistik Hasil Belajar
Pre-test
Eksperimet
Post-test
Eksperimen
Pre-test
Kontrol
Post-test
Kontrol
N Valid 21 21 20 20
Missing 0 0 1 1
Mean 75.95 88.57 69.00 73.75
Median 75.00 90.00 70.00 75.00
Mode 75 85a 70 70a
Sum 1595 1860 1380 1475
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Berdasarkan tabel 4.4 data statistik kelas eksperimen dan kelas
kontrol, nilai akhir (post-test)yang diperoleh dari kelas eksperimen lebih
besar dari pada kelas kontrol, yang dimana nilai rata-rata kelas post-test
eksperimen yaitu 88,57 sedangkan post-test kontrol yaitu 73,75. Dengan
demikian model problem posing tipe pre-solution posing berpengaruh
terhadap tingkat hasil belajar siswa.
Tabel 4.15 Frekuensi Kelas Pre-Test Eksperimen
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
60 1 4.8 4.8 4.8
65 1 4.8 4.8 9.5
57
Valid
70 4 19.0 19.0 28.6
75 6 28.6 28.6 57.1
80 5 23.8 23.8 81.0
85 4 19.0 19.0 100.0
Total 21 100.0 100.0
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi pre-tes, kelas eksperimen
dapat digambarkan dalam histogram di bawah ini;
Gambar Diagram Batang 4.5
Berdasarkan gambar diagram batang data di atas, mayoritas
frekuensi eksperimen kelas pre-tes terletak pada interval 75
sebanyak 6 siswa (28,6%.
Tabel 4.16
Frekuensi Post-Test Kelas Eksperimen
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
80 2 9.5 9.5 9.5
85 7 33.3 33.3 42.9
90 7 33.3 33.3 76.2
95 5 23.8 23.8 100.0
Total 21 100.0 100.0
58
GambarDiagram Batang 4.6
Berdasarkan gambar diagram batang data di atas, mayoritas
frekuensi eksperimen kelas pre-tes terletak pada interval 85
sebanyak 7 siswa (33,3%) dan interval 90 sebanyak 7 siswa
(33,3%)
Tabel 4.17 Frekuensi Pre-Test Kelas Kontrol
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
55 2 10.0 10.0 10.0
60 1 5.0 5.0 15.0
65 5 25.0 25.0 40.0
70 6 30.0 30.0 70.0
75 4 20.0 20.0 90.0
80 1 5.0 5.0 95.0
59
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi post testkelas
eksperimen dapat digambarkan dalam histogram di bawah ini;
GambarDiagram Batang 4.7
Berdasarkan gambar diagram batang data di atas, mayoritas
frekuensi eksperimen kelas pre-tes terletak pada interval 70
sebanyak 6 siswa (28,6%).
Tabel 4.18 Distribusi frekuensi post-tes kelas kontrol
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
60 1 5.0 5.0 5.0
65 2 10.0 10.0 15.0
Valid
85 1 5.0 5.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
60
Valid
70 6 30.0 30.0 45.0
75 6 30.0 30.0 75.0
80 3 15.0 15.0 90.0
85 1 5.0 5.0 95.0
90 1 5.0 5.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi pretes, kelas
eksperimen dapat digambarkan dalam histogram di bawah ini;
Gambar Diagram Batang 4.8
Berdasarkan gambar diagram batang di atas, mayoritas
frekuensi kontrol kelas pre-tes berada pada interval 75 sebanyak 6
siswa (28,6%).
e. Analisis Pengujian Prasyarat Hasil Belajar
Analisis prasyarat pengujian dilakukan sebelum melakukan
analisis data. Prasyarat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
uji normalitas dan uji homogenitas. Hasil tes prasyarat analisis
disajikan sebagai berikut;
61
1) Uji normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah semua
variabel berdistribusi normal atau tidak. Normalitasnya
menggunakan rumus Kolmogrov-Smirnov dalam
perhitungannya menggunakan program SPSS 24.00. Untuk
mengetahui normal tidaknya jika sig> 0.05 maka dikatakan
normal dan jika sig <0.05 maka dikatakan tidak normal. Hasil
perhitungan yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Tabel 4.19
Uji Normalitas
Kelas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Hasil
Belajar
Siswa
Pre-Test Eksperimen .159 21 .179 .926 21 .115
Post-Test Eksperimen .201 21 .026 .882 21 .016
Pre-Test Kontrol .153 20 .200* .951 20 .383
Post-Test Kontrol .180 20 .090 .953 20 .408
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa data pre-test
dan post-test hasil belajar baik baik kelas eksperimen maupun
kelas kontrol memiliki nilai sig > 0,05. Selanjutnya dapat
disimpulkan bahwa data kelompok berdistribusi normal.
2) Uji Homogenitas
Setelah mengetahui tingkat normalitas data, selanjutnya
dilakukan uji homogenitas. Uji homogenitas digunakan untuk
62
mengetahui tingkat kemiripan varian antara kedua kelompok.
Menerima dan menolak hipotesis dengan membandingkan sig>
0,05. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan program
SPSS 24.00 untuk menentukan homogenitas.
Tabel 4.20 Uji Varians Homogenitas
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Hasil Belajar
Siswa
Based on Mean .048 1 39 .829
Based on Median .119 1 39 .732
Based on Median and
with adjusted df
.119 1 38.698 .732
Based on trimmed mean .090 1 39 .766
Berdasarkan tabel di atas, signifikansi berdasarkan
Mean diketahui sebesar 0,829> 0,05, sehingga dapat
disimpulkan bahwa data varians posttest kelas eksperimen dan
posttest kelas kontrol adalah sama atau homogen.
3) Uji Hipotesis
Uji Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah uji-t independen. Berikut adalah hasil pengujian
hipotesis sebagai berikut:
Tabel 4.21 Independent Samples t Test
Levene's Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
63
Berdasarkan perhitungan di atas, dengan melihat
perbedaan signifikan 2 tailed sebesar (0,00) < 0,05, maka
dapat dikatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan dari
rata-rata skor pre-test antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol dan dapat dikatakan model problem posing
berpengaruh terhadap hasil pembelajaran
3. Data Keterlaksanaan RPP
Tabel. 4.22 Analis Lembar Observasi Keterlaksanaan RPP
No
.
Keterangan
Hasil
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
Pertemuan Pertemuan
I II I II
1 Jumlah Skor Yang Dicapai 23 24 20 20
2 Skor Maksimal 26 26 23 23
3 Persentase Keterlaksanaan RPP 88,46% 92,30% 86,95% 86,95%
4
Katagori Sangat
Baik
Sangat
Baik
Sangat
Baik
Sangat
Baik
(Sumber : Data primer diolah)
F Sig. T Df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Hasil
Belajar
Siswa
Equal
variances
assumed
1.527 .224 7.915 39 .000 14.821 1.873 11.034 18.609
Equal
variances
not
assumed
7.842 33.238 .000 14.821 1.890 10.977 18.666
64
Berdasarkan hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran yang
diperoleh melalui hasil observasi keterlaksanaan RPP yang dilakukan
oleh observer, hasil observasi menunjukan bahwa keterlaksanaan
pembelajaran pada kelas eksperimen pada pertemuan pertama dengan
jumlah indikator yang telah terlaksana 23 dari 26 indikator yang
direncanakan sehingga presentase keterlaksanaan 88,46%dengan
kategori sangat baik, pada pertemuan kedua pada kelas eksperimen
menunjukan jumlah indikator yang terlaksana 24 dari 26 indikator
yang direncanakan sehingga presentase keterlaksanaan 92,30% dengan
kategori sangat baik. Keterlaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol
pertemuan pertama dengan jumlah indikator yang telah terlaksana 20
dari 23 indikator yang direncanakan sehingga presentase
keterlaksanaan 86,95%dengan kategori sangat baik, pada pertemuan
kedua pada kelas kontrol menunjukan jumlah indikator yang terlaksana
20 dari 23 indikator yang direncanakan sehingga presentase
keterlaksanaan 86,95%dengan kategori sangat baik. Data selengkapnya
dapat dilihat pada lamp.
B. Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan keterampilan
komunikasi dan hasil belajar antara siswa kelas kontrol dan siswa kelas
eksperimen. Hal ini dibuktikan berdasarkan nilia rata-rata (post-test) kelas
kontrol yaitu pada penilian rubrik keterampilan komunikasi yaitu sebesar
64,25 sedangkan pada kelas eksperimen diperoleh hasil sebesar 73,57.
65
Sedangkan pada nilai rata-rata (post-test) kelas control yaitu pada
penilaian hasil belajar diperoleh nilai pada kelas kontrol yaitu sebesar
73,75, sedangkan pada kelas eksperimen diperoleh nilai sebesar 88,57.
Perbedaam ini disebabkan karena model pembelajaran yang diterapkan
berbeda. Pada kelas eksperimen peneliti menerapkan model pembelajaran
Problem Posing Tipe Pre-Solution Posing sedangkan pada kelas kontrol
peneliti menggunakan model Konvensional. Pokok bahasan dalam
penelitian ini yaitu “klasifikasi makhluk hidup”. Model pembelajaran
problem posing tipe Pre-Solution posing bisa membantu peserta didik
dalam meningkatkan keterampilan komunikasi dan hasil belajar IPA
Biologi siswa. Siwa lebih aktif dan mengeluarkan keterampilan-
keterampilan lain yang dimiliki seperti mengajukan pertanyaan atau
mencari sendiri jawaban dari pertanyaan yang diajukan.
Berdasarkan hasil uji normlitas data kelas eksperimen dan kelas
kontrol berdistribusi normal, sehingga pengujian data dilanjutkan dengan
menggunakan uji independent sample t test. Berdasarkan hasil perhitungan
dengan melihat perbedaan signifikan 2 tailed sebesar (0,00) < 0,05, maka
dapat diputuskan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan
bahwa penggunaan model pembelajaran problem posing tipe Pre-Solution
posing berpengaruh dan dapat meningkatkan keterampilan komunikasi dan
hasil belajar siswa MTs Darussalimin NW Sengkol Mantang tahun
pelajaran 2020/2021.
66
Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model
Problem Posing Tipe Pre-Solution Posing proses pembelajaran siswa
menjadi lebih baik karena siswa diajak melakukan percobaan dengan cara
merumuskan masalah, mengajukan pertanyaan atau merumuskan
hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan terakhir siswa
membuat kesimpulan sendiri dari masalah yang ditemukan. kegiatan
tersebut dilaksanakan secara berurutan sehingga dapat mempertinggi
pemahaman siswa terhadap suatu materi yang dipelajari. Setelah siswa
dapat mempertinggi pemahamannya siswa mampu menyelesaikan masalah
yang dihadapi di dalam pembelajaran. Sehingga siswa tersebut lebih
percaya diri dalam memberikan pendapat atau mengajukan pertanyaan.
Pada saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan di
sekolah dengan menggunakan model Problem Posing Tipe Pre-Solution
Posing dari merumuskan masalah sampai menarik kesimpulan siswa aktif
melakukan percobaan, bertanya, berpendapat, berdiskusi maupun
mempersentasikan hasil percobaan yang telah mereka lakukan. Dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Posing Tipe Pre-Solution
Posing yaitu melibatkan secara langsung kemampuan siswa dalam proses
pembelajaran dan membuat siswa lebih aktif dalam melakukan
pengamatan sehingga siswa memperoleh pengalaman secara langsung.
Dengan menggunakan model pembelajaran Problem Posing Tipe Pre-
Solution Posing siswa juga akan lebih aktif di dalam kelas dan dapat
67
memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pengetahuan
sendiri.
Berdasarkan hasil observasi keterlaksanaan RPP pada pertemuan
pertama dan kedua pada kelas eksperimen mengalami peningkatan yaitu
dari 76,47% dengan kategori baik menjadi 88,23% dan termasuk katagori
sangat baik, sedangkan untuk pertemuan pertama dan kedua pada kelas
kontrol juga mengalami peningkatan yaitu dari 76,47% dengan kategori
baik menjadi 82,35% dengan katagori sangat baik.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh
Rismawati dengan judul “Pengaruh Penerapan Model Problem Posing
terhadap hasil belajar matematika materi pokok keliling dan luas segi
empat pada peserta didik kelas VII SMP Islam Durenan”. Adapun hasil
dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa menurut hasil hitung
baik pada taraf signifikansi 1% maupun 5% ternyata nilai thitung > ttabel
(5% = 2,048 dan 1% = 2,637), dengan demikian H0 ditolak dan H1
diterima dengan besar pengaruh 24,11%.36
Penelitian yang dilakukan oleh Mawadurrohman, dengan judul “
Penerapan model pembelajaran problem posing untuk meningkatkan hasil
belajar matematika pada materi Persegi panjang dan persegi panjang siswa
kelas VII SMP Ilam Al-Ihsan Pogalan Trenggalek 2010/2011”. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa meningkat setelah
penerapan model pembelajaran problem posing yang terlihat dari hasil tes
36 Rismawati, Pengaruh Penerapan Model Problem Posing Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Keliling Dan Luas Segi Empat Pada Peserta Didik Kelas VII SMP Islam Durenan. 2012
68
sebelum tindakan dan setelah tindakan. Nilai yang diperoleh siswa
dihitung rata-rata dan didapatkan hasil sebagai berikut : pada kelas Pre-
Test dan Post-Test nampak bahwa terjadi peningkatan terhadap hasil
belajar siswa. Pada kelas Post-Testnilai rata-rata yang diperoleh 84,61%,
meningkat dari sebelum tindakan hanya 47,30%. Sedangkan nilai rata-rata
yang diperoleh 92,69%.37
Penelitian yang dilakukan oleh Mawadurrohman, dengan judul “
Penerapan model pembelajaran problem posing untuk meningkatkan hasil
belajar matematika pada materi Persegi panjang dan persegi panjang siswa
kelas VII SMP Ilam Al-Ihsan Pogalan Trenggalek 2010/2011”. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa meningkat setelah
penerapan model pembelajaran problem posing yang terlihat dari hasil tes
sebelum tindakan dan setelah tindakan. Nilai yang diperoleh siswa
dihitung rata-rata dan didapatkan hasil sebagai berikut : nampak bahwa
terjadi peningkatan terhadap hasil belajar siswa. Pada kelas eksperimen
nilai rata-rata yang diperoleh 84,61%, meningkat dari sebelum tindakan
hanya 47,30%.
Selanjutnya berdasarkan perhitungan prasyarat pada uji
normalitas dan uji homogenitas terlihat bahwa data kelas eksperimen
dan data kelas kontrol terdistribusi normal dan memiliki varians data
yang homogen karana nilai signifikasi> 0,05.
37Mawadurrohman, Penerapan Model Pembelajaran Problem Posing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada Materi Persegi Panjang Dan Persegi Panjang Siswa Kelas VII SMP Ilam Al -Ihsan Pogalan Trenggalek. 2010
69
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan Rumusan masalah dan hasil analisis data serta
pembahasan dapat disimpulkan bahwa model problem posing tipe pre-
solution posing berpengaruh terhadap keterampilan komuniksi siswa
kelas VII MTs Darussalimin NW Sengkol Mantang Tahun Pelajaran
2020/2021, yang dimana hasil uji hipotesis keterampilan komuniksi
setelah perlakuan diperoleh nilai kurang dari 0,05 yakni 0,000, maka
H0 ditolak dan Ha diterima.
Model problem posing tipe pre-solution posing berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa kelas VII MTs Darussalimin NW Sengkol
Mantang Tahun Pelajaran 2020/2021, yang dimana hasil uji hipotesis
keterampilan komuniksi setelah perlakuan diperoleh nilai kurang dari
0,05 yakni 0,000, maka H0 ditolak dan Ha diterima.
B. Saran
1. Bagi Siswadiharapkan dapat meningkatkan keaktifan dalam proses
kegiatan pembelajaran.
2. Bagi Gurudapat digunakan sebagai referensi untuk menambah
wawasan dan pengetahuan guru mengenai model pembelajaran yang
menarik dan efektif bagi siswa.
3. Bagi Sekolahdiharapkan dapat menjadi pertimbangan atu informasi
bagi sekolah serta instansi yang menangani masalah pendidikan.
70
Daftar Pustaka
Alfira Mulya Astutu, Statistika Penelitian, (Mataram: Insan Madani Publishing, 2016) Ali Mahmudi, Pembelajaran Problem Posing untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika. (Makalah yang disampaikan pada Seminar Nasional Matematika Universitas Negeri Yogyakarta, 13 Desember 2008) Alwan, dkk. “Faktor-Faktor Yang Mendorong Siswa MIA SMAN Mengikuti Bimbingan Belajar Luar Sekolah di Kecamatan Telanaipura Kota Jambi”Jurnal EduFisika Vol. 02 no. 01, Juli 2017 Anti Haryanti. “Profil Keterampilan Komunikasi Siswa Smp Dalam Pembelajaran Ipa Berbasis Stem”. Jurnal Wahana Pendidikan Fisika(2018) Vol.3 No.1 Anwar Muhaimin, Journal of Classroom Action Research, 2019 Ali Mahmudi, Pembelajaran Problem Posing untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika. (Makalah yang disampaikan pada Seminar Nasional Matematika Universitas Negeri Yogyakarta, 13 Desember 2008)
Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Teori belajar dan pembelajaran, (Jakarta
: ArRuzz Media, 2010), Hal. 5 Cahaya Sukma Putri, dkk. “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif DalamPemecahan Masalah Fisika Pada Siswa Sma” Jurnal Pendidikan Fisika Vol. 7 No. 2, September 2019 Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya (Semarang: Toha Putra, 2001) Depdiknas, Undang-undang RI No. 20. Sistem Pendidikan Nasional. 2003 Hayatri Wulandari dkk. “Penerapan Model Pembelajaran Problem Posing Tipe Post Solution Posing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Viii Di Smp Negeri 01 Bengkulu Tengah” Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Sekolah (JP2MS), Vol. 2, No. 1, April 2018
71
Hodiyanto, dkk, “Eksperimentasi Model Pembelajaran Problem Posing Dan Problem Solving Dengan Pendekatan Pmr Terhadap Prestasi Belajar Dan Kemampuan Komunikasi Matematis Ditinjau Dari Kreativitas Siswa Kelas Vii SMP Negeri di Kabupaten Sukoharjo”. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika 4, no. 2, (2016), h. 199-214 J D P, Penggunaan Model Pembelajaran Problem Posing Tipe Pre- Solution Dalam Peningkatan Hasil Belajar Fisika Volume 9, Nomor 1, April 2016 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2011) Jusriana, dkk, “Efektivitas Metode Pembelajaran Problem Posing Tipe Pre Solution Posing Terhadap Kemampuan Menganalisis Peserta Didik”. JurnalPendidikan FisikaVol. 7 no. 2, September 2019. Mappeasse, Muh. Yusuf. “Pengaruh Cara Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Programmable Logic Controller (Plc) Siswa Kelas III Jurusan Listrik SMK Negeri 5 Makassar” Jurnal MEDTEK, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2009 Marfuah, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial Volume 26, Nomor 2,
Desember 2017 Nasution, Metode Research (Metode Ilmiah), (Jakarta: Bumi Aksara,
2009) Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta : Pustaka belajar, 2009),
hal. 44 Rahmat, Efektivitas Berkomunikasi dalam Islam, Cet. I; Bandung: Mizan, 1999 Shoimin, Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. (Yogya Ar-RuzzMedia) Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,danR&D), (Bandung: Alfabeta. CV, 2015) Syamsuddin dan Damayanti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2011 Throbroni, Belajar dan Pembelajaran Teori dan Praktik. (Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media. 2015)
72
Zainal Aqib,dkk,Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SD,SLB, Dan TK,
(Bandung :Yrama Widya,2016 ),hlm.40. Zulkifli Matondang. “Validitas dan Reliabilitas Suatu Instrumen
Penelitian” Jurnal Tabularasa Pps Unimed, Vol 6 No.1, Juni 2009, h. 87-97
74
LAMPIRAN 1
SILABUS
Sekolah : MTs Darussalimin NW Sengkol Mantang
Mata Pelajaran : IPA TERPADU
Kelas : VII/Semester Ganjil
Alokasi Waktu : 5 Jam Pelajaran/Minggu
Tahun Pelajaran : 2020/2021
● KI1 dan KI2 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
serta Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya
diri, peduli, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai
dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.
● KI3: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
● KI4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara
kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah
konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajara
n
Kegiatan
Pembelajaran
3.1 Menerapkan konsep
pengukuran berbagai besaran
yang ada pada diri sendiri,
makhluk hidup lain, dan
Objek Ilmu
Pengetahuan
Alamdan
pengamatanny
● Mengamati diri sendiri dan
teman, serta benda-benda yang
ada di sekitar untuk
melihatciri-ciri yang dapat
75
benda-benda di sekitar serta
pentingnya penggunaan satuan
standar (baku) dalam
pengukuran
4.1 Menyajikan data hasil
pengukuran dengan alat ukur
yang sesuai pada diri sendiri,
makhluk hiduplain, dan benda-
benda di sekitar dengan
menggunakan satuan tak baku
dan satuan baku
a
● Pengukuran
● Besaran Pokok dan
turunan
● Satuan baku dan
tak baku
diamati seperti tinggi badan,
warna rambut, warna kulit
● Mengukur panjang benda
dengan hasil bersatuan baku
dan tak baku,untuk
menemukan pentingnya satuan
baku dalam pengukuran
● Mengumpulkaninformasi
mengenai berbagai besaran
pokok dan turunan yang
dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari, misalnya panjang
benda, massajenis, energi,
frekuensi denyut nadi,
konsentrasilarutan,
lajupertumbuhantanaman, dan
lain-lain.
● Melakukanpercobaanmenguku
rbesaranpanjang, massa,
danwaktumenggunakan alat
ukur baku dan tak baku untuk
mendapatkan konsep satuan
baku dan tak baku
● Menyajikan hasil percobaan
tentang pengukuran dengan
alat ukur dalam bentuk laporan
tertulis dan mendiskusikannya
dengan teman
3.2 Mengklasifikasikan makhluk
hidup dan benda berdasarkan
Klasifikasi
● Makhluk hidup
● Mengamati manusia,
tumbuhan, hewan, dan benda
76
karakteristik yang diamati
4.2 Menyajikan hasil
pengklasifikasian makhluk
hidup dan benda di lingkungan
sekitar berdasarkan
karakteristik yang diamati
dan benda tak
hidup
● Ciri-ciri makhluk
hidup
● Klasifikasimakhlu
k hidup
● Pengenalan
mikroskop
di lingkungan sekitar, gejala-
gejala kehidupan yang
menunjukkan ciri-ciri mahluk
hidup serta pengelompok-
kannya dengan indera dan
dengan bantuan mikroskop
● Mengidentifikasi ciri-ciri
makhluk dan benda-benda
yang ada di lingkungan sekitar
● Mengumpulkaninformasimeng
enaiklasifikasi mahluk hidup
berdasarkan persamaan ciri
yang diidentifikasi, misalnya
kelompok monera, protista,
fungi, plantae, dan animalia
● Menyajikan hasil
mengklasifikasi makhluk
hidup dalam bentuk laporan
tertulis dan mendiskusikan-
nya dengan teman
77
3.3 Memahami konsep
campuran dan zat
tunggal (unsure
dan senyawa),
sifatfisika dan kimia,
perubahan fisika
dan kimia dalam
kehidupan sehari-hari
4.3 Menyajikan hasil penyelidikan
atau karya tentang sifat larutan,
perubahan fisika dan
perubahan kimia, atau
pemisahan campuran
Zat dan
Karakteristikn
ya
● Zat Padat, Cair,
dan Gas
● Unsur, Senyawa,
dan Campuran
● Sifat fisika dank
imia
● Perubahan fisika
dan kimia
● Mengamatiberbagai benda
dalam kehidupan sehari-hari
yang mengalami perubahan,
misalnya air menjadi es, es
menjadi air, air menjadi uap,
kertas dibakar menjadi abu,
besi berkarat, makanan
menjadi basi, dll
● Melakukan penyelidikan
karakteristik zat (padat, cair,
dan gas) serta mengumpulkan
informasi mengenai unsur,
senyawa, dan campuran
● Melakukan penyelidikan
asam, basa, dan garam
menggunakan indikator buatan
dan alami
● Melakukan percobaan teknik
pemisahan campuran,
misalnya melalui penyulingan,
kromatografi, atau
penyubliman
● Menyajikan hasil penyelidikan
sifat fisika dan kimia dalam
kehidupan sehari-hari
danmendiskusi- kannya
dengan teman
3.4 Memahami konsep suhu, Suhu dan ● Mengamati peristiwa dalam
78
pemuaian, kalor, perpindahan
kalor, dan penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari
termasuk mekanisme menjaga
kestabilan suhu tubuh pada
manusia dan hewan
4.4 Melakukan percobaan untuk
menyelidiki pengaruh kalor
terhadap suhu dan wujud benda
serta perpindahan kalor
Kalor
● Suhu
● Alat pengukur
suhu
● Pemuaian
● Kalor
● Perpindahan kalor
● Kestabilan suhu
tubuh makhluk
hidup dalam
kehidupan sehari-
hari
kehidupan sehari-hari yang
terkait dengan perubahan
wujud benda setelah menerima
atau melepas kalor
● Melakukan percobaan
mengukur suhu benda
menggunakan thermometer
serta menyelidiki pemuaian
pada benda padat, cair, dan
gas
● Melakukan percobaan untuk
menyelidiki pengaruh kalor
terhadap perubahan suhu dan
wujud benda serta
perpindahan kalor secara
konduksi, konveksi, dan
radiasi
● Mengumpulkan informasi
mengenai berbagai upaya
menjaga kestabilan suhu tubuh
makhluk hidup dalam
kehidupan sehari-hari
● Menyajikan hasil percobaan
dalam bentuk laporan tertulis
dan mendiskusikan-nya
dengan teman
79
3.5 Memahamikonsepenergi,
berbagaisumberenergi,
danperubahanbentuk energy
dalamkehidupansehari-
haritermasukfotosintesis
4.5. Menyajikan hasil percobaan te
ntang perubahanbentuk energy
termasukfotosintesis
Energi
● Bentuk-
bentukenergi
● Sumberenergi
● Perubahanbentuke
nergi
● Transformasiener
gidalamsel
● Fotosintesis
● Respirasi
● Mengamati berbagai aktivitas
manusia dalam kehidupan
sehari-hari yang terkait dengan
penggunaan energi dan krisis
energi
● Meyelidiki sumber energi dan
perubahan bentuk energi serta
mengidentifikasi faktor-faktor
yang mempengaruhi besarnya
energi potensial dan energi
kinetik melalui percobaan
● Mengumpulkan informasi
mengenai perpindahan energi
dalam sel serta melakukan
percobaan fotosintesis dan
mengukur laju respirasi hewan
hubungannya dengan berat
badan
● Menyajikan hasil percobaan
perubahan bentuk energi dan
percobaan fotosintesis dan
respirasi dalam bentuk laporan
tertulis dan mendiskusikannya
dengan teman
80
3.6 Memahami system organisasi
kehidupan mulai dari tingkat
sel sampai organism dan
komposisi utama penyusun sel
4.6 Membuat model struktur sel
tumbuhan/hewan
Sistem
Organisasi
Kehidupan
● Sel
● Jaringan
● Organ
● Sistem organ
● Organisme
● Mengamati torso manusia atau
organ tubuh bagian dalam dari
ikan/katak/burung/kadal
● Mengindetifikasi perbedaan
antara sel, jaringan, organ, dan
sistem organ pada hewan dan
tumbuhan melalui pengamatan
mikroskopik dan makroskopik
● Membuat model struktur sel
hewan atau tumbuhan
menggunakan bahan yang
mudah didapat di lingkungan
sekitar dan mendiskusikan
hasilnya
3.7 Menganalisis
interaksi antara
makhluk hidup dan
lingkungannya serta
dinamika populasi
akibat interaksi
tersebut
4.7 Menyajikan hasil pengamatan
Makhluk
Hidup dan
Lingkungan
● Interaksi antara
makhluk hidup
dan lingkungan
● Dinamika
populasi
● Mengamati klasifikasi
makhluk hidup buatan berupa
akuarium atau kolam ikan,
difokuskan pada komponen
biotik dan abiotik serta
interaksi yang terjadi di
dalamnya
● Melakukan penyelidikan untuk
mengidentifikasi komponen
abiotik dan biotik yang ada
pada lingkungan sekitar serta
interaksi yang terjadi
didalamnya dalam bentuk
rantai makanan, jaring-jaring
makanan, dan simbiosis
81
terhadap interaksi makhluk
hidup dengan lingkungan
sekitarnya
● Melakukan percobaan
pertumbuhan populasi
terhadap ketersediaan ruang
dan lahan pertanian serta
dampaknya bagi lingkungan
● Membuat laporan hasil
percobaan interaksi antara
komponen biotik dan abiotik
serta dampak dinamika
populasi dan mendiskusi-
kannya dengan teman.
3.8 Menganalisis terjadinya
pencemaran lingkungan dan
dampaknya bagi klasifikasi
makhluk hidup
4.8 Membuat tulisan tentang
gagasan penyelesaian masalah
pencemaran di lingkungannya
berdasarkan hasil pengamatan
Pencemaran
Lingkungan
● Pencemaran udara
● Pencemaran air
● Pencemaran tanah
● Dampak
pencemaran bagi
klasifikasi makhluk
hidup
● Mengamati berbagai
pencemaran dilingkungan
sekitar
● Mengumpulkan informasi
serta menganalisis penyebab
dan dampak pencemaran
udara, air, dan tanah bagi
klasifikasi makhluk hidup,
merumuskan masalah serta
mengajukan penyelesaian
masalahnya
● Membuat laporan tentang
penyelesaian masalah
pencemaran yang terjadi di
lingkungan sekitar
3.9 Memahami perubahan iklim
dan dam paknyabagiklasifikasi
Perubahan
Iklim
● Mengamati tayangan tentang
dampak perubahan iklim
82
makhluk hidup
4.9 Membuat tulisan tentang
gagasan adaptasi/
Penanggulangan masalah
perubahan iklim
● Penyebab
terjadinya
perubahan iklim
● Dampak
perubahan iklim
bagi klasifikasi
makhluk hidup
● Mengumpulkan informasi
mengenai proses dan dampak
terjadinya perubahan iklim
bagi klasifikasi makhluk hidup
● Mengajukan gagasan tentang
penanggulangan masalah
perubahan iklim dalam bentuk
laporan tertulis, dan
mempresentasikan gagasannya
untuk ditanggapi temannya
3.10 Memahami lapisanbumi,
gunungapi, gempabumi,
dan tindakan pengurangan
resiko sebelum, padasaat,
dan pasca bencana
sesuaiancamanbencana di
daerahnya
4.10 Mengomunikasikan
upaya pengurangan resiko dan
dampak bencana alam s erta
tindakan penyelamatan diri
pada saat terjadi bencana
sesuai dengan jenis ancaman
bencana di daerahnya
Lapisan Bumi
danB encana
● Lapisan bumi
● Gunung api
● Gempa bumi dan
tsunami
● Tindakan tanggap
bencana
● Mengamati tayangan atau
model lapisan bumi
● Mengumpulkan informasi
mengenai lapisan bumi dan
mekanisme terjadinya letusan
gunung berapi, gempa bumi,
dan tsunami
● Menyajikan hasil studi
literatur tentang
penanggulangan resiko dan
dampak bencana alam dalam
bentuk presentasi
● Berlatih tindakan
penyelamatan diri pada saat
terjadi bencana alam
3.11 Memahamisistemtatasurya,
rotasidanrevolusibumidanbula
n,
sertadampaknyabagikehidupa
n di bumi
Tata Surya
● Sistemtatasurya
● Karakteristikanggo
tatatasurya
● Mataharisebagaibi
● Mengamati model sistem tata
surya
● Mendiskusikan orbit planet
● Mengidentifikasi karakteristik
anggota tata surya serta
83
4.11 Menyajikan karya tentang
dampak rotasi dan revolusi
bumi dan bulan
bagikehidupan di bumi,
berdasarkan hasil
pengamatanataupenelusuran
berbagaisumberinformasi
ntang
● Dampakrotasidanr
evolusibumibagike
hidupan di bumi
● Gerhanabulandan
matahari
● Terjadinyapasangs
urut
dampak rotasi dan revolusi
bumi bagi kehidupan
● Mensimulasikan terjadinya
siang dan malam, fase-fase
bulan dan proses terjadinya
gerhana
● Mengumpulkan informasi
mengenai gerhana bulan dan
matahari serta pengaruhnya
terhadap pasang surut air laut
● Membuat laporan tertulis
tentang dampak rotasi dan
revolusi bumi serta bulan bagi
kehidupan dan mendiskusikan
nya dengan teman
84
LAMPIRAN 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
(Pertemuan 1)
Satuan Pendidikan : MTs Darussalimin NW Sengkol Mantang
Mata Pelajaran : IPA Terpadu
Kelas/Semester : VII/Semester Ganjil
BAB 2 : Klasifikasi Makhluk Hidup
Tahun Pelajaran : 2020/2021
Alokasi Waktu : 2 × 40 menit
A. Kompetensi Inti:
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
85
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Kompetensi Dasar
(KD)
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.2 Mengklasififikasi
makhluk Hidup
danbenda
berdasarkan
karakteristik yang
diamati
3.2.1 Menyajikan hasil pengamatan, mengidentifikasi, dan
mengomunikasikan hasil observasinya.
3.2.2 Menjelaskan benda-benda di sekitar yang bersifat
alamiah.
3.2.3 Menjelaskan benda-benda di sekitar yang bersifat
buatan manusia.
3.2.4 Menjelaskan benda-benda yang bersifat kompleks dan
bersifat sederhana.
3.2.5 Menjelaskan kegunaan dari berbagai jenis benda di
sekitar.
3.2.6 Melakukan pengamatan terhadap makhluk hidup dan
benda tak hidup.
3.2.7 Menjelaskan ciri-ciri makhluk hidup.
3.2.8 Menjelaskan perbedaan makhluk hidup dengan benda
tak hidup.
3.2.9 Melakukan pengamatan terhadap berbagai makhluk
hidup di sekitarnya.
3.2.10 Menjelaskan ciri-ciri mahkluk hidup di sekitarnya.
3.2.11 Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan prinsip
klasifikasi.
C. Indikator
Menjelaskan benda-benda di sekitar yang bersifat alamiah
Menjelaskan benda- benda di sekitar yang bersifat buatan manusia
Menjelaskan benda-benda yang bersifat kompleks dan bersifat sederhana
Menjelaskan kegunaan dari berbagai jenis benda di sekitar
Melakukan pengamatan terhadap makhluk hidup dan benda tak hidup
Menjelaskan ciri-ciri makhluk hidup
Menjelaskan perbedaan makhluk hidup dengan benda tak hidup
Melakukan pengamatan terhadap berbagai makhluk hidup di
sekitarnya
86
Menjelaskan cirri-ciri mahkluk hidup di sekitarnya
LAMPIRAN 3
LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KELAS EKSPERIMEN (PERTEMUAN I)
Berikan tanda cek list (√) pada kolom “Ya” jika langkah pembelajaran
terlaksana dan pada kolom “Tidak” jika langkah pembelajaran tidak
terlaksana.
Aspek Yang Diamati Terlaksana
Kegiatan Awal Ya Tidak
1. Guru mengucapkan salam
2. Guru menanyakan kabar siswa
3. Guru memberikan apersefsi kepada siswa
4. Guru mengecek kehadiran siswa
5. Guru memberikan pujian terhadap kerajinan siswa
6. Guru mengetes kefokusan siswa
7. Guru menyampaikan topik pelajaran hari ini
8. Guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran hari ini
9. Guru menjelaskan cara mencapai tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti Ya Tidak
10. Guru menjelaskan ringkasan materi
11. Guru membagi peserta didik menjadi 2 kelompok
87
12. Guru mengarahkan siswa untuk duduk bersama
kelompoknya
LAMPIRAN 4
Lembar Validasi Soal
Satuan pendidikan : MTs Darussalimin NW Sengkol Mantang
Mata pelajaran :IPa Terpadu (Biologi)
Kelas/semester :VII/Ganjil
Pokok bahasan :Klasifikasi Makhluk Hidup
Dalam Rangka Penyusunan Skripsi Dengan Judul “Pengaruh Model
Pembelajaran Problem Posing Tipe Pre SolutionPosing Untuk Meningkatkan
Keterampilan Komunikasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII MTs Darussalimin
NW Sengkol Mantang Tahun Pelajaran 2020/2021. Untuk itu peneliti meminta
kesediaan Bapak/Ibu untuk memberikan penilaian terhadap soal yang akan
peneliti gunakan untuk penelitian.
A.Petunjuk
1) Bapak/ Ibu dimohon untuk memberikan skor dan beri tanda cek (√) pada
kolom skala penilaian sesuai dengan penilaian yang Bapak/Ibu berikan.
Keterangan skala penilaian:
1 : tidak baik
2 : kurang baik
3 : cukup baik
4 : baik
5 : sangat baik
2) Bapak /Ibu dimohon untuk memberikan kritik dan saran perbaikan pada
baris yang telah disediakan
88
LAMPIRAN 5
Soal Pre-Tes Hasil Belajar Siswa
Nama :
Kelas :
Mata Pelajaran :
Petunjuk Umum Mengerjakan Soal
1. Isilah terlebih dahulu identitas di atas sebelum mengerjakan soal
2. Soal berjumlah 20 butir
3. Semua soal harus dijawab
4. Periksa dan bacalah soal dengan cermat sebelum menjawab
5. Dahulukan menjawab soal yang Anda anggap lebih mudah
6. Jawab soal dengan menyilang (×) pada setiap jawaban yang benar
(A,B,C,D)
1. Yang dimaksud dengan klasifikasi makhluk hidup ialah….
A. Suatu cara mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan kesamaan
ciri yang dimiliki
B. Suatu cara bertahan hidup
C. Suatu cara belajar
D. Suatu cara berinteraksi dengan lingkungan
2. Manakah di bawah ini yang termasuk tujuan dari mengklasifikasikan
makhluk hidup?
A. Untuk mempermudah mengenali, membandingkan, danmempelajari
makhluk hidup
B. Untuk mengetahui cara bertahan hidup
89
C. Untuk mengetahui cara belajar
D. Untuk mengetahui cara berinteraksi dengan lingkungan
3. Berikut ini yang bukan termasuk cirri-ciri makhluk hidup adalah…
A. Bernafas
B. Berpergian
C. Berkembang biak
D. Peka terhadap rangsang
4. Manusia memperoleh energi untuk bertahan hidup dengan cara….
A. Berenang
B. Membaca
C. Tidur
D. Makanan dan minuman
5. Hal berikut yang dilakukan oleh semua makhluk hidup kecuali….
A. Fotosintesis
B. Benapas
C. Tumbuh
D. Peka terhadap rangsang
6. Tinggi dan massa tubuh akan bertambah seiring pertambahan usia, proses
ini dinamakan…
A. Bergerak
B. Berinteraksi
C. Tumbuh dan berkembang
D. Bersosialiasi
7. Kemampuan makhluk hidup untuk memperoleh keturunan disebut….
A. Tumbuh dan berkembang
B. Bersosialisasi
C. Bergerak
D. Berkembang biak (reproduksi)
8. Yang dimaksud dengan adaptasi adalah….
90
A. Kemampuan makhluk hidup untuk bergeak
B. Kemampuan makhluk hidup unntuk bereproduksi
C. Kemampuan makhluk hidup untuk menyuasaikan diri dengan
lingkungannya
D. Kemampuan makhluk hidup untuk bernafas
9. Manakah di bawah ini yang termasuk makhluk hidup….
A. Batu
B. Kapal
C. Pasir
D. Ikan
10. Sistem klasifikasi makhluk hidup pertama kali dipelopori oleh….
A. A.mayer
B. Thomas alfa A
C. Carolus Linnaeus
D. Charles Darwin
11. Ilmu yang mempelajari klasifikasi makhluk hidup disebut ….
A. Botani
B. Zoologi
C. Taksonomi
D. Genetika
12. Urutan takson yang paling tepat untuk tumbuhan adalah ….
A. Divisi – kelas – familia – genus – spesies
B. Divisi – familia – kelas – genus – spesies
C. Filum – kelas – genus – spesies
D. filum – familia – kelas – genus – spesies
13. Padi memiliki nama ilmiah oryza sativa. Kata oryza merupakan petunjuk
nama ….
A. Spesies
B. kelas
C. Familia
D. Genus
91
14. Semakin dekat hubungan kekerabatan makhluk hidup, maka akan semakin
banyak ….
A. Perbedaan sifat
B. Keragamannya
C. Persamaan sifat
D. Keunikannya
15. Kelompok yang memiliki jumlah individu paling banyak adalah ….
A. Kelas
B. Genus
C. Spesies
D. Familia
16. Semakin dekat hubungan kekerabatan makhluk hidup, maka akan semakin
banyak ….
A. Perbedaan sifat
B. Keragamannya
C. Persamaan sifat
D. Keunikannya
17. Manakah di bawah ini yang termasuk macam-macam akar dari tumbuhan?
A. Akar menjari
B. Akar sejajar
C. Akar serabut dan akar tunggang
D. Akar sejati
18. Euglena kurang cocok jika hanya dimasukkan dalam animalia, karena
euglena juga memiliki ciri yang dimiliki oleh plantae, yaitu ….
A. Cara makannya autotrof
B. Selalu bergerak
C. Cara hidup berkoloni
D. Cara makannya heterotrof
19. Kerangka hewan berpori dapat dimanfaatkan sebagai ….
A. Penggosok pakaian
B. Penggosok kulit
92
C. Spons mandi
D. Vas bunga
20. Untuk dapat melihat makhluk hidup yang berukuran kecil harus
menggunakan….
A. Mikroskop
B. Teleskop
C. Stetoskop
D. Teropong
93
LAMPIRAN 6
Rubrik Penilaian Keterampilan Komunikasi Siswa
Nama :
Kelas :
Mata Pelajaran :
Catatan: kolom skor diisi dengan angka yang sesuai dengan criteria
berikut:
1 = Tidak Setuju
2 = Kurang Setuju
3= Cukup Setuju
4 = Setuju
No. Indikator Skor Aspek Penilaian
1
Komunikasi
Non Verbal
Saya mampu berkomunikasi dengan baik
Saya mampu memahami maksud pesan/informasi
yang disampaikan
Saya mampu menerima informasi dengan baik
Saya mampu menterjemahkan informasi dengan
baik
Saya tidak mengalami kesulitan dalam mendengar
dan mengikuti alur komunikasi
Saya hanya dapat mengembangkan satu macam
kemampuan berkomunikasi
Saya selalu memperhatikan lawan bicara ketika
berkomunikasi
94
Saya selalu fokus terhadap topik pembahasan yang
disampaikan
Saya selalu menampilkan ekspresi yang
menyenangkan ketika berkomunikasi
Saya selalu menghargai lawan bicara
2
Komunikasi
Non Verbal
Saya mampu berkomunikasi dengan volume suara
yang kuat, intonasi yang sesuai
Saya mampu berkomunikasi dengan artikulasi
yang cukup baik
Saya selalu tenang dan tepat dalam merespons
audiens yakni dengan mengatur intonasi suara
Saya terkadang mencoba memperhatikan audiens
Saya mengalami kesulitan dalam bersikap tenang,
professional, dan responsive terhadap audiens
Saya tidak peduli dengan audiens
Saya mampu menyampaikan kejelasan ucapandan
pilihan kata
Saya tidak menggunakan kata-kata yang jelas dan
mudah dipahami dalam diskusi
Saya selalu menggunakan bahasa tubuh yang baik
dalam penyampaian pesan
Saya selalu aktif dalam sesi tanya jawab dan
menghargai pendapat siswa lain
95
LAMPIRAN 7
Nama Anggota Kelompok : 1.
2.
3.
Judul : Klasifikasian makhluk hidup
Tujuan :Siswa dapat mengetahui ciri-ciri makhluk hidup
Langkah Kerja : Mengamati gambar dengan teliti, mendiskusikan dengan
kelompok untuk menjawab pertanyaan yang tersedia
Pertanyaan :
Perhatikan Gambar di Bawah Ini
1. Mengapa para pedagang di pasar mengelompokkan barang-barang
dagangannya, ada kelompok sayuran, dan ada kelompok buah-buahan
seperti yang ada di gambar 1?
2. Sebutkan ciri-ciri dari makhluk hidup!
3. Sebutkan tingkatan dari klasifikasi makhluk hidup!
4. Buatlah satu pertanyaan dari masing-masing kelompok tentang klasifikasi
tumbuhan dan jawab pada lembar jawaban masing-masing!
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
PERTEMUAN I
96
Nama Anggota Kelompok : 1.
2.
3.
Judul : Klasifikasian makhluk hidup
Tujuan :Siswa dapat mengetahui ciri-ciri makhluk hidup
Langkah Kerja : Mengamati gambar dengan teliti, mendiskusikan dengan
kelompok untuk menjawab pertanyaan yang tersedia
Pertanyaan :
Perhatikan Gambar di Bawah Ini
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
PERTEMUAN II
97
1. Amatilah Gambar tersebut dan sebutkan tumbuhan apa aja yang terdapat
disana ?
2. Dari tumbuhan yang diamati, tuliskan ciri-ciri yang dimiliki setiap
tumbuhan ?
3. umbuhan apa saja yang memiliki ciri-ciri yang sama ?
4. Buatlah satu pertanyaan dari masing-masing kelompok tentang klasifikasi
tumbuhan dan jawab pada lembar jawaban masing-masing!
98
LAMPIRAN 9
Data Deskriptif Hasil Belajar Siswa
NO KELAS EKSPERIMEN PRE-TEST POST-TEST 1 Anisa Septiani 75 95 2 Apriani 75 90 3 Baiq Zara Rizkia 70 85 4 Dian Amalia 85 95 5 Eli Maulina 75 85 6 Fitri Maulidia 75 90 7 Heni Yuliana 85 95 8 Leni Sulfa Agustin 65 80 9 Mariana Ulfa 80 90 10 Masni Khoirunnisa 75 85 11 Nisfi Laili 80 90 12 Niken Dedes 75 95 13 Naela Apriliana 80 90 14 Raudatul Jannah 70 85 15 Rizka Meilinda 85 90 16 Sarah Aulia 70 85 17 Siti Aisyah 80 95 18 Wulandari Zaskia 70 75 19 Waridah 80 95 20 weni Widia Safitri 60 75 21 Zuyyina Adila 85 95
99
NO KELAS Kontrol PRE-TEST POST-TEST 1 Abdul Jelani 65 70
2 Abdul Malik Ibrhim 70 70
3 Beni Saputra 75 80
4 Budi Ashri 70 75
5 Danu Kusuma W. 65 70
6 Diki Ramdan 70 70
7 Doni Setiawan 65 70
8 Faisal Akbar 75 75
9 Gunawan Algifari 55 65
10 Haerul Alfarizin 60 65
11 Lalu Muh. Arfian 70 75
12 Lalu Yudit Nara Pratama 75 80
13 Ma'ahadi Ibrhim 70 75
14 Muhammad Fahrizal 65 75
15 Muhammad Hendri 80 85
16 Muhammad Imam Khuraisi 70 80
17 Muhammad Zainuddi 65 70
18 Muhammad Sanusi 85 90
19 Ramadani 75 75
20 Restu Julian 55 60
100
Data Deskriptif Keterampilan Komunikasi Siswa
NO KELAS EKSPERIMEN PRE-TEST POST-TEST 1 Anisa Septiani 74 77 2 Apriani 67 71 3 Baiq Zara Rizkia 73 76 4 Dian Amalia 70 78 5 Eli Maulina 73 77 6 Fitri Maulidia 72 76 7 Heni Yuliana 73 77 8 Leni Sulfa Agustin 71 73 9 Mariana Ulfa 74 73 10 Masni Khoirunnisa 76 77 11 Nisfi Laili 59 71 12 Niken Dedes 63 76 13 Naela Apriliana 67 75 14 Raudatul Jannah 66 73 15 Rizka Meilinda 65 74 16 Sarah Aulia 63 68 17 Siti Aisyah 63 71 18 Wulandari Zaskia 62 71 19 Waridah 64 66 20 weni Widia Safitri 65 73 21 Zuyyina Adila 62 72
101
NO KELAS KONTROL PRE-TEST POST-TEST 1 Abdul Jelani 59 66
2 Abdul Malik Ibrhim 60 67
3 Beni Saputra 57 63
4 Budi Ashri 55 61
5 Danu Kusuma W. 55 62
6 Diki Ramdan 57 60
7 Doni Setiawan 57 63
8 Faisal Akbar 61 66
9 Gunawan Algifari 58 63
10 Haerul Alfarizin 56 63
11 Lalu Muh. Arfian 59 68
12 Lalu Yudit Nara Pratama 56 65
13 Ma'ahadi Ibrhim 58 69
14 Muhammad Fahrizal 56 66
15 Muhammad Hendri 54 65
16 Muhammad Imam Khuraisi 55 64
17 Muhammad Zainuddi 51 60
18 Muhammad Sanusi 56 59
19 Ramadani 63 67
20 Restu Julian 60 68
102
LAMPIRAN 10
Uji Daya Beda Soal Pilihan Ganda
Item-Total Statistics Pre-Test
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
Soal2 10.10 3.790 .306 .300
Soal3 10.17 3.795 .180 .318
Soal5 10.12 3.760 .278 .300
Soal6 10.37 3.288 .377 .234
Soal7 10.27 3.601 .233 .295
Soal8 10.34 4.530 -.288 .464
Soal10 10.24 4.639 -.355 .467
Soal11 10.27 3.501 .298 .273
Soal12 10.51 3.656 .135 .327
Soal13 10.34 3.730 .122 .332
Soal14 10.46 3.655 .139 .326
Soal15 10.20 3.761 .182 .316
Soal16 10.34 4.080 -.067 .396
Soal4 10.34 3.580 .209 .301
Soal20 10.27 3.701 .170 .317
Item-Total Statistics Post Test
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
Soal1 13.59 4.199 .266 .370
Soal2 13.56 4.302 .228 .381
Soal3 13.68 4.172 .154 .385
Soal4 13.68 4.022 .255 .360
Soal5 13.68 4.072 .221 .368
Soal6 13.80 3.961 .209 .367
Soal11 13.73 3.851 .322 .337
Soal12 13.78 3.776 .332 .329
Soal13 13.78 4.026 .183 .375
Soal14 13.71 4.112 .174 .379
103
Soal15 13.66 4.130 .205 .374
Soal16 13.71 4.112 .174 .379
Soal17 13.66 4.030 .277 .357
Soal18 13.73 4.001 .226 .364
Soal20 13.73 3.851 .322 .337
Soal7 13.71 4.112 .174 .379
Soal8 13.71 5.212 -.446 .523
Soal19 13.80 5.761 -.641 .584
104
LAMPIRAN 12
Uji Homogenitas Hasil Belajar
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
Hasil
Belajar
Siswa
Based on Mean 1.527 1 39 .224
Based on Median 1.339 1 39 .254
Based on Median and with adjusted df 1.339 1 33.738 .255
Based on trimmed mean 1.596 1 39 .214
Uji Homogenitas Keterampilan Komunikasi
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
Hasil
Ketermpilan
Komunikasi
Based on Mean .084 1 39 .773
Based on Median .051 1 39 .823
Based on Median and with adjusted
df
.051 1 36.967 .823
Based on trimmed mean .094 1 39 .761
105
LAMPIRAN 13
Uji Tingkat Kesukaran
No. Soal Uji Tingkat Kesukran
1 0,62 2 0,71 3 0,81 4 0,71 5 0,71 6 0,90 7 0,86 8 0,86 9 0.90 10 0,24 11 0,76 12 0,71 13 0,90 14 0,76 15 0,90 16 0,71 17 0,81 18 0,90 19 0,90 20 0,90
Kriteria Uji Tingkat Kesukaran:
Sukar 0,00 – 0,30
Sedang 0,31 – 0,70
Mudah 0,71 – 1,00
106
No. Soal Uji Daya Beda 1 0,464 2 0,567 3 0,362 4 0,511 5 0,428 6 0,491 7 0,688 8 0,652 9 0.532 10 0,415 11 0,421 12 0,483 13 0,410 14 0,537 15 0,573 16 0,483 17 0,331 18 0,573 19 0,573 20 0,532
Kriteria Uji Daya Beda:
Soal terima &
perbaiki 0,30 – 0,39
Soal diperbaiki 0,20 – 0,29
Soal ditolak 0,19 – 0,00
107
LAMPIRAN 14
Data Keterleksana RPP
Keterlaksanaan RPP=�� � � � ��� � × %
Tabel 3.4 Kategori Keterlaksanaan Pembelajaran No Persentase (%) Kategori 1 80 – 100 Sangat Baik 2 60 – 79 Baik 3 40 – 59 Cukup Baik 4 20 – 39 Kurang Baik 5 0 – 19 Sangat Kurang Baik
(Sumber : Sugiyono, 2013).
1. Data Keterlaksanaan Rpp Kelas Eksperimen
Keterlaksanaan RPP Kelas Ekspeimen Pertemuan I
6 � = , 6 Sangat Baik
Keterlaksanaan RPP Kelas Eksperimen Pertemuan II
6 � = , Sangat Baik
2. Data Keterlaksanaan Rpp Kelas kontrol
Keterlaksanaan RPP Kelas Kontrol Pertemuan I
X 100 = 86,95 Sangat Baik
Keterlaksanaan RPP Kelas Kontrol Pertemuan II
X 100 = 86,95 Sangat Baik
108
Uji Reliabilitas
Reliabilitas Rubrik Penilaian Keterampilan Komunikasi
Cronbach's Alpha N of Items
.873 20
Reliabilitas Tes Hasil Belajar
Cronbach's Alpha N of Items
.881 20