pengaruh konsentrasi jenis gelling agent hpmc

123
PENGARUH KONSENTRASI JENIS GELLING AGENT HPMC, CMC-NA, DAN GELATIN TERHADAP SIFAT FISIK SEDIAAN MASKER GEL PEEL-OFF LENDIR BEKICOT (Achatina fulica) KARYA TULIS ILMIAH Oleh : RAHMI RAHMATIKA 16080172 PROGRAM STUDI DIII FARMASI POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL 2019

Transcript of pengaruh konsentrasi jenis gelling agent hpmc

PENGARUH KONSENTRASI JENIS GELLING AGENT HPMC, CMC-NA, DAN GELATIN TERHADAP SIFAT FISIK

SEDIAAN MASKER GEL PEEL-OFF LENDIR BEKICOT (Achatina fulica)

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

RAHMI RAHMATIKA

16080172

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL

2019

i

PENGARUH KONSENTRASI JENIS GELLING AGENT HPMC, CMC-NA, DAN GELATIN TERHADAP SIFAT FISIK

SEDIAAN MASKER GEL PEEL-OFF LENDIR BEKICOT (Achatina fulica)

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

RAHMI RAHMATIKA

16080172

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL

2019

ii

PENGARUH KONSENTRASI JENIS GELLING AGENT HPMC, CMC-NA, DAN GELATIN TERHADAP SIFAT FISIK

SEDIAAN MASKER GEL PEEL-OFF LENDIR BEKICOT (Achatina fulica)

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Mencapai Gelar

Ahli Madya Program Studi D-III Farmasi

Oleh :

RAHMI RAHMATIKA

16080172

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL

2019

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

PENGARUH KONSENTRASI JENIS GELLING AGENT HPMC, CMC-NA, DAN GELATIN TERHADAP SIFAT FISIK

SEDIAAN MASKER GEL PEEL-OFF LENDIR BEKICOT (Achatina fulica)

Oleh :

RAHMI RAHMATIKA

16080172

DIPERIKSA DAN DISETUJUI OLEH :

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Inur Tivani, S.Si., M.Pd Purgiyanti, S.Si, M.Farm., Apt NIDN 0610078502 NIDN 0619057802

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah diajukan oleh :

NAMA : RAHMI RAHMATIKA

NIM : 16080172

Jurusan / Program Studi : DIII Farmasi

Judul Kaya Tulis Ilmiah : Pengaruh Konsentrasi Jenis Gelling Agent HPMC,

CMC-Na, Dan Gelatin Terhadap Sifat Fisik

Sediaan Masker Gel Peel-Off Lendir Bekicot

(Achatina fulica).

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji dan diterima sebagai

bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya

Farmasi pada Jurusan / Program Studi DIII Farmasi, Politeknik Harapan

Bersama Tegal.

TIM PENGUJI

Penguji 1 : Kusnadi, M.Pd ( )

Penguji 2 : Wilda Amananti, S.Pd, M.Si ( )

Penguji 3 : Purgiyanti, S.Si, M.Farm., Apt ( )

Tegal, 20 Mei 2019

Program Studi DIII Farmasi Ketua Program Studi,

Heru Nurcahyo, M.Sc.Apt NIDN.0611058001

v

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar.

NAMA : RAHMI RAHMATIKA

NIM : 16080172

Tanda Tangan :

Tanggal : 20 Mei 2019

vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULI S

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Politeknik Harapan Bersama Tegal, saya yang bertanda

tangan dibawah ini :

Nama : Rahmi Rahmatika

NIM : 16080172

Jurusan / Program Studi : DIII Farmasi

Jenis Karya : Karya Tulis Ilmiah

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Politeknik Harapan Bersama Tegal Hak Bebas Royalti Noneksklusif (None-

exsclusive Royalty Free Right) atas Karya Tulis Ilmiah saya yang berjudul :

“ PENGARUH KONSENTRASI JENIS GELLING AGENT HPMC, CMC-

NA, DAN GELATIN TERHADAP SIFAT FISIK SEDIAAN MASKER GEL

PEEL-OFF LENDIR BEKICOT ( Achatina fulica)”.

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti/

Noneksklusif ini Politeknik Harapan Bersama Tegal berhak menyimpan,

mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),

merawat dan mempublikasikan Karya Tulis Ilmiah saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Tegal

Pada Tanggal : 20 Mei 2019

Yang menyatakan

(Rahmi Rahmatika)

vii

HALAMAN MOTTO

Pendidikan adalah tiket ke masa depan. Hari esok dimiliki oleh orang-orang yang

mempersiapkan dirinya sejak hari ini.

(Malcolm X)

Tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan, dan

saya percaya pada diri saya sendiri.

(Muhammad Ali)

Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil, kita baru yakin

jika kita telah berhasil melakukannya dengan baik.

(Evelyn Underhill)

viii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan segala rasa syukur kusembahkan kepadaMu ya Allah, atas takdirmu saya

bisa menjadi pribadi yang berpikir, berilmu, beriman dan bersabar. Semoga

keberhasilan ini menjadi satu langkah awal untuk masa depan dalam meraih cita-

cita saya.

Dengan ini saya persembahkan Karya Tulis Ilmiah ini untuk :

Bapak Tobi’in bapaku tersayang yang senantiasa mendukung dan mendoakanku

serta yang selalu memberikan kasih sayang yang berlimpah dari mulai saya lahir,

hingga saya sudah sebesar ini.

Mamah Munawaroh, wanita terhebat yang senantiasa mendukung dan

mendoakanku serta memeluku saat aku mulai lelah dan ingin menyerah.

kakak-kakak saya yang luar biasa, dalam memberi dukungan dan doa yang tanpa

henti. Kalian adalah tempat saya berlari ketika saya merasa tidak ada yang

memahami di luar rumah.

Sahabat-sahabat yang tak pernah lelah menghibur, mendukung, memberi

semangat dan yang selalu menemaniku.

Dan segenap Civitas Akademik Politeknik Harapan Bersama Tegal.

Semoga cinta dan kasih sayang selalu tercurahkan padaku, Amin Ya Robbal

Alamin.

Rahmi Rahmatika

ix

PRAKATA

Segala Puji Syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan Rahmat, Hidayah, dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Pengaruh Konsentrasi Jenis

Gelling Agent HPMC, CMC-Na, dan Gelatin Terhadap Sifat Fisik Sediaan Masker

Gel Peel-Off Lendir Bekicot (Achatina fulica)“.

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan dalam rangka memenuhi syarat untuk

mencapai gelar Ahli Madya ( A.Md ) pada Program Studi Farmasi Politeknik

Harapan Bersama. Dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini banyak pihak

yang telah memberikan bantuan secara langsung maupun secara tidak langsung.

Maka dalam kesempatan ini, saya ingin mengucapkan rasa terimakasih yang tak

terhingga kepada :

1. Ir.MC. Chambali,B.Eng. EE. M.kom, selaku Ketua Direktur Politeknik

Harapan Bersama Tegal.

2. Bapak Heru Nurcahyo, S.Farm, M.Sc.,Apt selaku Kepala Prodi Diploma

III Farmasi Politeknik Harapan Bersama Tegal.

3. Akhmad Aniq Berlian, S.Farm M.H Kes sebagai dosen pembimbing

akademik dari awal semester hingga akhir semester, yang telah

membimbing dan membagi ilmu nya.

4. Inur Tivani, S.Si., M.Pd dan Purgiyanti, S.Si, M.Farm., Apt sebagai dosen

pembimbing Karya Tulis Ilmiah yang telah membimbing selama berjalan

nya Karya Tulis Ilmiah ini.

x

5. Kedua orang tua saya yang selalu menemani, mendukung dan mendoakan

saya.

6. Kakak-kakak saya yang selalu mendoakan dan membantu saya.

7. Teman-teman seperjuangan di DIII Farmasi semeseter 5 yang selalu

membantu dan saling mendukung satu sama lain.

8. Sahabat yang selalu mendoakan dan menyemangati.

9. Seluruh staf laboratorium Politeknik Harapan Bersama Tegal yang sudah

membantu menyiapkan semua keperluan penelitian saya.

Terima kasih atas doa dan dukungan dari kalian semua, saya dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan tepat waktu walaupun masih

banyak kekurangan dan ketidak sempurnaan pada Karya Tulis Ilmiah ini. Saya

berharap semoga Karya Tulis Ilmiah yang saya buat ini dapat bermanfaat untuk

kedepan nya.

Tegal, 20 Mei 2019

Rahmi Rahmatika

xi

INTISARI

Rahmatika, Rahmi., Tivani, Inur., Purgiyanti. 2019. Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Jenis Gelling Agent HPMC, CMC-Na, Dan Gelatin Terhadap Sifat Fisik Sediaan Masker Gel Peel-Off Lendir Bekicot (Achatina fulica).

Kondisi kesehatan kulit wajah akibat aktifitas sehari-hari mengakibatkan kulit tampak kering, kusam, dan tidak bercahaya. Lendir bekicot (Achatina fulica) mengandung senyawa allantoin yang berfungsi sebagai pelembab. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh perbedaan konsentrasi jenis gelling agent HPMC, CMC-Na, dan gelatin terhadap sifat fisik sediaan masker gel peel-off lendir bekicot (Achatina fulica).

Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Pada penelitian ini, lendir bekicot diformulasi sebagai sediaan masker gel peel-off dengan perbedaan basis gelling agent HPMC 5%, CMC-Na 5%, dan gelatin 5%. Pemeriksaan karakteristik sifat fisik sediaan masker gel peel-off meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji daya sebar, uji daya lekat, uji waktu mengering, uji pH, uji viskositas dan uji kesukaan. Data yang diperoleh dibandingkan dengan persyaratan dalam farmakope Indonesia dan parameter pustaka lainnya serta dianalisa dengan menggunakan One-Way Anova.

Hasil penelitian menunjukan bahwa yang mempunyai pengaruh fisik paling baik yaitu pada formula I dengan gelling agent HPMC 5% karena terlihat dari uji pH, uji homogenitas, uji daya sebar, dan uji kesukaan yang telah memenuhi parameter standar.

Kata Kunci : Lendir bekicot, gelling agent, masker gel peel-off, uji sifat fisik.

xii

Abstrack

Rahmatika, Rahmi., Tivani, Inur., Purgiyanti. 2019. The Influence of Concentration Difference from Gelling Agent of HPMC, CMC-Na, and Gelatin foward physical Properties of Peel-off Gel Mask Preparation from Snail (Achatina fulica) Slime.

The health condition of facial skin due to daily activities causes the skin to look dry, dull, and not glowing. Snail slime (Achatina fulica) contains allantoin compounds which function as moisturizers. This study aims to determine the effect of differences in the concentration of the type of gelling agent of HPMC, CMC-Na, and gelatin on the physical properties of the peel-off gel mask from slime snail (Achatina fulica).

This study used an experimental method. In this study, snail mucus was formulated as a peel-off gel mask with different bases of 5% HPMC gelling agent, 5% CMC-Na, and 5% gelatin. Examination of the physical characteristics of peel-off gel masks includes organoleptic test, homogeneity test, dispersion test, adhesion test, drying time test, pH test, viscosity test and preference test. The data obtained was compared with the requirements in Indonesian pharmacopoeia and other library parameters and analyzed using One-Way Anova.

The results show that the one with the best physical influence is in formula I with 5% HPMC gelling agent because it is seen from the pH test, homogeneity test, spreadability test, and preference test that had met the standard parameters.

Keywords: Snail slime, gelling agent, peel-off gel mask, physical properties test.

xiii

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i HALAMAN JUDUL ............................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iv HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................... v HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ......................................................... vi HALAMAN MOTTO ........................................................................................... vii HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... viii PRAKATA ............................................................................................................. ix INTISARI ............................................................................................................... xi ABSTRACT ........................................................... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 4

1.3 Batasan Masalah ................................................................................... 4

1.4 Tujuan Penelitian.................................................................................. 5

1.5 Manfaat Penelitian................................................................................ 5

1.6 Keaslian Penelitian ............................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS .............................................. 8 2.1 Tinjauan Pustaka .................................................................................. 8

2.1.1 Bekicot (Achatina fulica) ............................................................ 8

2.1.2 Kosmetik ................................................................................... 13

2.1.3 Gel ............................................................................................. 14

2.1.4 Gelling Agent ............................................................................ 17

2.1.5 Masker Gel Peel-Off ................................................................. 19

2.1.6 Uraian Bahan ............................................................................ 19

2.1.7 Sifat Fisik Gel ........................................................................... 23

2.2 Hipotesis ............................................................................................. 26

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 27 3.1 Objek Penelitian ................................................................................. 27

3.2 Sampel dan Teknik Sampling ............................................................ 27

xiv

3.3 Variabel Penelitian ............................................................................. 27

3.3.1 Variabel Bebas .......................................................................... 27

3.3.2 Variabel Terikat ........................................................................ 28

3.3.3 Variabel Terkendali .................................................................. 28

3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 28

3.4.1 Cara Pengumpulan Data ........................................................... 28

3.4.2 Bahan dan Alat yang Digunakan .............................................. 28

3.4.3 Cara kerja .................................................................................. 29

3.5 Cara Analisis ...................................................................................... 39

3.5.1 Pendekatan Teoritis .................................................................. 39

3.5.2 Pendekatan Statistik .................................................................. 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 40 4.1 Evaluasi Sediaan ................................................................................ 44

4.1.1 Uji Organoleptis ........................................................................ 44

4.1.2 Uji Homogenitas ....................................................................... 45

4.1.3 Uji pH ....................................................................................... 46

4.1.4 Uji Waktu Mengering ............................................................... 47

4.1.5 Uji Daya Sebar .......................................................................... 50

4.1.6 Uji Daya Lekat .......................................................................... 54

4.1.7 Uji Viskositas ............................................................................ 57

4.1.8 Uji kesukaan ............................................................................. 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 62 5.1 Kesimpulan......................................................................................... 62

5.2 Saran ................................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 63 LAMPIRAN .......................................................................................................... 67 CURICULUM VITAE ........................................................................................ 104

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian penelitian ............................................................................... 6 Tabel 1.2 Lanjutan ................................................................................................ 7 Tabel 3.1 Rancangan formula masker gel peel-off lendir bekicot ..................... 33 Tabel 4.1 Uji allantoin lendir bekicot ................................................................. 42 Tabel 4.2 Hasil uji organoleptis ......................................................................... 44 Tabel 4.3 Uji homogenitas ................................................................................ 45 Tabel 4.4 Hasil uji ph ........................................................................................ 46 Tabel 4.5 Hasil uji waktu mengering ................................................................ 48 Tabel 4.6 Hasil analisis descriptives uji waktu mengering ............................... 48 Tabel 4.7 Hasil analisis anova uji waktu menering ............................................ 49 Tabel 4.8 Hasil uji daya sebar ............................................................................ 50 Tabel 4.9 Lanjutan uji data sebar ...................................................................... 51 Tabel 4.10 Hasil analisis descriptives uji daya sebar 50 gram ............................. 52 Tabel 4.11 Hasil analisis anova uji daya sebar 50 gram ...................................... 53 Tabel 4.12 Hasil analisis descriptives uji daya sebar 100 gram ........................... 53 Tabel 4.13 Hasil analisis anova uji daya sebar 100 gram .................................... 54 Tabel 4.14 Hasil uji daya lekat ............................................................................. 55 Tabel 4.15 Hasil analisis deskriptives uji daya lekat............................................ 56 Tabel 4.16 Hasil analisis anova uji daya lekat ..................................................... 57 Tabel 4.17 Hasil uji viskositas ............................................................................. 57 Tabel 4.18 Hasil analisis deskriptives uji viskositas ............................................ 59 Tabel 4.19 Hasil analisis anova uji viskositas ...................................................... 59 Tabel 4.20 Hasil uji kesukaan ............................................................................. 60

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Hewan bekicot ................................................................................... 8 Gambar 2.2 Strutur Kimia allantoin .................................................................. 122 Gambar 3.1 Skema Pengambilan lendir bekicot .................................................. 30 Gambar 3.2 Skema Pembuatan masker gel peel-off ............................................ 34 Gambar 3.3 Skema Uji organoleptis .................................................................... 35 Gambar 3.4 Skema Uji homogenitas ................................................................... 35 Gambar 3.5 Skema Uji pH ................................................................................... 36 Gambar 3.6 Skema Uji waktu mengering ............................................................ 36 Gambar 3.7 Skema Uji daya sebar ...................................................................... 37 Gambar 3.8 Skrma Uji daya lekat ........................................................................ 38 Gambar 3.9 Skema Uji viskositas ........................................................................ 38 Gambar 3.10Skema Uji kesukaan ......................................................................... 39

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Formulasi Sediaan Masker Gel Peel-off Lendir Bekicot ................. 68 Lampiran 2 Perhitungan Penimbangan Formula ................................................. 69 Lampiran 3 Hasil Uji Sifat Fisik Sediaan Masker Gel Peel-Off Lendir Bekicot 71 Lampiran 4 Perhitungan Uji Viskositas .............................................................. 74 Lampiran 5 Perhitungan Uji Daya Sebar ............................................................ 82 Lampiran 6 Uji Kesukaan .................................................................................... 85 Lampiran 7 Dokumentasi Pengambilan Lendir Bekicot ..................................... 91 Lampiran 8 Dokumentasi Uji Allantoin Lendir Bekicot ..................................... 93 Lampiran 9 Dokumentasi Penimbangan Bahan Sediaan Masker Gel Peel-Off .. 94 Lampiran 10 Dokumentasi Pembuatan Sediaan Masker Gel Peel-Off ................. 96 Lampiran 11 Dokumentasi Hasil Sediaan Masker Gel Peel-Off .......................... 98 Lampiran 12 Dokumentasi Uji Fisik Sediaan Masker Gel Peel-Off ..................... 99

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kondisi kesehatan kulit wajah akibat aktifitas sehari-hari, diantaranya

kulit yang tampak kering, kusam, dan tidak bercahaya. Guna untuk mengatasi

hal tersebut dapat menggunakan masker wajah. Salah satunya dalam bentuk

masker wajah peel-off. Penggunaan masker wajah peel-off bermanfaat untuk

memperbaiki serta merawat kulit wajah dari masalah keriput, penuaan,

jerawat dan dapat juga digunakan untuk mengecilkan pori. Selain itu, masker

peel-off juga dapat digunakan untuk membersihkan serta melembabkan kulit.

Kosmetik wajah dalam bentuk masker peel-off bermanfaat dalam

merelaksasi otot-otot wajah, sebagai pembersih, penyegar, pelembab dan

pelembut bagi kulit wajah (Sulastri dan Chaerunisaa, 2017).

Masker wajah yang ada dipasaran sebagian besar mengandung bahan

sintetis atau kimia. Pembuatan kosmetik dari bahan alami lebih baik dari pada

bahan sintesis karena kosmetik bahan alami merupakan kosmetik dimana

bahan baku yang dipakai sebagian besar menggunakan bahan alam atau

tanaman herbal sedangkan kosmetik bahan sintetis atau kimia merupakan

produk kosmetik yang menggunakan campuran bahan kimia khusus untuk

perawatan tubuh manusia. Bahan sintesis dapat menimbulkan efek samping

bahkan dapat merusak bentuk alami dari kulit. Salah satu efek samping yang

sering terjadi yaitu terjadinya penyakit dan reaksi pada kulit, akibat

2

penggunaan bahan sintetis seperti pemutih kulit, jika tidak hati-hati dapat

menyebabkan memudarnya warna kulit secara permanen dan kerusakan

serius pada kulit, serta alergi karena kulit yang sensitif (Sulastri dan

Chaerunisaa, 2017).

Salah satu bahan alam yang digunakan untuk membuat masker gel peel-

off yaitu lendir bekicot. Lendir bekicot (Achatina fulica) yang berwarna

bening keruh mengandung beberapa senyawa diantaranya adalah Allantoin

yang berfungsi sebagai pelembab. Allantoin termasuk ke dalam zat

emmolients, yaitu zat yang berfungsi melembutkan dan melembabkan kulit.

Selain itu, terdapat pula senyawa glicosaminoglycan (GAG) yang merupakan

komponen penyusun hyalorunat sejenis karbohidrat yang memegang peran

penting dalam menjaga jaringan penghubung antara sel sehingga kulit selalu

tampak lebih kencang (Mila dkk, 2017).

Komponen gelling agent dalam formulasi sediaan masker gel peel-off

merupakan faktor kritis yang dapat mempengaruhi sifat fisik gel yang

dihasilkan. Gelling agent adalah bahan tambahan yang digunakan untuk

mengentalkan dan menstabilkan berbagai macam sediaan obat dan sediaan

kosmetik. Beberapa bahan penstabil dan pengental juga termasuk dalam

kelompok bahan pembentuk gel. Jenis-jenis bahan pembentuk gel biasanya

merupakan bahan berbasis polisakarida atau protein (Ratnasari, 2017).

Salah satu gelling agent yang dapat digunakan adalah Hydroxypropyl

Methylcellulose (HPMC), Natrium - Carboxy Methyl Cellulose (CMC-Na),

dan gelatin. Dibandingkan gelling agent yang lain, HPMC dapat memberikan

3

stabilitas kekentalan yang baik di suhu ruang walaupun disimpan pada jangka

waktu yang lama. Selain itu, HPMC mempunyai resistensi yang baik terhadap

serangan mikroba (Afianti dan Murrukmihadi, 2015). Bahan pembentuk gel

lainnya yaitu CMC-Na. CMC-Na ini mudah larut dalam air panas maupun air

dingin. CMC-Na merupakan derivat dari selulosa memberikan kestabilan

pada produk dengan memerangkap air dengan membentuk jembatan

hydrogen dengan molekul Na-CMC yang lain. CMC-Na sebagai bahan

pengental bertujuan untuk membentuk sistem dispersi koloid dan

meningkatkan viskositas (Ratnasari, 2017). Sedangkan Gelatin digunakan

karena ingin menghasilkan sediaan masker gel yang dapat langsung

membentuk film yang elastis ketika kontak dengan kulit wajah sehingga akan

mempermudah proses pembersihan masker dari wajah, gelatin sebagai

gelling agent memiliki sifat tidak toksik, fleksibel dengan bahan-bahan yang

lain, memiliki kekuatan untuk membentuk gel dengan baik (Rahmawanty

dkk, 2015). Agar dapat menghasilkan sediaan masker yang berkualitas maka

perlu dibuat percobaan dengan menggunakan gelling agent untuk sediaan

masker tersebut, maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul

“PENGARUH KONSENTRASI JENIS GELLING AGENT HPMC, CMC-

NA, DAN GELATIN TERHADAP SIFAT FISIK SEDIAAN MASKER

GEL PEEL-OFF LENDIR BEKICOT (Achatina fulica)”.

4

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan

sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh perbedaan konsentrasi jenis gelling agent

HPMC, CMC-Na, dan gelatin terhadap sifat fisik sediaan masker gel

peel-off lendir bekicot (Achatina fulica) ?

2. Pada jenis gelling agent manakah yang paling berpengaruh terhadap

sifat fisik sediaan masker gel peel-off lendir bekicot (Achatina

fulica)?

1.3 Batasan Masalah

Agar pembahasan masalah menjadi terfokus, maka penulis hanya

membatasi penelitian pada bagian :

1. Hewan bekicot (Achatina fulica) yang digunakan adalah berasal dari

Desa Kajen Kecamatan Talang Kabupaten Tegal.

2. Hewan bekicot (Achatina fulica) diambil lendirnya, cara pengambilan

lendir bekicot yaitu dengan memecahkan ujung cangkang bekicot

sehingga lendir bekicot akan keluar dengan sendirinya.

3. Gelling agent yang digunakan yaitu HPMC, CMC-Na, dan gelatin

dengan konsentrasi 5%.

4. Pengujian terhadap sifat fisik sediaan masker gel peel-off lendir bekicot

(Achatina fulica) meliputi uji organoleptis, uji viskositas, uji pH, uji

homogenitas, uji waktu mengering, uji daya sebar, uji daya lekat,

viskositas, dan uji kesukaan.

5

1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui adanya pengaruh perbedaan konsentrasi jenis gelling

agent HPMC, CMC-Na, dan gelatin terhadap sifat fisik sediaan masker

gel peel-off lendir bekicot (Achatina fulica).

2. Untuk mengetahui jenis gelling agent manakah yang memberikan

pengaruh paling baik terhadap sifat fisik sediaan masker gel peel-off

lendir bekicot (Achatina fulica).

1.5 Manfaat Penelitian

1. Untuk mengetahui adanya pengaruh perbedaan konsentrasi jenis gelling

agent HPMC, CMC-Na, dan gelatin terhadap sifat fisik sediaan masker

gel peel-off lendir bekicot (Achatina fulica).

2. Untuk mengetahui jenis gelling agent manakah yang memberikan

pengaruh paling baik terhadap sifat fisik sediaan masker gel peel-off

lendir bekicot (Achatina fulica).

3. Memberikan pengetahuan khususnya kepada pembaca tentang manfaat

lendir bekicot (Achatina fulica) sebagai produk kesehatan.

4. Dapat digunakan sebagai dasar penelitian lebih lanjut mengenai lendir

bekicot (Achatina fulica).

6

1.6 Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No. Pembeda Wulandari (2016) Ainaro (2015) Rahmi Rahmatika (2019)

1 Judul Penelitian

Uji efektifitas hemostatik dari lendir bekicot (Achatina fulica) dalam sediaan gel.

Formulasi sediaan masker gel peel-off mengandung lendir bekicot (Achatina fulica) sebagai pelembab kulit.

Pengaruh Konsentrasi Jenis Gelling Agent HPMC, CMC-Na, dan Gelatin Terhadap Sifat Fisik Sediaan Masker Gel Peel-Off Lendir Bekicot (Achatina fulica).

2 Sampel

(Subjek) Penelitian

Lendir bekicot, gelling agent HPMC, mencit

Lendir bekicot, gelling agent Na Alginat, PVP

Lendir bekicot, basis HPMC, CMC-Na, gelatin

3 Variabel Penelitian

Uji efektifitas hemostatik, lendir bekicot

Formula masker gel peel-off, Konsentrasi lendir bekicot, pelembab kulit

Konsentrasi gelling agent, konsentrasi lendir bekicot, uji sifat fisik sediaan

4 Metode

penelitian Eksperimental Eksperimental Eksperimental

5 Hasil Penelitian

1. Ada pengaruh pemberian gel lendir bekicot terhadap efektifitas hemostatik yaitu pada konsentrasi 9% memberikan waktu lebih cepat dibandingkan dengan konsentrasi 5% dan 7%.

1. Formula basis masker gel yang terpilih adalah formula 1 yang mengandung PVA 10% dan Natrium alginat 0,5% dengan karakteristik gel homogen, daya sebar 6 cm, dan

1. Ada pengaruh perbedaan gelling agent HPMC, CMC-Na, dan gelatin terhadap sifat fisik masker gel peel-off lendir bekicot (Achatina fulica).

2. Pada uji sifat fisik berdasarkan uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar, dan uji kesukaan sediaan masker gel peel off lendir bekicot yang diminati adalah formula I dengan gelling agent HPMC 5%.

7

Tabel 1.2 Lanjutan

No. Pembeda Wulandari (2016) Ainaro (2015) Rahmi Rahmatika (2019)

3. Ada pengaruh konsentrasi zat aktif lendir bekicot (Achatina fulica) dengan konsentrasi 5%, 7%, dan 9% terhadap sifat fisik gel yaitu semakin tinggi konsentrasi zat aktif semakin baik sifat fisik gel tersebut.

4. waktu mengering 15-30 menit.

5. Lendir bekicot dengan konsentrasi 3% dan 6% dapat memberikan efek melembabkan kulit sedangkan basis masker gel tidak berpengaruh terhadap kelembaban kulit.

6. Frekuensi pemakaian berpengaruh terhadap peningkatan kelembaban kulit. Hal ini ditunjukkan oleh uji statistik bahwa pada pengujian II yang menunjukkan adanya perubahan yang signifikan pada kedua sediaan dengan nilai signifikasi 0,035 (p<0,05) untuk F1A dan 0,047 (p<0,05) untuk F1B. 4.

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Bekicot (Achatina fulica)

Gambar 2.1 Hewan Bekicot (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019)

Bekicot adalah binatang yang berasal dari Asia Timur.

Walaupun tergolong lambat dalam berjalan (melata), bekicot telah

tersebar ke seluruh dunia dalam waktu relatif singkat. Hal ini karena

ia berkembang biak dengan cepat. Bekicot tersebar ke arah timur

sampai kepulauan Mauritius, India, Malaysia, dan akhirnya

Indonesia. (Rayandi, 2012).

Bekicot Achatina fulica masuk di Indonesia pada sekitar tahun

1920-an. Bekicot ini mempunyai kerabang (cangkang) berwarna

coklat bergaris-garis tidak nyata. Lipatan dan berbuku-buku

kerabang tidak menonjol dan cenderung halus. Bekicot jenis ini

hidup didaerah tropis. Bobot badannya bisa mecapai 200 gram

dengan panjang 12-13 cm pada umur dua tahun. Dalam setahun, ia

9

bisa empat kali bertelur sebanyak 300 sampai 400 telur per periode

(Rayandi, 2012).

1. Klasifikasi

Dalam ilmu biologi, bekicot termasuk binatang lunak

(Mollusca) yang digolongkan ke dalam kelas Gastropoda.

Gastropoda adalah golongan Mollusca yang berjalan dengan

menggunakan perut sebagai kakinya. Habitat Gastropoda

biasanya hidup di laut, air tawar dan banyak pula yang hidup

didarat. (Rayandi, 2012)

Divis : Mollusca

Kelas : Gastropoda

Ordo : Pulmonata

Famili : Achatinidae

Genus : Achatina

Species : Achatina fulica

Nama lokal : Bekicot

(Rayandi, 2012)

2. Morfologi

Bekicot (Achatina fulica) adalah hewan bertulang lunak. Ia

juga merupakan hewan hemaprodit atau hewan berkelamin ganda

karena memiliki dua macam sel gamet pada tubuhnya. Namun

kedua sel gamet tersebut tidak masak dalam waktu yang

bersamaan sehingga untuk reproduksinya masih diperlukan dua

10

hewan agar terjadi fertilisasi. Salah satu ciri khas bekicot adalah

yang berada dibagian bawah kepalanya. Lendir yang berasal dari

kelenjar mukosa ini berfungsi untuk membasahi perut bekicot

fungsi sebagai kaki. Perutnya tersusun dari otot-otot yang kuat

dan bergelombang. Ia akan meninggalkan jejak berupa lendir

ketika ia sedang berjalan (Rayandi, 2012).

Tubuh bekicot secara sederhana dibagi menjadi bagian luar

yang keras (rumah atau cangkang) dan bagian dalam yang lunak

(badan). Berikut ini penjelasannya:

a. Cangkang

Bekicot memiliki cangkang yang berfungsi sebagai

rumah atau tempat tinggal. Cangkang ini digunakan untuk

mempertahankan diri dari gangguan musuh dan memperkecil

penguapan tubuhnya. Cangkang bekicot tersusun dari tiga

lapisan dari luar ke dalam yaitu periostakum yang tipis,

lapisan prismatik yang tersusun dari kalsium karbonat

(CaCO3) berupa kristal-kristal vertikal, dan lapisan nakreas

tipis yang mengkilat.

b. Kepala

Bagian kepala bekicot mempunyai satu atau dua

pasang tentakel. Sepasang diantaranya dilengkapi sebuah

mata pada ujungnya. Tentakel ini berfungsi untuk merasakan

11

perubahan suhu tubuhnya, indra penglihatan untuk penunjuk

jalan, indra perasa untuk mengetahui adanya makanan.

c. Perut

Bekicot menggunakan perut sebagai kaki yang lebih

lebar yang terdapat dibawah badan. Di bawah perut terdapat

kelenjar yang dapat mengeluarkan lendir ketika bekicot

sedang berjalan sehingga kalau ia berjalan diatas benda-

benda tajam maka ia tidak akan terluka (Rayandi, 2012).

Bekicot adalah binatang malam, hampir seluruh

kegiatannya, termasuk mencari makan, dilakukan pada

malam hari. Di siang hari ia lebih banyak tidur atau

beristirahat. Bekicot terdapat dimana-mana, terutama di

tempat-tempat lembab atau disekitar daerah pegunungan. Ia

juga mempunyai sifat atau kehidupan yang unik, yaitu pada

musim kemarau ia bersembunyi dibawah tanah atau dibawah

akar-akar pohon atau sampah. Bekicot tidak makan dan tidak

bergerak dalam waktu tertentu (sekitar 3 sampai 4 bulan) atau

bertapa. Selama bertapa, seluruh badannya ditarik ke dalam

cangkang dan menutupi dirinya dengan lendir yang

mengering keras. Pada musim hujan dan kondisi lingkungan

yang basah atau lembab, bekicot akan keluar dari

persembunyiannya untuk mencari makan (Rayandi, 2012).

12

3. Kandungan Lendir Bekicot

Protein achasin lendir bekicot merupakan protein yang

mempunyai fungsi biologik penting. Selain dimaksudkan untuk

mencegah terjadinya penguapan, membantu pergerakan secara

halus, juga diperlukan untuk melindungi tubuh dari luka-luka

mekanis. Oleh karena itu walaupun tubuhnya sangat fragil dan

kondisi jaringan kulitnya sangat basah binatang ini mempunyai

resistensi terhadap mikroorganisme. Salah satu senyawa penting

dari golongan protein Achasin ini adalah allantoin. Allantoin

melembabkan dengan cara pelunakan keratin, komponen utama

dari kulit untuk membantu dalam mencegah kekeringan pada

kulit. Allantoin meningkatkan kapasitas mengikat air sehingga

kulit tetap lembab (Wirianti, 2015).

Berikut adalah struktur kimia Allantoin (Ratnasari, 2017).

Gambar 2.2 Strutur Kimia Allantoin (Ratnasari, 2017)

Synonim Allantoin adalah 5-Ureidohydantoin, Glyoxylic

(acid) diureide, NSC 7606, memilki rumus molekul C4H6N4O.

Allantoin stabil larutan air pada pH 4-9 dan larutan non-air, rusak

dalam air mendidih dan hancur oleh sinar UV matahari.Allantoin

13

merupakan produk dari senyawa Nitrogen yang di dapat secara

alami maupun sintetik, allantoin secara alami dihasilkan dari

banyak organisme diantaranya hewan, tumbuhan dan bakteri.

Allantoin termasuk ke dalam zat emmolients, yaitu zat yang

berfungsi melembutkan dan melembabkan kulit. Dalam dunia

kosmetika allantoin banyak di gunakan untuk sampo, masker,

tabir surya, gel rambut, bedak bayi, serta lotion pembersih (Uke

Susantini, 2009).

4. Khasiat Lendir Bekicot

Bekicot dikatakan mempunyai banyak manfaat dari daging

hingga ke lendirnya. Bekicot merupakan sumber protein hewani

yang bermutu tinggi karena mengandung asam-asam amino

esensial yang lengkap disamping mempunyai kandungan zat besi

yang tinggi. Salah satu senyawa penting dari golongan protein

Achasin ini adalah allantoin. Allantoin melembabkan dengan cara

pelunakan keratin, komponen utama dari kulit untuk membantu

dalam mencegah kekeringan pada kulit. Allantoin meningkatkan

kapasitas mengikat air sehingga kulit tetap lembab (Wirianti,

2015).

2.1.2 Kosmetik

Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk

digunakan pada bagian luar badan, gigi dan rongga mulut untuk

membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampilan,

14

melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau

badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau

menyembuhkan suatu penyakit. Tujuan utama penggunaan kosmetik

pada masyarakat untuk menjaga kesehatan (53,17%), untuk

mendukung penampilan (31,22%), mengikuti aturan agama (23%),

untuk merawat tubuh (7%) dan karena tuntutan pekerjaan (2%)

(Endah, 2018).

2.1.3 Gel

Gel, kadang-kadang disebut jeli, merupakan sistem semipadat

terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik kecil atau

molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. Jika

massa gel terdiri dari jaringan partikel kecil yang terpisah, gel

digolongkan sebagai sistem dua fase. Dalam sistem dua fase, jika

ukuran partikel dari fase terdispersi relative besar maka kadang-

kadang dinyatakan sebagai magma. Baik gel maupun magma dapat

berentuk tiksotropik, membentuk semi padat jika dibiarkan dan

menjadi cair pada pengocokan. Sediaan harus dikocok dahulu

sebelum digunakan. Gel fase tunggal terdiri dari makromolekul

organik yang tersebar serba sama dalam suatu cairan sedemikian

hingga tidak terlihat adanya ikatan antar molekul makro yang

terdespersi dan cairan. Gel fase tunggal dapat dibuat dari

makromolekul sintetik (misalnya karbomer) dan dari gom alam

(misalnya tragakan). Gel dapat digunakan untuk obat yang diberikan

15

secara topikal atau dimasukan kedalam lubang tubuh (Depkes RI,

2014).

1. Sifat dan Karakteristik Gel

Menurut (Lachman dkk, 1994) sediaan gel memiliki sifat

sebagai berikut :

a. Zat pembentuk gel yang ideal untuk sediaan farmasi dan

kosmetik adalah inert, aman, dan tidak bereksi dengan

komponen lain.

b. Pemilihan bahan pembentuk gel harus dapat memberikan

bentuk padatan yang baik selama penyimpanan tapi dapat

rusak segera ketika sediaan diberikan kekuatan atau daya

yang disebabkan oleh pengocokan dalam botol, pemerasan

tube, atau selama penggunaan topical.

c. Karakteristik gel harus disesuaikan dengan tujuan

penggunaan sediaan yang diharapkan.

d. Penggunaan bahan pembentuk gel yang konsentrasinya

sangat tinggi atau BM besar dapat menghasilakan gel yang

sulit untuk dikeluarkan atau digunakan.

e. Gel dapat terbentuk melalui penurunan temperatur, tapi

dapat juga pembentukan gel terjadi setelah pemanasan

hingga suhu tertentu. Contoh : polimer seperti MC, HPMC

dapat terlarut hanya pada air yang dingin yang akan

16

membentuk larutan yang kental dan pada peningkatan suhu

larutan tersebut akan membentuk gel.

2. Formula Umum Gel

Gel merupakan suatu sistem semisolid terdiri dari

suspensi yang dibuat dari partikel anorganik kecil atau molekul

organik besar, terpenetrasi oleh suatu cairan (Depkes RI, 1995).

a. Gelling agent

Gelling agent adalah bahan tambahan yang

digunakan untuk mengentalkan dan menstabilkan berbagai

macam sediaan obat, dan sediaan kosmetik. Beberapa

bahan penstabil dan pengental juga termasuk dalam

kelompok bahan pembentuk gel.

b. Humektan

Humektan adalah merupakan bahan tambahan yang

berfungsi untuk menjaga kelembapan dari sediaan dengan

cara mengikat air (hidrasi) sehingga sediaan tetap lembab

dan tidak kering selama penyimpanan.

c. Pengawet

Merupakan zat tambahan untuk mencegah

pertumbuhan jamur dan bakteri sehingga memiliki daya

simpan yang lama dan dapat mempertahankan sifat fisik

serta kimia dari sediaan.

17

d. Aquadestilata

Aquadestilata dihasilkan dari penyulingan sama

dengan air murni atau H2O karena H2O hampir tidak

mengandung mineral.

2.1.4 Gelling Agent

1. Pengertian

Gelling agent adalah bahan tambahan yang digunakan

untuk mengentalkan dan menstabilkan berbagai macam sediaan

obat, dan sediaan kosmetik. Beberapa bahan penstabil dan

pengental juga termasuk dalam kelompok bahan pembentuk gel.

Jenis-jenis bahan pembentuk gel biasanya merupakan bahan

berbasis polisakarida atau protein. Contoh dari gelling agent

antara lain Na CMC, metil selulosa, asam alginat, sodium

alginat, kalium alginat, kalsium alginat, agar, karagenan, locust

bean gum, pektin dan gelatin (Ratnasari, 2017).

Gelling agent merupakan komponen polimer dengan

bobot molekul tinggi yang merupakan gabungan molekul-

molekul dan lilitan-lilitan dari molekul polimer yang akan

memberikan sifat kental dan gel yang diinginkan. Molekul

polimer berikatan melalui ikatan silang membentuk struktur

jaringan tiga dimensi dengan molekul pelarut terperangkap

dalam jaringan. Pemilihan gelling agent dalam sediaan farmasi

18

dan kosmetik harus inert, aman, tidak bereaksi dengan

komponen lain. Penambahan gelling agent dalam formula perlu

dipertimbangkan yaitu tahan selama penyimpanan dan tekanan

tube selama pemakaian topikal. Beberapa gel, terutama

polisakarida alami peka terhadap penurunan derajat mikrobial.

Penambahan bahan pengawet perlu untuk mencegah

kontaminasi dan hilangnya karakter gel dalam kaitannya dengan

mikrobial (Ratnasari, 2017).

2. Jenis-Jenis Gelling Agent

Menurut (Sulaiman dan Kuswahyuning, 2008) gelling

agent digolongkan menjadi beberapa golongan antara lain:

a. Golongan protein contohnya: kolagen dan gelatin.

b. Golongan polisakarida contohnya: alginat, karagen, asam

hialuronat, pektin, amilum, tragakan, xantum gum, gellan

gum dan guar gum.

c. Golongan polimer semi sintetik atau turunan selulosa

contohnya: karboksimetil selulosa, metil selulosa dan Na

CMC.

d. Golongan polimer sintetik contohnya: polaxomer,

polyacrylamid, polyvinyl alkohol dan karbopol.

e. Golongan anorganik contohnya: aluminium hidroksida,

smectite dan bentonit.

19

2.1.5 Masker Gel Peel-Off

Kosmetika wajah yang umumnya digunakan tersedia dalam

berbagai bentuk sediaan, salah satunya dalam bentuk masker wajah

peel-off. Masker peel-off biasanya dalam bentuk gel atau pasta, yang

dioleskan ke kulit muka. Setelah alkohol yang terkandung dalam

masker menguap, terbentuklah lapisan film yang tipis dan transparan

pada kulit muka. Setelah berkontak selama 15-30 menit, lapisan

tersebut diangkat dari permukaan kulit dengan cara dikelupas.

Masker peel-off memiliki beberapa manfaat diantaranya mampu

merileksasikan otot-otot wajah, membersihkan, menyegarkan,

melembabkan, dan melembutkan kulit. Masker berbentuk gel

mempunyai beberapa keuntungan diantaranya penggunaan yang

mudah, serta mudah untuk dibilas dan dibersihkan. Selain itu, dapat

juga diangkat atau dilepaskan seperti membran elastic (Ratnasari,

2017).

2.1.6 Uraian Bahan

1. HPMC

Hidroksipropil metilselulosa (HPMC) atau hipermelosa

secara luas digunakan sebagai bahan tambahan dalam formulasi

sediaan farmasi oral, mata, hidung, dan topical. Selain itu

HPMC digunakan juga secara luas dalam kosmetik dan produk

makanan. Kegunaan HPMC diantaranya sebagai zat pengikat

20

viskositas, zat pendispersi zat pengemulsi, penstabil emulsi, zat

pensuspensi, sustained-release agent, pengikat pada sediaan

tablet, dan zat pengental. HPMC berbentuk serbuk granul atau

serat berwarna putih atau putih-krem. HPMC larut dalam air

dingin, membentuk larutan koloid kental, praktis tidak larut

dalam air panas, kloroform, etanol dan diklorometana,

campuran metanol dan diklorometana, dan campuran air dan

alkohol. Standar konsentrasi HPMC yang digunakan sebagai

pembentuk gel adalah 2-10% (Rowe at al, 2009).

2. CMC-Na

Serbuk atau granul, putih sampai krem; higroskopik.

Kelarutan nya adalah mudah terdispersi dalam air membentuk

larutan koloidal; tidak larut dalam etanol, dalam eter dan dalam

pelarut organik lain. Penyimpanan dalam wadah tertutup rapat

(Depkes RI 1995). Standar konsentrasinya adalah 3-6% (Rowe

at al, 2009).

3. Gelatin

Pemerian Lembaran, kepingan, serbuk atau butiran; tidak

berwarna atau kekuningan pucat; bau dan rasa lemah.

Kelarutannya adalah jika direndam dalam air mengembanag dan

menjadi lunak, rangsur-angsur menyerap air 5 sampai 10 kali

bobot-nya; larut dalam air panas dan jika didinginkan terbentuk

gudir, praktis tidak larut dalam etanol (95 %) P, dalam

21

kloroform P dan dalam eter P; larut dalam campuran gliserol P

dan air, jika dipanaskan lebih mudah larut; larut dalam asam

asetat P. khasiat dan kegunaan adalah zat tambahan.

Penyimpanan gelatin dalam wadah tertutup baik (Depkes RI,

1979).

4. PVA

PVA (Polivinil Alkohol) adalah polimer sintetis yang

larut dalam air, polivinil alkohol berupa bubuk glanular,

berwarna putih hingga krem, dan tidak berbau. Polivinil alkohol

larut dalam air, sediki larut dalam etanol 95%, dan tidak larut

dalam pelarut organik. Polivinil alkohol umumnya dianggap

sebagai bahan yang tidak beracun. Bahan ini bersifat noniritan

pada kulit dan mata pada konsentrasi sampai dengan 10 %, serta

digunakan dalam kosmetik pada konsentrasi hingga 7 % (Rowe

at al, 2009).

5. Metil Paraben (Nipagin)

Metil paraben efektif digunakan pada kisaran pH yang

luas, memiliki aktifitas anti mikroba dengan spektrum yang luas

dan paling efektif digunakan pada kapang dan jamur. Metil

paraben memiliki aktifitas antimikroba pada pH 4-8. Pemerian

metil paraben yaitu serbuk hablur halus warna putih hampir

tidak berbau, tidak mempunyai rasa kemudian agak membakar

diikuti rasa tebal. Kelarutannya larut dalam 500 bagian air,

22

dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5 bagian ethanol (95%)

P an dalam 3 bagian aseton P. Mudah larut dalam eter P dan

dalam larutan akali hidroksida, larut dalam 60 bagian gliserol

P panas dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas, jika

didinginkan larutan tetap jernih. Penyimpanan nipagin dalam

wadah tertutup baik. Khasiat dan penggunaan sebagai zat

tambahan, zat pengawet (Depkes RI, 1979). Standar

konsentrasinya adalah 0,015-0,2% (Rowe at al, 2009).

6. Propilenglikol

Pemerian cairan kental, jernih, tidak berwarna; tidak

berbau; rasa agak manis; higroskopik. Kelarutannya adalah

dapat campur dengan air, dengan etanol (95%) P, dan dengan

kloroform P; larut dalam 6 bagian eter P; tidak dapat campur

dengan eter minyaktanah P dan dengan minyak lemak. khasiat

dan penggunaan nya adalah zat tambahan dan pelarut (Depkes

RI, 1979). Standar konsentrasinya adalah < 15 % (Rowe at al,

2009).

7. Oleum Rosae

Minyak mawar adalah minyak atsiri yang diperoleh

dengan penyulingan uap bunga segar Rosa galica L, Rosa

damascena Miller, Rosa alba Ldan varietas Rosa lain.

Pemerian Cairan; tidak berwarna atau kuning; bau

menyerupai bunga mawar; rasa khas; pada suhu 25o kental, jika

23

didinginkan perlahan-lahan berubah menjadi massa hablur

bening yang jika dipanaskan mudah melebur. Kelarutan larut

dalam 1 bagian kloroform, larutan jernih, digunakan sebagai zat

tambahan (Depkes RI, 1979).

8. Aquadestilata

Aquadestilata adalah air suling yang dapat diminum.

Pemeriannya yaitu cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,

tidak mempunyai rasa. Penyimpanan air suling yaitu dengan

wadah tertutup baik. Digunakan sebagai pelarut (Depkes RI,

1979).

2.1.7 Sifat Fisik Gel

1. Uji Organoleptis

Uji organoleptik dilakukan untuk melihat dan mengamati

secara kasat mata perubahan bentuk, warna dan bau dari sediaan

masker gel (Wijayanti dkk, 2015).

2. Uji Homogenitas

Pemeriksaan homogenitas sediaan dapat dilakukan

dengan cara, sediaan dioleskan pada dua keping kaca yang

transparan, sediaan harus menunjukan susunan yang

homogenitas dan tidak terlihat adanya butiran kasar (Panjaitan

dkk, 2013).

24

3. Uji pH

Uji pH dilakukan untuk mengetahui ph sediaan masker

wajah peel-off dilakukan dengan cara mencelupkan elektroda

dari pH meter ke dalam setiap formula yang sebelumnya telah

dilarutkan dengan aquadest, ditunggu hingga layar pada pH

meter menunjukan angka yang stabil (Rahmawanty dkk, 2015)

4. Uji Waktu Mengering

Uji waktu mengering basis masker gel dilakukan dengan

mengamati waktu yang diperlukan sediaan untuk mengering,

yaitu waktu dari saat mulai dioleskannya masker gel pada kaca

objek hingga benarbenar terbentuk lapisan yang kering (Aghnia,

2015).

5. Uji Daya Sebar

Tujuan uji daya sebar adalah untuk menjamin pemerataan

gel saat diaplikasikan pada kulit yang dilakukan segera setelah

gel dibuat (Mappa dkk, 2013).

Uji Daya Sebar dengan cara menimbang 0,5 gram gel

letakkan ditengah alat (kaca bulat). Timbang dahulu kaca

satunya, letakkan kaca tersebut diatas massa gel dan biarkan

selama 1 menit. Ukur berupa diameter gel yang menyebar

(dengan mengambil panjang rata-rata diameter dari beberapa

25

sisi) dengan menggunakan beban 50 gram dan 100 gram (Galeri

dkk, 2016).

6. Uji Daya Lekat

Uji daya lekat dilakukan dengan menimbang sampel

sebanyak 50 mg diletakan pada lempeng uji, menutup dengan

penutup lempeng dan menambahkan beban seberat 500 gram,

kemudian menunggu selama 5 menit, selanjutnya melepaskan

beban dan maengamati waktu lama lekat gel (Galeri dkk, 2016).

7. Uji Viskositas

Uji viskositas memiliki peranan penting karena viskositas

dapat mempengaruhi parameter daya sebar dan pelepasan zat

aktif dari gel, karena gel yang memiliki viskositas yang optimal

akan mampu menahan zat aktif tetap terdispersi dalam basis gel

dan meningkatkan konsentrasi gel tersebut (Madan dan Singh,

2010).

8. Uji Kesukaan

Uji kesukaan bertujuan untuk mengetahui penerimaan

responden terhadap produk masker gel peel-off lendir bekicot

yang dihasilkan. Uji kesukaan merupakan salah satu uji

penerimaan yang dilakukan dengan meminta responden untuk

mengungkapkan tanggapan pribadinya tentang kesukaan atau

tidak sukanya terhadap produk yang dihasilkan.

26

2.2 Hipotesis

1. Ada pengaruh perbedaan konsentrasi jenis gelling agent HPMC, CMC-

Na, dan gelatin terhadap sifat fisik sediaan masker gel peel-off lendir

bekicot (Achatina fulica).

2. Jenis Gelling agent HPMC dengan konsentrasi 5% yang paling

berpengaruh terhadap sifat fisik sediaan masker gel peel-off lendir

bekicot (Achatina fulica).

27

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah pengaruh

konsentrasi jenis gelling agent HPMC, CMC-Na, dan gelatin dalam sediaan

masker gel peel-off lendir bekicot (Achatina fulica).

3.2 Sampel dan Teknik Sampling

Sampel yang digunakan yaitu sediaan masker gel peel-off dengan zat

aktif lendir bekicot (Achatina fulica). Bekicot yang digunakan untuk

penelitian didapat dari Desa Kajen Kecamatan Talang Kabupaten Tegal.

Teknik sampling yang digunakan yaitu purposive sampling, karena cara

pengambilan sampel berdasarkan kriteria yang ditentukan peneliti agar dapat

dianggap mewakili karakteristik populasinya.

3.3 Variabel Penelitian

3.3.1 Variabel Bebas

Variabel bebas merupakan variabel yang sengaja direncanakan

untuk diteliti pengaruhnya dari variabel terikat. Variabel bebas

dalam Penelitian ini adalah konsentrasi jenis gelling agent HPMC,

CMC-Na, gelatin yaitu formula I HPMC 5%, formula II CMC-Na

5%, dan formula III gelatin 5%.

28

3.3.2 Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi karena

adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini berupa

sifat fisik dari sediaan masker gel peel-off yang memiliki variasi

gelling agent yang meliputi uji organoleptis, uji pH, uji homogenitas,

uji waktu mengering, uji daya sebar, uji daya lekat, uji viskositas dan

uji kesukaan.

3.3.3 Variabel Terkendali

Variabel terkendali adalah variabel yang dikendalikan atau

dibuat konstan, sehingga tidak akan mempengaruhi variabel yang

diteliti. Variabel terkendali dalam penelitian ini adalah metode

pengambilan lendir bekicot (Achatina fulica), pembuatan gel.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 Cara Pengumpulan Data

1. Metode pengumpulan data menggunakan eksperimen

laboratorium.

2. Jenis data yang digunakan bersifat kualitatif dan kuantitatif.

3.4.2 Bahan dan Alat yang Digunakan

1. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah lendir

bekicot, etanol 70%, HPMC, CMC-Na, gelatin, PVP,

propilenglikol, metil paraben, oleum rosae, aquades.

29

2. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi

timbangan analitik, waterbath (penangas air), mortir, stamfer,

sudip, alat-alat gelas (erlenmeyer, beakerglass, gelas ukur,

batang pengaduk, kaca arloji), cawan porselen, pengukur pH,

pipet tetes, viskometer, stopwatch, alat uji daya sebar, alat uji

daya lekat.

3.4.3 Cara kerja

1. Cara Pengambilan Lendir Bekicot

Tahapan pertama dalam penelitian ini adalah

pengumpulan bekicot (Achatina fulica) yang dilanjutkan

dengan pembersihan. Pembersihan dan pencucian bekicot

dilakukan dengan menggunakan air mengalir bertujuan untuk

menghilangkan pengotor yang dapat menimbulkan kontaminasi

dan mengganggu khasiat lendir bekicot itu sendiri. Selanjutnya

bekicot dikeringkan, setelah itu cangkang bekicot disterilkan

dengan alkohol 70%. Cara pengambilan lendir bekicot yaitu

dengan memecahkan ujung cangkang bekicot sehingga lendir

bekicot akan keluar dengan sendirinya, setelah itu lendir bekicot

ditampung pada wadah steril. Lendir yang didapat ditampung

dalam wadah steril, dimana wadah disterilkan dengan oven

100oC selama 1 jam. Karakteristik lendir bekicot berwarna

bening kekuningan dan berbau khas (Aghnia, 2015).

30

Gambar 3.1 Skema pengambilan lendir bekicot

(Sumber : Aghnia 2015)

2. Uji Allantoin Pada Lendir Bekicot

Allantoin adalah produk dari senyawa Nitrogen yang

termasuk senyawa alkaloid yang di dapat secara alami maupun

sintetik, allantoin secara alami dihasilkan dari banyak

organisme diantaranya hewan, tumbuhan dan bakteri. Allantoin

biasanya berwarna putih, tidak berbau, dan berbentuk bubuk

seperti kristal. Zat yang satu ini juga digunakan untuk

mempercepat pertumbuhan sel-sel baru dan jaringan sehat.

Allantoin termasuk ke dalam zat emmolients, yaitu zat yang

Mengumpulkan bekicot (Achatina fulica)

Membersihkan dan mencuci bekicot dengan menggunakan air mengalir bertujuan untuk menghilangkan pengotor yang

dapat menimbulkan kontaminasi.

Selanjutnya bekicot dikeringkan, setelah itu cangkang bekicot disterilkan dengan alkohol 70%.

Cara pengambilan lendir bekicot yaitu dengan memecahkan ujung cangkang bekicot sehingga lendir bekicot akan keluar

dengan sendirinya, setelah itu lendir bekicot ditampung pada wadah steril, dimana wadah disterilkan dengan oven

100o C selama 1 jam

Mengamati karakteristik lendir bekicot

31

berfungsi melembutkan dan melembabkan kulit (Ratnasari,

2017).

Alkaloid adalah senyawa metabolit sekunder

mengandung unsur nitrogen (N) biasanya pada cincin

heterosiklis dan bersifat basa (Hanani, 2016).

Cara uji alkaloid yaitu Sempel ditimbang sebanyak 0,5

gram kemudian ditambahkan 1 ml asam klorida 2N dan 9 ml air

suling, dipanaskan diatas tangas air selama 2 menit, didinginkan

lalu disaring. Filtrat dipakai untuk percobaan berikut :

a. Diambil 3 tetes filtrat, lalu ditambahkan 2 tetes pereaksi

Mayer menghasilkan endapan putih/ kuning.

b. Diambil 3 tetes filtrat lalu ditambahkan 2 tetes pereaksi

Bouchardat menghasilkan endapan coklat-hitam.

Apabila terdapat endapan putih paling sedikit dengan 2

pengujian diatas, maka simplisia dinyatakan positif

mengandung alkaloida (Marjoni, 2016).

3. Rancangan Formula

Pada penelitian ini formula dirancang menjadi tiga

formula. Zat aktif yang digunakan adalah lendir bekicot dengan

konsentrasi 3%. Ketiga formula dibuat dengan perbedaan jenis

gelling agent. Pada formula I menggunakan gelling agent

HPMC 5%. HPMC mempunyai kelebihan akan menghasilkan

gel yang jernih, bersifat netral, viskositas stabil dan resisten

32

terhadap pertumbuhan mikroba. Pada formula II menggunakan

gelling agent CMC-Na dengan konsentrasi 5%. CMC-Na

mudah didapatkan, harganya relatif lebih murah, dan memiliki

kestabilan yang lebih baik jika dibandingkan dengan bahan

pembentuk gel lain, seperti karagen, amylum, tragakan, dan

pektin. CMC-Na dapat berperan baik dalam pembentukan gel.

Sedangkan pada formula III menggunakan gelling agent gelatin

dengan konsenyrasi 5%. Gelatin digunakan karena ingin

menghasilkan sediaan masker gel yang dapat langsung

membentuk film yang elastis ketika kontak dengan kulit wajah

sehingga akan mempermudah proses pembersihan masker dari

wajah. Pada masing-masing formula ditambah PVA sebagai

stabilizing agent dengan konsentrasi 12 %. PVA memiliki

kemampuan meningkatkan viskositas gel dan membentuk

lapisan film yang elastis. Penambahan bahan lain yaitu

propilenglikol dengan konsentrasi 10%. Propilenglikol

berfungsi sebagai humektan agar menjaga kestabilan sediaan

gel dengan cara mengabsorbsi lembab dari lingkungan dan

mengurangi penguapan air dari sediaan. Metil paraben berfungsi

sebagai pengawet sediaan untuk mencegah pertumbuhan

mikroorganisme yang dapat masuk secara tidak sengaja. Oleum

rosae untuk menutupi bau yang kurang menyenangkan. Serta

33

aquadest yang berfungsi sebagai pelarut pada sediaan masker

gel peel-off.

Tabel 3.1 Rancangan formula masker gel peel-off lendir bekicot

Keterangan :

a. Tiap formula dibuat masker gel sebanyak 30 gram. b. Formula I yaitu HPMC 5% c. Formula II yaitu CMC Na 5% d. Formula III yaitu Gelatin 5%

4. Pembuatan Masker Gel Peel-Off Lendir Bekicot

Langkah awal pembuatan masker gel peel-off adalah menyiapkan

alat dan bahan yang akan digunakan. Kemudian menimbang masing-

masing bahan yang akan di gunakan berdasarkan formulanya yaitu lendir

bekicot, HPMC, CMC Na, gelatin, PVA, propilenglikol, Metil paraben,

Aquadest. Basis HPMC, CMC-Na, Gelatin masing-masing

dikembambangkan dalam aquades dengan menggunakan cawan uap

dipanaskan diatas kompor spiritus dengan pengadukan konstan hingga

mengembang (Campuran 1). Selanjutnya Mengembangkan PVA dalam

aquades dengan menggunakan cawan uap dipanaskan diatas kompor

spiritus dengan pengadukan yang konstan hingga mengembang (campuran

Nama Bahan Formula

Standar Literatur Penggunaan I II III

Lendir Bekicot 3% 3% 3% 3-6% Aghnia, 2015 Zat aktif HPMC 5% - - 2-10% Rowe et al, 2009 Basis gel

CMC-Na - 5% - 3-6% Rowe et al, 2009 Basis gel Gelatin - - 5% 1-5% Rowe et al, 2009 Basis gel

PVA 12% 12% 12% 12-15% Voight, 1994 Stabilizing

agent Propilenglikol 10% 10% 10% <15% Rowe et al, 2009 Humektan Metil paraben 0,2% 0,2% 0,2% 0,015-0,2 % Rowe et al, 2009 Pengawet Oleum rosae qs qs qs - Depkes RI, 1979 Pewangi Aquades Ad 100% 100 % 100% - - Pelarut

34

2). Kemudian masukan campurkan basis yang sudah dikembangkan

(Campuran 1) dengan PVA yang telah dikembangkan (Campuran 2) lalu

menambahkan metil paraben dan propilenglikol aduk hingga homogen.

Setelah itu tambahkan lendir bekicot sedikit demi sedikit, lalu diaduk

hingga homogen, tambahkan aquades aduk hingga homogen. Memasukan

kedalam wadah masker gel peel-off (Amaliah dkk, 2018).

Gambar 3.2 Skema Pembuatan masker gel peel-off (Sumber : Amalia dkk, 2018)

Menimbang semua bahan

Masing-masing basis dikembangkan dalam wadah tersendiri yaitu HPMC, CMC Na,Gelatin masing-masing dikembangkan dalam

aquades dengan menggunakan cawan uap dipanaskan diatas kompor spiritus dengan pengadukan konstan hingga mengembang

Mengembangkan PVA dalam aquades dengan menggunakan cawan uap dipanaskan diatas kompor spiritus dengan pengadukan yang

konstan hingga mengembang (campuran 2)

Kemudian masukan campurkan basis yang sudah dikembangkan (Campuran 1) dengan PVA yang telah dikembangkan (Campuran

2) lalu menambahkan metil paraben dan propilenglikol aduk hingga homogen.

Memasukan kedalam wadah masker gel peel-off.

Setelah itu tambahkan lendir bekicot sedikit demi sedikit, lalu diaduk hingga homogen, tambahkan minyak mawar dan aquades

aduk hingga homogen.

35

5. Evaluasi Uji Fisik Masker Gel Peel-off

a. Uji Organoleptis

Uji organoleptik dilakukan untuk melihat dan mengamati secara

kasat mata perubahan bentuk, warna dan bau dari sediaan masker gel

(Septiani dkk, 2011).

Gambar 3.3 Skema Uji Organoleptis (Sumber : Septiani dkk, 2011)

b. Uji Homogenitas

Sejumlah tertentu sediaan dioleskan pada dua keping kaca atau

bahan transparan lain yang cocok, sediaan harus menunjukkan

susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya butiran kasar.

Dilakukan 3x replikasi dengan cara kerja yang sama (Panjaitan dkk,

2013)

Gambar 3.4 Skema Uji Homogenitas (Sumber : Panjaitan dkk, 2013)

Mengambil sediaan masker gel peel off

melihat dan mengamati secara kasat mata perubahan bentuk, warna dan bau dari sediaan masker gel

Sediaan masker gel dioleskan pada dua keping kaca yang transparan

Mencatat hasil pengamatan

Melakukan 3x replikasi

36

c. Uji pH

Pengujian pH dilakukan dengan menggunakan pH meter,

sediaan gel di masukkan kedalam wadah dan alat dicelupkan pada

sediaan, kemudian akan muncul pH sediaan. Langkah pengujian pH

dilakukan replikasi sebanyak 3 kali (Ratnasari, 2017).

Gambar 3.5 Skema Uji pH (Sumber : Ratnasari, 2017)

d. Uji Waktu Mengering

Sediaan dioleskan pada kaca transparan, kemudian diamati

waktu yang diperlukan sediaan gel tersebut mengering sampai

terbentuk lapisan yang kering, dilakukan replikasi sebanyak 3 kali

(Vieira, 2009).

Gambar 3.6 Skrma Uji Waktu Mengering (Sumber : Vieira, 2009)

Menyiapkan sediaan masker gel peel-off

Pengujian pH dilakukan dengan menggunakan pH meter, sediaan gel di masukkan kedalam wadah dan alat

dicelupkan pada sediaan, kemudian akan muncul pH sediaan.

Menyiapkan sediaan masker gel peel-off.

Mengoleskan sediaan masker gel pada kaca tansparan.

Mengamati waktu yang diperlukan sediaan gel tersebut mengering sampai terbentuk lapisan yang kering

37

e. Uji Daya Sebar

Gel ditimbang sebanyak 0,5 gram kemudian diletakkan ditengah

kaca bulat berskala. Di atas gel diletakkan kaca bulat lain kemudian

di tambah pemberat mulai dari 50 gram dan 100 gram, didiamkan

selama 1 menit. kemudian dicatat diameter penyebarannya masing-

masing beban, dilakukan replikasi sebanyak 3 kali (Ratnasari, 2017).

Gambar 3.7 Skema Uji Daya Sebar (Sumber : Ratnasari, 2017)

f. Uji Daya Lekat

Uji daya lekat dilakukan dengan menimbang sampel sebanyak

50 mg diletakan pada lempeng uji, menutup dengan penutup lempeng

dan menambahkan beban seberat 500 gram, kemudian menunggu

selama 5 menit, selanjutnya melepaskan beban dan maengamati waktu

lama lekat gel (Septiani dkk, 2011).

Menyiapkan masker gel sebanyak 0,5 gram gram kemudian diletakkan ditengah kaca bulat berskala.

Di atas gel diletakkan kaca bulat lain kemudian di tambah pemberat mulai dari 50 gram dan 100 gram,

didiamkan selama 1 menit.

mencatat diameter penyebarannya masing-masing beban.

Melakukan sebanyak 3 kali replikasi.

38

Gambar 3.8 Skema Uji Daya Lekat. (Sumber : Septiani dkk, 2011)

g. Uji Viskositas

Dilakukan dengan menggunakan alat uji viskositas yaitu

Ostwald, dilakukan dengan cara memasukan sediaan masker gel

kedalam viskometer Ostwald, kemudian menarik cairan

menggunakan filler sampai batas atas pada viskometer, kemudian

melepas cairan tersebut sampai batas bawah viskometer, mencatat

waktunya (Ratnasari, 2017).

Gambar 3.9 Skema Uji Viskositas

(Sumber : Ratnasari, 2017)

Memasukan sediaan masker gel pada kedalam viskometer Ostwald

Menarik cairan menggunakan filler sampai batas atas pada viskometer

Melepas cairan tersebut sampai batas bawah viscometer, kemudian mencatat waktunya.

Menimbang sampel sebanyak 50 mg diletakan pada lempeng uji

Menutup dengan penutup lempeng dan menambahkan beban seberat 500 gram

Mengamati waktu lama lekat gel.

39

h. Uji kesukaan

Sebanyak 20 quisioner diberikan kepada 20 panelis untuk

menilai sediaan masker gel peel-off yang telah dibuat kemudian catat

hasilnya.

Gambar 3.10 Skema Uji Kesukaan

3.5 Cara Analisis

3.5.1 Pendekatan Teoritis

Hasil uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji waktu

mengering, uji daya sebar, uji daya lekat, uji viskositas, dan uji

kesukaan. Hasil yang diperoleh dibandingkan dengan pustaka dan

literatur yang ada.

3.5.2 Pendekatan Statistik

Hasil uji waktu mengering, uji daya sebar, uji daya lekat, uji

viskositas, dibandingkan dengan menggunakan SPSS One-way

Anova.

Memberikan quisioner sebanyak 20 kepada 20 panelis

Menghitung dan mencatat hasilnya

40

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian tentang pengaruh konsentrasi gelling agent HPMC, CMC-Na, dan

gelatin terhadap sifat fisik sediaan masker gel peel-off lendir bekicot (Achatina

fulica) bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh perbedaan konsentrasi jenis

gelling agent HPMC, CMC-Na, dan gelatin terhadap sifat fisik sediaan masker gel

peel-off lendir bekicot. Dalam penelitian ini, masker gel peel-off dibuat sebanyak

3 formula dengan masing-masing formula dilakukan dengan 3x replikasi dan setiap

sediaan dibuat sebanyak 30 gram. Masker gel peel-off dibuat dengan menggunakan

3 gelling agent yang berbeda yaitu HPMC 5%, CMC-Na 5%, dan gelatin 5% untuk

mengetahui jenis gelling agent manakah yang memberikan pengaruh paling baik

terhadap sifat fisik sediaan masker gel peel-off lendir bekicot.

Alasan pemilihan tipe masker gel peel-off karena masker ini menggunakan

bahan dasar gel yang terbuat dari zat aktif lendir bekicot dengan gelling agent

HPMC, CMC-Na dan gelatin sehingga memiliki karakteristik transparan. HPMC

dapat memberikan stabilitas kekentalan yang baik di suhu ruang walaupun

disimpan pada jangka waktu yang lama. Selain itu, HPMC mempunyai resistensi

yang baik terhadap serangan mikroba dan penggunaan HPMC sebagai basis yang

bersifat hidrofilik juga memiliki kelebihan di antaranya menghasilkan daya sebar

pada kulit yang baik, efeknya mendinginkan, tidak menyumbat pori-pori kulit,

mudah dicuci dengan air, dan pelepasan obatnya baik (Afianti dan Murrukmihadi

2015). CMC-Na ini mudah larut dalam air panas maupun air dingin. CMC-Na

merupakan derivat dari selulosa memberikan kestabilan pada produk dengan

41

memerangkap air dengan membentuk jembatan hydrogen dengan molekul Na-

CMC yang lain. CMC-Na sebagai bahan pengental bertujuan untuk membentuk

sistem dispersi koloid dan meningkatkan viskositas (Ratnasari, 2017). Sedangkan

pada gelatin digunakan karena ingin menghasilkan sediaan masker gel yang dapat

langsung membentuk film yang elastis ketika kontak dengan kulit wajah sehingga

akan mempermudah proses pembersihan masker dari wajah. Gelatin sebagai gelling

agent memiliki sifat tidak toksik, fleksibel dengan bahan-bahan yang lain, memiliki

kekuatan untuk membentuk gel dengan baik (Rahmawanty, Yulianti, dan Fitriana,

2015).

Masker gel peel-off ini dapat digunakan langsung pada kulit wajah dengan

cara mengoleskannya secara merata dan dapat dibersihkan dengan cara melepaskan

lapisan film dari kulit wajah sehingga lebih praktis dalam pemakaian. Masker gel

peel-off memiliki beberapa manfaat, diantaranya mampu merilekskan otot-otot

wajah, membersihkan, menyegarkan, melembabkan dan melembutkan kulit wajah.

Sediaan masker gel peel-off dalam penelitian ini menggunakan zat aktif dari

lendir bekicot. Hewan bekicot yang digunakan diperoleh dari Desa Kajen

Kecamatan Talang Kabupaten Tegal. Hewan bekicot diambil berdasarkan kriteria

yang ditentukan peneliti agar dapat dianggap mewakili karakteristik populasinya.

Bekicot diambil lendirnya dengan cara mencuci bekicot hingga bersih lalu

ditiriskan terlebih dahulu sebelum proses pemotongan. Selanjutnya bekicot yang

sudah ditiriskan satu persatu diambil dan dibersihkan cangkangnya dengan

menggunakan etanol 70% sebagai antiseptik supaya kotoran yang masih menempel

pada cangkang tidak ikut terbawa, kemudian bekicot yang sudah dibersihkan

42

dipotong ujung cangkangnya tampung lendir yang keluar dari ujung cangkangnya.

Lendir bekicot yang diperoleh berwarna kuning bening beraroma khas lendir

bekicot.

Lendir bekicot mengandung zat Allantoin yang merupakan produk dari

senyawa nitrogen yang termasuk senyawa alkaloid. Allantoin termasuk ke dalam

zat emmolients, yaitu zat yang berfungsi melembutkan dan melembabkan kulit.

Allantoin melembabkan dengan cara pelunakan keratin, komponen utama dari kulit

untuk membantu dalam mencegah kekeringan pada kulit. Allantoin meningkatkan

kapasitas mengikat air sehingga kulit tetap lembab.

Uji allantoin dilakukan dengan cara sampel ditimbang sebanyak 0,5 gram

kemudian ditambahkan 1 ml asam klorida 2N dan 9 ml air suling, dipanaskan diatas

tangas air selama 2 menit, didinginkan, kemudian diambil 3 tetes filtrat, lalu

ditambahkan 2 tetes pereaksi Mayer menghasilkan endapan putih/ kuning.

Selanjutnya diambil 3 tetes filtrat lalu ditambahkan 2 tetes pereaksi Bouchardat

menghasilkan endapan coklat-hitam.

Tabel 4.1 Uji Allantoin Lendir Bekicot

Pereaksi Hasil Keterangan Standar

Mayer

Endapan putih

+

Endapan putih/kuning

(Marjoni, 2016)

Bouchardat

Endapan coklat

+

Endapan coklat-hitam

(Marjoni, 2016)

43

Dari tabel 4.1 diperoleh hasil pada pereaksi mayer menghasilkan endapan

putih dan pada pereaksi bouchardat menghasilkan endapan coklat. Hal ini

menunjukan bahwa lendir bekicot positif mengandung allantoin.

Setelah penyiapan bahan dilakukan pembuatan masker gel peel-off, dengan

mengembangkan masing-masing basis gelling agent, selanjutnya dengan

penambahan bahan lain seperti PVA, propilenglikol, metil paraben, oleum rosae,

aquadest dan lendir bekicot yang merupakan zat aktif sehingga dicampurkan pada

tahap terakhir untuk menghindari rusaknya pembuatan gel.

Penambahan bahan lain yaitu PVA berfungsi sebagai pembentuk film yang

elastis, propilenglikol berfungsi sebagai humektan agar menjaga kestabilan sediaan

gel dengan cara mengabsorbsi lembab dari lingkungan dan mengurangi penguapan

air dari sediaan, metil paraben berfungsi sebagai pengawet sediaan untuk mencegah

pertumbuhan mikroorganisme yang dapat masuk secara tidak sengaja atau tumbuh

setelah proses produksi, oleum rosae untuk menutupi bau dari lendir bekicot yang

kurang nyaman jika dihirup, serta aquadest yang berfungsi sebagai pelarut pada

sediaan masker gel peel-off.

Setelah dilakukan proses pembuatan sediaan masker gel peel-off dilakukan

evaluasi sediaan masker gel peel-off lendir bekicot meliputi uji organoleptis,

homogenitas, uji pH, uji waktu mengering, uji daya sebar, uji daya lekat, uji

viskositas dan uji kesukaan. Uji ini dilakukan untuk mengetahui sifat fisik masker

gel peel-off lendir bekicot yang dihasilkan.

44

4.1 Evaluasi Sediaan

4.1.1 Uji Organoleptis

Uji organoleptis dilakukan untuk mengetahui bentuk fisik

sediaan meliputi bentuk, warna, dan bau dari sediaan masker gel

peel-off lendir bekicot serta untuk mengamati adanya perubahan

bentuk, warna, dan bau yang mungkin terjadi selama penyimpanan.

Uji organoleptis merupakan uji yang sering dilakukan sebagai salah

satu kontrol kualitas dari sediaan masker gel peel-off lendir bekicot.

Berikut ini adalah tabel hasil uji organoleptis dari sediaan

masker gel peel-off lendir bekicot:

Tabel 4.2 Hasil uji organoleptis

Hasil Hasil uji organoleptis

FI FII FIII

Bentuk Semi solid Semi solid Semi solid

Bau khas mawar khas mawar khas mawar

Warna Putih bening Putih bening Putih kekuningan

bening

Rasa dikulit Agak

Lengket

Lengket Lengket

Keterangan :

a. Formula I yaitu HPMC 5%

b. Formulasi II yaitu CMC-Na 5%

c. Formulasi III yaitu gelatin 5%

Berdasarkan hasil uji organoleptis pada formula I dengan

HPMC 5% memiliki bentuk semi solid dengan konsistensi agak

45

kental. Memiliki warna putih bening, warna tersebut karena lendir

bekicot berwarna putih kekuningan. Memiliki aroma khas mawar

karena digunakan parfum atau zat tambahan berupa minyak mawar

tujuannya untuk menutupi bau dari lendir bekicot yang kurang

nyaman jika dihirup. Kemudian formula II memiliki hasil uji

organoleptis berupa gel semi solid yang kental dengan gelling agent

CMC-Na dengan konsentrasi 5%, berwarna putih bening dan

memiliki bau khas mawar. Formula III memiliki tekstur gel semi

solid yang kental dengan gelling agent gelatin konsentrasi 5%,

berwarna kuning bening, dan berbau khas mawar. Dari ketiga

formula tersebut terdapat perbedaan dalam bentuk konsistensi

sediaan yang dihasilkan, hal ini disebabkan oleh perbedaan sifat

gelling agent yang digunakan.

4.1.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah

pencampuran masing-masing komponen dalam pembuatan gel telah

tercampur rata. Berikut ini adalah tabel hasil uji homogenitas dari

sediaan masker gel peel-off lendir bekicot:

Tabel 4.3 Hasil uji homogenitas

Replikasi Hasil uji homogenitas

FI FII FIII Standar

1 Homogen Homogen Homogen (Depkes RI,

1979) 2 Homogen Homogen Homogen

3 Homogen Homogen Homogen

46

Keterangan :

a. Formula I yaitu HPMC 5%

b. Formula II yaitu CMC-Na 5%

c. Formula III yaitu gelatin 5%

Berdasarkan tabel hasil uji homogenitas sediaan masker gel

peel-off lendir bekicot terlihat bahwa ketiga formula menghasilkan

susunan gel yang homogen dan tidak terlihat adanya butiran kasar.

Hal ini sesuai dengan persyaratan pada farmakope edisi III dimana

gel harus menunjukan susunan yang homogen dan tidak terlihat

adanya butiran kasar sehingga zat aktif dan bahan lainnya

terdistribusi secara merata.

4.1.3 Uji pH

Uji pH dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keamanan

sediaan pada waktu digunakan dan untuk mengetahui apakah

sediaan masker gel peel-off lendir bekicot yang dibuat bersifat asam,

basa, atau netral. Uji pengukuran pH dilakukan dengan

menggunakan pH indikator universal yaitu dengan mencocokan

warna yang terbentuk setelah dimasukan kedalam sediaan masker

gel peel-off dengan standar warna pH.

Tabel 4.4 Hasil uji pH

Replikasi Hasil uji pH sediaan

FI FII FIII Standar

1 7 6 7 4,5-7,0 (Erfenna

dan Rahmawanty,

2018)

2 7 6 7

3 7 6 7

47

Keterangan :

a. Formula I yaitu HPMC 5%

b. Formula II yaitu CMC-Na 5%

c. Formula III yaitu gelatin 5%

Berdasarkan tabel hasil uji pH menunjukan bahwa ada

perbedaan pH pada masing-masing sediaan dimana formula I dan

III mempunyai pH 7, dan formula II mempunyai pH 6. Perbedaan

ini disebabkan oleh perbedaan sifat gelling agent. HPMC

mempunyai pH 3-11, CMC-Na mempunyai pH 6,5-8,5 dan gelatin

mempunyai pH 7-9. Tabel diatas menunjukan ketiga formula

tersebut memenuhi standar pH kulit 4,5-70 (Erfenna dan

Rahmawanty, 2018). Oleh karena itu sediaan gel aman digunakan

dan di aplikasikan pada kulit.

4.1.4 Uji Waktu Mengering

Pengujian waktu pengeringan basis masker gel peel-off

dilakukan dengan cara mengamati waktu yang diperlukan sediaan

hingga mengering, yaitu saat mulai dioleskannya masker gel peel-

off pada kaca hingga benar-benar terbentuk lapisan yang kering. Uji

kecepatan mengering dilakukan untuk mengetahui sebarapa lama

sediaan masker gel peel-off mengering, rentang kecepatan

mengering yang baik sekitar 15-30 menit (Vieira, 2009).

Berikut ini adalah tabel hasil uji waktu mengering sediaan

masker gel peel-off lendir bekicot :

Tabel 4.5 Hasil uji waktu mengering

48

Keterangan :

a. Formula I yaitu HPMC 5%

b. Formula II yaitu CMC-Na 5%

c. Formula III yaitu gelatin 5%

Berdasarkan tabel diatas kecepatan pengeringan dari masker

gel peel-off yang didapatkan menunjukkan bahwa ketiga formula

masker gel peel-off sudah memenuhi waktu kering masker gel peel-

off yang baik, yaitu antara 15-30 menit. Kemudian melakukan

analisis dengan menggunakan SPSS yaitu dengan One-way Anova

untuk memperkuat data penelitian sehingga menjadi lebih akurat.

One-way Anova terdiri dari analisis descriptives dan analisis anova,

dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 4.6 Hasil analisis descriptives uji waktu mengering

Replikasi Hasil uji waktu mengering (menit)

FI FII FIII Standar 1 29,05 28,09 25,32 15-30 menit

(Vieira, 2009) 2 28,45 28,30 27,02 3 29,57 29,91 27,39

Rata-rata 29,02 28,76 26,57

Descriptives

uji_waktu_mengering

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

formula 1 3 29,0233 ,56048 ,32359 27,6310 30,4156 28,45 29,57

formula 2 3 28,7667 ,99571 ,57487 26,2932 31,2401 28,09 29,91

formula 3 3 26,5767 1,10392 ,63735 23,8344 29,3189 25,32 27,39

Total 9 28,1222 1,40963 ,46988 27,0387 29,2058 25,32 29,91

49

Tabel descriptives statistik diatas, terlihat rata-rata uji waktu

mengering pada formula 1 yaitu 29,02 menit, formula II 28,76 menit,

dan formula III 26,57 menit. Dari hasil uji pengeringan yang telah

dilakukan nilai rata-rata pengeringan untuk semua formula telah

memenuhi standar, dimana persyaratan waktu pengeringan 15-30

menit. Hasil pengeringan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil

pengeringan yang paling baik pada formula III yaitu 26,57 menit

karena formulasi dengan waktu pengeringan yang cepat akan

memungkinkan proses pengelupasan yang cepat pula. Faktor kinerja

pembentukan film menjadi bagian yang dipertanggung jawabkan dari

setiap formulasi karena prinsip dari masker peel off itu sendiri

berdasarkan pada kemampuan untuk membentuk film plastik polimer

yang mudah untuk dikelupas (Sulastri dan Chaerunisaa, 2016).

Tabel 4.7 Hasil analisis anova uji waktu mengering

Berdasarkan tabel perhitungan analisis anova uji waktu

mengering pada penelitian memperoleh nilai signifikansi 0,032

dimana diperoleh F hitung 6,446 dan F tabel 5,14. Karena F hitung >

F tabel (6,446 > 5,14) maka Ha diterima dan Ho ditolak. Jadi dapat

disimpulkan bahwa ada pengaruh perbedaan jenis gelling agent

ANOVA

uji_waktu_mengering

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 10,848 2 5,424 6,446 ,032

Within Groups 5,048 6 ,841

Total 15,897 8

50

HPMC, CMC-Na dan gelatin terhadap sifat fisik sediaan masker gel

peel-off lendir bekicot.

4.1.5 Uji Daya Sebar

Uji daya sebar bertujuan untuk mengetaui penyebaran gel

diatas kulit, semakin besar luas penyebaran maka semakin mudah

untuk diaplikasikan pada kulit. Uji daya sebar sediaan masker gel

dibuat dengan beban 50 gram dan 100 gram.

Berikut ini adalah tabel hasil uji daya sebar dari sediaan

masker gel pee-off lendir bekicot :

Tabel 4.8 Hasil uji daya sebar

Tabel 4.9 Tabel lanjutan hsil uji daya sebar

Satuan Beban FI FII FIII Standar

Diameter (cm)

50 g 6,5 4,9 5,8 Diameter

5cm–7cm (Mappa dkk, 2013).

6,1 4,8 5,7 6,4 5,0 5,7

Rata-rata 6,33 4,9 5,73

100 g 6,8 5,1 6,2 6,3 5,0 6,0 6,6 5,3 5,9

Rata-rata 6,57 5,13 6,03

Jari-jari (cm)

50 g 3,25 2,45 2,9 3,05 2,4 2,85 3,2 2,5 2,85

Rata-rata 3,17 2,45 2,86

100 g 3,4 2,55 3,1 3,15 2,5 3,0 3,3 2,65 2,95

Rata-rata 3,28 2,57 4,52

51

Keterangan :

a. Formula I yaitu HPMC 5%

b. Formulasi II yaitu CMC-Na 5%

c. Formulasi III yaitu gelatin

Tabel diatas dapat diketahui hasil uji daya sebar diperoleh rata-

rata diameter pada beban 50 gram pada formula I yaitu 6,33 cm,

formula II rata-rata diameter 4,9 cm, dan formula III dengan rata-

rata diameter 5,73 cm. Range standar uji daya sebar yaitu diameter

5-7 cm sehingga yang memenuhi standart yaitu formula I dan

formula III, sedangkan pada formula II tidak memenuhi standar pada

daya sebar beban 50 gram. Dari ketiga formula dapat disimpulkan

bahwa daya sebar dengan beban 50 gram yang paling baik adalah

formula I yaitu dengan rata-rata diameter 6,33 cm. Karena dapat

dilihat dari bentuk sediaan yang kental dan daya sebarnya lebih luas.

Sehingga sediaan masker gel peel-off mudah dioleskan pada kulit

dan cepat memberikan efek terapi. Pada beban 100 gram formula I

memperoleh rata-rata diameter 6,57 cm, formula II rata-rata

diameter 5,13 cm, dan formula III rata-rata diameter 6,03. Range

Satuan Beban FI FII FIII Standar

Luas permukaan

(cm2)

50 g 33,16 18,84 26,40 Diameter

5cm–7cm (Mappa dkk, 2013).

29,20 18,08 25,50 32,15 19,62 25,50

Rata-rata 31,50 18,84 25,80

100 g 36,29 20,41 30,17 31,15 19,62 28,26 34,19 22,05 27,32

Rata-rata 33,87 20,69 28,58

52

standar uji daya sebar yaitu diameter 5-7 cm, jadi ketiga formula

telah memenuhi standar. Kemudian melakukan analisis dengan

menggunakan SPSS yaitu dengan One-way Anova untuk

memperkuat data penelitian sehingg menjadi lebih akurat. One-way

Anova terdiri dari analisis descriptives dan analisis anova, dapat

dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 4.10 Hasil analisis descriptive uji daya sebar 50 gram

Descriptives

uji_daya_sebar_50gram

N Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

formula 1 3 6,333 ,2082 ,1202 5,816 6,850 6,1 6,5

formula 2 3 4,900 ,1000 ,0577 4,652 5,148 4,8 5,0

formula 3 3 5,733 ,0577 ,0333 5,590 5,877 5,7 5,8

Total 9 5,656 ,6346 ,2115 5,168 6,143 4,8 6,5

Tabel descriptives statistik diatas, terlihat rata-rata diameter uji

daya sebar pada beban 50 gram formula 1 yaitu 6,33 cm, formula II

4,9 cm dan formula III 5,73 cm.

Dari ketiga formula dapat disimpulkan bahwa daya sebar

dengan beban 50 gram yang paling baik adalah formula I yaitu

dengan rata-rata diameter 6,33 cm. Karena dapat dilihat dari bentuk

sediaan yang kental dan daya sebarnya lebih luas. Sehingga sediaan

masker gel peel-off mudah dioleskan pada kulit dan cepat

memberikan efek terapi. Gel yang baik membutuhkan waktu

yang lebih sedikit untuk tersebar dan akan memiliki nilai daya

sebar yang tinggi (Sukmawati dkk, 2013)

53

Tabel 4.11 Hasil analisis anova uji daya sebar 50 gram

Berdasarkan tabel perhitungan analisis anova uji daya sebar

beban 50 gram pada penelitian memperoleh nilai signifikansi 0,000

dimana diperoleh F hitung 82,294 dan F tabel 5,14. Karena F hitung

> F tabel (82,294 > 5,14), oleh karena itu dpat disimpulkan Ha

diterima dan Ho ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

perbedaan jenis gelling agent HPMC, CMC-Na dan gelatin terhadap

sifat fisik sediaan masker gel peel-off lendir bekicot.

Tabel 4.12 Hasil analisis descriptives uji daya sebar 100 gram

Pada tabel descriptives statistik diatas, terlihat rata-rata diameter

uji daya sebar pada beban 100 gram formula I yaitu 6,56 cm, formula

II 5,13 dan formula III 6,03 cm. Jadi ketiga formula tersebut baik

karena masuk dalam range standart 5-7 cm. Dari ketiga formula

ANOVA

uji_daya_sebar_50gram

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 3,109 2 1,554 82,294 ,000

Within Groups ,113 6 ,019

Total 3,222 8

Descriptives

uji_daya_sebar_100g

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

formula 1 3 6,5667 ,25166 ,14530 5,9415 7,1918 6,30 6,80

formula 2 3 5,1333 ,15275 ,08819 4,7539 5,5128 5,00 5,30

formula 3 3 6,0333 ,15275 ,08819 5,6539 6,4128 5,90 6,20

Total 9 5,9111 ,64893 ,21631 5,4123 6,4099 5,00 6,80

54

tersebut yang memperoleh rata-rata diameter paling baik adalah

formula I dengan rata-rata diameter 6,56 karena dapat dilihat dari

bentuk sediaan yang kental dan daya sebarnya lebih luas sehingga

sediaan masker gel peel-off mudah dioleskan pada kulit dan cepat

memberikan efek terapi.

Tabel 4.13 Hasil analisis anova uji daya sebar 100 gram

Berdasarkan tabel perhitungan analisis anova uji daya sebar 100

gram pada penelitian memiliki nilai signifikansi 0,000 dimana nilai F

hitung > F tabel atau 42,939 > 5,14. Oleh karena itu dapat

disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat

disimpulkan bahwa ada pengaruh perbedaan jenis gelling agent

HPMC, CMC-Na dan gelatin terhadap sifat fisik sediaan masker gel

peel-off lendir bekicot.

4.1.6 Uji Daya Lekat

Uji daya lekat dilakukan untuk mengetahui kemampuan gel

untuk merakat pada kulit. Kemampuan daya lekat merupakan salah

satu syarat agar gel dapat diaplikasikan pada kulit. Uji daya lekat

penting untuk mengevaluasi masker gel dengan kelengketan dapat

diketahui sejauh mana masker gel dapat menempel pada kulit

ANOVA

uji_daya_sebar_100g

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 3,149 2 1,574 42,939 ,000

Within Groups ,220 6 ,037

Total 3,369 8

55

sehingga zat aktifnya dapat diabsorbsi secara merata. Uji daya lekat

untuk sediaan masker gel yang baik yaitu lebih dari satu detik (Galeri

dkk, 2016).

Berikut ini adalah hasil uji daya lekat sediaan masker gel peel-

off lendir bekicot :

Tabel 4.14 Hasil uji daya lekat

Keterangan :

a. Formula I yaitu HPMC 5%

b. Formula II yaitu CMC-Na 5%

c. Formula III yaitu gelatin 5%

Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa formula I memperoleh

rata-rata uji daya lekat yaitu 22,01 detik, formula II 29,60 detik dan

formula III 24,84 detik. Dari hasil pengujian daya lekat

menunjukkan bahwa ketiga formula memenuhi persyaratan secara

teoritis. Formula yang mempunyai standar uji daya lekat yang paling

baik adalah formula II dengan rata-rata 29,60 detik karena dapat

dilihat dari bentuk sediaan yang paling kental, sehingga zat aktifnya

dapat diabsorbsi secara merata. Semakin besar daya lekat maka

absorbsinya semakin besar karena ikatan yang terjadi antara masker

gel peel-off dengan kulit akan semakin lama. Daya lekat berbanding

Replikasi Hasil uji daya lekat (detik) Standar FI FII FIII lebih dari satu

detik (sukmawati, N.M.A dkk, 2011)

1 22,46 30,15 26,90 2 20,85 30,40 25,12 3 22,74 28,26 22,50

Rata-rata 22,01 29,60 24,84

56

lurus dengan viskositas, semakin kental sediaan maka kemampuan

daya lekatnya akan semakin lama (Rohmani, 2018).

Kemudian melakukan analisis dengan menggunakan SPSS

yaitu dengan One-way Anova untuk memperkuat data penelitian

sehingga menjadi lebih akurat. One-way Anova terdiri dari anlisis

descriptives dan analisis anova, dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 4.15 Hasil analisis descriptives uji daya lekat

Pada tabel descriptives statistik diatas, terlihat bahwa formula

I memperoleh rata-rata uji daya lekat yaitu 22,01 detik, formula II

29,60 detik dan formula III 24,84 detik. Jadi semua formula

memenuhi standart uji daya lekat. Dari ketiga formula yang

mempunyai standar uji daya lekat yang paling baik adalah formula

II dengan rata-rata 29,60 detik karena dapat dilihat dari bentuk

sediaan yang paling kental, sehingga zat aktifnya dapat diabsorbsi

secara merata. Semakin besar daya lekat maka absorbsinya semakin

besar karena ikatan yang terjadi antara masker gel peel-off dengan

kulit akan semakin lama. Daya lekat berbanding lurus dengan

Descriptives

uji_daya_lekat

N Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

formula 1 3 22,0167 1,02002 ,58891 19,4828 24,5505 20,85 22,74

formula 2 3 29,6033 1,17006 ,67553 26,6968 32,5099 28,26 30,40

formula 3 3 24,8400 2,21332 1,27786 19,3418 30,3382 22,50 26,90

Total 9 25,4867 3,58529 1,19510 22,7308 28,2426 20,85 30,40

57

viskositas, semakin kental sediaan maka kemampuan daya lekatnya

akan semakin lama (Rohmani, 2018).

Tabel 4.16 Hasil analisis anova uji daya lekat

Berdasarkan tabel perhitungan analisa anova uji daya lekat pada

penelitian memiliki nilai signifikansi 0,003 dimana F hitung > F tabel

atau 18,106 > 5,14. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa Ho

ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

perbedaan jenis gelling agent HPMC, CMC-Na dan gelatin terhadap

sifat fisik sediaan masker gel peel-off lendir bekicot.

4.1.7 Uji Viskositas

Tujuan dari dilakukannya uji viskositas adalah untuk

mengetahui seberapa kental gel yang mempengaruhi daya sebar dan

daya lekat. Semakin besar viskositasnya, maka akan semakin besar

daya lekat dan semakin kecil daya sebarnya.

Tabel 4.17 Hasil uji viskositas

ANOVA

uji_daya_lekat

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 88,218 2 44,109 18,106 ,003

Within Groups 14,617 6 2,436

Total 102,835 8

Replikasi Hasil uji viskositas sediaan Standar

F I F II F III Masker gel peel-off merek x 39,34 cp

1 16,12 cp 22,8 cp 19,34 cp 2 16,0 cp 22,74 cp 19,64 cp 3 14,94 cp 22,74 cp 19,52 cp

Rata-rata 15,68 cp 22,76 cp 19,5 cp

58

Keterangan :

a. Formula I yaitu HPMC 5%

b. Formula II yaitu CMC-Na 5%

c. Formula III yaitu gelatin 5%

d. Standar viskositas menggunakan sediaan masker gel peel-off

merek x

Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa formula I memperoleh

rata-rata uji viskositas yaitu 15,68 cp, formula II 22,76 cp dan

formula III 19,5 cp. Data hasil dari uji viskositas dihasilkan

viskositas terbesar adalah formula II, viskositas terkecil yaitu pada

formula I sedangkan formula III memiliki viskositas diantara

formula I dan II. Dari ketiga formula tersebut masih belum mencapai

standar viskositas masker gel peel-off merek x. Hal ini dikarenakan

perbedaan sifat gelling agent pada formula I dengan HPMC 5%,

formula II dengan CMC-Na dan Formula III dengan gelati 5%.

Kemudian melakukan analisis dengan menggunakan SPSS yaitu

dengan One-way Anova untuk memperkuat data penelitian sehingga

menjadi lebih akurat. One-way Anova terdiri dari anlisis descriptives

dan analisis anova, dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 4.18 Hasil analisis descriptives uji viskositas

59

Pada tabel descriptives statistik diatas, terlihat bahwa formula

I memperoleh rata-rata uji viskositas yaitu 15,68, formula II 22,76

dan formula III 19,50. Jadi semua formula memenuhi standart uji

daya lekat. Dari uji viskositas dihasilkan viskositas terbesar adalah

formula II, viskositas terkecil yaitu pada formula I sedangkan

formula III memiliki viskositas diantara formula I dan II. Hal ini

dikarenakan perbedaan sifat gelling agent pada formula I dengan

HPMC 5%, formula II dengan CMC-Na dan Formula III dengan

gelatin 5%.

Tabel 4.19 Hasil analisis anova uji viskositas

Berdasarkan tabel perhitungan analisa anova uji viskositas pada

penelitian memiliki nili signifikansi 0,000 dimana F hitung > F tabel

Descriptives

uji_viskositas

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

formula 1 3 15,6867 ,64941 ,37494 14,0734 17,2999 14,94 16,12

formula 2 3 22,7600 ,03464 ,02000 22,6739 22,8461 22,74 22,80

formula 3 3 19,5000 ,15100 ,08718 19,1249 19,8751 19,34 19,64

Total 9 19,3156 3,08408 1,02803 16,9449 21,6862 14,94 22,80

ANOVA

uji_viskositas

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 75,201 2 37,601 253,070 ,000

Within Groups ,891 6 ,149

Total 76,093 8

60

atau 253,070 > 5,14. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa Ho

ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

perbedaan jenis gelling agent HPMC, CMC-Na dan gelatin terhadap

sifat fisik sediaan masker gel peel-off lendir bekicot.

4.1.8 Uji kesukaan

Uji kesukaan merupakan pengujian yang meminta panelis

mengemukakan responnya berupa suka atau tidaknya terhadap sifat

bahan yang diuji. Pada pengujian ini panelis diminta untuk

mengemukakan pendapatnya secara spontan tanpa membandingkan

dengan sampel standar (Lamusu, 2018).

Uji kesukaan dilakukan terhadap 20 orang responden, masing-

masing responden diminta untuk menilai kesukaan terhadap sediaan

masker gel peel-off lendir bekicot kedalam 2 kategori yaitu suka dan

tidak suka. Hasil yang diperoleh dari penelitian dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 4.20 Hasil Uji Kesukaan

Kriteria

Responden Nilai

Formula I Formula II Formula III

Responden

Nilai

Responden

Nilai

Responden

Nilai

Suka 2 14 28 9 18 12 24

Tidak suka 1 6 6 11 11 8 8

Total Nilai 34 29 32

Pada tabel diatas yang paling disukai yaitu formula I dengan

total nilai 34 pada gelling agent HPMC konsentrasi 5%, kemudian

61

0

5

10

15

formula I formula II formula III

suka tidak suka

disusul formula III dengan total nilai 32 pada gelling agent gelatin

konsentrasi 5% dan yang memiliki nilai terkecil yaitu formula II

dengan gelling agent CMC-Na konsentrasi 5%.

Gambar 4.1 Diagram Hasil Kesukaan

Pada diagram diatas yang banyak disukai yaitu formula I,

dengan panelis yang suka yaitu 14 orang dengan nilai 28, yang tidak

suka 6 orang dengan nilai 6, dan dengan toal keseluruhannya 34 pada

konsentrasi HPMC 5%. Kemudian disusul dengan formula III,

dengan panelis yang suka yaitu 12 orang dengan nilai 24, yang tidak

suka 8 orang panelis dengan nilai 8, dan dengan total nilai

keseluruhannya 32 pada konsentrasi gelatin 5%. Dan yang memiliki

nilai terkecil yaitu formula II, dengan jumlah panelis yang suka yaitu

9 orang panelis dengan nilai 18, yang tidak suka ada 11 orang panelis

dengan nilai 11, dan dengan total nilai keseluruhannya 29 pada

konsentrasi CMC-Na 5%.

62

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian sediaan masker gel peel-off lendir bekicot

dengan gelling agent yang berbeda dapat disimpulkan bahwa :

1. Ada pengaruh perbedaan gelling agent HPMC, CMC-Na, dan gelatin

terhadap sifat fisik masker gel peel-off lendir bekicot (Achatina fulica).

2. Pada uji sifat fisik berdasarkan uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar,

dan uji kesukaan sediaan masker gel peel off lendir bekicot yang diminati

adalah formula I dengan gelling agent HPMC 5%.

5.2 Saran

1. Sebaiknya dilakukan penambahan konsentrasi gelling agent untuk

memperbaiki konsistensi dari sediaan masker gel peel-off lendir bekicot.

2. Dilakukan penelitian lebih lanjut menggunakan lendir bekicot dengan

bentuk sediaan yang berbeda.

63

DAFTAR PUSTAKA

Afianti, Hanum Pramuji, dan Mimiek Murrukmihadi. 2015. “Pengaruh Variasi

Kadar Gelling Agent HPMC Terhadap Sifat Fisik dan Aktivitas Antibakteri

Sediaan Gel Ekstrak Etanolik Daun Kemangi (Ocimum basilicum L. forma

citratum Back.).” Majalah Farmaseutik 11 (2): 307–315.

Aghnia, Yu’thika. 2015. “Formulasi Masker Gel Peel-Off Lendir Bekicot (Achatina

Fulica) Dengan Variasi Konsentrasi Bahan Pembentuk Gel.”

Ainaro, Elvira Putri. 2015. “Formulasi Sediaan Masker Gel Peel-Off Mengandung

Lendir Bekicot (Achatina Fulica Bowdich) Sebagai Pelembab Kulit.”

Amaliah, Rizky Nur, Dina Rahmawanty, dan Prima Happy Ratnapuri. 2018.

“Pengaruh Variasi Konsentrasi PVA dan HPMC Terhadap Stabilitas Fisik

Masker Gel Peel-Off Ekstrak Metanol Biji Pepaya (Carica papaya L.).”

Jurnal Pharmascience 5 (1).

Ayuningtias, Dessy Dwi Risky, Dwi Nurahmanto, dan Viddy Agustian Rosyidi.

2017. “Optimasi Komposisi Polietilen Glikol dan Lesitin sebagai

Kombinasi Surfaktan pada Sediaan Nanoemulsi Kafein (Optimization of

Polyethylene Glycol and Lecithin Composition as Surfactant Combination

in the Caffeine Nanoemulsion).” Pustaka Kesehatan 5 (1): 157–163.

Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia. III. Jakarta: Depkes RI.

———. 1995. Farmakope Indonesia. IV. Jakarta: Depkes RI.

———. 2014. Farmakope Indonesia. V. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Endah, Nur Hadiati. 2018. “Perilaku Pembelian Kosmetik Berlabel Halal Oleh

Konsumen Indonesia.” Jurnal Ekonomi dan Pembangunan 22 (1): 25–39.

Erfenna, Errenna, dan Dina Rahmawanty. 2018. “Pengaruh Pemberian Gel

Kuersetin Terhadap Jumlah Fibroblas dan Re-Epitelisasi Dalam Proses

Penyembuhan Luka Bakar Derajat IIA Pada Tikus Jantan.” JCPS (Journal

of Current Pharmaceutical Sciences) 2 (1): 89–96.

Galeri, Tiara Indah, Dwi Sari Astuti, dan Akhmad Aniq Barlian. 2016. “Pengaruh

Jenis Basis Cmc Na Terhadap Kualitas Fisik Gel Ekstrak Lidah Buaya (Aloe

vera L.).” Parapemikir: Jurnal Ilmiah Farmasi 4 (1).

64

Hanani, Endang. 2016. Analisis Fitokimia. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC.

Lachman, Leon, Herbert A Lieberman, dan Joseph L Kanig. 1994. Teori dan

Praktek Farmasi Industri II. 3 ed. Penerjemah Siti Suyatmi. Jakarta: UI-

Press.

Lamusu, Darni. 2018. “Uji Organoleptik Jalangkote Ubi Jalar Ungu (Ipomoea

Batatas L) sebagai Upaya Diversifikasi Pangan.” Jurnal Pengolahan

Pangan 3 (1): 9–15.

Madan, Jyotsana, dan Ramnik Singh. 2010. “Formulation and evaluation of aloe

vera topical gels.” International Journal of Pharmaceutical Sciences 2 (2):

551–555.

Mappa, Tiara, Hosea Jaya Edy, dan Novel Kojong. 2013. “Formulasi gel ekstrak

daun sasaladahan (Peperomia pellucida (L.) HBK) dan uji efektivitasnya

terhadap luka bakar pada kelinci (Oryctolagus Cuniculus).” Pharmacon 2

(2).

Marjoni, Riza. 2016. Dasar-Dasar Fitokimia Untuk Diploma III Farmasi. Jakarta:

Trans Info Media.

Mila, Santi, Kartika Sari Rusdiana, Asih Pratiwi Denox, Belisa oktavi Rona,

Permatasari Nilam, dan Setiawati Devi. 2017. “Masker Gel Peel-Off Dari

Lendir Bekicot (Achatina Fulica) Digunakan Sebagai Pelembab Kulit

Wajah.” Prodi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

UNISI, Jl. Kaliurang KM 14,5 Sleman, Yogyakarta.

Panjaitan, Ester Natalia, Awaluddin Saragih, dan Djendakita Purba. 2013.

“Formulasi gel dari ekstrak rimpang jahe merah (Zingiber officinale

Roscoe).” Journal of Pharmaceutics and Pharmacology 1 (1): 9–20.

Rahmawanty, Dina, Nita Yulianti, dan Mia Fitriana. 2015. “Formulasi dan evaluasi

masker wajah peel-off mengandung kuersetin dengan variasi konsentrasi

gelatin dan gliserin.” Media Farmasi 12 (1): 17–32.

Ratnasari, Dessy. 2017. “Optimasi Konsentrasi Basis PVA dan Cmc-Na Pada

Formulasi Gel Peel Off Lendir Bekicot (Achatina fulica) Menggunakan

Aplikasi Faktorial Desain.”

65

Rayandi, A.S. 2012. Meraup Untung Besar dari Beternak Bekicot. Jakarta: Penerbit

Enjoy Publishing.

Rohmani, Sholichah. 2018. “Formulasi Masker Alami Berbahan Dasar Daun

Kemangi.” Dalam Prosiding APC (Annual Pharmacy Conference). Vol. 3.

Rowe, R.C, J.S Paul, dan E.Q Marian. 2009. Handbook of Pharmaceutical

Excipients. London: Pharmaceutical Press.

Septiani, S, Wathoni, dan S.R Mita. 2011. “Formulasi sediaan masker gel

Antioksidan dan Ekstrak Etanol BijiMelinjo (Gnetum Gnemon Linn),”

jurnal UNPAD, .

Sukmawati, N. M. A., C. I. S. Arisanti, dan NPAD Wijayanti. 2013. “Pengaruh

Variasi Konsentrasi PVA, HPMC, dan Gliserin terhadap Sifat Fisika

Masker Wajah Gel Peel Off Ekstrak Etanol 96% Kulit Buah Manggis

(Garcinia mangostana L.).” Jurnal Farmasi Udayana.

Sulaiman, T.N.S, dan R Kuswahyuning. 2008. Tekhnologi & Formulasi Sediaan

semipadat. Yogyakarta: Laboratorium Tekhnologi Farmasi Fakultas

Farmasi Universitas Gajah Mada.

Sulastri, Astri, dan Anis Yohana Chaerunisaa. 2016. “Formulasi Masker Gel Peel

Off Untuk Perawatan Kulit Wajah.” Farmaka 14 (3): 17–26.

———. 2017. “Formulasi Masker Gel Peel Off Untuk Perawatan Kulit Wajah.”

Farmaka 14 (3): 17–26.

Uke Susantini, Iluh. 2009. “Daya Anti Mikroba Berbagai Konsentrasi Lendir

Bekicot (Achatina fulica) Terhadap Diameter Zona Hambat Bakteri

Streptococcus mutans Secara In Vitro.” PhD Thesis, University of

Muhammadiyah Malang.

Vieira, R.P. 2009. “Physical and Physicochemical Stability Evaluation of Cosmetic

Formulation Containing Soybean Extract Fermented by Bifidobacterium

animal, Brazilian Journal pf Pharmaceutical Science.”

Wijayanti, NPAD, K. W. Astuti, IGNAD Putra, IGNJA Prasetia, M. Y. D.

Darayanthi, PNPD Nesa, L. D. S. Wedarini, dan D. N. P. Adhiningrat. 2015.

“Profil Stabilitas Fisika Kimia Masker Gel Peel-off Ekstrak Kulit Buah

Manggis (Garcinia mangostana L.).” Jurnal Farmasi Udayana.

66

Wirianti, Rinrin. 2015. “Formulasi Sediaan Sabun Mandi Padat Mengandung

Lendir Bekicot (Achatina Fulica Bowdich) Sebagai Pelembab Kulit.”

Wulandari, Yuni. 2016. “Uji Efektifitas Hemostatis dari Lendir Bekicot (Achatina

fulica) dalam Sediaan Gel.” Politeknik Harapan Bersama Tegal.

LAMPIRAN

68

LAMPIRAN 1

Formulasi Sediaan Masker Gel Peel-off Lendir Bekicot

Keterangan :

a. Tiap formula dibuat masker gel peel-off sebanyak 30 gram. b. Formula I yaitu HPMC 5% c. Formula II yaitu CMC-Na 5% d. Formula III yaitu Gelatin 5%

Nama Bahan Formula

Standar Literatur Penggunaan I II III

Lendir Bekicot 3% 3% 3% 3-6% Aghnia, 2015 Zat aktif HPMC 5% - - 2-10% Rowe et al, 2009 Basis gel

CMC-Na - 5% - 3-6% Rowe et al, 2009 Basis gel Gelatin - - 5% 1-5% Rowe et al, 2009 Basis gel

PVA 12% 12% 12% 12-15% Voight, 1994 Stabilizing

agent Propilenglikol 10% 10% 10% <15% Rowe et al, 2009 Humektan Metil paraben 0,2% 0,2% 0,2% 0,015-0,2 % Rowe et al, 2009 Pengawet Oleum rosae qs qs qs - - Pewangi Aquades Ad 100% 100 % 100% - - Pelarut

69

LAMPIRAN 2

Perhitungan Penimbangan Formula

1. Formula I

Lendir Bekicot 3% = �

���x 30 g = 0,9 g

HPMC 5% = �

���x 30 g = 1,5 g

PVA 12% = ��

���x 30 g = 3,6 g

Propilenglikol 10% = ��

���x 30 g = 3 g

Metil paraben 0,2% = �,�

���x 30 g = 0,06 g

Oleum rosae = qs

Aquades Ad 100% = ���

���x 30 g = 30 g - (0,9+ 1,5+ 3,6+ 3+ 0,06)

= 30 - 9,06

= 20,94 g

2. Formula II

Lendir Bekicot 3% = �

���x 30 g = 0,9 g

CMC Na 5% = �

���x 30 g = 1,5 g

PVA 12% = ��

���x 30 g = 3,6 g

Propilenglikol 10% = ��

���x 30 g = 3 g

Metil paraben 0,2% = �,�

���x 30 g = 0,06 g

Oleum rosae = qs

Aquades Ad 100% = ���

���x 30 g = 30 g - (0,9+ 1,5+ 3,6+ 3+ 0,06)

= 30 - 9,06

= 20,94 g

70

3. Formula III

Lendir Bekicot 3% = �

���x 30 g = 0,9 g

Gelatin 5% = �

���x 30 g = 1,5 g

PVA 12% = ��

���x 30 g = 3,6 g

Propilenglikol 10% = ��

���x 30 g = 3 g

Metil paraben 0,2% = �,�

���x 30 g = 0,06 g

Oleum rosae = qs

Aquades Ad 100% = ���

���x 30 g = 30 g - (0,9+ 1,5+ 3,6+ 3+ 0,06)

= 30 - 9,06

= 20,94 g

71

LAMPIRAN 3

Hasil Uji Sifat Fisik Sediaan Masker Gel Peel-off Lendir Bekicot

1. Uji organoleptis

Formula Keterangan

FI Agak kental, berwarna putih bening, bau

minyak mawar, lengket

FI Agak kental, berwarna putih bening, bau

minyak mawar, lengket

FI Agak kental, berwarna putih bening, bau

minyak mawar, lengket

FII kental, berwarna putih bening, bau

minyak mawar, lengket

FII kental, berwarna putih bening, bau

minyak mawar, lengket

FII kental, berwarna putih bening, bau

minyak mawar, lengket

FIII kental, berwarna putih kekuningan bening, bau minyak mawar, lengket

FIII kental, berwarna putih kekuningan bening, bau minyak mawar, lengket

FIII kental, berwarna putih kekuningan bening, bau minyak mawar, lengket

2. Uji daya lekat sediaan masker gel peel-off

Descriptives

uji_daya_lekat

N Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

formula 1 3 22,0167 1,02002 ,58891 19,4828 24,5505 20,85 22,74

formula 2 3 29,6033 1,17006 ,67553 26,6968 32,5099 28,26 30,40

formula 3 3 24,8400 2,21332 1,27786 19,3418 30,3382 22,50 26,90

Total 9 25,4867 3,58529 1,19510 22,7308 28,2426 20,85 30,40

72

3. Uji daya sebar sediaan masker gel peel-off

a. Hasil analisis deskriptives daya sebar masker gel peel-off beban 50 gram

Descriptives

uji_daya_sebar_50gram

N Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

formula 1 3 6,333 ,2082 ,1202 5,816 6,850 6,1 6,5

formula 2 3 4,900 ,1000 ,0577 4,652 5,148 4,8 5,0

formula 3 3 5,733 ,0577 ,0333 5,590 5,877 5,7 5,8

Total 9 5,656 ,6346 ,2115 5,168 6,143 4,8 6,5

b. Hasil analisis deskriptives daya sebar masker gel peel-off beban 100 gram

4. Uji daya lekat sediaan masker gel peel-off

Descriptives

uji_daya_sebar_100g

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

formula 1 3 6,5667 ,25166 ,14530 5,9415 7,1918 6,30 6,80

formula 2 3 5,1333 ,15275 ,08819 4,7539 5,5128 5,00 5,30

formula 3 3 6,0333 ,15275 ,08819 5,6539 6,4128 5,90 6,20

Total 9 5,9111 ,64893 ,21631 5,4123 6,4099 5,00 6,80

Descriptives

uji_daya_lekat

N Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

formula 1 3 22,0167 1,02002 ,58891 19,4828 24,5505 20,85 22,74

formula 2 3 29,6033 1,17006 ,67553 26,6968 32,5099 28,26 30,40

formula 3 3 24,8400 2,21332 1,27786 19,3418 30,3382 22,50 26,90

Total 9 25,4867 3,58529 1,19510 22,7308 28,2426 20,85 30,40

73

5. Uji viskositas sediaan masker gel peel-off

Descriptives

uji_viskositas

N Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

formula 1 3 15,6867 ,64941 ,37494 14,0734 17,2999 14,94 16,12

formula 2 3 22,7600 ,03464 ,02000 22,6739 22,8461 22,74 22,80

formula 3 3 19,5000 ,15100 ,08718 19,1249 19,8751 19,34 19,64

Total 9 19,3156 3,08408 1,02803 16,9449 21,6862 14,94 22,80

74

LAMPIRAN 4

Perhitungan Uji Viskositas

Perhitungan berat jenis dan viskositas sediaan masker gel peel-off lendir bekicot. 1. Formula 1

a. F I (1) • Perhitungan berat jenis

Bj = ��

� ����

Diketahui Berat jenis air = 1 g/ml Volume pikno = 25 ml Berat pikno kosong = 19,09 g Berat pikno kosong + massa sediaan = 46,88 g Massa sediaan = 27,79 g

ρ = ��,���

���� = 1,1116 g/ml

• Perhitungan viskositas

Diketahui : η air = 0,8904 ρ air = 1 g/ml ρ sediaan = 1,11 g/ml t air = 03,90 detik t sediaan = 31,80 detik

Viskositas = ���

������ :

����� ���

�!"#���$� !"#���$

= �,%��&

������ :

���,�

�,�����,%�

= �,%��&

������ :

�,�

��,��

= ��,&�

�,�

= 8,06 x 2 = 16,12 cp

b. FI (2) • Perhitungan berat jenis

Bj = ��

� ����

Diketahui Berat jenis air = 1 g/ml

75

Volume pikno = 25 ml Berat pikno kosong = 19.09 g Berat pikno kosong + massa sediaan = 46,84 g Massa sediaan = 27,75 g

ρ = ��,���

���� = 1,11 g/ml

• Perhitungan viskositas

Diketahui η air = 0,8904 ρ air = 1g/ml ρ sediaan = 1,11 g/ml t air = 03,90 detik t sediaan = 31,60 detik

Viskositas = ���

������ :

����. ���

�!"#���$. !"#���$

= �,%��&

������ :

���,�

�,�����,(�

= �,%��&

������ :

�,�

��,�%

= ��,��

�,�

= 8,0 x 2 = 16 cp

c. F I (3)

• Perhitungan berat jenis

Bj : ��

� ����

Diketahui Berat jenis air = 1 g/ml Volume pikno = 25 ml Berat pikno kosong = 19,09 g Berat pikno kosong + massa sediaan = 46,87 g Massa sediaan = 27,78 g

ρ = ��,�%�

���� = 1,1112 g/ml

• Perhitungan viskositas

Diketahui η air = 0,8904 ρ air = 1 g/ ml ρ sediaan = 1,11 g/ml t air = 03,90 detik

76

t sediaan = 29,50 detik

Viskositas = ���

������ :

����. ���

�!"#���$. !"#���$

= �,%��&

������ :

���,�

�,�����,��

= �,%��&

������ :

�,�

��,�&

= ��,��

�,�

= 7,47 x 2 = 14.94 cp

2. Formula 2 a. F II (1)

• Perhitungan berat jenis

Bj : ��

� ����

Diketahui Berat jenis air = 1 g/ml Volume pikno = 25 ml Berat pikno kosong = 19,09 g Berat pikno kosong + massa sediaan = 48,32 g Massa sediaan = 29,23 g

ρ = ��,���

����= 1,1692 g/ml

• Perhitungan viskositas

Diketahui η air = 0,8904 ρ air = 1 g/ml ρ sediaan = 1,17 g/ml t air = 03,90 detik t sediaan = 42,67 detik

Viskositas = ���

������ :

����. ���

�!"#���$. !"#���$

= �,%��&

������ :

���,�

�,���&�,(�

= �,%��&

������ :

�,�

&�,��

= &&,&�

�,�

= 11,4 x 2 = 22,8 cp

77

b. F II (2) • Perhitungan berat jenis

Bj = ��

� ����

Diketahui Berat jenis air = 1 g/ml Volume pikno = 25 ml Berat pikno kosong =19,09 g Berat pikno kosong + massa sediaan = 48,34 g Massa sediaan = 29,25 g

ρ = ��,���

���� = 1,17 g/ml

• Perhitungan viskositas

Diketahui η air = 0,8904 ρ air = 1 g/ml ρ sediaan = 1,17 g/ml t air = 03,90 detik t sediaan = 42,53 detik

Viskositas = ���

������ :

����. ���

�!"#���$. !"#���$

= �,%��&

������ :

���,�

�,���&�,��

= �,%��&

������ :

�,�

&�,%

= &&,�&

�,�

= 11,37 x 2 = 22,74 cp

c. F II (3) • Perhitungan berat jenis

Bj = ��

� ����

Diketahui Berat jenis air = 1 g/ml Volume pikno = 25 ml Berat pikno kosong = 19,09 g Berat pikno kosong + massa sediaan = 48,34 g Massa sediaan = 29,25 g

ρ = ��,���

����= 1,17 g/ml

78

• Perhitungan viskositas Diketahui : η air = 0,8904 ρ air = 1 g/ml ρ sediaan = 1,17 g/ml t air = 03,90 detik t sediaan = 42,56 detik

Viskositas = ���

������ :

����. ���

�!"#���$. !"#���$

= �,%��&

������ :

���,�

�,���&�,�(

= �,%��&

������ :

�,�

&�,��

= &&,��

�,�

= 11,37 x 2 = 22.74 cp

3. Formula 3

a. F III (1) • Perhitungan berat jenis

Bj = ��

� ����

Diketahui Berat jenis air = 1 g/ml Volume pikno = 25 ml Berat pikno kosong = 19,09 g Berat pikno kosong + massa sediaan = 45,79 g Massa sediaan = 26,70 g

ρ = �(,���

����= 1,068 g/ml

• Perhitungan viskositas Diketahui η air = 0,8904 ρ air = 1 g/ml ρ sediaan = 1,07 g/ml t air = 03,90 detik t sediaan = 39,57 detik

Viskositas = ���

������ :

����. ���

�!"#���$. !"#���$

= �,%��&

������ :

���,�

�,�����,��

= �,%��&

������ :

�,�

&�.�&

79

= ��,�

�,�

= 9,67 x 2 = 19,34 cp

b. F III (2) • Perhitungan berat jenis

Bj = ��

� ����

Diketahui Berat jenis air = 1 g/ml Volume pikno = 25 ml Berat pikno kosong = 19,09 g Berat pikno kosong + massa sediaan = 45,80 g Massa sediaan = 26,71 g

ρ = �(,���

����= 1,0684 g/ml

• Perhitungan viskositas Diketahui η air = 0,8904 ρ air = 1 g/ml ρ sediaan = 1,07 g/ml t air = 03,90 detik t sediaan = 40,21 detik

Viskositas = ���

������ :

����. ���

�!"#���$. !"#���$

= �,%��&

������ :

���,�

�,���&�,��

= �,%��&

������ :

�,�

&�,��

= �%,��

�,�

= 9,82 x 2 =19,64 cp

c. F III (3)

• Perhitungan berat jenis

Bj = ��

� ����

Diketahui Berat jenis air = 1 g/ml Volume pikno = 25 ml Berat pikno kosong = 19,09 g Berat pikno kosong + massa sediaan = 45,80 g

80

Massa sediaan = 26,71 g

ρ = �(,���

����= 1,0684 g/ml

• Perhitungan viskositas

Diketahui η air = 0,8904 ρ air = 1 g/ml ρ sediaan =1,07 g/ml t air = 03,90 detik t sediaan = 39,95 detik

Viskositas = ���

������ :

����. ���

�!"#���$. !"#���$

= �,%��&

������ :

���,�

�,�����,��

= �,%��&

������ :

�,�

&�,��

= �%,�(

�,�

= 9,76 x 2 = 19,52 cp

4. Masker gel peel-off merek x • Perhitungan berat jenis

Bj = ��

� ����

Diketahui Berat jenis air = 1 g/ml Volume pikno = 25 ml Berat pikno kosong = 22,56 g Berat pikno kosong + massa sediaan = 48,86 g Massa sediaan = 26,3 g

ρ = �(,��

����= 1,052 g/ml

• Perhitungan viskositas Diketahui η air = 0,8904 ρ air = 1 g/ml ρ sediaan = 1,052 g/ml t air = 02,80 detik t sediaan = 58,81 detik

Viskositas = ���

������ :

����. ���

�!"#���$. !"#���$

81

= �,%��&

������ :

���,%

�,�����%,%�

= �,%��&

������ :

�,�

(�,%(

= ��,�%

�,%

= 19,67 x 2 = 39,34 cp

82

LAMPIRAN 5

Perhitungan Uji Daya Sebar

Perhitungan luas permukaan daya sebar beban 50 gram • Formula I

a. L = π x (r2) = 3,14 x (3,252) = 3.14 x 10,56 =33,16 cm2

b. L = π x (r2)

= 3,14 x (3,052) = 3.14 x 9,30 =29,20 cm2

c. L = π x (r2)

= 3,14 x (3,22) = 3.14 x 10,24 = 32,15 cm2

• Formula II

a. L = π x (r2) = 3,14 x (2,452) = 3.14 x 6,0025 = 18,84 cm2

b. L = π x (r2)

= 3,14 x (2,42) = 3.14 x 5,76 = 18,08 cm2

c. L = π x (r2)

= 3,14 x (2,52) = 3.14 x 6,25 = 19,62 cm2

83

• Formula III a. L = π x (r2)

= 3,14 x (2,92) = 3.14 x 8,41 = 26,40 cm2

b. L = π x (r2)

= 3,14 x (2,852) = 3.14 x 8,12 = 25,49 cm2

c. L = π x (r2)

= 3,14 x (2,852) = 3.14 x 8,12 = 25,49 cm2

Perhitungan luas permukaan daya sebar beban 100 gram 1. Formula I

a. L = π x (r2) = 3,14 x (3,42) = 3.14 x 11,56 = 36,29 cm2

b. L = π x (r2)

= 3,14 x (3,152) = 3.14 x 9,92 = 31,14 cm2

c. L = π x (r2)

= 3,14 x (3,32) = 3.14 x 10,89 = 34,19 cm2

2. Formula II

a. L = π x (r2) = 3,14 x (2,552) = 3.14 x 6,50 = 20,41 cm2

84

b. L = π x (r2) = 3,14 x (2,52) = 3.14 x 6,25 = 19,62 cm2

c. L = π x (r2) = 3,14 x (2,652) = 3.14 x 7,02 = 22,04 cm2

3. Formula III

a. L = π x (r2) = 3,14 x (3,12) = 3.14 x 9,61 = 30,17 cm2

b. L = π x (r2)

= 3,14 x (3,02) = 3.14 x 9 = 28,26 cm2

c. L = π x (r2)

= 3,14 x (2,952) = 3.14 x 8,70 = 27,31 cm2

85

LAMPIRAN 6

Uji Kesukaan

Lembar kuisioner uji kesukaan sediaan masker gel peel-off lendir bekicot.

Nama :

Hari/tanggal :

Tanda tangan :

Pengujian : warna, aroma, tekstur masker gel peel-off.

Berdasarkan warna, aroma, tekstur masker gel peel-off berikan penilaian panelis

terhadap sediaan berikut ini. Berikan (√) untuk mengisi kolom dibawah ini :

Formula Kriteria

1 2

Formula I

Formula II

Formula III

Keterangan skala nilai : Nilai 1 = Tidak suka Nilai 2 = Suka

86

87

88

89

90

91

LAMPIRAN 7

Dokumentasi Pengambilan Lendir Bekicot

No. Gambar Keterangan

1.

Hewan bekicot.

2. Membersihkan dan mencuci bekicot

dengan menggunakan air mengalir.

3. Bekicot dikeringkan.

4.

Cangkang bekicot disterilkan

dengan alkohol 70%.

92

5.

Memecahkan ujung cangkang

bekicot.

6. Menampung Lendir Bekicot.

7. Lendir Bekicot.

93

LAMPIRAN 8

Dokumentasi Uji Allantoin Lendir Bekicot

No. Gambar Keterangan

1. Lendir bekicot, asam klorida dan

aquades dipanaskan diatas

penangas air.

2. Diambil 3 tetes filtrat, lalu

ditambahkan 2 tetes pereaksi Mayer

menghasilkan endapan putih.

3. Diambil 3 tetes filtrat lalu

ditambahkan 2 tetes pereaksi

Bouchardat menghasilkan endapan

coklat.

4. Hasil uji Alkaloid.

94

LAMPIRAN 9

Dokumentasi Penimbangan Bahan Sediaan Masker Gel Peel-off

No Gambar Keterangan

1. Alat-alat untuk pembuatan sediaan

masker gel peel-off.

2. Bahan-bahan yg digunakan untuk

sediaan masker gel peel-off.

3. Pengambilan propilenglikol.

4. Pengambilan aquades.

5. Penimbangan lendir bekicot.

95

6.

Penimbangan HPMC.

7.

Penimbangan CMC-Na.

8.

Penimbangan gelatin.

9.

Penimbangan PVA.

10.

Penimbangan metil paraben.

96

LAMPIRAN 10

Dokumentasi Pembuatan Sediaan Masker Gel Peel-off Lendir Bekicot

No Gambar keterangan

1. Mengembangkan HPMC.

2. Mengembangkan CMC Na.

3. Mengembangkan Gelatin.

4. Mengembangkan PVA dalam

aquades dengan menggunakan cawan

uap dipanaskan diatas kompor.

5. Campurkan basis yang sudah

dikembangkan (Campuran 1) dengan

PVA yang telah dikembangkan

(Campuran 2).

97

6. Menambahkan metil paraben dan

propilenglikol.

7. Menambahkan lendir bekicot sedikit

demi sedikit, lalu diaduk hingga

homogen, tambahkan minyak mawar

dan aquades aduk hingga homogen.

8. Pengemasan sediaan.

98

LAMPIRAN 11

Dokumentasi Hasil Sediaan

No. Gambar keterangan

1.

Sediaan formula I

2. Sediaan formula II

3.

Sediaan formula III

99

LAMPIRAN 12

Dokumentasi Uji Fisik Sediaan

1. Uji organoleptis

No. Gambar Keterangan

1. Hasil uji organoleptis.

2. Uji homogenitas

No. Gambar Keterangan

1. Homogen.

3. Uji pH sediaan

No. Gambar Keterangan

1. Uji pH sediaan formula I.

2. Uji pH sediaan formula II.

F I F II F III

100

3. Uji pH sediaan formula III.

4. Hasil uji pH sediaan.

4. Uji waktu mengering

No. Gambar Keterangan

1. Uji waktu mengering

2.

Waktu mengering HPMC.

3.

Waktu mengering CMC-Na.

101

4. Waktu mengering gelatin.

5. Uji daya sebar

No. Gambar Keterangan

1. Penimbangan sediaan

2. Uji daya sebar 50 g dan 100 g formula I

3. Uji daya sebar 50 g dan 100 g formula II

102

4. Uji daya sebar 50 g dan 100 g formula III

6. Uji daya lekat

No. Gambar Keterangan

1. Penimbangan sediaan uji daya lekat gel.

2. Uji daya lekat sediaan gel.

7. Uji viskositas

No. Gambar Keterangan

1. Penimbangan sediaan.

103

2. Penimbangan piknometer kosong.

3. Pengenceran sediaan.

5.

Penimbangan pikno yang

telah diisi sediaan

6. Uji viskositas sediaan

104

105

CURICULUM VITAE

Nama : RAHMI RAHMATIKA TTL : Tegal, 16 Desember 1996 Email : [email protected] Alamat : Ds. Kajen Talang Rt/Rw 15/05 No.33 Kec.Talang Kab.Tegal Hp : 0857 - 4388 - 8683 Pendidikan

TK : TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal SD : SD N kajen 01 SMP : SMP N 01 Talang SMA : SMK Farmasi Muhammadiyah Lebaksiu D III : D III Farmasi PoliTeknik Harapan Bersama Tegal

Judul KTI : Pengaruh Konsentrasi Jenis Gelling Agent HPMC, CMC-Na, dan Gelatin Terhadap Sifat Fisik Sediaan Masker Gel Peel- Off Lender Bekicot (Achatina fulica)

Nama Orang Tua Ayah : Tobi’in Ibu : Munawaroh

Pekerjaan Ayah : Wiraswasta Ibu : Ibu Rumah Tangga

Alamat Orang Tua Ayah : Desa Kajen Talang Rt/Rw 15/05 Kec.Talang Kab.Tegal Ibu : Desa Kajen Talang Rt/Rw 15/05 Kec.Talang Kab.Tegal