PENGARUH INOVASI PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
Transcript of PENGARUH INOVASI PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN ...
PENGARUH INOVASI PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN PRODUK ORIFLAME PT. ORINDO ALAM AYU
(Studi Masyarakat Kecamatan Dendang Kabupaten Tanjung Jabung Timur)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
Dalam Ilmu Ekonomi Syariah
DHIMA ATIVANDIRA
SES 141273
Pembimbing :
Prof. Dr. SUBHAN, M.Ag
BAMBANG KURNIAWAN, SP., M.E
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2021
ii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Dhima Ativandira
NIM : SES 141273
Jurusan : Ekonomi Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Alamat : Jln. Kaca Piring II, No 61, RT 37, Kelurahan Simpang IV Sipin,
KecamatanTelanai Pura, Kota Jambi, Kode Pos 36124.
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S.1) di
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil ciplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
iii
Jambi, 01 Oktober 2020
Pembimbing I : Prof. Dr. Subhan, M.Ag
Pembimbing II : Bambang Kurniawan, SP., ME
Alamat : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Jalan Arif Rahman Hakim Nomor 1 Telanaipura, 39122.
Telp./Fax: (0741) 583183-584118.
Website: febi-iainjambi.ac.id
Kepada Yth.
Bapak Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
di-
Jambi
NOTA DINAS
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Setelah membaca dan mengadakan perbaikan sesuai dengan persyaratan
yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi, maka kami
berpendapat bahwa skripsi saudara Dhima Ativandira, NIM: SES 141273
dengan berjudul: Pengaruh Inovasi Produk terhadap Keputusan Pembelian
Produk Oriflame PT. Orindo Alam Ayu (Studi Masyarakat Kecamatan
Dendang Kabupaten Tanjung Jabung Timur) telah disetujui dan dapat
diajukan untuk dimunaqasyahkan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana Strata Satu (S.1) Program Studi Ekonomi Syariah pada Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan kepada Bapak, semoga
bermanfaat bagi kepentingan agama, nusa dan bangsa.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Yang menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Subhan, M. Ag Bambang Kurniawan, S.P., M.E
NIP.196409271993021001 NIP.198104262015031002
v
MOTTO
بع هدل ذين ٱ إن ٱي شت رون فيلل ل هم ق ل خ ل ئك أول ق ليلا نا ث م نهم أ يم و
ةٱ ل مهملخر يك ل ٱو ي نظرإل يهمي وم لل ل ةٱو م ل همع ذ ابلقي يهمو ك يز ل و
٧٧أ ليم
Artinya : “sungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan
sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat
bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka
dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan
mensucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih”1
1 Q.S. Al-Imron (3) : 77
vi
PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-
Nya yang telah memberikan kekuatan, kesehatan dan kesabaran untukku dalam
mengerjakan skripsi ini. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan
Rasulullah SAW, semoga kelak Rasulullah SAW memberikan syafa’atnya
untukku. Aamiin Yaa Rabbal’aalamiin.
Sebagai ucapan terima kasih, cinta dan kasih sayang yang tulus, ku persembahkan
skripsi ini kepada:
Kedua orang tuaku tersayang dan tercinta Ayahanda Chalal Fandi dan
ibundaDahlilatul Khasanah. Yang tak kenal lelah dalam membesarkanku dengan
penuh kasih sayang, selalu mendoakan dengan ikhlas, serta memberi dukungan,
perjuangan, motivasi dan pengorbanan dalam hidup ini. Semoga keberkahan
selalu tercurahkan kepada ayah dan ibu.
Terimakasih untuk keluarga besar dan adik-adikku tersayang Ridha Septya Fany
dan Dhanis Pramadya Satri, atas dukungan yang selau kalian berikan sehingga
dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Semoga keberkahan selalu tercurahkan
kepada kalian.
TERIMA KASIH
vii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh inovasi produk terhadap
keputusan pembelian produk Oriflame dengan perumusan masalah apakah inovasi
produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian produk Oriflame.
Metode dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif, yang dianalisis
menggunakan regresi linear sederhana dengan menggunakan program SPSS 22.
Sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat Kecamatan Dendang sebanyak 40
orang pengguna produk Oriflame. Hasil penelitia ini menunjukkan bahwa variabel
inovasi memiliki nilai thitung 3,983 > ttabel 2,028 dengan nilai probabilitas 0,000, hal
ini membuktikan bahwa secara langsung inovasi produk berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian produk Oriflame di Kecamatan
Dendang.
Kata Kunci : Inovasi Produk, Keputusan Pembelian
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah swt. yang mana dalam penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan
kesehatan dan kekuatan, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Di
samping itu, tidak lupa pula iringan shalawat serta salam penulis sampaikan
kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.
Skripsi ini diberi judul Pengaruh Inovasi Produk Terhadap Keputusan
Pembelian Produk Oriflame PT. Orindo Alam Ayu (Studi Masyarakat Kecamatan
Dendang Kabupaten Tanjung Jabung Timur).
Kemudian dalam menyelesaikan skripsi ini, Penulis akui tidak sedikit
hambatan dan rintangan yang penulis temui baik dalam mengumpulkan data
maupun dalam penyusunannya. Dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak,
terutama bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing yaitu:
Bapak Prof. Dr. Subhan, M.Ag dan Bapak Bambang Kurniawan, S.P., M.E selaku
pembimbing I dan pembimbing II skripsi ini. Maka skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik. Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan adalah kata
terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu menyelesaikan skripsi ini,
terutama sekali kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. A. A Miftah, M. Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam UIN STS Jambi.
2. Ibu Dr. Rafidah, S.E., M.EI selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam UIN STS Jambi.
3. Bapak Dr. Novi Mubyarto, S.E., M.E selaku Wakil Dekan bidang Administrasi
Umum dan Perencanaan Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN
STS Jambi.
4. Bapak Dr. Sucipto, S.Ag., M.A selaku Wakil Dekan bidang Kemahasiswaan
dan Kerjasama Luar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.
ix
5. Bapak Ambok Pangiuk, S.Ag., M.SI dan Bapak M. Yunus M.SI selaku Ketua
dan Sekretaris Jurusan Ekonomi Syari’ah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN STS Jambi.
6. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh Karyawan/Karyawati Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini.
Disamping itu, Disadari juga bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karenanya diharapkan kepada semua pihak untuk dapat
memberikan konstribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini. Kepada Allah swt.
kita memohon ampunan-Nya dan kepada manusia kita memohon
kemanfaatannya. Semoga amal kebajikan kita nilai seimbang oleh Allah swt.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin Ya Rabbal’Alamin.
Jambi, 19 Juni 2020
Peneliti
Dhima Ativandira
SES.141273
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................i
LEMBARAN PERNYATAAN.................................................................ii
NOTA DINAS...........................................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................iv
MOTTO......................................................................................................v
PERSEMBAHAN......................................................................................vi
ABSTRAK................................................................................................vii
KATA PENGANTAR.............................................................................viii
DAFTAR ISI...............................................................................................x
DAFTAR TABEL...................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah .............................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................13
C. Tujuan Penelitian.....................................................................13
D. Manfaat Penelitian...................................................................13
E. Batasan Masalah.......................................................................14
F. Kerangka Teori.........................................................................14
G. Tinjauan Pustaka......................................................................33
H. Kerangka Teori.........................................................................35
I. Hipotesis...................................................................................36
BAB II METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian.........................................................................37
B. Tempat dan Waktu Penelitian..................................................37
C. Jenis dan Sumber Data.............................................................37
D. Populasi dan Sampel ...............................................................38
E. Instrumen Pengumpulan Data..................................................39
xi
F. Uji Coba Statistik.....................................................................40
G. Teknik Analisis Data................................................................42
H. Operasional Variabel ...............................................................42
BAB III GAMBARAN UMUM KECAMATAN DENDANG DAN
PROFIL PT. ORINDO ALAM AYU (ORIFLAME)
A. Gambaran Umum Kecamatan Dendang...................................44
B. Profil PT. Orindo Alam Ayu....................................................46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Gambaran Responden..............................................................51
B. Hasil Penelitian .......................................................................53
C. Paparan Data............................................................................59
D. Pembahasan Penelitian.............................................................65
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................68
B. Saran.......................................................................................68
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jenis Produk Kosmetik Oriflame ........................................................... 5
Tabel 1.2 Penjualan Produk Oriflame .....................................................................8
Tabel 1.3 Jumlah Pengguna Produk Oriflame ........................................................9
Tabel 1.4 Tinjauan Pustaka ...................................................................................33
Tabel 2.1 Operasional Variabel .............................................................................42
Tabel 4.1 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........................................51
Tabel 4.2 Data Responden Berdasarkan Umur .....................................................52
Tabel 4.3 Data Responden Berdasarkan Status Perkawinan .................................52
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Inovasi Produk .......................................................53
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Keputusan Pembelian .............................................54
Tabel 4.6 Hasil Uji Reabilitas Inovasi Produk ......................................................55
Tabel 4.7 Hasil Uji Reabilitas Keputusan Pembelian ...........................................55
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas .............................................................................56
Tabel 4.9 Hasil Uji Regresi Linear Sederhana ......................................................57
Tabel 4.10 Hasil Uji T ...........................................................................................58
Tabel 4.11 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) .................................................59
Tabel 4.12 Jawaban Responden tentang Inovasi Produk.......................................59
Tabel 4.13 Jawaban Responden tentang Keputusan Pembelian............................63
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran...........................................................................35
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Oriflame Tanjung Jabung Timur........................49
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini persaingan antar pasar industri kosmetik semakin ketat, ketatnya
persaingan antar perusahaan sudah menjadi hal yang tidak bisa dihindari. Hal ini
dibuktikan dengan ada banyaknya jenis kosmetik yang beredar. Agar perusahaan
dapat bertahan, bersaing dan menguasai pasar maka kualitas produk sangat
penting untuk ditingkatkan. Perusahaan harus memperhatikan hal-hal yang
dianggap penting oleh pelanggan, agar pelanggan merasa puas dan tidak beralih
pada produk lain. Karena kualitas suatu produk menentukan berhasil atau
tidaknya produk tersebut menembus pasar. Kualitas biasanya berhubungan
dengan manfaat atau kegunaan serta fungsi dari suatu produk. Persoalan yang
kemudian muncul apabila produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan sama
dengan perusahaan yang lainnya, sehingga hal ini menimbulkan sebuah kompetisi
atau persaingan dari perusahaan-perusahaan yang ada. Perusahaan akan saling
berkompetisi agar produk yang dihasilkannya mempunyai kualitas yang paling
baik diantara produk yang dihasilkan oleh perusahaan sejenis.
Persaingan yang terjadi merupakan suatu bagian yang tidak terpisahkan
oleh perusahaan. Karena dengan adanya persaingan tersebut justru merupakan
salah satu unsur penting dalam menyusun strategi pemasaran yang tepat. Strategi
pemasaran yang tepat dapat memberikan keuntungan positif bagi perusahaan
dalam meningkatkan volume penjualan dan pangsa pasar demi
memenangkanpasar persaingan. Meningkatkan pelanggan berarti perusahaan
harus menangkap setiap peluang yang ada melalui strategi pemasarannya untuk
2
Mendapatkan pelanggan baru. Salah satu strategi perusahaan untuk mendapatkan
pelanggan baru adalah dengan melakukan sebuah inovasi dan pengembangan
produknya.
Inovasi produk adalah gabungan dari berbagai macam proses yang saling
mempengaruhi antara satu dengan yang lain. Inovasi bukanlah konsep dari suatu
ide baru dan bukan juga merupakan suatu perkembangan dari sebuah pasar yang
baru saja, tetapi inovasi merupakan gambaran dari semua ide tersebut. Inovasi
produk adalah suatu produk yang baru-baru ini diperkenalkan dan oleh konsumen
dianggap sebagai baru, sehubungan dengan produk atau jasa yang sudah ada.
dengan melakukan inovasi produk harga juga akan berpengaruh dan dampaknya
terjadi pada perusahaan dalam memenagkan persaingan. Perusahaan menetapkan
harga agar dapat mengejar keberlangsungan hidup perusahaan, untuk memperoleh
laba yang maksimum, pertumbuhan penjualan maksimum dan kepemimpinan
kualitas produk. Inovasi menjadi nilai tambah yang dijadikan perusahaan sebagai
kekuatannya dalam menghadapi persaingan.2
Pengambilan keputusan pembelian merupakan suatu kegiatan individu
yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan produk yang
ditawarkan. Suatu proses keputusan membeli bukan sekedar mengetahui berbagai
faktor yang akan mempengaruhi pembeli, tetapi berdasarkan peranan dalam
pembelian dan keputusan untuk membeli. Proses ini merupakan proses
2 Jhon C Mowen dan Minor, Perilaku Konsumen, jilid I, (Jakarta:Erlangga, 2002),
hlm.192.
3
penyelesaian masalah dalam membeli produk dan jasa untuk memenuhi
kebutuhan konsumen.3
Keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh perilaku konsumen.
Perusahaan harus mengenali perilaku konsumen untuk mengetahui apa yang
dibutuhkan oleh konsumen, sehingga perusahaan diharapkan dapat selalu
memenuhi kebutuhan konsumen yang akan berdampak pada loyalitas. Keputusan
pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana
konsumen benar-benar akan membeli.4
Saat ini kebutuhan konsumen terhadap produk kosmetika semakin tinggi
mengingat diri pribadi konsumen memutuskan memilih memnggunkan produk
tertentu (kosmetik) dalam rangka memperjelas identitas diri agar dipandang baik
dalam komunitas tertentu. Hal ini terbukti dengan banyaknya jenis kosmetika
yang beredar baik produksi dalam negeri maupun produksi luar negeri.
Membanjirnya produk kosmetika dipasaran mempengaruhi sikap seseorang
terhadap keputusan pembelian dan pemakaian barang. Ditambah dengan
ditemukannya konsumen memutuskan memilih menggunakan produk tertentu
(kosmetik) dalam rangka memperjelas identitas diri agar dipandang baik dalam
komunitas tertentu.5
3Sandi, A.S.P., Marsudi, dan Dedy, R. (2011). Persepsi Label Halal terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen pada Produk Minuman Berenergi. Jurnal Manajemen Bisnis. Vol.1. No.2.
edisi Oktober. 4Kotler, P., & Keller, K.L. (2012). Marketing Manajement, (edisi ketiga belas). New
Jersey : Pearson Prentice Hall, Inc. 5Ikanita Novrina Sulistyari, Skripsi Analisis Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk, dan
Harga terhadap Minat Beli Produk Oriflame. 2012, hlm.1
4
Adapun merek kosmetika yang beredar di Indonesia diantaranya Wardah,
Pixy, Purbasari, Emina, La Tulip, Citra, Viva, Sari Ayu, Oriflame, Sophie Paris,
Make Over, Pond’s, dan masih banyak lagi. Kosmetik umumnya ditunjukkan
untuk kaum wanita, karena wanita jarang merasa puas terhadap kecantikan yang
dimiliknya, maka mulailah mereka berusaha mencari cara agar tampil lebih cantik
dan menarik. Bukan hanya wanita, pria juga membutuhkan perawatan untuk
tubuhnya.
Oleh karena itu adapun salah satu produk kosmetik yang penjualannya
melalui sistem multi level marketing oleh distributornya yaitu PT. Orindo Alam
Ayu atau yang lebih dikenal dengan Oriflame. Oriflame merupakan salah satu
produk kosmetik yang sudah mempunyai nama (Brand) dan dikenal dipasaran.
Oriflame menyadiakan semua alat penunjang tata rias baik Lipgloss, Lipstick,
Bedak, Maskara, Parfum, krim perawatan wajah, tangan, dan kaki, daerah
kewanitaan dan bahkan kuku.
Berikut Produk-produk Oriflame :
Tabel 1.1
Jenis Produk Kosmetik Oriflame
Jenis Produk Nama Item
Wewangian Eclat, Giordiani, Amazing Paradise, Dare To Shine,
Volare Forever, Born To Fly For Him, Possess Man,
VIP Club, Miss Charming Fragrance, dll.
Perawatan Kulit Pure Skin, Optimals, Essentials Fairness, Novage,
Novage Man, Love Nature, dll.
Perawatan Tubuh Milk & Honey Gold Night Cream, Amber Elixir
Body Cream, Radiant Rose, Love Nature Body
5
Lotion, Loving Care, Silk Beauty, dll.
Perawatan Rambut Hair X Shampoo, Hair X Conditioner, Eleo Hair
Mask, Love Nature Shampoo, North for Men Hair
Wash, dll.
Tata Rias (make up) Colourbox Eyeliner, The One Browcara, The One
Lipstick, The One Mate Velvet Powder, The One
Make-Up Pro Palette, Giordiani Gold Youthful
Radiance Elixir Primer, Giordiani Gold
MasterCreation Foundation, dll
Aksesoris Tremendous Bag, Sunset Wallet, Head Band,
Cleansing Sponge, Clay Mask kit, Feet Up Pedi
Smooth, Styler Cushion Brush, dll.
Keberagaman produk yang ditawarkan oleh suatu perusahaan menjadi
faktor penentu keputusan pembelian konsumen itu sendiri. Konsumen cenderung
memilih produk yang menawarkan produk yang beragam dan lengkap serta
kualitas barang yang ditawarkan oleh perusahaan. Karena banyaknya keragaman
produk yang ditawarkan Oriflame pada satu jenis produknya, membuat konsumen
sulit untuk menentukan produk mana yang akan dibelinya. Pandangan konsumen
terhadap suatu produk atau merek yang sama belum tentu menghasilkan penilaian
yang sama, karena tidak semua konsumen mempunyai pengetahuan lengkap
tentang kondisi produk tersebut, yang nantinya berdampak pada keputusan
konsumen untuk membeli produk/merek tersebut. Oleh karena itu
6
perusahaanOriflame harus mengetahui pandangan/penilaian konsumen terhadap
produk atau merek pesaingnya.6
Oleh sebab itu Oriflame harus menciptakan produk yang mempunyai nilai
lebih dibandingkan produsen lain yaitu dengan melakukan inovasi produk.
Dengan melakukan inovasi produk diharapkan mampu memenuhi keinginan
konsumen, sehingga tercipta suatu kepuasan konsumen. Inovasi produk oleh
perusahaan bisa melalui fitur, ukuran, bentuk, dan manfaat-manfaat, serta
penawaran produk kepasar dengan harga yang variatif diharapkan mampu
mendorong konsumen dari semua lapisan untuk memilih dan menggunakan
produk Oriflame tersebut.
Pada umumnya sebelum konsumen mengambil keputusan pembelian,
konsumen terlebih dahulu mencari tahu mengenai produk yang akan dibeli,
hingga ia yakin bahwa produk tersebut baik untuk ia gunakan. Sesuai Firman
Allah dalam Q.S An-Nisa’ [4] : 297 :
ا أ يه بل ذين ٱي ب ين كم ل كم أ مو ا ت أكلو ل نوا ام طلٱء ةاع نلب ر تج ت كون أ ن إل
إن اأ نفس كم ت قتلو ل و نكم اضم حيمالل ٱت ر بكمر ٢٩ك ان Artinya : “ hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka diantara kamu. Dan janganlah
kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu”.
Berdasarkan ayat diatas menjelaskan bahwa pemasar yang baik
memberikan penjelasan secara lisan, menyakinkan konsumen mengenai produk
6Shaila Wida Raharja, Dr. Zainul Arifin, Ms. Drs. Wilopo. MAB, Jurnal Pengaruh
Psikologi Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian. Hlm.1 7Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya :An – Nisa’ : 29
7
secara spesifik kepada setiap konsumen, menjelaskan tentang suatu produk
sebelum konsumen melakukan keputusan pembelian produk, tidak boleh ada
unsur keterpaksaan antara kedua pihak (produsen dan konsumen), dalam artian
kedua pihak tersebut sama-sama ridho karena Allah SWT.
Adapun data volume penjualan dari PT. Orindo Alam Ayu cabang Jambi
dalam empat tahun terakhir yaitu, sebagai berikut :
Tabel 1.2
Penjualan Produk Oriflame
No. Kecamatan Tahun
2015 2016 2017 2018 2019
1. Mendahara 150 78 85 100 98
2. Mendahara Ulu 150 95 113 111 89
3. Geragai 187 99 101 108 112
4. Dendang 170 102 108 120 99
5. Muara Sabak Timur 183 88 107 105 90
6. Muara Sabak Barat 119 80 95 101 110
7. Kuala Jambi 108 97 101 99 80
8. Rantau Rasau 152 81 90 110 95
9. Berbak 118 78 98 106 79
10. Nipah Panjang 126 101 99 112 87
11. Sadu 104 99 92 115 75
Jumlah produk terjual
per tahun
1.567 998 1.089 1.187 1.014
(Sumber : SPO Oriflame cabang Tanjung Jabung Timur)
Tabel diatas menunjukkan mengenai jumlah penjualan produk Oriflame
pada kecamatan Dendang mengalami kenaikan dan penurunan setiap tahunnya.
Pada tahun 2015 produk Oriflame terjual sebanyak 170 produk, sedangkan pada
8
tahun 2016 terjual sebanyak 102 produk, tahun 2017 terjual sebanyak 108 produk
dan tahun 2018 terjual sebanyak 120 produk, kemudian tahun 2019 terjual
sebanyak 99 produk.
Tabel 1.3
Jumlah Pengguna Produk Oriflame
No. Kecamatan Tahun
2015 2016 2017 2018 2019
1. Mendahara 35 20 29 43 37
2. Mendahara Ulu 26 32 37 34 30
3. Geragai 33 41 27 29 41
4. Dendang 37 39 43 34 40
5. Muara Sabak Timur 33 15 30 47 39
6. Muara Sabak Barat 17 23 38 38 40
7 Kuala Jambi 27 20 31 25 33
8. Rantau Rasau 48 29 30 34 37
9. Berbak 33 19 26 38 34
10. Nipah Panjang 35 29 18 30 36
11. Sadu 22 15 18 44 32
(sumber : SPO Oriflame Tanjung Jabung Timur)
Berdasarkan tabe 1.3 diatas menunjukkan bahwa jumlah pengguna produk
Oriflame yang ada di kecamatan Dendang mengalami kenaikan dan penurunan
setiap tahunnya. Pengguna Oriflame pada tahun 2019 sebanyak 40 pengguna. Hal
tersebut tidak selamanya berpengaruh terhadap volume penjualan. Salah satu
faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli produk kosmetik
Oriflame adalah Inovasi produknya. Masyarakat yang awalnya tertarik untuk
membeli produk Oriflame pada bulan tertentu kemudian menjadi tidak tertarik
9
untuk melakukan pembelian ulang pada bulan berikutnya sekalipun ditawarkan
produk yang berbeda dengan yang produk yang sebelumnya. Untuk itu
perusahaan PT. Orindo Alam Ayu perlu mengetahui secara jelas mengenai hal-hal
yang menyebabkan keputusan pembelian konsumen di Kecamatan Dendang.
Setiap tahun, Oriflame merilis ratusan produk kecantikan dan kesehatan
yang baru. Dan setiap tiga minggu akan ada katalog baru dikemas dengan tren
fashion terbaru. Dalam inovasi produk Oriflame sebagai berikut :
1. Aspartolift, yaitu sebuah teknologi kosmetik yang dirancang untuk masalah
kulit kendur. Fitur teknologi antipenuaan ini diaplikasikan pada rangkaian
produk NovAge Ultimate Lift dan merupakan hasil dari tujuh tahun penelitian
ekstensif. Oriflame menunjukkan bahwa Aspartolift meniru retinoat dan
menjadikannya kulit terasa lebih kencang dan kenyal hingga 70%.
2. Oriflame juga menggunakan teknologi perawatan kulit dan penuaan dan
peningkatan kolagen dengan Tri-Peptide yang dikembangkan untuk
meningkatkan produksi kolagen kulit secara alami dan teruji klinis mampu
menyamarkan hingga 33% kerutan.
3. Membuat kulit lebih cerah, lebih bersinar dengan Multi-Bright Technology
adalah kombinasi dari dua bahan aktif berbasis tumbuhan, asam dioat yang
berasal dari asam oleat (lemak tak jenuh yang ditemukan dalam minyak
zaitun) dan Rumex Occidentalis, tanaman yang dikenal bernama Western
Dock. Formula ini diaplikasikan dalam NovAge Bright Sublime Advanced
Brightening Day Cream SPF20.
10
4. Menciptakan maskara performa tinggi, yang mengandung formula yang teruji
klinis menjadikan volume bulu mata 24X tampak lebih tebal dan memberikan
efek kelopak mata tampak lebih besar dengan sikat Cushion-Fibre sebanyak
lebih dari 300 helai, serta lima buah wadah yang menghantarkan lebih banyak
formula Masrmallow-Cream dan pigmen Croma-Black yang kental untuk
tampilan pekat, efek menakjubkan, dan tampak bertahan lama.
5. Menciptakan rangkaian perawatan kulit etis dan ramah lingkungan serta
menjadi salah satu rangkaian produk pertama yang disetujui oleh badan
sertifikasi Ecocert, Fairtrade dan the FSC. Untuk meminimalkan dampak
lingkungan yang ditimbulkan oleh produk yang menghasilkan busa, maka
dari itu Oriflame meluncurkan rangkaian produk Love Nature dengan
formulasi bilas yang dapat terurai secara alamiah.
Karena Oriflame berasal dari Swedia, mereka memiliki pandangan berbeda
mengenai kecantikan serta cara mengembangkan produknya. Oriflame telah
menetapkan standar yang bisa diharapkan dari setiap produk Oriflame yaitu :
1. Eco-ethical screening
Semua bahan yang digunakan telah melalui proses penyeleksian ekslusif
untuk menilai sumber, kualitas, dan keamanannya.
2. Natural Extracts
Percaya pada manfaat alam. Oriflame hanya menggunakan ekstrak alami
yang berasal dari alam ketimbang yang diproses secara sistetis.
3. Natural Exfoliants
11
Semua produk scrub mengandung bahan eksfoliasi yang berasal dari
bahan alami, seperti kulit almond, biji buah aprikot ataupun zaitun.
4. Strict European Standards
Produk Oriflame telah melewati ketatnya standar keamanan kosmetik
Eropa yang mencakup pelanggaran 1300 bahan yang berbahaya bagi konsumen
dan juga lingkungan.
5. Rigorous Safety Testing
Menggunakan laboratorium independen untuk melakukan uji formulasi
kosmetik pada para sukarelawan yang berada dalam keadaan sehat, pengujian ini
untuk membuktikan bahwa produk Oriflame tidak menyebabkan iritasi untuk
digunakan.
Jika perusahaan dapat menciptakan suatu produk yang menurut konsumen
berkualitas dan sesuai dengan keinginan konsumen, maka perusahaan tersebut
dapat memuaskan para konsumen dan dapat menambah jumlah konsumen serta
bisa meningkatkan jumlah penjualan. Konsumen selalu ingin mendapatkan
produk yang sesuai dengan harga yang dibayar.Agar dapat memperoleh informasi
yang jelas serta disertai bukti ilmiah mengenai bagaimana pengaruh inovasi
produk terhadap keputusan pembelian pada produk Oriflame, perlu dilakukan
suatu penelitian ilmiah. Untuk itu penulis akan melakukan penelitian dengan
menjadikan masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang Tepatnya pada
Kecamatan Dendang sebagai objek penelitian. Karena berdasarkan hasil pra
survei dengan beberapa orang masyarakat tersebut mereka tertarik membeli
12
kosmetik dikarenakan kosmetik merupakan kebutuhan wajib yang harus selalu
tersedia dirumah.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Inovasi Produk Terhadap Keputusan
Pembelian Pada Produk Oriflame PT. Orindo Alam Ayu (Studi Kasus
Masyarakat Kecamatan Dendang Kabupaten Tanjung Jabung Timur)”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas, maka
penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah inovasi produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian
produk Oriflame pada masyarakat kecamatan Dendang?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang penulis lakukan :
1. Untuk mengetahui pengaruh Inovasi produk terhadap keputusan pembelian
produk Oriflame pada masyarakat kecamatan Dendang.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis dapat lebih memahami hubungan inovasi produk terhadap
keputusan pembelian.
2. Bagi PT. Orindo Alam Ayu, sebagai masukan dalam meningkatkan kinerja
perusahaan untuk tercapainya tujuan perusahaan.
3. Bagi masyarakat, sebagai bahan informasi bagi pihak yang ingin melakukan
penelitian.
13
E. Batasan Masalah
Agar permasalahan penelitian ini menjadi lebih spesifik maka penelitian
ini difokuskan pada variabel yang berpengaruh terhadap keputusan masyarakat
kecamatan Dendang dalam memutuskan melakukan pembelian produk Oriflame.
Penelitian ini dilakukan di salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten
Tanjung Jabung Timur, yaitu Kecamatan Dendang.
F. Kerangka Teori
1. Inovasi
Untuk mencapai kesuksesan dalam persaingan, perusahaan harus
mempertahankan dan meningkatkan pelanggan. Mempertahankan pelanggan
dapat diartikan usaha perusahaan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan
pelanggan melebihi apa yang diberikan oleh pesaing, sedangkan meningkatkan
pelanggan berarti perusahaan harus dapat menangkap setiap peluang yang ada
melalui strategi pemasarannya untuk mendapatkan pelanggan baru. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk menarik pelanggan baru
adalah dengan melakukan sebuah inovasi terhadap produknya. Karena inti dari
pemasaran adalah produk yang ditawarkan.8
Pengertian inovasi produk menurut Kotler dan Amstrong adalah gabungan
dari berbagai macam proses yang saling mempengaruhi antara yang satu dengan
yang lain. Inovasi bukanlah konsep dari suatu ide baru dan bukan juga
8Tatik Suryani, Perilaku Konsumen, Implikasi pada Strategi Pemasaran, (Yogyakarta :
Graha Ilmu, 2008), hlm.5
14
merupakansuatu perkembangan dari sebuah pasar yang baru saja, tetapi inovasi
merupakan gambaran dari semua proses tersebut.9
Inovasi produk adalah suatu produk yang baru-baru ini diperkenalkan dan
oleh konsumen dianggap sebagai baru, sehubungan dengan produk atau jasa yang
sudah ada. Dengan melakukan inovasi produk, harga juga akan berpengaruh dan
dampaknya terjadi pada perusahaan dalam memenangkan persaingan. Perusahaan
menetapkan harga agar dapat mengejar keberlangsungan hidup perusahaan, untuk
memperoleh laba yang maksimum, pertumbuhan penjualan yang maksimum dan
kepemimpinan kualitas produk. Inovasi menjadi nilai tambah yang dijadikan
perusahaan sebagai kekuatannya dalam menghadapi persaingan.10
Produk dapat dikatakan baru dari perspektif konsumen. Dalam konsep
pemasaran, sebuah produk dikatakan baru sebaiknya dari perspektif konsumen.
Produsen dapat saja beranggapan bahwa produk yang diciptakan adalah produk
baru, tetapi jika konsumen menganggapnya bukan sebagai hal yang baru karena
produk sejenis sudah beredar banyak dipasar, artinya produk tersebut tidak baru
sesuai perspektifnya.
a. Baru menurut perspektif perusahaan
Dari perspektif perusahaan sebuah produk dikatakan baru jika peroduk
tersebut benar-benar baru menurut perusahaan. Baru bisa diartikan karena
perusahaan belum pernah memproduksi sebelumnya, atau baru karena bahannya
9Philip Kotler dan Amstrong, Dasar-dasar Pemasaran, (Jakarta:Erlangga, 2007), hlm. 36 10Jhon C Mowen dan Minor, Perilaku Konsumen, Jilid I, (Jakarta:Erlangga,2002),
hlm.192
15
baru atau baru karena perusahaan menambah atribut-atribut yang berbeda dari
yang pernah dibuat sebelumnya. Terdapat dua jenis inovasi :
Inovasi produk : berkaitan dengan produk baru atau perbaikan dan
penyempurnaan produk.
Inovasi proses : terkait dengan perbaikan proses produksi baru atau
penyempurnaan atas proses produksi yang sudah ada.
b. Baru dari perspektif produk
Perspektif ini lebih menekankan kepada atribut yang melekat kepada
produk itu sendiri dan pengaruhnya kepada prilaku konsumen.
c. Baru dari perspektif konsumen
Sebuah produk di perspektifkan baru menurut konsumen jika produk
tersebut menawarkan manfaat baru atau berbeda dari produk yang sudah ada
dipasar sebelumnya dan saat ini. Perusahaan perlu memperhatikan perspektif ini
karena dalam konsep pemasaran persepsi konsumen atas kebaruan suatu produk
merupakan hal yang sangat penting yang akan mempengaruhi perilaku pembelian
dan perilaku konsumen.
Melalui strategi penciptaan produk baru, perusahaan perlu
memperkenalkan kepada pasar akan produknya agar produk tersebut diterima dan
dipakai secara luas. Proses mulai diperkenalkanya produk hingga digunakan untuk
masyarakat secara luas disebut dengan proses difusi. Difusi proses terjadi dimana
inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu, dalam suatu jangka tertentu
diantara anggota suatu sistem sosial. Proses dan keberhasilan difusi inovasi
dipengaruhi oleh empat hal berikut ini, yaitu :
16
1. Karakteristik inovasi
Sebuah produk baru dapat dengan mudah diterima oleh konsumen jika
produk tersebut mempunyai keunggulan relatif. Artinya produk baru akan
menarik konsumen jika produk tersebut mempunyai kelebihan dibandingkan
produk yang sudah ada sebelumnya dipasar.
Berikut tipe dan karakter inovasi sebagai berikut :
a. Inovasi produk meliputi produk, jasa, atau kombinasi keduanya yang baru.
b. Inovasi proses meliputi metode baru dalam menjalankan kegiatan bernilai
tambah (misalnya distribusi atau produksi yang lebih baik atau lebih
murah.
c. Inovasi organisasional meliputi metode baru dalm mengelola,
mengkoordinasi, dan mengawasi pegawai, kegiatan, dan tanggung jawab.
d. Inovasi bisnis meliputi kombinasi produk, proses dan sistem
organisasional yang baru ( dikenal juga model bisnis).
2. Saluran komunikasi
Difusi inovasi akan menyambar pada konsumen yang ada dimasyarakat
melalui saluran komunikasi yang ada dimasyarakat melalui saluran komunikasi
yang ada. suatu produk baru akan dapat dengan segera dan menyebar luas ke
masyarakat jika perusahaan memanfaatkan saluran komunikasi yang banyak dan
jangkauan yang luas.
3. Upaya perubahan dari agen
Agen yang melakukan perubahan dengan harapan masyarakat menerima
dan menggunakan produk baru sangat penting perannya. Agen ini dapat bersifat
17
formal berasal dari perusahaan secara resmi atau memanfaatkan opinion leader
sebagai agen perubahan.
4. Sistem sosial
Sistem sosial yang merupakan lingkungan fisik, sosial dan budaya yang
ada disuatu masyarakat mempunyai peranan penting terhadap difusi inovasi.
Nilai-nilai yang berkembang dan dianut oleh suatu masyarakat akan sangat
berpengaruh terhadap penerimaan suatu inovasi baru.
Inovasi dapat diukur dari :
a. Perluasan lini (Lini Extensions)
Yaitu produk yang dihasilkan perusahaan tidaklah benar-benar baru
atau masih familiar bagi perusahaan tapi relatif bagi sebuah pasar.
b. Peniruan Produk (mee to-product)
Yaitu produk baru bagi perusahaan tetapi tidak baru atau masih familiar
bagi pasar.
c. Produk benar-benar baru (new-to-the-world)
Yaitu produk yang termasuk baru, baik untuk perusahaan maupun pasar.11
Menurut Schermerhorn, empat tahapan inovasi suatu produk antara lain :
a. Pencipta gagasan (idea creation) : pengetahuan baru didasarkan atas
penemuan, pemahamans serta kreativitas yang bersifat spontan sehingga
memungkinkan individu bertindak cerdik dan mampu berkomunikasi.
b. Eksperimen awal (initial experimenttional) : konsep gagasan pada awalnya
harus diuji dan dibahas dengan yang lan, gagasan yang berhubungan
11Tatik Suryani, Perilaku Konsumen, Implikasi pada Strategi Pemasaran, (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2008), hlm. 301
18
dengan konsumen, pelanggan, ahli teknisi, atau berbagai contoh sampel
produk.
c. Penentuan fisibilitas (feasibility determinantion) : nilai praktis dan
finansial diuji dalam studi fisibilitas formal, yang akan menunjukkan
kemungkinan rugi dan laba.
d. Terapan akhir (final application) : produk baru akhirnya
dikomersialisasikan atau dijual dipasaran, atau proses produksi baru
dilaksanakan sebagai bagian dari kegiatan operasional yang rutin
dilaksanakan.
Inovasi mempunya 4 ciri yaitu :
a. Memiliki kekhasan atau khusus artinya suatu inovasi memiliki ciri yang
khas dalam arti ide, program, tatanan, sistem, termasuk kemungkinan hasil
yang diharapkan.
b. Memiliki ciri atau unsur kebaruan, dalam arti inovasi harus memiliki
karakteristik sebagai sebuah karya dan buah pemikiran yang memiliki
kadar orsinalitas dan kebaruan.
c. Program inovasi dilaksanakan melalui program yang terencana, dalam arti
bahwa suatu inovasi dilakukan melalui suatu proses yang tidak tergesa-
gesa, namun dipersiapkan secara matang dengan program yang jelas dan
direncanakan terlebih dahulu.
d. Inovasi yang digulirkan memiliki tujuan, program inovasi yang dilakukan
harus memiliki arah yang ingin dicapai, termasuk arah dan strategi untuk
mencapai tujuan tersebut.
19
Terdapat dua sumber utama inovasi, yaitu :
a. Secara tradisional, sumbernya adalah inovasi fabrikasi. Hal tersebut karena
agen (orang atau bisnis) berinovasi untuk menjual hasil inovasinya.
b. Inovasi pengguna, hal tersebut dimana agen (orang atau bisnis)
mengembangkan inovasi sendiri (pribadi atau dirumahnya sendiri), hal itu
dilakukan karena produk yang dipakainya tidak memenuhi apa yang
dibutuhkannya.12
inovasi produk ini sendiri bukanlah hal yang mudah, karena dalam inovasi
produk itu sendiri terdapat banyak hambatan baik itu dari dalam perusahaan
ataupun dari luar perusahaan. Tidak sedikit perusahaan yang mengalami
kegagalan dalam mengembangkan produknya yang disebabkan karena perusahaan
tersebut tidak dapat memecahkan hambatan-hambatan itu.
Kegagalan ini akan mengakibatkan perusahaan tidak berkembang dalam
hal produk yang selanjutnya perusahaan akan tampil dengan produk yang lama
yang kemungkinan besar sudah mengalami kejenuhan pasar, karena perusahaan
tampil dengan produk lama, maka perusahaan tidak dapat bersaing dengan
pesaingnya yang telah mampu mengembangka produknya.13
Mengembangkan produk akan selalu terkat dengan produk baru. Produk
baru adalah barang dan jasa yang pada pokoknya berbeda dengan produk yang
12Schermerhorn, Jhon R., Jr. (2000). Manajemen Buku 2. Diterjemahkan oleh, M Parnawa
Puranta, Surya Dharma Ginting, MF. Sheelyana Junaedi, TH. Diah Wastuti. Edisi pertama,
cetakan ke dua. Yogyakarta : Andi. 13Weman Suardi, Jurnal Formulasi Strategi Pengembangan Produk terhadap tingkat
Volume Penjualan, (Bogor STIE Kesatuan, 2005), hlm. 5
20
telah dipasarkan oleh sebuah perusahaan14. Dibawah ini kriteria produk baru
adalah sebagai berikut :
a. Produk yang betul-betul baru tidak ada produk subtitusinya.
b. Produk yang sama jenisnya dengan model baru.
c. Produk tiruan yang baru bagi perusahaan tetapi baru bagi pasar.
Produk baru dalam lingkungan pemasaran masa kini, kebutuhan untuk
meningkatka angka keberhasilan produk baru menjadi semakin penting karena
beberapa alasan15 :
1) Biaya kegagalan semakin meningkat. Dengan meningkatnya biaya
pengembangan, ditambah dengan angka inflasi yang tinggi, maka tidak mungkin
lagi untuk hanya melakukan investasi kecil dalam produk baru. Selain itu
meningkatnya persaingan (khususnya dari perusahaan-perusahaan internasional),
biaya untuk memasarkan produk baru dengan berhasil telah meningkat.
2) Efek dari kekeliruan terdahulu bersifat akumulatif. Karena teknologi
semakin maju, konsumen semakin mudah mengetahui adanya pemasaran produk
baru. Pengaruh negatif dari kegagalan produk terhadap citra produk yang akan
datang lebih sukar untuk diatasi.
3) Kegagalan pemasaran merusak unit lain dalam organisasi. Semakin
banyak saja kegiatan pengembangan produk baru yang berkisar dikemampuan
personil pemasaran untuk memperkirakan peluang pasar secara tepat. Penaksiran
yang secara terus menerus biasanya akan mengakibatkan rasa takut gagal, yang
14Basu Swastha dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, Edisi kedua, Cetakan ke
dua belas, (Yogyakarta: Liberty Offset, 2008). 15Joseph P. Guiltinan dan Gordon W. Paul, Manajemen Pemasaran Strategis dan
Program.hlm. 188
21
mematikan kreativitas dan moral serta menimbulkan masalah motivasi dan
membuat tegang hubungan dalam perusahaan.
Suatu perusahaan yang melakukan pengembangan terhadap produknya
terlebih dahulu harus menyadari apa tujuan dilakukannya pengembangan tersebut
dan bagaimana proses pengembangan produk tersebut dilaksanakan, sehingga
dapat mencapai sasaran yang diinginkan. Tujuan yang ingin dicapai dari
penciptaan produk baru adalah :
a. Untuk memenuhi kebutuhan baru dan memperkuat reputasi perusahaan
sebagai investor, yaitu dengan menawarkan produk yang lebih baru dari pada
produk sebelumnya.
b. Untuk mempertahankan daya saing terhadap produk yang sudah ada, yaitu
dengan jalan menawarkan produk yang dapat memberikan jenis kepuasan
yang baru. Bentuknya bisa bertambah terhadap lini produk yang sudah ada
maupun revisi terhadap produk yang sudah ada.
Program pengembangan produk yang dilakukan oleh perusahaan pada
dasarnya adalah untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan konsumen. Dengan demikian, para eksekutif puncak, khususnya yang
berhubungan dengan program ini, dituntut haruslah benar-benar mengembangkan
dan mengelola produknya dengan sebaik mungkin. Untuk mencapai hal itu,
perusahaan harus mengikuti langkah-langkah dari pengembangan produk ini
secara sistematis. Ada tujuh tahap proses pengembangan produk :
22
a. Gagasan pokok
Pengembangan produk dimulai dengan pencaian gagasan bagi produk-
produk baru. Para manajer puncak harus mendefinisikan produk dan pasar yang
ingin ditekankannya menyatakan tujuan produk baru itu. Merek juga harus
menyatakan berapa banyak usaha yang harus dicurahkan untuk mengembangkan
produk terobosan, memodifikasi produk lama dan meniru produk lain.
b. Penyaringan
Tahap ini dirancang untuk menghilangkan seluruh gagasan produk yang
tidak berhubungan dengan kemampuan atau tujuan perusahaan. Para perwakilan
dari pemasaran, teknis dan produksi harus memberikan input pada tahap ini.
c. Pengujian konsep
Setelah gagasan disaring, perusahaan menggunakan riset pasar untuk
mendapatkan input dari konsumen tentang manfaat dan harga. Gagasan yang telah
melewati tahap penyaringan kemudian dilanjutkan dengan membuat konsep serta
dilanjutkan dengan mengembangkan konsep produk tersebut. Pada dasarnya
konsumen tidak membeli gagasan dari suatu produk melainkan konsep dari
produk tersebut. Dari berbagai konsep produk yang ada kemudian dilakukan
pengujian yang pada akhirnya dipilih konsep produk yang paling tepat.
d. Analisis bisnis
Setelah mengumpulkan opini konsumen, adapun cara mengevaluasi usulan
dengan cara membuat suatu perkiraan tentang tingkat penjualan, biaya produksi,
dan keuntungan yang diharapkan sesuai dengan sasaran perusahaan. Analisis
usaha biasanya selalu berubah-ubah dalam melakukan perbaikan, jika didapatkan
23
informasi yang baru, sehingga perkiraan yang dibuat semakin mendekati
kebenaran.
e. Pengembangan prototipe
Sewaktu perusahaan telah menentukan potensi profitabilitas produk.
Bagian teknik atau riset dan pengembangan akan membuat prototipe.
f. Pengujian produk dan uji pemasaran
Dengan menggunakan hal-hal yang dipelajari dari prototipe, perusahaan
menjalankan produksi yang terbatas. Kemudian perusahaan dapat menguji produk
tersebut untuk melihat apakah produknya memenuhi persyaratak kinerja. Karena
kampanye promosi dan saluran distribusi harus ditetapkan untuk uji pasar, tahap
ini menjadi cukup mahal.
g. Komersialisasi
Jika hasil uji pemasaran positif, perusahaan akan memulai produksi dan
pemasaran berskala penuh. Komersialisasi yang bertahap, yang bertujian
menyebarkan produk tersebut kedaerah yang semakin luas, mencegah ketegangan
yang semestinya tidak perlu terjadi pada kemampuan produksi awal. Sebaiknya
keterlambatan dalam komersialisasi dapat memberikan kesempatan bagi
perusahaan lain untuk mengeluarkan produk saingan.16
ada beberapa faktor yang mendorong perusahaan untuk melakukan
pengembangan produk, faktor-faktor ini harus dipertimbangkan agar
terlaksananya pengembangan produk yang berhasil. Apabila dalam situasi
persaingan yang ketat perusahaan tidak melakukan usaha pengembangan produk,
16Ricky W. Griffin, Ronald J. Ebert, Bisnis, terj. Sita Wardani, (Surabaya: Erlangga,
2006), hlm.312
24
maka akan menghadapi risiko yang besar, sehingga akan kehilangan pasar dan
pelanggan potensional. Berikut faktor-faktor yang mendorong perusahaan
melakukan pengembangan produk adalah :
a. Perkembangan Teknologi
Perkembangan teknologi yang pesat memungkinkan terciptanya sarana
produksi yang baru untuk dimanfaatkan oleh perusahaan untuk membuat dan
menyempurnakan produk, sehingga kualitas produk menjadi lebih baik dan
jumlah produksi yang diperoleh akan dapat ditingkatkan.
b. Perubahan selera konsumen
Perubahan ini dipengaruhi oleh tingkat pendapatan, tingkat perkembangan
produk, tingkat pendidikan, serta kesetiaan konsumen terhadap produk yang
bersangkutan.
c. Persaingan
Adanya persaingan yang kuat diantara perusahaan yang sejenis akan
menyebabkan perusahaan berusaha untuk selalu mengembangkan produknya
dengan harapan dapat menyaingi volume produksi pesaing.
d. Adanya kapasitas produk berlebihan
Dengan meningkatkan kapasitas mesin-mesin yang dimiliki perusahaan,
maka perusahaan berusaha untuk menggunakan kelebihan kapasitas tersebut
dengan jalan memproduksi perusahaan.
25
e. Siklus hidup produk yang pendek
Siklus kehidupan produk yang pendek mendorong perusahaan untuk terus
mengembangkan produknya, sehingga konsumen tidak bosan dengan produk-
produk yang di produksi perusahaan.
f. Adanya keinginan untuk meningkatkan laba
Perusahaan mempunyai keinginan untuk memperkuat posisi produknya
dipasar. Serta untuk memperluas pasar.17
Dalam melakukan pengembangan produk baru, perusahaan akan
menghadapi berbagai kendala. Untuk menghadapi kendala-kendala tersebut maka
perusahaan harus mempunyai strategi-strategi dalam menghadapi setiap
perubahan bisnis yang mungkin terjadi. Ada tiga macam strategi didalam
pengembangan produk, yaitu :
a. Strategi peningkatan kualitas (quality improvement)
Strategi ini bertujuan untuk emningkatlan kinerja fungsional produk,daya
yahan, keandalan, kecepatan, rasa.
b. Strategi peningkatan keistimewaan (feature improvement)
Strategi ini bertujuan untuk menambah keistimewaan baru (seperti ukuran,
berat, bahan, kelengkapan tambahan, aksesoris) yang memperluas keaneka
ragaman, keamanan atau kenyamanan produk.
17William J. Stanton. Prinsip Pemasaran, Jilid I., Ed. VII. Terj. Yohanes Lamarto
(Jakarta: Erlangga, 1996), hlm.228
26
c. Strategi peningkatan gaya (style improvement)
Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan daya tarik astetis suatu produk,
seperti perusahaan memperkenalkan variasi warna, dan tekstur serta sering
mengubah gaya kemasan.18
Setiap perusahaan umumnya mempunyai struktur organisasi yang unik dan
disusun berdasarkan jenis produk yang dikembangkan dan ketersediaan sumber
daya yang dimiliki oleh perusahaan. Sumber daya yang disebutkan disini
mencakup dua hal, tingkat keahlian sumber daya personal yang tergabung dalam
organisasi pengembangan dan kemampuan perusahaan secara finansial
(keuangan) dalam mengembangkan produk baru. Beberapa tipe struktur
organisasi pengembangan produk yang lazim dipakai oleh perusahaan antara lain :
a. Organisasi Fungsional (Functional Organization)
Organisasi fungsional merupakan suatu struktur dimana otoritas
(wewenang) berada pada kepala-kepala fungsional.
b. Organisasi Proyek (Project Organization)
Struktur organisasi proyek terdiri dari suatu proyek yang otonom dan
independen dalam suatu organisasi. Tim proyek merupakan gabungan dari proyek
yang spesifik dibawah pengendalian manajer proyek. Tim ini merupakan
organisasi yang bersifat temporer (sementara), dan akan bubar setelah proyek
pengembangan produk baru selesai dikerjakan.
18Philip Kotler, Marketing, Jilid I, Terj. Herujati Purwoko, (Surabaya: Erlangga, 1987),
hlm. 356
27
c. Organisasi Matrik (Matrix Organization)
Pada organisasi matrik para personil dan sumber daya lain yang diperlukan
oleh manajer proyek tidak secara permanen ditetapkan terlibat dalam pengerjaan
proyek tetapi dikendalikan dan dikontrol oleh manajer fungsional.19
Adapun tujuan dari pengembangan produk adalah :
a. Memenuhi keinginan konsumen.
b. Memenangkan persaingan.
c. Meningkatkan jumlah penjualan.
d. Mendayagunakan sumber-sumber produksi.
e. Mencegah kebosanan konsumen20.
f. Menghidupkan kembali pertumbuhan penjualan dari produk yang lesu.
g. Memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan yang berubah.
h. Menandingi penawaran baru pesaing.
i. Memanfaatkan teknologi baru.
j. Memenuhi kebutuhan dari segmen pasar tertentu21.
Produk yang dibuat ditujukan untuk memenuhi selera konsumen dalam
rangka membantu perusahaan memenagkan persaingan, upaya meningkatkan
penjualan serta menjaga loyalitas pelanggan agar konsumen tetap bertahan
mempercayakan keputusan pembeliannya.
19Humiras Hadi Purba, Inovasi Nilai Pelanggan dalam Perencanaan & Pengembangan
Produk, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2018), hlm.10 20Buchari Alma, Kewirausahaan, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 207 21Joseph P. Guiltinan dan Gordon W. Paul, Manajemen Pemasaran Strategi dan
Program, hlm. 31.
28
2. Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan
pembeli dimana konsumen benar-benar akan membeli. Pengambilan keputusan
konsumen pada dasarnya merupakan proses pemecahan masalah-masalah.
Kebanyakan konsumen individu maupun pembeli organisasi melalui proses
mental yang hampir sama dalam memutuskan produk dan merek apa yang
dibeli.22
Keputusan pemakaian jasa atau lebih dikenal sebagai keputusan pembelian
merupakan suatu proses pengambilan keputusan akan pembelian yang mencakup
penentuan apa yang akan dibeli atau tidak melakukan pembelian dan keputusan
itu diperoleh dari kegiatan-kegiatan sebelumnya.
Keputusan untuk membeli yang diambil oleh pembeli itu merupakan
kumpulan dari sejumlah keputusan, setiap keputusan membeli memiliki suatu
struktur sebanyak tujuk komponen yaitu : keputusan tentang jenis produk, bentuk
produk, merek, penjualnya, jumlah produk, dan cara pembayarannya.23
Keputusan pembelian produk sangat sering melibatkan dua pihak atau
lebih. Pada umunya ada lima indikator yang nampak, meliputi :
a. Pemrakarsa (initiator), yaitu orang yang pertama kali menyarankan ide untuk
membeli suatu barang.
22Kurnia Akbar, Skripsi Analisi Pengaruh Harga, Brand Image, dan Atribut Produk
terhadap Keputusan Pembelian Handphone atau Smartphone Samsung Jenis Android (Studi pada
Mahasiswa Universitas Diponegoro), 2013, hlm. 14 23Basu Swastha Dharmmesta dan Tani Handoko, Manajemen Pemasaran : Analisis
Perilaku Konsumen, (Yogyakarta: Universitas Gajah Mada, 2013), hlm. 103
29
b. Pembawa pengaruh (infivencer), yaitu orang-orang disekitar yang dapat
memberi masukan sehingga ia bisa mempengaruhi keputusan pembelian.
c. Pengambil keputusan (decider), yaitu orang yang menentukan membeli atau
tidaknya suatu barang.
d. Pembeli (buyer), yaitu orang yang melakukan pembelian secara nyata.
e. Pemakai (user), yaitu orang yang menggunakan atau mengkonsumsi barang
atau jasa yang dibeli.24
Ada beberapa tahap yang dilalui dalam pengambilan keputusan membeli,
terdiri dari lima tahapan yaitu :
a. Pengenalan kebutuhan
Proses pembelian dimulai saat konsumen mengenali sebuah masalah atau
kebutuhan. Konsumen perlu mengidentifikasi permasalahan-permasalahan umum
yang dialami sehingga membutuhkan penyelesaian dengan cara pemenuhan
kebutuhan.
b. Pencarian informasi
Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari
informasi yang lebih banyak, dan dapat dibagi kedalam empat level rangsangan
yaitu :
1) Sumber pribadi : keluarga, teman, rekan, dll
2)Sumber komersial : iklan, penyalur, kemasan, tampilan
3)Sumber publik : media massa, organisasi, pencarian internet
4)Sumber pengalaman : penanganan, pemeriksaan, pemakaian produk
24Suharni, Skripsi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Oriflame
pada PT. Orindo Alam Ayu di Pekanbaru, 2012, hlm. 63
30
5)Evaluasi alternatif
Proses mengevaluasi produk dan merek, dan memilihnya sesuai dengan
yang diinginkan konsumen. Pada evaluasi alternatif ini konsumen
membandingkan berbagai pilihan yang dapat memecahkan masalah yang
dihadapinya. Evaluasi dilakukan dengan mengidentifikasi banyaknya atribut yang
bisa dilihat pada kemasan produk dan aturan keputusan yang biasanya aturan
keputusan dipengaruhi oleh sistem pemasar produk, bisa juga dipengaruhi oleh
keinginan pribadi konsumen.
d. Keputusan pembelian
Dalam tahap ini konsumen menentukan pilihannya untuk melakukan
pembelian. Ada dua faktor yang dapat mempengaruhi maksud pembelian dalam
keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain, sejauh mana sikap
orang lain akan mengurangi alternatif pilihan seseorang dan faktor yang kedua
adalah faktor yang tidak diharapkan seperti faktor pendapatan, harga, dan manfaat
produk yang diharapkan. Namun keadaan yang tidak terduga bisa mengubah niat
pembelian.
e. Perilaku pasca pembelian
Perilaku sesudah pembelian terhadap suatu produk, dimana konsumen
akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau tidakpuasan.25
Keputusan pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor
penting untuk diketahui bagi pemasar agar dapat menentukan strategi yang akan
diterapkan. Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian :
25Philip Kotler & Gary Armstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran Edisi 12 Jilid I, (Erlangga
: Jakarta, 2006), hlm. 180
31
a. Faktor budaya
Faktor budaya memiliki pengaruh yang sangat luas dan mendalam
terhadap perilaku konsumen, mencakup budaya, sub budaya, dan kelas sosial
konsumen. Budaya alah suatu nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan tingkah
laku dari keluarga dan instansi lainnya. Setiap perilaku konsumen dipengaruhi
oleh berbagai sistem nilai dan norma budaya yang berlaku pada suatu daerah
tertentu, untuk itu perusahaan harus tahu produknya itu dipasarkan pada suatu
daerah yang berkebudayaan seperti apa dan bagaimana.
b. Faktor sosial
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial seperti kelompok
acuan, keluarga, serta peran dan status sosial konsumen.
c. Faktor pribadi
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi
seperti usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi dan gaya hidup,
serta kepribadian dan konsep diri sendiri. Usia berhubungan erat dengan prilaku
dan selera seseorang, dengan bertambahnya usia seseorang diikuti pula dengan
berubahnya selera terhadap produk begitu juga dengan faktor pekerjaan dan
keadaan ekonomi.
d. Faktor psikologi
Faktor psikkologi yang mempengaruhi pilihan pembelian terdiri dari
empat faktor yaitu :
1) Motivasi, adalah kebutuhan cukup mendorong seseorang untuk bertindak.
32
2) Persepsi, adalah proses yang digunakan seseorang dalam memilih, mengatur
dan menginterprestasikan masukan informasi untuk menciptakan gambaran
yang berarti.
3) Pembelajaran, merupakan perubahan pada perilaku individu yang muncul dari
pengalaman.
4) Keyakinan, adalah pemikiran deskriptif seseorang mengenai sesuatu.
G. Tinjauan Pustaka
Tabel 1.4 Tinjauan Pustaka
No. Nama
Peneliti
Judul Metode
Penelitian
Variabel
Penelitian
Hasil
1. Rindah
Romdona
h, Azis
Fathoni
SE. MM,
Andi Tri
Haryono
Jurnal
Pengaruh
Inovasi
Produk, Harga
dan Brand
Image
Terhadap
keputusan
pembelian
Sepeda Motor
Honda Beat
(Studi Kasus
Pada
Konsumen
Dealer Honda
Pratama Kurnia
Asih).
Regresi
Linear
Berganda
independen :
Inovasi
Produk,
harga, dan
Brand
Image.
dependen:
Keputusan
Pembelian.
Inovasi Produk,
Harga dan Brand
Imageberpengar
uh terhadap
keputusan
pembelian
sepeda motor
honda beat.
2. Bayu Adji
Saputro
(2018)
Jurnal Analisis
pengaruh
inovasi produk
dan harga
promosi
terhadap
keputusan
pembelian
smartphone
Regresi
Linear
Berganda
Independen :
inovasi
produk dan
harga
promosi
Dependen:
keputusan
pembelian
Inovasi produk
dan harga
promosi
berpengaruh
terhadap
keputusan
pembelian
smartphone.
3. Pinta
Gustiana
Masda
(2013)
Jurnal
pengaruh
inovasi produk
dan harga
Regresi
linear
berganda
Independen:
inovasi
produk dan
harga.
Inovasi produk
tidak
berpengaruh
terhadap
33
terhadap
keputusan
pembelian
Galamai di
Kota
Payakumbuh
Dependen:
keputusan
pembelian
keputusan
pembelian
galamai dikota
payakumbuh
sedangkan harga
berpengaruh
signifikan
terhadap
keputusan
pembelian
galamai dikota
payakumbuh.
4. Ini Wayan
Suarjati, I
Wayan
Mendra,
dan Ini
Putu
Cempaka
Dharmade
wi Atmaja
(2019)
.Jurnal
Pengaruh
personalselling
,
pengembangan
produk dan
kewajaran
harga terhadap
keputusan
pembelian
produk PT.
Orindo Alam
Ayu (Oriflame)
Denpasar.
Regresi
linear
berganda
Independen:
personalselli
ng,
pengembang
an produk
dan
kewajaran
harga.
Dependen:
keputusan
pembelian
Personalselling,
pengembangan
produk dan
kewajaran harga
berpengaruh
terhadap
keputusan
pembelian
produk PT.
Orindo Alam
Ayu (Oriflame)
Denpasar.
5. Ihda La
Aleiyya,
Handoyo
Djoko
waluyo
dan
Widayant
o
(2014)
Pengaruh
inovasi produk
baru, citra
merek dan
harga terhadap
keputusan
pembelian PC
Tablet Apple
iPad (studi
mahasiswa
Semarang
pengguna iPad
di FISIP
UNDIP
Semarang).
Regresi
linear
berganda
independen:
inovasi
produk baru,
citra merek
dan harga.
dependen:
keputusan
pembelian.
Inovasi produk
baru citra merek
dan harga
perpengaruh
terhadap
keputusan
pembelian PC
Tablet Apple
iPad.
Berdasarkan penelitian sebelumnya maka penulis memilih penelitian ini
dengan judul pengaruh Inovasi Produk terhadap Keputuan Pembelian Produk
Oriflame pada PT. Orindo Alam Ayu Studi Masyarakat Kecamatan
34
DendangKabupaten Tanjung Jabung Timur, adapun perbedaan dengan penelitian
– penelitian terdahulu adalah dalam penelitian ini peneliti hanya memfokuskan
pada Masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Timur tepatnya di Kecamatan
Dendang sebagai variabel yang akan diteliti. Sedangkan perbedaan yang mendasar
antara penelitian yang sekarang dan terdahulu adalah penelitian saat ini
memfokuskan objek pada masyarakat di Kecamatan Dendang.
H. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran adalah gambaran mengenai hubungan antar variabel data
suatu penelitian, yang diuraikan oleh jalan pikiran menurut kerangka logis.26
Kerangka pemikiran merupakan alur yang akan peneliti lakukan sebagai
dasar penelitian. Kerangka pemikiran merupakan model konseptual tentang
bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi
sebagai masalah yang penting.27
Berdasarkan kerangka teori dan penelitian sebelumnya, kerangka
pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
26Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2005), hlm.91 27Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Yogyakarta: Alfabeta, 2012), hlm.93
Keputusan Pembelian
(Y)
Inovasi Produk
(X1)
35
I. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pernyataan.28
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :
Ha : Inovasi produk tidak berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian
produk Oriflame PT. Orindo Alam Ayu.
Ho: terdapat pengaruh yang positif inovasi produk terhadap keputusan pembelian.
28Ibid, hlm. 96
36
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif kuantitatif adalah penelitian yang
berdasarkan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi
atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,
analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan.29
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi Penelitian ini adalah tempat dimana proses studi yang digunakan
untuk memperoleh pemecahan masalah penelitian berlangsung. Penelitian ini di
laksanakan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur tepatnya di Kecamatan Dendang.
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer adalah data dalam bentuk kata-kata yang diucapkan secara
lisan, perilaku yang dilakukan oleh subyek yang dipercaya, dalam hal ini adalah
subyek penelitian (informan) yang berkenaan dengan variabel yang diteliti.30
29Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. hlm. 13 30Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2016), hlm. 22.
37
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpulan data.31 Data sekunder ini merupakan data yang sifatnya
mendukung keperluan data primer seperti buku-buku, literature dan bacaan yang
berkaitan dan menunjang penelitian ini.32 Pada penelitian ini data sekunder
didapat dari berbagai macam referensi buku dan hasil penelitian pihak lain yang
dipublikasikan yang ada kaitannya dengan penelitian ini.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.33
Berdasarkan pengertian tersebut, maka dalam penelitian ini yang menjadi
populasinya adalah masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Timur tepatnya di
Kecamatan Dendang. Jumlah pengguna produk Oriflame pada tahun 2019
sebanyak 40 pengguna. Dalam penelitian ini, yang dijadikan populasi untuk
penyebaran kuisioner adalah masyarakat Kecamatan Dendang yang menggunakan
produk Oriflame.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari
31Ibid. 129 32Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. hlm. 137 33Ibid, hlm.117
38
semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan
waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi.34
Sampel dalam penelitian ini adalah Masyarakat Kecamatan Dendang.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling. Total
sampling adalah teknik pengambilan sampel sama dengan populasi. Alasan
mengambil total sampling karena jumlah populasi kurang dari 100 dari seluruh
populasi dijadikan sampel penelitian semuanya. Sampel yang diambil dari
penelitian ini adalah 40 orang.
E. Instrumen Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penellitian. Karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :
a. Kuisioner/angket, kuisioner adalah teknik pengumpulan data dengan
menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi oleh
responden. Responden adalah orang yang memberikan tanggapan (respon)
atas-atau, menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Kuisioner atau
angket ini menggunakan skala Likert. Uji skala Likert adalah skala yang
dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang. Pertanyaan dalam kuisioner dibuat dengan menggunakan skala
Likert (1-5) yang mempunyai lima tingkat preferensi jawaban masing-
masing mempunyai skor 1-5 dengan rincian sebagai berikut :
34Ibid, hlm.81
39
1) Sangat Tidak Setuju : diberi bobot/skor 1
2) Tidak Setuju : diberi bobot/skor 2
3) Netral : diberi bobot/skor 3
4) Setuju : diberi bobot/skor 4
5) Sangat Setuju : diberi bobot/skor 5
b. Dokumentasi, yaitu seluruh dokumen yang berkaitan dengan penelitian. Hal
ini bertujuan untuk melengkapi data penelitian.35
F. Uji Coba Statistik
Uji coba statistik perlu dilakukan sebelum melakukan penelitian. Hal ini
agar instrumen yang akan digunakan dalam mengukur validitas dan reabilitas
sesuai dengan ketentuan. Instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut
telah melalui reliabilitas.
1. Uji Validitas
Uji validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur mampu mengukur apa
yang ingin diukur. Untuk mengetahui data yang valid dalam penelitian di uji
dengan menggunkan bantuan SPSS dengan signifikansi 5%. Jika rhitung positif dan
rhitung > rtabel maka variabel tersebut valid. Sedangkan rhitung tidak positif serta rhitung
< rtabel maka variabel tersebut tidak valid.36
2. Uji Reabilitas
Uji reabilitas adalah alat untuk ukur mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika
35Hasan dan M.Iqbal, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya,
(Bogor: Ghalia Indonesia, 2002), hlm. 232 36Sofyan Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif, dilengkapi Perbandingan Perhitungan
Manual dan SPSS, edisi pertama, (Jakarta : Kencana, 2015), hlm. 75
40
jawaban seseorang terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Untuk menguji reabilitas dilakukan dengan alat bantu SPSS.37
3. Uji t
Uji parsial (uji t) bertujuan untuk menguji pengaruh satu variabel bebas
(independen) secara individual terhadap variabel terikat (dependen).38 Pengujian
ini menggunakan tingkat signifikan sebesar 0,05 dengan melakukan perbandingan
antara thitung dan ttabel. Jika nilai thitung< ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak,
variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat. Jika nilai thitung> ttabel maka
H0 ditolak dan Ha diterima, variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel
terikat.39
4. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Pada model regresi linear sederhana, kontribusi variabel independen secara
bersama – sama terhadap variabel dependen dapat diketahui dengan melihat
besaran koefisien determinasi totalnya (R2). Jika nilai (R2) yang diperoleh
mendekati 1 maka hubungan variabel independen terhadap variabel dependen
semakin kuat. Sebaliknya jika nilai (R2) yang diperoleh mendekati 0 maka
hubungan variabel independen terhadap variabel dependen semakin lemah. Nilai
(R2) dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam
model.
37Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivarate dengan Program SPSS. (Penerbit:
Universitas Ponerogo Semarang, 2016), hlm. 47 38Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivarate dengan Program SPSS, hlm. 97 39Sofyan Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif, dilengkapi Perbandingan Perhitungan
Manual dan SPSS, edisi pertama, hlm.305
41
G. Teknik Analisis Data
1. Analisis Regresi Sederhana
Analisis ini dilakukan dengan menggunakan teknik analisis regresi linear
sederhana. Pada analisis regresi ingin melihat hubungan satu arah antara variabel
yang lebih khusus, dimana variabel X sebagai variabel bebas dan variabel Y
sebagai variabel terkait. Biasanya variabel X juga disebut sebagai variabel
independen atau variabel responden dan variabel Y sebagai variabel dependen.
Persamaan regresi linear sederhana yang dirumuskan dalam penelitian ini
adalah40:
Y=a+bX
Keterangan :
Y = Keputusan Pembelian
X = Inovasi dan Pengembangan Produk
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
H. Operasional Variabel
Tabel 2.1
Operasional Variabel
No. Variabel Definisi Indikator
1. Inovasi dan
Pengembangan
Produk
Inovasi produk adalah
suatu produk yang baru –
baru ini diperkenalkan
dan oleh konsumen
dianggap sebagai baru,
sehubungan dengan
produk atau jasa yang
sudah ada.
1. Perluasan Lini
(Lini Extensions)
2. Peniruan Produk
(mee to-product)
3. Produk benar-
benar baru (new-
to-the-world)
4. Gagasan pokok
5. Penyaringan
6. Pengujian konsep
7. Analisis bisnis
8. Pengembangan
40 Prof. Drs. Sukestiyarno, YL, MS, Ph D, Statistika Dasar, (Yogyakarta : ANDI, 2014), hal.164.
42
prototipe
9. Pengujian produk
dan uji pemasaran
10. komersialisasi
2. Keputusan
Pembelian
Pengambilan keputusan
konsumen (consumer
decision making) adalah
suatu proses
pengintegrasian yang
mengkombinasikan
pengetahuan untuk
mengevaluasi dua atau
lebih perilaku alternatif
dan memilih salah satu
diantaranya.
1. Pemrakarsa
(initiator)
2. Pembawa
pengaruh
(Infivencer)
3. Pengambil
keputusan(decider)
4. Pembeli (buyer)
5. Pemakai (user)
43
BAB III
GAMBARAN UMUM KECAMATAN DENDANG DAN PROFIL
ORIFLAME PT. ORINDO ALAM AYU
A. Gambaran Umum Kecamatan Dendang
Kecamatan Dendang merupakan salah satu kecamatan yang terletak di
Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Terdapat 7 desa di Kecamatan ini, yaitu :
1. Kelurahan Rantau Indah
2. Desa Kuala Dendang
3. Desa Koto Kandis Dendang
4. Desa Koto Kandis
5. Desa Sidomukti
6. Desa Catur Rahayu
7. Desa Jati Mulyo
Kabupaten Tanjung Jabung Timur terbentuk berdasarkan Undang-
Undang No. 54 Tahun 1999 dan Undang-Undang No. 14 Tahun 2000 dengan luas
5.445 km2 atau 10,2 % dari luas wilayah Provinsi Jambi, namun sejalan dengan
berlakunya Undang-Undang No. 27 Tahun 2007 tentang pengelolaan wilayah
pesisir dan pulau-pulau kecil, luas wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur
termasuk perairan dan 29 pulau kecil (11 diantaranya belum bernama) menjadi
13.102,25 km2. Disamping itu memiliki panjang pantai sekitar 191 km atau 90,5%
dari panjang pantai Provinsi Jambi.
Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang terletak di pantai timur pulau
sumatera ini berbatasan langsung dengan Provinsi Kepulauan Riau dan
merupakan daerah hinterland segitiga pertumbuhan ekonomi Singapura-Batam-
Johor (SIBAJO). Wilayah perairan laut Kabupaten ini merupakan bagian dari alur
44
pelayaran kapal Nasional dan Internasional (ALKI I) dari utara keselatan atau
sebaliknya, sehingga dari sisi geografis daerah ini sangat potensial untuk
berkembang.
Secara geografis Kabupaten Tanjung Jabung Timur terletak pada 0053 –
1041 LS dan 103023 – 104031 BT dengan luas 5.445 Km2 dengan ketinggian
ibukota-ibukota kecamatan dan kabupaten berkisar antara 1-5 m dpl, dengan
batas-batas sebagai berikut :
1. Sebelah utara berbatasan dengan selat behala.
2. sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Muaro Jambi dan
Provinsi Sumatera Selatan.
3. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan
Kabupaten Muaro Jambi.
4. Sebelah timur berbatasan dengan laut Cina Selatan.
Kondisi iklim di Kabupaten Tanjung Jabung Timur secara makro sangat
sulit untuk dikendalikan karakteristiknya, karena dipengaruhi oleh letak geografis
dan bentuk kawasan. Dalam hal ini kegiatan yang disesuaikan dengan kondisi
iklim setempat. Berdasarkan Zona Agroklimat B1 dengan 8 bulan basah (bulan
dengan curah hujan > 200 mm) dan 2 bulan kering (bulan dengan curah hujan <
100 mm) berturut-turut. Bulan basah terjadi pada bulan Oktober sampai April,
sedangkan bulan kering terjadi mulai bulan Juni sampai Agustus. Untuk semua
wilayah di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, mempunyai curah hujan tahunan
sekitar 2.000-3.000 mm, dimana 8-10 bulan basah, 2-4 bulan kering. Rata-rata
curah hujan bulan basah 179-279 mm dan bulan kering 68-106 mm. Suhu udara
45
rata-rata 25,90 C-27,40 C, kelembapan udara 78%-81% pada bulan Desember-
Januari dan 73% pada bulan September. Seperti halnya daerah-daerah lain di
Provinsi Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Timur memiliki iklim yang cukup
baik serta curah hujan yang cukup tinggi. Tetapi bila musim panas tiba,
Kabupaten Tanjung Jabung Timur termasuk daerah yang rawan kebakaran. Hal
ini disebabkan sebagian besar tanaman yang ada adalah tanaman sawit dan tanah
gambut.
B. Profil PT. Orindo Alam Ayu (Oriflame)
Oriflame merupakan salah satu perusahaan kecantikan Internasional
dengan sistem penjualan langsung dilebih dari 60 negara di dunia. Oriflame
pertama kali didirikan pada tahun 1967 oleh dua bersaudara Jonas dan Robert af
Jochnick. Mereka adalah dua pemuda yang mempunyai visi dan impian yang
kuat. Mereka ingin membangun perusahaan kosmetik yang menawarkan jenis
perawatan kulit yang berbeda dibanding produk lainnya yang ada pada saat itu,
yaitu terbuat dari bahan-bahan alami dan tidak diuji cobakan pada hewan serta
menggunakan bahan-bahan yang tidak merusak lingkungan bagi kemasan dan
mendaur ulangnya.
Pada tahun 1968 Oriflame memulai pasar pertamanya diluar Swedia yaitu
Denmark dan Norwegia, kemudian pada tahun 1986 mulai masuk kepasar Asia
dan negara pilihan yang menjadi pasar pertamnya di Asia adalah Indonesia.
Selanjutnya pada tahun 1989 Oriflame memilih Negara Cili yang menjadi pasar
pertamanya di Amerika Latin. Pada tahn 1990 setelah tumbuhnya tembok Berlin,
Oriflame Czech Republic memulai berekspansi ke Eropa Timur dan Eropa
46
Tengah, diikuti dengan CIS dan Negara-negara Baltik. Mesir menjadi pasar
pertamanya di Afrika pada tahun 1997, selanjutnya pada tahun 2000 Oriflame
mendirikan Global Technical Center di Dubin, Irlandia untuk penelitian lanjutan
dan pengembangan produk. Dubin dipilih sebagai negara yang cocok untuk
memproduksi dan mengembangkan produk-produk Oriflame karena
lingkungannya bebas dari polusi sehingga sangat mendukung untuk pengolahan
kosmetik dari bahan-bahan tumbuhan alami.
1. Tujuan Berdirinya Oriflame
Oriflame memiliki tujuan yaitu, menciptakan produk kecantikan yang
terinspirasi dari alam dan menggunakan ilmu pengetahuan terbaru untuk
kemudian dipasarkan diseluruh dunia.
Dalam operasinya Oriflame memanfaatkan berbagai macam tumbuh-
tumbuhan yang memiliki manfaat untuk kesehatan kulit serta aroma khas untuk
menciptakan wewangian bagi tubuh dan memasarkan produknya melalui katalog.
Katalog merupakan alat publikasi yang digunakan perusahaan sebagai cara untuk
memperkenalkan produk dan layanan perusahaan. Terdisi dari jilid cetakan berisi
setidaknya delapan halaman, menjual berbagai produk yang menawarkan
mekanisme pemasaran langsung.
2. Visi – Misi Oriflame
a. Visi
“to be the natural first choice”
Menjadi pilihan alami yang pertama bagi semua orang. Oriflame menjadi nama
pertama yang muncul dalam benak setiap orang yang mencari kosmetik
47
berkualitas dengan bahan alami dan Oriflame sebagai perusahaan utama yang
dapat memasarkan serta mendistribusikan produk secara langsung kepada
konsumen.
b. Misi
“Opportunity for all”
Peluang untuk semua maksudnya adalah Oriflame memberikan jalan pada semua
dengan cara yang mudah dan pintar, serta kesempatan untuk meningkatkan
kehidupan melalui peluang bisnis yang dinamis.
3. Struktur Organisasi
Setiap perusahaan memiliki struktur organisasi yang berbeda satu dengan
yang lainnya, semakin besar suatu perusahaan, semakin kompleks kegiatan-
kegiatan yang dilakukan perusahaan tersebut. Agar seluruh kegiatan yang ada
dapat dikoordinasi dengan baik, maka perusahaan harus didukung oleh struktur
organisasi yang memadai.
Berikut ini akan penulis gambarkan struktur organisasi ORIFLAME
cabang Tanjung Jabung Timur beserta uraian jabatannya.
48
Gambar 3.1
Struktur Organisasi Oriflame Cabang Tanjung Jabung Timur
4. Nilai – Nilai Utama Perusahaan
a. Togetherness (kebersamaan)
Kebersamaan adalah suatu nilai yang kuat dan penting bagi perusahaan
Oriflame dalam membangun hubungan kerja sama. Kebersamaan ini berperan
secara alami dalam bisnis sejak perusahaan berdiri, yang bermula dari kerjasama
dua bersaudara. Hal ini terus menjadi hal penting bagi perusahaan karena seluruh
konsep dalam bisnis ini membutuhkan kerja sama dengan orang lain.
b. Spirit (semangat)
Semangat “saya bisa” yang merupakan karakteristik dari perusahaan
mampu menjadi sebuah kata ajaib para consultans untuk tidak menyerah dengan
Head Office
Branch
Operational
Branch
Coordinator
Costumer
Service
Wareho
use
Security Collector Delivery Order
Entry
Cashier
Sales
Coordinator
49
suatu tantangan dan menjadikan kegagalan sebagai kesempatan untuk mencoba
lagi.
c. Passion (gairah)
Gairah, orang yang memiliki kekuatan untuk mengubah dunia. Gairah
muncul dari hal-hal disukai. Gairah dibutuhkan untuk dapat menciptakan
rangkaian produk yang sempurna, dalam merancang katalog dan menciptakan
sebuah inovasi.
5. Sarana Pelayanan Oriflame
Oriflame sebagai pemimpin pasar dengan sistem penjualan langsung di
Indonesia terus menerus melakukan terobosan-terobosan untuk memanjakan para
consultantsnya dalam menjalankan bisnis MLM ini. Beberapa fasilitas yang
disediakan Oriflame :
a. Layanan call center untuk melakukan order, layanan pelanggan,
pengecekan jumlah poin, pengecekan ketersediaan stok.
b. Layanan Oriflame online, berupa fasilitas website untuk melakukan
order, pembayaran online, pengecekan jumlah poin, pengecekan
ketersedian stok.
c. Layanan delivery, COD maupun pengiriman luar kota.
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Responden
Pada pembahasan berikut disajikan deskripsi data yang telah diperoleh
dalam penelitian. Data hasil penelitian diperoleh secara langsung dari responden,
yaitu dengan kuesioner penelitian mengajukan pertanyaan yang telah disiapkan
oleh peneliti. Dalam penelitian ini berjumlah 40 responden.
Pada penelitian ini menyajikan informasi mengenai keadaan umum
responden berdasarkan jenis kelamin, umur, dan status perkawinan. Secara lebih
jelas disajikan dalam tabel-tabel dibawah ini :
1. Jenis kelamin
Pengelompokan responden berdasarkan jenis kelamin dibedakan menjadi
dua bagian yaitu laki-laki dan perempuan.
Tabel 4.1
Data reponden berdasarkan jenis kelamin
Jenis kelamin Frekuensi Persentase %
Laki-laki 11 27.5%
Perempuan 29 72.5%
Jumlah 40 100%
Sumber: hasil olahan data 2020
Dilihat dari tabel, menunjukkan bahwa jumlah responden berdasarkan
jenis kelamin laki-laki bejumlah 11 orang dengan persentase 27,5% dan jumlah
responden perempuan 29 orang dengan persentase 72,5%. Hal ini berarti
menunjukkan bahwa pengguna produk Oriflame di Kecamatan Dendang lebih
dominan perempuan.
51
2. Umur responden
Pengelompokan responden berdasarkan kategori umur dibedakan menjadi
empat bagian, yaitu 18 – 22 tahun, 23 – 27 tahun, 28 – 32 tahun, dan > 33 tahun.
Tabel 4.2
Data responden berdasarkan umur
Umur Frekuensi Persentase %
18 – 22 tahun 8 20%
23 – 27 tahun 15 37.5%
28 – 32 tahun 12 30%
>33 tahun 5 12,5%
Jumlah 40 100%
Sumber hasil olahan data 2019
Dapat dilihat bahwa dari 40 responden yang berumur 18 – 22 tahun
berjumlah 5 orang dengan tingkat persentase 12,5%, responden yang berumur 23
– 27 tahun berjumlah 15 orang dengan tingkat persentase 37,5%, responden yang
berumur 28-32 tahun berjumlah 12 orang dengan tingkat persentase 30%, dan
responden yang berumur >33 tahun berjumlah 5 orang dengan tingkat persentase
12,5%.
3. Status perkawinan
Pengelompokkan responden berdasarkan kategori status perkawinan :
Tabel 4.3
Data responden berdasarkan status perkawinan
Status perkawinan Frekuensi Persentase%
Belum menikah 14 35
Sudah menikah 26 65
Jumlah 40 100%
Sumber hasil olahan data 2020
52
B. Hasil Penelitian
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu
kuesioner. Suatu pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan
sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian untuk menentukan
valid atau tidaknya dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel. Rhitung >rtabel
jika rhitung lebih besar dari rtabel maka butir pertanyaan tersebut dikatakan valid41.
a. Inovasi Produk
Tabel 4.4
Hasil Uji Validitas Inovasi Produk
Item Pernyataan R hitung R tabel Keterangan
1 0,750 0,312 Valid
2 0,736 0,312 Valid
3 0,582 0,312 Valid
4 0,612 0,312 Valid
5 0,742 0,312 Valid
6 0,485 0,312 Valid
7 0,826 0,312 Valid
8 0,844 0,312 Valid
9 0,532 0,312 Valid
10 0,829 0,312 Valid
11 0,750 0,312 Valid
Sumber hasil olahan data 2020
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.4 setiap pernyataan
menghasilkan kuesioner korelasi rhitung yang lebih besar dari rtabel. Diketahui angka
rhitung untuk item 1 adalah sebesar 0,750, item 2 sebesar 0,736, item 3 sebesar
41Danang Sunyoto.Methodologi Penelitian Akuntansi, (Bandung: Revika Aditama, 2013),
hlm.23
53
0,582, item 4 sebesar 0,612, item 5 sebesar 0,742, item 6 sebesar 0,485, item 7
sebesar 0,826, item 8 sebesar 0,844, item 9 sebesar 0,532, item 10 sebesar 0,829,
dan item 11 sebesar 0,750. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pernyataan nomor
1 sampai 11 adalah valid karena nilai rhitung lebih besar dari rtabel yaitu 0,312.
b. Keputusan Pembelian
Tabel 4.5
Hasil Uji Validitas Keputusan Pembelian
Item pernyataan R hitung R tabel Keterangan
1 0,859 0,312 Valid
2 0,448 0,312 Valid
3 0,811 0,312 Valid
4 0,583 0,312 Valid
5 0,851 0,312 Valid
Sumber hasil olahan data 2020
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.6 setiap pernyataan
menghasilkan kuesioner korelasi rhitung yang lebih besar dari rtabel. Diketahui angka
rhitung untuk item 1 adalah sebesar 0,859, item 2 sebesar 0,448, item 3 sebesar
0,811, item 4 sebesar 0,583, dan item 5 sebesar 0,851. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa pernyataan nomor 1 sampai 5 adalah valid karena nila rhitung
lebih besar dari nilai rtabel yaitu sebesar 0,312.
2. Uji reabilitas
Uji reabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel atau konstruk. Butir pernyataan dikatakan reliabel atau
handal apabila jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten. Suatu
konstruk atau variabel memberikan nilai cronbach alpha >0,60.
54
a. Inovasi Produk dan Pengembangan Produk
Tabel 4.6
Uji Reabilitas Inovasi Produk
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,895 11
Sumber hasil olahan data 2020
Hasil pengujian terhadap reabilitas kuesioner menghasilkan angka
cronbach alpha sebesar 0,895. Jadi angka tersebut lebih besar dari nilai minimal
cronbach alpha 0,60 oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa intrumen penelitian
yang digunakan untuk mengukur variabel inovasi produk dapat dikatakan reliabel
atau handal.
b. Keputusan pembelian
Tabel 4.7
Uji Reabilitas Keputusan Pembelian
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,759 5
Sumber hasil olahan data 2020
Hasil pengujian terhadap reabilitas kuesioner menghasilkan angka
cronbach alpha sebesar 0,759. Angka tersebut lebih besar dari nilai minimal
cronbach alpha 0,60 oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa intrumen
penelitian yang digunakan untuk mengukur variabel stres kerja dapat dikatakan
reliabel atau handal.
55
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi variabel
pengganggu atau residual berdistribusi normal. uji normalitas ini dilakukan
dengan uji statistik non parametrik kolmogrov-smirnov (K-S) dengan ketentuan
jika nilai signifikansi (sig) > 0,05 maka data destribusi normal.
Tabel 4.8
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 40
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation 2,05643613
Most Extreme Differences
Absolute ,171
Positive ,171
Negative -,156
Kolmogorov-Smirnov Z 1,079
Asymp. Sig. (2-tailed) ,194
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Berdasarkan hasil uji normalitas menunjukkan bahwa nilai kolmogrov-
smirnov z sebesar 1,079 dan nilai signifikansi pada 0,194. Karena nilai signifikan
> 0,05 yaitu sebesar 1,079 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi
normal dan asumsi normalitas terpenuhi.
56
4. Hipotesis
a. Analisis Regresi Linear Sederhana
Model regresi linear sederhana dalam penelitian ini digunakan untuk
menyatakan hubungan fungsional antara variabel bebas dan variabel terikat.
Analisis regresi linear sederhana dilakukan dengan menggunakan program spss.
Tabel 4.9
Hasil Uji Regresi Linear Sederhana
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 4,561 4,034 1,131 ,265
Inovasi produk ,345 ,087 ,543 3,983 ,000
a. Dependent Variable: keputusanpembelian
Hasil tersebut persamaan regresi dapat diperoleh dan standardized
coefficients, hal ini karena pengukurannya menggunakan skala penilaian yang
sama yaitu likert. Sehingga persamaanya sebagai berikut :
Y = 4,561 + 0,345 +e
b. Hasil uji parsial (uji T)
Hasil uji t ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel secara
individual (parsial) veriabel – variabel independen (inovasi produk) terhadap
variabel dependen (keputusan pembelian). Hasil perhitungan uji t dapat
dikemukakan pada tabel berikut ini :
57
Tabel 4.10
Hasil Uji T
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 4,561 4,034 1,131 ,265
Inovasi
produk ,345 ,087 ,543 3,983 ,000
a. Dependent Variable: keputusanpembelian
Berdasarkan hasil olahan data statistik pada tabel 4.10 maka dapat dilihat
pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial
adalah sebagai berikut :
1. Dari perhitungan data pada tabel diatas inovasi produk (X) diperoleh nilai
thitung 3,983 yang lebih besar dari ttabel 2,028, yang berarti ho ditolak dan ha
diterima. Dengan demikian, maka variabel inovasi produk mempunyai
pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.
c. Uji Determinasi
Uji koefisien determunasi (R2 square) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi independen. Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai yang kecil berarti kemampuan
variabel – variabel independen terbatas begitu juga sebaliknya.
58
Tabel 4.11
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,543a ,445 ,439 2,083
a. Predictors: (Constant), inovasiproduk
b. Dependent Variable: keputusanpembelian
Nilai adjusted R square yaitu sebesar 0,439 yang menunjukkan bahwa
43,9% variabel keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh seluruh variabel yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu inovasi produk. Sedangkan 56,1% variabel
keputusan pembelian dijelaskan variabel lain yang tidak diamati dalam penelitian
ini.
C. Paparan Data
a. Inovasi ProdukProduk
Tabel 4.12
Jawaban Responden Tentang Variabel Inovasi Produk (X)
No. Pernyataan
Variabel X
Nilai Jawaban
SS S KS TS STS
1 Angket 1 11 29 0 0 0
2 Angket 2 12 27 1 0 0
3 Angket 3 12 28 0 0 0
4 Angket 4 6 33 1 0 0
5 Angket 5 13 26 1 0 0
6 Angket 6 11 27 2 0 0
7 Angket 7 10 28 2 0 0
8 Angket 8 9 29 2 0 0
9 Angket 9 5 31 4 0 0
10 Angket 10 10 27 3 0 0
11 Angket 11 14 24 2 0 0
Jumlah 113 309 18 0 0
59
Berdasarkan tabel 4.12 yang datanya ada pada lampiran, menunjukkan
variabel X, pernyataan (angket) 1 tentang produk Oriflame muncul karena adanya
ketertarikan pemilik dengan produk sejenis lain. Dari 40 responden terdapat 11
responden (27,5%) yang menyatakan sangat setuju, dan sebanyak 29 responden
(72,5%) yang menyatakan setuju. Dengan demikian secara keseluruhan dapat
dikatakan bahwa produk Oriflame muncul karena adanya ketertarikan pemilik
dengan produk sejenis lainnya adalah setuju.
Berdasarkan tabel 4.12 yang datanya ada pada lampiran, menunjukkan
variabel X, pernyataan (angket) 2 tentang inovasi produk Oriflame berhasil
memikat konsumen.. Dari 40 responden terdapat 12 responden (30%) yang
menyatakan sangat setuju, 27 responden (67,5%) menyatakan setuju dan sebanyak
1 responden (2,5%) yang menyatakan kurang setuju. Dengan demikian secara
keseluruhan dapat dikatakan bahwa inovasi produk Oriflame berhasil memikat
konsumen adalah setuju.
Berdasarkan tabel 4.12 yang datanya ada pada lampiran, menunjukkan
variabel X, pernyataan (angket) 3 tentang produk merek lain yang baru belum bisa
mengalahkan kualitas oriflame. Dari 40 responden terdapat 12 responden (30%)
yang menyatakan sangat setuju, dan 28 responden (70%) menyatakan setuju.
Dengan demikian secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa produk merek lain
yang baru belum bisa mengalahkan kualitas produk Oriflame adalah setuju.
Berdasarkan tabel 4.12 yang datanya ada pada lampiran, menunjukkan
variabel X, pernyataan (angket) 4 tentang konsep produk dan pemasaran sama
dengan perusahaan lain yang muncul lebih dulu. Dari 40 responden terdapat 6
60
responden (15%) yang menyatakan sangat setuju, 33 responden (82,5%) yang
menyatakan setuju, dan 1 responden (2.5%) yang menyatakan kurang setuju.
Dengan demikian, secara keseluruhan dapat dinyatakan bahwa konsep produk dan
pemasaran sama dengan perusahaan lain yang muncul lebih dulu adalah setuju.
Berdasarkan tabel 4.12 yang datanya ada pada lampiran menunjukkan
variabel X, pernyataan (angket) 5 tentang Produk Oriflame sangat baik, seperti
untuk tampilan sehari-hari. Dari 40 responden terdapat 13 responden (32,5%)
yang menyatakan sangat setuju, 26 responden (65%) yang menyatakan setuju, dan
1 responden yang menyatakan kurang setuju. Dengan demikian dapat dinyatakan
secara keseluruhan bahwa Produk Oriflame sangat baik, seperti untuk tampilan
sehari-hari adalah setuju.
Berdasarkan tabel 4.12 yang datanya ada pada lampiran menunjukkan
variabel X, pernyataan (angket) 6 tentang model produk mengikuti tren mode
yang sedang berlangsung saat ini. Dari 40 responden terdapat 11 responden
(27,5%) yang menyatakan sangat setuju, 27 responden (67,5%) yang menyatakan
setuju, dan 2 responden (5%) yang menyatakan kurang setuju. Dengan demikian
dapat dinyatakan bahwa model produk mengikuti tren mode yang sedang
berlangsung saat ini adalah setuju.
Berdasarkan tabel 4.12 yang datanya ada pada lampiran menunjukkan
variabel X, pernyataan (angket) 7 tentang harga produk Oriflame mampu bersaing
dan sesuai dengan kemampuan atau daya beli masyarakat. Dari 40 responden
terdapat 10 responden (25%) yang menyatakan sangat setuju, 28 responden (70%)
yang menyatakan setuju, dan 2 responden (5%) yang menyatakan kurang setuju.
61
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa harga produk oriflame mampu
bersaing dan sesuai dengan kemampuan atau daya beli masyarakat adalah setuju.
Berdasarkan tabel 4.12 yang datanya ada pada lampiran menunjukkan
variabel X, pernyataan (angket) 8 tentang harga dan kualitas produk Oriflame
sesuai dengan yang ditawarkan. Dari 40 responden terdapat 9 responden (22,5%)
yang menyatakan sangat setuju, 29 responden (72,5%) yang menyatakan setuju,
dan 2 responden (5%) yang menyatakan kurang setuju. Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa harga dan kualitas produk Oriflame sesuai dengan yang
ditawarkan adalah setuju.
Berdasarkan tabel 4.12 yang datanya ada pada lampiran menunjukkan
variabel X2, pernyataan (angket) 9 tentang variasi produk yang disediakan oleh
Oriflame sangat beragam, seperti wewangian, perawatan kulit, perawatan tubuh,
perawatan rambut, tata rias (make up), aksesoris. Dari 40 responden terdapat 5
responden (12,5%) yang menyatakan sangat setuju, 31 responden (77,5%) yang
menyatakan setuju, dan 4 responden yang menyatakan kurang setuju. Dengan
demikian dapat dinyatakan bahwa variasi produk yang disediakan oleh Oriflame
sangat beragam, seperti wewangian, perawatan kulit, perawatan tubuh, perawatan
rambut, tata rias (make up), aksesoris adalah setuju.
Berdasarkan tabel 4.12 yang datanya ada pada lampiran menunjukkan
variabel X, pernyataan (angket) 10 tentang media promosi produk Oriflame
dengan jelas memberikan informasi dan manfaat produk. Dari 40 responden
terdapat 10 responden (25%) yang menyatakan sangat setuju, 27 responden
(67,5%) yang menyatakan setuju, dan 3 responden (7,5%) yang menyatakan
62
kurang setuju. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa media promosi produk
Oriflame dengan jelas memberikan promosi dan manfaat produk adalah setuju.
Berdasarkan tabel 4.12 yang datanya ada pada lampiran menunjukkan
variabel X2, pernyatan (angket) 11 tentang produk Oriflame dipasarkan disetiap
Outlet daerah. Dari 40 responden terdapat 14 responden (35%) yang menyatakan
sangat setuju, 24 responden (60%) yang menyatakan setuju, dan 2 responden
yang menyatakan kurang setuju. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa
produk Oriflame dipasarkan disetiap Outlet daerah adalah setuju.
Tabel 4.13
Jawaban Responden tentang Variabel Keputusan Pembelian (Y)
No.
Pernyataan Variabel Y
(Keputusan Pembelian)
Nilai Jawaban
SS S KS TS STS
1 Angket 1 10 26 4 0 0
2 Angket 2 13 26 1 0 0
3 Angket 3 9 21 6 3 1
4 Angket 4 10 29 0 1 0
5 Angket 5 10 25 3 2 0
Jumlah 52 122 13 6 1
Berdasarkan tabel 4.13 yang datanya ada pada lampiran menunjukkan
variabel Y, pernyataan (angket) 1 tentang saya tertarik membeli produk Oriflame
karena informasi yang saya peroleh dari sumber terdekat (teman). Dari 40
responden terdapat 10 responden (25%) yang menyatakan sangat setuju, 26
responden (65%) yang menyatakan setuju, dan 4 responden (10%) yang
menyatakan kurang setuju. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa saya
63
tertarik membeli produk Oriflame karena informasi yang saya peroleh dari sumber
terdekat (teman) adalah setuju.
Berdasarkan tabel 4.13 yang datanya ada pada lampiran menunjukkan
variabel Y, pernyataan (angket) 2 tentang produk Oriflame mulai sangat digemari
dikalangan masyarakat. Dari 40 responden terdapat 13 responden (32,5%) yang
menyatakan sangat setuju, 26 responden (65%) yang menyatakan setuju, dan 1
responden (2,5%) yang menyatakan kurang setuju. Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa produk Oriflame mulai sangat digemari dikalangan masyarakat
adalah setuju.
Berdasarkan tabel 4.13 yang datanya ada pada lampiran menunjukkan
variabel Y, pernyataan (angket) 3 tentang selain banyak digemari, produk
oriflame juga menjadi satu-satunya produk yang tersedia dipasar sehingga mudah
untuk didapat. Dari 40 responden terdapat 9 responden (22,5%) yang menyatakan
sangat setuju, 21 responden (52,5%) yang menyatak setuju, 6 responden (15%)
yang menyatakan kurang setuju, 3 responden (7,5%) yang menyatakan tidak
setuju, dan 1 responden (2,5%) yang menyatakan sangat tidak setuju. Dengan
demikian dapat dinyatakan bahwa pernyataan tentang selain banyak digemari,
produk Oriflame juga menjadi satu-satunya produk yang tersedia dipasar
sehingga mudah didapat adalah setuju.
Berdasarkan tabel 4.13 yang datanya ada pada lampiran menunjukkan
variabel Y, pernyataan (angket) 4 tentang saya merasa produk Oriflame sangat
cocok dengan saya. Dari 40 responden terdapat 10 responden (25%) yang
menyatakan sangat setuju, 29 responden (72,5%) yang menyatakan setuju, dan 1
64
responden (2,5%) yang menyatakan kurang setuju. Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa pernyataan saya merasa produk Oriflame sangat cocok dengan
saya adalah setuju.
Berdasarkan tabel 4.13 yang datanya ada pada lampiran menunjukkan
variabel Y, pernyataan (angket) 5 tentang saya melakukan pembelian produk
Oriflame lebih dari satu kali. Dari 40 responden terdapat 10 responden (25%)
yang menyatakan sangat setuju, 25 responden (62,5%) yang menyatakan setuju, 3
responden (7,5%) yang menyatakan kurang setuju, 2 responden (5%) yang
menyatakan tidak setuju. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pernyataan
saya melakukan pembelian produk Oriflame lebih dari satu kali adalah setuju.
D. Pembahasan Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada 40 orang responden,
yang telah dibahas sebelumnya, maka kesimpulan yang diperoleh dari penelitian
yang berjudul Pengaruh Inovasi Produk terhadap Keputusan Pembelian Produk
Oriflame PT. Orindo Alam Ayu (Studi Masyarakat Kecamatan Dendang
Kabupaten Tanjung Jabung Timur).
1. Pengaruh Inovasi Produk terhadap Keputusan Pembelian
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel inovasi produk memiliki
nilai thitung sebesar 3,983 > ttabel 2,028 dengan nilai probabilitas 0,00. Hasil
penelitian ini membuktikan bahwa variabel inovasi produk berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian. Jika inovasi produk membuat tingkat
keputusan pembelian meningkat, maka dapat disimpulkan Ha diterima dan Ho
ditolak yang artinya ada pengaruh dan signifikan dari variabel inovasi produk
65
terhadap keputusan pembelian. Nilai koefisien regresi positif disini dapat
diartikan bahwa semakin tinggi variasi produk yang disediakan Oriflame, maka
semakin tinggi pula keputusan pembelian kosmetik itu sendiri. Konsumen
beranggapan bahwa mereka memutuskan membeli produk Oriflame karena
variasi produknya banyak yang tidak ada pada merek lain. Hasil ini diperkuat
dengan penelitian yang dilakukan oleh Ni Wayan Suarjati, I Wayan Mendra, Ni
Putu Cempaka Dharmadewi Atmaja yang berjudul “Pengaruh Personalselling,
Pengembangan Produk dan Kewajaran Harga Terhadap Keputusan Pembelian
Produk di PT. Orindo Alam Ayu (Oriflame) Denpasar” yang menyimpulkan
bahwa pengembangan produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian produk PT.Orindo Alam Ayu (Oriflame) Denpasar.42
2. Besar pengaruh Inovasi Produk terhadap Keputusan Pembelian Produk
Oriflame
Dari tabel koefisien determinasi besar pengaruh inovasi produk terhadap
keputusan pembelian sebesar 43,9% sedangkan sisanya 56,1% dipengaruhi oleh
faktor lain selain dari faktor inovasi produk yang tidak diteliti dalam penelitian
ini.
Pada tabel 4.12 pendapat responden terhadap variabel X mayoritas dari
mereka sebanyak 82,5% responden memilih produk Oriflame karena variasi
produk yang disediakan oleh Oriflame sangat beragam, seperti wewangian,
perawatan kulit, perawatan tubuh, perawatan rambut, tata rias (make up),
42 Ni Wayan Suarjati Yusni, I Wayan Mendra, Ni Putu Cempaka Dharmadewi Atmaja, Jurnal
Pengaruh Personalselling, Pengembangan Produk dan Kewajaran Harga Terhadap Keputusan
Pembelian Produk PT.Orindo Alam Ayu (Oriflame) Denpasar, Unmas, 2019.
66
aksesoris. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin banyak variasi
produk yang disediakan Oriflame maka semakin banyak responden yang akan
membeli produk Oriflame tersebut. Hal ini berarti inovasi produk berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian.
Pada tabel 4.13 pendapat responden terhadap variabel Y mayoritas dari
mereka yakni 72,5% memilih produk Oriflame karena responden merasa produk
tersebut sudah cocok dengannya. Hal ini berarti bahwa jika merasa cocok dengan
produk Oriflame maka responden akan melakukan pembelian produk tersebut.
67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa inovasi produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian produk Oriflame PT. Orindo Alam Ayu
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka saran yang dapat penulis
berikan adalah :
1. Untuk PT. Orindo Alam Ayu agar dapat senantiasa menambah inovasi
produk, karena inovasi produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian
konsumen.
2. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah variabel analisis
agar bisa memperkaya hasil analisis mengenai faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi keputusan pembelian.
DAFTAR PUSTAKA
A. Literatur
Al-Qur’an danTerjemahannya, Bandung:Syamil Al-Qur’an, 2017
Bambang Juanda, Ekonometrika Pemodelan dan Pendugaan (IPB
BPRESS:Bogor, 2009).
Basu Swastha Dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, Edisi kedua, Cetakan
ke duabelas, (Yogyakarta: Liberty Offset, 2008).
Basu Swastha Dharmmesta dan Tani Handoko, Manajemen Pemasaran : Analisis
Perilaku Konsumen, (Yogyakarta: Universitas Gajah Mada, 2013).
Buchari Alma, Kewirausahaan, (Bandung: Alfabeta, 2011).
Danang Sunyoto.Methodologi Penelitian Akuntansi, (Bandung: Revika Aditama,
2013).
Hasan dan M.Iqbal, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya,
(Bogor:Ghalia Indonesia, 2002).
Humiras Hadi Purba, Inovasi Nilai Pelanggan dalam Perencanaan &
PengembanganProduk, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2018).
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivarate dengan Program SPSS. (Penerbit:
UniversitasPonerogo Semarang, 2016).
Jhon C Mowen dan Minor, Perilaku Konsumen, jilid I, (Jakarta:Erlangga, 2002).
Joseph P. Guiltinan dan Gordon W. Paul, Manajemen Pemasaran Strategis Dan
Program, (Jakarta: Erlangga, 2003)
Kotler, P., & Keller, K.L. (2012). Marketing Manajement, (edisi ketiga belas).
New Jersey :Pearson Prentice Hall, Inc.
Philip Kotler & Gary Armstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran Edisi 12 Jilid I,
(Erlangga :Jakarta, 2006).
Philip Kotler dan Amstrong, Dasar-dasar Pemasaran, (Jakarta:Erlangga, 2007).
Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, jilid II, Ed.12 terj.
BenjaminMolan (Jakarta: Prenhallindo, 2007)
Philip Kotler, Marketing, Jilid I,. Terj. Herujati Purwoko, (Surabaya: Erlangga,
1987).
Ricky W. Griffin, Ronald J. Ebert, Bisnis, terj. Sita Wardani, (Surabaya: Erlangga,
2006).
Schermerhorn, Jhon R., Jr. (2000). Manajemen Buku 2. Diterjemahkan oleh, M
Parnawa Puranta, Surya Dharma Ginting, MF. Sheelyana Junaedi, TH.
Diah Wastuti. Edisipertama, cetakan ke dua. Yogyakarta : Andi.
Sofyan Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif, dilengkapi Perbandingan
Perhitungan Manual dan SPSS, edisi pertama, (Jakarta : Kencana, 2015)
Sofyan Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif, dilengkapi Perbandingan
Perhitungan Manual dan SPSS, edisi pertama 2007.
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Yogyakarta: Alfabeta, 2012).
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D,(Bandung: Alfabeta, 2005).
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: PT
RinekaCipta, 2016).
Tatik Suryani, Perilaku Konsumen, Implikasi pada Strategi Pemasaran,
(Yogyakarta : GrahaIlmu, 2008).
Tjandra, Elvi Anggraeni, Jurnal Manajemen Keberhasilan Inovasi Melalui Riset
Dan Pengembangan yang Tepat akan Mempengaruhi Keberhasilan
Produk di Pasar,Tahun XII, Nomor 01 Februari. 2008
William J. Stanton. Prinsip Pemasaran, Jilid I., Ed. VII. Terj. Yohanes Lamarto
(Jakarta:Erlangga, 1996).
B. Jurnal dan Penelitian
Ikanita Novrina Sulistyari, Skripsi Analisis Pengaruh Citra Merek, Kualitas
Produk, dan Harga terhadap Minat Beli Produk Oriflame. 2012.
Shaila Wida Raharja, Dr. Zainul Arifin, Ms. Drs. Wilopo. MAB, Jurnal Pengaruh
Psikologi Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian.
Weman Suardi, Jurnal Formulasi Strategi Pengembangan Produk Terhadap
tingkat Volume Penjualan, (Bogor STIE Kesatuan, 2005).
Kurnia Akbar, Skripsi Analisi Pengaruh Harga, Brand Image, dan Atribut Produk
Terhadap Keputusan Pembelian Handphone atau Smartphone Samsung
Jenis Android (StudiPada Mahasiswa Universitas Diponegoro).
Suharni, Skripsi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian
Oriflame Pada PT. Orindo Alam Ayu di Pekanbaru, 2012.
Bayu Adji Saputro, Jurnal Analisis Pengaruh Inovasi Produk , Harga dan
Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Produk Smartphone, Surakarta.
2018
Pinta Gustiana Masda, Jurnal Pengaruh InovasiProduk dan Harga Terhadap
keputusan pembelian Galamai Dikota Payakumbuh, Fakultas Ekonomi
Universitas NegeriPadang. 2013.
Ni Wayan Suarjati Yusni, I Wayan Mendra, Ni Putu Cempaka Dharmadewi
Atmaja, Jurnal Pengaruh Personalselling, Pengembangan Produk dan
Kewajaran Harga Terhadap Keputusan Pembelian Produk PT. Orindo
Alam Ayu (Oriflame) Denpasar, Unmas.2019.
Sandi, A.S.P., Marsudi, dan Dedy, R. (2011). Persepsi Label Halal terhadap
Keputusan Pembelian Konsumen pada Produk Minuman Berenergi.
Jurnal Manajemen Bisnis.Vol.1. No.2. edisi Oktober.
KUESIONER
PENGARUH INOVASI DAN PENGEMBANGAN PRODUK TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PRODUK ORIFLAME PT. ORINDO
ALAM AYU (Studi Masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Timur)
Nama Responden : No Responden :
1. Petunjuk pengisian
Berikut tanda centang pada pilihan jawaban yang tersedia sesuai dengan pendapat
saudara/i. Setiap pertanyaan diharapkan hanya satu jawaban.
Keterangan :
SS: Sangat Setuju TS : Tidak Setuju
S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
R : ragu-ragu
2. Kriteria responden
Mohon memberi tanda centang pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan
jawaban Anda.
a. Jenis kelamin
☐pria ☐wanita
b. Usia Anda saat ini adalah
☐18-22 Tahun ☐ 28-32 Tahun
☐ 23-27 Tahun ☐> 33 Tahun
c. Status perkawinan
☐BelumMenikah ☐SudahMenikah
3. Inovasi dan Pengembangan Produk
No. Pernyataan SS S R TS STS
1 Produk Oriflame muncul karena adanya
ketertarikan pemilik dengan produk
sejenis lain.
2 Inovasi produk Oriflame berhasil
memikat konsumen.
3 Produk merek lain yang baru belum bisa
mengalahkan kualitas oriflame.
4 Variasi produk yang disediakan oleh
Oriflame sangat beragam, seperti
wewangian, perawatan kulit, perawatan
tubuh, perawatan rambut, tata rias (make
up), aksesoris.
5 Produk Oriflame sangat baik, seperti
untuk tampilan sehari-hari.
6 Model produk mengikuti tren mode
yang sedang berlangsung saat ini.
7 Harga produk Oriflame mampu bersaing
dan sesuai dengan kemampuan atau
daya beli masyarakat.
8 Harga dan kualitas produk Oriflame
sesuai dengan yang ditawarkan.
9 Konsep produk dan pemasaran sama
dengan perusahaan lain yang muncul
lebih dulu.
10 Media promosi produk Oriflame dengan
jelas memberikan informasi dan manfaat
produk
11 Produk Oriflame dipasarkan disetiap
Outlet daerah.
4. Keputusan Pembelian
No Pernyataan SS S R TS STS
1 Saya tertarik membeli produk Oriflame
karena informasi yang saya peroleh dari
sumber terdekat (teman).
2 Produk Oriflame mulai sangat digemari
dikalangan masyarakat.
3 Selain banyak digemari, produk oriflame juga
menjadi satu-satunya produk yang tersedia
dipasar sehingga mudah untuk didapat.
4 Saya merasa produk Oriflame sangat cocok
dengan saya.
5 Saya melakukan pembelian produk Oriflame
lebih dari satu kali.
LAMPIRAN 2
a. Inovasi Produk
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 fitriyani 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 sudarwati 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 ridha septya
fany 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
4 dwi kurnia 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 anggun rahayu 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
6 aulia safitri 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
7 gita wahyuni 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
8 anggi saputri 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
9 nurleli 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
10 lisnawati 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4
11 rini susanti 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5
12 rianti 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4
13 maya rahayu 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
14 andriani 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
15 siti fatimah 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
16 eka wati 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5
17 nur afifah 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5
18 bella 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
19 dewi mayang
sari 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
20 febrianti 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
21 pratiwi 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
22 dian fitriani 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5
23 nita aprilia 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5
24 ayu febriani 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5
25 pipit rahayu 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5
26 indah apriliani 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
27 dwi lestari 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
28 jumiati 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4
29 erniwati 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4
30 galih febrianto 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
31 prasetyo 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
32 Joko fitriono 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5
33 dhanis
pramadya 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4
34 agus susanto 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4
34 andi saputra 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5
36 adi setiawan 4 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5
37 andika 5 5 4 4 5 5 5 4 3 4 5
38 setiawan 4 4 5 4 4 3 3 4 4 3 3
39 kurniawan 4 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3
40 Ahmad efendi 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
b. Keputusan Pembelian
No. 1 2 3 4 5
1 fitriyani 4 4 4 4 4
2 Sudarwati 4 4 4 4 4
3 ridha septya fany 5 5 5 5 5
4 dwi kurnia 4 4 4 4 4
5 anggun rahayu 5 5 5 5 5
6 aulia safitri 4 4 4 4 4
7 gita wahyuni 4 4 4 4 4
8 anggi saputri 4 4 4 4 4
9 Nurleli 4 4 4 4 4
10 Lisnawati 4 4 4 4 4
11 rini susanti 4 5 5 4 4
12 Rianti 3 4 3 4 4
13 maya rahayu 4 4 2 4 4
14 Andriani 4 4 2 4 4
15 siti fatimah 3 4 2 5 2
16 eka wati 3 3 4 4 3
17 nur afifah 5 5 3 5 4
18 Bella 4 4 4 4 4
19 dewi mayang sari 4 4 3 4 4
20 Febrianti 4 4 4 4 4
21 Pratiwi 4 4 4 4 4
22 dian fitriani 5 4 4 5 5
23 nita aprilia 5 4 5 5 5
24 ayu febriani 5 4 5 4 5
25 pipit rahayu 5 4 5 5 5
26 indah apriliani 4 4 3 4 4
27 dwi lestari 4 4 3 4 4
28 Jumiati 5 5 5 5 5
29 Erniwati 4 5 1 4 2
30 galih febrianto 4 4 4 4 4
31 Prasetyo 5 5 5 5 5
32 Joko fitriono 5 5 5 5 5
33 dhanis pramadya 4 5 4 4 4
34 agus susanto 4 4 4 4 4
35 andi saputra 4 5 4 2 4
36 adi setiawan 4 5 4 4 5
37 Andika 4 5 3 4 3
38 Setiawan 3 4 4 4 4
39 Kurniawan 4 5 4 4 3
40 Ahmad efendi 4 4 4 4 4
DOKUMENTASI
Gambar 1. Produk Oriflame : Lipstik, Blashon, dan Pensil alis.
Gambar 2. Produk Oriflame: Scrube Kaki, Maskara, Penjepit Bulu
Mata, dan Bedak Padat.
Gambar 3, Produk Oriflame: Sabun Wajah, Masker Wajah,
Handbody, Lip balm, dan Kuas Make Up
Gambar 3. Wawancara bersama Pemilik Oriflame di Tanjab Timur
Gambar 4, Pengisian Kuesioner oleh Konsumen Oriflame di Tanjab
Timur
Gambar 5, Pengisian Kuesioner oleh Konsumen Oriflame di Tanjab
Timur
Curiculum Vitae
Identitas Diri
Nama : Dhima Ativandira
NIM : SES 141273
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tgl Lahir : Sidomukti, 24 Juli 1996
Agama : Islam
Golongan Darah : O
a. Alamat Sekarang : Jln. kaca piring II, RT. 37 No. 61, Kelurahan
Simpang IV Sipin, Kecamatan Telanai Pura, Kota
Jambi.
b. Alamat Asal : Sk 5 Kiri, RT. 003, Desa Sidomukti, Kecamatan
Dendang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Nomor Telp/HP : 082185908873
E-mail : [email protected]
Orang tua :
a. Ayah : Chalal Fandi
b. Ibu : Dalilahtul Khasanah
Riwayat Pendidikan :
1. 2002 – 2008 : SDN 99/X Kecamatan Dendang
2. 2008 – 2011 : SMP N 4 Tanjung Jabung Timur
3. 2011 – 2014 : SMA N 4 Tanjung Jabung Timur
4. 2014 – 2020 : UIN SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI