PENELITIAN TINDAKAN KELAS

57
PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN AGAMA BUDDHA SISWA KELAS VIII SMP PUNDARIKA SEMARANG TAHUN 2012/2013 Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Akhir Mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas Dosen Pengampu: Nur Cahyowati Oleh : Nama : Tri Suyatno NIM : 1008201052 SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA (STIAB) SMARATUNGGA AMPEL-BOYOLALI JAWA TENGGAH

Transcript of PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

DENGAN MEDIA INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN AGAMA

BUDDHA SISWA KELAS VIII SMP PUNDARIKA SEMARANG TAHUN

2012/2013

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Akhir Mata

Kuliah Penelitian Tindakan Kelas

Dosen Pengampu: Nur Cahyowati

Oleh :

Nama : Tri Suyatno

NIM : 1008201052

SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA (STIAB) SMARATUNGGA

AMPEL-BOYOLALI

JAWA TENGGAH

2013

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

      Nama : Tri Suyatno

      NIM : 1008201052

      Tempat Penelitian : SMP Pundarika Semarang

      Pangkat : Mahasiswa

Telah melakukan penelitian dengan Judul: “Upaya

Meningkatkan Minat Dan Motivasi Belajar Siswa Dengan

Media Interaktif Dalam Pembelajaran Agama Buddha Siswa

Kelas Viii Smp Pundarika Semarang Tahun 2012/2013

Ampel, 20

April 2013

  Peneliti

Tri

Suyatno

Di Sahkan Oleh:

C. Nur Cahyowati

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISIUPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

DENGAN MEDIA INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN AGAMA

BUDDHA SISWA KELAS VIII SMP PUNDARIKA SEMARANG TAHUN

2012/2013

HALAMAN JUDUL ..................................

LEMBAR PENGESAHAN ..................................

KATA PENGANTAR ..................................

DAFTAR ISI ..................................

DAFTAR TABEL ..................................

DAFTAR GAMBAR ..................................

DAFTAR LAMPIRAN ..................................

ABSTRAK/RINGKASAN ..................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah..........................

B. Identifikasi Masalah............................

C. Pembatasan Masalah .............................

D. Rumusan Masalah.................................

E. Tujuan Penelitian ..............................

F. Manfaat Penelitian .............................

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian teori .................................

B. Penelitian yang relevan ........................

C. Kerangka berfikir...............................

D. Hipotesis tindakan .............................

BAB III METODOLODI/METODE/ PROSEDUR PENELITIAN

A. Setting Penelitian .............................

B. Subyek Penelitian...............................

C. Sumber Data .................................

D. Teknik Dan Alat Pengumpulan Data...............

E. Validasi Data .................................

F. Analisis Data .................................

G. Indikator Kinerja...............................

H. Prosedur Penelitian.............................

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ................................

B. Saran .................................

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. JUDUL PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR

SISWA DENGAN MEDIA INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN

AGAMA BUDDHA SISWA KELAS VIII SMP PUNDARIKA

SEMARANG TAHUN 2012/2013

B. LATAR BELAKANG MASALAH

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara.

Dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan di

Indonesia yang paling dominan adalah melalui

proses belajar mengajar. Menurut Sadiman (1993:6)

proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah

proses komunikasi.Minat dapat diartikan sebagai

suatu perhatian terhadap sesuatau hal tertentu,

maka minat akan menjadi motif yang kuat untuk

berhubungan secara lebih aktif dengan sesuatu yang

menarik terhadap minatnya. Minat akan semakin

bertambah jika di salurkan dalam suatu kegiatan.

Disini minat juga dapat diartikan sebagai

kehendak, keinginan atau kesukaan. Minat dan sikap

merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga

penting dalam mengambil keputusan.

Menurut H.C. Witherington yang dikutip

Suharsini Arikunto, “Minat adalah kesadaran

seseorang terhadap suatu objek, suatu masalah atau

situasi yang mengandung kaitan dengan dirinya.”

(1983 : 100 ). Batasan ini lebih memperjelas

pengertian minat tersebut dalam kaitannya dengan

perhatian seseorang. Perhatian adalah pemilihan

suatu perangsang dari sekian banyak perangsang

yang dapat menimpa mekanisme penerimaan seseorang.

Orang, masalah atau situasi tertentu adalah

perangsang yang datang pada mekanisme penerima

seseorang , karena pada suatu waktu tertentu hanya

satu perangsang yang dapat disadari. Maka dari

sekian banyak perangsang tersebut harus dipilih

salah satu. Perangsang ini dipilih karena disadari

bahwa ia mempunyai sangkut paut dengan seseorang

itu. Kesadaran yang menyebabkan timbulnya

perhatian itulah yang disebut minat. Berdasarkan

pengertian dimuka maka unsur minat adalah

perhatian, rasa senang, harapan dan pengalaman.

Individu yang memiliki minat tinggi terhadap

sesuatu yaitu: adanya perhatian yang besar,

memiliki harapan yang tinggi, berorentasi pada

keberhasilan, mempunyai kebanggaan, kesediaan

untuk berusaha dan mempunyai pertimbangan yang

positif.

Dengan menumbuhkan minat dan semangat siswa

maka pembelajaran akan menjadi lebih baik dan akan

menjadi manarik dengan mempersiapkan apa yang

dibutuhkan dalam pembelajaran. Motivasi dan minat

siswa akan menjadi modal utama untuk menjadi hasil

yang maksimal, akan menjadi hasil yang baik dan

seorang guru akan bisa meraih tujuan pembelajaran.

Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor

yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai

kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan.

Dua faktor itu disebutnya faktorhigiene (faktor

ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor

intrinsik). Faktor higiene memotivasi seseorang

untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk

didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan,

kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor

ekstrinsik), sedangkan faktor motivator memotivasi

seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang

termasuk didalamnya adalah achievement, pengakuan,

kemajuan tingkat kehidupan, dsb (faktor

intrinsik).

Berdasarkan hasil observasi di SMP Pundarika,

dan khususnya pada mata pelajaran pendidikan agama

Buddha guru masih jarang menggunakan media

pembelajaran yang berguna untuk memudahkan guru

dan peserta didik dalam proses belajar mengajar di

sekolah. Beberapa penyebanya yaitu dalam proses

pembelajaran guru hanya memberikan materi kepada

peserta didik dengan ceramah yang memungkinkan

peserta didkk hanya mendengarkan dan mencatat

materi yang disampaikan saja sehingga peserta

didik hanya bisa menyerap sedikit materi yang

disampaikan oleh guru. Selain itu dalam

penyampaian materi kepada peserta didik, guru

tidak menggunakan atau memanfaatkan media sebagai

penunjang dalam mempermudah penyampaian materi.

Selain dari hal-hal tersebut masih ada hal

lain yang menunjukkan bahwa guru di dalam mengajar

bisa dikatakan belum berhasil. Hal ini teramati

pada nilai rata-rata pendidikan Agama Buddha pada

nilai semester tahun lalu. Nilai peserta didik

dari 19 peserta didik yang beragama Buddha

mempunyai nilai tertinggi 74 sedangkan nilai

terendah 65. Sedangkan rata-rata dari 19 peserta

didik adalah 70 Nilai tersebut bila disamakan

dengan nilai KKM belum bisa dikatakan tuntas,

karena standar KKM 76.

Kondisi ini dikarenakan metode pengajaran

yang diadopsi guru masih sering didominasi oleh

metode ceramah, walaupun terkadang guru juga

memodifikasi dengan metode-metode yang lain tetapi

metode ceramah cenderung dominan dalam

menyampaikan materi pelajaran. gaya belajar pada

peserta didik di SMP Pundarika ini cenderung

terfokus pada gurunya, bila gurunya menyuruh

mengerjakan maka si murid bergegas untuk

mengerjakan, tetapi bila gurunya tidak memberikan

apa apa maka siswa akan ramai sendiri bahkan

sampai keluar kelas, bila ditanya tentang materi

pendidikan agama Buddha mereka banyak yang tidak

tau karena mereka belajar dengan sistem bila ada

tugas, sehingga nilai pelajaran ips sangat berbeda

dengan nilai pelajaran yang lain. guru masih

jarang memberikan tugas – tugas yang menggunakan

media media gambar, video dan sebagainya. Hasil

nilai yang dicapai masih belum maksimal dan perlu

untuk melakukan pembaharuan.

Maka dari itu di butuhkan dengan menggunakan

media yang lebih menarik. Media Interaktif adalah

sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi

elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan

media internet, jaringan komputer, maupun komputer

standalone. Media Interaktif adalah semua yang

mencakup pemanfaatan komputer dalam menunjang

peningkatan kualitas pembelajaran, termasuk di

dalamnya penggunaan mobile technologies seperti

PDA dan MP3 players. Juga penggunaan teaching

materials berbasis web dan  hypermedia, multimedia

CD-ROM atau web sites, forum diskusi, perangkat

lunak kolaboratif, e-mail, blogs, wikis, computer

aided assessment, animasi pendidkan, simulasi,

permainan, perangkat lunak manajemen pembelajaran,

electronic voting systems, dan lain-lain.

Hal tersebut sangat membahayakan peserta

didik khusunya pada mata pelajaran agama Buddha.

Apalagi mata pelajaran agama Buddha dianggap sulit

oleh sebagaian besar peserta didik khususnya pada

materi jalan mulia berfaktor delapan. Apabila

masalah ini tidak segera diatasi ditakutkan

peserta didik yang beragama Buddha akan mengalami

nilai yang semakin merosot. Untuk itu perlu

dilakukan PTK untuk mengetahui sebab yang pasti

merosotnya nilai peserta didik dari tahun ke

tahun.

Penyebab lainnya juga dapat di dasari dari

oleh kurangnya sarana prasarana yang menyebabkan

siswa kurang bersemangat dan kurangnya motifasi

dari guru. Sehubungan dengan hal tersebut maka

perlu dilakukannya PTK, sehingga dapat di ketahui

masalah dan memecahkan masalah dari siswa sehingga

siswa mampu termotifasi dan mampu mengembangkan

potensinya

C. RUMUSAN MASALAH

Dari permasalahan di atas, dapat diidentifikasi

sebagai berikut :

1. Pemahaman materi peserta didik menurun pada

mata pelajaran Pendidikan Agama Buddha di SMP

Pundarika Semarang.

2. Motivasi belajar peserta didik menurun pada

mata pelajaran Pendidikan Agama Buddha di SMP

Pundarika Semarang.

3. Prestasi belajar peserta didik menurun pada

mata pelajaran Pendidikan Agama Buddha di SMP

Pundarika Semarang.

D. BATASAN MASALAH

Dari identifikasi masalah tersebut di atas,

perlu adanya batasan masalah, agar tidak terjadi

kerancuan dalam penelitian dan juga karena

keterbatasan waktu dalam penelitian. Masalah yang

dianggap penting dalam penelitian ini terkait

dengan masalah Kurangnya Minat dan keatifan siswa pada

mata pelajaran pendidikan agama Buddha khususnya

pokok bahasan jalan mulia berfaktor delapan pada

kelas VII semester I di SMP Pundarika Semarang.

E. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui peningkatkan pemahaman

materi pada mata pelajaran pendidikan agama

Buddha, kelas VII semester I di SMP Pundarika

Semarang.

2. Untuk mengetahui peningkatkan motivasi

belajar pada pembelajaran pendidikan agama

Buddha, kelas VII semester I di SMP Pundarika

Semarang.

3. Unutk mengetahui peningkatkan prestasi

belajar pada pendidikan agama Buddha, kelas

VII semester I di SMP Pundarika Semarang.

F. HIPOTESA TINDAKAN

Bila guru dalam menggunakan Media Interaktif

dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas VII

semester I di SMP Pundarika Semarang semester I

2012/2013

G. MANFAAT PENELITIAN

1. Secara Teoritis

Dari penelitian ini, akan ditemukan

tingkat efektifitas pembelajaran dengan

menggunakan metode media interaktif di dalam

meningkatkan motivasi belajar siswa-siswi pada

materi pembelaajaran pendidikan agama Buddha

kelas VII semester I di SMP Pundarika Semarang

2012/2013

2. Secara Praktis

a) Bagi Peserta Didik

1. Peserta didik lebih berperan aktif

dalam pembelajaran.

2. Mampu memberikan alat bantu belajar

yang menarik karena bersifat

interaktif.

b) Bagi Pendidik

1. Dapat merencanakan proses pembelajaran

yang lebih aktif, efektif dan efisien.

2. Dapat mengetahui permasalahan yang

muncul dalam proses pembelajaran secara

langsung serta untuk mencari solusi

dalam memecahkan masalah.

3. Memperoleh informasi kemajuan dan

keberhasilan peserta didik dalam

belajarnya.

c) Bagi Sekolah/ Lembaga

1. Mendapatkan informasi tentang metode

pembelajaran Media Interaktif, yang

nantinya dapat diterapkan di kelas lain

dan oleh guru lain.

2. Dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran pendidikan agama Buddha

serta meningkatkan mutu pendidikan

BAB II

KAJIA PUSTAKA

A. KAJIAN TEORI

1. Pegertian Belajar.

Pengertian belajar sangat komplek, tidak

dapat diartikan dengan pasti,  sebab pendapat 

ahli yang satu dengan ahli yang lainnya dalam 

memberikan pengertian belajar berbeda-beda. Hal

ini tergantung pada aliran yang dianutnya. Proses

belajar pada hekekatnya adalah komuniksi edukatif

yang dapat  menimbulkan hubungan timbal balik

antara dua hal atau lebih atau pribadi-pribadi 

yang sama, dengan tujuan mengarahkan dirinya pada

satu tujuan tertentu yang akan dicapai. Bebearapa

ahli pendidikan dan Psikologis berpendapat:

a) Menurut M. Ngalim Purwanto dalam buku

“Psikologi  Pendidikan” Belajar adalah

suatu perubahan didalam kepribadian yang 

menyatakan diri sebagai suatu pola baru

dari pada reaksi yang berupa kecakapan 

sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu

pengertian.

b) Sardiman dalam "Interaksi dan Motivasi

Belajar" berpendapat bahwa belajar itu

merupakan perubahan tingkah laku atau

penampilan dengan serangkaian kegiatan

misalnya dengan membaca, mengamati,

mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.

c) H. Spears yang dikutip oleh Dewa Ketut

Sukardi mengatakan bahwa belajar itu

mencakup berbagai macam perbuatan mulai

dari mengamati, membaca, menurun, mencoba

sampai mendengarkan untuk mencapai suatu

tujuan.

d) Slameto mendefinsikan belajar : Belajar

ialah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya.

2. Pengertian Minat dan Motivasi

Minat dapat diartikan sebagai suatu

perhatian terhadap sesuatau hal tertentu, maka

minat akan menjadi motif yang kuat untuk

berhubungan secara lebih aktif dengan sesuatu

yang menarik terhadap minatnya. Minat akan

semakin bertambah jika di salurkan dalam suatu

kegiatan. Disini minat juga dapat diartikan

sebagai kehendak, keinginan atau kesukaan. Minat

dan sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan

minat juga penting dalam mengambil keputusan.

Menurut H.C. Witherington yang dikutip

Suharsini Arikunto, “Minat adalah kesadaran

seseorang terhadap suatu objek, suatu masalah

atau situasi yang mengandung kaitan dengan

dirinya.” (1983 : 100 ). Batasan ini lebih

memperjelas pengertian minat tersebut dalam

kaitannya dengan perhatian seseorang. Perhatian

adalah pemilihan suatu perangsang dari sekian

banyak perangsang yang dapat menimpa mekanisme

penerimaan seseorang. Orang, masalah atau situasi

tertentu adalah perangsang yang datang pada

mekanisme penerima seseorang , karena pada suatu

waktu tertentu hanya satu perangsang yang dapat

disadari. Maka dari sekian banyak perangsang

tersebut harus dipilih salah satu. Perangsang ini

dipilih karena disadari bahwa ia mempunyai

sangkut paut dengan seseorang itu. Kesadaran yang

menyebabkan timbulnya perhatian itulah yang

disebut minat. Berdasarkan pengertian dimuka maka

unsur minat adalah perhatian, rasa senang,

harapan dan pengalaman.

Menurut Sardiman (2007: 73), menyebutkan

motif dapat diartikan sebagai daya upaya yang

mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.

Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari

dalam dan di dalam subjek untuk melakukan

aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai suatu

tujuan. Bahkan motif dapat dikatakan sebagai

suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal

dari kata motif itu, maka motivasi dapat

diartikan sebagai daya penggerak yang telah

menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat

tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai

tujuan sangat dirasakan atau mendesak.

Ada beberapa bentuk dan cara untuk

menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar

mengajar di sekolah: (1)  nilai, (2)      Memberikan

hadiah, (3)  kompetisi,(4) Memberi ulangan, (5)

Mengetahui hasil, (6) Memberi pujian,

Berdasarkan pengertian diatas maka minat dan

motivasi merupakan salah satu modal untuk

melakukan perubahan belajar, mengajak siswa untuk

mampu melaksanakan pembelajaran dengan baik dan

bahwa minat dan motivasi belajar adalah suatu

keinginan seseorang yang kuat untuk melakukan

perubahan tingkah laku guna memperoleh ilmu

pengetahuan.

Dengan menumbuhkan minat dan semangat siswa

maka pembelajaran akan menjadi lebih baik dan

akan menjadi manarik dengan mempersiapkan apa

yang dibutuhkan dalam pembelajaran. Motivasi dan

minat siswa akan menjadi modal utama untuk

menjadi hasil yang maksimal, akan menjadi hasil

yang baik dan seorang guru akan bisa meraih

tujuan pembelajaran.

3. Metode Media Interaktif

Media Interaktif adalah sistem pendidikan

yang menggunakan aplikasi elektronik untuk

mendukung belajar mengajar dengan media internet,

jaringan komputer, maupun komputer standalone.

Media Interaktif adalah semua yang mencakup

pemanfaatan komputer dalam menunjang peningkatan

kualitas pembelajaran, termasuk di dalamnya

penggunaan mobile technologies seperti PDA dan

MP3 players. Juga penggunaan teaching materials

berbasis web dan  hypermedia, multimedia CD-ROM

atau web sites, forum diskusi, perangkat lunak

kolaboratif, e-mail, blogs, wikis, computer aided

assessment, animasi pendidkan, simulasi,

permainan, perangkat lunak manajemen

pembelajaran, electronic voting systems, dan

lain-lain.

Pembelajaran Media Interaktif biasanya

menggunakan system online dan Offline yang dapat

diakses bersama-sama maupun sendiri. Pembelajaran

ini biasanya menggunakan makromedia flash,

director dan masih banyak lainnya.

Kelebihan dari metode ini adalah dapat

menghilangkan titik jenuh pada peserta didik

dikarenakan pembelajaran ini menarik dan bisa

diakses dirumah dan tampilan seperti social Media

yang berkembang seperti sekarang ini. Media ini

akan membuat siswa tidak jenuh karena tamilannya

tidak hanya satu dan bisa berubah ubah dan

terdapat musik dan video daam pembelajaran jadi

tidak akan membuat siswa bosan.

a. Kelebihan Media Interaktif

1. Kemampuan besar sekali untuk menarik

perhatian.

2. Bisa manarik perhatian siswa karena media

ini dilengkapi dengan video, materi, dan

Suara backsound.

b. Tujuan pengunaan media Interaktifkognitif :

1. Dapat mengembangkan mitra kognitif yang

menyangkut kemampuan mengenal.

2. Media ini dapat diberikan video dan dapat

digunakan untuk menunjukan contoh

afektif :

1. Media ini dapat mengetahui sikap dan emosi

siswa.

Untuk tujuan psikomotorik :

1. Dengan Media ini siswa mampu menjalakan

game, dan video secara ndividu.

2. Dengan menggukan media ini siswa mampu

mengerjakan soal secara individu.

B. TEMUAN HASIL PENELITIAN RELEVAN

Berdasarkan pengamatan yang dilaksanakan pada

tanggal 27 April 2013-30 April 2013 oleh peneliti,

ditemukan beberapa masalah yang cukup mencengangkan

dalam pembelajaran dilaksanakan oleh guru dan daya

tangkap siswa :

1. Pelaksanaan pendidikan agama Buddha di SMP

Pundarika Semarang masih belum membentuk

siswa yang aktif dalam belajar.

2. Pelaksanaan guru yang mengajar masih

menggunakan metode ceramah akan membawa

kebosanan.

3. Siswa mengalami kebosanan dengan apa yang

dibawakan oleh guru karena hanya metode CBSA.

C. KERANGKA BERFIKIR

Berdasarkan permasalahan dan pengamatan yang

telah dilaksanakan oleh peneliti maka selaku

peneliti akan melaksanakan beberapa tahap yang akan

dilaksanakan oleh peneliti untuk mengatasi

permasalahan yang terdapat di pembelajaran agama

Buddha :RA PL RM PT T1 O1 R1 PU …

Keterangan:

RA : Refleksi Awal PT: Perencanaan Tindakan R1: Refleksi Pertama

PL : Pengenalan Lapangan T1: Tindakan Pertama PU: Perencanaan Ulang

RM: Rumusan Masalah O1: Observasi Pertama … : T2, O2, R2, dst

D. HIPOTESA DUGAAN SEMENTARABerdasarkan dari penelitian yang dilaksanakan

oleh peneliti maka terdapat beberapa dampak dan

dugaan sementara yang dapat disimpulkan oleh

peneliti yang telah dilaksanakan di SMP Pundarika

Semarang dapat disimpulkan bahwa :

1. Penerapan metode pembelajaran Media Interaktif

dapat meningkatkan pemahaman materi pada mata

pelajaran pendidikan agama Buddha, siswa-siswi

kelas VII SMP Pundarika Semarang.

2. Penerapan metode pembelajaran Media Interaktif

dapat meningkatkan motivasi belajar pada

pembelajaran pendidikan agama Buddha, siswa-

siswi siswa-siswi kelas VII SMP Pundarika

Semarang.

3. Penerapan metode pembelajaran Media Interaktif

dapat meningkatkan prestasi belajar pada

pendidikan agama Buddha, siswa-siswi kelas VII

SMP Pundarika Semarang.

BAB III

HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. SETTING PENENELITIAN

Penelitian bersifat praktis berdasarkan

permasalahan real dalam pembelajaran pendidikan

agama Buddha di SMP Pundarika Semarang tahun

ajaran 2012/2013. Setting atau lokasi PTK ini

adalah di SMP Pundarika Semarang kelas VII Pada

mata pelajaran Pendidikan Agama Buddha semester I

tahun pelajaran 20013.

B. SUBJEK PENELITIAN

Subjek pelaku PTK ini adalah Guru mata

pelajaran Pendidikan Agama buddha Sedangkan

Obyeknya adalah peserta didik di SMP Pundarika

Semarang, sedangkan obyek penerima PTK adalah 19

peserta didik di SMP Pundarika Semarang kelas VII

tahun pelajaran 2012/2013.

C. DATA DAN SUMBER DATA

Data nilai berdasarkan hasil ulangan harian

pada materi candi-candi Buddhis pertemuan ke 6

peserta didik yang beragama Buddha adalah sebagai

berikut:

No Nama Nilai

1. Agus Kurniawan 702. Ananda Sushima 743. Andi Punwandi 704. Andik Pratama 705. Andrea Dinata 696. Angga 737. Damar Supanggih 728. Dedi andriana 729. Dian Anggaeni 7110.Dwiyono 6911.Gabriel gautama 6912.Hendi Kurniawan 7013.Heni Cahya Nugraha 7414.Indah Kurnia 7415.Ita Purwanta 7016.Mega cahaya kurnia wati 7317.Pundarika 7418.Susilo 7319.Wardiyatni 73

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa

nilai ulangan harian peserta didik belum tuntas

karena belum sesuai dengan standar nilai KKM.

Standar KKM minimal 76, sedangkan nilai tertinggi

pada nilai ulangan harian tersebut adalah 74.

D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA DAN INSTRUMEN

1. Teknik wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud

tertentu, dengan orang lain untuk mengetahui

suatu kejadian, kegiatan, perasaan dan lain-

lain. Teknik wawancara yang digunakan adalah

wawancara mendalam yakni penelitian mengajukan

beberapa pertanyaan secara mendalam yang

berhubungan dengan fokus permasalahan. Dalam

literatur lain,

2. Teknik observasi

Observasi adalah alat pengumpulan data  yang

dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat

secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki.

3. Teknik dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah pengumpulan data

dari sumber non instansi yang terdiri dari

dokumen dan rekaman.

4. Pengamatan

Teknik pengamatan adalah pengumulan data

dengan cara mengamati langsung ke lapangan.

5. Test

Teknik tes adalah pengumpulan data dengan

cara pemberian soal atau test. ulangan harian

ataupun nilai semseter bahkan samapi nilai

tugas-tugas.

E. VALIDITAS DATA

Data pada penelitian ini yang diperoleh

dengan observasi atau pengamatan, wawancara dan

learning log maka agar data valid divalidasi dengan

cara trianggulasi baik waktu, peneliti maupun

teoritis. Sedangkan data yang dipertoleh dengan

tes divalidasi dengan validasi konten atau isi

yang merujuk pada Permendiknas No. 22 dan 23 tahun

2007 tentang standar isi dan standar kelulusan.

Data nilai ulangan harian pada materi Candi-candi

buddhis materi sebelum dilakukan penelitian:

No Nama Nilai1. Agus Kurniawan 702. Ananda Sushima 743. Andi Punwandi 704. Andik Pratama 705. Andrea Dinata 696. Angga 737. Damar Supanggih 728. Dedi andriana 729. Dian Anggaeni 7110.Dwiyono 6911.Gabriel gautama 6912.Hendi Kurniawan 70

13.Heni Cahya Nugraha 7414.Indah Kurnia 7415.Ita Purwanta 7016.Mega cahaya kurnia wati 7317.Pundarika 7418.Susilo 7319.Wardiyatni 73

Data test sesudah penelitian pada materi yang sama

yaitu dana materi : (Siklus pertama)

No Nama Siklus

11.Agus Kurniawan 72

2. Ananda Sushima 753. Andi Punwandi 744. Andik Pratama 745. Andrea Dinata 726. Angga 747. Damar Supanggih 758. Dedi andriana 739. Dian Anggaeni 7510.Dwiyono 7611.Gabriel gautama 7312.Hendi Kurniawan 7413.Heni Cahya Nugraha 7614.Indah Kurnia 75

15.Ita Purwanta 7316.Mega cahaya kurnia wati 7617.Pundarika 7518.Susilo 7419.Wardiyatni 75

Dari kedua tabel tersebut dapat disimpulkan

bahwa sebelum penelitian peserta didik yang

beragama Buddha dari 19 siswa hanya dua orang yang

mencapai KKM. Namun, setelah dilakukan penelitian

pada tahap siklus pertama sudah terlihat sekali

perbedaannya nilai dari semua peserta didik rata-

rata naik 2-4 poin.

F. TEKNIK ANALISA DATA

Analisis data merupakan proses penyusunan

data agar dapat ditafsirkan. Proses

mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam

pola, kategori dan satuan uraian sehingga dapat

ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis

kerja seperti yang disarankan.

Data yang dikumpulkan melalui observasi,

wawancara, dan dokumentasi dianalisis sejak

penelitian dimulai dan dikembangkan selama proses

refleksi sampai penelitian selesai. Data yang

telah terkumpul diedit, dipilih dan dikategorikan

untuk menjawab permasalahan penelitian.

G. INDIKATOR KINERJA

Indikator keberhasilan penelitian tindakan

kelas dengan judul “UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN

MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA INTERAKTIF

DALAM PEMBELAJARAN AGAMA BUDDHA SISWA KELAS VIII

SMP PUNDARIKA SEMARANG TAHUN 2012/2013” adalah:

1. Motivasi belajar siswa meningkat

2. Hasil belajar siswa meningkat dan 100% siswa

sudah mencapai KKM.

H. PROSEDUR PENELITIAN

PTK dilaksanakan melalui proses pengkajian

berdaur yang terdiri dari 4 (empat) tahap, yaitu

perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi

(observasing), dan refleksi (reflecting). Secara

keseluruhan, empat tahap tersebut digambarlkan

dalam bentuk spiral. Untuk mengatasi suatu

masalah, diperlukan lebih dari satu siklus.

Siklus-siklus tersebut saling terkait dan

berkelanjutan. Siklus kedua dilaksanakan bila

masih ada hal-hal yang kurang berhasil dalam

siklus pertama. Siklus ketiga, dilaksanakan karena

siklus kedua belum mengatasi masalah, begitu juga

siklus-siklus berikutnya.

Pelaksanaan PTK SMP Pundarika Semarang

semester 1 dilakukan di dalam 4 siklus masing-

masing siklus dilakuakn di dalam emapt tahap yaitu

tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap

pengumpulan data, dan tahap refleksi penjelasaan

sebagai berikut :

Siklus I

Tahap Perencanaan

Penelitian ini peneliti mulai pada hari Rabu,

1 Meil 2013 di  SMP Pundarika Semarang.

Langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti

secara kolaborasi adalah sebagai berikut:

1. Merancang pembelajaran dengan penggunaan

media Interaktif yang sesuai dengan materi.

2. Membuat silabus dan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP)

3. Menyusun Modul untuk Siswa

4. Menyusun instrumen observasi

5. Menyusun lembar evaluasi

6. Menyiapkan lembar refleksi hasil

pembelajaran

Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I ini

pada hari Rabu, 1 Mei 2013 pada pukul 08.00-

09.20 diamati oleh Dwiyono Putranto.

Tahap Pengamatan

Pengamatan dilakukan oleh Dwiyono. P pada

saat peneliti melaksanakan pembelajaran pada

hari Rabu, 1 Mei 2013 aspek yang diamati

adalah aspek motivasi peserta didik untuk

belajar, perilaku guru.

Tahap Refleksi

Refleksi Siklus I peneliti laksanakan

pada hari Rabu, 1 Mei 2013 di ruang guru  SMP

Pundarika Semarang Dari pengamatan teman

sejawat peneliti mengevaluasi langkah-langkah

yang telah ditempuh dan mengevaluasi data-data

Setelah dilakuan siklus pertama nilai peserta

didik meninkat dari 0 orang menjadi 3 peserta

didik yang lulus dari KKM dari 19 peserta

didik yang beragama Budha.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1.Deskripsi Kondisi Awal

Kondisi awal subyek penelitian menunjukkan

data nilai rata-rata kelas adalah 70 dan

ketuntasan peserta didik dihitung dari banyaknya

peserta didik yang beragama Buddha 19 adalah 0%,

karena rata-rata nilai peserta didik masih di

bawah KKM. 

2.Deskripsi Siklus 1

Observasi yang dilakukan dengan bantuan teman

setingkat pada saat perbaikan pembelajaran dari

penyajian 5 butir tentang perilaku siswa yang

diobservasi menunjukkan kemunculan yang bagus

yaitu mencapai 74,2% keaktifan siswa dalam

mengikuti perbaikan pembelajaran melalui PTK ini.

Dengan Soal

1. Jelaskan apa yang dimakasud dengan candi!

2. Sebutkan candi-candi Buddha di indonesia!

3. Jelaskan apa manfaat dan tujuan dari

candi-candi Buddhis!

4. Jelaskan mengapa didirikan candi!

5. Jelaskan tahun pendirian, pembangun,

tujuan dari candi berikut ini!

a. Candi Borobudur.

b. Candi Sewu, dan

c. Candi Mendut.

Data yang diperolah dari tes setelah

melaksanakan diskusi kelompok menunjukkan hasil

dibawah ini:

No Nama Nila

i

Siklus

11. Agus Kurniawan 70 722. Ananda Sushima 74 753. Andi Punwandi 70 744. Andik Pratama 70 745. Andrea Dinata 69 726. Angga 73 747. Damar Supanggih 72 758. Dedi andriana 72 739. Dian Anggaeni 71 7510.Dwiyono 69 7611.Gabriel gautama 69 7312.Hendi Kurniawan 70 7413.Heni Cahya

Nugraha

74 76

14.Indah Kurnia 74 7515.Ita Purwanta 70 73

16.Mega cahaya

kurnia wati

73 76

17.Pundarika 74 7518.Susilo 73 7419.Wardiyatni 73 75

Adapun tahap-tahap pelaksanaan siklus pertama

mencangkup:

1) Perencanaan Tindakan

Tindakan direncanakan dengan mempersiapkan

materi pembalajaran didukung dengan media

sebagai alat peraga, media disini khususnya

media Interaktif.

2) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus satu

dilaksanakan pada tanggal 12 Juni 2013. Satu

siklus pelaksanaan tindakan penelitian dengan

waktu 2 X 40 menit.

3) Pengamatan tindakan

Pengamatan pada saat penelitian

berkolaborasi dengan rekan guru,rekan guru

mengamati tindakan-tindakan yang dilakukan oleh

guru peneliti. Sedangkan pengamatan aktifitas

siswa yang merupakan subyek penelitian dilakukan

oleh peneliti.

4) Refleksi hasil tindakan

Dari data-data yang sudah diperoleh baik

pengumpulan nilai siswa juga skor prosentase

pengamatan terhadap aktifitas siswa juga

aktifitas guru peneliti sudah ada kemajuan dan

perlu ditingkatkan pada siklus berikutnya.

3. Deskripsi Siklus Ke 2

Observasi yang dilakukan dengan bantuan teman

setingkat pada saat perbaikan pembelajaran dari

penyajian 5 butir tentang perilaku siswa yang

diobservasi menunjukkan kemunculan yang bagus

yaitu Pada pelaksanaan PTK Siklus ke dua

menunjukkan kemunculan yang bagus yaitu mencapai

76 % keaktifan siswa dalam mengikuti perbaikan

pembelajaran melalui PTK ini.

Dengan Soal

1. Jelaskan apa yang dimakasud dengan candi!

2. Sebutkan candi-candi Buddha di indonesia!

3. Jelaskan apa manfaat dan tujuan dari

candi-candi Buddhis!

4. Jelaskan mengapa didirikan candi!

5. Jelaskan tahun pendirian, pembangun,

tujuan dari candi berikut ini!

a. Candi Borobudur.

b. Candi Sewu, dan

c. Candi Mendut.

Data yang diperolah dari tes setelah

melaksanakan diskusi kelompok menunjukkan hasil

dibawah ini :

No Nama Nila

i

Siklus

21.Agus Kurniawan 70 78

2. Ananda Sushima 74 783. Andi Punwandi 70 784. Andik Pratama 70 785. Andrea Dinata 69 746. Angga 73 777. Damar Supanggih 72 798. Dedi andriana 72 759. Dian Anggaeni 71 7610.Dwiyono 69 7511.Gabriel gautama 69 7312.Hendi Kurniawan 70 7313.Heni Cahya

Nugraha

74 78

14.Indah Kurnia 74 7715.Ita Purwanta 70 7816.Mega cahaya

kurnia wati

73 76

17.Pundarika 74 7518.Susilo 73 7619.Wardiyatni 73 79

Adapun tahap-tahap pelaksanaan siklus pertama

mencangkup:

1. Perencanaan Tindakan

Tindakan direncanakan dengan mempersiapkan

materi pembalajaran didukung dengan media

sebagai alat peraga, media disini khususnya

media Interaktif.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus satu

dilaksanakan pada tanggal 17 Juni 2013. Satu

siklus pelaksanaan tindakan penelitian dengan

waktu 2 X 40 menit.

3. Pengamatan tindakan

Pengamatan pada saat penelitian

berkolaborasi dengan rekan guru,rekan guru

mengamati tindakan-tindakan yang dilakukan oleh

guru peneliti. Sedangkan pengamatan aktifitas

siswa yang merupakan subyek penelitian dilakukan

oleh peneliti.

4. Refleksi hasil tindakan

Dari data-data yang sudah diperoleh baik

pengumpulan nilai siswa juga skor prosentase

pengamatan terhadap aktifitas siswa juga

aktifitas guru peneliti sudah ada kemajuan dan

perlu ditingkatkan pada siklus berikutnya.

4. Deskripsi Siklus Ke 3

Pada siklus ketiga ini mengalami banyak

peningkatan dari peserta rata-rata mencapai 78%.

Keaktifan siswa dalam mengikuti perbaikan

pembelajaran melalui PTK ini. Menggunakan

butiran soal yang berbeda.

1. Sebutkan candi-candi Buddhis di Indonesia.

2. Apa manfaat dan tujuan dari candi!

3. Jelaskan tujuan pendirian candi Borobudur.

Data yang diperolah dari tes setelah

melaksanakan diskusi kelompok menunjukkan hasil

dibawah ini

No Nama Nila

i

Siklus

31. Agus Kurniawan 70 752. Ananda Sushima 74 783. Andi Punwandi 70 764. Andik Pratama 70 785. Andrea Dinata 69 766. Angga 73 757. Damar Supanggih 72 778. Dedi andriana 72 759. Dian Anggaeni 71 7310.Dwiyono 69 7411.Gabriel gautama 69 7512.Hendi Kurniawan 70 70

13.Heni Cahya

Nugraha

74 75

14.Indah Kurnia 74 7415.Ita Purwanta 70 7516.Mega cahaya

kurnia wati

73 75

17.Pundarika 74 7318.Susilo 73 7419.Wardiyatni 73 75

Adapun tahap-tahap pelaksanaan siklus pertama

mencangkup:

1. Perencanaan Tindakan

Tindakan direncanakan dengan mempersiapkan

materi pembalajaran didukung dengan media

sebagai alat peraga, media disini khususnya

media Interaktif.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus satu

dilaksanakan pada tanggal 24 Juni 2013. Satu

siklus pelaksanaan tindakan penelitian dengan

waktu 2 X 40 menit.

3. Pengamatan tindakan

Pengamatan pada saat penelitian

berkolaborasi dengan rekan guru,rekan guru

mengamati tindakan-tindakan yang dilakukan oleh

guru peneliti. Sedangkan pengamatan aktifitas

siswa yang merupakan subyek penelitian dilakukan

oleh peneliti.

4. Refleksi hasil tindakan

Dari data-data yang sudah diperoleh baik

pengumpulan nilai siswa juga skor prosentase

pengamatan terhadap aktifitas siswa juga

aktifitas guru peneliti sudah ada kemajuan dan

perlu ditingkatkan pada siklus berikutnya.

5. Deskripsi Siklus 4

Pada siklus ketiga ini mengalami banyak

peningkatan dari peserta rata-rata mencapai 79

%. Keaktifan siswa dalam mengikuti perbaikan

pembelajaran melalui PTK ini. Pada siklus

terakhir ini menggunakan media Interaktif dengan

di dukung oleh Video, Audio, dan data teks

maupun animasi. Cara ini di lakukan dengan

harapan siswa mampu menerima materi dengan baik.

Data yang diperolah dari tes setelah

melaksanakan diskusi kelompok menunjukkan hasil

dibawah ini

No Nama Nila

i

Siklus

31. Agus Kurniawan 70 792. Ananda Sushima 74 783. Andi Punwandi 70 79

4. Andik Pratama 70 785. Andrea Dinata 69 776. Angga 73 777. Damar Supanggih 72 788. Dedi andriana 72 799. Dian Anggaeni 71 7610.Dwiyono 69 7711.Gabriel gautama 69 7812.Hendi Kurniawan 70 7613.Heni Cahya

Nugraha

74 77

14.Indah Kurnia 74 7915.Ita Purwanta 70 7816.Mega cahaya

kurnia wati

73 78

17.Pundarika 74 7918.Susilo 73 8019.Wardiyatni 73 82

Adapun tahap-tahap pelaksanaan siklus pertama

mencangkup:

1. Perencanaan Tindakan

Tindakan direncanakan dengan mempersiapkan

materi pembalajaran didukung dengan media

sebagai alat peraga, media disini khususnya

media Interaktif.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus satu

dilaksanakan pada tanggal 31 Juni 2013. Satu

siklus pelaksanaan tindakan penelitian dengan

waktu 2 X 40 menit.

3. Pengamatan tindakan

Pengamatan pada saat penelitian

berkolaborasi dengan rekan guru,rekan guru

mengamati tindakan-tindakan yang dilakukan oleh

guru peneliti. Sedangkan pengamatan aktifitas

siswa yang merupakan subyek penelitian dilakukan

oleh peneliti.

4. Refleksi hasil tindakan

Dari data-data yang sudah diperoleh baik

pengumpulan nilai siswa juga skor prosentase

pengamatan terhadap aktifitas siswa juga

aktifitas guru peneliti sudah ada kemajuan dan

perlu ditingkatkan pada siklus berikutnya.

PERSENTASE

PENELITIAN TINDAK KELAS

No Nama Siklus

1

Siklus

2

Siklus

3

Siklus

41. Agus Kurniawan 72 78 75 792. Ananda Sushima 75 78 78 783. Andi Punwandi 74 78 76 794. Andik Pratama 74 78 78 785. Andrea Dinata 72 74 76 776. Angga 74 77 75 777. Damar

Supanggih

75 79 77 78

8. Dedi andriana 73 75 75 799. Dian Anggaeni 75 76 73 7610.Dwiyono 76 75 74 7711.Gabriel

gautama

73 73 75 78

12.Hendi

Kurniawan

74 73 70 76

13.Heni Cahya

Nugraha

76 78 75 77

14.Indah Kurnia 75 77 74 7915.Ita Purwanta 73 78 75 7816.Mega cahaya

kurni

76 76 75 78

17.Pundarika 75 75 73 7918.Susilo 74 76 74 8019.Wardiyatni 75 79 75 82

Jumah dan

rata-rata1411 1453 1423 1485

74,26316

76,47368

74,89474

78,15789

B. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Dari tebel diatas dapat dijelaskan sebagai

berikut: Jumlah nilai rata-rata sebelum dilakuakn

penelitian (jumlah nilai 19 peserta didik: banyaknya

peserta didik) yaitu 1411:19 = 74 nilai ini belum

mencapai KKM karena untuk pendidikan agama Buddha

KKMnya 75. Setelah dilakukan penelitain dari siklus

pertama mengalami peneingkatan yaitu menjadi

1.453:19 = 76 setelah dilakuakn penelitian khussunya

siklus pertama sudah nampak perbaikan dari nilai

sebelumnya yaitu dari nilai rata-rata peserta didik

76 menjadi 76. Setelah dilakukan penelitain dari

siklus kedua mengalami peneingkatan yaitu menjadi

1.453 : 19 = 76 setelah dilakuakn penelitian

khussunya siklus pertama sudah nampak perbaikan dari

nilai sebelumnya yaitu dari nilai rata-rata peserta

didik 76 menjadi 77.

Setelah dilakukan penelitain dari siklus ketiga

mengalami penurunan yaitu menjadi 1423: 19 = 75

setelah dilakuakn penelitian khussunya siklus

pertama sudah nampak perbaikan dari nilai sebelumnya

yaitu dari nilai rata-rata peserta didik 76 menjadi

75 Setelah dilakukan penelitain dari siklus keempat

mengalami peneingkatan yaitu menjadi 1485 : 19 =

78,15 setelah dilakuakn penelitian khussunya siklus

pertama sudah nampak perbaikan dari nilai sebelumnya

yaitu dari nilai rata-rata peserta didik 75,3

menjadi 78,15.

Pada tes akhir perolehan nilai dibandingkan

dengan data awal sebelum perbaikan pembelajaran ada

peningkatan. Data awal peserta didik belum ada yang

luus dari KKM. Namun setelah dilakukan penelitian

sudah terlihat perbaikan nilai siswa semua lulus

dengan nilai yang memuaskan.

Adapun tahap-tahap pelaksanaan siklus pertama

mencangkup:

5. Perencanaan Tindakan

Tindakan direncanakan dengan

mempersiapkan materi pembalajaran didukung

dengan media sebagai alat peraga, media

disini khususnya media Interaktif.

6. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus satu

dilaksanakan pada tanggal 20 Juni 2013.

Satu siklus pelaksanaan tindakan penelitian

dengan waktu 2 X 40 menit.

7. Pengamatan tindakan

Pengamatan pada saat penelitian

berkolaborasi dengan rekan guru,rekan guru

mengamati tindakan-tindakan yang dilakukan

oleh guru peneliti. Sedangkan pengamatan

aktifitas siswa yang merupakan subyek

penelitian dilakukan oleh peneliti.

8. Refleksi hasil tindakan

Dari data-data yang sudah diperoleh

baik pengumpulan nilai siswa juga skor

prosentase pengamatan terhadap aktifitas

siswa juga aktifitas guru peneliti sudah

ada kemajuan dan perlu ditingkatkan pada

siklus berikutnya.

Siklus yang kedua, ketiga dan keempat

juga sama tahap-tahapan hanya yang

membedakan yaitu mengenai waktu pelaksanaa.

Karena hasil dari siklus pertama sudah

menunjukkan peningkatan maka untuk siklus-

siklus selanjutnya mengunakan cara-cara

serta metode yang sama.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Setelah dilakukan PTK dan berdasarkan hasil

yang telh dilakukan di SMP Pundarika Semarang kelas

VII SMP Pundarika Semarang Tahun 2012/2013 dari

analisis data dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

yang menarik akan membawa siswa kedalam keindahan

dan kesenangan pada pembelajaran dengan menerapkan

media pembelaran interaktif dalam pembelajaran agama

Buddha. Media pembalajaran intraktif adalah salah

satu media yang bisa digunakan dalam hal ini adalah

Kompetendi dasar (KD) Candi-Candi Buddhis sangat

membantu siswa dalam memahami pembelajaran ini, dan

mampu meningkatkan semangat untuk mempelajarinya,

dari skilus 1 sampai ke empat.

Data pertama kali di ambil dari hasil ulangan

hari pada KD Candi-candi Buddhis yang menunjukkan

bahwa, hasilnya sangat minimun tidak bisa melampaui

KKM atau tidak lulus KKM. Namun setelah dilaksanakan

PTK pada silklus pertama meningkat menjadi 6 orang

yang lulus atau sekitr 40% lulus, pada siklus ke dua

anak yang lulus adalah 6 orang, pada siklus ketiga

semakin bertambah menjadi 12 orang yang lulus, dan

yang terakhir mengguakan media Interaktif hasilnya

Semua Lulus KKM (100%).

Dengan hasil yang semakin meningkat dalam

Kompetensi dasar candi-candi buddhis, dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran pendidikan agama

buddha menggunakan Media Interaktif di SMP Pundarika

sekarang berhasil.

B. SARAN

Dengan adanya keberhasilan perbaikan

pembelajaran menggunakan Media Interaktid maka

selalu peneliti Menyarankan:

1. Bagi Guru

Guru mampu mengembangkan pembelajaan yang

menarik, seperti media Interaktif maupun

media yang lainnya.

Mampu memenagement waktu dan mampu memahami

apa yang diharapkan siswa dengan berbagai

pendekatan agar siswa tidak merasakan

kebosanan.

2. Bagi Sekolah

Hasil penelitian tindakan kelas ini dijadikan

sebagai referensi untuk peningkatan prestasi

sekolah pada umumnya dan prestasi siswa pada

khususnya.