Pendidikan Seni Pertuniukan - lndonesia Masa Kini

22
Prosiding Seminar Pendidikan Seni Pertuniukan lndonesia Masa Kini

Transcript of Pendidikan Seni Pertuniukan - lndonesia Masa Kini

Prosiding Seminar

Pendidikan Seni Pertuniukan

lndonesia Masa Kini

PROSIDING SEMINAR NASIONAL

PENDIDIKAN SENI PERTUNJUKAN INDONESIAMASA KINI

Surabaya, 15 November 2014

Perpustakaan Nasional Katalog Dalam Terbitan (KDT)ISBN : 97 8-602-7 1 648-0-2

EditorDr. Warih Handayaningrum, M.pd.Budi Dharmawanputra, S.Pd., M.pd.

Desain SampulCondro

Studio & PerpustakaanJurusan SendratasikFakultas Bahasa dan SeniUniversitas Negeri Surabaya

Getakan Pertama 15 November 2014

@ 2014 Hak Cipta dilindungi Undang-UndangDilarang memperbanyak buku ini sebagian afau seluruhnya, dalam bentuk dan dengan caraapapun juga, baik secara mekanis maupun elekturis, termasuk foto copy, rekaman, dan lain-laintanpa izin dari penerbit

All Right Reserued

DAFTAR ISI

Kata PengantarDaftar lsi

MAKALAH UTAMA

Jejak Langkah Kebudayaan Asia Pada SeniTeater IndonesiaNur Sahid

Tubuh Tanah AirSardono W. Kusumo

Enterpreuner dalam Pendidikan Seni PertunjukanSinggih Sanjaya

Seni Pertunjukan dalam Konteks Pembelajaran Seni BudayaTrisakti

Seni Pertunjukan Tradisional Dalam Fenomena Budaya PopulerHeni Purnomo, Mahasiswa 52 Prodi Pend. Seni Budaya Pascasarjana Unesa

Kesenian Angguk Putri "Sri Lestari" Di Dusun Pripih Kulon ProgoSuryati, Jurusan Musik Fakultas Seni Pertunjukan lSl Yogyakarta

Tari Ngremo Sutinah VersiSugeng dalam Masyarakat Kabupaten Bondowoso(Kajian Nilai Pendidikan)Lisa Alistiana, Mahasiswa 52 Prodi Pend. Seni Budaya Pascasarjana Unesa

18

21

23

iiitv

112

127

EKSISTENSI BUDAYA LOKAL DI ERA GLOBAL

Pertunjukan Musik Gambus "Malbiaz" di Kota Surabaya (Telaah Struktur Pertunjukan) 34Agus Suwahyono, Jurusan Sendratasik FBS Unesa

Pengaruh Modernisasi Terhadap Kehidupan Kesenian Tradisional Kethoprak 49(Studi Tentang Perubahan Budaya)Arif Hidajad, Jurusan Sendratasik FBS Unesa

Provanisasi Tari Topeng Kona di Kabupaten Bondowoso 61Jajuk Dwi Sasanadjati, Jurusan Sendratasik FBS Unesa

Musik Dongkrek di Desa Mejayan Kecamatan Mejayan Kabupaten, Keberadaan dan UpayaPelestariannya 74Moh. Sarjoko, Jurusan Sendratasik FBS Unesa

Profesionalisme Masyarakat Kesenian Tradisi Jaranan dalam Menghadapi Era Global 85Bambang Sugito, Jurusan Sendratasik FBS Unesa

Dari f ndia ke Madura: Bdjing Koli' Pamekasan di Atas Panggung Sejarah 99A.Hamzah Fanzuri Basar, SMA Negeri 1 Gayam

137

Tari Remo Ludruk Teropan Pada Kegiatan Bersih DesaDi Masyarakat Pinggiran Kota SurabayaRetnayu Prasetyanti, Jurusan Sendratasik FBS Unesa

Kepriadaan Pertunjukan Tembang Cigawiran Dalam Kehidupan MasyarakatDewisuryati Budiwati, Departemen Pendidikan Seni MusikFakultas Pendidikan Senidan Desain UPI

Pola Garap Lakon Lahire Bathara KalaWayang Topeng MalangVersi M. Soleh Adipramono di Padepokan Seni Mangundharma TumpangRatih Kartika Werdiningtiyas, Mahasiswa 52 Prodi Seni Budaya Pascasarjana Unesa

PENGARUH BUDAYA ASIA TERHADAP PERKEMBANGAN SENI PERTUNJUKANINDONESIA DAN ENTERPRENEUR DALAM PENDIDIKAN SENI PERTUNJUKAN

Akulturasi dalam TariJawa Putri Sebagai Seni PertunjukanYuli Sectio Rini, Universitas Negeri Yogyakarta

Analisis Hibriditas dalam Seni Pertunjukan DangdutSebagai Representasi Perkembangan SeniMichael H.B. Raditya, Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa,Universitas Gadjah Mada

Peran Ganda Seniman Bali dalam Menggalakkan PariwisataSiluh Made Astini, Jurusan Sendratasik FBS Unesa

Desain Parodi lklan Televisisebuah Sajian Pertormance dan PendidikanMuchammad Bayu Tejo Sampurno, Universitas Gadjah Mada

Menebar Virus Need For Achievement di Bidang Seni PertunjukanSebagai Bentuk Antisipasi Arus Budaya GlobalAnik Juwariyah, Jurusan Sendratasik FBS Unesa

PROBLEMATIKA PENDIDIKAN SENI PERTUNJUKAN DI SEKOLAH

Pembelajaran Musik di Lembaga Formaldan Non FormalHeri Murbiyantoro, Jurusan Sendratasik FBS Unesa

Pengaruh Rangsang BunyiTerhadap Gerak Tari Pada Anak Usia Prasekolahdi TK Teuku Nyak Arief Lamreung UPTD Wilayah V Kuta Baro Kecamatan KruengBarona Jaya Aceh BesarMukhsin Putra Hafid, Tri Supadmi, dan Maida LismaProgram Studi Sendratasik FKIP Universitas Syiah Kuala

v

147

181

163

190

203

220

228

276

239

Paduan Suara lndonesia yang Mendunia: Eksplorasi Manajemen Komunitas Olah Vokaldan Kemasan Baru Pertunjukan Lagu Tradisi Nusantara 251

A. Gathut Bintarto T., lSl Yogyakarta

Seni Dolanan Anak Sebagai Media Pendidikan Karakter 265

Noordiana, Jurusan Sendratasik FBS Unesa

287

LPTK Seni dan Pendidikan Seni-Budaya Berbasis Kurikulum 2013Sumaryadi, FBS Universitas Negeri Yogyakarta

Nilai Pendidikan Pada Lagu Dolanan Karya R.G. HardjosoebrotoCaecilia Hardiarini, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas NegeriJakarta

Pendekatan Berbasis Materi (Contentl dan Berbasis Sosial Budayadalam Pengajaran Musik: Sebuah Self-Study dalam Menyiapkan Guru Yang ResponsifTerhadap Keragaman Budaya Siswa di Program Pendidikan Guru diJakarta 325Rien Safrina, Universitas Negeri Jakarta

Wayang Topeng Jombang: Nilai-Nilai dan RelevansinyaBagi Penanaman Karakter Bangsa 337Setyo Yanuartuti, Jurusan Sendratasik FBS Unesa

Degung Sebagai Pengantar Pendidikan SofiSk/f 352Diah Latifah, Departemen Pendidikan Seni Musik Fakultas Pendidikan Senidan Desain UPI

Pembentukan Karakter Melalui Pembelajaran Seni Pertunjukan 361Ni Luh Sustiawati, Fakultas seni Pertunjukan lnstitut Seni lndonesia Denpasar

Pembelajaran Seni Gamelan Berbasis Garap Musik Kreatif 371Jarmani, Mahasiswa 52 Prodi Pendidikan Seni Budaya Pascasarjana Unesa

304

314

ISBN l? S-bira-?l,btl *-u-E

,llilllllllliilllruruillil

PENGARUH RANGSANG BUNYI TERHADAP GERAK TARI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK TEUKU NYAK ARIEF LAMREUNG

UPTD WILAYAH V KUTA BARO KECAMATAN KRUENG BARONA JAYA ACEH BESAR

Mukhsin Putra Hafid, S.Sn.,M.A., Dra. Tri Supadmi, M.Sn., Maida Lisma, S.Pd. PROGRAM STUDI SENDRATASIK FKIP UNIVERSITAS SYIAH KUALA

Email: [email protected], [email protected], [email protected]

Abstrak

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Rangsang Bunyi Terhadap Gerak tari Pada Anak Usia Prasekolah Di TK Teuku Nyak Arief Lamreung Kecamatan Krueng Barona Jaya Kabupaten Aceh Besar”, mengangkat apakah pembelajaran gerak tari dengan rangsang bunyi lebih baik daripada gerak tari tanpa rangsang bunyi, dan bagaimana hasil penilaian siswa dalam pembelajaran gerak tari dengan rangsang bunyi dan tanpa rangsang bunyi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pembelajaran gerak tari dengan rangsang bunyi lebih baik daripada gerak tari tanpa rangsang bunyi, dan untuk mengetahui hasil penilaian siswa dalam pembelajaran gerak tari dengan rangsang bunyi dan tanpa rangsang bunyi. Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif. Jenis penelitian adalah ekperimen. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan tes, observasi dan dokumentasi. Tes ini bertujuan untuk melihat perbedaan perolehan hasil belajar antara kelas yang di terapkan dengan rangsang bunyi dengan kelas yang tidak diterapkan rangsang bunyi dalam pembelajaran gerak tari. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa pembelajaran gerak tari dengan rangsang bunyi lebih baik daripada tidak menggunakan rangsang bunyi. Kata Kunci: Pembelajaran, gerak tari, rangsang bunyi, anak usia prasekolah

ABSTRAC This study, entitled " Effect of sound stimulation Dance In Motion Against Preschooler Teuku Nyak Arief In kindergarten Lamreung Krueng Barona Jaya subdistrict of Aceh Besar district", raised whether learning dance moves with sound stimuli better than dance without sound stimuli, and how the results of the assessment students in learning dance with the sound stimuli and without sound stimulation. This study aims to determine whether the stimulation of learning dance sounds better than the dance without sound stimuli, and to know the results of the assessment of students in dance with the sound stimuli and without sound stimulation. The approach used is quantitative. This type of research is experimental. Data collection is done by giving tests, observation and documentation. This test aims to see the difference between the acquisition of learning outcomes in the classroom apply to the sound stimuli applied to a class that does not sound stimuli in learning dance. The results of this study demonstrate that learning dance moves to the sound stimuli better than not using sound stimuli. Keywords: Learning, dance, sound stimuli, preschoolers

Pendahuluan

Musik adalah aktivitas budaya yang sangat akrab dengan kehidupan manusia. Dalam berbagai

bangsa dan dengan berbagai cara, musik adalah bagian yang tidak terpisahkan dari peristiwa-peristiwa

penting dalam kehidupan. Sejak bayi, seorang anak mengenal musik dari senandung ibunya, dalam

masa kanak-kanak musik mewarnai keceriaan dan permainan dunia kanak-kanak, musik juga menjadi

bagian kehidupan masa remaja dan masa muda. Djohan, (2010: 1).

Dekatnya musik dengan kehidupan manusia kemudian menyebabkan tumbuhnya minat dan

perhatian yang lebih besar terhadap musik, serta mendorong adanya penelitian tentang musik. Orang

mulai mempertanyakan apa yang dirasakan seseorang ketika mendengar suatu jenis musik tertentu,

mengapa musik yang menjadi tema suatu film dapat sedemikian mempengaruhi orang-orang yang

menontonnya, mengapa daerah tertentu memiliki karakter musik tertentu, dan masih banyak lagi.

Karena musik didengar kemudian dirasakan oleh pendengarnya, maka salah satu disiplin ilmu yang

dirasakan berkaitan erat dengan musik adalah seni tari, khususnya pembelajaran seni tari pada anak

usia dini.

Seni tari yang mempergunakan tubuh sebagai alat dan gerak medianya dapat menumbuhkan

kreativitas dan sensibilitas bagi anak. Gerak yang terdapat pada setiap anak adalah ekspresi dari

pengalaman emosional mereka, gerak yang sederhana, spontan dan terbatas merupakan cerminan dari

jiwa mereka.

Anak pada usia prasekolah yang cenderung aktif dalam bergerak, tetapi dalam hal ini anak pada

usia prasekolah masih kesulitan menggunakan ide-idenya, imajinasinya, pendapat dan fantasinya,

karena pengalaman yang masih terbatas. Oleh sebab itu, gerak tari harus disesuaikan dengan tingkatan

perkembangannya.

Gerak yang timbul dalam diri anak terjadi akibat adanya stimulus yang dijadikan sebagai

rangsangan yang dapat memotivasi anak untuk bergerak secara kreatif yaitu berupa audio (bunyi),

visual, gagasan dan rabaaan. Rangsangan yang dijadikan sebagai alat dalam memotivasi anak untuk

bergerak perlu diperhatikan dan disesuaikan dengan anak usia prasekolah. Rangsangan yang tepat

diterapkan pada anak usia prasekolah harus memudahkan anak dalam menimbulkan yang bisa berupa

ungkapan dari ide-idenya, imajinasinya, dan fantasinya. Dari respon itu anak akan memiliki

pengalaman dan kreativitas untuk bergerak, serta peka terhadap lingkungan sekitarnya.

Berdasarkan temuan dan pengamatan awal dilapangan bahwa di TK Teuku Nyak Arief, belum

sama sekali menerapkan pembelajaran seni khususnya pada bidan seni tari. Di TK tersebut hanya

mengadakan kegiatan kesenian pada saat perlombaan pergelaran atau pertunjukkan seni. Sehingga

kesenian yang ditampilkan sama sekali tidak sesuai dengan usia dan karakteristik anak usia prasekolah.

Para guru juga mengakui akan keterbatasan kemampuan dalam bidang kesenian. Kurangnya

sumberdaya yang terkait dengan pengembangan kreativitas melalui bidang seni dan iptek menjadikan

TK Teuku Nyak Arief menjadi sedikit terganggu dalam misinya membekali siswa dengan nilai-nilai

estetis dan ketrampilan berkesenian serta IPTEK Seni, juga berimbas pada minimnya prestasi siswa

dalam bidang seni.

Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah apakah pembelajaran gerak tari dengan

rangsang bunyi lebih baik daripada gerak tari tanpa rangsang bunyi pada anak usia prasekolah di Tk

Teuku Nyak Arief Lamreung, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Aceh Besar?. Bagaimana hasil

penilaian siswa dalam pembelajaran gerak tari dengan rangsang bunyi dan tanpa rangsang bunyi?.

Metode Penelitian

Metode pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif

yaitu metode yang lebih menekankan pada aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenomena

sosial, Sumanto (1995:27). Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen

adalah penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam

kondisi yang terkendalikan, serta adanya kontrol.

Desain yang akan di gunakan dalam penelitian ini adalah The Static-Group: Randomized

Countrol-Group Only Design. Dua kelompok subjek tersebut, yaitu satu kelompok perlakuan

(eksperimen) dan satu lagi kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut tidak di berikan pretes, tetapi

setelah dikenakan perlakuan (perlakuan eksperimen dan perlakuan kontrol) baru kemudian dilakukan

postes. (Zainal Arifin, 2011:80).

Melalui penempatan/penugasan kelompok secara random, peneliti menyatakan bahwa kedua

kelompok tersebut pada awal penelitian adalah setara atau homogen. Dengan demikian, beberapa faktor

pengganggu dapat dikontrol meskipun tidak dapat di hitung pengaruhnya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak usia prasekolah di TK Teuku Nyak Arief,

Lamreung Kecamatan Krueng Barona Jaya, Kabupaten Aceh Besar. Sementara sampel penelitian ini

adalah sebahagian anak prasekolah yang dibuat menjadi dua kelas, yaitu kelas kontrol dan kelas

eksperimen dengan kriteria umur anak 4-5 tahun. Jumlah keseluruhan anak sebanyak 32 anak dengan

pembagian, untuk kelas Eksperimen 16 anak, terdiri dari 1 Kelompok Merah sebanyak 8 anak, dan 1

Kelompok Biru sebanyak 8 anak. Kelas Kontrol 16 anak dengan rincian, 1 Kelompok Kuning 8 anak,

dan 1 Kelompok Hijau sebanyak 8 anak.

Teknik Pengumpulan Data

Menurut sumber penelitian ini menggunakan data primer, dimana data diperoleh langsung dari

subjek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau pengambilan data langsung pada subjek

sebagai sumber informasi yang dicari. Adapun teknik di dalam penelitian ini terdiri dari, yaitu (1)

Observasi, (2) Tes, dan (3) Dokumentasi, Sanjaya (2009:86).

Tes yang di berikan adalah tes praktik digunakan untuk mengetahui nilai pelajaran seni tari

anak pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah pembelajaran berlangsung, kepada setiap siswa

dilakukan evaluasi. Tes ini bertujuan untuk melihat perbedaan perolehan hasil belajar antara kelas yang

diterapkan dengan rangsang bunyi dengan kelas yang tidak menggunakan rangsang bunyi pada

pembelajaran gerak tari.

Tabel 1. Format Penilaian.

NO

Nama Siswa

Aspek Penilaian Post-Test (Praktek) Wiraga Wirama Wirasa Jumlah (0-100)

1. 2.

Keterangan :

1. Wiraga: gerak yang dilakukan harus benar, misalnya, gerakan tangan lurus ke depan harus dibuat lurus, jangan dibengkokkan. Kemudian kepala harus disesuaikan juga dengan gerakan tangan dan kaki. Rentang nilai 0-40.

2. Wirama: gerak yang di peragakan harus sesuai dengan musik atau tempo, misalnya temponya lambat berarti gerakannya juga harus lambat, dan misalkan temponya cepat gerakannnya juga harus di sesuaikan dengan tempo. Rentang nilai 0-40.

3. Wirasa: gerak yang di peragakan harus mempunyai ekspresi atau mimik muka yang harus ditunjukkan, misalnya ekspresinya harus senyum, maka tidak boleh ekspresinya bersedih. Rentang nilai 0-20.

Teknik Analisis Data

Setelah semua hasil tes terkumpul, maka untuk mendiskripsikan data penelitian perhitungan

dengan menggunakan rumus uji t. Adapun rumus uji t adalah seperti yang diungkapkan oleh Sudjana

(1992:231). Maka diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mentabulasi data pos-test kedalam daftar distribusi

Untuk menghitung tabel distribusi frekuensi dengan panjang kelas yang sama, menurut Sudjana

(2002:47) terlebih dahulu:

• Rentang (R), adalah selisih dari data terbesar dengan data terkecil.

• Banyak kelas intervalal (K) = 1 + 3,3 log n

• Panjang kelas interval (P) =

b. Menghitung rata-rata skor pos-test masing-msing kelompok dengan rumus (Sudjana, 2002:70):

Keterangan: = rata-rata hasil belajar siswa = frekuensi yang sesuai dengan kelas interval = kelas interval

n = banyak data (jumlah seluruh siswa) c. Menghitung simpangan baku masing-masing kelompok dengan rumus (Sudjana, 2002:95):

Keterangan: S = simpangan baku

= banyak sampel = kelas interval = frekuensi yang sesuai dengan kelas interval

d. Menghitung nilai t hitung dengan menggunakan rumus :

Keterangan:

= rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan rangsang bunyi. = rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan tanpa menggunakan rangsang bunyi. = jumlah sampel kelas ekspeimen (kelas B1) = jumlah sampel kelas kontrol (kelas B2)

= varians gabungan / simpangan gabungan = varians kelompok eksperimen = varians kelompok kontrol

e. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah sampel yang diambil dalam penelitian

ini berdistribusi normal atau tidak. Normalitas data di uji dengan menggunakan rumus chi-kuadrat.

Kriteria pengujian normalitas: jika 2hitung < 2

tabel maka data terdistribusi normal, pada keadaan lain

data tidak berdistribusi normal.

f. Uji Hipotesis

Hipotesis yang akan diuji adalah hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha) (Sudjana,

2002:238). Ho : μ = μ0 “ hasil belajar gerak tari dengan rangsang bunyi sama dengan tanpa rangsang

bunyi pada anak usia prasekolah di Tk Teuku Nyak Arief”. Ha : μ > μ0 “ hasil belajar gerak tari

dengan rangsang bunyi lebih baik daripada tanpa rangsang bunyi pada anak usia prasekolah di Tk

Teuku Nyak Arief”.

Terima hipotesis Ho jika ≤ (α = 0,05).

Tolak hipotesis Ho jika thitung > ttabel. (α = 0,05).

Adapun pendeskripsian skor keaktifan guru selama kegiatan pembelajaran , yaitu: 0= Sangat

Kurang (SK). 1 = Kurang (K). 2 = Cukup. (C). 3 = Baik (B), dan 4 = Sangat Baik (SB).

Nilai Guru = = x100%

Hasil Pengamatan Kemampuan Guru dalam Pembelajaran

Kelas Eksperimen Tabel 2: Hasil pengamatan kemampuan guru dalam pembelajaran pada pertemuan pertama di kelas eskperimen. No Aspek Yang Diamati Skor

Pengamat Nilai

Rata-rata Ket

1. Pendahuluan a. Kemampuan dalam membuka pelajaran 4 4 SB b. Kemampuan memberikan motivasi kepada sisiwa 4 4 SB c. Kemampuan memberikan apresiasi 4 4 SB 2. Kegiatan inti a. Kemampuan memperagakan gerak satu demi satu

ragam gerak secara bertahap 4 4 SB

b. Kemampuan mengajak anak untuk memperagakan gerak secara bersama-sama

4 4 SB

c. Kemampuan mengorganisasi anak ke dalam kelompok-kelompok belajar

4 4 SB

d. Kemampuan membimbing anak untuk berlatih memperagakan gerak secara individu maupun secara berkelompok

3 3 B

e. Kemampuan memperagakan kembali gerak diiringi dengan nyanyian lagu anak gembala bersama dengan anak

3 3 B

3. Kegiatan akhir a. Kemampuan menyampaikan tugas kepada siswa

untuk mengulangi kembali gerak tari yang diajarkan di rumah

4 4 SB

b. Kemampuan menutup pembelajaran 4 4 SB

Perhitungan nilai persentase untuk masing-masing katagori:

a. Katagori sangat baik (SB). Persentase (%) = 8 x 100 % / 10 = 80 %

b. Katagori Baik (B). Persentase (%) = 2 x 100 % / 10 = 20 %

c. Katagori persentase cukup (C). Persentase (%) = 0 x 100 % /10 = 0 %

Tabel 3: Hasil pengamatan kemampuan guru dalam pembelajaran pada pertemuan kedua di kelas eksperimen. No Aspek yang diamati Skor

Pengamat Nilai Rata-rata

Ket

1. Pendahuluan a. Kemampuan dalam membuka pelajaran 4 4 SB b. Kemampuan memberikan motivasi kepada sisiwa 4 4 SB c. Kemampuan memberikan apresiasi 4 4 SB 2. Kegiatan inti a. Kemampuan menugaskan anak untuk berkumpul

dengan kelompoknya masing-masing 3 3 B

b. Kemampuan memperagakan kembali ragam-ragam gerak tari dengan kelompoknya masing-masing.

3 3 B

c. Kemampuan membimbing anak untuk berlatih memperagakan gerak secara berkelompok

4 4 SB

3. Kegiatan akhir a. Kemampuan meminta siswa untuk memperagakan

gerak tari ke depan kelas secara kelompok secara bergantian.

4 4 SB

b. Kemampuan meminta siswa untuk mengulang ulang kembali gerak tari di rumah

3 3 B

c. Kemampuan menutup pelajaran 4 4 SB

Perhitungan nilai persentase untuk masing-masing katagori

a. Katagori sangat baik ( SB. Persentase (%) = 6 x 100 % / 9 =66.6 %

b. katagori persentase baik (B). Persentase (%) = 3 x 100 % / 9 = 33.3 %

c. Katagori persentase cukup (C). Persentase (%) = 0 x 100 % /9 = 0 %

Tabel 4: Hasil pengamatan kemampuan guru dalam pembelajaran pada pertemuan ketiga di kelas eksperimen. No Aspek yang diamati Skor

Pengamat Nilai

Rata-rata Ket

1. Pendahuluan a. Kemampuan dalam membuka pelajaran 4 4 SB b. Kemampuan memberikan motivasi kepada sisiwa 4 4 SB c. Kemampuan memberikan apresiasi 4 4 SB 2. Kegiatan inti a. Kemampuan menugaskan anak untuk berkumpul 3 3 B

dengan kelompoknya masing-masing b. Kemampuan memperagakan kembali ragam-ragam

gerak tari dengan kelompoknya masing-masing. 3 3 B

c. Kemampuan meminta siswa untuk menampilkan gerak tari diiringi lagu anak gembala secara kelompok di depan kelas.

4 4 SB

d. Kemampuan memberikan penilaian kepada siswa dalam memperagakan ragam gerak tari diiringi lagu.

3 3 B

3. Kegiatan akhir a. Kemampuan memberikan penghargaan kepada siswa. 4 4 SB b. Kemampuan menutup pelajaran. 4 4 SB

Perhitungan nilai persentase untuk masing-masing katagori

a. Katagori sangat baik ( SB). Persentase (%) = 6 x 100 % / 9 =66.6 %

b. Katagori persentase baik (B). Persentase (%) = 3 x 100 % / 9 = 33.3 %

c. Katagori persentase cukup (C). Persentase (%) = 0 x 100 % /9 = 0 %

Tabel 5: Hasil pengamatan kemampuan guru dalam pembelajaran pada pertemuan pertama di kelas kontrol. No Aspek yang diamati Skor

Pengamat Nilai

Rata-rata Ket

1. Pendahuluan a. Kemampuan dalam membuka pelajaran 3 3 B b. Kemampuan memberikan motivasi kepada sisiwa 3 3 B c. Kemampuan memberikan apresiasi 3 3 B 2. Kegiatan inti a. Kemampuan memperagakan gerak satu demi satu

ragam gerak secara bertahap 4 4 SB

b. Kemampuan mengajak anak-anak untuk memperagakan gerak secara bersama-sama

4 4 SB

c. Kemampuan mengorganisasi anak ke dalam kelompok-kelompok belajar

3 3 B

d. Kemampuan membimbing anak untuk berlatih memperagakan gerak secara individu maupun secara berkelompok

3 3 B

e. Kemampuan memperagakan kembali gerak tari dengan menggunakan hitungan secara bersama-sama dengan siswa

4 4 SB

3. Kegiatan akhir a. Kemampuan menyampaikan tugas kepada siswa

untuk mengulang-ulang kembali gerak tari yang diajarkan di rumah

4 4 SB

b. Kemampuan menutup pembelajaran 3 3 B

Perhitungan nilai persentase untuk masing-masing katagori

a. Katagori sangat baik ( SB). Persentase (%) = 4 x 100 % / 10 =40 %

b. Katagori persentase baik (B). Persentase (%) = 6 x 100 % / 10 = 60 %

c. Katagori persentase cukup (C). Persentase (%) = 0 x 100 % /10 = 0 %

Tabel 6: Hasil pengamatan kemampuan guru dalam pembelajaran pada pertemuan kedua di kelas kontrol. No Aspek yang diamati Skor

Pengamat Nilai

Rata-rata Ket

1. Pendahuluan a. Kemampuan dalam membuka pelajaran 3 3 B b. Kemampuan memberikan motivasi kepada sisiwa 3 3 B c. Kemampuan memberikan apresiasi 3 3 B 2. Kegiatan inti a. Kemampuan menugaskan anak untuk berkumpul

dengan kelompoknya masing-masing 3 3 B

b. Kemampuan memperagakan kembali ragam-ragam gerak tari dengan kelompoknya masing-masing.

4 4 SB

c. Kemampuan membimbing anak untuk berlatih memperagakan gerak secara berkelompok

4 4 SB

3. Kegiatan akhir a. Kemampuan meminta siswa untuk memperagakan

gerak tari ke depan kelas secara kelompok secara bergantian.

3 3 B

b. Kemampuan meminta siswa untuk mengulang ulang kembali gerak tari di rumah

4 4 SB

c. Kemampuan menutup pelajaran 3 3 B

Perhitungan nilai persentase untuk masing-masing katagori

a. Katagori sangat baik ( SB). Persentase (%) = 3 x 100 % / 9 = 33.3 %

b. Katagori persentase baik (B). Persentase (%) = 6 x 100 % / 9 = 66.6 %

c. Katagori persentase cukup (C). Persentase (%) = 0 x 100 % /9 = 0 %

Tabel 7: Hasil pengamatan kemampuan guru dalam pembelajaran pada pertemuan ketiga di kelas kontrol. No Aspek yang diamati Skor

Pengamat Nilai

Rata-rata Ket

1. Pendahuluan a. Kemampuan dalam membuka pelajaran 4 4 SB b. Kemampuan memberikan motivasi kepada sisiwa 3 3 B c. Kemampuan memberikan apresiasi 3 3 B 2. Kegiatan inti a. Kemampuan menugaskan anak untuk berkumpul 4 4 SB

dengan kelompoknya masing-masing b. Kemampuan memperagakan kembali ragam-ragam

gerak tari dengan kelompoknya masing-masing. 4 4 SB

c. Kemampuan meminta siswa untuk menampilkan gerak dengan menggunakan hitungan (tanpa rangsang bunyi) secara kelompok di depan kelas.

3 3 B

d. Kemampuan memberikan penilaian kepada siswa dalam memperagakan ragam gerak tari.

3 3 B

3. Kegiatan akhir a. Kemampuan memberikan penghargaan kepada siswa. 4 4 SB b. Kemampuan menutup pelajaran. 3 3 B

Perhitungan nilai persentase untuk masing-masing katagori

a. Katagori sangat baik ( SB). Persentase (%) = 4 x 100 % / 9 =44.4 %.

b. Katagori persentase baik (B). Persentase (%) = 5 x 100 % / 9 = 55.5 %.

c. Katagori persentase cukup (C). Persentase (%) = 0 x 100 % /9 = 0 %

Pembahasan

Berdasarkan data analisis kemampuan guru mengelola pembelajaran dengan skor rata-rata

berkisar antara 3 dan 4, nilai ini mencapai katagori baik dan sangat baik berdasarkan kriteria penilaian

yang telah ditetapkan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru dalam mengelola

pembelajaran pada kelas eksperimen sudah baik dan efektif. Begitu pula kemampuan guru dalam

mengelola pembelajaran pada kelas kontrol.

Pembelajaran gerak tari dengan menggunakan rangsang bunyi yang diterapkan untuk anak usia

prasekolah di TK Teuku Nyak Arif Lamreung berdasarkan tes praktik menghasilkan kemajuan yang

baik dan memperoleh nilai yang memuaskan. Hasil evaluasi anak untuk kelas ekperimen berdasrkan

table frekuensi diperoleh nilai rata-rata sebesar (87.3), dan simpangan baku (3.88). Sementara untuk

kelas kontrol diperoleh rata-rata ( 70.25) dan simpangan baku (6.75).

Untuk mengetahui kedua hasil tersebut berdistribusi normal, maka perlu dilakukan uji

normalitas dari masing-masing data tersebut. Uji normalitas untuk kelas eskperimen diperoleh chi-

kuadrat (x2) = -40.576301 pada taraf signifikan 0.05 dengan derajat kebebasan (dk)= 3, maka dari table

distribusi chi-kuadrat diperoleh X2tabel = X2(α)(dk) = X2

(0.05)(3) = 14.860, karena X2hitung <X2

tabel = -

40.576301<12.838 maka dapat disimpulkan bahwa sebaran data tes siswa kelas eksperimen

berdistribusi normal. Sementara pada kelas control chi-kuadrat (x2) = -32.766431 pada taraf signifikan

0.05 dengan derajat kebebasan (dk) = 4, maka dari tabel distribusi chi-kuadrat diperoleh X2tabel =

X2(α)(dk)= X2(0.05)(4) = 14.860, karena X2

hitung <X2tabel = -32.766431<14.860, maka dapat disimpulkan

bahwa sebaran data tes siswa kelas kontrol berdistribusi normal. Langkah-langkah yang akan dibahas

selanjutnya adalah menghitung atau membandingkan kedua hasil perhitungan tersebut dan diperoleh

varian gabungan Sgab= 5.505.

Hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan statistic uji t pihak kanan, dengan

rumus hipotesis yang akan di uji adalah sebagai berikut:

Ho : µ=µo “hasil belajar gerak tari dengan rangsang bunyi sama dengan hasil belajar gerak tari

tanpa rangsang bunyi pada anak usia prasekolah di TK Teuku Nyak Arif Lamreung”.

Ha : µ > µo “ hasil beajar gerak tari dengan rangsang bunyi lebih baik dari hasil belajar gerak

tari tanpa rangsang bunyi pada anak usia prasekolah di TK Teuku Nyak Arif Lamreung”.

Perhitungan untuk harga t diperoleh t = 9.67, dengan menggunakan taraf signifikan α = 0.05

dan derajat kebebasan (dk) = 30 dimana kriteria pengujian Ho diterima jika ttabel ≤thitung dan tolak H0

jika thitung > ttabel. Dari table distribusi t diperoleh t0.05(30)=1.697, karena thitung >ttabel yaitu 9.67 > 1.697,

maka tolak H0 dan terima Ha. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar gerak tari

dengan rangsang bunyi lebih baik daripada tanpa rangsang bunyi pada anak usia prasekolah di TK

Teuku Nyak Arif Lamreung.

Hasil Penilaian Siswa

Tabel Data Distribusi Kelompok Eksperimen

1. Hasil Nilai Kelompok Ekperimen

80 85 80 90

90 85 85 90

90 90 90 90

85 88 95 88

Tabel 8 : Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Tes Kelas Eksperimen

Xi Fi Xi2 Fixi Fixi2

80 2 6400 160 12800 85 4 7225 340 28900 88 4 7744 352 30976 90 5 8100 450 40500 95 1 9025 95 9025

Jumlah 16 38494 1397 122201

Berdasarkan data diatas diperoleh rata-rata dan standar deviasi kelompok eksperimen sebagai

berikut : X

1 =

=

=87.3

S1 =

=

=

=

=

S1 = 3.88

2. Tabel data distribusi kelompok kontrol

Hasil Nilai Kelompok Kontrol

60 72 62 78

68 62 75 78

60 72 78 75

70 72 64 78

Tabel 9 : Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Tes Kelas Kontrol

Xi Fi Xi2 Fixi Fixi2

60 2 3600 120 7200 62 2 3844 124 7688 64 1 4096 64 4096 68 1 4624 68 4624 70 1 4900 70 4900 72 3 5184 216 15552 75 2 5625 150 11250 78 4 6084 312 24335

Jumlah 16 37957 1124 79645

Berdasarkan data diatas diperoleh rata-rata dan standar deviasi kelompok control sebagai

berikut :

X2 =

=

= 70.25

S2 =

=

=

=

S2 = 6.7

Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah sampel yang diambil dalam penelitian

ini berdistribusi normal atau tidak. Normalitas data diuji dengan menggunakan rumus chi-kuadrat.

Kriteria pengujian normalitas jika x2hitung <x2tabel maka data berdistribusi normal.

Tabel 10: Uji Normalitas Tes Kelas Eksperimen

Kelas Interval

Batas Kelas Zscore Luas Z tabel

Ei Oi

1 2 3 4 5 6 7 79.5 -2.01

80-83 0.1438 2.3008 2 0.03932573 83.5 -0.97

84-87 0.3141 5.0256 4 0.20929946 87.5 0.05

88-91 -0.34 -5.44 7 -28.447353 91.5 1.08

92-95 -0.1227 -1.9632 3 -12.547552 95.5 2.11

Jumlah -40.576301

Derajat kebebasan (dk) = banyaknya kelas -1

= 4-1

= 3

Taraf signifikan (α) = 0.05

X2tabel = X2(α)(dk)= X2

(0.05)(3) = 12.838

Dari table di atas (10), diperoleh nilai X2hitung = -40.576301.

Karena nilai X2hitung <X2

tabel = -40.576301<12.838 maka dapat disimpulkan bahwa sebaran data

tes siswa kelas eksperimen berdistribusi normal.

Tabel 11: Uji Normalitas Tes Kelas Kontrol

Kelas Interval

Batas Kelas Zscore Luas Z tabel

Ei Oi

1 2 3 4 5 6 7 59.5 -1.59

60-63 0.0933 1.4928 4 4.2109136 63.5 -1.04

64-67 0.1808 2.8928 1 1.2384858 67.5 -0.44

68-71 0.1104 1.7664 2 0.0308928 71.5 0.15

72-75 -0.2108 -3.3728 5 -20.785039 75.5 0.74

76-79 -0.1378 -2.2048 4 -17.461694 79.5 1.33

Jumlah -32.766431

Derajat kebebasan (dk) = Banyaknya kelas -1

= 5-1

= 4

Taraf signifikan (α) = 0.05

X2tabel = X2(α)(dk)= X2

(0.05)(4) = 14.860

Dari tabel di atas diperoleh nilai X2hitung = -32.766431.

Karena nilai X2hitung <X2

tabel = -32.766431<14.860 maka dapat disimpulkan bahwa sebaran data

tes siswa kelas kontrol berdistribusi normal.

Uji Hipotesis

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ho : µ =µ0 “hasil belajar gerak tari dengan rangsang bunyi sama dengan tanpa rangsang bunyi

pada anak usi prasekolah di TK Teuku Nyak Arif Lamreung“.

Ha : µ >µ0 “ hasil belajar gerak tari dengan rangsang bunyi lebih baik daripada tanpa rangsang

bunyi pada anak usia prasekolah di TK Teuku Nyak Arif Lamreung”.

Langkah-langkah yang akan dibahas selanjutnya adalah menghitung atau membandingkan

kedua hasil perhitungan tersebut. Dari hasil perhitungan sebelumnya diperoleh skor rata-rata (X1)=

87.3 (S1) = 3.88 dan skor rata-rata (X2) = 70.25 (S2) = 6.75, sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:

Sgab2 =

=

=

=

Sgab2 = 30.30845

Sgab = 5.505

Keterangan: X1 : rata-rata tes kelas eksperimen X2 : rata-rata tes kelas control S1 : simpangan baku nilai tes kelas eksperimen S2 : simpangan baku nilai tes kelas control Sgab

2 : varians gabungan Sgab : simpangan baku gabungan

Perhitungan untuk harga t adalah :

t =

=

=

=

= 9.67

Dari langkah-langkah yang telah diselesaikan di atas, maka dapat dilihat bahwa t=9.67. untuk

membandingkan dengan ttabel, maka perlu dicari dulu derajat kebebasan dengan menggunakan rumus :

dk = (n1+n2-2)

= (16+16-2)

= 16+14

= 30

Dengan menggunakan taraf signifikan α =0.05 dan derajat kebebasan =30 dimana kriteria

pengujian H0 diterima jika ttabel ≤thitung dan tolak H0 jika thitung > ttabel. Dari table distribusi t diperoleh

t0.05(30)=1.697. Karena thitung >ttabel yaitu 9.67 > 1.697, maka tolak H0 dan terima Ha. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa hasil belajar gerak tari dengan rangsang bunyi lebih baik daripada tanpa

rangsang bunyi pada anak usia prasekolah di TK Teuku Nyak Arif Lamreung.

Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pengolahan data di dalam penelitian ini, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dalam kategori baik.

2. Pembelajaran gerak tari yang diajarkan dengan menggunakan rangsang bunyi membuat anak-anak

lebih aktif dan semangat dalam bergerak dibandingkan dengan pembelajaran gerak tari tanpa

rangsang bunyi. Anak-anak yang mendapatkan rangsangan berupa bunyi dalam melakukan ragam-

ragam gerak membuat mereka ingat akan gerakan-gerakan yang telah diajarkan sehingga mereka

bias melakukan gerakan dengan baik. Sementara anak yang tidak diberikan rangsangan berupa

bunyi dalam melakukan ragam-ragam gerak mendapat sedikit kesulitan karena tidak adanya sesuatu

yang bias mendorong mereka untuk mau bergerak atau merasa tidak bersemangat dan merasa bosan

serta jenuh karena tidak ada ketertarikan atas apa yang ingin mereka lakukan dalam bergerak.

3. Terjadi peningkatan yang signifikan terhadap proses pembelajaran gerak tari yang menggunakan

rangsang bunyi, karena bunyi dapat memberikan stimulus atau rangsangan terhadap anak untuk

mampu melakukan ragam-ragam gerak yang telah diajarkan oleh guru.

Daftar Pustaka

Djohan, (2010). Respons Emosi Musikal. Bandung: Lubuk Agung. Sanjaya, Wina. (2000). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sujadna, (2002) Metode statistika. Bandung: Tarsito. Sumanto. 1995. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta. Zainal, (2011). Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.