PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF

46
PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF Disusun Oleh: Sa’dun Akbar; Ibnu Taufiq; Gangsar Sumardi; dan Nina Ratna Suminar TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Mampu menjelaskan rasionalitas pentingnya pembelajaran tematik intergratif bagi siswa SD. 2. Mampu menjelaskan konsep Pembelajaran Tematik Integratif: karakteristiknya, prinsip-prinsipnya, prosedurnya, peran guru dan siswanya, dan evaluasi pembelajarannya. 3. Mampu menjelaskan konsep Pembelajaran Tematik integratif Berorientasi pada Pendidikan Karakter. 4. Mampu memahami Langkah-langkah Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Integratif Harian (RPPH): 5. Mampu menyusun Jadwal Pembelajaran Tematik Integratif. 6. Mampu mengembangkan Jejaring Indikator dalam ikatan Sub-Tema /su- sub tema 7. Mampu menyusunRPPH. (RPPTematik Integratif dengan Pendekatan Scientifik Harian) dalam Integrated Day. RASIONAL PENTINGNYA PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR Secara filosofis, kurikulum 2013 pada dasarnya adalah kurikulum yang cenderung berorientasi pada filsafat konstruktivisme. Diantara pandangan konstruktivisme adalah bahwa “Ilmu pengetahuan itu pada dasarnya adalah dikonstruksi sendiri oleh peserta didik”; pandangan yang sangat ekstrim dari konstruktivisme adalah bahwa “pengetahuan itu tidak bisa ditransfer”, melainkan “dibangun sendiri oleh orang-orang yang sedang belajar”. Oleh karena itu, dipandang kurang tepat lagi kalau guru-guru masih cenderung mengajar dengan cara mentransfer pengetahuan, memindah isi buku ke kepalanya peserta didik, memindah isi kepala guru ke kepalanya peserta didik.

Transcript of PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF

PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIFDisusun Oleh:

Sa’dun Akbar; Ibnu Taufiq; Gangsar Sumardi; dan Nina Ratna Suminar

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Mampu menjelaskan rasionalitas pentingnya pembelajaran tematik intergratif bagi siswa SD.

2. Mampu menjelaskan konsep Pembelajaran Tematik Integratif: karakteristiknya, prinsip-prinsipnya, prosedurnya, peran guru dansiswanya, dan evaluasi pembelajarannya.

3. Mampu menjelaskan konsep Pembelajaran Tematik integratif Berorientasi pada Pendidikan Karakter.

4. Mampu memahami Langkah-langkah Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Integratif Harian (RPPH):

5. Mampu menyusun Jadwal Pembelajaran Tematik Integratif.6. Mampu mengembangkan Jejaring Indikator dalam ikatan Sub-Tema /su-

sub tema7. Mampu menyusunRPPH. (RPPTematik Integratif dengan Pendekatan

Scientifik Harian) dalam Integrated Day.

RASIONAL PENTINGNYA PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR

Secara filosofis, kurikulum 2013 pada dasarnya adalahkurikulum yang cenderung berorientasi pada filsafatkonstruktivisme. Diantara pandangan konstruktivisme adalah bahwa“Ilmu pengetahuan itu pada dasarnya adalah dikonstruksi sendirioleh peserta didik”; pandangan yang sangat ekstrim darikonstruktivisme adalah bahwa “pengetahuan itu tidak bisaditransfer”, melainkan “dibangun sendiri oleh orang-orang yangsedang belajar”. Oleh karena itu, dipandang kurang tepat lagikalau guru-guru masih cenderung mengajar dengan cara mentransferpengetahuan, memindah isi buku ke kepalanya peserta didik,memindah isi kepala guru ke kepalanya peserta didik.

Sejalan dengan landasan filosofis tersebut, maka orientasiteoretik pengembangan kurikulumnya tidak lagi berorientasi padacontent basedatau material based tetapi cenderung pada Competency Based.Pembelajaran diarahkan pada penguasaan-penguasaan kompetensi yangtergambar dalam satunya nilai, sikap, pengetahuan denganperbuatan nyata. Modus pendidikan tidak lagi pada “modusmemiliki”—yakni agar peserta didik memiliki pengetahuan yangbanyak, tetapi lebih bermodus “menjadi”—yaitu agar peserta didikmampu menjadi secara optimal dengan berbagai kompetensinya, agarmereka menjadi dirinya sendiri.

Nah “proses menjadi” tersebut menurut kurikulum 2013diharapkan dapat dikembangkan melalui pendekatan ilmiah yangberpola pikir : mengamati, menanya--mempertanyakan, mencoba, danmengkomunikasikan. Pola pikir ilmiah tersebut hendaknya tidakditelan mentah-mentah oleh para guru dalam proses pengembangankompetensi peserta didik sebab jika diterima secara kaku langkah-langkah berpikir tersebut akan menjadi begitu sempit; sebabdimungkinkan bisa saja terjadi tidak harus urut (mengamati,mempertanyakan, mencoba, dan mengkomunikasikan) demikian. Bisasaja terjadi berawal dari mengalami atau mencoba dulu, ataumelalui permainan, kemudian dalam proses mengalamai, bermain danmencoba itu kemudian diamati dan direfleksi, kemudian dikreasi—diciptakan upaya pemecahan masalahnya kalau memang berbasismasalah, kemudian dicoba lagi, kemudian dikomunikasikan atautidak. Tidak semua persoalan dapat dipecahkan dengan pendekatanilmiah. Hal-hal yang rasional mungkin tepat didekati dengan polaberfikir ilmiah, tetapi untuk hal-hal yang non-rasional (diluarkawasan rasio) tentu saja tidak selalu bisa didekati secarailmiah. Bagi anak-anak kecil misalnya, bisa saja mereka belajarmelalui permainan atau bermain yang tidak selalu mengalami prosesmengamati, menyanya, mencoba, dan mengkomunikasikan.

Pada kompetensi inti di kurikulum 2013 dinyatakan bahwakompetensi inti mencakup pengembangan Sikap, Pengetahuan, dan

Ketrampilan, dengan alur berpikir bahwa sikap peserta didik perludibentuk dulu sebab sikap ini akan menentukan pengetahuan,pengetahuan akan menentukan ketrampilan. Pola berpikir ini jugaperlu kita pahami secara hati-hati sebab pola pikir ini bisadibalik menjadi “pengetahuan” dulu baru kemudian “sikap”.Banyak orang yang memandang bahwa Sikap adalah keenderungan untukberperilaku (sifatnya masih berupa potensi untukberbuat/berperilaku). Mungkin yang dikehendaki kurikulum 2013 iniyang dimaksud sikap adalah karakter. Bangunan “karakter baik”peserta didik diprioritaskan agar lahir dan berkembang pribadi-pribadi utuh yang unggul.

Jika Kurikulum 2013 dipandang juga sebagai kurikulum yangberorientasi pada pendidikan karakter yang tujuannya untukmembangun karakter baik anak-anak bangsa ini maka FilsafatPengembangan Kurikulum Pendidikan Umum dari Philip Penix (1964)perlu dilihat kembali. Bahwa pendidikan umum itu pada dasarnyaadalah untuk mengembangkan kepribadian utuh (karakter baik).Pribadi-pribadi utuh akan dapat berkembang jika pada diri pesertadidik hadir nilai-nilai: symbolik, empirik, etik, estetik,sinnoetik dan synoptik. Hadirnya nilai-nilai tersebutlah yangakan mengendalikan perilaku seseorang, yang menentukan karakterbaik seseorang.

Penghadiran nilai-nilai smbolik dilakukan melalui muatanBahasa dan Matematika. Muatan bahasa diberikan untukmengembangkan kemampuan berkomunikasi, agar peserta didik mampumenghargai pentingnya komunikasi secara santun. Muatan Matematikadiberikan agar anak-anak menghargai pentingnya berpikir danbertindak secara “presisi”--tepat , cermat, logis dan rasional.Penghadiran nilai Empirik dilakukan melalui muatan IlmuPengetahuan (sebut saja Ilmu-ilmu pengetahuan empirik: namanyabisa jadi IPS, IPA, atau Ilmu Pengetahuan Umum. Muatan IlmuPengetahuan ini ditujukan agarpeserta didik menghargai teori dariberbagai disiplin ilmu pengetahuan, agar mereka menggunakan teori

dalam kehidupan kesehariannya. Muatan Ilmu pengetahuan iniselayaknya juga dikenalkan sejak anak-anak usia dini sekalipunagar mereka menggunakan teori untuk menjalani kehidupannya.Penghadiran nilai-nilai etik dilakukan dengan memberi muatanPendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Pendidikan BudiPekerti, Aqidah Akhlaq dengan tujuan agar peserta didik mampumenentukan pilihan-pilihan prilaku moral dalam hidupnya.Penghadiran nilai Estetik dilakukan melalui pemberian muatanSeni, Budaya, dan Ketrampilan/Prakarya (SBK/P) agar peserta didikmampu menghargai “Keindahan” dalam hidupnya. Penghadiran nilaisinnoetik dilakukan dengan berbagi pengalaman personal yang khasdalam proses pembelajaran di antara peserta didik. Penghadirannilai-nilai Sinoptik diakukan melalui pembelajaran dengan muatanPendidikan Agama. Agama adalah dunia yang didalamnya kaya dengannilai-nilai simbolik, empirik, estetik, etik, sinnoetik, dansinoptik. Melalui penghadiran nilai-nilai melalui pembelajarandengan berbagai muatan di atas itu dimungkinkan peserta didikmenjadi manusia yang berkepribadian utuh, unggul, dan berkarakterbaik.

Kurikulum 2013 juga mengarahkan pada praktik pembelajaran diSekolah Dasar dengan pembelajaran Tematik Integratif.Diberlakukannya pembelajaran tematik di SD ini sebagai akibatdari kekurangpuasan terhadap praktik pembelajaran di SD yangterjadi selama ini. Dalam praktik pembelajaran di SD selama inicenderung telah memberikan batas-batas antar mata pelajaransecara tegas sehingga terkesan adanya keterpisah-pisahan antarmata pelajaran padahal sebenarnya bisa di padukan. Pembelajaranselama ini cenderung telah lebih menekankan pada pencapaianinstructional effect dan cenderung mengabaikan nurturant effectpadahalsesungguhnya antara intructional dan nurturant effect samapentingnya. Pelaksanaan evalusi selama ini juga cenderung dengancara testing yang lebih menekankan pada reproduksi informasi yangbersifat kognitif. Hal semacam itu akan mengurangi kebermaknaanpembelajaran, sehingga peserta didik kurang bisa memahami apa

keterkaitan dan kebermaknaan pembelajaran bagi kehidupannyasehari-hari.

Pembelajaran tematik integratif ini perlu diterapkan bagisiswa SD, karena: (1) dalam kidupan sehari-hari tidak satupunfenomena alam yang terjadi secara terpisah atau berdiri sendiri-sendiri, akan tetapi bersifat kompleks dan terpadu; (2) tuntutandan perkembangan ipteks yang begitu pesat dan kompleks, yangsecara ilmiah perlu penyikapan secara realistik; (3) pembelajarantematik memiliki keunggulan yakni (a) materi pembelajaranmenjadidekat dengan kehidupan peserta didik dapat memahami sekaligusmenerapkan dengan mudah; (b) siswa dengan mudah dapat mengkaitkanmateri pelajaran yang satu dengan lainnya; (c) dengan bekerjasamasecara kelompok siswa dapat mengembangkan kemampuan belajarnyabaik ognitif, afektif, dan psikomotor; (d) pembelajaran tematikdapat mengakomodasi semua jenis kecerdasan siswa; dan (e) denganpembelajaran aktif guru dapat menggunakan cara belajar siswaaktif dengan mudah (Sutirjo dan Mamiek, 2005).

Dari sisi psikologi perkembangan, anak-anak usia SekolahDasar tingkat perkembangan kemampuan berpikirnya cenderungberpikir kongkrit dan holistik. Dalam pembelajaran tematik dalampraktik pembelajarannya cenderung menggunakan situasi kehidupanriil dan bersifat otentik dan kongkrit. Oleh karena itupembelajaran tematik sangat tepat bagi peserta didik usia sekolahdasar. Hasil penelitian Akbar (2007, 2008) menunjukkan bahwaimplementasi pembelajaran tematik di SD Jawa Timur sangatEfektif. Melalui pembelajaran tematik juga tampak peserta didikmenjadi lebih aktif, kreatif, dan merasa senang. Gardner (dalamLwin dkk, 2003) menyatakan bahwa terdapat kecerdasan-kecerdasanyang berkembang pesat pada peserta didik yaitu kecerdasanlinguistik-verbal, matematis-logis, visual-spasial, ritmik-musikal, kinestetik, interpersonal dan intrapersonal. Dalampembelajaran tematik seluruh kecerdasan itu dapat distimulasi dandapat berkembang secara optimal. Pembelajaran tematik juga

memungkinkan dapat menghadirkan nilai-nilai simbolik, empirik,estetik, etik, sinnoetik, dan sinoptik sebagaimana diuraikan diatas sehingga menjadi efektif dapat membangun karakter baikpeserta didik secara optimal.

KONSEP DASAR PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF

Pembelajaran Tematik--Integratif

Pembahasan tentang pembelajaran tematik tidak bisa terlepasdengan pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu lebih luas sifatnyadari pada pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik termasuk di dalampembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu tidak selalu tematik,walupun bisa juga pembelajaran terpadu dikemas secara tematik.Semiawan (1995) menyatakan bahwa pembelajaran terpadu adalah merupakansuatu proses pembelajaran yang mengkaitkan tema tertentu sebagai pusatminat dengan unsur lain dari mata pelajaran lain sehingga membentuksuatu keseluruhan yang bermakna yang sesuai dengan tema yang dibahas.Collin dan Dixon (1991) menyatakan “integrated learning occurs when an authenticevent or exploration of a topic is driving forces in the curriculum”. Dengan berpartisipasidan eksplorasi kejadian atau topik, siswa belajar proses sekaligus isi(materi) yang berkaitan dengan lebih dari satu mata pelajaran dalamwaktu yang sama.

Pembelajaran terpadu merupakan sistem pembelajaran yangmemungkinkan peserta didik baik secara individu maupun kelompok aktifmencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuansecara holistik, bermakna, otentik, dan aktif. Dikatakan holistik(utuh) karena di dalam pembelajaran terpadu suatu gejala atauperistiwa atau tema yang menjadi pusat perhatian dialami dan diamatiserta dikaji dari beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudutpandang yang terkotak-kotak. Bermakna mengandung arti bahwa pengkajiansuatu tema dari berbagai sudut pandang memungkinkan terbangunnyajalinan antar skemata yang dimiliki oleh peserta didik. Hal inimenimbulkan kebermaknaan baik secara materi maupun proses pembelajarankarena kedua-duanya akan dapat diterapkan dalam kehidupan pesertadidik sehari-hari. Dengan kata lain, berrmakna dapat juga diartikansebagai apa yang dipelajari peserta didik menjadi fungsional bagi

kehidupan mereka. Otentik berarti bahwa melalui pembelajaran terpadupeserta didik memperoleh informasi melalui kegiatan yang “langsung”atau sebagai hasil interaksi dengan fakta dan peristiwa dan bukansemata-mata karena pemberitahuan oleh guru. Sedangkan Aktif merujukpada suatu keadaan dimana peserta didik terlibat secara aktif baiksecara mental dan fisik dalam proses pembelajaran mulai dari prosesperencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

Sutirdjo dan Mamiek(2005) mendefinisikan pembelajaran tematikadalah suatu usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan, ketrampilan,nilai dan sikap serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan temasebagai pengikatnya. Pembelajaran tematik merupakan sistempembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikanpengalaman yang bermakna pada peserta didik. Diantara ciripembelajaran tematik adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa,siswa secara aktif menemukan, menemukan, mengalami suatu peristiwasecara kontekstual.

Forgatry (1991) mengidentifikasi tingkatan-tingkatan(keterintegrasian) dalm model-model integrated menjadi: fragmented,connected, nested, sequenced, shared, webbed, threaded, inegrated,immersed, dan networked. Marco, Reid, dan Seechan mengidentifitasiunsur-unsur/langkah model pembelajaran terpadu sbb: penentuankompetensi Thingking skill, social skill, dll; diskusi tema danpernyataan-pernyataan pemahaman; turning in activity; dialogpengembangan tema, pengumpulan sumber-sumber, pengembangan aktivitasterkait, dan aktivitas evaluasi.

Pengertian Tematik Integratif.

Matison dan Freeman (1997) dalam The Logic of InterdisciplinaryStudies, tentang Levels of Integration ia paparkan dalam sebuah tabelberikut ini:

Intradisciplinarydiscipline-fied

Enhance connection withindiscipline.

Promotes success for allstudent.

Cross-disciplinarycorrelated

Coordinated themes/contentcross separate subjects.

Emphasis of certain skillsacross disciplines.

Interdisciplinary Process, concepts, skills, orelements of two or morediscipline together.

Common themes or modes ofinquiry form interdisciplinaryconnections.

Inquiry skills and disciplinecontens are enhance.

Integrated Disciplines lost in globalperspective.

Theme or issue oriented. Inquiry oriented.

Integrative Disciplines lost in globalperspective.

Student/teacher negotiatedtheme and issue directed.

Inquiry oriented.Dari paparan di atas tampak jelas bahwa antara Integrated dan

Integrative yang bisa saja artinya “terpadu” atau “bersifat terpadu”namun terdapat perbenaan substansi dimana pada Integrative terdapatciri bahwa issue atau tema ditentukan melalui proses negosiasi(dinegosiasikan) bersama antara peserta didik dengan guru. Persoalanyang kita hadapi adalah bahwa dalam Kurikulum 2013 Buku sudah ditentukan (dipaket), silabus juga ditentukan oleh pemerintah pusat,maka negosiasi antara peserta didik dengan guru dalam menentukan temaakan sulit untuk direalisir secara alamiah. Untuk itu cara yangbijaksana adalah meskipun tema sudah ditentukan pada Buku dan Silabus,dalam implementasinya upayakan ada negosiasi antara peserta didikdengan guru yang terarahkan pada tema yang yang sudah ditentukantersebut, sehingga seolah-olah terjadi negosiasi dalam menentukantema, walaupun negosiasi yang agak semu.

Karakteristik Pembelajaran Tematik

Pembelajaran Tematik Terpadu memiliki beberapa macam karakteristik,

diantaranya (Panduan Pengembangan Pembelajaran Tematik Terpadu

Depdiknas,2004):

Berpusat pada peserta didik

Memberi pengalaman langsung pada peserta didik

Pemisahan antar mata pelajaran tidak begitu jelas

Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses

pembelajaran

Bersifat luwes.

Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan

kebutuhan peserta didik

Holistik, artinya suatu peristiwa yang menjadi pusat perhatian

dalam pembelajaran Tematik Terpadu diamati dan dikaji dari

beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut pandang yang

terkotak-kotak.

Bermakna, artinya pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam

aspek memungkinkan terbentuknya semacam jalinan skemata yang

dimiliki peserta didik.

Otentik, artinya informasi dan pengetahuan yang diperoleh

sifatnya menjadi otentik.

Aktif, artinya peserta didik perlu terlibat langsung dalam proses

pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga proses

penilaian.

Wujud lain dari implementasi Tematik Terpadu yang bertolak dari

tema,

Prinsip-Prinsip Pembelajaran Tematik

Pembelajaran Tematik dilaksanakan dengan berpedoman pada prinsip-prinsip (Tim Pengembang PGSD 1996/1997) sebagai berikut:

a. Prinsip Penggalian Tema. Tema yang dipilih hendaknya tidak terlalu luas dan tidak terlalu

sempit. Tema hendaknya bermakna bagi siswa. Tema yang dipilih sesuai dengan tingkat perkembangan anak.

Tema menggambarkan peristiwa-peristiwa yang otentik (menggunakansituasi kehidupan riil).

Ada keseimbangan antara kurikulum dan harapan masyarakat. Mempertimbangkan ketersediaan sumber dan media pembelajaran

setempat.

b. Prinsip Pelaksanaan.

Pada pelaksanaan pembelajaran tematik:

Guru bukanlah aktor tunggal dalam pembelajaran. Terjadi pemberian tanggung jawab yang jelas baik kepada individu

maupun kelompok. Guru hendaknya bersifat akomodatif terhadap ide-ide yang muncul.

c. Prinsip Evaluasi Pada pelaksanaan evaluasi hal-hal yang perlu diperhatikan antaralain:

Menekankan pada terjadinya evaluasi diri pada siswa. Evaluasi bersifat otentik. Mencakup berbagai aspek baik kognitif, afektif, maupun

psikomotor. Menggunakan alat evaluasi yang beragam. Bersifat berkesinambungan.

d. Prinsip ReaksiPelaksanaan pembelajaran tematik perlu memperhatikan prinsipreaksi sebagai berikut:

Mempertimbangkan terjadinya keseimbangan antara pencapaianinstructional effectdengan nurturant effect.

Guru hendaknya memberikan reaksi atas reaksi siswa dalam semuakejadian.

e. Tujuan Pembelajaran Tematik Integratif

Pembelajaran Tematik Terpadu dikembangkan selain untuk mencapai

tujuan pembalajaran yang telah ditetapkan, diharapkan siswa juga dapat

:

Meningkatkan pemahaman terhadap suatu konsep yang utuh lebih

bermakna

Mengembangkan kebiasaan berfikir tingkat tinggi siswa

Mengembangkan kebiasaan berani dalam mengemukakan gagasan dan

pendapat

Menumbuhkembangkan keterampilan sosial seperti kerja sama,

toleransi, komunikasi, serta menghargai pendapat orang lain.

Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik sebagai strategi pembelajaran memilikitiga langkah pokok, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.Sukarnyana (2000) menjelaskan langkah-langkah pembelajarantematik sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

Langkah-langkah dalam merencanakan pembelajaran tematikterdiri dari:

Penentuan Tema

Pembelajaran tematik Integratif bertolak dari tema. Dalammenentukan tema secara umum ada tiga cara yang bisa ditempuh: (1)tema ditentukan oleh guru; (2) tema ditentukan oleh siswa; (3)tema ditentukan bersama antara guru dengan siswa, antara guru dansiswa terjadi negosiasi dalam memutuskan tema. Dalam pembelajarantematik integratif, seharusnya tema ditentukan melalui prosesnegosiasi antara siswa dengan guru. Karena dalam Kurikulum 2013tema sudah ditentukan dalam silabus dan buku maka upayakan dalamproses pelaksanaan pembelajaran sehari-hari di kelas seolah-olahterjadi negosiasi antara guru dengan siswa, dengan cara melakukandialog dengan siswa dengan guru walaupun akhirnya terarahkan padatema yang sudah ditentukan dalam silabus dan buku.

Apabila tema ditentukan oleh guru, maka tema biasanyadiangkat dari Kurikulum/Silabus/Buku bacaan siswa, atau darikejadian-kejadian khusus yang terjadi ditengah-tengah masyarakat,bangsa, dan negara. Dalam memilih tema, guru hendaknyamengusahakan agar tema yang dipilih menarik minat siswa, memilikiarti penting bagi siswa, ruang lingkupnya relatif luas sehinggadapat membantu siswa mengembangkan kesadaran tentang adanyaketerkaitan di dunia ini.

Apabila tema dipilih oleh siswa bukan berarti siswamenentukan segalanya tanpa keikutsertaan guru. Guru tetapberperan untuk menyeleksi tema-tema yang dipilih oleh siswa. Halini untuk menjaga sinergi dan kesinambungan antara tema-tema yangakan dipelajari siswa pada kesempatan berikutnya.

Identifikasi dan Pemilihan Sumber Belajar

Langkah kedua yang dilakukan dalam proses perencanaan adalahmenentukan sumber-sumber belajar yang dapat digunakan oleh siswadalam mengeksplorasi tema. Berbagai sumber belajar yang tergambarberikut ini pada dasarnya dapat digunakan dalam pembelajarantematik. Namun demikian, usahakan guru-guru lebih memanfaatkansumber belajar yang memiliki kebermaknaan yang lebih tinggi.

Pilihlah sumber dan media pembelajaran yang melibatkanpeserta didik untuk: mengerjakan hal yang nyata, melakukansimulasi, bermain peran, menyajikan/presentasi, terlibat dalamdiskusi, lihat film, dst. Pembelajaran tematik dengan melibatkanpeserta didik membaca buku dan mendengarkan mempunyaikebermaknaan yang cenderung rendah. Untuk itu, meskipun di dalamKurikulum 2013 pembelajaran tematik dikemas dalam bentuk buku dansilabus yang ditentukan oleh pusat maka dalam praktikknyapandanglah apa yang disajikan dalam BukunPaket itu adalah sesuatuyang bersifat minimal. Dalam praktiknya, guru tetap diharapkanmengembangkan pembelajaran tematik sesuai kompetensiprofesionalnya.

Dalam pemanfaatan sumber belajar, dalam pembelajarantematik, guru dapat memanfaatkan sumber belajar yang terpolaberikut ini agar terjadi proses belajar aktif.

Berbagai macam peristiwa alam (seperti gempa bumi, gunungberapi, banjir, kebakaran hutan, lumpur lapindo dst); peristiwasosial seperti (pemilu/pilkada, kerusuhan sosial, gotong royong,ulang tahun, perkenalan dengan teman baru, dll); lingkungan(fisik dan sosial, alam dan buatan, lingkungan industri, dll);nara sumber (petani, pedagang, pengusaha, kaum profesionalseperti: dokter, guru, polisi, pengelola lembaga pemasyarakatan,tokoh agama, tokoh masyarakat, dll); media massa (cetak,elektronik, dll); dan lainnya, dapat dimanfaatkan sebagai sumberbelajar dalam pembelajaran tematik.

Pemilihan Aktifitas Belajar

Dalam Kurikulum 2013 aktivitas belajar siswa hendaknyadiarahkan pada kegiatan belajar yang melibatkan siswa dalammengalami, mengamati, bertanya, mencoba, mengkreasi, mencipta,dan mengkomunikasikan yang disesuaikan dengan konteks dansumber/media belajarnya. Karena anak-anak usia SD masih termasukanak-anak, dunia mereka adalah dunia bermain, maka guru-guru jugadapat mengemas Tema-tema/pembelajaran Tematik melalui permainan.Melalui bermain, peserta didik dapat diarahkan untuk bertanya,

Lingkungan Lainnya… Media Massa Nara SumberPeristiwa Pemetaan SumberBelajar

merefleksi pengalaman bermainnya, mendiskusikannya, mencarisolusi untuk bermain lagi dengan cara yang lebih baik, danseterusnya.

Jenis tema dan tujuan belajar yang hendak dicapai sangatberpengaruh terhadap jenis aktivitas siswa. Untuk tema LingkunganSekolah misalnya, lebih banyak siswa untuk melakukan pengamatandan wawancara. Untuk tema Air lebih banyak menuntut siswa untukmelakukan percobaan dan bertanya. Untuk tema Identitas dirimisalnya guru dapat mengarahkan siswa untuk mencoba melakukanperkenalan antar teman melalui permainan, dsb. Jadi banyak caradan aktivitas yang dapat dulakukan dalam pembelajaran tematik.

Perencanaan Evaluasi

Indikator ketercapaian tujuan pembelajaran, atau tujuanpembelajaran dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran akanmenentukan teknik asesmen dan evaluasi yang akan digunakan. Hal-hal yang dievaluasi meliputi: proses, kinerja—proses dan hasilkerja, produk, portofolio, proyek, dan lainnya yang yang dialamipeserta didik. Teknik asesmen yang dilakukan bisa dalam bentuktes dan non tes dengan berbagai ragamnya.

b. Tahap Pelaksanaan Penyajian Tema

Cara penyajian tema dalam pembelajaran tematik, sangatditentukan oleh bagaimana tema itu dipilih. Jika temadipilih sendiri oleh guru maka penyajian tema akan diikutidengan penjelasan dari guru untuk memotivasi siswa agarsecara sukarela mereka bersedia mempelajari tema melaluiberbagai jenis kegiatan yang telah dirancang oleh guru.Apabila tema itu dipilih oleh peserta didik, maka penyajiantema dilakukan melalui pengajuan pertanyaan kepada siswamengenai hal-hal yang ingin mereka pelajari. Jika temadipilih oleh guru dan siswa maka langkah yang ditempuhadalah guru menyampaikan tema yang akan dipelajari dan

kemudian memberikan kepada siswa untuk mendalami beberapaaspek dari tema/sub-tema tersebut.

Curah Pendapat. Curah pendapat terkait erat dengan penentuan tema ke dalamsub-sub tema. Pada kesempatan ini siswa secara aktifmenyampaikan tentang hal-hal yang ingin mereka pelajari danguru menuliskan pendapat siswa di papan sehingga terbentukjaringan tema ke dalam sub-sub tema, dan jaringan dari sub-sub tema ke dalam sub-sub-sub tema.

Membuat Kontrak Belajar

Bagi siswa-siswa kelas tinggi, setelah mengadakan curahpendapat, mereka dapat diarahkan membuat kontrak belajarsesuai dengan sub-tema yang mereka pelajari. Bagi siswakelas rendah guru dapat langsung melanjutkan dengan kegiatanpembelajaran sesuai dengan langkah-langkah yang ada padakegiatan inti di dalam perencanaan pembelajaran.

Pengumpulan dan Analisis Data

Tahap ini berisi kegiatan eksplorasi tema/sub-tema sesuaidengan sumber dan aktivitas yang dipilih. Jika kegiatannyaadalah melakukan percobaan tentang sifat-sifat air misalnyasiswa dapat melakukan kegiatan tersebut sesuai dengankontrak belajar yang telah ditetapkan sebelumnya. Anakdiminta menyusun laporan atau menghasilkan suatu karyasesuai dengan kegiatan kontrak belajar yang telah dicapaisebelumnya.

Penyajian Hasil Belajar

Penyajian hasil belajar merupakan langkah terakhir dalampembelajaran terpadu. Langkah ini sering disebut dengankulminasi. Pada langkah ini siswa diajak menyajikan hasilbelajarnya baik melalui pemaparan, demonstrasi, atau juga

pemajangan. Inti dari kegiatan ini adalah mengkomunikasikantemuan-temuan atau karya-karya siswa kepada orang laintermasuk guru dan teman-temannya.

c. Tahap Evaluasi Fokus Sasaran Evaluasi

Fokus sasaran evaluasi dalam pembelajaran terpadu bukanhanya tertuju pada hasil belajar saja apalagi hanya bersifatkognitif saja, melainkan dipusatkan juga pada proses yangterjadi selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Aspek-aspek kepribadian siswa yang dievaluasi hendaknya bersifatmenyeluruh. Hal ini bertujuan agar hasil yang diperolehbenar-benar mencerminkan keadaab yang sesungguhnya. Aspek-aspek kepribadian yang dimaksud antara lain aspek kognitif,sikap, sosial, emosional, moral, kreatifitas, danketrampilan (Sukarnyana, dkk, 2000).

Teknik Evaluasi

Sesuai dengan karakteristik pembelajaran tematik integratifyang terfokus pada proses maupun isi pembelajaran secaraterpadu maka teknik evaluasi yang digunakan hendaknyakomprehensif. Selain menggunakan teknik tes, teknik non tesmemperoleh porsi yang dominan. Hal ini memungkinkan guruuntuk melakukan evaluasi pada latar yang alami danberdasarkan unjuk kerja siswa secara nyata. Untuk keperluantersebut jenis evaluasi yang digunakan dalam pembelajarantematik integratif adalah observasi, dokumentasi,portofolio, catatan kejadian khusus, dan wawancara(Sukarnyana, dkk, 2000).

Peran Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Tematik Integratif

Brown dan Precious (1973) dalam The Integrated Day in The PrimarySchoolmenyatakan bahwa Teaching is vocation. Guru hendaknyamenggunakan seluruh kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan belajar

para siswanya. Persepsi positif pada siswanya dan kreatifitasadalah dua karakteristik yang harus dimilikioleh guru. Ia harusmenjadi sensitif dan empatik pada sikap dan perasaan orang lainjuga menyadari akan keterbatasan kemampuan dirinya. Guruhendaknya tidak memainkan peran sebagai seorang yang otoritermelainkan lebih bersifat partisipatif sesuai situasi kehidupandan belajar yang terjadi di kelas. Guru hendaknya mengidupkansituasi kelas dengan menciptakan lingkungan kelas yang menarikdan menantang berkembangnya kemampuan dan kreatifitas siswa.

Ketika siswa bekerja guru hendaknya mendampinginya,berbincang-bincang tentang apa yang sedang dikerjakan siswanya,membantu kesulitan siswa. Antar guru dengan siswa sepertiberteman, guru terlibat bekerja bersama dalam sebuah workshopdengan siswanya. Sepanjang hari, guru hendaknya mencarikesempatan untuk meningkatkan kesadaran diri siswanya untukmempelajari berbagai sumber belajar yang berada di lingkunganbelajarnya. Guru juga hendaknya peduli dengan perkembangankemampuan siswanya, asesmen secara konstan hendaknya senantiasadilakukan oleh guru. Guru hendaknya juga menjalin kemitraandengan orang tua siswa dengan membuat program bersama keluargasesuai dengan tema-tema yang sedang dipelajari siswanya.

Siswa-siswa di sekolah pada umumnya datang dari berbagailatarbelakang yang sangat heterogen. Sangat dimungkinkan adaperbedaan kemampuan ekonomi, kecerdasan, kesehatan, fisik, dantemperamen yang beragam, ada yang introvert, ekstrovert,perbedaan budaya dan kebiasaan hidup dan lainnya. Siswa-siswayang datang dari berbagai latar belakang dan keadaan ini akantumbuh dan berkembang sesuai kondisinya masing-masing siswa.Melalui metode “dengan melakukan kegiatan tertentu” siswa akanbelajar sambil bekerja. Dengan meningkatkan pengalamanbelajarnya, keyakinan dirinya akan tumbuh, dan mereka akanmenemukan minatnya sendiri secara riil. Guru hendaknya benar-

benar berperan sebagai fasilitator untuk pertumbuhan danperkembangan berbagai kemampuan siswa.

PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTERDENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC

Matison dan Freeman (1997) juga menekankan bahwa “an integrativeapproach start with student’s and teacher’s concern and ideas, trancens the disciplines in seachfor coherence and meaning and it’s built through daily negotiation and interactions. The goalare more affective and include such goals as personal relevance, collaboration, andcitizinship skills”.Tujuan pendekatan integratif lebih menekankan pada ranahafektif termasuk tujuan yang bersifat relevansi personal, kolaborasi,dan kecakapan kewarganegaraan, kecakapan mengambil keputusan, berfikirkritis, dan kolaboratif. Dilihat dari tujuannya, penulis berpandanganbahwa tidak berlebihan jika pembelajaran tematik integratif yangdicanangkan pada Kurikulum 2013 adalah lebih berorientasi padamembangun sikap atau pendidikan karakter sebagai warga negara yangbaik, sehingga layak disebut sebagai “pembelajaran tematik integratifyang berorientasi pada pendidikan karakter. Jika Kurikulum 2013diantara tekanannya tertuju pada pendidikan karakter maka,sesungguhnya kurikulum ini tidak hanya berorientasi pada kompetensi(Competency Based) tetapi juga berbasis pada nilai-nilai (Value Based)dimana nilai-nilai Symbolik, Empirik, Estetik, Etik, Sinnoetik, danSinoptik sebagaimana diuraikan diatas menjadi landasan untukpembangunan karakter bagi peserta didik.

Dengan mempertimbangkan Landasan Filosofis Pengembangan KurikulumPendidikan Umum dalam Realms of Meaning, A Philoshopy of TheCurriculum for General Education, (Phenix, 1964), PendekatanIntegrative dari Matison dan Freeman (1997) dan konsep dasarpembelajaran tematik, dan semangat Kurikulum 2013, maka pembelajarantematik integratif dengan pendekatan scientific dapat dimodelkansebagai berikut:

Pencapaian KompetensiInti

Pencapaian kompetensi inti dilakukan melalui pembelajaran tematikintegratif dalam kerangka internalisasi nilai-nilai, memberi muatannilai-nilai untuk mengendalikan pengembangan berbagai Kompetensi Dasardari berbagai bidang kajian (mata pelajaran)

Pendekatan Scientific

Pendekatan Scientific adalah cara pandang untuk memecahkanmasalah pembelajaran secara ilmiah. Pendekatan scientifik padadasarnya adalah sebuah pola berfikir yang berawal dari adanya suatumasalah yang diperoleh melalui pengamatan, merumuskan dalam rumusanmasalah dengan mempertanyakan, kemudian melakukan penalaran dalambentuk membangun hipotesis atau memberi jawaban yang bersifat tentatif—mungkin benar mungkin salah, kemudian mencoba atau mengujicoba—untukmencipta, kemudian menyajikan/mengkomunikasikan hasil ujicobanya.

Pendekatan scientific (ilmiah) tersebut menjadi icon dalam prosespembelajaran yang dituntut (diharapkan terjadi) dalam prosespembelajaran tematik integratif pada Kurikulum 2013. Pada implementasikurikulum 2013 anak-anak SD dibiasakan untuk untuk melakukanpengamatan pada objek/realitas tertentu dengan cermat, dari hasil

NilaiSimbolik

NilaiEmpirik

Nilai Etik NilaiEstetik

NilaiSinnoetik

NilaiSinoptik

MuatanBahasa danMatematika

Muatan IlmuPengetahuan

Umum(IPA+IPS),Olah Raga

MuatanPendidikan

Moral(PPKn) BudiPekerti,

Muatan SeniBudaya,

Ketrampilan,Desain(SBKD)

MuatanCeritera-ceriterapengalamanpersonal

MuatanPendidikanAgama-agamadan SistemKepercayaan

Tematik Integratif Berorientasi Pendidikan Karakter dengan Pendekatan Scientific:

Tema menjadi sebuah simpul, sebagai pengikat, sebagai pokok kajian,sebagai pintu masuk untuk mengembangkan berbagai Kompetensi Dasar dariberbagai bidang kajian, warna mata pelajaran tidak lagi tampak, menjadisatu kesatuan yang utuh (holistik). Proses belajar pembelajarannyamenggunakan pendekatan ilmiah (scientific)

pengamatan itu kemudian dilatih untuk mempertanyakan—mepersoalakanrealitas itu, sehingga berkembang ide-ide kreatif dengan penalaransecara logis rasional hingga melahirkan alternatif-alternatif jawaban(ide-ide penciptaan sesuatu yang baru) untuk pemecahan masalah yangdipertanyakan/dipersoalkan tersebut.

Dengan menggunakan pendekatan scientific dalam pembelajaran yangdilakukan bagi anak bangsa sejak dini (sebut saja usia SD) maka akanberpeluang lebih besar bagi dunia pendidikan di negeri ini mampumenghasilkan generasi yang cerdas dan kreatif mampu menghasilkanciptaan-ciptaan barang dan jasa baru sehingga bangsa Indonesia tidaklagi menjadi bangsa konsumen tetapi menjadi produsen barang dan jasabaru untuk memenuhi kebutuhan ummat manusia secara mendunia.

Pendekatan scientific ini diharapkan mewarnai pengalaman belajarsiswa yang tampak mulai dari Kompetensi Inti, kompetensi Dasar, danindikator-indikator pencapaian tujuan pembelajaran, pengalaman belajar—yang tampak dari langkah-langkah pembelajaran baik dalam kegiatan-kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN RPPH TEMATIK INTEGRATIF.

Untuk keperluan pembelajaran secara harian, seorang guruperlu menyusun RPPH (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian).Dengan asumsi Silabus sudah disusun oleh Pusat, maka langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

Pertama, Cermatilah Silabus yang telah disusun olehKemendiknas Pusat. Ketika mencermati Silabus, pusatkan perhatianpada berbagai Kompetensi Dasar dari berbagai bidang kajian (matapelajaran).

Kedua, Kembangkan dan jabarkanlah Setiap KD yang sudahtersusun di Silabus menjadi Indikator-indikator pencapaiankompetensi dasar dalam sebuah daftar dalam bentuk Tabel yangpanjang—beri nomor urut untuk setiap indikatornya. Seluruh KDyang akan disajikan dari berbagai mata pelajaran pada smestertertentu dibuat daftar dalam format matrik dan berilah nomor urut

pada setiap indikatornya. Dalam satu smester mungkin akan dapatdijabarkan sebanyak puluhan bahkan ratusan indkator dari berbagaiKD dari berbagai mata pelajaran.

Kelas-1 Smester 1. Kurikulum 2013

Muatan Kompetensi Dasar (Dikutip dariSilabus Kurikulum 2013)

Indikator (dikembangkan sendiri oleh penulis naskah ini)

PPKn 1.1. Menerima keberagaman karakteristik individu dalam kehidupan beragama sebagai Anugerah Tuhan YangMaha Esa di Lingkungan Rumah dan Sekolah.

Mendengarkan penjelasan teman ketika memperkenalkan diri (001).

... dst. 2.1. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru sebagai perwujudan nilai dan Moral Pancasila.

Memperkenalkan diri dengan menyebut nama, nama orang tua, agama,dan alamat dengan bahasa yang santun (006).

Menunjukkan identitas diri dengan jujur ... ketika memperkenalkan diri... dihadapan teman sekelasnya (007)

2.2. Menunjukkan perilaku patuh pada tata tertib dan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumahdan di sekolah.

...

3.2. Mengenal Tata Tertib dan Mematuhi tata tertib

aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumahdan sekolah.

dalam memperkenalkan diri. (015). ...

3.3. Mengenal keberagaman karakteristik individu di rumah dan di sekolah.

Mengamati ciri-ciri laki-laki dan perempuan... Menjelaskan perbedaan laki-laki dan perempuan (022) ....

4.2. Melaksanakan Tata Tertib di Rumah dan Sekolah.

Melaksanakan aturan dalam bermain lempar tangkap bola dalam memperkenalkan identitas diri (029).

4.3. Mengamati dan menceriterakan kebersamaan dalam keberagaman di rumah dandi sekolah.

...

Bahasa Indonesia

1.1. Menerima Anugerah Tuhan YME berupa Bahasa Indonesiayang dikenal sebagai bahasapersatuan dan sarana belajar ditengah keberagaman bahasa daerah.

...

1.2. Menerima keberadaan TuhanYME atas penciptaan manusiadan bahasa yang beragam serta benda-benda di alam sekitar.

2.1. Memiliki kepedulian dan rasa ingin tahu terhadap keberadaan wujud dan sifat benda melalui pemanfaatan bahasa Indonesia dan atau bahasa daerah.

25. Menanya kelengkapan iden-titas diri sebagi siswa bagi teman sekelasnya (046).

2.2. Memiliki rasa percaya diri terhadap keberadaan tubuh

...

melalui pemanfaatan bahasa Indonesia dan/atau bahasa daerah. 2.4. Memiliki kedisiplinan dantanggung jawab merawat tubuh agar sehat dan bugar melalui pemanfaatan bahasa Indonesia dan/atau bahasa daerah.

...

3.1. Mengenal teks deskriptif tentang anggota tubuh dan Pancaindera, wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yangdapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman.

Mengidentifikasi bagian-bagian tubuh dirinya (070).

3.2. Mengenal teks petunjuk/arahan tentang perawatan tubuh serta pemeliharaan kesehatan dan kebugaran tubuh dengan bantuanguru atau teman dalam bahasa Indonesia liasan dan tulis yang dapat diisi dengan kosa kata bahasa daerah untuk membantu pemahaman.

...

3.3. mengenal teks terimakasihtentang sikap kasih sayang dengan bantuan guru atau temandalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosa kata bahasa daerahuntuk membantu pemahaman.

Mengucapkanterimakasihsete-lah memperkenakandiri (175)

3.4. Mengenal teks ceritera diri/personal tentang keberadaan keluarga dengan bantuan guru atau teman dalam

...

bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman. 4.1. Mengamati dan menirukan teks deskriptif tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam secara mandiri dalam bahasa daerah untuk membantu penyajian.

... menirukan ucapan seseorang yang mendeskripsikan tentang panca indra atau anggota tubuhnya (081)

4.2. Mempraktikkan teks arahan/petunjuk tentang merawat tubuh serta kesehatan dan kebugaran tubuh secara mandiri dalam bahasa Indonesialisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu penyajian.

...

4.3. Menyampaikan teks terimakasih mengenai sikap kasih sayang secara mandiri dalam bahasa Indonesia Lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu penyajian.

...

4.4. Menyampaikan teks ceritera diri/personal tentangkeluarga secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosa kata bahasa daerah untuk membantu penyajian.

Menceriterakan identitas diri anggotakeluarga diri siswa (095).

Matematika

2.1. Menunjukkan sikap cermat dan teliti, tertib dan mengikuti aturan, peduli disiplin waktu serta tidak

...

mudah menyerah dalam pengerjaan tugas. 2.2. Memiliki rasa ingin tahu dan ketertarikan pada matematika yang terbentuk melalui pengalaman belajar. 3.1. Mengenal lambang bilangandan mendeskripsikan kemunculanbilangan dengan bahasa sederhana.

...

3.2. Mengenal bilangan asli sampai 99 dengan menggunakan benda-benda yang ada disekitarrumah, sekolah, atau tempat bermain.

Menghitung jumlah teman sekelasnya (103).

3.5. Mengenal bangun datar danbangun ruang dengan menggunakan benda-benda yang ada di sekitar rumah, sekolah,atau tempat bermain.

Membentuk banjar bangun-bangun datar: Segi empat, segi tiga,dll (110). ....

3.11. Membandingkan dengan memperkirakan panjang suatu benda menggunakan istilah sehari-hari (lebih panjang lebih pendek).

Menunjukkan konsep lebih panjang dan lebih pendek (115).

4.1. Mengurai sebuah bilangan asli sampai dengan 99 sebagai hasil penjumlahan dan pengurangan dua bilangan asli lainnya dengan berbagai kemungkinan jawaban.

...

4.5. Membentuk berbagai bangundatar dengan menggunakan papanberpaku atau media lainnya.

...

4.6. Melakukan pengubinan daribangun datar sederhana tertentu.

Mengukur panjang dengan menggunakan telapak kaki... (125)

4.8. Mengelompokkan teman sekelas berdasarkan tinggi

Menunjukkan konsep lebih tinggi dan

badannya. tinggi dan lebih rendah... (132)

4.9. Mengumpulkan dan mengelola data pokok kategorikal dan menyajikannya dalam grafik kongkrit dan piktograf tanpa menggunakan urutan label pada sumbu horisontal.

Memilih dan mengelompokkan teman sekelasnya yang badannya cenderung gemuk dan kurus (140)....

Seni Budaya dan Prakarya

1.1. Merasakan keindahan alam sebagai salah satu tanda-tanda kekuasaan Tuhan.

Menyanyikan lagu berjudul “Siapa Namamu” .... (146)

2.1. Menunjukkan rasa percaya diri untuk berlatih mengekspresikan diri dalam mengolah karya seni.

...

2.2. Menunjukkan rasa ingin tahu untuk mengenal alam di lingkungan sekitar sebagai sumber ide dalam berkarya seni.

...

3.1. Mengenal cara dan hasil gambar ekspresi.

Menggambar ekspresi (166)...

3.3. Mengenal unsur-unsur gerak, bagian-bagian gerak anggota tubuh dan level gerak dalam menari.

Melakukan gerakan lempar tangkap bola (170)

Setelah selesai berhasil menjabarkan KD menjadi indikator-indikator yang panjang untuk satu smester, seperti tergambardalam sebuah tabel di atas, simpan dulu sebagai bahan baku untukmenyusun RPPH. Nanti akan dilihat kembali, indikator-indikatoryang telah tersusun dan bernomor urut tersebut, akan diambil satupersatu disesuaikan dengan tema yang akan dikaji, ketika menyusunRPPH Nanti.

Ketiga, tentukan atau pilih tema (besar) sesuai dengan yangtertera pada silabus. Misalnya tema “Diri Sendiri”. Setelah temaDiri Sendiri atau tema lain dipilih dan ditentukan, kembangkanlahdan jabarkanlah tema tersebut menjadi lebih terperinci dari Temamenjadi Sub-Tema, dari Sub-Tema menjadi Sub-sub Tema, dari Sub-sub Tema menjadi Sub-sub-sub Tema dan seterusnya dalam PemetaanKonsep Tematik,dengan menggunakan Webbed Model. Jika Temanya DiriSendiri maka Webbed Model Tematiknya, Peta Konsep Tematik nya,misalnya tergambar berikut ini:

Peta Konsep Tema “Diri Sendiri”

Keempat, Setelah dilakukan pemetaan konsep tematik sepertidicontohkan di atas, baru kemudian dapat dibuatkan jadwalpenyajian tematik hariannya. Yang dijadwalkan secara hariannyaadalah “Sub-Tema, atau Sub-sub Tema, atau Sub-sub-sub Temanyatergantung dari berapa lama (hari) satu tema akan disajikan dalampembelajaran harian. Dengan demikian seluruh komponen dalam temaakan tersaji dan terkaji secara cermat sekaligus sebagai pengikat

atau simpul-simpul kajian dari berbagai (sebut saja matapelajaran).

Dengan merujuk pada: (1) Tema yang sudah ditentukan ataudinegosiasikan dengan siswa, Daftar KD dan Indikator sepertitelah disusun dan dicontohkan di atas; dan(2) Peta KonsepTematik tentang Diri Sendiri, yang telah disajikan di atas, makaseorang guru dapat menyajikannya dalam Jadwal PembelajaranTematik Integratif secara harian,yang bisa didokumentasikan dalambentuk dokumen Pembelajaran Harian, misalnya, sebagai berikut:

Hari/Tanggal

Tema Sub-tema Kemampuan (Indikator)yang diharapkan dapatdicapai melaluipembelajaran harian.

Senin, 19 –8 – 2013

Menyanyikan lagu denganjudul Siapa Namamu..(146)Menggerakkan tanganmelalui lempar tangkapbola ... (170) Memperkenalkan diri denganmenyebut nama, nama orangtua, agama, dan alamatdengan bahasa yang santun(006).Menunjukkan identitas diridengan jujur ... ketikamemperkenalkan diri...dihadapan teman sekelasnya(007).Menunjukkan konsep lebihpanjang dan lebih pendek(115).Mewarnai gambar siswaberseragam Sekolah Dasar:atasan putih, bawahan--merah, dan seragam

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

(PJOK)

Menggerakkan tangan melalui lempar tangkap bola ... (170)

SENI BUDAYA DAN PRAKARYA (SBDP)

Menyanyikan lagu berju-dul Siapa Namamu (146).Menggambar ekspresi (166).

BAHASA INDONESIA

Mengucapkanterimakasih setelah memperkenakan diri(175).

Memperkenalkan diri dengan menyebut nama, nama orangtua, agama, dan alamat dengan bahasayang santun (006).

pramuka. (166)Menghitung jumlah temansekelasnya (103).Menanya tentang identitaslainnya tentang dirisiswa yang memperkenalkandiri (046).Memilih dan mengelompokkanteman sekelasnya yangbadannya cenderung gemukdan kurus (140).Mengucapkanterimakasihsetelah memperkenakan diri(175)

Selasa IdentitasDiri:Agama ...

... dst.

Kelima, buatlah jaringan Indikator dalam ikatan Subtema atauSub-subtema yang disajikan secara harian, berbasis pada JadwalHarian di atas. Nah jika mengacu pada jadwal penyajian harian diatas, maka dapat dibuat Jaringan Indikator dalam ikatan Subtemaatau Sub-subtema sebagai berikut:

Jaringan Indikator untuk Pembelajaran Harian untuk hari ke-1

Tema: Diri SendiriSub-Tema: Identitas Diri--1

(K.2013: Aku dan Teman Baruku)

MATEMATIKA

Menghitung jumlah teman sekelasnya (103).Memilih dan mengelompokkan teman sekelasnya yang badannya cenderung gemuk dan kurus (140).Menunjukkan konsep lebih panjang dan lebih pendek (115). Lebih banyak lebih sedikit ?

PPKn

Mendengarkan penjelasan teman ketika memperkenal-kan diri (001).

Menunjukkan identitas diri dengan jujur ... ketika memperkenalkan diri... dihadapan teman sekelasnya (007).

AGAMA

Berdoa di awal dan akhir pelajaran.

Keenam, setelah membuat jaringan indikator yang akandisajikan secara harian seperti di atas, barulah di susun RPPHsesuai Permendiknas No ...... tentang Standard Proses (--- yangdiduga akan terjadi kesulitan-kesulitan karena banyaknya KD yangharus di munculkan di RPPH.

CONTOH RPPH

IDENTITAS

Nama SD/MI SD Ki HadjarDewantoro

Subtema (MateriPokok)

Identitas Diri(Aku dan TemanBaruku)

Kelas/Smester 1/1 Pertemuan Harike-1

Senin, 19 Agustus2013

Alokasi Waktu 6 x 35 menit.

JARINGAN INDIKATOR DALAM SIMPUL SUB-TEMA

Tema: Diri SendiriSub-Tema: Identitas Diri--1

(K.2013: Aku dan Teman Baruku)

PendidikanJasmani Olah ragadan Kesehatan

(PJOK)

Menggerakkan tanganmelalui lempartangkap bola ...(170).

Seni Budaya DanPrakarya

(SBDP)

Menyanyikan laguberjudul “Siapanamamu”(082).Menggambar ekspresi(066)

BAHASA INDONESIA

Mengucapkanterimakasih setelah memperkenakan diri(175).Memperkenalkan diridengan menyebut nama,nama orangtua, agama,dan alamat denganbahasayang santun(006).

MATEMATIKA

Menghitung jumlah teman sekelasnya (103).

Memilih dan mengelompokkanteman sekelasnya yang badannyacenderung gemuk dan kurus(140).

Menunjukkan konsep lebihpanjang dan lebih pendek lebih

PPKn

Mendengarkanpenjelasan temanketika memperkenal-kan diri (001).

Menunjukkan identitasdiri dengan jujur ...ketika memperkenalkandiri... dihadapanteman sekelasnya

KOMPETENSI DASAR

1. Menerima keberagaman karakteristik individu dalam kehidupanberagama sebagai Anugerah Tuhan Yang Maha Esa di LingkunganRumah dan Sekolah (PPKn).

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengankeluarga, teman, dan guru sebagai perwujudan nilai dan MoralPancasila (PPKn).

3. Memiliki kepedulian dan rasa ingin tahu terhadap keberadaanwujud dan sifat benda melalui pemanfaatan bahasa Indonesiadan atau bahasa daerah (BI)

4. Mengenal bilangan asli sampai 99 dengan menggunakan benda-benda yang ada disekitar rumah, sekolah, atau tempat bermain(MAT).

5. Mengumpulkan dan mengelola data pokok kategorikal danmenyajikannya dalam grafik kongkrit dan piktograf tanpamenggunakan urutan label pada sumbu horisontal (MAT).

6. Mengenal cara dan hasil gambar ekspresi (SBKP).7. Mengenal teks terimakasih tentang sikap kasih sayang dengan

bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dantulis yang dapat diisi dengan kosa kata bahasa daerah untukmembantu pemahaman (BI).

INDIKATOR

1. Menghitung jumlah teman sekelasnya (103).2. Memilih dan mengelompokkan teman sekelasnya yang badannya

cenderung gemuk dan kurus (140).3. Menunjukkan konsep lebih panjang dan lebih pendek , lebih

banyak lebih sedikit (115).4. Mendengarkan penjelasan teman ketika memperkenal-kan diri

(001).

5. Menunjukkan identitas diri dengan jujur ... ketikamemperkenalkan diri... dihadapan teman sekelasnya (007).

6. Menggerakkan tangan melalui lempar tangkap bola (170). 7. Menyanyikan lagu tentang “identitas diri...” misalnya Dua

Mata Saya (082).

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Dalam posisi berdiri secara melingkar di halaman sekolahsiswa berdo’a untuk mengawali pelajaran.

2. Melalui panduan guru siswa bernyanyi bersama melantunkanlagu tentang “Siapa Namamu” secara kompak sambil berjalanmelingkar.

3. Melalui lempar tangkap bola siswa mampu melempar bola denganmengenai sasaran yang tepat.

4. Melalui lempar tangkap bola siswa mampu menangkap boladengan tangkapan yang tepat.

5. Dengan menangkap bola lemparan temannya siswamencobamemperkenalkan identitas dirinya dengan menyebutkan(nama, nama orang tua, agama, dan alamat rumahnya) denganbahasa yang santun.

6. Siswa memperkenalkan diri dengan bahasa dan sikap yangsantun.

7. Siswa mengucapkan terimakasih setelah memperkenalkan diridengan cara yang santun.

8. Siswa mempertanyakan tentang identitas diri temannya yangbaru saja memperkenalkan diri dengan cara yang santun.

9. Siswa mendengarkan dan mencermati temannya ketikamemperkenalkan diri dengan seksama.

10. Melalui dua kelompok siswa laki-laki dan perempuan yangsaling berhadapan berhadap- menghitung banyak teman yangberada di depannya.

11. Melalui kelompok yang terdiri dari 6 siswa, mampumembilang dan menjumlahkan sekelompok siswa.

12. Siswa membandingkan besarnya bola tenes dan bola ping-pong (tenis meja) melalui permainan lempar tangkap bola.

13. Melalui berbaris membanjar secara berpasang-pasangansiswa menunjukkan barisan yang lebih panjang dan lebihpendek dengan benar.

14. Melalui berpasang-pasangan antara laki-laki danperempuan dalam baris berbanjar dua siswa mampu membedakankonsep lebih banyak lebih sedikit.

15. Siswa mewarnai gambar anak SD dengan ra16. Siswa berlatih mengerjakan lembar kerja siswa yang

telah dipersiapkan oleh guru dengan sungguh-sungguh. 17. Siswa memperhatikan pesan-pesan moral dari guru. 18. Siswa berdo’a dengan melantunkan do’a di akhir

pelajaran.

SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN

Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan sumber dan mediapembelajaran Siswa-siswa yang sedang belajar di kelas ini, bukuPembelajaran Tematik terbitan Kemendiknas. Media lainnya adalahbola tenes/atau bola kertas, dan lembar kerja siswa.

METODE PEMBELAJARAN

Metode yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah Bermain dan Demonstrasi melalui Permainan Lempar Tangkap Bola.

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Kegiatan

Langkah-langkah Pembelajaran Waktu

Awal Siswa melantunkan do’a memulai pelajaranbersama teman sekelasnya dalam panduan

15’

guru didalam barisan secara melingkar. Siswa mendengarkan informasi tentang

pembelajaran yang akan dilakukan. Siswa dan guru melakukan negosiasi (tawar-

menawar) tentang tema yang perludisepakati untuk pembelajaran hari ini.

Siswa mengikuti dan mencermati penjelasanguru tentang tujuan pembelajaran hari iniserta mempertanyakan untuk hal-hal yangdirasakan siswa belum jelas.

Inti Siswa berjalan dalam barisan melingkar,guru berada di tengah-tengahnya, sambilmenyanyikan lagu tentang “

Melalui lempar tangkap bola siswa mencobamemperkenalkan identitas dirinya denganmenyebutkan nama dirinya, nama kedua orangtuanya, agama, dan alamat rumahnya, dengansantun, teman lainnya memperhatikan denganseksama.

Siswa mempertanyakan penjelasan lain yangperlu diketahui tentang identitas diriteman sekelasnya yang sedangmemperkenalkan diri.

Siswa mencoba menghitung jumlah temansekelasnya yang berada pada barisan dibanjar depannya dan mengkomunikasikanhasilnya.

Siswa mencoba menjumlahkan kedua banjarbarisan siswa dengan cara menggabungkandua banjar yang ada.

Siswa mencoba mengelompokkan dirinyadengan membentuk baris kelompok anak gemukdan kelompok anak kurus.

Siswa berbaris secara berpasang-pasanganlaki-laki dan perempuan kemudianmenunjukkan (mengkomunikasikan) lebihpanjang mana antara barisan laki-lakidengan barisan perempuan.

Siswa mencoba mewarnai gambar anak yangberseragam atasan warna putih dan bawahanwarna merah.

Siswa berlatih menyelesaikan tugas sesuaidengan Lembar Kerja yang sudah disiapkan.

175’

Penutup

Siswa melakukan kegiatan menalar melaluirefleksi melalui curah pendapat apa yangdiperoleh pada hari ini, apa yang dianggapmasih membingungkan dan belum jelas, apayang perlu dipetanyakan, dan apa yangperlu diperbaiki dan dipelajari lagi.

Penyampaian pesan-pesan moral pentingnyamemperkenalkan identitas diri denganjujur, percaya diri, dan santun.

Do’a akhir pembelajaran

20’

ASESMEN, EVALUASI, DAN PENILAIAN

Asesmen dilakukan dengan menggunakan instrumen untukmengamati proses pembelajaran dengan menggunakan lembarpengamatan, dan Soal Tes untuk mngungkap kemampuan-kemampuan yangbersifat kognitif. Adapun lembar observasi dan soal testerlampir.

Lampiran-1: Lembar Kerja Siswa.

1. Menceritakan gambar

Coba perhatikan gambar di atas!

Sedang mengerjakan apakah mereka?

Anak-anak, hari ini kita akan meniru kegiatan

mereka.

Kita akan berkenalan dengan teman-temanmu.

Mari kita ke halaman.

2. Bernyanyi

Kita berbaris, membentuk lingkaran.

Kita berkenalan sambil bernyanyi.

2. Berkenalan

Nah anak-anak, mari berkenalan satu-satu

Lemparkan bola ini ke temanmu yang ingin dikenal.

Ikutilah perkenalan ini!

Namaku Nana Yunita

Aku dipanggil Nana

Rumahku di jalan anggrek.

Aku beragama Islam.

Namamu siapa?

3. Berkelompok sesuai jenis kelamin

Sekarang mari kita berkelompok sesuai jenis

kelaminmu!

Anak laki-laki di sebelah kanan Bapak

Anak perempuan di sebelah kiri Bapak

4. Menghitung jumlah teman

Hitunglah jumlah anak laki-laki!

Berapa jumlahnya?

Berapa jumlah anak perempuan?

Berapa jumlah teman kita semuanya?

+ =

5. Membandingkan

Manakah yang lebih banyak

Jumlah anak laki-laki atau perempuan? ………………

Siswa yang gemuk berjumlah ...... orang siswa,

sedangkan yang kurus berjumlah ..... orang siswa.

Lampiran-2: Instrumen Asesmen

Nama Siswa Ik-1

Ik-2

Ik-3 Ik-4

Ik-5

Ik-6

Ik-7

JmlPencapainSkor.

Ahmad Khuzaefah Badruzzaman Cely Doni Emy Fredy

Keterangan:

Ik-1 . Menghitung jumlah teman sekelasnya (103).

Ik-2 .Memilih dan mengelompokkan teman sekelasnya yang badannyacenderung gemuk dan kurus (140).

Ik-3. Menunjukkan konsep lebih panjang dan lebih pendek , lebihbanyak lebih sedikit (115).

Ik-4. Mendengarkan penjelasan teman ketika memperkenal-kan diri(001). Ik-5. Menunjukkan identitas diri dengan jujur ... ketika

memperkenalkan diri... dihadapan teman sekelasnya (007).

Ik-6. Menggerakkan tangan melalui lempar tangkap bola (170).

Ik-7. Menyanyikan lagu tentang “identitas diri...” misalnya DuaMata Saya (082).

Rubrik Penilaian Proses:

Jumlah Pencapaian Skor

Sebutan

1-7 Tidak Kompeten 8-16 Kurang kompeten 17-24 Cukup kompeten 25-32 Kompeten 33-40 Sangat Kompeten

Lampiran-3: Soal Tes

1. B A. B Yang lebih panjang adalah batang ......................(A atau B).

2. C = @@@@@@@@@@ D = @@@@@ , yang lebih banyakadalah ........(C atau D).

3.

Lebih banyak yang mana ? Buah Apel atau buah jeruk !

4.

Lebih besar mana ? Buah melon atau buah apel!

5.Berapa banyaknya ?

6. Budi mempunyai 3 permen, Arman mempunyai 4 permen. Berapajumlah permin budi dan arman ?

DAFTAR RUJUKAN

Agius, Robyn, Nicole Di Marco, Fiona Reid, Debra Seehan, 1992.Active Answers: Practical Ideas for Integrating TheCurricula, Oxford University Press Australia, 1992.

Akbar S., I Wayan Sutama, dan Pujianto, 2006. Pengembangan ModelPembelajaran Tematik untuk Kelas-1 dan Kelas-2 SD, LaporanPenelitian Hibah Bersaing Perguruan Tinggi, Malang:Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang.

Akbar S, I Wayan Sutama, Pujianto. 2008. Pembelajaran TematikUntuk Kelas 1 SD, Yogyakarta: Cipta Media.

Akbar S, I Wayan Sutama, Pujianto. 2008. Pembelajaran TematikUntuk Kelas 2 SD, Yogyakarta: Cipta Media.

Brown Marry and Norman Precimaous, 1973. The Integrated Day inThe Primary School, London: Printed Offset Litho By Coxand Wyman, Ltd.

Forgatry, Robbin, 1991. How To Integrate Curricula, Illinois, IRIPublishing Inc.

Mathison, Sandra dan Melissa Freeman, 1997. The Logic ofInterdisciplinary Studies, Presented at The Annual Meetingof The American Educational Research Association, Chicago.

Kovalic, Susan and Karen Olsen, 1994. ITI: Integrated ThematicInstruction, Publish by Susan Kovalic and Associate.

Pigdon, Keith and Marilyn Wooley, 1992. The Gig PictureIntegrating Children Learning, EC Publishing.

Philip H. Phenix, 1964. Realms of Meaning, A Philoshopy ofe TheCurriculum for General Education, New York: McGraw-HillBook Company.

Sukarnyana, I Wayan, dkk, 2000. Prosedur Pelaksanaan PembelajaranTerpadu di Sekolah Dasar, Makalah disajikan pada SeminarRegional Implementasi Pembelajaran Terpadu di SekolahDasar Menyongsong Indonesia Baru.

Sutirjo dan Sri Istuti Mamiek, 2005. Tematik: PembelajaranEfektif dalam Kurikulum 2004, Malang: Bayu Media.

Tim Pengembang PGSD, 1996/1997. Pembelajaran Terpadu D-II PGSDdan S2 Pendidikan Dasar, Jakarta: Depdikbud.