Pajak

23
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini kita sering mendengar istilah pembangunan nasional baik dalam mata kuliah atau media. Kita juga mengetahui bahwa pembangunan tersebut pastilah memerlukan dana yang tidak sedikit. Dalam bab ini kita akan mempelajari salah satu sumber pemasukan negara bagi pembangunan, yakni pajak. Secara umum persepsi kita mengenai pajak adalah wujud dari seorang warga negara untuk memberikan kontribusi dalam membangun negara dengan mendapat imbalan tidak langsung. Dalam bab ini kita akan mempelajari sebagian hal yang berkaitan dengan pajak, mulai dari pengertian, jenis,fungsi,asas, serta besaran tarif penarikan. Semua ini akan kita pelajari sebagai pengantar dalam mata kuliah ini , karena matri yang lebih lanjut akan dipelajari dalam bab-bab selanjutnya.

Transcript of Pajak

1

BAB I

PENDAHULUAN

 A.    Latar Belakang

Dewasa ini kita sering mendengar istilah pembangunan

nasional baik dalam mata kuliah atau media. Kita juga mengetahui

bahwa pembangunan tersebut pastilah memerlukan dana yang tidak

sedikit. Dalam bab ini kita akan mempelajari salah satu sumber

pemasukan negara bagi pembangunan, yakni pajak. Secara umum

persepsi kita mengenai pajak adalah wujud dari seorang warga

negara untuk memberikan kontribusi dalam membangun negara dengan

mendapat imbalan tidak langsung.

Dalam bab ini kita akan mempelajari sebagian  hal yang

berkaitan dengan pajak, mulai dari pengertian, jenis,fungsi,asas,

serta besaran tarif penarikan. Semua ini akan kita pelajari

sebagai pengantar dalam mata kuliah ini , karena matri yang lebih

lanjut akan dipelajari dalam bab-bab selanjutnya.

2

 B.    Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian pajak ?

2. Apa saja pungutan pajak dan selain pajak?

3. Bagaimana peran serta fungsi pajak dalam pembangunan ?

4. Apa itu penerimaan negara bukan pajak?

C.     Tujuan dan Manfaat

Tujuan kami menulis makalah dan mengangkat Tema mengenai

“PENGERTIAN DASAR PERPAJAKAN” ini adalah guna memenuhi  tugas

mata kuliah Perpajakan.

Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk memperluas

wawasan kami dan pembaca tentang masalah Perpajakan. Selain itu

supaya ada kesadaran pada diri kami dan pembaca untuk tertib

membayar pajak.

D. Kegunaan makalah

1. Memberi informasi kepada pembaca

2. Lebih memahami dan mengerti tentang pajak

3

3. Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pajak

E. Prosedur makalah

Makalah ini di buat dengan menggunakan prosedur/metode

studi pustaka dan pendekatan kualitatif.

BAB II

PEMBAHASAN

PENGERTIAN DASAR PERPAJAKAN

A.    PENGERTIAN PAJAK

Menurut Prof. Dr. P. J. A. Adriani :

Pajak adalah iuran kepada Negara yang terhutang oleh yang

wajib membayarnya menurut peraturan – peraturan,dengan tidak

4

dapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk dan gunanya

untuk membiayai pengeluaran – pengeluaran umum berhubung dengan

tugas Negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.

Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S. H :

Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas

Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan

untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai

public investment.

Menurut UU No. 28 Tahun 2007 :

Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang

oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan

undang – undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung.

B. PUNGUTAN PAJAK DAN SELAIN PAJAK

1. Pajak

5

Pajak adalah iuran wajib yang dibayar oleh wajib pajak

berdasarkan norma-norma hukum untuk membiayai pengeluaran-

pengeluaran kolektif guna meningkatkan kesejahteraan umum yang

balas jasanya tidak diterima secara langsung.

Berdasarkan pengertian tersebut, pajak mempunyai ciri-ciri

sebagai berikut :

1. Iuran wajib dikenakan kepada masyarakat wajib pajak.

2. Iuran wajib yang ditetapkan dengan norma-norma atau aturan

hukum.

3. Digunakan untuk membiayai kepentingan umum/bersama.

4. Bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

5. Balas jasanya tidak diterima secara langsung.

2. Retribusi

Retribusi adalah iuran kepada negara berdasarkan Undang-

undang Perpajakan yang pengenaannya dapat di paksakan dan

mendapat kontra prestasi secara langsung yang dipergunakan untuk

keperluan pemerintah daerah. Contoh : Retribusi Parkir, Galian

Pasir, kebersihan.

6

Karakteristik retribusi : 

1. Retribusi dipungut dengan berdasarkan peraturan-peraturan

(yang berlaku umum). 

2. Dalam retribusi, prestasi yang berupa pembayaran dari warga

masyarakat akan mendapatkan jasa timbal langsung yang

ditujukan pada individu yang membayarnya. 

3. Uang hasil retribusi digunakan bagi pelayanan umum berkait

dengan retribusi yang bersangkutan. 

4. Pelaksanaannya dapat dipaksakan, biasanya bersifat ekonomis.

Menurut Undang – Undang No. 34 Tahun 2000, retribusi dibagi

atas 3 golongan yaitu :

1)      Retribusi Jasa Umum,terdiri dari :

a)      Retribusi pelayanan kesehatan

b)      Retribusi pelayanan kebersihan

7

c)      Retribusi pelayanan pasar

d)     Retribusi pelayanan pemakaman

e)      Retribusi pelayanan parker ditempat umum

2)      Retribusi Jasa Usaha, terdiri dari :

a)      Retribusi pemakaian kekayaan daerah

b)      Retribusi pasar grosir

c) Retribusi terminal

d)     Retribusi tempat pelelangan

e)      Retribusi tempat rekreasi dan olahraga

3)      Retribusi Perizinan Tertentu, terdiri dari :

a)      Retribusi izin mendirikan bangunan

b)      Retribusi tempat penjualan minuman beralkohol

c)      Retribusi izin gangguan

d)      Retibusi izin trayek

3. Cukai

       Cukai adalah pungutan resmi dikenakan atas barang-barang

tertentu yang sudah ditetapkan oleh pemerintah terhadap barang-

barang tertentu yang mempunyai sifat dan karakteristik:

a. konsumsinya perlu dikendalikan

8

b. peredarannya perlu diawasi.

c. pemakaiannya menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat dan

lingkungan hidup, atau

d. pemakaiannya perlu pembebanan pungutan negara demi keadilan

dan keseimbangan dikenai cukai berdasarkan undang-undang cukai.

Pengenaan Cukai

cukai dikenakan terhadap barang kena cukai yang terdiri dari

a. etil alkohol atau etanol

b. minuman mengandung etil alkohol dalam kadar berapapun

c. hasil tembakau yang meliputi sigaret, cerutu, rokok daun,

tembakau iris dan hasil pengolahan tembakau lainnya.

Fungsi pengenaan Cukai

a. melaksanakan fungsi untuk membatasi beredarnya barang barang

yang dianggap immoral atau tidak sehat jika di konsumsi

masyarakat serta melindungi lingkungan hidup seperti hasil

9

tembakau, dan minuman mengandung etil Alkohol.

b. pengenaan cukai yang berfungsi untuk barang-barang nonesensial

atau atas konsumsi barang mewah

c. cukai dipergunakan sebagai suatu sarana untuk menciptakan

tenaga kerja seperti rokok sigaret kretek tangan, KLB dan KLM

d. Cukai merupakan salah satu sumber penerimaan negara dalam

pembiayaan pembagunan demi keadilan dan keseimbangan

4. Bea Materai

        Bea Meterai merupakan pajak yang dikenakan terhadap

dokumen yang menurut Undang-undang Bea Meterai menjadi objek Bea

Meterai. Atas setiap dokumen yang menjadi objek Bea Meterai harus

sudah dibubuhi benda meterai atau pelunasan Bea Meterai dengan

menggunakan cara lain sebelum dokumen itu digunakan.

KARAKTERISTIK

Bea meterai tidak diperlukan nomor identitas baik untuk

wajib pajak maupun obyek pajak.

Pembayaran bea meterai terjadi terlebih dahulu daripada saat

terutang.

10

Waktu pembayaran dapat dilakukan secara isidentil dan tidak

terikat waktu.

JENIS BEA METERAI

1. Benda meterai adalah meterai tempel dan kertas meterai yang

dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia

2. Pemeteraian kemudian adalah pelunasan bea meterai yang

dilakukan pejabat pos atas dokumen yang bea meterai belum

dilunasi.

Bea meterai dikenakan terhadap dokumen yang berbentuk:

1. Surat perjanjian dan surat-surat lain yang dibuat dengan

tujuan sebagai pembuktian mengenai perbuatan, kenyataan atau

keadaan yang bersifat perdata

2. Akta-akta notaris beserta salinan-salinannya

11

3. Akta-akta pejabat pembuat akta tanah beserta rangkap-

rangkapnya

4. Surat berharga

5. Efek

6. Dokumen yang digunakan untuk pembuktian di pengadilan

5. Bea Ekspor dan Bea Impor

         Bea Ekspor adalah pungutan resmi kepada eksportir yang

akan mengekspor barang dagangannya keluar negeri, berdasarkan

tarif yang sudah ditentukan bagi masing-masing golongan barang.

Sedangkan Bea Impor adalah pungutan terhadap importir saat

mengimpor barang dari luar negeri.

6. Sumbangan

Sumbangan adalah sebuah pemberian pada umumnya bersifat secara

pisik oleh perorangan atau badan hukum, pemberian ini mempunyai

sifat sukarela dengan tanpa adanya imbalan bersifat

keuntungan. Contoh : Sumbangan Pembangunan Masjid

Karakteristik Sumbangan :

12

1.  Sumbangan dipungut berdasarkan peraturan perundangan yang

berlaku dan mengikat umum

2. Dalam sumbangan, kontraprestasi diperoleh bukan karena

membayarnya secara individual melainkan secara kelompok. 

3. Pelaksanaannya dapat dipaksakan, tetapi tidak bersifat

ekonomis seperti halnya retribusi, melainkan hanya bersifat

yuridis.

C.     PERANAN DAN FUNGSI PAJAK

1.      Peranan Pajak dalam Pembangunan

13

Pajak sangat erat hubungannya dalam pembangunan nasional

baik disektor public maupun disektor swasta. Dengan uang pajak,

pemerintah dapat melaksanakan pembangunan, memperlancar roda

pemerintahan, menyiapkan lapangan pekerjaan serta meningkatkan

kehidupan ekonomi masyarakat.

 2.      Fungsi Pajak

Pajak memiliki beberapa fungsi antara lain:

1. Fungsi stabilitas; artinya pajak sebagai instrumen untuk

menjaga stabilitas ekonomi,

Pajak dapat digunakan untuk mengatasi ketidakstabilan

ekonomi melalui penentuan tarif pajak.

2. Fungsi regulasi; artinya pajak sebagai alat untuk

mencapai tujuan-tujuan yang telah

ditetapkan pemerintah. Pajak berfungsi mengatur

perekonomian dalam rangka mencapai tingkat pertumbuhan

ekonomi yang cepat dan tepat sasaran.

3. Fungsi anggaran; artinya pajak sebagai sumber penerimaan

negara untuk membiayai

pengeluaran pemerintah kaitannya dengan pelayanan publik.

14

4. Fungsi alokasi; artinya pajak digunakan untuk membiayai

dan menyediakan barang

dan atau jasa yang dibutuhkan masyarakat.

5. Fungsi distribusi; artinya pajak digunakan untuk

membiayai pelaksanaan

pembangunan ekonomi dalam rangka meningkatkan taraf hidup

masyarakat. Atau bisa juga disebut sebagai fungsi untuk

pemerataan pendapatan.

D.PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK

Dasar Hukum

Dasar hukum pengelolaan keuangan Negara terkait

Penerimaan Negara Bukan Pajak antara lain:

1) Undang - Undang Nomor 20 Tahun 1997  Tentang Penerimaan

Negara Bukan Pajak;

2) Undang - Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

3) Undang - Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara;

4) Undang - Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang  Pemeriksaan

15

Pengelolaan Dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;

5) Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1997 Tentang Jenis dan

Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak;

6) Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1999 Tentang Tata Cara

Penggunaan Penerimaan Negara Bukan Pajak  Yang Bersumber

Dari Kegiatan Tertentu

7) Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun 2004 Tentang Tata Cara

Penyampaian Rencana dan Laporan Realisasi Penerimaan Negara

Bukan Pajak;

8) Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2005 Tentang Pemeriksaan

Penerimaan Negara Bukan Pajak;

9) Peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 2009 Tentang Tata Cara

Penentuan Jumlah dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan

Pajak Yang Terutang;

10) Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2009 tentang Jenis

dan Tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak di Lingkungan

Kementerian Dalam Negeri;

11) Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2010 Tentang Tata

Cara Pengajuan Dan Penyelesaian Keberatan Atas Penetapan

16

Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Terutang.

Pengertian PNBP

Penerimaan Negara Bukan Pajak adalah seluruh

penerimaan Pemerintah Pusat yang tidak berasal dari

penerimaan perpajakan.

Kelompok PNBP sesuai peraturan perundang-undangan

meliputi:

a.    Penerimaan yang bersumber dari pengelolaan dana

Pemerintah;

b.    Penerimaan dari pemanfaatan sumber daya alam;

c.    Penerimaan dari hasil-hasil pengelolaan kekayaan

negara yang dipisahkan;

d.    Penerimaan dari kegiatan pelayanan yang dilaksanakan

Pemerintah;

e.    Penerimaan berdasarkan putusan pengadilan dan yang

berasal dari pengenaan denda administrasi;

f.     Penerimaan lainnya yang diatur dalam Undang-undang

17

tersendiri.

Prinsip Pengelolaan PNBP:

Seluruh PNBP wajib disetor langsung secepatnya ke Kas

Negara. (Pasal 4 UU No. 20 Tahun 1997 tentang PNBP)

Penerimaan harus disetor seluruhnya ke Kas Negara pada

waktunya. (Pasal 16 ayat (3) UU No. 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara)

Penerimaan Kementerian/Lembaga tidak boleh digunakan

langsung untuk membiayai pengeluaran. (Pasal 16 ayat (3) UU

No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara)

Seluruh PNBP dikelola dalam sistem APBN. (Pasal 5 UU No. 20

Tahun 1997 tentang PNBP)

Semua penerimaan yang menjadi hak negara dalam tahun

anggaran yang bersangkutan harus dimasukkan dalam APBN.

(Pasal 3 ayat (5) UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara)

Tarif atas jenis PNBP ditetapkan dalam UU atau PP yang

menetapkan jenis PNBP yang bersangkutan. (Pasal 3 ayat (2)

18

UU No. 20 Tahun 1997 tentang PNBP)

Dengan tetap memenuhi kewajiban menyetor langsung ke Kas

Negara dan dikelola dalam sistem APBN, Sebagian dana dari

suatu jenis PNBP dapat digunakan untuk kegiatan tertentu

yang berkaitan dengan jenis PNBP tersebut oleh instansi yang

bersangkutan.

Besarnya sebagian dana PNBP yang dapat digunakan untuk

kegiatan tertentu yang berkaitan dengan jenis PNBP

ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

Instansi dapat menggunakan sebagian dana PNBP dimaksud

setelah memperoleh persetujuan dari Menteri Keuangan.

Persetujuan penggunaan PNBP dimaksud sewaktu-waktu dapat

ditinjau kembali oleh Menteri Keuangan.

Kegiatan yang dapat dibiayai dari dana PNBP :

1. Penelitian dan Pengembangan teknologi

2. Pelayanan Kesehatan

3. Pendidikan dan Pelatihan

4. Penegakan hukum

19

5. Pelayanan yang melibatkan kemampuan intelektual tertentu

6. Pelestarian sumber daya alam

Pelaporan PNBP:

Pimpinan Instansi Pemerintah wajib menyampaikan laporan

triwulanan mengenai seluruh penerimaan dan penggunaan dana

PNBP oleh instansi yang bersangkutan kepada Menteri

Keuangan.

Laporan Realisasi PNBP triwulanan disampaikan secara

tertulis oleh pejabat Instansi Pemerintah kepada Menteri

Keuangan paling lambat 1 (satu) bulan setelah triwulan yang

bersangkutan berakhir.

Pemeriksaan PNBP:

Atas permintaan Menteri Keuangan, Instansi Pemerintah dapat

melakukan pemeriksaan khusus terhadap Instansi Pemerintah

yang ditunjuk. (Pasal 4 PP No. 22 Tahun 2005)

Instansi yang berwenang untuk melakukan pemeriksaan khusus

20

PNBP adalah Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

(BPKP). (Pasal 1 PP No. 22 Tahun 2005).

Tujuan Pemeriksaan PNBP :

Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan PNBP,

Menguji kepatuhan atas pemenuhan kewajiban sesuai dengan

peraturan perundangan di bidang PNBP, dan

Melaksanakan peraturan perundangan yang berkaitan dengan

PNBP.

Tarif atas jenis PNBP ditetapkan dengan memperhatikan:

Dampak pengenaan terhadap masyarakat dan kegiatan usahanya,

dalam pengenaan beban kepada biaya penyelenggaraan kegiatan

Pemerintah sehubungan dengan jenis PNBP yang bersangkutan,

dan

Aspek keadilan masyarakat

21

Pendekatan Dalam Penetapan Tarif PNBP:

1. Tarif Cost Minus adalah Besaran tarif PNBP yang dikenakan

lebih rendah daripada biaya yang dikeluarkan untuk

memberikan layanan. Contoh : Besaran tarif ditetapkan

sebesar Rp10.000,00/layanan, biaya pelayanan sebesar

Rp15.000,00/layanan.

2. Tarif Cost Recovery adalah Besaran tarif PNBP yang dikenakan

sama dengan biaya yang dikeluarkan untuk memberikan layanan.

Contoh : Besaran tarif ditetapkan sebesar

Rp15.000,00/layanan, biaya pelayanan sebesar

Rp15.000,00/layanan.

3. Tarif Cost Plus adalah Besaran tarif PNBP yang dikenakan

lebih tinggi daripada biaya yang dikeluarkan untuk

memberikan layanan. Contoh : Besaran tarif ditetapkan

sebesar Rp20.000,00/layanan, biaya pelayanan sebesar

Rp15.000,00/layanan

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

22

A.    KESIMPULAN

      Dari penjelasan materi di atas kita dapat mengambil

kesimpulan bahwa pajak adalah  pembayaran yang dilakukan rakyat,

dan merupakan sumber dana untuk pembangunan. Selain itu pajak

berbeda dengan retribusi dan sumbangan. Dalam penetapan besaran

pajak harus sesuai dengan pancasila. Tarif pajak berbeda

tergantung dasar yang digunakan. Selain itu pemerintah telah

memberikan batasan segala hal yang berkaitan dengan pajak di

dalam UU perpajakan nasional yang merupakan modernisasi dari UU

pajak jaman kolonial. Untuk menarik pajak yang ada di luar negeri

pemerintah melakukan kerja sama dengan negara lain dalam

perpajakan yang lazim diebut perjanjian traktat, yang hal

tersebut diatur dalam HUKUM PAJAK INTERNASIONAL.

B.     SARAN

Setelah mempelajari materi ini hendaklah kita sadar akan

kewajiban kita untuk membayar pajak, agar pembangunan dapat terus

berjalan.

23

Daftar Pustaka

Abut, Hilarus.2005. Perpajakan  Jakarta. Diadit. Media Djuanda, gustian. 2003. Pajak penghasilan orang pribadi. Jakarta. PT. Salemba empat. Gunadi. 2002. Ketentuan Dasar pajak penghasilan. Jakarta. PT. salemba empat. Indonesia, direktorat jendral pajak.2000. KMK 535KMK03/2000. Tentang wajib pajak tertentu yang di kecualikandari kewajiban menyampaikan pemberitahuan suratpemberitahuan tahunan. 22 Desember 2000.