Osteochondrosis pada Anjing Ras Beagle

12
Gangguan Sistem Muskuloskeletal OSTEOCHONDROSIS Tugas Program Profesi Dokter Hewan Rotasi Interna Hewan Kecil di Klinik Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya Oleh: Anjar Adi Setiawan, S.KH NIM. 130130100111008 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Transcript of Osteochondrosis pada Anjing Ras Beagle

Gangguan Sistem Muskuloskeletal

OSTEOCHONDROSIS

Tugas Program Profesi Dokter Hewan Rotasi Interna Hewan Kecildi Klinik Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya

Oleh:Anjar Adi Setiawan, S.KH

NIM. 130130100111008

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWANPROGRAM KEDOKTERAN HEWANUNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG2014

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ....................................... 1DAFTAR ISI........................................... 2I. PENDAHULUAN ..................................... 3II. STUDI KASUS...................................... 4III. PEMBHASAN....................................... 6IV. KESIMPULAN....................................... 9DAFTAR PUSTAKA....................................... 10

BAB I PEDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Osteochondrosis (OCD) adalah suatu kondisi di mana suatubagian tulang rawan sendi lepas dari ujung tulang bersamadengan lapisan tipis tulang di bawahnya. Gangguan ini palingsering terjadi pada hewan muda, terutama setelah cedera sendi.Lutut merupakan bagian tubuh yang paling sering terkena selainsendi lainnya, termasuk bahu, pinggul siku, pergelangan kaki,dan tulang belakang. Osteochondrosis adalah penyakitmultifokal dari osifikasi endokhondral yang terjadi secaraberlebih pada tulang rawan, terkadang hal ini menyebabkanpemisahan flaps tulang rawan. Penyakit ini banyak muncul padahewan muda. Pada anjing, hal ini paling sering terjadididaerah kerangka apendikular (Hanna, 2001). Meskipun OCDlumbosakral biasanya dianggap sebagai temuan insidental ,tetapi gejala-gejala yang timbl dapat dapat menyebabkansindrom cauda equina ( Lang et al., 1992 ). Selanjutnya ini akanmenimbulkan sensorik dan motorik disfungsi saraf dari bagianterminal dan masing-masing bagian dari saraf tulang belakang.Umumnya gejala klinis yang akan timbul adalah nyerilumbosakral, kesulitann untuk bergerak , tungkai panggulataxia, kadang-kadang gejala inkontinensia urin dan feses(Risio et al., 2000). Lumbo sacral OCD dapat didiagnosis denganberbagai diagnostik spesifik dan pilihan pengobatan yang tepatdisarankan untuk menangani gangguan pennyakit ini. Tujuandilaporan kasus ini adalah untuk menggambarkan kondisi klinisdan diagnostik klinis dari penyakit osteochondrosis.

BAB 2. STUDI KASUS

2.1 Signalement

Jenis : Anjing Breed : Beagle Umur : 10 Jenis kelamin : female Berat Badan : 13.5

2.2 Anamnesa

Gemetaran Kurang nafsu makan Kesakitan pada bagian tulang belakang Pernah dilakukan pengobatan sebelumnya, sebelum

dirujuk

2.3 Gejala Klinis

Monoparesis Inkontinesia urine Respon nyeri pada daerah lumbosakral dielisitasi

dengan palpasi tulang belakang

2.4 Diagnosa

Berdasarkan dari gejala dan pemeriksaan klinis kucingdidiagnosa mengalami Feline Viral Rhinotrcheitis ()

Terlihat kerusakan pada vertebrae lumbal ke 7:

Hasil dari rontgen posisi lateral, menunjukkanradiolusen segitiga cacat pada aspek caudodorsalketujuh vertebra lumbalis (L7) bersama-sama denganopacity mineralisasi dalam kanalis vertebralis.

Hasil Radiographic ventrodorsal pelvis:

Sebuah radiolusen dan kontur tidak teratur dari aspekcaudal dari L7 (tanda panah putih).

2.6 Penanganan

Dilakukan prosedur pembedahan atau operasi.

BAB 3 PEMBAHASAN

Osteochondrosis adalah salah satu penyakit paling pentingdan lazim dalam bedah ortopedi. Meskipun etiologi spesifiktidak diketahui, diduga penyakit ini muncul dari gangguanproses osifikasi endochondral. Osteochondrosis adalah suatukondisi di mana suatu bagian tulang rawan sendi lepas dariujung tulang bersama dengan lapisan tipis tulang di bawahnya.Osteochondrosis memiliki etiologi multifaktorial yang meliputipertumbuhan yang cepat, kelebihan gizi, ketidak seimbanganmineral, dan biomekanik (trauma pada tulang rawan). Kondisiini mempengaruhi pertumbuhan tulang rawan. Jika metaphysealtulang rawan, kontur tulang, dan pertumbuhan longitudinalterganggu, maka keterlibatan kartilago artikular padapermukaan sendi menyebabkan perubahan regresif pada margin,lesi, dan pembentukan flaps osteochondrosis (Gliyde, 2004).Lesi pada tulang rawan artikular yang menahan beban tubuh akanmenyebabkan lesi tulang rawan di dalam tulang subchondral.Keterlibatan rangka aksial mencakup aspek artikular tulangbelakang, dapat menyebabkan stenosis kanalis vertebralis dan,akhirnya ataksia (Risio, 2001).

Gejala Klinis

Tanda-tanda klinis osteochondrosis sulit untukdikarakterisasi secara khusus karena adanya berbagai lesi dansitus yang terlibat. Selanjutnya, lesi dyschondroplasia tidakselalu berkembang menjadi osteochondrosis dan menghasilkantanda-tanda klinis. Tanda-tanda ini mungkin dimulai dengankepincangan ringan, dan selanjutnya kerusakan sendi berkembangmenjadi rasa sakit dan lumpuh atau kehilangan kinerja anggotatubuh. Tanda paling umum dari osteochondrosis adalah pada awalperadangan terjadi pembesaran atau distensi cartilago tanpaadanya rasa sakit dari sendi yang terkena. Sering kali hewanmenghabiskan waktu untuk berbaring. Hal ini biasanya disertaipembengkakan, kekakuan, dan kesulitan menjaga keseimbangantubuh. Misalnya, luka di bahu sering mengakibatkan kepincangansedang sampai parah, atrofi otot, dan nyeri pada fleksi sendi.Pada hewan yang tua (berumur tahunan) biasanya gejala kliinisyang timbul akan lebih jelas terlihat seperti kekakuan sendi,respon fleksi, dan berbagai tingkat kepincangan (Heuer, 2007).

Pada kasus osteochondrosis yang terjadi pada daerah lumbosacral biasanya ditandai dengan adanya monoparesis ataukelemahan pada salah satu ekstrimitas dikarenakan adanyapengaruh gangguan syaraf.

Diagnosis Diagnosa osteochondrosis dapat didasarkan melalui gejala

klinis. Diagnosis yang lebih pasti memerlukan penggunaansejumlah alat bantu klinis yang spesifik. Pemeriksaanradiografi salah satunya, akan tetapi penggunaan radiografipada lesi awal yang pada tulang rawan tanpa menimbulkankerusakan tulang yang signifikan tidak akan tervisualisasikandalam gambaran radiograf. Pemeriksaan ultrasonografi padasendi yang bengkak dapat menggambarkan kerusakan artikular,dan cara paling akurat untuk mengkonfirmasi diagnosis adalahdengan menggunakan arthroscopy (Ekman, 2001).

PengobatanPrognosa pada kasus osteochondrosis berdasarkan pada lokasi

dan keparahan dari gejala-gejala yang ditimbulkan. Kasusringan sembuh secara spontan, dan pendekatan yang bersifatkonservatif mungkin tepat untuk mengontrol kesehatan pasien.Pada hewan muda (<12bulan) diharapkan untuk melakukan latihanyang terkontrol untuk beberapa minggu dan dikombinasikandengan pengaturan diet pakan untuk memperlambat lajupertumbuhan. Perhatian khusus harus diperlukan untukmemastikan pemberian suplementasi mineral yang sesuai(misalnya, defisiensi tembaga). Pengobatan intra-artikulardengan asam hialuronat mungkin bermanfaat, dan injeksi long-acting kortikosteroid dapat membantu mengurangi pembengkakandan meningkatkan setiap sinovitis terkait.

Pada beberapa kasus yang terjadi pembedahan atau operasimerupakan pilihan terbaik untuk mengembalikan tubuh dalamkondisi normal. Prosedur operasi dilakukan dengan pemberianpremeikasi terlebih dahulu sebelum dilakukan anasthesi yaitudengan premedikasi dengan kombinasi Acepromazine 0,02 mg / kgIV dan morfin 0,1 mg / kg IV. Anestesi diinduksi menggunakanpropofol 50 mg IV dan midazolam 0,2 mg / kg IV dandipertahankan dengan isoflurane oksigen.

Anjing diposisikan dengan lumbosakral bagian tulangbelakang dalam dorsoventral, anggota badan panggul dalamposisi katak - kaki , dan sendi tarsal dengan tuberositas

ischiatic . Operasi standar lumbosakral dorsal laminectomydilakukan dengan aspek artikular sebagai tujuan utamanya.Cauda equina punggung atas terdapat lesi dan bentukan tidakrata, jaringan tertutup massa di tepi caudal dari L7. Kemudiancauda equina dan ligamentum longitudinal yang tertutup olehmassa fibrosa ditarik ke arah lateral denga hook saraf. Lesiyang melekat erat pada caudolateral yang berbatasan dengan L7dihapus oleh penggunaan 1 mm pneumatik bor untuk debulk danmembebaskan lesi kompresi. Sebuah graft autogenous lemakditempatkan di situs Laminektomi dan luka jahitan ditutupsecara rutin. Pemberian analgesia pascaoperasi juga diberikanberupa carprofen lisan 2 mg / kg dua kali sehari dan morfin0,2 mg / kg IV setiap 4 jam. Anjing itu pulih dalam 5 haripasca operasi. Pada saat itu , anjing masih menunjukkanataksia ringan dari tungkai panggul kanan. Akan tetapi,tidakada gejala rasa sakit atau kelainan neurologis tampak nyata.

BAB 4. KESIMPULAN

Pengobatan pada penyakit osteochondrosis dapat dilakukandengan melakukan bebrapa treatment seperti dengan pemberianobat obatan terhadap gejala yang timbul. Akan tetapi padakasus dengan tingkat keparahan lebih dan faktor usia terhadapperbaikan chondra (hewan tua >12 bulan) untuk mengembalikanhewan dalam kondisi normal operasi merupakan pilihan yangtepat.

Daftar Pustaka

De Risio L., Thomas W.B., Sharp N.J. (2000). Degenerativelumbosacral stenosis. Veterinary Clinics of North America 30,111-132.

Ekman S., Carlson C.S. (1998). The pathophysiology ofosteochondrosis. Veterinary Clinics of North America: SmallAnimal practice 28, 17-32.

Gillespie K.A., Dickey J.P. (2004). Biomechanical role oflumbar spine ligaments in flexion and extension:determination using a parallel linkage robot and aporcine model. Spine 29, 1208-1216.

Glyde M., Doyle R., McAllister H., Campoy L., Callanan J.J.(2004). Magnetic resonance imaging in the diagnosisand surgical management of sacral osteochondrosis ina mastiff dog. The Veterinary Record 155, 83-86.

Guthrie S., Buckland-Wright J.C., Vaughan L.C. (1991).Microfocal radiography as an aid to the diagnosis ofcanine elbow osteochondrosis. Journal of Small AnimalPractice 32, 503-508.

Hanna F.Y. (2001). Lumbosacral osteochondrosis: radiologicalfeatures and surgical management in 34 dogs. Journalof Small Animal Practice 42, 272-278.

Heuer F., Schmidt H., Klezl Z., Claes L., Wilke H.J. (2007).Stepwise reduction of functional spinal structuresin crease range of motion and change lordosis angle.Journal of Bio mechanics 40, 271-280.

Hime J.M., Drake J.C. (1965). Osteochondrosis of the spine inthe foxhound. The Veterinary Record 77, 445-449.

Kippenes H., Johnston G. (1998). Diagnostic imaging ofosteochondrosis. Veterinary Clinics of North America 28, 137-160.