Nasab dan Radla'ah | Hadits Ahkam I

22
MAKALAH Nasab dan radla’ah Makalah ini disusun guna memenuhi tugas : Mata Kuliah : Hadits Ahkam I Dosen Pengampu : Hasan Su’aidi, M.S.I Disusun Oleh: Nikmatul Barokah (2011113014) Ahmad Abdurrokhim (2011113019) Mustaqim (2011113028) Suhadi (2011113075)

Transcript of Nasab dan Radla'ah | Hadits Ahkam I

MAKALAHNasab dan radla’ah

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas:Mata Kuliah : Hadits Ahkam IDosen Pengampu : Hasan Su’aidi, M.S.I

Disusun Oleh:

Nikmatul Barokah (2011113014)

Ahmad Abdurrokhim (2011113019)

Mustaqim (2011113028)

Suhadi (2011113075)

AHWAL SYAKHSHIYYAHSEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

PEKALONGAN2014

Hadits Ahkam I | 1

KATA PENGANTAR

م ب��سم ال�له ال�رح�من ال�رح�ي�Assalamualaikum, Wr. Wb.

Alhamdulillah, Sungguh merupakan suatu kebahagiaan

yang tak terhingga, sehingga puja dan puji syukur

wajiblah kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang

berkenan memberikan kesempatan kepada kami untuk

menyelesaikan makalah ini. Untaian Sholawat dan Salam

akan selalu terhaturkan kepada Nabi Muhammad SAW sang

pemimpin ummat manusia dengan harapan semoga kita mampu

meraih Syafaatnya diakhir masa.

Ungkapan rasa terima kasih juga kami haturkan

kepada dosen pengajar khususnya Bapak Hasan Su’aidi,

M.S.I. yang telah membimbing dan selalu memberikan

semangat yang pada akhirnya bisa membantu untuk lebih

sedikit demi sedikit memperluas wawasan pengetahuan

kami sehingga dapat terselesaikannya makalah ini,

meskipun jika ditinjau lebih jauh makalah ini masih

belum sempurna untuk dikatakan sebagai makalah yang

baik, dan kami menyadari bahwa kami bukanlah manusia

yang tercipta dalam kesempurnaan, namun kami akan tetap

berusaha untuk menjadi lebih baik dengan terus belajar.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini

masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami

mengharap kritik dan saran dari pembaca yang dapat

membangun agar makalah selanjutnya bisa lebih baik.

Hadits Ahkam I | 2

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.

Pekalongan, September 2014

Penyusun

Hadits Ahkam I | 3

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nasab adalah hubungan kekerabatan yang diambil daribahasa arab al qarabah, sedangkan radla’ah adalahkegiatan menyusui yang dilakukan oleh seorang wanitaterhadap seorang anak (bayi) yang usianya masihkurang dari dua tahun atau dalam masa sebelumpenyapihan. Dalam dunia sosial radla’ah sudahberkembang sejak sebelum nabi dilahirkan dan menjadisebuah adat yang berlaku bagi bangsa arab.

Radla’ah mempunyai konsekuensi ke-Mahram-an sepertihalnya pada hubungan kekerabatan (nasab). Oleh karenaitu dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai haditsyang membahas masalah radla’ah guna dalam prosespembelajaran mata kuliah Hadits Ahkam I.

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian Nasab dan Radla’ah

2. Hadits-hadits tentang Radla’ah

a. Hadits apa saja yang menjadi dasar mengenai halyang menimbulkan ke-Mahraman terhadap radla’ah.

b. Berapa frekuensi susuan yang menimbulkankemahraman.

c. Apakah susuan terhadap orang dewasa menimbulkanke-Mahraman.

d. Elemen (rukun) persusuan.

e. Bagaimana hukum persaksian seorang wanita dalammasalah Radla’ah.

Hadits Ahkam I | 4

PEMBAHASAN

A. Pengertian Nasab dan Radla’ah

1. Nasab

Nasab secara etimologis berarti al qarabah(kekerabatan).

Sedangkan nasab secara terminologis, para ulamatidak merumuskan definisi. Mereka mencukupkanmakna nasab secara umum yang digunakan pada maknaetimologisnya, yaitu al qarabah bayna syakhsain(kekerabatan diantara dua orang) tanpa memberikandefinisi terminologinya.1

2. Radla’ah

Radla’ah, Ridla’ah, radla’ atau ridla’ secara bahasa menurut Jalal al-Din al-Suyuthi adalah:

ه ن� رب� ل�ب� دى وش� اسم ل�مص ال�ت Istilah (yang menunjuk) pada menghisap areola (payudara) danmeminum susu darinya.

Pengertian Radla’ah secara bahasa tersebutmenegaskan bahwa persusuan terjadi secara langsungoleh bayi pada areola ibu. Sehingga meminum susuyang telah diperah dari ibu secara bahasa tidakdisebut dengan radlla’ah.

1 Akhmad Jalaludin, “ Nasab : Antara Hubungan Darah dan Hukumserta Implikasinya terhadap kewarisan”, Ishraqi. (Surakarta:Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta, Vol. 10.No. 1, Juni, 2012), Hlm. 67

Hadits Ahkam I | 5

Namun pengertian radla’ah secara teknis (syara’)berkembang secara lebih luas. Menurut istilah, al-Suyuthi mendefinisikan radla’ah dengan:

ب� ول ل� ص ح عدة اسم ل� ى م� ه ف� ن� ل م� ص اح� ة او م� امرا? نه اغ� ل او دم� ف� ط�

Istilah (yang menunjuk) pada sampainya susu dari (seorang)perempuan atau benda yang dihasilkan dari susu tersebut kedalam perut atau otak/sumsum anak-anak.

Definisi senada dikemukakan oleh Abdurrahman Al-Jaziry. Al-Jaziry menegaskan bahwa pengertianradla’ah adalah:

ه ن د س� Fز م ي�� ل ل� ف� ط� وف� الى ج�� ه ن� دم� ن ا? ب� ول ل� وص� ن ب� ول� لى ج� ع�

Sampainya susu manusia ke rongga anak yang usianya tidakmelewati dua tahun.2

B. Hadits-hadits Tentang Radla’ah

1. Haram Karena Susuan Apa-apa Yang Haram Karena Hubungan Nasab

2 Ahwan Fanani, “Bank Air Susu Ibu (ASI) Dalam Tinjauan HukumIslam”, Ishraqi. (Surakarta: Fakultas Agama Islam UniversitasMuhammadiyah Surakarta, Vol. 10. No. 1, Juni, 2012), Hlm. 88

Hadits Ahkam I | 6

هما ااسب� عن اب��نعو ى ال�له ع�ن� ص�لىىب� ال�ب�ن رض�ه وس�لم ا ه ب�ااب��هب�� : االق , ف��ة ر�م حه ب�ى اب��ل عدب��رال�له ع�لن�

ن ممرحا ب�� مه اعص�� ال�رن ممرحب��, وه اعص�� ال�رن مىح��اه(ب�سال�ب� ق ع�لن� ف� . )م�ت

Artinya: Dari Ibnu Abbas RA bahwa dia mengizinkan agar NabiSAW menikahi putri hamzah. Beliau bersabda: “Dia itu tidak halaluntukku. Dia adalah putri saudaraku sesusuan dan apa yangdiharamkan karena nasab (keturunan) juga diharamkan karenapenyusuan.” (Muttafaq ‘alaih).3

ه نعو ش� ها ا ع�اب�? ى ال�له ع�ن� ىب��ا اح�� ا-حلف�� ان رض�ح العدا ب��هب�ل عند�ا?ب س ب��اء ح��-سب�عق ال :ب ال ف� .اب�ح�د�ن اب ب�ب��ا?ف�� yا ال ف��ه لن ص�لى ال�لهلوس راء ح��م

3 Ibnu Hajar al-Asqalani, Bulughul Maram min Adillatil Ahkam, terjemahanKhalifaturrahman dan Haer Haeruddin (Jakarta : Gema Insani,2013), Hlm. 502

Hadits Ahkam I | 7

ه وس�لم ا ىاب��رما, ف��ب عب�ى صد�ال ب��هب� رب�ح��ال�له ع�لن�د�نا yا ه(ك}م عهب�� : االق ف��ىل عه لن ق ع�لن� ف� . )م�ت

Artinya: Dari Aisyah RA, bahwa suatu ketika Aflah - saudara AbuQu’ais – datang meminta izin untuk bertemu dengannya setelahada perintah hijab. Aisyah berkata, “Aku tidak mengizinkannya”.Ketika Rasulullah SAW datang, aku beritahukan apa yang telah akulakukan. Lalu beliau menyuruhku untuk mengizinkkannya serayabersabda, “Sesugguhnya dia itu pamanmu (sesusuan).”(Muttafaq ‘alaih).4

Secara umum, hadits-hadits yang telah dikutipmengandung makna bahwa dampak dari penyusuanadalah ke-Mahram-an. Dengan kata lain hadits-hadits tersebut menetapkan bahwa dampak susuan itumengharamkan pernikahan.5

Berkenaan dengan itu, Ali Bassam dalam syarahnyamenyatakan bahwa yang haram dinikahi karenasusuan, yaitu: semua anak ibu susuan, baik darisuaminya (ayah susuan) maupun dari suaminya yanglain, karena mereka menjadi saudara anak yangdisusui. Demikian pula anak-anak suaminya yangpemilik susu dari wanita yang menyusui dan dariistri lainnya karena mereka menjadi saudara bagianak yang menyusui.6

4 Ibid. Hlm. 5015 Hasbi ash-Shidieqy, 2002 Mutiara Hadits, jilid V (Semarang: PTPustaka Rizki Putra, 2003), Hlm. 746 Munir, “Pemikiran Hadits-Hadits Radla’ah dalam Kitab TaysiirAllam, Subul al-Salam, dan 2002 Mutiara Hadits”, Al-Fikr.(Makassar: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam

Hadits Ahkam I | 8

2. Bilangan dan Bentuk Susuan yang Dapat Mengharamkan

ها ف� ه س�اب�? عنع ى ال�له ع�ن� لوس رال : ف� ب ال رض�ه وس�لم : لال�له ه صم المرحاب� ص�لى ال�له ع�لن�

ه م�سلم(انب صموال رج� . )اخ��Artinya : Dari Aisyah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda:“sekali dan dua kali isapan itu tidak di haramkan.” (HR.Muslim).

Ulasan: Berdasarkan hadits diatas, maka Abu Sauri,Abu Ubaid, Ibn Munzir, dan Daud berpendapat bahwafrekuensi susuan yang mengakibatkan mahram adalahyang dilakukan sebanyak tiga kali atau jika kurangdari itu maka kegiatan penyusuan tidakmengakibatkan mahram.

Kemudian golongan lain berpendapat bahwa kadarsusuan yang berdampak mahram, paling sedikit limakali susuan, ini menurut pendapat Abdullah IbnuMas’ud, Abdullah bin Zubair, ‘Atha’, Thawus danMadzhab Imam Syafi’i, Ahmad, dan Ibnu Hazm. Alasanmereka yaitu hadits:

Negeri Alauddin Makassar , Vol. 16, No. 1, 2012), Hlm. 51Hadits Ahkam I | 9

ها ف� هب�عو ى ال�له ع�ن� لر�ب��ا ا?مب� ف��ان : كب الارض�ى نرق الف� yمرح ب��اب مولع ماب عص�� ررس� : عام, ب��ن

سب�� ب��نح� ىل رس�ول ال�له صىف��وب . ف��اب مولع مسمح�ه وس�لم و نرق الن ما?رق ا ب��مب� ف��ى�هال�له ع�لن� yا�. )رواة

م�سلم(Artinya: Dari Aisyah RA berkata: “Yang diharamkan Al Qur’anadalah sepuluh susuan yang dikenal, kemudian dihapus denganlima susuan tertentu dan Rasulullah SAW wafat ketika keadaanmasih tetap, sebagaimana ayat Al Qur’an yang dibaca.” (HR.Muslim).7

7 Ibid, Hlm. 51Hadits Ahkam I | 10

ها ن� هاوع� ى ال�له ع�ن� ت : رض� ال� ال�لهلوس رال ف� ف� ه وس�لم : ا ب��ص�لى ال�له ع�لن� ,نكاب��وح�� ان منرظ�

م الن مه اعص��اال�رمب��اف�� ه(ه اعح� ق ع�لن� ف� . )م�ت Artinya : Dari Aisyah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda : “(wahai kaum wanita) lihatlah saudara – saudaramu (sesusuan),sebab penyusuan itu hanyalah karena lapar.” (Muttafaq‘alaih).

Ulasan: Menurut Pensyarah Taysiir Allam, al-Bassam, Hadits tersebut menegaskan tentang susuanyang mengharamkan adalah susuan yang menguatkanbadan. Kesimpulannya adalah bahwa hadits tersebutmemberikan pengertian tentang susuan yangmengharamkan nikah adalah susuan yang menguatkanbadan dan menghilangkan lapar.8 Dan diperkuatdengan hadits:

لمه ن ام س� ىوع� الرض� ت : ف� ال� ها ف� ال�له ع�ن�ن م م� حر ه وس�لم : لاي�� ول ال�له ص�لى ال�له ع�لن� رس�

8 Ibid, Hlm. 49Hadits Ahkam I | 11

ام. ط ف� ل ال� ب� ان ق� عاء, وك� م� ق الا? ت� اق�� ام� اغه � ال ص�� ال�ر, وص�ححه ه�ووال�حاك�م( ى� )رواة� الت رم�د�

Artinya: Dari Ummu Salamah RA bahwa Rasulullah SAWbersabda: “Tidak haram karena penyusuan kecuali yang membekasdi perut, yaitu sebelum anak disapih.” (HR Tirmidzi, Haditsini shahih menurutnya dan al-Hakim).

سعود ن اب��نعو همام� ى ال�له ع�ن� ال : رض� ال ف� ف� ه وس�لم ال�لهلوسر اع ص�لى ال�له ع�لن� : لارص��

و داود( حم. )رواة اب�� ب ال�ل ب� ن¨� م, وا عظ� ال� ر� ش� ااب�� ام� الArtinya: Dari Ibnu Mas’ud RA bahwa Rasulullah SAWbersabda: “Tidak ada susuan kecuali yang menguatkan tulangdan menumbuhkan daging.” (HR. Abu Dawud).9

9 Al-Asqalani. Op. Cit. Hlm. 502-503Hadits Ahkam I | 12

3. Menyusui Orang Dewasa

ها ف� ه س�اب�?ع نعو ى ال�له ع�ن� ب اء : ح��ب ال رض�ن ا ال�لهلوسا ر : ب��ب الق ف��,لب�ه سب ب� ب��ه لهس

غ�لب�ا ب�� مغ�لب��دف� ا, وب�ب ب� ب��ى�ا ف��ب�ع مه ق�ب��د�ى ح��ب��ى الوا ممالس. )رواة م�سلم(هب�لى عمرح ب� هب�عص��ر : االق ف��الح��ال�ر

Artinya : Dari Aisyah RA berkata : “Sahlah binti Suhail datangdan berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya Salim, budak kecilyang telah dimerdekakan Abu Hudzaifah, tinggal bersama kami dirumah kami, padahal ia sudah dewasa. Beliau bersabda : “Susuilahdia agar engkau menjadi haram dengannya.” ( HR. Muslim)

ه مل سما ا?هم ا?ن ا?هب� رب�ح�� ا?ه مل سم ا?ب ب� ب��ب�ب�ب�� ر�نعه و س�لم كى�ب�ج ال�ب�ور� ى�ب�� ا?لوق ب� ب اب�� ص�لى ال�له ع�لن�

ه و س�لم ا?ى�ب� ال�ب�اجور� ا?راب�?س ن ص�لى ال�له ع�لن�Hadits Ahkam I | 13

ه س�اب�?ع لنلف� وه اعص�� ال�رك}لب ا ب��دح ا?نهب�ل عنلح��دب�� ال�لهلوسا رهصح��ر ا?ه صح��ا رلا ا°د�ى هراب�� مال�لهو

ه و س�لم ل لاح��د ب��وا هم ف��ه اصم ح��السص�لى ال�له ع�لن�()رواة م�سلم اب�ب�اب�?ا رل وه اعص�� ال�رةد�ه ب��دحا ا?ب�ب�لع

Artinya : Dari Zainab binti Ummu Salamah, Bahwa ibunya,yakni Ummu Salamah (isteri Nabi SAW) berkata, “ semua isteri-isteriNabi menolak untuk memasukkan Laki-laki yang pernah merekasusui pada usia dewasa kedalam rumah mereka. merekamengatakan kepada Aisyah, Demi Allah! apa yang berhak kepadaSalim dengan Sahlah tersebut hanyalah Dispensasi yang diberikanRasulullah, SAW khusus untuk Salim, sehingga laki-laki yang pernahkita susui pada usia dewasa seperti itu tidak boleh masuk kerumahkita dan kita tidak boleh melihatnya.” (HR. Muslim)10

Berkenaan dengan kasus salim sebagai orang dewasa(baligh). Dalam hal ini al-Shan’ani menjelaskanbahwa tetang menyusui orang dewasa ada duapandangan, yakni membolehkan dan tidak membolehkan. golongan yang membolehkan, adalah berdasar padariwayat Muslim dari Aisyah tetang salim tersebutyang diperintahkan untuk disusui. Golongan yangtidak membolehkan dengan alasan merujuk pada QS.Al Baqarah : 233

10 Ibnu Hajar al-Asqalani. Op. Cit. Hlm. 500-501Hadits Ahkam I | 14

ن لب� ام� ك� ن ب� ول� ن ج� ولاده� عن ا? زص�� داب ي�� وال� وال��اغه ص�� م ال�ر ي ن ن�� راد ا? من ا? ل�

Artinya: Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selamadua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakanpenyusuan.

Serta berdasar pada hadits riwayat Muslim dariZainab binti Ummu Salamah yang menyatakan bahwahal tersebut hanya berlaku bagi Salim dan Sahlah.11

Pendapat Jumhur adalah berpegang pada hadits:

همااسب� عن اب��نعو ى ال�له ع�ن� اع رض� ال : لارص�� ف� ن ع�دى ى واب�� طن� . )رواة� ال�درق� ن ب� ول� ح ى ال� ا ف� ال

) وف� حاال�موق ا, ورج�� وف�� وع�ا وم�وق مرق�Artinya: Dari Ibnu Abbas RA berkata: “Tidak ada susuan kecualidalam dua tahun.” (Hadits Marfu’ dan Mauquf riwayatAd-Daruquthni dan ibnu ‘adi. Namun mereka lebihmenilainya Mauquf)12

4. Elemen (rukun) persusuan11 Munir, Op. Cit, Hlm. 4912 Ibnu Hajar al-Asqalani. Op. Cit, Hlm. 502

Hadits Ahkam I | 15

Definisi al-Jazary mengenai radla’ah telahmemasukan penjelasan yang lebih spesifik mengenaipersusuan (yang mengandung konsekuensi hukum),yaitu susu manusia yang masuk ke perut bayi yangbelum berusia dua tahun atau lebih. Patokan duatajun sebagai batass persusuan yang membawa akibathukummerupakan hassil pembaaan dalildanberdasarkan mafhum (makna tidak langsung) dari al-Qur’an, yang di dukung leh hadits-hadits lainnya,seperti hadits riwayat al-Turmudzi:

. ن ب� ول� ح ل ال� ب� ان ق� عاء, وك� م� ق الا? ت� اق�� ام� اع� ال لارص��ه( , وح�سن� ى� ) رواة الت رم�د�

Artinya: tidak ada persusuan kecuali yang membuat ususterbuka (kenyang), yatu sebelum usia dua tahun. (HR. Al-Tirmidzi, dan dihasankan olehnya).

Sementara itu, hadits tentang perintah Rasulullahkepada Sahlah binti Suhail agar menyusui salimmeskipun sudah berusia baligh agar bebas masukkerumah sebagaimana mahram dipandang sebagai dalilyang di nasakh atau dalil yang marjuh (diganti).Definisi a-Suyuthi dan Abdurrahman al-Jazirymengenai susuan diatas dapat dilacak akarnya dalamfiqh islam. Abu Zakariyya Yahya al-Nawawi ,misalnya melakukan pemetaan mengenai elemen(rukun) persusuan, yaitu 1) orang yang menyusui,2) susu, dan 3) tempat susu itu masuk.

Hadits Ahkam I | 16

Elemen pertama , yaitu orang yang menyusuidispesifikasi lebih lanjut oleh al-Nawawi dengan 3syarat: a) perempuan, b) hidup, dan c)sudahmungkin melahirkan. Elemen kedua yaitu susu tidakdisyaratkan susu yang telah terpisah dari areolaitu harus tetap berbentuk susu, melainkan bisaberubah dalam wujud lainatau bahkan bercampurdengan benda lain.

Pendapat berbeda disampaikan oleh Sayyid Sabiq.Sabiq berpendapat bahwa persusuan yangmengakibatkan terjadinya pengharaman (dalampernikahan) akibat terjadinya hubunganpersaudaraan adalah penyusuan yang sempurna, yaituyang terjadi dengan bayi yang menyusu langsung keareola ibu. Elemen ketiga, yakni tempat susu masukdispesifikasi oleh al-Nawai dengan tiga syarat: a)perut, b) anak kecil (kurang dua tahun) dan c)hidup.

Elemen-elemen diatas dapat membantu untuk melihatberbagai dimesi persusuan yang diinduksikan dalilsyar’i kemudian dirumuskan secara sistematismenjadi fiqh. Tiga elemen yang dikemukakan olehal-Nawawi tersebut membentuk tiga rukun menyususi,yang pada masing-massing rukun terdapat syarat-syarat.13

5. Wanita Dapat Menjadi Saksi Dalam Hal Susuan

Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam kitab at-Taruq al-Hukmiyyah fi al-Siyasah al-Syarii’iyyah berbicaratentang saksi satu orang perempuan dalam perkarasusuan dalam kitab tersebut Ibnu al-Qayyim al-Jauziyah menjelaskan bahwa Dalam perkara susuan,Nabi SAW menerima kesaksian seorang perempuan,

13 Afnan Fanani, Op. Cit, Hlm. 88-89Hadits Ahkam I | 17

yang memberikan kesaksian atas perbuatan yangdilakukan oleh dirinya sendiri. Berdasarkan padahadits:

ارب� ح ال� ن ه ب�� ن� ق ن ع� هوع� ى ال�له ع�ن� ه رض� ن¨� , ا. امراة اءب ح� , ف�� اب� ى اه� ب¨� ب ا ب� ى� ن�� ح ام ي�� ج و Fز ي�

ه ى ص�لى ال�له ع�لن� ن� سال ال�ب� ما, ق�� ك عت د ارص�� ت : ف� ال� ف ف��. ه ن� ق ها ع� ف�رق� ل؟ ف�� ب� د ق� ف� وف� ت� ال: ك� ف وس�لم ف��

ح�رى( ه ال�ب� رج� رة. )اخ�� ت� ا غ� وح�� ب ر� ح ك Fون�Artinya: Dari Uqbah bin Harits RA bahwa ia telah menikahdengan Ummu Yahya binti Abu Ihab, lalu datanglah seorangperempuan dan berkata: “ Aku telah menyusui engkau berdua.”Kemudian ia bertanya kepada Nabi SAW dan beliau bersabda: “Bagaimana lagi? Sudah ada orang yang mengatakannya.” Laluuqbah menceraikannya dan wanita itu kawin dengan laki-lakilainnya. (HR. Bukhari)

Imam Ahmad memperkuat pendapat didukung ketentuanhukum acara pembuktian dalam perkara susuan inidengan kesaksian seorang perempuan, melaluiriwayat Bakar bin Muhammad, dari ayahnya. Diaberpendapat bahwa dalam hal seorang perempuan

Hadits Ahkam I | 18

memberi kesaksian terhadap sesuatu yang lazimnyatidak dilihat oleh laki-laki, seperti mengenalisuara bayi, peristiwa yang terjadi di kamar mandikhusus wanita atau tempat pemandian khusus untukperempuan. Maka, masalah tersebut akan diperolehgambaran yang lebih transparan apabila dilakukandiantara sesama mereka.14

14 Ibnu Qayyim al-Jauziyah, al-Taruq al-Hukmiyyah fi al-Siyasah al-Syarii’iyyah(Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, t.th), Hlm. 92

Hadits Ahkam I | 19

KESIMPULAN

1. Nasab secara etimologis yaitu al qarabah baynasyakhsain (kekerabatan diantara dua orang)

2. Radla’ah menurut bahasa adalah Istilah (yangmenunjuk) pada menghisap areola dan meminum susudarinya.

sedang menurut istilah syara’ radla’ah adalah Istilah(yang menunjuk) pada sampainya susu dari (seorang)perempuan atau benda yang dihasilkan dari susutersebut ke dalam perut atau otak/sumsum anak-anak.

3. Secara umum berdasarkan hadits-hadist yang telahdikutip bahwa dampak dari radla’ah adalah ke-Mahram-an.

4. Mengenai frekuensi (kuantitas) susuan yangmenimbulkan ke-Mahram-an para ulama berbeda pendapat.

5. Mengenai susuan terhadap orang dewasa jugaterdapat dua pendapat yakni membolehkan (menimbulkanke-Mahram-an) dan tidak membolehkan (tidakmenimbulkan ke-Mahram-an)

6. Elemen (rukun) radla’ah ada tiga, yaitu: a) orangyang menyusui, b) susu, dan c) tempat susu itu masuk.

7. Dalam perkara radla’ah, Nabi SAW menerima

kesaksian seorang perempuan, yang memberikan

kesaksian atas perbuatan yang dilakukan oleh dirinya

sendiri.

Hadits Ahkam I | 20

DAFTAR PUSTAKA

Al-Jauziyah, Ibnu Qayyim. t.th. al-Taruq al-Hukmiyyah fi al-

Siyasah al-Syarii’iyyah. Beirut: Dar al-Kutub al-

Ilmiyyah.

Ash-Shidieqy, Hasbi. 2003. 2002 Mutiara Hadits, jilid V.

Semarang: PT Pustaka Rizki Putra.

Al-Asqalani, Ibnu Hajar. 2013. Bulughul Maram min Adillatil

Ahkam, terjemahan Khalifaturrahman dan Haer

Haeruddin. Jakarta : Gema Insani.

Fanani, Ahwan. 2012 “Bank Air Susu Ibu (ASI) Dalam

Tinjauan Hukum Islam”. Ishraqi Vol. 10. No. 1,

Juni. Hlm. 83-96. Surakarta: Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Jalaludin, Akhmad. 2012. “ Nasab : Antara Hubungan

Darah dan Hukum serta Implikasinya terhadap

kewarisan”. Ishraqi Vol. 10. No. 1, Juni, 2012. Hlm.

65-82. Surakarta: Fakultas Agama Islam Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Munir. 2012. “Pemikiran Hadits-Hadits Radla’ah dalam

Kitab Taysiir Allam, Subul al-Salam, dan 2002

Mutiara Hadits” Al-Fikr. Vol. 16, No. 1. 2012

Makasar: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Hadits Ahkam I | 21