Hadits Tarbawi - Kewajiban Belajar & Mengajar

30
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan Allah dengan berbagai potensi yang dimilikinya, tentu dengan alasan yang sangat tepat potensi itu harus ada pada diri manusia, sebagaimana sudah diketahui manusia diciptakan untuk menjadi khalifatullah fil ardh. Potensi yang dimiliki manusia tidak ada artinya kalau bukan karena bimbingan dan hidayah Allah yang terhidang di alam ini. Namun manusia tidak pula begitu saja mampu menelan mentah-mentah apa yang dia lihat, kecuali belajar dengan megerahkan segala tenaga yang dia miliki untuk dapat memahami tanda-tanda yang ada dalam kehidupannya. Tidak hanya itu, manusia setelah mengetahui wajib mengajarkan ilmunya agar fungsi kekhalifahan manusia tidak terhenti pada satu masa saja, Dan semua itu sudah diatur oleh Allah SWT. Menuntut ilmu merupakan kewajiban dan kebutuhan manusia. Tanpa ilmu manusia akan tersesat dari jalan 1

Transcript of Hadits Tarbawi - Kewajiban Belajar & Mengajar

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang             

Manusia diciptakan Allah dengan berbagai potensi

yang dimilikinya, tentu dengan alasan yang sangat tepat

potensi itu harus ada pada diri manusia, sebagaimana

sudah diketahui manusia diciptakan untuk menjadi

khalifatullah fil ardh.

Potensi yang dimiliki manusia tidak ada artinya

kalau bukan karena bimbingan dan hidayah Allah yang

terhidang di alam ini. Namun manusia tidak pula begitu

saja mampu menelan mentah-mentah apa yang dia lihat,

kecuali belajar dengan megerahkan segala tenaga yang

dia miliki untuk dapat memahami tanda-tanda yang ada

dalam kehidupannya. Tidak hanya itu, manusia setelah

mengetahui wajib mengajarkan ilmunya agar fungsi

kekhalifahan manusia tidak terhenti pada satu masa

saja, Dan semua itu sudah diatur oleh Allah SWT.

Menuntut ilmu merupakan kewajiban dan kebutuhan

manusia. Tanpa ilmu manusia akan tersesat dari jalan

1

kebenaran. Tanpa ilmu manusia tidak akan mampu merubah

suatu peradaban. Bahkan dirinyapun tidak bisa menjadi

lebih baik.

B. Rumusan Masalah

1) Apa itu yang dimaksud dengan belajar dan mengajar.

2) Mengapa menuntut ilmu (belajar) sebagai kewajiban.

3) Kapan proses belajar berlangsung dan sampaikan

kapan

4) Bagaiamana kaitan hadis dengan kewajiban belajar

mengajar

C. Tujuan Pembahasan

        Adapun tujuan penulisan ini adalah :

1) Ingin mengetahui apa yang dimaksud dengan belajar

dan mengajar

2) Ingin mengetahui mengapa menuntut ilmu itu suatu

kewajiban bagi muslim laki-laki maupun perempuan.

3) Ingin mengetahui kapan proses belajar maupun

mengajar dimulai

4) Ingin menambah wawasan atau pengetahuan mengenai

hal ini.

D. Metode Penulisan

2

Dalam memperoleh data atau informasi yang

digunakan untuk penulisan makalah ini, penulis

menggunakan metode studi kepustakaan yakni dilakukan

dengan mengambil referensi dari buku-buku dan internet

yang relevan dengan topik penulisan makalah ini sebagai

dasar untuk mengetahui dan memperkuat teori yang

digunakan.

E. Ruang Lingkup

Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan yang

kami tim penyusun miliki serta sesuai rujukan materi

yang harus dibahas dalam makalah ini yang diberikan

oleh ibu dosen pengasuh mata kuliah Hadits Tarbawi yang

juga sebagai pemberi tugas, maka ruang lingkup makalah

ini terbatas pada pembahasan kewajiban belajar dan

mengajar

BAB II

3

PEMBAHASAN

A. Pengertian Belajar dan Mengajar

Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan

membuat tafsirannya tentang “Belajar”. Seringkali pula

perumusan dan tafsiran berbeda satu sama lain. Belajar

adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

pengalaman. (learning is defined as the modification or trengthening

of behavior through experiencing).

Menurut pengertian diatas, belajar adalah

merupakan proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil

atau tujuan. Belajar bukan hanya mengiat, akan tetapi

lebih luas daripada itu, yakni mengalami. Hasil belajar

bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan

perubahan kelakuan. Ada juga yang mengatakan bahwa

belajar adalah memperoleh pengetahuan, belajar adalah

latihan-latihan pembentukan kebiasaan secara otomatis,

dan seterusnya.

Sedangkan pengertian mengajar lebih identik kepada

proses mengarahkan seseorang agar lebih baik. Didalam

ilmu pendidikan islam adalah setiap orang dewasa yang

4

karena kewajiban agamanya bertanggung jawab atas

pendidikan dirinya dan orang lain. Atau konsekuensi

dari pada pengetahuan yang didapat.

B. Alasan Msenuntut Ilmu (Belajar)

            Menuntut ilmu merupakan kewajiban dan

kebutuhan manusia. Tanpa ilmu manusia akan tersesat

dari jalan kebenaran. Tanpa ilmu manusia tidak akan

mampu merubah suatu peradaban. Bahkan dirinyapun tidak

bisa menjadi lebih baik. Karena menuntut ilmu merupakan

sesuatu yang sangat penting dan merupakan kewajiban

bagi setiap muslim. Dari urian tadi sudah menjadi

keseharusan dalam menuntut ilmu.

C. Awal Perintah Membaca

Mengingat hal diatas sangat tepat jika wahyu

pertama turun kepada nabi SAW mengisyaratkan tentang

5

perintah membaca (menuntut ilmu). Yakni Surat Al-Alaq

ayat 1

   Artinya  

 “Bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu yang menciptakan.”

Kata Iqra’  terambil dari kata kerja  kara’a yang

pada mulanya berarti menghimpun. Apabila kita merangkai

huruf kemudian mengucapkan rangkaian tersebut maka kita

sudah menghimpunnya yakni membacanya. Dengan demikinan,

realisasi perintah tersebut tidak mengharuskan adanya

suatu teks tertulis sebagai objek bacaan, tidak pula

harus diucapkan sehingga terdengar oleh orang lain.

Karena dalam kamus-kamus ditemukan aneka ragam arti

dari kata tersebut adalah bisa menyampaikan, menela’ah,

membaca, meneliti, mendalami.

D. Hadits-Hadits

Ilmu merupakan kunci untuk menyelesaikan segala

persoalan, baik persoalan yang berhubungan dengan

kehidupan beragama maupun persoalan yang berhubungan

dengan kehidupan duniawi. Ilmu diibaratkan dengan

6

cahaya, karena ilmu memiliki pungsi sebagai petunjuk

kehidupan manusia, pemberi cahaya bagi orang yang ada

dalam kegelapan.

Orang yang mempunyai ilmu mendapat kehormatan di

sisi Allah dan Rasul-Nya. Banyak ayat Al-Qur’an yang

mengarah agar umatnya mau menuntut ilmu, seperti yang

terdapat dalam QS : Al-Mujadalah ayat 11 :

Artinya :

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan

orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat dan Allah

Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.s. al-Mujadalah :

11)

Selain itu banyak hadits Nabi Saw yang mendorong

agar umat Islam bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu.

Di bawah ini terdapat hadits Nabi Saw yang berkenaan

dengan kewajiban menuntut ilmu diantaranya:

a. Hadits tentang keharusan meniru orang yang banyak ilmu

7

ي� لا ف� سد إ� ه وس�لم : لاح� ي� ص�لي إل�له ع�لي� ب� ال إل�ن� ال : ق�' ه ق�' ي� إل�له ع�ي� سعود رض� م� ن3 د إل�له ب�� ب� ن3 ع� ع�

ها ي ب�� ض� ق' هو ي�� مه' ف�� ك ح اه إل�له إل� 'Dت Fل إ حق' , و رج�� ي� إل� ه ف� كي' ل لي ه� لط ع� س ا لا ف�� اه إل�له م� 'Dت Fل إ : رج�� ن3 ي� ب' Wن Xإث�( اري� ح� علمها )روإه إل�ب� وي��

Sebelum menterjemahkan secara keseluruhan hadits

tersebut, marilah kita lihat terlebih dahulu

terjemahannya secara harfiyah (kata-perkata) berikut

ini :

Arti Harfiah Cara Membaca Tulisan Arab

Janganlah hasud Laa hasada سد لاح�kecuali seperti dua

orang ini.Illa fitsnataini ن3 ي� ب' Wن Xي� إث� لا ف� إ�

orang yang diberi

Allah

Rojulun

ataahullohu ل اه إل�له رج�� 'Dت Fإkekayaan berlimpah Malaan ا لا م�dan ia

membelanjakannyaFasullitho لط س ف��

Dengan benar Fil Haqqi ي� إل�حق' ف�Hikmah Al-Hikmata مه' ك ح إل�

8

ia berprilaku sesuai

dengannyaFa Huwa Yaqdhi ي ض� ق' هو ي�� ف��

dan mengajarkannya Wayu’allimuha علمها وي��Artinya :

Dari Abdullah bin Mas’ud r.a. Nabi Muhamad pernah

bersabda :”Janganlah ingin seperti orang lain, kecuali seperti dua orang

ini. Pertama orang yang diberi Allah kekayaan berlimpah dan ia

membelanjakannya secara benar, kedua orang yang diberi Allah al-

Hikmah dan ia berprilaku sesuai dengannya dan mengajarkannya kepada

orang lain (HR Bukhari)

Hadits di atas mengandung pokok materi yaitu

seorang muslim harus merasa iri dalam beberapa hal.

Memang iri atau perbuatan hasud adalah perbuatan yang

dilarang dalam ajaran Islam, tetapi ada dua hasud yang

harus ada pada diri seorang muslim, yaitu pertama

menginginkan banyak harta dan harta itu dibelanjakan di

jalan Allah seperti dengan berinfaq, shadaqah dan

lainnya. Harta ini tidak digunakan untuk berbuat dosa

dan maksiat kepada Allah, kedua menginginkan ilmu

seperti yang dimiliki orang lain, kemudian ilmu itu

diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, juga diajarkan

kepada orang lain dengan ikhlash.

9

Hukum mencari ilmu itu wajib, dengan rincian,

pertama hukumnya menjadi fardhu ‘ain untuk mempelajari

ilmu agama seperti aqidah, fiqih, akhlak serta Al-

Qur’an. Ilmu-ilmu ini bersipat praktis, artinya setiap

muslim wajib memahami dan mempraktekkan dalam

pengabdiannya kepada Allah. Fardu ‘ain artinya setiap

orang muslim wajib mempelajarinya, tidak boleh tidak.

Dan kedua hukumnya menjadi fardu kifayah untuk

mempelajari ilmu pengetahuan umum seperti : ilmu

sosial, kedokteran, ekonomi serta teknologi. Fardu Kifayah

artinya tidak semua orang dituntut untuk memahami serta

mempraktekkan ilmu-ilmu tersebut, boleh hanya sebagian

orang saja.

Kewajiban menuntut ilmu ini ditegaskan dalam hadits

nabi, yaitu :

سلمه' سلم و م� ل م� لي ك� ه' ع� ض� �Dي �ر لب� إل�علم ف� ط�د إلب�ر ن3 ع�ب� �lب ((روإه إ�

Artinya :

Mencari ilmu itu hukumnya wajib bagi muslimin dan muslimat”

(HR. Ibnu Abdil Bari)

10

Secara jelas dan tegas hadits di atas menyebutkan

bahwa menuntut ilmu itu diwajibkan bukan saja kepada

laki-laki, juga kepada perempuan. Tidak ada perbedaan

bagi laki-laki ataupun perempuan dalam mencari ilmu,

semuanya wajib. Hanya saja bahwa dalam mencari ilmu itu

harus tetap sesuai dengan ketentuan Islam.

Kewajiban menuntut ilmu waktunya tidak ditentukan

sebagimana dalam shalat, tetapi setiap ada kesempatan

untuk menuntutnya, maka kita harus menuntut ilmu.

Menuntut ilmu tidak saja dapat dilaksanakan di lembaga-

lembaga formal, tetapi juga dapat dilakukan lembaga non

formal. Bahkan, pengalaman kehidupanpun merupakan guru

bagi kita semua, di mana kita bisa mengambil pelajaran

dari setiap kejadian yang terjadi di sekeliling kita.

Begitu juga masalah tempat, kita dianjurkan untuk

menuntut ilmu dimana saja, baik di tempat yang dekat

maupun di tempat yang jauh, asalkan ilmu tersebut

bermanfaat bagi kita. Nabi pernah memerintahkan kepada

umatnya untuk menuntut ilmu walaupun sampai di tempat

yang jauh seperti negeri China.

Selain itu menuntut ilmu itu tidak mengenal batas

usia, sejak kita terlahir sampai kita masuk kuburpun

kita senentiasa mengambil pelajaran dalam kehidupan,

dengan kata lain Islam mengajarkan untuk menuntut ilmu

11

sepanjang hayat dikandung badan. Sebagaimana tercantum

dalam hadits nabi :

هد )روإه م�سلم ) لى إل�ل د إ� مح ن3 إل� علم م� لب� إل� ط� FإArtinya

“Carilah ilmu dari buaian sampai liang lahat”(HR. Muslim)

b. Hadits yang menjelaskan keutamaan orang yang menuntut ilmu

Rasulullah bersabda tentang keutamaan menuntut ilmu

sebagai berikut :

)روإه م�سلم) ه' ي� لى إل�ج� ا إ� ق' �Dي ر ل إل�له له ط� ه لما س� ه ع� ي� لت'مس ف�� ا ت�� ق' �Dي ر ك} ط� ل ن3 س� م�

Perhatikan terjemahan secara harfiah dibawah ini :

Arti Harfiah Cara Membaca Tulisan ArabBarang siapa yang

menempuhMan salaka ك} ل ن3 س� م�

suatu jalan Thoriiqon ا ق' �Dي ر ط�Ilmu ‘ilman لما ع�Allah akanSahhalalloohu ل إل�له ه س�

12

memudahkan

Baginya Lahu لهJalan menuju surga

Thoriiqon ilal

jannah ه' ي� لى إل�ج� ا إ� ق' �Dي ر ط�

Terjemah secara lengkap :

Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, Allah

akan memudahkan baginya jalan ke surga (HR Muslim)

Hadits di atas memberi gambaran bahwa dengan

ilmulah surga itu akan didapat. Karena dengan ilmu

orang dapat beribadah dengan benar kepada Allah Swt dan

dengan ilmu pula seorang muslim dapat berbuat kebaikan.

Oleh karena itu orang yang menuntut ilmu adalah orang

yang sedang menuju surga Allah.

Mencari ilmu itu wajib, tidak mengenal batas

tempat, dan juga tidak mengenal batas usia, baik anak-

anak maupun orang tua. Kewajiban menuntut ilmu dapat

dilaksanakan di sekolah, pesantren, majlis ta’lim,

pengajian anak-anak, belajar sendiri, penelitian atau

diskusi yang diselenggrakan oleh para remaja mesjid.

Ilmu merupakan cahaya kehidupan bagi umat manusia.

Dengan ilmu, kehidupan di dunia terasa lebih indah,

13

yang susah akan terasa mudah, yang kasar akan terasa

lebih halus. Dalam menjalankan ibadah kepada Allah,

harus dengan ilmu pula. Sebab beribadah tanpa

didasarkan ilmu yang benar adalah sisa-sia belaka. Oleh

karena itu dengan mengamalkan ilmu di jalan Allah

merupakan ladang amal (pahala) dalam kehidupan dan

dapat memudahkan seseorang untuk masuk ke dalam surga

Allah.

Allah sangat mencintai orang-orang yang berilmu,

sehingga orang yang berilmu yang didasarkan atas iman

akan diangkat derajatnya oleh Allah, sebagaimana

firman-Nya di atas dalam Q.S Al-Mujadallah : 11

Keutamaan lainnya dari ilmu adalah dapat mencapai

kebahagiaan baik di dunia ataupun di akhirat. Hal ini

sebagaimana dijelaskan dalam hadits nabi :

ال�علم ه ت�� علي� ما ف�� رإد ه� Fن3 إ ال�علم و م� ه ت�� علي� ره' ف�� خ�� رإد إلا� Fن3 إ ال�علم و م� ه ت�� علي� ا ف�� ب� Wlن رإد إل�د Fن3 إ م�( �ى� lرإن (روإه إل�طب�

Artinya :

14

Barangsiapa yang menginginkan kehidupan dunia, mak ia harus memiliki

ilmu, dan barang siapa yang menginginkan kehidupan akhirat maka

itupun harus dengan ilmu, dan barang siapa yang menginginkan

keduanya maka itupun harus dengan ilmu (HR. Thabrani)

Kebahagian di dunia dan akhirat akan dapat diraih

dengan syarat memiliki ilmu yang dimanfa’tkan. Manfa’at

ilmu pengetahun bagi kehidupan manusia, antara lain :

1. Ilmu merupakan cahaya kehidupan dalam kegelapan,

yang akan membimbimg manusia kepada jalan yang

benar

2. Orang yang berilmu dijanjikan Allah akan

ditinggikan derajatnya menjadi orang yang mulia

beserta orang-orang yang beriman

3. Ilmu dapat membantu manusia untuk meningkatkan

taraf hidup menuju kesejahteraan, baik rohani

maupun jasmani

4. Ilmu merupakan alat untuk membuka rahasia alam,

rahasia kesuksesan hidup baik di dunia maupun di

akhirat.

15

E. Biografi Perawi-Perawi Hadits

1. Ibnu Abdil Barr

Nama dan Kelahiran Beliau

Nama beliau adalah Yusuf bin Abdillah bin Muhammad

bin Abdil Barr bin Ashim An-Namri Al-Andalusi Al-

Qurthubi Al-Maliki, sang penyusun karya-karya besar.

Kelahirannya: Ibnu Abdil Barr dilahirkan pada

tahun 368 H. mengnai bulan dilahirkannya, para

sejarahwan masih berselisih, ada yang mengatakan ia

dilahirkan pada bulan Rabi’ul Akhir dan ada juga yang

mengatakan ia dilahirkan pada bulan Jumadal Ula.

Pencarian Ilmu dan Keluasan Ilmunya

Adz-Dzahabi mengatakan, “Ia mencari ilmu setelah

tahun 390 H. dan masih sempat berguru kepada ulama-

ulama besar pada masa itu. Umurnya sangat panjang dan

sanad yang ia punyai sangat banyak. Murid-murid banyak

berdatangan kepadanya. Kegiatanya adalah mengumpulkan

ilmu, menyusun karya, meneliti mana sanad yang tsiqah

(terpercaya) dan mana sanad yang dhaif (lemah). Kitab-

16

kitab karyanya sangat banyak dan keilmuanya telah

diakui oleh para ulama pada masa itu.

Ia tidak sempat berguru kepada ayahnya, Imam Abu

Muhammad karena ayahnya meninggal lebih dahulu pada

tahun 308 H. Ia adalah seorang ahli fikih, ahli ibadah

dan ahli tahajjud. Ia hidup selama 50 tahun, belajar

fikih kepada At-Tajibi dan berguru kepada Ahmad bin

Matraf dan seorang ahli sejarah, Abu Umar bin Hazm.

Ia juga mempelajari Sunan Abi dawud dari Abu

Muhammad Abdullah bin Muhammad bin Abdil Mukmin dengan

sanad dari Ibnu assah. Abu Muhammad juga meriwayatkan

hadits kepadanya dari riwayat Ismail bin Muhammad Ash-

Shaffar, mengajarkan kepadanya kitab An-Nasikh wa Al-

Mansukh karya Abu Dawud dengan sanad dari Abu Bakar An-

Najjad dan meriwayatkan kepadanya Musnad Ahmad bin

Hambal dengan riwayat dari Al-Qathi’i.”

Abu Abdillah bin Abi Al-Fath mengatkan, “Semula ia

adalah pengikut madzhab Zhahiri dalam waktu yang lama.

Kemudian ia kembali menggunakan qiyas tanpa bertaqlid

kepada siapapun. Hanya saja ia seringkali cenderung

mengikuti madzhab Asy-syafi’i. Demikianlah yang

dikatakan orang. Adapun yang masyhur dia adalah

pengikut madzhab Maliki.

17

Ibnu Khallikan mengatakan, “Ia meninggalkan kota

Kordova dan mengelilingi kawasan barat kota Andalusia

dalam beberapa waktu, kemudian pindah ke kawasan timur

Andalusia. Di sini, ia bertempat di Daniah, Valencia

dan Syatibah dalam waktu yang berbeda-beda.

Guru dan Murid-Murid Beliau

Guru-Gurunya:

Adz-Dzahabi mengatakan, “Guru-guru Ibnu Abdil Barr

adalah Khalaf bin Al-Qasim, Abdul Warits bin Sufyan,

Abdullah bin Muhammad Abdul Mukmin, Muhammad bin Abdul

Malik bin Shafwan, Abdullah bin Muhammad bin Asad Al-

Juhani, Yahya bin Wajh Al-Jannah, Ahmad bin Fath Ar-

Rassan, Said bin Nashr, Al-Husain bin Ya’qub Al-Yamani,

Abu Umar Ahmad bin Al-Hasur, dan sejumlah ulama

lainnya.

Ia mendapat ijazah hadits dari Al-Musnid Abu Al-Fath

bin Saibakht dan Al-Hafidz Abdul Ghani dari Mesir. Ia

juga memperoleh Ijazah hadits dari Abu Al-Qasim

Ubaidillah As-Saqthi dari Makkah. Ia telah melebihi

ulama zamannya dalam hafalan dan ketelitian.”

Murid-muridnya:

Adz-zahabi mengatakan, “Murid-murid Ibnu Abdil Barr

adalah Abu Muhammad bin Hazm, Abu Al-Abbas bin Dilhats

18

Ad-Dila’I, Abu Muhammad bin Abi Quhafah, Abu Al-Hasan

bin Mufawwiz, Al-Hafidz Abu Ali Al-Ghassani, Al-Hfidz

Abu Abdillah Al-Humaidi, Abu Bahr Sufyan bin Al-Ash,

Muhammad bin Fatuh Al-Anshari, Abu Dawud, Sulaiman bin

Abi Al-Qasim Najjah, Abu Imran Musa bin Abi Talid dan

sejumlah murid-murid yang lain.”

Kitab-Kitab Karyanya

Adz-Dzahabi mengatakan, “Abu Umar bin Abdil Barr

mempunyai kitab :

Al-Kafi fi Madzhabi

Malik, sebanyak 15

jilid

Al-Ikhtifa’ fi

Qira’ati Nafi’ wa Abi

Amr

At-Taqashshi fi

Ikhtishar Al-

Muwaththa’

Al-Imba’ ‘an Qaba’il

Ar-Ruwat

Al-Intiqa’ li Madzahib

Ats-Tsalatsah Al-

Ulama’ Malik wa Abi

hanifah wa Asy-Syafi’i

Al-Bayan fi Tilawati

Al-qur’an

Al-Ajwibah Al-Mu’ibah

Al-Kuna

Al-Maghazi

19

Al-Qasd wa Al-Umam fi

Nasab Al-‘Arab wa

Al-‘Ajam

Asy-Syawahid fi Itsbat

Khabar Al-Wahid

Al-Inshaf fi

Asma’illah

Al-Fara’dh dan

Asy’ar Abi

Al-‘Athaiyyah.

Ibnu Abdil Barr hidup

selama 95 tahun.

20

Wafat Beliau

Abu Dawud Al-Muqri mengatakan, “Abu Umar meninggal pada

malam Jum’at, akhir bulan Rabi’ul Akhir tahun 463 H. ia

hidup selama 95 tahun lebih lima hari.”

Adz-Dzahabi mengatakan, “Ia adalah Al-Hafidz kawasan

barat pada masanya.”

2. Imam Muslim (202 – 261 H)

Nama lengkapnya adalah Al-Imam Abu Husain Muslim

bin Al-Hajjaj Al-Qusyairi An-Naisaburi. Ia lahir pada

tahun 202 H dan meninggal dunia pada sore hari Ahad

bulan Rajab tahun 261 H dan dikuburkan di Naisaburi.

Ia juga sudah belajar hadits sejak kecil seperti

Imam Bukhari dan pernah mendengar dari guru-guru Al

Bukhari dan ulama lain selain mereka. Orang yang

menerima hadits dari Imam Muslim, termasuk tokoh-tokoh

ulama pada masanya. Ia juga telah menyusun beberapa

karangan yang bermutu dan bermanfaat. Yang paling

bermanfaat adalah kitab sahihnya yang dikenal dengan

Shahih Muslim. Kitab ini disusun lebih sistematis dari

Shahih Bukhari. Kedua kitab hadits sahih ini, Shahih Muslim

dan Shahih Bukhari, biasa disebut dengan Ash-Shahihain.

21

Kedua tokoh hadits ini biasa disebut Asy-Syakhani atau 

Asy-Syakhaini, yang berarti dua orang tua, yang maksudnya

dua tokoh ulama ahli hadits. Imam Al-Ghazali dalam

kitab Ihya Ulumuddin terdapat istilah akhraja hu yang

berarti mereka berdua meriwayatkannya.

Ia belajar hadits sejak usia 16 tahun,yaitu mulai

tahun 218 H. ia pergi ke Hijaz, Irak, Syam, Mesir, dan

negara-negara lainnya.

Di Khurasan, ia berguru kepada Yahya bin Yahya dan

Ishak bin Rahawaih; di Ray, ia berguru kepada Muhammad

bin Mahran dan Abu ‘Ansan; di Irak, ia berguru kepada

Imam Ahmad dan Abdullah bin Maslamah; di Hijaz, ia

belajar kepada Sa’id bin Mansur dan Abu Mas’Abuzar; di

Mesir, ia berguru kepada ‘Amr bin Sawad, Harmalah bin

Yahya, dan kepada ulama ahli hadits lainnya.

Ia berkali-kali mengunjungi Baghdad untuk belajar

kepada ulama-ulama ahli hadits, dan kunjungannya yang

terakhir pada tahun 259 H. Ketika Imam Bukhari datang

ke Naisabur, ia sering datang kepadanya untuk berguru,

sebab ia mengetahui jasa dan ilmunya. Dan ketika

terjadi fitnah atau kesenjangan antara Bukhari dan Az-

Zihli, ia bergabung dengan Bukhari sehingga hal ini

menjadi sebab terputusnya hubungan dengan Az-Zihli.

Muslim dalam Shahih-nya maupun dalam kitab lainnya,

22

tidak memasukkan hadits-hadits yang diterima dari Az-

Zihli padahal Az-Zihli adalah gurunya. Hal serupa ia

lakukan terhadap Bukhari. Ia tidak meriwayatkan hadits

dalam Shahih-nya, yang diterima dari Bukhari, padahal

Bukhari pun gurunya. Tampaknya menurut Muslim, yang

lebih baik adalah tidak memasukkan hadits-hadits yang

diterima dari kedua gurunya itu ke dalam Shahih-nya,

namun tetap mengakui mereka sebagai guru.

Imam Muslim wafat pada Minggu Sore dan dikebumikan

di kampung Nasr Abad, salah satu daerah di luar

Naisabur, pada hari Senin, 25 Rajab 261 H/5 Mei 875 M

dalam usia 55 tahun.

Imam Muslim meninggalkan karya tulis yang tidak sedikit

jumlahnya, di antaranya: Al-Jami’ Ash-Shahih (Shahih Muslim), Al-

Musnad Al-Kabir (kitab yang menerangkan nama-nama para

rawi hadits), Al-Asma wal-Kuna, Al-Ilal, Al-Aqran, Su’alat Ahmad bin

Hanbal, Al-Intifa’ bi Uhubis-Siba’, Al-Muhadramin, Man Laisa Lahu illa

Rawin Wahid, Auladish-Shahabah, Auham Al-Muhadditsin.

Di antara karya-karya tersebut, yang termasyhur

adalah Ash-Shahih, yang judul lengkapnya adalah Al-Musnad

Ash-Shahih Al-Mukhtasar min As-Sunan bi Naql Al-‘Adl ‘an Rasul Allah.

Menurut perhitungan M. Fuad ‘Abd Al-Baqi, kitab ini

berisi 3.033 hadits.

23

3. Imam Ath-Thabrani

Abul-Qasim Sulaiman bin Ahmad al-Lakhmiy ath-

Thabrani, atau yang lebih dikenal dengan nama Imam ath-

Thabrani (seringkali juga disebut Imam Ath-Thabarani)

(bahasa Arab: ى�� lرإن �ب���ام إل�ط ����م adalah seorang imam dan sangat (إ�alim (bahasa Arab: �ه' �����dan tercata sebagai pemuka ,(إل�علامahli hadits. Dia bernama lengkap Abul Qasim Sulaiman

bin Ahmad bin Ayyub Asy-Syami Ath-Thabrani, dan dikenal

sebagai sosok yang produktif, di antara karyanya yang

terkenal dan mendapat apresiasi juga banyak dijadikan

rujukan oleh para ulama adalah Mu'jamul Kabir, Mu'jamul

Ausath, dan Mu'jamush Shaghir

Lahir dan Wafat

Ath-Thabrani lahir di kota Akka pada bulan Safar

tahun 260 H. di tengah keluarga yang terhormat dari

kabilah Lukham suku Yaman dan kemudian berimegrasi ke

Quds, Palestina dan menetap di sana. Dia meninggal di

Isfahan pada tanggal 28 Dzul Qa'dah tahun 360 pada usia

seratus tahun sepuluh bulan; dikebumikan di samping

kubur Hamamah Ad-Dausi, salah seorang sahabat Nabi.

Perjalanan

24

Ath-Thabrani pada tahun 273 H. mulai belajar

hadits, atau pada usianya yang ke-13 tahun, dan pada

tahun 274 H. dia berkelana ke Quds Palestina, juga ke

Syiria dan Qaisariyah untuk menghafal Al-Qur'an dan

memperdalam ilmu agama, dilanjutkan kemudian dengan

mengunjungi Hijaz, Yaman, Mesir, Irak, Iran,

Semenanjung Saudi Arabia, Afganistan, dan lain-lain

dalam rangka mempelajari hadits Nabi, selama kurun

kurang lebih 30 tahun. Selain itu, pada tahun 290 H. ia

mengunjungi Isfahan dan menetap di sana hingga akhir

hayatnya.

Guru dan Murid

Guru :

Hastim bin Mursi Ath-Thabrani, Ahmad bin Mas'ud Al-

Khayyar, Idris bin Ja'far, Yahya bin Abi Ayyub

Al-'Allaq, Ishaq bin Ibrahim Ad-Dabiri, Hafshah bin

Umar, Miqdam bin Dawud Ar-Ru'yani, Ali Al-Baghawi, Amr

bin Tsaur, Ahmad bin Abdillah Al-Lihyani, Ahmad bin

Ibrahim Al-Busri, Abdullah bin Muhammad bin Sa'id bin

Abi Maryam, dan Ahmad bin Ishaq bin Ibrahim Al-Asja'i.

Murid :

25

Ibnu Mandah, Abu Bakar bin Abi Ali, Muhammad bin Ahmad

Al-Jarudi, Ibnu Mardawaih, Abu Sa'id An-Naqqas, Ahmad

bin Abdirrahman Al-Azdi, dan Abu Nu'aim Al-Ashbahani

Karya-karya

Ath-Thabrani memiliki perhatian khusus pada bidang

keilmuan Islam, terlebih dalam bidang hadits; beberapa

karyanya antara lain:

1. Musnadul Asy'ari;

2. Musnadusy Syamiyyin;

3. An-Nawadir;

4. Musnad Abi Hurairah;

5. Musnad 'Aisyah;

6. At-Tafsir;

7. Dalailun Nubuwwah;

8. Ar-Raddu 'alal Mu'tazilah;

9. Ahaditsuz Zuhri 'An Anas;

10. Kitabus Sunnah;

11. Al-Manasik;

12. Manaqibu Ahmad;

13. Kitabul Asyribah;

14. Al-'Ilmu;

15. Ahaditsul Munkadir

'alar Rasul;

16. Hadits Syaiban;

17. Ma'rifatush

Shahabah; dan lain-

lain

26

Selain yang sudah disebutkan, berikut ini adalah tiga

karya besar Ath-Thabrani yang terkenal dan mendapat

banyak apresiasi dari pada ulama:

Mu'jamul Kabir

Terdiri dari dari 12 jilid dan merupakan kitab

hadits yang berbentuk ensiklopedis, tidak hanya

memuat hadits Nabi, melainkan juga memuat beberapa

informasi sejarah; dan secara keseluruhan memuat

60.000 hadits, karenanya, Ibnu Dihyah mengatakan

bahwa Mu'jamul Kabir ini merupakan karya

ensiklopedis hadits terbesar di dunia.

Mu'jamul Ausath

Karya ini terdiri dari 2 jilid besar, memuat

30.000 hadits, baik yang berkualitas shahih, atau

pun yang tidak, disusun berdasarkan nama-nama guru

Ath-Thabrani yang hampir mencapai 2000 orang.

Mu'jamush Shaghir

Karya ini disusun berdasarkan naman guru-guru Ath-

Thabrani, hanya saja untuk setiap nama guru,

hadits yang dicantumkan hanya satu buah,

karenanya, dibandingkan dua Mu'jam sebelumnya,

27

Mu'jamush Shaghir ini merupakan mu'jam yang sangat

singkat dan ringkas.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Belajar adalah merupakan proses suatu

kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.

Belajar bukan hanya mengiat, akan tetapi lebih

luas daripada itu, yakni mengalami

Mengajar lebih identik kepada proses

mengarahkan seseorang agar lebih baik

Rangkuman Materi :

28

1. Seorang muslim dibolehkan merasa iri dalam hal

pertama melihat orang yang mempunyai harta

kemudian menafkahkan hartanya di jalan Allah, dan

kedua, orang yang mempunyai ilmu kemudian

diamalkan dan diajarkan kepada orang lain.

2. Menuntut ilmu itu hukumnya wajib bagi setiap

muslim laki-laki dan perempuan, dari mulai sejak

lahir sampai sebelum masuk kubur

3. Ilmu yang harus dicari adalah ilmu agama dan ilmu

pengetahuan umum yang bermanfaat

4. Kewajiban orang yang memiliki ilmu adalah

mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari dan

mengajarkannya kepada orang lain

B. Saran

Demikianlah makalah dari kami, pembahasan tentang

Kewajiban Belajar dan Mengajar. Dan kami merasa

bahwasanya masih terdapat kekurangan dalam penyajian

makalah kami ini. Untuk itu kritik dan saran yang

bersifat membangun sangat kami harapkan demi

kesempurnaan makalah ini dan berikutnya. Semoga makalah

ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

DAFTAR PUSTAKA

29

Abuddin Nata,Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan. Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada. 2002.

Azami, Muhammad Mustofa. Metodologi Kririk Hadits. Terj. A.

Yamin. Jakarta: Pustaka Hidayah. 1992.

Nashiruddin al-Albani, Muhammad. Ringkasan Shahih Muslim

Jakarta : Pustaka Azzam. 2003.

Solahudin, Muhammad; Agus Suyadi Ulumul Hadis. Bandung:

Pustaka Setia. 2009.

Umar, Bukhari, M.Ag. Hadis Tarbawi Pendidikan dalam

Perspektif Hadis. Jakarta : AMZAH Bumi Aksara. Cet 1

2012 Cet 2 2014

Yusuf al-Qardawi, Sunnah, Ilmu Pengetahuan dan Peradaban,

terj. Abad Badruzzaman, Yogyakarta: PT. Tiara Wacana

Yogya. 2001.

Tambahan :

Add Ins Al-Qur’an dan Terjemahan Microsoft Word 2010

30