Monitoring Sistem Jaringan Komputer 1. Pendahuluan Mengenai Sistem Monitoring
Transcript of Monitoring Sistem Jaringan Komputer 1. Pendahuluan Mengenai Sistem Monitoring
Monitoring Sistem Jaringan Komputer
1. Pendahuluan Mengenai Sistem Monitoring
Monitoring jaringan adalah salah satu fungsi dari
management yang berguna untuk menganalisa apakah jaringan
masih cukup layak untuk digunakan atau perlu tambahan
kapasitas. Hasil monitoring juga dapat membantu jika admin
ingin mendesain ulang jaringan yang telah ada. Banyak hal
dalam jaringan yang bisa dimonitoring, salah satu diantaranya
load traffic jaringan yang lewat pada sebuah router atau interface
komputer. Monitoring dapat dilakukan dengan standar SNMP,
selain load traffic jaringan, kondisi jaringan pun harus
dimonitoring, misalnya status up atau down dari sebuah
peralatan jaringan. Hal ini dapat dilakukan dengan utilitas
ping.
Sebuah sistem monitoring melakukan proses pengumpulan
data mengenai dirinya sendiri dan melakukan analisis terhadap
data-data tersebut dengan tujuan untuk memaksimalkan seluruh
sumber daya yang dimiliki. Data yang dikumpulkan pada umumnya
merupakan data yang real-time, baik data yang diperoleh dari
sistem yang hard real-time maupun sistem yang soft real-time.
Sistem yang real-time merupakan sebuah sistem dimana waktu
yang diperlukan oleh sebuah komputer didalam memberikan
stimulus ke lingkungan eksternal adalah suatu hal yang vital.
Waktu didalam pengertian tersebut berarti bahwa sistem yang
real-time menjalankan suatu pekerjaan yang memiliki batas
waktu (deadline). Di dalam batas waktu tersebut suatu
pekerjaan mungkin dapat terselesaikan dengan benar atau dapat
juga belum terselesaikan. Sistem yang real-time mengharuskan
bahwa suatu pekerjaan harus terselesaikan dengan benar.
Sesuatu yang buruk akan terjadi apabila komputer tidak mampu
menghasilkan output tepat waktu. Hal ini seperti yang terjadi
pada embedded system untuk kontrol suatu benda, seperti
pesawat terbang, dan lain-lain. Sistm yang soft real-time
tidak mengharuskan bahwa suatu pekerjaan harus terselesaikan
dengan benar. Seperti sistem multimedia dimana tidak akan
memberikan pengaruh yang begitu besar terhadap output yang
dihasilkan apabila untuk beberapa batasan waktu yang
ditetapkan terjadi kehilangan data.
Secara garis besar tahapan dalam sebuah sistem monitoring
terbagi ke dalam tiga proses besar, yaitu:
1. Proses di dalam pengumpulan data monitoring,
2. Proses di dalam analisis data monitoring,
3. Proses di dalam menampilkan data hasil monitoring.
Pengumpulandata
Pengumpulandata
Pengumpulandata
A A
Proses di dalam sistem monitoring
Keseluruhan proses dapat dilihat pada gambar. Sumber data
dapat berupa network traffic, informasi mengenai hardware, dan
lain sebagainya. Proses dalam analisis data dapat berupa
pemilihan data dari sejumlah data yang telah terkumpul atau
bisa juga berupa manipulasi data sehingga diperoleh informasi
yang diharapkan. Sedangkan tahap menampilkan data hasil
monitoring menjadi informasi yang berguna di dalam pengambilan
keputusan atau kebijakan terhadap sisetm yang sedang berjalan
dapat berupa sebuah tabel, gambar, kurva, atau animasi.
Aksi yang terjadi diantara proses-proses yang ada di
dalam sebuah sistem monitoring adalah berbentuk service, yaitu
suatu proses yang terus-menerus berjalan pada interval waktu
tertentu. Proses yang dijalankan dapat berupa pengumpulan data
dari objek yang di-monitor atau melakukan analisis data yang
telah diperoleh dan menampilkannya. Proses yang terjadi
tersebut bisa saja memiliki interval waktu yang berbeda.
Contoh interval waktu didalam pengumpulan data dapat terjadi
tiap lima menit sekali. Namun pada proses analisis data
terjadi tiap satu jam sekali untuk menghasilkan informasi yang
Network traffic, hardware information, population,
Selecting, filtering, updati
As a table curva, image,image animation
diharapkan membutuhkan lebih dari satu sampel data, misal
untuk nilai rataan data (average) dengan sebanyak 60 sampel
data.
2. SNMP (Simple Network Management Protocol)
Kebutuhan akan Simple Network Management Protocol pada
sebuah sistem monitoring disebabkan oleh kebutuhan akan
pemerolehan data monitoring dari sumber daya komputer lain.
SNMP pada awalnya hanya dikhususkan pada manajemen
jaringan TCP/IP, yaitu untuk melakukan manajemen informasi
yang berkaitan dengan IP dan TCP, seperti pengubahan dari IP
address ke suatu alamat fisik, jumlah data incoming dan
outgoing IP datagram, atau tabel informasi mengenai koneksi
TCP yang mungkin terjadi. Namun selanjutnya berkembang dengan
memberikan dukungan informasi pada berbagai protokol jaringan,
seperti DECne, AppleTalk, dan NetWare IPX/SPX. Dukungan SNMP
juga sampai pada berbagai fungsi yang terdapat di dalam sebuah
multiprotocol routers.
Model manajemen yang baku pada jaringan internet didesain
agar dapat memgoiberikan kebebasan suatu manajer jaringan
(network manager) untuk dapat melakukan analisis data dari
suatu peralatan jaringan. Manajer jaringan juga dapat
melakukan perubahan konfigurasi dari suatu peralatan jaringan
yang ada.
Sebuah software agent perlu di-install pada masing-masing
peralatan jaringan. Agent tersebut menerima pesan dari
manajer jaringan. Pesan tersebut umumnya berupa permintaan
(request) untuk membaca data dari peralatan jaringan atau
menulis data ke peralatan jaringan. Selanjutnya si agent
mengurus request tersebut dan memberikan respons balik ke
manajer jaringan. Sebuah agent tidak harus selalu menunggu
suatu request dari manajer jaringan akan suatu informasi. Ketika
terjadi masalah yang serius (significant event), si agent dapat
mengirimkan pesan notifikasi yang disebut dengan trap ke satu
atau lebih manajer jaringan. Protokol yang sesuai untuk
semua pesan antara agent dan manajer jaringan adalah
User Datagram Protocol (UDP), namun semua protokol pembawa
pesan yang lain masih tetap dimungkinkan dan dapat
diterapkan [FEI1995]. Gambaran secara lengkap mengenai sistem
manajemen jaringan dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar interaksi antara manajer jaringan dan agent
SNMP adalah sebuah protokol yang dirancang untuk
memberikan kemampuan kepada pengguna untuk memantau dan
mengatur jaringan komputernya secara sistematis dari jarak
jauh atau dalam satu pusat kontrol saja. Dengan menggunakan
protokol ini kita bisa mendapatkan informasi tentang status
dan keadaan dari suatu jaringan. Pengolahan ini dijalankan
dengan menggumpulkan data dan melakukan penetapan terhadap
variabel-variabel dalam elemen jaringan yang dikelola.
SNMP adalah protokol populer untuk melakukan network
manajemen. SNMP digunakan untuk mengumpulkan informasi, dan
mengkonfigurasi, peralatan jaringan, seperti, server, printer,
hub, switch, dan router di jaringan berbasis Internet Protocol
(IP). SNMP dapat mengumpulkan informasi seperti kondisi CPU,
temperatur chasis, dan hampir tidak ada batas akan apa yang
dapat dikonfigurasi oleh SNMP.
Protokol SNMP di rancang untuk memberikan metoda
“sederhana” untuk memanage jaringan TCP/IP secara terpusat.
Jika anda ingin memanaged peralatan dari komputer pusat,
protokol SNMP akan memfasilitasi transfer data dari sisi
client sampai sisi server dimana data secara terpusat di
catat, di lihat dan di analisa. SNMP tersediri dari sekumpulan
standard manajemen jaringan, termasuk di dalamnya definisi
aplikasi di lapisan aplikasi, schema database dan sekumpulan
objek data. Tujuan utama dari protokol SNMP hanya pada satu
tujuan saja, dan masih digunakan hingga hari ini, yaitu,
melakukan remote manajemen dari peralatan. SNMP banyak
digunakan untuk memanage peralatan di jaringan komputer.
Protokol ini menggunakan transport UDP pada port 161.
Protocol UDP sebagai pilihan dan direkomendasikan sebagai
protocol transport untuk SNMP karena UDP sangat mudah
diimplementasikan dan dijalankan tidak seperti TCP yang cukup
rumit dan selalu membutuhkan sejumlah memory dan sumber daya
CPU. Suatu vendor dapat membuat IP yang sederhana dan
memasukkan UDP ke dalam jaringan mereka seperti repeater dan
modem. Jumlah total software transport yang diperlukan kecil
dan mudah dipaketkan ke dalam read-only memory (ROM). User
Datagram Protocol sangat rendah overhead-nya, cepat dan tidak
reliabel. UDP di definisikan di RFC 768. UDP lebih mudah di
gunakan daripada menggunakan protokol yang lebih kompleks
seperti TCP. Walau demikian, UDP mampu memberikan banyak
fungsi yang memungkinkan komputer pusat manajemen untuk
berkomunikasi dengan agen remote yang terdapat pada managed
device. Unreliabilitas dapat di kompensasi dengan menggunakan
proses cek-and-recek, sementara pada TCP selalu di tunggu
paket acknowlege. Sementara yang terjadi dalam pencatatan di
peralatan biasanya pada siklus waktu periodik, tidak masalah
jika ada data yang hilang karena nantinya akan tetap di update
dengan data yang baru. Hal lain yang menyebabkan UDP menarik
untuk digunakan adalah karena sangat sederhana, tidak memakan
bandwidth jaringan terlalu besar tidak seperti TCP.
Sebuah jaringan yang dapat di manage menggunakan SNMP pada
dasarnya memiliki tiga (3) komponen, yaitu:
1.Managed Device. 2.Agen. 3.Network-management System (NMS).
Sebuah managed device adalah sebuah node di jaringan yang
berisi agen SNMP yang berada di jaringan yang dapat di manage.
Managed device akan mengumpulkan dan menyimpan informasi
manajemen dan membuat informasi ini tersedia bagi NMS
menggunakan SNMP. Managed device, kadang kala di sebut elemen
jaringan, dapat berupa router dan akses server, switch dan
bridge, hub, host komputer atau printer.
Agen adalah sebuah modul software network manajemen yang
berada di dalam managed device. Agen ini mengetahui tentang
informasi manajemen dan dalam menterjemahkan ke informasi yang
kompatibel dengan SNMP.
Aplikasi NMS menjalankan aplikasi yang dapat memonitor dan
mengontrol managed device. NMS memberikan resource memory dan
prosesor yang dibutuhkan untuk manajemen network. Satu atau
lebih NMS harus ada dalam sebuah jaringan yang di manage.
Ada beberapa versi SNMP, diantaranya yaitu SNMP versi 1
(SNMPv1) adalah implementasi awal dari protokol SNMP. SNMPv1
beroperasi di atas protokol lain, seperti, User Datagram
Protocol (UDP), Internet Protocol (IP), OSI Connectionless
Network Service (CLNS), AppleTalk Datagram-Delivery Protocol
(DDP), dan Novell Internet Packet Exchange (IPX). SNMPv1
banyak digunakan dan menjadi de-facto protokol untuk manajemen
jaringan di komunitas Internet. Beberapa RFC pertama untuk
SNMP, yang sekarang di kenal sebagai Simple Network Management
Protocol versi 1, muncul di tahun 1998.
Lalu SNMP Versi 2, Versi 2 tidak di adopsi secara luas
karena ke tidak sepakatan mengenak kerangka keamanan di dalam
standard. Simple Network Management Protocol versi 2 (RFC
1441–RFC 1452), yang juga di kenal sebagai SNMP v2 atau SNMP
v2p, merevisi versi 1 dan memasukan beberapa perbaikan masalah
performance, keamanan, kerahasian, dan komunikasi antar
manager. SNMP v2 memperkenalkan GETBULK, sebuah alternatif
dari iterasi GETNEXT untuk data manajemen dalam jumlah besar
melalui satu perintah saja. Akan tetapi, kebanyakan melihatnya
terlalu rumit, sehingga tidak secara luas di adopsi.
SNMP versi 3, IETF mengakui Simple Network Management
Protocol versi 3 seperti di definisikan oleh RFC 3411–RFC 3418
(juga di kenal sebagai STD0062) sebagai standard SNMP sejak
2004. IETF menganggap versi sebelumnya sebagai “Obsolete" atau
"Historical". Di sisi praktis, implementasi SNMP biasanya
memberikan dukungan bagi banyak versi, terutama SNMPv1,
SNMPv2c, dan SNMPv3. Ada baiknya membaca RFC 3584 "Coexistence
between Version 1, Version 2, and Version 3 of the Internet-
standard Network Management Framework". SNMPv3 memberikan tiga
(3) servis yang penting, yaitu, authentikasi, privasi dan
access control.
2.1 Eelemen SNMP
1. Manajer
Merupakan software yang berjalan di sebuah host di
jaringan.
Bertugas meminta informasi ke Agent.
Manajer ini terdiri atas satu proses atau lebih yang
berkomunikasi dengan agen-agennya dan dalam jaringan.
Manajer akan mengumpulkan informasi dari agen tidak
meminta semua informasi yang dimiliki oleh agen, tetapi
hanya meminta informasi tertentu saja yang akan digunakan
untuk mengamati unjuk kerja jaringan.
Manager biasanya menggunakan komputer yang memiliki
tampilan grafis dan berwarna sehingga selain dapat
menjalankan fungsinya sebagai Manager, juga untuk melihat
grafik unjuk kerja dari suatu elemen jaringan yang
dihasilkan oleh proses monitoring.
2. Agent
Agent merupakan perangkat lunak yang dijalankan disetiap
elemen jaringan yang dikelola.
Setiap agen mempunyai basis data variabel yang bersifat
lokal yang menerangkan keadaan dan berkas aktivitasnya
dan pengaruhnya terhadap operasi.
3. MIB (Management Information Base)
Management Information Base, merupakan struktur basis
data variabel dari elemen jaringan yang dikelola.
Struktur ini bersifat hierarki dan memiliki aturan
sedemikian rupa sehingga informasi setiap variabel dapat
dikelola atau ditetapkan dengan mudah.
Pada kelompok interface terdapat variabel objek MIB yang
mendefinisikan karakteristik interface diantaranya :
ifInOctets mendefinisikan jumlah total byte yang diterima,
ifOutOctets mendefinisikan jumlah total byte yang dikirim,
ifInErrors mendefinisikan jumlah paket diterima yang dibuang
karena rusak,
ifOutErrors mendefinisikan jumlah paket dikirim yang dibuang
karena rusak, dan variable
MIB di akses menggunakan protokol network-manajemen
seperti SNMP. MIB terdiri dari managed objek dan di
identifikasi oleh object identifier (pengidentifikasi
objek). Sebuah managed object, kadang kala di sebut
sebagai MIB object, objek, atau MIB, adalah satu dari
banyak karakteristik spesifik dari peralatan yang di
manaje. Managed object berisi satu atau lebih objek, yang
pada dasarnya berupa variabel. Ada dua (2) jenis managed
object yang ada, yaitu, 1.Scalar object, yang
mendefinisikan sebuah objek saja. 2.Tabular object (objek
tabel), mendefinisikan banyak objek terkait yang di
kumpulkan dalam tabel MIB. Sebagai contoh, sebuah managed
object – atInput, adalah sebuah scalar object yang berisi
satu buah objek kejadian, bernilai bilangan bulat yang
mengindikasikan jumlah total paket yang masuk ke sebuah
interface jaringan. Sebuah object identifier (atau object
ID atau OID) akan secara unik mengidentifikasi sebuah
managed object di hirarki MIB.
Gambar pesan-pesan antar manajer jaringan dan agent
2.2 Arsitektur SNMP
Framework dari SNMP terdiri dari:
1. Master Agent : Master Agent Merupakan perangkat lunak yang
berjalan pada perangkat yang mendukung SNMP, fungsinya
merespon permintaan dari SNMP management station. Master agent
kemudian meneruskan kepada sub agent untuk memberikan
informasi tentang management dengan fungsi tertentu.
Sebagai contoh, sebuah router dapat menjawab permohonan
SNMP dari management station. Oleh karenanya sebetulnya
berfungsi sebagai server dalam arsitektur client-server
atau sebagai daemon dalam terminologi sistem operasi.
Sebuah master agen bergantung pada subagen untuk
memperoleh oleh informasi manajemen dari sebuah fungsi
yang spesifik. Master agen juga sering di sebut sebagai
managed object.
2. Sub Agent : Subagent merupakan perangkat lunak yang
berjalan pada perangkat yang mendukung SNMP dan
mengimplementasikan MIB. Fungsinya mengumpulkan informasi
untuk selanjutnya diproses oleh management stations. Subagen
adalah sebuah software yang jalan di komponen jaringan
yang mampu SNMP yang mengimplementasikan fungsi untuk
informasi dan manajemen seperti di definisikan oleh MIB
dari subsistem yang spesifik, contoh Ethernet link layer.
Beberapa kemampuan subagen adalah: Mengumpulkan informasi
untuk managed object. Mengkonfigurasi parameter dari
managed object. Merespon kepada permintaan / request dari
manager.
3. Management Stations : Management Station merupakan client dan
melakukan permintaan serta mendapatkan trap dari SNMP
server. Management Stations adalah komponen akhir dari
arsitektur SNMP. Fungsinya equivalen dengan clent di
arsitektur client-server. Stasiun managemen akan
mengirimkan request untuk operasi manajemen atas nama
administrator jaringan atau aplikasi dan menerima
tangkapan dari agen-agen.
2.3 Jenis SNMP
Network Management Station, yang berfungsi sebagai pusat
penyimpanan untuk pengumpulan dan analisa dari data
manajemen jaringan.
Manajer juga disebut Network Management Station atau NMS.
Perangkat lunak yang digunakan untuk membuat NMS bervariasi
dalam fungsi serta beban. Fungsi lain dari NMS termasuk
fitur pelaporan, pemetaan topologi jaringan dan
mendokumentasikan, alat untuk memungkinkan Anda untuk
memonitor lalu lintas pada jaringan Anda, dan sebagainya.
Beberapa konsol manajemen juga dapat menghasilkan laporan
analisis trend. Jenis laporan dapat membantu Anda melakukan
perencanaan kapasitas dan menetapkan tujuan jangka panjang.
Peralatan yang dimanage menjalankan SNMP agent, yaitu
proses background yang memonitor peralatan tersebut dan
mengkomunikasikannya ke network management station.
2.4 Jenis-jenis Pesan SNMP
3. Round Robin Database Tool (RRDTool)
Kebutuhan akan Round Robin Database Tool (RRDTool) pada
sebuah sistem monitoring disebabkan oleh kebutuhan akan proses
analisis data monitoring dan proses di dalam pembentukan grafik
hasil monitoring dari data monitoring yang telah dikumpulkan
sebelumnya. Dengan mengunakan RRDTool juga akan diperoleh
kemudahan didalam penyimpanan data monitoring dan proses
pengambilan kembali data monitoring tersebut karena RRDTool
bekerja dengan sebuah database yang dikenal dengan nama database
round robin (Round Robin Database – RRD).
Round Robin merupakan sebuah teknik yang bekerja pada
sejumlah data yang tetap dan memiliki pointer ke elemen
data yang sedang aktif (current element). Hal ini dapat
dianalogikan sebagai sekumpulan titik-titik pada garis yang
membentuk sebuah lingkaran, titik-titik tersebut
merupakan data yang tersimpan. Sedangkan pointer ke current
element dapat dianalogikan sebagai suatu garis yang
berpangkal di titik pusat lingkaran dan di salah satu titik
pada lingkaran tersebut. Ketika pointer menunjuk ke suatu
data untuk dibaca atau ditulis, maka selanjutnya pointer
tersebut bergerak ke data berikutnya. Pada sebuah
lingkaran tidak ditemukan ujung dan pangkal sehingga pointer
akan terus berputar. Pada tahap awal, semua data akan
mengisi tempat yang kosong. Selanjutnya, setelah tempat
yang kosong telah terisis semua dengan data maka secara
otomatis data yang baru akan ditempatkan pada lokasi yang
lama menimpa data yang sudah ada. Oleh karena itu,
ukuran database tidak akan pernah bertambah dan tidak
memerlukan manajemen tertentu untuk mengatur database tersebut
seperti lazimnya sebuah database yang lain.
Mungkin beberapa orang cukup mudah memperoleh
suatu data atau informasi dari suatu peralatan jaringan,
seperti suhu ruangan atau jumlah octets yang melalui interface
FDDI pada suatu router. Namun, bukan suatu hal yang mudah
untuk menyimpan data tersebut secara efisien pada suatu
tempat yang terstruktur. RRDTool memberikan kemudahan di dalam
melakukan log data dan analisis data dari berbagai sumber data
yang berbeda. Termasuk di dalam analisis data yang mampu
dilakukan oleh RRDTool adalah secara cepat dapat me-generate
grafik yang mewakili sejumlah data yang telah dikumpulkan
sebelumnya dalam kurun waktu tertentu.
Fitur-fitur RRDTool adalah sebagai berikut:
1. Data Acquisition, di dalam monitoring suatu sistem diperlukan
ketersediaan data pada interval waktu yang konstan. Namun,
sayangnya kita tidak mungkin selalu mampu untuk mengambil
data pada interval waktu yang tepat. Oleh karena itu,
RRDTool memberikan kemudahan di dalam melakukan log data
dengan tidak terikat pada interval waktu tersebut. RRDTool
secara otomatis akan melakukan interpolasi nilai dari
sumber data tersebut pada slot waktu terakhir (latest official
time-slot).
2. Consolidation, dengan menggunakan fungsi konsolidasi
RRDTool secara otomatis akan melakukan analisis data
ketika suatu data baru dimasukkan ke dalam RRD. Hal ini
memberikan keuntungan bagi kita, seperti misalnya
apabila kita menyimpan data dengan interval waktu 1
menit. Maka akan memerlukan tempat di dalam disk yang
tidak kecil apabila kita menginginkan suatu grafik yang
merupakan hasil analisis data dalam kurun waktu 1 tahun.
Termasuk di dalam fungsi konsolidasi RRDTool adalah
AVERAGE, MINIMUM, MAXIMUM dan LAST.
3. Round Robin Archives (RRA), memberikan jaminan bahwa ukuran dari
RRD tidak akan mengalami pertambahan dan data yang lama
secara otomatis akan dibuang. Data dengan consolidation yang
sama akan disimpan ke dalam sebuah RRA.
4. Unknown Data, di dalam data acquisition sangat dimungkinkan
bahwa tidak diperoleh suatu data untuk disimpan ke dalam
RRD. RRDTool memberikansolusi akan hal tersebut dengan
secara otomatis memasukkan nilai UNKNOWN ke dalam database.
5. Graphing, merupakan fitur dari RRDTool untuk mampu me-generate
laporan dalam bentuk grafik atas semua data yang tersimpan
di dalam satu atau lebih RRD.
Beberapa fungsi yang didukung oleh RRDTool adalah: create,
update, graph, dump, restore, fetch, tune, last, info, rrdresize, dan xport. Dari
beberapa fungsi tersebut akan dijelaskan beberapa sebagai
berikut:
– create, fungsi untuk membuat RRD yang baru.
Beberapa parameter penting di dalam pembentukan sebuah RRDadalah:
1. Data Source Type, merupakan tipe dari suatu nilai data daridata-source
yang ada, antara lain: GAUGE, COUNTER, DERIVE, danABSOLUTE.
GAUGE, dipergunakan untuk sesuatu seperti suhu atau jumlah
orang di dalam suatu ruangan.
COUNTER, dipergunakan untuk counter yang terus menaik seperti
counter inOctets pada router. Asumsi bahwa counter tidak akan
pernah menurun, kecuali terjadi overflows.
DERIVE, dipergunakan untuk menyimpan nilai turunan dari nilai
terakhir yang telah dimasukkan dengan nilai yang baru dari
data-source. Hal ini berguna untuk gauges, seperti contoh, untuk
mengukur perubahan jumlah orang yang keluar dan masuk ke
ruangan. Secara internal, cara kerja DERIVE mirip
dengan COUNTER, namun tanpa ada pengechekan
overflows.
ABSOLUTE, dipergunakan untuk counter yang cenderung me-reset
nilai yang telah diperoleh ketika dalam proses
membaca input. Contoh dipergunakan untuk sesuatu yang
ingin dihitung seperti jumlah pesan sejak terakhir di-update.
2. Round Robin Archives (RRA), RRD menyimpan data ke dalamRRA.
Masing-masing RRA menyimpan sejumlah data dari semua
data-source yang telah didefinisikan. Data yang tersimpan
juga harus dikonsolidasikan dengan salah satu fungsi
konsolidasi yang ada.
3. Interval waktu, default adalah tiap 300 detik.
4. Network Monitoring
Network Monitoring System menggambarkan sebuah sistem yang
terus menerus memonitor jaringan komputer sehingga jika
terjadi gangguan dapat secepatnya melakukan notifikasi kepada
seorang network administrator atau system administrator. Sebagai contoh
untuk mengetahui status dari sebuah webserver, software monitoring
secara periodik mengirim request http; atau untuk email server,
pesan tes di kirimkan melalui sebuah SMTP untuk kemudian di
ambil melalui IMAP ataupun POP3.
Yang biasa dijadikan variabel dalam NMS ini adalah waktu
respon dan ketersediaan (uptime), dan konsistensi serta reliability
juga di perhatikan. Status request yang failure, seperti ketika
koneksi tidak bisa berhubungan (established), yang kemudian
terputus, yang kemudian sistem monitoring menghasilkan suatu
pesan/notifikasi, notifikasi ini bermacam-macam : sebuah alarm
suara mungkin di kirimkan kepada seorang net/sys admin.
Network Monitoring penggunaan tool pencatatan dan
analisis yang secara akurat menentukan arus trafik,
penggunaan, dan indikator kinerja di jaringan lainnya. Tool
monitoring yang baik memberi anda baik angka maupun
representasi grafik dari kondisi jaringan. Ini menolong anda
untuk menvisualisasikan secara akurat apa yang terjadi, agar
anda tahu di mana perlu dilakukan penyesuaian.
Ada beberapa keuntungan melakukan sistem monitor yang
baik untuk jaringan anda:
1. Anggaran jaringan dan sumber daya di justifikasi. Tool
monitor yang baik bisa memperlihatkan tanpa ragu-ragu bahwa
infrastruktur jaringan (bandwidth, hardware, dan software)
cocok dan bisa menangani kebutuhan pengguna jaringan.
2. Penyusup jaringan dideteksi dan disaring. Dengan menonton
trafik jaringan anda, anda bisa mendeteksi penyerang dan
mencegah akses ke server dan layanan yang penting.
3. Virus jaringan dengan mudah dideteksi. Anda akan diberitahu
akan adanya virus jaringan, dan melakukan tindakan sebelum
mereka memakan bandwidth Internet dan mendestabilisasi
jaringan anda.
4. Troubleshooting masalah jaringan sangat disederhanakan.
Daripada mencoba untuk men-debug masalah jaringan, anda
dengan segera bisa diberitahukan mengenai masalah spesifik.
Beberapa masalah bahkan bisa diperbaiki secara otomatis.
5. Kinerja jaringan bisa sangat di optimisasi. Tanpa
monitoring efektif, mustahil untuk mengkonfigurasi alat dan
protokol anda untuk mencapai kinerja yang terbaik.
6. Perencanaan kapasitas lebih mudah. Dengan catatan kinerja
sejarah, anda tidak harus "mengira-ngira" berapa banyak
bandwidth yang anda perlukan sewaktu jaringan anda
bertambah besar.
7. Penggunaan jaringan secara layak bisa ditekankan. Ketika
bandwidth adalah sumber daya yang susah didapat, satu-
satunya cara untuk menjadi adil kepada semua user adalah
menjamin kalau jaringan dipakai sesuai dengan maksudnya.
4.1 Tipe Tool Monitoring
Kita sekarang akan melihat beberapa kelas tool
monitoring. Tool pendeteksi jaringan memperhatikan beacon yang
dikirim oleh akses point nirkabel, dan menampilkan informasi
seperti nama jaringan, kekuatan signal yang didapat, dan
channel. Tool spot check di disain untuk troubleshooting dan
biasanya dikelola secara interaktif selama periode waktu yang
singkat. Program seperti ping mungkin dianggap sebagai tool
spot check aktif, karena dia mengeluarkan trafik dan melakukan
polling ke mesin tertentu. Tool spot check pasif termasuk
protokol analyzer, yang memeriksa setiap paket di jaringan dan
menyediakan perincian secara detail mengenai percakapan
jaringan (termasuk alamat sumber dan tujuan, informasi
protokol, dan bahkan data aplikasi). Tool trending menjalankan
monitor tanpa operator dalam periode lama, dan biasanya
menyiapkan hasil menjadi grafik. Tool monitor realtime
menjalankan monitor yang sama, tetapi segera memberitahu
administrator jika mereka mengetahui masalah. Tool penguji
throughput memberitahu anda bandwidth sebenarnya yang ada di
antara dua ujung di jaringan. Tool Intrusion detection
mengamati trafik jaringan yang tidak diinginkan, dan mengambil
keputusan yang tepat (biasanya menolak akses dan/atau
memberitahu seorang network administrator). Akhirnya, tool
benchmarking memperkirakan kinerja maksimum dari sebuah
layanan atau sambungan jaringan.
Tool monitor nirkabel yang paling sederhana hnya
memberikan daftar jaringan yang tersedia, di dampingi oleh
informasi dasar (seperti kekuatan sinyal dan kanal). Mereka
memungkinkan anda mendeteksi jaringan yang dekat dengan cepat
dan menentukan bila mereka ada dalam jangkauan atau
mengakibatkan gangguan.
Built-in client. Semua sistem operasi modern mempunyai
built-in support untuk jaringan nirkabel. Ini biasanya
termasuk kemampuan untuk scan jaringan yang tersedia,
membantu user untuk memilih sebuah jaringan dari daftar.
Hampir semua alat nirkabel biasanya mempunyai alat scan
sederhana, fungsi bisa berbeda di setiap implementasi.
Alat-alat ini biasanya hanya berguna untuk mengatur
sebuah komputer di konfigurasi rumah atau kantor. Mereka
biasanya hanya menyediakan sedikit informasi selain dari
nama jaringan dan sinyal yang tersedia sampai dengan
akses point yang sedang dipakai.
Netstumbler (http://www.netstumbler.com/). Ini adalah
tool yang paling populer karena mendeteksi jaringan
nirkabel menggunakan Microsoft Windows. Dia mendukung
beberapa jenis wireless card, dan sangat mudah digunakan.
Dia akan mendeteksi jaringan-jaringan yang terenkripsi
dan yang terbuka, tetapi tidak bisa mendeteksi jaringan-
jaringan nirkabel “tertutup”. Dia juga menampilkan
kekuatan sinyal / noise dan menggambarkan sinyal yang di
terima sebagai fungsi waktu. Dia juga dapat berintegrasi
dengan beberapa jenis GPS, untuk mencatatkan informasi
lokasi dan kekuatan sinyal secara tepat. Ini membuat
Netstumbler menjadi sebuah alat berguna untuk site survey
informal.
Ministumbler (http://www.netstumbler.com/). Dari pembuat
Netstumbler, Ministumbler memberikan fungsi yang sama
dengan versi Windows nya, tapi bekerja di Pocket PC
Ministumbler nyaman digunakan di handheld PDA dengan
sebuah wireless card untuk mendeteksi akses point.
Macstumbler (http://www.macstumbler.com/). Biarpun tidak
terkait langsung dengan Netstumbler, Macstumbler memberi
banyak fungsi yang sama tetapi untuk platform Mac OSX.
Dia bekerja dengan semua Apple Airport cards.
Wellenreiter (http://www.wellenreiter.net/). Wellenreiter
adalah sebuah pendeteksi jaringan nirkabel grafik untuk
Linux. Dia membutuhkan Perl dan GTK, dan menyokong port
Prism2, Lucent, dan Cisco wireless cards.