Sistem integumen dan sistem gerak

39
BAGIAN ANATOMI SISTEM KULIT (INTEGUMEN) Fungsi Kulit : Perlindungan mekanik terhadap jaringan yang ada di bawahnya Mencegah kekeringan dan gangguan terhadap keseimbangan air dalam tubuh Membantu mengatur pemindahan panas antara tubuh dan lingkungan Mencegah masuknya organisme dan materi yang dapat menimbulkan kerusakan di dalam tubuh Membantu pernafasan, sekresi, ekskresi, indera, pergerakan, dan lain-lain POLA DASAR KULIT AVERTEBRATA DAN VERTEBRATA Pada Avertebrata (Misal Arthropoda, Anelida, Mollusca) Kulit terdiri atas satu lapisan sel yang disebut epidermis, sedangkan pada bagian luar tertutup oleh lapisan non seluler yang disebut kutikula (kitin, kapur) yang disekresikan oleh epidermis. Kulit Avertebrata

Transcript of Sistem integumen dan sistem gerak

BAGIAN ANATOMI

SISTEM KULIT (INTEGUMEN)

Fungsi Kulit :

• Perlindungan mekanik terhadap jaringan yang ada di bawahnya

• Mencegah kekeringan dan gangguan terhadap keseimbangan air dalam tubuh

• Membantu mengatur pemindahan panas antara tubuh dan lingkungan

• Mencegah masuknya organisme dan materi yang dapat menimbulkan kerusakan di dalam tubuh

• Membantu pernafasan, sekresi, ekskresi, indera, pergerakan, dan lain-lain

POLA DASAR KULIT AVERTEBRATA DAN VERTEBRATA

Pada Avertebrata (Misal Arthropoda, Anelida, Mollusca)

Kulit terdiri atas satu lapisan sel yang disebut

epidermis, sedangkan pada bagian luar tertutup oleh lapisan

non seluler yang disebut kutikula (kitin, kapur) yang

disekresikan oleh epidermis.

Kulit Avertebrata

Pada Vertebrata (Tetrapoda)

Kulit terdiri atas dua lapisan yaitu :

a.Lapisan Epidermis

1. Stratum korneum (sel-sel mati)------disusun oleh keratin (tidak larut dalam air) untuk mengatur masuk dan keluarnya air. Tahan terhadap bakteri---dapat mencegah infeksi

2. Lapisan transisional (lapisan tipis)

3. Stratum germinativum (Aktif membelah)

b.Lapisan Dermis (Corium)

1. Pembuluh darah

2. Jaringan Lemak

Kulit Vertebrata

IKAN :

Epidermis ; mempunyai kelenjar mukus Dermis :

Fungsinya : Ukuran lebih tipis

1. Sekresi lendir Pada sirip mereduksi menjadi membran gasal

2. Sebagai proteksi

3. Membersihkan tubuh

4. Mengurangi hambatan

5. Membantu osmoregulasi

Sisik merupakan derivat dari lapisan dermis. Berdasarkan

bentuk dan bahan yang terkandung di dalamnya, sisik ikan dapat

dibedakan menjadi lima jenis, yaitu Placoid, Cosmoid, Ganoid,

Cycloid dan Ctenoid.

Sisik Placoid

Jenis sisik ini karakteristik bagi golongan ikan bertulang

rawan (Chondrichthyes). Bentuk sisik tersebut menyerupai bunga

mawar dengan dasar yang bulat atau bujur sangkar. Sisik macam

ini terdiri dari keping basal. Sisik placoid dibangunkan oleh

dentine sehinnga sering disebut dermal denticle yang di

dalamnya terdapat rongga pulpa. Pertumbuhan dari sisik placoid

menyerupai pertumbuhan gigi, yaitu dimulai dengan adanya

pengelompokan dari sel-sel dermis yang seterusnya akan tumbuh

menjadi lebih nyata membentuk papila dermis yang mendesak

epidermis yang ada di sebelah permukaan. Gigi ikan hiu

merupakan derivate dari sisik

Sisik Cosmoid

Sisik ini hanya ditemukan pada ikan fosil dan ikan primitive

yang sudah punah dari kelompok Crossopterygii dan Dipnoi.

Sisik ikan ini terdiri dari beberapa lapisan, yang berturut-

turut dari luar adalah vitrodentine, yang dilapisi semacam

enamel, kemudian cosmine yang merupakan lapisan terkuat dan

noncellular, terakhir isopedine yang materialnya terdiri dari

substansi tulang. Pertumbuhan sisik ini hanya pada bagian

bawah, sedangkan pada bagian atas tidak terdapat sel-sel hidup

yang menutup permukaan. Tipe sisik ini ditemukan pada jenis

ikan Latimeria chalumnae.

Sisik Ganoid         

Jenis sisik ini dimiliki oleh ikan-ikan Lepidosteus (Holostei)

dan Scaphyrynchus (Chondrostei). Sisik ini terdiri dari

beberapa lapisan yakni lapisan terluar disebut ganoine yang

materialnya berupa garam-garam an-organik, kemudian lapisan

berikutnya dalah cosmine, dan lapisan yang paling dalam adalah

isopedine. Pertumbuhan sisik ini dari bagian bawah dan bagian

atas. Ikan bersisik type ini adalah antara lain, Polypterus,

Lepisostidae, Acipenceridae dan Polyodontida

Sisik Cycloid dan Ctenoid          

Sisik ini ditemukan pada golongan ikan teleostei, yang

masing-masing terdapat pada golongan ikan berjari-jari lemah

(Malacoptrerygii) dan golongan ikan berjari-jari keras

(Acanthopterygii). Perbedaan antara sisik cycloid dengan

ctenoid hanya meliputi adanya sejumlah duri-duri halus yang

disebut ctenii beberapa baris di bagian posteriornya.

Pertumbuhan pada tipe sisik ini adalah bagian atas dan bawah,

tidak mengandung dentine atau enamel dan kepipihannya sudah

tereduksi menjadi lebih tipis, fleksibel dan transparan.

Penempelannya secara tertanam ke dalam sebuah kantung kecil di

dalam dermis dengan susunan seperti genting yang dapat

mengurangi gesekan dengan air sehingga dapat berenang lebih

cepat. Sisik yang terlihat adalah bagian belakang (posterior)

yang berwarna lebih gelap daripada bagian depan (anterior)

karena bagian posteriornya mengandung butir-butir pigmen

(chromatophore). Bagian anterior (terutama pada bagian tubuh)

transparan dan tidak berwarna. Perbedaan antara tipe sisik

cycloid dengan ctenoid adalah pada bagian posterior sisik

ctenoid dilengkapi dengan ctenii (gerigi kecil). Focus

merupakan titik awal perkembangan sisik dan biasanya

berkedudukan di tengah-tengah sisik.

6. Sisik cycloid Sisik ctenoid

7.

AMPHIBI :

• Epidermis : terdapat kelenjar multiselular: Kelenjar mukus :

Fungsi : - respirasi

- evaforasi air tubuh

- Kelenjar granular : fungsi : sekresi zat bau dan racun

• Dermis : terdapat rongga limf dan serabut otot

REPTILIA:

Pada beberapa spesies terdapat tipe kelenjar berikut pada kulit:

• Kelenjar seks

• Kel. Preanal

• Kel. Femoral

• Kelenjar mukus tidak ada.

• Sisik tanduk tidak berlendir

AVES :

• Kulit tipis, sedikit memiliki keratin

• Hubungan dengan jaringan dibawahnya tidak erat

• Derivat kulit: bulu, paruh, sisik kaki, tagi, kel. Uropygium

Macam-macam bulu (gambar bulu):

Plumae : bulu penutup yang memberikan bentuk tubuh

Plumulae : tidak mempunyai rachis

Filoplumae : bulu rambut

Pertumbuhan bulu dimulai penonjolan mesoderm disebut ”papila dermis” yang ditutupi epidermis/ektoderm (gambar bulu).

Gambar plumae

MAMALIA :

• Kulit lebih tebal

• Turunan kulit pada mamalia

- Cakar : unguis dan sub unguis bawah

- Telapak: turunan dari cakar

- Sisik : pada Polidota ----Pangolin

- Kelenjar : keringat, lemak, mamae, bau

- Rambut

- Tanduk :

Tanduk jerapah : penonjolan tulang tengkorak

Cula badak

Tanduk sejati : perluasan dari tulang frontalis yang

dibungkus oleh dermal permanen

Penampang melintang kulit mamalia

MANUSIA :

Epidermis :

- Stratum corneum (jauh lebih tebal pada telapak

tangan dan kaki dibanding tempat lain)

- stratum lucidum

- stratum garnulosum

- stratum spinosum

- stratum germinativum

Dermis :

- jaringan ikat

- saraf

- pembuluh darah

- otot, dsb.

Kult manuusia

Derivat kulit : sisik, bulu, rambut, kuku, kelenjar,

- Sisik ikan terbuat dari bahan tulang (mesoderm)

- Sisik Reptil terbuat dari bahan tanduk (ektoderm)

bulu

rambut stratum corneum

kuku

Embriologi Kulit

Epidermis Ektoderm

Dermis Mesoderm

Anatomi Perbandingan

Protozoa ; hanya satu membaran sel

Coelenterata, Plathyhelminthes, beberapa Molusca ; satu lapisan

epidermis dan satu lapisan kutikula.

Insekta dan Gastropoda ; Epidermis dan chell (eksoskeleton)

Arthropoda darat ; epidermis dan kutikula tipis

Amphioxus ; epidermis terdiri atas satu lapis epitel kolumnar yang

dapat mensekresikan kutikula. Sedangkan dermis berupa jaringan ikat

longgar.

Ikan ; epidermis terdiri atas beberapa lapis sel tanpa stratum corneum,

ada kelenjer mukosa ------sehingga menyebabkan tubuh ikan licin. Sisik

tertanam pada dermis. Dermis ini tersusun dari jaringan pengikat

longgar/padat.

Amphibia ; epidermis-----corneum-----lapisan transisional------

stratum germinativum--------stratum compactum--------pembuluh

darah------saraf-----kelenjar.

Reptilia ; epidermis-----stratum corneum berkembang baik, terdapat

sisik, dermis ----lapisan superpisial---lapisan dalam (jaringan ikat).

Aves ; epidermis-----stratum corneum: bulu, sisik, dermis-----

serabut jaringan pengikat.

Mamalia ; kulit relatif tebal terutama dermisnya, startum corneum :

rambut dan kuku.

- sel epidermis ----kelenjar minyak, kel. Keringat, kelenjar sebacea,

mamae gland.

- Epidermis terdiferensiasi menjadi stratum germinativum, stratum

granulosum dan stratum corneum.

SISTEM RANGKA

Tubuh manusia mempunyai rangka dalam yang kuat dan kokoh yang terdiri dari tulang dan rawan. Di samping penyokong struktur-struktur dalam tubuh juga berfungsi sebagai tuas bagipergerakan-pergerakan tubuh. Tulang seringkali dianggap sebagai organ tubuh yang tidak dapat berubah.

Fungsi tulang :

• Menyokong dan memberi bentuk pada tubuh

• Melindung organ-organ vital dan mempertahankan jaringan-jaringan lunak dari pengaruh gravitasi

• Sebagai basis yang kuat bagi perlekatan otot-otot

• Otot2 dilekatkan pada tulang dengan perantaraan tendon-tendon yang menembus periosteum (jaringan ikat fibrosa yang melapisi tulang).

• Sebagai tempat penimbunan

• Ex; 99% kalsium tubuh terdapat pada tulang, 80 % posfor, 25 % Sodium, dan mineral lainnya

• Sebagai pabrik pembentuk sel darah (hematopoiesis)

• Di dalam sumsum tulang terdapat bermacam-macam sel immature, sel-sel darah, dan lemak.

Struktur Tulang;

• Tulang keras karena : adanya penimbunan garam-garam mineral di dalam matriks dalam bentuk kalsium karbonat (CaCO3) dan kalsium fosfat (Ca3(PO4)2. Kekuatan tulang sangat dipengaruhi oleh serabut-serabut kolagen yang disebut ossein (+ 95 % dari matrik organik, 5 % lainnya

adalah substansi dasar yang homogen t/d mukoprotein dalamsuatu larutan cair). Struktur mikroskopik menunjukkan adanya Sistem Havers pada tulang dengan lamela silendris konsentris mengelilingi kanal (saluran) sentral (kanal havers).

• Osteosit terdapat di dalam lakuna (rongga kecil)

• Saluran-saluran Havers saling berhubungan satu sama lain lewat saluran Volkmann

Berdasarkan ukuran dan bentuk tulang dapat dibedakan 4 kelompok:

• Tulang Panjang

Terdapat pada ektremitas (anggota gerak), tersusun atas batang tulang dengan ujung-ujung seperti tombol. Jaringan tulang kompakta (padat) terdapat pada bagian diafisis dan jaringan tulang spongiosa terdapat pada bagian epifisis. Diafisis berbentuk silinder yang sebagian besar tersusun atas tulang kampakta dan lapisan paling dalam disusun oleh tulang spongiosa. Bagian dalam diafisis terdapat rongga besar yang disebut kavitas medularis, berisi sumsum tulang.

Tulang diselubungi oleh membran selaput padat berwarna putih yang disebut periosteum. Pada periosteum terdapat pembuluh darah, pembuluh limf dan saraf. Pada tulang yang sedang tumbuh terdapat osteoblast (sel-sel pembentuk tulang).

• Tulang Pendek

Tersusun atas tulang spongiosa (pada bagian dalam) yang dikelilingi selapis tulang kompakta, bentuk seperti kubus, misalnya tulang karpal pada pergelangan tangan dan tulang tarsal pada pergelangan kaki

• Tulang Pipih

Terdiri atas dua lempeng tulang kompakta menyelubungi satu lapisan tulang spongiosa yang terdesak diantaranya. Misalnya kosta, skapula, sternum, dan tulang-tulang kranium.

• Tulang Irreguler

Struktur sama dengan tulang pendek, yaitu tulang spongiosa yang terjepit dalam lempeng tipis tulang kompakta. Ex. Vertebra, osikula pada telinga.

Komposisi Kimia Tulang Berdasarkan Berat

Substansi Persentase

1. Air

2. Molekul organik

3. Kolagen

4. Proteoglikan

5. Garam-garam anorganik

6. Kalsium posfat

7. Kalsium karbonat

8. Magnesium posfat

9. Garam-garam Na dan K, dsb

8 %

20 %

18-19 %

<1 %

72 %

57 %

10 %

3 %

1 %

Pembentukan dan Pertumbuhan Tulang

• Fetus umur 3 bulan setelah konsepsi-----sudah mempunyai rangka lengkap

• Rangka fetus terdiri dari kartilago hialin

• Tulang kranium dan muka terdiri dari membran fibrosa

• Bulan-bulan berikutnya terjadi ossifikasi, pada saat lahir belum sempurna -----maturasi, modifikasi dan pertumbuhan tulang berlanjut sampai umur 21 tahun

• Kartilago menyediakan lingkungan bagi pembentukan tulang yang baru dan akhirnya digantikan tulang pada saat ossifikasi berlanjut.

Ada dua macam ossifikasi:

– Ossifikasi intra membran----tulang berkembang dalam membran jaringan fibrosa

– Ossifikasi endokondral----tulang terbentuk dalam model kartilago

Ad. 1. Ossifikasi intramembran

• Terjadi pada tulang-tulang kranium

• Dalam setiap membran dalam skeleton prototipe

skeleton fetus, osteoblast mensekresi substansi interseluler

organik dari tulang dan segera terjadi kalsifikasi (deposisi

garam-garam Ca dalam substansi interseluler)

• Dari pusat ossifikasi ini terbentuk spikula tulang

kecil-kecil dalam anyaman radier. Osteoblast menyusun diri

mengerumi tepi-tepi bebas dan permukaan spikula pada saat

spikula terjalin dan berkoalesensi ----beberapa osteblast

terjebak dalam rongga-rongga kecil (lakuna) dan menjadi

osteosit

• Lambat laun tulang mendapatkan bentuknya dan

osteoblast menyelubungi tulang sepongeus dengan lapisan tulang

kompak.

Ad.2. Ossifikasi Endokondral

• Terjadi pada sebagian besar tulang dalam tubuh

• Pertumbuhan memanjang terjadi suatu lempeng pertumbuhan

yang tersusun atas lapisan-lapisan kartilago

• Dimulai dengan membesarnya sel-sel kartilago pada area-

area tertentu yaitu pusat ossifikasi primer yang pada

tulang panjang terdapat pada diafisis dan epifisis.

• Sel-sel kartilago segera menghilang, meninggalkan rongga-

rongga yang diinvasi pembuluh darah dari perikondrium

(membran fibrosa yang menyelubungi kartilago).

• Osteoblast bergerak mengikuti pembuluh darah kedalam dan

mulai mensekresi komponen organik tulang seperti serabut

kolagen dan substansi semen. Garam-garam Ca dideposisi

dan pembuluh darah bercabang-cabang ke seluruh bagian

tulang yang sedang tumbuh

• Spikula tulang (trabekula) terbentuk dan berhubung-

hubungan secara longgar menjadi anyaman spongeus

• Pembentukan tulang meluas dari pusat-pusat osifikasi dan

sejalan dengan itu terjadi destruksi kartilago secara

terus menerus pada bagian-bagian dekatnya.

• Akhirnya hanya tertinggal 2 garis tipis kartilago,

terdapat diantara diafisis, dan tiap epifisis disebut

lempeng epifiseal yang akhirnya digantikan oleh tulang

pada saat pertumbuhan tulang sudah lengkap dan epifisis

dinyatakan tertutup

• Sumsum terbentuk dalam rongga-rongga di dalam anyaman

spongeus

• Rongga di pusat diafisis bersatu membentu rongga sumsum

• Disebelah kartilago, osteblast diantara kartilago dan

perikondrium mulai membentuk lapisan tulang kompak

mengelilingi diafisis

• Tulang berangsur-angsur tumbuh melingkar pada saat

lapisan tulang kompak berikutnya terbentuk.

RANGKA MANUSIA

Sistem rangka dibagi menjadi dua yaitu :

• Rangka Aksial (sumbu) ; t/d tengkorak (cranium), ruas

tulang belakang (columna vertebralis), tulang rusuk

(costa), dan tulang dada (sternum)

• Rangka Apendikular (Anggota) ; t/d gelang bahu (gelang

pektoral) dengan anggota depan, dan gelang pinggul

(gelang pelvik dengan anggota belakang.

Tulang Tengkorak (Cranium)

Dibangun oleh tulang-tulang otak dan tulang-tulang muka

dengan bagian-bagian sebagai berikut:

1. Tulang-tulang Otak (Gambar Tengkorak)

• tulang frontal ; tl. Paling depan dari otak dan merupakan

dahi dari tengkorak. Di sebelah belakang sutura koronalis

tulang frontal berbatasan dengan sepasang tulang tl.

Parietal dan sebelah lateral berbatasan dengan sayap dari

tl. Sfenoid.

• Tulang parietal ; terdapat sepasang dan merupakan atap serta

dinding lateral dari tengkorak. Kedua tulang parietal

bertemu di tengah-tengah atap tengkorak pada sutura

sagitalis. Di belakang tl. Parietal terdapat tl. Oksipital

dibatasi oleh sutura lamodoidales. Di sebelah lateral-ventral

tl. Parietal berbatasan dengan tl. Temporal.

• Tulang Oksipital ; merupakan bagian belakang dari otak,

membatasi bagian atas dan lateral dari foramen magnum

tempat medula spinalis meninggalkan otak. Pada sebelah

kiri tl. Oksipital terdat sepasang bonggol yang disebut

kondil oksipital yaitu tempat persendian vertebra leher.

• Tl. Temporal ; terdapat sepasang di bagian lateral dari

tengkorak, sebelah anterior berbatas dengan tulang

sfenoid, sebelah superior dgn tlg parietal, dan posterior

dengan oksipital.

• Tl. Sfenoid ; bentuknya tidak beraturan, seakan seperti kupu-

kupu, alas dari otak, terletak pada dasar lateral dari

tengkorak, badan sfenoid bentuknya menyerupai kubus.

• Tl. Etmoid ; bentuknya teratur, terletak didepan tlg sfenoid

diantara kedua tl. Mata dan membentuk bagian atap rongga

hidung, berbatas dengan tl frontal dan sfenoid.

2. Tulang Rangka Muka

Terdiri dari :

• tl. Nasal ; 2 buah, ukuran kecil, merupakan atap rongga hidung. Tl. Ini beruhubungan satu sama lain di garis tengah dan sebelah atasnya dengan bagian tulang frontal, lateral dengan pelat tegak lurus dari tl. Etmoid dan septum tl. Nasal.

• Tl. Nasal Koncae inferior ; berupa gulungan tulang, disebelah lateral berbatas dengan tl. Maksila, tl etmoid, tl. Lakrimal, dan tl. Palatum. Tl. Ini menonjol ke tengah rongga nasal sebagai pelat tl. Pipih.

• Tl. Lakrimal ; seperti sisik, terletak pada dinding medial orbita dan turut membentuk dinding samping rongga hidung,berbatas dengan tl. Maksila dan tl. Nasal koncae inferior.

• Tl. Maksila ; bentuk tak menentu, terdapat di bagian depan muka rahang bawah tepat dibagian bawahnya. Dalam badan maksila terdapat sinus maksila atau Hidmore antrum yang berhubungan dengan rongga hidung.

• Tl. Zigomatik ; membentuk rangka pipi, sebelah medial berbatas dengan tl. Maksila, bagian atas dengan tl. Frontal, lateral dengan tl. Temporal dan belakang dengan sayap Sfenoid yang merupakan bagian tengah dari lengkung zigomatikus.

• Tl. Palatinum ; merupakan bagian posterior dari palatum durumdan bagian dinding lateral khoane

• Tl. Vomer ; berbatas dengan tl. Etmoid, membentuk bagian dari septum nasal

• Tl. Mandibula ; tl. Rahang bawah, pada tul ini terdapat alveoli dan merupakan tempat tertanamnya gigi bagian

bawah, bagian belakangnya membentuk prosesus kondiloideus.

Ruas Ruas Tulang Belakang (Columna Vertebralis)

Terbagi menjadi 5 macam :

• vertebrae servikalis 7 ruas (leher)

• vertebrae torakalis 12 ruas (dada)

• vertebrae lumbalis 5 ruas (pinggang)

• vertebrae sakralis 5 ruas (pelvis)

• vertebrae kaudalis 4 ruas (koksik/ekor) ; sangat kecil, kasar, berbentuk segitiga, dan merupakan ujung bawah darikolumna vertebralis. Keempat ruas tersebut pada orang dewasa mengalami fusi dan bersendian dengan sakrum.

Total : 26 pasang

Suatu vertebrae terdiri dari :

• sentrum (badan)

• arkus neuralis (lengkung neural)

• prosesus spinosus (taju neural)

• Tulang Dada (Sternum)

Sternum pada Pongo membentuk dinding pada bagian depan garis median. Bagian atasnya lebar disebut manubrium (tempat persendian dengan klavikula dan rusuk pertama), ujung bawah sternum disebiut prosesus sifoideus, pada waktu muda berupa rawan tetapi kemudian fusi dan mengalami penulangan.

Tulang Rusuk (Costa)

• Jumlahnya 12 pasang, setiap rusuk mempunyai 2 kepala yaitu tuberkulum dan kapitulum. Tuberkulum bersendian pada fase kosta transversus atau diapofisis, sedang kapitulum bersendian pada dua sentrum dari vertebrae. Duarusuk paling bawah hanya mempunyai kapitulum saja.

• Rusuk pertama pendek, sangat lengkung, dan lebar. Rusuk ini disebut kostae verae. Rusuk ke delapan sampai sepuluh rawan prostanya melekat pada rusuk ke tujuh disebut kosta spurie. Rusuk ke 12 dan 11 bagian depannya tidak melekat pada sternum tapi menggantung disebut kostae fluktuantes.

• Gelang Pektoral

Dibangun oleh tulang skapula, dan klavikula. Tulang skapula berbentuk segitiga, dengan alasnya sejajar dengan kolumna vertebralis dan sudut puncaknya mengarah ke luar pada bahu. Tulang klavikula adalah tulang berbentuk silendris yang melengkung antara ujung atas dari manubrium dan akromion.

Rangka Ekstremitas Atas (depan)

Dibangun oleh tulang2; humerus, radius, ulna, karpalia, metakarpal, dan falanges.

• tl. Humerus ; bentuk panjang dan lebar, ujung proksimalnya berupa bonggol yang bulat pada bagian mediannya disebut kepala humerus.

• tl. Ulna ; tulang yang panjangnya dari rangka lengan bawah.Mudah ditelusuri dengan jari tangan, mulai dari bawah siku terus ke bawah jari kelingking. Ujung bawah lebih kecil, sebelah luar mempunyai bonggol yang disebut kepalaulna.

• tl. Radius ; rangka tl. Yang lebih pendek dari lengan bawah,terletak pada sisi arah ibu jari. Ujung proksimalnya merupakan diskus yang bulat disebut kepala radius yang bersendian dengan humerus dan ulna.

• Karpus (pergelangan tangan) ; disokong oleh 8 tulang yang tersusun dalam dua baris. Pada baris proksimal tersusun tulang skafoideus, lunates, triquetum, dan pisiformis. Pada distal terdiri dari tulang trapezium, trapezoid, kapitate, dan humate. Susunan delapan tulang ini memungkinkan gerakan dari pergelangan tangan.

• Metakarpus ; tulang telapak tangan, ada 5 buah, metakarpal pertama pangkalnya bersendian dengan trapezium, dan dapatbergerak bebas. Metakarpal yang lainnya pada bagian proksimalnya bersendian dengan sesamanya, dan bagian distal masing-masing metakarpal bersendian dengan ruas jari.

• Digiti (jari) ; satu tangan mempunyai 5 jari, dan masing-masingnya mempunyai 3 falanges (ruas jari) kecuali digitiI hanya mempunya 2 falanges.

• Gelang Pelvik (Gelang Panggul)

Dibangun oleh os inominatum yang merupakan fusi dari tulang-tulang ilium, ishium, dan pubis. Os inominatum (tulang pinggul) dibangun oleh ilium yang lebar dan kuat, ishium bagian yang menonjol ke bawah disebut juga tulang kemaluan, dan pubis yang melengkapi sisi dari foramen oturatorium.

Rangka Ekstremitas Bawah

Dibangun oleh tulang-tulang ; femoris, tibia, fibula, tarsus, metatarsus, dan ruas tulang jari.

• Tl. Femoris ; tulang paha yang pada ujung proksimalnya terdapat kepala, leher dan trokhanter mayor dan minor. Kepala os femoris licin berbentuk bulat dan terletak dalam asetabulum. Trokhanter mayor merupakan penonjolan lateral dari batang tulang femur pada pertemuannya denga leher, sedangkan trokhanter minor terdapat pada tepi sebelah leher.

• Patela ; tulang yang tertanam dalam tendo dari muskulus ekstensor dari paha. Terdletak di depan lutut jika kaki direntangkan, tetapi jika lutut ditekuk tlang akan terbenam dalam fosa intercondilaris.

• Tibia ; merupakan tulang terbesar dari betis dan dinamakan juga tulang kering. Ujung proksimalnya besar dan mempunyai kondil lateralis dan medialis yang merupakan permukaan sendi untuk ujung distal femur. Ujung distal dari tibia mempunyai tonjolan ke bawah pada sisi dalamnyayaitu maleolus medialis yang menonjol pada sebelah dalam pergelangan kaki. Sebelah luar ujung distal tibia bersendian dengan fibula dan persendian dengan talus adalah pada permukaannya.

• Fibula ; tulang yang ramping disebelah lateral, dari betis.Ujung proksimal (kepala) berbentuk bonggol dan persendiandengan kondilus lateralis dari tibia. Fibula tidak bersendian dengan femoris atau patela dan tak turut membentuk sendi patela. Ujung distal dari fibula sebelah medial mempunyai permukaan sendi untuk persendian dengan talus dan sebelah lateralnya disebut maleolus lateralis yang menonjol di permukaan kaki sebelah lateral.

• Tarsus ; t/d tulang talus, kalkanus dan kuboid. Talus terletak dibagian belakang kaki dan dan terletak anatar maleolus lateralis dari fibula. Kalkanus terletak dibawah talus merupakan tumit dan merupakan tulang tarsalia paling besar. Kuboid terdapat di depan kalkanus sebelah luarnya.

• Metatarsus ; terdapat 5 ulang metatarsalia, tiga diantaranya di sebelah dalam, ujung distalnya masing-masing bersendian dengan falanges proksimal.

• Falanges ; jari I (ibu jari) mempunyai 2 falanges, yang lainnya 3 falanges.

ARTIKULASI (PERSENDIAN) ANTAR TULANG

Artikulasi adalah hubungan antar dua tulang atau lebih tanpa memandang berapa banyak pergerakan yang dimungkinkan. Walaupunsebagian besar sendi dalam tubuh memungkinkan pelipatan atau rotasi bagian-bagian tubuh (misalnya sendi bahu) ada juga sendi tulang yang tidak memungkinkan pergerakan sama sekali, mislanya sutura pada tengkorak.

Komponen-komponen penunjang sendi :

• Ligamen ; Merupakan jaringan ikat yang berfungsi mengikatbagian luar ujung tulang yang membentuk persendian dan mencegah berubahnya posisi tulang.

• Kapsul sendi ; Merupakan lapisan serabut yang berfungsi untuk melapisi sendi dan menghubungkan dua tulang yang membentuk persendian. Dibagian persendian yang memiliki kapsul sendi terdapat rongga

• Cairan sinovial ; merupakan cairan pelumas pada ujung-ujung tulang yang terdapat pada kapsul sendi.

• Tulang rawan hialin ; merupakan jaringan tulang rawan yang menutupi kedua ujung tulang yang membentuk persendian. Ini penting untuk menjaga benturan yang keras.

Berdasarkan pergerakan sendi dibedakan atas 3 macam:

A. Diartosis

Yaitu hubungan antar tulang satu dengan yang lain tanpa dihubungkan oleh jaringan sehingga memungkinkan terjadinya pergerakan secara bebas. Menurut Arah pergerakannya Diartosis dibedakan menjadi :

• 1. Sendi peluru ; dapat bergerak ke segala arah. Ex. Sendi lengan atas dan tulang belikat, tulang paha dan tulang pinggul.

• 2. Sendi putar ; dapat bergerak berputar atau rotasi. Ex;sendi lengan atas dan lengan bawah, sendi tl. Tengkorak dengan tl. Atlas.

• 3. Sendi pelana ; memungkinkan bebrapa gerakan rotasi namun tidak ke semua arah. Ex; sendi telapak tangan dan jari tangan.

• 4. Sendi engsel ; memungkinkan gerakan ke satu arah. Ex; sendi antar ruasJari, sendi paha dan betis.

• 5. Sendi luncur ; persendian yang memungkinkan gerak rotasi pada satu bidang datar. Ex. Sendi pergelangan kaki.

B. Sinartosis

Merupakan persendian yang tidak memungkinkan adanya pergerakan. Dibagi menjadi dua yaitu :

• Sinartosis sinkondrosis ; merupakan sinartosis yang tulangnya dihubungkan oleh tulang rawan (kartilago). Ex. Sendi ruas-ruas tulang belakang, sendi tulang rusuk dan tul dada.

• Sinartosis sinfibrosis ; merupakan sinartosis yang tulangnya dihubungkan oleh jaringan ikat serabut (fibrosa). Ex. Hubungan ntar sendi tulang tengkorak.

C. Amfiartosis

Bentuk hubungan tulang antar kedua ujung tulang dihubungkan oleh jaringan kartilago sehingga memungkinkan sedikit gerakan.Terbagi atas dua macam :

• Simfifisis ; sendi dihubungkan oleh kartilago serabut yang pipih. Ex. Ruas tulang belakang dengan tulang rusuk,sendi pubis.

• 2. Sindesmosis ; sendi dihubungkan oleh jaringan ikat serabut dan ligamen. Sendi antara tulang betis dan tulangkering.