Laporan Prakerin SMK Mengenai Tune UP

34
BAB III TUNE – UP A. Pengertian Tune Up Translate kata "tune" itu berarti menyetel, menyesuaikan, mencocokkan dan menyempurnakan. Sedangkan kata "up" itu berarti ke atas, naik, atau menaikkan jika sebagai kata kerja. Jadi tune up jika di indonesiakan artinya adalah menyetel/menyesuaikan/mencocokkan/menyempurnakan ke atas. Dari pernyataan diatas dapat kita simpulkan bahwa pengertian tune up adalah menyetel, menyesuaikan, mencocokkan dan menyempurnakan engine atau mesin atau mobil supaya performanya dapat ke atas atau maksimal. Sedangkan secara umum pengertian tune up adalah suatu pekerjaan servis ringan engine/mesin/mobil yang bertujuan agar performa mesin/engine/mobil dapat maksimal atau ke atas, dan pekerjaannya dapat berupa pemeriksaan dan pencocokan dengan standar pabrik,

Transcript of Laporan Prakerin SMK Mengenai Tune UP

BAB III

TUNE – UP

A. Pengertian Tune Up

Translate kata "tune" itu berarti menyetel,

menyesuaikan, mencocokkan dan menyempurnakan. Sedangkan

kata "up" itu berarti ke atas, naik, atau menaikkan

jika sebagai kata kerja. Jadi tune up jika di

indonesiakan artinya adalah

menyetel/menyesuaikan/mencocokkan/menyempurnakan ke

atas.

Dari pernyataan diatas dapat kita simpulkan bahwa

pengertian tune up adalah menyetel, menyesuaikan,

mencocokkan dan menyempurnakan engine atau mesin atau

mobil supaya performanya dapat ke atas atau maksimal. 

Sedangkan secara umum pengertian tune up adalah

suatu pekerjaan servis ringan engine/mesin/mobil yang

bertujuan agar performa mesin/engine/mobil dapat

maksimal atau ke atas, dan pekerjaannya dapat berupa

pemeriksaan dan pencocokan dengan standar pabrik,

penyetelan, perbaikan, perawatan dan atau penggantian

komponen jika diperlukan.

B. Tujuan Tune Up

Tune-up merupakan servis yang paling sering

dilakukan dibandingkan dengan jenis servis mobil yang

lain, seperti overhaul, spooring- balancing, dan

kenteng magic (ketok magic). Tune-up merupakan servis

yang bertujuan untuk mengembalikan tenaga motor / mobil

agar sesuai dengan standarnya. Jadi, tune-up merupakan

servis penting sebuah motor / mobil sebelum servis

lainnya.

Pekerjaan tune-up harus sesuai dengan prosedurnya.

Tanpa mengikuti urutan yang benar, hasil tune-up tidak

akan sempurna dan akan banyak mengalami terjadinya

pengulangan pekerjaan. Ibarat orang membersihkan

ruangan, langkah yang tepat adalah menyapu

(membersihkan) bagian atas (langit-langit), kemudian

membersihkan lantainya. Jika menyapu lantai terlebih

dahulu, kemudian membersihkan langit-langit ruangan,

7

lantainya harus disapu lagi. Ini jelas tidak efisien,

baik tenaga, waktu, maupun hasil pekerjaan. Dengan

prosedur tune-up yang benar, akan diperoleh beberapa

keuntungan sebagai berikut:

Waktu yang diperlukan lebih cepat.

Tenaga yang dikeluarkan untuk menservis lebih kecil.

Peralatan lebih awet karena frekuensi pemakaian alat

berkurang.

Mobil lebih awet karena frekuensi bongkar-pasangnya

relatif lebih kecil.

Adapun bagian – bagian dari kendaraan yang sering di

tune – up antara lain :

1. Sistem pendingin

Komponen system pendingin yang biasa di tune-up

antara lain:

a. Air radiator

Sebelum tune-up dimulai, terlebih dahulu air

radiatornya kita periksa. Buka tutup radiator dengan

8

cara diputar, kemudian lihat air radiator dari

lubang pengisian air. Jika jumlah air radiatornya

kurang, tambahkan secukupnya dengan air yang bersih.

b. Reservoir tank

Volume air di radiator dikatakan cukup jika

ketinggiannya mencapai batas bawah leher tutup

radiator. Jangan menghidupkan mesin dalam keadaan

air radiator kurang, karena, mesin akan menjadi

sangat panas.

c. Tutup radiator

1) Gunakan alat uji tutup radiator

2) Tekanan pembukaan standar :

0,75- 1,05 kg/cm persegi (10,7- 14,9 psi )

9

Tekanan pembukaan minimum :

0,6 kg/cm persegi (8,5 psi )

3) Apabila tekanan pembukaan kurang dari minimum,

maka tutup radiator perlu di ganti.

2. Oli Pelumas

Setelah memeriksa air radiator, tahap berikutnya

adalah memeriksa oli mesin. Jika oli mesin diperiksa

setelah tune-up selesai, hasil tune-up tidak akan

maksimal karena kondisi oli mesin berpengaruh terhadap

suhu kerja mesin. Selain itu, oli mesin juga

berpengaruh terhadap bunyi mesin. Jika oli mesin sangat

kotor, encer, atau kurang, bunyi mesin akan menjadi

kasar. Hal ini akan berpengaruh terhadap putaran

stasioner dan idel.

Pemeriksaan oli mesin meliputi volume oli dan

kondisi oli. Volume oli harus memenuhi batas minimal

yang ditentukan, jika Oli kurang, tambahkan dengan oli

10

yang kekentalanya sama. Sebaiknya, oli yang ditambahkan

tersebut mereknya sama, untuk menghindari reaksi kimia

yang dapat merugikan kondisi dan kerja mesin.

Dilihat dari bahan bakunnya, oli pelumas ada 2 macam,

yaitu :

a. Oli Mineral Oli mineral dibuat dari bahan crude oli

yang mengandung bahan hidro karbon dan parafin yang

cukup tinggi.

b. Oli Sintetis merupakan hasil dari perpaduan beberapa

senyawa kimia. Oli sintetis lebih baik daripada oli

mineral karena bisa tahan bekerja pada suhu rendah

dan suhu tinggi.

c. Kondisi Visual Mesin

Selesai memeriksa oli mesin, jangan langsung

menghidupkan mesin. Amati dengan teliti kondisi

visual mesin. Pastikan bahwa mesin benar-benar aman

untuk dihidupkan.

11

Memeriksa kondisi mesin secara visual termasuk

tindakan pencegahan kecelakaan yang harus dilakukan

sebelum tune-up. Mesin dikatakan aman untuk dihidupkan

jika pemeriksaan mesin menunjukkan hasil sebagai

berikut:

1)Tidak ada kabel yang tersangkut.

2)Tidak ada kabel busi yang tidak terpasang.

3)Pemasangan kabel-kabel busi sudah benar sesuai

dengan urutan pengapiannya.

4)Tidak ada peralatan apa pun yang terletak di atas

mesin.

5)Baut dan mur terpasang dengan baik.

6)Tidak terdapat kebocoran bensin pada mesin.

7)Tidak ada kabel yang mengalami hubungan singkat.

8)Oli mesin dan air radiator cukup.

3. Menghidupkan Mesin

Setelah mesin siap dihidupkan dan aman dari

kemungkinan adanya bahaya, hidupkan mesin pada putaran

stasioner, beberapa menit kemudian tambahkan putarannya

12

jika diperlukan. Jangan menghidupkan mesin langsung

pada putaran tinggi, karena pelumasan belum sampai ke

seluruh komponen mesin, untuk mencegah keausan pada

komponen. Untuk keperluan menganalisis kerusakan mesin,

selama mesin hidup perhatikan tiga hal sebagai berikut:

a. Bunyi Mesin

Bunyi mesin yang bisa timbul saat menghidupkan mesin

sebagai berikut:

1)Ledakan akibat Pembakaran

Ledakan akibat pembakaran bahan bakar (bensin

atau solar) menimbulkan bunyi yang khas. Pada

mesin yang pembakarannya normal, bunyi ledakannya

rata. Pada mesin yang pembakarannya tidak normal,

bunyi ledakannya tidak rata, terjadi entakan

setiap beberapa detik. Jika bunyi tersebut tidak

disalurkan lewat knalpot, akan terdengar sangat

keras dan memekakkan telinga.

Bunyi mesin berbahan bakar bensin lebih halus

13

dibandingkan dengan mesin berbahan bakar solar

atau  diesel.

2)Getaran Komponen

Mengetahui ciri-ciri bunyi berbagai mesin akan

mempermudah dalam menentukan kerusakannya. Bunyi

yang ditimbulkan oleh getaran komponen mesin

merupakan bunyi yang tidak normal. Getaran

tersebut bisa terjadi karena baut atau mur yang

longgar, komponen retak, atau patah. Bunyi-bunyi

akibat getaran mesin berbeda sekali dengan bunyi

akibat pembakaran bahan bakar.

3)Gesekan

Gesekan komponen yang tidak dilumasi dengan oli,

bisa menimbulkan bunyi yang tidak nyaman. Bunyi

akibat gesekan bisa timbul pada tuas sistem kawat

gas karburator yang tidak dilumasi dengan baik,

gesekan piston dengan dinding silinder, atau

gesekan pada lakher.

14

4)Aliran Gas

Aliran gas yang bocor bisa menimbulkan bunyi yang

tidak normal, seperti terjadinya kebocoran pada

saluran gas masuk dalam silinder (intake

manifold). Bunyi tersebut berupa desis yang

keras.

5)Ketukan (knocking)

Bunyi yang diakibatkan oleh adanya ketukan dua

komponen mesin yang cukup keras, biasanya terjadi

di daerah sebagai berikut:

Celah katup yang terlalu besar.

Bantalan poros engkol longgar.

Piston kocak.

Pen piston longgar.

15

Poros nok kocak.

Loncatan Bunga Api.

Loncatan listrik tegangan tinggi bisa menimbulkan bunyi

khas. Bunyi tersebut bisa mirip suara seekor cicak

berdecak. Penyebab loncatan bunga api listrik adalah

kebocoran arus atau hubungan singkat.

6)Tekanan Gas

Bunyi yang disebabkan oleh tekanan gas yang bocor

hampir sama dengan kebocoran aliran gas masuk.

Kebocoran gas disebabkan oleh sekat yang kurang

rapat. Bunyi mesin harus didengarkan dengan

saksama untuk mencari penyebab kerusakan mesin.

Karena itu, bandingkan bunyi mesin sebelum dan

setelah tune-up.

b. Getaran Mesin

Perhatikan getaran selama mesin hidup pada putaran

stasioner. Mesin yang normal tidak memiliki getaran

16

yang kasar. Jika diamati, pada waktu mesin

dinyalakan, bodi mesin tersebut tidak bergetar

kecuali kabel-kabel businya yang sedikit bergetar.

Jika getaran mesin agak kasar, berarti terdapat

gangguan pada proses pembakaran atau komponen-

komponennya. Getaran yang kasar disebabkan oleh hal-

hal sebagai berikut:

1) Tekanan kompresi tidak sama antara masing-masing

silinder.

2) Tekanan kompresi di atas standarnya.

3) Pembakaran pada salah satu silinder tidak normal.

4) Salah satu busi mati.

5) Salah satu kabel busi lepas.

6) Pemasangan kabel busi tidak sesuai urutan

pengapiannya.

7) Terdapat komponen-komponen yang kocak atau kendor

baut-bautnya.

c. Asap Knalpot

17

Setelah bunyi mesin dan getarannya diamati,

selanjutnya perhatikan dengan teliti bentuk dan

warna asap sisa pembakaran yang keluar dari knalpot.

Asap yang keluar dari knalpot merupakan petunjuk

baik tidaknya proses pembakaran bahan bakar mesin

tersebut.

Ada empat warna asap knalpot yang dapat dijadikan

petunjuk baik tidaknya proses pembakaran dalam mesin

sebagai berikut:

1) Warna Asap Hitam

Warna asap hitam pada mesin diesel merupakan

sesuatu  yang wajar. Namun, warna asap hitam pada

mesin bensin merupakan pertanda adanya pembakaran

yang tidak sempurna karena kelebihan bensin pada

campuran gas dan bensinnya. Ukuran standar yang

digunakan sebagai pembanding warna asap dikatakan

hitam atau normal adalah asap mesin dalam kondisi

normal.

18

2) Warna Asap Putih

Asap mesin 2 tak yang normal berwarna putih.

Berbeda dengan mesin 4 tak, jika asap mesin 4 tak

berwarna putih berarti terdapat kerusakan atau

gangguan pada mesin tersebut. Warna putih

disebabkan asap dari oli yang terbakar. Pada mesin

2 tak, oli memang terbakar bersama bensin. Namun

pada mesin 4 tak, oli tidak terbakar, kecuali

terdapat kebocoran oli dari karter ke ruang bakar.

3) Asap Tak Berwarna

Asap mesin 4 tak yang baik adalah yang tidak

berwarna. Warna asap seperti ini menandakan

campuran gas normal, tidak kelebihan bensin,

tidak bercampur dengan oli, dan tidak kekurangan

bensin.

4) Asap Knalpot Berjelaga

Jelaga pada asap mesin, baik itu mesin 2 tak

maupun 4 tak, disebabkan adanya kandungan minyak

19

tanah di dalam bensin. Jika asap yang dihasilkan

berjelaga, bunyi mesin pasti tidak normal (kasar)

dan elektroda businya hitam.

4. Saringan bahan bakar (Fuel filter)

1. Lepas filter bahan bakar

2. Perhatikan saluran masuk dan buangnya

3. Semprotkan udara bertekanan rendah

4. Urutan penyemprotan : saluran buang - saluran

masuk, saluran masuk - saluran buang, saluran buang -

saluran masuk.

20

5. Tiup ( dengan mulut ) dari saluran masuk dan

buangnya. Apabila ringan : berarti bersih, apabila

berat harus diganti.

6. Saringan udara (Air filter)

Saringan udara terlebih dahulu harus diservis

dibandingkan dengan komponen yang lain, karena saringan

udara merupakan komponen mesin yang paling dingin

dibandingkan dengan komponen yang lain setelah mesin

dihidupkan. Selain itu saringan udara juga berpengaruh

terhadap komponen lain jika diservis belakangan,

seperti terhadap pembentukan campuran udara dan bensin

di saluran pada intake manifold (saluran pemasukan

gas).

21

Saringan udara atau lebih populer dengan sebutan

filter terletak di dalam kotak berbentuk lingkaran yang

menyerupai piring. Kotak tersebut terbuat dari pelat

besi biasa. Saat pengapian, putaran stasioner sangat

dipengaruhi oleh saringan udara. Penyetelan idel juga

dipengaruhi oleh saringan udara.

5. Baterai (Accu)

Pemeriksaan berikutnya adalah pemeriksaan accu.

Pemeriksaan accu meliputi sebagai berikut:

a. Tinggi Air Accu

Air accu harus cukup, yakni ketinggiannya antara

garis batas atas (upper level) dan garis batas bawah

(lower level). Jika air accu jumlahnya kurang,

tambahkan dengan accu zur secukupnya. Ketinggian air

accu pada prinsipnya adalah merendam seluruh sel-sel

accu sekurang-kurangnya 1 cm di atas sel.

Jika mobil menggunakan accu kering, perawatannya

22

menjadi lebih mudah karena tidak memerlukan air accu

yang bisa berkurang karena penguapan. Kutub-kutub

accu juga harus bersih, tidak kotor oleh jamur atau

sejenisnya. Namun, harga accu kering lebih mahal

sehingga masih banyak mobil yang menggunakan accu

basah. Air accu yang kurang (di bawah standar)

berakibat reaksi pada accu tidak maksimal, sehingga

arus yang dihasilkannya tidak mencukupi untuk

memenuhi kebutuhan listrik pada mobil.

b. Bersihkan Kutub-kutub Accu dari Jamur dan Karat

23

Jamur pada kutub-kutub accu bisa dibersihkan dengan

air hangat, sedangkan karat yang mengotori kutub-

kutub accu harus dibersihkan dengan ampelas.

Bagian yang nampaknya remeh, tetapi sangat penting,

adalah klem atau penjepit kabel accu dengan kutub-

kutubnya. Klem tersebut mudah sekali kendor. Jika

klem kendor, mesin akan mati karena busi tidak

melon¬catkan bunga api. Untuk merawat klem agar

tetap berfungsi dengan baik, ke¬raskan baut

pengikatnya dan gunakan klem yang berkualitas baik.

Kutub-kutub accu yang kotor atau berkarat

menyebabkan tahanan sangat besar. Akibatnya, arus

yang mengalir menjadi berkurang (kecil) sehingga

tenaga mesin menjadi berkurang, bahkan mesin tak

bisadihidupkan. Pada pemeriksaan pengapian, umumnya

accu diperiksa paling akhir, itu pun kalau bunga api

yang keluar dari busi sangat kecil dan bagian

pengapian lainnya telah diservis.

24

6. Sistem Pengapian

Komponen system pengapian yang biasa di tune-up

antara lain:

a. Busi

Busi sebaiknya diperiksa setelah pengukuran tekanan

kompresi atau sebelum penyetelan celah katup.

Alasannya, pada pengukuran tekanan kompresi maupun

penyetelan celah katup busi dalam keadaan tidak

terpasang, bisa menghasilkan efisiensi kerja yang

optimal. Saat pengukuran kompresi, busi harus

dilepaskan karena lubang busi digunakan untuk

memasukkan ujung alat pengukur tekanan kompresi.

Pada penyetelan celah katup, busi sebaiknya dalam

keadaan tidak terpasang agar mesin ringan saat

diputar.

Bagian busi yang perlu diperiksa adalah

elektrodanya, yang meliputi kebersihan dan celah

elektrodanya. Elektroda yang kotor harus diampelas

dengan ampelas besi dan elektroda positif dan

25

elektroda negatif tidak boleh berhubungan. Karena

itu, harus disetel celahnya. Adanya kotoran pada

kedua elektroda busi bisa mengakibatkan terhalangnya

jalan loncatan bunga api listrik.

Setelah elektrodanya dibersihkan dengan ampelas,

pada elektroda busi perhatikan hal-hal sebagai

berikut:

1) Jika terdapat lingkaran berwarna agak biru antara

elektroda tengah dengan insulatornya, berarti tipe

busi yang digunakan cocok.

2) Jika insulatornya agak hitam dan elektrodanya

berwarna biru, berarti tipe businya terlalu

dingin.

3) Jika insulatornya berwarna putih dan terjadi erosi

pada elektrodanya, berarti tipe businya terlalu

panas.

Ada tiga tipe busi, yaitu busi panas, sedang, dan

dingin. Busi tipe panas kurang tahan terhadap panas,

26

tipe dingin tahan terhadap panas. Busi panas cocok

untuk perjalanan jauh.

b. Kabel busi

Setelah platina diservis, tutup distributor tidak

perlu segera dipasang. Periksa kondisi tutup

distributor beserta kabel-kabelnya. Pemeriksaan

tersebut dilakukan setelah menyervis platina dengan

tujuan untuk efisiensi kerja.

Kondisi mesin dipengaruhi oleh kualitas

pengapiannya. Kualitas pengapian dipengaruhi oleh

nyala api busi dan kabel¬kabel businya. Namun, kabel

27

busi harus diperiksa atau diservis terlebih dahulu

daripada businya, karena kabel busi merupakan

pengantar untuk lewatnya arus tegangan tinggi ke

busi.

Nyala api busi sangat dipengaruhi oleh kondisi

kabel-kabel businya.

Kabel busi tidak boleh diganti dengan kabel yang

sembarangan kualitasnya. Hal ini dimaksudkan untuk

menghindari hambatan yang besar pada busi. Isolasi

kabel busi harus memenuhi syarat, karena listrik

yang dialirkan bertegangan tinggi (15.000-20.000

volt). Isolasi kabel busi yang sudah usang harus

diganti kabelnya. Penggantian kabel busi sebaiknya

satu unit, dengan harga yang bermacam¬macam.

Umumnya, semakin mahal harganya, semakin baik

kualitasnya.

Kabel busi yang retak isolatornya atau telah usang

menyebabkan timbulnya crossfire, yakni induksi pada

kabel busi yang berdekatan, sehingga busi yang

28

kabelnya terkena induksi meloncatkan bunga api liar

dan menyebabkan kerja mesin terganggu. Cross fire

menyebabkan bunyi mesin kasar dan tenaga mesin

menjadi turun. Untuk mengecek kabel busi biasanya

besarnya tahanan diukur menggunakan Ohm meter, jika

besarnya tahanan tidak sesuai dengan standartnya

maka kabel busi diganti dengan yang baik.

c. Tutup distributor

Tutup distributor sebaiknya diperiksa kondisinya

bersamaan dengan pemeriksaan kabel-kabel busi dan

servis platina. Hal ini dimaksudkan untuk meng¬hemat

waktu kerja. Jika pemeriksa¬an tutup ditributor

dilakukan se¬telah mesin dihidupkan, akan mengulangi

pekerjaan melepas dan mencabut kabel busi dan tutup

dis¬tributor.

Tutup distributor dinyatakan baik jika kondisinya

sebagai berikut:

29

1) Tidak retak.

2) Arang pada tutup distributor yang berfungsi

meng¬alirkan listrik tegangan tinggi tidak aus.

3) Bisa menutup dengan rapat.

Ada model tutup distributor yang dilengkapi lubang

ventilasi di bagian atas tutup tersebut. Fungsi lubang

ventilasi tersebut adalah untuk penguapan air yang

terjebak di dalam tutup distributor. Dengan adanya

ventilasi tersebut, uap air bisa keluar sehingga

distributor tetap kering. 

d. Platina

Setelah saringan udara dibersihkan atau diganti,

komponen berikutnya yang harus diservis adalah

platina. Platina terletak di dalam distributor.

Platina perlu diperiksa atau diservis terlebih

dahulu sebelum menyetel saat pengapian dan putaran

stasioner. Jika platina disetel setelah penyetelan

30

saat pengapian dan putaran stasioner, akan terjadi

pengulangan kerja. Setelah platina dibersihkan dan

dipasang, saat pengapian pasti berubah, karena saat

pengapian dipengaruhi oleh celah platina. Jika celah

platina lebih besar, saat pengapian akan maju

sedikit. Sebaliknya, jika celah platina lebih

sempit, saat pengapian akan mundur.

Putaran stasioner juga dipengaruhi oleh celah

platina. Jika celah platina lebih besar, putaran

stasioner akan turun. Sebaliknya, jika celah platina

semakin kecil, putaran stasioner akan naik sedikit.

Meskipun perubahan putaran stasioner tersebut tidak

begitu besar, perlu diperhatikan untuk ketelitian

hasil servis. Kondisi permukaan kontak platina

sangat berpengaruh terhadap putaran stasioner dan

bunyi mesin. Jika permukaan platina kotor, putaran

stasioner akan turun. Namun, jika permukaan platina

dibersihkan, putaran stasioner akan naik. Karena

31

itu, tidak tepat jika platina diservis setelah

penyetelan putaran stasioner dan campuran gas.

Setelah perbaikan platina selesai, pasanglah platina

dengan benar. Perhatikan kabel yang bisa menyebabkan

hubungan singkat dengan bodi mesin. Hubungan singkat

dengan bodi mesin mengakibatkan tidak terjadinya

loncatan bunga api pada busi. Apabila mobil sudah

menggunakan CDI maka tidak perlu melewati tahapan

ini.

7. Menyetel Celah Katup

Langkah paling tepat begitu selesai menyervis busi

adalah menyetel celah katup. Selama penyetelan celah

katup, busi tidak perlu dipasang di lubangnya.

Biarkan mesin tanpa busi untuk sementara, hingga

penyetelan katup selesai.

Penyetelan celah katup dalam keadaan mesin tanpa

busi akan memperoleh keuntungan sebagai berikut:

32

a.Mesin akan lebih ringan diputar saat mencari

posisi top kompresi masing-masing silinder.

b.Mempermudah dalam memeriksa posisi piston, yakni

sudah mencapai titik puncaknya atau belum.

c.Lebih aman, karena mesin tidak mungkin berputar

(hidup) tanpa busi.

d.Syarat Penyetelan Katup

Agar penyetelan katup berhasil dengan baik, harus

dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1) Penyetelan dilakukan ketika katup menutup

rapat.

2) Penyetelan dilakukan

ketika celah katup paling besar.

3) Penyetelan katup dapat berhasil dengan baik

jika proses kerja mesin (gerak naik-turun

piston) sesuai dengan gerak katup-katupnya.

e.Cara Penyetelan

33

Ada dua cara penyetelan untuk memenuhi syarat-

syarat agar penyetelan katup berhasil dengan baik,

yaitu sebagai berikut:

1)Dengan memutar poros engkol (pub), untuk membuat

piston berada di posisi top kompresi masing-

masing silinder. Cara ini banyak membutuhkan

tenaga dan waktu, karena harus memutar puli

sesuai dengan banyaknya silinder sampai

mendapatkan posisi piston pada top silinder 1, 2,

3, 4, dan seterusnya. Saat posisi top kompresi,

kedua katup iNdan EX harus dalam keadaan menutup

rapat, sehingga bisa disetel celahnya.

2)Dengan memutar poros engkol (pub), untuk membuat

piston pada posisi top kompresi silinder 1 dan

silinder lain yang diperlukan sesuai dengan

proses kerja mesin. Cara ini lebih cepat dan

menghemat dengan tenaga, tetapi memerlukan

pengetahuan teknik mobil yang cukup, khususnya

34

hubungan antara urutan pengapian (FO = firing

order) dan penyetelan katup.

8. Positive Crank Case Ventilation (PCV)

PCV adalah sistem ventilasi ruang engkol. Uap bensin

yang bocor ke dalam ruang engkol dialirkan kembali

ke ruang bakar mesin melalui sebuah selang yang

menghubungkan ruang engkol ke intake manifold.

Setelah penyetelan katup, sebaiknya PCV diservis

terlebih dahulu sebelum .tes kompresi. PCV sedikit

berpengaruh terhadap tekanan kompresi dan putaran

35

mesin. Tanpa PCV putaran mesin lebih rendah

dibandingkan dengan ketika PCVdiaktifl<an.

Dalam servis PCV, yang perlu diperiksa adalah kerja

katup PCV dan kerapatan selang-selangnya. Katup PCV

yang telah rusak sebaiknya diganti dengan yang baru.

9. Saat Pengapian

Saat pengapian sebaiknya disetel setelah penyetelan

putaran mesin. Alasannya, karena saat pengapian yang

tercantum dalam buku pedoman servis mobil adalah

saat pengapian pada putaran stasioner. Jika saat

pengapiannya disetel pada putaran tidak stasioner,

akan terjadi pengulangan kerja. Hal ini sebenarnya

bisa dihindari, karena begitu pu¬taran mesin

disetel, saat penga¬t,piannya pasti berubah.

Prinsip penyetelan saat pengapian adalah memutar

dis¬tributor dalam keadaan mesin hidup sampai

memperoleh bunyi mesin yang paling halus dengan

tenaga yang paling besar. Prinsip penyetelan ini

bisa dijadikan pedoman, jika penyetelan saat

36

pengapian dilakukan tanpa menggunakan timing- light

(penyetelan perigapian) atau alat bantu lainnya.

Distributor dapat diputar ke kiri atau ke kanan

setelah baut pengikatnya dikendorkan. Jika

distributor diputar berlawanan arah dengan putaran

rotor, berarti saat pengapiannya dimajukan.

Sebaliknya, jika distributor diputar searah dengan

putaran rotor, berarti saat pengapian dimundurkan.

10. Idel

Penyetelan idel merupakan penyetelan yang paling

akhir dalam tune-up mesin mobil. Hasil penyetelan

idel tidak berpengaruh terhadap saat pengapian,

celah katup, kompresi, dan pendinginan. Sebaliknya,

idel sangat dipengaruhi oleh berbagai komponen

mesin.

Menyetel idel pada prinsipnya adalah menyetel

campuran antara udara dengan bensin pada putaran

idling. Jadi sebelum menyetel campuran idel, putaran

mesinnya harus stasioner terlebih dahulu. Jika

37

setelah penyetelan idel, kemudian putaran

stasionernya berubah, putaran stasionernya harus

disetel ulang. 

11. Tali Kipas

Dalam tune up, tali kipas juga harus disetel.

Kekencangan tali kipas berpengaruh terhadap

pendinginan dan putar¬an alternator. Jika tali kipas

kendor, putaran mesin tidak bisa memu-tar kipas

pendingin de¬ngan baik karena selip.

Akibatnya, pendinginan oleh kipas tidak sesuai

dengan putaran mesin sehingga mesin menjadi panas.

Selain itu, putaran alternator juga tidak bisa

maksimum sehingga pengisian ke baterai kurang baik.

C. Menghidupkan Mesin Setelah Tune-Up

Setelah tune-up selesai dan mesin akan dihidupkan,

perhatikan seluruh komponen mesin sudah terpasang di

tempatnya dengan benar atau belum. Jika semua komponen

telah terpasang dengan benar, hidupkan mesin pada

38

ifputaran stasioner beberapa menit. Selama mesin

berputar stasioner, dengarkan bunyi normal, naikkan

putaran mesin perlahan-lahan sambil perhatikan bunyi

mesin, getaran, dan asap knalpotnya. Jika sudah yakin

tidak terdapat gangguan atau ketidaknormalan pada

mesin, berarti tune-up telah selesai.

39