Menjelaskan Struktur dan Mekanisme Pemenuhan Kebutuhan Istirahat dan Tidur finish

27
Makalah Struktur dan Mekanisme Pemenuhan Kebutuhan Istirahat Tidur Dosen Pengampu : Sri Karyati, M.Kep.Sp.Kep.Mat Disusun Oleh Kelompok 2 : 1. Dewi Kartikasari 2. Diana Rofiah 3. Fatmala Eva Novianti 4. M.Slamet Fujiono 5. M.Khafidh Rio I. 6. Rosdiana SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KUDUS

Transcript of Menjelaskan Struktur dan Mekanisme Pemenuhan Kebutuhan Istirahat dan Tidur finish

Makalah

Struktur dan Mekanisme Pemenuhan

Kebutuhan Istirahat Tidur

Dosen Pengampu : Sri Karyati, M.Kep.Sp.Kep.Mat

Disusun Oleh Kelompok 2 :

1. Dewi Kartikasari

2. Diana Rofiah

3. Fatmala Eva Novianti

4. M.Slamet Fujiono

5. M.Khafidh Rio I.

6. Rosdiana

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KUDUS

PRODI S-1 KEPERAWATAN TINGKAT 1 (SATU) B

TAHUN AKADEMIK 2013/2014

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami

berhasil menyelesaikan makalah yang Alhamdulillah berhasil

tepat pada waktunya dengan judul Struktur dan Mekanisme

Pemenuhan Kebutuhan Istirahat Tidur

Makalah ini berisikan tentang pengertian dan perbedaan

intervensi ketika kita menangani pasien. Dalam makalah ini

juga kita bisa mengambil pelajaran bagaimana kita memberikan

pelayanan yang berorientasi kepada klien.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak

yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan

makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua

pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini

dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi

segala usaha kita. Amin.

Kudus, Juni 2014

Penulis

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar belakang

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian istirahat dan tidur ?

2. Bagaimana fisiologi tidur ?

3. Bagaimana pengaturan tidur ?

4. Bagaimana fungsi istirahat dan tidur ?

5. Bagaimana faktor yang mempengaruhi siklus tidur ?

6. Bagaimana bentuk penyimpangan istirahat tidur ?

7. Bagaimana penyuluhan kesehatan tentang keseimbangan

efektivitas dan istirahat ?

8. Bagaimana melakukan tindakan relaksasi imajinasi pra

tidur ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian istirahat dan tidur

2. Untuk mengetahui fisiologi tidur

3. Untuk mengetahui pengaturan tidur

4. Untuk mengetahui fungsi istirahat dan tidur

5. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi siklus tidur

6. Untuk mengetahui bentuk penyimpangan istirahat tidur

7. Untuk mengetahui penyuluhan kesehatan tentang

keseimbangan efektivitas dan istirahat

8. Untuk mengetahui melakukan tindakan relaksasi imajinasi

pra tidur

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian Istirahat dan Tidur

Istirahat :

Suatu kondisi yang tenang, rileks tanpa ada stres

emosional, bebas dari kecemasan. Namun tidak berarti tidak

melakukan aktivitas apa pun, duduk santai di kursi empuk

atau berbaring di atas tempat tidur juga merupakan bentuk

istirahat. Sebagai pembanding, klien/orang sakit tidak

beraktivitas tapi mereka sulit mendapatkan istirahat

begitu pula dengan mahasiswa yang selesai ujian merasa

melakukan istirahat dengan jalan-jalan. Oleh karena itu

perawat dalam hal ini berperan dalam  menyiapkan

lingkungan  atau suasana yang nyaman untuk beristirahat

bagi klien/pasien.

Menurut Narrow (1645-1967) terdapat  enam kondisi

seseorang dapat beristirahat : Merasa segala sesuatu

berjalan normal ; Merasa diterima ;  Merasa diri mengerti

apa yang sedang berlangsung ; Bebas dari perlukaan dan

ketidaknyamanan ;  Merasa puas telah melakukan aktivitas -

aktivitas yang berguna ;  Mengetahui bahwa mereka akan

mendapat pertolongan bila membutuhkannya.

Tidur :

Tidur merupakan suatu keadaan perilaku individu yang

relatif tenang disertai peningkatan ambang rangsangan 

yang tinggi terhadap  stimulus dari luar. Keadaan ini

bersifat teratur, silih berganti dengan keadaan

terjaga(bangun), dan mudah dibangunkan, (Hartman).

Pendapat lain juga menyebutkan bahwa tidur merupakan 

suatu keadaan istirahat yang terjadi dalam suatu waktu

tertentu, berkurangnya kesadaran membantu memperbaiki

sistem tubuh/memulihkan energi. Juga tidur sebagai

fenomena di mana terdapat periode tidak sadar yang

disertai perilaku fisik psikis yang berbeda dengan keadaan

terjaga.

B. Fisiologis Tidur

Aktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua sistem

pada batang otak, yaitu Reticular Activating System (RAS)

dan Bulbar Synchronizing Region (BSR). RAS dibagian atas

batang otak diyakini memiliki sel-sel khusus yang dapat

mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran, memberi stimulus

visual, pendengaran, nyeri, dan sensori raba, serta emosi

dan proses berpikir. Pada saat sadar, RAS melepaskan

katekolamin, sedangkan pada saat tidur terjadi pelepasan

serum serotonin dari BSR (Tarwoto,Wartonah,2003).

Tidur ditandai dengan:

Aktivitas fisik, minimal

         Perubahan-perubahan fisiologis tubuh dan

         Penurunan respon terhadap rangsangan eksternal

Meskipun tujuan dari tidur sebenarnya tidak jelas, namun

diyakini bahwa tidur diperlukan untuk memelihara kesehatan

dan menjaga keseimbangan mental emosional.

Apabila kekurangan tidur akan mengakibatkan kondisi yang

dapat merusak orang yang mengalaminya.

Fungsi dan tujuan tidur masih belum diketahui secara

jelas. Meskipun demikian, tidur diduga bermanfaat untuk

menjaga keseimbangan mental, emosional, dan kesehatan.

Sclain itu, stres pada paru, sistem kardiovaskuler,

endokrin, dan lain-lainnya juga menurun aktivitasnya.

Energi yang tersimpan selama dari tidur diarahkan untuk

fungsi-fungsi seluler yang penting. Secara umum terdapat

dua efek fisiologis tidur, pertama efek pada sistem saraf

yang dipeerkirakan dapat memulihkan kepekaan normal dan

keseimbangan di antara berbagai susunan saraf. Kedua, efek

pada struktur tubuh dengan memulihkan kesegaran dan fungsi

organ dalam tubuh, mengingat terjadinya penurunan aktivitas

organ-organ tubuh tersebut selama tidur.

C. Pengaturan Tidur

Sama seperti siklus lain dalam tubuh, proses tidur

diatur oleh sebuah mekanisme  khusus yang biasa disebut

sebagai Irama Sirkadian (circadian rhythm) yang berperan

sebagai jam biologis. Secara harafiah irama sirkadian

berarti sebuah siklus yang berlangsung sekitar 24 jam (dalam

bahasa Latin circa berarti sekitar, dian berarti satu hari

atau 24 jam).

Irama sirkadian amat peka terhadap rangsang cahaya,

disamping faktor-faktor lain yang juga dapat mempengaruhi.

Pada sore hari di saat cahaya sudah mulai meredup, tubuh

kita secara otomatis mulai mempersiapkan diri untuk tidur

dengan meningkatkan kadar melatonin (hormon) dalam darah.

Kadarnya akan tetap tinggi sepanjang malam untuk membantu

tidur. Cahaya begitu penting bagi proses tidur, hingga

sering dikatakan bahwa gangguan tidur pertama kali muncul di

saat penemuan bola lampu.

Dalam pengaturan tidur, jam biologis berdetak dan

memberikan sinyal-sinyal yang memberikan sensasi segar dan

penuh vitalitas pada jam-jam tertentu. Biasanya rangsang

sadar ini mencapai puncak pada pukul sembilan pagi dan

malam. Akan tetapi tentu saja faktor-faktor lain seperti

lingkungan, perilaku, sosial, obat-obatan dan juga usia akan

mempengaruhi seluruh proses ini, sehingga satu orang dengan

yang lain akan berbeda.

Proses tidur juga dipengaruhi oleh mekanisme hutang

tidur. Setiap jam kita terjaga adalah hutang tidur yang akan

memberikan rasa kantuk. Rasa kantuk ini akan bekerja

berlawanan dengan jam biologis yang mendorong kita untuk

terjaga. Rangsang sadar dan rangsang untuk tidur, saling

bersaing untuk mempengaruhi kita.

Misalkan saat bangun pagi dimana rangsang sadar memang

belum begitu aktif, tetapi dengan tidur yang cukup, hutang

tidur pun menjadi nol, sehingga kita akan terjaga penuh.

Semakin siang hutang tidur semakin bertambah, di lain pihak

rangsang sadar mencapai titik terendah. Sekitar pukul satu,

kantuk mulai menyerang dan rangsang sadar mulai kehilangan

pengaruhnya. Semakin sore rangsang sadar mulai merangkak

naik kembali, cukup untuk melawan hutang tidur yang terus

bertambah. Sampai akhirnya di malam hari, kira-kira pukul

sembilan, rangsang sadar mencapai titik puncak tetapi hutang

tidur pun sudah cukup banyak sehingga mengalahkan rangsang

sadar dan akhirnya kantuk pun mengunjungi kita.

Normalnya, seseorang tidur selama 8 jam setiap harinya.

Jika kurang dari ini, hutang tidur akan semakin bertambah.

Misalkan seseorang tidur 5 jam malam sebelumnya, maka ia

kekurangan tidur 3 jam yang untuk selanjutnya jadi menambah

beban hutang tidur. Malam berikutnya ia tidur selama 8 jam.

Ini tidak cukup, sehingga di hari berikutnya beban 3 jam

malam sebelumnya masih akan membebani dan rasa kantuk pun

tetap menyerang. Berbeda jika ia tidur selama 11 jam untuk

melunasi hutang tidur, hari berikutnya tentu saja kesegaran

akan menyertai.

Rasa kantuk akibat hutang tidur yang menumpuk dapat

berakibat pada berkurangnya kemampuan mental, seperti

berkurangnya konsentrasi, daya ingat, produktifitas, dan

refleks sewaktu mengendara. Dikatakan oleh para spesialis

kesehatan tidur, bahwa tidur selain istirahat fisik juga

merupakan istirahat mental dan emosional. Dikatakan juga

bahwa pada saat bermimpi daya ingat seseorang dipelihara.

Pada sebuah penelitian telah dibuktikan bahwa orang-orang

yang kekurangan tidur REM akan mengalami penurunan tingkat

konsentrasi maupun daya ingat, yang berakibat pada

menurunnya tingkat intelegensia.

Bagaimana dengan Anda? Ketika pulang dari kerja nan

sibuk, Anda merasa begitu lelah hingga yang Anda dambakan

hanyalah meletakkan kepala di atas bantal. Apakah rasa lelah

ini diakibatkan oleh kesibukan Anda? Atau akibat kurangnya

jam atau kualitas tidur Anda? Seperti rentenir, hutang tidur

akan menagih hingga kesempatan Anda untuk bisa bermain-main

dengan putra-putri tercinta pun berkurang.

(http://kumpulanasuhankeperawatanlengkap.blogspot.com/

2013/06/askep-istirahat-tidur.html )

D. Fungsi Istirahat dan Tidur

1. Memperbaiki keadaan fisiologis dan psikologis.

2. Melepaskan stress dan ketegangan.

3.  Memulihkan keseimbangan alami di antara pusat-pusat

neuron.

4. Secara tradisional, dipandang sebagai waktu untuk

memperbaiki dan menyiapkan diri pada waktu periode

bangun.

5. Memperbaiki proses biologis dan memelihara fungsi

jantung.

6. Berperan dalam belajar, memori dan adaptasi.

7. Mengembalikan konsentrasi dan aktivitas sehari-hari.

8. Menghasilkn hormon pertumbuhan utk memperbaiki serta

memperbaharui epitel dan sel otak.

9. Menghemat dan menyediakan energi bagi tubuh.

10.  Memelihara kesehatan optimal dan mengembalikan

kondisi fisik.

Fungsi Tidur

Fungsi tidur adalah memperbaiki (restorative) kembali organ-

organ tubuh (Fordiastiko,1997)

         NREM: anabolik dan sintesis RNA

         REM: pembentukan hubungan baru pd korteks &

sistem neuroendokrin yg menuju otak

-          Pertumbuhan dan kesehatan anak-anak.

-          Meringankan stres dan kegelisahan.

-          Memulihkan kemampuan untuk mengatasi dan

mengkonsentrasikan pada kebutuhan sehari-hari.

E. Faktor yang Memperngaruhi Siklus Tidur

Selama tidur , individu melewati tahap tidur NREM dan

REM. Siklus tidur yang komplet normalnya berlangsung selama

1,5 jam, dan setiap orang biasanya melalui emapt hingga

lima siklus selama 7-8 jam tidur. Siklus tersebut dimulai

dari tahap NREM yang berlanjut ke tahap REM. Tahap NREM I-

III berlangsung selama 30 menit, kemudian diteruskan ke

tahap IV selama ± 20 menit. Setelah itu, individu kembali

melalui tahap III dan II selama 20 menit. Tahap I REM

muncul sesudahnya dan berlangsung selama 10 menit.

1. Faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas tidur

Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas maupun

kuantitas tidur,di antaranya adalah penyakit, lingkungan,

kelelahan, gaya hidup, stress emosional,stimulan dan

alcohol,diet, merokok,dan motivasi.

A.  Penyakit.

Penyakit dapat menyebabkan nyeri atau distress

fisik yang dapat menyebabkan gangguan tidur. Individu

yang sakit membutuhkan waktu tidur yang lebih banyak

daripada biasanya.di samping itu, siklus bangun-tidur

selama sakit juga dapat mengalami gangguan.

B. Lingkungan.

Faktor lingkungan dapat membantu sekaligus

menghambat proses tidur. Tidak adanya stimulus tertentu

atau adanya stimulus yang asing dapat menghambat upaya

tidur. Sebagai contoh, temperatur yang tidak nyaman atau

ventilasi yang buruk dapat mempengaruhi tidur seseorang.

Akan tetapi, seiring waktu individu bisa beradaptasi dan

tidak lagi terpengaruh dengan kondisi trsebut.

C. Kelelahan.

Kondisi tubuh yang lelah dapat mempengaruhi pola

tidur seseorang. Semakin lelah seseorang,semakin pendek

siklus tidur REM yang dilaluinya. Setelah beristirahat

biasanya siklus REM akan kembali memanjang.

D. Gaya hidup.

Individu yang sering berganti jam kerja harus

mengatur aktivitasnya agar bisa tidur pada waktu yang

tepat.

E. Stress emosional.

Ansietas dan depresi sering kali mengganggu tidur

seseorang. kondisi ansietas dapat meningkatkan kadar

norepinfrin darah melalui stimulasi system saraf

simapatis. Kondisi ini menyebabkan berkurangnya siklus

tidur NREM tahap IV dan tidur REM serta seringnya

terjaga saat tidur.

F. Stimulant dan alkohol.

Kafein yang terkandung dalam beberapa minuman dapat

merangsang SSP sehingga dapat mengganggu pola tidur.

Sedangkan konsumsi alcohol yang berlebihan dapat

mengganggu siklus tidur REM. Ketika pengaruh alcohol

telah hilang, individu sering kali mengalami mimpi

buruk.

G.  Diet

Penurunan berat badan dikaitkan dengan penurunan

waktu tidur dan seringnyaterjaga di malam hari.

Sebaliknya, penambahan berat badan dikaitkan dengan

peningkatan ttal tidur dan sedikitnya periode terjaga di

malam hari.

H. Merokok

Nikotin yang terkandung dalam rokok memiliki efek

stimulasi pada tubuh. Akibatnya, perokok sering kali

kesulitan untuk tidur dan mudah terbangun di malam hari.

I. Medikasi.

Obat-obatan tertentu dapat mempengaruhi kualitas

tidur seseorang. hipnotik dapat mengganggu tahap III dan

IV tidur NREM,metabloker dapat menyebabkan insomnia dan

mimpi buruk, sedangkan narkotik (mis; meperidin

hidroklorida dan morfin) diketahui dapat menekan tidur

REM dan menyebabkan seringnya terjaga di malam hari.

J. Motivasi.

Keinginan untuk tetap terjaga terkadang dapat

menutupi perasaan lelah seseorang. sebaliknya, perasaan

bosan atau tidak adanya motivasi untuk terjaga sering

kali dapat mendatangkan kantuk.

(Smeltzer dan Bare, 2002)

F. Bentuk Penyimpangan dari Istirahat Tidur

1.  Insomnia.

Pengertian insomnia mencakup banyak hal.

Insomnia merupakan suatu keadaan di mana seseorang sulit

untuk memulai atau mempertahankan keadaan tidurnya,

bahkan seseorang yang terbangun dari tidur tapi merasa

belum cukup tidur dapat di sebut mengalami

insomnia (Japardi, 2002).

Jadi insomnia merupakan ketidak mampuan untuk

mencukupi kebutuhan tidur baik secara kualitas maupun

kuantitas. Insomnia bukan berarti seseorang tidak dapat

tidur/kurang tidur karena orang yang menderita insomnia

sering dapat tidur lebih lama dari yang mereka pikirkan,

tetapi kualitasnya berkurang.

Jenis insomnia yaitu :

a) Insomnia insial adalah ketidakmampuan seseorang untuk

dapat memulai tidur.

b) Insomnia intermiten adalah ketidakmampuan seseorang

untuk dapat mempertahankan tidur atau keadaan sering

terjaga dari tidur.

c)  Insomnia terminal adalah bangun secara dini dan tidak

dapat tidur lagi.

Beberapa factor yang menyebabkan seseorang

mengalami insomnia yaitu rasa nyeri, kecemasan,

ketakutan, tekanan jiwa kondisi, dan kondisi yang tidak

menunjang untuk tidur.

2. Narkolepsi.

Merupakan suatu keadaan tidur di mana seseorang

sulit mempertahankan keadaan terjaga/bangun/sadar.

Penderita akan sering mengantuk hingga dapat tertidur

secara tiba-tiba, dapat di katakan pula bahwa narkolepsi

adalah serangan mengantuk yang mendadak sehingga ia

dapat tertidur pada setiap saat di mana serangan

mengantuk tersebut datang.

Penyebabnya secara pasti belum jelas, tetapi di

duga terjadi akibat kerusakan genetika sistem saraf

pusat di mana periode REM tidak dapat dikendalikan.

Serangan narkolepsi dapat menimbulkan bahaya bila

terjadi pada waktu mengendarai kendaraan, pekerja yang

bekerja pada alat-alat yang berputar-putar atau berada

di tepi jurang.

3.  Somnabulisme (tidur berjalan).

Merupakan gangguan tingkah laku yang sangat

kompleks mencakup adanya otomatis dan semipurposeful

aksi motorik, seperti membuka pintu, duduk di tempat

tidur, menabrak kursi,berjalan kaki dan berbicara.

Termasuk tingkah laku berjalan dalam beberapa menit dan

kembali tidur (Japardi, 2002). Lebih banyak terjadi pada

anak-anak, penderita mempunyai resiko terjadinya cidera.

4. Enuresis (ngompol).

Enuresis adalah kencing yang tidak di sengaja

(mengompol) terjadi pada anak-anak, remaja dan paling

banyak pada laki-laki, penyebab secara pasti belum

jelas, namun ada beberapa faktor yang menyebabkan

Enuresis seperti gangguan pada bladder, stres, dan

toilet training yang kaku.

5.  Nocturia.

Merupakan suatu keadaan di mana klien sering

terbangun pada malam hari untuk buang air kecil.

6. Apnea / tidak bernapas dan Mendengkur.

Disebabkan oleh adanya rintangan terhadap

pengaliran udara di hidung dan mulut. Amandel yang

membengkak dan Adenoid dapat menjadi faktor yang turut

menyebabkan mendengkur. Pangkal lidah yang menyumbat

saluran nafas pada lansia. Otot-otot dibagian belakang

mulut mengendur lalu bergetar bila di lewati udara

pernafasan.

7. Delirium / Mengigau.

8. Sehubungan dengan gangguan penyakit seperti pain,

anxiety dan dispneu.

9.  Nightmares dan  Night terrors (mimpi buruk).

Adalah mimpi buruk, umumnya terjadi pada anak usia

6 tahun atau lebih, setelah tidur beberapa jam, anak

tersebut langsung terjaga dan berteriak, pucat dan

ketakutan.

10. Tidur dan stadium penyakit (digigit nyamuk tse-

tse).

(Japardi, 2002)

G. Melakukan Penyuluhan Kesehatan tentang Keseimbangan

Aktivitas dan Istirahat

Mungkin pada umumnya dinegeri-negeri panas, tidur 8 jam

sudahcukup bagi orang dewasa. Lamanya tidur dan nyenyaknya

tidurtergantung dari beberapa faktor yang telah diterangkan

sepertidiatas, dan juga lamanya tidur tergantung dari usia.

Waktu yangdiperlukan juga bertingkat, contoh : bagi bayi

lamanya tidur lebihbanyak dari orang dewasa, yaitu 16 jam

dalam sehari semalam, makinbesar ia makin berkurang waktu

tidurnya. Orang-orang yang umurnyadiatas 60 tahun harus

lebih banyak tidur daripada orang-orang yangtengah

dewasa.Orang-orang yang lanjut usia (tua), pada siang hari

tidak boleh tidur ..tetapi cukup dengan berbaring

saja/istirahat. Orang yang sakit/lemahharus lebih banyak

tidur daripada orang-orang yang sehat, dan jugaharap

diperhatikan ..janganlah tidur cepat-cepat sesudah makan !!

(http://kumpulanasuhankeperawatanlengkap.blogspot.com/2013/06/

askep-istirahat-tidur.html )

H. Melakukan Tindakan Relaksasi Imajinasi Pra Tidur

1. Imajinasi Terbimbing

a.    Pengertian

Imajinasi terbimbing adalah menggunakan imajinasi

seseorang dalam suatu cara yang dirancang secara khusus

untuk mencapai efek positif tertentu (Smeltzer dan Bare,

2002).

b.    Tujuan Teknik Imajinasi Terbimbing

Menurut Potter dan Perry dan Perry (2006), dalam

imajinasi terbimbing  klien menciptakan kesan dalam

pikiran,  berkonsentrasi dalam kesan tersebut sehingga

secara bertahap klien kurang merasakan nyeri.  Stimulus

yang menyenangkan menyebabkan pelepasan endorfin

(substansi seperti morfin yang diproduksi oleh tubuh

yang menghambat transmisi impuls nyeri). Pelepasan

endorfin ini menghambat transmisi neurotransmiter

tertentu (substansi P) sehingga terjadi penurunan

intensitas nyeri.

c.    Dampak Imajinasi Terbimbing

Latihan teknik imajinasi terbimbing merupakan

intervensi perilaku untuk mengatasi kecemasan, stres dan

nyeri. Menurut Smeltzer dan Bare (2002) imajinasi

terbimbing dapat mengurangi tekanan dan berpengaruh

terhadap proses fisiologi seperti menurunkan tekanan

darah, nadi dan respirasi. Hal itu karena teknik

imajinasi terbimbing dapat mengaktivasi sistem saraf

parasimpatis.

d.    Pelaksanaan Teknik Imajinasi Terbimbing

Perawat melatih klien dalam membangun kesan dan

berkonsentrasi pada pengalaman sensori. Mula-mula

perawat meminta klien untuk memikirkan pemandangan yang

menyenangkan atau pengalaman yang meningkatkan

penggunaan semua indra. Klien kemudian menjelaskan

pemandangan tersebut dan perawat mencatatnya sehingga

catatan tersebut dapat digunakan untuk latihan

selanjutnya.

Berikut contoh dari bagian latihan teknik

imajinasi:

1)  Bayangkan diri anda berbaring di atas tempat tidur

sejuk yang terbuat dari rumput disertai suara air

yang mengalir dari sungai yang dekat. Hari ini,

cuacanya sejuk. Anda menoleh untuk melihat kelompok

bunga-bunga liar berwarna biru sedang bermekaran dan

anda dapat mencium wanginya.

2)  Perawat duduk cukup dekat dengan klien supaya dapat

didengar klien, tetapi tidak mengganggu klien.

Ketenangan dan suara yang lembut membantu klien

semakin berfokus seutuhnya pada gambaran yang

dianjurkan perawat. Saat relaksasi, klien berfokus

pada gambaran tersebut dan gambaran tersebut tidak

diperlukan apabila perawat masih berbicara. Apabila

klien menunjukkan tanda-tanda agitasi, gelisah,

perawat harus menghentikan latihan dan mulai lagi

jika klien lebih tenang (Potter dan Perry, 2006).

Persiapan dan pelaksanaan teknik imajinasi terbimbing

(Kozier dan Erb, 2009):

1)  Persiapan

Sediakan lingkungan yang nyaman dan tenang.

2)  Pelaksanaan

a)  Jelaskan rasional dan keuntungan dari teknik

imajinasi terbimbing.

Klien merupakan partisipan aktif dalam latihan

imajinasi dan harus memahami secara lengkap tentang

apa yang harus dilakukan dan hasil akhir yang

diharapkan.

b)  Cuci tangan dan observasi prosedur pengendalian

infeksi lainnya yang sesuai.

c)  Berikan privasi klien.

d)  Bantu klien ke posisi yang nyaman.

(1)  Bantu klien pada posisi bersandar dan minta klien

menutup matanya. Posisi nyaman dapat meningkatkan

fokus klien selama latihan imajinasi.

(2)  Gunakan sentuhan hanya jika hal ini tidak membuat

klien merasa terancam. Bagi beberapa klien,

sentuhan fisik mungkin mengganggu karena

kepercayaan budaya dan agama mereka.

e)  Implementasikan tindakan untuk menimbulkan

relaksasi.

(1)  Gunakan nama yang disukai klien.

(2)  Bicara jelas dengan nada suara yang tenang dan

netral.

(3)  Minta klien menarik nafas dalam dan perlahan

untuk merelaksasikan semua otot.

(4)  Untuk penatalaksanaan nyeri atau stres, dorong

klien untuk “pergi ke tempat yang sebelumnya ia

rasa sangat tenteram”.

f)   Bantu klien merinci gambaran dari bayangannya.

Minta klien untuk menggunakan semua indranya

dalam menjelaskan bayangan dan lingkungan bayangan

tersebut.

g)  Minta klien untuk menjelaskan perasaan fisik dan

emosional yang ditimbulkan oleh bayangannya.

Arahkan klien untuk mengeksplorasi respons

terhadap bayangan karena ini akan memungkinkan klien

memodifikasi imajinasinya. Respons negatif dapat

diarahkan kembali oleh perawat untuk memberikan hasil

akhir yang lebih positif.

h) Berikan umpan balik kontinu kepada klien.

Beri komentar pada tanda-tanda relaksasi dan

ketenteraman.

i)   Bawa klien keluar dari bayangannya.

Hitung mundur secara perlahan dari 5 hingga 1.

Katakan kepada klien bahwa ia akan merasa telah

beristirahat ketika mata dibuka.

j) Setelah pengalaman imajinasi, diskusikan perasaan

klien mengenai   pengalamannya tersebut.

Identifikasi setiap hal yang dapat meningkatkan

pengalaman imajinasi.

k)  Dorong klien untuk mempraktikkan teknik imajinasi.

l)   Dokumentasikan respons klien.

e.  Waktu yang Dibutuhkan untuk Latihan Teknik Imajinasi

Terbimbing

Dibutuhkan waktu yang banyak untuk menjelaskan

teknik imajinasi terbimbing dan waktu untuk

mempraktikkannya. Pasien diminta mempraktikkan imajinasi

terbimbing  selama sekitar 5 menit, diulangi sebanyak 3

kali. Banyak pasien mengalami efek rileks dari imajinasi

terbimbing saat pertma kali mereka mencobanya. Nyeri

mereda dapat berlanjut selama berjam-jam setelah

imajinasi terbimbing dilakukan (Smeltzer dan Bare,

2001).

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Istirahat adalah suatu kondisi yang tenang, rileks

tanpa ada stres emosional, bebas dari kecemasan. Namun tidak

berarti tidak melakukan aktivitas apa pun, duduk santai di

kursi empuk atau berbaring di atas tempat tidur juga

merupakan bentuk istirahat. Sebagai pembanding, klien/orang

sakit tidak beraktivitas tapi mereka sulit mendapatkan

istirahat begitu pula dengan mahasiswa yang selesai ujian

merasa melakukan istirahat dengan jalan-jalan. Oleh karena

itu perawat dalam hal ini berperan dalam  menyiapkan

lingkungan  atau suasana yang nyaman untuk beristirahat

bagi klien/pasien.

Tidur adalah keadaan istirahat yang terjadi dalam suatu

waktu tertentu, berkurangnya kesadaran membantu memperbaiki

sistem tubuh/memulihkan energi. Juga tidur sebagai fenomena

di mana terdapat periode tidak sadar yang disertai perilaku

fisik psikis yang berbeda dengan keadaan terjaga.

2. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Kozier B., Erb G. 2009. Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis, Edisi

5. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Potter P. A., Perry A. G. 2006. Buku Ajar Fundamental

Keperawatan: Konsep, Proses, Praktik. Penerbit Buku Kedokteran EGC,

Jakarta.

Smeltzer S. C., Bare G. B. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal

Bedah, Edisi 8 Volume 1. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.