MENGIDENTIFIKASI PERILAKU DAN KAREKTERISTIK AWAL PESERTA DIDIK

32
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap siswa dapat dipastikan memiliki perilaku dan karakteristik yang sangat heterogen. Sebagian siswa sudah banyak tahu, sebagian lagi belum tahu sama sekali tentang materi yang diajarkan di kelas. Bila pengajar mengikuti kelompok siswa yang pertama, kelompok yang kedua merasa ketinggalan kereta, yaitu tidak dapat menangkap pelajaran yang diberikan. Sebaliknya, bila pengajar mengikuti kelompok yang kedua, yaitu mulai dari bawah, kelompok pertama akan merasa tidak belajar apa-apa dan bosan. 1 Untuk mengatasi hal ini, menurut Suparman ada dua pendekatan yang dapat dipilih. Pertama, siswa menyesuaikan dengan materi pelajaran dan kedua, sebaiknya materi pelajaran disesuaikan dengan siswa. 2 Pendekatan pertama, siswa menyesuaikan dengan materi pelajaran, dapat dilakukan sebagai berikut: 1. Seleksi Penerimaan Siswa a. Pada saat pendaftaran, siswa diwajibkan memiliki latar belakang pendidikan yang relevan dengan program pendidikan yang akan diambilnya; b. Setelah memenuhi syarat-syarat pendaftaran di atas, siswa mengikuti tes masuk dalam pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan program pendidikan yang akan 1Atwi Suparman, Desain Instruksional Modern; Panduan Para Pengajar dan Inovator Pendidikan, (Jakarta: Erlangga, 2012), h. 178. 2Ibid. Kelompok 1: Mengidentifikasi Perilaku dan Karakteristik Awal Peserta Didik 1

Transcript of MENGIDENTIFIKASI PERILAKU DAN KAREKTERISTIK AWAL PESERTA DIDIK

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap siswa dapat dipastikan memiliki perilaku dan

karakteristik yang sangat heterogen. Sebagian siswa sudah

banyak tahu, sebagian lagi belum tahu sama sekali tentang

materi yang diajarkan di kelas. Bila pengajar mengikuti

kelompok siswa yang pertama, kelompok yang kedua merasa

ketinggalan kereta, yaitu tidak dapat menangkap pelajaran yang

diberikan. Sebaliknya, bila pengajar mengikuti kelompok yang

kedua, yaitu mulai dari bawah, kelompok pertama akan merasa

tidak belajar apa-apa dan bosan.1

Untuk mengatasi hal ini, menurut Suparman ada dua

pendekatan yang dapat dipilih. Pertama, siswa menyesuaikan

dengan materi pelajaran dan kedua, sebaiknya materi pelajaran

disesuaikan dengan siswa.2

Pendekatan pertama, siswa menyesuaikan dengan materi

pelajaran, dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Seleksi Penerimaan Siswa

a. Pada saat pendaftaran, siswa diwajibkan memiliki latar

belakang pendidikan yang relevan dengan program

pendidikan yang akan diambilnya;

b. Setelah memenuhi syarat-syarat pendaftaran di atas, siswa

mengikuti tes masuk dalam pengetahuan dan keterampilan

yang sesuai dengan program pendidikan yang akan

1Atwi Suparman, Desain Instruksional Modern; Panduan Para Pengajar dan InovatorPendidikan, (Jakarta: Erlangga, 2012), h. 178.

2Ibid.

Kelompok 1: Mengidentifikasi Perilaku dan Karakteristik Awal Peserta Didik 1

ditempuhnya. Proses seleksi ini sering dilakukan oleh

lembaga-lembaga pendidikan formal seperti sekolah dalam

menyeleksi calon siswa untuk memasuki sekolah-sekolah

menengah negeri yang ingin memilih calon siswa yang baik.

2. Tes dan Pengelompokan Siswa

Setelah melalui seleksi seperti dijelaskan dalam butir 1,

masih ada kemungkinan pengajar menghadapi masalah

heterogennya siswa yang mengambil mata pelajaran tertentu.

Karena itu, perlu dilakukan tes sebelum mengikuti pelajaran

untuk mengelompokkan siswa yang boleh mengikuti mata

pelajaran tersebut. Selanjutnya atas dasar hasil tes setiap

kelompok tersebut mengikuti tingkat pelajaran tertentu. Tes

dan pengelompokan ini biasa dilakukan oleh lembaga-lembaga

pengelola kursus bahasa Inggris.

3. Lulus Mata Pelajaran Prasyarat

Alternatif lain untuk butir 2 di atas adalah mengharuskan

siswa lulus mata pelajaran yang mempunyai prasyarat. Dalam

suatu program pendidikan seperti di sekolah menengah pertama

terdapat sebagian kecil mata pelajaran yang seperti itu.

Pendekatan kedua, materi pelajaran disesuaikan dengan

siswa. Pendekatan ini hampir tidak memerlukan seleksi

penerimaan siswa. Pada dasarnya, siapa saja boleh masuk dan

mengikuti pelajaran tersebut.

Kedua pendekatan di atas bila dilakukan secara ekstrem,

tidak ada yang sesuai untuk mengatasi masalah heterogennya

siswa dalam sistem pendidikan biasa. Karena itu, marilah kita

Kelompok 1: Mengidentifikasi Perilaku dan Karakteristik Awal Peserta Didik 2

lihat pendekatan ketiga yang mengombinasikan kedua pendekatan

di atas. Pendekatan ketiga ini mempunyai ciri sebagai berikut:

a. Menyeleksi penerimaan siswa atas dasar latar belakang

pendidikan atau ijazah. Seleksi ini biasanya lebih

bersifat administratif.

b. Melaksanakan tes untuk mengetahui kemampuan dan

karakteristik awal siswa. Tes ini tidak digunakan sebagai

alat menyeleksi siswa, tetapi untuk dijadikan dasar

penyusunan bahan pelajaran.

c. Menyusun bahan instruksional yang sesuai dengan kemampuan

dan karakteristik awal siswa.

d. Menggunakan sistem instruksional yang memungkinkan siswa

maju menurut kecepatan dan kemampuan masing-masing.

e. Memberikan supervisi kepada siswa secara individual.

Dari uraian singkat tersebut diperoleh gambaran bahwa

perilaku dan karakteristik awal siswa penting karena mempunyai

implikasi terhadap penyusunan bahan belajar dan sistem

instruksional.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

1. Apakah yang dimaksud dengan mengidentifikasi perilaku dan

karakteristik awal siswa ?

2. Apakah manfaat mengidentifikasi perilaku dan

karakteristik awal siswa ?

3. Bagaimana teknik mengidentifikasi perilaku dan

karakteristik awal siswa ?

Kelompok 1: Mengidentifikasi Perilaku dan Karakteristik Awal Peserta Didik 3

4. Bagaimana langkah-langkah mengidentifikasi perilaku dan

karakteristik awal siswa ?

C. Tujuan Pembahasan

Adapun tujuan pembahasan dalam makalah ini adalah untuk

mengetahui:

1. Hakikat mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal

siswa.

2. Manfaat mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal

siswa.

3. Teknik mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal

siswa.

4. Langkah-langkah mengidentifikasi perilaku dan

karakteristik awal siswa.

D. Manfaat Pembahasan

Penyusunan makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat

secara:

1. Teoretis, yaitu untuk menambah pemahaman mengenai

kegiatan mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal

siswa, manfaatnya, dan bagaimana cara

mengidentifikasinya.

2. Praktis, dapat bermanfaat bagi mahasiswa agar mendapatkan

pemahaman mengenai kegiatan mengidentifikasi perilaku dan

karakteristik awal siswa, dan agar dapat memanfaatkannya

dalam penerapan sebagai seorang perancang instruksional.

Kelompok 1: Mengidentifikasi Perilaku dan Karakteristik Awal Peserta Didik 4

BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Mengidentifikasi Perilaku dan Karakteristik Awal

Siswa.

Langkah-langkah dalam desain instruksional ini mengacu

kepada langkah-langkah desain instruksional yang diungkapkan

oleh Suparman sebagai berikut:

Kelompok 1: Mengidentifikasi Perilaku dan Karakteristik Awal Peserta Didik 5Mengidenti-fikasikebutuhaninstruksional danmenulistujuan

Menyusundesain danmelaksanak

anevaluasi

Sisteminstruksi

Mengembangka

nbahaninstru

Menyusunalat

penilaian

Mengiden

Menulis

tujuan

instr

Melakukananalisisinstruksi

Gambar. 1Model Desain Instruksional3

Kegiatan mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal

siswa dalam pengembangan instruksional merupakan pendekatan

yang menerima siswa apa adanya dan untuk menyusun sistem

instruksional atas dasar keadaan siswa tersebut. Konsekuensi

dari digunakannya cara ini adalah: titik mulai suatu kegiatan

pembelajaran tergantung kepada perilaku awal siswa.

Mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal siswa

bertujuan untuk menentukan materi apa yang harus diajarkan dan

yang tidak perlu diajarkan dalam instruksional yang akan

dilaksanakan. Dengan kata lain, kegiatan mengidentifikasi

perilaku dan karakteristik awal siswa merupakan proses untuk

mengetahui perilaku yang dikuasai siswa sebelum mengikuti

instruksional, bukan untuk menentukan perilaku prasyarat dalam

rangka menyeleksi siswa sebelum mengikuti instruksional.

Perilaku yang akan diajarkan ini kemudian dirumuskan dalam

bentuk tujuan instruksional khusus atau TIK itu.

3Ibid.

Kelompok 1: Mengidentifikasi Perilaku dan Karakteristik Awal Peserta Didik 6

Mengiden

Karakteristik siswa merupakan salah satu variabel yang

berpengaruh terhadap keberhasilan sistem instruksional.4

Variabel ini didefinisikan sebagai aspek-aspek atau kualitas

individu siswa. Aspek-aspek berkaitan dapat berupa bakat,

minat, sikap, motivasi belajar, gaya belajar, kemampuan

berpikir dan kemampuan awal (hasil belajar) yang telah

dimilikinya.5 Karakteristik siswa akan amat berpengaruh dalam

pemilihan strategi pengelolaan, yang berkaitan dengan

bagaimana menata pembelajaran, khususnya komponen-komponen

strategi pembelajaran, agar sesuai dengan karakteristik

individu siswa.6

Untuk melakukan kegiatan identifikasi perilaku dan

karakteristik awal si belajar, maka menurut Suparman kita

harus mengetahui sumber yang dapat memberikan informasi kepada

pendesain instruksional yang antara lain adalah:

1. Siswa atau calon siswa;

2. Orang yang mengetahui kemampuan siswa atau calon siswa

dari dekat seperti guru atau atasannya;

3. Pengelola program pendidikan yang biasa mengajar mata

pelajaran tersebut.7

Berawal dari informasi-informasi tersebut, maka tingkat

kemampuan populasi sasaran dalam perilaku-perilaku khusus yang

diperoleh dari analisis instruksional, itu perlu

4Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, cet. 5, (Jakarta:Kencana Prenada Media, 2012), h. 17.

5Hamzah B. Uno, Desain Pembelajaran; Referensi Penting Untuk Guru, Dosen,Mahasiswa, Tutor Kursus, dan Trainer Pelatihan, (Bandung: MQS Publishing, 2010), h.107. (Lihat juga: Sutardjo Atmowijoyo, Perencanaan Sistem Instruksional, (Jakarta:Universitas Islam Jakarta, 2008), h. 95.)

6Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, cet. 5, (Jakarta: Bumi Aksara,2009), h. 58.

7Suparman, Desain Instruksional, h. 181-182.

Kelompok 1: Mengidentifikasi Perilaku dan Karakteristik Awal Peserta Didik 7

diidentifikasi agar pengembang instruksional dapat menentukan

mana perilaku khusus yang sudah dikuasai si belajar untuk

diajarkan. Dengan demikian pengembang instruksional dapat pula

menentukan titik berangkat yang sesuai bagi si belajar yaitu:

aspek-aspek analisis pada kegiatan identifikasi perilaku dan

karakterisitk awal siswa. Dalam hal ini, menurut Sanjaya ada

tiga aspek kepribadian si belajar yang tergolong pada kegiatan

identifikasi perilaku dan karakteristik awal si belajar,

yaitu:

1. Aspek latar belakang siswa (pupil formative experiences);

2. Sifat yang dimiliki siswa (pupil properties).

3. Sikap dan penampilan siswa.8

Aspek latar belakang meliputi jenis kelamin siswa, tempat

kelahiran, dan tempat tinggal siswa, tingkat sosial ekonomi

siswa, dari keluarga yang bagaimana siswa berasal dan lain

sebagainya; sedangkan dilihat dari sifat yang dimiliki siswa

meliputi kemampuan dasar, pengetahuan dan sikap. Tidak dapat

disangkal bahwa setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda

yang dapat dikelompokkan pada siswa berkemampuan tinggi,

sedang, dan rendah. Siswa yang termasuk berkemampuan tinggi

biasanya ditunjukkan oleh motivasi yang tinggi dalam belajar,

perhatian dan keseriusan dalam mengikuti pelajaran dan lain

sebagainya. Sebaliknya siswa yang tergolong pada kemampuan

rendah ditandai dengan kurangnya motivasi belajar, tidak

adanya keseriusan dalam mengikuti pelajaran termasuk

menyelesaikan tugas dan lain sebagainya.9

8Sanjaya, Perencanaan, h. 17.9Ibid.

Kelompok 1: Mengidentifikasi Perilaku dan Karakteristik Awal Peserta Didik 8

Perbedaan-perbedaan semacam itu menuntut perlakuan yang

berbeda pula baik dalam penempatan atau pengelompokan siswa

maupun dalam perlakuan guru dalam menyesuaikan gaya belajar.

Demikian juga halnya dengan tingkat pengetahuan siswa. Siswa

yang memiliki pengetahuan yang memadai tentang penggunaan

bahasa standar, misalnya akan memengaruhi proses pembelajaran

mereka dibandingkan dengan siswa yang tidak memiliki tentang

hal itu.10

Sikap dan penampilan siswa dalam proses pembelajaran,

juga merupakan aspek lain yang dapat memengaruhi sistem

pembelajaran. Adakalanya ditemukan siswa yang sangat aktif

(hyperkinetic) dan adapula siswa yang pendiam, tidak sedikit juga

ditemukan siswa yang memiliki motivasi yang rendah dalam

belajar.11 Semua itu akan memengaruhi proses pembelajaran di

dalam kelas. Sebab, bagaimanapun perilaku dan karakteristik

siswa merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan

dalam interaksi pembelajaran, sehingga guru sebagai pendesain

mampu memilih bahan pembelajaran yang baik untuk diajarkan

kepada siswa sebagai pembelajar.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa

kegiatan mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal

siswa bertujuan untuk menentukan materi apa yang harus

diajarkan dan yang tidak perlu diajarkan dalam instruksional

yang akan dilaksanakan. Dengan kata lain, kegiatan

mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal siswa

merupakan proses untuk mengetahui perilaku yang dikuasai siswa

sebelum mengikuti instruksional, bukan untuk menentukan

10Ibid., h. 18.11Ibid.

Kelompok 1: Mengidentifikasi Perilaku dan Karakteristik Awal Peserta Didik 9

perilaku prasyarat dalam rangka menyeleksi siswa sebelum

mengikuti instruksional.

B. Manfaat Mengidentifikasi Perilaku dan Karakteristik Awal

Siswa

Mengidentifikasi perilaku awal dan karakteristik siswa

dalam pengembangan program pembelajaran sangat perlu

dilakukan, yaitu untuk mengetahui kualitas perseorangan

sehingga dapat dijadikan petunjuk dalam mendeskripsikan

strategi pengelolaan pembelajaran. Aspek-aspek yang diungkap

dalam kegiatan ini bisa berupa bakat, motivasi belajar, gaya

belajar, kemampuan berfikir, minat, atau kemampuan awal.

Hasil kegiatan mengidentifikasi perilaku dan

karakteristik awal siswa merupakan salah satu dasar dalam

mengembangkan sistem instruksional yang sesuai untuk siswa.

Dengan melaksanakan kegiatan tersebut, masalah heterogen siswa

dalam kelas dapat diatasi, setidak-tidaknya banyak dikurangi.

Dick dan Carey mengemukakan bahwa manfaat

mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal peserta didik

diantaranya yaitu membantu perancang pembelajaran (guru)

mengidentifikasi dengan tepat apa yang sudah diketahui maupun

yang belum diketahui peserta didik sebelum mereka memulai

kegiatan instruksional.12

Menurut penulis sendiri, setidaknya ada enam manfaat dari

mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal peserta

didik, yaitu:

12Walter Dick, et. al., The Systematic Design of Instruction, 6th Edition, (Boston:Pearson, 2005), h. 73.

Kelompok 1: Mengidentifikasi Perilaku dan Karakteristik Awal Peserta Didik 10

1. Untuk memperoleh informasi yang lengkap dan akurat

berkenaan dengan kemampuan serta karakteristik awal siswa

sebelum mengikuti program pembelajaran tertentu.

2. Menyeleksi tuntutan, bakat, minat, kemampuan, serta

kecenderungan peserta didik berkaitan dengan pemilihan

program-program pembelajaran tertentu yang akan diikuti

mereka.

3. Menentukan desain program pembelajaran dan atau pelatihan

tertentu yang perlu dikembangkan sesuai dengan kemampuan

awal peserta didik.

4. Mengetahui tentang luas dan jenis pengalaman belajar

siswa, hal ini berpengaruh terhadap daya serap siswa

terhadap materi baru yang akan disampaikan.

5. Mengetahui latar belakang siswa dan keluarga siswa.

Meliputi tingkat pendidikan orang tua, sosial ekonomi,

emosional dan mental sehingga guru dapat menyajikan bahan

serta metode belajar yang lebih variatif, serasi, efektif

dan efisien.

6. Mengetahui tingkat pertumbuhan, perkembangan, aspirasi

dan kebutuhan siswa serta mengetahui tingkat penguasaan

yang telah diperoleh siswa sebelum mengikuti proses

instruksional.

C. Teknik Mengidentifikasi Perilaku dan Karakteristik Awal

Siswa

1. Perilaku Awal Siswa

Entry behavior adalah pengetahuan dan keterampilan yang

telah dimiliki siswa sebelum ia melanjutkan ke jenjang

Kelompok 1: Mengidentifikasi Perilaku dan Karakteristik Awal Peserta Didik 11

berikutnya. Menurut De Cecco dalam H. Nashir, perilaku awal

mempunyai karakteristik, yaitu merupakan prasyarat yang

diperlukan untuk mengikuti pelajaran berikutnya, mempunyai

hubungan yang relevan dengan tujuan hasil belajar yang

dicapai.13 Di sisi lain Abdul Ghafur dalam Nopita Windasari

mendefinisikan perilaku awal adalah pengetahuan dan

keterampilan yang relevan yang telah dimiliki siswa pada saat

memulai kegiatan belajarnya telah memiliki berbagai

pengalaman, pengetahuan, sikap dan keterampilan serta potensi

yang dimiliki dapat dijadikan tolak ukur instruksional dan

perencanaan kegiatan belajar lebih lanjut.14

Perilaku awal merupakan modal bagi siswa dalam aktivitas

pembelajaran, karena aktivitas pembelajaran adalah wahana

terjadinya negosiasi makna antara guru dan siswa berkenaan

dengan materi pembelajaran.15

Siapa kelompok sasaran, populasi sasaran, atau sasaran

didik kegiatan instruksional itu? Istilah itu digunakan untuk

menanyakan dua hal tentang perilaku siswa: Pertama, menanyakan

siswa yang mana atau siswa sekolah apa. Kedua, menanyakan

sejauh mana pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka

miliki sehingga dapat mengikuti pelajaran tersebut.16

Pertanyaaan di atas sangat penting dijawab oleh

pengembang instruksional sehingga sejak permulaan kegiatan

instruksional telah dapat disesuaikan dengan siswa yang akan13H. Nashir, Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal, (Jakarta: Delia Press,

2004), h. 64.14Nopita Windasari, Pengaruh Strategi Pembelajaran Modeling dan Ekspositori

Terhadap Hasil Belajar Alquran Hadis Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa, (Medan: Tesis PPSIAIN SU, 2010), h. 43.

15H. Gardner, The Unschooled mind; How Children Think and School Should Teach, (NewYork: Basic Books, 1991), h. 27.

16Suparman, Desain, h. 181.

Kelompok 1: Mengidentifikasi Perilaku dan Karakteristik Awal Peserta Didik 12

mengikutinya. Jawaban itu merupakan pula suatu batasan bagi

siswa yang bermaksud mengikuti pelajaran tersebut, sehingga

bila mempunyai perilaku awal tersebut, siswa sebaiknya tidak

mengikuti pelajaran tersebut.17

Populasi sasaran dirumuskan secara spesifik seperti contoh

di bawah ini:

1. Mata pelajaran ini disediakan bagi siswa yang memenuhi

syarat sebagai berikut:

a. Terdaftar pada sekolah ini pada tahun ajaran atau

semester ini;

b. Setelah lulus mata pelajaran A.

2. Pelajaran ini disusun bagi siswa kelas dua MA yang mempunyai

minat dalam kelompok bidang studi Agama.

3. Kursus ini disediakan bagi karyawan pemerintah atau

perusahaan swasta yang memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Mempunyai ijazah minimal sarjana muda dalam bidang X atau

setaraf;

b. Telah pernah mengikuti dan lulus dalam kursus Y;

c. Menguasai bahasa Inggris minimal secara pasif untuk

membaca dan mendengarkan kuliah dalam bahasa Inggris.18

Perumusan populasi sasaran seperti contoh tersebut di

atas memang dapat membantu kelancaran penyelenggaraan kegiatan

instruksional. Perumusan populasi ini biasanya diterapkan oleh

lembaga pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan.

Tetapi seorang pengembang instruksional masih perlu mencari

informasi lebih jauh tentang kemampuan populasi sasaran yang

dimaksud dalam menguasai setiap perilaku khusus yang telah

17Ibid.18Ibid.

Kelompok 1: Mengidentifikasi Perilaku dan Karakteristik Awal Peserta Didik 13

dirumuskan dalam analisis instruksional. Perilaku-perilaku

khusus itu tersusun secara hierarkikal, prosedural,

pengelompokan, atau kombinasi kegiatannya atau dua di

antaranya tingkat kemampuan populasi sasaran dalam perilaku-

perilaku khusus itu perlu diidentifikasi agar pengembang

instruksional dapat menentukan mana perilaku khusus yang sudah

dikuasai siswa sehingga perlu diajarkan kembali, dan mana yang

belum dikuasai siswa untuk diajarkan. Dengan demikian,

pengembang instruksional dapat pula menentukan titik berangkat

yang sesuai bagi siswa.19

Menurut Suparman teknik yang digunakan dalam

mengidentifikasi kebutuhan instruksional yaitu kuesioner,

interviu dan observasi, serta tes. Teknik tersebut dapat pula

digunakan untuk mengidentifikasi perilaku awal siswa. Subjek

yang memberikan informasi diminta untuk mengidentifikasi

seberapa jauh tingkat penguasaan siswa atau calon siswa dalam

setiap perilaku khusus melalui skala penilaian (rating scales).20

Perilaku awal siswa dapat dukur melalui tes awal,

interviu atau cara-cara lain yang cukup sederhana seperti

melontarkan pertanyaan-pertanyaan secara acak dengan

distribusi perwakilan siswa yang representatif. Selanjutnya

Gardner mengemukakan bahwa identifikasi perilaku siswa

dilakukan dengan memberikan pree-testing yakni tes awal yang

dilakukan sebelum dimulai pembelajaran, yang dimaksudkan untuk

menguji entry-behavior (kemampuan awal) peserta didik berkenaan

dengan tujuan pembelajaran tertentu yang harus dikuasai

peserta didik. Identifikasi perilaku dan karakteristik awal

19Ibid.20Ibid., h. 182.

Kelompok 1: Mengidentifikasi Perilaku dan Karakteristik Awal Peserta Didik 14

siswa juga dilakukan berkenaan dengan program pembelajaran

sebuah mata pelajaran atau sebuah lembaga pendidikan

tertentu.21

Teknik yang dapat menghasilkan data yang lebih keras

adalah tes penampilan siswa dan observasi terhadap pelaksanaan

pekerjaan siswa serta tes tertulis untuk mengetahui tingkat

pengetahuan siswa. Tetapi, bila tes seperti itu tidak tepat

dilakukan karena dirasakan kurang etis, kesulitan teknik

pelaksanaan, atau tidak mungkin dilakukan karena sebab yang

lain, penggunaan skala penilaian cukup memadai. Skala

penilaian tersebut diisi oleh orang-orang yang tahu secara

dekat terhadap kemampuan siswa dan diisi oleh siswa sebagai

self-report.22

Berdasarkan masukan ini, dapat ditetapkan. Titik

berangkat atau permulaaan perjalanan yang harus diberikan pada

siswa. Titik itu adalah perilaku khusus di atas garis batas

yang telah dikuasi siswa atau calon siswa. Apa beda kegiatan

ini dengan proses mengidentifikasi kebutuhan instruksional?

Pertama, kebutuhan instruksional untuk mengidentifikasi benar

tidaknya masalah yang dihadapi harus diselesaikan dengan

menyelenggarakan kegiatan instruksional. Sedangkan

mengidentifikasi perilaku awal tidak berhubungan dengan

masalah tersebut. Kedua, kebutuhan intruksional untuk

mengidentifikasi perilaku umum yang akan dijadikan tujuan

instruksional umum. Sedangkan kegiatan mengidentifikasi

perilaku awal untuk mengidentifikasi perilaku khusus yang

telah dikuasai siswa. Hasil akhir dari kegiatan

21Gardner, The Unschooled, h. 28.22Suparman, Desain, h. 182.

Kelompok 1: Mengidentifikasi Perilaku dan Karakteristik Awal Peserta Didik 15

mengidentifikasi perilaku awal ini akan dijadikan pedoman

untuk menetapkan perilaku-perilaku khusus yang tidak perlu

diajarkan lagi dan perilaku-perilaku khusus yang masih harus

diajarkan. Dengan demikian hasil kegiatan tersebut dapat pula

digunakan untuk menetapkan titik berangkat dalam mengajar.23

2. Karakteristik Awal Siswa

Di samping mengidentifikasi perilaku awal siswa,

pengembang instruksional harus pula mengidentifikasi

karakteristik siswa yang berhubungan dengan keperluan

pengembangan instruksional. Minat siswa pada umumnya, misalnya

pada olahraga, karena sebagian besar siswa adalah penggemar

olahraga, dapat dijadikan bahan dalam memberikan contoh dalam

rangka penjelasan materi pelajaran. Kemampuan siswa yang

kurang dalam membaca bahasa Inggris merupakan masukan pula

bagi pengembang instruksional untuk memilih bahan-bahan

pelajaran yang tidak berbahasa Inggris atau menerjemahkannya

terlebih dahulu ke dalam bahasa Indonesia.24

Demikian pula bila siswa senang dengan lelucon, pendesain

instruksional sebaiknya mempertimbangkan penggunaan lelucon

dalam strategi instruksionalnya. Bila siswa sebagian besar

tidak mempunyai video di rumah, pendesain instruksional tidak

dapat membuat program video untuk dipelajari siswa di rumah.

Informasi di atas perlu dicari oleh pengembang instruksional

sehingga ia dapat mengembangkan sistem instruksional yang

sesuai dengan karakteristik siswa tersebut.

23Ibid., h. 182-183.24Ibid., h. 183.

Kelompok 1: Mengidentifikasi Perilaku dan Karakteristik Awal Peserta Didik 16

Teknik yang dapat digunakan dalam mengidentifikasi

karakteristik awal siswa sama dengan teknik yang digunakan

dalam mengidentifikasi perilaku awal, yaitu kuesioner,

interviu, observasi, dan tes.25 Tujuan untuk mengetahui

karakteristik awal siswa adalah untuk mengukur apakah siswa

akan mampu mencapai tujuan belajarnya atau tidak; sampai

dimana minat siswa terhadap pelajaran yang akan dipelajari.

Bila si belajar mampu, hal-hal apa yang memperkuat, dan bila

tidak mampu, hal-hal apa yang menjadi penghambat. Hal-hal yang

perlu diketahui dari si pelajar bukan hanya dilihat faktor-

faktor akademisnya, akan tetapi juga dilihat faktor-faktor

sosialnya, sebab kedua hal tersebut sangat mempengaruhi proses

belajar si pelajar. Informasi yang dikumpulkan dibatasi kepada

karakteristik siswa sehingga ada manfaatnya dalam proses

pengembangan instruksional.

D. Langkah-Langkah dan Hasil Identifikasi Perilaku dan

Karakteristik Awal Siswa

Berikut ini latihan dalam mengidentifikasi perilaku dan

karakteristik awal siswa. Latihan ini akan memakan waktu yang

cukup panjang, karena harus mengumpulkan data dari lapangan.

Ikutilah latihan ini dengan tekun.26

1. Kumpulkanlah data perilaku awal siswa dari orang-orang yang

dekat dan dapat menilai kemampuan populasi sasaran dengan

cara:

a. Tulislah kembali daftar perilaku khusus yang telah

berhasil Anda buat dalam kegiatan analisis intruksional;

25Ibid., h. 184.26Langkah-langkah ini dikemukakan oleh Atwi Suparman, Desain Instruksional

Modern, h. 184-187.

Kelompok 1: Mengidentifikasi Perilaku dan Karakteristik Awal Peserta Didik 17

b. Atas dasar perilaku khusus tersebut, buatlah skala

penilaian sebagai berikut:

No

.

Perilaku

Khusus

Baik Buruk

Keterangan:

Kolom 1 : Nomor urut

Kolom 2 :Perilaku khusus yang telah dihasilkan dalam

analisis instruksional

Kolom 3 dan 4 : Skala penilaian.

c. Berilah pengantar cara mengisi skala penilaian tersebut

dan perbanyak secukupnya;

d. Berikan skala penilaian tersebut kepada orang-orang yang

dekat dan dapat menilai kemampuan populasi sasaran

seperti atasan dan guru mereka. Jumlah penilai ter-

gantung kepada besarnya populasi sasaran. Untuk siswa

dalam jumlah kecil, sekitar 10–20 responden sudah cukup

memadai. Untuk siswa dalam jumlah besar dan ruang lingkup

nasional misalnya, diperlukan sekitar 30 sampai 50

responden;

e. Kumpulkan hasil isian tersebut.

2. Kumpulkanlah data perilaku awal siswa dari sampel siswa. Di

samping data dari orang-orang yang dekat dengan sasaran,

diperlukan pula data dari sampel sasaran itu sendiri dengan

bentuk self-report. Ikutilah langkah-langkah sebagai berikut:

a. Tulislah kembali perilaku khusus yang telah berhasil Anda

buat dalam analisis intruksional;

Kelompok 1: Mengidentifikasi Perilaku dan Karakteristik Awal Peserta Didik 18

b. Atas dasar perilaku khusus tersebut, buatlah skala

penilaian dalam bentuk skala Likert (sangat setuju,

setuju, netral, tidak setuju, dan sangat tidak setuju);

c. Berilah pengantar cara mengisi skala penilaian tersebut

dan perbanyak secukupnya;

d. Berikan skala penilaian tersebut kepada sejumlah orang

yang dapat mewakili populasi sasaran. Jumlahnya juga

tergantung dari besarnya populasi sasaran. Yang paling

penting diperhatikan adalah orang-orang tersebut memang

memiliki ciri-ciri seperti populasi sasaran, sehingga

dapat dipandang sebagai sampel yang representatif;

e. Kumpulkan hasil isian tersebut.

3. Kumpulkan data perilaku awal siswa dengan menggunakan

observasi dan tes. Dibandingkan dengan dua cara mengumpulkan

data perilaku awal siswa yang telah dikemukakan sebelumnya,

observasi dan tes adalah cara yang lebih mantap, karena

dapat mengumpulkan data yang lebih tegas. Observasi

dilakukan untuk menilai kemampuan yang bersifat pelaksanaan

kegiatan atau pekerjaan atau keterampilan. Skala penilaian

seperti butir 1 di atas dapat digunakan dalam observasi

tersebut. Bedanya adalah: skala penilaian yang digunakan

dalam observasi diisi oleh orang yang mengobservasi

(mengamati) kegiatan yang sedang dilakukan siswa. Sedangkan

dalam butir 1 di atas diisi oleh atasan atau guru atas dasar

pendapat mereka tanpa mengamati langsung kegiatan siswa yang

sedang dinilai. Tes digunakan untuk menilai kemampuan yang

bersifat kognitif. Bila Anda dapat menggunakan observasi dan

tes, cara dalam butir 1 dan 2 di atas tidak diperlukan lagi.

Kelompok 1: Mengidentifikasi Perilaku dan Karakteristik Awal Peserta Didik 19

4. Kumpulkanlah data karakteristik awal siswa dengan mengikuti

langkah-langkah sebagai berikut:

a. Buatlah daftar pertanyaan atau kuisioner tentang

karakteristik siswa seperti:

1) Tempat kelahiran dan tempat dibesarkan;

2) Pekerjaan atau bidang pengetahuan yang menjadi

keahliannya atau dicita-citakan untuk menjadi bidang

keahliannya;

3) Kesenangan (hobi);

4) Bahasa sehari-hari dan bahasa asing yang dikuasai;

5) Alat-alat audio-visual yang dimiliki di rumah atau

biasa digunakan sehari-hari;

6) dan lain-lain yang dianggap penting bagi pengembangan

desain instruksional.

b. Berikanlah kuesioner tersebut kepada sejumlah sampel yang

dapat mewakili populasi sasaran;

c. Kumpulkan hasilnya.

5. Analisislah hasil pengumpulan data butir 1 dan 2 atau butir

3 saja untuk menentukan perilaku awal yang telah dikuasai

populasi sasaran. Kelompokkan perilaku yang mendapat nilai

cukup dan di atasnya. Pisahkan dari perilaku yang masih

sedang, kurang atau buruk.

6. Buatlah garis batas antara kedua kelompok perilaku tersebut

pada bagan hasil analisis instruksional untuk menunjukkan

dua hal sebagai berikut:

a. Perilaku-perilaku yang ada di bawah garis batas adalah

perilaku yang telah dikuasai oleh populasi sasaran sampai

Kelompok 1: Mengidentifikasi Perilaku dan Karakteristik Awal Peserta Didik 20

tingkat cukup dan baik. Perilaku-perilaku ini tidak akan

diajarkan kembali kepada siswa;

b. Perilaku-perilaku yang ada di atas garis batas adalah

perilaku yang belum dikuasai oleh populasi sasaran atau

baru dikuasai sampai tingkat sedang, kurang, dan buruk.

Perilaku-perilaku tersebut akan diajarkan kepada siswa.

7. Susunlah urutan perilaku yang ada di atas garis batas untuk

dijadikan pedoman dalam menentukan urutan materi pelajaran.

8. Tafsirkanlah data tentang karakteristik siswa untuk

menggambarkan hal sebagai berikut:

a. Lingkungan budaya;

b. Pekerjaan atau bidang pengetahuan yang menjadi keahlian;

c. Kesenangan (hobi);

d. Bahasa yang dikuasai;

e. Alat audio visual yang dimiliki atau yang biasa digunakan

sehari-hari;

f. dan lain-lain.

Berikut ini merupakan hasil identifikasi perilaku dan

karakteristik awal terhadap siswa kelas X Jurusan Bisnis

Manajemen (BM) di SMK Persiapan Kota Binjai. Identifikasi

dilakukan pada siswa kelas X A-B secara acak sebanyak 20

siswa, dengan rincian: (X A: 10 siswa, dan X B: 10 siswa).

Adapun identifikasi perilaku dan karakteristik awal siswa

dalam rencana pemberian materi pembelajaran dari Kompetensi

Dasar (KD) ke-5 Pelajaran Pendidikan Agama Islam semester 1,

yaitu: “Mendeskripsikan Tentang Puasa dan Hikmahnya serta

Mampu Menerapkan Nilai-Nilainya dalam Kehidupan Sehari-Hari”.

Kelompok 1: Mengidentifikasi Perilaku dan Karakteristik Awal Peserta Didik 21

Langkah yang dilakukan adalah mengumpulkan data perilaku awal

siswa dari hasil tes dengan cara:

1. Menuliskan kembali daftar perilaku khusus (kompetensi dasar)

yang telah berhasil dibuat dalam kegiatan analisis

instruksional, yakni:

a. Menjelaskan pengertian puasa.

b. Mengidentifikasi ayat Alquran yang mewajibkan puasa.

c. Menjelaskan syarat wajib puasa.

d. Menjelaskan rukun puasa.

e. Menjelaskan syarat sah puasa.

f. Menjelaskan hal-hal yang membatalkan puasa.

g. Menjelaskan sunah-sunah puasa.

h. Melafalkan niat berpuasa.

i. Menjelaskan fungsi-fungsi puasa bagi manusia.

j. Mendeskripsikan kaitan puasa dengan kesehatan.

k. Mengidentifikasi siapa saja yang dibolehkan untuk tidak

berpuasa.

l. Menyebutkan puasa-puasa yang wajib dilaksanakan.

m. Menyebutkan puasa-puasa yang disunahkan untuk

dilaksanakan.

2. Membuat penilaian tes awal, yakni sebagai berikut:

Petunjuk penilaian

a. Untuk membantu mengembangkan desain instruksional, maka

Anda diharapkan agar menjawab pertanyaan dengan yang

sebenarnya.

b. Jawablah pertanyaan-pertanyaan dengan menjawabnya sesuai

kemampuan Anda!

Tabel 1.

Kelompok 1: Mengidentifikasi Perilaku dan Karakteristik Awal Peserta Didik 22

Tes Awal yang Disesuaikan dengan Perilaku Khusus

No

.

Perilaku Khusus Tes Awal

1. Menjelaskan

pengertian puasa.

Jelaskan pengertian

puasa?2. Mengidentifikasi ayat

Alquran yang

mewajibkan puasa.

Coba Anda identifikasi

ayat Alquran yang

mewajibkan puasa!3. Menjelaskan syarat

wajib puasa.

Jelaskan syarat wajib

puasa?4. Menjelaskan rukun

puasa.

Jelaskan rukun puasa?

5. Menjelaskan syarat

sah puasa.

Jelaskan syarat sah

puasa?6. Menjelaskan hal-hal

yang membatalkan

puasa.

Jelaskan hal-hal yang

membatalkan puasa?

7. Menjelaskan sunah-

sunah puasa.

Jelaskan sunah-sunah

puasa?8. Melafalkan niat

berpuasa.

lafalkan niat berpuasa!

(Praktik)9. Menjelaskan fungsi-

fungsi puasa bagi

manusia.

Jelaskan fungsi-fungsi

puasa bagi manusia?

10

.

Mendeskripsikan

kaitan puasa dengan

kesehatan.

Deskripsikan kaitan

puasa dengan kesehatan?

11 Mengidentifikasi Coba Anda identifikasi

Kelompok 1: Mengidentifikasi Perilaku dan Karakteristik Awal Peserta Didik 23

. siapa saja yang

dibolehkan untuk

tidak berpuasa.

siapa saja yang

dibolehkan untuk tidak

berpuasa?12

.

Menyebutkan puasa-

puasa yang wajib

dilaksanakan.

Sebutkan puasa-puasa

yang wajib

dilaksanakan?13

.

Menyebutkan puasa-

puasa yang disunahkan

untuk dilaksanakan.

Sebutkan puasa-puasa

yang disunahkan untuk

dilaksanakan?

Tes penilaian awal ini diberikan langsung oleh guru

bidang studi yang mengajar siswa tersebut. Selanjutnya melihat

hasil penilaian tes, dan ini dilakukan langsung oleh guru

bidang studi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu

memberi tanda centang (√) pada kolom skala penilaian (kolom 3

dan 4) sesuai dengan hasil tes awal siswa.

Tabel 2.

Hasil Penilaian Tes Awal

No. Perilaku Khusus Dimiliki

BelumDimiliki

1. Menjelaskan pengertian puasa.

2.Mengidentifikasi ayat Alquran yang

mewajibkan puasa.3. Menjelaskan syarat wajib puasa.4. Menjelaskan rukun puasa.5. Menjelaskan syarat sah puasa.

6.Menjelaskan hal-hal yang membatalkan

puasa.

Kelompok 1: Mengidentifikasi Perilaku dan Karakteristik Awal Peserta Didik 24

7. Menjelaskan sunah-sunah puasa.8. Melafalkan niat berpuasa.

9.Menjelaskan fungsi-fungsi puasa bagi

manusia.

10.Mendeskripsikan kaitan puasa dengan

kesehatan.

11.Mengidentifikasi siapa saja yang

dibolehkan untuk tidak berpuasa.

12.Menyebutkan puasa-puasa yang wajib

dilaksanakan.

13.Menyebutkan puasa-puasa yang

disunahkan untuk dilaksanakan.

3. Untuk mendapatkan data karakteristik awal siswa maka para

siswa diharapkan mengisi/menjawab pertanyaan-pertanyaan

berikut:

a. Nama :

b. Tempat tanggal lahir :

c. Tempat tinggal :

d. Pekerjaan yang dicita-citakan :

e. Hobi :

f. Bahasa :

g. Alat-alat audio visual yang dimiliki :

h. Apakah kamu sering menunaikan ibadah puasa?

1. Sangat sering 2. Sering 3. Jarang 4. Tidak Pernah

i. Apakah kamu bisa mendeskripsikan puasa?

1. Sangat bisa 2. Bisa 3. Kurang bisa 4. Tidak bisa

j. Apakah kamu mampu melafalkan dalil diwajibkannya

berpuasa?

Kelompok 1: Mengidentifikasi Perilaku dan Karakteristik Awal Peserta Didik 25

1. Sangat mampu 2. Mampu 3. Kurang mampu 4. Tidak

mampu

4. Pengelompokan perilaku awal yang telah dikuasai oleh siswa.

Perilaku yang didapat yaitu nilai baik dan buruk. Perilaku

yang mendapat nilai baik berarti siswa dianggap sudah

memiliki penguasaan akan materi yang akan diajarkan

tersebut. Sebaliknya siswa yang mendapat nilai buruk,

berarti dianggap belum memiliki penguasaan akan

materi/perilaku tersebut.

5. Berdasarkan data dan pengamatan penulis tentang

karakteristik siswa, dapat diketahui bahwa:

a. Lingkungan Budaya;

Lingkungan budaya yang berkembang di daerah ini adalah

budaya Padang dan Jawa.

b. Pekerjaan;

Pekerjaan yang dicita-citakan: guru, POLWAN, pengusaha,

akuntan, dan sekretaris.

c. Hobi dan kesenangan;

Hobi, kesenangan para siswa sangat beragam, namun

sebagian besar hobi mereka adalah olahraga, musik, dan

membaca.

d. Bahasa yang digunakan; Bahasa Indonesia.

e. Alat-alat audio visual yang dimiliki: HP, televisi,

laptop, tape recorder, dan DVD.

Untuk pertanyaan kuesioner bagian h, 4 siswa menyatakan

sangat sering menunaikan ibadah puasa, 6 siswa menyatakan

sering menunaikan ibadah puasa, dan 10 siswa menyatakan jarang

menunaikan ibadah puasa, dan tidak ada yang menyatakan tidak

Kelompok 1: Mengidentifikasi Perilaku dan Karakteristik Awal Peserta Didik 26

pernah menunaikan ibadah puasa. Pada bagian i, tidak ada yang

sangat bisa mendeskripsikan puasa, 2 siswa menyatakan bisa

mendeskripsikan puasa, 9 siswa menyatakan kurang bisa

mendeskripsikan puasa, dan 9 siswa menyatakan tidak bisa

mendeskripsikan puasa. Dan bagian j, hanya ada 5 siswa yang

mampu melafalkan dalil diwajibkannya puasa, selebihnya tidak

mampu.

Tabel 3.

Daftar Siswa yang Diidentifikasi dan Hasil Penilaian

No. Nama Kel

as

Perilaku No.Keterangan1 2 3 4 5 6 7 8 9 1

011 12 13

1. Annisa Fitriani X A √ √ x x x x x √ x x x x x 1, 2 dan 8

dimiliki

2. Dea IndahPratiwi X A √ √ x x x x x √ x x x x x 1, 2 dan 8

dimiliki

3.Desi Indra Yani

X A √ √ x x x x x √ x x x x x1, 2 dan 8dimiliki

4. Dinda Hakim X A √ √ x x x x x √ x x x x x 1, 2 dan 8

dimiliki

5. Fitrizia X A √ √ x x x x x √ x x x x x 1, 2 dan 8dimiliki

6.Hendri Ari Setiawan

X A √ x x x x x x √ x x x x x1 dan 8 dimiliki

7. Imanda Wardani X A √ x x x x x x √ x x x x x 1 dan 8

dimiliki

8. Lia Atika X A √ x x x x x x √ x x x x x 1 dan 8 dimiliki

9.Puteri Rezeki Harahap

X A √ x x x x x x √ x x x x x1 dan 8 dimiliki

10.

Septian Dwi Cahyo X A x x x x x x x √ x x x x x 8 dimiliki

11.

Siti Rahmawati X B √ x x x x x x √ x x x x x 1 dan 8

dimiliki

Kelompok 1: Mengidentifikasi Perilaku dan Karakteristik Awal Peserta Didik 27

12.

Abibah Miranda X B √ x x x x x x √ x x x x x 1 dan 8

dimiliki13.

Anisa Pertiwi X B √ √ x x x x x √ x x x x x 1, 2 dan 8

dimiliki14.

Annisa Anitia X B √ √ x x x x x √ x x x x x 1, 2 dan 8

dimiliki15. Cut Intan X B √ x x x x x x √ x x x x x 1 dan 8

dimiliki16.

Dessy Yulhana X B √ x x x x x x √ x x x x x 1 dan 8

dimiliki17.

Gita Ayumi X B x x x x x x x √ x x x x x 8 dimiliki

18. Iramayda X B √ √ x x x x x √ x x x x x 1, 2 dan 8

dimiliki19.

Miranda Lestari X B x x x x x x x √ x x x x x 8 dimiliki

20.

Mutia Mawarni X B √ √ x x x x x √ x x x x x 1, 2 dan 8

dimilikiKesimpulan: perilaku 1 dan 8 rata-rata sudah dimiliki olehsiswa dan sebagian perilaku 2 sudah dimiliki oleh siswa

Dari data hasil tes awal perilaku khusus dan analisis

karakteristik siswa di atas dapat disimpulkan bahwa ada dua

perilaku yang sudah dimiliki oleh siswa dan tidak perlu

diberikan lagi untuk materi pembelajaran Kompetensi Dasar (KD)

ke-5 Pelajaran Pendidikan Agama Islam semester 1, yaitu:

“Mendeskripsikan Tentang Puasa dan Hikmahnya serta Mampu

Menerapkan Nilai-Nilainya dalam Kehidupan Sehari-Hari”, dan

perilaku 2 telah dimiliki oleh sebagian siswa namun tetap

diberikan sebagai materi pelajaran bagi yang belum memiliki

perilaku ini dan sebagai pengayaan bagi siswa yang telah

memiliki perilaku ini. Secara lengkap daftar perilaku khusus

yang sudah dimiliki dan belum dimiliki oleh siswa SMK

Persiapan Kota Binjai adalah sebagai berikut.

Tabel 4

Kelompok 1: Mengidentifikasi Perilaku dan Karakteristik Awal Peserta Didik 28

Daftar Perilaku Khusus yang Dimiliki dan Belum Dimiliki

Siswa Kelas X (Sepuluh) SMK Persiapan Kota Binjai

No.

Perilaku Khusus yangDimiliki No. Perilaku Khusus yang

Belum Dimiliki1. Menjelaskan pengertian

puasa.1. Menjelaskan syarat wajib

puasa.2. Mengidentifikasi ayat

Alquran yang mewajibkanpuasa.

2. Menjelaskan rukun puasa.

3. Melafalkan niat berpuasa.

3. Menjelaskan syarat sah puasa.

4. Menjelaskan hal-hal yangmembatalkan puasa.

5. Menjelaskan sunah-sunah puasa.

6. Menjelaskan fungsi-fungsi puasa bagi manusia.

7. Mendeskripsikan kaitan puasa dengan kesehatan.

8. Mengidentifikasi siapa saja yang dibolehkan untuk tidak berpuasa.

9. Menyebutkan puasa-puasa yang wajib dilaksanakan.

10. Menyebutkan puasa-puasa yang disunahkan untuk dilaksanakan.

Kelompok 1: Mengidentifikasi Perilaku dan Karakteristik Awal Peserta Didik 29

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasar kepada pemaparan di atas, dapat disimpulkan

bahwa mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal siswa

merupakan pendekatan yang menerima siswa apa adanya dan

menyusun sistem pembelajaran atas dasar keadaan siswa tersebut

yang bertujuan untuk menentukan garis batas antara perilaku

Kelompok 1: Mengidentifikasi Perilaku dan Karakteristik Awal Peserta Didik 30

yang tidak perlu diajarkan dan perilaku yang harus diajarkan

kepada siswa/peserta didik. Perilaku yang akan diajarkan ini

kemudian dirumuskan dalam bentuk tujuan instruksional khusus

atau TIK itu. Kegiatan ini memberi manfaat untuk mengetahui

kualitas perseorangan sehingga dapat dijadikan petunjuk dalam

mendeskripsikan strategi pengelolaan pembelajaran. Hasil

kegiatan mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal

siswa ini merupakan salah satu dasar dalam mengembangkan

sistem instruksional yang sesuai untuk siswa. Sementara cara

melaksanakan kegiatan ini adalah dilakukan di waktu awal

sebelum menyusun instruksional pengajaran, teknik yang

digunakan dapat dengan tes, interviu, observasi, dan

kuisioner, dan dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran atau

orang-orang yang dianggap paham dengan kemampuan siswa.

B. Implikasi

Implikasi guru dalam mengidentifikasi perilaku dan

karakteristik siswa sangat diharapkan, agar pengelolaan

instruksional tidak hanya asal jadi. Bisa kita bayangkan jika

pengelolaan sistem instruksional yang asal jadi oleh guru,

bagaimana mau menghasilkan SDM yang mampu bersaing secara

global. Oleh karena itu, sebagai seorang pendidik harus

menguasai dasar desain instruksional khususnya dalam

mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal peserta

didik.

C. Saran

Sebagai perancang kegiatan instruksional, guru hendaknya

dapat mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal siswa,

Kelompok 1: Mengidentifikasi Perilaku dan Karakteristik Awal Peserta Didik 31

karena kegiatan ini dapat dijadikan sebagai petunjuk guru

dalam mengelola sistem instruksional yang sesuai dengan

perilaku dan krakteristik siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Atmowijoyo, Sutardjo, Perencanaan Sistem Instruksional, (Jakarta:Universitas Islam Jakarta, 2008.

Dick, Walter, et. al., The Systematic Design of Instruction, 6th Edition,(Boston: Pearson, 2005).

H. Gardner, The Unschooled mind; How Children Think and School Should Teach,(New York: Basic Books, 1991).

H. Nashir, Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal, (Jakarta: DeliaPress, 2004).

Sanjaya, Wina, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, cet. 5,(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2012).

Suparman, Atwi, Desain Instruksional Modern; Panduan Para Pengajar danInovator Pendidikan, (Jakarta: Erlangga, 2012).

Uno, Hamzah B., Desain Pembelajaran; Referensi Penting Untuk Guru, Dosen,Mahasiswa, Tutor Kursus, dan Trainer Pelatihan, (Bandung: MQSPublishing, 2010).

______________, Perencanaan Pembelajaran, cet. 5, (Jakarta: BumiAksara, 2009).

Windasari, Nopita, Pengaruh Strategi Pembelajaran Modeling dan EkspositoriTerhadap Hasil Belajar Alquran Hadis Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa,(Medan: Tesis PPS IAIN SU, 2010).

Kelompok 1: Mengidentifikasi Perilaku dan Karakteristik Awal Peserta Didik 32