Tahap perkembangan peserta didik

29
MAKALAH TEORI DAN TAHAP – TAHAP PERKEMBANGAN Oleh Wahyu Yuvita Tri Rizki (103) Kholidaziah Wilatikta Imam Asfari (110) Nina Nur Hasanah (126) Kriselda Amelia Galvani (139) Program Studi Pendidikan Matematika Tahun 2014-2015 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan i

Transcript of Tahap perkembangan peserta didik

MAKALAH

TEORI DAN TAHAP – TAHAP PERKEMBANGAN

Oleh

Wahyu Yuvita Tri Rizki (103)

Kholidaziah Wilatikta Imam Asfari (110)

Nina Nur Hasanah (126)

Kriselda Amelia Galvani (139)

Program Studi Pendidikan Matematika Tahun 2014-2015

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

i

Universitas Muhammadiyah Malang

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang

telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga

kelompok kami berhasil menyelesaikan makalah Perkembangan

Peserta Didik.

Makalah ini berisikan tentang Teori dari beberapa ahli

mengenai tahap-tahap pereambangan yang dialami oleh individu.

Perkembangan yang memiliki banayak jenis tahapan , pada

akhirnya dibahas lebih mendalam mengenai perkembangan secara

kognitif yang dikemukakan oleh Piaget.

Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen mata

kuliah Perkembangan Peserta Didik yang telah mendidik kami

melalui tugas ini, sehingga kami medapatkan banyak ilmu dalam

proses penyelesaian makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata

sempurna.Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca yang

bersifat membangun senantiasa penulis butuhkan agar bisa

memperbaikinya.

Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua

dan semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita,

Aamiin.

i

Daftar Isi

Kata

Pengantar............................................

..............................................i

Daftar

Isi..................................................

.................................................ii

BAB I

Pendahuluan..........................................

........................................1

A.Latar

Belakang.........................................

......................................1

ii

B.Rumusan

Masalah..........................................

................................1

C.Tujuan...........................................

.................................................

.1

BAB II

Pembahasan...........................................

......................................2

A.Teori Tahapan Perkembangan Menurut Para

Ahli.......................2

B.Tahap-tahap Perkembangan

Individu.........................................

...6

1.Tahap-tahap Perkembangan

Kognitif......................................6

2.Tahap-tahap Perkembangan Secara

Umum............................12

BAB III

Penutup..............................................

.........................................14

A.Kesimpulan.......................................

..............................................14

iii

B.Saran............................................

.................................................

..14

Daftar

Referensi ...........................................

...........................................15

iv

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam proses kehidupan, manusia mengalami proses

pertumbuhan dan juga perkembangan. Pengetahuan mengenai

arti kata tumbuh dan berkembang telah dikaji oleh banyak

ilmuan. Teori-teori mengenai tahapn pertumbuhan peserta

didik tentunya sangan berguna bagi kondusifitas proses

pengajaran terhadap individu. Seingga pembelajaran

mengenai teori tahapan peserta didikdan juga bagaimana

proses berjalannya perkembangan peserta didiksangat

penting demi menunjang totalitas pembentukan suatu

individu dengan mutu SDM yang cukup baik.

Teori mengenai tahap perkembangan manusia juga

dikelompokkan berdasarkan intensitas pengkajian pada

pokok kajian tertentu. Akan tetapi untuk mempelajari

lenih mendalam mengenai perkembanagn individu yang lebih

mengarah pada peserta didik, maka tahap perkebangan

kognitif lah yang banyak dikaji dan dipergunakan dalam

pertimbangan-pertimbangan terhadap peserta didik.

“Pengetahuan itu bukanlah salinan dari obyek dan

juga bukan berbentuk kesadaran apriori yang sudah

ditetapkan di dalam diri subyek, ia bentukan perseptual,

oleh pertukaran antara organisme dan lingkungan dari

sudut tinjauan biologi dan antara fikiran dan obyeknya

menurut tinjauan kognitif.”Piaget, dalam Bringuier, 1980,

1

hlm. 110. Teori Jean Piaget tentang perkembangan kognitif

memberikan batasan kembali tentang kecerdasan,

pengetahuan dan hubungan anak didik dengan lingkungannya.

Rumusan Masalah

1. Apa saja teori tahap perkembangan ?

2. Bagaimanakah tahap-tahap perkembangan?  

C. Tujuan

1.    Menjelaskan teori para ahli mengnai tahap perkemmbangan.

2.    Menjelaskan tahap-tahap perkembangan individu secara

kognitif.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Perkembangan

Ada beberapa ahli yang memberikan teori mengenai

perkembangan manusia. Pendapat para ahli ini

dikelompokkan berdasarkan tiga sisi pertimbangan , yaitu:

1. Berdasarkan analisis biologis.

a. Aristoteles menggambarkan perkembangan individu,

sejak anak sampai dewasa itu ke dalam tiga tahapan.

Setiap tahapan lamanya tujuh tahun, yaitu:

Tahap 1. Dari 0,0 sampai 7,0 tahun (masa anak

kecil atau masa bermain).

Tahap 2. Dari 7,0 sampai 14,0 tahun (masa anak,

masa sekolah rendah).

2

Tahap 3. Dari 14,0 sampai 21,0 tahun (masa

remaja atau pubertas, masa peralihan dari usia

anak menjadi orang dewasa).

b. Kretscmer mengemukakan bahwa dari lahir sampai

dewasa individu melewati empat tahapan, yaitu:

Tahap 1. Dari 0,0 sampai kira-kira 3,0 tahun;

fullungs (pengisian) periode I : Pada fase ini

anak kelihatan pendek gemuk.

Tahap 2. Dari kirakira 3,0 sampai 7,0 tahun;

streckungs (rentangan) periode I , pada periode

ini anak kelihatan langsing, memanjang atau

meninggi.

Tahap 3. Dari kira-kira 7,0 sampai kira-kira

13,0 tahun ; fullungs periode II; pada masa

ini anak kelihatan pendek gemuk kembali.

Thap 4. Dari kira-kira 13,0 sampai kira-kira

20,0 tahun; streckungs periode II; pada periode

ini anak kembali kelihatan langsing.

c. Elizabeth Hurlock mengemukakan penahapan

perkembangan individu, yakni sebagai berikut.

Tahap 1. Fase prenatal (sebelum lahir), mulai

masa konsepsi sampai proses kelahiran, yaitu

sekitar 9 bulan atau 280 hari.

Tahap 2. Fase Infancy (orok), mulai lahir

sampai usia 10 atau 14 hari.

Tahap 3. Fase babyhood (bayi), mulai dari 2

minggu sampai usia 2 tahun.

3

Tahap 4. Fase Childhood (kanak-kanak), mulai 2

tahun sampai masa remaja atau puber.

Tahap 5. Fase Adolensence/Puberty, mulai usia

11/13 tahun sampai usia 21 tahun. A) Pre

Adolensence, pada umumnya wanita usia 11 sampai

13 tahun sedangkan pria lebih lambat dari itu.

B) Early Adolensence, pada usia 16 sampai 17

tahun. C) Late Adolensence , masa perkembangan

yang terakhir sampai masa kuliah di perguruan

tinggi.

2. Berdasarkan Didaktis

a. Cornelius berpendapat dari sisi pendidikan,

pendidikan yang lengkap bagi seseorang itu

berlangsung dalam 4 jenjang, yaitu:

1. Sekolah Ibu (Scoola Materna), untuk anak-anak 0,0

sampai 6,0 tahun.

2. Sekolah Bahasa Ibu (Scoola Vernaculan), untuk

anak-anak usia 6,0 sampai 12,0 tahun.

3. Sekolah Latin (Scoola Latina), untuk remaja usia

12,0 sampai 18,0 tahun.

4. Akademi (Academica), untuk pemuda pemudi usia 18,0

sampai 24,0 .

Pada setiap sekolah tersebut harus diberikan bahan

pengajaran (bahan pendidikan) yang sesuai dengan

perkembangan anak didik, dan harus dipergunakan

metode penyampaian yang sesuai dengan

perkembangannya.

4

b. Rosseau berpendapat bahwa penahapan perkembangan

adalah sebagai berikut:

1. Tahap 1. 0,0 sampai 2,0 usia asuhan.

2. Tahap 2. 2,0 sampai 12,0 masa pendidikan jasmani

dan latihan panca indra.

3. Tahap 3. 12,0 sampai 15,0 periode pendidikan

akal.

4. Tahap 4. 15,0 sampai 20,0 periode pendidikan watak

dan pendidikan agama.

3. Berdasarkan Psikologis.

a)      Menurut Oswald Kroh

Dengan menitik beratkan terjadinya kegoncangan psikis

pada diri seseorang, maka Kroh menyusun periodesasi

perkembangan sebagai berikut :

1. Umur 0-3 tahun, disebut masa trots (kegoncangan)

pertama, atau masa kanak-kanak awal.

2. Umur 3-13 tahun, disebut masa trots kedua, yaitu

masa keserasian anak untuk memasuki sekolah.

3. Umur 13-akhir remaja, disebut masa trots ketiga,

atau masa kematangan seseorang.

b)      Menurut J. Havighurst, berpangkal dari

analisis perubahan psikis seseorang, menurut

Havighurst, perkembangan dapat disusun sebagai

berikut :5

1)      Umur 0-6 tahun, adalah masa bayi dan masa anak

kecil.

2)      Umur 6-12 tahun, adalah masa kanak-kanak ata

masa sekolah.

3)      Umur 12-18 tahun, adalah masa remaja.

4)     Umur 18-30 tahun, adalah masa dewasa awal.

5)      Umur 30-50 tahun, adalah masa setengah baya,

masa dewasa lanjut.

6)       Umur 50 tahun keatas, adalah masa lanjut usia

atau masa tua.1[18]

3)      Menurut Charlotte Buhler, dalam buku Psikologis der

Puberteitsjaran hasil karyanya, membagi perkembangan anak

menjadi lima fase, yakni :

a)      Fase I, umur 0-1 tahun, perkembangan sikap

subjektif menuju objectif.

b)      Fase II, umur 1-4 tahun, makin meluasnya

hubungan dengan benda-benda sekitarnya, atau

mengenal dunia secara subjectif.

c)      Fase III, umur 4-8 tahun, masa memasukkan diri

dalam masyarakat secara objectif, adanya hubungan

16

diri dengan lingkungan sosial dan mulai menyadari

akan kerja, tugas serta prestasi.

d)     Fase IV, umur 8-13 tahun, munculnya minat

kedunia objek sampai pada puncaknya, ia mulai

memisahkan diri dari orang lain dan sekitarnya

secara sadar.

e)      Fase V, umur 13-19 tahun, masa penemuan diri

dan kematangan yakni Synthesa sikap subjectif dan

objectif.

4) Menurut seorang psikolog, Jean Piaget dalam teori

psikologi perkembangan, kecerdasan berarti kemampuan

untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan

melakukan operasi logis dalam representasi konsep

yang berdasar pada kenyataan.

1. Tahap Sensori Motor. Tahap ini merupakan tahap

pertama. Tahap ini dimulai sejak lahir sampai usia

2 tahun.

2. Tahap Pemikiran Pra-Operasional. Tahap ini

berada pada rentang usia antara 2-7 tahun.

3. Tahap Operasi berfikir Kongkret. Tahap ini

berada pada rentang usia 7-11 tahun.

4. Tahap Operasi berfikir Formal. Tahap

operasional formal adalah periode terakhir

perkembangan kognitif dalam teori Piaget. Tahap

7

ini mulai dialami anak dalam usia 11 tahun dan

terus berlanjut sampai dewasa.

Teori perkembangan ini lah yang disebut teori

perkembangan kognitif yang banyak dipelajari untuk

pengetahuan dalam perkembangan rasional individu

yang berpengaruh besar pada kehidupan

individu.Kognitif adalah salah satu ranah dalam

taksonomi pendidikan. Secara umum kognitif

diartikan potensi intelektual yang terdiri dari

tahapan : pengetahuan (knowledge), pemahaman

(comprehention), penerapan (aplication), analisa

(analysis), sintesa (sinthesis), evaluasi

(evaluation). Kognitif berarti persoalan yang

menyangkut kemampuan untuk mengembangkan kemampuan

rasional (akal).

B. Tahapan –tahapan perkembangan.

1. Tahap-tahap Perkembangan Kognitif

Piaget juga yakin bahwa individu melalui empat tahap

dalam memahami dunia. Masing-masing tahap terkait dengan

usia dan terdiri dari cara berfikir yang khas/berbeda.

Tahapan perkembangan kognitif menurut Piaget adalah

sebagai berikut:

1. Tahap Sensori Motor.

8

Tahap ini merupakan tahap pertama. Tahap ini

dimulai sejak lahir sampai usia 2 tahun. Pada tahap

ini, bayi membangun suatu pemahaman tentang dunia

dengan mengkoordinasikan pengalaman-pengalaman sensor

(seperti melihat dan mendengar) dengan tindakan-

tindakan fisik.

Dengan berfungsinya alat-alat indera serta

kemampuan kemampuan-kemampuan melakukan gerak motorik

dalam bentuk refleks ini, maka seorang bayi berada

dalam keadaan siap untuk mengadakan hubungan dengan

dunianya. Piaget membagi tahap sensori motor ini

kedalam 6 periode, yaitu:

a. Periode 1: Penggunaan Refleks-Refleks (Usia 0-1

bulan)

Refleks yang paling jelas pada periode ini adalah

refleks menghisap (bayi otomatis menghisap

kapanpun bibir mereka disentuh) dan refleks

mengarahkan kepala pada sumber rangsangan secara

lebih tepat dan terarah. Misalnya jika pipi

kanannya disentuh, maka ia akan menggerakkan

kepala kearah kanan.

b. Periode 2: Reaksi Sirkuler Primer (Usia 1-4 bulan)

Reaksi ini terjadi ketika bayi menghadapi sebuah

pengalaman baru dan berusaha mengulanginya.

Contoh: menghisap jempol.

Pada contoh menghisap jempol, bayi mulai

mengkoordinasikan 1).Gerakan motorik dari

9

tangannya dan 2).Penggunaan fungsi penglihatan

untuk melihat jempol.

c. Periode 3: Reaksi Sirkuler sekunder (Usia 4-10

bulan)

Reaksi sirkuler primer terjadi karena melibatkan

koordinasi bagian-bagian tubuh bayi sendiri,

sedangkan reaksi sirkuler sekunder terjadi ketika

bayi menemukan dan menghasilkan kembali peristiwa

menarik diluar dirinya.

d. Periode 4: Koordinasi skema-skema skunder (Usia

10-12 bulan)

Pada periode ini bayi belajar untuk

mengkoordinasikan dua skema terpisah untuk

mendapatkan hasil. Contoh: suatu hari Laurent

(anak Piaget) ingin memeluk kotak mainan, namun

Piaget menaruh tangannya ditengah jala. Pada

awalnya Laurent mengabaikan tangan ayahnya. Dia

berusaha menerobos atau berputar mengelilinginya

tanpa menggeser tangan ayahnya. Ketika Piaget

tetap menaruh tangannya untuk menghalangi anaknya,

Laurent terpaksa memukul kotak mainan itu sambil

melambaikan tangan, mengguncang tubuhnya sendiri

dan mengibaskan kepalanya dari satu sisi ke sisi

lain. Akhirnya setelah beberapa hari mencoba,

Laurent berhasil menggerakkan perintang dengan

mengibaskan tangan ayahnya dari jalan sebelum

memeluk kotak mainan. Dalam kasus ini, Laurent

berhasil mengkoordinasikan dua skema terpisah

10

yaitu: 1). Mengibaskan perintang 2). Memeluk kotak

mainan.

e. Periode 5: Reaksi Sirkuler Tersier (Usia 12-18

bulan)

Pada periode 4, bayi memisahkan dua tindakan untuk

mencapai satu hasil tunggal. Pada periode 5 ini

bayi bereksperimen dengan tindakan-tindakan yang

berbeda untuk mengamati hasil yang berbeda-beda.

Contoh: Suatu hari Laurent tertarik dengan meja

yang baru dibeli Piaget. Dia memukulnya dengan

telapak tangannya beberapa kali. Kadang keras dan

kadang lembut untuk mendengarkan perbedaan bunyi

yang dihasilkan oleh tindakannya.

f. Periode 6: Permulaan Berfikir (Usia 18-24 bulan)

Pada periode 5 semua temuan-temuan bayi terjadi

lewat tindakan fisik, pada periode 6 bayi

kelihatannya mulai memikirkan situasi secara lebih

internal sebelum pada akhirnya bertindak. Jadi,

pada periode ini anak mulai bisa berfikir.dalam

mencapai lingkungan, pada periode ini anak sudah

mulai dapat menentukan cara-cara baru yang tidak

hanya berdasarkan rabaan fisis dan internal,

tetapi juga dengan koordinasi internal dalam

gambaran atau pemikirannya.

5. Tahap Pemikiran Pra-Operasional

Tahap ini berada pada rentang usia antara 2-7

tahun. Pada tahap ini anak mulai melukiskan dunia

dengan kata-kata dan gambar-gambar atau simbol. Menurut

11

Piaget, walaupun anak-anak pra sekolah dapat secara

simbolis melukiskan dunia, namun mereka masih belum

mampu untuk melaksanakan “ Operation (operasi) ”, yaitu

tindakan mental yang diinternalisasikan yang

memungkinkan anak-anak melakukan secara mental yang

sebelumnya dilakukan secara fisik.

Perbedaan tahap ini dengan tahap sebelumnya adalah

“ kemampuan anak mempergunakan simbol”. Penggunaan

simbol bagi anak pada tahap ini tampak dalam lima

gejala berikut:

a) Imitasi tidak langsung

Anak mulai dapat menggambarkan sesuatu hal yang

dialami atau dilihat, yang sekarang bendanya sudah

tidak ada lagi.Jadi pemikiran anak sudah tidak

dibatasi waktu sekarang dan tidak pula dibatasi oleh

tindakan-tindakan indrawi sekarang.

Contoh: anak dapat bermain kue-kuean sendiri

atau bermain pasar-pasaran. Ini adalah hasil

imitasi.

b) Permainan Simbolis

Sifat permainan simbolis ini juga imitatif,

yaitu anak mencoba meniru kejadian yang pernah

dialami.

Contoh: anak perempuan yang bermain dengan

bonekanya, seakan-akan bonekanya adalah adiknya.

12

c)     Menggambar

Pada tahap ini merupakan jembatan antara

permainan simbolis dengan gambaran mental.Unsur pada

permainan simbolis terletak pada segi “kesenangan”

pada diri anak yang sedang menggambar.Sedangkan

unsur gambaran mentalnya terletak pada “usaha anak

untuk memulai meniru sesuatu yang riel”.

Contoh: anak mulai menggambar sesuatu dengan

pensil atau alat tulis lainnya.

d) Gambaran Mental

Merupakan penggambaran secara pikiran suatu

objek atau pengalaman yang lampau.Gambaran mental

anak pada tahap ini kebanyakan statis. Anak masih

mempunyai kesalahan yang sistematis dalam

mengambarkan kembali gerakan atau transformasi yang

ia amati.

Contoh yang digunakan Piaget adalah deretan

lima kelereng putih dan hitam.

e) Bahasa Ucapan

Anak menggunakan suara atau bahasa sebagai

representasi benda atau kejadian. Melalui bahasa

anak dapat berkomunikasi dengan orang lain tentang

peristiwa kepada orang lain.

13

6. Tahap Operasi berfikir Kongkret

Tahap ini berada pada rentang usia 7-11

tahun.tahap ini dicirikan dengan perkembangan system

pemikiran yang didasarkan pada aturan-aturan yang

logis. Anak sudah mengembangkan operasi logis. Proses-

proses penting selama tahapan ini adalah:

a. Pengurutan

Yaitu kemampuan untuk mengurutkan objek

menurut ukuran, bentuk, atau ciri

lainnya.Contohnya, bila diberi benda berbeda

ukuran, mereka dapat mengurutkannya dari benda

yang paling besar ke yang paling kecil.

b. Klasifikasi

Kemampuan untuk memberi nama dan

mengidentifikasi serangkaian benda menurut

tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain,

termasuk gagasan bahwa serangkaian benda-benda

dapat menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian

tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan

logika berupa animisme (anggapan bahwa semua benda

hidup dan berperasaan).

c. Decentering

Anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek

dari suatu permasalahan untuk bisa memecahkannya.

Sebagai contoh anak tidak akan lagi menganggap

14

gelas lebar tapi pendek lebih sedikit isinya

dibanding gelas kecil yang tinggi.

d. Reversibility

Anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-

benda dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan

awal. Untuk itu, anak dapat dengan cepat

menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-4 akan sama

dengan 4, jumlah sebelumnya.

e. Konservasi

Memahami bahwa kuantitas, panjang, atau

jumlah benda-benda adalah tidak berhubungan dengan

pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-

benda tersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi

gelas yang seukuran dan isinya sama banyak, mereka

akan tahu bila air dituangkan ke gelas lain yang

ukurannya berbeda, air di gelas itu akan tetap

sama banyak dengan isi gelas lain.

f. Penghilangan sifat Egosentrisme

Kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut

pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut

berpikir dengan cara yang salah). Sebagai contoh,

Lala menyimpan boneka di dalam kotak, lalu

meninggalkan ruangan, kemudian Baim memindahkan

boneka itu ke dalam laci, setelah itu baru Lala

kembali ke ruangan. Anak dalam tahap operasi

konkrit akan mengatakan bahwa Lala akan tetap

15

menganggap boneka itu ada di dalam kotak walau

anak itu tahu bahwa boneka itu sudah dipindahkan

ke dalam laci oleh Baim.

7. Tahap Operasi berfikir Formal

Tahap operasional formal adalah periode terakhir

perkembangan kognitif dalam teori Piaget. Tahap ini

mulai dialami anak dalam usia 11 tahun dan terus

berlanjut sampai dewasa. Karakteristik tahap ini adalah

diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak,

menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari

informasi yang tersedia.

Dalam tahapan ini, seseorang dapat memahami hal-

hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai.Dilihat dari

faktor biologis, tahapan ini muncul saat pubertas (saat

terjadi berbagai perubahan besar lainnya), menandai

masuknya ke dunia dewasa secara fisiologis, kognitif,

penalaran moral, perkembangan psikoseksual, dan

perkembangan sosial. Beberapa orang tidak sepenuhnya

mencapai perkembangan sampai tahap ini, sehingga ia

tidak mempunyai keterampilan berpikir sebagai seorang

dewasa dan tetap menggunakan penalaran dari tahap

operasional konkrit.

Pada tahap ini, remaja telah memiliki kemampuan

untuk berpikir sistematis, yaitu bisa memikirkan semua

kemungkinan untuk memecahkan suatu persoalan. Contoh:

ketika suatu saat mobil yang ditumpanginya mogok, maka

jika penumpangnya adalah seorang anak yang masih dalam

16

tahap operasi berpikir kongkret, ia akan berkesimpulan

bahwa bensinnya habis. Ia hanya menghubungkan sebab

akibat dari satu rangkaian saja. Sebaliknya pada remaja

yang berada pada tahap berfikir formal, ia akan

memikirkan beberapa kemungkinan yang menyebabkan mobil

itu mogok. Bisa jadi karena businya mati, atau karena

platinanya, dll.

Seorang remaja pada tahap ini sudah mempunyai

ekuilibrum yang tinggi, sehingga ia dapat bepikir

fleksibel dan efektif, serta mampu berhadapan dengan

persoalan yang kompleks. Remaja dapat berfikir

fleksibel karena dapat melihat semua unsur dan

kemungkinan yang ada.Dan remaja dapat berfikir efektif

karena dapat melihat pemikiran mana yang cocok untuk

persoalan yang dihadapi.

Dimulai dari tahap ini juga individu mengalami tahap

pengembangan intelektual yang cukup signifikan. Menurut Robert

Stenberg, kecerdasan teerdiri dari tiga aspek atau dikenal

dengan triarkis teori (triarthic theory), yaitu :

Componential Intelligence (Kecerdasan Komponensial) berarti bahwa

kemampuan untuk meggunakan strategi pemrosesan informasi

internalketika individu mengidentifikasi dan berpikir tentang

pemecahan masalah dan mengevaluasi hasil

Eexperiential Intelligence (Kecerdasan Eksperiensial) adalah kemampuan

mentransfer pembelajaran secara efektif untuk memperoleh

keterampilan baru melalui proses membandingkan informasi lama

dengan informasi baru.

17

Contextual Intelligence (Kecerdasan Kontekstual) adalah kemampuan

untuk menerapakan keceerdasan prakits mengenai kondisi

sekitarnya, termasuk memiliki kepedulian sosial dan budaya.

Pada tahap ini juga terjadi pengembangan moral dan penilaian

untuk menentukan mana yang benar dan mana yang salah. Lawrence

Kohlberg mengemukakan suatu teori perkembangan moral manusia

dengan tiga tingkat yang terdiri dari enam tahap, yaitu:

Tingkat pertama, moralitas prakonventional (preconventional

morality) dilakukan dengan alasan moral dan perilaku (tahap

1) dan kepentingan non-empatetik (nonempathetic) diiri

sendiri (tahap 2)

Tingkat kedua, moralitas konvensional (conventional morality)

mengacu pada kesesuaian dan membantu orang lain (tahap

3), serta mematuhi hukum dan menjaga ketertiban (tahap

4).

Tingkat ketiga, moralitas pasca konvensional

(postconventional morality) terkait dengan sifat relatif

menerima dan berubah dari peraturan dan perundang-

undangan (tahap 5), serta mengarahkan perhatian hati

nurani dengan hak asasi manusia (tahap 6)

2. Tahap-tahap Perkembangan Secara Umum.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli, maka secara umum

tahap/fase perkembangan individu yaitu :

1. Masa usia pra sekolah (0 – 6 tahun)

18

Masa ini terbagi 2 yaitu : masa vital masa dimana

individu menggunakan fungsi – fungsi biologis untuk

menemukan berbagai hal dalam dunianya, dan masa estetik

(keindahan) adalah masa perkembangan rasa keindahan

dimana dalam masa ini perkembangan anak yang terutama

adalah fungsi pancainderanya.

2. Masa usia sekolah dasar (6 – 12 tahun)

Masa ini disebut juga masa intelektual atau masa

keserasian bersekolah. Masa ini diperinci menjadi 2 fase,

yaitu :

19

1. Masa kelas – kelas rendah sekolah dasar

Sifat – sifat yang umum pada masa ini biasanya anak tundukpada peraturan – peraturan tradisional, adanyakecenderungan memuji diri sendiri, suka membanding –banding kan dirinya dengan anak yang lain.

2. Masa kelas – kelas tinggi sekolah dasar

Sifat – sifat khas anak dalam masa ini antara lain :adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari – hari,amat realistic (ingin mengetahui dan belajar), biasanyaanak gemar membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama– sama.

Masa keserasian berekolah diakhiri dengan masa yang disebut poeral. Sifat – sifat khas anak pada masa poeral ini menurut para ahli yaitu :

1. Ditujukan untuk berkuasa (sikap, tingkah laku, dan perbuatan)

2. Ekstraversi (berorientasi keluar dirinya, misalnya mencari teman sebaya untuk memenuhi kebutuhan fisiknya).

3. Masa usia sekolah menengah (12 – 18 tahun) Masa ini dapat diperinci menjadi beberapa masa, yaitu :

a. Masa praremaja (remaja awal), masa ini ditandai olehsifat – sifat negatif pada si remaja sehingga seringkalimasa ini disebut masa negatif seperti tidak tenang, kurangsuka bekerja, pesimistik.

b. Masa remaja (remaja madya), pada masa ini remajamencari sesuatu yang dipandang bernilai, pantas dijunjungtinggi dan dipuja – puja, dan ia membutuhkan teman yangdapat memahami dan menolongnya saat suka maupun duka.

c. Masa remaja akhir, masa ini remaja dapat menentukanpendirian hidupnya.

4. Masa usia mahasiswa (18 – 25 tahun)

20

Masa usia mahasiswa biasanya berusia 18 – 25 tahun, danpada masa inilah remaja memiliki pemantapan pendirianhidup.

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Dari banyak pendapat mengenai teori tahap

perkembangan manusia, teori tahapan yang dikemukakan

Piaget dianggap paling mengena terhadap proses pendidikan

anak, karena tahap perkembangan kognitif dari Piaget

menjeasakan t

Piaget membangun teorinya berdasarkan pada konsep Skema

yaitu, stuktur mental atau kognitif ntang proses

terbentuknya nalar atau rasional anak terhadap

lingkungannya yang menyebabkan seseorang secara

intelektual beradaptasi dan mengoordinasikan lingkungan

sekitarnya. Skema pada prinsipnya tidak statis melainkan

selalu mengalami perkembangan sejalan dengan perkembangan

kognitif manusia. Berdasarkan asumsi itulah, Piaget

berpendapat bahwa belajar merupakan proses menyesuaikan

pengetahuan baru ke dalam struktur kognitif yang telah

21

dipunyai seseorang. Penekanan Piaget tentang betapa

pentingnya fungsi kognitif dalam belajar didasarkan pada

tahap perkembangan kognitif manusia.

C. Saran

Sumbangan bagi praktek pendidikan untuk karya – karya

Piaget mengenali pengetahuan yang disosialisasikan dari

sudut pandangan anak. Implementasi kurikulum menjadi

kurang oleh kenyataan bahwa teorinya tidak memasukan

hubungan antara berfikir logis dan pelajaran – pelajaran

pokok seperti membaca dan menulis.

Daftar Referensi

Danim, Sudarwan, 2011,Perkembangan Peserta Didik, Bandung.

Penerbit: Alfabeta

http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_perkembangan_kognitif

diakses pada 1 April 2015 pukul 18.10

http://www.asikbelajar.com/2012/12/piaget-dan-teori-tahap-

tahap.html diakses 29 Maret 2015 12:05

22

http://atariuz.blogspot.com/2013/03/teori-perkembangan-

kognitif-piaget.html diakses 29 Maret 2015 13:14

http://edukasi.kompasiana.com/2011/03/12/teori-perkembangan-

kognitif-jean-piaget-dan-implementasinya-dalam-

pendidikan-346946.html diakses 29 Maret 2015 14:04

http://www.psikologizone.com/favicon.ico/Teori Kognitif

Psikologi Perkembangan Jean Piaget/29 Maret 2015 15.11

Mukhlis, Hirmaningsih, 2010, Teori Psikologi Perkembangan,

Pekanbaru. Penerbit: Psikologi Press

Santrock, John W.,2002, Life Span Development Perkembangan masa

Hidup Jilid 1, Penerbit: Erlangga.

Yusuf, Syamsul, 2001, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,

Penerbit: Rinea Cipta

23