MENELISIK INDUSTRI PERTAHANAN NASIONAL

187
STRATEGI PERTAHANAN STRATEGI PERTAHANAN Menelisik Menelisik INDUSTRI INDUSTRI PERTAHANAN PERTAHANAN NASIONAL NASIONAL ( Potensi, Kendala & Prospek ) ( Potensi, Kendala & Prospek ) Oleh : Oleh : Yan Daryono Yan Daryono BANDUNG BANDUNG

Transcript of MENELISIK INDUSTRI PERTAHANAN NASIONAL

STRATEGI PERTAHANAN STRATEGI PERTAHANAN

Menelisik Menelisik INDUSTRI INDUSTRI PERTAHANANPERTAHANAN NASIONALNASIONAL

( Potensi, Kendala & Prospek )( Potensi, Kendala & Prospek )

Oleh : Oleh : Yan Daryono Yan Daryono

BANDUNG BANDUNG

2015 2015

PENGANTAR PENULIS

Wilayah NKRI yang sangat luas menuntutjaminan keamanan dan pertahanan yang mumpuni.Oleh karena itu - sesuai dengan amanat undang-undang - pihak yang paling bertanggungjawabterhadap keamanan dan pertahanan tersebutadalah TNI ( Tentara Nasional Indonesia ).Karena para ksatria itulah yang bertugasmenjaga keamanan dan pertahanan wilayah NKRI,baik di darat, di laut mau pun di udara.Melindungi kedaulatan negara dan bangsaseperti ditegaskan dalam Undang-Undang RI No.3– Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara danUndang-Undang RI No.34 – Tahun 2004 tentangTNI.

Maka untuk melaksanakan tugas pokok danfungsinya, TNI memerlukan berbagai dukungan,di antaranya adalah dukungan alutsista yangmemadai. Terkait dengan dukungan alutsistaitulah, Pemerintah RI menyelenggarakanindustri pertahanan nasional sebagai industristrategis yang berkelanjutan seperti tercantum

2

dalam Undang-Undang RI No.16 – Tahun 2012tentang Industri Pertahanan.

Meski tidak menjadi perhatian publik,industri pertahanan nasional terusberproduksi menghasilkan berbagai jenisalutsista dan kelengkapan pendukungnya. Baikuntuk pertahanan darat, laut, mau punudara. Semua produk yang dihasilkan adalahkarya anak bangsa yang patut diapresiasi dandibanggakan, bahkan didukung sepenuhnya.

Karya tulis ini hanya mengungkapsebagian kecil tentang industri pertahanannasional dengan segala aspeknya. Namundemikian, mudah-mudahan karya tulis ini tetapmemberi manfaat yang turut menunjangpeningkatan industri pertahanan tersebut.Bukankah negara yang kuat dan diseganioleh negara-negara lain di dunia, tidak lainkarena pertahanannya yang kuat. Pertahananyang kuat tentu haruslah ditunjang denganalutsista yang kuat pula.

Terimakasih.

Bandung, Agustus 2015

Yan Daryono

3

untuk mengenang ayahanda tercintaAlmarhum SoedarjonoWreksomindojoEx Brigade XVII - Tentara Pelajar

Surakarta“ Rame ing gawe sepi ing pamrih.

Rawe-rawe rantas, malang-malang putung.Jer besuki mawabea....”

4

Daftar Isi

- Pengantar Penulis- Daftar Isi

1. Kondisi Wilayah NKRI :A. LatarbelakangB Perkiraan AncamanC. Agenda Keamanan NasionalD. Strategi Pertahanan Nasional

2. Industri Pertahanan Nasional :A. Gambaran UmumB. Industri Alat Utama Sistem

PersenjataanC. Industri Komponen UtamaD. Industri Pendukung

3. Analisis Permasalahan :A. Kendala dan TantanganB. Peluang C. Solusi

5

4.Potensi dan Prospek

5. Kesimpulan dan Penutup

- Daftar Pustaka

1. Kondisi Wilayah NKRI

A. Latarbelakang

Iwan Gayo, mantan wartawan yangmenyusun “Buku Pintar Indonesia” sejak tahun1986, menulis data di dalam buku yangditerbitkannya itu bahwa Negara KesatuanRepublik Indonesia ( NKRI ) merupakansalah satu negara kepulauan terbesar kelima di dunia. Berabad-abad silam,negara kepulauan ini dijulukisebagai negeri rempah-rempah. BahkanKtut Tantri, penulis keturunan Inggrisyang berkebangsaan Amerika, menyebutnegeri rempah-rempah ini sebagai negeri

6

di balik bulan. Sungguh memang negeriyang eksotik.

Negara yang memiliki 17.508 pulaubesar dan kecil bagai untaian zamruddi khatulistiwa ini, berada padakordinat 60 Lintang Utara - 110 LintangSelatan dan di antara Garis Meredian 950

dan 1410 Timur Greenwich dengan garispantai membujur dari Barat ke TimurKhatulistiwa sepanjang 5.110 kilometerserta Garis Meredian yang membujur dariUtara ke Selatan sepanjang 1.888kilometer.

Luas wilayah seluruhnya meliputi5.193.252 km2 yaitu 1.904.569 km2

merupakan luas wilayah daratan dan3.288.683 km2 adalah luas lautan 1.Secara geografis, Indonesia terletak diantara Benua Asia dan Benua Australia,serta Samudra Hindia dan SamudraPasific. Kemudian sesuai dengan KonvensiPBB tentang Hukum Laut ( UNCLOS ) tahun1982, Indonesia juga memiliki 3 (tiga)ALKI atau Alur Laut Kepulauan Indonesiaseperti Selat Sunda, Selat Lombok danSelat Makassar 2. Sedangkan batas

1 Iwan Gayo – Buku Pintar Indonesia Seri Senior – ( Upaya Warga Negara cet. 29 – th 2000 ) hal 72 Buku Putih PERTAHANAN INDONESIA 2008 – 2013 . Kemenhan RI 2008, hal 17.

7

negaranya berada di dua matra, yaitu dilaut ( batas maritim) dengan 10(sepuluh) negara tetangga dan di darat( batas kontinen) dengan 3 (tiga) negaratetangga. Negara-negara yang mempunyaikawasan perbatasan maritim denganIndonesia antara lain Singapura, Thailand,India, Filipina, Vietnam, Papua New Guinea, Australia,Palau dan Republik Demokratik Timur Leste( RDTL). Sedangkan negara-negara yangmempunyai perbatasan kontinen denganIndonesia yaitu Malaysia, Papua New Guineadan Republik Demokratik Timor Leste ( RDTL ).

Menurut data BPS ( Biro PusatStatistik ) tahun 2009, jumlah pendudukIndonesia sudah mencapai lebih dari 230juta jiwa. Bahkan pada tahun 2050mendatang - menurut prediksi PBB -jumlah penduduk Indonesia akanmencapai 350 juta jiwa sehinggamelebihi populasi penduduk di Tiongkokatau pun India, atau disebut jugasebagai bonus demografi. Oleh sebab itudi kawasan Asia Tenggara saat ini,Indonesia dinilai sebagai negara yangpopulasi penduduknya terbilang palingbanyak dan padat. Terdiri atas 370 sukubangsa dengan 67 bahasa induk serta

8

hidup dalam keanekaragaman budaya ( multietnik ) 3.

Indonesia memiliki kekayaan sumberdaya alam yang berlimpah ruah sepertiminyak bumi, gas alam, emas, timah,mangan, bauksit, batu bara danberbagai mineral alam lainnya. Termasukjuga hasil hutan, perkebunan dan hasillaut yang luas, yang turut mendukungkebutuhan dunia internasional. Sehinggadengan demikian Indonesia dinilaisebagai negara yang memiliki potensistrategis di dunia internasional.Dampaknya kemudian adalah mendorongnegara - negara besar denganperekonomiannya yang mapan, memilikibanyak kepentingan terhadap Indonesia.Bahkan sejak sepuluh abad silam,Indonesia sudah memiliki peran pentingdalam perekonomian dunia. Sejarahpanjang Nusantara telah mencatat denganjelas bangsa-bangsa yang berdatangan kenegeri rempah-rempah ini untukkepentingan ekonomi, budaya sekaliguspenyebaran agama. Mulai dari bangsaCina dan India yang sering melintasdi perairan Selat Malaka dan Selat

3 Iwan Gayo – Buku Pintar Indonesia Seri Senior – ( Upaya Warga Negara ct.29 – th 2000 ) hal 7

9

Makassar, lalu singgah dan menetap. Adayang menetap sementara namun tidaksedikit pula yang menetap permanen.Selanjutnya bangsa Eropa punberdatangan, khususnya bangsa Belandadan Portugal yang kemudian melakukankoloni dan penjajahan di berbagai daerahdi Indonesia, sampai akhirnya datangpula bangsa Arab untuk berniaga sertamenyebarkan agama 4.

Kini, setelah sepuluh abadberselang, kondisi Indonesia sebagaisuatu negara telah banyak mengalamiperubahan. Baik perubahan peradaban, maupun perubahan kebudayaannya. Bahkanteknologi Informasi dan komunikasi ataupun satelit, mulai merambah dikalangan masyarakat Indonesia diberbagai lapisan. Sehingga saat ini,sepertinya bagi sebagian besarmasyarakat di Indonesia, dunia telahmenjelma seolah menjadi tanpa batas.

Kondisi demikian tentu memberidampak positif mau pun negatif. Dampakpositifnya, sekarang ini berkat dukunganperangkat teknologi informasi dan

4 Lihat buku Sejarah Indonesia : NUSANTARA – karya Bernard H.M. Vlekke – ( KPG dan Freedom Institute 2008 )

10

komunikasi yang semakin modern dancanggih, masyarakat Indonesia denganmudahnya mengakses informasi darinegara mana pun. Sedangkan dampaknegatifnya, sekarang ini berbagaipengaruh asing mulai melanda kehidupansebagian masyarakat Indonesia,khususnya dalam hal gaya hidup ( lifestyle ). Kelak semua pengaruh asing itudapat saja berubah menjadi ancamanterhadap bangsa dan negara. Ancamansosial budaya, ancaman ekonomi, ancamanlingkungan hidup dan sebagainya yangpada akhirnya menjadi ancaman terhadapkeamanan dan pertahanan negara.

B. Perkiraan Ancaman

Menurut Richard Ullman, ancamanterhadap keamanan nasional suatunegara dipahami atau didefinisikansebagai suatu tindakan atau serangkaianperistiwa yang dapat memberikanancaman. Pertama ancaman secaralangsung mau pun tidak langsung untukmembahayakan kehidupan masyarakat disuatu negara dan ke dua untuk membatasipilihan-pilihan kebijakan pemerintahsuatu negara atau berbagai entitas

11

yang tidak terkait dengan pemerintahandi negara tersebut. Maka jelas bahwakeamanan bukan hanya terbatas padadimensi militer, seperti seringdiasumsikan dalam diskusi tentang konsepkeamanan bahwa ancaman ini tidak hanyadihadapi dengan kekuatan militer, namundihadapi oleh keamanan secaramenyeluruh (comprehensive security), yangmenempatkan keamanan sebagai konsepmultidimensional sehingga sistemkeamanan akan tewujud bilalingkungan hidupnya terjamin. Dan disisi lain - menurut TNI - ancaman kedepan tidak lagi bersifat tunggalmelainkan jamak dan multidimensionalsehingga perlu direspons denganpenyiapan kekuatan terpadu dalamkerangka Trimatra Terpadu TNI.5

Selanjutnya ancaman tersebutterbagi menjadi 2 ( dua ) jenis, yaituancaman militer dan ancaman nirmiliter.Ada pun yang dimaksud dengan ancamanmiliter yaitu ancaman yang bersifatinvasi militer dari negara lainterhadap kedaulatan Republik Indonesia.

5 MABES TNI – PEMBANGUNGAN KEKUTAN POKOK MINIMUM TNI Tahun 2010 – 2024. Lampiran Peraturan Panglima TNI Nomor Perpang/15/V/2010. Tanggal 5 Mei 2010. Hal 12

12

Baik dalam bentuk Perang Konvensionalmau pun Perang Modern atau Revolution inMilitary Affairs. Sedangkan pengertianterhadap ancaman nirmiliter lebihkomplek dan multidimenional sepertipengaruh ideologi, politik, ekonomi,budaya, industri dan sebagainya.

Meskipun kemungkinan potensiancaman militer sangat kecil dan nyaristidak mungkin terjadi, tetapi adabaiknya kita semua tetap waspada danbersiap-siaga bilamana ancaman tersebutjustru menjadi kenyataan. Lihat sajakondisi di Timur Tengah saat ini yangdilanda perang tak kunjung akhir. Begitupula di kawasan Eropa Timur, PemerintahRusia telah melakukan invasi ke wilayahUkraina, Kroasia dll. KemudianPemerintah Tiongkok mulai berkonflikdengan Pemerintah Vietnam dan Taiwanterkait Laut Cina Selatan. Konflik KoreaUtara dengan Korea Selatan, konflikPalestina dengan Israel yang terusmeruncing, konflik agama dan etnikdi Afrika serta lain sebagainya. Singkatkata, di beberapa negara di belahan bumiini sedang dilanda perang yangmelelahkan dan menelan banyak korbanjiwa.

13

Kondisi yang digambarkan di atas,tidak boleh dipandang remeh sebelahmata. Karena selama ini Indonesia jugatidak luput dari gangguan keamanan olehkalangan separatis bersenjata, misalnyaGerakan Aceh Merdeka ( GAM ), RepublikMaluku Selatan ( RMS ), Organisasi PapuaMerdeka ( OPM ) dan sebagainya yangmerongrong kedaulatan NKRI. Ditambahlagi dengan aksi-aksi terorisme yangmengemban ideologi Islam transnasional,peredaran narkoba, pencurian ikan,pembalakan hutan, perdagangan manusiadan masih banyak lagi. Semua itu adalahancaman terhadap pertahanan dan keamanannegara.

Maka untuk menghadapi berbagaiancaman pertahanan dan keamanantersebut, Pemerintah Indonesia perlumemperkuat potensi militernya yaitu TNI( Tentara Nasional Indonesia ). Apalagibila menyimak ketentuan dalam Undang-Undang No.3 – Tahun 2002 tentangPertahanan Negara yang menegaskanbahwa :

“sistem pertahanan negara adalah sistempertahanan yang bersifat semesta yangmelibatkan seluruh warga negara, wilayah dan

14

sumber daya nasional lainnya, serta dipersiapkansecara dini oleh pemerintah dan diselenggarakansecara total, terpadu, terarah dan berlanjut untukmenegakkan kedaulatan negara, keutuhanwilayah, dan keselamatan segenap bangsa darisegala ancaman.” 6

Selanjutnya dalam ayat 5 Bab I –Pasal 1, disebutkan bahwa TNImemiliki peran penting sebagai komponenutama yang dipersiapkan untukmelaksanakan tugas-tugas pertahanantersebut. Penegasan atas tugas-tugaspertahanan dimaksud semakin jelastercantum dalam Undang-Undang No.34 –Tahun 2004 tentang TNI. Yaitu tugaspokok TNI adalah bertanggungjawabmelindungi dan menjaga keutuhan wilayahNKRI dari berbagai ancaman. Baik ancamandari luar mau pun ancaman dari dalamnegeri. Sehingga di dalam Undang-UndangNo.34 – Tahun 2004 itu, ditegaskan bahwaTNI melaksanakan 2 ( dua ) jenis tugasoperasi yaitu : Operasi Militer Perang (OMP ) dan Operasi Militer Selain Perang( OMSP ) 7.

6 Undang – Undang No.3 – Tahun 2002. Tentang PERTAHANAN NEGARA - Bab I, Pasal 1 – ayat 2. 7 Undang-Undang TNI No.34 – Th 2004. Bab IV – Bagian ke Tiga. Pasal 7 – ayat 2 a dan 2 b.

15

C. Agenda Keamanan Nasional

Langkah utama yang paling idealdalam membangun kekuatan pertahanandan keamanan negara, ialah denganmeningkatkan kekuatan militer danpersenjataannya. Sehingga di saatmenapak abad 21 ini, negara-negara diseluruh dunia ( khususnya negara-negaramaju ) semakin memperkuat peranmiliternya sebagai bagian penting dariagenda keamanan nasional negerinya.Contohnya Amerika Serikat, Australia,negara-negara di Eropa dan kawasan Asia.Bahkan Pemerintah Jepang yang selama initidak terlalu mengutamakan peranmiliternya, sekarang justru merumuskanprogram mengembalikan pembangunankekuatan militer besertapersenjataannya. Singkat kata hampirsemua negara di dunia berlombameningkatkan kekuatan peran militernyauntuk menunjukkan kepada duniainternasional, bahwa mereka sudah siapsiaga menghadapi kontestasi kekuatanmiliter dan persenjataannya demimelindungi kedaulatan negara masing-masing.

16

Pemerintah RI telah sejak lamamemprioritaskan upaya peningkatankekuatan militer ( TNI ) sebagai salahsatu agenda pertahanan dan keamanannasional. Yaitu dengan meningkatkankemampuan ( skill ) profesional paraprajurit TNI dalam program Tri Matraterpadu, sekaligus memodernisasipersenjataannya. Baik itu alutsista yangdibeli dari negara lain, mau punpersenjataan hasil industri nasional.Karena permasalahan vital yang selamaini terjadi adalah penggunaan ataupengadaan alutsista yang belummencerminkan keterpaduan matra. Sehinggaterkait hal tersebut diperlukanindustri pertahanan nasional yangtangguh dan mandiri. Namun harus diakui,untuk memiliki industri pertahananyang tangguh dan mandiri itu dibutuhkanbanyak faktor pendukung. Misalnyasumberdaya manusia yang ahli danprofesional di bidang industri tersebut,dukungan pasokan bahan baku yang cukup,serta dukungan pendanaan yang memadaipula.

Namun sebelum lebih jauh kitamembahas tentang industri pertahananini, ada baiknya dipahami dahulu apa

17

yang dimaksud dengan industri pertahanan? Secara sederhana, industri pertahanandapat didefinisikan sebagai suatuindustri nasional ( pemerintah mau punswasta ) yang produknya baik secarasendiri atau kelompok, termasuk jasapemeliharaan dan perbaikan yang ataspenilaian pemerintah dapat dimanfaatkanuntuk kepentingan pertahanan negara 8.Selain itu industri pertahanan dapatjuga disebut sebagai industri militerkarena kegiatannya yang sebagian besarmeliputi kegiatan penelitian,pengembangan, produksi dan pelayananperalatan serta fasilitas militer.Sedangkan hakekat dari industripertahanan ialah sebagai bagian daritatanan industri nasional yang secarakhusus memiliki kemampuan atau potensiyang dapat dikembangkan untukmenghasilkan produk berupa sistemsenjata, peralatan dan perlengkapantermasuk berbagai jasa pekerjaan yangterkait dengan kepentinganpenyelenggaraan pertahanan negara.

8 http://www.ristek.go.id. – Wikipedia : Ensiklopedia bebas.

18

Kriteria industri pertahananantara lain adalah :

- Industri pertahanan merupakan bagian dariindustri nasional dan tergolong dalam kelompokindustri strategis.

- Industri pertahanan bersumber dari potensiindustri nasional ( pemerintah mau pun swasta ).

- Industri pertahanan berkemampuanmenghasilkan sistem senjata, peralatan dandukungan logistik serta berbagai jasa yang terkaitdengan kepentingan pertahanan di sampingmampu menghasilkan produk-produk komersialdalam rangka mendukung pertumbuhan ekonominasional.

- Industri pertahanan dalam pengelolaannya tidakterlepas dari prinsip-prinsip ekonomi yangberlaku.

- Industri pertahanan harus mampumengkonversikan atau mentransformasikankapasitas dan kapabilitas produksinya secaracepat selaras dengan tuntutan kebutuhanpertahanan, khususnya jika dalam keadaandarurat. Misalnya dalam keadaan perang.

19

- Industri pertahanan dikembangkan secarabertahap sesuai perkembangan postur TNI dantuntan perkembangan teknologi sistempersenjataan.

- Industri pertahanan harus mampu berperandalam mengurangi ketergantungan terhadap luarnegeri, khususnya terhadap pemenuhankebutuhan sarana pertahanan.

- Industri pertahanan harus didukung olehkemampuan RDT & E yaitu Research DevelopmentTest and Evaluation yang tangguh dan konsistenbagi perkembangan iptek.

Industri pertahanan yang kuatmemiliki 2 ( dua ) efek utama yaitu efeklangsung terhadap pembangunan kemampuanpertahanan, kemudian efek terhadappembangunan ekonomi dan teknologinasional. Di bidang pembangunankemampuan pertahanan misalnya,industri pertahanan yang kuat akanmenjamin pasokan kebutuhan alutsista dansarana pertahanan secaraberkelanjutan. Ketersediaan pasokanalutsista secara berkelanjutan menjadiprasyarat mutlak bagi keleluasaan dankepastian untuk menyusun rencana

20

pembangunan pertahanan dalam jangkapanjang, tanpa adanya kekhawatiranterhadap fakor-faktor politik danekonomi seperti embargo atau restriksi.

Industri pertahanan dapatmemberikan efek pertumbuhan ekonomi danindustri nasional, yaitu ikutmenggairahkan industri nasional yangberskala internasional, penyerapantenaga kerja dalam jumlah yang cukupsignifikan, transfer teknologi yangdapat menggairahkan sektor penelitiandan pengembangan, sekaligus memenuhikebutuhan sektor pendidikan nasional dibidang sains dan teknologi.

Maka untuk memenuhi prasyaratpembangunan industri pertahanantersebut, mau tidak mau KementerianPertahanan R.I. selaku penanggungjawabutama sistem pertahanan Indonesia,memerlukan kerjasama dengan pihak lainuntuk mewujudkan pengembangan industripertahanan yang mandiri. Dengan katalain pemberdayaan industri nasionaluntuk pembangunan pertahanan memerlukankerjasama di antara tiga pilar industripertahanan yaitu a) Badan Penelitian danPengembangan, b) kalangan perguruan tinggi, c)kalangan industri, sementara Kementerian

21

Pertahanan R.I. berfungsi sebagaikoordinator dan pengawas kegiatanindustri tersebut. Ketiga pilar itu punharus didukung dan dibentengi olehkebijakan nasional yang jelas untukmenggunakan berbagai produk hasilindustri dimaksud.

Namun keberhasilan pembangunanindustri pertahanan nasional, tentujuga tidak terlepas dari peran danfungsi Balitbang Indhan ( BadanPenelitian dan Pengembangan IndustriPertahanan ) yang bernaung di bawahKementerian Pertahanan R.I.9 Yaknisesuai dengan ketentuan Undang-UndangR.I. No.3 – Tahun 2002 tentangPertahanan Negara, Pasal 23 ayat (1)yang menyebutkan ; “ Bahwa dalam rangkameningkatkan kemampuan pertahanan negara,Pemerintah melakukan penelitian danpengembangan industri dan teknologi di bidangpertahanan.” Kemudian pada pasal yangsama namun di ayat (2) ditegaskan ; “Dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksuddalam ayat (1), Menteri mendorong dan memajukanpertumbuhan industri pertahanan.”

9 Tim Puslitbang Indhan Balitbang Dephan – http://www.balitbang.kemhan.go.id.

22

Terkait dengan ketentuan Pasal 23ayat (1) dan (2) di atas, Undang-UndangR.I. No.18 – Tahun 2002 tentang SistemNasional Penelitian, Pengembangan danPenerapan Ilmu Pengetahuan dan TeknologiPasal 4, mendukung ketentuan Pasal 23 diatas tadi. Yakni disebutkan ; “ SistemNasional Penelitian Pengembangan dan PenerapanIptek bertujuan memperkuat daya dukung Iptek bagikeperluan mempercepat pencapaian tujuan negara,serta meningkatkan daya saing dan kemandirianmemperjuangkan kepentingan negara dalampergaulan internasional “. Maka akhirnyatidak disangsikan lagi bahwakeberhasilan industri pertahanannasional, juga mengandalkan peran danfungsi serta kemampuan Balitbang Indhantersebut.

D. Strategi Pertahanan dan KeamananNasional

Buku Putih Pertahanan Indonesiaperiode 2008-2013 menegaskan, sistempertahanan Negara Indonesia meliputi 3 (tiga ) fungsi yaitu (1) fungsipenangkalan, ( 2) fungsi penindakan dan (3)

23

fungsi pemulihan 10. Penjelasannya sepertiberikut :

Fungsi Penangkalan :

Fungsi penangkalan merupakan keterpaduanusaha pertahanan untuk mencegah ataumeniadakan niat dari pihak tertentu yangingin melakukan serangan militer keIndonesia. Fungsi penangkalan tersebutdilaksanakan dengan strategi penangkalanyang bertumpu kepada instrumenpenangkalan berupa instrumen politik,ekonomi, psikologi, teknologi dan militer.Instrumen politik misalnya, menempatkandiplomasi sebagai lini terdepanpertahanan negara yang bersinergi denganfaktor-faktor politik lainnya yangsaling memperkuat. Instrumen ekonomimelalui pertumbuhan ekonomi yangsehat dan cukup tingi akan mewujudkanpencapaian tujuan nasional, yaknimasyarakat yang sejahtera danberkeadilan serta berdaya saing padalingkup regional mau pun global.Instrumen psikologis yang diemban olehsemua komponen pertahanan dalam

10 Buku Putih PERTAHANAN INDONESIA Periode 2008 - 2013, Kemhan RI tahun 2008. Hal 46 - 48

24

mengembangkan kemampuan dilakukan denganmemanfaatkan penggunaan mediakomunikasi, teknologi, serta faktor-faktor psikologis lainnya bagiterwujudnya daya tangkal psikologissecara efektif. Psikologis berintikanfaktor-faktor non fisik berupa tatanilai serta segenap pranata sosial yangdidayagunakan dalam mewujudkan motivasi,tekad dan jiwa juang. Instrumenteknologi dibangun secara bertahapdan berlanjut melalui pengembanganindustri pertahanan dalam negeri demiterwujudnya kemandirian dalam penyediaanalutsista yang berdaya saing denganproduk-produk negara lain. Instrumenmiliter yaitu TNI, sebagai komponenutama pertahanan negara harus mampumengembangkan strategi militer denganefek daya tangkal yang tinggi, sertaprofesional dalam melaksanakan setiaptugas operasi, baik OMP mau pun OMSP.

Fungsi Penindakan :

Fungsi penindakan merupakan keterpaduanusaha pertahanan untuk mempertahankan,melawan dan mengatasi setiap tindakanmiliter dari suatu negara yang mengancam

25

kedaulatan NKRI, keutuhan wilayah NKRI,serta menjamin keselamatan bangsa darisegala ancaman. Fungsi penindakandilaksanakan melalui tindakan pre-emptif danperlawanan, sampai kepada mengusir musuhkeluar dari wilayah Indonesia. Tindakanpre-emptif merupakan bentuk penindakanterhadap pihak lawan yang nyata-nyataakan menyerang Indonesia dengan caramengerahkan kekuatan pertahanan untukmelumpuhkan pihak lawan yang sedangdalam persiapan untuk menyerangIndonesia. Tindakan pre-emptifdilaksanakan di wilayah pihak lawan ataudi dalam perjalanan sebelum memasukiwilayah Indonesia. Tindakan perlawananmerupakan bentuk penindakan terhadappihak lawan yang sedang menyerangIndonesia atau telah menguasai sebagianatau seluruh wilayah Indonesia dengancara mengerahkan seluruh kekuatan negarabaik secara militer mau pun nirmiliter.Tindakan perlawanan diselenggarakandengan sistem Pertahanan dan KeamananRakyat Semesta melalui pengerahankekuatan pertahanan yang berintikan TNIdidukung oleh segenap kekuatan bangsadalam susunan Komponen Cadangan danKomponen Pendukung.

26

Fungsi Pemulihan :

Fungsi pemulihan merupakan keterpaduanusaha pertahanan negara yangdilaksanakan baik secara militer mau punnirmiliter, untuk mengembalikan kondisikeamanan negara yang telah terganggusebagai akibat kekacauan keamanan karenaperang, pemberontakan, atau seranganseparatis, konflik vertikal atauhorizontal, huru-hara, serangan terorisatau bencana alam. TNI bersama denganinstansi pemerintahan lainnya sertamasyarakat melaksanakan fungsi pemulihansebagai wujud pertahanan semesta yangutuh.

Tiga fungsi yang digambarkan diatas adalah sikap terhadap kebijakanstrategis Pemerintah RI dalam membangunkekuatan pertahanan dan keamanannasional. Yakni pertahanan Indonesiadiselenggarakan atas dasar keyakinanterhadap kekuatan yang mandiri. KarenaIndonesia tidak mungkin menyandarkankeselamatan bangsa dan negaranya

27

kepada bangsa lain. Maka dari ketigafungsi di atas, fungsi penangkalanmerupakan fungsi paling utama. Bahwapertahanan Indonesia dengan sistempertahanan semesta dikembangkan melaluikemampuan penangkalan yang bertumpupada kekuatan TNI sebagai KomponenUtama yang didukung oleh seluruh rakyatIndonesia dalam bangunan kekuatan yangmeliputi Komponen Cadangan sertaKomponen Pendukung.

Implementasi fungsi penangkalantersebut - secara strategis - dibangundalam strategi pertahanan berlapis yangmensinergikan lapis pertahanan militerdengan lapis pertahanan nirmilitersebagai suatu kesatuan pertahananterpadu. Lapis pertahanan militermengandalkan kekuatan dan kemampuan TNIdengan alutsista yang andal sertaprajurit profesional untuk mencapaitingkat kekuatan sesuai standarpenangkalan. Ukuran standar penangkalanadalah standar di atas kekuatan pokokminimum ( minimum essential force ) yangmampu menjaga NKRI.

Buku Putih PERTAHANAN INDONESIAperiode 2008 – 2013 juga menyebutkan,bahwa strategi perancangan kapabilitas

28

pertahanan negara dilandasi 6 ( enam )faktor utama 11 yaitu :

Pertama, perkiraan ancaman terhadapIndonesia dari segala kepentingannya,yakni ancaman yang menjadi domain fungsipertahanan, termasuk tugas-tugaspelibatan pertahanan yang sah.

Ke dua, Strategi Pertahanan Negara yangmensinergikan pertahanan militer denganpertahanan nirmiliter sebagai suatukesatuan pertahanan negara yang utuh danmenyeluruh.

Ke tiga, tingkat penangkalan yang memenuhistandar maksimal penangkalan agar dapatmenangkal segala ancaman yangdiperkirakan.

Ke empat, tingkat probabilitas kerawanantertinggi bagi Indonesia yang menjadi

11 Kemenhan RI – Buku Putih PERTAHANAN INDONESIA Periode 2008 – 2013. Hal 119.

29

sumber-sumber ancaman atau sumber-sumberkonflik di masa mendatang.

Ke lima, luas wilayah dan karakteristikgeografi Indonesia yang meliputi pulau-pulau dengan wilayah maritim yang luasdan terbuka.

Ke enam, kemampuan rasional negara dalammembiayai pertahanan negara, termasukdalam pembangunan kapabilitas pertahanannegara dengan tidak mengorbankan sektor-sektor lain.

Maka keenam faktor utama di atasyang menjadi landasan perancangankapabilitas pertahanan negara, besertatiga fungsi utama dalam sistempertahanan negara, merupakan pokokpenting pembangunan strategi pertahanandan keamanan Indonesia di masa kini danmendatang. Dan salah satu faktor yangterpenting dalam upaya pembangunanpertahanan negara, ialah pembangunanindustri pertahanan yang mandiri,kompetitif dan tangguh.

30

***

2.Industri Pertahanan Nasional

A. Gambaran Umum

Tidak dipungkiri tentunya, jikaselama ini Indonesia masih tergantungkepada berbagai produk luar negeri,salah satunya adalah di bidangteknologi pertahanan. Sehingga tidak

31

sedikit alutsista TNI dan Polri yanghampir semuanya dibeli dari negaralain. Alhasil ketergantungan terhadapalutsista produk luar negeri itu membuatIndonesia rentan kepada faktor politik,seperti retriksi dan embargo. Bahkan dengankondisi ketergantungan itu, pihak asingdapat menetapkan berbagai jenispembatasan untuk pembelian alutsistatertentu atau komponen terkait yangmenjadi penghambat pembangunan danpemeliharaan sarana pertahanan NKRI.Contohnya adalah embargo PemerintahAmerika terhadap alutsista TNI padatahun 1999. Pemeliharaan pesawat tempurF16 yang dibeli dari Amerika duadasawarsa silam tidak dapatdipelihara dengan baik dan nyaristidak bisa digunakan karenaPemerintah AS meng-embargo pembeliankomponen pesawat F16 yang dibutuhkan TNIAU. Juga komponen untuk HelikopterPuma, begitu pula halnya dengankomponen jenis senapan mesin otomatisM16 yang juga tidak dapat dipeliharadengan baik karena pembelian komponenyang diperlukan TNI AD di-embargo olehPemerintah AS serta lain sebagainya

32

yang terkait dengan pemeliharaan danperemajaan alutsista tersebut.

Maka atas dasar kondisi demikianitulah, akhirnya Pemerintah RImengupayakan industri pertahanan yangmandiri sebagai salah satu industristrategis nasional. Namun pemberdayaanindustri strategis untuk kepentinganpertahanan nasional tidak berarti bahwaIndonesia ikut ambil bagian dalamkegiatan perlombaan persenjataan dunia,tetapi justru untuk mencapai kemandirandalam pengadaan sarana pertahanannasional.

Oleh sebab itu pembangunanindustri pertahanan nasional merupakanhal yang vital dalam upaya pemenuhankebutuhan sarana pertahanan yang mampudioperasionalkan secara maksimaldalam penyelenggaraan pertahanan. Danmenurut BAB I KETENTUAN UMUM dalamUndang-Undang RI No.16 – Tahun 2012tentang Industri Pertahanan 12,ditetapkan bahwa yang dimaksud sebagaiindustri pertahanan nasional ialah usaha nasional (Pemerintah atau pun Swasta ) yangmemproduksi alat peralatan pertahanan dan

12 Undang-Undang RI – No.16 / Tahun 2012 tentang INDUSTRI PERTAHANAN.

33

keamanan berikut jasa pemeliharaannya, untukmemenuhi kepentingan strategis bidang pertahanandan keamanan. Kemudian dalam BAB IIIKELEMBAGAAN Pasal 10 ayat (1)dijelaskan bahwa unsur-unsur dalamindustri pertahanan antara lain meliputi:

a. Industri alat utamab. Industri komponen utama dan / atau

penunjang.c. Industri komponen dan / atau

pendukung ( perbekalan ).d. Industri bahan baku.

Kemudian untuk mengarahkan danmengawasi kegiatan industripertahanan tersebut, Pemerintahmembentuk lembaga yang dinamakanKomite Kebijakan Industri Pertahanan( KKP ). Lembaga tersebut bertugasmewakili Pemerintah dan memiliki peranpenting dalam mendukung kegiatanindustri pertahanan nasional. Baikdalam perumusan program, pengarahanproduksi, pengawasan dan evaluasi hasilproduksi. Ada pun susunan keanggotaanKKP antara lain seperti berikut :

34

Ketua : Menhan RI merangkap anggota.Wk Ketua : Menteri BUMN merangkap

anggota.Sekretaris : Wa Menhan RI merangkap

anggota.Anggota: 1. Menteri Perindustrian

2. Menteri Riset dan Teknologi3. Panglima TNI4. Kapolri

Dalam melaksanakan tugas-tugasnya,KKP tersebut dibantu oleh kelompokkerja yang berasal dari Pemerintah,perguruan tinggi dan kalangan praktisiprofesional. Mereka itulah yang akanmenentukan arah pembangunan industripertahanan nasional dalam memperkuatpertahanan dan keamanan nasional.

Di sisi lain, keberadaan industripertahanan nasional tidak bisadilepaskan dari peran Prof.B.J.Habibieyang menginisiasi pembentukanindustri strategis tersebut. KeputusanPresiden RI No.59 Tahun 1983 adalahsuatu langkah awal dimulainyapembangunan industri strategis,termasuk industri pertahanan. Atasdasar Kepres itulah sejumlah perusahaannasional di bidang industri pertahanan

35

mulai dibentuk. Misalnya PT.IPTN yangkini berubah nama menjadiPT.Dirgantara Indonesia. Perusahaan inimembidangi industri pertahanankedirgantaraan. Kemudian PT.PAL yangberperan sebagai industri pertahananbidang kemaritiman. SelanjutnyaPT.PINDAD yang membidangipersenjataan dan amunisi. BerikutnyaPT.DAHANA yang membidangi industripeledak dan PT.LEN yang membidangiindustri alat-alat elektronika untukpertahanan dan lain sebagainya yngterkait.

Di samping kelima perusahaannasional di atas, terdapat pulaindustri stratregis lainnya yangjuga diatur oleh Kepres yang samayaitu PT. KRAKATAU STEEL (KS), PT.INDUSTRI TELEKOMUNIKASI INDONESIA (INTI), PT. INDUSTRI KERETA API ( INKA ).Selanjutnya atas dasar KeputusanPresiden RI No.44 Tahun 1984 sejumlahperusahaan strategis itu mengalamiperubahan nama. Misalnya PT.IPTN( Industri Pesawat Terbang Nusantara )menjadi PT. Dirgantara Indonesia, laluPT.Lembaga Elektronika LIPI menjadiPT.LEN ( Lembaga Elektronika

36

Nasional ), Perum DAHANA menjadiPT.DAHANA. Bersamaan Kepres inidibentuk juga PT. Boma Bima Indra danPT. Barata Indonesia sebagai produsenbahan baku. Kedua perusahaan itu jugamenjadi bagian dari industri pertahanannasional.

Sedangkan jenis-jenis produksi

dalam industri pertahanan antara lainmeliputi :

Produk persenjataan pertahanan darat Produk perenjataan pertahanan udara

( kedirgantaraan ) Produk persenjataan pertahanan maritim

( laut ) Produk pendukung

B. Industri Alat Utama SistemPersenjataan

Produk sistem pertahanan darat :

Jenis produk utama di bidangpertahanan darat ialah persenjataan,munisi, kendaraan khusus dan segalapendukungnya. Dalam hal ini pelaksananyaadalah PT. PINDAD ( Pusat Industri

37

Senjata Angkatan Darat ) yangdibantu oleh sejumlah rekanan resmidari pihak BUMN, swasta nasional mau punasing yang telah diseleksi, ditunjuk danditetapkan oleh KKP ( Komite KebijakanIndustri Pertahanan ).

Sebagai salah satu perusahaannasional di bidang industri pertahanan,PT.PINDAD memiliki riwayat yang cukuppanjang. Keberadaannya tidak sertamerta begitu saja, tetapi justrumelalui proses yang berliku. Berikutadalah gambaran singkat tentangriwayat PT.PINDAD yang dikutip darisitus PT.PINDAD 13:

Pada tahun 1808, Gubernur Jenderal BelandaWilliam Herman Daendels yang tengah berkuasa saatitu mendirikan bengkel untuk pengadaan,pemeliharaan dan perbaikan, alat-alat perkakassenjata Belanda bernama Contructie Winkel (CW) diSurabaya. Selain ‘bengkel senjata,’ Daendels kala itujuga mendirikan bengkel munisi berkaliber besarbernama  Proyektiel Fabriek (PF) berikutLaboratorium Kimia di Semarang. Selanjutnyapemerintah kolonial Belanda juga mendirikanbengkel pembuatan dan perbaikan munisi dan bahan

13 Sejarah PT.PINDAD – www.pindad.go.id.

38

peledak untuk angkatan laut mereka yang bernamaPyrotechnische Werkplaats (PW) pada tahun 1850di Surabaya.

Tanggal 1 Januari 1851, CW diubah namanyamenjadi Artilerie Constructie Winkel (ACW).Kemudian pada tahun 1861, bengkel persenjataanPW digabung ke dalam ACW. Kebijakanpenggabungan ini, menjadikan ACW memiliki tigainstalasi produksi yaitu; unit produksi senjata danalat-alat perkakasnya (Wapen Kamer), munisi danbarang-barang lain yang berhubungan denganbahan peledak (Pyrotechnische Werkplaats), sertalaboratorium penelitian bahan-bahan maupunbarang-barang hasil produksi.

Di tengah gejolak Perang Dunia IIPemerintah Kolonial Belanda mulaimempertimbangkan relokasi sejumlah instalasipenting yang dinilai lebih aman. Bandung dinilaitepat sebagai tempat relokasi yang baik karena selainkontur daerahnya berupa perbukitan danpegunungan yang bisa dijadikan benteng pertahananalami terhadap serangan musuh, posisi Bandungjuga sangat strategis karena sudah memiliki saranatransportasi darat yang memadai—dilalui oleh JalanRaya Pos (De Grote Postweg) serta dilalui jalur keretaapi Staats Spoorwegen— selain itu kota Bandungjuga berada tidak jauh dengan pusat pemerintahanHindia Belanda di Batavia. ACW dipindahkanpertama kali ke Bandung pada rentang waktu 1918-

39

1920. Pada tahun 1932, PW dipindahkan keBandung, bergabung bersama ACW dan duainstalasi persenjataan lain yaitu Proyektiel Fabriek(PF) dan Laboratorium Kimia dari Semarang, sertaInstitut Pendidikan Pemeliharaan dan PerbaikanSenjata dari Jatinegara yang direlokasi ke Bandungjuga dengan nama baru, Geweemarkerschool.Keempat instalasi tersebut dilebur ke dalam satuwadah yaitu Artilerie Inrichtingen (AI).

Masa pendudukan Jepang, AI tidak mengalamiperubahan seperti penambahan instalasi mau punproses produksinya. Perubahan hanya terjadi padaaspek administrasi dan organisasi yang disesuaikandengan sistem kekuasaan militer Jepang. Kemudiannama Artilerie Inrichtingen diganti menjadi DaichiIchi Kozo untuk ACW, Dai Ni Kozo untukGeweemarkerschool, Dai San Kozo untuk PF, DaiShi Kozo untuk PW, serta Dai Go Kazo untukMonrage Artilerie sebagai instalasi pecahan ACW.

Ketika Jepang menyerah kepada Sekutu danterjadi kekosongan kekuasaan di Indonesia,Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaanRepublik Indonesia. Beragam upaya terjadi gunamerebut instalasi-instalasi pertahanan di kotaBandung. Pada akhirnya, tanggal 9 Oktober 1945,Laskar Pemuda Pejuang berhasil merebut ACW daritangan Jepang dan menamakannya Pabrik SenjataKiaracondong. Namun pendudukan pemuda tidakberlangsung lama, karena sekutu kembali ke

40

Indonesia dan mengambil alih kekuasaan terhadaprepublik yang baru didirikan itu. Maka Pabrik SenjataKiaracondong dibagi menjadi dua pabrik yaitupabrik pertama yang terdiri dari ACW, PF, dan PWdigabungkan menjadi Leger Produktie Bedrijven(LPB), serta satu pabrik lain yang bernama CentralReparatie Werkplaats, yang sebelumnya bernamaGeweemarkerschool.

Hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) di DenHaag, Pemerintah Belanda mengakui kedaulatanIndonesia kepada Republik Indonesia Serikat (RIS)pada tanggal 27 Desember 1949. Seiring dengan halitu, Belanda harus menyerahkan asset-asetnya secarabertahap kepada pemerintahan Indonesia di bawahpimpinan Presiden Soekarno termasuk LPB.

LPB kemudian diganti namanya menjadiPabrik Senjata dan Mesiu (PSM) yangpengelolaannya diserahkan kepada Tentara NasionalIndonesia Angkatan Darat (TNI-AD). Sejak saat ituPSM mulai melakukan serangkaian percobaan untukmembuat laras senjata dan berhasil memproduksilaras senjata berkaliber 9mm. Berikutnya pada bulanNovember 1950, PSM kembali berhasil membuatlaras dengan kaliber 7,7 mm.

PSM mengalami krisis tenaga ahli karenapara pekerja asing harus kembali ke negara asalnyaberdasarkan Peraturan Pemerintah. Oleh karena ituterjadi sentralisasi organisasi dengan merampingkanlini produksi dari 13 menjadi 6 lini dengan lini baru

41

yaitu Munisi Kaliber Kecil (MKK). Kemudian PSMjuga melakukan modernisasi pabrik dengan membelimesin-mesin baru untuk pembuatan senjata danmunisi, suku cadang, material serta alatperlengkapan militer lainnya.

Setelah delapan tahun berjalan, PSM pundiubah namanya menjadi Pabrik Alat PeralatanAngkatan Darat (Pabal AD) pada tanggal 1 Desember1958. Pabal AD bukan sekedar memproduksi senjatadan munisi saja namun juga peralatan miilter yanglain, untuk mengurangi ketergantungan peralatanmiliter Indonesia kepada negara lain. Banyakpemuda potensial yang dikirim ke luar negeri untukmempelajari persenjataan dan balistik.

Di era Pabal AD ini, terjadi beberapaperkembangan dalam bidang teknologipersenjataan.Pabal AD menjalin kerjasama denganperusahaan senjata Eropa untuk pembelian danpembangunan satu unit pabrik senjata yaitu pabriksenjata ringan. Keberhasilan tersebut membuat PabalAD menjadi badan pelaksana utama di kalangan TNI-AD sebagai instalasi industri. Berbagai produk punberhasil diproduksi Pabal AD. Di masa ini pula,pemerintah Belanda menyerahkan Cassava Factory,pabrik tepung ubi kayu yang berada di Turen,Malang, Jawa Timur—yang kemudian menjadi lokasiDivisi Munisi PT Pindad (Persero).

Sekitar tahun 1962, nama Pabal AD diubahmenjadi Perindustrian TNI Angkatan Darat

42

(Pindad). Tahapan pengembangan di era Pindadlebih berfokus pada tujuan pembinaan yangdisesuaikan dengan prinsip-prinsip pengelolaanterpadu dan kemajuan teknologi mutakhir. Prosesproduksi Pindad pun dilakukan untuk mendukungkebutuhan TNI AD. Serangkaian percobaan danevaluasi pembuatan senjata baru pun dilakukansehingga diterbitkan berbagai Surat Keputusan dariAngkatan Bersenjata untuk memakai senjata Pindadsebagai senjata standar mereka. Setelah itu, senjatapun diproduksi secara massal.

Pada awal tahun 1972, pemerintah Indonesiamelakukan penataan departemen, termasukDeparteman Pertahanan dan Keamanan (Hankam).Karena itu Pindad pun berubah nama menjadiKopindad (Komando Perindustrian TNI AngkatanDarat) pada tanggal 31 Januari 1972. Perubahanterjadi hanya pada komando utama pembinaan yaituunsur penyelenggara kepemimpinan danpengelolaan kebijakan teknik. Reorganisasi terebutberdampak positif terhadap kinerja yang semuladianggap lamban menjadi lincah, bergairah dandinamis.

Pada saat Operasi Seroja TNI-AD dalamrangka pembebasan Timor Timur dari penjajahanPortugal, persenjataan produksi Pindad banyakmengalami kendala di lapangan sehingga padatahun 1975 Kopindad menarik kembali sebanyak69.000 pucuk senjata yang telah diserahkan kepada

43

TNI-AD. Selanjutnya Kopindad melalukantransformasi dan modifikasi terhadap beberapajenis senjata antara lain SMR Madsen Setter MK IIIKaliber 30mm long menjadi SPM.1 kaliber 7,62mmyang diproduksi sebanyak 4.550 pucuk sertamembuat desain senjata senapan SS77 Kaliber 223.

Dalam perkembangan selanjutnya, sebagairealisasi Keputusan Menteri Pertahanan danKeamanan/Panglima Angkatan Bersenjata No.Kep/18/IV/1976 tertanggal 28 April 1976 tentangPokok-pokok Organisasi dan Prosedur TentaraNasional Indonesia Angkatan Darat namaKopindad dikembalikan menjadi Pindad. Pindadberubah dari komando utama pembinaan menjadibadan pelaksana utama di lingkungan TNI-AD.Seiringperubahan tersebut Pindad diharapkan dapatmengembangkan kemampuan teknologi danproduktivitasnya dalam memenuhi kebutuhan logistikTNI-AD sehingga mengurangi ketergantungan padaluar negeri. Selain itu diharapkan juga dapatmengembangkan sarana prasarana non-militer yangdapat menunjang pembangunan nasional di bidangpertanian, perkebunan, pertambangan, industri dantransportasi baik untuk instansi pemerintah, swastamaupun masyarakat luas. 

Pada Tahun 1980-an pemerintah Indonesiasemakin gencar menggalakan program alihteknologi, saat inilah muncul gagasan untukmengubah status Pindad menjadi perusahaan

44

berbentuk perseroan terbatas. Maka berdasarkanKeputusan Presiden RI No.47 Tahun 1981, BadanPengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) yang sudahberdiri sejak tahun 1978, harus lebih memperhatikanproses transformasi teknologi yang ditetapkanPemerintah Indonesia itu, termasuk pengadaanmesin-mesin untuk kebutuhan Industri.

Perubahan status Pindad dilatarbelakangioleh keterbatasan ruang gerak Pindad sebagaisebuah industri karena terikat peraturan-peraturandan ketergantungan ekonomi pada anggaranDephankam sehingga tidak dapat mengembangkankegiatan produksinya. Selain itu, Pindad pun dinilaimembebani Dephankam karena biaya penelitian danpengembangan serta investasi yang cukup besar.Karena itu Dephankam menyarankan pemisahanantara war making activities dan war supportactivities. Kegiatan Pindad memproduksi prasaranadan perlengkapan militer adalah bagian war supportactivities sehingga harus dipisahkan dariDephankam dan menjadi perseroan terbatas yangsahamnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia.

Ketua BPPT saat itu Prof. DR. Ing. B.J. Habibiekemudian membentuk Tim Corporate Plan(Perencana Perusahaan) Pindad melalui SuratKeputusan BPPT  No. SL/084/KA/BPPT/VI/1981.TimCorporate Plan diketuai langsung oleh Habibie danterdiri atas unsur BPPT dan Departemen Hankam.

45

Sebagai sebuah perusahaan Pindaddiharapkan dapat memproduksi peralatan militeryang dibutuhkan secara efisien dan  menghasilkanproduk-produk komersial berorientasi bisnis.  Selainitu juga memiliki biaya serta anggaran sendiriuntuk pengembangan, penelitian dan investasi sertamengembangkan profesionalisme industrinya.

Berdasarkan hasil kajian dari Tim CorporatePlan diputuskan komposisi produksi Pindad adalah20% produk militer dan 80% komersial atau nonmiliter. Tugas pokok Pindad adalah menyediakandan memproduksi produk-produk kebutuhanDephankam seperti munisi ringan, munisi berat, danperalatan militer lain untuk menghilangkanketergantungan terhadap pihak lain. Tugas pokokkedua adalah memproduksi produk-produk komersialseperti mesin perkakas, produk tempa, air brakesystem, perkakas dan peralatan khusus pesanan.Kemudian pada awal 1983 Pindad menjadi badanusaha milik Negara (BUMN) sesuai dengan keputusanpemerintah yang tertuang dalam PeraturanPemerintah (PP) RI No.4 Tahun 1983 tertanggal 11Februari 1983.

Dalam melaksanakan tugas pokokutamanya, selama ini PT.PINDAD telahmemproduksi alutsista antara lainkendaraan khusus yang meliputi jeniskendaraan tempur ( ranpur ) dan kendaraan

46

perintis ( rantis ), kemudian persenjataanseperti senapan serbu, senapan sniper, pestolglock dan bahan peledak komersil ( sepertigranat dan dinamit ) dan semacamnya.Dari semua hasil produksi tersebuthampir 80% komponennya bersumber dariproduksi dalam negeri. Berikut adalahgambaran singkat dari sebagian hasilproduksi PT.PINDAD yang memiliki peranpenting dalam menunjang kebutuhanalutsista TNI 14.

Kendaraan khusus :

Jenis kendaraan khusus yangdiproduksi oleh PT.PINDAD di antaranyaadalah jenis Panser ANOA 6 x 6.Kendaraan khusus tersebut dirancangbersama oleh tim ahli dari DirektoratTeknis ( Dirjen Potensi Pertahanan )Kemhan RI, kalangan perguruan tinggiseperti ITB ( Institut Teknologi Bandung), Fakultas Teknik UI dan ITS( Institut Teknologi Surabaya ) sertaPT.PINDAD – Bandung.

Dimulai dengan proyek MobilNasional pada tahun 1993, PT. Pindadmulai berfokus kepada pengembangan

14 www.pindad.com47

teknologi kendaraan bermotor. Kemudiansejak tahun 1993, PT.PINDAD telahbekerjasama dengan berbagai pihak( BUMN, swasta nasional dan pihakasing ) sebagai upaya dalammengembangkan teknologi fungsi kendaraankhusus, termasuk kendaraan anti-peluruuntuk memenuhi permintaan pasar militerdan instansi terkait.

Penelitian dan pengembangan terusmenerus dilakukan untuk mencapaitujuan masa depan sebagai upayameningkatkan kapasitas bisnis danteknologi. Produk yang dihasilkanseperti: Kendaraan Taktis, Panser untuk TNIdan Polri, konstruksi khusus dan komponenkendaraan khusus. Hingga saat ini PanserANOA 6 X 6 yang telah di produksimencapai kurang lebih 260 unit denganberbagai varian yang dibuat sesuaipermintaan dan kebutuhan pelanggan.

Divisi Kendaraan Khusus PT. PindadPersero memproduksi kendaraan yangsesuai dengan kebutuhan penggunanya danmenjadikan setiap kendaraan khusustersebut benar-benar sesuai kebutuhanpengguna.

48

Contoh-contoh kendaraan khusus yangtelah diproduksi oleh PT.PINDAD sepertiberikut:

Panser Anoa 6 x 6 RCWS

Panser Anoa 6 x 6 Recovery

49

Panser Anoa 6 x 6 APC

Panser Anoa 6 x 6 Ambulance

50

Panser Anoa 6 x 6 Logistik

Kendaraan intai 4x4

51

Foto-foto Dok.Pindad

Senjata dan Munisi :

Sejak tahun 1983 PT Pindad telahmemproduksi berbagai jenis senjatamulai dari senjata laras panjang,senjata genggam, pistol, dan lainnya.Setiap produksi diutamakan untukmensuplai kebutuhan peralatanpertahanan dan keamanan nasional sertauntuk memenuhi pemesanan dari pihaklain.  

Produksi senjata terusditingkatkan kualitasnya sesuai hasilpenelitian dan pengembangan daritenaga-tenaga ahli Pindad bersamadengan pengguna produk, untukmenetapkan spesifikasi yangdibutuhkan. Dalam setiap produksi,proses optimasi dilakukan demimemperoleh unjuk kerja dari senjatayang maksimal. Pemeriksaan dilakukanpada setiap proses manufaktur mulaidari penerimaan material sampai prosesakhir pembuatan produk. Seluruh produktelah diuji dan memenuhi standarinternasional, salah satunya adalah

52

Mil STD. Sistem mutu selalu dipeliharadengan menerapkan sistem mutu ISO9000-2008 yang disertifikasi olehLRQA.

Senjata Pindad memiliki akurasi yang baik dan ketahanan kuat di medanpeperangan sesuai dengan kebutuhanpertahanan dan keamanan. Bahkanbeberapa senjata telah berhasil meraihprestasi lomba tembak antar AngkatanDarat se-Asia Tenggara (AARM) danlomba tembak Angkatan Darat se-AsiaPasifik (ASAM), serta Lomba Tembaktahunan yang diselenggarakan olehTentara di Raja Brunei (BISAM).Berikut adalah beberapa contoh jenissenjata yang telah diproduksi olehPT.PINDAD :

SS2-V5 Kal. 5.56 mm

53

SS2-V1 Kal. 5.56 mm

SS2-V4 Kal. 5.56 mm

54

SS2-V1 HB Kal. 5.56 mm

SS2-V2 HB Kal. 5.56 mm

55

SS2-V4 HB Kal. 5.56 mm

SS2-V5 A1 Kal. 5.56 mm

56

SS1-V1 Kal. 5,56 mm

SS1-V2 Kal. 5,56 mm

57

SS1-M1 Kal. 5.56 mm

SS1-M2 Kal. 5.56 mm

58

SG-1 12 GAUGE

59

G2 COMBAT Kal. 9 mm

Foto-foto Dok.Pindad.

Sebagai perusahan penyedia

peralatan pertahanan dan keamanan, PTPindad (Persero) terus melakukanproduksi munisi danmengembangkannya sesuai denganmunculnya senjata-senjata yang semakinberagam. Berbagai tipe munisidikembangkan sesuai kaliber senjatayang diproduksi.

60

Keunggulan dari munisi Pindadadalah banyaknya varian yang dapatdisesuaikan dengan hasil yangdiinginkan terhadap senjata yangditembakkan. Berikut adalah sebagiancontoh dari berbagai jenis munisi yangdiproduksi oleh PT.PINDAD :

mu3-tj

61

mu11-tg

mu5-hpbt a2

62

gt5-off

GT5-AS

Foto-foto Dok.Pindad.

63

Produk komersil non militer :

Selanjutnya dalam melaksanakantugas pokok ke dua, PT.PINDAD jugamenyelenggarakan usaha jasa tempa danpengecoran logam. Di antaranya, padatahun 1984 telah memproduksi alatpengait rel keretaapi atau yangdisebut DE-Clips Rail Fastener sebagailisensi dari Hollandia Kloss danEwem AG. Namun pada tahun 1997 atautigabelas tahun kemudian, PT.PINDADdan PT.KERETA API INDONESIA ( KAI )berhasil memproduksi alat penambatrel type KA-Clip sebagai hasilrancangan produksi sendiri. Produkrancangan PT.PINDAD dan PT.KAI initelah memperoleh hak patent denganNo.ID 0 007 930 pada tanggal 19 Apriltahun 2000.

Berikut ini adalah beberapajenis produk yang dihasilkan olehjasa tempa dan pengecoran logamPT.PINDAD :

64

Tabung gas 3 kilogram.

KA Clip Rail Fastening

Foto-foto Dok.Pindad. Produk sistem pertahanan udara(kedirgantaraan ) 15:

15 www.indonesia-aerospace.com.65

Pelaksana produksi untuk bidangpertahanan udara, diselenggarakan olehPT.DIRGANTARA INDONESIA atau PT.DIyang sebelumnya bernama PT. IPTN( Industri Pesawat Terbang Nurtanio )lalu diubah menjadi PT.IndustriPesawat Terbang Nusantara dan kemudianterakhir menjadi PT.DIRGANTARAINDONESIA.

Sama halnya dengan PT.PINDAD,perusahaan industri pertahanannasional di bidang kedirgantaraan inijuga memiliki latarbelakang yangmenarik. Konon sudah direncanakansejak tahun 1946 atau satu tahunsetelah proklamasi kemerdekaanIndonesia. Pada tahun 1946 itu telahdibentuk Biro Perencanaan KonstruksiPesawat di lingkungan TNI AU di Madiunyang kemudian dipindah dan dipusatkandi Andir – Bandung. Selanjutnya padatahun 1953, diubah namanya menjadiSeksi Percobaan. Tetapi pada tahun1957 berubah lagi menjadi Sub DepotPenyelidikan, Percobaan dan PembuatanPesawat Terbang. Selanjutnya padatahun1960, Sub Depot itu ditingkatkanmenjadi Lembaga Persiapan IndustriPenerbangan ( LAPIP ) namun kemudian

66

berubah lagi menjadi KomandoPelaksanaan Industri Pesawat Terbang (KOPELAPIP ), lalu pada tahun 1966digabung dengan PN Industri PesawatTerbang Berdikari menjadi LembagaIndustri Penerbangan Nurtanio ( LIPNUR). Sampai pada tahun 1976, berdasarkanAkta Notaris No.15, tanggal 24 April1976, dibentuk PT.Industri PesawatTerbang Nurtanio yang dipimpinlangsung oleh Prof.Dr.Ing.BJ.Habibie.Kemudian pada bulan April 1986,seiring diterbitkannya KeppresNo.15/1986, dilakukan perubahan namamenjadi PT.Industri Pesawat TerbangNusantara ( IPTN ), tetapi padatanggal 24 Agustus 2000 namanyadiganti lagi menjadi PT.DirgantaraIndonesia ( PT.DI ) sampai sekarang.

Saat ini di PT.DI terdapat 3( tiga ) unit produksi yaitu :

Aircraft Integration :

Unit ini memproduksi pesawat terbangdan helikopter antara lain :

- Pesawat terbang NC 212-200 dan C212-400

67

- Helikopter NBELL-412- Helikopter NAS-332- Pesawat terbang CN 235 dan CN295

Contoh-contoh produknya antara lainseperti berikut :

68

Aerostructure :

Unit ini memproduksi tooling and airframecomponent pesawat terbang untuk pabrikpesawat antara lain :

- AirbusA320/321/330/340/350/380- Boeing : komponen B747-8/777/787- Eurocopter : komponen MK2,EC725- EADS : komponen CN235, C295,C212-400

Contoh-contoh produknya sepertiberikut :

73

Boeing 747 Korean Air

Gambar Dok.PT.DI.

Aircraft Services :

Unit ini melaksanakan kegiatan MORA (Maintenance, Overhaul, Repair, Alteration )untuk pesawat terbang yaitu sepertiberikut :

- Produksi PTDI : CN235, NBELL412, NBO-105, NC-212-100/200, NAS332.

77

- Non produksi PTDI seperti B737-200/300/400/500, A320, F100, F27.

- Distributor sukucadang pesawatterbang ( customer logistic support ).

Produks sistem pertahanan maritim(laut):

Pelaksana produksi pertahananmaritim adalah PT.PAL INDONESIA yangberlokasi di Surabaya – Jawa Timur 16.Pada mulanya perusahaan ini merupakanusaha galangan kapal bernama MarineEstablishment ( ME ) milik PemerintahBelanda yang diresmikanpengoperasiannya pada tahun 1939. Dimasa pendudukan Jepang, perusahaan inidiganti nama menjadi Kaigun SE2124. Dansetelah proklamasi kemerdekaanIndonesia perusahaan ini diambil aliholeh Pemerintah RI dan diberi namayaitu Penataran Angkatan Laut ( PAL )yang berikutnya menjadi PT.PALINDONESIA sampai saat ini.

Kegiatan utama PT.PAL INDONESIAialah memproduksi kapal perang dankapal niaga, memberikan jasa perbaikandan pemeliharaan kapal, serta rekayasa

16 www.ptpal.co.id78

umum dengan spesifikasi tertentuberdasarkan pesanan. Selama dua dekadeke belakang, PT.PAL INDONESIA telahmelahirkan beragam produk perkapalanyang mendapat pengakuan pasarinternasional. Ada pun berbagai ragamproduk yang telah dihasilkan itu antaralain :- Produk Kapal Niaga :

Pengembangan produk kapal niagadiarahkan kepada pasar internasional,yakni berupa model industri pelayarannasional dan pelayaran perintis bagipenumpang mau pun barang (cargo).Untuk saat ini kapasitas produksi pertahun baru mencapai 3 (tiga) unitkapal dengan ukuran 50.000 DWT dan 2(dua) unit kapal dengan ukuran 20.000DWT.

Selain kapasitas produksi di atas,saat ini PT.PAL INDONESIA juga sudahmulai menguasai teknologi produksiuntuk kapal-kapal jenis Kapal Bulkersampai dengan 50.000 DWT, kapalcontainer sampai dengan 1.600 TEUS,kapal tanker sampai dengan 30.000DWT, kapal penumpang sampai dengan

79

500 P.A.X. Sementara saat ini produkyang telah dikembangkan antara lainkapal container sampai 2.600 TEUS,kapal chemical tanker sampai dengan30.000 DWT, kapal LPG Carrier sampaidengan 5.500 DWT.

- Produk Kapal Cepat / Kapal Khusus :

Saat ini PT.PAL INDONESIA sedangmengembangkan produk-produk kapalyang akan dipasarkan di dalam negeri,khususnya untuk memenuhi kebutuhaninstansi Pemerintah sepertiKementerian Pertahanan, KepolisianRI, Kementerian Kelautan danPerikanan, Kementerian Keuangan /Direktorat Jenderal Bea dan Cukai,serta otonomi daerah atau punkalangan swasta.

Ada pun produk-produk yang dikuasaiantara lain :

Kapal Landing Platform Dock 125 m Kapal Patroli Cepat Lambung Bajaklas 57 m

80

Kapal Patroli Cepat / Kapal KhususLambung Alumunium klas sampaidengan 38 m

Kapal Tugboat dan Anchor HandlingTug/Supply sampai dengan klas6.000 BHP

Kapal ikan sampai dengan 600 GRT Kapal Ferry dan penumpang sampai

dengan 500 PAX

- Jasa Pemeliharaan dan Perbaikan( HARKAN )

Jasa pemeliharaan dan perbaikankapal mau pun non kapal antaralain meliputi berbagai jenis kapaltingkat depo dengan kapasitasdocking 600.000 DWT per tahun.Selain itu, jasa yang disediakanadalah annual / special survey danoverhaul bagi kapal niaga dan kapalperang, pemeliharaan dan perbaikansistem elektronika dan senjataserta overhaul kapal selam. Peluangpasar untuk kategori pelayananjasa seperti itu berasal dari TNI-AL, instansi pemerintah, swastadan kapal-kapal yang singgah sertaberlabuh di Surabaya. Usaha

81

pelayanan jasa pemeliharaan danperbaikan tersebut dalam setahunbisa mencapai 6.800 jenis kapal.

- Rekayasa Umum :

Dalam penyelenggaraan usaharekayasa umum, PT.PAL INDONESIAtelah mampu memproduksi komponenpendukung untuk pembangkit tenagalistrik seperti Boiler dan Balance ofPoint. Kemampuan tersebut akanterus ditingkatkan sampai padataraf kemampuan modular dan EPCbagi industri pembangkit tenagalistrik dari skala kecil menengahsampai dengan 50 Mega Watt.Padasaat ini PT.PAL INDONESIA jugatelah menguasai produk rekayasaumum seperti Steam Turbine Assemblysampai dengan 600 MW, komponenBalance of Plant dan Boiler sampaidengan 600 MW. Kemudian CompressorModule 40 MW, Barge Mounted Power Plant30 MW, Pressure Vessels dan HeatExchangers, Generator Stator Framesampai dengan 600 MW. Sementaraitu produk rekayasa umum yangsedang dikembangkan saat ini

82

adalah Steam Turbine Power Plant, JacketsStructure sampai dengan 1000 tonserta Monopod dan anjungan (plaform) sampai dengan 1000 tonjuga.

Berikut adalah contoh berbagaiproduk PT.PAL INDONESIA danberbagai kegiatan pendukunglainnya :

Kapal Cepat Lambung Baja 60 meter

83

Kapal Cepat Rudal 60 meter

Foto-foto Dok.PT.PAL

C. Industri Komponen Utama

Produk perangkat elektronika :

PT.LEN ( Lembaga ElektronikaNasional ) adalah salah satu perusahaanBUMN yang ditugaskan untuk memproduksikomponen utama industri pertahanannasional. Sampai saat ini, perusahaantersebut berdomisili di kota Bandung 17.

Menurut riwayatnya, perusahaanitu mulai dibentuk pada tanggal 10 Juni1965 sebagai salah satu laboratorium

17 www.len.co.id85

elektronika Lembaga Ilmu PengetahuanIndonesia ( LIPI ), sehingga namanyasaat itu adalah LEN – LIPI. Namun padatahun 1991, lembaga tersebutbertransformasi menjadi Badan UsahaMilik Negara ( BUMN ) dengan namaLembaga Elektronika Nasional ( LEN -INDUSTRI ) tanpa embel-embel LIPI. Dansejak itu pula fungsi LEN berubah, darikepentingan ilmiah yang bersifat nonkomersil menjadi lembaga bisniselektronika untuk industri danprasarana.

Saat ini, setelah 30 tahun

berselang, PT.LEN IDUSTRI telahmemiliki berbagai pengalaman di bidangindutri elektronika seperti :

- Pembuatan dan pemasangan ratusanpemancar TV dan radio di berbagaiwilayah di Indonesia.

- Pembangunan jaringan infrastrukturtelekomunikasi di kota-kota besar maupun daerah terpencil di Indonesia.

- Pembuatan peralatan alkom danjaringan komunikasi untuk pertahanannasional.

86

- Pembuatan dan pembangunan sistempersinyalan keretaapi di berbagaijalur di Pulau Jawa dan Sumatera.

- Pembuatan dan pemasangan sistemelektronika daya untuk keretaapilistrik.

- Pembuatan dan pemasangan pembangkitlistrik tenaga surya di berbagailokasi di wilayah Indonesia.

Berikut ini adalah contoh berbagaiproduk alkom militer yang telahdihasilkan oleh PT.LEN INDUSTRI :

XISCOR 100

87

COMBAT MANAGEMENT SYSTEM

Teknologi CMS LEN88

RETIMAX 2000- Surveillance &Reconnassance System

Interoperability System89

Radio Base Station

Foto-foto dan gambar Dok.PT.LEN

Dalam melaksanakan perannyasebagai bagian dari pendukung industripertahanan, PT.LEN INDUSTRI membantupelaksanaan pembangunan jaringan atausistem dan komponen yang terkait denganbidang elektronika. Baik itu untukkebutuhan produk pertahanan darat,udara mau pun laut. Di antaranya yang

90

terpenting adalah pembuatan alat dansistem komunikasi militer. Produk-produk di atas adalah contoh dari alatkomunikasi dan sistem yang dilaksanakanPT.LEN INDUSTRI dalam menunjangindustri pertahanan nasional.

D. Industri Komponen Pendukung

Produk perangkat teknologi roket dansatelit 18:

Menurut catatan riwayatnya, prosespembentukan Lembaga Penerbangan danAntariksa Nasional atau disingkat LAPANdimulai dari tanggal 31 Mei 1962. Yaituketika Presiden R.I. pertamaIr.Soekarno mengukuhkan PanitiaAstronautika yang dipimpin olehIr.Djuanda yang saat itu menjabatsebagai Ketua Dewan Penerbangan R.I.dan R.J.Salatun sebagai SekretarisDewan Penerbangan R.I. Kemudian padatanggal 22 September 1962 diresmikanlahProyek Roket Ilmiah dan Militer Awal( PRIMA ) sebagai afiliasi AURI

18 www.lapan.go.id

91

( Angkatan Udara Republik Indonesia )dan ITB ( Institut Teknologi Bandung ).

Selanjutnya pelaksanaan proyektersebut membuahkan hasil berupa duaroket seri Kartika berikuttelemetrinya. Kedua roket tersebutberhasil diluncurkan dengan lancar dansukses. Sehingga atas keberhasilantersebut, pada tanggal 27 Nopember 1963berdasarkan Keputusan Presiden RIno.236 – Tahun 1963 tentang LAPAN,dibentuklah Lembaga Penerbangan danAntariksa Nasional sebagai lembaga nonkementerian yang bertugas sebagailembaga riset dan pengembanganteknologi penerbangan dan antariksa.Saat ini LAPAN bernaung di bawahKementerian Riset dan Teknologi.

Proses penyempurnaan organisasiLAPAN melalui tahapan-tahapan sepertiberikut : Keputusan Presiden ( Keppres ) No,18 –Th 1974.

Keppres Nomor 33 – Tahun 1988. Keppres Nomor 33 – Tahun 1988 joKeppres No.24 – Tahun 1994.

Keppres Nomor 166 – Tahun 2000sebagaimana diubah beberapa kali yang

92

terakhir dengan Keppres Nomor 4 –Tahun 2013.

Perpres Nomor 49 – Tahun 2015.

Ada pun kompetensi utama LAPANdalam melaksanakan tugas dan perannyaantara lain meliputi : Sains Antariksa dan Atmosfer Teknologi penerbangan, roket dansatelit.

Penginderaan jauh. Kajian Kebijakan Penerbangan danAntariksa.

Berikut di bawah ini adalah hasilriset dan pengembangan LAPAN dalamberbagai teknologi penerbangan danantariksa, termasuk untuk pembangunanpertahanan nasional. Yaitu meliputi :

Lapan Surveillance UAV 02 (LSU 02) :

93

Foto Dok.LAPANPesawat yang diberi nama LapanSurveillance UAV 02 ( LSU 02 ) ini,merupakan jenis pesawat tanpa awak yangjuga disebut PTTA ( Pesawat TerbangTanpa Awak ) atau PUNA ( Pesawat UdaraNir Awak ). Secara umum dikenal jugadengan sebutan Unmanned Aerial Vechile ( UAV), yaitu teknologi yang tergolong barudan sangat menarik. Beberapa aspekperkembangan teknologi UAV ini bertumpukepada perfomance seperti layaknyapesawat terbang berawak, hanyaukurannya yang berbeda. Pesawat tanpaawak ini berukuran lebih kecildibanding pesawat berawak. Operasionalpesawat ini dikendalikan oleh remotecontrol sampai pada radius tertentu

94

seperti pesawat-pesawat aeromodeling ataupesawat mainan.

Namun halnya dengan pesawat type LapanSurveillance UAV 02 ini, sangat jauhberbeda dengan jenis pesawat mainanyang juga menggunakan remote control.Selain perfomance-nya yang menarik,pesawat produksi LAPAN ini memilikikelebihan seperti berikut :

- Kemampuan jangkauan terbang yangcukup jauh ( long distance ) yaitumencapai jarak lebih dari 200 km.

- Kemampuan lama terbang ( long endurrance) mencapai 5 jam.

- Kemampuan terbang secara otomatis (autonomous fliying ) yaitu tanpa awak.

- Kemampuan take off dan landing yanglancar dan mulus seperti lazimnyapesawat berawak.

Berbagai kemampuan di atas menjadiindikator pencapaian teknologi daninovasi pesawat tanpa awak yang didalamnya termasuk aspek inovasi aircraft (desain pesawat terbang ) propulsi, avionicdan aerodinamika.

95

Pesawat LSU 02 tanpa awak itu adalahhasil produksi Pusat TeknologiPenerbangan – LAPAN sebagai pesawat UAVyang telah digunakan untuk kepentinganmisi survey oleh sipil mau pun militer.Kemampuan terbang pesawat yangdiklasifikasikan sebagai pesawat TacticalUAV ini mampu menempuh jarak terbangsejauh 200 kilometer dari titik take off-nya.

Ada pun spesifikasi pesawat UAV inimeliputi :

- Panjang badan A (+/-) 200 cm (composite ).

- Panjang bentangan sayap ( wing span )250 cm.

- Engine 10 hp/ 5 ltr.- Edurrance 5 jam.- Maksimum distance 450 km.- Komunikasi telemetri 900 MHZ dengan

daya 1 watt.- Menggunakan sistem otomatis

(Autonomouss flying system).- Payload capacity 3 kg.

Pesawat UAV tersebut telah memiliki ujipengalaman terbang seperti berikut :

96

- Nusawiru sebagai tes pertama- Rumpin sebagai tes ke empat- Oktober 2012 melaksanakan tugas

Operasi Armada Jaya di Laut Ambalat –Sulawesi Utara ( Navy Operation at AmbalatSea ).

- Pebruari 2013 tes jarak tempuhterbang ( test flight endurrance ) diPameungpeuk.

- Membantu Operasi Latgab TNI 2013 diPulau Bawean – Situbondo, Jawa Timur.

- Memperoleh rekor MURI dari hasiljarak tempuh Pameungpeuk –Pangandaran ( PP ).

Satelit Lapan A1 (Lapan Tubsat) :

97

Dok.LAPAN.

LAPAN-TUBSAT merupakan satelit mikroyang dikembangkan Lembaga Penerbangandan Antariksa Nasional (LAPAN) bekerjasama dengan Universitas Teknik Berlin(Technische Universitat Berlin; TU Berlin). Wahanaini dirancang berdasarkan satelit lainyaitu DLR-TUBSAT, namun juga menyertakansensor bintang yang baru.

Satelit LAPAN-TUBSAT yang berbentukkotak dengan berat 57 kilogram dandimensi 45 x 45 x 27 sentimeter ini akandigunakan untuk melakukan pemantauanlangsung situasi di Bumi sepertikebakaran hutan, gunung berapi, banjir,menyimpan dan meneruskan pesankomunikasi di wilayah Indonesia, sertauntuk misi komunikasi bergerak.

LAPAN-TUBSAT membawa sebuah kameraberesolusi tinggi dengan daya pisah 5meter dan lebar sapuan 3,5 kilometer dipermukaan Bumi pada ketinggian orbit 630kilometer serta sebuah kamera resolusi

98

rendah berdaya pisah 200 meter dan lebarsapuan 81 kilometer. Manuver attitudetersebut dilakukan dengan menggunakanattitude control system yang terdiri atas 3reaction wheel, 3 gyro, 2 sun sensor, 3magnetic coil dan sebuah star sensoruntuk navigasi satelit. Komponen-komponen itulah yang membedakannyadengan satelit mikro lain yang hanyamengandalkan sistem stabilisasi semi pasif gradiengravitasi dan magneto torquer, sehinggasensornya hanya mengarah vertikal kebawah. Sebagai satelit pengamatan,satelit ini dapat digunakan untukmelakukan pemantauan langsung kebakaranhutan, gunung meletus, tanah longsor dankecelakaan kapal maupun pesawat.

99

Gambar koleksi LAPAN

Tapi untuk tugas pengamatan banjir akansulit dilakukan karena kamera tidak bisamenembus awan tebal yang biasanyamenyertai kejadian banjir. Fasilitas storedan forward-nya dapat digunakan untukmisi komunikasi dari daerah rural yangcukup banyak di Indonesia, selain untukmisi komunikasi data bergerak. Karenacatu dayanya terbatas (5 buah bateraiNiH2 berkapasitas 12 Ah), satelitdilengkapi mode operasi hibernasi. Saat

100

mode itu diaktifkan, hanya komponen datahandling, unit telecommand dan telemetri yangtetap beroperasi untuk memastikanperintah tetap dapat diterima daristasiun bumi. Proyek satelit mikro inidisetujui pada tahun 2003 dan awalnyadirencanakan akan diluncurkan padaOktober 2005, namun peluncurannyaditunda akibat muatan utama roketCarthosat-2 yang akan membawa LAPAN-TUBSAT. Satelit LAPAN-TUBSAT adalahsalah satu dari empat muatan rokettersebut yang masih belum selesaidisempurnakan. LAPAN-TUBSAT akhirnyaberhasil diluncurkan pada tanggal 10Januari 2007 dari Pusat Antariksa SatishDhawan di India.

Kendali Sikap

Pengendalian LAPAN-TUBSAT berdasarkanpada konsep manajemen sudut momentum.Pengendalian kontrol dilakukan via 3kemudi reaksi dan 3 magnetik. Padapengendalian tambahan, 4 panel mataharidan 2 sel matahari digunakan sebagaisensor matahari kasar. Pencarian bintangdigunakan untuk menyediakan penentuanyang lebih akurat terutama untuk

101

menemukan arah daya gerak panas/garisvektor.

Control System

Software

Perangkat lunak pengendali LAPAN-TUBSATmenggunakan 4 byte protocol yangdikembangkan oleh TU Berlin dan sudahterbukti handal dalam operasi satelitseri TUBSAT.

Hardware

PCDH LAPAN-TUBSAT menggunakan Hitachiprosesor SH7045. Prosesor tersebutmempunyai 32 Bit RISC dengan kecepatanmaximum 28.7 MHz. Kapasitas memorieksternalnya adalah 524 kB dan memoriinternal (RAM) 4 kB. PCDH LAPAN-TUBSATjuga memiliki 524 kB EEPROM, 16 kB PROM,dengan kecepatan 38.4 kbps SCI.Prosesor tersebut bertugas menyalakanatau mematikan perangkat-perangkat dalamsatelit, mengambil data telemetri,maupun penyimpan dan membaca data dalam

102

memori. Prosesor menangani telemetridata dari 50 kanal analog denganmenggunakan 8 analog mau pun digital.Kemudian 29 dari kanal tersebut adalahuntuk pengukuran voltase dan ampereserta sebanyak 21 kanal dialokasikanuntuk pengukuran suhu atau bacaan analoglainnya. Prosesor juga bertugasmendistribusikan perintah yang diterimadari TTC namun tidak dialamatkankepadanya.

Communication Ground Station Adapter

Ground adapter Station adalah salah satuperangkat dari LAPAN-TUBSATsistem. Fungsi perangkat ini sebagaimodem dan buffer, yang bersama-samadengan sistem RF di theG / S,berkomunikasi dengan LAPAN-TUBSAT. Dalamkonfigurasi sistem, adaptor stasiunground berdiri di antara PC pada G / Sdan TTC di sisi satelit.Adaptor G / S terdiri dari Modem FFSK,Packet Data Interface Analog dan 16 BitH8/536 Mikroprosesor, yang meliputi datadan memori program. Modem dikonfigurasipada 1200 bps dan setengah pengaturandupleks, berikut kontrol modemMikroprosesor dan analog antarmuka

103

data. Adaptor G / S juga menggunakanGenerator ulang dan generator teganganuntuk mengontrol pasokan listrik padasistemnya. Adaptor menggunakan antarmukaRS232 dengan baud 38400 bps tingkat 8bit, 1 stop bit dan paritas tidakada. Konektor DB9 hanya menggunakan 3pin untuk Rx, Tx dan Ground. Untuk DataInterface Analog ke transceiver UHF dan konektorDB9 menggunakan sebanyak 3 pin sebagaiData Packet, Push-to-Talk (PTT) danMenerima 1200 bps.The G / S adaptermenerima perintah masukan dari G / S PCmelalui antarmuka komunikasiserial. Perintah ini kemudian ditanganioleh H8/536 mikroprosesor, yangmendasarkan software pada empat byteprotokol juga. Setelah data dan perintahdikemas dengan byte sinkronisasi, katakode dan kode CRC, maka data akandikirim melalui komunikasi sinkron keFFSK modem. Modem tersebut akan memodulasi paketyang secara paralel kontrolmikroprosesor Data Packet AnalogAntarmuka untuk mengaktifkan PTT gunamengirimkan data melalui radioTransceiver.

104

Jika G / S adapter menerima data dariTTC, data dan perintah akan di-demodulasi oleh modem lalu diperiksauntuk codeword dan kode kesalahan(CRC). Jika data dan perintah berlaku,maka data akan disimpan sementara dalambuffer sebelum dikirim ke G / SPC. Setelah mem-validasi protokolkomunikasi antara G / S adaptor dan G /S PC, maka G / S adapter mengirim datake G / S PC untuk visualisasi.

G / S perangkat adaptor yang fungsionaldiuji dalam sistem stasiun ground dengankomunikasi data ke LAPAN-TUBSATsatelit.Berdasarkan hasil pengujian,disimpulkan bahwa Adapter G / S adalahberfungsi dengan baik.

On-Boardsystem

Sistem komunikasi satelit adalah sistempenting dalam satelit. Fungsi darisistem ini untuk mengirimkan data kestasiun bumi atau menerima perintah ataudata dari stasiun bumi untuk melakukanmisi satelit. Oleh karena itu, desainsistem komunikasi yaitu yang meliputi

105

frekuensi, jenis modulasi atau data ratedll, sangat tergantung pada misi.

Frekuensi yang digunakan untukkomunikasi satelit harus dipilih dariband yang paling menguntungkan dalam halefisiensi daya, distorsi propagasiminimal dan mengurangi kebisingan danefek interferensi. Kondisi ini cenderungmemaksa operasi ke daerah frekuensitertentu yang memberikan yang terbaik.Berdasarkan misi satelit LAPANTUBSAT adadua jenis komunikasi untuksatelit. Pertama adalah untuk interaksidengan stasiun bumi sehingga perintahyang dapat diterima oleh satelit dantelemetri atau rumah tangga data satelitdapat diterima oleh stasiun bumi. Sistemini juga digunakan untuk menyimpan datadan misi ke depan. Ke dua adalah untukmisi surveillance, yakni di saat videostreaming akan ditransmisikan ke stasiunbumi. Kedua misi LAPAN-TUBSATdikomunikasikan melalui UHF dan S-bandfrekuensi.

Penggunaan frekuensi UHF sebagai gatewaykomunikasi adalah karena protokolsederhana LAPAN-TUBSAT dan rumah efisien

106

menjaga data, sehingga cukup untukmenggunakan frekuensi yang lebihrendah, bahkan dalam setengah modeduplex untuk keandalankomunikasi. Kesederhanaan seperti gatewaykomunikasi memberikan manfaat bagiefisiensi anggaran listrik dan jugamengurangi kompleksitas dalam komponenyang pada akhirnya mengurangi biayapembangunan. Di sisi lain yaitu distasiun bumi, hanya modem sederhana dandecoder yang disebut sebagai ground stationadapter yang diperlukan untuk memecahkankode data dari LAPAN-TUBSAT.

Untuk misi pengawasan video, LAPAN-TUBSAT menggunakan S-pita frekuensikarena data misi harus dikomunikasikansecara real time sehingga operator satelitlangsung bisa menyadari tentangperistiwa yang terjadi pada subyek yangdiamati. Sekali lagi, untuk untukkesederhanaan pemancar Sband dengananalog modulasi FM digunakan untuktujuan transmisi data. Sistem komunikasitersebut mirip dengan siaran televisiyang khas, sehingga di sisi stasiunbumi, hanya S-band receiver dan decoder PAL

107

analog TV serta TV set diperlukan to displayvideo dari satelit.

Struktur LAPAN-TUBSAT

Karena LAPAN-TUBSAT akan diluncurkanoleh PSLV, maka kekuatan struktur yangharus dipenuhi adalah mampu menahanbeban dari masa komponennya yangmengalami percepatan 7 g ke arahlongitudinal roket dan 6 g kearah lateralroket. Juga struktur tersebut harusmempunyai frekwensi resonansi terendahdi atas 90 Hz kearah longitudinal roket dandiatas 45 Hz ke arah lateral roket. Selainmemenuhi persyaratan tersebut diatas,pada kasus LAPAN-TUBSAT desain strukturjuga dibuat agar satelit mempunyai momeninersia maximum pada axis Y dan sekecilmungkin insersia cross product-nya. Sehingganutasi dapat diminimalkan saat satelitmengadakan transfer momentum sudutsehingga dapat memaksimalkan aksesterhadap seluruh komponen satelit yangmemudahkan sistem harness. Maka strukturLAPAN-TUBSAT dibuat dengan sistem 2kompartemen yang saling membelakangiyang disebut sebagai kompartemen bawahdan atas sesuai dengan penempatannya diroket kelak. Panjang kompartemen bawah

108

dibuat untuk mengakomodasi komponen yangpaling panjang yakni kamera Sonydengan lensa Casegrain 11/1000 mm.Lebarnya akan dibuat sama denganpanjangya agar distribusi inersia ke sumbuX dan Z hampir sama. Tinggi kompartemenbawah disesuaikan dengan tinggi lensaplus platform peredam kejutnya.

Gambar koleksi LAPAN.

Sementara tinggi kompartemen atas dibuatpas untuk memuat baterai dengan sistemmounting-nya. Penempatan baterai padasisi yang berlawanan dengan platformkamera Sony adalah untuk mengimbangi

109

beratnya sehingga lokasi pusat masadapat memenuhi persyaratan PSLV.Kemudian kedua kompartemen membentuksebuah box dengan ukuran 450 x 450 x 275mm. Konfigurasi ini terbuat dari 7 platalumunium dengan tebal 10 mm. Ketebalanini diperlukan agar momen inersia maximumpada axis Y didapat dan struktur mampumengantarkan panas (conduction) denganbaik dari sisi yang terkena radiasimatahari serta dari komponen yangmenghasilkan panas (seperti transmiterdan gyro) ke sisi lain. Untuk lebihmemaksimalkan sifat termal struktur(radiasi/absorpsi panas), maka platalumunium tersebut dihitamkan dengananodizing. Komponen berat lain yangdipakai untuk mengkompensasi beratplatform kamera Sony adalah Reaction Wheelsyang dipasang berseberangan dengankamera di kompartemen bawah yangmendekati sisi minus Z. Untukmeminimalisir panjang harnessnyaseluruh komponen ACS (gyro, wheel driveelectronic) di tempatkan pada bagiantersebut.

Terkait alasan yang sama pula, S-bandtransmiter, diletakkan mendekati S-bandantena pada sisi plus Z dan TTC1

110

mendekati UHF antena pada sisi minus X.Tempat yang tersisa pada kompartemenbawah diperuntukkan bagi star sensoryang perlu mempunyai field of view keluarsatelit namun tidak mengarah ke bumi.Kamera Kappa dengan 50 mm lensaditempatkan di kompartemen atasmenghadap ke sisi plus Z yangdidedikasikan untuk melihat bumi.Kemudian air coil Y yang membutuhkan arealoop maksimal ditempatkan disepanjangsudut kompartemen atas, sementara 2 aircoil lain ditempatkan secara orthogonalmelalui kedua kompartemen. Tempat yangtersisa di kompartemen atas dialokasikanuntuk TTC2 dan PCDH.

Satelit Lapan A2

111

Foto Dok,LAPAN.

LAPAN-A2 merupakan satelit terbarubuatan Lembaga Penerbangan dan AntariksaNasional (LAPAN). Satelit ini adalahsuksesor dari satelit buatan LAPANsebelumnya, yaitu: satelit LAPAN-TUBSATyang dibuat di Jerman. Untuk satelitLAPAN-A2 ini sepenuhnya dibuat diIndonesia, namun tetap menggunakankonsultan dari Jerman. Tujuan penggunaanutama dari satelit LAPAN-A2 adalahsebagai mitigasi bencana. Satelit LAPAN-A2 sering juga disebut dengan namasatelit LAPAN-ORARI. Rencananya satelitLAPAN-A2 akan diluncurkan padapertengahan 2013 dari Sriharikota,India.

Penggarapan Lapan A2 sepenuhnyadilakukan di Pusat Teknologi SatelitLapan di Rancabungur - Bogor, JawaBarat. Berbeda dengan satelit LAPAN-TUBSAT yang pembuatannya dilakukan diTechnische Universitat Berlin, Jerman.

112

Misi

Satelit LAPAN-A2 didesain untuk tigamisi yaitu pengamatan bumi, pemantauankapal dan komunikasi radio amatir.Dengan berat sekitar 78 kg, satelitLAPAN-A2 di antaranya membawa muatanAutomatic Identification System (AIS). Denganteknologi ini, LAPAN-A2 dapat melakukanidentifikasi setiap kapal yang melintasdi wilayah perairan Indonesia dan beradapada jangkauan Lapan A2. Selain ituuntuk misi pengamatan bumi akanmenggunakan kamera digital 4 bandmultispectral scanning. Kamera itu beresolusi18 m dengan cakupan 120 km dan kameraresolusi 6 m dengan cakupan 12 x 12 km.

Satelit LAPAN-A2 juga akan dilengkapidengan Automatic Packet Reporting System (APRS)yang mendukung komunikasi untukpenanganan bencana. Maka terkait haltersebut LAPAN bekerjasama denganOrganisasi Amatir Radio Indonesia(Orari). Yakni LAPAN-A2 akan berfungsisebagai penghubungung sekitar 700 ribupengguna radio amatir atau orari.Melalui Satelit Lapan A2, anggota Oraridapat berkoordinasi dengan tim SAR untukmencari jalur evakuasi alternatif atau

113

pengiriman bantuan. Automatic Packet ReportingSystem (APRS) juga mendukung pengirimanpesan singkat melalui gelombang radioyang dapat diterima perangkat komunikasiradio modern.

Cara kerja

Satelit dengan bobot 78 kilogram iniakan melintasi wilayah Indonesia secaradiagonal sebanyak 14 kali sehari, dengankisaran 20 menit perputarannya. Padaorbitnya sensor AIS (Automatic IdentificationSystem), Lapan A2 memiliki radius deteksilebih dari 100 km dan mempunyaikemampuan untuk menerima sinyal darimaksimum 2000 kapal dalam satu wilayahcakupan. Lapan-A2 nantinya akan menjadisatelit pemantau bumi pertama di duniayang memiliki orbit ekuatorial.

Pengembangan Teknologi Dirgantara :

Saat ini LAPAN sedang mengembangkanteknologi kedirgantaraan yang antaralain meliputi pembuatanroket pendorongSONDA, satelit, pesawat angkut, pesawat pengamat tak berawak(LAPAN Surveillance UAV) serta LAPANSurveillance Aircraft (LSA).

114

Roket Pendorong Sonda :Disebut sebagai RX (Roket eXperimental),dipersiapkan untuk peluncuran satelitsecara mandiri pada tahun 2014 danpengembangan Satelite Launch Vehicle (SLV) yangditargetkan LAPAN dapat rampung padatahun 2024. Semua Roket RX diujicobakandi Pangkalan Ujicoba Roket Pameungpeuk -Garut, Jawa Barat.

RX-100Spesifikasi RX-100 meliputi diameterroket sebesar 110 mm, bobot 30 kg,panjang roket 1900mm dan memilikipropelan tipe padat. RX-100 diperkirakandapat mencapai kecepatan maksimum1.7 mach, menempuh jarak 11 km, danmencapai tinggi 7 Km. RX-100 telahberhasil diujicobakan oleh TNI AngkatanDarat dengan PT Pindad pada 31 Maret2009 dengan menggunakan panser Pindaddan menempuh jarak 24 Km.

RX-250RX-250 sudah diujicobakan berkala sejaktahun 1987 hingga 2005.

RX-320115

RX-320 memiliki diameter roket sebesar320 mm. RX-320 telah berhasildiujicobakan pada 30 Mei dan 2 Juli2008.

RX-420RX-420 memiliki spesifikasi antara laindiameter roket sebesar 420 mm, bebansaat terbang 1000 Kg, panjang roket 6200mm, dan memiliki propelan tipe padat.RX-420 membutuhkan waktu 13 detik untukpengapian roket dan diprediksikan dapatterbang selama 205 detik. Roket ini jugadiprediksikan mampu mencapai kecepatanmaksimum 4.5 mach, dapat menempuh jarak101 Km, dan mencapai tinggi 53 Km. RX-420 berhasil diujicobakan pada 2 Juli2009, dengan menggunakan bahan bakudalam negeri.

RX-550RX-550 memiliki spesifikasi yaknidiameter roket sebesar 550 mm, berbobot3 ton, dan memiliki panjang 6000 mm. RX-550 diprediksikan dapat terbang hinggaketinggian 100 Km dan jangkauan 300 Km.[4] RX-550 telah melalui uji statis padatahun 2012 dan direncanakan akandiujicobakan pada pertengahan 2013.

116

Satelit Proyek pengembangan satelit yangdilaksanakan oleh LAPAN dimulai sejaktahun 2000. Satelit yang dibuat olehLAPAN digunakan untukpengambilan citra bumi, mitigasibencana, komunikasi radio, danpengaturan lalu lintas laut.

Indonesian Nano Satelite (INASAT-1)

Bagan Satelit INASAT-1 – Dok.LAPAN

INASAT-1 merupakan satelitberbentuk Nano Hexagonal, yang dibuat dandidesain sendiri oleh Indonesia untukpertama kalinya. INASAT-1 merupakansatelit metodologi penginderaan untuk

117

memotret cuaca buatan LAPAN. Proyek inidimulai pada tahun 2000 bekerjasamadengan Dirgantara Indonesia (PTDI).INASAT-1 sukses diluncurkan pada tahun2006.

LAPAN - Technische Universität BerlinSatellite (LAPAN-TUBSAT / LAPAN A-1)

Proyek LAPAN-TUBSAT dilaksanakan LAPANatas kerjasama dengan Universitas TeknikBerlin (TUB) untuk mempelajari basispembuatan satelit dari Berlin. Pembuatansatelit ini juga dilakukan sepenuhnyadi Jerman,[7] karena LAPAN belum memilikiperalatan yang memadai dan masihmempelajari cara pembuatan satelit.Dengan dimensi 45x45x27 cm3, misisatelit ini adalah pengamatan citra bumidari ketinggian (Video Surveillance).

LAPAN - Organisasi Amatir Radio Indonesia (LAPAN-ORARI / LAPAN A-2)

118

Satelit LAPAN A-2 / LAPAN-ORARI – Foto Dok.LAPAN

Proyek LAPAN A-2 dilaksanakan sepenuhnyadi Pusat TeknologiSatelit, Rancabungur, Bogor, Jawa Barat.Dengan dimensi 50x47x38 cm3 dan bobot 70Kg, LAPAN A-2 diharapkan dapat berputarterhadap bumi setiap 20 menit denganpola orbit geostationer diataskhatulistiwa dan memiliki radius deteksilebih dari 100 Km.[8] Pada 5 November2008, LAPAN sepakat untuk bekerjasamadengan Organisasi Amatir Radio Indonesia

119

(ORARI) dalam pemanfaatan satelit LAPANA-2. Satelit ini akan dilengkapidengan transponder UHF/VHF berfrekuensi145.880 MHz dan 435.880 MHz sertadigipeater APRS berfrekuensi 145.825MHz.Satelit ini ditargetkan dapatdiluncurkan pada tahun 2013, menunggukesiapan roket pengangkut satelitmilik India. RX-550 LAPAN: Roket Balistik untuk

Misi Militer dan Sipil

Foto Dok.LAPAN.

Saat ini Indonesia telah mulai mencobaberusaha mandiri dalam pengadaan alatpertahanan strategis. Misalnya untuk

120

sistem pertahanan yaitu berupa pembuatanmissile atau peluru kendali jarakmenengah dan jauh. Usaha ini pentingmengingat keuangan Indonesia mungkintidak sekuat negara-negara lain.

Lembaga Penerbangan dan AntariksaNasional (LAPAN) sudah memulaimengembangkan pembuatan roket nasionalsejak tahun 1964. Indonesia bahkanmenjadi negara kedua di Asia dan Afrikasetelah Jepang yang berhasil meluncurkanroketnya sendiri, yaitu roket Kartika. Kini dengan dana senilai Rp 5 miliar,Lapan terus mengembangkan RoketXperimental 550 (RX-550). Sejakdikembangkan ditahun 2011, RX-550 inimasih saja bergulat dengan serangkaianuji statis karena berbagai kendala. BilaRX-550 terbukti sukses, merupakan buktijaminan bahwa LAPAN mampu membuat pelurukendali jarak jauh atau rudal balistiksebagai bagian dari sistem pertahananudara nasional. Tinggal pekerjaan rumahberikutnya adalah mempersiapkan sistempengendali bagi rudal balistik ini.

121

Patut dicatat sebelum berkonsentrasipada RX-550, pada tahun 2009 LAPAN telahsukses melakukan uji terbang RX-450. RX-550 di daulat sebagai roket terbesaryang pernah dikembangkan LAPAN dengankaliber 550 mm. Ada pun roktet RX-550berbahan bakar hydroxyl toluen polybutadiene(HPTB) ini berdaya jangkau hingga533 km dan ketinggian terbang bisamencapai 150 km. Roket mampu mengorbitseperti satelit dengan memiliki panjanghingga 10 meter pada komponen tingkatpertama dan ke dua. Kecepatan maksimumRX-550 bisa mencapai Mach 7.67, bahkanroket dapat dimuati payload sampai 300kg, ini artinya dalam misi militer roketdapat membawa hulu ledak yang lumayanberat dan berdaya hancur tinggi.

Roket berdiameter 550 mm dengan panjang6 meter ini merupakan penyempurnaan daribeberapa roket Lapan sebelumnya yaituRX-420. Roket ini juga dapat berfungsisebagai roket pendorong (boster) utamabagi roket pengorbit satelit, sehinggaimplementasinya tidak hanya untukkebutuhan militer saja.

122

123

Roket RX-550 produksi LAPAN – Foto-fotoDok.LAPAN Roket RX-750 dan Masa Depan Rudal

Pertahanan (R-Han)

Foto Dok.LAPAN

Teknologi roket produksi LAPAN semakinmengalami kemajuan pesat. Yaknisetelah berhasil meluncurkan RX-320pada 2008, maka tahun 2009 LAPANkembali berhasil meluncurkan RX-420.Sukses mengembangkan RX-420, bukanlantas Lapan berpuas diri. Pada akhirtahun 2010, LAPAN kembali mendesainRX-520. Roket yang lebih besar danmemiliki daya jangkau lebih jauhdibanding RX-420. 

124

Setelah diuji coba pada akhir tahun2010, roket RX-520 ini ternyatamemiliki spesifikasi yang lebih hebatketimbang RX-420. Sesuai desain awal,RX-520 memiliki kecepatan maksimal 1,7km/detik. RX520 ini memiliki panjanghingga 8,8 meter dengan bahan bakarpropelan padat seperti jenis roketlain. Daya jangkau roket RX-520mencapai 300 km.

Kemudian dalam perkembangannya RoketRX-550 bermetamorfosis menjadi RoketRX-550 yang berdaya jangkau 533 KMdengan berat 300 Kg yang memilikikecepatan 7 Mach.  Rupanya Indonesiamelalui LAPAN juga mengembangkan RoketPeluncur Satelit yakni RX-750 yangmerupakan Roket peluncur satelit serilanjutan dari RX-420 yang telah suksesdiluncurkan dari kawasan timurIndonesia. Seri-seri ini akandikembangkan menjadi dua bagian yakniRoket Peluncur Satelit (RX Series) danRoket Rudal Pertahanan (R-Han).

Para petinggi TNI telah mengkaji keduaprototype yang digunakan sebagai RudalPertahanan, karena masing-masing ada

125

kekurangan dan kelebihanya. Untukmengantisipasi ancaman dari utara lebihefektif menggunakan R-Han pengembangandari RX-550. Sementara untuk menghadapiancaman dari selatan lebih tepatmenggunakan R-Han pengembangan dari RX-750 yang memiliki berat 0,5 ton walaupun dari segi biaya  3X lipat dari RX-550.

Foto Dok.LAPAN

Roket RX-750 yang mempunyai jangkauan1000 km memiliki diameter 75 cm,diluncurkan pada akhir tahun 2010 silam.RX-750 ini ternyata sudah bisa terwujuddan  dipasangi sistem kendali, sehingga

126

jarak jelajahnya menjadi RudalPertahanan Jarak Jauh (R-Han) yangmemiliki jarak jangkau 1000 km. Untuksaat ini yang baru santer diwartakanadalah RX-420 dan RX-420 ini sudahdirancang sebagai roket untuk peluncursatelit. edangkan generasi lanjut dariroket peluncur satelit tadi adalah RX-750 ini.

127

Uji coba RX 420 pada 2 Juli 2009 – FotoDok. LAPAN

RX 750 mampu menjangkau jarak tempuhsampai 1000 km sehingga roket initermasuk kategori rudal balistik,dilepas dari Jakarta bisa menghantamKuala Lumpur kurang dari satu jam. Namunmemang penempatan R-Han jarak 1000 kmini lebih tepat di pesisir selatan untukmenghadapi ancaman dari selatan.

128

Foto Dok.LAPAN

Jangkauan 1000 km dirasa masih kurang,oleh sebab itu sejak 2011 telah diadakanbeberapa pengujian yang menghasilkanprototype yang lebih baik. Misalnya yangdiujicobakan di Jawa maupun di Morotaidan Biak yang ternyata mengindikasikankemajuan pesat. Semoga Rudal PertahananIndonesia ini mampu mengcover seluruhancaman dari luar terutama dari agresor-

129

agresor barat dan kelompoknya. Bahkanpada akhir bulan Agustus 2015, LAPANmelakukan tes uji dinamik R-Han 122 Bsebagai produknya yang terbaru.

Foto Dok.LAPAN

Selain LAPAN masih banyak lagiindustri komponen pendukung dalampengembangan Industri PertahananNasional. Misalnya PT. DAHANA yangkhusus memproduksi peledak laluPT.KRAKATAU STEEL yang bertugasmenyelenggarakan bahan baku logam untukkebutuhan industri utama mau pun

130

industri komponen utama dan industrikomponen pendukung lainnya. PT.SRITEXsebagai produsen seragam dan alatperlengkapan militer seperti tendapleton, parasut dan berbagai hal yangterkait dengan berbasis bahan tektilatau kain berbagai jenis serta masihbanyak lagi.

3.Analisis Permasalahan

A. Kendala dan Tantangan

Setelah mempelajari berbagai hasildari pembangunan dan pengembanganindustri pertahanan nasional di atastadi, sudah terbukti bahwa kemampuanindustri pertahanan nasional tidakkalah dengan industri pihak asing.Hanya sedikit saja kebutuhan komponenyang terkait dengan produk luar negeri.Bahkan hampir 75 sampai 90 % semuakebutuhan komponen dan bahan baku sudahbisa dipasok dari dalam negeri. Artinya

131

tingkat ketergantungan kebutuhanalutsista untuk pertahanan nasionalkepada pihak asing semakin kecil,bahkan nyaris tidak ada sama sekali.Kondisi demikian tentunya menjadipertanda bahwa Indonesia sudah mulaimampu mewujudkan kemandirian dalammenumbuh-kembangkan industripertahanannya.

Namun uniknya, seperti yang telahdisampaikan di awal bagian dua padabuku ini, Indonesia masih saja memilikiketergantungan pada teknologi danproduk luar negeri, khususnya yangterkait dengan industri pertahanan.Bahkan hampir dua dekade ke belakang,kebutuhan alutsista TNI masihberdasarkan pembelian ke luar negeri.Seperti pesawat tempur, pesawat intai,peluncur roket, senjata genggam dansenapan mesin, bahkan kendaraan tanklapis baja. Alhasil untuk kebutuhantersebut menuntut pembiayaan anggaranyang lumayan besar, termasuk pembelianyang bersifat kredit atau hutang luarnegeri.

Kondisi yang bertolak belakangitu, tentu menimbulkan pertanyaan :Kenapa ? Maka bermula dari pertanyaan

132

tersebutlah, penulis mencoba membahasapa yang menjadi kendala dan tantangandalam pembangunan serta pengembanganindustri pertahanan nasional ini. Kendala :

Dalam makalahnya yang berjudul :“ Peran Strategis Pembangunan IndustriPertahanan ”, Habibi Yusuf Sarjono, ST,MHan19 menulis bahwa sejak konsepindustri strategis ditiadakan, makaperusahaan-perusahaan BUMN besarseperti PT.Pindad, PT.DI, PT.PAL,PT.Krakatau Steel, PT.LEN dan lainsebagainya, harus menjalankan industrisecara efisien dan ekonomis, bahkanmandiri seperti layaknya perusahaanindustri umumnya. Padahal industripertahanan di negara mana pun, tidakterlepas dari peran Pemerintah sebagaistakeholder-nya yang paling utama. Itukarena industri pertahanan merupakanjenis industri yang melibatkan banyakelemen institusi Pemerintah, sangat

19 Habibi Yusuf Sarjono, ST, MHan. “Peran Strategis Pembangunan Industri Pertahanan “ – http//www.tandef.net/peran-strategis-pembangunan-industri –pertahanan.

133

khusus dan lebih diprioritaskan untukkepentingan negara.

Maka ketika perusahaan-perusahaanBUMN yang bergerak di bidang industripertahanan itu dituntut untuk mandiri,mau tidak mau perusahaan-perusahaantersebut berhadapan dengan dilemapelik. Karena untuk menunjangkelangsungan kegiatan industripertahanan, masih diperlukan dukunganpendanaan dari Pemerintah. Baik untukbiaya operasional riset, pembuatanprotype dan sebagainya. Contoh sederhanasaja, menurut LAPAN biaya untukpembuatan prototype satu jenis roketeksperimen ( RX ) diperlukan dana lebihdari 5 milyar rupiah. Belum lagi ketikaroket tersebut harus diproduksi massalberdasarkan permintaan customer dalamhal ini TNI atau instansi lainnya yangmembutuhkan roket jenis tersebut,pendanaan yang dibutuhkan akan semakinlebih besar lagi.

Habibi Yusuf membandingkandukungan Pemerintah AS terhadapindustri pertahanan di negerinya 20.Dalam hal ini yang dijadikan sebagaicontoh adalah ketika pada tahun 2000

20 Ibid134

Pemerintah AS menginisiasi proyekpembuatan pesawat tempur JSF ( Joint StrikeFighter ) F-35. Rencananya pesawattersebut tidak saja untuk kebutuhanmiliter AS, tapi juga bisa dipasarkanke sekutu AS seperti NATO, Australia,Eropa dan sebagainya. Dari berbagaicalon kontraktor yang mengajukanpenawaran, Departemen Pertahanan ASmemilih 2 (dua) kontraktor yaituLockeed Martin yang sudah dikenalsebagai produsen pesawat tempurunggulan militer AS dan Boeing produsenpesawat komersil yang sedang mencobamencari kesempatan di bidang militer.Kemudian kedua perusahaan tersebutdiberi dana riset yang sama sehinggapada akhirnya kedua perusahaan itu bisabekerjasama memproduksi satu jenispesawat tempur yang diinginkan yaituJFS F-35.

Demikian pula halnya dengan 4(empat) negara besar di Eropa yaituInggris, Spanyol, Italia dan Jerman.Dalam rangka membangun pertahanan diEropa, mereka berencana bekerjasamamembuat pesawat tempur yangspesifikasinya berbeda dengan JFS F-35yaitu Eurofighter Typhoon. Dalam kerjasama

135

tersebut disepakati bahwa dimulai daririset sampai produksi dikerjakan olehperusahaan-perusahaan pesawat dimasing-masing negara terkait. Langkahselanjutnya, dari kerjasama tersebutperusahaan-perusahaan di masing-masingnegara Eropa itu membuat komponen yangketika disatukan menjadi satu jenispesawat Eurofighter Typhoon seperti yangdirencanakan oleh pemerintah keempatnegara Eropa itu. Artinya dalam halini, pemerintah suatu negara tetapharus ambil peran dalam mendukungindustri pertahanan di negaranyatersebut. 21

Masih dikatakan Habibi Yusuf 22,pada kisaran tahun 2007 – 2008Indonesia ambil bagian dalam misipenjaga perdamaian PBB di Lebanonsebagai salah satu kepentingan nasionalIndonesia untuk turut serta menjagaperdamaian di dunia. Maka dalam rangkapenugasan menjaga perdamaian di Lebanonitu, TNI memerlukan alutsista yangmemadai, salah satunya adalah kendaraanpengangkut pasukan berupa kendaraanpanser. Selain untuk kepentingan misi

21 Ibid.22 Op Cit.

136

PBB, tentu saja kendaraan panser jugadibutuhkan untuk kepentingan pertahanandi Indonesia.

Sebelum ini TNI biasa membelikendaraan panser atau tank sesuaispesifikasi yang dibutuhkan ke produsendi Perancis. Namun ketika itu, WapresJusuf Kalla meminta agar PT.Pindadmencoba membuat kendaraan panser sesuaispesifikasi yang dibutuhkan. Ternyataketika PT.Pindad mempresentasikanrancangan produksinya yaitu kendaraanpanser Anoa 6x6 kepada Wapres dan TNI,mendapat tanggapan positif. Atasperintah Wapres Jusuf Kalla pula,PT.Pindad mendapat order pesanankendaraan panser dari TNI dalam jumlahyang cukup banyak. Dampak positifnyasaat itu anggaran alutsista negarauntuk pembelian kendaraam pansermenghasilkan penghematan hingga 50%.Karena jika membeli jenis kendaraanpanser yang sama dengan produsen diPerancis nilainya mencapai 14 milyarrupiah per unit, namun dengan membelikendaraan Panser Anoa 6x6 denganspesifikasi dan kemampuan yang kuranglebih sama harga per unitnya senilai 7milyar rupiah. Di sisi lain, dengan

137

pembelian kendaraan Panser Anoa 6x6dalam jumlah banyak, menjadikanPT.Pindad dapat melanjutkan industrinyadengan baik. Termasuk imbasnya kepadaindustri yang lain yaitu di antaranyaPT.Krakatau Steel yang memasok bahanbaku baja armour, PT.LEN untuk sistemkomunikasi dan elektronika serta lainsebagainya.

Masih menyinggung soal dukunganPemerintah terhadap perkembanganindustri pertahanan nasional, BrigjenTNI Ir.Agus Suyarso yang pernah menjadiTim Litbang Kemhan tahun 2009, menulisdalam makalahnya yang berjudul : “Menapaki Kemandirian Alutsista “ dan di-posted pada tanggal 11 April 2014menegaskan bahwa dengan kondisi yangada sekarang ini, seberapa jauhkemampuan industri pertahanan nasionalmampu memenuhi kebutuhan alutsista TNIsecara mandiri ? Meskipun saat inibeberapa jenis alutsista yangdibutuhkan TNI sudah bisa diproduksisendiri oleh industri pertahanannasional. Namun harus diakui,setidaknya lebih dari 50% kebutuhanalutsista TNI saat ini masihmengandalkan pembelian ke luar negeri.

138

Maka apa bila industri pertahanannasional ini bisa tumbuh dan berkembangmemenuhi kebutuhan TNI atau lebih baiklagi bisa diekspor ke luar negeri,tentu diperlukan dukungan total dariPemerintah. Terutama dukungan dalambentuk kebijakan yang menunjangpertumbuhan industri tersebut.23

Penggambaran di atas tadimenunjukkan betapa pentingnya peranpemerintah suatu negara dalammenetapkan kebijakan yang menunjangindustri pertahanan di negaranyatersebut. Misalnya seperti AS dan UniEropa. Bahkan terbukti di Indonesia,ketika TNI membeli kendaraan PanserAnoa 6x6 produksi PT.Pindad mampumemberi dampak positif yang sangatbesar dalam kelangsungan industripertahanan nasional. Tidak sajaPT.Pindad yang mendapat keuntungan daripesanan jumlah besar itu, tetapi jugaperusahaan-perusahaan pendukung yangterkait dengan kebutuhan komponenkendaraan panser tersebut seperti

23 http://jakartagreater.com/menapaki-kemandirian-alutsista/

139

PT.Krakatau Steel, PT.LEN dansebagainya.

Kendala lainnya adalah belum adakemauan dari pihak Pimpinan TNI dalammenetapkan standarisasi alutsista untuktiga matra yaitu TNI Angkatan Darat,Angkatan Laut dan Angkatan Udara.Pendapat tersebut disampaikan olehMayor Laut (E) Andi Indra Putra selakuperwira di Mabes TNI AL 24 dalammakalahnya yang berjudul “ AwalKehancuran Alutsista Karena Tidak Ada StandarisasiPeralatan TNI “. Menurut Mayor Andikonsep strategi pengerahan kekuatanalutsista wajib dipandang secarakomprehensif, integral dan holistik.Bukan hanya sekedar konsep sektoralyang terfokus kepada tiap matra,melainkan harus dapat mendukung suatukonsep operasi gabungan ( joint forceoperation ) yang membangun sinergitasantar masing-masing sektor, sehinggaseluruh sumber daya yang dimiliki dapatdigunakan dengan efektif, efisien dantepat sasaran.

24 http://www.tandef.net/awal-kehancuran-alutsista-karena-tidak-ada-standarisasi-peralatan-tni.

140

Masih menurut Mayor Laut (E) AndiIndra Putra lagi, tidak sedikitpermasalahan teknis yang seringdihadapi dalam operasi gabungan TNIyang disebabkan oleh keberagaman jenis,merk dan type alutsista yang digunakanoleh masing-masing matra yang sebagianbesar merupakan produk luar negeri.Misalnya dalam penyelenggaraan sistemkomunikasi, dengan alat komunikasi yangberbeda jenis, merk, type danperusahaan produsennya, justrumenyebabkan terjadinya hambatankomunikasi dalam penyelenggaraan sistemkomunikasi yang diperlukan.

Kondisi tersebut tentu sangattidak mendukung kelancaran tugasoperasi gabungan, terlebih bilamanadihadapkan pada ketentuan C41SR (Command, Control, Communication, Computer,Inteligent, Surveilllance and Reconnaissance ) yangmenuntut kompatibilitas integrasi maupun interoperability antar peralatanyang membutuhkan aspek kecepatan,kerahasiaan, ketepatan dan kehandalanperalatan dalam menunjang pengambilankeputusan dan tindakan dalam operasigabungan tersebut.

141

Dari penjelasan Mayor Laut (E)Andi Indra Putra tersebut, dapatdisimpulkan bahwa diperlukan kebijakanPimpinan TNI untuk menetapkanstandarisasi alutsista bagi tiap-tiapmatra dengan mengutamakan penggunaanalutsista yang diproduksi oleh industripertahanan nasional. Selain menunjangkebutuhan alutsista TNI, akan mendukungpula pertumbuhan dan perkembanganindustri alutsita nasional termasukkemudahan dalam pengadaan suku cadangmau pun pelayanan purna jual.

Contohnya adalah kebijakan yangditetapkan oleh US Departement of Defence (DOD ) terkait dengan standarisasi danpengadaan logistik alutsista untukkepentingan militer AS. Dalam hal ituUS Departemen of Defence mengesahkan yangdisebut Military Standard ( ML-STD) atauMilitary Specification ( MIL-SPEC ) terhadappembelian dan penggunaan alutsistamiliter AS sepeti untuk Joint ForceOperation, Army, Air Force dan Navy. Yaitumengutamakan pembelian hasil produksiindustri pertahanan dalam negerinya.

Sehingga dengan kebijakan yangdemikian itu, berdampak positifterhadap kemajuan teknologi alutsista

142

dalam perkembangan industri pertahanandi AS. Maka tidak ditampikkan lagi,kebijakan model itu pula sebagai salahsatu yang dibutuhkan dalam menunjangpertumbuhan serta perkembangan industripertahanan nasional di Indonesia.

Tantangan :

Ada pun yang dimaksud dengan“tantangan” terdiri atas dua halyaitu : tantangan dalam arti “persaingan”atau kompetisi dan tantangan dalam arti“tingkat kebutuhan” alutsista TNI sesuaidengan Renstra yang telah dirumuskan. Tantangan dalam arti“persaingan” atau kompetisi bertitiktolak dari melihat begitu tingginyapersaingan kualitas dan kecanggihanalutsista di ajang internasional.Apalagi saat ini kontestasi kekuatanalutsista di kancah global semakinketat dan semakin berlomba-lombamenghasilkan produksi alutsista yangterbaik dan tercanggih untuk melindungikedaulatan wilayah negara masing-masingdi dunia. Misalnya kemampuan produksialutsista Republik Korea Utara yangmemproduksi kapal selam canggih yang

143

tidak mudah dideteksi oleh radarmusuhnya. Republik Iran yang telahmemproduksi senjata nuklir berbahayadan mampu menempuh jarak tembak yangsangat jauh, sehingga merisaukannegara-negara adidaya seperti AmerikaSerikat dan para sekutunya. Begitu pulahalnya dengan senjata nuklir yangdiproduksi oleh Republik India atau punRepublik Tiongkok dan negara-negaralainnya yang dari waktu ke waktu selalumempublikasikan kecanggihan sertakemampuan sistem alutsistanya.

Bahkan belum lama ini, persisnyapada tanggal 9 Mei 2015 di Moskow –Rusia, ditampilkan tiga alutsistaterbaru produksi Rusia. Yaitu Main BattleTank ( MBT ) T14 armata, lalu ranpurVPK-7829 Bumerang 8x8 dan panser berodarantai Kurganets-25. Tentang ketigaalutsista terbaru buatan Rusia itudiulas oleh Aryo Nugroho dalam majalahCommando Volume IX-Edisi No3-Th 2015 25

seperti berikut : Panser VPK-7829Bumerang 8x8 merupakan ranpur produksiRusia yang memiliki desain menarik dan

25 Majalah Commando Vol XI-Edisi No.3 / Th 2015 hal21 – 33.

144

mengagumkan. Tahan terhadap hantamanpeluru kaliber 14,5 mm serta mudahdioperasikan di segala medan lapangan.Fungsinya yang utama ialah sebagai alatangkut prajurit AD Rusia di berbagaimedan pertempuran. Namun tidakdipungkiri juga, karena masih barupanser ini belum digunakan dalampertempuran, tetapi sudah berulangkalimelaksanakan uji coba yang hasilnyaselalu memuaskan. Panser ini jugadilengkapi dengan berbagai alat canggihseperti JPS, deteksi radar, alkommodern dan piranti digital lainnya.Singkat kata ranpur ini memiliki alatdan sistem proteksi yang canggih sertamumpuni. Kabinnya mampu menampung 9(sembilan) penumpang dan 1 (satu) jurutembak yang menangani sistem remoteuntuk kubah senjata. Keamanan penumpangterjamin berkat penggunaan kursigantung di langit-langit kabin,sehingga membantu mengurangi resikocedera akibat gelombang kejut ranjauatau bahan peledak lainnya saat meledakdi bawah kendaraan.

145

Panser VPK 7829 buatan RusiaBerikutnya adalah tank Kurganets-25,

sebagai kendaraan infantri hasilinovasi terhadap kendaraan tempursebelumnya yaitu dinasti BMP ( BoyevayaMaschina Piekhota ) seri 1,2 dan 3. TankKurganets-25 ini merupakan hasil produksipabrik Kurganmashzavod yang sudahberhasil mengembangkan tank BMP seri1,2 dan 3.

Tank Kurganets-25 dibuat dalam duaversi yaitu Obieckt 695 dan Obieckt 693.Perbedaan dari keduanya ialah sistemsenjata dan kapasitas angkut pasukan.Jika tank Obieckt 695 merupakan kendaraantempur dengan persenjataan lengkap,sedangkan tank Obieckt 693 lebih berfungsisebagai kendaraan angkut pasukan.Spesifikasi Kurganets–25 kurang lebihseperti berikut :

146

Tank Kurnagets 25 – buatan RusiaAwak : 3 ( tiga ) orangMesin : Diesel turbocharged

berdaya 800 hgKecepatan: 80 km/jam di jalan raya

10 km/ jam di airKapasitas : 8 – 9 penumpang

147

Desain Kurnagets 25

Berikutnya adalah MBT T14 armatasebagai Main Battle Tank produksi terbaruRusia. Kendaraan lapis baja keluaranbaru ini mampu menyedot perhatianberbagai negara mapan di Eropa, bahkanAmerika Serikat. Desainnya lebih baikdan lebih canggih dibanding MBTgenerasi sebelumnya. Singkat kata, MBTT14 armata ini merupakan mesin perangyang handal dan memiliki banyakkelebihan atau keistimewaan.

148

Spesifikasi MBT T14 armata iniantara lain seperti berikut : Bobot tempur : 48 – 55 ton

Awak : 3 personil (komandan, juru tembak dan pengemudi )

Deteksi sasaran : 5000 meter Jarak operasi : 500 km Meriam : 125mm 2A82 M-1 Kapasitas auto leader : 32 peluru Mesin : Diesel 12silinder, konfigurasi –X dengan daya 1.500 hp supercharged

dan 2000 hp dengan gasturbin.

Kecepatan maksimum : 80 – 90 kmperjam.

149

MBT T4 Armata – buatan Rusia

150

Desain MBT T14 Armata

Kemajuan inovasi dalam industripertahanan berbagai negara di duniamenjadi tantangan tersendiri bagiIndonesia. Meskipun Indonesia tidakambil peran dalam kancah kontestasipersenjataan dunia, namun tetap perlumelakukan inovasi dan modernisasiproduk untuk meningkatkan kekuatanpertahanan nasional. Hal itu pula yangdisampaikan oleh May.Jend.TNI.PuguhSantoso ( Dirjen Strahan Kemenhan RI )dalam artikelnya yang berjudul :“Strategi Modernisasi Alutsista TNI DalamMewujudkan Pertahanan Negara Yang Tangguh”26

26 Jurnal Yudhagama – Vol.32.No.1.Maret 2012 hal 6 sampai 11.

151

Yaitu strategi untuk menciptakanpertahanan yang tangguh salah satunyadengan melakukan pengembangan kekuatanmiliter melalui modernisasi alutsistayang sejalan dengan berkembangnyaberbagai macam ancaman sertapenyesuaian terhadap pola peperanganmodern ( modern warfare ). Namun,ditandaskan May.Jend.TNI.Puguh Santosolagi, bahwa modernisasi alutsistatersebut harus dilaksanakan denganbeberapa pertimbangan di antaranya;

Pertama, bertujuan untukmenciptakan suatu kekuatan pertahanannegara yang memiliki daya tempurhandal. Ke dua, kondisi negara dalamkeadaan ekonomi yang kuat sehinggamampu menunjang kekuatan militernya. Ketiga, sebagai wujud realisasi dalammelaksanakan program Minimum Essential Force(MEF) komponen utama untuk melaksanakanfungsi negara di bidang pertahananberdasarkan keputusan politik. Ke empat,modernisasi alutsista TNI masih jauhtertinggal dibanding alutsista negara-negara lain termasuk negara tetangga,sehingga efek tangkal ( deterrent efect )Negara Indonesia dinilai masih perlu

152

ditingkatkan. Ke lima, modernisasialutsista TNI sangat berhubungan dengankemampuan anggaran pertahanan. 27

Selain pandangannya di atas,May.Jend.TNI. Puguh Santoso jugamenyarankan agar dalam memodernisasialutsista TNI hendaknya berdasarkankonsep “dual function” sehingga sebagianalutsista yang diproduksi tidak sekedaruntuk kegiatan Operasi Militer Perang (OMP ) tetapi juga bisa digunakan untukkegiatan Operasi Militer Selain Perang( OMSP ). Misalnya untuk membantupenanggulangan bencana alam, bantuantransportasi, pembangunan konstruksijembatan dan perumahan untuk masyarakatdan sebagainya.28

Di sisi lain,May.Jend.TNI.Ir.Drs.Subekti,M.Sc,M.P.A. mantan Asrena Kasad yangkemudian menjabat PangdamVI/Mulawarman, menyampaikan pendapatnyadalam artikel yang berjudul :“Modernisasi Alutsista TNI AD Untuk MencapaiPembangunan Kekuatan Minimum” sepertiberikut : Ada pun modernisasi alutsistayang diharapkan secara bertahap

27 Ibid 28 Ibid

153

dilaksanakan penggantian dan pengadaansenjata yang baru sesuai denganperkembangan teknologi dan melaksanakanpembentukan satuan baru di setiapwilayah NKRI, khususnya wilayahperbatasan dengan negara lain, daerahrawan konflik, pulau-pulau terluarserta seluruh wilayah sesuai denganluas wilayah dan ancaman yang mungkintimbul, baik dari dalam mau pun dariluar negeri. Sehingga modernisasidipandang sangat mendesak, karenadengan meningkatnya intensitas daneskalasi ancaman akibat perkembanganlingkungan strategis, menuntutprofesionalisme TNI AD dalammenjalankan tugas dan kewajibannya.Untuk dapat meningkatkanprofesionalitas itu, prioritas utamanyaadalah memenuhi dan melengkapialutsista TNI AD dengan peralatanmodern, bukan dengan alutsista yangsudah tua dan usang.29

Pendapat yang kurang lebih samajuga dipaparkan oleh Laksamana Muda TNIAmong Margono, S.E. ( Asrenum PanglimaTNI ) dalam jurnalnya yang berjudul :“Kebijakan Modernisasi Alutsista TNI Dihadapkan

29 Op Cit hal 20 -25.154

Pada Tuntutan Tugas”30. Menurut LaksamanaMuda TNI Among Margono, dalam menunjangkebutuhan alutsista TNI terkait denganpenggantian, pemenuhan danpemeliharaan, perlu dipertimbangkanbeberapa aspek antara lain prioritasalutsista yang dibutuhkan, strategidan metode pemenuhan alutsista,persyaratan standard alutsista TNI, costbenefit analisis dan aspek ekonomi sertalokasi anggaran berdasarkan MinimumEssential Force ( MEF ).

Dengan demikian jelaslah bagikita, apa yang sebenarnya menjadikendala dan tantangan dalam upayameningkatkan industri pertahanannasional ke depan. Yaitu pertama, perluadanya kebijakan Pemerintah yangmendukung sepenuhnya upaya industripertahanan dalam menunjang pembangunanpertahanan negara termasuk dukungananggaran yang dibutuhkan. Kemudian kedua, perlu dilaksanakan inovasi danmodernisasi alutsista TNI untukmenunjang pelaksanaan tugas-tugasnyasebagai Komponen Utama dalam pertahanannegara. Selanjutnya yang ke tiga,

30 Jurnal Yudhagama Vol.32 – No.1 Maret 2012 hal 12-19

155

kemampuan produksi massiv sesuai dengankebutuhan dan permintaan.

Bengkel produksi PT.PINDAD – Foto Majalah Kina2 - 2012

156

B. Peluang

Menurut Habibi Yusuf Sardjono,ST,Mhan, ada enam indikasi yang menjadipeluang bagi industri pertahanannasional yaitu31 :

1. Indonesia sebagai negara denganwilayah yang luas :

Seperti yang telah disebutkan padabab pertama buku ini, bahwa Indonesiaadalah negara kepulauan terbesar didunia. Memiliki batas negara di duamatra, yaitu di laut ( batas maritim)dengan 10 (sepuluh) negara tetangga dandi darat ( batas kontinen) dengan 3 (tiga)negara tetangga. Negara-negara yangmempunyai kawasan perbatasan maritimdengan Indonesia antara lain Singapura,Thailand, India, Filipina, Vietnam, Papua New Guinea,Australia, Palau dan Republik Demokratik TimurLeste ( RDTL). Sedangkan negara-negarayang mempunyai perbatasan kontinen dengan

31 Habibi Yusuf Sardjono, ST,Mhan. : Peran Strategis Pembangunan Pertahanan – http://tandef.net.28 sept2010.

157

Indonesia yaitu Malaysia, Papua New Guineadan Republik Demokratik Timor Leste ( RDTL ).

Sehingga atas dasar wilayahgeografi yang sangat luas itu,diperlukan titik-titik yang menjadibatas pengawasan dan penjagaan diperbatasan wilayah tersebut. Maka untukmenunjang kegiatan pengawasan danpenjagaan yang dilakukan oleh TNI itu,tentu diperlukan berbagai jenisalutsista yang disesuaikan dengankondisi lapangan. Misalnya senjata danamunisi untuk prajurit penjagaperbatasan, kendaraan angkut dankendaraan perintis, kapal patroli, alatkomunikasi dan sebagainya.

Ada pun Brigjend TNI MakmurSupriyatno B.Sc., S.Pd,.M.Pd. selakuDirektur Kerjasama Antar KelembagaanUniversitas Pertahanan Indonesiamenjelaskan dalam jurnalnya yangberjudul : “Geograf dan Teknologi Militer” 32

seperti berikut : “ Geograf Indonesiasecara umum memang terdiri atas pulau-pulau. Pulau-pulau tersebut terdiri daripulau besar dan kecil yang memilikiberagam bentuk topograf atau

32 Jurnal Yudhagama – Vol32. No.1 Maret 2012 – hal 26-23.

158

geomorfologinya. Pulau besar, terutamaPulau Jawa, Sumatera, Kalimantan danIrian. Namun selain mencermati bentuktopograf dan geomorfologis, juga harusdilihat geografis lain yaitu adanyagaris perbatasan darat dengan negaratetangga....”

Dalam jurnalnya itu, Brigjend TNIMakmur Supriyatno juga mengingatkantentang pentingnya pengadaan alutsistaTNI yang memadai dan sesuai dengankondisi lapangannya. Dan mempersiapkanalutsista itu, hendaknya jangan menungguterjadinya perang dulu. Tapi sebelumperang terjadi, persiapan dan pengadaanalutsista harus sudah siapterselenggara.

Maka dengan kondisi yang demikianitu, TNI sudah pasti akan membutuhkanberbagai jenis alutsista dalam jumlahyang tidak sedikit. Baik untukpertahanan darat, laut mau pun udara.Kebutuhan untuk pengawasan dan penjagaanperbatasan itu, sudah termasuk sebagaipeluang untuk menunjang kegiatanindustri pertahanan nasional. Belum lagikebutuhan alutsista untuk masing-masingmatra sesuai dengan spesifikasikebutuhannya. Semua itu jelas menjadi

159

peluang bagi industri pertahanannasional, apa bila Pemerintah memberidukungan dan kesempatan untuk haltersebut.

2. Dukungan lembaga riset dan sdm :

Dalam rangka meningkatkan mutu danmodernisasi alutsista TNI, dibutuhkanriset yang serius dengan segalaaspeknya. Untuk itu tentu diperlukanketerlibatan tenaga-tenaga akhliprofesional di bidang rancang bangunalutsista serta kalangan perguruantinggi. Sehingga melalui riset dan ujicoba yang serius, tentu akanmenghasilkan alutsista seperti yangdiharapkan oleh TNI. Yaitu alutsistayang mampu bersaing dengan produk-produk negara lain, termasuk negara-negara maju.

Program riset dan uji cobatersebut, hendaknya juga mendapatdukungan penuh dari Pemerintah dalambentuk kebijakan yang memberi peluangbagi upaya riset berlandaskan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan teknologimodern.

160

3. Kebijakan normatif Pemerintah :

Mengingat kegiatan sistem produksiindustri pertahanan melibatkan banyakelemen Pemerintah seperti KementerianPerindustrian, Kementerian PendidikanNasional, Lembaga Riset dan Teknologi,Kementerian Perdagangan, KementerianKeuangan dan Perbankan, Kepolisian RIdan seterusnya, upaya revitalisasiindustri pertahanan nasional memerlukankebijakan normatif dari Pemerintah yangmendukung upaya-upaya industripertahanan nasional sebagai industristrategis.

Pandangan demikian juga pernahdisampaikan oleh JaleswariPramodhawardani – peneliti LIPI dan TheIndonesian Institute dalam makalahnyayang berjudul : “Dilema IndustriPertahanan” 33 yaitu dengan kondisiekonomi Indonesia yang masih mengalamipelambatan pertumbuhan ekonomi, agaksulit untuk mengimplementasikan suatupembangunan industri strategiuspertahanan yang akan menyedot anggarandan investasi yang besar. Apa bila haltersebut berhasil, tentu akan membuat

33 Media Indonesia 5 Oktober 2010 – humasristek.161

Indonesia memiliki potensi strategisdalam persaingan dengan industripertahanan di tingkat global. Pilihanrevolusioner ini dianggap sebagai jalanpintas paling tepat untuk kondisiIndonesia saat ini. Karena padadasarnya membangun industri pertahanantidaklah sama dengan membangun industrikomersil pada umumnya.

4. Kebijakan normatif Pemerintah dalam

hal prioritas penggunaan produkpertahanan dalam negeri :

Dalam jurnalnya34 ,May.Jend.TNI.Puguh Santoso menulisbahwa kebutuhan dan modernisasialutsista wajib menggunakan produksidalam negeri, sehingga diharapkan dapatmenumbuhkan industri pertahanan dalamnegeri yang secara mutualisme akanturut mempertangguh pertahanan negara.Untuk mendorong peningkatan produksiindustri pertahanan dalam negeri,pemerintah telah membentuk KomiteKebijakan Industri Pertahanan ( KKIP )yang dipimpin dan dibina oleh Menteri

34 Jurnal Yudhagama – Vol.12 No.1. Maret 2012 hal 6 sampai 11.

162

Pertahanan dibantu sejumlah menteriteknis lainnya. Maka ditegaskan olehMay.Jend.TNI.Puguh Santoso, strategimendorong majunya industri pertahanandalam negeri sangat penting, karenadiharapkan Indonesia akan mampumemodernisasi alutsista sendiri tanpaadanya ketergantungan dari negara lain.Bahkan dengan kemajuan industripertahanan dalam negeri dapat mencapaidua sasaran sekaligus yaitu pertamaakan turut mendorong pertumbuhanekonomi nasional dengan terciptanyalapangan kerja dam ke dua dapatmenembus pasar ekspor ke negara lain.Kedua sasaran tersebut secara langsungmau pun tidak langsung akan sama-samamemperkuat pertahanan negara danmerupakan dua “sisi koin” yang tidakterpisahkan ( security and prosperity ).

Maka tidak disangsikan lagitentunya, untuk menunjang kelangsunganindustri pertahanan sebagai industristrategis dibutuhkan kebijakanpemerintah yang mendukung penggunaanproduk pertahanan dalam negeri.

5. Adanya gelombang reformasi birokrasidan reformasi sektor keamanan yang

163

menghendaki adanya transparansi dangood governance di semua lini :

Pemerintah dengan Kabinet Kerjasekarang ini tampaknya sedang berusahauntuk melakukan reformasi birokrasi danreformasi sektor keamanan secaratransparans dan merujuk kepada prinsipgood governance di semua lini. Sebagaicontoh, banyak lembaga non departemenyang dipandang tidak perlu mulaidipangkas dan ditutup. Kemudian peranKPK, Polri dan Kejaksaan sebagailembaga penegak hukum semakinditingkatkan dan diberi ruang yanglebih luas dalam pola kerja yangterintegrasi serta tegas terhadappenegakkan hukum. Di sisi lain TNI punsemakin ditingkatkan kemampuanprofesionalisme para prajuritnya dansekaligus juga melakukan peremajaanserta modernisasi alutsistanya.

6. Menyelenggarakan kerjasama luarnegeri :

Sejak Pemerintahan Presiden SBY,peluang kerjasama luar negeri di bidangindustri pertahanan sudah dibuka lebar-

164

lebar. Dan pada masa PemerintahanPresiden Jokowi sekarang ini, peluangitu pun semakin ditingkatkan. Misalnyakerjasama dengan industri pertahananRepublik Tiongkok, kemudian denganRepublik Korea Selatan dan sebagainya.Sehingga diharapkan melalui kerjasamaluar negeri tersebut dapat terlaksanaalih teknologi dan ilmu pengetahuantentang teknis industri pertahanan.

165

Proses produksi kapal di PT PAL –Surabaya.

Foto Majalah Kina 2 2012.

C. Solusi

Faktor utama yang melatarbelakangiperlunya industri pertahanan didorongdan ditingkatkan perannya adalahkebutuhan negara terhadap kemandirianalutsista dan efek penggentar yangtinggi. Kemandirian sangat dibutuhkan,karena Indonesia merasakan berbagaipengalaman pahit dengan membelialutsista dari luar negeri. Selainharganya mahal, Indonesia tidaksepenuhnya berdaulat. Sedikit sajaterjadi kasus yang dinilai oleh duniainternasional sebagai “pelanggaran”HAM, maka Pemerintah AS akan meng-embargo mulai dari suku cadang sampaipenarikan pesawat yang sedang menjalaniperawatan atau perbaikan di pabrikasalnya. Maka jangankan berharap adanya

166

alih teknologi dari kerjasama pembelianitu, yang terjadi justru diciptakannyaketergantungan terhadap produk yangdibeli dari luar negeri tersebut.Begitu pula ketika TNI melakukanoperasi pemberantasan separatis GAM diAceh di masa lalu, sebagian kendaraantempur yang dibeli dari Inggris ditarikkembali oleh Pemerintah Inggris karenadinilai tidak sesuai dengan kebijakannegaranya yaitu ; Pemerintah Inggrismemberi kredit ekspor kendaraan tempurkepada TNI bukan digunakan untukberperang di dalam negeri.

Kondisi demikian tentu menyadarkankita, bahwa bangsa Indonesia adalahbangsa yang memiliki kedaulatannyasendiri. Bila ketergantungan dibiarkanterus terjadi, bagaimana bangsa iniakan membangun postur pertahanan yangkuat dan berwibawa di mata bangsa-bangsa lain ?

Suatu negara yang memilikikekuatan militer tidak diketahui olehnegara lain, itu sudah bisa menjadiefek penggentar meski dalam skala yangberbeda. Terlebih bila diketahuiteknologi militer yang digunakan olehnegara itu sangat genuine, tidak bisa

167

ditembus dan tidak bisa ditandingi.Maka negara lain akan memperhitungkanberbagai hal dari kekuatan militer yangdimiliki negara bersangkutan.

Semua negara yang menjadi produsenalutsista selalu menyimpan suatuteknologi yang hanya dikuasai olehnegara tersebut dan tidak dijual ataudiinformasikan ke negara mana pun yaitumenjadi semacam rahasia militer ataurahasia pertahanan. Hal tersebutdimaksudkan sebagai salah satu upayaantisipasi dalam gelar kekuatan totalyaitu alutsistanya tidak bisa ditangkaloleh negara mana pun.

Jadi jelas kiranya bahwamembangun industri pertahanan adalahsupaya industri nasional tetapberlangsung dan terlaksana secaraprogresif. Pada satu sisi langkah ituakan memperkuat kemampuan pertahanannasional, sementara pada sisi lain akanmendukung jalannya roda perekonomiannasional dengan efek bola salju yangmampu menghidupkan industri-industrilain dalam rantai produksi industripertahanan, atau mungkin akanmelahirkan beragam industri barulainnya. Bahkan dalam lingkup makro,

168

hal itu akan mendorong kemajuanteknologi yang lebih tinggi yang padagilirannya akan menghasilkan efisiensiserta meningkatkan competitive advantagenegara.

Sehubungan pandangan di atas,tentu diperlukan langkah-langkah untukmembangun dan mendorong kemajuanindustri pertahanan nasional sepertiberikut :

Mempertegas arah dan kebijakanpertahanan Negara yang berlandaskankepentingan nasional. Yaitu menuntutsikap Pemerintah ( dalam hal iniPresiden ) dan DPR RI memperjelassikap kebijakan tersebut untukkemudian menjadi pedoman dalammenyelenggarakan pertahanan negarasampai kepada tahap operasionalnya.

Memperjelas roadmap kebutuhanalutsista nasional dimulai dari tahapjangka pendek, menengah dan jangkapanjang. Roadmap tersebut dibutuhkanuntuk mengetahui teknologi apa sajayang diperlukan dan yang mana sajaperlu dipersiapkan. Seringkalikelemahan industri nasional tidak

169

mampu memenuhi kebutuhan TNI karenaperlu waktu riset dan pengembanganteknologi lebih dahulu. Dengan adanyaroadmap tersebut, Pemerintah jugabisa membuat kalkulasi kekuatanpertahanan nasional secara berjangka.

Meningkatkan peran kepemimpinan dalamkoordinasi antarinstansi. Dalam halini Kementerian Pertahanan sebagaipembina industri pertahanan nasionalharus memainkan peran kepemimpinanyang kuat dan efektif dalammengkoordinasikan antarinstansiterkait, serta mengatur kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan.

DPR RI sebagai lembaga dengan fungsilegislasi, pengawasan dan anggaran,harus mengoptimalkan perannya denganmenegaskan kepada Pemerintah sepertiberikut :

a. Mempercepat pembahasan danpembuatan Undang-Undang KeamananNasional sebagai payung utamakebijakan keamanan nasional( termasuk di dalamnyakepentingan nasional, persepsi

170

ancaman, kebijakan umumpertahanan dll ). Selanjutnyaadalah tentang Undang-UndangRevitalisasi Industri Pertahananyang mendorong industripertahanan nasional sekaligusjuga akan mendorong perekonomiannasional serta peraturan-peraturan yang relevan lainnya.

b. Menekankan kepada Pemerintah( Kemenhan dan TNI ) agar lebihfokus kepada pengadaan alutsistamelalui industri pertahanannasional dan kerjasama risetsebagai upaya pelaksanaanpembinaan kemampuan industrinasional.

c. Melaksanakan pengawasan ketatterhadap prosesakuisisi/pengadaan alutsistaoleh Pemerintah, karena tidaksedikit produsen alutsista yangingin memonopoli produksi danpenjualan sehingga menimbulkankerawanan gratifikasi dankorupsi dalam poroses pengadaantersebut.

171

d. Meminta alokasi anggaranpertahanan, khususnya untukpembinaan industri pertahanannasional sebagai wujud kepastianterhadap realisasi dukungankepada industri pertahanannasional sejak tahap risetsampai produksi.

Alhasil sampailah kita padapemahaman solusi bahwa membangunindustri pertahanan nasional, samaartinya dengan membangun kekuatanpertahanan nasional yang kokoh, mandiridan berdaya gentar tinggi. Selain itutidak diragukan lagi, membangun danmeningkatkan peran industri pertahanannasional juga akan membangunperekonomian nasional melalui efek bolasalju yang memberi imbas positifterhadap industri-industri lainnya yangterkait.

4. Potensi dan Prospek172

Berbagai hal tentang industripertahanan yang telah disampaikan dandipaparkan sejak awal penulisan bukuini, tentu dapat turut serta menjadiinformasi yang membuktikan bahwaindustri pertahanan nasional sangatmemiliki potensi dan prospek yang luarbiasa. Khususnya dalam upaya Pemerintahmembangun postur pertahanan nasionalyang mandiri dan tangguh sehinggadisegani oleh negara-negara lain didunia.

Mendorong tumbuh kembangnyaindustri pertahanan nasional, tidak sajamendorong peningkatan pembangunanpertahanan negara yang tangguh, tetapijuga membangun kekuatan ekonomi nasionaldari sektor industri pertahanan. Olehkarena itu perlu dilakukan perubahancara pandang terhadap industripertahanan nasional. Yakni tidak lagimenjadikan fungsi industri pertahanannasional sebagai bengkel rekayasa produkluar negeri, tetapi justru menjadipabrikan yang memproduksi alutsista

173

sendiri untuk kebutuhan pertahanannasional dan juga ekspor.

Potensi :

Indikasi yang menunjukkan bahwaindustri pertahanan nasional memilikipotensi yang besar yaitu antara lain :

a. Tersedianya bahan baku yangberlimpah dan memilikikualitas standarinternasional. Sepertibahan baku baja armor,bahan baku mesiu untukmunisi senjata atau punpeledak serta lainsebagainya yang terkait.

b. Memiliki cukup tenagaakhli yang telah memperolehpendidikan dan pengalamandi berbagai negara produsenalutsista.

c. Memiliki tenaga kerja ataupun calon tenaga kerja yangterampil dan berdedikasi

174

terhadap kegiatan pekerjaanindustri pertahanan dalamjumlah besar.

d. Memiliki dukungan kalanganPerguruan Tinggi Negeriatau pun Swasta untuk turutserta melakukan riset danpengembangan modernisasialutsista.

e. Memiliki peluang besarnyakebutuhan TNI terhadapalutsista untukmelaksanakan tugas pokokutamanya.

f. Memiliki sejumlah kebijakanPemerintah yang mendukungterselenggaranya upayapeningkatan pembangunanindustri pertahanannasional.

Berdasarkan indikasi di atas tentudapat dipastikan bahwa Indonesiamemiliki potensi besar dalam membangundan mengembangkan usaha industri

175

pertahanan nasional secara mandiri.Sehingga untuk menggali semua potensitersebut diperlukan pula dukungananggaran yang cukup besar demiterwujudnya kemajuan industri pertahanannasional. Prospek :

Dengan ditingkatkannya potensiindustri pertahanan nasional serta upayapeningkatan modernisasi produkalutsista, tentu akan menghasilkanproduk alutsista yang dapat ditawarkankepada negara-negara di dunia, khususnyadi kawasan Asean, sehingga menjadi salahsatu peluang ekspor nasional di sektorproduk pertahanan.

Berlangsungnya ekspor nasional disektor produk pertahanan, sudah barangtentu akan semakin meningkatkan peluangkerja dan usaha di Indonesia. Karenameningkatnya kegiatan usaha di sektorindustri pertahanan akan semakin banyakpula menyerap tenaga kerja, meningkatnyapemasok bahan baku dan berbagai industripendukung lainnya yang akan menyokongkegiatan industri pertahanan nasionaltersebut.

176

Semua harapan tersebut akan dapatterwujud, apa bila dapat terselenggaraPemerintahan yang bersih dan berwibawa,serta peran KKIP selaku pengawas danpembina industri pertahanan dapatberlangsung dalam koridor yang benarsesuai dengan tugas dan fungsinya.Kemudian di sisi lain, lembaga DPR RImemberi dukungan penuh sambilmelaksanakan pengawasan yang ketat pula.

5.Kesimpulan dan Penutup

Selama ini Indonesia sebagainegara terbesar di kawasan Asean sangat

177

memiliki ketergantungan yang tinggi dibidang teknologi pertahanan sehinggasangat sulit bagi Indonesia untuk dapatmenyusun rencana pembangunan pertahanannegara jangka panjang yang memilikikepastian. Terlebih ketergantunganterhadap produk luar negeri sangatrentan terhadap faktor politik, sepertirestriksi dan embargo. Kemudianpermasalahan yang lain yang muncul dariketidak mandirian pengadaan saranapertahanan adalah lemahnya kesiapan dankemampuan penangkalan yang dimilikibangsa Indonesia. Secara politik,kondisi tersebut akan mengakibatkanIndonesia rentan terhadap tekananpolitik negara lain, yang dapatberakibat pada kemungkinan terkenaembargo atau pembatasan-pembatasanterhadap peralatan tertentu yangmenghambat pembangunan dan pemeliharaansarana pertahanan.

Memang harus diakui, tidak mungkinkemandirian dalam pengembangan danpengadaan industri pertahanandilaksanakan 100% oleh suatu negara dimana pun di dunia ini. Walau bagaimanajuga pasti ada ketergantungan terhadapnegara lain terkait dengan pembangunan

178

dan pengembangan industri pertahanantersebut. Namun adanya industripertahanan yang mandiri tetap bermanfaatdalam upaya penyelenggaraan pertahananyang efektif. Pemberdayaan industristrategis untuk kepentingan pertahanannasional tidak berarti bahwa Indonesiaakan ambil peran dalam kegiatankontestasi persenjataan, tetapi untukmencapai kemandirian dalam pengadaansarana pertahanan nasional demikepentingan penyelenggaraan pertahanandan menjaga keutuhan wilayah sertaintegritas Indonesia.

Oleh sebab itu pembangunanindustri pertahanan nasional merupakanhal yang vital dan urgent dalam upayapemenuhan kebutuhan sarana pertahananyang mampu dioperasionalkan secaramaksimal dalam penyelenggaraan sistempertahanan. Maka pemberdayaan industripertahanan nasional untuk pengembangandan penyedia sarana pertahanan sangatdiperlukan. Namun industri pertahanantidak dapat dilaksanakan oleh sektorpertahanan secara sepihak saja, tanpamelibatkan sektor-sektror lain yangterkait. Pemberdayaan industri nasionaluntuk pembangunan pertahanan memerlukan

179

kerjasama di antara tiga pilar industripertahanan yaitu Badan Penelitian danPengembangan ( BALITBANG ), PerguruanTinggi Negeri dan Swasta, kalanganindustri dan Kementerian Pertahananserta TNI dibentengi oleh kebijakannasional yang jelas untuk menggunakanproduk-produk hasil karya putra-putriterbaik bangsa.

Maka di akhir kata, penulis –dalam kesempatan ini – berdoa danberharap agar apa yang telah diupayakandalam pembangunan dan pengembanganindustri pertahanan nasional akan terusberlanjut sehingga mencapai tingkatkemampuan teknologi super canggih yangdiakui oleh negara-negara lain di dunia.Insya Allah.....

Bandung, Agustus/September 2015.Yan Daryono.

180

Helikopter Superpuma produksi PT.DI. Fotodok Kina 2.2012

181

Kapal Cepat produksi PT. PAL. Foto dokKina 2.2012

Panser ANOA 6x6 produksi PT.PINDAD. Fotodok PT.Pindad

182

DAFTAR PUSTAKA

Buku Putih PERTAHANAN INDONESIA 2008 – 2013 . Kemenhan RI 2008, hal 17.Iwan Gayo – Buku Pintar Indonesia Seri Senior – ( Upaya Warga Negara cet. 29 – th 2000 ) hal 7Sejarah Indonesia : NUSANTARA – karya Bernard H.M. Vlekke – ( KPG dan Freedom Institute 2008 )

Habibi Yusuf Sarjono, ST, MHan. “Peran Strategis Pembangunan Industri Pertahanan “ – http//www.tandef.net/peran-strategis-pembangunan-industri –pertahanan.http://www.tandef.net/awal-kehancuran-alutsista-karena-tidak-ada-standarisasi-peralatan-tni.MABES TNI – PEMBANGUNGAN KEKUTAN POKOK MINIMUM TNI Tahun 2010 – 2024. Lampiran Peraturan Panglima TNI Nomor Perpang/15/V/2010. Tanggal 5 Mei 2010. Hal 12Tim Puslitbang Indhan Balitbang Dephan – http://www.balitbang.kemhan.go.id.

183

Undang – Undang No.3 – Tahun 2002. Tentang PERTAHANAN NEGARA - Bab I, Pasal 1 – ayat 2. Undang-Undang RI – No.16 / Tahun 2012 tentang INDUSTRI PERTAHANAN.Undang-Undang TNI No.34 – Th 2004. Bab IV – Bagian ke Tiga. Pasal 7 – ayat 2 a dan 2 b.

Jurnal Yudhagama – Vol.32.No.1.Maret 2012 hal 6 sampai 11.Majalah Commando Vol XI-Edisi No.3 / Th 2015 hal 21 – 33.Media Indonesia 5 Oktober 2010 – humasristek.

http://jakartagreater.com/menapaki-kemandirian-alutsista/http://www.ristek.go.id. – Wikipedia : Ensiklopediabebas.www.indonesia-aerospace.com.www.lapan.go.idwww.len.co.idwww.pindad.comwww.ptpal.co.id

184

185

Yan Daryono dilahirkan di Jakarta – 20Januari 1957, anak sulung dari empatbersaudara buah perkawinan R.SudarjonoWreksomindojo dengan Hj.Ida MeihartyAbbas. Ayah dari tiga orang putri iniadalah seorang otodidak denganpendidikan formal yang tidak tinggi.Karir jurnalistiknya dimulai darisebagai wartawan majalah Famili hinggamenjabat sebagai Redaktur Pelaksana.Kemudian menjadi Wakil Pemimpin RedaksiHarian Umum MANDALA di Bandung danterakhir sebagai Pimpinan stasiuntelevisi swasta di Bandung ( CTChannel ). Dalam karir jurnalistiknya,pernah mendapat penghargaan nasionalyaitu Adinegoro Bidang Metropolitan( 1983 ).

Selain pernah menjadi wartawan danredaksi media cetak mau pun elektronik,juga pernah menjadi penulis skenarioserta sutradara sejumlah film televisinasional. Baik sinetron mau pundokumenter yang beberapa di antaranyatelah ditayangkan di TVRI Stasiun Pusatdan Stasiun Bandung serta di sejumlahstasiun televisi swasta nasional.

186

Kini di hari tuanya menetap di Bandungmenjadi petani cabai kecil-kecilansambil terus menulis artikel, buku dansebagainya.

187