Media Pembinaan Edisi Juli-Agustus 2016 Detail - Kanwil ...

44

Transcript of Media Pembinaan Edisi Juli-Agustus 2016 Detail - Kanwil ...

Kabag TU Drs. H. A. Handiman Romdony, M.Si saat hadi pada up-acara Hari Jadi Provinsi Jawa Barat di lapangan Gasibu Bandung.

Kasubbag Inmas H. Ahmad Shiddiq, MM saat menandatangani berita acara sumpah jabatan pada acara pelantikan eselon IV di lingkungan Kanwil Kemenag

Jabar.

Kakanwil Kemenag Jabar Drs. H. A. Buchori, MM saat membuka acara rapat koordinasi Bimas Islam dan Penais se-Jawa Barat di Aula Usisa Al

Maula Kanwil Kemenag Prov. Jabar.

Kakanwil Kemenag Jabar Drs. H. A. Buchori, MM saat menyerahkan bendera kontingen Jawa Barat kepada Kabid Pendidikan Madrasah

Drs. H. Abudin, M.Ag usai acara pelepasan KSM Jawa Barat ke Tingkat Nasional.

Ketiga dari kiri: Kepala Pusdiklat Administrasi Dr. H. Mahsusi, Kabag TU Drs. H. A. Handiman Romdony, M.Si Kabid Urais Drs. H. Aldim, M.Si saat pembukaan

asesmen penghulu di Kampus MAN 1 Kota Bandung. (3/8)

Kakanwil Kemenag Prov. Jabar Drs. H. A. Buchori, MM saat memberikan sambutan pada kegiatan Bimsik Manasik Haji Tingkat Kota Bandung di Masjid

Raya Bandung.(3/8)

Kabid Penais &Zawa Drs. H. Ahmad Patoni, MM saat membaca do’a pada hari jadi Provinsi Jawa Barat di Gedung DPRD Bandung.

Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI Prof. Dr. H. Nur Syam, M.Si dan Kakanwil Kemenag Jabar Drs. H. A. Buchori, MM saat memberikan pembi-

naan pegawai di lingkungan Kanwil Kemenag Prov. Jabar, bertempat di Aula Usisa Al Maula.

04EDISIMEDIA PEMBINAAN | EDISI JULI - AGUSTUS 2016 | TAHUN XLIII

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT 3

04EDISIMEDIA PEMBINAAN | EDISI JULI - AGUSTUS 2016 | TAHUN XLIII

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Tahun 2016 M / 1437 H, Provinsi Jawa Barat memberangkatkan 30.234 jemaah haji ke Tanah Suci. Jemaah haji tersebut terse-bar dalam 27 Kabupaten / Kota. Secara seremonial para Kepala Daerah melepas para calon jemaah haji. Hal ini menunjukkan

adanya kepedulian dari berbagai pihak dalam menyukseskan penyeleng-garaan ibadah haji.

Asisten Daerah Bidang Kesejahteraan Rakyat Pemprov. Jawa Barat, Dr. H. Ahmad Hadadi, mewakili Gubernur Jawa Barat, melepas keberangka-tan kloter pertama Embarkasi Jakarta Bekasi asal Kab. Garut di Asrama Haji Embarkasi Jakarta Bekasi, Jl. Kemakmuran Bekasi, Selasa (09/08). Ia mengingatkan kepada para jemaah haji agar menjaga nama baik Jawa Barat di Tanah Suci dengan sikap, kesantunan dan kedisiplinan yang menjadi ciri khas masyarakat Jawa Barat. Menurutnya, kedisiplinan da-lam beribadah sangat penting, terlebih untuk menjaga keselamatan agar kejadian kecelakaan saat menjalankan ibadah.

Demikian pentingnya perhelatan akbar ibadah haji di Jawa Barat, ke-suksesan penyelenggaraan ibadah haji Jawa Barat menjadi indikator keberhasilan penyelenggaraan ibadah haji secara nasional, karena Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah jemaah haji terbanyak. Pada edisi Majalah Media Pembinaan kali ini, liputan pemberangkatan ibadah haji menjadi salah satu informasi yang secara khusus dikemas untuk memberikan gambaran tentang pelayanan prima yang diberikan Kemenag kepada para jemaah haji.

Kompetensi menjadi tuntutan yang harus dimiliki oleh seluruh apara-tur Kementerian Agama. Karena kompetensi menjadi prasyarat dalam menduduki jabatan. Berkaitan dengan hal itu, Majalah Media Pembinaan edisi kali ini pun diketengahkan pula berita tentang pelantikan pejabat eselon IV baik di lingkungan Kanwil maupun di Kankemenag Kab./Kota yang merupakan hasil dari Seleksi terbuka yang diikuti oleh Aparatur Kemenag yang berkompeten.

Kompetensi pun harus dimiliki oleh para guru sebagai pendidik genera-si masa depan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh H. Awaludin Hamzah, Kepala MAN 2 Sukabumi, dalam artikelnya yang dimuat dalam MP edisi ini, bahwa Guru sebagai Agen Perubahan (Agent of Change) adalah seorang guru yang mampu menatap masa depan peserta didiknya ke arah yang lebih baik. Artinya, siswanya kelak mampu menatap seraya mengikuti perubahan jaman dengan segala konsekuensi yang menyertainya.

Akhirnya, kami segenap Tim Redaksi Majalah Media Pembinaan men-gucapkan selamat menikmati sajian Majalah Pembinaan edisi kali ini. Semoga memberikan inspiratif yang menggugah para pembaca untuk memberikan kontribusi yang terbaik bagi peningkatan kompetensi serta kemajuan bagi Kementerian Agama secara keseluruhan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Salam RedaksiAssalamu’alaikum Wr. Wb.

Kepada Yth.Pembaca Setia MPDipermaklumkan dengan hormat, dengan ini kami mengundang pembaca setia MP/masyarakat umum/mahasiswa/pelajar untuk mengirim naskah informasi, ar-tikel sesuai dengan rubrikasi yang kami sajikan dalam MP, dengan ketentuan sebagai berikut:

Naskah Artikel diketik rapi •1,5 spasi, maksimal 2 hala-man polio; dan akan diuta-makan jika dilengkapi den-gan soft copy, termasuk di dalamnya terdapat foto penulis atau foto lainnya se-bagai ilustrasi yang sesuai dengan tema tulisan yang dikirim; untuk kiriman berita diketik rapi 1,5 spasi mak-simal 1 halaman folia serta harap dilengkapi dengan foto dokumentasi kegiatan;Naskah Rubrik Berita dike-•tik dengan jumlah maksimal 350 karakter.Diketik menggunakan for-•mat file Notepad/Microsoft word versi 2003/2007 den-gan font Times New Ro-man;Naskah diterima redaksi se-•lambat-lambatnya tanggal 10 awal bulan;Redaksi berhak untuk men-•gubah judul dan isi naskah dengan tidak mengubah es-ensinya; Naskah yang tidak dimuat •akan dikirim kembali jika dilengkapi dengan amplop dan perangko secukupnya;Naskah wajib disertai fo-•tokopi KTP penulis, Contact Person (Nomor telepon);Setiap naskah yang dimuat •akan diberi honorarium, un-tuk itu harap menyertakan no. rekening bank;Naskah dikirim ke alamat •“Redaksi Media Pembinaan” Jl. Jenderal Sudirman no. 644 Bandung atau melalui email: [email protected] & [email protected]

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.Bandung, Agustus 2016REDAKSI

4 MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT

Daftar IsiMEDIA PEMBINAAN | EDISI JULI - AGUSTUS 2016 | TAHUN XLIII

KETERANGAN COVER:KAKANWIL KEMENAG JABAR SAAT ACARA PENANDATANGANAN KOMIT-MEN BERSAMA PEMBENTUKAN TIM SATUAN TUGAS WASPADA INVESTASI DAERAH JAWA BARAT DI AULA BARAT GD. SATE BANDUNG (27/07).

3 SALAM REDAKSI

4 DAFTAR ISI

5 EDITORIALIBADAH HAJI SEBAGAI MADRASAH KESHALIHAN

7 BERITA UTAMA

27 ARTIKEL/INSPIRASIMENJAGA TREN MADRASAHYosef Budiman, M. Com.

29 ARTIKEL/INSPIRASIBENCHMARKING MADRASAHBarnawi

31 ARTIKEL/INSPIRASIGURU SEBAGAI AGENT OF CHANGEAwaludin Hamzah

33 ARTIKEL/INSPIRASIQURBAN DENGAN UANG TUNAI, KENAPA TIDAKMa’mun Alfikry

35 ARTIKEL/INSPIRASIMETAMORFOSA IDUL ADHAH. Anen Sutianto

37 ARTIKEL/INSPIRASIMENGINGAT MOMENTUM MUHARRAMDudi Farid Wazdi

37 GALERI FOTO

04EDISI

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT 5

PENGARAHKepala Kanwil

PENANGGUNGJAWABKabag TU

PEMIMPIN REDAKSIH. Abdurrahim

EDITORH. Jamaluddin

H. SlametH. Ahmad Nizar

H. Denny H.Umaran

SEKRETARIATDeden Faried Moh. Yusuf

FOTOGRAFERH. Deden Dharmawan

Tri Budiono

DESIGN GRAFISGun Gun Wiguna

Alamat Sekretariat:Sub Bagian Informasi & Humas

Jl. Jend. Sudirman No. 644 Bandungwebsite: jabar.kemenag.go.id

email: [email protected][email protected]

04EDISIMEDIA PEMBINAAN | EDISI JULI - AGUSTUS 2016 | TAHUN XLIII

Assalamu’alaikum wr. wb.Dear Humas Kemenag Jabar,Saya YAYAN SUHENDI AL AMIN, tinggal di Jalan Buanasari IX, Bandung Bersama ini saya infokan bahwa di daerah Cibodas, Pasirjambu, saya dan teman-teman pernah melaku-

kan pendataan terhadap pasangan yang tinggal serumah tapi tidak memiliki surat nikah dari KUA setempat. Beberapa alasan yang kami terima umumnya mereka mengatakan karena faktor biaya. Bahkan ada juga pasangan baru yang terpaksa menunda pernikahan juga karena faktor biaya. Sampai saat ini terdata hampir 30 pasangan rumah tangga yang belum memiliki surat nikah dan berencana menikah tapi tidak mampu untuk biayanya, dan masih ada kemungkinan bertambah hingga 50 pasang. Mohon informasi, apakah ada program2 dari kemenag untuk mengatasi masalah kesulitan biaya menikah tersebut?

Wassalamu alaikum Wr Wb,

Sebelumnya kami ucapkan terima kasih atas perhatian dan kepedulian Saudara kepada Kementerian Agama terkait pernikahan

Berikut jawaban kami:Apabila Mereka yang tinggal serumah kami perkirakan mereka sudah menikah secara agama tapi be-1. lum terdaftar di Negara (belum mempunyai buku nikah ) untuk itu mereka harus melaksanakan itsbat nikah yang dilaksanakan oleh Pengadilan Agama Kabupaten/Kota di mana mereka tinggal dalam hal ini Pengadilan Agama Kabupaten Bandung .

Berikut ini dasar penyelenggaraan itsbat nikah:Perkawinan hanya dapat dibuktikan dengan Akta Nikah yang dibuat oleh Pegawai Pencatat 1. Nikah.Dalam hal perkawinan tidak dapat dibuktikan dengan Akta Nikah, dapat diajukan itsbat nikahnya 2. ke Pengadilan Agama,Itsbat nikah yang dapat diajukan ke Pengadilan Agama terbatas mengenai hal-hal yang berkenaan 3. dengan :

Adanya perkawinan dalam rangka penyelesaian perceraian;a. Hilangnya akta nikah;b. Adanya keraguan tentang sah atau tidaknya salah satu syarat perkawinan;c. Adanya perkawinan yang. terjadi sebelum berlakunya Undang-Undang No. 1 Tahun 1974:d. Perkawinan yang dilakukan oleh mereka yang tidak mempunyai halangan perkawinan menurut e. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974.

Yang berhak mengajukan permohonan itsbat nikah ialah suami atau istri, anak¬anak mereka, wali 4. nikah dan pihak yang berkepentingan dengan perkawinan itu.

Itsbat Nikah adalah cara yang dapat ditempuh oleh pasangan suami istri yang telah menikah secara sah menurut hukum agama untuk mendapatkan pengakuan dari negara atas pernikahan yang telah dilang-sungkan oleh keduanya beserta anak-anak yang lahir selama pernikahan, sehingga pernikahannya tersebut berkekuatan hukum. Bila pernikahannya secara hukum agama adalah sah, tentunya anak-anak yang lahir dari pernikahan tersebut adalah anak-anak yang sah juga.

Apabila mereka “ pasangan yang, tinggal serumah tapi belum mempunyai buku nikah” dan realitanya 2. belum menikah baik secara hukum agama (Kumpul kebo ) kami sarankan Saudara untuk berkoordinasi dengan pihak yang berwajib dalam hal ini kepolisian karena ini sudah masuk ranah kepolisian dalam hal ketertiban umum

Menurut keputusan Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama RI nomor DJ.II/748 Tahun 2014 tentang 3. Petunjuk Teknis Pengelolaan PNBP NR diluar Kantor Urusan Agama Kecamatan Bab III (Mekanisme Penerimaan, Pencairan dan Penggunaan)

A. Penerimaan1. Catin membayar biaya nikah atau rujuk kepada bank persepsi dengan ketentuan

Nikah di kua pada hari dan jam kerja dikenakan tarif Rp.0.00 (Nol Rupiah) a. Nikah diluar KUA dikenakan Rp. 600.000,00 (Enam Ratus Rupiah)b. Nikah di KUA pada hari libur dan diluar jam kerja dikenakan tarif Rp. 600.00,00 (Enam c. Ratus Ribu Rupiah)Catin yang tidak mampu secara ekonomi atau warga yang terkena bencana dikenakan tarif d. RP.0,00 (Nol Rupiah) dengan persyaratan melampirkan surat keterangan tidak mapu (SKTM) dari lurah atau kepala Desa setempat yang diketahui oleh camatPengenaan tarif RP.0,00 ( Nol Rupiah ) tidak berlaku bagi pernikahan masal yang dikoordinir e. oleh pihak sponsor atau penyandang dana.Pencatatan nikah yang dilakukan berdasarkan Keputusan Pengadilan Agama melaui Itsbat f. nikah dikenakan tariff Rp. 0,00 (Nol Rupiah)

Apabila ada KUA yang meminta bayaran diluar kententuan diatas kami akan segera melakukan pem-4. binaan.

Demikian jawaban kami, apabila Saudara kurang puas atas jawaban kami silahkan saudara datang langsung. Bidang Urusan Agama Islam Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Barat. Jalan Jederala Sudirman No 644 Bandung.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Email dari Anda melalui humas_jabar.kemenag.go.idRubrik Pembaca

EDITORIAL

HAJI merupakan ibadah yang paripurna bagi seorang muslim, ketika seorang muslim menjalankannya maka ia telah menyempurnakan kelima rukun Is-

lam. Ibadah inipun mensyaratkan kesempurnaan dalam kemampuan melaksanakannya (Istitho’ah), kemampuan fisik, kemampuan spiritual, kemampuan finansial, dan ke-mampuan dalam hal kesehatan.

Di “Rumah Allah” yang agung, jemaah haji berbaur dari seluruh penjuru dunia, dengan keragaman suku bangsa, Bahasa, dan mahzab, menyatu bertunduk patuh atas per-intah Allah, menunaikan seluruh rukun-rukun haji selama kurang lebih satu bulan penuh.

Prosesi inilah yang selayaknya membekas dalam setiap mukmin yang menunaikannya, baik dari segi sikap, perilaku, ketaatan maupun keshalihan yang lebih baik dan menin-gkat dari sebelumnya. Peningkatan kualitas diri tersebut menjadi indikator dalam kemabruran seorang mukmin yang melaksanakan ibadah haji.

Kemabruran bukanlah sesuatu yang abstrak dan sulit untuk dilacak dalam kenyataan hidup sehari-hari. Karena kemabruran tampak jelas pada seseorang yang telah melaksanakan ibadah haji yang tidak hanya pada aspek busana berikut aksesoris yang membalut tubuhnya, melainkan juga pada aspek perilaku.

Untuk menggapai kemabruran dalam berhaji tentunya tidak semudah yang diucapkan atau diceritakan kepada khalayak masyarakat, namum dalam prosesi ibadah haji harus diawali dengan upaya-upaya menghindarkan diri dari hal-hal yang dapat mengurangi nilai bahkan merusak ibadah ritual-ritual itu sehingga predikat haji dapat disandangkan.

Dari rangkaian perjalanan ibadah haji, sangat tepatlah bila ibadah haji menjadi sebuah madrasah perbaikan diri, di mana setiap orang yang melaksanakannya akan menggantikan lembaran masa lalu yang buruk dengan lembaran baru yang baik dan mendekatkan diri dalam ketakwaan dan kesha-lihan, baik dalam keshalihan pribadi maupun keshalihan sosial. Sebagaimana yang dikatakanIbnu Hajar al-Haitami bahwa tanda diterimanya haji adalah meninggalkan maksiat yang dahulu dilakukan, mengganti teman-teman yang buruk menjadi teman-teman yang baik, dan mengganti majlis kelalaian menjadi majlis dzikir dan kesadaran.

Seiring akan selesainya prosesi pelaksanaan ibadah haji, kita berharap agar kemabruran menyertai para jemaah haji Jawa Barat. Semoga dengan kemabruran itu dapat memberikan kontribusi yang terbaik dalam peningkatan kualitas umat, baik dalam bentuk keshalihan pribadi maupun keshalihan sosial, di mana setiap pribadi yang shalih dapat mengaplikasikan keshalihannya itu dalam pergaulan masyarakat sehingga terwujudlah suatu masyarakat yang shalih pula.

Ibadah Haji sebagai Madrasah Keshalihan

KASUBAG INMASKanwil Kemenag Prov. Jawa Barat

H. AHMAD SHIDDIQ, S. Ag.,M.M.

6 MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT

04EDISI MEDIA PEMBINAAN | EDISI JULI - AGUSTUS 2016 | TAHUN XLIII

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT 7

BERITA UTAMA 04EDISIMEDIA PEMBINAAN | EDISI JULI - AGUSTUS 2016 | TAHUN XLIII

Asda Bidang Kesejahteraan Rakyat Pemprov. Jawa Barat, Dr. H. A. Hadadi, menyerahkan bendera merah putih kepada TPHI Kloter I Kab. Garut

Sekjen Kemenag RI, Prof. H. Nursyam, tengah memberikan pembinaan kepa-da pejabat Eselon III dan IV KAnwil Kemenag Prov. Jawa Barat

Kendatipun Kementerian Agama telah masuk 4 besar dalam penyerapan ang-garan Kementerian/Lembaga di semes-

ter awal laporan keuangan, namun hal ini masih ada kekhawatiran dalam pencapaian penyerapan anggaran sebagaimana yang di-targetkan Kemenag dalam Rencana Strategis yang mencapai 93%. Penjelasan ini diung-kapkan oleh Sekretaris Jenderal Kemenag RI, Prof. H. Nursyam, dalam pertemuan dengan

para pejabat Eselon III dan IV di lingkungan Kanwil Kemenag Prov. Jawa Barat, di Aula Usisa Al Maula Jl. Jend. Sudirman Bandung, Kamis (25/08).

Sekjen mengungkapkan bahwa penyera-pan anggaran sangat penting karena men-jadi indikator yang menentukan keberhasilan Kemenag dalam pencapaian program kerja. Sebagai langkah pemantauan terhadap pe-nyerapan anggaran, ia menginstruksikan seluruh pelaksana anggaran, baik Kepala Bidang, Pembimas maupun Kepala Seksi, untuk menyusun matriks penyerapan ang-garan sebagai instrument monitoring.

Matriks tersebut terdiri dari jumlah ang-garan yang tersedia, jumlah anggaran yang terserap, sisa anggaran yang terserap, ken-dala dalam penyerapannya serta bagaima-na cara perceparan penyerapan anggaran. Dengan matriks tersebut secara mudah da-pat diketahui peta permasalahan yang me-nyebabkan kendala dalam penyerapan ang-garan. Sekjen mengingatkan agar penyerapan jangan sampai menumpuk di akhir tahun.

Terkait dengan status opini dari BPK atas laporan keuangan Kemenag yang terancam turun dari WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) menjadi WDP (Wajar Dengan Pengecualian). Prof. H. Nursyam mengungkapkan bahwa Ke-menag tengah berupaya untuk mempertah-ankan status WTP tersebut. Untuk hal itu

Laporan Keuangan masing-masing satker harus diperhatikan betul. Hal ini dikarenakan satuan kerja merupakan basis data laporan keuangan yang akan mempengaruhi secara keseluruhan terhadap laporan keuangan Ke-menterian Agama.

Prof. H. Nursyam mengungkapkan ada tiga langkah untuk mendukung upaya Ke-menag dalam mempertahankan status WTP. Pertama, kesesuaian antara laporan opera-sional dengan laporan realisasi. Dalam lapo-ran keuangan berbasis akrual yang berlaku saat ini, satker menjadi basis terkecil yang menentukan kualitas laporan keuangan. Jika terdapat ketidaksesuaian dalam rekonsiliasi laporan keuangan maka dibutuhkan waktu yang lama dalam proses penyesuaiannya, karena harus dilacak sampai laporan keuan-gan satker.

Langkah kedua adalah perkuat pema-haman Bendahara Pengeluaran terhadap laporan keuangan berbasis akrual. Karena kekeliruan bendahara dalam menginput data akun dan kode satker akan berakibat fatal terhadap kesesuaian laporan keuangan.

Langkah terakhir adalah ketercukupan bukti dalam pelaksanaan program. Bukti yang kuat harus dilampirkan dalam laporan keuan-gan untuk memberikan keyakinan terhadap pemeriksa atas pelaksanaan program. (Tri Budiono)

Sekjen : Pertahankan WTP, Perhatikan Serapan Anggaran dan Laporan Keuangan

Asisten Daerah Bidang Kesejahteraan Rakyat Pemprov. Jawa Barat, Dr. H. Ah-mad Hadadi, mewakili Gubernur Jawa

Barat, melepas keberangkatan kloter pertama Embarkasi Jakarta Bekasi asal Kab. Garut di Asrama Haji Embarkasi Jakarta Bekasi, Jl. Kemakmuran Bekasi, Selasa (09/08).

Dr. H. Ahmad Hadadi mengingatkan ke-

pada para jemaah haji agar menjaga nama baik Jawa Barat di Tanah Suci dengan sikap, kesantunan dan kedisiplinan yang menjadi ciri khas masyarakat Jawa Barat. Menurut-nya, kedisiplinan dalam beribadah sangat penting, terlebih untuk menjaga keselamatan agar kejadian kecelakaan saat menjalankan ibadah sebagaimana yang terjadi pada tahun

lalu.Kakanwil Kemenag Prov. Jawa Barat, H.

A. Buchori melaporkan bahwa kloter per-tama membawa jemaah sebanyak 444 orang dengan 6 petugas kloter. Namun dikarenakan alasan kesehatan, sebanyak 6 orang jemaah tertunda keberangkatannya.

Jemaah haji kloter pertama akan terbang menuju Madinah. Kakanwil mengingatkan kepada para jemaah untuk memerhatikan kesehatan, dikarenakan cuaca di tanah suci memasuki musim panas. Jemaah haji di-anjurkan untuk memperbanyak minum air mineral.

Sebanyak 68 kloter akan diberangkatkan dari Asrama Haji Embarkasi Jakarta Bekasi.Gelombang pertama akan diberangkatkan sebanyak 35 kloter menuju Madinah, 9 sam-pai 22 Agustus 2016. Sedangkan gelombang kedua sebanyak 33 kloter diberangkatkan menuju Jeddah, 23 Agustus sampai 4 Sep-tember 2016.

Hadir pula pada acara tersebut Wakil Bupati Garut, dr. H. Helmi Budiman, yang didampingi Kakankemenag Kab. Garut, H. Usep Sapudin Muhtar. Pada kesempatan itu, Wabup didaulat untuk mengangkat bendera start tanda pelepasan keberangkatan bis yang mengangkut jemaah haji ke bandara Halim Perdanakusuma. (Tri Budiono)

Asda III Lepas Jemaah Haji Kloter Pertama Jawa Barat

8 MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT

04EDISI MEDIA PEMBINAAN | EDISI JULI - AGUSTUS 2016 | TAHUN XLIII BERITA UTAMA

Kontingen Kompetisi Sain Madra-sah (KSM) Prov. Jawa Barat berhasil merebut 11 Medali dalam ajang KSM

Nasional Tahun 2016 yang digelar di Ponti-anak Kalimantan Barat. Kendatipun perole-han medali sama dengan Juara Umum Jawa Timur, kontingen Jawa Barat kalah dalam pengumpulan medali emas, yaitu 5 emas, 3 perak dan 3 perunggu. Sementara 11 medali yang diraih oleh Juara Umum, Jawa Timur terdiri dari 9 emas dan 2 Perak.

Kontingen Jawa Barat asal Kab. Kunin-gan menjadi yang paling dominan dalam menyumbang medali dalam KSM Nasional

Kakanwil Kemenag Prov. Jawa Barat, H.A. Buchori, menghimbau kepada para Kepala Seksi Penyelenggaraan

Haji Kankemenag Kab./Kota untuk memper-hatikan Standar Operasional Prosedur dalam penyelenggaraan Ibadah Haji. Hal ini disam-paikannya saat menerima kunjungan Komisi V DPRD Prov. Jawa Barat di Asrama Haji Em-barkasi Jakarta Bekasi, Jumat (12/08).

Menurutnya, dengan berpegang teguh pada SOP maka penyelenggaraan Ibadah Haji akan berjalan dengan tertib. Kakanwil menegaskan akan menegur jika ada penyim-pangan terhadap SOP yang berlaku.

Terkait dengan Tim Pemandu Haji Daerah (TPHD) yang belum diberangkatkan karena Visa yang belum terbit, Kakanwil mengung-kapkan bahwa proses penyelesaian Visa tengah diupayakan. Setelah mereka tiba di tanah suci akan bergabung kembali dengan kloternya semula. Mereka akan bergabung setelah tiba di Mekkah.

Komisi V DPRD Prov. Jawa Barat melaku-kan kunjungan kerja untuk memantau pe-nyelenggaraan ibadah haji. Didampingi oleh Kakanwil, para anggota DPRD secara lang-sung menyaksikan pelayanan yang diberikan PPIH embarkasi Jakarta Bekasi kepada para jemaah.

Tahun 2016 ini. Adapun para peraih medali Kontin-gen KSM Prov. Jawa Barat yaitu, Kategori Matematika MI meraih perunggu oleh Gita Ayu Lestari dari MIN Purbahayu (MIN 6), Katego-ri IPA MI meraih perunggu oleh Hidayatu Rohmah dari MIN Maniskidul, Kategori Biologi MTs meraih emas oleh Anis Nida Hanifah dari MTs Persis Banjaran, Kate-gori Fisika MTs meraih emas oleh Muhammad Izzuddin dari MTs Husnul Khotimah

dengan predikat The Best Experiment dan The Best Overall, Kategori Matematika MTs meraih perak oleh Angelique Raihany Hadiva dari MTs Sahid, Kategori Biologi MA meraih emas oleh Luqman Abdan Syakuran dari MA Husnul Khotimah dengan predikat The Best Theory, Kategori Fisika MA meraih perak oleh Muhammad Hafizh Shidqi dari MA Zakaria, Kategori Geografi MA meraih emas oleh Muhammad Fauzan Azhim dari MA Husnul Khotimah dengan predikat The Best Explora-tion dan The Best Overall, Kategori Kimia MA meraih emas Zaida Nur Imana dari MA Mahad Al-Zaytun, Kategori Matematika MA meraih

Pada kesempatan tersebut, Kakanwil me-nyampaikan pula bahwa pemulangan jemaah haji 80% akan dilakukan di Asrama Haji Pon-dokgede. Hal ini berkenaan dengan adanya pembangunan Gedung asrama Mina E di As-rama Haji Embarkasi Jakarta Bekasi.

Jemaah Haji yang telah diberangkatkan, Kamis (11/08), sebanyak 3 kloter diberang-

perunggu oleh Azkia Fathimah Azzahra dari MA Multiteknik Asih Putera dan Kategori Ekonomi MA meraih Perak oleh Alifan dari MAN Cirebon I.

Pengumuman juara KSM disampaikan bersamaan dengan Penutupan KSM ke 5 ta-hun 2016 yang resmi ditutup oleh Direktur Pendidikan Madrasah Nurkholis Setiawan. Atas keberhasilan menjadi juara umum, Jawa Timur berhak membawa piala bergilir yang diserahkan Nur Kholis Setiawan, Jumat (26/8) malam.

Nurkholis dalam sambutan penutupan-nya menyampaikan selamat kepada Jawa Timur selaku juara umum pada KSM ke 5 tahun 2016. Ia berharap, prestasi siswa-siswi madrasah dalam ajang ini dapat menjadikan madrasah lebih baik lagi dimasa-masa yang akan datang.

Selain itu, Nurkholis juga mengharap-kan, agar siswa-siswi madrasah harus mengedepankan akhlak mulia, yang menjadi bagian dari revolusi mental. Sebab, lanjutnya, ditengah-tengah kerendahan hati, siswa-siswi madrasah dapat menunjukkan bahwa siswa-siswi sekalian mampu, dapat berprestasi da-lam berbagai bidang ilmu. Perhelatan KSM ke-6 mendatang akan digelar di Daerah Is-timewa Yogyakarta selaku tuan rumah. (Tri Budiono)

katkan. Kloter 5 asal Kab. Kuningan berang-kat membawa 443 orang Jemaah, kloter 6 asal Kota Bandung berangkat membawa 445 orang jemaah dan kloter 7 asal Kab. Sume-dang membawa 449 orang jemaah. Total je-maah yang telah diberangkatkan ke tanah suci sebanyak 7 kloter dengan membawa 3.106 orang jemaah. (Tri Budiono)

Jawa Barat Raih 11 Medali KSM Tk. Nasional 2016

Kakanwil : Perhatikan SOP dalam Penyelenggaraan Ibadah Haji

Kakanwil, H.A. Buchori, mendampingi Anggota Komisi V DPRD Prov. Jawa Barat memantau pelayanan kepada jemaah haji

Direktur Pendidikan Madrasah Nurkholis Setiawan menyerahkan medali pada KSM Nasional 2016

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT 9

BERITA UTAMA 04EDISIMEDIA PEMBINAAN | EDISI JULI - AGUSTUS 2016 | TAHUN XLIII

Kakanwil Kemenag Prov. Jawa Barat, yang juga Ketua PPIH Embarkasi Ja-karta-Bekasi,H.A. Buchori, mewajib-

kan para Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Jakarta Bekasi untuk melaksanakan Shalat Wajib secara berjamaah.

Karena hal ini menjadi bagian dari pelayanan terhadap para jemaah haji. Hal ini diungkap-kannya saat memberikan arahan kepada para petugas PPIH di Asrama Haji Embarkasi Ja-karta-Bekasi, Jl Kemakmuran, Bekasi, Ahad (07/08).

Kakanwil memandang penting hal terse-but, karena yang dilayani oleh para petugas PPIH adalah tamu Allah yang tengah melak-sanakan salah satu perintah Allah. Bahkan Ia menegaskan bila ada yang keberatan dengan instruksi ini dipersilahkan untuk mengundur-kan diri.

Senada dengan hal tersebut, Kabid Pe-nyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU), H. Ajam Mustajam, menegaskan bahwa shalat berjamaah ini bagian dari disiplin para petu-gas PPIH. Bahkan penguatan rohani, setiap malam jumat digelar pengajian rutin. Kabid PHU menambahkan bahwa jumlah petugas PPIH yang terlibat dalam penyelenggaraan Haji tahun ini sebanyak 23 orang panitia inti dan 304 orang panitia pembantu. Selama 24 jam para petugas PPIH bekerja melayani para jemaah haji. Ia berharap petugas PPIH dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada jemaah haji.

Dijadwalkan, kloter pertama Jawa Barat masuk ke Asrama Haji Embarkasi Jakarta Bekasi, Senin (08/08). Kloter yang berasal dari Kab. Garut ini berjumlah 444 orang je-maah haji disertai oleh 6 orang petugas haji pendamping. (Tri Budiono)

Kakanwil Wajibkan Petugas PPIH Shalat Berjamaah

Jumlah Penyuluh Agama Islam Fungsional seluruh Jawa Barat adalah 683 orang yag tersebar di 27 Kabupaten/Kota. Dengan

jumlah sebanyak itu, SDM Penyuluh Agama Islam adalah SDM yang unggul dan bisa di-andalkan dalam menyampaikan pesan-pesan keagamaan pada masyarakat, hal tersebut dis-amping sebagai tupoksi penyuluh agama juga sebagai tugas institusi Kementerian Agama sebagai benteng terdepan dalam menyam-paikan program pemerintah melalui bahasa agama. Demikian disampaikan Kepala Bidang Penais, Zakat dan Wakaf, Drs. H. Ahmad Pa-toni, MM saat membuka kegiatan verifikasi data dokumen/portofolio seleksi Penyuluh Agama Islam Teladan di The Majesty Hotel, Jl. Surya Sumantri Bandung, Rabu (31/8).

Lebih lanjut Kabid menyatakan Peserta yang mengikuti kegiatan ini adalah penyuluh agama pilihan, karena tidak semua penyuluh agama bisa mengikuti event tingkat provinsi ini. Oleh karena itu, diharapkan peserta dapat benar-benar menghayati dan menjaga mar-wah kegiatan ini dengan menjadi kompetitor yang cerdas.

Diakhir sambutannya Ia menegaskan bah-wa Juara satu akan mewakili Jawa Barat pada Pemilihan Penyuluh Teladan Tk. Nasional di Jakarta. Kabid juga berharap kegiatan ini dap-at berjalan dengan lancar dan sesuai tujuan

Sementara itu Kepala Seksi Penerangan dan Penyuluhan Agama Islam H. Undang Luk-manul Hakim dalam laporannya menyampai-kan tujuan kegiatan ini untuk mempererat Silaturahmi dengan peserta Seleksi Penyuluh

Agama Islam Teladan Tk. Prov. Jawa Barat Ta-hun 2016, Verifikasi data dokumen/fortopolio adalah salah satu tahapan dalam rangkaian proses pelaksanaan seleksi Penyuluh Agama Islam Teladan Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, Verifikasi faktual dengan tujuan memperoleh sinergitas antara program ker-ja dan implementasi program dan Validitasi administrasi Penyuluh Agama Islam dalam melaksanakan tugas bimbingan, penyuluhan dan pendidikan agama pada masyarakat yang dibuktikan dengan data dokumen/portofolio pendukung.

Tidak lupa ia menyampaikan selamat da-tang kepada para peserta, selamat menampil-kan kemampuan dan kompetensinya dan ia

berharap dalam rangkaian penyelenggaraan seleksi penyuluh agama Islam teladan Tk. Prov. Jawa Barat dapat dilaksanakan secara fair, berkompetisi yang sehat, cerdas dan jauh dari nilai juga unsur negatif yang da-pat merusak citra penyelenggaraan kegiatan tersebut

Kegiatan verifikasi data dokumen/porto-folio diikuti oleh penyuluh agama Islam dari 27 Kabupaten/Kota yang telah melalui serang-kaian seleksi di daerahnya masing-masing. Dengan demikian peserta yang mengikuti kegiatan ini adalah para juara satu seleksi penyuluh agama Islam teladan yang diseleng-garakan oleh Kabupaten/Kota asal peserta. (Muchamad Ikbal)

Bidang Penais Selenggarakan Verifikasi Data Seleksi Penyuluh Agama Islam Teladan Tk. Prov. Jawa Barat Tahun 2016

Kakanwil berikan arahan kepada petugas PPIH

10 MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT

04EDISI MEDIA PEMBINAAN | EDISI JULI - AGUSTUS 2016 | TAHUN XLIII BERITA UTAMA

Kurang lebih lima minggu lamanya sejak tanggal 16 Juli 2016 jabatan kasubag informasi dan Humas kanwil kemen-

terian Agama prov. Jawa barat mengalami kekosongan akhirnya, Kakanwil Kementerian Agama Prov. Jawa Barat melantik H. Ahmad Shiddiq, S. Ag., MM. sebagai Kasubag Infor-masi dan Humas.Kanwil Kementerian Agama Prov. Jawa Barat yang sebelumnya menjabat sebagai Analis Kepegawaian Muda pada Sub-bagian Ortala dan Kepegawaian Bagian Tata Usaha Kanwil Kementerian Agama prov. Jawa Barat Pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan dilaksankan di Aula Ussisa Al Maula, Senin, (22/8).

Untuk meningkatkan produktivitas dan kinerja pengembangan madrasah di Kabupaten Bogor menjadi lebih baik

lagi, MTsN 3 Bogor menggelar rapat awal ta-hun pelajaran baru di Wisma Sasongko De-pok, Sabtu (16/7/16). Kegiatan ini dihadiri langsung Kakanwil Kemenag Prov Jabar H.A Buchori, KEpala Kankemenag Kab Bogor, Kepala MTsN 3 Bogor, Kepala TU dan para guru MTsN 3 Bogor.

Kepala Kanwil Kemenag Prov Jabar H.A Buchori mengatakan, setiap awal tahun ma-drasah memiliki program yang harus disusun dan diterapkan sehingga ada plot program yang bisa menjadi unggulan.

Harus ada grand desain program yang benar-benar memajukan MTsN 3 Bogor, dari kepala madrasah, TU dan para Guru, kata Buchori.

Dalam kesempatan itu, dirinya mengung-kapkan peran semua komponen yang ada di MTsN 3 Bogor, agar guru bekerja sesuai profesinya. Jadi tidak ada lagi ASN Guru yang menjadi pengurus komite, haram menurut aturan, ujarnya.

Bersamaan dengan pelantikan Kasubag Informasi dan Humas dilantik pula tiga peja-bat lain diantaranya Drs. H. Enang Dayat, MM sebelumnya menjabat sebagai guru madya dengan tugas tambahan sebagai kepala MTsN 1 Kab. Bekasi, Jabatan baru Kepala seksi SI Pendidikan Agama Islam Pada Bidang Pen-didikan Agama Islam Kanwil Kementerian Agama prov. Jawa Barat, H. Syamsudin, S. Ag., MM. sebelumnya menjabat Kepala KUA Sukaraja di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kab. Bogor, jabatan baru Kepala Sek-si Penyelenggaraan Haji dan Umrah pada Kantor Kementerian Agama Kab. Bogor. H. Tamba Tuah Matondang, Lc., MA. sebelum-

Bukan hanya itu, mulai tahun ini tidak ada alasan Satker MTsN tidak memberikan lapo-ran BOS karena sebagai bentuk kontrol. Jan-gan sampai dana BOS, dan penyerapannya salah akun, hal-hal kayak gini harus dicermati jangan sampai tata kelola keuangan benar-benar sesuai, tandasnya.

Sementara itu, kepala Kankemenag Kab

nya menjabat Penghulu Muda pada KUA Kec. Cibinong di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kab. Bogor, jabatan baru Kepala KUA Kec. Rancabungur di lingkungan Kantor Ke-menterian Agama Kab. Bogor.

Dalam arahannya Kakanwil menyam-paikan pejabat saat ini harus benar benar memahami aturan dan tata kelola keuangan sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Kakanwil juga berpesan kepada ibu-ibu yang suaminya diberi amanah agar lebih ber-sabar mendampingi suaminya tercinta kar-ena pejabat sekarang berbeda dengan yang sebelumnya. Saat ini menjadi pejabat ujian-nya sangat banyak oleh sebab itu Kakanwil berharap pada saling mendukung dan lebih memberikan pengertian kepada suaminya.

Kakanwil menambahkan bahwa kedepan tahun 2017 berbeda dengan tahun 2016 den-gan keluarnya Undang-undang No. 132 dan PP No. 18 Tahun 2016 bahwa kegiatan-kegiatan yang ada pada lintas sektoral akan diserah-kan kepada Kementerian masing-masing. Oleh sebab itu Kakanwil meminta kepada pejabat yang dilantik agar lebih memahami tata kelola keuangan jangan sampai dengan bertambahnya anggaran malah menjadi musibah bagi yang mengelolanya.

Diakhir arahannya Kakanwil berharap den-gan bertambahnya anggaran yang diberikan negara kepada Lembaga atau instansi dapat menjadi ladang amal sholeh dan membawa keberkahan bagi kita semua. (Inmas jabar)

Bogor H. Dadang Ramdani mengatakan, pentinya rapat ini sebagai dasar awal mena-tap dan membangun madrasah kedepan lebih baik lagi. Dengan adanya arahan mengenai bagaimana membangun MTsN 3 kedepan-nya, tentu rapat ini harus ada goal yang tepat dan menjadikan MTsN 3 lebih maju lagi, kata Dadang. (Ade Irawan)

H. Ahmad Shiddiq, S. Ag., MM. Jabat Kasubag Informasi dan Humas

Kakanwil Prov Jabar Bina Guru MTsN 3 Bogor

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT 11

BERITA DAERAH 04EDISIMEDIA PEMBINAAN | EDISI JULI - AGUSTUS 2016 | TAHUN XLIII

Kantor Kementerian Agama Kota Depok mendapat kunjungan dari Kakanwil Ke-menag Provinsi Jabar, H. A. Buchori dan

Kabag TU, H. A. Handiman Romdhoni dalam rangkaian road show pembinaan pegawai pada hari Jumat (26/8/2016).

Kakanwil Kemenag Prov. Jawa Barat, H. A. Buchori, dalam pembinaannya memaparkan tentang tiga tema penting yang harus segera disikapi, yaitu: Penyerapan Anggaran, Realisa-si serapan anggaran serta kepatuhan kepada peraturan dan perundang-undangan. Menurut Kakanwil, harus ada kesesuaian antara penyera-pan anggaran dengan realisasinya, dan itupun haruslah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada.

Kakanwil mengungkapkan selama ini masih banyaknya anggaran bermasalah bisa disebab-kan oleh faktor pendataan yang tidak akurat atau penyelenggara yang malas untuk melaku-kan pendataan. Hal ini mungkin terjadi karena

Pada pelaksanaan pemberangkatan calon jamaah haji tahun 2016 ini, kloter pertama atau kloter 3 provinsi jawabarat calon ja-

maah haji kota Bandung akan diberangkatkan pada hari Rabu tanggal 9 Agustus 2016. Sesuai rencana calon jamaah haji akan diberangkatkan menuju Asrama Haji Bekasi di MAPOLDA Jawa Barat. Hal itu disampaikan Kepala Kemenag kota Bandung, Dr. H. Yusuf, M.Pd. dalam laporannya saat pelaksanaan kegiatan bimbingan manasik haji masal yang ke-2 sekaligus pelepasan calon jamaah haji kota Bandung tahun 2016 M/1437 H. di Aula Utama Masjid Raya Bandung, Rabu (03/8).

Disampaikan oleh KaKemenag pada tahun 2016 ini jumlah calon jamaah haji tahun yang akan diberangkatkan berjumlah sebanyak 1,735 orang, namun demikian empat orang belum di-pastikan dapat berangkat karena kondisinya yang masih sakit.

Dari jumlah 1,735 orang calon jamaah haji tersebut terbagi kedalam lima kloter yakni

masih ada yang berfikir bahwa mereka tidak akan mendapat apa-apa karena dengan pola sistem yang sekarang semua anggaran masuk langsung melalui rekening. Faktor lain bisa juga disebabkan karena pihak perencana kurang mengerti program atau hanya copy paste dari tahun sebelumnya sehingga anggaran yang dimunculkan tidak sesuai lagi dengan kebutu-han saat ini.

Dengan tegas Kakanwil mengingatkan bah-wa tidak bisa menyelesaikan anggaran berarti dzolim, karena uang yang sudah dianggarkan idealnya harus dipakai. Menurutnya jika tidak dipakai berarti program tersebut tidak ber-jalan atau tidak dilaksanakan. Hal ini tentunya akan merugikan bagi negara dan masyarakat. Ia menambahkan bahwa hal-hal tersebut agar diantisipasi sejak dini dan terus membiasakan diri untuk bekerja sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam kesempatan tersebut Kabag TU, H. A.

kloter 3 , 9 yang akan berangkat di gelombang satu serta kloter 42, 54 dan 66 yang akan be-rangkat di gelombang dua. Dari lima kloter tersebut tiga kloter utuh sedangkan dua kloter lagi gabungan.

Selain itu disampaikan pula oleh KaKeme-nag bahwa sampai saat ini kota Bandung masih

Hadiman Romdony didampingi oleh Tim Ortala Kanwil Kemenag Prov. Jawa Barat , H. Gatot Fajar Arifianto turut memberikan materi terkait dengan teknis kebijakan perundang-undangan dan kebijakan di lingkungan Kanwil Kemenag Prov. Jawa Barat. Sesi tersebut di isi pula dengan tanya jawab yang diikuti oleh seluruh jajaran Kemenag Kota Depok.

Sementara itu, Kakankemenag Kota Depok, Dr. H. A. Chalik Mawardi menyampaikan bahwa saat ini di kota Depok ada 2 KUA yang sudah me-nyelesaikan proses sertifikasi serta administrasi dan hanya sedang menunggu untuk pelaksanaan pendirian gedung KUA, yang anggarannya dida-patkan dari bantuan pemerintah, yaitu KUA Ke-camatan Tapos dan KUA Kecamatan Cilodong, di mana nantinya KUA Tapos kota Depok akan menjadi KUA percontohan yang pembangunan-nya dibiayai oleh SBSN. Hal lain disampaikan oleh H. Chalik, berdasarkan hasil penilaian audit kinerja Irjen, Kota Depok sudah mengalami pen-ingkatan yang cukup baik yaitu sebesar 75,57, hasil ini jauh lebih baik, jika dibandingkan di tahun sebelumnya. Hal ini menunjukan jajaran Kemenag Kota Depok serius untuk terus mem-benahi diri sebagai aparatur negara dan juga sebagai abdi masyarakat.

Kasubbag TU, H. Masum selaku penyeleng-gara kegiatan menyampaikan, bahwa Kegiatan pembinaan pegawai yang dilaksanakan di aula Kankemenag Kota Depok, diikuti oleh seluruh jajaran Pejabat pada Kankemenag dan KUA, Pen-gawas Madrasah dan PAI, Penghulu, Penyuluh, perencana dan staf PPK. Selanjutnya H. Masum menambahkan bahwa dengan diadakannya pembinaan oleh Kakanwil Kemenag Prov. Jabar diharapkan bisa menjawab berbagai pertanyaan dan hal-hal yang terkait dengan kebijakkan dan perundang-undangan, keuangan dan kepegawa-ian atau isue-isue strategis dan kelembagaan. (Lan Stiawan)

Kakanwil: Harus Ada Kesesuaian Antara Penyerapan dengan Realisasi

Kloter Pertama Jamaah Haji Kota Bandung Berangkat 9 Agustus 2016

menjadi daya tarik bagi calon jamaah haji dari kota dan kabupaten yang lain untuk berangkat melaksanakan ibadah haji, tercatat 600 orang lebih calon jamaah haji dari 21 kota dan kabu-paten lain akan berangkat melaksanakan ibadah haji bersama rombongan kota Bandung. (Agus Saparudin)

Kakanwil, Drs. H. A. Buchori, MM, memberikan pengarahan dan pembinaan kepada pegawai di lingkungan Kemenag Kota Depok

12 MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT

04EDISI MEDIA PEMBINAAN | EDISI JULI - AGUSTUS 2016 | TAHUN XLIII BERITA DAERAH

Kabid PAIS Kanwil Kemenag Prov. Jawa Barat, Dr. H. M. Athoillah, yang bertin-dak sebagai pemateri dalam kegiatan

Sosilisasi EMIS Semester Ganjil Tahun Pela-jaran 2016-2017 yang di gelar oleh Seksi Pen-didikan Agama Islam (PAIS) Kota Bandung, Selasa (16/8) di Aula Kemenag Kota Bandung memaparkan bahwa pelaksanaan EMIS Guru PAI memiliki kebijakan sebagai berikut yakni sebagai dasar perhitungan kebutuhan ang-garan untuk program sertifikasi, tunjangan profesi, tunjangan fungsional, pelatihan guru dan pengawas dan lainnya.

Berikutnya adalah untuk mengetahui dis-tribusi Guru PAI dan Pengawas PAI di setiap daerah (provinsi, kabupaten/kota dan keca-matan), sebagai dasar perhitungan kebutu-

han Guru PAI dan Pengawas PAI serta untuk mengidentifikasi Guru PAI dan Pengawas PAI berprestasi dalam rangka pengemban-gan profesi Guru dan Pengawas. Kebijakan lainnya adalah sebagai dasar perhitungan kebutuhan sarana prasarana PAI (misal: tempat ibadah, laboratorium PAI dan untuk mendukung pelaksanaan program UASBN PAI dan terakhir adalah untuk merencanakan program pengembangan wawasan PAI bagi siswa pada sekolah umum.

Kemudian Kabid PAIS menyampaikan bah-wa pada pelaksanaannya EMIS Guru PAI ini sering menghadapi kendala. Kendala-kendala yang sering dihadapi oleh pengelola EMIS Guru PAI tersebut adalah pertama, adalah minimnya ketersediaan tenaga operator pen-

dataan di tingkat FKG, KKG, MGMP dan Pokja-was, baik secara kuantitas maupun kualitas., Kedua, kurangnya koordinasi dan sinergitas antara Kmenag dan Dinas Pendidikan dalam pelaksanaan pendataan EMIS PAI di sebagian daerah., Ketiga yakni data EMIS PAI belum dapat dimanfaatkan secara maksimal dalam mendukung pelaksanaan program di lingkun-gan Direktorat PAI, dan yang keempat adalah minimnya kondisi infrastruktur pendataan di daerah.

Maka dengan pelaksanaan kegiatan sos-ilisasi EMIS Guru PAI yang di gelar oleh Seksi Pendidikan Agama Islam Kota Bandung ini diharapkan dapat mengatasi kendala-kendala tersebut, ungkap Kabis PAIS.

Begitu besarnya peran dan fungsi EMIS Guru PAI, Kabid PAIS menyampaikan catatan dan rekomendasi dari Litbang KPK terkait dengan EMIS Guru PAI yaitu agar melakukan integrasi EMIS dengan Program yang dimiliki Kemenag. Sebagai contoh: Tunjangan Profesi untuk menentukan kuota guru yang berhak mendapat TPG harus melihat data rasio rom-bel, kewajiban jam mengajar per minggu dan jumlah guru yang ada.

Berikutnya adalah menjadikan EMIS se-bagai media dan syarat pemberian bantuan kepada Lembaga Pendidikan Islam serta da-pat menghasilkan laporan yang dibutuhkan Satker. Dan membangun Sistem Pendataan penerima bantuan secara terintegrasi. (Agus Saparudin)

Sosialisasi EMIS, Kabid PAIS Sampaikan Peran Pendataan EMISGuru PAI

Kabid PHU : Calon Jamaah Haji Harus Fokus Untuk Ibadah

Kepala Bidang Penyelenggara Haji dan Umroh Kanwil Kemenag Prov. Jawa Ba-rat, Drs. H. Azam Mustajam, M.Si. yang

hadir menyampaikan materi pada pelaksan-aan kegiatan manasik haji masal pertama Ke-menag kota Bandung berpesan kepada calon jama;ah haji untuk fokus ibadah.

Dalam pelaksanaan kegiatan manasik haji masal pertama Kemenag kota Bandung ini, saya menyampaikan ucapan selamat kepada seluruh calon jamaah haji semoga Alloh SWT senantiasa memberikan kemampuan dan kes-ehatan kepada seluruh calon jamaah haji agar dapat melaksanakan ibadah haji nanti dengan sempurna. Ucapnya.

Untuk itu saya berpesan kepada seluruh calon jamaah haji untuk fokus ibadah, jangan terlalu banyak berfikir atau melakukan hal-hal yang nantinya dapat mengurangi kualitas ibadah apalagi dipusingkan dengan masalah-masalah yang dapat merugikan kita selama pelaksanaan ibadah haji baik pada persiapan pemberangkatan ataupun pada pelaksanaan ibadah haji nanti. Ucapnya lagi.

Dikatakan oleh Kabid PHU bahwa sesuai

dengan aturan-aturan yang baru maka calon jamaah haji agar dapat mentaati peraturan tersebut, dimana aturan-aturan tersebut dibuat agar calon jamaah haji dapat melak-sanakan kegiatan ibadah haji dengan tenang dan khusuk.

Kabid PHU berpesan kepada calon jamah haji agar senantiasa menanamkan niat yang tulus dan ikhlas bahwa kita pergi haji ini

semata-mata karena Alloh SWT., Pasrah dan berserah diri terhadap apa yang telah ditentu-kan Alloh SWT, Perhatikan apa yang menjadi kebutuhan kita selama dalam perjalanan dan pelaksanaan ibadah haji terutama kesiapan mental agar tetap sabar dan tidak terjebak emosi, dan disiplin diri baik dalam waktu yang telah ditetapkan maupun program yang telah dijadwalkan. (Agus Saparudin)

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT 13

BERITA DAERAH 04EDISIMEDIA PEMBINAAN | EDISI JULI - AGUSTUS 2016 | TAHUN XLIII

Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ), merupakan salah satu wadah untuk

mensyiarkan dakwah mengenai islam. Da-lam kegiatan ini, masyarakat diperkenalkan dengan isi dan tafsir Kitab suci Umat Islam Al Quran, dan juga cara membaca dengan tilawah. Dengan Lantunan ayat ayat Al Quran yang ditilawahkan para Qori dan Qoriah ini masyarakat umum secara luas dapat mengetahui dan mendengar kein-dahan isi Kitab suci Umat Islam. Demiki-an Dikatakan Kepala Bidang Penerangan

Agama Islam Kantor Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat, Ahmad FPtoni dalam sambutannya pada pembukaan MTQ Ting-kat Kota Bekasi yang ke XVIII di Kecamatan Bekasi Utara 23/8.

Ahmad mengatakan, sebagai umat mus-lim sudah seyogyanya bangga dengan pe-nyelenggaraan MTQ ini. Sebab selain dapat mensyiarkan dakwah tentang islam juga untuk membentuk generasi muda yang is-lami dan cinta Al Quran dimana pada era kekinian tantangan yang dihadapi generasi

Kabid Penais: MTQ Sebagai Wadah Syiar Islam

muda terutama soal pembentukan moral juga semakin berat.

Lebih lanjut Ahmad Patoni mengata-kan dengan kegiatan MTQ ini, baik yang dilaksanakan di tingkat Kabupaten/ kota, tingkat Provinsi, tingkat nasional hingga Internasional banyak mendapat perhatian dari seluruh kalangan, baik yang muslim maupun non muslim. Banyak kalangan yang pada akhirnya ingin mempelajari Al Quran lebih dalam lagi.

“ Tidak sedikit dari kegiatan MTQ yang dilakukan di negara negara lain membuat masyarakat penasaran dengan Al Quran dan kemudian mempelajarinya,” Ujarnya.

Karena itulah, imbuh Patoni melalui kegiatan MTQ ini kita mampu membimbing generasi muda untuk mencintai Alquran dan menjadikan generasi muda yang ag-amis. Selain itu, MTQ juga dapat memo-tivasi anak untuk belajar Alquran dengan baik dan serius.

Lebih lanjut Ahmad Patoni berharap, ke depan, penyelenggaraan MTQ di wilayah Provinsi Jawa Barat lebih mengedepankan kejujuran dan transparan dalam mengelola manajemennya.

“Mudah mudahan penyelenggaraan MTQ ini dapat semakin baik dan jauh lebih baik serta tidak bertentangan dengan nilai nilai agama Islam,” Harap Ahmad Pathoni mengakhiri sambutannya. (Evi Agustin)

Penghulu dan Kepala Kantor urusan Agama (KUA) terus dihadapkan pada

berbagai persoalan yang berkaitan den-gan layanan pernikahan. Karena, dasar kepuasan pelayanan berada pada proses pelayanan itu sendiri, maka setiap insan KUA dan penghulu harus memiliki visi dan misi yang sama. Untuk mewujudkannya, Kepala Bidang Urusan Agama Islam Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Barat mengadakan pembinaan Penghulu dan Kepala KUA di Aula Kemenag Kab Bogor, Selasa (23/8).

Plt Kakankemenag Kab Bogor H. Apud Sihabudin mengatakan, Kabupaten Bogor memiliki 40 kecamatan, artinya dari segi jumlah penduduk ada banyak masyarakat yang akan terlibat dalam layanan penye-lenggaraan KUA.

Maka dari itu, 2016 ini KUA harus lebih maju, karena masyarakat sudah berbeda, pola pikir dan mindset KUA harus berubah, apalagi kita memiliki 40 kecamatan, kata Sihabudin.

Untuk itu, sambung dia, KUA kedepan akan jadi pusat, koordinasi dan komunikasi artinya akan jadi pusat layanan unggulan Kemenag.

KUA dan penghulu jadi sorotan terus, dibalik itu kinerja KUA harus berbalik 180 derajat kinerjanya. Performance penghulu harus dirubah menjadi lebih baik lagi, tan-dasnya.

Sementara itu, Kabid Urais Kanwil Ke-menag Jawa Barat H. Aldim mengatakan, Kanwil Kemenag pada prinisipnya akan terus mengawal layanan pernikahan di

KUA, karena itu sudha menjadi tekad Bi-dang Uraisn Provinsi Jawa Barat.

Namun, memang ada beberapa hal yang terus kita kawal dalam program layanan KUA ini, maka dari itu kita kerap turun ke daerah untuk melakukan pembinaan, apalagi Kab Bogor KUA nya cukup ban-yak dan jumlah pernikahannya juga, kata Aldim. (Ade Irawan)

Kabid Urais: Tahun 2016, Paradigma KUA dan Penghulu Harus Berubah

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabu-paten Majalengka, Dr. H. Cece Hidayat, M.Si didampingi Kasi Bimas Islam, H.

Agus Sutisna, M.Pd bertemu Kepala Dinas Dis-dukcapil Kab. Majalengka, Dr. H. Sadili, Jum’at (12/8). Pertemuan tersebut membahas terkait fenomena banyaknya ketidaksinkronan antara Buku Nikah dengan Akta Kelahiran, Kartu Kelu-arga, KTP, Ijazah dan administrasi kependudu-kan lainnya. Fenomena ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, karena hal ini jika dibiarkan akan menyulitkan atau menjadi masalah di kemu-dian hari.

Kepala Kantor menuturkan problem ini har-us segera dibereskan dengan beberapa langkah strategis. Hal ini menurut Cece perlu dibicara-kan dalam sebuah rakor atau semacam MOU antara Kementerian Agama dengan Disdukcapil dan pihak terkait lainnya. Karena tanpa ker-jasama yang baik problem ini sulit diatasi.

Sementara itu Kadisdukcapil Majalengka menyampaikan agar seluruh masyarakat agar senantiasa mengurus, menertibkan dan me-lengkapi semua administrasi kependudukan. Menurutnya ada beberapa Peristiwa Penting kependudukan yang harus dilengkapi, seperti kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian, pengakuan anak, pengesahan anak, pengang-katan anak, perubahan nama dan perubahan status kewarganegaraan.

Kerjasama Kantor Kementerian Agama Maja-lengka dan Disdukcapil ini akan difokuskan da-

lam program Sistem Informasi Manajemen Nikah (Simkah). Harapannya kedepan ada semacam aplikasi atau sistem yang terintegrasi antara simkah dengan Disdukcapil. Dengan program ini data orang yang menikah langsung terinte-grasi secara langsung melalui sistem online ke Disdukcapil. Nanti bagi masyarakat yang ingin menikah, status di Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang tadinya belum menikah akan dirubah mela-lui sistem tersebut menjadi menikah. Sehingga data antara KUA, dan Disdukcapil mengenai data pernikahan tercatat dengan jelas.

Kasi Bimas Islam Majalengka juga menyam-

but baik dengan adanya program ini, dikarena-kan banyak kejadian di masyarakat KTP masih single namun ternyata sudah menikah dan se-baliknya. Dengan sistem ini dapat memudahkan KUA untuk kerjasama dengan Disdukcapil dalam pengurusan status di KTP setelah menikah ini. Terkadang pihak KUA kecolongan dalam status di KTP, dengan sistem terintegrasi ini memudah-kan KUA untuk mengecek status pasangan yang ingin menikah ini.

Semoga pertemuan singkat ini bisa ditin-daklanjuti menjadi action yang dikemas dalam sebuah rakor, MOU atau kegiatan lainnya.

Kemenag Majalengka Tingkatkan Kerjasama Dengan Disdukcapil

14 MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT

04EDISI MEDIA PEMBINAAN | EDISI JULI - AGUSTUS 2016 | TAHUN XLIII BERITA DAERAH

Penyuluh Agama Islam merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Kemente-rian Agama yang memiliki peran sebagai

garda terdepan dalam menyampaikan pesan

pesan pemerintah dalam pembangunan melalui bahasa agama. Demikian disampaikan kepala Bidang Penais, Drs. H. Ahmad Patoni, MM saat memberikan arahannya pada Acara Pembinaan

Penyuluh Agama islam di Kantor Kementerian Agama kota bandung, Rabu (24/8).

Lebihlanjut Kabid menyampaikan bahwa saat ini jumlah Penyuluh PNS kemenag Kota Bandung sebanyak 115 Orang dan Non PNS 495 Orang merupakan SDM unggul yang bisa diandalkan dalam memberikan penyuluhan dan pemberian pendidikan keagaaman kepada masyarakat, khususnya yang berada di lingkun-gan kemenag Kota Bandung, selain itu peran dan pemberdayaan penyuluh dapat bersinergi dengan Ormas Islam dan lembaga keagamaan lainnya, terutama dalam mendeteksi dini dan antisipasi masalah aliran-aliran sempalan yang muncul

Diakhir arahannya Kabid menekankan tentang profesionalisme penyuluh berkaitan dengan keluarnya Edaran Dirjen Bimas Islam Nomor : DJ.II/KP.07.6/368/2015 tanggal 2 Feb-ruari 2015 tentang pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi Penyuluh Agama Islam Fungsional. (Much. Ikbal)

Kabid Penais Bina Penyuluh Agama Islam Fungsional se Kota Bandung

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT 15

BERITA DAERAH 04EDISIMEDIA PEMBINAAN | EDISI JULI - AGUSTUS 2016 | TAHUN XLIII

Menindaklanjuti surat keputusan Menteri Agama nomor : Kw.10.1/2/KP.07.6/4401/2016 tanggal 16 Agus-

tus 2016 tentang Pengangkatan Jabatan pegawai khususnya Pejabat Struktural yang ada dilingkungan Kantor Kemente-

rian Agama Kab. Garut .Jumat, 19 Agustus 2016 di Aula Bawah

Kantor Kementerian Agama Kabupaten Garut telah diadakan acara pelantikan Pe-jabat Struktural Kepala Seksi Pendidikan Madrasah .

Pejabat yang dilantik Kepala Seksi Pen-didikan Madrasah adalah H. Enang Wahyu-din, S.Pd.I yang sebelumnya menjabat se-laku Pengembang Kapasitas Pendidik pada Seksi Pendidikan Madrasah Kementerian Agama Kabupaten Garut .

Dalam arahannya Kepala Kantor Ke-menterian Agama Kab.Garut Drs.H. Usep Saepudin Muhtar, M.Pd selain menyampaik anucapan selamat kepada Pejabat yang baru dilantik juga beliau menyampaikan pesan agar senantiasa Bekerja harus se-lalu berpegang pada Peraturan Undang Undangan, Mengedepankan kepentingan Masyarakat daripada kepentingan pribadi, menjalin kerjasama dan koordinasi dengan Staf Madarsah dan para Kepala Sekolah serta serta menghilangkan Ego Sektoral .

Hadir dalam acara Pelantikan tersebut Kasubbag TU Drs.H. Undang Suryana, M.Si, para Kepala Seksi, para Kepala Sekolah, Staf pelaksana Madrasah, Analis Kepe-gawaian, Humas dan Ibu ibu Darma Wanita Persatuan Kementerian Agama kabupaten Garut Beserta Staf . (Ahmad Soleh)

Pelantikan Kepala seksi Madrasah di KankemenagKabupaten Garut

Kantor Kementerian Agama Kabu-paten Tasikmalaya gelar Rapat Koordinasi yang dipimpin langsung

oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tasikmalaya Drs. H Agus Abdul Kholik, MM yang didampingi Kasubbag Tata Usaha H. Dudu Rohman, M.SI serta Para Kepala Seksi dan Penyelenggara di Aula Kantor Kementerian Agama Kabu-paten Tasikmalaya, Rabu, (10/08/16).

Dalam arahannya Kepala Kantor me-nyampaikan beberapa hal diantaranya me-nyampaikan kedepannya semua pegawai tanpa terkecuali harus memperhatikan disiplin kerja termasuk kedatangan dan pulang. Kemudian diharapkan juga kepa-da para kasi-kasi dan Kepala untuk mem-berikan pengarahan kepada staf-stafnya masalah kedisiplinan kerja dan disiplin informasi.

Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan bagian dari Aparatur Sipil Negara (ASN) yang kini diatur dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dan PP Nomor 53 Tahun 2010 ten-tang Peraturan Disiplin Kerja PNS.

Rapat yang dihadiri oleh seluruh Kepala Seksi dan Penyelenggara di Lingkungan Kantor serta Para Kepala KUA, Kepala Ma-drasah Negeri, Para Penyuluh dan Pen-ghulu di Lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tasikmalaya ini Agus mengatakan bahwa Kebijakan penerpan

absensi elektronik ini merujuk pada PP No. 53 tahun 2010 tentang disiplin PNS, adanya kebijakan abesnsi ini memiliki peran pent-ing dalam peningkatan kedisiplinan PNS/ASN di Kementerian Agama.

“Kedisiplinan ini sudah seharusnya dite-gakkan di kalangan aparatur Kementerian Agama, selain merupakan kewajiban bagi PNS/ASN seperti yang diatur dalam PP No. 53 tahun 2010, kedisiplinan sangat besar artinya bagi peningkatan kinerja aparatur Kementerian Agama. Kedisiplinan meru-pakan kunci bagi keberhasilan program-

program Kementerian Agama, dengan disiplin pelayanan terhadap masyarakat dapat diberikan secara profesional dan maksimal,” Kata Agus.

Diharapkan para pegawai di Kemenag dan di Madrasah untuk meningkatkan komitmen kita selaku aparatur negara, khususnya disiplin masuk dan pulang kerja, serta mengingkatkan profesionalitas kita sesuai tupoksi dan Motto Kemente-rian Agama Meningkatkan Kinerja Keme-nag dengan Profesionalitas dan Integritas. (Fajri Adi Nugraha)

Kepala Kankemenag Kab. Tasikmalaya Tekankan Disiplin Kerja

16 MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT

04EDISI MEDIA PEMBINAAN | EDISI JULI - AGUSTUS 2016 | TAHUN XLIII BERITA DAERAH

Kakankemenag Kota Cirebon, H. Masykur, melepas keberangkatan

kontingen Kompetisi Sains Madrasah Kota Cirebon untuk bertanding pada KSM ting-kat provinsi Jawa Barat di MAN 1 Bandung. Pelepasan berlangsung di Aula Kankeme-nag Kota Cirebon, Senin (25/07).

Dalam sambutan pelepasannya H.Masykur menyampaikan kepada Anak anak Madrasah pilihan untuk bertanding secara sportif dan menjadi Duta Kota Cire-bon seta berharap agar anak anak tampil dengan penuh percaya diri dan berusaha untuk menjadi yang terbaik, Selain itu ucapan terima kasih kasih kepada Guru guru pembimbing yang telah membimb-ing putra putrinya secara maksimal un-tuk diikut sertakan menjadi peserta KSM. Selanjutnya jaga nama baik Kota Cirebon dan jangan lupa berdoa kepada Allah SWT, karena dengan doa dan usaha merupakan dua hal tidak perpisahkan dan penentu untuk keberhasilan.

Kontingen Kota Cirebon terdiri dari Muhammad Ridho bidang Matematika dari M.Ts As Sunnah, Netri Farassury bi-

dang Fisika dari MTs N kota Cirebon, Hanif Fadhlurrohman bidang Biologi dari MTs As Sunnah, Muhammad Syarif Hidayatul-lah bidang Matematika dari MTs An Nur, Mohammad Lutfi Al Ghoffar bidang IPA dari MI Darul Hikmah, Tasilawati bidang Fisika dari MAN 1 Cirebon, Siti Halimah

Bidang Matematika dari MA Darul Mash-oleh, Nurul Atika bidang Kimia dari MAN 1 Cirebon Ahmad Syarif M. Hidyatullah bi-dang Biologi dari MA Madinatunajah, Bela Safira bidang Ekonomi dari MAS An Nur, dan Ali Zahidin bidang Geografi dari MAN 1 Cirebon. (Tommy Soetyawan)

Kakankemenag Kota Cirebon Lepas Kontingen KSM

Kementerian Agama Kabupaten Sumedang melalui seksi Bimbingan

Masyarakat Islam menyelenggarakan Ke-giatan sertifikasi Dewan Hakim Tilawah bertempat di Aula Gedung Sarana pe-nunjang Pendidikan Kantor Kementerian Agama, Kamis (25/8).

Dalam kesempatan itu, Kepala Seksi Bi-mas Islam Kantor Kemenag Sumedang H. Darmo, S.Ag. menyampaikan bahwa Dewan Hakim MTQ/STQ merupakan salah satu unsur utama dalam rangka menciptakan Sumber Daya Manusia Qurani yang akan ikut berperan dalam usaha pembentukan Sumber Daya Manusia Potensial dalam Pembangunan, dan Penataan Sumber Daya

Manusia Qurani yang profesional perlu diupayakan secara bertahap dan berke-sinambungan, maka dengan ini untuk me-netapkan pengakuan kepada seseoarang sebagai Dewan Hakim yang profesional dipandang perlu ditetapkan melalui Ser-tifikasi Dewan Hakim Tingkat Kabupaten Sumedang;

Sementara kepala kantor kementerian Agama Kabupaten Sumedang H. Hasen, S.Ag. M.Si. menyampaikan sambutannya bahwa: Sertifikasi Dewan Hakim sebagai wujud peningkatan profesionalisme lem-baga pengembangan Tilawatil Quran. Ur-gensinya pelaksanaan sertifikasi Dewan Hakim Tilawatil Quran sebagai wujud

peningkatan profesionalisme. Pelaksanaan sertifikasi Dewan Hakim Tilawatil Quran sebagai wujud peningkatan profesional-isme dewan hakim sangat penting dan menduduki posisi sentral dalam karena berorientasi pada peningkatan kualitas. Penataan sumber daya manusia bidang Al-Quran perlu diupayakan secara berta-hap dan berkesinambungan melalui sistem sertifikasi Dewan Hakim yang berkualitas baik pada jalur formal, informal, maupun non formal.

Lebih lanjut kepala Kemenag menyam-paikan dengan diselenggarakannya Serti-fikasi Dewan Hakim, diharapkan Dewan Hakim berperan secara aktif dan men-empatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dewan Hakim tidak semata mata sebagai penilai tetapi juga sebagai pengajar yang melakukan transfer ilmu pengetahuan, spiritual, dan hidayah.

Mari kita jadikan Al-Qur’an sebagai lan-dasan moral, baik dalam kehidupan prib-adi, kehidupan keluarga, maupun dalam kehidupan masyarakat, untuk senantiasa berbuat kebaikan, menjauhkan diri dari ke-jahatan dan kemungkaran. Mari hindarkan diri kita dari sikap sombong, takabur, dan iri engki, dengan menge depankan sikap saling menghargai, toleransi, dan saling mengasihi Pungkasnya. (Hasan Bisri dan Nandang S)

Kab. Sumedang Selenggarakan Sertifikasi Dewan Hakim Tilawah

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT 17

BERITA DAERAH 04EDISIMEDIA PEMBINAAN | EDISI JULI - AGUSTUS 2016 | TAHUN XLIII

Kementerian Agama Kabupaten Majaleng-ka kembali menggelar program rutin pen-gajian bulanan yang dipusatkan di Masjid

Agung Al-Imam Majalengka, Rabu (24/8). Pen-gajian rutin bulanan ini terasa berbeda dengan pengajian sebelumnya, dikarenakan pengajian ini bertepatan dengan tasyakur Hari Kemerde-kaan RI Ke-71. Pada kesempatan tersebut hadir Bupati Majalengka H. Sutrisno, SE. M.Si, Wakil Bupati Majalengka Dr. H, Karna Sobahi, M.MPd. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Majalengka, Dr. H,Cece Hidayat, M.Si, Kasubbag TU Kementerian Agama Kabupaten Majalengka, Drs. H. Dede Saepul Uyun, M.Ag. Asda II Drs. H. Abdul Gani, M.Si, Kabag Kesra Pemkab Ma-jalengka, Drs. Maman Komarudin, Ketua MUI Majalengka, Drs. H. Anwar Sulaiman, Kasi Pe-nyelenggara Haji dan Umroh Drs. H. Moch Risan, M.Pd.I, Kasi Bimas Islam H. Agus Sutisna, M.Pd. Kasi PD Pontren Dr. H. Rasidi Rido, MA. Para Kepala KUA se-Kab. Majalengka, Para Kepala Madrasah Se-Kab, Majalengka, para kepala

OPD Pemkab Majalengka, Penyuluh dan Majelis Ta’lim serta undangan lainnya.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabu-paten Majalengka, Cece Hidayat menyampaikan rasa kebahagiaannya atas kehadiran Bupati dan Wakil Bupati Majalengka dalam kegiatan yang digagas oleh Kemenag Majalengka tersebut. Menurut Cece merupakan sebuah kebahagian bagi Keluarga Besar Kemenag Majalengka kar-ena pasangan Bupati dan Wakil Bupati Maja-lengka, Sutrisno-Karna (SUKA) bisa hadir secara bersamaan dalam kegiatan pengajian Bulanan Kemenag Majalengka. Ia tak lupa memberikan apresiasi atas kinerja pasangan SUKA yang telah berhasil mengubah wajah Majalengka menjadi kabupaten yang maju dan kompetitif. Peruba-han sangat nampak dalam bentuk peningkatan sarana dan prasarana serta infrastruktur yang baik. Namun, menurut Cece keberhasilan pem-bangunan fisik yang sudah baik harus diimbangi dengan pembangunan mental spiritual. Hal ini agar sejalan dengan visi Kabupaten Majalengka

yang ingin menjadikan Majalengka MAKMUR. Dijelaskan Cece Visi yang sangat visioner ini akan didukung oleh Kementerian Agama Kabu-paten Majalengka. Untuk mendukung Visi Ma-jalengka yang religius itu Kemenag Majalengka akan terus meningkatkan program program kea-gamaan salah satunya dengan menambah keg-iatan pengajian bulanan remaja. “Dalam waktu dekat program ini akan segera direalisasikan” ungkap Cece.

Kemudian pada kesempatan tersebut Cece meminta dukungan dan dorongan dari Pemer-intah Daerah untuk memajukan lembaga agama dan lembaga keagamaan Majalengka agar men-jadi lebih baik sehingga memberikan kontribusi besar dalam mewujudkan Majalengka yang reli-gius. Ia juga meminta agar Pemerintah Daerah memberikan perhatian yang lebih kepada masjid dan menjadikan masjid sebagi pusat kegiatan masyarakat. Terakhir Cece meminta agar pro-gram pengajian ini dijaga dengan baik jangan sampai melempem.

Sementara itu, Bupati Majalengka yang bertindak sebagai penceramah menyatakan, Kemerdekaan merupakan hak asasi manusia karena Allah telah menjadikan manusia merde-ka. Menurut Bupati Isilah Kemerdekaan bangsa yang digapai dengan berdarah darah ini dengan dzikir dan fikir. Menurutnya dzikir dan fikir ini bukan hanya untuk mengisi Kemerdekaan saja tapi harus mengisi setiap relung relung kehidu-pan manusia. Dzikir yang berkonotasi agama dan fikir yang berkonotasi ilmu akan mengisi dua dimensi manusia yakni jasmani dan ruhani. Dengan bekal agama dan ilmu itulah menjadikan bangsa indonesia merdeka serta dengan agama dan ilmu itu pula bekal untuk mewujudkan ke-mandirian bangsa. (Opik)

Pengajian Bulanan Kemenag Majalengka:Bupati Majalengka Menjadi Penceramah

Mesjid adalah simbol keislaman. Ia tidak dapat dipisahkan dari kehidupan umat Islam, karena masjid merupakan ben-

tuk ketundukan umat kepada Allah SWT.“Bangunan ini direncanakan akan dibangun

masjid, dengan misi menjaga akidah.” Jelas Ketua MUI Kabupaten Tasikmalaya KH. Drs. Ii Abdul Basith saat melaksanakan Roadshow Pembinaan didaerah rawan akidah di wilayah Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya, Rabu (24/08/16).

Pria yang juga sebagai Pimpinan Pondok Pesantren Sukahideng ini mengatakan bahwa program MUI beserta Ormas Islam dan Lembaga Keagamaan di Kabupaten Tasikmalaya salah satunya membina ummat diseantero Kabupaten Tasikmalaya.

“Ini adalah kewajiban kita dalam pembinaan lahir dan batinnya ummat, apalagi daerah ini adalah wilayah wisata yang Pembinaan kea-gamaannya sangat minim. Untuk itu langkah ini adalah awal kita dalam pembinaan.” Ung-kapnya.

Dirinya merencanakan selain pembangu-

nan Mesjid yang berada di Kp. Bubujung Ds. Ciheras Kecamatan Cipatujah ini juga kedepan akan dibangun pendidikan keagamaan, seperti Madrasah Diniyah Takmiliyah. Dirinya sudah berkoordinasi dengan Kementerian Agama Ka-

bupaten Tasikmalaya.“Kedepan akan dibangun Madrasah Dini-

yah Takmiliyah, kita sudah koordinasi dengan pihak Kementerian Agama, Pungkasnya. (Fajri Adi Nugraha)

Misi Menjaga Akidah, MUI Bangun Masjid Di Daerah Rawan Akidah

18 MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT

04EDISI MEDIA PEMBINAAN | EDISI JULI - AGUSTUS 2016 | TAHUN XLIII BERITA DAERAH

Mengawali Tahun ajaran baru, banyak pekerjaaan rumah yang harus kita selesaikan bersama-sama, pekerjaan

rumah tersebut diantaranya adalah menurun-nya jumlah anak didik yang masuk di sekolah-sekolah Raudlatul Athfal, demikian disampaikan oleh Hj.Nina Yuniarti selaku Pimpinan daerah IGRA Purwakarta, saat memberikan laporannya

Setelah sukses dalam mensosialisasikan program Indonesia Pintar (PIP) sekaligus pemberkasannya pada April 2016 kemarin,

Seksi Pendidikan Madrasah (Penmad) Kantor Kementerian Aagama (Kankemenag) Kota Bekasi kembali menggulirkan updating data PIP tahap ke 2 yakni bulan Juli hingga bulan Desember 2016.

Mira Afriani, Staf Pelaksana Seksi Penmad mengatakan updating data ini dilakukan untuk cek dan re-cek data siswa yang telah terdaftar dan melakukan pemberkasan, serta telah men-erima kartu PIP. Kegiatan ini dilaksanakan pada Senin, 29/8 di Aula Kankemenag Kota Bekasi yang terdiri dari dua sesion. Sesion pertama up-date data untuk penerima PIP siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA). Sedangkan sesi ke dua tepatnya di mulai jam 13.00 khusus untuk Madrasah Ibtidaiyah (MI).

Dalam kesempatan yang sama, Delia, Staf Pelaksana Seksi Penmad menjelaskan untuk siswa MI diberikan PIP sebanyak 3641 siswa, Siswa MTS Sebanyak 2253 Siswa dan Untuk ting-kaat MA sebanyak 372 siswa.

PIP merupakan salah satu program yang digulirkan Presiden Joko Widodo untuk mem-baantu siswa yang kurang mampu membiayai sekolahnya. PIP ini diberikan kepada mereka yang tidak mampu dalam bentuk uang tunai.

Program Indonesia Pintar merupakan kelan-jutan dari program bantuan Siswa miskin (BSM).

pada acara Pendidikan dan Pelatihan Kuriku-lum Tiga Belas di IGRA Purwakarta, Kamis ( 21/07/2016) yang bertempat di Aula Bale Citra Resmi Kabupaten Purwakarta.

Nina menambahkan, bak tukang kacang rebus,lembaga pendidikan yang menangani dun-ia anak sudah banyak sekali di Purwakarta, mu-dah sekali kita temui lembaga pendidikan anak,

Untuk bisa mendapatkan bantuan dari PIP ini peserta didik harus mempunyai Kartu Indone-sia Pintar. Kartu Indonesia Pintar bisa di dapat jika Orang Tuanya memiliki Kartu Indonesia Sejahtera (KIS) dari dinas terkait.

Program ini digulirkan untuk membantu massyarakat yang tidak mampu agar tetap melanjutkan sekolah dan tidak putus sekolah. Hal ini merupakan salah satu program Indone-sia Wajib Belajar 9 tahun. Selain itu juga untuk menghindari putus sekolah dan siswa yang keluargaanya yang kurrang mampu ini dapat menyelesaikan studinya hingga 12 tahun.

namun sayangnya lembaga pendidikan tersebut sudah hilang ruh dunia anak-anaknya, saat ini, anak banyak di jejali harus bisa ini, harus bisa itu, padahal dunianya anak-anak ya dunianya bermain, Untuk itulah kegiatan ini kami laksana-kan, bagaimana agar para guru RA lebih bisa lagi meningkatkan kemampuan mendidiknya, khususnya pendidikan dunia anak-anak, yang notabene dunia bermain, ujarnya.

Dihadapan 400 orang guru RA yang mengi-kuti kegiatan ini, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purwakarta, Cecep Kosasih dalam sambutannya mengatakan, sangat ber-syukur kegiatan ini bisa dilaksanakan, khusus-nya oleh IGRA Kabupaten Purwakarta, karena dari kegiatan ini bisa meningkatkan kompetensi guru RA, kompetensi tersebut diantaranya kom-petensi pedagogic dan kompetensi professional seorang guru, terlebih saat ini, semua lembaga pendidikan di bawah kementerian agama, harus menggunakan kurikulum tiga belas, untuk itu, ikuti kegiatan ini dengan seksama, serap materi yang disampaikan oleh pemateri, untuk selan-jutnya diaplikasikan dalam pekerjaan bapak-ibu sekalian, ujarnya menutup sambutan. (Asep Su-nandar Nugraha)

Kamarudin Amin, Direktur Jenderal Pendidi-kan Islam, Kemenag, seperti dilansir dari www.tnp2K.go.id menjelaskan lebih lanjut bahwa Program ini tidak hanya menyasar siswa seko-lah dan madrasah, tapi juga akan diberikan kepada peserta didik yang terdaftar di pondok pesantren.

Para santri yang mengikuti pendidikan mengaji di pondok pesantren, usia 16 hingga 21 tahun dan memenuhi kriteria, juga akan mendapatkan KIP, sehingga berhak mendapat-kan bantuan tunai pendidikan, ujar Kamarudin. (Evi Agustin)

Diklat Kurtilas di IGRA Purwakarta

Seksi Penmad Kankemenag Kota Bekasi Update DataProgram Indonesia Pintar Tahap 2

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT 19

BERITA DAERAH 04EDISIMEDIA PEMBINAAN | EDISI JULI - AGUSTUS 2016 | TAHUN XLIII

Bertempat di Aula Grand Situ Buleud Hotel Purwakarta, pada hari Kamis (21/07/2016) seksi Bimas Islam Kan-

tor Kementerian Agama Kabupaten Purwa-karta, menyelenggarakan acara Pembinaan Penyuluh Agama Islam Tahun 2016, acara yang mengambil thema Peningkatan Fungsi dan Peran Penyuluh Agama Islam Dalam Pelayanan Umat ini di ikuti oleh seluruh Pe-

nyuluh Agama yang berada di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pur-wakarta

Kepala Seksi Bimas Islam Kantor Kemen-terian Agama Kabupaten Purwakarta, Drs.Chairil Arief Anwar, dalam laporannya menga-takan, kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purwakarta, melalui Seksi

Bimas Islam di setiap tahunnya, dan bersum-ber dari DIPA Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purwakarta, diharapkan dari kegiatan ini bisa menambah ilmu pengeta-huan dan wawasan para penyuluh agama di Purwakarta, serta bisa meningkatkan peran serta para penyuluh dalam menjaga keutu-han bangsa di tengah keanekaragaman umat beragama, ujarnya menambahkan.

Kepala Kantor Kementerian Agama Ka-bupaten Purwakarta, H. Cecep Kosasih da-lam sambutannya menambahkan, penyuluh agama mempunyai peran yang sangat pent-ing dalam menjaga keutuhan umat, penyuluh sangat dekat dengan masyarakat di seki-tarnya, sehingga penyuluh bisa mengetahui peta dakwah (strategi) yang bisa di gunakan ketika akan berdakwah.

Diharapkan dari kegiatan ini pula, para penyuluh bisa mengetahui metode yang lebih baik lagi yang akan di gunakan ketika akan berdakwah, karena metode yang baik dan mudah diterima oleh masyarakat, akan lebih mengena di hati masyarakat, dibandingkan dengan menggunakan cara-cara yang kurang bisa di pahami oleh masyarakat, ujarnya. (Asep Sunandar Nugraha)

Bupati Bogor, Hj. Nurhayanti menjadi inspektur Upacara Hut Pramuka ke 55 tingkat Kabupaten Bogor, yang bertem-

pat di Lap. Tegar Beriman, Cibinong pada Selasa (30/8). Dalam kesempatan tersebut tampak ramai memadati Lapangan Tegar Beriman, Cibinong para pelajar SD, SMP, SMA dan pengurus dan anggota kwartir cabang pramuka Kabupaten Bogor.

Dalam kesempatan tersebut Bupati Bo-gor membacakan sambutan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Adhyaksa Dault mengatakan pembangunan karakter bangsa menjadi fokus bangsa saat ini dan ke depan. Pembangunan sumberdaya manusia harus sejalan dengan pembangunan fisik, karena kunci keberhasilan pembangunan bangsa terletak pada sumberdaya manusia yang berkualitas.

“Kepada seluruh jajaran pramuka uta-mannya anggota dewasa baik sebagai maje-lis pembimbing, andalan, pelatih, pembina, pamong saka maupun instruktur untuk merapatkan barisan berkerjasama secara sinergis untuk mempercepat mewujudkan kaum muda indonesia yang berkepribadian baik, berkarakter, berwatak, handal dalam berfikir dan bertindak serta memiliki jiwa bela negara,”ujarnya

Ia juga menambahkan gerakan pramuka yang kini berusia 55 tahun tentu tidak sama suasana dan kondisinya ketika dilahirkan, perlu rebranding pramuka baru yang dimi-nati kaum muda, pramuka hendaknya dapat mengikuti perkembangan zaman dan tidak terkesan kuno dalam era komunikasi digital dewasa ini. Maka, pramuka harus dapat me-

nangkap fenomena ini dalam era kebebasan berkomunikasi dan menbgungkapkan kondisi secara realtime dalam media sosial.

“Pramuka harus Keren, Gembira, Asyik dan menyenangkan,hal tersebut merupakan tantangan bagi pembina pramuka yang harus selalu kreatif dan berinovasi dalam membi-na peserta didik sehingga bangga menjadi pramuka,”tambahnya

Nurhayanti juga mengajak kepada kakak-kakak anggota dewasa untuk lebih merapat-kan barisan dan menyatukan gerak langkah percepatan dalam pembentukan karakter muda indonesia. Kepada para pimpinan

kwartir daerah, kwartir cabang, kwartir rant-ing gerakan pramuka dan para pembina pra-muka gugus depan di seluruh indonesia.

“Mari bersama-sama meningkatkan kuali-tas gugus depan sebagai wahana pendidikan karakter bangsa,”ajaknya.

Pada upacara HUT Pramuka ke 55 juga di hadiri oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Bogor, Kapolres Bogor, Dandim 0621/Surya-kancana, Plt. Kepala Kankemenag Kab Bogor, Kejari Cibinong dan diberikan penghargaan kepada para pengurus pramuka dan drama kolosal dari para anggota pramuka. (Ade Irawan /Andi)

HUT Pramuka ke 55, Bupati Bogor : Pembangunan Karakter BangsaMenjadi Fokus Saat Ini Dan Ke Depan

Pembinaan Penyuluh Agama Islam di Kemenag Purwakarta

20 MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT

04EDISI MEDIA PEMBINAAN | EDISI JULI - AGUSTUS 2016 | TAHUN XLIII BERITA DAERAH

Untuk kedua kalinya Bupati Bandung Dadang, M. Naser kembali melepas Jama’ah Haji Kabupaten Bandung di

Lanud Sulaiman Margahayu Bandung, tepat pukul 00.50 WIB Sabtu (13/08/16) . Jama’ah yang tergabung kedalam Kloter 2 Kabupaten Bandung atau Kloter 11 Jawa Barat ini akan bertolak dari Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta menuju Bandara Amir Mohammad bin Abdul Aziz Madinah pada pukul 23.50 WIB dengan nomor penerbangan SV.5667.

Pelepasan jamaah haji kloter 33 Ka-bupaten Bekasi yang berjumlah 450 terdiri dari 444 jamaah dan 6 petugas

yang merupakan kloter penuh terakhir asal Kabupaten Bekasi untuk pemberangkatan untuk gelonbang pertama mengalami pen-gunduran (delay) dari jadwal semula 01.30 menjadi pukul 03.30 bertempat di Gedung Wibawa Mukti, Minggu (21/08/2016).

Akibat pengunduran tersebut yang baru diterima informasinya pada hari sabtu, se-bagian diantara para jamaah haji yang tidak mengetahuinya pemberitahuan pengunduran tersebut sehingga ada jamaah yang sudah sampai mulai dari sabtu sore sehingga waktu menunggu yang cukup lama berdampak pada kelelahan yang dirasakan sebagian jamaah meskipun untuk transit mereka dapat beris-tirahat di masjid namun demikian pada saat pelepasan nampak kebahagiaan menghing-gapi seluruh jamaah dan menjelang waktu sholat shubuh jamaah haji kloter 33 JKS di berangkatkan dengan menggunakan 10 bus menuju asrama haji Bekasi.

Dalam sambutanya Bupati Bekasi Hj. Neneng Hasanah Yasin mengucapkan selamat kepada bapak dan ibu calon haji yang akan

Pada kesempatan tersebut hadir pula Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bandung Ja-jang Rohana, Ketua Komisi D Tedy Surahman, Komandan Lanud Sulaiman, Muhammad Syafei dan Ketua IPHI Kabupaten Bandung Chaerul Baridien. Kakankemenag Kabupaten Bandung Dah Saepullah dalam laporannya menyebutkan, bahwa jama’ah haji kloter 11 ini awalnya akan diberangkatkan sebanyak 444 orang, namun terkendala masalah pem-visaan sehingga 18 orang terpaksa tertunda

berangkat menuju ke haromain, kesempatan yang langka ini harus di optimalkan karena tidak semua orang bisa berangkat walaupun punya uang banyak kalau belum di takdirkan untuk berangkat belum bisa berangkat haji, belum lagi yang baru mendaftar mungkin harus menunggu hingga puluhan tahun, jag-alah kesehatan persiapkan obat-obatan kar-

keberangkatannya. “Jika visa telah selesai akan segera diinformasikan kepada yang bersangkutan atau melalui Ketua KBIH-nya untuk dimasukkan kepada kloter berikutnya” ujar Dah. Selanjutnya yang tergabung dalam kloter ini ada 6 KBIH yaitu : KBIH Almuhajirin, Daarul Ma’arif, Hudiyal Huda, Samudra Ma-habah, Azzairiin dan Daarul Madina. Pemon-dokan jama’ah dI Mekah akan ditempatkan di Jarwal.

Sementara itu Bupati Bandung Dadang M. Naser yang berkenan melepas kembali ja-maah kloter 11 ini dalam sambutannya meng-ingatkan kepada para petugas kloter, karom, karu untuk memperhatikan para jamaah, dan para jamaahpun agar saling tolong menolong dan bekerja sama selama menjalankan ibadah disana. Dadang berharap para jamaah agar berusaha melaksanakan Shalat Arba’in 40 waktu di Masjid Nabawi, dan ketika di Masji-dil Haram memanfaatkan waktu seoptimal mungkin untuk beribadah mengumpulkan pahala. “Do’akan oleh para jamaah ditempat-tempat yang mustajab agar Kabupaten Band-ung dapat mewujudkan visinya menjadikan masyarakat yang maju, mandiri dan berdaya saing” pinta Dadang mengakhiri sambutan-nya. Sebagai penutup, Bupati Bandung meny-erahkan bendera kepada Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bandung untuk mengangkat bend-erasebagai tanda pelepasan secara simbolis. (Ahmad Suhaeri)

ena akan berada di tanah suci kurang lebih 40 hari dan jagalah nama baik Kabupaten Bekasi.

Mudah-mudahan segala sesuatunya lan-car, semuanya sehat, optimalkan ibadahnya dan mohon doakan Kabupaten Bekasi supaya cepat bersinar, cepat sejahtera masyarakat-nya tandasnya. (Denden Zenal Mutaqin)

Jemaah Haji Kloter 11 Kab. Bandung Diberangkatkan Dini Hari

Bupati Bekasi Lepas Jamaah Haji Kloter 33 Kabupaten Bekasi

Kakankemenag Kab. Bandung, H. Dah Saepullah menyampaikan sambutan pada pelepasan Jemaah Haji.

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT 21

BERITA DAERAH 04EDISIMEDIA PEMBINAAN | EDISI JULI - AGUSTUS 2016 | TAHUN XLIII

Bupati Cianjur, H. Irvan Rivano Muhtar, didampingi Kepala Kantor Kemenag Cianjur, H. Suhendra,

Ketua MUI Kabupaten Cianjur, Ketua Baznas Kabupaten Cianjur, Asda III Pemda Kabupaten Cianjur, Senin, 29/08, pukul 02.30, bertempat di Gedung Dakwah Kabupaten Cianjur, secara resmi telah melepas calon jemaah haji (Calhaj) kloter 53 asal Kabupaten Cianjur sebanyak 137 orang.

Kloter 53 asal Kabupaten Cianjur meru-pakan kloter terakhir dari Kabupaten Cianjur, yang isnya Alloh nantinya akan langsung menuju Mekkah, tutur Kepala Kantor. Diharapkannya, para calhaj bisa melaksanakan rangkaian ibadah haji semaksimal mungkin dan bisa menjaga kesehatan selama melaksanakan rangkaian ibadah haji, imbuhnya.

Tidak hanya itu, Bupati Cianjur, H. Irvan Rivano Muhtar, meminta kepada calhaj Kabupaten Cianjur untuk mendoakan Kabupaten Cianjur menjadi kabupaten termaju di Jawa Barat, masyarakat Cianjur yang lebih sejahtera dan terhindar dari

Calon Jamaah (Calhaj) Kabupaten Cirebon yang berjumlah 444 cal-haj dilepas oleh Bupati Cirebon

H. Sunjaya Purwadisastra pada hari ini (Kamis, 18/8/2016) di Asrama haji Watubelah Kab. Cirebon. Hadir dalam pelepasan Kakankemenag beserta selu-ruh pajabat di jajarannya Kemenag Kab. Cirebon.

musibah bencana alam.Dan terakhir, Bupati Cianjur, berpesan

kepada calhaj untuk mengikuti segala arahan dari petugas haji agar bisa memu-dahkan dalam pelaksanaan rangkaian

Dalam sambutan pelepasan jamaah calon haji, Bupati Cirebon menyampaikan amanatnya, Calhaj kloter 26 kab. Cirebon yang berjumlah 444 hendaknya selalu berdoa dan bersabar dalam menghadapi segala kemungkinan yang ada, yang tidak kita kehendaki, kondisi Arab Saudi dan Indonesia jauh berbeda oleh karena itu persiapkan mental, dan segala sesuatunya,

ibadah haji dan berharap serta mendoakan calhaj bisa sehat dan bisa pulang kembali ke Cianjur dengan selamat, sehat jasmani dan rohani. (Gumilar/Ayi Rustandi)

terutama yang telah biasa mengkonsumsi obat-obatan, siapkan dan bawa selalu obat yang diperlukan. Tuturnya.

Sementara Kasi PHU yang dihubungi Inmas Kemenag, mengingatkan kepada seluruh Calhaj agar selalu menguatkan dan meluruskan niat serta menjaga kekom-pakan. Berhati-hati dalam berucap dan ikhlaskan niat dalam hati, karena banyak pengalaman bahwa di tanah suci semua akan langsung mendapat balasannya.

Lebih lanjut Kasi PHU Kab. Cirebon menghimbau agar para Calhaj tetap men-jaga nama baik Kab. Cirebon serta men-doakan semoga para calhaj Kab Cirebon selalu dalam keadaan sehat wal afiat, baik saat berangkat sampai nanti kembali lagi di tanah air.

Kloter 26 Kabupaten Cirebon di lepas Bupati Cirebon tepat Pukul, 13.00 WIB berangkat menuju embarkasi Jakarta-Bekasi dan diharapkan diterima di embarkasi Jakarta-Bekasi pada Pukul,19.30 WIB, kemudian berangkat ke Bandara Internasional Halim Perdana Kusuma pada jumat Pukul 13.30 WIB, dan terbang (Take off) menuju Arab Saudi Pukul, 16.30 WIB. Selamat jalan semoga selamat dan kem-bali ke Tanah air menyandang haji Mabrur, amin. (Heryanto)

Bupati Cianjur Lepas Kloter 53 Calhaj Asal Kabupaten Cianjur

444 Jamaah Calon Haji Kloter 26 Kab. Cirebon Di Lepas Bupati Cirebon Dari Asrama Haji Watubelah

Jemaah calon haji Kabupaten Cirebon yang tergabaung dalam Kloter 44 den-gan jumlah 444 jamaah haji tadi pagi

(25/8/2016) diberangkatkan ke Embarkasi Jakarta-Bekasi tepat Pukul 11.30 WIB Je-maah di lepas oleh Ketua Kejaksaan Negeri Kabupaten Cirebon.

Pelepasan dihadiri oleh Kabag Kesra Pemerintah Daerah Kabupaten Cirebon, Ketua FKBIH, dan Kepala Subbag Tata Usaha Kemenag Kab. Cirebon beserta para Kasi di lingkungan Kemenag Kab. Cirebon.

Sekretaris Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), sekaligus selaku Kepala Seksi PHU Kabupaten Cirebon H. Sudirna, MM menyampaikan, bahwa Pemberangkatan Jamaah Calon Haji Kloter ke-44 ini terdiri dari 444 Jamaah, yang akan dilepas oleh Kepala Kejaksaan Kab. Cirebon.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala kantor Kementerian Agama, yang diwakili oleh Kepala Subbag Tata Usaha menyam-paikan Selamat jalan Tamu-tamu Allah, Jemaah Calon Haji Kabupaten Cirebon Kloter 44 tahun 2016 semoga selamat da-lam perjalanan dan menjadi menyandang haji mabrur.

Lebih lanjut Kepala Subbag TU menu-

turkan, “Selamat melaksanakan ibadah haji. Mudah-mudahan Bapak/Ibu/Sdr se-mua menjadi haji mabrur yang ditunjuk-kan dengan adanya perubahan sikap dan prilaku ke arah yang lebih baik sepulang dari sana. Tentunya dengan mental dan semangat baru,” ucap H. Mujayin.

Adapun Ketua Kejaksaan Kab. Cire-

Kloter 44 Calon Jamaah Haji Kabupaten Cirebon di Lepas Kepala Kejaksaan Negeri Kab. Cirebon

bon, yang diwaliki H. Subita, SH, da-lam sambutan pelepasan Jamaah haji, menyatakan,agar semua Calon Haji dapat melaksanakan Ibadah haji dan prosesi haji lainnya dengan sebaik-baiknya dan dapat memetuhi aturan yang berlaku baik di tanah air maupun di tanah suci, tutur H. Subita, SH. (Heryanto)

22 MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT

04EDISI MEDIA PEMBINAAN | EDISI JULI - AGUSTUS 2016 | TAHUN XLIII BERITA DAERAH

Sekitar pukul 08.00 WIB Bupati Garut H. Rudy Gunawan,SH,MH,MP, melepas keberangkatan calon jamaah haji Ka-

bupaten Garut kloter pertama, Kloter Per-

tamaJawa Barat .Disela sela Pelepasan Bapak Bupati

didampingi Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Garut Dr.H, Usep Saepu-

din Muhtar, M.Pd berpesan agar jamaah haji senantiasa menjaga kesehatan, beriba-dah dengan sebaik-baiknya, doakan selu-ruh warga Garut yang kurang lebih 3 juta jiwa agar bisa melaksanakan ibadah haji dan kami kami selaku pemerintah daerah mendoakan agar jamaah yang berangkat haji kembali ke tanah air menjadi haji yang mabrur.

Hadir dalam kesempatan tersebut Ket-ua MUI Kab. Garut, Ketua IPHI, Ketua PCNU dan Ketua DKM Mesjid Agung Garut.

Perlu kami sampaikan bahwa Kabupat-en Garut / Kementerian Agama khusus-nya Seksi Haji dan Umrah membagi Kloter menjadi 4 kloter, kloter pertama berangkat tanggal 08 Agustus 2016 kloter 10 berangkat tanggal 11 Agustus 2016 Kloter 44 berang-kat tanggal 25 Agustus 2016 dan Kloter 47 berangkat tanggal 26 Agustus 2016 , pada pelepasan kloter pertama dihadiri ribuan keluarga jamaah haji dan masyarakat Kab. Garut untuk mendoakan para calon jamaah haji yang berangkat. (Ahmad Soleh)

Pemberangkatan Jamaah Haji Kloter 1 Kabupaten GarutKloter Pertama Jawa Barat

Bupati Kuningan, H. Ace Purnama, melepas keberangkatan Jemaah Haji Kloter 58 Embarkasi Jakarta Bekasi

asal Kab. Kuningan, Selasa (30/08). Tepat pukul 09.00 WIB Bupati melepas jemaah yang dipusatkan di Terminal Kertawan-gunan Kab. Kuningan. Kegiatan tersebut diikuti secara khidmat yang dihadiri oleh para pejabat di lingkungan Pemda Kunin-

gan, para pejabat di lingkungan Kankeme-nag, tokoh agama dan tokoh masyarakat serta ribuan pengantar jemaah.

Jemaah Haji asal Kab. Kuningan yang tergabung dalam kloter 58 ini berjumlah 333 orang. Dalam sambutannya mengingat-kan kepada para jemaah untuk senantiasa menjaga kondisi fisik dan mental sehingga tetap sehat dan bisa melaksankan seluruh

Bupati Kuningan Lepas jemaah Haji Kolter 58rangkaian ibadah haji yang sunah dan wa-jibnya. Ia pun mengingatkan disamping membawa bekal perjalanan para jemaah juga harus membekali diri dengan bekal ilmu keagamaan khususnya yang berkaitan dengan pelaksanaan ibadah haji. Kepada para petugas dan pembimbing haji, ia me-nitipkan seluruh jamaah kepada para petu-gas yang diberi amanat untuk membimb-ing, melayani seluruh keperluan jamaah, jadi utamakan memberikan yang terbaik bagi para jamaah.

Sementera itu Kepala Kantor Kemenag Kab. Kuningan H. Undang Munawar se-cara terpisah mengatakan bahwa seseui pernyataan saya pada waktu pelepasan Calhaj Kloter 5 yang sedikit ada kendala dengan belum terbitnya visa para jemaah sehingga harus ditunda pembrangkatannya pada waktu itu (10/08). Ia mengungkapkan bahwa Kemenag akan bekerja maksimal untuk memberangkatkan seluruh jemaah asal Kab. Kuningan tahun 2016 bersamaan dengan pemberangkatan kloter 58. Ia san-gat bergembira karena usahanya telah tercapai berkat dukungan semua pihak. (Zaenal Arifin)

Pemberangkatan Haji Tahun 1437 H/ 2016 menjadi tahun pertama bagi masyarakat Kab. Pangandaran set-

elah secara administratif pemerintahan terpisah dari Kabupaten induk, yaitu Kab. Ciamis. Rabu (31/08), jemaah haji dari Kab. Pangandaran yang tergabung dalam kloter 61 tiba di Asrama Haji Embarkasi Jakarta Bekasi, Jl. Kemakmuran Bekasi, pada pukul 18.40 WIB.

Pada tahun pertama ini, Jemaah haji Kab. Pangandaran berjumlah 377 orang yang tergabung dalam Kloter 61, yang di dalamnya tergabung juga 67 orang jemaah asal Kab. Bandung. Menurut rencana Je-maah Haji Kloter 61 diberangkatkan menuju Bandara Halim Perdanakusuma pada hari Kamis (01/08) pada pukul 11.30 dan terbang menuju Jeddah pada pukul 14.30.

Di hari yang sama pula jemaah haji kloter 59 yang berjumlah 444 orang je-maah asal Kota Banjar, Kab. Bekasi dan Kab. Bogor diterbangkan lebih awal, yaitu pukul 10.30. Sementara itu Kloter 60 yang membawa 444 orang jemaah haji asal Kab. Ciamis dan Kota Bogor terbang pada pukul 12.30 WIB.

Hingga hari ke-23 pemberangkatan Jemaah Haji, Rabu (31/08), Embarkasi Jakarta Bekasi telah memberangkatkan

25.919 orang jemaah haji yang terdiri dari 58 kloter, 25.572 orang jemaah dan 347 orang petugas kloter.

Sementara itu, jemaah haji yang wafat di tanah suci bertambah sebanyak satu orang atas nama Aceng Nurodin Hasyim (57), jemaah haji Kloter 18 asal Kampung Negla-

sari, Karang tengah, Bojong, Kab. Cianjur. Almarhum wafat di Mekkah, Rabu (30/08) akibat Cardiovaskuler Disease. Dengan de-mikian jemaah haji yang wafat berjumlah 8 orang, yang terdiri dari 3 orang wafat di Bekasi, 3 orang di Mekkah, dan 2 orang di Madinah. (Tri Budiono)

Untuk Pertama kalinya, Jemaah Haji Kab. PangandaranTiba di Asrama Haji

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT 23

BERITA DAERAH 04EDISIMEDIA PEMBINAAN | EDISI JULI - AGUSTUS 2016 | TAHUN XLIII

Jemaah Haji Kloter 61 asal Kab. Pangandaran tengah turun dari bus menuju Aula Kedatangan Asrama Haji Bekasi

24 MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT

BERITA DUKA

Innalillahi Wa Inna Ilaihi Raji’un

Kepala Kanwil Kemenag Prov. Jawa Barat turut berduka atas wafatnya :

Dr. KH. M. MAFTUH BASYUNI, usia 77 tahun, Ketua Badan Wakaf Indonesia/Mantan Menteri Agama RI,meninggal pada Hari Selasa 20 September 2016, di RSPAD Gatot Subroto Jakarta.

Semoga Almarhum mendapat limpahan maghfiroh Allah SWT, diterima amal ibadahnya danpara keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran, ketabahan serta ketawakalan dalam

menerima musibah ini.Amin yaa Robbal ‘alamin

KEPALAH. A. BUCHORI

Untuk langkah pemantapan pelaksan-aan ibadah haji, Seksi Penyelengga-ra Haji dan Umroh Kantor Kemenag

Kota Cirebon, menggelar Rapat Peman-tapan Pemberangkatan Kloter 63 Jamaah Haji Kota Cirebon, Senin (22/08) bertempat di Aula Kantor. Hadir pada kesempatan itu Pemkot Cirebon, Polresta, Kodim, Satpol PP, Dishub, Para Kasi dan Undangan.

Rapat dibuka oleh Ketua Panitia Pem-berangkatan dan Pemulangan Ibadah Haji Kota Cirebon H. Slamet, S. Ag. Pada kesempatan tersebut ia mengungkapkan bahwa rangkaian tugas dan fungsi Pe-nyelenggara Haji dan Umroh tahun 2016 telah selesai dilaksanakan mulai dari pelunasan,pelayanan kesehatan, pembi-naan dan perlindungan hukum semuanya sudah selesai dilaksanakan. Terkait per-lindungan hukum, seluruh paspor calon jemaah haji Kota Cirebon sudah dikirim ke pusat, dan untuk pembinaan baik tingkat KUA maupun tingkat Kota Cirebon, sudah selesai dilaksanakan.

Lebih lanjut pembagian tugas kepani-tian Pemberangkatan dan Pemulangan Ibadah Haji Kota Cirebon, sudah dibe-berkan dan panitia siap melaksanakan tugas. Terkait rencana pemberangkatan

untuk Kloter 63 Kota Cirebon sebanyak 260 (Jamaah dan Petugas), diberangkatan di Kodim 0614 Sunan Gunung Jati (Kamis, (01/08), pukul 14.00 WIB) dan sampai di Embarkasi Bekasi diperkirakan Jam 19.30 WIB, Rencananya dilepas oleh Walikota Cirebon Drs. Nasrudin Azis, SH.

Esok harinya Jamaah Haji Kota Cire-bon (Jumat (02/08) pukul 13.30 WIB), ber-

gabung dengan Jamaah Haji Kota Depok sebanyak 190 Orang, berangkat ke Halim Perdana Kusuma dan Take off jam 16.30 WIB, dengan Nomor Penerbangan SV 5533 Pesawat Saudi Arabian Airlines, sedangkan pemulangan tgl 11 Oktober 2016, jam 19.50 WIB (Landing) dengan Nomor Pesawat SV 5204 Pesawat Saudi Arabian Airlines. (Tommy Soetiyawan, SH)

04EDISI MEDIA PEMBINAAN | EDISI JULI - AGUSTUS 2016 | TAHUN XLIII BERITA DAERAH

Rapat Pemantapan Pemberangkatan Kloter 63 Jemaah Haji Kota Cirebon

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT 25

Kota Depok kembali melepas Calon Jamaah (Calhaj) nya pada hari sabtu dini hari (20/8/2016) di Masjid Agung Pemkot

Depok yang berjumlah 444. Calhaj Kloter 31 dilepas oleh Walikota Depok, DR. KH. Idris Abdul Somad, MA dengan didampingi oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Depok, Drs. H. A. Chalik Mawardi, M.Ag, Kasubbag TU, Kasi PHU, Kepala KUA, Penyuluh Agama dan Pejabat di lingkungan Pemkot Depok.

Dalam laporan dan sambutannya Kakankemenag Kota Depok, H. Chalik menyam-paikan, bahwa jumlah Calhaj Kloter 31 JKS yang

akan diberangkatkan sebanyak 451 orang, yang terdiri dari 444 orang Calhaj ditambah dengan 7 orang petugas haji yang terdiri dari 1 orang petugas TPHI, 1 orang petugas TPIHI, 1 orang dokter, 2 orang perawat, 1 orang TPHD dan 1 orang petugas dari Propinsi. Selain itu H. Chalik juga menjelaskan bahwa visa haji Kota Depok telah 100% selesai, sehingga para Calhaj tidak perlu khawatir tidak bisa berangkat menunai-kan ibadah hajinya. Kepada Walikota Depok H. Chalik mengatakan, hal ini perlu diketahui oleh masyarakat agar masyarakat tidak resah dengan adanya isu yang sempat berkembang

Walikota Lepas Kloter 31 Jks Kota Depok

di media terkait dengan keterlambatan visa Calhaj Depok.

Sementara Walikota Depok, KH. Idris Abdul Somad dalam sambutannya mengingatkan kepa-da seluruh Calhaj agar memiliki tingkat kesaba-ran yang tinggi karena prosesi menjalankan ibadah haji adalah prosesi yang cukup panjang dan melelahkan. Selain itu KH. Abd Somad juga menyampaikan agar para Calhaj berhati-hati dalam niat dan ucapannya selama berada di tanah suci, karena banyak pengalaman, bahwa segala amal perbuatan kita di tanah suci akan langsung mendapatkan ganjarannya. Untuk itu KH. Abd. Somad mendoakan semoga seluruh Calhaj Kota Depok mendapat ganjaran yang baik, yang menyenangkan, menjadi haji yang Mabrur. Terkait dengan pengadaan visa haji, KH. Abd Somad mengungkapkan sangat bersyukur bahwa visa haji kota Depok sudah selesai 100% dan menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada segenap jajaran Kementerian Agama Kota Depok atas kerja keras dan kerjasamanya dengan jajaran Pemerintah Kota Depok dalam melayani masyarakat, khususnya para calon Haji Kota Depok .

Kloter 13 JKS akan diterima di embarkasi Jakarta Bekasi pada sabtu (20/8/2016) pukul 02.50 WIB dan akan diberangkatkan ke tanah suci dari Bandara Internasional Halim Perdana Kusuma pada pukul 20.50 WIB kemudian akan kembali ke tanah air pada tanggal 29/9/2016 pada pukul 20.00 WIB di embarkasi Pondok Gede. (Lan Stiawan)

Walikota Bogor, Dr. H. Bima Arya secara resmi membuka acara Manasik Haji

Massal Tingkat Kota Bogor Tahun 2016 yang dilaksanakan di Mesjid Raya Bogor, Sabtu( 23/7/16). Hadir dalam acara tersebut Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat, H.A Buchori, MM, Kepala Kantor Kemenag Kota Bogor, H. Ansurullah, SH.,MM, Para Kepala Seksi Kementerian Agama Kota Bogor, Ketua Forum KBIH, Ketua MUI, Dinas Kesehatan Kota Bogor, Para Muspida Kota Bogor, dan para KUA se-Kota Bogor.

Dalam sambutannya Bima Arya mengu-capkan selamat kepada calon jemaah haji Kota Bogor, yang Insya Allah akan menunai-kan ibadah Haji Tahun ini, kemudian beliau juga menyampaikan pentingnya umtuk selalu bersyukur kepada Allah SWT, karena masaih banyak saudara kita yang belum beruntung karena beberapa faktor yang salah satunya adalah karena daftar antrian yang cukup panjang.

Selanjutnya beliau menyampaikan bahwa, menunaikan ibadah haji bukanlah hal yang mudah untuk dilaksanakan, banyak hal yang harus dipersiapkan terutama persiapan modal ( finacncial ) dan bekal fisik ( stamina ). Namun yang terpenting adalah bekal ket-

aqwaan kita kepada Allah SWT. Kemudian beliau berpesan kepada para jemaah Kota bogor, agar menjaga nama baik Kota Bogor, serta pentingnya bimbingan manasik ini adalah untuk membuat jemaah lebih mema-hamai tentang cara pelaksanaan ibadah haji

secara detail, ujarnya.Semoga Allah memberikan kekuatan,

kesehatan dan bekal keimanan kepada para jemaah Kota Bogor, Semoga menjadi haji yang Mabrur, pungkasnya. (Listi Vinkarini)

Walikota Bogor Buka Bimbingan Manasik Haji Massal Tahun 2016

BERITA DAERAH 04EDISIMEDIA PEMBINAAN | EDISI JULI - AGUSTUS 2016 | TAHUN XLIII

26 MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT

04EDISI MEDIA PEMBINAAN | EDISI JULI - AGUSTUS 2016 | TAHUN XLIII BERITA DAERAH

Kegiatan Tasyakur Milad Kementerian Agama Kota Banjar ke-11 yang diseleng-garakan di lingkungan Kantor Kemenag

Kota Banjar, kamis (11/08) berlangsung seder-hana dan khidmat.

Selain keluarga besar Kementerian Agama Kota Banjar, acara Milad ini dihadiri oleh Walikota Banjar, Ketua DPRD Kota Banjar, Kapolres Banjar, Kajari Kota Banjar, Kepala OPD Se Kota Banjar, Kepala Bank se Kota Banjar, Pensiunan Kemenag Kota Banjar, ormas islam dan tamu undangan lainnya.

Di hari ulang tahunnya yang ke-11, Kementerian Agama Kota Banjar merangkai beberapa agenda kegiatan, diantaranya pem-

buatan tumpeng, tausiyah, pentas seni dan diakhiri dengan peresmian musholla Al-Kamal Kemenag Kota Banjar dan musholla Al-Muttaqin MTSN 1 Kota Banjar.

Kasubag Tu Kankemenag Kota Banjar, Drs. H. U. Badrul Uyun M., M.Si. selaku ketua Panitia menuturkan, rangkaian kegiatan Milad ke-11 yang dilaksanakan merupakan salah satu ben-tuk kecintaan terhadap intansi Kementerian Agama. Selaian itu, kegiatan yang digelar seba-gai sebuah implementasi dan bukti nyata akan rasa syukur yang begitu dalam.

Mudah-mudahan dengan digelarnya Milad ini akan selalu mengingatkan kita untuk sela-lu bersyukur atas nikmat-nikmat yang telah

Kemenag Kota Banjar Gelar Milad Ke-11

diberikan oleh Allah SWT. kepada kita. Tutur H. Uyun.

Masih dalam kesempatan yang sama, Kepala Kementerian Agama Kota Banjar, Drs. H. Dadang Romansyah, M.Si. dalam sambutannya menyam-paikan ucapan terima kasih kepada seluruh mitra kerja dan seluruh elemen masyarakat Kota Banjar yang senantiasa bekerjasama, ber-dampingan, dan mendukung program-program Kementerian Agama selama ini.

Keberhasilan Kementerian Agama Kota Banjar sampai saat ini tentunya adalah hasil dari dukungan juga dorongan dari semua pihak. Kementerian Agama Kota Banjar tidak akan bisa tegak berdiri dan berjalan dengan lancar tanpa bantuan dan kerjasama yang baik dari Bapak dan Ibu semuanya. Ungkap H. Dadang.

Oleh karenanya, Kepala Kemenag Kota Banjar berharap agar kerjama yang sudah baik ini bisa dipertahankan selamanya dalam rangka membangun masyarakat Kota Banjar, terutama dalam hal pendidikan agama dan keagamaan, sehingga Kota Banjar menjadi Kota yang agamis, mandiri dan sejahtera sebagaimana Visi dan Misi Kota Banjar.

Diakhir acara, kegiatan tasyakur ini pun ditu-tup dengan gelar doa bersama yang dipimpin oleh Kepala Seksi Bimas Kemenag Kota Banjar, Drs. H. Adeng Imron, dan dilanjutkan dengan peresmian Musholla. (Aep Saepulloh)

Banyaknya masyarakat Kota Sukabumi yang melaksanakan ibadah haji diharap-kan mampu menjadi ragi bagi kesholehan

sekitar, menjadi duta amar maruf nahi munkar di Kota Sukabumi. Begitu harapan Walikota Sukabumi yang di sampaikan oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Sukabumi, H. Deden Solehudin, S.Ag., M.M., dalam penutupan bimbingan manasik haji tingkat Kota Sukabumi, bertempat di Gedung

Islamik Center Kota Sukabumi, Jl. Veteran No. 2 Sukabumi, Selasa (09/08/2016).

Lebih lanjut dirinya menghimbau agar jamaah benar-benar mengoptimalkan kesempa-tan berhajinya dengan sebaik mungkin.

kami berpesan agar Ibu/Bapak sekalian, memanfaatkan sebaik mungkin kesempatan yang Allah berikan ini, mengingat waiting list Kota Sukabumi saat ini sudah mencapai 14 Tahun, kata Deden.

Selain itu dirinya berpesan agar jamaah instropeksi diri dan meningkatkan amal iba-dahnya, sebagai bentuk persiapan kita menuju sang khalik.

Ibadah haji bagaikan gladi resik menuju kematian, oleh karena itu persiapkan segala sesuatunya, perbanyak bertobat, baik kepada Allah maupun kepada sesame manusia, serta tingkatkan amal ibadah kita, Imbuhnya.

Mengakhiri sambutan dirinya mengingatkan, ada beberapa hal yang perlu di siapkan oleh calon jamaah haji agar lancar dalam melaksana-kan ibadah hajinya.

sekedar mengingatkan, ada 4 (empat) hal yang harus bapak/ibu persiapkan agar tenang dan sempurna dalam ibadah haji. Diantaranya: persiapkan harta kita, persiapkan ilmu ibadah haji kita, persiapkan amal kita dan persiapkan fisik kita, pungkasnya.

Sebagai informasi, jamaah haji asal Kota Sukabumi Tahun 2016 yang berjumlah 192 orang, tergabung dalam kloter 65 bersama calon jamaah haji asal Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sumedang, akan berangkat ke tanah suci pada tanggal 02 September 2016, bertem-pat di Gedung Juang 45 Kota Sukabumi, pukul 15.00 WIB. (Fitra Nurjaman)

Walikota Berharap Jamaah Haji Kota Sukabumi Menjadi Duta Amar Ma’ruf Nahi Munkar

BELAKANGAN ini, minat orang tua menyekolahkan anak di madrasah meningkat. Berdasarkan data EMIS Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama menunjukkan kurun waktu 2010-2016 jumlah siswa madra-

sah meningkat terus menerus secara nasional. Fenomena ini merupakan tanda bahwa madrasah bisa diterima oleh masyarakat setelah sekian lama hanya menjadi sekolah alternatif karena dipersepsikan sebagai lembaga pendidi-kan yang terbelakang.

Meningkatnya tren masyarakat terhadap madrasah, seharusnya mendorong stakeholder madrasah untuk menjaga momentum ini dengan merespon harapan dan keinginan orang tua selaku konsumen atau pengguna madrasah . Diantara wujudnya melalui perbaikan kinerja lembaga sebab sektor pendidikan semakin hari kian kompetitif karena meningkatnya kesadaran orang tua terhadap pendidikan dan political will pemerintah yang pro pendidikan terutama pasca diberlakukannya UU Sisdiknas tahun 2003. Melalui undang-undang tersebut, akses pendidikan semakin meningkat karena adanya wajib belajar 9 tahun. Begitupula anggaran pendidikan dalam kurun beberapa tahun ini meningkat sehingga mendorong peningkatan angka partisipasi sekolah diiringi bertambahnya jumlah sekolah baru diberbagai tempat. Peningkatan jumlah sekolah baru tidak hanya dalam kuantitas tapi model atau varian yang ditawarkan misalnya, sekolah berbasis IT, sekolah alam, sekolah islam terpadu, boarding school dan sebagainya. Hal ini secara tidak langsung memberikan pilihan bagi orang tua untuk menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah yang dianggap terbaik.

Meskipun beragam model sekolah yang ditawarkan, kecendrungan orang tua saat ini tidak hanya ansich melihat kemampuan akademik tapi juga pembinaan akhlak mulia. Keinginan mereka agar perilaku anak-anaknya baik disebabkan saat ini kenakalan remaja semakin meningkat dan memprihatinkan baik di perkotaan maupun di pedesaan misalnya, tawuran, narkoba, pergaulan bebas dan lain sebagainya. Kondisi ini tentu saja memberikan tantangan dan peluang bagi madrasah untuk senantiasa menjaga citra madrasah yang umumnya dipandang sebagai lembaga pendidikan islam yang memadukan pembelajaran umum dengan agama sehingga diharapkan siswa memiliki kemampuan akademik yang baik diiringi perilaku yang baik pula.

Pengalaman penulis ketika berdialog dengan orang tua

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT 27

Menjaga Tren Madrasah

(Guru Ekonomi MAN 2 Bogor)

Yosef Budiman, M.Com

04EDISI MEDIA PEMBINAAN | EDISI JULI - AGUSTUS 2016 | TAHUN XLIII ARTIKEL

“Fenomena yang berkembang saat ini menarik untuk dicermati. Sekolah yang dalam terminologi

barat sebagai sistem pendidikan sekuler berusaha menggabungkan kompetensi akademik dan akhlak mulia yang diterapkan dalam satuan

pendidikan diluar yang ditentukan dalam kurikulum seperti kurikulum 2013. Maka tak aneh

banyak sekolah yang menambah jam pelajaran agama dan kegiatan pembiasaan dalam berbagai

bentuk misalnya, baca tulis alquran, mentoring, sholat dhuha, salat berjamaah dan busana

muslim. Sebaliknya tidak sedikit madrasah yang dalam terminologi barat sebagai sekolah islam

mengabaikan hal ini. Program pembiasaan pembinaan ibadah dan akhlak yang terstruktur

tidak dijadikan program unggulan. Pengelola madrasah terobsesi dengan menjual keunggulan

melalui hal lain seperti ekstra kurikuler, olah raga dan seni dan sebagainya agar bisa bersaing

dengan sekolah”

Meskipun beragam model sekolah

yang ditawarkan, kecendrungan

orang tua saat ini tidak hanya

ansich melihat kemampuan

akademik tapi juga pembinaan

akhlak mulia. Keinginan mereka

agar perilaku anak-anaknya baik

disebabkan saat ini kenakalan

remaja semakin meningkat dan

memprihatinkan baik di perkotaan

maupun di pedesaan misalnya,

tawuran, narkoba, pergaulan

bebas dan lain sebagainya.

Kondisi ini tentu saja memberikan

tantangan dan peluang bagi

madrasah untuk senantiasa

menjaga citra madrasah yang

umumnya dipandang sebagai

lembaga pendidikan islam yang

memadukan pembelajaran

umum dengan agama sehingga

diharapkan siswa memiliki

kemampuan akademik yang baik

diiringi perilaku yang baik pula.

siswa tentang alasan menyekolahkan di madrasah lebih dominan karena pendidikan agama di madrasah lebih banyak sehingga diharapkan perilaku anak menjadi baik. Mereka juga mengakui bahwa siswa madrasah relatif memiliki perilaku yang lebih baik dibanding dengan siswa yang belajar disekolah umum.

Kedua citra positif ini seyogyanya harus dipertahankan sehingga bisa menjadi keunggulan komparatif madrasah dibandingkan yang lainnya. Jika hal ini memudar maka nilai jual madrasah sulit meningkat sebab keunggulan utamanya tidak ada. Selain itu, dalam kompetensi akademik madrasah umumnya belum bisa mengungguli sekolah apalagi sekolah bertaraf internasional.

Sejalan dengan diatas, fenomena yang berkembang saat ini menarik untuk dicermati. Sekolah yang dalam terminologi barat sebagai sistem pendidikan sekuler berusaha menggabungkan kompetensi akademik dan akhlak mulia yang diterapkan dalam satuan pendidikan diluar yang ditentukan dalam kurikulum seperti kurikulum 2013. Maka tak aneh banyak sekolah yang menambah jam pelajaran agama dan kegiatan pembiasaan dalam berbagai bentuk misalnya, baca tulis alquran, mentoring, sholat dhuha, salat berjamaah dan busana muslim. Sebaliknya tidak sedikit madrasah yang dalam terminologi barat sebagai sekolah islam mengabaikan hal ini. Program pembiasaan pembinaan ibadah dan akhlak yang terstruktur tidak dijadikan program unggulan. Pengelola madrasah terobsesi dengan menjual keunggulan melalui hal lain seperti ekstra kurikuler, olah raga dan seni dan sebagainya agar bisa bersaing dengan sekolah.

Menarik untuk dicermati hasil kajian pakar pemasaran sekolah yang menyebutkan bahwa para pengelola sekolah sering terjebak dalam membuat program atau kegiatan yang dipandang oleh mereka diinginkan dan dibutuhkan padahal tidak mencerminkan keinginan siswa dan orang tua yang sebenarnya (Oplatka&Brown, 2012). Idealnya, pihak madrasah melakukan kajian meskipun dalam bentuk yang sederhana sebelum menawarkan suatu program atau kegiatan sehingga yang dilakukan madrasah betul-betul efektif sesuai keinginan orang tua dan siswa.

Selain hal diatas, madrasah perlu mengembangkan konsep pemasaran yang efektif. Berbagai literatur menyebutkan sejak tahun 80-an hingga akhir 90-an sekolah-sekolah di negara maju seperti Inggris dan Amerika Serikat telah menggunakan konsep ini untuk memasarkan sekolah yang kian hari semakin kompetitif. Pemasaran tidak diartikan sempit dengan promosi sebagaimana umumnya difahami tapi lebih luas misalnya, melalui The 7Ps of Marketing Mix (bauran pemasaran) yang melibatkan unsur produk sekolah, pengelola dan guru, biaya, tempat, promosi, proses pembelajaran, lingkungan fisik. Implementasi konsep ini merupakan bagian dari ikhtiar menjaga kepercayaan dan citra sekolah sehingga keberlangsungan madrasah tetap berlanjut. Madrasah Bisa!

28 MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT

ARTIKEL 04EDISIMEDIA PEMBINAAN | EDISI JULI - AGUSTUS 2016 | TAHUN XLIII

Gambaran data statistik di atas secara implisit memberi penekanan bahwa pembinaan mutu madrasah (swasta) mendesak untuk dilaksanakan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999:677), kualitas/mutu adalah ukuran baik buruk suatu benda, keadaan, taraf atau derajad (kepandaian, kecerdasan, dan sebagainya. Menurut Sallis (Ali, 2007:343), kualitas dapat didefinisikan dari dua konsep. Konsep pertama kualitas memiliki sifat absolut (mutlak) dan konsep kedua ada-lah konsep yang bersifat relatif. Dalam konsep absolut, kriteria kualitas produk dipersepsikan oleh produsen. Semakin tinggi standar atau penilaian produsen maka semakin berkualitas pula produk itu. Sedangkan dalam konsep relatif, derajat keunggulan produk tergantung pada penilaian atau persepsi konsumen. Relatif kecilnya animo masyarakat sekolah pada satuan pendidikan madrasah mengindikasikan konsumen memiliki persepsi bahwa madrasah belum memiliki keunggulan (mutu), utamanya keunggulan akademik.

Peningkatan mutu madrasah merupakan salah satu program yang urgen untuk dilaksanakan oleh seluruh stakeholder madrasah utamanya Direktorat Pendidikan

MADRASAH dalam spektrum pendidikan nasional memiliki sejarah dan kontribusi yang strategis. Madrasah merupakan embrio pendidikan formal di tanah air seka-ligus menghasilkan pemikir dan teknokrat yang memiliki kontribusi besar dalam membangun bangsa. Seiring den-gan dinamika pendidikan di tanah air pertumbuhan dan perkembangan madrasah mengalami peningkatan yang signifikan. Meskipun demikian rasio madrasah negeri dan swasta masih jauh dari seimbang.

Berdasarkan Statistik Pendidikan Islam tahun 2012/2013 jumlah madrasah berdasarkan jenjang dan sta-tus akreditasi disajikan dalam tabel di bawah ini.

Jumlah Madrasah Berdasarkan Jenjang dan Status Akreditasi :

Akreditasi RA MIN MIS

A 1.555 5,69% 1.027 60,91% 1.148 5,16%

B 5.490 20,08% 435 25,80% 15.794 70,97%

C 2.170 7,95% 134 7,95% 2.677 12,03%

BELUM 18.119 66,29% 90 5,34% 2.634 11,84%

73.786 27.334 100% 1.686 100% 22.253 100%

Akreditasi MTsN MTsS MAN MAS

A 658 45,79% 989 6,99% 419 55,20% 426 6,92%

B 574 39,94% 5.136 36,28% 239 31,49% 2.098 34,06%

C 145 10,09% 3.501 24,73% 62 8,17% 2.065 33,52%

BELUM 60 4,18% 4.531 32,01% 39 5,14% 1.571 25,50%

73.786 1.437 100% 14.157 100% 759 100% 6.160 100%

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT 29

BENCHMARKING MADRASAH

Pengawas Madrasah Kemenag Kab. Cirebon

BARNAWI

04EDISI MEDIA PEMBINAAN | EDISI JULI - AGUSTUS 2016 | TAHUN XLIII ARTIKEL

Islam Kementerian Agama RI dan masyarakat penyelengg-ara pendidikan di bawah naungan Kementerian Agama RI. Indikator mutu madrasah adalah semua kegiatan berori-entasi mutu yang mengacu pada: Reliability, yaitu keter-percayaan pemakai jasa pendidikan; Assurance, yaitu ket-erjaminan program pendidikan yang ditawarkan; Tangible, yaitu kebersihan, kesehatan, kerapihan, keteraturan, dan kenyamanan di lingkungan pendidikan; Empaty, yaitu kepemerhatian / memperhatikan terhadap aspirasi dan kebutuhan pelanggan pendidikan; dan Responsiveness, yaitu ketanggapan / tanggap terhadap keluhan pemakai jasa pendidikan. Untuk itu keterjaminan mutu pendidikan di madrasah harus senantiasa dilakukan dengan konsep perbaikan secara berkelanjutan (continous improvment). Salah satu pendekatan yang dapat ditempuh untuk mem-bangun mutu madrasah melaksanakan apa yang disebut dengan internal benchmarking.

Istilah “benchmarking” berasal dari kata “benchmark”. Benchmark berarti tolok ukur, patokan, acuan, referensi atau standar pengukuran untuk perbandingan. Benchmark dapat diartikan sebagai suatu ukuran kinerja yang bersifat tetap sesuai dengan kriteria yang jelas dari suatu organisasi unggulan terkait dengan kegiatan tertentu. Ukuran kinerja ini biasanya dinyatakan dalam bentuk kuantitatif.

Dari benchmarking muncullah istilah benchmarker, benchmarkee, dan best in class. Benchmarker adalah host atau tuan rumah yang melakukan benchmarking dengan organisasi lain. Benchmarkee adalah mitra atau organ-isasi yang mengacu kepada organisasi yang lebih unggul. Sedangkan best in class ialah performa yang luar biasa dalam suatu organisasi. Istilah ini digunakan sebagai sinonim dari best practice dan best-of-breed.

Benchmarking dipopulerkan oleh Xerox pada tahun 1979. Xerox adalah korporasi yang menggunakan metode baru untuk memperkaya metode yang sudah ada dengan cara belajar dari luar dan menerapkannya di perusahaan sendiri. Perusahaan tersebut menguji dan membanding-kan biaya per unit produksinya dengan biaya produk-si pesaing-pesaingnya di perusahaan sejenis di Jepang. Menurut Bhat & Lutfulla Ev (Odora, 2014:522), melalui benchmarking, industri terkemuka seperti Xerox, IBM dan Motorola telah berhasil meningkatkan kualitas produk dan pangsa pasar mereka. Mulai tahun 1989, benchmark-ing menjadi sangat terkenal dalam dunia industri dan komersil.

Benchmarking terus berkembang dan masuk ke dalam sektor publik. Kosa kata tersebut menjadi sangat umum digunakan dalam dunia pendidikan yang memiliki makna dan konsep tertentu. Sejak tahun 1998, UNESCO mem-beri definisi, “benchmarking is a standardized method for collecting and reporting critical operational data in a way that enables relevant comparisons among the performances of different organizations or programmes, usually with a view to establishing good practice, diagnosing problems in performance, and identifying areas of strength” (Odora, 2014:522).

Benchmarking dimaknai sebagai metode standar. Metode tersebut untuk mengumpulkan dan melaporkan data operasional yang penting dengan cara membanding-kan secara relevan perbedaan kinerja-kinerja organisasi atau program, biasanya untuk membangun operasional yang baik, mendiagnosis masalah dalam kinerja, dan mengidentifikasi kekuatannya. Benchmarking menghad-irkan contoh eksternal dan pengalaman-pengalaman ter-baik sebagai bahan evaluasi dan merancang bagaimana proses kerjanya.

Odora (2014:521) mengatakan bahwa “benchmarking is the process of identifying benchmarks that enables compari-son of inputs, processes or outputs between institutions (or parts of institutions) or within a single institution over time”. Benchmarking adalah proses identifikasi tolok ukur yang memungkinkan terjadinya perbandingan input, proses dan output antara lembaga (atau bagian dari lembaga) atau dalam satu lembaga secara terus menerus.

Benchmarking merupakan konsep yang sangat kon-tekstual sehingga tidak memiliki definisi yang ketat. Karjaluoto (2004:27) menyebutkan, “Generally speaking, it refers to identifying, learning, and adopting best practices or the highest standard of excellence in order to improve one’s own performance”. Pada umumnya benchmarking men-gacu pada aktivitas identifikasi, belajar dan adopsi praktik-praktik terbaik atau standar keunggulan yang tertinggi untuk meningkatkan kinerja sendiri.

Menurut Camp (Odora, 2014:522), benchmarking merupakan bagian integral dari perencanaan dan proses pengkajian untuk memfokuskan pada lingkungan ekster-nal dan memperkuat informasi yang digunakan untuk rencana pengembangan. Benchmarking digunakan untuk meningkatkan kinerja dengan cara memahami metode yang dibutuhkan untuk mencapai kinerja kelas dunia.

Amat Jaedun (2011) menyatakan bahwa benchmark-ing adalah suatu aktivitas di mana suatu organisasi (seko-lah) mengadakan evaluasi diri secara kontinyu, dengan membandingkan dirinya dengan organisasi (sekolah) lain yang terbaik, sehingga organisasi (sekolah) tersebut dapat mengidentifikasi, mengadopsi dan mengaplikasikan prak-tik-praktik yang lebih baik secara signifikan. Menurut Puspendik internal benchmaking dapat dilakukan melalui penilaian terhadap pemenuhan terhadap delapan standar nasional pendidikan yang telah ditetapkan.

Dalam kegaiatan internal benchmarking madarasah secara intensif dan berkala melaksanakan patok duga (benchmark) secara internal dengan mengevaluasi diri secara kontinyu. Evaluasi diri tersebut dapat memband-ingkan antara kondisi riil madrasah dengan instru-men akreditasi atau dengan delapan Standar Nasional Pendidikan. Pasca evaluasi diri madrasah dapat mem-bandingkan dengan madrasah lain yang dapat dijadikan eksternal benchmarking dalam fokus delapan Standar Nasional Pendidikan. Internal benchmarking merupakan ikhtiar yang strategis dalam upaya membangun madrasah yang lebih bermutu.

30 MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT

ARTIKEL 04EDISIMEDIA PEMBINAAN | EDISI JULI - AGUSTUS 2016 | TAHUN XLIII

UJIAN Nasional bagi siswa SMA/SMK/MA dan sederajat mulai kembali dilaksanakan pada tahun ini dan hingga saat ini belum ada waca-na UN dihilangkan. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

masih bersikukuh melaksanakan Ujian Nasional (UN) namun tidak menjadikan sebagai satu-satuny penentu kelulusan. Penentuan kelulusan ada di tangan kebijakan sekolah. Berarti dalam hal ini, nilai UN hanya bagian saja dari seluruh penentu kelulusan.

Membuka kembali perdebatan tentang perlu atau tidaknya Ujian Nasional dilaksanakan atau dijadikan sebagai penentu kelulusan, saat ini sudah tak relevan dan tak diperlukan. Yang lebih penting lagi sekarang adalah bagaimana peran guru dalam melaksanakan pendidikan, sehingga siswa dapat lulus dengan baik dan berperan di lingkunannya.

Terlepas dari perdebatan tentang UN, ada hal yang lebih penting lagi yaitu posisi guru sebagai “penentu” kelulusan siswa dalam segala hal. Yang dimaksud dengan

segala hal adalah termasuk di dalamnya kehidupan siswa kelak setelah tidak menjadi siswa terjun ke lingkungannya dapat diterima atau tidak dikehidupan masyarakat, atau dunia kerja/industry.

Guru adalah sosok yang bisa menjadi “penentu” kelulusan siswa, manakala mampu menjadikan dirinya sebagai suri tauladan dan berhasil mendidik peserta didik dengan sempurna. Indikatornya cukup sderhana, apabila peserta didik setelah menyelesaikan program pendidikan lalu terjun di masyarakat dapat diterima dengan baik. Baik dari sisi perilaku maupun kompetensi dibidang pekerjaan. Itulah sosok guru yang berhasil mendididk siswanya.

Guru sebagai agen perubahan (agent of change) adalah seorang guru yang mampu menatap masa depan peserta didiknya kearah yang lebih, artinya siswanya kelak mampu menatap seraya mengikuti perubahan jaman dengan segala konsekuaensi yang menyertainya. Perubahan dari wajah pendidikan ini biasa disebut tranformasi pendidikan. Transformasi pendidikan menurut Buchori (1995:1) adalah perubahan wajah dan watak pendidikan.

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT 31

GURU SEBAGAIAGENT OF CHANGE

04EDISI MEDIA PEMBINAAN | EDISI JULI - AGUSTUS 2016 | TAHUN XLIII ARTIKEL ARTIKEL 04EDISIMEDIA PEMBINAAN | EDISI JULI - AGUSTUS 2016 | TAHUN XLIII

Kepala MAN 2 Kota Sukabumi

AWALUDIN HAMZAH

Perubahan pendidikan yang terjadi di negeri ini ditinjau dari pendidikan formal maupun nonformal memang terasa sekali baik dari sisi kuantitas maupun kualitas berdasarkan kecenderungan kebutuhan masyarakat terhadap dua jenis pendidikan ini. Perubahan, menurut Buchori (1995:12), tidak selamanya mengarah pada kemajuan, demikian pula sebaliknya tidak selalu menghasilkan kemunduran. Perubahan yang baik adalah perubahan yang terkendali dalam arti mampu mengoptimalkan kemajuan dan meminimalkan kemunduran dalam prosesnya.

Mengendalikan transformasi pendidikan juga terkait dengan apa yang perlu dilakukan oleh pendidikan dalam menanggapi berbagai jenis imperatif baik yang berhubungan dengan politik, lingkungan ekonomi, maupun lingkungan teknologi. Dengan melaksanakan transformasi pendidikan yang mampu memaksimumkan kemajuan melalui pengendalian dan penerjemahan yang akurat terhadap berbagai persoalan yang harus dihadapi, harapan akan adanya suatu sistem pendidikan yang relevan dengan tuntutan di masa depan akan semakin terbuk.

Sistem pendidikan demikianlah yang dapat disebut sebagai pendidikan transformatif. Pendidikan transformatif dengan demikian dapat mengatasi persoalan yang dihadapi seluruh lapisan masyarakat yang seharusnya memperoleh kesempatan mengenyam pendidikan baik formal maupun nonformal, karena keduanya telah relevan dengan tuntutan di masa depan.

Pendidikan transformatif yang seharusnya mengatasi persoalan untuk menjawab tantangan di masa depan ternyata masih belum dapat berlaku di negeri ini. Kecenderungan untuk memperdebatkan pelaksanaan Ujian Nasional yang notabene—menurut pemegang kebijakan—menguji kemampuan para peserta didik untuk dapat menyelesaikan soal-soal yang “hanya”mengukur “standar” kompentensi mereka, menunjukkan bahwa ada persoalan yang belum disepakati tentang makna standar itu sendiri.

Jadi tranformasi pendidikan dalam hal ini guru sangat berperan karena sebagai salah dari pelaku transformasi pendidikan itu sendiri. Guru sebagai transformer mampu memberikan perubahan yang signifikat terhadap perkembangan jaman. Dalam konteks ini guru sebagai agen perubahan tentunya harus mampu melakukan tindakan perubahan pendidikan kearah yang lebih positif. Mampu memberikan pemhaman pendidikan kepada siswa tidak hanya sekedar berkaitan dengan materi pembelajaran, namun lebih dari itu, yaitu memberikan pemahaman pula kepada siswa, agar siswa mampu mengikuti perkembangan jaman dan diterima dengan baik oleh mansyarakat. Disamping mampu menjadi siswa yang baik dan diterima di masyarakat, indikator guru sebagai agen perubahan adalah mampu pula berperan di masyarakat memberikan pencerahan terhadap segala sesuatu ke arah yang lebih positif.

32 MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT

Guru sebagai agen

perubahan (agent of

change) adalah seorang

guru yang mampu

menatap masa depan

peserta didiknya kearah

yang lebih, artinya

siswanya kelak mampu

menatap seraya mengikuti

perubahan jaman dengan

segala konsekuaensi yang

menyertainya. Perubahan

dari wajah pendidikan ini

biasa disebut tranformasi

pendidikan. Transformasi

pendidikan menurut

Buchori (1995:1) adalah

perubahan wajah dan

watak pendidikan.

04EDISI MEDIA PEMBINAAN | EDISI JULI - AGUSTUS 2016 | TAHUN XLIII ARTIKEL ARTIKEL 04EDISIMEDIA PEMBINAAN | EDISI JULI - AGUSTUS 2016 | TAHUN XLIII

PADA tanggal 10 Dzulhijjah 1437 H, bertepa-tan dengan tanggal 12 September 2016 lalu umat Islam di seluruh dunia telah merakayan Idul Adha, dilanjutkan dengan penyembelihan hewan kurban, termasuk di 3 hari tasyrik. Baik

oleh perorangan, kelompok atau intansi.Sejarah awal mula syariat qurban (penulisan qurban

dengan “q” atau “k” maknanya sama) sangat populer di kalangan umat Islam. Adalah tentang hikayat Nabi Ismail As dan abahnya Nabi Ibrahim As. Kala keduanya tunduk patuh terhadap titah Tuhan yang teramat berat. Yaitu tentang perintah penyembelihan anak manusia, “harta” yang paling dicintai oleh orangtuanya sendiri. Disamping hikayat tersebut, ada lagi yang lebih awal, yaitu kisah kedua putra Nabi Adam As. Habil dan Qabil yang diperintahkan berkurban dengan harta yang dimiliki untuk meraih ridha Tuhan.

Pada riwayat pertama, keduanya -nabi Ismail dan Nabi Ibrahim- lulus, dengan mendapat pujian dari Tuhan atas keteguhan iman mereka. Hingga di akhir kisah dikirim seekor kambing gemuk untuk disembelih (baca kurbankan) sebagai penggantinya. Sedangkan untuk kisah kedua hanya satu pihak saja. Habil adalah potret ketulusan sehinbga kurban persembahannya diterima di sisi Tuhan. Sedang saudaranya ada di pihak yang tertolak pengor-banannya.

Dari peristiwa ini, dapat dimaklumi bahwa berkurban bukan saja ritual milik agama Islam semata, tetapi terlebih

dahulu –pernah- dijalankan umat sebelumnya (syaru’ man qablana). Terkait hal ini, sebagaimana dimaklumi bukan ibadah kurban saja, ada banyak ritual lain yang disyari-atkan ulang dari agama sebelumnya, termasuk puasa, haji dll.

Esensi kurban, menurut berbagai sumber setidaknya untuk dua hal. Pertama untuk bertaqarub sesuai dengan artinya mendekatkan diri kepada Allah. Ini perwujudan hubungan vertikal (mahdah) antara seorang hamba-abadi dengan Tuahnnya. Atau biasa disebut dimensi spiritu-al, yang disimbolkan dengan terhunusnya nyawa dan memuncratnya darah hewan kurban dibarengi dengan menyebut asma Tuhan dan suara takbir, dipotong atas nama mudhahi (orangyang berkurban).

Kedua, ada nilai sosial, artinya mendekatkan diri (taqarub) dengan sesama manuasia, terutama dengan pakir miskin dan orang lemah (mustad’afin). Saling ber-bagi kepedulian oleh pihak yang mampu, dalam hal ini daging kurban kepada orang yang tidak mampu. Kedua hal tersebut (spiritual dan sosial) tentu sama pentingnya. Akan tetapi hemat penulis hal yang lebih penting adalah dimensi sosialnya. Mengapa?, Jika dimensi spiritual-ritual hanya dirasakan oleh sendiri (pihak yang berkurban) den-gan Tuhan. Pada dimensi lain (sosial) akan tergambar rasa solidaritas sesama manusia dan syiarnya dapat dilihat oleh pihak lain, termasuk di luar Islam.

Ada banyak tafsir tentang hikmah, praktik ritual serta ketentuan lain tentang ibadah kurban. Tentu saja hal demikian bersumber dari teks otoritatif ayat al Qur’an, serta contoh praktik dan ucapan (hadits) Nabi Muhammad SAW. Para ulama terdahulu telah menuangkan pendapat melaui ijtihad atau fatwa, tersusun dalam ragam hazanah kitab ilmu agama. Begitu pula para alim, cerdik, cendikia di masa kini, telah menutur ulang dari hikayat tersebut, dan kini menjadi pedoman bagi umat Islam di seluruh dunia.

Penulis tidak bermaksud mengulas lagi tentang hal dimaksud, sebab sudah terang benderang oleh para ulama tadi. Tapi ada hal lain yang -hemat penulis- kurang mendapat respon dari banyak pihak. Adalah “sosok” kambing (objek yang dikurbankan). Bukan dari tinjauan hewan ternak, karena setatus ini tidak pernah berubah dari zaman dulu hingga sekarang. Tapi hal lain yang penu-lis kira ada pergeseran terutama hubungannya dengan kepemilikan hewan ternak.

Pertama, berbeda dalam cara berternak. Jika baheula berternak secara tradisional dibiarkan di alam bebas, pada padang rumput kawasan tertentu. Milik perorangan. Zaman kiwari ada tambahan dengan menata sedemukian rupa yang lebih “modren”. Di tempatkan pada kandang

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT 33

QURBAN DENGAN UANG TUNAI,KENAPA TIDAK

JFU Seksi Pakis Kementerian Agama Kota Tasikmalaya

Ma’mun Alfikry

04EDISI MEDIA PEMBINAAN | EDISI JULI - AGUSTUS 2016 | TAHUN XLIII ARTIKEL ARTIKEL 04EDISIMEDIA PEMBINAAN | EDISI JULI - AGUSTUS 2016 | TAHUN XLIII

khusus, pakan khusus, perawatan tertata dll. Baik oleh perorangan atau korporasi. Tentu pula perternakan model lama masih ada di daerah tertentu.

Kedua, pada zaman dahulu kepemilikan hewan ternak adalah satu pertanda status sosial atau kekayaan seseorang. Pada masa kini hal ini tidak semestinya. Memiliki banyak hewan ternak bukan satu-satunya simbol kesugihan ses-eorang. Sebab ada banyak jenis lain yang lebih mentereng dari pada peternak. Misal pemilik perusahaan-industri, baik barang atau jasa. Misal jasa transfortasi, Profesional tertentu dll.

Selanjutnya, seperti dimaklumi dalam ajaran Islam, manakala seseorang telah memeiliki hewan ternak dalam kadar tertentu ada kewajiban zakat seperti terhadap kepemilikan harta atau niaga lain. Dari sini penulis berkesimpulan, bahwa kambing atau hewan ternak sejenis adalah salah satu jenis harta-kekayaan. Sama seperti den-gan harta lainya pada”objek” zakat lain.

Dalam hal kepemilikan harta. Pada zaman dahulu tentu cukup terbatas, tradisional sesuai masanya. Termasuk hewan ternak, perkebunan-pertanian, perniagaan tertentu seperti pada objek zakat pada awal mula disyariatkan. Jauh berbeda dengan pada zaman sekarang, dimana perkem-bangan kepemilikan harta cukup luas. Seperti kondisi hari ini, bahwa aset yang paling banyak dimiliki adalah uang, baik dalam bentuk tunai, tabungan, deposito, obligasi dan surat berharga lainnya. Termasuk pula pada kepemilikan rupa kendaraan (mesim), atau proferti. Apartemen, hotel misalnya. Dimana jenis harta tersebut pada zaman awal Islam belum ada. Dalam perhitungan besaran zakat yang wajib dikeluarkan untu harta kontemporer biasanya dise-suaikan dengan perniagaan. Dibayarkan sejumlah uang (harga) kepada pihak tertentu kepada mustahik atau pen-gelola zakat.

Peternakan kambing atau sejeinsya, di masa sekarang –khususnya di Indonesia bukan lagi salah satu komoditi ekonomi yang merakyat. Sudah jarang terlihat di setiap daerah memiliki peternakan milik perorangan yang ban-yak seperti masa dahulu. Bahkan di daerah tertenu sama sekali tidak ada, seperti di perkotaan. Bisa jadi lahan peternakan sudah sangat sempit atau perternakan sudah menjadi barang mahal karena pakannya harus mema-kian biaya. Dalam hal ini banyak peternakan yang sudah “diambil” oleh perusahaan. Adapula peternakan bergeser kepada unggas atau perikanan sebab hasilnya lebih mudah dirasakan.

Namun demikian, dikala mendekati bulan Dzulhijjah banyak yang orang kota tergerak untuk berkurban. Tentu saja tidak dengan cara konvesional memotong atau meny-erahkan ternak miliknya. Yaitu dengan cara membeli atau urunan bersama sejumlah uang seharga hewan kurba. Hemat penulis, praktik demikian sebenarnya bukan berkurban ternak seperti praktik di atas, tapi merelakan (baca mengurnbankan) sejumlah uang.

Di masa sekarang praktik ini bukan saja dilakukan pribadi atau urunan sesuai dengan ketentuan, misal untuk sapi oleh 7 oang. Pada sebuah instansi atau sekolah turut serta dalam kegiatan ini. Para anggotanya urunan dibagi

rata untuk sejumlah anggota, dengan biaya jauh berbeda dari harga seekor kambing apalagi sapi. Jika harga sapi misal 15 juta, sedang jumlah karyawan/siswa ada 500 orang, ia hanya berkurban Rp. 30 ribu.

Dalam hal ini para ulama berbeda pendapat, ada yang mengatakan sah sebagai kurban atau shadakah saja. Tentang ketentuan hukum tersbut hemat penulis bukan hal penting, karena telah menjadi perilaku keseharian umat Islam di Indonesia. Tentu saja sangat baik dan tiada larangan dari agama.

Hal lain misalnya, andai di suatu tempat tidak ada hewan untuk kurban, atau harganya sangat mahal tidak mampu untuk membelinya. Bisakah diganti dengan yang lain?, misal berkurban dengan ayam/unggasr atau ikan. Atau, bisakah berkurban tidak dengan jenis hewan ternak, misal dengan sembako. Atau dibagikan saja sejumlah uang tunai kepada pihak mustahiq (penerima kurban) untuk ia belikan daging atau keperluan lain. Akan banyak jawaban dari pertanyaan tersebut tentang hukumnya.

Hemat penulis sah-sah saja, dengan dalih bahwa moti-vasi perilakunya tersebut adalah membatu-solidaritas kepada pihak tidak mampu, sama seperti berkurban den-gan hewan tadi, seperti sudah disinggung di atas. Begitu pun Allah telah menyampaikan esensi kurban bukan pada dzatnya hewan (daging atau kuliitnya), tetapi atas dasar motivasi dan kerelaannya, seperti tergambar dalam ayat alqur’an QS. Al Hajj 37; ”Daging-daging kurban dan darah-nya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi Ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.”

Alasan lain bisa jadi satu celah analogi (qiyas) terhadap pelaksanaan ketentua syariat yang serupa. Salahsatunya seperti pembayaran zakat di atas atau zakat fitrah. Dimana pada ketentuan asal Zakat Fitrah adalah meyerahkan (bahan) makanan dalam kadar tertentu, di akhir puasa menjelang Idul Fitri. Dalam mazhab piqih tertentu praktik demikian boleh diganti dengan bahan lain termasuk uang tunai seharga bahan pokok tersebut. Sebab sejatinya bagi “orang kota” makanan (padi/nasi) yang ia konsumsi hasil membeli bukan bukan hasil memanen dari sawahnya .

Tak jauh berbeda dengan amaliyah yang mulai pofu-ler hari ini, yaitu tentang wakaf. Ada beberapa lembaga tertentu mulai mengenalkan dengan model wakaf tunai. Praktik ini pun tentu saja telah begeser dengan kaidah asal yang termaktub dalam ketentuan tekstual. Adalah mena-han/menderakan sesuatu benda yang kekal zatnya, untuk diambil manfaatnya untuk kebaikan Islam. Jika pengama-lan kedua hal tersebut (zakat fitrah dan wakaf dengan uang tunai) tidak masalah. Begitu pula jika berkurban dengan uang tunai. Kenapa tidak?.

Alasan tersebut bukan satu-satunya ”hujah”. Hanya perbandingan saja yang sudah berlaku hari ini. Penulis memahami bahwa di masa sekarang semakin berkembang pemahaman terhadap teks. Teks diartikan tidak tekstual saja, tapi lebih luas kepada kontekstual. Atau syariat tidak sekedar ritual-formal belaka, hal penting pula pada tataran subtansi. Dalam istilah ushul fiqih laku demikian dikenal dengan istilah maqasid assyariah (tujuan-tujuan dalam syari’ah). Wallahu ’alam

34 MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT

04EDISI MEDIA PEMBINAAN | EDISI JULI - AGUSTUS 2016 | TAHUN XLIII ARTIKEL ARTIKEL 04EDISIMEDIA PEMBINAAN | EDISI JULI - AGUSTUS 2016 | TAHUN XLIII

Jika perayaan Idul Fitri identik dengan kembalinya fitrah manusia menuju kesucian. Setelah sebeleas bulan lamanya bergumul dengan noda dan dosa, lalu disucikan lewat madrasah ruhaniyah bernama Ramadhan. Jiwa yang kotor berubah menjadi bersih. Perilaku maksiat digantikan kebajikan. Dosa dieliminir oleh butiran pahala. Pintu surga terbuka lebar. Sementara pintu neraka ditutup serapat-rapatnya.

Maka pertanyaan yang muncul kemudian, sudah-kah itu sebagai finish dari pencarian predikat takwa? Berhentikah perjalanan menapaki kebajikan bagi seorang mukmin? Pertanyaan tersebut menyiratkan bahwa ujian atas nama keimananan akan selalu hadir. Tak peduli orang itu berstatus pegawai, ustadz, guru, pedagang, petani peja-bat atau rakyat jelata sekalipun. Ujian keimanan selanjut-nya telah disiapkan Allah SWT lengkap dengan intensitas, kadar dan bobotnya.

Imam Jalaluddin as-Suyuthi dan Jalaluddin Muhammad Ibnu Ahmad al-Mahally dalam Tafsir Jalalain menyebutkan, tujuan ujian ini tak lain untuk menampa-kan hakikat keimanan seseorang. Apakah metamorfosa iman itu masih berbentuk emas atau sudah berganti wujud menjadi loyang.

Metamorfosa IduladhaTinggi atau rendahnya kualitas keimanan pasca Idulfitri

setidaknya dapat terlihat saat berjumpa dengan Iduladha. Iduladha adalah barometer kepedulian antar sesama. Bagi

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT 35

Metamorfosa Idul Adha

Di balik metamorfosa Iduladha tentu menyimpan esensi keberagamaan. Salah satu esensi Iduladha adalah kemauan, pengorbanan dan keikhlasan untuk sal-ing berbagi. Betapa tidak, seorang hanya shaleh secara pribadi ternyata mendapat kecaman. Dawam Rahardjo (2002: 115), menuturkan bahwa orang yang tidak memedulikan dimensi horisontal agama, yakni mengabaikan konsekuensi dari iba-dah mahdhah untuk berbuat baik terhadap sesama dalam ranah sosial maka dia lah sebenarnya pendusta agama.

04EDISI MEDIA PEMBINAAN | EDISI JULI - AGUSTUS 2016 | TAHUN XLIII ARTIKEL ARTIKEL 04EDISIMEDIA PEMBINAAN | EDISI JULI - AGUSTUS 2016 | TAHUN XLIII

Staf KUA Kec. Serang Baru Kab. Bekasi

H. Anen Sutianto

mereka yang diberikan kelebihan materi, melalui ritus qur-ban, bukan hanya diajarkan menyisihkan sebagian harta. Tapi munculnya jiwa yang tulus dan ikhlas untuk berbagi. Tanpa sikap peduli terhadap kaum dhuafa, miskin, orang papa, maka keimanannya patut dipertanyakan.

Metamorfosa Iduladha adalah pengorbanan. Iduladha sekaligus juga refleksi keikhlasan. Hal ini seber-mula ketika Nabi Ibrahim diperintahkan Allah Swt untuk menyembelih putra tercintanya, Ismail. Dengan ikhlas, tanpa merasa terpaksa, Ibrahim pun menyanggupi titah mulia itu. Dan melalui komunikasi persuasif antara anak dan ayah, Ismail pun menyetujuinya. Ismail tak merasa terpaksa dan dizalimi. Dan saat hendak disembelih, perto-longan Allah Swt datang lewat malaikat Jibril yang meng-ganti Ismail dengan kibas. Ismail tidak jadi disembelih. Ibrahim pun mendapat predikat kholilullah, kekasih Allah Swt yang rela berkorban apapun untuk Rabb-nya.

Di balik metamorfosa Iduladha tentu menyimpan esensi keberagamaan. Salah satu esensi Iduladha adalah kemauan, pengorbanan dan keikhlasan untuk saling ber-bagi. Betapa tidak, seorang hanya shaleh secara pribadi ternyata mendapat kecaman. Dawam Rahardjo (2002: 115), menuturkan bahwa orang yang tidak memedulikan dimensi horisontal agama, yakni mengabaikan konsekue-nsi dari ibadah mahdhah untuk berbuat baik terhadap sesama dalam ranah sosial maka dia lah sebenarnya pen-dusta agama.

Hidup mulia manakala seseorang bisa berbagi kemasla-hatan. Di dalam sebuah hadist disebutkan, sebaik-baik manusia adalah mereka yang berguna bagi orang lain. Ibarat dalam deret aritmetika, saatnya kita bukan belajar menambah atau mengurangi, tapi belajar berbagi. Orang bahagia adalah mereka yang bisa dan biasa berbagi keman-faatan untuk orang lain. Orang sengsara ialah mereka yang hanya bisa menuntut dan meminta pemberian orang lain.

Esensi Iduladha yang lain dan tak kalah pentingnya adalah nilai keteladanan bagi orang tua yang mesti dia-jarkan kepada anaknya. Keteladanan yang menginspirasi arti hidup sang anak. Keteladanan untuk saling terbuka, dialog komunikatif, dan konstruktif antara orang tua dan anak. Keharmonisan hubungan dalam hidup berkeluarga. Iduladha laiknya menjadi momentum bagi para orang tua.

Iduladha perlu dipahami sebagai titik balik (turning point) untuk mengembalikan kehangatan suasana antara orang tua dan anak. Membuka ruang dialog, tempat curhat, saling mengisi, dan komunikasi yang baik. Anak, dimanapun dan siapapun tentu menginginkan orang tua yang tak hanya mampu mencari nafkah lahir, tapi pandai juga mengisi ruang batin anak. Mengiasinya dengan kete-ladanan dan makna hidup.

Memberi nilai keteladanan kepada anak bisa dicon-tohkan dalam hidup keseharian. Berkata jujur, tolong menolong kepada tetangga, ramah terhadap tamu, tidak mengumpat, menjauhi ghibah, komunikasi harmonis antaranggota keluarga, menyantuni fakir miskin, dan lainnya adalah modal dasar bagi anak sebelum ia berin-teraksi dalam di luar rumah. Anak yang sejak dini diberi

nilai keteladanan mustahil rasanya akan mudah meledak emosi dan meluapkan amarah dalam perilaku kekerasan dan anarki.

Jika setiap orang tua telah memberikan nilai ketela-danan yang optimal. Maka tatanan masyarakat akan sehat. Kehidupan berbangsa dan bernegara akan damai dan har-monis. Iduladha menjadi jembatan bagi kita untuk mau merenungi dan meneladani hikmah peristiwa berqurban Nabi Ibrahim. Berqurban yang tak semata dimaknai seba-gai napak tilas historis an sich. Lebih dari itu, mau berbagi dengan orang lain, keteladanan hidup berkeluarga, meru-pakan esensi yang rasanya jauh lebih mengena dalam sosi-alita kehidupan komunal saat ini.

36 MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT

Metamorfosa Iduladha adalah pengorbanan. Iduladha seka-ligus juga refleksi keikhlasan.

Hal ini sebermula ketika Nabi Ibrahim diperintahkan Allah

Swt untuk menyembelih putra tercintanya, Ismail. Dengan

ikhlas, tanpa merasa terpaksa, Ibrahim pun menyanggupi

titah mulia itu. Dan melalui komunikasi persuasif antara

anak dan ayah, Ismail pun menyetujuinya. Ismail tak

merasa terpaksa dan dizalimi. Dan saat hendak disembe-lih, pertolongan Allah Swt

datang lewat malaikat Jibril yang mengganti Ismail dengan kibas. Ismail tidak jadi disem-belih. Ibrahim pun mendapat predikat kholilullah, kekasih

Allah Swt yang rela berkorban apapun untuk Rabb-nya.

04EDISI MEDIA PEMBINAAN | EDISI JULI - AGUSTUS 2016 | TAHUN XLIII ARTIKEL ARTIKEL 04EDISIMEDIA PEMBINAAN | EDISI JULI - AGUSTUS 2016 | TAHUN XLIII

Sekiranya kita mengingat momentum Muharram, maka dapat menembus aneka ragam kehidupan dan sejarah berbagai lapisan ruang dan waktu. Kemudian, jika dihayati secara seksama bisa dip-astikan dapat menambah kebijaksanaan dalam

mengarungi kehidupan ini . Pernahkah kita mencoba bertanya, mengapa bulan

Muharram dijadikan sebagai awal tahun baru Hijriyah? Mengapa bukan bulan Ramadhan atau bulan Rabiul ‘Awwal saja? Mengapa bukan bulan yang di dalamnya terdapat peristiwa-peristiwa besar lainnya, seperti: Lahir maupun wafatnya Nabi Muhammad saw. Diangkatnya Rasulullah saw. menjadi Nabi, Awal turunnya wahyu (Al-Quran), Akhir (sempurnanya) turunnya Al-Quran? Peristiwa besar menembus batas alam semesta (Isra’ Mi’raj)’, perebutan kembali kota Makkah (Penaklukan Makkah), Kemenangan dalam perang-perang besar melawan kaum kafir dan sejenisnya?.

Jika kita telusuri, penetapan awal Hijriah ini ternyata lebih bersifat global, beberapa alasan yang bisa kita faha-mi, misalnya: pertama, Bulan Muharram adalah bulan dimana diputuskan dan disepakatinya oleh Rasulullah saw. dan kaum muslim Makkah untuk hijrah ke Madinah (meskipun realisasi keberangkatan hijrah sendiri masih belum bisa dilakukan pada bulan itu). Hijrah dilakukan karena tekanan kaum kafir di Makkah sudah sangat ber-bahaya bagi keselamatan jiwa dan kelangsungan dakwah Rasulullah saw. juga para sahabatnya. Bahkan beberapa kali Rasulullah saw. akan dibunuh oleh kaum Yahudi.

Artinya, peristiwa hijrah merupakan peristiwa untuk menuju kepada kehidupan baru Rasulullah saw. dan kaum muslim, dari dunia kemusyrikan menuju dunia tauhid, dari dakwah Islam sembunyi-sembunyi menuju dakwah Islam terang-terangan, dari Islam biasa menjadi peradaban Islam luar biasa.

Kedua, ia adalah bulan dimana di dalamnya terda-pat peristiwa-peristiwa besar yang berlaku bagi seluruh makhluk dan alam semesta, misalnya: pada tanggal 10 Muharram (Hari ‘Asyura). Pada hari itu disebut juga Hari Pertolongan Para Nabi, misalnya: Nabi Adam diterima taubatnya dan dipertemukan dengan Siti Hawa. Nabi Nuh diselamatkan dari banjir yang telah lama menimpa. Nabi Ibrahim diselamatkan dari api. Nabi Yusuf dibebaskan dari penjara. Nabi Ya’kub dipulihkan dari gangguan peng-lihatan. Nabi Ayub disembuhkan dari penyakit yang telah lama menimpa. Nabi Yunus dikeluarkan dari perut ikan. Nabi Musa diselamatkan dari kejaran Fir’aun di Laut

Merah. Nabi Isa diangkat ke langit. Nabi Muhammad saw. diselamatkan dari racun yang diberikan orang Yahudi dan seterusnya.

Juga pada tanggal 10 Muharram lah, hari yang berse-jarah bagi penciptaan laut, gunung, langit, bumi, alam semesta, ‘Arsy, Lauh Mahfuz, dan para malaikat. Bahkan insya Allah dalam sebuah riwayat alam semesta juga akan dimusnahkan pada hari ‘Asyura. Maka sungguh wajar bahwa puasa 10 Muharram merupakan puasa yang diwa-jibkan dulunya, kemudian menjadi disunnahkan setelah perintah puasa Ramadhan diturunkan. Sebuah keterangan dalam hadits yang shahih disebutkan bahwa seutama-uta-ma puasa setelah bulan Ramadhan adalah puasa sunnah di bulan Muharram.

Mengingat pentingnya keadaan itu, seyogyanya ini dijadikan momentum yang baik oleh kita untuk terus meningkatkan kualitas dalam mengarungi kehidupan ini. Misalnya, dalam aspek ritual lebih ditingkatkan lagi: perbanyak dzikir, perbanyak istighfar, perbanyak sedekah, untuk mendekatkan diri kepada-Nya dan menggapai rah-mat dan ampunan-Nya.

Dalam aspek hati, kita naikkan level syukur kita, buang jauh-jauh sifat untuk mengeluh/menangis, kita mulai per-hatikan betapa banyak orang yang berada di bawah dan lebih menderita dibanding kita. Senantiasa selalu berpras-angka baik kepada Allah atas setiap takdir kehidupan dan lebih tegar dalam menghadapi musibah.

Aspek social, lebih berbakti kepada orang tua/mertua, peduli kepada sesama, terutama kerabat, tetangga, dan masyarakat yang lebih dekat. Dan yang amat penting, mari kita buang fanatisme golongan/kelompok, hindari ‘perde-batan’/perselisihan akibat masalah cabang/khilafiyah, kita satukan dan wujudkan kembali kedamaian seluruh umat.

Aspek jasmaniyah, seyogyanya kita lebih sadar untuk menjaga kesehatan, tidak mendzalimi diri, karena amat sedikit yang (sudah) benar-benar menyadari bahwa kes-ehatan sebenarnya adalah puncak ‘kenikmatan duniawi’. Bukan uang/harta, bukan pangkat/jabatan/kekuasaan, bukan makanan, bukan cinta/seks. Karena tanpa keseha-tan, semuanya menjadi tak berarti.

Dalam aspek kehidupan, misalnya: bagi atasan (yang memiliki jabatan) agar mengevaluasi kepemimpinannya, bagi bawahan agar mengevaluasi kinerjanya, bagi para guru agar meningkatkan kapasitas keilmuannya, bagi murid agar lebih rajin belajar, bagi orang tua selayaknya mengevaluasi pendidikan moral anaknya, bagi anak agar lebih berbakti dan lebih dewasa, bagi suami-istri agar melakukan kodratnya masing-masing, bagi aparat agar lebih memperhatikan pengabdiannya, bagi masyarakat agar lebih taat hukum dan mau berkontribusi kepada Negara dan seterusnya.

Walakhir, jelaslah sudah bila kita memahami dan meng-hayati secara seksama momentum Muharram ini, tentu bisa dipastikan dapat menambah kedewasaan dan kebi-jaksanaan dalam mengarungi kehidupan ini .Semoga.

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT 37

Penyuluh Agama,Kemenag Kab. Indramayu

Dudi Farid Wazdi

Mengingat Momentum Muharram

04EDISI MEDIA PEMBINAAN | EDISI JULI - AGUSTUS 2016 | TAHUN XLIII ARTIKEL

04EDISI MEDIA PEMBINAAN | EDISI JULI - AGUSTUS 2016 | TAHUN XLIII

Kapusdiklat Prof. Dr. Abdurahman Masud didampingi Kakanwil Kemenag Jabar Drs. H. A. Buchori, MM saat hadir pada acara pembukaan Diklat Teknis Administrasi, Teknis Pendidikan dan Teknis Keagamaan di Balai Diklat Keagamaan Bandung.

Kabag TU Drs. H. A. Handiman Romdony, M.Si didampingi H. Iman Aminuddin, SH, M.Kn saat hadir pada acara pembukaan so-sialisasi dan koordinasi emis pada Bidang PD Pontren. (25/07).

Wakil Gubernur Jabar H. Dedy Mizwar didampingi Kabid PHU Drs. H. Ajam Mustajam, M.Si dan Kabag TU Drs. H. A. Handiman Romdony, M.Si saat melepas calon jamaah haji kloter 65 di Asrama Haji Kota Bekasi.

Kakanwil Kemenag Jabar Drs. H. A. Buchori, MM saat hadir pada acara pembukaan rapat evaluasi dan koordinasi program keruku-nan umat beragama di Hotel Marbela Suite Bandung.

Kabag TU Drs. H. A. Handiman Romdony, M.Si saat menerima materi dari Auditor Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI H. Abdul Karim usai acara Evaluasi Implementasi SAKIP di Aula Usisa Al Maula Kanwil Kemenag Jabar.

Kakanwil Kemenag Jabar Drs. H. Buchori, MM, saat membuka acara Diklat Prajabatan CPNS di Balai Diklat Keagamaan Band-ung.

galeri

FOTO

Kakanwil Kemenag Jabar Drs. H. A. Buchori, MM saat menyerahkan bantuan pendidikan bagi masyarakat tidak mampu ke DWP Wilayah Priangan Timur di Aula Kemenag Kab. Garut.

Kabag TU Drs. H. A. Handiman Romdony, M.Si di dampingi Kasub-bag Perencanaan Keuangan Asep Budiman SE usai acara pembu-kaan perencanaan di Hotel Radiant Lembang Kab. Bandung Barat.

Kakanwil Kemenag Jabar Drs. H. Buchori, MM, dan Kabid PAIS Dr. H. M. Athoillah, M.Ag saat hadir pada acara Bidang PAIS di Hotel Sabda Alam Kab. Garut.

Kakanwil Kemenag Jabar Drs. H. A. Buchori, MM di dampingi Kabid PD Pontren H. Abubakar Siddiq, M.Ag hadir pada acara pembukaan Pembinaan Peningkatan Mutu dan Kompetensi Tenaga Pendidik dan Kependidikan di Hotel La Oma Lembang Kab. Bandung Barat.

Kabag TU Drs. H. A. Handiman Romdony, M.Si di dampingi Kassubag In-mas H. Ahmad Shiddiq, MM pada acara pembukaan bimbingan teknis pengelolaan data di Hotel Puri Katulistiwa Jatinangor Sumedang.

Kabid Penamas & Zawa Drs. H. Ahmad Patoni, MM saat menyerahkan he-wan qurban kepada H. Mahmud, S.Ag selaku panitia qurban.

04EDISIMEDIA PEMBINAAN | EDISI JULI - AGUSTUS 2016 | TAHUN XLIII

Kakanwil Kemenag Jabar Drs. H. A. Buchori, MM, Kabag TU Drs. H. A. Handiman Romdony, M.Si, Kabid Penmad Drs. H. Abudin, M.Ag dan Kabid Penamas Drs. H. A.

Patoni, MM saat foto bersama dengan peserta KSM usai acara pelepasan.

Kakanwil Kemenag Jabar H. A. Buchori didamping Isteri foto bersama dengan den-gan Kakemenag Garut dan Ketua DWP Wilayah Priangan Timur Usai acar penyera-

han bantuan pendidikan di Kantor Kemenag Kab. Garut.

Kaum Muslimin Rahimakumullah.Kita ummat Islam Indonesia dan bangsa Indonesia umumnya tengah diperingatkan oleh Allah dengan

datangnya musibah yang silih berganti. Mulai dari musibah banjir, gempa bumi, tanah longsor, kekeringan, kebakaran hutan, musibah asap, kecelakaan baik di darat, udara maupun di laut, dan badai krisis yang hingga kini tak kunjung reda, ditambah lagi dengan mewabahnya penyakit AIDS dan penyakit demam berdarah yang dibawa oleh nyamuk Aides Aegypti dan menelan korban ratusan orang, serta wabah belalang yang telah meng-gagalkan panen ribuan hektar tanaman padi. Semoga semua ini cepat berakhir.

Wabah nyamuk dan belalang ini mengingatkan kita pada ribuan tahun yang silam, dimana musibah seperti ini pernah menimpa Nabi Musa as. beserta kaumnya. Pada masa itu Allah menimpakan musibah kekeringan panjang, angin topan, wabah belalang, kutu dan darah. Akibatnya ummat di masa itu mengalami penderi-taan yang teramat parah. Mereka menderita karena kekurangan air, lahan-lahan pertanian hancur sehingga kekurangan pangan, mereka menderita penyakit karena wabah kutu yang merajalela dalam jumlah yang ban-yak, dan mereka tidak mau makan karena di semua tempat termasuk di tempat makan banyak katak.

Menurut penjelasan Al Qur’an, Allah Swt menimpakan musibah seperti itu karena ummat pada masa itu telah melampaui batas, mereka berbuat zhalim lagi sombong. Kezhaliman dan kesombongan yang diperbuat oleh Fir’ aun dan pengikutnya serta oleh Qorun dan kelompoknya itu telah dibayar mahal dengan datangnya adzab Allah. Puncak kesombongan Fir’aun ialah pengakuannya dirinya sebagai Tuhan Yang Maha Tinggi. Se-dangkan Qorun ialah kekufurannya akan nikmat Allah yang telah dilimpahkan kepadanya, is mengaku bahwa seluruh harta kekayaannya diperolehnya semata-mata hanya dengan usahanya sendiri.

Kemudian datang peringatan Allah melalui Nabi Musa as. beserta pengikutnya, tetapi mereka tidak mem-perdulikan peringatan tersebut, kemudian Allah timpakan musibah-musibah kepada mereka, namun mereka

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT 1

04EDISI MEDIA PEMBINAAN | EDISI JULI - AGUSTUS 2016 | TAHUN XLIII KHUTBAH JUM’AT

KHUTBAH JUM’AT

oleh REDAKSI

MUSIBAH SEBAGAI PERINGATAN ALLAH

tetap menyombongkan diri juga. Akhirnya Allah menghancurkan mereka. Fir’aun sang raja perkasa beserta pengikutnya ditenggelamkan Allah di lautan Qulzum. Sedang Qorun beserta seluruh harta kekayaannya di luluh lantakkan dan ditenggelamkan ke dalam bumi. Begitulah kisah orang-orang dan kaum yang zhalim lagi sombong terhadap karunia Allah. Tentang musibah yang menimpa kaum Nabi Musa as. itu, tersebut dalam firman Allah :

“Maka kami kirimkan kepada mereka (fir’ aun dan pengikutnya) angin topan, belalang, kutu, katak, dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang ber-dosa”. (Qs. Al A’ raf, 7 : 133)

Kaum Muslimin Rahimakumullah.Tampaknya musibah yang pernah terjadi pada masa Nabi Musa as. itu kini berulang kembali walaupun

tidak serupa, tetapi penderitaan yang kini kita alami adalah sama, yakni kesengsaraan dan kematian. Jika kita renungkan secara mendalam, ternyata musibah yang kita hadapi ini akibat ulah tangan manusia sendiri, bahwa ternyata sekarang ini sudah banyak manusia yang menganut Fir’aunisme dan Qorunisme, yakni manu-sia durhaka, kufur nikmat lagi sombong. Tidak luput dari perhatian kita, saat ini pula bencana banjir timbul dimana-mana, mulai dari ibu kota negara sampai ke provinsi-provinsi lainnya termasuk Jawa Barat, mulai dari Bekasi terlebih lagi di Bandung Selatan. Tentu saja hal ini sangat memprihatinkan. Namun kita juga harus me-nyadari bahwa hal ini semua merupakan musibah dan peringatan dari Allah SWT. Kejadian ini semua tidak lepas dari ulah tangan manusia itu sendiri. Sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an yang artinya: “Telah nampak kerusakan di daratan dan lautan akibat ulah tangan manusia.” Oleh karena itu Allah Swt memper-ingatkan kita kita semua agar segera sadar akan kelalaian kita, dan cepat-cepat bertaubat dan kembali ke jalan Allah sebelum Allah menimpakan musibah yang lebih dahsyat lagi. Na’ udzu-billah. Jika kita menilik apa saja kesalahan ummat sekarang sehingga Allah menurunkan adzabnya, antara lain ialah :

Pertama, ummat sekarang cenderung sombong dan angkuh. Manusia dengan segala kemampuannya mera-sa diri paling kuat dan paling pintar, sehingga dengan kekuatan dan kepintarannya itu mereka bertindak atas kehendak mereka sendiri, tanpa memperdulikan aturan-aturan Allah. Mereka menganggap bahwa potensi dan segala kemampuannya itu adalah murni hak dan miliknya, mereka bebas menggunakan seenak perutnya sehingga menjadi budak nafsu mereka sendiri. Kesombongan dan keangkuhan manusia sekarang ini sudah seperti kelakuan Fir’aun, hanya bedanya Fir’aun secara terus terang sudah menyatakan dirinya sebagai Tu-han, sedangkan manusia sekarang belum. Mereka berpura-pura menjadi hamba Tuhan, tetapi perbuatannya menunjukkan bahwa seakan-akan mereka itu Tuhan.

Manusia yang sombong itu tidak sadar bahwa mereka terlahir ke dunia berupa bayi lemah yang tidak punya kemampuan apa¬apa, kemudian mereka menjadi orang berguna dan berkuasa, mereka tidak menyadari siapa yang menjaga umur dan kesehatan¬nya, siapa yang menjadikan mereka orang yang berguna dan berkuasa,

2 MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT

KHUTBAH JUM’AT 04EDISIMEDIA PEMBINAAN | EDISI JULI - AGUSTUS 2016 | TAHUN XLIII

siapa yang memberi mereka nyawa, kepintaran dan kekuatan. Kemudian jika Allah ingin mencabut semua pemberian¬Nya, siapa yang dapat menghalangi ?

Oleh karena itu, marilah kita merendahkan diri di hadapan Allah, karena sifat inilah yang paling pantas dis-andang manusia, kebesaran itu hanyalah milik Allah, dan Dia-lah yang pantas disembah. Marilah kita tunduk dan patuh kepada Allah, karena Dia adalah Maha Raja dan Maha Pencipta. Ketundukan itu akan melahirkan kebajikan dan kedamaian, dan akan menghilangkan malapetaka dan musibah. Dalam hal larangan menyom-bongkan diri, Allah Swt berfirman :

“Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali tidak akan sampai setinggi gunung” (Qs. Al Israa’, 17 : 37)

Kaum Muslimin Rahimakumullah.Kesalahan manusia yang Kedua, ialah mereka telah berlaku zhalim. Perbuatan zhalim adalah akibat dan ke-

sombongan dan keangkuhan, sebab orang yang sombong dan angkuh itu cenderung merendahkan orang lain, merasa din paling benar, dan segala perbuatannya dianggap benar sepanjang mereka mau. Akibat dari sikap dan perbuatan seperti itu melahirkan kesewenang-wenangan, khianat, tidak adil, tidak jujur, curang, korup, menindas dan menyengsaraan yang lemah dan lain-lain.

Maka marilah kita jauhi perbuatan zhalim, sebab perbuatan tersebut merupakan kegelapan hidup yang me-nyengsarakan manusia. Sebaliknya marilah kita ambil petunjuk Allah, sebab petunjuk itu merupakan cahaya yang membawa kebahagiaan manusia. Dalam hal larangan berbuat zhalim, Rasulullah Saw bersabda :

“Kezhaliman itu merupakan kegelapan-kegelapan pada hari kiamat”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Kaum Muslimin Rahimakumullah.Kesalahan manusia yang Ketiga, ialah mereka mengingkari nikmat Allah (kufur nikmat). Manusia jika

dikaruniai harta dan kekayaan yang melimpah ruah oleh Allah, biasanya mereka semakin lupa diri dan kufur nikmat. Puncak kealpaan mereka ialah karena mereka menganggap bahwa harta dan seluruh kekayaannya itu sepenuhnya dari hasil keringat, kemampuan ilmu dan usahanya, sehingga harta yang mereka miliki disangka adalah milik mereka sepenuhnya.

Akibat dari kufur nikmat itu mereka tidak mau menyisihkan sebagian hartanya untuk menolong orang-orang lemah, mereka biarkan orang-orang lemah dalam kesengsaraan, bahkan masih ada yang tega merampas

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT 3 4 MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT

04EDISI MEDIA PEMBINAAN | EDISI JULI - AGUSTUS 2016 | TAHUN XLIII KHUTBAH JUM’AT KHUTBAH JUM’AT 04EDISIMEDIA PEMBINAAN | EDISI JULI - AGUSTUS 2016 | TAHUN XLIII

hak-hak orang-orang lemah itu, menggusurnya dan lain-lain. Ternyata setelah Allah menimpakan musibah krisis kepada ummat manusia, mereka tak mampu berbuat apa-apa. Oleh karena itu marilah kita syukuri nikmat dan karunia dari Allah, kita belanjakan harta itu sesuai dengan hak dan keperluan serta tuntunan Al-lah. Allah berfirman :

“Maka ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat) Ku”. (Qs. Al Baqarah, 2 : 152)

Kesalahan manusia yang Keempat, ialah mereka telah merendahkan martabat kaum wanita. Kaum wanita dijadikan penghibur mereka di kantor-kantor, di bank-bank, di pasar, di taman hiburan, di TV dan lain-lain. Mereka dibiarkan bahkan diperintahkan memamerkan aurat mereka, mereka bebas bergaul dengan siapa saja, mereka menjadi alat bisnis, dan tidak ada aturan yang jelas bagi mereka. Akibatnya timbul perselingkuhan, perzinaan, pemerkosaan dan pembunuhan.

Maka marilah kita bertaqwa kepada Allah dan menjaga harkat kaum wanita, agar tidak timbul fitnah dan penyakit-penyakit yang berbahaya. Rasulullah Saw bersabda : “Maka peliharalah dunia dan wanita, karena sesungguhnya pertama kali fitnah menimpa Bani Israil ialah dalam hal wanita”. (HR Muslim)

Kaum Muslimin Rahimakumullah.

Dan uraian ini dapat disimpulkan : Pertama, bahwa musibah¬musibah yang tengah kita hadapi ini pada hakikatnya merupakan peringatan Allah, seperti yang pernah terjadi pada masa Nabi Musa as. Kedua, perin-gatan itu datang kepada manusia karena kezhaliman manusia sudah melampaui batas. Ketiga, dengan musibah ini mudah-mudahan manusia segera bertaubat, sehingga Allah berkenan mencabut segala bencana yang men-impa kita.

Maka marilah kita kembali bertaubat kepada Allah, semoga Allah Swt menghapus berbagai musibah dan memberkahi kita semua. Amin.

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT 3 4 MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT

04EDISI MEDIA PEMBINAAN | EDISI JULI - AGUSTUS 2016 | TAHUN XLIII KHUTBAH JUM’AT KHUTBAH JUM’AT 04EDISIMEDIA PEMBINAAN | EDISI JULI - AGUSTUS 2016 | TAHUN XLIII

(Khutbah kedua diserahkan kepada para khatib.)