Makalah Pendidikan Agama Islam Iman dan Taqwa

30
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam kehidupannya, manusia tidak akan pernah bisa lepas untuk mencari nilai-nilai kebenaran yang sebenarnya karena kesehariannya manusia dihadapkan berbagai macam persoalan yang membutuhkan penyelesaian. Dengan perkembangan iptek yang pesat ini persoalan hidup menjadi lebih kompleks dan manusia pun semakin sulit mengatasi persoalan hidupnya. Di saat kita manusia tidak bisa menyelesaikan atau mengatasi persoalan hidup. Kita pasti lebih memilih lari dari masalah tersebut dan melakukan hal-hal yang menyimpang seperti minuman-minuman keras, narkoba, dll. Dan bahkan tidak sedikit dari mereka yang melakukan bunuh diri gara-gara tidak bisa mengatasi persoalan kehidupan. Di sinilah iman dan taqwa itu mengambil perannya sebagai jalan keluar atau solusi untuk menyelesaikan masalah kehidupan itu tersebut. Ketika seseorang telah bisa memahami dan menerapkan konsep dari iman dan taqwa tersebut kedalam kehidupannya maka ia dapat mengatasi permasalahan hidupnya. Jadi iman dan taqwa itu sangat penting bagi manusia khususnya bagi kita pemeluk agama islam, agar mendekatkan kita kepada Allah SWT. Dan menjadi hamba yang beriman dan bertaqwa. . 1

Transcript of Makalah Pendidikan Agama Islam Iman dan Taqwa

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Dalam kehidupannya, manusia tidak akan pernah bisa lepas untuk mencari

nilai-nilai kebenaran yang sebenarnya karena kesehariannya manusia dihadapkan

berbagai macam persoalan yang membutuhkan penyelesaian. Dengan

perkembangan iptek yang pesat ini persoalan hidup menjadi lebih kompleks dan

manusia pun semakin sulit mengatasi persoalan hidupnya. Di saat kita manusia

tidak bisa menyelesaikan atau mengatasi persoalan hidup. Kita pasti lebih memilih

lari dari masalah tersebut dan melakukan hal-hal yang menyimpang seperti

minuman-minuman keras, narkoba, dll. Dan bahkan tidak sedikit dari mereka

yang melakukan bunuh diri gara-gara tidak bisa mengatasi persoalan kehidupan.

Di sinilah iman dan taqwa itu mengambil perannya sebagai jalan keluar

atau solusi untuk menyelesaikan masalah kehidupan itu tersebut. Ketika seseorang

telah bisa memahami dan menerapkan konsep dari iman dan taqwa tersebut

kedalam kehidupannya maka ia dapat mengatasi permasalahan hidupnya. Jadi

iman dan taqwa itu sangat penting bagi manusia khususnya bagi kita pemeluk

agama islam, agar mendekatkan kita kepada Allah SWT. Dan menjadi hamba

yang beriman dan bertaqwa.

. 1

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar belakang masalah yang dikemukakan diatas maka dapat

dirumuskan permasalahan dari judul makalah sebagai berikut :

1. Apa pengertian iman dan taqwa dan hubungan antara keduannya ?

2. Apa tanda dan wujud iman dan takwa tersebut ?

3. Bagaimana cara menerapkan konsep iman dan taqwa di kehidupan sehari-

hari ?

4. Apa peran iman dan taqwa dalam menjawab problema kehidupan

modern ?

5. Bagaimana implementasi iman dan takwa dalam kehidupan ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan

Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas makalah

agama islam dan menjawab pertanyaan yang ada pada rumusan masalah. Manfaat

penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan penulisan dan

pembaca tentang konsep iman dan taqwa, cara mengimplementasikannya ke

kehidupan sehari-hari serta mengetahui bahwa imtaq dapat menjawab problema

kehidupan kita di masa yang modern ini

. 2

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Iman dan Taqwa

2.1.1 Pengertian Iman

Kata iman juga berasal dari kata kerja amina-yu'manu – amanan yang

berarti percaya. Oleh karena itu iman berarti percaya menunjuk sikap batin yang

terletak dalam hati. Iman menurut bahasa adalah percaya atau yakin, keimanan

berarti kepercayaan atau keyakinan. Dengan demikian, rukun iman adalah dasar,

inti, atau pokok – pokok kepercayaan yang harus diyakini oleh setiap pemeluk

agama Islam.

Secara sempurna pengertiannya adalah membenarkan (mempercayai)

Allah dan segala apa yang  datang dari pada-Nya sebagai wahyu melalui rasul-

rasul-Nya dengan kalbu, mengikrarkan dengan lisan dan mengerjakan dengan

perbuatan.

Dalam surat al-Baqarah 165, dikatakan bahwa orang yang beriman adalah

orang yang amat sangat cinta kepada Allah (asyaddu hubban lillah). Oleh karena

itu, beriman kepada Allah berarti sangat rindu terhadap ajaran Allah. Oleh karena

itu beriman kepada Allah berarti amat sangat menaati ajaran Allah yaitu Al-Quran

dan sunnah rasul.

Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah Atthabrani, iman

didefinisikan dengan keyakinan dalam hati, diikrarkan dengan lisan, dan

diwujudkan dengan amal perbuatan (al-Imaanu 'aqdun bil qalbi waiqraarun

billisaani wa'amalun bil arkaan).

. 3

. 4

Istilah iman dalam al-qur'an selalu dirangkaikan dengan kata lain yang

memberikan corak dan warna tentang suatu yang diimani, seperti dalam surat an-

Nisa': 51 yang dikaitkan dengan jibti (kebatinan/Idealisme) dan thaghut

(realita/nasionalisme). Sedangkan dalam surat al-Ankabut: 52 dikaitkan dengan

kata bathil, yaitu wallaziina aamanuu bil baathili. Bathil berarti tidak benar

menurut Allah.Sementara dalam surat al-Baqarah: 4 iman dirangkaikan dengan

kata ajaran yang diturunkan oleh Allah.

Dengan demikian, kata iman yang tidak dikaitkan dengan kata Allah atau

ajaran nya, dikatakan sebagai iman haq, sedangkan yang dikaitkan dengan

selainnya dinamakan iman bathil.

Keimanan adalah perbuatan yang bila diibaratkan pohon, mempunyai

pokok dan cabang. Bukankah sering kita baca atau dengar sabda Rasullah saw.

Yang kita jadikan kata-kata mutiara, misalnya malu adalah sebagian dari iman,

kebersihan sebagian dari iman, cinta bangsa dan Negara sebagian dari iman,

bersikap ramah sebagian dari iman, menyingkirkan duri atau yang lainnya yang

dapat membuat orang sengsara dan menderita, itu juga sebagian dari iman.

Diantara cabang - cabang keimanan yang paling pokok adalah keimanan kepada

Allah SWT.

2.1.2 Pengertian  Takwa

Taqwa berasal dari kata waqa, yaqi , wiqayah, yang berarti takut, menjaga,

memelihara dan melindungi.Sesuai dengan makna etimologis tersebut, maka

taqwa dapat diartikan sikap memelihara keimanan yang diwujudkan dalam

pengamalan ajaran agama Islam secara utuh dan konsisten ( istiqomah ). Seorang

muslim yang bertaqwa pasti selalu berusaha melaksanakan perintah Tuhannya dan

menjauhi segala laranganNya dalam kehidupan ini.

. 5

Karakteristik orang – orang yang bertaqwa, secara umum dapat

dikelompokkan kedalam lima kategori atau indicator ketaqwaan.

1. Iman kepada Allah, para malaikat, kitab – kitab dan para nabi. Dengan

kata lain, instrument ketaqwaan yang pertama ini dapat dikatakan dengan

memelihara fitrah iman.

2. Mengeluarkan harta yang dikasihnya kepada kerabat, anak yatim, orang –

orang miskin, orang – orang yang terputus di perjalanan, orang – orang

yang meminta – minta dana, orang – orang yang tidak memiliki

kemampuan untuk memenuhi kewajiban memerdekakan hamba sahaya.

Indikator taqwa yang kedua ini, dapat disingkat dengan mencintai sesama

umat manusia yang diwujudkan melalui kesanggupan mengorbankan

harta.

3. Mendirikan solat dan menunaikan zakat, atau dengan kata lain,

memelihara ibadah formal.

4. Menepati janji, yang dalam pengertian lain adalah memelihara kehormatan

diri.

5. Sabar disaat kepayahan, kesusahan dan diwaktu perang, atau dengan kata

lain memiliki semangat perjuangan.

2.2 Wujud Iman dan Taqwa

Akidah Islam dalam al-Quran disebut iman.Seseorang dinyatakan beriman

bukan hanya percaya terhadap sesuatu, melainkan mendorongnya untuk

mengucapkan dan melakukan sesuatu sesuai keyakinannya.Oleh karena itu

lapangan iman sangat luas.

Akidah Islam atau iman mengikat seorang muslim, sehingga ia terikat

dengan aturan hukum yang datang dari Islam. Oleh karena itu menjadi seorang

muslim berarti meyakini dan melaksanakan segala sesuatu yang diatur dalam

ajaran Islam.

. 6

Menjaga mata, telinga, pikiran, hati dan perbuatan dari hal-hal yang

dilarang agama, merupakan salah satu bentuk wujud seorang muslim yang

bertaqwa. Karena taqwa adalah sebaik–baik bekal yang harus kita peroleh dalam

mengarungi kehidupan dunia

2.3 Tanda-Tanda Orang yang Beriman dan Bertaqwa

2.3.1 Tanda-tanda Orang Beriman

Al-Qur'an menjelaskan tanda-tanda orang yang beriman sebagai berikut :

1. Jika disebut nama Allah, hatinya akan bergetar dan berusaha ilmu Allah

tidak lepas dari syaraf memorinya (al-anfal : 2)

2. Senantiasa tawakal, yaitu bekeja keras berdasarkan kerangka ilmu Allah.

(Ali imran : 120, Al maidah: 12, al-anfal : 2, at-taubah: 52, Ibrahim:11)

3. Tertib dalam melaksanakan shalat dan selalu melaksanakn perintah-Nya.

(al-anfal: 3, Al-mu'minun: 2, 7)

4. Menafkahkan rizki yang diterima dijalan Allah. (al-anfal: 3, Al-

mukminun: 2, 7)

5. Menghindari perkataan yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan.

(Al-mukminun: 3, 5)

6. Memelihara amanah dan menepati janji. (Al-mukminun: 6)

7. Berjihad di jalan Allah dan Suka menolong. (al-Anfal : 74)

8. Tidak meninggalkan pertemuan sebelum meminta izin. (an-nur: 62)

. 7

2.3.2 Ciri-Ciri Orang yang Bertaqwa Kepada Allah SWT :

1. Teguh dalam keyakinan dan bijaksana dalam pelaksanaannya.

2. Tampak wibawanya karena seuma aktivitas hidupnya dilandasi kebenaran

dan kejujuran.

3. Menonjol rasa puasnya dalam perolehan rezeki sesuai dengan usaha dan

kemampuannya.

4. Senantiasa bersih dan berhias walaupun miskin.

5. Selalu cermat dalam perencanaan dan bergaya hidup sederhana walaupun

kaya.

6. Murah hati dan murah tangan.

7. Tidak menghabiskan waktu dalam perbuatan yang tidak bermanfaat.

8. Tidak berkeliaran dengan membawa fitnah.

9.   Disiplin dalam tugasnya.

10. Tinggi dedikasinya.

11. Terpelihara identitas muslimnya (setiap perbuatannya berorientasi kepada

terciptanya kemaslahatan/kemanfaatan masyarakat).

12. Tidak pernah menuntut yang bukan haknya serta tidak menahan hak orang

lain.

13. Kalau ditegur orang segera intropeksi. Kalau ternyata teguran tersebut

benar maka dia menyesal dan mohon ampun kepada Allah swt. serta minta

maaf kepada orang yang tertimpa oleh kesalahannya itu.

14. Kalau dimaki orang dia tersenyum  simpul sambil mengucapkan: "Kalau

makian anda benar saya bermohon semoga Allah swt. mengampuniku.

Kalau teguran anda ternyata salah, saya bermohon agar Allah

mengampunimu.

. 8

 2.4 Keterkaitan Iman dan Taqwa

Pada prinsipnya, iman adalah syarat sedangkan taqwa adalah tujuan.

Kedudukan iman sebagai syarat menunjukkan bahwa kewajiban melaksanakan

ibadah puasa hanya dapat disahuti melalui wadah keimanan ini. Mengingat bahwa

nilai-nilai iman berfluktuasi maka sudah pasti nilai-nilai puasa juga demikian.

Oleh karena itu, melalui wadah iman ini pulalah maka tujuan dari puasa yaitu

menuju jenjang taqwa sangat mudah direalisasikan.

Iman dan taqwa merupakan dua sisi mata uang yang sangat sulit untuk

dipisahkan dan bahkan kedua-duanya saling membutuhkan. Dengan kata lain,

jenjang taqwa tidak akan pernah terwujud bila tidak diawali dengan keimanan dan

keimanan itu sendiri tidak akan memiliki nilai apa-apa bila tidak sampai ke derjat

ketaqwaan.

Perpaduan antara iman dan taqwa ini adalah kemuliaan sebagaimana yang

telah dijelaskan dalam Al-Qur'an. Oleh karena itu, Al-Qur'an dengan tegas

menyebutkan bahwa manusia yang paling mulia di sisi Allah adalah orang-orang

yang paling taqwa. Prediket kemuliaan ini sangat ditentukan oleh kualitas taqwa,

semakin tinggi tingkat ketaqwaan seseorang maka semakin mulia pula

kedudukannya pada pandangan Allah.

Perpaduan antara iman dan taqwa ini tidak akan terjadi secara otomatis

karena iman memiliki persyaratan untuk menuju nilai kesempurnaannya.

Persyaratan ini dapat dilihat melalui aturan-aturan yang diberlakukan kepada iman

yaitu memadukan keyakinan dengan perbuatan. Tanpa melakukan perpaduan ini

maka iman akan selalu bersifat statis karena berada pada tataran ikrar tidak pada

tataran aplikasi. Oleh karena itu, maka kata 'iman' selalu digandeng dalam Al-

Qur'an dengan amal shaleh (amanu wa 'amilu alshalihat) supaya keberadaan iman

terkesan lebih energik.

. 9

. 10

Penggandengan kata 'iman' dengan perbuatan baik ini menunjukkan

adanya upaya-upaya khusus yang harus dilakukan untuk menjaga keeksisan iman

itu sendiri. Perlunya upaya khusus ini karena posisi manusia masih sangat labil

jika masih berada pada level iman. Untuk menguatkan posisi ini maka orang-

orang yang beriman diperintahkan untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik

untuk menuju kestabilan. Adapun yang dimaksud dengan taqwa ialah kemampuan

diri menjaga perpaduan ini secara kontiniu sesuai makna dasar dari kata taqwa itu

sendiri yaitu 'menjaga'.

Dengan demikian, maka sifat taqwa merupakan benteng untuk menjaga

aturan-aturan Allah supaya posisi iman tidak lagi berada dalam kelabilan. Kunci

sukses yang ditawarkan Al-Qur'an untuk menghindari kelabilan ini ialah dengan

melakukan perbuatan baik.

Dalam Al-Qur'an dijumpai beberapa perintah kepada orang-orang yang

beriman agar bertaqwa kepada Allah sebagaimana disebutkan dalam Q.S. al-

Baqarah 278, Ali 'Imran 102, al-Maidah 35, al-Taubah 119, al-Ahzab 70, al-Hadid

28 dan al-Hasyr 18. Perintah-perintah ini mengindikasikan bahwa iman belum

mencapai kesempurnaannya tanpa mendapatkan nilai taqwa.

Berdasarkan hal ini maka orang-orang yang beriman harus cerdas mencari

mediator yang cocok untuk dijadikan jembatan menuju taqwa. Al-Qur'an telah

memberikan bimbingan kepada orang-orang Mukmin bahwa mediator yang paling

efektif untuk memfasilitasi hubungan iman dengan taqwa adalah ibadah.

2.5 Pengertian Rukun Iman

Menurut bahasa iman artinya percaya, sedangkan menurut bahasa di yakini dengan sepenuh hati, di ucapkan dengan lisan dan di amalkan dengan anggota badan . orang yang beriman disebut MU'MIN.

. 11

Berdasarkan Al-Qur'an dan Al-Hadits rukun iman ada 6, yaitu :

1. Iman kepada Allah

Yaitu percaya sepenuh hati bahwa Allah adalah Rabb Tuhan

pencipta alam, Maha Kuasa, Maha Penyayang dan segala sifat Maha

lainnya. Untuk itu kita wajib beribadah dan meminta pertolongan hanya

kepada Allah.

2. Iman kepada Malaikat-malaikat Allah

Malaikat adalah makhluk Allah yang diciptakan dari nur (cahaya).

Malaikat selalu tunduk dan patuh atas perintah Allah dan tidak pernah

sedikitpun membantahnya. Malaikat merupakan makhluk ghaib, artinya

tidak dapat dilihat dengan panca indera manusia, namun kita wajib iman

dan percaya kepadanya. Jumlah malaikat sangatlah banyak, hingga tak ada

yang mengetahui jumlahnya, kecuali Allah.

3. Iman kepada Kitab-kitab Allah

Allah menurunkan kitab-kitabNya kepada para Nabi sebagai

pedoman umat manusia untuk hidup didunia agar selamat dunia dan

akhirat. Ada 4 kitab yang Allah turunkan kepada para Nabi, yaitu :

a) Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa A.S

b) Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud AS

c) Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa AS

d) Kitab Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.

4. Iman kepada Nabi & Rasul-rasul Allah

Nabi adalah orang yang mendapat wahyu hanya untuk dirinya

sendiri, sementara Rasul artinya utusan, Rasul Allah adalah utusan Allah

yang mendapatkan wahyu untuk disampaikan kepada umatnya.

. 12

Tugas utama para rasul adalah menyampaikan dan megajarkan

agama Allah kepada manusia, serta memberikan petunjuk agar tidak

tersesat. Nabi dan Rasul yang wajib kita ketahui ada 25 orang. Yaitu :

Adam AS, Idris AS, Nuh AS, Hud AS, Sholeh AS, Ibrahim AS, Luth AS,

Ismail AS, Ishak AS, Yakub AS, Yusuf AS, Ayub AS, Suaeb AS, Musa

AS, Harun AS, Zulkifli AS, Daud AS, Sulaiman AS, Ilyas AS, Ilyasa AS,

Yunus AS, Zakariya AS, Yahya AS, Isa AS, Muhammad SAW.

Di antara 25 nabi dan rasul tersebut 5 di antaranya mendapat gelar

'Ulul Azmi, yaitu para Nabi yang mendapat ujian sangat berat dari Allah,

namun mereka tetap tegar,  tabah dan sabar menghadapinya. Mereka

adalah NUH, IBRAHIM, MUSA, ISA dan MUHAMMAD. Atau disingkat

NIMIM.

5. Iman kepada Hari akhir

Yaitu kita harus meyakini dengan sepenuh hati bahwa hari kiamat

pasti terjadi. Namun kapan terjadinya adalah rahasia Allah, semua manusia

tak ada satupun yang mengathuinya bahkan Nabi Muhammad sekalipun

tak tahu kapan akan terjadinya kiamat.

Ketika beliau SAW. Ditanya oleh Malaikat Jibril tentang hari kiamat, belaiau tak tahu kapan terjadinya, namun beliau memberikan tanda-tanda kiamat yang mendahului terjadinya kimat.

Di antara tanda-tadanya adalah :

a) Banyak orang minum-minum keras

b) Banyak terjadi perzinahan

c) Banyak gedung-gedung tinggi

d) Matahari terbit dari barat dan terbenam di timur

e) Keluarnya Ya'juz dan Ma'juz

f) Keluarnya Dajjal

. 13

6. Iman kepada Qodho dan Qodhar

Beriman kepada Qodho dan qodhar adalah meyakini dengan

sepenuh hati bahwa Allah telah memnentukan dan menetapkan segalanya

untuk manusia. Qodho & Qodar adalah ketetapan Allah bagi makhluk

Nya. Ketetapan Allah kadang berupa hal-hal yang baik dan kadang berupa

hal-hal yag buruk. Maka seorang mu'min akan meyakini dan tunduk pada

ketetapan Allah baik maupun buruknya.

Beriman kepada qada dan qadar merupakan salah satu rukun iman

di mana kita wajib mengimaninya agar iman kita menjadi sah dan

sempurna.  Ibnu Abbas pernah berkata, "Qadar adalah nidzam (aturan)

tauhid. Barangsiapa yang mentauhidkan Allah dan beriman kepada qadar,

maka tauhidnya sempurna. Dan barangsiapa yang mentauhidkan Allah dan

mendustakan qadar, maka dustanya merusakkan tauhidnya" (Majmu'

Fataawa Syeikh Al-Islam).

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai iman kepada qada dan

qadar, terlebih dahulu akan dibahas mengenai qada dan qadar itu sendiri. 

Qada menurut bahasa berarti hukum, perintah, memberikan, menghendaki,

dan menjadikan.  Sedangkan qadar berarti batasan atau menetapkan

ukuran.

Secara etimologi, qada dapat diartikan sebagai pemutusan,

perintah, dan pemberitaan.  Imam az-Zuhri berkata, "Qadha secara

etimologi memiliki arti yang banyak. Dan semua pengertian yang

berkaitan dengan qadha kembali kepada makna kesempurnaan…." (An-

Nihayat fii Ghariib al-Hadits, Ibnu Al-Atsir).  Sedangkan qadar berasal

dari kata qaddara, yuqaddiru, taqdiiran yang berarti penentuan.

. 14

Dari sudut terminologi, qadha adalah pengetahuan yang lampau,

yang telah ditetapkan oleh Allah SWT pada zaman azali. Adapun qadar

adalah terjadinya suatu ciptaan yang sesuai dengan penetapan (qadha). 

Sedangkan arti terminologis qada dan qadar menurut Ar-Ragib ialah :

"Qadar ialah menentukan batas (ukuran) sebuah rancangan; seperti

besar dan umur alam semesta, lamanya siang dan malam, anatomi dan

fisiologi makhluk nabati dan hewani, dan lain-lain; sedang qada ialah

menetapkan rancangan tersebut."

Atau secara sederhana, qada dapat diartikan sebagai ketetapan

Allah yang telah ditetapkan tetapi tidak kita ketahui.  Sedangkan qadar

ialah ketetapan Allah yang telah terbukti dan diketahui sudah terjadi. 

Dapat pula dikatakan bahwa qada adalah ketentuan atau ketetapan,

sedangkan qadar adalah ukuran.  Dengan demikian yang dimaksud dengan

qada dan qadar atau takdir adalah ketentuan atau ketetapan Allah menurut

ukuran atau norma tertentu.

Firman Allah mengenai qada dan qadar terdapat dalam surat Al Ahzab ayat 36, yaitu :

Arti : Dan tidakkah patut bagi laki-laki yang mumin dan tidak

(pula) bagi perempuan yang mumin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah

menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain)

tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-

Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.

. 15

Beriman kepada qada dan qadar berarti mengimani rukun-

rukunnya.  Iman kepada qada dan qadar memiliki empat rukun, antara

lain :

a. Ilmu Allah SWT

Beriman kepada qada dan qadar berarti harus beriman

kepada Ilmu Allah yang merupakan deretan sifat-sifat-Nya sejak

azali.  Allah mengetahui segala sesuatu.  Tidak ada makhluk

sekecil apa pun di langit dan di bumi ini yang tidak Dia ketahui.

Dia mengetahui seluruh makhluk-Nya sebelum mereka diciptakan.

Dia juga mengetahui kondisi dan hal-hal yang sudah terjadi

maupun yang akan terjadi di masa.

b. Penulisan Takdir

Sebagai mukmin, kita harus percaya bahwa segala sesuatu

yang terjadi, baik di masa lampau, masa kini, maupun masa yang

akan datang, semuanya telah dicatat dalam Lauh Mahfuzh dan

tidak ada sesuatu pun yang terlupakan oleh-Nya.

c. Masyi'atullah (Kehendak Allah) dan Qudrat (Kekuasaan Allah)

Seorang mukmin yang telah mengimani qada dan qadar

harus mengimani masyi`ah (kehendak Allah) dan kekuasaan-Nya

yang menyeluruh. Apapun yang Dia kehendaki pasti terjadi

meskipun manusia tidak menginginkannya. Begitu pula sebaliknya,

apa pun yang tidak dikehendaki pasti tidak akan terjadi meskipun

manusia memohon dan menghendakinya. Hal ini bukan

dikarenakan Allah tidak mampu melainkan karena Allah tidak

menghendakinya.

. 16

d. Pencipta Allah

Ketika beriman terhadap qada dan qadar, seorang mukmin

harus mengimani bahwa Allah-lah pencipta segala sesuatu, tidak

ada Khaliq selain-Nya dan tidak ada Rabb semesta alam ini selain

Dia.

Inilah empat rukun beriman kepada qada dan qadar yang

harus diyakini setiap muslim. Maka, apabila salah satu di antara

empat rukun ini diabaikan atau didustakan, niscaya kita tidak akan

pernah sampai kepada gerbang keimanan yang sesungguhnya.

Sebab, mendustakan rukun-rukun tersebut berarti merusak

bangunan iman terhadap qada dan qadar dan ketika bangunan iman

itu rusak, maka hal tersebut juga akan menimbulkan kerusakan

pada bangunan tauhid itu sendiri.

Ada empat macam takdir, antara lain :

1) Takdir Umum (Takdir Azali)

Takdir mengenai segala sesuatu yang ditetapkan sebelum

penciptaan langit, bumi, dan seluruh isinya.

2) Takdir Umuri

Takdir yang diberlakukan atas manusia pada masa awal

penciptaannya dan bersifat umum. Meliputi rizki, ajal,

kebahagiaan, dan kesengsaraan.

3) Takdir Samawi

Takdir yang dicatat pada malam Lailatul Qadar setiap tahun.

. 17

4) Takdir Yaumi

Takdir yang dikhususkan untuk semua peristiwa yang akan

terjadi dalam satu hari, mulai dari penciptaan, rizki,

menghidupkan, mematikan, mengampuni dosa,

menghilangkan kesusahan, dan sebagainya.

Allah berfirman dalam surat Ar Rad ayat 11 :

Arti : Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu

mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka

menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak

merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan

yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki

keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat

menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain

Dia.

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa akidah

Islam yang terangkum dalam Rukun Iman merupakan landasan

bagi setiap umat Islam dalam mempelajari dan

mengimplementasikan agama Islam dalam kehidupan sehari-hari. 

. 18

Selain itu, penerapan akidah yang baik dan benar dapat

mendatangkan manfaat bagi kita, misalnya memberikan

ketenteraman jiwa, mewujudkan kehidupan yang baik, melahirkan

sikap ikhlas dan konsekuen serta dapat meningkatkan ketaqwaan

kita terhadap Allah SWT.

2.6 Implementasi Konsep Iman Dan Takwa Dalam Kehidupan

Iman sangat penting dalam kehidupan manusia. Tanpa iman, ibadah yang

dilakukanakan sia-sia, bahkan amal yang dilakukan tidak akan sampai kepada

Allah SWT, sepertiyang dijelaskan dalam Al-Qur'an surat An-Nabia ayat 94, yang artinya

 "Barang siapa yang megerjakan amal sholeh, sedang ia beriman, maka usahanya tak akan

terabaikan. Dan sesungguhnya Kami menuliskan amalan itu untuknya"

Keimanan dan ketaqwaan yang dianugerahkan Allah SWT untuk kaumnya

haruslah disyukuri dan diperkuat dengan cara meningkatkan ibadah amal,

misalnya disamping menjalankan ibadah wajib (sholat, zakat, puasa), juga

menjalankan ibadah sunnah,misalnya dengan membayar infaq dan sedekah.

Berikut penerapan iman dan taqwa dalam kehidupan sehari-hari, sebagai berikut :

A. Menjalankan keenam rukun iman. 

B. Menaati perintah Allah dan beramal sholeh untuk mendapatkan ridhlo

Allah

C. Membersihkan diri dari hal-hal yang diharamkan (menghindari

keharaman)

D. Ringan tangan atau saling membantu sesama manusia.

E. Menjaga aurat pada dirinya sesuai dengan ajaran agama.Ada sebuah hadist

yang menyatakan,bahwa Rosulullah SAW bersabda:

"Barang siapa bisa menjamin diantara kedua mulut (bibir)nya (bibir atas dan

bawah),niscaya aku akan menjadi surganya".

. 19

F. Menjaga amanah dan menepati janji. Sebagai orang yang beriman dan bertaqwa

haruslah bisa menjaga amanah yang diberikan kepada dirinya dan

berusahalah untuk selalu menepati janji selagi masih mampu.

G. Menjaga sholat wajib. Menjaga sholat dalam kehidupan sehari-hari bukan

persoalan yang mudah. Menjaga sholat ini berarti orang tersebut bisa

menjaga waktunya, dia selalu sholat tepat waktu dan tidak menunda-nunda

sholatnya. Disamping sholat tepat waktu orang tersebut juga menjaga cara

dan bacaannya dengan benar sesuai dengan tuntunan yang diajarkan oleh

Rasulullah SAW. Disamping itu juga harus bisa menjaga efek positif dari

sholat, yaitu dengan benar-benar menghayati dan melaksanakan apa yang

telah dibaca dalam melaksanakan sholat.

H.  Selalu siap untuk menghadapi kematian sebagaimana dari rukun iman.

Penerapan iman dan taqwa dalam kehidupan di atas, memang telah dilakukan

oleh sebagian anak muda. Namun,sebagian darinya masih juga kurang

sepenuhnya menerapkan iman dan taqwanya dalam kehidupan sehari-hari. Banyak masalah

yang muncul akibat kurang kokohnya iman dan taqwa yang tertanam dalam diri masing-

masing individu. Ada beberapa faktor penyebab munculnya masalah

berkurangnya kekuatan iman dan taqwa dalam diri, sebagai berikut:

a) Tidak mengenal siapa Allah SWT. 

b) Lalai dan memalingkan diri dari rambu-rambu agama.

Tidak memperhatikan ayat-ayat Allah dan hukum-hukumNya, baik yang

bersifat kauni maupun syar'i.Sesungguhnya kelalaian dan sikap tidak mau tahu

semacam itu pasti akan membuat hati menjadi sakit atau bahkan mati

karena belitan syubhat dan jeratan syahwat yang merasuki hati dan sekujur

tubuhnya. 

c) Berbuat atau mengutarakan ucapan maksiat.

Oleh karena itulah iman akan turun,melemah dan surut sebanding

dengan tingkatan maksiat, jenisnya, kondisi hati orang yang melakukannya

serta kekuatan faktor pendorongnya. Iman akan banyak sekali berkurang

dan menjadi sangat lemah apabila seorang hamba terjerumus dalam

. 20

dosa besar, jauh lebih parah dan lebih mengenaskan daripada apabila dia

terjerembab dalam dosa kecil. Berkurangnya keimanan karena kejahatan

membunuh tentu lebih besar daripada akibat mengambil harta orang.

Sebagaimana iman akan lebih banyak  berkurang dan lebih lemah

karena dua buah maksiat daripada akibat melakukan satu maksiat.

Demikianlah seterusnya. Oleh sebab itulah orang miskin yang sombong dan

orang tua bangka yang berzina dosanya lebih besar daripada dosa orang kaya yang

sombong dan perbuatan zina seorang yang masih muda. Hal itu

sebagaimana dikisahkan di dalam hadits,

Ada tiga golongan orang  yang tidak akan diajak bicara oleh Allah dan

tidak akan diperhatikan oleh-Nya pada hari kiamat́ .Dan di antara mereka itu

adalah orang tua beruban yang berzina dan orang miskin yang sombong. 

d) Meninggalkan ketaatan, baik berupa keyakinan, ucapan, maupun amalan fisik.

Sebab iman akan semakin banyak berkurang apabila ketaatan yang

ditinggalkan juga semakin besar. Apabila nilai suatu ketaatan semakin

penting dan semakin prinsip maka meninggalkannya pun akan

mengakibatkan penyusutan dan keruntuhan iman yang semakin besar dan

mengerikan. Bahkan terkadang dengan meninggalkannya bisa membuat

pelakunya kehilangan iman secara total, sebagaimana orang yang

meninggalkan shalat sama sekali

Perlu diperhatikan pula bahwa meninggalkan ketaatan itu terbagi

menjadi dua. Pertama, ada yang menyebabkan hukuman atausiksa yaitu

apabila yang ditinggalkan adalah berupa kewajiban dan tidak ada alasan

yang hak untuk meninggalkannya. Kedua, sesuatu yang tidak akan

mendatangkan hukuman dan siksa karena meninggalkannya, seperti :

meninggalkan kewajiban karena udzur syar'i (berdasarkan ketentuan

agama) atau hissi (berdasarkan sebab yang terindera), atau tidak

melakukan amal yang hukumnya mustahab/sunnah.Contoh untuk orang

yang meninggalkan kewajiban karena udzur syar'i atau hissi adalah

perempuan yang tidak shalat karena haidh. Sedangkan contoh orang yang

. 21

meninggalkan amal mustahab/sunnah adalah orang yang tidak

mengerjakan shalat Dhuha.

BAB III

PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Permasalahan

Di kehidupan yang sangat modern ini perkembangan iptek sangat pesat

tetapi walau perkembangan iptek ini sudah maju, permasalahan hidup manusia

bukan lebih sedikit atau lebih mudah tapi malah menjadi lebih kompleks dan

ragam permasalahannya pun bertambah banyak. Terdapat beberapa contoh

problem dalam kehidupan modern di antara :

Perekonomian

Putus asa

Kegelisahan atau bimbang

Kekecewaan

Permasalahan di kehidupan dapat dikategorikan menjadi 4 jenis factor, yaitu :

1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.

Faktor Ekonomi, faktor ini merupakan faktor terbesar terjadinya

masalah sosial. Apalagi setelah terjadinya krisis global PHK mulai terjadi

di mana-mana dan bisa memicu tindak kriminal karena orang sudah sulit

mencari pekerjaan. Inilah yang menimbulkan masalah keputusasaan

2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.

. 22

Faktor Budaya, Kenakalan remaja menjadi masalah sosial yang

sampai saat ini sulit dihilangkan karena remaja sekarang suka mencoba

hal-hal baru yang berdampak negatif seperti narkoba

3. Faktor Psikologis : Penyakit syaraf, aliran sesat, dll.

Faktor Psikologis, Aliran sesat sudah banyak terjadi di Indonesia

dan meresahkan masyarakat itu semua karena kegelisahan dan

kebimbangannya di jiwa mereka.

3.2 Pembahasan

3.2.1 Peran Iman dan Takwa dalam Menjawab Problema dan Tantangan Kehidupan Modern

Dalam kaitan ini, iman dan taqwa yang dapat berperan menyelesaikan

problema dan tantangan kehidupan modern tersebut. Peran Iman dan Takwa

dalam Menjawab Problema dan Tantangan Kehidupan Modern

Pengaruh iman terhadap kehidupan manusia sangat besar. Berikut ini

dikemukakan beberapa pokok manfaat dan pengaruh iman pada kehidupan

manusia :

1. Iman melenyapkan kepercayaan pada kekuasaan benda

Orang  yang beriman hanya percaya pada kekuatan dan kekuasaan

Allah. Kalau Allah hendak memberikan pertolongan, maka tidak ada satu

kekuatanpun yang dapat mencegahnya. Sebaliknya,jika Allah hendak

menimpakan bencana, maka tidak ada satu kekuatanpun yang sanggup

menahan dan mencegahnya.

Kepercayaan dan keyakinan demikian menghilangkan sifat

mendewa-dewakan manusia yang kebetulan sedang memegang kekuasaan,

menghilangkan kepercayaan pada kesaktian benda-benda keramat,

. 23

mengikis kepercayaan pada khufarat, takhyul, jampi-jampi dan

sebagainya. Pegangan orang yang beriman adalah firman Allah surat Al

Fatihah ayat 1-7

2. Iman menanamkan semangat berani menghadapi maut

Takut menghadapi maut menyebabkan manusia menjadi pengecut.

Banyak diantara manusia yang tidak berani mengemukakan kebenaran,

karena takut menghadapi resiko. Orang yang beriman yakin sepenuhnya

bahwa kematian di tangan Allah. Pegangan orang beriman mengenai soal

hidup dan mati adalah firman Allah:

Dimana saja kamu berada, kematian akan datang mendapatkan kamu

kendatipun kamu di benteng yang tinggi lagi kokoh.( An Nisa 4: 78)

3. Iman menanamkan sikap self help dalam kehidupan

Rezeki memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.

Banyak orang yang melepaskan pendirian bahkan tidak segan-segan

melepaskan prinsip,menjual kehormatan,bermuka dua,menjilat dan

memperbudak diri karena kepentingan materi. Pegangan orang beriman

dalam hal ini adalah firman Allah:

Dan tidak ada satu binatang melatapun dibumi melainkan Allah-lah yang

memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang dan

tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata

(lauhul mahfud) (Hud, 11:6)

. 24

4. Iman memberikan kententraman jiwa

Acapkali manusia dilanda resah dan duka cita, serta digoncang oleh

keraguan dan kebimbangan. Orang yang beriman mempunyai

keseimbangan , hatinya tentram(mutmainah), dan jiwanya

tenang(sakinah), seperti dijelaskan firman Allah:

…..(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram

dengan mengingat Allah. Ingatlah,hanya dengan mengingat Allah hati

menjadi tentram (Ar-Ra'd,13:28)

5. Iman mewujudkan kehidupan yang baik (hayatan tayyibah)\

Kehidupan manusia yang baik adalah kehidupan orang yang selalu

melakukan kebaikan dan mengerjakan perbuatan yang baik. Hal ini

dijelaskan dalam firman Allah :

Barang siapa yang mengerjakan amal shaleh baik laki-laki maupun

perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami

berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami

beri balasan kepada mereka dengan pahal yang lebih baik dari apa yang

mereka kerjakan. (An Nahl, 16:97)

6. Iman melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen

Iman memberi pengaruh pada seseorang untuk selalu berbuat

ikhlas, tanpa pamrih , kecuali keridaan Allah. Orang yang beriman

senantiasa konsekuen dengan apa yang telah diikrarkannya, baik dengan

. 25

lidahnya maupun dengan hatinya. Ia senantiasa berfirman pada firman

Allah:

Katakanlah : Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku

hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. (Al-An'aam, 6:162)

7. Iman memberikan keberuntungan

Orang yang beriman selalu berjalan pada arah yang benar karena

Allah membimbing dan mengarahkan pada tujuan hidup yang hakiki.

Dengan demikian orang yang beriman adalah orang yang beruntung dalam

hidupnya. Hal ini sesuai dengan firman Allah:

Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan

merekalah orang-orang yang beruntung. (Al-Baqarah, 2:5)

8. Iman mencegah penyakit

Ahlak, tingkah laku, perbuatan fisik seorang mukmin, atau fungsi

biologis tubuh manusia mukmin dipengaruhi oleh iman.

            Jika seseorang jauh dari prinsip-prinsip iman, tidak mengacuhkan

azas moral dan ahlak, merobek-robek nilai kemanusiaan dalam setiap

perbuatannya, tidak pernah ingat kepada Allah, maka orang yang seperti

ini hidupnya akan dikuasai oleh kepanikan dan ketakutan.

Hal itu akan menyebabkan tingginya hormon adrenalin dan

persenyawaan kimia lainnya. Selanjutnya akan menimbulkan pengaruh

yang negatif terhadap biologi tubuh serta lapisan otak bagian atas.

Hilangnya keseimbangan hormon dan kimiawi akan mengakibatkan

terganggunya kelancaran proses metabolisme zat dalam tubuh manusia.

Pada waktu itulah timbullah gejala penyakit, rasa sedih, dan ketegangan

psikologis, serta hidupnya selalu dibayangi oleh kematian.

. 26

 Demikianlah pengaruh dan manfaat iman pada kehidupan manusia, ia

bukan hanya sekedar kepercayaan yang berada dalam hati, tetapi menjadi

kekuatan yang mendorong dan membentuk sikap perilaku hidup. Apabila suatu

masyarakat terdiri dari orang-orang yang beriman, maka akan terbentuk

masyarakat yang aman, tentram, damai, dan sejahtera

BAB IV

KESIMPULAN

Agama islam bukanlah hambatan untuk perkembangan iptek tapi justru

agama islam bisa lebih mengembangkan dan memperbaiki iptek itu. Dan dengan

adanya agama islam permasalahan-permasalahan yang muncul seiring dengan

perkembangan iptek ini dapat diatasi atau diselesaikan. Dengan cara tetap

menerapkan konsep iman dan taqwa tersebut dalam kehidupan kita, dengan begiu

kemajuan iptek tidak membuat kemerosotan moral pada diri manusia.

Dengan adanya hubungan yang dinamis antara agama dan modernitas,

maka diperlukan upaya untuk menyeimbangkan pemahaman orang terhadap

agama dan modernitas. Pemahaman orang terhadap agama akan melahirkan sikap

keimananan dan ketaqwaan (Imtaq), sedang penguasaan orang terhadap ilmu

pengetahuan dan teknologi (Iptek) di era modernisasi dan industrialisasi mutlak

diperlukan. Dengan demikian sesungguhnya yang diperlukan di era modern ini

tidak lain adalah penguasaan terhadap Imtaq dan Iptek sekaligus.

Salah satu usaha untuk merealisasikan pemahaman Imtaq dan penguasaan

Iptek sekaligus adalah melalui jalur pendidikan. Dalam konteks inilah pendidikan

sebagai sebuah sistem harus didesain sedemikian rupa guna memproduk manusia

yang seutuhnya. Yakni manusia yang tidak hanya menguasai Iptek melainkan juga

. 27

mampu memahami ajaran agama sekaligus mengimplementasikan dalam

kehidupan sehari-hari.

BAB V 

SARAN

Pada dasarnya dalam kehidupan modern, kita sebagai manusia tidak bisa

terlepas dari iman dan taqwa. Karena dengan kita beriman dan bertaqwa, kita

dapat mencegah dan menyelamatkan diri dari hal-hal yang menyesatkan atau dari

segala sesuatu yang tidak baik.  Selain itu, kita juga dapat menentukan apakah

modernisasi tersebut dianggap sebagai suatu kemajuan atau tidak, dipandang

bermanfaat atau tidak, diperlukan atau sebaliknya perlu dihindari.

 

. 28

DAFTAR PUSTAKA

Tim dosen PAI UB. 2010. Pendidikan Agama islam. Percetakan Citra Mentari : Malang

Ali, M. Daud. 1998. Pendidikan Agama islam. PT RajaGrafindo Persada : Jakarta

http://recyclearea.wordpress.com/2009/09/16/pengertian-akidah-serta-iman-kepada-qada-dan-qadar/

http://anshorimujahid.wordpress.com/2011/02/21/pengertian-dan-rukun-iman/

http://gustiprabangasta.blogspot.com/2010/09/masalah-masalah-sosial-yang-terjadi-di.html

. 29

. 30