Makalah ASP - Koreksi Kesalahan Kebijakan dan Ca LK

60
PSAP 10 DAN PSAP 04 KOREKSI KESALAHAN KEBIJAKAN & & CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN MAKALAH diajukan untuk memenuhi tugas harian mata kuliah Akuntansi Sektor Publik semester III Dosen pengampu : Febra Robiyanto, SE., MSi., Akt. Disusun Oleh : Kelompok 09 NAMA : NIM : 1. SHOFIYATUL ULA 2012-12-111 2. DIAN NUR JANNAH 2012-12-113 3. WAHYUNINGSIH 2012-12-117 4. MOCH. ANDI CHAERONY 2012-12-118 UNIVERSITAS MURIA KUDUS

Transcript of Makalah ASP - Koreksi Kesalahan Kebijakan dan Ca LK

PSAP 10 DAN PSAP 04 KOREKSI KESALAHAN KEBIJAKAN

& & CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

MAKALAHdiajukan untuk memenuhi tugas harian mata kuliah

Akuntansi Sektor Publik semester III

Dosen pengampu : Febra Robiyanto, SE., MSi., Akt.

Disusun Oleh :

Kelompok 09

NAMA : NIM :

1. SHOFIYATUL ULA 2012-12-1112. DIAN NUR JANNAH 2012-12-1133. WAHYUNINGSIH 2012-12-1174. MOCH. ANDI CHAERONY 2012-12-118

UNIVERSITAS MURIA KUDUS

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI Kampus Gondang Manis, Bae, PO.BOX 53 KUDUS

2013

HALAMAN PENGESAHAN

Berdasarkan tugas makalah Akuntansi Manajemen yang

berjudul PSAP NO 10 dan PSAP NO 04 atas KOREKSI

KESALAHAN KEBIJAKAN dan CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

ini telah disetujui dan disahkan sebagai bukti dan

syarat pemenuhan tugas perkuliahan Akuntansi Sektor

Publik pada

hari

: ......................................

tanggal

: ......................................

Kudus, 20 November 2013

Dosen pengampu,

Akuntansi Sektor Publik

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

Febra Robiyanto, SE.,

MSi., Akt.

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Allah SWT. Yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis untuk

dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini, serta

salawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan

kita Nabi Agung Muhammad SAW. Semoga di hari kiamat

nanti kita mendapatkan syafaat darinya. Amin ya

RabbaAlaamin.

Dalam hal ini penulis tidak terlepas dari

keterlibatan berbagai pihak, maka penulis ingin

menyampaikan terima kasih kepada

1. Ayah dan Ibu tercinta yang telah merelakan hari-

harinya untuk mencurahkan kasih sayangnya pada

penulis;

2. Bapak Febra Robiyanto, SE., MSi., Akt. Selaku

Dosen pengajar mata kuliah AKUNTANSI SEKTOR

PUBLIK;

3. Teman dan semua pihak yang telah mendukung dan

membantu penulis dalam penyusunan makalah ini.

Penulis juga menyadari dalam penyusunan makalah ini

terdapat banyak kesalahan. Oleh karena itu, sangat

diharapkan kritik maupun sarannya dari pembaca makalah

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

ini. Sehingga di kemudian hari dapat menyusun lebih

baik lagi. Semoga makalah ini dapat digunakan dengan

baik dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Kudus, 20 November

2013

Penulis

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

DAFTAR ISI

HALAMAN

JUDUL..................................................

..............................................i

HALAMAN PENGESAHAN...................................ii

KATA PENGANTAR......................................iii

DAFTAR ISI...........................................iv

Bab I PENDAHULUAN....................................1

1.1Latar Belakang..................................1

1.2Rumusan Masalah.................................2

1.3Tujuan..........................................3

1.4Tujuan Teoritis.................................3

1.5Metoda..........................................3

Bab IIPEMBAHASAN.....................................4

2.1Koreksi Kesalahan Kebijakan.....................4

2.1.1...............................Dasar Hukum

........................................4

2.1.2.........................Koreksi Kesalahan

........................................4

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

2.1.3............Perubahan Kebijakan Akuntansi

........................................7

2.1.4......................Peristiwa Luar Biasa

........................................8

2.1.5. .Aturan PSAP 10 atas Koreksi Kesalahan,

Perubahan Kebijakan Akuntansi, dan

Peristiwa Luar Biasa....................9

2.2Catatan atas Laporan Keuangan..................10

2.2.1. .Definisi Catatan atas Laporan Keuangan

.......................................10

2.2.2. Penyajian Laporan Keuangan yang Memadai

.......................................12

2.2.2.1.....Asimetri Informasi Keuangan Negara

12

2.2.2.2.Catatan atas Laporan Keuangan sebagai

Wujud Penyajian Laporan Keuangan yang

Memadai...............................14

2.2.3...........Langkah-Langkah Penyajian CALK

.......................................16

2.2.3.1.........................Ketentuan Umum

16

2.2.3.2...............Struktur Alternatif CALK

16

2.2.4Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah

.......................................22

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

2.2.5............Audit Ekonomi, Efisiensi, dan

Efektivitas (Economy, Effeciency, and

Effectiveness Audit)........................26

BAB III............................................PENUTUP

31

3.1Kesimpulan.....................................31

3.2Saran..........................................32

DAFTAR PUSTAKA.......................................33

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

Bab I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam penyusunan dan pelaporan keuangan adakalahnya

terjadi kesalahan dalam pencatatan transaksi keuangan

yang secara signifikan akan berpengaruh terhadap

kondisi kinerja suatu entitas. Kesalahan yang terjadi

dalam pencatatan akuntansi mengakibatkan informasi yang

disajikan dalam bentuk laporan keuangan menjadi bias.

Oleh karena itu, penyusunan dan penyajian laporan

keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang

relefan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi

yang dilakukan entitas pelaporan. Untuk menjaga

informasi laporan keuangan tidak menyesatkan maka

laporan keuangan harus bebas dari kesalahan.

Para pengguna perlu membandingkan laporan keuangan

dari suatu entitas pelaporan dari waktu ke waktu untuk

mengetahui trend posisi keuangan, kinerja, dan arus kas.

Oleh karena itu, kebijakan akuntansi yang digunakan

harus diterapkan secara konsisten pada setiap periode

oleh pemerintah. Laporan keuangan juga disusun untuk

tujuan umum maupun tujuan khusus. Laporan dengan tujuan

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

umum dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pengguna akan

informasi akuntansi keuangan yang lazim. Dalam hal ini,

yang dimaksud dengan pengguna adalah masyarakat,

legislatif, lembaga pengawas, pemeriksa, pihak yang

memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi,

dan pinjaman, serta pemerintah.

Laporan Keuangan mungkin mengandung informasi yang

dapat mempunyai potensi kesalahpahaman di antara

pembacanya. Kesalahpahaman ini dapat saja disebabkan

oleh persepsi dari pembaca laporan keuangan. Pembaca

yang terbiasa dengan orientasi anggaran mempunyai

potensi kesalahpahaman dalam memahami konsep akuntansi

akrual. Pembaca yang terbiasa dengan laporan keuangan

sektor komersial cenderung melihat laporan keuangan

pemerintah seperti laporan keuangan perusahaan. Untuk

itu, diperlukan pembahasan umum dan referensi ke pos-

pos laporan keuangan menjadi penting bagi pembaca

laporan keuangan. Untuk menghindari kesalahpahaman,

laporan keuangan harus disertai dengan Catatan atas

Laporan Keuangan yang berisi informasi untuk memudahkan

pengguna dalam memahami Laporan Keuangan berupa Laporan

Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas.

Termasuk pula dalam Catatan atas Laporan Keuangan

adalah penyajian informasi yang diharuskan dan

dianjurkan oleh Pernyataan Standar Akuntansi

Pemerintahan (PSAP) NO 04.

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

Pemerintah sebagai salah satu organisasi sektor

publik pun tidak luput dari tudingan sebagai sarang

korupsi, kolusi, nepotisme, inefisiensi dan sumber

pemborosan negara. Pemerintah merupakan lembaga yang

menjalankan roda pemerintahan yang sumber legitimasinya

berasal dari masyarakat. Oleh karena itu, penyelenggara

pemerintahan harus mampu mempertanggung jawabkan

kepercayaan yang telah diberikan oleh masyarakat. Maka

dari itu, audit pemerintahan diperlukan untuk menjamin

kualitas, profesionalisme dan akuntabilitas publik

serta value for money dalam menjalankan aktivitasnya serta

untuk menjamin dilakukannya pertanggungjawaban publik

oleh organisasi sektor publik.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan kesalahan, koreksi

kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi dan

peritiwa luar biasa ?

2. Bagaimana untuk memahami dan menguasai teknis

dalam melakukan koreksi kesalahan, pengungkapan

perubahan kebijakan akuntansi dan mengungkapkan

peristiwa luar biasa dalam laporan keuangan dalam

penyajian laporan keuangan ?

3. Jelaskan langkah-langkah dalam penyajian Catatan

atas Laporan Keuangan ?

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

4. Bagaimana dalam pengungkapan laporan keuangan

pemerintah ?

5. Jelaskan apa yang di maksud dengan audit ekonomi

dan efisiensi ?

6. Jelaskan apa yang di maksud dengan audit

efektivitas?

1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk

melatih kemampuan seorang mahasiswa dalam membuat

makalah guna meningkatkan kemampuan dalam mata kuliah

akuntansi sektor publik.

1.4 Tujuan Teoritis

Tujuan teoritis dalam pembuatan makalah ini adalah

untuk mampu mengoreksi kesalahan yang diakibatkan baik

dari perubahan kebijakan yang terjadi maupun berasal

dari peristiwa-peristiwa luar biasa sehingga mampu

mampu menghasilkan laporan keuangan yang memadai, serta

untuk mengetahui cara penyajian catatan atas

laporankeuangan yang sesuai dengan standar akuntansi

pemerintahan.

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

1.5 Metoda

Metoda yang digunakan dalam penyusunan makalah ini

adalah melalui studipustaka yang dilakukan di berbagai

sumber sebagai referensi atas hal yang melatar

belakangi permasalahan dalam makalah ini.

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

Bab II

PEMBAHASAN

2.1 Koreksi Kesalahan Kebijakan

2.1.1 Dasar Hukum

Akuntansi kewajiban pemerintahan diatur dalam

peraturan pemerintah (PP) nomor 24 Tahun 2005 dalam

standar akuntansi pemerintah pernyataan No. 10 (PSAP

10) tentang Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan

Akuntansi, dan Peristiwa Luar Biasa.

Berikut istilah – istilah yang digunakan dalam

Pernyataan Standar dengan pengertian :

a. Kebijakan akuntansi adalah prinsip – prinsip, dasar

– dasar, konvensi – konvensi, aturan – aturan, dan

praktik – praktik spesifik yang dipilih oleh suatu

entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian

laporan keuangan.

b. Kesalahan adalah penyajian pos –pos yang secara

signifikan tidak sesuai dengan yang seharusnya yang

mempengaruhi laporan keuangan periode berjalan atau

periode sebelumnya.

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

c. Koreksi adalah tindakan pembentulan akuntansi agar

pos – pos yang tersaji dalam laporan keuangan

entitas menjadi sesuai dengan yang seharusnya.

d. Peristiwa Luar Biasa adalah kejadian atau transaksi

yang secara jelas berbeda dari aktivitas normal

entitas dan karenanya tidak diharapkan terjadi dan

berada diluar kendali atau pengaruh entitas

sehingga memiliki dampak yang signifikan terhadap

realisasi anggaran atau posisi aset/kewajiban.

2.1.2 Koreksi Kesalahan

Laporan keuangan disusun dan disajikan untuk

menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi

keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh

entitas pelaporan. Untuk menjaga integritas data dan

agar informasi laporan keuangan tidak menyesatkan maka

laporan keuangan harus bebas dari kesalahan. Laporan

keuangan disusun pada pisah tanggal tertentu; terhadap

laporan keuangan pemerintah, mengikuti periode tahun

anggaran yaitu meliputi masa satu tahun mulai tanggal 1

Januari sampai dengan 31 Desember.

Adapun kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan

bisa terjadi pada satu atau beberapa periode sebelumnya

dan mungkin baru ditemukan pada periode berjalan.

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

Kesalahan mungkin timbul dari adanya keterlambatan

penyampaian bukti transaksi anggaran oleh pengguna

anggaran, kesalahan perhitungan matematis, kesalahan

dalam penerapan standar dan kebijakan akuntansi,

kesalahan interpretasi fakta, kecurangan, atau

kelalaian.

Kesalahan ditinjau dari sifat kejadiannya

dikelompokkan dalam 2 (dua) jenis :

1. Kesalahan yang tidak berulang : Kesalahan yang

diharapkan tidak akan terjadi kembali yang

dikelompokkan dalam 2 (dua) jenis:

a. Kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada

periode berjalan; dan

b. Kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada

periode sebelumnya.

2. Kesalahan yang berulang dan sistemik : Kesalahan

yang disebabkan oleh sifat alamiah (normal) dari

jenis-jenis transaksi tertentu yang diperkirakan

akan terjadi berulang. Contohnya adalah penerimaan

pajak dari wajib pajak yang memerlukan koreksi

sehingga perlu dilakukan restitusi atau tambahan

pembayaran dari wajib pajak.

Koreksi kesalahan atas pengeluaran belanja yang

tidak berulang terjadi pada periode–periode sebelumnya

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

dan mempengaruhi posisi kas dan tidak mempengaruhi

secara material posisi aset selain kas, apabila laporan

keuangan periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan

dengan pembetulan pada akun pendapatan lain – lain.

Koreksi kesalahan atas penerimaan pendapatan yang tidak

berulang yang terjadi pada periode–periode sebelumnya

dan mempengaruhi posisi kas, apabila laporan keuangan

periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan

pembentulan pada akun akuitas dana lancar. Koreksi

kesalahan tidak dengan sendirinya berpengaruh terhadap

pada anggaran atau belanja entitas yang bersangkutan

dalam periode dilakukannya koreksi kesalahan.

Koreksi kesalahan belanja dapat dibagi dua yaitu

yang menambah saldo kas dan yang mengurangi saldo kas.

1. Contoh koreksi kesalahan belanja yang menambah

saldo kas yaitu pengembalian belanja pegawai karena

salah penghitungan jumlah gaji, dikoreksi menambah

saldo kas dan pendapatan lain-lain.

2. Contoh koreksi kesalahan belanja yang mengurangi

saldo kas yaitu terdapat transaksi belanja pegawai

tahun lalu yang belum dilaporkan, dikoreksi

mengurangi akun ekuitas dana lancar dan mengurangi

saldo kas. Terhadap koreksi kesalahan yang

berkaitan dengan belanja yang menghasilkan aset,

disamping mengoreksi saldo kas dan pendapatan lain-

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

lain juga perlu dilakukan koreksi terhadap aset

yang bersangkutan dan pos ekuitas dana

diinvestasikan. Sebagai contoh, belanja aset tetap

yang dimark-up dan setelah dilakukan pemeriksaan,

kelebihan belanja tersebut harus dikembalikan, maka

koreksi yang harus dilakukan adalah dengan menambah

kas dan pendapatan lain-lain, serta mengurangi pos

aset tetap dan pos ekuitas dana diinvestasikan.

Koreksi kesalahan pendapatan dapat dibagi dua yaitu

yang menambah saldo kas dan yang mengurangi saldo kas.

1. Contoh koreksi kesalahan pendapatan yang menambah

saldo kas yaitu terdapat transaksi penyetoran

bagian laba perusahaan negara yang belum

dilaporkan. Dalam hal demikian, koreksi yang perlu

dilakukan adalah menambah saldo kas dan ekuitas

dana lancar.

2. Contoh koreksi kesalahan pendapatan yang mengurangi

saldo kas yaitu kesalahan pengembalian pendapatan

dana alokasi umum karena kelebihan transfer. Dalam

hal demikian, koreksi yang perlu dilakukan adalah

mengurangi saldo kas dan ekuitas dana lancar.

Koreksi kesalahan yang tidak berulang yang terjadi

pada periode-periode sebelumnya dan tidak mempengaruhi

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

posisi kas, baik sebelum maupun setelah laporan

keuangan periode tersebut diterbitkan, dilakukan dengan

pembetulan pos-pos neraca terkait pada periode

ditemukannya kesalahan.

Contoh kesalahan yang tidak mempengaruhi posisi kas

adalah belanja untuk membeli perabot kantor (aset

tetap) dilaporkan sebagai belanja perjalanan dinas.

Dalam hal demikian, koreksi yang perlu dilakukan

adalah mendebet pos aset tetap dan mengkredit pos

ekuitas dana investasi pada aset tetap.

Kesalahan berulang dan sistemik seperti yang tidak

memerlukan koreksi, melainkan dicatat pada saat

terjadi. Akibat kumulatif dari koreksi kesalahan yang

berhubungan dengan periode-periode yang lalu terhadap

posisi kas dilaporkan dalam baris tersendiri pada

Laporan Arus Kas tahun berjalan.

2.1.3 Perubahan Kebijakan Akuntansi

Perubahan di dalam perlakuan, pengakuan, atau

pengukuran akuntansi sebagai akibat dari perubahan atas

basis akuntansi, kriteria kapitalisasi, metode, dan

estimasi, merupakan contoh perubahan kebijakan

akuntansi. Suatu perubahan kebijakan akuntansi harus

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

dilakukan hanya apabila penerapan suatu kebijakan

akuntansi yang berbeda diwajibkan oleh peraturan

perundang – undangan atau standar akuntansi

pemerintahan yang berlaku, atau apabila diperkirakan

bahwa perubahan tersebut akan menghasilkan informasi

mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, atau arus

kas yang lebih relevan dan lebih andal dalam penyajian

laporan keuangan.

Perubahan kebijakan akuntansi tidak mencakup hal-

hal sebagai berikut:

1. adopsi suatu kebijakan akuntansi pada peristiwa

atau kejadian yang secara substansi berbeda dari

peristiwa atau kejadian sebelumnya; dan

2. adopsi suatu kebijakan akuntansi baru untuk

kejadian atau transaksi yang sebelumnya tidak ada

atau yang tidak material.

Perubahan kebijakan akuntansi mencakup hal sebagai

berikut:

1. perubahan didalam perlakuan, pengakuan atau

pengukuran akuntansi sebagai akibat dari perubahan

atas basis akuntansi, criteria kapitalisasi,

metode, dan estimasi.

Timbulnya suatu kebijakan untuk merevaluasi aset

merupakan suatu perubahan kebijakan akuntansi. Namun

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

demikian, perubahan tersebut harus sesuai dengan

standar akuntansi terkait yang telah menerapkan

persyaratan-persyaratan sehubungan dengan revaluasi.

“Perubahan kebijakan akuntansi dan pengaruhnya

harus diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.”

2.1.4 Peristiwa Luar Biasa

Peristiwa luar biasa menggambarkan kejadian atau

transaksi yang secara jelas berbeda dari aktivitas

biasa. Di dalam aktivitas biasa entitas pemerintah

termasuk penanggulangan bencana alam atau sosial yang

terjadi berulang. Peristiwa luar biasa harus memenuhi

seluruh persyaratan sebagai berikut :

1. tidak merupakan kegiatan normal dari entitas;

2. tidak diharapkan terjadi dan tidak diharapkan

terjadi berulang;

3. berada diluar kendali atau pengaruh entitas; dan

4. memiliki dampak yang signifikan terhadap

realisasi anggaran atau posisi aset/kewajiban.

“Hakikatnya, jumlah dan pengaruh yang diakibatkan

oleh peristiwa luar biasa harus diungkapkan secara

terpisah dalam Catatan atas Laporan Keuangan.”

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

2.1.5 Aturan PSAP 10 atas Koreksi Kesalahan,

Perubahan Kebijakan Akuntansi, dan Peristiwa

Luar Biasa

Tujuan koreksi kesalahan, perubahan kebijakan

akuntansi, dan peristiwa luar biasayaitu meningkatkan

relevansi, keandalan dan daya banding Laporan Keuangan

suatu perusahaan atau entitas dan mengatur perlakuan

akuntansi atau koreksi kesalahan, perubahan kebijakan

akuntansi dan peristiwa luar biasa.

Dalam situasi tertentu suatu kesalahan mungkin

mempunyai pengaruh signifikan bagi suatu atau lebih

Laporan Keuangan itu tidak dapat diandalkan. Agar

informasi Laporan Keuangan bebas dari unsur kesalahan,

maka PSAP Nomor 10 mengatur perlakuan tentang koreksi

kesalahan. Menurut paragraf 11, menetapkan bahwa

koreksi kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada

priode berjalan, baik yang mempengaruhi kas maupun yang

tidak, dilakukan dengan pembetulan pada akun yang

bersangkutan dalam priode yang berjalan. Kesalahan

dalam jenis belanja dan pendapatan akan dilakukan

koreksi terhadap jenis belanja dan pendapatan yang

bersangkutan dengan memperhatikan pengaruh kesalahan

itu terhadap kas.

Apabila terdapat kesalahan yang terjadi pada priode

sebelum atau priode berjalan yangt bersifat material

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

terhadap posisi aset, kewajiban dan ekuitas, maupun

pendapatan, belanja dan pembiayaan harus diungkapkan

dalam Catatan Atas Laporan Keuangan secara memadai

sehingga pengguna laporan dapat memahami kejadian itu.

Dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan

perlu memperhatikan Peraturan Kepala Daerah tentang

Kebijakan Akuntansi yang merupakan dasar pengakuan,

pengukuran dan pelaporan atas aset, kewajiban

ekuisitas, pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta

lapoiran keuangan.

Adakalanya kebijakan akuntansi yang diterapkan

dalam suatu priode akuntansi berbeda dengan priode

sebelumnya. Paragraf 26 PSAP 10 menyatakan : suatu

perubahan kebijakan akuntansi harus dilakukan hanya

apabila penerapan suatu kebijakan akuntansi yang

berbeda diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan

atau standar akuntansi pemerintah yang berlakuatau

apabila diperkirakan bahwa perubahan itu akan

menghasilkan informasi mengenai posisi keuangan,

kinerja keuangan, atau arus kas yang lebih relevan dan

lebih andal dalam penyajian laporan keuangan entitas.

Paragraf 29 menyatakan bahwa perubahan kebijakan

akuntansi dan pengaruhnya harus diungkapkan dalam

Catatan Atas Laporan Keuangan.

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

Peristiwa Luar Biasa adalah kejadian atau transaksi

secara jelas berbeda dari aktivitas biasa atau normal

suatu entitas karenanya tidak diharapkan terjadi dan

berada di luar kendali atau pengaruh entitas sehingga

memiliki dampak yang signifikan terhadap realisasi

anggaran atau posisi aset/kewajiban.

Pada paragraf 35, menyatakan bahwa peristiuwa luar

biasa harus memenuhi seluruh persyaratan berikut : (1)

Tidak merupakan kegiatan normal dari entitas ; (2)

Tidak diharapkan terjadi dan tidak diharapkan terjadi

berulang; (3) Berada diluar kendali atau pengaruh

entitas; dan (4) Memiliki dampak yang signifikan

terhadap realisasi anggaran atau posisi aset/kewajiban.

Selanjutnya pada paragraf 36 dinyatakan bahwa

hakikat, jumlah dan pengaruh yang diakibatkan oleh

Peristiwa Luar Biasa harus diungkapkan secara terpisah

dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

2.2 Catatan atas Laporan Keuangan

2.2.1 Definisi Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan merupakan penjelasan

atau daftar rinci atau analisis atas nilai suatu pos

yang telah disajikan dalam laporan Realisasi Anggaran,

Neraca, dan Laporan Arus Kas. Catatan atas laporan

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

keuangan juga harus disajikan secara sistematis, setiap

pos dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Dan

Laporan Arus Kas harus mempunyai referensi silang

dengan informasi terkait dalam catatan atas laporan

keuangan. Dan setiap entitas pelaporan diharuskan untuk

menyajikan Catatan atas Laporan Keuangan sebagai bagian

yang tak terpisahkan dari laporan keuangan untuk tujuan

umum.

Catatan atas Laporan Keuangan dimaksudkan agar

laporan keuangan dapat dipahami oleh pembaca secara

luas, tidak terbatas hanya untuk pembaca tertentu

ataupun manajemen entitas pelaporan. Oleh karena itu,

Laporan Keuangan mungkin mengandung informasi yang

dapat mempunyai potensi kesalahpahaman di antara

pembacanya. Untuk menghindari kesalahpahaman tersebut,

catatan atas laporan keuangan harus menyajikan

informasi yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan

seperti bagaimana perkembangan posisi dan kondisi

keuangan/fiskal entitas pelaporan serta bagaimana hal

tersebut tercapai sehingga memudahkan pengguna dalam

memahami laporan keuangan.

Kesalahpahaman dapat saja disebabkan oleh persepsi

dari pembaca laporan keuangan. Pembaca yang terbiasa

dengan orientasi anggaran mempunyai potensi

kesalahpahaman dalam memahami konsep akuntansi akrual.

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

Pembaca yang terbiasa dengan laporan keuangan sektor

komersial cenderung melihat laporan keuangan pemerintah

seperti laporan keuangan perusahaan.

Untuk itu, diperlukan pembahasan umum dan referensi

ke pos-pos laporan keuangan menjadi penting bagi

pembaca laporan keuangan. Selain itu, pengungkapan

basis akuntansi dan kebijakan akuntansi yang diterapkan

akan membantu pembaca untuk dapat menghindari

kesalahpahaman dalam membaca laporan keuangan.

Kebijakan fiskal yang perlu di ungkapkan dalam

catatan atas laporan keuangan adalah kebijakan-

kebijakan pemerintah dalam peningkatan pendapatan,

efesiensi belanja, dan penentuan sumber atau pengguna

pembiayaan. Misalnya penjabaran rencana strategis dalam

kebijakan penyusunan APBD, sasaran, program dan

prioritas anggaran, kebijakan

intensifikasi/ekstensifikasi perpajakan, pengembangan

pasar surat utang Negara.

Kondisi ekonomi makro yang perlu di ungkapkan dalam

catatan atas laporan keuangan adalah asumsi-asumsi

indikator ekonomi makro yang digunakan dalam penyusunan

APBD berikut tingkat capaiannya. Indikator ekonomi

makro tersebut antara lain produk domestik bruto/produk

harga minyak, tingkat suku bunga, dan neraca

pembayaran.

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

Pengungkapan untuk masing-masing pos pada laporan

keuangan mengikuti standar berlaku yang mengatur

tentang pengungkapan untuk pos-pos yang berhubungan.

Misalnya, pernyataan standar akuntansi pemerintah

tentang persediaan mengharuskan pengungkapan kebijakan

akuntansi yang di gunakan dalam pengukuran persediaan.

Untuk memudahkan pembaca laporan, pengungkapan pada

catatan atas laporan keuangan dapat di sajikan secara

narasi, bagan, grafik, daftar, dan skedul atau bentuk

lain yang lazim yang Mengihktisarkan seacara ringkas

dan padat kondisi dan posisi keuangan entitas

laporan.Sehingga adanya Catatan atas Laporan Keuangan

harus dapat membantudalam memahami kondisi dan posisi

keuanganentitas pelaporan secara keseluruhan

2.2.2 Penyajian Laporan Keuangan yang Memadai

2.2.2.1 Asimetri Informasi Keuangan Negara

Pemerintah pusat dan pemerintah daerah adalah

entitas yang memunyai aset yang signifikan dibandingkan

dengan entitas ekonomi lain dalam suatu negara.

Sehingga, dinamika ekonomi dalam suatu negara pasti

sangat dipengaruhi oleh dinamika perubahan dalam posisi

keuangan, operasi, dan arus kas suatu entitas

pemerintahan. Oleh karena itu, Keberadaan standar

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

akuntansi pemerintah diperlukan untuk mengatur

pengakuan, penilaian, pencatatan, dan pengungkapan

seluruh transaksi yang memengaruhi Laporan Realisasi

Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas serta diharapkan

sudah dapat menjembatani antara persepsi para penyaji

laporan keuangan dengan para pengguna yang diandaikan

berada dalam suatu asimetri informassi. Artinya,

kompleksitas permasalahan, kompleksitas semantika, dan

kompleksitas struktur informasi yang dicoba

dikomunikasikan oleh pemerintah kepada para investor,

kreditor, dan masyarakat pada umumnya diharapkan sudah

dapat dijabarkan dalam standar akuntansi mengenai

penyajian Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan

Laporan Arus Kas.

Penggunaan standar sebagai perangkat intensif bagi

pemerintah adalah untuk memberi sinyal yang tentang

kebaikan pengelolaan keuangannya. Bagaimanapun, saat

ini untuk menambah kapasitas fiskal negara, pemerintah

pusat dan pemerintah daerah sudah semakin bebas

memasuki pasar uang untuk menjual berbagai instrumen

keuangan. Di sinilai pemberian sinyal yang baik akan

memungkinkan pemerintah mendapat kesempatan melakukan

penetrasi pasar yang efektif.

Salah satu praktik pemberian sinyal (signalling)

yang baik ini adalah dengan memberikan pengungkapan

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

yang memadai (full disclosure). Catatan atas laporan

keuangan menemui arti pentingnya, seperti dalam

Management Discussion Analysis. Pada bagian MDA inilah

manajemen dapat memaparkan segala hal menyangkut

manajemennya yang akan memengaruhi apresiasi pengguna

laporan keuangan terhadap informasi keuangan yang

diberikan. Diharapkan, dengan pemaparan ini, manajemen

akan mendapat apresiasi yang lebih baik dari pengguna

laporan keuangan sebagai insentifnya.

Sedangkan dalam insentif penganggaran pemerintah

dewasa ini tidak lagi dapat dipisahkan dari sistem

kapitalisme yang bertumpu pada pasar modal dan pasar

uang. Dalam kasus Indonesia, tekanan defisit anggaran

demi pembangunan telah membuat skema pembaiayaan

anggaran harus di tempuh dengan berbagai cara, yang

didominasi oleh penjualan berbagai surat berharga

kepada publik dalam bentuk berbagai macam obligasi dan

surat utang negara.

Salah satu faktor yang memengaruhi risiko tidak

sistematis kelayakan harga atas surat berharga adalah

struktur permodalan negara, pola manajemen keuangan

negara, hingga berbagai kebijakan fiskal dan moneter.

Banyak hal dari faktor ini tidak dapat dimuat secara

semantik di dalam Laporan Keuangan konvensional seperti

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus

KAs.

Oleh akrena itu, investor membutuhkan informasi

yang lengkap. Karena tanpa informasi tersebut,

dikhawatirkan investor akan menghargai surat berharga

negara secara tidak efisien dalam artian harga yang

ditetapkan jauh lebih rendah daripada harga pasar

wajarnya. Informasi yang memadai diharapkan akan dapat

memasok bahan pertimbangan bagi investor dalam

mengambil keputusannya.

Harga yang wajar yang diperoleh dari hasil

pertimabangan informasional oleh investor inilah yang

menjadi insentif ekonomis utama yang dapat diperoleh

dari pemberian catatan atas laporan keuangan.

Di samping itu, Catatan atas laporan keuangan pun

pasti lebih bersesuaian dengan prinsip keterbukaan,

akuntabilitas, dan partisipasi sebagai bagian dari good

governance. Karena informasi kualitatif akan lebih

mengungkapkan kebijakan pemerintah dalam penganggaran,

pengelolaan aset dan kewajiban, dan bahkan penggunaan

ekuitas dana yang tersedia secara terbuka. Selain itu,

kinerja dari realisasi kebijakan tersebut dapat

dilaporkan sebagai bagian dari akuntabilitas keuangan

dalam bahasa yang lebih mudah dicerna oleh lebih banyak

pengguna laporan keuangan. Tentu, dengan pemahaman yang

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

semakin meluas ini, diharapkan masyarakat dapat lebih

berpartisipasi dalam menyikapi kondisi keunagan neagra

yang dilaporkan secara lebih pragmatis.

2.2.2.2 Catatan atas Laporan Keuangan sebagai Wujud

Penyajian Laporan Keuangan yang Memadai

Apa pun hasil dari realisasi anggaran, apa pun

kondisi posisi keuangan negara, dan bagaimanapun pola

penerimaan dan pengeluaran kas negara yang dilaporkan

pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam Laporan

Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas, satu

hal adalah pasti, semua itu merupakan hasil dari suatu

sistem akuntansi pemerintah.

Beberapa hal pokok yang dimuat dalam catatan atas

laporan keuangan secara memadai adalah mencakup tetapi

tidak terbatas pada hal-hal berikut :

a. perubahan anggaran yang penting selama periode berjalan

dibandingkan dengan anggaran yang pertama kali disahkan oleh

dpr/dprd, hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian

target yang telah ditetapkan, serta masalah lainnya yang

dianggap perlu oleh manajemen entitas pelaporan untuk

diketahui pembaca laporan keuangan;

b. kinerja keuangan entitas pelaporan dalam laporan realisasi

anggaran dan ikhtisar indikator dan pencapaian kinerja kegiatan

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

operasional yang berdimensi keuangan dalam suatu periode

pelaporan;

c. dasar penyajian laporan keuangan dan kebijakan akuntansi;

d. asumsi dasar atau konsep dasar akuntansi tertentu yang

mendasari penyusunan laporan keuangan;

e. pertimbangan dan/atau pemilihan kebijakan akuntansi yang

disesuaikan dengan kondisi entitas pelaporan yang dimaksudkan

untuk menggambarkan realitas ekonomi entitas pelaporan secara

tepat dalam bentuk keadaan keuangan dan kegiatan; 38

f. informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh pernyataan

standar akuntansi pemerintahan lainnya serta pengungkapan-

pengungkapan lain yang diperlukan untuk penyajian wajar atas

laporan keuangan, seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen-

komitmen lain; dan

g. informasi lain yang belum disajikan dalam bagian lain laporan

keuangan. 17

h. informasi yang bila tidak diungkapkan akan menyesatkan bagi

pembaca laporan.

Untuk memudahkan pembaca laporan, pengungkapan pada

catatan atas laporan keuangan dapat disajikan secara

naratif, dilengkapi dengan bagan, grafik, daftar dan

skedul atau bentuk lain yang lazim yang mengikhtisarkan

secara ringkas dan padat kondisi dan posisi keuangan

entitas pelaporan. Apapun caranya, Catatan atas Laporan

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

Keuangan harus dapat membantu pembacanya untuk dapat

memahami kondisi dan posisi keuangan entitas pelaporan

secara keseluruhan.

2.2.3 Langkah-Langkah Penyajian CALK

2.2.3.1 Ketentuan Umum

7. Setiap entitas pelaporan diharuskan untuk

menyajikan Catatan atas Laporan Keuangan sebagai bagian

yang tak terpisahkan dari laporan keuangan untuk tujuan

umum.

Laporan Keuangan mungkin mengandung informasi yang

dapat mempunyai potensi kesalahpahaman di antara

pembacanya. Untuk menghindari kesalahpahaman, laporan

keuangan harus dibuat Catatan atas Laporan Keuangan

yang berisi informasi untuk memudahkan pengguna dalam

memahami Laporan Keuangan.

Kesalahpahaman dapat saja disebabkan oleh persepsi

dari pembaca laporan keuangan. Pembaca yang terbiasa

dengan orientasi anggaran mempunyai potensi

kesalahpahaman dalam memahami konsep akuntansi akrual.

Pembaca yang terbiasa dengan laporan keuangan sektor

komersial cenderung melihat laporan keuangan pemerintah

seperti laporan keuangan perusahaan.

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

Untuk itu, diperlukan pembahasan umum dan referensi

ke pos-pos laporan keuangan menjadi penting bagi

pembaca laporan keuangan. Selain itu, pengungkapan

basis akuntansi dan kebijakan akuntansi yang diterapkan

akan membantu pembaca untuk dapat menghindari

kesalahpahaman dalam membaca laporan keuangan.

2.2.3.2 Struktur Alternatif CALK

11. Catatan atas Laporan Keuangan harus disajikan

secara sistematis. Setiap pos dalam Laporan Realisasi

Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas harus mempunyai

referensi silang dengan informasi terkait dalam Catatan

atas Laporan Keuangan.

Secara lengkap informasi yang harus di muat pada

catatan Atas Laporan keuangan sebagaimana diatur dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang

Standar Akuntansi Pemerintahan yang dipertegas dengan

Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 2006 tentang laporan

keuangan dan kinerja pemerintah dan peraturan menteri

dalam negeri Nomor13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

1.1.      Maksud dan Tujuan penyusunan laporan

keuangan

Memuat penjelasan mengenai maksud dan tujuan

penyusunan laporan keuangan.

1.2.      Landasan Hukum penyusunan laporan

keuangan.

Memuat penjelasan mengenai peraturan perundang-

undangan yang berlaku sebagai landasan hukum

penyusunan laporan keuangan.

1.3.      Sistematika penulisan Catatan atas

Laporan Keuangan.

Memuat penjelasan mengenai sistematika isi

catatan atas laporan keuangan

Bab II Ekonomi Makro, kebijakan keuangan, dan

pencapaian target kinerja APBD

2.1. Ekonomi makro

Memuat penjelasan mengenai asumsi makro

ekonomi yang mendasari penyusunan laporan

keuangan. Informasi yang disajikan memuat

tentang posisi dan kondisi ekonomi makro

periode berjalan di bandingkan dengan periode

sebelumnya dibandingkan dengan anggaran

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

pertama kali dan penjelasan-penjelasan atas

perubahan anggaran yang di lakukan.

2.2. Kebijakan keuangan

Memuat penjelasan mengenai kebijakan keuangan

dalam penyusunan laporan realisasi anggaran

dan neraca daerah. Informasi yang di sajikan

memuat tentang posisi dan kondisi keuangan

periode berjalan di bandingkan dengan periode

sebelumnya dibandingkan dengan anggaran

sehubungan dengan realisasi anggaran.

2.3. Indikator pencapaian target kinerja APBD

Memuat penjelasan mengenai indikator pencapain

target kinerja APBD, berupa indikator program

dan kegiatan yang di laksanakan pada tahun

pelaporan. Indikator pencapaian target

menyajikan informasi tentang pencapaian

efektifitas dan efesiensi program dan kegiatan

yang dilaksanakan.

Bab III Ikhtisar pencapaian kinerja Keuangan

3.1. Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja

keuangan.

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

Memuat ikhtisar realisasi pencapaian target

kinerja APBD, berupa realisasi pencapaian

efektifitas dan efesiensi program dan kegiatan

yang dilaksanakan.

3.2. Hambatan dan kendala yang ada dalam

pencapaian target yang telah di tetapkan.

Memuat hambatan dan kendala yang di hadapi

dalam pencapaian target kinerja yang telah

ditetapkan, baik kendala dan hambatan yang

bersifat dapat dikendalikan maupun yang tidak

dapat di kendalikan (force majeur)

Bab IV Kebijakan Akuntansi

4.1. Entitas Akuntansi/entitas pelaporan keuangan

daerah

Memuat informasi tentang entitas akuntansi dan

entitas pelaporan keuangan daerah.

4.2. Basis Akuntansi yang mendasari peyusunan

laporan keuangan

Memuat informasi tentang basis akuntansi yang

mendasari penyusunan laporan keuangan daerah.

4.3. Basis pengukuran yang mendasari peyusunan

laporan keuangan

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

Memuat informasi tentang basis pengukura atas

penyusunan pos-pos laporan keuangan daerah.

4.4.Penerapan Kebijakan akuntansi berkaitan

dengan ketentuan yang ada dalam standar

pemerintah

Memuat informasi tentang kebijakan akuntansi

yang telah diterapkan dan kebijakan akuntansi

yang belum di terapkan sesuai dengan ketantuan

yang ada dalam Standar Akuntansi Pemerintah

dalam penyusunan dan penyajian laporan

keuangan.

Bab V Penjelasan pos-pos Laporan Keuangan

5.1 Rincian dan penjelasan masing-msing pos-pos

Laporan Keuangan

5.1.1 Pendapatan

Memuat informasi tentang rincian dan

penjelasan pos pendapatan:

a. Pendapatan Asli Daerah.

b. Dana perimbangan.

c. Lain-lain pendapatan yang sah.

5.1.2 Belanja

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

Memuat informasi tentang rincian dan

penjelasan pos belanja:

a. Belanja pegawai

b. Belanja barang dan jasa

c. Belanja modal

d. belanja bunga

e. Belanja subsidi

f. Belanja hibah

g. Belanja sosial

h. Belanja bagi hasil

i. Belanja tidak terduga

5.1.3 Pembiayaan

5.1.4 Aset

Memuat informasi tentang rincian dan

penjelasan pos aset:

a. Aset lancar

b. Investasi jangka panjang

c. Aset tetap

d. Dana cadangan

e. Aset lain-lain

5.1.5 Kewajiban

Memuat informasi tentang rincian dan

penjelasan pos kewajiban:

a. Kewajiban jangka pendek

b. Kewajiban jangka panjang

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

5.1.6 Ekuitas Dana

Memuat informasi tentang rincian dan

penjelasan pos ekuitas dana:

a. Ekuitas dana lancar

b. Ekuitas dana investasi

c. Ekuitas dana cadangan

5.2. Pengungkapan atas pos-pos aset dan kewajiban

yang timbul sehubungan dengan penerapan basis

akrual atas pendapatan dan belanja dan

rekonsiliasinya dengan penerpaan basis kas,

untuk entitas pelaporan yang menggunakan basis

akrual.

Memuat informasi tentang kebijakan akuntansi

yang di haruskan oleh pernyataan Standar

Akuntansi Pemerintah. Pengungkapan atas pos-pos

aset dan kewajiban yang timbul sehubungan

dengan penerapan basis akrual atas pendapatan

dan belanja dan rekonsiliasinya dengan

penerapan basis kas, untuk entitas pelaporan

yang menggunakan basis akrual. Rekonsiliasi

ditunjuk untuk menyajikan hubungan antara

laporan kinerja keuangan dengan laporan

realisasi anggaran. Laporan rekonsiliasi

dimulai dengan penambahan atau pengukuran

ekuitas yang berasal dari lapoaran kinerja yang

disusun berdasarkan basis akrual.

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

Bab VI Penjelasan atas informasi-informasi non

keuangan

Memuat informasi tentang hal-hal yang belum

diinformasikan dalam bagian maupun dari laporan

keuangan yaitu:

a. Domisili dan bentuk hukum suatu entitas serta

jurisdiksi tempat entitas tersebut berada.

b. Penjelasan mengena sifat operasi entitas dan

kegiatan pokoknya.

c. Ketentuan perundang-undangan yang menjadi

kegiatan operasionalnya.

d. Penggantian manajemen pemerintah selama tahun

berjalan.

e. Kesalahan manajemen terdahulu yang telah

dikoreksi oleh manajemen baru.

f. Komitmen atau kontinjensi yang tidak dapat

disajikan pada neraca

g. SPenggabunagan atau pemekaran entitas pada

tahun berjalan.

h. Kejadian yang mempunyai dampak sosial,

misalnya adanya pemogokan yang harus

ditanggung pemerintah.

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

Bab VII Penutup

Memuat uraian penutup yang dapat berupa

simpulan-simpulan penting tentang laporan

keuangan.

2.2.4 Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

tentang Keuangan Negara, antara lain menetapkan bahwa

Laporan Keuangan pemerintah pada gilirannya harus

diaudit oleh BPK. Tugas Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

adalah melaksanakan pemeriksaan keuangan, kemudian

hasil dari pemeriksaan BPK akan dikeluarkan pendapat

atau opini yang merupakan pernyataan profesional

pemeriksa atas pemeriksaan laporan keuangan.

Pemeriksaan Keuangan yang bertujuan untuk menilai

kewajaran penyajian informasi keuangan meliputi Laporan

Realisasi APBD, Laporan Arus Kas, Neraca, dan Catatan

atas Laporan Keuangan yang disusun dan disajikan oleh

Pemerintah Daerah. Hasil penilaian tersebut dituangkan

dalam bentuk pernyataan pendapat/opini auditor BPK RI

tentang kewajaran penyajian informasi keuangan.

Pemeriksaan ini adalah untuk meningkatkan bobot

pertanggung jawaban pengelolaan keuangan yang dilakukan

oleh pemerintah daerah.

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

Pemberian opini atas Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah didasarkan pada pertimbangan atas:

a. Kesesuaian dengan Standar Akuntansi

Pemerintahan;

b. Efektivitas Pengendalian Intern;

c. Kepatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan;

dan

d. Pengungkapan yang Lengkap (Full Disclosure).

Sebagaimana yang telah diatur di dalam Undang-

Undang No.15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan

dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, BPK RI memberikan

empat jenis opini, yaitu :

1. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified

Opinion).

Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion)

adalah pendapat yang menyatakan bahwa laporan keuangan

pemerintah daerah yang diperiksa menyajikan secara

wajar dalam semua hal yang material, Laporan Realisasi

APBD, Laporan Arus Kas, Neraca dan Catatan Atas Laporan

Keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku

umum di Indonesia. Jika laporan keuangan diberikan

opini jenis ini, artinya auditor meyakini berdasarkan

bukti-bukti audit yang dikumpulkan, pemerintah daerah

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

tersebut dianggap telah menyelenggarakan prinsip

akuntansi yang berlaku umum dengan baik, dan kalaupun

ada kesalahan, kesalahannya dianggap tidak material dan

tidak berpengaruh signifikan terhadap pengambilan

keputusan.

2. Pendapat Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion).

Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion)

adalah pendapat yang menyatakan bahwa laporan keuangan

pemerintah daerah yang diperiksa menyajikan secara

wajar dalam semua hal yang material, Laporan Realisasi

APBD, Laporan Arus Kas, Neraca dan Catatan Atas Laporan

Keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku

umum di Indonesia, kecuali untuk dampak hal-hal yang

berhubungan dengan yang dikecualikan. Sebagian

Pemeriksa memberikan julukan little adverse

(ketidakwajaran yang kecil) terhadap opini jenis ini,

untuk menunjukan adanya ketidakwajaran dalam item

tertentu, namun demikian ketidakwajaran tersebut tidak

mempengaruhi kewajaran laporan keuangan secara

keseluruhan.

3. Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion).

Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion) adalah pendapat

yang menyatakan bahwa laporan keuangan pemerintah

daerah yang diperiksa tidak menyajikan secara wajar

Laporan Realisasi APBD, Laporan Arus Kas, Neraca dan

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

Catatan Atas Laporan Keuangan sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Jika laporan

keuangan mendapatkan opini jenis ini, berarti auditor

meyakini laporan keuangan pemerintah daerah diragukan

kebenarannya, sehingga bisa menyesatkan pengguna

laporan keuangan dalam pengambilan keputusan.

4. Pernyataan Menolak Memberikan Pendapat (Disclaimer

Opinion).

Pernyataan menolak memberikan pendapat (Disclaimer

Opinion) adalah pendapat yang menyatakan bahwa Auditor

tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan, jika

bukti pemeriksaan/audit tidak cukup untuk membuat

kesimpulan. Opini ini bisa diterbitkan jika auditor

menganggap ada ruang lingkup audit yang dibatasi oleh

pemerintah daerah yang diaudit, misalnya karena auditor

tidak bisa memperoleh bukti-bukti yang dibutuhkan untuk

bisa menyimpulkan dan menyatakan laporan sudah

disajikan dengan wajar.

Kemudian didukung oleh salah satu kriteria

pemeriksaan atas laporan keuangan, yang dilakukan dalam

rangka memberikan pendapat/opini atas kewajaran

informasi keuangan, yang disajikan dalam laporan

keuangan salah satunya berdasarkan pada pengungkapan

yang lengkap (full disclosure). Oleh karena itu

pengungkapan (disclosure) merupakan hal yang sangat

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

penting dalam pemeriksaan untuk mengeluarkan opini atas

laporan keuangan tersebut.

Begitu pentingnya peran pengungkapan (disclosure) dalam

laporan keuangan, pemeriksaan laporan keuangan

dilakukan oleh pihak yang independen dikarenakan

informasi pengungkapan dalam laporan keuangan memiliki

konsekuensi ekonomis yang substansial dalam pengambilan

keputusan. Selain itu para pengguna laporan keuangan

memerlukan pihak yang independen, untuk mendapatkan

penjelasan tentang informasi yang disajikan dalam

laporan keuangan.

Untuk Laporan Keuangan Pemerintahan, Pengungkapan

Wajib merupakan pengungkapan yang diwajibkan oleh

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan Peraturan

serta Ketentuan-ketentuan lainnya. Menurut SAP

pengungkapan wajib merupakan semua informasi yang

disajikan dalam laporan keuangan yang berupa Laporan

Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas dan

Catatan atas Laporan Keuangan.

Pengungkapan Sukarela adalah pengungkapan yang

tidak diwajibkan oleh SAP dan Peraturan serta Ketentuan

lainnya, tapi tetap disajikan karena entitas pelapor

beranggapan wajar untuk diungkapkan, agar pengguna dan

pembaca laporan keuangan dapat lebih mudah memahami

apa-apa yang disajikan dalam laporan keuangan.

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atau

Unqualified Opinion artinya Laporan Keuangan (LK) telah

disajikan secara wajar dalam semua hal yang material,

posisi keuangan (neraca), hasil usaha atau Laporan

Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Arus Kas, sesuai

dengan prinsip akuntansi yg berlaku umum. Penjelasan

laporan keuangan juga telah disajikan secara memadai,

informatif dan tidak menimbulkan penafsiran yang

menyesatkan.

Wajar di sini dimaksudkan bahwa Laporan Keuangan

bebas dari keraguan dan ketidakjujuran serta lengkap

informasinya. Pengertian wajar tidak hanya terbatas

pada jumlah-jumlah dan ketepatan pengklasifikkasian

aktiva dan kewajiban, namun yang terpenting meliputi

pengungkapan yang tercantum dalam Laporan Keuangan.

Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) diberikan

oleh pemeriksa, apabila :

1.tidak ada pembatasan lingkup pemeriksaan sehingga

pemeriksa dapat menerapkan semua prosedur

pemeriksaan yang dipandang perlu untuk meyakini

kewajaran laporan keuangan; atau ada pembatasan

lingkup pemeriksaan tetapi tidak material dan

dapat diatasi dengan prosedur pemeriksaan

alternatif;

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

2.tidak ada tekanan dari pihak lain kepada

pemeriksa; dan

3.tidak ada penyimpangan terhadap standar akuntansi

atau ada penyimpangan dari standar akuntansi

tetapi tidak material.

Agar Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)

dapat memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian

(Unqualified Opinion) dari BPK RI, Pemerintah Daerah harus

menerapkan suatu sistem pengendalian intern yang kuat

untuk meyakinkan tercapainya proses dan hasil kegiatan

yang dinginkan, dengan penilaian risiko serta pemilihan

metode tata kelola yang tepat, yang mampu meyakinkan

dapat dikendalikannya proses dan diperolehnya hasil

kegiatan yang mampu meningkatkan kegunaan dan keandalan

informasi baik keuangan dan non keuangan.

2.2.5 Audit Ekonomi, Efisiensi, dan Efektivitas

(Economy, Effeciency, and Effectiveness Audit)

Audit kinerja, meliputi audit ekonomi, efisiensi,

dan efektivitas, pada dasarnya merupakan perluasan dari

audit keuangan dalam hal tujuan dan prosedurnya. Audit

kinerja memfokuskan pemeriksaan pada tindakan-tindakan

dan kejadian-kejadian ekonomi yang menggambarkan

kinerja entitas atau fungsi yang diaudit. Audit kinerja

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh

dan mengevaluasi bukti secara obyektif, agar dapat

melakukan penilaian secara independen atas ekonomi dan

efisiensi operasi, efektifitas dalam pencapaian hasil

yang diinginkan dan kepatuhan terhadap kebijakan,

peraturan dan hukum yang berlaku, menentukan kesesuaian

antara kinerja yang telah dicapai dengan kriteria yang

telah ditetapkan sebelumnya serta mengkomunikasikan

hasilnya kepada pihak-pihak pengguna laporan tersebut.

Berikut adalah jenis - jenis audit kinerja.

1. Audit Ekonomi dan Efisiensi (Management and

Operational Audit)

Audit ekonomi dan efisiensi merupakan konsep yang

pertama dalam pengelolaan organisasi sektor publik

adalah ekonomi, yang berarti pemerolehan input dengan

kualitas dan kuantits tertentu pada harga yang

terendah. Ekonomi merupakan perbandingan input dengan

input value yang dinyatakan dalam satuan moneter. Audit

ekonomi dan efisiensi bertujuan untuk menentukan bahwa

suatu entitas telah memperoleh, melindungi, menggunakan

sumber dayanya (karyawan, gedung, ruang dan peralatan

kantor) secara ekonomis dan efisien. Selain itu juga

bertujuan untuk menentukan dan mengidentifikasi

penyebab terjadinya praktik-praktik yang tidak ekonomis

atau tidak efisien, termasuk ketidakmampuan organisasi

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

dalam mengelola sistem informasi, prosedur administrasi

dan struktur organisasi.

Audit ekonomi dan efisiensi berfungsi untuk:

a. apakah entitas telah memperoleh, melindungi, dan

menggunakan sumber dayanya (seperti karyawan,

gedung, ruang, dan peralatan kantor) secara

hemat dan efisien.

b. apa yang menjadi penyebab timbulnya pemborosan

dan efisiensi.

c. apakah entitas tersebut telah mematuhi peraturan

perundang-undangan yang berkaitan dengan

penghematan dan efisiensi.

The General Accounting Office Standards memberikan

penegasan bahwa audit ekonomi dan efisiensi dilakukan

dengan mempertimbangkan dampak entitas yang diaudit

tersebut telah memenuhi kriteria berikut :

a. Mengikuti ketentuan pelaksanaan pengadaan yang

sehat;

b. Melakukan pengadaan sumber daya (baik jenis,

mutu, dan jumlah) sesuai dengan kebutuhan pada

biaya terendah;

c. Melindungi dan memelihara semua sumber daya yang

ada secara memadai;

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

d. Menghindari duplikasi pekerjaan atau kegiatan

yang tanpa tujuan atau kurang terdapat kejelasan

tujuan;

e. Menghindari adanya pengangguran sumber daya atau

jumlah pegawai yang berlebihan;

f. Menggunakan prosedur kerja yang efisien;

g. Menggunakan sumber daya (staf, peralatan,

fasilitas) yang minimum dalam menghasilkan dalam

menyerahkan barang/jasa dengan kuantitas dan

kualitas yang tepat.

h. Mematuhi persyaratan peraturan perundang-

undangan yang berkaitan dengan perolehan,

pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya negara;

dan

i. Melaporkan ukuran yang sah dan dapat

dipertanggungjawabkan mengenai kehematan dan

efisiensi.

Pada audit ekonomi dan efisiensi, ukuran kinerja

manajer dapat dilihat dari output ideal yang dihasilkan

oleh organisasi yang bersangkutan. Namun dalam

praktiknya, tidak jarang output organisasi sektor

publik tidak dapat dinyatakan secara eksplisit. Bila

terjadi keadaan semacam itu, auditor harus dapat

menentukan apakah nantinya biaya yang telah dianggarkan

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

dapat menghasilkan output yang lebih besar atau lebih

rendah.

Untuk dapat mengetahui apakah suatu organisasi

telah menghasilkan output yang ideal, dengan

optimalisasi sumber daya yang dimilikinya, auditor

dapat membandingkan output yang telah dicapai dengan 1)

Standar yang ditetapkan sebelumnya, 2) Kinerja pada

tahun sebelumnya, 3) Unit lain pada organisasi yang

sama.

2. Audit Program (Audit Efektivitas)

Audit Efektivitas merupakan konsep yang ketiga

dalam pengelolaan organisasi sektor publik adalah

efekivitas. Efektivitas berarti tingkat pencapaian

hasil program dengan target yang ditetapkan.

Efektivitas merupakan perbandingan antara outcome

dengan output. Outcome seringkali dikaitkan dengan

tujuan (objectives) atau target yang hendak dicapai.

Audit program mencakup penentuan atas :

a. tingkat pencapaian hasil program yang diinginkan

atau manfaat yang telah ditetapkan oleh undang-

undang atau badan lain yang berwenang;

b. efektivitas kegiatan entitas, pelaksanaan

program, kegiatan, atau fungsi instansi yang

bersangkutan; dan

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

c. tingkat kepatuhan entitas yang diaudit terhadap

peraturan perundang-undangan yang berkaitan

dengan pelaksanaan program/kegiatannya.

Efektivitas berkenaan dengan dampak suatu output

bagi pengguna jasa. Untuk mengukur efektivitas suatu

kegiatan harus didasarkan pada kriteria yang telah

ditetapkan sebelumnya. Jika hal ini belum tersedia,

auditor bekerja sama dengan manajemen puncak dan badan

pembuat keputusan untuk menghasilkan kriteria tersebut

dengan berpedoman pada tujuan pelaksanaan suatu

program. Meskipun efektivitas suatu program tidak dapat

diukur secara langsung, ada beberapa alternatif yang

dapat digunakan untuk mengevaluasi pelaksanaan suatu

program, yaitu mengukur dampak/pengaruh, evaluasi oleh

konsumen dan evaluasi yang menitikberatkan pada proses,

bukan pada hasil.

Value for money audit secara umum mempunyai tiga

kategori kegiatan yaitu “By product” VFM work, an

“Arrangement Review”, dan Performance Review

1. By-product VFM work

Pekerjaan value for money audit yang merupakan

tujuan sekunder di samping pekerjaan-pekerjaan utama

yang lebih penting, pekerjaan ini biasanya kurang

terstruktur dibandingkan dengan kegiatan/tugas yang

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

lainnya. Tipe pekerjaan ini biasanya berupaya untuk

mencari penghematan-penghematan dengan jalan melakukan

sedikit perubahan dalam praktik kerja. Perubahan yang

dilakukan mungkin hanya sebagian kecil tapi seringkali

memiliki manfaat yang substansial.

2. An “Arrangement Review”

Pekerjaan value for money audit yang dilakukan

untuk menjamin/memastikan bahwa klien telah melakukan

tugas administrasi yang diperlukan untuk mencapai value

for money.

3. Performance review

Pekerjaan yang dilakukan untuk menilai secara

objektif value for money yang telah dicapai oleh klien

dan membandingkannya dengan criteria (pembanding) yang

valid. Penilaian terhadap kinerja klien dapat dilakukan

dengan membandingkan hasil yang telah dicapai dengan

kinerja masa lalu, target yang telah ditetapkan

sebelumnya atau kinerja organisasi sejenis lainnya.

Audit kinerja terhadap lembaga-lembaga pemerintah

di Indonesia berpedoman pada Standar Audit Pemerintah

(SAP) yang dikeluarkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan

(BPK) tahun 1995. Menurut Standar Audit Pemerintah

pedoman tersebeut adalah Standar Umum, Standar

Pekerjaan Lapangan Audit Kinerja, dan Standar Pelaporan

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

Audit Kinerja. Pengawasan dilakukan oleh pihak diluar

eksekutif, pengendalian dilakukan oleh pihak eksekutif,

dan pemeriksaan dilakukan oleh pihak yang independen.

Audit kinerja terhadap lembaga-lembaga pemerintah

di Indonesia berpedoman pada Standar Audit Pemerintah

(SAP) yang dikeluarkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan

(BPK) tahun 1995. Menurut Standar Audit Pemerintah

pedoman tersebeut adalah Standar Umum, Standar

Pekerjaan Lapangan Audit Kinerja, dan Standar Pelaporan

Audit Kinerja. Pengawasan dilakukan oleh pihak diluar

eksekutif, pengendalian dilakukan oleh pihak eksekutif,

dan pemeriksaan dilakukan oleh pihak yang independen.

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penyusunan dan penyajian laporan keuangan bertujuan

untuk menyediakan informasi yang relefan mengenai

posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan

entitas pelaporan. Untuk menjaga informasi laporan

keuangan tidak menyesatkan maka laporan keuangan harus

bebas dari kesalahan.

“Suatu perubahan kebijakan akuntansi harus dilakukan hanya

apabila penerapan suatu kebijakan akuntansi yang berbeda diwajibkan

oleh peraturan perundangan atau standar akuntansi pemerintahan yang

berlaku, atau apabila diperkirakan bahwa perubahan tersebut akan

menghasilkan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan,

atau arus kas yang lebih relevan dan lebih andal dalam penyajian

laporan keuangan entitas.”

“Hakikat, jumlah dan pengaruh yang diakibatkan oleh peristiwa luar

biasa harus diungkapkan secara terpisah dalam Catatan atas Laporan

Keuangan.”

Sedamgkan Catatan atas Laporan Keuangan merupakan

salah satu dari komponen Laporan Keuangan di samping

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

Laporan Arus Kas, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Secara

awam, Catatan ini merupakan bentuk Laporan yang paling

tidak terstruktur, sehingga cara pembacaannya pun

sangat akrab dengan cara pembacaan yang dikuasai oleh

kaum awam. Oleh karena itu, jika Catatan atas laporan

Keuangan ini dapat memuat aspek-aspek yang memadai dan

lengkap, bisa jadi ia akan menjadi suatu sumber

informasi yang sangat relevan bagi pengambilan

keputusan bagi pengguna umum.

Seiring dengan munculnya tuntutan dari masyarakat

agar organisasi sektor publik mempertahankan kualitas,

profesionalisme dan akuntabilitas publik serta value

for money dalam menjalankan aktivitasnya, diperlukan

audit terhadap organisasi sektor publik tersebut. Akan

tetapi, audit yang dilakukan tidak hanya terbatas pada

audit keuangan dan kepatuhan saja, namun perlu

diperluas dengan melakukan audit terhadap kinerja

organisasi sektor publik tersebut.

Audit kinerja memfokuskan pemeriksaan pada tindakan-

tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi yang

menggambarkan kinerja entitas atau fungsi yang diaudit.

Audit kinerja merupakan suatu proses yang sistematis

untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara

obyektif, agar dapat melakukan penilaian secara

independen atas ekonomi dan efisiensi operasi,

efektifitas dalam pencapaian hasil yang diinginkan dan

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

kepatuhan terhadap kebijakan, peraturan dan hukum yang

berlaku, menentukan kesesuaian antara kinerja yang

telah dicapai dengan kriteria yang telah ditetapkan

sebelumnya serta mengkomunikasikan hasilnya kepada

pihak-pihak pengguna laporan tersebut.

Kemampuan mempertanggungjawabkan (akuntabilitas)

dari sektor publik pemerintah sangat tergantung pada

kualitas audit sektor publik. Tanpa kualitas audit yang

baik, maka akan timbul permasalahan, seperti munculnya

kecurangan, korupsi, kolusi dan berbagai ketidakberesan

di pemerintahan. Kualitas audit sektor publik

dipengaruhi oleh kapabilitas teknikal auditor serta

independensi auditor baik secara pribadi maupun

kelembagaan. Untuk meningkatkan sikap independensi

auditor sektor publik, maka kedudukan auditor sektor

publik harus terbebas dari pengaruh dan campur tangan

serta terpisah dari pemerintah, baik secara pribadi

maupun kelembagaan.

3.2 Saran

Makalah Koreksi Kesalahan Kebijakan dan Catatan

Atas Laporan Keuangan masih jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, pendapat, saran, dan kritik dari

pembaca dibutuhkan untuk memperbaiki makalah ini agar

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

lebih baik. Penulis berharap agar makalah ini

bermanfaat bagi pembaca.

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013

DAFTAR PUSTAKA

www.ksap.org/standar/PSAP10.pdf

http://www.slideshare.net/kodokpohon/makalah-psapa

https://www.academia.edu/4532501/

Makalah_Audit_Pemerintahan_dan_Komputer_Audit

http://valdhekarundeng.wordpress.com/2012/10/01/

pernyataan-standar-akuntansi-pemerintahan-psap-pp-

no-24-tahun-2005/psap10/

http://unhiwahyunii.blogspot.com/2013/04/audit-siklus-

pengeluaran-pengujian.html

http://eviervianti.blogspot.com/2011/09/economy-

efficiency-and-effectiveness.html

http://anhyfreedom.blogspot.com/2013/01/audit-

operasional.html

http://anitaputrinursanti.blogspot.com/2012/10/

auditing-sektor-publik.html