Lemak anpang 1
Transcript of Lemak anpang 1
LAPORAN ANALISA PANGAN
LEMAK
KELOMPOK 13
Aisyah Tri P H0912005
Amalia Luthviana H0912008
Fitria Putri H0912054
Istiqomah Nia B. H0912069
Nabil Makarim A H0912085
Salis Nur Farida H0912118
ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2014
ACARA IV
LEMAK
A. Tujuan
Untuk mengetahui penentuan kadar lemak dalam
bahan pangan dengan melakukan metode ekstraksi
dengan menggunakan alat soxhlet.
B. Tinjauan Pustaka
Lemak, seperti karbohidrat mengandung unsur-
unsur karbon, hidrogen dan oksigen. Mereka adalah
ester dari gliserol dan asam lemak. Lemak adalah
campuran trigliserida. Trigliserida terdiri atas
satu molekul gliserol yang berikatan dengan tiga
molekul asam lemak. Trigliserida kebanyakan
mengandung dua atau tiga asam lemak yang berbeda.
Pada dasarnya asam lemak terbagi dua yaitu asam
lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh (Gaman,
1981).
Lemak dalam bahan pangan dapat ditentukan
dengan metode ekstraksi beruntun dalam alat
soxhlet, mempergunakan pelarut lemak seperti
petroleum benzene atau ether. Bahan makanan yang
ditentukan kadar lemaknya dipotong-potong dan
dihaluskan lalu dimasukkan ke dalam alat soxhlet
untuk diekstraksi. Ekstraksi dilakukan beberapa
jam dengan dipanaskan, setelah selesai cairan
diuapkan, residu yang tertinggal ditimbang dengan
teliti. Persentase lemak terhadap berat jumlah
asal bahan sampel dapat dihitung dan kadar lemak
sampel dinyatakan dalam gram persen (Soediaoetama,
1985).
Lemak dan minyak atau secara kimiawi adalah
trigliserida merupakan bagian terbesar dari
kelompok lipida. Trigliserida ini merupakan
senyawa hasil kondensasi satu molekul gliserol
dengan tiga molekul asam lemak. Lemak dan minyak
dalam dunia biologi dikenal sebagai salah satu
bahan penyusun dinding sel dan penyusun bahan-
bahan biomolekul. Dalam bidang gizi lemak dan
minyak merupakan sumber biokalori yang cukup
tinggi yaitu 9 kilo kalori setiap gramnya. Juga
merupakan sumber asam-asam lemak tak jenuh
essensial dan sumber alamiah vitamin-vitamin yang
terlarut dalam minyak yaitu vitamin A,D E, dan K.
Dalam teknologi makanan, minyak dan lemak memegang
peranan yang cukup penting. Secara umum lemak
diartikan sebagai trigliserida yang dalam suhu
ruang berbentuk padat (Sudarmadji dkk, 2010).
Penentuan kadar lemak dengan pelarut, selain
lemak juga terikut fosfolipid, sterol, asam lemak
bebas, karotenoid dan pigmen yang lain. Karena itu
hasilnya disebut lemak kasar (crude fat). Terdapat
2 cara penentuan kadar lemak yaitu cara kering dan
cara basah. Pada cara kering bahan dibungkus atau
ditempatkan dalam thimbell, kemudian dikeringkan
dalam oven untuk menghilangkan airnya. Karena
sampel kering maka pelarut dipilih harus bersifat
tidak menyerap air. Apabila bahan masih mengandung
air maka akan menyulitkan pelarut dan menjadi
jenuh dengan air. Ekstraksi dengan cara kering
dapat dikerjakan secara terputus-putus atau
berkesinambungan. Ekstraksi secara terputus
dijalankan dengan alat soxhlet atau alat ekstraksi
ASTM. Sedangkan cara berkesinambungan dengan alat
Goldfisch atau ATSM yang dimodifikasi (Sudarmadji
dkk, 2010).
Pada umumnya setelah proses pengolahan
bahan pangan, akan terjadi kerusakan lemak yang
terkandung di dalamnya. Tingkat kerusakannya
sangat bervariasi tergantung suhu yang
digunakan serta lamanya waktu proses
pengolahan. Makin tinggi suhu yang digunakan,
maka kerusakan lemak akan semakin intens.
Asam lemak esensial terisomerisasi ketika
dipanaskan dalam larutan alkali dan sensitif
terhadap sinar, suhu dan oksigen. Proses
oksidasi lemak dapat menyebabkan inaktivasi
fungsi biologisnya dan bahkan dapat bersifat
toksik (Palupi, 2007).
Ekstraksi Soxhlet dapat digunakan untuk
menentukan persen kadar lemak dalam kentang
goreng. Namun, lipid tidak dapat secara efektif
di ekstraksi dengan etil eter dari makanan lembab
karena pelarut tidak dapat dengan mudah menembus
jaringan makanan basah. Eter, yang Higroskopis,
menjadi jenuh dengan air dan tidak efisien untuk
ekstraksi lipid. Pengeringan makanan pada suhu
tinggi tidak diinginkan karena beberapa lipid
menjadi terikat dengan protein dan karbohidrat,
dan terikat lipid tidak mudah diekstraksi dengan
pelarut organik. Hal ini diperlukan untuk
menambahkan natrium sulfat atau agen pengeringan
lainnya untuk sampel (Swaile, 2000)
Ekstraksi pelarut sampel padat umumnya
dikenal sebagai ekstraksi padat-cair. Dalam
terminologi fisikokimia, itu adalah
disebut sebagai pencucian atau lixiviation dan
merupakan salah satu cara tertua padat sampel
perlakuan awal (Luque de Castro, 1998).
Teknik konvensional soxhlet digunakan untuk
penentuan lemak dalam susu. Peralatan ekstraksi
Soxhlet konvensional yang digunakan, terdiri dari
kondensor, ruang Soxhlet, dan labu ekstraksi.
Ekstraktor bidal adalah Advantec thimble dengan 22
mm diameter internal dan 90 mm panjang eksternal.
Periode waktu untuk percobaan ini ekstraksi
Soxhlet dari 6 jam, 9 jam dan 12 jam untuk ujian
memiliki dipilih. Tiga gram kering dan tanah Herba
leonuriwere ditempatkan dalam alat Soxhlet dan
diekstraksi dengan 350 ml pelarut yang sesuai
selama 6 jam, 9 jam dan 12 jam. Dua pelarut yang
digunakan: (1) n-heksana dan (2) metanol (Ahmad et
al, 2010)
Kacang tunggak disebut juga kacang tolo
adalah sebuah polongan tanaman yang termasuk
keluarga Fabaceae. Tanaman ini secara luas tumbuh
di seluruh dunia meskipun dianggap berasal dari
Afrika. Ini adalah tanaman pangan pokok utama di
sub-Sahara Afrika, terutama di daerah savana
kering Afrika Barat. Benih utama sumber protein
nabati dan vitamin untuk manusia, pakan untuk
hewan, dan juga merupakan sumber pendapatan bagi
warganya. Daun muda dan polong belum matang
dimakan sebagai sayuran. Kandungan lemak
bervariasi antara 1,17-1,36%. Kelembaban dan
protein konten berkisar antara 11,81-13,24% dan
21,63-25,28% (Asare, 2013).
Kerusakan pada lemak atau minyak dapat
terjadi karena proses oksidasi oleh oksien dari
udara terhadap asam lemak tidak jenuh dalam lemak
atau minyak yang terjadi selama proses pengolahan
atau penyimpanan. Asam lemak tidak jenuh semakin
reaktif terhadap oksigen dengan bertambah jumlah
ikatan rangkap pada rantai molekul. Oksidasi
spontan asam lemak tidak jenuh didasarkan pada
ikatan rangkap sehingga terbentuk peroksida
(Panagan, 2011).
Benzena juga dikenal dengan nama C6H6, adalah
senyawa kimia organik yang merupakan cairan tak
berwarna dan mudah terbakar serta mempunyai bau
yang manis. Dibandingkan dengan heksana,
benzena biasanya menghasilkan jumlah mutlak
yang lebih besar, akan tetapi mengandung fraksi
lilin, serta albumin dan zat warna dalam
jumlah lebih besar. Secara ringkas dapat
dikatakan bahwa heksana lebih banyak digunakan
untuk mengekstraksi minyak bunga bernilai
tinggi, sedangkan benzena digunakan untuk
mengekstraksi minyak yang mempunyai nilai yang
lebih rendah (Hadi, 2012).
Metode penyarian yang digunakan adalah
soxhletasi dan maserasi. Pemilihan metode
ekstraksi penting untuk mendapatkan zat pokok
dari suatu bahan (Ansel, 1989). Keuntungan
soxhletasi adalah dapat digunakan untuk
penyarian pada temperatur tinggi, pelarut yang
digunakan relatif sedikit, cocok untuk
menyari zat -zat yang berjumlah kecil pada
simplisianya. Kerugian cara soxhletasi adalah
waktu yang dibutuhkan untuk ekstraksi cukup lama
sehingga kebutuhan energinya tinggi (Rahayu
dkk, 2012).
Teknik ekstraksi soxhlet adalah teknik
tradisional untuk mengekstraksi OCP dari sedimen.
Kelemahan ekstraksi soxhlet adalah penggunaan
volume besar cairan berbahaya dan mudah terbakar
pelarut organik, potensi emisi beracun selama
ekstraksi, kebutuhan mahal, kemurnian pelarut
tinggi, dan non-selektif. Prosedur ekstraksi
harus ramah lingkungan dan tidak menambah masalah
polusi (Naude et al, 1998).
Istilah lemak (hewani maupun nabati) digunakan
sebagai sinonim lipid dalam makanan untuk nutrisi
manusia. Penambahan lemak selain penyediaan energi
juga meningkatkan penyerapan vitamin yang larut
dalam lemak dan meningkatkan efisiensi konsumsi
energi. Istilah lemak dan minyak mengacu pada pada
trigliserida dari beberapa profil asam lemak.
Lemak dan minyak adalah ester dari gliserol, yang
bewujud padat pada lemak dan cair pada minyak
dalam suhu ruang. Lipid adalah zat terlarut dalam
pelarut organik (kloroform, ether dan benzene) dan
tidak larut dalam air. Lipid sederhana adalah
ester asam lemak dan alkohol tertentu terutama
gliserol dan kolestrol. Ini dapat dibagi menjadi
tiga kelas: trigliserida, steroid dan lilin (Lara,
2005).
Dalam ekstraksi soxhlet, masing-masing sampel
dibungkus rapat dengan kertas saring dan
dimasukkan ke dalam soxhlet. Pelarut dimasukkan ke
dalam labu alas bulat melalui bagian atas soxhlet
agar terjadi kontak antara bahan yang akan
diekstrak. Ekstraksi dilakukan menggunakan
penangas air untuk menjaga agar tidak terjadi
kelebihan temperatur selama pemanasan. Adanya
pemanasan, pelarut akan mencapai titik didihnya.
Pada saat pelarut mendidih, terjadi kesetimbangan
antara fasa uap dengan fasa cair dalam labu alas
bulat. Fasa uap keluar melalui pipa menuju ke
pendingin dan akhirnya mengembun. Embun menetes
pada soxhlet mengenai sampel. Pelarut ditampung
dalam soxhlet untuk sementara waktu sampai
tingginya mencapai tinggi pipa kapiler. Selama
ditampung di dalam soxhlet terjadi kontak yang
lebih lama antara bahan yang diekstrak dengan
pelarut sehingga pemisahan lebih optimal. Setelah
tingginya sama dengan tinggi pipa kapiler, pelarut
yang telah membawa komponen yang akan dipisahkan
kembali ke labu alas bulat. Pelarut akan mendidih
kembali dan menguap menuju kondensor. Komponen
yang dipisahkan tetap berada dalam labu alas
bulat. Proses ini berlangsung secara terus-
menerus sampai komponen yang akan dipisahkan dapat
larut dalam pelarut (Yuli, 2008)
Penentuan kadar minyak atau lemak sesuatu bahan
dapat dilakukan dengan menggunakan soxhlet appratus
cara ini juga dapat digunakan untuk ekstraksi
minyak dari suatu bahan yang mengandung minyak.
Ekstraksi dengan alat soxhlet apratus merupakan
cara ekstraksi yang efisien karena dengan alat ini
pelarut yang dipergunakan dapat diperoleh kembali.
Bahan padat pada umumnya membutuhkan waktu
ekstraksi yang lebih lama karena itu dibutuhkan
pelarut yang lebih banyak (Ketaren, 1988).
C. Metodologi
1. Alat
a.Soxhlet
b.Eksikator
c.Kertas Saring bebas lemak
d.Neraca Analitik
e.Larutan benzena
f.Oven
2. Bahan
a.Kacang Tolo
b.Kacang kedelai hitam
c.Kacang kedelai putih
d.Kacang koro gllinding
e.Kacang koro pedang
f.Kacang tanah
g.Kacang merah
h.Kacang hijau
i.Millet
j.Jagung
3. Cara Kerja
Dieksikator selama 10-15 menit
Kertas saring bebas lemak dioven 1050C
z
D. Hasil dan Pembahasan
Sampel ditimbang 2 gram dan dibungkusdengan kertas saring
Sampel di oven selama 12 jam (semalaman)
Dimasukkan ke eksikator dan ditimbang
Dilarutkan dalam soxhlet dengan pelarut
Diekstraksi dalam soxhlet dengan suhu 1000C
Dikering anginkan lalu dioven 2-3 jam
Ditimbang dan dihitung crude fat
Tabel 4.1 Data Hasil Perhitungan Kadar Lemak
No Kel
Sampel Beratsampel (gr)
Beratsebelum ekstraksi (gr)
Berat setelahEkstraksi (gr)
Kadar Lemak
DKBM
1 1 Kc Kedelai hitam
1,919 2,371 2,037 17,405
19,30
2 2 Kc kedelai putih
1,984 2,439 1,992 22,530
15,80
3 3 Kc tolo 2,02 2,387 2,335 2,574
1,90
4 4 Kc koro glinding
1,942 2,353 2,328 1,287
0,9-2,8
5 5 Kc koro pedang
2,082 2,417 2,346 3,410
2,3-2,9
6 6 Kc tanah 2,033 2,558 1,636 45,352
42,7
7 7 Kc merah 2,091 2,373 2,331 2,009
1,1
8 8 Kc hijau 2,020 2,327 2,295 1,584
1,5
9 9 Jagung 2,066 2,488 2,424 3,098
3,9
10 10 Millet 2,028 2,477 1,409 3,353
3,5
11 11 Kc. Kedelai hitam
2,005 2,367 2,025 17,057
19,30
12 12 Kc. Kedelai putih
2,056 2,435 2,019 20,233
15,80
13 13 Kc. Tolo 2,023 2,360 2,315 2,224
1,90
14 14 Kc. Koro glinding
2,034 2,397 2,357 1,967
0,9-2,8
15 15 Kc. Koro 2,032 2,376 2,303 3,59 2,3-
pedang 3 2,916 16 Kc. Tanah 2,094 2,605 1,764 40,1
2442,7
17 17 Kc. Merah 2,039 2,319 2,275 2,158
1,10
18 18 Kc. Hijau 2,003 2,376 2,348 1,398
1,50
19 19 Jagung 2,070 2,467 2,415 2,511
3,90
20 20 Millet 2,036 2,460 2,368 4,519
3,5
Sumber : laporan sementara
Lemak merupakan zat makanan yang penting untuk
menjaga kesehatan. Selain itu lemak juga merupakan
sumber energi yang efektif dalam aktivitas tubuh
manusia. Lemak, seperti karbohidrat mengandung
unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen. Mereka
adalah ester dari gliserol dan asam lemak. Lemak
tidak larut dalam air namun dapat larut dengan
pelarut organik seperti eter, aseton, benzena dan
kloform. Istilah lemak biasanya digunakan untuk
campuran trigliserida yang berbentuk padat pada suhu
ruangan. Sedangkan lemak kasar (crude fat) menurut
Ketaren, 1988 merupakan fraksi lipid dalam bahan
pangan yang larut dalam ekstraksi menggunakan
pelarut organik. Fraksi tersebut tidak hanya lemak,
tetapi juga lilin, lipid kompleks seperti
fosfolipid, asam lemak bebas, sterol, pigmen, hormon
dan minyak menguap.
Soxhlet merupakan ekstraksi padat-cair
digunakan untuk memisahkan analit yang terdapat
pada padatan menggunakan pelarut organik.
Padatan yang akan diekstrak dilembutkan
terlebih dahulu dengan cara ditumbuk atau juga
diiris-iris. Kemudian padatan yang telah halus
dibungkus dengan kertas saring. Padatan yang
terbungkus kertas saring dimasukkan kedalam alat
ekstraksi soxhlet. Pelarut organik dimasukkan
kedalam labu alas bulat. Kemudian alat
ektraksi soxhlet dirangkai dengan kondensor .
Ekstraksi dilakukan dengan memanaskan pelarut
organik sampai semua analit terekstrak.
Prinsip soxhlet ialah ekstraksi menggunakan
pelarut yang selalu baru yang umumnya sehingga
terjadi ekstraksi berulang dengan adanya pendingin
balik sehingga pelarut yang menguap kembali lagi.
Penetapan kadar lemak dengan metode soxhlet ini
dilakukan dengan cara melarutkan lemak dari
bahan dengan pelarut organik yang diberi suhu
tinggi. Sehingga lemak akan terbawa oleh larutan
organik yang kembali ke labu ekstraksi. Proses terus
berulang sampai 12 sirkulasi, dengan begitu
kandungan lemak pada bahan akan terserap habis dan
hanya menyisakan kandungan lain selain lemak pada
bahan.
Kelebihan dari metode soxhlet sendiri yaitu
pelarut yang digunakan lebih sedikit (efesiensi
bahan) dan larutan sari yang dialirkan melalui sifon
tetap tinggal dalam labu, sehingga pelarut yang
digunakan untuk mengekstrak sampel selalu baru
dan meningkatkan laju ekstraksi. Keuntungan
soxhletasi lain adalah dapat digunakan untuk
penyarian pada temperatur tinggi, cocok untuk
menyari zat -zat yang berjumlah kecil pada
simplisianya. Kerugian cara soxhletasi adalah waktu
yang dibutuhkan untuk ekstraksi cukup lama
sehingga kebutuhan energinya tinggi.
Pada hasil perhitungan kadar lemak yang didapat
dari kelompok 11-20 didapatkan yaitu kacang hijau
memiliki kadar terkecil dengan kadar lemak 1,447 dan
kadar lemak terbesar yaitu pada kacang tanah dengan
kadar lemak 40,124.
Tabel 4.2 Kadar Lemak dari yang Terkecil ke TerbesarKelompok
Sampel Kadar Lemak
18 Kc hijau 1,44714 Kc Koro
glinding1,967
17 Kc merah 2,15813 Kc Tolo 2,22419 Jagung 2,51115 Kc koro pedang 3,59320 Millet 4,51911 Kc Kedelai
Hitam17,057
12 Kc Kedelaiputih
20,233
16 Kc tanah 40,124
Sumber : laporan sementara
Kadar lemak pada kacang tolo (kelompok 13) masih
belum sesuai dengan DKBM namun tidak berbeda jauh,
hal tersebut disebabkan oleh kadar lemak yang
didapat pada penghitunganya terdapat kesalahan-
kesalah dari praktikan. Kesalahan tersebut dapat
berupa penimbanganya yang kurang akurat serta bahan
yang berinteraksi dengan udara atau uap air yang
bisa menambah kadar air. sehingga kadar lemak yang
didapat tidak dapat sesuai dengan DKBM..
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
kadar lemak pada bahan pangan, yaitu jumlah asam
lemak dan gliserol yang menyusun. Semakin tinggi
asam lemak dan gliserol yang dimiliki maka kandungan
lemaknya pun akan semakin tinggi pula. Faktor
lainnya yaitu proses pengolahan, jika pengolahan
bahan yang mengandung lemak tidak sesuai proses
pengolahannya dapat menyebabkan kandungan lemak pada
bahan tersebut rusak atau bahkan hilang. Kerusakan
pada lemak atau minyak dapat terjadi karena proses
oksidasi oleh oksigen dari udara terhadap asam lemak
tidak jenuh dalam lemak atau minyak yang terjadi
selama proses pengolahan atau penyimpanan. Asam
lemak tidak jenuh semakin reaktif terhadap oksigen
dengan bertambah jumlah ikatan rangkap pada rantai
molekul. Selain itu ada pula proses-proses pada
pengolahan yang bisa memberikan pengaruh terhadap
kandungan lemak bahan seperti penambahan zat atau
pemisahan. Ada pula cara ekstraksi untuk
menganalisa juga bisa mempengaruhi terhadap
kandungan lemak dari bahan pangan itu sendiri.
Perlu mengetahui kadar lemak suatu bahan sebelum
dilakukan proses pengolahan karena dapat menentukan
melting point, angka penyabunan,sifat sensoris dan
fisik pada bahan olahan serta untuk analisa seperti
penentuan kualitatif untuk pemurnian lebih lanjut.
Penentuan tingkat kemurnian minyak ini sangat
berhubungan erat dengan kekuatan daya simpan,
kandungan asam lemak bebas, bilangan peroksida,
tingkat ketengikan dan kadar air. Selain itu juga
untuk mengetahui sifat fisis dan kimiawi yang
mencirikan sifat minyak tertentu seperti ikatan
rantai jenuh dan tidak jenuh asam lemak penyusunya,
titik leleh, titik asap, angka Reichert-Meissel,
angka polenske dan panjang rantai (Sudarmadji,
2010).
E. Kesimpulan
1.Lemak merupakan trigliserida yang tergolong bagian
terbesar dalam lipida.
2.Lemak kasar merupakan fraksi lipid dalam bahan
pangan yang larut dalam ekstraksi menggunakan
pelarut organik
3.Ekstraksi soxhlet merupakan ekstraksi padat cair
4.Prinsip soxhlet ialah ekstraksi menggunakan
pelarut yang selalu baru yang umumnya
sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah
pelarut konstan dengan adanya pendingin balik.
5.Keuntungan ekstraksi soxhlet yaitu menggunakan
pelarut yang relatif sedikit, penyarian dapat
dilakukan dengan suhu tinggi dan cocok untuk
menyari zat-zat kecil
6.Kadar lemak yang didapat pada kacang tolo 2,224%
masih lebih besar dengan DKBM yaitu 1,9 %
7.Faktor yang mempengaruhi kandungan lemak dalam
bahan pangan antara lain jumlah asam lemak yang
dikandung serta faktor pengolahan.
8.Penting untuk mengetahui kandungan lemak dalam
pangan sebelum diolah karena akan menyangkut sifat
fisik, kimia, sensoris, gizi dan kualitas bahan
pangan tersebut setelah diolah
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Aness, Abbas F. M. Alkarkhi, Sufia Hena, BazlulMobin Siddique and Khoo Wai Dur. 2010. Optimizationof Soxhlet Extraction of Herba Leonuri using Factorial Design ofExperiment. International Journal of Chemistry. Vol 2 (1):198-200
Asare, Aaron T., Robert Agbemafle., Genevieve E.Adukpo., Emmanuel Diabor and Kingsley A. Adamtey.2013. Assessment Of Functional Properties And UtritionalComposition Of Some Cowpea (Vigna Unguiculata L.) Genotypes InGhana. ARPN Journal of Agricultural and BiologicalScience Vol. 8, No. 6, June 2013 ISSN 1990-6145
Gaman, P.M. dan K.B. Sherrington. Pengantar Ilmu Pangan,Nutrisi dan Mikrobiologi. GAMADA Press 1981.
Hadi, Saeful. 2012 Pengambilan Minyak Atsiri Bunga Cengkeh(Clove Oil) Menggunakan Pelarut N-Heksana Dan Benzena.Jurnal Bahs. an Alam Terbarukan ISSN 2303-0623.Vol. 1 No. 2 Desember 2012)
Hutagalung, Lapendris Edison. 2009. Penentuan Kadar LemakDalam Margarin Dengan Metode Ekstraksi Soxhletasi Di BalaiBesar Pengawas Obat Dan Makanan Medan. Karya IlmiahDepartemen Kimia Fakultas Matematika Dan IlmuPengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara
Ketaren, S. 1988. Pengantar Teknologi Minyak dan LemakPangan. UI Press. Jakarta
Lara,LJC dan Baião, NC. 2005. Oil and Fat in Broiler Nutrition.Brazilian Journal of Poultry Science, ISSN 1516-635X Jul - Sep 2005 / v.7 / n.3 / 129 – 141
Naude et al. 1998. Comparison of Supercritical Fluid Extraction andSoxhlet Extraction for The Determination of DDT, DDD and DDE inSediment. Water SA Vol 24 (3): 205-214
Palupi,NS., FR, Zakaria dan E. Prangdimurti. 2007.Modul e-LearningENBP, Departemen Ilmu & Teknologi Pangan-Fateta-IPB 2007 Topik 8. Pengaruh Pengolahan terhadap Nilai GiziPangan 10
Panagan, T Almunady, Heni, Yohandini, dan Jojor UliGultom. 2011. Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Asam LemakTak Jenuh Omega 3 dari Minya Ikan Patin (Pangasius Pangasius)dengan Metoda Kromatografi Gas. Jurnal penelitian sainsvol. 14 nomer 4 (C) 14409
Rahayu, Mamik, Kartinah, Wiryosendjoyo dan AdityaPrasetyo. 2012 Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Soxhletasi DanMaserasi Buah Makasar (Brucea Javanica (L) Merr.) TerhadapBakteri Shigella Dysentriae Atcc 9361 Secara In Vitro.
Rohyami, Yuli. 2008. Penentuan Kandungan Flavonoid dari EkstrakMetanol Daging Buah Mahkota Dewa (Phaleria Macrocarpa ScheffBoerl). Jurnal Logika, Volume 5-Nomor 1-Agustus 2008
Soediaoetama, Achmad Djaeni. 1985. Ilmu Gizi untukMahasiswa dan Profesi. Dian Rakyat. Jakarta
Sudarmadji, Slamet. 2010. Analisa Bahan Makanan danPertanian. Penerbit Liberty. Yogyakarta
Swaile, Beverly. 2000. Student Handout Soxhlet Extraction of Fatfrom French Fries. University of Cincinnati,Cincinnati, OH