Latihan Penulisan Skripsi

17
ANALISIS PENGARUH KETIMPANGAN GENDER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDIA TAHUN 2013 SKRIPSI Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik (S. IP) Strata-1 Oleh: LUTFI MAKRIFATUL JANNAH NIM: 201310360311238 PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2015

Transcript of Latihan Penulisan Skripsi

ANALISIS PENGARUH KETIMPANGAN GENDER TERHADAP

PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDIA TAHUN 2013

SKRIPSI

Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ilmu Politik (S. IP) Strata-1

Oleh:

LUTFI MAKRIFATUL JANNAH

NIM: 201310360311238

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2015

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Sebagai salah satu negara yang ikut menandatangani deklarasi

Millennium Development Goals (MDGs) yang dideklarasikan oleh Perserikatan

Bangsa-Bangsa pada tahun 2000, India memiliki komitmen untuk ikut

melaksanakan salah satu dari delapan tujuan pembangunan global yaitu

mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Hal tersebut sesuai

dengan isi konstitusi India yang memandang manusia tanpa membedakan laki-laki

dan perempuan. Kesetaraan gender sekarang ini bukan hanya menjadi

permasalahan sosial semata, melainkan sudah menjadi persoalan ekonomi

terutama dalam bidang pembangunan. Kesetaraan adalah kesamaan kondisi bagi

laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan dan hak-haknya sebagai

manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik,

ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan nasional, dan kesamaan dalam

menikmati hasil pembangunan tersebut. Pemberdayaan perempuan terutama

dalam masalah ekonomi sangat perlu untuk pembangunan ekonomi, pertumbuhan

ekonomi dan pengurangan kemiskinan.

India merupakan salah satu negara di Asia yang mengalami ketimpangan

gender paling serius,1 selain itu India juga merupakan negara yang masih sangat

kental unsur-unsur kebudayaannya seperti dalam sistem sosial yaitu kasta. Dalam

sistem tersebut (kasta), tergambar adanya tingkatan dan batasan-batasan di dalam

1 Michael Backman, Asia Culture Shock: Bussines Crisis and Opportunity in the Coming Years, PT Cahaya

Insan Suci, Jakarta, 2008, hlm. 136. Online </ https://books.google.co.id/books?id=nbrbaLO9cDMC/>

diakses pada 05 Mei 2015

kehidupan sosial dan politik. Terkait kondisi seperti itu, kamu perempuan sangat

sulit berpartisipasi baik dibidang sosial, ekonomi maupun politik. Hal tersebut

menjadi sebab terjadinya diskriminasi terhadap kaum perempuan di India.

Ketimpangan gender di India terutama karena aborsi selektif ilegal. Rasio jenis

kelamin anak global rata-rata adalah 1.050 anak perempuan untuk setiap 1.000

anak laki-laki.2

Perbedaan gender sebenarnya tidak menjadi masalah sepanjang tidak

melahirkan ketidakadilan gender. Masalah itu akan muncul ketika perbedaan

gender telah melahirkan berbagai ketidakadilan, terutama bagi kaum perempuan.

Untuk memahami bagaimana keadilan gender menyebabkan ketidakadilan gender

perlu dilihat manifestasi ketidakadilan dalam berbagai bentuknya, seperti

marginalisasi atau proses pemiskinan ekonomi, subordinasi atau anggapan tidak

penting dalam keputusan politik, pembentukan stereotipe atau melalui pelabelan

negatif, kekerasan (violence), beban kerja lebih panjang dan lebih lama (burden),

serta sosialisasi ideologi nilai peran gender (Mansour Fakih, 1997: 13).3

Pendahuluan perjuangan kesetaraan gender sedang menjadi isu global

yang sangat menarik perhatian dunia. Pada tahun 1957 diadakan sidang umum

PBB untuk pertama kalinya, mengeluarkan sebuah resolusi tentang partsipasi

perempuan dalam pembangunan sosial ekonomi nasional. Perjuangan perempuan

muncul dari adanya kesadaran kaum perempuan akan ketertinggalannya

2 PM India: Aborsi Bayi Perempuan Mempermalukan Bangsa, Republika Kamis, 21 April 2011, 23:49 WIB

online http://internasional.republika.co.id/berita/internasional/global/11/04/21/lk0hf1-pm-india-aborsi-bayi-

perempuan-mempermalukan-bangsa 3 Dr. Marzuki, M.Ag., STUDI TENTANG KESETARAAN GENDER DALAM BERBAGAI

ASPEK dalam http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dr-marzuki-mag/dr-marzuki-mag-studi-

tentang-kesetaraan-gender-dalam-berbagai-aspek.pdf. Diakses pada 14 Juni 2015

dibandingkan dengan laki-laki dalam berbagai aspek. Untuk mengejar

ketertinggalannya tersebut, telah dikembangkan konsep ‘Emansipasi’ antara

perempuan dan laki-laki yang diawali dengan timbulnya gerakan-gerakan global

yang dipelopori oleh perempuan. Pemberian kesempatan yang sama antara kaum

laki-laki dan perempuan pada dasarnya tidaklah menjamin terwujudnya keadilan

gender, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah masih

rendahnya sumber daya perempuan yang pada akhirnya mengakibatkan

ketidakmampuan kaum perempuan tersebut untuk mendapatkan posisi dalam

bidang pembangunan, sehingga posisi-posisi penting dalam pemerintahan

didominasi oleh kaum laki-laki.

Laporan Bank Dunia, Poverty and Gender in India, mencatat bahwa

India merupakan salah satu dari sedikit negara Asia di mana andil pekerja

perempuan dalam sektor formal menurun dalam dasawarsa terakhir ini, yang

disertai dengan pertumbuhan hebat di sektor informal sebagai sumber utama

pekerjaan kaum perempuan urban. Di antara rumah tangga urban miskin, hampir

semua perempuan bekerja dalam pekerjaan yang berkisar dari usaha pengumpulan

kain perca sampai kerja bangunan, hingga produksi industri rumah tangga.

Semuanya dilakukan dalam kondisi yang menawarkan sedikit sekali keamanan

kerja, khusunya jam kerja panjang, kecilnya peluang menambah penghasilan

pribadi, dan kondisi kerja yang keras atau tidak sehat.4

Pembangunan merupakan sebuah usaha atau rangkaian usaha

pertumbuhan dan perubahan yang direncanakan dan dilakukan secara sadar oleh

4 Khusnul Khotimah, Diskiriminasi Gender terhadap Perempuan dalam Sektor Pekerjaan, Pusat Studi

Gender STAIN Purwokerto, Jurnal Studi Gender dan Anak, Vol.4 No.1 Jan-Jun 2009 pp.158-180. Online

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=49166&val=3910 diakses pada 05 Mei 2015

suatu bangsa, negara, dan pemerintah. Pembangunan sangat dipengaruhi oleh dua

komponen utama yaitu sumberdaya alam dan sumberdaya manusia. Setelah

beberapa tahun mengalami pertumbuhan PDB yang cepat, India berhenti

tumbuh. Pertumbuhan di tahun 2012 sebesar 6,3%. Tahun ini, India sudah

beruntung jika dapat mencapai di atas 3%. Untuk sebuah bangsa yang punya

kebanggaan dengan ekonomi US$ 4.684 triliun, memiliki bom nuklir dan

perlengkapan angkatan laut yang dilengkapi dengan kapal induk dan kapal

selam, ini adalah kerugian besar dan sebuah peluang. India mungkin akan

tercatat dalam sejarah ekonomi kontemporer sebagai pemicu krisis keuangan

2013, seperti Korea Selatan dan Thailand sebagai pelopor pada krisis tahun

1998.5 Pemicu krisis keuangan di India salah satunya adalah diakibatkan karena

adanya ketimpanga gender, ketimpangan gender yang pada akhirnya akan

mengakibatkan ketimpangan pendapatan dan berujung pada ketimpangan

redistribusi dan pembangunan ekonomi. Ketimpangan, kesenjangan dan

ketidakadilan merupakan salah satu faktor penghambat suatu negara untuk

melakukan pembangunan dan pencapaian MDGs suatu negara, terutama India.

Kajian gender ini tidak dapat dilepaskan dari kajian feminisme atau

kajian gerakan perempuan yang menuntut adanya kesetaraan gender. Kajian

feminisme dan gender mencakup berbagai aspek yang sangat luas mengenai

ketimpangan gender dan gerakan feminisme dalam berbagai bidang. Salah satu

bidang feminism adalah pembangunan nasional. esenjangan gender dalam

kesempatan dan kendali atas sumber daya, ekonomi, kekuasaan, dan partisipasi

5 Karim Raslan, Krisis Keuangan India, Kontan Senin, 16 September 2013 | 10:53 WIB-online

http://kolom.kontan.co.id/news/163/Krisis-Keuangan-India diakses pada 05 Mei 2015

politik terjadi di mana-mana. Perempuan dan anak perempuan menanggung beban

paling berat akibat ketidaksetaraan yang terjadi, namun pada dasarnya

ketidaksetaraan itu merugikan semua orang. Oleh sebab itu, kesetaraan gender

merupakan persoalan pokok pembangunan-suatu tujuan pembangunan yang

memiliki nilai tersendiri. Kesetaraan gender akan memperkuat kemampuan negara

untuk berkembang, mengurangi kemiskinan, dan memerintah secara efektif.

Dengan demikian mempromosikan kesetaraan gender adalah bagian utama dari

strategi pembangunan dalam rangka untuk memberdayakan masyarakat (semua

orang) perempuan dan laki-laki-untuk mengentaskan diri dari kemiskinan dan

meningkatkan taraf hidup mereka.

Tingkat pertumbuhan ekonomi India pada tahun 2013 melambat, padahal

negara dengan ekonomi terbesar ketiga di Asia ini selama beberapa tahun

sebelumnya mengalami kenaikan pertumbuhan ekonomi yang cukup

mengesankan.

Tabel 1. 1 Tingkat pertumbuhan tahunan PDB India

Sumber: Vibiznews.com

Sektor manufaktur India tercatat paling terpukul karena jatuh sebesar 1,9 persen

dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Padahal, sektor ini dianggap sebagai

salah satu pencipta lapangan pekerjaan terbesar di negara itu.6

Pembangunan suatu negara dilakukan oleh semua warga negara tanpa

terkecuali, akan tetapi hingga saat ini masih dirasakan adanya ketidaksetaraan

dalam pembagian peran untuk upaya pembangunan negara tersebut. Hal tersebut

dilakukan semata-mata demi tercapainya pertumbuhan ekonomi nasional yang

diharapkan. Namun, masih adanya anggapan bahwa kaum perempuan kurang

memiliki kemampuan dan cenderung diragukan menjadikan perempuan tersebut

memiliki porsi yang sangat kecil untuk turut berpartisipasi dalam pembangunan

nasional. Secara lebih rinci, dalam skripsi ini akan dibahas beberapa hal mengenai

gender dan kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi di India, yakni pengertian

gender, ketimpangan gender, implikasi ketimpangan gender antara laki-laki dan

perempuan, hubungan gender dengan pertumbuhan ekonomi, serta solusi

pemecahan masalah ketimpangan gender dalam pertumbuhan ekonomi di India.

1. 2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh ketimpangan gender terhadap pertumbuhan ekonomi di

India pada tahun 2013?

2. Bagaimana solusi yang dapat dilakukan untuk meminimalisir ketimpangan

gender demi tercapainya pertumbuhan ekonomi yang maksimal?

6 Pertumbuhan Ekonomi India Kembali Melambat, Vibiznews Selasa, 04 Maret 2014 online

http://vibiznews.com/2014/03/04/pertumbuhan-ekonomi-india-kembali-melambat/ diakses pada 15 Juni 2015

1. 3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. 3. 1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan atau

pengaruh antara ketimpangan gender yang terjadi di India dengan

pertumbuhan ekonominya pada tahun 2013.

1. 3. 2 Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Bagi tingkat pendidikan perguruan tinggi, hasil penelitian dharapkan

dapat menjadi dokumen akademik yang berguna untuk dijadikan acuan

bagi sivitas akademika. Serta dengan adanya penelitian ini diharapkan

dapat memperkaya konsep atau teori yang menyokong perkembangan

ilmu pengetahuan Hubungan Internasional.

b. Manfaat Praktis

Bagi pemerintah India, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi

masukan yang berguna untuk meminimalisir tingkat ketimpangan

gender yang terjadi demi tercapainya pertumbuhan ekonomi yang

maksimal.

Bagi penulis, seluruh rangkaian penelitian dan hasil penelitian

diharapkan dapat lebih memantapkan penguasaan fungsi keilmuan

yang dipelajari selama mengikuti program perkuliahan Ilmu Hubungan

Internasional pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Muhammadiyah Malang.

1. 4 Penelitian Terdahulu

Nama Judul Jenis Penelitian

Fitri Gayatri (2008) Faktor dan Dampak

Ketimpangan

Pendidikan Perempuan

dalam Kehidupan

Perempuan

Eksplanatif

Erma Aktaria dan

Budiono Sri Handoko

(2012)

Ketimpangan Gender

dalam Pertumbuhan

Ekonomi

Eksplanatif

Mutiara Irfarindra

(2014)

Analisis Gender Tenaga

Kerja Wanita dalam

Partisipasi Ekonomi

Rumah Tangga

Eksplanatif

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Fitri Gayatri (2008) dengan judul

“FAKTOR DAN DAMPAK KETIMPANGAN PENDIDIKAN PEREMPUAN

DALAM KEHIDUPAN PEREMPUAN (Kasus: Kecamatan Cariu, Kabupaten

Bogor, Jawa Barat)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah faktor

dan dampak dari adanya ketimpangan pendidikan pendidikan dalam kehidupan

kaum perempuan tersebut. Hasil analisa faktor dan dampak ketimpangan

pendidikan perempuan tersebut, maka dapat dijelaskan bahwa ketimpangan

gender dalam pendidikan menyebabkan dampak negatif terhadap kehidupan

perempuan, baik bagi kehidupan individu perempuan itu sendiri, kehidupan

perempuan dalam keluarga, dan kehidupan perempuan dalam masyarakat.

Selanjutnya pada tahun 2012 sebuah penelitian yang dilakukan oleh

Erma Aktaria dan Budiono Sri Handoko dengan Judul “KETIMPANGAN

GENDER DALAM PERTUMBUHAN EKONOMI”. Hasil penelitian

menunjukkan terdapat pengaruh yang negatif dan signifikan antara

ketimpangan gender yang diwakili oleh 3 (tiga) jenis indeks ketimpangan yaitu

GII, proksi GDI, dan proksi GEM terhadap pertumbuhan ekonomi

kabupaten/kota di wilayah provinsi Kalimantan Tengah.

Sedangkan berdasarkan hasil penelitian terbaru oleh Mutiara Irfarinda

(2014) yang berjudul “ANALISIS GENDER TENAGA KERJA WANITA

DALAM PARTISIPASI EKONOMI RUMAH TANGGA” menunjukkan

bahwa keadaan ekonomi rumah tangga pedesaan yang di bawah rata-rata

menyebabkan perempuan pedesaan semakin termotivasi untuk berpartisipasi

dalam ekonomi rumah tangga. Semakin tinggi kualitas perekonomian maka

status sosial di masyarakat pun akan mengalami perubahan ke arah yang lebih

positif. Konsep bekerja bagi perempuan di perdesaan selama ini diukur dari

jumlah uang atau barang atau jasa yang dapat dinilai dengan uang yang dibawa

pulang oleh perempuan. Menguatnya peran perempuan dalam berkontribusi di

ekonomi rumah tangga menyebabkan terbentuknya kesetaraan gender pada

keluarga dan rumah tangga di pedesaan. Semakin tinggi kontribusi angkatan

kerja perempuan, maka pertumbuhan ekonomi ternyata semakin tinggi.

Kesetaraan gender berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

1. 5 Kerangka Teori dan Konsep

1. 5. 1 Teori Feminisme Liberal

Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan relevansi salah satu

pendekatan dalam Ilmu Hubungan Internasional, yaitu Feminisme. Teori

Feminisme Liberal cenderung lebih menenkankan adanya kesetaraan gender

dan mengusahakan adanya perubahan keduduakan demi tercapainya

pembangunan nasional. Elizabeth Stanton (1815-1902) berpendapat bahwa

ilmu sosial menunjukkan status perempuan sebagai salah satu ukuran bagi

kemajuan dan peradaban masyarakat. Dia berpendapat bahwa posisi

perempuan tidak diatur oleh Tuhan atau ditentukan oleh alam melainkan

ditentukan oleh masyarakat.7 Feminis liberal melihat perbedaan laki-laki

dengan perempuan sebagai kosntruk sosio-ekonomis dan budaya ketimbang

sebagai hasil dari suatu biologi abadi. Mereka menekankan perlunya

kesetaraan kesempatan bagi perempuan di semua bidang, yang, di dalam

demokrasi liberal Barat, diyakini dapat tercapai di dalam struktur besar dalam

kerangka kerja ekonomi dan hukum.

1. 5. 2 Teori Neo-Klasik

Teori neo-klasik menerangkan pembagian kerja seksual dengan

menekankan perbedaan seksual dalam berbagai variabel yang mempengaruhi

produktivitas pekerja. Perbedaan-perbedaan itu meliputi pendidikan,

keterampilan, lamanya jam kerja, tanggung jawab, serta kekuatan fisik.

Semua ini didasari pada asumsi bahwa di dalam persaingan antar pekerja,

dimana pekerja akan memperoleh upah sebesar marginal product yang

dihasilkannya.8

7 Jill Steans, et al., 2010, An Introduction to International Relation Theory: Perspective and Themes, 3rd ed,

London: Library of Congress hlm 157 online http://id.scribd.com/doc/141634567/An-Introduction-to-

International-Relations-Theory#page=166 diakses pada 14 Juni 2015 8 Prudent School, Kajian Teoritis Mengenai Ketimpangan Gender, online

http://prudentschool.sch.id/home/index.php?view=article&id=169%3Akajian-teoritis-mengenai-

ketimpangan-gender&option=com_content&Itemid=114 diakses pada 15 Juni 2015

1. 5. 3 Teori Segmentasi Pasar

Teori segmentasi pasar tenaga kerja bahwa laki-laki pada usia prima

(prime age) terkonsentrasi dalam pekerjaan berupah tinggi, stabil dan dengan

latihan, promosi dan prospek karir lebih baik, dan disebut sebagai primary

jobs. Keterbatasan ruang lingkup kerja perempuan diakibatkan oleh karena

perempuan tidak mempunya kapasitas untuk akses pada male-dominated

jobs, sehingga perempuan terkonsentrasi secara lebih dalam satu range

kesempatan kerja yang terbatas, yang menekan tingkat upah perempuan

(Chiplin dan Sloane, 1982).9

1. 5. 4 Konseptual

1. 5. 4. 1 Perbedaan Gender dan Seks

Pengertian gender berbeda dengan jenis kelamin (sex). Sex merupakan hal

yang kodrati dari Tuhan, sedangkan gender merupakan bentuk hasil dari

konstruksi sosial masyarakat. Sex lebih cenderung menyangkut perbedaan

biologis antara laki-laki dan perempuan khususnya pada bagian

reproduksi, sedangkan gender lebih cenderung ke perbedaan peran dan

fungsi serta tanggungjawab antara laki-laki dan perempuan sebagai hasil

kesepakatan atau hasil bentukan dari masyarakat. Jika peran dalam gender

dapat berubah-ubah serta dapat dipertukarkan maka peran reproduksi tidak

dapat berubah, sekali menjadi perempuan dan mempunyai rahim maka

selamanya akan menjadi perempuan.

9 Ibid,.

1. 5. 4. 2 Kesetaraan Gender

Merupakan kondisi dimana laki-laki dan perempuan menikmati status

yang setara dan kondisi yang sama untuk mendapatkan serta mewujudkan

hak asasinya secara penuh terutama segala potensi yang dimiliki untuk

pembangunan di segala bidang kehidupan, khususnya pembangunan

nasional demi tercapainya suatu pertumbuhan ekonomi yang merata.

Kesetaraan gender berbeda dengan keadilan gender, keadilan gender

merupakan suatu kondisi adil untuk perempuan dan laki-laki melalui

penghilangan hambatan-hambatan peran perempuan atau laki-laki tersebut

dalam kehidupan masyarakat.

1. 5. 4. 3 Pembangunan Berprespektif Gender

Pembangunan berprespektif gender mengandung pengertian

sebagai upaya mengintegrasikan masalah gender dalam pembangunan

melalui pemenuhan hak‐hak dasar seperti pendidikan, kesehatan, kredit, pe

kerjaan, dan peningkatan peranserta dalam kehidupan publik (Bank

Dunia, 2005). United Nation Development Program (UNDP)

kemudian menyusun tolak ukur keberhasilan melalui formula Human

Development Index (HDI) yaitu suatu indikator komposisi atau gabungan

yang terdiri dari tiga ukuran: kesehatan (sebagai ukuran longevity),

pendidikan (sebagai ukuran knowledge), dan tingkatan pendapatan riil

(sebagai ukuran living standarts).10

10 Asep Sopari, Gender dalam Kependudukan serta Implikasinya dalam Pembangunan di Indonesia, online

http://nad.bkkbn.go.id/infoprogram/Documents/Gender%20dan%20Kepepdudukan%20serta%20Implikasiny

a.pdf. Diakses pada 15 Juni 2015

1. 6 Metodologi Penelitian

1. 6. 1 Variabel Penelitian dan Level Analisa

Pada penelitian ini, penelaahan penulis difokuskan pada ketimpangan

gender yang terjadi di India serta dampak atau pengaruhnya terhadap

pertumbuhan ekonomi di negara tersebut. Penulis menggunakan model

reduksionis, model reduksionis ialah apabila tingkat unit eksplanasi lebih

rendah dari tingkat unit analisa. Pada penelitian ini pertumbuhan ekonomi

di India yang terletak pada level negara-bangsa sebagai unit analisa dan

ketimpangan gender sebagai unit eksplanasi. Sedangkan dalam penelitian

ini terdapat dua variabel.

Variabel Independen : adalah variabel yang nilainya dapat mempengaruhi

variabel lain, yaitu variabel dependen. Dalam penelitian ini, ketimpangan

gender merupakan variabel independen.

Variabel dependen : adalah variabel yang nilainya dipengaruhi atau

bergantung pada variabel lain. Dalam penelitian ini, pertumbuhan ekonomi

merupakan variabel dependen.

1. 6. 2 Metode Penelitian

Penulis memilih menggunakan Metode Korelasional menggunakan

Pendekatan Kualitatif. Karena penelitian ini akan lebih cocock dianalisa

dengan menggunakan pernyataan daripada dengan angka atau uji

statistika.

1. 6. 3 Teknik Analisa Data

Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanatif. Populasi

dalam penelitian ini adalah kaum perempuan di India. Sedangkan teknik

analisa data yang digunakan analisa kualitatif. Berawal dari pengamatan

deskriptif dan analisis domain, kemudian dilanjutkan dengan pengamatan

terfokus dan taksonomi hingga menjadi pengamatan terpilih dan analisis

komponen.

1. 6. 4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan:

a. Teknik pengumpulan data dengan penelusuran data online

Menelusuri informasi tentang obyek yang diteliti dari internet, baik

informasi yang bersifat teoritis maupun data-data primer dan sekunder

(Bungin, 2008: 124).

b. Metode Kajian Dokumen

Menyelidiki data yang didapat dari dokumen, catatan, file, dan hal-hal

yang sudah didokumentasikan. Dokumen tak terbatas pada ruang dan

waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui

hal-hal yang pernah terjadi untuk penguat data observasi dan

wawancara dalam memeriksa keabsahan data, membuat interprestasi

dan penarikan kesimpulan.

c. Teknik Triangulasi Data

Mengumpulkan atau menggabungkan berbagai macam sumber data

yang ada, karena dengan cara ini maka akan mengarahkan penulis

untuk mendapatkan data-data yang ada.

d. Teknik Studi Kepustakaan

Memanfaatkan keberadaan perpustakaan untuk mengumpulkan,

membaca, mengkaji, mencatat data. Melalui refrensi khusus dan

umum, buku-buku pedoman, laporan-laporan penelitian, tesis,

desertasi, jurnal, ensiklopedia yang terdapat di dalam perpustakaan

peneliti akan memperoleh informasi dan sumber data yang tepat dalam

waktu yang cukup singkat.

1. 6. 5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dibatasi dalam jangka waktu antara tahun 1984 sejak

India melakukan reformasi kebijakan ekonominya dengan

perkembangan sektoralnya.11 Jangkauan penelitian ini berakhir pada

tahun 2013 ketika perekonomian India yang awalnya konsisten terus

mengalami kenaikan namun pada tahun tersebut perekonomian India

justru turun.12

11 Ekonomi India Tinggal Landas, online http://www.bappenas.go.id/files/5413/5228/3043/ekonomi-india-

tinggal-landas__20081123060433__1002__0.pdf. Hlm 02 diakses pada 15 Juni 2015 12 Pertumbuhan ekonomi India anjlok 4,4%, analisis menyalahkan situasi ini karena adanya kemrosotan

investasi dan penurunan permintaan ekspor dari negara-negara maju. Situasi tersebut juga menandai kuartal

ketiga berturut-turut pertumbuhan di bawah lima persen. Hal ini menjadi tantangan bagi pemerintah untuk

mendapatkan ekonomi kembali ke jalur ekspansi dalam upaya mengurangi kemiskinan yang semakin meluas.

source: http://ekbis.sindonews.com/read/777593/35/pertumbuhan-ekonomi-india-anjlok-4-4-1377870276

1. 7 Pre-Analisa

Pertumbuhan ekonomi India yang telah dicapai sejak reformasi yang dilakukan

pada tahun 1984 semestinya diimbangi oleh perkembangan dan pertumbuhan

di seluruh wilayahnya, terutama di wilayah pedesaan dan pinggiran India.

Tetapi, pada faktanya perekonomian di daerah pedesaaan dan pinggiran India

masih sangat memprihatinkan. Kesenjangan ekonomi antara masyarakat

perkotaan dan pedesaan India pada dasarnya masih disebabkan oleh banyak

faktor, seperti masih berlakunya sistem kasta yang pada akhirnya membuat

perempuan kurang dapat berkembang dan masih terpaku pada adat budaya.

Peran perempuan yang dibatasi oleh adanya adat dan warisan budaya

mengakibatkan adanya ketimpangan gender yang dialami oleh masyarakat

perkotaan dan pedesaan, terutama untuk kaum perempuan. Akan tetapi sejak

reformasi yang dilakukan India memacu tingkat pertumbuhan ekonomi dan

hasil yang diperoleh cukup mengesankan terutama di sektor manufaktur dan

jasa. Hingga pada beberapa tahun setelahnya pertumbuhan ekonomi India

mengalami peningkatan dan kemiskinan mengalami penurunan. Berdasarkan

salah satu teori ketimpangan gender, yakni Feminisme Liberal yang menuntut

adanya kesetaraan gender menyatakan bahwa perempuan merupakan salah satu

penentu bagi kemajuan suatu negara.