Latihan Penulisan Skripsi
Transcript of Latihan Penulisan Skripsi
ANALISIS PENGARUH KETIMPANGAN GENDER TERHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDIA TAHUN 2013
SKRIPSI
Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ilmu Politik (S. IP) Strata-1
Oleh:
LUTFI MAKRIFATUL JANNAH
NIM: 201310360311238
PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Sebagai salah satu negara yang ikut menandatangani deklarasi
Millennium Development Goals (MDGs) yang dideklarasikan oleh Perserikatan
Bangsa-Bangsa pada tahun 2000, India memiliki komitmen untuk ikut
melaksanakan salah satu dari delapan tujuan pembangunan global yaitu
mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Hal tersebut sesuai
dengan isi konstitusi India yang memandang manusia tanpa membedakan laki-laki
dan perempuan. Kesetaraan gender sekarang ini bukan hanya menjadi
permasalahan sosial semata, melainkan sudah menjadi persoalan ekonomi
terutama dalam bidang pembangunan. Kesetaraan adalah kesamaan kondisi bagi
laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan dan hak-haknya sebagai
manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik,
ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan nasional, dan kesamaan dalam
menikmati hasil pembangunan tersebut. Pemberdayaan perempuan terutama
dalam masalah ekonomi sangat perlu untuk pembangunan ekonomi, pertumbuhan
ekonomi dan pengurangan kemiskinan.
India merupakan salah satu negara di Asia yang mengalami ketimpangan
gender paling serius,1 selain itu India juga merupakan negara yang masih sangat
kental unsur-unsur kebudayaannya seperti dalam sistem sosial yaitu kasta. Dalam
sistem tersebut (kasta), tergambar adanya tingkatan dan batasan-batasan di dalam
1 Michael Backman, Asia Culture Shock: Bussines Crisis and Opportunity in the Coming Years, PT Cahaya
Insan Suci, Jakarta, 2008, hlm. 136. Online </ https://books.google.co.id/books?id=nbrbaLO9cDMC/>
diakses pada 05 Mei 2015
kehidupan sosial dan politik. Terkait kondisi seperti itu, kamu perempuan sangat
sulit berpartisipasi baik dibidang sosial, ekonomi maupun politik. Hal tersebut
menjadi sebab terjadinya diskriminasi terhadap kaum perempuan di India.
Ketimpangan gender di India terutama karena aborsi selektif ilegal. Rasio jenis
kelamin anak global rata-rata adalah 1.050 anak perempuan untuk setiap 1.000
anak laki-laki.2
Perbedaan gender sebenarnya tidak menjadi masalah sepanjang tidak
melahirkan ketidakadilan gender. Masalah itu akan muncul ketika perbedaan
gender telah melahirkan berbagai ketidakadilan, terutama bagi kaum perempuan.
Untuk memahami bagaimana keadilan gender menyebabkan ketidakadilan gender
perlu dilihat manifestasi ketidakadilan dalam berbagai bentuknya, seperti
marginalisasi atau proses pemiskinan ekonomi, subordinasi atau anggapan tidak
penting dalam keputusan politik, pembentukan stereotipe atau melalui pelabelan
negatif, kekerasan (violence), beban kerja lebih panjang dan lebih lama (burden),
serta sosialisasi ideologi nilai peran gender (Mansour Fakih, 1997: 13).3
Pendahuluan perjuangan kesetaraan gender sedang menjadi isu global
yang sangat menarik perhatian dunia. Pada tahun 1957 diadakan sidang umum
PBB untuk pertama kalinya, mengeluarkan sebuah resolusi tentang partsipasi
perempuan dalam pembangunan sosial ekonomi nasional. Perjuangan perempuan
muncul dari adanya kesadaran kaum perempuan akan ketertinggalannya
2 PM India: Aborsi Bayi Perempuan Mempermalukan Bangsa, Republika Kamis, 21 April 2011, 23:49 WIB
online http://internasional.republika.co.id/berita/internasional/global/11/04/21/lk0hf1-pm-india-aborsi-bayi-
perempuan-mempermalukan-bangsa 3 Dr. Marzuki, M.Ag., STUDI TENTANG KESETARAAN GENDER DALAM BERBAGAI
ASPEK dalam http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dr-marzuki-mag/dr-marzuki-mag-studi-
tentang-kesetaraan-gender-dalam-berbagai-aspek.pdf. Diakses pada 14 Juni 2015
dibandingkan dengan laki-laki dalam berbagai aspek. Untuk mengejar
ketertinggalannya tersebut, telah dikembangkan konsep ‘Emansipasi’ antara
perempuan dan laki-laki yang diawali dengan timbulnya gerakan-gerakan global
yang dipelopori oleh perempuan. Pemberian kesempatan yang sama antara kaum
laki-laki dan perempuan pada dasarnya tidaklah menjamin terwujudnya keadilan
gender, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah masih
rendahnya sumber daya perempuan yang pada akhirnya mengakibatkan
ketidakmampuan kaum perempuan tersebut untuk mendapatkan posisi dalam
bidang pembangunan, sehingga posisi-posisi penting dalam pemerintahan
didominasi oleh kaum laki-laki.
Laporan Bank Dunia, Poverty and Gender in India, mencatat bahwa
India merupakan salah satu dari sedikit negara Asia di mana andil pekerja
perempuan dalam sektor formal menurun dalam dasawarsa terakhir ini, yang
disertai dengan pertumbuhan hebat di sektor informal sebagai sumber utama
pekerjaan kaum perempuan urban. Di antara rumah tangga urban miskin, hampir
semua perempuan bekerja dalam pekerjaan yang berkisar dari usaha pengumpulan
kain perca sampai kerja bangunan, hingga produksi industri rumah tangga.
Semuanya dilakukan dalam kondisi yang menawarkan sedikit sekali keamanan
kerja, khusunya jam kerja panjang, kecilnya peluang menambah penghasilan
pribadi, dan kondisi kerja yang keras atau tidak sehat.4
Pembangunan merupakan sebuah usaha atau rangkaian usaha
pertumbuhan dan perubahan yang direncanakan dan dilakukan secara sadar oleh
4 Khusnul Khotimah, Diskiriminasi Gender terhadap Perempuan dalam Sektor Pekerjaan, Pusat Studi
Gender STAIN Purwokerto, Jurnal Studi Gender dan Anak, Vol.4 No.1 Jan-Jun 2009 pp.158-180. Online
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=49166&val=3910 diakses pada 05 Mei 2015
suatu bangsa, negara, dan pemerintah. Pembangunan sangat dipengaruhi oleh dua
komponen utama yaitu sumberdaya alam dan sumberdaya manusia. Setelah
beberapa tahun mengalami pertumbuhan PDB yang cepat, India berhenti
tumbuh. Pertumbuhan di tahun 2012 sebesar 6,3%. Tahun ini, India sudah
beruntung jika dapat mencapai di atas 3%. Untuk sebuah bangsa yang punya
kebanggaan dengan ekonomi US$ 4.684 triliun, memiliki bom nuklir dan
perlengkapan angkatan laut yang dilengkapi dengan kapal induk dan kapal
selam, ini adalah kerugian besar dan sebuah peluang. India mungkin akan
tercatat dalam sejarah ekonomi kontemporer sebagai pemicu krisis keuangan
2013, seperti Korea Selatan dan Thailand sebagai pelopor pada krisis tahun
1998.5 Pemicu krisis keuangan di India salah satunya adalah diakibatkan karena
adanya ketimpanga gender, ketimpangan gender yang pada akhirnya akan
mengakibatkan ketimpangan pendapatan dan berujung pada ketimpangan
redistribusi dan pembangunan ekonomi. Ketimpangan, kesenjangan dan
ketidakadilan merupakan salah satu faktor penghambat suatu negara untuk
melakukan pembangunan dan pencapaian MDGs suatu negara, terutama India.
Kajian gender ini tidak dapat dilepaskan dari kajian feminisme atau
kajian gerakan perempuan yang menuntut adanya kesetaraan gender. Kajian
feminisme dan gender mencakup berbagai aspek yang sangat luas mengenai
ketimpangan gender dan gerakan feminisme dalam berbagai bidang. Salah satu
bidang feminism adalah pembangunan nasional. esenjangan gender dalam
kesempatan dan kendali atas sumber daya, ekonomi, kekuasaan, dan partisipasi
5 Karim Raslan, Krisis Keuangan India, Kontan Senin, 16 September 2013 | 10:53 WIB-online
http://kolom.kontan.co.id/news/163/Krisis-Keuangan-India diakses pada 05 Mei 2015
politik terjadi di mana-mana. Perempuan dan anak perempuan menanggung beban
paling berat akibat ketidaksetaraan yang terjadi, namun pada dasarnya
ketidaksetaraan itu merugikan semua orang. Oleh sebab itu, kesetaraan gender
merupakan persoalan pokok pembangunan-suatu tujuan pembangunan yang
memiliki nilai tersendiri. Kesetaraan gender akan memperkuat kemampuan negara
untuk berkembang, mengurangi kemiskinan, dan memerintah secara efektif.
Dengan demikian mempromosikan kesetaraan gender adalah bagian utama dari
strategi pembangunan dalam rangka untuk memberdayakan masyarakat (semua
orang) perempuan dan laki-laki-untuk mengentaskan diri dari kemiskinan dan
meningkatkan taraf hidup mereka.
Tingkat pertumbuhan ekonomi India pada tahun 2013 melambat, padahal
negara dengan ekonomi terbesar ketiga di Asia ini selama beberapa tahun
sebelumnya mengalami kenaikan pertumbuhan ekonomi yang cukup
mengesankan.
Tabel 1. 1 Tingkat pertumbuhan tahunan PDB India
Sumber: Vibiznews.com
Sektor manufaktur India tercatat paling terpukul karena jatuh sebesar 1,9 persen
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Padahal, sektor ini dianggap sebagai
salah satu pencipta lapangan pekerjaan terbesar di negara itu.6
Pembangunan suatu negara dilakukan oleh semua warga negara tanpa
terkecuali, akan tetapi hingga saat ini masih dirasakan adanya ketidaksetaraan
dalam pembagian peran untuk upaya pembangunan negara tersebut. Hal tersebut
dilakukan semata-mata demi tercapainya pertumbuhan ekonomi nasional yang
diharapkan. Namun, masih adanya anggapan bahwa kaum perempuan kurang
memiliki kemampuan dan cenderung diragukan menjadikan perempuan tersebut
memiliki porsi yang sangat kecil untuk turut berpartisipasi dalam pembangunan
nasional. Secara lebih rinci, dalam skripsi ini akan dibahas beberapa hal mengenai
gender dan kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi di India, yakni pengertian
gender, ketimpangan gender, implikasi ketimpangan gender antara laki-laki dan
perempuan, hubungan gender dengan pertumbuhan ekonomi, serta solusi
pemecahan masalah ketimpangan gender dalam pertumbuhan ekonomi di India.
1. 2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh ketimpangan gender terhadap pertumbuhan ekonomi di
India pada tahun 2013?
2. Bagaimana solusi yang dapat dilakukan untuk meminimalisir ketimpangan
gender demi tercapainya pertumbuhan ekonomi yang maksimal?
6 Pertumbuhan Ekonomi India Kembali Melambat, Vibiznews Selasa, 04 Maret 2014 online
http://vibiznews.com/2014/03/04/pertumbuhan-ekonomi-india-kembali-melambat/ diakses pada 15 Juni 2015
1. 3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. 3. 1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan atau
pengaruh antara ketimpangan gender yang terjadi di India dengan
pertumbuhan ekonominya pada tahun 2013.
1. 3. 2 Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Bagi tingkat pendidikan perguruan tinggi, hasil penelitian dharapkan
dapat menjadi dokumen akademik yang berguna untuk dijadikan acuan
bagi sivitas akademika. Serta dengan adanya penelitian ini diharapkan
dapat memperkaya konsep atau teori yang menyokong perkembangan
ilmu pengetahuan Hubungan Internasional.
b. Manfaat Praktis
Bagi pemerintah India, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi
masukan yang berguna untuk meminimalisir tingkat ketimpangan
gender yang terjadi demi tercapainya pertumbuhan ekonomi yang
maksimal.
Bagi penulis, seluruh rangkaian penelitian dan hasil penelitian
diharapkan dapat lebih memantapkan penguasaan fungsi keilmuan
yang dipelajari selama mengikuti program perkuliahan Ilmu Hubungan
Internasional pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Malang.
1. 4 Penelitian Terdahulu
Nama Judul Jenis Penelitian
Fitri Gayatri (2008) Faktor dan Dampak
Ketimpangan
Pendidikan Perempuan
dalam Kehidupan
Perempuan
Eksplanatif
Erma Aktaria dan
Budiono Sri Handoko
(2012)
Ketimpangan Gender
dalam Pertumbuhan
Ekonomi
Eksplanatif
Mutiara Irfarindra
(2014)
Analisis Gender Tenaga
Kerja Wanita dalam
Partisipasi Ekonomi
Rumah Tangga
Eksplanatif
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Fitri Gayatri (2008) dengan judul
“FAKTOR DAN DAMPAK KETIMPANGAN PENDIDIKAN PEREMPUAN
DALAM KEHIDUPAN PEREMPUAN (Kasus: Kecamatan Cariu, Kabupaten
Bogor, Jawa Barat)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah faktor
dan dampak dari adanya ketimpangan pendidikan pendidikan dalam kehidupan
kaum perempuan tersebut. Hasil analisa faktor dan dampak ketimpangan
pendidikan perempuan tersebut, maka dapat dijelaskan bahwa ketimpangan
gender dalam pendidikan menyebabkan dampak negatif terhadap kehidupan
perempuan, baik bagi kehidupan individu perempuan itu sendiri, kehidupan
perempuan dalam keluarga, dan kehidupan perempuan dalam masyarakat.
Selanjutnya pada tahun 2012 sebuah penelitian yang dilakukan oleh
Erma Aktaria dan Budiono Sri Handoko dengan Judul “KETIMPANGAN
GENDER DALAM PERTUMBUHAN EKONOMI”. Hasil penelitian
menunjukkan terdapat pengaruh yang negatif dan signifikan antara
ketimpangan gender yang diwakili oleh 3 (tiga) jenis indeks ketimpangan yaitu
GII, proksi GDI, dan proksi GEM terhadap pertumbuhan ekonomi
kabupaten/kota di wilayah provinsi Kalimantan Tengah.
Sedangkan berdasarkan hasil penelitian terbaru oleh Mutiara Irfarinda
(2014) yang berjudul “ANALISIS GENDER TENAGA KERJA WANITA
DALAM PARTISIPASI EKONOMI RUMAH TANGGA” menunjukkan
bahwa keadaan ekonomi rumah tangga pedesaan yang di bawah rata-rata
menyebabkan perempuan pedesaan semakin termotivasi untuk berpartisipasi
dalam ekonomi rumah tangga. Semakin tinggi kualitas perekonomian maka
status sosial di masyarakat pun akan mengalami perubahan ke arah yang lebih
positif. Konsep bekerja bagi perempuan di perdesaan selama ini diukur dari
jumlah uang atau barang atau jasa yang dapat dinilai dengan uang yang dibawa
pulang oleh perempuan. Menguatnya peran perempuan dalam berkontribusi di
ekonomi rumah tangga menyebabkan terbentuknya kesetaraan gender pada
keluarga dan rumah tangga di pedesaan. Semakin tinggi kontribusi angkatan
kerja perempuan, maka pertumbuhan ekonomi ternyata semakin tinggi.
Kesetaraan gender berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
1. 5 Kerangka Teori dan Konsep
1. 5. 1 Teori Feminisme Liberal
Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan relevansi salah satu
pendekatan dalam Ilmu Hubungan Internasional, yaitu Feminisme. Teori
Feminisme Liberal cenderung lebih menenkankan adanya kesetaraan gender
dan mengusahakan adanya perubahan keduduakan demi tercapainya
pembangunan nasional. Elizabeth Stanton (1815-1902) berpendapat bahwa
ilmu sosial menunjukkan status perempuan sebagai salah satu ukuran bagi
kemajuan dan peradaban masyarakat. Dia berpendapat bahwa posisi
perempuan tidak diatur oleh Tuhan atau ditentukan oleh alam melainkan
ditentukan oleh masyarakat.7 Feminis liberal melihat perbedaan laki-laki
dengan perempuan sebagai kosntruk sosio-ekonomis dan budaya ketimbang
sebagai hasil dari suatu biologi abadi. Mereka menekankan perlunya
kesetaraan kesempatan bagi perempuan di semua bidang, yang, di dalam
demokrasi liberal Barat, diyakini dapat tercapai di dalam struktur besar dalam
kerangka kerja ekonomi dan hukum.
1. 5. 2 Teori Neo-Klasik
Teori neo-klasik menerangkan pembagian kerja seksual dengan
menekankan perbedaan seksual dalam berbagai variabel yang mempengaruhi
produktivitas pekerja. Perbedaan-perbedaan itu meliputi pendidikan,
keterampilan, lamanya jam kerja, tanggung jawab, serta kekuatan fisik.
Semua ini didasari pada asumsi bahwa di dalam persaingan antar pekerja,
dimana pekerja akan memperoleh upah sebesar marginal product yang
dihasilkannya.8
7 Jill Steans, et al., 2010, An Introduction to International Relation Theory: Perspective and Themes, 3rd ed,
London: Library of Congress hlm 157 online http://id.scribd.com/doc/141634567/An-Introduction-to-
International-Relations-Theory#page=166 diakses pada 14 Juni 2015 8 Prudent School, Kajian Teoritis Mengenai Ketimpangan Gender, online
http://prudentschool.sch.id/home/index.php?view=article&id=169%3Akajian-teoritis-mengenai-
ketimpangan-gender&option=com_content&Itemid=114 diakses pada 15 Juni 2015
1. 5. 3 Teori Segmentasi Pasar
Teori segmentasi pasar tenaga kerja bahwa laki-laki pada usia prima
(prime age) terkonsentrasi dalam pekerjaan berupah tinggi, stabil dan dengan
latihan, promosi dan prospek karir lebih baik, dan disebut sebagai primary
jobs. Keterbatasan ruang lingkup kerja perempuan diakibatkan oleh karena
perempuan tidak mempunya kapasitas untuk akses pada male-dominated
jobs, sehingga perempuan terkonsentrasi secara lebih dalam satu range
kesempatan kerja yang terbatas, yang menekan tingkat upah perempuan
(Chiplin dan Sloane, 1982).9
1. 5. 4 Konseptual
1. 5. 4. 1 Perbedaan Gender dan Seks
Pengertian gender berbeda dengan jenis kelamin (sex). Sex merupakan hal
yang kodrati dari Tuhan, sedangkan gender merupakan bentuk hasil dari
konstruksi sosial masyarakat. Sex lebih cenderung menyangkut perbedaan
biologis antara laki-laki dan perempuan khususnya pada bagian
reproduksi, sedangkan gender lebih cenderung ke perbedaan peran dan
fungsi serta tanggungjawab antara laki-laki dan perempuan sebagai hasil
kesepakatan atau hasil bentukan dari masyarakat. Jika peran dalam gender
dapat berubah-ubah serta dapat dipertukarkan maka peran reproduksi tidak
dapat berubah, sekali menjadi perempuan dan mempunyai rahim maka
selamanya akan menjadi perempuan.
9 Ibid,.
1. 5. 4. 2 Kesetaraan Gender
Merupakan kondisi dimana laki-laki dan perempuan menikmati status
yang setara dan kondisi yang sama untuk mendapatkan serta mewujudkan
hak asasinya secara penuh terutama segala potensi yang dimiliki untuk
pembangunan di segala bidang kehidupan, khususnya pembangunan
nasional demi tercapainya suatu pertumbuhan ekonomi yang merata.
Kesetaraan gender berbeda dengan keadilan gender, keadilan gender
merupakan suatu kondisi adil untuk perempuan dan laki-laki melalui
penghilangan hambatan-hambatan peran perempuan atau laki-laki tersebut
dalam kehidupan masyarakat.
1. 5. 4. 3 Pembangunan Berprespektif Gender
Pembangunan berprespektif gender mengandung pengertian
sebagai upaya mengintegrasikan masalah gender dalam pembangunan
melalui pemenuhan hak‐hak dasar seperti pendidikan, kesehatan, kredit, pe
kerjaan, dan peningkatan peranserta dalam kehidupan publik (Bank
Dunia, 2005). United Nation Development Program (UNDP)
kemudian menyusun tolak ukur keberhasilan melalui formula Human
Development Index (HDI) yaitu suatu indikator komposisi atau gabungan
yang terdiri dari tiga ukuran: kesehatan (sebagai ukuran longevity),
pendidikan (sebagai ukuran knowledge), dan tingkatan pendapatan riil
(sebagai ukuran living standarts).10
10 Asep Sopari, Gender dalam Kependudukan serta Implikasinya dalam Pembangunan di Indonesia, online
http://nad.bkkbn.go.id/infoprogram/Documents/Gender%20dan%20Kepepdudukan%20serta%20Implikasiny
a.pdf. Diakses pada 15 Juni 2015
1. 6 Metodologi Penelitian
1. 6. 1 Variabel Penelitian dan Level Analisa
Pada penelitian ini, penelaahan penulis difokuskan pada ketimpangan
gender yang terjadi di India serta dampak atau pengaruhnya terhadap
pertumbuhan ekonomi di negara tersebut. Penulis menggunakan model
reduksionis, model reduksionis ialah apabila tingkat unit eksplanasi lebih
rendah dari tingkat unit analisa. Pada penelitian ini pertumbuhan ekonomi
di India yang terletak pada level negara-bangsa sebagai unit analisa dan
ketimpangan gender sebagai unit eksplanasi. Sedangkan dalam penelitian
ini terdapat dua variabel.
Variabel Independen : adalah variabel yang nilainya dapat mempengaruhi
variabel lain, yaitu variabel dependen. Dalam penelitian ini, ketimpangan
gender merupakan variabel independen.
Variabel dependen : adalah variabel yang nilainya dipengaruhi atau
bergantung pada variabel lain. Dalam penelitian ini, pertumbuhan ekonomi
merupakan variabel dependen.
1. 6. 2 Metode Penelitian
Penulis memilih menggunakan Metode Korelasional menggunakan
Pendekatan Kualitatif. Karena penelitian ini akan lebih cocock dianalisa
dengan menggunakan pernyataan daripada dengan angka atau uji
statistika.
1. 6. 3 Teknik Analisa Data
Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanatif. Populasi
dalam penelitian ini adalah kaum perempuan di India. Sedangkan teknik
analisa data yang digunakan analisa kualitatif. Berawal dari pengamatan
deskriptif dan analisis domain, kemudian dilanjutkan dengan pengamatan
terfokus dan taksonomi hingga menjadi pengamatan terpilih dan analisis
komponen.
1. 6. 4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan:
a. Teknik pengumpulan data dengan penelusuran data online
Menelusuri informasi tentang obyek yang diteliti dari internet, baik
informasi yang bersifat teoritis maupun data-data primer dan sekunder
(Bungin, 2008: 124).
b. Metode Kajian Dokumen
Menyelidiki data yang didapat dari dokumen, catatan, file, dan hal-hal
yang sudah didokumentasikan. Dokumen tak terbatas pada ruang dan
waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui
hal-hal yang pernah terjadi untuk penguat data observasi dan
wawancara dalam memeriksa keabsahan data, membuat interprestasi
dan penarikan kesimpulan.
c. Teknik Triangulasi Data
Mengumpulkan atau menggabungkan berbagai macam sumber data
yang ada, karena dengan cara ini maka akan mengarahkan penulis
untuk mendapatkan data-data yang ada.
d. Teknik Studi Kepustakaan
Memanfaatkan keberadaan perpustakaan untuk mengumpulkan,
membaca, mengkaji, mencatat data. Melalui refrensi khusus dan
umum, buku-buku pedoman, laporan-laporan penelitian, tesis,
desertasi, jurnal, ensiklopedia yang terdapat di dalam perpustakaan
peneliti akan memperoleh informasi dan sumber data yang tepat dalam
waktu yang cukup singkat.
1. 6. 5 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dibatasi dalam jangka waktu antara tahun 1984 sejak
India melakukan reformasi kebijakan ekonominya dengan
perkembangan sektoralnya.11 Jangkauan penelitian ini berakhir pada
tahun 2013 ketika perekonomian India yang awalnya konsisten terus
mengalami kenaikan namun pada tahun tersebut perekonomian India
justru turun.12
11 Ekonomi India Tinggal Landas, online http://www.bappenas.go.id/files/5413/5228/3043/ekonomi-india-
tinggal-landas__20081123060433__1002__0.pdf. Hlm 02 diakses pada 15 Juni 2015 12 Pertumbuhan ekonomi India anjlok 4,4%, analisis menyalahkan situasi ini karena adanya kemrosotan
investasi dan penurunan permintaan ekspor dari negara-negara maju. Situasi tersebut juga menandai kuartal
ketiga berturut-turut pertumbuhan di bawah lima persen. Hal ini menjadi tantangan bagi pemerintah untuk
mendapatkan ekonomi kembali ke jalur ekspansi dalam upaya mengurangi kemiskinan yang semakin meluas.
source: http://ekbis.sindonews.com/read/777593/35/pertumbuhan-ekonomi-india-anjlok-4-4-1377870276
1. 7 Pre-Analisa
Pertumbuhan ekonomi India yang telah dicapai sejak reformasi yang dilakukan
pada tahun 1984 semestinya diimbangi oleh perkembangan dan pertumbuhan
di seluruh wilayahnya, terutama di wilayah pedesaan dan pinggiran India.
Tetapi, pada faktanya perekonomian di daerah pedesaaan dan pinggiran India
masih sangat memprihatinkan. Kesenjangan ekonomi antara masyarakat
perkotaan dan pedesaan India pada dasarnya masih disebabkan oleh banyak
faktor, seperti masih berlakunya sistem kasta yang pada akhirnya membuat
perempuan kurang dapat berkembang dan masih terpaku pada adat budaya.
Peran perempuan yang dibatasi oleh adanya adat dan warisan budaya
mengakibatkan adanya ketimpangan gender yang dialami oleh masyarakat
perkotaan dan pedesaan, terutama untuk kaum perempuan. Akan tetapi sejak
reformasi yang dilakukan India memacu tingkat pertumbuhan ekonomi dan
hasil yang diperoleh cukup mengesankan terutama di sektor manufaktur dan
jasa. Hingga pada beberapa tahun setelahnya pertumbuhan ekonomi India
mengalami peningkatan dan kemiskinan mengalami penurunan. Berdasarkan
salah satu teori ketimpangan gender, yakni Feminisme Liberal yang menuntut
adanya kesetaraan gender menyatakan bahwa perempuan merupakan salah satu
penentu bagi kemajuan suatu negara.