LAPORAN UJI BAHAN KAYU
Transcript of LAPORAN UJI BAHAN KAYU
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGUJIAN BAHAN BANGUNAN
KAYU
Dibuat Untuk Memenuhi Persyaratan Perkuliahan Bahan Bangunan ISemester I Tahun Ajaran 2013/2014
POLBAN
Dibuat Oleh :
Kelompok IVTeknik Konstruksi Gedung 1A
Taufan Hidayat (13111027) Taufik Aditya Nirwan (13111028) Tsara Febrina Ismayanti (13111029) Wiwit Utami (13111030) Yedie Chahyadie (13111031) Yoga Try Kandidat (13111032) Salma ST Zakiah (13111065)
LABORATORIUM UJI BAHAN KONSTRUKSIJURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJanuari 2014
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGUJIAN BAHAN BANGUNAN
KAYU
Dibuat Untuk Memenuhi Persyaratan Perkuliahan Bahan Bangunan ISemester I Tahun Ajaran 2013/2014
Dibuat Oleh :
Kelompok IVTeknik Konstruksi Gedung 1A
Taufan Hidayat (13111027) Taufik Aditya Nirwan (13111028) Tsara Febrina Ismayanti (13111029) Wiwit Utami (13111030) Yedie Chahyadie (13111031) Yoga Try Kandidat (13111032) Salma ST Zakiah (13111065)
RINGKASAN
Pengertian kayu disini ialah sesuatu bahan, yang diperoleh
dari hasil pemungutan pohon-pohon di hutan, yang merupakan bagian
dari pohon tersebut, setelah diperhitungkan bagian-bagian mana
yang lebih banyak dimanfaatkan untuk sesuatu tujuan penggunaan.
Untuk itulah, pemilihan jenis kayu yang tepat harus
disesuaikan dengan penggunaan kayu kedepannya. Laporan Praktikum
Kayu ini berisi tentang berbagai uji yang dilakukan
dilaboratorium. Seperti halnya uji kekerasan, uji lentur, uji
sejajar serat dan lain sebagainya.
Pengujian ini dilakukan untuk lebih memahami dari sipat
mikroskopis kayu itu sendiri, sehingga dari hasil pengujian kita
dapat menyimpulkan kayu mana yang paling cocok digunakan
berdasarkan penggunaannya.
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas
rahmat dan kehendak-Nya lah kami bisa menyelesaikan Laporan
Praktikum Bahan Bangunan ini tepat pada waktunya. Salawat serta
salam selalu terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada
keluarga, sahabat serta umatnya hingga akhir zaman.
Laporan Bahan Bangunan ini kami buat sebagai bukti real dari
praktikum yang telah kami lakukan sebelumnya. Data-data yang
terdapat dalam laporan merupakan hasil dari praktikum uji kayu
(kayu Bengkirai), laporan ini bertujuan agar mahasiswa teknik
sipil dapat mengelompokan jenis- jenis dan sifat mikroskopis yang
terkandung dalam kayu ini.
ii
Laporan ini terdiri dari pendahuluan, dasar teori,
pengelompokan mutu kayu, kesimpulan dan saran beserta daftar
pustaka hingga lampiran- lampirannya. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat sebagai acuan bagi semua orang khususnya mahasiswa
dalam melaksanakan penelitian terhadap jenis dan spesifikasi mutu
kayu. Dan pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini.
Kami memohon maaf atas segala kekurangannya dalam pembuatan
laporan ini, kritik dan saran yang bersifat membangun akan kami
terima demi kesempurnaan laporan kami selanjutnya.
Bandung, Januari 2014
Tim Penyusun
DAFTAR ISIRINGKASAN........................................................iKATA PENGANTAR..................................................iiDAFTAR ISI.....................................................iii
iii
I................................................................1PENDAHULUAN......................................................11.1. Latar Belakang.............................................11.2. Tujuan.....................................................11.3. Manfaat....................................................1
II...............................................................2DASAR TEORI......................................................22.1. Kayu.......................................................22.2. Klasifikasi Kayu...........................................22.3. Standar Pengujian Kayu.....................................3Balok contoh uji :..............................................32.3.1............................Metode Pengujan Kuat Lentur Kayu
32.3.2.................................Pengujan Kadar Air Pada Kayu
62.3.3...............................Pengujan Berat Jenis Pada Kayu
72.3.4.................................Pengujan Kekerasan Pada Kayu
82.3.5.................Pengujan Kuat Tekan Tegak Lurus Serat Kayu
82.3.6......................Pengujan Kuat Tekan Sejajar Serat Kayu
92.3.7................................Pengujan Kuat Geser Pada Kayu
11III.............................................................13METODE PELAKSANAAN..............................................133.1. Uji Kekerasan Kayu........................................133.1.1.........................................................Alat :
133.1.2........................................................Bahan :
133.1.3.......................................Prosedur Pelaksanaan :
133.1.4.......................................Analisa dan Evaluasi :
14
iv
3.2. Uji Kelenturan Kayu.......................................143.2.1.........................................................Alat :
143.2.2........................................................Bahan :
153.2.3.......................................Prosedur Pelaksanaan :
153.2.4.......................................Analisa dan Evaluasi :
163.3. Uji Tekan Sejajar Serat Kayu.............................173.3.1.........................................................Alat :
173.3.2........................................................Bahan :
173.3.3.......................................Prosedur Pelaksanaan :
173.3.4.......................................Analisa dan Evaluasi :
183.4. Uji Keteguhan Tekan Tegak Lurus Serat Kayu...............193.4.1.........................................................Alat :
193.4.2........................................................Bahan :
193.4.3.......................................Prosedur Pelaksanaan :
193.4.4.......................................Analisa dan Evaluasi :
203.5. Uji Keteguhan Geser Sejajar Serat Kayu...................213.5.1.........................................................Alat :
213.5.2........................................................Bahan :
213.5.3.......................................Prosedur Pelaksanaan :
213.5.4.......................................Analisa dan Evaluasi :
213.6. Uji Berat Jenis Kayu......................................22
v
3.6.1.........................................................Alat :22
3.6.2........................................................Bahan :22
3.6.3.......................................Prosedur Pelaksanaan :22
3.6.4.......................................Analisa dan Evaluasi :23
3.7. Uji Kadar Air Kayu........................................233.7.1.........................................................Alat :
233.7.2........................................................Bahan :
233.7.3.......................................Prosedur Pelaksanaan :
233.7.4.......................................Analisa dan Evaluasi :
24IV..............................................................26HASIL DAN PEMBAHASAN............................................264.1. Resume Hasil Pengujian....................................26
V...............................................................29PENUTUP.........................................................295.1. Kesimpulan................................................295.2. Saran.....................................................29
DAFTAR PUSTAKA...................................................v
vi
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Latar belakang dari hasil laporan ini bahwa sebagai mahasiswa
kita harus mengetahui perihal karakter, sifat, yang
terkandung dalam kayu ini, seperti halnya Beton sebagai
struktur yang kuat kayu juga sangat berperan dalam pembuatan
Pergedungan dan sebagainya sehingga kebutuhan penelitian
begitu menunjang dalam pemanfaatan dalam bidang bangunan,
seiring perkembangan jaman yang pesat, kayu menjadi sasaran
utama dalam aktivitas sebagai multi guna sehingga semakin
hari kayu ini menjadi langka, karena pemanfaatan yang
berlebihan yang disebabkan salah satunya ialah kurangnya
pemahaman dari masyarakat sifat-sifat uji terhadap kayu yang
menjadikan masyarakat acuh tak acuh dari pemanfaatan kayu ini
1.2. Tujuan
Tujuan dari pada pembuatan laporan ini, salah satunya sebagai
pemenuhan tugas sebagai dasar kepahaman kita terhadap proses
praktikum sebelumnya, selain itu laporan bisa menjadi
wawasan bagi kita semua untuk bisa mempelajari serta memahami
dari hasil praktikum ini yang hasil akhirnya bisa mengamalkan
secara integritas atas dasar laporan ini
1.3. Manfaat
1
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari hasil praktikum ini,
diantaranya :
Menambah wawasan khususnya bagi kita, dan umumnya
kalangan luas dalam hasil laporan ini.
Selain wawasan, pengetahuan secara khusus di dapat dalam
hasil laporan ini.
Sehingga didapat kesimpulan yang bisa dijadikan landasan
bagi semua kalangan khususnya mahasiswa
Hasil akhirnya diharapkan semua yang ada pada laporan
ini agar bisa bermanfaat bagi kalangan luas, kritik dan
saran yang membangun diarapkan menjadikan laporan ini
semakin berdaya guna.
II
DASAR TEORI
2.1. Kayu
Kayu merupakan hasil hutan dari kekayaan alam, merupakan
bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang
sesuai kemajuan teknologi. Kayu memiliki beberapa sifat
sekaligus, yang tidak dapat ditiru oleh bahan-bahan lain.
Pengertian kayu disini ialah sesuatu bahan, yang diperoleh
dari hasil pemungutan pohon-pohon di hutan, yang merupakan
bagian dari pohon tersebut, setelah diperhitungkan bagian-
bagian mana yang lebih banyak dimanfaatkan untuk sesuatu
tujuan penggunaan. Baik berbentuk kayu pertukangan, kayu
industri maupun kayu bakar. (Dumanauw.J.F, 1990)
2
Kayu bengkirai merupakan salah satu jenis kayu yang
berkualitas bagus. Hal tersebut dapat dibuktikan pada saat
dalam proses pengerjaan (pengerjaan kayu bengkirai). Kayu
bengkirai ini mudah diproses seperti diserut, dipotong,
diukir dll. Oleh sebab itu, banyak orang yang memasukkan kayu
bengkirai ini ke dalam golongan jenis-jenis kayu
pertukangan.
Dan dalam prakteknya, saat ini banyak sekali orang-orang yang
menggunakan kayu bangkirai ini untuk memproduksi beraneka
macam produk dari kayu. Hal tersebut memang tidak bisa
dilepas dari kualitasnya yang memang terbukti benar-benar
baik oleh dunia pertukangan. Dan hingga saat ini, permintaan
terhadap kayu bengkirai sangatlah banyak, oleh sebab itu,
kayu bengkirai ini masuk ke dalam daftar jenis kayu yang
memiliki nilai komersial
2.2. Klasifikasi Kayu
Kayu Bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian
yaitu :
1. Kayu Bangunan Struktural:
Kayu Bangunan yang digunakan untuk bagian structural
Bangunan dan penggunaannya memerlukan perhitungan beban;
2. Kayu Bangunan Non-Struktural:
Kayu Bangunan yang digunakan dalam bagian Bangunan, yang
penggunaannya tidak memerlukan perhitungan beban;
3. Kayu bangunan untuk keperluan lain:
3
Kayu Bangunan yang tidak termasuk kedua penggolongan di
atas, tetapi dapat diperlukan sebagai bahan Bangunan
penolong ataupun Bangunan sementara.
2.3. Standar Pengujian Kayu
Balok contoh uji :
2.3.1. Metode Pengujan Kuat Lentur Kayu
Referensi : SNI 03-3959-1995
a) Benda Uji
Benda uji harus memenuhi ketentuan :
1) Bentuk dan ukuran (50 x 50 x 760) mm. (Gambar 1);
4
Gambar 1 Bentuk dan ukuran benda uji
2) Ketelitian ukuran benda uji pada tengah bentang ± 0,25
mm;
3) Kadar air kayu maksimum 20%.
b) Peralatan
Peralatan harus memenuhi ketentuan :
1) Kedua tumpuan pelat dan rol yang terbuat dari baja
harus mempunyai bentuk dan ukuran seperti Gambar 2 dan
harus memungkinkan benda uji bisa bergerak dalam arah
horizontal;
Gambar 2 Bentuk dan ukuran tumpuan plat dan rol
5
2) Bantalan penekan untuk pemberian beban terbuat dari
bahan baja, harus mempunyai bentuk dan ukuran seperti
pada Gambar 3; SNI 03-3959-1995
Gambar 3 Bentuk dan ukuran bantalan penekan
3) Mesin uji yang digunakan untuk pengujian kuat lentur
harus memenuhi ketentuan yang berlaku, dan juga harus
memenuhi persyaratan kecepatan pembebanan sebagaimana
yang diatur pada Pasal 3.5.
c) Jarak Tumpuan
Benda uji diletakkan di atas kedua tumpuan pelat dan rol,
dengan jarak tumpuan 710 mm.
d) Letak Beban
Pembebanan pada benda uji dilaksanakan dengan meletakkan
bantalan penekan di tengah bentang.
e) Kecepatan Pembebanan
Kecepatan pembebanan harus memenuhi ketentuan, yaitu
kecepatan gerakan beban 2,5 mm per menit dengan
diperbolehkan ada penyimpangan ± 25%.
6
f) Besar Beban Uji
Besarnya beban uji harus memenuhi ketentuan, yaitu
besarnya beban maksimum sampai benda uji mengalami patah.
g) Perhitungan Kuat Lentur:2
Kuat Lentur dari benda uji dihitung dengan rumus :
Selain itu, untuk mengukur Besarnya Modulus Of Elasticity
:
Selain itu, untuk mengukur Besarnya Modulus Of Rufture :
7
2.3.2. Pengujan Kadar Air Pada Kayu
Referensi : PPKI 1961
Kadar air dalam kayu sangat mempengaruhi kekuatan kayu
dalam menopang beban. Apabila kayu tersebut memiliki
kadar air yang sedikit, maka kayu tersebut akan
memiliki kekuatan yang besar. Untuk itu agar kayu kuat
dan awet kayu tersebut harus dikeringkan terlebih
dahulu. Tujuan lainnya kayu dikeringkan agar regangan
yang terjadi pada kayu tidak terlalu besar.
Menurut PPKI 1961 ada 3 jenis kadar air pada kayu yaitu
:
1. Kadar air kering oven, dimana kadar airnya 0%.
2. Kadar air kayu kering udara < 24%.
3. Kadar air kayu jenuh serat berkisar antara 24-30%.
4. Kadar air kayu basah berkisar antara 20-400%.
Untuk menentukan kadar air kayu dapat digunakan rumus
sebagai berikut :
ω =
W1−W2W2
x100%
8
Dimana :
W1 = Berat awal (gr)
W2 = Berat kering oven (gr)
2.3.3. Pengujan Berat Jenis Pada Kayu
Referensi :
1. ASTM 2395-69
2. ASTM D 143-52 (Reapproved 1978), book of standards,1982
3. Pedoman pengujian sifat fisik dan mekanik kayu.Publikasi khusus LPHH Bogor, 1972
4. Job Sheet Uji Bahan
Berat jenis adalah perbandingan antara kerapatan kayu
tersebut dengan kerapatan air pada suhu 4 C, dimana paa
suhu standar tersebut kerapatan air sebesar 1 gr/cm3
(Haygreen et al.2003).
Dalam penggunaanya kayu harus di perhatikan
kekuatannya,agar sesuai dalam penggunaanya. Kekuatan
kayu tersebut diklasifikasikan agar dapat digunakan
secara tepat sesuai dengan kegunaannya dalam kosntruksi.
Kekerasan kayu berbanding lurus dengan kepadatannya.
Maka semakin keras kayu tersebut makin padat pula kayu
tersebut. Sehingga makin padat kayu maka kekuatan kayu
tersebut makin besar untuk menopang beban.
PKKI. 1961 kekuatan kayu berdasarkan kekuatan absolut.
9
Kelaskuat
Bj keringudara
I >0.9
II 0.9-0.6
III 0.6-0.4
IV 0.4-0.3
V < 0.3
Rumus Berat jenis berdasarkan ukuran dimensi:
BJ=BV
Diman a: B = berat kering udara (gr)
V = P x L x t ( cm3)
2.3.4. Pengujan Kekerasan Pada Kayu
Referensi :
1. PKKI 1961
2. ASTM D 143 – 52 (Reapproved 1978), book of ASTMStandards, 1982.
3. Pedoman pengujian sifat fisik dan mekanik kayu.
4. Publikasi khusus LPHH Bogor, 1974.
5. Job Sheet Uji Bahan
Kayu yang digunakan di bidang konstruksi harus memenuhi
standar dan diantaranya kekerasan kayu. Kekerasan adalah
kemampuan kayu untuk menahan gaya yang membuat takik
atau lekukan atau kikisan (abrasi). Bersama-sama dengan
keuletan, kekerasan merupakan suatu ukuran tentang
10
ketahanan terhadap pengausan kayu. Kekerasan kayu atau
'density' diukur dalam satuan kg/m3. Rata-rata kekerasan
kayu yang ada adalah sekitar 320 - 720 kg/M3. Ada
beberapa jenis kayu yang sangat lunak hingga 160 kg/m3
dan paling tinggi kekerasan kayu pada level 1.000 kg/m3.
Semua ukuran kekerasan kayu tersebut diukur pada level
MC sekitar 12%. Kayu yang memiliki kekerasan yang tinggi
akan memiliki kekuatan yang tinggi pula. Kekuatan kayu
dapat di ukur dari arah radial, tangensial dan aksial
kayu. Dengan uji coba di laboratorium kita dapat
mengetahuinya. Kayu ditekan dengan mesin penekan sampai
bola baja masuk ke kayu sedalam ½ dari diameter bola
baja.
2.3.5. Pengujan Kuat Tekan Tegak Lurus Serat Kayu
Referensi :
2. PKKI 1961
3. ASTM D – 143 – 52
4. ASTM D 143 – 53 (Reapproved 1978), book of ASTM
Standards, 1982.
5. Pedoman pengujian sifat fisik dan mekanik kayu.
Publikasi khusus LPHH Bogor, 1974.
6. Job Sheet Uji Bahan
Kekuatan Tekan adalah kekuatan kayu untuk menahan muatan
jika kayu tersebut dipergunakan untuk suatu konstruksi.
Ada 2 macam, yaitu kuat tekan sejajar dan tegak lurus
arah serat. Kuat tekan sejajar > tegak lurus arah serat.
Kuat tekan sejajar menetukan kemampuan kayu dalam
11
menahan beban. Kekuatan kayu dapat di ukur dengan cara
menguji dari kuat tekan lurus seratnya (σ tkn ┴) , yaitu
kekuatan kayu dalam menopang beban yang bekerja dalam
arah tegak lurus serat kayu.
Untuk menghitung kuat tekan tegak lurus serat (σ tkn ┴)
digunakan rumus:
σtkn⊥¿=
PmaxA
¿
dimana : σ tkn ┴ = kuat tekan/tegangan tegak lurus
serat (kg/cm2) .
P max = beban maksimum hingga terjadi
deforkasi terhadap kayu sebesar 2,5
mm (kg) .
A = luas bidang tekan (cm2) .
Karena didalam pedoman PKKI 1961, tidak ada tegangan
tekan tegak lurus absolut σ tkn ┴ , maka dilakukan dengan
cara pendekatan, maka didapat tabel tegangan tekan
tegak lurus serat absolut sesuai dengan kelas
kuatnya , sebagai berikut :
Kelaskuat
kayu
σ tkn ┴ absolut
(kg/cm2)
Elastisitas (E)
(kg/cm2)
I > 200 125.000
II 125 – 200 10.000
III 75 – 125 80.000
12
IV 47,78 – 75 60.000
V < 47,78 _
2.3.6. Pengujan Kuat Tekan Sejajar Serat Kayu
1. ASTM D 143 - 52 (Reapproved 1978), book of standar,
1982.
2. Pedoman pengujian sifat fisik dan mekanik kayu.
Publikasi khusus LPHH
Bogor, 1974.
3. PKKI 1961
4. Job Sheet Uji Bahan
Kuat tekan sejajar serat (σ tkn //) pun perlu
diperhatikan yaitu kekuatan kayu dalam menopang beban
yang bekerja dalam arah sejajar serat kayu,serta kayu
pun harus memenuhi standar yang sesuai dengan
kegunaanya. Kayu yang memiliki kuat tekan yang baik akan
menentukan kelas kuat kayu.
Selain dari pada itu, sifat mekanis suatu jenis kayu,
juga tidak sama untuk beberapa arah. Di dalam
pengetahuan kayu dibedakan atas 3 arah sumbu, yaitu:
Arah Tangensial, menurut arah garis singgung
lingkaran batangnya.
Arah Axial, arah sejajar serat /batang.
Arah Radial, arah menuju kepusat/hati kayu.
Kelas kuat kayu dan tegangan tekan // serat (σ tkn //),
menurut PKKI 1961 :
Kelas Tegangan tekan // Elastisit
13
kuat kayu serat (σ tkn //)(kg/cm2)
as (E)
(kg/cm2)I > 650 125.000
II 650 – 425 100.000
III 425 – 300 80.000
IV 300 – 215 60.000
V < 215 _
Untuk mengetahui besarnya kuat tekan // serat (σ tkn //)
kayu maksimum, digunakan rumus :
σtkn//max=PmaxA
dimana : σ tkn // max = tegangan tekan // serat
(kg/cm2) .
P max = beban maksimum yang diberikan
sampai benda uji
mengalami keruntuhan (kg) .
A = luas permukaan bidang tekan (cm2) .
P prop max adalah beban terbesar yang dapat diterima
oleh kayu tanpa menyebabkan deformasi plastis pada kayu
tersebut . P prop max biasanya didapat dari grafik
hubungan antara P dan Δl .
σ tkn //prop max dapat dihitung dengan menggunakan rumus
:
σtkn//propmax=PpropA
14
dimana : σ tkn //prop max = beban terbesar
yang dapat diterima oleh kayu tanpa
menyebabkan deformasi plastis pada kayu
(kg) .
A = luas
permukaan bidang tekan (cm2) .
Untuk menghitung modulus elastis (E) dapat digunakan rumus :
E=σε
=
PA
Δll
dimana : P =beban tekan (kg) .
A = luas permukaan bidang tekan (cm2) .
Δl = deformasi kayu (cm) .
l = panjang kayu (cm)
2.3.7. Pengujan Kuat Geser Pada Kayu
Dalam konstruksi kayu,kayu harus dilakukan penyambungan
sesuai kebutuhan yang diinginkan dikarnakan dimensi
panjang kayu yang terbatas sesua. Pada daerah sambungan
tersebut terjadi geser yang diakibatkan oleh adanya gaya
geser yang bekerja, karena itu dilakukan pengujian kuat
geser kayu dan besarnya beban geser yang dapat ditahan
oleh bidang geser kayu. Kuat geser kayu sangat
berpengaruh terhadap kekuatan kayu dalam menopang beban.
Terutama di daerah sambungan kayu,agar kayu dapat
15
menopang beban lebih besar maka kayu harus memiliki
besar kuat geser yang besar pula.
Untuk menghitung kuat geser kayu digunakan rumus :
τ//=PHA
dimana : τ // = tegangan geser // serat kayu (kg/cm2)
PH = beban/gaya geser yang bekerja (kg)
A = luas bidang geser (cm2)
Karena didalam pedoman PKKI 1961, tidak ada tegangan
geser absolut maka dilakukan dengan cara pendekatan,
maka didapat tabel tegangan geser absolut sesuai dengan
kelas kuatnya , sebagai berikut :
16
Kelaskuat
kayu
τ // absolut
(kg/cm2)
Elastisitas (E)
(kg/cm2)
I > 100 125.000
II 60 – 100 10.000
III 40 – 60 80.000
IV 23,89 – 40 60.000
V < 23,89 _
3.1.1. Alat :
a) Mesin uji
b) Gergaji
3.1.2. Bahan :
a) Kayu Bengkirai
3.1.3. Prosedur Pelaksanaan :
a) Siapakan kayu yang akan diuji
b) Ukur kayu yang akan diuji dengan jangka sorong
c) Setelah itu, timbang kayu dengan timbangan digital
d) Tentukan radial dan tangensial
e) Buat garis tengah pada kayu sebagai acuan untuk di
tekan
f) Tekan kayu bagian ujung 1, ujung 2, radial 1,
radial 2, tangensial 1, dan tangensial 2
g) Benda uji diletakan diatas pelat mesin tekan,
bidang ujinya menghadap ke atas bidang ini diletakan
batang baja yang telah dilengkapi dengan peluru baja
∅1,13 cm pada ujungnya. Peluru ini menempel pada
permukaan kayu pada titik uji .
18
h) Beban tekan kemudian diberikan melalui batang dan
diteruskan oleh peluru baja kepada permukaan kayu.
beban diberikan 6 mm/menit, sampai peluru menembus
benda uji sedalam ½ dari ∅ nya atau membentuk lekukan
pada kayu seluas 1 cm2.
i) Besarnya beban ini dinyatakan dalam (kilogram), dan
dicatat sampai 0,1 kg.
3.1.4. Analisa dan Evaluasi :
JenisKayu
Nomor/KodeBendaUji
UkuranPenampangBenda Uji
(mm)BebanTekan(N)
Kekerasan
(MPa)
Berat BendaUji (gr) Kada
rAir(%)
KeteranganAwal
KeringOven
Lebar(w)
Pjg(l)
Bangkirai
Radial 49.9 149.6
9215 9.2
325.6 64.1 408.0
8170 8.2Kekerasan Rata-Rata (Radial) 8.7
Tangensial 51.9 150.
07790 7.88265 8.3
Kekerasan Rata-Rata (Tangensial) 8.0
Longitudinal 49.9 51.9 7838 7.8
8313 8.3Kekerasan Rata-Rata (Longitudinal) 8.1
Catatan:
Dimana:
1.
fk = KekerasanKayu (MPa)
19
0APfk %100
2
21 xW
WW
2.
ω = Kadar Air Kayu (%)
3.
P = Beban Intender Peluru Baja
Seluas1 cm2 (N)
4.
A0 = Luas Tembereng Bola = 100 mm2
5.
W1 = Berat Awal(gram)
6.
W2 = Berat KeringOven (gram)
3.2. Uji Kelenturan Kayu
3.2.1. Alat :
a) Mesin uji
b) Gergaji
3.2.2. Bahan :
a) Kayu Bengkirai
3.2.3. Prosedur Pelaksanaan :
a) Perletakan contoh / benda uji.
b) Benda uji diletakkan di atas dua penumpu yang
jaraknya 70 cm dan batang pelentur diletakkan di
tengah-tengah antara dua beban dan akan mengenai benda
uji pada bidang tangensial yang terdekat dengan
empelur. Alat pengukur defleksi pada tengah-tengah
benda uji di bawah batang pelentur.
c) Kecepatan pemberian beban.
20
d) Beban lentur diberikan dengan kecepatan gerakan 2,5
mm/menit dengan simpangan ±25%. Bila kecepatan gerakanbeban tidak dicatat, maka dapat dipergunakan angka
kenaikan beban sebesar 60 kg/menit.
e) Pemberian beban dan defleksi.
f) Beban dan defleksi diukur sampai mencapai atau
melampaui maksimum, atau sampai mencapai defleksi
sebesar 15 cm atau sampai benda uji tidak mampu
menahan beban sebesar 90 kg. defleksi dicatat (dalam
kurva) dengan ketelitian sampai 0,02 mm. pembacaan
kurva beban defleksi paerlu dibedakan antara sebelum
dan sesudah batas proporsional.
g) Sebelum batas proporsional defleksi dibaca untuk
setiap kenaikan beban 50 kg. kalau defleksi terlalu
besar sehingga titik defleksi pada kurva akan terbatas
jumlahnya, maka pembacaan defleksi sebaiknya untuk
setiap kenaikan beban 25 kg.
h) Setelah melewati batas proporsional maka cara
pembacaan dibalikan, yaitu defleksi tidak lagi dibaca
dari setiap kenaikamn beban 50 kg (atau 25 kg),
melainkan beban dibacxa dari setiap kenaikan defleksi
2,5 mm dengan ketelitian 0,2 mm. beban lentur pada
batas proporsional, dicatat P kg.
i) Beban lentur maksimum dicatat, misalnya P1 Kg, dan
hubungan beban dengan defleksi digambarkan dalam
kurva.
j) Retak-retak setelah selesai pengujian lentur.
21
k) Retak-retak yang timbul pada pengujian keteguhan
lentur statik diamati. Terdapat kemungkinan retak
sebagai berikut :
Retak tarik, Retak mendatar, Retak miring, Retak
putus, Retak berserabut, Retak tekan
3.2.4. Analisa dan Evaluasi :
Data Beban
(N) Data Lendutan
Grafik Beban Vs Lendutan Keterangan
Pembacaan
Selisih divisi
x 0,01 Selisih
Beban Beban (mm) (mm)
0 0 0.00
1000 1000 1.5 0.02 0.02 2000 1000 1.75 0.02 0.00 3000 1000 2 0.02 0.00 4000 1000 2.5 0.03 0.01 5000 1000 3 0.03 0.01 6000 1000 3.75 0.04 0.01 7000 1000 118 1.18 1.14 8000 1000 229 2.29 1.11
9000 1000 322.5 3.23 0.94
10000 1000 524.5 5.25 2.02
11000 1000 631.5 6.32 1.07
12000 1000 738.5 7.39 1.07
13000 1000 849 8.49 1.11 14000 1000 959 9.59 1.10
15000 1000 1002.5 10.03 0.44
22
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
01000200030004000500060007000800090001000011000120001300014000150001600017000
f(x) = 937.6403 x + 4177.954R² = 0.901396642969682
LENDUTAN (MM)
BEBAN (N)
16000 1000 1192.5 11.93 1.90
17000 1000 1296.5 12.97 1.04
18000 1000 1526 15.26 2.30 19000 1000 1948 19.48 4.22
1. Jarak Tumpuan (L), mm
: 812 5. Beban Tahap Satu (Pi), N : 100
09. W1, gram : 176.0
6
2. Lebar Benda Uji (b), mm
: 49.60
6. Beban Tahap Berikutnya (Pn), N : 200
010. W2, gram : 70.5
3. Tinggi Benda Uji (h), mm
: 49.82
7. Lendutan Tahap Satu(Yi), mm : 0.0
2
4. Beban Maks.(P), N : 1900
08. Lendutan Tahap Berikutnya (Yn), mm : 0.0
2
I. Kuat Lentur(fb), MPa:
II. Modulus Lentur (Eb):
III. Kadar Air(ω), %:
IV. Bentuk Retakan:
= 188.0 = 43646
08 MPa = 149.73 = Retak
Tarik
3.3. Uji Tekan Sejajar Serat Kayu
3.3.1. Alat :
c) Mesin uji
d) Gergaji
23
L
P
hb
223bhPLfb 3
3
)(4)(bhYiYnLPiPnEb
%1002
21 xW
WW
3.3.2. Bahan :
b) Kayu Bengkirai
3.3.3. Prosedur Pelaksanaan :
a) Perletakkan Benda Uji
Benda/contoh uji diletakkan di tengah-tengah dan
diantara dua pelat penekan mesin tekan sedemikian
rupa, sehingga arah bekerja beban tekan // dengan arah
serat kayu.
b) Pemberian beban tekan dan deformasi.
Mesin tekan dijalankan dan beban diberikan secara
teratur dengan kecepatan gerak menekan sebesar 0,008
cm/cm penjang benda uji. Alat pengukur deformasi
diletakkan di tengah-tengah arah panjang benda uji.
Alat pengukur deformasi yang standar ialah
compressormeter.
c) Retak-retak setelah pengujian tekan.
Retak mendatar
Retak berbentuk baji
Retak geser
Retak memanjang
Retak kompresi dan geser
Retak ujung
Penentuan kadar air
d) Setelah selesai pengujian keteguhan tekan, benda
uji sekitar tempat patah dipotong sepanjang 2,5 cm
untuk penentuan kadar airnya.
24
3.3.4. Analisa dan Evaluasi :
Data Beban (N) Data Deformasi
Grafik Beban VsDeformasi
Keterangan
Pembacaan
Selisih divisi
x 0,01 Selisih
Beban Beban (mm) (mm)
0 0 0.00
5000 5000 7.5 0.08 0.08 10000 5000 14.5 0.15 0.07 15000 5000 20 0.20 0.06 20000 5000 27 0.27 0.07 25000 5000 32 0.32 0.05 30000 5000 38 0.38 0.06 35000 5000 44.5 0.45 0.07 40000 5000 49 0.49 0.05 45000 5000 55 0.55 0.06 50000 5000 60 0.60 0.05 55000 5000 64.5 0.65 0.05 60000 5000 69.5 0.70 0.05 65000 5000 75 0.75 0.05 70000 5000 79.5 0.80 0.05 75000 5000 85 0.85 0.05 80000 5000 91 0.91 0.06 85000 5000 96 0.96 0.05 90000 5000 102 1.02 0.06 95000 5000 109 1.09 0.07 100000 5000 117 1.17 0.08 105000 5000 125 1.25 0.08 110000 5000 134.5 1.34 0.09 115000 5000 146.5 1.47 0.125 120000 5000 165 1.65 0.185 125000 5000 198 1.98 0.33
1. Panjang Benda Uji
: 199.7 5. Pertambahan
: 5000 8. W1,
: 44.09
25
0.0
0.3
0.6
0.9
1.2
1.50
10000
20000
30000
40000
50000
60000
70000
80000
90000
100000
110000
120000f(x) = 89932 x − 2931.38R² = 0.998011072332918
DEFORMASI (MM)
BEBAN TEKAN (N)
(L), mm Kenaikan Beban (δP), N gram
2. Lebar BendaUji (b), mm : 49.98
6. Deformasi akibat Beban δP (δy), mm : 0.05
9. W2, gram
: 54
3. Tinggi Benda Uji (h),mm
: 50.00 7. Luas Penampang Benda Uji (A), mm2 : 2499
.0
4. Beban Maks.(P), N : 12500
0 I. Kuat Tekan // (fc//), MPa:
II. MoE Tekan // (Ec):
III. Kadar Air (ω), %:
IV. Bentuk Retakan:
= 50.0 = 7991.2 MPa = -18.35 = Retak Tekan
3.4. Uji Keteguhan Tekan Tegak Lurus Serat Kayu
3.4.1. Alat :
a) Mesin Tekan
b) Gergaji
3.4.2. Bahan :
a) Kayu Bengkirai
26
APfc// maks yA
δpLEc
%1002
21 xW
WW
3.4.3. Prosedur Pelaksanaan :
a) Siapkan benda uji yang telah di uji berukuran
AxAxAA cm, berbentuk seperti gambar berikut, dipotong
dari suatu balokpada bagian yang lurus tanpa cacat.
Ukuran benda uji harus teliti sampai 0,1 cm
b) Letakan benda uji di atas pelat dudukan tekan,
mesin tekan. Lalu sebuah pelat baja tebal 2-3 mm dan
lebar 5 cm, diletakan di atas permukaan benda uji
sedemikian rupa sehingga pelat ini tepat berada pada
bagian bidang tekannya
c) Mesin tekan dijalankan dan beban diberikan melalui
pelat baja secara teratur dengan kecepatan gerakan
0,002 mm. alat pengukuran deformasi diletakan
sedemikian rupa sehingga deformasi pada bidang tekan
dapat diukur. Beban tekan dihentikan apabila telah
tercapai deformasi sebesar 2,5 mm. besarnya beban
dicatat
d) Setelah selesai pengujian, bagian benda uji segera
dipotong sepanjang ±2,5 cm untuk penentuan kadar air.
3.4.4. Analisa dan Evaluasi :
JenisKayu
Nomor/Kode
UkuranBidang
BebanTekan
KuatTekan
Berat BendaUji (gr)
Kadar
Keterangan
27
BendaUji
Tekan BendaUji (mm)
(N) (MPa) Air(%)Awal Kering
OvenPanjang(b)
Lebar(h)
Bangkirai B3-1 50.60 50.
30 36000 14.1 334.30 53.30 527.
20
Catatan:
Dimana :
1. fcL = Kuat Tekan Tegak Lrs.Serat Kayu (MPa)
2. ω = Kadar Air Kayu (%)
3. P = Beban Tekan Pada Deformasi 2,5 mm (N)
4. b = Panjang Bidang Tekan
Benda Uji (mm)
5. h = Lebar Bidang Tekan Benda Uji (mm)
6. W1 = Berat Awal (gram)
7. W2 = Berat KeringOven (gram)
28
bhPfc
%1002
21 xW
WW
3.5. Uji Keteguhan Geser Sejajar Serat Kayu
3.5.1. Alat :
a) Mesin Tekan
b) Gergaji
3.5.2. Bahan :
a) Kayu Bengkirai
3.5.3. Prosedur Pelaksanaan :
a) Benda uji diletakan pada alat penjepit sedemikian
rupa, , hingga tidak bergerak (tidak longgar) dengan
mengenangkan skrup A
b) Benda uji beserta alat penjepitnya diletakan pada
mesin tekan dan beban tekan diberikan pada bidang
ujung atas benda uji.
c) Beban diberikan secara teratur sampai benda uji
pecah pada bidang gesernya.
d) Beban pada saat benda uji pecah dicatat sebagai
beban maksimum, di nyatakan dalam (Kilogram) sampai
ketelitian 1 kg.
e) Setelah selesai pengujian, sebagian benda uji
dipotong sepanjang ±2,5 cm untuk penentuan kadar air.
3.5.4. Analisa dan Evaluasi :
JenisKayu
Nomor/Kode
Benda Uji
UkuranBidang
Geser BendaUji (mm)
BebanGeser(N)
KuatGeser(MPa)
Berat BendaUji (gr)
KadarAir(%)
Keterangan
Awal KeringOven
Panjang (b)
Lebar
29
(h)Bangkirai B4 80.06 49.6
0 36000 9.1 441.00 54.00 716.
67
Catatan:
Dimana:
1. fs// = Kuat Geser Sejajar Serat Kayu (MPa)
2. ω = Kadar Air Kayu (%)
3. P = Beban Tekan Pada Deformasi 2,5 mm (N)
4. b = Panjang Bidang Geser(mm)
5.h = Lebar Bidang Geser (mm)
6. W1 = Berat Awal (gram)
7. W2 = Berat KeringOven (gram)
3.6. Uji Berat Jenis Kayu
3.6.1. Alat :
a) Mesin Uji
b) Gergaji
c) Timbangan digital
3.6.2. Bahan :
b) Kayu Bengkirai
30
bhPfs //
%1002
21 xW
WW
3.6.3. Prosedur Pelaksanaan :
a) Volume ditentukan dengan cara diukur.
1. Timbang benda uji pada keadaan kadar air aslinya,
dengan ketelitian ±0,2%, misalnya B gr.2. Tentukan kadar air dari contoh yang sama dengan
membuat benda uji kadar air dan lakukan penentuan
seperti menentukan kadar air kayu.
3. Ukur panjang, lebar, dan tinggi benda uji dengan
ketelitian 0,3% atau kurang, memakai alat
ukur/caliper, apabila benda uji berbentuk
teratur.
b) Volume ditentukan dengan mencelup dalam air.
1. Timbang benda uji pada keadaan kadar air aslinya,
dengan ketelitian ±2%.2. Pengukuran volume benda uji :
3. Letakkan benda uji di dalam bejan yangtelah
diketahui volumenya, lalu masukkan air secukupnya
sehingga penuh atau sampai pada batas garis
tertentu. Baca volume yang terisi air penuh atau
pada garis ukur tadi. Kemudian keluarkan benda
uji dari bejana, lalu ukur volume air yang
terdapat dalam bejana.
31
3.6.4. Analisa dan Evaluasi :
JenisKayu
Nomor/
KodeBendaUji
Berat Benda Uji(gram) ρky ρair Bera
tJenis
Berat BendaUji (gr)
KadarAir(%)
Keterangan
AwalKering
Oven
di Udara
diDalam
Air
(gr/cm3)
(gr/cm3)
Bangkirai B5 104.4
0-
18.2 0.91 1 0.91 104.4 89.70 16.4
Dimana:
I.1.
BJ = Berat Jenis Kayu
2.
ω = KadarAir Kayu (%)
3.
B = Berat Benda Uji (gram)
4.
ρky = Kerapatan (density) kayu (gram/cm3)
5.
ρair = Kerapatan (density) air(gram/cm3)
II. 6.
W1 = Berat Awal (gram)
7. W2 = Berat Kering Oven (gram)
3.7. Uji Kadar Air Kayu
3.7.1. Alat :
a) Mesin Uji
b) Gergaji
32
air
kyBJ
%1002
21 xW
WW
c) Oven
3.7.2. Bahan :
a) Kayu Bengkirai
3.7.3. Prosedur Pelaksanaan :
a) Penimbangan pertama / awal
Segera setelah di potong, benda uji ditimbang beratnya
dengan ketelitian ± 0,2 % (misalnya bila berat benda
uji 250 gr, maka timbang sampai ketelitian 0,5 gr).
Catat berat awal ini misal B gram.
b) Pengeringan dalam oven
Setelah penimbangan awal, keringkan benda uji dalam
oven pengeringan pada suhu tetap 103o C± 2o C sampai
tercapainya berat tetap. Untuk mengetahui tercapainya
berat tetap, selama saat pengeringan timbang benda uji
pada setiap 2 jam, smapai hasil penimbangan menunjukan
tidak ada pengurangan berat. Hindarilah pengeringan
terlalu lama dalam mencapai berat tetap tersebut.
c) Penimbangan akhir
Timban benda- benda uji yang telah di keringkan atau
simpan dulu dalam desikator sampai dingin menunggu
saat penimbangan akhir. Catat hasil penimbangan,
misalnya B1 gr.
33
3.7.4. Analisa dan Evaluasi :
No. Jenis Pengujian Metoda Uji nRerata Hasil Uji
Bangkirai(B)
1. Berat Jenis, (gram/cm3) ASTM D-2395 2 0.91
2.Kuat Lentur, MPa SNI 03-3960-
1995 1188.0
Kuat Lentur, kg/cm2 1916.9
3.MoE Lentur, MPa SNI 03-3960-
1995 14364608.0
MoE Lentur, kg/cm2 44506606.3
4.
Kuat Tekan Sejajar Serat, MPa SNI 03-3958-
1995 150.0
Kuat Tekan Sejajar Serat, kg/cm2 510.1
5.
MoE Tekan Sejajar Serat, MPa SNI 03-3958-
1995 17991.2
MoE Tekan Sejajar Serat, kg/cm2 81487.5
6.
Kuat Tekan Tegak Lurus,MPa SNI 03-3958-
1995 214.1
Kuat Tekan Tegak Lurus,kg/cm2 144.2
7.
Kuat Geser Sejajar Serat, MPa SNI 03-3400-
1994 29.1
Kuat Geser Sejajar Serat, kg/cm2 92.4
8.
Kekerasan Radial, MPa
ASTM D-143
28.7
Kekerasan Radial, kg/cm2 88.6
Kekerasan Tangensial, MPa 2
8.0
Kekerasan Tangensial, kg/cm2 81.9
Kekerasan Longitudinal,MPa 2
8.1
Kekerasan Longitudinal,kg/cm2 82.3
9. Kadar Air, (%) ASTM D-2016 7 297.35
34
36
No. Jenis Pengujian Metoda Uji nRerata Hasil Uji
KeteranganBangkirai
(B)
1. Berat Jenis, (gram/cm3) ASTM D-2395 2 0.91 Kelas I
2.Kuat Lentur, MPa
SNI 03-3960-1995 1
188.0
Kuat Lentur, kg/cm2 1916.9 Kelas II
3.MoE Lentur, MPa
SNI 03-3960-1995 1
4364608.0
MoE Lentur, kg/cm2 44506606.3
4.
Kuat Tekan Sejajar Serat,MPa SNI 03-
3958-1995 150.0
Kuat Tekan Sejajar Serat,kg/cm2 510.1 Kelas II
5.
MoE Tekan Sejajar Serat, MPa SNI 03-
3958-1995 17991.2
MoE Tekan Sejajar Serat, kg/cm2 81487.5 Kelas II
6.
Kuat Tekan Tegak Lurus, MPa SNI 03-
3958-1995 214.1
Kuat Tekan Tegak Lurus, kg/cm2 144.2 Kelas II
7.
Kuat Geser Sejajar Serat,MPa SNI 03-
3400-1994 29.1
Kuat Geser Sejajar Serat,kg/cm2 92.4 Kelas II
8.
Kekerasan Radial, MPa
ASTM D-143
28.7
Kekerasan Radial, kg/cm2 88.6
Kekerasan Tangensial, MPa2
8.0
Kekerasan Tangensial, kg/cm2 81.9
Kekerasan Longitudinal, MPa
28.1
Kekerasan Longitudinal, kg/cm2 82.3
9. Kadar Air, (%) ASTM D-2016 7 297.35
Konversi: 1 Mpa = 10.19716 Kg/Cm2
Diperiksa Instruktur Lab. : A. Subagdja, MT.
Dikerjakan oleh
: Kelompok IV
Tanggal : Tanggal:15-01-2014
Tanda Tangan :Tanda Tangan :
Tabel 2. Kekuatan Kayu
Kelas kuat
Berat jenis
M odulus elas-tisitas (ribuan)
Kg/cm 2
Lentur patah Kg/cm 2
Tekanan sejajar serat
Kg/cm 2
Tekanan tegak lurus serat Kg/cm 2
G eser sejajar serat
Kg/cm 2 I > 0,9 > 161 > 1221 > 630 > 171 > 93 II 0,6 – 0,9 112 795 411 114 59 III 0,4 – 0,6 75 437 266 76 37 IV 0,3 – 0,6 56 278 193 57 26 V < 0,3 < 56 < 193 < 193 <57 < 26
Tabel 3.
Ratio Kekuatan Kayu Bangunan Kelas m utu Nilai ratio kekuatan kayu M utu A 20 % dari nilai tegangan kayu M utu B 63 % dari nilai tegangan kayu M utu C 50 % dari nilai tegangan kayu
Tabel 4.
Nilai Teganagn Dasar Kayu Bangunan Tanpa Cacat dalam Keadaan Basah Kelas kuat
M odulus elastisitas (ribuan) Kg/cm 2
Lentur patah Kg/cm 2
Tekanan sejajar serat
Kg/cm 2
Tekanan tegak lurus serat Kg/cm 2
G eser sejajar serat
Kg/cm 2 I > 138 > 875 > 432 > 118 > 77 II 96 569 282 79 49 III 64 313 182 53 31 IV 48 199 132 40 22 V < 48 < 199 < 132 < 40 < 22
3.4.2 Nilai tegangan dasar kayu bangunan tanpa cacat dalam keadaan kering (kadar air 20% )
adalah sebagai berikut Tabel 5.
Nilai Tegangan Dasar Kayu Bangunan Tanpa Cacat dalam Keadaan Kering Kelas kuat
M odulus elastisitas (ribuan) Kg/cm 2
Lentur patah Kg/cm 2
Tekanan sejajar serat
Kg/cm 2
Tekanan tegak lurus serat Kg/cm 2
G eser sejajar serat Kg/cm 2
I > 155 > 1136 > 561 > 152 > 88 II 108 739 366 102 56 III 72 406 237 68 35 IV 54 258 172 51 25 V < 54 < 172 < 172 < 51 > 25
Tabel 1. Cacat M aksim um yang Diperkenankan untuk Kayu Bangunan
M acam cacat M utu A M utu B M utu C 1. M ata kayu
1.1. Terletak di-m uka lebar 1/6 lebar kayu 1/4 lebar kayu 1/2 lebar kayu 1.2. Terletak dim uka
sem pit 1/8 tebal kayu 1/6 tebal kayu 1/4 tebal kayu
2. Retak 1/5 tebal kayu 2/5 tebal kayu 1/2 tebal kayu 3. Pinggul 1/10 tebal atau lebar kayu 1/6 tebal atau lebar kayu 1/4 tebal atau lebar kayu 4. Arah serat 1 : 13 1 : 9 1 : 6 5. Saluran dam m ar 1/5 tebal kayu ekskudasi tidak
diperkenankan 2/5 tebal kayu ekskudesi tidak diperkenankan
1/2 tebal kayu ekskudesi tidak diperkenankan
6. G ubal Diperkenankan Diperkenankan Diperkenankan 7. Lubang serangga Diperkenankan asal terpencar
dan ukurannya dibatasi serta tidak ada tanda serangga hidup
Diperkenankan asal terpencar dan ukurannya dibatasi serta tidak ada tanda serangga hidup
Diperkenankan asal terpencar dan ukurannya dibatasi serta tidak ada tanda serangga hidup
8. Cacat lain (lapuk hati rapuh, retak m elintang) Tidak diperkenankan Tidak diperkenankan Tidak diperkenankan
37
V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang di dapatkan dari hasil hasil praktikum Uji
kayu (Kayu Bengkirai) ini, di lihat dari data sebgai berikut
Berat Jenis = 0,0897 kg
Kekerasan = 0,0641 kg
Kelenturan = 0,0705 kg
Sejajar Serat = 0,0541 kg
Tegak Lurus serat = 0,0533 kg
Kuat Geser = 0,0365 kg
Bahwa dapat dipastikan kayu Bengkirai ini termasuk kayu
kelas II, dan bisa disebut kualitas dari kayu ini sangat
baik dan kuat untuk konstruksi.
5.2. Saran
38
Kayu bengkirai setelah diuji temasuk kedalam golongan kayu
kelas II, golongan kayu ini sangat baik dan kuat jika
digunakan sebagai kayu structural. Dimana kayu ini akan
lebih mampu menahan beban yang baik di bandingkan kayu pada
umumnya. Untuk itulah, pemilihan jenis kayu yang tepat harus
disesuaikan dengan penggunaan kayu kedepannya.
39