Laporan Mekanika Tanah
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
4 -
download
0
Transcript of Laporan Mekanika Tanah
LABORATORIUM MEKANIKA TANAHPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA2009
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
Oleh :
REGU : II
Shilvyanora Aprilia Rande (710006001)A.A Inung Arie Adnyano (710006008)
Yancer Mariton (710006013) Dede Setiawan (710006002)
Brandolindo Ricardo (710006014)Barnabas Yeum (711208038)
Yogyakarta, 21 Februari 2009
Disetujui PenanggungjawabPraktikum Mekanika Tanah
(R. Andy Erwin Wijaya. ST. MT.)
KATA PENGANTAR
Kasih dan damai sejahtera dari Tuhan Yang Maha Bijaksana
menyertai kita semua. Terimakasih dan puji syukur penulis
panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan
kasihnya sehingga laporan Praktikum Mekanika Batuan dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Laporan resmi ini dibuat setelah penulis mengikuti
Praktikum Mekanika Batuan. Laporan resmi ini merupakan salah
satu syarat mata kuliah wajib pada semester V Jurusan Teknik
Pertambangan STTNAS.
Pada Kesempatan ini pula Penulis ingin mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
Tuhan Yesus Kristus segala rahmat dan karunia-nya.
Orang yang selalu memberikanku semangat dan mendukungku
berupa doa, material maupun spiritual yaitu Ayah,Ibu,
Kakak dan adik.
Bapak Andy Erwin Wijaya, ST.MT, selaku dosen pengampu
mata kuliah Mekanika Batuan yang telah memberikan
bimbingan dan kuliah Mekanika Batuan
Asisten praktikum “Bapak Hartono” yang telah membimbing
penulis dalam melaksanakan praktikum,Thanks banget Pak.
Peminjaman laboratorium mekanika tanah sehingga kami
dapat melaksanakan praktikum.
Serta semua pihak terutama “Anak-anak Tambang 06” yang
banyak membantu dan always kompak selalu.
Dalam penyusunan laporan ini, penyusun menyadari bahwa
masih banyak kekurangan sehingga penulis berharap saran maupun
kritik yang bersifat membangun sehingga dapat bermanfaat bagi
kita semua.
Yogyakarta, 21
Februari 2009
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………...
DAFTAR TABEL………………………………………………………………......
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………......
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………….
1.1 Latar Belakang……………………………………………………... 1.2 Maksud dan Tujuan…………………………………………………
1.2.1 Kadar air……………………………………………………. 1.2.2 Berat jenis tanah……………………………………………. 1.2.3 Batas cair tanah…………………………………………….1.2.4 Batas plastis dan indeks
plastisitas…………………………. 1.2.5 Batas susut dan factor-faktor batas
susut…………………...
BAB II. DASAR TEORI……………………………………………………
2.1 Kadar air…………………………………………………………….2.2 Berat jenis tanah…………………………………………………….2.3 Batas cair tanah……………………………………………………..2.4 Batas palstis dan indeks plastisitas…………………………………2.5 Batas susut dan factor-faktor batas
susut……………………….......BAB III. PENGUJIAN LABORATORIUM…………………………………
3.1 Kadar air…………………………………………………………….3.1.1 Sampel uji…………………………………………………..3.1.2 Peralatan…………………………………………………….3.1.3 Prosedur…………………………………………………….
3.2 Berat jenis tanah…………………………………………………….3.2.1 Sampel uji…………………………………………………..3.2.2 Peralatan…………………………………………………….3.2.3 Prosedur…………………………………………………….
3.3 Batas cair tanah……………………………………………………..3.3.1 Sampel uji…………………………………………………..3.3.2 Peralatan…………………………………………………….3.3.3 Prosedur…………………………………………………….
3.4 Batas plastis dan indeks plastisitas…………………………………3.4.1 Sampel uji…………………………………………………..3.4.2 Peralatan……………………………………………………3.4.3 Prosedur…………………………………………………….
3.5 Batas susut dan factor-faktor batas susut…………………………...
3.5.1 Sampel uji…………………………………………………..3.5.2 Peralatan……………………………………………………3.5.3 Prosedur…………………………………………………….
BAB IV. HASIL PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN……………………
4.1 Kadar air…………………………………………………………….4.2 Berat jenis tanah…………………………………………………….4.3 Batas cair tanah……………………………………………………..4.4 Batas palstis dan indeks plastisitas…………………………………4.5 Batas susut dan factor-faktor batas
susut…………………………...
BAB V. PEMBAHASAN……………………………………………………
5.1 Kadar air…………………………………………………………….5.2 Berat jenis tanah…………………………………………………….5.3 Batas cair tanah……………………………………………………..5.4 Batas palstis dan indeks plastisitas…………………………………5.5 Batas susut dan factor-faktor batas
susut…………………………...
BAB VI. KESIMPULAN……………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………
LAMPIRAN………………………………………………………………………...
DAFTAR TABEL
1. Pemeriksaan Kadar Air…………………………………………………......
2. Penetuan Berat Jenis Tanah………………………………………………...
3. Pemeriksaan Batas Cair…………………………………………………….
4. Pemeriksaan Batas Plastis…………………………………………………..
5. Pemeriksaan Batas Susut Dan Faktor-Faktor Susut
Tanah………………..
6. Tabel Arloji…………………………………………………………………
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengujian di laboratorium maupun penyelidikan di lapangan
perlu dilakukan untuk melengkapi pengetahuan ilmu mekanika
tanah yang dipelajari lewat perkuliahan.
Penyelidikan tanah di lapangan berguna untuk mengetahui
suatu daerah/lokasi ditinjau dari kestabilan tanah, daya
dukung tanah, gaya geser dan lain-lain yang memenuhi syarat
atau tidak, jika pada lokasi tersebut didirikan suatu bangunan
sipil.
Sedang pengujian di laboratorium berguna untuk mengetahui
sifat-sifat fisik dan mekanik tanah dari percontohan yang
diambil di lapangan.
Pengujian di laboratorium mekanika yang merupakan materi
dalam praktikum meliputi :
A. Sifat fisik tanah, yaitu sifat tanah dalam keadaan asli
yang digunakan untuk menentukan jenis tanah, terdiri
dari :
1. Kadar air, bobot isi, berat jenis.
2. Batas Atterberg (batas konsistensi), yaitu :
a. Batas cair (liquid limit).
b. Batas plastis (plastic limit).
c. Indeks plastis (plasticity index).
d. Batas susut (shirinkage limit).
B. Sifat mekanik tanah, yaitu sifat-sifat tanah apabila
memperoleh pembeban, dan digunakan sebagai parameter
dalam perencanaan pondasi atau kemantapan lereng,
diantaranya meliputi :
1. Pemedatan tanah (soil compaction), terdiri dari :
a. Pemadatan standar.
b. Pemadatan modifikasi.
2. Kekuatan geser tanah (shear strength of soil),
parameternya dapat diperoleh dari pengujian :
a. Geser langsung (direct shear test).
b. Kuat tekan bebas (unconfined compression
test).
c. Triaksial (triaxial test)
1.2. Maksud dan Tujuan
1.2.1 Kadar Air
Tujuan dari percobaan memeriksa kadar air adalah untuk
mengetahui kadar air tanah dari suatu daerah tertu dan
kedalaman tertu.
1.2.2. Berat Jenis Tanah
Tujuan dari percobaan menentukan berat jenis tanah adalah
untuk mengetahui berat jenis dari suatu sampel tanah yang
telah diambil, karena tanah terdiri dari beberapa jenis.
1.2.3. Batas Cair Tanah
Tujuan percobaan menentukan batas cair tanah. adalah
untuk mengetahui batas cair dari suatu tanah dan peralihan
kekeadaan keplastis.
i) Batas Palstis dan Indeks Plastisitas
Tujuan percobaan menentukan batas plastis dan indeks
plastis adalah untuk mengetahui batas plastis dari suatu
contoh tanah yang telah diambi.
1.2.5. Batas Susut dan Factor-Faktor Batas Susut
Tujuan percobaan menentukan batas susut adalah untuk
mengetahui batas susut, angaka susut, susut volumetric dan
susut lineair.
1.2.6 Uji Tekan Bebas
Tujuan percobaan uji tekan bebas adalah untuk menentukan
kuat tekan bebas tenah kohensif , percobaan ini juga dapat
dilakuan pada tanah asli atau tanah pada batuan.
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Kadar Air
Kadar air tanah adalah perbandingan antara berat air
dengan berat butiran yang dikandung dalam tanah dan berat
kering tanah yang dinyatakan dalam persen (%). Dapat
diperhitungkan dengan mengTgunakan rumus
W(%) = x 100
Dengan :
W = Kadar air
Ww = berat air
Ws = Berat butiran padat
2.2. Berat Jenis Tanah
Berat jenis tanah adalah perbandingan antara berat butir-
butir dengan berat air destilasi di udara dengan volume sama
dan temperature tertentu. Biasanya diambil untuk temperature
270C. Dapat diperhitungkan dengan menggunakan rumus :
Gs =
Dengan :
Gs = Berat jenis tanah
ys = Berat volume butiran
yw = Berat vol air
2.3. Batas Cair Tanah
Batas cair suatu tanah adalah kadar air tanah
tersebut pada keadaan batas peralihan antara cair dan keadaan
plastis. Tanah dalam keadaan pada batas cair apabila diperiksa
dengan alat Ca sagrande, kedua bagian tanah dalam mangkok yang
terpisah oleh alur lebar 2 mm, menutup sepanjang 12,7 mm oleh
25 pukulan. Dapat diperhitungkan dengan menggunakan rumus :
menggunakan rumus :
LL = WN
Dengan :
N = Jumlah Pukulan, untuk menutup celah 0,5 in
(12,7)
WN = Kadar air
Tgβ = 0,121 (tapi tgβ tidak sama dangan 0,121 untuk
semua jenis
Tanah)
2.4 Batas Palstis dan Indeks Plastisitas
Batas plastis tanah (PL) adalah kadar air minimum
( dinyatakan dalam persen ) bagi tanah tersebut yang masih
dalam keadaan plastis. Tanah ada pada keadaan plastis, apabila
tanah digiling menjadi batang-batang berdiameter 3 mm mulai
menjadi retak-retak.
Index plastisitas sesuatu tanah adalah bilangan ( dalam
persen ) yang merupakan selisih antara batas cair dan batas
plastisitasnya. Dapat diperhitungkan dengan menggunakan
rumus :
PI = LL – PL
2.5 Batas Susut dan Factor-faktor Batas Susut
Batas susut tanah adalah sebagai kadar air pada kedudukan
antara daerah semi padat dan padat, yaitu persentase kadar air
dimana pengurangan kadar air selanjutnya tidak mengakibatkan
perubahan volume tanah. Percobaan batas sust dilaksanakan
dalam laboratorium dengan cawan porselin diameter 44,4 mm
dengan tinggi 12,7 mm. Bagian dalam cawan dilapisi dengan
pelumas dan diisi dengan tanah jenuh sempurna. Kemudian
dikeringkan dalam oven. Volume ditrntikan dengan
mencelupkannya dengan air raksa. Apabila berat jenis tanah G
diketahui, maka batas susut tanah dapat diperhitunhkan sebagai
berikut :
SL = - x 100%
2.6 UJi Tekan BebasKuat tekan bebas adalah besarnya tekanan axial ( kg/cm2
), yang diperlukan untuk menekan suatu silinder tanah sampaipecah atau besarnya tekanan yang memberikan perpendekan tanhsebesar 20 %, apabila sampai dengan perpendekan 20 % tersebuttanah tidak pecah.
BAB IIIPENGUJIAN LABORATORIUM
3.1 Kadar Air
3.1.1 Sampel Uji
Contoh tanah ( basah ) yang diperiksa, dengan
berat minimum tergantung pada ukuran terbesar dari butir tanah
:
a.) tanah berbutir halus, berat minimum 10 gr – 25 gr.
b.) Tanah berpasir, berat minimum 50 gr – 100 gr.
c.) Tanah berkerikil – lebih benyak.
3.1.2 Peralatan
1. Oven dengan suhu dapat diatur konstan pada 1050 –
1100.
2. Timbangan yang mempunyai ketelitian sekurang –
kurangnya :
a.) 0,01 gram - untuk berat kurang dari 100 gram.
b.) 0,10 gram - untuk berat antara 100 gram – 1000
gram.
c.) 1,00 gram - untuk berat lebih dari 1000 gram.
3. Desikator.
4. Cawan timbang bertutup dari gelas atau logam tahan
karat.
3.1.3 Prosedur
1. Bersihkan dan keringkan cawan timbang, kemudian
timbang dan catat beratnya ( = W1 ).
2. Masukan contoh tanah ( basah ) ke dalam cawan
timbang, kemudian bersama tutupnya ditimbang ( =
W2 ).
3. Dalam keadaan terbuka, cawan bersama tanah
dimasukkan dalam oven ( 1050 – 1100 ) selama 16 – 24
jam. Tutup cawan disertakan dan jangan sampai
tertukar dengan cawan lain.
4. Cawan dengan tanah kering diambil darioven,
didinginkan dalam desikator. Setelah dingin ditutup.
5. Cawan tertutup bersama tanah kering ditambang ( = W3
).
3.2 Berat Jenis Tanah
3.2.1 Sampel Uji
Contoh tanah seberat sekitar 30 gram – 40 gram yang
akan digunakan untuk pemeriksaan secara duplo ( 2 percobaan
yang terpisah .
3.2.2 Peralatan
1. Piknometer, yaitu botol gelas dengan leher sempit
dan dengan tutup ( dari gelas ) yang berlubang
kapiler, dengan kapasitas 50 cc atau lebih besar.
2. Timbangan dengan ketelitian 0,001 gram.
3. Air destilasi bebas udara ( dalam “wash bottle” ).
4. Oven dengan suhu dapat diatur pada 1050 – 1100 c.
5. Desikator.
6. Termometer.
7. Cawan porselin ( mortar ) dengan pestel ( penumbukan
berkepala karet ) untuk menghancurkan gumpalan tanah
menjadi butir – butir tanpa merusak butir – butirnya
sendiri.
8. Alat vacuum atau kompor
3.2.3 Prosedur
1. Piknometer dibersihkan luar – dalam dan dikeringkan,
kemudian ditimbang ( = W1 ).
2. Contoh tanah dihancurkan dalam cawan porselin dengan
menggunakan pestel, kemudian dikeringkan dalam oven.
Ambil tanah kering dari oven dan langsung dinginkan
dalam desikator. Setelah dingin, dari desikator
segera/langsung dimasukkan dalam piknometer sebanyak
kira – kira 10 gram.
Piknometer tutpnya berisi tanah timbang ( = W2 ).
3. Isikan air ± 10 cc kedalam piknometer, sehingga
tanah terendam seluruhnya dan biarkan 2 – 10 jam.
4. Tanbahkan air destilasi sampai kira – kira
setengah/dua pertiga penuh.
Udara yang terperangkap diantara butir – butir harus
dikeluarkan/dihilangkan, yang dapat dilakukan dengan
salah satu cara :
a). Piknometer bersama air dan tanah dimasukkan dalam
bejana tertutup yang dapat di vacuum dengan pompa –
vacuum ( tidak melebihi 100 mm Hg ), sehingga
gelembung – gelembung udara keluar dan menjadi
jernih.
b). Piknometer direbus dengan hati – hati sekitar 10
menit dengan sekali – sekali piknometer dimiringkan
untuk membantu keluarnya udara. Kemudian
didinginkan.
5. Piknometer ditambah air destilasi sampai penuh dan
ditutup. Bagian luar piknometer dikeringkan dengan
kain kering. Setelah itu piknometer berisi tanah dan
air ditimbang ( = W3 ).
Air dalam piknometer diukur suhunya dengan
thermometer ( = t0 c ).
6. Piknometer dikosongkan dan bersihkan, kemudian diisi
penuh dengan air destilasi bebas udara, ditutup,
diluarnya dikeringkan dengan kain kering.
Piknometer penuh air ditimbang ( = W4 ). Hal ini
dikerjakan segera setelah selesai no. 5, agar suhu
udara masih sama dengan keadaan no. 5.
3.3 Batas Cair Tanah
3.3.1 Sampel
Contoh tanah yang perlu disediakan untuk pemeriksa ini
sebanyak ± 100 gram. Contoh tanah ini harus bebas atau telah
dibebaskan dari butir – butir yang lebih besar dari 0,425 mm.
Untuk contoh tanah yang memang tidak mengandung butir – butir
kasar lebih dari 0,425 .. dapat langsung diperiksa batas
cairnya tanpa persiapan lebih dulu. Apabila contoh tanah
mengandung butir – butir kasar, mula – mula keringkan dalam
suhu udara ( atau dengan alat pengering dengan suhu kurang
dari 600 C ) secukupnya saja, sampai dapat disaring dengan
saringan. Pecahakan gumpalan – gumpalan tanah dengan digerus
dalam mortar dengan pestel ( penumbuk/penggerus ) dengan
kepala terbungkus karet, sehingga butir – butir tidak rusak.
Kemudian saring dengan saringan no. 40. bagian yang tertahan
saringan no. 40 disingkirkan dan bagian yang lewat saringan
digunakan sebagai benda uji.
3.3.2 Peralatan
1. Alat batas cair Casagrande.
2. Alat pembarut ( grooving tool ).
3. Cawan porselen ( mortar ).
4. Pestel ( penumbuk/penggerus ) berkepala karet atau
dibungkus karet.
5. Spatel.
6. Saringan no. 40.
7. Air destilasi dalam botol cuci ( wash bottle ).
8. Alat – alat pemeriksa kadar air ( lihat percobaan
no. 1 ).
3.3.3 Prosedur
1. Taruhlah contoh tanah ( sebanyak ± 100 gram ) dalam
mangkok porselen, campur rata dengan air destilasi
sebanyak kira – kira 15 cc – 20 cc. Aduk, tekan-
tekan dan tusuk – tusuk dengan spatel. Bila perlu
tambahlah air secara bertahap, tambah sekitar 1 cc –
3 cc, aduk, tekan dan tusuk – tusuk, tambah air lagi
dan seterusnya, sehingga dipeoleh adukan yang benar
– benar merata.
2. Apabila adukan tanah ini telah merata, dan
kebasahannya telah menghasilkan sekitar 30 – 40
pukulan pada percobaan, taruhlah sebagian adukan
tanah tersebut dalam mangkok Casagrande. Gunakan
spatel, secar dan tekan dengan baik, sehingga tidak
terperangkap gelembung udara dalam tanah. Ratakan
permukaan tanah dan buat mendatar dengan ujung
terdepan tepat pada ujung terbawah mangkok. Dengan
demekian tebal tanah bagian terdalam akan terdapat 1
cm. Jika ada kelebihan, kembalikan kelebihan
tersebut ke mangkok porselen.
3. Dengan alat pembarut, buatlah alur lurus pada garis
tengah mangkok daerah dengan sumbu alat, sehingga
tanah terpisah menjadi dua bagian secara simetris.
Bentuk alar harus baik dan tajam dengan ukuran
sesuai dengan alat pembarut. Untuk menghindari
terjadi alur yang tidak baik atau tergesernya tanah
dalam mangkok, barutlah dengan gerakan maju dan
mundur beberapa kali dengan setiap kali sedikit
dalam.
4. a. Segera gerakan pemutar, sehingga mangkok
terangkat dan jatuh pada alasnya dengan
kecepatannya 2 putaran per detik, sampai kedua
bagian tanah bertemu sepanjang kira – kira 12,7 mm
( ½ ). Catatlah jumlah pukulan yang diperlukan
tersebut.
b. Pada percobaan pertama tersebut, jumlah pukulan
yang diperlukan harus antara 30 – 40 kali. Bila
teryata lebih dari 40 kali, berarti tanah kurang
basah dan kembalikan tanah dari mangkok Casagrande
ke cawan porselen, tambahkan sedikit demi sedikit
air dan aduklah seperti tadi sampai merata.
c. Cucilah mangkok Casagrande dengan air, kemudian
keringkan dengan kain kering. Kemudian ulangi
pekerjaan seperti tersebut pada no. 2 sampai dengan
no. 4.
5. Ambillah segera dari mangkok sebagian tanah dengan
menggunakan spatel secara melintang tegak lurus alur
termasuk bagian tanah yang saling bertemu.
Periksalah kadar air tanah tersebut.
6. Ambillah sisa tanah yang masih ada dalam mangkok dan
kembalikan ke cawan porselen, tambah lagi dengan air
secara merata. Cuci dan keringkan mangkok.
7. Ulangi pekerjaan pada nomor – nomor 2, 3, 4, 5 dan 6
sehingga diperoleh 3 atau 4 data hubungan antara
kadar air dan jumlah pukulan diantara 15 dan 35
pukulan dengan masing – masing selisihnya hamper
sama. Percobaan ini harus dilakasanakan dari keadaan
tanah yang kurang cair kemudian makin cair.
3.4 Batas Plastis dan Indeks Plastisitas
3.4.1 Sampel Uji
Contoh tanah yang perlu disediakan untuk pemeriksaan
ini sebanyak ± 15 gram – 20 gram. Contoh tanah ini harus bebas
atau telah dibebaskan dari butir – butir yang lebih besar dari
0,425 mm. Untuk contoh tanah yang memang tidak mengandung
butir – butir kasar lebih besar dari 0,425 mm dapat langsung
diperiksa tanpa persiapan lebih dahulu. Apabila contoh tanah
mengandung butir – butir kasar, mula – mula keringkan dalam
suhu udara ( atau dengan alat pengering suhu kurang dari 600
C ) secukupnya saja sampai gumpalan – gumpalan mudah diremuk
untuk kemudian disaring. Pecahkan gumpalan – gumpalan tanah
dengan digerus dalam mortar dengan menggunakan pestel
( penumbuk/penggerus ) berkepala karet/terbungkus karet
sehingga menjadi butiran – butiran, tetapi butir – butir tanah
tidak rusak. Bagian yang tersaring no. 40 disingkirkan dan
bagian yang lewat saringan digunakan sebagai benda uji.
Penyiapan benda uji ini sama dengan pada penyiapan untuk
pemeriksaan batas cair, sehingga bila pemeriksaan batas cair
dan batas plastis kedua – duanya dilakukan, persiapan dapat
dilakukan bersama.
3. 4. 2 Peralatan
1. Cawan porselen.
2. Pestel ( penumbuk/penggerus ) dengan kepala karet
atau terbungkus karet.
3. Spatel .
4. Plat kaca.
5. Saringan no. 40.
6. Batang kawat Ø 3 mm untuk ukuran pembanding.
7. Alat – alat pemeriksa kadar air.
3. 4. 3 Prosedur
1. Taruhlah contoh tanah dalam cawan porselen, campur
air sedikit demi sedikit, aduk sampai merata bebar-
benar. Kadar air tanah yang diberikan adalah sampai
tanah bersifat cukup plastis dan dapat mudah
dibentuk menjadi bola dan tidak terlalu melekat pada
jari, bila ditekan dengan jari.
2. Remas dan bentuklah menjadi bentuk bola atau bentuk
ellipsoida dari contoh tanah seberat sekotar 8 gr
( diameter ± 13 mm ). Gilinglah benda uji ini diatas
plat kaca yang terletak pada bidang mendatar dibawah
jari-jari tangan dengan tekanan secukupnya sehingga
akan terbentuk batang-batang yang diameternya rata.
Gerakan mengiling tanah gunakan kecepatan kira –
kira tiap 11/2 detik satu gerakan maju dan mundur.
3. Bila pada penggilingan diameter batang telah menjadi
sekitar 3 mm ( bandingkan dengan batang kawat
pembnding ) dan ternyata batang ini masih licin,
ambil dan potong-potong menjadi 6 atau 8 bagian ;
kemudian remas seluruhnya antara ibu jari dan jari-
jari lain dari kedua tangan sampai homogen,
selanjutnya giling lagi seperti tadi. Jika digiling
menjadi batang berdiameter 3 mm, teryata batangnya
masih licin. Ulangi lagi remas bentuk menjadi bola
lagi & giling lagi, dst. Sampai batang tanah tampak
retak-retak dan tidak dapat digiling menjadi batang
yang lebih kecil ( meskipun belum mencapai diameter
3 mm ).
4. Kumpulkan tanah yang retak-retak atau terputus-putus
tersebut dan segera kerjakan pemeriksaan kadar
airnya.
3. 5 Batas Susut dan Faktor-Faktor Batas Susut
3.5.1 Sampel Uji
Siapkan ± 30gram contoh tanah yang telah di bersikan
dari butir-butir tertahan saringan no. 40 ( 0,425 mm). jika
contoh tanah dari lapangan mengandung butir-butir yang lebih
besar dari 0,425 mm, kering tanah di udara. Kemudian remukan
pada mortar porselen dengan menggunakan porter dengan kepala
terbungkus karet sehinga butir-butir terpisah, tanpa merusak
butir-butir. Kemudian saring dengan saringan No. 40, maka
benda yang lewat saringan digunakan sebagai benda uji.
3.5.1 Peralatan
1. Cawan porselen.
2. Cawan susut dari porselen atau morel, berbentuk
bulat dengan alas datar, berdiameter ± 4,44 cm dan
tinggi ± 1,27 cm.
3. Pisau perata (strainght edge)
4. Spater.
5. Alat pengukur volume tanah yang terdiri dari mangkok
gelas, pelat gelas dengan 3 paku, dan air raksa.
6. Gelas ukuran 25 cc.
7. Timbangan engan ketelitian 0,10 gram.
3.5.2 Prosedur
1. Taruh contoh tanah pada cawan porselen dan aduk
secara baik sampai betul-betul merata denagan air
destilasi secukupnya, sehingga mengiasi semua pori
tanah dan jangan sampai ada udara terperangkar
didalamnya.banyaknya air sedemikian, sehingga bila
benda uji berupa tanah plastes kedalam air lebih 10%
dari baras cair,sedang benda uji berupa tanah kurang
plastis buatlah sehingga konsistensi tanah sedikit
diatas batas cair.
2. Tentukan berat dan volume cawan susut.
Bersihkan cawan, kemudian timbang dan catat
beratnya. Untuk menentukan volume cawan, taruhlah
cawan dalam mangkok porselen, isi dengan air rasa
sampai penuh. Tekan dengan pelan gelas rata diatas
permukaan cawan, juga jangan ada udara terperangkap.
Bersihkan air raksa yang melekat di luar cawan.
3. Isilah cawan dengan tanah basah yang telah
disaipkan.
Olesi tipis bagian dalam cawan dangan vaselin atau
pelumas paket. Isilah cawan dengan tanah sekitar
sepertiga volumenya dan taruhlah ditengahnya. Pukul-
pukulkan dengan hati-hati cawan pada bidang datar
kokoh yang dilapisi oleh beberapa lapis kertas isap
atau lembaran karet, sehingga tanah akan mengalir
mengisi sudut-sudut cawan.
Tambahkan lagi tanah sejumlah seperti tadi dan
pukul-pukulkan lagi sehingga tanah memadat dan semua
udara ber gerak kepermukaan. Tambahkan lagi tanah
dan terus pukul-pukulkan sehingga terisi penuh
sampai tepi atas.
Ratakan dengan pisau perata dan hapuslah tanah
yang melekat diluar cawan, sehingga volume tanah
tetap sama dengan volume cawan.
4. Tentukan berat basah dan berat kering tanah.
Setelah cawan terisi tanah segera timbang dan catat
berat cawan berisi tanah basah. Biarkan tanah
mongering diudara sampai warnya berubah dari tua
kemud. Kemudian keringkan ke oven dengan temperature
1050-1100. Dinginkan dalam indicator. Setelah dingin
segera timbang dan catat beratnya
5. Tentukan volume tanah kering dengan cara keluarkan
dari cawan, kemudian dicelup dalam air rasa dalam
mangkok gelas. Mula-mula tempatkan maongkok gelas
dalam cawan porselen, isilah mangkok dengan air rasa
sampai melimpah,kemudian tekan dengan pelan gelas
berpaku tiga buah diatas mangkok. Hapuslah air rasa
yang melekat diluar mangkok, dan tempatkan manggkok
pada poselen kosong.tekanlah dengan hati-hati tanah
kering kedalam air rasa dengan gelas berpaku ditas
mangkok. Pindahkan air rasa yang tumpah dalam suatu
mangkok dan tentukan berat air rasa ini. Volume
tanah kering samadengan berat air rasa dibagi
dengan berat jenis.
BAB IV
HASIL PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN
4.1 Kadar Air
Perhitungan kadar air :
Perhitungan Berat air untuk cawan timbang No. 87
Rumus : w2 - w3 gram
= 60,59 - 52,59 gr
= 8,00 gr
Perhitungan Berat tanah kering untuk cawan timbang
No. 87
Rumus : w3 - w1 gram
= 52,59 – 24,35 gr
= 28,24 gr
Perhitungan kadar air untuk cawan timbang No. 87
Rumus : x 100%
= x 100%
= 28,33 %
Perhitungan Berat air untuk cawan timbang No. 71
Rumus : w2 - w3 gram
= 65,09 – 56,22 gr
= 8,87 gr
Perhitungan Berat tanah kering untuk cawan timbang
No. 71
Rumus : w3 - w1 gram
= 56,22 – 23,92 gr
= 32,30 gr
Perhitungan kadar air untuk cawan timbang No. 71
Rumus : x 100%
= x 100%
= 27,46 %
Perhitungan Berat air untuk cawan timbang No. 74
Rumus : w2 - w3 gram
= 61,80 – 52,96 gr
= 8,84 gr
Perhitungan Berat tanah kering untuk cawan timbang
No. 74
Rumus : w3 - w1 gram
= 52,96 - 22,38 gr
= 30,58 gr
Perhitungan kadar air untuk cawan timbang No. 74
Rumus : x 100%
= x 100%
= 28,91 %
Kadar air rata-rata :
= 28,23 %
Tabel Kadar Air
Asal Tanah : Dusun Dukun, muntilan Rombongan :
II
No. Contoh : Tanggal : 6 Februari
2009
Kedalaman : 1,00 m
1 No. Cawan timbang 87 71 742 Berat cawan kosong W1 gram 24,35 23,9
2
22,3
83 Berat cawan +
tanah basah
W2 gram 60,59 65,0
9
61,8
04 Berat cawan + W3 gram 52,59 56,2 52,9
tanah kering 2 65 Berat air (w2 - w3) gram 8,00 8,87 8,846 Berat tanah kering (w3 - w2) gram 28,24 32,3
0
30,5
87 Kadar air
x 100
%
28,33 27,4
6
28,9
1
8 Kadar air rata-
rata, %
28,2
3
4.2 Berat Jenis Tanah
Perhitungan berat jenis tanah :
Perhitungan A untuk piknometer No. 4
Rumus : W2 – W1 gram
= 34,96 – 24,49 gr
= 10,47 gr
Perhitungan B untuk piknometer No. 7
Rumus : W3 – W4 gram
= 54,47 – 48,50 gr
= 6,99 gr
Perhitungan C untuk piknometer No. 4
Rumus : A – B ,gram
=10,47 – 6,99 gr
= 3,48 gr
Perhitungan berat jenis untuk piknometer No. 4
Rumus :
=
= 3,00 gr
Perhitungan A untuk piknometer No. 3
Rumus : W2 – W1 gram
= 34,80 - 24,12 gr
= 10,68 gr
Perhitungan B untuk piknometer No. 3
Rumus : W3 – W4 gram
= 55,28 - 49,50
= 5,78 gr
Perhitungan C untuk piknometer No. 3
Rumus : A – B ,gram
=10,68 –5,78
= 4,90 gr
Perhitungan berat jenis untuk piknometer No. 3
Rumus :
=
= 2,18 gr
Harga rata-rata untuk piknometer No. 4 dan 3
=
= 2,59 gr
berat jenis pada temperature 27,50 C adalah :
Rumus : G1 x
G1 x
= 3,95 x
= 2,581o C
Tabel Berat Jenis Tanah
Asal Tanah : Jl. Wates Rombongan :
II
No. Contoh : Tanggal : 6 Februari
2009
Kedalaman : 2,00 m
1 No. pirknometer 4 32 Berat piknometer
kosong
W1 gram 24,49 24,12
3 Berat piknometer +
tanah kering
W2 gram 34,94 34,80
4 Berat piknometer +
tanah + air
W3 gram 56,57 55,28
5 Berat piknometer +
air
W4 gram 49,58 49,50
6 Temperatu, t0 c
7 A = W2 – W1, gram 10,47 10,688 B = W3 – W4, gram 6,99 5,789 C = A – B, gram 1,48 4,90
10 Berat jenis , G1 = 3,00 2,18
11 Rata-rata harga G1 2,59
12 G untuk 27,50 = G1 x 2,59x
4.3 Batas Cair Tanah
Perhitungan Batas Cair Tanah :
Percobaan No. 1, Untuk jumlah pukulan 39Perhitungan Berat Air untuk cawan No. 35
Rumus : A = (W2 - W3) gram
A = ( 41,58 - 34,31 ) gr
= 7,27gr
Perhitungan Berat Tanah Kering untuk cawan No. 35
Rumus : B = (W3 - W1) gram
B = ( 34,31- 22,34) gr
= 11,97 gr
Perhitungan Kadar Air untuk cawan No. 35
Rumus : W = x 100 %
W = x 100 %
= 60,74 %
Perhitungan Berat Air untuk cawan No. 44
Rumus : A = (W2 - W3) gram
A = ( 36,19 - 31,51) gr
= 4,68 gr
Perhitungan Berat Tanah Kering untuk cawan No. 44
Rumus : B = (W3 - W1) gram
B = (31,51 – 24,60) gr
= 6,91 gr
Perhitungan Kadar Air untuk cawan No. 44
Rumus : W = x 100 %
W = x 100 %
= 67,73 %
Perhitungan Kadar Air Rata-Rata untuk cawan No. 35 &
44
=
=64,24 %
Percobaan No. 2, Untuk jumlah pukulan 40Perhitungan Berat Air untuk cawan No. 98
Rumus : A = (W2 - W3) gram
A = (47,50 – 38,54) gr
= 8,96 gr
Perhitungan Berat Tanah Kering untuk cawan No. 98
Rumus : B = (W3 - W1) gram
B = ( 38,54 – 23,43 ) gr
= 15,11 gr
Perhitungan Kadar Air untuk cawan No. 98
Rumus : W = x 100 %
W = x 100 %
= 59,29 %
Perhitungan Berat Air untuk cawan No. 12
Rumus : A = (W2 - W3) gram
A = ( 45,00 – 37,44 ) gr
= 7,56 gr
Perhitungan Berat Tanah Kering untuk cawan No. 12
Rumus : B = (W3 - W1) gram
B = ( 37,44 - 24,66 ) gr
= 12,78 gr
Perhitungan Kadar Air untuk cawan No. 12
Rumus : W = x 100 %
W = x 100 %
= 59,15 %
Perhitungan Kadar Air Rata-Rata untuk cawan No. 98 &
12
=
=59,22 %
Percobaan No. 3, Untuk jumlah pukulan 24Perhitungan Berat Air untuk cawan No. 38
Rumus : A = (W2 - W3) gram
A = (43,69 – 35,58) gr
8,11 gr
Perhitungan Berat Tanah Kering untuk cawan No. 38
Rumus : B = (W3 - W1) gram
B = (35,58 – 23,70) gram
= 11,88 gr
Perhitungan Kadar Air untuk cawan No. 38
Rumus : W = x 100 %
W = x 100 %
= 68,27 %
Perhitungan Berat Air untuk cawan No. 65
Rumus : A = (W2 - W3) gram
A = (38,85 – 33,14) gr
= 5,71 gr
Perhitungan Berat Tanah Kering untuk cawan No. 65
Rumus : B = (W3 - W1) gram
B = (33,14 – 24,00) gr
= 9,14 gr
Perhitungan Kadar Air untuk cawan No. 65
Rumus : W = x 100 %
W = x 100 %
= 62,47 %
Perhitungan Kadar Air Rata-Rata untuk cawan No. 38 &
65
=
=65,37 %
Percobaan No. 4, Untuk jumlah pukulan
22 Perhitungan Berat Air untuk cawan No. 52
Rumus : A = (W2 - W3) gram
A = (42,14 – 34,74) gr
= 7,40 gr
Perhitungan Berat Tanah Kering untuk cawan No. 52
Rumus : B = (W3 - W1) gram
B = (34,74 – 24,06) gr
= 10,68 gr
Perhitungan Kadar Air untuk cawan No. 27
Rumus : W = x 100 %
W = x 100 %
= 69,29 %
Perhitungan Berat Air untuk cawan No. 107
Rumus : A = (W2 - W3) gram
A = (44,57 – 36,99) gr
= 7,58gr
Perhitungan Berat Tanah Kering untuk cawan No. 105
Rumus : B = (W3 - W1 ) gram
B = (36,99 – 25,50) gr
= 11,49 gr
Perhitungan Kadar Air untuk cawan No. 105
Rumus : W = x 100 %
W = x 100 %
= 65,97 %
Perhitungan Kadar Air Rata-Rata untuk cawan No. 52 &
107
=
=67,63 %
Perhitungan Batas Cair = LL = 65 %
TABEL PEMERIKSAAN BATAS CAIR
Asal Tanah : Jln. Wates Rombongan : II
No. Contoh : Tanggal : 7 Februari 2009
Kedalaman : 2,00 m
1 Percobaan no. 1 2 3 42 Jumlah pukulan 39 40 24 223 No. cawan timbang 35 44 98 12 38 65 52 107
4 Berat cawan timbang W1 gram 22,34 24,60
23,43 24,66 23,70 24,00 24,06 25,50
5 Berat cawan + tanahbasah
W2 gram 41,58 36,19
47,50 45,00 43,69 38,85 42,14 44,57
6 Berat cawan + tanahkering
W3 gram 34,31 31,51
38,54 37,44 35,58 33,14 34,74 36,99
7 Berat air A =( W2 – W3 )gram
7,27 4,68 8,96 7,56 8,11 5,71 7,40 7,58
8 Berat tanahkering
B = (W3 – W1)gram
11,97 6,91 15,11 12,78 11,88 9,14 10,68 11,49
9 Kadar air W = x 100 60,74 67,73
59,29 59,15 68,27 62,47 69,,29 65,97
10 Kadar air rata-rata ,W
64,24 59,22 65,37 67,63
BATAS CAIR = LL = 65 “FLOW INDEX” = I = ( WN=10 - WN=100 ) = 75,40 –48,60 = 26,80
4.4 Batas Plastis dan Indeks Plastisitas
Perhitungan Batas plastis dan indeks plastisitas :
Perhitungan Berat air untuk cawan timbang No. 1
Rumus : (w2 - w3) gram
= 31,56 -29,25 gr
= 2,31 gr
Perhitungan Berat tanah kering untuk cawan timbang No. 1
Rumus (w3 - w1) gram
= 29,25 – 24,40 gr
= 4,85 gr
Perhitungan kadar air untuk cawan timbang No. 1
Rumus : x 100%
= x 100%
= 47,63 %
Kadar air rata-rata : 47,63 %
PL = 48 %
Tabel Batas Plastis
Asal Tanah : Jl. Wates Rombongan :
II
No. Contoh : Tanggal : 7
Febrrruari 2009
Kedalaman : 2,00 m
1 No. Cawan timbang 12 Berat cawan kosong W1 gram 24,403 Berat cawan + kosong W2 gram 31,564 Berat cawan+ tanah kering W3 gram 29,255 Berat air A = (W2 – W3) gram 2,316 Berat tanah
kering
B = (W3 – W1) gram 4,85
7 Kadar air W = x 100% 47,63
8 Kadar air rata-rata , W 47,639 Batas plastis = PL = 48
4.5 Batas Susut dan Faktor-Faktor Susut Perhitungan Batas susut :
Perhitungan Berat tanah kering untuk cawan-susut No. 4
Rumus : Wo = w1 - w2 gram
= 31.88 – 16,50 gr
= 15,38 gr
Perhitungan Berat air rasa untuk cawan-susut No. 4
Rumus : W5 = w3 - w4 gram
= 170,54 - 49,10 gr
= 121,44 gr
Perhitungan volume tanah kering untuk cawan-susut No. 4
Rumus : Vo = cm3
= cm3
= 8,93 cm3
Perhitungan batas-susut-tanah untuk cawan-susut No. 4
Rumus : SL ={ } x 100%
= { } x 100%
= 19,00 %
Perhitungan Berat tanah kering untuk cawan-susut No. 3
Rumus : Wo = w1 - w2 gram
= 32,86 – 16,31 gr
= 16,55 gr
Perhitungan Berat air rasa untuk cawan-susut No. 3
Rumus : W5 = w3 - w4 gram
= 170,03 - 49,10 gr
= 120,93 gr
Perhitungan volume tanah kering untuk cawan-susut No. 3
Rumus : Vo = cm3
= cm3
= 8,89 cm3
Perhitungan batas-susut-tanah untuk cawan-susut No. 3
Rumus : SL ={ } x 100%
= { } x 100%
= 15,00 %
Perhitungan batas susut Rata-Rata untuk cawan No. 4 & 3
=
= 17,00 %
Tabel Batas Susut & Faktor-Faktor Susut Tanah
Asal Tanah : Jln. Wates Rombongan :
II
No. Contoh : Tanggal : 9 Februari
2009
Kedalaman : 2,00 m
Berat jenis tanah : 2,62
1 No. cawan-susut 4 32 Berat cawan + tanah
kering
W1 gram 31,8
8
32,8
63 Berat cawan-susut W2 gram 16,5
0
16,3
14 Berat tanah kering Wo = W2 – W1 ,
gram
15,3
8
16,5
55 Berat air rasa yang
disedot
oleh tanah kering +
cawan
W3 gram 170,
54
170,
03
6 Berat cawan W4 gram 49,1
0
49,1
07 Berat air rasa W5 = W3 – W4 ,
gram
121,
44
120,
938 Volume tanah kering
V0 = cm3 8,93 8,89
9 Batas susut tanahSL ={ } 100%
19,0
0
15,0
0
1
0
Batas susut tanah rata-rata , % 17,
00
5. 4 Batas platis dan indeks plastisitas
5. 5 Batas susut dan factor-faktor batas susut
BAB VI
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
1). Andy R Wijaya, St, Mt, “Buku Petunjuk Praktikum Mekanika
Batuan”, Program Studi Teknik Pertambangan Sekolah Tinggi
Teknik Pertambangan Sekolah Tinggi Teknologi Nasional
Yogyakarta.
2). Dr. Ir. Hary Christady Hardiyatmo, M.Eng. DEA, “ Buku
Mekanika Tanah I”, Gadjah Mada University.