LAPORAN KKP
-
Upload
politeknikatipadang -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of LAPORAN KKP
BAB I
PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadikan
persaingan yang semakin ketat dalam dunia kerja dan
menjadi tantangan bagi perguruan tinggi untuk melahirkan
lulusan terbaiknya. Salah satunya adalah meningkatkan
kualitas dan keahlian Sumber Daya Manusia (SDM).
Perkembangan Sumber Daya Manusia tidak hanya dengan
memperoleh ilmu yang telah dipelajari namun juga disertai
dengan pengaplikasiannya dalam dunia kerja.
Mahasiswa sebagai cikal bakal sumber daya manusia yang
berkualitas akan menempuh persaingan ketat dilapangan
kerja nantinya , harus membekali diri dengan berbagai
pengetahuan dan keterampilan untuk mendukung gelar
kesarjanaan kelak.
Berdasarkan hal diatas maka dalam pembetukan dirinya
sebagai sumber daya yang berkualitas tidak cukup hanya
dengan menerima ilmu dari bangku perkuliahan saja, tetapi
juga harus bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-
hari termasuk juga dalam industri-industri yang ada.
Melalui kuliah kerja praktek ini mahasiswa diharapkan
dapat mengetahui dan mendapat gambaran tentang penerapan
ilmu kimia analisis dan ilmu-ilmu lainnya dilapangan.
Selain itu juga diharapkan mahasiswa yang terlibat dalam
kegiatan kerja praktek ini dapat mengetahui lebih dalam
1
tentang obyek yang ditinjau pada saat melaksanakan kerja
praktek dan akan menjadi nilai tambah dan pengalaman
berfikir bagi mahasiswa setelah selesai melaksanakan kerja
praktek tersebut. Dimana nantinya pengetahuan yang didapat
selama kerja praktek diharapkan dapat menjadi bekal dan
pengalaman bagi mahasiswa untuk terjun langsung kelapangan
kerja sesuai dengan ilmu yang ditempuh dibangku kuliah
setelah menyelesaikan pendidikannya.
1.2 Tujuan Kuliah Kerja Praktek (KKP)
Adapun tujuan melakukan kuliah kerja praktek industri
di PT. Semen Padang adalah sebagai berikut :
1. Mengembangkan wawasan dan pengalaman mahasiswa dalam
melakukan pekerjaan yang sesuai dengan keahlian yang
dimiliki.
2. Agar mahasiswa memperoleh keterampilan dan pengalaman
kerja praktik sehingga secara langsung dapat memecahkan
permasalahan yang ada dalam kegiatan di bidang analisis
kimia.
3. Menumbuhkembangkan sikap mandiri, profesionalitas,
kreatif dan inovatif.
2
4. Agar mahasiswa dapat melakukan dan membandingkan
penerapan teori yang diterima di jenjang akademik
dengan praktek yang dilakukan di lapangan.
5. Mengenal lebih luas prospek kerja lulusan kimia
analisis.
6. Meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai hubungan
antara teori dan penerapannya sehingga dapat memberikan
bekal bagi mahasiswa untuk terjun kemasyarakat.
7. Meningkatkan hubungan kerja sama yang baik antara
perguruan tinggi,pemerintah, dan perusahaan.
1.3 Manfaat Kuliah Kerja Praktek (KKP)
1. Bagi Peserta KKP
a) Magang atau KKP ini dapat menambah pengetahuan,
serta mempersiapkan diri untuk dapat terjun
langsung dalam dunia kerja.
b) Meningkatkan kemampuan atau skill sebagai
profesional.
c) Mengaplikasikan pemahaman mengenai ilmu kimia yang
telah didapat di perkuliahan.
d) Memahami penerapan ilmu kimia dalam dunia
industri.
2. Bagi Perusahaan
a) Hasil laporan dapat menjadi masukan bagi
peningkatan dan kemajuan perusahaan.
b) Dapat menjalankan fungsi sosial terutama dalam
pendidikan dan pembinaan tenaga kerja.
3. Bagi Perguruan Tinggi
3
a) Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan
kualitas mahasiswa Akademi Teknologi Industri
Padang untuk menjadi calon Analyst yang profesional
b) Mengukur keberhasilan dalam pendidikan terhadap
mahasiswa.
4. Bagi Pengembangan Ilmu
Hasil kegiatan ini dapat dijadikan bahan penunjang dan
referensi untuk penelitian selanjutnya.
1.4 Ruang Lingkup Kuliah Kerja Praktek
Pada kuliah kerja praktek di PT Semen Padang ini, ada
beberapa hal ruang lingkup kerja praktek yang dilakukan :
1.Pengamatan terhadap uji kualitas bahan yang
digunakan dan kualitas produk yang dihasilkan.
2.Pengujian Inherent Moisture dengan menggunakan Mini
Free Space Oven dan moisture ballance.
1.5 Latar Belakang Pemilihan Judul
Latar belakang penulis dalam memilih judul ini
diantaranya adalah karena pengujian Inherent Moiture
tersebut perlu dilakukan verifikasi dengan standar. Untuk
persiapan sampel ini perlu dilakukan homogenisasi sebelum
dilakukan pengujian dilaboratorium.
1.6 Tujuan Pemilihan Judul
Tujuan dari pemilihan judul ini adalah mengetahui
perbandingan dari Minimum Free Space Oven (MFS) dengan
Moisture Ballance dalam menentukan Inherent Moisture
(Kadar air).4
1.7 Pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek
tempat : PT. Semen Padang, Indarung, Padang
waktu : 6 Juli – 21 Agustus 2015
biro/bagian : Laboratorium Kimia, Biro Jaminan
Kualitas & Pelayanan
Teknis
BAB IITINJAUAN PERUSAHAAN
2.1 Sejarah PT Semen Padang
Pada tahun 1906, Carel Christoper Lau, seorang alhi
teknik pemeritahan Belanda
menemukan deposit batu kapur dan batu silika yang sangat
besar di sekitar Indarung,
Padang. Sehingga mengundang minat pihak swasta Belanda
untuk mendirikan
perusahan yang didirikan pada tanggal 18 Maret 1910 dengan
nama NV. Nederlands
Indische Portland Cement Maatscappij (NV. NIPCM) yang
merupakan pabrik semen
pertama di Indonesia. Pabrik semen pertama ini mulai
beroperasi pada tahun 1911
dengan kapasitas 22.900 ton semen/tahun.
5
Pada masa pendudukan jepang, tahun 1942 – 1945, pabrik
ini dikuasai oleh pemerintahan Jepang dengan manajemen
dari Aseno Cemen. Ketika Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
tahun 1945, pabrik ini diambil alih oleh karyawannya yang
kemudian menyerahkannya kepada pemerintahan RI. Hal ini
tidak berlangsung lama karena pada tahun 1947 pada agresi
ke-1, pabrik ini direbut kembali oleh pemerintahan
Belanda, kemudian namanya diganti menjadi NV. Padang
Portland Cement Maatschhppij (NV. PPCM).
Pada tanggal 5 Juli 1958, pabrik ini diambil alih oleh
Pemerintah RI sejalan dengan perjuangan merebut Irian
Barat dari tangan Belanda. Selama periode ini, perusahaan
mengalami proses kebangkitan kembali melalui rehabilitasi
dan pengembangan kapasitas pabrik Indarung I menjadi
330.000 ton semen/tahun. Selanjutnya pabrik mengalami
transformasi pengembangan kapasitas pabrik dari teknologi
proses basah menjadi proses kering dengan dibangunnya
pabrik indarung II,III dan IV.
Beberapa tahun berikutnya, setelah pendirian pabrik
semen di Indarung, muncullah pabrik semen kedua di Gresik
Jawa Timur.
Perusahan Semen Padang ini dikelola oleh Badan
Pengelola Perusahaan Industri dan Tambang (BAPPIT) Pusat
dan nama Semen Padang mulai diperkenalkan. Dengan
keluarnya P.P No. 135 tahun 1961, perusahaan ini berubah
status menjadi Perusahaan Negara (PN).
6
Pada tahun 1972 dengan P.P. No. 7 tahun 1971 statusnya
dirubah lagi dari PN. Menjadi PT. (Persero) dengan modal
seluruhnya dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia.
Pada tanggal 15 September 1995 berdasarkan aakta No.
194 tanggal 30 Mei 1995 PT. Semen Padang diakuisis oleh
PT. Semen Gresik yang berarti saham pemerintah (Negara RI)
telah menjadi milik PT. Semen Gresik (Persero)Tbk dengan
kepemilikan saham sebesar 99,99 % dan Kopersasi Keluarga
Besar Semen Padang dengan saham sebesar 0,01 %. PT. Semen
Gresik(Persero)Tbk sendiri sahamnya dimiliki mayoritas
oleh pemerintah sebesar 51,01 %. Pemegang saham lainnya
sebesar 48,09 % dimiliki PT. Semen Gresik (Persero)Tbk
merupakan perusahaaan yang sahamnya tercatat di Bursa Efek
Indonesia.
Pada 7 Januari 2013, PT. Semen Gresik (Persero)Tbk
berubah nama menjadi PT Semen Indonesia (Persero)Tbksesuai
hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di
Jakarta pada 20 Desember 2012.
2.2 Penggunaan Logo tidak usah (kepanjangan)
Tahun 1910 – 1913
7
Logo PT. Semen Padang (PTSP)
pertama kali diciptakan pada
1910, semasih beranama
Nederlandsch Indische Portland
cement (Pabrik Semen Hindia
Belanda). Logonya berbentuk bulat terdiri atas dua
lingkaran (besar dan kecil) dengan posisi lingkaran
kecil berada di dalam lingkaran besar. Di antara kedua
lingkaran tersebut terdapat tulisan “Sumatera Portland
Cement Works”. Di dalam lingkaran kecil terdapat huruf
N.I.P.C.M, singkatan Nederlandsch Indische Portland
Cement Maatschappii, sebuah pabrik semen di Indarung,
15 Km di timur kota padang
Tahun 1913 – 1928
Pada tahun 1913 dibuat sebuah
logo baru, meski bentuk bulat
dengan dua garis lingaran dan
kata-kata nya tetap
dipertahankan, hanya saja ,
NIPCM ditambah dengan NV ,
ditambah gambar seekor kerbau jantan dalam lingkaran
kecil tampak sedang berdiri menghadap ke arah kiri
dengan latar panorama alam Minangkabau. Gambar ini
menggantikan posisi huruf NIPCM sebelumnya.
Tahun 1928 – 1950
Logo diubah lagi pada 1928,
kata Nederlandsch Indische
8
diubah menjadi Padang. Jadi, tulisan diantara kedua
lingkaran tersebut adalah N.V.Padang Portland Cement
Maatschapijj. Di bagian bawahnya tertulis pabrik di
Indarung Dekat Padang Sumatera Tengah, yang ditulis
dengan huruf yang lebih kecil, telah muncul bahasa
melayu setelah Sumpah Pemuda pada 1928. Dalam
lingkaran kecil, selain gambar kerbau, terdapat gambar
seorang laki-laki yang sedang berdiri di depan sebelah
kanan kerbau sambil memegangi tali kerbaumya. Ada pula
gambar sebuah rumah adat di belakang sebelah kanan
kerbau. Panorama di latar belakang ditambah dengan
lukisan gunung merapi, lambang sumarak ranah minang
gambar kerbau tetap ditampilkan mendominasi di
lingkaran kecil tersebut.
Tahun 1950 – 1958
Jepang kemudian datang
membawa perubahan, NV PPCM
diganti dengan Semen Indarung.
Logo PT SP tidak diubah,
kecuali perubahan tulisan dari
bahasa Belanda ke bahasa
Indonesia. Demikianlah sampai Perang Kemerdekaan
(1945-1949). Ada sedikit perubahan, yaitu digantinya
tulisan Semen Indarung dengan Kilang Semen Indarung.
Namun, saat Belanda kembali pada 1950, nama NVPPCM
muncul kembali.
9
Tahun 1958 – 1970
Logo PTSP dimodifikasi lagi,
pada 1958, seiring dengan
kebijakan pemerintah pusat
tentang nasionalisasi
perusahaan asing. Logonya yang
bulat dipertahankan, tapi
tulisan NV PPCM diganti dengan Semen Padang Pabrik
Indarung. Gambar kerbau tetap ada. Tapi tiada lagi
gambar seorang laki-laki, rumah adat, dan gambar
panorama Gunung Merapi. Penggantinya adalah gambar
atap rumah gadang dengan lima gonjong di atas gambar
kerbau.
Tahun 1970 – 1972
Logo PTSP diperbarui lagi
pada 1970. Dua lingkaran
dihilangkan, sehingga tulisan
Padang Portland Cement
Indonesia dibuat melingkar
sekaligus menjadi pembatasnya.
Gambar kerbau hanya menampilkan kepalanya saja dengan
posisi menghadap ke depan. Di atas kepala kerbau
dibuat pula gambar atap/gonjong (5 buah) rumah adat.
10
Muncul pula moto PTSP yang berbunyi "Kami Telah
Berbuat Sebelum yang Lain Memikirkan".
Tahun 1972 – 1991
Pada 1972 logo tersebut
dimodifikasi dengan memunculkan
dua garis lingkaran: besar dan
kecil.
Tahun 1991 – 2012
Perubahan terjadi lagi pada
1991, saat tulisan Padang
Portland Cement menjadi Padang
Cement Indonesia.
Tahun 2012 – sekarang
Pada 1 Juli 2012, PT SP
kembali melakukan perubahan
logo. Pada perubahan kali ini,
11
PT Semen Padang tidak melakukan perubahan yang
bersifat fundamental karena brand perusahaan tertua di
Indonesia ini dinilai sudah kuat. Pergantian ini
dilakukan dengan pertimbangan, logo yang dipakai
sebelumnya memiliki ciri, tanduk kerbau kecil dan
complicated (rumit). Mata kerbau kelihatan old (tua),
gonjong dominan, dan telinga terlihat off position.
Pada logo baru disempurnakan menjadi, tanduk kerbau
menjadi besar dan kokoh/melindungi, mata kelihatan
tajam/tegas, gonjong menjadi sederhana (crown) , dan
telinga pada posisi “on” (selalu mendengar). Logo
baru ini memiliki kriteria dan karakter yang kokoh
(identitas semen), universal (tidak kedaerahan),
lebih simpel (mudah diingat/memorable), dan lebih
konsisten (aplicable dalam ukuran terkecil).
2.3 Visi – Misi Perusahaan
Visi
Menjadi perusahaan persemenan yang andal, unggul dan
berwawasan lingkungan di Indonesia bagian barat dan
Asia Tenggara.
Misi
- Memproduksi dan memperdagangkan semen serta produk
terkait lainnya yang berorientasi kepada kepuasan
pelanggan.
- Mengembangkan SDM yang kompeten, profesional dan
berintegritas tinggi.
- Meningkatkan kemampuan rekayasa dan engineering
untuk mengembangkan industri semen nasional.
12
- Memberdayakan, mengembangkan dan mensinergikan
sumber daya perusahaan yang berwawasan dan lingkungan.
- Meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan
dan memberikan yang terbaik kepada stakeholder.
Meaning
Giving the Best to Build a Better Live
Budaya Perusahaan
CHAMPS
- Compete with a clear & synergized Vision
- Have a High Spirit for Continous Learning
- Act with High Accountability
- Meet Costumer Expectation
- Perform ethically with high Integrity
- Strengthening Teamwork
2.4 Kebijakan Perusahaan
PT. Semen Padang sebagai perusahaan dalam industri
persemenan dan bagian
dari grup Semen Indonesia mempunyai komitmen untuk
melakukan :
Peningkatan nilai dan pertumbuhan, serta daya
saing perusahaan melalui pemantapan pemasaran yang
beriorentasi pada pasar utama, peningkatan
produktifitas operasi dan efisiensi di segala
bidang serta pengembangan bisnis perusahaan.
Pemenuhan harapan pelanggan untuk seluruh produk
yang dihasilkan dan dipasarkan melalui pemenuhan
13
persyaratan mutu, pelayanan terbaik, serta
keabsahan hasil uji dengan didukung sistem
manajemen yang terintegrasi.
Peningkatan tanggung jawab dan kepedulian kepada
stakeholder, termasuk :
Pengelolaan lingkungan hidup meliputi pencegahan
pencemaran udara, pengelolaan limbah B3 (Bahan
Berbahaya dan Beracun) dan non-B3, konservasi
air, penghematan pemakaian energi serta
perlindungan keanekaragaman hayati,
Pengelolaan sumber daya secara efisien dan
efektif,
Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja
dalam menjaga lingkungan kerja yang aman dan
sehat serta mencegah terjadinya kecelakan,
Pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan
(corporate social responsibility) yang efektif dan
berkesinambungan, dan
Pengamanan aset dan kelancaran operasional
perusahaan.
Penaatan perundangan-undangan, peraturan yang baku,
dan persyaratan lainnya. Pelaksanaan Good Corporate
Governance (GCG) dan manajemen resiko, serta
pencegahan terjadinya kecurangan (fraud) dalam
operasional perusahaan.
Pengembangan sumber daya manusia yang kompeten dan
profesional untuk mendukung pelaksanaan seluruh
komitmen perusahaan.
14
Kebijakan perusahaan dikomunikasikan kepada
stakeholder, serta diimplementasikan secara konsisten
oleh seluruh karyawan dan dievaluasi oleh manajemen,
untuk peningkatan secara berkelanjutan.
2.5 Alamat Perusahan
PT. Semen Padang beralamat di Jl. Raya Indarung
(25237), Kecamatan Lubuk Kilangan, Padang, Sumatera Barat.
Informasi mengenai PT. Semen Padang dapat dilihat di web
PT. Semen Padang yaitu http://www.semenpadang.co.id/ Fax
PT. Semen Padang: (0751) 815250 dan Fax Maketing: (0751)
815001
2.6 Struktur Organisasi Langsung strukturnya saja
Struktur organisasi yang digunakan oleh PT. Semen
Padang merupakan gabungan sistem struktural dan
fungsional. Secara struktural, setiap atasan memiliki
bawahan dan seorang bawahan hanya memiliki satu orang
atasan. Secara fungsional, masing-masing pejabat dapat
menerima perintah/intruksi dari beberapa orang yang
kedudukannya setingkat dan lebih tinggi.
Saat ini PT. Semen Padang mengggunakan struktur
organisasi berdasarkan SK direksi No. 003/SKD/DESDM/01.15.
pemegang kekuasaan tertinggi adalah pemegang saham yaitu
pemerintah melalui Dewan Komisaris PT. Semen Padang yang
dipimpin oleh 4 Dewan Direksi dengan salah satu dari
anggotanya merupakan direktur utama sedangkan anggota
lainnya memimpin bidang khusus yaitu :
Direktur Komersial
15
Direktur Produksi
Direktur Keuangan
Dalam operationalnya masing-masing direktur ini
dibantu oleh bawahannya yang berada pada tingkat
departemen, biro dan bidang. Sedangkan pimpinan tertinggi
terletak pada Dewan Komisaris yang merupakan pengelola
tidak langsung.
2.7 Kapasitas Produksi PT. Semen Padang
Sejak diambil alih pada tahun 1958, perusahaan
berangsur-angsur dikembangkan dan berturut-turut kapasitas
terpasang ditingkatkan menjadi 5,57 juta ton pada bulan
Oktober 1998 yang dihasilkan dari lima pabrik dengan
kapasitas masing-masing sebagai berikut :
Pabrik Indarung I : 330.000 ton/tahun
16
Departemen Jaminan
Kualitas dan Inovasi
Biro CAPEX Biro AFR
Staff Pengembangan Produk dan
AFR
Biro Jaminan Kualitas dan Pelayanan Teknis
Bidang Kualitas Bahan
Bidang Kualitas Produk
Bidang Pelayanan Teknis
Biro Inovasi dan TPM
Staf inovasi dan TPM
Biro K3LH
Staf Kesehatan
Kerja
Bidang Keselamatan
Kerja
Bidang Lingkungan
HIdup
Pabrik Indarung II : 660.000 ton/tahun
Pabrik Indarung III : 660.000 ton/tahun
Pabrik Indarung IV : 1.620.000 ton/tahun
Pabrik Indarung V : 2.300.000 ton/tahun
2.8 Jenis-Jenis Produksi PT. Semen Padang buatkan dalam
bentuk table saja
PT. Semen Padang telah memproduksi berbagai jenis
semen dengan berbagai kegunaan. Semua jenis semen yang
diproduksi telah memenuhi persyaratan mutu seperti
Standard Nasional Indonesia SNI 15-2049-2004, ASTM
standard C-150, British Standard (BS) EN 197-1-2000 dan
American Petroleum Institut (API) Specification 10 A.
Jenis-jenis produk semen PT. Semen Padang adalah
1.Semen Portland Tipe I (Ordinary Portland Cement)
Standar
- SNI 15-2049-2004
- ASTM C-150
- BS EN 197-1-2000
Spesifikasi
- Tidak memerlukan ketahan sulfat
- Tidak memerlukan persyaratan hidrasi
Pemakaian
- Konstruksi bangunan umum seperti gedung,
jembatan, jalan raya, rumah pemukiman, landasan
pacu pesawat terbang, dan lain-lain yang tidak
memerlukan persyaratan khusus.17
2.Semen Portland Tipe II (Moderate Sulphate Resistance
Cement)
Standar
- SNI 15-2049-2004
- ASTM C-150/150M-12
Spesifikasi
- Ketahanan terhadap sulfat pada tingkatan sedang
- Tahan pada panas hidrasi yang sedang
Pemakaian
- Gedung, jembatan, jalan raya, rumah pemukiman,
konstruksi daerah
bawah tanah
3.Semen PCC (Portland Pozzolan Cement)
Standar
- SNI 15-0302-2004
- ASTM C 595-08
Spesifikasi
- Jenis semen ini untuk konstruksi umum dan tahan
terhadap sulfat
sedang
Pemakaian
- Perumahan, plesteren, bendungan dan irigasi,
bangunan tepi pantai,
bahan bangunan (paving block, genteng, ubin,
dll)
4.Semen Tipe V (High Sulphate Resistance)
18
Standar
- SNI 15-2049-2004
- ASTM C-150/150M-12
Spesifikasi
- Dapat dipakai untuk konstruksi bangunan yang
memerlukan persyaratan tahan terhadap sulfat
tinggi.
Pemakaian
- Bangunan instalasi pengolahan limbah pabrik
- Konstruksi dalam air
- Jembatan, terowongan, tembaga
5.Semen Portland Campur (SMC)
Standar
- SNI 15-3500-2004
- ASTM C 91-05 type M
Spesifikasi
- Mudah mengerjakannya
- Kedap air
- Pengerutan kecil
- Panas hidrasi rendah
Pemakaian
- Konstruksi ringan, pembuatan bahan bangunan,
pemasangan keramik, bangunan RS&RSS, plesteran
dan acian
-
6.Semen Portland Tipe III (High Early Strength Cement)
Standar
- SNI 15-2049-2004
19
- ASTM C150/150M-12
Spesifikasi
- Keperluan konstruksi yang memerlukan kekuatan
awal yang tinggi pada fase permulaan setelah
pengikatan terjadi
Pemakaian
- Pembuatan jalan beton
- Landasan lapangan udara
- Bangunan tingkat tinggi
- Bangunan dalam air yang tidak memerlukan
ketahanan terhadap sulfat
7. Semen Portland Komposit (PCC)
Standar
- SNI 15-7064-2004
Spesifikasi
- Lebih mudah dikerjakan
- Suhu beton lebih rendah sehingga tidak mudah
retak
- Lebih tahan terhadap sulfat
- Lebih kedap air
Pemakaian
- Digunakan untuk konstruksi umum
- Struktur bangunan bertingkat
- Struktur jembatan
- Struktur jalan beton
- Bahan bangunan
8. Semen Pemboran (Oil Well Cement)
Standar
20
- SNI-15-3044-1992
- APISpec. 10A-2002
Spesifikasi
Semen ini khusus dipakai untuk pembuatan sumur
minyak bumi dan gas alam dengan konstruksi sumur
minyak dibawah permukaan laut dan bumi (lepas
pantai). OWC yang diproduksi dengan Class G-HSR
disebut juga sebagai BASIC OWC karena dengan
menambahkan additive dapat digunakan untuk berbagai
tingkat kedalaman dan temperatur.
2.9 Pemasaran
Daerah pemasaran PT. Semen Padang pada saat ini untuk
Tipe I dan PCC meliputi seluruh wilayah di pulau Sumatera,
DKI Jakarta, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan
Barat, dan Bali, sedangkan untuk semen Tipe khusus daerah
pemasarannya tidak diatur, sehingga seluruh proyek yang
menggunakan semen Tipe khusus dapat disuplai. Apabila
suplai dalam negeri telah tercukupi, maka kelebihannya
akan diekspor.
PT. Semen Padang pernah mengekspor ke berbagai negara,
yaitu Bangladesh,
Taiwan, Myanmar, Vietnam, Jepang, Thailand, Hongkong,
Papua Nugini, Filipina, Afrika, Belanda dan Amerika.
2.10 Ruang Lingkup Unit Kerja
21
Dalam kuliah lapangan di PT. Semen Padang, penulis
ditempatkan di Laboratorium Kimia Bahan, Biro Jaminan
Kualitas dan Pelayan Teknis (JKPT). Dilaboratorium ini
bertugas untuk menganalisis bahan semen dari berbagai
daerah baik dalam sumatera maupun luar sumatera. Analisa
bahan semen dilakukan untuk melihat kualitas bahan semen.
Adapun analisis bahan yang dilakukan diantaranya adalah
pengujian batubara yang merupakan uji rutin dengan
instruksi kerja meliputi preparasi contoh yang akan di
uji, penentuan Free Moisture, Total Moisture, Inherent
Moisture, Kadar abu, Kadar Gas (volatile matter), Fixed
Carbon, Total Sulfur dan Kalor Bakar.
BAB IIITINJAUAN PUSTAKA
3.1 Sejarah Semen di Dunia
Sepanjang sejarah, bahan penyemenan telah memainkan
peran penting dan digunakan secara luas di dunia kuno.
Misalnya orang mesir menggunakan gipsum yang dikalsinasi
sebagai semen dan orang yunani dan romawi menggunakan
22
kapur yang dibuat dengan memanaskan batu kapur dan
menambahkan pasir untuk membuat mortar dan dengan batu
kasar untuk membuat beton. Semen ini dibuat dengan
menambahkan abu vulkanik yang hancur yang menjadi kapur
dan kemudian disebut dengan semen “pozzolanic”.
Sejarah semen dan revolusi industri
Renaissance dan abad pencerahan membawa cara berfikir
yang menyebabkan revolusi industri. Pada abad kedelapan
belas, Inggris bersamaan dengan kepentingan industri dan
kerajaan, maka dibangun mercusuar untuk mencegah kerugian
dalam pengiriman.
3.2 Bahan Baku Semen
Untuk PT. Semen Padang, sumber bahan dasar semen
adalah:
Batu kapur
Tanah liat
Pasir Silika
Pasir Besi
Pozzolan (Bahan Tambahan)
1. Batu kapur (lime Stone)
Batu kapur merupakan sumber utama oksida yang
mempumyai rumus CaCO3 (Calcium Carbonat),pada umumnya
tercampur MgCO3 dan MgSO4. Batu kapur untuk bahan bangunan
dibagi dalam 2 macam berdasarkan penggunaan yaitu kapur
pemutih dan kapur aduk. Kedua macam kapur tersebut
terdapat dalam bentuk kapur tohor, maupun kapur padam.
Kapur tohor merupakan hasil pembakaran batu alam yang
komposisinya adalah sebagian besar kalsium karbonat; pada23
suhu demikian tinggi, sehingga jika diberi air dapat
terpadamkan (dapat bersenyawa dengan air membentuk
hidrat). Kapur padam adalah hasil pembakaran kapur tohor
dan membentuk hidrat. Kandungan oksida kalsium didalam
batu kapur tersebut berkisar antara 50-53%, yang berarti
batu kapur tersebut termasuk batu kapur yang berkualitas
sangat baik, penggunaan batu kapur ini didalam pengolahan
bahan dasar sebanyak ±80% berat. Bahan ini didapat sebagai
deposit di Bukit Karang Putih ± 2 km dari lokasi pabrik
dan digunakan sebagai sumber oksida kalsium.
2. Tanah liat (Clay)
Tanah liat adalah jenis tanah yang dalam keadaan
kering terasa seperti berlemak, mempunyai daya susut muai
yang besar dan mempunyai daya ikat yang besar baik dalam
keadaan kering maupun basah, tanah liat yang baik sebagai
perekat atau bahan dasar semen adalah yang mengandung
material lempung silika alumina yang cukup seimbang dan
dapat menghasilkan cairan yang cukup kental untuk menahan
gas padat atau diatas titik leburnya ± 1200 oC, tanah liat
terdapat dalam bentuk deposit dibukit sekitar pabrik.
Bahan ini digunakan sebagai sumber oksida aluminium dan
oksida besi, yang masing-masingnya terkandung sebesar 30-
38% dan 8-16%. Pemakaian tanah merah didalam pengolahan
bahan dasar sebanyak ± 9% berat.
3. Pasir Silika
24
Pasir silika memiliki rumus SiO2 (silikon dioksida).
Pada umumnya pasir silika terdapat bersama oksida logam
lainnya, semakin murni kadar SiO2 semakin putih warna pasir
silikanya, semakin berkurang kadar SiO2 semakin berwarna
merah atau coklat, disamping itu semakin mudah menggumpal
karena kadar airnya yang tinggi. Bahan ini didapat sebagai
deposit di bukit ngalau ± 1 km dari lokasi pabrik dan
digunakan sebagai sumber oksida-oksida silisium, aluminium
dan besi. Dari hasil analisa, batu silika tersebut
mengandung oksida silisium berkisar antara 77-84%, oksida
aluminium 8-12% dan oksida besi 3-6%. Didalam pengolahan
bahan dasar, batu silika ini diperlukan sebanyak ± 10%
berat.
4. Pasir Besi
Pasir besi memiliki rumus kimia Fe2O3 (Ferri Oksida)
yang pada umumnya selalu tercampur dengan SiO2 dan TiO2
sebagai impuritiesnya. Fe2O3 berfungsi sebagai penghantar
panas dalam proses pembuatan terak semen. Kadar oksida
besi yang baik dalam pembuatan semen yaitu Fe2O3 ± 75% –
80%. Pemakaian bahan tambahan ini didalam pengolahan bahan
dasar sebanyak ± 1%.
5. Pozzolan
Pozzolan merupakan material ketiga dalam pembuatan
semen. Kata pozzolan berasal dari abu vulkanis hasil
pertambangan erupsi gunung Vesuvius di Desa Pozzouli,
italia. Pozzolan sudah digunakan semenjak 2000 SM oleh
berbagai suku di dunia. Penggunaan pozzolan alami telah25
digunakan untuk peningkatan sifat resistansi terhadap
serangan sulfat pada pembangunan bendungan di Amerika
Serikat. Pozzolan merupakan material ketiga pada pembuatan
semen. Pozzolan memiliki kandungan silika atau silika
alumina yang berperan dalam peningkatan kekuatan semen
pada umur panjang dengan membentuk kalsium silikat dan
kalsium aluminat hidrat dari reaksi pozzolan, kalsium
hidroksida pada semen dan air (Fitra Alghazali, 2014)
3.3 Proses Pembuatan Semen
Secara umum proses produksi semen terdiri dari
beberapa tahapan :
1.Tahap penambangan bahan mentah (quarry). Bahan dasar
semen adalah batu kapur, tanah liat, pasir besi dan
pasir silica. Bahan-bahan ini ditambang dengan
menggunakan alat-alat berat kemudian dikirim ke
pabrik semen.
2.Bahan mentah ini diteliti di laboratorium, kemudian
dicampur dengan proporsi yang tepat dan dimulai
tahap penggilingan awal bahan mentah dengan Raw Mill
sehingga berbentuk serbuk yang disebut Raw Mix, Raw Mix
kemudian dimasukkan kedalam silo Raw Mix
3.Bahan kemudian dipanaskan di preheater
4.Pemanasan dilanjutkan di dalam kiln sehingga
bereaksi membentuk kristal klinker. C3S, C2S, C3A, dan
C4AF merupakan komponen potensial yang terdapat pada
klinker. Sedangkan komposisi kimianya adalah SiO2,
26
Al2O3, Fe2O3, CaO, MgO, SO3, K2O Dan Na2O (Tokyay,
1999)
5.Kristal klinker ini kemudian didinginkan
di cooler dengan bantuan angin. Panas dari proses
pendinginan ini di alirkan lagi ke preheater untuk
menghemat energi
6.Klinker ini kemudian digiling bersama gypsum dalam
tabung yang berputar yang bersisi bola-bola baja
sehingga menjadi serbuk semen yang halus.
7.Klinker yang telah halus ini disimpan dalam silo.
8.Dari silo ini semen dipak dan dijual ke konsumen.
27
3.3.1 Proses Penggilingan Bahan Mentah
Pada proses penggilingan keempat bahan-bahan mentah
tersebut diatas, dilakukan didalam Raw Mill.
Didalam Raw Mill dilengkapi dengan grinding media
yaitu penghancur yang ikut terangkat sejalan putaran mill
dan jatuh menumbuk dan menggeser material yang ada di
dalam mill tersebut, sehingga didapatkan bubuk yang halus.
Pada proses penggilingan bahan mentah di PT. Semen
Padang ada dua macam yaitu :
a.Proses basah
Penggilingan ditambah air dan produk kominor/tromol
tanah tersebut disebut dengan kadar air kurang 36-37
% dengan kehalusan :
- Kehalusan diatas ayakan 88 μ = 4 % - 6 %
- Kehalusan diatas ayakan 120 μ = 0,5 % - 0,6 %
Proses basah ini mempunyai keunggulan dalam hal
homogenisitas produk. Proses basah ini untuk
memproduksi type-type khusus yaitu Oil well Cement,
Semen Portland type II, III, V dan Masonry Cement.
b.Proses kering
Penggilingan tanpa penambahan air dan produk Raw
Mill tersebut disebut Raw Mix/ Raw Meal dengan kadar
air kurang 0,4 – 0,5 %. Kehalusan diatas ayakan 88 μ
10 %, juga dilakukan pengecekan terhadap komposisi
kimianya setiap jam. Pengecekan komposisi kimia disini
dilakukan dengan X-Ray dan berdasarkan hasil tersebut
pengaturan proporsi bahan mentah dilakukan secara
computerized.
28
Raw Mix yang dihasilkan, melalui alat-alat transport
dialirkan ke separator,
disini dipisahkan antara material kasar dan halus,
yang kasar dikembalikan ke Mill dan yang halus
dialirkan ke dalam Blending Silo. Dari Blending Silo
Raw Mix di dumping ke storage silo dan dari sini Raw
Mix diharapkan sudah homogen komposisi kimianya dan
sudah sesuai dengan standard Laboratories yang ada.
Dan proses selanjutnya yaitu sama halnya sebagaimana
yang didapatkan dari proses basah yaitu proses
pembakaran yang akan terjadi didalam Kiln.
3.3.2 Proses Pembakaran
Bahan bakar yang dipergunakan adalah BatuBara yang
didatangkan dari Ombilin dan sekitarnya ± 150 km dari
lokasi Pabrik. Tujuan utama proses pembakaran adalah untuk
melaksanakan reaksi-reaksi kimia diantara oksida-oksida
yang terdapat didalam Slurry atau Raw Mix, yang akan
berubah menjadi produk baru yang diberi nama Klinker.
Peristiwa pembentukan klinker ini terjadi dalam beberapa
tingkat, selagi material bergerak disepanjang Kiln.
Untuk melaksanakan reaksi-reaksi tersebut secara
sempurna dibutuhkan sejumlah panas/heat yang banyak dan
pada suhu yang tinggi. Panas tersebut didapat dari
pembakaran bahan bakar, merupakan bagian kecil dari
klinker.
29
Tahapan proses yang terjadi pada pembakaran
Wet Proses Dry Proses- Drying of Slurry
- Heating up s/d
600 0C
- Kalsinasi
- Sintering/
pemijaran
- Proses
pendinginan
- Proses Preheating
- Proses calsinasi
- Sentering/
pemijaran
- Proses
pendinginan
Tahapan drying pada proses kering tidak ada, drying
hanya terjadi pada wet proses, dimana slurry yang
mengandung kadar air 36 – 37 % diumpankan kedalam Kiln
pada daerah drying zone.
Daerah drying zone untuk Kiln I + Kiln II dilengkapi
dengan media heat transfer yaitu pull ring, untuk Kiln III
+ IV dan V dilengkapi dengan rantai-rantai, suhu material
s/d lebih kurang 120 0C dengan kadar air yang bisa
diperoleh lebih kurang 4 %.
Heating up of charge s/d 600 0C, ini merupakan tingkat
persiapan untuk terlaksananya tingkat selanjutnya yaitu
proses calsinasi.
Calsinasi
30
Calsinasi terjadi pada suhu 600 0C, dimana proses
initerjadi pelepasan CO2 dari karbonat yang ada.
CaCO3 CaO + CO2
Pemijaran/sintering
Pada proses sintering atau pemijaran terjadi reaksi-
reaksi antara oksida-oksida yang terdapat didalam
material. Reaksi-reaksi tersebut akan menghasilkan
senyawa-senyawa potensial didalam klinker, yaitu C4AF,
C3A, C2S dan C3S. Reaksi-reaksi pembentukan senyawa-senyawa
potensial yang ada didalam klinker terjadi sempurna pada
suhu lebih kurang 1440 – 1460 0C.
3.3.3 Proses Penggilingan Klinker
Klinker yang dihasilkan dari proses pembakaran
selanjutnya mengalami proses penggilingan. Pada
penggilingan klinker ini ditambahkan Gypsum yang berfungsi
sebaagai Retarder. Gypsum yang digunakan PT. Semen Padang
adalah Gypsum alam yang didatangkan dari Thailand dan
Gypsum sintetis dari Petro Kimia Gresik.
31
3.3.4 Pengendalian Kualitas
Pengendalian kualitas merupakan kegiatan secara
kontinyu, yang bertujuan agar menghasilkan produk yang
bermutu, dilaksanakan dengaan jalan meneliti, menguji
melalui program pengendalian, mulai dari bahan mentah,
selama dalam proses sampai dengan produk akhir.
Pengendalian kualitas secara menyeluruh dengan
ketelitian yang tinggi, bertujuan untuk memberikan jaminan
mutu produk yang dihasilkan, agar selalu memenuhi standar
yang berlaku seperti :
- SNI 15-2049-1994 (Standar Nasional Indonesia)
- ASTM Vol. 04.01 – 1996/ C – 150 – 95 a
(American Society for Testing and Materials)
- BS – 12 – 1989 (British Standard)
- JIS R 5210 – 1981 (Japanese Industrial Standard)
- API Spec. 10 A. Twenty Second Edition – January 1,
1995.
Perpaduan antara tersedianya tenaga kerja yang
terdidik, terampil dan berpengalaman dengan sistem
pengendalian kualitas berteknologi yang mutakhir yang
dirancang secara khusus yaitu dengan QCX – System (on line
quality control by x-ray analyzer and computerized)
menjamin ketelitian dan ketetapan dalam pelaksanaan
pengendalian kualitas di Laboratorium PT. Semen Padang .
Disamping itu PT. Semen Padang juga dilengkapi dengan
fasilitas-fasilitas antara lain :
32
- Laboratorium Kimia dan Fisika semen
- Laboratorium Instrument (AAS, Flamephotometer,
Differential
Thermal Analysis, Particle Size Distribution
Analyzer, Water Instrument analysis, Gas
Chromatogravy)
- Alat observasi / Mikroskop
- Laboratorium Uji Minyak Pelumas & Batu bara
- Laboratorium Uji Oil Well Cement
- Laboratorium Beton dan Aplikasi Semen
Yang dapat memberikan jasa pengujian dan mengeluarkan
sertifikat hasil uji yang diakui.
Disamping hal diatas PT. Semen Padang juga memberikan
pelayanan teknis kepada para konsumen tentang pemakaian
produk-produk PT. Semen Padang yang menyangkut aspek
teknis dan ekonomis melalui kerja sama penelitian, seminar
dan penyuluhan/konsultasi teknis.
3.4 Pengertian Batubara
Batubara adalah bahan bakar fosil. Batubara dapat
terbakar, terbentuk dari endapan, batuan organik yang
terutama terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen.
Batubara terbentuk dari tumbuhan yang telah terkonsolidasi
antara strata batuan lainnya dan diubah oleh kombinasi
pengaruh tekanan dan panas selama jutaan tahun sehingga
membentuk lapisan batubara.
3.5 Kelas dan Jenis Batubara
33
Berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang
dikontrol oleh tekanan, panas dan waktu, batu bara umumnya
dibagi dalam lima kelas: antrasit, bituminus, sub-
bituminus, lignit dan gambut.
Antrasit adalah kelas batu bara tertinggi, dengan warna
hitam berkilauan (luster) metalik, mengandung antara 86%
- 98% unsur karbon (C) dengan kadar air kurang dari
8%.
Bituminus mengandung 68 - 86% unsur karbon (C) dan
berkadar air 8-10% dari beratnya. Kelas batu bara yang
paling banyak ditambang di Australia.
Sub-bituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air,
dan oleh karenanya menjadi sumber panas yang kurang
efisien dibandingkan dengan bituminus.
Lignit atau batu bara coklat adalah batu bara yang sangat
lunak yang mengandung air 35-75% dari beratnya.
Gambut, berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta
nilai kalori yang paling rendah.
3.6 Pembentukan Batubara
Komposisi batubara hampir sama dengan komposisi kimia
jaringan tumbuhan, keduanya mengandung unsur utama yang
terdiri dari unsur C, H, O, N, S, P. Hal ini dapat
34
dipahami, karena batubara terbentuk dari jaringan tumbuhan
yang telah mengalami coalification. Pada dasarnya
pembentukkan batubara sama dengan cara manusia membuat
arang dari kayu, perbedaannya, arang kayu dapat dibuat
sebagai hasil rekayasa dan inovasi manusia, selama jangka
waktu yang pendek, sedang batubara terbentuk oleh proses
alam, selama jangka waktu ratusan hingga ribuan tahun.
Karena batubara terbentuk oleh proses alam, maka banyak
parameter yang berpengaruh pada pembentukan batubara.
Makin tinggi intensitas parameter yang berpengaruh makin
tinggi mutu batubara yang terbentuk
Proses perubahan sisa-sisa tanaman menjadi gambut
hingga batu bara disebut dengan istilah pembatubaraan
(coalification). Secara ringkas ada 2 tahap proses yang
terjadi, yakni:
Tahap Diagenetik atau Biokimia, dimulai pada saat
material tanaman terdeposisi hingga lignit terbentuk.
Agen utama yang berperan dalam proses perubahan ini
adalah kadar air, tingkat oksidasi dan gangguan
biologis yang dapat menyebabkan proses pembusukan
(dekomposisi) dan kompaksi material organik serta
membentuk gambut.
Tahap Malihan atau Geokimia, meliputi proses perubahan
dari lignit menjadi bituminus dan akhirnya antrasit.
3.7 Parameter Kualitas Batubara
1.Total Moisture
35
2.Proximate
3.Total Sulfur
4.Calorific Value
5.HGI
6.Ultimate Analysis
7.Ash Fusion Temperature
8.Ash Analysis
3.7.1 Total Moisture
Tinggi Rendahnya Total Moisture akan tergantung pada :
Peringkat Batubara
Size Distrbusi
Kondisi pada saat Sampling
Semakin tinggi peringkat suatu batubara semakin kecil
porositas batubara tersebut atau semakin padat batubara
tersebut. Dengan demikian akan semakin kecil juga moisture
yang dapat diserap atau ditampung dalam pori batubara
tersebut. Hal ini menyebabkan semakin kecil kandungan
moisturenya khususnya inherent moisturenya.
Semakin kecil ukuran partikel batubara, maka semakin
besar luas permukaanya. Hal ini menyebabkan akan semakin
tinggi surface moisturenya. Pada nilai inherent moisture
tetap, maka TM-nya akan naik yang dikarenakan naiknya
surface moisture.
3.7.2 Proximate Analysis
36
Air dried moisture
Ash Content
Volatile Matter
Calorific Value
Fixed carbon
1. Air dried Moisture
Adalah moisture yang terkandung dalam batubara setelah
batubara tersebut dikering udarakan.Digunakan dalam
mengkonversi basis parameter analisa dari air dried basis
ke basis lainnya.
2. Ash Content
Batubara sebenarnya tidak mengandung abu, melainkan
mengandung mineral matter. Namun sebagian mineral matter
dianalisa dan dinyatakan sebagai kadar Abu atau Ash
Content.
Sifat-sifat Kadar Abu
- Kadar abu dalam batubara tergantung pada
banyaknya dan jenis mineral matter yang dikandung
oleh batubara baik yang berasal dari inherent
atau dari extraneous.
- Kadar abu relatif lebih stabil pada batubara yang
sama. Oleh karena itu Ash sering dijadikan
parameter penentu dalam beberpa kalibrasi alat
preparasi maupun alat sampling.
37
- Semakin tinggi kadar abu pada jenis batubara yang
sama, semakin rendah nilai kalorinya.
- Kadar abu juga sering mempengaruhi nilai HGI
batubara.
3. Volatile Matter
- Volatile matter/ zat terbang, adalah bagian
organik batubara yang menguap ketika dipanaskan
pada temperature tertentu.
- Volatile matter biasanya berasal dari gugus
hidrokarbon dengan rantai alifatik atau rantai
lurus. Yang mudah putus dengan pemanasan tanpa
udara menjadi hidrokarbon yang lebih sederhana
seperti methana atau ethana.
Sifat-sifat Volatile Matter
- Kadar Volatile Matter dalam batubara ditentukan
oleh peringkat batubara.
- Semakin tinggi peringkat suatu batubara akan
semakin rendah kadar volatile matternya.
- Volatile matter memiliki korelasi dengan
vitrinite reflectance, semakin rendah volatile
matter, semakin tinggi vitrinite reflectancenya.
4. Calorific Value
Nilai energi yang dapat dihasilkan dari pembakaran
batubara.Nilai kalori batubara dapat dinyatakan dalam
satuan: MJ/Kg , Kcal/kg, BTU/lb Nilai kalori tersebut
dapat dinyatakan dalam Gross dan Net. Nilai energi yang
dapat dihasilkan dari pembakaran batubara. Calorific Value
38
Dapat dinyatakan dalam Nilai Kalori dapat dinyatakan dalam
satuan yang berbeda:
1. Calorific Value (CV)aa(kcal/kg)
2. Specific Energy (SE) a.(Mj/kg)
3. Higher Heating Value (HHV) = Gross CV
4. Lower Heating Value (LHV)= Net CV
5. British Thermal Unit = Btu/lb
Tambah referensi terkait batubara serta pengujiannya.
39
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Tempat Dan Waktu Pengujian
Pengujian ini dilakukan di Laboratorium Jaminan
Kualitas dan Pelayanan Teknis PT. Semen Padang dari
tanggal 18 Agustus – 21 Agustus 2015.
4.2 Sampel
Sampel yang di uji adalah Low Calory Ingatama BG.
Terang, Medium Calory NAL(apa itu NAL?) Lot 04, High
Calory TR(apa itu TR?) Lot 09.
4.3 Prosedur Kerja
Penentuan Inherent Moisture dengan Minimum Free
Space Oven
Alat yang digunakan
- Minimum free Space Oven (MFS)
- Neraca Analitik
- Cooling vessel
- Dish
Bahan 40
Batubara
Metoda Uji
BS 1016 part 104 section 104.1
Cara Kerja
- On kan oven pengering dengan menekan switch
kearah ON
- Set suhu Minimum Free Space Oven 1050-110 0C
- Timbang berat dish kosong bersih dan kering
bersama tutupnya (m1).
Tambahkan 1 gram contoh kedalam dish, catat
beratnya (m2).
- Masukkan dish + contoh kedalam oven pengering
pada suhu 1050-110 0C tanpa tutup selama 2 jam
atau sampai berat tetap (min. 60 menit)
- Keluarkan dish dari oven, tutup dan dinginkan
dalam cooling vessel
- Timbang kembali berat contoh (m3).
Lakukan pemanasan kembali sampai berat tetap
Perhitungan :
%moisture=m2−m3m2−m1
x100%
dimana :
m1 = berat dish kosong
m2 = berat dish + contoh sebelum dipanaskan
41
m3 = berat dish + contoh setelah dipanaskan
Penentuan Inherent Moisture dengan AND MS-70
(P1026056)
Alat yang digunakan
- AND MS-70 (P1026056)
- Dish
Bahan
Batubara
Cara Kerja
- On kan AND MS-70 (P1026056) dengan menekan
switch kearah ON
- Set suhu AND MS-70 (P1026056), suhu 1050-110 0C
- Letakkan dish kosong bersih dan kering
- Tekan Reset sebelum menimbang contoh
- Masukkan 4 gram contoh uji kedalam dish
- Kemudian tekan Start untuk memulai proses uji
- Hasil dapat dilihat setelah alat berbunyi dan
terdapat tulisan “End”
pada monitor
Penentuan Inherent Moisture dengan AND ML-50
Alat yang digunakan
- AND ML-50
- Dish
Bahan
Batubara
Cara Kerja
42
- On kan AND ML-50 dengan menekan switch kearah
ON
- Set suhu AND ML-50, suhu 1050-110 0C
- Letakkan dish kosong bersih dan kering
- Tekan Reset sebelum menimbang contoh
- Masukkan 4 gram contoh uji kedalam dish
- Kemudian tekan Start untuk memulai proses uji
- Hasil dapat dilihat setelah alat berbunyi dan
terdapat tulisan “End”
pada monitor
Penentuan Inherent Moisture dengan Sartorius MA-30
Alat yang digunakan
- Sartorius MA-30
- Dish
Bahan
Batubara
Cara Kerja
- On kan Sartorius MA-30 dengan menekan switch
kearah ON
- Letakkan dish kosong bersih dan kering
- Tekan TARE sebelum menimbang contoh
- Masukkan 4 gram contoh uji kedalam dish
- Kemudian tutup alat untuk memulai proses uji
- Tunggu hingga hasil keluar.
- Hasil dapat dilihat setelah alat berbunyi dan
terdapat tulisan “End”
pada monitor
43
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN5.1 Hasil
Dari praktikum yang dilaksanakan didapatkan hasil
sebagaimana yang terdapat
dalam tabel dibawah ini :
Hasil uji Inherent Moisture Low Calory Injatama BG.
Terang
NO SAMPEL ALAT % moisture
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101 Low
CaloryIngatama
BG.Terang
MFS 16,88
16,81
16,88
16,81
16,81
16,78
16,82
16,78
16,78
16,81
AND MS-70
(P1026056)
17,47
17,54
17,29
17,37
17,18
17,26
17,37
17,18
17,19
16,91
AND ML-50
16,81
16.68
16,72
16,83
16,72
16,68
16,61
16,67
16,72
16,74
Sartorius MA-30
17,31
17,36
17,33
17,43
17,33
17,40
17,40
17,37
17,38
17,35
44
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1016.00%
17.00%
18.00%
GRAFIK PERBANDINGAN INHERENT MOISTUREBATUBARA
ALAT MFS ALAT AND MS-70ALAT AND ML-50 ALAT Sartorius MA-30
No. Urut Sampel
% MO
ISTU
RE
.
Hasil uji Inherent Moisture Medium Calory NAL Lot 04
NO SAMPEL ALAT % moisture1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 MediumCaloryNAL Lot
04
MFS 4,01
4,02
4,05
4,02
4,0.4
4,02
4,01
4,04
4,02
4,05
AND MS-70(P1026056)
4,64
4,64
4,58
4,46
4,58
4,51
4,34
4,69
4,75
4,59
AND ML-50 (AFR) 4,38
3,99
4,37
4,52
4,38
4,38
4,37
4,61
4,29
4,32
Sartorius MA-30 4,67
4,62
4,70
4,50
4,50
4,67
4,60
4,55
4,70
4,64
45
1 2 3 4 5 6 7 8 9 103.50%
4.00%
4.50%
5.00%
GRAFIK PERBANDINGAN INHERENT MOISTUREBATUBARA
ALAT MFS ALAT AND MS-70ALAT AND ML-50 ALAT Sartorius MA-30
No. Urut Sampel
% MO
ISTU
RE
Hasil uji Inherent Moisture Medium Calory NAL Lot 04
NO SAMPEL ALAT % moisture1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
3 HighCalory TRLot 09
MFS 3,56
3,51
3,54
3,53
3,53
3,51
3,51
3,52
3,51
3,52
AND MS-70(P1026056)
4,40
4,16
4,12
4,38
4,41
4,32
4,14
4,12
4,16
4,14
AND ML-50(AFR)
3,82
3,82
3,76
3,78
3,67
3,75
3,82
3,76
3,76
3,78
Sartorius MA-30
4,15
4,12
4,22
4,12
4,32
4,22
4,23
4,30
4,33
4,27
46
1 2 3 4 5 6 7 8 9 100.00%1.00%2.00%3.00%4.00%5.00%
GAFRIK PERBANDINGAN INHERENT MOISTUREBATUBARA
ALAT MFS ALAT AND MS-70ALAT AND ML-50 ALAT Sartorius MA-30
No. Urut Sampel
%MOI
STUR
E
5.2 Pembahasan (Pembahasan ditambah, minimal 1 halaman
paling kurang) Perhatikan juga bagaimana deviasi
pengujian masing-masingnya dan jika dibandingkan
dengan masing-masing alat bagaimana. Bandingkan juga
terkait dengan high, medium dan low.
Hasil pengujian Inherent Moisture menggunakan Mininum
Free Space Oven (MFS) lebih stabil dibanding dengan hasil
pengujian menggunakan Moisture Ballance, karena sampel
yang di uji dengan Mininum Free Space Oven (MFS) diberi
perlakuan yang sama, dimana ke 10 sampel dimasukkan dalam
MFS secara bersamaan selama 2 jam. Sementara pada
pengujian dengan Moisture Ballance membutuhkan waktu 1
kali putar untuk menimbang 1 sampel secara bergantian,
dimana alat masih dalam keadaan panas.
47
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari hasil data pengamatan maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
a)Hasil uji Inherent Moisture dengan menggunakan
Moisture balance tidak
efektif dilakukan karena, terlihat dari beberapa
kali pengujian secara signifikasi dan memperlihatkan
hasil yang jauh berbeda. Ini disebabkan oleh waktu
yang dibutuhkan untuk pengujian dengan Moisture
balance tidak sama untuk masing-masing sampel,
karena alat Moisture Balance membutuhkan waktu 1
kali putar untuk menimbang sampel secara bergantian,
yang mana kondisi alat masih dalam keadaan panas.
b)Dari data yang diperoleh dapat ditarik kesimpulan
bahwa hasil pengujian menggunakan Moisture Balance
48
AND ML-50 (AFR) yang paling mendekati nilai
persentase menggunakan Minimum Free Space Oven
(MFS), dimana hasil pengujian dengan menggunakan
Minimum Free Space Oven (MFS) telah memenuhi standar
yang berlaku yaitu BS 1016 part 104 section 104.1
dengan hasil pengujian yang efektif dan data yang
diperoleh lebih stabil.
6.2 Saran
Untuk mendapatkan hasil perbandingan Inherent
Moisture antara Minimum Free Space Oven (MFS) dan Moisture
Ballance sampel yang akan diuji harus dalam keadaan
homogen , lakukan pengadukan secara sempurna pada sampel
yang akan diuji. Sebaiknya analisa dilakukan berulang
kali, agar hasil uji didapatkan hasil perbandingan yang
lebih teliti, akurat dan memuaskan. Untuk mendapatkan
hasil uji yang memuaskan baik dari sampel maupun alat uji,
harus dilakukan juga uji terhadap secondary standar.
DAFTAR PUSTAKA
49
http://www.understanding-cement.com/history.html
Anonim. 1998. Memperkenalkan Produk-Produk PT. Semen Padang. PT Semen
Padang : padang
Jinis, Nahar.1993. Pengertian Tentang Semen. Biro Pembinaan dan
Pengembangan PT. Semen Padang : padang
Roekmini, Ellys. 1998. Pengertian Umum Semen. Departemen
Penelitian dan Pengembangan PT. Semen Padang : Padang
50
LAMPIRAN 1
Tabel pengolahan data pengujian Inherent Moisture
SAMPEL No.Urut
Sampel
ALAT Standar Deviasi Keseluruhan Sampel
MFS AND MS-70
AND ML-50 SartoriusMA-30
HighcaloryTR Lot
09
1 3,51% 4,40% 3,82% 4,15%2 3,56% 4,16% 3,82% 4,12%3 3,54% 4,12% 3,76% 4,22%4 3,53% 4,38% 3,78% 4,12%5 3,53% 4,41% 3,67% 4,32%6 3,51% 4,32% 3,75% 4,22%7 3,51% 4,14% 3,82% 4,23%8 3,52% 4,12% 3,76% 4,30%9 3,51% 4,16% 3,76% 4,33%10 3,52% 4,14% 3,78% 4,27%
jumlah 35,24% 42,35% 37,72% 42,28%rata-rata
3,52% 4,24% 3,77% 4,23% 0,35%
Standar deviasi
0,000165
0,00125543
0,00045166
0,00078429
SAMPEL No.Urut
Sampel
ALAT Standar Deviasi Keseluruhan Sampel
MFS AND MS-70
AND ML-50
Sartorius MA-30
MediumCaloryNAL Lot
04
1 4,01% 4,64% 4,38% 4,67%2 4,02% 4,64% 3,99% 4,62%3 4,05% 4,58% 4,37% 4,70%4 4,02% 4,46% 4,52% 4,50%5 4,04% 4,58% 4,38% 4,50%6 4,02% 4,51% 4,38% 4,67%7 4,01% 4,34% 4,37% 4,60%8 4,04% 4,69% 4,61% 4,55%9 4,02% 4,75% 4,29% 4,70%10 4,05% 4,59% 4,32% 4,27%
51
Jumlah 40,28% 45,78% 43,61% 45,78%Rata-Rata
4,03% 4,58% 4,36% 4,58% 0,26%
Standar
Deviasi
0,000155
0,001179265
0,001608623
0,001319764
LAMPIRAN 2
Tabel pengolahan data pengujian Inherent Moisture
SAMPEL No.UrutSampel
ALAT Standar Deviasi Keseluruhan Sampel
MFS AND MS-70
AND ML-50
Sartorius MA-30
LowCaloryIngatama BG.TERANG
1 16,88% 17,47% 16,81% 17,31%2 16,81% 17,54% 16,68% 17,36%3 16,88% 17,29% 16,72% 17,33%4 16,81% 17,37% 16,83% 17,43%5 16,81% 17,18% 16,72% 17,33%6 16,78% 17,26% 16,68% 17,40%7 16,82% 17,37% 16,61% 17,40%8 16,78% 17,18% 16,67% 17,37%9 16,78% 17,19% 16,72% 17,38%10 16,81% 16,91% 16,74% 17,35%
Jumlah 168,16% 172,76% 167,18% 173,66%Rata-Rata
16,82% 17,28% 16,72% 17,37% 0,32%
Standar
Deviasi
0,000368782
0,001780262
0,000652857
0,000374759
52