L K P P U N H A S
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of L K P P U N H A S
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
BAB I. PENDAHULUAN
A. PROPIL LULUSAN PROGRAM STUDI
Mampu menerapkan dan mengembangkan ilmu dan teknologi di bidang manajemen,
social dan ekonomi dalam bidang agribisnis peternakan dengan adaptif dan kreatif dalam
B. KOMPETENSI LULUSAN
Kompetensi Utama
a. kemampuan menerapkan aspek teknis peternakan, teknologi hasil peternakan kepada
masyarakat.
b. kemampuan mengelola usaha agribisnis peternakan.
c. mampu melakukan usaha mandiri (berwirausaha) di bidang peternakan
d. kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah manajemen, sosial dan ekonomi
bidang peternakan
e. kemampuan membuat dan menganalisis studi kelayakan usaha peternakan.
f. kemampuan membina dan mengembangkan masyarakat dalam menerapkan inovasi dan
teknologi di bidang peternakan
Kompetensi Pendukung
a. kemampuan menyusun dan menganalisis laporan keuangan perusahaan peternakan
b. mampu melakukan presentasi dan negosiasi untuk meyakinkan masyarakat dalam
bidang sosial ekonomi peternakan
c. kemampuan untuk mengolah dan menganalisis serta pengambilan keputusan
berbasis computer.
Kompetensi Lainnya
a. kemampuan mengembangkan diri berdasarkan wawasan budaya bahari
b. mampu bekerjasama dalam kehidupan sosial kemasyarakatan
c. mampu membuat media dan presentasi multimedia.
1
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
BAHAN PEMBELAJARAN I
KONSEP DASAR STUDI KELAYAKAN DAN EVALUASI PROYEK 10
9
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
BAB II. KONSEP DASAR STUDI KELAYAKAN DAN EVALUASI PROYEK
1. PENDAHULUAN
Sasaran Pembelajaran
Dapat Menjelaskan tentang konsep dasar Studi Kelayakan dan Evaluasi Proyek dan
pentingnya studi kelayakan dan evaluasi proyek.
Strategi Pembelajaran
- ice breking
- ceramah
- interaktif.
Manfaat pembelajaran
Memberikan kemampuan kepada mahasiswa Matakuliah ini merupakan mata kuliah
aplikasi yang menuntut mahasiswa dapat memberikan gambaran tentang konsep dasar studi
kelayakan dan evaluasi peroyek dan mengaplikasikan langsung dalam pengambilan keputusan
di bidang peternakan.
Deskripsi Matakuliah
Kondisi lingkungan yang sangat dinamis dan intensitas persaingan yang semakin ketat
membuat seorang yang ingin melakukan suatu usaha tidak cukup mengandalkan
pegalaman dan intuisi saja dalam memulai usahanya. Oleh Karena itu, dalam mendirikan
sutu usaha, dituntut untuk melakukan studi kelayakan terhadap ide bisnis yang akan
dijalankan, dengan tujuan apakah ide bisnis ini layak untuk dilaksanakan atau tidak. Ide
bisnis dinyatakan layak untuk dilaksanakan apabila dapat mendatangkan manfaat yang
lebih besar bagi semua pihak dibandingkan dampak negative yang ditimbulkan.
Melihat pentingngnya studi kelayakan dan evaluasi proyek dilakukan sebelum
mendirikan suatu usaha, maka dianggap perlu untuk mengetahui dan memahmi
menyangkut konsep dasar studi kelayakan dan evaluasi proyek dan pentingnya studi
kelayakan dan evaluasi proyek untuk dilaksanakan.
B. URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN
1. Definisi Studi Kelayakan dan Evaluasi Proyek
10
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Sebelum mendefinisikan studi kelayakan usaha dan evaluasi proyek, maka terlebih
dahulu dibicarakan mengenai perencanaan usaha. Sering kali dikemukakan bahwa
mengapa dilakukan perencanaan bagi suatu masyarakat atau bangsa dikaitkan dengan
filsafah kemasyarakatan yang dianut oleh suatu negara. Pada masyarakat yang menganut
suatu falsafah kemasyarakatan sosialisme, atau bahkan intervensionisme terdapat suatu
keyakinan bahawa arah pembanguan masyarakat yang baik hanya dapat dilakukan melalui
suatu pengarahan atau “campur tangan” pemerintah. Dasar-dasar alasan yang
melatarbelakangi adalah karena tanpa adanya pengarahan atau campur tangan pemerintah
maka perkembangan masyarakat tidak didasarkan pada:
a. penggunaan sumber-sumber pembanguan secara efektif dan efisien
b. keperluan mendobrak ke arah perubahan struktural ekonomi dan sosial masyarakat
c. arah pembangunan untuk kepentingan nasional.
Namun demikian kenyataan tersebut dewasa ini tidak begitu berlaku lagi. Hal ini
disebabkan karena terdapatnya berbagai macam perencanaan dari yang sifatnya ketat
kepada yang sifatnya longgar di negara-negara yang menganut falsafah yang berbeda-beda.
Kecuali itu perencanaan dipergunakan lebih sebagai suatu alat atau cara untuk mencapai
tujuan dengan baik. Bahkan ada perencanaan yang mengusahakan mengurangi keterlibatan
pemerintah dalam kegiatan perkembangan sosial ekonomi masyarakat.
Perencanaan dilihat dari segi suatu alat atau cara untuk mencapai tujuan dengan
baik mendapatkan alasan yang lebih kuat untuk melakukan perencanaan:
a. dengan adanya perencanaan diharapkan terdapat suatu pengarahan kegiatan, adanya
pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada pencapaian
tuijuan pembangunan
b. dengan perencanaan maka dilakukan satu perkiraan (forecasting) terhadap hal-hal
dalam masa pelaksanaan yang akan dilalui. Perkiraan dilakukan mengenai potensi-
potensi dan prospek-prospek perkembangan serta juga mengenai hambatan-hambatan
dan resiko-resiko yang mengkin dihadapi. Perencanaan mengusahakan supaya
ketidakpastian dapat dibatasi sedikit mungkin
c. perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternative tentang cara
yang terbaik (the best alternative) atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang
terbaik (the best combination)
11
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
d. dengan perencanaan dilakukan penyusunan skala prioritas. Memilih urutan dari segi
pentingnya suatu tujuan, sasaran maupun kegiatan usahanya
e. dengan adanya rencana maka akan ada suatu alat pengukur atau standar untuk
mengadakan pengawasan atau evaluasi (control/evaluation).
Dari segi ekonomi, dasar alasan perencanaan adalah:
a. penggunaan dan alokasi sumber-sumber pembangunan yang terbatas adanya secara
efektif dan efisien. Diusahakan dihindarinya pemborosan pemborosan. Suatu usaha
untuk mencapai output/hasil secara maksimal dari penggunaan resource/sumber-sumber
yang tersedia
b. perkembangan ekonomi yang mantap, atau pertumbuhan ekonomi yang secara terus
menerus meningkat
c. stabilitas ekonomi, menghadapi siklus konjungtur.
Mengapa dilakukan perencanaan ekonomi dan tidak diserahkan sepenuhnya kepada
ekonomi pasar? Dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut:
a. perlunya penanggulangan terhadap instabilitas ekonomi atau terdapatnya fluktuasi
konjungtur
b. ekonomi pasar dapat menghasilkan distribusi pendapatan yang kurang adil
c. mekanisme pasar mempunyai kekurangan-kekurangan dalam hal upah.
d. kebocoran-kebocoran ekonomi pasar.
e. perencanaan ekonomi juga seiring dilakukan untuk menanggapi perubahan-perubahan
besar.
Bagi negara-negara baru berkembang, dasar alasannya ditambah antara lain:
a. keyakinan ideologi politik. Seperti dikemukakan terdahulu maka nagara-negara
berkembang cenderung menganut falsafah kemasyarakatan sosialistis.
b. belum sempurna atau lemahnya mekanisme pasar. Dan ini akan mengakibatkan
kepincangan dalam mekanisme pasar misalnya dalam hubungan harga-harga (price
relationship) yang mungkin tidak mendorong perkembangan ekonomi yang sehat.
c. perubahan struktur ekonomi. Banyak negara baru berkembang struktur ekonominya
berat sebelah agraris atau ekstraktif, yang membawa kelemahan-kelemahan struktural
tertentu antara lain infleksibilitas suplai serta daya adsorbsi kesempatan kerja yang
lebih terbatas.
12
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
d. tingkat investasi yang masih rendah. Hal ini disebabkan oleh tingkat pendapatan yang
rendah. Dan pada umumnya juga tingkat tabungannya. Dengan demikian
menyebabkan tingkat investasi rendah. Investasi merupakan variabel pokok dalam
pembinaan modal dan pertumbuhan ekonomi.
e. belum berkembangnya kemampuan wirausaha (entrepreneur). Dengan kenyataan ini
maka peran kegiatan produktif dalam masyarakat tidak dapat banyak diserahkan
kepada sektor kegiatan usaha swasta. Kelompok ini penting sampai seorang pengarang
mengemukakan bahwa ada negara yang bisa cepat maju karena terdapanya kelompok
wirausaha (entrepreneur) yang kuat dalam masyarakat tersebut.
f. teknologi yang masih rendah. Teknologi juga merupakan variabel penting lain dalam
proses pembangunan.
Selanjutnya yang perlu pula dibicarakan terlebih dahulu sebelum mengerti secara
mendalam apa yang dimaksud studi kelayakan bisnis dan evaluasi proyek yaitu
mengetahui pengertian investasi, jenis-jenis investasi dan kegiatannya serta pengertian
proyek dan bisnis.
Investasi adalah penanaman modal dalam sktu relatif panjang uatu kegiatan yang
memiliki jangka waktu relatif panjang dalam berbagai bidang usaha. Penanaman modal
yang ditanamkan dalam arti sempit berupa proyek tertentu, baik bersifat fisik ataupun non
fisik, seperti proyek pendirian pabrik, jalan, dan proyek penelitian dan pengembangan.
Proyek adalah alat untuk menterjemahkan rencana menjadi kenyataan. Dalam
istilah ekonomi, suatu kegiatan yang menggunakan modal/faktor produksi diharapkan
mendapatkan manfaat (benefit) setelah suatu jangka waktu tertentu dinamakan proyek.
Dengan perkataan lain, dengan suatu proyek inilah manusia akan berusaha untuk
meningkatkan tataf hidupnya.
“A project is investment activity, where we expend capital resources to create a p[assets
from which we can experct to realize benefits over and extended period of time, or the
whole complex of activities in valued in using resource to gain benefits, is aproject”. (J.
Price Gittinger, 1972:1 dalam Djamin Zulkarnain, 1993).
Apabila diperhatikan pengertian atau defenisi mengenai proyek tersebut, akan
terlihat masalah modal yang ditanam (investasi modal) yang merupakan biaya (cost of
project), manfaat (benefit) yang diharapkan, serta jangka waktu (umur ekonomis proyek).
13
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Lazimnya suatu proyek mempunyai umur ekonomis (economic life) tahunan, dan
manfaat (benefit) yang akan diperoleh dari modal investasi, baru akan dapat dinikmati
setelah beberapa tahun proyek tersebut berjalan (in operation). Dalam hubungan inilah
demi tercapainya apa yang diharapkan dari suatu proyek tersebut, perencanaan suatu
proyek serta perhitungan-perhitungan pendahuluan (forecasting) yang didasarkan pada
suatu analisis benefit cost ratio adalah penting.
Alasan yang dapat dikemukakan betapa pentingnya suatu proyek sebelum
dilaksanakan harus terlebih dahulu direncanakan dengan seksama, sebagaimana telah
disebutkan sebelumnya kiranya dapatlah dipahami mengapa perencanaan dianggap
sebagai syarat mutlat bagi realisasi usaha pembangunan, terutama bagi negara-negara yang
sedang berkembang (developing country), dimana tingkat pendapatan yang masih rendah,
kekurangan modal untuk investasi/pembangunan, kekurangan tenaga ahli serta tingkat
teknologi yang masih rendah.
Dalam prakteknya, timbulnya suatu proyek disebabkan oleh berbagai faktor antara
lain :
1) adanya permintaan pasar
artinya adanya suatu kebutuhan dan keinginan dalam masyarakat yang harus
disediakan. Hal ini disebabkan karena jenis produk yang tersedia belum mencukupi
atau memang belum ada sama sekali,
2) untuk meningkatkan kualitas produk
bagi perusahaan tertentu proyek dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas atau
mutu suatu produk. Hal ini dilakukan karena tingginya tingkat persaingan yang ada.
3) kegiatan pemerintah
Artinya merupakan kehendak pemerintah dalam rangka memenuhi kebutuhan
masyarakat atas suatu produk atau jasa, sehingga perlu disediakan berbagai produk
melalui proyek-proyek tertentu.
Kemudian pengertian bisnis adalah kegaiatan atau usaha yang dilakukan untuk
memperoleh keuntungan sesuai dengan tujuan dan target yang diinginkan dalam berbagai
bidang, baik jumlah maupun waktunya.
Keuntungan merupakan tujuan utama dalam dunia bisnis, baik keuntungan dalam
jangka pendek maupun jangka panjang.Bentuk keuntungan yang diharapkan lebih banyak
14
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
dalam bentuk finansial. Besarnya keuntungan telah ditetapkan sesuai dengan target yang
diinginkan sesuai dengan batas waktunya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengertian studi kelayakan bisnis
adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau
usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha
tersebut dijalankan.
Mempelajari secara mendalam artinya meneliti secara sungguh-sungguh data dan
informasi yang ada, kemudian diukur, dihitung dan dianalisis hasil penelitian tersebut
dengan menggunakan metode-metode tertentu. Penelitian yang dilakukan terhadap usaha
yang akan dijalankan dengan ukuran tertentu, sehingga diperoleh hasil maksimal dari
penelitian tersebut.
Kelayakan artinya penelitian yang dilakukan secara mendalam tersebut dilakaukan
untuk menentukan apakah usaha yang akan dijalankan akan memberikan manfaat yang
lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Dengan kata lain kelayakan
dapat diartikan bahwa usaha yang dijalankan akan memberikan keuntungan finansial dan
non-finansial sesuai dengan tujuan yang mereka inginkan. Layak di sini diartikan juga
akan memberikan keuntungan tidak hanya bagi perusahaan yang menjalankannya, akan
tetapi juga bagi investor, kreditor, pemerintah dan masyarakat yang luas.
Untuk menentukan layak atau tidaknya suatu usaha dapat dilihat dari berbagai
aspek. Setiap aspek untuk dapat dikatakan layak harus memiliki suatu standar nilai
tertentu. Namun keputusan penilaian tidak hanya dilakukan pada salah satu aspek saja.
Penilaian untuk menentukan kelayakan harus didasarkan kepada seluruh aspek yang akan
dinilai nantinya.
Ukuran kelayakan masing-masing jenis usaha sangat berbeda, misalnya antar usaha
jasa dan usaha non jasa. Akan tetapi aspek-aspek yang digunakan untuk menyatakan layak
atau tidaknya adalah sama, sekalipun bidang usahanya berbeda.
Penilaian masing-masing aspek nantinya harus dinilai secara keseluruhan bukan
berdiri sendiri-sendiri. Jika ada aspek yang kurang layak akan diberikan beberapa saran
perbaikan, sehingga memenuhi criteria tersebut sebaiknya jangan dijalankan.
2. Siapa Yang Membutuhkan Studi Kelayakan dan Evaluasi Proyek
Hasil penilaian melalui studi kelayakan ini sangat diperlukan dan dibutuhkan
dilakukan oleh berbagai pihak, terutama pihak-pihak yang berkepetingan terhadap usaha
15
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
atau proyek yang dijalankan. Perusahaan yang melakukan studi kelayakanakan
bertanggung jawab terhadap hasil yang mereka katakan layak, sehingga pihak-pihak yang
berkepentingan merasa yakin dan sangat percaya dengan hasil studi kelayakan yang telah
dilakukan.
Adapun pihak-pihak yang berkepentingan terhadap hasil studi kelayakan tersebut
antara lain :
pemilih usaha
Para pemilik perusahaan sangat berkepentingan terhadap hasil dari analisis studi
kelayakan yang telah dibuat, hal ini disebabkan para pemilik tidak mau jika sampai
dana yang ditanamkan akan mengalami kerugian. Oleh sebab itu hasil studi kelayakan
yang sudah dibuat benar-benar dipelajari oleh para pemilik, apakah akan member
keuntungan atau tidak.
kreditor
jika uang tersebut dibiayai oleh dana pinjaman dari bank atau lembaga keuangan
lainnya, maka pihak mereka pun sangat berkepentingan terhadap hasil studi kelayakan
yang telah dibuat. Bank atau lembaga keuangan lainnya tidak mau sampai kreditnya
atau pinjaman yang diberikan akan macet akibat usaha atau proyek tersebut
sebenarnya tidak layak untuk dijalankan. Oleh karena itu untuk usaha-usaha tertentu
pihak perbankan akan melakukan studi kelayakan terlebih dahulu secara mendalam
sebelum pinjaman dikucurkan kepada pihak peminjam.
pemerintah
bagi pemerintah pentingnya studi kelayakan adalah untuk meyakinkan apakah bisnis
yang akan dijalankan akan memberikan manfaat bagi perekonomian secara umum.
Kemudian bisnis juga harus memberikan manfaat kepada masyarakat luas, seperti
penyediaan lapangan pekerjaan. Pemerintah juga berharap bahwa bisnis yang akan
dijalankan tidak merusak lingkungan sekitarnya, baik terhadap manusia, binatang
maupun tumbuh-tumbuhan.
masyarakat luas
bagi masyarakat luas dengan adanya bisnis, terutama bagi masyarakat sekitarnya, akan
memberikan manfaat seperti tersedianya lapangan kerja, baik bagi pekerja di sekitar
lokasi proyek maupun bagi masyarakat lainnya. Kemudian manfaat lain adalah
terbukanya wilayah tersebut dari ketertutupan (terisolasi). Adanya bisnis tentu juga
16
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
akan menyediakan sarana dan prasarana. Misalnya, dengan dibukanya fasilitas umum,
seperti jalan, jembatan, listrik, telepon, rumah sakit, sarana ibadah dan fasilitas
lainnya.
manajemen
hasil studi kelayakan bisnis merupakan ukuran kinerja bagi pihak manajemen
perusahaan untuk menjalankan apa-apaYang sudah ditugaskan. Kinerja tersebut dapat
dilihat dari hasil yang telah dicapai, sehingga terlihat prestasi kerja pihak manajemen
yang menjalankan usaha.
3. Pentingnya Studi Kelayakan dan Evaluasi Proyek
Banyak kendala yang dihadapi oleh pengusaha dalam mewujudkan bahkan dalam
melaksanakan usahanya. Salah satu kendala tersebut tampak dalam merencanakan serta
memaparkan (mempresentasikan) rencana usahanya. Seringkali permohonan kredit kepada
pihak penyandang dana atau bank tidak disertai dengan dengan sebuah feasibility study (studi
kelayakan) yang dituangkan dalam project proposal. Padahal feasibility study ini
selalu diminta oleh penyandang dana atau Bank, sebagai syarat pertama dalam mengajukan
permohonan kredit atau dalam kerangka kerjasama usaha.
Sekalipun project proposal telah dibuat, seringkali didapati ketidaklengkapan
bahkan kesalahan dalam penyusunannya yang berakibat permohonan kerdit tersebut
ditolak. Walaupun usaha yang diusulkan tersebut sebenarnya sangat menguntungkan.
Dari pengalaman tersebut, dapat disimpulkan bahwa project Proposal yang baik dan
benar, sesuai dengan tuntutan para penyandang dana atau bank, merupakan hal yang sangat
penting untuk memulai sebuah usaha ataupun memperbesar usaha.
Selain untuk kepentingan penyandang dana atau Bank, project proposal ini juga
penting untuk pelaksana usaha (pengusaha). Dalam ilmu manajemen kita mengenal apa
yang disebut dengan fungsi manajemen. Salah satu teorinya mengemukakan 4 (empat)
buah langkah yang sering diistilahkan POAC, yaitu; 1) Planning (perencanaan), seperti
telah dijelaskan sebelumnya, 2) Organizing (Pengorganisasian), 3) Actuating
(Penggerakan) dan 4) Controlling (Pengawasan). Setiap langkah dalam pembangunan atau
17
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
perluasan sebuah usaha selalau berlandaskan kepada hal tersebut dengan menitikberatkan
pada planning sebagai langkah awal keberhasilan.
Project Proposal merupakan pemaparan secara lengkap (actualisasi) suatu planning
usaha (bisnis) sebelum usaha tersebut dilaksanakan. Dengan demikian project proposal
dapat digunakan sebagai titik acuan teraktual untuk melaksanakan proyek, selain sebagai
bahan untuk mengajukan permohonan bantuan kredit serta pertanggungjawabannya kepada
pihak penyandang dana atau Bank.
Untuk kepentingan-kepentingan tersebut, berdasarkan project proposal yang
diajukan maka dan terutama bank akan selalau mempertimbangkan selalau
mempertimbangkan proyek tersebut berdasarkan beberapa hal berikut:
Pedoman “5C” (The five C’s of Credit)
Komponen “5C” tersebut terdiri dari:
1. character (karakter)
penyandang dana atau Bank akan mempertimbangkan pemberian kredit berdasarkan
peneilaian terhadap segi pribadi, watak dan kejujuran pemohon kredit dalam
pemenuhan kewajiban-kewajiban finansialnya.
2. capacity
penyandang dana atau Bank akan mempertimbangkan pemberian kredit dengan
melihat kemampuan pemohon kredit beserta sifatnya termasuk kemampuan
manajemen dan keahlian di bidangnya.
3. capital
menunjukkan posisi finansial perusahaan secara keseluruhan, yang diperlihatkan oleh
ratio financial dan penekanan komposisi tangible net worth. Penyandang dana atau
bank harus mengetahui bagaimana perimbangan antara jumlah hutang dengan jumlah
modal sendiri (Equity).
4. collteral
adalah sejumlah aktiva (barang modal) peminjam yang dapat dipakai sebagai jaminan
atas kredit yang akan diberikan oleh penyandang dana atau bank, termasuk bila ada
permintaan bank untuk mengasuransikan aktiva peminjam tersebut. Pada umumnya
besarnya nilai jaminan yang diminta adalah sebesar 125% dari total nilai pinjaman
yang diajukan.
18
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Penyandang dana atau bank dapat pula memberikan persyaratan tambahan untuk
tujuan pengamanan kredit (Covenants) yang diberikan, melalui persetujuan bersama
antara penyandang dana dengan peminjam secara fleksibel yang dapat ditinjau
kembali sesuai situasi dan kondisi saat ini, yaitu:
a. asuransi milik peminjam
b. pernyataan peminjam bahwa tidak akan meminjam barang modal untuk mendapatkan
pinjaman dari sumber lain
c. pembatasan atas jumlah pinjaman dari sumber lainnya
d. penetapan agar perusahaan senantiasa memelihara Net Working Capital yang cukup
e. persyaratan-persyaratan dalam penunjukan pimpinan perusahaan, penambahan barang
modal dan pembagian keuntungan
5. conditions
penyandang dana atau bank harus menilai prospek peminjam dana dengan proyek
yang diusulkan, terhadap beberapa hal yang dapat memepengaruhi kondisi saat itu,
misalnya kebijakan pemerinyah khususnya ekonomi atau trend ekonomi yang terjadi.
Selain faktor 5C, penyandang dana atau bank juga akan memegang pedoman lainnya
yang dikenal dengan “3R”, sebagai berikut:
1. return
merupakan penilaian penyandang dana atau bank terhadap penggunaan kredit, yaitu
apakah dari kredit tersebut dapat diperoleh pendapatan (return) yang cukup untuk
menutup biaya yang telah dikeluarkan
2. repayment capacity
merupakan penilaian penyandang dana atau bank atas kemampuan pemohon kredit
dan usulan proposal proyeknya dalam membayar kembali (repayment capacity)
peminjam sesuai waktu yang diusulkan (repayment schedule)
3. risk-bearing ability
merupakan penilaian penyandang dana atau bank atas jaminan (collateral) yang
diberikan oleh pemohon krediat dalam menanggung resiko kegagalan atau
ketidakpastian atas penggunaan kredit dalam melaksanakan usulan proyeknya.
19
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
4. Maksud Dan Tujuan Studi Kelayakan dan Evaluasi Proyek
Analisa terhadap suatu proyek menyertai sejumlah tahapan kegiatan. Dalam hal ini,
berbagai unsur dipersiapkan dan diuji untuk mencapai suatu keputusan. Oleh karena itu
persiapan suatu proyek (project preparation) dapat dilihat sebagai suatu rangkaian yang
akhirnya harus ditunjang dengan sejumlah penelaahan (studi) dan dokumen-dokumen
untuk memungkinkan pengambilan keputusan (decision). Demikian pula ruang lingkup
serta ketepatan dari informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan dalam
berbagai tahap proyek, tergantung dari sifat-sifat inheren (inheren caracteritic) seperti
tujuan yang akan dicapai (the object of project), besarnya project (size of project), tingkat
kompleksitas dan resiko.
Maksud serta tujuan analisis/evaluasi project adalah untuk melakukan perhitungan-
perhitungan (forecasting) agar pilihan kita tepat dalam rangka usaha kita untuk melakukan
suatu investasi modal, sebab apabila perhitungan kita salah, berarti akan gagal usaha kita
untuk memperbaiki tingkat hidup, ini berati pula pengorbanan/penghamburan terhadap
sumber/faktor produksi yang memang sudah terbatas ketersediaannya (langka). Oleh
karena itulah, sebelum kita mengambil keputusan (decision) untuk melakukan investasi
terhadap suatu proyek, perlu dilakukan persiapan-persiapan yang matang, perlu dilakukan
perhitungan-perhitungan percobaan, kemudian mengevaluasinya untuk menentikan hasil
dari berbagai alternative, dengan cara membandingkan aliran biaya (cost) dengan
kemanfaatan (benefits) yang diharapkan dari masing-masing alternative untuk sekarang (at
present) dan kemudian hari (in the future).
Jadi suatu proyek adalah rangkaian kegiatan investasi yang dengan menggunakan
modal/sumber produksi diharapakan mendapatkan kemanfaatan (benefits) setelah jangka
waktu tertentu (over an axtended period of time).
Suatu proyek merupakan suatu kegiatan yang direncanakan dan bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan baik berupa barang maupun jasa. Dengan perkataan lain, kalau kita
kaitkan proses perencanaan secara nasional dimana pelaksanaan dari suatu perencanaan
tersebut akhirnya dituangkan dalam bentuk proyek, maka dalam hal ini proyek diartikan
sebagai alat untuk menterjemahkan reencana menjadi kenyataan. Jadi singkatanya, melalui
pelaksanaan suatu proyek maka hal-hal yang potensiil akan menjadi riil.
C. PENUTUP
20
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
1. Tugas-tugas
a. Buku bacaan materi kuliah telah dibaca oleh mahasiswa sebelum mengikuti kuliah
b. Membuat makalah individu yang obyek garapannya sesuai dengan materi yang
diberikan oleh dosen.
c. Mahasiswa diwajibkan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dan
dikumpulkan tepat sesuai dengan jadwal yang disepakati.
2. Soal Perlatihan:
a) Jelaskan definisi dari Studi Kelayakan dan Evaluasi Proyek.
b) Jelaskan siapa-siapa yang membutuhkan studi kelayakan dan evaluasi
Proyek?
c) Jelaskan tujuan dari studi kelayakan dan Evaluasi Proyek?
3. Daftar Bacaan:
Djamin, Zulkarnain. 1993. Perencanaan dan Analisa Proyek. Edisi ketiga. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Jakarta
Johan, Suwito. 2011. Studi Kelayakan Pengembangan Bisnis. Penerbit Graha Ilmu, Jakarta.
Kasmir,. dan Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Penerbit Predana Media, Jakarta.
Sucipto, Agus. 2010. Studi Kelayakan Bisnis (Analisis dan Studi Kasus). Penerbit Uin-Maliki Press, Malang.
Suliyanto. 2010. Studi Kelayakan Bisnis (Pendekatan Praktis). Penerbit ANDI, Yogyakarta.
21
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
BAHAN PEMBELAJARAN II
DESAIN STUDI KELAYAKAN
BAB III. DESAIN STUDI KELAYAKAN
A. PENDAHULUAN
1. Sasarana Pembelajaran
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang desain studi kelayakan menyangkut: a)
identifikasi kesempatan usaha , b) tujuan keputusan investasi, c) aspek-aspek studi
kelayakan d) alat dan kerangka analisis dan e) kriteria penilaian studi kelayakan.
2. Strategi Pembelajaran
- ice Breking
- ceramah
- interaktif.
3. Manfaat Pembelajaran
Matakuliah ini merupakan mata kuliah aplikasi yang menuntut mahasiswa dapat
memberikan gambaran tentang desain studi kelayakan dan mengaplikasikan
langsung dalam pengambilan keputusan di bidang peternakan.
23
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
4. Deskripsi Matakuliah
Dalam melakukan studi kelayakan bisnis maka yang perlu dilakukan adalah
terlebih dahulu melakukan identifikasi usaha dan menentukan tujuan keputusan
investasi. Setelah itu membuat desain studi kelayakan yang meliputi penetuan
aspek-aspek yang akan diteliti, jenis data yang digunakan, sumbar data dan cara
memperolehnya. Kemudian masing-masing aspek tersebut perlu dianalisis sehingga
mempunyai gambaran kelayakan masing-masing aspek. Untuk itulah diperlukan alat
dan kerangka analisis untuk menganalisis data-data yang diperoleh dari berbagai
sumber. Desain ini dilakukan sangat tergantung pada tujuan investasi yang telah
ditetapkan.
B. URAIAN PEMBELAJARAN
1. Identifikasi Kesempatan Usaha
Untuk melakukan identifikasi kesempatan usaha terdapat beberpa cara yang dapat
dilakukan (Husnan dan Suwarsono, 2000 dalam Sucipto Agus 2010), yaitu :
a. mempelajari impor
terdapat sebagian pasar yang masih belum terpenuhi dengan produksi dalam negeri
sehingga harus melakukan impor, apalagi terdapat kecendrungan meningktnya
kecendrungan meningkatnya kecendrungan melakukan impor sehingga masih terdapat
peluang untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri tersebut.
b. menyelidiki material lokal
terdapatnya sumber daya local yang melimpah, murah, berkualitas merupakan
kesempatan untuk melakukan eksploitasi/brusaha.
c. mempelajari kertampilan tenaga kerja
tersedianya tenaga-tenaga terampil pada bidang-bidang tertentu bisa dimanfaatkan
untuk membuat jenis-jenis industry yang berbeda
d. melakukan studi industri
melihat dan mengamati industri-industri yang sedang berkembang, yang
mengidentifikasikan bahwa usaha tersebut masih menguntungkan
e. menerapkan kemajuan teknologi
24
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
memanfaatkan kemajuan teknologi terlebih dahulu sebelum pihak lain
memanfaatkannya, sehingga akan memperoleh competitive advantage terlebih dahulu
f. mempelajari hubungan industry pertumbuhan satu industri bisa dipastikan akan
berpengaruh terhadap pertumbuhan industry yang lain, sehingga perlu dikaji input dan
output dari suatu industri tersebut berkaitan
g. menilai rencana pembangunan
kebijakan rencana pembangunan oleh pemerintah akan berdampak pada kebutuhan
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan rencana pembangunan tersebut, sehingga
terdapat peluang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang belum terpenuhi
h. melakukan pengamatan di tempat lain
melakukan studi banding usaha wilayah lain yang memungkinkan untuk diterapkan di
wilayah kita.
2. Tujuan Keputusan Investasi
Investasi adalah penanaman modal dalam sktu relatif panjang uatu kegiatan yang
memiliki jangka waktu relatif panjang dalam berbagai bidang usaha. Penanaman modal
yang ditanamkan dalam arti sempit berupa proyek tertentu, baik bersifat fisik ataupun non
fisik, seperti proyek pendirian pabrik, jalan, dan proyek penelitian dan pengembangan.
Di Negara-negara yan sedang membangun (Developing-Countries), umumnya
terdapat dua sumber dana investasi, yaitu investasi dalam negeri (ID) dan investasi luar
negeri (IF).
Investasi dalam negeri yaitu di Indonesia bersumber dari :
a. tabungan pemerintah (public saving)
b. tabungan masyarakat (privat saving).
Proyek-proyek yang biaya investasinya bersumber dari dana pemerintah (tabungan
pemerintah), dinamakan proyek pemerintah atau proyek nasional, yang menitik beratkan
pada manfaat (benefit) yang akan diperoleh dari investasi proyek tersebut untuk
meningkatkan kesejahteraan hidup rakyat banyak, dengan perkataan lain, menitik beratkan
pada manfaat ekonomisnya. Sedangkan proyek-proyek yang biaya investasinya bersumber
dari dana swasta (tabungan masyarakat) tujuannya adalah untuk memperoleh manfaat
semaksimal mungkin dalam arti keuntungan yang sebesar-besarnya. Jadi proyek tersebut
menitik beratkan pada manfaat finansialnya.
25
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Demi tercapainya apa yang diharapkan dari proyek itulah, maka sebelum kita
mengambil keputusan untuk melakukan investasi, terlebih dahulu harus
dianalisa/dievaluasi dari segala aspek melalui suatu studi kelayakan, yang pada umumnya
meliputi; anilsa pasar (market anlysis ), analisa teknis (technical analysis), analisa financial
(financial analysis), dan analisa profitabilitas sosial (social profitability analysis).
Terdapat beberapa langkah proses pengambilan keputusan investasi, di antaranya adalah :
a) menetapkan tujuan dan jenis keputusan investasi yang akan dipilih
b) mengidentifikasi alternatrif-alternatif investasi
c) melakukan studi pendahuluan untuk memperoleh informasi dalam rangka
mewujudkan ide dari proyek yang akan dilaksanakan dalam hal ini memutuskan untuk
memilih dari beberapa alternative investasi yang ada. Jika studi pendahuluan tidak
menjamin dilakukan studi kelayakan atau terdapat tanda-tanda bahwa bisnis investasi
tidak layak, maka studi kelayakan tidak dilanjutkan dan perlu melakukan kajian ulang
terhadap tujuan investasi
d) melakukan studi kelyakan bisnis dalam rangka melaksanakan keputusan investasi. Jika
studi kelayakan ini tidak menjamin pelaksanaan keputusan investasi perlu dikaji ulang
dari penetapan tujuan investasi
e) melaksanakan keputusan investasi, pelaksanaan ini harus sesuai dengan tujuan
investasi, jika tidak maka harus kembali mengkaji tujuan investasi.
3. Aspek-aspek Studi Kelayakan
Di dalam melakukan pra studi kelayakan penelaahan dititik beratkan pada aspek-
aspek sebagai berikut:
a) product description, menyangkut sifat-sifat daripada produk tersebut (product
characteristic), serta kemungkinan-kemungkinan sebagai substitusi daripada produk-
produk yang sudah ada di pasaran
b) deskription of market, menyangkut keadaan pasar saat ini serta proyeksi potensi pasar
dengan memperhitungkan kemungkinan persaingan dengan melihat pada aspek-aspek
sebagai berikut:
berapa pabrik yang ada saat ini, dan bagaimana keahlian mereka dalam
memproduksi?
26
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
berapa jumlah seluruh produksi nasional, import dan eksport?
adakah insentif yang dapat diharapkan dari pemerintah?
berapa estimate konsumsi saat ini?
berapa estimate produksi jangka panjang dan atau bagaimana konsumsi di masa
mendatang?
struktur harganya (price structure)?
c) Outline dari pada ilmu teknik yang berlainan (technological variants), menyangkut
pemilihan jenis teknologi yang ada saat ini untuk membuat produk tersebut harus
dilukiskan sejelas mungkin. Juga masalah-masalah pokok yang merupakan faktor yang
menentukan dalam keberhasilan produksi, yaitu:
masalah tenaga kerja, baik jumlah maupun keahlian khusus
pemasaran serta bahan baku
masalah sarana angkutan dan biaya angkutan
masalah air, kuantitas, kualitas serta keterbatasannya
persaingan, perpajakan, pengawasan lingkungan dan sebagainya.
d) tersedianya faktor-faktor produksi utama, seperti bahan baku, air, tenaga listrik/penggerak
(power), minyak/fuel, dan tenaga kerja terdidik (labour skill) harus diuji untuk
meyakinkan adanya faktor-faktor tersebut.
e) cost estimate dan profit estimate, menyangkut kebutuhan/biaya investasi, biaya operasi,
serta keuntungan yang dapat diharapkan.
f) data-data lain. Didalam merencanakan industri baru, faktor-faktor yang mungkin
merupakan fakor terpenting dalam melakukan evaluasi meliputi:
sikap lokal terhadap industri baru
pendidikan, rekreasi dan data-data masyarakat setempat.
tersedianya lokasi untuk proyek tersebut.
Adapun aspek-aspek dalam studi kelayakan yaitu sebagai berikut:
aspek hukum
Aspek hukum dimaksudkan untuk meyakinkan apakah secara hukum rencana bisnis dapat
dinyatakan layak atau tidak. Jika suatu rencana bisnis yang tidak layak tetap
direalisasikan, bisnis akan mengalami risiko yang besar terutama akan dihentikan oleh
pihak yang berwajib atau akan diprotes oleh masyarakat. Analisis aspek hukum
mengkaji tentang legalitas rencana yang akan dibangun dan dioperasikan.
27
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
aspek manajemen dan organisasi
Aspek manajemen agak sukar untuk dianalisis, tetapi aspek ini dapat merupakan
“kunci” bagi keberhasilan suatu proyek atau dapat pula merupakan penyebab gagalnya
suatu proyek. Aspek ini menyangkut capability/keahlian (skill) dari pesonalia dalam
proyek yang bersangkutan. Sedangkan untuk aspek organissasi ini menyangkut
masalah hubungan administrasi proyek tersebut dengan pejabat-pejabat/
instansi-instansi pemerintah, baik mengenai wewenang maupun tanggung jawab.
aspek ekonomi dan pemasaran
Aspek ini menyangkut masalah input supplies (goods and services) yang diperlukan,
baik pada saat pembangunan proyek tersebut (construction works) ataupun setelah
proyek yang bersangkutan mulai beroperasi (starting producing), terutama hal
bagaimana penerapan strategi pemasaran dalam rangka meraih sebagian pasar
potensial atau peluang pasar yang ada.
aspek teknis
Aspek teknis menyangkut input output of real goods and service yang diperlukan
dalam proses produksi dari suatu proyek yang bersangkutan.
aspek financial
Menyangkut masalah perbandingan antara biaya dan manfaat/hasil usaha (revenue
earned) yang dapat dicapai/diperoleh dari proyek tersebut; apakah modal yang
diperlukan terjamin tersedianya; apakah proyek tersebut sanggup membayar kembali
utang-utangnya; apakah proyek tersebut sanggup berkembang dengan kemampuannya
sendiri (self sufficient) dikemudian hari.
aspek sosial
Dalam menjalankan suatu usaha hendaknya memperhatikan keseimbangan
kehidupan sosial kerena perusahaan hidup bersama dengan komponen-komponen lain
yang berada dalam satu tatanan kehidupan yang fluralis dan kompleks, sehingga
perusahaan mempunyai tanggung jawab sosial, sehingga dalam kehidupan
bermasyarakat dapat hidup saling menguntungkan.
aspek lingkungan
Aspek lingkungan dilakukan tidak hanya membahas tentang kesesuaian lingkungan
dengan bisnis yang akan dijalankan, tetapi juga membahas tentang dampak bisnis
28
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
terhadap lingkungan serta pengaruh perubahan lingkungan yang akan datang terhadap
usaha.
4. Alat dan Kerangka Analisis
Untuk melakukan analisis data umumnya memkai analisis kualitatif dan analisis
kuantitatif. Analisis kualitatif adalah analisis yang digunakan untuk menganalisis data
yang bersifat kualitatif. Hasil dari analisis adalah berupa uraian dalam bentuk naratif,
selain itu analisis kualitatif juga bisa mempertajam hasil analisis kuantitatif. Sedangkan
analisis kuantitatif lebih menekankan pada penggunaan model-model statistik misalnya
pengunakan anaisis regresi, least square dan model-model perhitungan lain ynag sesuai.
5. Kriteria Penilaian
Telah di utarakan sebelumnya, bahwa lazimnya suatu proyek mampu mempunyai
umur ekonomis (economic life) tahunan (kurang dari atau di atas 5 tahuh, bahkan dapat
mencapi di atas 5 tahun). Bagi proyek-proyek yang yang mempunyai umur ekonomis
kurang dari atau maksimum 5 tahun, kiranya agak muda untuk melakukan perkiraan-
perkiraan perhitungan. Tetapi proyek-proyek yang yang mempunyai umur ekonomis di
atas lima tahun atau puluhan tahun, kiranya agak sukar untuk melakukan perhitungan-
perhitungan. Khususnya ramalan mengenai perkembangan ekonomi di masa-masa sepuluh
tahun mendatang.
Dengan adanya masalah-masalah inilah, maka untuk keperluan analisa-analisa
perkiraan (force-casting ) terhadap suatu rencana investasi proyek, terhadap dua ukuran/
kriteria yang dapat dipergunakan, yakni :
(1) Undiscounted-Criterion
Ukuran/kriteria ini tidak mempersoalkan apa yang akan diperoleh dikemudian hari
(in the future), berapa nilainya sekarang (present value) diukur dengan nilai uang sekarang.
Kriteria ini dapat dipergunakan untuk menganalisa proyek-proyek yang mempunyai :
1. umur ekonomis di bawah atau maksimum lima tahun
2. turn-over capital yang cepat (quick-yielding project)
Alat-alat untuk melakukan analisa ini antara lain :
29
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
a. membandingkan antara keuntungan yang diharapkan (=Marginal efficiency of
Capital = MEC), dengan tingkat bunga yang berlaku (interest rate=i). hasil analisa
atau perhitunga, ada tiga kemungkinannya :
- bila MEC lebih besar dari i , ( MEC>i ) rencana investasi dapat diteruskan.
- bila MEC lebih kecil dari i (MEC < i ) rencana investasi ditolak
- bila MEC sama dengan i, (MEC = i) tercapai break event, dalam hal ini tergantung
pada investor, apakah akan diteruskan atau ditolak/ditunda.
b. ranking by inspection
analisa ini menitik beratkan pada selisih antara gross benefit (benefit kotor) dengan
biaya operasi dan pemeliharaan (operation and maintenance cost).
c. payback period
analisa investasi didasarkan pada pelunasan biaya investasi oleh net benefit.
(2) Discounted-Criterion
Ukuran kriteria ini mempersoalkan apa yang akan diperoleh di kemudian hari (in
the future), berapa nilainya sekarang (present value) dengan perkataan lain, semua aliran
biaya (cost) dan manfaat (benefits) selama umur ekonomis proyek,kita ukur dengan nilai
uang sekarang. artinya kita mendiscount nilai dikemudian hari dengan suatu discount
faktor, misalnya denga ukuran tingkat bunga (i) yang berlaku saat ini/sekarang, sebagai
discount faktor. Hasil daripada perhitungan. Ada tiga kemungkinannya :
- bila B/C lebih besar dari 1, rencana investasi dapat dilaksanakan
- bila B/C lebih kecil dari 1, rencana investasi disarankan ditolak/batal
- bila B/C sama dengan 1, tercapai break-event, dalam hal ini tergantung pada pemilik
modal/perencana, apakah rencana investasi diteruskan atau dibatalkan/ditunda.
C. PENUTUP
1. Tugas-tugas
a. Buku bacaan materi kuliah telah dibaca oleh mahasiswa sebelum mengikuti kuliah.
b. Membuat makalah individu yang obyek garapannya sesuai dengan materi yang
diberikan oleh dosen.
c. Mahasiswa diwajibkan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dan
dikumpulkan tepat sesuai dengan jadwal yang disepakati.
2. Soal Perlatihan
30
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
a. Jelaskan tujuan dari keputusan investasi.
b. Sebutkan dan jelaskan aspek-aspek dalam studi kelayakan.
c. Jelaskan riteria penilai dalam studi kelayakan
3. Daftar Bacaan
Djamin, Zulkarnain. 1993. Perencanaan dan Analisa Proyek. Edisi ketiga. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Jakarta
Johan Suwito. 2011. Studi Kelayakan Pengembangan Bisnis. Penerbit Graha Ilmu, Jakarta.
Kasmir, dan Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Penerbit Predana Media, Jakarta.
Sucipto Agus. 2010. Studi Kelayakan Bisnis (Analisis dan Studi Kasus). Penerbit Uin- Maliki Press, Malang.
Suliyanto. 2010. Studi Kelayakan Bisnis (Pendekatan Praktis). Penerbit ANDI, Yogyakarta.
31
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
BAHAN PEMBELAJARAN III
ASPEK HUKUM
BAB IV. ASPEK HUKUM
PENDAHULUAN
1. Sasarana Pembelajaran
Dapat mengidentifikasi komponen penting yang harus diuraikan dalam aspek
hukum.
2. Strategi Pembelajaran
ceramah
interaktif
tugas Mandiri.
32
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
3. Manfaat Pembelajaran
Matakuliah ini merupakan mata kuliah aplikasi yang menuntut mahasiswa dapat
memberikan gambaran tentang aspek hukum dalam studi kelayakan dan
mengaplikasikan langsung dalam pengambilan keputusan di bidang peternakan.
4. Deskripsi Matakuliah
Tujuan dari aspek hukum adalah untuk meneliti keabsahan, kesempurnaan dan
keaslian dari dokumen-dokumen yang dimiliki. Suatu usaha terkadang mengami kegagalan
karena terbentur masalah hukum atau tidak memperoleh izin dari pemerintah setempat.
Sebaik apapun prospek bisnis yang akan dijalankan, kalau legalitas usaha tidak ada , maka
usaha tersebut tidak akan dapat beroperasi dalam waktu yang lama dan berkelanjutan,
sehingga setiap bisnis yang akan dilakukan harus dilengkapi dengan legalitas uasaha (
memenuhi syarat aspek hukum).
Tujuan dari aspek hukum adalah untuk meneliti keabsahan, kesempurnaan dan
keaslian dari dokumen-dokumen yang dimiliki. Analisis aspek hukum mengkaji tentang
legalitas rencana bisnis yang akan dibangun dan dioperasikan. Hal ini berarti bahwa setiap
rencana bisnis yang akan didirikan dan dibangun serta dioperasikan di wilayah tertentu
harus memenuhi aturan hukum dan tata peraturan yang berlaku di wilayah tersebut.
B. URAIAN PEMBELAJARAN
1. Pengertian Aspek Hukum
Aspek hukum merupakan aspek yang pertama kali harus dikaji. Hal ini karena jika
berdasarkan analisis pada aspek hukum sebuah ide bisnis sudah tidak layak maka proses
tersebut tidak perlu diteruskan dengan analisis pada aspek-aspek yang lain.
Aspek hukum mengkaji ketentuan hukum mengkaji ketentuan hukum yang harus
dipenuhi sebelum menjalankan usaha. Ketentuan hukum untuk setiap jenis uasaha
berbeda-beda, tergantung pada kompleksitas bisnis tersebut. Adanya otomi daerah
menyebabkan ketentuan hukum dan perizinan investasi untuk setiap daerah merupakan hal
yang sangat penting untuk melakukan analisis kelayakan aspek hukum.
33
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Pemerintah menetapkan ketentuan hukum dan perizinan investasi dengan tujuan
menjaga ketertiban bagi masyarakat secara luas. Masyarakat di sekitar lokasi bisnis
diharapkan akan medapatkan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan dampak
negatif dari adanya suatu investasi bisnis.
2. Aspek Hukum (legalitas).
Semua warga negara harus taat pada hukum yang berlaku di Negara dimana warga
Negara berdomisili, begitu juga setiap usaha yang dalam bentuk perusahaan. Setiap usaha
yang berjalan tanpa adanya pencatatan atau pendaftaran secara hukum, akan dianggap
sebagai usaha illegal, dan akan dikenai sanksi jika dideteksi di kemudian hari.
Oleh karena itu hendaknya dalam melakukan analisis aspek hukum ini dilakukan
secara teliti dan cermat dengan mencari sumber-sumber informasi yang jelas sampai ke
tangan yang memang berkompoten untuk mengeluarkan surat-surat atau dokumen-dokuman
yang hendak kita teliti. Demikian juga bagi mereka yang hendak menyiapkan
suatu proyek atau usaha maka perlu dilakukan berbagai persiapan yang berkaitan dengan
aspek hukum ini. Secara spesifik analisis aspek hukum pada studi kelayakan bisnis
bertujuan untuk :
a) menganalisis legalitas atas usaha yang akan dijalankan
b) menganalisis ketepatan bentuk badan hokum dengan ide bisnis yang akan dilaksanakan
c) menganalisis kemampuan bisnis yang akan diusulkan dalam memenuhi persyaratan
perizinan
d) menganalisis jaminan-jaminan yang bisa disediakan jika bisnis akan dibiayai
dengan pinjaman.
Berkaitan dengan keberadaan secara legal dimana proyek akan dibangun yang
meliputi ketentuan hukum yang berlaku termasuk :
kelengkapan atas data ijin usaha, meliputi:
a. akta pendirian usaha dari notaris setempat apakah berbentuk badan usaha PT, CV,
perseorangan, dll.
b. NPWP (nomer pokok wajib pajak)
c. surat tanda daftar perusahaan
d. surat ijin tempat usaha yang dilakukan oleh pemda setempat
34
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
e. surat rekomendasi dari kadin setempat
f. surat tanda rekanan dari pemda setempat
g. SIUP setempat
h. surat tanda terbit yang dikeluarkan oleh kanwil departemen penerangan.
Sementara itu kelengkapan data ijin lokasi pendirian,meliputi:
a. sertifikat (akte tanah)
b. bukti pembayaran PBB yang terakhir
c. rekomendasi dari RT/RW,
d. rekomendasi dari kecamatan dan
e. KTP dari pemrakersa proyek atau bisnis.
Setelah kelengkapan data tersebut terpenuhi, selanjutnya dilakukan penganalisisan.
Teknik analisis yang digunakan untuk menilai apakah proyek atau bisnis yang akan
didirikan layak dari aspek hukum adalah teknik kualitatif (judgement). Dalam teknik ini
tolak ukurnya adalah kelengkapan dari data yang disyaratkan oleh aparat pemerintah dan
diterbitkannya surat-surat ijin tersebut.
Beberapa faktor yang dijadikan dasar dalam penilaian kelayakan, yaitu:
o badan hukum apa yang paling sesuai untuk dijadikan bentuk formal badan usaha yang
akan didirikan
o komoditas usaha termasuk jenis barang dagangan (komoditas) yang diperbolehkan atau
dilarang undang-undang
o cara berbisnisnya melanggar hukum agama atau tidak
o teknis operasional mendapatkan izin dari instansi/ departemen/dinas terkait atau tidak.
A. Jenis-Jenis Badan Usaha
Kegiatan bisnis tidak dapat dilepaskan dari bentuk badan usaha dan perizinan yang
diperlukan untuk menjalankan usaha. Bentuk badan usaha yang dipilih tergantung pada
modal yang dibutuhkan dari jumlah pemilik. Pemilihan usaha didasarkan oleh beberapa
pertimbangan sebagai berikut :
1. besarnya modal yang diperlukan untuk menjalankan bisnis
2. tingkat kemampuan dan tanggung jawab hokum dan keuangan
3. bidang industry yang dijalankan
4. persyaratan perundang-undangan yang berlaku.
35
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Berikut ini beberapa bentuk badan hukum beserta kelebihan dan kekurannya
masing – masing :
1. Perusahaan Perseorangan
Perusahaan perseorangan adalah salah satu bentuk usaha yang dimiliki oleh
seseorang dan ia bertanggung jawab sepenuhnya terhadap semua resiko dan kegiatan
perusahaan. Dengan tidak adanya pemisahan pemilikan antara hak milik pribadi
dengan milik perusahaan, maka harta benda pribadi juga merupakan kekayaan
perusahaan yang setiap saat harus menanggung utang-utang perusahaan.
Peraturan perundangan : tidak ada peraturan untuk pendirian perusahaan
perseorangan, yang diperlukan hanya izin permohonan dari kantor perizinan setempat.
2. Firma (Fa)
Firma adalah persekutuan untuk menjalankan perusahaan dengan memakai
nama bersama (Manullang, 1975 dalam Suliyanto). Jadi ada bebrpa orang yang
bersekutu untuk menjalankan suatu perusahaan. Para anggota berkumpul merupakan
anggota aktif sehingga satu perusahaan dikelola dan dimiliki oleh beberapa orang.
Peraturan Perundangan : ketentuan-ketentuan tentang firma diatur dalam pasal 16
Kitab Undang – Undang Dagang yang bunyinya :” Perseroan di bawah firma adalah
suatu persekutuan untuk menjalankan perusahaan di bawah nama bersama”. Agar
lebih jelas peraturan-peraturan tersebut diperkuat oleh pasal 16 dan 18 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata yang menyatakan bahwa persekutuan adalah suatu perjanjian,
dimana dua orang atau lebih sepakat untuk bersama-sama mengumpulkan sesuatu
dengan maksud laba yang diperoleh dibagi antara mereka.
3. Komanditer (CV)
Merupakan perserikatan beberapa pengusaha swasta menjadi satu kesatuan untuk
mengelola usaha bersama , dimana sebagian anggota merupakan anggota aktif,
sedangkan anggota lain merupakan anggota fasif.
Peraturan perundangan : ketentuan – ketentuan tentang Perserikatan
Komanditer (CV) diatur dalam pasal 19 UU Hukum Dagang yang bunyinya: “
Persekutuan secara melepas uang yang dinamakan persekutuan komanditer didirikan
antara satu orang atau beberapa sekutu yang secara tanggung – menanggung
36
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
bertanggung jawab untuk seluruhnya pada pihak satu dan satu orang atau lebih sebagai
pelepas uang pada pihak lain”.
4. Perseroan Terbatas (PT)
Merupakan perserikatan beberapa pengusaha swasta menjadi satu kesatuan
untuk mengelola usaha bersama, di mana perusahaan memberikan kesempatan kepada
masyarakat luas untuk menyertakan modalnya ke perusahaan dengan cara membeli
saham perusahaan. Pada PT, penanganan aspek hokum yang rumit karena dalam
pendirian Pt memerlukan akta notaries dan izin khusus untuk usaha tertentu.
5. Koperasi
Pengertian koperasi menurut pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 25 tahun
1992 tentang operkoperasian, “ Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan
orang-orang atau badan hokum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan
asas kekluargaan.
6. Perusahaan Negara (PN)
Perusahaan Negara adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha yang
modalnya secara keseluruhan dimilki oleh negara, kecuali jika ada hal-hal khusus
berdasarkan Undang- Undang. Tujuan dari pendirian perusahaan negara ini adalah
untuk membangun ekonomi nasional menuju masyarakat yang adil dan makmur.
B. Macam-macam Izin Usaha
Kegiatan usaha di manapun selalu memerlukan berbagai dokumen penunjangf
usaha beserta izin-izin yang diperlukan sebelum menjalankan kegiatannya. Dokumen dan
izin-izin ini diperlukan untuk melindungi kepentingan perusahaan itru sendiri dari berbagai
hal.
Dalam prakteknya terdapat beragi jenis usaha yang dijalankan. Banyaknya izin dan
jenis-jenis izin yang dibutuhkan tergantung dari jenis usaha yang dijalankan. Adapun izin
yang dimaksud adalah :
Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Izin-izin usaha
Sertifikat tanah atau surat-surat berharga yang dimiliki.
37
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Izin-izin perusahaan lainnya yang harus segera diurus bagi pemilik usaha dan yang
harus dinilai oleh penilai adalah yang sesuai dengan jenis usaha perusahaan tersebut.
Izin-izin tersebut antara lain :
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
Surat Izin Usaha Industri (SIUI)
Izin Usaha Tambang
Izin Usaha Perhotelan danPariwisata
Izin Usaha Farmasi dan Rumah Sakit
Izin Usaha Pertanian dan Peternakan
Izin Domisili, dimana perusahaan/lokasi proyek berada
Izin Gangguan
Izin Mendirikan Banguan
Izin Tenaga Kerja Asing jika perusahaan mengfgunkan tenaga asing.
Di smping keabsaha dokumen di atas maka yang paling penting adalah penelitian
dokumen lain, yaitu :
Bukti Diri
Sertifikat Tanah
Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB)
Serta surat-surat atau sertifikat lainnya yang dianggap perlu.
C. Prosedur Perizinan/Legalitas
Langkah-Langkah Mendirikan Badan Usaha
1. Perusahaan Perseorangan
Persiapan :
1. menyiapkan KTP yang akan mendirikan perusahaan perseorangan
2. menentukan nama calon perusahaan
3. menentukan tempat kedudukan perusahaan
4. menentukan maksud dan tujuan yang spesifik dari perusahaan perseorangan
tersebut.
Pendaftaran ke notaris
38
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Setelah semua kelengkapan tersebut terpenuhi, langkah selanjutnya adalah mendaftar ke
notaries untuk mendapatkan akta notaris tentang pendirian perusahaan
perseorangan.
2. Perserikatan Komanditer
Persiapan :
1. membuat kesepakatan antar pihak yang akan membentuk Perserikatan
komanditer
2. menyiapkan KTP pihak yang membentuk CV
3. menentukan calon nama yang akan digunakan oleh CV
4. menentukan tempat kedudukan CV
5. menentukan pihak yang akan bertindak selaku persero aktif dan pihak yang akan
bertindak selaku persero pasif
6. menentukan maksud dan tujuan yang spesifik dari Perserikatan Komanditer
tersebut.
Pendaftaran ke notaris
Untuk mendapatkan akta notaries tentang pendirian CV
Pendaftaran ke Pengadilan Negeri : Untuk memperkokoh posisi CV, sebaiknya
Perserikatan Komanditer yang telah didrikan dengan akta notaris didaftarkan pada
pengadilan negeri setempat dengan membawa kelengkapan berikut :
- surat Keterangan Domisili Perusahaan (SKDP)
- Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama CV yang bersangkutan.
3. Perseroan Terbatas
Pembuatan akta notaris :
1. nama lengkap, tempat tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal, dan
kewarganegaraan pendiri
2. susunan, nama lengkap, tempat tanggal lahir,pekerjaan, tempat tinggal,
pekerjaan, dan kewarganegaraan anggota Direksi dan Komisaris yang
pertama diangkat.
3. nama pemegang saham yang telah mengambil bagian saham, rincian jumlah saham,
dan nilai nominasi atau nilai yang diperjanjikan dan saham yang telah ditempatkan
dan disetor pada saat pendirian.
Anggaran Dasar Perusahaan
39
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
1. nama dan tempat kedudukan perseroan
2. maksud dan tujuan serta kegiatan usaha perseroan yang sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
3. jangka waktu berdirinya perseroan
4. besarnya jumlah modal dasar, modal yang ditempatkan dan modal yang disetor
5. jumlah saham, jumlah klasifikasi saham apabila ada jumlah saham untuk tiap
klasifikasi, hak-hak yang melekat pada setiap saham, dan nilai nominal setiap
saham.
6. susunan, jumlah, dan nama anggota direksi dan komisaris
7. penetapan tempat dan tata cara penyelengaraan Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS).
8. tata cara pemilihan, pengangkatan, penggantian, dan pemberhentian anggota direksi
dan komisaris.
9. tata cara penggunaan laba dan pembagian deviden
10. ketentuan-ketentuan lain menurut Undang-Undang Perseroan Terbatas.
Pengesahan Menteri Kehakiman
Akta notaris yang telah dibuat harus mendapatkan pengesahan Menteri Kehakiman
untuk mendapatkan status sebagai badan hukum. DDalam Pasal 9 UU PT disebutkan
Menteri Kehakiman akan memberikan pengesahan dalam jangka waktu paling lama 60
hari setelah diterimanya permohonan pengesahan PT, lengkap dengan lampiran-lampirannya.
Jika permohonan tersebut ditolak, Menteri Kehakiman memberitahukan
kepada pemohon secara tertulis disertai dengan alasannya dalam jangka waktu 60 hari itu
juga.
Pendaftaran Wajib
Akta pendirian/Anggaran Dasar disertai pengesahan dari Menteri Kehakiman
selanjutnya wajib didaftar dalam daftar perusahaaan paling lambat 30 hari setelah tanggal
pengesahan PT atau tanggal diterimanya laporan.
Pengumuman dalam Tambahan Berita Negara
Apabila pendaftaran dalam daftar perusahaan telah dilakukan, direksi mengajukan
permohonan telah dilakukan, dierksi mengajukan permohonan pengumuman perseroan di
dalam Tambahan Berita Negara (TBN) paling lambat 30 hari terhitung sejak pendaftaran.
D. Pengurusan Izin Usaha dan Izin Lokasi
40
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
1. Pengurusan NPWP
o untuk orang pribadi : KTP atau KK
o untuk Badan Usaha : fotocopy akta pendirian, KTP pengurus, Surat keterangan
kegiatan usaha dari lurah, dan Surat TDP.
2. Pengurusan Izin Prinsip
Surat permohonan yang ditujukan ke Bupati, Proposal perencanaan modal, fotocopy
akta pendirian usaha, NPWP, KTP, gambar lokasi, surat kuasa apabila yang mengajukan
bukan direksi.
3. Pengurusan izin Lokasi
Untuk memperoleh tanah yang diperlukan dalam rangka penanaman modal Dokumen
yang diperlukan : Proposal perencanaan penanaman modal, denah lokasi tempat usaha,
fotocopy akta pendirian perusahaan, NPWP, KTP, surat kesanggupan membayar ganti
rugi.
4. Izin Mendirikan Bangunan
KTP, Sertifikat tanah yang sah, pembayaran PBB tahun terakhir, rekomendasi dinas,
gambar rencana bangunan, perhitungan konstruksi dan instalasi, permohonan
dilegalisasi lurah dan camat.
5. Izin HO ( Hinder Ordonansi)
Izin gangguan dan atau kerugian atau bahaya. Foto copy IMB, KTP, NPWP, Akta
pendirian, PBB, sertifikat tanah, gambar denah lokasi persetujuan tetangga atau
masyarakat, SPPL, berita acara, pemeriksaan kecamatan.
6. Surat Izin Usha Perdagangan (SIUP)
KTP asli keterangan tempat usaha dari lurah, akta pendirian, pengesahan Men. Keh.
(PT), izin HO, rekomendasi dinas, NPWP, susunan pengurus, pas foto pemilik, pengurus
dan penanggung jawab.
7. Tanda Daftar Perusahaan
KTP asli keterangan tempat usaha dari lurah, akta pendirian, fotokopi pengesahan Men.
Keh, izin HO, NPWP, susunan pengurus.
8. Izin Usaha Industri
41
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Untuk nilai investasi Rp 200.000,- (tidak termasuk tanah dan bangunan) diberikan pada
perusahaan industry. KTP, persetujuan prinsip, akta pendirian, izin HO, NPWP,
dokumen AMDAL.
9. Izin Usaha Perluasan
Perusahaan yang menambah kapasitas produksi melebih yang telah diizinkan.
KTP, akta pendirian, izin HO,NPWP, dokumen AMDAL.
10. Izin Reklame
Izin pemasangan reklame di tempat umum. Rekomendasi dari dinas, Surat
Pemberitahuan Pajak Daerah, tanda lunas sewa rekomendasi pemasangan reklame, IMB,
NPWP, surat pernyataan kesanggupan pembongkaran reklame yang telah habis masa
berlakunya.
11. Izin Usaha Jasa Kontruksi (IUJK)
Untuk perusahaan layanan jasa pelaksanaan kontruksi. Sertifikat badan usaha, akta
pendirian, NPWP, TDP, surat keterangan domisili, pas foto pemilik, Pembina
penanggung jawab, surat izin lokasi dari Bupati, rekomendasi kadin, surat tanda
rekaman dari pemda setempat, SIUP, surat tanda terbit, sertifikat tanah.
C. PENUTUP
1. Tugas-Tugas
a. Buku bacaan materi kuliah telah dibaca oleh mahasiswa sebelum mengikuti kuliah
b. Membuat makalah individu yang obyek garapannya sesuai dengan materi yang
diberikan oleh dosen.
c. Mahasiswa diwajibkan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dan
dikumpulkan tepat sesuai dengan jadwal yang disepakati.
2. Soal perlatihan
a. Jelaskan tujuan analisis aspek hukum pada studi kelayakan!
b. Jelaskan mengapa aspek hukum penting pada studi kelayakan!
c. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis izin usaha!
3. Daftar Bacaan
42
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Djamin Zulkarnain. 1993. Perenccanaan Dan Analisa Proyek. Edisi ketiga. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi. Universitas Indonesia. Jakarta.
Johan Suwito. 2011. Studi Kelayakan Pengembangan Bisnis. Penerbit Graha Ilmu, Jakarta.
Kasmir, dan Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Penerbit Predana Media, Jakarta.
Sucipto Agus. 2010. Studi Kelayakan Bisnis (Analisis dan Studi Kasus). Penerbit Uin- Maliki Press, Malang.
Suliyanto. 2010. Studi Kelayakan Bisnis (Pendekatan Praktis). Penerbit ANDI, Yogyakarta.
43
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
BAB V. ASPEK EKONOMI DAN PEMASARAN
A. PENDAHULUAN
1. Sasaran Pembelajaran
dapat mengidentifikasi komponen penting yang harus diuraikan dalam aspek
ekonomi dan pemasaran pada studi kelayakan
2. Strategi Pembelajaran
- ceramah
- tugas Mandiri.
3. Manfaat Pembelajaran
Matakuliah ini merupakan mata kuliah aplikasi yang menuntut mahasiswa dapat
memberikan gambaran tentang aspek ekonomi dan pemasaran yang dianalisis dalam
studi kelayakan dan mengaplikasikan langsung dalam pengambilan keputusan di
bidang peternakan.
4. Deskripsi Matakuliah
Aspek pasar dan pemasaran memegang peranan yang sangat penting dalam studi
kelayakan dan evaluasi proyek, karena tidak akan mungkin bisnis didirikan dan
dioperasikan jika tidak ada pasar yang siap menerima produk dari perusahaan. Jika pasar
yang dituju tidak jelas, prospek bisnis ke depan pun menjadi tidak jelas, sehingga resiko
kegagalan bisnis menjadi besar. Oleh karena itu perlu mengkaji lebih jauh hal-hal
mengenai aspek pasar dan Pemasaran
Pada aspek pasar menganalisis jenis produk yang akan diproduksi, banyaknya
produk yang diminta oleh konsumen, seta banyaknya produk yang ditawarkan oleh
konsumen. Sedangkan aspek pemasaran menganalisis cara dan strategi agar produk yang
dihasilkan dapat sampai ke konsumen dengan lebih efisien dibandingkan pesaing.
B. URAIAN PEMBELAJARAN
1. Analisis permintaan (demand) dan penawaran (suplay)
45
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Keberhasilan perusahaan sangat ditentukan oleh besarnya permintaan dan
penawaran produk yang akan dihasilkan. Selain itu, untuk menjamin kelancaran proses
produksi pasokan bahan yang cukup dari para pemasok harus tersedia. Artinya bahan harus
tersedia bagi perusahaan untuk membuat produk pada tingkat produksi yang
menguntungkan. Keterkaitan antara pasar input, proses produksi, dan pasar output dapat
dilihat pada gambar 1.
Berdasarakan Gambar di atas dapat dijelaskan bahwa luas kotak A merupakan
kemampuan dari semua perusahaan yang menghasilkan input bagi perusahaan, namun
perusahaan tidak akan semua membeli input dari pasar input. Hal ini disesuaikan dengan
kebutuhan, keterbatasan kemampuan perusahaan, baik dari segi keuangan maupun
penyimpanan, serta adanya input yang dibeli oleh perushaan-perusahaan lain. Pada analisis
pasar input hal yang paling penting bagi perusahaan adalah apakah input senantiasa
tersedia di pasar sesuai dengan jumlah kebutuhan dan kemampuan perusahaan.
Analisis potensi pasar hasil produksi merupakan hal yang sangat penting dalam
menentukan kelayakan bisnis pada aspek pasar dan pemasaran. Potensi pasar hasil
produksi harus berada pada tingkat yang menguntungkan. Artinya potensi yang ada harus
berada pada tingkat di mana perusahaan dapat menutup semua biaya dan memperoleh
margin keuntungan yang cukup.
Permintaan akan produk dapat dibedakan menjadi permintaan efektif dan permintaan
potensial. Permintaan efektif adalah permintaan sejumlah produk yang diperkirakan pasti
46
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
akan dibeli, sedangkan permintaan potensial merupakan permintaan sejumlah produk yang
mungkin akan dibeli oleh masyarakat atau industri pada masa yang akan dating.
Analisis permintaan (demand) digunakan untuk mengetahui secara riil jumlah
kebutuhan produk/jasa yang akan dihasilkan di daerah tertentu dan dalam periode waktu
tertentu pula. Permintaan suatu produk perlu dianalisis secara cermat. Hal ini karena
permintaan produk sering kali berubah. Faktor-faktor yang dapat menentukan besarnya
permintaan adalah sebagai berikut:
perubahan jumlah penduduk
pertambahan jumlah penduduk akan menyebabkan pertambahan jumlah produk yang
dibutuhkan. Semakin banyak jumlah penduduk, semakin besar pula potensi pasar suatu
produk. Daerah dengan jumlah penduduk yang banyak memilki potensi pasar yang
lebih besar dibandingkan daerah yang jumlah penduduknya sedikit.
perubahan pendapatan
peningkatan pendapatan akan meningkatkan daya beli masyarakat. Dengan daya beli
masyarakat yang beli akan semakin banyak sehingga potensi pasar suatu produk juga
akan semakin besar. Daerah dengan pendapatan penduduk yang tinggi memilki potensi
pasar yang lebih tinggi dibandingkan daerah dengan pendapatan penduduk yang rendah.
perkembangan mode
perkembangan mode sangat berpengaruh terhadap potensi pasar. Produk dengan mode
yang sedang popular akan memilki potensi pasar yang besar. Namun, setelah produk
tersebut tidak popular, penjualan akan mengalami penurunan. Pelaku bisnis harus
mampu memproyeksikan selera pasar pada masa yang akan dating untuk menyesuaikan
produk dengan selera pasarnya.
perubahan harga produk yang dihasilkan
perubahan tingkat harga akan mengubah kemampuan masyarakat untuk membeli
produk. Jika harga naik maka kemampuan masyarakat untuk membeli produk akan
menurun sehingga potensi pasar akan menurun. Sebaliknya jika harga turun,
kemampuan masyarakat untuk membeli produk akan semakin besar sehingga potensi
pasar akan naik. Perubahan harga sangat dipengaruhi biaya untuk menghasilkan produk
tersebut.
perubahan harga produk subtitusi
47
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
perubahan tingkat harga produksi komplementer berpengaruh terhadap permintaan
produk yang akan dihasilkan. Jika harga produk subtitusi menurun maka permintaan
produk yang dihasilkan akan menurun karena konsumen akan berpindah pada produk
subtitusi yang lebih murah. Demikian pula sebaliknya, jika harga produk subtitusi
meningkat permintaan produk yang dihasilkan akan meningkat.
perubahan harga produk komplementer
perubahan tingkat harga produksi komplementer berpengaruh terhadap permintaan
produk yang akan dihasilkan. Jika harga produk komplementer menurun maka
permintaan produk yang dihasilkan juga meningkat. Sebaliknya jika harga produk
komplementer menurun maka permintaan produk yang dihasilkan juga akan menurun.
Produk yang akan dihasilkan harus memiliki potensi pasar yang cukup untuk
menghasilkan keuntungan.
2. Pemasaran dan Prospeknya
Aspek pemasaran berisi rencana-rencana yang akan dilaksanakan dalam pemasaran
produk, serta beberapa data yang mendukung rencana pemasaran tersebut.
Analisa pasar ini dapat dilakukan terpisah, sebagai studi tersendiri atau merupakan
bagian dalam keseluruhan (economic) studi kelayakan. Berbeda dengan studi yang telah
dilakukan dalam pra studi kelayakan. Di dalam studi kelayakan, studi pasar dianalisis lebih
mendalam, karena harus dapat memberikan jawaban apakah dari aspek pemasaran, proyek
yang direncanakan tersebut dapat dilanjutkan atau tidak. Apabila hasil analisa
menunjukkan keragu-raguan dalam pemasaran hasil produksinya kelak, lebih baik rencana
proyek tersebut ditunda saja atau ditolak. Perlu dicatat bahwa tidak semua rencana proyek
(rencana produksi) memerlukan analisa pasar. Bagi proyek-proyek pemerintah atau bagi
proyek-proyek industri yang pemasarannya sudah pasti karena adanya kebutuhan produk
tersebut, maka di dalam produk-produk semacam ini tidak diperlukan lagi analisa pasar.
Tetapi bagi produk yang sama sekali baru, misalnya membangun industri baru; analisa
pasar harus dilakukan.
Langkah-langkah dalam proses analisa pasar adalah sebagai berikut:
a) menentukan tujuan studi (the objective of study)
Tujuan analisa pasar adalah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan antara lain sebagai
berikut:
48
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
bagaimana area pemasaran?
bagaimana system dan kapasitas produksi yang akan dilaksanakan?
bagaimana model/bentuk produk yang akan ditawarkan kepada industri/ konsumen
yang mana?
berapa yang diharapkan dapat dijual kepada setiap konsumen setiap tahunnya dan
berap harganya?
saluran distribusi yang mana yang paling efisen?
selain industri-industri, perorangan mana yang akan merupakan pembeli nyata
(actual buyer)?
b) Melakukan pengumpulan data
Proses pengumpulan data dapat dilakukan secara informal investigation, yaitu melalui
wawancara dengan pemilik-pemilik pabrik/para industriawan yang memproduksi barang
yang hampir serupa, dengan para makelar (brokers), pesaing (competitor),
langganan serta perorangan lainnya di ruang laingkup industri. Apabila data-data yang
diperoleh dengan cara investigasi informal ini sudah dapat memberikan gambaran
mengenai situasi kemungkinan pemasarannya, maka kita dapat meningkatkan pada
formal market studi.
c) Formal market studi
Studi pemasaran meliputi analisa-analisa yang menyangkut masalah:
mengetes data-data yang diperoleh melalui investigasi informal (informal
investigation) dengan melakukan penyelidikan pasar (market survey)
menganalisa hambatan-hambatan yang mungkin akan dihadapi di daerah pemasaran
serta menganalisis sampai dimana hambatan-hambatan tersebut dapat diatasi
pernyataan apa yang hendak dicapai (a statemen of objective), penjelasan mengenai
prosedur penyelidikan pasar (procedure market research) yang dipergunakan,
uraian mengenai sifat (characteristic) daripada keadaan pasar yang ada saat ini,
perkiraaan terhadap keadaan pasar di masa yang akan datang terhadap barang-
barang produksi dan si pemakai akhir (forcast feature market demand production
and end use), rencana penjualan (sales plan), kesimpulan serta saran-saran dalam
hal mengatasi hambatan-hambatan yang mungkin akan dihadapi. Apabila laporan
akhir dari analisa (market analysis) menunjukkan hasil-hasil positif, maka dapat
ditingkatkan pada analisis teknis.
49
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Adapun inti penyajian aspek pemasaran dalam studi kelayakan bisnis dan evalusi
proyek antara lain adalah:
1. informasi permintaan pasar (maket demand) atas produk hasil usaha dan keterkaitannya
dengan volume penjualan yang direncanakan
2. harga jual produk, perkembangan serta analisanya
3. usaha (strategi dan siasat) pemasaran yang tepat untuk usulan yang dimaksud
4. standar kualitas produk yang ditetapkan serta prosedur untuk memenuhi standar tersebut.
perihal kompetititor dan startegi serta siasat untuk memenangkan kompetisi.
Sementara itu dalam pemasaran perlu diperhatikan apa yang disebut Marketing
Mix atau 4P yang terdiri dari; product (produk), price (harga), place (tempat), dan
promotion (promosi). Berdasarkan marketing mix disusun uraian aspek pemasaran sebagai
berikut:
1. permintaan pasar (market demand) atas produk
sebaiknya disajikan dalam bentuk angka baik (%) maupun angka nominal dari
jumlah permintaan, serta grafik dan atau data naik/turun (fluktuasi) jumlah
permintaan dalam kurun periode tertentu (misalnya per tahun/per semester)
sajikan kesimpulan dari data tersebut dan pengaruhnya terhadap rencana usaha.
2. harga beli produk oleh pasar
sajikan harga beli produk terbaru (saat dibut proyek proposal), serta ramalan harga
beli pada masa yang akan datang
sajikan perkembangan harga beli produk tersebut dalam mkurun periode tertentu
dalam bentuk grafik dan atau data (misalnya pertahun atau persemester)
sebagai tambahan, sajikan pula kesimpulan dari data diatas disertai pengaruhnya
terhadap rencana usaha yang direncanakan.
3. standar kualitas produk yang diminta pasar
setiap produk memiliki standar kualitas tertentu yang harus dipenuhi oleh produsen
jika produsen tersebut dapat diterima pasar
sajikan data lengkap tentang standar kualitas produk dari produk yang direncanakan
4. kontrak pemesanan dan penjualan atas produk
adalah hal yang jauh lebih baik apabila dalam pembangunan usaha telah ada
hubungan negosiasi dengan para calon pembeli dari produk yang akan diproduksi,
sehingga kontrak pemesanan dan pembelian produk sekalipun itu masih berupa
50
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
draft kontrak dan belum dalam bentuk dokumen kontak (contrak of sales) atau letter
of intent (LOI) dapat disajikan
dalam draft maupun dalam kontrak pemesanan dan penjualan minimal, cantumkan
jumlah produk yang akan dijual, harga jual, dan syarat penyerahannya, standar
kualitas produk yang dikehendaki, dan tempat penyerahan barang.
5. distribusi penjualan produk
distribusi penjualan produk adalah proses pengiriman produk yang telah dan yang
akan dibeli dari tempat usaha atau pabrik sampai ke tempat pembeli.
untuk menjalankan fungsi tersebut maka diperlukan pengetahuan tentang beberapa hal
yang mempengaruhi distribusi, antara lain:
1. rantai distribusi barang produk
tepat tidaknya rantai distribusi yang direncanakan (dari pabrik hingga
konsumen)
transportasi dan biaya operasionalnya.
2. perkembangan trend bisnis
3. pergeseran daya beli
4. perubahan pola konsumsi
5. perubahan kebiasaan cara pembelian oleh pembeli
6. lokasi pembeli dan perubahan lokasi pembeli
7. inovasi produk baru
8. rencana layanan purna jual (after sales service)
6. product life cycle (siklus hidup produk)
dalam pemasaran, perlu kiranya menyadari adanya suatu product life cycle, karena
semua produk pasti akan melalui life cycle. Siklus hidup produk akan membantu
calon pengusaha atau pengusaha dalam mengontrol produk dan pemasarannya
terhadap perkembangan produk usaha dan pesaing
7. promosi (iklan yang efektif)
promise bukan merupakan sati-satunya usaha untuk keberhasilan pemasaran,
namun promosi yang konsekuen adalah merupakan staretgi pemasaran yang
ampuh dan efektif.
51
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
yang dilakukan sesering mungkin juga dapat mengingatkan konsumen
terhadap produk yang dijual (sambil mendesak pasar untuk membeli produk
yang dipasarkan dan mengajak melupakan produk lain), sekaligus dapat
mengatasi pemasaran dan pasar yang selalu berubah.
rencanakan promosi yang akurat serta biay promosinya. Keseluruhan rencana
dan strategi promosi yang akurat harus disajikan secara jelas dalam project
proposal yang akan diusulkan.
8. persaingan dan pesaing
persaingan timbul karena adanya pesaing. Persaingan dalam dunia bisnis
adalah hal biasa, namun jika dianggap sepele akan berakibat buruk. Untuk
menyikapi keadaan ini pengusaha harus merancang taktik dan strategi
pemasaran yang senantiasa dikembangkan dari waktu ke waktu, misalnya
pembentukan tim monitoring pesaing dan produknya. Cara ini dianggap dapat
menangkis serangan dari pesaing secara efektif.
seluruh rancangan taktik dan staregi pemasaran khusunya dalam menghadapi
pesaing harus dikemukakan dalam proyek proposal. Karena hal ini dapat
segera menjadi jawaban langsung terhadap pertanyaan yang seringkali diajukan
oleh penyandang dana, yaitu mengenai persaingan dan cara mengatasi pesaing.
9. layanan penjualan dan purna jual
kualitas pelayanan adalah startegi yang paling baik dalam meningkatkan
penjualan dengan memberikan kepuasan kepada pelanggan. Karena itu dalam
proyek proposal perlu dikemukakan bagaimana rencana layanan penjualan dan
layanan purna jual terhadap produk yang akan direncanakan untuk diproduksi.
Keburukan dalam pelayanan, misalnya keterlambatan penyerahan produk, akan
mengakibatkan hilangnya goodwill (nama baik) dan mendapatkan cap unreliable
(tidak dapat diandalkan). Sedangkan goodwill itu sendiri merupakan aktiva
inmaterial yang ada dalam perusahaan. Goodwill dapat nerupa keunggulan
produk, reputasi perusahaan, dan kemampuan pengelolaan (managerial skill)
10. ramalan penjualan
52
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
dalam proyek proposal, terutama bila produk yang dihasilkan belum memiliki pembeli,
data hasil ramalan usaha sangat diperlukan dalam menentukan perhitungan Profit Loss
Proforma sebagai factor income usaha.
Ramalan adalah proyeksi masa lalu ke masa depan. Oleh karena itu hasil sebuah
ramalan penjualan haruslah dibuat sedekat dan seakurat mungkin dengan kenyataan yang akan
terjadi.
Untuk memenuhi hal tersebut diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. selalu mengikuti dan menganalisa seluruh operasi usaha
2. membuat catatan data yang terjadi dalam usaha yang sedang atau akan dijalankan
mencatat data (misalnya: volumen penjualan, jumlah pesanan, perkembangan
modal usaha)
menghimpun seluruh informasi yang berkaitan dengan usaha yang sedang atau akan
dijalankan
mempelajari selurh peraturan pemerintah yang berpengaruh terhadap usaha.
Ramalan penjualan dapat dilakukan dengan 3 cara perhitungan antar lain sebagai
berikut:
1. tanpa pola (irregular)
2. sekular pertambahan
3. sekular perbandingan.
Untuk menggambarkan ketiga cara tersebut, berikut disajikan contoh perhitungan
peramalan pada Tabel 1.
Maka perhitungan untuk ramalan penjualan tahun 2006 adalah sebagai berikut:
1. dengan Cara Tanpa Pola (Irregular)
jumlah volume penjualan 2005 = 23.350 unit
jumlah bulan dalan tahun 2005 = 12 bulan
rata-rata volume penjualan/bulan= 1.946 unit
53
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
maka ramalan volume penjualan pada :
kuartal I tahun 2006
= rataan volume penjulan perbulan x jumlah bulan dalam kuartal = 1.946 unit/bulan x 3 bulan
= 5.838 unit
semester I tahun 2006
= Rataan vol penjulan perbulan x jml bulan dlm semester
= 1.946 unit/bulan x 6 bulan
= 11.675 unit
2. sekular pertambahan
menghitung ramalan melalui sekuler pertambahan adalah dengan menanbahkan besar
kenaikan volume penjualan pada hasil periode terakhir.
Untuk perhitungan diperlukan data dari table di atas:
volume penjualan semester I 2005 = 10.400 unit
volume penjualan semester II 2005 = 12.950 unit
selisih penjulan semester I dan II = 2.550 unit
rataan kenaikan volume penjulan perbulan = 2.550:12 = 213 unit/bulan
menghitung secara sekuler petambahan adalah :
volume penjualan semester II 2005 = 12.950 unit
rataan kenaikan vol penjulana/bulan = 213 unit (+)
volume penjualan semester I 2006 = 13.163 unit
3. Sekuler Perbandingan
Menghitung secara sekuler perbandingan adalah dengan mengalikan factor pembanding
terhadap hasil periode terakhir
54
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Dengan cara sekuler perbandingan ini, diramalkan volume penjualan akan
bertambah 25% setipa 6 bulan atau setiap semester.
Selain melalui ramalan volume penjualan, ada cara lain yang juga dapat dilaklakukan,
yaitu berdasarkan pengalaman yang disebut “factor musiman”. Misalnya suatu produk
memiliki permintaan yang tinggi pada bulan novenber hingga januari, yaitu saat musim
dingin di eropa misalnya. Melalui ramalan volume penjualan, maka dapat ditetapkan
ramalan jumlah income yang akan diterima perusahaan dari hasil penjualan produknya
3. Strategi pemasaran
Strategi pemsarana adalah seangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan serta aturan
yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran dari waktu ke waktu pada masing-masing
tingkatan serta lokasinya. Menurut Kotler dalam 1997 dalam Suliyanto 2010
menyatakan bahwa strategi pemasaran modern secara umum terdiri dari tiga tahap yaitu
segmentasi pasar (segmenting), penetapan pasar sasaran (targeting), dan penetapan posisi
pasar (positioning). Setelah mengetahui segmen pasar, target pasar dan posisi pasar maka
strategi bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri dari strategi produk, harga,
penyaluran/distribusi, dan promosi (Assauri, 1999 dalam suliyanto, 2010) dapat disusun.
1) Segmentasi Pasar (Segmenting)
Segmentasi pasar merupakan kegiatan membagi-bagi pasar (segmen pasar) yang
bersifat homogeny (Swasta, 1984 dalam Suliayanto, 2010). Pasar suatu produk
sangat beraneka ragam, baik dilihat dari sisi kebutuhan, keinginan, maupun dari daya
beli. Segmentasi pasar bertujuan agar perusahaan lebih mudah dalam melayani
berbegai kebutuhan dan keinginan pasar. Segmentasi pasar dapat dilakukan dengan
beberapa cara sebagai berikut :
55
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
- geografis, yaitu kegiatan membegai-bagi pasar didasarkan atas lokasi konsumen atau
daerah penjualan, misalnya lokasi kota dan desa, lokasi pantai dan pegunungan dan
lain-lain
- segmentasi demografis yaitu kegiatan membagi-bagi pasar berdasarkan faktor
demografis, misalnya umur, jenis kelamin dan lain-lain
- segmentasi psikografis yaitu kegiatan membagi-bagi pasar berdasarkan faktor-
faktor psikologis, misalnya sikap, gaya hidup dan lain-lain.
Syarat-syarat segmentasi diperlukan saat melakukan segmentasi yaitu :
- dapat diukur
- dapat dijangkau
- cukup besar
- dapat dilaksanakan
2) Penetapan Pasar Sasaran (Targeting)
Targeting adalah pemilihan pasar sasaran dari kumpulan pembeli dengan
kebutuhan karakteristik serupa yang akan dilayani perusahaan. Pemilihan target pasar
perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
- sumber daya perusahaan
sumber daya perusahaan yang kuat memungkinkan perusahaan untuk memilih strategi
pembedaan maupun dengan strategi pembedaan
- variabilitas produk
- pemasaran tanpa pembedaan cocok untuk produk yang standar, misalnya telur,
gula pasir.
- tahapan produk dalam daur hidup
produk dalam tingkat kedewasaan dalam siklus hidup produk lebih cocok
menggunakan strategi konsentrasi, yaitu memilih salah satu target pasar
- variabilitas pasar
jika selera pasar cendrung homogen maka strategi tanpa pembedaan akan lebih
tepat .
- strategi Pesaing
jika pesaing menggunakan strategi tanpa pembedaan maka perusahaan akan lebih
dihargai jika menggunakan strategi dengan pembedaan.
56
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
3) diferensiasi
diferensiasi adalah tindakan merancang satu set perbedaan yang berarti untuk
membedakan penawaran perusahaan dari penawaran pesaing (Kotler, 1997).
Diferensiasi dapat dilakukan melalui 5 dimensi yaitu :
- diferensiasi produk, membedakan produk utama berdasarkan keistimewaan, kinerja,
kesesuaian, daya tahan, keandalan, kemudahan untuk diperbaiki, gaya dan rancangan
produk
- diferensiasi pelayanan, membedakan pelayanan utama bersadarkan kemudahan
pemesan, pengiriman, pemasangan, pelatihan pelanggan, konsultasi pelanggan,
pemeliharaan dan perbaikan
- diferensiasi saluran, langkah perbedaan melalui cara membentuk saluran distribusi,
jangkauan, keahlian, dan kinerja saluran-saluran tersebut
- diferensiasi personil, membedakan personil perusahaan berdasarkan kemampuan,
kesopanan, kredibilitas, dapat diandalkan, cepat tanggap, dan komunikasi yang baik
- diferensiasi Citra, membedakan citra perusahaan berdasarkan perbedaan identitas
melalui penetapan posisi, perbedaan lambing, dan perbedaan iklan.
4. Strategi produk
Produk akan menjadi hal yang penting karena produk akan dinikmati oleh para
konsumen sehingga penentuan kualitas dan kuantitas sangat krusial. Untuk penentuan
produk ini, diperlukan sebuah penelitian yang mendalam termasuk dari segi desain bentuk
luarnya, komunikasinya ke konsumen.
Pengembangan sebuah produk mengharuskan perusahaan menetapkan manfaat-
manfaat apa yang akan diberikan oleh produk tersebut. Manfaat –manfaat tersebut
dikomunikasikan dan hendaknya dipenuhi oleh atribut produk. Untuk produk barang,
misalnya dalam bentuk mutu yang menunjukkan kemampuan suatu produk untuk
menjalankan fungsinya, cirri produk yang merupakan sarana kompetitif untuk
membedakan produk perusahaan dengan produk kompetito, desain yang dapat
menyumbangkan kegunaan atau manfaat produk serta coraknya. Jadi produk barang tidak
hanya memperhatikan penampilan, tetapi juga hendaknya berupa produk yang simple,
aman, tidak mahal, sederhana dan ekonomis dalam proses produksi dan distribusi.
57
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Setiap produk memiliki siklus hidup produk (Product life cycle) yang berbeda dari
masa ke masa dan memiliki proses keuntungan yang berbeda di tiap tahapan.
Product life cycle ini memiliki empat tahapan utama yaitu :
1. introductory stage (tahap perkenalan)
2. growth stage (tahap pertumbuhan)
3. maturity stage (tahap kedewasaan)
4. decline stage (tahap kemunduran).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gamber 2.
58
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Dari tahap kedewasaan menuju tahap kemunduran, suatu produk akan melewati suatu
tahap yang dinamakan dengan tahap kejenuhan.
Ciri-ciri serta langkah antisipasi dari masing-masing tahap adalah sebagai berikut:
1. introductory stage (tahap perkenalan)
cirinya :
tingkat penjualan masih rendah
tidak memilki pesaing langsung
biaya produksi dan pemasaran yang masih tinggi
langkah antisipasi:
adanya segmentasi (pembatasan) target konsumen dalam promosi
politik harga:
the skim cream pricing (harga penyaring)
memberikan harga tinggi dengan maksud menjaring konsumen yang mampu
membeli dengan harga tinggi dan bila telah tercapai maka harga diturunkan.
harga penetrasi
yaitu penetapan harga serendah rendahnya dengan syarat memiliki posisi produk
yang kurang kuat di pasar dan biaya produksi yang rendah.
2. growth stage (tahap pertumbuhan)
cirinya :
peningkatan penjualan
banyaknya pesaing
langkah antsipasi:
Peningkatan kualitas (mutu) produk
Menurunkan harga jual
Memperbaiki saluran distribusi.
3. maturity stage (tahap kedewasaan)
cirinya :
persaingan yang tajam
kensumen banyak termasuk kalangan menengah ke bawah
sering terjadi fluktuasi harga yang menyebabkan penurunan laba.
langkah antsipasi:
59
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
melakukan inovasi terhadap produk
peningkatan promosi
sistem distribusi yang baik
4. decline stage (tahap kemunduran)
Cirinya :
market demand (permintaan pasar) menurun
pesaing berkurang
harga menurun
penjualan menurun
Langkah antsipasi:
melakukan inovasi produk termasuk mutu produk
melaksanakan perubahan pada kuantitas, kualitas dan packing (kemasan) produk.
mengeliminasi (menghapus) beberapa produk untuk mencapai laba pada produk
yang masih ada.
mengeliminasi (menghapus) seluruh produk.
Tahap kejenuhan yang terjadi antara maturity dan decline stage memiliki ciri sebagai
berikut:
tingkat penjulan mulai menurun
adanya permintaan model produk baru
jumlah pesaing konstan
fluktuasi harga jarang terjadi.
Langkah antsipasi:
perluasan segmentasi pasar
penggantian model produk
pembentukan distribusi baru.
Adapun strategi produk yang dilakuak oleh suatu perusahaan dalam mengembangkan
suatu produk adalah :
penentuan Logo dan Motto
logo merupakan ciri khas suatu produk, sedangkan motto merupakan serangkaian
kata-kata yang berisiskan misi dan visi perusahaan dalam melayani masyarakat. Baik
logo maupun motto harus dirancang dengan benar. Pertimbangan pembuatan logo dan
motto adalah sebagai berikut :
60
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
1) untuk bertahan hidup
dalam hal ini tujuan menentukan harga semurah mungkin dengan maksud agar produk
atau jasa yang ditawarkan laku di pasaran, dengan catatan harga murah tapi masih
dalam kondisi yang menguntungkan.
2) untuk memaksimalkan laba
tujuan harga ini dengan mengharapkan penjualan yang meningkat sehingga laba dapat
ditingkatkan. Penentuan harga biasanya dapat dilakukan dengan harga murah atau
tinggi
3) untuk memperbesar market share
penentuan harga ini dengan harga yang murah sehingga diharapkan jumlah pelanggan
meningkat dan diharapkan pula pelanggan pesaing beralih ke produk yang ditawarkan
4) mutu produk
tujuannya untuk memberikan kesan bahwa produk atau jasa yang ditawarkan memiliki
kualitas yang tinggi atau lebih tinggi dari kualitas pesaing. Biasanya harga ditentukan
setinggi mungkin. Karena masih ada anggapan bahwa produk yang berkualitas adalah
produk yang harganya lebih tinggi dari harga pesaing
5) karena pesaing
dalam hal ini penentuan harga dengan melihat harga pesaing. Tujuannya adalah agar
harga yang ditawarkan jangan melebihi harga pesaing.
Besarnya nilai harga yang harus dipasang tentu disesuaikan dengan tujuan
penentuan harga. Terdapat beberapa metode dalam penentuan suatu harga produk antara lain:
1. modifikasi harga atau diskriminasi harga dapat dilakukan:
a. menurut pelanggan
yaitu harga yang dibedakan berdasarkan konsumen utama (primer) atau nasabah
biasa (sekunder). Konsumen utama adalah konsumen yang loyal dan memenuhi
kriteria yang telah ditetapkan.
b. menurut bentuk produk
harga ditentukan berdasarkan bentuk produk atau kelebihan-kelebihan yang dimiliki
oleh suatu produk, misalnya untuk kartu kredit ada master card dan ada visa card.
c. menurut tempat
62
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
yaitu harga yang ditentukan berdasarkan lokasi/wilayah, daerah dimana produk atau
jasa ditawarkan.
d. menurut waktu
yaitu harga yang ditentukan berdasarkan periode atau masa tertentu dapat berupa
jam, hari, mingguan, atau bulanan.
2. penetapan harga untuk produk baru
a) market skimming pricing
yaitu harga awal produk yang ditetaptikan setinggi-tingginya dengan tujuan bahwa
produk atau jasa memiliki kualitas tinggi
b) market penetration pricing
yaitu dengan menetapkan harga yang serendah mungkin dengan tujuan untuk
menguasai pasar.
6. Strategi distribusi
Kegiatan pemasaran yang ketiga adalah penentuan lokasi dan distribusi baik untuk
kantor cabang, kantor pusat, pabrik ataupun gudang. Penentuan lokasi dan distribusi
beserta sarana dan prasarana pendukung menjadi sangat penting, hal ini disebabkan agar
nasabah mudah menjangkau setiap lokasi yang ada serta mendistribusikan barang atau
jasa. Demikian pula sarana dan prasarana harus memberikan rasa yang nyaman dan aman
kepada seluruh konsumennya.
Kegiatan pemasaran selanjutnya adalah menentukan metode dan jalur yang akan
dipakai dalam menyalurkan produk ke pasar. Strategi distribusi adalah penting untuk
menentukan bagaimana mencapai target pasar dan bagaimana untuk menyelenggarakan
fungsi-fungsi distribusi yang berbeda-beda.
Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi distribusi adalah:
1. pertimbangan pembeli atau faktor pasar
karakteristik pelanggan mempengaruhi keputusan apakah menggunakan suatu
pendekatan distribusi langsung. Perusahaan harus mempertimbangkan jumlah dan
frekuensi pembelian. Juga perlu dipertimbangkan sasaran pelanggan apakah
63
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
sasarannya pasar konsumen atau pasar industri. Lokasi geografis dan ukuran pasar juga
penting dipertimbangkan
2. karakteristik produk
produk yang kompleks, dibuat khusus dan mahal cenderung menggunakan saluran
distribusi yang pendek dan langsung. Contoh: alat kedokteran. Daur hidup produk juga
menentukan pilihan saluran distribusi, pada tahap awal pembuatan produk dijual secara
langsung tapi dalam perkembangannya dapat menggunakan jasa perantara. Kepekaan
produk, produk yang tak tahan lama memerlukan saluran distribusi yang pendek
3. faktor produsen atau pertimbangan pengawasan dan keuangan
Produsen yang memiliki sumber daya keuangan, manajerial dan pemasaran yang besar,
dapat (lebih baik) menggunakan saluran langsung. Sebaliknya perusahaan yang kecil
dan lemah lebih baik menggunakan jasa perantara.
Suatu saluran distribusi adalah suatu jaringan dari organisasi dan fungsi-fungsi
yang menghubungkan produsen kepada konsumen akhir. Dasar penentuan saluran
distribusi untuk produk konsumen dan saluran distribusi untuk produk industri terdiri dari
yai
Sedangkan fungsi-fungsi saluran distribusi yang dilaksanakan oleh perantara adalah:
fungsi transaksi
yang meliputi menghubungi dan mengkomunikasikan dengan calon pelanggan untuk
membuat mereka sadar terhadap produk yang telah ada dan menjelaskan kelebihan dan
manfaat dari produk tersebut.
fungsi logistik
64
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
yang meliputi mengangkut dan menyortir barang untuk mengatasi perbedaan sementara
dan tempat menyimpan untuk memelihara dan melindungi barang.
fungsi fasilitas
yang meliputi penelitian dan pembiayaan. Penelitian yakni mengumpulkan informasi
tentang anggota-anggota saluran dan pelanggan lainnya. Pembiayaan adalah memastikan
bahwa anggota saluran tersebut mempunyai uang yang cukup guna memudahkan aliran
barang melalui saluran distribusi sampai ke konsumen akhir.
C. PENUTUP
1. Tugas-tugas
a. Buku bacaan materi kuliah telah dibaca oleh mahasiswa sebelum mengikuti kuliah
b. Membuat makalah individu yang obyek garapannya sesuai dengan materi yang
diberikan oleh dosen.
c. Mahasiswa diwajibkan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dan
dikumpulkan tepat sesuai dengan jadwal yang disepakati.
2. Soal Perlatihan
a. Jelaskan strategi pemasaran dalam studi kelayakan !
b. Jelaskan strategi produk dalam studi kelayakan!
c. Jelaskan strategi produk dalam studi kelayakan!
3. Daftar Bacaan
Djamin Zulkarnain. 1993. Perenccanaan Dan Analisa Proyek. Edisi ketiga. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi. Universitas Indonesia. Jakarta.
Johan Suwito. 2011. Studi Kelayakan Pengembangan Bisnis. Penerbit Graha Ilmu, Jakarta.
Kasmir, dan Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Penerbit Predana Media, Jakarta.
Soesarsono. 2003. Memulai dan Menggerakkan Wirausaha. Jurusan Teknologi Industri Pertanian. FATETA IPB. Bogor.
65
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Sucipto Agus. 2010. Studi Kelayakan Bisnis (Analisis dan Studi Kasus). Penerbit Uin- Maliki Press, Malang.
Suliyanto. 2010. Studi Kelayakan Bisnis (Pendekatan Praktis). Penerbit ANDI, Yogyakarta.
66
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
BAHAN PEMBELAJARAN V
ASPEK TEKNIK PRODUKSI
BAB VI. ASPEK TEKNIS PRODUKSI
A. PENDAHULUAN
1. Sasarana Pembelajaran
dapat mengidentifikasi komponen penting yang harus diuraikan dalam aspek teknis
produksi
2. Strategi Pembelajaran
ceramah
tugas Mandiri.
3. Manfaat Pembelajaran
67
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Matakuliah ini merupakan mata kuliah aplikasi yang menuntut mahasiswa dapat
memberikan gambaran tentang aspek teknis produksi dalam studi kelayakan dan
mengaplikasikan langsung dalam pengambilan keputusan di bidang peternakan.
4. Deskripsi Matakuliah
Penilaian terhadap aspek teknis penting dilaksanakan sebelum bisnis dijalankan,
karena akan sangat terkait dengan teknik/operasional, sehingga akan berakibat fatal di
kemudian hari jika akan dilakukan analsis.
Pada aspek teknis ini akan diuraikan mengenai produk dan material, penentuan
lokasi,spesifikasi mesin dan peralatan dan penentuan lay-out (tata letak). Kelengkapan
kajian aspek teknik sangat tergantung pada jenis usaha yang dijalankan. Dengan demikian
analisis ini dilakukan untuk menilai kesiapan perusahaan dalam menjalankan usahanya.
B. URAIAN PEMBELAJARAN
1. Produk dan Material
Langkah pertama dari analisis teknis ini adalah untuk menentukan alternative yang
dapat dilaksanakan untuk memproduksi produk yang bersangkutan.
Informasi data yang diperlukan dalam analisis teknis ini terdiri dari:
a) informasi produk (produk information), meliputi:
desain dan spesifikasi pelaksanaan (desain and performance specification)
tingkatan kualitas (quality level)
kebutuhan pelayanan (service requirement)
b) informasi pasar (market information), meliputi:
Perkiraan penjualan (sales forcast)
Pelayanan penyerahan yang dibutuhkan (delivery service requirement)
Lokasi dari pemakai (customer location)
c) Informasi material (material information), meliputi:
Spesifikasi (specification)
Pengadaan (availability)
Waktu penyerahan (delivery lead time)
Tempat pelayanan (service location)
68
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
d) Analisa lainnya, meliputi:
Kemampuan dalam pengadaan modal (capital availability)
Kemampuan dalam pengadaan tenaga kerja (labour availability)
Informasi mengenai produk (produk information) dapat dilakukan pada tahap
seleksi pendahuluan (pre selection) dan telah dianalisa lebih lanjut dalam analisa pasar
(market analysis), demikian pula mengenai market informasi. Informasi mengenai
spesifikasi dari bahan-bahan mentah (raw materials), pengadaan (availability) dan
informasi-informasi lain yang menyangkut bahan bahan dapat diperoleh (berasal) dari
spesifikasi produk (product specification).
Berdasarkan masukan dari bagian pemasaran dengan dikombinasikan dengan
teknologi yang dimiliki, maka design produk dimulai. Tentunya perancangan ini tidak
akan sekali langsung jadi, akan tetapi melalui beberapa tahapan uji coba. Untuk produk
yang canggih tentunya akan dilakukan uji coba yang lama dan berulang-ulang.
Rancangan (design) produk adalah suatu proses yang melibatkan semua bagian di
perusahaan, karena produk itu akan dipasarkan ke konsumen dan juga mempengaruhi
harga dan biaya produksi. Dengan produk yang sudah disetujui dan mau diluncurkan, akan
ditentukan keperluan material per unit, harga material per unit, kapasitas sumber daya
manusia yang diperlukan, cara penjualan, harga dan keuntungan yang akan dicapai.
2. Penentuan Lokasi
Penentuan lokasi merupakan hal yang sangat penting untuk dipertimbangkan
dengan baik dan mendalam dengan memperhatikan sumber daya yang mau dipakai baik
sumner daya bahan baku, sumber daya manusia, transportasi, dampak terhadap lingkungan
sekitar, dan lainnya. Lokasi sebuah perusahaan adalah untuk jangka panjang dan investasi
awal pembangunan gedung selalu mahal serta tidak dapat dengan mudah dipindahkan dan
dijual kembali.
Begitu juga untuk produk jasa, penentuan lokasi sangat penting, sehingga sangat
menjadikan sebagai salah satu P yakni Physical Apperance. Konsumen sendiri yang akan
dating menikmati jasa di tempat
69
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Penentuan lokasi bisnis ditentukan oleh beberapa variabel yang dapat digolongkan
menjadi variabel utama (primer) dan variabel pendukung (sekunder).
Variebel-variabel utama dalam pemilihan lokasi bisnis yaitu :
1. ketersediaan bahan mentah
merupakan variabel utama yang harus diperhatikan untuk menentukan lokasi bisnis.
Hal –hal yang perlu dipertimbangkan yaitu :
a) jumlah bahan mentah yang dibutuhkan dalam satu periode dan selama
investasi
b) harga bahan mentah, baik sekarang maupun proyeksi harga bahan mentah
pada masa yang akan datang
c) kapasitas, kualitas, dan kontinuitas sumber bahan mentah yang ada di lokasi
tersebut
d) biaya pendahuluan yang diperlukan sebelum bahan mentah diproses
2. letak pasar yang dituju
lokasi bisnis sebaiknya lebih mendekat ke pasar jika biaya transportasi barang jadi ke
konsumen lebih besar dibandingkan biaya transportasi bahan mentah ke lokasi bisnis
3. ketersediaan sumber energi, air, dan sarana komunikasi
4. ketersediaan tenaga kerja→ jumlah tenaga kerjayang dibutuhkan, upah tenaga kerja
karakteristik sikap dan tingkat keterampilan tenaga kerja yang ada, biaya pendahuluan
yang diperlukan sebelum tenaga kerja bekerja
5. ketersediaan fasilitas transportasi. Ketersedian sarana transportasi yang baik dapat
mengatasi kelemahan daerah tersebut sebagai akibat lemahnya faktor-faktor pemilihan
lokasi lain.
Variabel-varirabel pendukung dalam pemilihan lokasi bisnis :
hukum, peraturan dan adat istiadat yang berlakuk di masyarakat setempat
iklim, keadaan tanah, dan struktur topografis lain
sikap masyarakat terhadap ide bisnis yang akan dijalankan
rencana pengembangan perusahaan pada masa yang akan datang
biaya pengerasan tanah.
Dalam melakukan pilihan terhadap lokasi, hendaknya didasarkan pada pertimbangan-
pertimbangan sebagai berikut:
70
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
a) faktor pemasaran, menyangkut masalah adanya potensi pengembangan pemasaran, dan
lokasi para pesaing (competitor)
b) peraturan-peraturan pemerintah serta perpajakan, menyangkut masalah-masalah adanya
insentive (perangsang) bagi industri-industri baru, undang undang perburuhan serta hak
penggunaan tanah
c) faktor tenaga kerja, menyangkut tingkat upah, biaya hidup, adanya tenaga terdidik, serikat
buruh dan produktifitas buruh
d) faktor tenaga penggerak (power), menyangkut sarana kelistrikan, apakah ada pembatasan-
pembatasan penggunaan tenaga listrik, masalah bahan bakar, dan sebagainya
e) faktor sumber bahan mentah, air, apakah sumber tersebut cukup tersedia
f) faktor pemerintah setampat, bagaimana sambutan pemerintah setempat terhadap kaum
industriawan setempat
g) faktor lingkungan, seperti sarana angkutan, jalan, jembatan, telekomunikasi, sekolah,
sarana rekreasi, rumah sakit, serta sarana-sarana untuk saluran pembuangan (waste
disposal).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan dan penentuan lokasi adalah
dengan pertimbangan sebagai berikut:
dekat dengan kawasan industri
dekat dengan lokasi perkantoran
dekat dengan lokasi pasar
dekat dengan pusat pemerintahan
dekat dengan lokasi perumahan atau masyarakat
mempertimbangkan jumlah pesaing yang ada di suatu lokasi
sarana dan prasarana (jalan, pelabuhan, listrik, dll).
Kemudian setelah lokasi diperoleh maka langkah selanjutnya adalah menentukan
lay-out gedung dan ruang kantor. Lay-out masing-masing gedung, ruangan tentu berbeda-
beda. Usahakan lay-out ruangan senyaman mungkin dengan susunan meja, kursi dan
peralatan lainnya. Demikian juga untuk lay-out pabrik. Dalam hal penyusunan mesin juga
harus diperhatikan faktor keamanan. Kedua lay-out ini saling mendukung kenyamanan dan
keamanan karyawan dan konsumen dalam berurusan dengan perusahaan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk lay-out gedung adalah sebagai berikut:
71
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
bentuk gedung yang memberikan kesan bonafide
lokasi luas dan aman
keamanan di sekitar gedung
tersedia tempat ibadah
tersedia fasilitas telepon umum atau fasilitas lainnya.
Sedangkan untuk lay-out ruangan yang harus diperhatikan adalah:
1. suasana ruangan terkesan luas dan lega
2. tata letak kursi dan meja serta perobatan lainnya
3. mesin, penerangan dan ventilasi
4. hiasan dalam ruangan
3. Spesifikasi Mesin dan Peralatan
Penelaahan terhadap alternative-alternative tingkat teknis ini sangat penting di dalam
studi kelayakan untuk proyek-proyek di Negara sedang berkembang, sebab
peralatan/mesin-mesin yang kita pesan berasal dari Negara maju (developed countries)
yang padat modal (capital intensive), dengan demikian mesin-mesin tersebut mempunyai
tingkat teknologi yang tinggi yang kurang mempergunakan tenaga manusia. Sedangkan
mesin-mesin/peralatan ini akan dipergunakan di negara-negara berkembang (developing
countries) yang padat karya (labour intensive) dan kurang memilki tenaga-tenaga
terdidik/ahli (scarce of technical skill). Oleh karena itu di dalam memilih alternative mesin-
mesin/peralatan-peralatan harus di dasarkan pada pertimbangan sebagai berikut:
2) Kapasitas output produksi
3) Kualitas kemampuan (quality capacity)
4) Tenaga yang diperlukan (baik jumlah maupun keahlian)
5) Peralatan tersebut dikenal dan mudah penggunaannya
6) Mudah dalam perawatan, maksudnya, suku cadang (spare parts) mudah
diperoleh dan mudah untuk memperoleh tenaga teknis untuk memperbaikinya
7) Bahan yang diperlukan
8) Biaya untuk pemasangan
9) Kebutuhan tenaga penggerak (power), air, udara, bahan baku atau bahan-bahan
lainnya yang diperlukan.
10) Umur ekonomis dari peralatan/mesin tersebut
72
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
11) Resiko teknis
12) Import atau produksi dalam negeri.
Dewasa ini para produsen yang memiliki mesin produksi dalam menjual produknya
menyertakan informasi yang berhubungan dengan mesin tersebut, yaitu sebagai berikut:
1. Factory Plant Layout (susunan peralatan/mesin produksi pabrik).
2. Kondisi luas dan konstruksi bangunan pabrik yang dibutuhkan.
3. Flow chart produksi dan fungsi masing-masing peralatan mesin.
4. Jumlah kebutuhan detail tenaga operator mesin produksi.
5. Kapasitas maksimum produksi perjam baik input (total bahan baku yang diolah) maupun
output (total produk yang dihasilkan).
6. Spesifikasi mesin produksi, antara lain:
Ukuran masing-masing mesin (panjang X tinggi x lebar).
Kebutuhan minimal operasional mesin produksi, misalnya kebutuhan power/listrik
(KW), air (Lt/h) air/udara (NL/min), steam (Kg/h), dll.
Peralatan mesin tambahan lain yang disediakan sendiri oleh importer, yang telah
diproduksi di Negara pembelian mesin produksi tersebut (pembelian disebut dengan
local purchase), misalnya generator set (genset) untuk memenuhi kebutuhan listrik,
dll.
Berdasarkan informasi di atas kita dapat mengambil keputusan apakah akan
menggunakan mesin produksi tersebut atau memilih mesin produksi lain. Keputusan ini
dapat diambil dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:
1. Investasi (biaya) untuk pembangunan pabrik. Sebagai contoh:
a) Harga mesin itu sendiri
b) Berdasarkan factory plant layout, biaya pembengunan pabrik termasuk luias tanah yang
diperlukan.
c) Dari spesifikasi mesin:
Ukuran mesin untuk menghitung biaya transportasi ke pabrik, yaitu biaya sewa truk
trailer dengan panjang tertentu.
Terhadap consumption mesin produksi yang dibutuhkan, apakah dapat terpenuhi dan
bila terpenuhi berapakah biaya yang harus disiapkan.
2. Kapasitas maksimum produksi per jam terhadap:
73
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
a) Input: apakah tersedia bahan baku dan berapakah biaya yang harus disiapkan untuk
penyediaan bahan baku.
b) Output: apakah hasil produknya dapat memberikan income (pendapatan) yang memadai
(baik dari sisi kuatitas dan kualitas) sehingga menjadi proyek tersebut layak (feasible)
3. Dari jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dapat dihitung besarnya biaya operasional dan
investasi yang dibutuhkan.
4. Dengan mempelajari flow chart produksi dan fungsi masing-masing peralatan mesin,
maka dapat dipelajari kehandalan, efektifitas, dan efisiensi dari mesin tersebut.
Seluruh data informasi mengenai mesin produksi tersebut disampaikan dalam
proyek proposal, baik dalam uraian aspek produksi maupun dalam aspek keuangan,
sebagai bahan perhitungan dalam menilai layak (feasible) atau tidak layaknya proyek
tersebut untuk dilaksanakan. Sedangkan gambar layout factory plan dan data spesifikasi
mesin disajikan dalam bagian lampiran.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa masalah mesin produksi ini juga
dapat mempengaruhi dan medukung seluruh perencanaan usaha yang diharapkan.
Namun demikian seiring dijumpai beberapa produsen mesin produksi tidak
mempersiapkan pembangunan pabrik dengan cara seperti di atas (satu paket), sehingga
perusahaan harus melakukan perencanaan produksi sendiri.
Berdasarkan data-data yang dipertoleh sebagaimana tersebut di atas, maka untuk
memilih alternative peralatan/mesin mana yang akan dipergunakan/dibeli, dilakukan
analisis ekonomi terhadap setiap alternative mesin/peralatan tersebut dengan oenekanan
analisa pada investasi yang ada (initial investment), umur ekonomi, dan biaya operasional
(operating cost). Mengenai analisis ekonomi ini akan dibicarakan/dibahas lebih lanjut.
Apabila telah diputuskan alternative peralatan/mesin mana yang akan digunakan,
maka langkah selanjutnya adalah menyiapkan kerangka susunan (lay out of phisycal
facilities) dan berdasarkan kerangka susunan tersebut mulailah dijajaki kemungkinan/
pilihan terhadap lokasi dimana proyek tersebut akan dibangun.
4. Lay Out Pabrik/Produksi
Layout pabrik merupakan keseluruhan bentuk dan penempatan fasilitas-fasilitas yang
diperlukan dalam proses produksi. Baik untuk produksi barang maupun jasa, tata letak
74
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
(Layout) menjadi penting karena jika memunculkan hambatan dan bisa meningkatkan
biaya produksi, menjadikan penghamburan sumber daya yang sia-sia, tata letak yang ada,
penumpukan produk-produk, serta menghambat produksi, maka perlu dilakukan
pembenahan tata letak .
Layout yang baik memiliki kriteria :
a) Meminimalkan jarak angkut antar bagain,
b) Aliran material yang baik,
c) Efektif dalam penggunaan ruang,
d) Luwes dan indah,
e) Memberikan keselamatan atas barang-barang yang diangkut,
f) Memungkinkan adanya perluasan bisnis,
g) Meminimalkan biaya produksi,
h)memberikan jaminan keamanan yang cukup bagi keselamatan tenaga kerja.
Layout dapat diatur berdasarkan kriteria berikut :
a) Produk oriented Layout, yaitu pengaturan mensin atau work stations menurut urut-
urutan proses produksi, mulai dari proses bahan baku sampai menjadi barang jadi.
Layout ini banyak digunakan pada pabrik dengan proses produksi berkesinambungan
(continous production process). Transportasi material dari satu mesin ke mesin
lainnya dilakukan dengan menggunakan ban berjalan (conveyor).
b) Process oriented layout, yaitu pengelompokan operasi kegiatan mesin-mesin,
peralatan dan tenaga kerja yang melakukan pekerjaan yang sama pada satu area
tertentu di dalam pabrik. Pendekatan ini disebut juga sebagai fungtional layout.
Type layout dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu sebagai berikut:
a) Layout proses atau fungsional yaitu proses mesin dan peralatan yang memfunyai
fungsi yang sama dikelompokkan dan ditempatkan dalam satu tempat atau ruang
tertentu. Layout ini cocok bagi perusahaan yang berproduksi untuk pesanan dimana
banyak pesanan yang berbeda, baik dalam bentuk, kualitas, maupun jumlahnya.
b) Layout produk atau garis, yaitu produk mesin dan peralatan disusun berdasarkan
urutan operasi yang diperlukan untuk produk yang akan dibuat. Layout ini cocok
digunakan bagi perusahaan yang berproduksi secara terus- menerus dalam jumlah
yang besar.
75
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
c) Layout kelompok yaitu mesin dan peralatan yang memuat serangkaian komponen
yang sama dikelompokkan pada suatu tempat. Layout ini merupakan kombinasi antara
Layout produk dan Layout proses.
Dengan adanya layout akan diperoleh berbagai keuntungan yaitu :
a) Memberikan ruang gerak yang memadai untuk beraktivitas dan pemeliharaan.
b) Pemakaian ruangan yang sukses
c) Mengurangi biaya produksi maupun investasi
d) Aliran material menjadi lancer
e) Biaya pengangkutan material dan barang jadi menjadi rendah
f) Kebutuhan persediaan yang rendah
g) Memberikan kenyamanan, kesehatan dan keselamatan kerja yang lebih baik.
Dalam manajemen produksi dikenal 3 (tiga) cara penyusunan mesin produksi atau
peralatan produksi, yaitu:
a. Penyusunan secara departemental (process/functional layout)
Yaitu penempatan mesin yang sejenis dalam satu ruangan yang sama. Contohnya,
mesin pabrik tekstil.
Kelebihan:
Kerusakan satu buah mesin tidak akan mempengaruhi mesin lain dalam ruangan tersebut,
serta tidak akan membuat proses produksi lainnya terganggu.
Kekurangan:
Tingginya ongkos transport intern pabrik (misalnya ongkos angkut barang produksi dalam
proses dari satu ruangan produksi ke ruang produksi lainnya.
b. Penyusunan secara product layout (volgroep)
Yaitu seluruh mesin disusun dalam suatu rangkaian proses produksi, sehingga barang
produksi dalam proses mengalir dari mesin pertama hingga terakhir yang menghasilkan
final product.
\Kelebihan:
Rendahnya ongkos transport intern pabrik, karena barang produksi dalam proses mengalir
dari satu mesin ke mesin lain secara otomatis.
Kekurangan:
Bila terjadi kerusakan mesin maka rangkaian mesin berikutnya akan mengalami stagnasi
(penganmgguran) yang selanjutnya akan mendongkrak biaya produksi.
76
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
c. Penyusunan secara fixed position layout.
Yaitu penyusunan produksi dengan meletakkan seluruh komponen proses produksi di
(dekat) tempat produksi dilaksanakan. Penyusunan ini biasanya dilakukan oleh perusahaan
yang proses produksinya selalu berpindah tempat.
Untuk Lay-out masing-masing gedung, ruangan tentu berbeda-beda. Usahakan lay-
out ruangan senyaman mungkin dengan susunan meja, kursi dan peralatan lainnya.
Demikian juga untuk lay-out pabrik. Dalam hal penyusunan mesin juga harus diperhatikan
faktor keamanan. Kedua lay-out ini saling mendukung kenyamanan dan keamanan
karyawan dan konsumen dalam berurusan dengan perusahaan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk lay-out gedung adalah sebagai berikut:
Bentuk gedung yang memberikan kesan bonafide
Lokasi luas dan aman
Keamanan di sekitar gedung
Tersedia tempat ibadah
Tersedia fasilitas telepon umum atau fasilitas lainnya.
Sedangkan untuk lay-out ruangan yang harus diperhatikan adalah:
1. Suasana ruangan terkesan luas dan lega
2. Tata letak kursi dan meja serta perobatan lainnya
3. Mesin, penerangan dan ventilasi
4. Hiasan dalam ruangan
C. Penutup
1. Tugas-tugas
a. Buku bacaan materi kuliah telah dibaca oleh mahasiswa sebelum mengikuti kuliah
b. Membuat makalah individu yang obyek garapannya sesuai dengan materi yang diberikan
oleh dosen.
c. Mahasiswa diwajibkan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dan
dikumpulkan tepat sesuai dengan jadwal yang disepakati.
2. Soal Perlatihan
a) Jelaskan variebel-variabel utama dalam pemilihan lokasi bisnis.
b) Jelaskan pertimbangan dalam memilih mesin-mesin dan peralatan pada aspek
77
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
produksi. c) Jelaskan 3 macam tipe layout (tataletak) pabrik/proses produksi.
2. Daftar Bacaan
Djamin Zulkarnain. 1993. Perenccanaan Dan Analisa Proyek. Edisi ketiga. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi. Universitas Indonesia. Jakarta.
Johan Suwito. 2011. Studi Kelayakan Pengembangan Bisnis. Penerbit Graha Ilmu, Jakarta.
Kasmir, dan Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Penerbit Predana Media, Jakarta.
Soesarsono. 2003. Memulai dan Menggerakkan Wirausaha. Jurusan Teknologi Industri Pertanian. FATETA IPB. Bogor.
Sucipto Agus. 2010. Studi Kelayakan Bisnis (Analisis dan Studi Kasus). Penerbit Uin-Maliki Press, Malang.
Suliyanto. 2010. Studi Kelayakan Bisnis (Pendekatan Praktis). Penerbit ANDI, Yogyakarta.
78
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
BAHAN PEMBELAJARAN VIASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN
VII. ASPEK MANAJEMEN DAN ORGANISASI A. PENDAHULUAN
79
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
1. Sasarana Pembelajaran Dapat mengidentifikasi komponen penting yang harus diuraikan dalam aspek
organisasi dan manajemen
2. Strategi Pembelajaran
ceramah
tugas mandiri
3. Manfaat Pembelajaran
Matakuliah ini merupakan mata kuliah aplikasi yang menuntut mahasiswa dapat
memberikan gambaran tentang aspek manajemen dan organisasi yang dianalisis dalam
studi kelayakan dan mengaplikasikan langsung dalam pengambilan keputusan di
bidang peternakan
4. Deskripsi Matakuliah
Analisis aspek manajemen dan organisasi merupakan salah satu aspek yang penting
dalam studi kelayakan bisnis.Untuk menjalankan proyek dan mengoperasikan bisnis
diperlukan manajemen. Aspek manajemen dalam pembahasan ini lebih terkait dengan
manajemen proyek dan manajemen sumber daya manusia. Sedangkan aspek organisasi
berkaitan dengan bentuk organisasi dan segala kelengkapan yang akan dibuat dan
selanjutnya dianalisis proses pengadaan sumber daya manusia untuk menduduki dan
memegang bagian dari fungsi organisasi sesuai dengan yang direncanakan. Proses
pemanfaatan sumber daya yang dimiliki organisasi atau perusahaan tidak akan optimal
apabila prinsip-prinsip manajemen tidak diterapkan secara konsisten.
B. URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN
1. Manajemen Proyek
80
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Manajemen proyek dibentuk untuk merealisasikan kegiatan yang telah
direncanakan dalam studi kelayakan bisnis dengan batas waktu tertentu. Kegiatan dalam
manajemen proyek terkait dengan pembangunan di bidang fisik sebelum bisnis beroperasi.
Pembangunan fisik dilakukan untuk menyediakan sarana dan prasaran operasional
perusahaan yang akan didirikan/ dibangun. Batasan waktu dalam pelaksanaan kegiatan
pembangunan instruktur ini menjadi ciri khas suatu proyek sebab berhubungan alokasi
sumber dan jadwal kegiatan.
Dengan demikian, sebenarnya masa pembangunan proyek adalah bukan hanya
pembangunan sarana fisik saja, tetapi berbagai sarana lain, sampai proyek melakukan
produksi percobaan. Kegiatan yang penting adalah bagaimana kita bisa menjadwalkan
berbagai kegiatan yang memerlukan berbagai sumber daya, mengkoordinasikan kegiatan-
kegiatan tersebut agar membentuk suatu kesatuan kegiatan, sehingga proyek nantinya bisa
beroperasi tepat pada waktunya. Tentu saja dalam menyelesaikan kegiatan-kegiatan ini
perlu diperhatikan factor biaya. Secara umum akan ada trade off antara biaya dan waktu
penyelesaian. Semakin cepat waktu penyelesaian semakin tinggi biaya yang harus
ditanggung.
Agar kegiatan proyek dapat berjalan dengan baik, maka kegiatan tersebut harus
direncanakan dengan baik serta pengendalian kegiatan yang tepat guna. Perencanaan
dipakai sebagai acuan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang
ditetapkan, kemudian dipakai sebagai alat pengendalian. Alat yang dip[akai untuk
melakukan perencanaan dan pengendalian pekerjaan dinamakan jadwal dan kegiatan
menyusun jadwal tersebut dinamakan penjadwalan. Sebuah proyek hanya mungkin
dilaksanakan dalam waktu yang paling singkat apabila pekerjaan yang disusun sedemikian
rupa sehingga sistematis dan tidak tumpang tindih.
Perencanaan jaringan kerja disusun menurut urutan pelaksanaan pekerjaan secara
sistematis dan terpadu sehingga dicapai waktu penyelesaian dan alokasi sumber daya
perusahaan secara optimal dinamai penjadwalan proyek.
Pada umumnya manfaat penjadwalan proyek adalah :
Menyediakan informasi mengenai urutan pekerjaan menurut prioritasnya
Menyediakan informasi mengenai saat memulai dan saat seharusnya menyelesaikan
sebuah tugas pekerjaan
81
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Memberikan informasi mengenai pekrjaan yang dapat ditunda pelaksanaannya dengan
tanpa menunda waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan
Memberikan informasi mengenai pekerjaan yang dapat dipercepat penyelesaiannya
serta waktu percepatan yang memenuhi syarat sehingga percepatan itu memberikan
manfaat yang optimal kepada perusahaan
Untuk memudahkan pengendalian pekerjaan serta memudahkan pengalokasian dan
pengendalian penggunaan sumber daya perusahaan.
2. Struktur Organisasi/Kelembagaan
Struktur organisasi adalah susunan dan hubungan-hubungan antar komponen
bagian-bagian dan posisi-posisi dalam suatu organisasi. Struktur organisasi
menggambarkan peran formal, prosedur, mekanisme pengawasan, kewenangan, dan proses
pengumpulan kebijakan. Tujuan disusunnya struktur organisasi adalah agar pekerjaan
dapat diselesaikan dengan lebih baik dibandingkan tanpa adanya pembagian tugas kerja.
Pembagian departemen atau bagian-bagian dalam suatu organisasi dapat
dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu :
a. Struktur organisasi fungsional
Struktur organisasi fungsional merupakan struktur organisasi yang mengelompokkan
individu-individu pada organisasi berdasarkan pekerjaan yang sama. Struktur demikian
cocok diterapkan pada organisasi yang masih kecil dengan sumber daya terbatas dan lini
produk yang dihasilkan tidak banyak. Bentuk dari struktur organisasi fungsional dapat dilihat
pada gamber 3.
82
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
b. Struktur organisasi produk
Struktur organisasi produk merupakan struktur organisasi yang mengelompokkan
individu-individu berdasarkan jenis produk yang dihasilkan/dipasarkan. Pada struktur
organisasi ini individu-individu yang memproduksi/memasarkan produk yang sama
dikelompokkan menjadi satu titik. Struktur organisasi ini cocok diterapkan jika organisasi
tersebut memproduksi lini produk yang banyak. Bentuk struktur organisais produk dapat
dilihat pada gambar 4.
Struktur organisasi produk memiliki kelebihan dan kekurangan yang di uraikan pada tabel
berikut :
83
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
c. Struktur organisasi matriks
Struktur organisasi matriks merupakan kombinasi dari struktur organisasi fungsional
dan strukttur organisasi produk. Pada struktur organisasi ini seseorang dalam organisasi
memiliki dua posisi, baik posisi pada fungsi maupun posisi pada produk yang
dihasilkan/dipasarkan. Struktur organisasi matriks cocok untuk organisasi yang kompleks.
Struktur organisasi matriks memiliki kelebihan dan kekurangan yang di uraikan pada
tabel berikut:
3. Job Deskripsi Jabatan dan Job Spesifikasi Ketenagakerjaan
84
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
a) Job Deskripsi Jabatan
Deskripsi jabatan merupakan uraian tentang tugas, kewajiban suatu jabatan tertentu.
Dengan adanya deskripsi jabatan, maka diharapkan dapat mengetahui seluk- beluk
pekerjaan, mulai dari fungsi pekerjaan, tugas, tanggung jawab dan wewenang, pengawasan
yang diberikan dan diterima, hubungan dengan jabbatan-jabatan lain, bahan dan alat yang
digunakan, kondisi kerja, penjelasan istilah dalam pekerjaan, dan keterangan tambahan
yang diperlukan. Fungsi setiap departemen harus jelas, tidak terjadi tumpang tindih dalam
kegiatan pekerjaan, dan menghindari adanya pengulangan pekerjaan yang sama oleh
bagian yang berbeda.
Deskripsi jabatan semestinya memuat hal-hal sebagai berikut :
- Identifikasi jabatan
- Ringkasan jabatan
- Tugas yang akan dilaksanakan
- Pengawasan yang diberikan dan diterima
- Hubungan dengan jabatan-jabatan lainnya
- Bahan-bahan, alat-alat dan mesin yang digunakan
- Kondisi kerja
- Penjelasan istilah-istilah yang tidak lazim
- Komentar tambahan untuk melengkapi penjelasan sebelumnya.
Untuk lebih jelasnya mengenai deskripsi jabatan, maka diberikan contoh deskripsi
jabatan Kepala Cabang Bank Perkreditan Rakyat (BPR) sebagai berikut :
85
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
b) Job spesifikasi Ketenagakerjaan
Setelah deskripsi pekerjaan dibuat, langkah selanjutnya adalah menentukan siapa saja
yang akan menjalankan pekerjaan tersebut. Untuk dapat menjalankan pekerjaan sesuai
dengan yang telah diuraikan dalam deskripsi jabatan, diperlukan orang yang cocok atau
mampu melaksanakan segala tugas dan kewajiban sesuai dengan deskripsi jabatannya.
Proses penentuan kriteria orang yang dapat memangku jabatan disebut dengan spesifikasi
jabatan.
Spesifikasi jabatan adalah penentuan syarat-syarat minimum yang dapat diterima
agar seseorang dapat menjalankan suatu pekerjaan dengan baik. Contoh spesifikasi jabatan
untuk seorang teller pada sebuah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah sebagai berikut.
86
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
C. PENUTUP
1. Tugas-tugas
a. Buku bacaan materi kuliah telah dibaca oleh mahasiswa sebelum mengikuti kuliah
b. Membuat makalah individu yang obyek garapannya sesuai dengan materi yang
diberikan oleh dosen.
c. Mahasiswa diwajibkan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dan
dikumpulkan tepat sesuai dengan jadwal yang disepakati.
2. Soal Perlatihan
a. Jelaskan apa pentingnya manajemen dalam suatu proyek!
b. Jelaskan pembagian departemen atau bagian-bagian dalam suatu organisasi !
c. Jelaskan hal-hal yang dimuat dalam deskripsi jabatan!
87
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
3. Daftar Bacaan:
Kasmir, dan Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Penerbit Predana Media, Jakarta.
Sucipto, Agus. 2010. Studi Kelayakan Bisnis (Analisis dan Studi Kasus). Penerbit Uin-Maliki Press, Malang.
Suliyanto. 2010. Studi Kelayakan Bisnis (Pendekatan Praktis). Penerbit ANDI, Yogyakarta.
88
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
BAB VIII. ASPEK FINANSIAL
A. PENDAHULUAN
1. Sasarana Pembelajaran
Dapat mengidentifikasi komponen penting yang harus diuraikan dalam aspek
finansial
2. Strategi Pembelajaran
Ceramah
Tugas Mandiri
3. Manfaat Pembelajaran
Matakuliah ini merupakan mata kuliah aplikasi yang menuntut mahasiswa dapat
memberikan gambaran tentang aspek finansial dalam studi kelayakan dan
mengaplikasikan langsung dalam pengambilan keputusan di bidang peternakan.
4. Deskripsi Matakuliah
Aspek finansial merupakan aspek terpenting dalam sebuah proyek proposal karena
melalui aspek finansial dapat diketahui dengan sesungguhnya seluruh keadaan proyek
yamg direncanakan. Setiap penyandang dana atau bank selalu meminta pengusaha
(pengusul proyek proposal) untuk menyampaikan Cash Flow Projection (proyeksi aliran
kas).
Sebuah proyek proposal bisa ditolak oleh penyandang dana karena kesalahan,
ketidak-telitian dan bahkan ketidaktahuan pengusaha dalam menyajikan aspek financial
karena meraka menganggap proyek yang diajukan tidak layak untuk dilaksanakan. Oleh
sebab itu kehati-hatian dan ketelitian yang tinggi sangat dituntut dalam penyusunan aspek
finansial.
B. URAIAN PEMBELAJARAN
1. Identifikasi Komponen Biaya dan Penerimaan
Langkah-langkah yang diperlukan dalam proses analisa financial, adalah:
Langkah pertama, tentukan:
90
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
1) Rencana/target penjualan (sales plan): berdasarkan data-data yang diperoleh dari analisa
pasar, dtentukan hasil penjualan (sales revenue) setiap tahunnya, yaitu:
Q x Price.
2) Hasil-hasil/pendapatan (income) lainnya setiap tahun.
3) Biaya-biaya meliputi:
a. Biaya operasional (operation cost), antara lain:
i. Bahan mentah/bahan penolong
ii. Energi seperti: solar, bensin, listrik, telepon, air dan sebagainya
iii. Gaji (manager fee), upah buruh
iv. Peralatan kantor
v. Biaya latihan keterampilan
vi. Biaya pemeliharaan (mainternance cost)
vii. Biaya-biaya overhead lainnya.
b. Penyusutan (depresiasi)*)
c. Pembayaran utang /kredit**), meliputi:
Angsuran hutang pokok (principal)
Angsuran bunga (interest)
d. Pajak***)
Penjelasan:
*) = Tidak diperhitungkan lagi dalam evaluasi sebagai pengeluaran (project
expenditures), sebab investasi sudah diperhitungkan sebagai biaya. Apabila
penyusutan diperhitungkan lagi dalam evaluasi, akan terjadi “double counting”.
Yang dimasukkan dalam perhitungan adalah salvage value-nya pada akhir umur
proyek, dan salvage value ini akan menambah profit/revenue.
Di dalam neraca perhitungan rugi laba, penyusutan dihitung sebagai biaya operasi
yang merupakan cerminan biaya modal.
**) = Angsuran utang pokok dan angsuran bunga, dalam evaluasi yang menitik beratkan
pada analisa ekonomis, tidak diperhitungkan. Tetapi dalam evaluasi yang menitik
beratkan pada analisa finansial, harus diperhitungkan.
***) = Pajak, dalam evaluasi yang menitik beratkan pada analisa ekonomis, tidak
diperhitungkan, merupakan “transfer of payment”
91
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
b. Langkah-kedua, berdasarkan data-data analisa pasar dan analisa teknis, serta data-data
yang diperoleh dan dihitung dalam langkah pertama, kita mengidentifikasi biaya dan
manfaat proyek (cost and benefit) sbb:
Biaya Proyek
Pada hakekatnya biaya proyek dapat digolongkan menjadi :
1. Investment (capital) cost, lazim dinyatakan sebagai initial investment = Ko
2. Operation/production and mainternance cost.
1) Investment (Ko):
Merupakan biaya-biaya proyek yang dikeluarkan untuk keperluan investasi
(sebelum proyek beroperasi), misalnya: untuk tanah, konstruksi, peralatan dan
sebagainya.
Biaya investasi proyek dapat diperhitungkan pada waktu:
a. Investasi tersebut dikeluarkan
Cara perhitungan ini akan timbul pada proyek-proyek yang dana investasinya tidak
terikat untuk suatu proyek tertentu.
b. Pinjaman untuk investasi dilunasi beserta bunganya.
Biasanya perhitungan ini akan timbul apabila prpyek dibiayai oleh dana
khusus/pinjaman khusus untuk proyek tersebut.
Berbagai Macam Investasi Cost (biaya investasi)
a. Engineering dan feasibility studies
1) Preliminary design
Misalnya: biaya untuk feasibility study, biaya ini tidak diperhitungan dalam biaya proyek,
karena belum ada kepastian proyek diterima atau tidak.
2) Final design.
Biaya-baiaya untuk final design, diperhitungkan dalam biaya investasi, karena final design
dibuat setelah proyek diputuskan untuk dilaksanakan.
b. Tanah
Biaya tanah untuk proyek diperhitungkan sebagai biaya proyek, sedangkan dalam
analisa ekonomi disebut foregone output (hasil yang hilang), karena tanah digunakan
untuk proyek.
92
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
c. Biaya konstruksi dan pengadaan peralatan
1) Peralatan
Perlu diteliti untuk peralatan yang di impor. Dalam analisa ekonomi perlu diperhatikan
diterapakan atau tidaknya shadow price dari devisa.
2) Bahan-bahan
Perlu diteliti apakah merupakan barang yang diperdagangkan atau tidak. Dalam analisa
ekonomi, bila barang bersifat tradeable maka harga yang dipakai adalah harga c.i.f. (untuk
barang barang impor) dan harga f.o.b. (untuk barang barang eksport).
3) Tenaga kerja
Tenaga kerja perlu diperhatikan apabila merupakan:
Skilled labour (tenaga ahli/berpengalaman)
Dalam analisa financial dan ekonomi biasanya digunakan adalah gaji/upah yang
diterima karena gaj/upah skilled labour dianggap sama dengan shadow wage-nya.
Unskilled labour (buruh/tenaga tidak berpengalaman).
Dalam analisa ekonomi, yang dihitung adalah shadow wage-nya (foregone output) dari
unskilled labour, yang biasanya lebih rendah dari upahnya. (dijelaskan lebih lanjut
dalam analisa ekonomi).
d. Bunga selama masa konstruksi
Kadang-kadang biaya bunga dimasukkan dalam biaya investasi tetapi tidak dibayar
sebelum proyek mulai menghasilkan. Dalam hal ini selama masa konstruksi bunga
bukan merupakan biaya ekonomis.
Tetapi bila bunga harus dibayar selama masa konstruksi, perlu diperhatikan, bila biaya
investasi diperhitungkan pada saat investasi dikeluarkan, maka perlu dihitung karena
sudah termasuk dalam biaya investasi keseluruhan. Bila yang nerupakan biaya adalah
pelunasan dan bunga, modal/hutang, maka bunga masa konstruksi diperhitungkan.
e. Modal kerja
Dianggap biaya dan dimasukkan sebagai biaya tahun pertama digunakan.
Disamping biaya investasi tersebut di atas, ada investasi yang merupakan
pembaharuan /penggantian (replacement) yang pengeluarannya terjadi pada waktu proyek
sedang berjalan.
Nilai investasi dan modal kerja yang masih tersisa waktu proyek berakhir memiliki value
karena merupakan keuntungan proyek.
93
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
2) Biaya produksi dan pemeliharaan (O & M cost)
Merupakan biaya rutin tahunan yang dikeluarkan untuk operasi/produksi dan
pemeliharaan (O& M cost).
Yang termasuik biaya-biaya rutin ini adalah biaya biaya untuk:
a) Bahan baku yang digunakan dalam produksi
b) Bahan penolong
c) Air, listrik, telepon
d) Bahan bakar
e) Peralatan kantor
f) Pemeliharaan gedung-gedung, mesin-mesin dan sebagainya
g) Gaji,upah
h) Lain-lain.
Beberapa biaya lain yang tidak termasuk dalam biaya proyek:
a) Sunk cost : biaya yang sudah dikeluarkan sebelum ada keputusan proyek dilaksanakan.
b) Penyusutan : tidak dimasukkan dalam biaya proyek, karena biaya investasi telah
dimasukkan biaya proyek. Pemasukan penyusutan sebagai biaya proyek akan
menimbulkan double counting.
Project Benefit
Pada hakekatnya benefit (manfaat) dari proyek biasanya digolongkan menjadi :
1) direct benefit
2) indirect benefit
3) intangible benefit.
Selengkapnya diuraikan berikut ini:
1) Direct Benefit
Direct benefit ini disebabkan karena adannya kenaikan nilai output proyek yang
dapat disebabkan karena:
a. Kenaikan dalam nilai produk fisik
Dalam hal ini kita asumsikan permintaan produk elastis. Dengan penurunan harga 1%, tiga
jumlah barang yang diminta naik lebih dari 1% sehingga total penerimaan total naik.
b. Perbaikan kualitas produk
94
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Bila kualitas produk naik, maka meskipun jumlah produk tetap, harga bias naik (karena
nilai produk naik), sehingga penerimaan total naik.
c. Perubahan lokasi dan waktu penjualan
Dengan merubah/menindahkan waktu dan lokasi penjualan hasil produksi, menunjukkan
permintaan produk naik, sehingga total penerimaan bisa naik.
d. Perubahan bentuk (grading processing)
Misalnya: penggilingan daging: pengalengan daging dan sebagainya. Benefit dari proyek
biasa terjadi karena adanya penurunan cost yang berupa:
Mekanisasi: dengan penggunaan mesin, akan mengakibatkan penghematan waktu, hal
ini akan mengurangi biaya per unit.
Perubahan biaya pengangkutan: dengan pembaharuan alat transport proyek,
mengakibatkan penghematan waktu pula, sehingga mengakibatkan pengurangan biaya.
Penurunan atau penghindaran kerugian: misalnya proyek pergudangan, menghindari
kerusakan barang.
2) Indirect Benefit
Benefit yang timbul di luar proyek (faktor eksternal) yang disebabkan karena adanya
proyek lain. Misalnya:
Benefit yang timbul karena adanya proyek jalan raya.
Benefit yang timbul karena adanya Economic Advantage dari proyek lain.
Benefit yang timbul karena adanya mutu tenaga kerja.
3) Intangible Benefit
Benefit proyek yang timbul yang sulit diukur dengan uang, misalnya:
Perbaikan lingkungan
Perbaikan distribusi pendapatan
Perbaikan keamanan dan sebagainya.
Dari item-item tersebut di atas kita persiapkan project budget (biaya proyek), meliputi
perkiraan:
1. Anggaran pelaksanaan (implementasi budget)
2. Anggaran operasional (operasional budget)
Contoh kedua anggaran yaitu anggaran pelaksanaan dan anggaran opeasional masing-
masing dapat dilihat pada tabel 5 dan 6 :
95
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
c. Langkah ketiga, berdasarkan data-data yang tersebut di atas, kita susun rencana
penerimaan dan pengeluaran (pro forma income statement). Pro forma income
96
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
statetment ini penting dalam rangka financial forecasting karena akan menggambarkan
the income projection, yang akan mejawab, apakah rencana investasi proyek tersebut
menguntungkan (profitable) pada tingkat produksi (at the volume of production) yang
direncanakan, serta kemungkinan-kemungkinan untuk perluasan/expansion di
kemudian hari serta pembagian keuntungan kepada pemegang sahamnya. Dengan
perkataan lain, pro forma income statement ini akan menjawab,alternative mana yang
layak (feasible alternatives)
2. Penyusunan Cash Flow
Aspek keuangan merupakan aspek terpenting dalam sebuah proyek proposal karena
melalui aspek keuangan dapat diketahui dengan sesungguhnya seluruh keadaan proyek
yamg direncanakan. Setiap penyandang dana atau bank selalu meminta pengusaha
(pengusul proyek proposal) untuk menyampaikan Cash Flow Projection (proyeksi aliran
kas).
Sebuah proyek proposal bias ditolak oleh penyandang dana karena kesalahan, ketidak-
telitian dan bahkan ketidaktahuan pengusaha dalam menyajikan aspek financial karena
meraka menganggap proyek yang diajukan tidak layak untuk dilaksanakan. Oleh sebab itu
kehati-hatian dan ketelitian yang tinggi sangat dituntut dalam penyusunan aspek keuangan.
Dalam aspek keuangan, perlu disajikan berbagai perhitungan keuangan atas
rencana usaha. Berikut ini uraian mengenai cara perhitungan aspek keuangan.
1. Total Investasi
Uraian total investasi dibagi dalam 3 bagian:
Bagian penjelasan atas investasi
Total investasi secara umum
Break down (perincian detail) dari total investasi.
Ad. 1.1. Bagian penjelasan atas investasi.
Sub aspek pinjaman dana (The Loan) :
a) Nilai total pinjaman dana
b) Besaranya bunga atas pinjaman tersebut (%pertahun)
c) Lama masa pinjaman dana (term of loan) dalam bulan, semester, tahun dsb)
d) Grace period atau masa tunda di awal pembayaran pinjaman, bias dalam
bulan, semester, tahun, dst.
97
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
e) Biaya penmgurusan bank (financing cost) yang dibebankan (biasanya
dalam bentuk persentase dari total investasi).
f) Modal sendiri (equity) yang diikut sertakan dalam investasi proyek.
g) Informasi lain yang berkaitan dengan investasi yang dimohonkan.
Ad. 1.2. Total investasi secara umum
Total investasi yang diminta disajikan secara umum dengan menyampaikan
hal berikut:
a) Investasi untuk barang modal dan fasilitasnya (prasarana/infrastruktur)
b) Investasi untuk working capital (modal kerja)
c) Investasi untuk biaya pra-operasional
d) Investasi untuk contingencies (biaya tak terduga)
Adapun besarnya contingencies biasanya dalam bentuk persentase dari
total investasi (prasrana/infrastruktur + modal kerja + biaya pra-operasi).
Besarnya persentase ditetapkan berdasarkan keyakinan terhadap harga-
harga atau biaya-biaya yang telah dicantumkan dalam total investasi di
atas, dan berdasarkan perkiraan kenaikan harga barang dan biaya lainnya
yang dibutuhkan.
Apabila yakin dengan biaya atau harga barang yang telah dimasukkan ke
dalam investasi, maka besarnya contingencies ± 5%, namun jika tidak
yakin biasanya lebih besar dari 5%.
Ad. 1.3. Break down total investasi
Adalah perhitungan detail dari total investasi secara umum yang telah diuraikan
sebelumnya.
2. Profit Loss Proforma
Profit loss proforma adalah estimasi (perkiraan) perhitungan keuntungan usaha yang
direncanakan. Melalui perhitungan ini dapat diketahui pula kerugian usaha yang
mungkin terjadi (hasil negative di akhir perhitungan)
Pada dasarnya table profit loss proforma memuat selisih hasil perhitungan
antara penerimaan (revenue/income) dari hasil penjualan produk dengan segala macam
pengeluaran yang berkaitan dengan produksi. Karenanya table terdiri dari:
Biaya prpduksi
98
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Biaya operasi
Pembayaran bunga pinjaman
Pembayaran pajak
Hasil selisih perhitungan disebut laba bersih/net profit/earning after tax (EAT).
Dalam profit loss proforma ataupun statement, pengembalian pokok pinjaman
(capital payment) bukan merupakan bagian dari pengeluaran yang diperhitungkan.
Perhitungan pengembalian capitan payment diperhitungkan dalam cash flow projection
atau cash flow statement, karena pengembalian pokok pinjaman merupakan
pembelanjaan yang telah dilaksanakan pada waktu lampau. Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa profit los proforma/statement juga menggambarkan atau mengukur
operasional produksi dengan menganalisa besarnya biaya produksi yang dikeluarkan.
3. Cash Flow Projection
Cash flow adalah suatu cara tertentu untuk mengetahui dana kas yang sesungguhnya
ada dalam aliran (flow) dana keuangan perusahaan.
Tabel cash flow projection terdiri dari:
a. Dua macam aliran kas (cash flow), yaitu:
Cash inflow (aliran kas masuk)
Cash out flow (aliran kas keluar)
b. Net cash flow (net cash proceeds/proceeds) yaitu selisih antara cash inflow dengan
cash outflow.
Dalam bagian cash inflow terdapat nilai earning after tax (EAT) yang kemudian
ditambahkan dengan nilai depresiasi. Perlu disampaikan di sini bahwa dalam ilmu
ekonomi dikenal 2 (dua) paham mengenai depresiasi:
1. Depresiasi adalah biaya yang akan digunakan untuk mengganti peralatan/barang
yang didepresiasikan, bila usia kegunaan peralatan/barang tersebut telah habis. Atas
dasar alas an itulah maka depresiasi bukan merupakan bagian dari income,
sekalipun sesungguhnya dana tersebut ada di dalam keuangan perusahaan.
Sehingga depresiasi tidak lagi menjadi bagian dari net cash flow.
2. depresiasi adalah sumber dana yang tersedia dan merupakan dana kas yang belum
terpakai. Karena itu dalam perhitungan cash flow, depresiasi dimasukkan sebagai
bagian dari inflow, sehingga depresiasi menjadi bagian net cash flow.
99
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Panduan ini mengacu pada paham kedua (2), yaitu depresiasi merupakan sumber dana
yang belum terpakai, sehingga dihitung dalam cash flow projection (dalam cash
inflow).
NPV (Net Present Value)
NPV merupakan salah satu teknik capital budgeting yang banyak digunakan
karena pertimbangan nilai waktu uang. Dengan demikian NPV merupakan alat untuk
mengimbangi kekurangan dari payback period.
NPV merupakan selisih antara net cash flow yang didiskonto (discount) pada
tingkat bunga minimum (pada tingkat cost of capital), dengan nilai investasi (initial
investasi/capital outlays)
Dalam proses perhitungan yang harus dihitung pertama kali adalah nilai sekarang yang
diinginkan atas dasar “discount rate”.
Apabila hasil perhitungan NPV adalah:
1. Positif atau net cash flow lebih besar dari initial investasi, maka investasi yang
diusulkan diterima.
2. Negatif, maka investasi yang diusulkan ditolak.
IRR (Internal Rate Return)
Adalah tingkat bunga (%) yang akan menyatakan jumlah nilai sekarang dari net
cash flow yang diharapkan diterima dengan jumlah initial investasi dari proyek.
IRR dapat pula didefenisikan sebagai tingkat bunga yang dapat membuat NPV
sama dengan nol, karena present value cash inflow pada tingkat bunga tersebut akan
sama dengan pengeluaran modal (initial investment/capital outlays).
Pada dasarnya IRR ≥ 0 menunjukkan proyek usaha yang direncanakan adapt
diterima, tetapi akan lebih baik lagi bila IRR lebih besar dari rate of return yang
dikehendaki (cost of capital).
Dalam melakukan perhitungan secara manual, daftar faktor harus digunakan untuk
menghitung nilai sekarang dari jumlah tahunan di waktu yang akan datang.
Contoh Perhitungan:.
Sebuah usaha memiliki net cash flow pada table 7.
100
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Untuk menghitung NPV dan IRR dengan cara manual mengikuti cara sebagai berikut:
1. Melakukan coba-coba dengan mencari tingkat bunga dalam daftar factor untuk
menghitung nilai sekarang dari jumlah tahunan di waktu yang akan dating, hingga
ditemukan rate yang sebenarnya.
2. Selanjutnya dengan mencoba angka bunga tertentu dan kemudian mencatat faktornya
sesuai dengan tahun rencana usaha. Langkahnya adalah:
a) Dengan bunga yang dicari dan factor-faktornya, carilah nilai NPV negative
yang terkecil.
b) Kemudian dengan bunga yang lebih kecil dari bunga yang menghasilkan NPV
negative terkecil. Carilah nilai NPV positif terkecil yang paling dekat dengan
angka NPV negative terkecil yang telah dihitung sebelumnya.
c) Kemudian gunakan rumus:
The Payback Period Analysis
Merupakan analisa terhadap waktu yang diperlukan untuk menutup kembali
(membayar lunas) investasi yang digunakan, dengan memakai perhitungan sebagai berikut:
1. Nilai dalam earning after tax (EAT) dan depresiasi dalam perhitungan profit loss
proforma.
2. Total nilai rata-rata net cash flow dalam perhitungan cash flow projection.
Ad. 1 Menggunakan Profit Loss Proforma
101
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Perhitungan payback period melalui profit loss proforma adalag dengan
menggunakan nilai earning after tax (EAT) dan nilai depresiasi.
Contoh : Data EAT dan Depresiasi dilihat pada table 8.
Perhitungan payback period:
Untuk menghitung maksimum payback period digunakan tabel cash flow projection,
dapat di lihat pada Tabel 9 (lihat lampiran)
Ad. 2 Menggunakan Cash Flow Projection Dalam payback period analysis, semakin pendek waktu yang diperlukan untuk
menutup kembali poko pinjaman maka investasi yang dilakukan semakin aman.
Tetapi seberapa besarnya kemungkinan investasi dapat diterima atau tidak,
maka harus ditetapkan berdasarkan apa yang disebut maximum payback period.
Bila payback period terjadi sebelum maksimum payback period maka investasi
disarankan untuk diterima. Sebaliknya jika melebihi maximum payback period
maka investasi dapat ditolak.
Seberapa tepat terjadinya payback period dan tahun berapa maximum payback
period sehingga investasi ini dapat diterima atau ditolak, dihitung dengan cara
berikut ini:
102
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Berdasarkan hasil sebelumnya diketahui bahwa payback period terjadi di tahun ke-
3, dengan nilai Rp 600.000,00 (angka positif pertama selama perhitungan
dilakukan). Maka investasi yang diusulkan dapat diterima.
3. Kriteria Kelayakan Finansial
Suatu proyek yang direncanakan tentu dengan maksud agar proyek tersebut dapat
memberikan keuntungan dan manfaat. Oleh karena itu dalam setiap perencanaan proyek
harus dipertimbangkan dan dihitung apakah proyek yang kan dilaksanakan itu
menguntungkan atau tidak. Jika proyek yang akan dilaksanakan, dianggap menguntungkan
maka proyek tersebut layak untuk dikerjakan, demikian pula sebaliknya, jika dari hasil
analisis diragukan apakah proyek akan dapat memberikan manfaat atau keuntungan, maka
proyek tersebut tidak layak. Pengertian “menguntungkan” dapat berbeda antara proyek
perorangan atau proyek swasta dengan proyek pemerintah.
Pengertian menguntungkan bagi perusahaan perorangan atau swasta adalah
keuntungan financial, sedangkan pengertian keuntungan pada proyek pemerintah adalah
manfaat yang mungkin berupa keuntungan ekonomi, social, keamanan, politis, karena
proyek pemerintah umumnya ditujukan untuk kepentingan orang banyak.
Suatu proyek hanya dapat memberikan keuntungan atau manfaat jika proyek itu
dapat dijalankan. Proyek hanya dapat dijalankan jika memenuhi persyaratan teknis, tidak
melanggar hokum, dapat diterima oleh masyarakat, dan dari segi politis serta keamanan
juga dapat diterima. Secara umum untuk dapat menyatakan proyek itu layak atau tidak,
perlu terlebih dahulu memenuhi tiga aspek utama:
1. Secara Teknis (prosedur, teknologis, organisasi) dapat dikerjakan.
2. Secara ekonomis dan financial menguntungkan.
103
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
3. Secara hukum, social, politis, keamanan dan lingkungan dapat
dipertanggungjawabkan.
Untuk dapat melakukan perhitungan yang didasarkan pada perbandingan
(comparison) antara benefit (B) dengan cost (C), kita pergunakan criteria (evaluation
criterion) yang didasarkan pada:
1. Undiscounted criteria, antara lain:
a) Membandingkan MEC dengan tingkat bunga (i), meliputi:
Bila MEC > (i), proyek adalah feasible
Bila MEC < (i), proyek tidak feasible
Bila MEC = (i), proyek break even point, (pada tingkat ini, tergantung pada investor,
apakah akan dilaksanakan atau tidak).
b) Rangking by inspection. Memilih investasi yang didasarkan atas selisih antara gross
benefits dengan operation dan mainternance cost (O & M cost)
c) Payback period, penilaian investasi, didasarkan pada pelunasan biaya investasi (cost) oleh
net benefit.
Undiscounted criterion ini, adalah ukuran atau criteria tanpa memperhitungkan apa yang
akan diperoleh dikemudian hari, nilainya saat ini.
Bagi proyek-proyek yang mempunyai economic life yang panjang (misalnya 5 – 20
tahun), penggunaan undiscounted criterion ini terlalu besar resikonya. Undiscounted
criterion dapat dipakai untuk proyek-proyek yang mempunyai economic life pendek (di
bawah 5 tahun).
2. Discounted criteria.
Pengujian-pengujian/evaluasi yang dasarkan pada discounted criterion ini, adalah untuk
mengetahui berapakan manfaat (benefit) serta biaya-biaya (cost) selama umur ekonomi
proyek (in the future) nilainya saat ini (at present = t0 ) diukur dengan nilai uang sekarang
(present value). Caranya adalah dengan menggunakan discounting factor, sebagai berikut:
104
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Hasil dari formula tersebut di atas harus menunjukkan NPV positif (+) yang akan
diperoleh dari jumlah benefit kotor setiap tahunnya (total annual gross benefit)
dikurangi jumlah biaya pertahunnya, hasilnya didiscount dengan discount factor untuk
tahun yang bersangkutan, kemudian dikurangi dengan Ko (initial investment).
Cara lain untuk mengevaluasi suatu proyek feasible, adalah dengan menghitung
IRR (perhitungan tingkat investasi atau tingkat penghasilan lebih). Tingkat investasi (IRR),
adalah suatu tingkat bunga (dalam hal ini sama artinya discount rate) yang menunjukkan
bahwa jumlah nilai sekarang neto (NPV) sama dengan jumlah seluruh ongkos investasi
proyek. Dengan perkataan lain, IRR adalah suatu tingkat bunga dimana seluruh net cash
flow sesudah di-presen-value-kan sama jumlahnya dengan investmen cost, project cost
atau initial cost, atau dengan rumus :
105
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Di dalam analisis IRR, kita akan mencari pada tingkat bunga berapa (discount rate)
akan dihasilkan NPV sama dengan, atau mendekati Ko, dengan perkataan lain NPV = 0.
Untuk menentukan berapa tepatnya tingkat bunga yang ideal, adalah dengan
melakukan percobaan-percobaan terus atau dengan menggunakan metode
interpolasi/penyisipan diantara bunga-bunga yang lebih rendah (yang menghasilkan NPV
positif) dengan tingkat bunga yang lebih tinggi (yang menghasilkan NPV negative) yang
dapat dituangkan dalam rumus:
d. Tahap Penyusunan Report
Berdasarkan hasil evaluasi disusunlah report, yang merupakan ringkasan daripada
rencana usulan investasi proyek yang bersangkutan, yang mencakup:
1) Latar belakang (background), akan mencerminkan socio economic profile.
2) Tujuan pembangunan proyek (the specific objective)
3) Lokasi proyek, penjelasan mengenai letak luas tanah, serta alasan mengapa lokasi
tersebut dipilih
4) Scope of the project, meliputi:
a. Technical aspect, yang menggambarkan resources requirement profile
b. Struktur organisasi serta managementnya
5) a) Project budget, meliputi:
- implementation budget
- operational budget
b) Pro forma income statement
6) Masalah pembiayaan proyek, meliputi:
a. berapa modal sendiri dapat disediakan
b. sumber dana lain dari mana dan bagaimana persyaratannya.
106
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
c. Kesulitan-kesulitan apa yang mungkin dihadapi dalam hal pembiayaan proyek tersebut, serta bagaimana pemecahannya untuk mengatasi kesulitas tersebut.
7) Aspek hukum (legal issue), meliputi antara lain, izin usaha, masalah pembelian/pembebasan tanah, masalah saham, pajak dan sebagainya.
8) Monitoring proyek, berhubungan dengan system control/pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan di lapangan, baik pada saat implementasinya, maupun pada saat proyek mulai beroperasi (actual operation). Sistem control dapoat dilakukan dengan cara PERT/CPM atau GANTT CHART.
9) Project benefit meliputi manfaat apa yang akan diperoleh baik bagi masyarakat di daerah lokasi proyek, maupun bagi pembangunan secara keseluruhan (projrct contribution to the national economic development).
10) Analisa financial/ekonomi, didasarkan pada : a. Net present value (NPV) b. Benefit cost ratio (B/C) c. Internal rate return (IRR)
11) Comments and recommendation, dengan memperhatikan faktor externalities, yang akan merupakan bahan/dasar untuk pengambilan keputusan (decision making).
Tahap persiapan suatu rencana proyek, mulai dari tahap brainstorming/identifikasi sampai pada tahap pengambilan keputusan, dapat dilukiskan dalam gambar 5 mengenai tahap persiapan suatu rencana investasi proyek. Gambar 5. Diagram Tahap Persiapan Suatu Rencana Investasi Proyek.
107
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Apa yang telah diuraikan sebelumnya (lihat diagram) merupakan tahapan persiapan
suatu proyek, mulai dari mengidentifikasi beberapa alternative sampai pada tahap
pengambilan keputusan. Setelah keputusan diambil (decision made) proyek mana atau
alternative mana yang akan dilaksanakan, maka langkah selanjutnya adalah pelaksanaan
proyek tersebut.
a. Tahap Pelaksanaan (project implementation)
Kegiatan yang diakukan pada tahap ini meliputi antara lain:
1. negosiasi dengan lembaga keuangan/perbankan, kontraktor, dan para supplier (dalam
maupun luar negeri).
2. penandatanganan kontrak-kontrak
3. engineering design
4. pelaksanaan pembangunan proyek (construction work)
Agar pelaksanaan proyek dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal waktu yang telah
direncanakan/ditetapkan, maka sebelum pekerjaan dimulai, maka terlebih dahulu
dipersiapakan suatu network planning (baik dengan GANT CHART maupun PERT/CPM
108
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Network). Dengan network planning ini kita memonitor pelaksanaan pekerjaan, sehingga
pengawasan dapat dilakukan seefektif mungkin.
Apabila pekerjaan konstruksi sudah selesai dilaksanakan,peralatan-peralatan/mesin-
mesin, instalasi listrik, air dan sebagainya, telah siap dikerjakan, maka diadakan
percobaan-percobaan (trial run). Bila dalam masa percobaan ini tidak ditemukan
kekurangan-kekurangan, maka ini berarti proyek sudah siap untuk beroperasi.
b. Tahap Operasi (Project Operation)
Tahap ini merupakan tahap saat proyek mulai memberikan hasil/manfaat (benefit).
Disinilah kita (dalam tahap operasi) berhadapan dengan unsur ekonomis proyek (economic
life of the project), yang lazimnya dinyatakan dengan symbol “t” (time factor) di dalam
analisa-analisa. Setelah proyek berjalan (in operation) maka timbul masalah lain, yaitu
monitoring dan pengawasan.
c. Monitoring dan Pengawasan
Dalam pelaksanaan suatu proyek, monitoring memegang peranan penting karena
akan memberikan informasi data-data secara sistematis dan umpan balik (feed-back)
kepada pimpinan/perencana, sehingga pengawasan dapat dilakukan secara efektif dan
keputusan dapat diambil dengan tepat.
Hasil monitoring yang telah dilakukan akan merupakan input bagi perencana untuk
melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan suatu proyek setelah proyek itu berjalan untuk
suatu periode tertentu ataupun untuk melakukan evaluasi pada akhir umur proyek. Evaluasi
yang dilakukan setelah proyek berjalan (in operation) dinamakan post evaluation dan
evaluasi yang dilakukan pada saat proyek belum berjalan (in the planning stage),
dinamakan pre evaluation.
d. Tahap Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan pada tahap ini adalah evaluasi setelah proyek berjalan.
Baik/tidaknya hasil evaluasi yang dilakukan tergantung pada input yang diperoleh dari
monitoring system yang dilakukan selama proyek berjalan. Hasil evaluasi ini akan
memberikan umpan balik (feed back) kepada perencana mengenai apakah proyek yang
telah berjalan, telah memberikan hasil sesuai dengan target yang telah direncanakan,
masalah-masalah apa yang merupakan hambatan selama proyek beroperasi, dan umpan
balik ini akan merupakan bahan bagi perencana untuk melakukan perencanaan selanjutnya
untuk proyek-proyek yang hampir sama.
109
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Dari apa yang telah diuraikan di atas tahapan analisa dalam suatu studi kalayakan
dapat dilukiskan secara skematis pada gambar 6 .
110
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Dari apa yang telah diuraikan, maka tahap-tahap mulai dari tahap identifikasi
sampai tahap evaluasi akhir (post evaluation), dapat digambarkan ke dalam project cycle,
sebagaimana dapat dilihat pada gambar 7.
111
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Angka 94,73, berarti bahwa hasil bersih (net benefit) yang kita terima selama 5 tahun mendatang sebesar 620,00, nilainya sekarang (NPV) sebesar 94,73 dengan memperhitungkan asumsi tingkat bunga 10% setiap tahun.
113
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Cara lain untuk mengevaluasi feasibility suatu proyek, adalah dengan menghitung IRR (perhitungan tingkat investasi atau tingkat penghasilan lebih). Tingkat investas (IRR), adalah suatu tingkat bunga (dalam hal ini sama artinya dengan discount rate) yang menunjukkan jumlah nilai sekarang netto (NPV) sama dengan jumlah seluruh ongkos investasi proyek. Dengan perkataan lain, tingkat investasi adalah suatu tingkat bunga dimana seluruh net cash flow sesudah di PV-kan sama jumlahnya dengan investment cost, project cost atau initial cost, atau dengan rumus:
114
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Di dalam analisis IRR, kita akan mencari pada tingkat bunga berapa (discount rate)
akan dihasilkan NPV sama dengan, atau mendekati Ko, dengan perkataan lain NPV = 0.
Sebagai contoh: rencana proyek pabrik kertas, dimana Ko sama dengan US$
172.000 pada tingkat bunga (DF) 15% diperoleh total discount net cash flow US$ 299.38
dikurangi US$ 113.00 sama dengan US$ 186.280, berarti total discount net cash flow (atau
total discounted net benefit) dari tahun 2001 sampai 2006 masih lebih besar dari Ko, yaitu
adanya kelebihan US$ 14.280 (diperoleh dari US$ 186.280 dikurangi US$172.000). Ini
berarti, tingkat bunga (DF) 15% masih kurang tinggi. Oleh karena itu kita harus terus
mencoba menaikkan tingkat bunga.
Percobaan pertama kita naikkan tingkat bunga (DF) menjadi 16% masih ada
kelebihan US$ 5.320 (NPV = +), ternyata tingkab bunga (DF) 16 masih kurang tinggi.
Sehingga kita harus melakukan percobaan kedua, misalkan kita naikkan tingkat bunga (DF)
sampai 20%. Pada tingkat bunga 20%, hasilnya adalah negative., yaitu US$ 28.730 (NPV
= -). Ini berarti tingkat bunga (DF) 20% terlalu tinggi. Dengan demikian tingkat bunga
dimana jumlah investasi sama dengan NPV atau NPV = 0 terletah di bawah 20% dan
diatas 15%.
Untuk menentukan berapa tepatnya tingkat bunga yang ideal, adalah dengan
melakukan percobaan-percobaan terus atau dengan menggunakan metode
interpolasi/penyisipan diantara bunga-bunga yang lebih rendah (yang menghasilkan NPV
positif) dengan tingkat bunga yang lebih tinggi (yang menghasilkan NPV negative) yang
dapat dituangkan dalam rumus):
115
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Berdasarkan hasil information gathering serta perhitungan-perhitungan
pendahuluan yang telah dilakukan terhadap suatu rencana investasi proyek,
menunjukkan data-data sebagai berikut :
a) Jumlah investasi yang dibutuhkan sebesar Rp 70.000.000,-. Dari jumlah tersebut
hanya 30.000.000,- yang dapat disediakan sendiri, sedang sisanya diharapkan akan
dapat diperoleh dari keradi perbankan.
b) Hasil usaha pada tahun pertama (t1) diperoleh Rp 35.000.000,-, tahun kedua (t2)
diperoleh 45.000.000,-, tahun ketiga (t3) sampai tahun keenam (t6) diperoleh Rp
70.000.000,-, dan pada akhir umur proyek (t6) diperkirakan salvage value akan
mencapai Rp 20.000.000,-
c) Biaya-biaya (dalam jutaan rupiah)
Biaya operasi dan pemeliharaan: t1 sebesar Rp 40.000.000,-: t2 sebasar
Rp40.800.000,-; t3 sampai t5 sebesar Rp 30.000.000,- dan t6 sebesar Rp 30. 000.000,-
Pajak keuntungan 20% setahun, mulai diperhitungkan pada tahun ketiga (t3) dan
seterusnya.
Kredit perbankan
Dari perkiraan cash flow ternyata pihak bank dapat menyetujui kredit yang diperlukan
sebesar Rp 40.000.000,-, dengan syarat-syarat : 1) bunga 12% setahun, 2) pembayaran
kembali 6 tahun termasuk masa tenggang waktu 2 tahun dan selama tenggang waktu,
bunga tetap dibayar
Dari data-data tersebut, diharapkan untuk menghitung barapakah return to capital invested
akan diperoleh selama umur ekonomis proyek, bila diasumsikan bahwa opportunity cost of
capital adalah 15% setahun.
116
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Artinya return to capital invested selama umur ekonomis proyek (6 tahun) adalah 22,93%
Contoh 2):
Para investor di Amerika dapat mengharapakan pengembalian (return) sebesar 10
sampai 20% pertahun (sebelum dikenakan pajak) dari setiap dollar yang diinvestasikan
pada suatu proyek, atau para investor tersebut dapat pula tanpa bersusah payah membeli
surat-surat berharga yang dijamin memperoleh keuntungan, katakanlah 8% setahun.
Seandainya ada suatu rencana proyek yang akan dibangun dengan data pada table 16.
118
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Jumlah investment dan operating cost sama dengan Ko +C
Jumlah gross sales sama dengan benefit
Dari datapada table 16 kita harus memutuskan apakah rencana proyek pabrik
tersebut menguntungkan atau tidak (feasible or not feasible). Langkah pertama dalam kita
menganalisis adalah menghitung net benefit (sebelum discounting) yaitu dengan
menjumlahkan semua benefit dan dikurangi dengan semua biaya. Langkah selanjutnya
adalah net benefit kita kalikan dengan discounting factor untuk setiap tahun (annual benefit
x discounting factor). Kemudian annual discounted benefit tersebut kita jumlahkan maka
akan diperoleh total discounted net benefit (present value). Masalahnya adalah, pada
tingkat berap akan kita pergunakan discounting factor.
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa para investor di Amerika dapat
mengharapkan pengembalian sebesar 10 -20% setiap tahun dari setiap dollar yang yang
diinvestasikan pada suatu proyek, atau tanpa bekeja sama sekali dapat memperoleh
keuntungan 8% setahun apabila mereka membeli surat-surat berharga (high grade bonds).
Oleh karena itu seorang investor akan tertarik untuk melakukan investasi suatu proyek
apabila ia dapat mengharapkan return yang lebih besar dari 8%, katakanlah 15% pertahun.
Jadi bila rencana pabrik tersebut tidak dapat memberikan return lebih besar dari 15%
setahun, maka rencana proyek pabrik tersebut dianggap bukanlah merupakan competitive
investment, dan sebaliknya tidak dilanjutkan sebagai investasi.
Berdasarkan pertimbangan di atas kita dapat mencoba menggunakan 15% sebagai
discounting factor dalam analisa kita, dan tahun 2000 kita anggap sebagai permulaan
proyek (t0). Dengan demikian investasi permulaan (Ko) adalah US$ 172.000, sedangkan
manfaat-manfaat (benefit) dan operating cost baru timbul mulai tahun pertama (2001)
proyek berjalan (in actual operation), sebagaimana dilihat dalam perhitungan NPV .
119
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Dari hasil perhitungan ternyata IRR (tingkat penghasilan lebih) adalah 16,62%,
berarti lebih tinggi dari tingkat keuntungan minimum yang diharapkan, yaitu 15%. IRR
sama dengan 16,62% artinya dari setiap US$ atau rupiah yang diinvestasikan selama umur
ekonomis proyek akan memberikan return to capital invested 16,62% kali US$ 172, sama
dengan US$ 28,59. jadi rencan investasi pabrik tersebut ditinjau dari segi ekonomis
ternyata feasible dan dinyatakan “go”.
Dengan demikian apabila hasil evaluasi kita berdasarkan NPV meragukan maka
dengan hasil evaluasi IRR, keraguan tersebut akan hilang. Dengan perkataan lain, hasil
120
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
evaluasi berdasarkan IRR ini akan meyakinkan kita untuk memutuskan apakah suatu
proyek dinyatakan “go” atau tidak.
Perlu diketahui, bahwa tidak semua usulan rencana investasi proyek dapat
dievaluasi berdasarkan analisa B/C, misalnya proyek-proyek irigasi atau proyek
pembangunan jalan yang menyangkut kepentingan masyarakat banyak dan mempunyai
dampak (impact) terhadap kehidupan ekonomi secara keseluruhan. Sehubungan dengan hal
tersebut maka untuk proyek-proyek semacam ini, evaluasi kita dasarkan pada NPV dan
IRR. Oleh karena itu di dalam kita mengevaluasi suatu feasibility project, kita perlu
melakukan langkah-langkah :
a) Menghitung dahulu NPV;
b) Menghitung IRR, untuk meyakinkan perhitungan berdasarkan NPV;
c) Apabila telah kita peroleh hasil IRR, berapapun hasilnya (%), kita pergunakan IRR
tersebut sebagai discount rate untuk menghitung B/C-nya (bagi proyek-proyek yang dapat
dihitung B/C-nya).
Analisis sensitivitas
Apabila suatu rencana proyek sudah diputuskan untuk dilaksanakan dengan
didasarkan pada perhitungan-perhitungan serta pada hasil evaluasi NPV, B/C dan IRR),
namun di dalam kenyataan tidak tertutup kemungkinan terjadi kesalahan-kesalahan dalam
perhitungan yang “meleset” yang disebabkan kenaikan-kenaikan harga misalnya: baik
pada saat proyek mulai dikerjakan, maupun pada saat proyek mulai berproduksi, misalnya
karena adanya kenaikan harga bahan baku sehingga biaya produksi meningkat, atau
karena turunnya harga hasil produksi yang menyebabkan akan berkurangnya benefit yang
diharapkan semula. Dengan adanya kemungkinan-kemungkinan tersebut, berarti harus di
adakan analisa kembali untuk mengetahui sampai dimana atau sampai sejauh mana dapat
diadakan penyesuaian-penyesuaian (adjustment) sehubungan dengan adanya perubahan
harga tersebut. Tindakan menganalisa kembali ini dinamakan analisis sensitivitas.
Analisis sensitivitas, bertujuan untuk melihat apa yang akan terjadi dengan hasil
analisa proyek jika ada suatu perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya maupun
benefit.
Perubahan-perubahan yang terjadi dalam dasar perhitungan biaya produksi ataupun
benefit memperlihatkan kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut:
121
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
a. Kenaikan dalam biaya konstruksi, misalnya karena perhitungan yang terlalu rendah yang
kemudian ternyata pada saat pelaksanaannya biaya meningkat disebabkan kenaikan harga
peralatan-peralatan, ataupun kenaikan harga bahan bangunan.
b. Perbahan dalam harga hasil produksi, misalnya karena turunnya harga hasil produksi
dipasaran pada umumnya.
c. Terjadinya penundaan pelaksanaan pekerjaan (terjadi delay dalam implementasi).
d. Dalam usaha pertanian mungkin pula terjadi kesalahan perhitungan dalam hasil per hektar.
Contoh dari analisis sensitivitas dalam suatu usaha penggilingan padi yang
berdasarkan perhitungan-perhitungan yang telah dilaksanakan sebelum proyek dilaksanakan
menunjukkan hasil evaluasi dapat dilihat pada tabel 19 (lihat lampiran)
NPV = Rp 4.965 juta ……… (+)
B/C = 1,33 ……… > 1
IRR = 33,8%
Evaluasi didasarkan pada discount factor 15%. Setelah usaha dilaksanakan ternyata terjadi
peningkatan pada biaya produksi dan pemeliharaan (O & M Cost) sebesar 30%, dan
perhitungan mengenai kenaikan biaya operational sebesar 30%.
C. PENUTUP
1. Tugas-tugas
a. Buku bacaan materi kuliah telah dibaca oleh mahasiswa sebelum mengikuti kuliah
b. Membuat makalah individu yang obyek garapannya sesuai dengan materi yang
diberikan oleh dosen.
c. Mahasiswa diwajibkan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dan
dikumpulkan tepat sesuai dengan jadwal yang disepakati.
2. Soal Pelatihan
122
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
a. Jelaskan tujuan analisis aspek finansial dalam studi kelayakan proyek/usaha!
b. Jelaskan hal-hal yang dikaji dalam aspek finansial dalam studi kelayakan proyek/ usaha!
c. Jelaskan tiga aspek utama yang menyatakan bahwa proyek itu layak atau tidak untuk
dilaksanakan !
3. Daftar Bacaan
Aditya Prabhaswara. 2004. Dasar Penyusunan Project Proposal. Edisi kedua. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Dennis J. Casley dan Krisna Kumar. 1991. Pemantauan dan Evaluasi Proyek Partanian (terjemahan). Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Djamin Zulkarnain. 1993. Perenccanaan Dan Analisa Proyek. Edisi ketiga. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi. Universitas Indonesia. Jakarta.
Soesarsono. 2003. Memulai dan Menggerakkan Wirausaha. Jurusan Teknologi Industri Pertanian. FATETA IPB. Bogor.
Sucipto Agus. 2010. Studi Kelayakan Bisnis (Analisis dan Studi Kasus). Penerbit Uin-Maliki Press, Malang.
123
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
BAHAN PEMBELAJARAN VIII
ASPEK SOSIAL
BAB XI. ASPEK SOSIAL
A. PENDAHULUAN
1. SasaranaPembelajaran
Dapat memahami hal penting yang harus diuraikan pada aspek sosial
2. Strategi Pembelajaran
124
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Ceramah
Tugas Mandiri
3. Manfaat Pembelajaran
Matakuliah ini merupakan mata kuliah aplikasi yang menuntut mahasiswa dapat
memberikan gambaran tentang aspek sosial yang dianalisis dalam studi kelayakan dan
mengaplikasikan langsung dalam pengambilan keputusan di bidang peternakan
4. Deskripsi Matakuliah
Aspek sosial (masyarakat) merupakan aspek yang harus dibahas secara jelas dan jujur
dalam sebuah project proposal, setelah serentetan dampak ekonomi yang berpatokan
pada profitabilitas (tingkat keuntungan) yang tertinggi. Dalam menjalankan bisnisnya
perusahaan hendaknya memperhatikan keseimbnagan kehidupan sosial karena perusahaan
hidup bersama dengan komponen-komponen lain yang berada dalam satu tatanan
kehidupan yang pluralis dan kompleks, sehingga perusahaan mempunyai tanggung jawab
sosial. Karena di samping mencari keuntungan, perusahaan juga mengembangkan misi
sosial kemasyarakatan sehingga dapat hidup saling menguntungkan.
B. URAIAN PEMBELAJARAN
1. Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat
Sebagaimana telah di bahas sebelumnya, bahwa penentuan lokasi usaha harus
mempertimbangkan aspek sosial ekonomi untuk mencapai keuntungan semaksimal
mungkin. Namun alangkah jauh lebih bagus lagi bila masyarakat setempat
dapat diikutsertakan dalam usaha sehingga penghasilan masyarakat dapat meningkat.
Masyarakat dapat berperan serta dalam bentuk, misalnya:
Sebagai tenaga kerja
Sebagai penyuplai bahan baku (bahan pembantu)
Catering (penyedia makanan) untuk konsumsi karyawan, dll.
2. Analisis Sosial
125
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Dalam penyusunan proyek proposal pada bagian ini hendaknya menyampaikan hal-
hal sebagai berikut:
1. Jumlah masyarakat di sekitar tempat usaha yang dilibatkan dalam operasi usaha detail
dengan posisinya masing-masing.
2. Rata-rata pendapatan dan atau peningkatan pendapatan atas masyarakat setempat yang
terlibat usaha selama usaha diestimasikan berjalan.
3. Kelebihan lain yang didapatkan masyarakat setempat selain terlibat langsung dalam usaha
yang direncanakan berjalan.
Apabila terdapat hal yang mungkin dapat menimbulkan dampak kurang baik bagi
masyarakat setempat, perlu juga dikemukakan langkah antisipasi untuk mengatasinya.
Dan komponen sosial yang perlu ditelaah antara lain meliputi :
a. Komponen demografi
Struktur penduduk
Tingkat kepadatan penduduk
Pertumbuhan penduduk
Tenaga kerja
b. Komponen budaya
Kebudayaan (adat istiadat)
Proses sosial
Warisan budaya
Sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana usaha dan atau kegiatan
c. Kesehatan Masyarakat
Parameter lingkungan yang diperkirakan terkena dampak rencana pembangunan dan
berpengaruh terhadap kesehatan
Proses dan potensi terjadinya pencemaran
Potensi besarnya dampak timbulnya penyakit (angka kesakitan dan angka kematian)
Kondisi lingkungan yang dapat memperburuk proses penyebaran penyakit.
Jadi dari aspek sosial perlu dianalisis bahwa apakah jika usaha atau proyek bisnis
yang dijalankan akan memberikan manfaat sosial kepada berbagai pihak atau sebaliknya.
Diharapkan proyek bisnis yang dijalankan nantinya dapat memberi dampak yang lebih
126
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
positif lebih banyak. Atinya dengan berdirinya usaha atau proyek tersebut secara sosial
dapat memberikan manfaat di bandingkan dengan kerugiannya.
3. Dampak Sosial
Adapun dampak sosial yang timbul akibat adanya suatu proyek atau investasi,
antara lain meliputi :
Adanya perubahan demografi melalui terjadinya :
Perubahan struktur penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin, mata
pencaharian, pendidikan dan agama.
Perubahan tingkat kepadatan penduduk
Pertumbuhan penduduk, tingkat kelahiran, tingkat kematian bayi, dan pola migrasi.
Perubahan komposisi tenaga kerja baik tingkat partisipasi angkatan kerja maupun
tingkat pengangguran.
b. Perubahan budaya yang meliputi terjadinya :
Kemungkinan perubahan kebudayaan melalui perubahan adat istiadat, nilai dan norma
budaya setempat.
Terjadinya proses sosial baik proses asosiatif/kerjasama, proses disosiatif konflik
sosial, akulturasi, asimilasi dan integrasi maupun sosial lainnya.
Perubahan pranata sosial/kelembagaan masyarakat di bidang ekonomi seperti (hak
ulayat), pendidikan, agama dan keluarga.
Perubahan warisan budaya seperti perusakan situs purbakala maupun cagar budaya.
Perubahan pelapisan sosial berdasarkan pendidikan, ekonomi, pekerjaan dan
kekuasaan.
Perubahan kekuasaan dan kewenangan melalui kepimpinan formal dan informal
mekanisme pengambilan keputusan di kalangan individu yang dominan, pergeseran
nilai kepemimpinan.
Perubahan sikap dan peresepsi masyarakat terhadap rencana usaha dan atau kegiatan.
Kemungkinan terjadinya tingkat kriminalitas dan konflik antara warga asli dan
pendatang.
Perubahan adaptasi ekologis.
Perubahan kesehatan masyarakat meliputi terjadinya :
127
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Perubahan parameter lingkungan yang diperkirakan terkena dampak rencana
pembangunan dan berpengaruh terhadap kesehatan.
Perubahan proses dan potensi terjadinya pencemaran.
Perubahan potensi b esarnya dampak timbulnya penyakit, seperti peningkatan angka
kesakitan dan angka kematian.
Perubahan karakteristik spesifik penduduk yang berisiko terjadinya penyakit.
Perubahan sumber daya kesehatan masyarakat
Perubahan kondisi sanitasi lingkungan.
Perubahan status gizi masyarakat.
Perubahan kondisi lingkungan yang dapat mempermudah proses penyebaran penyakit.
C. PENUTUP
1. Tugas-tugas
a. Buku bacaan materi kuliah telah dibaca oleh mahasiswa sebelum mengikuti kuliah
b. Membuat makalah individu yang obyek garapannya sesuai dengan materi yang
diberikan oleh dosen.
c. Mahasiswa diwajibkan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dan dikumpulkan
tepat sesuai dengan jadwal yang disepakati.
2. Soal Pelatihan
a. Jelaskan hal-hal yang diperhatikan dalam penyusunan proyek proposal dilihat pada
aspek sosialnya!
b. Sebukan dan jelaskan dampak sosial yang timbul akibat adanya suatu proyek atau
investasi!
Daftar Bacaan
Kasmir, dan Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Penerbit Predana Media, Jakarta
Sucipto Agus. 2010. Studi Kelayakan Bisnis (Analisis dan Studi Kasus). Penerbit Uin- Maliki Press, Malang.
128
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
BAHAN PEMBELAJARAN IX
ASPEK LINGKUNGAN
BAB X. ASPEK LINGKUNGAN
129
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
A. PENDAHULUAN
1. SasaranaPembelajaran
Dapat menjelaskan hal-hal penting yang diuraikan pada aspek lingkungan.
2. Strategi Pembelajaran
Ceramah
Tugas Mandiri
3. Manfaat Pembelajaran
Matakuliah ini merupakan mata kuliah aplikasi yang menuntut mahasiswa dapat
memberikan gambaran tentang aspek lingkungan yang dianalisis dalam studi
kelayakan dan mengaplikasikan langsung dalam pengambilan keputusan di bidang
peternakan
4. Deskripsi Matakuliah
Aspek analisis mengenai dampak lingkungan hidup sudah merupakan bagian
kegiatan studi kelayakan rencana usaha dan kegiatan yang harus dijalankan. Hasil studi
kelyakan ini nantinya akan sangat berguna untuk para perencana, serta juga bagi
pengambilan keputusan.
Oleh karena itu sebelum suatu usaha atau proyek dijalankan, maka sebaiknya
dilakukan terlebih dahulu studi tentang dampak lingkungan yang bakal timbul, baik
dampak sekarang maupun di masa yang akan datang. Studi ini di samping untuk
mengetahui dampak yang bakal timbul, juga mencarikan jalan keluar untuk mengatasi
dampak tersebut. Studi inilah yang kita kenal dengan Analisis Dampak Lingkungan
Hidup (AMDAL).
B. URAIAN PEMBELAJARAN
1. Pengertian AMDAL
Pembangunan apapun akan selalu menimbulkan dampak terhadap lingkungan
sekelilingnya, tidak terkecuali dampak terhadap lingkungan hidup.
130
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Banyak lembaga baik pemerintah maupun swadaya masyarakat yang berperan
dalam masalah lingkungan hidup, mulai dari Bapedal (Badan Pengendali Dampak
Lingkungan) hingga Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lainnya. Tetapi alangkah jauh
lebih berperan penting lagi bila kesadaran itu timbul dari pelaku bisnis itu sendiri.
Menyadari akan besarnya dampak kegiatan pembangunan yang dapat berpengaruh
besar terhadap lingkungan hidup maka pemerintah mengeluarkan UU N0. 4 tahun 1982
tentang ketentuan pokok pengelolaan lingkungan, sedangkan pelaksanaannya dituangkan
dalam PP No. 29 tahun 1986. Undang undang beserta peraturan pelaksanaan tersebut
dimaksudkan sebagai sarana untuk melakukan pencegahan terhadap suatu rencana
kegiatan, misalnya proyek yang mungkin dapat menyebabkan kerusakan lingkungan.
Dalam undang-undang tersebut pengelolaan lingkungan hidup diwajibkan berpegang pada
asas kelestarian lingkungan yang serasi dan seimbang bagi peningkatan kesejahteraan
manusia. Hal ini berarti kegiatan pembangunan proyek dan pengoperasian unit hasil
proyek harus berpatokan pada wawasan lingkungan. Untuk mencapai maksud tersebut
diusahakan dengan cara sebagai berikut:
Memperhatikan kemampuan daya dukung lingkungan lokasi proyek dan alam
sekitarnya.
Mengelola penggunaan sumber daya secara bijaksana dengan merencanakan,
memantau, dan mengendalikan secara bijaksana.
Memperkecil dampak negative dan memperbesar dampak positif.
Dengan demikian, diharapkan dapat menjamin pembangunan yang
berkesinambungan dengan tidak menurunkan potensi sumber daya yang dapat
diperbaharui.
Oleh karena itu sebelum suatu usaha atau proyek dijalankan, maka sebaiknya
dilakukan terlebih dahulu studi tentang dampak lingkungan yang bakal timbul, baik
dampak sekarang maupun di masa yang akan datang. Studi ini disamping untuk
mengetahui dampak yang bakal timbul, juga mencarikan jalan keluar untuk mengatasi
dampak tersebut. Studi inilah yang kita kenal dengan AMDAL.
Pengutamaan telaah AMDAL secara khusus adalah meliputi dampak lingkungan di
sekitarnya, baik di dalam maupun di luar suatu usaha atau proyek yang akan dijalankan.
Arti keberadaan suatu usaha atau proyek akan mempengaruhi kegiatan-kegiatan yang
131
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
berada di sekitar rencana lokasi, baik dampak rencana usaha dan atau kegiatan terhadap
kegiatan-kegiatan yang sudah ada.
Analisis mengenai dampak lingkungan hidup sudah merupakan bagian kegiatan
studi kelayakan rencana usaha dan kegiatan yang harus dijalankan. Hasil studi kelyakan
ini nantinya akan sangat berguna untuk para perencana, serta juga bagi pengambilan
keputusan.
Jadi pengertian AMDAL menurut PP no 27 tahun 1999 pasal 1 adalah telaah secara
cermat dan mendalam tentang dampak besar dan penting suatu rencana usaha dan kegiatan.
Arti lain analisis dampak lingkungan adalah teknik untuk mengalisis apakah proyek yang
akan dijalankan akan mencemarkan lingkungan atau tik dan jika ya, maka diberikanlah
jalan alternatif pencegahannya.
2. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Analisis mengenai dampak lingkungan merupakan proses yang panjang dengan
sistematika urutan langkah tertentu yang garis besarnya terlihat pada gambar 4 dengan
keterangan sebagai berikut:
1. Usulan proyek
Usulan proyek datang dari pemrakarsa, yaitu orang atau badan yang mengajukan yang
bertanggungjawab atas suatu rencana kegiatan yang di laksanakan.
2. Penyajian Informasi Lingkungan
Usulan proyek kemudian mengalami penyaringan yang bertujuan menentukan perlu
tidaknya di lengkapi dengan ANDAL. Penyaringan di lakukan dengan “Penyajian
informasi lingkungan – PIL”. PIL di susun oleh pemrakarsa sesuai dengan pedoman yang
tetapkan. Penilian terhadap PIL dikerjakan oleh sebuah komisi yang di bentuk oleh instansi
yang bertanggungawab yang menentukan usulan proyek ke dalam 3 kemungkinan:
Perlu dibuatkan ANDAL, karena dinilai proyek akan menimbulkan dampak penting
terhadap lingkungan. Langkah selanjutnya adalah membuat TOR untuk menyusun
ANDAL.
Tidak perlu dibuatkan ANDAL karena diperkirakan tidak akan menimbulkan dampak
penting. Pemrakarsa kemudian menyiapkan RPL dan RKL.
PIL kurang lengkap dan kembalikan ke pemrakarsa untuk perbaikan sebelum diajukan
kembali.
132
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Dalam hal itu, bila pemrakarsa sejak awal berpendapat bahwa usulan proyeknya akan
memiliki dampak penting maka pemrakarsa bersama instansi yang betanggung jawab dapat
langsung membuat ANDAL dengan terlebih dahulu menyiapkan kerangka acuan. Jadi, dalam
hal ini tidak diperlukan PIL. Pada PP No. 51 tahun 1993 ketentuan mengenai PIL tersebut
ditiadakan.
3. Menyusun Kerangka Acuan
Bila instansi yang bersangkutan memutuskan perlu membuat AMDAL, maka
pemrakarsa bersama instansi tersebut menyusun kerangka acuan TOR sesuai dengan pedoman
yang ditetapkan bagi analisis dampak lingkungan lingkungan.
133
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
4. Membuat AMDAL
Pemrakarsa membuat AMDAL sesuai pedomam yang ditetapkan, kemudian
diajukan kepada instansi yang bertanggung jawab untuk dikaji dan mendapatkan
keputusan. Terdapat 3 kemungkinan penilaian :
a. ANDAL disetujui kemudian pemrakarsa melanjutkan membuat RKL dan RPL.
b. ANDAL ditolak karenma dianggap kuranm lengkap atau kurang sempurna. Untuk ini
perlu perbaikan dan diajukan kembali.
c. ANDAL ditolak karena diperkirakan dampak negative yang tidak dapat ditanggulangi oleh
ilmu dan teknologi yang telah ada lebih besar dibanding dampak positif
Untuk butir c. pemrakarsa diberi kesempatan mengajukan keberatan kepada instansi
yang berwenang.
5. dan 6 Membuat RKL dan RPL
Bila ANDAL telah disetujui maka pemrakarsa melanjutkan dengan membuat rencana
pengelolaan lingkungan (RKL) dan rencana pemantauan lingkungan (RPL) untuk diajukan
kepada instansi yang bertanggung jawab. Demikian pula halnya dengan usulan atau
rencana proyek ANDAL yang tidak perlu karena tidak ada dampak penting.
7 dan 8. Implementasi Pembangunan Proyek dan Aktivitas Pengelolaan Lingkungan.
Bila RKL dan RPL telah disetujui maka implementasi proyek dapat dimulai yang
kemudian dilakukan aktifitas pengelolaan lingkungan. Telah disebutkan di atas bahwa
hanya usulan proyek yang diperkirakan menimbulkan dampak penting terhadap
lingkungan saja yang diwajibkan membuat ANDAL. Dalam hubungan ini, indikasi
dampak penting suatu kegiatan terhadap lingkungan hidup ditandai oleh hal-hal sebagai
berikut:
Jumlah manusia yang akan terkena dampak
Luas wilayah penyebaran dampak.
Intensitas dampak
Banyaknya komponen lingkungan lain yang akan terkena.
Sifat kumulatif dampak.
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.
134
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Lebih lanjut, berdasarkan pengalaman dan tingkat pertimbangan ilmu sereta
teknologi diidentifikasi 8 kategori kegiatan yang potensial dapat menimbulkan dampak
penting terhadap lingkungan yaitu:
Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam
Eksploitasi sumber daya alam baik yang terbarui maupun yang tidak terbarui.
Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pemborosan, kerusakan
dan kemerosotan pemanfaatan sumber daya alam.
Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan sosial dan budaya.
Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat, mempengaruhi pelestarian kawasan
konservasi sumber daya alam dan/atau perlindungan cagar budaya.
Introduksi jenis tumbuhan, jenis hewan, jazat renik.
Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non hayati.
Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar mempengaruhi
lingkungan.
Terlihat bahwa ketentuan dan identifikasi di atas masih umum dengan kriteria yang
amat luas.. Kedaan demikian memberikan kepada pihak pengambil keputusan kesempatan
pengkajian yang ekstensif, tetapi lebih mengandung lebih besar kemungkinan perbedaan
interpretasi. Hal ini disebabkan karena sifatnya yang subjective dan banyaknya variabel
yang bersangkutan seperti pengalaman, latar belakang pendidikan, dan pandangan hidup
dari penilai. Ditambah lagi faktor-faktor sosial, ekonomi dan politik yang mendorong
diusahakannnya prioritas yang dapat berbeda dari satu daerah atau negara dengan negara
lainnya.
A. Pihak yang Berkepentingan Pada AMDAL
Karena masalah lingkungan hidup menyangkut kehidupan masyarakat yang amat
luas, maka pihak yang berkepentingan dengan pengkajian lingkungan hidup pun terdiri
dari berbagai kalangan yang dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Pemrakarsa
Pemrakarsa adalah pihak yang mempunyai inisiatif mengajukan rencana
kegiatan atau proyek. Dapat sebagai perorangan atau suatu badan. Pemrakarsa dapat
juga sebagai pemilik proyek atau pihak lain (konsultan) yang diserahi tugas
mengadakan AMDAL. Untuk proyek E-MK, misalnya proyek pembangunan industri,
maka sewajarnya bila pemrakarsa adalah pihak yang pertama-tama memiliki
135
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
perkiraan atau pengetahuan teknis mengenai jenis dan lingkup kegiatan yang akan
dikerjakan (lahan yang akan terkena pembangunan, tenaga kerja yang diperlukan, jenis
pekerjaan, dll) serta identifikasi limbah yang akan dihasilkan oleh operasi industri
yang akan dibangun. Jadi, pemrakarsa yang akan berperan aktif dalam memberikan
deskripsi proyek dan telaah lapangan, baik mengenai sifat fisik, maupun sosial budaya.
Mungkin sekali pada tahap awal proyek informasi mengenai hal tersebut masih
bersifat umum, tetapi bila dianggap perlu pengkajian dapat dilanjutkan pada tahap
berikutnya. Pemrakarsa juga mempunyai kesempatan untuk memperoleh sumber dari
para pakar dan tenaga ahli, misalnya dari konsultan dan telaah kepustakaan untuk
mengidentifikasi dampak dan lingkungan analisisnya. Keterangan mengenai hal-hal
tersebut akan menjadi bahan utama dalam menyiapkan ANDAL.
2. Instansi yang Betanggung Jawab
Di Indonesia instansi yang akan betanggung jawab adalah instansi pemerintah
yang memiliki wewenang memberi keputusan atau persetujuan pelaksanaan rencana
kegiatan. Untuk menilai dokumen AMDAL dibentuk komisi pusat dan daerah dengan
tugas-tugas antara lain, menetapkan kerangka acuan untuk pembuatan ANDAL
menilai ANDAL, menilai RKL dan RPL. Agar dapat melaksanakan pekerjaan itu,
anggota tim yang dibentuk instansi tersebut harus menguasai peraturan perundang-
undangan, PP, GBHN, kebijaksanaan pemerintah, prosedur, kondisi sosial, ekonomi,
kependudukan dan lain-lain yang erat hubungannya dengan lingkungan. Disamping
berfungsi sebagai penilai dan meberikan persetujuan, instansi tersebut karena sifat
profesinya dan keahliannya seringkali dapat menjadi nara sumber yang berbobot baik
dalam aspek sosial, politik, budaya maupun teknik untuk penyusunan lingkup analisis
dan TOR.
3. Masyarakat
Masyarakat yang berkepentingan khususnya mereka yang akan terkena
dampak dan mereka yang menaruh kepedulian terhadap lingkungan pada umumnya
dapat terdiri dari perorangan atau organisasi, pemikir, pakar, pemimpin informal, dll.
Karena sebagai pihak yang akan merasakan langsung dampak yang akan timbul, maka
masukan dari masyarakat perlu didengarkan dan diperhatikan. Bahkan seringkali harus
diciptakan suatu kondisi yang mendorong partisipasi dan keacuhan masyarakat
sehingga memahami apa yang akan terjadi dan siap menghadapinya. Di masyarakat
136
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
sering pula terdapat pakar-pakar dan ahli lingkungan yang dapat dihubungi dan
diminta masukan bagi maksud identifikasi dan lingkup analisis. Mengirim daftar
pertanyaan (kuisioner) kepada anggota masyarakat merupakan salah satu cara untuk
mengetahui pendapat mereka terhadap kegiatan proyek yang akan dilakukan. Dengan
penyaring dan menganalisis jawaban yang akan menambah informasi yang diperlukan
dalam menyusun lingkup analisis.
B. Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah Mengenai AMDAL
Beberapa hal yang perlu diketahui menyangkut perangkat Undang-undang dan Peraturan
Penmerintah mengenai dampak lingkungan hidup adalah sebagai berikut:
Pemerintah telah membuat perangkat peraturan, antara lain :
I. Undang-undang Republik Indonesia No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan
lingkungan hidup, beserta penjelasannya, yang secara singkat diuraikan sebagai
berikut :
a) Defenisi lingkungan hidup
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan
mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan
hidup perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya (Bab I Pasal
I ayat 1)
b) Pengelolaan lingkungan hidup
Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melstarikan fungsi lingkungan
hidup yang meliputi kebijaksaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan,
pemulihan, pengawasan, dan pendalian lingkungan hidup. (Bab I Pasal I Ayat 2)
c) Pencemaran dan limbah perusak lingkungan
Pencemaran lingkungan adalah masukknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat,
energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia
sehingga kualitasnya menjadi turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. (Bab I Pasal 1
Ayat 12)
137
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Limba bahan berbahaya dan beracun adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang
yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun dan karena sifat atau
konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung,
dapat mencemarkan dan atau merusakkan lingkungan hidup, dan atau dapat
membahayakan lingkungan hidup kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta
mahluk hidup lainnya. (Bab I Pasal 1 Ayat 18)
d) Kewajiban masyarakat
Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta
mencegah dan menanggulangi pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup (Bab III
Pasal 6 Ayat 1).
Setiap orang yang melakukan usaha dan atau kegiatan berkewajiban memberikan
informasi yang benar dan akurat mengenai pengelolaan lingklungan hidup (Bab II
Pasal 6 Ayat 2).
e) Perizinan kegiatan usaha
Setiap usaha dan atau kegiatan yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap
lingkungan hidup wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup untuk
memperoleh izin melakukan usaha dan atau kegiatan (Bab VI Pasal 18 Ayat 1)
Izin melakukan usaha dan atau kegiatan sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1)
diberikan oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku (Bab VI Pasal 18 ayat 2).
Dalam izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicantumkan persyaratan dan
kewajiban untuk melakukan upaya pengemdalian dampak lingkungan hidup (Bab VI
Pasal 18 Ayat 3).
DSalam menerbitkan izin melakukan usaha dan atau kegiatan, wajib diperhatikan:
a. Rencana tata ruang
b. Pendapatan masyarakat
c. Pertimbangan dan rekomendasi pejabat yang berwenag yang berkaitan dengan usaha
dan atau kegiatan tersebut (Bab VI Pasal 19 Ayat 1).
Keputusan izin melakukan usaha dan atau kegiatan wajib diumumkan (Bab VI Pasal
19 Ayat 2)
Tanpa suatu keputusan izin, setiap orang dilarang melakukan pembungan limbah ke
media lingkungan hidup (Bab VI Pasal 20 Ayat 1).
138
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Kewenangan menerbitkan atau menolak p[ermohonan izin sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berada pada menteri (Bab VI Pasal 20 Ayat 4).
f) Sanksi atas pelanggaran.
Barang siapa yang secara melanggar hokum dengan sengaja melakukan perbuatan
yang mengakibatkan pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup, dinacam
dengan pidana penjara palaing lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak
Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan mati atau luka
berat, pelaku tindak pidana diancam dengan pidana penjara paling lama 15 (lima
belas) tahun dan denda paling banyak Rp 750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta
rupiah) (Bab IX Pasal 41 Ayat 1 dan 2).
Barang siapa yang karena kealpaannya melakukan perb uatan yang mengakibatkan
pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup, diancam dengan pidana penjara
paling lama 3 (tiga) tahun dan denda palin g banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta
rupiah)
Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan orang mati
atau luka berat, pelaku tindak pidana diancam dengan pidana lenjara paling lama 5
(lima) tahun dan denda paling banyak Rp 150.000.000,00 (sertus lima puluh juta rupiah)
(Bab IX Pasal 42 Ayat 1 dan 2).
Selain itu ketentuan pidana sebagaimana dimaksud dalam kitab undang-undang Hukum
Pidana dan Undang Undang ini, terhadap pelakuk tindak pidana lingkungan hidup
dapat pula dikenakan tindakan tata tertib berupa :
a. Perampasan keuntungan yang diperoleh dari tindak pidana; dan atau
b. Penutupan seluruhnya atau sebagian perusahaan; dan atau
c. Perbaikan akibat tindak pidana; dan atau
d. Mewajibkan mengerjakan apa yang dilalaikan tanpa hak; dan atau
e. Menempatkan perusahaan dibawah pengampunan paling lama 3 (tiga) tahun (Bab IX
Pasal 47).
Sementara itu dengan melalui Sistem Manajemen Kulitas ISO 14000 yang
menetapkan standarisasi lingkungan hidup dalam proses produksi dan hal ini merupakan
upaya tindakan preventif yang proaktif bagi lingkungan hidup.
139
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
II. Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah
Berbahaya dan Beracun (Peraturan Pemerintah RI No. 85 Tahun 1999 tanggal 7 Oktober 1999)
dan penjelasannya.
Yang dimaksud dengan limbah bahan berbahaya dan beracun atau yang disebut dengan
“limbah B3” adalah limbah yang mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun,
menyebabkan infeksi, dan bersifat korosif. Untuk menangani limbah B3 diperlukan sarana
pengelolaan limbah B3 atau disebut pula dengan “Waste Management”.
Adapun proses dari Waste Management meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
Pengelolaan Limbah
Terdiri dari beberapa tahapan yaitu penyimpanan limbah, pengumpulan limbah,
pengangkutan limbah, dan penimbunan limbah.
Minimalisasi Limbah
Merupakan usaha untuk memperkecil semakisimal mungkin limbah B3 dengan
bebrapa cara, antara lain pengembangan teknologi maju pengolahan limbah baik untuk
perolehan kembali (recovery), penggunaan kembali (reuse), daur ulang (recycle),
maupun memperbanyak pusat pengolahan limbah dan pengembangan kerjasama
secara internasional.
Usaha untuk meminimalkan limbah saat ini telah dilakukan oleh dunia, seperti negara-
negara Eropa yang mensyaratkan kemasan (packing) produk yang harus bersifat
recovery, reuse atau recycle bila ingin diterima di pasar.
C. PENUTUP
1. Tugas-tugas
a. Buku bacaan materi kuliah telah dibaca oleh mahasiswa sebelum mengikuti kuliah
b. Membuat makalah individu yang obyek garapannya sesuai dengan materi yang
diberikan oleh dosen.
c. Mahasiswa diwajibkan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dan
dikumpulkan tepat sesuai dengan jadwal yang disepakati.
3. Soal Perlatihan
a. Jelaskan pengetian AMDAL dalam kaitannya dengan studi kelayakan pproyek atau usaha
bisnis!
140
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
b. Berikan alasan anda mengapa sebelum investasi dijalankan, perlu lebih dahulu dilakukan studi AMDAL?
c. Sebutkan dan Jelaskan siapa yang berkepentingan pada AMDAL!
4. Daftar Bacaan
Aditya Prabhaswara. 2004. Dasar Penyusunan Project Proposal. Edisi kedua. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Dennis J. Casley dan Krisna Kumar. 1991. Pemantauan dan Evaluasi Proyek Partanian (terjemahan). Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Kasmir dan Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Penerbit Pradana Media, Jakarta.
Soesarsono. 2003. Memulai dan Menggerakkan Wirausaha. Jurusan Teknologi Industri Pertanian. FATETA IPB. Bogor.
Zulkarnain Jamin 1993. Perenccanaan Dan Analisa Proyek. Edisi ketiga. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi. Universitas Indonesia. Jakarta.
BAHAN PEMBELAJARAN X
ASPEK MONITORING DAN EVALUSI PELAKSANAAN PROYEK /USAHA
141
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
BAB XI. ASPEK MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN
PROYEK USAHA
A. PENDAHULUAN
1. SasaranaPembelajaran
Dapat memahami proses monitoring dan evaluasi pelaksanaan proyek/usaha
2. Strategi Pembelajaran
Ceramah
Tugas Mandiri
3. Manfaat Pembelajaran
Matakuliah ini merupakan mata kuliah aplikasi yang menuntut mahasiswa dapat
memberikan gambaran tentang aspek monitoring dan evaluasi yang dianalisis dalam
studi kelayakan dan mengaplikasikan langsung dalam pengambilan keputusan di bidang
peternakan
142
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
4. Deskripsi Matakuliah
Apabila keputusan telah diambil, proyek mana yang akan dilaksanakan, disini
timbul masalah bagaimana mengontrol pelaksanaan proyek tersebut, baik pada tahap
implementasi, maupun pada tahap operasional (saat proyek mulai berproduksi). Untuk
dapat melakuka pengawasan yang baik terhadap kegiatan-kegiatan di lapangan, diperlukan
sistem monitoring yang baik.
Monitoring memegang peranan penting dalam pelaksanaan suatu proyek atau
pekerjaan, karena monitoring akan memberikan umpan balik (feed back) pada pimpinan
(managers) dan para perencana, sehingga pimpinan dapat mengetahui setiap saat apa yang
terjadi di lapangan. Apabila terjadi hambatan-hambatan yang akan membawa akibat
tertundannya suatu kegiatan, pimpinan dapat segera mengambil langkah-langkah
pengamanannya agar kesukaran dapat segera diatasi, sehingga pelaksanakaan
pekerjaan/kegiatan dapat selesai sesuai dengan rencana. Dengan perkataan lain,
penggunaan system monitoring yang baik (PERT/CPM ataupun Gantt-Chart), memungkinkan
pimpinan dapat melakukan control/pengawasan yang efektif
B. URAIAN PEMBELAJARAN
1. Monitoring dan Evaluasi (Perspektif Manajemen, Focus dan Substansi)
“Monitoring is a systematic gathering of information and feed back for timely
control and decision” (Alberto D. Pene, 1980:78). Monitoring report akan memberikan
umpan balik (feed back) pada pimpinan sehingga pimpinan dapat mengetahui setiap saat
apa yang terjadi di lapangan. Apabila terjadi hambatan-hambatan dalam suatu kegiatan,
pimpinan dapat dengan segera mengambil langkah langkah penanganannya agar persoalan
dapat segera di atasi, sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat selesai tepat waktunya.
Dengan perkataan lain, dengan system monitoring yang baik, pimpinan dapat
melaksanakan control yang efektif.
Dalam pelaksanaan suatu proyek, monitoring memegang peranan penting, karena
monitoring report akan memberikan input bagi perencana untuk melakukan evaluasi
terhadap terhadap pelaksanaan proyek tersebut dan perencanaan selanjutnya. Oleh karena
itu, untuk dapat melaksanakan monitoring yang baik, diperlukan:
143
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
a. Sistem reporting yang baik, yang memerlukan adanya komunikasi di antara
penanggung jawab masing-masing bagian kegfiatan (project team members) sehingga
dapat diketahui apa yang sedang terjadi di lapangan.
b. Orang yang tepat (right people), maksudnya, (a) penaggung jawab terhadap setiap
kegiatan: (b) pimpinan yang dapat mengintegrasikan laporan dari suatu kegiatan ke
kegiatan lainnya, untuk dilakukan penyesuaian-penyesuaian dalam kegiatan.
Apabila diperhatikan fase the project cycle tersebut, mulai dari fase I sampai fase
IV, dilakukan kegiatan- kegiatan sebagaimana dapat dilihat pada diagram tahap. Persiapan
suatu rencana investasi, mulai dari setting up the the objective sampai pada pengambilan
keputusan alternative yang akan dilaksanakan. Semua kegiatan-kegiatan ini dilakukan
oleh pemilik proyek. Kemudian dalam rangka kredit yang diperlukan maka project
proposal yang diajukan kepada bank (lembaga keuangan) dilakukan appraisal (pengujian)
oleh bank yang bersangkutan, untuk dianalisa/evaluasi apakah rencana investasi tersebut
ditinjau dari segia perbankan adalah bankable, sehingga dapat disetujui untuk diberikan
kredit yang diperlukan.
Untuk melakukan pengujian/analisa ini, biasanya bank/lembaga keuangan yang
bersangkutan, akan mengirim seorang appraisal mission. Setelah pihak bank yang
bersangkutan menyetujui permohonan kredit yang diperlukan didasarkan pada hasil
appraisal mission, maka pelaksanaan proyek tersebut dapat dimulai (fase-V). dalam tahap
pelaksanaan proyek, pihak bank yang bersangkutan akan mengiring/menempatkan tenaga-
tenaga supervisi untuk mengawasi apakah kredit yang diberikan digunakan sesuai dengan
rencana. Kemudian, setelah proyek berjalan, diadakan evaluasi kembali (post evaluation
fase-VIII) untuk mengetahui apakah proyek berjalan sesuai dengan rencana atau tidak.
Untuk melakukan pengawasan/fungsi control yang baik inilah, fungsi monitoring
memegang peranan penting.
c. Informasi yang benar. Informasi yang benar hanya dapat diperoleh bila penggungjawab
setiap kegiatan/langkah di tangani oleh orang-orang yang tepat.
d. Waktu yang tepat. Gejala-gejala hendaknya dilaporkan/diatasi sebelum terjadi, agar dapat
dilakukan tindakan-tindakan pengamanan jauh sebelumnya.
2. Siklus Proyek dan Jenis Evaluasinya.
144
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Untuk mengetahui saat melakukan monitoring, kiranya perlu diketahui dahulu the project cycle sebagaimana berikut ini:
Dari gambar tersebut di atas dapat dilihat adanya tiga periode sebagai berikut:
1) Gestation period, terdiri atas :
a. Planning stage, meliputi kegiatan-kegiatan/fase (I) indentifikasi, fase (II) formulasi, fase
(III) analisis, fase (IV) evaluasi dan pengambilan keputusan. Pada planning stage ini
evaluasi yang dilakukan adalah sebelum keputusan diambil, dinamakan pre evaluation.
b. Implementation stage, tahap mulainya pelaksanaan proyek (fase V).
2) Operation period, adalah tahap proyek mulai in actual project/proyek mulai
berproduksi (fase VI), yang mencerminkan pula ekonomis proyek (economic life of
the project)
3) Post evaluation period, merupakan periode (fase VIII) dimana akan dilakukan evaluasi
setelah proyek berjalan beberapa saat atau setelah berakhirnya umur ekonomis proyek.
Hasil daripada post evaluation ini, akan memberikan jawaban, apakah proyek berjalan
sesuai dengan rencana atau tidak, dan hasil dari post evaluasi ini sangat tergantung
pada sistem monitoring (fase-VII) yang dilakukan selama proyek berjalan, yang akan
memberikan feed back bagi perencanaan selanjutnya.
145
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Di dalam suatu struktur manajemen langkah-langkah apakah yang harus dilakukan
seorang pimpinan proyek agar dapat dilakukan monitoring serta system reporting yang
baik terhadap pelaksanaan suatu proyek. Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah
sebagai berikut:
Langkah pertama.
Pada langkah pertama dilakukan:
a. Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan serta menentukan penanggung jawab dari setiap
kegiatan, jangka waktu untuk penyesuaian setiap kegiatan serta penentuan waktu untuk
penyelesaian seluruh proyek.
b. Menentukan (a) tahap dari setiap kegiatan, (b) resource requirements and rate of
consumption.
Langkah kedua
Berdasarkan data-data pada langkah pertama di atas, dibuatlah :
1. PERT (Program Evaluation and Review Technique)
PERT merupakan singkatan dari Program Evaluation dan Review Technique atau
teknik menilai dan meninjau kembali program. Teknik ini dikembangkan oleh Navy
Special Projects Office (Biro Proyek-proyek Khusus Angkatan Laut Amerika Serikat)
dalam kerjasama dengan Booz, Allen and Hamilton, suatu perusahaan konsultasi
manajemen.
Teknik PERT adalah suatu metode yang bertujuan untuk sebanyak mungkin
mengurangi adanya penundaan, maupun gangguan dan konflik produksi;
mengkoordinasikan dan mensingkronisasikan berbagai bagian sebagai suatu keseluruhan
pekerjaan; dan mempercepat selesainya proyek. Teknik ini memungkinkan dihasilkannya
suatu pekerjaan yang terkendali dan teratur. PERT merupakan metode untuk menentukan
jadwal dan anggaran dari sumber-sumber, sehingga suatu pekerjaan yang sudah ditentukan
lebnih dahulu dapat diselesaikan tepat pada waktunya. PERT merupakan suatu fasilitas
komunikasi dalam hal bahwa PERT dapat melaporkan kepada manajer, perkembangan
yang terjadi, baik yang bersifat menguntungkan maupun tidak. PERT dapat menjaga agar
para manajer mengetahui dan mendapat keterangan ini secara teratur. Lebih dari itu semua,
PERT merupakan suatu pendekatan yang baik sekalai untuk mencapai penyelesaian proyek
tepat pada waktunya.
146
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Harap diperhatikan bahwa baik PERT maupun teknik manajemen yang lain tidak
dapat memecahkan persoalan yang dihadapi oleh para manajer. Sebaliknya teknik ini
membantu seorang manajer untuk menyadari masalah yang dihadapinya, pemecahannya
yang bersifat realistis, serta kekuatan dan kelemahahnya menilai semua faktor dan
pertimbangan yang mempunyai hubungan dengan keputusan mereka. Walaupun PERT
tidak dapat menggantikan kecerdasan dan pengamatan serta pengalaman dan kebijakan
seorang manajer, tetapi dapat menjadi pembantu dan alat yang sangat berarti dalam
membuat keputusan.
PERT bukanlah merupakan suatu alat manajemen yang baru dan revolusioner.
Sebagaimana kebanyakan teknik manajemen, PERT merupakan perkembangan dari usaha-
usaha terdahulu yang dilakukan para manajer untuk dapat melaksanakan pengendalian
yang lebih baik terhadap hal-hal yang harus mereka pimpin.
Ada dua konsep yang harus diperhatikan dalam PERT :
a) Event : Suatu event (kejadian) adalah suatu keadaan yang terjadi pada suatu saat
tertentu)
b) Aktivitas : Suatu aktivitas adalah pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu
kejadian.
Dalam jaringan PERT, kejadian biasanya dilukiskan dalam bentuk lingkaran, dan
aktivitas-aktivitas dilukiskan dalam bentuk tanda panah yang menghubungkan dua buah
lingkaran. Gambar 9 menggambarkan dua event yang dihubungkan oleh suatu aktivitas.
Event-event ini diberi nomor agar kita dapat membedakannya. Tiap-tiap even
menggambarkan titik waktu tertentu; event 1 dapat menggambarkan titik waktu “pekerjaan
dimulai”, dan 2 event dapat menggambarkan titik waktu “pekerjaan selesai”. Tanda panah
atau aktivitas yang menghubungkan kedua event ini menggambarkan pekerjaan yang
sesuangguhnya dikerjakan; ia menggambarkan waktu-yaitu waktu yang dibutuhkan untuk
merencanakan dan melaksanakan pekerjaan yang sebenarnya.
Gambar 9. Dua event dihubungkan oleh suatu aktivitas
Dari gambar yang sederhana ini kita dapat lihat bahwa event-event ini sendiri tidak
membutuhkan waktu tetapi hanya merupakan tanda saat dimulainya atau berakhirnya suatu
147
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
aktivitas. Jadi dalam PERT, yang membutuhkan waktu, uang dan sumber-sumber adalah
aktivitas-aktivitas dan bukan event. Dalam hal ini H.L Gantt sangat tepat dalam
menyatakan event-event sebagai babakan, dengan pengertian bahwa event ini
menunjukkan saat dimulai dan berakhirnya pekerjaan dan bukan menunjukkan pekerjaan
itu sendiri.
Berikut ini diberikan dua defenisi resmi.
Suatu event dalam PERT adalah:
“Suatu keadaan yang terjadi seketika itu juga pada titik waktu tertentu, tetapi keadaan itu
sendiri tidak membutuhkan waktu atau sumber-sumber.”
Suatu aktivitas dalam PERT adalah:
“Bagian tertentu dari suatu proyek kerja, yang membutuhkan waktu dan sumber-sumber
untuk menyelesaikannya.”
Misalkan saja langkah pertama dalam pembangunan sebuah rumah adalah
penggalian fondamennya. Langkah pertama ini akan dinyatakan dalam terminologi PERT
pada Gambar 9. Event 1 akan dinyatakan sebagai “penggalian fondamen dimulai”; event 2
akan dinyatakan sebagai “penggalian fondamen selesai”. Aktivitasnya, yang berdasarkan
sistem PERT dinamakan aktivitas 1-2 (menunjukkan event-event permulaan dan akhir),
akan dinyatakan sebagai penggalian fondamen.
Dari contoh sederhana ini dapat kita lihat dengan mudah bahwa event 1 dan 2
sendiri tidak membutuhkan waktu; event ini hanya menandakan permulaan dan akhir
pekerjaan. Aktivitas 1-2 menunjukkan kerja yang sesungguhnya dibutuhkan. Perhatikan
jaringan PERT dalam Gambar 5. nyata bahwa aktivitas mengalir dari kiri ke kanan; ini
adalah hukum umum yang berlaku bagi semua jaringan PERT. Juga perhatikan bahwa
antara 2 event hanya terdapat satu aktivitas, dan diberi nama sesuai dengan even permulaan
dan akhir.
Gambar 10 menunjukkan beberapa jaringan PERT yang sederhana dengan masing-
masing event dan aktivitas-aktivitasnya dinyatakan dalam terminology PERT yang tepat.
Jadi berdasarkan gambar tersebut kita dapat membedakan masing-masing even, dapat
menunjuk pada setiap aktivitas yang terdapat dalam jaringan. hubungan event-aktivitas ini
merupakan pengertian dasar yang menjadi dasar PERT.
Istilah jaringan menunjukkan bahwa jika beberapa event dan aktivitas digabungkan
dan kemudian hasilnya digambarkan pada gambar 10. Gambar tersebut akan berbentuk
148
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
seperti jaringan. Ada kemungkinan terdapatnya beberapa cabang tergantung pada rumitnya
proyek.
Misalnya, jaringan yang digambarkan dalam Tabel 21 dan gambar 11. menunjukkan
event dan aktivitas yang dibutuhkan untuk menanan sebuah pipa saluran kecil diantara
sebuah sumur dengan sebuah rumah. Mula-mula setiap aktivitas digambarkan dalam Tabel
20 bersama dengan event permulaan dan event akhir. Kemudian semua event dan aktivitas
ini digambarkan bersama-sama untuk membentuk jaringan yang hasilnya digambarkan
dalam gambar 11.
149
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Jelas bahwa jaringan yang digambarkan dalam gambar 11 merupakan jaringan jenis
garis lurus; artinya, bagi setiap aktifitas berlaku syarat bahwa aktivitas yang berbeda tepat
sebelumnya harus diselesaikan lebih dahulu agar aktivitas yang terdapat tepat sesudahnya
dapat dimulai. Tentu saja banyak terdapat jaringan yang tidak termasuk jenis ini. Jika
misalnya kita ingin menggambarkan penanaman dua buah pipa saluran yang sejenis dan
kita ingin menunjukkan secara khusus bahwa pekerjaan yang satu dapat berlangsung tanpa
tergantung pada pekerjaan lain, maka jaringan yang dihasilkan akan berbentuk seperti
gambar 12. Di sini diasumsikan bahwa masing-masing pipa saluran meliputi ketujuh
aktivitas yang sama seperti yang ditunjukkan oleh gambar 12.
Dalam gambar 13, aktivitas-aktivitas yang menunjukkan kerja yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan pipa saluran 1 (aktivitas 1-2, 2-3, 3-4, 4-5, 5-6, dan 6-7) dapat
150
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
dilangsungkan tanpa harus tergantung pada aktivitas-aktivitas yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pipa saluran yang lain. Misalnya, yang terletak di sebelah atas, aktivitas 5-6
tidak dapat dimulai sebelum aktivitas 4-5 diselesaikan.
Aktivitas-aktivitas pada pipa saluran yang terletak di atas, yaitu 1-2, 2-3, 3-4 dan
seterusnya, biasanya dikatakan mempunyai hubungan seri; artinya tidak ada satupun
aktivitas yang dapat dimulai sebelum aktivitas yang terdapat tepat sebelumnya
diselesaikan. Sedangkan aktivitas-aktivitas yang terpisah (misalnya 4-5 dan 9-10)
dikatakan mempunyai hubungan parallel; ini berarti bahwa masing-masing dapat
dilaksanakan tanpa harus tergantung pada yang lain. Jelas bahwa kita tidak dapat
menganggap proyek gabungan dua pipa saluran ini sudah selesai, sebelum semua aktivitas
pada kedua pipa saluran ini diselesaikan.
Kebanyakan dari jaringan PERT tidak hanya terdiri dari event dengan hubungan
paralel atau hubungan seri yang sederhana saja. Jika terdapat saling hubungan yang rumit
dalam suatu jaringan, maka tentu saja jaringan itu harus digambarkan oleh suatu diagram.
Perhatikanlah suatu jaringan yang digambarkan dalam gambar 14. Berdasarkan
pengetahuan kita sebelumnya mengenai dasar-dasar jaringan, dapat kita ketahui bahwa
event 1 nerupakan event yang pertama dari jaringan ini. Event ini biasanya dinamakan
event permulaan jaringan dan dinamakan demikian sebab ia tidak berasal dari suatu
aktivitas. Dengan cara yang sama, dapat kita lihat bahwa event 8 merupakan event akhir
jaringan, ia dinamakan demikian karena ia tidak mengakibatkan terjadinya suatu aktivitas.
Kita masih dapat melihat beberapa hubungan lain dari gambar 14. dengan
memperhatikan event 6, kita dapat melihat bahwa ia berasal dari aktivitas-aktivitas 5-6 dan
2-6; dengan demikian dapat kita katakan bahwa event 6 merupakan event akhir bagi dua
buah aktivitas. Berdasarkan alasan yang sama dapat kita lihat bahwa event 2
mengakibatkan dimulainya dua aktivitas, yatu aktivitas 2-5 dan 2-6; jadi dapat kita katakan
bahwa event 2 merupakan event permulaan bagi dua aktivitas. Event 8 merupakan event
akhir dari tiga aktivitas dan disamping itu juga merupakan event akhir jaringan
151
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Gambar 14. Hubungan Antar Event
Sebagai iktisar dasar-dasar jaringan, maka dalam Tabel 21 dimuat seluruh aktivitas
yang terdapat dalam gambar 14 bersama dengan event dan event akhirnya. Disamping itu,
juga dituliskan semua event yang menjadi event permulaan dari sesuatu aktivitas dan
semua event yang menjadi event akhir bagi suatu aktivitas. Akhirnya dimuat juga event-event
yang menjadi event permulaan dan event akhir dari jaringan.
152
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
2. CPM (CRITICAL PATH METHOD)
Di samping PERT, metode jalur kritis (CPM) yaitu metode untuk merencanakan
dan mmengendalikan proyek-proyek, merupakan sistem yang paling banyak dipergunakan
diantara semua sistem lain yang menggunakan sistem pembentukan jaringan.
Perbedaan pokok antara CPM dan PERT adalah bahwa CPM memasukkan konsep
biaya dalam proses perencanaan dan pengendalian. Dengan ini tidak berarti bahwa konsep
PERT sama sekali tidak mengabaikan konsep biaya. Dalam PERT diasumsikan bahwa
besarnya biaya berubah-ubah sesuai dengan lamanya waktu dari aktivitas-aktivitas yang
terdapat dalam suatu proyek. Jadi jika kita telah berhasil mempersingkat waktu untuk suatu
proyek maka diasumsikan bahwa dengan demikian biaya untuk proyek ini juga berhasil
diperkecil. Selanjutnya harus pula diasumsikan bahwa penyingkatan waktu selama satu
minggu yang dilakukan terhadap suatu aktivitas yang terletak pada suatu jalur kritis,
secara ekonomis adalah sama produktifnya dengan penyingkatan waktu selama satu
153
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
minggu yang dilakukan terhadap aktivitas-aktivitas lain yang terletak pada jalur kritis yang
lain. Jika waktu tercepat yang diharapkan untuk event akhir jaringan telah berhasil
dikurangi, maka dianggap bahwa biaya juga telah berhasil dikurangi.
Perbedaan penting lain antara CPM dengan PERT terletak pada metode untuk
menentukan perkiraan waktu. Para pemakai CPM dianggap mempunyai dasar yang lebih
kuat sebagai landasan untuk memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan
setiap aktivitas.
Perbedaan utama dalam penerapan kedua teknik ini dapat dimengerti jika kita
perbandingkan suatu perusahaan, misalnya perusahaan bangunan dengan perusahaan
lainnya, perusahaan atau biro penelitian dan pengembangan misalnya. Seorang estimator
yang cerdik dari suatu perusahaan bangunan akan memberikan perkiraan biaya dan angka-
angka mengenai waktu yang dibutuhkan untuk membuat suatu fondasi beton. Mungkin
saja terdapat perbedaan kecil di sana-sini tetapi jika perusahaannya pernah mengerjakan
pekerjaan itu sebelumnya, maka perkiraannya mengenai biaya dan waktu biasanya akan
cukup tepat.
Prinsip-prinsip pembentukan jaringan dalam CPM mirip sekali dengan prinsip-
prinsip yang telah dibahas sebelumnya dalam PERT. Jadi mereka yang sudah mengenal
PERT dengan baik, tidak memenuhi kesulitan lagi dalam mempergunakan CPM, sejauh
hal itu menyangkut pembentukan jaringannya. Perbedaan utama terletak pada penentuan
perkiraan waktunya.
Metode Perkiraan Waktu.
Dalam sistem CPM ditentukan dua jenis perkiraan waktu dan biaya untuk setiap
aktivitas yang terdapat dalam jaringan. Kedua perkiraaan ini adalah perkiraan normal (normal
estimate) dan perkiraan cepat (crash estimate). Perkiraan waktu yang normal kira-kira
sama dengan perkiraan waktu yang paling mungkin dalam PERT. Biaya normal
adalah tentu saja biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek dalam waktu
normal. Perkiraan waktu cepat adalah waktu yang dibutuhkan untuk suatu proyek jika
biaya yang dikeluarkan tidak jadi pertimbangan dalam usaha mempersingkat waktu.
a) Penyusunan kegiatan
b) Berdasarkan major events tersebut pada butir 1 ditetapkan waktu yang diperlukan untuk
setiap pelaksanaan kegiatan seperti yang yang terlihat pada tabel 22.
154
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Catatan : panah putus-putus menunjukkan dummy activities.
Penjelasan :
Network dapat dilakukan dengan percobaan-percobaan berdasarkan time boundaries,
events dan activities, sehingga diperoleh suatu gambar yang layak dikemukakan (a
presentable one) yang penting adalah menunjukkan urutan yang paling masuk akal dan
ada hubungan 155imbale balik antara kegiatan-kegiatan.
155
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Dari gambar tersebut di atas, dapat kita melihat dengan menarik garis (panah) dari titik
(0) yang merupakan saat mulainya (starting events), akan berakhir pada event (8) yang
merupakan saat berakhirnya (ending event). Dari event tersebut dapat kita tentukan
“critical paths”
Jadi “critical paths” merupakan langkah kegiatan yang menentukan, karena pada langkah
ini diperlukan kesempurnaan langkah-langkah penunjangnya. Angka-angka disisi panah
menunjukkan jangka waktu (duration) dari setiap pelaksanaan kegiatan (activity). Jadi ada
delapan activities dan dari ke-8 activities, terdapat 4 path, dapat dilihat pada Tabel 23.
Dummy activities (panah putus-putus) bukanlah suatu kegiatan, hanya menujukkan
hubungan antar kegiatan kegiatan. Contoh, dummy activity (5 – 7) artinya bahwa sebelum
percobaan mesin dapat dilakukan (try-run) yaitu activitiy (7 – 8), para teknisi sudah harus
mendapat latihan.
Dari empat path tersebut kita melihat bahwa path 2 mempunyai jangka waktu
terpanjang (the longest total duration) yaitu 39 minggu (0-1-3-7-8) dan inilah yang
dinamakan the critical path (jalur kritis) artinya seluruh kegiatan untuk penyelesaian
proyek tersebut diperlukan waktu = 39 minggu dan setiap delay dalam pekerjaan
sepanjang sepanjang jalur kritis tersebut akan dapat menyebabkan menurunnya (delay)
keseluruhan proyek-proyek. Kadang-kadang dalam pelaksanaan pekerjaan, ada kegiatan
yang memerlukan jangka waktu pelaksanaan lebih panjang dari yang telah ditentukan.
156
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Dalam hal ini waktu dapat dirubah dan dengan sendirinya jalur kritis harus dirubah atau
disesuaikan.
(2) Time Scale Network
Setelah diadakan perbaikan-perbaikan kita meningkat ke jadwal waktu kegiatan yang
harus dimulai.
(3) Gantt Chart
Time scaled network akan pula digambarkan/diterjemahkan dalam bentuk gantt chart.
Misalnya project implementation dimulai pada tanggal 1 september 1997. selesai
dalam waktu 39 minggu = 9 bulan, 3 minggu.
Start actual operation = minggu terakhir bulan juni 1998. sebagaimana terlihat pada
Gambar 16 (lihat lampiran)
Langkah ketiga
Berdasarkan PERT /CPM atau GANTT CHART tersebut, masing-masing penanggung
jawab kegaiatan, menyusun suatu progress report. Progress reports dibuat/disusun oleh
operation level berdasarkan standar operational procedure (SOP), dimana SOP ini
ditetapkan oleh pimpinan proyek yang meliputi:
1. Laporan-laporan (reports)
Time schedule setiap kegiatan
Utilization of funds (financial allocation)
Keperluan peralatan (equipment requirement)
Kebutuhan tenaga kerja (manpower)
2. Penunjuk suhu (thermometer identification)
Misalnya sebagai “thermometer” ditetapkan kegiatan dari volume pekerjaan dalam
suatu jangka waktu tertentu. Hal ini akan menunjukkan apakah pelaksanaan suatu
pekerjaan berada pada schedule atau tidak.
5. Pengendalian suhu (standar of thermometer)
Menunjukkan persentase pekerjaan yang dapat diselesaikan dalam satu minggu atau
satu bulan.
4. Penyimpangan-penyimpangan (deviation)
Bila ada penyimpangan-penyimpangan dari jadwal waktu/standar of thermometer,
dijelaskan.
157
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Berdasarkan progress reports yang diterima dari setiap penanggung jawab
pelaksanaan, wakil pimpinan proyek akan memonitornya/mencatat pada gantt chart. Dari
progress reports ini akan dapat diketahui apakah terjadi penyimpangan, dan kalau ada
penyimpangan, assisten manager akan melaporkan kepada manager (pimpinan proyek).
Berdasarkan laporan yang diterima pimpinan proyek akan segera memanggil para
penanggung jawab pelaksana, untuk melakukan tindakan-tindakan pengamanannya.
3. PETA GANTT (Gantt Chart)
PERT bukanlah merupakan salah satu alat manajemen yang baru dan revolusioner.
Sebagaimana kebanyakan teknik manajemen, PERT merupakan perkembangan dari usaha-
usaha terdahulu yang dilakukan para manajer untuk dapa melaksanakan pengendalian yang
lebih baik terhadap hal-hal yang harus mereka pimpin.
Sebagaian besar daripada para pelajar bidang manajemen tentunya mengenal nama
H.L. Gantt. Gantt hidup dalam masa yang sama dengan F.W Taylor, yang merupakan
“bapak scientific management (manajemen yang ilmiah)”. Dalam usaha untuk
menanggulangi masalah pengendalian produksi, Gantt berhasil menciptakan peta Gantt
158
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
yang terkenal itu, yang sampai sekarang masih dapat dijumpai dalam kantor para manajer
bagian pengendalian produksi; kemungkinan besar beberapa pendapat Gantt yang telah
dikembangkan inilah yang menjadi pelopor PERT.
Gantt mempergunakan apa yang dinamakan Gantt milestone chart (peta tonggak
batas Gantt); peta ini pada dasarnya menggambarkan pekerjaan yang harus dilakukan,
tetapi lebih penting lagi adalah peta ini juga menunjukkan saling hubungan yang terdapat
antar semua fase atau tingkat dari pekerjaan. Dengan perkataan lain, secara sederhana peta
ini menunjukkan koordinasi yang dibutuhkan antara berbagai tingkatan dari suatu proyek.
Gambar 14. menunjukkankan salah satu dari Gantt milestone chart, dengan
menggunakan alat ini, dengan skala waktu yang terdapat pada garis dasar, orang dapat
dengan mudah mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu
proyek.
Masing-masing lingkaran atau milestone yang terdapat dalam peta ini
menggambarkan penyelesaian tingkatan tertentu dari keseluruhan pekerjaan, dan tentu
saja, masing-masing segi empat menunjukkan suatu tugas tertentu. Ketiga segi empat
bersama-sama menggambarkan keseluruhan proyek.
Peta Gantt ini menunjukkan hubungan yang terdapat diantara babakan dalam satu
tugas yang sama; dari Gambar 8 dapat kita lihat bahwa babakan 2 tidak dapat dimulai sebelum
babakan 1 selesai. Dengan memperhatikan ketiga babakan yang terdapat dalam tugas Y, dapat
kita lihat juga bahwa babakan 4 tidak dapat dimulai seblum babakan 3
selesai. Tetapi bagaimana dengan hubungan antara tugas X dengan tugas Y atau antara
tugas Y dengan tugas Z? Dengan berdasar pada peta Gantt tidak menunjukkan apakah
babakan 6 dapat dimulai sebelum babakan 2 diselesaikan atau tidak. Atau juga, apakah
159
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
babakan 6 dan 7 tergantung pada babakan yang terdapat pada tugas X atau tidak? Dan
disinilah terletak batas kesanggupan alat ini. Singkatnya melalui Gantt milestone chart dapat
kita ketahui hubungan antara dua babakan tertentu yang terdapat dalam satu tugas, tetapi peta
ini tidak menunjukkan hubungan yang terdapat antara babakan yang terletak dalam tugas yang
berbeda.
Para pencipta PERT memperbaiki Gantt milestone chart yang asli dan mengubahnya sehingga
dapat menunjukkan saling hubungan diantara semua babakan yang terdapat dalam keseluruhan
proyek. Pada dasarnya, hal ini dilaksanakan dalam tiga langkah peralihan. Kita akan lebih
menghargai kelebihan PERT dari teknik perencanaan dan pengendalian yang dikebangkan
Gantt tadi, jika kita mengikuti langkah-langkah ini secara lebih teliti dan terinci yang terlihat
pada Tabel 24 (lihat lampiran)
C. PENUTUP
1. Tugas-tugas
a. Buku bacaan materi kuliah telah dibaca oleh mahasiswa sebelum mengikuti kuliah
b. Membuat makalah individu yang obyek garapannya sesuai dengan materi yang diberikan
oleh dosen.
c. Mahasiswa diwajibkan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dan
dikumpulkan tepat sesuai dengan jadwal yang disepakati.
6. Soal Perlatihan
a. Jelaskan pengetian monitoring pada pelaksanaan proyek proposal!
b. Berikan alasan anda aspek monitoring dan evaluasi memegang peranan penting pada
pelaksanaan proyek proposal!
c. Sebutkan dan jelaskan apa yang diperlukan pada pelaksanaan monitoring !
3. Daftar Bacaan
Aditya Prabhaswara. 2004. Dasar Penyusunan Project Proposal. Edisi kedua. Penerbit Andi.
Yogyakarta.
160
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Dennis J. Casley dan Krisna Kumar. 1991. Pemantauan dan Evaluasi Proyek Partanian (terjemahan). Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Djamin Zulkarnain. 1993. Perenccanaan Dan Analisa Proyek. Edisi ketiga. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi. Universitas Indonesia. Jakarta.
Kasmir dan Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Penerbit Pradana Media, Jakarta.
Soesarsono. 2003. Memulai dan Menggerakkan Wirausaha. Jurusan Teknologi Industri Pertanian. FATETA IPB. Bogor.
161
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
BAHAN PEMBELAJARAN XI
PRESENTASI LAPORAN PROYEK
BAB XII. PRESENTASI LAPORAN STUDI KELAYAKAN DAN EVALUASI PROYEK
162
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
A. PENDAHULUAN
1. Sasarana Pembelajaran
Dapat menyajikan laporan Studi Kelayakan dan Evaluasi Proyek
2. Strategi Pembelajaran
Mata kuliah ini menggunakan metode pembelajaran Project Base yang dipadukan
dengan ceramah dan tugas-tugas kajian pustaka dan review penelitian relevan.
Metode pembelajaran Project Base ini menuntut aktivitas langsung mahasiswa
dalam menyelesaikan project yang telah ditugaskan secara individu dalam bentuk
suatu laporan laporan studi kelayakan lengkap. Semua tahapan kegiatan tersebut
dipantau dan dibimbing langsung oleh asisten dan dosen mata kuliah dengan
melakukan asistensi secara berkala dan terjadwal, tutorial; dan presentasi didepan
kelas.
d. Manfaat Pembelajaran
Matakuliah ini merupakan mata kuliah aplikasi yang menuntut mahasiswa dapat
memberikan dapat membuat laporan studi kelayakan dan mengaplikasikan langsung
dalam pengambilan keputusan di bidang peternakan.
163
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
B. URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN
Sebelum memulai membuat suatu laporan studi kelyakan dan Evaluasi Proyek, kita
harus mempersiapkan lebih dahulu kerangka konseptual. Sebuah project proposal haruslah
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Detai dan jelas
2. Ringkas
3. Tepat
4. Sistematis
5. Kesatupaduan
6. Saling berkaitan (Coherency)
7. Self Explanatory (dapat menjelaskan dirinya sendiri)
Sebuah project proposal yang baik tersusun secra berurutan sebagai berikut:
A. Kata Pengantar
B. Daftar Isi
C. Resume (summary)
D. Latar Belakang Perusahaan (Company Profile) dan atau Pribadi (Curriculum Vitae)
E. Aspek Hukum
F. Aspek Manajemen dan Organissasi
G. Aspek Ekonomi dan Pemasaran
H. Aspek Teknis Produksi
I. Aspek Finansial
J. Aspek Sosial
K. Aspek Lingkungan
L. Lampiran,
Namun demikian ada pula yang mengemukakan bahwa project proposal pada
intinya terbagi dalam 4 (empat) bagian utama, yaitu:
1. The description of business (pemaparanm rencana usaha)
2. The marketing plan (perencanaan marketing/pemasaran)
3. The financial management plan (perencanaan manajemen keuangan)
4. The management plan (perencanaan manajemen).
164
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
KESIMPULAN
Masalah ekonomi yang dihadapi oleh setiap Negara khusunya Negara yang sedang
berkembang (developing countris) adalah di satu pihak adanya sumber-sumber faktor
produksi yang terbatas ketersediaannya (limited resources), seperti tenaga kerja, modal,
tanah, keahlian (tingkat teknologi yang masih rendah), serta factor produksi lainnya; di lain
pihak adanya kebutuhan manusia yang beraneka ragam dalam rangka memenuhi
kebutuhannya. Dengan adanya sumber faktor produksi yang terbatas tersedianya, pilihan
harus dilakukan di antara alternative-alternative mana yang akan dapat memberikan
manfaat semaksimal mungkin dalam tujuan manusia untuk memenuhi kebutuhan yang
beraneka ragam tersebut. Dalam kita melakukan pilihan diantara alternative-alternative
penggunaan sumber faktor produksi yang terbatas tersebut, analisa proyek merupakan
salah satu metode/cara dalam mengevaluasi alternative-alternative tersebut yang
didasarkan pada perbandingan antara manfaat (benefit) dan biaya (cost).
Untuk dapat melakukan perhitungan yang didasarkan pada perbandingan
(comparison) antara benefit (B) dengan cost (C), kita pergunakan criteria (evaluation
criterion) yang didasarkan pada undiscounted criterion
Undiscounted criteria, antara lain:
a) Membandingkan MEC dengan tingkat bunga (i), meliputi:
Bila MEC > (i), proyek adalah feasible
Bila MEC < (i), proyek tidak feasible
Bila MEC = (i), proyek break even point, (pada tingkat ini, tergantung pada investor,
apakah akan dilaksanakan atau tidak).
b) Rangking by inspection. Memilih investasi yang didasarkan atas selisih antara gross
benefits dengan operation dan mainternance cost (O & M cost)
c) Payback period, penilaian investasi, didasarkan pada pelunasan biaya investasi (cost) oleh
net benefit.
Undiscounted criterion ini, adalah ukuran atau criteria tanpa memperhitungkan apa
yang akan diperoleh dikemudian hari, nilainya saat ini.
Bagi proyek-proyek yang mempunyai economic life yang panjang (misalnya 5 – 20
tahun), penggunaan undiscounted criterion ini terlalu besar resikonya. Undiscounted
criterion dapat dipakai untuk proyek-proyek yang mempunyai economic life pendek (di
165
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
bawah 5 tahun), dan sifat usaha adalah quick fielding project, artinya proyek tersebut
mempunyai turned over capital yang cepat dengan modal yang relative kecil.
Untuk proyek-proyek dengan modal investasi yang cukup besar dan umur ekonomi
yang panjang (di atas lima tahun bahkan sampai puluhan tahun), oleh karena itu untuk
proyek-proyek semacam ini, seyogyanya untuk melakukan evaluasi dengan discounted
criterion.
Discounted Criterion
Kriteria /ukuran ini digunakan dalam evaluasi suatu proyek yang didasarkan pada
perhitungan/perbandingan anatara manfaat (benefit) yang akan diterima dengan biaya
(cost) yang harus dikeluarkan selama umur ekonomis proyek, berapa nilainya sekarang (at
present). Dengan perkataan lain, kita menghitung present value (PV) of a stream of future
income.
Untuk menghitung present value (PV) dipergunakan ukuran-ukuran yang
dinamakan initial selection criterion (ISC), yaitu:
- Ko = initial investment (modal pendahuluan)
- b = benefits
- c = costs
- i = tingkat bunga, dipakai sebagai DF
- t = tahun (economic life)
Apabila ISC tersebut dituangkan dalam formula-formula, maka diperoleh rumus
sebagai berikut:
Hasil-hasil perhitungan dengan mempergunakan rumus di atas, adalah apabila hasil
akhir perhitungan NPV adalah positif (+), maka proyek adalah feasible, sebaliknya bila
negative (-), proyek tidak feasible. Demikian pula dalam perhitungan benefit dan cost.
Apabila perbandingan/rasio antara benefit dan cost lebih besar atau sama dengan satu (1)
maka rencana proyek yang bersangkutan adalah feasible, tetapi apabila perbandingan
(ratio) tersebut lebih kecil dari satu (<1), rencana proyek tersebut sebaiknya dibatalkan
166
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Sebagaimana telah diuraikan terdahulu, bahwa berbicara soal manfaat suatu proyek
(benefit of project), maka ada manfaat yang dapat diukur/dinilai dengan uang yang dap
berupa manfaat langsung dan mafaat tidak langsung, dan benefit ini dinamakan tangible
benefit. Tetapi adapula benefit yang tidak dapat/sukar diukur dengan nilai uang walaupun
dapat kita rasakan manfaatnya, dinamakan intangible benefit. Untuk intangible benefit ini,
salah satu cara/alat untuk menganalisisnya, adalah analisis cost effectiveness.
Proyek merupakan alat untuk menjadikan suatu rencana menjadi kenyataan. Ini
dapat pula berarti, bila pelaksanaan suatu proyek mengalami kegagalan-kegagalan yang
mungkin disebabkan karena kurang matangnya persiapan-persiapan, berarti pula gagalnya
rencana-rencana sebagaimana diharapkan semula, serta penghamburan sumber/factor
produksi yang sudah terbatas tersedianya (limited resources) dalam masyarakat.
Oleh Karen itu dalam merencanakan suatu proyek, hendaknya diikuti tahapan-
tahapan dalam suatu project cycle demi keberhasilan suatu rencana. Apabila kita ikuti
tahapan-tahapan dalam project cycle tersebut, maka sebelum kiat meningkat pada tahap
evaluasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan, terlebih dahulu dilakukan
pengujian-pengujian (appraisals). Pada tahap appraisals ini pengujian dilakukan melalui
analisa-analisa, yang merupakan suatu kesatuan studio kelayakan (project feasibility
study), meliputi enam aspek sebagai berikut :
Aspek hukum
Aspek hukum dimaksudkan untuk meyakinkan apakah secara hukum rencana bisnis
dapat dinyatakan layak atau tidak. Jika suatu rencana bisnis yang tidak layak tetap
direalisasikan, bisnis akan mengalami risiko yang besar terutama akan dihentikan oleh
pihak yang berwajib atau akan diprotes oleh masyarakat. Analisis aspek hukum
mengkaji tentang legalitas rencana yang akan dibangun dan dioperasikan.
Aspek manajemen dan organisasi
Aspek manajemen agak sukar untuk dianalisis, tetapi aspek ini dapat merupakan
“kunci” bagi keberhasilan suatu proyek atau dapat pula merupakan penyebab gagalnya
suatu proyek. Aspek ini menyangkut capability/keahlian (skill) dari pesonalia dalam
proyek yang bersangkutan. Sedangkan untuk aspek organissasi ini menyangkut
masalah hubungan administrasi proyek tersebut dengan pejabat-pejabat/instansi-instansi
pemerintah, baik mengenai wewenang maupun tanggung jawab.
Aspek ekonomi dan Pemasaran
167
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Aspek ini menyangkut masalah input supplies (goods and services) yang diperlukan,
baik pada saat pembangunan proyek tersebut (construction works) ataupun setelah
proyek yang bersangkutan mulai beroperasi (starting producing), terutama hal
bagaimana penerapan strategi pemasaran dalam rangka meraih sebagian pasar potensial
atau peluang pasar yang ada.
Aspek teknis
Aspek teknis menyangkut input output of real goods and service yang diperlukan dalam
proses produksi dari suatu proyek yang bersangkutan.
Aspek financial
Menyangkut masalah perbandingan antara biaya dan manfaat/hasil usaha (revenue
earned) yang dapat dicapai/diperoleh dari proyek tersebut; apakah modal yang
diperlukan terjamin tersedianya; apakah proyek tersebut sanggup membayar kembali
utang-utangnya; apakah proyek tersebut sanggup berkembang dengan kemampuannya
sendiri (self sufficient) dikemudian hari.
Aspek sosial
Dalam menjalankan suatu usaha hendaknya memperhatikan keseimbangan kehidupan
sosial kerena perusahaan hidup bersama dengan komponen-komponen lain yang berada
dalam satu tatanan kehidupan yang fluralis dan kompleks, sehingga perusahaan
mempunyai tanggung jawab sosial, sehingga dalam kehidupan bermasyarakat dapat
hidup saling menguntungkan.
Aspek Lingkungan
Aspek lingkungan dilakukan tidak hanya membahas tentang kesesuaian lingkungan
dengan bisnis yang akan dijalankan, tetapi juga membahas tentang dampak bisnis
terhadap lingkungan serta pengaruh perubahan lingkungan yang akan datang terhadap
usaha.
Apabila hasil pengujian/analisa tehadap aspek-aspek tersebut menunjukkan positif,
maka barulah kita meningkat pada tahap mengevaluasinya.
Di dalam melakukan evaluasi yang didasarkan pada analisis finansial,
penekanannya terletak pada “private returns”; sedangkan dalam analisa ekonomis,
penekanan terletak pada “the social returns” atau “the economic returns” , dimana proyek
dilihat sampai seberapa jauh sumbangannya terhadap perkembangan ekonomi secara
keseluruhan.
168
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
Apabila keputusan telah diambil, proyek mana yang akan dilaksanakan, disini
timbul masalah bagaimana mengontrol pelaksanaan proyek tersebut, baik pada tahap
implementasi, maupun pada tahap operasional (saat proyek mulai berproduksi). Untuk
dapat melakuka pengawasan yang baik terhadap kegiatan-kegiatan di lapangan, diperlukan
sistem monitoring yang baik.
Monitoring memegang peranan penting dalam pelaksanaan suatu proyek atau
pekerjaan, karena monitoring akan memberikan umpan balik (feed back) pada pimpinan
(managers) dan para perencana, sehingga pimpinan dapat mengetahui setiap saat apa yang
terjadi di lapangan. Apabila terjadi hambatan-hambatan yang akan membawa akibat
tertundannya suatu kegiatan, pimpinan dapat segera mengambil langkah-langkah
pengamanannya agar kesukaran dapat segera diatasi, sehingga pelaksanakaan
pekerjaan/kegiatan dapat selesai sesuai dengan rencana. Dengan perkataan lain,
penggunaan system monitoring yang baik (PERT/CPM ataupun Gantt-Chart),
memungkinkan pimpinan dapat melakukan control/pengawasan yang efektif.
169
LKPP
UNHAS
Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek
DAFTAR PUSTAKA
Aditya Prabhaswara. 2004. Dasar Penyusunan Project Proposal. Edisi kedua. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Dennis J. Casley dan Krisna Kumar. 1991. Pemantauan dan Evaluasi Proyek Partanian (terjemahan). Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Djamin Zulkarnain Jamin 1993. Perenccanaan Dan Analisa Proyek. Edisi ketiga. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi. Universitas Indonesia. Jakarta.
Johan Suwito. 2011. Studi Kelayakan Pengembangan Bisnis. Penerbit Graha Ilmu, Jakarta.
Kasmir dan Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Penerbit Pradana Media, Jakarta.
Soesarsono. 2003. Memulai dan Menggerakkan Wirausaha. Jurusan Teknologi Industri Pertanian. FATETA IPB. Bogor.
Sucipto Agus. 2010. Studi Kelayakan Bisnis (Analisis dan Studi Kasus). Penerbit UiMaliki Press, Malang.
Suliyanto. 2010. Studi Kelayakan Bisnis (Pendekatan Praktis). Penerbit ANDI, Yogyakarta.
170
LKPP
UNHAS