Kredo 5 (2021) - Jurnal UMK

27
Kredo 5 (2021) KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra Terakreditasi Sinta 4 berdasarkan Keputusan Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor: 23/E/KPT/2019. 08 Agustus 2019 https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/index Struktur, Makna, Fungsi, dan Nilai Budaya Dalam Mantra Aji Pemikat | 35 Di Desa Margotani Ii Kecamatan Madang Suku Ii Kabupaten Oku Timur Anggun Evriana 1 , Missriani 2 , Yessi Fitriani 3 STRUKTUR, MAKNA, FUNGSI, DAN NILAI BUDAYA DALAM MANTRA AJI PEMIKAT DI DESA MARGOTANI II KECAMATAN MADANG SUKU II KABUPATEN OKU TIMUR Anggun Evriana 1 , Missriani 2 , Yessi Fitriani 3 [email protected] Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Program Pascasarjana Universitas PGRI Palembang, Indonesia Info Artikel : Abstract The purpose of this study is to describe the structure, meaning, function, and cultural values of the Charm Aji Mantra. In achieving validation, this study uses a descriptive type of research with a qualitative approach. Through the method of collecting data, observation, interviews, record, record, and documentation. The data and data sources in this study are the spell Aji Pemikat owned by shamans or psychics in Margotani II Village, Madang Suku II District, East Oku Regency. The data sources in this study were spell speakers in Margotani II Village, Madang Suku II District, East Oku Regency. The meaning that arises from the Aji Pemikat mantra is the use of mantras as a virtue. The function of the Charm Aji spell is according to the use of the spell. Cultural values include human reations with God, nature, society, other people, and self-funding. Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan Struktur, Makna, Fungsi, Dan Nilai Budaya Dalam Mantra Aji Pemikat. Dalam mencapai validitasi, penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Melalui metode pengumpulan data observasi, wawancara, rekam, pencatatatan, dan dokumentasi. Data dan sumber data dalam penelitian ini adalah mantra Aji Pemikat yang dimiliki oleh dukun atau paranormal yang terdapat di Desa Margotani II Kecamatan Madang Suku II Kabupaten Oku Timur. Sumber data dalam penelitian ini adalah penutur mantra yang terdapat yang terdapat di Desa Margotani II Kecamatan Madang Suku II Kabupaten Oku Timur. Makna yang muncul dari mantra Aji Pemikat yaitu penggunaan mantra sebagai ilmu keluhuran. Fungsi mantra Aji Pemikat yaitu sesuai kegunaan mantra. Sejarah Artikel Diterima 11 Januari 2021 Disetujui 26 juni 2021 Dipublikasi 7 Oktober 2021 : Keywords cultural value, charm spell, meaning, function, structure, : Kata Kunci Fungsi, Makna, Mantra Aji Pemikat, Nilai Budaya, Struktur, :

Transcript of Kredo 5 (2021) - Jurnal UMK

Kredo 5 (2021)KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra

Terakreditasi Sinta 4 berdasarkan Keputusan DirektoratJenderal Penguatan Riset dan Pengembangan,

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan TinggiRepublik Indonesia

Nomor: 23/E/KPT/2019. 08 Agustus 2019https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/index

Struktur, Makna, Fungsi, dan Nilai Budaya Dalam Mantra Aji Pemikat | 35Di Desa Margotani Ii Kecamatan Madang Suku Ii Kabupaten Oku Timur

Anggun Evriana1, Missriani2, Yessi Fitriani3

STRUKTUR, MAKNA, FUNGSI, DAN NILAI BUDAYADALAMMANTRA AJI PEMIKAT DI DESA MARGOTANI II

KECAMATANMADANG SUKU II KABUPATEN OKU TIMUR

Anggun Evriana1, Missriani2, Yessi Fitriani3

[email protected]

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,Fakultas Program Pascasarjana

Universitas PGRI Palembang, Indonesia

Info Artikel : AbstractThe purpose of this study is to describe the structure, meaning, function, and cultural values ofthe Charm Aji Mantra. In achieving validation, this study uses a descriptive type of research with aqualitative approach. Through the method of collecting data, observation, interviews, record, record,and documentation. The data and data sources in this study are the spell Aji Pemikat owned byshamans or psychics in Margotani II Village, Madang Suku II District, East Oku Regency. The datasources in this study were spell speakers in Margotani II Village, Madang Suku II District, East OkuRegency. The meaning that arises from the Aji Pemikat mantra is the use of mantras as a virtue. Thefunction of the Charm Aji spell is according to the use of the spell. Cultural values include humanreations with God, nature, society, other people, and self-funding.

AbstrakTujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan Struktur, Makna, Fungsi, Dan Nilai Budaya DalamMantra Aji Pemikat. Dalam mencapai validitasi, penelitian ini menggunakan jenis penelitiandeskriptif dengan pendekatan kualitatif. Melalui metode pengumpulan data observasi, wawancara,rekam, pencatatatan, dan dokumentasi. Data dan sumber data dalam penelitian ini adalah mantra AjiPemikat yang dimiliki oleh dukun atau paranormal yang terdapat di Desa Margotani II KecamatanMadang Suku II Kabupaten Oku Timur. Sumber data dalam penelitian ini adalah penutur mantrayang terdapat yang terdapat di Desa Margotani II Kecamatan Madang Suku II Kabupaten OkuTimur. Makna yang muncul dari mantra Aji Pemikat yaitu penggunaan mantra sebagai ilmukeluhuran. Fungsi mantra Aji Pemikat yaitu sesuai kegunaan mantra.

Sejarah ArtikelDiterima 11Januari 2021Disetujui 26 juni2021Dipublikasi 7Oktober 2021

:

Keywordscultural value,charm spell,meaning,function,structure,

:

Kata KunciFungsi, Makna,Mantra AjiPemikat, NilaiBudaya, Struktur,

:

Kredo 5 (2021)KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra

Terakreditasi Sinta 4 berdasarkan Keputusan DirektoratJenderal Penguatan Riset dan Pengembangan,

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan TinggiRepublik Indonesia

Nomor: 23/E/KPT/2019. 08 Agustus 2019https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/index

36 | Jurnal KredoVol. 5 No. 1 Oktober 2021

PENDAHULUAN

Kelompok etnis Melayu memilikipeninggalan budaya yang sangat banyaksalah satunya adalah sastra. Hampirtidak ada suku bangsa di nusantara yangtidak mempunyai khazanah sastra dalambentuk prosa maupun puisi baik ituberupa sastra lisan maupun sastra tulis.Whellwright dikutip Taum (2011:8)sastra lisan adalah kreasi estetik dariimaginasi manusia. Melalui bahasa lisanitu manusia membangun kesadaran akandirinya dan akan seluruh tingkah lakunyadan menciptakan ruang gerak yang amatluas bagi dirinya. Dengan kata lain,sastra lisan dan kesadaran berhubungandengan bahasa sebagai mekanisme yangmengatur tingkah laku kemanusiaandalam pengalaman hidup bermasyarakat.

Sastra merupakan hasil pemikiranseseorang dalam fakta dan imajinatifdalam bentuk lisan maupun tulisan.Secara lisan adalah suatu bentuk karyasastra yang penyebarannya dari mulut kemulut secara turun temurun danmemiliki kekuatan gaib. Dalam bahasaIndonesia, kata sastra berasal dari bahasaJawa Kuno yang berarti tulisan (Ibid,2011:5). Sebagian dari masyarakat DesaMargotani II Kecamatan Madang SukuII Kabupaten Oku Timur merupakanmasyarakat yang mempercayai adanyakekuatan sepiritual yang hadir danmewujud dalam kehidupan sehari-hari.Kemalangan hidup, sebagai malapetaka,segala penyakit dan serangkaian

keburukan hidup lainnya dapat ditolakeksistensinya melalui pembacaan mantra.

Sastra lisan itu dalam kehidupanmasyarakat memiliki beberapa fungsi.Pertama, berfungsi sebagai sistemproteksi di bawah sadar masyarakatterhadap suatu impian seperti cerita sangkuriang. Kedua, berfungsi utukpengesahan kebudayaan seperti asal-usul.Ketiga, berfungsi sebagai alat pemaksaberlakunya norma-norma sosial dansebagai alat kontrol sosial sepertipribahasa. Keempat, berfungsi sebagaialat pendidikan anak seperti cerita sikancil (Emzir, 2015:229).

Mantra tersusun dari konstruksi katadan kalimat yang dipercaya memilikidaya magis bagi pembaca (peramal) ataupengamal mantra. Mantra merupakanbentuk puisi lama yang kata-katanyadianggap mengandung hikmat dankekuatan gaib. Karena itu harustersimpan rapi di benak dan di dalambuku-buku suci penggunanya.Disamping itu mantra juga merupakansastra daerah yang sebagian besarmenggunakan media bahasa lisansehingga disebut bahasa lisan. Mantra ajipemikat mantra magis-religi di dalamnyaterdapat perpaduan antara sastra dan doasebagai sarana ritual. Sastra berkaitandengan bentuk tembang yang memilikiciri khas keindahan dan keteraturan,sedangkan doa sebagai saranapermintaan kepada tuhan (penyuwunan).

Mantra adalah puisi lama yangmemiliki kekuatan magis. Mantra

Kredo 5 (2021)KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra

Terakreditasi Sinta 4 berdasarkan Keputusan DirektoratJenderal Penguatan Riset dan Pengembangan,

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan TinggiRepublik Indonesia

Nomor: 23/E/KPT/2019. 08 Agustus 2019https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/index

Struktur, Makna, Fungsi, dan Nilai Budaya Dalam Mantra Aji Pemikat | 37Di Desa Margotani Ii Kecamatan Madang Suku Ii Kabupaten Oku Timur

Anggun Evriana1, Missriani2, Yessi Fitriani3

merupakan salah satu produk sebuahkebudayaan yang pernah mewarnaikebudayaan masyarakat di Nusantara(Kurnia, 2014:37). Kadang mantra jugamerupakan suatu rayuan terhadapsesuatu. Sebutan lain mantra adalahjampi. Jampi merupakan suatu bentuksastra lama yang menggunakan tenagagaib. Mantra merupakan metode ataugagasan sebagai penegasan suatu tujuantertentu yang dinyatakan dengan kata-kata yang dianggap mengandungkekuatan gaib dan diciptakan sebagaitrobosan untuk mengatasi masalah-masalah sosial. Pada zamannya, mantramerupakan bahasa perlindunganterhadap penetrasi atau gangguan ataspribadi maupun kelompok. Mantramerupakan metode atau gagasan sebagaipenegasan suatu tujuan tertentu yangdinyatakan dengan kata-kata yangdianggap mengandung kekuatan gaibdan diciptakan sebagai trobosan untukmengatasi masalah-masalah sosial.

Mantra adalah kata-kata yangmengandung hikmah dan kekuatan gaib.Mantra sering diucapkan oleh dukunatau pawang namun ada juga seseorangawam yang mengucapkan (Emzir,2015:237). Mantra secara leksikal berartipembacaan bunyi atau kata sebagaisarana ritual yang memiliki adanya dayamagis.mantra berkaitan erat dengankepercayaan taal magies karena mantratidak hanya kontruksi kata dalam liriksaja, tetapi juga mengandung daya magistertentu. Daya magis tersebut dapatdiaktivasi oleh pengamal mantra. Hal ini

terkait erat dengan penghayatan mistikatau kebatinan yang dianut oleh sebagianmasyarakat jawa.

Mantra dikenal masyarakatIndonesia sebagai rapalan untuk maksuddan tujuan tertentu (maksud baikmaupun maksud kurang baik). Dalamdunia sastra, mantra adalah jenis puisilama yang mengandung daya magis.Setiap daerah di Indonesia umumnyamemiliki mantra, biasanya mantra didaerah menggunakan bahasa daerahmasing-masing. Setiap perkataan yangdiucapkan oleh seseorang biasanyamemiliki makna makna atau tujuantertentu. Begitu juga dengan mantra.Dalam Ensiklopedi Sastra Indonesia,dikatakan bahwa memiliki susunan kataberunsur puisi seperti rima, irama, yangdianggap memiliki kekuatan gaib(Rampan, 2014:115). Banyak sekalijenis-jenis mantra yang beredar diwilayah Nusantara, khususnya diMargotani II Kecamatan Madang SukuII Kabupaten Oku Timur, baik tertulismaupun tidak tertulis. Mantra yang tidaktertulis artinya mantra tersebut tersimpandalam kegiatan kognitif para dukun diDesa Margotani II yang hanyadiwariskan secara terbatas melaluimurid-muridnya dan tamu pilihannya.Soedjijono, dkk (dikutip Widodo,2018:12) mengkonfirmasikan bahwa adamantra yang tertulis pada “lempengantanah liat, batu, rotan, buku suci, bukumantra atau buku-buku primbon”.Kekhasan bahasa mantra tidak hanyamengandung kata-kata tertentu yang

Kredo 5 (2021)KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra

Terakreditasi Sinta 4 berdasarkan Keputusan DirektoratJenderal Penguatan Riset dan Pengembangan,

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan TinggiRepublik Indonesia

Nomor: 23/E/KPT/2019. 08 Agustus 2019https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/index

38 | Jurnal KredoVol. 5 No. 1 Oktober 2021

tidak dipahami maknanya saja, tetapijuga mengandung kata tabu. Kata-katayang dipakai di dalam mantra kadang-kadang aneh bunyinya, atau merupakanpermainan bunyi belaka.

Kekhasan mantra terletak dalampengulangan bunyi serta efek yangdihasilkan pada pendengarnya. Ditinjaudari segi bentuk dan isinya, ragammantra dapat dikelasifikasikan menjadibeberapa jenis. Tertulis Hien dikutipWidodo (2018:11). Mantra berkaitan eratdengan kepercayaan magis karenamantra tidak hanya kontruksi kata dalamlarik saja, tetapi juga mengandung dayamagis tertentu. Daya magis tersebutdapat disalurkan oleh energypengamalan mantra. Hal ini terikat eratdengan penghayatan mistik, ataukebatinan yang dianut oleh sebagianmasyarakat jawa . Mantra di DesaMargotani II Kecamatan Madang SukuII Kabupaten Oku Timur terdapatberbagai jenis mantra yang masihberkembang di masyarakat. Mantra-mantra tersebut antara lain mantrapengasihan yang oleh sebagianmasyarakat Desa Margotani IIdigunakan sebagai alat bantu untukmemperlancar sesuatu yang diinginkan.Mantra pengasihan Aji Pemikat inisangat dikenal dikalangan masyarakatDesa Margotani II Kecamatan MadangSuku II Kabupaten Oku Timur.

Sementara itu, menurut Hartartadikutip Widodo (2018:11), membagimantra berdasarkan fungsi atau gunanyasebagai berikut: (1) Mantra pengasihan

adalah mantra yang memiliki kekuatanuntuk memikat lawan jenis atau objeksasaran tertentu yang menjadisasarannya. Objek sasaran akanterpesona dengan sang pengamal mantra,(2) Mantra kanurangan juga disebutdengan mantra aji-aji untuk mencapaikekebalan tubuh (atosing balung, uletingkulit), (3) Mantra kasuksman adalahmantra yang terdapat dalam olah batindan pendakian ke alam batin yangesoterik, (4) Mantra pertanianmerupakan mantra yang digunakandalam ritual-ritual pertanian ketikamenabur benih, menanam, memetikpanen untuk mencapai keselarasandengan alam, (5) Mantra penglarisanadalah mantra yang digunakan untukmenarik datangnya rejeki melalui jalurperniagaan. (6) Mantra panyuwunanmerupakan mantra yang digunakan padasaat kegiatan-kegiatan tertentu untukmemperoleh keselamatan, misalnya,mendirikan rumah, menggali sumur,menebang pohon, dan sebagainya, (7)Mantra penulakan adalah mantra yangdigunakan untuk melindungi diri darigangguan-gangguan orang-orang jahatdan makluk halus untuk memperolehkeselamatan, (8) Mantra pengobatanmerupakan mantra yang digunakanuntuk mengobati penyakit-penyakittertentu atau yang lebih dikenal denganmetode rukyah dan juga sewaktupemasangan susuk, (9) Mantratrawangan/sorong adalah mantra yangdigunakan untuk menembus dimensialam lain (alam astral), (10) Mantra

Kredo 5 (2021)KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra

Terakreditasi Sinta 4 berdasarkan Keputusan DirektoratJenderal Penguatan Riset dan Pengembangan,

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan TinggiRepublik Indonesia

Nomor: 23/E/KPT/2019. 08 Agustus 2019https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/index

Struktur, Makna, Fungsi, dan Nilai Budaya Dalam Mantra Aji Pemikat | 39Di Desa Margotani Ii Kecamatan Madang Suku Ii Kabupaten Oku Timur

Anggun Evriana1, Missriani2, Yessi Fitriani3

pengalarutan adalah mantra yangdigunakan untuk meredam amarah atauemosi seseorsng, (11) Mantra sirep ataupenglerepan merupakan mantra yangdigunakan untuk menidurkan seseorangdalam jangka waktu tertentu (hipnotis),(12) Mantra pengracutan adalah mantrayang digunakan untuk melarutkan ilmuseseorang ketika menjelang ajal. Mantra,(13) Dhanyangan adalah mantra yangdigunakan untuk berkomunikasi denganroh-roh tertentu.

Dalam makna mantra yang terdapatdi Desa Margotani II Kecamatan MadangSuku II Kabupaten Oku Timur adalahpermohonan manusia untukmendapatkan kesejahteraan hidup.Harapan tersebut disampaikan sebagaipermohonan dalam doa kepada Tuhan.Doa yang dipajatkan kepada tuhan ialahdoa yang sungguh-sungguh dandilakukan dengan cara tertentu. Penuturmantra dipahami juga sebagai doa.Karena doa merupakan bentukkomunikasi antara Tuhan dan manusia,maka pada saat pelaksanaan berdoa.

Berdasarkan pembagian jenis mantradapat disimpulkan bahwa fungsi mantrasebagai berikut. (1) Bagi orang yangpercaya kekuatan mantra, mantra dapatberfungsi untuk memperkuat mental danpercaya diri. Dengan membaca mantraitu yang bersangkutan dapat termotivasiuntuk bekerja lebih giat. (2) Pembacaanmantra dapat memberikan rasa amandilingkungan yang memungkinkantimbulnya marabahaya. (3) Pembacaanmantra bagi orang yang percaya dapat

mengusir roh jahat yang seringmengganggu manusia. (4) mantra dapatdijadikan pelengkap cara mengobatiorang sakit.

Dukun adalah orang yang dianggapmemiliki ilmu gaib dan dianggapsebagian “orang tua”, yakni orang yangbisa memberi pertolongan kepada oranglain. Mantra adalah kata-kata yangmengandung hikmat dan kekuatan gaib(Emzir, 2015:237). Sebutan lain mantraadalah jampi, suatu bentuk satra lamayang menggunakan bahasa beriramadengan pilihan kata-kata sugestif yangdianggap mengandung tenaga gaib.Kalimat-kalimat mantra mengandungbersajak, kadang berbentuk prosa. Barisdan baitnya tak terbatas, kadang banyak,kadang sedikit. Masing-msing jenismantra tidak sama, sesuai dengantujuannya (Rampan, 2014:115).

Efek mantra yang terjadi padazaman sekarang ini adalah bahwasebagian orang masih menggunakannya,baik dari kalangan menengah ke atas.Mantra masih sering digunakan olehmasyarakat karena mereka masih sangatpercaya bahwa mantra dapat membantumereka dalam memecahkan suatupermasalahannya. Suatu masyarakatpengguna mantra telah berpikir bahwamantra dapat membantu permasalahanyang tidak dapat dipecahkan dengan carayang logis. Pola pikir yang terjadi adalahprologis dimana masyarakatmenggunakan mantra sebagai alat bantuuntuk memperlancar sesuatu yangdiinginkan.

Kredo 5 (2021)KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra

Terakreditasi Sinta 4 berdasarkan Keputusan DirektoratJenderal Penguatan Riset dan Pengembangan,

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan TinggiRepublik Indonesia

Nomor: 23/E/KPT/2019. 08 Agustus 2019https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/index

Struktur, Makna, Fungsi, dan Nilai Budaya Dalam Mantra Aji Pemikat | 40Di Desa Margotani Ii Kecamatan Madang Suku Ii Kabupaten Oku Timur

Anggun Evriana1, Missriani2, Yessi Fitriani3

Mantra Aji Pemikat ini jugatermasuk kedalam sastra lisan yangpenyebarannya dari mulut ke mulut (dariorang tua dulu diwariskan kepadaanaknya). Keberadaan mantra perludilakukan penelusuran lebih lanjut secaraakademis tentang tradisi sastra lisansecara mendalam. Hal tersebutlah yangmenjadi perhatian khusus peneliti bahwatradisi lisan dapat diteliti sedalam-dalamnya tanpa merusak makna, struktur,teks, fungsi, proses pewarisan, kontekspenuturan mantra itu sendiri.

Bertolak dari kenyataan di atas makapenelitian terhadap sastra lisan, yaitumantra aji pemikat di Desa Margotani IIKecamatan Madang Suku II KabupatenOku Timur penting untuk dilakukan,karena pemikiran masyarakat DesaKarang Anyar masih prologis, dimanamasyarakat masih menggunakan mantraAji Pemikat sebagai alat bantu untukmemperlancar sesuatu yang diinginkan.Pada zaman milenial sekarang ini.Masyarakat penganut mantra tidak lagimempunyai pikiran yang logis bahwauntuk meminta suatu permohonan kitaharus memohon kepada Tuhan.Walaupun pada zaman sekarang sudahbanyak orang tidak mempercayai ilmugaib tapi penggunaan dan pemercayamasih sangat banyak dikalanganmasyarakat terutama di Desa MargotaniII Kecamatan Madang Suku IIKabupaten Oku Timur.

Adapun alasan memilih mantra AjiPemikat sebagai bahan penelitian adalahkarena mantra Aji Pemikat masih

digunakan di Desa Margotani IIKabupaten Oku Timur.Penutur aslimantra itu sendiri saat ini hanya dikuasaioleh orang-orang tertentu seperti dukun.Ciri atau karakteristik mantra aji pemikatdi Margotani II yaitu menggunakanbahasa campuran yakni bahasa arab danbahasa daerah. Serta untuk mengetahuidan mendeskripsikan struktur, kata danmantra sastra lisan dalam mantra AjiPemikat. Kepercayaan masyarakat padamantra yang masih dipertahankan diDesa Margotani II Kecamatan MadangSuku II Kabupaten Oku Timur membuatpeneliti tertarik meneliti didaerah ini.Penelitian perlu dilakukan karenasemakin berkurangnya penutur asli sastralisan berbentuk mantra, serta untukmenginvetarisasikan dan sebagai bahanpenelitian lainnya. Hal inilah yangmendorong penulis untuk melakukanpenelitian guna menyelamatkan ataumelestarikan kekayaan sastra yang ada diDesa Margotani II Kecamatan MadangSuku II Kabupaten Oku Timur.

KAJIAN TEORISastra lisan

Sastra lisan adalah sekelompok teksyang disebarkan dan diturun-temurunkansecara lisan, yang secara intrinsikmengandung sarana-sarana kesustraandan memiliki efek estetik dalamkaitannya dengan konteks moral maupunkultur dari sekelompok masyarakattertentu (Taum, 2011:21).

Sastra sebagai karya lisan atautulisan yang memiliki berbagai ciri

Kredo 5 (2021)KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra

Terakreditasi Sinta 4 berdasarkan Keputusan DirektoratJenderal Penguatan Riset dan Pengembangan,

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan TinggiRepublik Indonesia

Nomor: 23/E/KPT/2019. 08 Agustus 2019https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/index

Struktur, Makna, Fungsi, dan Nilai Budaya Dalam Mantra Aji Pemikat | 41Di Desa Margotani Ii Kecamatan Madang Suku Ii Kabupaten Oku Timur

Anggun Evriana1, Missriani2, Yessi Fitriani3

keunggulan seperti kemurnian,keartistikan, keindahan dalam isi, danungkapannya. Menurut Kartodirdjodikutip Taum (2011:11), sastra lisanmerupakan salah satu mentifact (faktakejiwaan), yakni fakta yang terjadidalam jiwa, pikiran, atau kesadaranmanusia, yang dituturkan dan diwariskanmelalui bahasa lisan. Sastra lisanmerupakan bagian dari tradisi lisan suatumasyarakat. Hal ini menyebabkankeberadaan sastra lisan bergantung padamasyarakat yang memilikinya dan upayamelestarikan tradisi tersebut (Yasa,2014:6).

Sastra lisan adalah kesustraan yangmencakup ekspresi kesustraan wargasuatu kebudayaan yang disebarkan danditurun-temurunkan sastra lisan (darimulut ke mulut (Yasa, 2014:2). Sastrasebagai karya fiksi yang merupakan hasilkreasi berdasarkan luapan emosi yangspontan yang mampu mengungkapkanaspek estetik baik antara kebahasaanmaupun aspek makna. MenurutWhellwright dikutip Taum (2011:8),sastra lisan adalah kreasi estetik dariimaginasi manusia. Melalui bahasa lisanitu manusia membangun kesadaran akandirinya dan akan seluruh tingkah lakunyadan menciptakan ruang gerak yang amatluas bagi dirinya. Dengan kata lain,sastra lisan dan kesadaran berhubungandengan bahasa sebagai mekanisme yangmengatur tingkah laku kemanusiaandalam pengalaman hidup bermasyarakat.Ciri-ciri Tradisi Lisan

Fenomena tradisi lisan meliputibanyak gendre aktivitas lisan, sepertipertunjukan sastra lisan, pidato ataupenuturan adat, cerita lisan, mantra, danlagu-lagu permainan anak-anak (Amir,2013:142).

Tradisi lisan merupakan salah satusumber sejarah, sebab dalam tradisi lisanterekam masa lampau manusia yangbelum mengenal tulisan entah terkaitdengan kebiasaan, adat istiadat,kepercayaan, nilai-nilai, ataupengalaman sehari-hari. Dengandemikian, flok merupakan kolektif yangmemiliki tradisi dan diwariskan darigenerasi ke generasi berikutnya. Loreadalah sebagai tradisi yang diwariskanturun-temurun secara lisan melaluicontoh yang disertai gerak rakyat ataualat bantu.

Tradisi lisan yang berbentuk murnilisan didalamnya adalah (1) bahasarakyat (folkspeech) seperti logat, julukan,pangkat tradisional dan gelarkebangsawanan; (2) ungkapan sepertipribahasa, pepatah, pemeo; (3)pernyataan tradisional (teka-teki); (4)puisi rakyat seperti pantun, gurindamdan syair; (5) cerita prosa rakyat sepertimite, legenda, dan dongeng; dan (6)nyanyian rakyat (Emzir, 2015:229).

Sastra lisan itu dalam kehidupanmasyarakat memiliki beberapa fungsi.Pertama, berfungi sebagai seistemproteksi di bawah sadar masyarakatterhadap suatu impian seperti cerita sangkuriang. Kedua, berfungsi untuk

Kredo 5 (2021)KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra

Terakreditasi Sinta 4 berdasarkan Keputusan DirektoratJenderal Penguatan Riset dan Pengembangan,

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan TinggiRepublik Indonesia

Nomor: 23/E/KPT/2019. 08 Agustus 2019https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/index

42 | Jurnal KredoVol. 5 No. 1 Oktober 2021

pengesahan kebudayaan seperti ceritaasal-usul. Ketiga, berfungsi sebagai alatpemaksa berlakunya norma-norma sosialdan sebagai alat kontrol sosial sepertipribahasa. Keempat, berfungsi sebagaialat pendidikan anak seperti cerita sikancil (Emzir, 2015:229).

Pada tradisi masyarakat MargotaniII, mantra telah berkembang sejakmasa pengaruh Hindu-Budha sampaisekarang. Menurut Ahmadi (dalamBahardur dan Ediyono, 2017:26) mantramerupakan bagian dari magis yangmemiliki tujuan; produktif (bertujuanmenghasilkan, menambah kemakmuran,dan kebahagiaan seseorang), protektif(bertujuan melindungi sesuatu dari hal-hal yang berbahaya atau merugikan),destruktif (bertujuan menimbulkankerusakan bencana). Keberadaan mantraini dapat dikatakan sebagai cerminananimisme (kepercayaan terhadap rohpada benda mati) dan dinamisme(segala sesuatu memiliki kekuatan)masyarakat pemiliknya, sertakeyakinan akan kekuatan magis.

Fungsi Sastra Lisan DalamMasyarakat

Sastra lisan itu dalam kehidupanmasyarakat memiliki beberapa fungsi.Pertama, berfungsi sebagai sebagaisistem proteksi di bawah sadarmasyarakat terhadap suatu impianseperti cerita sang kuriang. Kedua,berfungsi untuk pengesahan kebudayaanseperti cerita asal-usul. Ketiga, berfungsisebagai alat pemaksa berlakunya norma-

norma sosial dan sebagai alat kontrolsosial seperti pribahasa. Keempat,berfungsi sebagai alat pendidikan anakseperti cerita si kancil (Emzir, 2015:229).

Pengertian MantraMantra adalah kata-kata yang

mengandung hikmah dan kekuatan gaib.Mantra sering di ucapkan oleh dukunatau pawang namun ada juga seorangawam yang mengucapkan (Emzir,2015:237) mantra secara leksikal berartipembacaan bunyi atau kata sebagaisarana ritual yang memiliki adanya dayamagis. Mantra berkaitan erat dengankepercayaan taal magies karena mantratidak hanya kontruksi kata dalam liriksaja, tetapi juga mengandung daya magistertentu. Daya magis tersebut dapat diaktivasi oleh pengamal mantra. Hal initerkait erat dengan penghayatan mistikatau kebatinan yang di anut olehsebgaian masyarakat jawa.

Jenis-Jenis MantaMasyarakat di Desa Karang Anyar

Kecamatan Madang Suku II KabupatenOku Timur menyebut mantra sebagaibacaan atau baca-bacaan. Secara umumpeneliti menemukan beberpa jenismantra berdasarkan tujuannya,pelafalannya, dan isi yaitu mantrapengasihan sebanyak sebelas buah.Tertulis Hien dikutip Widodo (2018:11)membagi mantra dalam tiga jenis, (1)Pendahuluan atau peneluhan adalahmantra untuk menolak kehadiran dan

Kredo 5 (2021)KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra

Terakreditasi Sinta 4 berdasarkan Keputusan DirektoratJenderal Penguatan Riset dan Pengembangan,

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan TinggiRepublik Indonesia

Nomor: 23/E/KPT/2019. 08 Agustus 2019https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/index

Struktur, Makna, Fungsi, dan Nilai Budaya Dalam Mantra Aji Pemikat | 43Di Desa Margotani Ii Kecamatan Madang Suku Ii Kabupaten Oku Timur

Anggun Evriana1, Missriani2, Yessi Fitriani3

pengaruh setan, hantu dan roh jahat, atauuntuk memanggil dan memohon roh-rohyang baik; (2) Jampe adalah mantrauntuk manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan dan rerumputan, hujan, angin,dan sebagainya; (3) Rajah atau doadalam bentuk riwayat raja dan pangeran.

Makna MantraSetiap perkataan yang diucapkan

oleh seseorang biasanya memiliki maknaatau tujuan tertentu. Begitu juga denganmantra. Makna adalah maksudpembicaraan atau penulis KBBI(2008:864). Untuk mengetahui danmemahami isi mantra dapat dilakukandengan cara interprentasi. Interprentasiadalah kegiatan memperjelas maknadengan cara menganalisis, memfasekan,dan memberi komentar Seodjiono dkk(dikutip Utami:21).

Roland Barthes berasumsi bahwabahasa merupakan sebuah tanda yangmengungkapkan gagasan bermakna.Makna tersebut dapat ditafsirkan olehpembaca atau pendengar baik secaralangsung maupun tidak langsung.Makna berkonotasi untuk menegaskannilai masyarakat yang lebih dominandalam sebuah gagasan yangdiungkapkan. Pemahaman mengenaimakna dapat dibagi menjadi dua,yaitu makna secara tersurat dantersirat. Makna tersurat mengkajisebuah gagasan secara tekstual. Maknasecara tersirat mengkaji makna melaluipemahaman yang dilakukan setelah

membaca gagasan tersebut secaraberulang (Yulianti, 2011:101

Arti dari mantra Aji Pemikattersebut dapat dikatakan sebagaipetanda atau makna denotasi yangsejalan dengan asumsi dasar semiotikaRoland Barthes. Menurut Barthes(dalam Umaya dan Ambarini, 2012:32)teks merupakan tanda yang memilikiekspresi dan isi sehingga teks dilihatsebagai; (1) wujud atau entitas yangmengandung unsur kebahasaan, (2)bertumpu pada kaidah dalampemahamannya, (3) sebagai bagian darikebudayaan sebagai pertimbangan padafaktor pencipta dan pembaca.

Fungsi Mantra PengasihanFungsi ialah kegunaan. Fungsi

merupakan sesuatu yang menjadikaitan antara satu hal dengan hal lainyang secara langsung atau tidaklangsung menyatakan hubungan antarasuatu hal dengan pemenuhankebutuhan tertentu. Adapun fungsimantra pengasihan secara eksplisitsebagai sistem proyeksi dansarana/media pengungkapan emosimasyarakat.

Fungsi dari pembacaan mantratersebut dalam hal budaya adalahsebagai wujud untuk melestarikan adatistiadat setempat (Sulistyorini danAndalas 2017:157). Hal ini berartibahwa masyarakat Jawa masih sangatmenjunjung tinggi tradisi yangdiwariskan oleh nenek moyang mereka.Terbukti dari masih sangat kental tradisi

Kredo 5 (2021)KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra

Terakreditasi Sinta 4 berdasarkan Keputusan DirektoratJenderal Penguatan Riset dan Pengembangan,

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan TinggiRepublik Indonesia

Nomor: 23/E/KPT/2019. 08 Agustus 2019https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/index

44 | Jurnal KredoVol. 5 No. 1 Oktober 2021

Islam kejawen yang masihdilestarikan sampai saat ini

Fungsi yang ditemukan dalammantra pengasihan adalah fungsi sosial,dan sebagai sistem proyeksi keinginanmasyarakat penuturnya. Pada dasarnyamanusia ingin hidup disayangi dandikasihi. Hal tersebutlah yangmendorong masyarakat penuturmeyakini dan percaya denganpengucapan mantra pengasihan.Permohonan tersebut ditujukan kepadajin atau roh leluhur. Mantra pengasihandiucapkan sebagai media komunikasidengan jin atau roh leluhur. Merekaberharap dengan mengucapkan mantra,keinginan dan harapan mereka akanterkabul dan terwujud. Dalampelaksanaan mantra pengasihan tidakada syarat berupa sesaji yangmerupakan wujud penghormatanmasyarakat penutur terhadap jin atauroh leluhur.

Halliday dan Ruqaiya Hasan (dalamSaputra, 2007:20) menyatakan fungsibahasa itu adalah penggunaan bahasadengan cara bertutur dan menulis sertamembaca dan mendengar untukmencapai sasaran dan tujuan. Adaberbagai macam pembagian fungsibahasa yang dikemukakan oleh paralinguis terkemuka. Dalam bidangantropologi , setidak-tidaknya terdapatdua tokoh populer yang membicarakantentang fungsi, yakni Malinowski danRadcliffe Brown. Menurut Saputra (2007:38), konsep fungsi kedua tokoh tersebutsama-sama berorientasi pada pemenuhan

tujuan. Menurut Radclife-Brown,pemenuhan tujuan tersebut untukmemelihara keseluruhan masyarakatdengan struktur sosialnya, sedangkanmenurut Malinowski, pemenuhan tujuantersebut untuk keseluruhan masyarakatdan hidup orang secara individu.Menurut Radcliffe-Brown, untukmenentukan suatu fungsi unsurunsurkebudayaan perlu dilakukan penelitiantentang seluruh bangunan atau struktursosial, sedangkan Malinowski lebihlangsung dan lebih mudah membiarkansesuatu yang bermanfaat diisi sebagaifungsi.

Melalui tingkatan abstraksi yangtelah dijelaskan di atas, dapatdisimpulkan bahwa inti dari teoriMalinowski adalah segala kegiatan atauaktivitas manusia dalam unsur-unsurkebudayaan sebenarnya merupakanrangkaian dari sejumlah kebutuhannaluri mahluk manusia yangberhubungan dengan seluruhkehidupannya. Dalam konsepfungsionalisme dijelaskan bahwaterdapat beberapa unsur kebutuhanpokok manusia yang terlembagakandalam kebudayaan dan berfungsi untukpemenuhan kebutuhan manusia. Sepertikebutuhan gizi, berkembang biak,kenyamanan, keamanan, rekreasi,pergerakan, dan pertumbuhan. Namundemikian, kegiatan untuk memenuhikebutuhan pokok tersebut tidaklahlangsung dilakukan begitu sajasebagaimana halnya dengan binatang,

Kredo 5 (2021)KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra

Terakreditasi Sinta 4 berdasarkan Keputusan DirektoratJenderal Penguatan Riset dan Pengembangan,

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan TinggiRepublik Indonesia

Nomor: 23/E/KPT/2019. 08 Agustus 2019https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/index

Struktur, Makna, Fungsi, dan Nilai Budaya Dalam Mantra Aji Pemikat | 45Di Desa Margotani Ii Kecamatan Madang Suku Ii Kabupaten Oku Timur

Anggun Evriana1, Missriani2, Yessi Fitriani3

tetapi telah “dimodified” oleh pengaruh-pengaruh sosial.

Jadi tingkah laku manusia dalammemenuhi kebutuhan akan makanantersebut telah terbentuk oleh cara-carayang lazim sesuai dengan adat kelompokmereka, sesuai dengan agama mereka,sesuai dengan kelas sosial mereka, danseterusnya. Kelompok, golongan, dankelas sosial telah membentuk pilihanselera individu, tabu makanan, nilaisimbolik dan nilai gizi makanan, dangaya dan cara makan. Pola kegiatan yangtelah terbentuk seperti itu disebut“kegiatan kultural”, yaitu kegiatan yangtelah “di-modified”, telah “di-molded”,oleh adat kebiasaan yang hidup dalamlingkungan masyarakatnya.

Struktur MantraMantra merupakan karya sastra

yang berbentuk puisi yang dibangunsecara koheren oleh berbagai unsurpembangunnya. Salah satunya adalahstruktur bentuk mantra. Langkah awaldalam sebuah penelitian karya sastraadalah dengan menggunakan analisisstruktural. Menurut Abram (dalamNurgiyantoro, 2014:36) bahwa strukturkarya sastra diartikan sebagai susunanatau gambaran semua bahan dan bagianyang menjadi komponen karya sastrasecara bersama membentuk kebulatanyang indah.

Analisis struktural merupakankajian kesusastraan yangmenitikberatkan pada hubunganantarunsur pembangun karya sastra.

Dalam hal tersebut karya sastramemiliki unsur yang bersistem, yangunsurnya terjadi hubungan timbal balikdan saling menentukan. Mantra“Mengembalikan Sihir” dibahas padaunsur tema dan diksi. Pembatasanpembahasan unsur dalam penelitian inikarena kedua unsur tersebut sangatdominan dalam mantra tersebut. Mantraatau puisi memiliki gagasan pokok atausubjectmatter untuk dikemukakan atauditonjolkan. Hal tersebut dipengaruhioleh falsafah hidup, lingkungan agama,dan pekerjaan. Menurut Waluyo(2012:17), tema merupakan gagasanpokok yang dikemukakan oleh penyair.Tema dalam puisi harus memilikimakna yang akan membentuk temapuisi sehingga tema puisi merupakanpikiran utama penyair dalam puisinyaatau ide pokok yang ingin disampaikanseorang penyair kepada penikmatnya.

Berdasarkan struktur bentuknyamantra lebih sesuai digolongkan kedalam bentuk puisi bebas, yang tidakterlalu terikat pada aspek baris ataupunbait, jumlah kata, dan jumlah barissetiap bait, ataupun dari rima danpersajakan. Seperti dikatakan(Elmustian, 2012:49) bentuk suatumantra sama dengan puisi bebas yanglain, bahkan mantra lebih bebas. Puisibebas seperti mantra bisa saja dalamwacananya ada yang berbentuk frasa,klausa ataupun kalimat.

Puisi merupakan ekspresi tidaklangsung. Ketidak langsungan ekspresitersebut menurut Riffaterre (dalam

Kredo 5 (2021)KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra

Terakreditasi Sinta 4 berdasarkan Keputusan DirektoratJenderal Penguatan Riset dan Pengembangan,

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan TinggiRepublik Indonesia

Nomor: 23/E/KPT/2019. 08 Agustus 2019https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/index

46 | Jurnal KredoVol. 5 No. 1 Oktober 2021

Pradopo, 2009:210) disebabkan olehtiga hal yaitu penggantian arti(displacing of meaning), penyimpanganarti (distorting of meaning), danpenciptaan arti (creating of meaning).Penggantian arti (displacing ofmeaning). Penggunaan arti pada puisidisebabkan oleh penggunaan majasmetafora dan majas metonimia.Metafora dipakai dalam mantra tersebutsebagai usaha pengarang dalammemenuhi unsur ketidak langsunganekspresi. Di samping menggunakandiksi denotatif dalam mantra tersebutjuga menggunakan diksi konotatif ataubahasa kiasan (figurative language),meliputi simile, personifikasi, dansinekdoke.

Penyimpangan arti (distorting ofmeaning). Bahasa puisi atau mantrasering menyimpang dari bahasa tertulisatau bahasa normatif pada umumnya(bahasa dalam teks). Menurut Riffaterre(dalam Pradopo, 2009:213)penyimpangan arti terjadi apabiladalam sajak terdapat ambiguitas,kontradiksi, atau pun nonsense. Dalammantra Aji Pemikat terdapat kontradiksiyang menyatakan sesuatu secarakontradiksi atau sebaliknya. Haltersebut membuat pembaca mantraberpikir sehingga pikiran pembacamantra terpusat pada persoalan atau intidari mantra. Ambiguitas adalah kata-kata yang bermakna ganda. Nonsensesecara linguistik tidak memiliki artikarena kata-kata tersebut diciptakanoleh penyair atau pencipta mantra

untuk mempertegas makna danmenggunakan simbol-simbol tertentuagar pembaca lebih fokus dan seriusdalam membacakan mantranya.Nonsense tidak mempunyai maknasecara lingustik namun mempunyaimakna signifikan dalam puisi karenakonvensi puisi.

Secara umum struktur puisi(mantra) terdiri atas dua unsur yangsaling mendukung yaitu struktur batinpuisi dan struktur fisik puisi(Damayanti, 2013:21). Bentuk fisikpuisi adalah medium untukmengungkapkan makna yang hendakdisampaikan penyair. Bangun suatubentuk puisi (mantra) adalah unsurpembentuk puisi yang dapat diamatisecara visual. Unsur tersebut meliputi:(a) bunyi, (b) kata, (c) lirik atau barik,(d) bait, dan (e) tipografi yangdikemukakan (Aminuddin, 2011:136).Adapun bentuk dalam mantra terdiridari: (a) tema; (b) bunyi; (c) baris; (d)bait; dan (e) diksi.

Berdasarkan pengertian mantrayang telah dikemukakan di atas, dapatdipahami bahwa mantra adalah suatuperkataan atau ucapan yang dapatmendatangkan kekuatan gaib. Kekuatangaib dalam mantra tercipta darikeyakinan-keyakinan pengamalnya.Apabila, pengamal mantra kurangmeyakini apa yang dituturkan makakhasiat mantra tersebut akan hambaratau tidak berfungsi sebagaimanamestinya.

Kredo 5 (2021)KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra

Terakreditasi Sinta 4 berdasarkan Keputusan DirektoratJenderal Penguatan Riset dan Pengembangan,

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan TinggiRepublik Indonesia

Nomor: 23/E/KPT/2019. 08 Agustus 2019https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/index

Struktur, Makna, Fungsi, dan Nilai Budaya Dalam Mantra Aji Pemikat | 47Di Desa Margotani Ii Kecamatan Madang Suku Ii Kabupaten Oku Timur

Anggun Evriana1, Missriani2, Yessi Fitriani3

Mantra bagian dari sastra lisanyang masih hidup di tengah rakyat dipedesaan yang menggunakan bahasasebagai media utama. Salah satunyaadalah pepata-petitih (mantra) yangmenggunakan. Bahasa sebagaimediumnya untuk menampilkan maknabudaya yang didalamnya terkandungnilai (Oktavianus, 2006:117). Mantraini dituturkan, didengarkan dan dihayatisecara bersama-sama pada peristiwatertentu, dengan maksud dan tujuantertentu pula. Peristiwa-peristiwatersebut antara lain berkaitan denganupacara perkawinan, upacara menanamdan menuai padi, kelahiran bayi danupacara yang bertujuan magis. Dalamhal ini, mantra sebagai karya sastralisan yang berbentuk puisi itu sendirisebagai alat untuk meyampaikanaspirasinya di pihak lain, maka jelasfungsi karya sastra adalah menampilkangambaran masyarakat pada zamannya.

Mantra berkaitan erat dengankepercayaan magis karna mantra bukanhanya kontruksi kata dalam larik saja,tetapi mengandung daya magis tertentu.Daya magis tersebut dapat diaktivasioleh pengamal mantra. Hal ini terkaiterat dengan penghayat mistik ataukebatinan yang telah dihayati olehmasyarakat Margotani.

Mantra merupakan puisi tertuadalam sastra lisan. Mantra ini diciptakanuntuk mendapatkan kekuatan gaib dansakti. Hal tersebut sejalan yangdikemukakan oleh Maknun (2012:55)bahwa mantra adalah puisi yang susunan

kata-katanya dipercaya dapatmendatangkan daya gaib. Selain itu,mantra mencerminkan pola pikir,perasaan, sikap dan pengalamanimajinatif pendukungnya. Mantra danmasyarakat pendukungnya tidak dapatdipisahkan sebab mantra tercipta darimasyarakat itu sendiri. Mantra tidakmungkin hadir jika tidak ada masyarakatpewarisnya. Demikian pula yang terjadipada masyarakat tradisional yangberpegang teguh pada adat istiadatnya,tidak dapat dipisahkan dari kehidupanmantra. Kepercayaan akan adanyakekuatan gaib selalu mendorong merekauntuk merealisasikan kekuatan tersebutkedalam wujud nyata untuk memenuhikebutuhannya.

Menurut Soedjijono dikutip Widodo(2018:19), terdapat beberapa persyaratandalam membacakan mantra yaitu: waktu,tempat, peristiwa/kesempatan, pelaku,perlengkapan, pakaian, dan caramembawakan mantra. Waktumembacakan mantra merupakan faktoryang perlu diperhitungkan dalampembawaan mantra. Dalam pembawaanmantra juga terdapat waktu-waktu yangdilarang dan waktu yang manjur didalammembawakan mantra. Tempatmembacakan mantra menurut Soedjijonodikutip Widodo (2018:49), yaitu (1)tempat bebas, artinya dapat dibacakan dimana saja, didekat objek, atau mungkinditempat khusus; (2) tempat khusus,artinya tempat tertentu yang dikhususkanuntuk membacakan mantra, baik tempatatau kamar yang sepi maupun tempat-

Kredo 5 (2021)KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra

Terakreditasi Sinta 4 berdasarkan Keputusan DirektoratJenderal Penguatan Riset dan Pengembangan,

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan TinggiRepublik Indonesia

Nomor: 23/E/KPT/2019. 08 Agustus 2019https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/index

48 | Jurnal KredoVol. 5 No. 1 Oktober 2021

tempat seperti di depan pintu atau dihalaman rumah;(3) ditempat keperluan,artinya ditempat objek yang dituju.

Mantra sering kali dikaitkan denganpuisi karena kesamaan bentuk strukturyang dimiliki dan dikaitkan dengan doakarena kesamaan tujuannya. Perbedaanmantra dan doa belum ada secara jelas,masih dalam perdebatan parah ahli.Namun, menurut penulis bahwa antaramantra dan doa hanya persoalan istilahdalam penggunaannya. Adapunperbedaan mendasar lainnya tampakdalam pemakain bahasanya. Apabiladitinjau dari segi makna, mantra dan doamempunyai kesamaan yaitu sama-samamengandung arti permohonan terhadapkekuatan yang gaib untuk memenuhiharapan atau keinginan pengamalnya.Namun demikian, kedua kata tersebutbelum digolongkan sebagai kata yangbersinonim.

Keberadaan mantra dalamkehidupan masyarakat penuturnyaberada pada tataran nilai spiritual yangtinggi dan memiliki daya sugestif yangsangat kuat. Teks mantra dipercayamemiliki khasiat tertentu, meski teksmantra tersebut diucapkan denganpelan atau sekadar digumamkan saja.

Mantra pengasihan adalah kata-kata yang dilisankan, yang dipercayamemiliki kekuatan magis dan dapatmembuat orang lain menyayangi orangyang mengamalkan mantra tersebut.Dalam mantra pengasihan terdapat tatacara yang harus dipatuhi. Jika tatacara tersebut tidak dilaksanakan, maka

dipercaya penutur mantra tidak akanmendapatkan apa yang diinginkannya.

Berdasarkan struktur bentuknyamantra lebih sesuai digolongkan kedalam bentuk puisi bebas, yang tidakterlalu terikat pada aspek baris ataupunbait, jumlah kata, dan jumlah baris setiapbait, ataupun dari rima dan persajakan.Seperti dikatakan (Elmustian, 2012:49)bentuk suatu mantra sama dengan puisibebas yang lain, bahkan mantra lebihbebas. Puisi bebas seperti mantra bisasaja dalam wacananya ada yangberbentuk frasa, klausa ataupun kalimat.

Nilai-Nilai BudayaNilai budaya merupakan konsepsi-

konsepsi yang hidup dalam pikiransebagian besar warga masyarakatmengenai hal-hal yang dianggap bernilaidalam hidup (Koentjaraningrat, 2009:22-26). Nilai budaya pempunyai bentukyang didasarkan pada beberapa aspek.Djamaris, dkk (dalam Sunoto, 2017:3)mengelompokkan nilai budayaberdasarkan pola hubungan manusia,yaitu hubungan antara manusia denganTuhan, alam, masyarakat, manusia lain,dan diri sendiri.

Kebudayaan adalah kumpulan adatkebiasaan, pikiran, kepercayaan, dannilai-nilai yang turun-temurun sertadipakai oleh masyarakat pada waktutertentu untuk menghadapi danmenyesuaikan diri terhadap segalasituasi yang sewaktu-waktu timbul, baikdalam kehidupan individu maupundalam hidup masyarakat secara

Kredo 5 (2021)KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra

Terakreditasi Sinta 4 berdasarkan Keputusan DirektoratJenderal Penguatan Riset dan Pengembangan,

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan TinggiRepublik Indonesia

Nomor: 23/E/KPT/2019. 08 Agustus 2019https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/index

Struktur, Makna, Fungsi, dan Nilai Budaya Dalam Mantra Aji Pemikat | 49Di Desa Margotani Ii Kecamatan Madang Suku Ii Kabupaten Oku Timur

Anggun Evriana1, Missriani2, Yessi Fitriani3

keseluruhan. Menurut Yunus dalamEfeendi (2019:164) bahwa kebudayaanmerupakan hasil karya manusia yanagdapat mengembangkan sifat merekaterhadap kehidupan dan diwariskan satugenerasi kegenerasi berikutnya melaluiproses komunikasi dan belajar agargenerasi yang diwariskan memilikikarakter yang tangguh dalammenjalankan hidup. Pada zamansekarang, masyarakat kurang mengenalsastra, terutama sastra di daerah sendiriyang dulu merupakan konsumsikeseharian yang mencerminkan kearifanlokal masyarakat dan sangatmempengaruhi kepekaan adat istiadat.

Menurut Djajasudarma ( dalamSartini, 2009:29) tinggi rendahnya nilaibudaya sangat tergantung padapertahanan masyarakatnya dalammengoperasionalkan sistem tersebut. Halini berarti, kelestarian dan keberadaantradisi, adat istiadat, budaya sangatterpengaruh oleh masyarakat yangmemilikinya. Dengan demikian, faktorutamanya adalah masyarakat itusendiri, apabila masyarakat tetapmenjaga maka keberadaan budayatersebut terjaga begitu pula sebaliknya.

Dengan melakukan upaya-upayapelestarian melalui berbagi macam carayang ada maka nilai-nilai budayatersebut dapat disematkankeberedarannya dan tidak menghilangbegitu saja. Menurut Winatapura(2012:57) civic culture merupakanbudaya yang menopangkewarganegaraan yang berisikan

seperangkat ide-ide yang dapatdiwujudkan secara efektif dalamrepresentasi kebudayaan untuk tujuanpembentukan identitas warganegara.

Mantra merupakan bentuk puisilama yang kata-katanya dianggapmengandung hikmat dan kekuatan gaib.Karena itu, harus tersimpan rapi di benakdan di dalam buku-buku sucipenggunanya. Di samping itu, mantrajuga merupakan sastra daerah yangsebagian besar menggunakan mediabahasa lisan sehingga disebut sastra lisan(Effendy, 2007:2). Kekhasan budaya itutercermin pula dalam karya sastra daerah.Karya sastra daerah adalah karya sastrayang menampilkan warna budaya daerah.

Warna budaya daerah dalam sastradaerah terlihat dari bahasa yangdigunakan (bahasa daerah), nama dankarakter tokoh, latar cerita, dan kata-kataatau ungkapan-ungkapan daerah, danlain-lain. Sastra daerah tergolong sastralama atau sastra tradisional, yakni sastrayang dihasilkan masyarakat yang masihdalam keadaan tradisional, masyarakatyang belum memperhatikan pengaruhbarat secara intensif Djamaris, dkk,(dalam Sunoto, 2017:9). Sastra daerahjuga dimiliki oleh masyarakat OkuTimur, yakni sastra yang menggunakanbahasa Jawa, yang di dalamnya memilikinilai lokal (kejawen), di samping nilainasional dan nilai universal (Effendy,2007:2). Umumnya, sastra banjarberupa sastra lisan yang hanyadisampaikan secara lisan dari mulut ke

Kredo 5 (2021)KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra

Terakreditasi Sinta 4 berdasarkan Keputusan DirektoratJenderal Penguatan Riset dan Pengembangan,

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan TinggiRepublik Indonesia

Nomor: 23/E/KPT/2019. 08 Agustus 2019https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/index

50 | Jurnal KredoVol. 5 No. 1 Oktober 2021

mulut sehingga masyarakat pemiliksastra lisan itu sendiri yang menentukannasib suatu bentuk sastra lisan untuktetap eksis ataupun punah. Salah satusastra lisan Oku Timur adalah mantra.Mantra tidak dikenal dalam masyarakatOku Timur. Walaupun demikan, tidaklahberarti bentuk mantra tidak dijumpaidalam masyarakat Oku Timur. OrangBanjar menyebutnya bacaan. Selain daribacaan, dikenal pula istilah tiupan, isim,penawar, sumpah, dan sebutan lainnya

Sebagian sistem nilai, Djamaris(dikutip Sunoto 2017:2) menyebutkanbahwa budaya dapat dikelompokkanberdasarkan 5 kategori hubungan sepertiyang dijelaskan berikut ini. Hubunganmanusia dengan Tuhan, manusiamerupakan mahluk ciptaan Tuhan.Sebagai mahluk ciptaan Tuhan, manusiawajib mengabdi kepada Tuhan.Pengabdian berarti penyerahan dirisepenuhnya kepada Tuhan danmerupakan perwujudan tanggungjawabnya kepada Tuhan Yang Maha Esa.Perwujudan hubungan manusia denganTuhan tercermin kepada kekuasaanTuhan. Nilai hubungan manusia denganTuhan memiliki enam wujud yaitu: (1)Berserah diri kepada Tuhan, (2)Meminta perlindungan dan pertolongankepada Tuhan, (3) Mempercayaikebaikan dan keburukan berasal dariTuhan, (4) Meminta restu kepada Tuhan,(5) Mempercayai hidup dan mati kuasaTuhan, (6) Mempercayai adanyahukuman dari Tuhan.

Hubungan manusia dengan alam,manusia hidup di dunia ini tidak dapatdipisahkan dengan alam. Manusia hidupdan berada di lingkungan alam. Manusiasenantiasa memanfaatkan unsur-unsuralam untuk menopang kehidupanmerekan. Pemanfaatan unsur alamtersebut didasari oleh kesadaran manusiayang memandang alam sebagai sesuatuyang perlu dijaga dan dilestarikan. Nilaibudaya dalam hubungan antara manusiadengan alam memiliki tiga wujud yaitu,(1) Percaya adanya makhluk gaib dialam semesta, (2) Saling menghormatidan saling menjaga antar sesama mahlukhidup, (3) Mengharagai keberagamanalam.

Hubungan manusia denganmasyarakat, masyarakat adalah suatukelompok manusia yang menjalinkomunikasi diantara para anggotanyasehingga muncul rasa salingmempengaruhui antara satu dan yanglain. Hal itu dilakukan oleh para anggotamasyarakat bersifat mengikat danintegratif. Mereka tunduk pada aturan-aturan dan adat kebiasaan golongantempat mereka hidup. Hal ini dilakukankarena mereka menginginkan kehidupanyang stabil, kokoh, dan harmonis.

Hubungan manusia dengan dirisendiri, kita sebagai manusia sudahselayaknya berusaha untuk terusmenyempurnakan diri.Salah satu caranyaadalah mengintropeksi diri, mengenalidiri sendiri baik kelebihan maupunkekurangan. Dengan cara ini, kita dapatberusaha untuk mengatasi kekurangan

Kredo 5 (2021)KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra

Terakreditasi Sinta 4 berdasarkan Keputusan DirektoratJenderal Penguatan Riset dan Pengembangan,

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan TinggiRepublik Indonesia

Nomor: 23/E/KPT/2019. 08 Agustus 2019https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/index

Struktur, Makna, Fungsi, dan Nilai Budaya Dalam Mantra Aji Pemikat | 51Di Desa Margotani Ii Kecamatan Madang Suku Ii Kabupaten Oku Timur

Anggun Evriana1, Missriani2, Yessi Fitriani3

kita sekaligus mengembangkankelebihan kita. Dengan demikian, kitaakan lebih menyadari eksistensi kita didunia ini. Kesadaran terhadap eksistensidiri membuat kita mampu menempatkandiri kita di tengah-tengah masyarakatsecara tepat dan membuat masyarakatmenerima kita. Contohnya darihubungan manusia dengan dirinyasendiri dapat dilihat pada sifat bekerjakeras, tanggung jawab, menuntut ilmu,berusaha mengubah nasib, dan lainsebagainya. Nilai budaya dalamhubungan dengan diri sendiri memilikienam wujud. (1) Kerja keras, Kerja kerasadalah suatu upaya yang terus dilakukanatau tidak pernah menyerah dalammenyelesaikan pekerjaan yang menjaditugasnya sampai tuntas Kusuma (dalamSunoto, 2017:17-18). (2) Sabar, Sabarmerupakan sikap tahan dan tidak emosidalam melakukan sesuatu Hajim,(Sunoto, 2017:26). (3) Tanggung jawab,Tanggung jawab adalah sikap danperilaku seseorang untuk melakukantugas dan kewajiban sebagaimana danseharusnya yang dilakukan terhadap dirisendiri, masyarakat, lingkungan, Negara,serta Tuhan, Gunawan (dalam sunoto,2017:33). (4) menjaga kebaikan diri, (5)Hemat, (6) Tidak serakah.

METODE PENELITIAN

Metode secara sederhana adalahcara ilmiah yang dilakukan untukmengkaji sebuah objek; menghimpundata, mengklasifikasikan, mengananlisi

atau menjelaskan (Taum, 2011:237).Metode secara sederhana adalah carailmiah yang dilakukan untuk mengkajisebuah objek; menghimpun data,mengklasifikasikan, mengananlisidan/atau menjelaskan (Amir, 2013:146).Metode pada dasarnya cara ilmiahmendapatkan data dengan tujuan dankegunaan tertentu (Sugiyono, 2017:2).

Metode yang digunakan dalampenelitian ini adalah metode deskriptifkualitatif. Data dideskripsikan dalambentuk kata-kata atau kalimat denganmenguraikan makna dan struktur mantraaji pemikat di Desa Margotani IIKecamtan Madang Suku II KabaupatenOku Timur. Sempel penelitian ini adalahsebelas mantra. Diantaranya mantra (1)mantra aji pemikat, (2) mantra penarik,(3) mantra tepuk bantal, (4) mantra jaranguyang, (5) mantra semar mesem, (6)lembu sekilan, (7) mantra nyirep orang,(8) mantra pelet pengunci, (9) mantrapengasihan pemenang, (10) mantra putergiling, (11) mantra semar kuning.Metode pengumpulan data yangdigunakan adalah teknik observasi,teknik rekam, teknik wawancara, teknikpencatatan, teknik dokumentasi.

Metode deskriptif adalah suatumetode sebagai prosedur pemecahanmasalah yang diselidiki denganmenggambarkan atau melukiskankeadaan subjek atau objek penelitianberdasarkan data dan fakta-fakta yangtampak (Siswontoro, 2014:56). Metodedeskriptif adalah metode yang digunakanuntuk menganalisis data dengan cara

Kredo 5 (2021)KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra

Terakreditasi Sinta 4 berdasarkan Keputusan DirektoratJenderal Penguatan Riset dan Pengembangan,

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan TinggiRepublik Indonesia

Nomor: 23/E/KPT/2019. 08 Agustus 2019https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/index

52 | Jurnal KredoVol. 5 No. 1 Oktober 2021

mendeskripsikan atau menggambarkandata yang telah terkumpul sesuai manaadanya tanpa bermaksud membuatkesimpulan yang berlaku umum ataugeneralisasi (Ibid, 2011:208). Metodedeskriptif adalah metode yang digunakanuntuk menganalisis data dan sebagianprosedur pemecahan masalahberdasarkan data fakta-fakta yang adadidalam penelitian. Dari beberapapendapat di atas dapat disimpulkanmetode deskriptif adalah suatu metodeyang digunakan untuk menganalisis datasebagai pemecahan masalah dengan caramenggambarkan berdasarkan data danfakta-fakta yang telah terkumpul.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil temuan dalampenelitian ini, peneliti mendapatkansebelas mantra dari lima informan, yaitu:

1) Mantra Aji PemikatBismillahirrohmannirrohimIngsun wahananing lanang jagadPangawak satrio donojoyoPasukmaning sang Hyang AsmoroAnimpuno asmoroWaroto katawan kadratingsunSaking kersane gusti

2) Mantra PenarikBismillahirrohmannirohimKayu legi kayu watuTukul legi kayu watuTukul neng srengengeAku nganggo pengasih penarik

krono gusti AllahAku ngadek koyo rojoaku melumah koyo dewoAku nyanyi koyok manokAku nganggo pengasihanAku penarik-penarikLailahailallahMuhammadurasuluallah

3) Mantra Tepuk BantalBismillahirrohmannirrohimPanah Allah panah Ya Gusti AllahTerpanah neng watu, watu pecahTerpanah neng laut, laut garengKulo nganggo panah pengirimPanah lan tangkai atine si(sebut nama target)Tunduk kasih rindu kasih karo akuLailahailallahMuhammadurosuluallah

4) Mantra Semar KuningBismillahirrohmannirrohimSun amatak ajiku si semar kuningSun seng wayang-wuyangeTelesing anginTelesing embun nangissi jabang bayine(sebut nama target) nangis mularNangis songko welas asihemarang badan slirakuTan keno pisah kumantilneng jero atineSangko kersaning Gusti Allah

5) Mantra Jaran GuyangNiat ingsun amatak ajikusi jaran guyang

Kredo 5 (2021)KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra

Terakreditasi Sinta 4 berdasarkan Keputusan DirektoratJenderal Penguatan Riset dan Pengembangan,

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan TinggiRepublik Indonesia

Nomor: 23/E/KPT/2019. 08 Agustus 2019https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/index

Struktur, Makna, Fungsi, dan Nilai Budaya Dalam Mantra Aji Pemikat | 53Di Desa Margotani Ii Kecamatan Madang Suku Ii Kabupaten Oku Timur

Anggun Evriana1, Missriani2, Yessi Fitriani3

Tak guyang neng tengahe latarGuyangane banyu kembangTak upat-upatke pecotkusodolanangBundelane lawe wenangTak sabetne gunung jugroktak sabetne segoro asatTak sabetne watu gemporTak sabetne lemah gempahTak sabetne si jabang bayine(nama target) Kunang-kunangenmarang badan slirakuOra bakal mari yen ora ingsunseng nambani

6) Mantra Semar MesemBismillahirrohmannirrohimNiat ingsun amatak ajikusi semar mesemSaktiku saktine jagad dunyoKi nurungan cedak asih, adoh asihAsio marang jabang bayine (sebutnama target) Kun fayakunSaking kersaning Gusti Allah

7) Mantra Puter GilingBismillahirrohmannirrohimTak jalok guno kuasamujabang bayine (sebut nama target)Elingo lan senengo lahir batinmarang akuSeneng, seneng, senengKesem, kesem, kesemLahir batin marang (nama anda)Uber aku, uber aku, uber akuSangko kersaning Gusti Allah

8) Mantra Lembu SekilanBismillahirrohmannirrohimNiat ingsun amatek ajikuLembu sekilanTak numbak tunoTunduk lupotAllah ora katonSi nunduk lupot wekasan selamet

9) Mantra Nyirep OrangBismillahirrohmannirohimAmatak ajiku dipoKang ono wipisonoTak kurepi kuwali wesiPeteng dedet panglimunanRep sirep turu kabehBalek turu sek turu kabehsaking kersaning Gusti Allah

10) Mantra PengunciBismillahirrohmannirrohimKunci Allah kunci MuhammadKunci baginda RosullullahAku seng ngunci anak umat nabiMuhammadKunci getah, kunci wulu, kunciatineUduk aku seng ngunciHake Gusti Allah seng ngunciLaillahaillahlahMuhammadarosullah

11) Mantra Pengasih PemenangBismillahirrohmannirohimAku lunggoh dipangkuAku lunggoh menangAku ngadek menangAku ngomong menang

Kredo 5 (2021)KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra

Terakreditasi Sinta 4 berdasarkan Keputusan DirektoratJenderal Penguatan Riset dan Pengembangan,

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan TinggiRepublik Indonesia

Nomor: 23/E/KPT/2019. 08 Agustus 2019https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/index

54 | Jurnal KredoVol. 5 No. 1 Oktober 2021

Aku nganggo pengasih menangRatu baginda AliKersaning nyebutLaillahaillaulah Muhamdadurosullah

Analisis Struktur Mantra Aji Pemikat1. Komponen salam pembuka

Komponen salam pembuka,komponen salam pembuka adalah katapertama yang terdapat pada mantra yangberisi salam pembuka. Biasanyamenggunakan kata-kata yang di ambildari bahasa Arab, bahasa sansekerta(Hindu), bahasa Jawa. Pada komponenini mantra tersebut menggunakan duamacam bahasa, yaitu bahasa Arab danbahasa Jawa. Seluruh komponen salampembuka pada mantra tersebutmenggunakan bahasa Arabbismillahirrahmannirrahim. Kecualipada mantra jaran guyang menggunakanbahasa Jawa, yakni pada kalimat niatingsun ajiku si jarang guyang. Jadi, darikeseluruhan mantra tersebut padaumumnya lebih banyak menggunakanbahasa Arab dan Jawa.2. Komponen niat

Komponen niat, makna kata niatsering disejajarkan dengan kata tekad.Dalam konteks pemanfaatan mantratertentu harus disesuaikan dengan niatatau keinginan yang akan dicapai. Niatdiungkapkan dengan dua cara, yaitudengan cara langsung dan tidak langsung.Seluruh mantra tersebut diucapkansecara langsung.

3. Komponen nama mantraKomponen nama mantra, komponen

ini berisi dengan penyebutan namasebuah mantra yang hendak digunakan(diamalkan), nama mantra umumnyatergantung dari tujuan mantra ataumaksud dari mantra yang diungkapkan.Tidak semua jenis mantra mamilikinama mantra, karena nama mantra itusendiri dilisankan oleh pihak pemberimantra (dukun dan sesepuh).4. Komponen sugesti

Komponen sugesti, komponen sugestiadalah komponen yang dianggapmemiliki daya atau kekuatan tertentudalam rangka membantumembangkitkan potensi kekuatantertentu dalam rangka membantumembangkitkan potensi kekuatan magisatau gaib pada mantra. Pada komponensugesti dalam mantra pengasihan iniumumnya memberi sugesti kepada orangyang dituju agar terkasih, terpikat,tertarik, terkunci ketika pengamal mantramenggunakan mantra yang diamalkan.5. Komponen visualisasi dan simbol

Komponen visualisasi dan simbol,komponen visualisai boleh juga disebutsebagai komponen proses yang berisiperintah, sedangkan simbol ataulambang yang terdapat di dalam mantrabisa juga merupakan sosokpembanyangan yang terdapat di dalammantra atau sesuatu yang di ibaratkandalam bacaan-bacaan yang terdapatdalam mantra pengasihan.

Kredo 5 (2021)KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra

Terakreditasi Sinta 4 berdasarkan Keputusan DirektoratJenderal Penguatan Riset dan Pengembangan,

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan TinggiRepublik Indonesia

Nomor: 23/E/KPT/2019. 08 Agustus 2019https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/index

Struktur, Makna, Fungsi, dan Nilai Budaya Dalam Mantra Aji Pemikat | 55Di Desa Margotani Ii Kecamatan Madang Suku Ii Kabupaten Oku Timur

Anggun Evriana1, Missriani2, Yessi Fitriani3

6. Komponen nama sasaranKomponen nama sasaran, komponen

ini berisi penyebutan nama sasaran(objek) yang hendak dituju, umumnyanama sasaran dalam mantra yang penulisanalisis berlaku terhadap seluruhmanusia baik yang seagama, atau tidak.7. Koponen tujuan

Komponen tujuan maksud yang ingindicapai oleh pemantra dalammengamalkan mantra. Komponen tujuanini semacam simpulan atau intisari darirangkaian komponen-komponen yangmembentuk struktur mantra. Padakomponen ini tujuan seluruh mantraadalah sebagai pengasih, penunduk,penarik, pengunci bagi pengamal mantrauntuk orang yang ingin dituju.8. Komponen Harapan

Komponen harapan, komponenharapan ini merupakan komponenperintah yang telah dilakukan(mengamalkan ajian mantra) dapatterlaksana dengan baik dan berhasil.Pada komponen ini setiap harapan selaludipasrahkan kepada Allah SWT.9. Komponen penutup

Komponen penutup, komponen inimerupakan larik akhir yang biasanyajuga menggunakan kata-kata dari bahasaJawa maupun bahasa Arab. Padakomponen ini mantra memiliki penutupyang berbeda, yaitu menggunakanbahasa Arab dan Jawa. Secara umummantra pengasihan yang dianalisis olehpenulis, dalam komponen penutupnyabanyak menggunakan bahasa Arab,bahkan hampir seluruh mantra.

Analisis Makna Mantra yangTerdapat Dalam Mantra Aji Pemikat1. Makna Leksikal

Mantra bagian pembukaan,berdasarkan mantra pembuka,keseluruhan bahasa yang digunakanadalah bahasa Arab yang berisi tentangpuja dan puji kepada Allah SWTsebagai pencipta alam dan manusiaserta kepada para Nabi yang mulia.Rapalan pujian kepada Allah dan Nabiini dimaksudkan penutur mantra untukmemohon agar diberikan kekuatansebelum melaksanakan ritual pada saatitu. Salah satu kalimat A’uzubillahminasy-syaitanirrajim pada larik keduapada mantra puter giling yang berartiaku berlindung kepada Allah darigodaan yang terkutuk danBismillahirohmanirrahim pada larikpertama yang memiliki arti atau maknadengan menyebut nama Allah yangmaha pengasih dan Maha Penyayang.Kalimat ini sebagai penanda bahwaseseorang ingin meminta izin dari Allahagar diberikan restu dan rahmat dalammelakukan suatu kegiatan. (b) mantrabagian inti, dalam mantra bagian intiyang menjelaskan atau memaparkanbahwa pemimpin ritual ini melakukankomunikasi dengan dua arah atau duatujuan yaitu dengan Allah dan makhlukhalus. (c) mantra bagian penutup,adapun mantra penutup berisikanmakna atau arti penegasan kembaliterhadap permohonan yang diajukanbaik kepada Allah maupun kepada

Kredo 5 (2021)KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra

Terakreditasi Sinta 4 berdasarkan Keputusan DirektoratJenderal Penguatan Riset dan Pengembangan,

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan TinggiRepublik Indonesia

Nomor: 23/E/KPT/2019. 08 Agustus 2019https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/index

56 | Jurnal KredoVol. 5 No. 1 Oktober 2021

seluruh makhluk halus yang mendiamiwilayah Desa Margotani.2. Makna Gramatikal

Mantra tuturan Aji Pemikat yangterdapat dalam mantra pada bagianpembukaan, inti, dan penutup yaitutelah terdapat susunan pola gramatikalsesuai dengan pola gramatikal, yaitudimana jika satuan kata tersebutdisatukan menjadi suatu kalimat apabilaterdapat subjek dan predikat.Sebalikmya, jika dari antara salahsatunya tidak terdapat dalam kalimatmaka tidak bisa dikatakan bahwa itukalimat, hanya saja dikatakan bahwasusunan kata. Kemudian mengenai polagramatikal terdapat beberapa susunankata yang tidak bisa dijadikan sebuahkalimat, dapat ditelaah atau dilihat padabait atau isi yang tertera dalam mantrabagian pembukaan. Untuk mantra padabagian penutup sudah mencakup sesuaidengan pola yang diinginkan.3. Makna Tematis

Berdasarkan mantra dan terjemahanyang terdapat dalam mantra pembukaanAji Pemikat yaitu terdapat pada barispertama adalah memuja memuji Allahbeserta dengan Rasullah-Nya. Mantrabagian inti Aji Pemikat makna tematisyang terdapat dalam baris 3-5 adalahmemohon antara pemangku adat(dukun) dengan Allah danberkomunikasi dengan roh halus.Sedangkan mantra bagian penutup AjiPemikat yaitu dapat disimpulkan bahwamakna tematis yang terdapat pada baristerakhir adalah permohonan seseorang

dukun kepada Allah dan makhluk halusuntuk mengabulkan doa serta harapanmantra.

Analisis Fungsi Dan KegunaanMantra Aji Pemikat

Berdasarkan hasil penelitian fungsimantra Aji Pemikat yaitu digunakanuntuk penunduk atau pengasihan. MantraSemar Mesem bisa digunakan untukpenunduk hati wanita atau pria yangbiasanya untuk orang yang sedangmenyuakai lawan jenis, susah untukmendapatkannya. Mantra Semar Kuningtidak jauh berbeda kegunaannya denganmantra Aji Pemikat yaitu sebagaipenunduk dan pengasihan. Mantra JaranGuyang adalah mantra yang banyakdigunakan dikalangan masyarakat DesaMargotani II Kecamatan Madang SukuII Kabupaten Oku Timur khususnya pararemaja yang ingin mendapatkan pujaanhati.

Mantra penarik bisa digunakanuntuk orang berdagang atau usahapenunduk hati. Mantra Puter Gilingmerupakan mantra yang digunakanuntuk memutar pikiran seseorang yangdituju oleh pengamal mantra. MantraLembu Sekilan, mantra ini bisadigunakan untuk hal-hal yang mendesakatau ada niatan kurang baik. MantraPengasih Pemenang adalah mantra yangdigunakan untuk meminta dan berdoauntuk kemenangan. Mantra NyirepOrang, mantra ini digunakan untukmembantu orang tertidur. MantraPengunci merupakan mantra yang

Kredo 5 (2021)KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra

Terakreditasi Sinta 4 berdasarkan Keputusan DirektoratJenderal Penguatan Riset dan Pengembangan,

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan TinggiRepublik Indonesia

Nomor: 23/E/KPT/2019. 08 Agustus 2019https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/index

Struktur, Makna, Fungsi, dan Nilai Budaya Dalam Mantra Aji Pemikat | 57Di Desa Margotani Ii Kecamatan Madang Suku Ii Kabupaten Oku Timur

Anggun Evriana1, Missriani2, Yessi Fitriani3

digunakan untuk mengunci hati danpikiran orang yang dituju.

Berdasarkan kajian dari fungsimantra. Mantra memiliki beberapafungsi, menurut Emzir, (2015:229)Pertama, berfungsi sebagai sistemproteksi di bawah sadar masyarakatterhadap suatu impian cerita sangkuriang. Kedua, berfungsi untukpengesahan kebudayaan seperti ceritaasal-usul. Ketiga, berfungsi sebagai alatpemaksa berlakunya norma-norma sosialdan sebagai alat kontrol sosial sepertipribahasa. Keempat, berfungsi sebagaialat pendidikan anak seperti cerita sikancil.

Kajian terhadap sastra lisan tidakdapat dilepaskan dari kontekskebudayaan atau masyarakat (kelompoketnik) pemiliknya. Sebagaimanadiketahui, kelompok etnik di Nusantaramempunyai kebudayaan dan tradisisendiri-sendiri. Terlepas dariklasifikasinya sebagai tradisi besar atautradisi kecil. Tradisi besar adalahkebiasaan-kebiasaan yang bersifatkompleks, sedangkan tradisi kecil adalahkebiasaan-kebisaan yang bersifatsederhana. Baik dalam tradisi besarmaupun kecil biasanya terdapat unsurtradisi lisan, yakni sebuah produkbudaya masyarakat tertentu yangpenyebarannya di dominasi oleh unsurkelisanan.

Menurut Widodo, (2018:57) mantraJawa memiliki tiga jenis struktur, yaitu:(1) yang ideal, (2) acak dan (3) tidaksetabil. Struktur ideal mantra Jawa,

mantra dibagi menjadi tiga bagian utama,seperti: kepala, tubuh, dan kaki. Strukturmantra ditutupi dengan rumus mistis,megis, mitologi, suara, diksi, danimajinasi.

Berdasarkan penelitian ini, dapatdisimpulkan bahwa mantra milik orangJawa secara bebas dapat diartikan sebagimetode atau konsep diungkapkan dengankata-kata dan itu menegaskan bahwamantra memiliki kekuatan yang takterlihat dan juga telah dibuat sebagaipenetrasi pemecah masalah kehidupan.

Analisis Nilai-Nilai Budaya DalamMantra Aji Pemikat

Sebagaian sistem nilai, Djamaris(dikutip Sunoto, 2017:2) menyebutkanbahwa budaya dapat dikelompokkanberdasarkan 5 kategori hubungan sepertiyang dijelaskan berikut ini: (1)Hubungan manusia dengan Tuhan, (2)Hubungan manusia dengan alam, (3)Hubungan manusia dengan masyarakat,(4) Hubungan manusia dengan sesama,(5) Hubungan manusia dengan dirisendiri.

1. Nilai Budaya dalam HubunganManusia dengan TuhanDalam hubungan manusia degan

tuhan terhadap ajaran bahwa manusiamempercayai dan mengakui akan adanyatuhan, selalu menghormati danmembaktikan diri kepadanya, mematuhisegala kehendaknya. Manusiahendaknya sabar, selalu memuji danmerenungkan tuhan sehingga segala

Kredo 5 (2021)KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra

Terakreditasi Sinta 4 berdasarkan Keputusan DirektoratJenderal Penguatan Riset dan Pengembangan,

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan TinggiRepublik Indonesia

Nomor: 23/E/KPT/2019. 08 Agustus 2019https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/index

58 | Jurnal KredoVol. 5 No. 1 Oktober 2021

perbuatanya hanya mengikuti gerak hati,yakni mengikuti tuntunan tuhan. Orangtidak boleh berpaling dari tuhan,senantiasa mendekatkan diri kepadanya,menyatakan rasa syukur atas keberhasilanyang diproleh, dan menyadari bahwasegala sesuatu miliknya dan akan kembalikepadanya. Nilai budaya dalamhubungan manusia dengan tuhan ialahbersyukur, pasrah, berdoa, percayakepadanya, dan percaya kepada takdir.

2. Nilai Budaya Dalam HubunganManusia Dengan Alam

Manusia ikut mengambil bagian dalamaspirasi yang lebih dalam dari alamsekitarnya dan dapat membentuknasibnya sendiri serta alam sekitarnyadengan jalan menyesuaikan diri denganalam dan menggunakan energy gunamembentuk kekuatan itu untukkepentingan tujuan dan cita-citanya.

Sehubungan dengan hal di atas,kewajiban manusia dengan alam semestaadalah melestarikan dan memanfaatkanalam dan seisinya untuk kepentinganhidup manusia yang hidup di dalam alampikiran sebagian besar warga masyarakatmengenai hal-hal yang sangat bernilai didalam kehidupan.

3. Budaya Dalam Hubungan ManusiaDengan MasyarakatKedudukan manusia adalah sebagai

makhluk individu dan sekaligus sebagaimakhluk sosial, hal itu tidak bisadipisahkan karena merupakan satukesatuan. Manusia di katakan sebagai

makhluk sosial, juga dikarenakan padadiri manusia ada dorongan untukberhubungan (interaksi) dengan oranglain sehingga ia tidak dapat hidupterpisah sendiri dari masyarakat demikeselamatan diri mereka, baik darikehormatan, harga diri, dan kerukunan.Oleh karena it, manusia manusia harusdapat menyeimbangkan antarakepentingan individu dan kepentingansosial, yang serasi, selaras, dan seimbang.

Nilai-nilai budaya yang terkandungdalam hubungan manusia denganmasyarakat antara lain musyawarah,gotong royong, menghormati hak oranglain, dan saling mengingatkan.

4. Nilai Budaya Dalam HubunganManusia Dengan Manusia LainManusia selalu berhubugan dengan

manusia lain, kewajiban manusiaterhadap manusia lain ialah membantumereka yang membutuhkan, berbaktikepada bangsa, membina persahabatan,menepati janji, dan tidak boleh memilikisifat-sifat buruk yang dapat merugikandiri sendiri dan orang lain.

Selain yang dikemukakan di atas nilaibudaya dalam dalam hubungan manusiadengan manusia lain adalah kasih sayang,cinta kasih, kerelaan berkorban, dan cintakasih terhadap sesama.

5. Nilai Budaya Dalam HubunganManusia Dengan Diri SendiriManusia adalah pencipta perbuatan

sendiri, dalam hal baik dan buruk,sehingga pantas diberi pahala atau siksa

Kredo 5 (2021)KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra

Terakreditasi Sinta 4 berdasarkan Keputusan DirektoratJenderal Penguatan Riset dan Pengembangan,

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan TinggiRepublik Indonesia

Nomor: 23/E/KPT/2019. 08 Agustus 2019https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/index

59 | Jurnal KredoVol. 5 No. 1 Oktober 2021

oleh tuhan nanti di akhirat atasperbuatanya itu. Sehubungan denganpaham diatas, manusia sebaiknyaberprilaku yang mampu mendatangkankebaikan bagi dirinya, disertai usahauntuk dapat menguasai diri sehinggamenemukan ketentraman dan kebahagianlahir dan batin. Nilai budaya dalamhubungan manusia dengan dirinya sendiriantara lain ialah keberanian, kejujuran,rendah hati, tamggung jawab, bekerjakeras, dan sikap sabar.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian danpembahasan dapat disimpulkan bahwamantra Aji Pemikat yang ada di DesaMargotani II Kecamatan Madang Suku IIKabupaten Oku Timur, memiliki strukturmantra yang meliputi sembilankomponen mantra antara lain, komponensalam pembuka, komponen niat,komponen nama mantra, komponensugesti, komponen visualisasi dan simbol,komponen nama sasaran, komponentujuan, komponen harapan, dankomponen penutup. Mantra dianalisiberdasarkan fungsi mantra yang bertujuanuntuk mengetahui maksud dan kegunaanyang terkandung dalam mantra tersebut.

Struktur mantra pada mantra-mantradi atas, salam pembuka, padakomponenini mantra menggunakan salam pembukadari bahasa Arab dan Bahasa Jawa.Komponen niat, pada komponen inimantra berniat untuk membuat orangyang dituju menjadi pengasih,

tertunduk,tertarik. Komponen namamantra, komponen sugesti, padakomponen ini yang diterima adalah untukmensugesti orang yang dituju ketikapengamal mantra menggunakan mantra.Komponen visualisasi dan simbol, padakomponen ini berisi perintah terhadapsasaran dengan mensimbolkan kata-katayang ada di dalam mantra tersebut.Komponen nama sasaran, padakomponen ini mantra memiliki namasasaran. Komponen tujuan, padakomponen ini tujuan seluruh mantraadalah untuk membuat orang terkasih,tertunduk, tertarik. Komponen harapan,pada komponen ini setiap mantra harapanselalu dipasrahkan kepada Allah SWT,dan komponen penutup, pada komponenini mantra menggunakan dua bahasa,yaitu bahasa Arab dan bahasa Jawa

Makna terbagi menjadi dua, yaitu:(1) Makna leksikal, adalah makna unsur-unsur bahasa (leksem) sebagai lembagabenda, peristiwa, objek dan lain-lain. (2)Makna struktural adalah makna yangmuncul akibat hubungan antara unsurbahasa yang satu dengan unsur bahasayang lain dalam satuan yang lebih besar.

Fungsi pada mantra-mantra di atasadalah untuk menundukkan, mengasihkandan membuat orang tertarik. Denganmenyebut nama Allah yang maha penasihlagi maha penyayang, pemantra berharapogar orang yang dituju, atau yangdikehendaki bisa terkena dengan bacaanmantra yang diamalkan oleh pengamalmantra. Saat ini, mantra yang ada di DesaMargotani II Kecamatan Madang Suku II

Kredo 5 (2021)KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra

Terakreditasi Sinta 4 berdasarkan Keputusan DirektoratJenderal Penguatan Riset dan Pengembangan,

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan TinggiRepublik Indonesia

Nomor: 23/E/KPT/2019. 08 Agustus 2019https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/index

Struktur, Makna, Fungsi, dan Nilai Budaya Dalam Mantra Aji Pemikat | 60Di Desa Margotani Ii Kecamatan Madang Suku Ii Kabupaten Oku Timur

Anggun Evriana1, Missriani2, Yessi Fitriani3

Kabupaten Oku Timur, masih tetapdigunakan oleh penutur mantra.

Nilai budaya yang terdapat dalamtuturan mantra Aji Pemikat terdapat padapola hubungan manusia dengan Tuhan,dengan alam, dengan masyarakat,manusia dengan manusia, manusiadengan dirinya sendiri, yang telah

terdapat pada penggalan kutipan larikmantra Aji pemikat di Desa Margotani IIKecamatan Madang Suku II KabupatenOku Timur yaitu untuk memohonkeselamatan, mempermudah keinginansecara instan.

DAFTAR PUSTAKA

Amir, Adriyetti. 2013. Sastra Lisan Indonesia. Yogyakarta: Cv Andi Offset.Aminuddin. 2011. Semantik: Pengantar Studi Tentang Makna. Bandung: Sinar baru

Algesindo.Barhardur, Iswadi dan Ediyono. 2017. Unsur-Unsur Ekologi Dalam Sastra Lisan

Mantra Pengobatan Sakit Gigi Masyarakat Keluharan Kuranji. Basindo: JurnalKajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya.(http://journal2.um.ac.id/index.php/basindo/article/view/2294 diakses14 Juli 2019)

Damayanti, D. 2013. Buku Pintar Sastra Indonesia: Puisi, Sajak, Syair, Pantun, danMajas. Yogyakarta: Araska.

Emzir, Saifur Rohman. 2015. Teori dan Pengajaran Sastra. Jakarta: Rajawali Pers.Elmustian Rahman. 2012. Perhimpunan Pantun Melayu. Penerbit Unri Press. Riau.Ibid, 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: ALFABETA.Kurnia. 2014. Bahan Ajar Linguistik Umum. Palembang: Universitas PGRI Palembang.Maknun, Tadjuddin. 2012. Nelayan Makassar: Kepercayaan, Karakter. Makassar:

Identitas Universitas Hasanuddin.Oktavianus. 2006. Nilai-Nilai Budaya dalam Ungkapan Minangkabau: Sebuah Kajian

Dari Prespektif Antropologi Linguistik. Jurnal Ilmiah Masyarakat LinguistikIndonesia. Jakarta: Pusat Kajian Bahasa dan Budaya Unika Atma Jaya.

Pradopo, Rachmat Djoko. 2009. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gajah Mada UniversityPress.

Rampan, Korrie Layun. 2014. Mantra Syardan Pantun. Bandung: Yrama Widya.Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatifdan R&D. Bandung: Alfabeta.Siswontoro, 2014. Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta: Reneka Cipta.Sunoto. 2017. Nilai Budaya dalam Mantra Bercosok Tanam Padi di Desa Ronggo

Kecamatan Jaken Kabupaten Pati Jawa Tengah.Jurnal (online). Bahasa danSastra Indonesia Universitas Negeri Malang. Semarang:

Kredo 5 (2021)KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra

Terakreditasi Sinta 4 berdasarkan Keputusan DirektoratJenderal Penguatan Riset dan Pengembangan,

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan TinggiRepublik Indonesia

Nomor: 23/E/KPT/2019. 08 Agustus 2019https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/index

Struktur, Makna, Fungsi, dan Nilai Budaya Dalam Mantra Aji Pemikat | 61Di Desa Margotani Ii Kecamatan Madang Suku Ii Kabupaten Oku Timur

Anggun Evriana1, Missriani2, Yessi Fitriani3

https://media.neliti.com/media/publications/56484-ID-nilai-budaya-dalam-mantra-bercocok-tanam.pdf. diiakses 1 Mei 2017)

Taum, Yoseph Yapi. 2011. Studi Sastra Lisan. Yogyakarta: Lamarera.Widodo, Wahyu. 2018. Mantra Kidung Jawa. Malang: UB Press.Yasa, I Nyoman. 2012.Teori Sastra dan Penerapannya. Bandung: CV. Karya Putra

Darwati.