klinik hukum lingkungan - Universitas Udayana
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of klinik hukum lingkungan - Universitas Udayana
�
Pengembangan Metode Pembelajaran
KLINIK HUKUM LINGKUNGAN
(Planning, Experiental dan Relecion Component)
��
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta
Lingkup Hak Cipta Pasal 1 1. Hak C�pta adalah hak eksklus�f penc�pta yang t�mbul secara otomat�s berdasarkan pr�ns�p
deklarat�fsetelahsuatuc�ptaand�wujudkandalambentuknyatatanpamengurang�pembatasansesua�denganketentuanperaturanperundang-undangan.
Ketentuan Pidana Pasal 113 1. Set�ap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonom� sebaga�mana
d�maksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf I untuk Penggunaan Secara Komers�al d�p�danadenganp�danapenjarapal�nglama1(satu)tahundan/ataup�danadendapal�ngbanyakRp.100.000.000,00(seratusjutarup�ah).
2. Set�apOrangyangdengantanpahakdan/atautanpa�z�nPenc�ptaataupemegangHakC�ptamelakukanpelanggaranhakekonom�Penc�ptasebaga�manad�maksuddalamPasal9ayat(1)hurufc,hurufd,huruf f,dan /atauhurufhuntukPenggunaanSecaraKomers�ald�p�danadenganp�danapenjarapal�nglama3(t�ga)tahundan/ataup�danadendapal�ngbanyakRp.500.000.000,00(l�maratusjutarup�ah).
���
TIM PENYUSUN:Kadek Sarna
Nyoman Satyayudha Dananjaya
Putu Ade Harriestha Martana
Kadek Agus Sudiarawan
Cok. Diah Widyantari Pradnya Dewi
I Gusti Ngurah Wairocana
I Ketut Sudiarta
I Putu Tuni Cakabawa Landra
I Nyoman Suyatna
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2016
Pengembangan Metode Pembelajaran
KLINIK HUKUM LINGKUNGAN
(Planning, Experiental dan Relecion Component)
�v
Hak Cipta pada Penulis. Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang :
D�larangmengut�pataumemperbanyaksebag�anatauseluruh�s�buku�n�tanpa�z�ntertul�sdar�penerb�t.
Tim Penyusun:KadekSarna
NyomanSatyayudhaDananjayaPutuAdeHarr�esthaMartana
KadekAgusSud�arawanCok.D�ahW�dyantar�PradnyaDew�
IGust�NgurahWa�rocanaIKetutSud�arta
IPutuTun�CakabawaLandraINyomanSuyatna
Cover & Ilustrasi: Repro
Design & Lay Out:IPutuMertadana
Diterbitkan oleh:UdayanaUn�vers�tyPress
KampusUn�vers�tasUdayanaDenpasar,Jl.P.B.Sud�rman,Denpasar-Bal�Telp.(0361)[email protected] htp://penerbit.unud.ac.id
Cetakan Pertama:2016,x�+218hlm,15x23cm
ISBN: 978-602-294-159-0
Pengembangan Metode Pembelajaran
KLINIK HUKUM LINGKUNGAN(Planning, Experiental dan Relecion Component)
v
L�mpahan syukur mendalam penul�s panjatkan
kehadapan Ida Sang Hyang W�dh� Wasa/Tuhan Yang
Maha Esa, karena berkat karun�a bel�au, akh�rnya Buku Kl�n�k
HukumL�ngkungan�n�dapatselesa�tepatpadawaktunya.Buku
Kl�n�k Hukum L�ngkungan �n� memuat substans� �nt� pokok-
pokok pembahasan dan pengembangan metode pembelajaran
Kl�n�k Hukum L�ngkungan d� Fakultas Hukum Un�vers�tas
Udayana.
Buku Kl�n�k Hukum L�ngkungan �n�, melengkap� Buku
Ajar&Kl�n�kManualKl�n�kHukumL�ngkunganFHUnudyang
d�terb�tkanpadatahun2015.Buku�n�secarakhususmemaparkan
substans� mater� berka�tan dengan pengembangan metode
pembelajaran Kl�n�k Hukum sebaga� salah satu pend�d�kan
hukumkl�n�sd�perguruant�ngg�.
Buku yang memuat mater� Kl�n�k Hukum L�ngkungan
�n� (berbas�s pada pengembangan metode pembelajaran pada
Planning, Experiential dan Relection Component), pengkaj�annya
bersumber dar� berbaga� pengembangan metode yang telah
d�apl�kas�kan dalam pelaksanaan perkul�ahan kl�n�k hukum
l�ngkunganFakultasHukumUn�vers�tasUdayanapadaTahun
2015-2016. Buku Kl�n�k Hukum L�ngkungan �n� d�harapkan
menjad� salah satu buku penunjang/penguatan dalam proses
pembelajaran Kl�n�k Hukum L�ngkungan d� Fakultas Hukum
Un�vers�tas Udayana juga d� seluruh Fakultas Hukum d�
Indones�a.
KATA PENGANTAR
v�
Akh�rnya, atas dukungan ba�k yang bers�fat mor�l
maupun inansial berkaitan dengan penerbitan buku ini, kami mengucapkan ter�ma kas�h kepada semua p�hak yang terl�bat,
khususnyakepadaseluruhjajaranP�mp�nan,T�mPengajardan
Un�t Kl�n�k Hukum Fakultas Hukum Un�vers�tas Udayana.
Semoga buku �n� dapat member� manfaat dan sumbangs�h
pem�k�ran baru dalampengembangan proses pembelajaran
Kl�n�kHukumd�FakultasHukumUn�vers�tasUdayana.
Denpasar,15Oktober2016
T�mPenul�s
v��
SAMBUTAN
DEKAN FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
Om Swastiastu,
Kam� memanjatkan puj� syukur kehadapan Ida Sang
Hyang W�dh� Wasa/Tuhan Yang Maha Esa,karena
atas l�mpahan anugrah dan karun�a-Nya, telah terb�t Buku
Kl�n�k Hukum L�ngkungan, sebaga� mater� ajar dalam proses
pembelajaran Kl�n�k Hukum L�ngkungan d� Fakultas Hukum
Un�vers�tas Udayana (FH UNUD). Kam� menyambut ba�k
terb�tnya Buku Kl�n�k Hukum L�ngkungan �n�, semoga buku
�n�bermanfaatt�dakhanyabag�paramahas�swad�FHUNUD,
namun juga d�pergunakan sebaga� bahan referens� bag� para
penel�t�,maupunprakt�s�yangmenekun�perkembanganhukum
d�b�dangKl�n�kHukumL�ngkungan.
Dengan terb�tnya Buku Kl�n�k Hukum L�ngkungan �n�,
maka bertambah pula koleks� buku yang d�susun oleh para
dosen dar� FH UNUD, perkembangan tersebut tentu sangat
menggemb�rakan dan kam� menyambut dengan ba�k. Para
penul�sagarsecaraberkes�nambunganmencermat�danmengkaj�
perkembanganterk�n�dar�hukumyangberka�tandenganKl�n�k
Hukum L�ngkungan, ba�k dalam ka�tannya dengan tatanan
hukum lokal, nas�onal maupun global, agar senant�asa relevan
denganhukumpos�t�fyangberlakud�masyarakat.
Kam� mengucapkan selamat atas telah terb�tnya Buku
Kl�n�kHukumL�ngkungan�n�semogabermanfaat,ba�ksecara
teor�t�s maupun prakt�s. Semoga para penul�s terus berkarya
v���
danmelah�rkanc�ptaan-c�ptaanbukula�nnyauntukmenambah
khasanah�lmupengetahuanhukum.
Denpasar,21Oktober2016
DekanFakultasHukumUn�vers�tasUdayana
Prof. Dr. I Made Arya Utama,SH,M.Hum.
NIP.196502211990031005
�x
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................... v
SAMBUTAN
DEKAN FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
Prof. Dr. I Made Arya Utama, S.H., M.H. ..................................vii
BAB I
PENGANTAR KLINIK HUKUM ..................................................1
1.1 LatarBelakangPengembanganKl�n�kHukum
Berbas�sPend�d�kanKl�n�s.....................................................1
1.2 Karakter�st�kKl�n�kHukum..................................................3
1.3 Model-ModelPelaksanaanKl�n�kHukum..........................41.4 Komponen Metode Pengajaran Klinik Hukum...................5
BAB II
KLINIK HUKUM LINGKUNGAN FH UNUD ..........................6
2.1 SejarahS�ngkat.........................................................................6
2.2 Deskr�ps�MataKul�ah............................................................6
2.3 TujuanMataKul�ah.................................................................8
2.4 Manfaat Mata Kuliah...............................................................8
2.5 PersyaratanMataKul�ah........................................................9
2.6 Kompetens�...............................................................................9
2.7 Ruang Lingkup Materi Klinik Hukum Lingkungan..........9
2.8 KodeEt�kKl�n�kHukumL�ngkungan...............................11
2.9 MetodePembelajarandanModelPelaksanaan
Kl�n�kHukumL�ngkungan..................................................13
x
BAB III
PENGANTAR HUKUM LINGKUNGAN ..................................14
3.1 Pengert�anL�ngkunganH�dup............................................143.2 Pengert�anEkolog�danEkos�stem......................................16
3.3 RuangL�ngkupHukumL�ngkungan.................................173.4 Lingkungan dan Pembangunan..........................................18
3.5 PermasalahanL�ngkunganH�dup......................................19
3.6 KonsepPerl�ndungandanPengelolaan
L�ngkunganH�dup................................................................20
3.7 Hukum Lingkungan Internasional.........................................23
BAB IV
PENEGAKAN HUKUM
LINGKUNGAN PREVENTIF .......................................................29
4.1 Penegakan Hukum Lingkungan..........................................29
4.2 Ruang Lingkup Penegakan Hukum Lingkungan SecaraAdm�n�strat�fBerdasarkanUUPPLH....................32
BAB V
PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN REPRESIF
DENGAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN HUKUM
PERDATA, HUKUM PIDANA DAN ALTERNATIF
PENYELESAIAN SENGKETA .....................................................44
5.1 InstrumenHukumPerdata..................................................445.2 InstrumenHukumP�dana....................................................61
5.3 Alternat�fPenyelesa�anSengketa........................................66
BAB VI
KONSERVASI LINGKUNGAN HIDUP ....................................69
6.1 Urgens�Konservas�SumberDayaAlamdan
L�ngkunganH�dup................................................................69
6.2. PengaturanKonservas�dalamPeraturanPerundang-
UndanganRepubl�kIndones�a............................................766.3. PeranPemer�ntah,Masyarakat,SwastadanLSM
DalamKonservas�..................................................................81
x�
BAB VII
PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN KLINIK
HUKUM LINGKUNGAN (PLANNING, EXPERIENTAL,
DAN REFLECTION COMPONENT)............................................96
7.1. Sekilas Perjalanan Klinik Hukum Lingkungan FHUNUD..............................................................................96
7.2 Tahapan Pelaksanaan Klinik Hukum Lingkungan FHUNUD2015-2016.............................................................98
7.3 Model Street Law PadaKl�n�kHukumL�ngkungan.......107
LAMPIRAN ...................................................................................113
1
BAB I
PENGANTAR KLINIK HUKUM
1.1 Latar Belakang Pengembangan Klinik Hukum Berbasis
Pendidikan Klinis
Upaya reformas� sektor perad�lan d� Indones�a saat �n�
menjad�sangatd�perlukanuntukmen�ngkatkanakses
masyarakat terhadap kead�lan, hak-hak dasar dan keamanan,
serta untuk menegakkan negara hukum. Mesk�pun dem�k�an,
para reform�s kemud�an pr�hat�n dengan beberapa kendala
terka�t reformas�yangd�butuhkand� sektorperad�lan.T�ngkat
pener�maanlulusanbarufakultashukumuntukbekerjad�sektor
pelayanan publ�k menurun.Para lulusan terba�k dar� fakultas
hukumleb�hbanyakmem�l�huntukbekerjamenjad�pengacara
ataumen�t�kar�rd�dun�ab�sn�s.Sela�n�tu,fakultashukumyang
menjad�tempatuntukmenghas�lkansebag�anbesarlulusanyang
akanmenjad�pegawa�neger�kurangmembekal�mahas�swanya
denganketeramp�lanprakt�syangd�perlukanuntukmenjalankan
tugassebaga�hak�mataujaksa.
Upayamenc�ptakanpen�ngkatankapas�taslulusanfakultas
hukum untuk bekerja d� sektor perad�lan, d�lakukan dengan
duastrateg�yangberbedanamunbers�fatmelengkap�.Strateg�
yang pertama adalah dengan men�ngkatkan kual�tas program
stud�yangd�tawarkand� fakultashukumdenganmenentukan
carabaga�manamatakul�ahtersebutd�ajarkan.Strateg�la�nnya
adalah dengan menawarkan pengalaman prakt�s kepada
mahas�swa melalu� pengembangan kl�n�k hukum d� fakultas-
fakultas hukum. D� fakultas-fakultas hukum perlu d�upayakan
untukmenc�ptakanberbaga�kl�n�khukumuntukmemfas�l�tas�
kepent�ngansertaasp�ras�danke�ng�nanparamahas�swayang
tertar�kuntukbekerjad�sektorperad�lan.Dengan menbentuk
2
kl�n�k-kl�n�k hukum, maka dapat member�kan pengalaman
kepada para mahas�swa untuk nant�nya s�ap bekerja d� sektor
perad�lan. Kl�n�k-kl�n�k �n� d�c�ptakan untuk menawarkan
pengalamanbekerjadengan jaksapenuntutumumdanbekerja
denganorgan�sas�masyarakats�p�lyangrelevan.Hal�n�lahyang
d�sebutdengans�stemkl�n�s.
D�l�hat dar� perspekt�f sejarah, pend�d�kan kl�n�k hukum
telah d�mula� d� Amer�ka Ser�kat sejak tahun 1960-an yang
d�masukan kedalam kur�kulum pend�d�kan Amer�ka Ser�kat.
Pend�d�kan kl�n�k hukum �n� d�dasarkan pada pem�k�ran atas
kebutuhandanpengabd�anterhadapmasyarakatyangmerupakan
pengembangan dar� lembaga kampus untuk mewujudkan
kepedul�an terhadapkead�lan.D� Indones�akl�n�khukumtelah
dikenal sejak tahun 1970-an, dimana konsep klinik hukum lebih d�arahkanpadakontr�bus�pend�d�kanhukumbag�masyarakat
ya�tu dengan pembentukan Lembaga Bantuan Hukum (LBH)
Kampusyangsecaras�stembelummampud�hubungkandengan
kur�kulum dan metode pengajaran. Proses reformas� hukum
utamanyad�sektorperad�land�Indones�amemerlukanprogram
kl�n�k hukum yang d�serta� dengan pengembangan kur�kulum
kemud�an menawarkan kepada mahas�swa pengalaman
menangan� kasus-kasus hukum d� b�dangkeperdataan, p�dana,
ant�korups�, l�ngkungan serta berbaga� �su la�nnya. Kl�n�k
hukumkemud�anmenjad�sebuahpembelajarandenganmaksud
menyed�akan dan mempers�apkanmahas�swa hukum yang
mem�l�k� pengetahuan prakt�s, keahl�an sk�ll, n�la�-n�la� dalam
rangkamewujudkanpelayananhukumdankead�lansos�al.
Kl�n�k hukum / Clinical Legal Education (CLE) kemud�an
d�makna�sebaga�sebuahprogrampend�d�kanyangd�dasarkan
pada metode pengajaran yang interaktif dan relektif berisikan pengetahuan, n�la� dan keahl�an prakt�s yang memampukan
mahas�swa untuk member�kan pelayanan hukum dan
menc�ptakankead�lansos�al.Adapuntujuandar�CLEmel�put�
: Pelayanan Masyarakat (Public Service), Kead�lan Sos�al (Social Justice).
3
PelayananMasyarakat(Public Service)
- HAM(Human Rights)
- L�ngkungan(Environment)
- PerawatanKesehatan(Health Care)
- Pend�d�kan(Education)
- PenegakanHukum(Law Enforcement)
Kead�lanSos�al(Social Justice)
- Pr�ns�pPersamaandanKead�lan
- Aksesyangsamaterhadapberbaga�kesempatandanhak
- S�stemdanProsedurHukumyangad�l.
1.2 Karakteristik Klinik Hukum
Karakter�st�kKl�n�kHukum/Clinical Legal Education(CLE)
adalahsebaga�sebuahprogrampend�d�kandansebaga�sebuah
metodepembelajaran.
a. Klinik Hukum sebagai Program Pendidikan :
1) Terstruktur
a) Masukdalamkur�kulum
b) Mem�l�k�SKS
c) Mem�l�k�Menajemen(bag�andar�un�t)
d) Sumber Daya Manus�a terlat�h, berpengalaman
danberkom�tmen
2) Mel�batkanMahas�swa
3) Mendapatdukunganp�mp�nan
4) Mempunyai anggaran kegiatan
b. Klinik Hukum sebagai Metode Pembelajaran :
Metode pembelajaran dalam kl�n�k hukum d�lakukan
dengan metode pembelajaran interaktif-relektif. Metode pembelajarantersebutmerupakanbag�andar�penerapanStudent Centered Learning (SCL), d�mana mahas�swa d�harapkan akt�f
serta mampu mengembangkan pengetahuan dan keteramp�lan
ps�komotor�kdengansecaralangsung�kutberkontr�bus�dalam
proses pembelajaran. Metode pengembangan pembelajaran
4
interktif-relektif sebagaimana dimaksud meliputi :1) MetodePembelajaran“Interaktif” :
a) Berma�nperan(Role Play)
b) S�mulas�(Simulation)
c) D�skus�Kelompok(Group Discussion)
d) CurahPendapat/Gagasan(Brainstroming)
e) Perad�lanSemu(Moot Court)f) Anal�s�sKasus(Case Analysis)
2) MetodePembelajaran“Relektif” :a) Evaluas�mater�dans�stempengajaran
b) Evaluas�efekt�tasmater�dans�stempengajaranterhadap
pen�ngkatandanderajatpemahamanmahas�swa
c) Evaluas� sejauh mana mahas�swa telah belajar dar�
mater� dan s�stem pembelajaran tersebut (Student Feedback)
1.3 Model-Model Pelaksanaan Klinik Hukum
Bentukkl�n�khukumyangdapatd�kembangkand�Fakultas
Hukum meliputi :1) In-House Clinics Kl�n�kyangd�bentukd�FakultasHukumdansemuakeg�atan
pengajarandanpengawasand�lakukand�FakultasHukum.
2) ExternalorOut-House Clinics (Externships, Community Clinics, Mobile Clinics)
3) Komb�nas�antaraIn-HouseandOut- House Clinics Semuakeg�atanpengajarandanpengawasand�lakukand�
Fakultas Hukum (In-House Clinics), mahas�swa kemud�an
d�k�r�mkepengad�lan,kejaksaandanorgan�sas�masyarakat
s�p�luntukmelakukanexternship(Out-House Clinics)
4) Street Law(PenyuluhanHukum)
5
1.4 Komponen Metode Pengajaran Klinik Hukum
Komponen metode pengajaran Klinik Hukum meliputi :1) Plann�ng Component(Teor� hukum, permasalahan hukum,
pelayananhukum)
2) Experiental Component (Keahl�anberacara,keg�atanprakt�s,
penyuluhanhukum)
3) Relection Component(Releksi, evaluasi)
6
BAB II
KLINIK HUKUM LINGKUNGAN
FH UNUD
2.1 Sejarah Singkat
Matakul�ahKl�n�kHukumL�ngkunganterbentukpada
tahun2013sebaga�salahsatuwujudpent�ngnyakl�n�k
hukumbag�mahas�swayangjugamerupakansalahsatukl�n�k
hukumyangpertamaterbentukd�FHUNUD.Kl�n�khukum�n�
bertujuanagarnant�nyalulusanmahas�swaFHUNUDmampu
berprakt�k saat terjun ke dalam dun�a kerja, kl�n�k hukum
l�ngkunganmenawarkansuatuwawasanprakt�kdanadvokas�
dalamb�dangl�ngkunganh�dup.
2.2 Deskripsi Mata Kuliah
Substans�matakul�ahKl�n�kHukumL�ngkunganmencakup
aspek-aspek mengena� permasalahan l�ngkungan h�dup ba�k
secara umum maupun yang khusus yang terjad� d� Bal� serta
baga�mana penegakan hukumnya. Kl�n�k Hukum L�ngkungan
jugamel�put�pengenalanKodeEt�kKl�n�kHukumbag�dosen
pemb�mb�ng, mahas�swa, kl�en dan m�tra kerja kemud�an
d�lanjutkandenganPendahuluan(pengert�anekolog�,ekos�stem,
l�ngkungan h�dup dan pembangunan l�ngkungan h�dup ang
berkelanjutan),ruangl�ngkuphukuml�ngkungan,permasalahan
l�ngkungan h�dup global maupun nas�onal, ba�k d�negara
maju maupun negara berkembang, konsep perl�ndungan dan
pengelolaanl�ngkunganh�dup.Kl�n�khukuml�ngkunganjuga
memperkenalkankepadamahas�swatentangInstrumenHukum
Administrasi meliputi: Baku Mutu Lingkungan, Perijinan,
7
Anal�s�s mengena� dampak l�ngkungan, Aud�t l�ngkungan,
Pengawasan dan penataan (Monitoring and Compliance) dan
PenegakanHukumAdm�n�stras�,jugatentangInstrumenHukum
Perdata meliputi: pengajuan gugatan (gugatan ganti rugi acara b�asa, gugatan perwak�lan kelompok, Legal Standing organ�sas�
l�ngkunganh�dupsertacitizen lawsuit)serta InstrumenHukum
Pidana meliputi: macam-macam tindak pidana lingkungan dan acaman hukuman, t�ndakan tata tert�b, kejahatan korporas�
d�b�dang l�ngkungan h�dup dan pertanggung jawaban p�dana
danmembahasjugamengena�Alternat�fPenyelesa�anSengketa
L�ngkunganH�dup.
Sela�n �tu dalam pengajaran mata kul�ah Kl�n�k Hukum
L�ngkungan juga membahas, mengkaj� dan menganal�sa
kasus melalu� stud� kasus tentang permasalahan l�ngkungan
h�dup dalam teor� dan prakt�k serta konsep pengelolaan dan
perl�ndungan l�ngkungan h�dup. Kaj�an tentang perl�ndungan
dan pengelolaan l�ngkungan h�dup, kaj�an tentang per�j�nan
pengendal�andanpencemaranl�ngkunganh�dup.Kaj�antentang
penanggulangan perusakan l�ngkungan h�dup. Mekan�sme
penyelesa�anpermasalahanpencemaranl�ngkungandans�stem
per�j�nan dalam pengelolaan l�ngkungan h�dup Pengenalan
organ�sas�-organ�sas� l�ngkunganh�dup(struktur,kewenangan,
tanggungjawabdanpengawasan),pengenalankonsepadvokas�
dalamb�dangl�ngkunganh�dupdankonseppengelolaansampah
danl�mbahsertakonservas�sumberdayaalam.
Dalampelaksanaannya,kul�ahkl�n�khukuml�ngkunganakan
bekerja sama dengan beberapa m�tra antara la�n Instans�
Pemer�ntah maupun Non Government Organization (NGO),
agar mahas�swa dapat berprakt�k melaksanakan hal-hal yang
terka�t dengan pelestar�an l�ngkungan h�dup, penanggulangan
perusakan dan pencemaran l�ngkungan h�dup dan penegakan
l�ngkunganh�dup.Untukmen�ngkatkankemampuanmahas�swa
agar mampu menerapkan �lmunya saat terjun ke dalam dun�a
kerja, maka perkul�ahan kl�n�k hukum l�ngkungan sela�n
d�laksanakan d� dalam kelas mahas�swa langsung d�terjunkan
8
untukmagangd�m�tra-m�trayangadadanjugamelaksanakan
street law ke masyarakat dalam bentuk penyuluhan maupun
public campaign mengena� Pelestar�an fungs� l�ngkungan h�dup
sertaperl�ndungandanpengelolaanl�ngkunganh�dup.
2.3 Tujuan Mata Kuliah
1) Mahas�swad�harapkanmampuuntukmengert�,memaham�
dasar-dasarumumsertakonsephukuml�ngkungandalam
teor�danpraktekkhususnyamengena��su-�sul�ngkungan,
dan permasalahan lingkungan hidup seperti: brown issue
(pencemaran, polus�), natural resource right (kerusakan
l�ngkungan,hak-haksos�alekonom�l�ngkungan).
2) Mahas�swa d�harapkan mampu menjelaskan, menganal�sa
dan memecahkan persoalan-persoalan hukum dalam
kenyataanya (das sein) berka�tan dengan permasalahan
l�ngkungan h�dup dalam teor� dan prakt�k serta konsep
pengelolaandanperl�ndunganl�ngkunganh�dup.
3) Member�kankemampuandasaradvokas�kepadamahas�swa
untuk berp�k�r komprehens�f dan respons�f terhadap
perkembangan masyarakat, d�mana hukum sebaga� p�lar
utamadalammenjawabpermasalahanl�ngkunganh�dup.
2.4 Manfaat Mata Kuliah
Selama perkul�ahan, mahas�swa d�harapkan mampu
memaham�pr�ns�p-pr�ns�phukuml�ngkungandalamteor� (das sollen)danpraktek(das sein).Untukmemperolehmanfaattersebut,
maka pelaksanaan kul�ah d�adakan dalam bentuk tatap muka
berupapertemuand�kelas,d�skus�,pember�antugasterstruktur
dantugasmand�r�d�dalamdanluarkelasbekerjasamadengan
NGO‘sl�ngkungandanBadanL�ngkunganH�dupProp�ns�Bal�
yang telah berpengalaman dalam Evironmental Research Based Advocacy.
9
2.5 Persyaratan Mata Kuliah
Secara formal, mahas�swa yang akan menempuh mata
kul�ahKl�n�kHukumL�ngkunganharustelahmenempuhmata
kul�ahwaj�bnas�onaldan�nst�tus�onal.Karenamerupakanmata
kul�ah p�l�han keteramp�lan khusus maka mahas�swa waj�b
sudah menempuh Mata Kul�ah Hukum L�ngkungan, Hukum
Adm�n�stras� Negara, HukumAcara, Hukum Perdata, Hukum
P�danadanHukumInternas�onalsebaga�dasardalammeng�kut�
perkul�ahan�n�.
2.6 Kompetensi
1. Mahas�swamem�l�k�kemampuantentangteor�danaspek-
aspekHukumL�ngkungan.
2. Mahasiswa mampu mengidentiikasi, menganalisa efektiitas suatuperaturanperundang-undangand�b�dangl�ngkungan
h�dup.
3. Mahas�swa mem�l�k� kemampuan, keberan�an, serta
�ntegr�tasmorald�b�dangEnvironment Based Advocacy.
2.7 Ruang Lingkup Materi Klinik Hukum Lingkungan
Klinik Hukum Lingkungan ini terbagi dalam 14 komponen mater�perkul�ahanyangmemadukant�ga(3)komponenuntuk
mendukung proses pembelajaran dan prakt�k d� tempat m�tra
yang interaktif dan relektif, yaitu 6 kali planning component, 8
kal�experiential componentdans�sanyamerupakanevaluation and relection component.
Komponenpertamah�nggakomponenkeenammerupakan
bag�an dar� planning component. Pada komponen pertama
mahas�swa akan d�ber�kan mater� pengantar mengena� hukum
l�ngkungan. Adapun mater� yang d�paparkan d�awal� dengan
mater� mengena� pengenalan Kode Et�k Kl�n�k Hukum bag�
dosenpemb�mb�ng,mahas�swa,kl�endanm�trakerja.Ber�kutnya
adalah materi mengenai deinisi.
10
Komponenkeduadanket�gaadalahpemaparanmengena�
pengetahun dasar tentang pengert�an ekolog�, ekos�stem,
l�ngkungan dan pembangunan, ruang l�ngkup hukum
l�ngkungan, permasalahan l�ngkungan h�dup global maupun
nas�onal,ba�kd�negaramajumaupunnegaraberkembang,konsep
perl�ndungan dan pengelolaan l�ngkungan h�dup. Pengenalan
tentang instrumen hukum administrasi meliputi : Baku Mutu L�ngkungan,Per�j�nan,Anal�s�smengena�DampakL�ngkungan,
Aud�t L�ngkungan, Pengawasan dan Penataan (monitoring and compliance)danPenegakanHukumAdm�n�stras�.
Komponen keempat dan kel�ma mempelajar� dan
mend�skus�kanpersoalan-persoalanhukumdalamkenyataanya
yangberka�tandenganpermasalahandankasus-kasusl�ngkungan
h�dup dalam teor� dan prakt�k serta konsep pengelolaan dan
perl�ndungan l�ngkungan h�dup, d�jelaskan dan d�ura�kan
tentangkonseppenegakanhukuml�ngkunganrepres�fdengan
menggunakan Instrumen Hukum Perdata: pengajuan gugatan (gugatangant� rug�acarab�asa,gugatanperwak�lankelompok
Class Action, Legal Standing organ�sas� l�ngkungan h�dup serta
citizen lawsuit).Instrumen hukum pidana : macam-macam tindak p�dana l�ngkungandanacamanhukuman, t�ndakan tata tert�b,
kejahatankorporas�d�b�dangl�ngkunganh�dupdanpertanggung
jawabanp�danasertaalternat�fpenyelesa�ansengketal�ngkungan
h�dup. Mempelajar� dan mend�skus�kan persoalan-persoalan
hukumdalamkenyataanyayangberka�tandenganpermasalahan
dankasus-kasusl�ngkunganh�dupdalamteor�danprakt�kserta
konseppengelolaandanperl�ndunganl�ngkunganh�dup.
Pada komponen keenam mempelajar� dan mend�skus�kan
serta mengkaj� keterka�tan perusakan dan pencemaran
l�ngkungan h�dup dengan s�stem per�j�nan dan perl�ndungan
l�ngkunganh�dupsertapengelolaanl�ngkunganh�dupd�ka�tkan
denganpengembanganpar�w�satad�Prop�ns�Bal�.
Komponen kedua adalah experiential component, ya�tu
mahas�swaterjunlangsungberprakt�kd�tempatm�trayangakan
d�laksanakan selama pertemuan kedelapan h�ngga pertemuan
keempat belas. Dalam pertemuan kedelapan �n� mahas�swa
11
akand�antarkanolehparastafpengajarKl�n�kHukum.Dalam
hal pelaksanaan street law sebaga� perwujudan dar� experiential
component, mahas�swa d�ajak untuk melakukan kampanye
publ�c (public campaign) tentang l�ngkunganh�dupba�kberupa
penyuluhan, sos�al�sas� dan keg�atan la�n yang menar�k serta
bermanfaat.Selanjutnya tahap terakh�rya�tuber�s�kanevaluas�
dan releksi yang akan dilaksanakan dalam Pertemuan ke-14. Sebaga�penutupperkul�ahanKl�n�kHukum�n�,padakomponen
keenambelasakand�laksanakanUj�anAkh�rSemester.
2.8 Kode Etik Klinik Hukum Lingkungan
Ketentuan Kode Et�k Kl�n�k Hukum L�ngkungan
melingkupi:1) Kelembagaan
a. Lembaga waj�b menerapkan keg�atan kl�n�k sesua�
denganV�s�danM�s�fakultas;
b. Lembaga waj�b berkom�tmen untuk melaksanakan
keg�atan kl�n�k dengan tanpa adanya pembebanan
b�ayakepadamahas�swa;
c. Lembagawaj�bmenyusundanmenetapkanmaklumat
pelayananpr�mabag�m�tradankl�en.
d. Lembaga waj�b menjaga hubungan kerjasama yang
harmon�sdanberkelanjutandenganm�tra.
e. Lembagaharusmengembangkanhubungankerjasama
dengan lembaga, �nstans�pemer�ntahmaupunswasta
untukmelakukanpengembangankl�n�k.
f. Lembaga berkewaj�ban member�kan �nsent�f bag�
pengajaryangmelaksanakantugasdenganba�k
g. Lembagawaj�bmenjatuhkansanks�bag�pengajarkl�n�k
danmahas�swayangmelanggarkodeet�k.
h. Lembagaharusmenyusundanmenetapkanroadmap
kl�n�kyangakand�kembangkan.
�. Lembagaharusmengembangkanhubungankerjasama
dengan m�tra dengan mempert�mbangkan kead�lan
denganpr�ns�ppersamaandankead�lan.
12
2) Pengajarkl�n�k
a. Set�ap pengajar kl�n�k waj�b memaham� dan
meng�mplementas�kan s�labus dan Satuan Acara
Pengajaran(SAP)kl�n�k(sesua�denganteaching plan);
b. Set�appengajarkl�n�kharusmampumemb�mb�ngdan
mendamp�ng�mahas�swaselamaprosespembelajaran;
c. Set�ap pengajar kl�n�k waj�b melakukan pengawasan
terhadapkeg�atanmahas�swa
d. Set�ap pengajar kl�n�k harus mampu menunjukkan
per�laku yang sesua� dengan norma-norma yang
berlaku;
e. Set�ap pengajar kl�n�k waj�b mengembangkan s�kap
profes�onal�smemahas�swa;
f. Set�appengajarkl�n�kharusmampumenjal�nhubungan
yangprofes�onaldenganmahas�swa,kl�en,danm�tra;
g. Set�ap pengajar kl�n�k d�larang mener�ma berbaga�
bentuk gratiikasi;h. Set�appengajarkl�n�kwaj�bmengenakanbusanayang
sopandanrap�;
�. Set�appengajarkl�n�kwaj�bmenggunakantatabahasa
yangsopan;
j. Set�appengajarkl�n�kt�dakbolehmener�makl�enyang
men�mbulkanconlict of interest;k. Set�ap pengajar kl�n�k waj�b member�kan pen�la�an
yangterukurdantransparan;
l. Set�appengajarkl�n�kwaj�bmemperlakukanmahas�swa
denganad�lt�dakd�skr�m�nt�f.
3) Mahas�swa
a. Set�ap mahas�swa waj�b bers�kap profes�onal dalam
menangan�kasusd�matakul�ahkl�n�k;
b. Set�apmahas�swaharusmampuuntukbert�ndaknon
d�skr�m�nat�fdenganm�tradankl�en;
c. Set�ap mahas�swa waj�b bert�ndak transparan dalam
menyelesa�kanpermasalahanhukum;
d. Set�ap mahas�swa waj�b menunjukkan per�laku yang
13
sesua�dengannorma–normayangberlaku;
e. Set�apmahas�swawaj�bmentaat�kodeet�kkl�n�kdan
pedoman et�ka mahas�swa yang d�tentukan d�dalam
bukupedomandalampenyelenggaraankl�n�k;
2.9 Metode Pembelajaran dan Model Pelaksanaan Klinik
Hukum Lingkungan
Metodepembelajaranyangd�gunakandalamkul�ahKl�n�k
Hukum Lingkunganini adalah interaktif dan reletif. Metode pembelajaran �nterakt�fdalamperkul�ahan �n�akanterd�r�dar�
berbagai kegiatan, yaitu:1) Role Play2) S�mulas�
3) D�skus�kelompok
4) Curah pendapat/gagasan5) Anal�s�sKasus(kasusnyatadan�maj�ner)
Metode pembelajaran relektif yaitu terdiri dari kegiatan evaluas� efekt�v�tas mater� hukum l�ngkungandan s�stem
pengajaran terhadap pen�ngkatan dan derajat pemahaman
mahas�swaserta evaluas� sejauhmanamahas�swa telahbelajar
dar� mater� dan s�stem pebelajaran tersebut. Dalam metode
ini akan dilibatkan 3 pihak yaitu: dosen pengajar, mitra kerja dan mahas�swa untuk dapat member�kan feed back. Dalam hal
pelaksanaan street law mahas�swa mampu mensos�al�sas�kan
suatuaturandan�suyangterka�tdenganl�ngkunganh�dup.
Adapunmodelpelaksanaankl�n�khukuml�ngkunganyang
d�tawarkandalammatakul�ah�n�ya�tukomb�nas�In-house,External clinic dan Street Law. In house clinic akand�laksanakand�ruang
perkul�ahanFakultasHukumUn�vers�tasUdayana.Sedangkan
External clinic akand�laksanakand�berbaga�tempatm�trakerja
sepert�BadanL�ngkunganH�dupdanNGO’syangadad�Bal�
danjugamelaksanakanStreet Lawkemasyarakat.
14
BAB III
PENGANTAR HUKUM LINGKUNGAN
3.1 Pengertian Lingkungan Hidup
L�ngkungan H�dupsebaga� bag�an yang tak terp�sahkan
dar� keh�dupan manus�a mempunya� berbaga�
penamaansesua�tempatd�manamanus�a�tuberada,d�Belanda
d�sebut M�ll�eu, d� Inggr�s d�sebut Env�ronment, d� Jerman
d�sebutUmwelt,d�Peranc�sd�sebutl’env�ronment,d�Malays�a
d�sebutAlamSek�tardank�tamenyebutnyasebaga�L�ngkungan
/L�ngkunganH�dup.
Dalam penggunaannya, �st�lah “l�ngkungan” d�gunakan
dalampengert�anyangsamadengan�st�lah“l�ngkunganh�dup”.
Hal �n� secara yur�d�s d�nyatakan dalam bag�an Penjelasan
Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan L�ngkungan H�dup,
yang menyatakan: Istilah “lingkungan hidup” dan “lingkungan d�paka� dalam pengert�an yang sama. Ketentuan mana t�dak
terdapat dalam Undang- Undang penggant�nya termasuk
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perl�ndungan
danPengelolaanL�ngkunganH�dup(UUPPLH).
Deinisi lebih lanjut dari lingkungan atau lingkungan hidup, dapat d�telusur� berdasarkan pendapat para ahl� d� b�dang
l�ngkunganh�dup,d�antaranyaadalahpendapatEm�lSal�myang
menyatakan bahwa l�ngkungan h�dup d�art�kan sebaga� segala
benda, kond�s�/keadaan dan pengaruh yang terdapat dalam
ruanganyangk�ta tempat�danmempengaruh�halyangh�dup
15
termasukkeh�dupanmanus�a.1DalamPasal1UUNo.32Tahun
2009tentangPerl�ndungandanPengelolaanL�ngkunganH�dup
(UUPPLH) disebutkan bahwa: “L�ngkunganH�dupadalahkesatuanruangdengansemua
benda,dayakeadaandanmakhlukh�dup,termasukmanus�a
dan per�lakunya, yang mempengaruh� alam �tu send�r�,
kelangsungan per�keh�dupan, dan kesejahteraan manus�a
sertamakhlukh�dupla�n”
Dar� rumusan Pasal 1 UUPPLH tersebut unsur-unsur
lingkungan hidup terdiri dari:• Benda, merupakan sesuatu yang berwujud dapatberupa
has�l buatan manus�a, sepert� bangunan, alat transportas�
dlsb; maupun has�l c�ptaan alam, sepert� tanah, bebatuan
dlsb;
• Daya (energ�), yang member� kemampuan dan
sebaga�pendukungsegalabentukkeh�dupan,sepert�cahaya
matahar�,ang�n,panasbum�dlsb;
• Keadaan (kond�s�/s�tuas�), segala sesuatu yang t�dak
berwujud yang mempengaruh� kelangsungan segala
bentuk kehidupan, mis: kepadatan penduduk, kemiskinan, kesuburan,keker�ngan;
• Mahluk h�dup (sela�n manus�a), organ�sme h�dup sela�n
manusia, baik itu hewan (fauna) dan tumbuhan (lora);• Manus�a dan per�lakunya, manus�a dalam berbaga� aspek
keh�dupannya,sepert�aspekekonom�,sos�aldanbudaya;
• Ruang,tempatd�amanasemuaunsurd�atasberadasebaga�
suatukesatuanyangsal�ngmempengaruh�.
L�ngkungandar�pengert�an-pengert�antersebutt�dakhanya
mencakupl�ngkungandalamart�l�ngkunganyangs�fatnyab�olog�s
(hayat�/organ�k) tetap� termasuk juga pengert�an l�ngkungan
dalam artian yang luas, termasuk lingkungan isik, dan juga
1 Emil Salim, 1979, Lingkungan Hidup dan Pembangunan,Mut�ara,Jakarta,hal.34.
16
l�ngkungansos�al.Seh�nggaharusd�pelajar�secarakomprehens�f
(luas/utuh) dengan pendekatan yang mult�d�s�pl�ner.D�mana
d�s�pl�n �lmu yang mempelajar� mengena� l�ngkungan adalah
“�lmul�ngkungan”.
3.2 Pengertian Ekologi dan Ekosistem
Ekolog� berasal dar� bahasa Yunan�, yang terd�r� dar� dua
kata,ya�tuoikos yangart�nyarumah atautempat hidup, danlogos yangberart�ilmu.Ekolog�d�art�kansebaga��lmuyangmempelajar�
ba�k �nteraks� antar makhluk h�dup maupun �nteraks� antara
makhlukh�dupdanl�ngkungannya.Hubunganekolog�dan�lmu
l�ngkunganadalahbahwa�lmul�ngkungantersebutmerupakan
ekolog�terapan(applied ecology).Konsep sentral dalam ekolog� �alah “ekos�stem”, ya�tu
suatus�stemekolog�yangterbentukolehhubungant�mbalbal�k
antaramahlukh�dupdenganl�ngkungannya.2Konsepekos�stem
menyatakanbahwamanus�amerupakanbag�andar�tempatatau
l�ngkungan h�dupnya.3 Pengert�an ekos�stem dapat k�ta temu�
pada Pasal 1 angka 5 UUPPLH, yaitu: “Tatanan unsur lingkungan h�dup yang merupakan kesatuan yang utuh-menyeluruh dan
sal�ngmempengaruh�dalammembentukkese�mbangan,stab�l�tas,
danprodukt�v�tasl�ngkunganh�dup”.Dar�pengert�antersebut
meny�ratkan bahwa j�ka ekos�stem terganggu, kese�mbangan,
stabilitas dan produktiitas dari lingkungan hidup pun akan terganggu.Danmanus�asebaga�bag�andar�ekos�stemtersebut
dapath�dupkarena�nteraks�denganunsur/komponenla�nyang
terdapatdalamekos�stemtersebut,seh�nggasudahseharusnya
manus�amenjagakese�mbanganekos�stem.
2 Oto Soemarwoto, 1983, Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan,Djambatan,Jakarta,hal.23.
3 Sudjoko, et.al,2011, Pendidikan Lingkungan Hidup, Un�vers�tas Terbuka,Banten,hal.1.3.
17
3.3 Ruang Lingkup Hukum Lingkungan
Pengert�an hukum ser�ng d�art�kan sebaga� ka�dah-ka�dah
yang mengatur t�ngkah laku manus�a yang �s�nya adalah
kewaj�ban, larangan dan sanks�.Dalam perkembangannya
manus�a berpandangan bahwa dengan memandang “manus�a
dalam kesatuan dengan tempat d�mana �a berada”, ternyata
kepent�ngan manus�a �tu send�r� leb�n dapat terpel�hara
dan terjam�n.Atas dasar pengert�an dan kesadaran tersebut,
lah�rlah konsep untuk mel�ndung� dan memel�hara “tempat
h�dup manus�a” atau l�ngkungan atau l�ngkungan h�dup.Agar
perl�ndungandanpemel�haraan/pengelolaanl�ngkungandapat
terselenggara dengan teratur dan past�, dan agar dapat d��kut�
dand�taat�semuap�hak,makaperl�ndungandanpemel�haraan/
pengelolaannyad�tuangkankedalamperaturanhukum.Seh�ngga
lah�rlah hukum yang memperhat�kan kepent�ngan l�ngkungan
atauhukumyangberor�entas�kepadakepent�ngan l�ngkungan
(environment oriented law)ataud�sebuthukuml�ngkungan.
Menurut Takd�r Rahmad� hukum l�ngkungan merupakan
sebuah cabang dalam d�s�pl�n �lmu hukum yang berka�tan
dengan pengaturan hukum terhadap per�laku atau keg�atan-
keg�atan subjek hukum dalam pemanfaatan dan perl�ndungan
sumber daya alam dan l�ngkungan h�dup serta perl�ndungan
manus�a dar� dampak negat�f yang t�mbul ak�bat pemanfaatan
sumberdayaalam.4
Ruang l�ngkup hukum l�ngkungan d�t�njau dar� w�layah
kerjanyamenurutMunadjatDanusaputromembedakanhukum
lingkungan sebagai berikut:5
a. Hukuml�ngkungannas�onal,ya�tuhukuml�ngkunganyang
d�tetapkanolehsuatunegara;
b. Hukuml�ngkungan�nternas�onal,ya�tuhukuml�ngkungan
yangd�tetapkanolehPersekutuanHukumBangsa-Bangsa;
dan
4 Takdir Rahmadi, 2014, Hukum Lingkungan di Indonesia, Raja Graindo Persada, Jakarta, hal. 27.
5 Munadjat Danusaputro, 1981, Hukum Lingkungan, Buku I, B�nac�pta,Bandung,hal.108.
18
c. Hukuml�ngkungantransnas�onal,ya�tuhukuml�ngkungan
yang mengatur suatu masalah l�ngkungan yang mel�ntas�
batasnegara.
Berdasarkan�s�nyaMunadjatDanusaputromembag�hukum
lingkungan ke dalan dua jenis, yaitu:6
a. Hukuml�ngkunganpubl�k;dan
b. Hukuml�ngkunganperdata.
Terdapatket�daksamaanpandangand�antaraparasarjana
tentang perbedaan hukum l�ngkungan publ�k dan hukum
l�ngkungan perdata atau apakah hukum l�ngkungan dapat
d�tempatkan dalam salah satu b�dang hukum tersebut, karena
luasnya substans� yang tercakup dalam hukum l�ngkungan �tu
send�r�.Tetap� menurut S�t� Sundar� Rangkut� sebag�an besar
mater� hukum l�ngkungan merupakan bag�an dar� hukum
adm�n�stras� (administratiefrecht), dan mengandung pula aspek
hukum perdata, p�dana, pajak, �nternas�onal dan penataan
ruang.7Nant�nya hal �n� berka�tan dengan penegakan hukum
l�ngkungan�tusend�r�,d�manadapatmenggunakan�nstrumen
hukumperdata, �nstrumenhukumadm�n�stras�dan �nstrumen
hukumperdata.
3.4 Lingkungan dan Pembangunan
Pembangunanyangd�lakukanselama�n�d�banyaknegara-
negara d� dun�a telah menghas�lkan 2 dampak pent�ng ya�tu
dampakpos�t�fdandampaknegat�f.
1. DampakPos�t�fberupakemajuand�berbaga�b�dangsepert�
kemajuan d� b�dang teknolog�, produks�,manjemen, dan
�nformas�, yang kesemuanya telah men�ngkatkan kual�tas
h�dupmanus�a.
6 Ib�d,hal.109.7 Siti Sundari Rangkuti, 1996, Hukum Lingkungan dan Kebijaksanaan Nasional,
Airlangga University Press, Surabaya, hal. 3-7.
19
2. Dampak Negat�f berupa pecemaran dan kerusakan
l�ngkungan,ba�kdarat,a�r,maupunudarayangmen�mbulkan
berbaga�petakal�ngkungan,sepert�hujanasam,pemanasan
global,penyak�tkanker,paru-paru,kul�tdansebaga�nya.
Keg�atan Pembangunan Yang Men�mbulkan Pencemaran
misalnya:1. Keg�atan�ndustr�yangmembentukl�mbah,sepert��ndustr�
k�m�a menghas�lkan zat-zat buagan bahan berbahaya dan
beracun(B-3)
2. Keg�atan pertambangan, berupa terjad�nya perusakan
�nstalas�,kebocoran,pencemaranudaradanrusaknyalahan
bekaspertambangan.
3. Keg�atan Transportas�, berupa kepulan asap yang
mengak�batkan na�knya suhu udara d� kota, keb�s�ngan
kendaraan bermotor, dan tumpahan BBM dar� kapal
tangker.
4. Kegiatan pertanian, akibat dari residu pemakaian zat-zat k�m�ah (Herb�s�da, �nsekt�s�da,pest�s�da, fung�s�da,pupuk
anorgan�k).
3.5 Permasalahan Lingkungan Hidup
NHT S�ahaan mengemukakan bahwa l�ngkungan h�dup
d�sebut “harmon�s” (seras�) selama �nteraks� manus�a dengan
l�ngkungannyaberadadalambatas-bataskese�mbangandandapat
pul�hseket�kadalamkese�mbangan.Sedangkanl�ngkunganh�dup
d�katakan“t�dakharmon�s”b�lat�mbulketergangguan�nteraks�
antaramanus�adengan l�ngkungannyayangd�sebabkanbatas-
bataskemampuansalahsatusub-s�stemsudahterlampau�,t�dak
se�mbang, atau t�dak mampu mema�nkan fungs�nya. D�s�n�lah
t�mbulapayangd�sebutsebaga�“masalahl�ngkungan”.
Permasalahan l�ngkungan h�dup sangat kompleks,
karena unsur-unsur l�ngkungan h�dup tersebut merupakan
kesatuan yang utuh-menyeluruh dan sal�ng mempengaruh�
dalam membentuk kese�mbangan, stab�l�tas, dan produkt�v�tas
20
l�ngkunganh�dupdalamsuatubentukyangd�sebutekos�stem.
Seh�ngga permasalahan l�ngkungan umumnya t�dak hanya
bers�fatlokalataupadaw�layahtertentusaja,tetap�berpengaruh
pada l�ngkup w�layah ekos�stem yang luas.Seh�ngga masalah
l�ngkungan t�dakhanyamenjad�masalahnas�onal, tetap� telah
menjad�masalahreg�onal(antarnegara)danglobal.Permasalahan
l�ngkunganh�dupd�negaramajupadaumumnyad�karenakan
penguasaan teknolog� yang maju, seh�ngga menyebabkan
terjad�nyaoverdevelopment,sedangkand�negaraberkembang,
justru terjad� kotrad�ks� antara pembangunan dan kem�sk�nan
berka�tan dengan permasalahan l�ngkungan h�dup.D� negara
berkembangumumnyamen�ngkatnyapembangunanberband�ng
lurusdenganterjad�nyapencemarandankerusakanl�ngkungan
h�dup. D� s�s� la�n kem�sk�nan merupakan faktor penghalang
dalampenanggulanganmasalah l�ngkunganh�dupyangdapat
d�selesa�kanmelalu�pembangunan.
3.6 Konsep Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Konsep perl�ndungan dan pengelolaan l�ngkungan h�dup
dapat d�telusur� dar� peraturan perundang-undangan yang
mengatur mengena� masalah l�ngkungan h�dup. Dalam rez�m
hukum l�ngkungan nas�onal, setelah berlakunnya Undang-
Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan L�ngkungan (UULH 1982) d�pandang
sebaga�tonggakd�mula�nyarez�mhukuml�ngkungannas�onal
modern sebaga� pembeda dar� rez�m hukum l�ngkungan
nas�onalklas�k.D�manaterjad�perubahandar�carapandangnya
terhadap l�ngkungan atau or�entas�nya, s�fatnya dan metode
pendekatannya.
Sebelum berlakunya UULH 1982 masalah l�ngkungan
d�aturdalamberbaga�peraturanperundang-undanganseh�ngga
pendekatannya adalah pendekatan sektoral.Untuk mengatas�
masalah-masalahl�ngkunganyangsemak�nkompleksd�perlukan
peraturan d� b�dang l�ngkungan h�dup yang menggunakan
21
pendekatan yang komprehens�f �ntegral.UULH 1982 memuat
konsep-konsepdan�nstrumen-�nstrumenpengelolaanl�ngkungan
h�dup yang t�dak d�temukan dalam peraturan perundang-
undanganl�ngkunganh�dupklas�k,yangmember�kanlandasan
bag�keb�jakanpengelolaanl�ngkunganh�dup.8
Karena dar� seg� penegakan hukum UULH 1982 tersebut
d�pandangmas�hlemah,makaUULH1982tersebutd�pandang
perlu untuk d�sempurnakan melalu� Undang-Undang Nomor
23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (UULH 1997). Dan perkembangan yang terbaru adalah dengan d�undangkannyaUndang-UndangNomor32tahun2009tentang
Perl�ndungandanPengelolaanL�ngkunganH�dup(UUPPLH).
Perbedaan mendasar antara Undang-Undang Nomor 23
Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dengan Undang-Undang �n� adalah adanya penguatan yang terdapat
dalamUndang-Undang�n�tentangpr�ns�p-pr�ns�pperl�ndungan
dan pengelolaan l�ngkungan h�dup yang d�dasarkan pada tata
kelola pemer�ntahan yang ba�k karena dalam set�ap proses
perumusandanpenerapan �nstrumenpencegahanpencemaran
dan/atau kerusakan l�ngkungan h�dup serta penanggulangan
dan penegakan hukum mewaj�bkan peng�ntegras�an aspek
transparans�,part�s�pas�,akuntab�l�tas,dankead�lan.
Bahwa,dasarpert�mbanganpengaturanperl�ndungandan
pengelolaan lingkungan hidup (PPLH) adalah:a. L�ngkunganh�dupyangba�kdansehatmerupakanhakasas�
set�ap warga negara Indones�a sebaga�mana d�amanatkan
dalamPasal28HUndang-UndangDasarNegaraRepubl�k
Indonesia Tahun 1945;b. Pembangunanekonom�nas�onalsebaga�manad�amanatkan
oleh Undang-Undang Dasar Negara Republ�k Indones�a
Tahun 1945 diselenggarakan berdasarkan prinsip pembangunanberkelanjutandanberwawasanl�ngkungan;
c. Semangat otonom� daerah dalam penyelenggaraan
pemer�ntahan Negara KesatuanRepubl�k Indones�a telah
8 Takdir Rahmadi, Ibid, hal. 47-50.
22
membawa perubahan hubungan dan kewenangan antara
Pemer�ntah dan pemer�ntah daerah, termasuk d� b�dang
perl�ndungandanpengelolaanl�ngkunganh�dup;
d. Kual�tas l�ngkungan h�dup yang semak�n menurun telah
mengancam kelangsungan per�keh�dupan manus�a
dan makhluk h�dup la�nnya seh�ngga perlu d�lakukan
perl�ndungan dan pengelolaan l�ngkungan h�dup yang
sungguhsungguh dan kons�sten oleh semua pemangku
kepent�ngan;
e. Pemanasanglobalyangsemak�nmen�ngkatmengak�batkan
perubahan�kl�mseh�nggamemperparahpenurunankual�tas
l�ngkunganh�dupkarena�tuperlud�lakukanperl�ndungan
danpengelolaanl�ngkunganh�dup;
f. Agar leb�h menjam�n kepast�an hukum dan member�kan
perl�ndunganterhadaphakset�aporanguntukmendapatkan
l�ngkungan h�dup yang ba�k dan sehat sebaga� bag�an
dar� perl�ndungan terhadap keseluruhan ekos�stem, perlu
d�lakukanpembaruanterhadapUndang-UndangNomor23
Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;g. Perlu membentuk Undang-Undang tentang Perl�ndungan
danPengelolaanL�ngkunganH�dup;
Dalam Pasal 1 angka 2 UUPPLH perl�ndungan dan
pengelolaan lingkungan hidup adalah: “upaya sistematis dan terpaduyangd�lakukanuntukmelestar�kan fungs� l�ngkungan
h�dupdanmencegahterjad�nyapencemarandan/ataukerusakan
l�ngkungan h�dup yang mel�put� perencanaan, pemanfaatan,
pengendal�an, pemel�haraan pengawasan dan penegakan
hukum. Dar� pengert�an tersebut dapat d�s�mpulkan mengena�
ruangl�ngkupperl�ndungandanpengelolaanl�ngkunganh�dup
sebagaimana diatur pula dalam Pasal 4 UUPPLH, yaitu:a. Perencanaan,
b. Pemanfaatan,
c. Pengendal�an,
d. Pemel�haraan,
23
e. Pengawasandan,
f. Penegakanhukum.
Untuk mengh�ndar� tumpang t�nd�h wewenang dan
benturankepent�nganmakad�kembangkansuatus�stemdengan
keterpaduan sebaga� c�r� utama.Keterpaduan d�maksudkan
adanya penyatuan/peng�ntegras�an dar� wewenang dalam
melaksanakan perl�ndungan dan pengelolaan l�ngkungan
h�dup (PPLH).Seh�ngga d�tetapkanlah keb�jakan nas�onal
PPLHyangmel�put�perencanaan,pemanfaatan,pengendal�an,
pemel�haraan,pengawasan,danpenegakanhukumyangharus
d�laksanakansecarakonsekuendankons�stendar�t�ngkatpusat
sampa�t�ngkatdaerah.
3.7 Hukum Lingkungan Internasional
Konseps� hukum l�ngkungan �nternas�onal sebaga� bag�an
dar� dar� hukum �nternas�onal berdasarkan universal consent of nation states pada waktu �n� dan bers�fattentative character of international environmental law.D��lham�olehnatural law, projecting concepts of natural order, human reason and moral authority,pengert�an
hukuml�ngkungan�nternas�onalakanmemperl�hatkanakarnya
padaclassical principles of international legal system.
MenurutGold�euntukmembahass�stemhukuml�ngkungan
�nternas�onaldapatd�kaj�dalamkerangkahukum�nternas�onal
berdasarkan, hukum keb�asaan �nternas�onal dan perjanj�an
�nternas�onal. Dalam kerangka hukum keb�asaan �nternas�onal
berkembangnya doktr�n state responsibility yang merupakan
penerapansecaramodernkonsepstate liabilityak�batkerusakan
l�ngkunganpadanegarala�ndanbeberapapr�ns�pla�nnyayang
pernahd�pergunakandalampenyelesa�ankasusyangberka�tan
dengan l�ngkungan �nternas�onal yang mas�h d�perdebatkan
sampa� sekarang. Dalam kerangka perjanj�an dan persetujuan
�nternas�onal terb�tnya persetujuan dan perjanj�an sejak tahun
1800andankemud�and��kut�denganterbentuknyaperjanj�andan
persetujuan tentang perl�ndungan b�natang l�ar, perl�ndungan
24
tanaman, b�natang dan pengendal�an penyak�t, konservas�
sumber daya hayat� laut, pengendal�an bahan berbahaya pada
l�ngkungan.
Kesadaran l�ngkungan global atau �nternas�onal t�dak
t�mbulseket�ka,�amerupakanakumulas�dar�berbaga�rententan
kejad�anyangmembuatparapem�mp�ndanmasyarakatdun�a
tersentakterhadapak�batyangd�t�mbulkan.Salahsatumasalah
lingkungan yang mendapat perhatian dunia pada tahun 1940-an dan 1950-an terjad� d� Jepang karena pencemaran oleh a�r
raksa (Hg) dar� l�mbah �ndustr� dan oleh kadm�un (Cd) dar�
l�mbah pertambangan seng (Zn) yang men�mbulkan penyak�t
keracunanyangd�sebutpenyak�tm�namata(m�namatad�sease)
danpenyak�tIta�-�ta�9.
RachelCarsonpada tahun1962,yangmerupakan seorang
penul�skelautanmenerb�tkanhas�lkaryanyayangberjudulSilent
Spring, yangmencer�takanbahayapest�s�da.Novelv�s�oner �n�
telah menyadarkan dun�a bahwa ada hal la�n perlu mendapat
perhat�an ser�us ya�tu alam dan l�ngkungan k�ta. D� Amer�ka
noveltersebutmengahas�lkangelombangprotesyangpuncaknya
adalah d�has�lkannya undang-undang nas�onal perl�ndungan
l�ngkungan (NEPA-Nat�onal Env�ronment Protect�on Act)
padatahun1969.10Kemud�anyangjugamenjad�sorotanadalah
karamnya kapal Torrey Canyon pada tahun 1967 di perairan tenggaraInggr�s,yangmenumpahkanleb�hdar�100.000toncrude oil pada tanggal 20 Maret 196711.Karenaterpaanang�nakh�rnya
tumpahanm�nyaktersebutmeluaske laut ter�tor�alperbatasan
antara �nggr�sdanpranc�s.Meluasnyapencemaranm�nyakdar�
kapal Torrey Canyon, telah mendorong negara-negara dun�a
member�kan perhat�an ser�us terhadap masalah l�ngkungan
h�dup global guna menyelamatkan keh�dupan d� muka bum�
9 Oto Soemarwoto,1992,Indonesia dalam Kancah Isu lingkungan Global,Gramed�aPustakautama,Jakarta,hal.3.
10 TatangSop�an,RachelCarson,Kesunyian Musim Semi Akibat Pestisida ditulis oada 12 Mei 2005 dipublikasikan oleh htp//www.aham.is-py.org.
11 RR.Churc�llandA.V.Lowe,The Law of The Sea, Great Britain,ManchesterUniversity press, Inggris, 1955, hal. 241.
25
�n�12. Traged� Torrey Canyon, �n� melatarbelakang� d�buatnya
International Convention Relating to intervention on the High Seas in The Cases of the oil pollution 1969 tanggal29November1969.
Berbaga� gerakan yang membahas perkembangan �su
global l�ngkungan kemud�an muncul, termasuk d�dalamnya
konferens�-konferens� �nternas�onal yang menjad� puncak
kesadaran l�ngkungan global. Adapun konferens�-konferens�
yang membahas permasalahan lingkungan dunia antara lain :
1. Konferensi Stockholm, Swedia
Gerakan terhadap kepedul�an l�ngkungan global d�awal�
dar� perhat�an terhadap masalah l�ngkungan h�dup d�mula�
d� kalangan Ekonom� dan Sos�al PBB (ECOSOC) pada waktu
d�adakanpen�njauanhas�l-has�lgerakanDasawarsa Pembangunan Dunia ke-1 (1960-1970) guna merumuskan strategi Dasawarsa Pembangunan Dunia ke-2 (1970-1980).13
Untuk meletakkan landasan bag� �nternat�onal legal
pr�nc�ples d� b�dang l�ngkungan, perlu adanya perseps� yang
benartentangl�ngkungansebaga�m�l�kbersama.Maur�ceStrong
yang menjadi Sekjen Konferensi Stockholm 1972 menganggap deklaras� �n� sebaga� sebuah hal yang baru dan pent�ng yang
merupakan upaya awal untuk mengart�kulas�kan kode et�k
�nternas�onaluntukl�ngkungan.
Akhirnya pada tanggal 5-16 Juni 1972 diadakanlah Konferensi PBBpertamamengena�L�ngkunganH�dupdanManus�a(Un�ted
Nat�ons Conference on Human Env�ronment) d� Stockholm
Swedia, yang menghasilkan: 1) Deklaras� Stockholm yang terd�r� dar� atas preambul dan
26 pr�ns�p/asas yang mengaku� hak azas� manus�a ya�tu
hakuntukmen�kmat�l�ngkunganyangba�kdansehatserta
kewaj�banuntukmemel�haral�ngkunganh�dupagardapat
d�n�kmat�generas�mendatang.
12 DaudS�lalah�,Hukum Lingkungan Dalam Sistem Penegakan Hukum Lingkungan di Indonesia, Bandung, Alumni, 2001, hal.24.
13 Koesmad� Hardjasoemantr�, 2005, Hukum Tata Lingkungan, Gadjah MadaUn�vers�tyPressEd�s�Kedelapan,Yogyakarta,hal.6
26
2) Action Plan yang terdiri dari 3 kerangka:a. Pen�la�an masalah l�ngkungan (A global Assesment
programme)yangd�kenalsebaga�Earth Watchb. Pengelolaan l�ngkungan (Environmental Management
activities)
c. Perangkat pendukung (supporting Measure, education and training, public information and organizational and inancing arrangements)
3) PenetapanTanggal5jun�har�l�ngkunganh�dupdun�a.
2. Konferensi Rio de Janeiro, Brasil
Konferens�R�odeJane�ro,Bras�ldengantajukUnited Nations Canference on Environment and Development (UNCED) d�adakan
pada tanggal 3-14 Juni 1992 yang lebih populer dengan nama KTT Bum� d� R�o. Has�l yang d�capa� dalam KTT Bum� d� R�o
adalah :a. Deklrasi Rio (terdiri dari 27 prinsip)b. Agenda21
c. Konvens�tentangPerubahanIkl�m
d. Konvensas�tentangKeanekaragamanHayat�
e. Pr�ns�p-pr�ns�ptentangHutan14
3. Konferensi Johanesburg, Afrika Selatan.
KTT �n� d�laksanakan tanggal 1-5 September 2002 d�
Johanesburg, Afr�ka Selatan.KTT �n� leb�h memfokuskan pada
Pembangunan Berkelanjutan oleh sebab �tulah Konferens� �n�
bertajuk “World Summit on Sustaibnable Development” (WSSD).
Pada dasarnya Konferens� �n� berupakan kelanjutan dar�
dua konferens� sebelumnya ya�tu Konferens� Stockholm dan
Konferens� R�o de Jane�ro, yang fokus membahas masalah
l�ngkungandanpembangunan.
Konferens��n�menghas�lkandokumenrencanapelaksanaan
(Plan of Implementat�on) sebanyak 153 paragraf, yang
14 Siahaan, N.H.T,2004,Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan, Edisi Kedua. Erlangga, Jakarta, hal. 145.
27
komprehens�fmenyangkutsemuaseg�keh�dupandengan3hal
pokokyangd�agendakanya�tu15 :1) PemberantasanKem�sk�nan
2) Perubahanpolakonsums�danproduks�
3) Pengelolaansumberdayaalam.
4. Konferensi Rio+20
Konferens��n�berlangsungpadatanggal13–22Jun�2012,
d�R�odeJane�ro,Braz�l,yangselanjutnyaleb�hd�kenaldengan
KTT R�o+20.KTT R�o+20 menghas�lkan dokumenThe Future We Wantyangmenjad�arahanbag�pelaksanaanpembangunan
berkelanjutand�t�ngkatglobal,reg�onal,dannas�onal.Dokumen
�n�memperkuatpenerapanRio Declaration 1992danJohannesburg Plan of Implementation 2002.16
Dalam dokumenThe Future We Want, terdapat 3 (t�ga) �su
utama bagi pelaksanaan pembangunan berkelanjutan, yaitu:1) GreenEconomy �n thecontextofsusta�nabledevelopment
andpovertyerad�cat�on,
2) pengembangan kerangka kelembagaan pembangunan
berkelanjutan t�ngkat global (Inst�tut�onal Framework for
Susta�nableDevelopment),serta
3) kerangka aks� dan �nstrumen pelaksanaan pembangunan
berkelanjutan (Framework for Act�on and Means of Implementation).17
Dar� ura�an d�atas, maka dapat d�s�mpulkan bahwa
sejarahperkembanganhukuml�ngkunganglobalt�dakterlepas
t�mbulnya kesadaran global dar� l�ngkungan dan konferens�-
konferesi internasional yang ada sampai saat ini, yaitu :1) Konferensi Stockholm pada tanggal 5-16 Juni 1972 di
Stockholm,Swed�a.
15 S�ahaan,N.H.T,Ibid,hal150.16 http://www.menlh.go.id/konferensi-pbb-untuk-pembangunan-
berkelanjutan-r�o20-masa-depan-yang-k�ta-�ng�nkan/17 Ib�d.
28
2) Konferensi Rio de Janeiro pada tanggal 3-14 Juni 1992 di Rio deJane�roBras�l.
3) Konferens� Johanesburg, Afr�ka Selatan pada tanggal 1-5
September.
4) Konferensi Rio+20, di rio de Janeiro Brasil pada tanggal 13 –22Jun�2012.
Hukum yang mengatur dampak l�ngkungan yang bers�fat
l�ntasbatasnas�onalter�ntegras�jugadenganketentuan-ketentuan
hukum �nternas�onal dalam konvens�-konvens� yang telah
diratiikasi oleh Indonesia.Karena itu, pelaksanaan ketentuan hukum nas�onal harus memperhat�kan pr�ns�p-pr�ns�p hukum
l�ntasbatasnas�onalyangtelahberkembangsecara�nternas�onal
maupunreg�onalba�kyanghard lawmaupunsoft law.Mesk�pun
dem�k�an, penerapan pr�ns�p-pr�ns�p �nternas�onal �n� harus
memperhat�kan keadaan dan s�fat-s�fat khusus l�ngkungan
nas�onaldanperuntukannya.
29
BAB IV
PENEGAKAN HUKUM
LINGKUNGAN PREVENTIF
4.1 Penegakan Hukum Lingkungan
Menurut Satj�pto Rahardjo, penegakan hukum adalah
suatuprosesuntukmewujudkanke�ng�nan-ke�ng�nan
hukummenjad�kenyataan.Yangd�sebutke�ng�nan-ke�ng�nan
hukum dalam hal �n� adalah p�k�ran-p�k�ran badan pembuat
undang-undang yang d�rumuskan dalam peraturan-peraturan
hukum �tu.1 Dengan ura�an d� atas, dapat d�katakan bahwa
penegakanhukummerupakanserangka�anakt�v�tas,upaya,atau
t�ndakanmengorgan�sas�sebaga��nstrumenuntukmewujudkan
apa yang d� c�ta-c�takan oleh pembentuk hukum. Perumusan
c�ta hukum tersebut dalam norma hukum seharusnya mampu
mengakomod�rkepent�ngandar�aspekkead�lan,kepast�andan
kemanfaatan hukum �tu send�r� seh�ngga penegakan hukum
t�dakhanyad�makna�sebaga�t�ndakanmemaksaorangdengan
sanks� sebaga� senjata terakh�r (ultimum remidium) atau p�hak
yang t�dak mantaat� ketentuan yang berlaku supaya menjad�
patuh(represif).Penegakanhukumjugadapatd�makna�sebaga�
kemungk�nan mempengaruh� orang atau berbaga� p�hak yang
terka�t pelaksanaan ketentuan hukum seh�ngga hukum dapat
berlaku sebaga�mana adanya dan sebaga�mana mest�nya atau
upaya t�ndakan yang d�maksud sebaga� pencegahan agar
t�dak terjad� pelanggaran atau peny�mpangan ketentuan yang
ada(preventif).
1 Satj�ptoRahardjo,1993,Masalah Penegakan Hukum, Suatu Tinjauan Sosiologis,Sinar baru, Bandung, hal. 24.
30
Senada dengan hal tersebut d�atas bahwa upaya untuk
men�ngkatkan penegakan hukum d� b�dang l�ngkungan harus
mencakupkeduaaspekba�kprevent�fmaupunrepres�f.Pengert�an
�n�sesua�denganpendapatBiezeveld tentangpenegakanhukum
lingkungan yang terdiri dari beberapa aktivitas yaitu : Environmental law enforcement can be deined as the application
of legal governmental powers to ensure compliance with environmental regulations by means of :a. Administrative supervision of the compliance with
environmental regulations (inspection) (=mainly preventive activity);
b. Administrative measures or sanction in case of non compliance (=corrective activity);
c. Criminal investigation in case presumed ofences (=repressive activity);
d. Criminal measures or sanction in case of ofences (=repressive activity);
e. Civil action (law suit) in case of (threatening) non compliance (=preventive or corrective activity)�
Penerapan kedua aspek tersebut dapat d�makna� sebaga�
penggunaanpenerapan�nstrument-�nstrumendansanks�-sanks�
dalamlapanganhukumadm�n�stras�,hukump�danadanhukum
perdata. Ruang l�ngkup penegakan hukum l�ngkungan h�dup
yang mel�put� penegakan hukum adm�n�stras�, p�dana dan
perdata �n� sudah d�normakan dalam 3 jen�s Undang-Undang
L�ngkunganH�dupyangpernahberlakud�Indones�a.Undang-
undang tersebut yaituUndang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan L�ngkungan H�dup yang
dicabut dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang PengelolaanL�ngkunganH�dupdanterakh�ryangmas�hberlaku
sampa� saat �n�adalahUndang-UndangNomor32Tahun2009
tentang Perl�ndungan dan Pengelolaan L�ngkungan H�dup
2 G.A. B�ezeveld, 1995,Course on Environmental Law Enforcement, Syllabus,Surabaya, hal. 7.
31
(selanjutnya d�sebut UUPPLH). Undang-Undang d� b�dang
pengelolaanl�ngkungand�atasmempunya�fungs�strateg�sdan
v�tal sebaga� payung hukum (Umbrella act) atau bas�s yur�d�s
ya�tud�manasemuaprodukhukumyangmengadungketentuan
l�ngkunganh�dupba�kyangsudahada (lex lata)maupunyang
akan berlaku (lex veranda) harus menyesua�kan atau mengacu
padaUndang-Undangtersebutd�atas.
Apab�la d�band�ngkan dengan kedua Undang-Undang
d� b�dang pengelolaan l�ngkungan yang sudah pernah berlaku
sebelumnya, hal menonjol yang d�atur dalam Undang-
UndangNo.32Tahun2009�n�adalahdalamPasal63danPasal
64pemerintah daerah diberikan kewenangan untuk mengatur upaya pengendal�an dan perl�ndungan l�ngkungan h�dup.
Pember�an kewenangan �n� sesua� dengan semangat otonom�
danasasdesentral�sas�yangd�aturdalamUndang-UndangNo.
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Kewenangan yang d�ber�kan mel�put� pengembangan dan penerapan �nstrumen
pencegahan,pencemarandan/ataukerusakanl�ngkunganh�dup
termasuk d�dalamnya �nstrumen kaj�an l�ngkungan h�dup
strateg�s (KLHS), d�mana pemer�ntah daerah maupun pusat
d�waj�bkan untuk membuat dan memast�kan bahwa pr�ns�p
pembangunanberkelanjutantelahmenjad�dasardanter�ntegras�
dalampembangunansuatuw�layahdan/ataukeb�jakan,rencana,
dan/atauprogramperl�ndungandanpengelolaanl�ngkungan.
SelanjutnyaUndang-UndangNo.32Tahun2009memasukan
pengaturan beberapa instrumen pengendalian baru, antara lain: KLHS, tata ruang, kr�ter�a baku kerusakan l�ngkungan h�dup,
AMDAL,UKL-UPL,per�z�nan, �nstrumenekonom� l�ngkungan
h�dup, peraturan perundangundangan berbas�s l�ngkungan
h�dup, anggaran berbas�s l�ngkungan h�dup, anal�s�s res�ko
l�ngkungan h�dup, aud�t l�ngkungan h�dup, dan �nstrumen
la�n sesua� dengan kebutuhan dan/atau perkembangan �lmu
pengetahuan. Undang-Undang �n� juga mengatur pendekatan
pendayagunaanekos�stemdenganpenetapanw�layahekoreg�on
yaitu wilayah geograis yang memiliki kesamaan ciri iklim, tanah,
32
air, lora, dan fauna asli, serta pola interaksi manusia dengan alam yang menggambarkan �ntegr�tas s�stem alam dan l�ngkungan
h�dup. Hal �n� menjad� hal baru karena pada Undang-Undang
l�ngkungan sebelumnya penetapan w�layah ekoreg�on t�dak
d�atur.
D�samp�ng hal tersebut d�atas, Undang-Undang No. 32
Tahun 2009 juga mengatur penguatan demokras� l�ngkungan
melalu� akses �nformas�, akses part�s�pas�, dan akses kead�lan
serta penguatan hak-hak masyarakat dalam perl�ndungan dan
pengelolaanl�ngkunganh�dup.D�samp�ng�tupenegakanhukum
perdata, adm�n�stras�, dan ketentuan p�dana yang tercantum
secara leb�h jelas leb�h berat dar� Undang-Undang l�ngkungan
sebelumnya; Penguatan kelembagaan perl�ndungan dan
pengelolaanl�ngkunganh�dupyangleb�hefekt�fsertarespons�f;
danPenguatankewenanganpejabatpengawasl�ngkunganh�dup
danpeny�d�kpegawa�neger�s�p�ll�ngkunganh�dup.
4.2 Ruang Lingkup Penegakan Hukum Lingkungan Secara
Administratif Berdasarkan UUPPLH
4.2.1 Penegakan Hukum Lingkungan Administratif
Penegakan Hukum adm�n�stras� dalam perl�ndungan
dan pengelolaan l�ngkungan h�dup secara substans� mel�put�
pengawasan l�ngkungan h�dup dan penerapan sanks�
adm�n�strat�f.Senadadenganhaltersebutmengena�ruangl�ngkup
penegakanhukumadm�n�stras�Tat�ekSr�Djatm�at�menyatakan
bahwa penegakan hukum d� b�dang hukum adm�n�stras�
mempunya�duaunsurpokok,ya�tu3:1) Pengawasan;dan
2) Sanks�.
Sesua� dengan pengert�an tersebut, maka pengawasan
merupakan bag�an dar� t�ndak pemer�ntahan untuk mencegah
terjad�nyapelanggaranataupeny�mpangandar�ketentuanyang
3 Tatiek Sri Djatmiati, 2004, Prinsip Izin Usaha Industri Di Indonesia, D�sertas�,ProgramPascasarjanaUn�vers�tasA�rlangga,Surabaya,hal.82
33
berlaku.Pengawasan merupakan bag�an dar� ruang l�ngkup
penegakan hukum adm�n�stras� yang bers�fat preventif, karena
pengawasanmerupakan langkahprevent�funtukmemaksakan
kepatuhan,sedangkanpenerapansanks�adm�n�strat�fmerupakan
langkahpenegakanhukumyangbers�fat repartoir condemnatoir.
Sesua�denganjen�sdanprosedurpenerapansanks�adm�n�stras�,
maka penegakan hukum adm�n�stras� merupakan penegakan
hukumyangmem�l�k�s�fatpreventif - repartoir condemnatoir.Hal
�n� dapat d�t�njau dar� tujuan penerapan sanks� adm�n�strat�f
dalamperl�ndungandanpengelolaanl�ngkunganh�dup,ya�tu4:a. mel�ndung� l�ngkungan h�dup dar� pencemaran dan/atau
perusakanak�batdar�suatuusahadan/ataukeg�atan;
b. menanggulang�pencemarandan/atauperusakanl�ngkungan
h�dup;
c. memul�hkankual�tasl�ngkunganh�dupak�batpencemaran
dan/atauperusakanl�ngkunganh�dup;dan
d. member�efek jerabag�penanggung jawabusahadan/atau
keg�atan yang melanggar peraturan perundang-undangan
d�b�dangperl�ndungandanpengelolaanl�ngkunganh�dup
danketentuandalamIz�nL�ngkungan.
Pengawasan lingkungan hidup berdasarkan Pasal 71 UU PPLH d�laksanakanolehMenter�,GubernuratauBupat�/Wal�kotaatas
ketentuanyangd�tetapkandalam�z�nl�ngkungandanperaturan
perundang-undangand�b�dangperl�ndungandanpengelolaan
l�ngkunganh�dup.D�samp�ng�tuMenter�mem�l�k�kewenangan
untuk melakukan pengawasan terhadap ketaatan penanggung
jawab usaha dan/atau keg�atan yang �z�n l�ngkungannya
d�terb�tkanolehpemer�ntahdaerah,j�kapemer�ntahmenganggap
terjad� pelanggaran yang ser�us d� b�dang perl�ndungan dan
pengelolaanl�ngkunganh�dupsebaga�manatertuangdalamPasal
73 UU PPLH.Dengan dilakukannya pengawasan atau pemantauan
4 Pasal2PeraturanMenter�L�ngkunganH�dupRepubl�kIndones�aNomor02Tahun2013tentangPedomanPenerapanSanks�Adm�n�strat�fd�B�dangPerl�ndungandanPengelolaanH�dup
34
l�ngkungan menunjukan bahwa pemer�ntah bersungguh-
sungguhmenegakanperaturanperundang-undangand�b�dang
l�ngkungan,sela�n�tupengawasanjugabertujuanuntuksebaga�
bentukpemb�naanterhadappelakuusahasebelumpenerapkan
sanks�adm�n�stras�.
Untukpenerapansanks�adm�n�stras�dalamperl�ndungan
dan pengelolaan lingkungan hidup dalam Pasal 71 sampai dengan Pasal 75 UUPPLH diatur sebagai berikut:a. KewenanganMenter�,GubernuratauBupat�/Wal�kotadalam
melakukan pengawasan terhadap peraturan perundang-
undangand�b�dangl�ngkungandan�z�nl�ngkungan;
b. Pel�mpahan kewenangan pengawasan dar� Menter�,
GubernuratauBupat�/Wal�kotakepada�nstans�tekn�syang
bertanggungjawabd�b�dangperl�ndungandanpengelolaan
serta mengangkat Pejabat Pengawas L�ngkungan H�dup
(PPLH)atauPejabatPengawasL�ngkunganH�dupDaerah
(PPLHD);
c. Menter� dapat melakukan pengawasan terhadap ketaatan
penanggungjawab keg�atan dan/atau usaha yang �z�n
l�ngkungannya d�terb�tkan oleh pemer�ntah daerah j�ka
pemer�ntah menanggap telah terjad� pelanggaran ser�us
d�b�dangperl�ndungandanpengelolaanl�ngkunganh�dup;
d. R�nc�an keg�atan yang dapat d�lakukan dalam upaya
pengawasan.
Sanks�adm�n�strat�fsebaga�t�ndaklanjutdar�pengawasan
lingkungan hidup telah dituangkan secara tegas dalam Pasal 76 – Pasal 83 UUPPLH, dimana, Jenis sanksi administratif meliputi:1. Tegurantertul�s;
2. Paksaan pemerintahan yang meliputi :a) penghent�ansementarakeg�atanproduks�;
b) pem�ndahansaranaproduks�;
c) penutupansaluranpembuangana�rl�mbahatauem�s�;
d) pembongkaran;
35
e) peny�taan terhadap barang atau alat yang berpotens�
men�mbulkanpelanggaran;
f) penghent�ansementaraseluruhkeg�atan;atau
g) t�ndakan la�n yang bertujuan untuk menghent�kan
pelanggaran dan t�ndakan memul�hkan fungs�
l�ngkunganh�dup.
3. pembekuan�z�nl�ngkungan;atau
4. pencabutan izin lingkungan.5. Pengenaan Sanksi Administratif bertujuan untuk: 6. mel�ndung� l�ngkungan h�dup dar� pencemaran dan/atau
perusakanak�batdar�suatuusahadan/ataukeg�atan;
7. menanggulangi pencemaran dan/atau perusakan lingkungan h�dup;
8. memul�hkankual�tasl�ngkunganh�dupak�batpencemaran
dan/atauperusakanl�ngkunganh�dup;dan
9. member�efek jerabag�penanggung jawabusahadan/atau
keg�atan yang melanggar peraturan perundang-undangan
d�b�dangperl�ndungandanpengelolaanl�ngkunganh�dup
danketentuandalamIz�nL�ngkungan
Sesuai dengan Ketentuan Pasal 71 UUPPLH, maka instansi yang berwenang menerapkan sanks� adm�n�stras� adalah
PejabatPemer�ntahan,seh�nggasanks�adm�n�strat�fmerupakan
t�ndak pemer�ntahan dan sanks� adm�n�strat�ve d�tetapkan
dalam bentuk Keputusan Tata Usaha Negara (KTUN). Sesua�
dengan tujuan sanks� adm�n�stras� yang tertuang dalam Pasal
2 Peraturan Menter� L�ngkungan H�dup RI tentang Penerapan
Sanks� Adm�n�strat�f adalah untuk menghent�kan pelanggaran
atau memul�hkan pada kond�s� keadaan semula, maka sanks�
adm�n�stras�mem�l�k�perananpent�ngdalampenegakanhukum
khususnyapenegakanhukumadm�n�stras�.
36
4.2.2 Instrumen Pencegahan
Menurut Sukanda Huse�n ada 5 pendekatan penataan
(Compliance Approach) dalam Hukum Lingkungan yaitu:5
1) Pendekatan Atur dan awas� (Command and Control atau
CACApproach)
2) PendekatanAturD�r�Send�r�(ADS)
3) PendekatanEkonom�(Econom�cApproach)
4) Pendekatan Prilaku (Behaviour Approach)5) PendekatanTekananPubl�k(Publ�cPresureApproach)
1) Pendekatan Atur dan awasi (Command and Control atau
CAC Approach)
Merupakanpenekananpadaupayapencegahanpencemaran
melalu� peraturan perundang-undangan terka�t mekan�sme
penerb�tan �z�n melalu� persayaratan-persyaratan l�ngkungan
h�dupyangd��kut�olehpengawasan(control)
Ada 6 �nstrumen hukum (legal tools) yang dapat
dipergunakan untuk mewujudkan CAC Approach yaitu :a) BakuMutuL�ngkungan
b) Per�z�nan
c) Amdal
d) Aud�tl�ngkungan
e) Pengawasanpenataan(mon�torongCompl�ance)
f) PenjatuhanSanks�Adm�n�stras�
a. Baku mutu lingkungan hidup (Psl 1 angka 13 UU No. 32
Tahun 2009)
Baku Mutu L�ngkungan adalah ukuran batas atau kadar
makhlukh�dup,zat,energ�,ataukomponenyangadaatauharus
adadan/atauunsurpencemaryangd�tenggangkeberadaannya
dalam suatu sumber daya tertentu sebaga� unsur l�ngkungan
hidup.Baku mutu lingkungan hidup meliputi: (pasal 20 ayat 2 UUNo.32Tahun2009)
5 SukandaHuse�n,Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia, Sinar Graika, CetakanKedua2009,hal.93.
37
a) Bakumutua�r;
b) Bakumutua�rl�mbah;
c) Bakumutua�rlaut;
d) Bakumutuudaraamb�en;
e) Bakumutuem�s�;
f) Bakumutugangguan;dan
g) Baku mutu la�n sesua� dengan perkembangan Ilmu
PengetahuandanTeknolog�
Apab�labakumutut�dakterpenuh�ataub�lajumlahzatatau
enegr�tertentuyangmasukkemed�al�ngkunganmeleb�h�daya
dukungl�ngkungan(environmental acarrying capacity), makamed�a
l�ngkungan sudah d�rusak atau sudah mengalam� degradas�
yangb�samembahayakankeh�dupan.Untuk�tupenetapanbatas
maks�mumdar�zat,energ�yangbolehd�masukankedalammed�a
l�ngkungansangatd�perlukan,peraturanperundang-undangan
terkait ambang batas seperti :a) PerMenLHNo.3tahun2010tentangBakuMutuA�rL�mbah
Bag�Keg�atanIndustr�
b) Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendal�anPencemaranUdara
c) PerMen LH No. 4 Tahun 2009 tentang Abang Batas Emisi GasBuangKendaraanBermotorT�peBaru
d) PerMenLH No. 7 Tahun 2009 tentang Abang Batas Kebisingan KendaraanBermotorT�peBaru
e) KepMenLHNo.51tahun1995tentangBakuMutuL�mbah
Ca�r Bag� Keg�atan Industr� (d�ubah dengan KepMen LH
No. 122 tahun 2004)f) KepMenLHNo.52Tahun1995tentangBakuMutuL�mbah
Ca�rBag�Keg�atanHotel
g) KepMenLHNo.58Tahun1995tentangBakuMutuL�mbah
Ca�rBag�Keg�atanRumahSak�t
38
b. Izin Lingkungan (PP No. 27 Tahun 2012)
Iz�n L�ngkungan adalah �z�n yang d�ber�kan kepada
set�ap orang yang melakukan Usaha dan/atau Keg�atan yang
waj�b Amdal atau UKL-UPL dalam rangka perl�ndungan dan
pengelolaan l�ngkungan h�dup sebaga� prasyarat memperoleh
�z�nUsahadan/atauKeg�atan.
a) Set�apUsahadan/atauKeg�atanyangwaj�bmem�l�k�Amdal
atauUKL-UPLwaj�bmem�l�k�Iz�nL�ngkungan.
b) Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang dilakukan: 1) d�dalamkawasanl�ndung;dan/atau
2) berbatasan langsung dengan kawasan l�ndung, waj�b
mem�l�k�Amdal(pasal3ayat1PermenLHNo.5Tahun
2012).
Amdald�kecual�kanbag�rencanaUsahadan/atauKeg�atan
(Pasal 3 ayat 4 Permen LH No. 5 Tahun 2012): a) Eksploras�pertambangan,m�nyakdangasbum�,danpanas
bum�;
b) Penel�t�andanpengembangand�b�dang�lmupengetahuan
yangmenunjangpelestar�ankawasanl�ndung;
c) Yangterka�tkepent�nganpertahanandankeamanannegara
yang t�dak berdampak pent�ng terhadap l�ngkungan
h�dup;
d) Bud�daya yang secara nyata t�dak berdampak pent�ng
terhadapl�ngkunganh�dup;dan
e) Bud�dayayangd��z�nkanbag�pendudukasl�denganluasan
tetapdant�dakmengurang�fungs�l�ndungkawasandand�
bawahpengawasanketat
Iz�n L�ngkungan d�peroleh melalu� tahapankeg�atan yang
meliputi:a) penyusunanAmdaldanUKL-UPL(d�aturdalamPermenLH
No.13Tahun2010);
b) Pen�la�anAmdaldanpemer�ksaanUKL-UPL;dan
c) Permohonandanpenerb�tanIz�nL�ngkungan.
39
Tujuan d�terb�tkannya Iz�n L�ngkungan sebaga�amana yang
diatur dalam PP No. 27 Tahun 2012 antara lain yaitu:a) Untuk member�kan perl�ndungan terhadap l�ngkungan
h�dupyanglestar�danberkelanjutan,
b) Men�ngkatkanupayapengendal�anUsahadan/atauKeg�atan
yangberdampaknegat�fpadal�ngkunganh�dup,
c) Member�kankejelasanprosedur,mekan�smedankoord�nas�
antar�nstans�dalampenyelenggaraanper�z�nanuntukUsaha
dan/atauKeg�atan,dan
d) Member�kan kepast�an hukum dalam Usaha dan/atau
Keg�atan.
c. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Anal�s�s mengena� dampak l�ngkungan h�dup (AMDAL) /
Env�ronmental Impact Analys�s merupakan kaj�an mengena�
dampakbesardanpent�ngsuatuusahadan/ataukeg�atanyang
d�rencanakan pada l�ngkungan h�dup yang d�perlukan bag�
prosespengamb�lankeputusantentangpenyelenggaraanusaha
dan/atau kegiatan (pasal 1 angka 1 PP NO. 27 Tahun 1999)Instans�yangberwenangmember�kankeputusankelayakan
l�ngkungan h�dup dengan pengert�an bahwa kewenangan
d� t�ngkat pusat berada pada Kepala �nstans� yang d�tugas�
mengendal�kandampakl�ngkungandand�t�ngkatdaerahberada
padaGubernur.
Dokumen AMDAL terdiri dari :Dokumen Kerangka Acuan Anal�s�s Dampak L�ngkungan
H�dup(KA-ANDAL)
1) DokumenAnal�s�sDampakL�ngkunganH�dup(ANDAL)
2) DokumenRencanaPengelolaanL�ngkunganH�dup(RKL)
3) DokumenRencanaPemantauanL�ngkunganH�dup(RPL)
Lembaga yang bertugas mengadakan pen�la�an terhadap
anal�s�s dampak l�ngkungan adalah Kom�s� Pen�la� AMDAL.
Kom�s� �n� bertugas men�la� dokumen AMDAL. D� t�ngkat
40
pusat berkedudukan d� Kementer�an L�ngkungan H�dup, d�
t�ngkatProp�ns�berkedudukand�Bapedalda/lnstans�pengelola
l�ngkungan h�dup Prop�ns�, dan d� t�ngkat Kabupaten/Kota
berkedudukan d� Bapedalda/lnstans� pengelola l�ngkungan
h�dupKabupaten/Kota.
Aud�tL�ngkunganPeraturanMenter�L�ngkunganH�dupNo.
3Tahun2013
1) Aud�tL�ngkunganH�dupWaj�b(MandatoryEnv�ronmental
Aud�t)
2) Aud�tL�ngkunganH�dupSukarela(VoluntaryEnv�ronmental
Aud�t)
Aud�t L�ngkungan H�dup yang d�waj�bkan oleh Menter�
adalahkepada
1) Usaha dan/atau Keg�atan tertentu yang ber�s�ko t�ngg�
terhadapl�ngkunganh�dup;dan/atau
2) Usahadan/atauKeg�atanyangmenunjukkanket�daktaatan
terhadap peraturan perundang-undangan d� b�dang
perl�ndungandanpengelolaanl�ngkunganh�dup.
d. PengawasanPenataan (Monitoring Compliance)
Di Amerika serikat ada 4 bentuk pengawasan penataan (monitoring Compliance) yang tersedia yaitu :1) Inspeks�yangd�lakukanoleh�nspeks�l�ngkungan,
2) Pengawasansend�r� (selfmon�tor�ng) termasukpencatatan
send�r�(selfrecord�ng)danpelaporansend�r�(selfreport�ng)
olehpem�l�kkeg�stsn/usaha,
3) PengaduanMasyarakat(c�t�zencompla�nts),
4) Pemantauan kondiri lingungan di kawasan sekitar fasilitas keg�atan.
2) Pendekatan Atur Diri Sendiri
Pendekatan Atur D�r� send�r� berbeda denga Atur dan
Awas�,d�tujukan pada UKM d�karenakan jumlah UKM sangat
banyakdanberagamjen�susahanyadenganras�okemung�k�nan
41
komulat�f kemungk�nan pencemaran l�ngkungan yang banyak.
Dalampendekatan�n��nstrumenyangd�paka�adalahPembukuan
Lingkungan (environmental accounting), eko eisiensi dan eko �ndustr�.
Pendekatan yang dimaksud yaitu sebagai berikut:a. Pembukuan l�ngkungan adalah upaya mencapa� penataan
melalu� penyusunan, anal�s�s dan penggunaan �nformas�
inansial untuk mengoptimalkan kinerja lingkungan hidup danekonom�perusahaan
b. Eko eisiensi yaitu menggunakan secara efektif sumber daya ekonom�yangd�perlukanuntukmenghas�lkanproduk
c. Eko �ndustr� merupakan konsekuens� dar� prakt�k eko
eisiensi
Pendekatan �n� dapat d�lakukan dengan cara ya�tu bag�
usahabesarpengusahamelalu�asos�as�nyamengaturd�r�send�r�
dengan mengeluarkan Voluntary env�ronmental pract�ce code
seperti ISO-14001 yang dikeluarkan oleh International Standar Organ�sat�on.
Keuntungan penerapan S�stem manajemen l�ngkungan
(SML) ISO 14001 adalah :a. Set�ap perusahaan yang menerapkan akan mem�l�k�
manajemenl�ngkunganyangleb�hba�k
b. Mem�l�k�dayasa�ngyangsamad�pasar�nternas�onal
c. Secaralangsungakanmemenuh�standarl�ngkunganyang
telah d�tetapkan dalam peraturan perundang-undangan
d�manaperusahaantersebutberdom�s�l�
d. Perusahaan yang menerapakan Iso 14001 akan mengurangi b�ayaproduks�danoperas�sebabdenganmenjalankanSML
perusahaan akan mengurang� bahan k�m�a atau l�mbaha
bahanberbahayaberacaunyangharusd�daurulang.
e. Menc�ptakan kepercayaan dan hubungan ba�k dengan
masyarakatdankepuasanpelanggan
42
3) Pendekatan Ekonomi
Pendekatan�n�menekankankepadakeuntunganekonom�s
dar� pem�l�k keg�atan b�la d�a mematuh� semua persyaratan
sebaga�manad�aturdalamperaturanperUndang-Undangan
Pendekatan ekonom� merangsang penataan sebab set�ap
pemilik akan :a. Terh�ndardar�membayarp�nalt�
b. Terh�ndar dar� membayar gant� rug� yang mungk�n harus
d�tanggungd�masayangakandatang
c. Mengehemat pengekuaran karena menggunakan prakt�f
efes�ens� b�aya dan prakt�k yang bersahabat dengan
l�ngkungan.
Pendekatanekonom�dapatd�lakukandenganmenggunakan
beberapa�nstrumensepert�
a. Insent�fekonom�
b. Ekolabel(env�ronmentalfr�endlyproduct)
c. Produks�bers�h(cleanerproduct�on)
d. Iz�nyangdapatd�pertukarkan
e. PerformanceBond
f. Dana Ded�kas� L�ngkungan (env�ronmental Ded�cated
Fund)
g. PerbankanH�jau(GreenBank�ng)
h. PasarModalH�jau(GreenCap�talMarket).
4) Pendekatan Prilaku(Behaviour Approach)
Pendekatan Pr�laku d�tujukan untuk membentuk budaya
usaha yang ramah l�ngkungan, seh�ngga para pelaku usaha
mempunya�kesadaranuntukmelakukanpengelolaanl�ngkungan
hidup, untuk itu dapat digunakan alat berikut seperti:a. OECFPollut�onAbatementEqu�pment(PAE)SoftLoanya�tu
�nstrumen yang d�gunakan untuk membantu pengusaha
memb�ayaa�upayauntukmencegahpencemaranl�ngkungan
denganmenyed�akanp�njamanlunak(softloan)
43
b. Techn�cal ass�stance for small-scale Industr�es ya�tu
menyed�akan bantuan teknolog� oleh pemer�ntah sepert�
gu�de untuk penataan l�ngkungan dengan bahasa yang
mudahd�mengert�.
5). Pendekatan Tekanan Publik (Public Pressure Approach)
Instrumen �n� t�dak secara langsung member� efek pada
penataan, namun mak�n t�ngg�nya perhat�an dan kesadaran
masyarakat,�nstrumen�n�akanmak�nefekt�f.
Alat yang dapat d�paka� untuk mereal�sas�kan publ�c
pressure approach adalah :a. Demonstras�L�ngkungan(Environmental Demonstration)
b. Bo�kotL�ngkungan(Environmental Boycot)
c. KampanyeL�ngkungan(Environmental Campaign)
d. Pember�taanmed�amasa(Media Publicity)
e. Environmental Performance Rating by Civil Society
44
BAB V
PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN
REPRESIF DENGAN MENGGUNAKAN
INSTRUMEN HUKUM PERDATA,
HUKUM PIDANA DAN ALTERNATIF
PENYELESAIAN SENGKETA
5.1 Instrumen Hukum Perdata
5.1.1 Pengajuan Gugatan Ganti Rugi
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
Tentang Perl�ndungan dan Pengelolaan L�ngkungan
H�dup (UUPPLH), korban pencemaran l�ngkungan dapat
mem�ntacivil remedyberupagant�rug�(compensation).Adadua
macamsystemtanggungjawabperdata(civil liability)yangd�atur
dalam UUPPLH ya�tu tanggung jawab berdasarkan kesalahan
(liability based on fault)dantanggungjawabseket�ka(strict liability).
Tanggung jawab berdasarkan kesalahan diatur dalam Pasal 87 UUPPLH.Pasal �n� berakar dar� pasal 1365 KUHPerdata (BW)
yangmengaturtanggungjawabberdasarkankesalahan.Art�nya
gant� rug� hanya dapat d�ber�kan sepanjang adanya kesalahan
(fault). Secara lebih spesiik, kedua pasal tersebut mensyaratkan bahwa perm�ntaan gant� rug� baru d�kabulkan secara hukum
apabila dapat dibuktikan 4 (empat hal) berikut :1. Pencemaran dan perusakan l�ngkungan h�dup yang
d�permasalahkanmerupakanperbuatanmelawanhukum.
2. Pencemarandanperusakanl�ngkunganh�dup�tud�sebabkan
olehadanyakesalahan/adanyaunsurkesalahan(fault)3. Pencemaran dan perusakan l�ngkungan h�dup �tu
men�mbulkankerug�an(�njuryorloss)
4. Adanya hubungan kausalitas (sebab akibat) antara perbuatan dengankerug�anyangd�t�mbulkan.
45
Karena UUPPLH merupakan hukum mater��l yang t�dak
mem�l�k� hukum acara nya send�r�, maka dalam proses acara,
perm�ntaan gant� rug� tetap memaka� hukum acara perdata
yang terdapat dalam HIR dan RBg. Permohonan gant� rug�
berdasarkan Pasal 87 UUPPLH dan Pasal 1365 KUHPerdata (BW) senant�asaharusd�ka�tkandenganPasal1865KUHPerdata(BW)
yang mensyaratkan bahwa Penggugat (yang merasa d�rug�kan
atas suatu perbuatan) mem�kul beban pembukt�an (bewijslastatau burden of proof) art�nya dalam set�ap gugatan gant� rug�,
penggugatharusmembukt�kankeempathaltersebutd�atas.
Berbedahalnyadengans�stemtanggungjawabberdasarkan
kesalahan(liability based on fault)sepert�tersebutd�atas,tanggung
jawab seket�ka (strict liability) t�dak mengharuskan adanya
pembukt�ankesalahan(fault)untukperm�ntaangant�rug�.Konsep
strict liability �n� berasal dar� common law system. D� Indones�a,
mengena�kasusl�ngkungan,strict liabilityhanyad�terapkanpada
kasus l�ngkungan h�dup berupa pencemaran dan perusakan
l�ngkungan yang d�sebabkan oleh keg�atan-keg�atan yang
men�mbulkandampakbesardanpent�ngterhadapl�ngkungan.
Untukmenentukankapankeg�atanmen�mbulkandampakbesar
danpent�ng,harusmerujukpadaPeraturanPemer�ntahNomor
27 tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ber�kutjugaperaturanpelaksananyasepert�KeputusanMenter�
L�ngkunganH�dupNo.39Tahun1996TentangJen�sUsahaatau
Keg�atan Yang Waj�b Melengkap� Anal�s�s Mengena� Dampak
L�ngkungan. Konsep strict liability �n� d�atur dalam Pasal 88
UUPPLH yang yang pada �nt�nya menentukan bahwa set�ap
orangatauseseorangd�anggapmem�kultanggungjawabseket�ka
beg�tu terjad�nya pencemaran apab�la d�a dalam melakukan
keg�atannyamempergunakanbahan-bahanyangberbahaya(super harzadous substance)ataumenggunakanB3(bahanberbahayadan
beracun).Apab�la seseorang d�gugat tanggung jawab seket�ka
(strict liability).Sela�n �tu menurut ketentuan Pasal 88 UUPPLH
bahwa keg�atan yang men�mbulkan ancaman ser�us terhadap
l�ngkunganh�dupbertanggungjawabataskerug�anyangterjad�
46
tanpa perlu pembukt�an unsur kesalahan.D�s�n� terl�hat bahwa
ket�kaseseorangd�gugattanggungjawabseket�ka(strict liability),
d�a t�dak dapat mengajukan pembelaan sepert� yang terdapat
dalamliability based on fault.Hanyasajadalamkeadaantertentu,
dalamhukumacarad�perkenankanuntuk (agardapat terlepas
dar� kewaj�ban membayar gant� rug�) membukt�kan bahwa
pencemarandanperusakanl�ngkunganh�dup�tuterjad�bukan
karenapenggunaanB3atausuper harzardous substancemela�nkan
karena :1. Bencanaalamataupeperangan
2. Keadaanterpaksad�luarkemampuanmanus�a
3. T�ndakan p�hak ket�ga yang menyebabkan terjad�nya
pencemaranmaupunperusakanl�ngkunganh�dup.
5.1.2 Gugatan Perwakilan Kelompok
Dalam beberapa kejad�an pencemaran dan perusakan
l�ngkungan h�dup tertentu, kornam pencemaran maupun
perusakanterhadapl�ngkunganh�dupb�asdalamjumlahyang
banyak. Dengan dem�k�an apab�la korban dar� pencemaran
dan perusakan l�ngkungan h�dup mengajukan gugatan secara
�nd�v�duakanterjad�penumpukanperkarad�pengad�lan.Atau
apab�lapencemaratauperusakl�ngkunganh�dupd�gugatsecara
satu persatu, prosesnya b�as akan sangat lama dan mamakan
b�ayayangsangatbesar.Hal �n� tentusaja t�daksesua�dengan
asasyangtedapatdalamHukumAcaraPerdataya�tuasasTr�log�
Perad�lan yang b�asa d�kenal dengan asas Perad�lan Cepat,
Sederhana dan B�aya R�ngan (constante justitie) Sepert� yang
terdapatpadaUndangUndangKekuasaanKehak�man.
GugatanPerwak�lanKelompok,yangataud�kenaldengan
namaClass Actiondalamcommon law systemd�Indones�apetama
kal�d�Indones�ad�tuangkandalamUndang-UndangNomor23
Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPLH). In�merupakanterobosandar�upayapenyelesa�anpermasalahan
l�ngkungan h�dup yang k�ta harus ketahu� bahwa akan selalu
mem�l�k� dampak yang luas dan merug�kan banyak orang.
47
UUPLH menjad� payung pertama dalam ketentuan hukum
mater��l yang menentukan bahwa penyelesa�an suatu perkara/
permasalahan l�ngkungan h�dup dapat d�selesa�kan melalu�
gugatanperwak�lankelompok.Hanyasaja�mplementas�dalam
prosesperad�lanmas�hterjad�kes�mpangs�uran,ba�kmengena�
proses, mekan�sme dan tata cara beracara. H�ngga akh�rnya
Mahkamah Agung berdasarkan kewenangan yang d�ber�kan
olehperaturanperndang-undanganmembentuksuatuPeraturan
Mahkamah Agung yang nant�nya dapat d�gunakan dalam
penyelesa�angugatanyangd�ajukanmelalu�mekan�smegugatan
perwak�lankelompok.
Dalamcommon law systemsepert�yangd�anutolehAmer�ka
Ser�kat, konsep class act�on d�muat dalam US Federal Rule Of
Civil Procedure (baca : Ketentuan/Regulasi Hukum Acara di Amerika Serikat) dimana ada 4 syarat pengajuan class action, yaitu :1. Numerosity : Jumlah penggugatnya banyak2. Commonality : terdapat kesamaan fakta dan masalah hukum
yangd�persoalkan
3. Typicallity : gugatan atau tuntutan dan besaran ganti rugi yangd�mohonkanjumlahnyasama
4. Adequacy of Representation : kelompok yang mewakili kelas haruspantasdanbenarbenard�percaya.1
Se�r�ngdenganketentuanyangd�tentukandalamUS Federal
Rule Of Civil Procedure,HukumIndones�asend�r�jugamengatur
halyanghamperserupasepert�yangd�tentukandalamregulas�
d� Amer�ka Ser�kat tentang Class Action. Hal �n� dapat d�l�hat
dalam UUPPLH dalam Pasal 91, yaitu :1. Masyarakat berhak mengajukan gugatan perwak�lan
kelompok untuk kepent�ngan d�r�nya send�r� dan/atau
kepent�nganmasyarakatapab�lamengalam�kerug�anak�bat
pencemarandan/ataukerusakanl�ngkunganh�dup
1 Huse�n, 2009, Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia, Sinar Graika, hal. 93.
48
2. Gugatan dapat d�ajukan apab�la terdapat kesamaan fakta
atau per�st�wa, dasar hukum serta jen�s tuntutan d�antara
wak�lkelompokdananggotakelompoknya
3. Ketentuan mengena� hak gugat masyarakat d�laksanakan
sesua�denganperaturanperundang-undangan
5.1.3 Legal Standing Organisasi Lingkungan Hidup
Apa�tuHakGugat(Legal Standing)Organ�sas�L�ngkungan
H�dup?.Makak�taberangkatdar�teor�berangkatdar�teor�yang
d�kemukakanolehProf.Chr�stoperStone,dalamart�kelnyaShould Trees Have Standing?D�manamenyatakanbahwakepadaobjek-
objek alam (natural object) sepert� hutan, laut, sunga�, gunung
sebaga�objekalamyanglayakmem�l�k�hakhukumdanadalah
t�dak b�jaksana j�ka d�anggap sebal�knya d�karenakan s�fatnya
yang inanimatif (t�dak dapat berb�cara) t�dak d�ber� suatu hak
hukum.Selanjutnya Stone berpendapat, organ�sas� l�ngkungan
yang mem�l�k� data dan alasan untuk menduga bahwa suatu
proyek/keg�atanbakalmerusakl�ngkungan,kelompoktersebut
dapatmengajukanpermohonankepadapengad�lanagarmereka
d�tunjuksebaga�wal�(guardian) dar�objekalamtersebutuntuk
melakukan pengawasan maupun pengurusan terhadap objek
alamterhadap�nd�kas�pelanggaranatashakhukum.
Legal stand�ng, Stand�ng tu Sue, Ius Stand�, Locus Stand�
dapat d�art�kan sebaga� haksekelompok orang atau organ�sas�
untuk tamp�l d� pengad�lan sebaga� penggugat dalam proses
gugatanperdata(Civil Proceding) Kenapa harus ada Hak Gugat?.Secara konvens�onal hak
gugat hanya bersumber pada pr�ns�p “t�ada gugatan tanpa
kepent�nganhukum”(point d’interest point d’action).Kepent�ngan
hukum(legal interest) yangd�maksudd�s�n�adalahmerupakan
kepent�ngan yang berka�tan dengan kepem�l�kan (propietary interest)ataukepent�nganmater�alberupakerug�anyangd�alam�
secaralangsung(injury in fact).Kenapa mem�l�k� hak gugat ?Tentunya d�dasar� sebaga�
pelaksanaandar�tanggungjawabperl�ndungandanpengelolaan
49
l�ngkungan h�dup untuk kepent�ngan pelestar�an fungs�
l�ngkungan h�dup. Atas dasar �n�lah kemud�an d�cantumkan
dalam UUPPLH seh�ngga Organ�sas� L�ngkungan H�dup
mem�l�k�hakgugat.
Untuk apa Organ�sas� L�ngkungan H�dup me�m�l�k� Hak
Gugat?J�kak�taband�ngkandenganan�mat�fobject(objekyang
dapatberb�cara)mungk�nt�dakperluadahakgugatorgan�sas�
�n�,karenaket�ka�tumanus�a/badanhukumyangmerasakanhak
perdatanyad�rug�kan,d�ab�sasajauntukmelakukanperlawanan
secarahukum,baga�manadengan�nan�mat�fobject(objekyang
t�dak b�sa berb�cara) ket�ka merasa hak perdatanya d�rug�kan
t�dakdapatmelakukanperlawanansamasekal�.
D�s�n�lah k�ta dapat menjawab pertanyaan untuk
apa?bahwasanya adanya organ�sas� l�ngkungan yang oleh
hukum mem�l�k� hak gugat, maka inanimatif object �n� seolah
dapat melakukan perlawanan.Bentuknya bukanlah perm�ntaan
gant�rug�mater��lyangdapatd�ukurdenganrup�ah,mela�nkan
bahwa hak gugat �n� semata-mata untuk mengajukan tuntutan
dalam hal untuk melakukan t�ndakan tertentu (pemul�han,
perba�kan,dsb)terhadapl�ngkunganyangd�rusak.
Syaratagarorgan�sas�mem�l�k�hakgugat?
1. Merupakanorgan�sas�l�ngkunganh�dup
2. Berbentukbadanhukum
3. MenegaskandalamADtujuand�d�r�kanorgan�sas�tersebut
d�d�r�kanuntukkepent�nganpelestar�anfungs�l�ngkungan
h�dup
4. Telah melaksanakan kegiatan nyata sesuai AD paling singkat 2tahun.
L�hat Pasal 92 UUPPLH tentang Hak Gugat Organ�sas�
L�ngkunganH�dup.
Contoh IHCS : Indonesian Human Rights Commite for Sosial Justice �n� merupakan organ�sas�/LSM yang dalam anggaran
dasarnyabergerakd�b�danghumanr�ghts(HAM)t�dakmem�l�k�
50
legalstand�ngket�kamenagjukangugatanuntukKontrakKarya
antaraPTFreeportdenganPemer�ntahIndones�akarenapokok
gugatannyamenyangkutperdatadanl�ngkungansedangkan�n�
adalahorgan�sas�/LSMHAMwalaupunmenurutkenyataannya
IHCS �n� sebaga� kuasa hukum/pel�ndung masyarakat papua
dalam kaitannya dengan konlik agraria dimana lingkungan h�dupd�masukkankedalamnya.
Contoh LSM/NGO lingkungan :a. Greenpeace
b. Walhi : Wahana Lingkungan Hidup Indonesiac. YIH : Yayasan Indonesia Hijaud. HUKLI : Himpunan Untuk Kelestarian Lingkungan Hidup
Indones�a
Contoh LSM :a. LSM Bum� Lestar� 18 Desember 2011 d� Pasuruan Jawa
T�mur
b. LSMGalaks�
Contoh LSM Bali :a. YayasanPemuteranBayCoralProtect�on
b. KEKAL : Komite Kerja Advokasi Lingkungan 2010
ProsedurPengajuanLegal Standing :Dalam mengajukan suatu gugatan �n� tentunya haruslah
secara tertul�s yang d�tujukan kepada Ketua Pegad�lan Neger�
d�w�layahhukumtergugatdankemud�angugatan�n�daftarkan
d�Kepan�teraanPerdata(PN)untukmendapatkannomorreg�ster
perkara. Namun sebelum �tu penggugat haruslah menyetor
sejumlah uang perkara (besarnya tergantung jumlah Tergugat)
dan apab�la dalam mengajukan gugatan �n� d�ber�kan kuasa
kepada seorang/beberapa advokat tentunya harus d�bareng�
dengansuratkuasauntukmewak�l�kepent�nganPenggugatd�
Pengad�lan.
51
Setelah gugatan d�daftarkan dan mendapatkan nomor
reg�sterperkaramakaPengad�lanakanmempelajar�kelengkapan
dar�gugatan tersebut, setelah �tuKetuaPNakanmembuatkan
suatu penetapan majel�s hak�m dalam gugatan �n� yang terd�r�
3 hak�m ( satu ketua majel�s dan dua anggota majel�s) dengan
d�damp�ng� satu (1) orang pan�tera pengant�. Dalam rentang
waktuyangcukupdenganmel�hat jadwald�pengad�lanmaka
kemud�anpengad�lanmenetapkanhar� s�dangyangkemud�an
memangg�lp�hak-p�hak(PenggugatdanTergugat)untukhad�r
sebaga�manajadwalyangtelahd�tetapkan.
BeracaraLegal Standing :Bag�mana beracara dalam legal stand�ng �n� tentunya k�ta
merujuk pada ketentuan yang telah d�atur dalam UUPPLH
denganmenggunakanketentuanHIRdanRBgd�manatatacara
pengajuangugatandalammasalahl�ngkunganh�dupolehorang,
masyarakat, dan/atau organ�sas� l�ngkungan h�dup mengacu
padaHukumAcaraPerdatayangberlaku.
Perdamaian :Dalampenyelesa�ansuatukasusputusanpengad�lanbukan
hanyalahsalahsatucaradalampenyelesa�anpersel�s�anuntuk
�tupadaproses�n�kedua�n�hak�mmember�kanwaktukepada
parap�hakuntukmelakukanperdama�an.
Pembacaan Gugatan (eksepsi, replik dan duplik) :Rentangwaktuyangcukupuntukmelakukanperund�ngan
antar para p�hak j�ka t�dak d�temukan kata sepakat dan atau
penyelesa�andenganperdama�anmakapadas�dang�n�d�ber�kan
waktu kepada penggugat untuk membacakan gugatannya
d�pers�dangan. Pada proses �n� tergugat akan d�ber�kan waktu
untuk member�kan jawaban, kemud�an Penggugat juga
menanggap�denganrepl�katasjawabantergugatsertatergugat
menanggap�repl�kdengandupl�k.
52
Putusan Sela :Dar�prosesjawab-menjawabsecaratertul�syangd�lakukan
oleh para p�hak maka hak�m b�la d�perlukan dapat membuat
putusansela,ya�tudenganmel�hatdal�l-dal�lyangd�sampa�kan
parap�hakdantentunyadenganlandasanhukumyangmenjad�
p�jakan hak�m sela�n dar� pengetahuannya. Maka apab�la
putusanselayangd�dasarkanpadadal�ltergugatd�ter�mamaka
pers�dangan d�hent�kan dan j�ka sebal�knya maka proses akan
d�lanjutkan.
Pemeriksaan alat bukti : bukti surat, saksi-saksi, saksi ahli, dll. Pada fase �n� d�ber�kan kesempatan pertama kal� kepada
penggugat untuk membukt�kan dal�l-dal�lnya, ya�tu dengan
mengajukan alat-alat bukt�, kemud�an selanjutnya d�bebankan
padatergugatuntukmelakukanhalyangsamauntukmembantah
dal�l-dal�lpenggugatatauuntukmenguatkandal�l-dal�lgugatan
bal�k/gugatanrekonvens�nyaj�kaada.
Kes�mpulan
Setelahprosespembukt�anselesa�makaparap�hakmembuat
sautu kes�mpulan secara tertul�s, kes�mpulan �n� d�amb�l dar�
dal�l, bukt� surat maupun keterangan saks�/ahl� dengan satu
kes�mpulanyangmendukungdal�l-dal�l(penggugat/tergugat).
Putusan
Setelah d�ber�kan waktu yang cukup untuk majel�s hak�m
mempelajar� seluruh mater� dalam proses pers�dangan maka
selanjutnya hak�m akan membuat suatu putusan atas perkara
yang d�ajukan oleh penggugat, putusan tersebut dengan
d�lakukan dengan membuat seluruh ura�an (gugatan,jawaban
repl�k, dupl�k, bukt� surat, saks�/ahl�) dan akh�rnya membuat
pert�mbanganhukum,denganpert�mbanganhukum�n�apakah
dalamputusannyamenetapkanmener�maseluruhnya,sebag�an
ataupunmenolakdal�l-dal�lpengugat.
53
5.1.4 Citizen Lawsuit
MengenalCitizen LawsuitSebuah�lustras�munculnyac�t�zen
lawsuit dalam permasalahan lingkungan hidup:J�kasunga�keramatd�dekatkampungandad�cemar�l�mbah
pabr�k.Sementaraandapercayasunga�keramat�n�adalahtempat
dewa dew� bersuc�.Tempat warga penganut agama tertentu
melakukan r�tual keagamaan pent�ng.Sunga� keramat �tu juga
sumbera�rutamabag�masyarakatsek�tarnya.Danpencemaran
�tutelahhamp�rtotalmenghancurkananekaragamhayat�yang
h�dupd�dalama�rnya.Sebal�knyapemer�ntahsamasekal�t�dak
melakukanapapununtukmenghent�kanpencemaran�tu.L�mbah
tanner(pabr�kpenyamakankul�t)yangkotordanberbausangat
busuk terus menerus mencemar� sunga� keramat anda, s�ang
malam, 365 har� dalam setahun.Apalag� anda sebaga� seorang
terd�d�k juga tahu bahwa pencemaran, terhadap apapun dan
olehsebabapapunadalahburukbag�keh�dupansemuaorang.
Apayangakanandalakukan?
M.C.Mehta, seorang warga negara India yang sadar hukum dan berkemauan kuat, tahu jawabannya.Pemerintah harus digugat atas kelalaiannya itu.Dan Mahkamah Agung India memenangkan gugatannya.Dalam putusannya Mahkamah Agung memerintahkan pemerintah India untuk menggunakan segenap kewenangan yang telah diberikan oleh undang-undang dan konstitusi India, termasuk mengeluarkan peraturan, untuk melindungi Gangga, sungai suci itu, dari pencemaran.Mehta menggugat dengan menggunakan
mekan�smeGugatanWargaNegara(citizen lawsuit).Pernah dengar �st�lah �tu?In� memang barang baru
dalam dun�a hukum k�ta. Baru sek�tar l�ma tahun terakh�r �n�
d�praktekkan d� Indones�a. Belum ada pengaturannya.Secara
sederhana citizen lawsuit adalah mekan�sme gugatan warga
negara terhadap penyelenggara negara berkenaan kepent�ngan
umum,bukanuntukkepent�nganpr�bad�atauorangperorang.
Unsurkepent�nganumum�n�membuatnyamenjad�t�daksama
denganGugatanTataUsahaNegarawalaupunkeduamekan�sme
�n� sama-sama menggugat penyelenggara negara. Int� citizen
54
lawsuit adalah menggugat tanggung jawab penyelenggara
negara atas kelala�an dalam memenuh� hak-hak warga negara.
Kelala�antersebutd�dal�lkansebaga�perbuatanmelawanhukum
(onrechtmatigedaad).Ataskelala�annya�tunegarad�hukumuntuk
memperba�k�nya dengan cara mengeluarkan suatu keb�jakan
yang mengatur umum (regeling) agar pelanggaran hak warga
negaratersebutt�dakterjad�lag�d�kemud�anhar�.
D�Amer�kaSer�kat(AS)gugatan�n�d�paka�pertamasekal�
dalam kasus l�ngkungan h�dup yang juga d�menangkan oleh
hak�m.Setelah�tuleg�slatorASd�t�ngkatnegarabag�andanfederal
meluaskanmekan�sme�n�keb�danghukumyangla�n,dengan
mencantumkanpasalyangmembolehkangugatanwarganegara
m�salnya Undang-undang Penyandang Cacat Tubuh Amer�ka
(Americans with Disabilities Act)danUndang-undangPerumahan
yangAd�l (Fair Housing Amendments Act).Saat �n�set�daknya16
negara bag�an AS telah mencantumkan pasal yang mengatur
tentangpenggunaanmekan�smec�t�zenlawsu�tdalamundang-
undangl�ngkunganh�dup.Un�knyadalamperkembanganleb�h
lanjutcitizen lawsuitalaneger�PamanSam�n�justrumenjad�t�dak
suitable lag�dengankarakter�st�k citizen lawsuit ba�kyang telah
d�lakukandanmaupunyangd�c�ta-c�takan(ius constituendum)d�
negarak�ta.J�kaadayangmengatakanper�nt�smekan�smecitizen lawsuit adalah b�dang hukum l�ngkungan, �tu ada benarnya
j�ka contoh Ind�a dan AS d�jad�kan bas�s argumen.Namun d�
Indones�a yang menjad� per�nt�s mekan�sme �n� adalah b�dang
hak-haks�p�lwarganegara.
Karakteristik :Berdasarkan gagasan pokok sebaga�mana telah d�jelaskan
dalam deinisi di atas, maka dapat dijabarkan karakteristik citizen lawsuitberdasarkanbeberapaperkarayangpernahd�putuskan
oleh pengad�lan Indones�a yang menggunakan mekan�sme �n�.
Karakter�st�k�n�d�susundenganmemperhat�kanbatasan-batasan
yangtelahadadalammekan�smeacarayangla�n(perdataumum,
TUN,danMK).Jad�karakter�st�k�n�adalahsemacamgap iller,
55
peng�s�keluanganyangd�t�nggalkanolehmekan�smeacarayang
telahadadanbaku.Sekal�gussebaga�v�s�bag�bentukmekan�sme
�n�kelakj�kad�aturdalamperaturanperundangan.
1. Karakter�st�k Pertama, penggugat adalah warga negara
yang bert�ndak mengatasnamakan seluruh atau sebag�an
Warga Negara Indones�a. Penggugat dalam hal �n� cukup
membukt�kan bahwa d�r�nya adalah Warga Negara
Indones�a.Penggugatt�dakharusmerupakan�nd�v�duatau
kelompokwarganegarayangd�rug�kansecaralangsungoleh
negara.Olehkarena�tupenggugatt�dakharusmembukt�kan
kerug�an mater�l yang telah d�der�tanya sebaga� dasar
gugatan,berbedadengangugatanperdatab�asa.
Berbeda dengan gugatan yang menggunakan
mekan�smegugatanperwak�lankelas(class action),penggugat
dalam citizen lawsuit secara keseluruhan adalah mewak�l�
WargaNegaraIndones�a,t�dakperlud�p�sah-p�sahmenurut
kelompokkesamaanfaktadankerug�ansebaga�manadalam
class action.
Penggugat t�dak pula perlu d�lakukan mekan�sme
notiikasi option in/out yang menjad� keharusan dalam
mekan�smegugatanclass action.Dalamprakteknyapenggugat
citizen lawsuit cukup memberikan notiikasi berupa somasi kepadapenyelenggaranegara.Is�somas�adalahd�ajukannya
suatugugatancitizen lawsuitterhadappenyelenggaranegara
ataskelala�annegaradalampemenuhanhak-hakwarganya.
Somas� �n� mencantumkan tenggat dan member�kan
kesempatan bag� negara untuk melakukan pemenuhan
kewaj�bannya �tu j�ka t�dak �ng�n gugatan d�ajukan.Pada
prakteknya somas� �n� harus d�ajukan selambat-lambatnya
2bulansebelumgugatand�daftarkan,namunkarenabelum
ada peraturan formal yang mengatur hal tersebut, maka
ketentuan�n�t�dakberlakumeng�kat.
2. Karakter�st�kKedua,tergugatadalahpenyelenggaranegara,
dar�Pres�denRepubl�kIndones�a,menter�danterussampa�
kepada pejabat negara d� b�dang yang d�anggap telah
56
melakukankelala�andalammemenuh�hakwarganegaranya.
M�r�psekal�dengangugatanTUNakantetap�hanyasampa�
d�s�tusajakem�r�pannya.P�hak-p�haksela�npenyelenggara
negarat�dakbolehd�d�cantumkansebaga�tergugatataupun
turut tergugat. J�ka ada p�hak la�n (�nd�v�du atau badan
hukum)yangd�tar�ksebaga�tergugat/turuttergugatmaka
gugatan tersebut bukan citizen lawsuit lag�, �a menjad�
gugatan b�asa karena ada unsur warga negara melawan
sesamawarganegara.Gugatantersebutt�dakb�sad�per�ksa
denganmekan�smecitizen lawsuit. In�yangmembedakancitizen lawsuit d�Indones�adengan
citizen lawsuit ala hukum federalAS.D�AS d�perkenankan
menjad� tergugat adalah juga sesama warga negara dan/
atau perusahaan dan/atau penyelenggara negara asalkan
tergugat melakukan perbuatan yang d�larang undang-
undang m�salnya melanggar Undang-undang A�r Bers�h
(Clean Water Act) atau Undang-undang Udara Bersih 1970 (Clean Air Act 1970).Jad�dalamhal �n�benangmerahyang
menghubungkan c�t�zen lawsu�t Indones�a dengan citizen lawsuit a la hukum federal AS hanyalah kesamaan unsur
res publica(dem�kepent�nganumum)semata.Padat�ngkat
negarabag�an,undang-undangnyaberbeda-bedaantarasatu
negarabag�andenganbag�anyangla�nadayangmembatas�
hanya pada penyelenggara negara (sepert� Indones�a) tap�
juga ada yang meng�kut� pola undang-undang federal
mereka.
3. Karakter�st�k Ket�ga, perbuatan melawan hukum yang
d�gugat adalah kelala�an penyelenggara negara dalam
pemenuhan hak-hak warga negara. Dalam gugatan harus
jelasd�ura�kanbentukkelala�annegaraseh�nggahakwarga
negara menjad� t�dak terpenuh�. Hak warga negara yang
gagald�penuh�olehnegarajugaharusd�jelaskan.
4. Karakteristik Keempat, surat gugatan mekanisme ini ditandai oleh beberapa karekteristik khas yaitu:- Tuntutan (petitum) dalam gugatan �n� harus ber�s�
57
permohonanagarnegaramengeluarkansuatukeb�jakan
yang mengatur umum (regeling) agar perbuatan
melawan hukum berupa kelala�an negara dalam
pemenuhanhakwarganyatersebutd�masayangakan
datangt�dakterjad�lag�.
- Pet�tum t�dak boleh ber�s� permohonan gant� rug�
mater�l atau permohonan untuk membayar sejumlah
uang. Karena warga negara yang menggugat bukan
yang d�rug�kan secara mater�l maka penggugat t�dak
berhak mem�nta gant� rug� langsung.Ia juga t�dak
boleh ber�s� permohonan agar hak�m memer�ntahkan
pemutusanataupelaksanaanhubunganhukumperdata
antarwarganegara.
In� juga membedakan citizen lawsuit d� Indones�a dengan
citizen lawsuit alaAS.D�ASd�perkenankanmenuntutsejumlah
uangdar�tergugatnamunsekadarcukupuntukmembayarjasa
advokadyangmendamp�ng�penggugatdanb�aya-b�ayaperkara
la�nnya.Pet�tumjugat�dakbolehber�s�permohonanpembatalan
atas suatu Keputusan Penyelenggara Negara (Keputusan Tata
Usaha Negara) yang bersifat konkrit individual dan inal karena haltersebutmerupakankewenangandar�Perad�lanTataUsaha
Negara.Terakh�r,pet�tumjugat�dakbolehmemohonpembatalan
atassuatuundang-undangkarena�tumerupakankewenangan
dar� Mahkamah Konst�tus� (MK), dan t�dak boleh mem�nta
pembatalan atas peraturan perundang-undangan d� bawah
undang-undangkarena�tumerupakankewenanganMahkamah
Agung(MA).
Itulahkarakter�st�kcitizen lawsuityangd�sar�kandar�praktek
mekan�sme�n�danmemband�ngkannyadenganmekan�smela�n
yang hidup dalam hukum acara kita.Belum Ada Pengaturannya: Sebaga� terobosan baru dalam hukum acara Indones�a
mekan�sme citizen lawsuit belum d�atur dalam peraturan
apapun.Sekal�pund�beberapanegara la�nmekan�sme �n�
telah d�aku� dan d�atur dalam hukum acara dan/atau hak
58
warganegarauntukmenggunakanmekan�sme�n�d�jam�n
dalamundang-undangmater�lsektoralnamund�Indones�a
sejauh �n� mekan�sme tersebut muncul dalam praktek
beracaradanbelumd�aturdalamleg�slas�.Set�daknyaada
empat perkara yang dapat d�sebutkan sebaga� per�nt�s
untukmekan�sme�n�.
Dun�ahukumIndones�apantasberter�makas�hkepada
Almarhum Mun�r.Sebelum men�nggal karena d�racun
dengan arsenik di Pesawat Garuda tahun 2004, Almarhum Mun�rmen�nggalkanwar�sanyangcukupberhargadalam
bentukpenemuanhukummelalu�mekan�smecitizen lawsuit�n�.Gugatan citizen lawsuityangd�ajukanatasnamaMun�r
dan kawan-kawan tentang Penelantaran Negara terhadap
TKI M�gran yang d�deportas� d� Nunukan adalah perkara
pertamayangmunculd�Indones�amenggunakanmekan�sme
�n�. Majel�s Hak�m Jakarta Pusat dengan Ketua Majel�s
And� Samsan Nganro mengabulkan gugatan Mun�r dan
kawan-kawan.Majel�s hak�m memer�ntahkan pemer�ntah
Republ�k Inones�a untuk menerb�tkan pengaturan tentang
perl�ndungan tenaga kerja.Has�lnya adalah UU Nomor 39
Tahun 2004 tentang Penempatan dan perlindungan Tenaga KerjaIndones�a.
Namunduapercobatancitizen lawsuitber�kutnyat�dak
segem�lang�tuhas�lnya.Gugatancitizen lawsuityangd�ajukan
olehLBHAPIKataskelala�anpemer�ntahRIyangberak�bat
na�knyaBBMt�dakd�ter�maolehMajel�sHak�mPNJakpus.
Dem�k�an juga gugatan citizen lawsuit yang d�ajukan oleh
LBHJakartaatasOperas�Yust�s�jugat�dakd�ter�maMajel�s
Hak�mPNyangsama.
Sebal�knya gugatan citizen lawsuit LBH Jakarta atas
penyelenggaraanUj�anNas�onald�kabulkanuntuksebag�an.
Pemer�ntah Republ�k Indones�a d�m�nta men�njau ulang
keb�jakanpenyelenggaraanUj�anNas�onal.
59
Dar�contoh-contoh tersebutdapatd�l�hatbahwad�antara
sesama hak�m send�r� mas�h belum ada kesesua�an pendapat
mengena�mekan�smegugatan �n�.Beberapahak�myangcukup
progres�f mener�ma kehad�ran bentuk gugatan citizen lawsuitnamunbeberapahak�mla�nt�dak.Alasanutamad�bal�kmas�h
belum adanya kesepakatan kalangan hak�m �n� adalah karena
h�ngga saat �n� mekan�sme gugatan �n� memang belum d�atur
dalam peraturan perundang-undangan d� Indones�a.Sekal�pun
hak�mmem�l�k�kewenanganuntukmenemukanhukumnamun
kewenangan �tu adalah hanya untuk kasus �nd�v�dual yang
sedang d�tangan�nya.Berdasarkan pr�ns�p non legal binding of jurisprudence maka hak�m ber�kutnya yang menangan� perkara
yangm�r�pt�dakwaj�bmeng�kut�putusanhak�myangterdahulu,
sebaga�manaterl�hatdalamkeempatcontohtersebutd�atas.
Jalan satu-satunya untuk membuat keseragaman seh�ngga
menjam�n kepast�an hukum, membuka akses rakyat kepada
kead�lan dan membuka peluang rakyat berpart�s�pas� dalam
penegakan hukum adalah dengan mengaturnya secara jelas
dalam perundang-undangan.Atau j�ka menant� pengaturan
dalam undang-undang menjad� terlalu lama maka Mahkamah
AgungRepubl�kIndones�adapatmengaturnyadalamPeraturan
MahkamahAgungRepubl�kIndones�a(PERMARI).
Quo Vadis :Penggunaanmekan�sme�n�secaratepatolehwarganegara
yangsadarhukumakanmendorongpelaksanaanfungs�negara
sebaga�regulatorper�keh�dupanrakyatdalam�nteraks�ekonom�,
sos�al, budaya dan pol�t�k.Negara d�desak untuk mengatur
agar t�dak ada p�hak yang d�t�ndas atau t�dak ada p�hak yang
terlalu d�untungkan oleh kond�s� kek�n�an (status quo).J�ka ada
satuataubeberapaent�tasekonom�yangterlalueksplo�tat�fatau
terlalu dom�nan (m�salnya terjad� praktek monopol�/ol�gopol�),
dengancitizen lawsuitpemer�ntahd�desakuntukmenataulang
perekonom�anmelalu�perundangand�b�dangperdagangan.J�ka
adasatuataubeberapaent�tasbudayayangbergeraksedem�k�an
60
rupaseh�nggaadan�la�budayatertentuyangterp�ngg�rkanatau
ada n�la� budaya negat�f tertentu yang d�tonjolkan, m�salnya
terlalu banyak tayangan kekerasan atau pornograi di televisi, dengancitizen lawsuitpemer�ntahd�desakuntukmenataulang
melalu�perundanganpeny�aran.Danseterusnya.
Mekan�sme �n� membuka akses yang leb�h luas bag�
rakyat kepada kead�lan dan membuka peluang bag� warga
negara untuk berpart�s�pas� dalam penegakan hukum dan
pengelolaan pemer�ntahan yang ba�k.Dengan dem�k�an warga
negara dapat menjad� mot�vator bag� penyelenggara negara
untuk membenah� d�r�nya.Warga negara dapat “mem�njam”
tangan hukum sebaga� supreme power dalam negara demokras�
untukmemaksanegaramelaksanakankewaj�ban-kewaj�bannya
menghormat�, mel�ndung� dan memenuh� hak-hak warganya.
Dem�k�anpent�ngnyamekan�sme�n�untukmeneguhkanp�lar-
p�lardemokras�k�tayangsedangtumbuh.
D� Ind�a mekan�sme c�t�zen lawsu�t �n� (d�kenal dengan
�st�lahPublic Interest Litigation)telahmen�mbulkandampakbesar
membaiknya sistem hukum dalam bentuk:(1) Menyediakan perl�ndungan hukum yang efekt�f bag� kalangan lemah;
(2) Membuat penyelenggara pemer�ntahan menjad� leb�h
accountable; (3) Membuat transparans� benar-benar menjad�
pert�mbangan utama dalam set�ap pengamb�lan keputusan;
(4) Memulihkan kekurangan-kekurangan yang terjadi dalam praktek demokras� sehar�-har�; (5) Menc�ptakan struktur baru
demi perubahan: mendorong percepatan gerak penyelenggara negara yang lebam; (6) Mendorong efekt�v�tas penggunaan
lembaga peradilan; (7) Membuka kemungkinan bagi alam non manusiawi untuk diwakili di peradilan: udara, air, lingkungan h�dup,keanekaragamanhayat�dansebaga�nya;(8)Memast�kan
terbukanya akses kepada kead�lan; (9) Membuka peluang bag�
rakyatuntukberpart�s�pas�menegakkanhukum;(10)Memast�kan
pemer�ntahtetapbert�ndakdalamkor�dortugaspokoknyayang
telah d�tetapkan oleh hukum; (11) Mel�ndung� dan menjaga
keberlanjutanpemer�ntahanyangdemokrat�sdanthe rule of law.
61
Denganmel�hat sedem�k�anbanyaknyapelayananpubl�kyang
terbengkala� atau d�bengkala�kan oleh penyelenggara negara
seh�nggahak-hakdanper�keh�dupanrakyatmenjad�sul�tmaka
sudah t�ba masanya mekan�sme �n� d�resm�kan oleh pembuat
undang-undangatauolehMahkamahAgungk�ta.
Memangakanadap�hak-p�hakyangmerasaterancamdan
akanmelawannya,ya�tup�hak-p�hakyangselama�n�men�kmat�
keuntungan dar� s�tuas� yang t�mpang sekarang �n�.Namun
j�ka kead�lan �ng�n d�tegakkan, maka keuntungan �nd�v�dual
dan kelompok harus d�nomorduakan. Karena baga�manapun,
sebaga�mana d�tegaskan oleh Mahkamah Agung Ind�a yang
memenangkan M.C. Mehta dalam kasus Polus� Gangga yang
telah disitir di awal tulisan ini:“Kami sadar bahwa penutupan pabrik-pabrik penyamakan kulit itu
bisa jadi akan mengakibatkan timbulnya pengangguran dan hilangnya keuntungan. Namun kehidupan ... adalah jauh lebih penting”
5.2 Instrumen Hukum Pidana
5.2.1 Macam-macam Tindak Pidana Lingkungan Hidup
UUPPLHmempunya�banyakpasal tentang sanks�p�dana
b�lad�band�ngkandenganUUPLHdanUULHsepert�tanggung
jawab perusahaan (corporate crime) del�k form�l (speciic crime)
danhukumantatatert�b(procedural measure).Seharusnyadengan
berlakunyaUUPPLH,banyakpencemardanperusakl�ngkungan
h�dup dapat d�jatuh� hukuman p�dana karena UUPPLH
member�kan kemudahan dalam penuntutan, terutama dengan
menerapkanpasal-pasaltentangdel�kformal.
Adaduamacamt�ndakp�danayangd�perkenalkandalam
UUPPLH, ya�tu del�k mater��l (generic crimes) dan del�k form�l
(speciic crimes).2Del�k mater��l merupakan perbuatan melawan
hukum yang menyebabkan pencemaran dan perusakan
l�ngkungan h�dup.Perbuatan melawan hukum sepert� �n� t�dak
harusd�hubungkandenganpelanggaranaturan-aturanhukum
2 Ib�d,hal.122
62
adm�n�stras�seh�nggadel�k�n�jugad�sebutsebaga�Administrative Independent Crimes.3DalamUUPPLHPasal98dan99mengatur
tentangdel�kmater��lyakn�del�kyangbarud�anggapvoltoid met het intreden van het(terlaksanapenuhdengant�mbulnyaak�bat)
yangd�larang.4
Prasyaratuntukdapatd�tuntutnyatelahmelakukant�ndak
p�danal�ngkunganh�dupadalahak�batdar�adanyapencemaran
dan/atauperusakanl�ngkunganh�dup.Dengandem�k�an,ak�bat
dar� suatu perbuatan dapat d�pertanggungjawabkan secara
p�dana yakn� haruslah dapat d�bukt�kan benar benara tentang
telah terjad�nya pencemaran dan/atau perusakan l�ngkungan
h�dup. Seh�ngga ada 2 jen�s t�ndak p�dana l�ngkungan h�dup,
ya�tu5 :1. Pencemaranl�ngkunganh�dup(environmental pollution) yang
d�lakukansecaramelawanhukumdandengansengaja
2. Perusakan l�ngkungan h�dup (environmental damage) yang
d�lakukansecaramelawanhukumdandengansengaja.
Del�k Form�l (speciic crimes) d�art�kan sebaga� perbuatan
yang melanggar aturan aturan hukum adm�n�stras� sepert�
pelanggaran terhadap �z�n.Untuk menjatuhkan sanks� p�dana
kepada pelakunya, pembukt�an terjad�nya del�k form�l t�dak
d�perlukan pembukt�an terjad�nya pencemaran dan perusakan
l�ngkungan h�dup sepert� dalam del�k mater��l, tetap� cukup
dengan membukt�kan pelanggaran hukum adm�n�stras�.
Dalam UUPPLH ketentuan del�k form�l �n� d�atur dalam Pasal
99sampa�Pasal115. In�merupakandel�kyangd�anggap telah
voltoid(sepenuhnyaterlaksana)dengand�lakukannyaperbuatan
d�larang
3 Ib�d4 Mohammad Topan, 2009, Kejahatan Korporasi Di Bidang Lingkungan Hidup,
NusaMed�a,Bandung,hal.835 Barda Nawawi Arief, 2007, Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Hukum
Pidana DalamPenanggulangan Kejahatan, Kencana Prenada Med�a Gorup,Jakarta,hal.93
63
5.2.2 Tindakan Tata Tertib
UUPPLH juga membawa perubahan parad�gma terhadap
hukump�dana,yangsebelumnyamenganutteor�bahwahanya
�nd�v�duatauperoranganyangdapatd�kenakansanks�p�dana
sedangkan badan hukum karena d�a t�dak b�as melakukan
kejahatant�dakdapatd�jatuh�sanks�p�danayangd�kenaldengan
�st�lahsocietas delinquere non potest.UUPPLHmengaku�tentang
tanggung jawab korporasi seperti yang diatur dalam Pasal 117 j�kat�ndakp�danad�lakukanolehatauatasnamabadanhukum,
perseroan,perser�katan,yayasan,atauorgan�sas�la�n,ancaman
p�dananya d�perberat sepert�ga. D�samp�ng p�dana denda,
korporas� yang melakukan t�ndak p�dana l�ngkungna h�dup
b�as d�jatuhkan hukuman pokok berupa denda dan hukuman
tambahan berupa t�ndakan tata tert�b sepert� yang tercantum
dalam Pasal 119 UUPPLH yaitu :1. Perampasankeuntunganyangd�perolehdar�t�ndakp�dana
2. Penutupan seluruh atau sebag�an tempat usaha dan/atau
keg�atan
3. Perba�kanak�batt�ndakp�dana
4. Perwajiban mengerjakan apa yang dilalaikan tanpa hak 5. Penempatanperusahaand�bawahpengampuanpal�nglama
3(t�ga)tahun.
5.2.3 Kejahatan Korporasi Di Bidang Lingkungan Hidup
Kejahatan Korporasi dideinisikan sebagai berikut6menurut
MarshallB.Cl�narddanMeterC.Yegersepert�d�kut�polehH
Setyono “A Corporation crime is any act commited by corporation that is punished by the state, regardless of whether it is punished under administrative, civil or criminal lawi”. (kejahatan korporas�
�alah set�ap t�ndakan yang d�lakukan oleh korporas� yang b�as
d�ber�hukumanolehnegaraentahd�bawahhukumadm�n�stras�
negara,hukumperdataataupunhukump�dana).
6 H. Setyono, 2005, Kejahatan Korporasi (Analisis Victimologi dan Pertanggungjawaban Korporasi Dalam Hukum Pidana Indonesia), Bayumed�aPubl�sh�ng,Malang,hal.20.
64
Dari deinisi tersebut menurut Steven Box seperti yang d�kut�polehAr�efAmrullah,member�kanbeberapapembedaan
menyangkutkejahatankorporas�sebaga�ber�kut7 : a. Crime for corporation (kejahatanyangd�lakukanolehkorporas�
untuk mencapa� tujuan korporas� berupa perolehan
keuntunganuntukkepent�ngankorporas�ataudengankata
la�n,corporate crime is clearly commited for the cororate and not against it.
b. Crime against corporation( kejahatan terhadap korporas�,
dalamhal�n�yangmenjad�sasarankejahatan�alahkorporas�
seh�nggakorporas�yangmenjaad�korban.
c. Criminal corporations (korporas� d�gunakan sarana untuk
melakukankejahatan.
Kejahatankorporas�d�b�dangl�ngkunganh�dupt�mbuldar�
tujuan dan kepent�ngan korporas� yang bers�fat meny�mpang
sehubungan dengan peranannya dalam pemanfaatan dan
pengelolaansumberdayaalam,keg�atanper�ndustr�andengan
memanfaatkan �lmu pengetahuan dan teknolog� maju untuk
mencapa� sasaran pembangunan d� b�dang ekonom� tanpa
memperdul�kaneks�stens�makhlukh�dupla�nnya,ba�kmanus�a,
hewan maupun tumbuhan, serta menempatkan l�ngkungan
h�dup sebaga� objek yang berkonotas� komod�t� dan dapat
d�eksplo�tas� untuk tujuan dan kepent�ngan organ�sas�onal
berupaprioritization of proit.Per�lakuyangmeny�mpangsepert�
�n�lah yang men�mbulkan bencana terhadap l�ngkungan h�dup
dan men�mbulkan permasalahan pencemaran dan perusakan
l�ngkunganh�dup.
PerumusanP�danadanPem�daanKorporas�dalamUUPPLH
d�tentukan dalam Pasal 116 UUPPLH member�kan hukuman
kepadarechtpersonataukorporas�yangtelahmelakukant�ndak
p�danal�ngkunganh�dupdenganancamandendayangd�perberat
dengan menambah sepertiga dari sanksi maksimal (Pasal 117)
7 Arief Amrullah, 2006, Kejahatan Korporasi,Banyumed�aPubl�sh�ng,Malanghal. 41-42
65
yang d�tentukan pada pasal-pasal terka�t.Adapun jen�s sanks�
p�danatersebuthanyalahberupap�danapokokberupapenjara
dandendayangd�jatuhkansecarakumulat�f.
5.2.4 Pertanggungjawaban Pidana Lingkungan
Dalam ruang l�ngkup asas pertanggung jawaban p�dana,
menurutSudarto8,bahwad�samp�ngkemampuanbertanggung
jawab, kesalahan (schuld) dn melawan hukum (wederechtelijk)
sebaga� syarat untuk pengenaan p�dana �alah pembahayaan
masyarakat oleh pembuat. Dengan dem�k�an, konseps�
pertanggung jawabanp�dana, dalam art� d�p�dananya pembuat
ada beberapa syarat yang harus dipenuhi yaitu :1. Adanyasuatut�ndakp�danayangd�lakukanolehpembuat
2. Adapembuatyangmampubertanggungjawab
3. Adanyaunsurkesalahanberupakesengajaanataukealpaan
4. Tidak ada alasan pemaaf.
Pengaturan pertanggungjawaban p�dana korporas�
dalam b�dang l�ngkungan h�dup dapat d�l�hat dalam Pasal
166 (2) UUPPLH.Pengaturan �n� tentu d�dasa� oleh t�mbulnya
kerug�anterhadapaspekl�ngkunganh�dupd�manakorbandar�
kejahatan l�ngkungan h�dup �n� butuh perl�ndungan. Dapat
d�pertanggungjawabkannyasuatut�ndakp�danaakanmember
perl�ndungan terhadap korban dan juga terhadap l�ngkungan
h�dupdanmember�kandeterent efectatauefekjerabag�s�pelaku
(korporas�) yang melakukan t�ndak p�dana l�ngkungan h�dup.
Pertanggungjawabanp�danamenurutketentuandalampasal�n�
dapat dikenakan terhadap :1. Badanusahayangd�wak�l�olehpengurusyangberwenang
(Pasal118UUPPLH)
2. Mereka yang member�kan per�ntah atau pem�mp�n dalam
t�ndakp�danatersebut(Pasal116ayat2UUPPLH)
8 Sudarto, 1981, Suatu Pembaharuan S�stem P�dana Indones�a, P�datoPengukuhan Guru Besar dalam Kumpulan P�dato-P�dato Pengukuhan,Alumn�,Bandung,hal.69
66
5.3 Alternatif Penyelesaian Sengketa
Dalam ketentuan Pasal 85 UUPPLH ditentukan bahwa :Penyelesa�ansengketal�ngkunganh�dupd�luarpengad�lan
dilakukan untuk mencapai kesepakatan mengenai :1. Bentukdanbesarnyagant�rug�
2. T�ndakan pemul�han ak�bat pencemaran dan/atau
perusakan
3. T�ndakantertentuuntukmenjam�nt�dakakanterulangnya
pencemarandan/atauperusakan
4. Tindakan untuk mencegah tibulnya dampak negative terhadapl�ngkunganh�dup.
Penyelesa�ansengketal�ngkunganh�dupd�luarpengad�lan
t�dakberlakuterhadapt�ndakp�danal�ngkunganh�dupkarena
set�ap Del�k atau suatu t�ndak p�dana t�dak d�perbolehkan
d�lakukansuatupenyelesa�and�luarpengad�lankecual�berupa
del�k/t�ndakp�danaaduan.Dalampenyelesa�ansuatusengketa
l�ngkungan h�dup d�luar pengad�lan maka para p�hak dapat
menggunakanjasamed�atordan/atauarb�terataupunpenengah
untukmembantumenyelesa�kansengketal�ngkunganh�dup.
Alternat�fpenyelesa�ansengketa(APS)adalahseperangkat
pengalaman dan tekn�k hukum yang bertujuan untuk
menyelesa�kan sengketa hukum d� luar pengad�lan untuk
keuntungan para pihak yang bersengketa, seperti :1. Mengurang� b�aya l�t�gas� konvens�onal dan pengunduran
waktuyangb�asaterjad�
2. Mencegah terjad�nya sengketa hukum yang b�asanya
d�ajukankepengad�lan
Alternat�f penyelesa�an sengketa d�landas� pr�ns�p
“pemecahanmasalahdenganbekerjasamayangd�serta�dengan
itikat baik kedua belah pihak” dikarenakan dua alasan, yaitu :1. Jen�s persel�s�han membutuhkan cara pendekatan yang
berla�nan dan para p�hak yang bersengketa merancang
67
prosedur/tatacarakhususuntukpenyelesa�anberdasarkan
musyawarah
2. APSmel�batkanpart�s�pas�yangleb�h�ntens�fdanlangsung
dar�keduabelahp�hakdalamusahapenyelesa�ansengketa
APS mempunyai beragam bentuk yaitu :1. Negos�as�adalahsuatuprosesberkomun�kas�satusamala�n
yangd�manfaatkanuntukmemenuh�kebutuhank�taket�ka
p�hakla�nmenguasa�yangk�ta�ng�nkan
2. Med�as�adalahsuatuprosespenyelesa�ansengketad�mana
parap�hakyangbersengketamemanfaatkanbantuanp�hak
ket�gayang�ndependentuntukbert�ndaksebaga�med�ator
(penengah) dengan menggunakan berbaga� prosedur,
tekn�k,danketeramp�lanuntukmembantuparap�hakdalam
menyelesa�kan sengketa mereka melalu� perund�ngan.
Med�ator t�dak mempunya� kewenangan untuk membuat
keputusan yang meng�kat, tetap� para p�haklah yang
d�doronguntukmembuatkeputusan.Olehkarena�tubentuk
penyelesa�annyaadalahaktaperdama�anantaraparap�hak
yangbersel�s�h
3. Kons�l�as� adalah suatu proses penyelesa�an sengketa
d�manaparap�hakyangbersengketamemanfaatkanbantuan
p�hak ket�ga yang �ndependent untuk bert�ndak sebaga�
kons�l�ator (penengah) dengan menggunakan berbaga�
prosedur, tekn�k,danketeramp�lanuntukmembantupara
p�hak dalam menyelesa�kan sengketa mereka melalu�
perund�ngan. Kons�l�ator mempunya� kewenangan untuk
membuat keputusan yang bers�fat anjuran. Oleh karena
�tu bentuk penyelesa�annya adalah putusan yang bers�fat
anjuran
4. Inquiry(Angket)adalahSuatuprosespenyelesa�ansengketa
dengan mengumpulkan fakta-fakta yang merupakan
penyebab sengkta, keadaan waktu sengketa, dan jen�s
sengketa yang terjad� untuk mencapa� vers� tunggal atas
sengketa yang terjad�. Angket �n� d�lakukan oleh kom�s�
68
angket yang �ndependent yang anggotanya d�angkat
oleh para p�hak yang bersengketa. Keputusan bers�fat
rekomendas�yangt�dakmeng�katparap�hak
5. Arb�trase adalah suatu proses penyelesa�an persel�s�han
yang merupakan bentuk t�ndakan hukum yang d�aku�
olehUUd�manasalahsatup�hakatau leb�hmenyerahkan
sengketanyadengansatup�hakla�natauleb�hkepadasatu
orangarb�treratauleb�hdalambentukmajel�sarb�trerahl�
yang profess�onal yang akan bert�ndak sebaga� hak�m/
perad�lan swasta yang akan menerapkan tata cara hukum
negara yang berlaku atau menerapkan tata cara hukum
perdama�anyangtelahd�sepakat�bersamaolehparap�hak
terdahulu untuk sampa� pada putusan yang terakh�r dan
meng�kat.
69
BAB VI
KONSERVASI LINGKUNGAN HIDUP
6.1 Urgensi Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Hidup
Sebelumleb�hjauhk�tamembahasmengena�konservas�,
perluk�ta l�hatmengena�pengert�andar� sumberdaya
alam terlebih dahulu. Menurut J.A. Katili deinisi Sumber Daya Alam (SDA) adalah semua unsur tata lingkungan bioisik yangdengannyataataupotens�aldapatmemenuh�kebutuhan
manus�a,ataudenganperkataanla�nSDAadalahsemuabahan
yang d�temukan manus�a dalam alam, yang dapat d�paka�
untuk kepent�ngan h�dupnya.1 Dalam ketentuan pasal 1 angka
9 Undang-Undang No.32 Tahun 2009, pengert�an dar� sumber
daya alam adalah unsur l�ngkungan h�dup yang terd�r� dar�
sumber daya hayat� dan non hayat� yang secara keseluruhan
membentuk kesatuan ekos�stem. Leb�h lanjut Pasal 1 angka 1
Undang-Undang No.5 Tahun 1990 tentang Konservas� Sumber
Daya Hayat� dan Ekos�stemnya menyebutkan bahwa Sumber
daya alam hayat� adalah unsur-unsur hayat� d� alam yang
terd�r� dar� sumber daya alam nabat� (tumbuhan) dan sumber
dayaalamhewan�(satwa)yangbersamadenganunsurnonhayat�
d�sek�tarnyasecarakeseluruhanmembentukekos�stem.
Dar�ket�gapengert�antersebutdapatd�tar�kunsurbahwa
bentuk dar� sumber daya alam terd�r� dar� bentuk hayat� yang
merupakan kumpulan dar� seluruh mahluk h�dup yang ada
d� alamdannonhayat�ya�tukomponenyang secara langsung
1 J.A. Kat�l�, Sumber Daya Alam Untuk Pembangunan Nas�onal, Ghal�aIndones�a,Jakarta,1983,hlm.15
70
maupun t�dak mempunya� kemampuan mempengaruh� alam
serta mendukung keh�dupan manus�a serta mahluk h�dup
lainnya. Sedangkan kalau dilihat dari jenis sifatnya, klasiikasi dar� sumber daya alam berupa sumber daya alam yang dapat
d�perbaharu� (renewable resources/ low) dan sumber daya alam
yangt�dakdapatd�perbaharu�(Non renewable resources/ stock).Renewable resources/low merupakan sumber daya alam
yangdapatd�perbaharu�secaraterusmenerusatausecaraalam�
dapat meregeneras� sepert� contoh a�r, hewan, dan tumbuhan
namun, apab�la dalam pemanfaatannya t�dak memperhat�kan
aspek keberlanjutan dan kelestar�an maka t�dak menutup
kemungk�nan dalam waktu t�dak lama renewable resources/ low
akanh�lang/punah.Sedangkannonrenewableresources/stock
adalah sumber daya alam yang ketersed�aan serta jumlahnya
terbatas sepert� m�nyak bum�, gas alam, m�neral. Sumber daya
alamyangbers�fatnon renewable �n�, sangatrentanuntukhab�s
karenakhususuntuksumberdaya�n�banyakd�eksplo�tas�untuk
kepent�nganpemenuhankebutuhanh�dupmanus�a.
Keanekaragaman sumber daya alam ba�k hayat� maupun
non hayat� merupakan aset utama dalam pengembangan
keh�dupan ekonom� dan sos�al masyarakat. Beg�tu pent�ngnya
asettersebutmenyadarkank�tabahwakeanekaragamansumber
daya alam mempunya� n�la� yang luar b�asa dalam menjam�n
keberlanjutanh�dupgeneras�saat�n�maupunyangakandatang
(inter-antargenerasi). Kenyataan yang terjad� dewasa �n�, bahwa
pengelolaandanpemanfaatansumberdayaalamhayat�hamp�r
d�seluruhbag�andun�amanapun,telahmen�mbulkandampak
dan ancaman terhadap rusaknya l�ngkungan serta punahnya
spes�esyangadad�w�layahtersebut.
Perubahanl�ngkungan yang mengarah pada keadaaan
degenerat�f, d�mana pencemaran maupun perusakan yang
terjad� saat �n�t�dak terlepas dar� cara pandang manus�a
mengelola dan berhubungan dengan l�ngkungan. D�butuhkan
parad�gma baru sekal�gus per�laku baru terhadap l�ngkungan,
yang b�sa d�anggap sebaga� solus� terhadap kr�s�s ekolog�.
71
Berbaga� teor� et�ka l�ngkungan dapat menjelaskan pola
per�laku manus�a dalam hubungannya dengan l�ngkungan.
Teor�et�kal�ngkungan�n�sebaga�manad�maksudya�tuShallow Environmental Ethic(antroposentrisme), Intermediate Environmental Ethic(biosentrisme),danDeep Environmental Ethic(ecosentrisme).
Dar� ket�ga model teor� tersebut, yang pal�ng �deal dalam
upaya menjaga keberlangsungan l�ngkungan h�dup adalah
b�osentr�smedanekosentr�sme.Dalamet�kal�ngkungan�n�yang
menjad�pusatadalahmahlukh�dupdanl�ngkungannya,bedanya
adalahpahamet�kabiosentrimecenderungterpusatpadamanus�a
danl�ngkungansek�tarataukomun�tasnyasaja.Sedangkanet�ka
ecosentrisme mempunya� pandangan leb�h luas yang mel�put�
hubunganseluruhekolog�ataukomun�tasba�khayat�maupun
nonhayat�yangada.Salahsatubentukpergeseranparad�gmana
dalampenerapanpahamb�osentr�smedanecosentr�smeadalah
konservas�.Konservas�merupakanupayayangd�tujukanuntuk
menjagakelestar�andenganmenerapkanpola-polapemel�haraan
l�ngkunganyangmendukungkeanekaragamanhayat�maupun
non hayat� seh�ngga keberlanjutan mahluk h�dup d� dalamnya
dapatterjaga.
Perkembangan kesadaran l�ngkungan h�dup yang terjad�
secara global membawa pengaruh terhadap usaha-usaha
perl�ndungan dan pengelolaan l�ngkungan h�dup secara
keseluruhantermasukd�antaranyaupayapenerapankonservas�.
Setelah tonggak kesadaran global l�ngkungan h�dup yang
ditandai dengan Deklarasi Stockholm 1972, tiga lembaga yang merupakan bag�an dar� l�ga bangsa-bangsa ya�tuUNEP (United
Nation Environmental Program),IUCN(International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources), dan WWF (World Wild Fund), pada tahun 1980 menyusun strateg� khusus dalam
upayakonservas�d�seluruhdun�adalambukuberjudulWorld Conservation Strategy. Pada pr�ns�pnya, konservas� menurut
World Conservation Strategy, perlu d�arahkan pada t�ga tujuan
pokok, yaitu : Pertama, memel�haraproses-prosesekolog�yang
esens�al dan s�stem penyangga keh�dupan; Kedua, pelestar�an
72
keragamangenet�k,danket�ga,terjam�nnyapemanfaatanspec�es
danekos�stemsecaralestar�.2
Indones�a sebaga� negara kepulauan yang mempunya�
potens�sumberdayaalamdankeanekaragamanhayat�berl�mpah
menyadar�danmeresponhaltersebutsepuluhtahunkemud�an
denganmengesahkanUndang-UndangNo.5Tahun1990tentang
Konservas� Sumber Daya Alam Hayat� dan Ekos�stemnya.
Adapuntujuankonservas�dar�World Conservation Strategy leb�h
lanjut dituangkan dalam paragraph 4 penjelasan umum Undang-UndangNo.5Tahun1990,yangmenyatakanbahwakonservas�
sumberdayaalamhayat�danekos�stemnyaberka�taneratdengan
tercapainya tiga sasaran konservasi, yaitu :1. menjam�n terpel�haranya proses ekolog�s yang menunjang
system penyangga keh�dupan bag� kelangsungan
pembangunan dan kesejahteraan manus�a (perl�ndungan
s�stempenyanggakeh�dupan);
2. menjam�n terpel�haranyakeanekaragamansumbergenet�k
dan t�pet�peekos�stemnya seh�ngga mampu menunjang
pembangunan, �lmupengetahuan, dan teknolog� yang
memungk�nkan pemenuhankebutuhan manus�a yang
menggunakansumberdayaalamhayat�bag�kesejahteraan
(pengawetansumberplasmanutfah);
3. mengendal�kan cara-cara pemanfaatan sumber daya alam
hayat�seh�ngga terjam�n kelestar�annya.Ak�bat samp�ngan
�lmu pengetahuandan teknolog� yang kurang b�jaksana,
belum harmon�snya penggunaandan peruntukan tanah
serta belum berhas�lnya sasaran konservas�secara opt�mal,
ba�k d� darat maupun d� pera�ran dapat mengak�batkan
t�mbulnyagejalaeros�genet�k,polus�,danpenurunanpotens�
sumberdayaalamhayat�(pemanfaatansecaralestar�).
2 Erw�n Muhamad, Hukum Lingkungan Dalam Sistem Kebijakasanaan Pembangunan Lingkungan Hidup, PT Reika Aditama, Bandung, 2009 Hlm. 177-178.
73
Tujuan konservas� sebaga�mana d�atur dalam Undang-
UndangNo.5Tahun1990tersebutd�ataskemud�and�terjemahkan
dengan makna :a) Preservas� yang berart� proteks� atau perl�ndungan
sumber daya alamterhadap eksplo�tas� komers�al, untuk
memperpanjang pemanfaatannyabag� keperluan stud�,
rekreas�dantatagunaa�r.
b) Pemul�hanataurestoras�,ya�tukoreks�kesalahan-kesalahan
masalaluyangtelahmembahayakanprodukt�v�taspengkalan
sumberdayaalam.
c) Penggunaan yang seeisien mungkin. Misal teknologi makananharusmemanfaatkanseba�k-ba�knyab�j�rambutan,
b�j�mangga,b�j�salakdanla�n-la�nnyayangsebetulnyaber�s�
bahanorgan�kyangdapatd�olahmenjad�bahanmakanan.
d) Penggunaan kembal� (recycl�ng) bahan l�mbah buangan
dar� pabr�k, rumahtangga, �nstalas�-�nstalas� a�r m�num
danla�n-la�nnya.Penanganansampahsecaramodernmas�h
d�tunggu-tunggu.
e) Mencar�kan penggant� sumber alam yang sepadan bag�
sumber yang telahmen�p�s atau hab�s sama sekal�. Tenaga
nukl�rmenggant�kanm�nyakbum�.
f) Penentuanlokas�yangpal�ngtepatguna.Caraterba�kdalam
pem�l�hansumber daya alam untuk dapat d�manfaatkan
secaraopt�mal,m�salnyapembuatanwadukyangserbaguna
d�Jat�luhur,Karangkates,Wonog�r�,S�gura-gura.
g) Integras�, yang berart� bahwa dalam pengelolaan sumber
dayad�perpadukan berbaga� kepent�ngan seh�ngga t�dak
terjad� pemborosan,atau yang satu merug�kan yang la�n.
M�salnya,pemanfaatanmataa�runtuksuatukotat�dakharus
mengorbankankepent�nganpenga�ranuntukpersawahan.3
Sela�n mengesahkan Undang-Undang No.5 Tahun 1990,
Wujudkepedul�anIndones�adalammenjagakekayaanalamdan
3 Dw�djoseputro,Ekologi Manusia dengan Lingkungannya,PT.Erlangga,cetakanke-3, Jakarta, 1994, hlm. 32
74
keberagaman sumber daya hayati adalah dengan meratiikasi konvens� PBB tentang keanekaragaman hayat� (United Nation Convention on biological diversity) menjad� Undang-Undang
No. 5 Tahun 1994. Dilihat dari sejarah lahirnya, United Nations Convention on Biological Diversity ditandatangani oleh 157 kepala negara dan/atau perwak�lan negara d� R�o de Jane�ro, Braz�l.
Penandatanganan�n�terlaksanaselamapenyelenggaraanUnited
Nations Conference on Environment and Development (UNCED),pada tanggal 3 sampai dengan 14 Juni 1992.Indonesia merupakan Negara kedelapan yang menandatangan� Konvens� d� R�o de
Jane�ro, Braz�l, pada tanggal 5 Jun� 1992.Konvens� �n� d�buka
untuk d�tandatangan� pada tanggal 5 Jun� 1992.Konvens� �n�
tetap dibuka untuk ditandatangani hingga 4 Juni 1993, dan mulai berlakupadatanggal29Desember1993.
Men�ndaklanjut�peranIndones�adalamupayamel�ndung�
keanekaragaman hayat�, secara nas�onal konservas� kemud�an
dikedepankan dengan strategi sebagai berikut : a) Perlindungan sistem penyangga kehidupan, antara lain:
1) Perl�ndungan daerah-daerah pegunungan yang
berlereng curam danmudah terjad� eros� dengan
membentukhutan-hutand�l�ndung�.
2) Perl�ndunganw�layahpanta�denganpengelolaanyang
terkendal� bag�daerah hutan bakau dan hutan panta�
sertadaerahhamparankarang.
3) Perl�ndungan daerahal�ran sunga�, lereng perbuk�tan
dan tep� sunga�,danau dan ngara� (revine) dengan
pengelolaanyangterkendal�terhadapvegetas�
4) Pengembangan daerah aliran sungai sesuai dengan rencanapengembangansecaramenyeluruh.
5) Perl�ndungan daerah hutan luas m�salnya d�jad�kan
tamannas�onal,suakamargasatwadancagaralam.
6) Perl�ndungan tempat-tempat yang mempunya� n�la�
un�k,ke�ndahanyangmenar�kataumem�l�k� c�r�khas
budaya(cagarbudaya)
75
7) Mengadakan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)sebaga� suatu syarat mutlak untuk
melaksanakansemuarencanapembangunan.4
b) Pengawetan keanekaragaman jenis lora fauna beserta ekos�stemnyaPengawetan jen�s tumbuhan dan satwa
d�lakukandengancaramenetapkanjen�stumbuhandan
satwayangd�l�ndung�.Perl�ndunganterhadapekos�stem
d�lakukan dengan cara penetapan kawasan suaka
alam.
c) Pemanfaatan secara lestar� sumber daya alam
hayat� dan ekos�stem.Sumber daya alam hayat� dan
ekos�stemnyadapatd�manfaatkanuntukmen�ngkatkan
kesejahteraan masyarakat dan men�ngkatkan mutu
keh�dupanmanus�a. Pemanfaatan secara lestar�
dilakukan melalui kegiatan:1) Pemanfaatan kond�s� l�ngkungan kawasan
pelestar�an alam secara nonkonsumt�fsepert�
par�w�sata, penel�t�an, pend�d�kan dan
pemantauanl�ngkungan.
2) Pemanfaatanjen�stumbuhandansatwal�arantara
la�ndenganpengembanganper�kanan,kehutanan
dan pemunguntan has�l hutansecara lestar�,
pengaturan perdagangan lora fauna melalui peraturandanpengawasandalammenentukanjatah
(quota) dan per�j�nan,memajukan bududaya dan
perba�kan selekt�f (permul�aan) semua jen�syang
mempunya�n�la�langsungbag�manus�a.5
Dalamupayauntukmengendal�kankeg�atanperl�ndungan
danpengawetankeanekaragamanjen�ssatwadandantumbuhan,
konservas�d�lakukand�dalammaupund�luarkawasan(in situ – ex situ).Konservas� dalam kawasan (insitu) adalah konservas�
4 Bambang Pamulardi, Hukum Kehutanan dan Pembangunan Bidang Kehutanan,cet.2, PT. Raja Graindo Persada, Jakarta, 1996, hlm. 179
5 Ib�d,hlm11
76
yangd�lakukand�dalamhab�tatasl�nya.tujuannyaagarproses
evolus� keh�dupan dalam ekos�stem dapat berjalan secara
alam� dan asl�. Keg�atan konservas� �n�mel�put� upaya-upaya
perl�ndungan sepert� konservas� dalam bentuk hutan l�ndung,
kawasansuakaalam(suakamargasatwadan/cagaralam),dan
taman nas�onal. Sedangkan konservas� d� luar kawasan
(eksitu) adalah upaya konservas� yangd�lakukan melalu� cara
pengumpulanjen�s,pemel�haraaandanbud�daya(penangkaran)
serta mengembangb�akkan jen�s tumbuhan dan satwa d� luar
hab�tat asl�nya. Konservas� �n�d�lakukan dengan membentuk
ekos�stembuatansepert�kebunbotan�,kebunb�natang,taman
hutanraya,penangkaransatwa,kebunraya,tamansafar�dll.
Sela�n Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 dan Undang-
Undang No. 5 Tahun 1994 tersebut diatas, konservasi sebagai bag�andar�upayaperl�ndungandanpelestar�anl�ngkunganh�dup,
t�dak terlepas dar� keberadaan payung hukum perl�ndungan
dan pengelolaan l�ngkungan h�dup sebaga�mana d�atur dalam
Undang-Undang No. 32 Tahun 2009. Undang-Undang �n�
merupakan basic yuridis seluruh produk hukum perl�ndungan
dan pengelolaan l�ngkungan h�dup serta sumber daya yang
ada d� Indones�a, d�mana seluruh ketentuan dalam peraturan
perundang-undangan d� b�dang l�ngkungan h�dup ba�k yang
sudahada(lex lata)maupunyangakanberlaku(lex veranda)harus
d�sesua�kandenganUndang-UndangNo.32Tahun2009.Dalam
art�anterka�tpelestar�ankeanekaragamanhayat�danl�ngkungan
ekos�stem melalu� upaya konservas�, sela�n memperhat�kan
ketentuan dalam peraturan perundang-undangan d� b�dang
konservas� (lex specialis) juga harus memperhat�kan Undang-
Undang No.32 Tahun 2009 sebaga� pengaturan perl�ndungan
l�ngkungansecaraumum(lex generalis).
6.2. Pengaturan Konservasi dalam Peraturan Perundang-
Undangan Republik Indonesia
Pengaturandalamtataranl�g�slas�terka�tdengankonservas�,
secara umum merupakan bag�an yang t�dak terp�sahkan dar�
77
peraturan perundang-undangan d� b�dang l�ngkungan h�dup.
Pengaturan mengena� kelembagaan dan tekn�s pelaksanaan
konservasi diatur secara umum dalam :1. Undang-UndangNomor32Tahun2009TentangPerl�ndungan
danPengelolaanL�ngkunganH�dup
2. Undang – Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservas�
SumberdayaAlamHayat�danEkos�stemnya.
3. Undang-Undang No. 5 Tahun 1994Tentang PengesahanUnited Nat�onConvent�ononB�olog�calD�vers�ty
4. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 29 Tahun2009TentangPedomanKonservas�Keanekaragaman
Hayat�D�Daerah
5. Peraturan Menter� L�ngkungan H�dup Dan Kehutanan R�
NomorP.8Tahun2016TentangOrgan�sas�DanTataKerja
Un�tPelaksanaTekn�sKonservas�SumberDayaAlam
6. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 01 Tahun 2007 Tentang LembagaKonservas�
D�samp�ng pengaturan secara umum dalam peraturan
tersebut d�atas, ber�kut adalah pengaturan konservas� khusus
d�b�dangper�kanan,Satwadankehutananyangtersebardalam
berbaga�peraturanperundang-undangan.
a. Konservasi Bidang Perikanan
1. Undang – Undang No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, Undang – Undang No. 45 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang – Undang No. 31 Tahun 2004 tentang Per�kanan
2. Undang – Undang No. 27 Tahun 2014 tentang PengelolaanW�layahPes�s�r,danPulau–PulauKec�l.
3. Undang – Undang No. 1 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang – Undang No. 27 Tahun 2007 tentang PengelolaanW�layahPes�s�r,danPulau–PulauKec�l.
4. Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 tentang PengawetanJen�sTumbuhandanSatwa.
78
5. Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2007 tentang Konservas�SumberdayaIkan.
6. Keputusan Presiden No. 43 Tahun 1978 tentang Ratiikasi CITES.
7. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.18 Tahun 2009 tentang Larangan Pengeluaran Ben�h Ikan
S�dat (Anguilla spp) dar� W�layah Negara RI ke Luar
W�layahNegaraRI.
8. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 04 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pemanfaatan Jen�s dan
Genet�kIkan.
9. Peraturan Menter� Kelautan dan Per�kanan No. 12
Tahun2012tentangUsahaPer�kananTangkapd�Laut
Lepas.
10. Peraturan Menter� Kelautan dan Per�kanan No. 26
Tahun2013tentangPerubahanAtasPeraturanMenter�
Kelautan dan Per�kanan No. 30 Tahun 2012 tentang
UsahaPer�kanand�WPP.
11. PeraturanMenter�KelautandanPer�kananNo.35Tahun
2013tentangTataCaraPenetapanStatusPerl�ndungan
Jen�sIkan.
12. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 41 Tahun 2014 tentang Larangan Pemasukan Jenis Ikan BerbahayaDar�LuarNeger�KeW�layahNKRI.
13. Peraturan Menter� Kelautan dan Per�kanan No. 59
Tahun 2014 tentang Larangan Pengeluaran Ikan H�u Koboy(Carcharhinus longimanus)dan H�u
Mart�l(Sphyrna spp)dar� W�layah Negara RI ke Luar
W�layahNegaraRI.
14. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 1 Tahun 2015tentangLaranganPenangkapanLobster(Panulirus spp.), Kep�t�ng(Scylla spp.), dan Rajungan(Portunus pelagicus spp).
15. Kepmen KP No. 59 /2011 Tentang Penetapan Status
Perl�ndungan Terbatas Ikan Terubuk(Tenualosa
79
macrura).16. Kepmen KP No. 18/2013 Tentang Penetapan Status
Perl�ndunganPenuhIkanH�uPaus(Rhincodon typus.)17. Kepmen KP 37/2013 tentang Penetapan Status
Perl�ndungan terbatas Ikan Napoleon(Cheilinus undulatus).
18. Kepmen KP 04/2014 tentang Penetapan Status Perl�ndunganPenuhIkanPar�Manta(Manta spp).
19. Kepmen KP 46/2014 tentang Penetapan Status Perl�ndunganterbatasBambuLaut(isis hippuris).
20. Peraturan Pemer�ntah Nomor 15 Tahun 2002 Tentang
Karant�naIkan
b. Konservasi Satwa Dilindungi.
1. Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 Tentang Pengawetan Jen�sTumbuhanDanSatwadanlamp�rannyaTentangDaftar
DaftarLengkapSatwaD�l�ndung�Undang-Undang.
2. Peraturan PemerintahNo. 13 TAHUN 1994 Tentang PerburuanSatwaBuru
c. Konservasi Bidang Kehutanan
1. Peraturan Pemer�ntah Nomor 03 tahun 2008 tentang
Perubahan atas PP No. 06 tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan
sertaPemanfaatanHutan.
2. PeraturanPemer�ntahNomor02tahun2008tentangJen�s
&Tar�fatasJen�sPener�maanBukanPajakyangBerasal
dar�PenggunaanKawasanHutanuntukKepent�ngan
Pembangunan d� Luar Keg�atan Kehutanan yang
BerlakupadaDepartemenKehutanan.
3. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 10 Tahun 2007 TentangPerben�hanTanamanHutan.
4. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 14 Tahun 2007 TentangTatacaraEvaluas�Fungs�KawasanSuakaAlam,
KawasanPelestar�anAlamdanTamanBuru.
80
5. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 23 Tahun 2007 Tentang Permohonan Iz�n Usaha Pemanfaatan Has�l
HutanKayupadaHutanTanamanRakyatdalamHutan
Tanaman.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2007 tentang PerubahanatasPeraturanPemer�ntahNomor35tahun
2002tentangDanaRebo�sas�.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 06 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan
HutansertaPemanfaatanHutan.
8. Keputusan Presiden Nomor 41 Tahun 2004 tentang Per�z�nanatauPerjanj�and�B�dangPertambanganyang
Beradad�KawasanHutan
9. Peraturan Pemer�ntah Republ�k Indones�a nomor 35
tahun2002tentangDanaRebo�sas�
10. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2002 Tentang Karant�naTumbuhan
11. KepMen Kehutanan & Perkebunan Nomor 55 Tahun
2000 Tentang Perl�ndungan Ikan Raja Laut (Lat�mer�a
Menadoens�s)Sebaga�SatwayangD�l�ndung�
12. KepMen Kehutanan & Perkebunan Nomor 104 Tahun 2000TentangTataCaraMengamb�lTumbuhanL�ar&
MenangkapSatwaL�ar
13. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang PengawetanJen�sTumbuhandanSatwa
14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1999 tentang PemanfaatanJen�sTumbuhandanSatwaL�ar
15. Peraturan Pemer�ntah Nomor 68 Tahun 1998 tentang
KawasanSuakaAlamdanKawasanPelestar�anAlam
16. Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 1993 tentang Satwa danBungaNas�onal
17. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang PengelolaanKawasanL�ndung.
81
6.3. Peran Pemerintah, Masyarakat, Swasta dan LSM Dalam
Konservasi
6.3.1 Peran Pemerintah Dalam Konservasi
Seluruh w�layah Negara Kesatuan Republ�k Indones�a
adalahmerupakankarun�aTuhanYangMahaEsabag�seluruh
Bangsa Indones�a. Bahwa hak bangsa Indones�a atas seluruh
w�layah Negara Kesatuan Republ�k Indones�a berdasarkan
amanatkonst�tus�dalamPasal33ayat (3)d�l�mpahkankepada
negara. Negara mempunya� hak menguasa� atas bum�, a�r dan
kekayaan alam yang terkandung d� dalamnya, hak menguasa�
negara d�s�n� men�mbulkan kewenangan untuk mengatur
peruntukan, penggunaan, persed�aan dan pemel�haraan bum�,
a�r dan ruang angkasa tersebut. Bum�, a�r dan ruang angkasa
secaraluastermasukpulal�ngkunganh�dupd�dalamnya,yang
terd�r�dar�berbaga� jen�sekos�stemyangsal�ngberka�tansatu
sama la�n. Jad� negara punya kewenangan untuk mengatur
peruntukan, penggunaan, persed�aan dan pemel�haraan
l�ngkungan h�dup d� w�layah Indones�a, dan kewenangan
negaratersebutkemud�and�laksanakanolehpemer�ntahsebaga�
pelaksana. Kewenangan tersebut dalam Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perl�ndungan dan Pengelolaan
L�ngkungan H�dup (UUPPLH) merupakan kewenangan untuk
melakukan perl�ndungan dan pengelolaan l�ngkungan h�dup.
Perl�ndungandanpengelolaanl�ngkunganh�dupmenurutPasal
1angka2UUPPLHadalahupayas�stemat�sdan terpaduyang
d�lakukan untuk melestar�kan fungs� l�ngkungan h�dup dan
mencegahterjad�nyapencemarandan/ataukerusakanl�ngkungan
h�dupyangmel�put�perencanaan,pemanfaatan,pengendal�an,
pemel�haraan,pengawasan,danpenegakanhukum.Berdasarkan
kewenangantersebutmakadapatterl�hatbaga�manapemer�ntah
dapatberperandalamperl�ndungandanpengelolaanl�ngkungan
h�duptermasukdalamkonservas�l�ngkunganh�dup.
Kewenanganpemer�ntahtermasukmengena�perl�ndungan
dan pengelolaan l�ngkungan h�dup dalam era otonom� daerah
berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
82
Pemer�ntahanDaerahsebaga�manatelahbeberapakal�d�rubah,
terakh�rdenganUndang-UndangNomor9Tahun2015Tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemer�ntahan Daerah (UU Pemer�ntahan Daerah)
t�dak hanya d�laksanakan oleh pemer�ntah pusat, tetap� juga
d�laksanakan oleh pemer�ntah daerah. Kewenangan Pres�den
yang adalah pemegang kekuasaan pemer�ntahan tert�ngg�
yang kemud�an d�laksanakan oleh kementer�an negara dan
penyelenggara pemer�ntahan daerah dalam Undang-Undang
Nomor 23 tahun 2014 disebut sebagai urusan pemerintahan. Dalam undang-undang tersebut kewenangan d� b�dang l�ngkungan
h�dup termasuk dalam urusan pemer�ntahan konkuren yang
s�fatnya waj�b yang t�dak berka�tan dengan pelayanan dasar.
Urusanpemer�ntahankonkurenyangs�fatnyawaj�byangt�dak
berka�tandenganpelayanandasard�aturdalamPasal12ayat(2)
Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014. Berdasarkan Pasal 12 Ayat (2) huruf (e)Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemer�ntahan Daerah,l�ngkungan h�dup menjad� kewenangan
waj�byangt�dakterka�tdenganpelayanandasarbag�pemer�ntah
daerah.
Dalam UU Pemer�ntahan Daerah terdapat beberapa pasal
yang secara jelas mengatur kewenangan pemer�ntah d� b�dang
lingkungan hidup. Di antaranya Pasal 14 ayat (1), (2), (3) dan ayat (4) UU Nomor 23 Tahun 2014, yang mengatur mengenai kewenangan penyelenggaraan urusan pemer�ntahan d� b�dang
kehutanan kelautan, serta energ� dan sumber daya m�neral
yang d�bag� antara pemer�ntah pusat dan pemer�ntah daerah.
D�manaUrusanPemer�ntahanb�dangkehutananyangberka�tan
denganpengelolaantamanhutanrayakabupaten/kotamenjad�
kewenanganDaerahkabupaten/kota,danurusanpemer�ntahan
b�dangenerg�dansumberdayam�neralyangberka�tandengan
pemanfaatanlangsungpanasbum�dalamdaerahkabupaten/kota
menjad�kewenangandaerahkabupaten/kota.Sedangkanurusan
pemer�ntahan b�dang energ� dan sumber daya m�neral yang
berka�tan dengan pengelolaan m�nyak dan gas bum� menjad�
kewenanganpemer�ntahpusat.
83
Mengena�pengelolaansumberdayaalamd�lautyangada
di daerah Pasal 27 (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 member�kewenanganpengelolaannyakepadapemer�ntahdaerah
prov�ns�.Kewenanganprov�ns�dalampengelolaansumberdaya
alam di laut tersebut meliputikewenangan di bidang:eksplorasi, eksplo�tas�, konservas�, dan pengelolaan kekayaan laut d� luar
m�nyakdangasbum�.
Pembag�ankewenanganantarapemer�ntahdanpemer�ntah
daerah khusus dalam b�dang l�ngkungan h�dup terdapat pada
Pasal63ayat(1),(2)dan(3)UUPPLH.Dalamhalperl�ndungan
dan pengelolaan l�ngkungan h�dup, tugas dan wewenang
pemer�ntahadalahsebaga�manad�aturdalamPasal63ayat (1)
UUPPLH,sedangkantugasdanwewenangpemer�ntahprov�ns�
adalah sebaga�mana d�atur dalam Pasal 63 ayat (2) UUPPLH,
kemud�an tugas dan wewenang pemer�ntah kabupaten/kota
adalahsebaga�manad�aturdalamPasal63ayat(3)UUPPLH.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Perl�ndungan dan Pengelolaan L�ngkungan H�dup (UUPPLH)
pada Pasal 1 angka 18 member� pengert�an bahwa konservas�
sumberdayaalamadalahpengelolaansumberdayaalamuntuk
menjam�npemanfaatannyasecarab�jaksanasertakes�nambungan
ketersed�aannya dengan tetap memel�hara dan men�ngkatkan
kual�tasn�la�sertakeanekaragamannya.Kemud�anmenurutPasal
1angka9UUPPLHSumberdayaalamadalahunsurl�ngkungan
h�dupyangterd�r�atassumberdayahayat�dannonhayat�yang
secarakeseluruhanmembentukkesatuanekos�stem.
Ist�lah konservas� erat ka�tannya dengan pengelolaan
sumberdayaalam,d�mana �st�lah tersebutd�pandangsepadan
dengan �st�lah pengelolaan6. Ist�lah pengelolaan dapat k�ta
temui salah satunya dalam UU No. 23/1997 tentang Pengelolaan L�ngkunganH�dup(UUPLH)d�manapengelolaanadalahupaya
terpadu untuk melestar�kan fungs� l�ngkungan h�dup yang
6 Mar�aS.WSumardjonoet.al.(T�mPenyusun),2009,Final Report Kajian Kritis Undang-Undang Terkait Penataan Ruang & Sumber Daya Alam,Deput�B�dangTata L�ngkungan Kementer�an Negara L�ngkungan H�dup Bekerjasamadengan ESP2 – DANIDA, Jakarta, hal. 17.
84
mel�put�keb�jaksanaanpenataan,pemanfaatan,pengembangan,
pemel�haraan, pemul�han, pengawasan, dan pengendal�an
l�ngkunganh�dup.
Konservas� sebaga� bag�an dar� proses perl�ndungan dan
pengelolaan sumber daya hayat� dan ekos�stem secara khusus
d�atur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang
Konservas� Sumber Daya Alam Hayat� dan Ekos�stemnya.
MenurutPasal1ayat(1)Undang-Undangtersebutsumberdaya
alam hayat� adalah unsur-unsur hayat� d� alam yang terd�r�
dar� sumber daya alam nabat� (tumbuhan) dan sumber daya
alam hewan�(satwa) yang bersama dengan unsur nonhayat� d�
sek�tarnyasecarakeseluruhanmembentukekos�stem.Pengert�an
ekos�stemdar�sumberdayaalamhayat�kemud�anmengacupada
Pasal1angka3UUNomor5Tahun1990,ya�tus�stemhubungan
t�mbal bal�k antara unsur dalam alam, ba�k hayat� maupun
nonhayat�yangsal�ngtergantungdanpengaruhmempengaruh�.
Berdasarkanpasal-pasaltersebutdapatd�s�mpulakanpengert�an
konservas�ekos�stemdalamundang-undang�n�mencakuppula
unsurnonhayat�d�dalamnya.
Pengert�an konservas� sumber daya alam hayat� menurut
UUNomor5Tahun1990terdapatdalamPasal1ayat(2),d�mana
d�sebutkan bahwa konservas� sumber daya alam hayat� adalah
pengelolaan sumber daya alam hayat� yang pemanfaatannya
d�lakukan secara b�jaksana untuk menjam�n kes�nambungan
persed�aannya dengan tetap memel�hara dan men�ngkatkan
kual�tas keanekaragaman dan n�la�nya.Pengert�an konservas�
yangserupajugaterdapatdalamPeraturanMenter�Kehutanan
Republik Indonesia Nomor: P.31/Menhut-II/2012tentang Lembaga Konservas�. Pasal 1 angka 1 Peraturan Menter� Kehutanan
tersebut mengatur bahwa Konservas� adalah langkah-langkah
pengelolaantumbuhandan/atausatwal�aryangd�amb�lsecara
b�jaksanadalamrangkamemenuh�kebutuhangeneras�saat �n�
dangeneras�masamendatang.
Menurut Prof. Takd�r Rahmad� konservas� mengandung
pengert�an adanya usaha pemanfaatan terhadap sumber daya
85
alamhayat�,tetap�jugaadanyausahauntukmencegahterjad�nya
pengurasan sumber daya alam seh�ngga sumber daya alam
tetaptersed�a7.Haltersebutbersesua�andenganasaskonservas�
sumberdayaalamhayat�danekos�stemnyayangterdapatdalam
Pasal 2 UU Nomor 5 Tahun 1990 yang berasaskan pelestar�an
kemampuan dan pemanfaatan sumber daya alam hayat� dan
ekos�stemnya secara seras� dan se�mbang. Berdasarkan Pasal 5
UU Nomor 5 Tahun 1990 konservas� tersebut mel�put�keg�atan
yang meliputi:a. Perl�ndungans�stempenyanggakeh�dupan;
b. Pengawetan keanekaragaman jen�s tumbuhan dan satwa
besertaekos�stemnya;
c. Pemanfaatan secara lestar� sumber daya alam� hayat� dan
ekos�stemnya.
Bahwakonservas�sumberdayaalamhayat�danekos�stemnya
menurut Pasal 4UU Nomor 5 Tahun 1990 merupakan tanggung jawabdankewaj�banPemer�ntahsertamasyarakat.Namunperan
pemer�ntah dalam konservas� sumber daya alam hayat� dan
ekos�stemnya dalam UU Nomor 5 Tahun 1990 leb�h dom�nan,
hal�n�dapatterl�hatdar�pengaturanpasal-pasaldalamundang-
undang tersebut. Salah satunya yang terdapat dalam Pasal 8
ayat(1)UUNomor5Tahun1990yangmember�kanwewenang
pemer�ntah dalam rangka mewujudkan perl�ndungan s�stem
penyangga keh�dupan yang d�tujukan bag� terpel�haranya
prosesekolog�syangmenunjangkelangsungankeh�dupanuntuk
men�ngkatkan kesejahteraan masyarakat dan mutu keh�dupan
manusia, untuk kemudian dapat menetapkan: a. w�layah tertentu sebaga� w�layah perl�ndungan s�stem
penyanggakeh�dupan;
b. pola dasar pemb�naan w�layah perl�ndungan s�stem
penyanggakeh�dupan;
7 Takdir Rahmadi, 2014, Hukum Lingkungan di Indonesia, PT. Raja Graindo Persada,Jakarta,hal.195.
86
c. pengaturancarapemanfaatanw�layahperl�ndungans�stem
penyanggakeh�dupan.
Jad� pemer�ntah dapat menetapkan suatu w�layah sebaga�
w�layahperl�ndungans�stempenyanggakeh�dupan,baga�mana
pola pemb�naan w�layah tersebut dan menentukan baga�mana
pengaturandancarapemanfaatanw�layahtersebut.
Kemud�andalamrangkapelaksanaanperl�ndungans�stem
penyangga keh�dupan, Pasal 9 ayat (2) UU Nomor 5 Tahun
1990 member� pemer�ntah kewenangan untuk mengatur serta
melakukan t�ndakan penert�ban terhadap penggunaan dan
pengelolaantanahdanhakpengusahaand�pera�ranyangterletak
dalamw�layahperl�ndungans�stempenyanggakeh�dupan.
Terka�t dengan pengawetan keanekaragaman tumbuhan
dansatwabesertaekos�stemnya,dalamPasal16(1)UUNomor
5 Tahun 1990 d�sebutkan bahwa pengelolaan kawasan suaka
alamd�laksanakanolehpemer�ntahsebaga�upayapengawetan
keanekaragaman tumbuhan dan satwa beserta ekos�stemnya.
Kemud�anPasal22ayat(2)UUNomor5Tahun1990mengatur
bahwa dalam rangka penyelamatan jen�s tumbuhan dan satwa
yangd�l�ndung�makapember�anataupenukaranjen�stumbuhan
dan satwa kepada p�hak la�n d� luar neger� harus dengan �j�n
Pemer�ntah.
Dalam hal pemanfaatan secara lestar� sumber daya alam
hayat�danekos�stemnya,peranpemer�ntahadalahsebaga�mana
diatur dalam Pasal 34 ayat (1) UU Nomor 5 Tahun 1990 yang menyatakan bahwa pengelolaan taman nas�onal, taman hutan
raya,dantamanw�sataalamd�laksanakanolehPemer�ntah.
Peran pemer�ntah terka�t dengan part�s�pas� masyarakat
yang akan ber�mbas pada akuntab�l�tas juga d�atur dalam UU
Nomor5Tahun1990.Telahd�sebutkand�awalbahwakonservas�
sumberdayaalamhayat�danekos�stemnyamerupakantanggung
jawabdankewaj�banpemer�ntahsertamasyarakatmenurutPasal
4UU Nomor 5 Tahun 1990. Secara lebih jelas peran pemerintah ini diatur lebih lanjut dalam Pasal 37 ayat (1) dan ayat (2) UU Nomor
87
5Tahun1990,bahwaperansertarakyatdalamkonservas�sumber
dayaalamhayat�danekos�stemnyad�arahkandand�gerakkan
sertad�kembangkanolehPemer�ntahmelalu�berbaga�keg�atan
yang berdaya guna dan berhas�l guna d�antaranya mealu�
pend�d�kandanpenyuluhan.
Bahwakonservas�terka�tl�ngkunganh�dupwaj�bd�lakukan
dengancarameng�ntegras�kankeg�atan,t�daksajasecaravert�kal
antara pemer�ntah dan pemer�ntah daerah, tetap� juga secara
hor�zontal antar pemer�ntah daerah dan juga antarsektor. Dan
bahwaadaberbaga�ketentuanyangtercantumdalamberbaga�
peraturan perundang-undangan yang s�fatnya sektoral yang
harus d�harmon�sas�kan terka�t dengan konservas� l�ngkungan
hidup, antara lain: a. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960Tentang Peraturan
Dasar Pokok-Pokok Agrar�a (Lembaran Negara Republ�k
Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043);
b. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan (LembaranNegaraRepubl�kIndones�aTahun1999Nomor
167,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888);
c. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republ�k Indones�a
Nomor 4433) sebagaimana telah dirubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan (LembaranNegaraRepubl�kIndones�aTahun2009Nomor
154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073);
d. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor68,TambahanLembaranNegaraRepubl�kIndones�a
Nomor 4725); e. Dalam Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang
Pengelolaan W�layah Pes�s�r dan Pulau-Pulau Kec�l
88
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4739) sebagaimana telah dirubah dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pes�s�rdanPulau-pulauKec�l (LembaranNegaraRepubl�k
Indonesia Tahun 2014 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5490);
f. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 Tentang Energi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 96,TambahanLembaranNegaraRepubl�kIndones�aNomor
4746);g. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan
M�neralDanBatubara(LembaranNegaraRepubl�kIndones�a
Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4959);
h. Undang-UndangNomor32Tahun2009TentangPerl�ndungan
danPengelolaanL�ngkunganH�dup(UUPPLH)(Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republ�k Indones�a Nomor
5059);
�. Undang-UndangNomor18Tahun2013TentangPencegahan
dan Pemberantasan Perusakan Hutan (Lembaran Negara
Republ�k Indones�a Tahun 2013 Nomor 130, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5432);j. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2014
TentangPanasBum�(LembaranNegaraRepubl�kIndones�a
Tahun 2014 Nomor 217, Tambahan Lembaran Negara Republ�kIndones�aNomor5585);
k. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah sebaga�mana telah beberapa kal� d�rubah, terakh�r
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 Tentang
Perubahan KeduaAtas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 Tentang Pemerintahan Daerah;
89
l. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2014 Tentang kelautan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 294, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor5603);
m. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2014 Tentang Konservasi TanahdanA�r(LembaranNegaraRepubl�kIndones�aTahun
2014 Nomor 299, Tambahan Lembaran Negara Republik Indones�aNomor5608).
n. Danundang-undangla�nyangterka�t.
Peraturan perundang-undangan tersebut d� atas
menggambarkan luasnya l�ngkup konservas� l�ngkungan
h�dupyangd�dalamnyamengaturmengena�baga�manaperan
pemer�ntahdalamkeg�atankonservas�.
6.3.2.Peran Masyarakat dan Dalam Konservasi
Pasal 28H ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 telah menjamin hakwarganegaraatas l�ngkunganh�dupyangba�kdansehat.
Untukmewujudkanamanatkonst�tus�tersebut,makamengena�
pengelolaan dan perl�ndungan l�ngkungan h�dup d� Indones�a
perlu d�atur dalam hukum pos�t�f. Pengaturan d� b�dang
l�ngkunganh�dupd�Indones�asekarangmengacupadaUndang-
Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perl�ndungan dan
Pengelolaan L�ngkungan H�dup (UUPPLH). Undang-undang
�n�menjam�nhakmasyarakatterka�tdenganperl�ndungandan
pengelolaanl�ngkunganh�dup.
DalamUUPPLHd�sebutkanbahwahakset�aporangterka�t
l�ngkunganh�dupadalah8: (1) hak atas lingkungan hidup yang ba�kdansehatsebaga�hakasas�manus�a,(2)hakmendapatkan
pendidikan lingkungan hidup, (3) hak akses informasi, (4) hak akses part�s�pas�, (5) hak mengajukan usul atau keberatan
terhadap rencana usaha dan atau keg�atan yang d�perk�rakan
dapat men�mbulkan dampak terhadap l�ngkungan h�dup, (6)
hak untuk berperan dalam perl�ndungan dan pengelolaan
8 Takd�rRahmad�,Ib�d,hal.65.
90
lingkungan hidup, (7) hak untuk melakukan pengaduan akibat dugaanpencemarandanatauperusakanl�ngkunganh�dup,dan
(8) hak untuk t�dak dapat d�tuntut secara p�dana dan perdata
dalam memperjuangkan hak atas l�ngkungan h�dup yang ba�k
dan sehat. Hak-hak tersebut sebaga�mana d�atur dalam pasal
65 dan 66 UUPPLH, jad� hak masyarakat untuk mendapatkan
l�ngkungan h�dup yang ba�k dan sehat melalu� part�s�pas�nya
dalamperl�ndungandanpengelolaan l�ngkunganh�dupsudah
d�jam�nolehundang-undang.
Peran serta masyarakat dalam set�ap keb�jakan yang
d�amb�lpemer�ntahsangatpent�ngperanannya.Lothar Gundling
mengemukakan beberapa dasar bag� peran serta masyarakat
sebagai berikut:9
1. member��nformas�kepadapemer�ntah,
2. men�ngkatkan kesed�aan masyarakat untuk mener�ma
keputusan,
3. membantuperl�ndunganhukum,
4. mendemokratisasikan pengambilan keputusan.
Seh�nggadenganadanyaperansertamasyarakat, sebelum
keb�jakan d�amb�l pemer�ntah sudah dapat mengetahu� apa
harapan dan tanggapan masyarakat atas keb�jakan yang akan
d�amb�l, hal �n� dapat d�gunakan sebaga� bahan pert�mbangan
pemer�ntahuntukmengamb�lkeb�jakanyangleb�hba�k.Has�lnya
adalah ket�ka keb�jakan telah d�amb�l, pemer�ntah mempunya�
leg�t�mas� atas keb�jakannya tersebut yang telah mel�batkan
pendapat masyarakat, seh�ngga t�ngkat kepatuhan masyarakat
lebih tinggi yang kemudian berimbas pada berkurangnya konlik antarapemer�ntah,masyarakatmaupunpengusaha.
AturandalamUUPPLHyangmembukaadanyaketerl�batan
peran serta masyarakat salah satunya terdapat dalam proses
penyusunan anal�s�s mengena� dampak l�ngkungan h�dup
(Amdal). Amdal menurut Pasal 1 angka 11 UUPPLH adalah
9 Koesnad� Hardjasoemantr�, 2009,Hukum Tata Lingkungan, Gadjah MadaUn�vers�tyPress,Yogyakarta,Ed�s�VIII,Cetakanke-20,hal.112
91
kaj�anmengena�dampakpent�ngsuatuusahadan/ataukeg�atan
yang d�rencanakan pada l�ngkungan h�dup yang d�perlukan
bag� proses pengamb�lan keputusan tentang penyelenggaraan
usaha dan/atau keg�atan. Dan set�ap usaha dan/atau keg�atan
yang mempunya� dampak pent�ng terhadap l�ngkungan
h�dup berdasarkan Pasal 22 ayat (1) UUPPLH waj�b mem�l�k�
Amdal.Seh�ngga set�ap rencanakeg�atandan/atauusahayang
mempunya�dampakpent�ngterhadapl�ngkunganh�dupwaj�b
mem�l�k�Amdaldand�dalampenyusunannyaharusmel�batkan
peran serta masyarakat yang dapat d�l�hat dar� beberapa
ketentuan berikut:a. Pasal25But�rcUUPPLHyangmenyangkutdokumenyang
waj�bd�muatdalamdokumenAmdal,antarala�nmengena�
saranmasukansertatanggapanmasyarakattehadaprencana
usaha dan/atau keg�atan. In� menjad� contoh ba�k adanya
s�nkron�sas�ka�dahhukumdalamUUPPLH�n�;
b. Pasal 26 Ayat 1 UUPPLH menyatakan dokumen Amdal
d�susunolehpemrakarsadenganmel�batkanmasyarakat;
c. Pasal26,Ayat3UUPPLHmenyatakanpel�batanmasyarakat
harusd�lakukanberdasarkanpr�ns�ppember�an �nformas�
yang transparandan lengkapsertad�ber�tahukansebelum
keg�atand�laksanakan;
d. Pasal 26, Ayat 4 UUPPLH masyarakat berhak mengajukan keberatanterhadapdokumenAmdal.
Lebih lanjut peran masyarakat diatur dalam Pasal 70 ayat (1) UUPPLHyangmenyatakanbahwamasyarakatmem�l�k�hakdan
kesempatanyangsamadanseluas-luasnyauntukberperanakt�f
dalamperl�ndungandanpengelolaanl�ngkunganh�dup.Bentuk
peran masyarakat tersebut menurut Pasal 70 ayat (2) UUPPLH dapat berupa: a. Pengawasansos�al;
b. Pember�an saran, pendapat, usul, keberatan, pengaduan;
dan/atau
c. Penyampa�an�nformas�dan/ataulaporan.
92
Masyarakatyangkemud�anmembentukLembagaSwadaya
Masyarakat (LSM) d� b�dang l�ngkungan h�dup pun dapat
berperanterka�tkonservas�berupapelestar�ankemampuandan
pemanfaatansumberdayaalamhayat�danekos�stemnyasecara
seras�danse�mbang.DalamUUPPLHLSMd�b�dangl�ngkungan
h�dupberdasarkanPasal92UUPPLHd�sebutsebaga�Organ�sas�
L�ngkungan H�dup yang mem�l�k� hak gugat organ�sas�
l�ngkunganh�dup.Berdsarkanhakgugatorgan�sas�l�ngkungan
h�dup, organ�sas� yang bergerak d� b�dang l�ngkungan h�dup
yang memenuh� persyaratan yang d�atur dalam Pasal 92 ayat
(3) UUPPLH berhak mengajukan gugatan untuk kepent�ngan
pelestar�an fungs� l�ngkungan h�dup. Mesk�pun dem�k�an,
berbedahalnyapadagugatanmasyarakat,makapadagugatan
organ�sas� l�ngkungan �n� hanya terbatas pada tuntutan untuk
melakukant�ndakantertentutanpaadanyatuntutangant�rug�,
kecual�b�ayaataupengeluaranr��l.
Karena peran serta masyarakat dalam perl�ndungan dan
pengelolaan l�ngkungan h�dup termasuk d� dalamnya peran
dalam pelestar�an kemampuan dan pemanfaatan sumber
daya alam dan ekos�stemnya secara seras� dan se�mbang atau
konservas� telah d�atur dalam UUPPLH, d�mana UUPPLH
sebaga�undang-undangpayung(umbrella act/umbrella provision)
d�b�dangl�ngkunganh�dup,yangberart�normapengaturanyang
terdapatdalamUUPPLHmerupakannormahukuml�ngkungan
yangberfungs�sebaga�pedomandalampembentukanperaturan
perundang-undangansektorl�ngkunganh�dupyangla�n,sepert�
sektor kehutanan, dan pertambangan10. Kemud�an karena
pent�ngnyaperanmasyarakatdalampengamb�lankeb�jakand�
b�dang l�ngkungan h�dup maka seharusnya peran masyarakat
dalam konservas� l�ngkungan h�dup d�harmon�sas� ke dalam
berbaga� peraturan terka�t dengan konservas� l�ngkungan
h�dup.
10 Helm�,2013,Hukum Perizinan Lingkungan Hidup, Sinar Graika, Jakarta, hal. 288-289.
93
6.3.3. Peran Swasta Dalam Konservasi
Dalam upaya melaksanakan upaya perl�ndungan dan
pengelolaan l�ngkunganh�dup t�dakhanyamemerlukanperan
pemer�ntah saja tetap� juga harus mel�batkan peran serta
masyarakat dan juga t�dak kalah pent�ngnya mel�batkan peran
pengusaha/p�hak swasta. Sebab peran swasta dalam b�dang
l�ngkungan h�dup d� negara-negara maju cukup besar. Salah
satunya melalu� bantuan dar� perusahaan-perusahaan besar
yangberkom�tmenuntukturutmenjagal�ngkunganh�dupyang
secara t�dak langsung telah berkontr�bus� bag� kelangsungan
h�dupperusahaan�tusend�r�.Bantuan/kontr�bus�p�hakswasta
tersebut dapat berupa bantuan yang mem�l�k� n�la� ekonom�s
dalambentukCorporate Social Responsibility (CSR).
Corporate Social Responsibilityadalahkom�tmenperusahaan
atau dun�a b�sn�s untuk berkontr�bus� dalam pengembangan
ekonom� yang berkelanjutan dengan memperhat�kan
tanggung jawab sos�al perusahaan dan men�t�kberatkan pada
kese�mbanganantaraperhat�anterhadapaspekekonom�s,sos�al,
danl�ngkungan11.
MenurutPr�ncesofWalesFoundat�onadal�mahalpent�ng
yang dapat mempengaruh� �mplemetas� CSR, yang pertama
menyangkuthumancap�talataupemberdayaanmanus�a.Kedua
Environment yang berb�cara tentang l�ngkungan. Ket�ga adalah
Good Corporate Governance.KeempatadalahSocial Cohesionyang
berart� dalam melaksanakan CSR jangan sampa� men�mbulkan
kecemburuan sos�al.Dan yang kel�ma adalah Economic Strength
ataumemberdayakanl�ngkunganmenujukemand�r�and�b�dang
ekonom�12.
Pengaturan mengena� kewaj�ban perusahaan untuk
menjalankanCorporate Social ResponsibilityterdapatdalamPasal
47 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Dalam Pasal 47 ayat (1) dinyatakan bahwa perseroan
11 Hendr�k Bud� Untung, 2009, Corporate Social Responsibility, Sinar Graika, Jakarta,hal.1
12 ibid.hal.11-12.
94
yang menjalankan keg�atan usahanya d� b�dang dan/ atau
berka�tandengansegalasumberdayaalamwaj�bmelaksanakan
tanggung jawab sos�al dan l�ngkungan.In�lah yang d�maksud
dengancorporatesoc�alrespons�b�l�ty.Kemud�anpadaayat(2)
menyatakanTanggungJawabSos�aldanL�ngkungansebaga�mana
d�maksud pada ayat (1) merupakan kewaj�ban Perseroan yang
d�anggarkandand�perh�tungkansebaga�b�ayaPerseroanyang
pelaksanaannya d�lakukan dengan memperhat�kan kepatutan
dan kewajaran. selanjutnya dalam ayat (3) d�nyatakan bahwa
Perseroan yang t�dak melaksanakan kewaj�ban Sebaga�mana
d�maksud pada ayat 1 d�kena� sanks� sesua� dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Dan pada ayat (4) menyatakan bahwaketentuanleb�hlanjutmengena�TanggungJawabSos�al
danL�ngkungand�aturdenganPeraturanPemer�ntah.
Pengaturan mengena� Corporate Social Responsibility juga
terdapat dalam Pasal 15 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Dalam Pasal 15 d�tegaskan bahwa
set�ap menanam modal berkewaj�ban menerapkan pr�ns�p tata
kelolaperusahaanyangba�kdanmelaksanakantanggungjawab
sos�al perusahaan, untuk tetap menc�ptakan hubungan yang
seras�, se�mbang, dan sesua� dengan l�ngkungan, n�la�, norma,
danbudayamasyarakatsetempat.
T�dak hanya perusahaan swasta murn�, dalam Undang-
UndangNomor19Tahun2003tentangBadanUsahaM�l�kNegara
yangsebag�anbesaratauseluruhsahamnyad�kuasa�olehnegara
juga telah mengatur mengena� CSR. Pada ketentuan Pasal 88
d�aturbahwaBUMNdapatmeny�s�hkansebag�anlababers�hnya
untukkeperluanpemb�naanusahakec�l/kopras�sertapemb�naan
masyarakat sek�tar BUMN.Selanjutnya d�nyatakan bahwa
ketentuanleb�hlanjutmengena�peny�s�handanpenggunaanlaba
sebaga�manad�maksuddalamayat(1)d�aturdenganKeputusan
Menter�.UntukmelaksanakanketentuanPasal88tersebutmaka
d�keluarkanlah Keputusan Menter� Negara BUMN Nomor
236 Tahun 2003 dalam Keputusan Menter� d�tentukan bahwa
programkem�traandanB�naL�ngkungan(PKBL)bersumberdar�
peny�s�hanlabasetelahpajaksebesar1sampa�dengan3%.
95
Ketentuan�n�dapatd�jad�kandasarbahwakonsepCorporate Social Responsibility dapat mendukung konservas� l�ngkungan
h�dup. Konservas� l�ngkungan yang adalah pelestar�an
kemampuan dan pemanfaatan sumber daya alam hayat� dan
ekos�stemnyasecara seras�danse�mbangdapatmemanfaatkan
Corporate Social Resposibility yang d��mplementas�kan oleh
p�hak swastadan jugaBUMNsebaga� salah satu sumberdana
pelaksanaan keg�atan. Dengan Dem�k�an maka p�hak swasta/
perusahaanmelalu�konsepCorporate Social Responsibility dapat
berperanmendukungprogramkonservas�l�ngkunganh�dup.
96
BAB VII
PENGEMBANGAN METODE
PEMBELAJARAN KLINIK HUKUM
LINGKUNGAN (PLANNING, EXPERIENTAL,
DAN REFLECTION COMPONENT)
7.1. Sekilas Perjalanan Klinik Hukum Lingkungan FH UNUD
Sebaga� sebuah program pend�d�kan yang d�dasarkan
pada metode pengajaran yang interaktif dan relektif yangd�dalamnyamengandungpengetahuan,n�la�dankeahl�an
prakt�k Clinical Legal Education/Kl�n�k Hukum merupakan
salahsatupolapembelajaranyangbeg�tumenar�kuntuk terus
d�kembangkan. Apalag� meng�ngat tujuan utama yang �ng�n
d�capa� dar� pembelajaran kl�n�k hukum mel�put� pelayanan
kepadamasyarakat(publik service)dankead�lansos�al(social justice).
Hal�n�membukaruangpengembanganterhadapmodel-model
pelaksanaankl�n�khukum(in house,out house, kombinasi, street law)
dankomponenmetodepengajaran(planning, expreintal,relection)
dalam upaya mencapa� tujuan dan member�kan kemanfaatan
sebesar-besarnyabag�masyarakat.
Kl�n�k Hukum L�ngkungan merupakan salah satu kl�n�k
yangd�kembangkan/d�tawarkand�FakultasHukumUn�vers�tas
Udayana Bal�.Substans� mata kul�ah kl�n�k hukum l�ngkungan
mencakup aspek-aspek mengena� �su dan permasalahan
l�ngkungan ba�k secara umum maupun yang khusus terjad� d�
Prov�ns�Bal�sertabaga�manapenegakannya.Salahsatufokus�su
yangd�amb�lolehKl�n�kHukumL�ngkunganFakultasHukum
Udayanadalamsatutahunkebelakang�alahmendukunggerakan
konservas�mangroveyangmerupakansalahsatu�sul�ngkungan
sens�t�fd�Prop�ns�Bal�.
97
Tema Khusus yang d�angkat oleh t�m Kl�n�k Hukum
L�ngkungan Fakultas Hukum Un�vers�tas Udayana Tahun
2015-2016 ialah :“Optimalisasi Peran Kampus dalam Menjawab Isu-Isu Lingkungan di Provinsi Bali Melalui Pengembangan Konsep Pembelajaran Clinical Legal Education” dengan fokus �su terka�t
“Konservas�Mangrove”(kaj�an,aks�turunlangsungmelakukan
konservas�d�lapangandansocial campain).
Dalampelaksanaannya,kl�n�khukuml�ngkunganmenjal�n
kerjasama dengan komun�tas-komun�tas pedul� l�ngkungan
d� Prov�ns� Bal�.Adapun pengembangan konsep pembelajaran
Kl�n�k Hukum d�lakukan melalu� pembentukan kaj�an-kaj�an
mult�perspekt�f terka�t konservas� yang harapannya dapat
member� tambahan ruang pengetahuan dan kemanfaatan
bag� masyarakat sek�tar.Sela�n �tu d�laksanakan pula keg�atan
turun langsung kelapangan secara berkelanjutan sebaga�
bentuk langkah nyata dalam mendukung pent�ngnya program
konservas�.Terakh�r, aks� social campain melalu� med�a-med�a
kreat�f kemud�an d�p�l�h sebaga� med�a advokas� khusus yang
d�tujukanbag� generas� mudauntuk dapat �kut berperan serta
dalammenjaga/berbuatuntukl�ngkungan.
Ber�kut akan d�saj�kan perkembangan m�tra dan pola
experiental componentkl�n�khukuml�ngkunganFHUNUDdar�
pertamaberd�r�h�nggatahun2016
80
98
Ber�kut deskr�ps� terka�t proses pelaksanaan Expre�ntal
ComponentKl�n�kHukumL�ngkunganTahun2015-2016dengan
berm�trabersamaKomun�tasEarthHourDenpasaryangsecara
khususmengangkattematerka�t“Konservas�Mangrove”.
Goals gerakan Konservas� Manggrove Kl�n�k Hukum
Lingkungan FH UNUD 2015-2016 ialah :- Menghas�lkan Kaj�an Mult�perspekt�f terka�t konservas�
mangrove
- Turunkelapanganberperansertamelakukankonservas�
- Melakukan gerakan social campain (gerakan mengajak
generas�mudauntuk�kutberperanakt�fdalammendukung
konservas�melalu�med�a-med�akreat�fdanmed�asos�al)
D�tutupdenganpelaksanaanforumkhusussekal�gussarana
evalus� pelaksaaan bag� mahas�swa kl�n�k hukum l�ngkungan
yang disebut dengan: “Forum Mahasiswa Bicara” (dimana mahas�swa mampu menyaj�kan has�l kaj�an terka�t konservas�
mangrovedalamsebuahforumd�skus�d�nam�sbersamam�tra
dalam membedah �su-�su terka�t konservas� mangrove d�serta�
denganevaluas�terhadappelaksanaankl�n�khukuml�ngkungan
d�set�apakh�rsemester)
7.2 Tahapan Pelaksanaan Klinik Hukum Lingkungan FH
UNUD 2015-2016
1. Penyiapan Konsep dan Fokus Isu yang diambil oleh Tim
Pengajar Klinik Hukum Lingkungan pada setiap awal
semester perkuliahan.
Peny�apan konsep dan fokus �su yang d�amb�l d�set�ap
semester awal perkul�ahan menjad� sarana pent�ng bag� t�m
pengajar dalam menyusun target capa�an pelaksanaan kl�n�k
hukuml�ngkunganpadaset�apsemester.
Dalamforumkec�l�n�pulat�mpengajarmelakukanevaluas�
terhadap pelaksanaan kl�n�k hukum l�ngkungan per�ode
sebelumnyauntukmemperkuatpelaksanaankonsepdanfokus
�suyangd�amb�lpadaset�apsemesterbaru.
99
Dokumentasi :Pers�apanKonsepdanFokus�suoleht�mpengajarKl�n�kHukumL�ngkunganFHUNUD
2. Planing Component
Merupakantahapanawalpelaksanaankl�n�k,yangberupa
pember�an mater� penunjang pelaksanaan kl�n�k hukum
l�ngkungan sesua� dengan fokus �su yang d�amb�l. Mahas�swa
beradad�dalamkelasd�manakul�ahd�laksanakandengans�stem
pemaparanoleht�mpengajardanprosesd�skus�dalamrangka
pendalamanmater�.
Pada pelaksanaan planning component kl�n�k hukum
l�ngkungan tahun 2015-2016 sela�n meng�kut� proses belajar
mengajardand�skus�d�kelasmahas�swakl�n�khukuml�ngkungan
juga d�waj�bkan sebaga� bag�an dar� pengembangan metode
untuk secara berkelompok membangun kaj�an mult�perspekt�f
terka�t �su konservas� manggrove sebaga� fokus �su yang telah
d�tentukand�awalsemester.
PembentukanT�mKaj�an�n�bertujuanuntukmemperkuat
kemampuan anal�s�s mahas�swa terhadap �su-�su konservas�
mangroved�Prov�ns�Bal�
81
100
Dokumentasi :ProsesPlaning Componentba�kd�KelasRegulermaupunNonReguler
Adapun beberapa contoh �su yang d�angkat beberapa t�m
klinik hukum lingkungan meliputi :1. Pengaturan Konsep Corporate Social Responsibility Sebaga�
Upaya Mendukung Konservas� Mangrove D� Kabupaten
Badung
2. Strateg�Keb�jakanPengembanganHutanMangroveSebaga�
W�sataEdukas�
81
82
101
3. PeranPemer�ntahDalamPencegahanDanPenanggulangan
KerusakanTerhadapEkos�stemMangrove
4. Optimalisasi Konservasi Mangrove Guna Peningkatan PendapatanMasyarakatPes�s�rMenurutPerspekt�fHukum
L�ngkungan
5. PeranLembagaSwadayaMasyarakatDalamPenanggulangan
Gangguan Terhadap Ekos�stem Mangrove D� Kabupaten
Badung,Bal�
Dokumentasi :Contohkaj�anyangd�has�lkanmahas�swaKl�n�kHukumL�ngkunganFHUNUDdenganfokus�suterka�t“Konservas�Manggrove”
3. Exprential Component
UnsurExprential Componentpadakl�n�khukuml�ngkungan
FHUNUD2015-2016d�terjemahkandenganmengajakmahas�swa
turunlangsungkelapanganuntuk�kutberperandanmelakukan
langkahnyatadalammendukungupayakonservas�mangroved�
Prov�ns�Bal�.
Adapun beberapa keg�atan rut�n yang d�lakukan set�ap
m�nggunyabersamam�trakl�n�khukumya�tuEHDenpasard�
kawasan konservas� mangrove bertempat d� Hutan Mangrove
83
102
KampungKep�t�ngTubanKuta (KawasanTahuraNgurahRa�)
meliputi :a. Gerakanpembers�hankawasanhutanmangrove
b. Pemb�b�tanmangrove
c. Penanamanb�b�tmangrovedanperawatanmangrove
Dokumentasi :Gerakanpembers�hankawasanhutanmangrovedar�sampahdenganmenggunakanfas�l�taskanoyangtersed�am�l�kpenguyubannelayan
setempat
Dokumentasi :GerakanPemb�b�tanManggroveolehT�mKl�n�kHukumL�ngkunganFHUNUDbersamam�tradar�EHDenpasar
danNelayansetempat
84
84
103
Dokumentasi :Gerakanpenanamandanperawatanmangroved�kawasankonservas�mangrove.
4. Gerakan Social Campaign Klinik Hukum Lingkungan FH
UNUD
Gerakan social campaign yang coba d�lakukan oleh kl�n�k
hukum l�ngkungan FH UNUD merupakan gerakan pelengkap
yangmencobamengunakanpesatnyaperkembangan teknolog�
denganmemaks�malkanaksesmed�asos�almahas�swa(sebaga�
kaum muda) untuk mendukung danatau menyebarluaskan
semangat akan pent�ngnya konservas� mangrove kepada
masyarakat terutama generas� muda. Gerakan �n� merupakan
gerakan sederhana untuk mengajak dan mengkampanyekan
bahwabersed�auntuk�kutturunkelapanganmerupakanlangkah
nyatayangdapatd�amb�lgeneras�mudauntukmempertahankan
ekos�stemmangrovesemak�nhar�semak�nberkurang.
85
105
86
Dokumentasi : Beberapa kampanye social (social campaign)sederhanayangd�lakukanmahas�swaKl�n�kHukumL�ngkunganFHUNUDd�lakukan
denganmemaks�malkanaksesmed�a-med�asos�alyangada.
5. Evaluasi (Mahasiswa Bicara)
Keg�atan “Mahas�swa B�cara” yang d�lakukan oleh Kl�n�k
Hukum L�ngkungan FH UNUD merupakan salah satu bentuk
pengembanganterka�tsaranaevaluas�kl�n�kdenganmel�batkan
mahas�swa peserta kl�n�k, pengajar dan m�tra kl�n�k hukum
l�ngkungan. Pada keg�atan �n� set�ap kelompok mahas�swa
d�ber�kan kesempatan untuk mempresentas�kan has�l kaj�an
yangd�angkatterka�t�sukonservas�.Forum�n�jugad�gunakan
sebaga� med�a d�skus� dan penguatan pemahaman mahas�swa
terka�t �su-�su konservas�.Sela�n �tu forum �n� juga mem�l�k�
fokuspent�ngya�tud�gunakansecarakhususuntukmelakukan
106
evaluasi dan releksi terkait penyelenggaraan klinik hukum l�ngkungan2015-2016.
Dokumentasi :Keg�atanMahas�swaB�carasebaga�keg�atanpenutupKl�n�kHukumL�ngkunganFHUNUD
6. Mahasiswa Klinik Hukum Lingkungan tampil pada INCLE
Confrence 2016
Padapelaksaankl�n�khukuml�ngkunganFHUNUD2015-
2016 mahas�swa kl�n�k hukum juga mendapat kesempatan
berharga untuk menjad� wak�l FH UNUD dalam meng�kut�
INCLE Confrence 2016 yang fokus membedah �su-�su terka�t
pengembangan konsep pembelajaran Kl�n�k Hukum d�
Indones�a.
87
107
Dokumentasi :Mahas�swaKl�n�kHukumFHUNUDmeng�kut�INCLEConference2016denganmemaparkanpengembangankonseppembelajaran
kl�n�khukuml�ngkunganFHUNUD2016terka�t�su“Konservas�Mangrove”.
Dem�k�anrangka�anpelaksanaanKl�n�kHukumL�ngkungan
FH UNUD 2015-2016, sebaga� penutup kam� berkeyak�nan
bahwaPerankampusdalammenjawab�su-�sul�ngkungandapat
d�opt�mal�sas� melalu� pengembangan konsep pend�d�kan.
Kampussudahseharusnyahad�rd�tengahmasyarakat.Gagasan
pengembangankonseppembelajaranKl�n�kHukumL�ngkungan
FakultasHukumUn�vers�tasUdayanauntukdapat�kutmenjawab
�su-�su l�ngkungan d� Prov�ns� Bal� kemud�an dapat menjad�
upayanyatakampusuntukdapatberkontr�bus�bag�daerahdan
member�kemanfaatansebesar-besarnyabag�masyarakat.
7.3 Model Street Law Pada Klinik Hukum Lingkungan
Street Law Clinicataudapatd�katakansalahsatukeg�atannya
adalah melaksanakan penyuluhan kepada masyarakat atau
suatu kelompok masyarakat.Dalam keg�atan �n� mahas�swalah
yang berperan sebaga� penyuluh, dosen hanya mendamp�ng�
dan mengawas�. Hal-hal yang harus d�pers�apkan saat akan
melaksanakanstreet law adalah:
87
108
a. Mempers�apkan tema street law dan tempat untuk
melaksanakanstreet law,b. Role play,mempers�apkanperanmas�ng-mas�ngmahas�swa
yangakanterjununtukstreet law,c. S�mulas�, mahas�swa melakukan s�mulas� sesua� dengan
mas�ng-mas�ng peran yang telah d�tentukan d� dalam role play,agarnant�nyamahas�swas�apsaatmelaksanakanstreet lawd�lapangan.
d. Penyuluhan, mahas�swa melaksanakan penyuluhan d�
tempatyangtelahd�tentukandenganmenyampa�kansuatu
tematertentusesua�denganrole playdans�mulas�yangtelah
d�laksanakan.
e. Pen�la�an, sesua� dengan kesepakatan dosen pengampu
dan mahas�wa. Dalam kl�n�k hukum l�ngkungan n�la�
street law sela�n dar� prakt�k yang telah d�laksanakan oleh
mahas�swajugad�dapatdar�laporanakh�ryangd�buatoleh
mahas�swa.
Model Street Law secara khusus telah d�terapkan dalam
pelaksanaankl�n�khukuml�ngkunganpadaTahun2015dengan
mengamb�lfokus�suterka�tpengelolaansampahyangmenyasar
padas�swaSMPdanSMAd�seputaranKotaDenpasar.Adapun
padaakh�rTahun2016t�mkl�n�khukuml�ngkunganFHUNUD
akankembal�mencobamenerapkanmodelStreet Law Clinicsebaga�
bag�andar�penguatanfokus�suterka�t“konservas�mangrove”.
Model Street Lawdalambentukpenyuluhanhukumd�p�l�hsebaga�
bag�an akh�r dar� pengembangan pola pembelajaran (planning,
experiental dan refection component)yangtelahd�lakukant�mkl�n�k
hukuml�ngkunganFHUNUDpadaper�ode2015-2016.Keg�atan
d�laksanakandenganmenyasars�swa
SMA/SMK kawasan dekat konservas� mangrove dengan
tujuanuntukmember�kan�nformas�,memaparkanhas�lanal�s�s
danberusaha mengajak s�swa-s�sw� (pemuda)untuk �kut serta
turuntangandalammendukunggerakankonservas�mangrove
d�Prov�ns�Bal�.
109
DAFTAR PUSTAKA
Buku- Buku
Ar�ef Amrullah, 2006, Kejahatan Korporas�, Banyumed�a
Publ�sh�ng,Malang.
Barda Nawawi Arief, 2007, Masalah Penegakan Hukum dan
Keb�jakanHukum P�dana Dalam Penanggulangan
Kejahatan,KencanaPrenadaMed�aGorup,Jakarta.
BambangPamulard�,1996,HukumKehutanandanPembangunan
Bidang Kehutanan, cetakan ke-2, PT. Raja Graindo Persada, Jakarta.
DaudS�lalah�,2001,HukumL�ngkunganDalamS�stemPenegakan
HukumL�ngkungand�Indones�a,Bandung,Alumn�.
Dwidjoseputro, 1994,Ekolog� Manus�a dengan L�ngkungannya,
PT.Erlangga,cetakanke-3,Jakarta.
Emil Salim, 1979, L�ngkunganH�dupdanPembangunan,Mut�ara,
Jakarta.
Erw�n Muhamad, 2009, Hukum L�ngkungan Dalam S�stem
Keb�jakasanaan Pembangunan L�ngkungan H�dup, PT
Reika Aditama, Bandung.G.A.B�ezeveld,1995,CourseonEnv�ronmentalLawEnforcement,
Syllabus,Surabaya.
H. Setyono, 2005, Kejahatan Korporas� (Anal�s�s V�ct�molog�
danPertanggungjawabanKorporas�DalamHukumP�dana
Indones�a),Bayumed�a Publ�sh�ng,Malang.
Helm�,2013,HukumPer�z�nanL�ngkunganH�dup, Sinar Graika, Jakarta.
Hendr�k Bud� Untung, 2009, Corporate Soc�al Respons�b�l�ty,
Sinar Graika, Jakarta.J.A. Kat�l�, 1983, Sumber Daya Alam Untuk Pembangunan
Nas�onal,Ghal�aIndones�a,Jakarta.
Koesmad� Hardjasoemantr�, 2005, Hukum Tata L�ngkungan,
Gadjah Mada Un�vers�ty Press Ed�s� Kedelapan,
Yogyakarta.
110
Mohammad Topan, 2009, Kejahatan Korporas� D� B�dang
L�ngkunganH�dup,NusaMed�a,Bandung.
Munadjat Danusaputro, 1981, Hukum L�ngkungan, Buku I,
B�nac�pta,Bandung.
Mar�aS.WSumardjonoet.al.(T�mPenyusun),2009,F�nalReport
Kaj�an Kr�t�s Undang-Undang Terka�t Penataan Ruang &
SumberDayaAlam,Deput� B�dang Tata L�ngkungan
Kementer�an Negara L�ngkungan H�dup Bekerjasama
denganESP2–DANIDA,Jakarta,
Oto Soemarwoto, 1983, Ekolog�, L�ngkungan H�dup dan
Pembangunan,Djambatan,Jakarta.
____________,1992,Indones�a dalam Kancah Isu l�ngkungan
Global,Gramed�aPustakautama,Jakarta.
RR. Churc�ll and A.V. Lowe,1955,The Law of The Sea, Great
Br�ta�n,ManchesterUn�vers�typress,Inggr�s.
Satj�pto Rahardjo, 1993, Masalah Penegakan Hukum, Suatu
T�njauanSos�olog�s, S�narbaru,Bandung.
Siahaan, N.H.T, 2004,Hukum L�ngkungan dan Ekolog�
Pembangunan, Ed�s�Kedua. Erlangga,Jakarta
S�t� Sundar� Rangkut�, 1996, Hukum L�ngkungan dan
Keb�jaksanaan Nas�onal, A�rlangga Un�vers�ty Press,
Surabaya.
Sudarto, 1981, Suatu Pembaharuan S�stem P�dana Indones�a,
P�dato Pengukuhan Guru Besar dalam Kumpulan P�dato-
P�datoPengukuhan,Alumn�,Bandung
Sudjoko, 2011, Pend�d�kan L�ngkungan H�dup, Un�vers�tas
Terbuka,Banten.
Sukanda Huse�n, Penegakan Hukum L�ngkungan Indones�a,
Sinar Graika, Cetakan Kedua 2009Takdir Rahmadi, 2014, Hukum L�ngkungan d� Indones�a, Raja
Graindo Persada, Jakarta.Tatiek Sri Djatmiati, 2004, Pr�ns�p Iz�n Usaha Industr� D�
Indones�a, D�sertas�, Program PascasarjanaUn�vers�tas
A�rlangga,Surabaya.
111
Artikel dan Makalah
Tatang Sop�an, Rachel Carson, Kesunyian Musim Semi Akibat Pestisida ditulis pada 12 Mei 2005 dipublikasikan oleh htp//www.aham.is-py.org.
htp://www.menlh.go.id/konferensi-pbb-untuk-pembangunan-berkelanjutan-r�o20-masa-depan-yang-k�ta-�ng�nkan/
Peraturan Perundang-Undangan
Undang Undang No.23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan L�ngkunganH�dup.
Undang-UndangNo.32Tahun2009TentangPerl�ndungandan
PengelolaanL�ngkunganH�dup.
Undang-Undang No.5 Tahun 1967, tentang Pokok KehutananUndang-Undang No. 6 tahun 1967, tentang Peternakan dan
Kesehatanhewan
Undang-Undang No. 11 Tahun 1967, tentang PertambanganUndang-Undang No. 5 Tahun 1983 tentang Zona Ekonom�
Ekslus�fIndones�a
Undang-Undang No.5 tahun 1984, tentang PerindustrianUndang-UndangNo.9Tahun1985tentangPer�kanan
Undang-Undang No.17 Tahun 1985 tentang Pengesahan United
nations Conventions on The Law of The Sea (UNCLOS)Undang-UndangNo.5Tahun1990tentangKonservas�Sumber
DayaAlamhayat�danEkos�stemnya
Undang-UndangNo.5Tahun1992tentangBendaCagarBudaya
Undang-Undang No.16 tahun 1992 tentang Karant�na Hewan,
IkandanTumbuhan
Undang-Undang No 5 Tahun 1994 tentang ratiikasi dari UN
Convention on Biological DiversityUndang-Undang No 6 Tahun 1994 tentang ratiikasi dari UN
Framework Convention on Climate ChangeUndang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya AirPeraturan Pemerintah No.27 Tahun 1999 tentang Analisis
Mengena�DampakL�ngkungan
112
Peraturan pemerintah No. 27 tahun 2012 tentang Izin L�ngkungan
Keputusan Presiden No 43 Tahun 1978 tentang ratiikasi dari Convention on International Trade in EndangeredSpecies of Wild Fauna & Flora (CITES)
Keputusan Presiden No.26 Tahun 1986 tentang ratiikasi dari ASEAN Agreement on the Conservation of Nature and Natural Resources
Keputusan Presiden No 46 Tahun 1986 tentang ratiikasi dari International Convention for the Prevention of Polution for Ships (MARPOL)
Keputusan Presiden No 48 Tahun 1991 tentang ratiikasi dari Convention on Wetlands of InternationalImportance Especially as Waterfowl Habitat
Keputusan Presiden No 23 Tahun 1992 tentang ratiikasi dari Vienna Convention for the Protection of theOzone Layer
Keputusan Presiden No 61 Tahun 1993 tentang ratiikasi dari Basel Convention on the Control of Transboundary Movements of HazardousWastes & Their Disposal
113
LAMPIRAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 32 TAHUN 2009
TENTANG
PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang :
a. bahwa l�ngkungan h�dup yang ba�k dan sehat merupakan
hak asas� set�ap warga negara Indones�a sebaga�mana
d�amanatkan dalam Pasal 28H Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;b. bahwa pembangunan ekonom� nas�onal sebaga�mana
d�amanatkanolehUndang-UndangDasarNegaraRepubl�k
Indonesia Tahun 1945 diselenggarakan berdasarkan prinsip pembangunanberkelanjutandanberwawasanl�ngkungan;
c. bahwa semangat otonom� daerah dalam penyelenggaraan
pemer�ntahan Negara Kesatuan Republ�k Indones�a telah
membawa perubahan hubungan dan kewenangan antara
Pemer�ntah dan pemer�ntah daerah, termasuk d� b�dang
perl�ndungandanpengelolaanl�ngkunganh�dup;
d. bahwa kual�tas l�ngkungan h�dup yang semak�n menurun
telah mengancam kelangsungan per�keh�dupan manus�a
dan makhluk h�dup la�nnya seh�ngga perlu d�lakukan
perl�ndungan dan pengelolaan l�ngkungan h�dup yang
sungguh-sungguh dan kons�sten oleh semua pemangku
kepent�ngan;
e. bahwa pemanasan global yang semak�n men�ngkat
114
mengak�batkan perubahan �kl�m seh�ngga memperparah
penurunan kual�tas l�ngkungan h�dup karena �tu perlu
d�lakukan perl�ndungan dan pengelolaan l�ngkungan
h�dup;
f. bahwa agar leb�h menjam�n kepast�an hukum dan
member�kanperl�ndunganterhadaphakset�aporanguntuk
mendapatkanl�ngkunganh�dupyangba�kdansehatsebaga�
bag�andar�perl�ndunganterhadapkeseluruhanekos�stem,
perlu d�lakukan pembaruan terhadap Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan H�dup;
g. bahwa berdasarkan pert�mbangan sebaga�mana d�maksud
dalamhurufa,hurufb,hurufc,hurufd,hurufe,danhuruf
f,perlumembentukUndang-UndangtentangPerl�ndungan
danPengelolaanL�ngkunganH�dup;
Mengingat : Pasal20,Pasal21,Pasal28Hayat(1),serta
Pasal 33ayat (3) dan ayat (4) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
dan
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG
PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
HIDUP.
115
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:1. L�ngkungan h�dup adalah kesatuan ruang dengan semua
benda, daya, keadaan, dan makhluk h�dup, termasuk
manus�a dan per�lakunya, yang mempengaruh� alam �tu
send�r�, kelangsungan per�keh�dupan, dan kesejahteraan
manus�asertamakhlukh�dupla�n.
2. Perl�ndungan dan pengelolaan l�ngkungan h�dup adalah
upaya s�stemat�s dan terpadu yang d�lakukan untuk
melestar�kan fungs� l�ngkungan h�dup dan mencegah
terjad�nyapencemarandan/ataukerusakanl�ngkunganh�dup
yang mel�put� perencanaan, pemanfaatan, pengendal�an,
pemel�haraan,pengawasan,danpenegakanhukum.
3. Pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar dan
terencana yang memadukan aspek l�ngkungan h�dup,
sos�al,danekonom�kedalamstrateg�pembangunanuntuk
menjam�n keutuhan l�ngkungan h�dup serta keselamatan,
kemampuan,kesejahteraan,danmutuh�dupgeneras�masa
k�n�dangeneras�masadepan.
4. Rencana perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang selanjutnya d�s�ngkat RPPLH adalah perencanaan
tertul�s yang memuat potens�, masalah l�ngkungan h�dup,
sertaupayaperl�ndungandanpengelolaannyadalamkurun
waktutertentu.
5. Ekos�stem adalah tatanan unsur l�ngkungan h�dup
yang merupakan kesatuan utuh-menyeluruh dan sal�ng
mempengaruh�dalammembentukkese�mbangan,stab�l�tas,
danprodukt�v�tasl�ngkunganh�dup.
6. Pelestar�an fungs� l�ngkungan h�dup adalah rangka�an
upaya untuk memel�hara kelangsungan daya dukung dan
dayatampungl�ngkunganh�dup.
116
7. Daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan l�ngkungan h�dup untuk mendukung per�keh�dupan
manus�a, makhluk h�dup la�n, dan kese�mbangan
antarkeduanya.
8. Daya tampung l�ngkungan h�dup adalah kemampuan
l�ngkungan h�dup untuk menyerap zat, energ�, dan/atau
komponenla�nyangmasukataud�masukkankedalamnya.
9. Sumber daya alam adalah unsur l�ngkungan h�dup yang
terd�r�atassumberdayahayat�dannonhayat�yangsecara
keseluruhanmembentukkesatuanekos�stem.
10. Kaj�an l�ngkungan h�dup strateg�s, yang selanjutnya
d�s�ngkatKLHS,adalahrangka�ananal�s�syangs�stemat�s,
menyeluruh, dan part�s�pat�f untuk memast�kan bahwa
pr�ns�p pembangunan berkelanjutan telah menjad� dasar
dan ter�ntegras� dalam pembangunan suatu w�layah dan/
ataukeb�jakan,rencana,dan/atauprogram.
11. Anal�s�s mengena� dampak l�ngkungan h�dup, yang
selanjutnyad�sebutAmdal,adalahkaj�anmengena�dampak
pent�ngsuatuusahadan/ataukeg�atanyangd�rencanakan
pada l�ngkungan h�dup yang d�perlukan bag� proses
pengamb�lan keputusan tentang penyelenggaraan usaha
dan/ataukeg�atan.
12. Upaya pengelolaan l�ngkungan h�dup dan upaya
pemantauan l�ngkungan h�dup, yang selanjutnya d�sebut
UKL-UPL, adalah pengelolaan dan pemantauan terhadap
usaha dan/atau keg�atan yang t�dak berdampak pent�ng
terhadap l�ngkungan h�dup yang d�perlukan bag� proses
pengamb�lan keputusan tentang penyelenggaraan usaha
dan/ataukeg�atan.
13. Baku mutu l�ngkungan h�dup adalah ukuran batas atau
kadarmakhlukh�dup,zat,energ�,ataukomponenyangada
atauharusadadan/atauunsurpencemaryangd�tenggang
keberadaannyadalamsuatu sumberdaya tertentu sebaga�
unsurl�ngkunganh�dup.
117
14. Pencemaran l�ngkungan h�dup adalah masuk atau
d�masukkannya makhluk h�dup, zat, energ�, dan/atau
komponen la�n ke dalam l�ngkungan h�dup oleh keg�atan
manus�aseh�nggamelampau�bakumutul�ngkunganh�dup
yangtelahd�tetapkan.
15. Kr�ter�a baku kerusakan l�ngkungan h�dup adalah ukuran
batas perubahan sifat isik, kimia, dan/atau hayati lingkungan h�dupyangdapatd�tenggangolehl�ngkunganh�dupuntuk
dapattetapmelestar�kanfungs�nya.
16. Perusakan l�ngkungan h�dup adalah t�ndakan orang yang
men�mbulkan perubahan langsung atau t�dak langsung
terhadap sifat isik, kimia, dan/atau hayati lingkungan hidup seh�ngga melampau� kr�ter�a baku kerusakan l�ngkungan
h�dup.
17. Kerusakan lingkungan hidup adalah perubahan langsung dan/atau tidak langsung terhadap sifat isik, kimia, dan/atau hayat� l�ngkungan h�dup yang melampau� kr�ter�a baku
kerusakanl�ngkunganh�dup.
18. Konservas� sumber daya alam adalah pengelolaan sumber
dayaalamuntukmenjam�npemanfaatannyasecarab�jaksana
sertakes�nambungan ketersediaannya dengantetapmemel�hara
danmen�ngkatkankual�tasn�la�sertakeanekaragamannya.
19. Perubahan�kl�madalahberubahnya�kl�myangd�ak�batkan
langsung atau t�dak langsung oleh akt�v�tas manus�a
sehingga menyebabkan perubahan komposisi atmosir secara global dan sela�n �tu juga berupa perubahan var�ab�l�tas
�kl�malam�ahyangteramat�padakurunwaktuyangdapat
d�band�ngkan.
20. L�mbahadalahs�sasuatuusahadan/ataukeg�atan.
21. Bahan berbahaya dan beracun yang selanjutnya d�s�ngkat
B3adalahzat,energ�,dan/ataukomponenla�nyangkarena
s�fat,konsentras�,dan/ataujumlahnya,ba�ksecaralangsung
maupun t�dak langsung, dapat mencemarkan dan/atau
merusak l�ngkungan h�dup, dan/atau membahayakan
l�ngkungan h�dup, kesehatan, serta kelangsungan h�dup
manus�adanmakhlukh�dupla�n.
118
22. L�mbah bahan berbahaya dan beracun, yang selanjutnya
d�sebut L�mbah B3, adalah s�sa suatu usaha dan/atau
keg�atanyangmengandungB3.
23. Pengelolaan l�mbah B3 adalah keg�atan yang mel�put�
pengurangan,peny�mpanan,pengumpulan,pengangkutan,
pemanfaatan,pengolahan,dan/ataupen�mbunan.
24. Dumping (pembuangan) adalah kegiatan membuang, menempatkan, dan/atau memasukkan l�mbah dan/atau
bahandalamjumlah,konsentras�,waktu,danlokas�tertentu
dengan persyaratan tertentu ke med�a l�ngkungan h�dup
tertentu.
25. Sengketal�ngkunganh�dupadalahpersel�s�hanantaradua
p�hakatauleb�hyangt�mbuldar�keg�atanyangberpotens�
dan/atautelahberdampakpadal�ngkunganh�dup.
26. Dampak l�ngkungan h�dup adalah pengaruh perubahan
padal�ngkunganh�dupyangd�ak�batkanolehsuatuusaha
dan/ataukeg�atan.
27. Organisasi lingkungan hidup adalah kelompok orang yang terorgan�sas� dan terbentuk atas kehendak send�r�
yangtujuandankeg�atannyaberka�tandenganl�ngkungan
h�dup.
28. Aud�t l�ngkungan h�dup adalah evaluas� yang d�lakukan
untukmen�la�ketaatanpenanggungjawabusahadan/atau
keg�atan terhadappersyaratanhukumdankeb�jakanyang
d�tetapkanolehpemer�ntah.
29. Ekoregion adalah wilayah geograis yang memiliki kesamaan ciri iklim, tanah, air, lora, dan fauna asli, serta pola interaksi manus�a dengan alam yang menggambarkan �ntegr�tas
s�stemalamdanl�ngkunganh�dup.
30. Kear�fan lokaladalahn�la�-n�la� luhuryangberlakudalam
tata keh�dupan masyarakat untuk antara la�n mel�ndung�
danmengelolal�ngkunganh�dupsecaralestar�.
31. Masyarakat hukum adat adalah kelompok masyarakat
yang secara turun temurun bermukim di wilayah geograis tertentukarenaadanya�katanpadaasalusulleluhur,adanya
119
hubunganyangkuatdenganl�ngkunganh�dup,sertaadanya
s�stem n�la� yang menentukan pranata ekonom�, pol�t�k,
sos�al,danhukum.
32. Set�aporangadalahorangperseoranganataubadanusaha,
ba�k yang berbadan hukum maupun yang t�dak berbadan
hukum.
33. Instrumen ekonom� l�ngkungan h�dup adalah seperangkat
keb�jakan ekonom� untuk mendorong Pemer�ntah,
pemer�ntah daerah, atau set�ap orang ke arah pelestar�an
fungs�l�ngkunganh�dup.
34. Ancaman serius adalah ancaman yang berdampak luas terhadap l�ngkungan h�dup dan men�mbulkan keresahan
masyarakat.
35. Iz�n l�ngkungan adalah �z�n yang d�ber�kan kepada set�ap
orangyangmelakukanusahadan/ataukeg�atanyangwaj�b
amdal atau UKL-UPL dalam rangka perl�ndungan dan
pengelolaan l�ngkungan h�dup sebaga� prasyarat untuk
memperoleh�z�nusahadan/ataukeg�atan.
36. Iz�n usaha dan/atau keg�atan adalah �z�n yang d�terb�tkan
oleh �nstans� tekn�s untuk melakukan usaha dan/atau
keg�atan.
37. Pemerintah pusat, yang selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Pres�den Republ�k Indones�a yang memegang
kekuasaan pemer�ntahan Negara Republ�k Indones�a
sebaga�mana d�maksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 38. Pemer�ntahdaerahadalahgubernur,bupat�,atauwal�kota,
dan perangkat daerah sebaga� unsur penyelenggara
pemer�ntahdaerah.
39. Menter� adalah menter� yang menyelenggarakan urusan
pemer�ntahan d� b�dang perl�ndungan dan pengelolaan
l�ngkunganh�dup.
120
BAB II
ASAS, TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP
Bagian Kesatu
Asas
Pasal 2
Perl�ndungan dan pengelolaan l�ngkungan h�dup
dilaksanakan berdasarkan asas:a. tanggungjawabnegara;
b. kelestar�andankeberlanjutan;
c. keseras�andankese�mbangan;
d. keterpaduan;
e. manfaat;
f. kehat�-hat�an;
g. kead�lan;
h. ekoreg�on;
�. keanekaragamanhayat�;
j. pencemarmembayar;
k. part�s�pat�f;
l. kear�fanlokal;
m. tatakelolapemer�ntahanyangba�k;dan
n. otonom�daerah.
Bagian Kedua
Tujuan
Pasal 3
Perl�ndungan dan pengelolaan l�ngkungan h�dup
bertujuan:a. mel�ndung� w�layah Negara Kesatuan Republ�k Indones�a
dar�pencemarandan/ataukerusakanl�ngkunganh�dup;
b. menjam�n keselamatan, kesehatan, dan keh�dupan
manus�a;
c. menjam�n kelangsungan keh�dupan makhluk h�dup dan
kelestar�anekos�stem;
121
d. menjagakelestar�anfungs�l�ngkunganh�dup;
e. mencapa� keseras�an, keselarasan, dan kese�mbangan
l�ngkunganh�dup;
f. menjam�n terpenuh�nya kead�lan generas� masa k�n� dan
generas�masadepan;
g. menjam�npemenuhandanperl�ndunganhakatasl�ngkungan
h�dupsebaga�bag�andar�hakasas�manus�a;
h. mengendal�kan pemanfaatan sumber daya alam secara
b�jaksana;
�. mewujudkanpembangunanberkelanjutan;dan
j. mengant�s�pas��sul�ngkunganglobal.
Bagian Ketiga
Ruang Lingkup
Pasal 4
Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup meliputi:a. perencanaan;
b. pemanfaatan;
c. pengendal�an;
d. pemel�haraan;
e. pengawasan;dan
f. penegakanhukum.
BAB III
PERENCANAAN
Pasal 5
Perencanaan perl�ndungan dan pengelolaan l�ngkungan
hidup dilaksanakan melalui tahapan: a. �nventar�sas�l�ngkunganh�dup;
b. penetapanw�layahekoreg�on;dan
c. penyusunanRPPLH.
122
Bagian Kesatu
Inventarisasi Lingkungan Hidup
Pasal 6
(1) Inventar�sas� l�ngkungan h�dup sebaga�mana d�maksud
dalamPasal5hurufaterd�r�atas�nventar�sas�l�ngkungan
hidup:a. t�ngkatnas�onal;
b. t�ngkatpulau/kepulauan;dan
c. t�ngkatw�layahekoreg�on.
(2) Inventar�sas� l�ngkungan h�dup d�laksanakan untuk
memperoleh data dan �nformas� mengena� sumber daya
alam yang meliputi: a. potens�danketersed�aan;
b. jen�syangd�manfaatkan;
c. bentukpenguasaan;
d. pengetahuanpengelolaan;
e. bentukkerusakan;dan
f. konlik dan penyebab konlik yang timbul akibat pengelolaan.
Bagian Kedua
Penetapan Wilayah Ekoregion
Pasal 7
(1) Inventar�sas� l�ngkungan h�dup sebaga�mana d�maksud
dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a dan huruf b menjad� dasar
dalampenetapanw�layahekoreg�ondand�laksanakanoleh
Menter�setelahberkoord�nas�dengan�nstans�terka�t.
(2) Penetapan w�layah ekoreg�on sebaga�mana d�maksud
pada ayat (1) d�laksanakan dengan mempert�mbangkan
kesamaan:a. karakter�st�kbentangalam;
b. daerahal�ransunga�;
123
c. �kl�m;
d. lora dan fauna; e. sos�albudaya;
f. ekonom�;
g. kelembagaanmasyarakat;dan
h. has�l�nventar�sas�l�ngkunganh�dup.
Pasal 8
Inventar�sas�l�ngkunganh�dupd�t�ngkatw�layahekoreg�on
sebaga�manad�maksuddalamPasal6ayat(1)hurufcd�lakukan
untuk menentukan daya dukung dan daya tampung serta
cadangansumberdayaalam.
Bagian Ketiga
Penyusunan Rencana Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pasal 9
(1) RPPLHsebaga�manad�maksuddalamPasal5hurufcterd�r�
atas:a. RPPLHnas�onal;
b. RPPLHprov�ns�;dan
c. RPPLHkabupaten/kota.
(2) RPPLHnas�onalsebaga�manad�maksudpadaayat(1)huruf
ad�susunberdasarkan�nventar�sas�nas�onal.
(3) RPPLHprov�ns�sebaga�manad�maksudpadaayat(1)huruf
b disusun berdasarkan: a. RPPLHnas�onal;
b. �nventar�sas�t�ngkatpulau/kepulauan;dan
c. �nventar�sas�t�ngkatekoreg�on.
(4) RPPLH kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c disusun berdasarkan: a. RPPLHprov�ns�;
b. �nventar�sas�t�ngkatpulau/kepulauan;dan
c. �nventar�sas�t�ngkatekoreg�on.
124
Pasal 10
(1) RPPLHsebaga�manad�maksuddalamPasal9d�susunoleh
Menter�, gubernur, atau bupat�/wal�kota sesua� dengan
kewenangannya.
(2) Penyusunan RPPLH sebaga�mana d�maksud pada ayat (1)
memperhatikan:a. keragamankarakterdanfungs�ekolog�s;
b. sebaranpenduduk;
c. sebaranpotens�sumberdayaalam;
d. kear�fanlokal;
e. asp�ras�masyarakat;dan
f. perubahan�kl�m.
(3) RPPLH diatur dengan:a. peraturanpemer�ntahuntukRPPLHnas�onal;
b. peraturandaerahprov�ns�untukRPPLHprov�ns�;dan
c. peraturan daerah kabupaten/kota untuk RPPLH
kabupaten/kota.
(4) RPPLH memuat rencana tentang:a. pemanfaatan dan/atau pencadangan sumber daya
alam;
b. pemel�haraan dan perl�ndungan kual�tas dan/atau
fungs�l�ngkunganh�dup;
c. pengendal�an,pemantauan,sertapendayagunaandan
pelestar�ansumberdayaalam;dan
d. adaptas�danm�t�gas�terhadapperubahan�kl�m.
(5) RPPLH menjad� dasar penyusunan dan d�muat dalam
rencana pembangunan jangka panjang dan rencana
pembangunanjangkamenengah.
Pasal 11
Ketentuan leb�h lanjut mengena� �nventar�sas� l�ngkungan
h�dupsebaga�manad�maksuddalamPasal6,penetapanekoreg�on
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dan Pasal 8, serta RPPLH sebaga�manad�maksuddalamPasal9danPasal10d�aturdalam
PeraturanPemer�ntah.
125
BAB IV
PEMANFAATAN
Pasal 12
(1) Pemanfaatan sumber daya alam d�lakukan berdasarkan
RPPLH.
(2) Dalam hal RPPLH sebaga�mana d�maksud pada ayat
(1) belum tersusun, pemanfaatan sumber daya alam
d�laksanakanberdasarkandayadukungdandayatampung
lingkungan hidup dengan memperhatikan:a. keberlanjutanprosesdanfungs�l�ngkunganh�dup;
b. keberlanjutanprodukt�v�tasl�ngkunganh�dup;dan
c. keselamatan, mutu h�dup, dan kesejahteraan
masyarakat.
(3) Daya dukung dan daya tampung l�ngkungan h�dup
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh:a. Menter� untuk daya dukung dan daya tampung
l�ngkunganh�dupnas�onaldanpulau/kepulauan;
b. gubernur untuk daya dukung dan daya tampung
l�ngkungan h�dup prov�ns� dan ekoreg�on l�ntas
kabupaten/kota;atau
c. bupat�/wal�kotauntukdayadukungdandayatampung
l�ngkungan h�dup kabupaten/kota dan ekoreg�on d�
w�layahkabupaten/kota.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penetapan daya dukung dan daya tampung l�ngkungan h�dup
sebaga�manad�maksudpadaayat(3)d�aturdalamperaturan
pemer�ntah.
126
BAB V
PENGENDALIAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 13
(1) Pengendal�anpencemarandan/ataukerusakan l�ngkungan
h�dup d�laksanakan dalam rangka pelestar�an fungs�
l�ngkunganh�dup.
(2) Pengendal�anpencemarandan/ataukerusakan l�ngkungan
hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:a. pencegahan;
b. penanggulangan;dan
c. pemul�han.
(3) Pengendal�anpencemarandan/ataukerusakan l�ngkungan
h�dup sebaga�mana d�maksud pada ayat (1) d�laksanakan
oleh Pemer�ntah, pemer�ntah daerah, dan penanggung
jawabusahadan/ataukeg�atansesua�dengankewenangan,
peran,dantanggungjawabmas�ng-mas�ng.
Bagian Kedua
Pencegahan
Pasal 14
Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup terdiri atas:a. KLHS;
b. tataruang;
c. bakumutul�ngkunganh�dup;
d. kr�ter�abakukerusakanl�ngkunganh�dup;
e. amdal;
f. UKL-UPL;
g. per�z�nan;
h. �nstrumenekonom�l�ngkunganh�dup;
127
�. peraturan perundang-undangan berbas�s l�ngkungan
h�dup;
j. anggaranberbas�sl�ngkunganh�dup;
k. anal�s�sr�s�kol�ngkunganh�dup;
l. aud�tl�ngkunganh�dup;dan
m. �nstrumen la�n sesua� dengan kebutuhan dan/atau
perkembangan�lmupengetahuan.
Paragraf 1
Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Pasal 15
(1) Pemer�ntah dan pemer�ntah daerah waj�b membuat
KLHS untuk memast�kan bahwa pr�ns�p pembangunan
berkelanjutan telah menjad� dasar dan ter�ntegras� dalam
pembangunan suatu w�layah dan/atau keb�jakan, rencana,
dan/atauprogram.
(2) Pemer�ntah dan pemer�ntah daerah waj�b melaksanakan
KLHS sebaga�mana d�maksud pada ayat (1) ke dalam
penyusunan atau evaluasi:a. rencana tata ruang w�layah (RTRW) beserta rencana
r�nc�nya,rencanapembangunanjangkapanjang(RPJP),
dan rencana pembangunan jangka menengah (RPJM)
nas�onal,prov�ns�,dankabupaten/kota;dan
b. keb�jakan,rencana,dan/atauprogramyangberpotens�
men�mbulkan dampak dan/atau r�s�ko l�ngkungan
h�dup.
(3) KLHS dilaksanakan dengan mekanisme:a. pengkaj�an pengaruh keb�jakan, rencana, dan/atau
programterhadapkond�s� l�ngkunganh�dupd�suatu
w�layah;
b. perumusan alternat�f penyempurnaan keb�jakan,
rencana,dan/atauprogram;dan
c. rekomendas� perba�kan untuk pengamb�lan
keputusan keb�jakan, rencana, dan/atau program
128
yang meng�ntegras�kan pr�ns�p pembangunan
berkelanjutan.
Pasal 16
KLHS memuatkajian antara lain:
a. kapas�tas daya dukung dan daya tampung l�ngkungan
h�dupuntukpembangunan;
b. perk�raanmengena�dampakdanr�s�kol�ngkunganh�dup;
c. k�nerjalayanan/jasaekos�stem;
d. eisiensi pemanfaatan sumber daya alam;e. t�ngkat kerentanan dan kapas�tas adaptas� terhadap
perubahan�kl�m;dan
f. t�ngkatketahanandanpotens�keanekaragamanhayat�.
Pasal 17
(1) Has�lKLHSsebaga�manad�maksuddalamPasal15ayat(3)
menjad� dasar bag� keb�jakan, rencana, dan/atau program
pembangunandalamsuatuw�layah.
(2) Apab�la has�l KLHS sebaga�mana d�maksud pada ayat (1)
menyatakanbahwadayadukungdandayatampungsudah
terlampau�,
a. keb�jakan, rencana, dan/atau program pembangunan
tersebut waj�b d�perba�k� sesua� dengan rekomendas�
KLHS;dan
b. segalausahadan/ataukeg�atanyangtelahmelampau�
daya dukung dan daya tampung l�ngkungan h�dup
t�dakd�perbolehkanlag�.
Pasal 18
(1) KLHS sebaga�mana d�maksud dalam Pasal 15 ayat (1)
d�laksanakandenganmel�batkanmasyarakatdanpemangku
kepent�ngan.
(2) Ketentuanleb�hlanjutmengena�tatacarapenyelenggaraan
KLHSd�aturdalamPeraturanPemer�ntah.
129
Paragraf 2
Tata Ruang
Pasal 19
(1) Untuk menjaga kelestar�an fungs� l�ngkungan h�dup dan
keselamatan masyarakat, set�ap perencanaan tata ruang
w�layahwaj�bd�dasarkanpadaKLHS.
(2) Perencanaan tata ruang w�layah sebaga�mana d�maksud
pada ayat (1) d�tetapkan dengan memperhat�kan daya
dukungdandayatampungl�ngkunganh�dup.
Paragraf 3
Baku Mutu Lingkungan Hidup
Pasal 20
(1) Penentuanterjad�nyapencemaranl�ngkunganh�dupd�ukur
melalu�bakumutul�ngkunganh�dup.
(2) Baku mutu lingkungan hidup meliputi:a. bakumutua�r;
b. bakumutua�rl�mbah;
c. bakumutua�rlaut;
d. bakumutuudaraamb�en;
e. bakumutuem�s�;
f. bakumutugangguan;dan
g. baku mutu la�n sesua� dengan perkembangan �lmu
pengetahuandanteknolog�.
(3) Set�ap orang d�perbolehkan untuk membuang l�mbah ke
media lingkungan hidup dengan persyaratan:a. memenuh�bakumutul�ngkunganh�dup;dan
b. mendapat �z�n dar� Menter�, gubernur, atau bupat�/
wal�kotasesua�dengankewenangannya.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai baku mutu lingkungan h�dupsebaga�manad�maksudpadaayat(2)hurufa,huruf
c,hurufd,danhurufgd�aturdalamPeraturanPemer�ntah.
130
(5) Ketentuan leb�h lanjut mengena� baku mutu l�ngkungan
h�dupsebaga�manad�maksudpadaayat(2)hurufb,huruf
e,danhuruffd�aturdalamperaturanmenter�.
Paragraf 4
Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup
Pasal 21
(1) Untukmenentukanterjad�nyakerusakanl�ngkunganh�dup,
d�tetapkankr�ter�abakukerusakanl�ngkunganh�dup.
(2) Kr�ter�abakukerusakanl�ngkunganh�dupmel�put�kr�ter�a
baku kerusakan ekos�stem dan kr�ter�a baku kerusakan
ak�batperubahan�kl�m.
(3) Kriteria baku kerusakan ekosistem meliputi: a. kr�ter�a baku kerusakan tanah untuk produks�
b�omassa;
b. kr�ter�abakukerusakanterumbukarang;
c. kr�ter�a baku kerusakan l�ngkungan h�dup yang
berka�tandengankebakaranhutandan/ataulahan;
d. kr�ter�abakukerusakanmangrove;
e. kr�ter�abakukerusakanpadanglamun;
f. kr�ter�abakukerusakangambut;
g. kr�ter�abakukerusakankarst;dan/atau
h. kr�ter�abakukerusakanekos�stemla�nnyasesua�dengan
perkembangan�lmupengetahuandanteknolog�.
(4) Kriteria baku kerusakan akibat perubahan iklim didasarkan pada paramater antara lain: a. kena�kantemperatur;
b. kena�kanmukaa�rlaut;
c. bada�;dan/atau
d. keker�ngan.
(5) Ketentuan leb�h lanjut mengena� kr�ter�a baku kerusakan
l�ngkungan h�dup sebaga�mana d�maksud pada ayat (3)
dan ayat (4) diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemer�ntah.
131
Paragraf 5
Amdal
Pasal 22
(1) Set�ap usaha dan/atau keg�atan yang berdampak pent�ng
terhadapl�ngkunganh�dupwaj�bmem�l�k�amdal.
(2) Dampak penting ditentukan berdasarkan kriteria: a. besarnyajumlahpendudukyangakanterkenadampak
rencanausahadan/ataukeg�atan;
b. luasw�layahpenyebarandampak;
c. �ntens�tasdanlamanyadampakberlangsung;
d. banyaknyakomponenl�ngkunganh�dupla�nyangakan
terkenadampak;
e. s�fatkumulat�fdampak;
f. berbal�kataut�dakberbal�knyadampak;dan/atau
g. kr�ter�a la�n sesua� dengan perkembangan �lmu
pengetahuandanteknolog�.
Pasal 23
(1) Kr�ter�ausahadan/ataukeg�atanyangberdampakpent�ng
yang wajib dilengkapi dengan amdal terdiri atas: a. pengubahanbentuklahandanbentangalam;
b. eksplo�tas� sumber daya alam, ba�k yang terbarukan
maupunyangt�dakterbarukan;
c. proses dan keg�atan yang secara potens�al dapat
men�mbulkan pencemaran dan/atau kerusakan
l�ngkunganh�dupsertapemborosandankemerosotan
sumberdayaalamdalampemanfaatannya;
d. prosesdankeg�atanyanghas�lnyadapatmempengaruh�
l�ngkunganalam,l�ngkunganbuatan,sertal�ngkungan
sos�aldanbudaya;
e. prosesdankeg�atanyanghas�lnyaakanmempengaruh�
pelestar�ankawasankonservas�sumberdayaalamdan/
atauperl�ndungancagarbudaya;
132
f. �ntroduks� jen�s tumbuh-tumbuhan,hewan,dan jasad
ren�k;
g. pembuatan dan penggunaan bahan hayat� dan
nonhayat�;
h. keg�atan yang mempunya� r�s�ko t�ngg� dan/atau
mempengaruh�pertahanannegara;dan/atau
�. penerapan teknolog� yang d�perk�rakan mempunya�
potens�besaruntukmempengaruh�l�ngkunganh�dup.
(2) Ketentuan leb�h lanjut mengena� jen�s usaha dan/atau
keg�atanyangwaj�bd�lengkap�denganamdalsebaga�mana
d�maksudpadaayat(1)d�aturdenganperaturanMenter�.
Pasal 24
Dokumen amdal sebaga�mana d�maksud dalam Pasal 22
merupakan dasar penetapan keputusan kelayakan l�ngkungan
h�dup.
Pasal 25
Dokumen amdal memuat: a. pengkaj�an mengena� dampak rencana usaha dan/atau
keg�atan;
b. evaluas�keg�atand� sek�tar lokas� rencanausahadan/atau
keg�atan;
c. saran masukan serta tanggapan masyarakat terhadap
rencanausahadan/ataukeg�atan;
d. prak�raan terhadap besaran dampak serta s�fat pent�ng
dampakyangterjad� j�karencanausahadan/ataukeg�atan
tersebutd�laksanakan;
e. evaluas�secarahol�st�kterhadapdampakyangterjad�untuk
menentukan kelayakan atau ket�daklayakan l�ngkungan
h�dup;dan
f. rencanapengelolaandanpemantauanl�ngkunganh�dup.
133
Pasal 26
(1) Dokumen amdal sebaga�mana d�maksud dalam Pasal 22
d�susunolehpemrakarsadenganmel�batkanmasyarakat.
(2) Pel�batanmasyarakatharusd�lakukanberdasarkanpr�ns�p
pember�an �nformas� yang transparan dan lengkap serta
d�ber�tahukansebelumkeg�atand�laksanakan.
(3) Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. yangterkenadampak;
b. pemerhat�l�ngkunganh�dup;dan/atau
c. yangterpengaruhatassegalabentukkeputusandalam
prosesamdal.
(4) Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat mengajukankeberatanterhadapdokumenamdal.
Pasal 27
Dalammenyusundokumenamdal,pemrakarsasebaga�mana
d�maksuddalamPasal26ayat(1)dapatmem�ntabantuankepada
p�hakla�n.
Pasal 28
(1) Penyusun amdal sebaga�mana d�maksud dalam Pasal 26
ayat (1) dan Pasal 27 wajib memiliki sertiikat kompetensi penyusunamdal.
(2) Kriteria untuk memperoleh sertiikat kompetensi penyusun amdal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:a. penguasaanmetodolog�penyusunanamdal;
b. kemampuan melakukan pel�ngkupan, prak�raan, dan
evaluas�dampaksertapengamb�lankeputusan;dan
c. kemampuan menyusun rencana pengelolaan dan
pemantauanl�ngkunganh�dup.
(3) Sertiikat kompetensi penyusun amdal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh lembaga sertiikasi kompetens�penyusunamdalyangd�tetapkanolehMenter�
sesua�denganketentuanperaturanperundang-undangan.
134
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai sertiikasi dan kriteria kompetens� penyusun amdal d�atur dengan peraturan
Menter�.
Pasal 29
(1) Dokumen amdal d�n�la� oleh Kom�s� Pen�la� Amdal yang
d�bentuk oleh Menter�, gubernur, atau bupat�/wal�kota
sesua�dengankewenangannya.
(2) Kom�s� Pen�la� Amdal waj�b mem�l�k� l�sens� dar�
Menter�, gubernur, atau bupat�/wal�kota sesua� dengan
kewenangannya.
(3) Persyaratan dan tatacara l�sens� sebaga�mana d�maksud
padaayat(2)d�aturdenganPeraturanMenter�.
Pasal 30
(1) KeanggotaanKom�s�Pen�la�Amdalsebaga�manad�maksud
dalam Pasal 29 terdiri atas wakil dari unsur: a. �nstans�l�ngkunganh�dup;
b. �nstans�tekn�sterka�t;
c. pakard�b�dangpengetahuanyangterka�tdenganjen�s
usahadan/ataukeg�atanyangsedangd�kaj�;
d. pakar d� b�dang pengetahuan yang terka�t dengan
dampakyangt�mbuldar�suatuusahadan/ataukeg�atan
yangsedangd�kaj�;
e. wak�ldar�masyarakatyangberpotens�terkenadampak;
dan
f. organ�sas�l�ngkunganh�dup.
(2) Dalam melaksanakan tugasnya, Kom�s� Pen�la� Amdal
d�bantuoleht�mtekn�syangterd�r�ataspakar�ndependen
yangmelakukankaj�antekn�sdansekretar�atyangd�bentuk
untuk�tu.
(3) Pakar �ndependen dan sekretar�at sebaga�mana d�maksud
padaayat(3)d�tetapkanolehMenter�,gubernur,ataubupat�/
wal�kotasesua�dengankewenangannya.
135
Pasal 31
Berdasarkanhas�lpen�la�anKom�s�Pen�la�Amdal,Menter�,
gubernur, atau bupat�/wal�kota menetapkan keputusan
kelayakanatauket�daklayakanl�ngkunganh�dupsesua�dengan
kewenangannya.
Pasal 32
(1) Pemer�ntahdanpemer�ntahdaerahmembantupenyusunan
amdal bag� usaha dan/atau keg�atan golongan ekonom�
lemah yang berdampak pent�ng terhadap l�ngkungan
h�dup.
(2) Bantuan penyusunan amdal sebaga�mana d�maksud pada
ayat (1) berupa fas�l�tas�, b�aya, dan/atau penyusunan
amdal.
(3) Kr�ter�a mengena� usaha dan/atau keg�atan golongan
ekonom� lemah d�atur dengan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 33
Ketentuan leb�h lanjut mengena� amdal sebaga�mana
d�maksuddalamPasal22sampa�denganPasal32d�aturdalam
PeraturanPemer�ntah.
Paragraf 6
UKL-UPL
Pasal 34
(1) Set�apusahadan/ataukeg�atanyangt�daktermasukdalam
kr�ter�awaj�bamdalsebaga�manad�maksuddalamPasal23
ayat(1)waj�bmem�l�k�UKL-UPL.
(2) Gubernur atau bupat�/wal�kota menetapkan jen�s usaha
dan/ataukeg�atanyangwaj�bd�lengkap�denganUKL-UPL.
136
Pasal 35
(1) Usahadan/ataukeg�atanyangt�dakwaj�bd�lengkap�UKL-
UPL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (2) wajib membuat surat pernyataan kesanggupan pengelolaan dan
pemantauanl�ngkunganh�dup.
(2) Penetapan jen�s usaha dan/atau keg�atan sebaga�mana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan kriteria:a. t�dak termasuk dalam kategor� berdampak pent�ng
sebaga�manad�maksuddalamPasal23ayat(1);dan
b. keg�atanusaham�krodankec�l.
(3) Ketentuan leb�h lanjut mengena� UKL-UPL dan surat
pernyataan kesanggupan pengelolaan dan pemantauan
l�ngkunganh�dupd�aturdenganperaturanMenter�.
Paragraf 7
Perizinan
Pasal 36
(1) Set�apusahadan/ataukeg�atanyangwaj�bmem�l�k�amdal
atauUKL-UPLwaj�bmem�l�k��z�nl�ngkungan.
(2) Iz�n l�ngkungan sebaga�mana d�maksud pada ayat (1)
d�terb�tkan berdasarkan keputusan kelayakan l�ngkungan
h�dup sebaga�mana d�maksud dalam Pasal 31 atau
rekomendas�UKL-UPL.
(3) Iz�nl�ngkungansebaga�manad�maksudpadaayat(1)waj�b
mencantumkanpersyaratanyangd�muatdalamkeputusan
kelayakanl�ngkunganh�dupataurekomendas�UKL-UPL.
(4) Izin lingkungan diterbitkan oleh Menteri, gubernur, atau bupat�/wal�kotasesua�dengankewenangannya.
Pasal 37
(1) Menter�, gubernur, atau bupat�/wal�kota sesua� dengan
kewenangannyawaj�bmenolakpermohonan�z�nl�ngkungan
apab�la permohonan �z�n t�dak d�lengkap� dengan amdal
atauUKL-UPL.
137
(2) Iz�nl�ngkungansebaga�manad�maksuddalamPasal36ayat
(4) dapat dibatalkan apabila: a. persyaratan yang d�ajukan dalam permohonan �z�n
mengandungcacathukum,kekel�ruan,penyalahgunaan,
serta ket�dakbenaran dan/atau pemalsuan data,
dokumen,dan/atau�nformas�;
b. penerb�tannya tanpa memenuh� syarat sebaga�mana
tercantumdalamkeputusankom�s�tentangkelayakan
l�ngkunganh�dupataurekomendas�UKL-UPL;atau
c. kewaj�banyangd�tetapkandalamdokumenamdalatau
UKL-UPLt�dakd�laksanakanolehpenanggungjawab
usahadan/ataukeg�atan.
Pasal 38
Selain ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (2), �z�n l�ngkungan dapat d�batalkan melalu� keputusan
pengad�lantatausahanegara.
Pasal 39
(1) Menter�, gubernur, atau bupat�/wal�kota sesua� dengan
kewenangannyawaj�bmengumumkanset�appermohonan
dankeputusan�z�nl�ngkungan.
(2) Pengumumansebaga�manad�maksudpadaayat(1)d�lakukan
dengancarayangmudahd�ketahu�olehmasyarakat.
Pasal 40
(1) Iz�nl�ngkunganmerupakanpersyaratanuntukmemperoleh
�z�nusahadan/ataukeg�atan.
(2) Dalam hal �z�n l�ngkungan d�cabut, �z�n usaha dan/atau
keg�atand�batalkan.
(3) Dalamhalusahadan/ataukeg�atanmengalam�perubahan,
penanggung jawab usaha dan/atau keg�atan waj�b
memperbaru��z�nl�ngkungan.
138
Pasal 41
Ketentuanleb�hlanjutmengena��z�nsebaga�manad�maksud
dalam Pasal 36 sampai dengan Pasal 40 diatur dalamPeraturan Pemer�ntah.
Paragraf 8
Instrumen Ekonomi Lingkungan Hidup
Pasal 42
(1) Dalam rangka melestar�kan fungs� l�ngkungan h�dup,
Pemer�ntahdanpemer�ntahdaerahwaj�bmengembangkan
danmenerapkan�nstrumenekonom�l�ngkunganh�dup.
(2) Instrumen ekonom� l�ngkungan h�dup sebaga�mana
dimaksud pada ayat (1) meliputi:a. perencanaanpembangunandankeg�atanekonom�;
b. pendanaanl�ngkunganh�dup;dan
c. �nsent�fdan/ataud�s�nsent�f.
Pasal 43
(1) Instrumen perencanaan pembangunan dan keg�atan
ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (2) huruf ameliputi: a. neracasumberdayaalamdanl�ngkunganh�dup;
b. penyusunan produk domest�k bruto dan produk
domest�k reg�onalbruto yangmencakuppenyusutan
sumberdayaalamdankerusakanl�ngkunganh�dup;
c. mekan�sme kompensas�/�mbal jasa l�ngkungan h�dup
antardaerah;dan
d. �nternal�sas�b�ayal�ngkunganh�dup.
(2) Instrumen pendanaan l�ngkungan h�dup sebaga�mana
dimaksud dalam Pasal 42 ayat (2) huruf bmeliputi: a. danajam�nanpemul�hanl�ngkunganh�dup;
b. danapenanggulanganpencemarandan/ataukerusakan
danpemul�hanl�ngkunganh�dup;dan
c. danaamanah/bantuanuntukkonservas�.
139
(3) Insent�fdan/ataud�s�nsent�fsebaga�manad�maksuddalam
Pasal 42 ayat (2) huruf c antara lain diterapkan dalam bentuk:a. pengadaan barang dan jasa yang ramah l�ngkungan
h�dup;
b. penerapan pajak, retr�bus�, dan subs�d� l�ngkungan
h�dup;
c. pengembangan s�stem lembaga keuangan dan pasar
modalyangramahl�ngkunganh�dup;
d. pengembangans�stemperdagangan�z�npembuangan
l�mbahdan/atauem�s�;
e. pengembangan s�stem pembayaran jasa l�ngkungan
h�dup;
f. pengembanganasurans�l�ngkunganh�dup;
g. pengembangans�stemlabelramahl�ngkunganh�dup;
dan
h. s�stem penghargaan k�nerja d� b�dang perl�ndungan
danpengelolaanl�ngkunganh�dup.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai instrumen ekonomi lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 dan Pasal 43 ayat (1) sampai dengan ayat (3) diatur dalam PeraturanPemer�ntah.
Paragraf 9
Peraturan Perundang-undangan
Berbasis Lingkungan Hidup
Pasal 44
Set�ap penyusunan peraturan perundang-undangan pada
t�ngkatnas�onaldandaerahwaj�bmemperhat�kanperl�ndungan
fungs� l�ngkungan h�dup dan pr�ns�p perl�ndungan dan
pengelolaan l�ngkungan h�dup sesua� dengan ketentuan yang
d�aturdalamUndang-Undang�n�.
140
Paragraf 10
Anggaran Berbasis Lingkungan Hidup
Pasal 45
(1) Pemer�ntah dan Dewan Perwak�lan Rakyat Republ�k
Indones�asertapemer�ntahdaerahdanDewanPerwak�lan
Rakyat Daerah waj�b mengalokas�kan anggaran yang
memadai untuk membiayai:a. keg�atan perl�ndungan dan pengelolaan l�ngkungan
h�dup;dan
b. programpembangunanyangberwawasanl�ngkungan
h�dup.
(2) Pemer�ntah waj�b mengalokas�kan anggaran dana alokas�
khusus l�ngkungan h�dup yang memada� untuk d�ber�kan
kepada daerah yang mem�l�k� k�nerja perl�ndungan dan
pengelolaanl�ngkunganh�dupyangba�k.
Pasal 46
Sela�n ketentuan sebaga�mana d�maksud dalam Pasal
45, dalam rangka pemulihan kondisi lingkungan hidup yang kual�tasnya telah mengalam� pencemaran dan/atau kerusakan
pada saat undang-undang �n� d�tetapkan, Pemer�ntah dan
pemer�ntah daerah waj�b mengalokas�kan anggaran untuk
pemul�hanl�ngkunganh�dup.
Paragraf 11
Analisis Risiko Lingkungan Hidup
Pasal 47
(1) Set�apusahadan/ataukeg�atanyangberpotens�men�mbulkan
dampak pent�ng terhadap l�ngkungan h�dup, ancaman
terhadap ekos�stem dan keh�dupan, dan/atau kesehatan
dan keselamatan manus�a waj�b melakukan anal�s�s r�s�ko
l�ngkunganh�dup.
141
(2) Anal�s�s r�s�ko l�ngkungan h�dup sebaga�mana d�maksud
pada ayat (1) meliputi:a. pengkaj�anr�s�ko;
b. pengelolaanr�s�ko;dan/atau
c. komun�kas�r�s�ko.
(3) Ketentuanleb�hlanjutmengena�anal�s�sr�s�kol�ngkungan
h�dupd�aturdalamPeraturanPemer�ntah.
Paragraf 12
Audit Lingkungan Hidup
Pasal 48
Pemer�ntahmendorongpenanggungjawabusahadan/atau
keg�atanuntukmelakukanaud�tl�ngkunganh�dupdalamrangka
men�ngkatkank�nerjal�ngkunganh�dup.
Pasal 49
(1) Menteri mewajibkanaudit lingkungan hidup kepada:a. usaha dan/atau keg�atan tertentu yang ber�s�ko t�ngg�
terhadapl�ngkunganh�dup;dan/atau
b. penanggung jawab usaha dan/atau keg�atan yang
menunjukkan ket�daktaatan terhadap peraturan
perundang-undangan.
(2) Penanggung jawab usaha dan/atau keg�atan waj�b
melaksanakanaud�tl�ngkunganh�dup.
(3) Pelaksanaan aud�t l�ngkungan h�dup terhadap keg�atan
tertentuyangber�s�kot�ngg�d�lakukansecaraberkala.
Pasal 50
(1) Apab�lapenanggung jawabusahadan/ataukeg�atan t�dak
melaksanakan kewaj�ban sebaga�mana d�maksud dalam
Pasal 49 ayat (1), Menteri dapat melaksanakan atau menugasi p�hak ket�ga yang �ndependen untuk melaksanakan aud�t
l�ngkungan h�dup atas beban b�aya penanggung jawab
usahadan/ataukeg�atanyangbersangkutan.
(2) Menter�mengumumkanhas�laud�tl�ngkunganh�dup.
142
Pasal 51
(1) Aud�t l�ngkungan h�dup sebaga�mana d�maksud dalam
Pasal 48 dan Pasal 49 dilaksanakan oleh auditor lingkungan h�dup.
(2) Aud�torl�ngkunganh�dupsebaga�manad�maksudpadaayat
(1) wajib memiliki sertiikat kompetensi auditor lingkungan h�dup.
(3) Kriteria untuk memperoleh sertiikat kompetensi auditor l�ngkungan h�dup sebaga�mana d�maksud pada ayat (2)
meliputi kemampuan:a. memaham�pr�ns�p,metodolog�,dantatalaksanaaud�t
l�ngkunganh�dup;
b. melakukan aud�t l�ngkungan h�dup yang mel�put�
tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamb�lan
kes�mpulan,danpelaporan;dan
c. merumuskanrekomendas� langkahperba�kansebaga�
t�ndaklanjutaud�tl�ngkunganh�dup.
(4) Sertiikat kompetensi auditor lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diterbitkan oleh lembaga sertiikasi kompetens� aud�tor l�ngkungan h�dup sesua� dengan
ketentuanperaturanperundang-undangan.
Pasal 52
Ketentuan leb�h lanjut mengena� aud�t l�ngkungan h�dup
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 sampai dengan Pasal 51 d�aturdenganPeraturanMenter�.
Bagian Ketiga
Penanggulangan
Pasal 53
(1) Set�aporangyangmelakukanpencemarandan/atauperusakan
l�ngkungan h�dup waj�b melakukan penanggulangan
pencemarandan/ataukerusakanl�ngkunganh�dup.
143
(2) Penanggulangan pencemaran dan/atau kerusakan
l�ngkungan h�dup sebaga�mana d�maksud pada ayat (1)
dilakukan dengan:a. pember�an�nformas�per�ngatanpencemarandan/atau
kerusakanl�ngkunganh�dupkepadamasyarakat;
b. peng�solas�an pencemaran dan/atau kerusakan
l�ngkunganh�dup;
c. penghent�an sumber pencemaran dan/atau kerusakan
l�ngkunganh�dup;dan/atau
d. cara la�n yang sesua� dengan perkembangan �lmu
pengetahuandanteknolog�.
(3) Ketentuanleb�hlanjutmengena�tatacarapenanggulangan
pencemaran dan/atau kerusakan l�ngkungan h�dup
sebaga�manad�maksudpadaayat(1)d�aturdalamPeraturan
Pemer�ntah.
Bagian Keempat
Pemulihan
Pasal 54
(1) Set�ap orang yang melakukan pencemaran dan/atau
perusakan l�ngkungan h�dup waj�b melakukan pemul�han
fungs�l�ngkunganh�dup.
(2) Pemul�hanfungs�l�ngkunganh�dupsebaga�manad�maksud
pada ayat (1) dilakukan dengan tahapan:a. penghent�an sumber pencemaran dan pembers�han
unsurpencemar;
b. remed�as�;
c. rehab�l�tas�;
d. restoras�;dan/atau
e. cara la�n yang sesua� dengan perkembangan �lmu
pengetahuandanteknolog�.
(3) Ketentuanleb�hlanjutmengena�tatacarapemul�hanfungs�
l�ngkungan h�dup sebaga�mana d�maksud pada ayat (2)
d�aturdalamPeraturanPemer�ntah.
144
Pasal 55
(1) Pemegang �z�n l�ngkungan sebaga�mana d�maksud dalam
Pasal36ayat(1)waj�bmenyed�akandanapenjam�nanuntuk
pemul�hanfungs�l�ngkunganh�dup.
(2) Dana penjam�nan d�s�mpan d� bank pemer�ntah yang
d�tunjukolehMenter�,gubernur,ataubupat�/wal�kotasesua�
dengankewenangannya.
(3) Menter�, gubernur, atau bupat�/wal�kota sesua� dengan
kewenangannya dapat menetapkan p�hak ket�ga untuk
melakukan pemul�han fungs� l�ngkungan h�dup dengan
menggunakandanapenjam�nan.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai dana penjaminan sebaga�mana d�maksud pada ayat (1) sampa� dengan ayat
(3)d�aturdalamPeraturanPemer�ntah.
Pasal 56
Ketentuanleb�hlanjutmengena�pengendal�anpencemaran
dan/atau kerusakan l�ngkungan h�dup sebaga�mana d�maksud
dalamPasal13sampa�denganPasal55d�aturdalamPeraturan
Pemer�ntah.
BAB VI
PEMELIHARAAN
Pasal 57
(1) Pemeliharaan lingkungan hidup dilakukan melalui upaya: a. konservas�sumberdayaalam;
b. pencadangansumberdayaalam;dan/atau
c. pelestar�anfungs�atmosfer.
(2) Konservas�sumberdayaalamsebaga�manad�maksudpada
ayat (1) huruf a meliputi kegiatan:a. perl�ndungansumberdayaalam;
b. pengawetansumberdayaalam;dan
c. pemanfaatansecaralestar�sumberdayaalam.
145
(3) Pencadangan sumber daya alam sebaga�mana d�maksud
padaayat (1)hurufbmerupakansumberdayaalamyang
t�dakdapatd�keloladalamjangkawaktutertentu.
(4) Pelestarian fungsi atmosfer sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi: a. upayam�t�gas�danadaptas�perubahan�kl�m;
b. upayaperl�ndunganlap�sanozon;dan
c. upayaperl�ndunganterhadaphujanasam.
(5) Ketentuan leb�h lanjut mengena� konservas� dan
pencadangan sumber daya alam serta pelestar�an fungs�
atmosfersebaga�manad�maksudpadaayat(1)d�aturdengan
PeraturanPemer�ntah.
BAB VII
PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
SERTA LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
Bagian Kesatu
Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun
Pasal 58
(1) Set�ap orang yang memasukkan ke dalam w�layah Negara
KesatuanRepubl�kIndones�a,menghas�lkan,mengangkut,
mengedarkan, meny�mpan, memanfaatkan, membuang,
mengolah, dan/atau men�mbun B3 waj�b melakukan
pengelolaanB3.
(2) Ketentuan leb�h lanjut mengena� pengelolaan B3
sebaga�manad�maksudpadaayat(1)d�aturdalamPeraturan
Pemer�ntah.
146
Bagian Kedua
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
Pasal 59
(1) Set�aporangyangmenghas�lkanl�mbahB3waj�bmelakukan
pengelolaanl�mbahB3yangd�has�lkannya.
(2) DalamhalB3sebaga�manad�maksuddalamPasal58ayat
(1)telahkedaluwarsa,pengelolaannyameng�kut�ketentuan
pengelolaanl�mbahB3.
(3) Dalam hal set�ap orang t�dak mampu melakukan send�r�
pengelolaanl�mbahB3,pengelolaannyad�serahkankepada
p�hakla�n.
(4) Pengelolaan limbah B3 wajib mendapat izin dari Menter�, gubernur, atau bupat�/wal�kota sesua� dengan
kewenangannya.
(5) Menter�,gubernur,ataubupat�/wal�kotawaj�bmencantumkan
persyaratan l�ngkungan h�dup yang harus d�penuh� dan
kewaj�banyangharusd�patuh�pengelolal�mbahB3dalam
�z�n.
(6) Keputusanpember�an�z�nwaj�bd�umumkan.
(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan limbah B3 d�aturdalamPeraturanPemer�ntah.
Bagian Ketiga
Dumping
Pasal 60
Set�aporangd�larangmelakukandump�ngl�mbahdan/atau
bahankemed�al�ngkunganh�duptanpa�z�n.
Pasal 61
(1) Dump�ng sebaga�mana d�maksud dalam Pasal 60 hanya
dapat d�lakukan dengan �z�n dar� Menter�, gubernur, atau
bupat�/wal�kotasesua�dengankewenangannya.
(2) Dump�ngsebaga�manad�maksudpadaayat(1)hanyadapat
d�lakukand�lokas�yangtelahd�tentukan.
147
(3) Ketentuanleb�h lanjutmengena�tatacaradanpersyaratan
dump�ng l�mbah atau bahan d�atur dalam Peraturan
Pemer�ntah.
BAB VIII
SISTEM INFORMASI
Pasal 62
(1) Pemer�ntahdanpemer�ntahdaerahmengembangkans�stem
�nformas�l�ngkunganh�dupuntukmendukungpelaksanaan
danpengembangankeb�jakanperl�ndungandanpengelolaan
l�ngkunganh�dup.
(2) S�stem �nformas� l�ngkungan h�dup d�lakukan secara
terpadudanterkoord�nas�danwaj�bd�publ�kas�kankepada
masyarakat.
(3) S�stem�nformas� l�ngkunganh�duppal�ngsed�k�tmemuat
�nformas� mengena� status l�ngkungan h�dup, peta rawan
l�ngkunganh�dup,dan�nformas�l�ngkunganh�dupla�n.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem informasi lingkungan h�dupd�aturdenganPeraturanMenter�.
BAB IX
TUGAS DAN WEWENANG PEMERINTAH DAN
PEMERINTAH DAERAH
Pasal 63
(1) Dalam perl�ndungan dan pengelolaan l�ngkungan h�dup,
Pemerintah bertugas dan berwenang:a. menetapkankeb�jakannas�onal;
b. menetapkannorma,standar,prosedur,dankr�ter�a;
c. menetapkan dan melaksanakan keb�jakan mengena�
RPPLHnas�onal;
d. menetapkan dan melaksanakan keb�jakan mengena�
KLHS;
e. menetapkan dan melaksanakan keb�jakan mengena�
amdaldanUKL-UPL;
148
f. menyelenggarakan �nventar�sas� sumber daya alam
nas�onaldanem�s�gasrumahkaca;
g. mengembangkanstandarkerjasama;
h. mengoord�nas�kan dan melaksanakan pengendal�an
pencemarandan/ataukerusakanl�ngkunganh�dup;
�. menetapkan dan melaksanakan keb�jakan
mengena� sumber daya alam hayat� dan nonhayat�,
keanekaragaman hayat�, sumber daya genet�k, dan
keamananhayat�produkrekayasagenet�k;
j. menetapkan dan melaksanakan keb�jakan mengena�
pengendal�an dampak perubahan �kl�m dan
perl�ndunganlap�sanozon;
k. menetapkan dan melaksanakan keb�jakan mengena�
B3,l�mbah,sertal�mbahB3;
l. menetapkan dan melaksanakan keb�jakan mengena�
perl�ndunganl�ngkunganlaut;
m. menetapkan dan melaksanakan keb�jakan mengena�
pencemaran dan/atau kerusakan l�ngkungan h�dup
l�ntasbatasnegara;
n. melakukan pemb�naan dan pengawasan terhadap
pelaksanaankeb�jakannas�onal,peraturandaerah,dan
peraturankepaladaerah;
o. melakukan pemb�naan dan pengawasan ketaatan
penanggung jawab usaha dan/atau keg�atan terhadap
ketentuan per�z�nan l�ngkungan dan peraturan
perundang-undangan;
p. mengembangkan dan menerapkan �nstrumen
l�ngkunganh�dup;
q. mengoord�nas�kan dan memfas�l�tas� kerja sama
dan penyelesa�an persel�s�han antardaerah serta
penyelesa�ansengketa;
r. mengembangkan dan melaksanakan keb�jakan
pengelolaanpengaduanmasyarakat;
s. menetapkanstandarpelayananm�n�mal;
t. menetapkan keb�jakan mengena� tata cara pengakuan
keberadaan masyarakat hukum adat, kear�fan lokal,
149
danhakmasyarakathukumadatyangterka�tdengan
perl�ndungandanpengelolaanl�ngkunganh�dup;
u. mengelola�nformas�l�ngkunganh�dupnas�onal;
v. mengoord�nas�kan, mengembangkan, dan
menyos�al�sas�kan pemanfaatan teknolog� ramah
l�ngkunganh�dup;
w. member�kanpend�d�kan,pelat�han,pemb�naan,dan
penghargaan;
x. mengembangkan sarana dan standar laborator�um
l�ngkunganh�dup;
y. menerb�tkan�z�nl�ngkungan;
z. menetapkanw�layahekoreg�on;dan
aa. melakukanpenegakanhukuml�ngkunganh�dup.
(2) Dalam perl�ndungan dan pengelolaan l�ngkungan h�dup,
pemerintah provinsi bertugas dan berwenang:a. menetapkankeb�jakant�ngkatprov�ns�;
b. menetapkan dan melaksanakan KLHS t�ngkat
prov�ns�;
c. menetapkan dan melaksanakan keb�jakan mengena�
RPPLHprov�ns�;
d. menetapkan dan melaksanakan keb�jakan mengena�
amdaldanUKL-UPL;
e. menyelenggarakan�nventar�sas�sumberdayaalamdan
em�s�gasrumahkacapadat�ngkatprov�ns�;
f. mengembangkan dan melaksanakan kerja sama dan
kem�traan;
g. mengoord�nas�kan dan melaksanakan pengendal�an
pencemaran dan/atau kerusakan l�ngkungan h�dup
l�ntaskabupaten/kota;
h. melakukan pemb�naan dan pengawasan terhadap
pelaksanaankeb�jakan,peraturandaerah,danperaturan
kepaladaerahkabupaten/kota;
�. melakukan pemb�naan dan pengawasan ketaatan
penanggung jawab usaha dan/atau keg�atan terhadap
ketentuan per�z�nan l�ngkungan dan peraturan
150
perundang-undangan d� b�dang perl�ndungan dan
pengelolaanl�ngkunganh�dup;
j. mengembangkan dan menerapkan �nstrumen
l�ngkunganh�dup;
k. mengoord�nas�kan dan memfas�l�tas� kerja sama dan
penyelesa�an persel�s�han antarkabupaten/antarkota
sertapenyelesa�ansengketa;
l. melakukanpemb�naan,bantuantekn�s,danpengawasan
kepada kabupaten/kota d� b�dang program dan
keg�atan;
m. melaksanakanstandarpelayananm�n�mal;
n. menetapkan keb�jakan mengena� tata cara pengakuan
keberadaan masyarakat hukum adat, kear�fan lokal,
danhakmasyarakathukumadatyangterka�tdengan
perl�ndungandanpengelolaanl�ngkunganh�duppada
t�ngkatprov�ns�;
o. mengelola �nformas� l�ngkungan h�dup t�ngkat
prov�ns�;
p. mengembangkan dan menyos�al�sas�kan pemanfaatan
teknolog�ramahl�ngkunganh�dup;
q. member�kan pend�d�kan, pelat�han, pemb�naan, dan
penghargaan;
r. menerb�tkan �z�n l�ngkungan pada t�ngkat prov�ns�;
dan
s. melakukanpenegakanhukuml�ngkunganh�duppada
t�ngkatprov�ns�.
(3) Dalam perl�ndungan dan pengelolaan l�ngkungan h�dup,
pemerintah kabupaten/kota bertugas dan berwenang:a. menetapkankeb�jakant�ngkatkabupaten/kota;
b. menetapkan dan melaksanakan KLHS t�ngkat
kabupaten/kota;
c. menetapkan dan melaksanakan keb�jakan mengena�
RPPLHkabupaten/kota;
d. menetapkan dan melaksanakan keb�jakan mengena�
amdaldanUKL-UPL;
151
e. menyelenggarakan�nventar�sas�sumberdayaalamdan
em�s�gasrumahkacapadat�ngkatkabupaten/kota;
f. mengembangkan dan melaksanakan kerja sama dan
kem�traan;
g. mengembangkan dan menerapkan �nstrumen
l�ngkunganh�dup;
h. memfas�l�tas�penyelesa�ansengketa;
�. melakukan pemb�naan dan pengawasan ketaatan
penanggung jawab usaha dan/atau keg�atan terhadap
ketentuan per�z�nan l�ngkungan dan peraturan
perundang-undangan;
j. melaksanakanstandarpelayananm�n�mal;
k. melaksanakankeb�jakanmengena�tatacarapengakuan
keberadaan masyarakat hukum adat, kear�fan lokal,
danhakmasyarakathukumadatyangterka�tdengan
perl�ndungandanpengelolaanl�ngkunganh�duppada
t�ngkatkabupaten/kota;
l. mengelola �nformas� l�ngkungan h�dup t�ngkat
kabupaten/kota;
m. mengembangkan dan melaksanakan keb�jakan s�stem
�nformas�l�ngkunganh�dupt�ngkatkabupaten/kota;
n. member�kan pend�d�kan, pelat�han, pemb�naan, dan
penghargaan;
o. menerb�tkan�z�nl�ngkunganpadat�ngkatkabupaten/
kota;dan
p. melakukanpenegakanhukuml�ngkunganh�duppada
t�ngkatkabupaten/kota.
Pasal 64
Tugas dan wewenang Pemer�ntah sebaga�mana d�maksud
dalamPasal63ayat(1)d�laksanakandan/ataud�koord�nas�kan
olehMenter�.
152
BAB X
HAK, KEWAJIBAN, DAN LARANGAN
Bagian Kesatu
Hak
Pasal 65
(1) Set�aporangberhakatas l�ngkunganh�dupyangba�kdan
sehatsebaga�bag�andar�hakasas�manus�a.
(2) Set�ap orang berhakmendapatkan pend�d�kan l�ngkungan
h�dup,akses�nformas�,aksespart�s�pas�,danakseskead�lan
dalammemenuh�hakatasl�ngkunganh�dupyangba�kdan
sehat.
(3) Set�ap orang berhak mengajukan usul dan/atau keberatan
terhadaprencanausahadan/ataukeg�atanyangdiperkirakan
dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup.
(4) Setiap orang berhak untuk berperan dalam perlindungan danpengelolaanl�ngkunganh�dupsesua�denganperaturan
perundang-undangan.
(5) Set�aporangberhakmelakukanpengaduanak�batdugaan
pencemarandan/atauperusakanl�ngkunganh�dup.
(6) Ketentuan leb�h lanjut mengena� tata cara pengaduan
sebaga�mana d�maksud pada ayat (5) d�atur dengan
PeraturanMenter�.
Pasal 66
Set�ap orang yang memperjuangkan hak atas l�ngkungan
h�dup yang ba�k dan sehat t�dak dapat d�tuntut secara p�dana
maupund�gugatsecaraperdata.
153
Bagian Kedua
Kewajiban
Pasal 67
Set�ap orang berkewaj�ban memel�hara kelestar�an fungs�
l�ngkungan h�dup serta mengendal�kan pencemaran dan/atau
kerusakanl�ngkunganh�dup.
Pasal 68
Set�ap orang yang melakukan usaha dan/atau keg�atan
berkewajiban:a. member�kan �nformas� yang terka�t dengan perl�ndungan
dan pengelolaan l�ngkungan h�dup secara benar, akurat,
terbuka,dantepatwaktu;
b. menjagakeberlanjutanfungs�l�ngkunganh�dup;dan
c. menaat� ketentuan tentang baku mutu l�ngkungan h�dup
dan/ataukr�ter�abakukerusakanl�ngkunganh�dup.
Bagian Ketiga
Larangan
Pasal 69
(1) Setiap orang dilarang:a. melakukanperbuatanyangmengak�batkanpencemaran
dan/atauperusakanl�ngkunganh�dup;
b. memasukkan B3 yang d�larang menurut peraturan
perundang-undangan ke dalam w�layah Negara
KesatuanRepubl�kIndones�a;
c. memasukkan l�mbah yang berasal dar� luar w�layah
Negara Kesatuan Republ�k Indones�a ke med�a
l�ngkungan h�dup Negara Kesatuan Republ�k
Indones�a;
d. memasukkan l�mbah B3 ke dalam w�layah Negara
KesatuanRepubl�kIndones�a;
e. membuangl�mbahkemed�al�ngkunganh�dup;
154
f. membuang B3 dan l�mbah B3 ke med�a l�ngkungan
h�dup;
g. melepaskan produk rekayasa genet�k ke med�a
l�ngkunganh�dupyangbertentangandenganperaturan
perundang-undanganatau�z�nl�ngkungan;
h. melakukanpembukaanlahandengancaramembakar;
i. menyusun amdal tanpa memiliki sertiikat kompetensi penyusunamdal;dan/atau
j. member�kan �nformas� palsu, menyesatkan,
mengh�langkan �nformas�, merusak �nformas�, atau
member�kanketeranganyangt�dakbenar.
(2) Ketentuan sebaga�mana d�maksud pada ayat (1) huruf h
memperhat�kandengansungguh-sungguhkear�fanlokald�
daerahmas�ng-mas�ng.
BAB XI
PERAN MASYARAKAT
Pasal 70
(1) Masyarakatmem�l�k�hakdankesempatanyangsamadan
seluas-luasnya untuk berperan akt�f dalam perl�ndungan
danpengelolaanl�ngkunganh�dup.
(2) Peran masyarakat dapat berupa: a. pengawasansos�al;
b. pember�ansaran,pendapat,usul,keberatan,pengaduan;
dan/atau
c. penyampa�an�nformas�dan/ataulaporan.
(3) Peran masyarakat dilakukan untuk:a. men�ngkatkan kepedul�an dalam perl�ndungan dan
pengelolaanl�ngkunganh�dup;
b. men�ngkatkankemand�r�an,keberdayaanmasyarakat,
dankem�traan;
c. menumbuhkembangkankemampuandankepeloporan
masyarakat;
d. menumbuhkembangkan ketanggapsegeraan
masyarakatuntukmelakukanpengawasansos�al;dan
155
e. mengembangkan dan menjaga budaya dan kear�fan
lokal dalam rangka pelestar�an fungs� l�ngkungan
h�dup.
BAB XII
PENGAWASAN DAN SANKSI ADMINISTRATIF
Bagian Kesatu
Pengawasan
Pasal 71
(1) Menter�, gubernur, atau bupat�/wal�kota sesua� dengan
kewenangannya waj�b melakukan pengawasan terhadap
ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau keg�atan atas
ketentuan yang d�tetapkan dalam peraturan perundang-
undangan d� b�dang perl�ndungan dan pengelolaan
l�ngkunganh�dup.
(2) Menter�, gubernur, atau bupat�/wal�kota dapat
mendelegas�kan kewenangannya dalam melakukan
pengawasankepadapejabat/�nstans�tekn�syangbertanggung
jawabd�b�dangperl�ndungandanpengelolaanl�ngkungan
h�dup.
(3) Dalammelaksanakanpengawasan,Menter�,gubernur,atau
bupat�/wal�kotamenetapkanpejabatpengawasl�ngkungan
h�dupyangmerupakanpejabatfungs�onal.
Pasal 72
Menter�, gubernur, atau bupat�/wal�kota sesua� dengan
kewenangannya waj�b melakukan pengawasan ketaatan
penanggung jawab usaha dan/atau keg�atan terhadap �z�n
l�ngkungan.
Pasal 73
Menter� dapat melakukan pengawasan terhadap
ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau keg�atan yang
156
�z�n l�ngkungannya d�terb�tkan oleh pemer�ntah daerah j�ka
Pemer�ntah menganggap terjad� pelanggaran yang ser�us d�
b�dangperl�ndungandanpengelolaanl�ngkunganh�dup.
Pasal 74
(1) Pejabatpengawasl�ngkunganh�dupsebaga�manad�maksud
dalam Pasal 71 ayat (3) berwenang:a. melakukanpemantauan;
b. mem�ntaketerangan;
c. membuat sal�nan dar� dokumen dan/atau membuat
catatanyangd�perlukan;
d. memasuk�tempattertentu;
e. memotret;
f. membuatrekamanaud�ov�sual;
g. mengamb�lsampel;
h. memer�ksaperalatan;
�. memer�ksa �nstalas� dan/atau alat transportas�; dan/
atau
j. menghent�kanpelanggarantertentu.
(2) Dalam melaksanakan tugasnya, pejabat pengawas
l�ngkungan h�dup dapat melakukan koord�nas� dengan
pejabatpeny�d�kpegawa�neger�s�p�l.
(3) Penanggung jawab usaha dan/atau keg�atan d�larang
menghalang� pelaksanaan tugas pejabat pengawas
l�ngkunganh�dup.
Pasal 75
Ketentuan leb�h lanjut mengena� tata cara pengangkatan
pejabatpengawas l�ngkunganh�dupdantatacarapelaksanaan
pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 ayat (3), Pasal 73, dan Pasal 74 diatur dalam Peraturan Pemerintah.
157
Bagian Kedua
Sanksi Administratif
Pasal 76
(1) Menter�,gubernur,ataubupat�/wal�kotamenerapkansanks�
adm�n�strat�f kepada penanggung jawab usaha dan/atau
keg�atan j�ka dalam pengawasan d�temukan pelanggaran
terhadap�z�nl�ngkungan.
(2) Sanksi administratif terdiri atas: a. tegurantertul�s;
b. paksaanpemer�ntah;
c. pembekuan�z�nl�ngkungan;atau
d. pencabutan�z�nl�ngkungan.
Pasal 77
Menter� dapat menerapkan sanks� adm�n�strat�f terhadap
penanggung jawab usaha dan/atau keg�atan j�ka Pemer�ntah
menganggappemer�ntahdaerahsecarasengajat�dakmenerapkan
sanks�adm�n�strat�fterhadappelanggaranyangser�usd�b�dang
perl�ndungandanpengelolaanl�ngkunganh�dup.
Pasal 78
Sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 t�dakmembebaskanpenanggungjawabusahadan/ataukeg�atan
dar�tanggungjawabpemul�handanp�dana.
Pasal 79
Pengenaan sanks� adm�n�strat�f berupa pembekuan atau
pencabutan�z�nl�ngkungansebaga�manad�maksuddalamPasal
76 ayat (2) huruf c dan huruf d dilakukan apabila penanggung jawab usaha dan/atau keg�atan t�dak melaksanakan paksaan
pemer�ntah.
158
Pasal 80
(1) Paksaan pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 ayat (2) huruf b berupa:a. penghent�ansementarakeg�atanproduks�;
b. pem�ndahansaranaproduks�;
c. penutupansaluranpembuangana�rl�mbahatauem�s�;
d. pembongkaran;
e. peny�taan terhadap barang atau alat yang berpotens�
men�mbulkanpelanggaran;
f. penghent�ansementaraseluruhkeg�atan;atau
g. t�ndakan la�n yang bertujuan untuk menghent�kan
pelanggaran dan t�ndakan memul�hkan fungs�
l�ngkunganh�dup.
(2) Pengenaan paksaan pemer�ntah dapat d�jatuhkan tanpa
d�dahulu� teguran apab�la pelanggaran yang d�lakukan
menimbulkan:a. ancaman yang sangat ser�us bag� manus�a dan
l�ngkunganh�dup;
b. dampakyangleb�hbesardanleb�hluasj�kat�daksegera
d�hent�kan pencemaran dan/atau perusakannya; dan/
atau
c. kerug�an yang leb�h besar bag� l�ngkungan h�dup
j�ka t�dak segera d�hent�kan pencemaran dan/atau
perusakannya.
Pasal 81
Set�appenanggungjawabusahadan/ataukeg�atanyangt�dak
melaksanakan paksaan pemer�ntah dapat d�kena� denda atas
set�apketerlambatanpelaksanaansanks�paksaanpemer�ntah.
Pasal 82
(1) Menter�,gubernur,ataubupat�/wal�kotaberwenanguntuk
memaksapenanggungjawabusahadan/ataukeg�atanuntuk
melakukanpemul�hanl�ngkunganh�dupak�batpencemaran
dan/atauperusakanl�ngkunganh�dupyangd�lakukannya.
159
(2) Menter�, gubernur, atau bupat�/wal�kota berwenang atau
dapatmenunjukp�hakket�gauntukmelakukanpemul�han
l�ngkungan h�dup ak�bat pencemaran dan/atau perusakan
l�ngkungan h�dup yang d�lakukannya atas beban b�aya
penanggungjawabusahadan/ataukeg�atan.
Pasal 83
Ketentuanleb�hlanjutmengena�sanks�adm�n�strat�fd�atur
dalamPeraturanPemer�ntah.
BAB XIII
PENYELESAIAN SENGKETA LINGKUNGAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 84
(1) Penyelesa�an sengketa l�ngkungan h�dup dapat d�tempuh
melalu�pengad�lanataud�luarpengad�lan.
(2) P�l�hanpenyelesa�ansengketal�ngkunganh�dupd�lakukan
secarasukarelaolehparap�hakyangbersengketa.
(3) Gugatanmelalu�pengad�lanhanyadapatd�tempuhapab�la
upayapenyelesa�ansengketad�luarpengad�lanyangd�p�l�h
d�nyatakan t�dak berhas�l oleh salah satu atau para p�hak
yangbersengketa.
Bagian Kedua
Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup di Luar Pengadilan
Pasal 85
(1) Penyelesa�ansengketal�ngkunganh�dupd�luarpengad�lan
dilakukan untuk mencapai kesepakatan mengenai:a. bentukdanbesarnyagant�rug�;
b. t�ndakan pemul�han ak�bat pencemaran dan/atau
perusakan;
160
c. t�ndakan tertentu untuk menjam�n t�dak akan
terulangnya pencemaran dan/atau perusakan; dan/
atau
d. t�ndakan untuk mencegah t�mbulnya dampak negat�f
terhadapl�ngkunganh�dup.
(2) Penyelesa�an sengketa d� luar pengad�lan t�dak berlaku
terhadap t�ndak p�dana l�ngkungan h�dup sebaga�mana
d�aturdalamUndang-Undang�n�.
(3) Dalam penyelesa�an sengketa l�ngkungan h�dup d� luar
pengad�landapatd�gunakanjasamed�atordan/atauarb�ter
untuk membantu menyelesa�kan sengketa l�ngkungan
h�dup.
Pasal 86
(1) Masyarakat dapat membentuk lembaga penyed�a jasa
penyelesa�ansengketal�ngkunganh�dupyangbers�fatbebas
dant�dakberp�hak.
(2) Pemer�ntah dan pemer�ntah daerah dapat memfas�l�tas�
pembentukanlembagapenyed�ajasapenyelesa�ansengketa
l�ngkunganh�dupyangbers�fatbebasdant�dakberp�hak.
(3) Ketentuan leb�h lanjut mengena� lembaga penyed�a jasa
penyelesa�an sengketa l�ngkungan h�dup d�atur dengan
PeraturanPemer�ntah.
Bagian Ketiga
Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup Melalui
Pengadilan
Paragraf 1
Ganti Kerugian dan Pemulihan Lingkungan
Pasal 87
(1) Set�ap penanggung jawab usaha dan/atau keg�atan
yang melakukan perbuatan melanggar hukum berupa
pencemaran dan/atau perusakan l�ngkungan h�dup yang
men�mbulkan kerug�an pada orang la�n atau l�ngkungan
161
h�dup waj�b membayar gant� rug� dan/atau melakukan
t�ndakantertentu.
(2) Set�ap orang yang melakukan pem�ndahtanganan,
pengubahan s�fat dan bentuk usaha, dan/atau keg�atan
dar� suatu badan usaha yang melanggar hukum t�dak
melepaskan tanggung jawab hukum dan/atau kewaj�ban
badanusahatersebut.
(3) Pengad�lan dapat menetapkan pembayaran uang paksa
terhadapset�aphar�keterlambatanataspelaksanaanputusan
pengad�lan.
(4) Besarnya uang paksa diputuskan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Paragraf 2
Tanggung Jawab Mutlak
Pasal 88
Set�ap orang yang t�ndakannya, usahanya, dan/atau
keg�atannyamenggunakanB3,menghas�lkandan/ataumengelola
l�mbahB3,dan/atauyangmen�mbulkanancamanser�usterhadap
l�ngkunganh�dupbertanggungjawabmutlakataskerug�anyang
terjad�tanpaperlupembukt�anunsurkesalahan.
Paragraf 3
Tenggat Kedaluwarsa untuk Pengajuan Gugatan
Pasal 89
(1) Tenggat kedaluwarsa untuk mengajukan gugatan ke
pengad�lanmeng�kut�tenggangwaktusebaga�manad�atur
dalam ketentuan K�tab Undang-Undang HukumPerdata
dand�h�tungsejakd�ketahu�adanyapencemarandan/atau
kerusakanl�ngkunganh�dup.
(2) Ketentuan mengena� tenggat kedaluwarsa t�dak berlaku
terhadap pencemaran dan/atau kerusakan l�ngkungan
h�dupyangd�ak�batkanolehusahadan/ataukeg�atanyang
162
menggunakandan/ataumengelolaB3 sertamenghas�lkan
dan/ataumengelolal�mbahB3.
Paragraf 4
Hak Gugat Pemerintah dan Pemerintah Daerah
Pasal 90
(1) Instans�pemer�ntahdanpemer�ntahdaerahyangbertanggung
jawabd�b�dangl�ngkunganh�dupberwenangmengajukan
gugatan gant� rug� dan t�ndakan tertentu terhadap usaha
dan/ataukeg�atanyangmenyebabkanpencemarandan/atau
kerusakanl�ngkunganh�dupyangmengak�batkankerug�an
l�ngkunganh�dup.
(2) Ketentuan leb�h lanjut mengena� kerug�an l�ngkungan
h�dupsebaga�manad�maksudpadaayat(1)d�aturdengan
PeraturanMenter�.
Paragraf 5
Hak Gugat Masyarakat
Pasal 91
(1) Masyarakat berhak mengajukan gugatan perwak�lan
kelompokuntukkepent�ngand�r�nyasend�r�dan/atauuntuk
kepent�nganmasyarakatapab�lamengalam�kerug�anak�bat
pencemarandan/ataukerusakanl�ngkunganh�dup.
(2) Gugatan dapat d�ajukan apab�la terdapat kesamaan fakta
atauper�st�wa,dasarhukum,sertajen�stuntutand�antara
wak�lkelompokdananggotakelompoknya.
(3) Ketentuan mengena� hak gugat masyarakat d�laksanakan
sesua�denganperaturanperundang-undangan.
163
Paragraf 6
Hak Gugat Organisasi Lingkungan Hidup
Pasal 92
(1) Dalam rangka pelaksanaan tanggung jawab perl�ndungan
danpengelolaan l�ngkunganh�dup,organ�sas� l�ngkungan
h�dup berhak mengajukan gugatan untuk kepent�ngan
pelestar�anfungs�l�ngkunganh�dup.
(2) Hak mengajukan gugatan terbatas pada tuntutan untuk
melakukan t�ndakan tertentu tanpa adanya tuntutan gant�
rug�,kecual�b�ayaataupengeluaranr��l.
(3) Organ�sas� l�ngkungan h�dup dapat mengajukan gugatan
apabila memenuhi persyaratan:a. berbentukbadanhukum;
b. menegaskan d� dalam anggaran dasarnya bahwa
organ�sas� tersebut d�d�r�kan untuk kepent�ngan
pelestar�anfungs�l�ngkunganh�dup;dan
c. telah melaksanakan keg�atan nyata sesua� dengan
anggarandasarnyapal�ngs�ngkat2(dua)tahun.
Paragraf 7
Gugatan Administratif
Pasal 93
(1) Set�aporangdapatmengajukangugatanterhadapkeputusan
tata usaha negara apabila:a. badan atau pejabat tata usaha negara menerb�tkan
�z�nl�ngkungankepadausahadan/ataukeg�atanyang
waj�bamdal tetap� t�dakd�lengkap�dengandokumen
amdal;
b. badanataupejabattatausahanegaramenerb�tkan�z�n
l�ngkungan kepada keg�atan yang waj�b UKL-UPL,
tetap� t�dak d�lengkap� dengan dokumen UKL-UPL;
dan/atau
164
c. badanataupejabattatausahanegarayangmenerb�tkan
�z�n usaha dan/atau keg�atan yang t�dak d�lengkap�
dengan�z�nl�ngkungan.
(2) Tatacarapengajuangugatanterhadapkeputusantatausaha
negaramengacupadaHukumAcaraPerad�lanTataUsaha
Negara.
BAB XIV
PENYIDIKAN DAN PEMBUKTIAN
Bagian Kesatu
Penyidikan
Pasal 94
(1) Sela�n peny�d�k pejabat pol�s� Negara Republ�k Indones�a,
pejabatpegawa�neger�s�p�ltertentud�l�ngkungan�nstans�
pemer�ntahyangl�ngkuptugasdantanggungjawabnyad�
b�dang perl�ndungan dan pengelolaan l�ngkungan h�dup
d�ber�wewenangsebaga�peny�d�ksebaga�manad�maksud
dalamHukumAcaraP�danauntukmelakukanpeny�d�kan
t�ndakp�danal�ngkunganh�dup.
(2) Penyidik pejabat pegawai negeri sipil berwenang:a. melakukan pemer�ksaan atas kebenaran laporan atau
keteranganberkenaandengant�ndakp�danad�b�dang
perl�ndungandanpengelolaanl�ngkunganh�dup;
b. melakukan pemer�ksaan terhadap set�ap orang
yang d�duga melakukan t�ndak p�dana d� b�dang
perl�ndungandanpengelolaanl�ngkunganh�dup;
c. mem�ntaketerangandanbahanbukt�dar�set�aporang
berkenaan dengan per�st�wa t�ndak p�dana d� b�dang
perl�ndungandanpengelolaanl�ngkunganh�dup;
d. melakukan pemer�ksaan atas pembukuan, catatan,
dan dokumen la�n berkenaan dengan t�ndak p�dana
d� b�dang perl�ndungan dan pengelolaan l�ngkungan
h�dup;
165
e. melakukan pemer�ksaan d� tempat tertentu yang
d�dugaterdapatbahanbukt�,pembukuan,catatan,dan
dokumenla�n;
f. melakukanpeny�taanterhadapbahandanbaranghas�l
pelanggaranyangdapatd�jad�kanbukt�dalamperkara
t�ndakp�danad�b�dangperl�ndungandanpengelolaan
l�ngkunganh�dup;
g. mem�ntabantuanahl�dalamrangkapelaksanaantugas
peny�d�kant�ndakp�danad�b�dangperl�ndungandan
pengelolaanl�ngkunganh�dup;
h. menghent�kanpeny�d�kan;
�. memasuk� tempat tertentu, memotret, dan/atau
membuatrekamanaud�ov�sual;
j. melakukan penggeledahan terhadap badan, paka�an,
ruangan,dan/atautempatla�nyangd�dugamerupakan
tempatd�lakukannyat�ndakp�dana;dan/atau
k. menangkapdanmenahanpelakut�ndakp�dana.
(3) Dalammelakukanpenangkapandanpenahanansebaga�mana
d�maksudpadaayat(2)hurufk,peny�d�kpejabatpegawa�
neger� s�p�l berkoord�nas� dengan peny�d�k pejabat pol�s�
NegaraRepubl�kIndones�a.
(4) Dalam hal penyidik pejabat pegawai negeri sipil melakukan peny�d�kan, peny�d�k pejabat pegawa� neger� s�p�l
member�tahukan kepada peny�d�k pejabat pol�s� Negara
Republ�k Indones�a dan peny�d�k pejabat pol�s� Negara
Republ�k Indones�amember�kanbantuangunakelancaran
peny�d�kan.
(5) Peny�d�k pejabat pegawa� neger� s�p�l member�tahukan
d�mula�nya peny�d�kan kepada penuntut umum dengan
tembusankepadapeny�d�kpejabatpol�s�NegaraRepubl�k
Indones�a.
(6) Has�l peny�d�kan yang telah d�lakukan oleh peny�d�k
pegawa�neger�s�p�ld�sampa�kankepadapenuntutumum.
166
Pasal 95
(1) Dalam rangka penegakan hukum terhadap pelaku t�ndak
p�dana l�ngkungan h�dup, dapat d�lakukan penegakan
hukum terpadu antara peny�d�k pegawa� neger� s�p�l,
kepol�s�an,dankejaksaand�bawahkoord�nas�Menter�.
(2) Ketentuan leb�h lanjut mengena� pelaksanaan penegakan
hukum terpadu d�atur dengan peraturan perundang-
undangan.
Bagian Kedua
Pembuktian
Pasal 96
Alatbukt�yangsahdalamtuntutant�ndakp�danal�ngkungan
hidup terdiri atas:a. keterangansaks�;
b. keteranganahl�;
c. surat;
d. petunjuk;
e. keteranganterdakwa;dan/atau
f. alat bukt� la�n, termasuk alat bukt� yang d�atur dalam
peraturanperundang-undangan.
BAB XV
KETENTUAN PIDANA
Pasal 97
T�ndak p�dana dalam undang-undang �n� merupakan
kejahatan.
Pasal 98
(1) Set�ap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan
yang mengak�batkan d�lampau�nya baku mutu udara
amb�en, baku mutu a�r, baku mutu a�r laut, atau kr�ter�a
bakukerusakanl�ngkunganh�dup,d�p�danadenganp�dana
167
penjara pal�ng s�ngkat 3 (t�ga) tahun dan pal�ng lama 10
(sepuluh)tahundandendapal�ngsed�k�tRp3.000.000.000,00
(t�gam�l�arrup�ah)danpal�ngbanyakRp10.000.000.000,00
(sepuluhm�l�arrup�ah).
(2) Apab�la perbuatan sebaga�mana d�maksud pada ayat (1)
mengak�batkan orang luka dan/atau bahaya kesehatan
manus�a, d�p�dana dengan p�dana penjara pal�ng s�ngkat
4 (empat) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan denda paling sedikit Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rup�ah) dan pal�ng banyak Rp12.000.000.000,00 (dua belas
m�l�arrup�ah).
(3) Apab�la perbuatan sebaga�mana d�maksud pada ayat
(1) mengak�batkan orang luka berat atau mat�, d�p�dana
dengan p�dana penjara pal�ng s�ngkat 5 (l�ma) tahun dan
pal�nglama15(l�mabelas)tahundandendapal�ngsed�k�t
Rp5.000.000.000,00 (l�ma m�l�ar rup�ah) dan pal�ng banyak
Rp15.000.000.000,00(l�mabelasm�l�arrup�ah).
Pasal 99
(1) Set�ap orang yang karena kelala�annya mengak�batkan
d�lampau�nya baku mutu udara amb�en, baku mutu a�r,
bakumutua�rlaut,ataukr�ter�abakukerusakanl�ngkungan
h�dup, d�p�dana dengan p�dana penjara pal�ng s�ngkat 1
(satu)tahundanpal�nglama3(t�ga)tahundandendapal�ng
sed�k�t Rp1.000.000.000,00 (satu m�l�ar rup�ah) dan pal�ng
banyakRp3.000.000.000,00(t�gam�l�arrup�ah).
(2) Apab�la perbuatan sebaga�mana d�maksud pada ayat (1)
mengak�batkan orang luka dan/atau bahaya kesehatan
manus�a, d�p�dana dengan p�dana penjara pal�ng s�ngkat
2 (dua) tahundanpal�ng lama6 (enam) tahundandenda
pal�ng sed�k�t Rp2.000.000.000,00 (dua m�l�ar rup�ah) dan
pal�ngbanyakRp6.000.000.000,00(enamm�l�arrup�ah).
(3) Apab�la perbuatan sebaga�mana d�maksud pada ayat
(1) mengak�batkan orang luka berat atau mat�, d�p�dana
dengan p�dana penjara pal�ng s�ngkat 3 (t�ga) tahun dan
168
pal�ng lama 9 (semb�lan) tahun dan denda pal�ng sed�k�t
Rp3.000.000.000,00 (t�ga m�l�ar rup�ah) dan pal�ng banyak
Rp9.000.000.000,00(semb�lanm�l�arrup�ah).
Pasal 100
(1) Set�aporangyangmelanggarbakumutua�r l�mbah,baku
mutu em�s�, atau baku mutu gangguan d�p�dana, dengan
p�danapenjarapal�nglama3(t�ga)tahundandendapal�ng
banyakRp3.000.000.000,00(t�gam�l�arrup�ah).
(2) T�ndak p�dana sebaga�mana d�maksud pada ayat (1)
hanya dapat d�kenakan apab�la sanks� adm�n�strat�f yang
telahd�jatuhkant�dakd�patuh�ataupelanggarand�lakukan
leb�hdar�satukal�.
Pasal 101
Set�ap orang yang melepaskan dan/atau mengedarkan
produk rekayasa genet�k ke med�a l�ngkungan h�dup yang
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan atau
�z�nl�ngkungansebaga�manad�maksuddalamPasal69ayat(1)
hurufg,d�p�danadenganp�danapenjarapal�ngs�ngkat1(satu)
tahundanpal�ng lama3 (t�ga) tahundandendapal�ngsed�k�t
Rp1.000.000.000,00 (satu m�l�ar rup�ah) dan pal�ng banyak
Rp3.000.000.000,00(t�gam�l�arrup�ah).
Pasal 102
Set�aporangyangmelakukanpengelolaanl�mbahB3tanpa
izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (4), dipidana denganp�danapenjarapal�ngs�ngkat1(satu)tahundanpal�ng
lama3(t�ga)tahundandendapal�ngsed�k�tRp1.000.000.000,00
(satum�l�arrup�ah)danpal�ngbanyakRp3.000.000.000,00(t�ga
m�l�arrup�ah).
Pasal 103
Set�ap orang yang menghas�lkan l�mbah B3 dan t�dak
melakukan pengelolaan sebaga�mana d�maksud dalam Pasal
59, d�p�dana dengan p�dana penjara pal�ng s�ngkat 1 (satu)
169
tahundanpal�ng lama3 (t�ga) tahundandendapal�ngsed�k�t
Rp1.000.000.000,00 (satu m�l�ar rup�ah) dan pal�ng banyak
Rp3.000.000.000,00(t�gam�l�arrup�ah).
Pasal 104
Set�ap orang yang melakukan dump�ng l�mbah dan/atau
bahan ke med�a l�ngkungan h�dup tanpa �z�n sebaga�mana
d�maksuddalamPasal60,d�p�danadenganp�danapenjarapal�ng
lama3(t�ga)tahundandendapal�ngbanyakRp3.000.000.000,00
(t�gam�l�arrup�ah).
Pasal 105
Set�ap orang yang memasukkan l�mbah ke dalam w�layah
Negara Kesatuan Republ�k Indones�a sebaga�mana d�maksud
dalamPasal69ayat(1)hurufcd�p�danadenganp�danapenjara
paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan denda paling sedikit Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rup�ah)danpal�ngbanyakRp12.000.000.000,00(duabelasm�l�ar
rup�ah).
Pasal 106
Set�aporangyangmemasukkanl�mbahB3kedalamw�layah
Negara Kesatuan Republ�k Indones�a sebaga�mana d�maksud
dalamPasal69ayat(1)hurufd,d�p�danadenganp�danapenjara
pal�ng s�ngkat 5 (l�ma) tahun dan pal�ng lama 15 (l�ma belas)
tahundandendapal�ngsed�k�tRp5.000.000.000,00 (l�mam�l�ar
rup�ah)danpal�ngbanyakRp15.000.000.000,00(l�mabelasm�l�ar
rup�ah).
Pasal 107
Set�aporangyangmemasukkanB3yangd�larangmenurut
peraturan perundang–undangan ke dalam w�layah Negara
Kesatuan Republ�k Indones�a sebaga�mana d�maksud dalam
Pasal69ayat(1)hurufb,d�p�danadenganp�danapenjarapal�ng
s�ngkat5(l�ma)tahundanpal�nglama15(l�mabelas)tahundan
170
dendapal�ngsed�k�tRp5.000.000.000,00(l�mam�l�arrup�ah)dan
pal�ngbanyakRp15.000.000.000,00(l�mabelasm�l�arrup�ah).
Pasal 108
Set�aporangyangmelakukanpembakaranlahansebaga�mana
d�maksud dalam Pasal 69 ayat (1) huruf h, d�p�dana dengan
p�danapenjarapal�ngs�ngkat3(t�ga)tahundanpal�nglama10
(sepuluh)tahundandendapal�ngsed�k�tRp3.000.000.000,00(t�ga
m�l�ar rup�ah)danpal�ngbanyakRp10.000.000.000,00 (sepuluh
m�l�arrup�ah).
Pasal 109
Set�ap orang yang melakukan usaha dan/atau keg�atan
tanpa mem�l�k� �z�n l�ngkungan sebaga�mana d�maksud dalam
Pasal36ayat(1),d�p�danadenganp�danapenjarapal�ngs�ngkat
1(satu)tahundanpal�nglama3(t�ga)tahundandendapal�ng
sed�k�tRp1.000.000.000,00(satum�l�arrup�ah)danpal�ngbanyak
Rp3.000.000.000,00(t�gam�l�arrup�ah).
Pasal 110
Setiap orang yang menyusun amdal tanpa memiliki sertiikat kompetens� penyusun amdal sebaga�mana d�maksud dalam
Pasal69ayat(1)huruf�,d�p�danadenganp�danapenjarapal�ng
lama3(t�ga)tahundandendapal�ngbanyakRp3.000.000.000,00
(t�gam�l�arrup�ah).
Pasal 111
(1) Pejabat pember� �z�n l�ngkungan yang menerb�tkan �z�n
l�ngkungantanpad�lengkap�denganamdalatauUKL-UPL
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (1) dipidana denganp�danapenjarapal�nglama3(t�ga)tahundandenda
pal�ngbanyakRp3.000.000.000,00(t�gam�l�arrup�ah).
(2) Pejabat pember� �z�n usaha dan/atau keg�atan yang
menerb�tkan�z�nusahadan/ataukeg�atantanpad�lengkap�
dengan�z�nl�ngkungansebaga�manad�maksuddalamPasal
40 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama
171
3(t�ga) tahun dan denda pal�ng banyak Rp3.000.000.000,00
(t�gam�l�arrup�ah).
Pasal 112
Set�ap pejabat berwenang yang dengan sengaja t�dak
melakukan pengawasan terhadap ketaatan penanggung jawab
usaha dan/atau keg�atan terhadap peraturan perundang-
undangan dan �z�n l�ngkungan sebaga�mana d�maksud dalam
Pasal 71 dan Pasal 72, yang mengakibatkan terjadinya pencemaran dan/ataukerusakanl�ngkunganyangmengak�batkanh�langnya
nyawamanus�a,d�p�danadenganp�danapenjarapal�nglama1
(satu) tahun atau denda pal�ng banyak Rp500.000.000,00 (l�ma
ratusjutarup�ah).
Pasal 113
Set�aporangyangmember�kan�nformas�palsu,menyesatkan,
mengh�langkan�nformas�,merusak�nformas�,ataumember�kan
keteranganyangt�dakbenaryangd�perlukandalamka�tannya
dengan pengawasan dan penegakan hukum yang berka�tan
dengan perl�ndungan dan pengelolaan l�ngkungan h�dup
sebaga�manad�maksuddalamPasal69ayat(1)hurufjd�p�dana
dengan p�dana penjara pal�ng lama 1 (satu) tahun dan denda
pal�ngbanyakRp1.000.000.000,00(satum�l�arrup�ah).
Pasal 114
Set�ap penanggung jawab usaha dan/atau keg�atan yang
t�dak melaksanakan paksaan pemer�ntah d�p�dana dengan
p�dana penjara pal�ng lama 1 (satu) tahun dan denda pal�ng
banyakRp1.000.000.000,00(satum�l�arrup�ah).
Pasal 115
Set�aporangyangdengansengajamencegah,menghalang-
halang�,ataumenggagalkanpelaksanaantugaspejabatpengawas
l�ngkunganh�dupdan/ataupejabatpeny�d�kpegawa�neger�s�p�l
d�p�danadenganp�danapenjarapal�nglama1(satu)tahundan
dendapal�ngbanyakRp500.000.000,00(l�maratusjutarup�ah).
172
Pasal 116
(1) Apab�la t�ndak p�dana l�ngkungan h�dup d�lakukan oleh,
untuk, atau atas nama badan usaha, tuntutan p�dana dan
sanksi pidana dijatuhkan kepada:a. badanusaha;dan/atau
b. orangyangmember�per�ntahuntukmelakukant�ndak
p�dana tersebut atau orang yang bert�ndak sebaga�
pem�mp�nkeg�atandalamt�ndakp�danatersebut.
(2) Apab�la t�ndak p�dana l�ngkungan h�dup sebaga�mana
d�maksud pada ayat (1) d�lakukan oleh orang, yang
berdasarkan hubungan kerja atau berdasarkan hubungan
la�nyangbert�ndakdalaml�ngkupkerjabadanusaha,sanks�
p�danad�jatuhkanterhadappember�per�ntahataupem�mp�n
dalamt�ndakp�danatersebuttanpamemperhat�kant�ndak
p�dana tersebut d�lakukan secara send�r� atau bersama-
sama.
Pasal 117
J�katuntutanp�danad�ajukankepadapember�per�ntahatau
pem�mp�nt�ndakp�danasebaga�manad�maksuddalamPasal116
ayat(1)hurufb,ancamanp�danayangd�jatuhkanberupap�dana
penjaradandendad�perberatdengansepert�ga.
Pasal 118
Terhadapt�ndakp�danasebaga�manad�maksuddalamPasal
116ayat(1)hurufa,sanks�p�danad�jatuhkankepadabadanusaha
yangd�wak�l�olehpengurusyangberwenangmewak�l�d�dalam
dan d� luar pengad�lan sesua� dengan peraturan perundang-
undanganselakupelakufungs�onal.
Pasal 119
Sela�n p�dana sebaga�mana d�maksud dalam Undang-
Undang �n�, terhadap badan usaha dapat d�kenakan p�dana
tambahan atau tindakan tata tertib berupa:
173
a. perampasan keuntungan yang d�peroleh dar� t�ndak
p�dana;
b. penutupan seluruh atau sebag�an tempat usaha dan/atau
keg�atan;
c. perba�kanak�batt�ndakp�dana;
d. pewaj�banmengerjakanapayangd�lala�kantanpahak;dan/
atau
e. penempatanperusahaand�bawahpengampuanpal�nglama
3(t�ga)tahun.
Pasal 120
(1) Dalam melaksanakan ketentuan sebaga�mana d�maksud
dalamPasal119hurufa,hurufb,hurufc,danhurufd,jaksa
berkoord�nas� dengan �nstans� yang bertanggung jawab d�
b�dang perl�ndungan dan pengelolaan l�ngkungan h�dup
untukmelaksanakaneksekus�.
(2) Dalam melaksanakan ketentuan sebaga�mana d�maksud
dalam Pasal 119 huruf e, Pemer�ntah berwenang untuk
mengelola badan usaha yang d�jatuh� sanks� penempatan
d� bawah pengampuan untuk melaksanakan putusan
pengad�lanyangtelahberkekuatanhukumtetap.
BAB XVI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 121
(1) Pada saat berlakunya Undang-Undang �n�, dalam waktu
pal�ng lama2 (dua) tahun,set�apusahadan/ataukeg�atan
yang telah mem�l�k� �z�n usaha dan/atau keg�atan tetap�
belummem�l�k�dokumenamdalwaj�bmenyelesa�kanaud�t
l�ngkunganh�dup.
(2) Pada saat berlakunya Undang-Undang �n�, dalam waktu
pal�ng lama2 (dua) tahun,set�apusahadan/ataukeg�atan
yang telah mem�l�k� �z�n usaha dan/atau keg�atan tetap�
belum mem�l�k� UKL-UPL waj�b membuat dokumen
pengelolaanl�ngkunganh�dup.
174
Pasal 122
(1) Pada saat berlakunya Undang-Undang �n�, dalam waktu
pal�ng lama 1 (satu) tahun, set�ap penyusun amdal waj�b
memiliki sertiikat kompetensi penyusun amdal. (2) Pada saat berlakunya Undang-Undang �n�, dalam waktu
pal�nglama1(satu)tahun,set�apaud�torl�ngkunganh�dup
wajib memiliki sertiikat kompetensi auditor lingkungan h�dup.
Pasal 123
Segala �z�n d� b�dang pengelolaan l�ngkungan h�dup yang
telahd�keluarkanolehMenter�,gubernur,ataubupat�/wal�kota
sesua� dengan kewenangannya waj�b d��ntegras�kan ke dalam
�z�nl�ngkunganpal�nglama1(satu)tahunsejakUndang-Undang
�n�d�tetapkan.
BAB XVII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 124
Pada saat Undang-Undang �n� mula� berlaku, semua
peraturan perundang-undangan yang merupakan peraturan
pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan L�ngkungan H�dup (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran NegaraRepubl�kIndones�aNomor3699)d�nyatakanmas�htetap
berlakusepanjangt�dakbertentanganataubelumd�gant�dengan
peraturanyangbaruberdasarkanUndang-Undang�n�.
Pasal 125
Pada saat Undang-Undang �n� mula� berlaku, Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republ�k Indones�a Nomor
3699)d�cabutdand�nyatakant�dakberlaku.
175
Pasal 126
Peraturan pelaksanaan yang d�amanatkan dalam Undang-
Undang�n�d�tetapkanpal�nglama1(satu)tahunterh�tungsejak
Undang-Undang�n�d�berlakukan.
Pasal 127
Undang-undang �n� mula� berlaku pada tanggal
d�undangkan.
Agar set�ap orang mengetahu�nya, memer�ntahkan
pengundangan Undang-Undang �n� dengan penempatannya
dalamLembaranNegaraRepubl�kIndones�a.
D�sahkand�Jakarta
padatanggal3Oktober2009
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Ttd
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
D�undangkand�Jakarta
padatanggal3Oktober2009
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
td
ANDI MATTALATTA
LEMBARANNEGARAREPUBLIKINDONESIA
TAHUN 2009 NOMOR 140
176
PENJELASAN
ATAS
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 32 TAHUN 2009
TENTANG
PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP
I. UMUM
1. Undang-Undang Dasar Negara Republ�k Indones�a Tahun
1945 menyatakan bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehatmerupakanhakasas�danhakkonst�tus�onalbag�set�ap
warganegaraIndones�a.Olehkarena�tu,negara,pemer�ntah,
dan seluruh pemangku kepent�ngan berkewaj�ban untuk
melakukan perl�ndungan dan pengelolaan l�ngkungan
h�dupdalampelaksanaanpembangunanberkelanjutanagar
l�ngkungan h�dup Indones�a dapat tetap menjad� sumber
danpenunjangh�dupbag�rakyatIndones�asertamakhluk
h�dupla�n.
2. Negara Kesatuan Republ�k Indones�a terletak pada pos�s�
s�lang antara dua benua dan dua samudera dengan �kl�m
trop�s dan cuaca serta mus�m yang menghas�lkan kond�s�
alam yang t�ngg� n�la�nya. D� samp�ng �tu Indones�a
mempunya�gar�spanta�terpanjangkeduad�dun�adengan
jumlah penduduk yang besar. Indones�a mempunya�
kekayaan keanekaragaman hayat� dan sumber daya
alam yang mel�mpah. Kekayaan �tu perlu d�l�ndung� dan
d�keloladalamsuatus�stemperl�ndungandanpengelolaan
l�ngkungan h�dup yang terpadu dan ter�ntegras� antara
l�ngkungan laut, darat, dan udara berdasarkan wawasan
Nusantara.
177
Indones�ajugaberadapadapos�s�yangsangatrentan
terhadapdampakperubahan�kl�m.Dampaktersebutmel�put�
turunnyaproduks�pangan,terganggunyaketersed�aana�r,
tersebarnya hama dan penyak�t tanaman serta penyak�t
manus�a, na�knya permukaan laut, tenggelamnya pulau-
pulaukec�l,danpunahnyakeanekaragamanhayat�.
Ketersed�aansumberdayaalamsecarakuant�tasataupun
kual�tas t�dak merata, sedangkan keg�atan pembangunan
membutuhkansumberdayaalamyangsemak�nmen�ngkat.
Keg�atanpembangunanjugamengandungr�s�koterjad�nya
pencemaran dan kerusakan l�ngkungan. Kond�s� �n�
dapat mengak�batkan daya dukung, daya tampung, dan
produkt�v�tas l�ngkungan h�dup menurun yang pada
akh�rnyamenjad�bebansos�al.
Oleh karena �tu, l�ngkungan h�dup Indones�a harus
d�l�ndung� dan d�kelola dengan ba�k berdasarkan asas
tanggung jawab negara, asas keberlanjutan, dan asas
kead�lan. Sela�n �tu, pengelolaan l�ngkungan h�dup harus
dapat member�kan kemanfaatan ekonom�, sos�al, dan
budayayangd�lakukanberdasarkanpr�ns�pkehat�-hat�an,
demokras� l�ngkungan, desentral�sas�, serta pengakuan
dan penghargaan terhadap kear�fan lokal dan kear�fan
l�ngkungan.
Perl�ndungan dan pengelolaan l�ngkungan h�dup
menuntut d�kembangkannya suatu s�stem yang terpadu
berupa suatu keb�jakan nas�onal perl�ndungan dan
pengelolaan l�ngkungan h�dup yang harus d�laksanakan
secara taat asas dan konsekuen dar� pusat sampa� ke
daerah.
3. Penggunaan sumber daya alam harus selaras, seras�,
dan se�mbang dengan fungs� l�ngkungan h�dup. Sebaga�
konsekuens�nya, keb�jakan, rencana, dan/atau program
pembangunan harus d�j�wa� oleh kewaj�ban melakukan
pelestar�an l�ngkungan h�dup dan mewujudkan tujuan
pembangunanberkelanjutan.
178
Undang-Undang �n� mewaj�bkan Pemer�ntah dan
pemer�ntah daerah untuk membuat kaj�an l�ngkungan
h�dup strateg�s (KLHS) untuk memast�kan bahwa pr�ns�p
pembangunan berkelanjutan telah menjad� dasar dan
ter�ntegras� dalam pembangunan suatu w�layah dan/atau
keb�jakan, rencana, dan/atau program. Dengan perkataan
la�n, has�l KLHS harus d�jad�kan dasar bag� keb�jakan,
rencana dan/atau program pembangunan dalam suatu
w�layah. Apab�la has�l KLHS menyatakan bahwa daya
dukung dan daya tampung sudah terlampau�, keb�jakan,
rencana, dan/atau program pembangunan tersebut waj�b
d�perba�k� sesua� dengan rekomendas� KLHS dan segala
usahadan/ataukeg�atanyangtelahmelampau�dayadukung
dandayatampungl�ngkunganh�dupt�dakd�perbolehkan
lag�.
4. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah meningkatkan kualitas h�dup dan mengubah gaya h�dup manus�a. Pemaka�an
produk berbas�s k�m�a telah men�ngkatkan produks�
l�mbah bahan berbahaya dan beracun. Hal �tu menuntut
d�kembangkannyas�stempembuanganyangamandengan
r�s�ko yang kec�l bag� l�ngkungan h�dup, kesehatan, dan
kelangsunganh�dupmanus�asertamakhlukh�dupla�n.
D� samp�ng menghas�lkan produk yang bermanfaat
bag�masyarakat,�ndustr�al�sas�jugamen�mbulkandampak,
antara la�n, d�has�lkannya l�mbah bahan berbahaya dan
beracun,yangapab�lad�buangkedalammed�al�ngkungan
h�dupdapatmengancaml�ngkunganh�dup,kesehatan,dan
kelangsunganh�dupmanus�asertamakhlukh�dupla�n.
Denganmenyadar�haltersebut,bahanberbahayadan
beracun beserta l�mbahnya perlu d�l�ndung� dan d�kelola
denganba�k.W�layahNegaraKesatuanRepubl�kIndones�a
harus bebas dar� buangan l�mbah bahan berbahaya dan
beracundar�luarw�layahIndones�a.
Menyadar� potens�dampaknegat�f yang d�t�mbulkan
sebaga�konsekuens�dar�pembangunan,terusd�kembangkan
179
upayapengendal�andampaksecarad�n�.Anal�s�smengena�
dampak l�ngkungan (amdal) adalah salah satu perangkat
preemt�fpengelolaanl�ngkunganh�dupyangterusd�perkuat
melalu� pen�ngkatkan akuntab�l�tas dalam pelaksanaan
penyusunan amdal dengan mempersyaratkan l�sens� bag�
penilai amdal dan diterapkannya sertiikasi bagi penyusun dokumenamdal, sertadenganmemperjelassanks�hukum
bag�pelanggard�b�dangamdal.
Amdal juga menjad� salah satu persyaratan utama
dalam memperoleh �z�n l�ngkungan yang mutlak d�m�l�k�
sebelumd�peroleh�z�nusaha.
5. Upaya prevent�f dalam rangka pengendal�an dampak
l�ngkungan h�dup perlu d�laksanakan dengan
mendayagunakansecaramaks�mal �nstrumenpengawasan
dan per�z�nan. Dalam hal pencemaran dan kerusakan
l�ngkungan h�dup sudah terjad�, perlu d�lakukan upaya
repres�fberupapenegakanhukumyangefekt�f,konsekuen,
dan kons�sten terhadap pencemaran dan kerusakan
l�ngkunganh�dupyangsudahterjad�.
Sehubungandenganhaltersebut,perlud�kembangkan
satus�stemhukumperl�ndungandanpengelolaanl�ngkungan
h�dup yang jelas, tegas, dan menyeluruh guna menjam�n
kepast�anhukumsebaga� landasanbag�perl�ndungandan
pengelolaansumberdayaalamsertakeg�atanpembangunan
la�n.
Undang-Undang �n� juga mendayagunakan berbaga�
ketentuanhukum,ba�khukumadm�n�stras�,hukumperdata,
maupunhukump�dana.Ketentuanhukumperdatamel�put�
penyelesa�ansengketal�ngkunganh�dupd�luarpengad�lan
dand�dalampengad�lan.Penyelesa�ansengketal�ngkungan
h�dup d� dalam pengad�lan mel�put� gugatan perwak�lan
kelompok, hak gugat organ�sas� l�ngkungan, ataupun hak
gugatpemer�ntah.Melalu�cara tersebutd�harapkansela�n
akan men�mbulkan efek jera juga akan men�ngkatkan
kesadaran seluruh pemangku kepent�ngan tentang betapa
180
pent�ngnya perl�ndungan dan pengelolaan l�ngkungan
h�dupdem�keh�dupangeneras�masak�n�danmasadepan.
6. Penegakan hukum p�dana dalam Undang-Undang �n�
memperkenalkanancamanhukumanm�n�mumd�samp�ng
maks�mum, perluasan alat bukt�, pem�danaan bag�
pelanggaran baku mutu, keterpaduan penegakan hukum
p�dana,danpengaturant�ndakp�danakorporas�.Penegakan
hukum p�dana l�ngkungan tetap memperhat�kan asas
ult�mumremed�umyangmewaj�bkanpenerapanpenegakan
hukum p�dana sebaga� upaya terakh�r setelah penerapan
penegakan hukum adm�n�stras� d�anggap t�dak berhas�l.
Penerapanasasult�mumremed�um�n�hanyaberlakubag�
t�ndak p�dana form�l tertentu, ya�tu pem�danaan terhadap
pelanggaranbakumutua�rl�mbah,em�s�,dangangguan.
7. Perbedaan mendasar antara Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dengan Undang-Undang �n� adalah adanya penguatan
yang terdapat dalam Undang-Undang �n� tentang pr�ns�p-
pr�ns�p perl�ndungan dan pengelolaan l�ngkungan h�dup
yangd�dasarkanpada tatakelolapemer�ntahanyangba�k
karena dalam set�ap proses perumusan dan penerapan
�nstrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan
l�ngkungan h�dup serta penanggulangan dan penegakan
hukum mewaj�bkan peng�ntegras�an aspek transparans�,
part�s�pas�,akuntab�l�tas,dankead�lan.
8. Selain itu, Undang-Undang ini juga mengatur:a. keutuhanunsur-unsurpengelolaanl�ngkunganh�dup;
b. kejelasankewenanganantarapusatdandaerah;
c. penguatan pada upaya pengendal�an l�ngkungan
h�dup;
d. penguatan �nstrumen pencegahan pencemaran dan/
atau kerusakan l�ngkungan h�dup, yang mel�put�
�nstrumen kaj�an l�ngkungan h�dup strateg�s, tata
ruang, baku mutu l�ngkungan h�dup, kr�ter�a baku
kerusakanl�ngkunganh�dup,amdal,upayapengelolaan
181
l�ngkunganh�dupdanupayapemantauanl�ngkungan
h�dup,per�z�nan,�nstrumenekonom�l�ngkunganh�dup,
peraturan perundang-undangan berbas�s l�ngkungan
h�dup, anggaran berbas�s l�ngkungan h�dup, anal�s�s
r�s�ko l�ngkungan h�dup, dan �nstrumen la�n yang
sesua� dengan perkembangan �lmu pengetahuan dan
teknolog�;
e. pendayagunaan per�z�nan sebaga� �nstrumen
pengendal�an;
f. pendayagunaanpendekatanekos�stem;
g. kepast�an dalam merespons dan mengant�s�pas�
perkembanganl�ngkunganglobal;
h. penguatan demokras� l�ngkungan melalu� akses
�nformas�, akses part�s�pas�, dan akses kead�lan serta
penguatan hak-hak masyarakat dalam perl�ndungan
danpengelolaanl�ngkunganh�dup;
�. penegakan hukum perdata, adm�n�stras�, dan p�dana
secaraleb�hjelas;
j. penguatankelembagaanperl�ndungandanpengelolaan
l�ngkunganh�dupyangleb�hefekt�fdanrespons�f;dan
k. penguatankewenanganpejabatpengawasl�ngkungan
h�dupdanpeny�d�kpegawa�neger� s�p�l l�ngkungan
h�dup.
9. Undang-Undang �n� member�kan kewenangan yang luas
kepadaMenter�untukmelaksanakanseluruhkewenangan
pemer�ntahan d� b�dang perl�ndungan dan pengelolaan
l�ngkungan h�dup serta melakukan koord�nas� dengan
�nstans�la�n.Melalu�Undang-Undang�n�juga,Pemer�ntah
member�kewenanganyangsangatluaskepadapemer�ntah
daerah dalam melakukan perl�ndungan dan pengelolaan
l�ngkungan h�dup d� daerah mas�ng-mas�ng yang t�dak
diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang PengelolaanL�ngkunganH�dup.
Oleh karena �tu, lembaga yang mempunya� beban
kerja berdasarkan Undang-Undang �n� t�dak cukup
182
hanya suatu organ�sas� yang menetapkan dan melakukan
koord�nas�pelaksanaankeb�jakan,tetap�d�butuhkansuatu
organ�sas� dengan portofol�o menetapkan, melaksanakan,
dan mengawas� keb�jakan perl�ndungan dan pengelolaan
l�ngkunganh�dup.Sela�n�tu, lembaga�n�d�harapkan juga
mempunya� ruang l�ngkup wewenang untuk mengawas�
sumber daya alam untuk kepent�ngan konservas�. Untuk
menjam�n terlaksananya tugas pokok dan fungs� lembaga
tersebut d�butuhkan dukungan pendanaan dar� anggaran
pendapatan dan belanja negara yang memada� untuk
Pemer�ntah dan anggaran pendapatan dan belanja daerah
yangmemada�untukpemer�ntahdaerah.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal1
Cukupjelas.
Pasal2
Hurufa
Yangd�maksuddengan“asastanggungjawabnegara”
adalah:a. negaramenjam�npemanfaatansumberdayaalam
akanmember�kanmanfaatyangsebesar-besarnya
bag� kesejahteraan dan mutu h�dup rakyat, ba�k
generas�masak�n�maupungeneras�masadepan.
b. negaramenjam�nhakwarganegaraatasl�ngkungan
h�dupyangba�kdansehat.
c. negara mencegah d�lakukannya keg�atan
pemanfaatansumberdayaalamyangmen�mbulkan
pencemaran dan/atau kerusakan l�ngkungan
h�dup.
183
Hurufb
Yang d�maksud dengan “asas kelestar�an dan
keberlanjutan” adalah bahwa set�ap orang mem�kul
kewaj�ban dan tanggung jawab terhadap generas�
mendatang dan terhadap sesamanya dalam satu
generas� dengan melakukan upaya pelestar�an
daya dukung ekos�stem dan memperba�k� kual�tas
l�ngkunganh�dup.
Hurufc
Yang d�maksud dengan “asas keseras�an dan
kese�mbangan”adalahbahwapemanfaatanl�ngkungan
h�dup harus memperhat�kan berbaga� aspek sepert�
kepent�nganekonom�,sos�al,budaya,danperl�ndungan
sertapelestar�anekos�stem.
Hurufd
Yang d�maksud dengan “asas keterpaduan” adalah
bahwa perl�ndungan dan pengelolaan l�ngkungan
h�dup d�lakukan dengan memadukan berbaga� unsur
ataumeny�nerg�kanberbaga�komponenterka�t.
Hurufe
Yangd�maksuddengan“asasmanfaat”adalahbahwa
segala usaha dan/atau keg�atan pembangunan yang
d�laksanakan d�sesua�kan dengan potens� sumber
daya alam dan l�ngkungan h�dup untuk pen�ngkatan
kesejahteraan masyarakat dan harkat manus�a selaras
denganl�ngkungannya.
Huruff
Yang d�maksud dengan “asas kehat�-hat�an” adalah
bahwaket�dakpast�anmengena�dampaksuatuusaha
dan/ataukeg�atankarenaketerbatasanpenguasaan�lmu
pengetahuan dan teknolog� bukan merupakan alasan
184
untukmenundalangkah-langkahmem�n�mal�sas�atau
mengh�ndar�ancamanterhadappencemarandan/atau
kerusakanl�ngkunganh�dup.
Hurufg
Yangd�maksuddengan“asaskead�lan”adalahbahwa
perl�ndungan dan pengelolaan l�ngkungan h�dup
harusmencerm�nkankead�lansecarapropors�onalbag�
set�apwarganegara,ba�kl�ntasdaerah,l�ntasgeneras�,
maupunl�ntasgender.
Hurufh
Yang d�maksud dengan “asas ekoreg�on” adalah
bahwa perl�ndungan dan pengelolaan l�ngkungan
h�dupharusmemperhat�kankarakter�st�ksumberdaya
alam, ekosistem, kondisi geograis, budaya masyarakat setempat,dankear�fanlokal.
Huruf�
Yang d�maksud dengan “asas keanekaragaman
hayat�” adalah bahwa perl�ndungan dan pengelolaan
l�ngkunganh�dupharusmemperhat�kanupayaterpadu
untuk mempertahankan keberadaan, keragaman, dan
keberlanjutan sumber daya alam hayat� yang terd�r�
atas sumberdayaalamnabat�dansumberdayaalam
hewan� yang bersama dengan unsur nonhayat� d�
sek�tarnyasecarakeseluruhanmembentukekos�stem.
Hurufj
Yang d�maksud dengan “asas pencemar membayar”
adalah bahwa set�ap penanggung jawab yang usaha
dan/ataukeg�atannyamen�mbulkanpencemarandan/
ataukerusakan l�ngkunganh�dupwaj�bmenanggung
b�ayapemul�hanl�ngkungan.
185
Hurufk
Yang d�maksud dengan “asas part�s�pat�f” adalah
bahwa set�ap anggota masyarakat d�dorong untuk
berperan akt�f dalam proses pengamb�lan keputusan
dan pelaksanaan perl�ndungan dan pengelolaan
l�ngkunganh�dup,ba�ksecaralangsungmaupunt�dak
langsung.
Hurufl
Yang d�maksud dengan “asas kear�fan lokal” adalah
bahwadalamperl�ndungandanpengelolaanl�ngkungan
h�dup harus memperhat�kan n�la�-n�la� luhur yang
berlakudalamtatakeh�dupanmasyarakat.
Hurufm
Yangd�maksuddengan“asastatakelolapemer�ntahan
yangba�k”adalahbahwaperl�ndungandanpengelolaan
l�ngkungan h�dup d�j�wa� oleh pr�ns�p part�s�pas�,
transparansi, akuntabilitas, eisiensi, dan keadilan.
Hurufn
Yangd�maksuddengan“asasotonom�daerah”adalah
bahwa Pemer�ntah dan pemer�ntah daerah mengatur
danmengurussend�r�urusanpemer�ntahand�b�dang
perl�ndungan dan pengelolaan l�ngkungan h�dup
dengan memperhat�kan kekhususan dan keragaman
daerah dalam b�ngka� Negara Kesatuan Republ�k
Indones�a.
Pasal3
Cukupjelas.
Pasal 4 Cukupjelas.
186
Pasal5
Cukupjelas.
Pasal6
Cukupjelas.
Pasal 7 Cukupjelas.
Pasal8
Cukupjelas.
Pasal9
Cukupjelas.
Pasal10
Ayat(1)
Cukupjelas.
Ayat(2)
Hurufa
Cukupjelas.
Hurufb
Cukupjelas.
Hurufc
Cukupjelas.
Hurufd
Kear�fanlokaldalamayat�n�termasukhakulayat
yangd�aku�olehDPRD.
Hurufe
Cukupjelas.
Huruff
Cukupjelas.
187
Ayat(3)
Cukupjelas.
Ayat (4) Cukupjelas.
Ayat(5)
Cukupjelas.
Pasal11
Cukupjelas.
Pasal12
Cukupjelas.
Pasal13
Ayat(1)
Pengendal�an pencemaran dan/atau kerusakan
l�ngkunganh�dupyangd�maksuddalamketentuan�n�,
antara lain pengendalian:a. pencemarana�r,udara,danlaut;dan
b. kerusakan ekos�stem dan kerusakan ak�bat
perubahan�kl�m.
Ayat(2)
Cukupjelas.
Ayat(3)
Cukupjelas.
Pasal 14 Cukupjelas.
Pasal15
Ayat(1)
Yangd�maksuddengan“w�layah”adalahruangyang
merupakan kesatuan geograis beserta segenap unsur
188
terka�tyangbatasdans�stemnyad�tentukanberdasarkan
aspekadm�n�stras�dan/atauaspekfungs�onal.
Ayat(2)
Hurufa
Cukupjelas.
Hurufb
Dampak dan/atau r�s�ko l�ngkungan h�dup yang
dimaksud meliputi:a. perubahan�kl�m;
b. kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan
keanekaragamanhayat�;
c. pen�ngkatan �ntens�tas dan cakupan w�layah
bencana banj�r, longsor, keker�ngan, dan/atau
kebakaranhutandanlahan;
d. penurunan mutu dan kel�mpahan sumber daya
alam;
e. pen�ngkatan al�h fungs� kawasan hutan dan/atau
lahan;
f. pen�ngkatan jumlah penduduk m�sk�n atau
terancamnya keberlanjutan pengh�dupan
sekelompokmasyarakat;dan/atau
g. pen�ngkatan r�s�ko terhadap kesehatan dan
keselamatanmanus�a.
Ayat(3)
Cukupjelas.
Pasal16
Cukupjelas.
Pasal 17 Cukupjelas.
189
Pasal18
Ayat(1)
Pel�batanmasyarakatd�lakukanmelalu�d�alog,d�skus�,
dankonsultas�publ�k.
Ayat(2)
Cukupjelas.
Pasal19
Cukupjelas.
Pasal20
Ayat(1)
Cukupjelas.
Ayat(2)
Hurufa
Yang d�maksud dengan “baku mutu a�r” adalah
ukuranbatasataukadarmakhlukh�dup,zat,energ�,
ataukomponenyangadaatauharusada,dan/atau
unsurpencemaryangd�tenggangkeberadaannya
d�dalama�r.
Hurufb
Yangd�maksuddengan“bakumutua�r l�mbah”
adalah ukuran batas atau kadar polutan yang
d�tengganguntukd�masukkankemed�aa�r.
Hurufc
Yang d�maksud dengan “baku mutu a�r laut”
adalah ukuran batas atau kadar makhluk h�dup,
zat, energ�, atau komponen yang ada atau harus
ada dan/atau unsur pencemar yang d�tenggang
keberadaannyad�dalama�rlaut.
Hurufd
Yangd�maksuddengan“bakumutuudaraamb�en”
adalah ukuran batas atau kadar zat, energ�, dan/
190
atau komponen yang seharusnya ada, dan/atau
unsurpencemaryangd�tenggangkeberadaannya
dalamudaraamb�en.
Hurufe
Yang d�maksud dengan “baku mutu em�s�” adalah
ukuran batas atau kadar polutan yang d�tenggang
untukd�masukkankemed�audara.
Huruff
Yang d�maksud dengan “baku mutu gangguan”
adalahukuranbatasunsurpencemaryangd�tenggang
keberadaannyayangmel�put�unsurgetaran,keb�s�ngan,
dankebauan.
Hurufg
Cukupjelas.
Ayat(3)
Cukupjelas.
Ayat (4) Cukupjelas.
Ayat(5)
Cukupjelas.
Pasal21
Ayat(1)
Cukupjelas.
Ayat(2)
Cukupjelas.
Ayat(3)
Hurufa
Yang d�maksud dengan “produks� b�omassa”
adalah bentuk-bentuk pemanfaatan sumber daya
tanahuntukmenghas�lkanb�omassa.
191
Yangd�maksuddengan“kr�ter�abakukerusakan
tanah untuk produks� b�omassa” adalah ukuran
batas perubahan s�fat dasar tanah yang dapat
d�tenggang berka�tan dengan keg�atan produks�
b�omassa.
Kr�ter�a baku kerusakan tanah untuk produks�
b�omassa mencakup lahan pertan�an atau lahan
bud�dayadanhutan.
Hurufb
Yangd�maksuddengan“kr�ter�abakukerusakan
terumbukarang”adalahukuranbatasperubahan
isik dan/atau hayati terumbu karang yang dapat d�tenggang.
Hurufc
Yang d�maksud dengan “kerusakan l�ngkungan
h�dup yang berka�tan dengan kebakaran hutan
dan/ataulahan”adalahpengaruhperubahanpada
l�ngkungan h�dup yang berupa kerusakan dan/
ataupencemaranl�ngkunganh�dupyangberka�tan
dengan kebakaran hutan dan/atau lahan yang
d�ak�batkanolehsuatuusahadan/ataukeg�atan.
Hurufd
Cukupjelas.
Hurufe
Cukupjelas.
Huruff
Cukupjelas.
Hurufg
Cukupjelas.
Hurufh
Cukupjelas.
Ayat (4) Cukupjelas.
192
Ayat(5)
Cukupjelas.
Pasal22
Cukupjelas.
Pasal 23
Ayat(1)
Hurufa
Cukupjelas.
Hurufb
Cukupjelas.
Hurufc
Cukupjelas.
Hurufd
Cukupjelas.
Hurufe
Cukupjelas.
Huruff
Jasad ren�k dalam huruf �n� termasuk produk
rekayasagenet�k.
Hurufg
Cukupjelas.
Hurufh
Cukupjelas.
Huruf�
Cukupjelas.
Ayat(2)
Cukupjelas.
Pasal 24Cukupjelas.
193
Pasal25
Hurufa
Cukupjelas.
Hurufb
Cukupjelas.
Hurufc
Cukupjelas.
Hurufd
Cukupjelas.
Hurufe
Cukupjelas.
Huruff
Rencanapengelolaandanpemantauanl�ngkunganh�dup
d�maksudkan untuk mengh�ndar�, mem�n�malkan,
mem�t�gas�, dan/atau mengompensas�kan dampak
suatuusahadan/ataukeg�atan.
Pasal26
Ayat(1)
Pel�batan masyarakat d�laksanakan dalam proses
pengumuman dan konsultas� publ�k dalam rangka
menjar�ngsarandantanggapan.
Ayat(2)
Cukupjelas.
Ayat(3)
Cukupjelas.
Ayat (4) Cukupjelas.
Pasal 27Yang d�maksud dengan “p�hak la�n” antara la�n lembaga
penyusunamdalataukonsultan.
Pasal28
Cukupjelas.
194
Pasal29
Cukupjelas.
Pasal30
Cukupjelas.
Pasal31
Cukupjelas.
Pasal32
Cukupjelas.
Pasal33
Cukupjelas.
Pasal 34 Cukupjelas.
Pasal35
Cukupjelas.
Pasal36
Ayat(1)
Cukupjelas.
Ayat(2)
Rekomendas�UKL-UPLd�n�la�oleht�mtekn�s�nstans�
l�ngkunganh�dup.
Ayat(3)
Cukupjelas.
Ayat (4) Cukupjelas.
Pasal 37 Cukupjelas.
195
Pasal38
Cukupjelas.
Pasal39
Ayat(1)
PengumumandalamPasal�n�merupakanpelaksanaan
atas keterbukaan �nformas�. Pengumuman tersebut
memungk�nkan peran serta masyarakat, khususnya
yangbelummenggunakankesempatandalamprosedur
keberatan,dengarpendapat,danla�n-la�ndalamproses
pengamb�lankeputusan�z�n.
Ayat(2)
Cukupjelas.
Pasal 40Ayat(1)
Yang d�maksud dengan �z�n usaha dan/atau keg�atan
dalamayat�n�termasuk�z�nyangd�sebutdengannama
la�nsepert��z�noperas�dan�z�nkonstruks�.
Ayat(2)
Cukupjelas.
Ayat(3)
Perubahanyangd�maksuddalamayat�n�,antarala�n,
karena kepem�l�kan beral�h, perubahan teknolog�,
penambahan atau pengurangan kapas�tas produks�,
dan/ataulokas�usahadan/ataukeg�atanyangberp�ndah
tempat.
Pasal 41Cukupjelas.
Pasal 42Ayat(1)
Cukupjelas.
196
Ayat(2)
Hurufa
Yang d�maksud dengan “�nstrumen ekonom�
dalamperencanaanpembangunan”adalahupaya
�nternal�sas� aspek l�ngkungan h�dup ke dalam
perencanaandanpenyelenggaraanpembangunan
dankeg�atanekonom�.
Hurufb
Yangd�maksuddengan“pendanaanl�ngkungan”
adalahsuatus�stemdanmekan�smepengh�mpunan
dan pengelolaan dana yang d�gunakan bag�
pemb�ayaanupayaperl�ndungandanpengelolaan
l�ngkunganh�dup.Pendanaanl�ngkunganberasal
dar�berbaga�sumber,m�salnyapungutan,h�bah,
danla�nnya.
Hurufc
Insent�fmerupakanupayamember�kandorongan
ataudayatar�ksecaramoneterdan/ataunonmoneter
kepada set�ap orang ataupun Pemer�ntah dan
pemer�ntahdaerahagarmelakukankeg�atanyang
berdampak pos�t�f pada cadangan sumber daya
alamdankual�tasfungs�l�ngkunganh�dup.
D�s�nsent�f merupakan pengenaan beban atau
ancaman secara moneter dan/atau nonmoneter
kepada set�ap orang ataupun Pemer�ntah dan
pemer�ntah daerah agar mengurang� keg�atan
yang berdampak negat�f pada cadangan sumber
dayaalamdankual�tasfungs�l�ngkunganh�dup.
Pasal 43Ayat(1)
Hurufa
Yang d�maksud dengan “neraca sumber daya
alam” adalah gambaran mengena� cadangan
sumberdayaalamdanperubahannya,ba�kdalam
satuan isik maupun dalam nilai moneter.
197
Hurufb
Yangd�maksuddengan“produkdomest�kbruto”
adalahn�la�semuabarangdanjasayangd�produks�
olehsuatunegarapadaper�odetertentu.
Yang d�maksud dengan “produk domest�k
reg�onalbruto”adalahn�la�semuabarangdanjasa
yangd�produks�olehsuatudaerahpadaper�ode
tertentu.
Hurufc
Yangd�maksuddengan“mekan�smekompensas�/
�mbaljasal�ngkunganh�dupantardaerah”adalah
cara-cara kompensas�/�mbal yang d�lakukan oleh
orang, masyarakat, dan/atau pemer�ntah daerah
sebaga�pemanfaatjasal�ngkunganh�dupkepada
penyed�ajasal�ngkunganh�dup.
Hurufd
Yang d�maksud dengan “�nternal�sas� b�aya
l�ngkungan h�dup” adalah memasukkan b�aya
pencemaran dan/atau kerusakan l�ngkungan
h�dup dalam perh�tungan b�aya produks� atau
b�ayasuatuusahadan/ataukeg�atan.
Ayat(2)
Hurufa
Yangd�maksuddengan“danajam�nanpemul�han
l�ngkungan h�dup” adalah dana yang d�s�apkan
oleh suatu usaha dan/atau keg�atan untuk
pemul�hankual�tasl�ngkunganh�dupyangrusak
karenakeg�atannya.
Hurufb
Yang d�maksud dengan “dana penanggulangan”
adalahdanayangd�gunakanuntukmenanggulang�
pencemaran dan/atau kerusakan l�ngkungan
h�dup yang t�mbul ak�bat suatu usaha dan/atau
keg�atan.
198
Hurufc
Yangd�maksuddengan“danaamanah/bantuan”
adalahdanayangberasaldar�sumberh�bahdan
donas�untukkepent�ngankonservas�l�ngkungan
h�dup.
Ayat(3)
Hurufa
Yangd�maksuddengan“pengadaanbarangdan
jasaramahl�ngkunganh�dup”adalahpengadaaan
yang mempr�or�taskan barang dan jasa yang
berlabelramahl�ngkunganh�dup.
Hurufb
Yangd�maksuddengan“pajakl�ngkunganh�dup”
adalahpungutanolehPemer�ntahdanpemer�ntah
daerahterhadapset�aporangyangmemanfaatkan
sumberdayaalam,sepert�pajakpengamb�lana�r
bawahtanah,pajakbahanbakarm�nyak,danpajak
sarangburungwalet.
Yang d�maksud dengan “retr�bus� l�ngkungan
h�dup” adalah pungutan yang d�lakukan oleh
pemer�ntah daerah terhadap set�ap orang yang
memanfaatkansaranayangd�s�apkanpemer�ntah
daerahsepert�retr�bus�pengolahana�rl�mbah.
Yang d�maksud dengan “subs�d� l�ngkungan
h�dup” adalah kemudahan atau pengurangan
beban yang d�ber�kan kepada set�ap orang yang
keg�atannya berdampak memperba�k� fungs�
l�ngkunganh�dup.
Hurufc
Yang d�maksud dengan “s�stem lembaga
keuanganramahl�ngkunganh�dup”adalahs�stem
lembagakeuanganyangmenerapkanpersyaratan
perl�ndungandanpengelolaanl�ngkunganh�dup
dalam keb�jakan pemb�ayaan dan prakt�k s�stem
lembagakeuanganbankdan lembagakeuangan
nonbank.
199
Yang d�maksud dengan “pasar modal ramah
l�ngkungan h�dup” adalah pasar modal yang
menerapkan persyaratan perl�ndungan dan
pengelolaan l�ngkungan h�dup bag� perusahaan
yangmasukpasarmodalatauperusahaanterbuka,
sepert� penerapan persyaratan aud�t l�ngkungan
h�dupbag�perusahaanyangakanmenjualsaham
d�pasarmodal.
Hurufd
Yang d�maksud dengan “perdagangan �z�n
pembuangan l�mbah dan/atau em�s�” adalah jual
bel�kuotal�mbahdan/atauem�s� yangd��z�nkan
untuk d�buang ke med�a l�ngkungan h�dup
antarpenanggungjawabusahadan/ataukeg�atan.
Hurufe
Yang d�maksud dengan “pembayaran jasa
l�ngkungan h�dup” adalah pembayaran/�mbal
yang d�ber�kan oleh pemanfaat jasa l�ngkungan
h�dupkepadapenyed�ajasal�ngkunganh�dup.
Huruff
Yang d�maksud dengan “asurans� l�ngkungan
h�dup” adalah asurans� yang member�kan
perl�ndungan pada saat terjad� pencemaran dan/
ataukerusakanl�ngkunganh�dup.
Hurufg
Yang d�maksud dengan “s�stem label ramah
l�ngkungan h�dup” adalah pember�an tanda
atau label kepada produk-produk yang ramah
l�ngkunganh�dup.
Hurufh
Cukupjelas.
Ayat (4) Cukupjelas
200
Pasal 44 Cukupjelas.
Pasal 45Ayat(1)
Cukupjelas.
Ayat(2)
Kr�ter�a k�nerja perl�ndungan dan pengelolaan
l�ngkungan h�dup mel�put�, antara la�n, k�nerja
mempertahankan kawasan koservas� dan penurunan
t�ngkat pencemaran dan/atau kerusakan l�ngkungan
h�dup.
Pasal 46 Cukupjelas.
Pasal 47Ayat(1)
Yang d�maksud dengan “anal�s�s r�s�ko l�ngkungan”
adalah prosedur yang antara la�n d�gunakan untuk
mengkaj� pelepasan dan peredaran produk rekayasa
genet�kdanpembers�han(clean up)l�mbahB3.
Ayat(2)
Hurufa
Dalamketentuan�n�“pengkaj�anr�s�ko”mel�put�
seluruh proses mulai dari identiikasi bahaya, penaks�ranbesarnyakonsekuens�atauak�bat,dan
penaks�ran kemungk�nan munculnya dampak
yang t�dak d��ng�nkan, ba�k terhadap keamanan
dan kesehatan manus�a maupun l�ngkungan
h�dup.
Hurufb
Dalamketentuan�n�“pengelolaanr�s�ko”mel�put�
evaluas�r�s�koatauseleks�r�s�koyangmemerlukan
201
pengelolaan, identiikasi pilihan pengelolaan r�s�ko,pem�l�hant�ndakanuntukpengelolaan,dan
peng�mplementas�ant�ndakanyangd�p�l�h.
Hurufc
Yang d�maksud dengan “komun�kas� r�s�ko”
adalahproses�nterakt�fdar�pertukaran�nformas�
danpendapatd� antara �nd�v�du,kelompok,dan
�nst�tus�yangberkenaandenganr�s�ko.
Ayat(3)
Cukupjelas.
Pasal 48Cukupjelas.
Pasal 49Ayat(1)
Hurufa
Yangd�maksuddengan“usahadan/ataukeg�atan
tertentu yang ber�s�ko t�ngg�” adalah usaha dan/
atau keg�atan yang j�ka terjad� kecelakaan dan/
atau keadaan darurat men�mbulkan dampak
yangbesardanluasterhadapkesehatanmanus�a
dan l�ngkungan h�dup sepert� petrok�m�a, k�lang
m�nyak dan gas bum�, serta pembangk�t l�str�k
tenaganukl�r.
Dokumen audit lingkungan hidup memuat: a. �nformas� yang mel�put� tujuan dan proses
pelaksanaanaud�t;
b. temuanaud�t;
c. kes�mpulanaud�t;dan
d. datadan�nformas�pendukung.
Hurufb
Cukupjelas.
202
Ayat(2)
Cukupjelas.
Ayat(3)
Cukupjelas.
Pasal50
Cukupjelas.
Pasal51
Cukupjelas.
Pasal52
Cukupjelas.
Pasal53
Cukupjelas.
Pasal 54Ayat(1)
Cukupjelas.
Ayat(2)
Hurufa
Cukupjelas.
Hurufb
Yangd�maksuddengan”remed�as�”adalahupaya
pemul�han pencemaran l�ngkungan h�dup untuk
memperba�k�mutul�ngkunganh�dup.
Hurufc
Yang d�maksud dengan ”rehab�l�tas�” adalah
upaya pemul�han untuk mengembal�kan n�la�,
fungs�, dan manfaat l�ngkungan h�dup termasuk
upayapencegahankerusakanlahan,member�kan
perl�ndungan,danmemperba�k�ekos�stem.
Hurufd
Yang d�maksud dengan ”restoras�” adalah
upaya pemul�han untuk menjad�kan l�ngkungan
203
h�dup atau bag�an-bag�annya berfungs� kembal�
sebaga�manasemula.
Hurufe
Cukupjelas.
Ayat(3)
Cukupjelas.
Pasal55
Cukupjelas.
Pasal56
Cukupjelas.
Pasal 57 Ayat(1)
Yang d�maksud dengan “pemel�haraan l�ngkungan
h�dup” adalah upaya yang d�lakukan untuk menjaga
pelestar�an fungs� l�ngkungan h�dup dan mencegah
terjad�nya penurunan atau kerusakan l�ngkungan
h�dupyangd�sebabkanolehperbuatanmanus�a.
Hurufa
Konservas� sumber daya alam mel�put�, antara
la�n,konservas�sumberdayaa�r,ekos�stemhutan,
ekos�stempes�s�rdanlaut,energ�,ekos�stemlahan
gambut,danekos�stemkarst.
Hurufb
Pencadangansumberdayaalammel�put�sumber
daya alam yang dapat d�kelola dalam jangka
panjang dan waktu tertentu sesua� dengan
kebutuhan.
Untuk melaksanakan pencadangan sumber daya
alam, Pemer�ntah, pemer�ntah prov�ns�, atau
pemer�ntah kabupaten/kota dan perseorangan
dapat membangun:
204
a. tamankeanekaragamanhayat�d�luarkawasan
hutan;
b. ruangterbukah�jau(RTH)pal�ngsed�k�t30%
dar�luasanpulau/kepulauan;dan/atau
c. menanam dan memel�hara pohon d� luar
kawasanhutan,khususnyatanamanlangka.
Hurufc
Cukupjelas.
Ayat(2)
Hurufa
Cukupjelas.
Hurufb
Yangd�maksuddengan”pengawetansumberdaya
alam”adalahupayauntukmenjagakeutuhandan
keasl�ansumberdayaalambesertaekos�stemnya.
Hurufc
Cukupjelas.
Ayat(3)
Cukupjelas.
Ayat (4)Hurufa
Yangd�maksuddengan”m�t�gas�perubahan�kl�m”
adalahserangka�ankeg�atanyangd�lakukandalam
upayamenurunkant�ngkatem�s�gasrumahkaca
sebaga� bentuk upaya penanggulangan dampak
perubahan�kl�m.
Yangd�maksuddengan”adaptas�perubahan�kl�m”
adalahupayayangd�lakukanuntukmen�ngkatkan
kemampuan dalam menyesua�kan d�r� terhadap
perubahan �kl�m, termasukkeragaman �kl�mdan
kejad�an�kl�mekstr�mseh�nggapotens�kerusakan
ak�bat perubahan �kl�m berkurang, peluang
yang d�t�mbulkan oleh perubahan �kl�m dapat
205
d�manfaatkan,dankonsekuens�yangt�mbulak�bat
perubahan�kl�mdapatd�atas�.
Hurufb
Cukupjelas.
Hurufc
Cukupjelas.
Ayat(5)
Cukupjelas.
Pasal58
Ayat(1)
Kewaj�banuntukmelakukanpengelolaanB3merupakan
upaya untuk mengurang� terjad�nya kemungk�nan
r�s�ko terhadap l�ngkungan h�dup yang berupa
terjad�nyapencemarandan/ataukerusakanl�ngkungan
h�dup,meng�ngatB3mempunya�potens�yangcukup
besaruntukmen�mbulkandampaknegat�f.
Ayat(2)
Cukupjelas.
Pasal59
Ayat(1)
Pengelolaanl�mbahB3merupakanrangka�ankeg�atan
yang mencakup pengurangan, peny�mpanan,
pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, dan/atau
pengolahan,termasukpen�mbunanl�mbahB3.
Ayat(2)
Cukupjelas.
Ayat(3)
Yangd�maksuddenganp�hakla�nadalahbadanusaha
yang melakukan pengelolaan l�mbah B3 dan telah
mendapatkan�z�n.
Ayat (4) Cukupjelas.
206
Ayat(5)
Cukupjelas.
Ayat(6)
Cukupjelas.
Ayat (7) Cukupjelas.
Pasal60
Cukupjelas.
Pasal61
Cukupjelas.
Pasal62
Ayat(1)
S�stem �nformas� l�ngkungan h�dup memuat, antara
la�n,keragamankarakterekolog�s,sebaranpenduduk,
sebaranpotens�sumberdayaalam,dankear�fanlokal.
Ayat(2)
Cukupjelas.
Ayat(3)
Cukupjelas.
Ayat (4) Cukupjelas.
Pasal63
Cukupjelas.
Pasal 64Cukupjelas.
Pasal65
Ayat(1)
Cukupjelas.
207
Ayat(2)
Hak atas �nformas� l�ngkungan h�dup merupakan
suatu konsekuens� log�s dar� hak berperan dalam
pengelolaan l�ngkungan h�dup yang berlandaskan
padaasasketerbukaan.Hakatas�nformas�l�ngkungan
h�dup akan men�ngkatkan n�la� dan efekt�v�tas peran
sertadalampengelolaanl�ngkunganh�dup,d�samp�ng
akan membuka peluang bag� masyarakat untuk
mengaktual�sas�kan haknya atas l�ngkungan h�dup
yang ba�k dan sehat. Informas� l�ngkungan h�dup
sebaga�mana d�maksud pada ayat �n� dapat berupa
data, keterangan, atau �nformas� la�n yang berkenaan
dengan perl�ndungan dan pengelolaan l�ngkungan
h�dup yang menurut s�fat dan tujuannya memang
terbukauntukd�ketahu�masyarakat,sepert�dokumen
anal�s�smengena�dampakl�ngkunganh�dup,laporan,
danevaluas�has�lpemantauanl�ngkunganh�dup,ba�k
pemantauanpenaatanmaupunpemantauanperubahan
kual�tasl�ngkunganh�dupdanrencanatataruang.
Ayat(3)
Cukupjelas.
Ayat (4) Cukupjelas.
Ayat(5)
Cukupjelas.
Ayat(6)
Cukupjelas.
Pasal66
Ketentuan �n� d�maksudkan untuk mel�ndung� korban
dan/atau pelapor yang menempuh cara hukum ak�bat
pencemarandan/atauperusakanl�ngkunganh�dup.
Perl�ndungan �n� d�maksudkan untuk mencegah t�ndakan
pembalasan dar� terlapor melalu� pem�danaan dan/atau
208
gugatanperdatadengantetapmemperhat�kankemand�r�an
perad�lan.
Pasal 67Cukupjelas.
Pasal68
Cukupjelas.
Pasal69
Ayat(1)
Hurufa
Cukupjelas.
Hurufb
B3yangd�larangdalamketentuan�n�,antarala�n,DDT,
PCBs,dand�eldr�n.
Hurufc
Larangan dalam ketentuan �n� d�kecual�kan
bag� yang d�atur dalam peraturan perundang-
undangan.
Hurufd
Yangd�larangdalamhuruf�n�termasuk�mpor.
Hurufe
Cukupjelas.
Huruff
Cukupjelas.
Hurufg
Cukupjelas.
Hurufh
Cukupjelas.
Huruf�
Cukupjelas.
Hurufj
Cukupjelas.
209
Ayat(2)
Kear�fan lokal yang d�maksud dalam ketentuan �n�
adalah melakukan pembakaran lahan dengan luas
lahan maks�mal 2 hektare per kepala keluarga untuk
d�tanam� tanaman jen�s var�etas lokal dan d�kel�l�ng�
oleh sekat bakar sebaga� pencegah penjalaran ap� ke
w�layahsekel�l�ngnya.
Pasal 70Ayat(1)
Cukupjelas.
Ayat(2)
Hurufa
Cukupjelas.
Hurufb
Pember�ansarandanpendapatdalamketentuan�n�
termasukdalampenyusunanKLHSdanamdal.
Hurufc
Cukupjelas.
Ayat(3)
Cukupjelas.
Pasal 71 Cukupjelas.
Pasal 72Cukupjelas.
Pasal 73 Yang d�maksud dengan “pelanggaran yang ser�us”
adalah t�ndakan melanggar hukum yang mengak�batkan
pencemaran dan/atau kerusakan l�ngkungan h�dup yang
relat�fbesardanmen�mbulkankeresahanmasyarakat.
210
Pasal 74 Cukupjelas.
Pasal 75 Cukupjelas.
Pasal 76 Cukupjelas.
Pasal 77 Cukupjelas.
Pasal 78 Cukupjelas.
Pasal 79 Cukupjelas.
Pasal80
Ayat(1)
Cukupjelas.
Ayat(2)
Hurufa
Yang d�maksud dengan “ancaman yang sangat
ser�us” adalah suatu keadaan yang berpotens�
sangatmembahayakankeselamatandankesehatan
banyak orang seh�ngga penanganannya t�dak
dapatd�tunda.
Hurufb
Cukupjelas.
Hurufc
Cukupjelas.
Pasal81
Cukupjelas.
211
Pasal82
Cukupjelas.
Pasal83
CukupJelas.
Pasal 84Ayat(1)
Ketentuanpadaayat�n�d�maksudkanuntukmel�ndung�
hakkeperdataanparap�hakyangbersengketa.
Ayat(2)
Cukupjelas.
Ayat(3)
Ketentuanpadaayat�n�d�maksudkanuntukmencegah
terjad�nya putusan yang berbeda mengena� satu
sengketal�ngkunganh�dupuntukmenjam�nkepast�an
hukum.
Pasal85
Cukupjelas.
Pasal86
Cukupjelas.
Pasal 87Ayat(1)
Ketentuandalamayat�n�merupakanreal�sas�asasyang
adadalamhukuml�ngkunganh�dupyangd�sebutasas
pencemar membayar. Sela�n d�haruskan membayar
gant� rug�, pencemar dan/atau perusak l�ngkungan
h�dupdapatpulad�beban�olehhak�muntukmelakukan
tindakan hukum tertentu, misalnya perintah untuk:a. memasang atau memperba�k� un�t pengolahan
l�mbahseh�nggal�mbahsesua�denganbakumutu
l�ngkunganh�dupyangd�tentukan;
212
b. memul�hkanfungs�l�ngkunganh�dup;dan/atau
c. mengh�langkan atau memusnahkan penyebab
t�mbulnya pencemaran dan/atau perusakan
l�ngkunganh�dup.
Ayat(2)
Cukupjelas.
Ayat(3)
Pembebanan pembayaran uang paksa atas set�ap
har� keterlambatan pelaksanaan per�ntah pengad�lan
untuk melaksanakan t�ndakan tertentu adalah dem�
pelestar�anfungs�l�ngkunganh�dup.
Ayat (4) Cukupjelas.
Pasal88
Yangd�maksuddengan“bertanggung jawabmutlak”atau
strict liabilityadalahunsurkesalahant�dakperlud�bukt�kan
olehp�hakpenggugatsebaga�dasarpembayarangant�rug�.
Ketentuan ayat �n� merupakan lex specialis dalam gugatan
tentang perbuatan melanggar hukum pada umumnya.
Besarnyan�la�gant� rug�yangdapatd�bebankan terhadap
pencemaratauperusakl�ngkunganh�dupmenurutPasal�n�
dapatd�tetapkansampa�batastertentu.
Yang d�maksud dengan “sampa� batas waktu tertentu”
adalah j�ka menurut penetapan peraturan perundang-
undangan d�tentukan keharusan asurans� bag� usaha dan/
atau keg�atan yang bersangkutan atau telah tersed�a dana
l�ngkunganh�dup.
Pasal89
Cukupjelas.
Pasal90
Ayat(1)
Yangd�maksuddengan“kerug�anl�ngkunganh�dup”
adalah kerug�an yang t�mbul ak�bat pencemaran
213
dan/atau kerusakan l�ngkungan h�dup yang bukan
merupakanhakm�l�kpr�vat.
T�ndakantertentumerupakant�ndakanpencegahandan
penanggulanganpencemarandan/ataukerusakanserta
pemul�han fungs� l�ngkungan h�dup guna menjam�n
t�dak akan terjad� atau terulangnya dampak negat�f
terhadapl�ngkunganh�dup.
Ayat(2)
Cukupjelas.
Pasal91
Cukupjelas.
Pasal92
Cukupjelas.
Pasal93
Cukupjelas.
Pasal 94Ayat(1)
Cukupjelas.
Ayat(2)
Cukupjelas.
Ayat(3)
Yang d�maksud dengan koord�nas� adalah t�ndakan
berkonsultas� guna mendapatkan bantuan person�l,
sarana, dan prasarana yang d�butuhkan dalam
peny�d�kan.
Ayat (4) Pember�tahuan dalam Pasal �n� bukan merupakan
pember�tahuan d�mula�nya peny�d�kan, mela�nkan
untuk mempertegas wujud koord�nas� antara pejabat
peny�d�k pegawa� neger� s�p�l dan peny�d�k pejabat
pol�s�NegaraRepubl�kIndones�a.
214
Ayat(5)
Cukupjelas.
Ayat(6)
Cukupjelas.
Pasal95
Cukupjelas.
Pasal96
Hurufa
Cukupjelas.
Hurufb
Cukupjelas.
Hurufc
Cukupjelas.
Hurufd
Cukupjelas.
Hurufe
Cukupjelas.
Huruff
Yang d�maksud dengan alat bukt� la�n, mel�put�,
�nformas� yang d�ucapkan, d�k�r�mkan, d�ter�ma, atau
d�s�mpansecaraelektron�k,magnet�k,opt�k,dan/atau
yang serupa dengan �tu; dan/atau alat bukt� data,
rekaman, atau �nformas� yang dapat d�baca, d�l�hat,
dan d�dengar yang dapat d�keluarkan dengan dan/
atau tanpa bantuan suatu sarana, ba�k yang tertuang
di atas kertas, benda isik apa pun selain kertas, atau yang terekam secara elektron�k, t�dak terbatas pada
tul�san,suaraataugambar,peta,rancangan, fotoatau
sejen�snya,huruf,tanda,angka,s�mbol,atauperporas�
yangmem�l�k�maknaatauyangdapatd�paham�atau
d�baca.
215
Pasal 97 Cukupjelas.
Pasal98
Cukupjelas.
Pasal99
Cukupjelas.
Pasal100
Cukupjelas.
Pasal101
Yang d�maksud dengan “melepaskan produk rekayasa
genet�k”adalahpernyataand�aku�nyasuatuhas�lpemul�aan
produkrekayasagenet�kmenjad�var�etasungguldandapat
d�sebarluaskansetelahmemenuh�persyaratanberdasarkan
peraturanperundang-undangan.
Yang d�maksud dengan “mengedarkan produk rekayasa
genet�k”adalahset�apkeg�atanatauserangka�ankeg�atan
dalam rangka penyaluran komod�tas produk rekayasa
genet�k kepada masyarakat, ba�k untuk d�perdagangkan
maupunt�dak.
Pasal102
Cukupjelas.
Pasal103
Cukupjelas.
Pasal 104 Cukupjelas.
Pasal105
Cukupjelas.
216
Pasal106
Cukupjelas.
Pasal 107 Cukupjelas.
Pasal108
Cukupjelas.
Pasal109
Cukupjelas.
Pasal110
Cukupjelas.
Pasal111
Cukupjelas.
Pasal112
Cukupjelas.
Pasal113
Informas� palsu yang d�maksud dalam Pasal �n� dapat
berbentukdokumenatauketeranganl�sanyangt�daksesua�
dengan fakta-fakta yang senyatanya atau �nformas� yang
t�dakbenar.
Pasal 114 Cukupjelas.
Pasal115
Cukupjelas.
Pasal116
Cukupjelas.
217
Pasal 117 Cukupjelas.
Pasal118
Yangd�maksuddenganpelaku fungs�onaldalamPasal �n�
adalahbadanusahadanbadanhukum.
Tuntutan p�dana d�kenakan terhadap pem�mp�n badan
usaha dan badan hukum karena t�ndak p�dana badan
usahadanbadanhukumadalah t�ndak p�dana fungs�onal
seh�ngga p�dana d�kenakan dan sanks� d�jatuhkan kepada
mereka yang memiliki kewenangan terhadap pelaku isik dan menerima tindakan pelaku isik tersebut.
Yang d�maksud dengan mener�ma t�ndakan dalam Pasal
�n� termasuk menyetuju�, memb�arkan, atau t�dak cukup
melakukan pengawasan terhadap tindakan pelaku isik, dan/ataumem�l�k�keb�jakanyangmemungk�nkanterjad�nya
t�ndakp�danatersebut.
Pasal119
Cukupjelas.
Pasal120
Cukupjelas.
Pasal121
Cukupjelas.
Pasal122
Cukupjelas.
Pasal123
Iz�ndalamketentuan�n�,m�salnya,�z�npengelolaanl�mbah
B3,�z�npembuangana�rl�mbahkelaut,dan�z�npembuangan
a�rl�mbahkesumbera�r.