Kesling - limbah padat(print)
Transcript of Kesling - limbah padat(print)
TUGAS
MAKALAH KESEHATAN LINGKUNGAN
LIMBAH PADAT
KELOMPOK VI
Ragil Nur Permadi 1010941010
Ichsan Apris 1010941013
Ahmad Rifki 1010942004
Listari Husna Fitri 1010942019
Farah Dynasti Yoda 1010942027
Dosen Pembimbing :
Zulkarnaini, S.Si, M.T
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG 2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Limbah adalah hasil dari buangan industri berupa
cairan, padatan,lumpur, bubur yang berasal dari sisa
proses pengolahan yang tidak diperlukan lagi dan
limbah padat adalah limbah yang berbentuk padatan.
Limbah padat atau disebut juga sampah berasal dari
buangan-buangan baik di industri, rumah tangga
maupun tempat-tempat manusia melakukan aktifitas.
Pada umumnya limbah padat/ sampah di indonesia
kurang diperhatikan, sehingga banyak sampah-sampah
tersebut diolah tanpa melalui prosedur yang
seharusnya seperti pembakaran serta tidak dilakukan
pengolahan sama sekali yang menyebabkan adanya
timbulan sampah yang dpat menjadi media tumbuhnya
penyakit serta hal-hal merugikan lainnya. Hal ini
sangat berbahaya bagi kehidupan masyarakat baik pada
lingkungan maupun pada kesehatan manusia sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada
makalah ini antara lain :
1. Apakah pengertian dari limbah padat?
2. Bagaimana pembagian jenis limbah padat?
3. Apa faktor yang mempengaruhi limbah padat?
4. Bagaimanakah dampak dari limbah padat?
5. Bagaimana pengelolaan dan pengolahan yang dapat
dilakukan akibat limbah padat?
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian dari limbah padat.
2. Untuk mengetahui bagaimana pembagian jenis limbah
padat.
3. Untuk mengetahui apa faktor yang mempengaruhi
limbah padat?
4. Untuk mengetahui bagaimna dampak dari limbah
padat.
5. Untuk mengetahui bagaimana pengelolaan dan
pengolahan yang dapat dilakukan akibat limbah
padat?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Limbah Padat
Limbah atau sampah yaitu limbah atau kotoran yang
dihasilkan karena pembuangan sampah atau zat kimia
dari pabrik-pabrik. Limbah atau sampah juga merupakan
suatu bahan yang tidak berarti dan tidak berharga,
tapi kita tidak mengetahui bahwa limbah juga bisa
menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat jika
diproses secara baik dan benar. Limbah padat adalah
hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur
atau bubur yang berasal dari suatu proses pengolahan.
2.2 Jenis Limbah Padat
Sampah berdasarkan sifat-sifat biologis dan kimianya
dibagi atas:
1. Sampah yang Membusuk
Sampah yang membusuk (garbage) adalah sampah yang
mudah membusuk karena aktivitas mikroorganisme,
sehingga dibutuhkan kecepatan dalam proses
pengumpulan maupun dalam proses pembuanganannya.
Pembusukan sampah ini akan menghasilkan antara lain
gas metan, gas H2S yang bersifat racun bagi tubuh.
Selain itu gas H2S juga berbau busuk sehingga
mengurangi nilai estetika suatu tempat.
2. Sampah yang Tidak Membusuk
Sampah yang tidak membusuk (refuse) biasanya terdiri
atas kertas-kertas, plastik, logam, gelas, karet
dan bahan lainnya yang sulit membusuk/tidak dapat
membusuk. Sampah ini apabila memungkinkan sebaiknya
didaur ulang, sehingga dapat bermanfaat kembali
baik melalui suatu proses ataupun secara langsung.
Apabila tidak dapat didaur ulang, maka diperlukan
proses untuk memusnahkannya seperti pembakaran,
tetapi hasil dari proses ini masih memerlukan
penanganan lebih lanjut.
3. Sampah yang Berbentuk Debu/Abu
Sampah debu atau abu adalah sampah yang terdiri
dari bahan organik dan anorganik dari hasil
pembakaran berupa partikel-partikel kecil yang
bersifat mudah beterbangan yang membahayakan
pernafasan dan mata. Sampah ini bersifat tidak
mudah membusuk tetapi dapat dimanfaatkan untuk
mendatarkan tanah atau penimbunan.
4. Sampah Berbahaya
Sampah berbahaya mengandung bahan berbahaya atau
beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik
langsung maupun tidak langsung, dapat merusak atau
mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan
kesehatan manusia. Jenis sampah Sampah B3 dapat
dikelompokkan berdasarkan jenis aktifitas rumah
tangga, yaitu bahan dan/atau bekas kemasan produk
dari:
a. Aktifitas dapur, seperti pembersih lantai,
pengkilat logam dan pembersih oven;
b. Aktifitas kamar mandi, seperti pembersih
kamar mandi, pembersih toilet dan obat
kadaluarsa;
c. Aktifitas garasi dan pembengkelan, seperti
baterai, pembersih badan mobil dan berbagai macam
cat untuk mobil
d. Aktifitas ruangan di dalam rumah, seperti
cairan untuk mengkilapkan mebel, cairan
penghilang karat dan pengencer cat
e. Aktifitas pertamanan, seperti cairan pembunuh
jamur, cairan pembunuh gulma dan racun tikus.
Sampah berdasarkan sumbernya dibedakan atas:
1. Pemukiman
Pemukiman biasanya berupa rumah apartemen. Jenis
sampah yang ditimbulkan antara lain sisa makanan,
kertas, kardus, plastik, tekstil, kulit, sampah
kebun, kayu, kaca, logam, barang bekas rumah
tangga, limbah berbahaya dan beracun dan
sebagainya;
2. Daerah Komersial
Daerah komersial meliputi pertokoan, rumah makan,
pasar, perkantoran, hotel dan lain-lain. Jenis
sampah yang ditimbulkan antara lain kertas, kardus,
plastik, kayu, sisa makanan, kaca, logam, limbah
berbahaya dan beracun dan sebagainya;
3. Institusi
Institusi yang dimaksud di sini yaitu sekolah,
rumah sakit, penjara, pusat pemerintahan dan lain-
lain. Jenis sampah yang ditimbulkan sama dengan
jenis sampah pada daerah komersial;
4. Konstruksi dan pembongkaran bangunan
Konstruksi dan pembongkaran bangunana meliputi
pembuatan konstruksi baru, perbaikan jalan dan
lain-lain. Jenis sampah ditimbulkan antara lain
kayu, baja, beton, debu dan lain-lain;
5. Fasilitas umum
Fasilitas umum yaitu seperti penyapuan jalan,
taman, pantai, tempat rekreasi dan lain-lain. Jenis
sampah yang ditimbulkan antara lain rubbish, sampah
taman, ranting, daun dan sebagainya;
6. Pengolah limbah domestik seperti instalasi
pengolahan air minum, instalasi pengolahan air
buangan dan insinerator. Jenis sampah yang
ditimbulkan antara lain lumpur hasil pengolahan,
debu dan sebagainya;
7. Kawasan industri
Jenis sampah yang ditimbulkan dari kawasan industri
antara lain sisa proses produksi, buangan non
industri dan sebagainya;
8. Pertanian
Jenis sampah yang dihasilkan pada sektor pertanian
antara lain sisa makanan busuk, sisa pertanian.
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Limbah Padat
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi macam, jenis
dan besarnya timbulan sampah adalah:
1. Cuaca
Di daerah yang kandungan airnya tinggi, kelembaban
sampah juga akan cukup tinggi;
2. Frekuensi Pengumpulan
Semakin sering sampah dikumpulkan, maka semakin
tinggi tumpukan sampah yang terbentuk. Tetapi
sampah organik akan berkurang karena membusuk dan
yang akan terus bertambah adalah kertas dan sampah
kering lainnya yang sulit terdegradasi.
3. Pendapatan per kapita
Masyarakt dari tingkat ekonomi lemah akan
menghasilkan total sampah yang lebih sedikit dan
homogen
4. Jumlah Penduduk
Semakin banyak penduduk, semakin banyak pula
sampahnya. Pengelolaan sampah inipun berpacu dengan
laju pertambahan penduduk.
5. Keadaan Sosial Ekonomi
Semakin tinggi keadaan sosial ekonomi masyarakat,
semakin banyak jumlah per kapita sampah yang
dibuang. Kualitas sampahnya pun semakin banyak
bersifat tidak dapat membusuk. Perubahan kualitas
sampah ini, tergantung pada bahan yang tersedia,
peraturan yang beralaku serta kesadaran masyarakat
akan persoalan persampahan. Kenaikan kesejahteraan
inipun akan meningkatkan kegiatan kosntruksi dan
pembaruan bangunan-bangunan, transportasipun
bertambah dan produk pertanian, industri dan lain-
lain akan bertambah dengan konsekuensi bertambahnya
volume dan jenis sampah.
6. Kemajuan Teknologi
Kemajuan teknologi akan menambah jumlah maupun
kualitas sampah, karena pemakaian bahan baku yang
semakin beragam, cara pengepakan dan produk
manufaktur yang semakin beragam pula.
2.4 Dampak dari Limbah Padat
1. Dampak Terhadap Kesehatan
Pengaruh sampah terhadap kesehatan dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a. Efek Langsung
Efek langsung yaitu efek yang disebabkan krena
kontak langsung dengan sampah tersebut. Seperti
sampah beracun,sampah yang korosif terhadap tubuh
dan sampah yang mengandung kuman patogen yang
menimbulkan penyakit. Potensi bahaya kesehatan
yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:
Penyakit diare yang terjadi karena virus yang
berasal dari sampah dengan pengelolaan yang
tidak tepat.
Penyakit kulit misalnya kudis dan kurap.
b. Efek Tidak Langsung
Pengaruh tidak langsung dari sampah dapat
dirasakan masyarakat akibat proses pembusukan,
pembakaran dan pembuangan sampah. Sampah-sampah
yang telah mengalami proses pembusukan,
pembakaran ataupun penumpukan tersebut dapat
mengkibatkan timbulnya zat-zat baru yang
memungkinkan berbahaya bagi kesehatan manusia
jika terkontak langsung seperti dengan bahan-
bahan kimia, tumbuhnya bakteri-bakteri dan jamur.
Selain itu, Efek tidak langsung dapat berupa
penyakit bawaan vektor yang berkembang biak di
dalam sampah. Sampah yang apabila ditimbun
sembarangan dapat menimbulkan sarang bagi lalat
dan tikus. Dimana lalat dalah vektor dari
berbagai penyakit perut dan tikus dapat merusak
harta benda masyarakat sekaligus sebagai pembawa
pinjal yang dapat menyebabkan penyakit pest.
2. Dampak Terhadap Lingkungan
Cairan dari limbah-limbah yang masuk ke sungai akan
mencemarkan airnya sehingga mengandung virus-virus
penyakit. Berbagai ikan dapat mati sehingga mungkin
lama kelamaan akan punah. Tidak jarang manusia juga
mengkonsumsi atau menggunakan air untuk kegiatan
sehari-hari, sehingga menusia akan terkena dampak
limbah baik secara langsung maupun tidak langsung.
Selain mencemari, air lingkungan juga menimbulkan
banjir karena banyak orang-orang yang membuang
limbah rumah tanggak ke sungai, sehingga pintu air
mampet dan pada waktu musim hujan air tidak dapat
mengalir dan air naik menggenangi rumah-rumah
penduduk, sehingga dapat meresahkan para penduduk.
2.5 Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah perlu didasarkan atas berbagai
pertimbangan:
1. Untuk mencegah terjadinya penyakit;
2. Konservasi sumber daya alam;
3. Mencegah gangguan estetika;
4. Memberi insentif untuk daur ulang/pemanfaatan;
5. Bahwa kuantitas dan kualitas sampah akan
meningkat.
Kenyataannya pada saat ini adalah bahwa sampah sulit
dikelola oleh karena berbagai hal:
1. Cepatnya perkembangan teknologi, lebih cepat
daripad kemampuan masyarakat untuk mengelola dan
memahami masalah persoalan persampahan;
2. Meningkatnya tingkat hidup masyarakat, yang tidak
disertai dengan keselarasan pengetahuan tentang
persampahan;
3. Meningkatnya biaya operasi, pengelolaan dan
konstruksi di segala bidang termasuk bidang
persampahan;
4. Kebiasaan pengelolaan sampah yang tidak efisien,
tidak benar, menimbulkan permasalahan pencemaran
udara, tanah air, air, menimbulkan turunnya harga
tanah karena daerah yang turun estetikanya, bau
dan memperbanyak populasi lalat dan tikus;
5. Kegagalan dalam daur ulang ataupun pemanfaatan
kembali barang bekas. Juga ketidakmampuan orang
memelihara barangnya, sehingga cepat rusak.
Ataupun produk manufaktur yang sangat rendah
mutunya, sehingga cepat menjadi sampah;
6. Semakin sulitnya mendapatkan lahan sebagai tempat
pembuangan akhir sampah, selain tanah serta
formasi tanah yang tidak cocok bagi pembuangan
sampah, juga terjadi kompetisi yang semakin rumit
akan penggunaan tanah;
7. Semakin banyaknya masyarakat yang berkebaratan
daerahnya dipakai untuk tempat pembuangan sampah;
8. Kurangnya pengawasan dan pelaksaan peraturan;
9. Sulitnya menyimpan sampah sementara yang cepat
busuk, karena cuaca panas;
10.Sulitnya mencari partisipasi masyarakat untuk
membuang sampah pada tempatnya dan memelihara
kebersihan;
11.Pembiayaan yang tidak memadai, mengingat bahwa
sampai saat ini kebanyakan sampah dikelola oleh
jawatan pemerintah;
12.Pengelolaan sampah di masa lalu dan saat ini
kurang memperhatikan faktor non-teknis seperti
partisipasi masyarakat dan penyuluhan tentang
hidup bersih dan sehat.
Selanjutnya, pengelolaan ditujukan pada pengumpulan
sampah mulai dari produsen sampai pada tempat
pembuangan akhir (TPA) dengan membuat tempat
penampungan sampah sementara (TPS), transportasi yang
sesuai lingkungan dan pengelolaan pada TPA. Sebelum
dimusnahkan, sampah dapat pula diolah terlebih
dahulu. Pengolahan limbah padat dapat dilakukan
dengan berbagai cara yang tentunya dapat menjadikan
limbah tersebut tidak berdampak buruk bagi lingkungan
ataupun kesehatan. Menurut sifatnya pengolahan limbah
padat dapat dibagi menjadi dua cara yaitu pengolahan
limbah padat tanpa pengolahan dan pengolahan limbah
padat dengan pengolahan.
1. Limbah padat tanpa pengolahan: limbah padat yang
tidak mengandung unsur kimia yang beracun dan
berbahaya dapat langsung dibuang ke tempat
tertentu sebagai TPA (Tempat Pembuangan Akhir);
2. Limbah padat dengan pengolahan: limbah padat yang
mengandung unsur kimia beracun dan berbahaya harus
diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke tempat-
tempat tertentu.
Dalam memproses pengolahan limbah padat terdapat
empat proses yaitu pemisahan, penyusunan ukuran,
pengomposan, dan pembuangan limbah.
1. Pemisahan
Limbah padat terdiri dari ukuran yang berbeda dan
kandungan bahan yang berbeda juga, maka harus
dipisahkan terlebih dahulu, supaya peralatan
pengolahan menjadi awet.
2. Penyusunan Ukuran
Penyusunan ukuran dilakukan untuk memperoleh ukuran
yang lebih kecil agar pengolahannya menjadi mudah.
3. Pengomposan
Pengomposan dilakukan terhadap buangan/limbah yang
mudah membusuk, sampah kota, buangan atau kotoran
hewan ataupun juga pada lumpur pabrik. Supaya hasil
pengomposan baik, limbah padat harus dipisahkan dan
disamakan ukurannya atau volumenya.
4. Pembuangan Limbah
Proses akhir dari pengolahan limbah padat adalah
pembuangan limbah yang dibagi menjadi dua yaitu :
a. Pembuangan Di Laut
Pembuangan limbah padat di laut, tidak boleh
dilakukan pada sembarang tempat dan perlu
diketahui bahwa tidak semua limbah padat dapat
dibuang ke laut. Hal ini disebabkan :
Laut sebagai tempat mencari ikan bagi nelayan;
Laut sebagai tempat rekreasi dan lalu lintas
kapal;
Laut menjadi dangkal;
Limbah padat yang mengandung senyawa kimia
beracun dan berbahaya dapat membunuh biota
laut.
b. Pembuangan Di Darat Atau Tanah
Untuk pembuangan di darat perlu dilakukan
pemilihan lokasi yang harus dipertimbangkan
sebagai berikut;
Pengaruh iklim, temperatur dan angin;
Struktur tanah;
Jaraknya jauh dengan permukiman;
Pengaruh terhadat sumber lain, perkebunan,
perikanan, peternakan, flora atau fauna. Pilih
lokasi yang benar-benar tidak ekonomis lagi
untuk kepentingan apapun.
2.6 Studi Kasus
Industri tahu saat ini sudah menjamur di Indonesia,
dan rata-rata masih dilakukan dengan teknologi yang
sederhana, sehingga tingkat efisiensi penggunaan air
dan bahan baku masih rendah dan tingkat produksi
limbahnya juga relatif tinggi. Sumber daya manusia
yang terlibat pada umumnya bertaraf pendidikan yang
relatif rendah, serta belum banyak yang melakukan
pengolahan limbah. Kalaupun sudah ada yang mempunyai
unit pengolahan limbah hasilnya juga ada yang belum
sepenuhnya sesuai yang diharapkan.
Penelitian ini dilakukan pada tiga industri tahu,
yaitu Industri Tahu Tandang Semarang (Anaerob-Aerob),
Sederhana Kendal (Anaerob-Aerob) dan Gagak Sipat
Boyolali (Anaerob). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengolahan limbah tahu yang efektif dan
efisien serta dampaknya bagi masyarakat dan
lingkungan. Metode yang dipakai pada penelitian ini
survai lapangan dan wawancara. Analisis data yang
digunakan adalah deskriptif analitik dan analisis
SWOT.
Hasil penelitian untuk pengolahan limbah padat pada
setiap industri adalah dengan menjual ampas tahu,
dibuat pakan ternak, tempe gembus, kerupuk ampas tahu
dan roti kering. IPAL Tandang membutuhkan luas lahan
880 m2, biaya investasi sebesar ± Rp.2.657.163.236,
beban biaya bangunan/m3 limbah ± Rp.115.528.836,
biaya operasional/bulan ± Rp.5.251.860, effluen
memenuhi syarat (TSS : 66 mg/l, BOD5 : 24,00 mg/l ,
COD : 125,5 mg/l), debit : 23 m3/detik, biaya
operasional/m3 limbah/ hari ± Rp.1.167, waktu tinggal
14 hari, pipa flaring tidak difungsikan. IPAL
Sederhana Kendal membutuhkan luas lahan 220 m2, biaya
investasi sebesar ± Rp.411.566.509, beban biaya
bangunan/m3 limbah ± Rp.11.759.043, biaya
operasional/bulan ± Rp.1.000.000, effluen memenuhi
syarat (TSS : 62 mg/l, BOD5 : 57,60 mg/l , COD :
203,2 mg/l), debit : 35 m3/detik, biaya
operasional/m3 limbah/hari ± Rp.834, waktu tinggal
7,5 hari, pipa flaring berfungsi. IPAL Gagak Sipat
Boyolali membutuhkan luas lahan 25 m2, biaya
investasi sebesar ± Rp.31.397.509, beban biaya
bangunan/m3 limbah ± Rp.5.232.918, biaya
operasional/bulan ± Rp.60.000, effluen tidak memenuhi
syarat (TSS : 116 mg/l, BOD5 : 337,9 , COD : 759,8
mg/l), debit : 6 m3/detik, biaya operasional/m3
limbah/hari ± Rp.400, waktu tinggal 6 hari, biogas
dimanfaatkan. Hasil analisis SWOT yaitu pada masing-
masing industri tahu efisiensi pemakaian air masih
rendah.
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu pengolahan
limbah yang efektif dan efisien adalah IPAL Industri
Tahu Sederhana Kendal, diperlukan pengoperasian
proses IPAL secara kontinyu agar hasilnya sesuai yang
diharapkan dan IPAL yang sesuai untuk industri kecil
tahu adalah IPAL yang biaya investasi awal dan
operasionalnya murah, perawatannya mudah, proses
pengolahan lengkap (anaerob-aerob), kualitas efluen
memenuhi baku mutu air limbah industri tahu, memiliki
nilai ekonomis dan ramah lingkungan.
Dari pembahasan mengenai limbh padat, dapat
disimpulkan bahwa Limbah atau sampah yaitu limbah
atau kotoran yang dihasilkan karena pembuangan sampah
atau zat kimia dari pabrik-pabrik. Limbah padat
adalah hasil buangan industri yang berupa padatan,
lumpur atau bubur yang berasal dari suatu proses
pengolahan.
Sampah berdasarkan sifat-sifat biologis dan kimianya
dibagi atas:
1. Sampah yang membusuk (garbage)
2. Samph yang tidak membusuk (refuse)
3. Sampah yang berbentuk debu/ abu
4. Sampah berbahaya
Sampah berdasarkan sumbernya dibedakan atas:
1. Pemukiman
2. Daerah komersial
3. Institusi
4. Konstruksi dan pembongkaran bangunan
5. Fasilitas umum
6. Pengelolaan limbah domestik
7. Kawasan industri
8. pertanian
Faktor-faktor yang mempengaruhi macam, jenis dan
besarnya timbulan sampah adalah:
1. Cuaca
2. Frekuensi Pengumpulan
3. Pendapatan per kapita
4. Jumlah Penduduk
5. Keadaan Sosial Ekonomi
6. Kemajuan Teknologi
Dampak dari Limbah Padat/ sampah berpengaruh terhadap
kesehatan dan lingkungan tempat hidup makhluk hidup.
Dampak tersebut dapat berupa penyakit-penyakit yang
muncul akibat pembakaran, pembusukan serta timbulan
sampah yang menyerang lingkungan hidup sehingga
terkontaminasi dan menjadikan manusia serta makhluk
hidup lainnya sebagai media yang dirugikan.
Menurut sifatnya pengolahan limbah padat dapat dibagi
menjadi dua cara yaitu pengolahan limbah padat tanpa
pengolahan dan pengolahan limbah padat dengan
pengolahan.
1. Limbah padat tanpa pengolahan: limbah padat yang
tidak mengandung unsur kimia yang beracun dan
berbahaya dapat langsung dibuang ke tempat tertentu
sebagai TPA (Tempat Pembuangan Akhir);
2. Limbah padat dengan pengolahan: limbah padat yang
mengandung unsur kimia beracun dan berbahaya harus
diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke tempat-
tempat tertentu.
Dalam memproses pengolahan limbah padat terdapat
empat proses yaitu pemisahan, penyusunan ukuran,
pengomposan, dan pembuangan limbah.
5.2 Saran
Diharapkan setelah membaca makalah ini, kita dapat
memahami arti penting dari pengelolaan terhadap
limbah padat. Hal ini dimaksudkan agar tidak timbul
permasalahan yang lebih besar pada akibat kurangnya
perhatian terhadap pengelolaan limbah padat ini. Oleh
karena itu, dibutuhkan kesadaran dari masyarakat dan
pemerintah untuk lebih memperhatikan segala aspek
yang berkaitan dengan pengelolaan limbah padat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Damanhuri, Enri. 2004. Pengelolaan Sampah. Bandung:Institut Teknologi Bandung
Slamet, Juli Soemirat. 2009. Kesehatan Lingkungan.Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
Irawan, Bagus. 2008. Waspada Sampah B3 Rumah Tangga.http://bagusirawan.blogspot.com/2008/03/waspada-sampah-b3-rumah-tangga.html. Tanggal akses: 12November 2011
Kaswinami, Fibria. 2007. Studi Kasus Industri Tahu TandangSemarang, Sederhana Kendal dan Gagak Sipat Boyolali.http://eprints.undip.ac.id/17407/1/Fibria_Kaswinarni.pdf. Tanggal akses: 12 November 2011