Kesling - limbah padat(print)

22
TUGAS MAKALAH KESEHATAN LINGKUNGAN LIMBAH PADAT KELOMPOK VI Ragil Nur Permadi 1010941010 Ichsan Apris 1010941013 Ahmad Rifki 1010942004 Listari Husna Fitri 1010942019 Farah Dynasti Yoda 1010942027 Dosen Pembimbing : Zulkarnaini, S.Si, M.T JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK

Transcript of Kesling - limbah padat(print)

TUGAS

MAKALAH KESEHATAN LINGKUNGAN

LIMBAH PADAT

KELOMPOK VI

Ragil Nur Permadi 1010941010

Ichsan Apris 1010941013

Ahmad Rifki 1010942004

Listari Husna Fitri 1010942019

Farah Dynasti Yoda 1010942027

Dosen Pembimbing :

Zulkarnaini, S.Si, M.T

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG 2011

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Limbah adalah hasil dari buangan industri berupa

cairan, padatan,lumpur, bubur yang berasal dari sisa

proses pengolahan yang tidak diperlukan lagi dan

limbah padat adalah limbah yang berbentuk padatan.

Limbah padat atau disebut juga sampah berasal dari

buangan-buangan baik di industri, rumah tangga

maupun tempat-tempat manusia melakukan aktifitas.

Pada umumnya limbah padat/ sampah di indonesia

kurang diperhatikan, sehingga banyak sampah-sampah

tersebut diolah tanpa melalui prosedur yang

seharusnya seperti pembakaran serta tidak dilakukan

pengolahan sama sekali yang menyebabkan adanya

timbulan sampah yang dpat menjadi media tumbuhnya

penyakit serta hal-hal merugikan lainnya. Hal ini

sangat berbahaya bagi kehidupan masyarakat baik pada

lingkungan maupun pada kesehatan manusia sendiri.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada

makalah ini antara lain :

1. Apakah pengertian dari limbah padat?

2. Bagaimana pembagian jenis limbah padat?

3. Apa faktor yang mempengaruhi limbah padat?

4. Bagaimanakah dampak dari limbah padat?

5. Bagaimana pengelolaan dan pengolahan yang dapat

dilakukan akibat limbah padat?

1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengertian dari limbah padat.

2. Untuk mengetahui bagaimana pembagian jenis limbah

padat.

3. Untuk mengetahui apa faktor yang mempengaruhi

limbah padat?

4. Untuk mengetahui bagaimna dampak dari limbah

padat.

5. Untuk mengetahui bagaimana pengelolaan dan

pengolahan yang dapat dilakukan akibat limbah

padat?

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Limbah Padat

Limbah atau sampah yaitu limbah atau kotoran yang

dihasilkan karena pembuangan sampah atau zat kimia

dari pabrik-pabrik. Limbah atau sampah juga merupakan

suatu bahan yang tidak berarti dan tidak berharga,

tapi kita tidak mengetahui bahwa limbah juga bisa

menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat jika

diproses secara baik dan benar. Limbah padat adalah

hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur

atau bubur yang berasal dari suatu proses pengolahan.

2.2 Jenis Limbah Padat

Sampah berdasarkan sifat-sifat biologis dan kimianya

dibagi atas:

1. Sampah yang Membusuk

Sampah yang membusuk (garbage) adalah sampah yang

mudah membusuk karena aktivitas mikroorganisme,

sehingga dibutuhkan kecepatan dalam proses

pengumpulan maupun dalam proses pembuanganannya.

Pembusukan sampah ini akan menghasilkan antara lain

gas metan, gas H2S yang bersifat racun bagi tubuh.

Selain itu gas H2S juga berbau busuk sehingga

mengurangi nilai estetika suatu tempat.

2. Sampah yang Tidak Membusuk

Sampah yang tidak membusuk (refuse) biasanya terdiri

atas kertas-kertas, plastik, logam, gelas, karet

dan bahan lainnya yang sulit membusuk/tidak dapat

membusuk. Sampah ini apabila memungkinkan sebaiknya

didaur ulang, sehingga dapat bermanfaat kembali

baik melalui suatu proses ataupun secara langsung.

Apabila tidak dapat didaur ulang, maka diperlukan

proses untuk memusnahkannya seperti pembakaran,

tetapi hasil dari proses ini masih memerlukan

penanganan lebih lanjut.

3. Sampah yang Berbentuk Debu/Abu

Sampah debu atau abu adalah sampah yang terdiri

dari bahan organik dan anorganik dari hasil

pembakaran berupa partikel-partikel kecil yang

bersifat mudah beterbangan yang membahayakan

pernafasan dan mata. Sampah ini bersifat tidak

mudah membusuk tetapi dapat dimanfaatkan untuk

mendatarkan tanah atau penimbunan.

4. Sampah Berbahaya

Sampah berbahaya mengandung bahan berbahaya atau

beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik

langsung maupun tidak langsung, dapat merusak atau

mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan

kesehatan manusia. Jenis sampah Sampah B3 dapat

dikelompokkan berdasarkan jenis aktifitas rumah

tangga, yaitu bahan dan/atau bekas kemasan produk

dari:

a. Aktifitas dapur, seperti pembersih lantai,

pengkilat logam dan pembersih oven;

b. Aktifitas kamar mandi, seperti pembersih

kamar mandi, pembersih toilet dan obat

kadaluarsa;

c. Aktifitas garasi dan pembengkelan, seperti

baterai, pembersih badan mobil dan berbagai macam

cat untuk mobil

d. Aktifitas ruangan di dalam rumah, seperti

cairan untuk mengkilapkan mebel, cairan

penghilang karat dan pengencer cat

e. Aktifitas pertamanan, seperti cairan pembunuh

jamur, cairan pembunuh gulma dan racun tikus.

Sampah berdasarkan sumbernya dibedakan atas:

1. Pemukiman

Pemukiman biasanya berupa rumah apartemen. Jenis

sampah yang ditimbulkan antara lain sisa makanan,

kertas, kardus, plastik, tekstil, kulit, sampah

kebun, kayu, kaca, logam, barang bekas rumah

tangga, limbah berbahaya dan beracun dan

sebagainya;

2. Daerah Komersial

Daerah komersial meliputi pertokoan, rumah makan,

pasar, perkantoran, hotel dan lain-lain. Jenis

sampah yang ditimbulkan antara lain kertas, kardus,

plastik, kayu, sisa makanan, kaca, logam, limbah

berbahaya dan beracun dan sebagainya;

3. Institusi

Institusi yang dimaksud di sini yaitu sekolah,

rumah sakit, penjara, pusat pemerintahan dan lain-

lain. Jenis sampah yang ditimbulkan sama dengan

jenis sampah pada daerah komersial;

4. Konstruksi dan pembongkaran bangunan

Konstruksi dan pembongkaran bangunana meliputi

pembuatan konstruksi baru, perbaikan jalan dan

lain-lain. Jenis sampah ditimbulkan antara lain

kayu, baja, beton, debu dan lain-lain;

5. Fasilitas umum

Fasilitas umum yaitu seperti penyapuan jalan,

taman, pantai, tempat rekreasi dan lain-lain. Jenis

sampah yang ditimbulkan antara lain rubbish, sampah

taman, ranting, daun dan sebagainya;

6. Pengolah limbah domestik seperti instalasi

pengolahan air minum, instalasi pengolahan air

buangan dan insinerator. Jenis sampah yang

ditimbulkan antara lain lumpur hasil pengolahan,

debu dan sebagainya;

7. Kawasan industri

Jenis sampah yang ditimbulkan dari kawasan industri

antara lain sisa proses produksi, buangan non

industri dan sebagainya;

8. Pertanian

Jenis sampah yang dihasilkan pada sektor pertanian

antara lain sisa makanan busuk, sisa pertanian.

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Limbah Padat

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi macam, jenis

dan besarnya timbulan sampah adalah:

1. Cuaca

Di daerah yang kandungan airnya tinggi, kelembaban

sampah juga akan cukup tinggi;

2. Frekuensi Pengumpulan

Semakin sering sampah dikumpulkan, maka semakin

tinggi tumpukan sampah yang terbentuk. Tetapi

sampah organik akan berkurang karena membusuk dan

yang akan terus bertambah adalah kertas dan sampah

kering lainnya yang sulit terdegradasi.

3. Pendapatan per kapita

Masyarakt dari tingkat ekonomi lemah akan

menghasilkan total sampah yang lebih sedikit dan

homogen

4. Jumlah Penduduk

Semakin banyak penduduk, semakin banyak pula

sampahnya. Pengelolaan sampah inipun berpacu dengan

laju pertambahan penduduk.

5. Keadaan Sosial Ekonomi

Semakin tinggi keadaan sosial ekonomi masyarakat,

semakin banyak jumlah per kapita sampah yang

dibuang. Kualitas sampahnya pun semakin banyak

bersifat tidak dapat membusuk. Perubahan kualitas

sampah ini, tergantung pada bahan yang tersedia,

peraturan yang beralaku serta kesadaran masyarakat

akan persoalan persampahan. Kenaikan kesejahteraan

inipun akan meningkatkan kegiatan kosntruksi dan

pembaruan bangunan-bangunan, transportasipun

bertambah dan produk pertanian, industri dan lain-

lain akan bertambah dengan konsekuensi bertambahnya

volume dan jenis sampah.

6. Kemajuan Teknologi

Kemajuan teknologi akan menambah jumlah maupun

kualitas sampah, karena pemakaian bahan baku yang

semakin beragam, cara pengepakan dan produk

manufaktur yang semakin beragam pula.

2.4 Dampak dari Limbah Padat

1. Dampak Terhadap Kesehatan

Pengaruh sampah terhadap kesehatan dapat

dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

a. Efek Langsung

Efek langsung yaitu efek yang disebabkan krena

kontak langsung dengan sampah tersebut. Seperti

sampah beracun,sampah yang korosif terhadap tubuh

dan sampah yang mengandung kuman patogen yang

menimbulkan penyakit. Potensi bahaya kesehatan

yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:

Penyakit diare yang terjadi karena virus yang

berasal dari sampah dengan pengelolaan yang

tidak tepat.

Penyakit kulit misalnya kudis dan kurap.

b. Efek Tidak Langsung

Pengaruh tidak langsung dari sampah dapat

dirasakan masyarakat akibat proses pembusukan,

pembakaran dan pembuangan sampah. Sampah-sampah

yang telah mengalami proses pembusukan,

pembakaran ataupun penumpukan tersebut dapat

mengkibatkan timbulnya zat-zat baru yang

memungkinkan berbahaya bagi kesehatan manusia

jika terkontak langsung seperti dengan bahan-

bahan kimia, tumbuhnya bakteri-bakteri dan jamur.

Selain itu, Efek tidak langsung dapat berupa

penyakit bawaan vektor yang berkembang biak di

dalam sampah. Sampah yang apabila ditimbun

sembarangan dapat menimbulkan sarang bagi lalat

dan tikus. Dimana lalat dalah vektor dari

berbagai penyakit perut dan tikus dapat merusak

harta benda masyarakat sekaligus sebagai pembawa

pinjal yang dapat menyebabkan penyakit pest.

2. Dampak Terhadap Lingkungan

Cairan dari limbah-limbah yang masuk ke sungai akan

mencemarkan airnya sehingga mengandung virus-virus

penyakit. Berbagai ikan dapat mati sehingga mungkin

lama kelamaan akan punah. Tidak jarang manusia juga

mengkonsumsi atau menggunakan air untuk kegiatan

sehari-hari, sehingga menusia akan terkena dampak

limbah baik secara langsung maupun tidak langsung.

Selain mencemari, air lingkungan juga menimbulkan

banjir karena banyak orang-orang yang membuang

limbah rumah tanggak ke sungai, sehingga pintu air

mampet dan pada waktu musim hujan air tidak dapat

mengalir dan air naik menggenangi rumah-rumah

penduduk, sehingga dapat meresahkan para penduduk.

2.5 Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah perlu didasarkan atas berbagai

pertimbangan:

1. Untuk mencegah terjadinya penyakit;

2. Konservasi sumber daya alam;

3. Mencegah gangguan estetika;

4. Memberi insentif untuk daur ulang/pemanfaatan;

5. Bahwa kuantitas dan kualitas sampah akan

meningkat.

Kenyataannya pada saat ini adalah bahwa sampah sulit

dikelola oleh karena berbagai hal:

1. Cepatnya perkembangan teknologi, lebih cepat

daripad kemampuan masyarakat untuk mengelola dan

memahami masalah persoalan persampahan;

2. Meningkatnya tingkat hidup masyarakat, yang tidak

disertai dengan keselarasan pengetahuan tentang

persampahan;

3. Meningkatnya biaya operasi, pengelolaan dan

konstruksi di segala bidang termasuk bidang

persampahan;

4. Kebiasaan pengelolaan sampah yang tidak efisien,

tidak benar, menimbulkan permasalahan pencemaran

udara, tanah air, air, menimbulkan turunnya harga

tanah karena daerah yang turun estetikanya, bau

dan memperbanyak populasi lalat dan tikus;

5. Kegagalan dalam daur ulang ataupun pemanfaatan

kembali barang bekas. Juga ketidakmampuan orang

memelihara barangnya, sehingga cepat rusak.

Ataupun produk manufaktur yang sangat rendah

mutunya, sehingga cepat menjadi sampah;

6. Semakin sulitnya mendapatkan lahan sebagai tempat

pembuangan akhir sampah, selain tanah serta

formasi tanah yang tidak cocok bagi pembuangan

sampah, juga terjadi kompetisi yang semakin rumit

akan penggunaan tanah;

7. Semakin banyaknya masyarakat yang berkebaratan

daerahnya dipakai untuk tempat pembuangan sampah;

8. Kurangnya pengawasan dan pelaksaan peraturan;

9. Sulitnya menyimpan sampah sementara yang cepat

busuk, karena cuaca panas;

10.Sulitnya mencari partisipasi masyarakat untuk

membuang sampah pada tempatnya dan memelihara

kebersihan;

11.Pembiayaan yang tidak memadai, mengingat bahwa

sampai saat ini kebanyakan sampah dikelola oleh

jawatan pemerintah;

12.Pengelolaan sampah di masa lalu dan saat ini

kurang memperhatikan faktor non-teknis seperti

partisipasi masyarakat dan penyuluhan tentang

hidup bersih dan sehat.

Selanjutnya, pengelolaan ditujukan pada pengumpulan

sampah mulai dari produsen sampai pada tempat

pembuangan akhir (TPA) dengan membuat tempat

penampungan sampah sementara (TPS), transportasi yang

sesuai lingkungan dan pengelolaan pada TPA. Sebelum

dimusnahkan, sampah dapat pula diolah terlebih

dahulu. Pengolahan limbah padat dapat dilakukan

dengan berbagai cara yang tentunya dapat menjadikan

limbah tersebut tidak berdampak buruk bagi lingkungan

ataupun kesehatan. Menurut sifatnya pengolahan limbah

padat dapat dibagi menjadi dua cara yaitu pengolahan

limbah padat tanpa pengolahan dan pengolahan limbah

padat dengan pengolahan.

1. Limbah padat tanpa pengolahan: limbah padat yang

tidak mengandung unsur kimia yang beracun dan

berbahaya dapat langsung dibuang ke tempat

tertentu sebagai TPA (Tempat Pembuangan Akhir);

2. Limbah padat dengan pengolahan: limbah padat yang

mengandung unsur kimia beracun dan berbahaya harus

diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke tempat-

tempat tertentu.

Dalam memproses pengolahan limbah padat terdapat

empat proses yaitu pemisahan, penyusunan ukuran,

pengomposan, dan pembuangan limbah.

1. Pemisahan

Limbah padat terdiri dari ukuran yang berbeda dan

kandungan bahan yang berbeda juga, maka harus

dipisahkan terlebih dahulu, supaya peralatan

pengolahan menjadi awet.

2. Penyusunan Ukuran

Penyusunan ukuran dilakukan untuk memperoleh ukuran

yang lebih kecil agar pengolahannya menjadi mudah.

3. Pengomposan

Pengomposan dilakukan terhadap buangan/limbah yang

mudah membusuk, sampah kota, buangan atau kotoran

hewan ataupun juga pada lumpur pabrik. Supaya hasil

pengomposan baik, limbah padat harus dipisahkan dan

disamakan ukurannya atau volumenya.

4. Pembuangan Limbah

Proses akhir dari pengolahan limbah padat adalah

pembuangan limbah yang dibagi menjadi dua yaitu :

a. Pembuangan Di Laut

Pembuangan limbah padat di laut, tidak boleh

dilakukan pada sembarang tempat dan perlu

diketahui bahwa tidak semua limbah padat dapat

dibuang ke laut. Hal ini disebabkan :

Laut sebagai tempat mencari ikan bagi nelayan;

Laut sebagai tempat rekreasi dan lalu lintas

kapal;

Laut menjadi dangkal;

Limbah padat yang mengandung senyawa kimia

beracun dan berbahaya dapat membunuh biota

laut.

b. Pembuangan Di Darat Atau Tanah

Untuk pembuangan di darat perlu dilakukan

pemilihan lokasi yang harus dipertimbangkan

sebagai berikut;

Pengaruh iklim, temperatur dan angin;

Struktur tanah;

Jaraknya jauh dengan permukiman;

Pengaruh terhadat sumber lain, perkebunan,

perikanan, peternakan, flora atau fauna. Pilih

lokasi yang benar-benar tidak ekonomis lagi

untuk kepentingan apapun.

2.6 Studi Kasus

Industri tahu saat ini sudah menjamur di Indonesia,

dan rata-rata masih dilakukan dengan teknologi yang

sederhana, sehingga tingkat efisiensi penggunaan air

dan bahan baku masih rendah dan tingkat produksi

limbahnya juga relatif tinggi. Sumber daya manusia

yang terlibat pada umumnya bertaraf pendidikan yang

relatif rendah, serta belum banyak yang melakukan

pengolahan limbah. Kalaupun sudah ada yang mempunyai

unit pengolahan limbah hasilnya juga ada yang belum

sepenuhnya sesuai yang diharapkan.

Penelitian ini dilakukan pada tiga industri tahu,

yaitu Industri Tahu Tandang Semarang (Anaerob-Aerob),

Sederhana Kendal (Anaerob-Aerob) dan Gagak Sipat

Boyolali (Anaerob). Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengolahan limbah tahu yang efektif dan

efisien serta dampaknya bagi masyarakat dan

lingkungan. Metode yang dipakai pada penelitian ini

survai lapangan dan wawancara. Analisis data yang

digunakan adalah deskriptif analitik dan analisis

SWOT.

Hasil penelitian untuk pengolahan limbah padat pada

setiap industri adalah dengan menjual ampas tahu,

dibuat pakan ternak, tempe gembus, kerupuk ampas tahu

dan roti kering. IPAL Tandang membutuhkan luas lahan

880 m2, biaya investasi sebesar ± Rp.2.657.163.236,

beban biaya bangunan/m3 limbah ± Rp.115.528.836,

biaya operasional/bulan ± Rp.5.251.860, effluen

memenuhi syarat (TSS : 66 mg/l, BOD5 : 24,00 mg/l ,

COD : 125,5 mg/l), debit : 23 m3/detik, biaya

operasional/m3 limbah/ hari ± Rp.1.167, waktu tinggal

14 hari, pipa flaring tidak difungsikan. IPAL

Sederhana Kendal membutuhkan luas lahan 220 m2, biaya

investasi sebesar ± Rp.411.566.509, beban biaya

bangunan/m3 limbah ± Rp.11.759.043, biaya

operasional/bulan ± Rp.1.000.000, effluen memenuhi

syarat (TSS : 62 mg/l, BOD5 : 57,60 mg/l , COD :

203,2 mg/l), debit : 35 m3/detik, biaya

operasional/m3 limbah/hari ± Rp.834, waktu tinggal

7,5 hari, pipa flaring berfungsi. IPAL Gagak Sipat

Boyolali membutuhkan luas lahan 25 m2, biaya

investasi sebesar ± Rp.31.397.509, beban biaya

bangunan/m3 limbah ± Rp.5.232.918, biaya

operasional/bulan ± Rp.60.000, effluen tidak memenuhi

syarat (TSS : 116 mg/l, BOD5 : 337,9 , COD : 759,8

mg/l), debit : 6 m3/detik, biaya operasional/m3

limbah/hari ± Rp.400, waktu tinggal 6 hari, biogas

dimanfaatkan. Hasil analisis SWOT yaitu pada masing-

masing industri tahu efisiensi pemakaian air masih

rendah.

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu pengolahan

limbah yang efektif dan efisien adalah IPAL Industri

Tahu Sederhana Kendal, diperlukan pengoperasian

proses IPAL secara kontinyu agar hasilnya sesuai yang

diharapkan dan IPAL yang sesuai untuk industri kecil

tahu adalah IPAL yang biaya investasi awal dan

operasionalnya murah, perawatannya mudah, proses

pengolahan lengkap (anaerob-aerob), kualitas efluen

memenuhi baku mutu air limbah industri tahu, memiliki

nilai ekonomis dan ramah lingkungan.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari pembahasan mengenai limbh padat, dapat

disimpulkan bahwa Limbah atau sampah yaitu limbah

atau kotoran yang dihasilkan karena pembuangan sampah

atau zat kimia dari pabrik-pabrik. Limbah padat

adalah hasil buangan industri yang berupa padatan,

lumpur atau bubur yang berasal dari suatu proses

pengolahan.

Sampah berdasarkan sifat-sifat biologis dan kimianya

dibagi atas:

1. Sampah yang membusuk (garbage)

2. Samph yang tidak membusuk (refuse)

3. Sampah yang berbentuk debu/ abu

4. Sampah berbahaya

Sampah berdasarkan sumbernya dibedakan atas:

1. Pemukiman

2. Daerah komersial

3. Institusi

4. Konstruksi dan pembongkaran bangunan

5. Fasilitas umum

6. Pengelolaan limbah domestik

7. Kawasan industri

8. pertanian

Faktor-faktor yang mempengaruhi macam, jenis dan

besarnya timbulan sampah adalah:

1. Cuaca

2. Frekuensi Pengumpulan

3. Pendapatan per kapita

4. Jumlah Penduduk

5. Keadaan Sosial Ekonomi

6. Kemajuan Teknologi

Dampak dari Limbah Padat/ sampah berpengaruh terhadap

kesehatan dan lingkungan tempat hidup makhluk hidup.

Dampak tersebut dapat berupa penyakit-penyakit yang

muncul akibat pembakaran, pembusukan serta timbulan

sampah yang menyerang lingkungan hidup sehingga

terkontaminasi dan menjadikan manusia serta makhluk

hidup lainnya sebagai media yang dirugikan.

Menurut sifatnya pengolahan limbah padat dapat dibagi

menjadi dua cara yaitu pengolahan limbah padat tanpa

pengolahan dan pengolahan limbah padat dengan

pengolahan.

1. Limbah padat tanpa pengolahan: limbah padat yang

tidak mengandung unsur kimia yang beracun dan

berbahaya dapat langsung dibuang ke tempat tertentu

sebagai TPA (Tempat Pembuangan Akhir);

2. Limbah padat dengan pengolahan: limbah padat yang

mengandung unsur kimia beracun dan berbahaya harus

diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke tempat-

tempat tertentu.

Dalam memproses pengolahan limbah padat terdapat

empat proses yaitu pemisahan, penyusunan ukuran,

pengomposan, dan pembuangan limbah.

5.2 Saran

Diharapkan setelah membaca makalah ini, kita dapat

memahami arti penting dari pengelolaan terhadap

limbah padat. Hal ini dimaksudkan agar tidak timbul

permasalahan yang lebih besar pada akibat kurangnya

perhatian terhadap pengelolaan limbah padat ini. Oleh

karena itu, dibutuhkan kesadaran dari masyarakat dan

pemerintah untuk lebih memperhatikan segala aspek

yang berkaitan dengan pengelolaan limbah padat ini.

DAFTAR PUSTAKA

Damanhuri, Enri. 2004. Pengelolaan Sampah. Bandung:Institut Teknologi Bandung

Slamet, Juli Soemirat. 2009. Kesehatan Lingkungan.Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada

Irawan, Bagus. 2008. Waspada Sampah B3 Rumah Tangga.http://bagusirawan.blogspot.com/2008/03/waspada-sampah-b3-rumah-tangga.html. Tanggal akses: 12November 2011

Kaswinami, Fibria. 2007. Studi Kasus Industri Tahu TandangSemarang, Sederhana Kendal dan Gagak Sipat Boyolali.http://eprints.undip.ac.id/17407/1/Fibria_Kaswinarni.pdf. Tanggal akses: 12 November 2011

Pranowo, Galih. 2009. Makalah Tentang Limbah Padat.http://gapra.files. wordpress.com/ 2009/01/makalah-limbah-padatgapra.pdf. Tanggalakses: 12 November 2011