TUGAS PENGOLAHAN AIR LIMBAH LIMBAH CAIR PABRIK TAHU Oleh

14
Rani Novianis Rizky Saputri ( 25010112120046) TUGAS PENGOLAHAN AIR LIMBAH LIMBAH CAIR PABRIK TAHU Oleh : Rani Novianis Rizky Saputri (25010112120046) Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Transcript of TUGAS PENGOLAHAN AIR LIMBAH LIMBAH CAIR PABRIK TAHU Oleh

Rani Novianis Rizky Saputri ( 25010112120046)

TUGAS PENGOLAHAN AIR LIMBAH

LIMBAH CAIR PABRIK TAHU

Oleh :

Rani Novianis Rizky Saputri (25010112120046)

Kesehatan Lingkungan

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Rani Novianis Rizky Saputri ( 25010112120046)

Universitas Diponegoro

2015

LIMBAH CAIR PABRIK TAHU

Karakteristik Limbah Cair Tahu

Tabel 1. Karakteristik Limbah Cair Tahu

No Parameter Satuan Nilai Baku Mutu

(*)1. Suhu oC 30 382. pH - 5,5 6,0 – 9,0

3. TSS mg/L 664 1004. BOD5 mg/L 720 1505. COD mg/L 853 275

Sumber : Anggraini (2013)

(*) Baku mutu Perda Jateng No 5 Tahun 2012

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan karakteristik air limbah yang

digunakan dalam penelitian belum memenuhi baku mutu yang

dipersyaratkan, yaitu Perda Prov Jateng No 5 Tahun 2012.

1. pH

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2013)

pH awal limbah cair tahu adalah sebesar 5,45. Jika

dibandingkan dengan Perda Provinsi Jawa Tengah Nomer 5 tahun

2012, pH limbah cair tahu yang diperbolehkan berkisar antara

6,0-9,0, maka dapat disimpulkan bahwa pH limbah cair tahu

belum memenuhi baku mutu. Hal ini dikarenakan limbah cair

Rani Novianis Rizky Saputri ( 25010112120046)

tahu terdapat sisa asam yang berasal dari proses

penggumpalan dalam pembuatan tahu.

2. BOD

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2013)

kadar BOD awal limbah cair tahu adalah sebesar 720 mg/L.

jika dibandingkan dengan Perda Provinsi Jawa Tengah Nomer 5

tahun 2012, kadar BOD dalam limbah cair tahu belum memenuhi

baku mutu yang telah ditentukan yaitu 150 mg/L. hal ini

dikarenakan limbah cair tahu mengandung kandungan organic

yang tinggi.

3. COD

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2013)

kadar COD awal limbah cair tahu adalah sebesar 853 mg/L.

jika dibandingkan dengan Perda Provinsi Jawa Tengah Nomer 5

tahun 2012, kadar BOD dalam limbah cair tahu belum memenuhi

baku mutu yang telah ditentukan yaitu 275 mg/L. hal ini

dikarenakan limbah cair tahu mengandung kandungan organic

yang tinggi.

4. TSS

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2013)

kadar TSS awal limbah cair tahu adalah sebesar 664 mg/L.

jika dibandingkan dengan Perda Provinsi Jawa Tengah Nomer 5

tahun 2012, kadar BOD dalam limbah cair tahu belum memenuhi

baku mutu yang telah ditentukan yaitu 100 mg/L.

5. Suhu

Rani Novianis Rizky Saputri ( 25010112120046)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2013)

bahwa suhu (temperature) awal limbah cair tahu adalah sebesar

30oC. jika dibandingkan dengan Perda Provinsi Jawa Tengah

Nomer 5 tahun 2012, kadar BOD dalam limbah cair tahu belum

memenuhi baku mutu yang telah ditentukan yaitu 38oC.

DAMPAK LIMBAH CAIR TAHU

1. Dampak limbah cair tahu bagi lingkungan

Dampak negatif limbah usaha kecil pangan dapat menimbulkan

masalah dalam penanganannya karena mengandung sejumlah besar

karbohidrat, protein, lemak, garam-garam, mineral, dan sisa-

sisa bahan kimia yang digunakan dalam pengolahan dan

pembersihan. Air buangan (efluen) atau limbah buangan dari

pengolahan pangan dengan Biological Oxygen Demand ( BOD)

tinggi dan mengandung polutan seperti tanah, larutan alkohol,

panas dan insektisida. Apabila efluen dibuang langsung ke

suatu perairan akibatnya menganggu seluruh keseimbangan

ekologik dan bahkan dapat menyebabkan kematian ikan dan biota

perairan lainnya.

2. Dampak limbah cair tahu bagi kesehatan

Romli,dkk (2009) menyatakan bahwa dampak yang ditimbulkanoleh

pencemaran bahan organik limbah industri tahu adalah

gangguanterhadap kehidupan biotik yang disebabkan oleh

meningkatnya kandungan bahan organik. Selama proses

metabolisme oksigen banyak dikonsumsi,sehingga apabila bahan

organik dalam air sedikit, oksigen yang hilangdari air akan

Rani Novianis Rizky Saputri ( 25010112120046)

segera diganti oleh oksigen hasil proses fotosintesis dan oleh

reaerasi dari udara. Apabila konsentrasi beban organik terlalu

tinggi,maka akan tercipta kondisi anaerobik yang menghasilkan

produkdekomposisi berupa amonia, karbondioksida, asam asetat,

hirogen sulfida,dan metana. Senyawa-senyawa tersebut sangat

toksik bagi sebagian besarhewan air, dan akan menimbulkan

gangguan terhadap keindahan(gangguan estetika) yang berupa

rasa tidak nyaman dan menimbulkan bau.Bila kondisi anaerobik

tersebut dibiarkan maka air limbah akan berubahwarnanya

menjadi cokelat kehitaman dan berbau busuk. Apabila limbahini

dialirkan ke sungai maka akan mencemari sungai dan bila masih

digunakan sebagai pemenuh kebutuhan sehari-hari maka

akanmenimbulkan gangguan kesehatan berupa penyakit gatal,

diare, kolera,radang usus dan penyakit lainnya, khususnya yang

berkaitan dengan airyang kotor dan sanitasi lingkungan yang

tidak baik (Romli, 2009).

Rani Novianis Rizky Saputri ( 25010112120046)

Rani Novianis Rizky Saputri ( 25010112120046)

SKEMA RANCANGAN PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (LIMBAH TAHU)

SECONDARYTREATMENT

FineScreen

Industri

PabrikTahu

BakEqualization

Neutraliza-tion

Coagulation

Flotation

Sedimentation

Filtration

an-aerobictreatme

nt

Activated Sludge

PRIMARY TREATMENT

GACadsorpti

on

Ozonation

Filtrasi

TERTIARY TREATMENT

Pembuangan AkhirLimbah

Rani Novianis Rizky Saputri ( 25010112120046)

Keterangan :

Industri Pabrik Tahu

Merupakan industry yang menghasilkan limbah cair

A. PENGOLAHAN PRIMER

1. Fine Screen

Fungsinya untuk menyaring limbah tersuspensi, karena limbah

tahu mengandung padatan halus atau suspense maka diperlukan

fine screen untuk penyaringannya.

1. Bak Equalization

Fungsinya untuk untuk menampung dari seluruh air limbah

sebelum dilakukan pemompaan ke unit pengolahan lanjut.

2. Neutralization

Fungsinya untuk menggabungkan beberapa sifat air limbah

dengan sifat yang antagonis. Unit ini juga dapat diterapkan

bila salah satu limbah memiliki sifat yang ekstrim (terlalu

asam, atau terlalu basa). Penambahan bahan yang bersifat

asam atau basa tergantung dari jenis limbah yang dihasilkan.

Netralisasi air limbah membantu dalm proses selanjutnya

terutama untuk pengolahan secara biologis, yang membutuhkan

proses pengolahan pada kondisi netral.

3. Coagulation

Merupakan pembubuhan bahan kimia yang berfungsi untuk

membantu proses Flotasi atau Proses Sedimentasi. Pebubuhan

Koagulan atau Gas sering dilakukan pada unit pembubuh kimia.

Dengan penambahan bahan kimia akan mempercepat proses

Rani Novianis Rizky Saputri ( 25010112120046)

sedimentasi. Proses flotasi pada umumnya ditambahkan bahan

untuk meningkatkan berat jenis air limbah sehingga bahan

yang melayang dapat dibuat mengapung.

4. Flotation

merupakan salah satu proses pengolahan awal, dengan cara

mengapung kan limbah dan bahan melayang lain, sehingga

flotation berfungsi untuk memisahkan antara air limbah

dengan bahan tersebut. Jenis bahan yang dilakukan proses

pengolahan dengan metode ini material/bahan yang melayang

pada air limbah. Teknologi yang diterapkan pada umumnya

berupa pengaliran secara Up-Flow, sehingga material yang

mengapung dapat dipisahkan dengan scrabber. Untuk

selanjutnya bahan yang berhasil dipisahkan dilakukan proses

pengolahan lanjut

5. Sedimentation

merupakan proses yang ditujukan untuk mengendapkan partikel

yang dapat mengendap secara gravitasi atau dengan bahan

bantuan penambahan koagulan. Pengendapan tersebut terutama

ditujukan untuk memisahkan partikel diskrit dan partikel

tersuspensi. Pengendapan tersebut mampu mereduksi 30-40%

bahan bahan tersuspensi. Proses sedimentasi dapat dirancang

dengan menggunakan pola pengendapan konvensional atau dengan

melakukan modifikasi dengan teknologi plate settler atau Tube

Setller.

6. Filtration

Rani Novianis Rizky Saputri ( 25010112120046)

Unit ini dirancang untuk mengendapkan materi yang tidak

mengendap selama proses sedimentasi. Filtrasi dilakukan

melalui media yang dirancang dengan diameter tertentu.

Filtrasi mampu memisahkan partikel atau flokulan. Mekanisme

filtrasi dapat berlangsung secara fisik, kimia, dan

biologis. Mekanisme secara fisik pemisahan ini dilakukan

akan adanya porositas media filter dan daya tarik dinding

dan adsorbsi dari media. Mekanisme kimia dapat terjadi

akibat adanya reaksi kimia antara bahan yang akan dipisahkan

dengan oksigen yang berada pada media filter. Sedangkan

mekanisme biologi dapat berlangsung dengan adanya

mikroorganisme aerob maupun an-aerob di dalam filter.

7. An-Aerobik Treatment

Pengolahan dengan teknologi an-aerob dilakukan untuk limbah

dengan BOD lebih dari 1000 mg/lt. Pengolahan dengan metode

ini dilakukan tanpa oksigen, sehingga penguraian dilakukan

oleh mirkoorganisme yang an-aerob. Proses pengolahan pada

umumnya berjalan relatif lambat dibandingkan dengan proses

penguraian secara aerob. Hasil proses penguraian

menghasilkan H2S, CH4. NH3. Beberapa Teknologi yang

dilakukan dengan proses an-aerob adalah : UASB, Septic Tank,

An-Aerobik Bio Filter dan sebagainya.

B. PENGOLAHAN SEKUNDER

1. Activated Sludge

Rani Novianis Rizky Saputri ( 25010112120046)

Merupakan Proses pengolahan limbah yang dilakukan dengan

memanfaatkan lumpur aktif.

C. PENGOLAHAN TERSIER

1. Filtrasi

Merupakan proses lanjutan dengan memanfaatkan filter pada

umumnya namun berbeda dengan filter pada pengolahan primer.

2. Ozonitation

Fungsinya untuk melakukan netralisasi bahan organik yang

berasal dari mikroorganisme yang terangkut pada air limbah

3. GAC (Granular Active Carbon)

merupakan salah satu bentuk teknologi tersier yang berfungsi

untuk mengendalikan bau yang muncul baik dari Sox, H2S, NH3

atau bentuk gas yang lain.

Pembuangan Akhir Limbah

Merupakan tempat dimana air limbah yang telah diolah

dibuang, biasanya tempat pembuangan akhir limbah di sungai

terdekat.

Rani Novianis Rizky Saputri ( 25010112120046)

Rani Novianis Rizky Saputri ( 25010112120046)

Rani Novianis Rizky Saputri ( 25010112120046)

Volume = |-30,96| + |31,08| = 62,04 m3

Volume = Q x td62,04 = Q x 5Q = 15,5 m3

Misal h = 2 m, maka :V = p x l x h62,04 = p x l x 2p x l = 31,02 m2

Misal l = 4 m, makap x l = 31,02 m2

p = 7,7 m2

Rancangan Bak Equalisasi yaitu dengan panjang 7,7 m lebar 4m m dan tinggi 2m m

Daftar Pustaka

Anggraini, Mumu & Yulianti. 2013. Pengolahan Limbah Cair Tahu secara Anaerobmenggunakan system Batch. Jurnal No 1 Vol 2

Romli, Muhammad & Suprihatin. (2009). Beban Pencemaran Limbah CairIndustri Tahu dan Analisis Alternatif Strategi Pengelolaannya. Jurnal Purifikasi,10: 2, 141–154

Perda Prov Jateng No 5 Tahun 2012 tentang Baku Mutu Limbah CairTahu