kerangka konseptual laporan keuangan

32
BAB I PEMBAHASAN 1. KERANGKA KONSEPTUAL Kerangka dasar ini merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi para pemakai eksternal. Tujuan kerangka dasar ini adalah untuk digunakan sebagai acuan bagi: Komite penyusun standar akuntansi keuangan, dalam pelaksanaan tugasnya; Penyusun laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah akuntansi yang belum diatur dalam standar akuntansi keuangan; Auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum; dan Para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan. Kerangka dasar ini membahas laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statements, yang 1

Transcript of kerangka konseptual laporan keuangan

BAB I

PEMBAHASAN

1. KERANGKA KONSEPTUAL

Kerangka dasar ini merumuskan konsep yang

mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan

bagi para pemakai eksternal. Tujuan kerangka dasar ini

adalah untuk digunakan sebagai acuan bagi:

Komite penyusun standar akuntansi keuangan, dalam

pelaksanaan tugasnya; 

Penyusun laporan keuangan, untuk menanggulangi

masalah akuntansi yang belum diatur dalam standar

akuntansi keuangan; 

Auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah

laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku umum; dan 

Para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan

informasi yang disajikan dalam laporan keuangan

yang disusun sesuai dengan standar akuntansi

keuangan.

Kerangka dasar ini membahas laporan keuangan

untuk tujuan umum (general purpose financial statements, yang

1

selanjutnya hanya disebut "laporan keuangan"),

termasuk laporan keuangan konsolidasi. Laporan

keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya

setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar

pemakai. Beberapa di antara pemakai ini memerlukan dan

berhak untuk memperoleh informasi tambahan di samping

yang tercakup dalam laporan keuangan. Namun demikian,

banyak pemakai sangat tergantung pada laporan keuangan

sebagai sumber utama informasi keuangan dan karena itu

laporan keuangan tersebut seharusnya disusun dan

disajikan dengan mempertimbangkan kebutuhan mereka.

Laporan keuangan dengan tujuan khusus  seperti

prospektus, dan perhitungan yang dilakukan untuk

tujuan perpajakan tidak termasuk dalam kerangka dasar

ini.

Kerangka dasar ini berlaku untuk laporan keuangan

untuk semua jenis perusahaan komersial, baik sektor

publik maupun sektor swasta. Perusahaan pelapor adalah

perusahaan yang laporan keuangannya digunakan oleh

pemakai yang mengandalkan laporan keuangan tersebut

sebagai sumber utama informasi keuangan perusahaan.

Struktur kerangka konseptual sama dengan struktur

teori akuntansi yang didasarkan pada proses penalaran

2

logis. Yang dapat digambarkan dalam bentuk hierarki

yang memiliki beberapa tingkatan sebagai beikut:

Pada tingkatan teori tertinggi (Level 1)

Dalam kerangka konseptual menyatakan ruang lingkup

dan tujuan pelaporan keuangan

Pada tingkatan selanjutnya (Level 2)

Mendefinisikan dan mengidentifikasikan

karakterisitik kualitatif dari informasi keuangan

dalam elemen laporan keuangan

Pada tingkat operasional yang lebih rendah (Level 3)

Berkaitan dengan prinsip-prinsip dan peraturan-

peraturan tentang pengukuran dan elemen laporan

keuangan

Kerangka konseptual memiliki manfaat yang sangat

besar bagi pemakainya. Manfaat dari kerangka

konseptual antara lain adalah untuk membangun dan

menghubungkan badan pembuat konsep dengan tujuannya,

menyediakan kerangka kerja untuk memecahkan masalah-

masalah praktis baru yang muncul (masalah yang belum

ada standarnya), meningkatkan pemahaman dan keyakinan

pemakai laporan keuangan tentang pelaporan keuangan,

dan menaikkan daya banding laporan keuangan antar

perusahaan.3

2. LAPORAN KEUANGAN

Laporan keuangan merupakan informasi keuangan

yang disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun

sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar

pemakai. Laporan keuangan juga digunakan sebagai

sumber utama informasi keuangan dank arena itu laporan

keuangan tersebut seharusnya disusun dan disajikan

dengan mempertimbangkan kebutuhan para pemakai. 

Laporan keuangan merupakan salah satu proses dari

pelaporan keuangan, dimana laporan keuangan yang

lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi,

laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat

disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai

laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan

laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan

bagian integral dari laporan keuangan. Perusahan

pelapor adalah perusahaan yang laporan keuangannya

digunakan oleh pemakai yang mengandalkan laporan

keuangan tersebut sebagai sumber utama informasi

keuangan perusahaan.

3. TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

4

Tujuan dari laporan keuangan yakni menyediakan

informasi yang berhubungan dengan posisi keuangan,

kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu

perusahaan yang dapat bermanfaat begi pengguna laporan

tersebut sebagai pengambilan keputusan di masa yang

akan datang. Laporan keuangan juga memperlihatkan

bagaimana pertanggungjawaban manajemen atas sumber

daya yang telah dipercayakan kepada mereka sehingga

mereka dapat membuat keputusan ekonomi. 

Pemakai dan Kebutuhan Informasi Laporan keuangan

digunakan oleh pemakai yang berbeda-beda yang disebut

dengan stakeholder, meliputi investor, karyawan,

pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha,

pelaggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan

masyarakat.

Beberapa kepentingannya, meliputi:

Investor

Informasi keuangan digunakan untuk membantu mereka

menentukan apakah harus membeli, menahan atau

menjual investasi tersebut. Perusahaan juga

tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka

untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar

dividen5

Karyawan

Informasi keuangan digunakan untuk melihat

stabilitas dan profitabilitas perusahaan, serta

untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan

balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja.

Pemberi Pinjaman

Tertarik pada informasi keuangan yang memungkinkan

mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta

bunganya dapat dibayar saat jatuh tempo.

Pemasok dan kreditor lainnya

Tertarik pada informasi keuangan yang memungkinkan

mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang

terhutang akan dibayar saat jatuh tempo. Kreditor

usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang

waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman

kecuali kalau sebagai pelanggan utama meraka

tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.

Pelanggan

Berkepentingan dengan informasi mengenai

kelangsungan hidup perusahaan, terutama apabila

mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang

dengan, atau tergantung pada perusahaan.

Pemerintah

6

Berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan

karena itu berkepentingan dengan aktivitas

perusahaan dan untuk mengatur aktivitas perusahaan,

menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk

menyusun statistik pendapatan nasional dan

statistik lainnya.

Masyarakat

Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan

menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan

perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta

rangkaian aktivitasnya.

4. ASUMSI DASAR

Kelangsungan Usaha (Going Concern)

Dalam menyusun laporan keuangan, manajemen

membuat penilaian tentang kemampuan entitas untuk

mempertahankan kelangsungan usaha. Entitas menyusun

laporan keuangan berdasarkan asumsi kelangsungan

usaha, kecuali manajemen bertujuan untuk

melikuidasi entitas atau menghentikan perdagangan,

atau tidak mempunyai alternatif lainnya yang

realistis selain melakukannya.

Jika manajemen menyadari (dalam membuat

penilaiannya) mengenai adanya ketidakpastian yang7

material sehubungan dengan peristiwa atau kondisi

yang dapat menimbulkan keraguan yang signifikan

tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan

kelangsungan usaha, maka entitas mengungkapkan

ketidakpastian tersebut. Jika entitas menyusun

laporan keuangan tidak berdasarkan asumsi

kelangsungan usaha, maka entitas mengungkapkan

fakta tersebut, bersama dengan dasar yang digunakan

dalam penyusunan laporan keuangan dan alasan

mengapa entitas tidak dipertimbangkan sebagai

entitas yang dapat menggunakan asumsi kelangsungan

usaha. Jika selama ini entitas menghasilkan laba

dan mempunyai akses ke sumber pembiayaan, maka

dapat disimpulkan bahwa asumsi kelangsungan usaha

telah sesuai tanpa melalui analisis rinci.

Dasar Akrual (Accrual Basis)

Entitas menyusun laporan keuangan atas dasar

akrual, kecuali laporan arus kas. Ketika akuntansi

berbasis akrual digunakan, entitas mengakui pos-pos

sebagai aset, laibilitas, ekuitas, pendapatan dan

beban (unsur-unsur laporan keuangan) ketika pos-pos

tersebut memenuhi definisi dan kriteria pengakuan

8

untuk unsure unsur tersebut dalam Kerangka Dasar

Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan.

5. KARAKTERISTIK KUALITATIF LAPORAN KEUANGAN

Karakteristik kualitatif dari informasi keuangan

mengidentifikasi jenis-jenis informasi yang paling

berguna bagi investor yang ada dan calon investor,

pemberi pinjaman maupun kreditur lainnya untuk membuat

keputusan mengenai entitas pelaporan berdasarkan pada

laporan keuangan yang telah disajikan. Informasi

keuangan akan berguna bagi investor yang ada dan calon

investor, pemberi pinjaman maupun kreditur lainnya

maka informasi tersebut harus relevan dan disajikan

dengan jujur. 

Pengguna dari Informasi Akuntansi

Setiap pembuat keputusan menilai informasi apa

yang berguna dan penilaian tersebut dipengaruhi

oleh faktor seperti keputusan yang akan dibuat,

metode pembuatan keputusan yang akan digunakan,

informasi yang telah diperoleh dari sumber lainnya,

dan kapasitas dari pembuat keputusan.

Kriteria Pervasif: Manfaat > Biaya

Biaya adalah kendala pervasif dari informasi

yang dapat disediakan oleh laporan keuangan.9

Pelaporan informasi keuangan memerlukan biaya

sehingga penting untuk memastikan bahwa biaya yang

dikeluarkan sebanding dengan manfaat dari pelaporan

informasi tersebut. 

Kualitas Fundamental

Karakteristik kualitatif fundamental adalah

relevan dan penyajian yang jujur. Informasi

keuangan akan berguna bagi investor yang ada dan

calon investor, pemberi pinjaman maupun kreditur

lainnya maka informasi tersebut harus relevan dan

disajikan dengan jujur.

Relevan 

Informasi keuangan yang relevan adalah

informasi yang mampu untuk membuat perbedaan dalam

keputusan yang dibuat oleh pengguna informasi

keuangan. Informasi mungkin akan mampu untuk

membuat perbedaan dalam sebuah keputusan sekalipun

beberapa pengguna memilih untuk tidak mengambil

manfaat dari informasi tersebut atau telah

mengetahui informasi tersebut dari sumber informasi

lainnya. Informasi keuangan akan mampu untuk

membuat perbedaan dalam sebuah keputusan jika10

informasi tersebut memiliki nilai prediktif dan

confirmatory value. Nilai prediktif dan confirmatory value

saling berkaitan. Informasi yang memiliki nilai

prediktif seringkali juga memiliki confirmatory value. 

a) Nilai prediktif. Informasi keuangan memiliki

nilai prediktif jika informasi tersebut dapat

digunakan sebagai suatu input dalam proses yang

dilakukan oleh pengguna informasi untuk

memprediksi hasil di masa depan.

b) Confirmatory value. Informasi keuangan memiliki

confirmatory value jika informasi tersebut

memberikan umpan balik (mengonfirmasi atau

mengubah) terhadap evaluasi sebelumnya. 

Penyajian yang Jujur (Faithfull Representation)

Laporan keuangan menyajikan fenomena ekonomi

dalam huruf dan angka. Untuk menjadi berguna, maka

informasi keuangan tidak hanya harus menyajikan

fenomena yang relevan tetapi juga harus menyajikan

fenomena tersebut dengan jujur. Agar informasi

keuangan tersebut dikatakan disajikan dengan jujur

maka informasi tersebut harus lengkap, netral, dan

bebas dari kesalahan. 

a) Lengkap. Sebuah penggambaran yang lengkap

mencakup seluruh informasi yang berguna bagi11

pengguna informasi untuk memahami fenomena yang

digambarkan, termasuk juga semua penjelasan dan

deskripsinya. 

b) Netral. Sebuah penggambaran yang netral adalah

tanpa bias dalam pemilihan atau penyajian

informasi keuangan. Penggambaran yang netral

tidak diarahkan atau dimanipulasikan untuk

meningkatkan probabilitas bahwa informasi

keuangan akan diterima dengan baik oleh

pengguna. 

c) Bebas dari kesalahan. Penyajian yang jujur tidak

berarti akurat dalam segala aspek. Bebas dari

kesalahan berarti bahwa tidak terdapat kesalahan

atau penghilangan dalam penggambaran fenomena

dan proses yang digunakan untuk menghasilkan

informasi yang dilaporkan telah dipilih dan

diaplikasikan tanpa kesalahan dalam prosesnya. 

Kualitas Ideal

Komparabilitas, verifiabilitas,

ketepatwaktuan, dan dapat dipahami adalah

karakteristik kualitatif yang meningkatkan kegunaan

informasi yang relevan dan disajikan dengan jujur.

Karakteristik kualitatif ini juga membantu untuk

menentukan dua cara yang akan digunakan untuk12

menggambarkan fenomena jiak kedua cara tersebut

sama-sama relevan dan disajikan dengan jujur. 

Komparabilitas

Keputusan pengguna melibatkan pemilihan

alternatif baik itu untuk membeli atau

mempertahankan suatu investasi, atau berinvestasi

pada satu entitas pelaporan atau pada entitas

pelaporan lainnya. Konsekuensinya, informasi

mengenai sebuah entitas pelaporan akan lebih

berguna jika informasi tersebut dapat dibandingkan

dengan informasi yang sama dari entitas lainnya dan

dengan informasi yang sama mengenai entitas yang

sama untuk periode atau tanggal lainnya.

Komparabilitas adalah karakteristik kualitatif yang

memungkinkan pengguna untuk mengidentifikasi dan

memahami kesamaan dalam dan perbedaan antara item-

item. Komparabilitas tidak berkaitan dengan satu

item, perbandingan setidaknya memerlukan dua item.

Konsistensi mengacu pada penggunaan metode yang

sama untuk item yang sama, dari satu periode ke

periode berikutnya dalam suatu entitas pelaporan

atau dalam satu periode diantara entitas yang

berbeda. komparabilitas adalah tujuan sedangkan

13

konsistensi membantu untuk mencapai komparabilitas

tersebut. 

Verifiabilitas

Verifiabilitas membantu memastikan pengguna

bahwa informasi menyajikan dengan jujur fenomena

ekonomi yang seharusnya disajikan. Verifiabilitas

berarti bahwa pengguna informasi yang independen

dan berpengetahuan yang berbeda dapat mencapai

suatu konsensus bahwa penggambaran tertentu adalah

penyajian yang jujur. 

Ketepatwaktuan (Timeliness)

Ketepatwaktuan berarti bahwa informasi

tersedia bagi pembuat keputusan pada waktu yang

tepat untuk mampu mempengaruhi keputusan mereka.

Secara umum, semakin lama umur suatu informasi maka

informasi tersebut akan menjadi kurang berguna. 

Dapat Dipahami

Pengklasifikasian, pengkarakteristikan, dan

penyajian informasi dengan jelas dan tepat membuat

informasi tersebut menjadi dapat dipahami. Beberapa

fenomena memiliki kerumitan bawaan dan tidak dapat

dengan mudah untuk dipahami. Pengecualian informasi

tersebut dalam laporan keuangan mungkin menjadikan

informasi keuangan lebih mudah untuk dipahami14

tetapi laporan tersebut tidak lengkap dan mungkin

akan menyesatkan. Oleh karena itu, laporan keuangan

dipersiapkan bagi pengguna yang memiliki

pengetahuan memadai mengenai aktivitas bisnis dan

ekonomi dan mampu untuk menganalisa dan mereview

informasi tersebut. 

Batasan Pengakuan: Materialitas

Informasi dikatakan material jika penghilangan

atau salah saji informasi tersebut dapat

mempengaruhi keputusan pengguna yang mendasarkan

keputusannya pada informasi keuangan tersebut.

6. UNSUR LAPORAN KEUANGAN

Posisi Keuangan 

a) Aktiva, merupakan manfaat ekonomi yang

diharapkan oleh perusahaan sebagai hasil dari

transaksi kejadian-kejadian masa lalu.

b) Kewajiban, merupakan utang perusahaan yang

ditimbulkan dari peristiwa atau transaksi masa

lalu.

c) Aktiva Bersih, merupakan nilai residu atas

aktiva perusahaan setelah dikurang dengan

kewajiban.

Kinerja (Laba Rugi)15

a) Penghasilan, merupakan penambahan atau pemasukan

aktiva atau penurunan kewajiban yang menyebabkan

kenaikan ekuitas yang berasal dari operasi utama

perusahaan dan bukan berasal dari pemilik.

b) Beban, merupakan penurunan aktiva atau

penambahan kewajiban yang menyebabkan penurunan

ekuitas yang berasal dari operasi utama

perusahaan dan bukan dari pembagian kepada

penanaman modal.

Laporan keuangan pemerintah terdiri dari

laporan pelaksanaan anggaran (budgetary reports),

laporan finansial, dan CaLK. Laporan pelaksanaan

anggaran terdiri dari LRAdan Laporan Perubahan SAL.

Laporan finansial terdiri dari Neraca, LO, LPE,

dan LAK. CaLK merupakan laporan yang merinci atau

menjelaskan lebih lanjut atas pos-pos laporan

pelaksanaan anggaran maupun laporan finansial dan

merupakan laporan yang tidak terpisahkan dari

laporan pelaksanaan anggaran maupun laporan

finansial.

Laporan Realisasi Anggaran

Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar

sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya keuangan

yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang16

menggambarkan perbandingan antara anggaran dan

realisasinya dalam satu periode pelaporan.

Unsur yang dicakup secara langsung oleh LRA

terdiri atas pendapatan-LRA, belanja, transfer, dan

pembiayaan. Masing-masing unsur dapat dijelaskan

sebagai berikut:

a) Pendapatan-LRA adalah penerimaan oleh Bendahara

Umum Negara/Bendahara Umum Daerah atau

oleh entitas pemerintah lainnya yang menambah

Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun

anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak

pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh

pemerintah.

b) Belanja adalah semua pengeluaran oleh Bendahara

Umum Negara/Bendahara Umum Daerah yang

mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode

tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan

diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.

c) Transfer adalah penerimaan atau pengeluaran uang

oleh suatu entitas pelaporan dari/kepada entitas

pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan

dana bagi hasil.

d) Pembiayaan (financing) adalah setiap

penerimaan/pengeluaran yang tidak berpengaruh17

pada kekayaan bersih entitas yang perlu dibayar

kembali dan/atau akan diterima kembali, baik

pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-

tahun anggaran berikutnya, yang dalam

penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan

untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus

anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain

dapat berasal dari pinjaman dan hasil divestasi.

Pengeluaran pembiayaan antara lain digunakan

untuk pembayaran kembali pokok pinjaman,

pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan

penyertaan modal oleh pemerintah.

Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih

Laporan Perubahan Saldo Anggaran

Lebih menyajikan informasi kenaikan atau penurunan

Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan dibandingkan

dengan tahun sebelumnya.

Neraca

Neraca menggambarkan informasi posisi keuangan

suatu entitas pelaporan mengenai aset, utang, dan

ekuitas dana pada tanggal tertentu.

Unsur yang dicakup oleh neraca terdiri dari

aset, kewajiban, dan ekuitas. Masing-masing unsur

dapat dijelaskan sebagai berikut :18

a) Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai

dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat

dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat

ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan

dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun

masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan

uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang

diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat

umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara

karena alasan sejarah dan budaya.

b) Kewajiban adalah utang yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya

mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi

pemerintah.

c) Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang

merupakan selisih antara aset dan kewajiban

pemerintah.

Laporan Operasional

Laporan operasional menyajikan ikhtisar sumber

daya ekonomi yang menambah ekuitas dan

penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah

pusat/daerah untuk kegiatan penyelenggaraan

pemerintahan dalam satu periode pelaporan.

19

Unsur yang dicakup secara langsung dalam

Laporan Operasional terdiri dari pendapatan-LO,

beban, transfer dan pos-pos luar biasa. Masing-

masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut

a) Pendapatan-LO adalah hak pemerintah yang diakui

sebagai penambah nilai kekayaan bersih.

b) Beban adalah kewajiban pemerintah yang diakui

sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.

c) Transfer adalah hak penerimaan atau kewajiban

pengeluaran uang dari/oleh suatu entitas

pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain,

termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil.

d) Pos Luar Biasa adalah pendapatan luar biasa atau

beban luar biasa yang terjadi karena kejadian

atau transaksi yang bukan merupakan operasi

biasa, tidak diharapkan sering atau rutin

terjadi, dan berada di luar kendali atau

pengaruh entitas bersangkutan.

Laporan Arus Kas

Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas

sehubungan dengan aktivitas operasi, investasi,

pendanaan, dan transitoris yang menggambarkan saldo

awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas

pemerintah pusat/daerah selama periode tertentu.20

Unsur yang dicakup dalam Laporan Arus Kas

terdiri atas penerimaan dan pengeluaran kas, yang

masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Penerimaan kas adalah semua aliran kas yang

masuk ke Bendahara Umum Negara/Daerah.

b) Pengeluaran kas adalah semua aliran kas yang

keluar dari Bendahara Umum Negara/Daerah.

Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi

kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan

dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas Laporan Keuangan meliputi

penjelasan naratif atau rincian dari angka yang

tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan

Perubahan SAL, Laporan Operasional (LO), Laporan

Perubahan Ekuitas (LPE), Neraca, dan LAK. CaLK juga

mencakup informasi tentang kebijakan akuntansi yang

dipergunakan oleh entitas pelaporan dan informasi

lain yang diharuskan dan dianjurkan untuk

diungkapkan di dalam Standar Akuntansi Pemerintahan

(SAP) serta ungkapan-ungkapan yang diperlukan untuk

menghasilkan penyajian laporan keuangan secara

wajar.21

Catatan atas Laporan Keuangan

mengungkapkan/menyajikan/ menyediakan hal-hal

sebagai berikut:

a) Mengungkapkan informasi umum tentang Entitas

Pelaporan dan Entitas Akuntansi;

b) Menyajikan informasi tentang kebijakan

fiskal/keuangan dan ekonomi makro;

c) Menyajikan ikhtisar pencapaian target keuangan

selama tahun pelaporan berikut kendala dan

hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target;

d) Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan

laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan

akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas

transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian

penting lainnya;

e) Menyajikan rincian dan penjelasan masing-masing

pos yang disajikan pada lembar muka laporan

keuangan;

f) Mengungkapkan informasi yang diharuskan oleh

Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP)

yang belum disajikan dalam lembar muka laporan

keuangan;

22

g) Menyediakan informasi lainnya yang diperlukan

untuk penyajian yang wajar, yang tidak disajikan

dalam lembar muka laporan keuangan.

7. PRINSIP DASAR

Historical Cost (Biaya Historis)

Aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas atau

setara dengan kas yang dibayar atau sebesar nilai

wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh

aktiva tersebut pada saat perolehan.dan kewajiban

dicatat sebesar jumlah yang diterima sebagai

penukar dari kewajiban.

Current Cost (Biaya Kini)

Aktiva dinilai dalam jumlah kas atau setara

dengan kas yang seharusnya dibayar bila aktiva yang

sama atau setara aktiva diperoleh sekarang.

Kewajiban dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara

kas) yang tidak didiskontokan yang mungkin akan

diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban sekarang.

Realisable / Settlement Value (Nilai Realisasi /

Penyelesaian)

Aktiva dinyatakan dalam jumlah kas atau setara

dengan kas yang dapat diperoleh sekarang dengan

menjual aktiva dalam pelepasan normal dan kewajiban23

dinyatakan sebesar nilai penyelesaian; yaitu,

jumlah kas atau setara dengan kas yang tidak

didiskontokan yang diharapkan akan dibayarkan untuk

memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal.

Fair Value (Nilai Wajar)

Jumlah nilai dimana aset dapat ditukarkan

antara pihak-pihak yang berpengetahuan dan bersedia

dalam arm‘s length transaction. IASB telah

mengambil langkah yang memberikan perusahaan

pilihan untuk menggunakan nilai wajar sebagai dasar

untuk pengukuran aset keuangan dan kewajiban

keuangan.

Revenue recognition (Pengankuan Pendapatan)

Pendapatan harus diakui apabila kemungkinan

besar bahwa manfaat ekonomi masa depan akan

mengalir ke perusahaan dan pengukuran dapat

dilakukan secara andal.

Expense Recognition (Pengakuan Beban)

Pengeluaran atau penggunaan aset atau

menimbulkan kewajiban (atau kombinasi dari

keduanya) selama periode sebagai akibat dari

penyerahan atau produksi barang dan / atau

memberikan jasa.

24

8. MANAJEMEN LABA

Perbedaan yang sangat tipis antara manajemen laba

dengan fraud membuat batasan dan defenisi dari

manajemen laba itu sendiri menjadi tidak jelas. Pihak

yang concern dengan hal ini mencoba mendefenisikannya,

baik dari pemahaman positif dan negatif. Ada pihak

yang mendefenisikan manajemen laba sebagai kecurangan

yang dilakukan seorang manajer untuk mengelabui orang

lain, sedangkan pihak lain mendefenisikannya sebagai

aktivitas yang wajar yang dilakukan manajer dalam

menyusun laporan keuangan.

Secara umum manajemen laba didefenisikan sebagai

upaya manajer perusahaan untuk mengintervensi atau

mempengaruhi informasi-informasi dalam laporan

keuangan dengan tujuan untuk mengelabui stakeholder

yang ingin mengetahui kinerja dan kondisi yang

sebenarnya. Istilah intervensi dan mengelabui inilah

yang kemudian diartikan sebagai kecurangan dalam hal

praktek manajemen laba. Sementara pihak lain tetap

menganggap aktivitas manajerial ini bukan sebagai

kecurangan. Alasannya adalah intervensi itu dilakukan

masih dalam kerangka standar akuntansi, yaitu masih

menggunakan metode dan prosedur akuntansi yang

diterima dan diakui secara umum. Hal ini menunjukkan25

bahwa manajemen laba berada dalam daerah abu-abu (grey

area) antara aktivitas yang diijinkan prinsip akuntansi

dan kecurangan. Apalagi pada dasarnya manajemen laba

sulit untuk diobservasi oleh pemakai laporan

keuangan. 

Manajemen laba didefenisikan sebagai upaya

manajer perusahaan untuk mengintervensi atau

mempengaruhi informasi-informasi dalam laporan

keuangan dengan tujuan untuk mengelabui stakeholder

yang ingin mengetahui kinerja dan kondisi yang

sebenarnya. Manajemen laba merupakan sesuatu yang

diperbolehkan sepanjang dilakukan sesuai dengan metode

dan prosedur akuntansi yang diperbolehkan. Sementara

apabila ada manajer melakukan manajemen laba dengan

sesuatu yang melanggar metode dan prosedur akuntansi,

maka hal yang demikian dapat dikategorikan sebagai

“fraud”. Pola manajemen laba dibagi 4, yaitu:

a) Taking a bath: pola ini dapat ditemukan saat

terjadinya reorganisasi. Jika perusahaan harus

melaporkan adanya rugi, maka sekalian saja

perusahaan melaporkan adanya rugi yang sangat

besar. Konsekuensinya adalah penghapusan asset,

menyediakan untuk biaya di masa depan dan secara

umum “pembersihan”. Karena accruals reversal, maka26

ini akan meningkatkan kemungkinan adanya profit di

masa yang akan datang. Efeknya, pencatatan

penghapusan yang besar bisa menggaransi adanya laba

di masa depan.

b) Income minimization: biasanya pola ini dilakukan pada

masa-masa laba yang didapat sedang tinggi. Pola ini

mencakup penghapusan capital assets dan

intangibles, biaya periklanan, biaya R&D, biaya

eksplorasi pada sektor migas dan lain-lain. 

c) Income maximization: berdasarkan positive accounting

theory (PTA), manajer bisa terlibat dalam menaikkan

pemasukan dengan tujuan bonus. Perusahaan yang

melanggar debt covenant juga biasanya menaikkan

laba mereka.

d) Income smoothing: dari perspektif yang berlawanan,

manajer menghindari resiko dengan cara memilih

alternatif bonus yang tidak terlalu bervariasi.

Akibatnya, manajer meratakan laba supaya

mendapatkan bonus yang terus-menerus.

9. MOTIVASI MANAJEMEN LABA

Ada berbagai motivasi yang mendorong dilakukannya

manajemen laba yang termasuk dalam Positive Accounting

Theory (PAT) atau teori akunting positif yang27

mengemukakan tiga hipotesis motif dilakukannya

manajemen laba, yaitu bonus plan, debt covenant, political cost

hypothesis. Teori akunting positif berkaitan dengan

memprediksi tindakan yang dilakukan manajer perusahaan

dalam merespon standar-standar akunting baru. PAT

tidak berarti pilihan kebijakan akuntansi satu

perusahaan harus terbatas namun malah memberikan

banyak pilihan. Selain ketiga hipotesis tersebut

terdapat juga beberapa motivasi lain melakukan

manajemen laba:

Hipotesis Program Bonus (The Bonus Plan Hypothesis)

Hipotesis ini dipilih karena manajer ingin

melaporkan laba yang akan datang menjadi laba

periode ini. Motivasi manajer yang menerapkan

hipotesis ini biasanya mengharapkan bonus yang

tinggi.Jika bonus mereka bergantung pada laba yang

dilaporkan maka mereka bisa melaporkan laba bersih

yang setinggi-tingginya. Tentu saja sesuai dengan

proses akrual ini juga berarti laba yang akan

datang menjadi makin kecil.

Hipotesis Perjanjian Hutang (The Debt Covenant

Hypothesis)

Semakin dekat suatu perusahaan dalam melanggar

perjanjian utang maka semakin mungkin manajer28

perusahaan untuk menggeser laba yang akan datang

menjadi laba di periode ini. Alasannya adalah

peningkatan laba bersih yang dilaporkan akan

mengurangi terjadinya keteledoran teknis.

Perjanjian utang banyak mengandung covenants yang

mana harus dipatuhi oleh peminjam selama masa

perjanjian.Semakin tinggi rasio hutang/ekuitas

suatu perusahaan yang ekuivalen dengan semakin

dekatnya perusahaan terhadap kendala-kendala dalam

perjanjian hutang dan semakin besar probabilitas

pelanggaran perjanjian, semakin mungkin manajer

untuk menggunakan metode-metode akuntansi yang

meningkatkan income.

Hipotesis Biaya Politik (The Political Cost Hypothesis)

Motivasi regulasi politik merupakan motivasi

manajemen dalam mensiasati berbagai regulasi

pemerintah.Perusahaan yang terbukti menjalankan

praktik pelanggaran terhadap regulasi anti trust

dan anti monopoli, manajernya melakukan manipulasi

laba dengan menurunkan laba yang

dilaporkan.Perusahaan juga melakukan manajemen laba

dengan tujuan untuk mempengaruhi keputusan

pengadilan terhadap perusahaan yang mengalami

damage award.Selain itu, PPh juga merupakan29

motivasi dalam manajemen laba. Pemilihan metode

akuntansi dalam pelaporan laba akan memberikan

hasil yang berbeda terhadap laba yang dipakai

sebagai dasar perhitungan pajak.

Motivasi Pajak (Taxation Motivation)

Salah satu insentif yang dapat memicu manajer

untuk melakukan rekayasa labaadalah untuk

meminimalkan pajak atau total pajak yang harus

dibayarkan perusahaan.

Pergantian CEO (Retirement Of Executive Officer)

Banyak motivasi yang muncul saat terjadi

pergantian CEO. Salah satunya adalah pemaksimalan

laba untuk meningkatkan bonus pada saat CEO

mendekati masa pensiun.

IPO (Initial Public Offering)

Perusahaan yang baru pertama kali menawarkan

harga pasar, sehingga terdapatmasalah bagaimana

menetapkan nilai saham yang ditawarkan. Oleh karena

itu, informasilaba bersih dapat digunakan sebagai

sinyal kepada calon investor tentang nilai.

30

Manajemen mengemukakan beberapa tujuan

dilakukannya earnings management, diantaranya adalah

untuk memenuhi masing-masing tujuan dan kepentingan

dalam rangka menjalankan kegiatan bisnisnya, yaitu: 

a) Manajemen laba dapat meningkatkan kepercayaan

pemegang saham terhadap manajer. Manajemen laba

berhubungan erat dengan tingkat perolehan laba atau

prestasi usaha suatu organisasi, hal ini karena

tingkat keuntungan atau laba dikaitka n dengan

prestasi manajemen dan juga besar kecilnya bonus

yang akan diterima oleh manajer.

b) Manajemen laba dapat memperbaiki hubungan dengan

pihak kreditor. Perusahaan yang terancam default

yaitu tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran

utang pada waktunya, perusahaan berusaha

menghindarinya dengan membuat kebijakan yang dapat

meningkatkan pendapatan maupun laba. Dengan

demikian akan memberi posisi bargaining yang

relatif baik dalam negoisasi atau penjadwalan ulang

utang antara pihak kreditor dengan perusahaan.

c) Manajemen laba dapat menarik investor untuk

menanamkan modalnya terutama pada perusahaan go

publik pada saat IPO.

31

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan

Tanjung, Abdul Hafiz. 2014. Akuntansi Pemerintahan Daerah

Berbasis Akrual: Pendekatan Teknis Sesuai PP No. 71/2010.

Bandung: Alfabeta.

https://www.academia.edu/8222392/

KERANGKA_KONSEPTUAL_DAN_PELAPORAN_KEUANGAN_Oct_11,

diakses pada 3 Maret 2015, pukul 21.58.

http://ima-feuh.com/2013/09/kerangka-konseptual-

pelaporan-keuangan/, diakses pada 3 Maret 2015,

pukul 22.00.

http://memebali.blogspot.com/2013/07/kerangka-konseptual-

dan-pelaporan.html, diakses pada 3 Maret 2015, pukul

22.01.

32