IPS KD 6.2 9 SMP

49
KD 6.2 Mendiskripsikan peristiwa tragedi nasional, peristiwa Madiun/PKI, DI/TII, G 30S/PKI, dan konflik- konflik internal lainnya.

Transcript of IPS KD 6.2 9 SMP

KD 6.2 Mendiskripsikan

peristiwa tragedi nasional, peristiwa

Madiun/PKI, DI/TII, G 30S/PKI, dan konflik-

konflik internal lainnya.

*Kelompok 5 :1. Bima Pradanu (04)2. Dio Akbar Rizky Dyantono (07)3. Imawati Sumaryo (11)4. Maranta Kartika Nur Erdianti (14)5. Natiqa Mutafania Prastiti (18)

Dampak persoalan hubungan pusat daerah, persaingan ideologis,

dan pergolakan sosial politiklainnya terhadap

kehidupan politik nasional dan daerah sampai awal tahun 1960an.

INDIKATOR 1

Ada 2 hal yang melatar belakangi munculnya rasa ketidakpuasan di berbagai daerah, antaralain :

1.Alokasi biaya pembangunan yang diterima dari pusat tidak sesuai dengan harapan daerah

2.Di berbagai daerah belum muncul rasa percaya kepada pemerintah

1. Pemberontakan PRRI di Sumatera Barat.Berdirinya Dewan Banteng yang dipimpin

oleh Letnan Kolonel Ahmad Husein. Gerakan ini menuntut otonomi daerah

kepada Pemerintah Pusat, serta pergantian kabinet Djuanda. Berdirilah beberapa Dewan Militer di berbagai daerah, seperti :a. Dewan Gajah (Medan):Kolonel M. Simbolonb. Dewan Garuda (Palembang) : Kolonel Barlianc. DewanLambungMangkurat (Kalimantan): Kolonel M. Basri d. DewanManguni (Manado): KolonelVentje Samuel

Dampak persoalan hubungan pusat daerah dan pergolakan sosial politik ditandai adanya peristiwa berikut :

•Letnan Kolonel Ahmad Husein bersama mengeluarkan ultimatum kepada pemerintah pusat, •Bahwa dalam waktu 4 x 24 jam, P.M. Djuanda menyerahkan mandatnya kepada Presiden •Presiden diminta untuk kembali kepada kedudukan semula sebagai presiden yang konstitusional.•Menanggapi berbagai gerakan ini, KSAD segera mengeluarkan larangan bagi para perwira untuk berpolitik dan memberikan ultimatum.•Akan memecat siapa saja yang terlibat gerakan politik.•Gerakan ini semakin mempertegas sikap nya dengan mengumumkan berdirinya Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di bawah pimpinan Perdana Menteri Syafrudin Prawiranegara.•Gerakan ini bertujuan untuk menggantikan pemerintah yang sah.

Untuk menumpas gerakan ini pemerintah RI melaksanakan beberapa operasi, yaitu :* OperasiTegas u/ mengamankan Riau :dipimpin oleh Letkol Kaharudin Nasution.

* Operasi 17 Agustus u/ mengamankan Sumatera Barat : dipimpin oleh Kol. A Yani.

*Operasi Saptamarga u/ mengamankan Sumatera Utara: dipimpin Brigjen Jatikusumo.

* Operasi Sadar u/mengamankan Sumatera Selatan : dipimpin oleh Letkol Ibnu Sutowo Pada tanggal 29 Mei 1961.

*Ahmad Husein beserta pasukannya menyerahkan diri dan pemberontakan PRRI pun berakhir.

2.  Piagam Perjuangan Semesta (Permesta).

Gerakan daerah yang berlatar belakang perimbangan ekonomi pusat dan daerah akhirnya meluas ke Sulawesi.

Dewan Manguni yang dipimpin oleh Letkol Ventje Samuel mendukung PRRI dan mengumumkan berdirinya Permesta padatanggal 2 Maret 1957.

Gerakan ini menuntut dilaksanakannya Repelita dan pembagian pendapatan daerah secara adil

•Untuk menumpas gerakan ini pemerintah melaksanakan Operasi Merdeka.•Dipimpin oleh Letkol Rukminto Hendraningrat.•Gerakan penumpasan Permesta merupakan operasi yang sangat sulit,karena:

a. medan pertempuran sangat cocok dengan kondisi pemberontak.

b. adanya indikasi keterlibatan pihak asing (AS), dengan tertangkapnya pilot helikopter Alan Pope (warganegara Amerika Serikat) yang berhasil di tembak jatuh oleh pasukan TNI.

•Pertengahan tahun 1961 sisa-sisa pemberontakan Permesta menyerahkan diri dan memenuhi seruan pemerintah untuk kembali ketengah-tengah masyarakat. 

Mendiskripsikan Peristiwa Madiun/PKI dan Cara yang Dilakukan Pemerintah dalam Penanggulangannya.

INDIKATOR 2

Pemberontakan yang terjadi pada tahun 1948 ini merupakan pengkhianatan terhadap bangsa Indonesia ketika sedang berjuang melawan Belanda yang berupaya menanamkan kembali kekuasaannya di Indonesia.

Latar Belakang :Karena ketidakpuasan masyarakat (PKI) terhadap Pemerintah.

Tujuan :Meruntuhkan pemerintah RI yang berdasarkan Proklamasi 17 Agustug 1945 akan diganti dengan pemerintah yang berdasar paham komunis.

Pemberontakan ini dipimpin oleh :*Amir Syarifudin Amir Syarifudin

adalah mantan Perdana Mentri dan menandatangani perjanjian

Renville. Ia kecewa karena

kabinetnya jatuh lalu ia membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) pada 28 Juni 1948 dan

melakukan pemberontakan di

Madiun.

*Musso

Musso adalah tokoh PKI yang pernah gagal melakukan pemberontakan

terhadap pemerintah Hindia Belanda

tahun 1926. Lalu ia melarikan diri ke luar negeri dan

pulang ke Indonesia bergabung dengan Amir Syarifudin.

Beberapa langkah yang ditempuh oleh Front Demokrasi Rakyat (FDR) untuk menyusun kekuatan antara lain sebagai berikut :*Membentuk Front Nasiaonal melalui parlemen untuk mempersatukan berbagai kekuatan sosial dan politik dalam rangka menjatuhkan Kabinet Hatta.*Menghasut rakyat yang berwawasan sempit agar tidak percaya pada pemerintah dengan cara mogok kerja secara umum dan berbagai bentuk pengacauan.*Menarik pasukan yang pro terhadap Front Demokrasi Rakyat (FDR) dari medan pertempuran untuk memperkuat wilayah yang telah dibina.*Menjadikan Madiun sebagai basis pemerintahan dan Surakarta sebagai daerah liar (serba kacau) dalam rangka mengalihkan perhatian Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Aksi – aksi FDR :

Melancarkan propaganda anti pemerintah,Mengadakan pemogokan-pemogokan kerja bagi para buruh di perusahaan, misalnya di pabrik karung Delanggu, Klaten,

Melakukan pembunuhan-pembunuhan misal bentrokan senjata di Solo 2 Juli 1948, Komandan Divisi LIV yaitu Kolonel Sutarto terbunuh. Pada 13 September 1948 tokoh pejuang 45, Dr. Moewardi diculik dan dibunuh.

*Puncak pemberontakan 18 September 1948dengan mengumumkan berdirinya Negara Soviet Republik Indonesia di Madiun. Tujuannya untuk meruntuhkan Republik Indonesia yang berdasarkan pancasila dan menggantinya dengan negara komunis

Daerah yang dikuasai PKI :

BloraRembang

Madiun

Trenggalek

Ponorogo

PatiKudus

Purwodadi

*Kekejaman PKIDalam aksinya PKI menangkap, membunuh

setiap lawan yang dianggapnya menghalangi tujuannya. Pejabat TNI, Alim Ulama, dan rakyat dibunuh dengan kejam dan jasadnya dimasukkan dalam kubur massal.

Tindakan Pemerintah*Pemerintah mengangkat Kolonel Gatot Subroto sebagai

Gubernur Militer Daerah Istimewa Surakarta dan sekitarnya (Semarang, Pati, dan Madiun).*Panglima Jendral Sudirman memerintah Kolonel Gatot Soebroto di Jawa Tengah dan Kolonel Soengkono di Jawa Timur agar mengerahkan TNI dan polisi untuk menumpas pemberontak.*Penumpasan itu dipimpin oleh Kolonel A. H. Nasution karena Jendral Sudirman sakit.*Penumpasan PKI sempat menghadapi kesulitan karena sebagian besar TNI menjaga garis demarkasi menghadapi Belanda,akhirnya menggunakan 2 Brigade kesatuan cadangan umum Divisi III Siliwangi danbrigade Surachmad dari Jawa Timur.

Akhir Pemberontakan PKIPada tanggal 30 September 1948 Madiun berhasil

direbut TNI.Musso melarikan diri ke luar Rusia dan dapat dikejar dan ditembak TNI

Amir Syarifudin tertangkap di hutanNgrambe, Grobogan, Purwodadi dan dihukum.Sekitar 300 orang ditangkap oleh pasukan Siliwangi pada tanggal 1 Desember 1948 di daerah Purwodadi, Jawa Tengah.Akhirnya PKI di Madiun dapat dipadamkan.

Dampak dari pemberontakan PKI Madiun :*Korban pemberontakan PKI dari kedua belah pihak sangat besar, termasuk rakyat yang tidak mengerti soal politik.*Kekuatan bangsa Indonesia dalam perjuangan menghadapi Belanda menjadi lemah dan dimanfaatkan Belanda untuk melancarkan agresi militernya yang kedua.*Memperkuat posisi Indonesia dalam perjuangan diplomasi melawan Belanda.

Mendiskripsikan Peristiwa DI/TII & Cara yang Dilakukan oleh Pemerintah

dalam Penanggulangannya.

INDIKATOR 3

*Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat

*Tasikmalaya, 7 Agustus 1949, Sekarmadji Maridjan Kartosuwiryo memproklamirkan berdirinya NII.*NII = Gerakan : DI

Tentara : TII*DI dibentuk pada saat JABAR ditinggal

oleh Pasukan Siliwangi yang berhijrah ke Jogja & JATENG.

*DI/TII : Membakar rumah-rumah rakyat Membongkar rel kereta apiMenyiksa dan merampok ha-ber penduduk

*Faktor yg menyebabkan usaha u/ menumpas pemberontakan DI/TII memerlukan waktu lama:1. Medan berupa daerah pegunungan.2. Pasukan Kartosuwiryo bergerak leluasa.3. Pasukan DI/TII mendapat bantuan Belanda.4. Suasana politik yang tidak stabil & sikap

partai politik yg mempersulit usaha pemulihan keamanan.

*Dalam menghadapi pasukan DI/TII pemerintah mengirim pasukan TNI.*Tahun 1960 pasukan Siliwangi melakukan OPERASI PAGAR BETIS & BARATAYUDHA.*Gunung Geber, Majalaya, 4 Juni 1962, Kartosuwiryo ditangkap dalam operasi Baratayudha.*Oleh MAD(Mahkamah Angkatan Darat) Kartosuwiryo dijatuhi hukuman mati.

Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah

*Dipimpin : Amir Fatah *Meliputi daerah Brebes,Tegal,Pekalongan.*Januari 1960 pemerintah melakukan operasi kilat yg disebut GBN(Gerakan Banteng Negara)

yg bekerjasama dgn “Banteng Raiders”.*GBN dipimpin Letnan Kolonel Sarbini.

*Di Kebumen muncul AUI(Angkatan Umat Islam).*AUI dipimpin Kyai Moh.Mahfudz Abdurachman.*Untuk menumpas AUI memerlukan waktu 3 tahun.

*Di Kudus & Magelang : Batalyon 462 (Desember 1951).

*Untuk menumpasnya pemerintah melakukan Operasi Merdeka Timur.*Operasi Merdeka Timur dipimpin oleh Letnan Kolonel Soeharto & Komandan Brigade Pragolo

*Pemberontakan DI/TII di Aceh

*Dipimpin : Teuku Daud Beureuh*Penyebab : Kekecewaan Daud Bereuh karena status Aceh th 1950 diturunkan dari Daerah Istimewa menjadi karesidenan dibawah Sumut*21 September 1953 : Aceh bagian dari Negara Islam Indonesia dibawah pimpinan Kartosuwiryo*17-21 Desember diselenggarakan Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh atas usulan Kolonel M. Yasin.

*Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan

*Dipimpin : Kahar Muzakar*30 April 1950 Kahar Muzakar menuntut agar pasukannya(Komando Gerilya Sulsel) dimasukkan ke APRIS.*Tuntukan ditolak, dan pemerintah memberi pendekatan dengan memberi pangkat Letnan Kolonel.*17 Agustus 1951 Kahar Muzakar dan pasukannya melarikan diri ke hutan & melakukan aksi teror.*Pemeintah melakukan operasi militer.*Februari 1965, Kahar Muzakar berhasil ditangkap & ditembak mati.

*Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan

*Dilakukan pada bulan Oktober 1950.*Dipimpin : Ibnu Hajar*Menyerang pos-pos kesatuan TNI.*Pemerintah melakukan pendekatan kepada Ibnu Hajar dengan diberi kesempatan untuk menyerah & diterima sbg anggota TNI.*Ibnu Hajar menyerah, tetapi melakukan pemberontakan lagi.*1959 Ibnu Hajar dan pasukannya ditangkap oleh TNI dan dimusnahkan.

 Keadaan Politik,Ekonomi,Sosial dan Budaya Sebelum Terjadinya Peristiwa

G 30 S/PKI

INDIKATOR 4

 Keadaan Politik sebelum terjadinya peristiwa G 30 S/PKI*Penempatan golongan komunis melalui konsep Nasakom (Nasionalisasi, Agama dan Komunis)*Semua organisasi yang bersifat anti komunis dibubarkan dan dituduh sebagai anti pemerintah*Dalam politik luar negeri, pemerintah membentuk Poros Jakarta – PhnomPhenh – Hanoi – Beijing – Pyongyang. Poros ini dibentuk pada Agustus tahunn 1965*Indonesia melaksanakan politik mercusuar, yaitu politik yang hanya mengejar kemegahan di tengah-tengah pergaulan antarbangsa*PKI berusaha menghancurkan lawan-lawan politiknya. Dengan kelicikannya, PKI berhasil menghasut presiden Soekarno untuk mmbubarkan partai Murba, Masyumi, dan PSI

*Membagi kekuataan politik dunia menjadi Nefo (New Emerging Force) dan Oldefo (Old Established Forces). *Sejak tanggal 17 September 1963, melakukan konfrontasi dengan Malaysia, yang disebabkan oleh adanya anggapan bahwa Malaysia adalah negara proyek neokolonialisme (Nekolim) Inggris yang dapat membahayakan revolusi Indonesia.*Indonesia keluar dari PBB pada tanggal 7 Januari 1965, disebabkan karena dipilihnya Malaysia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB

Keadaan Ekonomi sebelum terjadinya G 30 S/PKI•Pada masa Demokrasi Terpimpin, Indonesia mengalami krisis konomi yang amat parah. •Pada tanggal 24 Agustus 1959, pemerintah melakukan devaluasi uang. •Dengan devaluasi itu, uang kertas yang mempunyai nominal Rp 500,00 tinggal menjadi Rp 50,00 dan uang bernilai Rp 1000,00 dihapuskan.•Pemerintah juga melakukan pembekuan semua simpanan yang melebihi Rp 25.000,00.•Tindakan pemerintah ini tidak dapat menghentikan kemerosotan ekonomi Indonesia.•Tanggal 28 Maret 1963 pemerintah mengeluarkan landasan baru bagi perbaikan ekonomi secara menyeluruh yang disebut dengan “Deklarasi Ekonomi” atau “Dekon”.•Konsepsi “Dekon” ini justru berakibat timbulnya stagnasi (kemandegan) ekonomi Indonesia

Keadaan Sosial sebelum terjadinya peristiwa G 30 S/PKI

•Ditandai dengan munculnya aksi sepihak yang dilancarkan oleh PKI dan pendukungnya. •Aksi sepihak ini terjadi di Bali, Jawa dan Sumatera Utara. •Dalam aksi sepihak ini para petani dan buruh perkebunan yang dibantu oleh para kader PKI dan para pendukungnya memanfaatkan kondisi ekonomi, sosial, dan politik pada masa Demokrasi Terpimpin membuat pengaruh PKI menjadi semakin luas.

Keadaan Budaya sebelum terjadinya peristiwa G 30 S/PKI

•Masa Demokrasi Terpimpin, kegiatan seni budaya diatur oleh pemerintah.•Kebudayaan yang berbau Barat dianggap kebudayaan Nekolim (Neo Kolonialisme) dan dilarang. •Dalam usaha mempropagandakan tujuannya, PKI membentuk LEKRA (Lembaga Kebudayaan Rakyat) dengan tokohnya juga mengecam penertiban buku-buku, majalah, dan film yang dianggap berbau Barat.•Alasannya buku-buku, majalah, dan film yang berbau Barat tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.•Tanggal 17 Agustus 1963 membentuk Manifesto Kebudayaan (Manikebu) dan Badan Pendukung Surkanoisme (BPS).•Tokoh-tokoh Manikebu, antara lain H.B. Jassin.•Tetapi karena hasutan PKI, Manikebu ini akhirnya dilarang oleh pemerintah. •Manikebu dan PBS ini dituduh dibiayai oleh CIA (Badan Intelegen Amerika Serikat).

Mendiskripsikan terjadinya peristiwa G 30 S/PKI serta

cara penanggulannya.

INDIKATOR 5

Ketika Demokrasi Terpimpin, NKRI mendapatkan tantangan munculnya krisis ekonomi nasional yang merupakan peluang paham komunis untuk berkembang.

Prinsip Nasakom itu dilaksanakan dan memberi kesempatan kepada PKI dan organisasi yang mendukungnya.

Pada awal tahun 1960-an, kondisi ekonomi yang memprihatinkan serta kondisi sosial politik yangpenuh gejolak.

Maka dalam situasi ini, PKI berusaha menyusun kekuatan dan melakukan pemberontakan

*Bebagai cara yang dilakukan PKI untuk mendapat dukungan :

1. PKI menyatakan dirinya sebagai pejuang perbaikan nasib rakyat serta berjanji akan menaikkan gaji dan upah buruh, pembagian tanah dengan adil, dan sebagainya.

2. Pada akhirnya tahun 1963 PKI melakukan “Aksi Sepihak” terutama di Jawa, Bali, dan Sumatera Utara.

3. PKI juga mencari pendukung berbagai kalangan mulai dari para petani, buruh kecil, pegawai rendahan baik sipil maupun militer, seniman, wartawan, guru, mahasiswa, dosen, inteletual, dan para perwira ABRI.

4. Pengaruh PKI yang besar dalam bidang politik sehingga memengaruhi terhadap kebijakan pemerintah.

5. Tahun 1965 PKI melempar desus-desus adanya “Dewan Jenderal” dari dalam tubuh Angkatan Darat.

Puncak dalam peristiwa ini adalah pada saat tanggal 30September atau awal 1 Oktober 1965. Terjadinya pembunuhan terhadap para perwira angkatan darat.Aksi ini dipimpin oleh Letnan Kolonel Untung & komandan Batalyon I Cakrabirawa.

* Para pemimpin TNI AD yang diculik dan dibunuh oleh kelompok G 30S/ PKI

1. Letnan Jendral Ahmad Yani2. Mayor jenderal R. Suprapto3. Mayor Jenderal Haryono MT4. Mayor Jenderal S. Parman5. Brigadir Jendral DI. Panjaitan6. Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo7. Letnan Satu Pierre Andreas Tendean

Dalam peristiwa ini Jenderal Abdul Haris Nasution yang menjabat sebagai Menteri Kompartemen Hankam / Kepala staf Angkatan Darat berhasil meloloskan diri, akan tetapi putri Irma Suryani Nasution & ajudannya Letnan Satu Pierre Andreas Tendean tewas.

Peristiwa pembunuhan oleh G 30 S/ PKI yang terjadi di Yogyakarta mengakibatkan gugurnya 2 orang perwira TNI AD yakni Kolonel Katamso Dharmokusumo & Letnal Kolonel Sugiyono.

Pada saat jum’at pagi tanggal 1 Oktober 1965 “Gerakan 30 September” telah menguasai 2 sarana komunikasi vital, yakni RRI pusat di Jalan Merdeka Barat, Jakarta & Kantor PN Telekomunikasi di Jalan Merdeka Selatan.

Melalui RRI pada pukul 07.20 dan diulang 08.15 disiarkan pengumuman tentang Gerakan 30 September.

Menghadapi situasi politik yang panas ini Presiden Soekarno berangkat menuju Halim Perdakusumo & segera mengeluarkan perintah.

Mayor Jenderal Suharto selaku Panglima Komando Strategi Angkatan Darat (KOSTRAD) mengambil alih komando Angkatan Darat.

Dengan menghimpun pasukan lain termasuk Divisi Siliwangi, dan Resimen Para Komandon Angkatan Darat (RPKAD) di bawah pimpinan Kolonel Sarwo Edi Wibowo, panglima Kostrad mulai memimpin operasi penumpasan gerakan 30 September.

*Tindakan-tindakan yang dilakukan dalam operasi tersebut :

1) Pada tanggal 1 Oktober 1965 operasi untuk merebut kembali RRI & Kantor Telkomunikasi sekitar pukul 19.00. Dala sekitar waktu 20 menit operasi ini berhasil tanpa hambatan. Selanjutnya Mayor Jenderal Soeharto selaku pemimpin sementara Angkatan Darat mengumumkan lewat RRI yang isinya sebagai berikut.a. Adanya usaha usaha perebutan kekuasaan oleh yang menamakan dirinya Gerakan 30 September.b. Telah diculiknya enam tinggi Angkatan Daratc. Presiden dan Menko Hakam/ Kasab dalam keadaan aman dan sehat.d. Kepala rakyat dianjurkan untuk tetap tenang dan waspada.

2) Menjelang sore hari pada tanggal 2 Oktober 1965 pukul 16.10 operasi yang dilakukan oleh RPKAD yang dipimpin oleh Kolnel Sarwo Edhi Wibowo dan Batalyon 328 Para Kujang. Operasi ini berhasil menguasai beberapa tempat penting dapat mengambil alih beberapa daerah termasuk daerah sekitar bandar udara Halim Perdanakusumah yang menjadi pusat kegiatan Gerakan 30 September.

3) Dalam operasi pembersihan di kampung Lubang Buaya pada tanggal 3 Oktober 1965, atas petunjuk seoarang anggota polisi, Ajun Brigadir Polisi Sukitman diketemukan sebuah sumur tua tempat jenazah para perwira Angkatn Darat dikuburkan. Mereka yang menjadi korban kebiadaban PKI tersebut mendapat penghargaan sebagai pahlawan revolusi.

Ketika Gerakan 30 September ini menyadaritidak mendapat dukungan dari masyarakat maupun anggota lainnya, para pemimpin dan tokoh pendukung Gerakan 30 September termasuk pemimpin PKI D.N. Aidit segera melarikan diri.