Hukum, Etika dan Regulasi Kesehatan Masyarakat-2012 KMPK-IKM FK UGM MENGENAL ETIKA DAN HUKUM [DALAM...

32
Hukum, Etika dan Regulasi Kesehatan Masyarakat-2012 KMPK-IKM FK UGM MENGENAL ETIKA DAN HUKUM [DALAM ETIKA PROFESI KESEHATAN]

Transcript of Hukum, Etika dan Regulasi Kesehatan Masyarakat-2012 KMPK-IKM FK UGM MENGENAL ETIKA DAN HUKUM [DALAM...

Hukum, Etika dan Regulasi Kesehatan Masyarakat-2012KMPK-IKM FK UGM

MENGENAL ETIKA DAN HUKUM[DALAM ETIKA PROFESI KESEHATAN]

Latar Belakang Akademik

• S1 Ilmu Hukum UGM [Departemen Hukum Acara FH UGM]

• S2 Regulasi Internasional dan Eropa, Institut du Droit de la Paix et du Développement

Research Interest

• Hukum Kedokteran

• Hak Asasi Manusia

Komunitas

• Pusat Konsultasi dan Bantuan Hukum FH UGM

• Masyarakat Hukum Kesehatan [email protected]

REFERENSI • Dewi, A.Indriyanti, 2008, Etika dan Hukum

Kesehatan, Pustaka Publik Publisher:Yogyakarta.

• Hanafiah, M. Jusuf, Amir Amri, 1999, Etika Kedokteran & Hukum Kesehatan, Buku Kedokteran EGC: Jakarta.

• Nasution, Bahder J, 2005, Hukum Kesehatan: Pertanggungjawaban Dokter, PT.Rineka Cipta, Jakarta

• Aristya, Sandra Dini Febri, “Pembuktian Perdata dalam Kasus Malpraktik di Yogyakarta”, Jurnal Mimbar Hukum Edisi Khusus November 2011, Fakultas Hukum UGM, Yogyakarta, Website: http://www.mimbar.hukum.ugm.ac.id/index.php/jmh/article/view/361/215

MATERI

• Kerangka Etika dan Hukum Dalam Pelayanan Kesehatan: examining classic legal-medical ethics cases, legal rules and ethical principles.

• Upaya Mengambil Keputusan Etis

DEFINISI ETIKA PROFESI DALAM PELAYANAN KESEHATAN• Etika ethos (baik/layak); ethikes (moral), ethos

(tabiat/karakter/kelakuan) [Hermien Hadiati]; mores (kesopanan dalam suatu masyarakat), ethos (akhlak manusia) [Bahder J. Nasution] “Etika adalah norma,nilai atau pola tingkah laku kelompok profesi tertentu dalam memberikan jasa pelayanan kepada masyarakat” [K.Bertens]

• Ciri profesi1.Tingkat kualifikasi (pengetahuan dan keterampilan) tertentu;2.Untuk meraih tingkat kualifikasi tersebut, diperlukan suatu pendidikan tertentu;3.Pendidikan tersebut terus diasah dan ditingkatkan dari waktu ke waktu;4.Mempunyai organisasi profesinya sendiri;5.Mempunyai monopoli dalam pelayanan;6.Mempunyai self-regulationnya sendiri.

HUBUNGAN ETIKA DAN MORAL• Hubungannya sangat erat dansama-sama mengandung

unsur “nilai”Moral adalah landasan/pijakan dalam melahirkan sikap tertentu.

• Perbedaan mendasar: Moral adalah konsep nilai, sedangkan etika adalah konsep perilaku.

Ilustrasi : Moral seorang dokter melarangnyamenyakiti pasien, namun dalam melakukan

treatment, dokter tidak bisa menghindari dampakrasa sakit pada pasien, karena injeksi yang

dilakukan dapat mempercepat kesembuhan.

HUBUNGAN ETIKA DAN MORAL• Moral mengatur “benar-salah”menjadi landasan dalam

bersikap secara etis.• Namun kebenaran etika, tidak hanya tergantung moral,

ada faktor-faktor lain:1.Faktor internal:Kepercayaan/keimanan seorang.

Penolakan transplantasi xenograf (transplantasi berbeda spesies) karena bertentangan dengan kaidah agama. Pendidikan –perilaku berdasarkan moralitas tertentu sangat ditentukan dasar pendidikannya [Lawrence Kohlberg] —Kepribadian (psikologis).--Orang yang ektrovert dikatakan lebih terbuka dalam

mengambil keputusan, sedangkan orang yang introvert lebih konservatif dan hati-hati--

HUBUNGAN ETIKA DAN MORAL2.Faktor eksternal: Situasi&kondisi yang dialami Aspek politik Aspek ekonomi Aspek Teknologi dan ilmu pengetahuan Aspek hukum& adat istiadat Aspek sosial

ETIKA DALAM BIDANG PELAYANAN KESEHATAN

LANDASAN ETIK : Sumpah Hipocrates, DeklarasiJenewa 1948, International Code of Medical Ethics 1949, Lafal sumpah dokter Indonesia (PP No.26 Tahun1960),Deklarasi yang dikeluarkan oleh Medical World Association 1949-1975), KODEKI disahkan berdasarkanKeputusan Menkes 434 tahun 1983.

1.Medical Ethics 1.Medical Ethics : etik jabatan, yaitusikap dan tindakan terhadapsejawat,bawahan, masyarakat danpemerintah

2.Ethics of Medical Care : etik asuhan, sikap dan tindakan terhadap pasien dibawah tanggungjawabnya

LANDASAN ETIK DALAM BIDANG PELAYANAN KESEHATAN

Deklarasi World Medical Association:

1.Deklarasi Genewa 1948: Lafal Sumpah Dokter.2.Deklarasi Helsinski 1964: Riset Klinik3.Deklarasi Sidney 1968: Saat Kematian4.Deklarasi Oslo 1970 :Pengguguran Kandungan atas

indikasi medik.5.Deklarasi Tokyo 1975:Penyiksaan.

ETIKA KEDOKTERAN & HUKUMETIKA KEDOKTERAN HUKUM

1.Etik berlaku untuk lingkunganprofesi.

1. Hukum berlaku untuk umum.

2. Etik disusun berdasarkankesepakatan anggota profesi

2. Hukum dibuat oleh suatu kekuasaanatau adat.

3. Sanksi terhadap pelanggaran etikumumnya berupa tuntunan

3. Sanksi terhadap pelanggaranhukum berupa tuntutan

4. Pelanggaran etik diselesaikan olehMajelis Kehormatan Etik Kedokteran(MKEK) yang dibentuk oleh IkatanDokter Indonesia (IDI), MajelisKehormatan Disiplin Etik KedokteranIndonesia/MKDKI (KKI) dan kalauperlu diteruskan kepada PanitiaPertimbangan dan Pembinaan EtikaKedokteran (P3EK), yang dibentukoleh Departemen Kesehatan(DepKes).

4. Pelanggaran hukum diselesaikanmelalui pengadilan atau di luarpengadilan (Alternatif PenyelesaianSengketa).

ETIKA -- HUKUM ------ ETIKOLEGAL

Nilai kesopanan Regulasi => Tidak hanya UU! Akhlak Semua aturan positif!Moral

AKIBAT HUKUM!Sanksi disiplin Sanksi Pidana, melalui organisasi profesi Perdata, Administratif

melalui lembaga peradilan

Nilai/etika sekaligus hukum positif

ETIKA HUKUM

ETIKOLEGAL

DALAM PELAYANAN KESEHATAN• Contoh Pelanggaran Etik Murni :

1. Menarik imbalan yang tak wajar atau menarik imbalan jasa dari keluarga sejawat dokter/dokter gigi;2.Mengambil alih pasien tanpa persetujuan sejawatnya;3.Memuji diri sendiri di hadapan pasien;4.Dokter mengabaikan kesehatannya sendiri.5.Dsb,,,

• Contoh Pelanggaran Etiko Legal :1.Pelayanan dokter di bawah standar;2.Menerbitkan surat keterangan palsu;3.Membuka rahasia rahasia jabatan;4.Tidak mengikuti pendidikan dan pelatihan berkelanjutan;5.Abortus Provocatus; 6.Tidak mau melakukan pertolongan darurat.7.Dsb.,,

ETIKA DALAM PELAYANAN KESEHATAN

• Koeswadji“ Etika terikat dan dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang berlangsung dalam ruang dan waktu”

• Penjelasan Umum Undang-Undang Kesehatan (UU 36/2009)“Paradigma kesehatan bergeser ke paradigma ‘sehat’ yang mengutamakan upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif. Hal ini dipengaruhi oleh tantangan era globalisasi dan kompleksnya permasalahan kesehatan”.

ETIKA KESEHATAN BERKEMBANG SECARA DINAMIS MENGIKUTI PERKEMBANGAN MASYARAKAT DAN

TEKNOLOGI KESEHATAN

MENJAGA ETIKA DALAM PELAYANAN KESEHATAN

‘DOING GOOD ‘[HELPING OTHERS]&

‘PRIMUM NON NOCERE’ [FIRST THING, DO NO HARM] prinsip « aegroti salus, lex suprema » (keselamatan pasien adalah hukum tertinggi)

Implementasinya terwujud dalam 4 Norma Dasar:

1. Respect to Patient Autonomy (menghormati hak-hak pasien yang utama);

2. Beneficence (berbuat untuk kebaikan pasien);3. Non-maleficence (menghindari hal yang berisiko dan tidak

bermanfaat);4. Justice (berbuat adil).

• DILEMA ETIS DALAM PELAYANAN KESEHATAN1.Alat terbatas siapa hidup ,siapa dikorbankan?2.Meneruskan life support “Resusitasi”3.Terapi ilmiah melawan terapi tradisional.4.Merawat pasien AIDS5.Euthanasia –Aktif dan Pasif-6.Kehamilan tidak dikehendaki /Aborsi Provocatus Teurapetic-Abrosi Teurapetik Criminal?7.Perawatan yang mahal8.Penggunaan manusia/hewan sebagai objek riset 9.Dsb…

• DILEMA ETIS BIOTECHNOLOGY1.TRANPLANTASI ORGAN—Autograft,Allograft,Isograft,Xenograft2.EMBRYO CLONING3.REKAYASA GENETIKA4.FERTILISASI (INVITRO)

• 5.Dsb.

DALAM PELAYANAN KESEHATAN• Manfaat menghasilkan keputusan yang etis [Magnis]

1. Mencapai suatu pendirian moral dalam pergolakan pandangan;apakah benar pengobatan tradisional tidak memberikan efek positif tertentu?2.Membantu agar tidak kehilangan orientasi;orientasi tetap mengarah pada nilai kemanusiaan dan pertolongan yang menjadi landasan utama3. Tidak naif/tidak ekstrem;seorang perawat tetap merawat pasiennya tanpa diskriminasi meskipun misal pasien tersebut memiliki orientasi seksual yang berbeda4. Menemukan dasar kemantapan dalam iman dan kepercayaan.pelarangan tentang aborsi kecuali untuk alasan yang dibenarkan Undang-undang, juga meneguhkan keyakinan/kepercayaan spiritual seorang tenaga medis.--

• Teori ETIKA dalam aspek kesehatan:1. Teori Etika Klasik

a.Teleologi benar tidaknya suatu tindakan tergantung pada akibat yang dihasilkan

b.Utilitarianismejika hasil dari perbuatan baik bagi banyak orang.

2.Teori Etika Nilai [Max Scheler]--Bahwa hal itu etis jika niat untuk melakukan suatu perbuatan dirasakan baik- Terkandung nilai kejujuran, nilai otentik, kesediaan untuk bertanggungjawab, kemandirian moral, keberanian moral—

3. Teori Etika Kontemporer;a.Budi pekerti yang luhur : Compassion (empati), Discernment (pandangan yang tepat dalam mengambil keputusan), Dapat dipercaya, Berintegritas moral tinggi-b.Sikap mengasuh,mengasihi.c.Menghormati otonomi pasien.

Ilustrasi : Seorang perawat yang tinggal di daerah terpencil melakukan

wewenang perawat dalam praktik kefarmasian.

Ilustrasi : Seorang perawat yang tinggal di daerah terpencil melakukantindakan kedokteran. Perlindungan Hukum Putusan MK 2010 mengenai

wewenang perawat dalam praktik kefarmasian.

• Metode untuk mengkaji suatu permasalahan etis :1. Metode OTORITAS;--tindakan/keputusan didasrkan pada otoritas tertentu, bisa berasal dari institusi keagamaan, institusi pemerintah atau regulasi tertentu—E.g. Aturan gereja melarang umat Katolik untuk melakukan

Fertilisasi In Vitro, atau seorang perawat harus tunduk pada ketentuan Rumah Sakit tertentu.

2.Metode CONSENSUM HOMINUM;--keputusan dilandasi persetujuan masyarakat atau sekelompok orang tertentu-E.g.Seorang dokter tunduk pada kode etik yang ditetapkan bersama dalam organisasi profesinya.

3. Metode Intuisi/Self-Evidence

4. Metode Argumentasi/Sokratikmengajukan pertanyaan atau mencari jawaban yang mempunyai alasan yang tepat.

KERANGKA PEMBUATAN KEPUTUSAN ETISDALAM PELAYANAN KESEHATAN

[FRY & JAMETON]

• FRY:

1.Apakah tindakan ini benar?2.Hal apa yang membuat tindakan ini dapat dibenarkan?3.Alternatif tindakan lain seperti apa yang bisa dianggapbenar?4.Bagaimana suatu ketentuan atau kaidah dapatdiimplementasikan pada kondisi tertentu?

Pertanyaan di atas kemudian dianalisis berdasarkan teoridan Metode etika, kemudian diperbandingkan dengan

bagaimana ketentuan hukum mengaturnya.

KERANGKA PEMBUATAN KEPUTUSAN ETISDALAM PELAYANAN KESEHATAN

• JAMETON tahap pengambilan keputusan dalam 6 langkah:1.Identifikasi dan klasifikasi masalah berdasarkan nilai etika yang

ada;==misal apakah tindakan medis seorang dokter melanggar etika

tentang “menjaga rahasia kedokteran atau tidak?==2.Pengumpulan data tambahan;

==misal apakah dari keluarga terdekat pasien terdapat dukungan atau penolakan atas tindakan tersebut?==3.Identifikasi semua pilihan dan alternatif untuk memilih jenis

tindakan yang paling tepat;4.Mempertimbangkan nilai-nilai dasar manusia dan semua

ketentuan yang terkait, seperti norma hukum maupun kode etik;5.Harus ada keputusan;

==Tidak membiarkan suatu masalah hanya menjadi polemik.6.Melakukan tindakan dan mengevaluasi keputusan yang diambil

serta hasilnya.

HUKUM DALAM PELAYANAN KESEHATAN

Etika Profesi (Kode Etik) sebagai kaidah moral tidak mampu lagi menjamin hubungan yang sifatnya kepercayaan antara

pasien dan penyedia layanan kesehatan (pendekatan PATERNALISTIK ke PARTNERSHIP/KESETARAAN)

[Bahder J. Nasution]

Diperlukan kaidah-kaidah yang lebih memaksa secara normatif

Kaidah Hukum

HUKUM DALAM PELAYANAN KESEHATAN

Akibat diaturnya suatu peristiwa oleh Kaidah Hukum

Kepatuhan terhadap aturan-aturan dalam pelayanan kesehatan tidak lagi tergantung pada kesadaran dan

kemauan bebas dari kedua belah pihak Melahirkan apa yang kita sebut “LEGAL CLAIM” dan bukan semata-mata

“MORAL CLAIM/ETHICAL CLAIM”

Terutama untuk melindungi kepentingan-kepentingan yang bisa saling berbenturan antara pasien, masyarakat,

pemerintah dan penyedia layanan kesehatan [Raison d’etre atau “Rasio adanya hukum”]

HUKUM SEBAGAI PENGENDALI SOSIAL & HUKUM SEBAGAI RESTITUTIO IN INTEGRUM [SUDIKNO MERTOKUSUMO]

HUKUM DALAM PELAYANAN KESEHATAN

KAIDAH HUKUM MELENGKAPI ETIKA KESEHATAN YANG ADA

Karena 9 alasan [Van der Mijn] :

1.Adanya kebutuhan pada keahlian keilmuan medis;2.Kualitas pelayanan kesehatan yang baik;3.Hasil guna/tepat guna;4.Pengendalian biaya;5.Ketertiban masyarakat;6.Perlindungan hukum terhadap pasien;7.Perlindungan hukum pengemban profesi kesehatan;8.Perlindungan hukum pihak ketiga;9.Perlindungan hukum kepentingan umum.

Asas-asas dalam Pembangunan Kesehatan Nasional (UU Kesehatan)

1.Berasaskan perikemanusiaan;Menjunjung nilai kemanusiaan.2.Keseimbangan;Adanya keseimbangan antara kepentingan individu-

masyarakat, fisik-mental, spiritual-material.3.Manfaat;Memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan4.Perlindungan;Memberi perlindungan&kepastian hukum bagi pemberi dan

penerima layanan kesehatan.

Asas-asas dalam Pembangunan Kesehatan Nasional (UU Kesehatan)

5.Penghormatan terhadap hak dan kewajiban;Menghormati hak dan kewajiban masyarakat.6.Keadilan;Memberikan pelayanan yang adil & merata pada seluruh

masyarakat dan pembiayaan yang terjangkau 7.Gender dan Non-Diskriminatif;Tidak melakukan pembedaan gender maupun SARA8.Norma agama.Pembangunan kesehatan menghormati dan tidak

membedakan agama.

Bagaimana Hukum Kesehatan memandang asas KEADILAN

Apakah Persamaan “sama artinya dengan” KEADILAN ,,,?

Apakah Hukum “sama artinya dengan” KEADILAN ,,,?

Amartya Sen & Olivia Cartes Pokras menilai bahwa:“What is unequal is not necessarily inequitable”

Health disparities “Perbedaan dalam pelayanankesehatan” justru bertujuan untuk mewujudkan

ACCESS TO HEALTH CARE

KEPUTUSAN YANG ETIS

Kapan suatu tindakan (baik berupa kebijakan maupun aktivitas) dikatakan « Etis » ?

Keputusan etis merupakan keputusan yang memuatsecara penuh dimensi kemanusiaan, dan keputusan

etis ini harus memenuhi berberapa persyaratantertentu, yaitu: keputusan tersebut harus benar dansesuai dengan ketentuan yang berlaku; keputusan

tersebut harus mengandung tujuan yang baik dalamrangka mencapai akibat yang baik pula; dan

keputusan tersebut harus tepat dan sesuai dengankonteks, situasi dan kondisi saat itu sehingga dapat

dipertanggungjawabkan

[Safitri Hariyani].

STUDI KASUS

Seorang dokter menyelamatkan nyawa seorang pasiengawat darurat yang terjatuh dari lantai 4 sebuahapartemen. Pada saat pasien diberi pertolongan

darurat, tidak ada keluarga pasien yang mendampingi. Dokter dan tim berhasil menyelamatkan pasien. Namunpasien bukannya bersyukur dan berterimakasih karenanyawanya diselamatkan, ia malah menggugat dokter. Pada dasarnya, ia berencana melakukan bunuh diri

namun gagal karena nyawanya diselamatkan.1. IDENTIFIKASI PERSOALAN (ISU) ETIKA YANG MUNCUL DARI KASUS

TERSEBUT.2. APAKAH SAUDARA BISA MENGIDENTIFIKASI PERSOALAN (ISU) HUKUM

YANG MUNCUL DARI KASUS TERSEBUT?

2.STUDI KASUS Kasus Jehovah’s Witness

JepangPada 1992, seorang pria penganutJehovah’s Witness memperoleh transfusidarah (blood transfusion) saat dalamkeadaan tidak sadar selama operasipengambilan tumor hati. Saat sadar, priatersebut menuntut karena dokter telahmelanggar hak otonomi pasien yang bersumber padakepercayaan/keimanannya sebagaipenganut Jehovah’s Witness.

2.STUDI KASUS Kasus Jehovah’s Witness di JEPANG

Tahun 2000, mahkamah tertinggi di Jepang memutus bahwa dokter telahmelakukan kesalahan dan harus membayar ganti rugi karena tidak memberikaninformasi kepada pasien mengenai kemungkinan diberikannya transfusi darahtersebut sebelum pasien memberikan Informed Consent-nya.

AMERIKA SERIKATPengadilan-pengadilan di AS cenderung untuk tidak menganggap para dokterbertanggung jawab apabila kondisi kesehatan seorang pasien menurun karenapermintaannya sendiri. Akan tetapi, pandangan bahwa dokter, dalam keadaanapapun juga, harus berpegang pada keinginan-keinginan si pasien berdasarkankeyakinan keagamaannya tidak diakui oleh semua yurisdiksi.

Kepercayaan ini sudah mendapatkan pengakuan yang sah dimata hukum sehinggabagi dokter yang melanggarnya atau mengabaikan keberatan pasien atas tranfusidapat dituntut di pengadilan. Dokter hanya diperbolehkan melakukan transfusi hanyaapabila pasien berada dalam kondisi yang mengancam nyawa dan dia tidak dapatmemberikan pernyataan tentang keberatannya terhadap transfusi yang akandilakukan (pasien tidak sadar). Dalam kasus anak dengan orang tua yang memiliki kepercayaan Jehovah’s witnesses (umur kurang dari 16 tahun) maka jika dokter wajib mengikuti kehendakorang tuanya jika dalam kasus yang tidak darurat tapi pada kasus darurat tetapharus dilakukan transfusi dengan catatan harus dibuat rekam medis yang baik agar keluarga pasien tidak komplain.

Macam Masalah Etika Dihadapi Perawat (Taylor:fundamental of nursing the Art and Sciences of Nursing care)

1. Antara Perawat dan Pasien• Paternalistik: hormat kepada pasien lansia•Deception : tidak mengatakan yang sebenarnya pada pasien•Allocation of scrace nursing resources:pembagian perhatian•Informed consent: dokter meminta perawat menyuntikan analgetiksaat klien kesakitan

2. Antara Perawat dan Dokter•Diasgreement abour proposed medical regiment; tidak setuju denganpengobatan dokter yang seringkali menimbulkan alergi pada pasien

•Nurse role conflict: perawat memberikan terapi yang seharusnyadiberikan dokter: operasi kecil;sirkumsisi, infus dll.

3. Antara Perawat dan Pengambil Kebijakan•Limited medical staff ratio:perawat melaksanakan semua proses sendirian, mulai anamnesa, diagnosa, pengobatan,perawatan, rehablilitasi,, penyuluhan, saat terjadi wabah atau bencana alam.