Hasil Temuan Penelitian Luas Lahan Sekolah Prasarana Sekolah Standar Permendiknas

11
Evaluasi Sarana dan Prasarana Pendidikan Terhadap Mutu Pembelajaran (Nailatur Rahmah) EVALUASI SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN TERHADAP MUTU PEMBELAJARAN Studi Penelitian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pada Program Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik Nailatur Rahmah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Jakarta Angkatan 2008 Sri Sujanti Dosen Pembimbing I Universitas Negeri Jakarta Faried Waddji Dosen Pembimbing II Universitas Negeri Jakarta Adityo Rahman Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Jakarta Angkatan 2011 ABSTRACT Evaluation of Infrastructure Against Education Learning Quality Research Studies Vocational School (SMK) On Technical Expertise Program Power Installation in East Jakarta area. The purpose of this study is to get an idea of the condition of educational facilities Vocational School (SMK) in East Jakarta area. So will the results obtained with the evaluation of the educational facilities in particular program Power Installation Technical Skills (TITL) has become one of the quality improvement of the quality of learning. This study uses a descriptive survey approach through observation and documentation. There is a relationship between facilities and infrastructure associated with the quality of teaching in the program Power Installation Technical Skills (TITL) through 4 (four samples studied school). Keywords: Evaluasi, Sarana dan Prasarana, Mutu Pembelajaran, Program Keahlian TITL. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan hal paling utama yang harus dimiliki oleh setiap individu. Karena pendidikan bekal untuk mengembangkan dan meneruskan kehidupan, baik untuk masa kini maupun masa yang akan datang. Keberhasilan program pendidikan melalui proses belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu siswa, kurikulum, tenaga kependidikan, dana, sarana dan prasarana, dan faktor lingkungan lainnya. Apabila faktor tersebut bermutu, dan proses belajar- mengajar bermutu akan menghasilkan lulusan yang bermutu pula. Sarana dan prasarana diibaratkan sebagai motor penggerak yang dapat berjalan dengan kecepatan sesuai dengan keinginan oleh penggeraknya. Begitu pula dengan 11

Transcript of Hasil Temuan Penelitian Luas Lahan Sekolah Prasarana Sekolah Standar Permendiknas

Evaluasi Sarana dan Prasarana Pendidikan Terhadap Mutu Pembelajaran (Nailatur Rahmah)

EVALUASI SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN TERHADAP

MUTU PEMBELAJARAN

Studi Penelitian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pada Program

Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik

Nailatur Rahmah

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Elektro

Universitas Negeri Jakarta Angkatan 2008

Sri Sujanti

Dosen Pembimbing I Universitas Negeri Jakarta

Faried Waddji

Dosen Pembimbing II Universitas Negeri Jakarta

Adityo Rahman

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Elektro

Universitas Negeri Jakarta Angkatan 2011

ABSTRACT

Evaluation of Infrastructure Against Education Learning Quality Research Studies Vocational

School (SMK) On Technical Expertise Program Power Installation in East Jakarta area. The

purpose of this study is to get an idea of the condition of educational facilities Vocational

School (SMK) in East Jakarta area. So will the results obtained with the evaluation of the

educational facilities in particular program Power Installation Technical Skills (TITL) has

become one of the quality improvement of the quality of learning. This study uses a descriptive

survey approach through observation and documentation. There is a relationship between

facilities and infrastructure associated with the quality of teaching in the program Power

Installation Technical Skills (TITL) through 4 (four samples studied school).

Keywords: Evaluasi, Sarana dan Prasarana, Mutu Pembelajaran, Program Keahlian TITL.

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan hal paling utama

yang harus dimiliki oleh setiap individu.

Karena pendidikan bekal untuk

mengembangkan dan meneruskan

kehidupan, baik untuk masa kini maupun

masa yang akan datang.

Keberhasilan program pendidikan melalui

proses belajar mengajar sangat

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

siswa, kurikulum, tenaga kependidikan,

dana, sarana dan prasarana, dan faktor

lingkungan lainnya. Apabila faktor

tersebut bermutu, dan proses belajar-

mengajar bermutu akan menghasilkan

lulusan yang bermutu pula.

Sarana dan prasarana diibaratkan sebagai

motor penggerak yang dapat berjalan

dengan kecepatan sesuai dengan keinginan

oleh penggeraknya. Begitu pula dengan

11

2 PEVOTE Vol. 098 No. 2 April 2013: 11-21

pendidikan, sarana dan prasarana sangat

penting karena dibutuhkan dalam proses

pendidikan. Sarana dan prasarana

pendidikan dapat berguna untuk menunjang

penyelenggaraan proses belajar-mengajar,

baik secara langsung maupun tidak

langsung dalam suatu lembaga demi

mencapai tujuan pendidikan. Sarana dan

prasarana pendidikan juga merupakan

salah satu standar nasional pendidikan

dalam Permendiknas No.19 tahun 2005 bab

II pasal 2 ayat 2, lingkup standar nasional

pendidikan yang memiliki tujuan untuk

mewujudkan pendidikan nasional yang

bermutu. Salah satu cara untuk

mewujudkan pendidikan nasional yang

bermutu tentang sarana dan prasarana

pendidikan yaitu dengan evaluasi sarana

dan prasarana pendidikan. Di dalam pasal

42 dijelaskan tentang sarana dan prasarana

pendidikan dengan penjelasan sebagai

berikut : (1) Setiap satuan pendidikan

wajib memiliki sarana yang meliputi

perabot, peralatan pendidikan, media

pendidikan, buku dan sumber lainnya,

bahan habis pakai dan peralatan lain yang

diperlukan untuk menunjang proses

pembelajaran yang teratur dan

berkelanjutan. (2) Setiap satuan pendidikan

wajib memiliki prasarana yang meliputi

lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan

pendidikan, ruang pendidik, ruang tata

usaha, ruang perpustakaan, ruang

laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang

unit produksi, ruang kantin, instalasi daya

dan jasa, tempat berolahraga, tempat

beribadah, tempat bermain, tempat

berkreasi, dan ruang/tempat lain yang

diperlukan untuk menunjang proses

pembelajaran yang teratur dan

berkelanjutan.

Dengan hasil analisa ini diharapkan

dapat memberikan gambaran bahwa

sarana dan prasarana pendidikan sebagai

salah satu faktor pendukung dalam

menghasilkan mutu pembelajaran yang

baik bagi program keahlian Teknik

Instalasi Tenaga Listrik (TITL) di

Sekolah Menengah Kejuruan wilayah

Jakarta Timur.

Pelaksanaan evaluasi sarana dan prasarana

pendidikan pada sekolah menengah

kejuruan dilakukan di Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) wilayah

Jakarta Timur. Penelitian ini dilaksanakan

di wilayah Jakarta Timur dimaksud agar

dapat memberikan motivasi pada sekolah

untuk mewujudkan standar nasional

pendidikan dalam meningkatkan mutu

pendidikan sarana dan prasarana

pendidikan di wilayah lainnya. Dengan

harapan wilayah tersebut dapat

memotivasi Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK) lain di wilayah lainnya.

Evaluasi

Istilah evaluasi berasal dari bahasa inggris

yaiu “Evaluation”. Dalam buku Essentials

of Educational Evaluation karangan

Edwind Wand and Gerald W. Brown

dikatakan bahwa : Evaluation refer to the

act or prosess to determining the value of

something. 12

Menurut Wand and Brown

dalam buku Evaluasi Pendidikan, evaluasi

adalah suatu tindakan atau suatu proses

untuk menetukan nilai daripada sesuatu.

Sesuai dengan pendapat tersebut maka

evaluasi sarana dan prasarana dapat

diartikan sebagai suatu proses untuk

menentukan nilai segala sesuatu dalam

dunia sarana dan prasarana pendidikan atau

segala sesuatu yang ada hubungannya

dengan sarana dan prasarana pendidikan,

khususnya program keahlian teknik

instalasi tenaga listrik.

Evaluasi adalah kegiatan terencana untuk

12

3

Evaluasi Sarana dan Prasarana Pendidikan Terhadap Mutu Pembelajaran (Nailatur Rahmah)

mengetahui keadaan suatu objek dengan

menggunakan instrument, hasilnya

dibandingkan dengan suatu tolak ukur

tertentu untuk memperoleh kesimpulan.

Evaluasi merupakan proses

mendeskripsikan, mengumpulkan dan

menyajikan informasi yang bermanfaat

untuk mempertimbangkan dalam

pengambilan keputusan. Di dalam

evaluasi terdapat kegiatan pengukuran

dan penilaian. Pengukuran merupakan

proses kegiatan pengukuran dan

penilaian. Pengukuran merupakan proses

kegiatan yang sistematis untuk mengetahui

keadaan suatu objek secara kualitatif

berdasarkan aturan-aturan tertentu,

sedangkan penilaian merupakan proses

memberikan nilai berdasarkan hasil

pengukuran. Evaluasi pembelajaran

merupakan proses pengumpulan,

pengolahan, pelaporan dan penggunaan

informasi tentang proses dan hasil belajar

siswa untuk menjelaskan proses dan

prestasi belajar yang dicapai siswa.

Merujuk Arikunto, menyimpulkan

pengertian evaluasi dari beberapa pendapat

bahwa, Evaluasi adalah kegiatan untuk

mengumpulkan informasi tentang

bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya

informasi tersebut untuk menetukan

alternatif yang tepat dalam mengambil

sebuah keputusan. Sedangkan apabila

dikaitkan dengan program, maka

evaluasi program didefinisikan sebagai

suatu unit atau suatu kegiatan yang

merupakan realisasi atau impelementasi

dari suatu kebijakan, berlangsung dalam

proses yang berkesinambungan dan

terjadi dalam suatu organisasi yang

melibatkan sekelompok orang. Ada tiga

pengertian penting dan perlu ditekankan

dalam menentukan program yaitu ; (1)

realisasi atau implementasi suatu

kebijakan, (2) terjadi dalam waktu yang

relatif lama, bukan kegiatan tunggal

tetapi jamak dan berkesinambungan (3)

dan terjadi dalam organisasi yang

melibatkan sekelompok orang.

Evaluasi tersebut dimaksudkan untuk

mengetahui seberapa jauh dan bagaian

mana dari tujuan yang sudah tercapai dan

bagian mana yang belum tercapai serta apa

penyebabnya, maka perlu adanya evaluasi

program. Tanpa adanya evaluasi

keberhasilan dan kegagalan program tidak

dapat diketahui. Oleh sebab itu, dapat

ditarik kesimpulan bahwa yang

dimaksud dengan evaluasi program

adalah upaya untuk mengetahui tingkat

keterlaksanaan suatu kebijkan secara

cermat dengan cara mengetahui

efektifitas masing-masing komponennya.

Dari pernyataan tersebut peneliti mencoba

melakukan sebuah evaluasi ini dalam

pelaksanaan sarana dan prasarana

pendidikan salah satunya untuk

mengukur atau menilai keadaan sarana

dan prasarana pendidikan disekolah yang

menjadi salah satu penunjang proses

pembelejaran. Sarana dan prasarana

pendidikan merupakan salah satu

komponen pendidikan. Dengan adanya

evaluasi ini selain sebagai pengukur atau

penilai standar sarana dan prasrana

pendidikan, dapat juga sebagai

peningkatan mutu pembelajaran siswa

dalam proses belajar mengajar Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) di wilayah

Jakarta Timur.

Sarana Dan Prasarana

Sarana dan prasarana pendidikan di

sekolah merupakan salah satu hal yang

penting dalam proses pembelajaran.

Sarana dan prasrana pendidikan yang

13

2 PEVOTE Vol. 098 No. 2 April 2013: 11-21

sesuai dengan standar minimum

Permendiknas no.40 Tahun 2008 akan

meningkatkan mutu pembelajaran di

sekolah, dengan meningkatnya mutu

pembelajaran di sekolah akan

menghasilkan siswa-siswa yang

berkompeten sesuai bidang yang

ditekuninya. Standar sarana pendidikan

sebagai berikut ini : meja, kursi,

lemari simpan alat dan bahan,

perlatan untuk pekerjaan mekanik/instalasi,

papan tulis, papan data, kotak kontak dan

tempat sampah. Sedangkan standar

prasarana pendidikan sebagai berikut ini :

ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang

laboratorium biologi, ruang laboratorium

fisika, ruang laboratorium kimia, ruang

laboratorium ipa, ruang laboratorium

komputer, ruang laboratorium bahasa,

ruang praktik gambar teknik, ruang

pimpinan, ruang guru, ruang tata usaha,

ruang uks, ruang konseling, tempat

beribadah, ruang osis, ruang KM/WC,

gudang, ruang sirkulasi, tempat

bermain/berolahraga, area kerja mekanik

teknik elektro, laboratorium dasar teknik

elektro, ruang praktik instalasi,

laboratorium instalasi tenaga listrik, ruang

penyimpanan dan instruktur.

Sarana dan prasarana diibaratkan sebagai

motor penggerak yang dapat berjalan

dengan kecepatan sesuai dengan keinginan

oleh penggeraknya. Begitupula dengan

pendidikan, sarana dan prasarana sangat

penting karena dibutuhkan. Sarana

pendidikan dapat berguna untuk

menunjang penyelenggaraan proses

belajar mengajar baik secara langsung

maupun tidak langsung dalam suatu

lembaga dan untuk menyelanggarakan

kegiatan pendidikan dalam rangka

mencapai tujuan pendidikan.

Sarana dan prasarana akan sangat

mempengaruhi pembelajaran, hal ini

dikemukakan oleh Nana Sudjana sebagai

berikut : Sarana/Alat pengajaran yang

ditetapkan / ditulis dalam sebuah

pelajaran harus digunakan dalam satuan

pelajaran harus digunakan dalam

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.

Teknik Istalasi Tenaga Listrik

Teknik Instalasi Tenaga Listrik adalah

salah satu program keahlian SMK dengan

gambaran mata pelajaran mengenai

instalasi tenaga listrik. Standar

Kompetensi Kerja Nasional Indonesia

(SKKNI) pada keahlian Teknik Instalasi

Tenaga Listrik dengan standar kompetensi

dan level kualifikasi keahlian Teknik

Instalasi Tenaga Listrik dapat digambarkan

sebagai contoh, Menganalisis rangkaian

listrik, Memahami dasar-dasar elektronika,

Menggunakan hasil pengukuran,

Menerapkan pengukuran komponen

elektronika, Menafsirkan gambar teknik

listrik, Melakukan pekerjaan mekanik

dasar, Memperbaiki motor listrik,

Memasang penerangan listrik bangunan

sederhana dan lain sebagainya.

Tujuan program keahlian TITL secara

khusus adalah membekali peserta didik

dengan keterampilan. Pengetahuan dan

sikap agar kompeten : (1) Melakukan

pekerjaan dalam pemasangan dan

pemeliharaan instalasi listrik penerangan

tenaga 1 fase dan 3 fase, (2) Melakukan

pengoperasian sistem pengendali

elektromagnetik dan elektronik, (3)

Melakukan perawatan dan perbaikan

ringan peralatan rumah tangga, serta (4)

Melakukan pemeliharaan panel hubung

bagi listrik.

14

3

Evaluasi Sarana dan Prasarana Pendidikan Terhadap Mutu Pembelajaran (Nailatur Rahmah)

Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk

mendapatkan gambaran kondisi atau

keadaan sekolah melalui Evaluasi Sarana

dan Prasrana Pendidikan terhadap Mutu

Pembelajaran Program keahlian Teknik

Instalasi Tenaga Listrik (TITL) di SMK

Wilayah Jakarta Timur sesuai dengan

standar nasional pendidikan tentang

standar sarana dan prasarana pendidikan

yang sesuai dengan permendiknas No. 40

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Hasil Temuan Penelitian

Luas Lahan Sekolah

a. Keempat sampel penelitian

memenuhi standar sesuai

dengan Permendiknas No. 40 dari

aspek standar prasarana lahan

sekolah digambarkan dari luas

lahan per-peserta didik

melebihi standar minimum yang

digambarkan dalam Permen-

diknas No. 40, yaitu lebih dari 2,3

m2

per-peserta didik.

tahun 2008.

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK

Wilayah Jakarta Timur pada akhir bulan

Oktober – Desember 2012, yaitu SMK

Negeri 26 Jakarta, SMK Negeri 5 Jakarta,

SMK Kemala Bayangkari, dan SMK

Dinamika Pembangunan 1.

Penelitian tentang sarana dan prasarana

Timur merupakan penelitian dengan

menggunakan metode deskriptif dan,

survey.

Tabel 4.1. Standar Prasarana Pendidikan di

Lahan Sekolah.

Dari tabel di bawah, tergambar bahwa:

b. Indikator yang berkaitan dengan

aspek prasarana lahan sekolah

adalah luas lahan efektif, rombongan

belajar, kapasitas siswa, jumlah

siswa, luas lahan per-peserta didik.

c. Indikator dari jumlah siswa,

kapasitas siswa dan rombongan

belajar di Sampel 3 dan Sampel 4

telah memenuhi standar

Permendiknas No. 40.

Prasarana

Sekolah

Standar

Permendiknas

No. 40

Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4

Luas Lahan

Efektif 353 m2 9859 m2 1408 m2 5600 m2 6656 m

2

Rombongan

Belajar 48

44

32

40

54

Kapasitas

Siswa

32

32

30

33

34

Jumlah

Siswa

1536

1408

966

1520

2006

Luas Lahan

Per-Peserta didik 2.30 m

2 7,02 m

2 10,83m

2 3,68 m

2 3,31 m

2

15

2 PEVOTE Vol. 098 No. 2 April 2013: 11-21

d. kapasitas siswa dan rombongan

belajar melebihi kapasitas

maksimum dari standar Permen-

diknas No. 40. Dikarenakan luas

lahan per-peserta didik yang

dimiliki kedua sampel tersebut

telah melebihi kapasitas standar

minimum Permendiknas No. 40,

yaitu 2,3 m2

per-peserta didik.

Prasarana Ruang Pembelajaran

Khusus

Prasarana ruang praktik

pembelajaran khusus menurut

Tabel diatas, tergambar bahwa :

a. Kapasitas peserta didik pada

ruang praktik teknik instalasi

tenaga listrik yang memenuhi

standar sesuai dengan

Permendiknas No.40 adalah

sampel 1 dan sampel 2.

Sedangkan sampel 3 dan

sampel 4 tidak memenuhi

standar Permendiknas No. 40,

disebabkan oleh kapasitas

Permendiknas No. 40 menyatakan

bahwa kapasitas peserta didik dengan

16 siswa, luas praktik teknik instalasi

tenaga listrik 96 m2, lebar ruangan 8 m,

luas ruang penyimpanan 49 m2, luas

ruang praktik teknik instalasi tenaga

listrik per-peserta didik 6 m2. Dari

gambaran yang diperoleh di lapangan

dengan data sebagai berikut :

Tabel 4.2. Standar Prsarana Pendidikan

di dalam Ruang Praktik Teknik Instalasi

Tenaga Listrik

peserta didik melebihi standar

yang digambarkan.

b. Seluruh sampel telah

memenuhi standar yang sesuai

dengan Permendiknas No. 40

ditinjau dari aspek standar luas

ruang praktik teknik instalasi

tenaga listrik.

c. Seluruh sampel memenuhi

standar yang sesuai dengan

Permendiknas No. 40 dari

Prasarana

Sekolah

Standar

Permendiknas

No. 40

Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4

kapasitas

peserta didik 16 16 16 33 34

luas praktik

teknik

instalasi

tenaga listrik

96 m2 975 m

2 216 m

2 432 m

2 504 m

2

luas ruang

penyimpanan

teknik

instalasi

tenaga listrik

49 m2 20 m

2 15 m

2 15 m

2 25,74 m

2

luas ruang

praktik teknik

instalasi

tenaga listrik

per-peserta

6 m2 60,9 m

2 13,5 m

2 13,01 m

2 3,31 m

2

16

3

Evaluasi Sarana dan Prasarana Pendidikan Terhadap Mutu Pembelajaran (Nailatur Rahmah)

aspek standar prasarana lahan

sekolah. Yang digambarkan

dari luas lahan per-peserta

didik melebihi standar

minimum dalam Permendiknas

No. 40, yaitu lebih dari 2,3 m2

per-peserta didi

d. Luas ruang penyimpanan

praktik teknik instalasi tenaga

listrik tidak ada yang

memenuhi standar sesuai

dengan Permendiknas No.40,

disebabkan oleh kurangnya

luas ruang penyimpanan

praktik dari standar yang

Perhitungan Hasil Temuan Penelitian

Luas Lahan Sekolah

Prasarana Ruang Pembelajaran

Khusus

Pendidikan di Lahan Sekolah

digambarkan digambarkan

Permendiknas No. 40.

e. luas ruang praktik teknik

instalasi tenaga listrik per-

peserta didik yang memenuhi

standar sesuai dengan

Permendiknas No.40 adalah

Seluruh sampel1, Seluruh

sampel 2 dan Seluruh sampel 3.

Sedangkan Seluruh sampel 4

tidak memenuhi standar

Permendiknas No. 40 kurang

dari standar yang digambarkan

a. Permendiknas No. 40.

Tabel 4.4. Skor Indikator Prasarana

Pendidikan di Lahan Sekolah

Tabel 4.5. Skor Indikator Prasarana

Pendidikan

Indikator Skor Sampel 1 Skor Sampel 2 Skor Sampel 3 Skor Sampel 4

Luas Lahan Efektif 4 4 4 4

Rombongan Belajar

4

4

4

4

Kapasitas Siswa 4 4 4 4

Jumlah Siswa 4 4 4 4

Luas Lahan Per-

Peserta didik

4

4

4

4

Total Skor 20 20 20 20

Persentase 100% 100% 100% 100%

Indikator Prasarana

Sekolah Skor Sampel 1 Skor Sampel 2 Skor Sampel 3 Skor Sampel 4

Kapasitas peserta didik 4 4 4 3

Luas praktik TITL

4

4

4

3

Luas ruang

penyimpanan TITL

4

4

4

3

Luas ruang praktik

TITL per-peserta didik

4

4

4

3

Total Skor 16 16 16 12

Skor Ideal 16

Persentase 100% 100% 100% 75%

17

2 PEVOTE Vol. 098 No. 2 April 2013: 11-21

Pembahasan Hasil Temuan

Pembahasan hasil temuan memuat tentang

perhitungan akhir hasil temuan dalam

pelaksanaan observasi dengan

menggunakan nilai indikator-indikator dari

setiap deksripsi sarana dan prasarana

pendidikan di sampel 1, sampel 2, sampel

3 dan sampel 4. Perhitungan akhir hasil

data menggunakan teknik observasi dan

pendidikan program keahlian Teknik

Kemudian teknik pengumpulan

Mutu pembelajaran

Mutu pembelajaran di masing-

masing sekolah yang diteliti, peneliti

menggunakan hasil akhir nilai rata-

rata Ujian Nasional (UN) dengan

Bahasa Indonesia, Matematika,

Instalasi Tenaga Listrik (TITL) di Sekolah

Menengah Kejuruan wilayah Jakarta

dokumentasi. Dimana persentase Temuan

ini digambarkan dalam persentase rata-rata

tingkat kelayakan tersebut akan

dibandingkan dengan persentase nilai rata-

rata Ujian Nasional Tahun Ajaran

2011/2012. Berikut detail perhitungan

akhir hasil temuan dalam pelaksanaan

observasi :

Tabel 4.6. Skor Akhir Tingkat Kelayakan

Sarana dan Prasarana Pendidikan

B. Inggris, dan Teori Kejuruan.

Detail mengenai deskripsi adalah

sebagai berikut :

Tabel 4.7. Nilai rata-rata Ujian

Nasional (UN) tahun 2010/2011.

Indikator Skor Sampel 1 Skor Sampel 2 Skor Sampel 3 Skor Sampel 4

Luas Lahan Sekolah 20 20 20 20

Prasarana Ruang Pembelajaran

Umum 96 72 36 36

Prasarana Ruang Penunjang 43 37 37 37

Prasarana Ruang Pembelajaran

Khusus 16 16 16 12

Sarana Ruang Pembelajaran

Umum 649 467 432 422

Sarana Ruang Penunjang 348 324 316 309

Sarana Ruang Pembelajaran

Khusus 168 166 161 156

Total Skor 1496 1102 1018 992

Skor Ideal 1852

Persentase 72,35% (Cukup

Layak)

59,50% (Cukup

Layak)

54,96% (Cukup

Layak)

53,56% (Cukup

Layak)

18

3

Evaluasi Sarana dan Prasarana Pendidikan Terhadap Mutu Pembelajaran (Nailatur Rahmah)

Dari tabel 4.6 dan tabel 4.7, dapat dibuat

kesimpulan akhir berupa persentase rata-

rata Nilai Ujian Nasional dan persentase

rata-rata tingkat kelayakan sarana-

prasarana dari sampel 1, sampel 2, sampel

3 dan sampel 4

Dari gambar tabel di atas dapat dilihat

aspek yang mempunyai persentase tinggi

maupun aspek yang mempunyai

persentase rendah, namun mash dalam

koridor persentase layak dalam tingkat

kelayakan sarana dan prasarana pendidikan

pada program keahlian teknik instalasi

tenaga listrik di empat sampel SMK.

Sehingga dapat terlihat apa saja aspek

yang kurang dari keterkaitan antara sarana

dan prasarana pendidikan terhadap mutu

pembelajaran program keahlian teknik

instalasi tenaga listrik.

Dari tabel di atas pula dapat dilihat bahwa

persentase tingkat kelayakan sarana dan

prasaranatertinggi pada sampel 1 yaitu,

72,35%(layak) yang berbanding lurus

terhadap mutu pembelajaran melalui aspek

nilai rata-rata Ujian Nasional yaitu,

81,63%. Lalu diikuti oleh sampel 2

dengan persentase tingkat kelayakan sarana

yang digambarkan dalam bentuk tabel di

bawah ini.

Tabel 4.8.Persentase rata-rata nilai UN dan

tingkat kelayakan Sarana-Prasarana di

SMK wilayah Jakarta Timur.

dan prasarana, yaitu 59,50% (layak)

berbanding lurus terhadap mutu

pembelajaran melalui aspek nilai rata-rata

Ujian nasional yaitu, 77,86%. Kemudian

oleh sampel 3 dengan persentase tingkat

kelayakan sarana dan prasarana, yaitu

54,96%(layak) berbanding lurus

terhadap mutu pembelajaran melalui

aspek nilai rata-rata Ujian nasional yaitu,

76,82%. Dan terakhir oleh sampel 4

dengan persentase tingkat kelayakan

sarana dan prasarana, yaitu

53,56%(layak) berbanding lurus terhadap

mutu pembelajaran melalui aspek nilai

rata-rata Ujian nasional yaitu, 75,87%.

Dari pernyataan pada alinea sebelumnya,

tergambar persentase tingkat kelayakan

sarana dan prasarana pendidikan memiliki

salah satu dampak positif terhadap mutu

pembelajaran pada program keahlian

teknik instalasi tenaga listrik di empat

Mata Pelajaran

(UN) Nilai Sampel 1 Nilai Sampel 2 Nilai Sampel 3 Nilai Sampel 4

Matematika 82,22 80,18 73,11 71,22

Bahasa Inggris 80,77 80,60 78,18 76,54

Bahasa

Indonesia

80,26

70,20

75,52

75,48

Teori Kejuruan 83,29 80,46 80,48 80,26

Nilai Rata-rata 81,63 77,86 76,82 75,87

Persentase 81,63 % 77,86 % 76,82 % 75,87 %

Kategori Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4

Persentase Rata- rata Nilai

UN 81,63% 77,86% 76,82% 75,87%

Persentase Tingkat

Kelayakan Sarana-

Prasarana

72,35%

(Cukup

Layak)

59,50%

(Cukup

Layak)

54,96%

(Cukup

Layak)

53,56%

(Cukup

Layak)

19

2 PEVOTE Vol. 098 No. 2 April 2013: 11-21

sampel SMK Wilayah Jakarta Timur.

Walaupun cukup jauh rasio persentase

rata-rata tingkat kelayakan pada sampel 1

dengan sampel lainnya.

Rasio persentase rata-rata tingkat

kelayakan terjadi pada tidak tersedianya

sarana dan prasarana ruang laboratorium

biologi, fisika, kimia dan IPA di sampel 2,

sampel 3 dan sampel 4. Yang tergambar

pada nilai akhir jumlah indikator sampel

2, sampel 3 dan sampel 4 lebih kecil

dibandingkan dengan nilai akhir jumlah

indikator sampel 1. Sehingga persentase

rata-rata tingkat kelayakan yang diperoleh

akan jauh berbeda.

Kesimpulan Dan Saran

Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan

yang telah disajikan di depan, diperoleh

kesimpulan sebagai berikut :

1. Tingkat kelayakan ditinjau dari aspek

pada luas lahan sekolah di sampel 1

adalah 72,35% (Cukup layak),

sampel 2 adalah 59,50% (Cukup

layak), sampel 3 adalah 54,96%

(Cukup layak), sampel 4 adalah

53,56%(Cukup layak). Sedangkan

ditinjau dari aspek mutu

pembelajaran di sampel 1 adalah

81,63%, sampel 2 adalah 77,86%,

sampel 3 adalah 76,82%, sampel 4

adalah 75,87%.

2. Hambatan yang dihadapi Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) untuk

mencapai Kriteria pencapaian tingkat

kelayakan sangat layak dengan

pengadaan sarana dan prasarana

ruang pembelajaran umum di

sampel 2,3 dan 4 pada aspek ruang

laboratorium IPA, Biologi, Kimia

dan Fisika. Kemudian pada

pengadaan prasarana ruang sirkulasi

di sampel 1,2,3 dan Selanjutnya

dan sampel 4 yang digambarkan

dalam bentuk tabel dibawah ini.

Tabel 4.18 Persentase Rata-rata Nilai

UN dan Tingkat Kelayakan Sarana-

Prasarana di SMK Wilayah Jakarta

Timur pada prasarana ruang penunjang

di sampel 1, 2, 3 dan 4.

3. Terdapat hubungan pada tingkat

kelayakan sarana dan prasarana

dengan mutu pembelajaran yang

dapat ditinjau dari aspek hasil rata-

rata Ujian Nasional pada mata

pelajaran Teori Kejuruan dengan

persentase di sampel 1 adalah

83,29%, sampel 2 adalah 80,46%,

sampel 3 adalah 76,82%, sampel 4

adalah 80,26%. Sedangkan pada

tingkat kelayakan sarana-prasarana

yang ditinjau dari aspek ruang

pembelajaran khusus, yaitu ruang

praktik teknik instalasi tenaga listrik

dengan persentase di sampel 1 adalah

99,40%, sampel 2 adalah 98,81%,

sampel 3 adalah 95,83%, sampel 4

adalah 83,92%.

Saran

Berdasarakan hasil penelitian yang

diperoleh, maka ada beberapa saran yang

diberikan peneliti bagi pihak sekolah dan

peneliti yang akan datang, yaitu :

1. Perlu adanya pengadaan serta

pengembangan sarana dan prasarana

ruang laboratorium biologi,

laboratorium kimia, laboratorium

fisika, laboratorium ipa dan ruang

sirkulasi sehingga standar rasio

sarana dan prasarana sesuai dengan

standar yang digambarkan

Permendiknas No. 40. Kemudian

perlu adanya peningkatan mutu

sarana dan prasarana pendidikan

20

3

Evaluasi Sarana dan Prasarana Pendidikan Terhadap Mutu Pembelajaran (Nailatur Rahmah)

baik dari aspek sarana ruang

pembelajaran umum, sarana ruang

penunjang dan sarana ruang

pembelajaran khusus. Sehingga,

sarana dan prasarana sekolah dapat

menunjang proses pembelajaran di

sekolah.

2. Dengan adanya penelitian ini

diharapkan Jurusan Teknik Elektro

dapat mengembangkan sarana dan

prasarana yang menunjang proses

belajar mengajar. Agar dapat

menghasilkan calon-calon pendidik

yang bermutu.

3. Fakultas Teknik diharapkan dapat

memberikan sebuah program

pengembangan mutu pembelajaran

melalui sarana dan prasarana

pendidikan, yang dijalankan secara

khusus oleh mahasiswa Teknik.

4. Dikmenti DKI-Jakarta dapat

membina Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) agar memiliki

lulusan yang bermutu pendidikan

baik melalui sarana dan prasarana

pendidikan

5. Badan Standar Nasional Pendidikan

(BSNP) lebih memberikan arahan-

arahan yang optimal kepada seluruh

Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK), sehingga memiliki tingkat

kelayakan dalam aspek sarana dan

prasarana yang sangat baik.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, 2009. Program Keahlian

Teknik Instalasi Tenaga Listrik

(TITL)

http://www.smkn1sgs.sch.id/progra

m-keahlian/teknik-instalasi-tenaga-

listrik.html (diakses tanggal 14

Oktober 2012, pukul 20:40 WIB).

Arikunto, Suharismi. 2002 . Prosedur

Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan

Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Arum, Wahyu Sri Ambar. 2007.

Manajemen Sarana dan Prasarana

Pendidikan. Jakarta : Multi Karya

Mulia.

Hasan, Umar. 2008. Metode Penelitian

untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.

Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Iqbal, Muhammad. 2012. Administrasi

Sarana dan Prasarana

Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses

Belajar Mengajar. Bandung : Sinar

Baru Algesindo

21