Hasil Temuan Penelitian Luas Lahan Sekolah Prasarana Sekolah Standar Permendiknas
Transcript of Hasil Temuan Penelitian Luas Lahan Sekolah Prasarana Sekolah Standar Permendiknas
Evaluasi Sarana dan Prasarana Pendidikan Terhadap Mutu Pembelajaran (Nailatur Rahmah)
EVALUASI SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN TERHADAP
MUTU PEMBELAJARAN
Studi Penelitian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pada Program
Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik
Nailatur Rahmah
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Elektro
Universitas Negeri Jakarta Angkatan 2008
Sri Sujanti
Dosen Pembimbing I Universitas Negeri Jakarta
Faried Waddji
Dosen Pembimbing II Universitas Negeri Jakarta
Adityo Rahman
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Elektro
Universitas Negeri Jakarta Angkatan 2011
ABSTRACT
Evaluation of Infrastructure Against Education Learning Quality Research Studies Vocational
School (SMK) On Technical Expertise Program Power Installation in East Jakarta area. The
purpose of this study is to get an idea of the condition of educational facilities Vocational
School (SMK) in East Jakarta area. So will the results obtained with the evaluation of the
educational facilities in particular program Power Installation Technical Skills (TITL) has
become one of the quality improvement of the quality of learning. This study uses a descriptive
survey approach through observation and documentation. There is a relationship between
facilities and infrastructure associated with the quality of teaching in the program Power
Installation Technical Skills (TITL) through 4 (four samples studied school).
Keywords: Evaluasi, Sarana dan Prasarana, Mutu Pembelajaran, Program Keahlian TITL.
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan hal paling utama
yang harus dimiliki oleh setiap individu.
Karena pendidikan bekal untuk
mengembangkan dan meneruskan
kehidupan, baik untuk masa kini maupun
masa yang akan datang.
Keberhasilan program pendidikan melalui
proses belajar mengajar sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
siswa, kurikulum, tenaga kependidikan,
dana, sarana dan prasarana, dan faktor
lingkungan lainnya. Apabila faktor
tersebut bermutu, dan proses belajar-
mengajar bermutu akan menghasilkan
lulusan yang bermutu pula.
Sarana dan prasarana diibaratkan sebagai
motor penggerak yang dapat berjalan
dengan kecepatan sesuai dengan keinginan
oleh penggeraknya. Begitu pula dengan
11
2 PEVOTE Vol. 098 No. 2 April 2013: 11-21
pendidikan, sarana dan prasarana sangat
penting karena dibutuhkan dalam proses
pendidikan. Sarana dan prasarana
pendidikan dapat berguna untuk menunjang
penyelenggaraan proses belajar-mengajar,
baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam suatu lembaga demi
mencapai tujuan pendidikan. Sarana dan
prasarana pendidikan juga merupakan
salah satu standar nasional pendidikan
dalam Permendiknas No.19 tahun 2005 bab
II pasal 2 ayat 2, lingkup standar nasional
pendidikan yang memiliki tujuan untuk
mewujudkan pendidikan nasional yang
bermutu. Salah satu cara untuk
mewujudkan pendidikan nasional yang
bermutu tentang sarana dan prasarana
pendidikan yaitu dengan evaluasi sarana
dan prasarana pendidikan. Di dalam pasal
42 dijelaskan tentang sarana dan prasarana
pendidikan dengan penjelasan sebagai
berikut : (1) Setiap satuan pendidikan
wajib memiliki sarana yang meliputi
perabot, peralatan pendidikan, media
pendidikan, buku dan sumber lainnya,
bahan habis pakai dan peralatan lain yang
diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan. (2) Setiap satuan pendidikan
wajib memiliki prasarana yang meliputi
lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan
pendidikan, ruang pendidik, ruang tata
usaha, ruang perpustakaan, ruang
laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang
unit produksi, ruang kantin, instalasi daya
dan jasa, tempat berolahraga, tempat
beribadah, tempat bermain, tempat
berkreasi, dan ruang/tempat lain yang
diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan.
Dengan hasil analisa ini diharapkan
dapat memberikan gambaran bahwa
sarana dan prasarana pendidikan sebagai
salah satu faktor pendukung dalam
menghasilkan mutu pembelajaran yang
baik bagi program keahlian Teknik
Instalasi Tenaga Listrik (TITL) di
Sekolah Menengah Kejuruan wilayah
Jakarta Timur.
Pelaksanaan evaluasi sarana dan prasarana
pendidikan pada sekolah menengah
kejuruan dilakukan di Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) wilayah
Jakarta Timur. Penelitian ini dilaksanakan
di wilayah Jakarta Timur dimaksud agar
dapat memberikan motivasi pada sekolah
untuk mewujudkan standar nasional
pendidikan dalam meningkatkan mutu
pendidikan sarana dan prasarana
pendidikan di wilayah lainnya. Dengan
harapan wilayah tersebut dapat
memotivasi Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) lain di wilayah lainnya.
Evaluasi
Istilah evaluasi berasal dari bahasa inggris
yaiu “Evaluation”. Dalam buku Essentials
of Educational Evaluation karangan
Edwind Wand and Gerald W. Brown
dikatakan bahwa : Evaluation refer to the
act or prosess to determining the value of
something. 12
Menurut Wand and Brown
dalam buku Evaluasi Pendidikan, evaluasi
adalah suatu tindakan atau suatu proses
untuk menetukan nilai daripada sesuatu.
Sesuai dengan pendapat tersebut maka
evaluasi sarana dan prasarana dapat
diartikan sebagai suatu proses untuk
menentukan nilai segala sesuatu dalam
dunia sarana dan prasarana pendidikan atau
segala sesuatu yang ada hubungannya
dengan sarana dan prasarana pendidikan,
khususnya program keahlian teknik
instalasi tenaga listrik.
Evaluasi adalah kegiatan terencana untuk
12
3
Evaluasi Sarana dan Prasarana Pendidikan Terhadap Mutu Pembelajaran (Nailatur Rahmah)
mengetahui keadaan suatu objek dengan
menggunakan instrument, hasilnya
dibandingkan dengan suatu tolak ukur
tertentu untuk memperoleh kesimpulan.
Evaluasi merupakan proses
mendeskripsikan, mengumpulkan dan
menyajikan informasi yang bermanfaat
untuk mempertimbangkan dalam
pengambilan keputusan. Di dalam
evaluasi terdapat kegiatan pengukuran
dan penilaian. Pengukuran merupakan
proses kegiatan pengukuran dan
penilaian. Pengukuran merupakan proses
kegiatan yang sistematis untuk mengetahui
keadaan suatu objek secara kualitatif
berdasarkan aturan-aturan tertentu,
sedangkan penilaian merupakan proses
memberikan nilai berdasarkan hasil
pengukuran. Evaluasi pembelajaran
merupakan proses pengumpulan,
pengolahan, pelaporan dan penggunaan
informasi tentang proses dan hasil belajar
siswa untuk menjelaskan proses dan
prestasi belajar yang dicapai siswa.
Merujuk Arikunto, menyimpulkan
pengertian evaluasi dari beberapa pendapat
bahwa, Evaluasi adalah kegiatan untuk
mengumpulkan informasi tentang
bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya
informasi tersebut untuk menetukan
alternatif yang tepat dalam mengambil
sebuah keputusan. Sedangkan apabila
dikaitkan dengan program, maka
evaluasi program didefinisikan sebagai
suatu unit atau suatu kegiatan yang
merupakan realisasi atau impelementasi
dari suatu kebijakan, berlangsung dalam
proses yang berkesinambungan dan
terjadi dalam suatu organisasi yang
melibatkan sekelompok orang. Ada tiga
pengertian penting dan perlu ditekankan
dalam menentukan program yaitu ; (1)
realisasi atau implementasi suatu
kebijakan, (2) terjadi dalam waktu yang
relatif lama, bukan kegiatan tunggal
tetapi jamak dan berkesinambungan (3)
dan terjadi dalam organisasi yang
melibatkan sekelompok orang.
Evaluasi tersebut dimaksudkan untuk
mengetahui seberapa jauh dan bagaian
mana dari tujuan yang sudah tercapai dan
bagian mana yang belum tercapai serta apa
penyebabnya, maka perlu adanya evaluasi
program. Tanpa adanya evaluasi
keberhasilan dan kegagalan program tidak
dapat diketahui. Oleh sebab itu, dapat
ditarik kesimpulan bahwa yang
dimaksud dengan evaluasi program
adalah upaya untuk mengetahui tingkat
keterlaksanaan suatu kebijkan secara
cermat dengan cara mengetahui
efektifitas masing-masing komponennya.
Dari pernyataan tersebut peneliti mencoba
melakukan sebuah evaluasi ini dalam
pelaksanaan sarana dan prasarana
pendidikan salah satunya untuk
mengukur atau menilai keadaan sarana
dan prasarana pendidikan disekolah yang
menjadi salah satu penunjang proses
pembelejaran. Sarana dan prasarana
pendidikan merupakan salah satu
komponen pendidikan. Dengan adanya
evaluasi ini selain sebagai pengukur atau
penilai standar sarana dan prasrana
pendidikan, dapat juga sebagai
peningkatan mutu pembelajaran siswa
dalam proses belajar mengajar Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) di wilayah
Jakarta Timur.
Sarana Dan Prasarana
Sarana dan prasarana pendidikan di
sekolah merupakan salah satu hal yang
penting dalam proses pembelajaran.
Sarana dan prasrana pendidikan yang
13
2 PEVOTE Vol. 098 No. 2 April 2013: 11-21
sesuai dengan standar minimum
Permendiknas no.40 Tahun 2008 akan
meningkatkan mutu pembelajaran di
sekolah, dengan meningkatnya mutu
pembelajaran di sekolah akan
menghasilkan siswa-siswa yang
berkompeten sesuai bidang yang
ditekuninya. Standar sarana pendidikan
sebagai berikut ini : meja, kursi,
lemari simpan alat dan bahan,
perlatan untuk pekerjaan mekanik/instalasi,
papan tulis, papan data, kotak kontak dan
tempat sampah. Sedangkan standar
prasarana pendidikan sebagai berikut ini :
ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang
laboratorium biologi, ruang laboratorium
fisika, ruang laboratorium kimia, ruang
laboratorium ipa, ruang laboratorium
komputer, ruang laboratorium bahasa,
ruang praktik gambar teknik, ruang
pimpinan, ruang guru, ruang tata usaha,
ruang uks, ruang konseling, tempat
beribadah, ruang osis, ruang KM/WC,
gudang, ruang sirkulasi, tempat
bermain/berolahraga, area kerja mekanik
teknik elektro, laboratorium dasar teknik
elektro, ruang praktik instalasi,
laboratorium instalasi tenaga listrik, ruang
penyimpanan dan instruktur.
Sarana dan prasarana diibaratkan sebagai
motor penggerak yang dapat berjalan
dengan kecepatan sesuai dengan keinginan
oleh penggeraknya. Begitupula dengan
pendidikan, sarana dan prasarana sangat
penting karena dibutuhkan. Sarana
pendidikan dapat berguna untuk
menunjang penyelenggaraan proses
belajar mengajar baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam suatu
lembaga dan untuk menyelanggarakan
kegiatan pendidikan dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan.
Sarana dan prasarana akan sangat
mempengaruhi pembelajaran, hal ini
dikemukakan oleh Nana Sudjana sebagai
berikut : Sarana/Alat pengajaran yang
ditetapkan / ditulis dalam sebuah
pelajaran harus digunakan dalam satuan
pelajaran harus digunakan dalam
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
Teknik Istalasi Tenaga Listrik
Teknik Instalasi Tenaga Listrik adalah
salah satu program keahlian SMK dengan
gambaran mata pelajaran mengenai
instalasi tenaga listrik. Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
(SKKNI) pada keahlian Teknik Instalasi
Tenaga Listrik dengan standar kompetensi
dan level kualifikasi keahlian Teknik
Instalasi Tenaga Listrik dapat digambarkan
sebagai contoh, Menganalisis rangkaian
listrik, Memahami dasar-dasar elektronika,
Menggunakan hasil pengukuran,
Menerapkan pengukuran komponen
elektronika, Menafsirkan gambar teknik
listrik, Melakukan pekerjaan mekanik
dasar, Memperbaiki motor listrik,
Memasang penerangan listrik bangunan
sederhana dan lain sebagainya.
Tujuan program keahlian TITL secara
khusus adalah membekali peserta didik
dengan keterampilan. Pengetahuan dan
sikap agar kompeten : (1) Melakukan
pekerjaan dalam pemasangan dan
pemeliharaan instalasi listrik penerangan
tenaga 1 fase dan 3 fase, (2) Melakukan
pengoperasian sistem pengendali
elektromagnetik dan elektronik, (3)
Melakukan perawatan dan perbaikan
ringan peralatan rumah tangga, serta (4)
Melakukan pemeliharaan panel hubung
bagi listrik.
14
3
Evaluasi Sarana dan Prasarana Pendidikan Terhadap Mutu Pembelajaran (Nailatur Rahmah)
Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan gambaran kondisi atau
keadaan sekolah melalui Evaluasi Sarana
dan Prasrana Pendidikan terhadap Mutu
Pembelajaran Program keahlian Teknik
Instalasi Tenaga Listrik (TITL) di SMK
Wilayah Jakarta Timur sesuai dengan
standar nasional pendidikan tentang
standar sarana dan prasarana pendidikan
yang sesuai dengan permendiknas No. 40
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Hasil Temuan Penelitian
Luas Lahan Sekolah
a. Keempat sampel penelitian
memenuhi standar sesuai
dengan Permendiknas No. 40 dari
aspek standar prasarana lahan
sekolah digambarkan dari luas
lahan per-peserta didik
melebihi standar minimum yang
digambarkan dalam Permen-
diknas No. 40, yaitu lebih dari 2,3
m2
per-peserta didik.
tahun 2008.
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK
Wilayah Jakarta Timur pada akhir bulan
Oktober – Desember 2012, yaitu SMK
Negeri 26 Jakarta, SMK Negeri 5 Jakarta,
SMK Kemala Bayangkari, dan SMK
Dinamika Pembangunan 1.
Penelitian tentang sarana dan prasarana
Timur merupakan penelitian dengan
menggunakan metode deskriptif dan,
survey.
Tabel 4.1. Standar Prasarana Pendidikan di
Lahan Sekolah.
Dari tabel di bawah, tergambar bahwa:
b. Indikator yang berkaitan dengan
aspek prasarana lahan sekolah
adalah luas lahan efektif, rombongan
belajar, kapasitas siswa, jumlah
siswa, luas lahan per-peserta didik.
c. Indikator dari jumlah siswa,
kapasitas siswa dan rombongan
belajar di Sampel 3 dan Sampel 4
telah memenuhi standar
Permendiknas No. 40.
Prasarana
Sekolah
Standar
Permendiknas
No. 40
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4
Luas Lahan
Efektif 353 m2 9859 m2 1408 m2 5600 m2 6656 m
2
Rombongan
Belajar 48
44
32
40
54
Kapasitas
Siswa
32
32
30
33
34
Jumlah
Siswa
1536
1408
966
1520
2006
Luas Lahan
Per-Peserta didik 2.30 m
2 7,02 m
2 10,83m
2 3,68 m
2 3,31 m
2
15
2 PEVOTE Vol. 098 No. 2 April 2013: 11-21
d. kapasitas siswa dan rombongan
belajar melebihi kapasitas
maksimum dari standar Permen-
diknas No. 40. Dikarenakan luas
lahan per-peserta didik yang
dimiliki kedua sampel tersebut
telah melebihi kapasitas standar
minimum Permendiknas No. 40,
yaitu 2,3 m2
per-peserta didik.
Prasarana Ruang Pembelajaran
Khusus
Prasarana ruang praktik
pembelajaran khusus menurut
Tabel diatas, tergambar bahwa :
a. Kapasitas peserta didik pada
ruang praktik teknik instalasi
tenaga listrik yang memenuhi
standar sesuai dengan
Permendiknas No.40 adalah
sampel 1 dan sampel 2.
Sedangkan sampel 3 dan
sampel 4 tidak memenuhi
standar Permendiknas No. 40,
disebabkan oleh kapasitas
Permendiknas No. 40 menyatakan
bahwa kapasitas peserta didik dengan
16 siswa, luas praktik teknik instalasi
tenaga listrik 96 m2, lebar ruangan 8 m,
luas ruang penyimpanan 49 m2, luas
ruang praktik teknik instalasi tenaga
listrik per-peserta didik 6 m2. Dari
gambaran yang diperoleh di lapangan
dengan data sebagai berikut :
Tabel 4.2. Standar Prsarana Pendidikan
di dalam Ruang Praktik Teknik Instalasi
Tenaga Listrik
peserta didik melebihi standar
yang digambarkan.
b. Seluruh sampel telah
memenuhi standar yang sesuai
dengan Permendiknas No. 40
ditinjau dari aspek standar luas
ruang praktik teknik instalasi
tenaga listrik.
c. Seluruh sampel memenuhi
standar yang sesuai dengan
Permendiknas No. 40 dari
Prasarana
Sekolah
Standar
Permendiknas
No. 40
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4
kapasitas
peserta didik 16 16 16 33 34
luas praktik
teknik
instalasi
tenaga listrik
96 m2 975 m
2 216 m
2 432 m
2 504 m
2
luas ruang
penyimpanan
teknik
instalasi
tenaga listrik
49 m2 20 m
2 15 m
2 15 m
2 25,74 m
2
luas ruang
praktik teknik
instalasi
tenaga listrik
per-peserta
6 m2 60,9 m
2 13,5 m
2 13,01 m
2 3,31 m
2
16
3
Evaluasi Sarana dan Prasarana Pendidikan Terhadap Mutu Pembelajaran (Nailatur Rahmah)
aspek standar prasarana lahan
sekolah. Yang digambarkan
dari luas lahan per-peserta
didik melebihi standar
minimum dalam Permendiknas
No. 40, yaitu lebih dari 2,3 m2
per-peserta didi
d. Luas ruang penyimpanan
praktik teknik instalasi tenaga
listrik tidak ada yang
memenuhi standar sesuai
dengan Permendiknas No.40,
disebabkan oleh kurangnya
luas ruang penyimpanan
praktik dari standar yang
Perhitungan Hasil Temuan Penelitian
Luas Lahan Sekolah
Prasarana Ruang Pembelajaran
Khusus
Pendidikan di Lahan Sekolah
digambarkan digambarkan
Permendiknas No. 40.
e. luas ruang praktik teknik
instalasi tenaga listrik per-
peserta didik yang memenuhi
standar sesuai dengan
Permendiknas No.40 adalah
Seluruh sampel1, Seluruh
sampel 2 dan Seluruh sampel 3.
Sedangkan Seluruh sampel 4
tidak memenuhi standar
Permendiknas No. 40 kurang
dari standar yang digambarkan
a. Permendiknas No. 40.
Tabel 4.4. Skor Indikator Prasarana
Pendidikan di Lahan Sekolah
Tabel 4.5. Skor Indikator Prasarana
Pendidikan
Indikator Skor Sampel 1 Skor Sampel 2 Skor Sampel 3 Skor Sampel 4
Luas Lahan Efektif 4 4 4 4
Rombongan Belajar
4
4
4
4
Kapasitas Siswa 4 4 4 4
Jumlah Siswa 4 4 4 4
Luas Lahan Per-
Peserta didik
4
4
4
4
Total Skor 20 20 20 20
Persentase 100% 100% 100% 100%
Indikator Prasarana
Sekolah Skor Sampel 1 Skor Sampel 2 Skor Sampel 3 Skor Sampel 4
Kapasitas peserta didik 4 4 4 3
Luas praktik TITL
4
4
4
3
Luas ruang
penyimpanan TITL
4
4
4
3
Luas ruang praktik
TITL per-peserta didik
4
4
4
3
Total Skor 16 16 16 12
Skor Ideal 16
Persentase 100% 100% 100% 75%
17
2 PEVOTE Vol. 098 No. 2 April 2013: 11-21
Pembahasan Hasil Temuan
Pembahasan hasil temuan memuat tentang
perhitungan akhir hasil temuan dalam
pelaksanaan observasi dengan
menggunakan nilai indikator-indikator dari
setiap deksripsi sarana dan prasarana
pendidikan di sampel 1, sampel 2, sampel
3 dan sampel 4. Perhitungan akhir hasil
data menggunakan teknik observasi dan
pendidikan program keahlian Teknik
Kemudian teknik pengumpulan
Mutu pembelajaran
Mutu pembelajaran di masing-
masing sekolah yang diteliti, peneliti
menggunakan hasil akhir nilai rata-
rata Ujian Nasional (UN) dengan
Bahasa Indonesia, Matematika,
Instalasi Tenaga Listrik (TITL) di Sekolah
Menengah Kejuruan wilayah Jakarta
dokumentasi. Dimana persentase Temuan
ini digambarkan dalam persentase rata-rata
tingkat kelayakan tersebut akan
dibandingkan dengan persentase nilai rata-
rata Ujian Nasional Tahun Ajaran
2011/2012. Berikut detail perhitungan
akhir hasil temuan dalam pelaksanaan
observasi :
Tabel 4.6. Skor Akhir Tingkat Kelayakan
Sarana dan Prasarana Pendidikan
B. Inggris, dan Teori Kejuruan.
Detail mengenai deskripsi adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.7. Nilai rata-rata Ujian
Nasional (UN) tahun 2010/2011.
Indikator Skor Sampel 1 Skor Sampel 2 Skor Sampel 3 Skor Sampel 4
Luas Lahan Sekolah 20 20 20 20
Prasarana Ruang Pembelajaran
Umum 96 72 36 36
Prasarana Ruang Penunjang 43 37 37 37
Prasarana Ruang Pembelajaran
Khusus 16 16 16 12
Sarana Ruang Pembelajaran
Umum 649 467 432 422
Sarana Ruang Penunjang 348 324 316 309
Sarana Ruang Pembelajaran
Khusus 168 166 161 156
Total Skor 1496 1102 1018 992
Skor Ideal 1852
Persentase 72,35% (Cukup
Layak)
59,50% (Cukup
Layak)
54,96% (Cukup
Layak)
53,56% (Cukup
Layak)
18
3
Evaluasi Sarana dan Prasarana Pendidikan Terhadap Mutu Pembelajaran (Nailatur Rahmah)
Dari tabel 4.6 dan tabel 4.7, dapat dibuat
kesimpulan akhir berupa persentase rata-
rata Nilai Ujian Nasional dan persentase
rata-rata tingkat kelayakan sarana-
prasarana dari sampel 1, sampel 2, sampel
3 dan sampel 4
Dari gambar tabel di atas dapat dilihat
aspek yang mempunyai persentase tinggi
maupun aspek yang mempunyai
persentase rendah, namun mash dalam
koridor persentase layak dalam tingkat
kelayakan sarana dan prasarana pendidikan
pada program keahlian teknik instalasi
tenaga listrik di empat sampel SMK.
Sehingga dapat terlihat apa saja aspek
yang kurang dari keterkaitan antara sarana
dan prasarana pendidikan terhadap mutu
pembelajaran program keahlian teknik
instalasi tenaga listrik.
Dari tabel di atas pula dapat dilihat bahwa
persentase tingkat kelayakan sarana dan
prasaranatertinggi pada sampel 1 yaitu,
72,35%(layak) yang berbanding lurus
terhadap mutu pembelajaran melalui aspek
nilai rata-rata Ujian Nasional yaitu,
81,63%. Lalu diikuti oleh sampel 2
dengan persentase tingkat kelayakan sarana
yang digambarkan dalam bentuk tabel di
bawah ini.
Tabel 4.8.Persentase rata-rata nilai UN dan
tingkat kelayakan Sarana-Prasarana di
SMK wilayah Jakarta Timur.
dan prasarana, yaitu 59,50% (layak)
berbanding lurus terhadap mutu
pembelajaran melalui aspek nilai rata-rata
Ujian nasional yaitu, 77,86%. Kemudian
oleh sampel 3 dengan persentase tingkat
kelayakan sarana dan prasarana, yaitu
54,96%(layak) berbanding lurus
terhadap mutu pembelajaran melalui
aspek nilai rata-rata Ujian nasional yaitu,
76,82%. Dan terakhir oleh sampel 4
dengan persentase tingkat kelayakan
sarana dan prasarana, yaitu
53,56%(layak) berbanding lurus terhadap
mutu pembelajaran melalui aspek nilai
rata-rata Ujian nasional yaitu, 75,87%.
Dari pernyataan pada alinea sebelumnya,
tergambar persentase tingkat kelayakan
sarana dan prasarana pendidikan memiliki
salah satu dampak positif terhadap mutu
pembelajaran pada program keahlian
teknik instalasi tenaga listrik di empat
Mata Pelajaran
(UN) Nilai Sampel 1 Nilai Sampel 2 Nilai Sampel 3 Nilai Sampel 4
Matematika 82,22 80,18 73,11 71,22
Bahasa Inggris 80,77 80,60 78,18 76,54
Bahasa
Indonesia
80,26
70,20
75,52
75,48
Teori Kejuruan 83,29 80,46 80,48 80,26
Nilai Rata-rata 81,63 77,86 76,82 75,87
Persentase 81,63 % 77,86 % 76,82 % 75,87 %
Kategori Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4
Persentase Rata- rata Nilai
UN 81,63% 77,86% 76,82% 75,87%
Persentase Tingkat
Kelayakan Sarana-
Prasarana
72,35%
(Cukup
Layak)
59,50%
(Cukup
Layak)
54,96%
(Cukup
Layak)
53,56%
(Cukup
Layak)
19
2 PEVOTE Vol. 098 No. 2 April 2013: 11-21
sampel SMK Wilayah Jakarta Timur.
Walaupun cukup jauh rasio persentase
rata-rata tingkat kelayakan pada sampel 1
dengan sampel lainnya.
Rasio persentase rata-rata tingkat
kelayakan terjadi pada tidak tersedianya
sarana dan prasarana ruang laboratorium
biologi, fisika, kimia dan IPA di sampel 2,
sampel 3 dan sampel 4. Yang tergambar
pada nilai akhir jumlah indikator sampel
2, sampel 3 dan sampel 4 lebih kecil
dibandingkan dengan nilai akhir jumlah
indikator sampel 1. Sehingga persentase
rata-rata tingkat kelayakan yang diperoleh
akan jauh berbeda.
Kesimpulan Dan Saran
Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan
yang telah disajikan di depan, diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
1. Tingkat kelayakan ditinjau dari aspek
pada luas lahan sekolah di sampel 1
adalah 72,35% (Cukup layak),
sampel 2 adalah 59,50% (Cukup
layak), sampel 3 adalah 54,96%
(Cukup layak), sampel 4 adalah
53,56%(Cukup layak). Sedangkan
ditinjau dari aspek mutu
pembelajaran di sampel 1 adalah
81,63%, sampel 2 adalah 77,86%,
sampel 3 adalah 76,82%, sampel 4
adalah 75,87%.
2. Hambatan yang dihadapi Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) untuk
mencapai Kriteria pencapaian tingkat
kelayakan sangat layak dengan
pengadaan sarana dan prasarana
ruang pembelajaran umum di
sampel 2,3 dan 4 pada aspek ruang
laboratorium IPA, Biologi, Kimia
dan Fisika. Kemudian pada
pengadaan prasarana ruang sirkulasi
di sampel 1,2,3 dan Selanjutnya
dan sampel 4 yang digambarkan
dalam bentuk tabel dibawah ini.
Tabel 4.18 Persentase Rata-rata Nilai
UN dan Tingkat Kelayakan Sarana-
Prasarana di SMK Wilayah Jakarta
Timur pada prasarana ruang penunjang
di sampel 1, 2, 3 dan 4.
3. Terdapat hubungan pada tingkat
kelayakan sarana dan prasarana
dengan mutu pembelajaran yang
dapat ditinjau dari aspek hasil rata-
rata Ujian Nasional pada mata
pelajaran Teori Kejuruan dengan
persentase di sampel 1 adalah
83,29%, sampel 2 adalah 80,46%,
sampel 3 adalah 76,82%, sampel 4
adalah 80,26%. Sedangkan pada
tingkat kelayakan sarana-prasarana
yang ditinjau dari aspek ruang
pembelajaran khusus, yaitu ruang
praktik teknik instalasi tenaga listrik
dengan persentase di sampel 1 adalah
99,40%, sampel 2 adalah 98,81%,
sampel 3 adalah 95,83%, sampel 4
adalah 83,92%.
Saran
Berdasarakan hasil penelitian yang
diperoleh, maka ada beberapa saran yang
diberikan peneliti bagi pihak sekolah dan
peneliti yang akan datang, yaitu :
1. Perlu adanya pengadaan serta
pengembangan sarana dan prasarana
ruang laboratorium biologi,
laboratorium kimia, laboratorium
fisika, laboratorium ipa dan ruang
sirkulasi sehingga standar rasio
sarana dan prasarana sesuai dengan
standar yang digambarkan
Permendiknas No. 40. Kemudian
perlu adanya peningkatan mutu
sarana dan prasarana pendidikan
20
3
Evaluasi Sarana dan Prasarana Pendidikan Terhadap Mutu Pembelajaran (Nailatur Rahmah)
baik dari aspek sarana ruang
pembelajaran umum, sarana ruang
penunjang dan sarana ruang
pembelajaran khusus. Sehingga,
sarana dan prasarana sekolah dapat
menunjang proses pembelajaran di
sekolah.
2. Dengan adanya penelitian ini
diharapkan Jurusan Teknik Elektro
dapat mengembangkan sarana dan
prasarana yang menunjang proses
belajar mengajar. Agar dapat
menghasilkan calon-calon pendidik
yang bermutu.
3. Fakultas Teknik diharapkan dapat
memberikan sebuah program
pengembangan mutu pembelajaran
melalui sarana dan prasarana
pendidikan, yang dijalankan secara
khusus oleh mahasiswa Teknik.
4. Dikmenti DKI-Jakarta dapat
membina Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) agar memiliki
lulusan yang bermutu pendidikan
baik melalui sarana dan prasarana
pendidikan
5. Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP) lebih memberikan arahan-
arahan yang optimal kepada seluruh
Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK), sehingga memiliki tingkat
kelayakan dalam aspek sarana dan
prasarana yang sangat baik.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, 2009. Program Keahlian
Teknik Instalasi Tenaga Listrik
(TITL)
http://www.smkn1sgs.sch.id/progra
m-keahlian/teknik-instalasi-tenaga-
listrik.html (diakses tanggal 14
Oktober 2012, pukul 20:40 WIB).
Arikunto, Suharismi. 2002 . Prosedur
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Arum, Wahyu Sri Ambar. 2007.
Manajemen Sarana dan Prasarana
Pendidikan. Jakarta : Multi Karya
Mulia.
Hasan, Umar. 2008. Metode Penelitian
untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.
Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Iqbal, Muhammad. 2012. Administrasi
Sarana dan Prasarana
Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses
Belajar Mengajar. Bandung : Sinar
Baru Algesindo
21