Focused Grup Discussion ("FGD") Perlunya Pemilu se-UNS secara serentak

11
FOCUSED GRUP DISCUSSION “Perlunya Pemira Serentak di UNS” CP: 085659047259 – Aldi DEMA FH UNS’13 Selasa, 8 Oktober 2013

Transcript of Focused Grup Discussion ("FGD") Perlunya Pemilu se-UNS secara serentak

FOCUSED GRUP DISCUSSION

“Perlunya Pemira Serentak di UNS”

CP: 085659047259 – Aldi DEMA FH UNS’13

Selasa, 8 Oktober 2013

Focused Grup Discussion “Perlunya Pemira Serentak” Fakultas Hukum, 8 Oktober 2013.

1

HASIL & KESIMPULAN

Focused Grup Discussion “Perlunya Pemira Serentak”

Fakultas Hukum, Selasa, 8 Oktober 2013

Hasil:

Berdasarkan hasil dari Focused Grup Discussion ( FGD ) tentang Perlunya

Pemira Serentak. Maka dapat ditarik Kesimpulan dari ke – 5 masing-masing Perspektif

yaitu sebagai berikut :

Grup 1

Prespektif Pendidikan untuk Menekan Angka Apatis Ketika Pemira Serentak

Narasumber: Anis - DEMA FKIP (085781794009)

Moderator & Notulensi : Alfiansyah – DEMA FH

Hasil diskusi Grup 1:

1. Proses Pemilu yang kurang menarik dan atraktif menjadi salah satu masalah yang

menjadi sorotan peserta FGD Grup 1, pengalaman dari proses pemilu ditahun

sebelumnnya menjadi tolak ukur bagi peserta pemilih untuk memilih. Seringkali

ketika proses pemilu di tahun sebelumnya kurang menarik maka ditahun

berikutnya antusiasme pemilih menjadi menurun untuk memilih sehingga dapat

berdampak tingginya angka golput;

2. Kurang disosialisasikannya proses pesta demokrasi yang dilakukan oleh panitia

pemilu pun bisa menyebabkan mahasiswa umum malas memilih. Menurut peserta

FGD Grup 1, tahapan pemilu seringkali kurang dipublish oleh panitia pemilu

sehingga berakibat pemilih menjadi minim informasi dan berimplikasi malasnya

pemilih untuk memilih;

3. Selain itu, penyebab angka golput presentase selalu tinggi di tiap proses pemilu

tentu tidak terlepas dari pengalaman organisasi / track record (BEM & DEMA) di

masa lalu. Sistem yang di jalankan oleh organisasi tersebut seringkali tidak

berdampak atau tidak saling menguntungkan bagi kedua belah pihak terutama

Focused Grup Discussion “Perlunya Pemira Serentak” Fakultas Hukum, 8 Oktober 2013.

2

pihak mahasiswa UNS. mengakibatkan pihak mahasiswa yang notabene

merupakan pemilih menjadi malas memlih;

4. Kurang berkompetennya calon pemimpin juga menjadi sorotan masalah peserta

FGD Grup 1. Pemilih seringkali tidak dapat tidak menemukan calon yang ideal &

tepat untuk dipilih. Figur dan track record dari calon-lah yang membuat pemilih

merasa pantas untuk memilih calon pemimpin. oleh sebab itu di perlukan juga

seleksi calon yang ketat di tingkat universitas dan fakultas karena faktanya

kebanyakan pemilih dalam pemilu di UNS memilih calon yang mereka kenal &

yang berteman baik dengan pemilih, kemudian sisanya bagi pemilih yang tidak

berteman baik dengan salah satu calon populer maka dapat dipastikan pemilih

tidak akan memilih dalam proses pemilu karena mereka kurang yakin dengan

kemampuan calon-calon yang ada;

5. Sosialisasi ke calon pemilih adalah salah satu solusi dari yang ditawarkan peserta

FGD Grup 1. Bahwa menyadarkan mereka bagaimana pentingnya pemilu, apa

manfaat nya bagi mereka dan apa kerugiannya bagi mereka jika mereka tidak

menggunakan hak memilih sangatlah penting. Maka, kita harus sering

bersosialisasi dengan berbicara kepada mereka para calon pemilih dengan

mengadakan kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas yang bisa menarik mereka

untuk lebih tahu betapa pentingnya pesta demokrasi untuk mereka.

Grup 2

Perspektif Politik untuk menjawab persoalan Pemira Serentak

Narasumber: Ali - DEMA FISIP (085728513772)

Moderator & Notulensi : Riswanda – DEMA FH

Hasil diskusi Grup 2:

1. Setiap fakultas di UNS menganut sistem pemira yang berbeda beda yang

menyebabkan tingginya tingkat apatis yang tinggi . Pemerintahan Mahasiswa di

dalam UNS seakan mempunyai pemerintahan di dalam pemerintahan ,

Focused Grup Discussion “Perlunya Pemira Serentak” Fakultas Hukum, 8 Oktober 2013.

3

dikarenakan ada beberapa fakultas yang mempunyai partai dan partai yang

dimiliki oleh setiap fakultas itu tidak saling berhubungan dengan partai yang ada

di tingkat universitas, sehingga bisa menyebabkan partai tidak mendapatkan

dukungan karena mempunyai kepentingan yang berbeda dan tujuan yang tidak

sama;

2. Seharusnya dalam DEMA universitas bisa menentukan peraturan untuk mengatur

segala macam urusan yang menyangkut keorganisasian . kendalanya adalah

terlalu banyak golongan golongan dalam DEMA UNS yang lebih mementingkan

kepentingan golongannya sendiri;

3. Beberapa ide yang ditawarkan oleh peserta FGD grup 2 adalah menyiapkan

gagasan bahwa presiden hanya universitas dan di fakultas adalah ketua;

4. Setelah itu masalah yang didapatkan oleh para peserta FGD grup 2 yang

berkaitan dengan politik adalah Sistem pemilu yang berbeda menimbulkan

angka apatis yang tinggi dan masalah yang kedua adalah Sinergitas antara

BEM/ DEMA dari fakultas dengan universitas kurang. BEM/ DEMA dari

universitas cenderung kurang mendapatkan dukungan karena visi dan misi yang

berbeda;

5. Solusi yang dapat ditawarkan oleh FGD grup 2 adalah:

5.1. Agar berkurang angka apatis maka aturan yang dibuat haruslah dibuat oleh

universitas sehingga tiap tiap fakultas bisa sama antara yg satu dengan yang

lain.

5.2. Untuk menjalankan pemerintahan mahasiswa yang lebih baik , kita harus

merubah sistem yang ada secara bertahap agar bisa mejadi lebih baik lagi.

Pemerintahan mahasiswa harus membentuk sistem pemerintahan yang

sesungguhnya yang berpusat ke universitas. semua peraturan yang berlaku

harus dibuat oleh DEMA UNS. Presiden hanya berlaku untuk BEM

universitas dan BEM fakultas berlaku Ketua BEM . Sistem ini bisa diterapkan

secara bertahap dan harus membuat suatu program kerja yang

berkepanjangan agar penerus BEM dan DEMA selanjutnya bisa menuruskan

perubahan sistem ke arah yang lebih baik lagi.

Focused Grup Discussion “Perlunya Pemira Serentak” Fakultas Hukum, 8 Oktober 2013.

4

Grup 3

Perspektif Perbaikan Sistem UNS untuk menjawab persoalan Pemira Serentak

Narasumber: Prayogo - DEMA FH (081832691)

Moderator & Notulensi : Irma – DEMA FH

Hasil diskusi Grup 3:

1. “Sistem KBM UNS”. adalah salah satu sorotan yang dibahas dalam FGD Grup 3,

Fakultas Hukum adalah salah satu fakultas yang menolak struktur KBM

dikarenakan tidak sesuai dengan kondisi di lingkup Fakultas Hukum. Contohnya

persoalan seperti adanya komunitas dan tidak adanya HMJ di Fakultas Hukum.

Sehingga Sistem KBM UNS yang ada tidak sesuai dengan keadaan real dari tiap

fakultas;

2. kurangnya sosialisasi atau rapat dengar pendapat untuk mempublikasikan hasil

dari sebuah produk hukum juga menjadi salah satu persoalan. Seperti ketika suatu

ketetapan AD/ART sudah jadi, tetapi ternyata kurang sosialisasi, itulah yang

menjadi hambatan adanya proses komunikasi;

3. Selain itu tidak adanya koordinasi yang lancar antara DEMA Universitas dengan

DEMA Fakultas juga menjadi hambatan. Sehingga berakibat adanya anggapan

ketimpangan hubungan antara keduanya yang berimplikasi adanya pandangan

negatif dari fakultas terhadap universitas;

4. Kurangnya inisiatif dan komunikasi dari DEMA Universitas untuk menggerakan

dan menyadarkan massa kampus pentingnya Pemira bagi perbaikan sistem;

5. Perlunya pemahaman yang kompak dan pemikiran yang sama bahwa Pemira

merupakan kepentingan bersama. Oleh karena itu perlu keselarasan dan

kesadaran dari masing-masing pihak;

6. Setiap dari Perbaikan sistem di UNS harus dirundingkan secara bersama. Maka

dari itu solusi yang ditawarkan Grup 3 adalah perlu diadakannya kongres;

Focused Grup Discussion “Perlunya Pemira Serentak” Fakultas Hukum, 8 Oktober 2013.

5

7. Setiap kebijakan yang diambil oleh DEMA Universitas harus menyesuaikan

dengan DEMA Fakultas begitu juga sebalikya. Sehingga ketika proses komunikasi

sudah berjalan, keberjalanan Pemira dapat ter-koordinasi dengan baik;

8. Pemira UNS yang dilaksanakan secara serentak tentu akan terwujud dan berjalan

dengan lancar jika dilakukan perbaikan-perbaikan sistem yang telah berjalan

selama ini tentunya dimulai dari hal yang paling mendasar yaitu komunikasi yang

lancar antara DEMA se-UNS;

9. Solusi lain yang ditawarkan Grup 3 adalah Jika memang serius ingin

terlaksanakannya Pemira UNS secara serentak, tentu perlu diadakan

pembenahan dimulai dari fakultas seperti dengan membentuk partai yang

fungsinya sama antara fakultas dan universitas. kemudian Dalam pelaksanaannya

jangan sampai ada celah hukum. Dan juga dengan membentuk hierarki atau garis

pemikiran harus secara tegas dan jelas;

10. Perbaikan SDM di pusat. Karena faktanya lembaga Universitas tidak pernah

mengakomodir fakultas, dan kredibilitasnya diragukan.

Grup 4

Perspektif Membudayakan Pemilu Serentak

Narasumber: Intan - DEMA FSSR (085647365254)

Moderator & Notulensi : Gayanti – DEMA FH

Hasil diskusi Grup 4:

1. Masalah utama dari akan diselenggarakannya Pemira (Pemilu Raya) ini adalah

masih adanya ego dari masing-masing fakultas yang sesuai otonominya

menyelenggarakan pemilu sendiri-sendiri. Seperti yang kita ketahui,

penyelenggaraan Pemira ini harus ada kesepakatan dari pihak pusat khususnya

dari DEMA UNS dan pihak dari universitas;

2. Kurangnya peran dari DEMA UNS secara langsung kepada DEMA tiap fakultas ini

juga menjadi kendala utama dari akan terselenggaranya Pemira ini. Seharusnya

Focused Grup Discussion “Perlunya Pemira Serentak” Fakultas Hukum, 8 Oktober 2013.

6

DEMA UNS memberikan contoh aktif, komunikasi yang baik, serta peraturan-

peraturan yang bersifat memaksa;

3. Ego untuk menyelenggarakan Pemilu dari masing-masing fakultas sebenarnya

juga berakar dari budaya pemerintah Indonesia yang melakukan Pemilu

Pemerintah Pusat berbeda waktunya dengan Pemilu Pemerintah Daerah masing-

masing provinsi;

4. Solusi yang ditawarkan Grup 4 adalah Dengan cara ‘menyentil’ DEMA UNS untuk

menjadi tuan rumah dengan melakukan Focus Grup Discussion lagi diharapkan

akan menjadi solusi yang baik untuk penyelenggaraan Pemira ini. Closing

statement yang diberikan oleh narasumber adalah, “Harus ada penanaman

budaya politik dari lingkungan kita sendiri.”.

Grup 5

Perspektif Hukum Menjawab Persoalan Pemira Serentak

Narasumber: Haekal - DEMA FH (087739662005)

Moderator & Notulensi : Fida – DEMA FH

Hasil diskusi Grup 5:

1. Ketidakjelasan sistem baik KBM atau Pemilu di masing-masing Fakultas

merupakan salah satu sorotan dari Grup 5 untuk menjawab persoalan Pemira dari

Perspektif Hukum;

2. menurut narasumber system yang dianut oleh DEMA UNS adalah federal karena

DEMA pusat dengan DEMA fakultas berjalan sendiri-sendiri terutama dalam hal

Pemira;

3. Peserta Grup 5 juga berpendapat system yang dianut DEMA UNS ini adalah

system mandiri karena didalam DEMA pusat tidak ada anggota yang mewakili

DEMA fakultas;

4. kurangnya kordinasi antara universitas dan fakultas juga menjadi salah satu

sorotan masalah yang menimbulkan daerah abu-abu;

Focused Grup Discussion “Perlunya Pemira Serentak” Fakultas Hukum, 8 Oktober 2013.

7

5. Grup 5 memberikan solusi yaitu perlunya kita memperjelas hierarki dan sistem

hukum yang akan dipakai seperti apa serta harus adanya koordinasi yang jelas

antara DEMA unviersitas dengan DEMA fakultas;

6. Solusi lain yang ditawarkan Grup 5 adalah membuat forum/musyawarah besar dari

setiap fakultas agar suaranya didengar dan kekuatan hukumnya lebih kuat;

7. Serta bila segala cara sudah ditempuh untuk Pemira serentak namun belum

terpenuhi, Grup 5 memberikan solusi untuk membuat nota kesepahaman dari 10

DEMA se-UNS yang ditandatangani & di cap oleh masing-masing DEMA guna

Menyepakati Pemira serentak yang ditujukan kepada pihak Rektorat untuk

“menyentil” pihak rektorat bahwa kita menginginkan pemilu bersama. Karena Nota

Kesepahaman dari 10 DEMA se-UNS merupakan kekuatan hukum yang kuat

untuk “menggoyang” singgahsana rektorat;

8. Solusi lain yang ditawarkan juga adalah bila memang DEMA se-UNS serius

terhadap isu Pemira Serentak, segera dibuat Renstra (Rencana Strategis) untuk

beberapa tahun kedepan disempurnakan sistem yang lebih konkrit dan jelas.

Mengingat kerja tiap DEMA se-UNS hanya 1 tahun periode maka periode

selanjutnya hanya tinggal melanjutkan dan menyempurnakan progress report

tentang Pemira Serentak ini.

Focused Grup Discussion “Perlunya Pemira Serentak” Fakultas Hukum, 8 Oktober 2013.

8

Kesimpulan & Saran:

Setelah dilakukan diskusi dari ke-5 perspektif dan melihat hasil yang didapat dari

diskusi, maka kesimpulan & saran yang diberikan para peserta FGD teruntuk menjawab

persoalan Pemira serentak adalah sebagai berikut :

1. Saat ini sudah diterapkan program ISO dimana seharusnya program tersebut yang

digunakan sebagai peluang untuk mengubah sistem karena ketika peraturan dibuat

oleh pihak universitas lama-kelamaan akan diterima oleh semua elemen dan tujuan

Pemira bisa dilaksanakan;

2. Budaya politik haruslah ditanamkan dari lembaga yang paling atas sehingga ketika

yang dibawah melihat ada contoh konkret dari para pembuat sistem diatas,

pergerakan akan mudah terlaksana. Sehingga dengan sendirinya dapat

menumbuhkan iklim demokrasi yang ideal serta dapat menjawab pertanyaan kita

bersama yaitu apakah angka apatis di lingkup UNS dapat ditekan atau tidak;

3. Ketika frame para pembuat sistem sudah sama dan tujuan kita bersama yaitu pemira

serentak sudah terlaksana maka sudah pasti jenjang karir para aktivis kampus akan

lebih jelas, contohnya dari presiden BEM Fakultas naik jabatan menjadi presiden BEM

Universitas dalam satu waktu yang sama. Sehingga rancangan hierarki yang ideal

dapat tercapai ketika Pemira Serentak dapat terlaksana;

4. Ketika memilih sistem harus jelas, sistemnya mengarah kemana, bentuknya

bagaimana kemudian sosialisasikan dahulu ke seluruh mahasiswa. Sehingga jika

terjadi penolakan atau ketidak sesuaian masih bisa dikaji ulang karena belum

diterapkan;

5. Sosialisasi sangat diperlukan karena agar mudah menyampaikan maksud dan tujuan

kita pada generasi penerus yang akan meneruskan perjuangan untuk pemira ini.

Karena orang-orang yang hadir dalam FGD ini dan mempunyai gagasan untuk

perbaikan sistem tidak mungkin ada terus-menerus di sini. Selain itu dibuat pula

peraturan yang jelas bersifat saklek & memaksa sehingga penerus tahu langkah apa

yang harus dilakukan dan tidak menyimpang dari tujuan yang kita maksudkan

bersama. Serta mengetahui urgensinya mengapa Pemira serentak itu perlu

dilakukan;

Focused Grup Discussion “Perlunya Pemira Serentak” Fakultas Hukum, 8 Oktober 2013.

9

6. Dalam proses menuju pemira serentak. Segala kemungkinan dapat terjadi, contohnya

jika pemira diundur maka sisi positif yang dapat diambil adalah kita dapat lebih siap &

lebih sempurna dasar serta pembahasan mengenai Pemira serentak, namun

konsekuensinya masa jabatan BEM/DEMA periode sekarang akan menjadi lebih

lama atau bahkan lebih cepat;

7. Beberapa tawaran sistem yang dibahas oleh peserta FGD adalah dalam membuat

sistem, bagaimana jika dibuat seperti WTO. Jadi BEM/DEMA universitas punya

aturan untuk menampung kepentingan dari BEM/DEMA fakultas. jadi ketika dianggap

sesuai dengan aspirasi. dibuatlah ratifikasi sehingga dengan sendirinya BEM/DEMA

fakultas tunduk kepada peraturan yang dibuat;

8. Jika dalam pembahasan lanjutan BEM/DEMA universitas tidak mau bergerak,

secepatnya segara adakan Forbes DEMA Fakultas kemudian hasil forbes kita tanda

tangani bersama lalu di tunjukan kerektorat dengan atas nama mahasiswa.

9. Solusi: Menyentil DEMA UNS untuk menyindir adanya lanjutan FGD ini, serta

seragamkan partai kampus universitas dengan partai kampus fakultas;

10. Berbicara Pemira pastilah berkaitan dengan dana, sebenarnya dana berasal dari

fakultas dan fakultas berasal dari universitas. Jadi secara tidak langsung sebenarnya

dari universitas merekomendasikan untuk Pemira akhir tahun;

11. Hal yang dimulai sebagai percontohan adalah menyamakan periode re-or HMJ, HMP

sehingga bisa naik ke atas BEM DEMA Fakultas lalu ke BEM DEMA Universitas;

12. Solusi yang ditawarkan oleh peserta FGD adalah Membentuk forum lanjutan,

membentuk peraturan bersama yang nantinya ditaati semua BEM dan DEMA tingkat

univ maupun fakultas (jika ada aturan deadlock, mau tidak mau aturan ini akan

dilaksanakan);

13. menentukan arah dan menyelenggarakan adanya forum lanjutan yang sakral

merupakan salah satu solusi yang ditawarkan dan dibahas oleh peserta FGD,

sehingga hasil dari apa yang telah diputuskan forum tidak mudah untuk dirubah.

Contoh: Kongres, (ITB), Musma (UI);

14. Dalam keberjalanannya Harus ada estafet dari hasil FGD ini sehingga dapat

mewujudkan Rencana Strategis (Renstra) karena ini bukan proker, contoh di Fakultas

Kedokteran saja membentuk KBM FK diprediksi bisa selesai tahun 2016.

Focused Grup Discussion “Perlunya Pemira Serentak” Fakultas Hukum, 8 Oktober 2013.

10

Penutup:

Dari hasil diskusi yang dilihat dari 5 perspektif serta pendapat para peserta FGD dengan

tema “Perlunya Pemira Serentak” selasa 8 oktober 2013 dapat ditarik kesimpulan serta

menjawab grand tema dari FGD ini yaitu:

UNS Perlu Diadakannya Pemira Serentak.

Selanjutnya diharapkan adanya forum lanjutan untuk membahas lebih lanjut mengenai

gagasan Pemira serentak ini. Terimakasih atas partisipan yang telah hadir mulai dari

DEMA FKIP, FSSR, FISIP, FK, FP. Serta seluruh elemen mahasiswa yang telah

membantu mensukseskan acara FGD “perlunya pemira serentak” yang tentu tidak dapat

kami sebutkan satu per satu. semoga hasil & kesimpulan FGD ini masih akan terus

dikembangkan dan disempurnakan lebih lanjut untuk memperbaiki kinerja serta sistem

yang lebih baik untuk Almamater UNS ini. Terimakasih.

Hidup Mahasiswa! Hidup Rakyat Indonesia!

Regards,

Hubungan Luar Negeri DEMA FH UNS 2013

#DedikasiPerubahan