Buku Hasil Pemilu Tahun 2014 di Kabupaten Banyumas BAB II

20
KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANYUMAS Bab 2 Pemilih, Partisipasi dan Penggunaan Suara BUKU HASIL PEMILU 2014

Transcript of Buku Hasil Pemilu Tahun 2014 di Kabupaten Banyumas BAB II

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANYUMAS

2014PEMILIHAN UMUM

Bab 2Pemilih, Partisipasidan Penggunaan Suara

BUKU HASIL PEMILU 2014

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANYUMAS 4

BUKU HASIL PEMILU 2014

A. DATA PEMILIH dan PENGGUNA HAK PILIH

Menurut Miriam Budiardjo (2008) partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok

orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, yaitu dengan jalan memilih pimpinan

Negara dan secara langsung atau tidak langsung, mempengaruhi kebijakan Pemerintah (public

policy). Kegiatan ini mencakup tindakan seperti memberikan suara dalam pemilihan umum

menghadiri rapat umum, menjadi anggota suatu partai atau kelompok kepentingan, mengadakan

hubungan (contacting) dengan pejabat Pemerintah atau anggota parlemen, dan sebagainya. Dengan

begitu, dalam konteks penyelenggaraan Pemilu tingkat kehadiran pemilih (voter turnout) dapat

dijadikan ukuran partisipasi warga negara dalam politik.

Berdasarkan argumen di atas, jika semakin banyak pemilih yang menggunakan hak pilihnya

dalam Pemilu maka semakin banyak warga Negara yang ikut berpartisipasi pembentukan kebijakan

publik. Sebaliknya, semakin sedikit warga Negara yang menggunakan hak pilih dalam Pemilu

semakin sedikit pula yang berpartisipasi dalam pembentukan kebijakan publik. Paling tidak dalam

Negara demokrasi dimana Pemilu menjadi indikator utamanya, ketidakhadiran pemilih (non-voting)

menjadi indikator awal kemunduran demokrasi, dengan alasan sebagai berikut :

1. Kehadiran pemilih merupakan hal yang sangat penting dalam demokrasi perwakilan. Artinya,

derajat keterwakilan demokrasi dapat dilihat dari banyaknya warga Negara yang menggunakan

hak pilihnya dalam Pemilu. Semakin tinggi tingkat kehadiran pemilih semakin tinggi pula

derajat keterwakilan karena hasil dari Pemilu akan diperoleh telah mencerminkan pendapat

masyarakat.

2. Tingkat kehadiran yang tinggi akan meningkatkan legitimasi dari pemerintahan yang terpilih.

Tambahan lagi dengan lebih banyak orang yang memilih, kandidat yang terpilih akan semakin

kuat untuk menggerakan pemerintahan.

3. Masih berkaitan dengan poin yang pertama, dengan tingginya kehadiran pemilih maka bagi

kandidat yang terpilih akan semakin kuat dalam menghadapi kondisi yang ekstrim dalam

politik, misalnya kebuntuan pembentukan kebijakan. Kondisi itu dengan sendirinya semakin

memperkuat stabilitas demokrasi.

4. Dengan semakin banyak pemilih yang menggunakan hak pilih akan memperkuat budaya

kewargaan (citizenship). Sebab budaya kewargaan dibangun jika warga Negara bebas untuk

mengekspresikan kehendaknya tanpa ada paksaaan dari pihak manapun.

5. Tingginya kehadiran pemilih akan semakin memperlihatkan hasil Pemilu yang nyata sebab

secara umum mencerminkan apa yang dikhendaki oleh rakyat.

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, subbab ini akan menjelaskan tingkat kehadiran

pemilih pada Pemilu Legislatif 2014 di Kabupaten Banyumas sebagai bahan untuk melihat

sejauhmana keberhasilan kegiatan sosialisasi yang dilakukan KPU Kabupaten Banyumas dan

pihak-pihak yang terlibat.

Menurut Peraturan KPU Nomor 9 dan 10 Tahun 2013 tentang penyusunan daftar pemilih di

dalam dan luar negeri untuk Pemilu legislatif 2014 mengatur bahwa yang dimaksud dengan pemilih

adalah :

a) Warga Negara Indonesia (WNI) yang pada hari pemungutan suara telah genap berumur 17

(tujuh belas) tahun atau lebih atau sudah/pernah kawin mempunyai hak memilih.

3 KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANYUMAS5

BUKU HASIL PEMILU 2014

BUKU HASIL PEMILU 2014

2014

b) WNI didaftar oleh penyelenggara Pemilu dalam daftar Pemilih.

c) Untuk dapat menggunakan hak memilih, WNI harus terdaftar sebagai Pemilih kecuali yang

ditentukan lain dalam peraturan perundang-undangan.

d) Seorang Pemilih hanya didaftar 1 (satu) kali dalam daftar Pemilih di PPS pada setiap

desa/kelurahan atau sebutan lain dan di PPLN/TPSLN.

Untuk itulah, bagi seluruh WNI yang telah berumur 17 tahun atau lebih atau sudah/pernah

menikah, agar bisa menggunakan hak pilih dalam pemilu legislatif 2014, harus terdaftar dalam

DPT. Adapun pendaftaran dan pemutakhiran data pemilih terhadap WNI tersebut dilakukan

berdasarkan domisili yang jelas dan tercatat dalam desa/kelurahan tempat tinggalnya secara

faktual, atau bagi pemilih di luar negeri yang tercatat sesuai pendataan kantor perwakilan Indonesia

di negara bersangkutan.

Namun, jika terdapat pemilih yang bertempat tinggal tidak sesuai dengan identitas KTP yang

dimiliki, pemilih tersebut diminta menentukan tempat pemungutan suara di mana dia akan

menggunakan hak pilih. Manakala seorang pemilih memiliki lebih dari satu identitas KTP, pemilih

tersebut harus mencantumkan satu diantaranya yang alamatnya sesuai dengan alamat yang tertera

dalam KTP untuk ditetapkan sebagai tempat tinggal yang dicantumkan dalam daftar pemilih.

Berbeda dengan pemilu-pemilu sebelumnya, pemilih pada Pemilu 2014 dibagi menjadi empat,

yaitu pemilih yang terdapat dalam DPT (Daftar Pemilih Tetap), Daftar Pemilih Khusus (DPK),

Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) atau pemilih yang menggunakan formulir pindah memilih

memilih dan Daftar Pemilih Khusus Tambahan (DPTb) atau pemilih yang menggunakan

KTP/KK atau sejenisnya. Adapun jumlah seluruh pemilih pada Pemilu Legislatif 2014 di

Kabupaten Banyumas dapat dilihat di bawah ini :

Melihat komposisi pemilih di atas, memang pemilih yang terdapat dalam DPT paling tinggi.

Hal ini dikarenakan pada hakekatnya memang pemilih hanya adalah mereka yang tercantum dalam

DPT (99,31 persen). Akan tetapi garis kebijakan KPU memasukan keadaan dimana apabila

seseorang tidak tercantum dalam DPT, maka masih ada fasilitas lain, yaitu pemilih dalam DPK

(bagi mereka yang dari sejak ditetapkannya DPT sampai dengan H-7 belum masuk dalam DPT),

DPTb (bagi pemilih yang karena alasan tertentu tidak dapat menggunakan hak pilihnya di TPS

dimana dia tercantum dalam DPT) dan DPKTb (pemilih yang menggunakan KK dan KTP atau

identitas lainnya). Kebijakan mengenai pemilih tersebut untuk memastikan bahwa seluruh warga

Negara yang telah memenuhi syarat sebagai pemilih benar-benar dapat menggunakan hak

pilihnya.

PEMILIHAN UMUMPEMILIH DPT DPK DPTb DPKTb TOTAL

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Jumlah 1.315.239 757 3.256 5.062 1.324.314

Persentase 99,31% 0,01% 0,24% 0,38% 100%

Tabel 2.1Rincian Seluruh Pemilih Legislatif Tahun 2014 di Kabupaten Banyumas

3 KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANYUMAS 6

BUKU HASIL PEMILU 2014

PEMILIH DPT DPK DPTb DPKTb TOTAL

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Laki-Laki 655.917 387 1.539 2.370 660.213

Perempuan 659.322 370 1.717 2.692 664.101

Jumlah 1.315.239 757 3.256 5.062 1.324.314

Persentase Pemilih

Perempuan50,13% 48,88% 52,73% 53,18% 50,15%

2014PEMILIHAN UMUM

Jika dilihat berdasarkan jenis kelamin, pemilih perempuan lebih banyak jumlahnya dari pemilih

laki-laki dengan persentase sebanyak 50,15 persen, dengan rincian pemilih DPT, DPK, DPTb dan

DPKTb masing-masing sebanyak 50,13 persen, 48,88 persen, 52,73 persen dan 53,18 persen.

Dilihat dari persentase tersebut, persentase pemilih yang menggunakan KTP/KK atau identitas

lainnya lebih banyak didominasi oleh laki-laki sebanyak 53,18 persen.

Untuk pemilih DPT sejak awal tahun 2014 telah diketahui jumlahnya dikarenakan untuk

menentukan jumlah logistik Pemilu. Sementara untuk DPK disusun dan ditetapkan oleh KPU

Provinsi dan DPTb diketahui sampai H-3 serta DPKTb hanya dapat diketahui setelah

pemungutan suara berakhir.

Selanjutnya pada Pemilu Legislatif 2014 lalu, yang pemungutan suaranya dilakukan pada Rabu

9 April 2014, dari total 1.324.314 pemilih diikuti 940.902 pemilih. Adapun rincian pemilih yang

menggunakan hak pilih adalah sebagai berikut :

Sumber: Formulir Model DB-1 DPR

2

Grafik 2.1.Perbandingan Pemilih Laki-Laki dan Perempuan Pemilu Legislatif Tahun 2014

3KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANYUMAS7

BUKU HASIL PEMILU 2014

2014PEMILIHAN UMUM

PEMILIH DPT DPK DPTb DPKTb TOTAL

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Pemilih 1.315.239 757 3.256 5.062 1.324.314

Jumlah Pemilih 933.114 364 2.362 5.062 940.902

Jumlah Pemilih Hadir 382.125 393 894 0 383.412

Jumlah Pemilih Tidak

Hadir70,95% 48,08% 72,54% 100,00% 71,05%

Persentase Kehadiran 70,95% 48,08% 72,54% 100,00% 71,05%

Berdasarkan tabel di atas, tingkat kehadiran pemilih di TPS mencapai 71,05 persen, dengan

pemilih DPT yang hadir mencapai 70,95 persen, pemilih DPK yang hadir hanya 48,08 persen,

pemilih DPTb yang hadir sebanyak 72,54 persen dan semua pemilih DPTb hadir untuk

menggunakan hak pilih atau 100 persen. Data tersebut menunjukan bahwa tingkat kehadiran

untuk masing-masing daftar pemilih bervariasi. Nampaknya, pemilih DPK memiliki persentase

yang paling rendah, dibandingkan dengan data pemilih lain. Padahal pemilih DPK ini disusun

untuk mengakomodir pemilih yang tidak tercatat dalam DPT sampai H-14 menjelang

pemungutan suara. Hal yang sama juga terjadi pada pemilih DPTb, yakni pemilih yang pindah

memilih dikarenakan alasan-alasan tertentu, baik yang dilayani oleh KPU Kabupaten Banyumas

maupun langsung menuju PPS/KPPS, persentase kehadirannya sebanyak 72,54 persen. Hal

tersebut menunjukan bahwa pemilih yang telah mengurus formulir pindah memilih (A-5) tidak

semuanya menggunakan hak pilihnya.

Sementara itu, berdasarkan tabel di atas nampak bahwa “komposisi” pemilih yang hadir

mayoritas adalah mereka yang terdaftar dalam DPT dan pemilih sisalnya masing-masing adalah

DPK 0,04 persen, DPTb 0,25 persen dan DPTb 0,54 persen.

Jika dirinci berdasarkan jenis kelamin terhadap pemilih yang menggunakan hak pilih

sebagaimana nampak pada tabel di atas, tingkat kehadiran pemilih perempuan lebih banyak dari

pemimpin laki-laki. Kecuali untuk Daftar Pemilih Tambahan (DPTb), pemilih perempuan dapat

dikatakan lebih “antusias” untuk datang ke TPS dibandingkan pemilih laki-laki, 67,26%

berbanding 74,81 persen. Sebaliknya, sebanyak 32,74 persen pemilih laki-laki tidak menggunakan

hak pilih dan 25,19 persen pemilih perempuan tidak menggunakan hak pilih. Hal tersebut tentu

PEMILIH DPT DPK DPTb DPKTb TOTAL

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Jumlah 933.114 364 2.362 5.062 940.902

Persentase Masing-

Masing Daftar

Pemilih

99,17% 0,04% 0,25% 0,54% 100,00%

Tabel 2.4.Rincian Seluruh Pemilih Yang Menggunakan Hak Pilih

Pada Pemilu Legislatif Tahun 2014

Sumber: Formulir Model DB-1 DPR

2

3 KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANYUMAS 8

BUKU HASIL PEMILU 2014

2014PEMILIHAN UMUM

diperlukan penelitian lebih lanjut tentang hubungan antara kehadiran pemilih di TPS dengan jenis

kelamin.

Untuk mengukur siginifikansi pelaksanaan kegiatan sosialisasi dan pendidikan politik untuk

pemilih, perlu disandingan perkembangan tingkat partisipasi dari pemilu-pemilu agar dapat

dilakukan perbandiangan sekaligus untuk menajamkan evaluasi antar pelaksanaan sosialisasi dan

pendidikan politik untuk pemilih antara Pemilu yang satu dengan yang lain.

Grafik 2.2 di atas menunjukkan perkembangan persentase kehadiran pemilih dari Pemilu

Legislatif 1999 sampai dengan Pemilu Legislatif 2014. Terlihat bahwa persentase kehadiran

pemilih di TPS, sejak Pemilu pertama setelah tumbangnya Orde Baru cederung mengalami

Grafik 2.2.Grafik Perkembangan Persentase Kehadiran Pemilih Pemilu Legislatif 1999-2014

di Kabupaten Banyumas

Grafik 2.3.Grafik Perkembangan Persentase Kehadiran Pemilih Pemilu Legislatif 1999-2014

di Kabupaten Banyumas

Sumber: Buku Pemilu Dalam Angka Kabupaten Banyumas

Sumber: Buku Pemilu Dalam Angka Kabupaten Banyumas

*) Pada Pemilu 2004 tidak tersedia data pilah

3KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANYUMAS9

BUKU HASIL PEMILU 2014

2014PEMILIHAN UMUM

penurunan. Tercatat Pemilu 1999 pemilih yang hadir di TPS sebanyak 91,52 persen turun menjadi

85,55 persen pada 2004. Kemudian turun drastis hanya menjadi 70,18 persen pada Pemilu 2009

dan kemudian naik 0,87 persen menjadi 71,05 persen pada Pemilu 2014. Kecenderungan

penurunan persentase kehadiran pemilih di atas mencemaskan tidak hanya KPU sebagai

penyelenggara tetapi juga bagi perkembangan demokrasi. Seperti yang telah disinggung di atas,

semakin kecil pemilih yang menggunakan hak pilihnya akan menggerus legitimasi Pemilu yang

dihasilkan.

Pada Pemilu 2014, memang ada angin segar dengan naiknya persentase kehadiran pemilih

meskipun hanya 0,87 persen saja. Kenaikan tersebut selain karena faktor pelaksanaan kegiatan

sosialisasi yang semakin meningkat dari aspek kualitatif maupun kuantitatif, tetapi juga adanya

perbaikan penyusunan data dan daftar pemilih.

Sementara itu berdasarkan grafik 2.3 persentase kehadiran pemilih laki-laki dan pemilih

perempuan bervariasi. Pada Pemilu 1999, persentase pemilih laki-laki lebih tinggi dari pemilih

perempuan sebanyak 92,75, tetapi persentasenya terus turun menjadi 71,67 persen pada Pemilu

satu dasawarsa kemudian dan hanya menyisakan 67,26 persen saja pada Pemilu 2014.

“Ketimpangan” tingkat kehadiran pemilih antara laki-laki dan perempuan terjadi pada Pemilu

2009 mencapai 14,05 persen. Akan tetapi secara umum dikarenakan tingkat rata-rata persentase

kehadiran pemilih mengalami penurunan, maka penurunan-pun terjadi pada semua jenis kelamin

dan pemilih perempuan bervariasi. Pada Pemilu 1999, persentase pemilih laki-laki lebih tinggi dari

pemilih perempuan sebanyak 92,75, tetapi persentasenya terus turun menjadi 71,67 persen pada

Pemilu satu dasawarsa kemudian dan hanya menyisakan 67,26 persen saja pada Pemilu 2014.

“ketimpangan” tingkat kehadiran pemilih antara laki-laki dan perempuan terjadi pada Pemilu 2009

mencapai 14,05 persen. Akan tetapi secara umum dikarenakan tingkat rata-rata persentase

kehadiran pemilih mengalami penurunan, maka penurunan-pun terjadi pada semua jenis kelamin.

Tabel 2.5. di bawah memperlihatkan tingkat partisipasi berdasarkan wilayah kecamatan di

Kabupaten Banyumas bervariasi. Data di atas sekaligus untuk mengonfirmasi bahwa tingkat

kehadiran pemilih tidak semata-mata dipengaruhi oleh satu faktor saja, tetapi merupakan hasil dari

pengaruh bermacam-macam faktor, dapat disebutkan misalnya tingkat penetrasi sosialisasi yang

dilakukan oleh penyelenggara maupun pihak terkait, tingkat penetrasi kampanye partai politik dan

para calon, tingkat sosial-ekonomi para pemilih, tingkat mobilitas penduduk, budaya dan tidak

dapat dimungkiri adalah faktor tingkat “kualitas” penyusunan data dan daftar pemilih di masing-

masing kecamatan. Data tersebut juga menunjukkan Kecamatan Purwokerto Utara menempati

perolehan tertinggi untuk tingkat kehadiran pemilih, yaitu sebanyak 76,36 persen. Sedangkan

tingkat kehadiran pemilih terendah ditempati oleh Kecamatan Purwojati dengan 63,13 persen.

Data tersebut juga menunjukan bahwa ada tiga belas kecamatan yang memiliki tingkat kehadiran

pemilih di bawah-bawah rata-rata kabupaten, yaitu Kecamatan Gumelar, Pekuncen, Kalibagor,

Purwojati, Lumbir, Jatilawang, Rawalo, Kebasen, Kemranjen, Sumpiuh, Tambak, Somagede dan

Banyumas. Kecamatan-kecamatan di atas lebih banyak didominasi oleh kecamatan pedesaan.

Sementara kecamatan-kecamatan perkotaan cenderung memiliki tingkat kehadiran pemilih yang

tinggi. Data tersebut semakin mengonfirmasi bahwa Kecamatan Tambak dan Kecamatan

Purwojati selalu bergantian menempati tingat terendah dalam dalam tingkat kehadiran pemilih di

Kabupaten Banyumas. Memang sampai saat ini belum ada evaluasi komprehensif dan terintegrasi

3 KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANYUMAS 10

BUKU HASIL PEMILU 2014

2014PEMILIHAN UMUM

mengapa selalu di dua kecamatan ini selalu rendah tingkat kehadiran pemilihnya. Sosialisasi melalui

Temu Warga yang dilaksanakan di dua kecamatan pada akhir 2013 hasilnya baru mendapatkan data

kasar tentang faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat kehadiran pemilih, yaitu salah satunya

adalah banyak warga yang tidak berada di tempat pada saat pelaksanaan Pemilu. Akan tetapi data

tersebut belum didukung oleh data kuantitatif faktual di lapangan. Bila dirinci tingkat kehadiran

pemilih berdasarkan tingkat desa/kelurahan peringkat kehadiran terendah terdapat di Desa

Buniayu, Kecamatan Tambak dengan tingkat partisipasi hanya sebesar 54,91 persen diikuti oleh

Desa Pasiraman Kidul Kecamatan Pekuncen dengan 58,28 persen. Sedangkan untuk tingkat

kehadiran pemilih paling tinggi terdapat di Kelurahan Grendeng, Kecamatan Purwokerto Utara

dengan 85,07 persen diikuti oleh Desa Limpakuwus Kecamatan Sumbang dengan 84,68 persen.

Bila ditelusuri lebih lanjut, memang Desa Buniayu dari Pemilu ke Pemilu tingkat kehadiran Pemilih

selalu pada kisaran 50 persen. Sayangnya sampai saat ini belum ada penelusuran lebih lanjut

tentang rendahnya tingkat kehadiran pemilih di desa ini.

Lk Lk % Pr % Jml %

1 2 3 7 8 9 10 11 12 13

1 LUMBIR 20.153 12.159 60,33% 14.388 71,35% 26.547 65,84% 22

2 WANGON 31.166 20.806 66,76% 23.898 75,73% 44.704 71,27% 14

3 JATILAWANG 26.404 15.875 60,12% 18.736 71,53% 34.611 65,80% 23

4 RAWALO 21.413 13.115 61,25% 14.614 67,90% 27.729 64,58% 25

5 KEBASEN 25.216 16.194 64,22% 18.104 72,21% 34.298 68,20% 17

6 KEMRANJEN 28.084 17.822 63,46% 19.751 70,69% 37.573 67,06% 20

7 SUMPIUH 22.749 14.146 62,18% 15.623 68,25% 29.769 65,23% 24

8 TAMBAK 19.727 11.990 60,78% 13.227 66,39% 25.217 63,60% 26

9 SOMAGEDE 14.640 9.252 63,20% 10.562 71,22% 19.814 67,23% 19

10 KALIBAGOR 20.675 13.772 66,61% 15.258 72,20% 29.030 69,44% 16

11 BANYUMAS 20.248 12.980 64,11% 14.862 72,08% 27.842 68,13% 18

12 PATIKRAJA 21.334 14.639 68,62% 16.883 77,89% 31.522 73,29% 11

13 PURWOJATI 14.707 8.392 57,06% 10.114 69,25% 18.506 63,13% 27

14 AJIBARANG 38.308 26.893 70,20% 29.557 78,42% 56.450 74,28% 9

15 GUMELAR 21.585 14.824 68,68% 15.486 71,59% 30.310 70,14% 15

16 PEKUNCEN 29.653 18.206 61,40% 21.232 72,50% 39.438 66,92% 21

17 CILONGOK 44.624 31.902 71,49% 35.175 80,31% 67.077 75,86% 2

18 KARANGLEWAS 23.385 16.896 72,25% 18.366 79,00% 35.262 75,62% 4

19 SOKARAJA 31.369 22.285 71,04% 24.899 76,30% 47.184 73,73% 10

20 KEMBARAN 28.638 20.722 72,36% 22.480 78,94% 43.202 75,64% 3

21 SUMBANG 31.146 22.253 71,45% 24.735 79,63% 46.988 75,53% 5

22 BATURRADEN 19.278 13.838 71,78% 15.264 79,08% 29.102 75,43% 6

23 KEDUNGBANTENG 21.956 15.629 71,18% 16.859 77,46% 32.488 74,31% 8

24 PURWOKERTO 25.679 18.598 72,42% 20.529 78,11% 39.127 75,30% 7

25 PURWOKERTO BARAT 19.533 13.467 68,94% 15.481 75,17% 28.948 72,14% 12

26 PURWOKERTO TIMUR 21.651 15.034 69,44% 16.724 74,26% 31.758 71,90% 13

27 PURWOKERTO UTARA 16.892 12.402 73,42% 14.004 79,16% 26.406 76,36% 1

660.213 444.091 67,26% 496.811 74,81% 940.902 71,05%

No. KecamatanKehadiran Pemilih (DPT, DPK, DPTb, DPKTb)

TOTAL

Peringkat

Tabel 2.5.Tingkat Kehadiran Pemilih Berdasarkan Kecamatan

Sumber: Formulir Model DB-1 DPR

3KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANYUMAS11

BUKU HASIL PEMILU 2014

2014PEMILIHAN UMUM

B. DATA PENGGUNAAN SURAT SUARA

Pemilu Legisatif tahun 2014 yang dilaksanakan di Indonesia merupakan salah satu Pemilu

yang paling kompleks dan rumit dari sisi penyelenggaraannya. Secara nasional, KPU sebagai

penyelenggara harus melayani pemilih sebanyak 187.847.512 jiwa yang tersebar di 546.278 TPS

(Tempat Pemungutan Suara) dan TPSLN (Tempat Pemungutan Suara Luar Negeri). Untuk melayani

pemilih sebanyak itu, KPU mengorganisir penyelenggara Pemilu dari tingkat provinsi sampai tingkat

KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) sebanyak 4.105.282 orang. Belum lagi dari sisi

logistik. KPU harus mencetak surat suara sebanyak 2.471 jenis dan mendistribusikannya sampai ke

pelosok tanah air dan perwakilan luar negeri pada tenggat waktu yang telah ditentukan.

Sementara itu, di Kabupaten Banyumas pemilih DPT sebanyak 1.315.239 dan pemilih non-

DPT sebanyak 9.075 yang tersebar di 3.244 TPS di 331 desa/kelurahan dan 27 kecamatan. Dengan

data itu, Kabupaten Banyumas menjadi kabupaten yang paling banyak nomor tiga se-Jawa Tengah

setelah Kabupaten Brebes dan Kabupaten Cilacap. Pada hari pelaksanaan pemungutan suara total

penyelenggara Pemilu yang terlibat sebanyak 24.947 orang. Oleh karena itu, menjadi tantangan

tersendiri untuk menyelenggarakan Pemilu dengan segenap kompleksitasnya.

Pemilu yang dilaksanakan pada 9 April 2014 ditujukan untuk memilih anggota-anggota yang

akan duduk di lembaga-lembaga legislatif, yaitu DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD

Kabupaten/Kota secara bersamaan. Konsekuensinya, pemilih pada saat di bilik suara menerima 4

(empat jenis) surat suara untuk masing-masing tingkat itu. Oleh karena itu, data penggunaan surat

suara untuk masing-masing tingkatan berbeda. Adapun yang menyamakan adalah pada angka surat

suara yang dipakai. Sedangkan surat suara yang diterima oleh masing-masing TPS adalah sesuai

NO. JUMLAH %

(1) (3) (4)

1 763 0,06%

2 397.555 29,69%

3 940.902 70,26%

1.339.220 100,00%

Jumlah surat suara yang digunakan

Jumlah Total Yang Didistribusikan (Termasuk Surat Suara

Cadangan 2 persen)

DATA PENGGUNAAN SURAT SUARA

(2)

Jumlah surat suara dikembalikan oleh pemilih karena rusak/keliru coblos

Jumlah surat suara yang tidak digunakan

Tabel 2.6.Penggunaan Surat Suara DPR RI

Tabel 2.7.Penggunaan Surat Suara DPD RI

NO. JUMLAH %

(1) (3) (4)

1 703 0,05%

2 398.707 29,75%

3 940.902 70,20%

1.340.312 100,00%

Jumlah surat suara yang digunakan

Jumlah Total Yang Didistribusikan (Termasuk Surat Suara

Cadangan 2 persen)

DATA PENGGUNAAN SURAT SUARA

(2)

Jumlah surat suara dikembalikan oleh pemilih karena rusak/keliru

Jumlah surat suara yang tidak digunakan

Sumber: Formulir Model DB-1 DPR

Sumber: Formulir Model DB-1 DPD

3 KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANYUMAS 12

BUKU HASIL PEMILU 2014

2014PEMILIHAN UMUM

NO. JUMLAH %

(1) (3) (4)

1 495 0,04%

2 385.842 29,07%

3 940.902 70,89%

1.327.239 100,00%

Jumlah surat suara yang digunakan

Jumlah Total Yang Didistribusikan (Termasuk Surat Suara

Cadangan 2 persen)

DATA PENGGUNAAN SURAT SUARA

(2)

Jumlah surat suara dikembalikan oleh pemilih karena rusak/keliru coblos

Jumlah surat suara yang tidak digunakan

Tabel 2.8.Penggunaan Surat Suara DPRD Provinsi

Tabel 2.9.Penggunaan Surat Suara DPRD Kabupaten/Kota

Daerah Pemilihan Banyumas 1

Tabel 2.10.Penggunaan Surat Suara DPRD Kabupaten/Kota

Daerah Pemilihan Banyumas 2

Tabel 2.11.Penggunaan Surat Suara DPRD Kabupaten/Kota

Daerah Pemilihan Banyumas 3

Sumber: Formulir Model DB-1 DPRD Provinsi

Sumber: Formulir Model DB-1 DPRD Kabupaten/Kota Dapil Banyumas 1

Sumber: Formulir Model DB-1 DPRD Kabupaten/Kota Dapil Banyumas 2

Sumber: Formulir Model DB-1 DPRD Kabupaten/Kota Dapil Banyumas 3

NO. JUMLAH %

(1) (3) (4)

1 78 0,04%

2 68.756 31,03%

3 152.737 68,93%

221.571 100,00%

Jumlah surat suara yang digunakan

Jumlah Total Yang Didistribusikan (Termasuk Surat Suara

Cadangan 2 persen)

DATA PENGGUNAAN SURAT SUARA

(2)

Jumlah surat suara dikembalikan oleh pemilih karena rusak/keliru coblos

Jumlah surat suara yang tidak digunakan

NO. JUMLAH %

(1) (3) (4)

1 73 0,03%

2 58.069 27,46%

3 153.333 72,51%

211.475 100,00%

Jumlah surat suara yang digunakan

Jumlah Total Yang Didistribusikan (Termasuk Surat Suara

Cadangan 2 persen)

DATA PENGGUNAAN SURAT SUARA

(2)

Jumlah surat suara dikembalikan oleh pemilih karena rusak/keliru coblos

Jumlah surat suara yang tidak digunakan

NO. JUMLAH %

(1) (3) (4)

1 139 0,06%

2 58.216 25,89%

3 166.476 74,04%

224.831 100,00%

Jumlah surat suara yang digunakan

Jumlah Total Yang Didistribusikan (Termasuk Surat Suara

Cadangan 2 persen)

DATA PENGGUNAAN SURAT SUARA

(2)

Jumlah surat suara dikembalikan oleh pemilih karena rusak/keliru

Jumlah surat suara yang tidak digunakan

3KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANYUMAS13

BUKU HASIL PEMILU 2014

2014PEMILIHAN UMUM

NO. JUMLAH %

(1) (3) (4)

1 145 0,07%

2 56.723 26,43%

3 157.759 73,50%

214.627 100,00%

Jumlah surat suara yang digunakan

Jumlah Total Yang Didistribusikan (Termasuk Surat Suara

Cadangan 2 persen)

DATA PENGGUNAAN SURAT SUARA

(2)

Jumlah surat suara dikembalikan oleh pemilih karena rusak/keliru coblos

Jumlah surat suara yang tidak digunakan

Tabel 2.12.Penggunaan Surat Suara DPRD Kabupaten/Kota

Daerah Pemilihan Banyumas 4

Tabel 2.13.Penggunaan Surat Suara DPRD Kabupaten/Kota

Daerah Pemilihan Banyumas 5

Tabel 2.14.Penggunaan Surat Suara DPRD Kabupaten/Kota

Daerah Pemilihan Banyumas 6

Sumber: Formulir Model DB-1 DPRD Kabupaten/Kota Dapil Banyumas 4

Sumber: Formulir Model DB-1 DPRD Kabupaten/Kota Dapil Banyumas 5

Sumber: Formulir Model DB-1 DPRD Kabupaten/Kota Dapil Banyumas 6

NO. JUMLAH %

(1) (3) (4)

1 124 0,05%

2 87.254 34,00%

3 169.245 65,95%

256.623 100,00%

Jumlah surat suara yang digunakan

Jumlah Total Yang Didistribusikan (Termasuk Surat Suara

Cadangan 2 persen)

DATA PENGGUNAAN SURAT SUARA

(2)

Jumlah surat suara dikembalikan oleh pemilih karena rusak/keliru coblos

Jumlah surat suara yang tidak digunakan

NO. JUMLAH %

(1) (3) (4)

1 60 0,03%

2 70.740 33,35%

3 141.342 66,63%

212.142 100,00%

Jumlah surat suara yang digunakan

Jumlah Total Yang Didistribusikan (Termasuk Surat Suara

Cadangan 2 persen)

DATA PENGGUNAAN SURAT SUARA

(2)

Jumlah surat suara dikembalikan oleh pemilih karena rusak/keliru coblos

Jumlah surat suara yang tidak digunakan

Melihat tabel-tabel di atas, pemilih yang mengembalikan surat suara karena salah dan/atau

keliru mencoblos paling banyak adalah untuk Pemilu DPRD Kabupaten/Kota di daerah pemilih

Banyumas 4 yaitu 0,07 persen dan paling rendah di daerah pemilihan Banyumas 2 dan Banyumas 6.

Terdapat dua kasus untuk kategori surat suara sebagaimana dimaksud di atas. Pertama, surat suara

rusak bagi pemilih yang telah menerima surat suara dan akan menggunakan hak pilihnya di bilik suara

tetapi menyadari bahwa surat suara yang diterima ternyata rusak, misalnya: terdapat sobekan, terdapat

tanda tinta karena kesalahan percetakan, atau sudah terdapat tanda coblos, maka pemilih berhak

untuk mengembalikan dan meminta kembali surat suara kepada KPPS. Kedua, surat suara keliru

coblos, yakni dalam kasus pemilih yang telah mencoblos akan tetapi menyadari terdapat kesalahan,

maka pemilih yang bersangkutan berhak untuk mengembalikan dan meminta surat suara yang baru

kepada KPPS. Untuk kasus kedua ini, pemilih tersebuh hanya diberikan satu kali kesempatan.

3 KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANYUMAS 14

BUKU HASIL PEMILU 2014

2014PEMILIHAN UMUM

Kesimpulannya untuk kasus-kasus tersebut kejadiannya sangat rendah sekali hanya rata-rata 0,09 di

seluruh TPS di Kabupaten Banyumas. Hal ini dimungkinkan karena surat suara yang telah beberapa

kali disortir, sehingga jumlah surat suara yang rusak sudah dapat dieliminir. Selain itu, kecil

kemungkinan pemilih melakukan kesalahan dalam menentukan pilihan karena mereka dari awal telah

yakin akan calon yang akan dipilih serta telah mengetahui tata cara pencoblosan dengan baik.

C. DATA SUARA SAH DAN TIDAK SAH

Jika peningkatan pemahaman kepemiluan masyarakat dipahami sebagai indikator sosialisasi

secara kualitatif, maka jika ditilik secara kuantitatif keberhasilan sosialisasi dapat dilihat dari

perbandingan suara sah dan tidak sah serta tingkat kehadiran pemilih di TPS pada pemungutan suara.

Sesuai dengan pasal UU Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu Anggota DPR, DPD, dan

DPRD bahwa pemberian suara untuk Pemilu anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD

kabupaten/kota dilakukan dengan cara mencoblos satu kali pada nomor atau tanda gambar partai

politik dan/atau nama calon pada surat suara. Dengan cara mencoblos maka aturan pemberian suara

kembali seperti Pemilu 2004 setelah sebelumnya pada Pemilu 2009 pemberian suara dilakukan

dengan mencentang. Perubahan aturan ini semakin memudahkan masyarakat dan penyelenggara

dalam melaksanakan tahapan pemungutan suara.

Sub-bab ini akan mengulas perbandingan suara sah dan tidak untuk mengukur sejauhmana

keberhasilan KPU Kabupaten Banyumas beserta seluruh elemen yang terlibat termasuk di dalamnya

partai politik dan para calon anggota Legislatif, pemerintah daerah, badan penyelenggara ad hoc, dan

relawan demokrasi. Mengingat salah satu materi sosialisasi adalah tata cara menggunakan hak pilih

termasuk di dalamnya tata cara pemberian suara di bilik suara, maka menjadi penting untuk dilihat

bagaimana perbandingan suara sah dan tidak sah. Meskipun tidak dapat dinafikan bahwa ada pemilih

yang telah mengetahui tata cara pemberian suara tetapi dengan sengaja kemudian memberikan

penandaan yang keliru, tetapi pada penjelasan ini faktor tersebut diabaikan.

Berdasarkan hasil rekapitulasi hasil penghitungan perolahan suara di tingkat kabupaten dapat

dilihat perbandingan suara sah dan tidak sah. Dikarenakan terdapat 4 (empat) jenis surat suara untuk

masing-masing tingkatan, yaitu DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota, maka

untuk masing-masing tingkatan perbandingan suara sah dan tidak sah bervariasi. Perbedaan suara

sah sah dan tidak sah untuk masing-masing tingkatan menjadi menerik untuk bahas, tetapi tentu

membutuhkan penelusuran lebih jauh terhadap masalah ini. Berikut ini adalah tingkat perbandingan

suara sah dan tidak sah pada Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD

Kabupaten/Kota 2014 di Kabupaten Banyumas :

SUARA SAH % SUARA TIDAK SAH % JUMLAH

(1) (2) (3) (4) (5)

869.262 92,39% 71.640 7,61% 940.902

Tabel 2.15.Perbandingan Suara Sah dan Tidak Sah

Pemilu Anggota DPR RI Tahun 2014 di Kabupaten Banyumas

Sumber: Formulir Model DB-1 DPR

3KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANYUMAS15

BUKU HASIL PEMILU 2014

2014PEMILIHAN UMUM

SUARA SAH % SUARA TIDAK SAH % JUMLAH

(1) (2) (3) (4) (5)

768.542 81,68% 172.360 18,32% 940.902

Tabel 2.16.Perbandingan Suara Sah dan Tidak Sah

Pemilu Anggota DPD RI Tahun 2014 di Kabupaten Banyumas

Sumber: Formulir Model DB-1 DPD

Sumber: Formulir Model DB-1 DPRD Provinsi

Sumber: Formulir Model DB-1 DPRD Kabupaten/Kota

Sumber: Formulir Model DB-1 Diolah

SUARA SAH % SUARA TIDAK SAH % JUMLAH

(1) (2) (3) (4) (5)

851.211 90,47% 89.691 9,53% 940.902

Tabel 2.17.Perbandingan Suara Sah dan Tidak Sah

Pemilu Anggota DPRD Provinsi Tahun 2014 di Kabupaten Banyumas

SUARA SAH % SUARA TIDAK SAH % JUMLAH

(1) (2) (3) (4) (5)

899.724 95,62% 41.168 4,38% 940.892

Tabel 2.18.Perbandingan Suara Sah dan Tidak Sah

Pemilu Anggota DPD Kabupaten/Kota Tahun 2014 di Kabupaten Banyumas

Grafik 2.4.Perbandingan Suara Sah dan Tidak Sah Pileg 2014

3 KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANYUMAS 16

BUKU HASIL PEMILU 2014

2014PEMILIHAN UMUM

Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa suara sah untuk tingkat DPRD Kabupaten

Banyumas jumlahnya paling besar bila dibandingkan dengan tingkat yang lain, yakni sebesar 95,62

persen diikuti oleh surat suara sah tingkat DPR sebesar 92,39 persen, tingkat DPRD Provinsi sebesar

90,47 dan yang paling rendah surat suara sah tingkat DPD sebesar 81,68%. Sebaliknya untuk surat

suara tidak sah secara berurutan untuk yang paling tinggi untuk tingkat DPD sebesar 18,32 persen,

9,53 persen (DPRD Provinsi), 7,61 persen (DPR RI) dan 4,38 persen (DPRD Kabupaten/Kota).

Materi sosialisasi yang disampaikan oleh KPU Kabuaten Banyumas dan seluruh elemen yang

terlibat dalam kegiatan sosialisasi selalu menekankan tata cara pemberian suara baik untuk tingkat

DPR/DPRD maupun DPD. Memang ada perbedaan yang mencolok antara surat suara

DPR/DPRD dan DPD. Untuk tingkat DPR/DPRD surat suaranya dengan tingkat DPD yang

menyebabkan berbeda pula tata cara pemberian suaranya. Untuk tingkat DPR/DPRD berisi nomor

urut, nama dan tanda gambar partai politik disertai dengan nomor urut dan nama calon sedangkan

surat suara untuk tingkat DPD berisi nomor urut, foto dan nama calon. Sesuai dengan peraturan

KPU, pemberian suara untuk tingkat DPR/DPRD dilakukan dengan cara mencoblos kotak yang

berisi nomor, tanda gambar partai politik dan/atau kotak salah satu nomor urut dan nama calon pada

partai politik yang sama. Sedangkan untuk tingkat DPD pemberian suaranya dilakukan dengan cara

mencoblos nomor urut dan/atau foto dan/atau nama salah satu calon. Di luar kriteria tersebut

dinyatakan sebagai suara tidak sah. KPU Kabupaten Banyumas sebagai penyelenggarapun sudah

menekankan kepada seluruh KPPS untuk berpedoman kepada kriteria tersebut. Hal yang sama juga

telah disampaikan kepada para saksi melalui penghubung partai politik dan tim kampanye masing-

masing. Oleh karena itu, semestinya informasi tentang tata cara pemberian suara telah sampai

kepada masyarakat pemilih.

Namun demikian apabila melihat data di atas, upaya untuk memberikan informasi tentang tata

cara pemberian suara kepada pemilih belum sepenuhnya optimal. Hal ini terlihat dari masih

tingginya pemilih yang keliru dalam memberikan suara. Hal tersebut memang sangat disayangkan

karena mereka sudah bersedia untuk hadir di TPS menunaikan haknya sebagai warga Negara akan

tetapi dikarenakan tidak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan maka hal tersebut

dinyatakan tidak sah.

Tanpa mengabaikan faktor ketidakberhasilan kegiatan sosialisasi yang telah dilakukan oleh

KPU Kabupaten Banyumas beserta seluruh elemen yang terlibat, paling tidak ada dua hal yang patut

untuk dicermati terkait dengan perbedaan suara sah dan tidak sah untuk masing-masing tingkatan.

Pertama, peserta Pemilu untuk tingkat DPR dan DPRD adalah partai politik yang secara

kelembagaan memiliki struktur sampai dengan tingkat desa/kelurahan. Sementara untuk tingkat

DPD pesertanya adalah perseorangan yang cenderung memiliki keterbatasan dalam melaksanakan

kampanye. Dengan kondisi demikian, nampaknya pemilih cenderung lebih mengenal partai politik

dan para calon anggota DPR/DPRD yang menyebabkan mereka merasa memiliki kedekatan

emosional dengan mereka. Apalagi untuk tingkat DPRD Kabupaten Banyumas, yang mayoritas para

calonnya berasal dari wilayah Kabupaten Banyumas yang tentu sudah tidak asing bagi para pemilih.

Hal itulah yang pada akhirnya menyebabkan para pemilih dari awal telah memiliki pilihan partai

politik dan/atau calon tertentu untuk tingkat DPR/DPRD. Akan tetapi untuk tingkat DPD,

mayoritas calonnya bukan berasal dari wilayah Kabupaten Banyumas apalagi ditambah dengan

minimnya kampanye yang dilakukan oleh para calon anggota DPD. Hal tersebut menyebabkan para

3KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANYUMAS17

BUKU HASIL PEMILU 2014

2014PEMILIHAN UMUM

pemilih tidak mengenal para calon sehingga mereka merasa tidak memiliki kedekatan emosional

dengan mereka.

Kedua, perbedaan suara sah sah dan tidak sah sebagaimana data di atas dapat ditafsirkan bahwa

pemilih kurang mengetahui kelembagaan DPD sebagai wakil mereka di badan legislatif.

Dikarenakan pemilih kurang memahami lembaga DPD mereka cenderung apatis dengan pemilihan

para calon anggota. Pada beberapa kesempatan kegiatan sosialisasi, masih banyak pemilih yang

mempertanyakan misalnya apa tugas dan wewenang DPD, perbedaannya dengan lembaga

DPR/DPRD dan yang paling penting signifikansinya dengan peningkatan taraf kehidupan

masyarakat pemilih.

Grafik 2.5.Perbandingan Suara Sah dan Tidak Sah Pileg 2004-2014

Untuk mengukur tingkat keberhasilan mengenai penyampaian informasi tentang tata cara

pemberian suara juga dapat dilihat dari perbandingan suara sah dan tidak sah dengan pemilu

sebelumnya. Pada Pemilu 2009, suara tidak sah untuk tingkat DPR mencapai 116.797 dari total

894.165 dari pemilih yang hadir atau sebanyak 13,06 persen. Sedangkan untuk tingkat DPD

mencapai 229.870 dari jumlah 894.165 dari pemilih yang hadir atau mencapai 25,7 persen. Adapun

untuk tingkat DPRD Provinsi sebanyak 132.427 dari total 894.165 pemilih (14,81 persen) dan

tingkat DPRD Kabupaten/Kota mencapai 98.441 dari 894.166 dari total pemilih atau 11,01 persen.

Sedangkan pada Pemilu 2004, suara sah tidak sah untuk tingkat DPR, DPD, DPRD Provinsi dan

DPRD Kabupaten/Kota masing-masing sebanyak 7 persen, 15,2 persen, 7,2 persen dan 7,44

persen. Dengan demikian ada perkembangan yang dinamis tentang jumlah suara tidak sah dari

Pemilu ke Pemilu.

Meskipun persentase suara tidak sah pada Pemilu 2014 masih lebih tinggi dari Pemilu 2004,

tetapi jika dibandingkan dengan Pemilu 2009 dapat dikatakan ada penurunan. Kenaikan dan

penurunan angka suara tidak sah tidaklah mutlak disebabkan oleh faktor sosialisasi tata cata

pemberian suara yang dilakukan oleh penyelenggara Pemilu dan pihak-pihak terkait.

Faktor lain yang perlu diperhitungkan adalah faktor regulasi tata cara pemberian suara. Seperti

yang tercantum pada tabel 2.17, jika pada Pemilu 2004 tata cara pemberian suara dilakukan dengan

Sumber: Formulir Model DB-1 Diolah

3 KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANYUMAS 18

BUKU HASIL PEMILU 2014

2014PEMILIHAN UMUM

mencoblos surat suara, tidak demikian halnya pada Pemilu 2009. Pada Pemilu 2009, KPU sebagai

regulator melakukan “eksperimen” dengan membuat regulasi tata cara pemberian suara dengan cara

mencontreng. Akan tetapi dengan kebijakan tersebut pada tingkat implementasi menyebabkan

banyaknya surat suara yang tidak sah, baik dikarenakan pemilih yang kurang memahami aturan baru

tersebut maupun oleh biasnya aturan di penyelenggara di tingkat KPPS. Oleh sebab itu, pada Pemilu

2014 aturan pemberian suara dikembalikan lagi menjadi mencoblos surat suara dan tercantum di

undang-undang Pemilu. Dari data di atas, nampaknya aturan pemberian suara dengan cara

mencoblos menyebabkan turunnya angka suara tidak sah.

PERIHAL PEMILU 2004 PEMILU 2009 PEMILU 2014

(1) (2) (3) (4)

Tata Cara

Pemberian Suara

Mencoblos Tanda

Gambar, Foto, Nama,

Nomor Peserta Pemilu

Mencontreng Tanda

Gambar, Foto, Nama,

Nomor Peserta Pemilu

Mencoblos Tanda

Gambar, Foto, Nama,

Nomor Peserta Pemilu

Tabel 2.19.Perbandingan Tata Cara Pemberian Suara

Dari Pemilu Legislatif 2004-2014

Sumber: Buku Laporan Penyelenggaraan Pemilu 2004, 2009 dan 2014

SUARA

SAH%

SUARA

TIDAK SAH% JML

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 LUMBIR 25.141 94,70% 1.406 5,30% 26.547 1

2 WANGON 41.031 91,78% 3.673 8,22% 44.704 21

3 JATILAWANG 31.791 91,85% 2.820 8,15% 34.611 19

4 RAWALO 25.045 90,32% 2.684 9,68% 27.729 26

5 KEBASEN 32.197 93,87% 2.101 6,13% 34.298 4

6 KEMRANJEN 35.477 94,42% 2.096 5,58% 37.573 2

7 SUMPIUH 27.999 94,05% 1.770 5,95% 29.769 3

8 TAMBAK 23.445 92,97% 1.772 7,03% 25.217 10

9 SOMAGEDE 18.197 91,84% 1.617 8,16% 19.814 20

10 KALIBAGOR 26.727 92,07% 2.303 7,93% 29.030 17

11 BANYUMAS 26.072 93,64% 1.770 6,36% 27.842 6

12 PATIKRAJA 29.184 92,58% 2.338 7,42% 31.522 13

13 PURWOJATI 17.148 92,66% 1.358 7,34% 18.506 12

14 AJIBARANG 52.859 93,64% 3.591 6,36% 56.450 7

15 GUMELAR 28.436 93,82% 1.874 6,18% 30.310 5

16 PEKUNCEN 36.009 91,31% 3.429 8,69% 39.438 24

17 CILONGOK 61.969 92,38% 5.108 7,62% 67.077 16

18 KARANGLEWAS 32.638 92,56% 2.624 7,44% 35.262 14

19 SOKARAJA 43.273 91,71% 3.911 8,29% 47.184 22

20 KEMBARAN 39.212 90,76% 3.990 9,24% 43.202 25

21 SUMBANG 41.494 88,31% 5.494 11,69% 46.988 27

22 BATURRADEN 26.653 91,58% 2.449 8,42% 29.102 23

23 KEDUNGBANTENG 30.265 93,16% 2.223 6,84% 32.488 9

24 PURWOKERTO SELATAN 36.214 92,56% 2.913 7,44% 39.127 15

25 PURWOKERTO BARAT 27.042 93,42% 1.906 6,58% 28.948 8

26 PURWOKERTO TIMUR 29.453 92,74% 2.305 7,26% 31.758 11

27 PURWOKERTO UTARA 24.291 91,99% 2.115 8,01% 26.406 18

869.262 92,39% 71.640 7,61% 940.902

NO. KECAMATANJUMLAH SUARA SAH DAN TIDAK SAH DPR RI

PERINGKAT

SUARA SAH

TOTAL

Tabel 2.20.Jumlah dan Persentase Suara Sah dan Tidak Sah Pada Pemilu Legislatif

Tingkat DPR di Kabupaten Banyumas Berdasarkan Kecamatan

Sumber: Formulir Model DB-1 DPR

3KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANYUMAS19

BUKU HASIL PEMILU 2014

2014PEMILIHAN UMUM

Bila dilihat dari polanya, persentase suara tidak sah untuk tingkat DPD selalu menempati

urutan teratas. Bahkan pada Pemilu 2009 angkanya mencapai 25 persen, yang berarti hanya 75

persen saja dari pemilih yang hadir yang dinyatakan sah.

Agar dapat memberikan penjelasan yang komprehensif, di bawah ini akan dipaparkan

persentase suara tidak sah pada Pemilu Legislatif 2014 berdasarkan pembagian wilayah. Hal ini

dilakukan agar ada pemetaan agar didapat variasi berdasarkan wilayah. Tujuannya agar ada masukan

kepada para pengambil kebijakan dan penyelenggara Pemilu untuk melakukan penekanan-

penekanan pada saat sosialisasi di wilayah-wilayah tertentu.

Berdasarkan tabel 2.18. di atas untuk tingkat DPR, persentase suara sah yang paling tinggi

ditempati oleh Kecamatan Lumbir dengan 94,7 persen dan persentase suara sah yang paling rendah

ditempati oleh Kecamatan Sumbang dengan 88,31 persen. Sementara untuk rata-rata kabupatan

persentasenya mencapai 92,39 persen, artinya masih ada sepuluh kecamatan yang rata-rata

persentase suara sahnya di bawah persentase tingkat kabupaten, yaitu Kecamatan PurwKecamatan

Purwokerto Utara, Baturraden, Sumbang, Kembaran, Sokaraja, Cilongok, Pekuncen, Rawalo,

Jatilawang dan Wangon.

SUARA

SAH%

SUARA

TIDAK % JML

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 LUMBIR 22.982 86,57% 3.565 13,43% 26.547 1

2 WANGON 36.641 81,96% 8.063 18,04% 44.704 21

3 JATILAWANG 28.074 81,11% 6.537 18,89% 34.611 19

4 RAWALO 21.669 78,15% 6.060 21,85% 27.729 26

5 KEBASEN 28.881 84,21% 5.417 15,79% 34.298 4

6 KEMRANJEN 32.579 86,71% 4.994 13,29% 37.573 2

7 SUMPIUH 25.585 85,95% 4.184 14,05% 29.769 3

8 TAMBAK 21.484 85,20% 3.733 14,80% 25.217 10

9 SOMAGEDE 15.857 80,03% 3.957 19,97% 19.814 20

10 KALIBAGOR 24.050 82,85% 4.980 17,15% 29.030 17

11 BANYUMAS 23.891 85,81% 3.951 14,19% 27.842 6

12 PATIKRAJA 24.674 78,28% 6.848 21,72% 31.522 13

13 PURWOJATI 15.500 83,76% 3.006 16,24% 18.506 12

14 AJIBARANG 47.734 84,56% 8.716 15,44% 56.450 7

15 GUMELAR 26.273 86,68% 4.037 13,32% 30.310 5

16 PEKUNCEN 32.099 81,39% 7.339 18,61% 39.438 24

17 CILONGOK 54.420 81,13% 12.657 18,87% 67.077 16

18 KARANGLEWAS 28.275 80,19% 6.987 19,81% 35.262 14

19 SOKARAJA 38.571 81,75% 8.613 18,25% 47.184 22

20 KEMBARAN 33.573 77,71% 9.629 22,29% 43.202 25

21 SUMBANG 34.179 72,74% 12.809 27,26% 46.988 27

22 BATURRADEN 22.815 78,40% 6.287 21,60% 29.102 23

23 KEDUNGBANTENG 26.343 81,09% 6.145 18,91% 32.488 9

24 PURWOKERTO SELATAN 32.091 82,02% 7.036 17,98% 39.127 15

25 PURWOKERTO BARAT 23.536 81,30% 5.412 18,70% 28.948 8

26 PURWOKERTO TIMUR 25.601 80,61% 6.157 19,39% 31.758 11

27 PURWOKERTO UTARA 21.165 80,15% 5.241 19,85% 26.406 18

768.542 81,68% 172.360 18,32% 940.902

NO. KECAMATAN

JUMLAH SUARA SAH DAN TIDAK SAH DPD

PERINGKAT

SUARA SAH

TOTAL

Tabel 2.21.Jumlah dan Persentase Suara Sah dan Tidak Sah Pada Pemilu Legislatif

Tingkat DPD di Kabupaten Banyumas Berdasarkan Kecamatan

Sumber: Formulir Model DB-1 DPD

3 KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANYUMAS 20

BUKU HASIL PEMILU 2014

2014PEMILIHAN UMUM

Sama halnya untuk Pemilu tingkat DPD seperti ditunjukkan tabel 2.19, persentase suara sah

yang paling tinggi juga ditempati oleh Kecamatan Lumbir dengan 86,57 persen dan persentase suara

sah yang paling rendah ditempati oleh Kecamatan Sumbang dengan 72,74 persen. Sementara untuk

rata-rata kabupatan persentasenya sebanyak 81,68 persen, dengan begitu masih ada empat belas

kecamatan yang rata-rata persentase suara sahnya di bawah persentase tingkat kabupaten, yaitu

Kecamatan Purwokerto Utara, Purwokerto Timur, Purwokerto Barat, Kedungbanteng, Baturraden,

Sumbang, Kembaran, Karanglewas, Cilongok, Pekuncen, Patikraja, Somagede, Rawalo, dan

Jatilawang.

Untuk tingkat DPRD Provinsi seperti terlihat pada tabel 2.20, persentase suara sah yang

paling tinggi ditempati oleh Kecamatan Kemranjen dengan 93,67 persen dan persentase suara sah

yang paling rendah ditempati oleh Kecamatan Sumbang dengan 85,79 persen. Sementara untuk rata-

rata kabupatan persentasenya sebanyak 90,47 persen. Menurut data tersebut, masih ada dua belas

kecamatan yang rata-rata persentase suara sahnya di bawah persentase tingkat kabupaten, yaitu

Kecamatan Purwokerto Utara, Kedungbanteng, Baturraden, Sumbang, Kembaran, Karanglewas,

Cilongok, Pekuncen, Patikraja, Somagede, Rawalo, dan Jatilawang.

SUARA

SAH%

SUARA

TIDAK

SAH

% JML

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 LUMBIR 25.655 96,64% 892 3,36% 26.547 5

2 WANGON 43.262 96,77% 1.442 3,23% 44.704 3

3 JATILAWANG 33.422 96,56% 1.189 3,44% 34.611 6

4 RAWALO 26.759 96,50% 970 3,50% 27.729 7

5 KEBASEN 33.167 96,70% 1.131 3,30% 34.298 4

6 KEMRANJEN 36.417 96,92% 1.156 3,08% 37.573 1

7 SUMPIUH 28.596 96,06% 1.173 3,94% 29.769 9

8 TAMBAK 24.175 95,87% 1.042 4,13% 25.217 12

9 SOMAGEDE 18.957 95,67% 857 4,33% 19.814 14

10 KALIBAGOR 27.805 95,78% 1.225 4,22% 29.030 13

11 BANYUMAS 26.547 95,35% 1.295 4,65% 27.842 17

12 PATIKRAJA 30.232 95,91% 1.290 4,09% 31.522 11

13 PURWOJATI 17.827 96,33% 679 3,67% 18.506 8

14 AJIBARANG 54.218 96,05% 2.232 3,95% 56.450 10

15 GUMELAR 29.356 96,88% 946 3,12% 30.302 2

16 PEKUNCEN 37.514 95,12% 1.924 4,88% 39.438 20

17 CILONGOK 64.011 95,43% 3.066 4,57% 67.077 16

18 KARANGLEWAS 33.567 95,19% 1.695 4,81% 35.262 19

19 SOKARAJA 45.102 95,59% 2.082 4,41% 47.184 15

20 KEMBARAN 40.989 94,88% 2.213 5,12% 43.202 21

21 SUMBANG 44.239 94,15% 2.749 5,85% 46.988 27

22 BATURRADEN 27.496 94,48% 1.606 5,52% 29.102 26

23 KEDUNGBANTENG 30.939 95,23% 1.549 4,77% 32.488 18

24 PURWOKERTO SELATAN 37.043 94,68% 2.082 5,32% 39.125 22

25 PURWOKERTO BARAT 27.393 94,63% 1.555 5,37% 28.948 24

26 PURWOKERTO TIMUR 30.059 94,65% 1.699 5,35% 31.758 23

27 PURWOKERTO UTARA 24.977 94,59% 1.429 5,41% 26.406 25

899.724 95,62% 41.168 4,38% 940.892

NO. KECAMATAN

JUMLAH SUARA SAH DAN TIDAK SAH

DPRD PROVINSIPERINGKAT

SUARA SAH

TOTAL

Tabel 2.22.Jumlah dan Persentase Suara Sah dan Tidak Sah Pada Pemilu Legislatif

Tingkat DPRD Provinsi di Kabupaten Banyumas Berdasarkan Kecamatan

Sumber: Formulir Model DB-1 DPRD Provinsi

3KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANYUMAS21

BUKU HASIL PEMILU 2014

2014PEMILIHAN UMUM

Untuk tingkat DPRD Kabupaten/Kota seperti tabel 2.21, persentase suara sah yang paling

tinggi juga ditempati oleh Kecamatan Kemranjen dengan 96,92 persen dan persentase suara sah

yang paling rendah ditempati oleh Kecamatan Sumbang dengan 94,15 persen. Sementara untuk

rata-rata kabupatan persentasenya sebanyak 95,62 persen. Menurut data tersebut, masih ada tiga

belas kecamatan yang rata-rata persentase suara sahnya di bawah persentase tingkat kabupaten, yaitu

Kecamatan Purwokerto Utara, Purwokerto Timur, Purwokerto Selatan, Purwokerto Barat,

Kedungbanteng, Baturraden, Sumbang, Kembaran, Sokaraja, Karanglewas, Cilongok, Pekuncen,

dan Banyumas.

SUARA

SAH%

SUARA

TIDAK

SAH

% JML

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 LUMBIR 25.655 96,64% 892 3,36% 26.547 5

2 WANGON 43.262 96,77% 1.442 3,23% 44.704 3

3 JATILAWANG 33.422 96,56% 1.189 3,44% 34.611 6

4 RAWALO 26.759 96,50% 970 3,50% 27.729 7

5 KEBASEN 33.167 96,70% 1.131 3,30% 34.298 4

6 KEMRANJEN 36.417 96,92% 1.156 3,08% 37.573 1

7 SUMPIUH 28.596 96,06% 1.173 3,94% 29.769 9

8 TAMBAK 24.175 95,87% 1.042 4,13% 25.217 12

9 SOMAGEDE 18.957 95,67% 857 4,33% 19.814 14

10 KALIBAGOR 27.805 95,78% 1.225 4,22% 29.030 13

11 BANYUMAS 26.547 95,35% 1.295 4,65% 27.842 17

12 PATIKRAJA 30.232 95,91% 1.290 4,09% 31.522 11

13 PURWOJATI 17.827 96,33% 679 3,67% 18.506 8

14 AJIBARANG 54.218 96,05% 2.232 3,95% 56.450 10

15 GUMELAR 29.356 96,88% 946 3,12% 30.302 2

16 PEKUNCEN 37.514 95,12% 1.924 4,88% 39.438 20

17 CILONGOK 64.011 95,43% 3.066 4,57% 67.077 16

18 KARANGLEWAS 33.567 95,19% 1.695 4,81% 35.262 19

19 SOKARAJA 45.102 95,59% 2.082 4,41% 47.184 15

20 KEMBARAN 40.989 94,88% 2.213 5,12% 43.202 21

21 SUMBANG 44.239 94,15% 2.749 5,85% 46.988 27

22 BATURRADEN 27.496 94,48% 1.606 5,52% 29.102 26

23 KEDUNGBANTENG 30.939 95,23% 1.549 4,77% 32.488 18

24 PURWOKERTO SELATAN 37.043 94,68% 2.082 5,32% 39.125 22

25 PURWOKERTO BARAT 27.393 94,63% 1.555 5,37% 28.948 24

26 PURWOKERTO TIMUR 30.059 94,65% 1.699 5,35% 31.758 23

27 PURWOKERTO UTARA 24.977 94,59% 1.429 5,41% 26.406 25

899.724 95,62% 41.168 4,38% 940.892

NO. KECAMATAN

JUMLAH SUARA SAH DAN TIDAK SAH

DPRD KABUPATEN/KOTAPERINGKAT

SUARA SAH

TOTAL

Tabel 2.23.Jumlah dan Persentase Suara Sah dan Tidak Sah Pada Pemilu Legislatif

Tingkat DPRD Kabupaten/Kota di Kabupaten Banyumas Berdasarkan Kecamatan

Sumber: Formulir Model DB-1 DPRD Kabupaten/Kota