FILSAFAT ILMU MENURUT KONSEP ISLAM - Neliti

12
------------------------ FILSAFAT ILMU MENURUT KONSEP ISLAM }fc6:IIuu{ clisms Z.6o:ir StdfPengajar Fak. Filsafat UGM Di jaman ini, keberhasilan b!1ik seca:ra pribadi .. ' maupun selaku ummat, diukur aan keberhasilannya menguasai ilmu danteknologi serta rekayasanya. Manusia selcarang juga tidak mungkin melepas- kan diri dan hiduptanpa ilmu pengetahuan Qan serta rekayasanya. Balikan dalam banyak hal teknologi seolah-.o.lan sudah "mencampuri" urusan yang di masa Ialu dianggap sebagai hak Allah dalam penciptaan. Ilmu pengetahuan (eksakta) dan teknologi berfUngsi selaku "sang penebus dan sang pembebas". Di dalam konsep Islam manusia dituntut untuk mencari ilmu yang ber- manfaat dan menghindarkan diri dari mencari ilmu yang tidak bermanfaat. Ukuran .kemanfaatan terletak se- jauhmana suatu ilmu mendekatkan diri kepada kebenaran Allah dan se- jauhmana ia tidak bersifat merusak kehidupan manusia itu sendiri secara luas. Naquib AJ-Attas menulis bahwa: IImu bersifat tidak teroatas karena ob- jek ilmu memang tidak ada batasnya. Tetapi, ada suatu batas kebenaran da- lam setiap objek ilmu, sehingga pen- carlan ilmu yang benar bukanlah suatu pencarian yang tanpa akhir. Jika pen- carlan ilmu adalah tanpa akhir, maka mencapai ilmu dalam rentang masa yang memiliki awal dan akhir menjacli mustahil, dan ini juga akan membuat ilmu itu sendiri menjadi· tidak ber- makna. IImu mengenai kebenaran-ke;. benaran dunia lahiriah memang·dapat dicapai dan bertambah melalui peneh- tian yang dilakukan oleh beberapa ge- nerasi ummat manusia. Tetapi ilmu yang henar, ilmu sejati, harns mem- punyai pengaruh langsung terhadap individu manusia karena ini menyang- kut identitas dan nasibnya, dan manusia tidak dapat memikul akibat penundaan keputusan yang menyang- kut kebenaran ilmu itu, karena ia bu- kanlah sesuatu yang dapat ditunda dengan h arapan generasi-generasi yang uan datang akan dapat mene-

Transcript of FILSAFAT ILMU MENURUT KONSEP ISLAM - Neliti

------------------------

FILSAFAT ILMUMENURUT KONSEP ISLAM

}fc6:IIuu{clisms Z.6o:irStdfPengajar Fak. Filsafat UGM

Di jaman ini, keberhasilan ~nusia~ b!1ik seca:ra pribadi..'maupun selaku ummat, diukur aan keberhasilannyamenguasai ilmu pe~etahuan danteknologi sertarekayasanya. Manusia selcarang juga tidak mungkin melepas­kan diri dan hiduptanpa ilmu pengetahuan Qan teknolo~serta rekayasanya. Balikan dalam banyak hal teknologiseolah-.o.lan sudah "mencampuri" urusan yang di masa Ialudianggap sebagai hak Allah dalam penciptaan. Ilmupengetahuan (eksakta) dan teknologi berfUngsi selaku "sangpenebus dan sang pembebas".

Di dalam konsep Islam manusiadituntut untuk mencari ilmu yang ber­manfaat dan menghindarkan diri darimencari ilmu yang tidak bermanfaat.Ukuran .kemanfaatan terletak se­jauhmana suatu ilmu mendekatkan dirikepada kebenaran Allah dan se­jauhmana ia tidak bersifat merusakkehidupan manusia itu sendiri secaraluas. Naquib AJ-Attas menulis bahwa:IImu bersifat tidak teroatas karena ob­jek ilmu memang tidak ada batasnya.Tetapi, ada suatu batas kebenaran da­lam setiap objek ilmu, sehingga pen­carlan ilmu yang benar bukanlah suatupencarian yang tanpa akhir. Jika pen­carlan ilmu adalah tanpa akhir, makamencapai ilmu dalam rentang masa

yang memiliki awal dan akhir menjaclimustahil, dan ini juga akan membuatilmu itu sendiri menjadi· tidak ber­makna. IImu mengenai kebenaran-ke;.benaran dunia lahiriah memang·dapatdicapai dan bertambah melalui peneh­tian yang dilakukan oleh beberapa ge­nerasi ummat manusia. Tetapi ilmuyang henar, ilmu sejati, harns mem­punyai pengaruh langsung terhadapindividu manusia karena ini menyang­kut identitas dan nasibnya, danmanusia tidak dapat memikul akibatpenundaan keputusan yang menyang­kut kebenaran ilmu itu, karena ia bu­kanlah sesuatu yang dapat ditundadengan harapan generasi-generasiyang uan datang akan dapat mene-

mukannya. Itulah sebabnya krisis ke­benaran yang terjadi pada setiap ge~

nerasi adalah yang menyangkut ilmusejati ini, dan barangkali krisis kebe­naranbelum pemah terjadi separahpada jamankita sekarang ini (Naquib.A.l-Attas, 1995: 63-64).

Kebenaran suatu ilmu pengeta­huan, menurut Islam, adalah seban­ding dengan kemanfaatan s'Patu ilmupengetahuan.

Secara rinci ilmu pengetahuanyang bermanfaat adalah apabila: (1)mendekatkan pada kebenaran Allahdan hukan menjauhkannya1 (2) dapatmembantu ummat merealisasikan tu­juan-tujuannya2 (3) dapat memberikanpedoman bagi sesama3 (4) dapat menye­lesman persoalan ummat4• Menurut

1 Nabi saw bersabda: Sesungguhnya Allah ditaatidan. disembah dengan ilmu. Begitu juga kebaikandunia dan akhirat bersama ilmu, sebagairnana

kejahatan dunia dan akhiratkarena kebodohan.2 Dan kalimat Allahlah yang tertinggi (At Taubah:40)Nabi saw bersabda: Barangsiapa mati ketikasedang mencari ilmu Wittik menghidupkan Islammaka di surga.ia sederajat di bawab para nabi.3 Nabi saw bersabda: Allah ak:an menyayangipenerus-penerusku. Beliau ditanya: 'Siapakah parapeneros itu?" Beliau menjawab: "Mereta yangmenghidupkan sunnah-sunnablro danm.engajarkannya kepada bamba-bamba Allah"4· Demikian itu, karena sesungguhnya Allah, Dia-lab yang hak, dan sesungguhnya apa saja yangmereka sem selain dari Allah itu batil (Luqman:30)

Nabi saw bersabda: Setiap manusia itu keluargaAllah, dan manusia yang paling dicintai-Nyaadalah yang paling bennanfaat bagi keluarga-Nya

Barangsiapa menuntut ilmu tidak kareDa Allah danmenghendald selain Allah, maka bersiap-siaplahuntuk berada dalam neraka

Barangsiapa bertambah ilmunya, tapi tidakbertambah hidayahnya, maka ia semakin jauh dariNya

Sestmggubnya Allah Y8D8 MahamuJia berfirman:

konsep Islam dikatakan bahwa sesuatuhal dapat dikatakan mengandung ke­benaran apabila ia mengandung man·faat dalam arti luas. Kebenaran jugamerupakan sifat dasar dari hakikatsesuatu sejauh yang sesuai dengan tun­tutan-tuntutan kearifan dan keadilan,dan ini tidak berarti bahwa kebenaranhanyaJah korespondensi antara per­nyataan dengan fakta, sebagaimanakonsep dari kaum rasionalis-positivis­tik. Karena kalau begitu fakta akansama dengan kebenaran, argumentasisemacam ini sangat sederhana danterkesan kekanak·kanakan. Kebenaranbukanlah sekedar kesesuaian denganCakta, karena fakta dapat saja dicip­takan oleh manusia dan karena itufakta dapat berada di tempat yangsalah. Realitas dan kebenaran manusiaharus mencakup wilayah ruhani danjasmani sekaligus, sehingga per­nyataan-pemyataan keilmuan yangberkaitan dengan manusia, sepertiyang muneul dari pemyataan-per­nyataan dan kesimpulan-kesimpulanumum rekayasa genetika, misalnya,walaupun didukung oleh bukti·buktiempiris, tetap saja salah karena diba­ngun di atas premis-premis yang di­dasarkan pada penafsiran yang salahteittang hakikat manusia, yang padagilirannya bergantung pada sistemyang salah, meskipun dianggap telahmenggambarkan tatanan realitas yangbenar5 (Naquib Al·Attas, 1995: 53·55).

"Saling mengingatkan ilmu di antara bamba­bambaKu itu dapat menghidupkan hati merekayang mati, jib mereka mengarahkannya kepada~tah-perintahKu.

Salah satu perbedaan mendasar di antara posisikonsep Islam dengan konsep ftlsafat modern(tilsafat barat yang sekularistik. pen.), sehubungandengan perumusan kebenaran ilmu pengetab.uanadalah berkisar pada pemabaman makna realitasdan kebenaran, dan hub1.mgan keduanya denganfakta Pemahaman terbadap 8pa yang diaa1 olehdua kata iDi mempunyai peogaruh &mat besar pada

Dr. Mahdi Ghulsyani membagi ayat­ayat dalam AI Qur'an6 yang berisi agar

pemabarnan makna ilmu dan proses epistemologis,pemabaman nilai-nilai, dan akhimya padapemabaman akan hakikat manusia ito sendiri.Konsep Islam menggunakan satu kata untukmengartikan sekaligus realitas dan kebenaransecara umum.. Fakta ini sendiri memiliki artipenting dalam ll1engantar kita memabamikebenaran, tidak hanya sebagai sifat dari suatopemyataan, kepercayaan, dan penilaian, tetapi jugasebagai sifat dati hakikat realitas. Kata haqqsek.aligus berarti realitas dan kebenaran.Lawannya adaIah bathiL yang artinya bukanrealitas atau kepalsuan. Haqq berarti suatutesesuaian dengan syarat-syarat kebijaksao88D,

keadilan, kebenaran, k.etepatan, realitas, dankepantasan .moral. Ia mempakan -suatu "keadaan,kualitas, atau sifat yang dapat ditemukan da1amkebijakan, keadilan, ketepatan, kebeDaran,realitas, dan kepantasan. Ia mempakan suatuk.eadaan keniscayaan, sesuatu yang takterhindarkan, wajib, hak yang mesti diberikan. Iamempakan keadaan eksistensi dan mencakup~ya (Naquib AI-Attas, 1995: 47-48)., AI Qur'an sendiri mengkomtmikasikan ·a~tanda, atau lambang-lambangnya terdiri atassebagaian yang jelas dan pasti (al-mubkamat). dansebagian yang samar dan bennakna banyak (al­mutasyabihat).

Dia lab yang menunmkan AI Kitab (AI Qur'an)kepada kamu. Di antara (isi)nya ada ayat-ayatmllbkamat, itulah pokok-pok.ok isi AI Qur'an danyang lain (ayat-ayat) mutasyabihatAdaptm orangyang dalam hatinya condong kepada kesesatan,maka mereka mengikuti ayat-ayat yangmutasyabibat lUltuk menimbulkan fitnah dan untukmencari takwilnya, padahal tidak ada yangmengetahuinya melainkan Allah. Dan orang-orangyang mendalam ilmtmya berkata: Kami berimankepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanyadari sisi Tuhan kami, dan tidak dapat mengambilpelajaran (darinya) melainkan orang-orang yangberaka1 (Ali 'Imran: 7).

Donia gejala yang ada dalam alam semesta ini punjuga terdiri dati taDda, ayat, atau lamban& yangmaknanya jelas dan pasti, dan yang maknanyasamar-samar dan tidak pasti. Secara metodologisAI Qur'an deogan ayat di atas menegaskan bahwapenauian, penemuan makDa-makDa yangtersembunyi dari~ tanda, Jambmgyang samar­samar da1am At Qur'an diJatnkan ta~~ d8D ini

manusia memikirkan alam semestadengan ilmu pengetahuan1 jU8tru un·tuk mengenal kebenaran Allah(Ghulsyani, 1995: 62-65) sebagaiberikut: (1) Ayat-ayat yang menggam­barkan elemen-elemen pokok objekatau menyuruh manusia untuk me­nyingkapkannya8 (2) Ayat-ayat yangmencakup masalah cara penciptaanobjek-objek material maupun yangmenyuruh manusia untuk menyingkapasal-usuJnya9 (3) Ayat-ayat yang

didasarkan atas penafsiran yang jelas dan pastiatau tafsir. I>emikian juga penjelasan.aspek-aspekslam empiris yang S8lIl8I'-samar barus didasarkanpada apa yang telah diketahui dengan pasti (lihatNaquib Al-Attas, 1995: 66).7. Salah satu em yang membedakan Islam denganyang lainnya adalah penekanannya terhadapmasalab ilmu. AI Qur'an dan As Sunnahmengajakbum muslimin untuk mencari dan mendapatkanilmu, hikmah atau k.earifan, serta menempatkanorang-orang yang. berpengetahuan pads derajatyang tinggi.

Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antarahamba-hamba Nya hanyalah ulama (orang yangberilmu) (Faathir: 28).8 Maka hendaklah manusis. memperhatikan, datiapa ia diciptakan (Ath Thaariq: 5)

Sesungguhnya K.ami telah menciptakan manusiadari setetes mani yang bercampur, yang ·hendakK.ami uji dan Kami jadikan dia mendengar danmelihat (AI Insaan: 2)9 Dan Dia-Iab yang menciptakan langit dan bumidalam enam periode, dan adalah singgasana Nya diatas air ( lIuud: 7)

Dan sesunggubnya Kami telah menciptakanmanusia dari sesuatu saripati tanah. KemudianKami menjadikannya nuthfah yang disimpandalam tempat yang tokOO. Kemudian Kamimenjadikannya segumpal darah, dansegumpaldarah itu Kami jadikan suatu jaringan, kemudianKami menjadikannya tulang belulang, laIu· tulangbelulang itu Kami bungkus dengan daging.Kemudian Kami menjadikannya ciptaan yang lain.Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang PalingBait (Al Mu'minmm: 12-14)

Dan apakah onmg-orang kafir tidat melihat

menyuruh manusia untuk menyingkapbagaimana alam semesta ini berwujudlO

(4) Ayat-ayat yang menyuruh manusiauntuk mempelajari gejala-gejala alam l !

bahwasanya langit dan bumi itu keduanya itudahulu bersatu, kemudian Kami pisabkan antarakeduanya (AI Anbiyaa: 30)

Dia menciptakan langit tanpa liang yang dapatkamu lihat, dan' Dia meletakkan gunung-gunung(di pennukaan bumi) supaya bumi itu tidak:menggoyahkan kamu (Luqman: 10)

Maka apakah mereka tidak memperbatikanbagaimana Wlta diciptakan. Dan langit, bagairnanaia ditinggikan. Dan gwnmg-gunung, bagairnana iaditegakk.an. Dan bumi, bagaimana ia dihamparkan(AI Ghaasiyah: 17-20).to Katakanlah: "Berjalanlah di bumi, laIuperhatikanlah bagairnaoa Allah memulaipenciptaann (AI Ankabuut: 20)

Dan apakah mereka tidak memperbatikanbagairnana Allah memulai penciptaan, kemudianmengulanginya kembali (AI Ankabuut 19).11 Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwasesungguhnya Allah menurunkan air dari langit,maka diatur Nya menjadi sumber-smnber di bumi,kemudian di tumbuhkan Nya dengan air itutanaman-tanaman yang bermacam-macamwamanya, laIu ia menjadi kering, laIu kamimelibatnya kekuning-kuningan, kemudiandijadikan Nya bancur berdera-derai. Sesungguhnyapada yang demikian itu benar-benar terdapatpelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal(Az Zumar: 21)

Allah, Dia lab yang mengirim angin, lalu angin itumenggerakkan awan, dan Allahmembentangkannya di langit menutut yangditehendaki NY' dan menjadikannya bergumpal­gumpal; lalu kamu lihat hujan keluar dari celah­celahnya (Ar Rnum: 48)

Sesunggubnya dalam penciptaan langit dan bumi,silih bergantinya maJam dan siang, bahtera yangberlayar di 1ant membawa apa yang berguna bagimanusia, dan apa yang Allah tunmkan dati langitberupa air, lalu denga air itu Dia hidupkan bumisesudah mati (kering), dan Dia sebarkan di bumiitu segala jenis bewan, dan pengisaran angin danawan yang bisa dikendaHkan di antara langit danbumi; suugguh (terdapat) tanda-tanda (keesaandan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan

-J,u;.IffiG(Jfar., Maret I9!1J

(5) Ayat-ayat yang menunjukkanbahwa Allah bersumpah atas berbagaiobjek alam12 (6) Ayat-ayat yang denganmerujuk beberapa gejala alam,menjelaskan kemungkinan terjadinyahari Kebangkitan13 (7) Ayat-ayat yangmenekankan kelangsungan danketeraturan penciptaan Allah 14 (8)

(AI Baqarah: 164)t2 Demi matabari dan cahayanya di pagi bari. Danbulan apabila mengirinya, dan siang apabilamenampakkannya, dan malam apabilamenutupinya, dan langir serta pembinaannya, danbumi serta peogbamparannya (Asy Syams: 1-6)

Maka Aku bersumpah demi jatuhnya bintang­bintan&. SesuDaguhnya sumpah itll adalah dabsyatkaIau kamu mengetahui (AI Waaqi'ah:75-76)

Demi langit dan bintang malamhari. Tahukahkamu apakah bintang maJam bari itu? Yaitubintang yang cahayanya terang menembus (AthThaariq: 1-3)13 Hai manusia, jika kalian dalam k.eraguantentang kebangkitan, maka (ketahuilah)sesungguhnya Kami telah m.enjadikan kalian daritanah, kem.udian dari setetes mani, kem.udian darisegumpal darah yang sempuma kejadiannya danyang tidak sempuma... Dan kalian lihat bumi inikering, kemudian apabila telah Kami tunmkan airatasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah danmenmnbuhkan berbagai macam nunput-mmputanyang indah (AI Hajj: 5)

Dan tidakkah Tuhan yang menciptakan langit danbumi itu berkuasa untuk menciptakan yaDg serupadengan itu? Bellar, Dis berkuasa. Dan Dis 1ahMaba Pencipta lagi Malta Mengetahui (Yaa Siin:81)

Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati danmengeluarkan yang mati dari yang hidup danmenghidupkan bumi sesudah matinya. Dan sepertiitulah kalian akan dikeluarkan (Ar Ruum: 19).

14 Dan kamu lihat gunung-gunung ito., kamusangka dia tetap <Ii tempatnya, padabal ia berjalansebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatanAllah yang membuat dengan kokoh tiap-tiapsesuatu (An Naml: 88)

Yaug te1ah menciptakan langit berlapis-lapis.

Ayat-ayat yang menjelaskan kehar­monisan keberadaan manusia denganalam semesta16

Ilmu pengetahuan merupakanupaya menyingkap realitas yang di­hadapi dunia manusia, dituntut untukdapat seeara tepat merumuskan objek

Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaanTuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidakseimbang. Maka lihatlab berulang-ulang, adakahsesuatu yang kamu liMt yang tidak seimbang?Kemudian pandanglah sekali lagi" niscayapenglihatanmu akan kembali kepadamu dengantidak menemukan suatu C8eat dan penglihatanmui~ dalam keadaan payah (AI MuJk: 3-4)

Dan Kami telah mengbamparkan bumi dan telahmenjadikan padanya gunung-gunung dan K.amitumbuhkan padanya segala sesuatu menurutukuran (AI Hijr: 19)

Dan Dia telab menciptakan segala sesuatu, danDia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi­rapinya (AI Fmqaan: 2)

Dan Dia menciptakan langit dan bumi dengan(tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atassiang dan menutupakan siang atas Malam danmenundukkan matabari dan bulan, masing-masingberjalan menurut waktu yang ditentukan (AzZumar: 5)

Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dansegala yang ada di antara keduanya denganbennain-main (AI An biyaa: 16)15 Dia lab Allah, yang menjadikan segala yang adadi bumi Wltuk kamu (AI Baqarah: 29)

Dan Dia telah menciptakan binatang temak untukkamU; padanya ada pakaian yang mengbangatkandan berbagai macam manfaat, dan sebagiannyakamu makan (An Nahl: 5)

Dan Kami tunmkan besi, padanya terdapatkekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagimanusia (AI Hadiid: 25)

Dan Dia lab yang menjadikan bintang-bintangbagimu, agar kamu menjadikannya petunjuk dalamkegelapan di darat dan di 1aut. SesungguhnyaKami telah menjelaskan tanda-tanda k.ebesaran(Kami) kepada orang-orang yang mengetahui (AIAn'aam: 97).

material maupun formalnya, Dewasaini, nampak bahwa ilmu pengetahuanyang bercorak empiris dengan metodekuantitatif cenderung menduduki"peran utama" serta dipercaya kebe­narannya. Hal ini sedikit banyaknyadipengaruhi oleh perkembangan posi­tivisme Auguste Comte yang mengaju­kan tiga tahapan· pembebasan ilmupengetahuan. Pertama, ilmu pengeta­huan melepaskan d.iri dari lingkunganteologik yang bersifat mitis. Kedu8 ..ilmu pengetahuan melepaskan diri danlingkungan metaflSik yang bersifat ab­strak. Ketiga, ilmu pengetahuan me­nemukan otonominya dalam lingkung­an positivistik. Pada gilirannyaberkembang metode ilmiah yang mem­batasi pada objek yang dihasilkan ob­servasi empirik. Kebenaran hanya da­pat dipahami dalam batas perhitungankuantitatif dan matematik.

Harus diakui untuk jamaosekarang ini, keberhasilan manusia,baik seeara pribadi maupun selakuummat, diukur dari keberhasilannyamenguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta rekayasanya. Manusiasekarang juga tidak mungkin melepas­kan d.iri dan hidup tanpa ilmu pengeta­huan dan teknologi serta rekayasanya.Bahkan dalam banyak hal teknologiseolah-olah sudah "mencampuri"urusan yang di masa lalu dianggap se­bagai hak Allah dalam penciptaan.Ilmu pengetahuan (eksakta) dan tek­nologi berfungsi selaku "sang penebusdan sang pembebas". Ia rnenebus danmembebaskan manusia dari kebodoh­an, keterbelakangan, dan kemiskinan.Kendatipun kenyataan dapat sajamenunjukkan lain, bagaimana jarakantara si kaya dan si rniskin semakintajam. Namun yang pasti, ilmu penge­tahuan dan teknologi serta reka­yasanya dewasa ini, merupakan lam­bang paling jew dari otonomi manusia.

Persoalan yang- harus dijawabadalah penyimpangan ilmu pengeta­huan dan teknologi serta rekayasanyake arah pemahamankebenaran semudan bukan kebenaran hakiki. Padahalnampaknya itulah yang menjadi eirimodemisme, yakni lebih menonjol ke­benaran materi dan bukan non-materi,mementingkan kepentingan-kepenting­an jasmaniah dan bahkan "merusak"ruhani. Bukan berarti hendak men­dramatisasi situasi peradaban, tetapiharns pula disadari bah\va ilmu penge­tahuan dan teknologi serta reka­yasanya semula dikembangkan justrudemi upaya pembebasan manusia, me­mudahkan manusia dalam menghadapidan menyelesaikan masalah hidupnya.Dalam kenyataannya, apabila tidakterkontrol akan menghadirkan kerumi·tan hidup yang salah satunya mem­bawa bentuk keterasingan dan kehi·langan kepekaan atas matra ruhanimanusia. l\lanusia kehilangan kontakruhaniahnya dengan manusia lain,dengan alam lingkungan, dan dengansesuatu yang bersifat transenden.

Ilmu pengetahuan dan tek·nologi serta rekayasanya de\\·asa inisekali lagi, tidak lagi menjadi fenomenayang berdiri 'sendiri sebagai salah satuhasil kebuda:raan. Ia telah menjadiideologi,mempengaruhi dan merubahgaya hidup manusia. Secara khusus.teknologi· tidak bisa lagi diartikan se­bagai semata-mata benda-benda ter­tentu seperti mesin-mesin, alat-alatelektronika atau produk lain yang di­konsumsi . masyarakat luas, sebagai­mana banyak orang banyak orang ber­pendapat. Tetapi juga berarti pengeta­huan dan kesadaran manusia, sebabteknologi itu sendiri hanya mungkinada dan berkembang oleh daya ab­il4trllkHi dan kesadaran manusia. l'ek­nologi ti~k dimengerti sebagai objek

• JMma~Gafat, Maret 1997

--belaka, tetapi sebagai sikap menyelu­ruh terhadap dunia hidup manusia.Sikap tersebut dalam era modern ter­manifestasi seeara teoretis dalam ilmupengetahuan yang dikembangkan danteknologi yang diciptakan. Dengan katalain iImu pengetahuan dan teknologiserta rekayasanya adalah kebudayaanmanusia itu sendiri dalam arti luas.

Diperlukan pernikiran sungguh­sungguh untuk mengembangkan ilmupengetahuan eksakta-empirik danteknologi di satu pihak dan penegasankedudukan filsafat ilmu pengetahuandi pihak lain sebagai sarana untukmengutuhkan pemahaman kebenarallyang hendak dieapai manusia. Se­hingga pads gilirannya dikukuhkankedudukan dan fungsi agama hukansekedar ritualitas-formal, tetapi sung­guh-sungguh merupakan puneakterakhir dari penemuan manusia ataskebenaran. Itu berarti rekayasa menu­rut konsep Islam tidaklah mengem­bangkan hasil karya teknologi yangsemata-mata berrlasarkan rasionalismedan saintisme. sebab keduanya terlalumengajarkan materialisme yang tidakdapat mengakui tingkat kebenaran diluar matra ruang dan \vaktu duniawi,Hal ini berakibat, manusia seakan­akan harus memilih antara rasionalitasatau keyakinan terhadap agama. pe­mahaman ilmiah atau pemahamanre­ligius. padahal sesungguhnya persoalan"dilematis" ini tidak perlu terjadi.

Tetapi ada pula perkembanganbarn yang patut diperhatikan dalamkehidupan intelektual dewasa ini.yakni di beberapa pihak ada semacamkehausan spiritual barn. Manusia mu­lai menyadari bahwa apa yang dipela­jari dengan teliti melalui ilmu pengeta­huan dan teknologi serta rekayasanyahanya merupakan satu aspek dari re~

alita~ hidup sesunggtlhnya yang jauhlebih kaya. Terdapat perkembangan

43

baru dari para ahli ilmu pengetahuaneksakta yang cenderung menjauhkandiri secara radikal dari materialisme..Muneul sikap yang menunjukkanketerbukaan terhadap masalah prinsipyang melampaui batas-batas metodolo­gis dari ilmu pengetahuan sendiri.Tentu saja batas-batas metodologistetap ada dan tak terbantah, karenaibaratnya setiap pintu memerlukankunci sendiri-sendiri untuk membu­kanya. Tetapi batas itu hukan sesuatuyang membatasi pikiran sehinggamembuat Urnu pengetahuan harns ter­tutup satu sarna lain. Ini berarti, suatudialog inter dan multi disipliner ilmupengetahuan harus ditingkatkan inten­sitasnya.

Seeara lebih luas mulaisekarang harus diupayakan jawabansecara keilmuan tema sentral hubun­gan antar manusia, diri sendiri, mau­pun dengan orang lain, antara manusiadengan alam semesta, dan hubunganantara manusia sebagai makhluk de­ngan Allah sebagai Khalik. Bagi pakarilmu pengetahuan eksakta, pakar ilmukemanusiaan, pakar ilmu filsafat danpakar (ilmu) agama hal ini merupakansuatu kesempatan untuk duduk ber­sarna, berdialog untuk mencapai kebe·naran utuh. Seharusnya penemuan­penemuan dalam ilmu pengetahuantidak saling menutup diri, melainkansaling membuka, sehingga iImu penge­tahuan yang dikembangkan manusiapada dasarnya merupakan upaya ber­kesinambungan, tetap dalam kerangkamaknawiyah ibadat. Sehingga denganilmu pengetahuannya, manusia sebagaihamba akan menemukan kebenaranrealitas tertinggi Rabbi Dzat WajibulWujud, menuju 'azhamu darajatan'indallah.

Dalam konsep Islam dijelaskanbahwa kemampuan manusia untukmemahami kebenaran alam semesta

merupakan "benang merah" dari pema­hamannya terhadap kebenaran AllahTa'ala. Tanda-tanda kebenaran yangberada di alam semesta harus dipahamisebagai tanda-tanda kebenaran Illahi­yah. Di manapan dalam AI Qur'an ter­dapat rujukan akan bukti-bukti Illahidalam dunia alam semesta yang bersi­fat fisik 16

16 DiaIah yang telah menurunkan air hujan darilangit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman,dan sebagiannya (menyubmkan) tumbuh­tumbuhan, yang pada (tempat tumbulmya) kamumenggembalakan temakmu. Dan menumbuhkanbagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman:zaitun, korma, anggur dan segala macam buah­buahan. Sesunggulmya pada yang demikian itu adatanda bagi kaum yang merenungkan (Yunus: lO­II ).

Dan Dia mentmdukkan malam dan siang, mataharidan bulan tultukmu, Dan bintang-bintang ituditundukkan (untukmu) dengan perintah Nya.sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benarterdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaumyang berakal (An Nahl: 12)

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bwni,pergantian siang dan malam, ada tanda-tandabagiorang yang memahami (Ali 'Imran: 180)

Sesungguhnya pada langit dan bumi benar-benarterdapat tanda-tanda kekuasaan Allah untuk orang­orang yang beriman (AI Jaatsiyah: 3).

Apakah mereka tidak memperhatikan, bahwasesungguhnya Kami telah menjadikan malamsupaya mereka beristirabat padanya dan siang yangmenerangi? Sestmgguhnya pada yang demikian ituterdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagiorang-orang yang beriman (An Naml: 86)

Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siangitu dan pada yang diciptakan Allah di langit dan dibumi, benar-benar terdapat tanda-tanda bagiorang-orang yang bertaqwa (Yunus: 6)

Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan.kepadamu dan ingatlah selalu yang ada didalamnya, agar kamu bertaqwa (Al Baqarah: 63)

Dan di antara tanda·tanda kelruasaan Nya ialahmenciptakan" langit dan bumi, dan berlainan

44

bahasamu dan wama kulitmu. Sesongguhnya pactayang demikiao ita beDar-benar terdapat tanda­tanda bagi orang yang berilmu (AI'Ruum: 22)

Dialah yang menjadikan matabari· bersinar danbulan bercabaya dan ditetapkanNya manzilab..manzilab (tempat-tempat) bagi perjalanan bulanitu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun danperhittmgan (waktu). Allah tidak menciptakanyang demikian ito melainkan dengan bake Diemenjelaskan tanda-tanda kepada onmg-orang yangberilmu (Yunus: S).

Dan Dia (menundukkan pula) apa yang Diaciptakan lUltuk kamu di bumi ini dengan berlain­lainan macamnya; sesunggubnya pacta yangdemikian itu benar-benar terdapat tanda kekuasaanAllah bagi kamn yang sadar (An Nahl: 13).

Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang­pasangan supaya kamu mengingat (Adz Dzaariyat:49).

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan Nya ia1alltidunnu di waktu malam, dan siang ~ danusahamu mencari sebagian dati kanmia Nya.sesungguhnya pada yang demikian itu beDar-benarterdapat tanda-tanda bagi kamn yansmendengarkan (Ar Ruum: 23)

Dan Allah menunmkan air dari langit (hujan) dandengannya ito dihidupkan Nya bumi sesudahmatinya. 8esungguhnya pada yang demikian itubenar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orangyang mendengarkan (An Nahl: 65).

Dan pads penciptaan kamu dan pacta binatang­binatang .yang melatayang bertebaran. (di mukabumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah)untuk kawn yang meyakini (AI Jaatsiyah: 4)

Dan Dia lab yang menciptakan kamu seorang diD,maka (bagimu) ada tempat simpanan.Sesungguhnya telah Kami jelaskan tanda-tandakebesaran Kami kepada orang-orang yangmemahami (AI An~aam: 98).

Maka mereka dibinasakan oleh suara keras. yangmengguntur, ketika matahari akan terbit. MakaKami jadikan bagian atas kota.itu terba1ik kebawah dan Kami hujani mereta dengan batu datitanah yang keras. ~ya pada yangdemikian itu beDar-beDar tCrdaPat taDda-tandabagi orang-orang yang menguji ( AI Hijr: 13-75).

Rekayasa ilmupengetahuandan teknologi serta rekayasanya yangmengembangkan saintisme dan positiv­isme merupakan reaksi terhadap peno-;lakan hegemoni akal budi oleh agamildalam hal ini lembaga gereja pada ahadtengah di Eropa. Sehingga argumentasiyang mendukung upaya rekayasamanusia meletakkan dasar-dasar ilmu­ilmu positif menjadi lebih domiJlan dariparadigma yang lain dan nilai-nilaiagama yang dianggap tidak "masu·kakaf justru semakin diabman.

Diperlukan keberanian moraluntuk menggerakkan upaya pengem­bangan rekayasa ilmu pengetahuan,dan teknologi serta rekayasanya tanpamengabaikan nilai-nilai agama dewasaini. Agama harns diletakkan kembalisebagai pedoman keputusan tindakandalam rekayasa ilmu pengetahuandanteknologi serta. rekayasanya, karenajustru agama lab yang mengantarkankita pada kebenaran Illahiyah, sebagai

Makanlah dan gembalakanlah binatang~

binatangmu. Sesungguhnya pada yang demikianitu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orangyang dianugerahi pemabaman (Thaabaa: 54).

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi,dan silih bergantinya malam dan siang terdapattanda-tanda bagi orang-orang yang memahami (ulual- albab), (yaitu) orang-orang yang mengingatAllah sambil berdiri atau duduk atau dalamkeadaan berbaring dan memikirkan tentangpenciptaan langit dan bumi (seraya. berkata): YaTuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan inidengan sia-sia, Maha suci Engkau, makapeliharalah kami dati silcsa neraka (Ali 'Imran:190-191).

(Apakah kamu, bai orang musyrik, yang lebihbenmtung) ataukah orang yang beribadat <Ii waktu­waktu malam dengan sujnd dan berdiri, sedang istakut kepada azab akbirat dan mengbarapkanrahmat Tuhannya? Katakanlah: Adakah sarnaorang-orang yang mengetahui dengan orang-orangtidak mengetahui? Sesunggubnya orang-onmg yangmemabamiJah YaDS dapat menyadari (Az Zumar:9).

45

8uatu kaidah yang membuka pemeca­han altematif yang mengatasi semuakonsep rasional semata-mata.

Marwah Daud Ibrahim, menu­liskan tiga hal yang sepatutnya men·dapatkan perhatian sebagai strategipengembangan ilmu pengetahuan danteknologi, sebagai berikut: (l)Pertama,pengembangan ilmu pengetahuan danteknologi serta rekayasanya m'emerlu­kan kerendahan hati, ilmu pengeta-'huan. dan teknologi. serta rekayasanyaadalah common heritage of maD­kind (warisan bersama ummatmanusia). Tidak satupun ilmu atauteknologi yang dapat dikalim oleh saturas, bangsa atau agama sebagai milik­nya atau hasil pikir atall kerjanya se­mata-mata. Bahkan Issac Newtonsendiri, ilmuwan terbesar dianggappaling berpengaruh, menyadari ituketika mengatakan bahwa ia dapatmelihat lebih tinggi karena .berdiridiatas punggung raksasa; Galileo, Coper­nicus dan Kepler. Dengan ··kesadaranseperti ini, manusia tak akan merasalebih tinggi dari yang lain. (2) Kedua,pengembangan ilmu pengetahuan danteknologi serta rekayasanya memerlu­kan solidaritas. Berbicara tentang masadepan pada dasamya berbicara tentangmasa depan manusia yang ada <Iiplanet ini. Soalnya dunia kita semakintergantung satu sarna lain yangsemakin lama tingkat ketergantunganitu semakin tinggi. Lingkup solidaritasinisemakin meluas, dari tingkatmarga, laIu ke tingkat suku bangsa,kemudian ke tingkat nasional, dan kinidihimbau ke tingkat dunia. Bukanmustahil kelak manusia harus soliderpula dengan makhluk hidup di planetlain. Selain manusia harus solider puladengan generasi yang akan datang se­sudah kita. (3) Ketiga, pengembanganilmu pengetahuan dan teknologi sertarekayasanya memerlukan kerjasama

antara ilmuwan dan agama. Kini tek­nologi berkembang dengan pesat teru­tama dengan diketemukan dan tum­buhnya teknologi informasi, transpor­tasi, komunikasi dan rekayasa ge­netika. Teknologi dapat mengurangikesenjangan kaya dengan miskin tetapidapat pula memperlebamya. Hanyadengan etika pengembangan yang tepatilmu pengetahuan dan teknologi sertarekayasanya dapat bermanfaat bagimanusia. Hanya dengan kerjasamaantara ilmuwan danagamawan ilmupengetahuan dan teknologi sertarekayasanya dapat memberikan maknabagi kehidupan manusia, karena iptekdapat memberikan tuntunan pemaha­man pada agama. Tantangan kita lebihstrategis sebenamya adalah menghi­langkan dualisme antara ilmuwan danagama\\·an sehingga akan hadir cende­kiawan yang beriman atau agamawanyang berilmu.. Seperti .. yang diingatkanoleh Albert Einstein: "Agama tanpailmu buta. IImu tanpa agama lumpuh"(Ibrahim, 1995: 57-59).

. Peluang sebenamya telah ter-buka, tugas kita semua untukmengembangkan etika rekayasa yangdapat mengantarkan manusiakepadapemahaman bahwa ilmu pengetahuandan teknologi serta rekayasanya ha­nyalah salah satu upaya manusia me­nemukan kebenaran hakiki yang mem­pertinggi martabat manusia. Etikarekayasa seharusnya mampu berlakusebagai pedoman perilaku dalam men­capai kebenaran hakiki. Secara propor­sional Etika rekayas8 tersebut mem­bantu manusia mempertinggi eksis­tensi kehidupannya, menangkap danmemahami kebenaran total. Etikarekayasa seharusnya mampu men­jawab tantangan yang menuntut per­tautan metafisik, dan keterbukaanyang menembus keterbatasan ilmupengetahuan dan teknologi sena

rekayasanya.Seeara moral, manusia dengan

ilmu pengetahuan dan teknologi sertarekayasanyanya harns mengembang­kan sikap tawaddu', bahwa ukurankualitas manusia tidak semata-matadiperhitungkan atas dasar kesanggu­panoya mengendalikan alam, tetapijuga dalam hal mengendalikan ~ya.Sehingga disadari pula bahwa ilmupengetahuan dan teknologi sertarekayasanya yang dimiliki olehmanusia hanyalah setitik air eli lautanmaha luas ilmu .Allah.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hakim, Khalifah, 1986, HidupYang Islami, Rajawali, Jakarta

Adisusilo, Soetarjo J.R, 1983, Prob­lematika Perkembangan lImu,Kanisius, Yogyakarta.

Al-Faruqi, Ismail and, Lois Lamya AIFaruqi, 1986, The Cultural Atlas,ofIslam, Mac. Millan Publishing. Com­pany, New York.

Al-Faruqi, Ismail, 1982, Tawhid: ItsImplications for Thought andLife, The International Institute ofIslamic Thought, Kuala Lumpur.

Al-Faruqi, Ismail, 1984, IslamisasiPengetahuan, Penerbit Pustaka,.Bandung a.b. Anas Mahjuddin

Ali Ghufron Mukti danAdi Heru Sutomo,1993, Abortus, Bayi Tabung,Euthanasia, Transplantasi Ginjaldan Operasi Kelamin dalam tin­jauan Medis, Hukum dan AgamaIslam, Aditya Media, Yogyakarta.

Anees, I\-funawar Ahmad, 1994, Islamdan Masa Depan Biologis UmmatManusia, Mizan, Bandllng

Asy'arie, Musa, 1992, Manusia Mem­bentuk Kebudayaan dalam AIQur'an LESFI, Yogyakarta.

Bakker, ~ton dan Achmad Ch~sZubair, 1994, Metodologi Peneli­tian Filsafat, Kanisi\ls, Yogyakarta.

Bertens, K, 1993, Etika, Gramedia, Ja­karta.

Bone, Edouard, "Bioetika DalamMasyarakat Majemuk", dalam KBertens dkk, '1990, Bioetika Re­f1eksi Atas Masalah Etika Bio­medis, Gramedia, Jakarta

Budiman, Arief, "Agama, Demokrasi danKeadilan", dalam M. Imam Aziz dkk(ed.), 1993, Agama Demokrasi danKeadilan, Gramedia PustakaUtams, Jakarta

Childress, James F., 1989, Prioritas­Prioritas dalam Etika Biomedis,Kanisius, Yogyakarta

Effendi, Djohan, 1984, "Keterbatasan Ke­bebasan dan Tanggung JawabManusia, Prisma, No ekstra,LP3ES, Jakarta

Geertz, Clifford, 1973, The Interpreta­tion of Culture, Basic Book Inc.,New York

Ghazali, Imam AI, 1986, 'MisykatCa­haya-Cabaya, Mizan, Bandung'· a.bMuhammad Bagir

Ghazali, Imam AI, Ihy. Ulumudcliu;Kitab Adab Tillawatil-Qur-an.

Ghulsyani, Mahdi, 1995, Filsafat-Sainsmenurut Al-Quran, Mizan, Ban­dung. a.b?

HuseinAl Munawar, Said Agil, 1996,"Perkembangan Dmu Pengetahuandan Teknologi serta Rekayasa Ge­netika Dalam Perspektif Islam",Makalab pada Seminar Pengem­bangan Pemikiran Keislaman ~ala~

Muhammadiyah: Antara Purifikasldan Dinamisasi, LPPI-UMY dan Ms­jells Tarjih dan Pengembang~

Pemikiran Islam PP Muhammadi­yah, 22-23 Juni 1996 .

Ibrahim, Marwah Daud, 1995, Teknolo~Emansipasi dan Transendensl.1.Mizan, Bandung

Iqbal, Muhammad, 1982, MembangunKembali Pemikiran Agama Da­lam Islam, Tinta Mas, Jakarta .

Jacob, Teuku, 1995, "Fungsi Etika bagIDunia llmu", Jamal ,Filsafat,Nopember, 1995, Fak. Filsafat UGM,Yogyakarta

Jenie, Umar Anggoro, 1996,"Perkembangan Teknologi Rekayasa

47

Genetik", Makalah pada SeminarPengembangan Pemikiran Keislam..an Dalam Muhammadiyah: AntaraPurifikasi dan Dinamisasi, LPPI..UMY dan Majelis Tarjih danPengemhangan Pemikiran Islam PPMuhammadiyah, 22..23 Juni 1996

Joesoef, Daoed, 1986, Pancasila Kebu­dayaan & Dmu dalam seminar"Pancasila sebagai OrientasiPengembangan nmu", ForumDiskusi Filsafat UGM, Yogyakarta,Stensilan.

Kleden, Ignas, 1987, Sikap Ilmiah danKritik Kebudayaan, LP:JES, Ja..karta

Koentjaraningrat, 1974, KebudayaanMentalitet dan Pembangunan,Gramedia, Jakarta

Leahy S.J., Louis, 1987, "Sains danMasalah Transendensf' , BuletinDialogika, Fakultas Filsafat UGM,Yogyakarta.

Mangunwijaya, Y.B., "Kosmologi Baru,Agama dan Demokratisasi BaDgsa",dalam M. Imam ..\ziz dkk (ed.), 1993,Agama Demokrasi dan Keadilan,Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Martin. Mike W dan Roland Schinzinger,1994, Etika RekayasaJ, Gramedia,"Jakarta. A.b. Mc Prihminto Widodo

Melsen, 4~GM van, 1985, Ilmu Pengeta­huan dan Tnggung Jawab Kita,Gramedia, Jakarta a.b. Dick Hartoko

Naquib AI..Attas, Syed Muhammad, 1995,Islam. dan Filsafat Sains, Mizan,Bandung

Nashr, Syed Hussein, 1983, Islam dalamCita dan Fakta, LEPPENAS, Ja..karta.a.b.?

Nasution, Harun, 1986, Akal dan Wah­. yu Dalam. Islam,_Tinta Mas, Ja..

kartaNataatmadja, Hidayat, 1986,

"Membangun Keilmuan Semesta" ,Makalah KlPN.t\S IV, 1986, Jakarta

Pardoyo, 1993, Sekularisasi dalam Po­lemik, Grafiti, Jakarta

Peursen, C.A. van, 1976, Strategi Ke­hudayaan, Kanisius dan BPKGunung Mulla, Yogyakarta. Ab.

Dick HartokoPemsen, C.•-\. van, 1983, Orientasi eli

Alam Filsafat; Sebuah Pengantardalam Permasalahan Filsafat,Gramedia, Jakarta, a.b. Dick Har­toko.

Peursen, C.A. van, 1985, SusUDan DmuPengetahuain, Gramedia, Jakartaa.b. Dick Hartoko

Poespoprojo, M., 1986, Filsafat Moral,Remaja Karya, Bandung

Poespowardojo, Soerjanto, 1993, StratepKebudayaan, Suatu PendekatanFiloso&s, Gramedia, Jakarta.

PP Muhammadiyah, 1994, Pokok-PokokPikiran Majelis Tarjih TentangKebudayaan dan Kesenian.

Prisma (pilihan Artikel 1975.. 1984), 1985,Agama dan Tantangan Zaman,LP3ES, Jakarta.

Rahman, Fazlur, 1983, Tema Pokok AIQur'aDJ.-Pustaka, Bandung

Russel, Betrand, 1992, Dampak DmuPengetahuan Atas Masyarakat,Gramedia, Jakarta.

Salam, Abdus, 1983, Sains dan DaniaIslam, Pustaka, Bandung a.b. Ah..mad Baiquni

Sastrapratedja, M, 1980, "Teknologi danAkibatnya Pada Manusia", Ce­ramah Pembukaan Tahun KuliahJurusan FUsafat Fakultas SastraUniversitas Indonesia, 1980

Setiawan, Budi, 1993, "Agama dan Pem..bangunan : Suatu Orientasi AwalFilsafat Kebudayaan", Jurnal Fil­safat UGMJ, Agustus, 1993, FakultasFilsafat UGM, Yogyakarta

Shannon, Thomas .~., 1995, PengantarBioetika, Gramedia, Jakarta, a.b.:K Bertens.

Soedjatmoko, 1984, Etika Pembebasan,LP3ES, Jakarta

Sofoewan, Sulchan, 1996, "Perkembangannmu Pengetahuan dan Teknologi da­lam Rekayasa Reproduksi dan Ge­netik", Makalah pada SeminarPengembangan Pemikiran Keislam­an Dalam Muhammadiyah: AntaraPurifikasi dan Dinamisasi, LPPI..UMY dan Majelis Tarjih dan

Pengembangan Pemikiran Is~m PPMuhammadiyah, 22-23 JUDi 1996

Sunoto, 1981, Mengenal Filaafat Pan­casila, BPFE 00, Yogyakarta

Suparlan, Parsudi., 1986, "Kebudayaandalam Pembangunan", MajalahDialog, September 1986 no. 21,BalitbaDg Dep. Ag. HI, Jakarta.

Suriasumantri, Jujun (ed), 1978, limaDalam Perspektif, Oramedia, Ja­karta

Sutrisno, Slamet, 1994, "KebudayaanPeradaban dan Pendidikan", JurnalFilsa fat, Agustus 1994, Fak.FilsafatUGM, Yogyakarta

Syariati, Ali, 1992, Humanisme AntaraIslam dan Mazhab Barai, PustakaHidayah, Jakarta

Zen, M.T. (ed.), 1981, Sains Telmologi~

dan Hari Depan. Manwda, Grame­dia, Jakarta

Zubair, Achmad Charris, 1987,"Pemikiran Ke Arah Konsep Etikadalam Sai.nsdan Teknologi",Buletin Dialogika, Fak. FilsafatUGM, Yogyakarta.

Zubair, Achmad Charris, 1987, XuliahEtika, Rajawali, Jakarta

Zubair, Achmad Charris, 1992,"Aktualisasi Filsafat Islam di MasaKini dan Masa Depan", Irma Fati­mah (ed.), FUsafat Islam, LESFI,Yogyakarta

Zubair, Achmad Charris, 1993,IIRetleksi",Jurnal Filsafat, Agustus, 1993,Fakultas Filsafat UGM, Yogyakarta

Zubair, Achmad Charris, 1994,"Kebebasan Manuma Menurut Kon­sep Islam", Jurnal. Filsafat, De­sember, 1994, Fakultas FilsafatUGM, Yogyakarta

Zubair, Achmad Charris, 1995,"Kebudayaan dan Keseman dalamPerspektif Islam", Makalah padaMusyawarah Nasional Majelis Tar­jib PPMuhammadiyah, di BandaAceh 4-5 Juli 1995

49