FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS NASIONAL JAKARTA 2021
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
6 -
download
0
Transcript of FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS NASIONAL JAKARTA 2021
LAPORAN PENELITIAN STIMULUS UNIVERSITAS NASIONAL
KORELASI KUPU-KUPU DENGAN TUMBUHAN BERBUNGA DI SEKITAR KAWASAN HUTAN KOTA UNIVERSITAS INDONESIA JAKARTA
OLEH
DRA. HASNI RUSLAN, M.Si. DRA. DWI ANDAYANINGSIH, M.Si.
FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA 2021
DENGAN BANTUAN BIAYA DARI UNIVERSITAS NASIONAL
i
HALAMAN PENGESAHAN USULAN PENELITIAN
1. Judul Penelitian : Korelasi Kupu-Kupu Dengan Tumbuhan Berbunga di Sekitar Hutan Kota Universitas Indonesia Jakarta.
2. Bidang penelitian : Entomologi
3. Ketua Peneliti : a. Nama lengkap : Dra. Hasni Ruslan, M,Si b. Jenis kelamin : Perempuan c. NIP 196208091988032001 d. NIDN 0009086201 e. Disiplin ilmu : Entomologi f. Pangkat/golongan : IV C g. Jabatan : Lektor Kepala h. Fakultas/jurusan : Biologi i. Alamat : Jl Sawo Manila Pejaten Ps. Minggu Jakarta Selatan j. Telepon/faks/email 021 788 33384
4. Anggota Peneliti :1 Nama Lengkap : Dra. Dwi Andayaningsih, MM.M.Si
5. Lokasi penelitian : Hutan Kota Universitas Indonesia
6. Lama penelitian : 6 Bulan. Mengetahui Jakarta, 6 September 2021 Dekan Fakultas Biologi Ketua Peneliti Dr. Tatang Mitra Setia, M.Si Dra. Hasni Ruslan, M.Si
ii
RINGKASAN
Keberadaan kupu-kupu pada suatu habitat dan ekosistem dapat memiliki peran yang beragam seperti memperkaya keanekaragaman hayati, penyerbuk, , dan meningkatkan fungsi estetika suatu habitat. Penelitian Kupu-kupu di kawasan Hutan Kota Universitas Indonesia sudah banyak dilakukan, tetapi penelitian mengenai korelasi kupu-kupu dengan tumbuhan berbungga masih sedikit publikasi. Oleh karena itu dilakukan penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui korelasi kupu-kupu dengan tumbuhan berbungga di kawasan Hutan Kota Universitas Indonesia Jakarta. Dari hasil penelitian ditemukan 49 spesies, 4 famili dengan 269 individu. Ke empat famili kupu-kupu tersebut : Papilionidae, Pieridae, Nymphalidae, dan Lycenidae. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan pada tahun 2014 (Ruslan et al 2020). Hasil yang ditemukan sekarang terdapat penurunan jumlah individu dan jumlah spesies. Penurunan jumlah individu kupu-kupu dapat disebabkan oleh antara lain oleh : perubahan cuaca yang cukup ekstrim, konversi habitat serta penggunaan pestisida dan herbisida. Berdasarkan nilai indeks keanekaragaman, pada pengamatan tahun 2014 (Ruslan et al 2020), dan pada saat ini, memiliki indeks keanekaragaman terkategori sedang. Beberapa jenis tumbuhan berbunga yang ditemukan pada lokasi penelitian: Asystasia intrusa, Cyperus rotundus, Tridax procumbens, Chromolaena odorata, Lantana camara, Colocasia esculenta, Saraca asoca. Leptosia nina merupakan salah satu spesies yang ditemukan dalam jumlah tinggi di habitat terbuka, sedangkan Papilio memnon adalah salah satu spesies yang ditemukan dalam jumlah tertinggi di habitat tertutup. Berdasarkan hasil analisis korelasi menunjukkan adanya hubungan positif antara tumbuhan berbunga dengan jumlah individu kupu-kupu dengan nilai sebesar R = 59 %, yang menunjukkan adanya korelasi yang kuat antara tumbuhan berbunga dan kup
iii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah atas rahmat dan karunia Allah, laporan penelitian
ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya. Laporan ini merupakan salah satu kewajiban bagi dosen (peneliti) Universitas Nasional penerima dana stimulus dari Universitas Nasional.
Penelitian ini tidak akan dapat terlaksana dengan baik tanpa dukungan dari berbagai pihak; oleh karena itu, pada kesempatan ini kami haturkan banyak terimakasih kepada :
1. Ibu Prof. Dr. Ernawati Sinaga, MS.Apt, sebagai Warek Bidang
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, atas segala dukungannya sehingga penelitian ini merupakan salah satu yang didanai oleh Universitas Nasional.
2. Bapak Dr. Tatang Mitra Setia, M.Si. selaku, Dekan Fakultas Biologi
Universitas Nasional, atas izin pelaksanaan, yang diberikan pada penelitian ini. 3. Pimpinan Hutan Kota Universitas Indosia Jakarta. yang telah, yang
telah memberikan izin, dan pihak- pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan, baik sarana maupun prasarana selama melakukan penelitian
Kami berharap penelitian ini dapat bermanfaat, terutama bagi kelengkapan
data-data keanekaragaman yang berguna untuk meningkatkan pengelolaan Kawasan Hutan Kota Universitas Indonesia Jakarta. Namun, kami juga menyadari bahwa perencanaan, pelaksanaan dan laporan penelitian ini masih belumlah sempurna; oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami butuhkan demi kesempurnaan kegiatan-kegiatan penelitian di masa datang.
Jakarta, September 2021 Ketua Peneliti,
Hasni Ruslan
iv
DAFTAR ISI
RINGKASAN ...................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG ............................................................................................... 1
B. Permasalahan .............................................................................................................. 2
C. Urgensi (keutamaan) penelitian .................................................................................. 2
D. Manfaat ...................................................................................................................... 3
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................................ 3
F. Hipotesis .................................................................................................................... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 4
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................ 6
A. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................................................... 6
B. Alat dan Bahan ........................................................................................................... 6
C. Cara Kerja ................................................................................................................... 6
D. Analisis Data ............................................................................................................... 7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 10
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................... 15
BAB V1 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 16
LAMPIRAN.......................................................................................................................19
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hutan kota Universitas Indonesia (UI), berada di wilayah Kota Depok
Jawa Barat. Hutan kota ini berfungsi sebagai area resapan air, sebagai wahana
penelitian, dan juga digunakan sebagai sarana rekreasi bagi masyarakat kampus
maupun sekitarnya (Ruslan, et al, 2020). Di Kawasan Hutan Kota UI, terdapat
beragam flora, dan fauna. Salah satu fauna yang ada, adalah kupu-kupu.
Kupu-kupu merupakan kelompok serangga yang merupakan bagian dari
suatu habitat dan ekosistem. Keberadaan kupu-kupu pada suatu habitat dan
ekosistem dapat memiliki peran yang beragam seperti memperkaya
keanekaragaman hayati (Nino, 2019), penyerbuk (Kurniawan et al. 2020),
bioindikator lingkungan (Sari et al. 2019), hingga meningkatkan fungsi estetika
suatu habitat (Purwaningsih et al. 2015). Kupu-kupu, memiliki penyebaran yang
luas. Kupu-kupu dapat ditemukan pada kawasan hutan, padang rumput, rawa,
hingga daerah padat penduduk seperti perkotaan. Saat ini keberadaan kupu- kupu
mulai terancam akibat terjadinya degradasi habitat karena pembangunan (Azahra,
2016). Hilangnya vegetasi membuat keberadaan kupu-kupu terancam, hal ini
disebabkan karena daur hidup kupu-kupu sepenuhnya sangat bergantung pada
keberadaan tumbuhan inang. Penyebaran dan kelimpahan kupu-kupu di suatu
habitat dapat dipengaruhi oleh penyebaran dan kelimpahan tumbuhan yang
menjadi inangnya (Islam et al. 2015). Terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi keberadaan kupu-kupu di suatu wilayah seperti tipe habitat serta
keberadaan dan kuantitatas sumber daya bagi kupu-kupu. Selain itu, keberadaan
musuh alami seperti parasit, parasitoid, patogen, dan predator dapat
mempengaruhi kelimpahan kupu-kupu (Ngatimin, 2018).
Sumber daya seperti pakan baik bagi larva maupun imago merupakan
salah satu faktor penting yang mempengaruhi keberadaan kupu-kupu (Ananta et
al. 2020). Selain itu, kondusifitas habitat sebagai tempat tinggal, terlindung dari
predator juga menjadi faktor utama lainnya yang mendukung keberadaan kupu-
kupu. Kupu-kupu juga menyukai habitat yang memiliki sumber air yang bersih
2
(Sari et al. 2019) serta memiliki intensitas cahaya matahari yang cukup (Ananta et
al. 2020).
Hutan Kota UI merupakan salah satu habitat yang diketahui sebagai salah
satu habitat yang kondusif bagi kehidupan kupu-kupu. Di kawasan hutan kota ini
pernah dilakukan penelitian kupu-kupu pada tahun 2014 (Ruslan et al. 2020),
Utami (2012). Penelitian tentang korelasi kupu-kupu dengan tumbuhan berbungga
belum ada publikasi. Oleh karena itu dilakukan penelitian ini yang bertujuan
untuk mengetahui korelasi kupu-kupu dengan tumbuhan berbungga, sehinga dapat
menjadi informasi untuk melengkapi penelitian sebelumnya.
.
B. Permasalahan
Salah satu masalah utama adalah pendataan korelasi kupu-kupu dengan
tumbuhan berbunga di sekitar Kawasan Hutan kota UI, belum ada publikasi.
Berdasarkan hal tersebut, rumusan masalah yang dijadikan sebagai perencanaan
penelitian adalah:
1 Spesies kupu-kupu, dan tumbuhan apa saja yang terdapat di sekitar
Kawasan Hutan kota UI.
2 Apa spesies kupu-kupu, dan tumbuhan yang kelimpahannya tinggi.
3 Korelasi apa yang terdapat antara kupu-kupu, dengan tumbuhan berbunga,
di sekitar Kawasan Hutan kota UI.
C. Urgensi (keutamaan) penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan tentang kupu-kupu di sekitar
Kawasan Hutan kota UI. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai dasar
pertimbangan kesesuaian vegetasi yang perlu dipertahankan untuk
menyeimbangkan di sekitar Kawasan Hutan kota UI.
3
D. Manfaat 1. Mengembangkan fungsi Kawasan Hutan kota UI,sebagai sarana edukasi .
2. Memberikan informasi mengenai keragaman kupu-kupu, dan tumbuhan
yang terdapat di Kawasan Hutan kota UI , dan korelasi kupu-kupu dengan
tumbuhan berbunga.
E. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui korelasi kupu-kupu
dengan tumbuhan berbunga di kawasan Kawasan Hutan kota UI.
F. Hipotesis
Hipotesis yang dikemukakan pada penelitian ini adalah, terdapat korelasi kupu-
kupu dengan tumbuhan berbunga.
4
BAB 2.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kupu-kupu
Kupu-kupu merupakan kelompok serangga yang memiliki keanekaragaman
yang tinggi dan memiliki siklus hidup yang menarik untuk diamati. Di alam,
kupu-kupu umum dijumpai pada beragam habitat seperti hutan, perkebunan
tanaman budidaya hingga pekarangan rumah (Sulistyani, 2013). Dalam
Entomologi, kupu-kupu termasuk ke dalam Ordo Lepidoptera yang berasal dari
bahasa latin dan terdiri dari 2 kata, yaitu Lepidos (sisik) dan Ptera (sayap) (Gullan
dan Cranston, 2005). Semua serangga yang termasuk ke dalam ordo Lepidoptera
memiliki ciri-ciri berupa sayap yang tersusun oleh sisik-sisik halus. Pola, warna
dan corak dari sayap kupu-kupu dimanfaatkan untuk mengidentifikasi Famili,
genus, hingga spesies (Ruslan, 2015).
Kupu-kupu dikategorikan ke dalam klas insekta atau kelas serangga karena
memiliki beberapa karakter utama yaitu, memiliki 3 pasang tungkai, tubuh terbagi
menjadi 3 bagian utama yaitu kepala (Caput), dada (Torax) dan perut (Abdomen)
(Gillot, 2005). Berikut merupakan posisi taksonomi kupu-kupu yang dimulai dari
kingdom hingga ordo.
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insekta
Infraklas : Neoptera
Subklas : Pterygota
Ordo : Lepidoptera
5
B. Sumber Daya yang Mempengaruhi Kupu-kupu
Kupu-kupu umumnya ditemukan di habitat yang memiliki beragam vegetasi
baik yang terdiri dari tanaman berbunga, maupun tanaman tidak berbunga seperti
taman-taman, perkebunan, pekarangan rumah hingga hutan. Tanaman yang
disukai oleh kupu-kupu dapat berupa pakan bagi larva kupu-kupu maupun
makanan bagi imago kupu-kupu (Irni et al, 2016). Karena keterkaitannya yang
sangat erat dengan keberadaan sumber pakan, maka persebaran kupu-kupu
umumnya mengikuti persebaran tanaman inangnya (Nino, 2019).
Kupu-kupu menyukai tempat dengan tipe terbuka yang memiliki intensitas
cahaya matahari yang cukup yang dimanfaatkan untuk menghangatkan tubuhnya
untuk beraktifitas (Irni et al. 2016). Selain itu, keberadaan sumber air bersih juga
menjadi salah satu faktor penting bagi kupu-kupu untuk melakukan aktifitas
Puddling (Supriyanto et al. 2018; Murwitaningsih, 2019). Kupu-kupu jantan akan
memanfaatkan kandungan garam, mineral atau bahan organik yang terdapat pada
aliran air, untuk memproduksi feromon yang berfungsi untuk menarik kupu-kupu
betina (Helmiyeti et al. 2010).
6
BAB III.
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada pada bulan Februari 2021 - Maret 2021 di
Hutan Kota Universitas Indonesia Jakarta.
Gambarl 1. Lokasi Penelitian
B. Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah, 4 in 1 environment
tester, anemometer, luxmeter, kamera (Gambar lampiran 1)
C. Cara Kerja
1. Pengamatan kupu-kupu
Pengamatan kupu-kupu dilakukan dengan metode deskriptif kuantitatif,
dengan penentuan plot secara purposive sampling. Pada setiap pengamatan
dilakukan pengamatan kupu-kupu sebanyak 2 plot. Pada setiap plot dilakukan
pengamatan sebanyak 3 kali, dengan interval 7 hari. Pengamatan dilakukan pada
pukul 08.00±12.00 WIB. Pengamatan kupu-kupu mengunakan kamera digital, dan
jarring serangga. Pada saat pengambilan data, kupu-kupu yang sudah diketahui
nama jenisnya langsung dicatat beserta jumlah individu. Pengamatan tumbuhan
berbungga juga dilakukan dengan mengamati prosentase pada setiap plot
pengamatan.
7
2. Pengamatan Faktor lingkungan
Faktor lingkungan yang diamti seperti: suhu udara, kelembaban udara,
Intensitas cahaya, dan kecepatan angin.
D. Analisis Data
1. Komposisi Species Kupu-Kupu Data species kupu-kupu yang ditemukan selama penelitian dicatat dalam
tabulasi data. Untuk mengetahui tingkat kesamaan komposisi jeni antar lokas menggunakan indeks similaritas (IS) berdasarkan rumus (Magurran, 1988), sebagai berikut,
Keterangan : IS = indeks similaritas
2j IS= x 100 %
a + b
a = Jumlah species pada tipe habitat a b = Jumlah speciespada tipe habitat b j = Jumlah speciesyang ditemukanpada kedua tipe habitat tersebut.
Kriteria yang dipakai untuk menentukan IS adalah: bila nilai IS >50% menunjukkan adanya kesamaan komposisi species antar habitat sedangkan nilai IS<50%, menunjukkan adanya perbedaan komposisi species antar habitat.
8
2. Indeks KeanekaragamanJenisKupu-Kupu
H’= - Σ Pi ln Pi
Keterangan: H = Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener Pi = Proporsi kelimpahan species ni = Jumlah individu ke-i N = Jumlah total individu
Kriteria nilai indeks keanekaragaman species berdasarkan Shannon-
Wiener adalah sebagai berikut : Nilai H ” 1,5 : Keanekaragaman rendah Nilai H >1,5 ± 3,5 : Keanekaragaman sedang Nilai H > 3,5 : Keanekaragaman tinggi
3. Indeks Kemerataan Species Kupu-kupu Kemerataan species kupu-kupu pada suatu habitat dapat dihitung dengan menggunakan rumus indeks kemerataan species menurut Magurran (1988), dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan : H¶ = IndeksKeanekaragamanShannon-Wiener S = Jumlah species yang ditemukan(kekayaan species) Jika nilai indeks kemerataan species mendekati satu menunjukkan bahwa species kupu-kupu yang terdapat dalam suatu habitat semakin merata dan jika nilai indeks kemerataan mendekati nol menunjukkan adanya ketidakmerataan species kupu-kupu pada suatu lokasi .
4. Kelimpahan, Frekuensi dan Indeks Nilai Penting(INP)
Kelimpahan, Frekuensi dan Indeks Nilai Penting (INP) Nilai kelimpahan relatif (KR) ditetapkan menggunakan rumus (Fachrul,2012)
= uml n v u su tu n s
uml n v u s luru sp s sx 100%
Nilai frekuensi Relatif (FR) ditetapkan menggunakan rumus,
= r u ns n v u su tu n s uml r u ns s luru n s
x 100%
Indeks Nilai Penting kupu-kupu didapatkan dengan rumus, = +
9
5. Korelasi jumlah kupu-kupu dan persentase tumbuhan bunga
Koefisien korelasi mengukur kekuatan dan arah hubungan linier dari dua variabel. Untuk menghitung korelasi digunakan menggunakan aplikasi Microsoft Excel dengan rumus:
=PEARSON(row 1 dari variabel 1 diklik hingga row akhir;row 1 dari
variabel 2 diklik hingga row akhir)
Nilai korelasi pearson (-1 hingga 1) Semakin mendekati 1 maka semakin kuat hubungan antar variabel Semakin mendekati -1 maka semakin lemah hubungan antar variable
Kriteria hubungan antara dua variabel (Sarwono 2009) 0 : Tidak ada korelasi 0.00-0.25 : Korelasi sangat lemah 0.25-0.50 : Korelasi cukup 0.50-0.75 : Korelasi kuat 0.75-0.99 : Korelasi sangat kuat 1 : Korelasi sempurna
10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian kupu-kupu di kawasan Hutan Kota Universitas Indonesia,
ditemukan 49 spesies, 4 famili dengan 269 individu. Ke 4 famili tersebut antara
lain : Papilionidae, Pieridae, Nymphalidae, dan Lycenidae (Tabel lampiran 1).
Pada penelitian ini, jumlah spesies, dan individu yang ditemukan lebih sedikit
dari pada hasil yang ditemukan Ruslan et al (2020), yang melakukan penelitian
tahun 2014 menemukan 64 jumlah spesies, dan jumlah individu 903. Hal ini dapat
disebabkan karena perbedaan lama waktu pengamatan serta faktor lingkungan
yang mempengaruhi keberadaan dan jumlah individu kupu-kupu. Kurniawan et al
(2020), menyatakan bahwa penurunan jenis serta individu kupu-kupu dapat
disebabkan oleh konversi habitat yang menyebabkan hilangnya tumbuhan inang,
dan tumbuhan pakan. Pelton et al. (2019), menyatakan bahwa penurunan jumlah
dan jenis kupu-kupu dapat disebabkan oleh perubahan cuaca yang cukup ekstrim,
konversi habitat serta penggunaan pestisida dan herbisida. Hasil spesies yang
ditemukan lebih banyak dari yang ditemukan Utami 2012, yang menemukan
hanya 46 spesies. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor cara pengamatan, lama
waktu pengamatan dan metoda yang digunakan. Metode sampling serta alat yang
digunakan untuk pengambilan sampel yang tepat merupakan salah satu faktor
penting dalam penelitian (McCravy KW. 2018)
Berdasarkan nilai indeks keanekaragamannya, pada pengamatan tahun
2014 (Ruslan et al 2020), dan pada saat ini, memiliki indeks keanekaragaman
kategori sedang. Keanekaragaman kupu-kupu sangat dipengaruhi oleh kondisi
ekosistem seperti jumlah dan jenis vegetasi. Nilai indeks keanekaragaman yang
kategori sedang, dapat dipengaruhi oleh kondisi vegetasi yang cukup beragam.
Paul dan Sultana (2020), menyatakan bahwa keanekaragaman kupu-kupu serta
jumlah individunya sangat dipengaruhi oleh keanekaragaman jenis vegetasi serta
mikrohabitat di suatu habitat.
Nilai indeks kemerataan atau sebaran kupu-kupu yang ditemukan pada
habitat terbuka dan tertutup tergolong tinggi, yaitu 0.90 pada habitat terbuka dan
0.93 pada habitat tertutup. Tingginya nilai indeks kemerataan kupu-kupu pada
kedua habitat ini menunjukkan tidak adanya dominasi spesies kupu-kupu tertentu.
11
Jumlah spesies dan individu kupu-kupu yang ditemukan pada kedua
habitat diketahui bervariasi (Gambar 1). Hal ini dapat disebabkan oleh perbedaan
faktor biotik dan abiotik yang terdapat pada masing-masing habitat. Pada habitat
dengan vegetasi terbuka umumnya didominasi oleh jenis tanaman rerumputan,
herba,semak dan perdu yang berbunga seperti: Asystasia intrusa, Cyperus
rotundus, Tridax procumbens, Chromolaena odorata, Lantana camara, Colocasia
esculenta, Saraca asoca. Sedangkan pada vegetasi tertutup, umunya lebih
didominasi oleh tanaman besar pepohonan, contohnya seperti Justicia
gendarussa, Polyalthia longifolia, Gluta renghas dengan sedikit tanaman semak
dan rerumputan seperti Geophila herbacea. Paul dan Sultana (2020),
menyatakan bahwa keanekaragaman kupu-kupu serta jumlah individunya sangat
dipengaruhi oleh tingginya jenis vegetasi serta mikrohabitat di suatu wilayah.
Gambar 2. Jumlah spesies dan individu kupu-kupu di habitat terbuka dan Tertutup
Kupu-kupu yang ditemukan pada habitat terbuka lebih banyak ditemukan
dibandingkan pada habitat tertutup (Gambar 2). Hal ini dapat disebabkan karena
habitat terbuka menyediakan intensitas cahaya matahari yang dimanfaatkan kupu-
kupu untuk beraktifitas. Ngatimin et al. (2019) menyatakan bahwa lapangan
terbuka merupakan tempat melakukan mating. Menurut Rahayu et al (2012) kupu-
kupu lebih banyak ditemukan pada habitat yang banyak intensitas cahaya yang
tinggi, dan berkaitan juga dengan aktifitas kupu-kupu yang berjemur, mencari
pakan berupa mineral yang banyak terdapat pada habitat yang terbuka
Leptosia nina merupakan salah satu spesies yang ditemukan dalam jumlah
tinggi di wilayah habitat terbuka (Tabel lampiran 2). Hadi dan Naim (2020),
menyatakan bahwa Leptosia nina merupakan salah satu spesies dominan yang
keberadaannya dipengaruhi oleh sumber daya seperti makanan, tempat tinggal dan
050
100150200
Individu Spesies
Jumlah Spesies dan Individu
Terbuka Tertutup
12
berlindung. Selain itu, tanaman inang dari spesies ini merupakan tanaman yang
banyak dijumpai di habitat dengan iklim hangat seperti habitat dengan kondisi
terbuka yang terpapar oleh cahaya matahari.
Papilio memnon adalah salah satu spesies yang ditemukan dalam jumlah
tertinggi di habitat tertutup (Tabel lampiran 3). Keberadaan spesies ini tidak
terlepas dari keberadaan tanaman inangnya yaitu Aristolochiaceae (Aristolochia),
Magnoliaceae (Magnolia, Michelia), Rutaceae (Atalantia, Citrus) yang
merupakan tanaman inang primer bagi Papilio memnon (Peggie, Noerdjito, 2011).
Menurut lhamdi et al. (2020), menyatakan bahwa Papilio memnon umumnya lebih
banyak ditemukan pada habitat dengan sedikit tutupan serta memiliki aliran air.
Jumlah spesies kupu-kupu terbanyak ditemukan dari famili Nymphalidae.
Hal ini dapat dikarenakan famili nymphalidae merupakan salah satu famili
terbesar dengan jumlah spesies terbanyak dibandingkan dengan famili lainnya.
Nuraini et al. (2020), menambahkan bahwa sebagian besar anggota famili
Nymphalidae memiliki inang yang beragam (kisaran inang luas), yang
memungkinkannya dapat hidup pada berbagai habitat yang beragam. Dalem dan
Joni (2017), menyatakan bahwa famili Nymphalidae memiliki sifat terbang yang
kuat, aktif dan lincah yang memungkinkannya memiliki daya bertahan lebih baik
dibandingkan dengan famili lainnya
Berdasarkan hasil analisis korelasi menunjukkan adanya hubungan positif
antara tumbuhan berbunga dengan jumlah individu kupu-kupu dengan nilai
sebesar R = 0.61. (Gambar 3. Tabel lampiran 3) yang menunjukkan adanya
korelasi yang kuat antara tanaman berbunga dan kupu-kupu. Keberadaan tanaman
berbunga merupakan salah satu faktor penting bagi keberadaan kupu-kupu seperti
yang ditemukan pada plot pengamatan. Beberapa jenis tanaman berbunga yang
ditemukan diataranya adalah Asystasia gangetica, Tridax procumbens, Synedrella
nodiflora Poyalthia longifolia, Cnidoscolus aconitifolius. Tanaman berbunga
menyediakan sumber makanan serta tempat berlindung bagi kupu-kupu, sehingga
penyebarannya kerap kali diikuti oleh penyebaran kupu-kupu (Lestari et al. 2020).
Subedi et al. (2021) menyatakan bahwa keberadaan tanaman berbunga dengan
atribut yang beragam sangat mempengaruhi keberadaan kupu-kupu di suatu
wilayah.
13
Sedangkan nilai koofesien korelasinya bernilai 61 % dengan kata lain,
pengaruh variabel tumbuhan berbunga terhadap jumlah individu kupu-kupu
adalah sebesar 61 %, sedangkan sisanya yaitu sebesar 38 % dapat dipengaruhi
faktor lainnya. Setiawan et al. (2020), menyatakan bahwa keberadaan dan jumlah
kupu-kupu di suatu wilayah erat kaitannya dengan keberadaan tanaman pakan,
dan inang, berupa tanaman berbunga yang menyediakan sumber nektar bagi
imago serta pakan bagi larvanya, namun faktor lain seperti cuaca atau iklim juga
memberikan pengaruh yang penting bagi keberadaan serta kelangsungan hidup
kupu-kupu. Menurut (Peggie 2014, Ruslan, 2015), kupu-kupu termasuk
metamorfosis Holometabola (telur-larva-pupa dan imago) sehingga kupu-kupu
pada stadia imago dapat juga mempengaruhi hubungan kupu-kupu dengan
tumbuhan berbungga yang merupakan sumber pakannya.
Gambar 3. Korelasi jumlah individu kupu-kupu dengan prosentasi tanaman berbungga
Hubungan yang kuat terlihat pada waktu pengamatan, kupu-kupu yang
ditemukan seperti Leptosia nina, Eurema hecabe, Catopsilia pomona, Appias
olferna. Yptima philomela, Yptima baldus, Junonia hedonia, Neptis hylas,
Hypolimnas bolina mengambil nektar dari tumbuhan berbungga Asystasia
gangetica. Tumbuhan Asystasia gangetica merupakan tumbuhan gulma yang
banyak ditemukan pada lokasi penelitian. Tumbuhan Asystasia sebagai tanaman
bawah yang merupakan sumber nektar kupu-kupu imago (Santosa et al 2017).
Asystacia sebagai pakan kupu-kupu nymphalidae ( Menasagi JB & Kotikal YK.
2012). Pada waktu pengamatan terlihat banyak kupu-kupu yang mengisap nektar
dari bunga pepaya jepang (Carica papaya) seperti: Graphium agamemnon,
Doleschallia bisaltidae, Euploea mulciber, Neptis hylas, Hypolimnas bolina.
Berdasarkan data abiotik yang didapatkan seperti suhu, kelembaban, angin
dan intensitas cahaya dapat mendukung kehidupan kupu-kpu (Tabel 1). Pada
14
Tabel 1 menunjukkan kisaran optimum bagi perkembangan kupu-kupu. Menurut
penelitian Tresnawati (2010), menyatakan bahwa kupu-kupu membutuhkan
kondisi suhu udara antara 20 bingga 40°C, tingkat kelembapan antara 50 hingga
75%. Menurut Nutianah (2010), Menyatakan bahwa batas toleransi nilai intensitas
cahaya yang dapat diterima oleh kupu-kupu berkisar pada 500 bingga 7500 lux.
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa kondisi habitat kupu
kupu pada kedua vegetasi dapat dikatakan dalam kondisi normal, kecuali
intensitas cahaya. Perbedaan kondisi intensitas cahaya Nutianah (2010), hal ini
dapat disebabkan dari alat yang digunakan. Metode sampling serta alat yang
digunakan untuk pengambilan sampel yang tepat merupakan salah satu faktor
penting dalam penelitian (McCravy KW. 2018)
Tabel 1. Rata-rata suhu udara, kelembaban, kecepatan angin dan intensitas cahaya
di Kawasan Hutan Kota Universitas Indonesia Jakarta.
Faktor Lingkungan
Lokasi I II III
Suhu (°C) 29 28 30 Kelembaban (%) 70 70 71
Angin (m/s) 1 1 1
Intensitas cahaya (lux) 28035 34473 18832
15
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan:
Kupu- kupu di kawasan Hutan Kota Universitas Indonesia, ditemukan 49
spesies, 4 Famili dengan 269 individu. Famili kupu-kupu tersebut : Papilionidae,
Pieridae, Nymphalidae, dan Lycenidae. Famili Nymphalidae merupakan salah
satu Famili terbesar dengan jumlah spesies, dan jumlah individu terbanyak
dibandingkan dengan Famili lainnya. Indeks keanekaragaman kupu-kupu
tergolong sedang, dengan indeks kemerataan tergolong tinggi. Kupu-kupu yang
ditemukan di habitat terbuka dengan jumlah tertinggi pada spesies Leptosia nina.
Papilio memnon adalah salah satu spesies yang ditemukan dalam jumlah tertinggi
di habitat tertutup. Data abiotik yang ditemukan pada ketiga lokasi menunjukkan
kisaran optimum bagi kehidupan kupu-kupu. Berdasarkan korelasi pearson
terdapat hubungan yang erat kupu-kupu dengan tumbuhan berbunga (R=59%)
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh masa berbungga
dengan kelimpahan kupu-kupu pada musim hujan dan musim panas.
16
DAFTAR PUSTAKA
Ananta MI, Ivanka T, Fitriya I, Ariyanti Y. 2020. Keanekeragaman Kupu-kupu (Ordo : Lepidoptera) di Sekitar Kawasan Kampus Institut Teknologi Sumatera (ITERA). BIOMA, Vol 2 (1) : 21-28
Dalem, A.A.G & M. Joni. 2017. Jenis-Jenis Kupu-Kupu Yang Ditemukan di
Kawasan Pariwisata Ubud, Bali. Prosiding SEMINAR NASIONAL SAINSTEK 2017. 163-177
Choudhary NL, Chishty N.. 2020. Effect of Habitat Loss and Anthropogenic
actiities on butterflies surival : A review. International Journal of Entomology Research Vol 5 (4) : 94-98
Fachrul, M.F. Metoda Sampling Bioekologi. PT. Bumi Akasara, Jakarta. 2012.
Helmiyetti, Dahelmi, Zulviani M. 2010. Studi Puddling Behaviour Kupu-kupu di Taman Nasional Kerinci Seblat Desa Tambang Sawah Kecamatan Pinang Belapis Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu. Konservasi Hayati Vol 6 (01) : 59-64
Magurran AE. Ecological Diversity and Its Measurement. Croom Helm Limited. London. 1988.
Islam et al. 2015. Seasonal abundance and distribution of Nymphalidae butterflies in deciduous forest of kaliakayer at Gazipur District, Bangladesh. International Journal of Fauna and Biological Studies 2 (2): 79
Ilhamdi ML, Idrus AA, Santoso D. 2020. Kupu-kupu Taman Wisata alam Suranadi. Penerbit Arga Puji Press
Irni J, Mas\¶Xd B, Haneda NF. 2016. Keanekaragaman Jenis KXpX-kupu
Berdasarkan Tipe Tutupan Lahan dan Waktu Aktifnya di Kawasan Penyangga Tangkahan Taman Nasional Gunung Leuser. Media Konservasi Vol 21 (3) : 225-232
McCravy KW. 2018. A Review of Sampling and Monitoring Methods for Beneficial
Arthropods in Agroecosystems. Insects 9 (170). Nino MM. 2019. Keanekaragaman Kupu-kupu (Lepidoptera) di Sekitar Pinggiran
Sungai Maslete Kabupaten Timor Tengah Utara. BIOEDU Vol.4 (2) : 49- 55
Nuraini U, Widhiono I, Riwidiharso E. 2020. Keanekaragaman dan Kelimpahan Kupu-kupu (Lepidoptera : Rhopalocera) di Cagar Alam Bantarbolang, Jawa
17
Tengah. Bioeksakta : Journal Ilmiah Biologi Unsoed Vol 2 (2) : 157 -164 Ngatimin Aminah S.N.,et al. 2018. Teknologi Perbanyakan Kupu-kupu di Resort
Pattunuang Kabupaten Maros Sulawesi Selatan. Yogyakarta. Leutikaprio. Ngatimin SNA, Nasruddin A, Gassa A, Abdullah T. 2019. Keanekaragaman
Hayati Kupu-kupu Berbasis Pelestarian Lingkungan di Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung. BIOMA : Jurnal Biologi Makassar 4 (2) : 145-152
Peggie, D. 2014 Mengenal Kupu-kupu. PT Indolearning Pandu Cendikia. Jakarta Purwaningsih AD, Manjaswari A, Pamungkas DW. 2015. Keanekaragaman
Kupu-kupu (Sub Ordo : Rhopalocera) di RPH Sarangan BKPH Lawu Selatan. Bio Wallacea Jurnal Ilmiah Biologi Vol. 1 (3) : 174-176
Rahayu, Estalita S and Basukriadi, Adi. (2012). “Kelimpahan dan
keanekaragaman spesies kupu-kupu (Lepidoptera; Rhopalocera) pada Berbagai Tipe Habitat di Hutan Kota Muhammad Sabki kota Jambi”.Biospecies. 5(2), 40-48
Kurniawan B, Apriani RR, Cahayu S. 2020. Keanekaragaman Spesies Kupu-
kupu (Lepidoptera) pada Habitat Eko-Wisata Taman Bunga Merangin Lestari M, Widhiono I, Darsono. 2020. Keanekaragaman dan Kemerataan Spesies
Kupu-kupu (Lepidoptera : Nymphalidae) di Hutan Cagar Alam Bantarbolang, Pemalang, Jawa Tengah. Bioeksakta : Jurnal Ilmiah Biologi Unsoed Vol 2 (1) : 16-22
Murwitaningsih S, Dharma AP, Depta Dm Nurlaeni Y. 2019. Keanekaragaman
spesies kupu-kupu di Taman Cibodas, Cianjur, Jawa Barat sebagai sumber pembelajaran Biologi. Science Education Journal (SEJ) Vol.3 (1)
Paul M, Sultana A. 2020. Studies on Butterfly (Insecta : Lepidoptera) diversity
across different urban landscapes of Delhi, India. Current Science Vol. 118 (5)
Sari et al. 2019. Keanekaragaman Kupu-kupu (Insecta : Lepidoptera) di Kebun Raya Purwodadi, Pasuruan, Jawa Timur, Indonesia. PROS SEM NAS MASY BIODIV INDON Vol.5 (2) : 172-178
Setiawan R, Sulistyowati, Wulandari F. 2020. Composition and Diversity of
Butterfly (Lepidoptera : Rhopalocera) in University of Jember. Short Communication Vol 09 (03) : 77-80
Subedi B, Stewart AB, Neupane B, Ghimire S, Adhikari H. 2021.. Butterfly
18
Species Diersity and Their Floral Preferences in the Rupa Wetland of Nepal. Ecology and Evolution Vol 11 (5) : 2086-2099
Utami EN. 2012. Komunitas Kupu-kupu (Ordo Lepidoptera : Papilionoidea) di
Kampus Universitas Indonesia Depok, Jawa Barat. Universitas Indonesia [Skripsi
Ruslan H, Tobing ISL, Andayaningsih. 2020. Biodiversitas Kupu-kupu
(Lepidoptera : Papilionoidea) di Kawasan Hutan Kota Jakarta. Universitas Nasional Jakarta
19
Tabel Lampiran 1. Kelimpahan kupu-kupu di Kawasan Hutan Kota Universitas Indonesia, dan Indeks keanekaragaman
Famili Total PI pi^2 ln pi (ln pi)^2 pi. (ln pi) pi. (ln pi)^2 (pi ln pi)^2Papilionidae Papilio memnon 16 0,059 0,004 -2,822 7,964 -0,168 0,474 0,028
Papilio demoleus 2 0,007 0,000 -4,902 24,025 -0,036 0,179 0,001Papilio demolion 4 0,015 0,000 -4,208 17,711 -0,063 0,263 0,004Papilio polytes 2 0,007 0,000 -4,902 24,025 -0,036 0,179 0,001
Graphium agamemnon 20 0,074 0,006 -2,599 6,755 -0,193 0,502 0,037Graphium doson 1 0,004 0,000 -5,595 31,301 -0,021 0,116 0,000
Graphium sarpedon 3 0,011 0,000 -4,496 20,215 -0,050 0,225 0,003Pieridae
Appias lyncida 3 0,011 0,000 -4,496 20,215 -0,050 0,225 0,003Appias olferna 7 0,026 0,001 -3,649 13,314 -0,095 0,346 0,009
Catopsilia pomona 16 0,059 0,004 -2,822 7,964 -0,168 0,474 0,028Delias hyparete 11 0,041 0,002 -3,197 10,220 -0,131 0,418 0,017Eurema hecabe 16 0,059 0,004 -2,822 7,964 -0,168 0,474 0,028
Eurema sari 8 0,030 0,001 -3,515 12,357 -0,105 0,367 0,011Leptosia nina 25 0,093 0,009 -2,376 5,645 -0,221 0,525 0,049
NymphalidaeAriadne ariadne 1 0,004 0,000 -5,595 31,301 -0,021 0,116 0,000Cupha erymantis 3 0,011 0,000 -4,496 20,215 -0,050 0,225 0,003
Danaus chrysippus 1 0,004 0,000 -5,595 31,301 -0,021 0,116 0,000Doleschallia bisaltidae 5 0,019 0,000 -3,985 15,882 -0,074 0,295 0,005
Elymnias hypermnestra 7 0,026 0,001 -3,649 13,314 -0,095 0,346 0,009Euthalia monina 3 0,011 0,000 -4,496 20,215 -0,050 0,225 0,003Euploea crameri 1 0,004 0,000 -5,595 31,301 -0,021 0,116 0,000Euploea mulciber 11 0,041 0,002 -3,197 10,220 -0,131 0,418 0,017
Euploea eunice 3 0,011 0,000 -4,496 20,215 -0,050 0,225 0,003Euploea phaenareta 5 0,019 0,000 -3,985 15,882 -0,074 0,295 0,005Hypolimnas bolina 6 0,022 0,000 -3,803 14,462 -0,085 0,323 0,007Ideopsis juventa 1 0,004 0,000 -5,595 31,301 -0,021 0,116 0,000Ideopsis vulgaris 2 0,007 0,000 -4,902 24,025 -0,036 0,179 0,001Junonia almana 1 0,004 0,000 -5,595 31,301 -0,021 0,116 0,000Junonia atlites 7 0,026 0,001 -3,649 13,314 -0,095 0,346 0,009
Junonia erigone 3 0,011 0,000 -4,496 20,215 -0,050 0,225 0,003Junonia orithya 1 0,004 0,000 -5,595 31,301 -0,021 0,116 0,000Junonia hedonia 11 0,041 0,002 -3,197 10,220 -0,131 0,418 0,017
Junonia iphita 3 0,011 0,000 -4,496 20,215 -0,050 0,225 0,003Lethe europa 1 0,004 0,000 -5,595 31,301 -0,021 0,116 0,000Melanitis leda 2 0,007 0,000 -4,902 24,025 -0,036 0,179 0,001
Mycalesis janardana 8 0,030 0,001 -3,515 12,357 -0,105 0,367 0,011mycalesis mineus 1 0,004 0,000 -5,595 31,301 -0,021 0,116 0,000Moduza procris 3 0,011 0,000 -4,496 20,215 -0,050 0,225 0,003
Neptis hylas 11 0,041 0,002 -3,197 10,220 -0,131 0,418 0,017Polyura hebe 4 0,015 0,000 -4,208 17,711 -0,063 0,263 0,004
Spesies 1 1 0,004 0,000 -5,595 31,301 -0,021 0,116 0,000Tanaecia iapis 2 0,007 0,000 -4,902 24,025 -0,036 0,179 0,001
Yptima philomela 14 0,052 0,003 -2,956 8,736 -0,154 0,455 0,024Yptima horsfieldii 3 0,011 0,000 -4,496 20,215 -0,050 0,225 0,003
Lycaenidae Castalius rosimon 2 0,007 0,000 -4,902 24,025 -0,036 0,179 0,001Catochrysops strabo 1 0,004 0,000 -5,595 31,301 -0,021 0,116 0,000
jamides sp 2 0,007 0,000 -4,902 24,025 -0,036 0,179 0,001Jamides alecto 3 0,011 0,000 -4,496 20,215 -0,050 0,225 0,003
Zizina otis 2 0,007 0,000 -4,902 24,025 -0,036 0,179 0,001269 1,000 0,041 -213,067 970,872 -3,468 12,752 0,37849
20
Tabel Lampiran 2. Frekuensi relatif, kepadatan relatif (INP) kupu-kupu di habitat terbuka Hutan Kota Universitas Indonesia
21
Tabel Lampiran 3. Frekuensi relatif, kepadatan relatif (INP) kupu-kupu di habitat tertutup Hutan Kota Universitas Indonesia
23
a. kamera digital b. sweeping net c. GPS
d. kertas papilot e. 4 in 1 environment tester
Gambar lampiran 1. Instrumental penelitian
25
Asystasia gangetica, Tridax procumbens,
Synedrella nodiflora Emilia sonchifolia
Gambar lampiran 2. Beberapa jenis tumbuhan berbungga