EVALUASI DAN ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PADA DELIMA BAKERY

10
EVALUASI DAN ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PADA DELIMA BAKERY Permana Widyapuranta Teknik Industri Universitas Islam Bandung [email protected] Menjalankan dan mempertahankan suatu kegiatan bisnis merupakan hal yang akan sulit dilakukan oleh para pengusaha jika tidak memiliki suatu inovasi atau perencanaan kegiatan bisnis yang baik. Hal tersebut sangat penting untuk dilakukanagar produk yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut berkualitas dan yang paling utama sesuai dengan tujuan perusahaan adalah mencapai keuntungan yang besar. Selain inovasi dan perencanaan yang baik dari para pengusaha, perlu kiranya melakukan suatu evaluasi terhadap kegiatan bisnis yang telah dilakukan selama ini, hal ini penting dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatan bisnis yang dilakukan oleh perusahaan. Langkah evaluasi yang dilakukan pada perusahaan Delima Bakery adalah dengan melakukan evaluasi terhadap beberapa aspek seperti aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, dan aspek finansial. Berdasarkan hasil eveluasi dari berbagai aspek tersebut, maka dapat diambil suatu keputusan bahwa kegiatan bisnis Delima Bakery layak untuk dijalankan oleh perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan nilai IRR yaitu sebesar 58.53 % dengan begitu usaha yang dilakukan oleh perusahaan dapat dilanjutkan. Dengan dilakukannya evaluasi terhadap berbagai aspek, diharapkan perusahaan dapat berjalan dengan lebih baik lagi, serta dapat menentukan perencanaan kegiatan bisnis yang tepat sehingga perusahaan akan semakin berkembang lagi. Kata kunci: perencanaan kegiatan bisnis, inovasi, evaluasi kegiatan bisnis, IRR 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini dunia perindustrian sedang mengalami kemajuan yang pesat dan merupakan salah satu faktor pendorong bagi para pengusaha untuk memulai suatu usaha misalnya di bidang olahan makanan, minuman, dan lain sebagainya. Namun untuk menjalankan bisnis di lingkungan perindustrian yang penuh tantangan, ancaman, dan resiko tentunya seorang pengusaha harus mampu berfikir kreatif dan inovatif. Seorang pengusaha dituntut untuk dapat menganalisis dan mengevaluasi bisnis atau usaha yang dijalankannya. Hal ini sangat penting untuk dilakukan agar bisnis yang dijalankannya dapat bertahan dan bersaing di lingkungan industri yang penuh dengan persaingan. Pada masa kini masyarakat lebih peduli terhadap kesehatan dirinya, hal itu dapat terlihat dengan memperhatikan kandungan gizi yang terkandung dalam makanan pengganti selain nasi yang akan dikonsumsi. Dengan tingginya nilai kesadaran akan gizi menjadikan masyarakat cenderung tidak hanya mencarimakanan pokok penghilang rasa lapar saja, namun juga mencari ragam cita rasakuliner yang khas, dan mencari kenyamanan dalam suasana berkumpul. Peluangpotensial tersebut banyak dimanfaatkan oleh pebisnis dalam bidang usaha boga. Salah satunya ialah adanya toko roti yang banyak menyediakan makanan-makanan pengganti nasi. Melihat hal-hal tersebut kini masyarakat banyak yang mulai melirik makanan siap konsumsi yang sehat dan aman bagi tubuh, hal ini dapat terlihat dari jumlah konsumsi roti di kota Bandung khususnya untuk daerah Cisaranten Kulon dan sekitarnya yang terdapat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 Data Rata-Rata Produksi Produsen Roti Kota Bandung Dalam 1(Satu) Bulan

Transcript of EVALUASI DAN ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PADA DELIMA BAKERY

EVALUASI DAN ANALISIS KELAYAKAN BISNIS

PADA DELIMA BAKERY

Permana Widyapuranta

Teknik Industri

Universitas Islam Bandung

[email protected]

Menjalankan dan mempertahankan suatu kegiatan bisnis merupakan hal yang akan sulit dilakukan oleh para

pengusaha jika tidak memiliki suatu inovasi atau perencanaan kegiatan bisnis yang baik. Hal tersebut sangat

penting untuk dilakukanagar produk yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut berkualitas dan yang paling

utama sesuai dengan tujuan perusahaan adalah mencapai keuntungan yang besar. Selain inovasi dan perencanaan

yang baik dari para pengusaha, perlu kiranya melakukan suatu evaluasi terhadap kegiatan bisnis yang telah

dilakukan selama ini, hal ini penting dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana tingkat keberhasilan

pelaksanaan kegiatan bisnis yang dilakukan oleh perusahaan. Langkah evaluasi yang dilakukan pada perusahaan

Delima Bakery adalah dengan melakukan evaluasi terhadap beberapa aspek seperti aspek pasar, aspek teknis,

aspek manajemen, dan aspek finansial. Berdasarkan hasil eveluasi dari berbagai aspek tersebut, maka dapat

diambil suatu keputusan bahwa kegiatan bisnis Delima Bakery layak untuk dijalankan oleh perusahaan. Hal ini

dapat dilihat dari hasil perhitungan nilai IRR yaitu sebesar 58.53 % dengan begitu usaha yang dilakukan oleh

perusahaan dapat dilanjutkan. Dengan dilakukannya evaluasi terhadap berbagai aspek, diharapkan perusahaan

dapat berjalan dengan lebih baik lagi, serta dapat menentukan perencanaan kegiatan bisnis yang tepat sehingga

perusahaan akan semakin berkembang lagi.

Kata kunci: perencanaan kegiatan bisnis, inovasi, evaluasi kegiatan bisnis, IRR

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Saat ini dunia perindustrian sedang mengalami

kemajuan yang pesat dan merupakan salah satu faktor

pendorong bagi para pengusaha untuk memulai suatu usaha

misalnya di bidang olahan makanan, minuman, dan lain

sebagainya. Namun untuk menjalankan bisnis di lingkungan

perindustrian yang penuh tantangan, ancaman, dan resiko

tentunya seorang pengusaha harus mampu berfikir kreatif

dan inovatif. Seorang pengusaha dituntut untuk dapat

menganalisis dan mengevaluasi bisnis atau usaha yang

dijalankannya. Hal ini sangat penting untuk dilakukan agar

bisnis yang dijalankannya dapat bertahan dan bersaing di

lingkungan industri yang penuh dengan persaingan.

Pada masa kini masyarakat lebih peduli terhadap

kesehatan dirinya, hal itu dapat terlihat dengan

memperhatikan kandungan gizi yang terkandung dalam

makanan pengganti selain nasi yang akan

dikonsumsi. Dengan tingginya nilai kesadaran akan gizi

menjadikan masyarakat cenderung tidak hanya

mencarimakanan pokok penghilang rasa lapar saja, namun

juga mencari ragam cita rasakuliner yang khas, dan mencari

kenyamanan dalam suasana berkumpul. Peluangpotensial

tersebut banyak dimanfaatkan oleh pebisnis dalam bidang

usaha boga. Salah satunya ialah adanya toko roti yang

banyak menyediakan makanan-makanan pengganti nasi.

Melihat hal-hal tersebut kini masyarakat banyak yang

mulai melirik makanan siap konsumsi yang sehat dan aman

bagi tubuh, hal ini dapat terlihat dari jumlah konsumsi roti di

kota Bandung khususnya untuk daerah Cisaranten Kulon

dan sekitarnya yang terdapat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Data Rata-Rata Produksi Produsen Roti Kota

Bandung Dalam 1(Satu) Bulan

Berdasarkan Tabel I.1 tersebut, maka dapat terlihat

jika masyarakat ditawarkan pilihan konsumsi roti sebagai

pengganti nasi oleh para produsen roti sehingga masyrakat

menjadi banyak alternatif pilihan dalam mengkonsumsi

makanan yang memiliki kandungan gizi yang baik. Dari

tabel tersebut dapat terlihat jika produsen roti menaruh

perhatian yang cukup besar terhadap penyediaan asupan gizi

yang sehat dan tinggi selain makanan pokok.

Dengan melihat faktor tersebut maka Delima Bakery

yang merupakan perusahaan home industry yang bergerak di

bidang bogadan mulai menjalankan usahanya pada 26 Juni

2011 di daerah Cisaranten Kulon perlu kiranya untuk mulai

memikirkan dan mengevaluasi berbagai aspek dalam

mengahadapi persaingan yang akan dihadapi, karena aspek-

aspek tersebut akan sangat menentukan kelangsungan hidup

perusahaan kedepannya. Karena dengan kondisi perusahaan

saat ini hanya mampu memproduksi roti dalam sehari

sebesar 750 buah roti, bila melihat hasil produksi perusahaan

dalam sebulan sebesar 22.500 buah roti dan dibandingkan

dengan produk terjual dalam sebulan rata-rata sebesar

16.340 buah roti maka akan terdapat produk roti yang tidak

terjual sehingga produk-produk tersebut menjadi kerugian

bagi perusahaan. Oleh karena itu pentingnya perusahaan

untuk melakukan evaluasi.

1.2 Perumusan Masalah

Seiring dengan berubahnya gaya hidup dan pola fikir

masyarakat terhadap pola konsumsi makanan dikarenakan

dengan tingkat kesibukan dan aktivitas masyarakat yang

semakin meningkat dengan didukung oleh kemajuan di

berbagai bidang, maka kondisi tersebut menuntut pada

segala sesuatu yang praktis dan efisien serta sehat. Salah

satunya dalam hal pemenuhan kebutuhan makanan jadi yang

lebih praktis. Oleh karena itu, dengan adanya peluang pasar

tersebut maka saat ini berkembang berbagai industri

makanan jadi seperti industri roti.

Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana peluang usaha roti Delima Bakery di

wilayah Bandung Timur?

2. Bagaimana kelayakan usaha roti pada Delima Bakery

dengan melihat dari berbagai aspek?

3. Bagaimana perencanaan yang harus dilakukan agar

Delima Bakery dapat lebih berkembang lagi?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian yang diatas, maka dapat disusun

tujuan penelitian, yaitu:

1. Mengidentifikasi peluang usaha yang ada di wilayah

Bandung Timur.

2. Mengidentifikasi dan mengevaluasi kelayakan usaha

Delima Bakery dengan melihat aspek pasar, aspek

teknis, aspek manajemen, dan aspek finansial.

3. Menentukan dan membuat perencanaan kegiatan bisnis

yang baik untuk beberapa tahun kedepan.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perencanaan Bisnis

Perencanaan bisnis adalah suatu langkah penting

yang perlu diambil olehpengusaha bijaksana, tanpa

memandang ukuran bisnis, selain itu perencanaan bisnis

adalah suatu cetak biru tertulis (blue print) yang berisikan

tentang misi usaha, usulan usaha, operasional usaha, rincian

finansial, strategi usaha, peluang pasar yang mungkin

diperoleh, dan kemampuan serta keterampilan

pengelolaannya. Tujuan dari perencanaan bisnis adalah agar

kegiatan bisnis yang akan dilaksanakan maupun yang

sedang berjalan tetap berada dijalur yang benar sesuai

dengan yang direncanakan. Perencanaan bisnis yang baik

harus memuat tahap-tahap yang harus dilakukan untuk

memaksimalkan peluang keberhasilan. (Freddy Rangkuti,

2005).

Perencanaan bisnis sebagai persiapan awal memiliki

2 (dua) fungsi penting yaitu: sebagai pedoman untuk

mencapai keberhasilan manajemen usaha, dan sebagai alat

untuk mengajukan kebutuhan permodalan yang bersumber

dari luar seperti pihak perbankan, investor, lembaga

finansial, dan lain sebagainya. Bantuan dana yang

diperlukan tersebut dapat berupa bantuan dana jangka

panjang untuk pelunasan atau biaya investasi atau dapat pula

dana jangka pendek yang dapat digunakan oleh pencari dana

atau modal.

2.2 Studi Kelayakan Bisnis

Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang

mempelajari secara mendalam tentang kegiatan atau usaha

atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan

layak atau tidak usaha tersebut dijalankan, (Kasmir dan

Jakfar, 2003), objek yang diteliti tidak hanya pada bisnis

atau usaha yang besar saja, tetapi pada bisnis atau usaha

yang sederhana bisa juga diterapkan. Kelayakan artinya

penelitian yang dilakukan secara mendalam tersebut

dilakukan untuk menentukan apakah usaha yang akan

dijalankan akan memberikan manfaat yang lebih besar

dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Dengan kata

lain kelayakan dapat diartikan bahwa usaha yang dijalankan

akan memberikan keuntungan finansial dan non-finansial

sesuai dengan tujuan yang mereka inginkan. Layak di sini

diartikan juga akan memberikan keuntungan tidak hanya

bagi perusahaan yang menjalankannya, akan tetapi juga bagi

investor, kreditur, pemerintah dan masyarakat luas.

2.2.1 Aspek-aspek Studi Kelayakan Bisnis

Menurut Husein Umar dalam bukunya Studi

Kelayakan Bisnis 2007, aspek-aspek dalam studi kelayakan

meliputi:

1. Aspek Pasar dan Pemasaran

Evaluasi aspek pasar dan pemasaran sangat penting

dilakukan karena tidak ada usaha yang berhasil tanpa

adanya permintaan atas barang atau jasa yang dihasilkan

oleh usaha tersebut. Pada dasarnya, aspek pasar dan

pemasaran bertujuan untuk mengetahui berapa besar

luas pasar, pertumbuhan permintaan dan pangsa pasar

produk atau jasa yang bersangkutan.

2. Aspek Teknis

Evaluasi aspek teknis ini mempelajari kebutuhan-

kebutuhan teknis proyek, seperti penentuan kapasitas

produksi, jenis teknologi yang digunakan, pemakaian

peralatan dan mesin, serta lokasi usaha yang paling

menguntungkan.

3. Aspek Manajemen

Dalam aspek manajemen yang dievaluasi ada dua

macam, yang pertama manajemen saat pembangunan

usaha dan yang kedua manajemen saat usaha

dioperasionalkan. Banyak terjadi usaha-usaha yang

gagal dibangun maupun dioperasionalkan bukan

disebabkan karena aspek lain, tetapi karena lemahnya

manajemen.

4. Aspek Finansial

Dari sisi keuangan, usaha sehat dikatakan apabila dapat

memberikan keuntungan yang layak dan mampu

memenuhi kewajiban finansialnya. Kegiatan ini

dilakukan setelah aspek lain selesai dilaksanakan.

Kegiatan pada aspek finansial ini antara lain menghitung

perkiraan jumlah dana yang diperlukan untuk keperluan

modal awal dan untuk pengadaan harta tetap usaha.

2.3 Aspek Pasar

Aspek pasar merupakan aspek yang paling utama

dilakukan dalam pengkajian usulan proyek investasi.

Alasannya adalah tidak akan mungkin suatu proyek

didirikan dan dioperasikan jika tidak ada pasar yang siap

menerima produk perusahaan. Kajian aspek pasar ini

berkaitan dengan ada tidaknya potensi pasar dan peluang

pasar atas suatu produk yang akan diluncurkan di masa yang

akan datang.

Pada dasarnya analisis aspek pasar bertujuan antara

lain untuk mengetahui berapa besar luas pasar, pertumbuhan

permintaan, dan market-share dari produk bersangkutan.

Bagaimana kondisi persaingan antar produsen dan siklus

hidup produk juga penting di analisis. Analisis dapat

dilakukan dengan cara deskriptif maupun inferensial, jenis

data yang digunakan dapat berupa data kuantitatif maupun

kualitatif.

2.4 Aspek Teknis

Aspek teknis menitikberatkan pada penilaian atas

kelayakan proyek dari sisi teknis dan teknologi. Penilaian ini

meliputi penentuan lokasi proyek, penentuan model

bangunan proyek, pemilihan mesin, peralatan, teknologi

yang diterapkan, dan lay out serta penentuan skala operasi.

2.5 Aspek Manajemen

Aspek manajemen ini lebih menitikberatkan pada

kemampuan perusahaan atau pelaku usaha dalam mengelola

perusahaan atau pelaku usaha agar dapat terus bertahan

dalam menghadapi persaingan di dunia industri. Penilaian

aspek ini lebih dengan melihat pada struktur organisasi yang

dimiliki oleh perusahaan dan job description.

2.6 Aspek Finansial

Dalam mendirikan suatu perusahaan atau usaha perlu

merinci berapa besar investasi yang harus dikeluarkan,

sehingga dapat menentukan berapa besar kekurangan

investasi yang harus dikeluarkan. Setelah kita dapat merinci

seluruh investasi yang dikeluarkan, kita pun harus dapat

menganalisa hasil investasi tersebut serta dapat

memproyeksikan pada tahun-tahun yang akan datang agar

investasi tersebut bisa menguntungkan dan tidak

menimbulkan kerugian yang besar. Adapun rincian dari

investasi yang harus dikeluarkan berdasarkan data apa saja

yang harus disediakan mulai dari tenaga kerja, mesin-mesin,

peralatan kantor, bahan-bahan, dan lain-lain agar tidak

terjadi suatu kekeliruan.

Aspek finansial memperlihatkan aliran keluar

masuknya uang perusahaan, ini dapat dipakai sebagai ukuran

keberhasilan suatu perusahaan. Dari sini juga akan dapat

terlihat sejauh mana usaha perusahaan di dalam

mengembalikan modal kerja yang telah dikeluarkan. Aspek

finansial ini meliputi penentuan totalproject cost,

penyusutan atau depresiasi, penyusunan proyeksi laporan

Finansial (Rugi Laba danCash flow), evaluasi kriteria

keputusan investasi (Payback Period, Internal Rate of

Return, Net Present Value, dll).

2.7 Definisi Evaluasi Proyek

Evaluasi Proyek, dikenal sebagai studi kelayakan

proyek (atau studi kelayakan bisnispada proyek bisnis),

merupakan pengkajian suatu usulan proyek (atau bisnis),

apakah dapat dilaksanakan (go project) atau tidak (no go

project), dengan berdasarkan berbagai aspek kajian.

Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah suatu proyek

dapat dilaksanakan dengan berhasil, sehingga dapat

menghindari keterlanjuran investasi modal yang terlalu besar

untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan.

Dilihat dari kapan evaluasi dilakukan pada proyek,

dapat dibedakan 4 jenis evaluasi proyek:

• Evaluasi terhadap usulan proyek yang akan didirikan

(pre-project evaluation).

• Evaluasi terhadap proyek yang sedang dibangun (on-

construction project evaluation).

• Evaluasi terhadap proyek yang telah

dioperasionalisasikan (on-going project evaluation).

• Evaluasi terhadap proyek yang telah berakhir (post-

project evalution study).

2.8 Dua Jenis Evaluasi Kelayakan Proyek

Untuk meminimalkan biaya dan efektifitas kegiatan,

evaluasi kelayakan proyek dilakukan dalam dua tahap:

1. Evaluasi Pendahuluan (Preliminary study atau Pre-

evaluation study)

Tujuan Evaluasi Pendahuluan adalah untuk mengetahui

faktor-faktor pengambat kritis (critical factors) yang

dapat menghambat jalannya operasi bisnis proyek yang

akan dibangun. Kemungkinan keputusan dari tahap ini

adalah pembatalan rencana investasi, revisi rencana

investasi, atau meneruskan evaluasi rencana investasi

proyek ke tahap berikutnya, yakni studi kelayakan

proyek.

2. Evaluasi Kelayakan Proyek (Project Feasibility Study)

Fokus utama studi kelayakan proyek paling sedikit

terpusat pada empat aspek:

Aspek pasar dan pemasaran terhadap barang atau

jasa yang akan dihasilkan proyek.

Aspek produksi, teknis dan teknologis.

Aspek manajemen dan sumberdaya manusia.

Aspek keuangan dan ekonomi.

3. KERANGKA PEMECAHAN MASALAH

Dalam melakukan suatu penelitian, terlebih dahulu

harus menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan

selama penelitian. Hal ini diperlukan agar pemecahan

masalah dapat berjalan dengan baik. Langkah-langkah yang

dilakukan selama penilitian ini meliputi perumusan dan

tujuan penelitian, tinjauan pustaka, identifikasi masalah,

evaluasi dengan melihat berbagai aspek, tindakan atau

rencana kedepan berdasarkan usulan hasil evaluasi, analisis,

serta kesimpulan dan saran. Secara umum, langkah–langkah

penelitian tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Kerangka Pemecahan Masalah

3.1 Perumusan dan Tujuan Penelitian

Didalam tugas akhir ini pertama-tama yang dilakukan

adalah merumuskan masalah-masalah yang pada saat akan

menganalisis dan mengevaluasi bisnis yang dijalankan oleh

Delima Bakery ini sehingga dapat mencapai tujuan yang

ingin dicapai. Tujuan yang ingin dicapai yaitu mampu

menganalisis permasalahan dan melakukan evaluasi

terhadap kegiatan bisnis yang dilakukan oleh Delima

Bakery, sehingga harapan yang ingin dicapai adalah agar

usaha roti Delima Bakery dapat dikembangkan dengan

melihat hasil analisis dan evaluasi yang telah dilakukanserta

mendatangkan manfaat dan hasil yang maksimal.

3.2 Perumusan dan Tujuan Penelitian

Berupa teori-teori dan hasil penelitian yang telah ada

yang mendukung terhadap permasalahan yang dihadapi,

sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pedoman dalam

melakukan penelitian.

3.3 Identifikasi Masalah

Tahap identifikasi masalah dilakukan untuk

mengetahui permasalahan yang dihadapi atau dialami oleh

perusahaan dalam menjalankan usahanya. Dimana pada

tahap ini akan mengidentifikasi berbagai aspek seperti

berikut ini:

1. Aspek Pasar meliputi: Data permintaan, Jumlah pesaing,

dan Cara pemasaran.

2. Aspek Teknis meliputi: Lokasi usaha, Bahan baku, dan

Proses produksi.

3. Aspek Manajemen/Organisasi meliputi: Bentuk

organisasi, dan Jumlah sumber daya manusia.

4. Aspek Finansial/Keuangan meliputi: Data penerimaan

dan Data pengeluaran.

3.4 Evaluasi dengan Melihat Berbagai Aspek

Tahap evaluasi dengan melihat berbagai aspek ini

dilakukan untuk mengetahui apakah usaha yang dijalankan

oleh perusahaan layak untuk dijalankan atau tidak. Pada

tahap ini aspek-aspek yag dievaluasi adalah:

1. Aspek Pasar meliputi: Luas pasar, Permintaan pasar, dan

Market share.

2. Aspek Teknis meliputi: Pemilihan bahan baku dan

Kapasitas produksi & utilitas.

3. Aspek Manajemen/Organisasi meliputi: Struktur

organisasi, dan Sumber daya manusia.

4. Aspek Finansial/Keuangan meliputi: Cash flow dan

Biaya langsung & Biaya tidak langsung.

3.5 Tindakan atau Rencana Kegiatan

Berdasarkan Usulan Hasil Evaluasi

Pada tindakan atau rencana kegiatan berdasarkan

usulan hasil evaluasi ini adalah tindakan yang akan

dilakukan oleh perusahaan kedepan dengan melihat usulan

yang telah diberikan pada tahap evaluasi sebelumnya. Dari

sini dapat terlihat bagaimana langkah perusahaan setelah

diberikan usulan yang dapat membuat perusahaannya

menjadi lebih berkembang lagi.

3.6 Analisis

Tahap ini merupakan analisa terhadap hasil yang

didapat dalam pengolahan data, sepertiaspek pasar apakah

dari segi pemasaran, segmentasi, dan target pasar yang

diinginkan oleh Delima Bakery telah tercapai atau belum.

Pada aspek teknis apakah dalam pemilihan bahan baku,

peralatan, dan mesin telah sesuai dengan kebutuhan

produksi. Untuk aspek manajemen/organisasi apakah dari

struktur organisasi dan deskripsi pekerjaan (job description)

yang ada pada Delima Bakery sudah baik dan optimal atau

belum. Serta pada aspek finansial/keuangan dimana

didalamnya membahas mengenai arus kas (cash flow), NPV,

Payback Period, dan IRR sehingga akan dapat terlihat

investasi yang telah dikeluarkan oleh Delima Bakery sudah

menguntungkan atau merugikan perusahaan.

3.7 Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan merupakan tahap akhir dari kerangka

pemecahan masalah ini, dimana dibuat berdasarkan hasil

analisis pada tahap sebelumnya, sehingga akan diketahui

kesimpulan akhir dari perencanaan bisnis ini.

4. PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

4.1 Pengolahan Data

4.1.1 Evaluasi Potensi Pasar

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan

sebelumnya, maka dapat diketahui jika potensi pasar untuk

Delima Bakery adalah wilayah kecamatan Rancasari,

Gedebage, Cibiru, Panyileukan, Ujungberung, Cinambo, dan

Arcamanik. Berikut adalah data jumlah target potensi pasar

yang ingin dicapai oleh perusahaan yang dapat dilihat pada

Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Target Pasar Delima Bakery

Data tersebut akan dibandingkan dengan permintaan

pasar tahun 2012, sehingga akan terlihat perbandingan

antara target yang ingin dicapai dengan permintaan tahun

sebelumnya. Untuk selebihnya dapat dilihat pada Tabel 4.2

berikut ini.

Tabel 4.2 Perbandingan Jumlah Target Pasar dengan Jumlah

Permintaan 2012

Berdasarkan tabel diatas maka terlihat terdapat selisih

antara jumlah target pasar yang ingin dicapai dengan jumlah

permintaan pada tahun 2012 adalah sebesar 59.954 buah

roti.

4.1.2 Market Share

Market share dapat diartikan sebagai bagian pasar

yang dikuasai oleh suatu perusahaan, atau prosentasi

penjualan suatu perusahaan terhadap total penjualan para

pesaing terbesarnya pada waktu dan tempat tertentu.

Sehingga posisi perusahaan dan para pesaingnya dalam

suatu pasar tertentu dapat terlihat dan akan menentukan

kebijakan-kebijakan yang akan diambil oleh perusahaan.

Untuk market share Delima Bakery di wilayah

Bandung Timur dapat dilihat pada Gambar 4.1 barikut ini.

Gambar 4.1 Grafik Market Share Di Bandung Timur

4.1.3 Kapasitas Produksi

Kapasitas produksi yang dimiliki oleh Delima Bakery

saat ini hanya mampu menghasilkan 750 buah roti sekali

produksi dalam sehari. Bila melihat hasil peramalan yang

telah dilakukan dengan kemampuan produksi yang dimiliki

oleh perusahaan saat ini masih mampu untuk memenuhi

jumlah permintaan di masa mendatang, karena dengan

kemampuan produksi yang dimiliki saat ini saja dalam satu

28%

72%

Market Share Delima Bakery Di Bandung Timur

Delima Bakery

Pangsa Pasar DiBandung Timur

bulan mampu menghasilkan 22.500 buah roti tetapi

berdasarkan data tersebut perusahaan memang mampu

memenuhi permintaan hasil peramalan yang permintaan

perbulannya sebesar 17.220 buah roti. Akan tetapi bila

perusahaan tetap memproduksi roti menggunakan kapasitas

saat ini akan menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi

perusahaan, jika banyak produk yang telah diproduksi tidak

dapat terjual. Oleh karena itu agar perusahaan dapat

memenuhi permintaan masa mendatang dan tidak

mengalami kerugian yang cukup besar, maka kapasitas

produksi yang digunakan adalah sebesar 574 buah roti.

4.1.4 Struktur Organisasi

Struktur organisasi yang ada pada saat ini dalam

perusahaan sudah berjalan dengan baik, hal itu sesuai

dengan job description yang ada pada perusahaan sehingga

para karyawan melakukan pekerjaan sesuai denga fungsi dan

tugasnya masing-masing tanpa ada yang melakukan

pekerjaan yang tidak seharusnya dilakukan oleh perusahaan.

Struktur organisasi dari Delima Bakery ini juga sangat

sederhana sehingga tidak perlu proses yang berbelit jika

terdapat keputusan yang perlu diambil. Struktur yang

ramping juga sangat memudahkan karyawan dalam

menjalankan tugasnya masing-masing tanpa terikat tugas

yang membatasi kinerja dari karyawan yang ada pada

perusahaan.

4.1.5 Sumber Daya Manusia

Proses perekrutan yang ada pada perusahaan saat ini

telah berjalan dengan baik, karena terdapat beberapa tahapan

yang harus dilakukan oleh calon karyawan yang akan

bekerja pada Delima Bakery. Sehingga karyawan yang

didapat akan memiliki kualitas yang sesuai dengan standar

yang dibutuhkan oleh perusahaan. Dengan adanya tahapan-

tahapan proses perekrutan yang ada, maka perusahaan dapat

melihat calon karyawan yang memiliki standar sesuai

dengan yang diinginkan perusahaan sehingga kegaiatan

perusahaan dapat berjalan dengan baik.

4.1.6 Metode Penilaian Investasi

Net Present Value (NPV)

NPV merupakan perbandingan antara Present Value

(PV) kas bersih dengan PV invetasi selama umur investasi.

Dengan nilai suku bunga sebesar 1% yang didapat dari rata-

rata nilai suku bunga dari bank-bank yang ada. NPV untuk

Delima bakery dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini.

Tabel 4.2 Nilai NPV dari Delima Bakery

Dengan nilai NPV bernilai positif maka investasi

yang dilakukan oleh Delima Bakery layak untuk dijalankan.

Internal Rate of Return (IRR)

Merupakan salah satu metode yang digunakan dalam

kelayakan investasi karena, pada metode IRR dapat

diketahui persentase dari pengambilan penanaman setelah

dikonversi kedalam nilai sekarang. Untuk mencari IRR ini

dilakukan perhitungan trial and error dimana harus mencari

dua nilai PV baik yang bernilai positif maupun bernilai

negatif. Setelah kedua nilai PV didapat beru dilakukan

interpolasi agar nilai IRR dapat diketahui. Untuk nilai IRR

dari Delima Bakery dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan Tabel

4.4 berikut ini.

Tabel 4.3 Nilai NPV Positif dengan Suku Bunga 1%

Tabel 4.4 Nilai NPV Negatif dengan Suku Bunga 60%

Setelah didapat dua NPV baik yang bernilai positif

ataupun yang bernilai negatif maka untuk mengetahui nilai

IRR harus melakukan interpolasi terlebih dahulu,

perhitungan interpolasinya yaitu sebagai berikut:

IRR = P1 + ( ) x (P2 – P1)

IRR = 1% + )316,237,2(208,601,87

208,601,87 x (60% - 1% )

IRR = 58,53%

Karena nilai IRR (58,53%) lebih besar dari MARR

(1%), maka usaha Delima Bakery layak untuk di lanjutkan.

4.2 Analisis

4.2.1 Potensi Pasar

Aspek Pasar merupakan salah satu aspek rencana

bisnis yang perlu dikaji kelayakannya. Apabila pasar yang

dituju tidak jelas maka prospek bisnis ke depan juga tidak

jelas, sehingga kemungkinan kegagalan bisnis menjadi

besar. Pasar untuk Delima Bakery ini sendiri adalah

masyarakat yang mulai sadar akan gizi. Oleh karena itu

potensi pasar untuk Delima Bakery ini sendiri masih terbuka

besar, karena meskipun ada pesaing yang terjun di bidang

bakery tetapi Delima Bakery memiliki segementasi pasar

yang berbeda dari para pesaingnya. Hal tersebut dapat

dilihat pada permintaan hasil peramalan adalah sebesar

206.638 buah roti jumlah ini meningkat dibandingkan

dengan tahun 2012 yang sebesar 196.073 buah roti. Dengan

demikian terlihat sangat jelas jika potensi pasar yang ada

saat ini masih sangat terbuka, oleh karena itu perusahaan

harus memiliki strategi promosi dan penjulan yang baik agar

potensi yang ingin disasar pada tahun 2013 dapat tercapai.

4.2.2 Market Share

Untuk market share ini hanya diambil berdasarkan

dengan lingkungan persaiangan yang sama dimana Delima

Bakery dan para pesaingnya hanya menyasar kalangan

menengah kebawah saja, oleh karena itu untuk pesaing yang

menyasar kalangan menengah keatas tidak dilihat karena

perbedaan area pangsa pasar. Berdasarkan data yang ada

terlihat jika Delima Bakery menguasai pasar yang ada yaitu

sebesar 27,78%.

4.2.3 Kapasitas Produksi

Untuk kapasitas produksi yang dimiliki oleh

perusahaan saat ini masih dapat menutupi permintaan dari

konsumen, hal tersebut dapat terlihat dengan kemapuan

produksi yang hanya mampu memproduksi 750 buah roti

seharinya dapat memenuhi pasar yang ada. Mesin-mesin

yang ada pada perusahaan sudah memiliki kualitas yang

baik. Untuk kegiatan produksi selama 2013 perusahaan

menggunakan kapasitas produksi hasil peramalan yaitu 574

buah roti, dimana kapasitas produksi tersebut akan menjadi

acuan bagi perusahaan dalam memproduksi roti yang akan

dikeluarkan. Karena dengan kapasitas produksi yang ada

saat ini yaitu 750 buah roti perusahaan akan mengalami

kerugian yang cukup besar jika roti-roti hasil produksi

tersebut tidak dapat terjual semuanya. Oleh karena itu

kapasitas produksi 574 buah roti ini disesuaikan dengan

permintaan hasil peramalan yang untuk periodenya

mencapai 17.220 buah roti.

4.2.4 Aspek Manajemen

Aspek manajemen sangat mempengaruhi kelayakan

usaha dalam suatu usaha karena dalam aspek ini dijelaskan

mengenai bagaimana perusahaan dapat mengatur kegiatan

usaha yang dijalaninya sesuai dengan struktur organisasi

yang dimiliki. Struktur organisasi yang disusun merupakan

organisasi garis/lini dimana bentuknya paling sederhana,

jumlah karyawan relatif sedikit, organisasi relatif kecil dan

karyawan saling mengenal secara akrab. Struktur organisasi

dibuat untuk menjalankan bisnis ini agar terstruktur dengan

baik. Dengan struktur oragnisasi yang sangat sederhana ini

akan sangat memungkinkan adanya rangkap jabatan.

Pada struktur organisasi ini pemilik memiliki

tanggung jawab penuh terhadap usaha yang dijalankannya

dimana pemilik perusahaan juga merangkap sebagai bagian

marketing dan produksi, karena pemilik dari perusahaan ini

langsung terjun dalam proses pembuatan produk dengan

dibantu dua karyawan di bagian produksi dan satu karyawan

di bagian administrasi/keuangan. Untuk saat ini masing-

masing bagian sudah bekerja sesuai dengan fungsi dan tugas

dari masing-masing bagian. Pemilik perusahaan sebaiknya

sudah mulai memikirkan aspek hukum untuk mulai

mendaftarkan usaha yang dijalankannya agar memudahkan

apabila pemilik perusahaan ingin meminjam dana ke pihak

lembaga keuangan.

4.2.5 Kelayakan Investasi

Net Present Value (NPV)

NPV merupakan perbandingan antara Present Value

(PV) kas bersih dengan PV invetasi selama umur investasi

dengan memperhatikan nilai suku bunga yang berlaku.

Untuk nilai NPV pada kegiatan bisnis ini didapat Rp

87.601.208 dengan tingkat suku bunga yang digunakan

sebesar 1 %. Berdasarkan nilai NPV yang didapat bernilai

positif maka investasi yang dikeluarkan oleh perusahaan

layak untuk dijalankan.

Internal Rate of Return (IRR)

Merupakan metode yang digunakan dalam kelayakan

investasi karena, pada metode IRR dapat diketahui

persentase dari pengambilan penanaman setelah dikonversi

kedalam nilai sekarang. Untuk mencari IRR ini dilakukan

perhitungan trial and error dimana harus mencari dua nilai

PV baik yang bernilai positif maupun bernilai negatif.

Dengan tingkat suku bunga sebesar 60 %, maka didapatkan

nilai NPV bernilai negatif sebesar Rp -2.237.316. Kedua

nilai NPV baik yang bernilai positif maupun negatif

dibandingkan dengan dilakukan interpolasi, maka didapat

nilai IRR sebesar 58,53%. Dengan nilai IRR lebih besar dari

nilai MARR maka investasi layak untuk dijalankan oleh

perusahaan.

5. KESIMPULAN

Peluang usaha roti dari Delima Bakery untuk saat ini

masih terbuka lebar jika melihat total permintaan

untuk kota Bandung sebesar 2.222.500 buah roti

dengan market share untuk wilayah kota Bandung

sebesar 1 %. Sedangkan untuk wilayah Bandung

Timur permintaan akan produk Delima Bakery sangat

terbuka lebar hal ini dapat dilihat dari market share

Delima Bakery yang cukup besar yaitu sebesar 27,28

%. Hal ini cukup menggambarkan bahwa permintaan

produk masih sangat terbuka lebar bahkan akan terus

meningkat permintaan untuk produk yang ditawarkan

oleh Delima Bakery.

Berdasarkan hasil evaluasi dari berbagai aspek

terlihat jika Delima Bakery memiliki potensi pasar

yang cukup besar jika memaksimalkan pemasaran

untuk wilayah Bandung Timur, hal ini ditunjukkan

dengan permintaan hasil peramalan untuk tahun 2013

adalah sebesar 206.638 buah roti. Potensi pasar tahun

2013 ini dibandingkan antara total permintaan tahun

2012 yang sebesar 196.073 buah roti dengan

permintaan 2013 hasil peramalan yang sebesar

206.638,sehingga potensi pasar untuk tahun 2013 ini

meningkat sekitar 10.565 buah roti. Jika dilihat

berdasarkan aspek teknis kapasitas produksi yang ada

di perusahaan saat ini perlu diturunkan menjadi 574

buah roti untuk sekali produksi dalam sehari untuk

menghindari perusahaan mengalami kerugian dan

dengan kapasitas produksi tersebut dapat memenuhi

permintaan hasil peramalan yaitu sebesar 206.638

buah roti. Jika dilihat dari aspek manajemen dengan

struktur organisasi yang ada saat ini sudah cukup

baik, karena dengan struktur yang ada akan sangat

memudahkan karyawan dalam menjalankan

tugasnya. Sedangkan jika dilihat dari aspek keuangan

dengan melihat kriteria kelayakan investasi maka

usaha yang dijalankan oleh perusahaan dapat

dikatakan layak untuk tetap dijalankan karena nilai

NPV bernilai positif yaitu sebesar 87.601.208, untuk

nilai IRR sendiri nilai yang didapatkan sebesar 58,53

% lebih besar dari nilai MARR yaitu sebesar 1 %.

Sedangkan untuk payback period nilai yang didapat

adalah 1,93 bulan sehingga nilai dari PP ini kurang

dari umur ekonomis. Untuk nilai profitability index

sendiri nilai yang didapat adalah sebesar 6,37 dan

nilai PI tersebut lebih besar dari 1. Berdasarkan dari

hal-hal tersebut maka usaha yang dijalankan oleh

Delima bakery dapat dikatakan layak untuk

dijalankan.

Perencanaan yang harus dilakukan oleh Delima

Bakery agar lebih berkembang lagi adalah dengan

mulai memikirkan perluasan area pasar dengan begitu

akan dibuthkan strategi-strategi yang baru dalam

menghadapi pangsa pasar yang baru sehingga akan

dibutuhkan promosi-promosi yang baik. Selain itu

dengan memikrikan perluasan area pasar maka

perusahaan harus mulai merencanakan peralatan dan

perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan produksi

yang ada, sehingga proses produksi dapat berjalan

dengan efektif dan efisien. Perusahaan perlu untuk

mengetahui keahlian dan keterampilan yang dimiliki

oleh karyawan yang ada pada perusahaan dengan

begitu perusahaan akan dapat mengambil langkah

yang sesuai apabila ada sumber daya manusia yang

memiliki kekurangan.

6. REFERENSI

Biegel, Jhon E. (1992) Pengendalian Produksi Suatu

Pendekatan Kuantitatif, Akademika Presindo, Jakarta.

Elsayed A. Elsayed., Thomas O. Boucher. (1994),

Analysis and Control of Production Systems. Prentice Hall,

New Jersey.

Ibrahim, Yacob. (2003) Studi Kelayakan Bisnis, PT

Rineka Cipta, Jakarta.

Kasmir dan Jakfar. (2003) Studi Kelayakan Bisnis,

Kencana, Jakarta.

Kotler, Philip. (1997), Manajemen Pemasaran.

Penerbit Erlangga,Jakarta.

Makridakis, Spyros., Wheelwright, S.C., Mogee,

V.E., (1993) Metode dan Aplikasi Peramalan, Erlangga,

Jakarta.

Riyanto, Bambang. (1995), Dasar-dasar

Pembelanjaan Perusahaan. BPFE UGM, Yogyakarta.

Santosa, Singgih., Tjiptono F. (2002) Riset

Pemasaran, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

Dr. Suad Husnan, MBA., Drs. Suwarsono, MA.,

(1995). Studi Kelayakan Proyek. UPP AMP YKPN,

Yogyakarta.

Umar, Husein. (2007), Studi Kelayakan Bisnis. PT

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.