EVALUASI DAN ANALISIS KELAYAKAN BISNIS
PADA DELIMA BAKERY
Permana Widyapuranta
Teknik Industri
Universitas Islam Bandung
Menjalankan dan mempertahankan suatu kegiatan bisnis merupakan hal yang akan sulit dilakukan oleh para
pengusaha jika tidak memiliki suatu inovasi atau perencanaan kegiatan bisnis yang baik. Hal tersebut sangat
penting untuk dilakukanagar produk yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut berkualitas dan yang paling
utama sesuai dengan tujuan perusahaan adalah mencapai keuntungan yang besar. Selain inovasi dan perencanaan
yang baik dari para pengusaha, perlu kiranya melakukan suatu evaluasi terhadap kegiatan bisnis yang telah
dilakukan selama ini, hal ini penting dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana tingkat keberhasilan
pelaksanaan kegiatan bisnis yang dilakukan oleh perusahaan. Langkah evaluasi yang dilakukan pada perusahaan
Delima Bakery adalah dengan melakukan evaluasi terhadap beberapa aspek seperti aspek pasar, aspek teknis,
aspek manajemen, dan aspek finansial. Berdasarkan hasil eveluasi dari berbagai aspek tersebut, maka dapat
diambil suatu keputusan bahwa kegiatan bisnis Delima Bakery layak untuk dijalankan oleh perusahaan. Hal ini
dapat dilihat dari hasil perhitungan nilai IRR yaitu sebesar 58.53 % dengan begitu usaha yang dilakukan oleh
perusahaan dapat dilanjutkan. Dengan dilakukannya evaluasi terhadap berbagai aspek, diharapkan perusahaan
dapat berjalan dengan lebih baik lagi, serta dapat menentukan perencanaan kegiatan bisnis yang tepat sehingga
perusahaan akan semakin berkembang lagi.
Kata kunci: perencanaan kegiatan bisnis, inovasi, evaluasi kegiatan bisnis, IRR
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Saat ini dunia perindustrian sedang mengalami
kemajuan yang pesat dan merupakan salah satu faktor
pendorong bagi para pengusaha untuk memulai suatu usaha
misalnya di bidang olahan makanan, minuman, dan lain
sebagainya. Namun untuk menjalankan bisnis di lingkungan
perindustrian yang penuh tantangan, ancaman, dan resiko
tentunya seorang pengusaha harus mampu berfikir kreatif
dan inovatif. Seorang pengusaha dituntut untuk dapat
menganalisis dan mengevaluasi bisnis atau usaha yang
dijalankannya. Hal ini sangat penting untuk dilakukan agar
bisnis yang dijalankannya dapat bertahan dan bersaing di
lingkungan industri yang penuh dengan persaingan.
Pada masa kini masyarakat lebih peduli terhadap
kesehatan dirinya, hal itu dapat terlihat dengan
memperhatikan kandungan gizi yang terkandung dalam
makanan pengganti selain nasi yang akan
dikonsumsi. Dengan tingginya nilai kesadaran akan gizi
menjadikan masyarakat cenderung tidak hanya
mencarimakanan pokok penghilang rasa lapar saja, namun
juga mencari ragam cita rasakuliner yang khas, dan mencari
kenyamanan dalam suasana berkumpul. Peluangpotensial
tersebut banyak dimanfaatkan oleh pebisnis dalam bidang
usaha boga. Salah satunya ialah adanya toko roti yang
banyak menyediakan makanan-makanan pengganti nasi.
Melihat hal-hal tersebut kini masyarakat banyak yang
mulai melirik makanan siap konsumsi yang sehat dan aman
bagi tubuh, hal ini dapat terlihat dari jumlah konsumsi roti di
kota Bandung khususnya untuk daerah Cisaranten Kulon
dan sekitarnya yang terdapat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Data Rata-Rata Produksi Produsen Roti Kota
Bandung Dalam 1(Satu) Bulan
Berdasarkan Tabel I.1 tersebut, maka dapat terlihat
jika masyarakat ditawarkan pilihan konsumsi roti sebagai
pengganti nasi oleh para produsen roti sehingga masyrakat
menjadi banyak alternatif pilihan dalam mengkonsumsi
makanan yang memiliki kandungan gizi yang baik. Dari
tabel tersebut dapat terlihat jika produsen roti menaruh
perhatian yang cukup besar terhadap penyediaan asupan gizi
yang sehat dan tinggi selain makanan pokok.
Dengan melihat faktor tersebut maka Delima Bakery
yang merupakan perusahaan home industry yang bergerak di
bidang bogadan mulai menjalankan usahanya pada 26 Juni
2011 di daerah Cisaranten Kulon perlu kiranya untuk mulai
memikirkan dan mengevaluasi berbagai aspek dalam
mengahadapi persaingan yang akan dihadapi, karena aspek-
aspek tersebut akan sangat menentukan kelangsungan hidup
perusahaan kedepannya. Karena dengan kondisi perusahaan
saat ini hanya mampu memproduksi roti dalam sehari
sebesar 750 buah roti, bila melihat hasil produksi perusahaan
dalam sebulan sebesar 22.500 buah roti dan dibandingkan
dengan produk terjual dalam sebulan rata-rata sebesar
16.340 buah roti maka akan terdapat produk roti yang tidak
terjual sehingga produk-produk tersebut menjadi kerugian
bagi perusahaan. Oleh karena itu pentingnya perusahaan
untuk melakukan evaluasi.
1.2 Perumusan Masalah
Seiring dengan berubahnya gaya hidup dan pola fikir
masyarakat terhadap pola konsumsi makanan dikarenakan
dengan tingkat kesibukan dan aktivitas masyarakat yang
semakin meningkat dengan didukung oleh kemajuan di
berbagai bidang, maka kondisi tersebut menuntut pada
segala sesuatu yang praktis dan efisien serta sehat. Salah
satunya dalam hal pemenuhan kebutuhan makanan jadi yang
lebih praktis. Oleh karena itu, dengan adanya peluang pasar
tersebut maka saat ini berkembang berbagai industri
makanan jadi seperti industri roti.
Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana peluang usaha roti Delima Bakery di
wilayah Bandung Timur?
2. Bagaimana kelayakan usaha roti pada Delima Bakery
dengan melihat dari berbagai aspek?
3. Bagaimana perencanaan yang harus dilakukan agar
Delima Bakery dapat lebih berkembang lagi?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian yang diatas, maka dapat disusun
tujuan penelitian, yaitu:
1. Mengidentifikasi peluang usaha yang ada di wilayah
Bandung Timur.
2. Mengidentifikasi dan mengevaluasi kelayakan usaha
Delima Bakery dengan melihat aspek pasar, aspek
teknis, aspek manajemen, dan aspek finansial.
3. Menentukan dan membuat perencanaan kegiatan bisnis
yang baik untuk beberapa tahun kedepan.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perencanaan Bisnis
Perencanaan bisnis adalah suatu langkah penting
yang perlu diambil olehpengusaha bijaksana, tanpa
memandang ukuran bisnis, selain itu perencanaan bisnis
adalah suatu cetak biru tertulis (blue print) yang berisikan
tentang misi usaha, usulan usaha, operasional usaha, rincian
finansial, strategi usaha, peluang pasar yang mungkin
diperoleh, dan kemampuan serta keterampilan
pengelolaannya. Tujuan dari perencanaan bisnis adalah agar
kegiatan bisnis yang akan dilaksanakan maupun yang
sedang berjalan tetap berada dijalur yang benar sesuai
dengan yang direncanakan. Perencanaan bisnis yang baik
harus memuat tahap-tahap yang harus dilakukan untuk
memaksimalkan peluang keberhasilan. (Freddy Rangkuti,
2005).
Perencanaan bisnis sebagai persiapan awal memiliki
2 (dua) fungsi penting yaitu: sebagai pedoman untuk
mencapai keberhasilan manajemen usaha, dan sebagai alat
untuk mengajukan kebutuhan permodalan yang bersumber
dari luar seperti pihak perbankan, investor, lembaga
finansial, dan lain sebagainya. Bantuan dana yang
diperlukan tersebut dapat berupa bantuan dana jangka
panjang untuk pelunasan atau biaya investasi atau dapat pula
dana jangka pendek yang dapat digunakan oleh pencari dana
atau modal.
2.2 Studi Kelayakan Bisnis
Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang
mempelajari secara mendalam tentang kegiatan atau usaha
atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan
layak atau tidak usaha tersebut dijalankan, (Kasmir dan
Jakfar, 2003), objek yang diteliti tidak hanya pada bisnis
atau usaha yang besar saja, tetapi pada bisnis atau usaha
yang sederhana bisa juga diterapkan. Kelayakan artinya
penelitian yang dilakukan secara mendalam tersebut
dilakukan untuk menentukan apakah usaha yang akan
dijalankan akan memberikan manfaat yang lebih besar
dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Dengan kata
lain kelayakan dapat diartikan bahwa usaha yang dijalankan
akan memberikan keuntungan finansial dan non-finansial
sesuai dengan tujuan yang mereka inginkan. Layak di sini
diartikan juga akan memberikan keuntungan tidak hanya
bagi perusahaan yang menjalankannya, akan tetapi juga bagi
investor, kreditur, pemerintah dan masyarakat luas.
2.2.1 Aspek-aspek Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Husein Umar dalam bukunya Studi
Kelayakan Bisnis 2007, aspek-aspek dalam studi kelayakan
meliputi:
1. Aspek Pasar dan Pemasaran
Evaluasi aspek pasar dan pemasaran sangat penting
dilakukan karena tidak ada usaha yang berhasil tanpa
adanya permintaan atas barang atau jasa yang dihasilkan
oleh usaha tersebut. Pada dasarnya, aspek pasar dan
pemasaran bertujuan untuk mengetahui berapa besar
luas pasar, pertumbuhan permintaan dan pangsa pasar
produk atau jasa yang bersangkutan.
2. Aspek Teknis
Evaluasi aspek teknis ini mempelajari kebutuhan-
kebutuhan teknis proyek, seperti penentuan kapasitas
produksi, jenis teknologi yang digunakan, pemakaian
peralatan dan mesin, serta lokasi usaha yang paling
menguntungkan.
3. Aspek Manajemen
Dalam aspek manajemen yang dievaluasi ada dua
macam, yang pertama manajemen saat pembangunan
usaha dan yang kedua manajemen saat usaha
dioperasionalkan. Banyak terjadi usaha-usaha yang
gagal dibangun maupun dioperasionalkan bukan
disebabkan karena aspek lain, tetapi karena lemahnya
manajemen.
4. Aspek Finansial
Dari sisi keuangan, usaha sehat dikatakan apabila dapat
memberikan keuntungan yang layak dan mampu
memenuhi kewajiban finansialnya. Kegiatan ini
dilakukan setelah aspek lain selesai dilaksanakan.
Kegiatan pada aspek finansial ini antara lain menghitung
perkiraan jumlah dana yang diperlukan untuk keperluan
modal awal dan untuk pengadaan harta tetap usaha.
2.3 Aspek Pasar
Aspek pasar merupakan aspek yang paling utama
dilakukan dalam pengkajian usulan proyek investasi.
Alasannya adalah tidak akan mungkin suatu proyek
didirikan dan dioperasikan jika tidak ada pasar yang siap
menerima produk perusahaan. Kajian aspek pasar ini
berkaitan dengan ada tidaknya potensi pasar dan peluang
pasar atas suatu produk yang akan diluncurkan di masa yang
akan datang.
Pada dasarnya analisis aspek pasar bertujuan antara
lain untuk mengetahui berapa besar luas pasar, pertumbuhan
permintaan, dan market-share dari produk bersangkutan.
Bagaimana kondisi persaingan antar produsen dan siklus
hidup produk juga penting di analisis. Analisis dapat
dilakukan dengan cara deskriptif maupun inferensial, jenis
data yang digunakan dapat berupa data kuantitatif maupun
kualitatif.
2.4 Aspek Teknis
Aspek teknis menitikberatkan pada penilaian atas
kelayakan proyek dari sisi teknis dan teknologi. Penilaian ini
meliputi penentuan lokasi proyek, penentuan model
bangunan proyek, pemilihan mesin, peralatan, teknologi
yang diterapkan, dan lay out serta penentuan skala operasi.
2.5 Aspek Manajemen
Aspek manajemen ini lebih menitikberatkan pada
kemampuan perusahaan atau pelaku usaha dalam mengelola
perusahaan atau pelaku usaha agar dapat terus bertahan
dalam menghadapi persaingan di dunia industri. Penilaian
aspek ini lebih dengan melihat pada struktur organisasi yang
dimiliki oleh perusahaan dan job description.
2.6 Aspek Finansial
Dalam mendirikan suatu perusahaan atau usaha perlu
merinci berapa besar investasi yang harus dikeluarkan,
sehingga dapat menentukan berapa besar kekurangan
investasi yang harus dikeluarkan. Setelah kita dapat merinci
seluruh investasi yang dikeluarkan, kita pun harus dapat
menganalisa hasil investasi tersebut serta dapat
memproyeksikan pada tahun-tahun yang akan datang agar
investasi tersebut bisa menguntungkan dan tidak
menimbulkan kerugian yang besar. Adapun rincian dari
investasi yang harus dikeluarkan berdasarkan data apa saja
yang harus disediakan mulai dari tenaga kerja, mesin-mesin,
peralatan kantor, bahan-bahan, dan lain-lain agar tidak
terjadi suatu kekeliruan.
Aspek finansial memperlihatkan aliran keluar
masuknya uang perusahaan, ini dapat dipakai sebagai ukuran
keberhasilan suatu perusahaan. Dari sini juga akan dapat
terlihat sejauh mana usaha perusahaan di dalam
mengembalikan modal kerja yang telah dikeluarkan. Aspek
finansial ini meliputi penentuan totalproject cost,
penyusutan atau depresiasi, penyusunan proyeksi laporan
Finansial (Rugi Laba danCash flow), evaluasi kriteria
keputusan investasi (Payback Period, Internal Rate of
Return, Net Present Value, dll).
2.7 Definisi Evaluasi Proyek
Evaluasi Proyek, dikenal sebagai studi kelayakan
proyek (atau studi kelayakan bisnispada proyek bisnis),
merupakan pengkajian suatu usulan proyek (atau bisnis),
apakah dapat dilaksanakan (go project) atau tidak (no go
project), dengan berdasarkan berbagai aspek kajian.
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah suatu proyek
dapat dilaksanakan dengan berhasil, sehingga dapat
menghindari keterlanjuran investasi modal yang terlalu besar
untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan.
Dilihat dari kapan evaluasi dilakukan pada proyek,
dapat dibedakan 4 jenis evaluasi proyek:
• Evaluasi terhadap usulan proyek yang akan didirikan
(pre-project evaluation).
• Evaluasi terhadap proyek yang sedang dibangun (on-
construction project evaluation).
• Evaluasi terhadap proyek yang telah
dioperasionalisasikan (on-going project evaluation).
• Evaluasi terhadap proyek yang telah berakhir (post-
project evalution study).
2.8 Dua Jenis Evaluasi Kelayakan Proyek
Untuk meminimalkan biaya dan efektifitas kegiatan,
evaluasi kelayakan proyek dilakukan dalam dua tahap:
1. Evaluasi Pendahuluan (Preliminary study atau Pre-
evaluation study)
Tujuan Evaluasi Pendahuluan adalah untuk mengetahui
faktor-faktor pengambat kritis (critical factors) yang
dapat menghambat jalannya operasi bisnis proyek yang
akan dibangun. Kemungkinan keputusan dari tahap ini
adalah pembatalan rencana investasi, revisi rencana
investasi, atau meneruskan evaluasi rencana investasi
proyek ke tahap berikutnya, yakni studi kelayakan
proyek.
2. Evaluasi Kelayakan Proyek (Project Feasibility Study)
Fokus utama studi kelayakan proyek paling sedikit
terpusat pada empat aspek:
Aspek pasar dan pemasaran terhadap barang atau
jasa yang akan dihasilkan proyek.
Aspek produksi, teknis dan teknologis.
Aspek manajemen dan sumberdaya manusia.
Aspek keuangan dan ekonomi.
3. KERANGKA PEMECAHAN MASALAH
Dalam melakukan suatu penelitian, terlebih dahulu
harus menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan
selama penelitian. Hal ini diperlukan agar pemecahan
masalah dapat berjalan dengan baik. Langkah-langkah yang
dilakukan selama penilitian ini meliputi perumusan dan
tujuan penelitian, tinjauan pustaka, identifikasi masalah,
evaluasi dengan melihat berbagai aspek, tindakan atau
rencana kedepan berdasarkan usulan hasil evaluasi, analisis,
serta kesimpulan dan saran. Secara umum, langkah–langkah
penelitian tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Kerangka Pemecahan Masalah
3.1 Perumusan dan Tujuan Penelitian
Didalam tugas akhir ini pertama-tama yang dilakukan
adalah merumuskan masalah-masalah yang pada saat akan
menganalisis dan mengevaluasi bisnis yang dijalankan oleh
Delima Bakery ini sehingga dapat mencapai tujuan yang
ingin dicapai. Tujuan yang ingin dicapai yaitu mampu
menganalisis permasalahan dan melakukan evaluasi
terhadap kegiatan bisnis yang dilakukan oleh Delima
Bakery, sehingga harapan yang ingin dicapai adalah agar
usaha roti Delima Bakery dapat dikembangkan dengan
melihat hasil analisis dan evaluasi yang telah dilakukanserta
mendatangkan manfaat dan hasil yang maksimal.
3.2 Perumusan dan Tujuan Penelitian
Berupa teori-teori dan hasil penelitian yang telah ada
yang mendukung terhadap permasalahan yang dihadapi,
sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pedoman dalam
melakukan penelitian.
3.3 Identifikasi Masalah
Tahap identifikasi masalah dilakukan untuk
mengetahui permasalahan yang dihadapi atau dialami oleh
perusahaan dalam menjalankan usahanya. Dimana pada
tahap ini akan mengidentifikasi berbagai aspek seperti
berikut ini:
1. Aspek Pasar meliputi: Data permintaan, Jumlah pesaing,
dan Cara pemasaran.
2. Aspek Teknis meliputi: Lokasi usaha, Bahan baku, dan
Proses produksi.
3. Aspek Manajemen/Organisasi meliputi: Bentuk
organisasi, dan Jumlah sumber daya manusia.
4. Aspek Finansial/Keuangan meliputi: Data penerimaan
dan Data pengeluaran.
3.4 Evaluasi dengan Melihat Berbagai Aspek
Tahap evaluasi dengan melihat berbagai aspek ini
dilakukan untuk mengetahui apakah usaha yang dijalankan
oleh perusahaan layak untuk dijalankan atau tidak. Pada
tahap ini aspek-aspek yag dievaluasi adalah:
1. Aspek Pasar meliputi: Luas pasar, Permintaan pasar, dan
Market share.
2. Aspek Teknis meliputi: Pemilihan bahan baku dan
Kapasitas produksi & utilitas.
3. Aspek Manajemen/Organisasi meliputi: Struktur
organisasi, dan Sumber daya manusia.
4. Aspek Finansial/Keuangan meliputi: Cash flow dan
Biaya langsung & Biaya tidak langsung.
3.5 Tindakan atau Rencana Kegiatan
Berdasarkan Usulan Hasil Evaluasi
Pada tindakan atau rencana kegiatan berdasarkan
usulan hasil evaluasi ini adalah tindakan yang akan
dilakukan oleh perusahaan kedepan dengan melihat usulan
yang telah diberikan pada tahap evaluasi sebelumnya. Dari
sini dapat terlihat bagaimana langkah perusahaan setelah
diberikan usulan yang dapat membuat perusahaannya
menjadi lebih berkembang lagi.
3.6 Analisis
Tahap ini merupakan analisa terhadap hasil yang
didapat dalam pengolahan data, sepertiaspek pasar apakah
dari segi pemasaran, segmentasi, dan target pasar yang
diinginkan oleh Delima Bakery telah tercapai atau belum.
Pada aspek teknis apakah dalam pemilihan bahan baku,
peralatan, dan mesin telah sesuai dengan kebutuhan
produksi. Untuk aspek manajemen/organisasi apakah dari
struktur organisasi dan deskripsi pekerjaan (job description)
yang ada pada Delima Bakery sudah baik dan optimal atau
belum. Serta pada aspek finansial/keuangan dimana
didalamnya membahas mengenai arus kas (cash flow), NPV,
Payback Period, dan IRR sehingga akan dapat terlihat
investasi yang telah dikeluarkan oleh Delima Bakery sudah
menguntungkan atau merugikan perusahaan.
3.7 Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan merupakan tahap akhir dari kerangka
pemecahan masalah ini, dimana dibuat berdasarkan hasil
analisis pada tahap sebelumnya, sehingga akan diketahui
kesimpulan akhir dari perencanaan bisnis ini.
4. PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS
4.1 Pengolahan Data
4.1.1 Evaluasi Potensi Pasar
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan
sebelumnya, maka dapat diketahui jika potensi pasar untuk
Delima Bakery adalah wilayah kecamatan Rancasari,
Gedebage, Cibiru, Panyileukan, Ujungberung, Cinambo, dan
Arcamanik. Berikut adalah data jumlah target potensi pasar
yang ingin dicapai oleh perusahaan yang dapat dilihat pada
Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Target Pasar Delima Bakery
Data tersebut akan dibandingkan dengan permintaan
pasar tahun 2012, sehingga akan terlihat perbandingan
antara target yang ingin dicapai dengan permintaan tahun
sebelumnya. Untuk selebihnya dapat dilihat pada Tabel 4.2
berikut ini.
Tabel 4.2 Perbandingan Jumlah Target Pasar dengan Jumlah
Permintaan 2012
Berdasarkan tabel diatas maka terlihat terdapat selisih
antara jumlah target pasar yang ingin dicapai dengan jumlah
permintaan pada tahun 2012 adalah sebesar 59.954 buah
roti.
4.1.2 Market Share
Market share dapat diartikan sebagai bagian pasar
yang dikuasai oleh suatu perusahaan, atau prosentasi
penjualan suatu perusahaan terhadap total penjualan para
pesaing terbesarnya pada waktu dan tempat tertentu.
Sehingga posisi perusahaan dan para pesaingnya dalam
suatu pasar tertentu dapat terlihat dan akan menentukan
kebijakan-kebijakan yang akan diambil oleh perusahaan.
Untuk market share Delima Bakery di wilayah
Bandung Timur dapat dilihat pada Gambar 4.1 barikut ini.
Gambar 4.1 Grafik Market Share Di Bandung Timur
4.1.3 Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi yang dimiliki oleh Delima Bakery
saat ini hanya mampu menghasilkan 750 buah roti sekali
produksi dalam sehari. Bila melihat hasil peramalan yang
telah dilakukan dengan kemampuan produksi yang dimiliki
oleh perusahaan saat ini masih mampu untuk memenuhi
jumlah permintaan di masa mendatang, karena dengan
kemampuan produksi yang dimiliki saat ini saja dalam satu
28%
72%
Market Share Delima Bakery Di Bandung Timur
Delima Bakery
Pangsa Pasar DiBandung Timur
bulan mampu menghasilkan 22.500 buah roti tetapi
berdasarkan data tersebut perusahaan memang mampu
memenuhi permintaan hasil peramalan yang permintaan
perbulannya sebesar 17.220 buah roti. Akan tetapi bila
perusahaan tetap memproduksi roti menggunakan kapasitas
saat ini akan menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi
perusahaan, jika banyak produk yang telah diproduksi tidak
dapat terjual. Oleh karena itu agar perusahaan dapat
memenuhi permintaan masa mendatang dan tidak
mengalami kerugian yang cukup besar, maka kapasitas
produksi yang digunakan adalah sebesar 574 buah roti.
4.1.4 Struktur Organisasi
Struktur organisasi yang ada pada saat ini dalam
perusahaan sudah berjalan dengan baik, hal itu sesuai
dengan job description yang ada pada perusahaan sehingga
para karyawan melakukan pekerjaan sesuai denga fungsi dan
tugasnya masing-masing tanpa ada yang melakukan
pekerjaan yang tidak seharusnya dilakukan oleh perusahaan.
Struktur organisasi dari Delima Bakery ini juga sangat
sederhana sehingga tidak perlu proses yang berbelit jika
terdapat keputusan yang perlu diambil. Struktur yang
ramping juga sangat memudahkan karyawan dalam
menjalankan tugasnya masing-masing tanpa terikat tugas
yang membatasi kinerja dari karyawan yang ada pada
perusahaan.
4.1.5 Sumber Daya Manusia
Proses perekrutan yang ada pada perusahaan saat ini
telah berjalan dengan baik, karena terdapat beberapa tahapan
yang harus dilakukan oleh calon karyawan yang akan
bekerja pada Delima Bakery. Sehingga karyawan yang
didapat akan memiliki kualitas yang sesuai dengan standar
yang dibutuhkan oleh perusahaan. Dengan adanya tahapan-
tahapan proses perekrutan yang ada, maka perusahaan dapat
melihat calon karyawan yang memiliki standar sesuai
dengan yang diinginkan perusahaan sehingga kegaiatan
perusahaan dapat berjalan dengan baik.
4.1.6 Metode Penilaian Investasi
Net Present Value (NPV)
NPV merupakan perbandingan antara Present Value
(PV) kas bersih dengan PV invetasi selama umur investasi.
Dengan nilai suku bunga sebesar 1% yang didapat dari rata-
rata nilai suku bunga dari bank-bank yang ada. NPV untuk
Delima bakery dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2 Nilai NPV dari Delima Bakery
Dengan nilai NPV bernilai positif maka investasi
yang dilakukan oleh Delima Bakery layak untuk dijalankan.
Internal Rate of Return (IRR)
Merupakan salah satu metode yang digunakan dalam
kelayakan investasi karena, pada metode IRR dapat
diketahui persentase dari pengambilan penanaman setelah
dikonversi kedalam nilai sekarang. Untuk mencari IRR ini
dilakukan perhitungan trial and error dimana harus mencari
dua nilai PV baik yang bernilai positif maupun bernilai
negatif. Setelah kedua nilai PV didapat beru dilakukan
interpolasi agar nilai IRR dapat diketahui. Untuk nilai IRR
dari Delima Bakery dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan Tabel
4.4 berikut ini.
Tabel 4.3 Nilai NPV Positif dengan Suku Bunga 1%
Tabel 4.4 Nilai NPV Negatif dengan Suku Bunga 60%
Setelah didapat dua NPV baik yang bernilai positif
ataupun yang bernilai negatif maka untuk mengetahui nilai
IRR harus melakukan interpolasi terlebih dahulu,
perhitungan interpolasinya yaitu sebagai berikut:
IRR = P1 + ( ) x (P2 – P1)
IRR = 1% + )316,237,2(208,601,87
208,601,87 x (60% - 1% )
IRR = 58,53%
Karena nilai IRR (58,53%) lebih besar dari MARR
(1%), maka usaha Delima Bakery layak untuk di lanjutkan.
4.2 Analisis
4.2.1 Potensi Pasar
Aspek Pasar merupakan salah satu aspek rencana
bisnis yang perlu dikaji kelayakannya. Apabila pasar yang
dituju tidak jelas maka prospek bisnis ke depan juga tidak
jelas, sehingga kemungkinan kegagalan bisnis menjadi
besar. Pasar untuk Delima Bakery ini sendiri adalah
masyarakat yang mulai sadar akan gizi. Oleh karena itu
potensi pasar untuk Delima Bakery ini sendiri masih terbuka
besar, karena meskipun ada pesaing yang terjun di bidang
bakery tetapi Delima Bakery memiliki segementasi pasar
yang berbeda dari para pesaingnya. Hal tersebut dapat
dilihat pada permintaan hasil peramalan adalah sebesar
206.638 buah roti jumlah ini meningkat dibandingkan
dengan tahun 2012 yang sebesar 196.073 buah roti. Dengan
demikian terlihat sangat jelas jika potensi pasar yang ada
saat ini masih sangat terbuka, oleh karena itu perusahaan
harus memiliki strategi promosi dan penjulan yang baik agar
potensi yang ingin disasar pada tahun 2013 dapat tercapai.
4.2.2 Market Share
Untuk market share ini hanya diambil berdasarkan
dengan lingkungan persaiangan yang sama dimana Delima
Bakery dan para pesaingnya hanya menyasar kalangan
menengah kebawah saja, oleh karena itu untuk pesaing yang
menyasar kalangan menengah keatas tidak dilihat karena
perbedaan area pangsa pasar. Berdasarkan data yang ada
terlihat jika Delima Bakery menguasai pasar yang ada yaitu
sebesar 27,78%.
4.2.3 Kapasitas Produksi
Untuk kapasitas produksi yang dimiliki oleh
perusahaan saat ini masih dapat menutupi permintaan dari
konsumen, hal tersebut dapat terlihat dengan kemapuan
produksi yang hanya mampu memproduksi 750 buah roti
seharinya dapat memenuhi pasar yang ada. Mesin-mesin
yang ada pada perusahaan sudah memiliki kualitas yang
baik. Untuk kegiatan produksi selama 2013 perusahaan
menggunakan kapasitas produksi hasil peramalan yaitu 574
buah roti, dimana kapasitas produksi tersebut akan menjadi
acuan bagi perusahaan dalam memproduksi roti yang akan
dikeluarkan. Karena dengan kapasitas produksi yang ada
saat ini yaitu 750 buah roti perusahaan akan mengalami
kerugian yang cukup besar jika roti-roti hasil produksi
tersebut tidak dapat terjual semuanya. Oleh karena itu
kapasitas produksi 574 buah roti ini disesuaikan dengan
permintaan hasil peramalan yang untuk periodenya
mencapai 17.220 buah roti.
4.2.4 Aspek Manajemen
Aspek manajemen sangat mempengaruhi kelayakan
usaha dalam suatu usaha karena dalam aspek ini dijelaskan
mengenai bagaimana perusahaan dapat mengatur kegiatan
usaha yang dijalaninya sesuai dengan struktur organisasi
yang dimiliki. Struktur organisasi yang disusun merupakan
organisasi garis/lini dimana bentuknya paling sederhana,
jumlah karyawan relatif sedikit, organisasi relatif kecil dan
karyawan saling mengenal secara akrab. Struktur organisasi
dibuat untuk menjalankan bisnis ini agar terstruktur dengan
baik. Dengan struktur oragnisasi yang sangat sederhana ini
akan sangat memungkinkan adanya rangkap jabatan.
Pada struktur organisasi ini pemilik memiliki
tanggung jawab penuh terhadap usaha yang dijalankannya
dimana pemilik perusahaan juga merangkap sebagai bagian
marketing dan produksi, karena pemilik dari perusahaan ini
langsung terjun dalam proses pembuatan produk dengan
dibantu dua karyawan di bagian produksi dan satu karyawan
di bagian administrasi/keuangan. Untuk saat ini masing-
masing bagian sudah bekerja sesuai dengan fungsi dan tugas
dari masing-masing bagian. Pemilik perusahaan sebaiknya
sudah mulai memikirkan aspek hukum untuk mulai
mendaftarkan usaha yang dijalankannya agar memudahkan
apabila pemilik perusahaan ingin meminjam dana ke pihak
lembaga keuangan.
4.2.5 Kelayakan Investasi
Net Present Value (NPV)
NPV merupakan perbandingan antara Present Value
(PV) kas bersih dengan PV invetasi selama umur investasi
dengan memperhatikan nilai suku bunga yang berlaku.
Untuk nilai NPV pada kegiatan bisnis ini didapat Rp
87.601.208 dengan tingkat suku bunga yang digunakan
sebesar 1 %. Berdasarkan nilai NPV yang didapat bernilai
positif maka investasi yang dikeluarkan oleh perusahaan
layak untuk dijalankan.
Internal Rate of Return (IRR)
Merupakan metode yang digunakan dalam kelayakan
investasi karena, pada metode IRR dapat diketahui
persentase dari pengambilan penanaman setelah dikonversi
kedalam nilai sekarang. Untuk mencari IRR ini dilakukan
perhitungan trial and error dimana harus mencari dua nilai
PV baik yang bernilai positif maupun bernilai negatif.
Dengan tingkat suku bunga sebesar 60 %, maka didapatkan
nilai NPV bernilai negatif sebesar Rp -2.237.316. Kedua
nilai NPV baik yang bernilai positif maupun negatif
dibandingkan dengan dilakukan interpolasi, maka didapat
nilai IRR sebesar 58,53%. Dengan nilai IRR lebih besar dari
nilai MARR maka investasi layak untuk dijalankan oleh
perusahaan.
5. KESIMPULAN
Peluang usaha roti dari Delima Bakery untuk saat ini
masih terbuka lebar jika melihat total permintaan
untuk kota Bandung sebesar 2.222.500 buah roti
dengan market share untuk wilayah kota Bandung
sebesar 1 %. Sedangkan untuk wilayah Bandung
Timur permintaan akan produk Delima Bakery sangat
terbuka lebar hal ini dapat dilihat dari market share
Delima Bakery yang cukup besar yaitu sebesar 27,28
%. Hal ini cukup menggambarkan bahwa permintaan
produk masih sangat terbuka lebar bahkan akan terus
meningkat permintaan untuk produk yang ditawarkan
oleh Delima Bakery.
Berdasarkan hasil evaluasi dari berbagai aspek
terlihat jika Delima Bakery memiliki potensi pasar
yang cukup besar jika memaksimalkan pemasaran
untuk wilayah Bandung Timur, hal ini ditunjukkan
dengan permintaan hasil peramalan untuk tahun 2013
adalah sebesar 206.638 buah roti. Potensi pasar tahun
2013 ini dibandingkan antara total permintaan tahun
2012 yang sebesar 196.073 buah roti dengan
permintaan 2013 hasil peramalan yang sebesar
206.638,sehingga potensi pasar untuk tahun 2013 ini
meningkat sekitar 10.565 buah roti. Jika dilihat
berdasarkan aspek teknis kapasitas produksi yang ada
di perusahaan saat ini perlu diturunkan menjadi 574
buah roti untuk sekali produksi dalam sehari untuk
menghindari perusahaan mengalami kerugian dan
dengan kapasitas produksi tersebut dapat memenuhi
permintaan hasil peramalan yaitu sebesar 206.638
buah roti. Jika dilihat dari aspek manajemen dengan
struktur organisasi yang ada saat ini sudah cukup
baik, karena dengan struktur yang ada akan sangat
memudahkan karyawan dalam menjalankan
tugasnya. Sedangkan jika dilihat dari aspek keuangan
dengan melihat kriteria kelayakan investasi maka
usaha yang dijalankan oleh perusahaan dapat
dikatakan layak untuk tetap dijalankan karena nilai
NPV bernilai positif yaitu sebesar 87.601.208, untuk
nilai IRR sendiri nilai yang didapatkan sebesar 58,53
% lebih besar dari nilai MARR yaitu sebesar 1 %.
Sedangkan untuk payback period nilai yang didapat
adalah 1,93 bulan sehingga nilai dari PP ini kurang
dari umur ekonomis. Untuk nilai profitability index
sendiri nilai yang didapat adalah sebesar 6,37 dan
nilai PI tersebut lebih besar dari 1. Berdasarkan dari
hal-hal tersebut maka usaha yang dijalankan oleh
Delima bakery dapat dikatakan layak untuk
dijalankan.
Perencanaan yang harus dilakukan oleh Delima
Bakery agar lebih berkembang lagi adalah dengan
mulai memikirkan perluasan area pasar dengan begitu
akan dibuthkan strategi-strategi yang baru dalam
menghadapi pangsa pasar yang baru sehingga akan
dibutuhkan promosi-promosi yang baik. Selain itu
dengan memikrikan perluasan area pasar maka
perusahaan harus mulai merencanakan peralatan dan
perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan produksi
yang ada, sehingga proses produksi dapat berjalan
dengan efektif dan efisien. Perusahaan perlu untuk
mengetahui keahlian dan keterampilan yang dimiliki
oleh karyawan yang ada pada perusahaan dengan
begitu perusahaan akan dapat mengambil langkah
yang sesuai apabila ada sumber daya manusia yang
memiliki kekurangan.
6. REFERENSI
Biegel, Jhon E. (1992) Pengendalian Produksi Suatu
Pendekatan Kuantitatif, Akademika Presindo, Jakarta.
Elsayed A. Elsayed., Thomas O. Boucher. (1994),
Analysis and Control of Production Systems. Prentice Hall,
New Jersey.
Ibrahim, Yacob. (2003) Studi Kelayakan Bisnis, PT
Rineka Cipta, Jakarta.
Kasmir dan Jakfar. (2003) Studi Kelayakan Bisnis,
Kencana, Jakarta.
Kotler, Philip. (1997), Manajemen Pemasaran.
Penerbit Erlangga,Jakarta.
Makridakis, Spyros., Wheelwright, S.C., Mogee,
V.E., (1993) Metode dan Aplikasi Peramalan, Erlangga,
Jakarta.
Riyanto, Bambang. (1995), Dasar-dasar
Pembelanjaan Perusahaan. BPFE UGM, Yogyakarta.
Santosa, Singgih., Tjiptono F. (2002) Riset
Pemasaran, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
Dr. Suad Husnan, MBA., Drs. Suwarsono, MA.,
(1995). Studi Kelayakan Proyek. UPP AMP YKPN,
Yogyakarta.
Umar, Husein. (2007), Studi Kelayakan Bisnis. PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Top Related