Ekwan tyna1

26
MAKALAH Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekologi Hewan Yang Dibina Oleh Ika Priantari, S.Si Oleh Kelompok 8 Aini Maskuro ( 0910211107 ) PROGRRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MARET, 2012 PEMBAHASAN

Transcript of Ekwan tyna1

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Ekologi Hewan

Yang Dibina Oleh Ika Priantari, S.Si

 

Oleh

Kelompok 8

Aini Maskuro                                               ( 0910211107 )

 

 

 

 

 

 

 

 

PROGRRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

MARET, 2012

PEMBAHASAN

 

Setiap populasi makhluk hidup mengalami proses yang sama. Antara lain dia mengemukakan tingkat fertilitas suatu organisme mungkin sangat tinggi, tetapi bahaya yang mengancam populasinya juga besar.

Tarumingkeng (1994), Populasi adalah sehimpunan individu atau kelompok individu dalam satu spesies (atau kelompok lain yang dapat melangsungkan interaksi genetik dengan jenis yang bersangkutan), dan pada waktu tertentu menghuni suatu wilayah atau tata ruang tertentu. Smith (1990) mendefinisikan populasisebagai kelompok organisme spesies yang sama yang mengalami interbreeding . Krebs (2001) populasi adalah sekelompok organisme sejenis yang menempati ruang tertentu pada waktu tertentu.

Populasi memiliki karakterisitik kelompok – statistical measure – yang tidak dapat diterapkan pada individu. Karakteristik dasar populasi yang banyak didiskusikan adalah kepadatan (density). Empat parameter populasi yang mengubah kepadatan populasi adalah natalitas ( telur, biji, produksi spora, kelahiran), mortalitas (kematian), imigrasi dan emigrasi

1 Pertumbuhan Populasi

Pertumbuhan PopulasiPopulasi adalah unit biologis yang menunjukkan perubahan dalamukurannya.Setiap populasi mengalami tiga fase sepanjang siklus hidupnya yaitu:1) Tumbuh2) Stabil3) Menurun

Perubahan itu dipengaruhi oleh :1) Natalitas (kelahiran)2) Mortalitas (kematian)3) Migrasi (perpindahan populasi)4) Imigrasi5) Emigrasi

Pertumbuhan populasi berarti perubahan ukuran populasi pada periode waktu tertentu. Grafik yang menggambarkan secara aritmatik laju pertumbuhan populasi dN/dt = rN, dikenal sebagai kurva bentuk J atau kurva laju pertumbuhan eksponensial

Hubungan antara potensi biotik, pertumbuhan logistik dan resistensi lingkungan. Penambahan jumlah individa ke dalam populasi secara tiba-tiba melebihi daya dukung menyebabkan kurva bentuk J pada kurva potensi biotik menjadi terputus secara tiba-tiba (overshoot). Jika kemampuan daya dukung hanyadibatasi oleh persediaan makanan. Pada kenyataannya populasi organisme berosilasi disekitar daya dukung (K). Sedangkan padakeadaan lingkungan yang terbatas, dimana populasi dibatasi oleh daya dukung lingkungan, sehingga ukuran populasi mempengaruhi laju pertumbuhan, dan laju pertumbuhan membentuk kurva sigmoid (S).

Pertumbuhan populasi hewan di alam dibedakan atas golongan yang mempunyai sifat satu kali berkembang biak dan beberapa kali berkembang biak. Untuk itu maka pertumbuhan populasi organisme dibedakan atas dua golongan yaitu (a) Organisme dengan satu generasi (discret generation), dan (b) Organisme dengan generasi lebih dari satu (continous generation).

Kondisi lingkungan terbatasTingginya angka kepadatan menyebabkan angka kelahiran berkurang atau akan kematian akan meningkat dengan berbagai sebab (persaingan, penyakit etc). Model matematika sederhana turunnya laju pertumbuhan tersebut berbentuk linier, dengan asumsi bahwa adanya satu garis lurus yang menyatakan hubungan antara kepadatan dan angka perkembangbiakan. Dalam hal ini dengan bertambahnya kepadatan maka angka perkembangbiakannya akan semakin rendah. Laju reproduksi bersih (R0) sebagai fungsi linier dari kepadatan populasi (N) pada waktu (t).

Populasi dibandingkan oleh ruang dan waktu, hal ini berkaitan dengan perubahan yang terjadi ukuran besar dan komposisi populasi karena perubahan faktor-faktor yang bekerja baik internal maupun eksternal dari populasi. Populasi tidak selalustatis namun dinamis sepanjang perubahan waktu. Misalnya populasi walang sangit berhubungan dengan areal pertanaman danmusim tanam padi. Dengan demikian yang menarik perhatian dalam

kajian populasi tidak hanya besarnya populasi pada suatu waktu, namun bagaimana perubahan besarnya populasi serta faktor yang bekerja dalam perubahan tersebut.

Ukuran besarnya populasi dapat dilakukan dengan menggunakan kerapatan, yang biasa dinotasikan dengan N, dan waktu dinotasikan dengan t. Karena N selalu beruabah menurut waktu, maka N disebut variabel tak bebas, yang terpaut waktu.Sedangkan t berubah tidak tergantung N, sehingga t adalah variabel bebas tak terpaut N.

Proses perubahan suatu populasi dapat digambarkan sebagai trayek tori perubahan suatu titik ke titik berikutnya, yang bekerja mengikuti kaidah- kaidah berkaitan dengan perubahan alamiah menurut dimensi waktu.

Jika populasi dianggap sebagai suatu sistem, maka perubahan kerapatan dari wktu ke waktu berikutnya, maka kecepatan perubahan tersebut disebut sebagai laju (percepatan), yang disimbolkan sebagai r.

Dari ketentuan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Dalam suatu sistem waktu t terkandung aspek- aspek tertentu yang mempengaruhi sistem itu selang atau periode(t-1), t.

2. Pengaruh terhadap sistem saat t tidak berakibat pada saatt tetapi pada arah dan laju perubahan selanjutnya setelahsaat t.

 

Apabila perubahan populasi tersebut terjadi pada lingkungan tidak terbatas (sumberdaya tidak terbatas) maka laju pertumbuhan spesifik (laju pertumbuhan per individu) populasi tersebut konstan untuk saat itu. Asumsi kondisi tidak terbatasini memang kurang tepat. Keadaan di alam sumberdaya (ruang danmakanan) tersedia terbatas , disamping itu bekerja pula faktorlain misalnya kopetisi, baik diantara individu anggota populasi itu sendiri maupun antar populasi.

 

Dalam keadaan senyatanya, perubahan kerapatan populasi diakibatkan oleh:

1)      Natalitas (penambahan jumlah individu karena kelahiran),

2)      Masukan individu baru dari luar ke dalam populasi tersebut (imigrasi),

3)      Mortalitas (penurunan jumlah individu karena kematian),

4)      Keluarnya individu anggota populasi tersebut (emigrasi).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 1: faktor- faktor yang mempengaruhi perubahan kerapatanpopulasi.

 

NATALITAS

MORTALITASEMIGRASI

1.1  Model Pertumbuhan Eksponensial

Dalam kajian model pertumbuhan, biasanya dilakukan terhadap satu spesies tertentu dengan menggunakan asumsi bahwa kondisi lingkungan  populasi tersebut tak terbatas. Pada kondisi yang ideal pertumbuhan bakteriyang berasal dari satu sel diasumsikan sebagai populasi awal (No= 1), yang diamati perkembangannya selama 10 jam (t= 10). Setiap jam masing- masing individu membelah menjadi 2 individu baru, sehingga perkembangan cacah individu anggota populasinya menjadi 4, 8, 16, 32, 64, …. dan seterusnya.

Kurva pertumbuhan populasi pada lingkungan yang terbatas disebut kurva bentuk S (sigmoid).Pada kurva ini dikenal laju pertumbuhan pada (a) fase tersendat (lag phase), (b) fase menanjak naik (accelerating growth phase), (c) fase pertumbuhan melambat (decelerating growth phase) dan (d) periode keseimbangan (equilibrium period).

Kurva Sigmoid berbeda dengan kurva geometrik (bentuk J) dalam dua hal yaitu: (1) kurva ini memiliki asimptot atas (kurva tidak melebihi titik maksimal tertentu), (2) kurva ini mendekati asimptot secara perlahan, tidak secara mendadak atautajam. Laju pertumbuhan dapat dikurangi dengan penambaan individu baru dalam populasi, yang mengakibatkan pertambahan menjadi berkurang.

Dari contoh tersebut di atas terlihat bahwa ada hubungan antara kepadatan populasi dengan laju pertambahan populasi sampai mencapai daya dukungnya. Semakin besar ukuran populasi (makin mendekati daya dukung) maka laju pertambahan populasinya semakin kecil walaupun laju pertambahan intirinsiknya tetap. Jadi laju pertumbuhan populasi pada linkungan yang terbatas dipengaruhi oleh ukuran populasi.

 

Tabel perkembangan cacah individu populasi setiap jam dari No=1

 

Waktu 0 1 2 3 … 10 … tGenerasi (+)

1 2 3 4 … 11 …

Populasi

No N1 N2 N3 … N10 … Nt

(20)N0= 1

(21)N0= 2

(22)N0= 4

(23)N0= 8

…. (210)N0= 1024

…. (2t)N0

 

Secara matematis, model pertumbuhan ini dapat dituliskan

Dn/ dt = rN; maka r = Dn /(N dt)…………………………………………….(1)

Simbol r disebut sebagai koefisien pertumbuhan sesaat, yang dengan manipulasi kalkulus dapat dituliskan persamaan sebagai

Nt=  (2t)N0…………………………………………………………………………………..(2)

Model pertumbuhan di atas didasarkan pada asumsi:

1)      Makanan bagi bakteri tersedia dalam jumlah yang cukup

2)      Ruang hidup selalu mencukupi untuk perkembangbiakan

3)      Keadaan lingkungan seperti suhu dan kelembaban dalam keadaan konstan

4)      Bakteri berkembangbiak secara teratur setiap jam sehingga tidak terjadi senjang waktu

5)      Kematian individu anggotapopulasi tidak terjadi , sehingga cacah individu anggota populasi dari  waktu ke waktu terus meningkat.

 

Perkembangan bakteri setiap jam dinyatakan dengan ᵧ, yaitu pembelahan setiap individu pada setiap generasi yaitu menjadi 2 individu , ᵧ= 2 persatuan waktu (jam).Sehingga secara matematis ditulis sebagai:

Nt =  ᵧ tN0………………………………………………………………………………………………………………………………(3)

 

Persamaan (3)di atas merupakan persamaan differen yang dimunculkan secara urut:

Nt = ᵧt N0                                                       Nt+1 = ᵧt+1N0

Nt-2 = ᵧt-3 N1= ᵧ t-3N1= ᵧt-2 N0= ᵧt-4 N2

Penulisan ᵧ = 2 dapat pula dinyatakan sebagai

ᵧ = 21 atau 40.5

Bila digunakan bilangan alami(Euler, e= 2.71828…) maka dapat ditulis persamaan sebagai:

ᵧ = er  r=ln ᵧ

Jika ᵧ = er  = 2 maka ln ᵧ= 0,683 sehingga persamaan (3) dapat diruskan sebagai:

Nt =(er)N0 atau Nt= N0ert………………………………………………….(4)

 

ln Nt= ln N0 + rt ; maka r= ln Nt – ln N0………………………………………………(5)

Jika diplotkan maka kurva eksponensial pertumbuhan sesaat adalah:

 

20.0000

 

 

 

Nt

 

 

 

 

0                                        t                                               10

 

Jika laju imigrasi dan emigrasi seimbang, serta laju kelahirandan kematian tetap maka pertumbuhan populasi akan bersifat eksponensial dengan model pertumbuhan populasi Nt = No ert danlaju pertumbuhan populasi dN/dt = (b-d) No = rNo. Pertumbuhan eksponensial memperlihatkan potensi biotik (biotic potential) makhluk hidup dengan sumber daya yang tidak terbatas dan tidakada musuh alami. Kurva pertumbuhan populasi logistik akan berbentuk huruf J.

 

 

Laju pertumbuhan instrinsik (pertumbuhan spesifik) merupakan interaksi fungsi kerapatan (n), sifat genetik (g) dan kondisi lingkungan (E), yang secara matematis ditulis sebagai:

R=ᵩ (N, G, E)

R= Laju instrinsik

ᵩ= fungsi

dalam alam, faktor lingkungan (E) akan mengalami perubahan sepanjang waktu, baik langsung maupun tak langsung akan berpengaruh terhadap perubahan populasi.Apabila faktor G dan Epada satu saat tidak berubah, maka pertumbuhan populasi instrinsik dapat dituliskan:

Nt + ∆t = Nt (b-d) Nt ∆t

Nt + ∆t = populasi pada saat t + ∆t

Nt= populasi pada saat t

∆t = selang waktu pengamatan

B= laju kelahiran persatuan waktu

D= laju kematian persatuan waktu

 

R = b-d = laju reproduksi persatuan waktu

 

 

Ukuran populasi makhluk hidup di alam dibatasi oleh daya dukung lingkungannya (K), sehingga populasi makhluk hidup akanmenunjukkan suatu pertumbuhan logistik dengan persamaan dN/dt = rNo (1-No/K). Adapun persamaan model pertumbuhan populasinyaadalah Nt = K / (1 + ea-rt). Kurva pertumbuhan populasi logistik akan berbentuk huruf S.

1.2  Model Pertumbuhan Logistik

Model pertumbuhan populasi dan sejarah kehidupanModel logistik memperkirakan laju pertumbuhan yang berbeda untuk populasi dengan kondisi kepadatan tinggi dan rendah relatif terhadap daya tampung lingkungan. Pada populasi dengankepadatan itnggi, masing-masing individu memiliki sedikit sumberdaya yang tersedia dan populasi tersebut tumbuh secara lambat, atau bahkan berhenti sama sekali. Pada populasi dengankepadatan rendah, keadaan yang berlawanan akan berlaku dimana sumberdaya berlimpah dan populasi tumbuh secara cepat. Selama akhir tahun 1960-an, ahli ekologi populasi Martin Cody memperkenalkan konsep bahwa adaptasi sejarah kehidupan yang berbeda akan lebih disukai pada kondisi-kondisi yang berbeda tersebut. Ia berpendapat bahwa pada kepadatan populasi yang tinggi, seleksi akan lebih menyukai adaptasi yang organismenyadapat bertahan hidup dan bereproduksi dengan sedikit sumberdaya.

Dengan demikian, kemampuan bersaing dan efisiensi maksimum penggunaan sumberdaya lebih disukai pada populasi yang cenderung tetap berada pada atau di dekat daya tampungnya. Pada kepadatan populasi yang rendah, adaptasi yang meningkatkan reproduksi yang cepat, seperti peningkatan fekunditas dan kematangan lebih dini menjadi terseleksi. Laju reproduksi yang tingg, tanpa memperhitungkan efisiensi, lebih disukai pada kasus ini. Karakteristik Populasi Ideal Terseleksi oleh-r (oportunistik) dan Terseleksi oleh-K (Kesetimbangan).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

N                                                                           K

 

 

DN/dt = Rn (K-N)/N

 

 

 

MODEL PERTUMBUHAN LOGISTIK

 

Bila N kecil maka (K-N)/K akan mendekati 1, sehingga pertumbuhan mendekati eksponensial. Bila N mendekati K, maka (K-N)/K mendekati 0, berarti pertumbuhan populasi kecil,mendekati 0.

 

DN/NDt

R

 

 

 

K

N

Grafik penentu parameter pertumbuhan populasi r dan K

Persamaan logistik ini pertama kali ditemukan oleh Verhuls pada tahun 1839, yang dikenal dengan nama kurva logistik atau kurva S karena bentuknya seperti huruf S.Asumsi yang berlaku:

Populasi akan mencapai keseimbangan dengan lingkungan, dengan sebaran umur yang stabil

Pertumbuhan akan mengalami pertumbuhan yang berangsur-angsur menurun secara tetap dengan konstanta r

Pengaruh r bersifat seketika tanpa penundaan (time tag) Sepanjang pertumbuhan lingkungan tidak mengalami

perubahan Pengaruh kerapatan adalah sama terhadap semua tingkatan

umur populasi Perkembangan tidak dipengaruhi oleh kerapatan dan rasio

jenis kelamin.

Dalam kondisi alami,  pertumbuhan populasi dikendalikan baik oleh faktor internal maupun faktor eksternal yang dominan adalah kerapat populasi itu sendiri.Dalam  pertumbuhan

populasi akan terjadi kompetisi antara anggota populasi itu sendiri.Semakin dekat nilai N terhadap K, maka tekanan (stres)dalam bentuk kompetisi akan semakin kuat.Bekerjanya faktor pengendali karena peningkatan kerapatan populasi itu sendiri disebut faktor pengendali bergayut (dependent factor).Sedangkan faktor pengendali eksternal merupakan faktor yang bekerjanya tanpa ada hubungan dengan peningkatan kerapatan populasi, yangdisebut faktor pengendali tak bergayut (independent factor), misalnya kebakaran, banjir, kebakaran, pencemaran, dan bencanaalam lainnya.

 

Faktor bergayut dapat merupakan kompetisi intra maupun inter spesies, predasi, dan sumberdaya yang dibutuhkan untuk kelangsungan hhidup populasi.

 

 

N

 

 

Tekanan karena kerapatan populasi

 

 

Biotik potensial

 

 

Grafik pertumbuhan logistiklogistik dan keseimbangan populasi

 

 

 

 

Grafik a                                                           Grafik B

a.Plot kurva eksponensial populasi untuk fungsi b-d= r N, Nt= N0epangkat n

b.kurva eksponensial yang ditransformasikan ke sumbu semi logaritma

 

 

Populasi burung pheasant yang telah dimasukkan ke lokasi yang belum dihuni

 

Densitas umum memperlihatkan densitas optimal untuk pertumbuhan populasi neto(kelahiran- kematian)

 

 

 

 

Perubahan jumlah sel ragi dalam suatu kultur laboratorium yangbaru (data dari pearl 1925, menurut Kormondy) ket: grafik dari: SJ Mc Naughton 1990:292-295

2.Neraca Kehidupan (Life Tabel)

 

Populasi di aalam tidaklah tersusun atas umur yang seragam, demikian pula dengan ukuran badannya, dan kemampuan makan. Contoh paling nyata adalah pada hewan yang mengalami

metamorfosis , baik yang sempurna maupun yang tidak sempurna. Dalam hdupnya mempunyai fase perkembangan (telur, larva, pupa,imago), yang dalam masing-masing  fase perkembangan masih puladapat dibedakan pada kelompok umur tertentu, misalnya: larva instar I, II dan sebagainya.

Untuk memberikan gambaran tentang neraca kehidupan, diberikan contoh kohort/ chohort nyamuk, yang datanya secara hipotetik menggambarkan pertumbuhan populasi nyamuk pada kolom percobaandengan populasi awal 500 telur nyamuk.Terhadap telur tersebut dilakukan pegamatan setiap hari untuk mengetahui perkembangan populasinya ke 500 telur nyamuk tersebut merupakan populasi yang terdiri dari suatu gugus individu yang dianggap berasal dari kelas umur   yang sama (chocort).

 

 

 

X (1)

(Hari pengamatan = kelasumur)

ax

(2)

Jumlah individu yang hidup

1x

(3)

Proporsi individu ysng hidup

dx

(4)

Jumlah individu yang mati

qx

(5)

Proporsi individu yang mati

0 500 1.00 20 0.041 480 0.96 30 0.0062 450 0.90 0 0.073 450 0.90 30 0.064 420 0.84 110 0.265 310 0.62 110 0.356 200 0.40 20 0.107 180 0.36 30 0.178 150 0.30 125 0.839 25 0.05 25 1.0010 0 0 0 0

Angka pada masing-masing kolom tersebut diperoleh dari: jumlahindividu yaang hidup di Kutub Utara.

1x                    : jumlah individu setelah distandarkan untuk masing-masing umur (10 dapat dibuat 1, 10, 100, dsb)

Dx = 1x -1x+1 : jumlah individu yang mati (mortalitas ) pada KU(data pengamatan)qx = dx/ax atau  qx= 1x -1x+1 / 1x proporsi individu yang mati pada KUx terhadap jumlah individu yang hiduppada KUx

Selanjutnya neraca kehidupan chohort nyamuk akan dilengkapi dengan kolom- kolom berikut:

 

Lx = (1x +1x+1)/ 2                    : jumlah rata-rata  individu pada KUx dan KU berikutnya x+1 kolom 7 : jumlah  individu yang hidup pada Kux= 0…w (X= W adalah kelas umur terakhir)

Cx = Tx/1x                  :Harapan hidup individu pada setiap Kux (kolom 8 dan 9)

Mx                               : Keprediksian spesifik individu pada Kux adalah banyaknya anak betina per kapita yanglahir pada Kux (kolom 9)

1xmx                           ; Perkalian 1x dengan mx untuk setiap Kux adalah banyaknya anak yang lahir pada Kux (kolom 10)

 

 

A ax 1x dx qx Lx Tx ex mx 1xmx X1xmx Px0 5001 20 0,04 0,98 5,13 5,83 0 0 0 0,951 4800,96 30 0,06 0,93 4,85 5,05 0 0 0 0,972 4500,9 0 0,07 0,9 3,92 4,37 0 0 0 0,973 4500,9 30 0,06 0,87 3,02 3,36 0 0 0 0,844 4200,84 110 0.26 0,73 2,15 2,56 0 0 0 0,75 3100,62 110 0.35 0,51 1,42 2,29 0 0 0 0,56 2000,4 20 0.10 0,38 0,91 2,27 8 3,2 19,2 0,87

7 1800,36 30 0.17 0,33 0,53 1,47 2 0,72 5,04 0,538 1500,3 125 0.83 0,17 0,2 0,67 2 0,6 4,8 0,149 250,05 25 1.00 0,02 0,02 0,5 1 0,05 0,45 010 00 0 0 0 0 0 0 0 0

∑ 5,82 4,57 29,49

 

 

Jumlah pada kolom 10 merupakan proporsi banyaknya anak betina dilahirkan oleh semua individu betina sepanjang generasi chohort nyamuk dan disebut laju reproduksi netto (Ro)

1xmx : perkaliana Xx1x dan mx untuk setiap KUX (KOLOM 11) digunakan untuk mengaprokmasikan lamanya generasi (To)

Px: peluang survival : proporsi individu yang hidup pada Kux dan dapat mencapai KU (X+1) Parameter ini digunakan dalam metric proyeksi Lestie untuk memprediksi pertumbuhan populasi secara diskrit.

 

 

 

1. Strategi Pertumbuhan Populasi

 Strategi sejarah kehidupan yang berbeda tersebut kadang masing-masing disebut sebagai sifat-sifat yang terseleksi olehK dan terseleksi oleh r. Populasi terseleksi ole K (K-selectedpopulation) yang disebut juga populasi kesetimbangan (equilibrial population), adalah populasi yang cenderung akan hidup pada kepadatan populasi yang mendekati batas sumberdayanya (K atau daya tampung). Populasi terseleksi oleh-r (r-selected population), yang juga disebut populasi oportunistik (opportunistic population), kemungkinan besar akan ditemukan dalam lingkungan yang bervariasi, di mana kepadatan populasi berubah-ubah, atau dalam habitat terbuka dimana individu kemungkinan besar menghadapi sedikit persaingan.

 

 

Kemampuan berkembang suatu populasi hingga ini merupakan hasilproses adaptasi yang panjang (ababtasi).Populasi selalu meresponperubahan lingkungan untuk mempertahankan keturunannya dengan berbagai cara.Oleh karenanya seringkali kita temukan di dalam spesies yang telah mengalami spesifikasi (spesies lokal), dan sub spesies lainnya.

Mengacu pada model pertumbuhan populasi yaitu dn/ Ndt = r (K-N)/ K dapat memberikan gambaran secara teoritis strategi pertumbuhan suatu yang dikembangkan oleh Mac Arthur (1972), yaitu strategi r dan K.

Pertumbuhan  suatu populasi pada kondisi tertentu berada didekat daya dukung lingkungan (K), Maka strategi yang dikembangkan adalah strategi K. Sebaliknya jika populasi mempunyai laju yang optimal pada kondisi dibawah daya dukung lingkunngan, maka stategi yang dikembangkan adalah strategi r.Hal ini mempunyai pengertian bahwa strategi r akan dikembangkan oleh suatu populasi jika kondisi lingkugannya ideal, sedangkan strategi Kakan dikembangkan pada saat populasi mendapatkan stress lingkungan (kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan) .

Baik strategi K maupun r bukan merupakan sesuatu yang mutlak, sehingga keduanya dapat terjadi dalam proses perkembangan populasi.Demikian pula dengan pembagian kedua strategi tersebut, hanya merupakan alternatif, yang tidak menutup kemungkinan melakukan klasifikasi atau pengelompokan bentuk strategi yang lain berdasarkan karakter populasi yang dominan.Yang perlu diperhatikan, bahwa strategi r mapun K bukan merupakan kkarakter spesies, namun  spesifik karakter populasi. Didaerah tropik pada umumnya cenderung mengembangkanstrategi K, sedangkan di daerah kutub cenderung pada stategi r.

Beberapa karakter strategi r dan K yang telah dikembangkan oleh Pianka(1970 dalam Krebs, 1978) adalah sbb:

Kondisi Strategi r Strategi K

Iklim

Kurva Kehidupan

Kerapatan Populasi

Persaingan intradan interspesies

Arah seleksi

Jangkauan hidup

Strategi

Beragam dan menentu

Bentuk III

Berfluktuasi dibawah K, tidakseimbang

Umunya kurang kuat

Perkembangan cepat, r tinggi,daya saing lemah, ukuran tubuh kecil, reproduksi per generasi satu kali

Pendek

Produksi

Konstan dapat diprediksi

Bentuk II

Konstan dalam keseimbangan ,  dekat K

Umumnya sangat ketat

Perkembangan lambat, r rendah, daya saing kuat, ukuran tubuh lebih besar, reproduksi berulang.

Panjang lebih dari 1 tahun

Efisiensi

 

 

 

4.Interaksi populasi

Di dalam organisme tidak hidup sendirian , melainkan berdampingan dengan organism lainnya. Bila suatu populasi hidup bersama dengan populasi yang lain, maka boleh jadi keduanya saling mempengaruhi atau bisa jadi keduanya saling mempengaruhi atau bisa jadi tidak sama sekali.

Interaksi biasa terjadi diantara sesama individu dalam suatu populasi, yang dikenal dengan istilah interaksi intra spesifik. Biasanya interaksi ini terjadi dalam memperebutkan sumberdaya sejenis yang keberadaannya terbatas. Kompetisi ini sangat ketat dikareanakan kebutuhan sumberdaya yang diperebutkan diantara individu tersebut sama, dan tidak dapat digantikan dengan yang lainnya.

Interaksi yang terjadi antara dua populasi yang berbeda disebut sebagai interaksi intra spesifik. Secara teoritik dapat dikatakan bahwa populasi dua spesies dapat berinteraksi yang pengaruhnya dapat menguntungkan (+), merugikan (-) atau populasi tersebut tidak berpengaruh (0). Ketiga efek interaksitersebut dapat saling berkombinasi satu sama lain, sehingga efek dari interaksi tersebut dapat menimbulkan berabagai tipe interaksi. Dengan berpedoman pada efek yang muncul, maka tipe interaksi dialam dapat dikenali, bahkan dalam suatu komunitas yang majemuk (kompleks). Berbagai tipe interaksi dialam tersebut adalah :

 

no Tipe Spesies

Sifat umum

1 21

2

3

4

5

Neuralisme

Kompetisi

Parasitisme

Predasi

Komensalisme

0

-

-

-

0

0

-

+

+

+

Keduanya saling tidak mempengaruhi

Hambatan yang saling merugikan

Populasi 1 dirugikan, populasi 2 untung

Populasi 1 dirugikan,

6

7

8

Amensalisme

Protokoperasi

Mutualisme

0

+

+

-

+

+

populasi 2 untung

Populasi 1 tidak terpengaruh, populasi 2 untung

Populasi 1 tidak terpengaruh populasi 2

Populasi 1 dan 2 untung, tetapi tidak obligat

Populasi 2 dan 2 untung, tetapi obligat

Tabel 4.1 tipe interaksi – interaksi yang ada di alam.

Tipe interaksi-interaksi tersebut diatas menunujukkan bahwa komensalisme, protokoperasi dan mutualisme digolongkan pada tipe interaksi “ positif ”. sedangkankompetisi, parasitisme, predasi, danamensalismeadalahtipeinteraksi “ negative “. Menurut piankaj (1983), bahwaneutralisme yang benar – benar jarang dijumpai di alam, halinimungkinadainteraksitidaklangsungantarsemuapopulasi yang terdapat didalam suatu ekosistem. Dua spesies dapat menunjukkan parasitisme pada suawaktu dan dapat pula merupakan komensalisme pada waktu yang lain. Dapat pula merupakan neutralisme pada suatu waktu dan berubah pada waktu yang lain. Fenomena tumpang tindih sering kali kitadijumpai dialam. (Syafei,edhensurasa. 1990. Pengantar ekologitumbuhan. Bandung: ITB)

 

Interaksi antarkomponen ekologi dapatmerupakan interaksi antarorganisme,antarpopulasi, dan antarkomunitas.

A. Interaksi antar organismeSemua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik individu

dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain. Interaksi demikian banyak kita lihat di sekitar kita.

Interaksi antar organisme dalam komunitas ada yang sangat eratdan ada yang kurang erat. Interaksi antarorganisme dapat dikategorikan sebagai berikut.

a. NetralHubungan tidak saling mengganggu antarorganisme dalam habitat yang sama yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak, disebut netral. Contohnya : antara capung dan sapi.

b. Predasi

Termasuk interaksi populasi yang antagonis yaitu interaksi antara 2 organisme dimana jenis populasi yang stu memakan yanglain.Populasi pemangsa disebut pemangsa (predator), populasi yang dimangsa disebut mangsa (Prey)Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator).Hubungan ini sangat erat sebab tanpa mangsa, predator tak dapat hidup. Sebaliknya, predator juga berfungsi sebagai pengontrol populasi mangsa. Contoh : Singa dengan mangsanya, yaitu kijang, rusa,dan burung hantu dengan tikus.

Peranan predasi dalam ekosistem

1. pemangsaan berperan penting pada aliran energidalam rangkaian rantai makanan dalam komunitas

2. pemangsaan menyebabkan terjadinya evolusi populasi pemangsa dan mangsa

1. pemangsaan mengakibatkan kepunahan beberapa jenis hewan dan tumbuhan. (Setiadi, 1989:91)

c. ParasitismeParasitisme adalah hubungan antarorganisme yang berbeda

spesies, bilasalah satu organisme hidup pada organisme lain dan mengambil makanan dari hospes/inangnya sehingga bersifat merugikan inangnya.

contoh : Plasmodium dengan manusia, Taenia saginata dengan sapi, dan benalu dengan pohon inang.

d. KomensalismeKomensalisme merupakan hubunganantara dua organisme yang berbeda spesies dalam bentuk kehidupan bersama untuk berbagi sumber makanan; salah satu spesies diuntungkan dan spesies lainnya tidak dirugikan. Contohnya anggrek dengan pohon yang ditumpanginya.

Asosiasi binatang sessil dan organisme karang di laut.

e. Prorokoperasi (+ +)

Kedua jenis individu populasi yang berinteraksi mendapatkan keuntungan tetapi bukan merupakan keharusan bagi kedua populasi untuk selalu saling berhubungan agar dapat hidup.

Contoh: assosiasi lumut dengan keong air tawar (lumut menggunakan zat hara dari keong). Keong ditumbuhi lumut menjadi perlindungan terhadap musuh-musuhnya.

Burung pemakan kutu dengan kerbau

f. MutualismeMutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies yang saling menguntungkan kedua belah pihak.Keberadaankedua spesies merupakan keharusan. Contoh, bakteri Rhizobium yang hidup pada bintil akar kacang-kacangan.

B. Interaksi Antarpopulasi

Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi

interaksi secara langsung atau tidak langsung dalam komunitasnya.Contoh interaksi antarpopulasi adalah sebagai berikut.

Amansalisme/ Alelopati merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa.Contoh, jamur Penicillium sp. dapat menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.(ektumb)

Kompetisi merupakan interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat kepentingan yang sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh, persaingan antara populasi kambing dengan populasi sapi di padang rumput.

C. Interaksi Antar KomunitasKomunitas adalah kumpulan populasi yang berbeda di suatu daerah yang sama dan saling berinteraksi. Contoh komunitas, misalnya komunitas sawah dan sungai. Komunitas sawah disusun oleh bermacam-macam organisme, misalnya padi, belalang, burung, ular, dan gulma. Komunitas sungai terdiri dari ikan, ganggang, zooplankton, fitoplankton, dan dekomposer. Antara komunitas sungai dan sawah terjadi interaksi dalam bentuk peredaran nutrien dari air sungai ke sawah dan peredaran organisme hidup dari kedua komunitas tersebut.

Interaksi antarkomunitas cukup komplek karena tidak hanya melibatkan organisme, tapi juga aliran energi dan makanan. Interaksi antarkomunitas dapat kita amati, misalnya pada daur karbon. Daur karbon melibatkan ekosistem yang berbeda misalnyalaut dan darat.

D. Interaksi Antarkomponen Biotik dengan Abiotik

Interaksi antara komponen biotik dengan abiotik membentuk ekosistem. Hubunganantara organisme dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya aliran energi dalam sistem itu. Selain aliran energi, di dalam ekosistem terdapat juga struktur atau tingkat trofik, keanekaragaman biotik, serta siklus materi.

Dengan adanya interaksi-interaksi tersebut, suatu ekosistem dapat mempertahankan keseimbangannya. Pengaturan untuk menjamin terjadinya keseimbangan ini merupakan ciri khas suatuekosistem. Apabila keseimbangan ini tidak diperoleh maka akan mendorong terjadinya dinamika perubahan ekosistem untuk mencapai keseimbangan baru.

Dalam sistem interaksi populasi antar spesies dikenal 3 tipe perubahan kerapatan terhadap perubahan waktu yang dialami olehspesies- spesies yang berinteraksi seperti predator dan mangsa, atau parasitoid dan inang, yaitu:

ü  interaksi yang menyebabkan pertumbuhan tak stabil, yaitu jika salah satu populasi menunjukkan osilasi divergen.

ü  interaksi yang menyebabkan pertumbuhan  stabil, yaitu osilasi kerapatan populasi cenderung semakin kecil amplitudonya(konvergen)

ü  interaksi yang menuju kepada pertumbuhan stabil netral, jika kurva kerapatan populasi menjadi tidak berubah (osilasi dengan amplitude yang tak berubah)

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Syafei,edhensurasa. 1990. Pengantar ekologi tumbuhan. Bandung: ITB

Setiadi, dede.dkk. 1989. Dasar- dasar Ekologi.Bogor : ITB

Darmawan, agus, dkk. 2005.Ekologi Hewan.Malang: Universitas Negeri Malang Press.

S. J Mc Naughton, dkk. Alih bahasa Sunaryo dkk.1990. Ekologi Umum Edisi ke 2.Yogyakarta: UGM Press.

http://elfisuir.blogspot.com/2010/03/ekologi-populasi.html diacces tanggal 19 Maret  2012

http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/0031%20Bio%201-7b.htm diacces tanggal 19 Maret2012